Analisis Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang Tahun 2020

Page 1


2

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................4 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.

Latar Belakang.........................................................................................................5 Landasan Hukum...................................................................................................5 Tujuan Penelitian...................................................................................................6 Ruang Lingkup.........................................................................................................6

BAB II GAMBARAN UMUM.......................................7

2.1. Letak Geografis..............................................................................................................8 2.2. Kondisi Fisik......................................................................................................................8 2.3. Kondisi Sosial dan Ekonomi................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN...................................10 3.1. Metode Pengumpulan Data...............................................................................11 3.2. Metode Pengolahan dan Penyajian Data..............................................11 3.3. Metode Analisis NSDA Pertanian dengan PDRB.............................12 3.4. Kerangka Berfikir.........................................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................13 4.1. Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Potensial.................................14 4.2. Analisis Neraca Fisik Pertanian........................................................................17 4.3. Analisis Neraca Moneter Pertanian.............................................................21 4.4. Keterkaitan NSDA Pertanian dengan PDRB Pemalang.............23 4.5. Analisis Komoditas Unggulan..........................................................................24

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.........29 5.1. Kesimpulan.......................................................................................................................29 5.2. Rekomendasi.................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA......................................................30

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

3


BAB I Pendahuluan

4

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


1.1. Latar Belakang

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki sektor pertanian sebagai sektor utama kegiatan perekonomian. Berdasarkan PDRB atas harga konstan tahun 2013-2018, sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan mencatatkan kontribusi ekonomi terbesar dengan persentase mencapai 23%. Tidak hanya dalam sisi ekonomi, sektor tersebut juga merupakan penyerap tenaga terbesar dengan jumlah mencapai 125.218 jiwa. Fakta tersebut mengindikasikan betapa pentingnya sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang penting untuk dipenuhi terutama pada penyediaan bahan pangan. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat seiring berjalannya waktu di Kabupaten Pemalang, diiringi dengan peningkatan kebutuhan konsumsi masyarakt. Terpenuhinya kebutuhan pangan tentunya merupakan isu penting dalam pembangunan suatu wilayah. Akan tetapi, disatu sisi jumlah lahan pertanian justru mengalami penurunan setiap tahunnya akibat dari konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Apabila keadaan tersebut tidak ditangani dengan baik, dapat menjadi tantangan tersendiri bagi ketahanan pangan di Kabupaten Pemalang. Maka diperlukannya sebuah upaya khusus dalam rangka menangani ketahanan pangan khususnya pertanian komoditas pangan untuk menjaga keberlangsungan lahan pertanian dan produksinya. Selain itu, ketersediaan sektor pertanian juga sama pentingnya dalam sisi ekonomi karena perannya terhadap perekonomian di Kabupaten Pemalang.

Oleh karena itu, diperlukannya sebuah kajian yang mencakup aspek ďŹ sik dan ekonomi. Analisis Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) menjadi salah satu alternatif metode pengelolaan sumber daya alam pertanian karena didalamnya telah mencakup analisis neraca ďŹ sik dan neraca moneter. Metode tersebut menggambarkan kondisi dan ketersediaan sumber daya alam di suatu wilayah guna melihat seberapa besar potensi pengembangannya. Diharapkan melalui analisis NSDA ini nantinya dapat menjadi rekomendasi bagi pengembangan dan pemanfaatan sumber saya alam khususnya pertanian pangan di Kabupaten Pemalang

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum yang menjadi acuan dalam penyusunan analisis Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan di Kabupaten Pemalang meliputi : 1.2.1. UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan 1.2.2. Permen ATR No. 1 Tahun 2018 tentang Pedoaman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota 1.2.3. Permentan No. 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan, dan Lahan Cadangan Pertanian Berkelanjutan 1.2.4. SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/80 tentang Kriteria dan Penetapan Hutan Lindung 1.2.5. PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

5


1.2.6. Perda Kabupaten Pemalang No. 1 tahun 2018 tentang RTRW Kabupaten Pemalang 1.2.7. Pedoman Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2016 1.2.8. SNI-19-6728.3-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam

1.4. Ruang Lingkup

Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dengan dampak lingkungan seminimal mungkin, dibutuhkan perhitungan neraca sumber daya alam sebagai rekomendasi arah kebijakan yang bertujuan untuk : 1.3.1. Mengidentifikasi ketersediaan dan produksi sumber daya pertanian pangan di Kabupaten Pemalang 1.3.2. Mengidentifikasi cadangan lahan dan potensi produksi sumber daya pertanian pangan di Kabupaten Pemalang 1.3.3. Mengidentifikasi keterkaitan perkembangan perekonomian Kabupaten Pemalang dengan analisis neraca sumber daya alam pertanian pangan 1.3.4. Mengidentifikasi komoditas pertanian unggulan yang memiliki potensi pengembangan di Kabupaten Pemalang serta kaitannya dengan Provinsi Jawa Tengah

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Lingkup Substansial Ruang lingkup substansial dalam analisis neraca sumber daya ini merupakan

6

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

sektor pertanian pangan di Kabupaten Pemalang. Sektor pertanian pangan tersebut meliputi komoditas padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar dengan mengkaji aspek-aspek berikut. a) Luas lahan pertanian eksisiting, potensial, dan cadangan b) Produksi dan produktivitas setiap komoditas pertanian c) Nilai moneter dari setiap komoditas pertanian eksisiting, potensial, dan cadangan 1.4.2. Lingkup Temporal Penyusunan analisis NSDA Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang dilaksanakan pada tahun 2020 dengan menggunakan data sekunder time-series tahun 2013-2018 yang diperoleh dari berbagai sumber data. 1.4.3. Lingkup Spasial Batas wilayah amatan yaitu seluruh wilayah administrasi di Kabupaten Pemalang, Jawa tengah dengan luas 111.530 Ha


BAB II Gambaran Umum

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

7


2.1. Letak Geografis

Kabupaten Pemalang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah, dimana secara geografis wilayah ini terletak pada 109° 17’30” - 109° 40’30” Bujur Timur dan 8°52’30” - 7° 20’11’’ °Lintang Selatan. Batas-batas administrasi Kabupaten Pemalang : a) Batas Utara : Laut Jawa b) Batas Timur : Kab. Pekalongan c) Batas Selatan : Kab. Purbalingga d) Batas Barat : Kab. Tegal Dengan luas 111.530 Ha, Kabupaten Pemalang terbagi atas 14 kecamatan yaitu Kecamatan Pulosari, Belik, Watukumpul, Moga, Bantarbolang, Randudongkal, Pemalang, Taman, Petarukan, Bodeh, Ampelgading, Comal, Ulujami, Warungpring

8

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

2.2. Kondisi Fisik

2.2.1. Morfologi dan Topografi Kabupaten Pemalang mempunyai kenampakan topografi yang bervariasi antara lain daerah dataran pantai dengan ketinggian 1-5 meter diatas permukaan air laut pada bagian utara, daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 6-15 meter diatas permukaan air laut pada bagian utara, datarab tinggi dengan ketinggian antara 16-212 meter diatas permukaan laut pada bagian tengah dan selatan, serta daerah pegunungan di bagian selatan yang terbagi menjadi 2 yaitu daerah dengan ketinggian 213-924 mpdl dan daerah dengan ketinggian lebih dari 925 mpdl


Kenampakan bentang alam di wilayah Kabupaten Pemalang terbagi dalam areal dataran, perbukitan, dan pegununggan, yang memiliki kemiringan lereng beragam. Daerah dataran dengan persentase kemiringan lereng 0-2% meliputi Kecamatan Petarukan, Ampelgading, Comal, Pemalang, Taman, Randusongkal, dan bodeh. Daerah dengan kemiringan antara 2-15% meliputi Kecamatan Pemalang, Taman, dan Belik. Daerah dengan kemiringan lereng antara 15-45% meliputi Kecamatan Watukumpul, Pulosari, sebagian Kecamatan Belik dan Bodeh. Sementara daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 40% meliputi Kecamatan Moga dan Belik. 2.2.2. Jenis Tanah Secara umum jenis tanah pada wilayah Kabupaten Pemalang terdiri atas endapan aluvial, kelompok latosol, latosol, regosol, andosol, dan podsolik. Jenis tanah alivial tersebar di wilayah Kecamatan Petarukan, Pemalang, Randodungkal, Belik, Watukumpul, dan Bantarbolag. Jenis tanah latosol dan kompleksnya tersebar di Kecamatan Pemalang, Randodungkal, Belik, Watukumpul, dan Bantarbolang, sementara jenis tanah latosol dan sejenisnya tersebar di Kecamatan Bantarbolang, pemlang, Moga, Pulosari, Randudongkal, dan Belik. 2.2.3. Klimatologi Kabupaten Pemalang memiliki karakteristik iklim tropis yang terdiri atas musim penghujan dan kemarau yang silih berganti sepanjang tahun. Rata-rata curah hujan Kabupaten Pemalang setiap tahunnya berskisar pada 302 mm dengan intensitas tertinggi pada bulan Januari sebesar 803 mm dan intensitas terendah pada bulan Agustus sebesar 22 mm.

2.2. Sosial Ekonomi

2.3.1. Kondisi Sosial Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2019 adalah 1.490.300 yang terdiri dari 758.287 laki-laki dan 732.013 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk 0,65 persen setiap tahunnya. Dengan luas wilayah 1.115,31 kilometer persegi dan jumlah penduduk 1.490.300, Kabupaten Pemalang memiliki rata-rata kepadatan penduduk 1.336,23 jiwa/km2 Struktur umur penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2019 menunjukan adanya transisi menuju penduduk tua dengan ditandai semakin berkurangnya penduduk kelompok usia muda (0-14 tahun) menjadi 361.667 jiwa dan semakin bertambahnya penduduk pada kelompok usia dewasa (15-64 tahun) menjadi 1.038.106 jiwa serta kelompok usia tua (65+) menjadi 90.527 jiwa. Berdasarkan data piramida penduduk tersebut maka dapat diperoleh rasio ketergantungan penduduk di Kabupaten Pemalang pada tahun 2019 sebesar 43,55%. 2.3.2. Kondisi Ekonomi Pada tahun 2019, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabipaten Pemalang mencapai Rp. 18.270.190.000.000 yang telah mengalami peningkatan pada 5 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,62%. Hingga tahun 2019, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar akan PDRB merupakan pertanian, kehutanan, dan perikanan (23%), industri pengolahan (21%), perdagangan besar dan eceran (17.1%), penyediaan akomodasi dan makanan minuman (5.9%), serta jasa pendidikan (5.6%).

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

9


BAB III Metode Penelitian

10

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


3.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data analisis Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan dilakukan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui publikasi instansi-instansi terkait yaitu Bappeda Kabupaten Pemalang, BPS Kabupaten Pemalang, serta Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang. Selain itu, digunakan pula sumber-sumber data sekunder melalui studi literatur terkait pertanian pagangan, dokumen perundang-undangan maupun data-data lainnya yang terpublikasi secara online.

3.2. Metode Pengolahan dan Penyajian Data

Metode pengolahan data dalam analisis Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang terbagi atas dua tahap yaitu :

3.2.1. Pengolahan data Eksisting Dalam tahap pengolahan data eksisting berupa data jumlah luas lahan dan produksi pertanian pangan, digunakan untuk memperoleh data produktivitas ďŹ sik dan moneter pertanian pangan di Kabupaten Pemalang 3.2.2. Analisis Potensi dan Cadangan Pada tahap analisis dan cadangan NSDA Pertanian Pangan diperoleh dengan cara menetapkan kriteria-kriteria terkait kesesuaian lahan pertanian untuk menentukan luas lahan pertanian potensial (aktiva). Berdasarkan data tersebut maka dapat didapatkan luas cadangan pertanian dengan menghitung selisih antara lahan aktiva dan pasiva. Cadangan lahan yang tersisa dapat menggambarkan jumlah produksi cadangan ďŹ sik maupun moneter pertanian pangan yang dimiliki oleh Kabupaten Pemalang Luas Lahan (Ha) Lahan Potensi Pertanian (Aktiva)

Neraca Fisik Cadangan Pertanian

Lahan Pertanian Eksisting (Pasiva)

Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

Neraca Moneter

Nilai Moneter (Rp)

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

11


3.3. Metode Analisis Keterkaitan NSDA Pertanian dengan PDRB

Dalam analisis keterkaitan NSDA Pertanian Pangan terhadap Ekonomi Wilayah Kabupaten Pemalang, analisis dilakukan secara makro melalui nilai PDRB. Dimana pada konteks ini dilakukan menggunakan data PDRB Kabupaten Pemalang time-series pada tahun 2014-2018 guna mengidentiďŹ kasi struktur ekonomi serta arah pertumbuhannya.

3.4. Kerangka BerďŹ kir Peta Tutupan Lahan Peta Rawan Banjir Peta Tutupan Lahan

Peta Rawan Longsor Peta Sempadan Sungai Peta Kepekaan Tanah

Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pertanian

Luas Lahan Activa

Luas Lahan Pasiva

Peta Kelerengan Lahan Cadangan

Peta Curah Hujan Peta Jarak dari Jalan

Atas Harga Berlaku

Analisis Neraca Moneter

Analisis Kontribusi Terhadap PDRB

Analisis Komoditas Unggulan Kesimpulan dan Rekomendasi

12

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

Analisis Neraca Fisik

Cadangan Produksi

Produktivitas

Cadangan Lahan

Produktivitas Eksisting


BAB IV Hasil dan Pembahasan

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

13


4.1. Analisis Kesesuaian Lahan Potensial

Analisis kesesuaian lahan pertaniaan bertujuan untuk mengetahui lahan-lahan cadangan yang cocok dan dapat dimanfaatkan menjadi lahan pertanian dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi pangan yang semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Analisis ini dilakukan dengan cara meng-overlay keseduaian lahan aktual yang telah diperoleh dengan kriteria-kriteria khusus yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dari potensi lahan pertanian pangan padi dan palawija. No.

Referensi

Kriteria

Subkriteria

Skor

Lahan Pertanian

4

Tanah Kering

3

Semak

2

Kawasan Perkotaan

1

Badan Air

0

Tidak Rawan

4

Rawan

0

Tidak Rawan

4

Rendah

3

Sedang

2

Bobot

Faktor Limitasi PERDA No. 1 Tahun 2018 1

Tentang RTRW Kabupaten

Tutupan Lahan

Pemalang

3

Rawan Banjir Permen ATR no 1 tahun 2018

4 5

Rawan Longsor PP RI No.38 Tahun 2011 tentang

Sempadan

100 m

0

Sungai

Sungai

>100 m

4

Alivial

4

Litosol dan Regosol

3

Latosol

2

Mediteran dan Andosol

1

<8%

4

8-15%

3

15-25%

2

Lahan Untuk Komoditas

>25%

1

Pertanian Stategis

1200-1600

4

800-1200

3

400-800 dan 1600-2000

2

<400 dan >2000

1

0-1000 m

4

1000-2000 m

3

2000-3000 m

2

>3000 m

1

10%

10%

10% 10%

Faktor Pendefinisi 2

6

7

SK Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/11/80

Pedoman Penilaian Kesesuaian

Kementerian Pertanian 2016

Kepekaan Tanah

Kelerengan

Curah Hujan

Peraturan Menteri Pertanian 8

Nomor 7 Tahun 2012 dan

Jarak dari Jalan

Analisis Penulis

Tabel Kriteria Kesesuaian Lahan Pertanian Pangan Sumber : Analisis Penulis, 2020

14

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

15%

15%

15%

15%


Dimana pada kasus penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Pemalang, penanaman komoditas pertanian dilakukan menggunakan lahan yang sama dengan cara pergantian waktu tanam antara komoditas padi dan palawija. Oleh karena itu, pada tabel kriteria diatas merupakan beberapa kriteria kesesuaian lahan pertanian campuran yang diperoleh dari berbagai referensi sebagai acuan. Kriteria-kriteria yang telah ditentukan, kemudian dilakukan proses visualisai dalam bentuk peta beserta klasiďŹ kasi most suitable (4), suitable (3), moderately suitable (2), less suitable (1), dan not suitable (0) dengan hasil sebagai berikut :

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

15


Peta-peta yang telah didapatkan, kemudian dilakukan proses weighted overlay dan disesuaikan dengan tingkat kesesuaian lahannya berdasarkan skor dan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga didapat luas lahan pertanian potensial atau lahan aktiva pertanian yaitu sebesar 72.846 Ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (most suitable) seluas 62.419 Ha dan lahan sesuai (suitable) seluas 10.427 Ha.

16

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


Peta Kesesuaian Lahan Pertanian Pangan (Aktiva) Sumber : Analisis Penulis, 2020

4.2. Analisis Neraca Fisik Pertanian

Analisis neraca ďŹ sik pertanian dilakukan untuk memperkirakan besaran cadangan sektor pertanian Kabupaten Pemalang baik dari luas lahan pertanian dan produksi dari setiap komoditas pertanian pangan. 4.2.1. Cadangan Lahan Pertanian

Luas Lahan Activa 72.846 Ha

_

Luas Lahan Pasiva 35.334 Ha

=

Luas Lahan Cadangan 37.496 Ha

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

17


Analisis cadangan lahan pertanian merupakan proses perkiraan luas cadangan lahan pertanian yang saai ini belum dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif. Penentuan luas cadangan pertanian dapat diperoleh dengan cara menghitung selisish antara lahan pertanian potensial (activa) dan luas lahan pertanian eksisting (pasiva). Berdasarkan perhitungan diatas, menunjukan jika Kabupaten Pemalang masih memiliki luas cadangan pertanian sebesar 37.496 Ha dengan rincian sebagai berikut : Luas Lahan Pasiva Luas Lahan Activa

No.

Kecamatan

Sawah irigasi

34,369.31

Sawah Non-Irigasi

965.60

Sesuai

62,419.82

Sangat Sesuai

10,427.16

35,334.91 72,846.97

Lahan Aktiva (Ha)

Lahan Pasiva (Ha)

Lahan Cadangan (Ha)

1

Moga

3674.365

1250.516

2423.849

2

Warungpring

2274.610

902.038

1372.572

3

Pulosari

2625.715

223.487

2402.228

4

Belik

4035.307

2005.778

2029.529

5

Watukumpul

269.995

1412.930

-1142.935

6

Bodeh

5214.627

2703.361

2511.266

7

Bantarbolang

10765.242

3001.143

7764.099

8

Randudongkal

7396.943

3104.750

4292.193

9

Pemalang

8891.177

4447.467

4443.710

10

Taman

6598.707

4146.426

2452.281

11

Petarukan

7942.724

5541.633

2401.091

12

Ampelgading

4799.751

2870.235

1929.516

13

Comal

2713.072

1331.981

1381.091

14

Ulujami

5619.297

2383.155

3236.142

72,821.53

35,324.90

37,496.63

Total

Tabel Neraca Fisik Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang Sumber : Analisis Penulis, 2020

Dari tabel neraca ďŹ sik pertanian diatas, menunjukan apabila meskipun saat ini sektor pertanian telah menjadi sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Pemalang, sektor tersebut masih memiliki banyak potensi untuk terus dikembangkan, terlebih jika melihat perbandingan antara pemanfaatan lahan pertanian saat ini baru mencapai 48% dari keseluruhan lahan pertanian potensial (aktiva) yang dimiliki Kabupaten Pemalang yaitu 72.821 Ha.

18

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


4.2.2. Potensi Tambahan Produksi Analisis potensi tambahan produksi pertanian merupakan proses perkiraan jumlah produksi maksimal yang dapat dihasilkan oleh pertanian pangan dengan asumsi pemanfaatan seluruh lahan pertanian potensial dan keberhasilan panen mencapai 100%. Tujuan dari perumusan analisis tersebut adalah sebagai proyeksi kemampuan Kabupaten Pemalang dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dengan acuan besaran produksi cadangan tanaman pangan yang mampu dihasilkan. Dalam perhitungan produktivitas, terdapat 2 komponen utama yang diperlukan dalam menentukan nilai cadangan produksi pertanian pangan yaitu jumlah produksi dan luas lahan setiap komoditas pertanian pangan.Akan tetapi, pada kasus Kabupaten Pemalang yang menerapkan sistem penanaman silih berganti antara komoditas padi dan palawija yang mengakibatkan luas lahan dan produktivitas pertanian dapat berubah setiap tahunnya. Oleh karena itu, nilai produktivitas yang akan digunakan dalam perhitungan nilai potensi tambahan produksi bukan berdasarkan jumlah produksi per luas lahan masing-masing komoditas, melainkan nilai produktivitas tersebut didasarkan pada jumlah produksi dan luas lahan pertanian secara umum.

No.

Komoditas Pertanian

Produksi Tahun 2018

Pangan

(Ton)

1

Padi

623,893.60

2

Jagung

3

Kacang Kedelai

4

Kacang Tanah

76.00

5

Kacang Hijau

3.00

6

Ubi Kayu

1,497.00

7

Ubi Jalar

369.00

58,397.00

Total

7,732.00

691,967.60

Tabel Produksi Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2019

Menggunakan data luas pertanian dan jumlah produktivitas pertanian diatas, maka dapat diperoleh nilai produktivitas pertanian pangan secara umum dengan cara membagi nilai produksi dengan luas lahan pertanian eksisting

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

19


No.

Keterangan

Nilai

1

Total Produksi Pertanian

691,967.60 Ton

2

Total Luas Lahan Pasiva

35,334.9 Ha

3

Total Produktivitas Pertanian

19.58 Ton/Ha

Tabel Produktivtas Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang Sumber : Analsis Penulis, 2020

Setelah diperoleh nilai produktivitas pertanian pangan secara umum, maka dapat ditentukan nilai potensi tambahan produksi dengan cara mengalikan luas cadangan pertanian dengan nilai produktivitas dengan hasil sebagai berikut : No.

Keterangan

Nilai

1

Luas Cadangan Lahan

37,496.63 Ha

2

Total Produktivitas Pertanian

19.58 Ton/Ha

3

Potensi Tambahan Produksi

734,184 Ton

Tabel Potensi Tambahan Produksi Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang Sumber : Analisis Penulis, 2020

Berdasarkan tabel ditas, maka dapat dibandingkan antara nilai produksi eksisiting dan nilai potensi tambahan produksi pertanian pangan di Kabupaten Pemalang dengan hasil sebagai berikut :

No.

Komoditas

Jumlah Produksi/ Produktivitas Tahun (Ton)

(Ton/Ha)

Potensi

Tambahan

Produksi (Ton)

Persentase

Peningkatan

1

Padi

623,893.60

17.6566

662,062.37

90.1766%

2

Jagung

58,397.00

1.6527

61,969.63

8.4406%

3

Kacang Kedelai

7,732.00

0.2188

8,205.03

1.1176%

4

Kacang Tanah

76.00

0.0022

80.65

0.0110%

5

Kacang Hijau

3.00

0.0001

3.18

0.0004%

6

Ubi Kayu

1,497.00

0.0424

1,588.58

0.2164%

7

Ubi Jalar

369.00

0.0104

391.57

0.0533%

691,967.60

19.5800

734,184.02

100%

Total

Tabel Perbandingan Produksi Eksisting dan Potensi Tambahan Produksi Sumber : Analisis Penulis, 2020

20

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


4.3. Analisis Neraca Moneter Pertanian

Analisis neraca moneter merupakan valuasi dari hasil produksi pertanian pangan untuk memperkirakan cadangan pendapatan atau aset Kabupaten Pemalang yang berasal dari sektor pertanian tanaman pangan. Neraca moneter diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dengan harga berlaku dari setiap jenis komoditas di Kabupaten Pemalang. Pada proses analisis neraca moneter pertanian ini, harga berlaku yang digunakan yaitu : No.

Komoditas

Harga Per Kg

Sumber Harga

(Rp)

Tanggal

1

Beras Medium

panelhargabkp.pertanian.go.id

9,583

8-14.10.2020

2

Jagung

Hargajateng.org

8,000

15.10.2020

3

Kacang Kedelai

panelhargabkp.pertanian.go.id

8,600

8-14.10.2020

4

Kacang Tanah

Hargajateng.org

25,000

15.10.2020

5

Kacang Hijau

Hargajateng.org

20,000

15.10.2020

6

Ubi Kayu

Hargajateng.org

4,000

15.10.2020

7

Ubi Jalar

www.harga.top

4,200

1.10.2020

Tabel Harga Komoditas Pertanian Pangan di Kabupaten Pemalang Sumber : Analisis Penulis, 2020

4.3..1. Neraca Moneter Pasiva Analisis moneter pasiva merupakan nilai valuasi dari hasil produksi pertanian pangan eksisting saat ini. Nilai tersebut diperoleh melalui perkalian antara jumlah produksi pertanian pangan dengan harga jual masing-masing komoditas dengan hasil sebagai berikut : No.

Komoditas

Jumlah Produksi/

Harga Per Kg

Harga Per Ton

Valuasi Moneter

Tahun (Ton)

(Rp)

(Rp)

Pasiva (Rp)

1

Padi

623,893.60

9,583

9,583,000

5,978,772,368,800

2

Jagung

58,397.00

8,000

8,000,000

467,176,000,000

3

Kacang Kedelai

7,732.00

8,600

8,600,000

66,495,200,000

4

Kacang Tanah

76.00

25,000

25,000,000

1,900,000,000

5

Kacang Hijau

3.00

20,000

20,000,000

60,000,000

6

Ubi Kayu

1,497.00

4,000

4,000,000

5,988,000,000

7

Ubi Jalar

369.00

4,200

4,200,000

1,549,800,000

Total

691,967.60

6,521,941,368,800

Tabel Neraca Pasiva Pertanian Pangan Sumber : Analisis Penulis, 2020

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

21


4.3.2. Nilai Moneter Cadangan Analisis moneter pasiva merupakan nilai valuasi dari potensi tambahan produksi pertanian pangan yang berasal dari cadangan lahan. Nilai tersebut diperoleh melalui perkalian antara jumlah potensi tambahan produksi pertanian pangan dengan harga jual masing-masing komoditas dengan hasil sebagai berikut : No.

Komoditas

Jumlah Produksi/

Harga Per Kg

Harga Per Ton

662,062.37

9,583

9,583,000

6,344,543,648,549

Tahun (Ton)

(Rp)

(Rp)

Valuasi Moneter Activa (Rp)

1

Padi

2

Jagung

61,969.63

8,000

8,000,000

495,757,045,213

3

Kacang Kedelai

8,205.03

8,600

8,600,000

70,563,264,964

4

Kacang Tanah

80.65

25,000

25,000,000

2,016,238,818

5

Kacang Hijau

3.18

20,000

20,000,000

63,670,700

6

Ubi Kayu

1,588.58

4,000

4,000,000

6,354,335,811

7

Ubi Jalar

391.57

4,200

4,200,000

1,644,614,168

Total

734,184.02

6,920,942,818,222

Tabel Nilai Moneter Cadangan Pertanian Pangan Sumber : Analisis Penulis, 2020

4.3.3. Perbandingan Nilai Moneter Berdasarkan tabel ditas, maka dapat dibandingkan antara nilai moneter pasiva dan nilai moneter cadangan produksi pertanian pangan di Kabupaten Pemalang dengan hasil sebagai berikut :

No.

Komoditas

Jumlah

Produksi

Pasiva (Ton)

Jumlah

Produksi

Cadangan (Ton)

Harga

Per Kg

Valuasi Moneter

Valuasi Moneter

Pasiva (Rp)

(Rp)

Cadangan (Rp)

1

Padi

623,893.60

662,062.37

9,583

5,978,772,368,800

6,344,543,648,549

2

Jagung

58,397.00

61,969.63

8,000

467,176,000,000

495,757,045,213

3

Kacang Kedelai

7,732.00

8,205.03

8,600

66,495,200,000

70,563,264,964

4

Kacang Tanah

76.00

80.65

25,000

1,900,000,000

2,016,238,818

5

Kacang Hijau

3.00

3.18

20,000

60,000,000

63,670,700

6

Ubi Kayu

1,497.00

1,588.58

4,000

5,988,000,000

6,354,335,811

7

Ubi Jalar

369.00

391.57

4,200

1,549,800,000

1,644,614,168

Total

691,967.60

734,184.02

6,521,941,368,800

6,920,942,818,222

Tabel Perbandingan Neraca Pasiva dan Cadangan Pertanian Pangan Sumber : Analisis Penulis, 2020

22

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


4.4. Keterkaitan NSDA Pertanian Dengan PDRB

Analisis ekonomi NSDA Pertanian Pangan dengan kaitnnya dalam struktur ekonomi PDRB dilakukan untuk mengetahui kontribusi dan peran sektor pertanian khususnya pertanian pangan terhadap PDRB Kabupaten Pemalang. No.

Lapangan Usaha

1

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2

Pertambangan dan Penggalian

3

Industri Pengolahan

4

Pengadaan Listrik dan gas

5

Pengadaan Air dan Pengelolaan Sampah

6

Konstruksi

7

2019

Persentase

4208.82

23.0%

769.61

4.2%

3834.06

21.0%

23.97

0.1%

15.1

0.1%

819.72

4.5%

Perdagangan Besar dan Eceran

3120.04

17.1%

8

Transportasi dan Pergudangan

568.34

3.1%

9

Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman

1078.85

5.9%

10

Informasi dan Komunikasi

554.59

3.0%

11

Jasa Keuangan dan Asuransi

528.58

2.9%

12

Real Estate

341.77

1.9%

13

Jasa Perusahaan

72.31

0.4%

554

3.0%

1015.43

5.6%

14

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan, dan Jaminan Sosial

15

Jasa Pendidikan

16

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

200.11

1.1%

17

Jasa Lainnya

564.89

3.1%

Tabel PDRB ADHK Kabupaten Pemalang Tahun 2019 Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2020

Melalui graďŹ k PDRB ADHK Kabupaten Pemalang tahun 2015-2019 diatas, dapat disimpulkan apabila sektor dengan kontribusi terbesar yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan rata-rata PDRB sebesar Rp.3.993.772.000.000 dan memiliki persentase kontribusi rata-rata sebesar 24.4%. Tidak hanya memiliki kontribusi yang tinggi terhadap PDRB, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga merupakan sektor dengan jumlah tenaga kerja terbesar di Kabupaten Pemalang dengan jumlah 125.218 jiwa atau berkisar 21,04% dari keseluruhan tenaga kerja yang ada. Tingginya tenaga kerja dan kontribusi ekonomi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan diatas tidak lepas dari peran subsektor pertanian pangan di Kabupaten Pemalang. Berdasarkan analisis NSDA Pertanian Pangan, Kabupaten Pemalang memiliki potensi lahan pertanian pangan seluas 72.846 Ha dan cadangan moneter Rp. 6.920.942.818.222.

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

23


4.5. Analisis Komoditas Unggulan

Analisis komoditas unggulan merupakan sebuah metode untuk menentukan jenis komoditas pertanian pangan apa yang memiliki potensi pengembangan terbesar. Berbeda dengan analisis sektor perekonomian unggulan, penentuan komoditas pertanian pangan unggulan tidak menggunakan data PDRB ADHK sebagai dasar perhitungan. Location Quotient Analisis Komoditas Unggulan Kabupaten Pemalang

Komoditas Unggulan Pertanian Pangan

Skala Prioritas Pengembangan SDA Pertanian Pangan

Tipologi Klassen

Karena pada struktur ekonomi PDRB ADHK, masih terdapat penggabungan antara sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan sehingga tidak dapat menganalisis perekonomian pertanian pangan secara mendetail. Oleh karena itu, data yang akan digunakan pada penentuan komoditas pertanian pangan unggulan merupakan data time series produksi pertanian pangan di Kabupaten Pemalang dan data produksi pertanian pangan Provinsi Jawa Tengah sebagai daerah referensi.

No.

Jumlah Produksi (Ton) di Kabupaten Pemalang

Jenis

Komoditas

2014

2015

2016

2017

2018

1

Padi

582,913

490,752

624,316

561,524

623,893

2

Jagung

42,683

34,266

58,884

50,979

58,397

3

Kacang Kedelai

0

22

481

116

7,732

4

Kacang Tanah

367

613

199

59

76

5

Kacang Hijau

97

18

54

26

3

6

Ubi Kayu

11,766

6,010

9,344

8,572

1,497

7

Ubi Jalar

2,336

1,480

2,799

518

369

640,162

533,161

696,077

621,794

691,967

Tabel Produksi Pertanian Pangan Kabupaten Pemalang Tahun 2014-2018 Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2019

24

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


Jumlah Produksi (Ton) di Provinsi Jawa Tengah

Jenis

No.

Komoditas

2014

2015

2016

2017

2018

1

Padi

9,648,105

11,361,422

N/A

11,396,629

9,512,434

2

Jagung

3,051,516

3,212,391

N/A

3,557,509

3,414,906

3

Kacang Kedelai

125,466

129,794

N/A

105,553

166,195

4

Kacang Tanah

120,158

109,204

N/A

91,232

86,603

5

Kacang Hijau

123,229

98,992

N/A

123,229

125,060

6

Ubi Kayu

3,977,810

3,571,594

N/A

3,138,864

2,556,459

7

Ubi Jalar

179,393

151,312

N/A

145,068

152,056

17,225,677

18,634,709

0

18,558,084

16,013,713

Tabel Produksi Pertanian Pangan Jawa Tengah Tahun 2014-2018 Sumber : BPS Jawa Tengah, 2019

4.7.1. Analisis Location Quotient Analisis Location Quotient atau LQ merupakan metode penentuan komoditas basis melalui perbandingan data produksi dan pertumbuhan suatu wilayah dengan wilayah referensi. Metode LQ terbagi atas analisis Static Location Quotient (SLQ) untuk mengetahui tingkat spesialisai komoditas/sektor dalam suatu wilayah yang dibandingkan dengan wilayah referensi serta analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) untuk mengetahui tingkat pertumbuhan suatu komoditas/sektor suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah referensi. Bersarkan perhitungan SLQ dan DLQ, hasil dari analisis LQ dikelompokkan ke dalam : 3. Komoditas Berkembang 1. Komoditas Unggulan (SLQ < 1 dan DLQ > 1 ) (SLQ > 1 dan DLQ > 1 ) 4. Komoditas Terbelakang 2. Komoditas Potensial (SLQ < 1 dan DLQ < 1 ) (SLQ > 1 dan DLQ < 1 ) No.

Jenis Komoditas

SLQ

DLQ

Hasil LQ

Keterangan

1

Padi

1.5190

1.0022

Unggulan

Ekspor, Cepat

2

Jagung

0.4127

0.9544

Terbelakang

Impor, lambar

3

Kacang Kedelai

0.2429

7.7233

Berkembang

Impor, Cepat

4

Kacang Tanah

0.0734

1.0795

Berkembang

Impor, Cepat

5

Kacang Hijau

0.0098

0.7067

Terbelakang

Impor, lambar

6

Ubi Kayu

0.0607

0.7706

Terbelakang

Impor, lambar

7

Ubi Jalar

0.2700

0.8290

Terbelakang

Impor, lambar

Tabel Analisis Location Quotient Komoditas Pertanian Pangan Sumber : Analisis Penulis, 2020

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

25


4.7.2. Analisis Tipologi Klassen Analisis Tipologi Klassen merupakan metode untuk mengidentiďŹ kasi komoditas/sektor yang mempunyai kontribusi dan pertumbuhan terbesar terhadap keseluruhan produksi pertanian pangan di Kabupaten Pemalang. Sehingga dapat diperoleh komoditas unggulan, potensial, berkembangn dan terbelakanag dengan kriteria : 3. Komoditas Berkembang (Proporsi < 1 dan Pertumbuhan > 1 ) 4. Komoditas Terbelakang (Proporsi < 1 dan Pertumbuhan < 1 )

1. Komoditas Unggulan (Proporsi > 1 dan Pertumbuhan > 1 ) 2. Komoditas Potensial (Proporsi > 1 dan Pertumbuhan < 1 ) No.

Jenis Komoditas

Proporsi

Pertumbuhan

Keterangan

1

Padi

1.5310

1.0088

Unggulan

2

Jagung

0.3932

0.9062

Terbelakang

3

Kacang Kedelai

0.2788

10.9417

Berkembang

4

Kacang Tanah

0.0795

1.2096

Berkembang

5

Kacang Hijau

0.0086

0.4065

Terbelakang

6

Ubi Kayu

0.0584

0.5228

Terbelakang

7

Ubi Jalar

0.2137

0.6580

Terbelakang

Tabel Analisis Tipologi Klassen Komoditas Pertanian Pangan Sumber : Analisis Penulis, 2020

4.7.3. Hasil Analisis Komoditas Unggulan Mengacu pada hasil analisis LQ dan Tipologi Klassen, maka dapat ditentukan jenisjenis komoditas pertanian unggulan dengan cara membandingkan antar kedua hasil tersebut. Sehingga dapat menunjukan pola kesamaan jenis komoditas yang memiliki karakteristik unggulan, berkembang, potensial, dan terbelakang. No.

Jenis Komoditas

Hasil LQ

Hasil Klaseen Keterangan

Unggulan

Unggulan

1

Padi

2

Jagung

Terbelakang

Terbelakang

3

Kacang Kedelai

Berkembang

Berkembang

4

Kacang Tanah

Berkembang

Berkembang

5

Kacang Hijau

Terbelakang

Terbelakang

6

Ubi Kayu

Terbelakang

Terbelakang

7

Ubi Jalar

Terbelakang

Terbelakang

Tabel Hasil Analisis Komoditas Unggulan Pertanian Pangan Sumber : Analisis Penulis, 2020

26

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan apabila dibandingkan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Pemalang memiliki karakteristik pertanian pangan yaitu komoditas unggulan meliputi padi, komoditas berkembang meliputi kacang kedelai dan kacang tanah, serta komoditas terbelakang meliputi jagung, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Oleh karena itu, jika Kabupaten Pemalang ingin mengoptimalkan added value dalam pendapatan daerah, maka pemerintah daerah perlu memperhatikan beberapa pertimbangan berikut 1. Mempertahankan sekaligus mengembangkan komoditas padi yang saat ini merupakan komoditas pertanian dengan kontribusi terbesar, berdaya saing, dan lebih cepat jika dibandingkan produksi padi Jawa Tengah. 2. Meningkatkan produksi kacang tanah dan kacang kedelai sebagai komoditas sampingan padi agar dapat menjadi komoditas potensial Kabupaten Pemalang

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

27


BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

28

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan


5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa pemanfaatan lahan pertanian pangan Kabupaten Pemalang pada saat ini belum sepenuhnya berjalan dengan optimal. Pada tahun 2018, angka pemanfaatan lahan pertanian pangan telah mencapai 35.334 Ha yang terdiri atas 34.369 Ha sawah irigasi dan 965,6 Ha sawah non-irigasi. Sementara menurut hasil analisis kesesuaian lahan pertanian, potensi pemanfaatan lahan pertanian yang dimiliki Kabupaten mencapai 72.821 Ha. Hal itu menunjukan apabila masih banyaknya potensi pengembangan sektor pertanian pangan yang dimiliki oleh Kabupaten Pemalang. Terlebih jika melihat perbandingan antara pemanfaatan lahan pertanian saat ini baru mencapai 48% dari keseluruhan lahan pertanian potensial (aktiva) dengan cadangan lahan sebesar 37.496 Ha Apabila melihat dari sisi moneter, nilai valuasi sektor pertanian pangan mencapai Rp. 6.521.941.368.800 pada tahun 2018. Jumlah tersebut turut berperan menjadikan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai sektor dengan kontribusi terbesar dalam Pendapatan Daerah Regional Bruto Kabupaten Pemalang dengan persentase sebesar 23%. Nilai tersebut tentunya masih dapat meningkat jauh jika potensi pertanian pangan Kabupaten Pemalang dimanfaatkan. dengan optimal Sebab berdasarkan perhitungan valuasi moneter, nilai cadangan moneter pertanian pangan mencapai Rp. 6.920.942.818.222.

Tidak hanya dalam aspek neraca ďŹ sik dan moneter, potensi pengembangan pertanian di Kabupaten Pemalang juga tercermin dalam analisis sektor komoditas. Dimana jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Pemalang memiliki komoditaas unggulan padi yang dapat di ekspor ke luar daerah.

5.2. Rekomendasi

Dalam rangka optimalisasi sektor pertanian pangan di Kabupaten Pemalang, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan, diantaranya yaitu : 1. Meningkatkan jumlah produksi pertanian dengan cara optimaslisasi lahan pertanian eksisting dengan program Pasca Usaha Tani 2. Penyediaan dan perbaikan sarana dan parasarana pendukung kegiatan pertanian seperti saluran irigasi dan aksesibilitas jalan 3. Penerapakan skala prioritas penanaman komoditas pertanian dengan mempertimbangkan komoditas unggulan 4. Berkaca pada konversi lahan pertanian produktif tingkat 1 demi pembangunan Tol Trans Jawa. Maka perlunya peran pemerintah daerah untuk mencegah konversi lahan pertanian eksisting dengan penerapan UU No.41 Tahun 2009 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) demi menjaga cadangan pangan pokok.

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan

29


DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. .7. 8. 9. 10. 11.

30

UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan Permen ATR No. 1 Tahun 2018 tentang Pedoaman Penyusunan Rencana Tata RuangWilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota Permentan No. 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan, dan Lahan Cadangan Pertanian Berkelanjutan SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/80 tentang Kriteria dan Penetapan Hutan Lindung PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai Perda Kabupaten Pemalang No. 1 tahun 2018 tentang RTRW Kabupaten Pemalang Pedoman Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2016 SNI-19-6728.3-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian Tahun 2011. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Daulay, Asnelly. 2019. Analisis Kriteria dan Bobot untuk Penentuan Lokasi Jalan Pertanian di Provinsi Jambi. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi Susanto, Andi. 2016. Laporan Tugas Akhir Penentuan Lokasi Potensial Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Subang. Universitas Pasundan

Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Pangan




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.