S
S E K I L A S
PEKALONGAN
Desa Sinagohprendeng, Juara Desa Layak Anak
D
esa Sinangohprendeng, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah meraih juara satu dalam ajang lomba Desa Layak Anak (DLA) se-Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah -red) Jawa Tengah. Penyerahan dilakukan di Aula Balai Desa Sinangohprendeng dalam rapat koordinasi Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA). Juara lainnya yakni Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Brebes yang menyabet juara 2 dan Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap, Cilacap di ƚĞŵƉĂƚ ŬĞƟŐĂ͘ <ĞƟŐĂŶLJĂ ƉƵŶ memaparkan program unggulan di desa masing-masing yang mengantar mereka meraih juara DLA. Turut hadir dalam penyerahan penghargaan tersebut perwakilan desa dan perwakilan Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak se-Bakorwil (BP3AKB) III Jawa Tengah.
“Desa Layak Anak adalah desa yang dalam penganggarannya bisa mengakomodir hak–hak anak.”
Desa Sinangohprendeng sabet juara lomba Desa Layak Anak karena penganggaran desa ini bisa mengakomodir hak-hak anak.
Yoyon Ustar Hidayat selaku Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana ( BPMPKB) Kabupaten Pekalongan yang hadir pada kegiatan tersebut mengatakan, forum PUHA bisa menjadi media untuk berbagi dan bertukar pikiran. “Forum semacam ini bisa dijadikan sebagai ajang silaturahim, sharing, serta bertukar pikiran dan pendapat,” ujar Yoyon, (2/11). Yoyon menjelaskan bahwa Kabupaten Pekalongan sudah menuju Kabupaten Layak Anak sejak tahun 2011. Kabupaten ini bahkan sudah menerima penghargaan Pratama tahun 2011 dan penghargaan Madya empat tahun kemudian. Sebagaimana diatur dalam Permen PP PA Nomor. 13 Tahun 2010, bahwa desa/ kelurahan layak anak merupakan pembangunan desa/kelurahan
yang menyatukan komitmen dan sumber daya pemerintah desa/kelurahan yang melibatkan masyarakat dan dunia usaha yang berada di desa/kelurahan dalam rangka mempromosikan, melindungi, memenuhi dan ŵĞŶŐŚŽƌŵĂƟ ŚĂŬͲŚĂŬ ĂŶĂŬ yang direncanakan secara sadar dan berkelanjutan. Untuk itu, pihaknya berharap semua desa di Kabupaten Pekalongan dapat menjadi DLA ke depannya. DLA, kata Yoyok, adalah desa yang dalam penganggarannya bisa mengakomodir hak–hak anak. “Kami berharap Desa Sinangohprendeng bisa menjadi ĚĞƐĂ ƉĞƌĐŽŶƚŽŚĂŶ ƟĚĂŬ ŚĂŶLJĂ Ěŝ ĂŬŽƌǁŝů ƚĂƉŝ Ěŝ ƟŶŐŬĂƚ WƌŽǀŝŶƐŝ Jawa Tengah,” pungkasnya. www. suarakomunitas.net
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 1
S
S E K I L A S
D
inas Pertanian serta Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3), Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Lutra) mencanangkan gerakan percepatan tanam di lahan Kelompok Tani (Poktan) Pombakka Desa Pompaniki Kecamatan Sabbang, (24/12). Hadir dalam pencanangan tersebut Kepala BKP3, Marthina ^ŝŵŽŶ LJĂŶŐ ŵĞǁĂŬŝůŝ ƵƉĂƟ Lutra, perwakilan Kodim 1403 Sawerigading, perwakilan Kapolres Lutra, perwakilan Dinas Pertaanian, Babinsa, seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se-Lutra dan para petani setempat. Para peserta melakukan penanaman padi secara serentak dengan metode Legowo 4:1 dan tanam benih langsung. ƵƉĂƟ >ƵƚƌĂ LJĂŶŐ ĚŝǁĂŬŝůŝ Kepala BKP3, Marthina Simon, menyampaikan bahwa pencanangan gerakan percepatan tanam serentak padi mutlak harus dilakukan dalam rangka mendukung terwujudnya swasembada pangan yang berkelanjutan. “Kegiatan kita pada hari ini adalah upaya pemerintah guna mendukung terwujudnya swasembada ƉĂŶŐĂŶ ďĞƌŬĞůĂŶũƵƚĂŶ ƟŐĂ ƚĂŚƵŶ ke depan,” jelas Marthina dalam ƐĂŵďƵƚĂŶ ƚĞƌƚƵůŝƐ ƵƉĂƟ͕ ;ϮϰͬϭϮͿ͘ Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi ĚĂŶ ƉƌŽĚƵŬƟǀŝƚĂƐ ƉĞƌƚĂŶŝĂŶ Ěŝ Lutra. Upaya itu di antaranya adalah pelaksanaan kegiatan ĐĞƚĂŬ ƐĂǁĂŚ͕ ŽƉƟŵĂƐŝ ůĂŚĂŶ͕ pengembangan jaringan irigasi, serta penerapan 10 paket teknologi pertanian, perbaikan infrastruktur pertanian, serta
LUWU UTARA
Percepatan Tanam, Pemerintah Targetkan 25 Ribu Hektar Tercapai
Para peserta melakukan penanaman padi secara serentak dengan metode legowo dan tanam benih langsung.
sarana dan prasarana pendukung lainnya. Sebelumnya, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Ikhwan Syamsuddin mewakili Kadis Pertanian menyampaikan kembali bahwa percepatan tanam paling lambat sampai ŵŝŶŐŐƵ ŬĞƟŐĂ &ĞďƌƵĂƌŝ ϮϬϭϲ͘ ,Ăů ƚĞƌƐĞďƵƚ ƉĞƌůƵ ŵĞŶũĂĚŝ ƉĞƌŚĂƟĂŶ semua pihak, utamanya PPL dan Babinsa yang melaksanakan pendampingan di lapangan agar target produksi di tahun 2016 bisa tercapai. “Percepatan tanam paling ůĂŵďĂƚ ŵŝŶŐŐƵ ŬĞƟŐĂ &ĞďƌƵĂƌŝ sudah harus terwujud agar target produksi kita bisa tercapai. Target kita untuk MT Okmar 25 ribu hektar lebih, sekarang baru ada 1.000 hektar atau sekitar 7%, sehingga kita harapkan dukungan
2 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
“Gerakan percepatan tanam serentak padi mutlak harus dilakukan dalam rangka mendukung terwujudnya swasembada pangan yang berkelanjutan.” dari semua stakeholder, terutama petani, PPL dan Babinsa,” pungkas Ikhwan. www. suarakomunitas.net
LOMBOK UTARA
SID Bawa Karang Bajo Sebagai Desa Pelopor Good Governance istem Informasi Desa (SID) membawa Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Lombok Utara menyabet penghargaan sebagai desa pelopor good governance dalam pengelolaan keuangan desa. Predikat desa pelopor ini diberikan Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai keputusan Kepala Kantor Wilayah ƉƌŽǀŝŶƐŝ Ed EŽŵŽƌ <ĞƉͲϭϭϰͬ WPB.22/2015. Desa lain yang juga mendapatkan predikat sebagai desa pelopor adalah Desa
S
Montong Gamang, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah dan Desa Gelangsar, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat. Predikat desa pelopor diperoleh karena web SID desa-desa tersebut memuat anggaran, penggunaan anggaran, dan program-program sebagai bentuk transparansi kepada publik. Semua bentuk kegiatan yang ada di desa termasuk anggaran yang diperoleh baik dari Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD) dan bagi hasil pajak serta dana dari APBN dan APBDes semua ditampilkan di web sebagai ruang
SUKABUMI
masing. Keempat tokoh tersebut merupakan penggerak di wilayah dengan kapasitas masingmasing. Mereka bergerak untuk meningkatkan pemenuhan pelayan sosial dasar bagi masyarakat terutama masyarakat ĚĂƌŝ ŬĞůƵĂƌŐĂ ƟĚĂŬ ŵĂŵƉƵ ĚĂŶ terpinggirkan. PSD Award merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam &ĞƐƟǀĂů ĞƐĂ DĞŵďĂŶŐƵŶ Indonesia Tahun 2015. Kegiatan yang digelar oleh Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa tersebut bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan aksi keberpihakan seluruh pemangku ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ ĚĂůĂŵ ƉĞŶŝŶŐŬĂƚĂŶ pelayanan sosial dasar, “Dengan perolehan penghargaan tersebut, ke depannya Kabupaten Sukabumi
Empat PSD Award 2015 untuk Sukabumi
K
abupaten Sukabumi meraih 4 penghargaan dalam Pelayanan Sosial Dasar (PSD) Award di Jakarta, (14-15/12). Penghargaan tersebut diraih oleh 4 tokoh penggerak yakni ƵƉĂƟ ^ƵŬĂďƵŵŝ͕ >ŝĂ Ăŵ ŵĂůŝĂ sebagai Kader Desa Kebon Pedes Kecamatan Kebon Pedes, Yuyum zƵůŝLJĂŶƟ ƐĞůĂŬƵ ƚŽŬŽŚ ŝŶƐƉŝƌĂƟĨ dari kader Posyandu Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, dan Ellin DĂƌƟĂŶĂ͕ ƚŽŬŽŚ ƉĞƌĚĞƐĂĂŶ dari Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung. Keempat tokoh penerima PSD Award merupakan penggerak di wilayah dengan kapasitas masing-
publik dan juga disiarkan melalui Radio Komunitas Primadona FM. Pengakuan kepeloporan ini memang menjadi tantangan baik bagi pemerintah desa ataupun masyarakat Desa Karang Bajo. Dengan predikat ini, pemerintah desa harus lebih giat lagi bekerja untuk mempertahankan predikat kepeloporan yang sudah diraih tersebut. www.suarakomunitas. net
Keempat tokoh penerima PSD Award merupakan penggerak di wilayah dengan kapasitas masing-masing
ŽƉƟŵŝƐ ďŝƐĂ ůĞďŝŚ ďĂŝŬ ůĂŐŝ͘ KƉƟŵŝƐŵĞ ŝƚƵ ĂŶƚĂƌĂ ůĂŝŶ ĚĞŶŐĂŶ terpenuhinya hak sosial dasar, masyarakat menjadi sehat dan cerdas, kemajuan ekonomi, dan Kabupaten Sukabumi menjadi kuat di segala bidang,” tutur Dedi Chardiman selaku Kepala BPMPD Kabupaten Sukabumi ŵĞǁĂŬŝůŝ ƵƉĂƟ ^ƵŬĂďƵŵŝ͕ (15/12). www.suarakomunitas. net
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 3
S
S E K I L A S SUMATERA SELATAN
Pompa Setan Jawab Permasalahan Air Bersih
Masyarakat setempat menyebut pompa air bersih ini dengan sebutan pompa setan karena suaranya yang bising.
U
paya mewujudkan 100% akses air bersih menjadi agenda serius Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman (P2KKP) khususnya di Pagaralam. Ini dilakukan karena data Bappeda tahun 2013 menyatakan Pagaralam merupakan kota terendah yang memiliki akses air bersih di WƌŽǀŝŶƐŝ ^ƵŵĂƚĞƌĂ ^ĞůĂƚĂŶ͘ Salah satu upaya untuk menjawab permasalahan air tersebut dilakukan di Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah dengan pembuatan pompa air bersih. Masyarakat setempat menyebut pompa air bersih itu dengan sebutan pompa setan. Dinamakan demikian karena pompa tersebut mengeluarkan suara yang cukup keras di tengah senyapnya kebun kopi di desa itu.
WŽŵƉĂ ƐĞƚĂŶ ƐĞũĂƟŶLJĂ adalah pompa hidrolik yang bekerja dengan daya dorong air. Cara kerja pompa setan adalah dengan mengalirkan air sungai sebagai sumber air bersih melalui salah satu saluran drainase. Air tersebut ditampung di bak penampungan sebelum dialirkan ke pompa setan. Untuk mengalirkan air dari bak penampung, pipa yang dipasang harus dalam posisi miring dengan kemiringan kurang lebih 45 derajat. Kemiringan tersebut membuat daya dorong pompa menjadi kuat sehingga air mudah dialirkan ke tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat. “Kalau dulunya kami harus bersusah payah mendapatkan air bersih dengan berjalan membawa air menggunakan ember dari
4 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
“Cara kerja pompa setan adalah dengan mengalirkan air sungai sebagai sumber air bersih melalui salah satu saluran drainase.” sungai, setelah ada pompa setan ini kami dan masyarakat sangat terbantu”, ujar Jonsi selaku ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Padang Temu, (14/12). www.suarakomunitas.net
SUMATERA UTARA
Radio Komunitas Sebagai Sistem Peringatan Dini di Lereng Sinabung
K
ekelengen FM adalah salah satu radio komunitas (rakom) di lereng Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Rakom tersebut menjadi salah satu sumber informasi tentang ŬŽŶĚŝƐŝ ƚĞƌŬŝŶŝ ĂŬƟǀŝƚĂƐ 'ƵŶƵŶŐ Sinabung. Informasi tersebut berasal dari pos Pengamatan Gunung Api di Kecamatan Simpang Empat melalui handy talky (HT). Tentunya, menjadi sistem informasi untuk peringatan dini, rakom Kelelengan FM membutuhkan dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Batu, salah satu penyiar rakom Kelelengan FM mengungkapkan, ŚƵũĂŶ ĚĞƌĂƐ ĚŝƐĞƌƚĂ ƉĞƟƌ kerapkali mengganggu siaran rakom tersebut. Padahal, saat itu masyarakat pendengar membutuhkan informasi terkini tentang kemungkinan banjir lahar hujan akibat tumpukan material sisa letusan di lereng tenggara Gunung Sinabung. ĚĂŶLJĂ ƉĞŶĂŶŐŬĂů ƉĞƟƌ ƐĂŶŐĂƚ diharapkan rakom tersebut agar mereka tetap bisa bersiaran meski dalam kondisi hujan ĚŝƐĞƌƚĂŝ ƉĞƟƌ͘ “Radio ini sangat dibutuhkan ǁĂƌŐĂ͘ dĞƌďƵŬƟ ƐĞƟĂƉ ŬĂŵŝ ƟĚĂŬ
ZĂŬŽŵ <ĞŬĞůĞŶŐĂŶ &D ŵĞŶũĂĚŝ ƐĂůĂŚ ƐĂƚƵ ƐƵŵďĞƌ ŝŶĨŽƌŵĂƐŝ ƚĞŶƚĂŶŐ ŬŽŶĚŝƐŝ ƚĞƌŬŝŶŝ ĂŬƟǀŝƚĂƐ Gunung Sinabung.
“Masyarakat membutuhkan informasi terkini tentang kemungkinan banjir lahar hujan akibat tumpukan material sisa letusan Gunung Sinabung.” ďĞƌƐŝĂƌĂŶ ŬĂƌĞŶĂ ůŝƐƚƌŝŬ ŵĂƟ ĂƚĂƵ karena sebab lain, banyak SMS masuk dari para pendengar. Itu karena kami selalu menyiarkan ŝŶĨŽƌŵĂƐŝͲŝŶĨŽƌŵĂƐŝ ƉĞŶƟŶŐ tentang gunung,” tutur Batu, (14/12). Status gunung Sinabung hingga saat ini masih AWAS. Karenanya, warga di sekitar Gunung Sinabung harus selalu waspada. Jeremia Bangun,
(60) Kepala Desa Perteguhan berharap, rakom Kelelengan FM dapat menjadi sumber informasi masyarakat. Studio rakom Kekelengen FM selama ini memanfaatkan kantor desa Perteguhen. “Sementara studio di kantor Desa Perteguhen. EĂŶƟ ĂƉĂďŝůĂ ƐĂLJĂ ƐƵĚĂŚ ƟĚĂŬ menjabat lagi bisa kita cari solusi bersama agar radio ini tetap bisa mengudara,” kata Jeremia. Selain Kelelengan FM, rakom lain yang didirikan pada bulan Maret 2014, yakni rakom Dia Ermediate FM di Desa Batukarang, Kecamatan Payung. Kedua rakom tersebut diharapkan menjadi sistem peringatan dini bagi warga yang berada di lereng Gunung Sinabung maupun yang berada di daerah sepanjang aliran Sungai Labourus. DĞƐŬŝ ŵŝŶŝŵ͕ ďƵŬĂŶ ďĞƌĂƌƟ ƟĚĂŬ ĂĚĂ ĚƵŬƵŶŐĂŶ ƐĂŵĂ ƐĞŬĂůŝ untuk rakom Kelelengan FM. Dukungan terbesar justru dari
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 5
S
S E K I L A S para pendengar rakom tersebut yang tergabung dalam Fans Club Radio Kelelengan FM. Sejak dibentuk Juli 2015 lalu, sebanyak 46 orang telah bergabung dalam klub ini. Jumlah itu akan bertambah hingga 100 orang saat pertemuan kopi darat. Dukungan yang mereka berikan antara lain dalam bentuk donasi dengan iuran bersama untuk kegiatan sosial. “Untuk membantu penyiar
dan peralatan apabila ada yang rusak itu, kami sisihkan dari uang iuran. Pertemuan kami 3 bulan sekali karena anggota kita ƟŶŐŐĂůŶLJĂ ƐĂůŝŶŐ ďĞƌũĂƵŚĂŶ͕ ƟĚĂŬ hanya dari satu desa bahkan dari beda kecamatan. Pertemuan ini disamping untuk mengumpulkan iuran juga untuk membahas hal-hal yang terkait dengan radio komunitas Kekelengen FM. Selain itu, juga sebagai ajang adu bakat ƐĞƉĞƌƟ ŵĞŵďĂĐĂ ƉƵŝƐŝ ĚĂŶ ůĂŝŶͲ
lain, “ papar Nd. Ice Br. Sitepu selaku bendahara klub, (14/12). Saat ini, studio rakom Kekelengen FM memanfaatkan kantor desa Perteguhen. “Sementara studio di kantor ĞƐĂ WĞƌƚĞŐƵŚĞŶ͘ EĂŶƟ ĂƉĂďŝůĂ ƐĂLJĂ ƐƵĚĂŚ ƟĚĂŬ ŵĞŶũĂďĂƚ ůĂŐŝ bisa kita cari solusi bersama agar radio ini tetap bisa mengudara,” kata Jeremia Bangun, (60) Kepala Desa Perteguhan. www. suarakomunitas.net
SIGLI
Pedagang Harapkan Jam Operasional Pasar Tradisional Lebih Lama
P
asar tradisional menjadi sandaran hidup bagi para pedagang di Kembang Tanjong, Sigli. Bernama Pasar Keude Le Leubeue, pasar tradisional ini menjadi tempat para pedagang menjajakan berbagai dagangannya. Para pedagang membuka lapak dagangannya di pasar ini mulai pukul 7 hingga 10 ƉĂŐŝ ƐĞƟĂƉ ŚĂƌŝŶLJĂ͘ ĞŶŐĂŶ waktu operasional yang singkat tersebut, para pedagang bisa meraup keuntungan Rp 50.000ZƉ ϭϬϬ͘ϬϬϬ ƟĂƉ ŚĂƌŝ͘ DĞƐŬŝ demikian, tak jarang mereka harus menanggung resiko karena ĚĂŐĂŶŐĂŶ LJĂŶŐ ƟĚĂŬ ŚĂďŝƐ ƚĞƌũƵĂů ƟĚĂŬ ĂŬĂŶ ůĂŬƵ ůĂŐŝ ŬĞĞƐŽŬĂŶ harinya semisal sayur-sayuran. “Tidak perlu harus ada keuntungan yang besar-besar LJĂŶŐ ƉĞŶƟŶŐ ďĂƌĂŶŐͲďĂƌĂŶŐ ƐĂLJĂ laku terjual.” ujar Muhammad
Pasar tradisional menjadi sandaran hidup bagi para pedagang di Kembang Tanjong, Sigli.
Ikbal, pedagang kaki lima warga <ĞĐĂŵĂƚĂŶ DƵƟĂƌĂ ĞƵƌĞƵŶƵŶ͕ Pidie, (19/11). hŶƚƵŬ ŵĞŶLJŝĂƐĂƟ ƐŝŶŐŬĂƚŶLJĂ jam operasional pasar tradisional itu, Ikbal dan pedagang lainnya biasanya akan berkeliling kampung-kampung di Kecamatan Kembang Tanjong untuk menjual dagangan mereka yang belum laku di pasar. Mereka menjajakan dagangan dengan sepeda motor maupun berjalan kaki. Para pedagang berharap, pasar tradisional Keude Ie
6 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
Leubeue bisa beroperasi hingga sore. Jam operasional yang lebih lama diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Coba saja kalau pasar tua ini bisa beroperasi sampai sore hari, tentu pertumbuhan ekonomi masyarakat di sini akan lebih baik lagi.” ungkap salah satu pedagang, Darmansyah yang merupakan warga asli Pasi Ie Leubeue, (19/11). www. suarakomunitas.net
MAGELANG
Kecelakaan Tambang Merapi Makan Korban Jiwa
K
ecelakan tambang pasir Merapi yang memakan korban jiwa pada 4 EŽǀĞŵďĞƌ ϮϬϭϱ ƐĞŬŝƚĂƌ ƉƵŬƵů 11.00 WIB. Kecelakaan terjadi di lokasi penambangan di Kondang. Kemiren, Kecamatan Srumbung, Magelang. Dua penambang ƚĞƌƟŵƉĂ ƚĞďŝŶŐ ƐĞƟŶŐŐŝ ϯ meter yang longsor saat mereka menambang pasir di bawahnya.
Tercatat seorang korban meninggal dunia dan satu lainnya luka ringan. Dari hasil olah TKP oleh jajaran Polsek Srumbung dan kesaksian dari beberapa saksi mata, kejadian tersebut murni kecelakaan kerja. Korban selanjutnya diserahkan keluarga untuk dimakamkan. www. suarakomunitas.net
Penambang pasir Merapi berisiko besar ƚĞƌƟŵƉĂ ŬĞĐĞůĂŬĂĂŶ ƐĂĂƚ ŵĞŶĂŵďĂŶŐ͘
SULAWESI SELATAN
IRT Harus Pintar Kelola Ekonomi Keluarga
I
ĚĞĂůŶLJĂ͕ ĚĂůĂŵ ƐĞƟĂƉ rumah tangga perlu adanya pengelolaan keuangan. ^ĞƟĚĂŬŶLJĂ͕ ĂĚĂ ƉĞƌĞŶĐĂŶĂĂŶ keuangan, baik itu pemasukan maupun pengeluarannya. IbuŝďƵ͕ ŵĞƐŬŝ ƟĚĂŬ ƐĞĐĂƌĂ ůĂŶŐƐƵŶŐ bertanggungjawab untuk pemenuhan ekonomi keluarga, seyogyanya belajar mengelola ekonomi keluarganya. ‘’Bukan maksudnya untuk membatasi pengeluaran keluarga. Akan tetapi, bagaimana ibuibu bisa berperan mengelola ekonomi rumah tangganya yang dimulai dengan memberikan pemahaman terhadap kebutuhan dengan keinginannya dan mampu melakukan pencatatan harian terhadap pemasukan dan pengeluarannya,‘’ ujar Marsus Zakaria selaku fasilitator ƉĞůĂƟŚĂŶ WĞŶŐĞůŽůĂĂŶ ŬŽŶŽŵŝ Rumah Tangga di Baruga Liku
Dengen, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, (12/11). WĂĚĂ ƚĂŚĂƉ ĂǁĂů ŝŶŝ͕ ƉĞůĂƟŚĂŶ hanya ditujukan untuk para istri dari pengurus Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Aneka Usaha Liku Dengen. Harapannya, pengelolaan ekonomi rumah tangga yang baik bagi pengurus LKM akan berpengaruh terhadap kuatnya manajemen LKM. Hal mendasar yang perlu diketahui dalam membangun ekonomi rumah tangga yaitu pengaturan penghasilan, pembagian dan pemakaian barang-barang serta kekayaan dalam rumah tangga. DĞůĂůƵŝ ƉĞůĂƟŚĂŶ ŝŶŝ͕ ƉĂƌĂ ƉĞƐĞƌƚĂ ƉĞůĂƟŚĂŶ ĚŝŚĂƌĂƉŬĂŶ dapat menyusun perencanaan anggaran dan biaya rumah tangganya. Selanjutnya, ŵĞƌĞŬĂ ĂŬĂŶ ĚŝůĂƟŚ ƵŶƚƵŬ menyusun buku kas harian. Kas
harian tersebut berisi biaya pemasukan dan pengeluaran rumah tangga dalam satu bulan. Tahap berikutnya, para peserta juga diajak untuk menyusunnya kembali dalam realisasi anggaran dan biaya rumah tangga dalam satu tahun. Salah seorang peserta, Lala, ŵĞŶŐĂŬƵŝ ŵĂŶĨĂĂƚ ƉĞůĂƟŚĂŶ tersebut untuk ibu rumah ƚĂŶŐŐĂ ƐĞƉĞƌƟ ĚŝƌŝŶLJĂ͘ >ĂůĂ mengaku sering membuat buku harian, bulanan, dan tahunan di gereja, namun ia belum pernah melakukan hal yang sama di dalam rumah tangganya. ‘’Kalau pun itu kami memiliki perencanaan keuangan keluarga, tapi belum sampai melakukan pencatatan apalagi sampai pencatatan harian,’’ katanya, (12/11). www.suarakomunitas. net
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 7
U
S T A M A
<ĞƟŬĂ /ŶĚŽŶĞƐŝĂ dŝŵƵƌ Merindukan Akses Internet
DĞƐŬŝ ƐƵĚĂŚ ƉĞƌŶĂŚ ŵĞŶŐĞŶĂů ŬŽŵƉƵƚĞƌ͕ ƉĞůĂƟŚĂŶ ŬŽŵƉƵƚĞƌ ĚĂƐĂƌ ƚĞƚĂƉ ĚŝƉĞƌůƵŬĂŶ ƉĂƌĂ ƉĞƐĞƌƚĂ ƐĞƉĞƌƟ ŵŝƐĂůŶLJĂ ŵĞŵďƵĂƚ ƐƵƌĞů ĚĞƐĂ͘
“Mencari sinyal internet ŝƚƵ ƐĞƉĞƌƟ menangkap burung yang terbang: sulit!” Oleh: Zani Noviansyah ƉƌŝůŝĂŶĂ ^ƵƐĂŶƟ
S
ulitnya mencari akses seluler dan internet menjadi pemandangan yang biasa ditemui di desa-desa di Nusa dĞŶŐŐĂƌĂ dŝŵƵƌ͘ dŽƉŽŐƌĂĮŶLJĂ yang berbukit-bukit menjadi salah satu alasan sulitnya akses internet di daerah ini. Selain itu, satu-satunya provider layanan telepon seluler di daerah ini hanya bisa menjangkau beberapa ƟƟŬ ƐĂũĂ ƐĞƉĞƌƟ Ěŝ ƉƵƐĂƚ ŬŽƚĂ dan kecamatan. Itupun seringkali dengan sinyal yang sangat lemah bahkan blank spot (tanpa sinyal). tĂƌŐĂ LJĂŶŐ ƟŶŐŐĂů Ěŝ kota biasanya mengandalkan warnet (warung internet) untuk kebutuhan akses internet, meski tak sedikit dari mereka telah memiliki telepon pintar
8 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
(smartphone). Beberapa tempat publik juga menyediakan akses ŝŶƚĞƌŶĞƚ ŐƌĂƟƐ͘ ^ĂLJĂŶŐŶLJĂ͕ layanan-layanan internet itu ŚĂŶLJĂ ĂĚĂ Ěŝ ŬŽƚĂ͕ ƟĚĂŬ Ěŝ ĚĞƐĂ͘ Akses yang sulit membuat internet belum menjadi salah satu kebutuhan pokok warga di Kupang. Bagi mereka yang bisa mengakses internet, sebagian besar masih memanfaatkannya untuk jejaring pertemanan di media sosial semisal Facebook. Ada cerita menarik dalam pendampingan CRI di Kupang dan di Sumba Barat Daya selama tahun 2015. Saat itu bulan September, berkolaborasi dengan lembaga nirlaba Farsight dan mitra lokal Persani, CRI mengembangkan laman desa
bernama Village Website For Everyone atau disingkat VWFE ƵŶƚƵŬ ϭϭ ĚĞƐĂ͘ ^ĞƉĞƌƟ ŶĂŵĂŶLJĂ͕ laman yang hanya bisa dijalankan secara online ini memang dikembangkan oleh desa, dari desa, untuk desa dan semua orang. Kemampuan peserta dalam mengoperasikan komputer menjadi salah satu tantangan dalam pendampingan ini. Sebagian besar peserta memang sudah pernah mengenal komputer. Namun demikian, mereka butuh beberapa waktu untuk beradaptasi kembali dengan komputer. Mulai dari pembuatan surel (surat elektronik) baru yang ƌĞƉƌĞƐĞŶƚĂƟĨ ĚĞŶŐĂŶ ĚĞƐĂ ŚŝŶŐŐĂ penulisan tentang potensi desa menjadi tantangan bagi para peserta.
<ĞƟŬĂ WĂƉĂŶ <ĞƌƚĂƐ DĞŶŐŐĂŶƟŬĂŶ DĞĚŝĂ Online Sementara di Sumba Barat Daya, minimnya pengetahuan tentang internet juga menjadi salah satu tantangan dalam pendampingan CRI. Antara bulan :ƵŶŝ ƐĂŵƉĂŝ EŽǀĞŵďĞƌ ϮϬϭϱ silam, CRI bersama Yayasan ŽŶĚĞƌƐ ŵĞŶŐĂĚĂŬĂŶ ƉĞůĂƟŚĂŶ media komunitas. Pesertanya berasal dari komunitas perempuan perajin tenun di Desa Kandahu Tana, Kalena Rongngo, dan Homba Karipit, Kecamatan Kodi Utara. Awalnya, media komunitas yang akan dikembangkan adalah dengan memanfaatkan media online internet melalui media sosial. Harapannya, pemanfaatan media sosial sebagai media
komunitas dapat memperluas jejaring pemasaran produk tenun para perajin tersebut. Selama ini, jejaring pemasaran tenun mereka hanya di ranah lokal Kecamatan <ŽĚŝ hƚĂƌĂ ƐĂũĂ͘ ƵŬĂŶ ƟĚĂŬ mungkin, media online bisa membawa produk tenun komunitas itu menembus pasar nasional bahkan internasional. Namun, kondisi riil di lapangan berkata lain. Lupakan internet. ƵŬĂŶŶLJĂ ƟĚĂŬ ŵƵŶŐŬŝŶ͘ dĂƉŝ untuk saat ini, internet belum menjadi pilihan media komunitas yang bisa diakses dengan mudah oleh para perajin tenun di sana. Jangankan mengoperasikan telepon pintar atau komputer, keterampilan dasar membaca dan menulis saja belum semua perajin menguasainya. Bahkan,
Belum semua perajin tenun di Kodi Utara menguasai keterampilan dasar membaca dan menulis.
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 9
WĂƉĂŶ ŝŶĨŽƌŵĂƐŝ ƐĞĚĞƌŚĂŶĂ ŝŶŝ ŵĞŶũĂĚŝ ĂůƚĞƌŶĂƟĨ ŵĞĚŝĂ ŬŽŵƵŶŝƚĂƐ ƉĞƌĂũŝŶ tenun di Desa Kandahu Tana, Kecamatan Kodi.
masih ada dari mereka yang menggunakan cap jempol tangan ƐĞďĂŐĂŝ ŐĂŶƟ ƚĂŶĚĂ ƚĂŶŐĂŶ͘ ůĂƐĂŶŶLJĂ͕ ŬĂƌĞŶĂ ƟĚĂŬ ďŝƐĂ menulis! Itulah kenapa akhirnya papan ŝŶĨŽƌŵĂƐŝ ŵĞŶũĂĚŝ ĂůƚĞƌŶĂƟĨ media yang bisa ditempuh. Papan itu berupa 3 lembar kertas ukuran 60 x 40 cm yang ditempel di dinding kayu balai pertemuan warga di Desa Gombol. Papan informasi itu memuat informasi seputar tenun, pendidikan, kesehatan, dan pertanian yang ditulis oleh warga, khususnya para perajin tenun dalam komunitas tersebut (selengkapnya tentang perajin tenun di Kodi Utara baca Kombinasi, ed.62). “Karena pilihan media komunitas yang ƉĂůŝŶŐ ƌĞĂůŝƐƟƐ Ěŝ ƐĂŶĂ ĂĚĂůĂŚ
“Media komunitas LJĂŶŐ ƉĂůŝŶŐ ƌĞĂůŝƐƟƐ di sana adalah papan informasi yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.” papan informasi yang lebih mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat di sana.” Demikian Andrew Dananjaya ĚĂƌŝ ĚŝǀŝƐŝ WĂƐĂƌ <ŽŵƵŶŝƚĂƐ CRI mengungkapkan alasan pemanfaatan papan informasi ƐĞďĂŐĂŝ ĂůƚĞƌŶĂƟĨ ƉĞŶŐŐĂŶƟ media online.
10 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
Akses Listrik Terbatas Tidak jauh berbeda dengan akses komunikasinya, akses ůŝƐƚƌŝŬ Ěŝ /ŶĚŽŶĞƐŝĂ ďĂŐŝĂŶ ƟŵƵƌ juga terbatas. Akses listrik lebih banyak menjamah kota dan desa-desa yang dekat dengan jalan raya saja. Di Kota Kupang sendiri, waktu nyala listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) biasanya hanya berlangsung dari pukul 06.00 sampai 16.00 WITA ƐĞƟĂƉ ŚĂƌŝŶLJĂ͘ Jika di pusat kota saja akses listrik terbatas, lalu bagaimana ĚĞŶŐĂŶ ǁĂƌŐĂ LJĂŶŐ ƟŶŐŐĂů Ěŝ pedesaan? Pengadaan panel surya secara mandiri menjawab kebutuhan listrik rumah warga di pedesaan. Beberapa rumah memiliki sebuah panel surya berukuran 80 x 50 cm yang bila dijemur seharian, bisa mengisi
ĚĂLJĂ ůŝƐƚƌŝŬ ƐĞďƵĂŚ ůĂŵƉƵ ϱ tĂƩ selama 8 jam. Namun kenyataannya, ůĞďŝŚ ďĂŶLJĂŬ ƌƵŵĂŚ LJĂŶŐ ƟĚĂŬ ŵĞŵŝůŝŬŝ ƉĂŶĞů ƐƵƌLJĂ͘ <ĞƟŬĂ malam, rumah-rumah beratap rumbia berdinding bambu yang banyak ditemui di desa-desa di Sumba Barat Daya hanya mengandalkan pelita. Biasanya, satu rumah hanya memiliki sebuah pelita dengan nyala yang redup. WƌĂŬƟƐ͕ ŬĞƚĞƌďĂƚĂƐĂŶ penerangan itu berimbas pada terbatasnya kegiatan yang bisa ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ǁĂƌŐĂ ƐĂĂƚ ŵĂůĂŵ ƟďĂ͘ Kesempatan para pelajar di sana untuk belajar di rumah menjadi ũĂƵŚ ůĞďŝŚ ŬĞĐŝů ƐĂĂƚ ŵĂůĂŵ ƟďĂ karena penerangan yang redup. “Kalau jam 6 sore sudah tak bisa belajar lagi karena gelap,” kata Maria, seorang pelajar SMP dari
Desa Kandahu Tana akhir Agustus 2015 silam. Kupang dan Sumba Barat Daya hanyalah sebagian kecil daerah-daerah di Indonesia yang merindukan akses internet. Masih banyak di daerah-daerah lainnya yang hingga saat ini bahkan sama sekali belum tersentuh akses internet dan akses listrik. Selama ini, pembangunan di Indonesia WĞůĂƟŚĂŶ ŬŽŵƉƵƚĞƌ ĚĂƐĂƌ Ěŝ ĞƐĂ >ĞƚďĂƵŶ͕ <ƵƉĂŶŐ ƚĞƌŬĞŶĚĂůĂ ŬĞƟĂĚĂĂŶ ĂŬƐĞƐ ůŝƐƚƌŝŬ͘
“Keterbatasan penerangan itu berimbas pada terbatasnya kegiatan yang bisa dilakukan warga ƐĂĂƚ ŵĂůĂŵ ƟďĂ͘͟
masih terpusat di wilayah Indonesia bagian barat saja. Padahal, wilayah Indonesia ďĂŐŝĂŶ ƟŵƵƌ ŵĞŵŝůŝŬŝ ƉŽƚĞŶƐŝ alam dan pariwisata yang besar. Tidak meratanya pembangunan nasional menyebabkan potensi tersebut belum dapat tergali dengan maksimal.
<ĞƟŬĂ ŵĂůĂŵ͕ ƌƵŵĂŚͲƌƵŵĂŚ ďĞƌĂƚĂƉ ƌƵŵďŝĂ ďĞƌĚŝŶĚŝŶŐ ďĂŵďƵ LJĂŶŐ ďĂŶLJĂŬ ĚŝƚĞŵƵŝ Ěŝ desa-desa di Sumba Barat Daya hanya mengandalkan pelita.
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 11
U
S T A M A
Memaknai Desa, Memaknai Indonesia Oleh: Aris Harianto*
S “Jauh sebelum Indonesia dideklarasikan, jauh sebelum warga disibukkan dengan administrasi kependudukan, jauh sebelum warga dibuat muak dengan ƉĞƌŝůĂŬƵ ŬŽƌƵƉƟĨ penyelenggara pemerintahan, desa sudah ada. Kehidupan yang sederhana, toleransi, gotong royong, dan menghargai semesta dapat dengan mudah ditemui di desa-desa di seluruh pelosok Nusantara.”
ĞďĂŐĂŝ ƐĞďƵĂŚ ĞŶƟƚĂƐ kultural, desa menemukan bentuk yang beragam namun dengan semangat yang sama, tata kelola komunitas yang ƉĂƌƟƐŝƉĂƟĨ͘ 'ŽƚŽŶŐ ƌŽLJŽŶŐ ĚĂŶ musyawarah adalah dua nilai yang melekat dalam kehidupan mayarakat perdesaan. Dua nilai inilah yang menjadi kunci kekuatan desa hingga saat ini. Maka menjadi keliru jika kita mempertanyakan kemandirian dan ketahanan desa. Suka atau ƟĚĂŬ ƐƵŬĂ͕ ũƵƐƚƌƵ ŬĞĂŶŐŬƵŚĂŶ negaralah yang membuat desa menjadi termarjinalkan.
Merenungi Desa Saat Ini Harapan akan pengembalian desa sebagai sebuah komunitas ŽƚŽŶŽŵ ŵƵŶĐƵů ŬĞƟŬĂ hh EŽ͘ 22 tentang Pemerintahan Daerah tahun 1999 disahkan. Undangundang ini mengakomodasi terbentuknya Badan Perwakilan Desa (BPD) yang dipilih secara langsung. Namun tak lama setelah itu, BPD yang dianggap menjadi perwakilan aspirasi masyarakat desa kembali terpasung akibat lahirnya UU No. 32 tentang Pemerintahan Daerah tahun 2004 yang dalam ƉƌĂŬƟŬŶLJĂ ƚĞůĂŚ ŵĞŶŐƵƌĂŶŐŝ wewenang, posisi dan kedudukan W ĚĂůĂŵ ƉƌĂŬƟŬ ƉĞŵĞƌŝŶƚĂŚĂŶ desa. Perjuangan itu dilanjutkan ĚĞŶŐĂŶ ŵƵŶĐƵůŶLJĂ ŝŶŝƐŝĂƟĨ ĚĂƌŝ Forum Pengembangan dan Pembaharuan Desa yang berupa
12 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
rancangan undang-undang tentang desa pada 2007. Terjadi ƚĂƌŝŬͲŵĞŶĂƌŝŬ ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ ƐĞƉĞƌƟ biasanya. Hingga akhirnya pada 2014 disahkan UU No. 6 tentang Desa. UU Desa menjamin keragaman, kedudukan, dan kewenangan desa dalam mengatur jalannya pemerintahan Ěŝ ƟŶŐŬĂƚ ĚĞƐĂ͘ ƐĂƐ ƌĞŬŽŐŶŝƐŝ dan subsidaritas adalah pilar utama jaminan tersebut. Undangundang ini juga mendukung desa dengan kucuran dana dari APBN. Sungguh sebuah kado termanis untuk desa. Sebagaimana hukum alam jika ada sesuatu yang manis maka semut dan serangga lain akan berdatangan dan berebut barang manis itu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada tarik menarik ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ ĂŶƚĂƌĂ <ĞŵĞŶƚĞƌŝĂŶ Dalam Negeri dan Kementerian Desa, Pembanguanan Daerah dĞƌƟŶŐŐĂů ĚĂŶ dƌĂŶƐŵŝŐƌĂƐŝ͘ Apalagi kalau bukan pengaruh ƉŽůŝƟŬ LJĂŶŐ ĚŝƉĞƌĞďƵƚŬĂŶ͘ Kalkulasinya jika 70 ribuan desa dapat disayang-sayang saat ini maka bisa dibayangkan betapa ďĞƐĂƌŶLJĂ ƉĞŶŐĂƌƵŚ ƉŽůŝƟŬŶLJĂ pada pemilu mendatang. Terlepas dari apapun alasan kedua kementrian tersebut kita bisa melihat bahwa pemerintah masih mengedepankan hitung-hitungan ƉŽůŝƟƐ͘ ^ĞŚĂƌƵƐŶLJĂ ũŝŬĂ ŵĞŵĂŶŐ pemerintah bekerja untuk rakyat maka segala macam kalkulasi ƉŽůŝƟƐ ĚŝŬĞƐĂŵƉŝŶŐŬĂŶ͕ ďĂŚŬĂŶ
dibuang jauh-jauh. Tapi sebagai warga yang baik kita harus tetap bersyukur melihat kenyataan tersebut. Kita harus menghargai perebutan wewenang itu, karena itu dilakukan para aparatur negara semata untuk menghibur rakyat. Kita harus bersyukur ŚŝĚƵƉ Ěŝ /ŶĚŽŶĞƐŝĂ ŬĂƌĞŶĂ ƟĚĂŬ ada pemerintahan di dunia ini yang begitu peduli kepada rakyatnya selain di Indonesia. ^ĞƟĂƉ ŚĂƌŝ ŬŝƚĂ ĚŝƐƵŐƵŚŝ ĚĂŐĞůĂŶ konyol para pemimpin yang berebut kekuasaan, kurang lebih ƐĞƉĞƌƟ ŝƚƵ ŬĂƚĂ ŵŚĂ ŝŶƵŶ EĂũŝď dalam sebuah kesempatan.
“Harus diingat bahwa UU Desa dilahirkan dengan semangat desentralisasi, mengembalikan kewenangan kepada desa untuk mengatur rumah tangganya sendiri.”
Menatap Desa ke Depan Apapun kondisi yang terjadi sekarang kita harus melihatnya ĚĞŶŐĂŶ ŽƉƟŵŝƐƟƐ͘ ^ĞďĂŐĂŝ contoh, Desa Nglegi di Kabupaten Gunungkidul yang diundang ŬĞ ŚĞŶŐĚƵ͕ WƌŽǀŝŶƐŝ ^ŝĐŚƵĂŶ͕ China, pada 7 – 14 April 2013 lalu dalam gelaran ASEAN+3 Forum. Kepala Desa Nglegi membagi pengalamannya menggunakan teknologi informasi untuk mengelola data dan informasi di desanya dalam rangka menghadirkan transparansi, akurasi data, dan pelayanan publik yang prima bagi warganya. Tak lama berselang datang tamu dari Mongolia yang penasaran dengan pengelolaan data dan informasi di Desa Nglegi. Mengelola data dan infromasi di daerah rawan bencana bukan hal yang mudah. Namun sebuah desa di lereng Merapi, Desa Balerante, Klaten, bisa melakukan itu. KƉƟŵŝƐŵĞ ƟĚĂŬ ĚĂƚĂŶŐ dari angin yang menerpa wajah kita namun datang dari dalam diri kita. Baru-baru ini penulis ŵĞŶŐŝŬƵƟ ƌĂŶŐŬĂŝĂŶ ƉĞůĂƟŚĂŶ pemanfaatan laman desa di
beberapa desa di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Yang menarik dari rangkaian ƉĞůĂƟŚĂŶ ŝŶŝ ĂĚĂůĂŚ ƉĂƌĂ ƉĞƐĞƌƚĂ ƟĚĂŬ ŚĂŶLJĂ ďĞůĂũĂƌ ŵĞŶŐĞŶĂŝ laman ƵŶƚƵŬ ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ promosi potensi desa namun juga bagaimana website digunakan ƵŶƚƵŬ ŵĞŶLJƵĂƌĂŬĂŶ ŝŶŬůƵƐŝǀŝƚĂƐ͘ Adalah Persani (Perkumpulan dƵŶĂ ĂŬƐĂ <ƌŝƐƟĂŶŝͿ LJĂŶŐ menjadi salah satu motor kegiatan ini. Dengan segala keterbatasannya mereka tetap yakin bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar dan akan membawa manfaat bagi desa mereka di masa yang akan datang. Persoalannya adalah bagaimana pemerintah daerah ĚĂŶ ƉƵƐĂƚ ŵĞŶLJĂŵďƵƚ ŽƉƟŵŝƐŵĞ ini. Apakah akan dijadikan ŬŽŵŽĚŝƚĂƐ ƉŽůŝƟŬ ĂƚĂƵ ũƵƐƚƌƵ sebuah pelajaran tentang dedikasi dan perjuangan? Bukan tanpa alasan penulis mengajukan pertanyaan tersebut. Bagaimana ƟĚĂŬ͍ ^ĞůĂŵĂ ƐĂƚƵ ŵŝŶŐŐƵ ƉĞŶƵůŝƐ ŵĞŶŐŝŬƵƟ ŬĞŐŝĂƚĂŶ ƚĞƌƐĞďƵƚ ƐĞƟĂƉ ƉƵŬƵů ϭϲ͘ϬϬ
WITA listrik selalu padam sampai menjelang tengah malam. Dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Redaksi Harian Kompas pada awal Juni 2015, Direktur Dana Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Rukijo, menyatakan bahwa dari 434 kabupaten yang akan menerima dana desa, saat ini masih ada 64 kabupaten yang belum memenuhi syarat penyaluran (KOMPAS, 6 Juni 2015). Meskipun implementasi UU Desa bukan hanya soal dana desa namun paradigma ďŝƌŽŬƌĂƟƐĂƐŝ ƉĞŵďĞƌĚĂLJĂĂŶ ůĞǁĂƚ dana desa akan menjadi blunder fatal dalam implementasi UU Desa. Sayangnya, pembicaraan mengenai implementasi UU Desa terlalu banyak diisi dengan topik dana desa dan penyalurannya. Apakah kita sedang mempersempit makna UU Desa? Atau kita sedang merendahkan makna desa itu sendiri? Harus diingat bahwa UU Desa dilahirkan dengan semangat desentralisasi, mengembalikan kewenangan kepada desa untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal ini berbeda dengan UU No 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang ƐĂŶŐĂƚ ƐĞŶƚƌĂůŝƐƟŬ͘ WĞƌƚĂŶLJĂĂŶ ŬƌŝƟƐŶLJĂ ĂĚĂůĂŚ ĂƉĂŬĂŚ hh ĞƐĂ ƟĚĂŬ ƐĞŶƚƌĂůŝƐƟŬ͍ ĂŐĂŝŵĂŶĂ dengan peraturan penunjang pelaksanaanya? Ada yang mengatakan bahwa saat ini terjadi pergeseran dari ĚĞƐĂ ƐĞďĂŐĂŝ ƐĞďƵĂŚ ĞŶƟƚĂƐ ŬƵůƚƵƌĂů ŵĞŶũĂĚŝ ĞŶƟƚĂƐ ďŝƌŽŬƌĂƐŝ͘ Logikanya sederhana, dana desa berasal dari Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara (APBN) maka penggunaannya harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 13
KALEID OSKOP 2015 Sepanjang tahun 2015, cakupan penerapan Sistem Informasi Desa (SID) semakin meluas terutama di area Jawa dan beberapa di Sulawesi Tenggara, NTT, dan Sumatera Utara. Dalam setengah tahun perjalanan di 2015, CRI juga mengembangkan Village Website For Everyone di Kupang, NTT sebagai salah satu media digital berupa website desa. Festival Desa di akhir tahun 2015 menandai peluncuran program tersebut. Sementara di ranah kebencanaan, CRI bersama FMYY Jepang menggelar mitigasi bencana erupsi Merapi melalui seni untuk warga di lereng Merapi. Kami merangkum sejumlah kegiatan CRI sepanjang tahun 2015.
Januari - Desember 2015
Sistem Informasi Desa Penerapan SID di seluruh desa di Kabupaten Gunungkidul Penerapan SID di seluruh desa di Kabupaten Kebumen Pelatihan SID di Bombana, Sulawesi Tenggara Penerapan SID di Sidoarjo dan Jombang, Jawa Timur Pelatihan SID untuk Penanggulan Risiko Bencana (PRB) Kelud di Malang, Jawa Timur Pelatihan SID tingkat desa di Lombok Tengah, NTT Pelatihan SID tingkat desa di Lombok Utara, NTT Pelatihan SID tingkat dasar di Banjarnegara, Jawa Tengah Pelatihan SID tingkat desa di Sumatera Utara Pelatihan SID tingkat desa di Wonogiri, Jawa Tengah Gunungkidul, Kebumen, Bombana, Sidoarjo, Jombang, Malang, Lombok Tengah, Lombok Utara, Banjarnegara, Sumatera Utara, Wonogiri.
Seiring diberlakukannya UU No 6 tahun 2014 tentang Desa yang diberlakukan penuh pada awal tahun 2015 ini maka desa-desa di Indonesia sudah mulai wajib menerapkan SID secara bertahap sebagai sistem database & sistem informasi desa. JUNI 2015
Media komunitas dan pelaku ekonomi lokal Pelatihan pengenalan peran dan manfaat media komunitas sebagai medium informasi dan pemasaran produk kelompok perajin tenun Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur
JULI 2015 Jurnalisme warga dan perlindungan hukumnya Pelatihan jurnalistik tingkat lanjut, sosialisasi perlindungan hukum bagi pewarta warga wilayah Sulawesi dan diskusi pengelolaan Suara Komunitas Palopo, Sulawesi Selatan
APRIL 2015
Mitigasi Erupsi Merapi Melalui Jathilan dan Ketoprak
CRI bekerjasama dengan Radio FMYY Jepang dan Desa Sidorejo serta Jalin Merapi menggelar mitigasi bencana erupsi Merapi melalui seni dengan mengkolaborasikan jathilan dan ketoprak. Ketoprak dan jathilan dipilih karena kecenderungan masyarakat di lereng Merapi yang lebih mudah memahami pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana melalui seni dibandingkan melalui diskusi ataupun penyuluhan. Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah
AGUSTUS 2015 Workshop penulisan buku Sistem Informasi Desa Ada 2 tim penulis yang mengikuti workshop persiapan penulisan buku SID ini, yakni tim penulis dari pemerintah desa (Desa Balerante, Desa Nglegi, Desa Dlingo dan Desa Pasir) yang menulis tentang praktik baik penerapan SID dan tim penulis akademisi yakni Prof. Dr. M. Baiquni, M.A.
Kantor CRI, Sewon, Bantul
AGUSTUS 2015 pengarusutamaan gender Pelatihan Pengarusutamaan Gender dan Media Komunitas Bagi Pelaku Usaha Kecil Tenun di Kodi Utara. Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur
september & oktober 2015
sekolah sistem informasi desa Mengusung semangat “Sekolah SID, Langkah Membangun Kemandirian Desa,” sekolah ini mengajak para pebelajar untuk menggali, mengorganisir, dan memanfaatkan data dan informasi di desanya untuk membangun desa secara mandiri. Untuk mengoptimalkan kompetensi di atas, maka sekolah ini pun terbagi menjadi 2 kelas, yakni kelas Olah Data dan kelas Jurnalisme Warga. Seperti namanya, kelas Olah Data berfokus pada bagaimana mengolah dan mengelola data dalam aplikasi SID. Sementara kelas Jurnalisme Warga berkonsentrasi pada bagaimana menggali dan menyebarkan informasi melalui SID. Lahirnya Sekolah SID tak lepas dari upaya CRI untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia dalam mengelola aplikasi SID secara lebih optimal. SID sendiri menjadi salah satu media efektif dalam mewujudkan desa yang mandiri seperti mengacu pada UU No. 6 Tahun 2014 tentang kemandirian desa untuk mengelola sumber daya. Kantor CRI, Bantul, Yogyakarta.
september 2015
Pelatihan APIK (Audio Pengelolaan Informasi Kebencanaan)
Combine bersama dengan FMYY Jepang menggelar pelatihan Audio Pengelolaan Informasi Kebencanaan (APIK) atau yang lebih dikenal sebagai DMAM (Disaster Management Audio Material). Konten APIK adalah penggabungan informasi pengurangan risiko bencana dengan musik tradisonal, sketsa komedi, drama, iklan layanan masyarakat (ILM) atau budaya lokal lainnya dalam bentuk audio. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari tanggap darurat erupsi gunung sinabung pada tahun 2014. Saat itu, Combine bersama dengan FMYY Jepang memfasilitasi pendirian radio komunitas (rakom) yakni rakom Dia Emerdiate (peduli sesama) FM di Desa Batukarang dan Rakom Kekelengan (cinta kasih) FM di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Desa Perteguhen dan Desa Batukarang, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
september 2015 village website for everyone Village Website For Everyone merupakan saluran komunikasi digital untuk desa yang dikembangkan CRI dan dilaksanakan di 11 desa di Kupang, NTT. Media digital ini memuat informasi desa seperti potensi desa, profil desa, ruang konsultasi desa, ruang dokumentasi desa, agenda desa, dan konten terkait difabel. Kupang, Nusa Tenggara Timur
september - desember 2015
OKTOBER 2015 Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut suarakomunitas.net
Pelatihan jurnalistik tingkat lanjut, sosialisasi perlindungan hukum bagi pewarta warga dan diskusi pengelolaan suarakomunitas digelar dengan mengundang para editor pewarta warga di suarakomunitas.net wilayah Jawa. Tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatnya kapasitas jurnalistik pewarta warga Suara Komunitas Jawa Kantor CRI, Sewon, Bantul
OKTOBER 2015
Peringatan bulan pengurangan risiko bencana
CRI berpartisipasi dalam Peringatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Nasional Solo, Jawa Tengah
November 2015 Pertemuan nasional suara komunitas
Pertemuan Nasional Pewarta Suara Komunitas Gunungkidul, DIY
desember 2015
festival desa CRI menggelar Festival Desa bertajuk “Menuju Desa Yang Mandiri dan Inklusif Dengan Tata Kelola Informasi”. Dalam festival ini, diluncurkan website desa Village Website For Everyone. Festival ini juga menampilkan ragam potensi dari 11 desa peserta kegiatan Village Website For Everyon dan beragam kegiatan lain seperti diskusi, pameran, bazaar, lomba foto dan website di festival desa, konseling, dan pentas seni budaya. Kupang, Nusa Tenggara Timur
desember 2015
festival dolan kampung barepan Festival Dolan Kampung Barepan digelar CRI bekerjasama dengan Radio FMYY Jepang, radio komunitas MGM FM, dan Forum Wisata Dusun Barepan (FWDB) . Agenda ini mengajak travel blogger dan pelaku wisata lokal untuk menjelajahi potensi wisata di Dusun Barepan. Dusun Barepan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang
Pengembangan sistem infromasi kebencanaan kabupaten (SIKK)
SIKK adalah sistem yang dirancang untuk menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi kebencanaan di tingkat kabupaten yang valid, up to date, terukur, sistematis, terintegrasi, dan ramah pengguna (user friendly). Pengelolan informasi dalam SIKK meliputi pengumpulan data dari berbagai pihak, pengolahan, dan distribusi informasi melalui berbagai jenis media. Kota Malang, Kediri, dan Blitar, Jawa Timur
Dokumentasi Sekolah Sistem Informasi Desa CRI
“UU Desa secara ƟĚĂŬ ůĂŶŐƐƵŶŐ membagi beban cita-cita Indonesia sejahtera kepada desa, dengan kata ůĂŝŶ ďĞďĂŶ ŝƚƵ ƟĚĂŬ lagi melulu ada di pundak pemerintah pusat.” Pusat. Tidak sedikit Kepala Daerah yang menjadi tersangka penyalahgunaan wewenang hanya karena kesalahan ĂĚŵŝŶŝƐƚƌĂƟĨ͘ WŽƚĞŶƐŝ ĂƉĂƌĂƚ desa tersangkut kasus yang ƐĂŵĂ ĐƵŬƵƉ ƟŶŐŐŝ ũŝŬĂ ĚŝůŝŚĂƚ dari pengalaman mereka berurusan dengan administrasi ketat dan rumit yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Harus diakui bahwa saat ini Pemerintah Pusat telah memasukkan desa dalam hierarki administrasi yang kuat. Sebagian orang menyebutnya “negaraisasi desa”. ĞƐĞŶƚƌĂůŝƐĂƐŝ ĮƐŬĂů yang menjadi konsekuensi pelaksanaan UU Desa harus diimbangi dengan kesiapan desa menyiapkan perangkat desa yang mampu merencanakan pembangunan dengan cerdas, mengelola sumber daya dengan cermat, menjamin transparansi dan akutabilitas, dan seterusnya. ^ĂLJĂŶŐŶLJĂ ƟĚĂŬ ƐĞŵƵĂ ĚĞƐĂ ƐŝĂƉ dengan tantangan-tantangan tersebut. DĂŬĂ ƟĚĂŬ ďŝƐĂ ĚŝƚĂǁĂƌ lagi bahwa pemerintah desa
harus siap dengan segala ŬŽŶƐĞŬƵĞŶƐŝŶLJĂ͘ ŝ ŵĂƐĂ ƐĞƉĞƌƟ ini sudah bukan waktunya lagi desa dikelola dengan caracara yang biasa, harus luar ďŝĂƐĂ͘ hh ĞƐĂ ƐĞĐĂƌĂ ƟĚĂŬ langsung membagi beban citacita Indonesia sejahtera kepada desa, dengan kata lain beban itu ƟĚĂŬ ůĂŐŝ ŵĞůƵůƵ ĂĚĂ Ěŝ ƉƵŶĚĂŬ pemerintah pusat. Namun bukan ďĞƌĂƌƟ ĚĞƐĂ ŚĂƌƵƐ ŵĞŶLJĂŵĂŬĂŶ ritme kerja dengan pemerintah pusat karena bagaimanapun akses dan sumber daya manusia yang dimiliki jauh berbeda. Jangan pula lupa bahwa saat ini desa mewarisi dampak ƉĞŶŐĂƚƵƌĂŶ LJĂŶŐ ƐĞŶƚƌĂůŝƐƟŬ yang telah berlangsung sejak lama. Aturan-aturan yang dibuat pada masa sebelum UU Desa telah meminggirkan desa dalam pengelolaan sumber daya ĂůĂŵ͘ ĂŚŬĂŶ ŬŽŶŇŝŬ ĂŶƚĂƌĂ warga dengan korporasi banyak dipicu oleh peraturan yang mengabaikan kondisi desa dan warganya yang bersentuhan langsung dengan sumber daya alam tersebut. Misalnya kasus pemanfaatan hutan. Pada 2014 lalu dengan alasan mempercepat laju perekonomian pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ƵŶƚƵŬ ŵĞŵƉĞƌŵƵĚĂŚ ŝŶǀĞƐƚŽƌ melakukan kegiatan ekonomi berbasis hutan. Sebelumnya, untuk mengurus izin prinsip (IP) membutuhkan waktu 2-4 tahun di Kementerian Lingkungan Hidup. Namun, dengan dikeluarkannya paket kebijakan September II proses perizinan bisa dipangkas hingga ϱ ŚĂƌŝ ;ŚƩƉ͗ͬͬƐŝŶĚŽŶĞǁƐ͘ĐŽŵ͕ 2014) Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin dalam 5 hari dapat diterbitkan analisis yang komprehensif mengenai dampak
14 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
lingkungan dan sosialnya? Bagaimana dengan posisi warga desa dalam proses tersebut? Semangat UU Desa adalah menempatkan desa sebagai subjek pembangunan, bukan objek pembangunan. Dalam sebuah diskusi di Gedung DPR pada 2014 Ahmad Muqowwam, mantan Ketua Pansus RUU Desa, mengatakan bahwa salah satu penghambat kemandirian desa adalah pemerintah pusat banyak melaksanakan program-program sektoral melalui kementerian yang mana program-program ŝŶŝ ŬĞďĂŶLJĂŬĂŶ ƟĚĂŬ ƐĞƐƵĂŝ dengan kebutuhan desa. dŝĚĂŬ ĂĚĂ ĂƐĂƐ ƉĂƌƟƐŝƉĂƟĨ dalam pelaksanaannya. Ia menambahkan bahwa hanya sekitar 12.000 desa yang dijangkau oleh program ini dari 72.000 lebih desa yang ada di /ŶĚŽŶĞƐŝĂ͘ /Ŷŝ ŵĞŵďƵŬƟŬĂŶ bahwa pola pembangunan yang ƐĞŶƚƌĂůŝƐƟŬ ŚĂŶLJĂ ĂŬĂŶ ŵĞŶũĂĚŝ penghambat kemajuan Indonesia. Sekedar mengingatkan bahwa &ƌŝĞĚƌŝĐŚ <Ăƌů ǀŽŶ ^ĂǀŝŐŶLJ͕ ĂŚůŝ hukum dan sejarawan Jerman, pernah menyatakan bahwa hukum tumbuh dan berkembang dari masyarakat, hukum diproduksi dari pengalaman masyarakat berdasarkan karakter masyarakat itu sendiri. Karenanya produk hukum yang baik adalah hukum yang dijiwai oleh kebutuhan masyarakatnya, bukan sekadar memenuhi kebutuhan ĚĂŶ ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ ƉĂƌĂ ƉĞŵďƵĂƚ kebijakan dan peraturannya.
Ύ^ƚĂĨ ŝǀŝƐŝ DƵůƟŵĞĚŝĂ ŽŵďŝŶĞ ZĞƐŽƵƌĐĞ /ŶƐƟƚƵƟŽŶ͘
U
S T A M A
Mengelola Informasi Desa Berbasis Laman
Oleh: Irman Ariadi*
K
ehadiran Undang Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa semakin memperkuat kebutuhan akan sistem informasi desa. Mengacu pada pasal 86 UU Desa, terlihat jelas pembagian peran dalam pengaturan sistem informasi oleh pemerintah pusat, daerah, dan desa. Pengembangan sistem informasi desa wajib dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Sementara kewajiban pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah desa, dengan catatan desa berhak menentukan penggunaan sistem yang sesuai kebutuhan. Hak untuk mengakses sistem informasi desa
Pengguna SID di Indonesia sampai tahun 2015.
ĚŝŵŝůŝŬŝ ŬĞƟŐĂ ůĞǀĞů ƉĞŵĞƌŝŶƚĂŚĂŶ tersebut. Dalam upaya memenuhi kebutuhan sistem informasi desa, pemerintah pusat dan daerah wajib menyiapkan infrastruktur pendukung dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun dalam kenyataannya, ada kalanya dua kebutuhan tersebut ƟĚĂŬ ƐĞƐƵĂŝ ǁĂŬƚƵŶLJĂ ĚĞŶŐĂŶ yang diharapkan pemerintah desa. Desa pun diizinkan untuk ŵĞŶŐĂŵďŝů ŝŶŝƐŝĂƟĨ ĚĂůĂŵ memenuhi kebutuhannya sesuai perencanaan pembangunannya. ĞƌďĂŐĂŝ ŝŶŽǀĂƐŝ ƉƵŶ ďĞƌŵƵŶĐƵůĂŶ ƵŶƚƵŬ ŵĞŶLJŝĂƐĂƟ
hambatan-hambatan itu. /ŶŽǀĂƐŝ ŝŶŝůĂŚ LJĂŶŐ ŵĞŶũĂĚŝ bentuk kemandirian desa dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Sistem Informasi Desa Gagasan sistem informasi desa adalah untuk pengelolaan sumberdaya. Implementasinya membutuhkan kemauan & sinergitas berbagai pihak. WĂƌƟƐŝƉĂƐŝ ƉĂƌĂ ƉŝŚĂŬ merupakan suatu keutuhan yang bisa diberdayakan dalam pembangunan desa hingga negara. Jauh sebelum sistem informasi desa menjadi kebutuhan desa yang disahkan dalam UU Desa,
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 15
ŽŵďŝŶĞ ZĞƐŽƵƌĐĞ /ŶƐƟƚƵƟŽŶ telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Desa pada 2009. Sistem ini kemudian melahirkan produk turunan bernama Sistem Administrasi dan Informasi Desa/ Kelurahan (SAID/K) pada 2013. Kini, aplikasi ini kemudian lebih dikenal dengan Sistem Informasi Desa atau disingkat SID. Lebih dari sekedar alat, SID merupakan proses pemanfaatan data dan informasi Ěŝ ƟŶŐŬĂƚ ĚĞƐĂ͘ dƵũƵĂŶŶLJĂ untuk mendukung pengelolaan sumber daya berbasis komunitas. Implementasi SID ini mengusung ƉƌŝŶƐŝƉ ƉĂƌƟƐŝƉĂƟĨ͕ ŝŬůƵƐŝĨ͕ transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. Karena bersifat open source, aplikasi SID ini dapat dikembangkan siapa saja. Pun, SID ini bisa dioperasikan baik dengan sambungan internet (online) maupun tanpa
tersambung internet (oŋine). Dampak sistemik dari ƉĞŶĞƌĂƉĂŶ ^/ ŝŶŝ ŵĞůŝƉƵƟ informasi, transformasi, komunikasi dua arah dan sinergi ĂŶƚĂƌƉĞŵĂŶŐŬƵ ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ͘ Inilah alasan desa-desa penerap SID merasakan bahwa SID adalah suatu rangkaian (baik mekanisme, prosedur hingga pemanfaatan) yang bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada di komunitas. Gagasan dan pemanfaatan SID oleh desa ini hendaknya ĚŝƌĞƐƉŽŶƐ ƉŽƐŝƟĨ ŽůĞŚ ƉĞŵĂŶŐŬƵ ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ ŶĞŐĂƌĂ͘ ^ĞƟĚĂŬŶLJĂ͕ ƚĂƚĂ ŬĞůŽůĂ ŝŶĨŽƌŵĂƐŝ ůĞǀĞů ĚĞƐĂ sangat membantu mengurai ĐĂƌƵƚ ŵĂƌƵƚ ĚĂƚĂ ƉĂĚĂ ůĞǀĞů pemerintah supra desa. Itulah kenapa diperlukan upaya meningkatkan kapasitas SDM di ůĞǀĞů ƉĞŵĞƌŝŶƚĂŚĂŶ ĚĞƐĂ͘
>ĞďŝŚ ĚĂƌŝ ƐĞŬĞĚĂƌ ĂůĂƚ͕ ^/ ŵĞƌƵƉĂŬĂŶ ƉƌŽƐĞƐ ƉĞŵĂŶĨĂĂƚĂŶ ĚĂƚĂ ĚĂŶ ŝŶĨŽƌŵĂƐŝ Ěŝ ƟŶŐŬĂƚ ĚĞƐĂ͘
16 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
“Dampak sistemik dari penerapan SID ŝŶŝ ŵĞůŝƉƵƟ informasi, transformasi, komunikasi dua arah dan sinergi antar pemangku ŬĞƉĞŶƟŶŐĂŶ negara.”
Dampingi Desa Mengelola Informasi Dalam upaya meningkatkan ŬĂƉĂƐŝƚĂƐ ^ D͕ Z/ ďĞƌƉĞƌĂŶ ĂŬƟĨ mendampingi desa-desa penerap SID. Pada 2013 dan 2014, CRI berkesempatan mendampingi 47 desa dari 7 kabupaten dan 1 kotamadya di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan melalui ƉĞůĂƟŚĂŶ ƉĞŶŐĞůŽůĂĂŶ ůĂŵĂŶ desa (saat itu masih bernama ^ / ͬ<Ϳ͘ WĞůĂƟŚĂŶ ƚĞƌƐĞďƵƚ ŵĞůŝƉƵƟ ƉĞŶŐŐĂůŝĂŶ ƉŽƚĞŶƐŝ ĚĞƐĂ͕ menulis berita untuk diunggah ke laman desa, dan juga diskusidiskusi. Hingga tahun 2015, sudah lebih dari 1330 desa dari 7 propinsi di Indonesia yang menerapkan SID.
Village Website For Everyone Tahun 2015, CRI mendampingi desa-desa di Kupang, NTT dalam pengelolaan informasi desa. Konsep yang diusung adalah laman desa bernama Village Website For Everyone (VWFE). VWFE ŵĞƌƵƉĂŬĂŶ ŬŽŶǀĞƌŐĞŶƐŝ ŵĞĚŝĂ ĚĂƌŝ ĂŶĂůŽŐ ŵĞŶũĂĚŝ ĚŝŐŝƚĂů Ěŝ ƟŶŐŬĂƚ desa. Laman ini bisa dioperasikan melalui komputer, telepon pintar, maupun tablet. Laman desa ini dikembangkan di 11 desa di 5 kecamatan di Kabupaten Kupang.
Desa Peserta Village Website For Everyone di Kupang Desa Uiboa Desa Letbaun Desa Oelomin Desa Oesena Desa Noelbaki, Mata Air, Desa Tanah Merah, Desa Oebelo, Desa Oelnasi, Desa Oelpuah, Desa Penfui Timur.
Kecamatan Semau Selatan Kecamatan Semau Kecamatan Nekamese Kecamatan Amarasi Kecamatan Kupang Tengah
Village Website For Everyone ŵĞƌƵƉĂŬĂŶ ŬŽŶǀĞƌŐĞŶƐŝ ŵĞĚŝĂ ĚĂƌŝ ĂŶĂůŽŐ ŵĞŶũĂĚŝ ĚŝŐŝƚĂů͘
J
ika SID menjadi database kependudukan sekaligus mengelola informasi lewat laman desa, sistem VWFE ini hanya mengelola informasi tentang desa pada laman desa saja. Melalui VWFE, desa bisa menginformasikan potensi dan aset desanya kepada masyarakat luas. Di dalamnya terdapat ĮƚƵƌͲĮƚƵƌ ŝŶĨŽƌŵĂƟĨ ƐĞƉƵƚĂƌ ĚĞƐĂ ƐĞƉĞƌƟ͕ ƐĞũĂƌĂŚ͕ ƉƌŽĮů͕ ƉƌŽĚƵŬ
hasil desa, agenda kegiatan, galeri dokumentasi, bahkan ruang konsultasi untuk warga. Berbagai dokumen perencanaan desa dan dokumen strategis lainnya juga bisa dimasukkan dalam laman desa ini. Membangun laman desa tak bisa dilepaskan dari kemampuan dan kebiasaan bermedia digital warganya. Terbatasnya sinyal seluler berimbas pada lemahnya akses internet. Sambungan
“Membangun laman desa tak bisa dilepaskan dari kemampuan dan kebiasaan bermedia digital warganya.”
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 17
telepon dari Telkom juga belum masuk di daerah ini. ,ĂŶLJĂ ĂĚĂ ƐĂƚƵ ƉƌŽǀŝĚĞƌ layanan seluler di Kota Kupang dan sekitarnya. Dari kesebelas desa peserta VWFE, hanya 70% yang terakses sinyal seluler dengan koneksi yang lambat dan terbatas. Inilah salah satu alasan kenapa belum banyak warga yang memilih media digital untuk kebutuhan komunikasinya. Mengingat peserta belum terbiasa dengan media digital, pengenalan internet ĚĂƐĂƌ ŵĞŶũĂĚŝ ƉĞůĂƟŚĂŶ LJĂŶŐ wajib dilakukan sebelum membangun laman desa VWFE. Membuat surel desa adalah satu kegiatan pengenalan internet dasar tersebut. Sebelumnya, ƟĚĂŬ ƐĞŵƵĂ ĚĞƐĂ ƉĞƐĞƌƚĂ
VWFE memiliki surel yang merepresentasikan desa mereka. Baru setelahnya, pengenalan membuat laman desa VWFE pun dilakukan. Penerapan VWFE telah membantu mereka mewujudkan harapan desa untuk mengenalkan dan mengelola potensi desa mereka. Tujuannya adalah untuk mendongkrak laju perekonomian. Dalam perjalanannya, laman VWFE Desa Letbaun di Kecamatan Semau telah berhasil menjadi etalase digital produk kerajinan tenun mereka. Etalase digital itu memuluskan penjualan produk mereka hingga ke mancanegara. Pemanfaatan SID maupun st& ƟĚĂŬ ŚĂŶLJĂ ďĞƌŚĞŶƟ pada pengelolaan informasi semata. Adanya analisa data sederhana, jurnalisme warga juga
“Penerapan VWFE telah membantu mereka mewujudkan harapan desa untuk mengenalkan dan mengelola potensi desa mereka.” berperan besar dalam memperkaya isi website tersebut. Sistem tersebut ŵĞŵďĞƌŝŬĂŶ ĚĂŵƉĂŬ LJĂŶŐ ƐŝŐŶŝĮŬĂŶ pada desa dan masyarakat, sesuai dengan pemanfaatan yang mereka lakukan.
*Analis data dan pengembangan sistem ŝŶĨŽƌŵĂƐŝ ŽŵďŝŶĞ ZĞƐŽƵƌĐĞ /ŶƐƟƚƵƟŽŶ͘
Pengenalan laman desa VWFE di 11 desa, 5 kecamatan di Kabupaten Kupang.
18 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
R
E S E N S I
B U K U
Lupa Endonesa Oleh: Natma S.
Judul : Lupa Endonesa Pengarang : Agus Hadi Sujiwo (Sujiwo Tejo) Penerbit : Bentang (PT Bentang Pustaka) Tahun Terbit : 2012 Cetakan : Ke-8 Halaman : 218 halaman
K
eruwetan yang terjadi di negara ini selalu menarik ƵŶƚƵŬ ŵĞŶũĂĚŝ ƚŽƉŝŬ ŬƌŝƟŬ dan pembahasan. Bagaimana ŬĞƟŬĂ ŬĞŚŝĚƵƉĂŶ ŶĞŐĂƌĂ ŝŶŝ ĚŝŬƌŝƟŬ ŽůĞŚ ƐĞŽƌĂŶŐ ƐĞŶŝŵĂŶ nyentrik? Tentu hasilnya menjadi ƚƵůŝƐĂŶ LJĂŶŐ ƟĚĂŬ ďŝĂƐĂ ĚĂƌŝ ƐŝƐŝ cerita, alur, gaya penulisan hingga penokohan. Itulah yang ada di buku Lupa Endonesa hasil tulisan Sujiwo Tejo ini. Penulisnya yang dikenal sebagai dalang “gendeng”, membuat tulisan tentang ƌƵǁĞƚŶLJĂ ŬĞŚŝĚƵƉĂŶ ƉŽůŝƟŬ͕ ekonomi, hukum, hingga dunia hiburan menjadi cerita yang kocak namun mengena secara langsung maupun sindiran. Menjadi khas Sujiwo Tejo, ia membuat karya seni yang “nyeleneh” dengan menyinggung ĚƵŶŝĂ ƉŽůŝƟŬ͘ Cerita dalam buku ini memadupadankan tokoh pewayangan dengan unsur
modernitas dan juga unsurunsur kehidupan yang sedang hangat. Tokoh cerita didominasi oleh Punokawan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Mereka adalah tokoh dalam pewayangan yang memiliki ciri khas humor. Masing-masing juga memiliki keunikan. Namun, dalam ceritanya, ada pemain LJĂŶŐ ƟďĂͲƟďĂ ĚŝƐĞďƵƚŬĂŶ ŵŝƌŝƉ dengan para pejabat, istri ƉĞũĂďĂƚ͕ ďĂŚŬĂŶ ƉĂƌĂ ĂƌƟƐ ƐĞƉĞƌƟ ŶĂŶŐ͕ <ƌŝƐĚĂLJĂŶƟ͕ DĂŶŽŚĂƌĂ͕ Luna Maya, Ariel dan lain-lain. ĚĂƉƵŶ ĐĞƌŝƚĂ ĚĂůĂŵ ƐĞƟĂƉ judulnya dibuat berdasarkan keadaan sosial yang sedang hangat diperbincangkan di negeri ŝŶŝ͘ ^ĞƟĂƉ ĐĞƌŝƚĂ ũƵŐĂ ƟĚĂŬ ƐĞůĂůƵ membahas satu fenomena. Sang Dalang dengan bebasnya mengaitkan kehidupan seharihari tokoh pewayangan dengan realitas yang baru terjadi, bahkan dihubung-hubungkan dengan ĚŽŶŐĞŶŐ ůĞŐĞŶĚĂƌŝƐ ƐĞƉĞƌƟ
Cinderella hingga perkembangan ƚĞŬŶŽůŽŐŝ ƐĞƉĞƌƟ ŵĞĚŝĂ ƐŽƐŝĂů Facebook. Sebut saja dalam cerita berjudul “Unjuk Rasa BadutBadut” yang berisi tentang cerita kehidupan rumah tangga anggota punokawan yang kacau balau. Gara-garanya, penonton dagelan sepi. Pendapatan pelawak turun ĚƌĂƐƟƐ͘ ŝŬŝƐĂŚŬĂŶ ƉĞŶLJĞďĂďŶLJĂ adalah masyarakat lebih tertarik nonton kasus KPK, kejaksaan dan polisi. Masyarakat lebih kepingkal-pingkal sampai keluar Ăŝƌ ŵĂƚĂ ŬĂƌĞŶĂ ƟĚĂŬ ŬƵĂƚ menahan geli. Pada cerita berjudul Lupa Endonesa, Sujiwo Tejo bahkan dengan kocaknya menceritakan tentang istri Gareng, Dewi ^ĂƌŝǁĂƟ LJĂŶŐ ŵĞŶĚĂƉĂƚŬĂŶ ƉĂŶŐŐŝůĂŶ ƐLJƵƟŶŐ ƉƵŬƵů ϬϮ͘ϬϬ pagi. Kehidupan rumah tangga 'ĂƌĞŶŐ ĚĂŶ ^ĂƌŝǁĂƟ ŝŶŝ ĚŝŬĂŝƟͲ ŬĂŝƚŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶ ŬŝƐĂŚ ĐŝŶƚĂ ĂƌƟƐ Luna Maya dan Ariel, lagu Mbah
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 19
“Membaca Lupa Endonesa membuat pembaca belajar tentang tokoh-tokoh pewayangan itu beserta asal-usulnya.” Surip berjudul “Tak Gendong Kemana-mana” hingga langkah ƉŽůŝƟŬ 'ŽůŬĂƌ ĚĂŶ W /W LJĂŶŐ mulai merapat ke SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono-red). Penguasa terlama di negeri ini juga tak luput dari objek pembahasan. Dalam cerita berjudul “Waspadai Angka Keramat 32”, Sujiwo Tejo memaknai angka 32 dari berbagai sisi. Siapapun di negeri ini tentu ƚĂŚƵ͕ ĂŶŐŬĂ ϯϮ ŝĚĞŶƟŬ ĚĞŶŐĂŶ lamanya Presiden Soeharto berkuasa. Namun di sini, angka tersebut dikaitkan dengan panca indera (panca wiwijangan), indera keenam (sad wiwijangan), ƐŝĚĂŶŐ WĂŶŝƟĂ WĞŶŐĂǁĂƐ ĞŶƚƵƌLJ di DPR, pamor Ariel, kasus dugaan pemerasan Anggodo tŝĚũŽũŽ ŚŝŶŐŐĂ ŬĞŚŝĚƵƉĂŶ ĂƌƟƐ Julio Iglesias. ^ĞƟĂƉ ũƵĚƵů ŵĞŶũĂĚŝ ƐĂƚƵ cerita yang bisa disebut cerita ƉĞŶĚĞŬ͘ ^ĞƟĂƉ ĐĞƌŝƚĂ LJĂŶŐ
ditulis singkat namun penuh dengan pesan tersirat dan tanpa menghujat. Pembaca akan tertawa membaca nama-nama yang disindir oleh Sujiwo Tejo. Buku Lupa Endonesa merupakan kumpulan tulisan Wayang DURANGPO yakni NgelinDUR bAreNG PunOkawan yang ditulis oleh Sujiwo Tejo dalam sebuah rubrik yang secara ƌƵƟŶ ĚŝƚĞƌďŝƚŬĂŶ ŽůĞŚ ƐĂůĂŚ ƐĂƚƵ media di Indonesia. Dalam rubrik tersebut, ia menyampaikan ŬƌŝƟŬ͕ ŝĚĞ ĚĂŶ ŐĂŐĂƐĂŶŶLJĂ ƐĞĐĂƌĂ kocak namun mengena sehingga mereka yang membacanya ŵĞƌĂƐĂ ƚĞƌŬƌŝƟŬ ĚĂŶ ŝŶŐĂƚ Indonesia. Dalam pengantar buku ini, Sujiwo Tejo menyebutkan bahwa saat mengingau, apa saja menjadi tak mustahil dikatakan. Saat seseorang mengigau, apa yang dikatakan memang sekenakenanya, tak ada yang salah,
20 | Kombinasi Ko si Edisi Ed disi ke-65 ke-65 | Komunitas Komuni nitas tas Membangun Membangu g n Jaringan Jaringa ngan Informasi Informassi
bebas dan tak berpedoman. Membaca Lupa Endonesa membuat pembaca belajar tentang tokoh-tokoh pewayangan ŝƚƵ ďĞƐĞƌƚĂ ĂƐĂůͲƵƐƵůŶLJĂ͕ ƐĞƉĞƌƟ ƐĞƉĞƌƟ 'ĂƌĞŶŐ͕ WĞƚƌƵŬ͕ ^ĞŵĂƌ͕ dan Bagong, Gatutkaca, Pandawa LJĂŶŐ ƚĞƌĚŝƌŝ zƵĚŝƐƟƌĂ͕ ŝŵĂ͕ Arjuna, Nakula dan Sadewa. Namun, meskipun ŵĞŶŐƵŵďĂƌ ĚĂŐĞůĂŶ ƉŽůŝƟŬ secara ringan, buku ini akan ƐƵŬĂƌ ĚŝŶŝŬŵĂƟ ƉĂƌĂ ƉĞŵďĂĐĂ LJĂŶŐ ƟĚĂŬ ŵĞŶŐĞƌƟ ďĂŚĂƐĂ Jawa. Hampir sebagian besar isi dialognya berbahasa Jawa. Hanya ƐĞďĂŐŝĂŶ LJĂŶŐ ĚŝũĞůĂƐŬĂŶ ĂƌƟŶLJĂ͘
M
S E D I A K O M U N I TA S OBITUARI
Selamat Jalan, Syairi!
K
eluarga besar Pewarta Suara Komunitas berduka. Awal 2016, tepatnya 12 Januari, salah seorang editor senior suarakomunitas.net, Muhammad Syairi, telah berpulang. Ia adalah pewarta warga asal Kabupaten Lombok Utara (KLU), NTB, yang sudah malang melintang di jagat media komunitas sejak awal tahun 2000-an. Sumbangsihnya terhadap perubahan sosial di komunitasnya tak terhitung jumlahnya. Ari, begitu sapaan akrabnya, adalah pekerja sosial yang gigih. ,ĂŵƉŝƌ ƟĚĂŬ ĂĚĂ LJĂŶŐ ďŝƐĂ menghalanginya untuk berbuat kebaikan bagi masyarakat Kabupaten Lombok Utara (KLU), khususnya bagi masyarakat di Desa Karangbajo, Kecamatan ĂLJĂŶ͘ ^ƵĚĂŚ ďĂŶLJĂŬ ŚĂů ƉŽƐŝƟĨ yang ditorehkannya. Ia percaya, dengan pena, perubahan bisa dilakukan. Sebagai pewarta warga, ia menulis berbagai hal, khususnya persoalanpersoalan sosial yang terjadi di sekitarnya. Kecintaannya ƚĞƌŚĂĚĂƉ ůŝŶŐŬƵŶŐĂŶ ŝĂ ƟŶŐŐĂů͕ membuat dirinya menyeburkan Ěŝƌŝ ĚĂůĂŵ ďĞƌďĂŐĂŝ ĂŬƟǀŝƚĂƐ͘ Dengan tulisan, ia membantu memperbaiki birokrasi di desanya, mengatasi persoalan yang dihadapi warga akar rumput, hingga mempromosikan keunggulan-keunggulan desanya dengan tujuan membuat daerahnya lebih maju. Tidak sedikit karya ũƵƌŶĂůŝƐƟŬŶLJĂ LJĂŶŐ ĚŝŐƵŶĂŬĂŶ oleh media-media massa
nasional. Ia kerap menjadi kontributor bagi beberapa media massa, baik lokal maupun nasional. Baginya menjadi pewarta warga adalah salah satu cara untuk membuat masyarakat sejahtera. Selain sebagai pewarta warga, ŝĂ ũƵŐĂ ĂŬƟĨ Ěŝ ďĞƌďĂŐĂŝ ďŝĚĂŶŐ͕ khususnya pendidikan. Tidak sedikit sekolah di Bayan yang merasakan kontribusinya. Pada tahun lalu, ia bahkan tak ragu untuk ‘menantang’ pemerintah setempat untuk terbuka dalam pengelolaan anggaran pendidikan di KLU. Dengan menggunakan bendera radio komunitas Primadona FM, Ari bekerja sama dengan beberapa organisasi masyarakat sipil setempat untuk memperbaiki kondisi pendidikan di KLU. Ia adalah orang yang keras kepala dalam berbuat kebaikan. Tak jarang suara-suara sumbang datang dari orang-orang yang ĚŝŬƌŝƟŬŶLJĂ͘ WĞƌŶĂŚ ƐƵĂƚƵ ŬĞƟŬĂ ŬĞƉĂĚĂ ƉĂƌĂ ĞĚŝƚŽƌ suarakomunitas.net se-Indonesia ia mengaku diteror dan dicap ƐĞďĂŐĂŝ ƉƌŽǀŽŬĂƚŽƌ͘ dĂŬ ŚĂŶLJĂ dirinya yang disasar, namun juga keluarganya. Tapi karena ia keras kepala, ia tak peduli dengan
suara-suara sumbang tersebut. Ia tetap melakukan hal-hal yang menurut dirinya baik dan bisa membuat kehidupan orang-orang di sekitarnya lebih baik. Keluarga besar Suara Komunitas kehilangan pewarta warga berintegritas. Warga Karangbajo kehilangan orang ƌĞŶĚĂŚ ŚĂƟ ŶĂŵƵŶ ďĞƌũŝǁĂ ďĞƐĂƌ͘ Lombok Utara kehilangan motor perubahan. Indonesia kehilangan salah satu anak bangsa yang berdedikasi bagi kemajuan negeri ini. Namun, ia mungkin akan sedih bila kita terus menerus meratapi kepulangannya. Yang perlu kita lakukan adalah meneruskan perjuangannya, jerih payahnya untuk membangun Indonesia dari desa. Sudah seharusnya warisan Syairi kita junjung bersama dengan semangat kita membangun masyarakat yang lebih baik. Selamat jalan, bapak, guru, sahabat kami, Muhammad Syairi. Semoga kami dapat meneruskan perjuanganmu! Oleh: Ferdhi Fahrudhin Putra, editor nasional suarakomunitas.net
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 21
D
S E S A
“Dolan Kampung” Barepan, Wisata Blusukan di Borobudur
Oleh: ƉƌŝůŝĂŶĂ ^ƵƐĂŶƟ
B
lusukan ke desa-desa menjadi pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan. Selain bisa berinteraksi dengan kehidupan ala pedesaan yang asri, wisatawan juga berkesempatan mengenal karakter budaya setempat. Mengusung konsep wisata blusukan desa, Forum Wisata Dusun Barepan (FWDB) menggelar agenda wisata bertajuk “Dolan Kampung” di Dusun Barepan, Desa Borobudur, Magelang pada Sabtu, 12
Pameran pasar komunitas juga digelar untuk mewadahi aneka produk olahan makanan dan kerajinan khas yang dibuat dan dikelola warga Barepan.
Desember 2015. Kegiatan ini menggandeng radio komunitas MGM FM Borobudur dengan dukungan Combine Resource /ŶƐƟƚƵƟŽŶ ; Z/Ϳ ĚĂŶ ZĂĚŝŽ FMYY Jepang, Dolan Kampung ini mengajak travel blogger dan pelaku wisata lokal dan daerah (agen wisata, pengusaha penginapan, dll.) untuk menjelajahi potensi wisata di Dusun Barepan. “Dolan Kampung merupakan agenda wisata yang baru pertama kalinya digelar di
22 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
Dusun Barepan. Agenda ini diadakan untuk mengangkat potensi wisata di Dusun Barepan dengan mengedepankan interaksi serta apresiasi terhadap karakter budaya dan lingkungan setempat,” jelas Andrew Dananjaya dari CRI, (7/12). Ada dua kegiatan pokok yang diadakan dalam Dolan Kampung, yakni wisata minat khusus dan rembug wisata. Dalam kegiatan wisata minat khusus ini, pengunjung diajak blusukan ke Dusun Barepan
sambil berinteraksi dengan masyarakat setempat. Sembari blusukan, mereka berkesempatan membuat kerajinan speaker alam atau pengeras suara dari bahan ďĂŵďƵ ĚĂŶ ďĞůĂũĂƌ ŵĞŵďĂƟŬ ďĞƌƐĂŵĂ ŬŽŵƵŶŝƚĂƐ ďĂƟŬ ŝďƵͲŝďƵ Barepan. Sejumlah atraksi wisata pun sukses menghibur para ǁŝƐĂƚĂǁĂŶ ƐĞƉĞƌƟ ƉĞƌƚƵŶũƵŬĂŶ tari Topeng Ireng, tari TongTong Lek, dan tari Dayakan pada malam harinya. Tak sekedar menonton pertunjukan, para wisatawan juga diajak untuk berinteraksi menari di panggung. Kecanggungan “penari dadakan” ŝƚƵ ĚĂůĂŵ ŵĞŶŐŝŬƵƟ ŝƌĂŵĂ ƚĂƌŝ Topeng Ireng justru menjadi magnet yang menghibur, baik untuk wisatawan sendiri maupun para warga dan tamu yang hadir. Kelola Informasi Wisata melalui Media Komunitas Adapun kegiatan rembug wisata digelar untuk mewadahi para blogger, pelaku wisata dan akademisi pariwisata dengan mengangkat diskusi tentang pengelolaan informasi wisata melalui media komunitas. Hadir sebagai pembicara utama dalam rembug wisata tersebut, Dhesta d/Ɵ ZĂŚĂƌĚũĂŶĂ ĚĂƌŝ WƵƐĂƚ ^ƚƵĚŝ Kepariwisatan UGM Yogyakarta. Dhesta berbagi pengalaman tentang strategi media komunitas untuk mendukung pendampingan desa wisata. Dalam pengantarnya, Destha menekankan hal-hal yang perlu disiapkan dan dilakukan oleh pendamping desa wisata yakni masyarakat yang sadar potensi, lingkungan yang berkarakter, ƐĞƌƚĂ ŽƌŝŐŝŶĂůŝƚĂƐ ĚĂŶ ŽƚĞŶƟƐŝƚĂƐ͘ Salah satu unggulan dari Barepan, Wanurejo, Borobudur
Sembari blusukan, peserta Dolan Kampung berkesempatan membuat kerajinan speaker alam atau pengeras suara dari bahan bambu.
adalah media komunitas yang mendukungnya. Dalam hal ini, radio komunitas MGM FM Borobudur hadir sebagai media komunitas Barepan memberikan informasi seputar wisata di sekitar Borobudur. WĞƌĂŶ ƉĞŶƟŶŐ ŵĞĚŝĂ komunitas juga menjadi ƉĞƌŚĂƟĂŶ ƚĞƌƐĞŶĚŝƌŝ ďĂŐŝ <ĞƉĂůĂ Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Edy Susanto. Media komunitas bisa menguatkan jaringan informasi wisata di desa. Adanya media
“Adanya media komunitas juga diharapkan bisa mendekatkan wisatawan dan biro wisata.”
Rembug wisata mengangkat diskusi tentang pengelolaan informasi wisata melalui media komunitas.
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 23
“Agenda wisata ini diharapkan dapat mendorong daya saing lokal dengan memaksimalkan kontribusi pariwisata bagi kemakmuran desa sekaligus komunitasnya.”
komunitas juga diharapkan bisa mendekatkan wisatawan dan biro wisata. “Kita perlu memanfaatkan media komunitas sebagai penguat jaringan informasi wisata desa,” ujar Edy Susanto dalam sambutannya dalam acara peluncuran laman MGM FM Borobudur di Dusun Barepan masih dalam rangkaian kegiatan Dolan Kampung, (12/12). Tak lengkap rasanya sebuah hajatan wisata desa jika tanpa mengenalkan potensi-potensi
Para wisatawan juga diajak untuk berinteraksi menari tari Topeng Ireng khas Barepan di panggung seni.
desanya. Itu pula yang membuat ƉĂŶŝƟĂ ũƵŐĂ ŵĞŶŐŐĞůĂƌ pameran pasar komunitas untuk mewadahi aneka produk olahan makanan dan kerajinan khas yang dibuat dan dikelola warga Barepan dan di sekitarnya. ^ĞũĂƟŶLJĂ͕ ŽůĂŶ <ĂŵƉƵŶŐ diselenggarakan untuk membangun kemitraan dalam memperkuat jaringan pariwisata lokal Barepan. Agenda wisata ini diharapkan dapat mendorong daya saing lokal dengan memaksimalkan
24 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
kontribusi pariwisata bagi kemakmuran desa sekaligus komunitasnya. “Pada saat yang ƐĂŵĂ͕ ŬĞŐŝĂƚĂŶ ŝŶŝ ŶĂŶƟŶLJĂ ũƵŐĂ akan membuka peluang lapangan kerja bagi pemuda dalam sektor kepariwisataan,” pungkas Andrew.
S “Perubahan mandat dan kewenangan pemerintah desa dalam Undang Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa memiliki implikasi kemandirian.”
alah satu kemandirian tersebut adalah mandiri dalam mengelola sumber daya yang ada di desa. Kemampuan mengelola sumber ĚĂLJĂ ŵĞŶũĂĚŝ ƐLJĂƌĂƚ ƉĞŶƟŶŐ agar desa bisa memiliki hak atas penguasaan aset dan bisa melakukan kerjasama dengan para pihak secara menguntungkan. Sistem Informasi Desa (SID) yang dikembangkan Combine ZĞƐŽƵƌĐĞ /ŶƐƟƚƵƟŽŶ ; Z/Ϳ merupakan jawaban untuk mendukung pengelolaan sumber daya desa bahkan sebelum UU Desa tersebut hadir. SID lahir sebagai gagasan bersama sejumlah komunitas desa dan komunitas petani yang dibangun ƐĞďĂŐĂŝ ƉůĂƞŽƌŵ ďĂŐŝ ŵĂƐLJĂƌĂŬĂƚ desa untuk mempermudah pengelolaan sumber daya. Pengelolaan sumber daya itu berupa kekayaan alam dan potensi lain yang bisa dikelola untuk mendukung kemandirian desa. Kemandirian inilah yang menjadi salah satu satu kunci ƉĞŶƟŶŐ ĚĂůĂŵ ƵƉĂLJĂ ƉĞŶŐƵĂƚĂŶ masyarakat.
Sekolah SID Pengelolaan SID membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat mengembangkan aplikasi ini ƐĞĐĂƌĂ ůĞďŝŚ ŽƉƟŵĂů͘ ůĂƐĂŶ inilah yang melatarbelakangi CRI menggelar Sekolah Sistem Informasi Desa (SSID) sejak September 2015. ͞/ĚĞŶƟĮŬĂƐŝ ĚĂŶ ƉĞŶŐĞůŽůĂĂŶ ĚĂƚĂ ƐĂŶŐĂƚ ƉĞŶƟŶŐ ĚĂůĂŵ menentukan arah pembangunan desa. Itulah kenapa sekolah ŝŶŝ ƉĞŶƟŶŐ ƵŶƚƵŬ ĚŝŐĞůĂƌ͘ Harapannya, peserta dapat memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya desa menggunakan SID untuk menunjang kemandirian desa,“ jelas Imung Yuniardi, direktur CRI, (14/9). Mengusung semangat “SSID, Langkah Membangun Kemandirian Desa,” sekolah ini mengajak para pesertanya untuk menggali, mengorganisir, dan memanfaatkan data dan informasi di desanya untuk membangun desa secara mandiri. Tak hanya itu, peserta SSID juga belajar tentang penyebaran
Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi | 25
“Sekolah ini terbagi menjadi 2 kelas, yakni kelas Olah Data dan kelas Jurnalisme Warga untuk ŵĞŶŐŽƉƟŵĂůŬĂŶ kompetensi yang dibutuhkan dalam mengelola SID.” Sekolah SID mengajak para pesertanya untuk menggali, mengorganisir, dan memanfaatkan data dan informasi di desanya untuk membangun desa secara mandiri.
ŝŶĨŽƌŵĂƐŝ ƵŶƚƵŬ ŵĞŵĂƐƟŬĂŶ warga dapat mengakses data. ^ĞŬŽůĂŚ ŝŶŝ ĚŝŝŬƵƟ ŽůĞŚ ϭϬͲϭϰ peserta dari desa-desa penerap ^/ ĚĂůĂŵ ƐĞƟĂƉ ĂŶŐŬĂƚĂŶŶLJĂ͘ ^ĞƟĂƉ ĚĞƐĂ ŵĞŶŐŝƌŝŵŬĂŶ Ϯ peserta masing-masing dari perwakilan pemerintah desa dan warga desa. Angkatan I SSID digelar pada 14 – 17 September 2015 di kantor CRI, Bantul, Yogyakarta dengan peserta dari 5 desa di Kabupaten Kebumen dan satu desa serta lembaga dari Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. hŶƚƵŬ ŵĞŶŐŽƉƟŵĂůŬĂŶ kompetensi yang dibutuhkan dalam pengelolaan SID, maka sekolah ini pun terbagi menjadi 2 kelas, yakni kelas Olah Data dan kelas Jurnalisme Warga. ^ĞƉĞƌƟ ŶĂŵĂŶLJĂ͕ ŬĞůĂƐ KůĂŚ Data berfokus pada bagaimana mengolah dan mengelola data dalam aplikasi SID. Umumnya, peserta di kelas ini adalah perwakilan dari pemerintah desa yang mengelola aplikasi
SID di desanya. Sementara kelas Jurnalisme Warga berkonsentrasi pada bagaimana menggali dan menyebarkan informasi melalui SID. Dalam kelas inilah, peserta dari perwakilan warga dapat mengembangkan kompetensinya untuk menulis potensi-potensi desanya. Tulisan-tulisan inilah LJĂŶŐ ŶĂŶƟŶLJĂ ĚŝƵŶŐŐĂŚ Ěŝ ůĂŵĂŶ SID. Dengan diampu oleh pengajar profesional, Sekolah SID tak hanya menyajikan pembelajaran di dalam kelas saja. Untuk memaksimalkan pemahaman tentang pemanfaatan SID, para peserta pun diajak untuk mengunjungi Desa Nglegi di Patuk, Gunungkidul dan Desa DlingoSelasa, (15/9). Di Desa Nglegi, para peserta belajar bagaimana pemanfaatan data SID untuk Analisis Kemiskinan WĂƌƟƐŝƉĂƟĨ ; <WͿ͘ ^ĞĚĂŶŐŬĂŶ di Desa Dlingo, para peserta mempelajari bagaimana SID dimanfaatkan untuk mengelola
26 | Kombinasi Edisi ke-65 | Komunitas Membangun Jaringan Informasi
ƉŽƚĞŶƐŝ ƵŶŐŐƵůĂŶ ĚĞƐĂ ƐĞƉĞƌƟ wisata, kuliner, kerajinan, dan sebagainya. “Saya sangat bersemangat ingin belajar bagaimana SID dimanfaatkan untuk meningkatkan akurasi data kependudukan dan mengembangkan potensi wisata. Saya ingin bisa memanfaatkan ilmu yang saya dapatkan di sini (Sekolah SID-red) untuk mengembangkan potensi khususnya potensi wisata yang ada di desa saya,” jelas salah satu peserta SSID angkatan I asal Kabupaten Boyolali, (15/9). (AS)