5 minute read

6 Pendidikan dan Pengabdian Tanpa Batas Abah Landoeng

6

PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN TANPA BATAS

Advertisement

Abah Landoeng

Anggota Divisi Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat DPKLTS

Saya Abah Landoeng, panggil saja Abah, sebagai orang yang sudah berusia lanjut, tetapi jiwa Abah tetap bersemangat muda. Pada hari ulang tahun Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Sunda atau DPKLTS yang ke 20 pada tanggal 10 September 2021, Abah telah berusia 95 tahun lebih beberapa bulan, dengan tanggal kelahiran pada 11 Juli 1926. Dengan latar belakang kegiatan di dunia pendidikan sebagai seorang guru, Abah akan bercerita sedikit tentang pengalaman hidup, semoga bisa menginspirasi generasi muda penerus bangsa.

Alur cerita ini Abah cuplik dari beberapa wawancara antara lain dengan jurnalis-jurnalis terkenal, misalnya kang Harri Safiari dari Media Pariwisata Destinasia, Reni Susanti dan Aprillia Ika dari Kompas, Nurul Diva Kautsardari merdeka.com, dan masih ada lagi.

Sebetulnya tidak benar itu, Abah menyebut pengabdian tanpa batas. Justru kini pada usia 95 tahun sudah banyak batas-batasnya. Malah, sangat terbatas. Paling sedikit kini hanya melalui doa senantiasa Abah panjatkan, agar negeri kita terhindar dari efek macam-macam bencana yang melanda akhir-akhir ini. Pada usia lanjut ini, Allah SWT masih memberikan pengalaman kepada Abah atas peristiwa pagebluk pandemi covid-19, yang katanya kedahsyatannya lebih dari pagebluk flu Spanyol yang melanda dunia pada tahun 1918an.

Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 35

Dulu Abah suka menjadi ballboy di Taman Maluku di Kota Bandung, tempat bermain tenis orang-orang Belanda. Uangnya yang didapat, lumayan untuk menambah belanja kehidupan, juga bagi-bagikan ke siapa yang perlu. Senang sekali, berbagi kalau ada rezeki.

Abah mempunyai latar belakang pendidikan di Hogere Burgerschool (HBS), dilanjut di Algemeen Metddelbare School (AMS) setingkat SMA pada tahun 1942, serta pendididkan khusus di IKIP Bandung. Setelah lulus, lalu berkarir sejak era 1950-1960an malang melintang dan ikut gonjang-ganjing dalam berbagai peristiwa yang terjadi di negeri kita. Setelah itu Abah memantapkan diri sebagai pendidik di SMPN-5 Bandung, SMPN-2 Bandung, serta beberapa sekolah lainnya.

Titik penting lainnya dalam dasa warsa terakhir ini, Abah bergabung dengan DPKLTS, bahkan pada tahun 2000an, Abah dijadikan profil keberadaan Lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK yang fenomenal itu. Di lingkungan lembaga komisi anti rasuah atau KPK ini, sosok Abah dicantumkan dalam buku dan flyer KPK. Oleh KPK, Abah dianggapnya sosok yang mampu atau berhasil survive “mengarungi jaman keras”, sejak era romusha (kerja paksa) Jepang di Indonesia (1942-1945), kemudian perdjuangan Dwikora (Dwi Komando Rakyat, 3 Mei 1964), lalu ikut merintis di “belakang layar” suksesnya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955 (yaitu salah satunya, dalam hal pengadaan/ peminjaman kendaraanuntuk para tamu agung kala itu).

Uniknya, beberapa pewarta dari negeri Sakura baik itu dari NHK dan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, hingga kini hampir setiap tahun, memuat sosok Abah. Kekaguman bangsa Jepang kepada Abahitu seolah tiada habisnya. Salah satu di antaranya karena ayah dari Abah pernah disiksa di depan rumah di sebuah tiang listrik tepatnya di Jl. Ciliwung Kota Bandung. Disiksa tentara Jepang, karena menyembunyikan identitas umur Abah yang kala itu masih remaja. Tentara Jepang berkeinginan Abah masuk romusha. Sedangkan yang terjadi ayah bersikukuh menyatakan Abah masih di bawah umur untuk wajib Romusha. Tak berapa lama justru ayah meninggal dunia.

Kisah pengorabanan ayah Abah, pada akhirnya tentara Jepang hanya memerintahkan Abah yang berusia remaja kala itu untuk menanam pohon mahoni dan pohon keras lainnya di seputaran daerah Dago dan Bandung Utara. Rupanya peristiwa ini didengar oleh beberapa pewarta

36 Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021

dari Jepang sejak tahun 1970an. Oleh hal itu, tiapmenjelang peringatan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima di Jepang oleh sekutu Amerika Serikat pada tahun 1945, maka setiap tanggal 8 Agustus selalu ada wartawan dari Jepang yang mewawancarai Abah. Wawancara dengan pewarta Jepang selalu seputar seberapa besar dendam Abah kepada bangsa Jepang atas kejadian yang menimpa almarhum ayah dahulu, maka jawaban Abah adalah tidak ada dendam sama sekali, semua itu telah berlangsung sesuai suratan takdir, yang tak dapat kita hindari. Marilah kita menatap ke depan dari kejadian ini. Saling menyayangi dan mengasihi demi mewujudkan perdamaian dunia. Perang itu tidak ada manfaatnya sama sekali bagi kemanusiaan.

Sumarah di DPKLTS untuk Pendidikan Masyarakat

Masih banyak pengalaman yang ditulis tentang Abah, tapi cukuplah yang telah Abah ceritakan di atas. Abah sekarang dengan senang dan sumarah bergabung di DPKLTS. Menurut Abah organisasi DPKLTS merupakan lembaga independen, yang berdiri atas inisiatif para sesepuh, masyarakat adat, organisasi rakyat, perwakilan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, mahasiswa, budayawan dan seniman, serta perorangan pada 10 September 2001 di Padepokan Tajimalela Cilengkrang, kaki Gunung Manglayang, Kabupaten Bandung. Di sini Abah mah bersama para aktivis lain, dengan cara Abah sendiri mempraktikkan, membantu tercipta kembali sumberdaya hutan, dan lingkungan yang kaya manfaat, serta berkelanjutan sesuai dengan kearifan alam, dan amanah karuhun Sunda, harapan itu, di antaranya geledegan leuweungna, recet manukna, curcor caina, gemah ripah rakyatna, jangan sampai terjadi no forest , no water, no future atau leuweung ruksak, cai beak, manusa balangsak.

Abah sangat berterimakasih kepada Bapak Mayjen TNI (Purn) Iwan Ridwan Sulandjana selaku Ketua UMUM DPKLTS, dan teman-teman di DPKLTS yang telah memberi kepercayaan kepada Abah untuk berkiprah di Divisi Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat. Semoga Abah mampu melaksanakan tugas mulia ini. Konsep Abah untuk tugas ini tidaklah muluk-muluk, namun mengikuti motivasi dari Conficius dalam dunia edukasi dan pemberdayaan masyarakat, yaitu "Berikan seorang semangkuk nasi dan Anda akan memberinya makanan untuk sehari. Ajarkan seorang menanam padi dan Anda akan memberinya makanan seumur hidup".

Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 37

Menurut Abah, pengertian edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara umum adalah merupakan proses kegiatan belajar mengajar, dengan tujuan meningkatkan kualitas pola pikir dan mengembangkan potensi yang terdapat di masyarakat, antara lain yaitu: (1) memberikan manusia pengetahuan yang sangat luas, (2) mengembangkan kepribadian manusia menjadi lebih baik, (3) menanamkan nilai-nilai yang positif bagi manusia, (3) melatih manusia untuk mengembangkan bakat atau talenta untuk hal-hal yang positif, (4) mengembangkan kecerdasan, (5) mengembangkan kepribadian manusia untuk memiliki akhlak yang mulia, (6) mampu mengendalikan diri, (7) memiliki keterampilan, kreativitas yang tinggi, dan (8) tentunya juga untuk mendidik manusia menjadi lebih baik kualitas hidupnya.

Tentunya Abah dalam menjalankan tugas ini memilih jalur edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara non-formal, yaitu: (1) tempat pembelajarannya bisa di luar gedung, (2) tidak ada persyaratan khusus, (3) tidakberjenjang, (4) program terkait dengan visi dan misi DPKLTS, (5) bersifat praktis dan khusus, (6) berlangsung singkat, (7) terkadang perlu juga ada ujian untuk mengetahui progres dan efek di masyarakat, (8) tentu perlu berkolaborasi dengan pemerintah dandunia usaha yang ada kaitan dengan DPKLTS.

Sekian dulu cerita Abah, semoga Allah SWT selalu memberikan bimbingan dan anugerah kepada kita semua. Aamiin.***

38 Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021

This article is from: