Ekskursi Wakatobi 2013
“Tanah Airku, Air Tanahku� Sebuah rekaman perjalanan mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia Cetakan pertama, Desember 2013 Editor: Ade Amelia Albertus Bobby Tim Buku: Ana Fitriyani Fidyani Samantha Fadila Aliqa Handini Damayanty P Mukrima F. Djawaru Penulis: Tim Ekskursi Wakatobi 2013 Harishazka Fauzan Foto Sampul: Fara Sabrina Muntu Penerbit oleh: Ikatan Mahasiswa Arsitektur FTUI (Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus baru Depok, 16242)
ii
EKSKURSI WAKATOBI 2013
“Di lao’ denakangku” Laut adalah saudaraku
EKSKURSI WAKATOBI 2013
iii
DAFTA DAFTA vi Pengantar dari Prof. Ir. Gunawan Tjahjono M.Arch., Ph.D. viii Sambutan PO | Satria Putra Pamungkas x Tanah Air... | Albertus Bobby Widagdo
BAB 1 Tanah Air 4 Suku Bajau 7 Wakatobi | Monica Sidarta
BAB 2 Perjalanan 12 Membuka Jalan Menuju Sampela | Albertus Bobby Widagdo
BAB 3 Sama Bahari 23 Sama Bahari, Sebuah Desa Antara Langit dan Laut | Ade Amelia 28
BAB 4 Menyelami Keseharian Desa Sama Bahari a.
Akses Dalam Desa
40 42 44 46 48 “Berjalan� di Atas Air | Monika Tandibua 53 Transportasi Air Desa Sama Bahari | Nico 54 b.
Aktivitas Kampung
59 66 Bajau dalam Kesehariannya | Ahlan Zakkiyan 68 Panah Bajau | Alfajri Rahmatullah 71 Ruang Sosial di Sekitar Rumah Kepala Desa | Mukrima F. Djawaru iv
EKSKURSI WAKATOBI 2013
AR ISI AR ISI BAB 5 Kapal dan Suku Bajau
Sebuah Perjalanan yang Tidak Pernah Selesai | Thaza Theresia G Hidup di Atas Soppe | Handini Damayanty P Kapal-Kapal Suku Bajau | Muhammad Faris Eryando | Nico
76 78 80 87
BAB 6 Rumah
90 96 Membangun Bersama | Syifa Annisa Basri 114 Rumah Pak Jabira | Ade Amelia 118
Rumah Suku Bajau Dulu dan Kini | Handini Damayanty P
BAB 7 Laut dan Kepercayaan Suku Bajau Adat dan Kepercayaan Masyarakat Bajau | Fadila Aliqa Hantu Laut, Bintang Jatuh dan Penyu | Ery Brahmana S Suku Bajau Sampela Laut dan Darat | Albertus Bobby Widagdo
BAB 8 Akhir Perjalanan Perpisahan | Satria Putra Pamungkas Dokumentasi Perjalanan
EKSKURSI WAKATOBI 2013
123 127 130 134 140 142
v
KATA PENGANTAR Buku ini berupa catatan harian penjelajahan budaya membangun atas suatu masyarakat yang mengandalkan kehidupan di laut. Budaya membangun tak akan terlepas dari kehidupan sehari-hari, daur hidup berbagai kelompok umur, dan peran sosial masyarakat yang disasar. Bukankah budaya itu berakar dari budidaya? Ketertautan budaya mengandung kepedulian akan sumber daya penopang kehidupan. bertumpu pada penyerbukan kehidupan itu budaya bersemi, termasuk budaya membangun. Membangun itu bagi masyarakat bertradisi kuat adalah pernyataan diri. Di dalam diri itu nilai tumbuh, pancar, dan menyemai seluruh kehidupan. Dalam kaitan ini catatan ini menggambarkan keseluruhan kehidupan mayarakat Sama yang oleh orang luar disebut Bajau di Wakatobi. Penggambaran di dalamnya penuh gambar dan sketsa yang menggambarkan pula cara penafsiran mahasiswa Departemen Arsitektur Universitas Indonesia atas gejala yang tampil ke hadapan mereka. dari kedisiplinan pengalam. Keinginan mengungkapkan suatu budaya membangun ini tentu memiliki keterbatasan, namun ketulusan dan kesungguhan menutur dengan media khas arsitektural inilah buku ini hadir. Dia menghadirkan serangkaian potret melalui lensa kelompok peninjau yang merasa wajib melepaskan kehidupan perkotaan dan dunia akademik untuk berkenalan lebih jauh tentang suatu budaya yang amat berbeda. Perbedaan itu terletak pada budaya penunjung yang melekat ke tanah sedangkan budaya masyarakat yang dihadapi melekat ke laut. Penjelajahan bahari ini membuahkan sebentuk budaya bermukim yang menyemikan budaya membangun. Kenyataan bahwa budaya bahari ini mampu memelihara bahasa dalam keadaan keterpisahan dalam jangkauan amat jauh cukup -
vi
EKSKURSI WAKATOBI 2013
-
-
-
-
-
-
-
EKSKURSI WAKATOBI 2013
vii
Sambutan Project Officer Ekskursi Wakatobi 2013 Satria Putra Pamungkas
Suku Bajau, Desa Sama Bahari, Kepulauan Wakatobi merupakan tempat yang kami kunjungi kali ini. Bersama 36 orang peserta lainnya yang berangkat, Ekskursi Wakatobi 2013 Universitas Indonesia : Tanah Airku, Air Tanahku, ingin mengetahui, dan mencoba mempelajari bagaimana hubungan
lahir berada di dalam Rahim sang ibu (air ketuban), hingga pada saat lahir dan menjalani hidup di laut bukanlah suatu hal yang berbeda. Masyarakat yang sejak lahir berada di laut, pada akhirnya menjadikan laut sebagai sumber kehidupan, hingga bertempat yang dipengaruhi oleh alamnya dan bagaimana saat kami yang terbiasa di darat, mencoba membiasakan diri dengan keseharian yang dilakukan mereka. Pembiasaan yang kami coba lakukan
melakukan hal-hal yang bisa dibilang di luar kebiasaan kita. Dua minggu bukanlah waktu yang lama untuk berada disana. Kita mencoba menangkap dan menyatukan pemahaman, serta mendokumentasikannya ke dalam berbagai media, dan membuat sebuah buku rekaman hasil perjalanan kita disana dan dapat disebarluaskan kepada masyarakat luas. Terima kasih kepada Allah SWT, serta semua orang yang ikut membantu dan terlibat kedalam kelancaran perjalanan yang membimbing kita selama kegiatan berlangsung. Serta para sponsor, media partner memberikan dukungan kepada kegiatan ini. Semoga hasil perjalanan ini dapat memberikan manfaat tak cuma kepada kami, namun kepada orang lain, dan mampu menjadi pemicu
viii
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh : Nadia Almira
EKSKURSI WAKATOBI 2013
ix
TANAH AIR... Albertus Bobby Widagdo
Suku Bajau dikenal sebagai sea gipsy di atas laut. Keberadaannya yang tersebar di coral triangle melingkupi perairan nusantara, Sabah (Malaysia), dan Perihal ini memunculkan ketertarikan kami untuk melihat beragam potensi manusia menyikapi konteks lingkungannya yang berbeda. manusia memanfaatkan ketersediaan ruang, konteks sosial, dan budaya yang tercipta di atas lingkung laut. Dalam kegiatan Ekskursi Wakatobi 2013 Universitas Indonesia: Tanah Airku, Air Tanahku mencoba menggali
x
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Buku ini merupakan sebuah rekaman arsitektural yang berusaha menggambarkan keseharian masyarakat Suku Bajau Sampela dalam menyikapi konteks lingkungan “tengah laut” tempat mereka bermukim. Kami, Tim Ekskursi Wakatobi 2013, sebagai orang “darat” menyadari perbedaan pola pemikiran dalam menyikapi lingkungan laut. Perbedaan terlihat antara kami menyikapi “tanah air” dengan masyarakat Bajau yang menyikapi “air tanah” sebagai ruang berkehidupan. Oleh karena itu, yang kami
saja. Hasil pembelajaran ini dilengkapi dengan visualisasi dalam media foto, sketsa, dan diagram yang datanya kami dapatkan pada bulan Juli 2013. akan selalu menjadi sarana pembelajaran dalam melihat keragaman arsitektur di nusantara. Kami juga kehidupan masyarakat Bajau Sampela beberapa minggu saja. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga luaran kegiatan berupa buku ini dapat berguna bagi khalayak luas untuk melihat cakrawala kehidupan yang berbeda di nusantara. -Tim Materi Ekskursi Wakatobi 2013
foto oleh : Rendy Primrizqi
EKSKURSI WAKATOBI 2013
xi
xii
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh : Rendy Primrizqi
EKSKURSI WAKATOBI 2013
1
1
SUKU BAJAU BAJAU DAN DAN WAKATOBI WAKATOBI
1
SUKU BAJAU BAJAU DAN DAN WAKATOBI WAKATOBI
S
Asal Mula Suku Bajau
uku Bajau adalah sebutan bagi orang lain untuk menyebut sekelompok manusia yang hidup mereka sendiri, mereka menyebutnya Suku Sama. Mereka memiliki penghidupan dan kehidupan
di perairan atau pesisir Filipina, Brunei dan Malaysia. Meskipun tersebar, mereka mengetahui letak antar mereka dan memiliki bahasa yang sama. berasal dari Muara Barito yang bermigrasi ke Sulu, Filipina sekitar tahun 800 M. Lalu mereka pindah ke
Budaya Suku Bajau Suku Bajau disebut Lolo
Lolo Lolo ada Syabennara atau Syahbandar, dan sekretaris dari Suku Bajau
biasa disebut Gellareng Ponggawa. Ponggawa keturunan Bajau, juga dapat diberikan sebagai gelar kehormatan kepada seseorang atas jasanya kepada Suku Bajau.
4
EKSKURSI WAKATOBI 2013
kiri: Persebaran Suku Bajau di Indonesia kanan: Persebaran Suku Bajau di Wakatobi
Lolo Bendera Suku Bajau disebut Ula-Ula
Sistem perekonomian Suku Bajau menganut sistem bagi hasil atau Muamalat. Mata uang yang Suku Bajau telah menerapkan sistem demokrasi dalam kehidupan mereka. Meskipun Lolo harus berasal dari keturunan Lolo Lolo
EKSKURSI WAKATOBI 2013
5
Bendera Ula-Ula sebagai simbol manusia dan kuta (gurita). Biasanya dikibarkan pernikahan dan khitanan. Ulaula harus dikibarkan bersama foto oleh: Rendy Primrizqi
6
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Suku Bajau dan alam
Saat air sedang surut sekali, maka air akan tenang, begitu
Sumber: Seminar Ekskursi Wakatobi Arsitektur UI oleh Ir. Abdul Manan, M.Sc (Presiden Kerukunan Keluarga Bajau Indonesia)
Wakatobi oleh: Monica Sidarta
dibagian selatan dan kabupaten Buton dibagian utara dan barat
dikelilingi karang yang menjadi pusat kehidupan dari masyarakat
berbagai perubahan yang terdapat pada masyarakat Bajau.
Wakatobi
menjadi penghuni di perkampungan tersebut.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
7
Sampela
Lohoa
leppa atau bodi dan berbagai kapal yang
terumbu karang dalam jumlah banyak menjadikannya salah satu coral triangle. Coral Triangle adalah
manusia sahabatnya.
8
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Salah satu sahabat dari lautan adalah Suku Bajau. Suku Bajau ini hidup untuk mengejar ikan.
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
EKSKURSI WAKATOBI 2013
9
10
EKSKURSI WAKATOBI 2013
2 2 PERJALANAN P ERJALANAN
EKSKURSI WAKATOBI 2013
11
MEMBUKA JALAN MENUJU SAMPELA oleh Albertus Bobby Widagdo
meninggalkan kamar kos untuk berangkat menuju dunia baru yang belum kusentuh. Ya, saat itu melintasi perairan selat, untuk berpindah dari
Beban bertambah dengan gendongan tas ransel di dada, berisi komputer jinjing, baju hangat, buku bertanduk rusa dari karakter anime.
Berangkat
kami langsung bergegas check-in masukkan bagasi, dengan tetap menggendong
Kendari, ibukota di mana lokasi petualangan kami Saya lantas menghubungi Kak Yuba, seorang alumni almamater kami yang bermukim di dalam mengurus beragam keperluan akomodasi
hari habis tak terasa di kota Kendari untuk mengurus ke berbagai instansi terkait, kami lanjutkan untuk menuju lokasi tujuan kami. Sudah terbayang di salah satu desa di “tengah� laut bermukimnya Suku
12
berubah siklus harinya, jika diharuskan bersandar EKSKURSI WAKATOBI 2013
karena belum kulihat dan kualami langsung kehidupan di desa itu. Kami menginap semalam di tengah laut jika bersikukuh menerjang di saat alam tak berpihak. daratan tempat berlangsungnya pemerintahan
dan informasi mengenai pola hidup Suku Bajau
permukimannya sudah jauh dari bayangan kami,
hari juga kami habiskan di sini, sebelum akhirnya
“ B e r ag a m i n t e r v e n s i ya n g masu k m e nye bab kan kam pu ng ini bertransformasi secara f i s i k mau pu n pola ke h i du pa n nya , t i da k la h m e lu n t u r ka n k e i n da h a n nya . M a s ya r a kat t i da k s e r ta - m e r ta m e n e r i ma s u b stan s i bar u ya n g m a s u k , m e la i n ka n m e n coba bernegosiasi dengan ti dak m e n i n ggalkan jati d i r i nya s e b ag a i s u k u la u t. A i r a d a la h ‘ ta n a h ’ d a n d i u paya kan agar tetap s e bagai ‘ tan ah ’ bag i S u ku Bajau . Sam pai kapan kah kear i fan lo kal ki ta te r u s ‘ d ijajah ’ ban g sa la i n , ta n pa k i ta s e n d i r i ya n g pe du li m e m pe lajar i , m e m pe r tahan kan , dan m e n g e m ban g ka n nya? Ata u m e r u s a k nya? ”
dermaga sekitar pukul 4 sore. Kami menyeberang Kaledupa, merestorasi tenaga, untuk selanjutnya menyeberang ke desa Sama Bahari esok paginya, desa tujuan utama kami dalam kegiatan ekskursi ini.
Sesampai di Kaledupa, kami langsung diarahkan mengantar kami menuju rumah tersebut. Mobil ini berfungsi layaknya angkot di kota dengan hanya
Kaledupa telah padam. Ya, instalasi listrik di pulau ini hanya menyala dari maghrib sampai pagi saja. Kondisi ini jauh lebih baik daripada desa Sama Bahari, yang dari informasi sebelumnya, dikatakan generator, hidup dari petang sampai tengah malam
menjamu kami dengan jamuan makan malam dan Bahari, yang kebetulan berada di pulau tersebut untuk mengurus administrasi.
tugasnya mengantar kami ke instansi di Kaledupa,
Hampir Sampai Langsung saja kujelaskan maksud dan mengumpulkan informasi sebanyaknya mengenai kondisi, sejarah, pola hidup Suku Bajau di desa
seorang “mengengkol” gagang untuk menyalakan mesin kapal. Otot tangan mereka memutar gagang “Brum, brum, brum…” mesin menyala, tak lama sudah meninggalkan dermaga Kaledupa.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
13
Desa Sama Bahari
asing, kebanyakan dari negeri Britania, leluasa
memanjang berdiri indah di tengah laut. Kampung
seputar sosial dan ekologi lingkungan.
dinding rumah dan mayoritas atap daun kelapa,
di kediamannya. Kamar depan di rumahnya
Menyentuh dermaga selatan kampung, terlihat menyambut kedatangan kami. Ya, sangat jarang
kami. Kami di antar berkeliling kampung yang sudah masuk fase transisi rural menuju urban. dalam menunjang kebutuhan pokok masyarakat
pionir lokal untuk melakukan kegiatan tersebut
knockdown
14
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Desa Sama Bahari sketsa oleh: Muhammad Faris Eryando
EKSKURSI WAKATOBI 2013
15
papan kayu dengan pondasi beton, yang katanya dibangun setahun sebelumnya untuk
pengaruh masyarakat yang meminta untuk meninggikan portal pondasi, agar sampan yang merupakan “kaki� kedua masyarakat Bajau bergerak tetap memadai.
dengan Suku Bajau sebagai pelaku utama
mereka,
atau
apapun
diksi
lain
yang
sumber lain atau dari paparan foto/sketsa
16
EKSKURSI WAKATOBI 2013
modernisasi mengingatkanku akan penggalan pernyataan “… ” dan “… produce their own secondary texts menyebabkan kampung ini bertransformasi
agar tetap sebagai “tanah” bagi Suku Bajau. Sampai kapankah kearifan lokal kita terus “dijajah” bangsa lain, tanpa kita sendiri yang peduli mempelajari, mempertahankan, dan pun menutup hari pertama dengan menginjak air sebagai “tanah air” mereka dengan perenungan tersebut.
sketsa oleh: Bambang Nur Oesman
EKSKURSI WAKATOBI 2013
17
18
EKSKURSI WAKATOBI 2013
3
DESA SAMA SAMA BAHARI DESA BAHARI
EKSKURSI WAKATOBI 2013
19
“Sebuah Narasi tentang Kehidupan Bahari”
makin dalam, memperlihatkan isi yang ditelannya. Semakin dalam saya perha
buat saya ingin mengetahui lebih lanjut, siapa mereka? Lalu saya memutuskan un dunia sendiri. “ 20
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Rendy Primrizqi
EKSKURSI WAKATOBI 2013
21
foto oleh: Rendy Primrizqi
22 22
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Sebuah Desa di antara Langit dan Laut oleh: Ade Amelia
seiring dengan kami yang semakin mendekat menuju desa itu. Ya, di tempat ini kami akan menepi. Sebuah bodi berada di antara langit dan laut.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
23
Foto oleh: Annas Resaldi
ibu yang mengobrol dan memasak di luar rumah
yang memperbaiki kapal mereka, dan kegiatan lainnya.
bertambah banyak sehingga desa ini semakin
h kami selama melakukan
kali surut, kami berjalan di tanah pasir sembari
24Sama Bahari Gerbang Desa
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Menumbuk beras foto oleh:
dermaga utara yang indah berada, berhadapan langsung dengan seberang basecamp kami.
oleh sebuah jalan khas darat, bermaterialkan keramik. Katanya,
pasokan, serta orang darat yang berkunjung. Suku Bajau sendiri
sinar matahari mengenai permukaan air, ternyata ia memantul
Bajau bermukim di sini. Kami setuju dengan hal ini, karena
EKSKURSI WAKATOBI 2013
25
Massa Bangunan
26
EKSKURSI WAKATOBI 2013
oleh pemerintah.
tanah mereka.
Orientasi Bangunan EKSKURSI WAKATOBI 2013
27
Material Pembentuk Desa Sama Bahari di desa Sama Bahari tersebut terhubung pada satu path
kayu saat dipijak, semakin menyadarkan saya
dan bentuknya, juga material dan bentuk yang digunakan untuk atap dan dinding. path pekarangan rumah tetangga yang terbuat dari fosil
rumah di desa ini, yaitu pondasi dari kayu yang dan diteruskan dengan kolom kayu, pondasi
tadinya beton, menjadi kayu yang masih utuh, hingga kayu yang mulai lapuk dan bolong karena
28
daun kering, seng, dan ada pula yang merupakan EKSKURSI WAKATOBI 2013
ke laut. yang terbuat dari anyaman bambu dan dinding dari segi rumah, mulai dari material hingga prinsip keterbangunannya, namun, berdasarkan perbedaan tersebut terdapat benang merah yang
ada pula
Sama Bahari. Bentuk pondasi rumah tersebut mempengaruhi pola gerak kapal yang merupakan sebagai transportasi utama Suku Bajau menjadikan
kolom yang menyangga jalan utama yang juga Suku Bajau.�
EKSKURSI WAKATOBI 2013
29
“Desa Sama Bahari memiliki keberagaman dari segi rumah, mulai dari material hingga prinsip keterbangunannya, namun, berdasarkan perbedaan tersebut terdapat benang merah yang dapat disimpulkan, yang menjadikannya tIpe tersendiri yang khas sebagai Arsitektur suku Bajau Sama Bahari. Bentuk pondasi rumah tersebut mempengaruhi pola gerak kapal yang merupakan transportasi utama suku Bajau. Adanya kapal sebagai transportasi utama suku Bajau menjadikan setiap rumah suku Bajau memiliki penyimpanan kapal sebagai elemen yang penting dalam rumah suku Bajau.�
struksi kayu bakau. sketsa oleh: Andri Nur Oesman foto oleh: Syifa Annisa Basri
30
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Intervensi pemerintah berupa pondasi beton tancap bangunan Rumah Pintar
EKSKURSI WAKATOBI 2013
31
POTONGAN DAN TAMPAK
32
EKSKURSI WAKATOBI 2013
ATAS DESA SAMA BAHARI
EKSKURSI WAKATOBI 2013
33
34
EKSKURSI WAKATOBI 2013
EKSKURSI WAKATOBI 2013
35
36
EKSKURSI WAKATOBI 2013
EKSKURSI WAKATOBI 2013
37
38
EKSKURSI WAKATOBI 2013
44
MENYELAMI KESEHARIAN KESEHARIAN MENYELAMI DESA SAMA SAMA BAHARI BAHARI DESA
EKSKURSI WAKATOBI 2013
39
oleh Nadia Almira
kami masih dihadapkan oleh jalanan dari semen yang juga merupakan bantuan dari pemerintah. ataupun suara cempreng tentang alarm yang dapat membangunkan dari utama, yang kebanyakan berupa jalan dari kayu, desa. kakak�. menghubungkan, baik dari satu tempat ke tempat rumah pintar, sekolah yang dibangun oleh pemerintah dan berada tepat di depan dermaga.
bolong, dan tentu menimbulkan bunyi dan getaran kayu yang disambung dengan paku ataupun bambu yang diikat berfungsi.
foto oleh: Nadia Almira
40
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Nadia Almira
foto oleh: Nadia Almira
bisa dilakukan di dalam rumah karena kurangnya memilah ikan hasil tangkapan di laut yang sedang surut. Saya ingat saya duduk di sebelah mereka, di jalan yang terbuat dari papan kayu, mengobrol dan bertanya apakah saya boleh mengabadikan momen
dan saya menengok ke kanan dan ke kiri, tetapi
oleh nenek itu.
melihat ke depan saya menemukan sumber suara, rumahnya dengan senyum dan lambaian tangan.
berinteraksi. Untuk berjalan, untuk berlari, untuk duduk, untuk menyapa, untuk mengobrol. Untuk memperdekat hubungan, untuk melaksanakan
Untuk menambah dan memberi pengalaman baru, untuk berkenalah lebih dekat dengan Suku Bajau.
sering pemilik rumah itu jemur di jalan depan
EKSKURSI WAKATOBI 2013
41
Jalan Titian, Penyambung Cerita di Sama Bahari Kehidupan Suku Bajau yang sangat dekat dengan laut ternyata sudah mulai menapakkan kaki ke tempat yang lebih tetap, yaitu dengan membangun hunian mereka di daerah pesisir sekolah menggunakan sampan, baik diantar ataupun menumpang pada sampan yang sedang dengan sampan. Kebutuhan Suku Bajau sudah semakin berkembang hingga kini terbentuklah permukiman padat dan berdekatan. Strategi pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi dari Suku Bajau
anak yang sudah semangat menuju sekolah, harus Keadaan ini semakin lama menurunkan semangat
anak semakin senang berangkat ke sekolah karena
42
EKSKURSI WAKATOBI 2013
pertama dibangun justru bukan dari bantuan pemerintah, melainkan pendanaan dari orang beberapa lama di sana. Bentuknya sedikit berbeda,
untuk menggunakan sampan mereka. dan bisa dilihat dalam kondisi yang jauh lebih baik dasar laut dan terendam air asin. Sudah mulai terlalu panjang. Kualitas yang berbeda dengan saat ini sekiranya adalah hasil dari proyek yang sangat perlakuan khusus yang seharusnya dapat dipelajari
pengerjaan.
untuk menghubungkan sekolah dan rumah foto oleh: Fara Sabrina Muntu
EKSKURSI WAKATOBI 2013
43
Jalan Titian Multifungsi oleh: N. Nugroho
jalan setapak yang menjadi jalan utama yang
dari jalan utama di desa Sama Bahari, Kaledupa,
digunakan untuk akses transportasi sampan atau portable jalan tersebut dipakai untuk akses transportasi maka jalan tersebut dapat dipindahkan atau dilepas agar kapal dapat melintas. Saat akan digunakan
lainnya. portable biasanya digunakan jika di dekat portable biasanya
portable dipindah atau di lepas sesuai dengan kebutuhan
sketsa oleh: Nuvi Lailani Oktaverina
44
foto oleh: Syifa Annisa Basri
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Nadia Almira
foto oleh: Nadia Almira
yang portable, yang membantu akses sampan/ Material yang digunakan biasanya menggunakan kayu bekas pembangunan rumah
portable biasanya hanya diletakkan begitu saja tanpa dipaku di satu ujungnya sehingga masih bisa dilepas atau
paku bekas yang biasanya masih menempel di kayu
EKSKURSI WAKATOBI 2013
45
oleh Dio Guna
Kehadiran Titian dan Pengaruhnya terhadap Desa Sama Bahari oleh: Dio Guna Putra
material beton. Maka, orang darat didatangkan ke dalam budaya Suku Bajau. Orang darat mulai mengakui keberadaan Suku Bajau dikarenakan
ini dimulai oleh pembangunan jalur tengah yang membelah kampung jadi bagian utara dan selatan.
tengah laut yang terlihat sangat nyata dari pantai.
air, orang berjualan dari rumah ke rumah melalui perahu, interaksi antar tetangga juga lebih sering semakin banyak, namun belum terbesit ide oleh Suku Bajau untuk menghubungkan antar rumah
Kemudian dilanjutkan dengan jalur utara, sejajar dengan jalur tengah sekaligus penghubung antar
dikarenakan penggunaan pondasi yang kuat berupa
laut. Baru kemudian ide menghubungkan antar
menimbulkan gelombang yang kuat. Masa beton yang besar dan penggunaan kaki pada kolom
dihubungkan dengan balok dari beton juga sehingga
46
EKSKURSI WAKATOBI 2013
sketsa oleh: Dio Guna Putra
jinjit untuk menyerahkan barang yang dibeli. diikatkan balok kayu. Baru diatas balok kayu pondasi yang menjadi penopang dari pengalas yang bermaterialkan papan kayu.
mengakibatkan masyarakat Bajau lebih sering berpindah dan memudahkan koneksi antar rumah. banyak telah merubah pandangan kolot Suku Bajau terkait dengan komunitas. Menurut hasil
mudah untuk berkeliling kampung dan mengenal tetangga yang rumahnya agak berjauhan. Selain dikarenakan bisa menjadi penanda lokasi rumah, interaksi menarik antara pengguna jalur air dan
terhadap perahu yang penggunaanya sangat
ke perumahan penduduk Bajau melalui jalur air.
masyarakat berinteraksi dikarenakan mudahnya
suatu kali air sedang surut, tetapi masih bisa menjulurkan tangan sambil membungkuk untuk EKSKURSI WAKATOBI 2013
47
“berjalan” di atas air oleh Monika Tandibua
memanfaatkan hal tersebut untuk berjalan di unik, bertekstur kasar dan berukuran besar. teripang, dll sebagai bahan makanan ataupun
pijakan bahkan menjadi suatu pondasi. karang saja yang menjadi pijakan bagi orang Sampela, air juga bagaikan “tanah bagi mereka,
bersih yang ada di darat, dan kemudian mereka
mengelilingi mereka selama berada di desa
dan menyimpan air tersebut untuk kebutuhan
pakaian, dan lain sebagainya, sehingga mereka membutuhkan alat transportasi dari desa Sampela yang berada di tengah laut hingga sampai ke daratan.
Beberapa jalan di laut yang menghubungkan antar hunian, ada yang berada
berdiri di atas sebuah pondasi “tanah” karang sebagai pondasinya, melainkan menggunakan menggunakan karang sebagai pondasinya, maka mengakomodasi kebutuhan mereka sehari hari. Sampan tersebut biasanya di taruh atau diparkir di ada juga yang mempunyai tempat khusus untuk menaruh sampan. objek melainkan banyak “jalan” untuk dipakai merupakan jalan bagi mereka dan akan selalu dapat pergi ke darat, karena sampan mereka memenuhi kebutuhan mereka.
48
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Rendy Primrizqi
EKSKURSI WAKATOBI 2013
49
50
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
foto oleh: Syifa Annisa Basri
EKSKURSI WAKATOBI 2013
51
foto oleh: Nadia Almira
52
EKSKURSI WAKATOBI 2013
TRANSPORTASI AIR DI DESA SAMA BAHARI oleh Nico
dibuat tempat untuk menyandarkan kapal di luar permukiman yang sekarang disebut dengan dermaga.
berpikir ulang lagi untuk menggunakan batu karang atau semen sebagai pondasi rumahnya.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
53
oleh Aurelia Audentya Widoretno
“Di lao’ denakangKu� Laut adalah saudaraku. Mungkin itulah yang dirasakan oleh Suku Bajau. Mereka tumbuh dan hidup bersama laut. Segala hal yang sekiranya
dengan lautan. Suku Bajau mendirikan rumah mereka di atas laut menggunakan pondasi yang dijepit
seorang ibu. Untuk naik ke atas sampan saya harus menuruni empat anak tangga yang terbuat dari batang pohon. Saat meminjakkan kaki saya ke anak tangga pertama saya sudah merasa takut jika batang pohon tersebut akan patah karena batang pohon tersebut terlihat sudah berlumut dan sedikit rapuh, lalu saat saya memijakkan kaki kanan saya di batang benar saja batang pohon tersebut patah.
desa yang merupakan permukiman masyarakat
akhirnya saya pun sudah berada di atas sampan, ternyata butuh penyesuaian lagi untuk bisa seimbang di atas sampan, bergerak sedikit saja
daratan.
posisi untuk duduk bersila, dan setelah itu sampan mulai digerakkan.
rumah dengan rumah. Saya bisa melihat dengan apabila air laut sedang pasang. Sampan merupakan salah satu alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Suku maka masyarakat Suku Bajau selalu menggunakan satu dari sekian jenis perahu yang digunakan oleh masyarakat Suku Bajau, namun sampan adalah transportasi laut pertama yang saya sendiri naiki dan rasakan saat pertama kali menginjakkan kaki Saya ingin berbagi kisah mengenai adanya “jalan laut� yang dimiliki oleh masyarakat Suku
dalam dan airnya sangat jernih. seminimal mungkin membuat suatu gerakan yang bisa membuat sampan bergoyang. Butuh beberapa menit untuk saya terbiasa dan duduk bersila dengan pemandangan sekitar. Setelah menyampan selama
di desa Sama Bahari yang terbuat dari kayu, yang
pengalaman saya, merasakan langsung menaiki
sebagai alat tempuh, menaiki sampan merupakan Segala bentuk rasa saya alami dari penasaran, takut
54
letaknya dapat dijangkau dengan menaiki sampan. orang Suku Bajau yang mengendarai sampan atau
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Saya melihat seorang bapak yang bersiap
mengendarai sampan. Bajau ini saya anggap menjadi suatu keunikan tersendiri. Bagaimana Suku Bajau memanfaatkan
terletak sedikit ke dalam, maka tentu mereka harus
Sebagian jalan yang terdapat di desa tersebut
kebiasaan mereka. Beberapa bangunan bentukan pemerintah tetap mempertahankan ruang di
foto oleh: Nadia Almira
masyarakat Suku Bajau bisa memanfaatkan jalan laut yang ada di sekitar rumahnya, hal ini dikarenakan air laut yang surut. Biasanya air surut
yang menggunakan mesin. jalur perahu untuk melintas namun ternyata juga dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk menjual hasil tangkapan mereka. Beberapa kali saya melihat ibu yang berkeliling menggunakan sampan sembari
dengan para ibu yang berada di atas jalan.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Nadia Almira
nelayan. Selain itu saya juga mendapat kesempatan untuk ikut bersama seorang bapak yang bernama
55
56
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Seperti kita yang hidup di darat yang bergantung pada keberadaan sebuah jalanan, maka Suku Bajau ini bisa dibilang bergantung dengan jalan laut ini, karena hidup mereka yang dikelilingi oleh laut. Jalan laut memberikan suatu kehidupan tersendiri bagi Suku Bajau, menghidupkan suasana yang akan sulit ditemukan di tempat lain.
Suku Bajau. Kami menaiki perahu bermotor, saat masih di sekitar dinyalakan saat sudah keluar dari daerah perumahan. Saat itu ombak
menyala, dan satu lagi membuang air dari dalam perahu ke luar.
keberadaan sebuah jalanan, maka Suku Bajau ini bisa dibilang bergantung dengan jalan laut ini, karena hidup mereka yang dikelilingi Bajau, menghidupkan suasana yang akan sulit ditemukan di tempat lain.
sketsa oleh: Dio Guna Putra
EKSKURSI WAKATOBI 2013
57
Menjaring ikan tembah sketsa oleh: Dio Guna Putra
58
EKSKURSI WAKATOBI 2013
aktivitas masyarakat bajau Mata Pencaharian Masyarakat Bajau dikenal dengan keahliannya dalam hal melaut. Fakta tersebut begitu terngiang
terbuat dari kayu khas orang Bajau, mengumpulkan bulu babi, mengambil dan mengantarkan air dari darat ke kampung Bajau, dan masih banyak yang lain.
membuat perahu, melaut bukan pilihannya, melainkan menjadi tukang perahu lah yang ia pilih menjadi
Nubba nubba adalah tempat yang biasa dipakai untuk nubba karena bagian barat desa merupakan perairan dangkal nubba adalah teripang, nubba
foto oleh: Nadia Almira
EKSKURSI WAKATOBI 2013
59
sketsa oleh: Dio Guna Putra
Air Bersih
Belanja Pakaian pakaian di bale-bale
60
EKSKURSI WAKATOBI 2013
diminum.
Alam Sehari-Hari
mereka. Semburat jingga kemerahan dari tenggelamnya matahari menjadi pelepas penat dan lelah setelah seharian berkeliling mengumpulkan data. Malam hari sebagai pengantar penutup hari masih ada pemandangan bulan dan bintang yang berserakan di langit, hingga dengan mudah kita dapat melihat pernah melupakannya dan ingin sekali untuk kembali kesana.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
61
Euforia 17 Agustus
alat musik rebana. Sedangkan beberapa remaja lainnya asyik menari dan menyanyi berpasangan.
62
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
EKSKURSI WAKATOBI 2013
63
Listrik
biasanya hanya malam hari saja dinyalakan. Kami
dan menonton bersama. Selain itu, juga beberapa
foto oleh: Syifa Annisa Basri
Kapal Dikerja Kapal telah menjadi sahabat dari suku
kapal yang sangat berjasa baginya itu. Setelah bertanya lebih lanjut, ternyata kapal ini sedang kapal yang keseluruhannya terbuat dari kayu itu. api lalu memanaskan seluruh bagian kapal yang adalah yang paling lembab karena terus terkena air sehingga perlu dikeringkan untuk menjaga kualitas kayu agar tetap kuat.
Kemana Harus Membuang Sampah? belum sepenuhnya dapat menjaga laut tempat dan keterampilan akan teknologi terkini membuat diturunkan dari leluhurnya dalam berkehidupan.
64
EKSKURSI WAKATOBI 2013
yang patut disayangkan adalah minimnya kesadaran untuk menjaga kebersihan laut. Kegiatan membuang
sampahnya ke darat yang terdekat dari desa Sampela, sehingga masyarakat desa Sama Bahari harus memutar ke daratan yang lebih jauh untuk “sekedar� membuang sampah. Usaha ini membutuhkan solar
Gotong Royong dan Keramahan
foto oleh: Syifa Annisa Basri
Bahari adalah kehidupan bermasyarakat yang unik, yang sudah jarang kita temui dalam kehidupan bermasyarakat di perkotaan. Mereka memiliki banyak hal baik untuk kita
satu desa itu akan membantunya hingga rumah selesai berdiri tegak. pendatang. Mungkin karena desa mereka kini telah foto oleh: Rendy Primrizqi
banyak orang baik dari dalam maupun dari luar negeri datang mengunjungi desa mereka membuat mereka sangat menyambut baik kedatangan pendatang dan berusaha sebaik mungkin untuk membuat pendatang
EKSKURSI WAKATOBI 2013
65
BAJAU DALAM KESEHARIANNYA
oleh Ahlan Zakiyyan
kebutuhan hidupnya dan pada musim mudik kulit. Suasana sepi sangat kontras dengan apa beraturan, mereka berkelana dari dari satu tempat ke tempat lain menyesuaikan dengan kondisi alam laut. Orang Bajau terkenal dengan kepintaran laut berada dan hal inilah yang disegani oleh orang
heran mereka sering berkelana ke Kepulauan mengayuh kayu sebagai penggerak sampan mereka. yang bersandar di samping rumah dan terdapat pula perahu mengitari desa dengan turis asing di dalamnya. ke daerah lain mengantarkan hasil tangkapan laut
66
EKSKURSI WAKATOBI 2013
sketsa oleh: Alfajri Rahmatullah
panasnya merata. Benda yang menjadi bahan baku itu dia hanya mengandalkan rasi bintang yang ada di langit dengan patokan rasi bintang biduk yang
di desa Sama Bahari, faktor lingkungan menjadikan
laut menjadi primadona dan menjadikannya rasi bintang biduk.
untuk kehidupan di kampung. Biasanya pada hari digunakan sebagai dinding rumah mereka, dan terkadang juga digunakan sebagai barang barter potensi menjadi desa yang menjadi daya tarik turis mereka juga membuat buah tangan khas berupa
ini merupakan bantuan dari kepala desa ini yang terbagi menjadi enam kotak menjadikan penghasilan tambahan di musim panen. Selain mengolah sumber daya laut berupa sederhana. Bentuk yang simetris dengan lekukan Sungguh sebuah desa diatas laut yang
EKSKURSI WAKATOBI 2013
67
sketsa oleh: Alfajri Rahmatullah
Panah Bajau oleh: Alfajri Rahmatullah tahu kehebatan mereka? Keberadaan mereka yang
dan mungkin sudah biasa bagi mereka karena hal tersebut merupakan modal dalam berkehidupan
lagi terpisahkan kehidupan mereka dan laut sebagai ruang hidupnya, sudah ada ketergantungan, dan sudah melalui banyak proses penyesuaian
menjaring, menombak, nubba
ala Bajau ini, hal ini dikarenakan sejenak saya free diver oleh yang mampu menahan napas di dalam air terlama
dengan memanah yaitu menggunakan busur dan
melihat “panah� ala Bajau tersebut, saya amat maksud jauh lebih modern dari apa yang saya kemampuan menahan napas dalam air oleh
angin namun tak berlaras melainkan beramunisikan sudah memiliki mekanisme sederhana namun
68
EKSKURSI WAKATOBI 2013
temurun diajarkan oleh ayah mereka dan hal ini terus berlanjut hingga sekarang. tersebut memiliki sistem yang lebih mirip bow gun membutuhkan tubuh prima serta persiapan yang sebagai penahan bahu dan pegangan selayaknya memanah, biasanya memanah merupakan salah pada ujungnya. Selain itu terdapat pelontar menggunakan karet yang disangkutkan kepada pelatuk dari bagian panah Bajau tersebut bodi
kurang dapat tantanganya�, ujar seorang nelayan
kasuami
ada kebanggaan tersendiri bagi nelayan ini untuk
laut luas. Beberapa nelayan yang saya temui, EKSKURSI WAKATOBI 2013
lautan, dan memanah di tengah lautan dilakukan dengan menyelam terlebih dahulu bermodalkan
69
menunggu dan dalam posisi siaga membidik ikan buruan. Begitu ikan lengah barulah pelatuk panah ditarik dan pelontar karet melontarkan besi panjang menghujam ikan. Lebih baik lagi jika besi tersebut tepat mengenai kepala ikan atau bagian atas perut
yang konon pertama kali mengenalkan alat pengetahuan akan teknologi ini dari daerah
Barulah setelah itu ikan buruan hasil tangkapan bodi ala Bajau yang membuat saya terperangah karena bukanlah merupakan sesuatu yang bisa dilakukan oleh semua orang. kesempatan bertemu seorang nelayan yang sudah
merupakan proses trial error yang ia kembangkan sendiri sehingga panah ala Bajau ini masih sangat berguna bagi para nelayan Sama Bahari hingga saat ini? Begitu pertanyaan tersebut terlontarkan beliau pengetahuan tentang teknologi yang bisa dibilang sangat mutakhir diantara kalangan masyarakat Bajau saat itu.
ikan khususnya memanah ala Bajau ini. Umur sangat lirih, kemampuan berbahasa hanya sebatas
berspekulasi dari mana sebenarnya asal muasal
lagi sebagaimana kebanyakan tubuh nelayan
ilmu tersebut merupakan sebuah tradisi berharga
memanah sejak usia sangat belia.
manah, memanah ala Bajau merupakan sebuah manusia Bajau terhadap alam dan ilmu teknologi. Sebuah senjata berujung pada teknik mendapatkan hasil alam tanpa merusak alam. Kesadaran untuk menjaga alam sebagai sahabat serta sumber kehidupan inilah yang saya rasa sebagai kearifan lokal khas Suku Bajau Sampela.
70
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Rendy Primrizqi Rumah Pak Suhaele (kepala desa) masih memiliki ciri rumah Lolo (Raja Bajau) yaitu
Ruang Sosial di Sekitar Rumah Kepala Desa oleh: Mukrima Fauriska Djawaru
punya rumah. banyak mendengar pujian yang dilontarkan oleh
tamu dan mendiskusikan perihal keadaan desanya menjadi kepala desa Sama Bahari. Biasanya mereka berkumpul dan mendendangkan sampai di dermaga yang terletak di ujung selatan
di sebelahnya, membuat tempat berkumpul ini semakin besar dan menampung semakin banyak remaja. dan gerbang di depan rumahnya. Konon katanya,
raja. Gerbang tersebut akan menyebabkan orang
EKSKURSI WAKATOBI 2013
71
foto oleh: Annas Resaldi
dimana kami bersoaialisasi dengan penduduk
juga merupakan tempat remaja Sampela untuk
dan berteduh dari panasnya matahari setelah puas
sampingnya sambil bergandengan tangan dengan
lapangan ini terbentuk.
berisi genset milik desa Sama Bahari. Genset inilah
bisa masuk keluar dengan seenaknya dari ruang
harus pergi ke lapangan bola yang lebih besar,
listriknya. Yang masih menjadi tanda tanya bagi saya,
Bajau di lapangan ini.
manapun, melainkan khusus dibuat sebagai ruang
72
banyak belajar di Sampela.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Pencak silat sebagai salah satu budaya suku Bajau dulunya dilakukan di laut yang surut. dilakukan di atas laut. foto oleh: Rendy Primrizqi
EKSKURSI WAKATOBI 2013
73
74
EKSKURSI WAKATOBI 2013
5
kapal dan dan suku suku bajau Kapal bajau
EKSKURSI WAKATOBI 2013
75
Sebuah Perjalanan yang Tidak Pernah Selesai Oleh : Thaza Theresia Georly
S
elalu ada ribuan kisah tentang laut kita yang
alegori. Maka tak heran jika ternyata benar ada sekumpu lan orang yang hidup mengua sai laut. Meski bukan dalam
siapa saja yang dianggap tak patuh. Membahas sekumpulan orang yang men tak kalah menarik. Maka mari kesampingkan se menambatkan kapalnya di sebuah tempat dan be
di laut. Bernyanyi, menjerat, hingga saling bunuh. Baik dipermukaan atau dibagian tergelap dan ter dalam lautan.
sesungguhnya dongeng se
imaji yang diberi nama teritori mulai membagi laut
bertetangga lalu sistem kampung. Mari kita bertan ya tanya mengenai kehidupan berkapal mereka.
Dalam skala mikro, mereka memang meninggalkan satu daerah perairan ke daerah perairan lain. Kegiatan yang kita sebut sebagai berlayar mengarungi laut. Tapi mari jauhkan sedikit sudut pandang kita. Cobalah melihat dari atas awan. Dalam sebuah skala yang lebih makro. Bukankah sebenarnya mereka tidak pergi kemana-mana. Mereka tetap di air. Mereka tetap di laut. Mereka tinggal disana. Pergerakan mengarungi laut sebenarnya bukan sebuah proses pergi. Melainkan sebuah proses tinggal.
menggembara? Bukankah itu merupakan dua hal yang ber tolakan? “Arsitektur selalu dipercaya lahir dari kebutuhan
space of going. Dua pengalaman spasial yang berbeda.“
tangan berkait, melainkan segerombolan manusia bertubuh tegap, berkulit
orang. Sembilan orang anggota keluarga yang men garungi laut. Siang, tak jarang juga malam, kapal mereka bergerak membelah samudera. Mengarung laut ke mana saja mereka suka. Sesekali saat malam, yang
Kalau kita punya konsep rumah sebagai tempat menetap dan mengembara sebagai suatu perjalanan yang meninggalkan rumah, bukankah apa yang dijalani suku Bajau di dalam kapalnya lalu menjadi paradoks? Mereka pergi, namun seakan
pernah satu. hat dan melakukan hal lain selain berlayar. Begitu terus menerus. Sejak pertama kali suku ini
76
EKSKURSI WAKATOBI 2013
dapat diletakkan begitu saja sebagai sebuah oposisi: arsitektur atau nomadism. Ada relasi sangat intens sebenarnya bukan sebuah proses pergi. Melainkan Bisa jadi pemahaman kitalah yang terlalu pada lansekap. Dengan bentuk relasi manusia pertersebut menjadi arsitektur. Pergi-meletakan tanda-arsitektur. Terus dan terus.Arsitektur tak pernah tempat -
dengan mereka yang seumur hidup “berjalan” dan “mengendarai”? Bagi mereka yang seumur hidup sebuah perjalanan?
sungguh sungguh pergi, melainkan hanya pergi yang gal dan ikut pergi. dengan pengalaman mereka “berlayar”.
sitektur, bukan? Bahkan benarkah mereka berjejak?
kerangka yang lebih besar? gan semua kalimat tanya ini, sebuah kesadaran lalu terlalu banal.
besar?
satu daerah perairan ke daerah perairan lain. Kegiatan
EKSKURSI WAKATOBI 2013
77
Hidup di Atas Soppe kapal itulah banyak tertuliskan sejarah kehidupan mampu menghidupi keluarganya dari laut. Satu kapal dapat berisikan satu atau lebih keluarga, mereka hidup bersama dalam satu ruang tanpa sekat dan Soppe, sedangkan perjalanan lama dengan kapal disebut pongka.
suplai air bersih di atas kapalnya selama berlayar
bila sudah belajar kepada sandro atau dukun.
sandro yang ditujukan kepada Yang Maha Kuasa. Setelah itu,
adalah apakah orang Bajau pada masa itu terus
78
EKSKURSI WAKATOBI 2013
asap tungku ataupun asap dari kejauhan semisal asap dari gunung. Konon alasannya adalah asap dapat membuat mereka lapar dan teringat untuk makan. Kini sudah jarang ditemukan orang Bajau di atas kapal. Kebanyakan mereka sudah mulai
beberapa keluarga yang mempertahankan tradisi
Kendari. Meskipun hidup di kapal, mereka masih berinteraksi dengan orang darat dengan menjual atau barter hasil laut di pasar terdekat. tradisional masih bergantung pada keadaan menghindari karang, Suku Bajau mendengarkan suara deburan ombak di lautan. Bila ada ombak tersebut sehingga sebaiknya dihindari agar selamat. arah tujuan dengan melihat bintang. Kemampuan
apapun arus air akan tetap sama, berbeda dengan keras arusnya, semakin dekat lokasi tersebut
EKSKURSI WAKATOBI 2013
79
Kapal-Kapal Suku Bajau
oleh: Muhammad Faris Eryando dan Nico
laut. Suku Bajau menggunakan kapal untuk semua kegiatannya. Fungsi kapal bagi mereka sudah lebih dari sekedar alat transportasi. disebut soppe layar di bagian tengahnya. Soppe digunakan untuk
negara tanpa ijin akan ditangkap dan dipulangkan soppe yang digunakan untuk pongka Malaysia , dibakar tanpa berbekas. Selain soppe, adapula jenis kapal lain yang digunakan oleh Suku Bajau tergantung fungsinya.
Leppa Leppa leppa terbatas sampai digunakan untuk berpindah dari satu rumah ke
besar, soppe tempat yang jauh dengan beranggotakan banyak orang. Saat ini soppe
80
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh:
pemuda di kampung untuk sekedar bermain. Leppa dikemudikan dengan menggunakan leppa Leppa dapat bergerak maju, mundur, bahkan ke samping tergantung kehandalan pengemudinya. menyiapkan gayung untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam. leppa, leppa diburah dan leppa kaloko leppa Leppa diburah
Leppa kaloko merupakan perahu khusus
leppa kaloko sangatlah susah karena selain mendayung, kita juga harus menjaga keseimbangan perahu ini. Lebarnya tak
ramping serta ditambah dengan adanya troples leppa kaloko
menggunakan dayung, disaat angin searah dengan dayung. Biasanya didayung oleh dua orang, satu di depan dan satu di belakang.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
81
Leppa biasa digunakan oleh ibu-ibu dan anak-anak untuk berjualan (kanan) dan mengambil air bersih (kiri) foto oleh : Nadia Almira
Leppa biasanya disimpan di kolong atau samping rumah, dibiarkan menggenang begitu saja. leppa ditaruh dilakukan agar leppa
adalah karena beratnya. Karena leppa adalah perahu yang paling ringan, leppa akan lebih sering digunakan disaat permukaan air laut sedang leppa dapat didorong untuk sampai ke tempat tujuan.
Solo solo leppa ini juga dimaksudkan untuk menurunkan kadar air di dalam rangka kayu sehingga leppa akan menjadi lebih leppa sendiri, namun sekarang lebih sering membeli Leppa
Solo solo adalah perahu bermesin yang solo solo leppa dengan ukuran yang lebih besar dan ditambahkan mesin di bagian solo solo solo solo ini dihubungkan ke
tempat duduk dan menaruh barang. Kemudian bagian luarnya dikikis sehingga membentuk perahu
solo solo ini juga terdapat rudder yang diikatkan ke kayu panjang sampai dapat diraih pengemudinya, sehingga solo solo dapat dibelokkan. Solo solo merupakan perahu yang agak
digunakan dalam membuat leppa biasanya pahat, tukol paho’
di solo solo ini biasanya diberikan tempat khusus
leppa
82
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh : Syifa Annisa Basri
Solo solo fungsinya mirip dengan leppa.
solo solo memiliki mesin didalamnya, beratnya jadi bertambah, sehingga jika harus menggunakan Solo solo biasanya digunakan oleh penduduk Sampela untuk membeli air di daratan, karena jika dibandingkan leppa yang banyak, dengan menggunakan solo solo akan jauh lebih mudah. Untuk mengangkut barang, solo solo dan leppa dialasi papan di bagian dasar perahu,
solo solo kurang lebih sama dengan leppa solo solo
EKSKURSI WAKATOBI 2013
paling sederhana
foto oleh : Syifa Annisa Basri
83
Bodi Bodi adalah kapal bermesin yang berukuran besar, digunakan untuk menangkap ikan dan mampu mengangkut banyak orang dan barang. Bodi juga dapat digunakan untuk perjalanan jauh. Ukuran bodi lebih besar dan lebih kuat daripada solo solo. Bodi solo solo, pembuatan dan
ujung batangan ini diikat dengan tali, ujung talinya
kemudi diputar tali akan terlilit dan menarik salah satu ujung batangan di rudder. Bentuk bodi berbeda dengan leppa dan solo solo Bodi memiliki bagian belakang yang rata. Bagian depan bodi
bodi lebih rumit jika dibandingkan dengan pembuatan leppa dan solo solo. Bodi bongkahan kayu yang besar, namun terdiri dari
badan bodi sudah dibuat terlebih dahulu bagian paling dasar bodi terdapat di dan belakang yang merekatkan dua papan paling dasar dan yang paling pertama dibuat. Kemudian
yang dibuat melengkung menyesuaikan bentuk bodi dan direkatkan di badannya dengan pasak Bodi memiliki tempat penyimpanan yang
ikan hasil tangkapan atau es batu yang digunakan foto oleh: Nadia Almira
sistem pengendalian bodi sedikit lebih rumit. Mesin pada bodi ditempatkan di bagian tengah perahu,
dan mengarah ke belakang. Kemudian di belakang belakang kapal terdapat rudder yang memiliki
84
dan belakang kapal. Bodi biasanya digunakan untuk alat
perabot rumah, air dengan jumlah banyak, atau manusia. Selain itu bodi juga digunakan untuk EKSKURSI WAKATOBI 2013
permukaan tanah atau karang di daerah dangkal. kampung. Karena memiliki ruang penyimpanan yang kapal. Satu orang memegang kendali dan yang lain membutuhakn bahan bakar banyak dapat dilakukan. Selain itu, ikan dengan jumlah besar juga dapat jojolor Bodi ikan lebih dari sehari dilengkapi dengan atap yang Sampela sehingga harus disandarkan dipinggir terbuat dari bambu dan terpal. Bodi yang memiliki kampung. sedang berada di lautan lepas.
Jojolor bodi namun dengan muatan dapat dilepas. Jojolor biasa disebut oleh masyarakat setempat jolor. Jojolor adalah perahu paling besar miliki. Biaya membuat badan dan tukang saja bisa jojolor Ukuran jojolor Jojolor
jojolor
menerjang ombak yang besar digunakan mesin
Jojolor foto oleh : Syifa Annisa Basri
di lautan dangkal karena tenaganya yang besar membuat lambung kapal bagian depan terangkat sehingga propeller sangat rendah dan memungkinkan terkena EKSKURSI WAKATOBI 2013
85
foto oleh : Nadia Almira
86
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Dari Kapal ke Rumah Berjalan di atas laut sudah menjadi keseharian orang Bajau dimana pun sejak dulu. Mulai
kampung ini semakin padat dan letak rumah pun memungkinkan mereka berjalan kaki dari satu rumah ke rumah lain.
berteduh, makan, membersihkan diri, bermain,
banyak dan rumit. Bahkan beberapa kegiatan yang
yang untuk tempat penyimpanan bahan makanan,
mereka tetap membutuhkan tempat untuk menetap, tempat yang menjadi pusat orientasi
lubang pembuangan bisa dibuat dimana saja dan kondisi di perahu. Sekarang
ini,
orang
Bajau
memiliki
terjadi, kalau sebelumnya rumah lah yang menjadi tempat sementara, sekarang rumah menjadi Meski beberapa pelaut masih melakukan banyak kegiatan di perahunya karena harus melaut dalam hitungan hari, bulan, maupun tahun, tetapi pada akhirnya mereka memiliki tujuan, yaitu untuk pulang ke tempat mereka berasal, ke tempat dimana keluarganya sudah menunggu, rumah.
rumah yang lebih besar dan kuat materialnya.
mau berkunjung ke rumah lain harus menggunakan perahu. Semakin bertambahnya jumlah komunitas,
EKSKURSI WAKATOBI 2013
87
88
EKSKURSI WAKATOBI 2013
6 RUMAH RUMAH
EKSKURSI WAKATOBI 2013
89
Rumah Suku Bajau Dulu dan Kini
Suku Bajau tertua berada di Kabupaten Muna,
berkembang permukiman yang kini dikenal sebagai
dapat dilakukan dengan makan bubur, ataupun menyembelih ayam atau kambing bila mampu. Ukuran rumah dibagi menjadi kamar dan lontar. Kamar adalah ukuran untuk muka rumah, sedangkan lontar untuk ukuran kedalaman rumah.
rumah memiliki satu pintu dan sebuah jendela, bagian belakang umumnya punya satu pintu yang
sampai ke utara, selanjutnya permukiman di bagian hingga saat sekarang. Orang yang ahli membuat rumah disebut serta tungku diambil dari ukuran keliling perut khusus dalam menentukan lokasi untuk rumah yang
darat untuk membantu proses pembuatan rumah.
karena dapur lebih sering digunakan oleh ibu, maka pengukurannya pun diambil dari ukuran ibu. tukang rumah dan ketersediaan kayu untuk pondasi lantai. bahkan dapat disebut apa yang kita kenal sekarang ke laut, berlokasi dekat pantai atau daerah pasang
adalah kepala, bagian tengah merupakan badan, dinding adalah kulit, isi rumah merupakan isi
dari kayu bakau yang diambil dari pesisir pantai
bermaterialkan susunan bambu ataupun kayu
perlu ada ritual dengan memanggil sandro terlebih dahulu. Saat mulai pembangunan, sandro
kelapa atau ilalang yang dijalin sampai padat dan lebat. Sambungan kayu dan bambu menggunakan sambungan ikat sehingga rumah masih dapat
batu pertama dalam pembangunan di darat.
90
EKSKURSI WAKATOBI 2013
kurang berharga dan harus dipertahankan. Suku satu permukiman, mereka dapat membuat rumah tahun. Ketajaman air laut, ombak besar, dan angin yang digunakan. Bahkan seringkali rumah tersebut digunakan hanya beberapa bulan, kemudian
Menurut penuturan salah satu narasumber, dinding mulai digunakan sejak tahun
rusak dengan sendirinya, atau bahkan dibongkar dan diolah menjadi hunian baru. Karena material
lebih kompleks mulai terjadi karena dibutuhkan
EKSKURSI WAKATOBI 2013
91
foto oleh :Rendy Primrizqi
Perkembangan Rumah Karang Seiring dengan kebutuhan dan keinginan
yang lebih tahan lama. Sebenarnya, masih ada keluarga yang menggunakan alas bambu karena
satu tempat, maka dilakukanlah banyak perbaikan
batu karang yang membentuk lahan tersendiri kualitas kelas dua dipasang diagonal agar mudah jalaja menggunakan kayu juga sudah mulai dilengkapi dalam menjaga pondasi rumah mereka, karena bisa memperlambat terjadinya pelapukan sampai beberapa tahun lebih lama dibandingkan kondisi deburan ombak yang besar, sehingga deburannya membuat suasana dalam rumah sejuk, atap ini Sambungan pada pondasi dan seluruh ikat,
melainkan
92
sambungan
kayu
ataupun
oleh asbes, lebih tahan lama sekaligus dapat dibuat
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Rumah Gantung selanjutnya yang masih berkaitan dengan rumah menimbun lahan karang mereka sebagai untuk ataupun terendam ke air laut, pondasinya menjejak tempat lain. Bentuknya berupa rumah panggung dari
memiliki beragam desain, tergantung desain yang rumah.
keterbangunan rumah tancap
EKSKURSI WAKATOBI 2013
93
perkembangan rumah bajau 94
EKSKURSI WAKATOBI 2013
EKSKURSI WAKATOBI 2013
95
Rumah di Sama Bahari
dengan pondasi kayu yang tertanam sedalam satu
ataupun memasak untuk berjualan. Sebagian kaum sebagai tempat parkir sampan. berkumpul sambil bermain kartu.
96
EKSKURSI WAKATOBI 2013
laut, sebagai gudang, dan ada pula yang meletakkan sebagai tempat untuk duduk, menyimpan barang,
dapat bermain.
memiliki rumah jenis ini, biasanya menggunakan area tersebut untuk bersantai dan berkumpul, ada juga yang menggunakannya untuk area peliharaan
tempat penyimpanan kayu dan melakukan kegiatan mengupas kayu di atasnya, sebagian yang lain menggunakannya untuk tempat mengolah rumput
dipindahkan karena pondasinya hanya diletakkan di atas karang, bukan ditanam.
sketsa oleh : Dio Guna Putra
EKSKURSI WAKATOBI 2013
97
Interior Rumah dan Aktivitas
untuk menyebrang dari jalan kayu menuju teras
luar, dapat terlihat ada rumah yang dinding dan pintunya terbuat dari anyaman bambu dengan
dan belum berdandan. Selain itu, penghalang ini
lebar bukaan mulut istri si pemilik rumah dikalikan dengan bilangan ganjil sesuai kebutuhan bukaan pintunya. Setelah sampai di dalam, terlihat area ruang tamu dan koridor menuju dapur karena letak pintu yang sejajar. Umumnya, di ruang tamu terdapat dinding tripleks yang membatasi ruang
biasanya harus kita lalui dengan melangkahinya
dalam rumah menghalangi sebagian pandangan
DeNah dan poton
98
EKSKURSI WAKATOBI 2013
kandang di bagian ruang tamu. Konon tempat itu untuk gurita, sebagai perlambangan saudara dari segi materi. Lantai kayu lebih mahal, sehingga saudara mereka yang di laut juga sakit, kemudian dilakukanlah ritual agar sembuh. berlantaikan kayu dan bambu terasa sejuk, namun terkadang terasa panas jika rumah tersebut berdinding dan berlantaikan kayu. Umumnya yang
punya uang.
menggunakan lantai kayu biasanya mereka akan ia akan masuk ke dalam rumah melalui sampan
baik, membuat pengap dan panas. Berbeda dengan yang menggunakan lantai bambu yang memiliki
ngan rumah tancap
EKSKURSI WAKATOBI 2013
tersebut untuk turun ke ataupun masuk dari sampan.
sketsa oleh: Tim Interior
99
DeNah dan poton
100
EKSKURSI WAKATOBI 2013
ngan rumah KARANG
EKSKURSI WAKATOBI 2013
101
DENAH DAN POTONG
102
EKSKURSI WAKATOBI 2013
GAN RUMAH GANTUNG
EKSKURSI WAKATOBI 2013
103
Pintu rumah bajau dibuat wanita dan anak-anak sketsa oleh: Dio Guna Putra
104
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Rendy Primrizqi
EKSKURSI WAKATOBI 2013
105
Area Membersihkan Diri dan Memasak Lantai bambu biasanya terdapat pada bagian belakang, yang merupakan ekstensi dari
memasak digantungkan di paku yang terdapat pada balok ataupun di dinding bambu yang memang
hanya perlu disiram atau disikat, dan kotoran pun langsung jatuh ke laut ataupun karang yang ada di
biasanya membasahi tubuh dengan air laut di dalam rumah dan membersihkan tubuh dengan sabun, shampo, dan lainnya lalu dibilas dengan menggunakan air bersih yang mereka beli di melihat dua orang yang berbeda sedang mandi,
ia langsung menyuruh anaknya untuk menutup
106
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Rendy Primrizqi
jendela. Sedangkan ibu yang satunya memiliki sehingga orang lain dapat melihat dengan bebas.
lain yang melihat. Lain halnya bagi ibu yang mandi di bilik yang terbuka, mungkin ia tak merasa EKSKURSI WAKATOBI 2013
merisaukan orang yang dapat melihatnya.
mereka gunakan untuk membilas piring dan yang lainnya adalah air laut yang diambil melalui jendela belakang rumahnya dengan mengikatkan tali ke
107
108
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Di rumah ini terdapat bukaan pada pengalas agar penghuni rumah dapat memancing ikan di dalam rumah. Foto oleh: Fara Sabrina Muntu
EKSKURSI WAKATOBI 2013
109
Dapur pada rumah Bajau didominasi oleh jerigen untuk mengambil air bersih. Selain ituu terlihat dapur mereka tertata sangat rapi. Foto oleh: Syifa Annisa Basri
110
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Kamar dan Area Komunal
merupakan ruang sosialisasi utama sekaligus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari karakter penduduk setempat yang ramah, sehingga
EKSKURSI WAKATOBI 2013
111
disiram dan disikat jika perlu.
Aktivitas di dalam dan sekitar Rumah Biasanya suaminya pergi melaut, namun jika sedang dengan dua anak yang sempat penulis kunjungi
berkumpul dengan para tetangga seharian, baik untuk mengobrol ataupun main kartu.
gunakan untuk mengobrol dengan para tetangga.
dan menyelam, mendayung dengan kayu dan
menyapu dan mengepel karena material yang
112
namun tak satupun menghiraukannya.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
EKSKURSI WAKATOBI 2013
113
membangun bersama oleh Syifa Annisa
yang tergulung terlihat sibuk mengelilingi sebilah para lelaki tadi. seseorang yang memberikan komando. Bahu membahu ditegakkanlah batang pohon tersebut
tanya penulis pada seorang lelaki usia paruh baya
foto oleh: Syifa Annisa Basri
yang asyik menyaksikkan kejadian tersebut dari pohon yang letaknya tak jauh dari batang pohon pertama kembali dikerumuni, lalu terjadilah usaha menegakkan batang pohon tersebut sampai akhirnya berdiri tegakklah sejumlah dua belas
tanya penulis lagi saat gerombolan orang yang yang kedua. “Yang besar untuk kerangka rumah,
114
EKSKURSI WAKATOBI 2013
sketsa oleh: Alfajri Rahmatullah
sebagai struktur utama. Banyaknya batang pohon yang digunakkan adalah sembilan buah, ditegakkan ke dasar laut, dilakukan penggalian menggunakan
Sembari sandro rumah memegang tanah yang akan dibangun. Berdasarkan perasaan tukang rumah, kalau terasa
sandro dengan menggali sedikit tanah di lokasi tertentu.
pemasangan selalu dilakukan bergantung pada
ini paling ideal karena saat air laut sedang surut,
kepalan tangan sampai kepalan tangan lainnya saat
dengan kepalan sampai sikut, maka rejeki pemilik ritual utama yang biasanya dilakukan sebelum sandro
satu depa dan kelipatannya, atau jarak dari kepalan tangan sampai tulang yang kuat.
tanah. Orang yang akan membangun rumah pertama harus menentukan lokasi yang ia inginkan dan ditandai. Lalu dipangillah sandro beserta EKSKURSI WAKATOBI 2013
115
Sayangnya
pada
hari
itu
proses
untuk masuk ke rumah harus berjumlah ganjil,
Begitu pula dengan sambungan, di rumah Bajau
biaya untuk membeli material lain yang dibutuhkan.
dipegang tukang rumah di sebelah kanan harus
papan harus disusun berselingan agar tehindar dari penyakit.
dalam hitungan beberapa minggu saja, namun pengadaan bahan terkadang memang merupakan masalah. Bahan yang digunakan untuk membangun rumah kebanyakan diambil dari hutan di darat, dan beberapa material ternyata harus diambil pada
116
material yang mampu bertahan terhadap kondisi lingkungan di tengah laut. Selain itu, rumah Suku Bajau juga menggunakan pondasi yang berbeda dengan rumah di daratan. Sedikit pelajaran yang bisa ditarik dari kearifan pada pembangunan rumah
namun sebagai hal yang dipatuhi sehingga dapat
EKSKURSI WAKATOBI 2013
sketsa oleh: Alfajri Rahmatullah
EKSKURSI WAKATOBI 2013
117
Rumah Pak Jabira oleh Ade Amelia
rumah dengan teknik pasang knockdown. Bentuknya sandro, serta tukang kapal dan tukang rumah lainnya, ia
yang susunan batu karangnya sangat padat hingga tak ubahnya menjadi sebuah daratan baru di desa
Batu karangnya memang sudah padat, namun tetap
118
EKSKURSI WAKATOBI 2013
sketsa oleh: Dendi Dhamier
yang disangga untuk dapat berdiri di atas batu karang
dan ayam. Menaruh batu karang sebagai daratan baru di tengah laut Sama Bahari, bukan sebagai egonya
kehidupan yang lebih menetap. Bukan dengan rumah
telah menaruh rumah mereka di atas batu karang,
Suku Bajau di desa ini kebanyakan sangat sederhana
besar, ukiran naga yang ada di pintu rumahnya, serta ukiran berbentuk riak air laut di pinggiran teras rumah kuliah juga dulu, dan dia pintar sekali mengukir...,�
itu telah dimiliki sejak orang tuanya masih ada.
dekatnya, sanak saudara yang tak pernah absen datang yang menyambut dengan ramah. EKSKURSI WAKATOBI 2013
119
120
EKSKURSI WAKATOBI 2013
7
Laut dan dan kepercayaan kepercayaan suku Laut suku bajau bajau
EKSKURSI WAKATOBI 2013
121
wanita. Ia membantu Mbo sedang sakit foto oleh: Fara Sabrina Muntu
122
EKSKURSI WAKATOBI 2013
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
Adat Kepercayaan Masyarakat Suku Bajau Oleh: Fadila Aliqa
belum sepenuhnya melepaskan adat dan tradisi Karena Suku Bajau merupakan suku laut maka adat dan kegiatan mereka di laut. Mulai dari kelahiran,
pun ada ritual yang berkaitan erat dengan laut. oleh seorang dukun atau biasa mereka sebut sebagai sandro sandro sandro memiliki sandro khusus menangani kelahiran, sandro sandro penyembuh juga terbedakan lagi disembuhkannya. sandro membantu
dan paha si ibu dipijat menggunakan minyak yang sebelumnya telah didoakan oleh sandro pemijatan dapat dilakukan di rumah si ibu atau si ibu mendatangi rumah sandro. Untuk proses kelahiran biasanya sandro membantu kelahiran di rumah si ibu. Suami si ibu duduk di samping si ibu dekat kepalanya saat proses kelahiran berlangsung. Kerabat si ibu yang ruangan proses kelahiran untuk membantu sandro. sandro akan terus berada di samping ibu membantu memijat perut agar bayi mudah keluar. Untuk kelahiran yang mengalami kesulitan melahirkan diperlukan desa atau dilarikan ke rumah sakit di darat. Setelah bayi lahir, tali pusarnya akan dibungkus dengan daun pandan yang sudah lama atau kering, lalu diikat dengan tali atau benang daun kelapa, dan diikatkan pada batu diatasnya sebagai pemberat untuk ditenggelamkan di laut belakang
sandro kelahiran adalah seorang perempuan paruh baya bernama Babaeni. Satu bulan sebelum kelahiran, sandro menyebabkan bayi yang baru lahir ini sakit. Bayi yang EKSKURSI WAKATOBI 2013
123
, penyakit malas bekerja, dan dibersihkan dari sisa darah yang menempel.
ditenggelamkan ke laut saat lahir, yang dianggap
jam sejak proses kelahiran. Bayi yang lahir pagi akan dimandikan malam hari, sedangkan yang lahir pada malam hari akan dimandikan pada pagi harinya.
yang kedua adalah
, berupa sakit gigi dan
Tuli minum air saja. Setelah bayi berusia satu bulan, bayi kembaran manusia, yaitu buaya, yang terganggu. , yaitu Sumanga’, berupa lesu, demam, menggigil yang disebabkan ayah dan anak perempuannya.
ke Kaledupa. Untuk
124
ritual
pengobatan
dilakukan
ka lalu kuta lalu tuli dan yang terakhir adalah kadilo kadaro ka, jika masih belum sembuh juga maka dilakukan ritual selanjutnya yaitu kuta dan seterusnya hingga kadilo kadaro. ka adalah pelarungan sesajen berupa nasi, garam, sirih, dan lilin menyala yang EKSKURSI WAKATOBI 2013
ditata sedemikian rupa di atas nampan ke kuta melarung sesajen nasi, garam, janur yang dirangkai, serta lilin menyala ditata sedemikian rupa di atas nampan ke tuli
laut. sirih, yang laut.
laut, serta datu nampan lagi berisi sajen yang sama
akan dilakukan ritual Ka dan Kadilo Kadaro, serta
oleh masyarakat Suku Bajau di kehidupan mereka menghindari kemarahan laut yang mana laut
beringin, sedangkan ke laut melarung arak.
ingin mendapat petaka dari laut itu sendiri.
pasien yang akan disembuhkan, sandro yang sandro yang lebih muda sebagai asisten sandro yang akan menyiapkan sesajen di nampan, dan yang akan melarung ke sandro dan pasien yang akan disembuhkan. Untuk sunat, dilakukan oleh sandro penyembuh. Sunat dilakukan saat anak lelaki telah
EKSKURSI WAKATOBI 2013
125
126
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Hantu Laut, Bintang Jatuh dan Penyu. Sedikit catatan tentang pamali pada suku Bajau
kemudian saya mulai sedikit memahami alasan
teman saya seusai rapat. Saat itu saya berbaring terlentang di geladak kayu yang terletak tepat di sopan, unik. Salah satu keunikannya adalah nama jelas darimana asalnya nama itu datang.
saya mulai merasakan sesuatu pada tubuh saya. Badan saya terasa dihembus angin dingin dari arah
pun bertanya lebih lanjut kepadanya. menyamping. Mungkin ini yang dimaksud dalam
Memang
sedikit
meragukan
melihat
ia jatuh sakit.
akal, namun sedikit banyak membuat saya menjadi
masyarakat setempat terkait dengan bintang jatuh, atau apa yang dalam bahasa ilmiah disebut sebagai meteor. Meteor merupakan sebuah guratan sinar di langit yang terjadi akibat terbakarnya meteoroid, asteroid ataupun komet yang melayang di angkasa, yang jatuh ke Bumi dan bergesekan dengan lapisan atmosfer.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
127
apa lagi untuk dapat melihat bintang jatuh. Selain didapat dari budaya luar dimana saat melihat
Sampela dengan langit yang bersih dari polusi, saya
oleh orang lain, benda tersebut akan rusak karena
yang ada di langit, lengkap dengan bintang jatuhnya tersebut.
mereka,
benda tadi dapat diurutkan dari yang terendah
agak sulit diperiksa kebenarannya, apakah memang
karena seringnya kami melihat bintang jatuh di saat saya pulang pun, masih terdengar aneh bagi ada beberapa teman yang lupa jumlah gosokan rambut yang telah ia lakukan karena pada saat itu ia
terlalu bersemangat menggosokkan rambutnya. Mungkin sang teman terlalu takut akan kesialan
terkandung kearifan lokal dari masyarakat tersebut.
dan mempelajari kearifan lokal dari masyarakat mengenai penggunaan perhiasan dengan bahan
nilainya ditentukan oleh seberapa besar ukuran dan seberapa tebal bahan yang digunakan. Semakin besar dan/atau tebal bahan yang digunakan, maka
yang paling menyenangkan dalam mempelajari apa yang terjadi dalam sebuah masyarakat.
tersebut ternyata juga mengandung unsur jimat
bagi saya.
128
EKSKURSI WAKATOBI 2013
EKSKURSI WAKATOBI 2013
129 129
foto oleh: Fara Sabrina Muntu Desa Sama Bahari mendapatkan kiriman raskin dari pemerintah secara berkala
Suku Bajau Sampela, Laut, dan Darat oleh: Albertus Bobby Widagdo
“Orang Bajo, terutama yang hidupnya paling sederhana,
Begitu seorang anak lahir pun, sudah perkembangan hidupnya, di saat sakit juga dilakukan ritual yang membutuhkan laut sebagai
Suku Bajau Sampela. Berdirinya
mereka
bila mereka tak bisa mempunyai satunya alat pengangkutan. Mereka tak dapat dipisahkan
berdiri di daerah yang sebagian luasannya menjadi daratan di tengah laut saat air laut surut. Sedangkan sebagian luasannya tetap air. Mereka menyebut Suhaele, selaku kepala desa, penggunaan lokasi
kondisi kehidupan Suku Bajau Sampela, mereka sangat bergantung terhadap kendaraan tersebut dipungkiri, Suku Bajau memiliki hubungan tak terpisahkan dengan laut, baik dalam pemenuhan kebutuhan pokok, ritual, dsb.
130
lautnya selalu dalam pada kondisi surut sekalipun,
membentuk daratan di tengah laut saat surut, di EKSKURSI WAKATOBI 2013
di atas.
Suku Bajau Sampela memaknai laut
berbasis laut sekalipun, mereka tetap memerlukan koneksi dengan darat. Seiring dengan laju modernisasi yang masuk di desa ini, juga masuknya
pemerintah. Sudah adanya beberapa instansi Kalau karang habis, mereka sendirilah yang terkena
Berkembangnya akses dalam kampung berupa jalan yang diperlebar dengan struktur portal dengan menggunakan kaki mereka. bantuan pemerintah berupa raskin
Pada akhirnya, Suku Bajau Sampela dalam kesehariannya kini tak dapat lepas dengan laut dan darat. Mereka berupaya menyikapi dengan bijak agar berkesinambungan dengan baik, tanpa sengaja merusaknya.
sampah ke laut. Mungkin hal itu
beragam produk dari darat. Maka tak heran banyak bungkus mie instan mengambang di laut sekitar permukiman ini.
yang diperlukan untuk minum, memasak, dan mendapat air dengan membeli di darat, yang
kesehariannya kini tak dapat lepas dengan laut dan darat. Mereka berupaya menyikapi dengan bijak agar berkesinambungan dengan baik, tanpa yang diperlukan diambil baik dari laut dan darat.
saat ini sudah masuk instalasi air bersih dengan pemipaan yang disambung dari bukit tersebut. oleh karena sistemnya yang masih belum tepat.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
131
132
EKSKURSI WAKATOBI 2013
8
HARI-HARI TERAKHIR HARI-HARI TERAKHIR
EKSKURSI WAKATOBI 2013
133
Kami Bermain Bersama Anak-Anak Bajau biasa lakukan agak sedikit ekstrim dibandingkan
itu kokoh dengan kaki beton yang menopangnya. Lantainya terbuat dari kayu dengan kondisi beberapa kayunya yang sudah bolong dan patah di beberapa
benar berkelahi dan perkelahian tersebut dapat atau terdapat salah satu anak yang menangis. Selain itu, terkadang mereka juga suka menjahili
kesana kemari, saya sempat bingung karena saya ke lubang di dermaga tersebut, mungkin mereka sudah hafal letak lubangnya sehingga mereka dapat menghindarinya dengan spontan. Mereka ramah ke sesama teman lainnya. Sebagai anak Bajau, mereka terbiasa
134
EKSKURSI WAKATOBI 2013
dengan laut. Mereka sudah mahir berenang sejak atas dermaga ke laut dan berenang. Mereka juga suka bermain dengan ban luar dari sepeda atau sepeda motor dan mendorongnya sambil berlari sehingga ban tersebut berputar tepat disamping memainkan permainan yang sama. Saya pernah bermain dengan beberapa anak perempuan
pemain dalam permainan ini menggunakan dua buah kartu sebagai jagoan mereka, kemudian kartu tersebut disusun menjadi satu dan susunan kartu tersebut berjatuhan di lantai, kartu yang bukan menampakkan gambar tokoh kartun dianggap tersisa satu jagoan.
mengajarkan
saya
permainan
EKSKURSI WAKATOBI 2013
“gambaran�.
135
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
Selain permainan ala anak suju Bajau. Saya juga sampah dan bagaimana memperlakukan sampah
mereka. Sebuah permainan yang menjadi salah satu memori indah mereka bersama kami.
Senang rasanya melihat mereka bernyanyi Bermain sambil belajar merupakan metode atau pendekatan yang biasa digunakan
tangan dan lain sebagainya. Semua menyanyi dan
langsung apa yang mereka pelajari, sehingga dapat diserap dengan mudah. Selain itu bermain atau dikategorikan menjadi anak nakal, baik atau
136
EKSKURSI WAKATOBI 2013
menggerakkan anggota badan dengan diiringi
tegas tentang apa yang baik dan benar Memasuki sesi terakhir kegiatan kami bernyanyi dan menari lagu hokey cokey, sebuah lagu yang pernah tayang di animasi kartun Tweenies, sesi ini merupakan sesi yang paling menyenangkan bagi kami. Lagu ini juga mengajarkan
di tengah lingkaran dan memimpin gerakan hokey cokey, hampir semua anak ingin maju ke tengah. Kaki kanan ke depan, ke belakang dan bergoyang.
memori yang mungkin kami dan mereka tak akan tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan dan kaki kiri. Kami membentuk lingkaran besar dan bernyanyi sambil
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
EKSKURSI WAKATOBI 2013
137
foto oleh: Fara Sabrina Muntu
138
EKSKURSI WAKATOBI 2013
.....dan pada akhirnya laut tetap menjadi ‘tanah air’ dalam kehidupan dan penghidupan suku Bajau...
EKSKURSI WAKATOBI 2013
139
Perpisahan
oleh: Satria Putra Pamungkas
Sudah dua minggu lebih kami desa yang meninggalkan kesan, serta memberikan pelajaran dan pengalaman
membuat perkampungan di atas air laut
mengenal Suku Bajau. Bukan hanya mengenal kesehariannya, tetapi juga mengenal masyarakatnya. Merekalah yang membantu dalam kita bermain saat kita jenuh, dan memberikan banyak pengalaman
semua pergi kesana. Suara bising knalpot kapal yang tegak menjulang keatas beserta kepulan asap hitamnya pun menemani Sesampainya disana, kami pun menyusuri pantai untuk memilih tempat dijadikan basecamp. Setelah menentukan tempat basecamp Beberapa teman kami ada yang langsung berenang, ada yang bermain pasir, ada yang mengubur diri di pasir, ada yang
“Kami adalah suku ‘Sama’, meskipun suku Sama tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga Filipina, kami semua merasakan kehidupan yang satu. Bahasa kami sama, kami saling mengerti, kami bersaudara di mana pun kami berada. Kami bangga akan persatuan suku kami, yaitu suku Sama.“
menggunakkan kayu yang
membentuk dua grup untuk bermain sepak bola.
di pasir sangat menguras tenaga, ditambah teriknya matahari. Setelah energi kami terkuras sehabis bermain bola, kami
ikan, memakan teripang mentah, dan memasak makanan dan membakar ikan
membantu kami menyiapkan hidangan berbuka puasa, serta mereka mengajarkan memasak makanan laut ala Suku Bajau.
data selama dua minggu, dan merayakan
bayangan yang semakin jatuh memanjang
dengan berkendaraan sebuah kapal yang menggunakan dua mesin besar di bagian tengah kapal. Kapal tersebut memiliki unggun mulai menerangi serta memberikan
140
EKSKURSI WAKATOBI 2013
api yang keluar dari api, tetapi sang api unggun pun
“Kami adalah suku ‘Sama’, meskipun suku Sama
Suku Bajau, hubungan kami terasa semakin erat.
Filipina, kami semua merasakan kehidupan yang
ujung langit terus menerus mengurangi intesitas
bersaudara di mana pun kami berada. Kami bangga akan persatuan suku kami, yaitu suku Sama.“ untuk sahur dan bersiap untuk pulang. Setelah
gitarnya mulai memainkan gitarnya, dan kita pun
terpikirkan hari esok adalah hari terakhir kami di
kami kembali ke desa Sama Bahari. Kami pun segera kembali pulang, namun terdapat sedikit perasaan enggan untuk meninggalkan keramahan dan basecamp kami
akan terus kami kenang didalam bingkai ingatan Sama Bahari yang semakin menjauh, mengakhiri perjalanan kami di sana.
sengaja meninggalkan barang pribadinya untuk bukan perpisahan atau akhir antara engkau
lainnya. Kami juga sempat berkumpul bersama para
meninggalkan sebuah kenangan manis dan pengalaman indah kepada kami disana, dan kami
dan berbagi pengalaman yang telah kami lakukan. saling bertukar pikiran dengan para pemuda. Kami bertanya kepada mereka, apa yang menjadi kebanggaan mereka sebagai Suku Bajau. Setelah dua minggu yang terasa sangat singkat ini, hidup bersama suku yang penghidupan dan kehidupannya
di desa Sama Bahari, membuat kami tertegun.
EKSKURSI WAKATOBI 2013
141
142
EKSKURSI WAKATOBI 2013
EKSKURSI WAKATOBI 2013
143
Terima kasih
kami sebut satu persatu.
144
EKSKURSI WAKATOBI 2013
Tim Besar Ekskursi Wakatobi Divisi Pola Kampung
Divisi Wawancara
Acara
Ketua Pelaksana
Khoirunnisa Shabira
Sekretaris Umum
P3K Monika Dokumentasi Fara Sabrina
Bendahara Umum
Kanya Keamanan Konsumsi
Dana Usaha Sarana dan Prasarana Fara Sabrina Muntu
Transportasi & Akomodasi Sponsorship
Divisi Sketsa Donatur
Design
Materi Divisi Video
Riset
Produk Frist Sunarta
Divisi Interior
Output
Humas Media Partner
Survey Lydia Publikasi
Bangkit Mandela
Operasional
Sita Myrna
EKSKURSI WAKATOBI 2013
145
146
EKSKURSI WAKATOBI 2013
EKSKURSI WAKATOBI 2013
147