NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “STOP PACARAN, AYO NIKAH” KARYA HAMIDULLOH IBDA

Page 1

Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “STOP PACARAN, AYO NIKAH” KARYA HAMIDULLOH IBDA Wiwin Nur Hidayah STAINU Temanggung wiwinhidayah97@gmail.com Abstract The purpose of this study was to determine the values ​​of Islamic education contained in the book Stop Dating for Marriage! Hamidulloh Ibda’s work and the implications of the value of Islamic education in the book Stop Dating Come Married! towards adolescent behavior. This research is included in the type of library research, while the method used is descriptive qualitative method. Data collection techniques in this study using recording techniques or document review. The results of the discussion conducted on the book Stop Dating Let’s Get Married! namely knowledge about the nature of dating in adolescent life and the concept of marriage and marital relations. The values ​​of Islamic education contained in this book are the values ​​of i’tiqadiyyah, khuluqiyyah, amaliyah, and education to protect offspring. From the analysis conducted by the researchers found the values​​ of Islamic education implicit in this book are the need to gather the intention and determination to establish relationships to dare to justify it; i’tiqadiyyah values ​​such as faith in God and faith in the destiny of God; Amaliyah values ​​such as behaving humbly or not arrogant, always covering genitalia, sincerity, Husnudzon, and having good manners; syakhsyiyah values ​​such as justifying the relationship with marriage, running the sunnah by getting married and building a sakinah mawadah warahmah family; the value of education to protect offspring (hifdzal-nasb), ie to avoid adultery so that their offspring are awake. The implications of the values ​​of Islamic education in the book are knowing the nature of courtship in Islam, applying the values ​​of Islamic education, inviting the application of Islamic education values ​​and being an example for other teenagers. Conclusion from the book Stop Dating Let’s Get Married! Hamidulloh Ibda’s work, a young man must have the courage to justify his love within the frame of marriage, not to civilize courtship.

Keywords: Values, Islamic Education, Dating, Marriage.

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Karya Hamidulloh Ibda dan implikasi nilai pendidikan Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! terhadap perilaku remaja. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan, adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pencatatan atau telaah dokumen. Hasil pembahasan yang dilakukan terhadap buku Stop Pacaran Ayo Nikah! yaitu pengetahuan mengenai hakikat pacaran dalam kehidupan remaja dan konsep pernikahan serta hubungan suami istri. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam buku ini adalah nilai i’tiqadiyyah, khuluqiyyah, amaliyah, dan pendidikan menjaga keturunan. Dari analisis yang dilakukan peneliti menemukan nilai-nilai pendidikan Islam yang tersirat dalam buku ini yaitu perlunya mengumpulkan niat dan tekad dalam menjalin hubungan untuk berani menghalalalkannya; nilai i’tiqadiyyah seperti iman kepada Allah SWT dan iman kepada takdir Allah SWT; nilai amaliyah seperti menjalankan salat dan sedekah; nilai khuluqiyyah seperti berperilaku rendah hati atau tidak sombong, selalu menutup aurat, ikhlas, husnudzon, dan memiliki sopan santun; nilai syakhsyiyah seperti menghalalkan hubungan dengan menikah, menjalankan sunnah dengan menikah dan membangun keluarga sakinah mawadah warahmah; nilai pendidikan menjaga keturunan (hifdzal-nasb) yaitu menjauhi zina agar terjaga keturunannya. Implikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku tersebut yaitu mengetahui hakikat pacaran dalam Islam, menerapkan nilai-nilai pendidikan

81


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

Islam, mengajak pada penerapan nilai-nilai pendidikan Islam dan menjadi teladan bagi remaja lain. Kesimpulan dari buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Karya Hamidulloh Ibda yaitu seorang pemuda harus berani menghalalkan cintanya dalam bingkai pernikahan, tidak membudayakan pacaran. Kata Kunci: Nilai, Pendidikan Islam, Pacaran, Pernikahan.

PENDAHULUAN

Temanggung juga banyak yang meninggal dunia, dan

Globalisasi merupakan penyebab utama pergeseran

bahkan ada balita yang sejak lahir sudah terinfeksi

budaya remaja di sekolah. Sekolah merupakan sarana

HIV/AIDS.Adanya fenomena tersebut tentu perlu

menghidupkan budaya ilmiah, seperti diskusi dan

diadakan tranformasi dari nilai-nilai pendidikan Islam

membaca buku. Namun fenomena pergeseran tersebut

agar peristiwa tersebut tidak terus berlanjut.

menyebabkan terjadinya perbuatan buruk oleh siswa/

Pendidikan merupakan proses yang berkaitan

siswi. Sekolah sering digunakan untuk melakukan

dengan upaya untuk mengembangkan diri seseorang

tindakan tidak beretikadan tidak bermanfaat daripada

dengan tiga aspek dalam kehidupan, yakni, pandangan

diskusi, dan dijadikan tempat nongkrong daripada

hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup. Upaya

kegiatan ilmiah 1.

untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut bisa

Tidak hanya di sekolah, pemandangan gaya remaja

dilaksanakan di sekolah, luar sekolah, dan keluarga 4.

seperti itu juga terlihat di berbagai tempat seperti

Pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah

kafe atau taman. Fenomena remaja yang seperti itu

pendidikan yang bisa mengantarkan perubahan yang

memunculkan peristiwa hamil di luar nikah. Dampak

sangat berarti dalam masyarakat tersebut.

yang lainnya antara lain beredarnya HIV/AIDS. Dinas

Pendidikan Islam sebagai wadah pengembangan

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyatakan ada tujuh

akal dan pikiran, pengarah tata-laku dan perasaan

kabupaten dengan temuan kasus HIV/Aids dan terus

tentu saja berdasarkan nilai ajaran Islam, agar nilai

meningkat seperti Grobogan, Pemalang, Pati, Demak,

tersebut dapat diserap dalam kehidupan 5. Pendidikan

Jepara, Batang, dan Semarang 2.

Islam diharapkan mampu mewujudkan nilai-nilai

Petugas Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten

pendidikan Islam dalam pribadi manusia sehingga

Temanggung Agus Anang, mengatakan kasus tertularnya

mampu memiliki akhlak atau perilaku yang baik. Salah

virus HIV adalah melalui hubungan seksual yang tidak

satu cara transformasi nilai-nilai Islam adalah dengan

aman dan bergati-ganti pasangan3. Gaya pacaran remaja

diadakannya proses pendidikan, baik formal maupun

yang salah juga merupakan dampak yang sangat sering

nonformal.

terjadi tetapi tidak disadari oleh beberapa kalangan

Sesuatu yang digunakan untuk mendidik harus

masyarakat. Tidak hanya itu, penderita HIV/AIDS di

mengandung nilai didik, termasuk dalam pemilihan media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah

Hamidulloh Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2014), 21. 2   Idayatul Rohmah, “Dinkes Jateng Catat Ada 7 Kabupaten dengan Temuan HIV/Aids Kategori Tinggi,” Jateng.Tribunnews.Com, April 2019. 3   Osy, “Temuan HIV-Aids Di Temanggung Terus Meningkat,” Krjogja.Com, 2016. 1

82

buku. Buku merupakan jendela ilmu pengetahuan

Eka Prihatin, Konsep Pendidikan (Bandung: PT Karsa Mandiri Persada, 2008), 3. 5   Moh. Haitami Salim;Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 25. 4


Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

apabila seseorang mau membacanya dan mempelajarinya.

kemampuannya sesuai syariat Islam untuk memeroleh

Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan dalam

kesejahteraan di dunia dan akhirat. Nilai-nilai normatif

bentuk buku yang berisi serangkaian hasil pemikiran

dalam Al Quran terdiri atas tiga pilar utama.

yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya 6. Salah

Pertama, I’tiqadiyyah, yaitu berkaitan dengan

satu yang melandasi buku sebagai media belajar adalah

pendidikan keimanan, seperti kepercayaan kepada

isi buku yang teoritis dan berdasarkan dengan hasil dari

Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir dan takdir, yang

penelitian.

bertujuan untuk menata kepercayaan individu. Kedua,

Salah satu buku karya Hamidulloh Ibda yang

Khuluqiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan etika,

berjudul Stop Pacaran Ayo Nikah! merupakan karya

yang bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku

ilmiah yang lahir dari banyaknya fenomena pacaran di

rendah dan menghiasi diri dengen perilaku terpuji.

kalangan remaja. Dalam buku tersebut tergambargaya

Ketiga, amaliyyah, yang berkaitan dengan pendidikan

pacaran remaja zaman sekarang hingga pemuda-

tingkah laku sehari-hari, yang berhubungan dengan

pemudi yang tidak berani menghalalkan cinta dalam

beberapa aspek.

pernikahan. Di samping itu, buku ini juga menyinggung konsep ideal keluarga sakinah mawadah warahmah.

Pertama, pendidikan ibadah, yang memuat hubungan antaramanusia dengan Tuhannya, seperti

Buku tersebut merupakan salah satu buku

shalat, puasa, zakat, haji, dan nazar, yang bertujuan

dari empat buku di Indonesia yang menjadi mahar

untuk aktualisasi nilai-nilai ubudiyah. Kedua, pendidikan

pernikahan. Empat tokoh tersebut antara lain:

muamalah, yang memuat hubungan antar manusia,

Mohammad Hatta Wakil Presiden pertama Indonesia

baik secara individual maupun institusional. Bagian

dengan buku berjudul Alam Pikiran Yunani, Apung

ini terdiri atas pendidikan syakhshiyah, pendidikan

Widadi seorang aktivis politik memberikan mahar

madaniyah, pendidikan jana’iyah, pendidikan

buku berjudul Korupsi Politik, Gurita Politik Transaksional,

murafa’at, pendidikan dusturiyah, pendidikan duwaliyah,

Muhammad Sirajuddin Syamsuddin Ketua Umum

pendidikan iqtishadiyah.8

Muhammadiyah ke-14 beliau memberikan mahar

Al Quran secara normatif juga mengungkap lima

berupa mushab Al-Qur’an dan satu set buku Islam,

aspek pendidikan dalam dimensi-dimensi kehidupan

dan yang keempat adalah Hamidulloh Ibda dengan

manusia. Pertama, pendidikan menjaga agama (hifdz

judul buku Stop Pacaran Ayo Nikah! .

al-din). Kedua, pendidikan menjaga jiwa (hifdz al-nafs).

7

PEMBAHASAN 1. Nilai-nilai Pendidikan Islam Nilai-nilai pendidikan Islam dapat diartikan sebagai

Ketiga, pendidikan menjaga akal pikiran (hifdz al-‘aqal). Keempat, pendidikan menjaga keturunan (hifdz alnasb). Kelima, pendidikan menjaga harta benda dan kehormatan (hifdz al-mal wa al-‘irdh).9

suatu yang memiliki kualitas dan manfaat dalam rangka menumbuh kembangkan manusia kepada titik optimal   Hariwijaya, Metodologi Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Dan Desertasi Untuk Ilmu Sosial Dan Humaniora (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2007), 4. 7   Syifa Ismalia, “Bukan Emas Atau Berlian, 4 Tokoh Ini Pilih Buku Sebagai Mahar,” Akurat.Co, 2017. 6

Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), 36. 9   Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, 37. 8

83


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

2. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Karya Hamidulloh Ibda

2) Iman Kepada Takdir Allah SWT Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! terdapat nilai keimanan kepada takdir Allah SWT agar pembaca

Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam

senantiasa bersyukur terhadap nikmat yang sudah Allah

buku Stop Pacaran Ayo Nikah! karya Hamidulloh Ibda

SWT berikan. Dapat kita lihat dalam kutipan berikut:

adalah nilai i’tiqadiyyah, nilai khuluqiyyah, nilai amaliyyah,

“Suami istri hendaknya sadar menjadi jodoh, rezeki, dan mati itu dalam kekuasaan Allah, dan tidak dapat dirumuskan secara matematis. Namun, hanya ikhtiyar dan berdoa yang bisa dilakukan manusia 10.”

dan nilai pendidikan Islam menjaga keturunan (hifdz al-nasb). a. Nilai I’tiqadiyyah Nilai i’tiqadiyyah merupakan pendidikan keimanan

Dalam kutipan tersebut terlihat jelas bahwa

kepada Allah SWT, malaikat, kitab Allah, rasul, hari

Hamidulloh Ibda berupaya menjelaskan bahwa Allah

akhir dan takdir.

SWT telah mengatur jodoh, rezeki, dan kematian dalam

1) Iman kepada Allah SWT

takdir setiap manusia. Takdir manusia berupa jodoh dan

Iman kepada Allah SWT adalah meyakini dengan

kematian sudah tertulis di Lauf Mahfuz sejak manusia

sepenuh hati bahwa hanya Allah SWT Tuhan yang

belum dilahirkan. Seperti pada kalimat “Namun, hanya

wajib kita sembah, dengan cara menjalankan perintah

ikhtiyar dan doa yang bisa dilakukan manusia.” bahwa

dan menjauhi larangan sebagai bukti keimanan. Pada

Hamidulloh Ibda juga menejaskan Iman kepada takdir

kutipan “Membiasakan berzikir (mengingat) dan berdo’a

Allah SWT bukan berarti pasrah dengan keadaan yang

kepada Allah dalam keadaan suka dan duka.” Menerangkan

sudah terjadi, akan tetapi juga harus ada ikhtiyar dan

bahwa Allah SWT adalah Maha Kuasa dalam keadaan

doa kepada Allah SWT, karena dalam takdir Allah ada

apapun kita untuk selalu berzikir kepada Allah SWT

takdir yang tidak dapat dirubah seperti kematian dan

sebagai bukti bahwa kita selalu mengingatNya.

jodoh, akan tetapi takdir rezeki dan kepandaian yang

Kutipan selanjutnya ”Membudayakan mengucapkan kalimat thayyibah.” Menjelaskan bahwa sebagai manusia

dapat dirubah dengan upaya ikhtiyar dan doa kepada Allah SWT.

dan umat muslim kita budayakan mengucapkan kalimat

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

thayyibah, seperti kalimat thayyibah tasbih (subhanallah),

pengarang buku Stop Pacaran Ayo Nikah!, nilai

tahmid (alhamdulillah), takbir (allahu akbar), dan lain

i’tiqadiyyah yang merupakan pendidikan keimanan

sebagainya. Mengucapkan kalimat yang baik sebagai

kepada Allah SWT, Hamiduloh Ibda percaya bahwa

bukti keimanan kepada Allah SWT.

menikah itu telah dijamin oleh Allah SWT, walaupun

Kalimat berikutnya yang menjelaskan tentang iman kepada Allah SWT adalah “menjawab seruan azan”. Azan merupakan kalimat yang dikumandangkan dalam arti waktu salat telah tiba. Dengan menjawab azan yang sedang berkumandang tentunya kita akan mendapatkan

belum memiliki kemapanan atau pekerjaan yang tetap tetapi Hamidulloh Ibda percaya bahwa Allah SWT akan memberikan rezeki bagi orang yang menjaga kesuciannya, yaitu dengan cara menikah. Hal itu terbukti ada rezeki yang tidak disangka dari khitbah

banyak kebaikan. Tentu perbuatan mudah tetapi sering sulit kita lakukan. 10

84

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 84.


Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

sampai saat ini, juga diterimanya istri menjadi CPNS waktu itu.

2) Menutup Aurat

11

b. Nilai Khuluqiyyah Nilai khuluqiyyah adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan etika, yang bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah dan menghiasi diri dengen perilaku terpuji. 12 Contoh dari perilaku terpuji adalah berfikir baik atau khusnudzon, rendah diri, ikhlas, rajin dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa kutipan

Sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk menutup aurat. Pakaian wajib ialah pakaian yang menutup seluruh aurat, melindungi dari panas dan dingin, sera menjauhkan dari bahaya.14 Aurat seorang perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Hamidulloh Ibda menjelaskan pada kutipan sebagai berikut: “Sebagai orang tua, jangan biarkan putra-putri terserembab dalam fitnah pacaran. Jangan biarkan mereka keluar rumah dalam keadaan membuka aurat, tidak memakai jilbab atau malah memakai baju ketat yang membuat pria terfitnah dengan penampilannya.” 15

nilai khuluqiyyah dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!: 1) Tidak Sombong atau rendah hati Rendah hati adalah sikap menganggap adanya keterbatasan pada diri sehingga seseorang tidak merasa dirinya angkuh dan sombong. Kutipan dalam buku yang menjelaskan tentang sikap rendah hati adalah: “Sebenarnya, tujuan utama kuliah adalah mencari ilmu, bukan memamerkan harta benda. Tidak sedikit mahasiswa sekarang yang berlomba-lomba memamerkan kekayaan orang tuanya.”13

Dari kutipan di atas Hamidulloh Ibda mencoba menjelaskan bahwa banyaknya mahasiswa sekarang yang pergi ke kampus bukan untuk menuntut ilmu tetapi mereka hanya untuk bersosialita dan memamerkan kekayaan orang tuanya. Hal ini menerangkan bahwa harus dihindari sifat sombong seperti itu dengan sifat rendah hati, semua harta benda yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan bersifat sementara. Yang membedakan dihadapan Allah SWT hanyalah tingkat keimanannya, bukan mereka yang kaya atau yang miskim.

Menutup aurat merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim, dalam kutipan di atas dijelaskan bahwa seorang muslimah tidak dianjurkan memperlihatkan auratnya didepan pria yang bukan mahromnya. Pakaian yang dikenakan tidak transparan, tipis dan menggambarkan apa yang ada di balik baju, sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Di antara penduduk neraka adalah perempuan-perempuan yang berbaju namun telanjang.” 16

Seperti pada kalimat “Jangan biarkan mereka keluar

rumah dalam keadaan membuka aurat, tidak memakai jilbab atau malah memakai baju ketat yang membuat pria terfitnah dengan penampilannya.” Kalimat tersebut menerangkan agar perempuan ketika keluar rumah dalam keadaan menutup aurat, bukan malah membuka jilbab atau mengenakan baju ketat yang dapat menyebabkan sebagian pria terfitnah dengan penampilannya. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa setiap perempuan wajib menutup auratnya. Sesuai dengan kutipan “Berpakaian sopan sesuai ketentuan agama.”

17

Afifah Arfa, Panduan Amal Wanita Salihah (Surakarta: Afra Publishing Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi, 2008), 217. 15   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 49. 16   Afifah Arfa, Panduan Amal Wanita Salihah, 219. 17   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 86. 14

Wawancara dengan Hamidulloh Ibda pada tanggal 29 Juni 2019. 12   Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, 36. 13   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 22. 11

85


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

Hamidulloh ibda juga menjelaskan berpakaian yang

4) Menjaga kehormatan

sopan akan menjadi salah satu cara untuk menjaga

Menjaga kehormatan diri adalah memelihara

perempuan dari fitnah, akan tetapi bukan hanya sopan,

kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan,

cara berpakaian seorang perempuan juga harus sesuai

merusak dan menjatuhkannya. Perwujudan dari nilai

dengan ketentuan agama.

menjaga kehormatan manusia dalam buku Stop Pacaran

Menurut Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi pakaian

Ayo Nikah! terdapat pada kutipan berikut:

yang memenuhi syarat-syarat berpakaian yang syar’i.

“Menjaga kehormatan kehormatan dan martabat manusia. Dengan perkawinan sah, kehormatan seseorang akan terjaga.” 20

Hal itu meliputi menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, kerudung yang dikenakan

“kewajiban menjaga kehormatan. Istri juga harus bisa menjaga kehormatan diri dan keluarga. Mulai dari harga diri, harta benda dan keselamatan keluarga.” 21

di kepala harus panjang hingga menutup dada, tidak transparan, tipis dan menggambarkan apa yang ada di balik baju., tidak ketat dan menonjolkan bagianbagian yang menarik seperti pantat, payudara, pusar, dan sebagainya, meski tidak tipis dan transparan, bukan pakaian yang diketahui khusus untuk lelaki, seperti celana zaman sekarang, karena Rasul saw. melaknat perempuan yang menyerupai lelaki dan sebaliknya, dan bukan pakaian orang-orang kafir, baik Yahudi, Nasrani maupun kaun musyrikin.18 3) Berperilaku sopan santun Sikap sopan satun merupakan tingkah laku yang ramah kepada orang lain kapan saja dan dimana saja. Perwujudan sikap sopan santun dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! terdapat dalam hal yang harus diperhatikan dan diamalkan dalam kaitannya dengan pembinaan kehidupan beragama dalam keluarga, yaitu “Membiasakan mengucapkan salam dan menjawabnya.”19 Pada kutipan tersebut menjelaskan pentingnya berperilaku ramah kepada semua orang dengan cara membiasakan mengucapkan salam dan menjawabnya apabila ada yang memberikan salam. Selain itu dengan mengucapkan salam ataupun memberikan salam merupakan salah satu kalimat yang berisikan doa dan

Dalam kutipan tersebut terlihat jelas dari kalimat “Dengan perkawinan sah, kehormatan seseorang akan terjaga.” Hamidulloh Ibda berupaya menjelaskan bahwasannya dengan menikah seseorang akan terjaga kehormatannya, akan tetapi jika orang tersebut belum mampu untuk menikah maka harus menjaga kehormatannya dengan cara tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan fitnah seperti pergi berdua dengan yang bukan mahromnya, berpakaian tidak pantas atau tidak menutup aurat, selalu menundukkan pandangan mata, dan lain sebagainya. Sejalan dengan kutipan berikutnya pada kalimat “Istri juga harus bisa menjaga kehormatan diri dan keluarga.” Kalimat ini menjelaskan bahwa kewajiban seorang istri harus menjaga kehormatan diri baik ketika bersama suaminya maupun sedang sendiri tanpa ada suaminya. Sebagai contoh seorang istri yang sedang ditinggal suaminya sendiri di rumah tidak diperkenankan menerima tamu laki-laki, hal ini bertujuan agar terjaga dari fitnah.

saling mendoakan satu sama lain.

Afifah Arfa, Panduan Amal Wanita Salihah, 218.   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 86 .

86

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 60.   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 90.

18

20

19

21


Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

Kutipan di atas menjelaskan bahwa dalam

5) Husnudzon Husnudzon berarti berprasangka baik terhadap

membina rumah tangga juga membutuhkan bekal ilmu

orang lain. Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!

tentang berbagai hal dalam rumah tangganya, bukan

perwujudan sifat husnudzon terdapat dalam kutipan di

seperti fenomena zaman sekarang yang menyebabkan

bawah ini:

beberapa anak putus sekolah hanya untuk menikah atau

“Kelima, menanamkan rasa saling percaya. Tidak salah jika suatu saat manusia merasa curiga dan cemburu. Tetapi harus diingat, faktor apa yang membuat kita cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika kita melakukannya hanya dengan berdasar perasaan hati.” 22

menganggap pendidikan tidak penting bagi perempuan yang hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Pendidikan tidak hanya dalam pendidikan formal saja, karena sejatinya ilmu dapat kita dapatkan dari beberapa hal, baik dengan membaca buku atau mendengarkan kajiankajian melalui diskusi.

Salah satu perwujudan dari sikap husnudzon adalah sikap saling percaya, hal ini sejalan dengan persiapan

7) Ikhlas

yang harus dilakukan pasangan baru maupun pasangan

Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!. Hamidulloh

yang sudah lama menikah. Sikap saling percaya harus

Ibda menyelipkan nilai ikhlas, seperti pada kutipan di

tertanam pada diri supaya terhindar dari perasaan

bawah ini: “Ketiga, adalah dimensi ikhlas. Dalam hal ini ilmu dan amal harus ikhlas landasannya. Maka dari itu, segala aktivitas dalam keluarga harus dijalankan dengan ikhlas untuk mencapai keluarga samara.” 24

curiga dan cemburu yang biasa terjadi dalam hubungan pernikahan. Selain dalam hubungan suami istri, sifat husnudzon juga harus tertanam dalam diri manusia agar memiliki hubungan yang baik dengan Allah SWT,

Nilai ikhlas yang dimaksud adalah dalam keluarga

dengan orang lain dan bahkan dengan dirinya sendiri. 6) Menuntut Ilmu dan Gemar Beramal

atau dalam berumah tangga tentu semua harus didasarkan pada keikhlasan. Menurut Hamidulloh Ibda,

Setiap muslim berkewajiban menuntut ilmu

secara keseluruhan nilai khuluqiyyah yang terkandung

baik yang tua atau yang muda, yang miskin atau yang

dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! adalah perilaku-

kaya. Karena ilmulah yang akan mengangkat derajad

perilaku tercela yang harus dihindari, seperti halnya

manusia. Hamidulloh Ibda mencoba menerangkan

memacari itu sama dengan perilaku tidak terpuji.

dalam kutipan berikut:

Hal yang harus dilakukan pemuda yang baik adalah

“diperlukan bekal yang matang dalam keluarga. Pertama, adalah bekal ilmu. Ilmu di sini adalah ilmu tentang tatacara menjalani rumah tangga mutlak diperlukan. Hal ini bisa didapat dari buku, atau lewat majlis ta’lim atau forum ilmiah tentang diskusi pernikahan. Kedua, adalah gemar beramal, baik beramal kepada istri, maupun masyarakat. Dengan beramal kita bisa berbagi dan menikmati indahnya memberi.” 23

menghalalkan hubungan melalui pernikahan, bukan malah hidup bersama dengan pasangan tanpa ikatan pernikahan yang sah. Secara spesifik Hamidulloh Ibda menegaskan bahwa dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! terdapat nilai khusnudzon kepada pasangan, suami harus ikhlas dalam mencari nafkah dan istri harus rajin melayani suami.25

24

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 95. 23   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 96. 22

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 97.   Wawancara dengan Hamidulloh Ibda pada tanggal 29 Juni

25

2019.

87


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

c. Nilai Amaliyyah 1) Pendidikan Ibadah Pendidikan ibadah merupakan hubungan manusia dengan TuhanNya, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan nazar yang betujuan untuk aktualisasi nilai-nilai ubudiyah. 26 Nilai ibadah yang terkandung dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! karya Hamidulloh Ibda adalah sebagai berikut: a) Shalat

Seperti pada kutipan selanjutnya pada kalimat “Bersegera mengambil air wudhu dan shalat atau membaca Al Quran ketika suami istri bertengkar.” Tentunya dalam sebuah hubungan pernikahan akan banyak hal yang terjadi contohnya perbedaan pendapat yang berujung pada pertengkaran. Suami istri yang sedang bertengkar supaya segera mengambil mengerjakan shalat ataupun membaca Al Qur’an agar hati menjadi tenang dan damai. Selain itu dengan mengerjakan shalat atau membaca Al Qur’an akan mendapat pahala dari Allah

Shalat adalah ibadah utama dalam islam, shalat

SWT. Bukan hanya dalam pernikahan, pertengkaran

merupakan tiang agama, apabila rapuh shalatnya maka

atau perselisihan tentu terjadi dalam hubungan

rapuh juga agamanya. Hamidulloh Ibda menyisipkan

pertemanan juga, oleh karena itu dengan membaca Al

nilai pendidikan ibadah pada kutipan dibawah ini:

Qur’an daan mengerjakan shalat adalah cara yang tepat

“Melaksanakan shalat lima waktu dan membiasakan berjamaah dalam keluarga, atau mengajak keluarga shalat berjamaah di masjid.” 27 “Bersegera mengambil air wudhu dan shalat atau membaca Al Quran ketika suami istri bertengkar.” 28

untuk meredakan hati yang sedang tidak baik. Diantara manfaat lain dari membaca Al Qur’an, mempelajari isi dan mengamalkannya dalam kehidupan adalah akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. seperti pada Hadis Rasulullah SAW:

“Dalam keterangan lain, disebutkan beberapa pendapat mengenai hak dan kewajiban istri. Ada 14 kewajiban suami terhadap istri. Pertama, memerintahkan istri untuk mendirikan shalat.” 29

“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Kitab Al Quran dan Allah merendahkan kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Alquran).” (HR Bukhari).

Dari kutipan tersebut terlihat jelas pada kalimat

Pada kalimat ”memerintahkan istri untuk mendirikan

“Melaksanakan shalat lima waktu dan membiasakan berjamaah dalam keluarga, atau mengajak keluarga shalat berjamaah di masjid.” bahwa Allah SWT adalah Sang Maha Esa, satu-satunya Tuhan yang wajib di sembah. Dengan menikah Hamidulloh Ibda menjelaskan bahwa sebagai suami harus membiasakan mengajak keluarga

shalat.” Seorang suami juga memiliki kewajiban mengajak istri untuk mendirikan shalat. Seorang wanita yang sudah menikah tentu saja tanggung jawabnya sudah berpindah kepada suaminya dan tidak lagi kepada kedua orang tuanya, jadi suami wajib menuntun istri menuju kebaikan dengan melaksanakan perintah Allah

berjamaah dirumah atau mengajak berjamaah di masjid

SWT dan menjauhi laranganNya.

untuk menjalankan perintah sebagai hamba Allah SWT

b) Sedekah (Shadaqah)

dengan melaksanakan ibadah shalat.

Shadaqah ialah mengamalkan harta di jalan Allah dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan untuk mengharapkan ridhaNya. Perwujudan ibadah sedekah

27   28   29   26

88

Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, 36. Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 86. Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 86. Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 91.

dituliskan Hamidulloh Ibda Dallam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! terdapat dalam kalimat berikut:


Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

“Secara tetap menyisihkan harta untuk infak dan shadaqah.”

30

Pada kalimat di atas tergambar jelas pasangan suami istri diharapkan mampu secara tetap menyisihkan harta untuk sedekah. Seperti dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa dengan bersedekah akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat. 2) Pendidikan Muamalah Pendidikan muamalah memuat hubungan antar manusia, baik secara individual maupun institusional. 31

Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! terdapat nilai

agar terjaga dari fitnah dan menjadikan hubungan sah sesuai dengan aturan agama. Sarjana sebenarnya bukan menjadi patokan seseorang untuk menikah akan tetapi bagi perempuan usia lulusan sarjana memang sudah pantas untuk menikah karena kematangan dan kedewasaan perempuan yang lebih cepat dibanding lakilaki, menikah juga untuk melindunginya. Akan tetapi tetap saja hukum wajib menikah adalah bagi seseorang yang telah mampu menikah dan takut terjerumus dalam perbuatan zina.34 Pada kutipan berikutnya, pernikahan dianjur dengan tradisi yang sederhana. “Agama Islam menggunakan tradisi perkawinan sederhana, dengan tujuan agar seseorang tidak terjebak atau terjerumus ke dalam perzinaan.” 35

pendidikan muamalah dalam pendidikan syakhshiyah, yang merupakan perilaku individu seperti masalah perkawinan, hubungan suami istri dan keluarga.

32

Nikah! adalah:

Hamidulloh Ibda menyelipkan nilai sederhana dalam pernikahan dengan maksud tidak memberatkan bagi pasangannya. Tradisi walimah yang mewah demi gengsi semata tidak dibenarkan dalam pernikahan. Walimah dibuat sederhana sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Karena kembali pada tujuan menikah di atas agar seseorang terjaga dari perzinaan.

a) Menghalalkan hubungan dengan menikah

b) Menikah adalah kebahagiaan

Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! karya Hamidulloh Ibda ini dijelaskan kewajiban menikah bagi pemida pemudi, seperti dalam kutipan:

Pada kutipan berikutnya mengandung nilai bahwa perrnikahan adalah sesuatu yang membahagiakan, bukan hal yang menakutkan dan membuat sebagian orang menghindarinya. Seperti dalam kutipan di bawah ini:

Buku karya Hamidulloh Ibda yang berjudul Stop Pacaran Ayo Nikah! ini membahas tentang konsep berpacaran dan pernikahan, tentunya sangat erat berhubungan dengan nilai pendidikan syakhshiyah, diantara nilai syakhshiyah yang terdapat dalam buku Stop Pacaran Ayo

“Maka dari itu, sangat wajib bagi pemuda yang sudah lulus sarjana harus segera menikah, khususnya bagi perempuan, karena jika tidak segera menikah perempuan akan semakin tidak laku. Karena dengan menikah, akan menjaga aurat dan menjaga pandangan mata bagi laki-laki, serta mampu menjadikan hubungan sah sesuai aturan agama.” 33

Kutipan di atas menjelaskan bahwa seorang pemudi yang telah lulus sarjana dianjurkan segera menikah     32   33   30 31

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 86. Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, 36. Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, 36. Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 6.

“Menikah memang menakutkan, ada yang mengatakan menyenangkan, bahkan menyesatkan. Tapi, hakikat nikah sebetulnya adalah “kebahagiaan”. 36

Pada kutipan tersebut pembaca dibawa untuk menghapuskan gambaran-gambaran menakutkan dalam pernikahan, seperti ekonomi dan status sosial yang biasa menjadi hal menakutkan seseorang untuk   Afifah Arfa, Panduan Amal Wanita Salihah, 250.   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 53 . 36   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 48. 34

35

89


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

segera menikah. Salah satu hikmah pernikahan adalah adanya kebahagian ketenangan jiwa dengan terciptanya perasaan cinta dan kasih dalam rumah tangga.

Allah SWT berikan kepada manusia. manusia dalam kutipan berikut:

“Pernikahan dalam Islam merupakan fitrah manusia agar seseorang muslim dapat memikul amanat tanggung jawabnya yang paling besar dalam dirinya terhadap orang paling berhak mendapat pendidikan dan pemeliharaan. Pernikahan memiliki manfaat yang paling besar terhadap kepentingan-kepentingan sosial lainnya. Kepentingan sosial itu adalah memelihara kelangsungan jenis manusia, memelihara keturunan, menjaga keselamatan masyarakat dari segala macam penyakit yang membahayakan manusia serta menjaga ketentraman jiwa.” 41

“Di antara kebahagiaan bagi anak cucu Adam itu ada 3, demikian pula kesengsaraannya. Kebahagiaan dimaksud adalah menikahi wanita salihah, tempat tinggal yang baik, kendaraan yang nyaman. Sedangkan di antara kesengsaraannya adalah memiliki istri yang jahat, tempat tinggal yang buruk, dan kendaraan yang buruk pula.”(HR. Ahmad). 37

c) Nikah merupakan ibadah dan setengah dari agama

“Pernikahan merupakan ibadah yang dengannya wanita muslimah telah menyempurnakan setengah dari agamanya, serta akan menemui Allah dalam keadaan suci dan bersih.” 39

Pada kutipan di atas Hamidulloh Ibda menjelaskan bahwa menikah merupakan ibadah paling lama, dengan menikah maka telah sempurna setengah dari agama, menikah juga merupakan ibadah seumur hidup yang di dalamnya memiliki banyak pahala khususnya bagi perempuan sebagai seorang istri apabila taat terhadap suaminya dan menjadi istri shalihah. d) Menikah sebagai fitrah manusia

Hamidulloh

Ibda menjelaskan bahwa pernikahan sebagai fitrah

Menikah akan membuat orang merasa tentram dan bahagia, sejalan dengan sabda Rasulullah saw. sebagai berikut:

Islam sangat mendorong umatnya untuk menikah. Pernikahan adalah bagian dari sunnah Rasulullah saw. yang sangat diutamakan. Pernikahan sebagai sarana penyempurna agama. 38 Seperti pada kutipan di bawah ini:

40

Pada kalimat “Pernikahan dalam Islam merupakan fitrah manusia agar seseorang muslim dapat memikul amanat tanggung jawabnya yang paling besar dalam dirinya terhadap orang paling berhak mendapat pendidikan dan pemeliharaan.” Pernikahan disyari’atkan dalam Islam dengan tujuan untuk memenuhi fitrah manusia yang cenderung tertarik dengan lawan jenisnya. Hamidulloh Ibda juga menyelipkan makna bahwa dengan menikah manusia memiliki tanggung jawab keluarga sebagai lembaga pendidikan dan pemeliharaan dari harkat martabat dan nafsu. Selanjutnya Hamidulloh Ibda menjelaskan manfaat menikah bagi manusia, yaitu dapat mempelihara kelangsungan jenis manusia yaitu dengan memiliki keturunan, menjaga seseorang dari segala penyakit membahayakan karena telah halal berhubungan dengan pasangan sahnya dan membuat jiwa menjadi tentram.

Manusia diciptakan Allah SWT dengan memiliki rasa tertarik terhadap lawan jenisnya. Laki-laki tertarik dengan wanita dan begitu pula sebaliknya. Ketertarikan dengan lawan jenis merupakan sebuah fitrah yang telah   Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, “Pernikahan Dan Hikmahnya Perspektif Hukum Islam,” Jurnal Yudisia Vol. 5 No. (2014): 307. 41   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 51. 40

Afifah Arfa, Panduan Amal Wanita Salihah, 250. 38   Afifah Arfa, Panduan Amal Wanita Salihan, 249. 39   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 49. 37

90


Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

e) Menikah merupakan sunnah

Hamidulloh Ibda menjelaskan salah satu

Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! menyebutkan

perwujudan dari keluarga sakinah mawadah warahmah

bahwa menikah merupakan sunnah terdapat pada

adalah dengan cara mengatur hubungan suami istri dengan baik, seperti kutipan di bawah ini:

kutipan di bawah ini: “Pernikahan merupakan sunah nabi yang sangat dianjurkan pelaksanaannya bagi umat Islam. Pernikahan adalah suatu peristiwa fitrah, dan sarana paling agung dalam memelihara keturunan dan memperkuat antar hubungan antar sesama manusia yang menjadi sebab terjaminnya ketenangan cinta dan kasih sayang. Bahkan, nabi pernah melarang sahabat yang berniat untuk meninggalkan nikah agar bisa mempergunakan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah, karena hidup membujang tidak disyariatkan dalam agama. Oleh karena itu, manusia disyariatkan untuk menikah. Karena menikah, adalah jalan terbaik dan terhormat untuk mencapai ridho Allah.” 42

Pernikah merupakan salah satu sunnah, dengan menikah manusia dapat memelihara keturunan

“Banyak cara dan trik untuk mencapai keluarga samara. Yang terpenting, pasangan suami istri harus memperhatikan aturan dan etika dalam melakukan retorika percintaan dalam keluarga yang sesuai dengan aturan agama. Karena selama ini banyak kelarga yang salah kaprah dalam melakukan hubungan suami istri.” 43

Pada kalimat ”Yang terpenting, pasangan suami istri harus memperhatikan aturan dan etika dalam melakukan retorika percintaan dalam keluarga yang sesuai dengan aturan agama.” Kalimat tersebut menjelaskan pasangan suami istri yang akan mencapai keluarga sakinah mawadah warahmah harus memperhatikan aturan agama dalam membangun rumah tangga, seperti saling menjaga dan saling mengetahui kewajiban sebagai pasangan suami istri sesuai syariat Islam.

dan terjaminnya ketenangan cinta dan kasih sayang. Nabi pernah melarang sahabat yang berniat untuk meninggalkan nikah agar bisa menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT karena hidup membujang tidak disyai’atkan dalam agama Islam.

Dalam membangun keluarga sakinah mawadah warahmah contoh berikutnya adalah dalam hal bersenggama, karena ini adalah hal paling intim dalam sebuah pernikahan. Pada kutipan di bawah ini:

contoh bahwa salah satu sunnah para nabi adalah

“Dalam hal bersenggama, Islam mengatur hal tersebut dengan baik. Hendaknya membaca doa sebelum bersenggama.” 44

menikah.

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Hamidulloh

Di dalam Al Quran Allah SWT telah memberikan

f) Keluarga sakinah mawadah warahmah Islam telah mengatur segala hal dalam kehidupan khususnya pernikahan, dalam membangun rumah tangga tentu keluarga sakinah, mawadah, dan warahmah merpakan semua cita-cita seseorang yang akan berumah tangga. Keluarga sakinah mawadah warahmah dalam

Ibda mencoba menerangkan bahwa Islam telah mengatur dengan baik segala hal dalam sebuah pernikahan bahkan perihal bersenggama, pasangan suami istri hendaknya untuk membaca doa agar terhindar dari godaan setan dan keturunan yang lahir akan menjadi anak salih salihah.

arti memiliki keluarga yang damai, tentram dan penuh kasih sayang. 43

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 57.

42

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 87.   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 86.

44

91


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

Setelah melakukan jimak, pasangan suami istri

Terdapat banyak nilai pendidikan menjaga

di wajibkan melakukan mandi wajib dengan tujuan

keturunan (hifdz al-nasb) yang terkandung dalam buku

mensucikan diri. Seperti kutipan berikut:

Stop Pacaran Ayo Nikah! karya Hamidulloh Ibda, yakni

“Setiap orang Islam berkewajiban mandi wajib ketika selesai bersenggama, mengeluarkan mani karena bersenggama maupun tidak, haidh (menstruasi) bagi perempuan, nifas (mengeluarkan darah sesudah melahirkan anak), wiladah (wanita yang melahirkan), dan mati.” 45

beberapa penjelasan tentang zina dan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau biasa disebut dengan kumpul kebo. Nilai tersebut disajikan melalui kutipan berikut ini: “Kumpul kebo merupakan kiasan bagi para pelaku seks bebas, yaitu mereka hidup bersama tanpa ada ikatan pernikahan.” 48

Hamidulloh Ibda menjelaskan bahwa seseorang yang telah melakukan jimak atau bersenggama wajib

“Zina merupakan perbuatan sangat kotor dan dapat merusak kehidupan manusia. Dalam agama Islam, zina adalah perbuatan dosa besar yang bukan saja menjadi urusan pribadi yang bersangkutan dengan Tuhan, tetapi termasuk pelanggaran hukum dan wajib memberi sanksi-sanksi terhadap yang melakukannya.” 49

mandi wajib, tidak hanya itu mandi wajib juga dilakukan apabila mengeluarkan mani karena bersenggama maupun tidak, haidh (menstruasi) bagi perempuan dan nifas (mengeluarkan darah sesudah melahirkan anak). Semua yang disebutkan tersebut wajib melaksanakan mandi wajib.

Salah satu cara untuk menjaga keturunan adalah

Secara menyeluruh nilai amaliyah dalam buku Stop

dengan menjauhi zina. Berdasarkan kutipan di atas

Pacaran Ayo Nikah! yaitu dampak dari pernikahan adalah

menerangkan perbuatan zina yang sudah jelas dilarang

saling mempengaruhi dalam hal amaliyah, keluarga

dalam agama. Seperti dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 32

pengarang buku Stop Pacaran Ayo Nikah! memiliki

menjelaskan sebagai berikut yang Artinya “dan janganlah

latar belakang keluarga santri, sedangkan istri dari

kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu

keluarga nasionalis. Dari hal tersebut menjadi saling

perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”

mempengaruhi antara dua keluarga. Keluarga santri mempengaruhi tingkat ibadah dari keluarga nasionalis.46 d. Pendidikan Menjaga Keturunan (hifdzal-nasb)

Dari ayat di atas dapat diambil keterangan bahwa umat Islam dilarang mendekati zina karena perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang keji. Mendekati zina

Pendidikan menjaga keturunan (hifdz al-nasb),

sangat dilarang oleh Allah SWT terlebih seseorang telah

yaitu mampu menjaga dan melestarikan generasi

melakukan perbuatan zina. Pada kalimat “Kumpul kebo

muslim yang tangguh dan berkualitas, dengan cara

merupakan kiasan bagi para pelaku seks bebas, yaitu mereka

menghindari perilaku seks menyimpang, seperti free sex,

hidup bersama tanpa ada ikatan pernikahan.” Menjelaskan

hidup bersama tanpa ikatan pernikahan, homoseksual,

bahwa seks bebas merupakan hidup bersama tanpa

lesbian dan sodomi. 47

ikatan pernikahan, yang nantinya akan menghasilkan keturunan dari pernikahan yang tidak sah. Hamidulloh Ibda juga menjelaskan bahwa zina

45 46

Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 86.   Wawancara dengan Hamidulloh Ibda pada tanggal 29 Juni

2019. 47   Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, 36.

92

merupakan perbuatan yang dapat merusak kehidupan   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 23-24.   Ibda, Stop Pacaran, Ayo Nikah!, 52.

48 49


Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

manusia. Dalam agama Islam, zina adalah perbuatan

oleh penulis bahwa pacaran yang membawa pada

dosa besar yang bukan saja menjadi tanggung jawab

perilaku menyimpang yang mendekati zina tentu harus

pribadi yang bersangkutan dengan Allah SWT, tetapi

dihindari oleh remaja dan semua orang.

termasuk pelanggaran hukum dan wajib memberi sanksi-sanksi terhadap yang melakukannya. Seseorang menjauhi zina sama juga dengan menjaga keturunan. Keturunan atau anak merupakan penerus dari orang tuanya, anak juga sebagai pelindung orang tua di usia lanjutnya, anak juga merupakan amanah yang akan menguji setiap orang tua.

3. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Karya Hamidulloh Ibda terhadap Perilaku Remaja Implikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam

Perilaku menyimpang yang terdapat dalam buku tersebut diantaranya adalah berduaan, berpegangan tangan, berpelukan, berciuman atau bahkan terjadinya free sex maupun kumpul kebo. b. Menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Setelah mengetahui berbagai hukum yang ada dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! remaja dapat menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam buku agar menjaga diri dengan baik supaya tidak terjerumus ke dalam gaya hidup yang dilarang agama.

buku Stop Pacaran Ayo Nikah! yaitu keterlibatan nilai

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya,

pendidikan Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!

perilaku yang harus diterapkan seorang remaja muslim

terhadap perilaku remaja, khususnya kebiasaan pacaran

adalah bersifat rendah hati atau tidak sombong,

remaja zaman sekarang. Adapun implikasi nilai-nilai

sederhana, selalu bersabar dan melunakkan suara bagi

pendidikan Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!

perempuan dengan cara menjaga perkataan yang baik.

yaitu dengan memberikan pengetahuan tentang pacaran bagi remaja. Buku Stop Pacaran Ayo Nikah! menggunakan bahasa yang kekinian sehingga memudahkan pemahaman bagi remaja yang membacanya, berbeda dengan teks Al Quran yang harus menggunakan penafsiran terlebih dahulu. Dengan membaca buku ini, beberapa implikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalan buku Stop Pacaran Ayo Nikah! terhadap perilaku remaja adalah sebagai berikut: a. Mengetahui hakikat pacaran dalam Islam Remaja dapat memahami pacaran sebagai style hidup atau budaya yang biasa dilakukan dalam kehidupan. Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! dibahas

c. Mengajak beberapa orang menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Remaja muslim yang baik tentu tidak hanya dapat menerapkan perilaku tersebut dalam dirinya sendiri, tetapi juga dapat mengajak beberapa remaja lainnya dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam seperti menutup aurat, menjaga kehormatan, berperilaku rendah hati dan berperilaku sopan serta berperilaku sesuai dengan ajaran Islam seperti tidak berduaan dalam ruangan, tidak bersentehun dengan bukan mahrom, menundukkan pandangan dari lawan jenis dan melunakkan suaranya.

bahwa pacaran dalam Islam belum jelas hukumnya baik halal, haram ataupun subhat, tetapi jelas diterangkan

93


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

d. Memberi contoh kepada orang lain

bedah buku maupun membaca buku Stop Pacaran Ayo

Setelah mengetahui kemudian menerapkan dan

Nikah!, tetapi secara kualitatif, mereka setuju sekali

mengajak seseorang, yang terakhir adalah memberikan

dengan stop pacaran ayo nikah, ketika sudah cukup

contoh kepada orang lain. Seorang remaja harus dapat

umur mereka menyatakan siap di khitbah. Beberapa

juga memberi contoh bagi remaja lainnya atau kepada

teman kuliah S2 pengarang buku Stop Pacaran Ayo

usia dibawahnya agar mereka tidak terjerumus dalam

Nikah! juga berdampak bagi mahasiswi yang langsung

perilaku pacaran yang menjadi style saat ini.

meminta dilamar setelah membaca buku ini.51

Berdasarkan nilai khuluqiyyah yang sudah dibahas

Secara umum, baik pembaca maupun yang

pada bab sebelumnya, beberapa perilaku remaja yang

mengikuti bedah buku Stop Pacaran Ayo Nikah! sudah

dianjurkan dalam Islam. Pertama, menundukkan

terpengaruh untuk menghalalkan hubungan dengan

pandangan dari lawan jenis yang bukan muhrim. Kedua,

cara menikah dan yang lebih jelas mereka dapat

menjauhi bersentuhan kulit dengan lawan jenis yang

memahami pacaran dengan free sex atau bahkan adanya

bukan muhrim. Ketiga, menjauhi berduaan dengan

kumpul kebo.52

lawan jenis yang bukan muhrim. Keempat, menjauhi

Ketika sudah khatam buku ini, penulis juga

perkumpulan laki-laki dan perempuan yang diharamkan.

mendorong para pasangan suami istri untuk menikah

Selain itu, perilaku remaja dalam Islam juga harus

sekali saja. Hal itu terbukti di dalam buku keduanya yang

selalu bersikap sabar, bersifat tawadhu’ atau rendah

berjilid, yaitu buku Stop Nikah, Ayo Pacaran!. Dalam

hati, sederhana dalam berjalan dan melunakkan suara.

implikasi dari buku ini adalah adanya proses membuka

arti yang sesungguhnya, menurut penulis, menikah di sini adalah pernikahan pertama kali, sedangkan pacaran yang dimaksud adalah pacaran dalam bingkai pernikahan yang sudah jelas halal dan termasuk bagian dari ibadah.53

pikiran siswa maupun mahasiswa bahwa pacaran itu

Dapat disimpulkan bahwa implikasi nilai-nilai

adalah kebiasaan yang harus dihindari. Selain itu adanya

pendidikan Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!

perilaku memilih kondisi aman yaitu dengan tidak

adalah perubahan perilaku dari remaja menjadi lebih

berpacaran khususnya siswi-siswi yang memang belum

baik atau bagi remaja yang belum terjerumus dalam

melangkah ke hal tersebut. Seperti contoh beberapa

perilaku menyimpang tersebut dapat menghindarinya

siswi yang secara personal konsultasi kepada penulis

setelah membaca buku tersebut. Karena usia remaja

buku Stop Pacaran Ayo Nikah! karena ditembak temannya

merupakan usia yang rawan dimana seseorang tidak

sendiri untuk berpacaran, tetapi mereka menolaknya

bisa dikatakan dewasa dan tidak juda dikatan sebagai

dengan jawaban ingin fokus sekolah, mondok dan

kanak-kanak.

Supaya seorang remaja terlindung dari perbuatan yang tidak diinginkan. Berbagai tempat dan kalangan yang pernah membedah buku Stop Pacaran Ayo Nikah!,

kuliah.50 Secara kuantitatif tidak dapat dihitung jumlah siswa yang berhenti atau menghindari pacaran setelah   Wawancara dengan Hamidulloh Ibda pada tanggal 21 Juli

50

2019.

94

Wawancara dengan Hamidulloh Ibda pada tanggal 21 Juli 2019. 52   Wawancara dengan Hamidulloh Ibda pada tanggal 21 Juli 2019. 53   Hamidulloh Ibda, Stop Nikah, Ayo Pacaran!, (Semarang: Formaci, 2019), vi. 51


Citra Ilmu, Edisi 31 Vol. XVI, April 2020

Dari beberapa implikasi yang telah dijelaskan di

menjaga keturunan, karena keturunan yang lahir dari

atas tergambar dengan jelas bahwa buku Stop Pacaran

hubungan tanpa pernikahan yang sah akan membawa

Ayo Nikah! memiliki pengaruh bagi perilaku remaja

beban sosial bagi anak tersebut.

terkhusus nilai-nilai yang terkandung dalam buku

Sedangkan implikasi nilai-nilai pendidikan

tersebut. Karena sejatinya seluruh hasil karya tulis itu

Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!, remaja

mengandung amanat yang dapat menjadi pelajaran bagi

dapat mengetahui hakikat pacaran dalam Islam,

pembaca.

setelah mengetahui berbagai hukum yang ada dalam

SIMPULAN

buku tersebut, remaja dapat menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam buku

Nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku Stop

agar menjaga diri dengan baik supaya tidak terjerumus

Pacaran Ayo Nikah! Karya Hamidulloh Ibda meliputi

dalam gaya hidup yang dilarang agama dan ketika sudah

banyak aspek. Pertama, nilai pendidikan i’tiqadiyyah

memiliki cukup umur terpengaruh untuk menghalalkan

yang terkandung dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah!

hubungan dengan cara menikah.

Karya Hamidulloh Ibda tersebut yaitu Iman kepada Allah SWT dan Iman kepada takdir Allah SWT. Kedua,

DAFTAR PUSTAKA

adapun nilai-nilai khuluqiyyah yang terkandung dalam

Abdul Mujib. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:

buku Stop Pacaran Ayo Nikah! adalah tidak sombong atau rendah hati, menutup aurat, berperilaku sopan santun, menjaga kehormatan, husnudzon, ikhlas, menuntut ilmu dan gemar beramal. Ketiga, nilai amaliyyah yang terdapat dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Karya Hamidulloh Ibda terdiri dari nilai pendidikan ibadah dan pendidikan muamalah dalam pendidikan syakhsyiyah, yang membahas pernikahan dan hubungan suami istri. Nilai pendidikan syakhsyiyah yang terkandung dalam buku Stop Pacatan Ayo Nikah! antara lain menghalalkan hubungan dengan menikah,

Kencana Prenada Media. Afifah Arfa. (2008). Panduan Amal Wanita Salihah. Surakarta: Afra Publishing Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi. Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah. “Pernikahan Dan Hikmahnya Perspektif Hukum Islam.” Jurnal Yudisia Vol. 5 No. (2014). Arfa, Afifah. (2008). Panduan Amal Wanita Salihah. Surakarta: Afra Publishing Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi.

menikah adalah kebahagiaan, nikah merupakan ibadah

Atabik, Ahmad dan Khoridatul Mudhiiah. (2014).

dan setengah dari agama, menikah sebagai fitrah

Pernikahan dan Hikmahnya Perspektif Hukum Islam.

manusia, menikah merupakan sunnah dan keluarga

Jurnal Yudisia Vol. 5 No. 2.

sakinah mawadah warahmah. Terdapat beberapa nilai pendidikan menjaga keturunan (hifdzal-nasb) yang terdapat dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Karya Hamidulloh Ibda, yakni

Departemen Agama Republik Indonesia. (1998). AlQur’an dan Terjemah. Semarang: CV. Asy Syifa’. Eka Prihatin. (2008). Konsep Pendidikan. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada.

tentang anjuran dalam menjauhi zina, hidup bersama

Hariwijaya. (2007). Metodologi Dan Penulisan Skripsi, Tesis,

tanpa ikatan pernikahan (kumpul kebo) dan seks bebas

Dan Desertasi Untuk Ilmu Sosial Dan Humaniora.

(free sex). Seseorang yang menjauhi zina sama dengan

Yogyakarta: Parama Ilmu.

95


Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Buku “Stop Pacaran, Ayo Nikah” ... – Wiwin Nur Hidayah

Ibda, Hamidulloh. (2014). Stop Pacaran, Ayo Nikah!. Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books. Ibda, Hamidulloh. (2019). Stop Nikah, Ayo Pacaran!. Semarang: Formaci. Idayatul Rohmah. “Dinkes Jateng Catat Ada 7 Kabupaten Dengan Temuan HIV/Aids Kategori Tinggi.” Jateng.Tribunnews.Com. April 2019.

Moh. Haitami Salim;Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Osy. “Temuan HIV-Aids Di Temanggung Terus Meningkat.” Krjogja.Com. 2016. Syifa Ismalia. “Bukan Emas Atau Berlian, 4 Tokoh Ini Pilih Buku Sebagai Mahar.” Akurat.Co. 2017. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.

96


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.