
2 minute read
REFLEKSI
from Frater CMM 2022/1
by CMM Brothers
FORMASI
Masa pembinaan sering diwarnai oleh berbagai macam hal. Tantangan dan kesulitan adalah bagian darinya. Kadang saya putus asa, sedih, dan ingin menyerah saja namun ketika melihat lagi ke belakang, saya senang dengan semua pengalaman ini. Mengapa saya mengatakan itu? Karena semua itu mengajarkan saya untuk semakin dewasa dalam menjawab panggilan Tuhan.
Advertisement
Hari-hari berlalu, seperti air mengalir dan sekarang ini sebagai frater yunior dalam Kongregasi Frater CMM. Kendati pada awalnya, saya tidak tahu persis siapa diri saya (Who was myself?), namun selama periode pembentukan, saya semakin mengenal diri saya lebih dalam (who is myself?). Hal itu penting karena setiap manusia adalah anugerah dari Tuhan, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Suasana kasih dan persaudaraan sering kali mewarnai hidup kami di komunitas pembinaan. Di sana, saya juga belajar mengenal diri orang lain dan belajar untuk menerima kelebihan dan kekurangan mereka juga.
Saya mengingat kembali masa awal saat masuk Kongregasi. Saya seorang pemalu dan kurang berani, namun setelah beberapa bulan dalam masa pembinaan, saya menjadi orang yang mulai terbuka dan berani. Periode pembentukan demikian menjadi panduan dalam ziarah spiritual saya dengan Tuhan. Dua hal yang sangat penting yang saya jalani yaitu doa dan kerja. Tanpa doa saya tidak tahu apa arti hidup saya. Dengan berdoa saya mencoba mendengarkan kehendak Tuhan dalam diri saya. Doa juga merupakan jawaban /tanggapan ('Tuhan, inilah aku'). Tentang pekerjaan, Konstitusi kita mengatakan: “Barangsiapa tidak mencintai pekerjaan, tidak memiliki semangat Kongregasi.” (Konst. I, 135). Kendatipun pekerjaan tersebut sangat sederhana (menyapu lantai, mengupas kentang, menyiram bunga dsb). Namun itu bermakna, baik untuk diri saya sendiri maupun untuk komunitas saya.
Dalam perjalanan panggilan ini, tentu saja akan ada lebih banyak tantangan dan godaan untuk dihadapi, tetapi saya punya keyakinan bahwa Tuhan selalu hadir dan setia menemani saya pada jalan ini. Hidup bersama dengan saudara-saudara sepanggilan pada masa pembinaan membuat saya juga teguh, berani dan gembira karena kami saling membantu dan menghormati satu sama lain. Suatu hal yang sulit terhindari yakni meninggalkan komunitas pembinaan karena tiap frater yang selesai masa pembinaan selama tiga tahun akan diutus ke komunitas lain namun rasa solidaritas di antara kami tetap berlanjut. Saya menggambarkan kebersamaan itu dalam sebuah puisi
Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, ada siang, ada malam, ada gelap dan ada terang. Begitu juga dengan perjumpaan dan kebersamaan akan selalu ada perpisahan, karena di dunia ini tidak ada yang abadi.
Saya masih bersyukur kepada Tuhan atas semua pengalaman yang saya miliki. Semua pengalaman ini sangat membantu saya untuk membawa saya ke tempat saya hari ini dan mempersiapkan saya untuk apa yang akan datang.