
2 minute read
LIHATLAH SESAMAKU
from Frater CMM 2022/3
by CMM Brothers
Frater Frans di Museum Vinsensian, Paris.
ZIARAH FRATER FRANS JANSSEN
Advertisement
Siapa sesungguhnya frater? Apa yang memotivasi mereka? Apa impian dan cita-cita mereka? Dengan cara apa mereka memberi bentuk pada ‘belas kasih’ dan ‘persaudaraan’ - dua konsep kunci dalam karisma Frater CMM? Frater Frans Jansen, misionaris di Kenya, menceritakan tentang sebuah ziarah khusus yang pernah dijalaninya.
Pada musim panas tahun 2013, Provinsial kenya, Frater Andrea Sifuna meminta Frater Frans jika ia ingin bergabung dalam ziarah Vinsensian di Perancis suatu saat nanti. Frans memenuhinya, namun “lebih pada mengakomodasi Sifuna” daripada yang ia rasakan sendiri.
Bersama salah seorang peserta, Frans mendiskusikan bagian dari buku Mengikuti Vinsensius oleh René Stockman. Dan Frans, melalui ungkapannya sendiri sungguh mengikuti Vinsensius. Ia telah membaca dan mendengar sesuatu tentang Vinsensius sebelum mengikuti ziarah, namun tak pernah menyadari secara jelas apa pengaruhnya. Frans melihat dirinya sebagai seorang frater biasa, namun setelah mengikuti ziarah ia menjadi “pribadi yang lain, frater yang lain”. Dengan suara yang agak emosi, ia kemudian menceritakan kembali masa-masa silamnya di tahun 2022, bahwa ketika kembali ke Kenya ia dipenuhi dengan perasaan yang sama sekali berbeda.
Apa yang terjadi selama ziarah? Frans menceritakan tentang mengunjungi Folleville, di mana Vinsensius bertemu dengan seorang petani yang menderita karena terganggu oleh perasaan hati nuraninya sendiri. Cerita ini memberi pengaruh pada Frans. Bahwa setelah Vinsensius memberikan sakramen pengakuan padanya, sang petani ini meninggal dengan damai. Frans juga tergerak oleh kotbah Vinsensius, yang mana ia mengimbau umat untuk memperhatikan orang-orang susah, setelah Misa.
Saat berjalan-jalan di Le Berceau, tempat kelahiran Vinsensius, Frater Frans ditemani oleh Frater Jan Koppens, mereka berbincang-bincang tentang perkataan Vinsensius; ‘orang miskin adalah majikan kita’. Mereka mendiskusikan jalan Vinsensius mencapai orang miskin, dan juga pertanyaan, ‘Di mana saya berdiri?’ Frans menyimpulkan bahwa ia masih jauh dari itu. Dan apa yang didiskusikan dengan Frater Jan (“Dan Jan tidak membantah saya lagi”, kata Frans sambil mengedipkan mata) bahwa ia sungguh mau berdiri bersama orang miskin di Kenya, dan bukan semacam dermawan di atas mereka’.
Setelah kembali ke Kenya, awalnya Frans mengelola ziarahnya dengan cara sendiri, namun setelah beberapa saat ia mulai membicarakannya. Berbicara tentang ziarah, keyakinan hidup dan energi terbuka sungguh merupakan dambaan Frans dalam menjalani hari-hari hidupnya sebagai frater.
Christianne van de Wal, Anggota Asosiasi, Belanda
KARENA KEIMANAN AKAN KEBANGKITAN TUHAN KITA MENGETAHUI BAHWA MELALUI KEGAGALAN DAN PENDERITAAN AKHIRNYA HANYA YANG BAIK SAJALAH MEMPUNYAI MASA DEPAN.
(dari Konstitusi Frater CMM)
