TEBO POS

Page 1

tebo pos Bungo Pos n Jawa Pos News Network (JPNN)

Bacaan Utama Masyarakat Tebo

sabtu, 24 september 2011

5

sementara itu

Petugas Kebersihan Butuh Truck Sampah RIMBOBUJANG – Salah satu permasalahan yang terjadi di Rimbo Bujang, khususnya wilayah Pasar Sarinah Rimbo Bujang adalah sampah yang menumpuk di mana-mana. Sampah banyak tidak terangkut karena kurangnya armada pengangkut sampah. Demikian diungkapkan Bejo, salah satu petugas kebersihan yang bertugas sebagai sopir truck pengangkut sampah. Kurangnya armada pengangkut menjadi penyebab terjadinya tumpukan sampah yang tidak terangkut. “Saat ini hanya ada dua armada yang dapat dioperasikan, itupun kondisinya sudah tidak bagus lagi,” tukas Bejo. Setiap harinya mobil pengangkut sampah yang beroperasi di wilayah Pasar Sarinah hanya mampu melakukan pengangkutan sampah sebanyak dua kali trip/angkutan. Padahal untuk dapat mengangkut seluruh sampah yang menumpuk dibutuhkan sebanyak enam kali angkut. “Satu hari armada hanya dapat mengangkut sampah dua kali angkutan. Akibatnya banyak sampah yang tidak terangkut,” ungkapnya. Bejo berharap ada penambahan armada pengangkut sampah. Penambahan armada di wilayah Pasar Sarinah sangat dibutuhkan. Agar nantinya tidak ada lagi tumpukan sampah tersisa.(yan)

foto/AGUS ARYANTO/BUNGO POS

SEPI : Gedung kantor STKIP Widya Bangsa terlihat sepi, gambar tersebut diambil tahun 2008 lalu, namun hingga saat ini kondisinya masih tetap sama.

STKIP Widya Bangsa Diduga Ilegal

lensa

foto/Dokumen/BUNGO POS

POHON PINANG : Tiang jaringan listrik menggunakan Pohon Pinang dinilai tidak sesuai standar SLO, PLN akan mengganti dengan tiang standar beberapa waktu lalu.

RIMBOBUJANG – Dugaan adanya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kabupaten Tebo yang belum memiliki izin operasional, mengarah pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Widya Bangsa yang beroperasi di Desa Purwo Harjo, Kecamatan Rimbo Bujang. Informasi yang berhasil dihimpun koran ini, PTS tersebut telah berdiri sejak tahun 2006 di bawah naungan Yayasan Putra Bangsa. Dibuka dengan tiga jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Olahraga dan dipimpin oleh Sukirdi Anwar,S.Ag. Menurut dia ketika dibuka PTS tersebut banyak peminatnya, sehingga memiliki mahasiswa mencapai lebih dari 100 orang. Untuk menempuh kuliah di PTS tersebut, mahasiswa dibebani uang kuliah sebesar Rp 800 ribu persemester. Namun permasalahan nampaknya mulai muncul. Sekitar tahun 2010, mahasiswa yang telah menempuh kuliah, banyak yang keluar dan pindah ke Perguruan Tinggi yang lain seperti Universitas Terbuka (UT). Ketika ditanya mantan mahasiswa STKIP Widya

Bangsa tersebut, katanya tidak ada kejelasan mengenai wisuda. “Kami tidak bisa wisuda. Ketika kami tanya kepada pihak PTS, kami diminta untuk menunggu, tapi tidak ada kejelasan,” kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya. Informasi lain yang didengar koran ini, STKIP tidak bisa melaksanakan wisuda bagi mahasiswanya, karena STKIP belum memiliki izin operasional. Pihak pengelola melalui Sukirdi, pernah dikonfrmasi Koran ini, juga mengaku adanya kendala tersebut. Dikatakan Sukirdi waktu itu, pihak kampus akan mengambil kebijakan untuk melaksanakan wisuda mahasiswanya dengan bergabung ke STKIP yang ada di Kabupaten lain yakni Bangko. Namun bagaimana hasilnya hingga kini belum ada informasi. Sementara para mahasiswa mengaku sampai sekarang belum diwisuda. Nasib mereka masih terkatung-katung menunggu kagiatan wisuda itu. Ironisnya, meskipun memiliki permasalahan tersebut, pada tahun ajaran baru 2011/2012 ini, PTS tersebut kembali membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru. Pihak PTS mem-

berikan informasi bahwa PTS tersebut membuka beberapa jurusan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.1) No Reg: 88-22/DIKTI/2010, Pendidikan Olahraga Jasmani dan Kreasi (S.1) No Reg: 88-203/DIKTI/2010, Pendidikan Matematka (S.1) No Reg:84-203/DIKTI/2010, dan Pendidikan Bahasa Inggris (S.1) No Reg: 85-201/DIKTI/2010. Namun masyarakat mempertanyakan status Nomor Registrasi yang dicantumkan tersebut. “Itukan baru nomor registrasi, balum jelas sudah terdaftar apa belum, karena registrasi atau pendaftarannya baru tahun 2010 kemarin. Dengan nomor registrasi itu juga membuktikan bahwa selama ini belum mendaftarkan diri ke Dirjen Dikti,” ungkap warga yang enggan disebut namanya. Sementara dalam sambutan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah X, Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau, Prof. Dr.Damsar,MA, dalam sambutannya pada kegiatan Wisuda di Akademi Akuntansi dan Manajemen Pembangunan (AAMP-RB), jelas mengungkapkan bawa di Kabupaten Tebo hanya ada satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

yang terdaftar yakni AAMP-RB. Menurut Damsa, bagi PT yang belum memiki izin operasional itu berarti ilegal. PT yang belum memiliki izin operasional dilarang menerima mahasiswa dan melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Jika melaksanakannya berarti PT telah melakukan penipuan. “Jika terbukti PT dapat dijerat dengan undang-undang dengan ancaman hukuman kurungan enam tahun dan denda uang dua miliyar,” tandar Damsa. Menanggapi dugaan Kopertis, Pemerintah Kabupaten Tebo diwaliki oleh Asisten II Bupati, Zulkipli, menurut dia akan membicarakan dengan Bupati dan dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga (Dikbudpora) Kabupaten Tebo. “Kita minta kepada seluruh Perguruan Tinggi untuk menjalankan lembaganya sesuai dengan prosedur,” harap Zulkipli. Sementara pihak Perguruan Tinggi Widya Bangsa, terkait dugaan tersebut, ketika akan dikonfirmasi, hingga berita ini ditulis belum dapat dikonfirmasi.(yan)

Kades Teluk Kayu Putih Ganti Tanah Pemuda RIMBOBUJANG – Adanya perselisihan yang sempat meruncing antara Kepala Desa Teluk Kayu Putih Kec a m a t a n V I I Ko t o, G a n yang dengan para Pemuda setempat yang terjadi beb e ra p a w a kt u ya n g l a l u , telah berhasil menemui kata sepakat. Diantaranya, Ganyang bersedia mengganti tanah milik p e mu d a s e s u a i t u nt u t a n para pemuda yang sempat melakukan penyegelan gedung MTs Nurul Ikhsan. Kaitannya dengan Gedung MTs ini, dulunya Ganyang membangun sebuah gedung MTs diatas tanah milik Pemuda dimana sebelumnya pemuda membeli tanah tersebut dari seorang warga yang bernama Khotib M.Hamid (53) warga Pasar Rajo seluas 1 Ha yang rencananya akan digunakan untuk Lapangan. Pada waktu itu, Kades Ganyang berjanji akan meng-

ganti tanah pemuda namun janjinya tersebut belum juga dipenuhi sehingga terjadilah penyegelan gedung MTs. “Tanggal 5 September kemarin Kades dan pemuda s u d a h d a m a i d a n Ka d e s Ganyang mengganti tanah pemuda yang ada didepan rumahnya, “ ujar Yadi kepada koran ini. Menur ut p emuda Teluk Kay u P u t i h i n i , m e m b e sarnya per masalahan itu kemarin mungkin karena terjadi kesalah pahaman atau Miss komunikasi saja antara pemuda dengan Kepala Desa. Untuk itu lanjut Yadi, para pemuda Teluk Kayu Putih meminta maaf kepada Kades Ganyang. D a n p a ra p e m u d a j u g a sanggup untuk melakukan pemotongan Kambing atau Seasam Segaram guna memenuhi denda adat yang diberlakukan disana.(yan)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.