PATIMBAN WATERFRONT HOTEL & ECOPARK: PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT -FINAL PROJECT

Page 1

PATIMBAN WATERFRONT HOTEL & ECOPARK: PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA 2022 Laporan Perancangan Arsitektur AR605 Tugas Akhir Devin Hans Syahbana 1810106003 Pembimbing : Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch.

TUGAS AKHIR UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA ARSITEKTUR Diajukan Oleh Devin Hans Syahbana NIM: 1810106003 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITASTANGERANGPRADITA2022 PATIMBAN WATERFRONT HOTEL & ECOPARK: PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT

PRU/SPMI/FR PP 26/0821 HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR Nama : Devin Hans Syahbana NIM : 1810106003 Program Studi : Arsitektur Bentuk Tugas Akhir : Tugas Akhir Peminatan Tugas Akhir : Ekologi Pesisir Laut Judul Tugas Akhir : Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut. Tangerang, 20 Mei, 2022 Menyetujui Pembimbing Tugas Akhir

Semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dikutip dalam Tugas Akhir ini telah disebutkan sumber kutipannya dan dicantumkan di dalam Daftar Pustaka.

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir yang telah saya susun ini adalah benar karya ilmiah saya sendiri dan tidak mengandung unsur plagiat dari karya ilmiah orang lain (sebagian/seluruhnya).

PRU/SPMI/FR PP 29/0821

Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan atau penyimpangan baik dalam pelaksanaan maupun penyusunan Tugas Akhir, maka saya bersedia untuk mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dinyatakan TIDAK LULUS Tangerang, 20 Mei, 2022 Devin Hans Syahbana 1810106003

22% SIMILARITY INDEX 21% INTERNET SOURCES 5% PUBLICATIONS 12% STUDENT PAPERS 1 1% 2 1% 3 1% 4 1% 5 1% 6 1% PATIMBAN WATERFRONT HOTEL & ECOPARK: PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT ORIGINALITY REPORT PRIMARY SOURCES www.scribd.com Internet Source 123dok.com Internet Source repository.its.ac.id Internet Source pt.scribd.com Internet Source lib.unnes.ac.id Internet Source Submitted to Sriwijaya University Student Paper

PRU/SPMI/FR PP 28/0821 HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR Nama : Devin Hans Syahbana NIM : 1810106003 Program Studi : Arsitektur Bentuk Tugas Akhir : Tugas Akhir Peminatan Tugas Akhir : Ekologi Pesisir Laut Judul Tugas Akhir : Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut. Telah diujikan pada hari Sabtu, tanggal 19 Maret, tahun 2022 dengan dinyatakan LULUS TIM PENGUJI Pembimbing 1 Pembimbing 2 Penguji 2 Ketua Sidang / Penguji 1

Laporan Tugas Akhir 2022 6 PRU/SPMI/FR PP 29/0821 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Dengan ini saya sebagai civitas akademik Universitas Pradita yang bertandatangan dibawah ini: Nama : Devin Hans Syahbana NIM : 1810106003 Program Studi : Arsitektur Bentuk Tugas Akhir : ( skripsi / tugas akhir / publikasi / karya akhir / proyek akhir ) untuk meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan, memberikan skripsi/tugas akhir kepada Universitas Pradita Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non exclusive Royalty Free Right) dengan judul: PATIMBAN WATERFRONT HOTEL & ECOPARK: PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT beserta dokumen tugas akhir yang ada sesuai ketentuan yang berlaku Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non exclusive Royalty Free Right) ini, maka Universitas Pradita berhak menyimpan dan mengelola dalam bentuk database, dan mempublikasikan tugas akhir ini dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis tugas akhir ini sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Tangerang, 20 Mei 2022 Yang menyatakan, Devin Hans Syahbana

2. Ibu Anisza Ratnasari,S.T.,M.Sc. selaku Ketua Program Studi S1 Arsitektur Universitas 3.Pradita.Bapak Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. selaku dosen pembimbing 1 Tugas Akhir dan Ibu Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. selaku dosen pembimbing 2 Tugas Akhir yang telah memberikan saran dan arahannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 7 KATA PENGANTAR

1. Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., M.Phil., MA selaku Rektor Universitas Pradita.

4. Para dosen Arsitektur Universitas Pradita yang sudah membekali ilmu dan membantu selama masa perkuliahan di Universitas 5.Pradita.Kedua

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan RahmatNya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Arsitektur pada Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Pradita. Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

Orang Tua dan Adik yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral tanpa henti dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 6. Seluruh teman-teman angkatan 2018 Program Studi Arsitektur. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan segala kekurangannya. Untuk itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan sarandari semua pihak demi kesempurnaan dari Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca. Terima kasih. Tangerang, 20 MeiPenulis2022 Devin Hans Syahbana

Laporan Tugas Akhir 2022 8

ABSTRAK Pembangunan Wilayah REBANA di Jawa Barat mempercepat proses pengembangan pelabuhan internasional di kota baru Patimban Maritime City. Kekayaan alam dan potensi keberlanjutan pada kawasan ini akan memberikan kemajuan inovasi industri dan meningkatnya peluang baru dalam berindustri. Potensi pengembangan pada daerah pesisir laut ini menarik perhatian dengan adanya pelabuhan dan rencana kota baru tersebut. Ekologi daerah pesisir mencakup area mangrove pada pesisir pantai dan juga tambak ikan yang merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat setempat. Konsep “Woven Mangrove” dihubungkan dengan keberlanjutan arsitektur untuk dapat ditingkatkan melalui pariwisata berkelanjutan ekologi pesisir laut untuk mendorong majunya industri baru pada kawasan tersebut. Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan mengintegrasikan keseimbangan pembangunan dalam berbagai aspek meliputi ekonomi, sosial, budaya dan meningkatkan kondisi lingkungan. Keunikan pada tapak adalah ekosistem mangrove memiliki nilai ekonomi dan ekologi yang tinggi sehingga akan menjadi perhatian utama ketika merespon perancangan. Fungsi bangunan pendukung pariwisata melalui akomodasi hotel dan MICE dihadirkan dalam perancangan dan sekaligus menjadi daya tarik baru pada kawasan pesisir laut. Kondisi tapak yang akan dijadikan sebagai pengembangan kawasan pariwisata ini memiliki luas sebesar 2,1 hektar. Peningkatan kesadaran lingkungan melalui rekreasi dan edukasi dengan memanfaatkan interaksi wisatawan dan masyarakat lokal. Pemanfaatan Potensi tapak perlu dijaga semaksimal mungkin melalui penyesuaian kebutuhan ruang sehingga area alam dan kondisinya dapat dimaksimalkan melalui elemen-elemen yang mendukung aktivitas manusia dan ekologi dari habitat setempat. Kata kunci : Pariwisata, Rekreasi, Edukasi, Ekologi Pesisir Laut

Keywords : Tourism, Recreation, Education, Coastal Ecology

ABSTRACT The development of the REBANA metropolitan in West Java is accelerating the process of developing an international port in the new city of Patimban Maritime City. The natural wealth and potential for sustainability in this area will enable advancements in industrial innovation and more new opportunities in many industry. With the new port and urban plans, the development potential in this coastal area has drawn attention. The ecology of the coastal area includes mangrove areas on the coast and also fish ponds, which are one of the livelihoods of the local community. The Woven Mangrove concept is linked to architectural sustainability that aims to improve coastal marine ecology through sustainable tourism to encourage the development of new industries in the area. The concept of sustainable tourism development integrates the balance of development in various aspects, including economic, social, cultural and the improvement of environmental conditions. The uniqueness of the site is that the mangrove ecosystem has a high economic and environmental value, so it will be a major concern in responding to the design. The function of buildings that support tourism through hotel accommodation and MICE is represented in the design and at the same time it becomes a new attraction in the maritime coastal area. The state of the site, which is used as a tourist area development, has an area of 2.1 hectares. Environmental awareness through recreation and education through the interaction of tourists and local communities. Site potential usage should be preserved as much as possible by adapting the space requirements so that the natural space and its condition can be maximized through elements that support human activities and the ecology of the local habitat.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 9

Laporan Tugas Akhir 2022 DAFTAR10 ISI BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 14-16 1.2. Isu / Permasalahan 17 1.3. Tujuan Dan Sasaran 17 1.4. Manfaat 17 1.5. Ruang Lingkup Pembahasan 18 1.6. Pendekatan Desain 18 1.7. Sistematika Penulisan 18 BAB.2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Judul 22 2.2. Tinjauan Fungsi 23-27 2.3. Tinjauan Tema 28-29 2.4. Studi Preseden 30-47 2.5. Analisis Preseden 48-49 2.6. Survei Preseden 50-51 BAB.3 SITE INVENTORY AND SITE ANALYSIS 3.1. Lokasi Tapak 54-56 3.2. Kondisi Tapak 57-59 3.3. Analisis Tapak 60-67 BAB.4 KONSEP BAB.5 LAMPIRANKESIMPULAN 4.1. Analisis & Problem Statement 70 3.2. Program Perancangan 71-75 4.3. Strategi Sustainability dalam Arsitektur 76 4.4. Respon Desain 77 4.5. Konsep Perancangan 78-87 4.6. Detail Perancangan 88-93 5.1. Kesimpulan 95 Gambar Perancangan 96-115 Foto Maket 116-125 Daftar Pustaka 126 Kata Pengantar 7 Daftar Gambar 11 Daftar Tabel 11

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 11 Gambar 0.1 : Cover Gambar 1.1. Ilustrasi Peta Patimban 14 Gambar 1.2. Ilustrasi Peta REBANA 15 Gambar 1.3. Mangrove 16 Gambar 1.4. Live, Work & Play 17 Gambar 1.5. Kerangka Berpikir 18 Gambar 1.6. Makro, Messo, Mikro 19 Gambar 1.7. Perekonomian Jawa Barat 19 Gambar 1.8. Spatial wilayah REBANA 19 Gambar 1.9. Konsep REBANA 19 Gambar 1.10. Live, Work & Play 19 Gambar 1.11. Pariwisata 19 Gambar 2.1. Ilustrasi Tinjauan Judul 22 Gambar 2.2. Ilustrasi Waterfront 23 Gambar 2.3. Ilustrasi Pariwisata 24 Gambar 2.4. Komponen Pariwisata 25 Gambar 2.5. Hotel 26 Gambar 2.6. MICE 27 Gambar 2.7. Pesisir Laut 28 Gambar 2.8. Ekosistem Mangrove 29 Gambar Shenzhen2.9.Mangrove Wetland Museum 30 Gambar 2.10. Organisasi Area SMWM 31 Gambar 2.11. Organisasi Ruang SMWM 31 Gambar 2.12. Suasana SMWM 32 Gambar 2.13. Ekologi SMWM 33 Gambar 2.14. Mangrove Park Jubail Island 34 Gambar 2.15. Fitur MPJI 35 Gambar 2.16. Organisasi Ruang MPJI 36 Gambar 2.17. Organisasi Massa MPJI 37 Gambar 2.18. Area Bird-Watching MPJI 37 Gambar 2.19. Shantou Mangrove Park 38 Gambar 2.20. Organisasi Ruang SMP 39 Gambar 2.21. Fitur SMP 40 Gambar 2.22. Potongan SMP 41 Gambar 2.23. W Retreat Kanai 42 Gambar 2.24. Organisasi Ruang WRK 43 Gambar 2.25. Denah WRK 44 Gambar 2.26. Fitur WRK 45 Gambar 2.27. The Padel Club 46 Gambar 2.28. Organisasi Ruang TPC 47 Gambar 2.29. Analisis Preseden 48-49 Gambar 2.30. Survei Ekowisata Mangrove 50 Gambar 2.31. Survei Grand Kangen Hotel 51 Gambar 3.1. Peta Jawa Barat 54 Gambar 3.2. Peta Patimban 54 Gambar 3.3. Peta Tapak 54 Gambar 3.4. Peta Wilayah Patimban 55 Gambar 3.5. Lokasi Tapak di Patimban 56 Gambar 3.6. Peta Overlay Tapak di Patimban 56 Gambar 3.7. Luasan Tapak di Patimban 56 Gambar 3.8. Peta Ukuran Tapak 57 Gambar 3.9. Kondisi Mangrove 57 Gambar 3.10. Kondisi Tambak Ikan 57 Gambar 3.11. Photomapping Patimban 58 Gambar 3.12. Kondisi Desa Sekitar Tapak 58 Gambar 3.13. Kondisi Jalan 58 Gambar 3.14. Rawa-rawa 58 Gambar 3.15. Tambak Ikan 58 Gambar 3.16. Sawah 58 Gambar 3.17. Tol Patimban 58 Gambar 3.18. Kolase Ekologi Pesisir Laut 59 Gambar 3.19. Panoramik Kawasan Patimban 59 Gambar Photomapping3.20. Ekologi Pesisir Laut 59 Gambar 3.21. RTRW Patimban Maritime City 2021 60 Gambar 3.22. Batas Wilayah 61 Gambar 3.23. Jenis Jalur Sirkulasi 61 Gambar 3.24. Zonasi Mix-Use 61 Gambar 3.25. Zonasi Ruang Hijau 62 Gambar 3.26. Zonasi Komersial 62 Gambar 3.27. Zonasi Perumahan 62 Gambar 3.28. Zonasi Industri 63 Gambar 3.29. Zonasi Logistik 63 Gambar 3.30. Zonasi Fasilitas Publik 63 Gambar 3.31. Curah Hujan 64 Gambar 3.32. Jenis Tanah 64 Gambar 3.33. Intensitas Angin 64 Gambar 3.34. Context Plan 65 Gambar 3.35. Site Dimensions 66 Gambar 3.36. Site Nature Potentials 66 Gambar 3.37. Development Potentials 67 Gambar 4.1. Permasalahan 70 Gambar 4.2. Analisis Permasalahan 70 Gambar 4.3. Program Perancangan 71 Gambar 4.4. Fungsi Program Pariwisata 72 Gambar 4.5. Struktur Organisasi Ruang 74 Gambar 4.6. Pengguna Ruang 74 Gambar 4.7. Pengalaman Pengguna Ruang 75 Gambar 4.8. Strategi Desain Arsitektur Berkelanjutan 76 Gambar 4.9. Respon Desain 77 Gambar 4.10. Perspektif dari Boat Access 78 Gambar 4.11. Analisa Tapak 78 Gambar 4.12. Organisasi Massa Bangunan 79 Gambar 4.13. Organisasi Program Hotel 80 Gambar 4.14. Organisasi Program Ecopark 80 Gambar 4.15. Tampak Bangunan 81 Gambar 4.16. Axonometri Kawasan 82 Gambar 4.17. Fitur Desain Ecopark 83 Gambar 4.18. Perspektif Bird-eye View 84 Gambar 4.19. Suasana Area Interaktif 85 Gambar 4.20. Lobby Hotel & Ecopark 86 Gambar 4.21. Kamar Suites Hotel 87 Gambar 4.22. Rencana Sistem Struktur 88 Gambar 4.23. Rencana Utilitas Lift 89 Gambar 4.24. Rencana Utilitas Air Kotor 90 Gambar 4.25. Rencana Utilitas Air Bersih 91 Gambar 4.26. Rencana Evakuasi Darurat 92 Gambar Rencana4.27.Parkir Kendaraan Darurat 93 Gambar 4.28. Rencana Titik Kumpul 93 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Tabel 1. Program Ruang 73

Laporan Tugas Akhir 2022 12

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 13 BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Isu / Permasalahan 1.3. Tujuan Dan Sasaran 1.4. Manfaat 1.5. Ruang Lingkup Pembahasan 1.6. Pendekatan Desain 1.7. Sistematika Penulisan

Gambar 1.1. Ilustrasi Peta Patimban Sumber: Penulis

Hal ini didukung dengan adanya perkembangan besar seperti rencana pemindahan ibu kota, bermunculannya perkembangan TOD, reklamasi pantai Jakarta Utara, dll. Kesempatan ini menjadi peran penting untuk memajukan area-area atau kawasan yang berpotensi yang belum tersentuh maupun menjadi pandangan baru terhadap isu bahwa kita sedang tinggal di era krisis iklim. Perubahan iklim dipengaruhi oleh pemanfaatan lahan yang berlebihan, pengendalian bencana yang belum maksimal, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Perubahan yang terus terjadi mendorong manusia terutama arsitek dan developer untuk berpikir lebih jauh.

Kawasan Patimban adalah salah satu kawasan pesisir di Teluk Eretan memiliki pelabuhan internasional. Pembangunan ini membuka banyak peluang bagi kawasan tersebut dan juga Indonesia. Tepi laut atau pesisir menjadi salah satu area pengembangan yang memiliki potensi pengembangan pariwisata. Pemerintah berencana membuka kota baru di sekitar Pelabuhan Patimban. Kota ini disebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan bisa diisi oleh 1 juta orang. Nantinya kota baru ini berada di bawah kawasan industri Rebana besutan Pemprov Jawa Barat. Budi Karya menyatakan penduduk di kota ini akan diusahakan untuk bisa bekerja di pelabuhan. “Di sana akan ada kota baru di bawah kawasan Rebana, penghuninya 1 juta orang. Dia unik tumbuh karena ada kegiatan pelabuhan dan kami akan memastikan kota itu dapat pekerjaan di pelabuhan,” ujar Budi Karya dalam acara simulasi table top exercise Patimban di kantornya. Detikfinance. (2020).

Patimban Perkembangan kawasan merupakan suatu tren yang sedang meledak di dekade terakhir.

Laporan Tugas Akhir 2022 14

BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, menyampaikan bahwa pelabuhan Patimban adalah pintu gerbang pembuka lahirnya kawasan metropolitan baru, yakni kawasan REBANA, yaitu Cirebon, Patimban, Kertajati untuk Cirebonnya mewakili Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Setkab. (2020). Hal ini didukung oleh ucapan beliau dalam “Public Expose Pelabuhan Patimban: Wajah Modern Pelabuhan di Indonesia” yang diadakan oleh Kementrian Perhubungan RI secara virtual bahwa pembangunan Pelabuhan Internasional Patimban oleh pemerintah pusat di Kabupaten Subang --yang termasuk dalam kawasan Rebana Metropolitan-- akan didukung pengembangan 13 kota baru di sekitarnya, salah satunya Patimban City atau Kota Maritim Patimban. Ridwan Kamil mengharapkan, selain sebagai pusat industri, di Patimban City nantinya juga ada perkantoran, hotel, apartemen, ada hutan raya mangrove, lapangan golf, ada tempat rekreasi hingga Masjid Raya. Jabarprov. (2021)>. Ilustrasi REBANA :

REBANA

Peta

Gambar 1.2.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 15

Sumber

REBANA Metropolitan Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kota Baru Patimban tahun 2017, menyebutkan bahwa dalam rangka mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan dalam hal mengatasi ketimpangan wilayah dalam pembangunan.

Maka Kota Baru Patimban diharapkan dapat menjadi kawasan pusat pertumbuhan baru yang meningkatkan ekonomi Indonesia. Berdasarkan Perpres No.3 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional dan Perpres No.47 tahun 2016 tentang penetapan Pelabuhan Patimban di kabupaten Subang sebagai proyek strategis nasional.

Pariwisata Dengan memanfaatkan wajah pelabuhan internasional dan kota bar Patimban untuk menciptakan destinasi pariwisata yang akan memberi pengunjung daya tarik berupa sumber daya alam di dalam destinasi liburan. Strategi desain dalam mendekatkan komunitas lokal dan pengunjung dengan lingkungan alam untuk menciptakan pengalaman dan pandangan baru terhadap potensi ekologi laut yang masih sangat luas. Mengutip dari BAPPEDA JABAR bahwa “Integrasi yakni mewujudkan sinergi pengembangan kawasan melalui integrasi rantai logistik industri besarmenengah-kecil dan peningkatan konektivitas kawasan untuk integrasi hub logistik-kawasan industri-kawasan perkotaan-kawasan perdesaan. Inovasi yakni mewujudkan pengembangan kawasan yang bertumpu pada inovasi teknologi, ekonomi kreatif, serta kewirausahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) inovatif untuk menyongsong industri masa depan 4.0.” Tindakan back to nature yang sekarang banyak dicanangkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan beberapa pakar lingkungan hidup, pada dasarnya merupakan kesempatan emas bagi pengembangan Eco-tourism di Indonesia karena dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Namun bukanlah sebuah tujuan yang mulia jika tidak ada tantangan yang harus dihadapi bahwa di masa depan, permintaan akan sumber-sumber alam kita akan bertambah besar, baik untuk memenuhi kebutuhan akibat jumlah penduduk yang semakin meningkat maupun tingginya pendapatan penduduk sehingga diperlukan pengelolaan sumber-sumber alam yang lebih bertanggungjawab dari yang sudah-sudah. Eco-Tourism sendiri adalah jenis pariwisata yang mendekatkan manusia kembali dengan alam melalui alam itu sendiri yang melibatkan peran penduduk lokal untuk meningkatkan ekonomi dan juga menyalurkan pendidikan yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan hidup. Gambar 1.3. Sumber:MangrovePenulis

Laporan Tugas Akhir 2022 16

Pemanfaatan lahan sekitar memiliki potensi sumber daya alam seperti sawah padi, tambak ikan, dan juga terdapat area industri. Potensi dari lokasi ini memberikan kesempatan perkembangan kawasan pariwisata yang dapat meningkatkan ekonomi dan sosial di daerah tersebut. Pariwisata adalah salah satu peran penting dalam membuka peluang ekonomi pada kawasan baru dan melalui parisiwata ekologi ini masyarakat akan dikenalkan dengan lingkungan pesisir laut. Tapak yang dipilih berada pada pesisir dan dekat dengan tol baru dengan luas 2,1 Ha. Pemilihan tapak dan area ini berpotensi untuk dikembangkan area pariwisata melihat mobilitas dan kawasan nya yang unik dengan dikelilingi pesisir sungai dan muara yang memiliki area mangrove. Teknologi dan alam akan memainkan peran penting dalam pembangunan baru di kawasan Patimban Waterfront ini. Pada desain pola tata ruang kota baru area yang terpilih memiliki kesempatan untuk mengolah area sirkulasi dan juga pengembangan bangunan campuran. Usulan desain kawasan parisiwata yang melindungi area bakau dan meningkatkan ekosistem yang ada agar kawasan ekologi pesisir laut dapat dilestarikan dengan baik dan menjadi kawasan yang sustainable.

Manfaat Subjektif Manfaat yang diperoleh adalah penulis dapat mengenal lebih dalam mengenai peran penting arsitektur dalam pengembangan ekologis laut dan pariwisata di Indonesia. Manfaat lain adalah sebagai bahan pembelajaran dan juga ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk kedepannya. Manfaat Objektif Melalui pengembangan Tugas Akhir ini dapat dilakukan eksplorasi desain hotel dan kawasan pariwisata pada lokasi dengan potensi pesisir laut alami. Fasilitas penginapan, kerja dan edukasi yang diintegrasikan dengan eksisting. Hutan bakau dan tepi laut menjadi kondisi eksisting yang dapat diangkut ke dalam desain kekinian dengan menggabungkan teknologi dan program berkelanjutan untuk menjaga lingkungan.

1. 2. ISU / PERMASALAHAN 1. 3. TUJUAN DAN SASARAN 1. 4. MANFAAT LIVE WORKPLAY WORKPLAYLIVE WORKPLAYLIVE WORKPLAYLIVE Gambar 1.4. Live, Work & Play Sumber: Penulis

Tujuan dari pengembangan kawasan pariwisata di kota baru Patimban adalah mengembangkan potensi yang ditawarkan melalui lokasi yang berada pada sisi muara dengan konteks perencanan pola tata ruang campuran. Desain harus dapat terintegrasi dengan teknologi dan lingkungan agar pelestarian dan pemanfaatan lahan yang baik dapat menjadi contoh pengembangan yang dapat diterapkan di kawasan pesisir yang memiliki ekosistem bakau sebagai daya tariik utamanya.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 17

Jawa Barat akan memperluas bagian timur lautnya menjadi kawasan industri baru dan daerah kota. Rebana Metropolitan yang terletak di Cirebon, Sumedang, Subang, Majalengka, dan Indramayu. Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati yang akan menjadi pusat logistik dan konektivitas menjadi daya tarik kasawan tersebut. Rebana Metropolitan adalah penyatuan regional sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di Timur Laut wilayah Jawa Barat berbasis industri pembangunan yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Perkembangan di Rebana Metropolitan adalah didorong untuk tidak dipisahkan secara eksklusif dalam cluster sehingga satu area harus mencakup setidaknya tiga dari fungsi hidup, bekerja, dan bermain. Sehingga aktivitas manusia dapat terintegrasi dengan baik serta meningkatnya fungsi alam. Patimban adalah desa di kecamatan Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Indonesia.

Patimban adalah salah satu desa yang terletak di ujung utara Jawa Barat terdiri dari 5 dusun di sebelah selatan berbatasan dengan dusun Cemara sedangkan utara adalah laut lepas timur diapit oleh sungai sewo yang berbatasan dengan kabupaten Indramayu sedangkan sisi barat diapit oleh sungai Cipunagara. Mega proyek yang memakan anggaran triliunan rupiah itu diklaim memiliki sejumlah keunggulan dan akan berdampak cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Kawasan yang memiliki pengaruh penting dalam perkembangan proyek patimban ini terletak dekat dengan jalur tol baru dan pusat administrasi desa patimban.

Laporan Tugas Akhir 2022 18 Lokasi dengan luas 2,1 Ha yang dipilih terletak di Patimban, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat. Area ini masuk di dalam perencanaan kota baru Patimban dimana perluasan area ekonomi dan industri provinsi Jawa Barat. Batasan lokasi adalah pesisir Pantai Patimban di sebelah utara, kemudian bagian timur dibatasi oleh tanah kosong, bagian selatan area retensi, dan bagian barat terdapat sambungan jalur tol baru. Rencana pengembangan lokasi ini menjadi area pariwisata yang melibatkan teknologi dan lingkungan untuk menjaga kestabilan agar tidak terjadi ketimpangan antara dunia industri 1.0 dengan industri 4.0. Dimana pada industri 4.0 teknologi berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Beberapa potensi pengembangan fungsi pariwisata mulai dari Hotel, MICE, Ecology Park yang akan mendorong ekonomi kelestarian alam dan sosial bagi kawasan tersebut dan menjadi salah satu aset industri inovatif 4.0 di kawasan Patimban ini.

LIiteratur Analisis IntegrasiPendekatandanKonseptualTapakdengan

Tata Ruang Kota Baru Patimban Maritime City Integrasi Tapak dengan Potensi Eksisting Tapak Lingkungan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut PerancanganSkematik Lapangan Gambar 1.5. Kerangka Berpikir Sumber: Penulis

Desain

Optimalisasi sumber daya alam di sekitarnya sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial bersama teknologi dan lingkungan untuk mendekatkan pengunjung dengan ekologi laut agar pandangan manusia terhadap potensi laut menjadi lebih luas. Area berpotensi yang melibatkan pelestarian sumber daya alam disekitar tapak seperti mangrove dan tambak ikan. Optimalisasi alam ini memerlukan peran teknologi karena perkembangan era yang semakin pesat mengharuskan keterlibatan teknologi untuk menjaga sumber daya yang ada sehingga keberlangsungan nya dapat terjaga. Ekologi Pesisir Laut akan dijadikan pendekatan dalam pertimbangan desain ruang fisik dan non-fisik pada perancangan Patimban Waterfront ini. Arsitektur Berkelanjutan yang menjadi pondasi dasar untuk menciptakan desain yang ramah lingkungan dan dapat memberikan dampak baik pada lingkungannya. Pemilihan Ekologi Pesisir Laut ini didasari oleh keunikan dari potensi tapak yang dapat digarap dan diteruskan kedalam perancangan yaitu habitat alami mangrove dan area tambak ikan beserta intervensinya dengan area peralihan antara darat dan laut. Memaksimalkan potensi site dan mengembangkannya agar pembangunan yang diupayakan dapat meningkatkan kelestarian alam dan juga inovasi pariwisata pada kota Maritim Patimban ini. 1.5. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 1.6. PENDEKATAN DESAIN 1.7. SISTEMATIKA PENULISAN Pustaka

-REBANA-PatimbanMetropolitan-PariwisataPotensiLingkunganPesisirlautOptimalisasi Pariwisata Kajian

Tinjauan

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 19 Konteks Jawa Barat dalam Pulau Jawa Jawa Barat memiliki lokasi yang sangat strategis geografi yang terletak berbatasan langsung dengan Ibukota Indonesia, Jakarta. Laju perkembanganperanJawaNasional.selaluekonomipertumbuhanJawaBaratlebihtinggidariSecaraekonomi,BaratmemilikiutamadalamIndonesia. Konteks REBANA dalam Jawa KonteksBaratTapak dalam Patimban Pertumbuhan spatial wilayah REBANA. Kondisi yang dapat kawasanindustrimendukungpesisirberkerlanjutanmelaluiditingkatkanpariwisataekologilautuntukmajunyabarupadatersebut. Collaborative Live, Work & Play muncul pada pengembangan di kawasan Patimban. IntegratedCompetitiveInnovative Sustainable Konsep Pengembangan Industri di REBANA. Gambar 1.6. Makro, Messo, Mikro Sumber: Penulis Gambar 1.7. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Sumber: REBANA Gambar 1.8. Spatial wilayah REBANA Sumber: REBANA Gambar 1.9. Konsep REBANA Sumber: Penulis Gambar 1.10. Live, Work & Play Sumber: Penulis Gambar 1.11. Pariwisata Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 20

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 21 BAB.2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Judul 2.2. Tinjauan Fungsi 2.3. Tinjauan Tema 2.4. Studi Preseden 2.5. Analisis Preseden 2.6. Survei Preseden

adalah konsep model industri baru yang dapat merekonsiliasi tiga dimensi keberlanjutan karena merombak praktek industri dan kegiatan wisatawan untuk memenuhi tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan. (Veiga & Magrini, 2009)

Laporan Tugas Akhir 2022 BAB.222 TINJAUAN PUSTAKA

5. MICE adalah MICE berarti, wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang. (Pendit, 6.1999)Pengembangan adalah suatu proses membuat suatu menjadi maju, baik sempurna dan berguna. (KBBI)

8. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya). (KBBI)

9.Pesisir Laut merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut yang bagian lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar, dan bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas lautan seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin (Ketchum, 1972) 2.1. TINJAUAN JUDUL Gambar 2.1. Ilustrasi Tinjauan Judul Sumber: Majalah Tempo Sumber: Pinterest Sumber: Travel Kompas

7. Pariwisata adalah yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan; tourisme.

Dalam proses penataan ini, perancang mengambil judul, “Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut.” Adapun pengertian judul tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Patimban adalah salah satu kawasan strategis nasional di kabupaten Subang yang memiliki pelabuhan internasional. Terdapat 4 Kecamatan dan 14 desa di Patimban. (RTR Kota Baru Patimban)

3. Hotel adalah bangunan dengan banyak kamar yang disewakan sebagai tempat penginapan dan ruang makan bagi orang yang sedang bepergian 4.(KBBI)Ecopark

2. Waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harfiah adalah daerah tepian, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003).

Pengertian ini didukung oleh Wrenn dalam Tangkuman (2011) yang menuturkan bahwa Urban waterfront merupakan suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, contohnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan. Breen & Rigby (1994) menganggap bahwa pembangunan waterfront mungkin tidak perlu langsung menghadap air tetapi mungkin hanya perlu terlihat seolah-olah melekat pada air.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 23

Berdasarkan jenis pengembangan tepi pantai, waterfront terbagi menjadi tiga jenis, yaitu konservasi, pembangunan kembali, dan pengembangan. Konservasi adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat. Preservasi adalah waterfront yang harus dilestarikan, dilindungi, dipelihara dan dipugar sesuai dengan bentuk aslinya tetapi tetap disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan fungsionalnya karena merupakan kawasan atau mengandung bangunan dan/atau bangun-bangunan yang mempunyai nilai sejarah, nilai seni dan budaya serta nilai arsitektur. Redevelopment adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada. Development adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai. (Tangkuman, 2011).

Dalam Buku yang ditulis oleh Breen & Rigby (1994) “Waterfronts: Cities reclaim their edge.” menjelaskan terdapat beberapa tipologi waterfront antara lain Mixed-Use Waterfront dan Recreational Waterfront dimana Pengembangan Mixed-Use Waterfront diarahkan pada penggabungan fungsi perdagangan, rekreasi, perumahan, perkantoran, transportasi, wisata dan olahraga. Sementara Recreational waterfront adalah Pengembangan waterfront dengan fungsi aktivitas rekreasi dapat didukung dengan berbagai fasilitas seperti: taman bermain, taman air, taman duduk, taman hiburan, area untuk memancing, riverwalk, amphitheatre, diving, gardu pandang, fasilitas perkapalan, paviliun, fasilitas olahraga, marina, restoran, dan aquarium.

Gambar 2.2. Ilustrasi Waterfront Sumber: HBS Digital

2.2.1. Waterfront Menurut Salim Peter dalam Tahir (2005) Waterfront adalah tanah atau tepi sungai, pelabuhan atau tanah semacam itu di sebuah kota dengan dermaganya.

2. 2. TINJAUAN FUNGSI

Menurut Nyoman S. Pendit (1994) dalam buku nya berjudul “Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana”, berpendapat bahwa pariwisata adalah sekumpulan fenomena dan hubungan yang muncul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah dan warga tuan rumah dalam proses menarik dan melayani para wisatawan pengunjungnya.

Berdasarkan jenis pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:

3. Ekowisata (Ecotourism, green tourism atau alternative tourism), merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/ lingkungan dan industri kepariwisataan. (Yulianda, 2007).

Laporan Tugas Akhir 2022 24 2.2.2. Pariwisata Menurut Undang-Undang pasal 1 No. 10 tahun 2009, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Hal ini didukung oleh Pakpahan (2013) dimana kawasan wisata adalah sebuah area yang luas terbangun dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Definisi lain oleh Wijayanti (2010) mengatakan pariwisata adalah kepergian sementara satu orang atau lebih ke suatu tempat selain tempat tinggalnya. Istilah pariwisata erat kaitannya dengan konsep pariwisata. Konsep pariwisata adalah tempat tinggal seseorang untuk sementara dipindahkan dari tempat tinggal orang tersebut tanpa adanya kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Perjalanan wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih, antara lain dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan dan keinginan untuk mengeksplor hal-hal baru. Dampak positif dari pariwisata adalah terciptanya lapangan pekerjaan, berkurangnya tingkat pengangguran, adanya peningkatan pendapatan Istilahmasyarakat.obyek

Gambar 2.3. IlustrasiSumber:PariwisataGoogle

1. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya. (Fandeli, 2000).

wisata mempunyai pengertian sebagai sesuatu yang dapat menjadi daya tarik bagi seseorang, atau calon wisatawan untuk mau berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik tersebut dapat berupa sumber-sumber daya tarik yang bersifat alamiah seperti iklim, pemandangan alam, lingkungan hidup, flora, fauna, kawah, danau, sungai, tebing, lembah, gunung. (Wijayanti, 2010).

2. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan. (META, 2002)

1. Sarana pokok kepariwisataan:

• Ciptaan manusia e) Atraksi wisata Ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta, dan lain-lain.

dan Rakicevik (2012) menjelaskan terdapat empat prinsip pariwisata berkelanjutan, yaitu: Prinsip Pelestarian lingkungan, dimana pengembangan menyesuaikan dan mempertimbangkan pemeliharaan ekologi, sumber daya keanekaragaman hayati dan biologi. Prinsip keberlanjutan sosial, menyesuaikan nilai-nilai tradisional dan peningkatan identitas masyarakat. Prinsip keberlanjutan budaya, menyediakan pengembangan budaya yang disesuaikan dengan nilai-nilai budaya komunitas masyarakat. Prinsip keberlanjutan, pengembangan ekonomi dengan menggunakan anggaran dan sumber daya yang efektif untuk dikelola pada generasi saat ini dan bermanfaat untuk generasi mendatang.

2.2.3. Komponen Pariwisata Menurut Wijayanti, untuk memenuhi kebutuhan dan selera wisatawan, orang yang berkomitmen pada industri pariwisata harus mempertimbangkan elemen baru, yaitu elemen layanan. Penyusunan pelayanan dan produk harus memenuhi kebutuhan wisatawan. Fasilitas pariwisata dibagi menjadi tiga elemen utama:

2. Sarana pelengkap kepariwisataan: Fasilitas rekreasi dan olahraga seperti lapangan golf, tennis, pemandian, dan Prasaranalain-lain.umum seperti jalan raya, jembatan, listrik, lapangan udara, telekomunikasi, air bersih, pelabuhan, dan lain-lain.

2.2.4. Tujuan Pengembangan Kawasan Wisata Instruksi Presiden Pasal 2 Nomor 9 Tahun 1969 yang dikatakan dalam Latif (2018), bahwa tujuan pengembangan kawasan wisata adalah:

c. Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan nasional dan internasional. Gambar 2.4. KomponenSumber:PariwisataGoogle

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 25

Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan mengintegrasikan keseimbangan pembangunan dalam berbagai aspek meliputi ekonomi, sosial dan budaya tanpa membahayakan kondisi lingkungan. Pembangunan berkelanjutan adalah proses untuk mewujudkan pembangunan tanpa pemborosan sumber daya. Oleh karena itu, diperlukan metode pengelolaan sumber daya yang mempertimbangkan ketersediaan sumber daya di masa mendatang. (Tatang, Angelevska-Najdeska2014).

2.2.5. Pariwisata Berkelanjutan World Conservation Union (WCU) mendefinisikan pengembangan pariwisata berkelanjutan sebagai proses pengembangan suatu tempat atau wilayah tanpa mengurangi nilai sumber daya yang ada. Secara umum, ini dapat dicapai dengan memantau dan memelihara sumber daya yang ada sehingga dapat digunakan di masa depan. Pengembangan pariwisata berkelanjutan telah lama menghubungkan wisatawan sebagai pendukung keuangan fasilitas pariwisata dengan pengelolaan lingkungan.

3. Sarana penunjang kepariwisataan: Toko cinderamata, cafe, dan lain-lain.

a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainya.

b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.

a) Biro perjalanan umum dan agen perjalanan b) Transportasi wisata c) Restoran d) Objek wisata, antara lain: Keindahan alam, flora & fauna, hutan, iklim, pemandangan.

d. Resort hotel: hotel yang terletak di daerah wisata, di mana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan usaha.

Gambar 2.5. Hotel Sumber: Digarut Klasifikasi Hotel Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan Pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Jumlah kamar dan persyaratannya Berdasarkan jumlah bintang yang dimiliki, jumlah persyaratan kamar dan lainnya yaitu:

bintang lima (*****):

Hotel berdasarkan lokasi

sarana dan Fasilitas ini sangat tergantung dari jenis hotel sesuai lingkup pelayanannya, fasilitas-fasilitas yang ada dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah hotel terdapat calon pengunjung yang ada. Salah satunya MICE yang merupakan sarana pendukung yang keparisiwataan yang biasanya diakomodir juga dengan adanya bangunan hotel. Thogas, et al. (2019) juga menyebutkan bahwa pada dasarnya sebuah hotel terdiri dari 2 bagian yaitu :

b. Back Of the House Menyangkut pengelolaan bagian Hotel seperti housekeeping department, laundry, food and beverage service dan ruang mekanikal.

3. Hotel bintang tiga (***): Jumlah kamar standar, minimal 30 kamarkamar, suite minimum 2 kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 24 m2, luas kamar suite, minimum 48 m2. Terdapat Restoran dan Bar sebaga sarana pendukung.

2. Hotel bintang dua (**): Jumlah kamar standar, minimal 20 kamar kamar suite, minimum 1 kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 22 m2, luas kamar suite, minimum 44 m2.

a. City hotel: hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian besar yang menginap melakukan kegiatan bisnis.

a. Front Of the House Menyangkut pengelolaan bagian umum, karyawan dan tamu hotel seperti area administrasi, lobby, kamar tamu, banqueting, fasilitas publik dan restoran.

1. Hotel bintang satu (*):

1. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu:

4. Hotel bintang empat (****): Jumlah kamar standar, minimal 50 kamar, kamar suite, minimum 3 kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 24 m2, luas kamar suite, minimum 48 m2 Terdapat Lobby, Restoran, Ruang Multifungsi, Fasilitas olahraga dan pendukung.5.Hotel

-Jasa Penginapan - Pelayanan Makanan dan Minuman - Pelayanan Barang Bawaan - Pencucian Pakaian - Penggunaan Fasilitas Perabot dan hiasan-hiasan yang ada di Penyediaandalamnya

Jumlah kamar standar, minimal 15 kamar kamar mandi di dalam luas kamar standar, minimum 20 m2.

Laporan Tugas Akhir 2022 26 2.2.6. Hotel Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hotel “adalah bangunan dengan banyak kamar yang disewakan sebagai tempat penginapan dan ruang makan bagi orang yang sedang bepergian; suatu bentuk akomodasi komersial yang disediakan untuk semua orang untuk menerima layanan, akomodasi, makanan dan minuman. Menurut Suwarno, et al. (2017) hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan gedung untuk memberikan pelayanan, akomodasi, makanan dan minuman serta pelayanan lainnya bagi umum yang diselenggarakan secara komersial dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang. keputusan Menurutpemerintah.Thogas, et al. (2019) Hotel adalah bangunan di tempat tujuan wisata yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :

b. Urban hotel: hotel yang terletak di dekat kota.

Jumlah kamar standar, minimal 100 kamar, kamar suite, minimum 4 kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 26 m2, luas kamar suite, minimum 52 m2. Terdapat Lobby, Restoran, Ruang Multifungsi, ruang pertemuan dan fasilitas olahraga beserta pendukungnya.

c. Suburb hotel: hotel yang terletak di pinggiran kota.

e. Boutique hotel: hotel ini diperuntukan untuk tamu yang ingin memiliki privasi tinggi dan fasilitas yang memadai. Keunikan hotel ini adalah daya tarik visual dengan keunikan yang disesuaikan dengan lokasinya.

Strait Times

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 27 2.2.7. MICE MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan perpaduan LEISURE dan BUSINESS, biasanya melibatkan sekelompok orang baik pengusaha maupun profesional yang secara bersama-sama berkumpul pada suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu pembahasan, permasalahan, atau kepentingan yang sama. (Indrajaya, 2018) McCabe, et al. (2000) mengemukakan beberapa keuntungan dari Industri MICE adalah sebagai : (1) Menciptakan lapangan kerja dan pendapatan baik secara nasional dan regional, (2) Meningkatkan pendapatan devisa negara, (3) Meningkatkan aktivitas bisnis suatu negara dalam skala nasional maupun internasional dengan memperkuat hubungan bisnis di antara perusahaan, (4) Membantu mengembangkan investasi di bidang pariwisata dan infrastruktur rekreasi, (5) Memberikan kesempatan untuk mengakses teknologi baru dan untuk pertukaran ide, serta untuk membangun hubungan bisnis dan profesional yang baik, serta aspek sosial dan budaya. (6) Membentuk kerjasama dengan para profesional dan ahli di tingkat nasional dan internasional di bidangnya masing-masing pada konferensi dan kongres., (7) Memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan lebih lanjut dalam wadah untuk mengembangkan dan memelihara hubungan profesional. (8) MICE yang sukses dapat menjadi cara yang bagus untuk menarik pengunjung dan bisnis lain ke suatu area. Bisnis MICE merupakan bagian penting dari pengembangan pariwisata di Indonesia, MICE merupakan salah satu dari 7 kategori minat khusus dalam Grand Strategy Pariwisata Indonesia yang dicanangkan Kementerian Pariwisata. Hal ini didasari oleh semakin pentingnya peran sektor MICE dalam kemajuan industri pariwisata nasional dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif, sektor MICE mewakili 30% dari pendapatan pemerintah di sektor pariwisata.

Kebutuhan Ruang MICE

Ruang MICE antara lain adalah fungsi ballroom, multifungsi, ruang rapat dan area prefunction dengan kapasitas 1,2m2/orang. Untuk perbandingan kebutuhan Parkir yang diperlukan diambil dari standar kebutuhan parkir gedung konvensi dari Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 09 Tahun 2006, dimana dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa kebutuhan standar parkir mobil untuk gedung konvensi yaitu 10m2/1 mobil, yang di hitung dari luas bangunan konvensi. Meeting merupakan area ruang rapat yang biasanya mencakup sekelompok kecil pengguna dengan sarana pendukung satu meja besar dengan beberapa kursi. Incentive, Convention dan Exhibition dikategorikan menjadi fungsi bagi pengguna kelompok besar yang juga dapat digabungkan ke dalam ruang Multi-Function. Ruang Multi-function ini bersifat temporer sehingga penataan ruangnya dapat disesuaikan dengan konteks acara maupun tema acara. TIdak hanya untuk acara formal pesonal seperti pernikahan tetapi juga bisa kegiatan seminar untuk melestarikan lingkungan. Gambar 2.6. MICE Sumber:

-Jembatan, yaitu penghubung antara 2 (dua) bagian yang terpisah oleh -Ruangperairan.terbuka (open space), yaitu taman atau plaza yang dirangkaikan dalam satu jalinan ruang dengan kawasan tepian air.

Aspek keistimewaan gerakan air, karena perairan memiliki lingkungan yang unik, rasa keterbukaan dan kualitas temporer, seperti daya apung, angin, arus, ombak, pasang surut,gelombang, dan cahaya di permukaan air. Aspek ekologikal air, karena kehidupan dan kemurnian air dapat menawarkan sejumlah kesempatan menarik untuk terciptanya lingkungan yang unik, rasa keterbukaan, dan kenyamanan suasana.

Konsep ekowisata, dimana masyarakat sebagai aktor utama pelaku usaha yang menyediakan barang maupun jasa bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah mereka dengan mengedepankan nilai-nilai dan prinsip keberlanjutan dan sosial serta budaya masyarakat setempat. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), telah mengumumkan program pengembangan pengembangan wisata bahari berbasis desa pesisir. Program ini berpotensi mendorong kegiatan pariwisata dan memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat pesisir, dan menjaga kelestarian ekosistem laut. Dalam pengembangannya, peran aktif masyarakat untuk ikut serta dalam memanfaatkan ekosistem kelautan dan perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. 2.7. Pesisir Laut Sumber: Toppr

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, wisata bahari atau akuatik atau wisata air didefinisikan sebagai upaya penyelenggaraan obyek wisata dan olahraga air, termasuk sarana dan prasarana yang mendukung daya tarik tersebut. Kawasan bahari merupakan wisata alternatif, yaitu wisata yang berkaitan dengan laut, baik di permukaan laut, di permukaan laut maupun di bawah laut. Karakteristik wisata air dapat dibedakan secara non fisik dan fisik dan secara fisik yaitu sebagai berikut: 1. Secara non fisik

2. Secara fisik -Pesisir (beach coastal), yaitu kawasan tanah atau pesisir yang landai atau datar dan langsung berhubungan dengan air. Merupakan tempat berjemur atau duduk-duduk di bawah keteduhan pohon sambil menikmati pemandangan perairan.

-Dermaga, yaitu tempat bersandar kapal atau perahu, sekaligus sebagai jalan diatas air untuk menghubungkan daratan dengan kapal.

Ekowisata pesisir laut dapat menjadi jenis wisata baru yang semakin baik kedepannya karena area pesisir laut semakin diincar oleh wisatawan lokal maupun internasional. Keindahan alam yang tidak kalah dengan perkotaan inilah yang perlu diulik dan ditampilkan sebagai wajah parisiwata baru di Indonesia.

2.3. TINJAUAN TEMA Gambar

2.3.3. Ekowisata Pesisir Laut Setyowati, et al. (2010) memaparkan bahwa ekowisata pesisir laut adalah jenis wisata dengan spesialisasi aktivitas yang berhubungan dengan laut, yang di bawah laut maupun yang di atas laut. Ekowisata bahari dapat juga diartikan sebagai wisata lingkungan atau eco-tourism, yang memiliki daya tarik bahari atau kelautan. Ekowisata bahari lebih memikirkan dan menyajikan ekosistem khas berupa mangrove, taman laut yang berhubungan dengan flora fauna laut.

Laporan Tugas Akhir 2022 28 2.3.1. Wisata Air Pesisir Laut

-Promenade / esplanade, yaitu perkerasan di kawasan tepian air untuk berjalan-jalan atau berkendara (sepeda atau kendaraan tidak bermotor lain) sambil menikmati pemandangan perairan. Promenade adalah perkerasan yang dinaikkan hanya sedikit di atas permukaan air, sedangkan esplanade adalah perkerasan yang dinaikkan lebih jauh dari permukaan air.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 29

Mangrove merupakan tanaman pesisir laut yang pertumbuhannya dapat dipantau secara berkala seiring meningkatnya kualitas suatu daerah. Hal ini menunjukan berdampak baik bagi pariwisata karena berjangka panjang dan akan tetap hidup. Mangrove dapat dilestarikan dan dijadikan kawasan pariwisata karena keunikannya mengenalkan area laut dengan tumbuhan. Penghijauan tidak hanya dilakukan di daratan tetapi juga di pesisir laut. Beberapa contoh pariwisata sudah menghadirkan sikap menghargai mangrove dengan melakukan optimalisasi desain dengan pendekatan penangkatan level aksesibilitas lebih tinggi dari permukaan air karena pohon mangrove dapat tumbuh cukup tinggi jika sudah berumur. Adapun kemampuan adaptasi hutan mangrove untuk bertahan hidup di perairan dangkal adalah :

Ekosistem mangrove adalah kesatuan antara mangrove, satwa dan organisme lain yang saling berinteraksi dan dengan lingkungannya (Permenhut No. P35 Tahun 2010). Menurut Prihadi, et al. (2018) Hutan mangrove merupakan bentuk ekosistem yang unik dan khas yang umumnya terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan pulau-pulau kecil. Ekosistem mangrove memiliki nilai ekonomi dan ekologi yang tinggi. Hutan mangrove sering disebut hutan yang tumbuh digenangan air, hutan pasang surut atau hutan bakau. Mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur atau berpasir. (Hartini, 2013) Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur dalam Suwarsih (2018), menyatakan bahwa ekosistem mangrove memiliki peranan dan fungsi penting dalam mendukung kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Fungsi ekologi mangrove adalah sebagai penjaga pantai sehingga dapat menghambat penetrasi air laut, sebagai habitat berbagai biota, sebagai tempat mencari makan, sebagai tempat bersarang dan berkembang biak, tempat pemijahan untuk berbagai organisme akuatik. Sedangkan fungsi ekonominya meliputi: sebagai penghasil sarana konsumsi dalam negeri, sebagai penghasil sarana industri dan sebagai tujuan wisata. Fungsi-fungsi tersebut memiliki efek sistemik pada ekosistem pesisir, lingkungan dan bentuk kehidupan manusia lainnya. (Schaduw, et al., 2011).

Menurut Hartini (2013), ekosistem hutan mangrove merupakan habitat berbagai jenis satwa, termasuk reptil dan ikan yang memiliki nilai ekonomis dan biologis, seperti ikan perah, belanak merah, dan udang. Selain itu, ekosistem hutan mangrove sangat mendukung untuk budidaya perikanan. Fungsi dan peran ekosistem hutan mangrove sangat penting sebagai tempat pemijahan, pemeliharaan ikan, tempat berlindung dan mencari makan berbagai jenis ikan. Oleh karena itu, kelestariannya harus dijaga. Penurunan kualitas dan kuantitas ekosistem hutan mangrove akan membahayakan kelestarian habitat tersebut dan semakin mengancam kehidupan satwa liar.

a. Akar yang pendek dan melebar luas, dengan akar penyangga atau tudung akar yang tumbuh dari batang dan dahan sehingga menjamin kokohnya batang. b. Berdaun kuat dan mengandung banyak air c. Mempunyai jaringan internal untuk menyimpan air dan kandungan garam yang tinggi.

2.3.4. Mangrove Mangrove merupakan vegetasi khas pantai tropis yang tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut, terutama di dekat muara, sungai, laguna dan pantai yang dilindungi dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir.

Gambar 2.8. Ekosistem Mangrove Sumber: Darwin Foundation

Preseden ini dipilih karena memiliki konteks lingkungan perkotaan dan intervensinya dengan habitat alami mangrove serta bagaimana pengaturan arsitektur, alam, dan manusia dibuat semaksimal mungkin untuk menghargai ekologi alami yang ada dan meningkatkan kualitas area tersebut juga. Tujuan pembangunan ini juga untuk mendukung peningkatan meningkatkan kesadaran akan kebutuhan untuk melindungi teluk dan satwa liarnya.

2.4. STUDI PRESEDEN

Lokasi : Shenzhen, China Tahun : 2020 Arsitek : Hassel Studio Area Tapak : 30,000 sqm museum & 200,000 sqm landskap

Ketinggian Bangunan : 2 lantai Programming Bangunan Museum yang dibuat ringan dengan struktur pilotis di lanskap dan dengan desain dua sumbu yang menawarkan pemandangan ke gunung dan laut (utara-selatan), taman dan kota (timur-barat). Exhibition area pada bagian terdepan dengan fasade kaca besar menegaskan keindahan alam dan bagaimana harus menjadi sebuah perhatian besar.

Amphitheater hijau buatan dan kawasan promenade untuk pejalan kaki timurbarat di tepi bakau memperluas area pandang, sementara kawasan pejalan kaki juga berfungsi sebagai penyangga pelindung ekosistem. Gambar 2.9. Shenzhen Mangrove Wetland Museum Sumber: hassellstudio

Laporan Tugas Akhir 2022 30 2.4.1. Shenzhen Mangrove Wetland Museum Shenzhen Mangrove Wetland Museum mengintegrasikan fungsi ganda “taman & museum”. “Taman” tersebut diharapkan dapat menutupi seluruh area dan memaksimalkan potensi habitat situs mangrove dan lahan basah. Dengan menghilangkan batas antara kota, bangunan, dan ekologi, proposal tersebut mengintegrasikan alam dan arsitektur, mengubah situs menjadi habitat yang beragam dan terhubung serta ruang budaya yang dinamis. Bangunan “museum” sengaja ditempatkan di dalam lanskap ini dan bertengger untuk mengamati sekelilingnya. Struktur pilotis ini memperluas kemungkinan program ruang untuk pendidikan, rekreasi, dan budaya.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 31 Gambar 2.10. Organisasi Area SMWM Sumber: hassellstudio Gambar 2.11. Organisasi ruang SMWM Sumber: hassellstudio

Pengaturan area transisi dibuat menyatu dan terkesan sangat dinamis karena perpaduan antara desain lingkungan buatan manusia yang membuat alam menjadi lebih tertata dengan adanya multi-layered habitat dan area promenade untuk mendukung aktivitas manusia dan interaksi dengan alam. Area bangunan yang kecil diperuntukan untuk menjaga kualitas alam yang perlu dilestarikan dan diutamakan. Organisasi ruang dibagi dengan baik dengan menjaga habitat alam dan area promenade yang mempertegas area alam dan manusia sehingga lebih menyatu dan diseimbangkan dengan area alam buatan baru kemudian bangunan menggunakan struktur pilotis untuk tetap menjaga kualitas alam dan bangunan yang mendukung aktivitas bird-watching melalui pengaturan jendela kaca yang memanjang disekitar bangunan untuk memaksimalkan penglihatan.

Area Promenade yang cukup luas dapat menampung beberapa aktivitas seperti berlari, duduk, berkumpul, memotret sambil menikmati habitat alami dari area bakau pada sisi kanan yang mendapatkan point of interest dari bangunan yang terlihat dari area promenade pada ketinggian yang berbeda karena pada sisi kiri disusun multi-layered man made habitat atau lanskap buatan. Area Exhibition dibuat dengan sangat terbuka dan transparan untuk merespon pemandangan dari habitat mangrove dan juga sejauh mata memandang adalah air. Area yang cukup luas untuk menampung kegiatan-kegiatan seperti seminar, acara dan pameran.

Gambar 2.12. Suasana SMWM Sumber: hassellstudio

Laporan Tugas Akhir 2022 32

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 33 Gambar 2.13. Ekologi SMWM Sumber: hassellstudio

Gambar 2.14. Mangrove Park

Pemilihan studi kasus ini dipengaruhi konteks ekologi pesisir laut yang sama dengan konteks perancangan yaitu area hutan bakau dan lingkungan yang ditujukan untuk ditingkatkan fungsi dan kelestariannya. Program ruang yang dimiliki juga menarik untuk diterapkan karena memaksimalkan seluruh kawasan rekreasi tersebut.

Laporan Tugas Akhir 2022 34 2.4.2. Mangrove Park Jubail Island

Desain CEBRA untuk proyek taman bertujuan untuk membuat hutan bakau dapat diakses oleh publik dan memberikan pengalaman belajar dan rekreasi yang berbeda. Untuk menjaga intervensi arsitektur seminimal mungkin dan untuk menempatkan lanskap alam di pusat pengalaman, konsep nya menggunakan tiga elemen desain, yang digabungkan dan disesuaikan dengan lokasi yang berbeda di seluruh taman: visitor centre, broadwalk dan learning nodes. Ambisi untuk elemen arsitektur adalah untuk fokus pada pengalaman dan pembelajaran.

Lokasi : Jubail Island, Abu Dhabi Tahun : 2020 Arsitek : CEBRA Area Tapak : 670 sqm bangunan & 3 km area pejalan kaki Ketinggian Bangunan : 2-3 lantai Programming Pusat pengunjung atau visitor centre yang menjadi bangunan utama dan titik kumpul dengan massa bangunan yang lebih besar.

Learning Nodes atau simpul pembelajaran yang dibuat dengan beberpa tema menyesuaikan konteks lokasi dan bagaimana responnya terhadap lingkungan dan kesatuannya sebagai sarana rekreasi dan edukasi.

Broadwalk atau area pejalan kaki yang dibuat menerus dan mengitari lokasi dan difungsikan untuk menjadi koneksi antar simpul agar pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih variatif.

Tidak membatasi elemen stasiun belajar ke pusat pengunjung tetapi menyebarkannya di sepanjang broadwalk sebagai simpul pembelajaran yang bervariasi, mengaktifkan seluruh Taman Mangrove, menciptakan pengalaman belajar yang beragam yang terkait langsung dengan lanskap yang berubah di sepanjang area pejalan kaki. Jubail Island Sumber: cebraarchitecture

Learning Nodes yang dibuat untuk menjadi simpul pada beberapa titik di sekitar site dengan hardscape yang dapat merespon lingkungan seperti tinggi pasang surut air. Respon desainnya dibuat dengan membentuk ketinggian broadwalk lebih tinggi dari titik tertinggi gelombang pasang. Beberapa area nodes dibuat sengaja lebih rendah untuk memberikan interaksi secara langsung antara manusia dengan air.

Gambar 2.15. Fitur MPJI Sumber: cebraarchitecture

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 35

Laporan Tugas Akhir 2022 36

Aksesibilitas dan konektivitas antar program simpul dibuat menarik dengan pengalaman berjalan kaki yang dikelilingi oleh habitat mangrove. Area simpul merupakan salah satu sarana edukasi dan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung dengan mengalami peristiwa-peristiwa pada masing-masing simpul. Desain struktur dibentuk dengan struktur ringan seperti pilotis yang membuat area alam lebih terbuka dan lebih bebas. Bentukan sederhana dan material alami dari bangunannya memiliki makna menghargai alam dan juga mengutamakan alam. Manusia dapat berinteraksi dengan permainan ketinggian tapak menuju bangunan hal ini guna mendekatkan manusia kembali dengan alam.

Gambar 2.16. Organisasi Ruang MPJI Sumber: cebraarchitecture

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 37

Area Bird-watching di buat dengan beberapa ketinggian yang menyesuaikan orientasi dan arah view yang menarik untuk melihat pemandangan alam dan juga area habitat alami dari fauna flora di sekitar bangunan. Broadwalk menghubungkan manusia dengan bangunan. Bentuk bangunan yang sederhana ini memberikan ruang untuk landskap mangrove dapat menonjol dengan dinamis. Area broadwalk pada ujung diberikan beberapa turunan dan anak tangga agar terjalin integrasi jembatan dengan area air. Menghilangkan railing pada area yang terhubung langsung dengan air melepaskan kekakuan dan keterbatasan namun diberikan solusi berupa jarak dan desain yang memberikan tanda waspada agar tetap perlu menjaga jarak dari tepi tapakan.

Gambar 2.17. Organisasi Massa Mangrove Park Jubail Island Sumber: cebraarchitecture

Gambar 2.18. Area Bird Watching Mangrove Park Jubail Island Sumber: cebraarchitecture

Laporan Tugas Akhir 2022 38 2.4.3. Shantou Mangrove Park Aecom landscape berkolaborasi untuk mendesain Shantou Mangrove yang merupakan hutan bakau terbesar di Guangdong, China. Dengan mempertimbangkan sirkulasi, habitat dan program ruang yang menjadi perhatian alam desain kawasan tersebut. Pemilihan studi kasus ini didasarkan pada program-program ruang yang dihadirkan dan dipertahankan dari kondisi lokasi untuk dapat menciptakan kualitas ekologi habitat aslinya. Kerangka kerja dirancang untuk merehabilitasi habitat yang rusak, memulihkan hidrologi, dan mengakomodasi aktivitas manusia dan pembangunan di masa depan. Kondisi site yang memiliki eksisting area tambak ikan dan juga hutan bakau ini mirip dengan kondisi perancangan sehingga dapat disesuaikan pengaturan alami dan buatannya. Lokasi : Shantou Mangrove, Guangdong, China Tahun : 2014 Arsitek : AECOM & LAND8 Area Tapak : 112 ha Programming 1. Visitor centre 2. Jetty 3. Floating Wetland 4. Ecological Fish Pond 5. Riverine Mangrove 6. Ecological Island 7. Existing Mangrove Core 8. Existing Freshwater ponds 9. Quarry Adventure Site 10. Eco-Resort 11. Canal to Waterfront Gambar 2.19. Shantou Mangrove Park Sumber: land8

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 39

Gambar 2.20. Organisasi Ruang SMP Sumber: land8

Pemetaan ruang melalui sirkulasi, habitat dan program ruang yang diatur dengan landscape agar terbentuk perencanaan dan manajemen yang baik. Persentase habitat alami yang di pertahanan sebanyak mungkin dan terdapat beberapa massa bangunan yang difungsikan sebagai visitor centre dan juga Penataaneco-resort.massa bangunan dibuat terpisah agar terkesan membaur dengan lingkungan dan tidak massif secara figure groundnya. Hal ini dipandang cukup strategis karena juga berangkat dari kondisi landskap yang variatif.

Laporan Tugas Akhir 2022 40 Area siteplan yang didetailkan ini dapat menjadi pembelajaran penting dalam mengolah area eksisting dengan pengembangan buatan. Melalui mempertahankan axis area Mangrove yang didukung dengan area jembatan atau area pejalan kaki yag menerus sampai ke sungai dengan area observasi untuk melihat keindahan alam. Terdapat axis yang menerus ke arah sungai. Penggunaan material juga alami yaitu kayu dan bebatuan untuk emndukung habitat alami dari kerang-kerang. 1. Oyster Habitat Bench 2. Existing River 3. Floating Observatory Platform 4. Foot-Bridge 5. Stone Edging 6. Foot-Bridge 7. Existing Mangrove Habitat 8. Expended Metal Deck Gambar 2.21. Fitur SMP Sumber: land8

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 41 Existing River Oyster Habitat Bench Existing Mangrove Habitat with Timber boardwalk Gambar 2.22. Potongan SMP Sumber: land8

Respon sebuah Hotel pada konteks pesisir laut dengan ekologi mangrove ini dipilih untuk distudi sebagai preseden. Pengaturan massa bangunan, respon aksesibilitas, program ruang yang menarik dan merespon lingkungan untuk membentuk arsitektur dan lingkungan yang berkelanjutan.

Ditinggikan di atas bidang banjir, hotel ini mengapung di atas hamparan hutan bakau. Bentuk arsitektur yang dramatis diukir ke situs melawan cakrawala laut, langit, dan lanskap yang tak terbatas, disandingkan dengan penggabungan level dan bidang mengambang yang menghubungkan ruang dalam dan luar ruangan dengan mulus.

Laporan Tugas Akhir 2022 42 2.4.4. W Retreat Kanai W Retreat Kanai adalah pusat dari Kanai Resort yang mencakup empat hotel dan Beach Club. Kanai terletak di cagar alam di garis pantai Yucatan yang megah di Meksiko. Hotel dengan 180 kamar ini tersebar di 183 hektar hutan bakau yang rimbun dan pantai yang masih asli. Ini memiliki akomodasi yang tak tertandingi, rekreasi mutakhir, fasilitas spa dan kebugaran, dua restoran dan tiga bar. Bentuk arsitektur yang dramatis diukir ke dalam situs dan hotel mengapung di atas hamparan hutan bakau melawan cakrawala laut dan langit yang tak terbatas. Bangunan dan lanskap mengalir satu sama lain, saat taman dan halaman berkelok-kelok, kolam berliku-liku, dan saluran air bersinggungan dengan teras brilian dan jalan setapak yang menghubungkan ruang dalam dan luar ruangan dengan mulus.

Lokasi : Mexico City Tahun : 2014 Arsitek : Richard Meier Area Tapak : 3.8 Ha Programming 1. Hotel 2. Fasilitas Spa dan Kebugaran 3. Restoran 4. Bar Gambar 2.23. W Retreat Kanai Sumber: Archdaily

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 43 Gambar 2.24. Organisasi Ruang WRK Sumber: Archdaily

Bangunan dan lanskap mengalir satu sama lain, saat taman dan halaman berkelok-kelok, kolam berliku-liku, dan saluran air bersinggungan dengan teras dan jalan setapak. Fasilitas tamu tersebar di seluruh situs sebagai tujuan dalam kerangka geometri platonis. Jaringan jalur yang saling berhubungan dan area terbuka yang menyenangkan ini menghubungkan bangunan utama dengan pantai.

Geometri bentuk-T yang kuat dari bangunan hotel utama mengelilingi kolam renang utama, memaksimalkan cahaya matahari dengan orientasi barat daya dan menyuguhkan pemandangan spektakuler. Kedatangannya dari barat laut, mengarah ke porte-cochere, diapit oleh pusat konferensi pahatan. Fasad utara berisi sirkulasi vertikal dan area servis. Fasad ini dibagi menjadi tiga bidang berbeda yang ditembus dengan melihat platform yang menghadap ke lanskap bakau. Dinding layar berlubang di pintu masuk ditata sebagai dinding hijau dan dilubangi oleh ruang depan untuk menandai pintu masuk utama hotel. Jalur layanan yang ditinggikan menghubungkan tujuan (Klub Pantai, Spa, Restoran Khusus, Klub Malam, dan Bar Rahasia) ke area pengantaran kereta golf hotel serta ke parkir bawah tanah belakang rumah dan area pemuatan di lantai bawah tanah.

Laporan Tugas Akhir 2022 44

Gambar 2.25. Denah WRK Sumber: Archdaily

Pintu masuk Beach Club di sepanjang dinding lengkung mengungkapkan pemandangan ke arah laut. Terdiri dari dua volume yang berbeda, sayap timur berisi restoran dengan ketinggian ganda dan sayap barat menyediakan administrasi, ruang pendukung dan ruang permainan di lantai dasar dan ruang ganti dan gym di lantai dua. Dek melengkung yang memanjang ke bukit pasir adalah area berkumpul yang ramai untuk kolam renang dan restoran. Jembatan lantai dua menghubungkan teras dan taman dari dua sayap. 2.26. WRK Sumber:

Gambar

Archdaily

Fitur

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 45

Laporan Tugas Akhir 2022 46 2.4.5. The Padel Club

Ireland Tahun : 2020 Arsitek : Healy Partners Architects Area Tapak : 2200 sqm Programming 1. Hotel 2. Fasilitas Spa dan Kebugaran 3. Kolam Renang 4. Gym 5. Tennis Gambar 2.27. The Padel Club Sumber: Archdaily

Desain bangunan yang merespon baik ini dipilih sebagai preseden mulai dari sumbu situs yang ada, angin yang berlaku, jalur matahari tahunan, struktur yang dilindungi, pemandangan, dan lanskap telah menentukan lokasi, orientasi, ukuran, bentuk, dan materialitas bangunan. Bahan seperti kayu, kaca, dan batu kapur dipilih dengan cermat untuk memastikan bahwa konteks bangunan dan lokasi akan terintegrasi dengan mulus. Pendekatan desainnya adalah menempatkan bangunan ke dalam pengaturan hutan.

Bangunan seperti paviliun ini terletak di alas dataran rendah yang menyatukan bangunan dengan topografi sekitarnya sambil memberikan kesan bahwa strukturnya mengambang di atas lanskap yang dilindungi. Perbedaan tingkat ini digunakan untuk mengakomodasi layanan yang diperlukan untuk pengoperasian gedung dan kolam. Pendekatan arsitektur berkelanjutan yang didesain melalui fasade untuk meningkatkan perlindungan matahari, meningkatkan privasi secara internal, dan membantu memadukan struktur ke dalam konteks langsungnya, selubung eksternal adalah sirip vertikal yang dilaminasi lem kayu praperawatan. Sirip berukuran 150mm x 350mm dan diperlakukan untuk meniru vertikalitas dan warna pohon yang ada. Untuk lebih menggabungkan bangunan dengan lanskap, volume ini dilapisi kayu larch yang juga telah diolah sebelumnya. Lokasi : Adare,

Secara internal konsepnya adalah agar pengguna selalu memiliki rasa tempat dan orientasi. Dengan pembukaan bangunan ke lanskap, pengguna dapat memiliki visual Beechwood Avenue, menyapu taman, pohon-pohon dewasa, dan dalam beberapa kasus kembali ke hotel itu sendiri. Ruang dalam dan luar ruangan terjalin untuk meningkatkan pengalaman alami ini. Gym dan studio terletak di lantai pertama dan menggabungkan kaca dari lantai ke langit-langit saat tamu hotel mendapatkan kesempatan untuk berolahraga di kanopi pepohonan. Saat musim berubah, pengalaman internal berubah.

Gambar 2.28. Organisasi Ruang TPC Sumber: Archdaily

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 47

Laporan Tugas Akhir 2022 2.5.48 ANALISIS PRESEDEN Nama Projek & Tipe KetinggianAreaLokasi ProgrammingBangunan Shenzhen Mangrove Wetland Museum Shenzhen, China 30,000 m2 museum & 200,000 m2 landskap 2 ExhibitionMuseumlantai Multi-layeredPromenadeAreaman-made habitat Mangrove Habitat Mangrove Park Jubail Island Jubail Island, Abu Dhabi 670 m2 bangunan & 3000 m area pejalan kaki 2-3 CoastalBroadwalkLearningVisitorlantaiCentreNodesMangrove Habitat Shantou Mangrove Park Jubail Island, Abu Dhabi 112000 m2 Visitor centre FloatingJetty CanalEco-ResortQuarryExistingExistingEcologicalRiverineEcologicalWetlandFishPondMangroveIslandMangroveCoreFreshwaterpondsAdventureSitetoWaterfront Gambar 2.29. Analisis Preseden

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 49 W Retreat Kanai Hotel Jubail Island, Abu Dhabi 38000 m2 3 lantai + 1 Basemen FasilitasHotel Spa dan Kebugaran BarRestoran The Padel Club Hotel Adare, Ireland 2200 sqm 3 FasilitasHotellantai Spa dan Kebugaran Kolam Renang TennisGym Patimban Waterfront Hotel & Eco Park Patimban, Indonesia 21000 m2 3 MangroveEcoparkMICEHotellantai habitat Fish pond

Ekosiwata Mangrove yang terletak di Pantai Indah Kapuk ini merupakan salah satu ekowisata yang memiliki jalur pedestrian mengelilingi hutan bakau. Hutan bakau ini merupakan tumbuhan yang tumbuh dan dilestarikan dengan program-program yang melibatkan pihak eksternal untuk mendukung peduli lingkungan.

Area ekowisata yang dirancang ini menghargai lahan dengan menaikkan jalur pedetrian menjadi walking path yang mengitari area hutan bakau tersebut. Jarak yang cukup panjang ini membuat adanya pemberhentian seperti gazebo agar pengujung dapat istirahat.

Budidaya bakau juga dilakukan disini dan ditampung dalam area tersendiri. Hal ini guna mempermudah dan membagi area bakau yang masih kecil dan yang besar.

Desain dari ekowisata ini masih terdapat beberapa kekurangan yang kemudian dijadikan sebagai referensi untuk optimalisasi dalam desain Ecopark di Patimban Waterfront.

Laporan Tugas Akhir 2022 2.6.50 SURVEI PRESEDEN Gambar 2.30. Survei Ekowisata Mangrove Sumber: Penulis

Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 51

Grand Kangen Hotel merupakan hotel bintang 3 di Yogyakarta. Fasilitas yang ditawarkan di hotel ini cukup lengkap dengan fasilitas pendukung berupa ruang serbaguna yang dapat dibagi menjadi 3 ruang bersama yang lebih kecil. Kolam renang dengan cafe dan restoran ini juga sudah baik.

Jumlah lantai dan kamar juga memenuhi untuk menjadi hotel bintang 4 namun dikarenakan perencanaan servis dan juga keterbatasan lahan untuk manajemen lingkungan dan juga area hijau maupun luasan ruangan bersama ini yang membuat Grand Kangen belum mendapatkan status hotel bintang 4. Survei yang dilakukan pada hotel ini menambah wawasan terkait perencanaan servis dan tata letak yang kemudian dioptimalisasikan pada perancangan Hotel di kawasan pariwisata Patimban Waterfront ini. Perencanan jalur evakuasi sebuah bangunan penginapan ini juga dapat dipelajari dari denah alur darurat. Dikarenakan letak bangunan berada pada kawasan perkotaan maka dari itu jalur evakuasi hanya satu dan mengarah ke lantai dasar atau lobi dimana pengunjung dapat turun melalui tangga darurat.

Patimban Gambar 2.30. Survei Grand Kangen Hotel Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 52

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 53 BAB.3 SITE INVENTORY AND SITE ANALYSIS 3.1. Lokasi Tapak 3.2. Kondisi Tapak 3.3. Analisis Tapak

Gambar 3.1. Peta Jawa Barat Sumber: Penulis Gambar 3.2. Peta Patimban Sumber: Penulis Gambar 3.3. Peta Tapak Sumber: Penulis

PatimbanMakro

Laporan Tugas Akhir 2022 BAB.354 SITE INVENTORY AND SITE ANALYSIS 3.1. LOKASI TAPAK

berlokasi di sisi utara dari Pulau Jawa dan Provinsi Jawa Barat. Patimban merupakan salah satu kota baru di metropolitan REBANA yang dibangun dengan akses ekonomi dan jalur-jalur perdagangan dan bisnis di Jawa Barat.

PatimbanMesso berada pada kabupaten Subang yang berbatasan pada sisi utara Laut Jawa, sebelah Timur di apit oleh Sungai Sewo dan Kabupaten Indramayu, sisi selatan dengan Dusun Cemara dan sisi barat diapit oleh Sungai Cipunagara. Patimban memiliki potensi besar dalam pengembangannya karena dibangun pelabuhan international yang akan menjadi gerbang inovasi industri di Indonesia.

TapakMikro berada pada hilir sungai dan tepi laut yang berbatasan pada sisi utara dan timur dengan hutan mangrove, sisi selatan dan barat tambak ikan.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 55 PATIMBAN Gambar 3.4. Peta Wilayah Patimban Sumber: Google Earth, Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 56 Peta Aktual Lokasi Tapak dengan Overlay Masterplan Pola Tata Ruang Patimban Maritime City Peta Aktual Lokasi Tapak Terskala dan Terukur 2,1 Ha Gambar 3.5. Lokasi Tapak di Patimban Sumber: Google Earth, Penulis Gambar 3.6. Peta Overlay Tapak di Patimban Sumber: Google Earth, Penulis Gambar 3.7. Luasan Tapak di Patimban Sumber: Google Earth, Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 57

Lingkungan yang berbatasan dengan hutan bakau yang perlu dilestarikan dan dijaga. Tidak hanya

alam.tetaplautadaptasiteknologilingkungan.jugalingkunganberdampinganhidupdengantetapimanusiaperlumemperbaikiKemajuanmemerlukanterhadapekologiagarpembangunandapatmelestarikan

Eksisting dari tapak sekarang berfungsi sebagai tambak ikan yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk membudidayakan ikan karena lokasinya yang dekat dengan laut dan juga hutan bakau yang memberikan suatu ekosistem terhadap lingkungannya. Kondisi tapak yang akan dijadikan sebagai pengembangan kawasan parisiwata ini memiliki luasan sebesar 2,1 hektar dengan batasan pada sisi utara langsung dengan muara sungai dan juga laut dengan adanya pohon bakau di tepian batasan utara. Berbatasan pada sisi timur adalah tambak ikan dan area tepi laut dipenuhi oleh pohon bakau. Pada sisi Selatan adalah tambak ikan dan juga pada sisi Pemilihanbarat. tapak mempertimbangkanini zonasi dari perencanaan kawasan kota baru Patimban Maritime City. Usulan tapak ini diharapkan dapat menjadi mercusuar dalam memajukan pariwisata dan potensi kawasan tepi laut. KONDISI Kondisi Tambak

3.2.

TAPAK Gambar 3.9. Kondisi Mangrove Sumber: Penulis Gambar 3.10.

Ikan Sumber: Penulis Gambar 3.8. Peta Ukuran Tapak Sumber: Google Earth

5 4 2 3

5. Area Sawah yang luas menjadikan salah satu lahan pekerjaan dari masyarakat sekitar dan juga sumber penghasilan dari Kota Patimban

1. Desa Nelayan yang terdapat di daerah tersebut yang berada pada muara Sungai Cipunagara memiliki karakteristik area perumahan kepadatan tinggi dengan mata pencaharian sektor perikanan dan pertanian.

1

3. Area peralihan dari lahan basah ke kering adalah rawa-rawa yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan juga sebagai tambak maupun sawah tergantung iklim.

4. Tambak ikan yang berada pada sepanjang tepi laut dan sekitarnya dimanfaatkan masyarakat lokal untuk membudidaya ikan.

6. Pengembangan pelabuhan Patimban dalam pelaksanaan yang terhubung langsung dengan jalur Tol Patimban yang direncanakan juga terhubung langsung dengan Tol di Jawa Barat. Gambar 3.11. Photomapping Patimban Sumber: Google Earth, Penulis Gambar 3.12. Kondisi Desa Sekitar Tapak Sumber: Penulis Gambar 3.14. Rawa-rawa Sumber: Penulis Gambar 3.16. Sawah Sumber: Penulis Gambar 3.13. Kondisi Jalan Sumber: Penulis Gambar 3.15. Tambak Ikan Sumber: Penulis Gambar 3.17. Tol Patimban Sumber: Penulis

2. Jalan eksisting menuju Desa Nelayan terdapat kebun mangga dan juga persawahan, Jaringan listrik menuju desa juga terlihat baik kebutuhan dasar terpenuhi. 6

Melalui tinjauan lapangan pada area sekitar terdapat temuan yang dapat mendukung perencanaan kawasan pariwisata di Patimban dan juga kaitannya dengan ekologi maupun sistem kawasan yang ada.

Laporan Tugas Akhir 2022 58

Ekologi Pesisir Laut Temuan terkait ekologi pesisir laut pada area sekitar tapak meliputi area hutan bakau yang berada pada pesisir pulau dibagian utara Patimban. Hutan bakau yang berfungsi sebagai area retensi dan area transisi antara laut dan darat memiliki peran penting karena membantu menguransi abrasi dari daratan dan juga membentuk sebuah ekosistem pesisir yang lengkap dengan flora, fauna dan lingkungan. Adapun fauna yang ditemukan di lingkungan bakau dan sekitarnya adalah burung bangau berwarna putih yang beterbangan di sekitar tapak dan lingkungan pembangunan pelabuhan, hal ini merupakan pertanda baik karena alam masih hidup di lingkungan dengan pembangunan. Selain burung bakau terdapat tambak ikan dan ikan-ikan yang ditemukan secara alami di area hutan bakauMayoritas penduduk memiliki pekerjaan sebagai nelayan dan petani. Sungai Cipunagara yang menjadi perbatasan sebelah barat dari Patimban terlihat dimanfaatkan sebagai pangkalan kapal nelayan oleh masyarakat.

Gambar 3.18. Kolase Ekologi Pesisir Laut Sumber: Penulis

Perkembangan Kawasan Pelabuhan Patimban

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 59

Gambar 3.19. Panoramik Kawasan Pelabuhan Patimban Sumber: Penulis

Gambar 3.20. Photomapping Ekologi Pesisir Laut Sumber: Google Earth, Penulis

Melalui studi lapangan dan rekaman tapak terhadap kawasan Pelabuhan Patimban dapat diangkat bahwa perkembangan area tersebut akan menjadi peluang besar karena pembangunan skala besar untuk memikat potensi nasional maupun international. Gambaran panorama yang diambil dari Tol baru yang terhubung langsung dengan pelabuhan international tersebut mempelihatkan beberapa temuan menarik seperti area pesisir yang masih alami dan beradaptasi juga dengan pembangunan. Adapatasi dan kondisi seperti ini sebaiknya dapat menjadi suatu peluang untuk menggali potensi dari kawasan pesisir di seluruh Indonesia. Pelestarian lingkungan harus menjadi perhatian utama ketika terjadi pembangunan skala besar pada area pesisir pantai, hal ini lah yang menjadi motivasi dan tantangan bagaimana respon arsitektur dan lingkungan dapat hidup saling menjaga.

TambakSungai Ikan MangroveSawah

Laporan Tugas Akhir 2022 60 Gambar 3.21. RTRW Patimban Maritime City 2021 Sumber: Penulis ZONA MIX-USE ZONA KOMERSIAL ZONA PERUMAHAN KEPADATAN SEDANG ZONA PERUMAHAN KEPADATAN TINGGI ZONA LOGISTIK ZONA PUBLIK ZONA RUANG HIJAU ZONA PELABUHANINDUSTRIINTERNATIONAL PATIMBAN MARITIME EXPO CENTER MASJID SEKOLAHRAYAMARITIM 1 1 4 2 2 3 43 3.3. ANALISIS TAPAK

Jenis Jalan pada rencana kota baru terdapat 3 jalur penting antara lain 1.terdapat:Jalurarteri

Gambar

2. Jalan Kolektor menghubungkan area komersial, campuran, industri, perumahan dan area publik.

Zona campuran yang ditata pada sisi utara dan pada sisi pesisir untuk memaksimalkan nilai area tersebut dan pembangunan yang mendorong berbagai aspek. Pada bagian tengah daerah juga dibuat area campuran yang mengelilingi area komersial.

yaitu jalur tol yang terhubung dengan tol yang terhubung dari pamanukan sampai ke pelabuhan Patimban. Merupakan jalur penting di kawasan tersebut.

3. Jalan lokal pada masing-masing fungsi dan juga terdapat jalan pejalan kaki pada sepanjang area pesisir untuk menjadi daya tarik sekaligus program sirkulasi kota baru maritim Patimban ini.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 61

3.22. Batas Wilayah Sumber: Penulis Gambar 3.23. Jenis Jalur Sirkulasi Sumber: Penulis Gambar 3.24. Zonasi Mix Use Sumber: Penulis

Kota Baru Patimban Maritime City ini 4,998 Hektar. Memiliki Pelabuhan International dengan konektivitas yang baik dari perbatasan hingga ke bagian pelabuhan. Kota ini cocok untuk pengembangan perumahan, kantor, taman, transportasi, perkebunan, perikanan, dan zona penyangga lainnya.

ZONASI MIX-USEBATAS WILAYAH KOTA BARU PATIMBAN

JENIS JALUR SIRKULASI

ZONASI RUANG HIJAU Kondisi alam yang mendukung banyaknya ruang hijau di kawasan ini dipertahankan seperti area mangrove pada pesisir Patimban dan area kebun dan sawah pada bagian selatan kawasan.

Gambar 3.25. Zonasi Ruang Hijau Sumber: Penulis Gambar 3.26. Zonasi Komersial Sumber: Penulis Gambar 3.27. Zonasi Perumahan Sumber: Penulis

ZONASI PERUMAHAN

Laporan Tugas Akhir 2022 62

Area permukiman tersebar pada bagian selatan dan utara dari kawasan dengan area kepadatan sedang pada sisi utara dan yang berkepadatan tinggi pada bagian selatan. Terlihat perencanaan kluster ekslusif direncanakan pada bagian utara dengan area lingkungan mahal seperti golf course dan juga akses ke pesisir yang lebih mudah.

ZONASI KOMERSIAL Zona Komersial ditata pada bagian tengah kawasan untuk memusatkan bisnis dan area yang menjual kemudian terdapat area Maritime Expo Center pada bagian utara kawasan.

ZONASI INDUSTRI Zona industri memiliki sumbu yang membentar dari barat ke timur pada bagian tengah kawasan yang merespon area pendukung pelabuhan international Patimban. ZONASI LOGISTIK Logistik pendukung area kawasan pelabuhan diletakan dekat dengan area pleabuhan dan terpusat pada area tersebut agar memudahkan distribusi barang angkutan dan pemindahan gudang. ZONASI FASILTIAS PUBLIK

Gambar 3.28. Zonasi Industri Sumber: Penulis Gambar 3.29. Zonasi Logistik Sumber: Penulis Gambar 3.30. Zonasi Faslitas Publik Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 63

Area fasilitas publik tersebar dalam beberapa distrik di kawasan tersebut meliputi fungsi ruang seperti sekolah maritim dan masjid.

Pemilihan tapak ini didukung dengan data dan analisis zonasi, pertumbuhan pariwisata pada lahan tersebut yang diperkuat dengan akses dan potensi pelabuhan internasional sebagai penghubung perekonomian dengan daerah lain baik nasional maupun internasional. Kota Maritim Baru Patimban City ini memberi peluang baik untuk mengeksplorasi desain ekologi pesisir laut karena tapak esksiting dan konteks lingkungan yang masih baru dan alami sehingga perlu dipertahankan dan dilestarikan.

Laporan Tugas Akhir 2022 64 CURAH HUJAN Kawasan Patimban memiliki curah hujan yang merata dengan 10001500 mm/tahun menurut data RTR Patimban 2017. JENIS TANAH Tanah alluvial merupakan tanah yang mengendam di tapak Patimban menurut RTR Patimban 2017. INTENSITAS ANGIN Intensitas angin tahunan kawasan Patimban paling besar pada sisi barat dan tenggara.

Gambar 3.31. Curah Hujan Sumber: Penulis Gambar 3.32. Jenis Tanah Sumber: Penulis Gambar 3.33. Intensitas Angin Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 65 SUNGAI CIPUNAGARA LAUT JAWA Mangrove Fish Pond Gambar 3.34. Context Plan Sumber: Penulis 0 50 100 200 m U Context Plan

Laporan Tugas Akhir 2022 66 0 50 100 200 m GarisSempadanPantai100m 180.75m 179.83m 122.35m 20.67m 46.05m 52.78 m U U Fish MangroveSungaiPond Site Dimension Site Nature Potentials Gambar 3.35. Site Sumber:DimensionPenulis Gambar 3.36. Site NatureSumber:PotentialsPenulis SUNGAI CIPUNAGARASUNGAICIPUNAGARA

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 67 U Development Controls RTR Kota Baru Patimban Maritime City Tata Guna Lahan : Zona Campuran Site Area : 21,000 m2 (Maks.) KLB : 1,2 (25,200 m2) (Maks.) KDB : 30% (6,300 m2) (Min.) KDH : 64% (13,440 m2) (Maks.) KTB : KDB x Site Area GSB : 1/2 Lebar Jalan (ROW) + 1 GSP : 100 m Gambar 3.37. DevelopmentSumber:ControlsPenulis BuildableZone 0 50 100 200 m SUNGAI CIPUNAGARA

Laporan Tugas Akhir 2022 68

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 69 BAB.4 KONSEP & STRATEGI PERANCANGAN 4.1. Analisis & Problem Statement 3.2. Program Perancangan 4.3. Strategi Sustainability dalam Arsitektur 4.4. Respon Desain 4.5. Konsep Perancangan 4.6. Detail Perancangan

Gambar 4.1.

Suatu daerah memiliki nilai lebih dan menjadi daya tarik tersendiri ketika ada sesuatu yang unik dan unik untuk dilihat dan dirasakan di dalamnya. Ini adalah kunci untuk mengembangkan kawasan wisata.

Laporan Tugas Akhir 2022 470 KONSEP 4.1. ANALISIS & PROBLEM STATEMENT

1. Potensi intervensi habitat pesisir laut yang unik dengan kondisi lahan yang berbatasan dengan area bakau, area tambak ikan, dan tepi muara sungai pada kawasan kota baru Patimban Maritime City.

Ekologi pesisir laut yang berkelanjutan danterlestarikan.++ Sumber:PermasalahanPenulis Gambar 4.2. AnalisisSumber:PermasalahanPenulis

Sebagai penunjang kebutuhan inovasi industri, perdagangan dan bisnis yang sekaligus tertuang dalam visi Patimban Maritime City yaitu Live, Work, and Play. Hotel dan MICE ditargetkan untuk memfasilitasi kemudahan dan kemajuan pelabuhan internasional yang merupakan salah satu infrastruktur pendorong majunya Indonesia. RTH yang merupakan persyaratan setiap pembangunan ini direspon dengan site yang memiliki potensi area mangrove sebagai area konservasi untuk meningkatkan ekowisata melalui pelestarian bakau dengan memberikan pengetahuan dan tempat untuk masyarakat dapat terdidik untuk menjaga lingkungan. Integrasi teknologi dalam menghasilkan bangunan hijau dan kawasan hijau ini yang akan menjadi konsep utama kawasan pariwisata Patimban Waterfront Hotel & Ecopark.

3. Peningkatan kesadaran lingkungan melalui rekreasi dan edukasi dengan memanfaatkan interaksi wisatawan dan masyarakat lokal. Manusia yang diedukasi dengan melihat langsung dan ikut serta memberi dampak positif pada lingkungan. Manusia berkreasi dalam lingkungan yang berkelanjutan dan mendukung perkembangan kawasan baru.

2. Perencanaan area mix-use pada rencana tata ruang Patimban Maritime City.

Keberadaan Hotel atau resort sebagai objek wisata berpotensi menjadi daya tarik dan agen promosi dalam mempopulerkan kawasan tersebut. Potensi sumberdaya mangrove tersebut jika dimanfaatkan secara optimal akan bermanfaat bagi masyarakat dan kekayaan daerah. Pengelolaan wisata bahari dengan sifat mangrove belum banyak dilakukan. Pasalnya, tidak semua daerah memiliki hutan mangrove dan tempat wisata dengan keindahan alam yang menantang masih digemari hingga saat ini. Jika penataan dan konsepnya dikemas dengan matang, dapat menarik wisatawan. Pemanfaatan kawasan mangrove sebagai lokasi wisata telah dikembangkan sejak lama. Pengembangan kawasan sebagai tempat wisata ditujukan untuk pelestarian dan pembentukan ekosistem mangrove. Namun keberlangsungan kegiatan wisata di kawasan tersebut harus didukung oleh daya tarik alam di kawasan tersebut dan akomodasi yang memadai, seperti akomodasi yang mudah dijangkau. (Wardhani, 2011). Permasalahan yang kerap muncul di daerah pengembangan kawasan mangrove antara lain kurangnya atraksi dan daya tarik yang kuat untuk mempertahankan kelangsungannya. Hal ini juga yang dapat dijadikan sebagai titik balik dan mendorong pembangunan kawasan pariwisata yang memiliki intervensi kuat dan unik dengan area bakau dan juga pesisir laut dimana daerah peralihan antara daratan dan air dapat dimanfaatkan sebagai zona transisi yang memberikan pengalaman baru sehingga area tersebut dapat terakomodasi dengan baik. Pariwisata yang mencakup Hotel dan MICE adalah bagian penting dari pengembangan kawasan kota baru Patimban Maritime City.

Dengan dukungan konsep kota baru ini, perancangan ini diharapkan dapat memberi dampak positif karena dapat memecahkan beberapa masalah yang meliputi:

Gambar 4.3. ProgramSumber:PerancanganPenulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi

Bangunan30%

Pesisir Laut 71

4.2. PROGRAM PERANCANGAN Untuk mendukung pariwisata diperlukan akomodasi yang hadir dalam bangunan hotel. Melalui konsep live, work and play yang dikaitkan dengan pariwisata maka MICE diusulkan sebagai sarana pendukung untuk menyuplai ruang-ruang terkait bisnis dan menuntun terjadinya pertemuan internasional maupun nasional. Ecopark sebagai ruang yang akan memberi nilai keunikan terkait konteks ekologi pesisir laut untuk mendorong edukasi dan rekreasi dalam pengembangan pariwisata di Patimban Waterfront Hotel & Ecopark. Sarana dan Prasarana yang dihadirkan dalam fungsi bangunan maupun area meliputi sebagai berikut: Sarana Utama: Hotel: Lobby, drop off, public toilet, restaurant, viewing deck, park, infinity pool, gym, lounge, studio rooms, linen, back of the house, parking lot. Ecology Park: Integrated ecology park with buildings and supporting surroundings conservation area, interactive fish pond, existing mangrove, existing fish pond. Sarana Pendukung: MICE: Exhibition open space area, public toilet, atm center, souvenirs,. Promenade Area: Boat Access, Floating Deck. Sempadan Pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Menurut UU NOMOR 27 TAHUN 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Dimana juga disebutkan bahwa pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilaksanakan dengan tujuan melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan.

Area65% Hijau

Lobby, drop off, public toilet, restaurant, viewing deck, park, infinity pool, gym, lounge, studio rooms, linen, back of the house, parking lot. Exhibition open space area, public toilet, atm center, souvenirs, Integrated ecology park with buildings and supporting surroundings, conservation area, interactive fish pond, existing mangrove, existing fish pond. Boat Access, Floating Deck.

Laporan Tugas Akhir 2022 72 LIVE PLAY WORK HOTEL MEETING, INCENTIVE, CONVENTION, EXHIBITION ECOPARK Gambar 4.4. Fungsi Program Pariwisata Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 73 PROGRAM RUANG HotelNama Ruang Jumlah Keterangan Luas per unit (m2) Total(m2)Luas Drop Off 1 Lobby Hotel 1 600 600 Toilet Pria 1 2 bilik +5 urinoir 25 25 Toilet Wanita 1 5 bilik 25 25 Toilet Difabel 1 3 3 Restoran 1 Kapasitas 100 orang 550 550 Dapur Restoran 1 160 160 Mushola 1 40 40 Gym 1 100 100 Kamar Standar 60 45 2700 Kamar Family 10 90 900 Kamar Suite 30 60 1800 Pantry 4 24 96 Room Service 4 30 120 R.Linen 4 32 40 Pool Deck 1 300 300 Infinity Pool 1 Kapasitas 60 orang 180 180 Shower & Loker 2 4 bilik mandi 70 140 Tangga Darurat 4 Smoke lobi & tangga 14 56 Lift 4 Shaft lift 14 56 Back of the house Nama Ruang Jumlah Keterangan Luas per unit (m2) Total(m2)Luas Area Staff 1 70 70 R. CCTV 1 12 12 Posko Security 1 30 30 Gudang 1 35 35 R. Laundry 1 35 35 R. Genset 2 70 140 R. Pompa Air 1 50 50 R. Elektrikal 1 20 20 R. HVAC 3 30 90 MICENama Ruang Jumlah Keterangan Luas per unit (m2) Total(m2)Luas Loby MICE 1 100 100 Ballroom 1 Kapasitas 200 orang 320 320 R. Prefungsi 2 250 500 R.Rapat 4 Kapasitas 20 orang 45 180 R. Multifungsi 3 Kapasitas 50 orang 100 300 Gudang 2 80 160 Toilet Pria 2 3 bilik & 5 urinoir 16 32 Toilet Wanita 2 9 bilik 20 40 Toilet Difabel 1 3 3 Mushola 2 22 44 Side Catering 1 200 200 ParkirNama Ruang Jumlah Keterangan Luas per unit (m2) Total(m2)Luas Parkir Motor 150 20% kapasitas 2 300 Parkir Mobil 150 20% kapasitas 12,5 1875 Pos Parkir 2 2 4 Parkir Bis 2 60 120 Servis 1 40 40 EcoparkNama Ruang Jumlah Keterangan Luas per unit (m2) Total(m2)Luas Promenade 1 2000 MangroveEksisting 1 3555 Eksisting Fish Pond 1 2500 MangroveInteractive 1 3500 Interactive Fish Pond 1 500 RTH lainnya 1 2000 Subtotal Jumlah Hotel 7891 MICE 2044 Parkir 2179 Back of the house 482 Ecopark 4000 Sirkulasi 30% 4275.6 Sirkulasi Parkir 40% 991.6 TOTAL 21743.2 Tabel 1. Program Ruang Sumber: Penulis Desain Hotel yang dirancang adalah bintang 4. Hotel mengakomodasi 3 jenis kamar: Deluxe, Family, Suite. Terdapat area fasilitas kolam renang dan gym pada area rooftop dengan area jogging mengitari MICEkolam.yang merupakan area yang khusus dapat menampung kegiatan bersama baik formal maupun formal ini dibagi menjadi ruang multi function yang dapat dipecah menjadi ballroom. Area meeting diletakkan dengan posisi yang menghadap kawasan Ecopark sehingga meningkatkan keunikan dan nilai jual yang lebih baik. Ecopark yang didesain adalah bagian dari optimasliasi kondisi eksisting yang kemudian dipadukan dengan program pelestarian lingkungan yang interaktif melalui pengalaman-pengalaman visual dan ruang.

Laporan Tugas Akhir 2022 ZONASI74 RUANG Publik PantryGudangLinenLaundrySecurityPrefunctionToiletToiletToiletCafeEcoparkRestoranRetailLobbyLobbyDrop-offhotelMICEpriawanitadifabelroomroomroom Side Catering Management office Dapur MEPCCTVStaffServicerestoranroomarearoomroom Umum & Tamu Hotel Karyawan Semi- Publik Multi-functionMeetingBallroomShowerInfinityPoolGymMusholadeckpoolroomroom room Parkir motor Parkir mobil Privat Kamar standar Kamar family Kamar Suite Secara umum, zonasi pada bangunan secara keseluruhan adlaah sebagai berikut: Enterance PrivatSemiPublikPublikEcoparkExitMICE Hotel Area Parkir Gambar 4.5. Struktur Organisasi Ruang Sumber: Penulis Gambar 4.6. Pengguna Ruang Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 75 USER EXPERIENCES Melalui pemetanaan pengalaman pada 2 tipe sasaran pengguna antara lain: Umum yang merupakan pengguna dari berbagai kalangan usia untuk menikmati pariwisata ekologi pesisir laut yang dihadirkan pada Ecopark. Tamu Hotel yang beraktivitas terkait fungsi akomodasi dan juga urusan bisnis/pariwisata pada fungsi MICE 1. PenggunaUmum umum memiliki range aktivitas: a. Rekreasi di DatangEcoPark->bermain -> bercengkrama -> keliling taman -> pulang 2. Tamu hotel Tamu hotel memiliki range aktivitas: a. MenginapDatang -> menginap -> jalan-jalan di kawasan -> pulang b. Menggunakan fasilitas amenity Menginap -> renang, spa, olahraga, kontemplasi, dll -> berinteraksi -> menginap c. Makan di restoran hotel Menginap -> makan, minum -> mengobrol -> menginap d. Peserta-Datangacara/MICE->mengikuti rapat, acara, eksibisi -> bercengkrama -> menginap -Datang -> mengikuti rapat, acara, eksibisi -> bercengkrama -> pulang Gambar 4.7. Pengalaman Pengguna Ruang Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 4.3.76 STRATEGI SUSTAINABILITY DALAM ARSITEKTUR Site Preservation.

Pengaturan bentuk, ketinggian bangunan, orientasi bangunan disesuaikan dengan kebutuhan dan analisis kondisi tapak agar dapat memanfaatkan potensi orientasi terbaik untuk mendapatkan pencahayaan, penghawaan yang terbaik untuk ruang dalamnya. Natural Landscaping. Perencanaan bangunan mengacu pada interaksi antara bangunan dan lingkunganya. Pendirian bangunan diharapkan untuk meminimalisir intervensi lingkungan sehingga kondisi alami lingkungan tetap terjaga. Desain akan memiliki respon yang tepat terhadap site (respect for site). Native Plantings Dengan menjaga kondisi lingkungan agar tetap terjaga perlu adanya pemeliharaan dan penanaman mangrove guna meningkatkan interaksi antara manusia dengan alam dalam upaya peningkatan kesadaran memelihara alam. Konektivitas, Aksesibilitas dan Sirkulasi Sirkulasi pencapaian tapak dapat mengadaptasi gaya hidup berkelanjutan dan memiliki jalur yang jelas, melalui promenade landscape yang akan mendukung integrasinya pejalan kaki dan habitat alam.

Memanfaatkan potensi tapak untuk dijaga semaksimal mungkin melalui penyesuaian kebutuhan ruang sehingga area alam dan kondisinya dapat dimaksimalkan melalui elemen-elemen yang mendukung aktivitas manusia dan ekologi dari habitat setempat. Pemanfaatan tambak ikan alami dapat dijadikan sebagai kolam air yang berfungsi sebagai peningkat penghawaan alami pada tapak. Struktur. Melalui pemanfaatan struktur yang ringan, low-cost material untuk dapat mengurangi cost energy ketika pembangunan maupun pemeliharaannya. Penggunaan area lantai 1 yang tetap mempertahankan kealamian maupun didesain agar menyatu dengan lingkungannya dengan adanya struktur pilotis agar program dan daya tampung ruang dapat dimaksimalkan pada lantai dasar untuk meningkatkan penghijauan. Massa Bangunan.

Solar Energy MemanfaatkanHarvestingradiasimatahari untu mengolah menjadi listrik dan untuk water heater. Dengan cara ini dapat mensuplai listrik secara mandiri ke dalam bangunan dan menghasilkan energi yang lebih berkelanjutan Gambar 4.8. Strategi Desain Arsitektur Berkelanjutan Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 77 4.4. RESPON DESAIN Gambar 4.9. Respon Desain Sumber: Penulis

Daya tarik dunia bisnis dalam pengembangan kawasan kota baru Patimban mengikat pariwisata yang terkandung di dalam potensi lokasi dengan habitat alami ekologi pesisir laut. Dalam menghormati kondisi tapak, sesungguhnya dengan mengikat dengan program pariwisata dapat membuahkan wadah bekerja, rekreasi dan edukasi. Konsep “WOVEN MAN-GROVE” membuat sebuah ikatan dan simpul yang dapat dialami oleh manusia ketika menjelajah area hotel dan ecopark. Area hijau menjadi hirarki utama dalam mengolah perancangan ini hal ini dimunculkan dalam site dan ditinggikan juga pada bangunannya itu sendiri. Sambutan hijau utama ketika memasuki kawasan ini juga berperan penting untuk memberi rasa penasaran dan ketertarikan pengunjung. “Interlacing living, working and playing with coastal ecology into one weave of tourism ecosystem.”

GROVE.MAN-WOVEN

Laporan Tugas Akhir 2022 78 4.5. KONSEP PERANCANGAN

Gambar 4.10. Perspektif dari Boat Access Sumber: Penulis Gambar 4.11. Analisis Tapak Sumber: Penulis

ORGANISASI MASSA BANGUNAN Pengolahan massa bangunan dibentuk dari adaptasi tapak dan pemanfaatan ruang hijau yang ada dan analisis tapak. Desain dirancang dengan konsep yang mengutamakan manusia dan alam sebagai pengisi ruang aktif di kawasan pariwisata tersebut. Struktur pilotis yang menjadi kunci dalam pengaturan massa pada lantai dasar ini memberi ruang visual untuk meneruskan penghijauan ke dalam bangunan. Area hotel dan ecopark diolah semaksimal mungkin untuk menghadirkan pengalaman baru dalam kawasan parisiwata ekologi pesisir laut. Orientasi bangunan disesuaikan dengan arah matahari sehingga desain pasif yang memberikan kenyamanan termal bagi pengguna ruang. Sumbu terhadap vista kawasan yang menghadap ke laut dan sungai ini membentuk massa yang dipecah menjadi dua massa. Bentukan organis muncul untuk meningkatkan suasana alam yang organik dan tidak kaku. Pemilihan pengolahan bentuk bangunan juga diangkat dari sudut yang lebih makro yaitu garis pesisir laut yang menarik Gambar 4.12. Organisasi Massa Bangunan Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 79 SITE POTENTIAL ON WEAVING PROGRAM BUILDING AND SITE PLOTS BUILDING MASS SUBSTRACTION RESPECT FOR SITE AND PROGRAMSPILOTIS STRUCTURE RESPOND TO SITE HOTEL & ECOPARK

Laporan Tugas Akhir 2022 80 BUILDING PROGRAMMING ECOPARK PROGRAMMING ORGANISASI PROGRAM RUANG

Program Ecopark yang bertujuan memberi edukasi melalui rekreasi ini menjadi tujuan utama pengolahan program pada kawasan pariwisata tersebut. Melalui pengolahan exisiting mangrove dan tambak ikan yang dijadikan spot pariwisata yang dikembangkan bersama area hotel. Program interaktif yang memberi pengalaman sensori terhadap pengunjung baik secara visual maupun memori yang tersimpan. Terdapat program rehabilitasi mangrove guna meningkatkan kesadaran manusia akan kepeduliannya terhadap lingkungan. Area kolam ikan yang dapat dinikmati langsung oleh anak-anak diharapkan dapat memberi kesadaran bahwa laut dan ikan di Indonesia merupakan sesuatu yang luas untuk dikembangkan. Nodes yang merupakan area titik pemberhentian sepanjang broadwalk terdapat 3 titik dengan keunikan sudut pandang yang berbeda. Area boat access pada titik node terakhir menandakan ujung dari broadwalk. desain broadwalk juga diberi elevasi agar dapat memberi ruang hijau tambah pada kawasan.

Gambar 4.13. Organisasi Program Hotel Sumber: Penulis Gambar 4.14. Organisasi Program Ecopark Sumber: Penulis

Program bangunan yang terdiri dari 8 lantai ini terbagi menjadi dua bagian, podium dan bangunan hotel. Podium dengan jumlah 3 lantai : Lantai 1 yang diperuntukan untuk lobby dan area penyambung hotel dan ecopark melalui broadwalk dengan panjang 320 meter. Lantai kedua adalah restoran dan MICE atau area ruang bersama yang dapat dimanfaatkan untuk event-event yang memerlukan ruang luas. Lantai 3 sebagai area transisi dengan bangunan hotel ini diperuntukan untuk area leisure seperti kolam renang, cafe terbuka, area jogging dan juga landscape ayng menyatu dengan fungsi leisure. Lantai 4-8 adalah bangunan hotel yang terbagi menjadi 2 sayap bangunan.

Gambar 4.15. Tampak Bangunan Sumber: Penulis

Tampak bangunan terbagi menjadi level kaki badan dan kepala, dimana area kaki adalah penghijauan dan area tumbuh, area badan adalah podium yang menampung kegiatan bersama sementara bagian kepala adalah fungsi hotel yang merupakan fungsi utama dalam desain kawasan pariwisata ekologi pesisir laut tersebut.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 81

Axonometri memberi gambaran bagaimana bangunan dan fungsi pendukungnya menyatu dalam kawasan. Hotel Bintang 4 yang didesain dengan 3 tipe kamar : Deluxe, Family & Suites ini didukung dengan area restoran besar dan multifunction room, serta ruang rapat. Bangunan hotel yang merespon bentukan organis agar lebih menyatu dengan alam terutama pada bagian podium. Desain ini mengadopsi sistem keberlanjutan bangunan agar tercipta sustainable building. Penggunaan teknologi untuk mendukung pemanfaatan alam secara maksimal. Area hijau dominan adalah kawasan pariwisata Ecopark dengan broadwalk sepanjang 320 meter dilengkapi dengan akses transportasi air. Area hijau juga diteruskan di rooftop podium bangunan. Area yang dipreservasi atau dipertahankan ini ditingkatkan dengan diolah sedemikian rupa agar dapat memberi pengalaman ruang yang lebih baik.

AXONOMETRI KAWASAN Gambar 4.16. Axonometri Kawasan Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 82 HOTEL -PILOTIC: LOBBY -MICE & RESTAURANT -GREEN-INTERACTIVE-SITE-SITEECOPARK-1-3-WALKABLEBROADWALK-5-GREEN-LEISUREPODIUMROOFFLOORROOMS:320mNODESBOATACCESS:PRESERVATIONREHABILITATIONLANDSCAPEWELCOME

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 83 ENHANCED EXISTING FISH POND MANGROVE REHABILITATION BROADWALK BOAT ACCESS & 3RD NODES PROMENADE ENHANCED EXISTING FISH POND FITUR DESAIN ECOPARK Gambar 4.17. Fitur Desain Ecopark Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 84 Patimban Waterfront Hotel & Ecopark yang berpotensi alam pesisir laut ini terletak di pinggir muara dan berbatasan langsung dengan laut dan pesisir mangrove. Pelabuhan international yang dirancang menyokong pertumbuhan ekonomi di Jawa barat dan Indonesia. Perancangan hotel dan ecopark ini diharapkan dapat menarik pertumbuhan pendukung ekonomi di Kota Maritim Patimban. Gambar 4.18. Perspektif Bird-Eye View Sumber: Penulis

Kegiatan pariwisata dengan penekanan edukasi dan rekreasi ini dapat dialami oleh berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak sampai orang tua karena diakomodir dengan desain yang ramah. Desain interaktif sebagai upaya daya tarik agar manusia menjadi lbeih dekat dengan alam ini yang dirancang dalam kolam ikan maupun program rehabilitasi hutan bakau dengan melakukan penanaman mangrove di area ecopark. Gambar 4.19. Suasana Area Sumber:InteraktifPenulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 85

Laporan Tugas Akhir 2022 86 Lobby untuk menyambut tamu dengan area tunggu drop off dan resepsionis yang siap memberi arahan terhadap kawasan hotel maupun ecopark. Lobby lift terbuka sehingga memudahkan arahan perpindahan ruang secara vertikal. Gambar 4.20. Lobby Hotel & Sumber:EcoparkPenulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 87 Kamar suites yang memiliki upaya paling sedikit untuk dapat menikmati keseluruhan ecopark maupun kawasan sekitar Patimban. dengan area tidur yang di lengkapi dengan ruang berkumpul yang diakomodir dengan sofa dan balkoni yang mendukung manusia agar lebih dengan dengan alam. Kamar mandi dengan bathtub dan shower sebagai fasilitas pendukungnya. Gambar 4.21. Kamar Suites Hotel Sumber: Penulis

PONDASI Bore Pile digunakan dalam struktur bawah karena kondisi lahan dan lokasi.

BALOK & PLAT LANTAI Balok dan plat lantai beton, KOLOM Kolom beton dengan besaran lebih pada podium dan lantai dasar.

Menggunakan struktur PEB system untuk area multifunction dan ballroom.

STRUKTUR BENTANG LEBAR

ATAP Menggunakan struktur baja ringan dan penutup atap bitumen, CORE Inti bangunan pada lift dan area servis maupun tangga darurat.

DINDING Dinding menggunakan bata ringan.

Laporan Tugas Akhir 2022 88 4.6. DETAIL PERANCANGAN

RAFT FOUNDATION

Pondasi rakit yang sekaligus merupakan plat lantai basemen ini mengikat bore pile sehingga menjadi satu struktur bawah yang kuat dan cocok di area rawa.

RENCANA SISTEM STRUKTUR Gambar 4.22. Rencana Sistem Struktur Sumpah: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 89 RENCANA UTILITASLIFTLIFTBARANG Transportasi vertikal khusus barang, alat dan staff. Menggunakan roomless lift sehingga LIFT PENUMPANG Transportasi vertikal khusus pengunjung dan penginap. Gambar 4.23. Rencana Utilitas Lift Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 90 SHAFT Melalui shaft plumbing dari kamar hotel turun ke ruang-ruang MEP. RUANG MEP Ruang MEP menampung mesin pengolah air bersih, listrik. ALUR AIR KOTOR RUANG IPAL Ruang IPAL menampung mesin pengolah air kotor dan penampungan sampah. Air kotor dan limbah di olah di IPAL dan kemudian baru dibuang dan disalurkan ke pembuangan kota. RENCANA UTILITAS PLUMBING Gambar 4.24. Rencana Utilitas Air Kotor Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 91 WATERTANK Penampung air yang juga terhubung dengan solar panel yang menghantarkan panas. ALUR AIR BERSIH Gambar 4.25. Rencana Utilitas Air Bersih Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 92 RENCANA UTILITAS JALUR EVAKUASI DARURAT TANGGA DARURAT Jalur evakuasi melalui tangga darurat yang dilengkapi dengan smoke stop lobby. Gambar 4.26. Rencana Evakuasi Darurat Sumber: Penulis

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 93 PARKIR KENDARAAN DARURAT Area perkerasan khusus kendaraan pemadam kebakaran pada kondisi darurat. LANTAI 3 Area darurat jika terjadi bencana alam maupun kondisi khusus yang mengharusnya area evakuasi pada level yang tinggi. A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI DASAR NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR03/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH LANTAI DASAR UTARA 0 4 8m 6 MOBIL MANGROVE POND INTERACTIVEMANGROVE GATHERING AREA +0.00 +0.00 -0.05 +0.00 -0.05 -0.10 -2.50 +0.55 MASUK KELUAR B1 B1 B2 B2A1A1A2A2 EVAKUASI-2.50 A B C D E F H J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI 3 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR07/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 DENAH LANTAI UTARA 8m POOL DECK LOCKERPRIAROOMWANITA LANDSCAPE JOGGING PATH +12.40 +12.30 +12.30 +12.30 +13.85 B1 B1 B2 B2A1A1A2A2+12.80 Gambar 4.27. Rencana Parkir Kendaraan Darurat Sumber: Penulis Gambar 4.28. Rencana TItik Kumpul Sumber: Penulis

Laporan Tugas Akhir 2022 94 BAB.5 KESIMPULAN

Laut 95

Laporan tugas akhir yang berjudul Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut ini berlokasi di kawasan Kota Maritim baru Patimban ini adalah sebuah perancangan hotel dan ecopark yang mewadahi edukasi dan rekreasi sehingga manusia dapat lebih dekat dengan alam terutama pesisir laut. Proses desain melalui tahap analisis dimana identifikasi ekologi pesisir laut mana yang ingin diangkat dan dimaksimalkan dalam perancangan. Dengan mengetahui kunci desain dan respon desain maka konsep perancangan muncul dengan mengacu kepada potensi lingkungan dan kawasan tersebut. otensi tapak yang memiliki eksisting hutan bakau dan tambak ikan yang diolah menjadi bagian dari kawasan pariwisata ekologi pesisir laut yang diharapkan dapat menyadarkan pentingnya melestarikan alam pesisir laut dan membangun generasi muda yang lebih peduli terhadap lingkungan. Konsep perancangan “Woven Mangrove” adalah desain yang akan mengikat dan menyatukan kegiatan live, work and play dengan potensi alam pesisir laut. Melalui konsep perancangan ini dilakukan optimasi desain dengan mengolah masa bangunan dan pengolahan porsi ruang secara horizontal maupun vertikal. Pentingnya pertumbuhan pariwisata dalam meningkatkan ekonomi kota baru yang juga merupajan bagian dari upaya majunya perairan di Indonesia ini didukung dengan adanya pelabuhan international Patimban. Untuk menunjang harapan tersebut maka penulis menggunakan tema ekologi pesisir laut dan memadukannya dengan program ruang yang menarik sehingga dapat menarik pengunjung untuk belajar, bermain maupun kerja sekaligus menjaga lingkungan. Pendekatan desain yang dilakukan ini juga menghadapi tantangan terkait konsep dan juga batasan area karena berada pada area pesisir laut sehingga pengolahan desain perlu diperhatikan agar memaksimalkan ruang hijau. Kelebihan desain pariwisata ekologi pesisir laut yang dirancang dalam Hotel & Ecopark terdapat pada potensi tapak dan pengolahan program ruang serta program berkelanjutan yang tidak hanya memberi rekreasi tetapi edukasi melalui pengalaman ruang di dalam area tersebut dan tentunya perancangan ini membuka peluang eksplorasi arsitektur pariwisata di Indonesia.

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir

5.1. KESIMPULAN

Laporan Tugas Akhir 2022 96 LAMPIRAN Gambar Perancangan Foto Maket

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULSITEPLANGAMBAR NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:400 PENGESAHANLEMBAR01/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA SITEPLAN1:400 UTARA 0 8 16m 4 12 SUNGAI PROMENADECIPUNAGARAROAD JALAN JALAN FISH POND FISH POND FISH POND FISH POND INTERACTIVEFISHPOND BROADWALK BROADWALK ACCESSBOAT MANGROVE MANGROVE MANGROVE MANGROVE INTERACTIVEMANGROVE MASUK KELUARA1A1A2A2B1 B1 B2 B2

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULSITEPLANGAMBAR (BLOW UP) NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR02/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 SITEPLAN (BLOWUP) UTARA 0 4 8m 2 6 INTERACTIVEFISHPOND BROADWALK MANGROVE MANGROVE INTERACTIVEMANGROVE AREA PARKIR BUS AREA PICKUP SAMPAH LANDSCAPE LANDSCAPE LANDSCAPE LANDSCAPE MANGROVE LANDSCAPE GATHERING AREA ROOFTOPROOFTOPGATHERINGAREAJOGGING PATH KOLAM KOLAMDEWASARENANGRENANGANAKPOOL DECK JOGGING PATH LANDSCAPELANDSCAPE LANDSCAPE MASUK KELUARA1A1A2A2B1 B1 B2 B2

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI DASAR NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR03/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH LANTAI DASAR UTARA 0 4 8m 2 6 COMMERCIAL SPACELOUNGE RECEPSIONIST OFFICE FO MANAGEMENT OFFICE LOCKER ROOM DROPLOBBYOFF AREA PARKIR MOTOR AREAMOBILPARKIR AREA PARKIR BUS AREA PICKUP SAMPAH LANDSCAPE LANDSCAPE LANDSCAPE LANDSCAPE LANDSCAPE LANDSCAPE MANGROVE BROADWALK INTERACTIVE FISH POND INTERACTIVEMANGROVE MANGROVE GATHERING AREA +0.00 EL +0.00 FL +0.00 +0.00 +0.00 -0.05 +0.00 -0.05 -0.10 -0.10 -0.10 -2.50 -2.40 -2.50 -2.50 -2.50 -2.50 -2.50 +0.55 BROADWALK+0.55 MASUK KELUAR B1 B1 B2 B2A1A1A2A2 PERKERASAN MOBIL PEMADAM-0.10KEBAKARAN TITIKEVAKUASIKUMPUL-2.50

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARSEMI BASEMEN NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR04/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH SEMI BASEMEN UTARA 0 4 8m 2 6 AREAMOBILPARKIR LOADING DOCK AREA R.MEP PENAMPUNGAREASAMPAH STORAGE AREAMOBILPARKIR -3.50 -3.50 -3.50 -3.40 -3.40 -3.50 B1 B1 B2 B2A1A1A2A2

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI SEMI 2 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR05/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH LANTAI SEMI 2 UTARA 0 4 8m 2 6 RESTORANDAPUR AREAMOBILPARKIR+3.20 +3.30 B1 B1 B2 B2A1A1A2A2

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI 2 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR06/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH LANTAI 2 UTARA 0 4 8m 2 6 BAR TOILETPRIA PREFUNCTION AREA MEETINGMEETINGMEETINGMEETINGROOMROOMROOMROOMRESTAURANT RECEPSIONIST BALCONYOUTDOOR RESTAURANT RESTAURANT MULTI FUNCTION ROOM BALL ROOM MULTI FUNCTION ROOM BALL ROOM MULTI FUNCTION ROOM BALL ROOM WANITATOILET +6.25+6.25 +6.25 +6.25 +6.25 +6.25+6.25+6.25 +6.25+6.25+6.25+6.25+6.25 +6.20 B1 B1 B2 B2A1A1A2A2

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI 3 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR07/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH LANTAI 3 UTARA 0 4 8m 2 6 KOLAM KOLAMDEWASARENANGRENANGANAK GYM GATHERINGROOFTOPAREAROOFTOPPOOL DECK LOCKER LOCKERPRIAROOMROOMWANITA AREAPUMPWATER LANDSCAPE LANDSCAPE LANDSCAPE JOGGING PATH JOGGING PATH ATAP +12.35 +12.35 +12.80 +13.15+13.15 +12.40+12.40 +12.30 +12.30 +12.30 +12.30+12.30 +13.85 B1 B1 B2 B2A1A1A2A2+12.80 TITIKEVAKUASIKUMPUL+12.30

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 750023003800230036003200290093007900450043003000300016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI TIPIKAL NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR08/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH LANTAI TIPIKAL UTARA 0 4 8m 2 6 KORIDOR /STORAGELINEN CHUTESHAFT KORIDORKORIDORKORIDOR /STORAGELINENSHAFTCHUTE LANDSCAPE B1 B1 B2 B2A1A1A2A2

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 230038002300360032009300430030003000450079002900750016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARRENCANA ATAP 1 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR09-1/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH RENCANA ATAP UTARA 0 4 8m 2 6 ATAP ATAP ATAP +35.00 +31.85 +35.00 B1 B1 B2 B2A1A1A2A2

A B C D E F H I J K LG 111234578911012134 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 230038002300360032009300430030003000450079002900750016006 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARRENCANA ATAP 2 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR09-2/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 DENAH RENCANA ATAP UTARA 0 4 8m 2 6 ATAP ATAP ATAP +35.00 +31.85 +35.00 B1 B1 B2 B2A1A1A2A2

34003400340034003400400061503050320025001600 34003400340034003400400061503050320025001600 A B C D E F H I J K LG 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 B16100CEFJKL G 3300580010400160009900720026001010014300920016100 I D JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULTAMPAKGAMBAR SELATAN & UTARA NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR10/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 TAMPAK UTARA0 4 8m 2 6 -2.50JALANFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP-2.50JALANFLFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP FL SKALA 1:200 TAMPAK SELATAN0 4 8m 2 6 A1A1A2A2 A1A1 A2A2

34003400340034003400400061503050320025001600 34003400340034003400400061503050320025001600 12345789111 0121314 3000300043004500790093002900320036002300380023007500 1600615 1 2 3 4 5 7 9 1 110 12 13 14 3000 3000 4300 4500 7900 9300 2900 3200 3600 2300 3800 2300 7500 1600 6 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULTAMPAKGAMBAR BARAT & TIMUR NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR11/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA 1:200 TAMPAK TIMUR0 4 8m 2 6 -2.50JALANFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP-2.50JALANFLFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP FL SKALA 1:200 TAMPAK BARAT0 4 8m 2 6 B1B1B2B2 B1B1 B2B2

34003400340034003400400061503050320025001600 12345789111 0121314 3000300043004500790093002900320036002300380023007500 1600615 34003400340034003400400061503050320025001600 1 2 3 4 5 7 9 1 110 12 13 14 3000 3000 4300 4500 7900 9300 2900 3200 3600 2300 3800 2300 7500 1600 6 15 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULPOTONGANGAMBAR A1 & A2 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR12/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA POTONGAN1:200A10 4 8m 2 6 -2.50JALANFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP-2.50JALANFLFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP FL SKALA POTONGAN1:200A20 4 8m 2 6B1B1B2B2 B1B1 B2B2 LOBBY+0.00RECEPSIONIST+0.00 DROP-0.10OFF AREAMOBILPARKIR-3.50LANDSCAPE-2.50 RESTAURANT+6.25RESTAURANT+6.25 +12.80GYMJOGGING+12.35PATH OUTDOOR+6.20BALCONY HOTEL HOTELHOTELHOTEL+16.40ROOMROOM+19.80ROOM+23.20ROOM+26.60HOTELROOM+30.00HOTEL HOTELHOTELHOTEL+16.40ROOMROOM+19.80ROOM+23.20ROOM+26.60HOTELROOM+30.00 HOTEL HOTELHOTELHOTEL+16.40ROOMROOM+19.80ROOM+23.20ROOM+26.60HOTELROOM+30.00 AREA AREAMOBILPARKIR-0.10PARKIRMOBIL-3.50AREAMOBILPARKIR-3.50 AREAMOBILPARKIR+3.20 PREFUNCTION AREA +6.25 MEETING+6.25ROOMS ROOFTOP+12.30 GATHERINGROOFTOPAREA+12.30

34003400340034003400400061503050320025001600 34003400340034003400400061503050320025001600 BCEFJKL G 3300580010400160009900720026001010014300920016100 I D A B C D E F H I J K LG 3300 5800 10400 16000 9900 7200 2600 10100 14300 9200 16100 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULPOTONGANGAMBAR B1 & B2 NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR13/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 SKALA POTONGAN1:200B10 4 8m 2 6 -2.50JALANFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP-2.50JALANFLFL LANTAI DASAR +0.00 LANTAILANTAIFL2+6.25FLSEMI 2 +3.20 PLATLANTAILANTAILANTAILANTAILANTAILANTAIFL3+12.40FL4+16.40FL5+19.80FL6+23.20FL7+26.60FL8+30.00FLLANTAI+33.40FL +35.00ATAP FL SKALA 1:200 POTONGAN B20 4 8m 2 6 LOBBY+0.00 AREAMOBILPARKIR-3.50 MULTIBALLROOMFUNCTION+6.25 +12.80GYM JOGGING+12.35PATH HOTEL HOTELHOTELHOTEL+16.40ROOMROOM+19.80ROOM+23.20ROOM+26.60HOTELROOM+30.00HOTEL HOTELHOTELHOTEL+16.40ROOMROOM+19.80ROOM+23.20ROOM+26.60HOTELROOM+30.00 HOTEL HOTELHOTELHOTEL+16.40ROOMROOM+19.80ROOM+23.20ROOM+26.60HOTELROOM+30.00 AREA AREAMOBILPARKIR-0.10PARKIRMOBIL-3.50AREAMOBILPARKIR-3.50 AREAMOBILPARKIR+3.20 PREFUNCTION AREAROOFTOP+6.25+12.30 RESTAURANTGATHERINGROOFTOPAREA+12.30+6.25PREFUNCTION AREA +6.25 COMMERCIAL SPACE +0.00 MANAGEMENT OFFICELOCKER ROOM -0.05-0.05 STORAGE-3.40LOADING-3.40DOCK AREA AREAMOBILPARKIR-0.10PARKIRMOBIL+3.20 RESTORANDAPUR+3.30 RECEPSIONIST+0.00 A1A1A2A2 A1A1 A2A2 MULTI FUNCTION ROOM BALL+6.25ROOM LOBBY+0.00COMMERCIAL SPACE +0.00 RESTAURANT+6.25RESTAURANT+6.25 RESTAURANT+6.25ROOFTOP+12.30 HOTEL HOTELHOTELHOTEL+16.40ROOMROOM+19.80ROOM+23.20ROOM+26.60HOTELROOM+30.00

JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULPOTONGANGAMBAR PRINSIP NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:20 PENGESAHANLEMBAR14/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 JOGGINGPATH+12.35 32401260920700 180 1000 LANTAI RESTORAN+6.25AMBANG BAWAH JENDELA+7.17AMBANG ATAS JENDELAPLATPLAFON+8.43+11.47LANTAI JOGGING PATHPEMBATAS+12.17+13.35 RESTORAN+6.25 SKALA 1:20 POTONGAN PRINSIP0 40 80 cm 20 60 GREEN CONCRETEROOFBEAM HOMOGENEOUSWINDOWCEILINGGLASSWOODPANELTILEBRUSHED CONCRETE FINISH WALL

2022 Daya tarik dunia bisnis dalam pengembangan kawasan kota baru Patimban mengikat pariwisata yang terkandung di dalam potensi lokasi dengan habitat alami ekologi pesisir laut. Dalam menghormati kondisi tapak, sesungguhnya dengan mengikat dengan program pariwisata dapat membuahkan wadah bekerja, rekreasi dan edukasi. Konsep “WOVEN MAN-GROVE” membuat sebuah ikatan dan simpul yang dapat dialami oleh manusia ketika menjelajah area hotel dan ecopark. Area hijau menjadi hirarki utama dalam mengolah perancangan ini hal ini dimunculkan dalam site dan ditinggikan juga pada bangunannya itu sendiri. Sambutan hijau utama ketika memasuki kawasan ini juga berperan penting untuk memberi rasa penasaran dan ketertarikan pengunjung. “Interlacing living, working and playing with coastal ecology into one weave of tourism ecosystem.”

GROVE.MAN-WOVEN KONSEP ANALISIS AXONOMETRI DETAIL PERANCANGAN PATIMBAN WATERFRONT HOTEL & ECOPARK: PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAU T DEVIN HANS SYAHBANA SITE POTENTIAL ON WEAVING PROGRAM BUILDING AND SITE PLOTS BUILDING MASS SUBSTRACTION RESPECT FOR SITE AND PROGRAMS PILOTIS STRUCTURE RESPOND TO SITE HOTEL & ECOPARK -PILOTICHOTEL LOBBY -MICE & RESTAURANT -5-GREEN-LEISUREPODIUMROOFFLOORROOMS -WALKABLEBROADWALK320 m -3 NODES -1 BOAT ACCESS -GREEN-INTERACTIVE-SITE-SITEECOPARKPRESERVATIONREHABILITATIONLANDSCAPEWELCOME BOAT ACCESS & 3RD NODES MANGROVE REHABILITATION BROADWALK INTERACTIVE FISH POND & MANGROVEENHANCED EXISTING FISH PONDPROMENADEPROGRAMMINGCOASTAL PROGRAM

JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULANALISIS-KONSEP-AXO-DETAILGAMBAR NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALANTS PENGESAHANLEMBAR15/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET

JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULPERSPEKTIFGAMBAR AERIAL VIEW NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALANTS PENGESAHANLEMBAR16/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022

JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULPERSPEKTIFGAMBAR EXTERIOR-INTERIOR NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALANTS PENGESAHANLEMBAR17/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 EXTERIOR VIEW FROM BIRDWATCHING NODES INTERACTIVE FISH POND AND MANGROVE ECOPARK VIEW LOBBY ENTERANCE VIEWHOTEL ROOM VIEW

ALUR AIR KOTOR ALUR AIR BERSIH RUANG SERVIS Ruang servis menampung mesin pengolah air kotor dan penampungan sampah, TANGGA DARURAT Jalur evakuasi melalui tangga darurat yang dilengkapi dengan smoke stop lobby.

KONSEP DESAIN BERKELANJUTANRENCANA SISTEM STRUKTUR RENCANA UTILITAS LIFT RENCANA UTILITAS PLUMBING BARANG Transportasi

Site Preservation. Memanfaatkan potensi tapak untuk dijaga semaksimal mungkin melalui penyesuaian kebutuhan ruang sehingga area alam dan kondisinya dapat dimaksimalkan melalui elemenelemen yang mendukung aktivitas manusia dan ekologi dari habitat setempat. Pemanfaatan tambak ikan alami dapat dijadikan sebagai kolam air yang berfungsi sebagai peningkat penghawaan alami pada tapak. Struktur. Melalui pemanfaatan struktur yang ringan, low-cost material untuk dapat mengurangi cost energy ketika pembangunan maupun pemeliharaannya. Penggunaan area lantai 1 yang tetap mempertahankan kealamian maupun didesain agar menyatu dengan lingkungannya dengan adanya struktur pilotis agar program dan daya tampung ruang dapat dimaksimalkan pada lantai dasar untuk meningkatkan penghijauan. Massa Bangunan. Pengaturan bentuk, ketinggian bangunan, orientasi bangunan disesuaikan dengan kebutuhan dan analisis kondisi tapak agar dapat memanfaatkan potensi orientasi terbaik untuk mendapatkan pencahayaan, peng hawaan yang terbaik untuk ruang dalamnya. Natural Landscaping. Perencanaan bangunan mengacu pada interaksi antara bangunan dan lingkunganya. Pendirian bangunan diharapkan untuk meminimalisir intervensi lingkungan sehingga kondisi alami lingkungan tetap terjaga. Desain akan memiliki respon yang tepat terhadap site (respect for site). Native Plantings Dengan menjaga kondisi lingkungan agar tetap terjaga perlu adanya pemeliharaan dan penanaman mangrove guna meningkatkan interaksi antara manusia dengan alam dalam upaya peningkatan kesadaran memelihara alam. Konektivitas, Aksesibilitas dan Sirkulasi Sirkulasi pencapaian tapak dapat mengadaptasi gaya hidup berkelanjutan dan memiliki jalur yang jelas, melalui promenade landscape yang akan mendukung integrasinya pejalan kaki dan habitat alam.

RUANG MEP Ruang MEP menampung mesin pengolah air bersih, listrik.

PARKIR KENDARAAN DARURAT Area perkerasan khusus kendaraan pemadam kebakaran pada kondisi darurat. LANTAI 3 Area darurat jika terjadi bencana alam maupun kondisi khusus yang mengharusnya area evakuasi pada level yang tinggi.

JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULRN.GAMBARSTRUKTUR-UTILITAS-DESAIN NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSEN PEMBIMBING 1 Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSEN PEMBIMBING 2 Marchelia Gupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR - SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALANTS PENGESAHANLEMBAR18/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022

CORE Inti bangunan pada lift dan area servis maupun tangga darurat.

DINDING Dinding menggunakan bata ringan. STRUKTUR BENTANG LEBAR Menggunakan struktur PEB system untuk area multifunction dan ballroom.

vertikal khusus barang, alat dan staff. LIFT PENUMPANG Transportasi vertikal khusus pengunjung dan penginap. A B C D E F H J K LG 123410236 JUDUL TUGAS PATIMBANAKHIRWATERFRONT HOTEL ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT JUDULDENAHGAMBARLANTAI DASAR NAMADEVINMAHASISWAHANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA DOSENAdriyanPEMBIMBINGKusuma, S.T., M.Arch. DOSENMarcheliaPEMBIMBINGGupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHANLEMBAR03/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 DENAH LANTAI DASAR MASUK KELUAR B1 B1 A B C D E F H KG 11112345789 PATIMBAN WATERFRONT HOTEL ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT DENAH LANTAI 3 DEVIN HANS SYAHBANA NOMOR INDUK 1810106003MAHASISWA Adriyan Kusuma, S.T., M.Arch. DOSENMarcheliaPEMBIMBINGGupita Sari, S.T., M.Arch. TUGAS AKHIR SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PRADITA SKALA1:200 PENGESAHAN07/18TANGGAL GAMBAR 12 MARET 2022 DENAH LANTAI UTARA 8m

ATAP Menggunakan struktur baja ringan dan penutup atap bitumen, SHAFT Melalui shaft plumbing dari kamar hotel turun ke ruangruang MEP.

Solar Energi Memanfaatkan panas matahari untuk menunjang kebutuhan listrik maupun water heater pada bangunan sehingga meningkatkan nilai banguan berkelanjutan.

RENCANA UTILITAS JALUR EVAKUASI DARURAT LIFT

WATERTANK Penampung air yang juga terhubung dengan solar panel yang menghantarkan panas.

BALOK & PLAT LANTAI Balok dan plat lantai beton, KOLOM Kolom beton dengan besaran lebih pada podium dan lantai dasar. PONDASI Bore Pile digunakan dalam struktur bawah karena kondisi lahan dan lokasi.

Laporan Tugas Akhir 2022 116

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 117

Laporan Tugas Akhir 2022 118

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 119

Laporan Tugas Akhir 2022 120

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 121

Laporan Tugas Akhir 2022 122

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 123

Laporan Tugas Akhir 2022 124

Patimban Waterfront Hotel & Ecopark: Pengembangan Pariwisata Ekologi Pesisir Laut 125

TUGAS AKHIR ARAHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM PESISIR TELUK PALABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI. Skripsi(S1) thesis, Fakultas Teknik Unpas. Indrajaya, T. (2018). Potensi Industri Mice (Meeting, Incentive, Conference And Exhibition) Di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah Widya, Junaedi,4(3).Y.(2019).

Laporan Tugas Akhir 2022 DAFTAR126 PUSTAKA Angelevska-Najdeska, K., & Rakicevik, G. (2012). Planning Of Sustainable Tourism Development. Procedia-Social And Behavioral Sciences, 44, 210-220. Azlina, M. Y., Abdul Jalil, O., Rohaizan, R., & Najib, M. R. (2015). Assessing The Effect Of Waterfront Development In Malaysia. In 4th Ictmbe 4th International Conference On Technology Management, Business And Entrepreneurship, Malaysia. Breen, A., & Rigby, D. (1994). Waterfronts: Cities Reclaim Their Edge. United States: Mcgrawhill. Echols, J. M., & Shadily, H. (2003). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Penerbit Pt Gramedia Hartini, I., (2013)

Pengembangan Fasilitas Ekowisata Bahari Pantai Sendang Biru Malang Selatan Tema: Arsitektur Ekologi. Pengilon: Jurnal Arsitektur, 4(02), 135-148. Suwarsih, S. (2018). Pemanfaatan Ekologi Dan Ekonomi Dari Program Rehabilitasi Mangrove Di Kawasan Pesisir Pantai Desa Jenu Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Techno-Fish, 2(1), 12-18. Suwarno, Y., Laksmitasari, R., & Widyawati, K. (2017). Perancangan Hotel Bintang Tiga dengan Konsep Hospitality di Jakarta Selatan. Jurnal Desain, 5(01), 53Tahir,60. M. (2005). Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi Pantai Untuk Rekreasi Dalam Mendukung Kota Tanjungpinang Sebagai Waterfront City (Doctoral Dissertation, Program Pascasarjana Universitas Tangkuman,Diponegoro).D. J., & Tondobala, L. (2011). Arsitektur Tepi Air. Media Matrasain, 8(2). Tatang, M. (2014). Upaya Pengelolaan Pantai Tanjung Kerasak Untuk Wisata Berkelanjutan Di Kabupaten Bangka Selatan (Doctoral Dissertation, Program Pascasarjana Undip). The World Conservation Union. Toghas, L., & Juliana, M. (2019). Karakteristik Kinerja Hotel Uniq Di Yogyakarta Ditinjau Dari Aspek Desain Dan Efisiensi Energi Dengan Penekanan Studi Pada Penerapan Metode Edge Buildings Versi 2.07 (Doctoral Dissertation, Uajy). Veiga, L. B. E., & Magrini, A. (2009). Eco-industrial park development in Rio de Janeiro, Brazil: a tool for sustainable development. Journal of Cleaner Production, 17, 653–661.

Perancangan Fasilitas Wisata Bahari Di Surabaya Utara (Doctoral Dissertation, Universitas 17 Agustus 1945). Ketchum,KBBI 1972. Gesamp 2001. Reports And Studies. A Sea Of Trouble. Coordination Office Ogthe Global Programme Of Action For The Protection Of The Marine Environment From Land And Based Activities (Unep). The Hague Division Of Environmental Convention (Unep)- Nairobi Latif, S. (2018). Perancangan Kawasan Wisata Pantai Dunu Dengan Konsep Eco-Tech Architecture. Radial: Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa Dan Teknologi, 6(2), Mann,115-127.R. (Ed.). (1973). Rivers In The City. Newton Abbot: David & Charles. Mccabe, Nivienne. Poole, Barry. Weeks, Paul. Leiper, Neile. (2000). The Business And Management Of Convention. Brisbane. John Welly & Sons Australia Ltd Metallinou, V. A. (2006). Ecological Propriety And Architecture. Wit Transactions On The Built Environment, 86. Pakpahan, E. S. (2013). Wisata Air Tepi Laut Kota Lasem, Kabupaten Rembang. Pendit, Nyoman S. (1999. Wisata Konvensi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Pendit, Nyoman S.(1994). Ilmu Pariwisata. Jakarta. Penyusunan Rencana Tata Ruang (Rtr) Kawasan Kota Baru Patimban. (2017). Diterbitkan Oleh Pemerintah Kabupaten Subang Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang. Prihadi, D. J., Riyantini, I. R., & Ismail, M. R. (2018). Pengelolaan Kondisi Ekosistem Mangrove Dan Daya Dukung Lingkungan Kawasan Wisata Bahari Mangrove Di Karangsong Indramayu. Jurnal Kelautan Nasional, 13(1), Schaduw,53-64.J. N., Yulianda, F., Bengen, D. G., & Setyobudiandi, I. (2011). Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau-Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken Berbasis Kerentanan. Agrisains, 12(3). Setyowati, L., Sukowiyono, G., & Susanti, D. B. (2020).

Wardhani, M. K. (2011). Kawasan Konservasi Mangrove: Suatu Potensi Ekowisata. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal Of Marine Science And Technology, 4(1), 60-76. Wced, S. W. S. (1987). World Commission On Environment And Development. Our Common Future, 17(1), Wijayanti,1-91. K. (2010). Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Di Kasongan (Doctoral Dissertation, Uajy). Yeang.K. (2006). Ecodesign: A Manual For Ecological Design. John Wiley & Sons. Begini Rencana Kota Baru Patimban yang Bisa Dihuni 1 Juta Orang. (2020, Desember 1). Diakses pada September 10,2021, dari DetikFinance: City-Sokong-Pengembangan-Rebana-Metropolitango.id/index.php/news/40852/2021/01/07/Patimban-SeptemberProvinsiMetropolitanPatimbanwisata-laut/lautsehat/konsep-ekowisata-untuk-pengembangan-2021Laut.Konsepmetropolitan-baru-rebana/pelabuhan-patimban-pintu-gerbang-lahirnya-kawasan-dari(2020,LahirnyaGubernurkota-baru-patimban-yang-bisa-dihuni-1-juta-orangdetik.com/infrastruktur/d-5276381/begini-rencana-https://finance.Jabar:PelabuhanPatimbanPintuGerbangKawasanMetropolitanBaru‘Rebana’.Sep22).DiaksespadaSeptember10,2021,Setkab:https://setkab.go.id/gubernur-jabar-EkowisataUntukPengembanganWisata(2021,Januari26).DiaksespadaSeptember10,darilautsehat:https://lautsehat.id/pariwisata/CitySokongPengembanganRebana-WebsiteResmiPemerintahDaerahJawaBarat.(2021,Januari7).Diaksespada10,2021,dariJabarprov:https://jabarprov.

HOTELWATERFRONTPATIMBAN&ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT Devin Hans Syahbana

PATIMBAN WATERFRONT HOTEL & ECOPARK PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGI PESISIR LAUT

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.