VI
Bayat
VII
Bayat
VIII
Undang - Undang Repunlik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta. Pasal 2
1.Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). 2.Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Bayat
1. Hak cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaanya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangan - undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72:
IX
Red & White Publishing Penanggung jawab : Dimas Faiz Hartomo Kurator foto : Dimas Faiz Hartomo Layout : Dimas Faiz Hartomo Fotografer : Dimas Faiz Hartomo Partner data pendukung Bayat : Bapak Tri Triyanto, Bappeda Klaten, Dinas Perindagkop Klaten Hak cipta dilindungi oleh Undang - undang, dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit
Bayat
Pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Red & White Publishing, 2015 Red & White Publishing Komplek Sunter Garden Blok B-9 No. 3B Sunter Agung Jakarta-14350 Indonesia +62 21 65 3000 84 +62 21 65 3000 85 e-mail : guntur@redandwhite.co.id info@redandwhite.co.id
X
Dedikasi
Juga kepada yang terhormat Dosen Bapak Danendro S.SN., M.A & Dosen Drs. Bapak Merdy Kanto Batangtaris selama saya mengerjakan tugas akhir saya yang juga telah memberikan kritikan, saran, dan pendalaman tugas akhir. Tentu saja buku ini juga saya persembahkan kepada semua pecinta fotografi, penjelajah, dan wisatawan di Indonesia dengan harapan agar bisa bermanfaat fotografi, sejarah dan informasinya diakses oleh fotografer, penjelajah, dan wisatawan menjelajahi kawasan wisata Desa Bayat Klaten.
Bayat
Buku fotografi ini dipersembahkan kepada Bapak dan Ibu saya telah membesarkan saya dengan tata krama orang Jawa Tengah dan memberikan kebebasan kepada saya untuk mencari dan membentuk jalan hidup saya sendiri. Buku ini juga saya dedikasikan kepada teman-teman Bappeda Klaten, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi, Dan Usaha Mikro, Kecil & Menengah Klaten dan para perajin gerabah Desa Wisata Bayat yang memberikan bantuan, kesenanangan bersama, dan pendukung data tugas akhir Desain Komunikasi Visual dalam perancangan publikasi buku fotografi DesaWisata Bayat Klaten.
XI
Kata Pengantar
P
uji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, buku dengan judul Klaten dan Desa Wisata Bayat, perjalanan menelusuri kehidupan Desa dan potensi wisata Desa Bayat berisi kan Essay Photography & Human Interest Desa Wisata Bayat di Klaten ini dapat hadir di tengah masyarakat, fotografer, penjelajah, dan wisatawan. Buku ini diracik berdasarkan riset Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara yang telah memberikan kesempatan riset dalam buku ini. Bayat
U
capan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Tri Triyanto bagian dari Dinas Budaya dan Pariwisata Klaten, Bapak Dwi Hutanto dari Bappeda Klaten, Bapak Mursidi dan Bapak Yoenanto Sinung N, ST. M.SE. Kabid Perindustrian bagian dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Dan Usaha Mikro, Kecil & Menengah yang sudah turut membantu memberikan data pendukung dalam penyusunan tugas akhir saya. Disadari kehadiran buku ini menyisakan berbagai kekurangan, namun diharapkan kehadirannya memberi sumbangan bermakna bagi pengembangan kepariwisataan di Klaten. Sebuah foto adalah catatan, bukan hanya catatan sesaat tetapi catatan perasaan, catatan kehidupan disekitar, catatan jawaban dan juga pertanyaan.
XII
R
Bayat
ealitas dan memori emosional menjadi formula untuk membuat catatan perjalanan fotografi ini. Semua foto-foto ini adalah catatan , perjalanan , dan kehidupan wisata hingga perajin gerabah yang masih bertahan dengan warisan peninggalan Sunan Bayat di Desa Wisata Bayat, Klaten.
XIII
M
eninggalkan ritme kehidupan di Kota besar Jakarta yang padat, berjalan dalam realitas kehidupan Desa & mengambil makna kesederhanaan dan apa adanya di Desa. Bayat
1
Sugeng Rawuh Bayat
2
Sedulur Bayat
3
Perjalanan Fotografi
D
esa wisata Bayat terletak di Tenggara Kabupaten Klaten, Desa Bayat adalah warisan sejarah yang menjadi wisata yaitu wisata religi makam Sunan Bayat dan wisata gerabah puteran miringnya. Desa Bayat mungkin belum banyak terdengar kalangan wisatawan, traveller, backpacker di luar daerah Bayat. Bayat
P
erjalanan fotografi menuju Bayat pertama melihat dan merekam suasana Stasiun Klaten yang masih dijaga bentuk dari sejarah bangunan stasiun Klaten, berlanjut dari Stasiun Klaten melangkahkan masuk kawasan Desa bayat, langkah kaki lanjut menuju wisata perayaan Grebeg Syawal dan festival Dayung Gethek, kemudian menyelesuri wisata warisan sejarah Sunan Bayat gerabah puteran miring & terakhir wisata warisan sejarah Sunan Bayat selama mensyiarkan agama Islam di Desa Bayat.
4
Daftar Isi
5 Peta Wisata 11 Merekam kehidupan sekitar Klaten Stasiun Klaten
23 Merekam kehidupan Desa Bayat Bayat
39 Merekam wisata di Bukit Sidoguro & Rowo Jombor
97 Merekam wisata warisan Sunan Bayat
59 Merekam wisata warisan Sunan Bayat puteran miring gerabah & kehidupan para perajin gerabah
5
Peta Wisata Klaten Tepatnya dalam buku fotografi ini, rute menuju Desa Wisata warisan sejarah dari Sunan Bayat dan sebutan nama lain oleh orang setempate di Bayat yaitu Desa Wisata Bayat.
Bayat
Rute yang dilalui menaiki kereta api, turun dari kereta api tepatnya stasiun Klaten menggunakan jasa becak karena untuk angkutan menuju kawasan Desa Wisata Bayat lama menunggu angkutan umumnya. Dilanjutkan melewati terminal bus Klaten lalu mengikuti alur jalannya menuju Desa Wisata bayat.
6
Bayat
7
Bayat
8
D
esa Bayat diapit oleh Pegunungan Cakaran dan pegunung an seribu khusunya pegunungan seribu yang berbatasan dan berdekatan dengan daerah Gunung Kidul.
Bayat
Membentang pegunung an seribu
9
Bayat
10
Bayat
Pegunungan Cakaran dari sudut pandang berbeda.
11
Bayat
12
Merekam kehidupan sekitar Stasiun Klaten
Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; “Kaya� tanpa didasari kebendaan
Bayat
Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondho
13
Sejarah Stasiun Klaten
S
Bayat
tasiun klaten ini dibangun pada masa pemerintahan Belanda tahun 1910, tapi data lain ada juga yang menuliskan stasiun ini dibangun antara tahun 1903-1910. Saat memasuki lobi stasiun yang relatif lebih kecil dibandingkan Tugu Yogyakarta dan stasiun Balapan Solo, terasa suasana tenang dan jauh dari kesan hiruk pikuk kehidupan terminal sarana tranportasi umum kebanyakan.
S
tasiun Klaten Tempo Dulu. Tahun 1903 stasiun Klaten mulai dioperasikan NIS (Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda), Jawa Tengah. Stasiun Klaten (KT) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tonggalan, Klaten Tengah, Klaten. Stasiun yang terletak pada ketinggian +151 m dpl ini terletak di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun ini terletak dekat jalan by-pass yang melingkari Klaten dan memiliki 6 jalur KA.
Suasana di Stasiun Klaten di tahun 1903
14
Bayat
Stasiun Klaten di tahun 2011, foto pendukung atas, samping dan bawah dari kraton pedia.com
15
Bayat
Stasiun Klaten sepeninggalan pemerintahan penjajah belanda yang sudah dimodernisasi dan tetap mempertahankan desain bangunan lamanya.
16
Tugu obor Klaten bekas peninggalan sejarah Perjuangan Kemerdekaan di daerah Klaten.
Bayat
Letaknya di Jl. Pramuka ( Depan Stasiun Klaten ) Tugu Obor merupakan tugu peringatan Pe r j u a n g a n Ke m e r d e k a a n 1945-1950 dengan bertuliskan Granggang Makarti Ngusir Pe n j a j a h 1 9 4 5 Te t e p D a d i Trus Merdika 1946 Budi Daya Arjaning Jana Pada.
17
Bayat
Santai ngobrol bareng di pagi hari sebelum bekerja.
18
Bayat
19
Bayat
Seruput kopi hitam manis sembari sibuk melihat handphone di pagi hari sebelum bekerja.
20
Bayat
Delman pemilik bapak yang sedang santai duduk dengan temannya seruput kopi hitam manis, delmanku menunggu ditunggangi penumpang turun dari stasiun kereta api.
21
Bayat
22
Bayat
Tumbas bu’e ( beli bu ) sarapan pagi
23
Bayat
24
Merekam kehidupan memasuki Desa Bayat
Hidup sederhana itu indah. Hidup menurut ukuran dan takaran kita sendiri adalah bijaksana dari pada harus hidup penuh kepalsuan
Bayat
"Ojo Milik Barang Kang Melok; Ojo Mangro Mundak Kendo."
25
Bayat
26
Bayat
Langkah kaki meninggalkan stasiun kereta api, menelusuri Desa Wisata Bayat melihat kesederhanaan apa adanya di Desa ini dan wistanya.
27
Menelusuri Bayat melihat sudut pandang baru dari ketinggian, ditemani penambang batu kapur selama ditemani, berbincang - bincang pengalaman tentang kehidupan dirinya sebagai penambang.
“ Jenengan arep foto Bayat dari atas toh, jenengan ayo kutemenin yo ning gunung kapur iki, jenengan mesti kendel mendakine karo aku, kapan lagi jenengan iso dapet foto Bayat neng duwur gunung kapur. “
Bayat
Dirinya pun menawarkan untuk foto dalam sudut pandang berbeda Desa Bayat dalam bahasa jawa dan akhirnya tertarik mengabadikan Desa Bayat dari gunung kapur.
28
Bayat
Bagai air mengalir, semangatku mengalir deras
29
Bayat
30
Bayat
Sudut pandang baru , mendaki gunung kapur melihat pemandangan Desa Bayat, sejuk alami
31
Bayat
Kesederhanaan di pagi hari dan semangat di pagi hari mencari ilmu di sekolah
32
Bayat
Pagi jam 6.00 memeperhatikan p a r a s i s w a S D, S M P d a n SMA Desa Bayat berangkat sekolah selalu bersama - sama. Kesederhanaan mereka menuju sekolah dan belajar, ada yang menggunakan sepeda dan berjalan kaki. Mereka tetap bersemangat demi masa depan.
33
Bayat
Kerja kerasku di sawah tak akan sia-sia untuk keluargaku
34
Bayat
Di kanan kiri jalan memasuki Desa Wisata Bayat mata diimanjakan bentangan alam pegunungan seribu
35
Bayat
36
Bayat Petani membawa hasil panennya setelah bekerja di pagi hari.
37
Bayat
38
Bayat Pegunungan Cakaran berlokasi tepatnya memasuki kawasan Desa Wisata Bayat, dimanjakan pemandangan yang menyejukkan mata, merasakan aslinya kehidupan di desa ini
39
Bayat
40
Merekam wisata di Bukit Sidoguro Upacara Grebeg Syawal dan Festival dayung getek di Rowo Jombor
Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.
Bayat
Urip iku urup
41
Napas tak pernah berhenti semangat tak pernah padam. Langkah kaki menuju wisata perayaan Grebeg Syawal dan festival Dayung Gethek Bayat
42
T
F
estival dayung gethek adalah rangkaian wisata diadakan oleh Kabupaten Klaten diadakan setelah 6 hari lebaran festival ini diadakan di wisata Rawa Jombor. Acara ini bertujuan untuk menghidupkan kembali getek sebagai alat transportasi tradisional di Rowo Jombor. Selain itu juga sebagai sarana promosi wisata Rowo Jombor khususnya Kabupaten Klaten.
Bayat
radisi di Bukit Sidoguro dan Rowo Jombor Bayat, klaten setiap 1tahun sekali tepat pada bulan syawal tanggal 1-11 syawal diadakan perayaan nyebar ketupat & festival dayung getek. Perayaan nyebar ketupat di datangkan dari 22 kecamatan di Kabupaten Klaten, setiap kecamatan mengeluarkan 1 gunungan kupat bersama lauk pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan. Gunungan kupat ini dikumpulkan dari alun-alun Klaten dan dibawa menggunakan mobil terbuka sampai dengan bukit sidoguro. Setelah para gunungan kupat dan peserta gunungan kupat sampai di bukit sidoguro ,bupati Klaten dan wakil bupati Klaten membuka kegiatannya upacara grebeg syawal disambut juga oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Klaten, Camat Bayat, Masyarakat Desa, dan ditambah pengunjung dari luar Desa Bayat. Grebeg syawalan ini terdiri dari rangkaian yaitu 1. pembukaan oleh Bupati Klaten, 2. Ikrar, 3. Doa, dan 4. Pelaksanaa nyebar kupat yang diikuti peserta grebeg syawal, warga-warga sekitaran desa Bayat, dan pengunjung dari luar desa Bayat.
43
Tradisi budaya upacara Adat Grebeg Syawal, bisa dilihat seminggu setelah berlebaran dan diadakan dalam kawasan wisata Bukit Turis Bayat.
Bayat
44
Bayat
45
Bayat
Pager ayu dan pager bagus penerima tamu undangan dan peserta ketupat Grebeg Syawal menuju bukit Sindoguro.
46
Bayat
47
Bayat
48
Bayat
Prosesi penyerahan seserahan dari pager ayu pager bagus kepada Bupati Klaten untuk pembukaan acara Grebeg Syawal.
49
Bayat
Sudut pandang dari atas prosesi pembukaan grebeg syawal oleh Bupati Klaten dan ketupat grebeg syawal yang sudah diatur barisannya.
50
Bayat
Dengan khidmat para masyarakat dan polisi mendengarkan pidato dari Bupati Klaten.
51 Antusias warga Desa Bayat dan wisatawan selain wisatawan di Desa Bayat dalam acara ketupat Grebeg Syawal berebut ketupat, makanan lainnya untuk dimakan dan dibawa pulang.
Bayat
Antusias berebutan menarik ketupat tradisi rebe Syawal.
52
Bayat
53
D
alam festifal getek, peserta tidak menggunakan peralatan sepereti dayung atau stang untuk membantu laju gethek yang terbuat dari bambu yang dirakit dalam mencapai garis akhir peserta hanya memanfaatkan kedua tangannya dalam menggerakkan laju gethek, sehingga permainan semakin meriah. Yang merangsang untuk bersemangat mengikuti lomba gethek juga lomba menangkap itik di Rowo Jombor. Bagi peserta lomba gethek yang dapat menangkap itik akan mendapatkan uang sebanyak Rp 300 ribu.
S
ebelum lomba gethek diadakan menangkap bebek, menangkap bebek ini mencuri perhatian pengunjung dalam Festival Gethek Dayung Rowo Jombor Bayat. Festival gethek diadakan setelah selesai upacara Grebeg Syawal, kedua acraa ini bagian wisata dari Kabupaten Klaten dan juga diadakan setelah berlebaran.
Bayat
Suasana para peserta sebelum dimulainya Festival Gethek, Rowo Jombor Bayat. Berebutan menangkap bebek.
54
Bayat
55 Garis mulai festival dayung gethek, Rowo Jombor
Bayat
56
Bayat
123 ya ! mendayung cepat saling kompetisi menuju garis akhir
57
Bayat
kelelahan mendayung sampai garis akir tampak raut wajah dari para peserta
58
Bayat
59
Bayat
60
Merekam wisata warisan Sunan Bayat puteran miring gerabah & kehidupan perajin gerabah
ses eoran g y a ng sel a l u seny a p / lenyap dalam perebutan / pembagian penghargaan dan pujian, tapi selalu hadir dan bersemangat dalam berkarya dan bekerja, juga aktif dalam menyemangati temantemannnya dalam menjalani setiap pekerjaan
Bayat
Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe
61
Menyelesuri wisata warisan sejarah Sunan Bayat gerabah puteran miring Bayat
62
G
erabah Desa Bayat ini salah satu ciri khas wisata gerabah yang menggunakan teknik puteran miring diwariskan oleh Sunan Bayat khususnya untuk perempuan karena alat ini diperuntukan perempuan dari turun temurun , dan berbagai bentuk macam-macam gerabah yang dijual, anda juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan gerabah oleh para perajin gerabah. Apa yang menginspirasi masyarakat Bayat untuk menggunakan teknik putaran miring ini? Menurut keterangan dari Bapak Sumilih, Ketua Desa Wisata Melikan, kecamatan Bayat.
T
Bayat
eknik ini digunakan dikarenakan dahulu Sunan Bayat mewariskan dan mengajarkan pembuatan gerabah di Desa Bayat menggunakan puteran miring. Dominan pengrajin gerabah berasal dari kaum perempuan, waktu dahulu kala mereka biasa bekerja membuat gerabah dengan menggunakan kebaya dan kain jarik untuk menjaga kesopanan, para perempuan ini menggunakan teknik putaran miring yang mengharuskan mereka duduk miring. Dengan posisi miring seperti itu, mereka menjaga etika kesopanan dengan tidak membuka paha ketika bekerja. Ditambah lagi, secara ergonomis, teknik putaran miring memberikan kemudahan kaum perempuan yang memakai kain jarik panjang untuk bekerja karena mereka tidak harus menekuk kakinya. Teknik putaran miring memudahkan tanah liat yang akan dibentuk untuk melebar karena adanya gaya gravitasi sehingga produk dapat dibuat dengan mudah dan cepat tanpa mengeluarkan tenaga yang lebih seperti pada teknik putaran datar. Untuk membuat satu produk gerabah dengan menggunakan putaran miring diperlukan waktu sekitar 3-5 menit tergantung tingkat kesulitannya. Adapun kelemahan dari teknik putaran miring ini adalah gerabah yang dihasilkan harus dalam ukuran kecil dan pendek dan tidak bisa digunakan untuk membuat gerabah dalam ukuran besar dan tinggi. Ukuran maksimal gerabah yang dihasilkan adalah dengan lebar maksimal 23 cm dan tinggi maksimal 30 cm.
63
Bayat
64 Kawasan wisata warisan sejarah Sunan bayat gerabah Desa Bayat, masyarakat menjual berbagai macam bentuk gerabah yang mereka buat
Bayat
65
Fakta ini menggambarkan betapa teknik putaran miring mendapatkan perhatian dari dunia internasional. Professor Chitaru Kawasaki adalah ketua jurusan keramik di Universitas Kyoto Seika yang terletak di Kyoto, Jepang. Selain meneliti teknik putaran miring Bayat, dia juga berjasa dalam mengembangkan desain gerabah yang dihasilkan di Desa ini.
Bayat
“Professor Chitaru Kawasaki pernah mendatangi ke Desa Melikan Kecamatan Bayat untuk meneliti tentang teknik putaran miring karena di sini merupakan satu - satunya daerah yang masih menggunakan teknik ini yang diwariskan dari Sunan Bayat. Beliau pertama datang ke sini pada tahun 1992,� demikan diungkapkan oleh Bapak Sumilih mengawali obrolan santai di laboratorium gerabah yang terletak di seberang jalan Balai Desa Melikan.
66
Bayat
67
Bayat
68
Bayat
Nampak tungku di lab gerabah Desa Bayat yang sudah tidak terpakai lagi, lab ini digunakan jika banyak rombongan wisatawan dari luar Desa Bayat untuk belajar membuat gerabah dengan teknik puteran miring.
69
Bayat
Hampa dan kosong laboratorium gerabah yang ditinggalkan lama oleh para perajin gerabah.
70 Workshop penjual gerabah Desa Melikan, Bayat Klaten.
Bayat
71
Bayat
72 Jalan masuk menuju rumah-rumah para perajin gerabah masih bertahan dengan membuat dan menjual kerajinan gerabahnya kawasan Bayat. Di dalam jalan masuk kini kiri kanan bisa melihat perajin gerabah dengan hasil kerajinannya
Bayat
Pagi-pagi menjemur gerabah yang sudah diselesaikan, kemudian tahap selanjutnya pembakaran gerabahnya
73
Bayat
Puteran miring warisan sejarah peninggalan Sunan Bayat, Desa Bayat
74
Bayat
75
Bayat
76
Bayat
Ketelitian membuat gerabah dengna puteran miring
77
Bayat
Puteran miring alat rutinitas para perajin membuat gerabah.
78
Bayat
79
Bayat
Mengaduk adonan tanah liat sebelum membuat gerabahnya
Memutar adonan tanah liat dengan teliti sesuai ukuran yang dipesan
80
Bayat
Ketelitian membuat tekstur lapisan luar
81
Bayat Gerabah pot batik milik perajin Bapak Eko, gerabah yang dikerjakan pesanan dari Semarang, selain pot batik dikerjakannya, ia juga mengerjakan mangkok gerabah batik
82
Bayat
Kupahat penuh kesabaran dan ketelitian lalu kujualkan kar ya gerabahku untuk ekonomi keluargaku dan ekonomi desa ini.
83
Bayat
Texture pahat Bapak Eko. Gerabah pot batik milik Bapak Eko
84
Bayat
Hasil kerajinan gerabah pot batik milik Bapak Eko
85
Bayat
Ulet & teliti mengerjakan gerabah
86
Bayat
Kerendahan hatimu dan senyummu menerima kedatangan tamu dari luar.
87
Bayat
88
Bayat
Ibu-ibu menger jakan ukiran di gerabah pot besar santai, teliti perlahan dan kesabaran
89 Menurut keterangan wawancara dari Bapak Sumilih selaku Ketua Desa Melikan, Kecamatan Bayat. Pembakaran tradisional mengunakan tungku besar , kayu bakar , batu bata dan dibakar dengan daun munggur. Warna natural yang dihasilkan karena tanah yang digunakan khusus, dicampur dengan sedikit pasir. Hasil yang dihasilkan dari gerabah di Desa ini cukup dikenal sampai dengan wilayah Solo , Yogyakarta , dan Semarang. Karena ciri khasnya adalah hasil gerabahnya dihasilkan cokelat kehitaman.
Pembakaran Gerabah Desa WIsata Bayat.
Bayat
Sementara di wilayah Desa Wisata Kasongan tepatnya di yogyakarta berbeda hasil cokelat kehitamannya menggunakan tambahan pewarna
90
Bayat
91
Bayat
Kutunggu dan kukerjakan sampai selesai gerabahku.
92
Bayat
Masaku sudah tua namun semangatku tetap membara
93
Bayat
94
Gerabah celengan anak-anak
Gerabah tungku untuk keperluan dapur dan memasak sate
Bayat
Gerabah vas bunga
95
Bayat
Berhenti sejenak, bahu membahu semangat bekerja mengumpulkan bahan baku gerabah
96 Pekerja penggiling bahan baku kerajinan gerabah. Bahan baku gerabah pun juga sulit di dapatkan karena makin menipisnya lahan tanah di kawasan Bayat bagi para perajin gerabah, seperti itu informasi yang didapatkan saat berbincang - bincang dengan pekerja penggiling bahan baku dan beberapa perajin, tetapi para perajin tetap bertahan dengan mata penchaiannya yang mereka kerjakan walaupun bahan bakunya makin menipis.
Bayat
Kesederhanaan dan kerja keras pekerja penggiling bahan baku kerajinan gerabah
97
Bayat
98
Merekam wisata peninggalan Sunan Bayat / Panandaran, Desa Bayat.
Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar
Bayat
Suro Diro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti
99
Bagai air yang mengalir, perjalanan tanpa henti menyelusuri wisata warisan Sunan Bayat. Bayat
100
W
G
apura-gapura di dalam kompleks makam bercirikan Hindu. Kompleks makam berada di Gunung Cokro Kembang, bagian dari perbukitan Gunung Jabalkat, terdiri dari beberapa bagian penting. Dimulai dari pintu gerbang pertama Gapura Segara Muncar, lalu Gapura Dhuda, dan pintu ketiga Gapura Pangrantungan. Gapura Pangrantungan adalah “garis finis� dari kurang lebih 250 anak tangga menuju makam. Di dekat gapura terdapat Bangsal Nglebet (untuk pengunjung wanita) dan Bangsal Jawi (untuk pria). Kedua bangsal berfungsi sebagai lokasi transit dan beristirahat karena menapaki anak tangga.
Bayat
isata warisan sejarah Sunan Bayat. Wisata yang datangi kali ini memang sebuah makam, tapi bukan sembarang makam melainkan peninggalan Sunan Bayat. Terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, makam Tembayat adalah tempat peristirahatan terakhir dari Sunan Bayat atau yang dikenal juga dengan nama Ki Ageng Pandanaran, salah satu tokoh penyebar agama Islam yang juga adalah murid dari Sunan Kalijaga. Yang menarik, wisata ini berada di lingkungan yang asri diatas perbukitan Gunung Jabalkat. Kompleks pemakaman ini adalah salah satu yang termegah di era Kerajaan Mataram. Untuk sampai ke puncaknya, kamu mesti menapaki 250 anak tangga dan melewati gapura yang kental dengan nuansa Hindu—yang menunjukkan peralihan budaya Hindu ke Islam. Kompleks makam Sunan Bayat merupakan salah satu kompleks mauseleum termegah di era Kerajaan Mataram. Bagianbagian bangunan arsitekturalnya menunjukkan peralihan budaya Hindu ke Islam.
101
Bayat
Sudut pandang atas komplek wisata warisan Sunan Bayat, Makam Sunan Bayat
102
Bayat
103
Bayat
Gerabah juga sebagai buah tangan dari wisata warisan sejarah Sunan Bayat. Penjual gerabah menunggu jualan gerabahnya di kawasan pintu masuk wisaata sejarah ini.
104
Bayat
Gapura segara muncar merupakan gapura pertama yang dilalui para penziarah dan wisatawan menjadi pintu masuk komplek wisata religi makam Sunan Bayat. Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten
105
Bayat
Gapura Dhuda ini berada di samping tempat pembelian karcis masuk penziarah. Gapura ini ciri khas dari peralihan budaya Hindu ke Islam.
106
Bayat
Gapura Dhuda ini berada di samping tempat pembelian karcis masuk penziarah. Gapura ini ciri khas dari peralihan budaya Hindu ke Islam.
107
Bayat
108
Bayat
Segerombolan penziarah dari luar daerah Bayat berziarah wisata warisan Sunan Bayat
109
Bayat
110 Memasuki ke wisata makam Sunan Bayat perlahan - lahan menaiki anak tangga berjumlah 250 anak tangga, karena dari awal sejarah bangunan ini dibangun pada per mukaan gunung Jabalkat Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.
Bayat
Anak tangga wisata Makam Sunan Bayat
111
Bayat
Alon - alon asal kelakon
112 Penziarah sesudah menaiki anka tangga dari bawah, menitipkan sandal / sepatu sebelum menaiki anak tangga masuk ke pintu masuk komplek Makam Sunan Bayat.
Bayat
113
Bayat
Penziarah sesudah menaiki anak tangga dari bawah, menitipkan sandal / sepatu. Diwajibkan bagi yang beragama Islam untuk menunaikan sholat dahulu.
114
Bayat
Dekat Gapura Pangrantungan terdapat Bangsal Nglebet (untuk pengunjung wanita) dan Bangsal Jawi (untuk pria). Kedua bangsal berfungsi sebagai lokasi transit ,beristirahat karena menapaki anak tangga dan penerimaan pendaftaran penziarah yang datang.
115
Bayat
Gapura Pangrantungan pening g alan sejarah Sunan Bayat.
116
Bayat
Sesudah melewati Gapura Pangrantungan akan melihat tempat Bangsal Jawi peninggalan sejarah Sunan Bayat. Bangsal Jawi juga sebagai tempat pendaftaran penziarah atau wisatawan ingin dipandu oleh pemandu sejarah wisata makam Sunan Bayat.
117
Bayat
Setelah melewati bangsal jawi lanjut melewati lorong makam para sahabat Sunan Bayat / Sunan Panandaran.
118
Bayat Komplek makam para sahabat Sunan Bayat
119
Gapura ini tertera tulisan / prasasti yang lebih jelas bunyinya “ Wisaya Hanata Wisiking Ratu ‘‘ (sebelah utara). Makna tersebut menunjukan tahun pembuatan, Wisaya = 5, Hanata = 5, Wisik = 5, Ratu = 1, ini berarti gapura didirikan tahun 1555 Saka. Bayat
Setelah melewati Gapura Panemut, akan melewati Gapura Pamuncar, Gapura Balekencur dan Gapura Prabayeka akses menuju pintu masuk makam Sunan Bayat
120
Bayat
Gapura Pamuncar
Gapura Balekencur
121
Bayat
Gapura Prabayeksa, gapura ini merupakan gapura terakhir ke Makam Sunan Bayat, yang mana setelah melewati gapura ini, terdapat gentong,. Gentong tersebut bernama Gentong Sinogo. Gentong berasal dari tanah liat dan cikal bakal Sunan Bayat mengajarkan pembuatan kerajinan gerabah di Desa Bayat.
122
Bayat
Air didalam gentong sinogo dipercaya membawa berkah urusan kehidupan. Gentong Sinogo bukti warisan gerabah yang di prakasai oleh Sunan Bayat.
123
Bayat
Juru doa termenung sejenak menunggu para penzirah yang bedoa di makam Sunan Bayat.
124
Bayat
Di dalam bangunan inilah Sunan Bayat dimakamkan. Makam Sunan Bayat terdapat di tengah bangunan tersembunyi dalam bilik kayu berbentuk persegi mirip seperti Ka’bah di Mekah.
125
Bayat
126 Setelah selesai berdoa di dalam M a k a m S u n a n B ayat , m e re k a dipersilahkan meminum air dari Gentong Sinogo karena menurut mitos dari cerita juru kunci Makam, air ini mampu membawa berkah urusan pekerjaan dan rezeki.
Bayat
127
Fotografi bukan soal gayagayaan semata, tapi ini jalan hidup.
Bayat
As far as I am concerned, taking photographs is a means of understanding which cannot be separated from other means of visual expression. It is a way of shouting, of freeing oneself, not of proving or asserting one’s own originality. It is a way of life.
128
Bayat
Mahasiswa yang otodidak dengan fotografinya berasal dari Jakarta, Indonesia. Saya menggunakan fotografi sebagai alat untuk merekam dan berinteraksi setiap orang di sekitar saya. Red & White Publishing 2015 Cover design : Dimas Faiz Hartomo Putro Cover Photo : Dimas Faiz Hartomo Putro Layout Design : Dimas Faiz Hartomo Putro
129
Glosari Daun Munggur
Gentong Sinogo
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia dan warisan dari Sunan Bayat adalah gerabahnya beserta puteran miring.
Daun munggur adalah daun yang digunakan saat proses pembakaran gerabah, Penggunaan daun itu menghasilkan warna hitam mengkilat.
Gentong sinogo adalah bentuk cikal bakal gerabah dimulai di Desa Bayat hingga menjadi Desa Wisata Bayat.
Puteran Miring
Grebeg Syawal
Sebuah alat yang diwariskan dari Sunan Bayat kepada perajin gerabah di Desa Wisata Bayat.
Grebeg Syawal yaitu upacara adat dan tradisi warga Desa Bayat menyambut kemenangan setelah sebulan penuh ber puasa , dan diadakan setelah 6 hari lebaran. Dimeriahkan dengan perebutan ketupat, makanan, lauk-pauk, dan sayur-sayur buah-buahan.
Bayat
Gerabah
130
Glosari Festival Dayung Gethek
Urip iku urup
Desa Wisata Bayat terletak berada di tenggara Kabupaten Klaten Jawa Tengah, jarak ditempuh dari Klaten menuju Desa Wisata Bayat yaitu 14 KM, dan akses angkutan pun sangat sulit ditemukan.
Festival dayung getek rangkaian wisata diadakan oleh Kabupaten Klaten diadakan setelah 6 hari lebaran festival ini diadakan di wisata Rawa Jombor.
Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.
Tumbas
Sedulur
Tumbas adalah bahasa jawa halus yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah membeli
Sedulur adalah bahasa jawa halus yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah saudara atau kawan
Bayat
Desa Wisata Bayat
131
Maturnuwun Bayat
132
Sedulur Bayat