4 minute read
Lights, Cartier, Action
Cartier memperluas dukungan terhadap warisan seni dan kehidupan budaya Venice, dalam hal film, seni pertunjukan dan keahlian pembuatan perhiasan
Skenario kemitraan resmi Cartier dengan Venice International Film Festival, Biennale Cinema 2022 telah dimulai sejak tahun 2021, salah satu bukti komitmen Maison Cartier yang didirikan pada tahun 1847 ini untuk mendukung bidang seni secara nyata, dan secara khusus adalah seni perfilman. Selain juga menunjukkan kepekaan Cartier terhadap kreasi kontemporer dan industri perfilman saat ini. Untuk membantu melestarikan warisan hidup kota Venesia dan berkontribusi pada pengembangan berkelanjutan kehidupan budayanya, Maison ini juga mendukung pemulihan dan renovasi dua tempat ikonik Venesia,
Teatro Verde dan Conservatorio Di Musica Benedetto Marcello.
Dan peran Cartier dalam dunia perfilman bukanlah hal yang baru, Maison mewah asal Prancis ini sudah kerap menjadi bintang tamu dalam berbagai adegan film. Seperti pada tahun 1926, debut perdana Cartier muncul di layar lebar dalam film The Son of the Sheik, film garapan G. Fitzmaurice, yang diperankan oleh aktor Rudolp Valentino. Sang Aktor berhasil meyakinkan sutradara untuk mengizinkannya menggunakan jam tangan Cartier Tank miliknya. Alur cerita terus bergulir, hingga pada tahun 1946, sejarah kembali terukir, kali ini secara khusus Jean Cocteau meminta Cartier untuk membuat batu permata, yang secara dramatis jatuh dalam sebuah adegan tangisan, yang diperankan oleh Josette Day, dalam film ikonis Beauty and the Beast. Kemasyhuran Cartier pun tak luput dari layar lebar industri perfilman Hollywood, contohnya di tahun 1950, ketika Gloria Swanson bersinar lewat film Sunset Boulevard, yang disutradarai oleh B. Wilder, ia tampil dengan dua gelang berlian dan batu kristal yang fenomenal. Mendiang Grace Kelly pun mengenakan Cartier dalam film terakhirnya, High Society, cincin yang diberikan secara langsung oleh Pangeran Rainier kepadanya. Film demi film, kisah perjalanan Cartier dalam benang merah perfilman begitu rapi terjalin.
Beberapa dari perhiasan bersejarah ini sekarang menjadi bagian dari Koleksi Cartier yang secara khusus telah dipamerkan di Venesia sejak 30 Agustus hingga 11 September silam. Diciptakan sejak 1983, hingga kini Koleksi Cartier telah memiliki sekitar 3.500 karya yang berasal dari tahun 1860-an, hingga tahun 2000-an, yang menjadi saksi unik tentang sejarah gaya dan kreativitas Cartier dalam menciptakan berbagai desain perhiasan di setiap era. Koleksi-koleksi perdana ini telah dipamerkan dalam beberapa ekshibisi yang diselenggarakan oleh lebih dari tiga puluh institusi terkemuka di seluruh dunia, sebagai pameran monografi utama.
Di antara perhiasan-perhiasan yang dipamerkan, salah satu yang unik adalah kalung Crocodile yang dipesan secara khusus untuk aktris asal Meksiko, Maria Felix, kemudian diciptakan oleh Cartier Paris di tahun 1975. Aktris legendaris yang tersohor dari Meksiko hingga Perancis ini pernah mampir dalam karya Emilio Fernandez, film Enamorada di tahun 1946, lalu French Cancan karya Jean Renoir di tahun 1955, dan Fever Rises in El Pao di tahun 1959 oleh Luis Bunuel. Kalung Crocodile yang dikenakan oleh Maria Felix diartikulasikan untuk dapat dikenakan secara terpisah sebagai bros, dan saat digunakan di leher sebagai kalung, kaki-kaki buaya dapat diganti dengan, ataupun tanpa cakar, sehingga tidak akan membuat kulit iritasi. Tentu, kita pun tidak akan lupa penampilan Cartier dalam film Ocean’s 8 di tahun 2018. Dibuat untuk film “Ocean’s 8”, nama kalung ini merupakan penghormatan kepada Jeanne Toussaint, Direktur Kreatif di Cartier dari tahun 1933 hingga 1970, yang berperan penting dalam evolusi gaya Cartier. Kalung asli, yang digambarkan sebagai “kaskade berlian berwarna terbaik di dunia”, dirancang pada tahun 1931 oleh Cartier London. Hanya gambar desain kalung asli dan foto permata yang masih ada sampai sekarang.