4 minute read
Sustainable Luxury
Istilah Kemewahan Berkelanjutan kini semakin kuat didengungkan oleh para pelaku di industri jam tangan dan perhiasan mewah, yaitu gagasan bahwa kita dapat memiliki gaya hidup mewah tanpa berdampak negatif pada lingkungan. Gerakan ini sangat melegakan, dan di ajang pameran jam tangan mewah termegah di dunia, Watches and Wonders Geneva, para Maison ternama kembali menunjukkan keseriusan mereka dalam menerapkan konsep ini pada produksi jam tangan dan perhiasan mewah mereka. Salah satunya adalah Chopard, yang memelopori konsep ini sebagai Maison mewah pertama yang meluncurkan 80% baja daur ulang, Lucent Steel™. Komitmen ini memungkinkan mereka untuk secara signifikan mengurangi jejak karbon dari baja yang digunakan oleh Manufaktur, (simak beritanya di halaman 122).
Tahun ini adalah tahun yang sibuk, riuh dan menggairahkan bagi para pelaku di industri jam tangan dan perhiasan, optimisme dan semangat yang tinggi dari berbagai Maison ternama hingga merek-merek indipenden begitu terasa. Terlihat dari ajang pameran jam tangan mewah terbesar di dunia, Watches and Wonders Geneva yang baru saja digelar pada bulan Maret lalu, dan diikuti oleh 48 Maison ternama. Pameran ini berhasil mencatat kehadiran pengunjung hingga total 43.000 orang, hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Menariknya lagi adalah, dari sekitar 25% dari tiket yang dijual ke masyarakat umum di dua hari terakhir pameran, ternyata dibeli oleh mereka yang berusia di bawah 35 tahun, seperti yang disampaikan CEO Watches and Wonders Geneva Foundation, Matthieu Humair, bahwa semakin banyak anak muda yang hadir di pameran tersebut dan rata-rata berusia 35 tahun. Dan dengan kembalinya pasar Asia ke pameran ini, termasuk China, jumlah jurnalis yang diundang resmi dan hadir di tahun ini lebih banyak 50% dibandingkan tahun lalu, bisa dibayangkan betapa riuh dan sibuknya kami, media yang diundang ke sana, untuk meliput koleksi terbaru yang dapat kami lihat dan sentuh (sesi Touch & Feel), hadir di konferensi pers, wawancara eksklusif, undangan kunjungan ke manufaktur, museum, pesta makan malam hingga undangan dari merek-merek jam dan perhiasan lain di luar ajang tersebut. Optimisme ini memberi angin segar bagi kami para pelaku usaha maupun media yang berkutat di seputar dunia jam tangan dan perhiasan.
Bicara soal tren, tahun ini merek-merek ternama semakin berani menggunakan palet warna terang, cerah dan mencolok, yang tidak hanya menghiasi dial jam terbaru yang dipamerkan di Jenewa, melainkan juga yang ditampilkan oleh Omega. Merek ternama asal Swiss ini memilih kota London sebagai tempat peluncuran koleksi terbarunya yang penuh warna, Seamaster Aqua Terra Shades, termasuk nuansa Terracotta yang cerah dan kami tampilkan di halaman sampul majalah (simak berita lengkapnya di halaman 32). Dan salah satu warna paling menonjol tahun ini adalah hijau, mulai dari dial, casing hingga gelang atau tali jam kulit atau karet, mulai dari hijau limau, mint hingga bezel bertatahkan zamrud, jam tangan hijau terlihat di mana-mana. Merek ternama juga berani bermain-main dengan tampilan jam yang unik dan menyenangkan para penggemarnya, termasuk kejutan tak terduga dari Rolex yang tahun ini hadir dengan model yang terinspirasi Pop Art, Rolex Jigsaw Day-Date 36mm (simak lengkapnya mulai dari halaman 88). Dalam setiap edisi, kami juga menampilkan profil penting di industri jam tangan dan perhiasan. Simak perbincangan kami dengan sosok legendaris, Jean-Claude Biver, pembuat jam tangan pertama yang mendapatkan gelar PhD dalam bidang horologi, Dr. Rebecca Struthers, dan Amandine yang baru berusia 12 tahun namun memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang jam tangan.
Pemain biola klasik dan crossover, Iskandar Widjaja juga turut berbagi cerita tentang musik, desain jam hingga ketertarikannya terhadap jam tangan mekanis, dan desainer multi-talenta Ivan Gunawan hadir dengan lini perhiasan emas Techno Hollow yang unik dan mewah.
Kami juga berbincang dengan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Olivier Zehnder, tentang populernya jam tangan Swiss, pariwisata hingga kemitraan antar dua negara (halaman 50). Dan karena begitu banyak berita-berita menarik yang tidak dapat seluruhnya kami terbitkan di edisi cetak karena keterbatasan halaman majalah, jangan sungkan untuk mengintip berita-berita lainnya di situs online kami: www.cgw-indonesia.com Happy reading!
Lulu F. Pasha,
Publisher & Chief Editor