Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TENTANG PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF NUR HIDAYATI Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan modul tentang perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, mengetahui kelayakan dan keefektifan modul yang dikembangkan, serta kemenarikan modul dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang menggunakan prosedur pengembangan ADDIE. Analysis dilakukan untuk menganalisis kebutuhan pengembangan Modul; Design merupakan perancangan produk berupa modul; Development merupakan pengembangan modul yang selanjutnya dinilai kelayakannya oleh ahli materi dan media; Implementation penerapan modul sebagai bahan ajar pembelajaran; dan Evaluation merupakan hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa Modul tentang perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme untuk meningkatkan katerampilan berpikir kritis dan kreatif layak digunakan. Jumlah subjek penelitian adalah 25 peserta didik sebagai kelas ujicoba dan 24 peserta didik sebagai kelas kontrol. Analisis data menggunakan teknik deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Jenis instrumen yang digunakan adalah angket untuk menilai kelayakan modul, dan soal pretest dan posttest untuk pengumpulan data nilai peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan informasi sebagai berikut, (1) modul tentang perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dibutuhkan guru dalam pembelajaran; (2) Modul yang dikembangkan layak diujicobakan dalam pembelajaran; (3) modul yang dikembangkan terbukti terbukti efektif dan menarik digunakan dalam pembelajaran serta menunjukkan adanya perbedaan antara hasil belajar pada pembelajaran menggunakan modul dengan pembelajaran tidak menggunakan modul (hasil uji independent samples T Test p = 0,140 < 0,05). Kata Kunci: Pengembangan Modul, Konstruktivisme. Keterampilan Berpikir kritis dan kreatif.
ABSTRACT The research is aimed to produce module development regarding environment change based on constructivism to improve critical and creative thinking skills, knowing the suitability and the effectiveness of the module which developed, also an interesting module in the learning process. The research is a research and development using the development procedure of ADDIE. The analysis is done to analyze module development needs; The design is product design of modules; The development is module development that is next measured its eligibility by material and media expert. The implementation is module applications as teaching material, and evaluation is the result of the evaluation showing that module regarding environment change based on constructivism to improve critical and creative thinking skills are proper to be used. The total of the subject of the research is 25 students as a trial class and 24 students as a control class. The data analysis is qualitative descriptive and quantitative. The instrument used in the research is a questionnaire to measure module eligibility, and question in the pretest and post-test are used to gain the data of students. The result of the research indicates; (1)the module development regarding environment change based on constructivism to improve critical and creative thinking skills is needed by the teacher in the learning.(2) the module which developed is proper to be tried in the learning process. (3) The
25
Pengembangan Modul Pembelajaran tentang Perubahan Lingkungan ... – Nur Hidayati
module which developed is proven effective and interesting to be used in the learning and shows the difference between the result of learning with and without module (the result of independents sample test p=0,140<0,05). Keywords: Module development, Constructivism, Critical and Creative Thinking Skills.
PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.1 Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.2 Dalam proses pembelajaran ada tiga komponen penting yang saling terkait satu sama lain yaitu Materi yang diajarkan, proses mengajarkan materi dan hasil dari proses pembelajaran tersebut. Kesenjangan yang selama ini dirasakan dan dialami kurangnya pendekatan yang benar dan efektiv dalam menjalankan proses pembelajaran.3 Modul pembelajaran sangat urgen di dalam proses pembelajaran. Semua pemilihan media pembelajaran di semua jenjang pendidikan, sebelum diterapkan wajib diesuaikan dengan gaya, kecenderungan, materi dan juga kondisi zaman. Sebab, guru yang kreatif adalah mereka yang mampu menyesuaikan kondisi zaman dengan terus melakukan inovasi terhadap akselerasi pendidikan di negeri ini. Salah satunya adalah pengembangan media.4
Modul merupakan salah satu jenis bahan ajar. Modul merupakan paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. 5 Dalam modul terdapat kegiatan atau pertanyaan yang membangun pengetahuan peserta didik dalam memahami konsep atau materi, sehingga perlu dilaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik untuk bisa berpikir, mencari, membangun dan mengembangkan pengetahuanya secara aktif, kritis, kreatif dan produktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran,yang dipercaya dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Teori ini menekankan pengalaman siswa berinteraksi dengan lingkungan, memecahkan masalah, belajar kelompok sehingga diharapkan pemahaman akan tertanam melalui interaksi tersebut. Peran guru sebagai fasilitator yang menyediakan sumber belajar dan pemandu dalam pembelajaran.6 Pendekatan konstruktivisme yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya proses pembentukan pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan
Susilana Rudi, Riyana Cepi, Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilauan., Bandung: Wacana Karya. 2008. 1. 2 Melvin L. siberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nuansa Cendekia. 2017. 9. 3 Hamruni, Pembelajaran Berbasis Endutainment Landasan Teori dan Metode-Metode Pembelajran Aktif-Menyenagkan (PAIKEM), Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, 2. 4 Hamidulloh Ibda, Media Pembelajaran Berbasis Wayang (Konsep dan Aplikasi), Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2017, 4. 1
26
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.7 Ciri-ciri belajar konstruktivistik dikemukankan oleh Driver Sungkono, Pengembangan Instrumen Evaluasi Media Modul Pembelajaran, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003. 6 Laila Nursafitri,” Pengembangan Model Blended Learning Berbasis Kontruktivistik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif pada Mata Kuliah Tekhnologi Pendidikan”, Disertasi, UNY, 2018, 5. 7 Rahmi Fitri, Pengembangan Perangkat pembelajaran Berbasis Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemepuan Pemahaman 5
Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020
dan Oldham dalam Skripsi Dwi kundayatin sebagai
METODE PENELITIAN
berikut: (1) Orientasi, Yaitu adanya kesempatan siswa mengembangkan motivasi mempelajari tema tertentu dengan diberi kesempatan untuk observasi, (2) Elisitasi yaitu pengungkapan ide siswa dalam bentuk tertulis, diskusi, poster dll (3) Rekonstruksitasi Ide merupakan pengumpulan ide-ide anggota kelompok, merumuskan ide baru dan mengevaluasi ide baru tersebut, (4) Penggunaan ide baru dan mengaplikasinya dalam berbagai situasi, (5) Review, dalam menerapkan ide, pengetahuan, gagasan perlu adanya revisi dengan mengubah atau menambah.
8
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivan produk tersebut.9 Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model desain pembelajaran ADDIE yang dikembangkan oleh Dick and Carry yang meliputi tahapan sebagai berikut: (1) analysis, design, development, implementation, dan evaluation.10 Teknik pengumpulan data menggunakan uji pakar, tes, dan non tes. Uji pakar dalam penelitian ini
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di
adalah uji pakar media (tampilan). Uji pakar menilai
MI Negeri 7 Magelang diketahui bahwa siswa hanya
kevalitan modul pembelajaran. Penilai efektivitas peng-
menerima dan mempelajari konsep pelajaran yang
gunaan tekhnik tes yang berbentuk tes uraian yang in�-
disampaikan oleh guru. Kemampuan berpikir kirtis dan
strumen soalnya diuji kepada ahi (Expert judgement).
kreatif siswa tidak dikembangkan dan diasah secara
Sedangkan tekhnik non test menggunakan wawancara,
optimal. Keterbatasan waktu menjadi kendala bagi
angket dan observasi.
guru untuk menerapkan pembelajaran yang bervariasi. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan pengembangan bahan ajar, salah satunya berupa modul. Modul yang dikembangkan pada materi perubahan lingkungan dipilih karena fenomena-fenomena mengenai materi ini dapat di temui peserta didik dalam kehidupan seharihari.
Keefektivan modul pembelajaran dapat diketahui hasilnya dari angket respon guru dan respon siswa serta perbedaan pretest dan postest. Untuk menganalisis data angket dilakukan konversi data kuantitatif ke data kualitatif. Konversi data tersebut dilakukan pada data skala 5 karena angket yang digunakan merupakan angket berdasarkan skala Likert dengan penilaian mulai
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui
dari 1 sampai 5. Hasil pretest dan posttest siswa diu-
bagaimana cara mengembangkan modul pembelajaran
ji dengan uji t sampel berpasangan (Paired- Samples
berbasis konstruktivisme, menguji kevalitan modul,
T Test). Sebelum dilakukan uji t sampel berpasangan
serta menguji keefektivan modul untuk meningkatkan
harus dilakukan uji normalitas. Jika data terbukti ber-
keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.
distribusi normal, maka dapat dilakukan uji t sampel berpasangan (Paired-Samples T Test). Namun, jika data berdistribusi tidak normal, uji yang dilakukan adalah uji nonparametris yakni dengan uji Wilcoxon.
Konsep pada Materi persamaan Lingkaran, jurnal JNPM, Vol. 1, No. 2, ( 2019), 241-257. 8 Dwi Kundayatin, “ Pengembangan Bahan Ajar Berbasis konstruktivisme pada Tema Peduli Makhluk Hidup untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV di SD Karangbesuki 3 Sukun Kota malang” Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahin Malang, 2016, 13-14.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2017, 297. 10 Mulyatiningsih Endang, Riset Terapan Bidang Pendidkan dan Tekhnik, Yogyakart: UNY Press. (2011), 184-185. 9
27
Pengembangan Modul Pembelajaran tentang Perubahan Lingkungan ... â&#x20AC;&#x201C; Nur Hidayati
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V MIN 7
Keterangan:
Xi
Magelang yang berjumlah 49 siswa, yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas VA 25 peserta didik sebagai kelas ujicoba dan kelas VB 24 peserta didik sebagai kelas kontrol. Sumber data penelitian ini adalah ahli materi, ahli desain, siswa, Guru dan buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Penelitian ini mengguna-
madrasah dan guru MIN 7 Magelang dibuat deskriptif, kemudian dibuat kesimpulan. Data kuantitatif untuk
1 (skor maksimum ideal+skor 2
minimum ideal)
đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;
= Simpangan baku ideal=
1 (skor maksimum 6
idealâ&#x20AC;&#x201C;skor minimum ideal)
kan analisis data kualititatif dan analisis data kuanďż˝- X titatif. Data kualitatif didapat dari wawancara kepala
= Rerata ideal =
= Skor Empiris11
Modul dinyatakan layak digunakan jika tingkat kevalidan yang dicapai minimal klasifikasi baik, sebagaimana tabel dibawah ini:
melihat kelayakan modul menurut ahli media dan ma�Tabel 2. Klasifikasi Ketuntasan Belajar
teri dengan menghitung rata-rata skor tiap aspek yang dinilai kemudian skor rata-rata dikonversi menjadi nilai
Persentase Ketuntasan
Klasifikasi
K> 80%
Sangat Baik
60% <K â&#x2030;¤ 80%
Baik
40% <K â&#x2030;¤ 60%
Cukup
20% <K â&#x2030;¤ 40%
Kurang
K â&#x2030;¤ 20%
Sangat Kurang
kualitatif setelah itu menganalisis kelayakan modul yang dibuat dengan klasifikasi seperti dibawah ini: Tabel 1. Konversi dan Klasifikasi Skor Modul Skala 5 Rumus X > X i + 1,8 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;
Rerata Skor
Klasifikasi
> 4,2
Sangat Baik
X i + 0,6 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;< X â&#x2030;¤ X +i
3,4 < X â&#x2030;¤ 4,2
X i â&#x20AC;&#x201C; 0,6 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;< X â&#x2030;¤ X +i
2,6 < X â&#x2030;¤ 3,4
1,8 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;
Baik
Sumber: S. Eko Putro Widoyoko (2017: 242) K= Keterangan:
T x 100% n
K = Ketuntasan belajar klasikal T = Jumlah siswa yang tuntas Cukup
n
X i â&#x20AC;&#x201C; 1,8 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;< X â&#x2030;¤ X â&#x20AC;&#x201C;i
1,8 < X â&#x2030;¤ 2,6
Kurang
Tuntas klasikal dinyatakan apabila klasifikasi baik terpenuhi, dan modul yang efektiv apabila persentase hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan klasikal.
X â&#x2030;¤ X i â&#x20AC;&#x201C; 1,8 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;
â&#x2030;¤ 1,8
Sangat Kurang
Independent samples T Test ( analisis uji-t ) dengan bantuan SPSS pada hasil akhir posttest kelas ujicoba dan hasil akhir kelas kontrol untuk mengukur signifikansi
0,6 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013; 0,6 Ă&#x2014; đ?&#x2018; đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x2013;
Sumber: S. Eko Putro Widoyoko (2017: 238)
= Jumlah seluruh siswa12
â&#x20AC;&#x201A; S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017, 238. 12 â&#x20AC;&#x201A; Widoyoko, S. Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017. 11
28
Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020
perbedaan antara pembelajaran dengan menggunakan modul di kelas ujicoba dengan pembelajaran tanpa modul di kelas kontrol.
PEMBAHASAN Kebutuhan Pengembangan Modul Tentang Perubahan Lingkungan Berbasis Konstruktivisme
mencukupi untuk mencapai sejumlah kompetensi dasar melalui pembelajaran tatap muka, sehingga dibutuhkan bahan ajar berupa modul berisi muatan materi IPA dengan pendekatan konstruktivisme yang dapat digunakan peserta didik belajar secara mandiri. Beberapa permasalahan dalam pembelajaran diantaranya keterbatasan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan, pembelajaran yang masih terpusat pada
Penelitian analisis kebutuhan dengan cara melaku-
guru, belum tergalinya kemempuan berpikir kritis
kan studi pendahuluan dan menganalisis segala sesuatu
dan kreatif siswa, keterbatasan alokasi waktu pada
yang dibutuhkan dalam pengembangan modul dengan
pembelajaran tatap muka, perlu segera diatasi. Salah
observasi terhadap dokumen kurikulum, observasi pem-
satu solusinya adalah dengan pengembangan bahan
belajaran dan wawancara terhadap guru dan kepala ma-
ajar untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut.
drasah. Berdasar pengamatan yang dilakukan peneliti
Bahan ajar yang dibutuhkan adalah bahan ajar yang
pada proses pembelajaran di kelas VA dan VB mem-
mampu mendukung kegiatan belajar baik secara klasikal
eroleh temuan bahwa kegiatan pembelajaran berjalan
maupun secara mandiri. Utamanya untuk belajar
dengan lancar tetapi masih lebih sering berpusat pada
secara mandiri, pengembangan bahan ajar yang sangat
guru (teacher centered) dan masih menitikberatkan pada
dibutuhkan berupa modul.
penyelesaian materi pembelajaran dengan sistem tatap muka, bahan ajar yang digunakan berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) buatan penerbit yang masih kurang menggali proses berpikir kritis dan kreatif siswa.
Berdasarka data-data diatas, untuk menanggulangi maslah-masalah tersebut perlu adanya pengembangan modul
pembelajaran
melalui
pendek at an
konstruktivisme pada untuk Kelas V. Modul tersebut
Berdasar pada daftar nilai penilaian harian muatan
diharapkan efektif digunakan dalam pembelajaran
materi perubahan lingkungan sebelum perbaikan se-
IPA untuk menggali kemempuan berpikir kritis dan
bagaimana yang disampiakan Bpk Agus Fatoni, S.Ag.
kreatif peserta didik dan mencapai ketuntasan klasikal
diperoleh informasi nilai rata-ratanya sebesar 44,10 dan persentase peserta didik yang tuntas sebesar 55,90%. Berdasar data tersebut persentase ketuntasan kelas be-
1. Pengembangan Modul Pembelajaran Tentang Perubahan Lingkungan Berbasis Pendekatan
lum memenuhi kriteria baik dan belum memenuhi
Kontruktivisme
ketuntasan klasikal, karena untuk kriteria baik adalah
Pengembangan modul pembelajaran tentang pe-
lebih dari 60% sampai dengan 80% . Hasil observasi terhadap dokumen kurikulum diperoleh informasi bahwa kurikulum yang dilaksanakan di MIN 7 Magelang kurikulum 2013 dengan struktur kurikulum yang mengacu pada Lampiran Permendikbud No. 67 tahun 2013 disebutkan bahwa alokasi waktu untuk pembelajaran dalam satu minggu adalah 3 jam pelajaran. Alokasi waktu tersebut kurang
rubahan lingkungan berbasis konstruktivisme adalah sebagai berikut. 1) Tahap Analisis (Analysis) Pengembangan modul menggunakan prosedur ADDIE yaitu analisis. yaitu menganalisis kebutuhan dengan megumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk dijadikan dasar pengembangan modul pembelajaran tentang
29
Pengembangan Modul Pembelajaran tentang Perubahan Lingkungan ... â&#x20AC;&#x201C; Nur Hidayati
perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme. Anali�sis dan pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan observasi atau wawancara. 2) Tahap Desain/Perancangan (Design) Tahapan berikutnya yaitu design atau merancang modul dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menetapkan Kerangka Modul Kerangka modul meliputi garis besar modul dan sistematika penyusunan materi b. Menyusun Tampilan Modul Rancangan tampilan modul meliputi tampilan sampul, jenis huruf, ukuran huruf, spasi, dan pewarnaan. c. Membuat Instrumen Penilaian dalam penyusunan Modul Instrumen yang dibuat untuk penilaian modul antara lain lembar penilaian untuk pakar media dan lembar penilaian untuk pakar materi. Lembar penilaian ahli materi berisi kelayakan penyajian, kelayakan isi , serta kelayakan dengan pendekatan konstruktivisme. Lembar penilaian pakar media meliputi kelayakan penyajian, kelayakan bahasaserta kelayakan kegrafisan. 3) Tahap Pengembangan (Development) Hal yang dilakukan dalam tahap pengembangan ini yaitu penyusunan draft modul, penilaian kelayakan dari pakar materi dan pakar media, serta revisi produk yaitu modul pembelajaran. Rancangan modul sebagai berikut: a. Halaman sampul Halaman sampul terdiri atas judul, gambar, penyusun, dan pengguna modul. b. Kata pengantar Kata pengantar merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah swt. Ucapan terimakasih
30
kepada pihak-pihak terkait, tujuan pembuatan modul dan harapan manfaat penggunaan modul oleh peserta didik. c. Daftar isi Daftar isi berisi materi dan nomor halaman modul yang berguna agar memudahkan peserta didik mencari materi yang akan dipelajari. d. Pendahuluan Pendahuluan berupa prakata yang memuat tentang deskripsi singkat modul, petunjuk penggunaan bagi tutor atau peserta didik, KI, KD dan prosedur evaluasi. e. Kegiatan belajar 1) Judul kegiatan belajar Bagian ini mencakup judul bab, materi , dan kompetensi dasar serta indikator kompetensi. 2) Identitas kegiatan pembelajaran ( Ayo cari tahu ) Bagian ini memuat identitas kegiatan pembelajaran dilengkapi tujuan pembelajaran. 3) Uraian materi ( Ayo membaca) Uraian materi yaitu penjelasan materi berfungsi penyampaian informasi tentang materi atau sub materi dalam kegiatan pemelajaran. 4) Kegiatan peserta didik ( ayo diskusi ) Kolom kegiatan ini dirancang dengan maksud agar peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran, mempelajari isi materi dengan diskusi kemudian menuliskan hasil diskusi dilembar kerja yang telah disediakan. 5) Latihan soal (Ayo mencoba )
Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020
Latihan soal berupa soal uraian disajikan diakhir setiap kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan peserta didik tentang materi pembelajaran. Latihan Soal ini disertai kunci jawaban dengan maksud supaya peserta didik bisa mengukur secara mandiri tentang materi yang telah dikuasai. 6) Rangkuman ( refleksi ) Rangk uman dipapark an untuk membahas materi esensial yang dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan untuk menuliskan catatan mengenai kesimpulan rangkuman dengan menggunakan bahasanya sendiri dalam ruang catatan.
h. Sampul belakang Sampul belakang didesign sedemikian rupa disesuaikan dengan sampul depan. 4) Tahap Uji Kelayakan Modul Tahap pengujian kelayakan modul pembelajaran tentang perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme kelas V Madrasah Ibtidaiyah disesuaikan dengan rancangan pengembangan bahan ajar dengan berbasis cetak. Hasil validasi modul oleh pakar materi dan pakar media adalah sebagai berikut: a. Hasil Uji Kelayakan Ahli Materi Pengujian kelayakan pakar materi bertujuan menilai aspek: (1) kelayakan penyajian, (2) kelayakan isi, dan (3) kesesuaian dengan pendekatan konstruktivisme pada modul yang dikembangkan. Data hasil pengujian dari pakar materi adalah sebagai berikut.
7) Tes formatif ( latihan soal ) Berisi soal-soal yang berbentuk soal uraian dengan maksud mengetahui tingkat penguasaan materi peserta didik dan menggali potensi berpikir kritis dan kreatif dari jawaban peserta didik.
Tabel 3. Hasil Uji Kelayakan Modul oleh Ahli Materi No.
Aspek
8) Kunci jawaban tes formatif Bagian berisi lembar kunci jawaban dari tes formatif yang sertakan dalam modul bertujuan supaya peserta didik dapat menilai kemampuan materi yang telah dikuasai. f. Glosarium Glosarium memuat daftar istilah sulit atau kata-kata dilengkapi dengan artinya berguna memudahkan peserta didik mempelajari materi g. Daftar pustaka Daftar pustaka berfungsi menyampaikan informasi untuk pembaca yang berkeinginan untuk melanjutkan pengembangan modul tersebut atau mengkaji ulang isi pengembangan modul tersebut.
Rerata Klasifikasi Skor
1
Kelayakan isi
4,60
Sangat Baik
2
Kelayakan penyajian
4,53
Sangat Baik
3
Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual
4,88
Sangat Baik
Rata-rata
4,67
Sangat Baik
Sumber dokumen peneliti Dilihat dari hasil pengujian oleh pakar materi, berdasarkan rata-rata penilaian aspek kelayakan penyajian, kelayakan isi, dan kesesuaian dengan pendekatan konstruktivisme bahwa modul tentang perubahan lingkungan yang dikembangkan layak diujicobakan berdasarkan tabel 4 mencapai klasifikasi
31
Pengembangan Modul Pembelajaran tentang Perubahan Lingkungan ... â&#x20AC;&#x201C; Nur Hidayati
sangat baik. Skor penilaian kelayakan pakar materi lengkap tertera dalam lampiran.
2) Komentar dan saran ahli media: a) Istilah atau bahasa asing diketik
b. Hasil Uji Kelayakan Ahli Media Pengujian kelayakan pakar media bertujuan menilai aspek: (1) kelayakan penyajian, (2) kelayakan kegrafisan, dan (3) kelayakan bahasa dalam modul yang dikembangkan. Data hasil pengujian yang didapat dari pakar media adalah sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Uji Kelayakan Modul oleh Ahli Media No.
Aspek
Rerata Skor
Klasifikasi Sangat Baik
miring. b) Penulisan disesuaikan dengan (EYD). 5) Tahap Penerapan (Implementation) Tahap penerapan dilasanakan jika produk modul tentang perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme dinyatakan layak oleh validator pakar materi dan pakar media. Tahap ini modul digunakan sebagai bahan ajar kegiatan pembelajaran di MIN 7 Magelang kelas V dengan jumlah 25 peserta didik kelas VA sebagai kelas ujicoba. Modul diimplementasikan pada pembelajaran untuk mengumpulkan data yang untuk mengetahui
1
Kelayakan kegrafisan
4,35
2
Kelayakan penyajian
4,29
Sangat Baik
3
Kesesuaian bahasa
4,33
Sangat Baik
Rata-rata
4,33
Sangat Baik
tingkat keefektifan pengembangan modul. 6) Tahap Evaluasi (Evaluation)
Sumber dokumen peneliti Dilihat dari hasil pengujian pakar media, rata-rata penilaian pada aspek penyajian, kegrafisan, dan bahasa bahwa pengembangan modul tentang perubahan lingkungan layak diujicobakan, berdasarkan tabel 5
Dalam tahap ini, peneliti menganalisis hasil data penelitian dari hasil posttest peserta didik di kelas uji coba. Dari data hasil posttest pembelajaran menggunakan modul diperoleh sebanyak 19 dari 25 peserta didik memenuhi ketuntasan belajar. Persentase ketuntasan mencapai 76 % sudah memenuhi klasifikasi baik dan ketuntasan klasikal juga tercapai. Analisis tanggapan guru yang diperoleh dari angket tentang kepraktisan modul adalah sebagai berikut.
telah mencapai klasifikasi sangat baik. Skor penilaian
Tabel 5. Hasil Tanggapan Kepraktisan Modul
kelayakan pakar media secara lengkap terdapat dalam lampiran. c. Komentar dan Saran Perbaikan dari pakar Materi dan pakar Media 1) Komentar dan saran pakar materi: a) Perlu diperhatikan penngunaan bentuk huruf dan ukurannya. b) Daftar pustaka perlu ditambah
32
No.
Aspek
Rerata Skor
Klasifikasi
1
Isi/Materi Modul
4,60
Sangat Baik
2
Penyajian Modul
4,25
Sangat Baik
3
Keterlaksanaan
4,40
Sangat Baik
Rata-rata
4,41
Sangat Baik
Dokumen Peneliti
Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020
Analisis tanggapan peserta didik tentang kemenarikan modul diperoleh dari data angket adalah sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Tanggapan Kemenarikan Modul
ran. Berdasarkan hasil uji t dengan nilai sigifikansi pada Sig.(2-tailed) sebesar 0,140 < 0,05, menunjjukan bahwa dalam penelitian tersebut ada perubahan terhadap hasil peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan modul.
No.
Aspek
Rerata Skor
1
Isi/Materi Modul
4,19
Baik
2
Penyajian Modul
4,65
Sangat Baik
3
Bahasa
4,17
Baik
4
Kemenarikan
4,33
Sangat Baik
5
Kemanfaatan
4,38
Sangat Baik
Menyenangkan (PAIKEM)”. Yogyakarta : Fakultas
Rata-rata
4,34
Sangat Baik
Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Klasifikasi
Dokumen Peneliti
SIMPULAN Berdasar pada hasil penelitian dan pengemban-
Daftar Pustaka Dwi, Kundayatin, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivisme pada Tema Peduli Makhluk Hidup untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV di SD Karangbesuki 3 Sukun Kota Malang” Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.2016. Hamruni. “Pembelajaran Berbasis Endutainment Landasan Teori dan Metode – Metode Pembelajaran Aktif –
Yogyakarta. 2013. Ibda, Hamidulloh. Media Pembelajaran Berbasis Wayang (Konsep dan Aplikasi). Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2017.
gan serta pembahasan sebagaimana tersebut di atas,
Laila, Nursafitri. “Pengembangan Model Blended learning
diperoleh simpulan. Pertama, berdasarkan observasi
Berbasis Konstruktivisme untuk Meningkatkan
bahwa pengembangan bahan ajar berbentuk modul
Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif pada Mata
pembelajaran dibutuhkan untuk memenuhi kebutu-
Kuliah Teknologi Pendidikan”. Disertasi. UNY. 2018.
han ajar tentang perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme di MIN 7 Magelang. Kedua, berdasarkan hasil validasi ahli materi dan ahli media modul tentang perubahan lingkungan yang dikembangkan diperoleh hasil klasifikasi sangat baik serta layak untuk digunakan dan dimanfaatkan dalam membantu proses belajar dan pembelajaran kelas V di MI Negeri 7 Magelang untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Ketiga, hasil penelitian menunjukkan persentase ketuntasan klasikal memenuhi klasifikasi baik, modul tentang perubahan lingkungan berbasis konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dinyatakan efektif diterapkan dalam pembelaja-
Melvin L, Siberman. “Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif”. Terjemahan Raisul Muttaqien. Bandung : Nuansa Cendekia 2017. Mulyatiningsih, Endang. “Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Tekhnik”. Yogyakarta : UNY Press. 2011. Rahmi, Fitri. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep pada Materi Persamaan Lingkaran”. Jurnal JNPM, vol.1, No.2 (2019) : 2041 – 2057 S. Eko Putro, Widoyoko. “ Evaluasi Program Pembelajaran”. Yogyakarta : Pustaka Pembelajaran. 2017.
33
Pengembangan Modul Pembelajaran tentang Perubahan Lingkungan ... – Nur Hidayati
Synder, L. G dan Synder, M. J. “Teaching Critical Thinking
Susila, Rudi, Riana Cepi. “Media Pembelajaran Hakikat
and Problem Solving Skil”l. Journal The Delta Epsilon.
Pengembangan Pemanfaatan dan Penilaian.” Bandung
Vol.1 No.2 (2008) : 90 – 99
: Wacana Prima. 2008.
Sungkono. “Pengembangan Instrument Evaluasi Media Modul Pembalajaran”. Universitas negeri Yogyakarta. 20013
34