2 minute read

LIHATLAH SESAMAKU

Next Article
CERITA MASA LAMPAU

CERITA MASA LAMPAU

PERHATIAN UNTUK ORANG DI PINGGIR JALAN

Siapakah saudara/i ini? Apa yang membuat mereka sibuk? Apa impian dan cita-cita mereka? Bagaimana mereka membentuk ‘belas kasih’ dan ‘persaudaraan’ dalam hidup mereka - dua konsep karisma Frater CMM? Pada bagian ‘Lihatlah Sesamaku’ kami selalu memberi kesempatan kepada setiap frater untuk berbagi.

Advertisement

Vincent van Gogh, Orang Samaria yang Baik Hati, 1890.

Kita semua tentu mengenal cerita ini. Cerita dari Kitab Suci tentang Orang Samaria yang Baik Hati. Saya selalu tertarik dengan cerita ini, apalagi menjadi inti dalam merevitalisasi spiritualitas Kongregasi kita yang akhirnya diekspresikan dalam tiga frase: ‘melihat - tergerak - bergerak’. Belum lama ini saya menulis sebuah teks lagu (Melodi Belanda: Mens voor de mens te zijn), bersumber dari cerita yang menarik ini.

Refrein: Berjalan sepanjang jalan, melihat atau kelihatan agak buta. Digerakkan oleh sesama yang ditinggalkannya.

Berjalan ke Jeriko: seorang imam Tuhan. Pria yang tergeletak di jalan dengan nasibnya. Refrein

Kemudian dari Yerusalem datang seorang Levi, yang melihat semuanya, namun masih buta. Refrein

Seorang Samaria, asing bagi semua, peduli dengan penderitaan dari orang yang menderita. Refrein

Merawat luka dengan minyak dan anggur, menyediakan makanan dan tempat tidur; ia akan baik saja. Refrein

Siapakah sesama saat itu, siapa yang bersamanya? Jadilah seperti orang asing itu dan lakukan seperti yang dilakukannya. Refrein Perhatian terhadap orang yang berada di pinggir jalan. Saya telah berusaha menjadikan ini sebagai prinsip arah dalam hidup dan karya saya. Dalam pendidikan, saya memilih pendidikan khusus. Orang-orang muda yang sedang berjuang; terhambat oleh berbagai macam persoalan belajar. Mereka mengalami kesulitan dengan keluarga dan kesulitan bertumbuh menuju eksistensi yang bermartabat. Para pengungsi yang meninggalkan tanah air mereka akibat perang dan penderitaan lainnya serta ditolak di Belanda.

Selama saya tinggal di De Vuurhaard, komunitas di mana para pengungsi diterima, para frater bersama pengungsi mengkoordinir acara mingguan yaitu santap malam untuk sekitar empat puluh orang dengan menu dari negara asal masing-masing. Setelah makan malam saya menceritakan dan menjelaskan kepada para tamu bahwa sumber inspirasi saya bekerja dengan para pengungsi berasal dari cerita orang Samaria yang baik hati. Saya juga menyadarkan mereka akan kenyataan bahwa setiap orang harus berhadapan dengan ‘melihat - tergerak - bergerak’. Bahwa kita semua, terkadang dalam hal kecil maupun besar berlaku seperti orang Samaria yang baik hati itu, yang memperhatikan nasib orang yang ada di pinggir jalan. Dengan demikian, kita semua bisa berbelas kasih dengan cara masing-masing.

Frater Ad de Kok CMM, Belanda

SEGALA BENTUK PELAKSANAAN KEKUASAAN DI DALAM KONGREGASI HENDAKNYA DIDORONG OLEH SEMANGAT CINTA KASIH KRISTIANI

(dari Konstitusi Frater CMM)

This article is from: