RONGGA
A CONCEPT ART OF RONGGA Cerita oleh Noviana Kusumawardhani Ilustrasi dan desain oleh Ditha Pratiwi Layout oleh Ditha Pratiwi Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual Peminatan Multimedia Animasi Telkom University Bandung 2017 DrawSoLoud Artwork @drawsoloud @dthprtw dthprtw@gmail.com
A concept art of
RONGGA
Concept art adalah bagian bentuk paling bebas dalam proses pembuatan film animasi, terdiri dari banyak sketsa dan ide visual yang memengaruhi cerita dan membantu menginformasikan bagaimana desain yang diinginkan dalam karakter maupun lokasi. Dengan membuat sebuah concept art, sebuah desain dapat dieksplor dan dipertimbankan dengan cerita yang telah ada. Kita dapat bereksperimen dengan banyak ide dan teknik, mencari berbagai referensi, menggabungkan dan mendapatkan tampilan unik.
Daftar Isi Daftar Isi.............................................................................................. 1 Kata Pengantar........................................................................ 2 Tentang cerpen rongga.............................................. 3 Pesan Moral................................................................................... 4 Lokasi........................................................................................................ 6 Karakter.............................................................................................. 22
A Concept Art Of RONGGA |
1
A Concept Art Of RONGGA | 2
Tentang Cerpen RONGGA Cerita pendek Rongga merupakan sebuah cerita fiksi dengan tema fantasi yang penuh dengan imajinasi dan kesan magis dalam setiap ceritaya. Cerpen Rongga adalah salah satu cerita dari buku kumpulan cerita pendek Lelaki Yang Membelah Bulan karya Noviana Kusumawardhani. Rongga merupakan cerita surealis yang mengandung nulai-nilai moral dan sosial budaya yang pekat karena pesan dan isu sosial yang ingin di sampaikan pengarang begitu terasa di dalam cerita. Rongga bercerita tentang suatu desa dengan aturan yang tidak memperbolehkan masyarakatnya berkeluh kesah tentang kesusahan atau akan muncul rongga pada lehernya. Maka dengan berbagai cara warga harus tampil sedemikian ceria dan bahagia walau bagaimanapun susahnya hati harus dipendam. Kesedihan menjadi sebuah peraturan dan adat-istiadat, serta pesan bahwa kesedihan dan kebahagiaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari, nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan. Sebagai sebuah karya sasta, cerpen Rongga sangat cocok untuk diadaptasi dan divisualsasikan dalam bentuk animasi 2D. Visualisasi dengan animasi akan mempermudah untuk menyampaikan kesan dan pesan yang terdapat dalam cerita.
A Concept Art Of RONGGA | 3
PESAN MORAL
“Berterimakasihlah kepada kesedihan dan air mata karena bersamanya kita belajar kekuatan yang sempurna. Sebuah lingkaran tidak harus bulat penuh seperti halnya garis tidak selalu lurus. Artinya, manusia belajar dari kesedihan. Kehidupan manusia tidak harus selalu bahagia. Terkadang justru air mata dan kesedihan yang membuat manusia belajar menjadi lebih kuat.�
A Concept Art Of RONGGA | 4
A Concept Art Of RONGGA | 5
LOKASI
A Concept Art Of RONGGA | 6
Environment Desa
A Concept Art Of RONGGA | 7 21
Konsep awal dari visualisasi cerita pendek ini adalah memperlihatkan kesedihan dari suatu masyarakat pedesaan Jawa. Maka untuk mendukung konsep itu, dibuatlah rancangan pedesaan Jawa yang hening dan sepi. Terinspirasi dari suasana desa dalam banyak animasi, konsep desa yang teratur, serta memperlihatkan keasrian, dikelilingi oleh hutan dan sungai. Hanya ada beberapa rumah kayu yang autentik ciri khas pedesaan Jawa. Untuk lebih memperkuat kesan kelam, penggunaan warna dingin dan gelap dengan seturasi rendah diperlihatkan dalam penggambaran suasana pedesaan Jawa yang hening dan mencekam. A Concept Art Of RONGGA | 8
RUMAH Penggambaran rumah seperti di pedesaaan Jawa dengan material kayu yang masih tradisional. Suana yang ingin di tampilkan adalah suasana desa yang hening dengan pepohonan dan suasanya asri. Banyak pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan bentuk rumah, apakah desain berbentuk tradisional rumah adat Jawa atau rumah biasa seperti di pedesaan pada umumnya. Dalam hal ini, cukup banyak referensi yang dikumpulkan untuk mendapatkan desain rumah yang sederhana dan tetap terlihat suasana pedesaan.
A Concept Art Of RONGGA | 9
Suasana Desa - Senja
“Desa yang aneh. Saat warna merah di ujung langit, desa itu senyap. Begitu hening dan pulas. Kesedihan tanpa terasa saling menyapa di antara awan yang berwarna jingga. Tapi, layaknya aturan dari Tuhan, di desa itu kesedihan tidak boleh dibicarakan.�
A Concept Art Of RONGGA | 10
Ujung Desa - Senja
Saat membaca cerita pendek Rongga karya Noviana Kusumawardhani, saya seolah ikut masuk ke dalam cerita dan merasakan kekuatan magis yang kuat dalam setiap kisah yang ada, termasuk dalam cerpen Rongga. Genre magis imajinatif seperti ini membawa ide baru dalam perkembangan sastra di Indonesai. Saat membaca Rongga, saya ikut membayangkan sebuah desa yang penuh dengan nuansa mistis dan magis, namum tetap memiliki hal menarik yang sulit diungkapkan.
A Concept Art Of RONGGA | 11
Dalam mengumpulkan referensi tentang desa-desa di Jawa, saya juga mencari data pohon apa saja yang biasa ditemui di pedesaan. Umumnya pohon-pohon seperti kelapa, pohon pisang, dan berbagai jenis pohon peneduh seperti trembesi, mahoni, dan tanjung. Jenis pohon peneduh tersebut dapat tumbuh tinggi hingga 2 meter dan sangat cocok di daerah tropis seperti Indonesia.
Trembesi
Kelapa
Mahoni
Tanjung
A Concept Art Of RONGGA | 12
BAMBU dan MITOS
Hutan yang lebat dan dipenuhi dengan bambu dipercaya oleh beberapa masyarakat merupakan tempat yang misterius dan dihuni oleh berbagai makhluk halus. Berbagai mitologi-mitologi yang masih dipercaya oleh masyarakat saat ini sengaja ditampilkan dalam cerita agar mempermudah pemahanam penonton tentang ketakutan yang dialami oleh karakter dalam cerita. Bambu biasanya memiliki warna hijau dan ukurannya besar dan tinggi hingga mencapai belasan meter. Bambu dianggap sebagai tanaman yang menyimpan kekuatan negatif dan sisi misterius. Sejak dulu, bambu selalu dikaitkan dengan hal-hal mistis. Hutan bambu di dalam animasi Rongga digambarkan sebagai tempat bersemaya roh jahat yang membawa perasaan sedih kepada warga desa.
A Concept Art Of RONGGA | 13
Angin Biru
“Suara bisu desir angin yang berbisik di celah hutan bambu, mencekam.� Angin biru merupakan penggambaran dari roh jahat yang membawa kesedihan serta perasaan kelam dan dingin kepada warga desa. Penggunaan roh sebagai suatu jiwa yang jahat menjadi ciri khas dari animasi Rongga. Warna biru menggambarkan perasaan sedih dan dingin, yang sesuai dengan pesan dan suasana yang ingin ditampilkan dalam cerita.
A Concept Art Of RONGGA |
14
POHON RONGGA
Dalam Hutan - Sore
“Di rongga pohon itulah keluargaku tinggal. Mereka tidak hilang bersama badai. Aku bercakap kepada mereka di setiap senja. Aku berikan percakapan bernama air mata di sana. Rongga itu adalah mulutku sekaligus telingaku...�
A Concept Art Of RONGGA | 15
Properti Taman:
Taman Keriaan - Siang
Pohon Rongga adalah sebuah pohon yang terletak di tengah hutan gembira. Ketika kepala desa memutuskan mengubah hutan gembira menjadi taman keriaan sebagai solusi untuk menghapus kesedihan dari desa, Kemplu menolak. Di pohon inilah keluarganya yang hilang terbawa badai tinggal, dan lewat pohon ini saja Kemplu bisa berbicara dengan mereka. Pohon ini memberinya perasaan bahagia serta dapat melepas rindu yang selama ini dirasakan. Setelah itu jantung Kemplu yang berdetak dimasukan kedalam pohon ini sehingga menjadi hidup dan hingga kini pohon itu tetap ada di tengah taman keriaan. A Concept Art Of RONGGA | 16
Hutan Gembira
Dalam Hutan - Sore
Dalam Hutan - Sore
Penggambaran hutan gembira terinspirasi dari hutan-hutan dalam animasi Disney yang memiliki kekuatan magis, seperti dalam negeri dongeng. Hutan dibuat dengan pewarnaan yang gelap untuk menunjukan suasana kelam dalam hutan gembira, yang juga dipenuhi oleh pohon-pohon besar sehingga tidak adanya cahaya matahari. Suasana dibuat dingin dengan pemilihan warna di dominasi hijau tua, tetap dengan saturasi warna yang rendah.
A Concept Art Of RONGGA | 17
“Hutan yang dinamai hutan gembira oleh penduduknya meski entah kenapa nama itu seperti berolok-olok dengan udara yang dihembuskannya setiap pagi, yang pekat dengan kesedihan.� Luar Hutan - Sore
Terletak di ujung desa. Hutan Gembira, tidak segembira namanya. Hutan yang kelam dan pekat dengan kesedihan. Setiap senja Kemplu selalu datang ke hutan ini. Ketika orang menyentuh papan nama “Hutan Gembira�, mereka seperti menembus jantung dan mengambil dengan paksa kesedihan di dalamnya untuk dimuntahkan. Meski demikian teka-teki tentang hutan itu belum pernah ada yang bisa menjawabnya. Bahkan Kemplu yang setiap pagi keluar dari hutan dengan penuh tawa dan keceriaan luar biasa, selalu menjawab, bahwa kesedihan hutan itu sudah ada bersama tanahnya. A Concept Art Of RONGGA | 18
Mood Board
A Concept Art Of RONGGA | 19
Proses paling menarik dari pembuatan concept art Rongga yaitu pewarnaan mulai dari mengumpulkan referensi dari karya dengan genre atau penggayaan sejenis, membuat moodboard berdasarkan referensi yang ada untuk dijadikan acuan dalam menentukan warna, selanjutnya melakukan eksekusi pewarnaan. Warna-warna yang digunakan lebih banyak menampilkan warna gelap dan dingin dengan saturasi yang rendah dan banyak menggunakan campuran warna abu-abu. Warna memang merupakan salah satu hal penting dalam sebuah gambar maupun animasi karena penggunaan warna yang tepat dapat menampilkan susasana dan pesan yang ingin disampaikan. Sesuai dengan konsep awal dari visualisasi cerpen Rongga, yaitu dapat mempengaruhi mood dan emosi penonton maupun pembaca melalui warna-warna yang ditampilkan.
“Bahkan ketika badai besar menerbangkan keliarganya entah kemana, Kemplu tertawa gembira, diadakannya pesta besar dan dijamunya hampir seluruh penduduk desa.�
A Concept Art Of RONGGA | 20
Badai - Malam
A Concept Art Of RONGGA | 21
KARAKTER
A Concept Art Of RONGGA | 22
KEMPLU GALUR
ARJANTI
Di dalam animasi Rongga, penonjolan karakter lebih diutamakan agar konflik yang dialami karakter dapat tersampaikan kepada penonton. Karakteristik dengan penggayaan Tim Burton sehingga diharapkan kesan magis imajinatif serta keanehan dan sisi suram karakter lebih jelas terlihat. Terdapat 3 tokoh karakter utama, dengan masing masing penokohan antagonis, protagonis, dan tritagonis.
A Concept Art Of RONGGA | 23
Setelah menentukan akan mengadaptasi cerita pendek Rongga, saya mulai mengumpulkan data dan referensi mulai dari literatur, berbagai animasi pendek dengan genre dan tema yang sama, maupun mengumpulkan berbagai contoh concept art untuk menentukan penggayaan yang tepat. Lalu ditentukanlah untuk menggunakan penggayaan Tim Burton dengan ciri khas karakter dengan mata yang bulat besar, senyum lebar, tubuh kurus dan kepala yang agak besar dan memperlihatkan kesan seram, menakutkan, serta misterius.
A Concept Art Of RONGGA | 24
Penggayaan Karakter Kemplu
Tampilan dari karakter dapat merepresentasikan suasana dalam cerita dan konsep yang ingin ditampilkan. Kemplu adalah salah satu karakter yang menjadi daya tarik dalam cerita Rongga yang menarik perhatian saya. Saat membaca Kemplu dalam cerpen Rongga, saya membayangkan seorang pria dengan perawakan tinggi kurus yang sombong dan congkak. Selalu berperawakan rapih, berpakaian dengan baik seperti pemuda kota. Jagoan yang selalu menampilkan wajah tengil namun sebenarnya lemah. Uniknya, penulis menjadikan tokoh antagonis untuk dijadikan tokoh utama yang mengendalikan alur cerita, disaat banyak cerita lebih menonjolkan tokoh protagonis. Namun, pesan yang ingin disampaikan dari tokoh Kemplu sangatlah kuat bagi pembaca. Selain itu tokoh Kemplu juga memperkuat kesan magis yang ingin ditampilkan dalam cerita. A Concept Art Of RONGGA | 25
Alternatif Desain:
Penulis cerita tidak terlalu menjelaskan karakter secara jelas, beberapa sifat dan watak tokoh dijelaskan melalui penjelasan langsung maupun perilaku dan ucapan tokoh dalam cerita. Untuk dapat memvisualkan sesuai dengan cerita, saya mencari beberapa wajah yang cocok dengan watak dan sifat karakter. Saya memilih beberapa aktor yang terkenal dengan peran songong, congkak, ataupun berperan menjadi jagoan yang memiliki wajah khas Indonesia seperti Vino G Bastian, Iko Uwais, Samuel Rizal, Chicco Jericho, Nicholas Saputra, dan Fathir Muchtar, yang kemudian digambar sesuai dengan penggayaan Tim Burton dan membuatnya menjadi karakter yang kharismatik sehingga walaupun menjadi tokoh antagonis, kita masih dapat merasakan kelemahan dan kesedihan yang dirasakan Kemplu di balik sikap sok jagoannya.
A Concept Art Of RONGGA | 26
Setelah melakukan pendalaman sifat dan peran dari para aktor, Iko Uwais cocok dijadikan referensi wajah tokoh Kemplu yang selanjutnya dilakukan pengembangan dari sketsa awal mulai dari bentuk wajah, rambut, dan bentuk tubuh. Dari beberapa alternatif, dipilihlah penggambaran tokoh Kemplu yang memiliki wajah runcing, dengan rambut ikal dan berantakan. Bentuk tubuh yang tinggi kurus dengan leher dan lengan yang panjang juga dirasa cocok untuk Kemplu, sesuai dengan kepribadiannya. Bentuk tubuh dengan tipe leptosom (kurus) dengan ciri badan tinggi langsing, tulang tangan dan kaki panjang dan kurus, dada sempit, tengkorak kecil dengan tulang pipi terlihat, memperlihatkan sifat yang kurang terbuka dan murung.
Penggayaan Karakter Kemplu
A Concept Art Of RONGGA | 27
Turn Around Kemplu
Studi Pewarnaan
A Concept Art Of RONGGA | 28
FINAL DESAIN:
Bagi orang-orang dengan kerongkorang di leher, mereka akan melakukan berbagai cara untuk menutup leher mereka, sehingga memakai tudung menjadi suatu ciri khas bagi warga desa. Kemplu sebagai seorang jagoan di desa itu menggunakan tudung hijau untuk memasuki hutan gembira disaat senja. Pemilihan warna hijau dengan kain cokelat terinspirasi dari pakaian adat Jawa. Bentuk tudung terinspirasi dari jubah sirih, sehingga memiliki kesan misterius. Kostum:
A Concept Art Of RONGGA | 29
Kemplu memiliki sifat sombong dan bertindak sesukanya. Dalam bahasa Jawa, Kemplu berarti bodoh, atau sering digunakan untuk seseorang yang bertindak di luar batas. Ia adalah seorang pemuda yang dianggap sebagai jagoan di desanya karena ia sangat menentang kesedihan dan orang-orang dengan rongga di kerongkongan. Ia begitu gencar menyuarakan bahwa kesedihan adalah sebuah kejahatan. Dia selalu terlihat bahagia. Kemplu digambarkan sebagai seorang dengan pencitraan yang kuat namun dalam dirinya sebenarnya rapuh.
A Concept Art Of RONGGA | 30
Pak Galur adalah seorang kepala desa dan orang yang paling dihormati oleh para warga nya. Galur sendiri berarti garis keturunan dalam bahasa Jawa. Pak Galur memang memiliki garis keturunan sebagai keponakan jenderal yang berkuasa sehingga kekuasaan itu membuatnya menjadi orang yang ambisius dan segala keinginannya harus terpenuhi. Pak Galur digambarkan dengan bentuk tubuh yang pendek. Digambarkan memiliki perawakan seperti usia di 50 tahun. Memiliki wajah yang ceria, terlihat penuh semangat dan ambisi, serta memiliki keinginan yang kuat. A Concept Art Of RONGGA | 31
Tokoh kepala desa memang tidak terlalu kuat dan menonjol, namun tetap memiliki perannya sendiri dalam menentukan alur cerita. Walaupun menjadi tokoh protagonis dalam cerita, bayangan akan kepala desa yang memiliki perawakan seram dan jahat seperti tidak dapat dibuang begitu saja. Untuk mendapatkan penggambaran yang tepat, saya mengambil referensi wajah dari beberapa kepala desa yang ada di Indonesia. Lalu saya tertarik dengan sosok Ray Sahetapy yang merupakan aktor senior di Indonesia. Beliau sering memerankan seorang pemimpin, yang memiliki sifat arogan namun bisa juga menjadi seorang pria yang baik hati.
Alternatif Desain:
A Concept Art Of RONGGA | 32
Turn Around Galur
Studi Pewarnaan
A Concept Art Of RONGGA | 33
FINAL DESAIN:
Kostum:
A Concept Art Of RONGGA | 34
Arjanti
Arjanti adalah istri Kemplu yang memiliki sifat baik hati. Arjanti dalam bahasa Jawa memiliki arti berhati gembira, sehingga karakter Arjanti diharapkan selalu bergembira dan tidak merasakan kesedihan. Arjanti memiliki bentuk tubuh seperti Kemplu yaitu bentuk tubuh dengan tipe leptosom (kurus) dengan ciri badan tinggi langsing, tulang tangan dan kaki panjang dan kurus, dada sempit, tengkorak kecil dengan tulang pipi terlihat.
A Concept Art Of RONGGA | 35
Pertimbangan dalam memilih tokoh arjanti berdasarkan referensi wajah beberapa artis seperti Tara Basro dan Atika Hasiholan dengan wajah yang khas Indonesia dan memiliki perawakan yang kalem, tenang, dan kecantikan alami, sesuai dengan sosok Arjanti. Arjanti di desain untuk yang memperlihatkan kelembutan seorang ibu dan wanita Jawa.
Alternatif Desain:
A Concept Art Of RONGGA | 36
Turn Around Arjanti
A Concept Art Of RONGGA | 37
FINAL DESAIN:
Kostum dan Aksesoris:
A Concept Art Of RONGGA | 38
Karakter Pendukung
Karakter pendukung merupakan warga-warga desa dengan rongga di leher akibat kesedihan yang mereka rasakan. Penggambaran karakter memperlihatkan wajah muram dan tertekan dengan menggunakan kostum tudung atau penutup kepala dan leher agar rongga di leher mereka tidak terlihat dan mengurangi rasa sakit yang dirasakan akibat luka dari rongga tersebut.
A Concept Art Of RONGGA | 39
Selain warga, terdapat karakter anak kecil dengan wajah gembira yang merupakan anak Kemplu yang hilang bersama badai.
A Concept Art Of RONGGA | 40
Jantung Kemplu
Seperti geledek di musim kemarau yang parah, semua warga jantungnya berhenti berdetak. Kemplu, lelaki paling jagoan di desa itu melantangkan kesedihan begitu hebat. Suaranya makin menghilang. Sebuah rongga di kerongkongannya tiba-tiba menyeruak. Semua orang menjerit, karena rongga itu tidak berhenti sebatas kerongkongan. Rongga itu terus membesar hingga akhirnya tubuh Kemplu meledak dan serpihan tubuhnya berhamburan. Hanya jantungnya yang tetap berdetak. A Concept Art Of RONGGA | 41
Dengan memvisualkan sebuah karya sastra menjadi sebuah tampilan visual dalam concept art animasi, diharapkan dapat memudahkan penikmat karya seni dan sastra serta seluruh masysarakat dalam memahami cerpen Rongga. Selain itu ini visualisasi ini merupakan suatu cara dalam mengapresiasi sebuah literatur dimana biasaya hanya disampaikan seorang pendongeng. Dengan target audiens orang dewasa, concept art ini ingin memperlihatkan bahwa sebuah animasi dan cerita pendek tidak hanya identik dengan anak-anak saja. Harapan saya dengan membuat concept art ini agar dapat ikut berkontribusi dalam proses pelestarian sebuah karya sastra Indonesia yang saat ini mungkin agak sedikit berkurang dengan menurunnya minat baca masyarakat Indoneisa yang sudah disibukkan dengan kegiatan sehari-hari dan hadirnya berbagai gadget maupun media sosial yang sangat mudah untuk diakses. A Concept Art Of RONGGA | 42