Laporan Kegiatan Diskomfest 7

Page 1

LAPORAN KEGIATAN


2

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect


daftar isi Sambutan

04

Pengantar

05

diskomfest7

09

pelaksanaan kegiatan

13

rincian dana

39

susunan kepanitiaan, delegasi, ponsor & media

42

Laporan Kegiatan

|

3


/sambutan

Indiria Maharsi, M.Sn. Ketua Prodi Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu. Dinamika berpameran menjadi ‘tugas’ wajib bagi para mahasiswa DKV ISI Yogyakarta. Karena dari sanalah para mahasiswa bisa berkomunikasi kepada masyarakat luas lewat karya-karya mereka. Dari sana pula karya tersebut menjadi karya seni yang bisa diapresiasi maupun dikritisi oleh para pemerhati seni maupun masyarakat luas. We Infect And Re-Collect

Patut disyukuri bahwa pameran Diskomfest menjadi agenda rutin dari kegiatan Program Studi Disain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta. Pameran ini dalam setiap periodenya menghadirkan tema-tema yang beragam dan selaras dengan konteks atau spirit jaman pada saat itu. Sehingga dengan demikian dinamika berkarya dan berpameran para mahasiswa DKV ISI Yogyakarta dalam setiap pagelarannya menjadi dinamis dan segar dengan ide-ide baru. Atas nama lembaga, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada panitia yang telah dengan sigap bekerja dan tanpa lelah mewujudkan pameran Diskomfest ini. Demikian pula kepada seluruh peserta pameran yang telah menampilkan karya terbaiknya. Serta para mahasiswa DKV ISI Yogyakarta yang telah ikut

Diskomfest 7

|

serta memeriahkan acara ini. Semoga kegiatan ini menjadi catatan sejarah penting yang tertulis dalam lembar perjalanan kiprah DKV ISI Yogyakarta dalam dunia seni rupa di Indonesia. Demikan sambutan ini saya sampaikan, terima kasih dan selamat berpameran. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Om Santi, Santi, Santi, Om.

4


/pengantar

Faruza Arkan Ketua II Diskomfest 7

Diskomfest & Tema Sebelum membuka lebih jauh cetakan ini, pertama saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada orang-orang keren yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hajatan kami ini. Terimakasih pula untuk Sang Kreator Tuhan Y.M.E yang melancarkan semuanya. Tidak lupa juga untuk para pengunjung yang sudah membuat kami ada. Yang kedua, sedikit ingin saya ceritakan tentang Diskomfest sejak awal kemunculannya sampai saat ini yang sudah menggandeng angka tujuh. Berdasarkan cerita dari Mbak Santi Indieguerillas yang saya temui dengan beberapa teman panitia di rumahnya beberapa waktu lalu, dia menceritakan sedikit tentang Diskomfest. Bahwa Diskomfest itu muncul sebagai sebuah kegiatan senang-senang sebelum menjadi format sebuah acara festival seperti saat ini. Kehadirannya juga dilakukan untuk persiapan acara-acara lain termasuk sebuah ajang kumpul mahasiswa DKV se-Indonesia KMDGI. Disini terlihat cara kami untuk berkumpul dan berkegiatan di luar wilayah akademis. Mulai dari ngumpul di parkiran kampus sampai bermain basket kami lakukan untuk sekedar bersenang-senang, dan sampai akhirnya setelah semakin sering berkumpul, berkegiatan, dan bersenangsenang bersama kami semakin siap dan kompak untuk mengikuti kegiatan di luar. Lalu pada akhirnya di tahun 2004 Diskomfest menjadi sebuah festival DKV. Bisa dibilang bahwa wujud Diskomfest ini muncul dari adanya rasa tidak puas. Tidak puas akan atmosfer dan acara-acara DKV yang gitu-gitu saja dan dinilai semakin kaku. Atau mungkin juga karena karakteristik dari kami yang gemar berselebrasi atau senang-senang dalam mengekspresikan suatu hal. Mungkin karakteristik itu yang menjadi alasan kemunculan Diskomfest. Kami punya cara sendiri untuk memecahkan masalah, kami punya cara sendiri untuk bicara persoalan DKV, kami punya cara sendiri untuk menyuarakan kreatifitas atau gagasan. Karena bagaimanapun tiap orang punya caranya masing-masing

Laporan Kegiatan

|

5


untuk menyuarakan kreatifitas, dan di Diskomfest kreatifitas atau gagasan itu perlu dirayakan. Diskomfest juga merupakan wujud aksi atau gerakan dalam mengembangkan ide-ide atau insight yang didapat. Rasanya percuma jika ilmu atau gagasan yang didapat dalam perkuliahan maupun diluar perkuliahan hanya disimpan dan untuk kepentingan sendiri, lalu

kami memutuskannya berbagi

dengan cara merayakannya. Pada

Diskomfest pertama, dengan tema “Study Hard, Play Hard” semangat

selebrasi itulah yang mulai diusung untuk dikenalkan pada masyarakat. Tidak muluk-muluk mengenai bentuk acara seperti apa, karena Diskomfest pertama We Infect And Re-Collect

hadir sebagai wujud perkenalan mengenai siapa kami dan bagaimana cara kami berkomunikasi. Terlihat semangat kami untuk belajar namun juga tidak lupa bersenang-senang. Pada Diskomfest kedua, dengan tema “Challenging Heroes” kami mengangkat gagasan mengenai desainer lokal yang tak kalah keren dengan desainer internasional. Lalu pada Diskomfest ketiga “Ring of Fire”, keberagaman mahasiswa DKV ISI yang menjadi ide dasarnya. Mulai dari keberagaman metode kreatif, referensi, sampai gaya visual yang menjadikan Diskomfest mampu bertahan. Diskomfest keempat dengan tema “Culture Expansion” Diskomfest mencoba mengajak masyarakat secara langsung untuk ikut merayakannya. Bersama dengan masyarakat Kotagede kami berkarya bersama dengan membuat sign system,

Diskomfest 7

|

mural, dan komik. Dalam diskomfest keempat ini, peran desainer harus mampu mengurai ego dan idealisnya. Desainer tidak dapat memaksakan referensinya kepada masyarakat, karena tiap orang memiliki pengalman artistiknya masingmasing. Diskomfest kelima “Lokalisasi, untuk Lokal Solusi” adalah respon kami terhadap permasalahan sehari-sehari yang bersangkutan dengan ruang publik. Dimana ruang publik yang seharusnya sebagai fasilitas publik seringkali dimanfaatkan oleh kepentingan lain baik dari personal sampai politik. Lalu pada

6


tahun kemarin Diskomfet keenam mengangkat tema “Future Food” yang memberikan gagasan seputar makanan alternatif dan ketahanan pangan di Indonesia. Pada akhirnya, kami sampai pada angka ketujuh di tahun ini. Ah, serius sudah ketujuh? sudah bukan usia yang muda lagi untuk sebuah acara dua tahunan. Bukan perkara mudah awalnya untuk menentukan kelanjutan dari Diskomfest ini, bahkan sempat berpikiran untuk tidak melanjutkannya lagi kalau hanya mengatasnamakan tradisi turun-temurun. Namun, apa iya kita mau berhenti begitu saja? Apa iya kita tidak ingin berkegiatan lagi? Lantas apa lagi yang bisa kita bagi ke orang lain kalau bukan lewat Diskomfest? Kerja Kolektif, Kerja Toleransi Proses panjang kami jalani kurang lebih dalam satu tahun. Pada akhirnya gagasan soal kerja kolektif dengan tema “We Infect and Re-Collect” muncul sebagai judul yang kami usung untuk Diskomfest 7. Mulanya gagasan tersebut tidak muncul begitu saja, kedekatannya dengan pergerakan anak muda sekarang menjadi salah satu faktornya.

Praktik kerja kolektif di sini diartikan sebagai suatu prosaes kerja

dimana hierarki tidak terlalu penting, namun peran penanggung jawab tetap diperlukan. Selain hal tersebut, praktik kerja kolektif dinilai sebagai praktik kerja dengan individu yang beragam (multidisiplin) dan bekerjasama untuk menghasilkan satu tujuan yang sama. Dengan mengedepankan komitmen tinggi dan memiliki tujuan yang sama tersebut yang membuat praktik ini berjalan dengan baik. Jika kita tarik mundur, sebenarnya kerja kolektif telah menjadi akar dari negara kita. Jika boleh sedikit mengingat juga, kita memiliki semboyan negara “Bhinneka Tunggal Ika”, yang memiliki artian berbeda-beda tapi tetap

Laporan Kegiatan

|

7


satu. Bisa kita lihat dan mungkin masih ada didekat kita bentuk-bentuk gotong royong seperti kerja bakti yang sudah dilakukan dari jaman dahulu oleh bangsa kita. Jika coba diurai lagi mengenai kerja kolektif, ada suatu bentuk keterbatasan dari tiap personal maupun suatu kelompok yang pada akhirnya kerja kolektif menjadi alternatifnya. Kalau tidak mampu dilakukan sendiri ya bekerjasamalah dengan orang lain. Kalau ada suatu kelompok dengan lubang yang kosong, tutuplah lubang tersebut jika merasa mampu. Pada akhirnya, itu yang menjadi titik pacu kemunculan beragam kolektif. Berangkat dari beragamnya tiap personal dalam sebuah kolektif membuat bentukWe Infect And Re-Collect

bentuk kolektif itu sendiri menjadi beragam pula. Namun, munculnya beragam kolektif tidak serta merta disambut baik oleh semua pihak. Keberagaman kolektif masih dibarengi dengan konflik-konflik antar kelompok. Keberagaman masih menjadi pertanyaan besar. Masih banyak usaha-usaha untuk menyeragamkan di berbagai sektor. Ambil contoh keberagaman beragama yang selalu menjadi masalah yang berlarut-larut. Begitu pula dalam urusan keberagaman suku, ras, dan kebudayaan sampai akhirnya tindakan rasisme dan fanatisme menjadi marak di Indonesia. Kerja

kolektif

sendiri

memiliki

keberagaman

sesuai

dengan

tujuan

kolektif tersebut dibangun. Mulai dari kerja kolektif sebagai wadah seperti

Diskomfest 7

|

komunitas dan ruang kolektif, atau bentuk kerja kolektif yang berorientasi sosial maupun komersial, serta tidak menutup kemungkinan bentuk-bentuk kerja kolektif yang dibangun melalui jalur maya.

8


DISKOMFEST7

Laporan Kegiatan

|

9


/tema

We Infect and Re-Collect Semangat kolektif yang mulai dilupakan dengan adanya teknologi telepon genggam, menjadikan ruang interaksi secara riil berkurang. Sebagian orang lebih asyik membuka ruang interaksi secara maya. Baik jika kemudian ruang maya dapat dihidupkan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna, namun pada kenyataannya, orang justru menjadi lebih egois karena segala apa yang tiap personal sukai selalu ada, dan bahkan menjadi menjebak orang tersebut.

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect

Kami sadar bahwa ruang maya justru banyak yang tidak mempergunakannya untuk

sarana

berkomunikasi,

namun

untuk

kebutuhan

diluar

fungsi

membangun komunikasi. Dari hal ini kemudian kegiatan “srawung� (dalam bahasa Jawa berarti “berkumpul�) akhirnya mulai dilupakan. Sudah banyak jokes yang beredar mengenai anak muda zaman sekarang jika nongkrong hanya memperhatikan telepon genggam dan justru lupa untuk saling berinteraksi. Kami sebagai desainer, insan yang akan menghadapi berbagai kerja kolektif kedepannya, sadar bahwa desain sejatinya adalah untuk kepentingan bersama. Oleh karena itu kami menyebarkan semangat untuk ber-kolektif. Semangat untuk saling berbagi dan berkumpul. Semangat untuk peka dengan orang-orang di sekitar. Semangat untuk peduli dan memulai komunikasi. Di sinilah Diskomfest 7 muncul untuk menghidupkan, memaknai, dan mengingatkan kembali mengenai kerja kolektif.

10


/konsep festival

Dilaksanakan: 16 - 18 Desember 2016 Di Jogja National Museum (JNM) Jalan Prof. Prof. Ki Amri Yahya No. 1, Gampingan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Menghadirkan konsep festival disain yang berbeda dari Diskomfest yang sebelum-sebelumnya. Diskomfest 7 menganggap bahwa sebuah karya disain tidak lagi sebatas karya-karya yang indah secara tampilan visual, namun bagaimana proses sebuah karya tersebut tercipta, baik dalam pertimbangan khalayak tujuannya, materialnya, bentuknya, di mana akan “diletakkan�, bahkan hingga pesan moral atau citra seperti apa yang ingin disampaikan. Dengan tema kerja kolektif yang diangkat, Diskomfest 7 memperlihatkan pengaplikasian disain yang punya visi misi membawa kepentingan-kepentingan kolektif sebuah komunitas/group dan membagikannya kedalam skena youth culture. Partisipan pameran dalam event ini, ditantang kreativitasnya dalam menggarap karya desain komunikasi visual dan atmosfer kerja kolektif tersebut. Dengan konsep festival yang sedemikian rupa, pengunjung akan sangat dimanjakan dengan semua fasilitas dan rangkaian acara yang ada di Diskomfest 7 tanpa harus membeli tiket masuk.

Exhibition Menampilkan 6 gagasan utama (publishing, internet, fashion, musik, film, dan kustom kulture) dan 3 gagasan pendukung dari partisipan DKV (mahasiswa, dosen, alumni, delegasi) serta interdisiplin.

Studio Delegasi Memfasilitasi delegasi dengan alat-alat dan material kerja desain dalam sebuah ruang. Setiap peserta delegasi dari berbagai kampus dapat berkumpul, bertukar gagasan, dan membuat karya bersama.

Laporan Kegiatan

|

11


We Infect And Re-Collect | Diskomfest 7

Panggung Musik 3 hari, 3 atmosfer, 1 panggung, dan puluhan musisi lokal maupun nasional, siap memberikan pengalaman baru di sebuah pertunjukan musik.

Pra-event Merupakan proses produksi karya bagi para partisipan dengan programnya masing-masing yang kemudian karya akan dipamerkan di Diskomfest 7.

‘drugs’ Store Toko buah tangan spesial dari Diskomfest 7 yang menarik dan diproduksi terbatas khusus saat acara Diskomfest 7.

Suasana + Sistem Navigasi Sebuah laboratorium dengan sistem navigasi dan informasi yang memudahkan akses para pengunjung saat berada di area Diskomfest 7.

Bazaar Sebuah area pasar yang akan memanjakan pengunjung dengan barang-barang unik dan kuliner dari para pelaku industri kreatif. Komunitas Sebuah ruang bagi para komunitas di Jogjakarta untuk menunjukan produk maupun proses kreatif mereka kepada para pengunjung Diskomfest 7. Talks Ruang diskusi mengenai tema Diskomfest 7 dengan menghadirkan para praktisi yang sangat berpengalaman di bidangnya dan agenda ini akan dibuka untuk umum.

12


pelaksanaan kegiatan

Laporan Kegiatan

|

13


/susunan kegiatan

DAY 1 (Jum’at, 16 Desember 2016) - Opening (Ketua Panitia I & II, Bpk. Indiria Maharsi, S.Sn., M.Sn., dan Rocka Radipa)

- Perform

We Infect And Re-Collect | Diskomfest 7

(Chaos Projection, CraftmanshitxSludgs, & BARASUB)

- Live Graffiti

19.00 WIB 19.15 WIB

(Diskomgraff)

- Music Performance: Meranti

20.35 WIB

OLSKI

21.10 WIB

Rubah di Selatan

21.45 WIB

22.20 WIB

DEUGALIH & Riri Febi

DAY 2 (Sabtu, 17 Desember 2016) Open Gate

10.00 WIB

- Creative Sharing

13.00 WIB

((Niaga Hoster & Desain Grafis Indonesia (DGI))

- Screening

(Kotakhitam)

- Studio Gigs

(Calling Attack)

15.00 WIB 15.00 WIB 21.10 WIB

- Music Performance: TURGUN

21.45 WIB

DJ LANA

22.20 WIB

DJ STANIZTERS

22.00 WIB

DJ SANJONAS

22.30 WIB

DJ SHNDS

14


DAY 3 (Minggu, 18 Desember 2016) Open Gate

10.00 WIB

- Workshops 13.00 WIB

(Wesellbadworks and Sekartaji Pawon Studio)

- Creative Sharing - Studio Gigs

(HONFablab and Lepaskendali Labs)

15.00 WIB 15.00 WIB

(Calling Attack)

- Music Performance: MAMAHIMA

18.48 WIB

WIROX SERIGALA

19.05 WIB

KAVALERI

19.30 WIB

KOPI LOEWAK

19.55 WIB

PATAS

20.28 WIB

ERWE

20.45 WIB

JENNY

21.38 WIB

Laporan Kegiatan

|

15


Diskomfest merupakan festival disain dua tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa/i Disain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta, hadir kembali untuk kali ketujuh. DISKOMFEST 7 mengangkat tema mengenai kerja kolektif yang dikemas dengan rangkaian festival desain bertajuk “We Infect and Re-Collect�. Dihelat selama tiga hari (16 – 18 Desember 2016), di tempat bersejarah dan punya dampak besar dalam perkembangan seni dan desain

Jogja National Museum, dulunya bangunan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI).

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect

di Indonesia khususnya di Yogyakarta,

16


Laporan Kegiatan

|

17


We Infect And Re-Collect | Diskomfest 7

Diskomfest 7 kali ini adalah sebuah upaya, mewadahi dan mempertemukan keberagaman individu-individu yang berprinsip kerja kolektif, dalam sebuah hajatan festival desain.

18


Laporan Kegiatan

|

19


We Infect And Re-Collect | Diskomfest 7

Resmi dibuka dengan sambutan dari ketua panitia I; Azhar Fathurrohman Wijaya, Ketua II; Faruza Arkan, Kaprodi Desain Komunikasi Visual; Indiria Maharsi, M.Sn., dan alumnus; Rocka Radipa, ditutup dengan penampilan meriah oleh pertunjukan dari sahabat kami dari Fak. Seni Pertunjukan jurusan tari sebagai tanda resmi DISKOMFEST 7 telah dibuka, juga turut diramaikan dengan perform dari Chaos Projection, Craftmanshit x Sludgs, dan BARASUB.

20


Laporan Kegiatan

|

21



Berbeda dari Diskomfest sebelumnya, tahun ini Diskomfest 7 banyak melibatkan para alumnus, sahabat dalam dan luar kampus, komunitas, kolega, dosen, perusahaan, dan instansi untuk menampilkan proses kerja kolektif mereka masing-masing.

Laporan Kegiatan

|

23


Kehadiran delegasi dari berbagai kampus pun semakin menyemarakkan perhelatan akbar ini seperti dari ISI Surakarta, Intitut Kesenian Jakarta,


Trisakti, STIKOM Surabaya, UNTAR, UNS S-1, UNS D-3, ISI Denpasar dan masih banyak lagi teman-teman mahasiswa dari kampus lain yang hadir.


Karya-karya yang ditampilkan di Diskomfest 7 kali ini juga sangat beragam dan terkategori berdasarkan 6 skena yang dekat dengan budaya anak muda, diantaranya musik, fashion, film, publishing, kustom kulture, dan internet. Kolaborasi antara komunitas kampus DKV ISI Yogyakarta dengan komunitas luar kampus. Didisplay secara ciamik meliputi karya audio, visual, dan audio visual

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect

di lantai 2 gedung utama Jogja National Museum.

26


Laporan Kegiatan

|

27


Pertunjukan musik yang diselenggarakan selama tiga hari pelaksanaan Diskomfest 7 ini, diramaikan oleh Meranti, OLSKI, Rubah di Selatan, Deugalih dan Riri Febi, Turgun, DJ Lana, DJ Stanizters, DJ Sanjonas, DJ SHNDS, MAMAHIMA, Wirox Serigala, KAVALERI, Kopi Loewak, Patas. Selain itu, band- band kenamaan seperti ERWE dan JENNY juga turut menjadi bintang tamu dalam pertunjukan musik di Diskomfest 7 ini, dipandu oleh duo MC, Kukuh Prasetyo dan Grace.





Selama tiga hari itu pula, perhelatan ini diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya Creative Sharing oleh Desain Grafis Indonesia (DGI), Niagahoster, HONFablab, dan Lepaskendali Labs.


Juga ada workshop yang diisi oleh Wesellbadworks, Sekartaji Pawon Studio, Film Screening oleh Kotakhitam, dan yang tidak kalah menarik adalah rangkaian acara Studio Gigs – CALLING ATTACK, sebuah karya kolaborasi panas dari Diskom Drawing Foundation x Sewon Calling x Attack FIB. Berdasarkan perhitungan buku tamu dan counter, jumlah pengunjung Diskomfest 7 tahun ini mencapai 4000+ pengunjung.





Banyak kejutan yang dihadirkan dalam DISKOMFEST, jadi, sampai jumpa di DISKOMFEST selanjutnya!


38

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect


rincian dana

Laporan Kegiatan

|

39


/rincian pengeluaran dana

acara Sewa Venue selama 3 hari

Rp 11.900.000,-

Konsumsi Rp

3.024.400,-

Sewa Transportasi

Rp

2.000.000,-

Keamanan

Rp

400.000,-

Pengisi Band Rp

3.400.000,-

Material Workshop

Rp

35.000,-

Merchandise Rp

3.159.300,-

TOTAL Rp 23.918.000,-

Main Gate Rp

2.600.000,-

Material Bahan Rp

3.210.900,-

TOTAL Rp

3.810.900,-

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect

ARTISTIK

40


p u b l ikasi Guide Map

Rp

2.700.000,-

Website Rp

1.000.000,-

Cetak Digital

Rp

1.000.000,-

TOTAL Rp

4.700.000,-

P E rL E G K A P A N Proyektor

Rp

Sound + Panggung

Rp 11.800.000,-

335.000,-

P3K

Rp

50.000,-

Sewa Tenda dan Kursi

Rp

2.602.800,-

Sewa HT

Rp

450.000,-

Lain-lain Rp

1.387.600,-

TOTAL Rp 16.624.600,-

TOTAL PENGELUARAN

*

Rp

51.052.600,-

Dana telah dibulatkan.

Laporan Kegiatan

|

41


Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect

susunan kepanitiaan, delegasi, sponsor & media

42


Indiria Maharsi, M.Sn.

Tim Diskomfest 7

Arief Wibisono

Laporan Kegiatan

|

43


Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect

Diorganisir oleh:

44


Delegasi:

Disponsori oleh:

Mitra Media:

Laporan Kegiatan

|

45


46

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect


/lembar pengesahan

Demikian Laporan Kegiatan ini kami buat agar menjadi pertanggungjawaban atas kegiatan Diskomfest 7 yang telah kami laksanakan. Terimakasih atas dukungan dan bantuan baik bersifat moral maupun material dari semua pihak. Salam budaya! Yogyakarta, 20 Desember 2016 Menyetujui, Ketua Prodi

Ketua I

DKV ISI Yogyakarta

Diskomfest 7

Indiria Maharsi, S.Sn., M.Sn. NIP. 19720909 200812 1 001

Azhar Fathurrohman W. NIM. 19720909 200812 1 001

Mengetahui, Pembantu Dekan III

Pembantu Rektor III

ISI Yogyakarta

ISI Yogyakarta

Drs. Andono, M.Sn

Drs. Anusapati, M.F.A. NIP. 19570929 198503 1001

Laporan Kegiatan

|

47


48

Diskomfest 7

|

We Infect And Re-Collect


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.