3 minute read

CERITA MASA LAMPAU

Next Article
IN MEMORIAM

IN MEMORIAM

FRATER VINCENZO, SENIMAN SERBA BISA

Di masa lalu dan sekarang ini, ada beberapa Frater memiliki keterampilan kreasif. Mereka membuat lukisan, gambar, patung, atau kerajinan seni lainnya. Ini memberikan wawasan yang berbeda, terkadang tidak diketahui siapa pembuatnya. Pada bagian spotlight kali ini, fitur inilah kami tempatkan. Pada bagian 13 dari seri ini, kita kembali ke karya serba bisa dari Frater Vincenzo de Kok dan ikutilah perjalanan yang luar biasa dari salah satu lukisannya.

Advertisement

Tablo dengan pegunungan dan hutan, tanpa tanggal. Cat minyak di atas kanvas. Kota diwaktu malam, 1967. Teknik ets.

Frater Vincenzo (Jac) de Kok (1911-1997) adalah seniman serba bisa, berbakat musik, menggambar, dan melukis. Karya seninya disebarluaskan ke seluruh pelosok negeri dan luar negeri Belanda. Dia menguasai banyak teknik dalam melukis dan lukisannya juga beragam. Vincenzo adalah seorang pecinta alam. Dia senang berada di alam terbuka dan sering berpergian membawa serta bahan-bahan gambar dan kuda-kuda untuk membantunya melukis. Dia sungguh senang memotret keindahan alam dalam karyanya, tetapi dia juga menciptakan lukisan pemandangan kota, memotret benda-benda mati, dan karya abstrak.

Pemandangan musim dingin dengan perahu, 1985. Cat minyak pada panel.

Onesimus, 1996. Cat minyak pada panel.

Werststeeg Berlicum, 1981. Cat Air.

Taman, 1985. Cat Air. Veermankade di Hoorn, 1983. Cat air.

Beets, 1983. Cat Air.

Potret, 1993. Cat minyak pada panel.

Empel, 1950

Jalan gambar

Anton van der Lee adalah seorang yang merasa bahagia karena memiliki salah satu dari banyak lukisan, dikerjakarya oleh Frater Vincenzo. Dia menceritakan bagaimana perjalanan gambar yang luar biasa itu. Awal mulanya: pada tahun 2006, Anton membantu teman baiknya Nico untuk mengembangkan kartu peringatan untuk tetangga Nico yang kesepian.

Sebagai ucapan terima kasih, Niko mengizinkan saya untuk mengambil gambar dari tumpukan 'karya Vincenzo de Kok’ yang ada sama Niko. Saya memilih gambar pensil berwarna, dibuat di Empel, April 1950.

Tentu saja, hal pertama yang ingin saya ketahui adalah bagaimana teman saya bisa memiliki semua gambar itu. Dia mengatakan saya dengan suatu cerita yang tak masuk akal. Dia telah membelinya di pasar buku bekas terbuka di Tilburg, di mana pada larut malam, seorang pria muda, benar-benar dirajam, menjualnya masingmasing seharga 50 sen!

Selanjutnya saya bertanya, apa sebenarnya yang dipresentasikan pada gambar itu? Apakah gambar tersebut menyangkut rumah pertanian kecil yang tampaknya ditembak mati dalam Perang Dunia II dan untuk sementara diperbaiki? Di surat kabar lokal gratis 'De Bossche Omroep', saya coba menempatkan gambar itu dengan maksud bahwa apakah ada yang tahu lebih banyak tentangnya. Ada empat tanggapan. Ternyata gambar itu adalah rumah seorang pria bernama Marinus van der Dussen, dijuluki Marinus de Kuut, yang terletak di atas gundukan dekat jalan penghubung antara kota Den Bosch dan beberapa desa. Rumah itu dihancurkan karena pembangunan jembatan.

Kemudian saya ditelepon dari seorang kerabat Vincenzo yang frustrasi, dia bertanya kepada saya, bagaimana mungkin orang ini bisa membuat banyak pekerjaan seperti itu namun ketika kematian pamannya, dia tidak mampu membeli sesuatu sebagai sebuah kenang-kenangan. Aku tidak bisa memberinya jawaban.

Gambar Empel sekarang menjadi milik saya yang berharga, disimpan dalam folder besar, diikat dengan busur kecil, bersama dengan karya seni dan peta lama lainnya. Tuhan tahu kemana dia akan pergi setelah aku pergi. Adakah keponakan Frater Vincenzo masih hidup? Jika demikian, dia akan menjadi orang pertama yang dipertimbangkan untuk itu.

This article is from: