Kombinasi 49

Page 1

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

1


E DITORIAL D

AFTAR ISI

BERBAGI UNTUK MELAWAN Media Alternatif di Rimba Korporasi Media Indonesia ............................................................................

3

Konvergensi Media Sebagai Sebuah Strategi

6

............................................................................ Agar Rakyat Tetap Punya Kampung Halaman

8

............................................................................ Peran Media Komunitas Dalam Tata Kelola

10 Internet ............................................................................ ZINE: Alternatif Media Perlawanan 12 ............................................................................ Perempuan dan TIK 15 ............................................................................ Radio Komunitas PPK FM Pekalongan 17 Media sosialisasinya Warga dan Pelajar ............................................................................

TV Streaming Media Komunitas 19 Angkringan ............................................................................ TBM Rumah ASA yang Mandiri 20 ............................................................................ Ganjar Pranowo Sambang Sedulur Merapi 23 ............................................................................ Pemerintah Atasi Kemiskinan Dengan 24 MP3KI

............................................................................

ASG Pidie Jaya Sambut Baik Pembangunan 6.400 Rumah Fakir Miskin Untuk Warga Aceh ............................................................................ Demo Buruh Guncang Kabupaten Pekalongan

25

25

............................................................................ Lumajang; Kembali Menyabet Predikat Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Nasional untuk yang Ketiga Kalinya

26 TIM KERJA

Pemred: Imung Yuniardi Redpel : Yuliyanti Desain : Dani A Yuniarto Kontributor edisi ini: Imung Yuniardi, Yuliyanti, Maryani, Sandria Komalasari, Aris Hartanto, Jumhan Satoto, Amron COMBINE Resource Institution adalah lembaga yang mendukung pengembangan jaringan informasi berbasis komunitas. Alamat Redaksi Jl. KH. Ali Maksum RT 06 No 183 Pelemsewu, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Indonesia 55188 Telp./Fax: 0274 - 411123 Email: redaksi@kombinasi.net Website: http://kombinasi.net

2

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

Kalah fasilitas, menang semangat, mengejar kualitas Pertengahan Juni 2013 lalu, digelar pertemuan para petinggi redaksi media massa profit dengan nama Forum Pemred. Banyak pro dan kontra berkepanjangan mengenai acara tersebut. Yang jelas, aroma politik praktis memang tercium kuat, baik dilihat dari waktu pelaksanaanya yang menjelang Pemilu 2014 maupun kehadiran para pejabat negara. Sama-sama dihelat di Bali, medio Oktober 2013 juga terjadi pertemuan yang terkait dengan media bernama Temu Media Komunitas (Temu Medkom). Tapi situasinya ibarat bumi dan langit. Forum Pemred bergelimang kemewahan fasilitas dan digelar di Nusa Dua nan elit. Sementara para pegiat media komunitas di Temu Medkom berjumpa dalam kesederhanaan di belasan tenda yang digelar di Pusat Konservasi Penyu di Pulau Serangan. Bila di Nusa Dua terjadi berbagai lobi, maka di Pulau Serangan mereka saling berbagi. Dua kegiatan itu telah menunjukkan perbedaan sesungguhnya medan perjuangan dan kepentingan media komunitas dan media arus utama. Kekuatan modal di media profit memudahkan mereka melakukan apa saja termasuk untuk mengakses perkembangan pengetahuan terbaru. Sementara senjata pegiat media komunitas untuk peningkatan kapasitas diri adalah dengan saling berbagi dan berjejaring. Meneruskan semangat berbagi itulah, kami berusaha menyajikan olahan materi selama Temu Medkom 2013 di edisi ini. Beragam keterbatasan yang ada membuat acara tersebut memang tidak bisa diikuti banyak media komunitas secara fisik. Namun harapannya pengetahuannya terbagi ke semua media komunitas di seluruh pelosok negeri. Dari Redaksi


U TAMA TEMU MEDIA

KOMUNITAS BERBAGI UNTUK MELAWAN Media Alternatif di Rimba Korporasi Media Indonesia

ilustrasi: Doc Media Kombinasi

.....................................................................................................................

Media ‘are extensions of man’. Begitu pendapat Marshall McLuhan dalam bukunya Understanding Media (1964). McLuhan menganalogikan media seperti telepon yang “memanjangkan” telinga kita atau roda yang mengakselerasi fungsi kaki kita. Tulisan sebagai perpanjangan ide kita.

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

3


U TAMA

J

auh sebelum proklamasi kemerdekaan, di Indonesia banyak bermunculan surat kabar yang muaranya pengobaran api antikolonialisme. Pada 1907 Tirto Adhi Soerjo mendirikan Medan Prijaji, surat kabar nasional pertama berbahasa Melayu. Tak lama berselang, tokoh Syarikat Islam HOS Tjokroaminoto mendirikan Oetoesan Hindia. Semaun, Ki Hajar Dewantara dan Bung Karno juga sempat mendirikan surat kabar di masa-masa itu. Semua bermula dari kegelisahan anak bangsa atas kerakusan kolonialisme. Pergerakan revolusi kemerdekaan pun tidak lepas dari peran surat kabar–surat kabar tersebut. Tapi jika di masa lalu media, dalam hal ini surat kabar, dijadikan sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme, saat ini media justru cenderung menjadi kepanjangan tangan kolonialisme modern yang diwakili oleh

bencana lumpur yang diakibatkan eksplorasi PT Lapindo Brantas milik Bakrie Grup membuat warga Porong, Sidoarjo dan sekitarnya menderita. Namun stasiun TV One yang juga dimiliki Bakrie Grup, malah menyebutnya sebagai Lumpur Sidoarjo, bukan Lumpur Lapindo. Mereka juga mengabaikan fakta Lumpur Lapindo bukan hanya soal ganti rugi lahan melainkan menyangkut ribuan warga yang tanah kelahirannya terampas dan hakhak dasarnya tercabut. Hampir tak pernah ada berita tentang anak-anak yang harus merelakan masa belajar karena sekolah mereka terendam lumpur. Belum lagi bicara tentang media yang dimiliki pengusaha yang merambah politik. Liputanliputannya lebih banyak bernuansa “ iklan� kegiatan para pemilik media dan kroninya yang horny akan kekuasaan.

............................

Rere; Kanal News Room Menyuarakan korban lumpur Lapindo

Foto-foto: Doc Media Kombinasi

In the long history of humankind (and animal kind too) those who learned to collaborate and improvise most effectively have prevailed. – Charles Darwin

koorporasi. Kolonialisme modern mensyaratkan penguasaan atas semua lini kehidupan bangsa terutama pemikiran. Media menjadi alat paling efektif untuk membentuk pemikiran rakyat atas realitas sosial yang ada. Media arus utama (mainstream) mengaburkan penglihatan rakyat terhadap penghisapan oleh para kolonialis modern, yang tidak sedikit dari mereka adalah orang Indonesia sendiri. Melalui pemberitaan yang tidak berimbang dan tendensius, media-media korporat membentuk opini rakyat dengan membelokkan fakta yang ada. Kita masih ingat bagaimana

4

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

Media Komunitas dan Kebenaran Untungnya tidak semua rakyat hanya diam dan menerima saat dijejali kepalsuan produk korporasi media. Sebagian bergerak membangunkan rakyat dengan merintis mediamedia alternatif. Mereka mengabarkan kebenaran kepada dan dari masyarakat di sekitar mereka. Kanal Newsroom misalnya, digagas para korban Lumpur Lapindo untuk menyuarakan apa yang dialami mereka walau harus berhadapan dengan kekuatan korporasi besar. Di tanah Ambon Manise, sekumpulan anak muda yang peduli dengan masa depan tanah


berlangsung tanggal 19-22 Oktober 2013 di komplek petangkaran penyu Pulau Serangan, Bali

Peserta saling memperkenalkan organisasinya dalam pembukaan Temu Media Komunitas yang berlangsung tanggal 19-22 Oktober 2013 di komplek petangkaran penyu Pulau Serangan, Bali

Foto-foto: Doc Media Kombinasi

kelahirannya yang kerap dikoyak konflik horizontal sepakat mendirikan Amboina Cyber Society. Mereka tak henti mempromosikan perdamaian melalui media yang mereka miliki itu. Bagi mereka, pemberitaan media nasional (baca: Jakarta) selama ini cenderung melebih-lebihkan dan sama sekali tidak berkontribusi positif bagi terciptanya perdamaian di Ambon. Ada juga kegigihan masyarakat Pegunungan Kendeng Utara di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang menolak tanah mereka dieksploitasi oleh perusahaan semen. Mereka bergerak mencari dukungan dan menyebarkan informasi melalui media sosial dsb. Kreativitas serupa juga ditunjukkan oleh para pegiat Media Komunitas Angkringan di Bantul, Yogyakarta. Mereka membuat media komunitas berbasis SMS bernama MK 160 sebagai media penyaluran informasi ke warga.

mempertemukan kelebihan guna menutup kekurangan para penggiat media komunitas. Meskipun dari segi jumlah peserta Temu Medkom 2013 tidak terlalu banyak namun dari segi variasi isu, media yang digunakan, dan sumber daya sudah cukup representatif disebut sebagai sebuah forum yang beragam. Misi acara ini sebenarnya sederhana, memertemukan aktor lintas media alternatif untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam skema kolaboratif. Berbagi, berdaya, berdaulat, demikian tema besarnya. Selama penyelenggaran Temu Medkom 2013, terjadi banyak pertukaran pengalaman dan pengetahuan, baik secara formal maupun informal. Terungkap pula fakta masih banyak media komunitas terkendala minimnya akses internet. Sebuah pekerjaan rumah bersama yang tidak mudah bila bicara tentang konvergensi media. Namun pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah persoalan sudah selesai ketika kita Kolaborasi; Sebuah Keniscayaan mampu menyamakan visi dan bersepakat berjuang Dalam sejarah umat manusia, mereka yang bersama? Mampukah kita menjaga roh kolaborasi memenangkan pertempuran adalah yang mampu yang sudah kita bangun? Atau setidaknya, berkolaborasi dan berimprovisasi. Begitu mampukah kita konsisten dengan perjuangan kita, terjemahan bebas dari ungkapan Darwin di atas. sendiri atau bersama-sama? Namun setidaknya Kolaborasi mensyaratkan kemauan berbagi untuk kita sudah menjadi orang kaya, sebagaimana dikatakan Buddha; There is no wealth like menutup kekurangan masing-masing. Temu Media Komunitas (Temu Medkom) knowledge, and no poverty like ignorance. 2013 yang diadakan di Bali pada Oktober 2013 Aris Harianto merupakan salah satu usaha untuk Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

5


U TAMA

D

inamis adalah salah satu sifat jurnalisme. Ruang berita dituntut selalu berinovasi sesuai perkembangan jaman. Jurnalis mesti menyajikan berita lebih cepat dan akurat, namun di saat yang sama harus mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Konvergensi media (kombinasi media konvensional dengan teknologi internet atau digital) menjadi siasat media baru dalam menyebarluaskan informasi.

ilustrasi: Doc Media Kombinasi

KONVERGENSI MEDIA SEBAGAI SEBUAH STRATEGI

Gerakan konvergensi media tumbuh dengan pesat. Pengaruhnya banyak dirasakan oleh pegiat media tak terkecuali media-media komunitas. Sebut saja Kanal News Room di Sidoarjo Jawa Timur, sebuah laman (website) yang lahir atas inisiatif aliansi masyarakat sipil untuk korban Lumpur Lapindo. Ada lagi Media Komunitas Angkringan di Bantul DIY yang sudah merambah rakom, laman hingga media berbasis SMS bernama MK160. Lalu Our Voice, komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) yang telah menggunakan laman, film dan media sosial seperti Facebook, Twitter untuk mengampanyekan isu-isu kesetaraan bagi komunitas LGBT.

Advokasi dengan media konvergensi Saat Temu Media Komunitas 2013 di Pulau Serangan Bali, tiga lembaga tersebut berbagi pengalaman dan ilmunya kepada para peserta lain.

6

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

Fanny Trijambore Christanto, akrab dipanggil Rere, mempresentasikan bagaimana upaya dia dan teman-temannya mengadvokasi korban lumpur lapindo sebab selama ini sangat minim diberitakan di media arus utama (mainstream). “Selama ini yang diberitakan hanya ganti rugi korban sudah dibayar Lapindo atau belum, berapa jumlahnya, ucapan terima kasih untuk Keluarga Bakrie dsb. Kebohongan-kebohongan ini menjadi dasar kami ingin membuat media sendiri. Muncullah Kanal News Room ini,� katanya kepada Kombinasi.


Secara umum yang mereka lakukan adalah menyebarkan seluas-luasnya mengenai tragedi Lumpur Lapindo tanpa dipengaruhi pemerintah dan korporasi. Selain itu juga menyuarakan pemulihan hak-hak korban dan memperkuat jaringan solidaritas. Didampingi lembaga Air Putih, keinginan itu mereka wujudkan dengan strategi membangun media dalam beragam bentuk termasuk media sosial seperti Facebook, Twitter dalam satu kanal untuk memperluas distribusi berita. Termasuk di dalamnya membuat platform (tempat untuk menjalankan aplikasi) SMS Gateway sebagai alat konsolidasi pendampingan jaringan korban Lumpur Lapindo, yang sampai saat ini sudah terkumpul 94 nomor ponsel. Pertengahan 2009, Kanal membuat radio komunitas yang bisa diakses melalui gelombang terbatas dan streaming (pengaliran data audio atau audiovisual melalui internet). Sayangnya kondisi sekretariat radio sering berpindah-pindah karena harus dekat dengan komunitas mereka. “Melalui media yang bermacam bentuk itu kami bisa menjangkau masyarakat di berbagai lapisan, mulai dari komunitas hingga pengambil keputusan,” kata Rere.

golongan darah setiap warga. Hingga kini jumlahnya tersimpan 6000 nomor kontak warga desa. Gunanya, Amron mencontohkan, bila ada SMS permintaan kebutuhan golongan darah O dari warga, administrator akan mengolahnya dan mengirim ulang pada setiap warga yang golongan darahnya O sehingga lebih tepat sasaran. Penggunaan laman dan media sosial juga dilakukan oleh Our Voice saat bicara tentang isuisu yang sensitif di masyarakat seperti LGBT, antara lain di www.suarakita.or.id. Selain itu, Our Voice juga menggunakan media film. “Dampaknya cukup banyak sehingga tahun depan kita akan mengembangkan kegiatan di luar Jabodetabek,” ujar Ricky Muhammad Fajar dari Our Voice.

Menjawab Persoalan Konvergensi media memungkinkan orang untuk bisa mengakses informasi kapan dan dimana saja dengan beragam media. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari konvergensi media. Dengan berbagai keterbatasannya, Kanal News Room, Our Voice, dan Angkringan telah berusaha menjembatani persoalan-persoalan di komunitasnya sekaligus menyebarkan isu komunitas ke audiens yang lebih luas.

Sementara media komunitas berbasis SMS dibangun oleh Angkringan di Timbulharjo, Bantul. Menurut Amron, gagasan menggunakan SMS atau pesan singkat sebagai media karena dianggap Catatan pengunjung laman Kanal misalnya, pada paling cepat dan paling tepat mengingat hampir Juni 2008 mencapai 1.736 perhari. Sekitar enam semua keluarga memiliki ponsel. bulan berikutnya stabil pada kisaran 10.00015.000 pengunjung per hari. “Kalau bentuk media komunitas lainnya memang masih ada sisi murahnya, tetapi kecepatan masih Bukan tanpa alasan jika konvergensi media dipertanyakan. Nah SMS ini sangat cepat dan menjadi strategi yang mesti dikuasai para fleksibel, tengah malam dikirim pun bisa,” ujar penggiat media komunitas. Tentu melalui Amron. menguatkan dan memperluas jaringan sebagai sarangan pertukaran ilmu dan pengalaman. Ini Angkringan juga telah membuat sensus senjata media komunitas untuk melawan penduduk sederhana sebagai basis data MK160K kekuatan modal media arus utama. (Media Komunitas 160 Karakter) termasuk Yuliyanti Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

7


U TAMA Agar Rakyat Tetap Punya Kampung Halaman ...........................

Nur Fauzi; Direktur Sajogyo Institute Pemateri Media Komunitas dan Pengorganisasian Sosial di Temu Media Komunitas 2013

sejarah pengorganisasian masyarakat. Menurutnya sangat penting untuk memahami sebenarnya media komunitas mau menuju kemana dan bagaimana rutenya. Pengorganisasian bisa berdasarkan masalah seperti yang biasa dilakukan. Ketika rakyat punya masalah, mereka lantas dilatih agar punya keterampilan. Tujuannya sehingga mereka bisa menyelesaikan masalah itu dengan keterampilan baru yang dimiliki.

Media komunitas bukan sekedar penyaluran hobi di waktu senggang. Juga lebih dari sekedar wadah untuk belajar teknologi baru, seperti internet misalnya. Media komunitas pada dasarnya memiliki potensi sangat strategis untuk ambil bagian dalam pembangunan kesadaran sekaligus memobilisasi gerakan nyata komunitasnya. Penegasan inilah yang ingin disampaikan melalui materi Media Komunitas dan Pengorganisasian Sosial di Temu Media Komunitas 2013.

“

Foto-fotoi: Doc Media Kombinasi

Akhirnya banyak masalah yang tetap tidak selesai karena soal pengorganisasian rakyat menurut Fauzi bukan hanya soal korbannya yang tidak berdaya “Dan semua pertanyaan itu tidak bisa dijawab kalau kita tidak punya ideologi, yakni basis pengetahuan yang kita yakini bisa membawa rakyat yang terpisah-pisah ini ke dalam suatu perasaaan senasib dan seperjuangan,� katanya. tapi sebenarnya dibuat menderita oleh proses ekonomi, politik, kebudayaan dan ideologi.

“PR bagi kita sebagai para pegiat ini adalah bagaimana cara mengidentifikasi sumber-sumber penderitaan itu, sehingga kita bisa memahaminya Nur Fauzi, Direktur Sajogyo Institute yang dalam hubungan dengan penyebabnya. Ketika kita merupakan lembaga yang bertujuan membangun mau mengajak mereka dalam satu perubahan, massa kritis dalam gerakan menegakkan keadilan yang lebih luas dari sekadar keadaan mereka agraria dan membangun kemandirian desa, sendiri, kita harus mendorong munculnya rasa mengajak para pegiat media komunitas melacak senasib sepenanggungan,� paparnya. 8

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013


Mungkin terlihat biasa saja ketika bermunculan minimarket waralaba alias toko-toko modern macam Indomaret dan Alfamart hingga ke pelosokpelosok desa. Namun sebenarnya ini merupakan salah satu bentuk “pemaksaan konsumsi” melalui pendisiplinan pasar. Di situ barang-barang yang seragam dipasarkan. Pendisiplinan melalui pasar itu akan berdampak saat menyangkut transaksi atas tanah misalnya, seseorang juga akan dengan mudah menerima “paksaan” pasar untuk menjual tanahnya dengan harga tertentu. “Sejak jaman VOC, Indonesia sudah diposisikan sebagai tempat produksi komoditas global ke pasar dunia. Menempatkan Indonesia ke pasar dunia itu menjadi hal yang sangat dikampanyekan pemerintah hingga kini. Produknya ya harus seragam dan dibuat standarnya. Saat orde baru, kampanye tentang persatuan dan kesatuan itu menghilangkan keberagaman diganti dengan sentralisme otoritarianisme,” jelasnya.

banyak dipengaruhi perkembangan teknologi informasi. Hingga awal 1970-an, tatap muka masih menjadi ide utama dari media. Saat ini segalanya bisa didigitalkan, divirtualkan. Repotnya menurut Fauzi adalah kemudian kita sadar tidak sadar menjadi penonton dan tontonannya itu sebenarnya ya produk dari kapitalisme. Yang marak kemudian justru seperti memobilisasi dukungan melalui Facebook maupun media sosial lain. Padahal proses penyadaran itu lebih sulit karena menyangkut kebiasaan dan teladan. Faktor teladanlah yang bisa membuat orang memilih bergabung di dalam gerakan sosial.

ilustrasi: Doc Media Kombinasi

Masyarakat konsumsi

“Jadi kalau sekedar klak-klik pencet mouse saja di dunia internet, itu bukan gerakan sosial,” tegasnya.

Salah satu strategi bagi media untuk berjuang adalah dengan mencari dukungan global. Kampanye ini bisa melalui banyak hal termasuk media sosial. Nah, dalam hal ini yang harus diperjuangkan adalah tanah air yaitu dengan Melalui pemahaman seperti itulah sebenarnya memertahankan kampung halaman agar tidak kesadaran kritis yang diperjuangkan melalui dijadikan komoditi alias diperjualbelikan melalui pengorganisasian sosial adalah bagaimana melihat ekspansi pasar. Ironisnya negara melalui para bukan hanya akibat yang diderita oleh rakyat tetapi pejabatnya justru menjadi bagian dari pemaksaan juga penyebab penderitaan itu. Media komunitas rakyat agar menjadi warga pasar. sebenarnya tidak hanya memiliki potensi dan peluang tapi juga tanggung jawab untuk “Bekerjalah dengan solidaritas agar rakyat di tempat media Anda berkarya tidak kehilangan melakukannya. tanah airnya,” tutupnya. Imung Media bukan sekedar klak-klik Perubahan yang terjadi pada media saat ini lebih Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

9


U TAMA Peran Media Komunitas dalam Tata Kelola Internet

S

aat ini tidak sedikit media komunitas yang telah memanfaatkan jaringan internet, baik sebagai media utama mereka maupun bagian dari strategi perluasan atau eskalasi isu. Namun jangankan bicara tentang kecepatan internet, masalah pemerataan akses hingga ke pelosok pun tak kunjung diatasi pemerinta. Saat ini baru sekitar 20 % penduduk yang baru mendapatkan layanan akses internet, itu pun hanya terdapat di kota-kota besar. Inilah salah satu dasar pentingnya keterlibatan media komunitas dalam diskusi tata kelola internet dan sebaliknya, pihak-pihak yang menjadi pemangku kepentingan pun mesti melibatkan mereka dalam proses sebelum pengambilan keputusan.

Internet Governance Forum (IGF) yang berlangsung di Nusa Dua Bali, September silam Salah satu faktor penyebab terjadinya kesenjangan adalah salah forum internasional yang membahas Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) adalah hal-hal penting dalam tata kelola internet. lemahnya program tata kelola internet yang Termasuk di dalamnya adalah internet yang terkait dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan dengan gerakan sosial. Informasi (Kominfo). Kominfo sangat minim melibatkan masyarakat sipil baik dalam tahap Dalam forum tersebut, isu yang didesakkan oleh persiapan, implementasi hingga pengawasan, elemen masyarakat sipil, termasuk media bahkan cenderung memihak para pemilik modal komunitas, antara lain adalah kesenjangan digital menyangkut infrastruktur yang tidak merata. dalam tata laksananya. Perusahaan penyedia akses internet (provider) Akibatnya hak dasar masyarakat atas akses layanan praktis hanya memerhitungkan sisi ekonomis informasi global tidak terjangkau oleh masyarakat dengan mengambil keuntungan yang sebesarpinggiran, terutama daerah-daerah terpencil. besarnya. Dampak lebih khusus pada media komunitas adalah sulitnya mengakses informasi yang penting Isu lainnya tentang program Universal Service dari luar dan mendistribusikannya pada Obligation (USO) yang dinilai salah arah. Program USO adalah yang disahkan melalui Peraturan komunitasnya. Menteri mewajibkan operator untuk menyetorkan Kesenjangan TIK

10

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013


1,27 % dari pendapatan kotornya untuk diserahkan kepada negara yang kemudian mestinya digunakan untuk membangun jaringan internet hingga ke pelosok. Sedangkan masalah terakhir yang diangkat adalah tentang pungutan di luar pajak yang berdampak pada mahalnya biaya internet. Ketiga isu itulah yang mulai diangkat oleh koalisi masyarakat sipil untuk kelak menjadi pertimbangan pengambilan keputusan di tingkat nasional.

pemerintah. Ini menjadi pelajaran penting bagi kami yang memang dari awal berniat kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat,� ujar Sobirin dari Media Komunitas Desantara. Beberapa regulasi di Indonesia dinilai sudah mulai mengancam kebebasan berekspresi melalui internet, salah satunya UU Infromasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Terlibat Dalam Forum Tata Kelola Internet Dalam pasal 19 Perjanjian Internasional tentang Hak melihat bergesernya pemanfaatan internet sebagai salah satu strategi konvergensi media maupun pengorganisasian sosial, keterlibatan partisipan Temu Media Komunitas dalam forum semacam ini menjadi cukup penting. Selain bisa mengetahui kondisi yang terjadi di negara berkembang lainnya, mereka juga bisa mendorong munculnya kebijakan yang berpihak pada media komunitas.

ilustrasi: Doc Media Kombinasi

Salah satu cerita muncul dari Thailand, yaitu tentang aktivis media yang dihukum 20 tahun penjara karena dinilai telah menghina raja melalui tulisannya dipublikasi via internet. Ada lagi kisah pemerintah Pakistan yang memblokir konten di media sosial Facebook.

Sipil

dan

Politik,

menerima

dan

Tuntutan Masyarakat Sipil Indonesia dalam Internet Governance Forum (Forum Tata Kelola Internet Internasional) 1 Pembangunan TIK di Indonesia harus dilakukan secara merata, terjangkau dan efektif. 2 Pelibatan masyarakat sipil dalam proses penentuan tarif internet. 3 Tidak ada sensor untuk pemenuhan hak asasi informasi 4 Tidak ada tindakan memata-matai aktivitas di internet. 5 Tata kelola dan pelaksanaan program USO (Universal Service Obligation) melibatkan masyarakat sipil dan berorientasi kepada penerima manfaat.

“Diduga ada kerja sama antara pemerintah Pakistan dengan pihak Facebook untuk melakukan penyensoran. UU Terorisme dipakai mereka untuk menghukum banyak orang yang kritis terhadap menyampaikan informasi dan pemikiran apapun yang terlepas dari pembatasan merupakan salah satu hak dasar warga negara. Itulah sebabnya keterlibatan media komunitas untuk mendorong negara memenuhi hak tersebut menjadi sangat penting. Salah satunya dengan terlibat dan dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan kebijakan tata kelola akses internet yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Yuliyanti

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

11


C ETAK ZINE: ALTERNATIF MEDIA PERLAWANAN

K

erap kita dihadapkan pada kesadaran bahwa informasi yang menderas hari ini, s e j a t i n y a bermuara dari media arus utama dan kepentingan modal dibaliknya. Kerap pula terbersit ganjalan yang membutuhkan penyaluran, sebagai suara kita sendiri yang tidak pernah mencuat, atau sengaja dibungkam, oleh media arus utama. Ada kalanya, niatan ini terbentur pemikiran bahwa membuat media sendiri tidaklah mudah dan murah, atau gagasan yang hendak disampaikan bisa jadi tidak cukup penting. Padahal, narasi-narasi kecil yang tercecer ini adalah sumber pembelajaran berharga atas kemampuannya menawarkan pandangan jujur nan khas dari penuturnya. Jika keuntungan finansial bukanlah tujuan utama, melainkan pengedepanan fungsi media sebagai penuangan dan penyebaran ide dengan perspektif berbeda, maka ada solusi alternatif yang melegakan: zine. 12

Kombinasi

Edisi ke-49

Politis Dalam Semangat Do-It-Yourself Zine adalah publikasi nonkomersial yang mengekspresikan sudut pandang penulis yang sarat dedikasi atas gagagan yang dituangkan. Berlandaskan antusiasme atas filosofi DIY (DoIt-Yourself), siapapun bisa mewujudkannya, asalkan didasari cinta dan kepedulian. Di sinilah zine sanggup mendobrak batasan publikasi yang ditawarkan media komersial, ketika prosesnya dengan tegas menunjukkan penolakan terhadap cara-cara korporasi. Zine diproduksi, diterbitkan, dan didistribusikan sendiri. Independensi kepengarangan yang menjadi identitas zine dipegang teguh. Penulis merangkap editor memiliki kontrol penuh yang memungkinkan refleksi kritis dan teoritis. Tema zine sebebas hasrat sang penulis atau komunitas penggagasnya; mulai dari politik, budaya, filsafat, hingga catatan harian. Isu-isu sensitif seperti rasisme, seksisme, fasisme atau kekerasan November 2013

tidaklah tabu. Tak heran zine kerap menjadi suara komunitas, menyampaikan persoalan kelompok masyarakat tertentu yang kesulitan menemukan ruang berpendapat. Filosofi DIY tidak sekedar menjadi semangat muatan zine yang merupakan ruang otonom sang penulis, namun juga dalam pola produksi dan distribusi. Zine bisa berbentuk tulisan tangan, prin komputer, atau komik. Rancang desain kerap mengandalkan teknik gunting tempel tradisional; walau kini bisa pula memanfaatkan komputer. Sistem penggandaan cukup mengandalkan fotokopi, untuk didistribusikan pertamatama dalam lingkaran pertemanan atau koneksi antar komunitas melalui sistem barter dan dibagikan gratis, atau seharga ongkos fotokopi. Seiring perkembangan teknologi, beberapa zine beralih menjadi webzine atau mengemas bentuk akhir dalam format pdf untuk disebarluaskan via internet dengan sistem bebas unduh. Zine secara ideologis tidak memiliki hak cipta (copyright);


Foto-foto: Doc Media Kombinasi

pembuat zine adalah kaum yang menentang eksklusivitas informasi dan ilmu pengetahuan yang kerap menjadi buntut dari undang-undang copyright. Ada nilai yang dipegang kuat, bahwa material dalam zine haruslah bebas didistribusikan bagi siapa saja. Budaya surat menyurat yang kental di antara penggiat dan pencinta zine, juga memungkinkan terbentuknya koneksi etis antara pembuat zine dan pembaca tanpa hambatan geografis. Komunitas pun terbentuk lewat jejaring persahabatan ini, yang mengaburkan batasan antara pembaca dan penulis. Gerakan musik, kultur bawah tanah, hingga kesadaran politik anak muda di Indonesia pada 1990an misalnya, terkait erat dengan aktivitas surat menyurat antara pencinta zine. Zine

memungkinkan mereka belajar dan berbagi pengalaman dengan anak muda di belahan dunia lain. Tidak sedikit dari mereka lantas turut membuat zine, yang isinya bisa dikatakan cukup radikal mengingat atmosfer ekonomi dan politik Indonesia yang memanas kala itu.

Media Perlawanan Suara Terpinggirkan Zine memang tumbuh subur pada banyak gerakan yang diinisiasi oleh kalangan terpinggirkan. Dalam dunia penerbitan, zine menduduki posisi penting atas k e m a m p u a n n y a mengedepankan inspirasi yang terbungkam, dan secara berkesinambungan memberi nafas bagi gerakan yang dibangun. Menilik sejarahnya

Kombinasi

yang bisa dirunut hingga era sebelum penemuan mesin cetak, zine banyak berkontribusi menggerakkan perlawanan rakyat atas ketidakadilan, kala kaum marjinal terbiasa menyuarakan pendapatnya lewat selebaran atau pamflet. Pamflet protes terhadap gereja yang disusun oleh Martin Luther atau selebaran yang disebar oleh Malcolm-X untuk menuangkan gagasan atas hak muslim kulit hitam, misalnya, bisa dikategorikan sebagai zine. Namun konsep zine sebagaimana dikenal sekarang, mencuat pertama kali pada 1930an di komunitas fiksi sains, ketika banyak penerbit gulung tikar akibat krisis ekonomi yang menghantam Amerika Serikat. Para fans lantas menuliskan sendiri cerita rekaan mereka, yang merembet pada penulisan pengalaman personal sebagai

Edisi ke-49

November 2013

13


C ETAK penggila fiksi sains. Istilah fanzine dipakai untuk menyebut tulisan yang disirkulasikan kecilkecilan dalam semangat berbagi di kalangan pencinta topik yang spesifik ini. Penyebutan zine mulai meluas pada 1970an, mengambil momentum dalam gerakan subkultur punk di AS dan Inggris. Fungsi awalnya adalah ajang penyebaran gagasan politis atas kultur dan musik yang kala itu tidak mendapat ruang dalam media arus utama, atau semata diwartakan dalam konteks negatif. Publikasi media sendiri dianggap mutlak sebagai corong suara komunitas. Selain ditengarai sebagai penggalan dari fanzine, penyebutan zine sekaligus menunjukkan penolakan terhadap konsep magazine yang lekat dengan predikat media massa komersial, yang senantiasa bergandengan mesra dengan industri musik kapitalis. Memasuki 1980an, zine mewabah dan kian mendapat perhatian. Beberapa zine yang dianggap fenomenal bahkan dikumpulkan dan dipublikasikan dalam bentuk buku. Era internet sempat dipercaya akan meredupkan fenomena zine, saat setiap orang dengan mudah mengekspresikan gagasan personal di laman situs pribadinya. Faktanya, zine tetap popular hingga hari ini, utamanya di kalangan yang mengadopsi dan jatuh cinta pada filosofi DIY. Generasi baru peminat zine seakan tidak pernah surut. Distribusi zine yang 14

Kombinasi

Edisi ke-49

mengambil pijakan berbeda dengan penerbitan arus utama, menjadikan zine kerap tidak terdokumentasikan. Dewasa ini, berangkat dari kesadaran atas peran zine yang tidak bisa diabaikan dalam gerakan sosial, beberapa perpustakaan universitas di dunia mulai mengumpulkan zine sebagai koleksi. Namun, perpustakaan zine kebanyakan bergerak secara independen, digagas sekaligus mendapat donasi lepas dari para pencintanya. Perpustakaan zine di Indonesia misalnya Peniti Pink (Jakarta), Matamata (Bandung), atau C20 (Surabaya). Zaman boleh berubah,

namun fungsi zine tetap sama: menyuarakan yang termarjinalkan dan menjadi artefak dari suara terbungkam, yang sanggup mengkontekstualisasikan literasi ke dalam konstruksi sosial dan politik. Sembari tetap menawarkan pemecahan masalah, zine boleh saja disajikan dengan gaya pop keseharian disertai tulisan yang November 2013

terkesan blak-blakan dan kontroversial, sebagaimana sifat asli zine yang menolak basa-basi dan konservatisme media konvensional; namun sekaligus menjadikannya lebih ideologis dan demokratis. Berbeda dengan media arus utama yang cenderung membiarkan pembaca menjadi audiens pasif; zine memilih pendekatan egaliter yang mengundang pembaca untuk lebih aktif, kritis, untuk selanjutnya melontarkan pertanyaan atas kehidupan harian di sekelilingnya. Konon, resistensi mustahil menemukan celah di dunia resistensi dan pada siapa resistensi sanggup bermakna,

zine sekaligus mengajak kita untuk mendedah dan mempraktekkan resistensi. Zine telah terbukti, dan masih, menjadi media perlawanan yang mampu menawarkan alternatif itu. Sandria Komalasari


P ORTAL PEREMPUAN DAN TIK

D

ewasa ini kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Bahkan banyak kalangan merekomendasikan penggunaan Teknolgi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan taraf ekonomi dan pembangunan sosial. Tak terkecuali dalam pemberdayaan perempuan karena

kenyataannya, penggunaan TIK tidaklah netral. Penggunaan TIK masih didominasi oleh laki-laki. Ada sejumlah faktor sosial budaya kesenjangan yang memaksa perempuan terpinggirkan dalam memanfaatkan TIK, terutama pada perempuan di pedesaan yaitu (1) sikap budaya yang masih diskrimiatif sehingga akses perempuan pada teknologi dan pendidikan terbatas; (2) rendahnya kepemilikan perempuan atas aset-aset

komunikasi, seperti radio, telepon genggam dan komputer; (3) pusat-pusat pendidikan TIK tidak diletakkan di lokasi yang nyaman dikunjungi perempuan; (4) perempuan memiliki banyak peran dan tanggung jawab domestik yang berat sehingga membatasi waktu luang mereka; (5) perempuan masih kesulitan untuk menggunakan fasilitas TIK di sore hari dan bagaiamana mereka pulang ke rumah di malam hari.

Koperasi Wanita SETARA Klaten Suasana Pelatihan Belajar Menulis dan Website

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

15


P ORTAL Memperkenalkan Website Perempuan Koperasi wanita SETARA Klaten Jawa Tengah boleh dikatakan lebih beruntung dapat mengakses layanan teknologi informasi. Bahkan mereka mulai membangun pengelolaan websitenya setara-klaten.org. Agar setiap kader dapat mengakses dan mengelola informasi, mereka mengikuti pelatihan pengenalan TIK dan website koperasi SETARA yang difasilitasi oleh Combine Resource Institution (CRI). Pelatihan ini tidak sekedar meningatkan kapasitas para pengurus dan kader SETARA, tetapi juga tuntutan kebutuhan koperasi SETARA dalam menyampaikan informasi dan peningkatan ekonomi. Awalnya, tak mudah memperkenalkan TIK kepada para kader koperasi yang kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga. Selain latar belakang pendidikan yang berbeda, mereka juga sulit mengakses internet. Namun semangat belajar mereka yang luar biasa membuat pelatihan yang diselenggarakan di sekretariat dan di rumah peserta dampingan SETARA menjadi menyenangkan. Mereka belajar menjadi administrator untuk mengelola website dan belajar menulis sederhana. Sehingga mereka dapat memposting foto dan kegiatan SETARA. Meskipun ada kendala hubungan koneksi internet yang kurang stabil di 16

Kombinasi

Edisi ke-49

tempat pelatihan. “Peserta pelatihan ini sungguh luar biasa semangatnya. Meskipun pada pertemuan perama ini mengalami banyak kendala yang berhubungan dengan koneksi internet, namun mereka tidak patah semangat. Terus mencoba, meskipun sesekali mengeluh karena keterbatasan koneksi,� ujar Amrun fasiliator dari CRI.

Jawa Tengah yang berdiri sejak tahun 1987 dan telah memiliki jumlah anggota 2.613 orang perempuan ini juga memanfaatkan websitenya sebagai sarana yang tidak hanya sebatas media informasi kegiatan saja. Pun, sebagai peluang usaha bersama memperkenalkan produkproduk para anggotanya yang tersebar di Klaten, Jawa Tengah ke luar daerahnya. Karena setiap anggota SETARA mempunyai unit Membangun Usaha usaha dalam bentuk Unit Kegiatan Masyarakat (UKM). Bersama Pengelolaan serta konten Manfaat dan efektifitas TIK websitenya memang belum yang begitu besar dapat maksimal, koperasi wanita mengubah cara pandang, SETARA telah memperkecil belajar, bekomunikasi serta kesenjangan pemanfaatan TIK aspek kehidupan lainnya. Dalam khususnya pada perempuan di dunia bisnis saja misalnya, kini, pedesaan. Meskipun baru memperkenalkan orang dengan mudah menjual sebatas Namun produknya dalam jejaring sosial websitenya. pendampingan dengan seperti Facebook, Twitter, Blog, atau website jual beli online. memberi peluang kepada Tanpa harus bertemu dan mereka seperti mengikuti ketrampilan bertatap muka langsung antara pelatihan TIK dan pembeli dan penjual. menggunakan memanfaatkannya tidaklah Pemanfaatan internet untuk bisnis, juga banyak dimanfaatkan sampai disitu. Lebih luas lagi agar oleh perempuan karena lebih mereka berdaya secara ekonomi fleksibel menjalankan bisnisnya dan mendapatkan akses layanan informasi teknologi. dari rumah Menyadari hal tersebut, Yuliyanti Koperasi wanita SETARA Klaten November 2013


R ADIO Radio Komunitas PPK FM Pekalongan Media Sosialisasinya Warga Dan Pelajar

“

Sejak awal berdiri, rakom PPK FM digunakan sebagai tempat belajar siaran oleh para pelajar. Tidak sedikit pelajar yang pernah belajar siaran di rakom PPK FM ditarik menjadi penyiar di radio swasta. kebanggaan buat PPK FM sendiri,

..............................

karena bisa memberikan kesejahteraan bagi para alumni penyiarnya.

R

Pegiat rakom PPK FM sedang melakukan reportase

....................

Para pelajar sedang melakukan siaran & berinteraksi langsung dengan pendengar di PPK FM

adio komunitas PPK Fm berlokasi di Kompleks KUD Sragi Pekalongan Jawa Tengah. Rakom ini digagas pada tahun 2007. Bersamaan dengan masuknya Program Nasional Pengembangan Masyarakat Mandiri (PNPM) yang membawa Program Pengembangan Kecamtan (PPK) ke desa Sragi. Atas ide musyawarah antar desa di Balai Kelurahan Sragi jelang pemilihan Unit Pengelola Kecamatan (UPK) itulah nama PPK FM diresmikan.

Kombinasi

Selama berlangsungnya waktu, gagasan dan manfaat pendirian radio komunitas (rakom) ini terus disampaikan kepada masyarakat di sekitar Sragi dibantu oleh penggiat rakom Jawa Tengah, Sinam MS yang sekarang menjabat sebagai ketua Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).

Media Sosialisasi Berbagai kegiatan pembangan kapasitas pengurus rakom PPK FM difasilitasi oleh penggiat JRK Jawa Tengah berlangsung hingga saat ini. Mulai dari perencanaan program, produksi, membuat jinggel hingga pelatihan jurnalistik. “Ajakan penggiat JRK Jawa Tengah hingga sekarang kian menambah semangat keberadaan rakom PPK Fm Sragi, karena bisa mendapatkan berbagai jenis kegiatan yang sama sekali belum pernah dilakukan di wilayah Sragi, baik

Edisi ke-49

November 2013

17


R ADIO dari perencanaan program siaran, produksi, membuat jinggel, sampai ke penulisan berita,” ujar Jumhan Satoto salah seorang pengurus rakom PPK FM. Menyadari fungsinya yang efektif sebagai penerima dan penyampai informasi, PPK FM Sragi tidak hanya memantau program PNPM saja. Kini PPK FM telah menjadi media sosialisasi antar warga dan instansi di dinas kecamatan Sragi seperti dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan maupun Kepolisian setempat. Rakom PPK Fm telah direkomendasikan oleh pihak Kepolisian sektor Sragi untuk mengumumkan dan membuat surat rekomendasi kehilangan STNK, SIM serta rujukan mengurus surat ke Samsat.

Program Talshow di Rakom PPK FM

......................................................

yang cocok untuk disajikannya sebelum siaran. Biasanya meteri yang disajikan berhubungan langsung dengan kegiatan mereka di sekolah. Misanya, bagaimana cara belajar yang baik, atau mengapa pentingn belajar kelompok siswa. Tanpa disadari, siaran mereka didengarkan langsung oleh gurunya sendiri atau ditelpon langsung saat siaran sehingga menjadi kebanggan sendiri Tempat Pelatihan Siswa karena diperhatikan oleh Sejak awal berdiri, rakom gurunya. Tidak sedikit pelajar yang PPK FM digunakan sebagai tempat belajar siaran oleh para pernah belajar siaran di rakom pelajar Hal ini menjadi pengalaman baru bagi para pelajar mengetahui cara melakukan siaran dan berinteraksi langsung dengan pendengar yang tidak dikenalnya. “Menjadi penyiar di radio komunitas, para pelajar mendapat pengalaman baru, bagaimana cara bersiaran dan berinteraksi dengan pendengar,” kata Lis penyiar PPK FM Untuk mendapatkan materi obrolan, para pelajar yang berlatih siaran ini diajarkan untuk mencari materi bacaan 18

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

PPK FM ditarik menjadi penyiar di radio swasta. Akibatnya sering terjadi vakumnya penyiar Radio PPK Fm Sragi. Akan tetapi, menjadi kebanggaan buat PPK FM sendiri, karena bisa memberikan kesejahteraan bagi para alumni penyiarnya. “Dari teknik belajar bersiaran sampai menjadi relawana di radio yang tak pernah mendapat bayaran.tetapi kini mereka sejahtera karena berawal dari radio komunitas PPK Fm Sragi,” kata Jumhan. Jumhan Satoto

................................................. Suasana on air di Rakom PPK FM


T E L EV I S I TV Streaming Media Komunitas Angkringan

S

eiring dengan dibukanya peran masyarakat dalam bidang penyiaran melaui UU Penyiaran, maka lahirlah berbagai media komunitas. Dalam UU disebut sebagai Lembaga Penyiaran Komunitas.

“Lembaga Penyiaran Komunitas merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu,bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.” Sebagai salah satu Lembaga Penyiaran Komunitas, televisi komunitas hadir untuk memberikan alternatif informasi dan hiburan bagi khalayak pemirsa di komunitasnya. Industri penyiaran melalui televisi swasta mendefinisikan khalayak pemirsa televisi hanya sebagai objek pasif yang menerima apa yang disampaikannya, dimana khalayak diposisikan tidak punya kuasa dalam relasi kapital media mainstream ( media arus utama). Sedangkan televisi komunitas kebalikannya, sebagai media nonkomersial ia menempatkan warga komunitas (khalayak

penonton) sebagai “produser” yang memiliki kuasa atas segala informasi dan hiburan yang dibutuhkan warga komunitas itu sendiri.

Inovasi Media Komunitas Angkringan Upaya pengembangan media terus dilakukan oleh Media Komunitas Angkringan. Inovasi terbaru dari media komunitas ini adalah membuat video atau TV streaming sebagai TV komunitas. Pengguna (komunitas) bisa langsung melihat video di internet melalui browser (peramban) tanpa perlu mengunduh file (berkas) video tersebut untuk memutarnya. Dengan memanfaatkan alat yang sederhana seperti komputer, server, handycam (kamera genggam) dan modem, kini Angkringan sudah bisa memancarkan siarannya melalui angkringan.web.id/live.. Kombinasi

Sejak berdiri pada tahun 2000, Angkringan sudah mengelola beberapa jenis media berupa buletin dan radio. Dan pada 2012, Angkringan mengelola SMS atau pesan singkat untuk penyebaran informasi yang murah dan cepat dengan nama MK 160. TV Streaming merupakan bagian dari pengembangan media dari komunitas ini untuk memfasilitasi kegiatan masyarakat warga Timbulharjo, Sewon, Bantul. Warga desa yang memiliki kegiatan bisa secara langsung disiarkan melalui TV Streaming ini. Selain menyiarkan

Edisi ke-49

November 2013

19


P USTAKA kegiatannya sendiri, Angkringan juga berjejaring dalam pengelolaan TV streaming-nya. Kerja sama yang dilakukan antara lain dengan jogloabang dan Joglo TV. Fungsi berjejaring dengan TV streaming lainnya bertujuan untuk saling mengisi kekurangan program pada waktu siaran.

menghubungi pengurus Angkringan yang berada di kompleks Balai Desa Timbulharjo bila ingin menyiarkan secara langsung kegiatan mereka,� ujar Amron. Seperti halnya media komunitas pada umumya, TV streaming selain bermanfaat

sebagai media kegiatan warga, juga dapat memberikan akses informasi yang langsung bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga TV streaming bisa menjadi media alternatif kebutuhan warga di tengah serbuan informasi media arus utama. Amron

Keterlibatan Warga

20

Kombinasi

Edisi ke-49

TBM Rumah Asa Yang Mandiri

...........

R Permainan edukatif bagi anak-anak di Rumah ASA

...........

Salah satu ciri dari televisi komunitas adalah kontennya yang dari, oleh dan untuk komunitasnya. Istilah lain adalah sebagai media partisipatif yang mensyaratkan keterlibatan komunitas di dalamnya. Semakin banyak keterlibatan warga dalam penyiarannya, akan mendorong keberagaman isi yang disiarkannya. Begitu pula dengan TV Angkringan, warga terlibat dalam menentukan isi siarannya, misalnya dalam kegiatan kesenian. Warga dapat langsung memanfaatkan media ini untuk menyebarluaskan kegiatannya, seperti pentas kesenian, kegiatan warga, pengajian dan sebagainya. Sehingga warga desa yang sedang tidak berada di desanya dan tidak bisa hadir langsung pada kegiatan-kegiatan yang ada di desanya, bisa menonton kegiatan desanya secara langsung mengakses website komunitas ini. Menurut Amron, salah seorang pengurus Angkringan, tidak sulit bagi warganya bila ingin memanfaatkan TV streaming. “Warga bisa langsung

Kegiatan sunday multitalent di Rumah ASA

November 2013

umah berdinding hijau di Karangkajen MG III/ 886 E RT 43 RW 11, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta ini tampak berbeda dari rumah-rumah di sekelilingnya. Jika biasanya ruang depan dari rumah difungsikan sebagai ruang tamu yang didesain dengan furniture yang mewah nan apik, lain halnya dengan rumah ini. Ruang depan rumah ini dihiasi dengan deretan rak buku, aneka macam kreasi kerajinan, baju muslim, dan lain sebagainya. Ini memang bukan rumah biasa, melainkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rumah Asa. Selain menyimpan ribuan koleksi, rumah ini juga tempat diadakannya beragam kegiatan untuk masyarakat.


“Dulu tempatnya di rumah kontrakan dan alhamdulillah sekarang bisa membangun rumah ini. Ruang depan rumah memang kami jadikan area publik,” kata Indra Suryanto. Rumah Asa didirikan oleh pasangan Rubi Utami Varalin dan Indra Suryanto, yang sekaligus menjadi presiden dan sekretarisnya, pada 23 April 2008. Walnya mereka memberi nama Rumah Dunia dan mulai berganti Rumah Asa sejak Januari 2012. Ruang depan rumah tersebut, yang juga rumah pribadi Indra dan Rubi, kemudian difungsikan sebagai tempat memamerkan kerajinan, buku, majalah, dan koleksi lainnya. Ide awalnya menurut Indra adalah agar koleksi buku pribadi mereka bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat sekaligus menumbuhkan minat dan budaya baca. Ide tersebut mendapat sambutan positif dari keluarga, teman-teman dan warga sekitar. Delapan belas orang yang menyambut ide positif itu kemudian mengumpulkan buku-buku pribadi untuk dijadikan koleksi bersama di TBM.

Titip di Angkringan Sore itu (31/10) tampak lengang tidak seperti hari-hari biasanya, hanya tampak empat orang yang asyik mengobrol termasuk dua staf keuangan Sri Martiningsih dan pustakawan Ningsih.

“Biasanya dalam sehari rata-rata ada dua puluh orang pengunjung, bahkan setiap bulan ada rombongan satu bus dari STIKES Surya Global yang mencari referensi ke sini,” kata Indra. Anggota cinta baca yang disebut SOHIB ini sangat beragam, mulai dari kalangan anakanak sampai lansia, pelajar s a m p a i mahasiswa, bahkan warga masyarakat sekitar sampai dari kota lain. Meski baru berusia lima tahun TBM ini memiliki a n g g o t a kurang lebih 1.500 orang. Semuanya m e m a n g dibuat mudah dan gratis, mulai dari pendaftaran h i n g g a peminjaman buku.. Sebagai salah satu pendukung pengembangan literasi informasi dan keterampilan di Yogyakarta, Rubi Utami Varalin menuturkan bahwa TBM Rumah ASA ini bukan hanya sebagai tempat membaca, melainkan tempat mengasah keterampilan, kemampuan yang dibuktikan Kombinasi

dengan bermacam-macamnya kegiatan sehingga menumbuhkan jiwa kemandirian. Sesuai dengan visi yang diusung yaitu “Bertumbuhkembangnya jiwa dan kemandirian masyarakat melalui budaya membaca dan menulis yang bertumpu pada

Kegiatan menggambar & mewarnai di Rumah ASA

sumber daya lokal melalui sistem yang komprehensif.” Gerakan peningkatan minat dan budaya baca yang digagas dan dilakukan Rumah Asa ternyata bukan hanya tertuju bagi masyarakat sekitar, tapi mencakup seluruh DIY dengan membentuk TBM @Angkringan.

Edisi ke-49

November 2013

21


P USTAKA TBM @Angkringan merupakan cara meningkatkan minat dan budaya baca dengan menitipkan bahan bacaan ke angkringan-angkringan (warung nasi bungkus kaki lima) di Yogyakarta. Sampai saat ini sudah 24 angkringan yang mau menyediakan tempat khusus untuk gerakan ini dan tersebar di Kota Yogyakarta, Kotagede, Berbah, bahkan sampai Kulonprogo.

kampung kita basisnya kampung wirausaha, maka TBM ini juga menguatkan jiwa wirausaha,� ujar Rubi. Para peserta pelatihan kemudian bisa menitipkan hasil kreasinya di Toko ASAKURA (ASA KU RAih). Toko ini yang menjadi kaki untuk menopang pengembangan Rumah Asa. Toko ini merupakan bentuk kemandirian TBM ini dalam melakukan pengembangan tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah maupun menyebar proposal kemana-mana. Usaha tersebut juga mendapat dukungan penuh dari “TBM @Angkringan yang dikelola dua pihak kelurahan dan kecamatan, toko tersebut orang relawan ini murni untuk tujuan kemudian didaftarkan menjadi UKM Kelurahan edukasi, jadi buku-buku yang dilempar dan Kecamatan. memang dikondisikan siap hilang. Rubi menjelaskan bahwa dukungan Karena yang menjaga memang hanya tersebut sangat memudahkan untuk kampanye/ penjualnya saja padahal dia pasti sibuk promosi peningkatan minat baca dan keterampilan. Ketika ada pameran dari dengan dagangannya,� kata Rubi. Disperindagkop, Toko ASAKURA dilibatkan menjadi peserta. Kesempatan itu digunakan sekaligus untuk promosi taman baca. Kendala dan tantangan yang dihadapi Koleksi yang disebarkan ke TBM Rumah Asa tentu masih ada, di antaranya saat @Angkringan kebanyakan jenis majalah-majalah, tidak ada dana untuk menerbitkan buletin. Cara tapi tidak menutup kemungkinan buku motivasi menyiasatinya adalah dengan mengunggahnya di dan keterampilan hidup. Setiap satu angkringan media sosial seperti Facebook dsb. Strategi ini mendapatkan jatah 30 sampai 35 eksemplar buku, dinilai pas untuk sasaran pembacanya yang sebagian besar adalah anak muda. dan diputar setiap dua pekan sekali. Saat ini Rumah Asa masih membutuhkan suplai buku meski saat ini koleksinya sudah Menguatkan kewirausahaan mencapai 10.000 eksemplar sebab buku Beragam kegiatan lain juga dilakukan merupakan roh taman baca. Selain itu Rubi dan Rumah Asa, mulai dari pelatihan menulis, motivasi, Indra berharap bisa menjadikan Toko ASAKURA membuat kristik, merajut, kerajinan dari kain flanel sebagai koperasi agar para anggota bisa ikut hingga mewarnai dan melukis bagi anak-anak. merasakan hasilnya. Roh TBM Rumah Asa adalah kebutuhan Pelatihan-pelatihan itu tidak perlu mengeluarkan masyarakat yang tinggi akan ilmu pengetahuan biaya yang berlebih karena para fasilitatornya tersebut berasal dari warga maupun teman yang serta kemauan untuk terus berkreasi. Jadi TBM ini mewakafkan jasanya bagi kegiatan di TBM ini. akan tetap berkegiatan, akan tetap hidup jika rohBahkan tidak jarang warga sekitar pun merelakan roh tersebut belum beranjak dari Rumah Asa. tempat mereka bila kegiatan Rumah Asa Maryani memerlukan ruang yang lebih luas. “Sebenarnya melalui beragam pelatihan itu kami ingin mencari kekhasan daerah, karena

22

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013


I NFO SEKILAS

“Warga harus tenang dan mulai belajar lagi soal kesiapsiagaan menghadapi bencana merapi,nyawa nomor satu dan harta nomor dua”, Ungkap Ganjar Pranowo dalam inti Talkshow bersama MMC FM. Kunjungan Jateng 1 Ganjar Pranowo ke wilayah lereng merapi,tepatnya di Rakom MMC FM

Ganjar Pranowo Sambang Sedulur Merapi

M

enanggapi kenaikan aktivitas merapi tanggal 18 November 2013 walau status tetap normal perhatian dari Gubernur Jawa Tengah sudah tampak dilapangan. Selasa,19 Oktober 2013 kunjungan Jateng 1 Ganjar Pranowo ke wilayah lereng merapi,tepatnya di Dukuh Kuncen,Samiran,Selo,Boyolali. Bertempat di radio komunitas MMC FM bersama jalin merapi mengadakan sarasehan singkat bersama gubernur Jawa Tengah ini yang dihadiri puluhan warga dari beberapa dukuh di desa samiran,T im OPRB Desa,BPBD Boyolali. Ganjar Pranowo yang didampingi Bupati Boyolali Seno Samodro,Kapolres Boyolali ,BPBD Jawa Tengah beserta rombongan dinas lainnya. Kunjungan ke radio komunitas yang notabenya komunitasnya warga merapi yang membutuhkan informasi akurat maka

digunakanlah radio komunitas yang sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat sekitar Rakom MMC,karena selama ini rakom MMC berkerja sama dengan instasi terkait BPPTKG Yogyakarta. Dan acara ini mereka sebut “Gubernur Sambang Sedulur Merapi”. Pukul 15.00 win kedatangan Jateng 1 ini langsung menuju studio rakom MMC FM untuk Tanya jawab dengan Mujianto salah satu crew MMC FM soal konsep radio komunitas ini dalam mitigasi bencana merapi dan penginformasian soal aktivitas merapi. Setelah itu Ganjar Pranowo diajak talkshow singkat oleh crew MMC FM soal pesan maupun saran kepada para pendengar untuk menyikapi ancaman bencana merapi. “Warga harus tenang dan mulai belajar lagi soal kesiapsiagaan menghadapi bencana merapi,nyawa nomor satu dan harta nomor dua”, Ungkap Ganjar Pranowo dalam inti Talkshow Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

23


I NFO SEKILAS bersama MMC FM. Dilanjutkan sarasehan bersama warga bersama Kepala Desa Samiran,Bupati Boyolali dan Gubernur Jawa Tengah. Dimana sarasehan singkat ini intinya menanyakan kesiapsiagaan warga Selo,Boyolali khususnya dalam menghadapi ancaman bencana merapi ini, serta peran informasi dan komunikasi sangatlah penting untuk mitigasi bencana ini,maka dengan itu keberadaan radio komunitas ini harus benar-benar dimanfaatkan dan dikembangkan. “ Radio komunitas ini harus benar benar dimaksimalkan dengan komunitas komunitas seperti ini dan harus di contoh wilayah lain,sehingga pemerintah akan lebih mudah memberi atau menerima informasi dari ataupun untuk masyarakat”, sepenggal pesan Ganjar Pranowo saat memberikan sambutan kepada warga. Mujianto mewakili Radio Komunitas MMC FM dan Jalin Merapi menuturkan “ Ucapan terima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah atas perhatiannya kepada seluruh warga merapi untuk sempat menengok dan terjun kelapangan,hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi warga merapi dan kami pegiat komunitas akan lebih sadar dan siap siaga akan bencana merapi”. Bayu SN

Suasana di Aula Kantor Camat Bayan

Demikian dikemukakan Fasilitator PNPMMPd Kecamatan Bayan, Asrin Tombili, S.Sos pada acara Musyawarah Antar Desa Sosialisasi (MADSos) 18/11/13 di aula kantor camat Bayan. Menurut Asrin Tombili, pemerintah Indonesia dalam mengentaskan kemiskinan melalui MP3KI untuk memajukan ekonomi regional, menjaga iklim investasi serta mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dikatakan, dana MP3KI di Kecamatan Bayan akan dikelola oleh Tim Pengelola Kegiatan yang diketuai langsung ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD). “Pembangunan yang didanai MP3KI ini adalah pembangunan lintas desa. Dan untuk kecamatan Bayan mendapat dana pada tahun 2014 Rp. 8 miliar”, jelas Asrin. Untuk di Kabupaten Lombok Utara, lanjut Asrin, Kecamatan Kayangan akan mendapat dana Rp. 4 miliar, Gangga, Rp. 3,6 miliar lebih, Tanjung Rp. 2,3 miliar dan kecamatan Pemenang Rp. 2,2 emerintah meyakini bahwa miliar lebih. ketidakseimbangan akan menciptakan Asrin mengharapkan, dalam mengelola ketidakadilan, kesenjangan, dana MP3KI perlu kejasama yang baik dengan ketidakstabilan dan meluasnya semua kalangan masyarakat, sehingga tujuan ketidaksejahteraan. Dan untuk pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan mengatasinya diluncurkan program Master Plan dalam waktu singkat dapat terwujud. Percepatan dan Perluasan Pengurangan Primadona/Diskusi III Kemiskinan (MP3KI) untuk meratakan pertumbuhan ekonomi agar mengeleminir kesenjangan.

Pemerintah Atasi Kemiskinan dengan MP3KI

P 24

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013


ASG Pidie Jaya Sambut Baik Pembangunan 6.400 Rumah Fakir Miskin Untuk Warga Aceh

S

ebagaiman telah diberitakan sebelumnya 6.400 Rumah Fakir miskin Siap dibangun di Aceh dalam waktu dekat, adapun daerah yang akan menjadi pilot project pembangunan Rumah Fakir Miskin yaitu,: Kota Banda aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Tengah, Aceh Utara, Bener Meriah, Langsa, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Abdya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Barat, Singkil dan Subussalam. Ketua Umum ASG Internasional Antar Bangsa Syed Jamalluddin kepada media, Rabu(13/11) mengatakan : “ Pembangunan rumah untuk fakir miskin tersebut akan didanai ASG Internasional sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai NGO dibawah Pengawasan Chulalongkorn University Bangkok Thailand” Pembangunan Rumah Fakir Miskin ini tinggal

menunggu mekanisme dari Gubernur Aceh, “ Kita Menunggu Mekanisme dari Gubernur untuk meselaraskan dengan program pemerintah agar tidak doble” tambah Syed usai rapat dengan sejumlah para pengambil kebijakan dari daerah. Ketua ASG Pidie Jaya Ridwan Abdullah (Wan Aneuk Jroh) mengatakan, “ Kami sangat berharap agar segera teralisasi pembangunan rumah Fakir miskin ini, karena selama ini masyarakat miskin calon penerima sangat membutuhkannya”. “ Saya harapkan kepada seluruh ketua masing masing kecamatan agar tidak salah sasaran dalam pelaksanaan pembangunan rumah fakir miskin ini kelak, bantuan rumah miskin ini tidak dikenakan biaya apapun kepada calon penerima dan bila ada yang meminta dana dan dengan alasan apapun segera menghubungi Saya dikantor ASG Pidie Jaya” tambah Ridwan Abdullah atau Wan Aneuk Jroh. em.nasser

DEMO BURUH GUNCANG KABUPATEN PEKALONGAN

K

aryawan PT Panamtex di jalan Pandanarum Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan hari ini, Selasa 19/11 menggalar aksi demo mempertanyakan besaran UMK yang diusulkan dua minggu lalu. Hingga saat berita ini diturunkan, ribuan karyawan masih melakukan mogok kerja. Demo serupa digelar di PT BeHaEs Tex Kedungwuni, jalan raya Surabayan - Madukaran Kabupaten Pekalongan. Dari pantauan pewarta warga di lapangan, sejak jam 06.30 wib polisi sudah memasng pagar kawat berduri untuk menghalau karyawan masuk ke pabrik. DPN Serikat Pekerja Nasional Kabupaten Pekalongan menyerukan agar seluruh buruh melakukan mogok nasional sejak tanggal 19 hingga 21 Nopember 2013 sebagai aksi penolakan terhadap UMK yang diumumkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang jauh dari KHL. UMK Kabupaten Pekalongan ditetapkan sebesar Rp. 1,145 juta jauh dari usulan Serikat Pekerja Nasional Kabupaten Pekalongan sebesar Rp.1.248 juta. Sebelumnya Ali Sholeh melakukan mediasi denga Bupati Pekalongan dan Kabid Perlindungan Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Abdul Kholiq mengenai besaran UMK yang belum juga diajukan ke Gubernur. b0n Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

25


Lumajang; Kembali Menyabet Predikat Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Nasional untuk yang Ketiga Kalinya Prestasi Lumajang memang patut dibanggakan, berbagai penghargaan sudah diraih. Salah satu prestasi yang didapatkan adalah penghargaan Swasti Saba W istara, yaitu penghargaan teringgi untuk katagori kabupaten/ kota sehat. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada puncak acara Hari Kesehatan Nasional ke-49 di Hotel Merlynn Jakarta pada tanggal 14 November 2013. Penghargaan Swasti Saba Wistara (emas) merupakan penghargaan yang ketiga kalinya diterima oleh pemerintah Kabupaten Lumajang. Swasti Saba Wistara merupakan penghargaan tertinggi. Strata dibawahnya adalah Swasti Saba W iwerda (perak) dan Swasti Saba Padapa (perunggu). Penghargaan diberikan setiap dua tahun sekali (tahun ganjil). Prestasi tersebut tidak terlepas dari dukungan dan partisipasi aktif masyarakat Lumajang yang dengan sungguhsungguh ingin menjadikan Lumajang sebagai kota atau kabupaten yang memiliki derajad kesehatan yang tinggi. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut dimotori oleh Forum Lumajang Sehat (FLS). FLS mengerjakan 8 (delapan) kawasan atau tatanan untuk bisa mendapatkan penghargaan tertinggi tersebut, yaitu kawasan: masyarakat mandiri sehat, sarpras dan permukiman sehat, ketersediaan pangan dan gizi, sosial sehat, pariwisata sehat, kehutanan sehat, tertib lalu 26

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

lintas, dan kawasan industri perkantoran sehat. Puncak acara HKN ke-49 dihadiri para bupati dan walikota yang menerima penghargaan, juga beberapa gubernur dan ketua TP PKK provinsi. Sedangkan acara ramah tamah dilaksanakan di Hall B Kemayoran Jakarta, yang dihadiri oleh Menko Kesra, Menkes, Mekumham, Menteri Lingkungan Hidup, Wamen Pekerjaan Umum, Mantan Menteri Kesehatan Prof. Dr. Suyudi dan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.J (K). Menurut Dr. M.H. Eko Romadon,S.Sos.,M.Si, Ketua FLS Kabupaten Lumajang, yang menghadiri acara di Jakarta, Lumajang patut berbangga hati, karena puluhan kabupaten/kota yang memperoleh penghargaan tersebut pernah melaksanakan silaturrahim, studi banding, dan belajar Kabupaten Kota Sehat (KKS) di Lumajang. Menurutnya Lumajang tidak pernah merasa tersaingi, justru Eko, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Lumajang dan pernah studi pasca doktor di Universiteit Van Amsterdam Belanda itu merasa senang, karena ilmu bermanfaat yang sudah diserap oleh kabupaten/kota lain tersebut membawa berkah dan barokah bagi sebanyak-banyak orang di kabupaten dan kota yang lain. Karena selama ini Pak Eko dipercaya oleh Pemprov Jatim menjadi nara sumber untuk mensosialisasikan kabupaten atau kota sehat di Jawa Timur. arsya/rudy


Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013

27


28

Kombinasi

Edisi ke-49

November 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.