RKPD 2014

Page 1


GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

:

Mengingat

:

bahwa Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan , Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014, Perlu Menetapkan Peraturan Gubernur Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ; 1.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92);

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4.

5.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

-1-


telah diubah beberapa kali Terahir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahu 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4844); 6.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); -2-


13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

-3-


19. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata cara Pelaksanaan Tugas dan wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai wakil Pemerintah di wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 20. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014; 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor 1); 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 1 Seri E Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7); 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9); 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 4 Seri E Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10); 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 -4-


Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21); 26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah Diubah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310 ); 28. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pelaksanaan Peraturan Tahun 2008 tentang Tahapan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah;

Nomor 54 Tahun 2010 Pemerintah Nomor 8 Tatacara Penyusunan, Pelaksanaan Rencana

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 471);

Menetapkan

:

MEMUTUSKAN: PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014.

Pasal 1 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014, selanjutnya disebut RKPD Tahun 2014, adalah dokumen perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk periode 1 (satu) tahun anggaran yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2014 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Pasal 2 RKPD Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 menjadi: a. Pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014; b. Pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014; c. Acuan bagi Kabupaten/Kota dalam menyusun Rencana Kerja bagi Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota Tahun 2014.

-5-


Pasal 3 Dalam rangka penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggunakan RKPD Tahun 2014 sebagai bahan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun Anggaran 2014 dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Pasal 4 RKPD Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas: a. Narasi RKPD Tahun 2014, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini; b. Rencana Program Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 5 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah. Ditetapkan di Semarang Pada Tanggal 17 Mei 2013 Plh. GUBERNUR JAWA TENGAH,

RUSTRININGSIH Diundangkan di Semarang Pada Tanggal 17 Mei 2013 Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Asisten Ekonomi Pembangunan

SRI PURYONO KARTOSOEDARMO BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 NOMOR 25

-6-


DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................... Daftar Tabel ..................................................................................... Daftar Gambar ..................................................................................

i v xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ............................................................. 1.3 Hubungan Antar Dokumen .............................................................. 1.4 Kaidah Pelaksanaan ......................................................................... 1.5 Sistematika RKPD ........................................................................... 1.6 Maksud dan Tujuan ........................................................................

I-1 I-1 I-6 I-7 I-8 I-9 I - 10

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ............................................................................. 2.1 Gambaran Kondisi Umum Daerah .................................................... 2.1.1 Aspek Geografi ...................................................................... 2.1.2 Aspek Demografi ................................................................... 2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat .......................................... 2.1.3.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi. ........ a. Pertumbuhan PDRB ............................................... b. Inflasi ..................................................................... c. Indeks Gini dan Indeks Williamson ........................ d. Kemiskinan ........................................................... e. Jumlah Tindak Pidana .......................................... 2.1.3.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat ............................... a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ...................... b. Angka Partisipasi Kasar (APK) ................................ c. Angka Partisipasi Murni (APM) .............................. d. Angka Kematian Ibu (AKI) ..................................... e. Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) ................................................................. f. Presentase Balita Gizi Buruk ................................. g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) .......................... h. Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)................................... 2.1.3.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga............................. 2.1.4. Aspek Pelayanan Umum ....................................................... 2.1.4.1. Fokus Layanan Wajib ............................................... i

II - 1 II - 1 II - 1 II - 5 II - 8 II - 8 II - 8 II - 11 II - 12 II - 13 II - 14 II - 15 II - 15 II - 19 II - 19 II - 20

II - 21 II - 21 II - 22 II II II II

-

23 25 25 25


2.2

2.3 2.4 2.5 2.6 2.7

2.1.4.2. Fokus Layanan Pilihan ............................................. 2.1.5. Aspek Daya Saing Daerah ..................................................... 2.1.5.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ....................... a. Pengeluaran Konsumsi Per Kapita .......................... b. Produktivitas Total Daerah ..................................... c. Nilai Tukar Petani .................................................. 2.1.5.2. Fasilitas Wilayah ...................................................... a. Infrastruktur .......................................................... b. Jumlah Bank ......................................................... c. Jumlah Hotel/Penginapan...................................... d. Jumlah Penggunaan Air Bersih .............................. e. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik .................................................................... 2.1.5.3. Fokus Iklim Berinvestasi .......................................... a. Angka Kriminalitas ................................................. b. Jumlah Unjuk Rasa ............................................... 2.1.5.4. Fokus Sumber Daya Manusia a. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan .................................................... b. Rasio Ketergantungan ............................................ Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 dan Realisasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013 ............................................................................................... 2.2.1. Urusan Wajib ......................................................................... 2.2.2. Urusan Pilihan ....................................................................... Evaluasi Capaian MDGs ................................................................... Kondisi Pengembangan Wilayah ....................................................... Lingkungan Strategis ....................................................................... Permasalahan Pembangunan Daerah ............................................... Isu Strategis Pembangunan Daerah .................................................

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ........................................................... 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ..................................................... 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah ...................................................... 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah .................... 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah .................................................... 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ........... 3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah......................................... 3.2.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ......................... 3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah...... .......................... 3.2.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah.........................

II II II II II II II II II II II

-

54 61 61 61 62 63 64 64 65 65 66

II II II II II

-

66 67 67 67 68

II - 68 II - 68

II II II II II II II II

-

69 69 146 165 172 181 185 188

BAB III

ii

III - 1 III - 1 III - 1 III - 5 III - 9 III - 9 III - 21 III - 21 III - 21 III - 22


BAB IV 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 ....................................................................... Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Jangka Panjang ................................................................... Prioritas Pembangunan Daerah ....................................................... Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Mendukung 4 (Empat) Pilar Pembangunan Nasional .............................................. Kebijakan dan Strategi Percepatan Pencapaian Target MDG’s Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 .......................................... Prioritas Pengembangan Kewilayahan Jawa Tengah ........................

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 ....................................................................... 5.1 Urusan Wajib ................................................................................... 1. Pendidikan ................................................................................ 2. Kesehatan ................................................................................. 3. Pekerjaan Umum ........................................................................ 4. Perumahan Rakyat ..................................................................... 5. Penataan Ruang ........................................................................ 6. Perencanaan Pembangunan ....................................................... 7. Perhubungan .............................................................................. 8. Lingkungan Hidup ..................................................................... 9. Pertanahan ................................................................................. 10. Kependudukan dan Catatan Sipil ............................................... 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ................... 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera .............................. 13. Sosial ........................................................................................ 14. Ketenagakerjaan ......................................................................... 15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah .......................................... 16. Penanaman Modal ...................................................................... 17. Kebudayaan ............................................................................... 18. Kepemudaan dan Olah Raga ....................................................... 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ................................. 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ........... 21. Ketahanan Pangan ..................................................................... 22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ......................................... 23. Statistik...................................................................................... 24. Kearsipan ................................................................................... 25. Komunikasi dan Informatika ...................................................... 26. Perpustakaan ............................................................................. 5.2 Kewenangan Urusan Pilihan ............................................................ 1. Pertanian .................................................................................... 2. Kehutanan ................................................................................. 3. Energi dan Sumber Daya Mineral ...............................................

IV - 1 IV - 1 IV - 23 IV - 81 IV - 83 IV - 89

BAB V

iii

V -1 V-1 V-1 V-3 V-6 V - 12 V - 12 V - 13 V - 15 V - 15 V - 17 V - 17 V - 17 V - 20 V - 21 V - 23 V - 24 V - 26 V - 27 V - 28 V - 29 V V V V V V V V V V V

-

31 34 35 36 36 37 38 38 38 40 41


4. 5. 6. 7. 8. BAB VI

Pariwisata................................................................................... Kelautan dan Perikanan ............................................................. Perdagangan ............................................................................... Perindustrian ............................................................................. Transmigrasi .............................................................................. PENUTUP ............................................................................

iv

V V V V V

-

42 43 44 45 46

VI - 1


DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5

Tabel 2.6

Tabel 2.7 Tabel 2.8

Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 2.15

Tabel 2.16

Tabel 2.17 Tabel 2.18

Tabel 2.19

Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082010 ........................................................................................... Frekuensi Kejadian Bencana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2012 .................................................................................. Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2011-2012 ............... Proyeksi Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 .................................................... Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (Trilyun Rupiah) ................................................................ Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (Trilyun Rupiah) ............................................................... Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011-2012 (%) ................................................................ Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (Juta Rupiah) ................................................ Inflasi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011-2012 (%) .............................................................................................. Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .......................................................................................... Kemiskinan Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011 – 2012 ....................................................................................... Jumlah Tindak Pidana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 – 2012 .......................................................................................... Usia Harapan Hidup Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011 (Tahun) ................................................................... Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 .......... Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011 (Tahun) ...................................................................................... Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008-2012 ................................................................................. Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008-2012 .......... Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ....................................................... Persentase Balita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ...............................................................................

v

II - 2 II - 5 II - 6 II - 7

II - 8

II - 9 II - 10

II - 10 II - 11 II - 13 II - 14 II - 15 II - 17 II - 18

II - 19

II - 19 II - 20

II - 21 II - 21


Tabel 2.20 Tabel 2.21 Tabel 2.22 Tabel 2.23 Tabel 2.24 Tabel 2.25 Tabel 2.26 Tabel 2.27 Tabel 2.28 Tabel 2.29 Tabel 2.30 Tabel 2.31 Tabel 2.32 Tabel 2.33 Tabel 2.34 Tabel 2.35 Tabel 2.36 Tabel 2.37 Tabel 2.38 Tabel 2.39 Tabel 2.40 Tabel 2.41 Tabel 2.42 Tabel 2.43

Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja, TPAK dan TPT Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (Agustus) ..................... Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional dan Provinsi di Jawa – Bali Tahun 2011-2012 (%) .............................................. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2011 ........................................................... Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2011 ........................................................... Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ...................................................... Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2011 ....................................................... Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI (7-12 tahun) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 ........................ Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs (13-15 tahun) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 .......... Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/SMK/MA (16-18 tahun) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 .......... Angka Partisipasi Sekolah (APS) PT (19-24 tahun) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa–Bali Tahun 2011 ........................ Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ................................. Rasio Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................... Perkembangan Rasio Dokter Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................................... Perkembangan Rasio Tenaga Medis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 .................................................................... Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Tertangani di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 ............................................... Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ................................. Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ............................................................................... Kondisi Penyakit Menular Yang Terdeteksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ....................................................... Kondisi Jalan Kewenangan Provinsi Tahun 2008 – 2012 ............. Kondisi Jembatan Kewenangan Provinsi Tahun 2008 – 2012 ..... Kewenangan Pengelolaan Daerah Irigasi di Provinsi Jawa Tengah........................................................................................ Kondisi Jaringan Irigasi Kewenangan Provinsi Tahun 20082012 ........................................................................................... Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .......................................................... Pelayanan Sertifikasi Hasil Uji (SHU) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ......................................................................

vi

II - 22 II - 23 II - 24 II - 24 II - 25 II - 25 II - 26 II - 26 II - 27 II - 27 II - 29 II - 29 II - 30 II - 30 II - 30 II - 31 II - 31 II - 32 II - 34 II - 34 II - 35 II - 35 II - 36 II - 36


Tabel 2.44 Tabel 2.45 Tabel 2.46 Tabel 2.47 Tabel 2.48 Tabel 2.49 Tabel 2.50 Tabel 2.51 Tabel 2.52 Tabel 2.53 Tabel 2.54

Tabel 2.55

Tabel 2.56

Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

2.57 2.58 2.59 2.60 2.61

Tabel 2.62 Tabel 2.63 Tabel 2.64 Tabel 2.65 Tabel 2.66 Tabel 2.67 Tabel 2.68

Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (Tipe C) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 .......................................................... Pelayanan Perhubungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2012 ................................................................................. Pelayanan Informasi Status Mutu Air di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 ....................................................................... Penertiban Sertifikat Hak Atas Tanah yang Diterbitkan Kantor Pertanahan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ................. Jumlah Pelayanan Akte Pada Kantor Catatan Sipil Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ............................................... Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Yang Ditangani PPT Provinsi dan Kabupaten/Kota ...................... Peserta KB Baru dan KB Aktif di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ................................................................................ Jumlah Keluarga Sejahtera Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ............................................................................... Jumlah Panti di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 ........ Jumlah PMKS yang Mendapat Bantuan dan yang Tertangani Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 ............................. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (juta orang) .............................................................. Persentase Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) terhadapKebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 .......................................................... Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (juta orang) .............................................................. Jumlah Koperasi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ... Jumlah BPR di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ............ Realisasi PMDN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2011 ........... Realisasi PMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2011 .............. Jumlah Penyelenggaraan Seni dan Budaya di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ........................................................ Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ........................................................ Perkembangan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ........................................................ Ketersediaan Pangan Hasil Pertanian Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .................................................................................. Target Penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 .................................................. Target dan Realisasi Penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 .................. Perkembangan Pembentukan Kelembagaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ............................ Pengelolaan Kearsipan di Jawa Tengah Tahun 2009-2011 .......... vii

II - 37 II - 38 II - 39 II - 40 II - 41 II - 41 II - 42 II - 42 II - 43 II - 43

II - 44

II - 45

II II II II II

-

45 46 47 47 48

II - 48 II - 48 II - 49 II - 50 II - 51 II - 51 II - 52 II - 53


Tabel 2.69 Tabel 2.70 Tabel 2.71 Tabel 2.72 Tabel 2.73 Tabel 2.74 Tabel 2.75 Tabel 2.77 Tabel 2.78 Tabel 2.79 Tabel 2.80 Tabel 2.81 Tabel 2.82 Tabel 2.83 Tabel 2.84 Tabel 2.85 Tabel 2.86 Tabel 2.87 Tabel 2.88

Tabel 2.89 Tabel 2.90 Tabel 2.91 Tabel 2.92 Tabel 2.93

Pelayanan Komunikasi dan Informatika di Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ....................................................................... Perkembangan Perpustakaan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .................................................................................. Produksi Hortikultura di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........... Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .................................................................................. Populasi Ternak di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ................... Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2012 ............ Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ............. Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ..................................................................... Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ........................................................ Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2012 ............................................. Jumlah Obyek Wisata dan Pengunjung di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ....................................................... Rata-Rata Lama Menginap Wisatawan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 (Hari) ............................................... Produksi Perikanan dan Nilainya di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2011 ..................................................................... Kontribusi Sub Sektor Perikanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ..................................................................... Jumlah Pasar di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ........ Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082011 ........................................................................................... Jumlah Industri dan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ..................................................................... Kepeminatan Calon Transmigran Jawa Tengah Tahun 20102012 ........................................................................................... Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Tiap Bulan dan Prosentasenya Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Jawa Tengah 2008 dan 2011 ......................................... Produktivitas Daerah Pada Tiap Sektor PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ........................................................ NTP Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011-2012 ....... Jumlah Bank dan Simpanan Dana Masyarakat Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ..................................................................... Jumlah, Kamar dan Rata-Rata Tingkat Hunian Kamar Hotel di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 .............................. Jumlah PDAM/BPAM, Kapasitas Produksi Maksimum dan Distribusi Air Bersih di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082011 ...........................................................................................

viii

II - 53 II - 54 II - 54 II - 55 II - 55 II - 56 II - 56 II - 57 II - 57 II - 57 II - 58 II - 58 II - 59 II - 59 II - 60 II - 60 II - 61 II - 61

II - 62 II - 63 II - 64 II - 65 II - 66

II - 66


Tabel 2.94 Tabel 2.95 Tabel 2.96 Tabel 2.97

Tabel 2.98 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

2.99 2.100 2.101 2.102 2.103 2.104 2.105 2.106 2.107 2.108 2.109

Tabel 2.110 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

2.111 2.112 2.113 2.114 2.115 2.116 2.117 2.118 2.119 2.120 2.121 2.122 2.123 2.124 2.125 2.126 2.127 2.128 2.129 2.130 2.131

Persentase Rumah Tangga Menggunakan Listrik di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011................................................ Angka Kriminalitas di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082011 ........................................................................................... Jumlah Unjuk Rasa Berdasarkan Kelompok Massa di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012................................................ Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ........................................................ Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Rasio Ketergantungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 ..... Capaian Kinerja Urusan Pendidikan ........................................... Capaian Kinerja Urusan Kesehatan............................................. Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum .................................. Capaian Kinerja Urusan Perumahan Rakyat ............................... Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang ................................... Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan .................. Capaian Kinerja Urusan Perhubungan ........................................ Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup ................................ Capaian Kinerja Urusan Pertanahan ........................................... Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil ......... Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ..................................................................... Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera .................................................................................... Capaian Kinerja Urusan Sosial ................................................... Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan ................................... Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah..... Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal ................................ Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan.......................................... Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga .......................... Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ......................................................................................... Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah ................................... Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan................................ Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa .... Capaian Kinerja Urusan Statistik ................................................ Capaian Kinerja Urusan Kearsipan ............................................. Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika ................ Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan ....................................... Capaian Kinerja Urusan Pertanian .............................................. Capaian Kinerja Urusan Urusan Kehutanan ............................... Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral ........... Capaian Kinerja Urusan Pariwisata ............................................. Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan ....................... Capaian Kinerja Urusan Perdagangan ......................................... Capaian Kinerja Urusan Perindustrian ........................................ ix

II - 67 II - 67 II - 68

II - 68 II II II II II II II II II II II

-

69 69 77 83 89 91 94 98 101 103 105

II - 106 II II II II II II II

-

111 115 118 121 123 125 126

II II II II II II II II II II II II II II II

-

128 132 137 139 141 142 144 145 147 152 154 157 159 162 163


Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

2.132 2.133 2.134 2.135 2.136 2.137 2.138 2.139 3.1

Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10

Tabel 3.11

Tabel 3.12 Tabel 4.1

Tabel 4.2 Tabel 4.3

Tabel 4.4 Tabel 4.5

Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi ........................................ Capaian Indikator MDGs Tujuan 1.............................................. Capaian Indikator MDGs Tujuan 2.............................................. Capaian Indikator MDGs Tujuan 3.............................................. Capaian Indikator MDGs Tujuan 4.............................................. Capaian Indikator MDGs Tujuan 5.............................................. Capaian Indikator MDGs Tujuan 6.............................................. Capaian Indikator MDGs Tujuan 7.............................................. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 ....................................................................... Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2012 .......................................................... Distribusi PDRB Jawa Tengah Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2011-2012 ....................................................................... PDRB Per Kapita Jawa Tengah Tahun 2011-2012 ....................... Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2011-2012, Target Tahun 2013 dan Prediksi Tahun 2014-2015 ................... Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 dan Proyeksi Tahun 2014-2015 ...... ....................... Persentase Sumber-sumber Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 .................................................. Realisasi Belanja Daerah Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012 dan Anggaran Belanja Daerah Jawa Tengah Tahun 2013 ............ Persentase Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 .................................................................................. Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Urusan Kewenangan APBD Tahun 2011-2013, Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2014 dan Prakiraan Maju Tahun Anggaran 2015 ....... Realisai Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012, Prediksi Tahun 2013 dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2015 ........................ Alokasi Dana APBN (Dekonsentrasi, DAK dan Tugas Pembantuan) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 ............... Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pokok, Arah Pembangunan dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Tahap II RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 ........ Kebijakan Pembangunan Nasional Tahun 2014 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014 ............................ Keterkaitan Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Strategi dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 .......................................................................................... Rencana Program Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 .......................................................... Pagu Indikatif untuk Belanja Langsung Tiap Prioritas Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2014 .......................

x

II II II II II II II II

-

164 166 167 167 168 168 169 170

III - 2 III - 3 III - 4 III - 4 III - 7 III - 10 III - 11 III - 12 III - 12

III - 14

III - 17 III - 19

IV - 3 IV - 29

IV - 40 IV - 48 IV - 76


DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 2.14 Gambar 2.15 Gambar 2.16 Gambar 2.17

Gambar 2.18

Gambar 2.19

Gambar 2.20

Gambar 2.21

Alur Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ...... Perkembangan Pertumbuhan PDRB/Pertumbuhan Ekonomi Provinsi awa Tengah Tahun 2008-2012 (%) ............................... Perkembangan Inflasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (%) ............................................................................................ Indeks Gini Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ................ Indeks Williamson Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011...... Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 (%) ................................................................................... Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ................................................ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2011 ........................................................ Perkembangan Usia Harapan Hidup Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 (Tahun) ..................................................... Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ..................................................................... Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 (Tahun) ........................................................ Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ......................................................................................... TPT Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (%) ...................... Perkembangan TPAK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (%) ............................................................................................ Perkembangan IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ................................................................................ Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011 ......................................................... Perkembangan Rasio Guru dan Murid Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ..................................................................... Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (juta orang) ............................................................. Persentase Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Terhadap Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 ............................................................................... Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (juta orang) ............................................................. Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Tiap Bulan Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 dan 2011.......................................................................... Produktivitas Daerah Pada Tiap Sektor PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 .........................................................

xi

I-5 II - 9 II - 11 II - 12 II - 13 II - 14 II - 15 II - 16 II - 16 II - 17 II - 18 II - 20 II - 22 II - 23 II - 24 II - 28 II - 28

II - 44

II - 45

II - 46

II - 62 II - 63


Gambar 2.22 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ..................................................................... Gambar 2.23 PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 ......................................................................................... Gambar 2.24 PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011............................................................... Gambar 2.25 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabuapten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 ......................................... Gambar 2.26 IPG Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 ......................................................................................... Gambar 2.27 IDG Kabupaten/KotaProvinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 ......................................................................................... Gambar 2.28 Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa TengahTahun 2010 dan 2011 ................................................... Gambar 2.29 TPT Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 ......................................................................................... Gambar 2.30 Analisis Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2011 dengan Penurunan Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2011 ............................................................................. Gambar 2.31 Analisis Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2011 dengan Penurunan Pengangguran Kabupaten/Kota Tahun 2011 ........................................................................................ Gambar 2.32 Analisis Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2011 dengan IPM Kabupaten/Kota Tahun 2011 ................................ Gambar 2.33 Alur Proses Identifikasi Isu Strategis Daerah ............................ Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Gambar 3.2 Inflasi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ...................................... Gambar 4.1 Keterkaitan Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 ................................................................. Gambar 4.2 Keterkaitan Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah dengan Pembangunan Nasional Tahun 2014 ............... Gambar 4.3 Arah Pembangunan Kewilayahan Provinsi Jawa Tengah ............ Gambar 4.4 Prioritas Pengembangan Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ........................................................................................

xii

II - 64 II - 172 II - 173 II - 174 II - 175 II - 176 II - 177 II - 178

II - 179

II - 180 II - 181 II - 185 III - 1 III - 5 IV - 38 IV - 39 IV - 108 IV - 108


LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 merupakan kelanjutan atas tahapan perencanaan pembangunan tahun sebelumnya. Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 berakhir pada tahun 2013, sedangkan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 belum ditetapkan, maka perencanaan pembangunan tahun 2014 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah

Tahun

2005-2025.

Sesuai

tahapan

RPJPD,

tahun

2014

merupakan tahun terakhir periodisasi RPJMD II (Tahun 2010-2014) dengan arah pembangunan adalah meningkatkan kualitas pelayanan dasar, daya saing ekonomi rakyat, tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, serta kualitas dan pengelolaan sumber daya alam. RKPD

Provinsi

Jawa

Tengah

Tahun

2014

disusun

dengan

berlandaskan pada : (1) Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 mengacu pada : 1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, 2) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014; 3) Direktif Presiden; 4) hasil evaluasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013; dan 5) hasil evaluasi RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Selain itu, dokumen ini juga diselaraskan dengan dokumen lainnya yaitu : 1) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029; 2) Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals (RAD MDGs) Provinsi Jawa Tengah Tahun I-1


2011-2015; 3) Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; 4) Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2010-2020; 5) Rencana Aksi Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum di Wilayah Provinsi Jawa Tengah; 6) Standar Pelayanan Minimal (SPM); 7) Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs)

di

Indonesia;

8)

Masterplan

Percepatan

dan

Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ; 9) Masterplan Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI); 10) Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 2011-2015; 11) Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) Tahun 20102020; 12) Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015; 13) Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 14) Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka

Menengah

Tahun

2012-2014;

15)

Aksi

Pencegahan

dan

Pemberantasan Korupsi; dan 16) Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri. Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 juga harus sinergis dan sinkron dengan kebijakan Pemerintah melalui 4 (empat) pilar pembangunan yaitu pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment, mendukung Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, meningkatkan

keterkaitan

antar

sektor

dan

antar

wilayah,

serta

memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dokumen RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 bernilai strategis dan penting, karena : 1) Merupakan instrumen pelaksanaan yang menghubungkan antara RPJMD Tahun 2008-2013 dengan RPJMD 20132018; 2) Menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) berupa program/kegiatan SKPD dan/atau lintas SKPD; 3) Mewujudkan konsistensi program dan sinkronisasi pencapaian sasaran RPJMD dan RPJPD; 4) Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas

dan

Plafon

Anggaran

Sementara

(PPAS)

sebagai

dasar

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD); 5) Menjadi pedoman dalam mengevaluasi rancangan Peraturan Daerah

tentang

APBD;

dan

6)

Sebagai

acuan

bagi

Pemerintah

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dalam menyusun RKPD Tahun 2014. Proses penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 dilakukan dengan memperhatikan berbagai pendekatan perencanaan, yaitu : 1. Perencanaan dari bawah (bottom up) Perencanaan dari bawah dilaksanakan dengan memperhatikan hasil kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di I-2


Jawa Tengah secara berjenjang, dimulai dari Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan

yang

dilaksanakan

pada

Bulan

Januari

2013,

Musrenbang Kecamatan pada Bulan Februari 2013 dan Musrenbang Kabupaten/Kota pada Bulan Maret 2013. Selain itu juga dilaksanakan Musrenbang Wilayah di 3 (tiga) Bakorwil I, II, dan III Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 25 Maret 2013. 2. Perencanaan dari atas (top down) Perencanaan dari atas dilakukan dengan mengupayakan sinkronisasi dan sinergitas kebijakan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang tertuang dalam berbagai dokumen nasional terkait dengan perencanaan pembangunan Tahun 2014. Sinkronisasi dan sinergitas ditekankan pada aspek tujuan, sasaran, isu strategis dan prioritas pembangunan. 3. Perencanaan Partisipatif Perencanaan partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam proses perencanaan pembangunan, utamanya keikutsertaan dalam Forum Musrenbang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan mewujudkan rasa ikut memiliki dari para pemangku kepentingan. Ikut serta dalam kesempatan

tersebut

adalah

kalangan

Perguruan

Tinggi,

BUMN/Perusda/BUMD, Perbankan, Organisasi Profesi, Asosiasi Dunia Usaha dan Organisasi Sosial, Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Wanita, Lembaga Bentukan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Lembaga Donor. 4. Perencanaan Teknokratik Perencanaan melalui pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah. Dalam proses penyusunan

RKPD

Tahun

2014,

dimulai

dengan

penyusunan

Rancangan Awal RKPD Tahun 2014 mencakup berbagai aktivitas antara lain : a) Pengolahan data dan informasi; b) Analisis gambaran umum kondisi daerah; c) Analisis kondisi perekonomian dan keuangan daerah; d) Evaluasi kinerja pembangunan tahun 2012; e) Telaah kebijakan Pemerintah; f) Telaah pokok-pokok pikiran DPRD Provinsi; g) Perumusan permasalahan pembangunan daerah; h) Perumusan rancangan

kerangka

ekonomi

dan

kebijakan

keuangan

daerah;

i)

Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta pagu indikatif; j) Perumusan program prioritas dan pagu indikatif; k) Penyajian dan sosialisasi Rancangan Awal RKPD; dan l) Penyelarasan rencana program prioritas dan pagu indikatif. 5. Perencanaan Politik Perencanaan dengan pendekatan politik dilakukan dengan merujuk pada visi dan misi kepala daerah terpilih yang didukung oleh DPRD. I-3


Dukungan DPRD tercermin antara lain pada saat diselenggarakan Musrenbang Tahun 2013 dalam rangka penyusunan RKPD Provinsi Jawa

Tengah

Tahun

2014.

Dalam

kesempatan

tersebut

telah

disampaikan Pokok-Pokok Pikiran DPRD Provinsi Jawa Tengah sebagai masukan dalam penyusunan RKPD Tahun 2014. Lebih lanjut masukan dari DPRD diperoleh pada saat diselenggarakan kegiatan Dialog Interaktif antara Legislatif – Eksekutif sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah. Secara umum tahapan penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah, dilakukan melalui pentahapan yatu : 1) Persiapan penyusunan RKPD; 2) Penyusunan Rancangan Awal RKPD; 3) Penyusunan Rancangan RKPD; 4) Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang sebelumnya didahului dengan kegiatan Pra Musrenbang; 5) Perumusan Rancangan Akhir RKPD; dan 6) Penetapan RKPD. Selanjutnya memperhatikan ketentuan yang termaktub dalam Permendagri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi RKPD Tahun 2014, maka RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah. Alur penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.

I-4


Rancangan Awal RKPD

Persiapan Penyusunan RKPD

Sosialisasi Rancangan Awal RKPD

Pengolahan Data & Informasi

Perumusan Masalah Pembangunan Daerah

Analisis Gambaran Kondisi Umum Daerah

Penyusunan Rancangan Renja SKPD

Kebijakan Nasional Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah

Evaluasi Agregatif

Rumusan Isu Strategis Daerah

Pokok - Pokok Pikiran DPRD

Evaluasi Kinerja Urusan

Forum SKPD

Evaluasi Kondisi Perekonomian & Keuangan Daerah Rumusan Kebijakan Umum, Strategi dan Prioritas Daerah

Rumusan Kerangka Ekonomi Daerah RPJMD Th. 2008-2013

RPJPD Th. 2005-2025

Rumusan Renc Program Prioritas Daerah dan Pagu Indikatif

Rancangan RKPD

Musrenbangwil

Pra Musrenbang Provinsi

Musrenbang RKPD Provinsi

RKPD Tahun 2013 Curah Pendapat dengan Publik

Penyusunan APBD Th. 2014

Penyelarasan Prioritas, Rencana Program Prioritas, Pagu Indikatif

KUA - PPAS

Musrenbangnas RKP 2014 Dialog Interaktif Penetapan Pergub ttg RKPD

Penyusunan

Gambar 1.1 Alur Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 I-5

Rancangan Akhir RKPD

RKPD Th. 2014


1.2. Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 adalah : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang

Nomor

33

Tahun

2004

tentang

Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 7. Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2007

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 9. Peraturan

Pemerintah

Nomor

55

Tahun

2005

tentang

Dana

Perimbangan; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 17. Peraturan

Presiden

Nomor

5

Tahun

2010

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 18. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca; 19. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventaris Gas Rumah Kaca; I-6


20. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 20122025 dan Jangka Menengah tahun 2012-2014; 21. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2012 tentang Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025; 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah; 26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013; 27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029; 28. Instruksi

Presiden

Nomor

3

Tahun

2010

tentang

Program

Pembangunan yang Berkeadilan; 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara

Penyusunan,

Pengendalian,

dan

Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 31. Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014. 1.3. Hubungan Antar Dokumen Dokumen RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 memiliki keterkaitan erat dan sejalan dengan arah pembangunan yang dimuat dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan nasional maupun I-7


Provinsi Jawa Tengah, terutama keberlanjutan terhadap RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 (sementara RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 belum ditetapkan) dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025. Selain itu juga mengacu RPJMN Tahun 2010 – 2014 dan RKP Tahun 2014. Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 juga mendasarkan pada berbagai dokumen perencanaan multi sektor di tingkat nasional di antaranya : 1) Standar Pelayanan Minimal (SPM); 2) Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs)

di

Indonesia;

3)

Masterplan

Percepatan

dan

Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ; 4) Masterplan Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI); 5) Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 2011-2015; 6) Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) Tahun 20102020; 7) Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015; 8) Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 9) Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka

Menengah

Tahun

2012-2014;

10)

Aksi

Pencegahan

dan

Pemberantasan Korupsi; dan 11) Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri. Dokumen perencanaan multi sektor di tingkat provinsi juga menjadi rujukan dalam penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014, antara lain : 1) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029; 2) Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals (RAD MDGs) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; 3) Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; 4) Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2010-2020; dan 5) Rencana Aksi Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. 1.4. Kaidah Pelaksanaan 1. RKPD Tahun 2014 merupakan rencana kerja pemerintah selama satu tahun dengan mendasarkan potensi yang tersedia, prioritas, target dan capaian yang telah ditetapkan. 2. Mendasarkan Permendagri Nomor 54 tahun 2010 pasal 285 dan Permendagri Nomor 23 tahun 2013 pasal 11 ayat 1-3 berikut ketentuan dalam Lampiran I, perubahan RKPD dapat dilakukan apabila

hasil

menunjukkan

evaluasi adanya

pelaksanaan ketidaksesuaian

keadaan meliputi:

I-8

dalam dengan

tahun

berjalan

perkembangan


a. Perkembangan

yang

tidak

sesuai

dengan

asumsi

kerangka

ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah; b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang - undangan; d. Pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan. 1.5. Sistematika RKPD Sistematika RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 berpedoman pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut : BAB I

PENDAHULUAN Memuat latar belakang; dasar hukum penyusunan; hubungan antar dokumen; kaidah pelaksanaan; sistematika RKPD; serta maksud dan tujuan.

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Memuat gambaran umum kondisi daerah yang terdiri dari aspek

geografi,

aspek

demografi,

aspek

kesejahteraan

masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing; evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2012 dan realisasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 menurut urusan kewenangan

provinsi;

evaluasi

capaian

MDG’s;

kondisi

pengembangan wilayah; lingkungan strategis yang terdiri atas internal dan eksternal; permasalahan pembangunan daerah; serta isu strategis pembangunan daerah. BAB III

RANCANGAN

KERANGKA

EKONOMI

DAN

KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang terdiri atas kondisi ekonomi daerah, dan tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2014 dan 2015; serta arah kebijakan keuangan daerah yang terdiri atas proyeksi keuangan daerah

dan

kerangka

keuangan daerah.

I-9

pendanaan

serta

arah

kebijakan


BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 Memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan pembangunan daerah jangka panjang; prioritas pembangunan daerah;

kebijakan

mendukung

4

pencapaian

target

dan

pilar

strategi

pembangunan

pembangunan

MDGs;

dan

nasional;

prioritas

daerah

percepatan

pengembangan

kewilayahan Jawa Tengah. BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 Memuat program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah tahun 2014 menurut urusan wajib dan urusan pilihan.

BAB VI

PENUTUP Memuat harapan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014.

1.6. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 adalah untuk: 1. Menentukan arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2014; 2. Mewujudkan sinergitas rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah tahun 2014. Adapun tujuannya adalah untuk : 1. Memberikan

landasan

operasional

bagi

seluruh

Satuan

Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014; 2. Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2014 sebagai dasar penyusunan Rancangan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014; 3. Menjadi pedoman penyusunan RKPD Tahun 2014 bagi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah; 4. Menjadi alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

I - 10


BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 2.1. Gambaran Kondisi Umum Daerah 2.1.1.

Aspek Geografi

Provinsi Jawa Tengah secara astronomis berada pada 5040’ - 8030’ Lintang Selatan dan 108030’ - 111030’ Bujur Timur. Adapun secara administratif wilayah Provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan; Provinsi Jawa Barat di sebelah barat; Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29 Kabupaten dan 6 Kota yang terdiri dari 573 Kecamatan yang meliputi 7.809 Desa dan 769 Kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.254.412 Ha atau 25,04% dari luas Pulau Jawa. Kondisi relief wilayah Jawa Tengah meliputi daerah pegunungan dan dataran tinggi/plateu yang memanjang di bagian tengah; dataran rendah yang hampir tersebar di seluruh Jawa Tengah; dan pantai yaitu Pantai Pesisir Utara dan Selatan. Kemiringan lahan di Jawa Tengah bervariasi, meliputi lahan dengan kemiringan 0-2% sebesar 38%; lahan dengan kemiringan 2-15% sebesar 31%; lahan dengan kemiringan 1540% sebesar 19%; dan lahan dengan kemiringan lebih dari 40% sebesar 12%. Iklim di Jawa Tengah termasuk dalam kategori iklim tropis basah. Pada tahun 2011, suhu udara di Jawa Tengah berkisar antara 25,20C– 27,70C dengan kelembaban udara berada pada kisaran antara 75%-84%. Curah hujan tertinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Kebumen sebesar 3.513 mm dan hari hujan terbanyak 227 hari tercatat di Stasiun Meteorologi Cilacap. Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 menunjukkan adanya penurunan luas lahan sawah yang beralih menjadi lahan bukan sawah sebesar 128 ha (0,013%). Tahun 2010 penggunaan lahan meliputi lahan sawah seluas 991.524 Ha (30,47%) dan bukan lahan sawah seluas 2.262.888 Ha (69,53%). Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

II - 1


Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2010 No. 1 a b c d e f g 2 a b c d e f g h i j k l

Penggunaan Lahan Lahan Sawah Pengairan Teknis Pengairan 1/2 Teknis Pengairan Sederhana Pengairan Desa/Non PU Tadah Hujan Pasang Surut Lebak, Polder, Lainnya Bukan Lahan Sawah Bangunan/ Pekarangan Tegal/Kebun Ladang/Huma Padang Rumput Hutan Rakyat Hutan Negara Perkebunan Negara Rawa Tambak Kolam/Empang Sementara tidak diusahakan Lain-lain Jumlah (Ha)

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Luas (Ha) 990.652 382.643 129.630 136.796 57.032 281.919 1.561 1.071 2.263.760 524.465 732.853 13.346 1.231 95.550 568.572 71.868 9.027 34.972 3.719

% 30,44 38,63 13,09 13,81 5,76 28,46 0,16 0,11 69,56 16,12 22,52 0,41 0,04 2,94 17,47 2,21 0,28 1,07 0,11

Luas (Ha) 991.652 383.262 133.769 136.635 52.596 282.521 1.613 1.256 2.262.760 503.923 730.370 13.413 1.184 103.402 578.107 69.345 9.035 39.810 8.259

% 30,47 38,65 13,49 13,78 5,30 28,49 0,16 0,13 69,53 15,48 22,44 0,41 0,04 3,18 17,76 2,13 0,28 1,22 0,25

Luas (Ha) 991.524 386.953 131.687 140.423 57.731 272.364 1.661 705 2.262.888 537.288 723.056 11.664 1.745 103.004 567.449 71.337 9.021 37.574 3.046

% 30,47 39,03 13,28 14,16 5,82 27,47 0,17 0,07 69,53 16,51 22,22 0,36 0,05 3,17 17,44 2,19 0,28 1,15 0,09

1.772

0,05

1.628

0,05

1.429

0,04

206.385 3.254.412

6,34 100,00

204.284 3.254.412

6,28 100,00

196.275 3.254.412

6,03 100,00

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Berdasarkan struktur geologi atau bentang alamnya, kawasan di Jawa Tengah yang dipandang strategis untuk dikembangkan, antara lain: Kawasan Taman Nasional Merapi, Kawasan Taman Nasional Merbabu, Kawasan Taman Nasional Karimunjawa, Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kawasan Sindoro Sumbing, Kawasan Rawapening, Kawasan Segara Anakan, Kawasan Daerah Aliran Sungai Garang, Kawasan Daerah Aliran Sungai Kritis Antar Kabupaten/Kota, Kawasan Kebun Raya Baturaden, Kawasan Karangsambung, Kawasan Karst Sukolilo, Kawasan Karst Gombong, Kawasan Karst Wonogiri, Kawasan Bledug Kuwu, Kawasan Pantai Ujung Negoro - Roban, Kawasan Gunung Slamet dan Kawasan Gunung Lawu. Potensi wilayah Jawa Tengah yang dapat dikembangkan sesuai dengan pola ruang untuk kawasan budidaya dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 adalah sebagai berikut : 1. Kawasan hutan produksi, meliputi : a. Kawasan hutan produksi tetap, berada di 28 Kabupaten kecuali Kabupaten Karanganyar; b. Kawasan hutan produksi terbatas, berada di 28 Kabupaten kecuali Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Semarang; 2. Kawasan hutan rakyat, meliputi 29 Kabupaten dan 5 Kota kecuali Kota Tegal;

II - 2


3. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi : a. Kawasan pertanian lahan basah, seluas ± 990.652 ha, yang ditetapkan sebagai lahan pangan pertanian berkelanjutan, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah; b. Kawasan pertanian lahan kering ± 955.587 ha, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah; 4. Kawasan peruntukan perkebunan, terdiri dari perkebunan rakyat, PTP Nusantara IX, dan Perkebunan Besar Swasta; 5. Kawasan peruntukan peternakan, meliputi : a. Kawasan peternakan besar dan kecil, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah; b. Kawasan peternakan unggas, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah; 6. Kawasan peruntukan perikanan, meliputi : a. Kawasan perikanan tangkap, yang diarahkan pada perairan Pantai Utara dan Pantai Selatan, danau, waduk, rawa, sungai, dan embung; b. Kawasan perikanan budidaya baik perikanan air payau, air tawar, dan laut, yang diarahkan di semua Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah; 7. Kawasan peruntukan pertambangan, meliputi : a. Kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan, dan batubara, terletak di kawasan Majenang – Bantarkawung, Serayu – Pantai Selatan, kawasan Gunung Slamet, kawasan Sindoro – Sumbing – Dieng, kawasan Merapi – Merbabu – Ungaran, kawasan Gunung Muria, kawasan Pegunungan Kendeng Utara, kawasan Kendeng Selatan, kawasan Gunung Lawu, dan kawasan Serayu – Pantai Utara; b. Kawasan pertambangan panas bumi, terletak di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi Dieng, panas bumi Gunung Telomoyo, panas bumi Gunung Ungaran, panas bumi Gunung Lawu, panas bumi Baturaden, dan panas bumi Guci; c. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, terletak di Wilayah Kerja Migas di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Klaten, Sragen, Karanganyar, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Grobogan, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Salatiga, Pekalongan, Tegal; dan pengembangan sumur tua/marjinal yang tersebar di Kabupaten Blora, Grobogan dan Kendal; 8. Kawasan peruntukan industri, meliputi wilayah industri/kawasan peruntukkan industri dan kawasan industri yang tersebar di semua Kabupaten/Kota kecuali Kota Surakarta; dan kawasan berikat yang berada di Kabupaten Cilacap, Semarang, Kendal, dan Kota Semarang;

II - 3


9. Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi kawasan pengembangan pariwisata koridor Borobudur – Prambanan – Surakarta, koridor Borobudur – Dieng, koridor Semarang – Demak – Kudus – Jepara – Pati – Rembang – Blora, koridor Semarang – Ambarawa – Salatiga, koridor Batang – Pekalongan – Pemalang – Tegal – Brebes, koridor Cilacap – Banyumas – Purbalingga – Banjarnegara, dan koridor Cilacap – Kebumen – Purworejo; 10. Kawasan peruntukkan permukiman, meliputi kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan; 11. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, meliputi kawasan pesisir yang terletak di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Pekalongan, dan Tegal; dan kawasan pulau-pulau kecil yaitu Kepulauan Karimunjawa, Pulau Panjang dan Pulau Mandalika (Kabupaten Jepara), Pulau Marongan, Pulau Gede dan Pualu Sualan (Kabupaten Rembang), dan Pulau Nusakambangan (Kabupaten Cilacap). Selain itu Jawa Tengah juga mempunyai wilayah yang tergolong rawan bencana alam seperti banjir, tsunami, abrasi dan longsor. Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, kawasan rawan bencana alam di Jawa Tengah meliputi 10 kawasan yaitu : 1. Kawasan rawan banjir, meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Surakarta, Semarang, Pekalongan dan Tegal. 2. Kawasan rawan tanah longsor, meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Semarang, Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes dan Kota Semarang. 3. Kawasan rawan letusan gunung berapi, meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Magelang, Boyolali, Klaten, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Magelang dan Tegal. 4. Kawasan rawan gempa bumi, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten dan Wonogiri. 5. Kawasan rawan gelombang pasang, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Pekalongan dan Tegal. 6. Kawasan rawan tsunami, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri.

II - 4


7. Kawasan rawan kekeringan, meliputi Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Jepara, Kudus, Blora, Rembang, Pati, Demak, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes. 8. Kawasan rawan abrasi, meliputi Kabupaten Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Pekalongan dan Tegal. 9. Kawasan rawan angin topan, meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kota Semarang dan Pekalongan. 10. Kawasan Rawan Gas Beracun, meliputi Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Kerawanan bencana di Jawa Tengah tersebut dapat diindikasikan dengan frekuensi kejadian bencana alam di Jawa Tengah kurun waktu 2010-2012 yang semakin meningkat. Frekuensi kejadian bencana di Jawa Tengah dapat dilihat dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2 Frekuensi Kejadian Bencana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012 No

Jenis Bencana

2008

2009

2010

2011

2012

1

2

3

4

5

6

7

7

54

115

85

160

21

126

141

202

201

2

100

122

104

312

10

-

-

15

17

268

305

1

Banjir

2

Tanah Longsor

3

Angin Topan

4

Kekeringan

6

Kebakaran 30 128 73 Sumber : Sekretariat BPBD Prov. Jateng, 2013

Frekuensi kejadian bencana banjir mempunyai kecenderungan meningkat. Pada tahun 2008 tercatat hanya 7 kejadian, cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2012 tercatat 160 kejadian. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan dalam upaya pelestarian lingkungan, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungannya. 2.1.2. Aspek Demografi Jumlah penduduk Jawa Tengah tahun 2011 diproyeksikan sebanyak 32.643.612 jiiwa atau 13,54% dari jumlah penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki sebanyak 16.273.976 Jiwa (49,85%) dan perempuan sebanyak 16.369.636 Jiwa (50,15%), sehingga besar rasio jenis kelamin (RJK) adalah sebesar 99,42. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kabupaten Brebes (1.742.528 jiwa), sedangkan paling sedikit berada di Kota Magelang (118.606 jiwa).

II - 5


Kepadatan penduduk Jawa Tengah tahun 2012 diproyeksikan sebesar 1.022 Jiwa/Km2, meningkat dibandingkan kondisi tahun 2011 sebesar 1.003 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tahun 2012 tertinggi di Kota Surakarta (11.573 jiwa/km2) dan terendah di Kabupaten Blora (472 jiwa/km2). Selengkapnya jumlah penduduk, rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk pada masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Tengah disajikan dalam Tabel 2.3 dan Tabel 2.4. Tabel 2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2011 - 2012 Jumlah Penduduk Tahun 2011*) No.

Kabupaten/Kota

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Rasio Jenis Kelamin

Penduduk Tahun 2012*)

1.

Kab. Cilacap

832.052

819.888

1.651.940

101,48

1.679.864

2.

Kab. Banyumas

788.938

781.660

1.570.598

100,93

1.603.037

3.

Kab. Purbalingga

426.606

432.192

858.798

98,71

877.489

4.

Kab. Banjarnegara

440.816

434.398

875.214

101,48

890.962

5.

Kab. Kebumen

581.298

580.996

1.162.294

100,05

1.181.678

6.

Kab. Purworejo

345.191

350.950

696.141

98,36

708.483

7.

Kab. Wonosobo

386.790

372.203

758.993

103,92

771.447

8.

Kab. Magelang

602.517

591.836

1.194.353

101,80

1.219.371

9.

Kab. Boyolali

463.755

473.067

936.822

98,03

953.317

10.

Kab. Klaten

560.182

575.019

1.135.201

97,42

1.153.047

11.

Kab. Sukoharjo

414.502

417.592

832.094

99,26

848.718

12.

Kab. Wonogiri

454.451

475.419

929.870

95,59

946.373

13.

Kab. Karanganyar

408.585

413.109

821.694

98,90

838.762

14.

Kab. Sragen

424.645

437.294

861.939

97,11

875.283

15.

Kab. Grobogan

654.822

661.871

1.316.693

98,93

1.339.127

16.

Kab. Blora

412.601

421.185

833.786

97,96

847.125

17.

Kab. Rembang

298.302

298.499

596.801

99,93

608.548

18.

Kab. Pati

584.038

614.897

1.198.935

94,98

1.219.993

19.

Kab. Kudus

390.201

398.063

788.264

98,02

807.005

20.

Kab. Jepara

55.728

557.960

1.115.688

99,96

1.144.916

21.

Kab. Demak

531.979

536.014

1.067.993

99,25

1.091.379

22.

Kab. Semarang

466.790

478.087

944.877

97,64

968.383

23.

Kab. Temanggung

360.744

355.163

715.907

101,57

730.720

24.

Kab. Kendal

462.997

445.536

908.533

103,92

926.325

25.

Kab. Batang

358.419

355.523

713.942

100,81

728.578

26.

Kab. Pekalongan

422.267

423.204

845.471

99,78

861.366

27.

Kab. Pemalang

629.314

635.221

1.264.535

99,07

1.285.024

28.

Kab. Tegal

699.564

700.225

1.399.789

99,91

1.421.001

29.

Kab. Brebes

880.286

862.242

1.742.528

102,09

1.770.480

30.

Kota Magelang

58.701

59.905

118.606

97,99

120.447

31.

Kota Surakarta

245.283

256.367

501.650

95,68

509.576

II - 6


Jumlah Penduduk Tahun 2011*) No.

Kabupaten/Kota

Laki-laki

Perempuan

Rasio Jenis

Jumlah

Kelamin

32.

Kota Salatiga

33.

Penduduk Tahun 2012*)

85.111

87.945

173.056

96,78

177.480

Kota Semarang

781.669

803.748

1.585.417

97,25

1.629.924

34.

Kota Pekalongan

142.963

141.450

284.413

101,07

290.347

35.

Kota Tegal

119.869

120.908

240.777

99,14

244.632

16.273.976

16.369.636

32.643.612

99,42

33.270.207

16.273.976

16.291.545

32.382.657

98,77

-

Jumlah

2011*) 2010

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : *) Angka Sementara Proyeksi SP 2010

Tabel 2.4 Proyeksi Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012

1.

Kab. Cilacap

213.851

1.679.864

Kepadatan Penduduk (per km2) 786

2.

Kab. Banyumas

132.759

1.603.037

1.207

3.

Kab. Purbalingga

77.765

877.489

1.128

4.

Kab. Banjarnegara

106.974

890.962

833

5.

Kab. Kebumen

128.274

1.181.678

921

6.

Kab. Purworejo

103.482

708.483

685

7.

Kab. Wonosobo

98.468

771.447

783

8.

Kab. Magelang

108.573

1.219.371

1.123

9.

Kab. Boyolali

101.507

953.317

939

No.

Kabupaten/Kota

Luas Wilayah (ha)

Jumlah Penduduk (jiwa)

10.

Kab. Klaten

65.556

1.153.047

1.759

11.

Kab. Sukoharjo

46.666

848.718

1.819

12.

Kab. Wonogiri

182.237

946.373

519

13.

Kab. Karanganyar

77.220

838.762

1.086

14.

Kab. Sragen

94.649

875.283

925

15.

Kab. Grobogan

197.585

1.339.127

678

16.

Kab. Blora

179.440

847.125

472

17.

Kab. Rembang

101.410

608.548

600

18.

Kab. Pati

149.120

1.219.993

818

19.

Kab. Kudus

42.517

807.005

1.898

20.

Kab. Jepara

100.416

1.144.916

1.140

21.

Kab. Demak

89.743

1.091.379

1.216

22.

Kab. Semarang

94.686

968.383

1.023

23.

Kab. Temanggung

87.023

730.720

840

24.

Kab. Kendal

100.227

926.325

924

25.

Kab. Batang

78.895

728.578

923

26.

Kab. Pekalongan

83.613

861.366

1.030

27.

Kab. Pemalang

101.190

1.285.024

1.270

28.

Kab. Tegal

87.970

1.421.001

1.615

II - 7


165.773

1.770.480

Kepadatan Penduduk (per km2) 1.068

Kota Magelang

1.812

120.447

6.647

31.

Kota Surakarta

4.403

509.576

11.573

32.

Kota Salatiga

5.296

177.480

3.351

33.

Kota Semarang

37.367

1.629.924

4.362

34.

Kota Pekalongan

4.496

290.347

6.458

35.

Kota Tegal

3.449

244.632

7.092

3.254.412

33.270.207

1.022

3.254.412

32.643.612

1.003

No.

Luas Wilayah (ha)

Kabupaten/Kota

29.

Kab. Brebes

30.

Jumlah

2012*)

2011*)

Jumlah Penduduk (jiwa)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : *) Angka Sementara Proyeksi SP 2010

2.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.3.1

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Pertumbuhan PDRB Nilai PDRB Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2012 mengalami peningkatan secara positif. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 sebesar Rp.367,135 Trilyun meningkat menjadi Rp.556,479 Trilyun pada tahun 2012. Sedangkan Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2008 sebesar Rp.168,034 Trilyun, meningkat menjadi Rp.210,848 Trilyun pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2008 – 2012 semakin meningkat, dimana tahun 2008 sebesar 5,61%, menjadi sebesar 6,34% di tahun 2012. Nilai dan perkembangan pertumbuhan PDRB Jawa Tengah selama 5 (lima) tahun dapat dilihat pada Tabel 2.5, Tabel 2.6 dan Gambar 2.1. Tabel 2.5 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 (Trilyun Rupiah) No

Sektor

2008

2009

2010*)

2011**)

2012**)

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

1

Pertanian

72,862

14,15

79,342

8,89

86,667

9,23

95,094

9,72

104,311

9,69

2

Pertambangan & Galian

3,514

13,02

3,852

9,63

4,302

11,67

4,726

9,85

5,239

10,85

3

Industri Pengolahan

125,006

21,11

130,352

4,28

146,155

12,11

166,108

13,65

182,715

10,00

4

Listrik, Gas & Air Bersih

3,749

9,75

4,114

9,74

4,645

12,91

4,984

7,29

5,648

13,32

5

Bangunan

21,196

17,02

24,448

15,34

27,124

10,94

29,747

9,67

33,352

12,11

6

Perdagangan, Hotel & Restoran

71,617

17,64

78,262

9,28

86,998

11,16

98,268

12,95

112,908

14,90

7

Pengangkutan & Komunikasi

21,091

14,87

23,836

13,02

26,298

10,33

29,172

10,93

32,951

12,95

II - 8


No

2008

Sektor

8

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

9

Jasa-jasa

2010*)

2011**)

2012**)

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

12,617

16,59

14,447

14,51

15,899

10,05

17,684

11,22

19,993

13,06

15,65

39,246

10,61

46,599

18,74

52,828

13,37

59,359

12,36

8,38

444,692

11,75

498,614

12,13

556,479

11,60

35,480

PRDB Total

2009

367,135

17,51 397,903

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Tabel 2.6 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 (Trilyun Rupiah) N o

Sektor

2008

2009

2010*)

2011**)

2012**)

(Rp.)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

32,880

3,19

34,101

3,71

34,956

2,51

35,421

1,33

36,712

3,71

1,851

3,83

1,952

5,49

2,091

7,09

4,91

2,355

7,38

55,348

5,06

57,444

3,79

61,387

6,86

65,528

6,74

69,012

5,46

1

Pertanian

2

Pertambangan &Galian

3

Industri Pengolahan

4

Listrik, Gas & Air Bersih

1,408

5,06

1,489

5,74

1,614

8,41

1,684

6,30

1,820

6,38

5

Bangunan

9,647

6,54

10,300

6,77

11,014

6,93

11,712

6,34

12,573

6,98

6

Perdagangan, Hotel & Restoran

35,226

7,23

37,766

7,21

40,056

6,06

43,072

7,53

46,719

8,25

7

Pengangkutan & Komunikasi

8,581

6,57

9,192

7,12

9,805

6,66

10,645

8,56

11,486

7,90

8

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

6,218

7,81

6,701

7,78

7,038

5,02

7,503

6,62

8,206

9,36

9

Jasa-jasa

16,871

7,35

17,724

5,05

19,029

7,37

20,464

7,54

21,961

7,32

2,193

PRDB Total 168,034 5,61 176,673 5,14 186,995 5,84 198,226 6,01 210,848 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah

Gambar 2.1 Perkembangan Pertumbuhan PDRB/Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (%) II - 9

6,34


Apabila dibandingkan dengan Provinsi lain di wilayah Jawa – Bali, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2012 berada pada posisi ke 4 (empat) setelah Provinsi Jawa Timur, Bali dan DKI Jakarta, namun lebih baik dari angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,23%. Pertumbuhan ekonomi Nasional dan Provinsi lain di wilayah Jawa – Bali dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011 - 2012 (%) No

Provinsi/Nasional

1 2 3 4 5 6 7

2011

Jawa Timur Bali DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Barat Banten D.I. Yogyakarta Nasional

2012

7,22 6,49 6,7 6,01 6,48 6,43 5,16 6,5

7,27 6,65 6,5 6,34 6,21 5,87 5,32 6,23

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012

Struktur pembentuk PDRB Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2012 didominasi oleh 3 (tiga) sektor yang memberikan kontribusi cukup besar yaitu industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian. Kontribusi tiga sektor utama pada PDRB Tahun 2012 yaitu industri pengolahan sebesar 32,83%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,29%, serta pertanian sebesar 18,74%. Perkembangan kontribusi sektor pada PDRB selama tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 (Juta Rupiah) 2008 No

Sektor

2009

2010*)

2011**)

2012**)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

1.

Pertanian

2.

Pertambangan dan Galian

3.

Industri Pengolahan

4.

Listrik, Gas dan Air Minum

1,02

0,84

1.03

0,84

1.04

0,86

1,00

0,85

1,02

0,86

5.

Bangunan

5,77

5,74

6.14

5,83

6.10

5,89

5,97

5,91

5,99

5,96

6.

Perdagangan, Hotel dan Restoran

7.

Pengangkutan dan Komunikasi

19,85 19,57 19.94 19,31 19.49 18,69 19,07 17,87 18,74 0,96

1,10

0.97

1,11

0.97

1,12

0,95

1,11

0,94

34,05 32,94 32.76 32,51 32.87 32,83 33,31 33,06 32,83

19,51 20,96 19.67 21,38 19.56 21,42 19,71 21,73 20,29 5,74

5,11

5.99

5,20

II - 10

5.91

5,24

5,85

5,37

5,92

17,41 1,12 32,73

22,16 5,45


2008 No

Sektor

2009

2010*)

2011**)

2012**)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

(Hb)

(Hk)

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

8.

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

3,44

3,70

3.63

3,79

3.58

3,76

3,55

3,79

3,59

3,89

9.

Jasa-jasa

9,66 10,04

9.86

100

100

PRDB Total

100

10,03 10.48 10,18 10,60 10,32 10,67 100

100

100

100

100

100

10,42 100

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

b. Inflasi Perkembangan inflasi Jawa Tengah selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2008 – 2012 sangat fluktuatif, tetapi cenderung menurun. Inflasi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,24%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 sebesar 2,68%, disebabkan oleh peningkatan harga pada komoditas volatile foods antara lain daging ayam ras, bawang merah dan cabe merah. Apabila dibandingkan dengan Provinsi se Jawa – Bali, inflasi Jawa Tengah berada pada urutan ke 2 (dua) setelah Provinsi Jawa Barat dan lebih rendah dibanding angka Nasional sebesar 4,34%. Perkembangan inflasi di Jawa Tengah dan perbandingan tingkat inflasi dengan provinsi lain se-Jawa – Bali dan nasional dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan Gambar 2.2.

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 dan 2012, BRS 2013, BPS Provinsi Jawa Tengah

Gambar 2.2 Perkembangan Inflasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (%) Tabel 2.9 Inflasi Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011-2012 (%) No 1 2 3 4

Provinsi/Nasional Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Banten

2011 3,1 2,68 3,88 3,79

II - 11

2012 3,86 4,24 4,31 4,37


No 5 6 7

Provinsi/Nasional Jawa Timur DKI Jakarta Bali Nasional

2011 4,09 3,97 3,75 3,79

2012 4,50 4,52 4,71 4,34

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012

c. Indeks Gini dan Indeks Williamson Indeks Gini merupakan satu ukuran untuk melihat ketimpangan pendapatan masyarakat. Indeks Gini tahun 2008 sebesar 0,3033, meningkat menjadi 0,3462 pada tahun 2011, angka ini menunjukkan ketimpangan pendapatan masyarakat meningkat. Sementara tingkat kesenjangan pembangunan antar wilayah di Provinsi Jawa Tengah dilihat dengan Indeks Williamson, pada tahun 2007 sebesar 0,7096, menjadi 0,6965 pada tahun 2011. Namun, Indeks Williamson Jawa Tengah masih di atas angka 0,5, yang menunjukkan bahwa kesenjangan pembangunan di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masih cukup tinggi. Indeks Gini dan Indeks Williamson Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.

Sumber : Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011, BPS Provinsi Jawa Tengah

Gambar 2.3 Indeks Gini Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

II - 12


Sumber : Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota 2011, BPS dan Bappeda Provinsi Jawa Tengah

Gambar 2.4 Indeks Williamson Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011 d. Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami penurunan walaupun laju penurunannya melambat. Jumlah penduduk miskin tahun 2012 sebanyak 4,86 juta jiwa (14,98%) lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 5,25 juta jiwa (16,21%), namun masih di atas rata – rata angka nasional sebesar 11,66%. Distribusi penduduk miskin di Jawa Tengah tahun 2012 menunjukan bahwa penduduk miskin di Jawa Tengah sebagian besar berada di perdesaan (59,98%) dibanding perkotaan (40,02%). Sementara sebaran penduduk miskin menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat 15 (lima belas) Kabupaten dengan angka kemiskinan di atas rata - rata Provinsi dan Nasional, sehingga masih perlu upaya lebih keras untuk menurunkan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah. Secara terinci dapat dilihat pada Tabel 2.10 dan Gambar 2.5. Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No

Tahun / Bulan

1

Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa)

Persentase (%)

Kota

Desa

Total

Kota

Desa

Total

2008/Maret

2.556,50

3.633,10

6.189,60

16,34

21,96

19,23

2

2009/Maret

2.420,90

3.304,80

5.725,70

15,41

19,89

17,72

3

2010/Maret

2.258,94

3.110,22

5.369,16

14,33

18,66

16,56

4

2011/Maret

2.092,51

3.014,85

5.107,36

14,12

17,14

15,76

5

2011/Sept

2.175,82

3.080,17

5.255,99

14,67

17,50

16,21

6

2012/Maret

2.001,12

2.976,25

4.977,36

13,49

16,89

15,34

7

2012/Sept

1.946,51

2.916,90

4.863,41

13,11

16,55

14,98

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2008-2012

II - 13


Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2008-2012

Gambar 2.5 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (%) Persentase kemiskinan Jawa Tengah apabila dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa – Bali berada pada urutan ke 6 (enam) dan masih di atas rata-rata nasional. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.11. Tabel 2.11 Kemiskinan Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Tahun 2011-2012 No

Provinsi/Nasional

2011 (ribu jiwa)

2012 (%)

(ribu jiwa)

(%)

1.

DKI Jakarta

355,20

3,64

366,77

3,70

2.

Bali

183,13

4,59

160,95

3,95

3.

Banten

690,87

6,26

648,25

5,71

4.

Jawa Barat

4.650,81

10,57

4.421,48

9,89

5.

Jawa Timur

5.227,31

13,85

4.960,54

13,08

6.

Jawa Tengah

5.255,99

16,21

4.863,41

14,98

7.

D.I. Yogyakarta

564,23

16,14

562,11

15,88

29.890,14

12,36

28.594,64

11,66

Nasional

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012

e. Jumlah Tindak Pidana Kondisi keamanan, ketentraman dan ketertiban umum (kamtramtibum) di Jawa Tengah semakin membaik, hal ini antara lain ditunjukkan dengan menurunnya jumlah tindak pidana dari 21.675 kasus pada tahun 2011 menjadi 19.094 kasus pada tahun 2012. Kondisi kamtramtibum antara lain dipengaruhi oleh masih belum terpenuhinya rasio ideal 1 polisi per 600 penduduk, kondisi saat ini yaitu 1 polisi per 900 penduduk. Selain akibat belum idealnya jumlah polisi dibanding jumlah penduduk, masih tingginya kesenjangan kesejahteraan antar

II - 14


masyarakat ikut berkontribusi terhadap tingginya jumlah tindak pidana. Jumlah Tindak Pidana di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.12. Tabel 2.12 Jumlah Tindak Pidana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 - 2012 No

Tahun

Lapor

Selesai

Rasio (%)

Angka Kriminalitas Yang Tertangani

Jumlah Tindak Pidana

1

2006

18.596

13.466

72,41

4,18

2

2007

18.485

13.681

74,01

4,23

3

2008

18.484

13.111

70,93

4,02

4

2009

17.391

12.850

73,89

3,91

5

2010

19.645

12.709

64,69

3,92

6

2011

21.675

13.913

64,19

4,26

7

2012

19.094

12.039

63,05

3,61

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 dan Polda Jawa Tengah, 2012

2.1.3.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu angka Usia Harapan Hidup (UHH), capaian tingkat pendidikan (Angka Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf), serta pengeluaran riil per kapita guna mengukur akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak. Perkembangan IPM Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2010 sebesar 72,49, meningkat menjadi 72,94 pada tahun 2011, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Gambar 2.6 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011

II - 15


IPM Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 72,94 di atas ratarata IPM Nasional sebesar 72,77 dan apabila di bandingkan dengan Provinsi se Jawa – Bali berada pada posisi ke 3 (tiga) di bawah Provinsi DKI dan DIY, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Gambar 2.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2011 Adapun indikator pembentuk dijabarkan sebagai berikut :

IPM

secara

lengkap

dapat

1) Usia Harapan Hidup Usia Harapan Hidup (UHH) merupakan ukuran terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk umumnya dan derajat kesehatan pada khususnya. Selama kurun waktu tahun 2008 – 2011, UHH masyarakat Jawa Tengah cenderung meningkat. Hal ini antara lain disebabkan semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat termasuk dalam pengelolaan asupan gizi. Perkembangan UHH masyarakat Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Gambar 2.8 Perkembangan Usia Harapan Hidup Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 (Tahun) II - 16


Usia Harapan Hidup Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 71,55 tahun, apabila dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa Bali berada pada posisi ke 3 (tiga), dan di atas rata-rata Nasional sebesar 69,65 tahun. Selengkapnya sebagaimana Tabel 2.13. Tabel 2.13 Usia Harapan Hidup Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 (Tahun) No

Provinsi/Nasional

2011

1

DKI Jakarta

73,35

2

D.I. Yogyakarta

73,27

3

Jawa Tengah

71,55

4

Bali

70,78

5

Jawa Timur

69,86

6

Jawa Barat

68,40

7

Banten

65,05

Nasional

69,65

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

2) Angka Melek Huruf Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan masyarakat yang merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek huruf. Tingkat melek huruf dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Perkembangan Angka Melek Huruf di Jawa Tengah usia 15 tahun ke atas menunjukkan peningkatan dari sebesar 89,24% pada tahun 2008 menjadi 90,34% pada tahun 2011. Hal ini menggambarkan bahwa semakin banyak penduduk yang mampu membaca dan menulis. Meskipun demikian, pembangunan ke depan tetap harus memperhatikan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan pendidikan yang tetap memperhatikan aspek ketersediaan, keterjangkauan dan kesetaraan. Perkembangan Angka Melek Huruf di Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2011 dapat dilihat Gambar 2.9. 90,5 90,34

90 89,95 89,5

89

89,46 89,24

88,5 2008

2009

2010

2011

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Gambar 2.9 Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 II - 17


Capaian Angka Melek Huruf Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 90,34, di bandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa - Bali berada pada posisi ke 5 (lima), dan masih di bawah capaian rata-rata Nasional sebesar 92,81, sebagaimana Tabel 2.14. Tabel 2.14 Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15 tahun ke Atas Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 No

Provinsi/Nasional

2011

1.

DKI Jakarta

98,83

2.

Banten

96,25

3.

Jawa Barat

95,96

4.

D.I. Yogyakarta

91,49

5.

Jawa Tengah

90,34

6.

Bali

89,17

7.

Jawa Timur

88,52

Nasional

92,81

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

3) Angka Rata – Rata Lama Sekolah Angka rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2008-2011, dari 6,86 pada tahun 2008 menjadi 7,29 tahun pada 2011. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pendidikan semakin meningkat, baik pada jenjang pendidikan yang diikuti maupun pada besaran peserta pendidikannya. Perkembangan rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Gambar 2.10 Perkembangan Rata – Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 (Tahun) Capaian Rata-rata Lama Sekolah Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 7,29 masih di bawah capaian rata-rata Nasional sebesar 7,94. Perkembangan rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah II - 18


dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa-Bali sebagaimana Tabel 2.15. Tabel 2.15 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 tahun ke Atas Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 (Tahun) No

Provinsi/Nasional

2011

1.

DKI Jakarta

10,95

2.

D.I. Yogyakarta

9,20

3.

Banten

8,41

4.

Bali

8,35

5.

Jawa Barat

8,06

6.

Jawa Timur

7,34

7.

Jawa Tengah

7,29

Nasional

7,94

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

b. Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar di Jawa Tengah untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan. Untuk jenjang SD/MI meningkat dari 106,79 menjadi 114,98 dan jenjang SMP/MTs dari 92,62 menjadi 100,50. Demikian pula untuk jenjang SMA/MA/SMK meningkat dari 53,51 menjadi 67,00. Kondisi ini menggambarkan tingkat partisipasi sekolah di Jawa Tengah semakin membaik. Secara lengkap, perkembangan APK Jawa Tengah untuk semua jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.16. Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008 - 2012 No

Tahun

SD / MI

SMP / MTs

SMA / MA/SMK

1

2008

106,79

92,62

53,51

2

2009

107,31

96,93

54,87

3

2010

108,00

99,40

64,62

4

2011

114,93

99,72

64,93

5

2012

114,98

100,50

67,00

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012

c. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni merupakan angka yang menggambarkan partisipasi anak usia sekolah dalam mengikuti jenjang pendidikan yang sesuai. Kondisi APM Provinsi Jawa Tengah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2008 dibandingkan tahun 2012 mengalami peningkatan, yaitu untuk II - 19


jenjang SD/MI dari 90,99 menjadi 98,30, SMP/MTs dari 71,50 menjadi 78,92, dan SMA/MA dari 45,78 menjadi 51,50. Namun demikian, kondisi tersebut masih harus terus ditingkatkan karena belum mencapai angka APM 100%, yang artinya masih ada anak usia sekolah yang belum mengikuti pendidikan. Secara lengkap, perkembangan APM Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.17. Tabel 2.17 Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008 – 2012 No

Tahun

SD/MI

SMP/MTs

SMA/MA

1

2008

90,99

71,50

45,78

2

2009

95,82

75,29

49,19

3

2010

97,08

76,87

50,12

4

2011

96,04

78,83

51,46

5

2012

98,30

78,92

51,50

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012

d. Angka Kematian Ibu (AKI) Kondisi Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah kurun waktu tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data kesehatan Jawa Tengah tahun 2012, penyebab kematian ibu didominasi oleh hipertensi dan pendarahan. Di samping itu, disebabkan pula oleh faktor-faktor non medis. Kondisi ini menggambarkan derajat kesehatan masyarakat yang masih perlu ditingkatkan terutama di wilayah-wilayah dengan kasus kematian ibu tinggi antara lain di Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Cilacap, Grobogan, Banyumas, Pekalongan dan Batang. Perkembangan Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah selama tahun 2008 -2012 disajikan dalam Gambar 2.11.

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : *) Angka Sementara

Gambar 2.11 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 II - 20


e. Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) Perkembangan AKB dan AKABA di Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2012 semakin meningkat, yang disebabkan antara lain masih adanya kehamilan resiko tinggi, rendahnya pemberian ASI eksklusif serta belum optimalnya pola asuh bayi dan balita. Hal ini perlu perhatian untuk mengatasi meningkatnya angka tersebut. Kabupaten/ Kota dengan jumlah kasus kematian tinggi yaitu Kabupaten Banjarnegara, Rembang, Purworejo, Brebes, Blora, Temanggung, Semarang, Batang, Wonosobo, Purbalingga, Cilacap, dan Boyolali, serta Kota Tegal, Magelang, Pekalongan. AKB, AKHB, dan AKABA dapat dilihat pada Tabel 2.18. Tabel 2.18 Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No

Tahun

AKB/1000 KH

AKHB

AKABA

1

2008

9,71

990,29

10,25

2

2009

10,37

989,63

11,74

3

2010

10,62

989,38

12,02

4

2011

10,34

989,66

11,5

5

2012

10,75

989,25

11,85

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012

f. Presentase Balita Gizi Buruk Persentase Balita gizi buruk di Jawa Tengah tahun 2008 – 2012 mengalami penurunan, didukung dengan optimalnya kinerja kader pada unit pelayanan kesehatan dasar serta berjalannya Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi. Namun demikian masih diperlukan upaya peningkatan status gizi yang memenuhi syarat bagi bayi dan Balita. Kabupaten dengan kasus Balita gizi buruk tinggi yaitu Blora, Cilacap, Tegal, Brebes dan Purbalingga. Secara rinci persentase balita gizi buruk dapat dilihat pada Tabel 2.19. Tabel 2.19 Persentase Balita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No

Tahun

Jumlah Balita Gizi Buruk

Jumlah Balita

Persentase (%)

1

2008

3.420

2.615.489

0,13

2

2009

3.160

2.531.882

0,12

3

2010

3.468

2.219.797

0,16

4

2011

3.187

2.612.144

0,12

5

2012

1.131

2.596.164

0,05

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012

II - 21


g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan kecenderungan semakin menurun. TPT pada tahun 2012 sebesar 5,63% (962,10 ribu jiwa) menurun dibandingkan tahun 2011 sebesar 5,93% (1.002,2 ribu jiwa). Hal ini menunjukkan rasio penduduk Jawa Tengah yang bekerja semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan menggambarkan penyerapan tenaga kerja semakin meningkat. Namun di sisi lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Jawa Tengah masih belum optimal, walaupun cenderung semakin meningkat dari tahun 2008 – 2012. Perkembangan TPT dan TPAK Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.20, Gambar 2.12 dan Gambar 2.13. Tabel 2.20 Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja, TPAK dan TPT Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (Agustus) No 1

2 3

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

Angkatan Kerja (jiwa)

16.690.966

17.087.649 16.856.330

16.918.797

17.090.000

- Bekerja

15.463.658

15,835.382 15.809.447

15.916.135

16.130.000

- Mencari Pekerjaan Tingkat Partisipasi AK (%) Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (%)

1.227.308

1.252.267

1.046.883

1.002.662

960.000

68,37

69,27

70,60

70,77

71,43

7,35

7,33

6,21

5,93

5,63

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Gambar 2.12 TPT Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (%)

II - 22


Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013

Gambar 2.13 Perkembangan TPAK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (%) TPT Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 di bandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa – Bali berada di posisi 4 (empat), namun lebih baik dari rata – rata TPT Nasional. Kondisi TPT Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional dapat dilihat pada Tabel 2.21. Tabel 2.21 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 - 2012 (%) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Provinsi/Nasional

2011

2012

Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur D.I. Yogyakarta Bali

13,06 10,8 9,83 5,93 4,16 3,97 2,32

10,13 9,87 9,08 5,63 4,12 3,97 2,04

Nasional

6,56

6,14

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

h. Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 sebesar 65,79 meningkat menjadi 66,45 pada tahun 2011. Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 sebesar 67,96 meningkat menjadi 68,99 pada tahun 2011. Hal ini menggambarkan meningkatnya peran serta perempuan dalam pembangunan daerah. Perkembangan IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2008-2011 dapat dilihat pada Gambar 2.14.

II - 23


IPG

IDG

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Gambar 2.14 Perkembangan IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011

Perkembangan IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berada di bawah rata-rata Nasional. Apabila dibandingkan dengan provinsi se Jawa – Bali, IPG Provinsi Jawa Tengah berada di urutan ke 4 (empat), sedangkan IDG berada di urutan ke 3 (tiga). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.22 dan Tabel 2.23. Tabel 2.22 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2011 NO.

PROVINSI

TAHUN 2011

1

DKI Jakarta

74,01

2

D I Yogyakarta

73,07

3

Bali

68,24

4

Jawa Tengah

66,45

5

Jawa Timur

65,61

6

Jawa Barat

63,25

7

Banten Nasional

63,35 67,80

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Tabel 2.23 Indeks Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi se Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2011 NO.

PROVINSI

TAHUN 2011

1

D I Yogyakarta

77,84

2

DKI Jakarta

74,70

3

Jawa Tengah

68,99

4

Jawa Timur

68,62

5

Jawa Barat

68,08

6

Banten

66,58

7

Bali

58,59

Nasional

69,14

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

II - 24


2.1.3.3

Fokus Seni Budaya dan Olahraga Perkembangan seni dan budaya di Jawa Tengah ditunjukkan dengan meningkatnya keberadaan jumlah kelompok kesenian dan museum. Untuk bidang olahraga, perkembangannya ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah klub olahraga dan gedung olahraga. Perkembangan seni, budaya dan olahraga di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.24. Tabel 2.24 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 NO

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

1

Jumlah Kelompok Kesenian

6.624

7.917

7.917

7.917

9.857

2

Jumlah Museum

43

43

43

48

48

4

Jumlah Klub Olahraga

-

3.516

3.925

4.230

4.230

5

Jumlah Gedung Olahraga (GOR, Stadion, lapangan olahraga)

-

15.550

17.250

19.291

19.291

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Jateng dan Dinas Pemuda dan Olahraga Prov Jateng, 2012

2.1.4. Aspek Pelayanan Umum Gambaran kondisi Jawa Tengah pada aspek pelayanan umum dijabarkan dalam Fokus Layanan Wajib dan Layanan Pilihan. Gambaran tersebut di uraian sebagai berikut. 2.1.4.1. Fokus Layanan Wajib 1) Pendidikan a. Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah di Jawa Tengah dari Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 memiliki kecenderungan peningkatan pada jenjang SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan PT, sedangkan pada jenjang pendidikan SD/MI mengalami penurunan dari 98,67 menjadi 98,62. Tabel 2.25 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2011 No

Tahun

Jenjang Pendidikan

2007

2008

2009

2010

2011

1

SD/MI (7-12 th)

98,67

98,83

98,80

98,95

98,62

2

SMP/MTs (13-15 th)

84,03

84,27

84,59

85,33

88,39

3

SMA/SMK/MA (16-18 th)

53,02

53,36

52,84

53,72

55,00

4

PT (19-24 th)

10,28

10,55

10,20

11,34

11,17

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

Capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 98,62, dibandingkan dengan provinsi lain di

II - 25


wilayah Jawa - Bali berada pada posisi ke 2 (dua), dan di atas capaian rata-rata Nasional sebesar 97,58, sebagaimana Tabel 2.26. Tabel 2.26 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI (7-12 th) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 No

Provinsi/Nasional

SD/MI (7-12 th)

1.

D.I. Yogyakarta

99,46

2.

Jawa Tengah

98,62

3.

Bali

98,45

4.

Jawa Timur

98,26

5.

Banten

98,23

6.

DKI Jakarta

98,09

7.

Jawa Barat

97,85

Nasional

97,58

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs (7-12 th) Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 88,39, dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa - Bali berada pada posisi ke 5 (lima), namun sudah di atas capaian rata-rata Nasional sebesar 87,78, sebagaimana Tabel 2.27. Tabel 2.27 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs (13-15 th) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 No

Provinsi/Nasional

SMP/MTs (13-15 th)

1.

D.I. Yogyakarta

97,59

2.

Bali

92,22

3.

DKI Jakarta

92,01

4.

Jawa Timur

90,04

5.

Jawa Tengah

88,39

6.

Banten

88,36

7.

Jawa Barat

85,69

Nasional

87,78

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/SMK/MA (1618 th) Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 55,00, dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa - Bali berada pada posisi ke 6 (enam), dan masih di bawah capaian rata-rata Nasional sebesar 57,85, sebagaimana Tabel 2.28.

II - 26


Tabel 2.28 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/SMK/MA (16-18 th) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 No

Provinsi/Nasional

SMA/SMK/MA (16-18 th)

1.

D.I. Yogyakarta

75,85

2.

Bali

68,91

3.

Jawa Timur

58,79

4.

DKI Jakarta

58,56

5.

Banten

56,16

6.

Jawa Tengah

55,00

7.

Jawa Barat

50,37

Nasional

57,85

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) Perguruan Tinggi (19-24 th) Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 11,17 berada pada posisi ke 6 (enam) dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Jawa - Bali, dan masih di bawah capaian rata-rata Nasional sebesar 14,26, sebagaimana Tabel 2.29. Tabel 2.29 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Perguruan Tinggi (19-24 th) Menurut Nasional dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 No

Provinsi/Nasional

PT (19-24 th)

1.

D.I. Yogyakarta

41,73

2.

Bali

17,83

3.

DKI Jakarta

17,13

4.

Jawa Timur

12,73

5.

Banten

12,53

6.

Jawa Tengah

11,17

7.

Jawa Barat

10,71

Nasional

14,26

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

b. Rasio Ketersediaan Sekolah Rasio ketersediaan sekolah menunjukkan jumlah sekolah per 10.000 jumlah penduduk usia sekolah. Kondisi di Jawa Tengah untuk jenjang SD pada tahun 2007 sampai dengan 2011 cenderung menurun. Namun untuk jenjang SMP dan SMA cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan jumlah sekolah dalam menampung penduduk usia pendidikan pada jenjang SD cenderung menurun, namun untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA semakin meningkat. Perkembangan rasio ketersediaan sekolah di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam Gambar 2.15. II - 27


Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

Gambar 2.15 Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2011 c. Rasio Guru dan Murid Rasio guru terhadap murid merupakan perbandingan jumlah guru per 10.000 jumlah murid, yang mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Rasio guru dan murid dari tahun 2008 sampai dengan 2011 di Jawa Tengah baik di tingkat jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah guru pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA cenderung meningkat, dengan laju peningkatan lebih tinggi dibanding peningkatan jumlah murid, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

Gambar 2.16 Perkembangan Rasio Guru dan Murid Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 2) Kesehatan a. Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling Proporsi rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling di Jawa Tengah sejak tahun 2008 sampai deII - 28


ngan 2012 cenderung tetap. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat didominasi oleh Puskesmas Pembantu yang ketersediaan sarana prasarana dan sumber daya manusianya masih perlu ditingkatkan. Secara terinci dapat dilihat pada Tabel 2.30 berikut. Tabel 2.30 Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun

Puskesmas Pembantu

Puskesmas

Puskesmas Keliling

Total Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Jumlah Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

2008

861

2.64

1,846

5.66

1,020

3.13

3,727

11.42

2009

853

2.60

1,850

5.63

1,130

3.44

3,833

11.66

2010

864

2.67

1,850

5.71

1,130

3.49

3,844

11.87

2011

867

2.66

1,827

5.60

948

2.90

3,642

11.16

2012

873

2.62

1,827

5.49

948

2.85

3,648

10.96

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

b. Rasio Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus Proporsi rasio Rumah Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK) di Jawa Tengah sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 baik yang dikelola pemerintah maupun swasta cenderung tetap, namun secara absolut jumlah RSU dan RSK cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas sarana prasarana pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat cenderung meningkat. Rincian datanya dapat dilihat pada Tabel 2.31 berikut. Tabel 2.31 Rasio Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Rumah Sakit Umum Tahun

Pemerintah

Rumah Sakit Khusus

Swasta

Pemerintah

Swasta

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

2008

58

0.18

104

0.32

6

0.02

66

0.20

2009

60

0.18

113

0.34

6

0.02

60

0.18

2010

60

0.19

117

0.36

6

0.02

62

0.19

2011

61

0.19

118

0.36

6

0.02

61

0.19

2012

61

0.18

132

0.40

8

0.02

62

0.19

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

c. Rasio Dokter Kurun waktu 2008 - 2012 rasio dokter umum di Jawa Tengah lebih besar dibandingkan dokter spesialis dan dokter gigi. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan lebih banyak dilaksanakan oleh dokter umum dibandingkan dokter spesialis. Data perkembangan rasio dokter dapat dilihat pada Tabel 2.32 berikut. II - 29


Tabel 2.32 Perkembangan Rasio Dokter Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Dokter Umum

Tahun

Jumlah

Dokter Spesialis

Rasio

Jumlah

Rasio

Dokter Gigi Jumlah

Rasio

2008

3,397

0.104

1,713

0.049

888

0.027

2009

3,578

0.109

2,149

0.065

943

0.029

2010

3,605

0.111

2,148

0.066

943

0.029

2011

4,224

0.129

2,343

0.072

1,058

0.032

2012

4,264

0.128

2,157

0.065

1,091

0.033

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

d. Rasio Tenaga Medis Rasio tenaga medis (perawat, bidan, tenaga farmasi dan tenaga gizi) di Jawa Tengah dari tahun 2009 sampai dengan 2012 cenderung meningkat, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan bagi masyarakat. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.33 berikut. Tabel 2.33 Perkembangan Rasio Tenaga Medis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012 Tahun

Perawat Jumlah

Bidan

Rasio

Jumlah

Tenaga Farmasi Rasio

Jumlah

Rasio

Tenaga Gizi Jumlah

Rasio

2009

24.763

0,753

12.456

0,379

3.633

0,111

1.472

0,045

2010

24.790

0,766

12.456

0,385

3.637

0,112

1.475

0,046

2011

24.472

0,750

13.100

0,401

4.376

0,134

1.549

0,047

2012

27.404

0,824

14.443

0,434

5.347

0,161

1.575

0,047

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

e. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Tertangani Cakupan komplikasi kebidanan yang tertangani di Jawa Tengah pada periode tahun 2009 sampai dengan 2012 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan rasio tenaga medis. Secara rinci terlihat pada Tabel 2.34 berikut. Tabel 2.34 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Tertangani di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012 Tahun

Bumil Risti/ Komplikasi

Yang Tertangani

Cakupan

2009

125.841

23.297

18,51

2010

126.993

76.638

60,35

2011

126.440

95.187

75,28

2012

126.806

115.885

91,39

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013 (diolah)

II - 30


f. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Jawa Tengah sejak 2008 sampai dengan 2012 cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk malakukan persalinan yang dibantu tenaga kesehatan. Secara terinci dapat dilihat pada Tabel 2.35 berikut. Tabel 2.35 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun

Jumlah Ibu Bersalin

Ibu Bersalin yang ditolong Tenaga Kesehatan

Cakupan

2008

603.049

548.630

90,98

2009

605.238

563.032

93,03

2010

591.125

555.225

93,93

2011

590.921

571.966

96,79

2012

595.266

578.212

97,14

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

g. Cakupan Desa/Kelurahan UCI Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunisation (UCI) tahun 2008 sampai dengan 2012 di Jawa Tengah meningkat dari 86,69 menjadi 98,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bayi telah mendapatkan imunisasi. Rincian data seperti pada Tabel 2.36 berikut. Tabel 2.36 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun

Jumlah Desa / Kelurahan

Jumlah Desa / Kelurahan UCI

Cakupan

2008

8.576

7.433

86,69

2009

8.576

7.886

91,95

2010

8.576

8.067

94,06

2011

8.576

8.265

96,37

2012

8.576

8.409

98,05

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

h. Kondisi Penyakit Menular yang Terdeteksi Kondisi angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 cenderung mengalami penurunan. Adapun penemuan kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan. Hal ini menjadi perhatian untuk meningkatkan langkah preventif melalui advokasi, dan pemberian pemahaman bagi masyarakat serta pendampingan bagi ODHA. Kondisi penyakit menular yang terdeteksi di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.37. II - 31


Tabel 2.37 Kondisi Penyakit Menular yang Terdeteksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 HIV / AIDS Kasus Meninggal AIDS 170 56

Tahun

IR DBD

2008

59,2

Kasus HIV 259

2009

57,9

143

430

104

2010

56,8

373

501

160

2011

15,3

755

521

89

2012

19,29

607

797

149

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

3) Pekerjaan Umum a. Prasarana jalan. Total panjang jalan di wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah 26.368,792 Km, terdiri dari : jalan Nasional sepanjang 1.390,571 Km, jalan Provinsi sepanjang 2.565,621 Km dan jalan Kabupaten/Kota sepanjang 22.412,600 Km. Pelayanan prasarana jalan mendasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Kondisi pelayanan prasarana jalan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 sebagai berikut: (1) Jaringan Jalan.

 Aksesibilitas, dengan indikator pelayanan yaitu tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten/Kota. Kriteria aksesibilitas jaringan jalan adalah terhubungnya setiap Pusat Kegiatan (PK) dalam suatu wilayah oleh jaringan jalan sesuai statusnya sehingga tidak ada satupun PK yang belum terhubungkan (terisolasi). Di Provinsi Jawa Tengah terdapat 177 titik PK baik berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) maupun Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kondisi sampai dengan Tahun 2012 seluruh titik PK sudah terhubung baik oleh jalan nasional, jalan provinsi maupun jalan Kabupaten/ Kota. Untuk meningkatkan aksesibilitas khususnya di wilayah selatan direncanakan pembangunan ruas jalan Wawar-Tambakmulyo/Ruas Jalan Diponegoro Kabupaten Kebumen (Jaringan Jalan Lintas Selatan/JJLS) sepanjang 38,460 Km. Panjang eksisting jalan ditambah rencana pembangunan jalan sepanjang : 26.407,252 Km. Sehingga tingkat aksesibilitas (rasio panjang jalan eksisting dibandingkan total panjang jalan eksisting ditambah rencana pembangunan jalan) sebesar 99,854%. Diharapkan pada akhir Tahun 2014, ruas JJLS telah selesai terbangun dengan

II - 32


Regional Road Developement Programme (RRDP) sehingga indeks aksesibilitas dapat 100% terpenuhi.  Mobilitas, dengan indikator pelayanan yaitu tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per individu melakukan perjalanan. Tingkat mobilitas jaringan jalan dilihat dari rasio antara jumlah total panjang jalan yang menghubungkan semua PK terhadap jumlah total penduduk dalam satuan Km/10.000 jiwa. Jumlah penduduk Jawa Tengah pada Tahun 2011 sebesar 32.643.612 jiwa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/ 2010, rasio panjang jalan dibandingkan dengan jumlah penduduk minimal untuk suatu wilayah yang kepadatan penduduknya 1000 s/d 5000 jiwa/km2 adalah 3 km per 10.000 jiwa. Indeks mobilitas Jawa Tengah pada Tahun 2011 mencapai 8,078 Km/10.000 jiwa, sehingga pencapaian SPM Indeks Mobilitas pada Tahun 2011 mencapai 269,259% sudah diatas SPM pada Tahun 2014 sebesar 100%.  Keselamatan, dengan indikator pelayanan tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendaraan dengan selamat. Indeks keselamatan dihitung dengan prosentase panjang ruas jalan yang memenuhi kriteria keselamatan terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan semua PK (aspek ini sementara hanya dihitung untuk ruas jalan kewenangan Nasional dan Provinsi karena tidak terdapat data untuk kondisi pada jalan Kabupaten/Kota). Panjang ruas jalan Nasional dan Provinsi sepanjang 3.956,192 Km dan ruas jalan yang rawan kecelakaan (black spot) dan rawan longsor/banjir sepanjang 525,556 Km, sehingga panjang ruas jalan yang sudah memenuhi kriteria keselamatan sepanjang 3.430,636 Km, maka indeks keselamatan jalan kewenangan Nasional dan Provinsi Jawa Tengah adalah 86,716% sudah memenuhi standar pelayanan yang diterapkan Kementerian Pekerjaan Umum pada Tahun 2014 mencapai 60%. (2) Ruas Jalan.

 Kondisi jalan, dengan indikator pelayanan yaitu tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman. SPM kondisi jalan diukur dari kondisi kerataan permukaan jalan. Kriteria kondisi jalan setiap ruas harus memiliki kerataan permukaan jalan yang memadai bagi kendaraan untuk dapat dilalui oleh kendaraan dengan cepat, aman dan nyaman. Panjang jalan rusak di Provinsi Jawa Tengah sepanjang 6.041,863 Km terdiri dari 93,099 Km jalan Nasional, 7,184 Km jalan provinsi dan 5.941,580 Km jalan Kabupaten/Kota, sehingga total jalan yang telah II - 33


memenuhi kriteria kondisi (jalan kondisi baik dan sedang) sepanjang 20.326,929 Km. Maka pelayanan kondisi ruas jalan di Provinsi Jawa Tengah sebesar 77,08% telah melampaui standar pelayanan yang diterapkan Kementerian Pekerjaan Umum pada Tahun 2014 sebesar 60%. Sedangkan khusus untuk jalan dan jembatan kewenangan provinsi, pada tahun 2012 kondisi jalan baik sebesar 86,18% dan jembatan baik sebesar 78,32%. Perkembangan kondisi jalan dan jembatan kewenangan provinsi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.38 dan 2.39. Tabel 2.38 Kondisi Jalan Kewenangan Provinsi Tahun 2008 – 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber Catatan

Kondisi Jalan Total Baik Sedang Rusak Panjang (Km) ( Km) % ( Km) % ( Km) % 2.139,097 84,25 387,558 15,26 12,445 0,49 2.539,700 2.158,745 85,00 371,050 14,61 9,905 0,39 2.539,700 2.190.014 85,36 366,627 14,29 8,980 0,35 2.565,621 2.199,250 85,72 358,417 13,97 7,953 0,31 2.565,621 2.211,052 86,18 347,385 13,54 7,184 0,28 2.565,621 : Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah) : - Panjang jalan kewenangan Provinsi sesuai SK Gubernur No. 620/12/2008 : 2.539,700 Km - Panjang jalan kewenangan Provinsi sesuai SK Gubernur No. 620/12/2010 : 2.565,621 Km

Tabel 2.39 Kondisi Jembatan Kewenangan Provinsi Tahun 2008 – 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Baik (m) 18.915,110 19.117,790 19.344,000 19.642,000 19.842,372

Kondisi Jembatan Sedang % (m) % 74,66 6.118,400 24,15 75,46 5.946,120 23,47 76,35 5.722,000 22,59 77,53 5.436,000 21,46 78,32 5.251,946 20,73

Rusak (m) % 301,490 1,19 271,090 1,07 269,000 1,06 257,000 1,01 240,683 0,95

Total Panjang (m) 25.335,00 25.335,00 25.335,00 25.335,00 25.335,00

Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

 Kecepatan, dengan indikator pelayanan yaitu tersedianya jalan yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana (aspek ini sementara hanya dihitung untuk ruas jalan kewenangan Provinsi karena belum terdapat data untuk kondisi pada jalan Nasional dan Kabupaten/Kota). Panjang jalan kewenangan provinsi yang sudah memenuhi kriteria kecepatan sepanjang 1.716,491 Km dan belum memenuhi kriteria kecepatan sepanjang 849,13 Km, karena kapasitas jalan belum memadai untuk melayani arus kendaraan. Dengan kondisi tersebut maka pelayanan jalan provinsi yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan sebesar 66,90% diatas II - 34


standar pelayanan yang diterapkan Kementerian Pekerjaan Umum pada Tahun 2014 sebesar 60%. b. Prasarana Sumber Daya Air. Luas area layanan Irigasi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 992.455 Ha yang tercakup dalam 9.127 Daerah Irigasi (DI). Kondisi jaringan irigasi kewenangan provinsi dalam kondisi baik sampai dengan Tahun 2012 sebesar 66% (56.926 Ha). Kondisi jaringan irigasi baik tersebut adalah untuk mendukung peningkatan produksi beras. Pembagian kewenangan pengelolaan Daerah Irigasi dan kondisi jaringan irigasi kewenangan provinsi dapat dilihat pada Tabel 2.40 dan Tabel 2.41. Tabel 2.40 Kewenangan Pengelolaan Daerah Irigasi di Provinsi Jawa Tengah Kewenangan Pusat Provinsi Kab/Kota Jumlah

Luas Area (ha) 346.998 86.252 559.205 992.455

% 34,96 8,69 56,35 100

Jumlah DI 39 106 8.982 9.127

Sumber : Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

Tabel 2.41 Kondisi Jaringan Irigasi Kewenangan Provinsi Tahun 2008 - 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Baik (%) 41 47 49 61 66

Kondisi Jaringan Irigasi Sedang Rusak Luas (Ha) Luas (Ha) (%) (%) 34.364 53 45.714 6 40.539 47 40.538 6 42.263 51 43.989 0 52.613 38 32.776 1 56.926 34 29.326 0

Luas (Ha) 5.175 5.175 0 863 0

Sumber : Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

c. Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi Cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 40,60% untuk air bersih perkotaan, 20,30% untuk air bersih pedesaan, dan 60,50% untuk sanitasi dasar. Pelayanan ini perlu ditingkatkan dalam upaya mencapai target Millenium Development Goal’s Tahun 2015 yaitu sebesar 75% air bersih perkotaan dan 52,80% air bersih pedesaan serta 72,0% sanitasi. Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.42.

II - 35


Tabel 2.42 Cakupan Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

2008

Cakupan Pelayanan Air Bersih Perkotaan 33,00%

Cakupan Pelayanan Air Bersih Pedesaan 8,00%

Cakupan Pelayanan Sanitasi 52,90%

2009

37,00%

9,00%

54,73%

2010

38,00%

16,30%

57,00%

2011

38,90%

18,00%

58,40%

Tahun

2012 40,60% 20,30% Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, 2012

60,50%

d. Pelayanan uji laboratorium bahan bangunan Pelayanan uji laboratorium jasa konstruksi telah mendapatkan Survailen I, ISO 9001 : 2008 oleh lembaga sertifikasi IAPMO dan Re-Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 oleh KAN pada tahun 2012. Pelayanan Sertifikasi Hasil Uji (SHU) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.43. Tabel 2.43 Pelayanan Sertifikasi Hasil Uji (SHU) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun

Sertifikasi Hasil Uji (SHU)

2008

178

2009

382

2010

357

2011

507

2012

573

Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, 2012

4) Perumahan Salah satu indikasi pelayanan pada urusan perumahan yaitu meningkatnya jumlah rumah layak huni. Sampai dengan tahun 2011 Rumah Tidak Layak Huni di Jawa Tengah sebanyak 1.989.804 unit. Dalam rangka peningkatan kualitas perumahan serta mendukung pengurangan angka kemiskinan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta peran CSR telah memberikan stimulan bagi perbaikan rumah tidak layak huni dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sejumlah 40.646 unit. Jumlah rumah tidak layak huni di Jawa Tengah tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.44.

II - 36


Tabel 2.44 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (Tipe C) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Tahun

Jumlah Rumah

2008

2.090.007 unit

2009

2.331.321 unit

2010

2.233.232 unit

2011

1.989.804 unit

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2012

5) Penataan Ruang Aspek pelayanan umum pada urusan penataan ruang dapat diindikasikan dengan telah diterbitkannya Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029, yang selanjutnya dijabarkan dalam rencana rinci tentang kawasan strategis, yang akan dijadikan pedoman oleh pemerintah dan masyarakat dalam implementasi rencana pembangunan, utamanya untuk pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya, serta sebagai upaya dalam pengembangan wilayah di Jawa Tengah. 6) Perencanaan Pembangunan Kondisi kinerja pada urusan perencanaan pembangunan diindikasikan dengan tersusunnya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 20052025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah setiap tahun. Untuk lebih meningkatkan kinerja perencanaan pembangunan, Provinsi Jawa Tengah telah mengaplikasikan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) dan Sistem Informasi Manajemen Bantuan Keuangan (SIMBankeu). 7) Perhubungan Aspek pelayanan pada urusan perhubungan dapat dilihat dengan jumlah penumpang dan barang yang terangkut oleh angkutan umum di Jawa Tengah. Dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011, kondisi tahun 2012 jumlah penumpang yang terangkut di Jawa Tengah untuk moda angkutan kereta api dan angkutan laut cenderung menurun, namun untuk angkutan udara mengalami peningkatan. Kondisi Pelayanan Perhubungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.45.

II - 37


Tabel 2.45 Pelayanan Perhubungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012 No

Uraian

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

1

2

3

4

5

A. Pelayanan Angkutan Darat 1

Jumlah Ijin Trayek Antar Kota Antar Provinsi/ AKAP (trayek)

840

902

902

2

Jumlah Ijin Trayek Antar Kota Dalam Provinsi/ AKDP (trayek)

367

367

367

3

Angkutan wisata (kendaraan)

4

Jumlah bus (unit)

5

Mobil Penumpang Umum (unit)

1.791

2.095

2.249

10.174

10.174

10.490

397.667

397.667

397.667

1.854.806

1.595.828

1.176.096

19.982

7.642

116.168

16.350

65.925

65.886

15.977

13.102

13.227

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang a. Kunjungan kapal (call) b. GRT (GT) c. kargo (ton) d. kontainer (Teus) e. penumpang

2.221 12.556.730 7.863.850 384.522 449.645

1.919 14.739.666 11.593.685 313.480 318.527

1.703 12.538.366 5.841.235 269.044 238.525

Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap a. Kunjungan kapal (call) b. GRT (GT) c. kargo (ton)

1.249 21.882.020 23.895.627

309 2.519.752 1.949.073

448 3.669.263 5.568.781

Bandara Ahmad Yani di Semarang a. penumpang domestik (orang) b. penumpang internasional (orang) c. Barang domestik (kg) d. Barang internasional (kg)

1.954.901 38.603 23.862.533 1.641.079

2.400.686 32.256 25.062.038 1.680.832

2.888.087 114.673 11.037.345 598.392

Bandara Adi Soemarmo a. penumpang domestik (orang) b. penumpang internasional (orang) c. Barang domestik (kg) d. Barang internasional (kg)

780.852 119.694 2.542.982 75.311

970.615 115.522 3.349.969 150.723

1.200.787 48.961 4.128.433 358.495

B. Pelayanan Angkutan Kereta Api 1

Jumlah Penumpang Kereta Api (orang)

2

Jumlah barang (ton)

C. Pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) 1

KM. Muria (Jepara-Karimunjawa PP) Jumlah Penumpang (orang)

2

KM. Kartini (Semarang-Karimunjawa PP) Jumlah Penumpang (orang)

D. Pelayanan Angkutan Laut 1

2

E. Pelayanan Angkutan Udara 1

2

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2012

a. Jaringan pelayanan angkutan jalan, dengan indikator yaitu tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan. Untuk jaringan jalan kewenangan Provinsi kondisinya telah 100% terlayani dengan angkutan umum AKDP sepanjang 2.353,921 Km terbagi dalam 260 Trayek dan angkutan perdesaan sepanjang 211,700 Km. b. Keselamatan angkutan, dengan indikator yaitu terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek II - 38


AKDP. Jumlah kendaraan AKDP sebanyak 6.445 kendaraan dan yang telah memenuhi standar keselamatan angkutan AKDP sesuai dengan uji laik jalan sebanyak 6.125 kendaraan, sehingga pelayanan terhadap keselamatan angkutan sebesar 95,04%. 8) Lingkungan Hidup Peningkatan kualitas pelayanan lingkungan hidup dilaksanakan melalui penerapan dan pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang SPM Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang SPM Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. SPM Bidang Lingkungan Hidup di Provinsi Jawa Tengah, telah dilakukan pemantauan dan pencermatan meliputi 3 hal yaitu air sungai pada 6 sungai, udara ambien pada 35 Kabupaten/Kota, dan pengaduan kasus lingkungan hidup yang bersifat dinamis. a. Pelayanan Informasi Status Mutu Air Target 6 sungai yang ditetapkan sebagai SPM adalah Sungai Serang, Sungai Tuntang, Sungai Garang, Sungai Serayu, Sungai Pemali dan Sungai Lusi. Capaian sampai dengan tahun 2012, dari 6 (enam) sungai di Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai sungai SPM telah dilakukan pemantauan kualitas air secara rutin dan 4 (empat) sungai yaitu Sungai Garang, Sungai Serayu, Sungai Pemali dan Sungai Serang telah ditetapkan status mutu dan kelas airnya, sedangkan Sungai Lusi dan Sungai Tuntang baru ditetapkan status mutu airnya dan akan dilakukan secara bertahap penetapan kelas airnya. Pelayanan Informasi Status Mutu Air dapat dilihat pada Tabel 2.46. Tabel 2.46 Pelayanan Informasi Status Mutu Air di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013

2010

Jumlah sungai yang ditetapkan status mutu airnya 6 Sungai = 100 %

2011

6 Sungai = 100 %

3 Sungai = 50 %

2012

6 Sungai = 100 %

4 Sungai = 66,67 %

2013

6 Sungai = 100 %

6 Sungai = 100 %

Tahun

Jumlah sungai yang ditetapkan kelas airnya 2 sungai = 33 %

Sumber : BLH Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Pelayanan Informasi Status Mutu Udara Ambien Lokasi pemantauan untuk pelayanan informasi status mutu udara ambien dilakukan pada kawasan perumahan, industri dan padat lalu lintas (100 %). Jumlah wilayah yang dipantau kualitas

II - 39


udara ambiennya dan diinformasikan mutu udara ambiennya sejumlah 35 Kabupaten/Kota. c. Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup Pengaduan masyarakat yang akan ditindaklanjuti adalah pengaduan masyarakat yang bersifat dinamis. Capaian sampai dengan tahun 2012 sebanyak 29 kasus pengaduan pencemaran yang telah ditindaklanjuti dengan pengenaan sanksi administratif. 9) Pertanahan Penerbitan sertifikat hak atas tanah yang diterbitkan Kantor Pertanahan di Jawa Tengah menjadi salah satu indikator pelayanan umum pada urusan pertanahan. Penerbitan sertifikat pada periode tahun 2008 sampai dengan 2011 cenderung fluktuatif. Jenis sertifikat Hak Milik pada periode tahun 2008-2009 meningkat signifikan, namun pada periode 2009-2011 secara berangsur-angsur cenderung terus menurun. Adapun untuk jenis sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan, pada periode 2008-2009 meningkat secara signifikan. Berlanjut sampai dengan periode tahun 2010, kemudian menurun pada tahun 2011. Sertifikat Hak Pakai pada periode tahun 2008-2010 relatif tetap, namun menurun secara signifikan pada tahun 2011. Sertifikat Hak Pengelolaan dan Satuan Rusun cenderung meningkat. Sedangkan pada jenis sertifikat Hak Wakaf kondisinya fluktuatif dari tahun ke tahun. Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah dapat dilihat pada tabel 2.47 berikut. Tabel 2.47 Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah yang Diterbitkan Kantor Pertanahan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 No

Jenis Sertifikat Hak Atas Tanah

2008

2009

2010

2011

129.599

312.883

217.004

153.264

1

Hak Milik

2

12

23

176

27

10.528

19.019

22.420

17.453

4

Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai

2.855

2.068

2.815

1.175

5

Hak Pengelolaan

6

-

19

19

6

Satuan Rusun

7

Hak Wakaf

3

Jumlah

-

5

-

14

799

870

668

906

143.799

334.868

243.102

172.858

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

10)

Kependudukan dan Catatan Sipil Pelayanan pada urusan kependudukan dan catatan sipil dapat ditunjukkan dengan jumlah pelayanan pembuatan akte pada kantor catatan sipil. Selama tahun 2008 sampai dengan 2011 jumlah pelayanan akte pada Kantor Catatan Sipil di Jawa Tengah cenderung fluktuatif. Jenis akte kelahiran dan akte perceraian pada periode II - 40


tahun 2008-2009 meningkat, namun pada periode 2009-2011 berangsur-angsur menurun. Jenis akte kematian dan perkawinan, pada periode tahun 2008-2010 secara konsisten mengalami peningkatan, namun pada periode 2010-2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Sedangkan jenis akte Pengakuan/ Pengesahan/Pengangkatan Anak menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Jumlah Pelayanan Akte dapat dilihat pada tabel 2.48. Tabel 2.48 Jumlah Pelayanan Akte Pada Kantor Catatan Sipil Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 No

Jenis Akte

2008

2009

2010

2011

1.613.291

1.422.785

1.390.240

1

Kelahiran

1.200.707

2

Kematian

2.430

3.910

9.835

7.194

3

Perkawinan

9.000

17.205

22.030

7.873

4

Perceraian

646

1.747

1.244

815

5

Pengakuan/Pengesahan/ Pengangkatan Anak

734

776

586

746

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Selain itu dalam rangka peningkatan kualitas administrasi kependudukan dengan pola elektronik dan penerapan single identity number, telah dilaksanakan program e-KTP di Jawa Tengah. Sampai dengan bulan Desember 2012 dari penduduk wajib e-KTP sejumlah 26.003.750 orang telah terealisasi sebesar 83,54% (21.724.295 orang). 11)

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaan perempuan di Jawa Tengah selama tahun 2008– 2012 cenderung semakin meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan capaian IPG dan IDG semakin baik. Selain itu, upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak terus dilakukan, ditunjukkan dengan terselesaikannya penanganan kekerasan berbasis gender dan anak serta trafficking melalui Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi dan Kabupaten/Kota. Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang Ditangani PPT dapat dilihat pada tabel 2.49. Tabel 2.49 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang Ditangani PPT Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Kasus yang Tertangani di PPT Provinsi Kabupaten/Kota 22 1.098 67 2.309 373 3.215 377 2.737 480 2.883

Sumber data : BP3AKB Provinsi Jawa Tengah, 2012. II - 41


12)

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Jumlah peserta KB dari tahun 2008 sampai dengan 2012 di Jawa Tengah mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran pasangan usia subur untuk mengikuti program KB. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.50. Tabel 2.50 Peserta KB Baru dan KB Aktif di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Tahun

Peserta KB Baru

Peserta KB Aktif

Jumlah

2008 2009

832.122 869.066

4.964.579 5.080.580

5.796.701 5.949.646

2010

997.425

5.155.761

6.153.186

2011

1.087.108

5.285.530

6.372.638

2012

1.028.969

5.403.576

6.432.545

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Jumlah Keluarga Sejahtera Pada periode tahun 2008 sampai dengan 2012, jumlah Keluarga Sejahtera I dan Keluarga Sejahtera II mengalami peningkatan, sedangkan untuk Keluarga Pra Sejahtera cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga di Jawa Tengah semakin meningkat kesejahteraannya. Perkembangan jumlah keluarga sejahtera di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 2.51. Tabel 2.51 Jumlah Keluarga Sejahtera Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun

Jumlah KK

2008

Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga Sejahtera I

Keluarga Sejahtera II

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

9.288.433

3.095.490

33,33

1.745.308

18,79

2.009.116

21,63

2009

9.489.024

2.997.410

31,59

1.813.895

19,12

2.104.910

22,18

2010

9.650.555

2.908.390

30,14

1.855.649

19,23

2.186.248

22,65

2011

9.816.537

2.826.038

28,79

1.886.682

19,22

2.264.023

23,06

2012

9.841.123

2.793.948

28,39

1.905.066

19,36

2.264.309

23,01

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

13) Sosial a. Jumlah Sarana Sosial Jumlah sarana sosial seperti panti di Jawa Tengah dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan semakin besarnya kepedulian pemerintah dan swasta dalam penanganan dan pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS dalam panti. Perkembangan jumlah panti dapat dilihat pada tabel 2.52 berikut.

II - 42


Tabel 2.52 Jumlah Panti di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun

Panti Asuhan

Panti Jompo

Panti Rehabilitasi

Total

2008

451

22

109

582

2009

689

67

149

905

2010

714

115

154

983

2011

854

57

145

1056

2012

868

57

149

1074

706

4.600

Jumlah

3.576

318

Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2013

b. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Jumlah PMKS di Jawa Tengah dalam kurun waktu 2008 sampai dengan 2012 cenderung menurun. Sedangkan PMKS yang mendapatkan bantuan dan yang tertangani semakin meningkat jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan bagi PMKS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Perkembangan jumlah PMKS dapat dilihat pada tabel 2.53 berikut. Tabel 2.53 Jumlah PMKS Yang Mendapat Bantuan dan Yang Tertangani Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun

Jumlah PMKS

Yang Mendapat Bantuan (APBD)

Yang Tertangani (APBD)

Jumlah

Persentase

Jumlah

Persentase

2008

6.701.000

1.678

0,025

2.835

0,042

2009

6.584.535

3.491

0,044

6.260

0,079

2010

6.243.091

3.003

0,040

42.706

0,571

2011

6.111.535

4.426

0,060

118.925

1,625

2012

5.967.318

7.257

0,122

144.217

2,416

Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, 2013

14) Ketenagakerjaan a. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan salah satunya melalui tingkat pendidikan tenaga kerja yang semakin tinggi. Tingkat pendidikan tenaga kerja di Jawa Tengah dari tahun 2008 – 2012 masih didominasi pendidikan SD ke bawah. Masih rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja ini akan berdampak pada kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Tingkat pendidikan tenaga kerja tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.54 dan Gambar 2.17.

II - 43


Tabel 2.54 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (juta orang) Tahun

SD ke Bawah

SMP

SMA

DI/II/III dan Universitas

2008

9,37

2,80

2,42

0,88

2009

9,46

2,89

2,61

0,87

2010

8,41

2,85

3,61

0,94

2011

9,14

3,05

2,81

0,92

2012

9,01

3,06

2,98

1,08

Sumber : BPS Jawa Tengah (diolah)

Sumber : BPS Jawa Tengah (diolah)

Gambar 2.17 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (juta orang) b. Tingkat Kesejahteraan Tenaga Kerja Kesejahteraan tenaga kerja di Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2008 – 2012 selalu meningkat dengan ditunjukkan meningkatnya persentase Upah Minimal Kabupaten/Kota (UMK) terhadap Kebuhtuhan Hidup Layak (KHL). Persentase UMK terhadap KHL dapat dilihat pada tabel 2.55 dan Gambar 2.18.

II - 44


Tabel 2.55 Persentase Upah Minimal Kabupaten/Kota (UMK) terhadap Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

Tahun

Rata-Rata UMK (Rupiah)

KHL (Rupiah)

Persentase UMK Terhadap KHL

2008

601.419

667.715

90.07

2009

679.083

752.383

90.26

2010

734.874

801.210

91.72

2011

780.801

830.108

94.06

2012

834.255

864.859

96.46

Sumber : Data Statistik Dinakertran (diolah)

Sumber : Data Statistik Dinakertran (diolah)

Gambar 2.18 Persentase Upah Minimal Kabupaten/Kota (UMK) terhadap Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 c. Lapangan Pekerjaan Utama Tenaga Kerja Tenaga Kerja di Jawa Tengah sejak tahun 2008 – 2012 sebagian besar bekerja di sektor primer (pertanian), namun dari tahun ke tahun mengalami pergesaran ke sektor sekunder (perdagangan dan industri) serta sektor tersier (bidang jasa). Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja dapat dilihat pada tabel 2.56 dan Gambar 2.19. Tabel 2.56 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (juta orang) Tahun

Pertanian

Industri

Perdagangan

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

Lainnya

2008

5.70

2.70

3.25

1.76

2.05

2009

5.86

2.66

3.46

1.84

2.02

2010

5.62

2.81

3.39

1.96

2.03

2011

5.38

3.05

3.40

2.06

2.03

2012

5.06

3.30

3.45

2.17

2.16

Sumber : BPS Jawa Tengah (diolah) II - 45


Sumber : BPS Jawa Tengah (diolah)

Gambar 2.19 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 (juta orang) 15)

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah a. Jumlah Koperasi Jumlah Koperasi di Jawa Tengah mengalami peningkatan pada periode 2008-2011. Sejalan dengan hal tersebut jumlah tenaga kerja juga meningkat dari tahun ke tahun. Adapun untuk jumlah anggota koperasi cukup fluktuatif, dimana pada periode 2008-2009 meningkat, namun pada tahun 2009-2010 mengalami penurunan, dan pada periode 2010-2011 meningkat secara signifikan. Jumlah koperasi di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.57. Tabel 2.57 Jumlah Koperasi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Tahun

Jumlah Koperasi (unit)

Anggota (orang)

2008

17.617

4.197.865

Tenaga Kerja (orang) 48.481

2009

25.077

4.702.225

56.987

2010

25.426

4.531.319

70.315

2011

26.347

5.209.472

84.804

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

II - 46


b. Jumlah BPR Jumlah BPR di Jawa Tengah pada tahun 2008 sampai dengan 2011 cenderung fluktuatif. Namun demikian secara absolut jumlah BPR Konvensional di Jawa Tengah pada periode tahun 2008-2011 mengalami penurunan. Hal sebaliknya justru terjadi pada BPR Syariah yang terus meningkat. Jumlah BPR di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.58. Tabel 2.58 Jumlah BPR di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011

2008

BPR Konvensional (unit) 326

2009

283

18

2010

264

19

2011

263

23

Tahun

BPR Syariah (unit) 16

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

16)

Penanaman Modal a. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jumlah target dan realisasi investor/proyek PMDN di Jawa Tengah pada periode 2010-2011 mengalami peningkatan. Sejalan dengan hal tersebut nilai investasi dan tenaga kerja juga meningkat. Perkembangan realisasi PMDN di Jawa Tengah tahun 2010 dan 2011 ditunjukkan pada Tabel 2.59. Tabel 2.59 Realisasi PMDN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 - 2011 PMDN

No

Uraian

2010

2011

Target

Realisasi

Target

Realisasi 27

1

Jumlah Investor / Proyek

40

13

81

2

Nilai Investasi (Trilyun Rp)

5.678

2.825

21.435

4.860

5,123

63,558

10,826

3 Tenaga Kerja (Orang) 14,490 Sumber : BPMD Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Penanaman Modal Asing (PMA) Jumlah target dan realisasi investor/proyek PMA di Jawa Tengah pada periode 2010-2011 mengalami peningkatan. Sejalan dengan hal tersebut nilai investasi dan tenaga kerja juga meningkat. Perkembangan realisasi PMA di Jawa Tengah pada tahun 2010 dan 2011 dapat ditunjukkan sebagaimana pada tabel 2.60 berikut.

II - 47


Tabel 2.60 Realisasi PMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 - 2011 PMA No

Uraian

2010

1

Jumlah Investor / Proyek

Target 85

2

Nilai Investasi (Trilyun Rp)

1.564

3 Tenaga Kerja (Orang) 13,908 Sumber : BPMD Provinsi Jawa Tengah, 2012

2011 Realisasi 33

Target 85

Realisasi 37

0.794

5.292

1.576

7,671

27,378

8,959

17) Kebudayaan a. Jumlah Penyelenggaraan Seni dan Budaya Tahun 2008 sampai dengan 2012 perkembangan jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya serta sarana penyelenggaraan seni dan budaya relatif tetap tiap tahunnya. Lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2.61 berikut. Tabel 2.61 Jumlah Penyelenggaraan Seni dan Budaya Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No 1 2

Uraian Jml penyelenggaraan festival seni dan budaya Jml sarana penyelenggaraan seni dan budaya

2008

Tahun 2009 2010

2011

2012

8 kali

7 kali

7 kali

8 kali

8 kali

2 lokasi

2 lokasi

2 lokasi

2 lokasi

2 lokasi

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan Pengelolaan cagar budaya merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun dalam upaya menjaga pelestariannya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan kontribusi sebesar 6,03% dari total cagar budaya di Jawa Tengah. Jumlah cagar budaya di Jawa Tengah yang dilestarikan dapat dilihat pada Tabel 2.62 berikut. Tabel 2.62 Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No

Uraian

1 2

Jml cagar budaya (candi, situs) Jml cagar budaya yang dilestarikan (candi, situs) Persentase (%)

3

2008 198 -

2009 198 13 lokasi 6,56

Tahun 2010 2011 198 198 12 10 lokasi lokasi 6,06 5,05

2012 199 12 lokasi 6,03

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2012

18)

Kepemudaan dan Olahraga Pada kurun waktu 2008 – 2012 jumlah organisasi pemuda, klub olahraga dan gedung olahraga serta kegiatan olahraga semakin meningkat, sedangkan untuk organisasi olahraga jumlahnya tidak mengalami perubahan. Adapun jumlah kegiatan kepemudaan II - 48


mengalami fluktuatif. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.63. Tabel 2.63 Perkembangan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No

Uraian

2008

2009

Tahun 2010

2011

2012

1

Jumlah klub olahraga

-

3.516

3.925

4.230

4.230

2

Jumlah gedung olahraga

-

15.550

17.250

19.291

19.291

46

53

72

72

72

-

54

54

54

54

20 keg

23 keg

23 keg

23 keg

27 keg

12 keg

12 keg

9 keg

11 keg

10 keg

3 4 5 6

Jumlah organisasi pemuda (yang difasilitasi KNPI Provinsi) Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan

Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah, 2012

19)

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Kesbangpoldagri) Urusan Kesbangpoldagri dilaksanakan untuk mendukung peningkatan stabilitas sosial politik melalui penciptaan kondusivitas daerah, peningkatan wawasan kebangsaan dan ideologi negara, peningkatan kesadaran politik dan demokratisasi, serta peningkatan kesadaran bela negara. Bentuk kegiatan antara lain meliputi koordinasi pengamanan wilayah; pemberdayaan FKDM; optimalisasi peran KOMINDA, FKPD, FKUB, FPBI; Forkomkon wasbang dan ideologi kepada tomas/toga/toda/LSM dan pelajar/mahasiswa/ organisasi kepemudaan; peningkatan dan penguatan peran ormas dan parpol dalam pendidikan politik bagi pemuda dan pelajar; pengembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI); peningkatan ketrampilan Satlinmas; peningkatan ketrampilan Menwa; peningkatan kemampuan pengamanan lingkungan bagi Satlinmas.

20)

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Urusan Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian dilaksanakan dalam rangka peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, antara lain melalui penyusunan dan pengawasan produk hukum daerah; penegakan hukum dan penghormatan HAM; Diklat Kepemimpinan, Teknis, Fungsional; Pemetaan jabatan struktural dan fungsional; evaluasi kelembagaan Provinsi dan Kabupaten/Kota; penegasan batas wilayah administrasi Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/Kota; penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Kepala Daerah (LKPJ); penerapan Standar Manajemen Mutu (SMM), Standar Pelayanan II - 49


Publik (SPP), Standar Operasional dan Prosedur (SOP), Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM); peningkatan kerjasama antar daerah; optimalisasi pemanfaatan aset daerah dalam peningkatan PAD; pengendalian pembangunan Provinsi dan Kabupaten/Kota; peningkatan pengelolaan keuangan daerah melalui penyediaan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah; pengawasan internal pemerintah daerah; peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah. 21)

Ketahanan Pangan Aspek pelayanan umum pada urusan ketahanan pangan dapat dilihat pada beberapa indikator yang berkaitan dengan ketersediaan pangan di masyarakat, antara lain : jumlah produksi padi, jagung, kedelai, tebu, daging, telur dan susu. Produksi pangan di Jawa Tengah bukan hanya mendukung ketersediaan pangan di dalam provinsi tetapi juga mendukung ketersediaan pangan nasional. Perwujudan swasembada pangan beras, gula dan daging dilakukan melalui berbagai strategi utama. Penerapan Sapta Usaha Tani secara konsisten dengan didukung modernisasi pertanian diharapkan menghasilkan capaian produksi tanaman pangan. Peningkatan produksi komoditas tebu dilakukan melalui ekstensifikasi, pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB), bongkar ratoon dan peningkatan akses alsinbun bagi pembudidaya tebu. Dalam rangka mendukung program swasembada daging, dilakukan peningkatan jumlah populasi ternak sapi potong dengan memacu produksi dan produktivitas ternak lokal untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dan bibit ternak yang berkualitas. Ketersediaan pangan hasil pertanian di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.64. Tabel 2.64 Ketersediaan Pangan Hasil Pertanian Jawa Tengah Tahun 2008-2012

1

Jenis Pangan Hasil Pertanian Padi (ton)

9.136.405

9.600.416

10.110.830

9.391.959

10.232.934*

2

Beras (ton)a

5.130.875

5.391.456

5.678.098

5.274.390

6.394.560

3

Jagung (ton)

2.679.914

3.057.845

3.058.710

2.772.575

3.041.630*

4

Kedelai (ton)

167.345

175.156

187.992

112.273

152.416*

5.

Tebu (ton)

No

2008

2009

2010

2011

2012

3.885.829

3.216.557

4.118.607

3.516.328

4.555.355

6.

Gula

(ton)a

272.007

227.214

242.660

244.192

329.191

7.

Daging (kg)

183.770.371

203.841.029

228.189.441

239.459.443

252.218.874

8.

Susu (lt)

74.031.934

91.762.220

100.149.736

104.141.255

105.516.134

9.

Telur (kg)

191.355.603

249.804.428

250.226.811

257.175.536

271.819.998

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2012; Dinpertan TPH dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara a Data Hasil Olahan Dinas Pertanian TPH (Beras) dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (Gula) II - 50


Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan meliputi : 1) Ketersediaan dan Cadangan Pangan, 2) Distribusi dan Akses Pangan, 3) Penganekaragaman dan Keamanan Pangan, 4) Penanganan Kerawanan Pangan. Penyusunan target pemenuhan SPM Bidang Ketahanan Pangan yang ditetapkan sampai dengan Tahun 2015 dilakukan untuk dapat menjadi tolok ukur kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM dengan batas waktu yang telah ditetapkan yaitu Tahun 2015 dengan kurun waktu pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun. Target penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.65. Tabel 2.65 Target Penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 - 2015 No

Jenis Pelayanan

Indikator

1

Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Penguatan Cadangan Pangan

2

Distribusi dan Akses Pangan

Target SPM 2013 2014

2011

2012

40 % X 200 ton beras (80 ton beras) 80 %

45 % X 200 ton beras (90 ton beras) 90 %

Ketersediaan Informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah 3 Penganekaragaman Pengawasan dan 40 % 50 % dan Keamanan Pembinaan Pangan Keamanan Pangan 4 Penanganan Penanganan 35 % 40 % Kerawanan Pangan Daerah Rawan Pangan Sumber :Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, 2011

2015

50 % X 200 ton beras (100 ton beras) 95 %

55 % X 200 ton beras (110 ton beras) 100 %

60 % X 200 ton beras (120 ton beras) 100 %

60 %

70 %

80 %

45 %

50 %

60 %

Untuk mendukung tercapainya SPM Ketahanan Pangan diupayakan melalui penguatan cadangan pangan; ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan; pengawasan dan pembinaan rawan pangan serta penanganan daerah rawan pangan, yang hingga tahun 2012 telah melebihi target. Realisasi pencapaian SPM di tahun 2011 dan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.66. Tabel 2.66 Target dan Realisasi Penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 dan 2012 SPM No

TARGET

Jenis Pelayanan

2011 1.

Ketersediaan dan Cadangan Pangan Penguatan Cadangan 70 ton Pangan setara beras

II - 51

2012 80 ton setara beras

REALISASI 2011

2012

89,47 ton setara beras

141,89 ton setara beras


SPM No

TARGET

Jenis Pelayanan

2011

REALISASI

2012

2011

2012

2.

Distribusi dan Akses Pangan Ketersediaan Informasi 80 % 90 % 85 % pasokan, harga dan akses pangan 3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Pengawasan dan 40 % 50 % 40 % Pembinaan Keamanan Pangan 4. Penanganan Kerawanan Pangan Penanganan Daerah Rawan 35 % 40 % 40 % Pangan Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, 2012

22)

93,65%

100 %

45%

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilaksanakan untuk meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan yang dilaksanakan antara lain melalui kegiatan perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa, fasilitasi pengembangan masyarakat dan desa melalui pemberian bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa, pemasyarakatan dan pemanfaatan tekonologi tepat guna, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan Posyandu dan PKK, serta Bulan Bhakti Gotong-Royong (BBGR). Tabel 2.67 Perkembangan Pembentukan Kelembagaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 NO 1.

URAIAN 2008 Usaha Ekonomi Desa 30 Unit Simpan Pinjam (UED-SP) 2. Pasar Desa 20 Unit 3. Badan Usaha Milik Desa 0 (BUMDes) 4. Cadangan Pangan 0 Pemerintah Desa (CPPD) 5. Usaha Peningkatan 0 Pendapatan Keluarga (UP2KPKK) 6. Desa Berpartisipasi dalam 3.530 PNPM-MP Desa 7. Unit Pengaduan Masyarakat 35 Kab TKPKD / Kota Sumber : Bapermasdes Provinsi Jawa Tengah,

23)

2009 10 Unit

2010 30 Unit

2011 49 Unit

2012 35 Unit

60 Unit 0 0

30 Unit 29 Unit 0

39 Unit 29 Unit 0

29 Unit 29 Unit 34 Unit

0

0

52 Ds/Kel

140 Ds/Kel

6.469 Desa 35 Kab /Kota

6.572 Desa 35 Kab /Kota

6.572 Desa 35 Kab /Kota

6.154 Desa 35Kab /Kota 2012

Statistik Penyusunan perencanaan pembangunan didukung oleh ketersediaan data dan informasi statistik melalui penyediaan datadata statistik daerah seperti Jawa Tengah Dalam Angka (JDA), PDRB II - 52


Jawa Tengah, Tinjauan PDRB Kab/Kota, dan Data Potensi Daerah Kabupaten/Kota. 24)

Kearsipan Pengelolaan kearsipan dari tahun ke tahun selalu ditingkatkan, hal tersebut antara lain dengan telah terbangunnya sistem jaringan kearsipan diseluruh SKPD Provinsi Jawa Tengah; peningkatan kapasitas SDM kearsipan melalui bintek pengelola kearsipan tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa; peningkatan sarana kearsipan; pelestarian dan penyelamatan dokumen/arsip daerah; serta peningkatan kesadaran arsip masyarakat melalui pameran. Pengelolaan kearsipan di Jawa Tengah tahun 2009-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.68. Tabel 2.68 Pengelolaan Kearsipan di Jawa Tengah Tahun 2009-2012 No. 1

Uraian Data 2009 2010 2011 Pembenahan 1.000 232 150 kearsipan desa (desa) 2 Bintek SDM 1.500 500 350 Kearsipan (Sekdes) 3 Penyelamatan dan 23.500 50.000 55.000 pelestarian arsip (Berkas) Sumber : Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, 2012

2012 168 300 50.000

25) Komunikasi dan Informatika Pelayanan urusan komunikasi dan informatika di Jawa Tengah semakin ditingkatkan untuk mendukung semakin terbukanya jaringan komunikasi dan informasi masyarakat, melalui kegiatan antara lain fasilitasi pembentukan media tradisional (FK Metra), pemantauan isi siaran, pengembangan sumber daya informasi, fasilitasi peningkatan pelayanan informasi, penyampaian informasi hasil-hasil pembangunan melalui media massa serta penyelenggaraan dialog interaktif. Pelayanan komunikasi dan informatika di Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.69. Tabel 2.69 Pelayanan Komunikasi dan Informatika di Jawa Tengah Tahun 2009-2012 No. 1

Uraian Data 2009 2010 2011 2012 Pengawasan isi siaran 18 10 20 35 (Lembaga Penyiaran) 2 Pelayanan Perijinan 128 84 65 107 (Lembaga Penyiaran) 3 Fasilitasi FK-METRA 0 3 2 4 (Kab/Kota) Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Sekretrariat KPID Provinsi Jawa Tengah, 2012

II - 53


26) Perpustakaan Jumlah perpustakaan dan koleksi perpustakaan dalam kurun waktu Tahun 2008- 2012 senantiasa mengalami peningkatan sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pengunjung. Selain itu juga disebabkan semakin meningkatnya kesadaran dan minat baca masyarakat. Perkembangan perpustakaan di Jawa Tengah terlihat pada Tabel 2.70. Tabel 2.70 Perkembangan Perpustakaan di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No

Uraian Data

1 2

Jumlah Perpustakaan Jumlah Koleksi Perpustakaan Jumlah Pengunjung Perpustakaan

3

TAHUN 2008

2009

2010

2011

2012

147.736 39.627

154.766 67.127

149.026 171.068

150.360 184.568

150.570 202.668

432.455

431.377

494.665

517.148

595.200

Sumber Data : Badan Arsip dan Perpustakaan Prov. Jateng, 2012

2.1.4.2. Fokus Layanan Pilihan 1) Pertanian a. Produksi Pertanian Produksi pertanian selain tanaman pangan juga menjadi andalan Jawa Tengah untuk pemenuhan kebutuhan regional maupun provinsi lain. Pada tahun 2012 produksi sayuran dan buah seperti bawang merah, kentang, cabe besar, durian, mangga dan salak mengalami kenaikan dibanding tahun 2011. Adapun komoditas pisang mengalami penurunan sebesar 36% dikarenakan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Tabel 2.71 Produksi Hortikultura di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 No 1 2 3 4 5 6 7

Komoditas (Ton) Mangga Durian Salak Pisang Cabai Merah Bawang Merah Kentang

2008

2009

2010

2011

2012

348.808 65.019 251.173 831.158 100.083 379.903 263.147

423.752 74.368 174.519 965.389 139.993 406.725 288.654

203.912 41.765 135.456 954.511 134.357 506.357 265.123

350.780 76.333 437.400 965.000 119.130 372.256 250.402

422.992 79.237 443.839 617.468 130.127 381.319 252.607

Sumber : Dinas Pertanian TPH Provinsi Jawa Tengah, 2012.

Tahun 2012 produksi hasil perkebunan seperti kelapa, kakao, karet, kopi dan mete mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2011. Komoditas yang mengalami penurunan yaitu nilam sebesar 10,62% dan wijen sebesar 11,39%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya minat petani untuk menanam nilam dan wijen dikarenakan harga di pasaran turun. II - 54


Tabel 2.72 Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No 1 2 3 4 5 6 7

Komoditas (ton) Kelapa Kakao Karet Kopi Nilam Wijen Mete

2008

2009

2010

2011

2012

174.962 1.083,99 732,35 14.292,31 12.464 88,40 8.537,48

177.714 1.231,28 795,23 15.010,12 15.810,8 259,04 8.804

179.491 1.376,62 1.187,36 16.224,81 17.489,19 115,46 8.599,28

180.162 1.417 1.401,64 9.837 13.971 54,17 8.664,24

183.048 1.890 1.580 33.474 12.487 48 12.056

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, 2012.

Jumlah populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kambing di Jawa Tengah terus meningkat. Pada Tahun 2012, populasi sapi potong meningkat dari 1.937.551 ekor pada Tahun 2011 menjadi 2.051.407 ekor pada Tahun 2012 atau naik 5,88%. Sedangkan populasi sapi perah meningkat dari 149.931 ekor pada Tahun 2011 menjadi 154.398 ekor pada Tahun 2012 atau naik 2,98%. Populasi kambing meningkat dari 3.724.452 ekor pada Tahun 2011 menjadi 3.876.658 ekor pada Tahun 2012 atau naik 4,44%. Tabel 2.73 Populasi Ternak di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 No 1 2 3 4

Jenis Ternak (ekor) Sapi Potong Sapi Perah Kambing Unggas

2008

2009

2010

2011

2012

1.442.033 118.424 3.356.801 110.567.942

1.525.250 120.667 3.499.848 115.355.748

1.554.458 122.489 3.691.096 123.960.410

1.937.551 149.931 3.724.452 128.382.608

2.051.407 154.398 3.889.878 143.367.243

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, 2012.

b. Kontribusi Terhadap PDRB Kontribusi sub sektor tanaman pangan, tanaman perkebunan dan peternakan terhadap PDRB di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2012 cenderung fluktuatif. Kontribusi sub sektor tanaman pangan menurun, hal ini dikarenakan kontribusi sektor lain khususnya industri pengolahan mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi, namun demikian nilai produksi sub sektor tanaman pangan tetap meningkat. Penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB bukan berarti kurang berhasilnya pembangunan sektor pertanian karena perlu dilihat juga nilai produksinya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.74 dan 2.75.

II - 55


Tabel 2.74 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ADHB

2009

Tan.Pangan KontriNilai busi (Juta Rp) (%) 51.138.586,79 13,93 55.406.934,00 13,92

2010

60.929.993,94

2011

66.378.099,67

2012*

73.352.597,98

Tahun

2008

Tan Perkbnan Nilai (Juta Rp) 5.976.560,00 6.705.610,00

13,70

6.703.813,07

13,31

7.698.824,32

13,18

8.200.808,93

Peternakan

Kontribusi (%) 1,63

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

10.271.126,14

2,80

1,69

11.514.690,28

2,89

1,51

12.887.604,22

2,90

1,54

14.190.532,33

2,85

1,47

15.461.345,10

2,78

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara

Tabel 2.75 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ADHK Tan.Pangan Tahun

Nilai (Juta Rp)

Tan Perkbnan

Kontribusi (%) 13,78

3.061.080,00

13,53

3.251.610,00

Nilai (Juta Rp)

Peternakan

Kontribusi (%) 1,82

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

4.155.830,07

2,47

1,84

4.408.535,28

2,50 2,49

2008

23.150.206,55

2009

23.912.094,91

2010

24.587.023,76

13,15

3.147.265,36

1,68

4.665.006,67

2011

24.560.035,51

12,39

3.296.872,23

1,66

4.905.554,99

2,47

2012*

25.427.512,90

12,07

3.411.458,95

1,62

5.107.200,13

2,42

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara

2) Kehutanan a. Luas Lahan Kritis Kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2011 perkembangan luas lahan kritis di Jawa Tengah cenderung meningkat. Luas lahan sangat kritis dari tahun 2008 sampai 2010 mengalami penurunan, namun untuk periode 2010-2011 justru mengalami kenaikan. Lahan Kritis dan Agak Kritis, mengalami penurunan luasnya pada periode tahun 2008-2009, namun pada periode selanjutnya dari tahun 2009 sampai dengan 2011 justru terus meningkat. Hal ini dikarenakan tingginya laju kerusakan hutan dan lahan terutama di lahan milik masyarakat sehingga berpengaruh pada kegiatan rehabilitasi. Selain itu masyarakat masih banyak yang melakukan tebang butuh sehingga mengurangi tutupan vegetasi. Tabel 2.77 berikut menunjukkan rincian perkembangannya.

II - 56


Tabel 2.77 Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 Tahun

Sangat Kritis (ha)

Kritis (ha)

Agak Kritis (ha)

Jumlah (ha)

2008

18.462,19

140.103,91

418.982,97

577.549,07

2009

6.419,05

75.130,74

252.403,19

333.952,98

2010

5.694,92

98.245,63

380.802,07

484.742,62

2011

7.328,80

122.091,67

461.554,79

590.975,26

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2012 perkembanganya relatif tetap. Kontribusi sub sektor kehutanan berdasar harga berlaku cenderung fluktuatif. Sedangkan berdasarkan harga konstan, kontribusi tidak mengalami perubahan. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB dapat dilihat pada tabel 2.78. Tabel 2.78 Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 ADHB

ADHK

Tahun

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

2008

1.903.219,50

0,52

555.656,45

0,33

2009

2.032.962,45

0,51

579.230,53

0,33

2010

2.354.617,63

0,53

630.780,66

0,34

2011

2.643.961,51

0,53

652.913,15

0,33

2012*

2.754.602,04

0,50

645.799,07

0,31

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara

3) Energi dan Sumberdaya Mineral Kontribusi sektor pertambangan dan galian di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2012 relatif tetap. Hal tersebut disebabkan masih terbatasnya pengembangan potensi pertambangan di Jawa Tengah. Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian Terhadap PDRB dapat di lihat pada Tabel 2.79. Tabel 2.79 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Galian Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2012 ADHB

ADHK

Tahun

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

2008

3.514.457,82

0,96

1.851.189,43

1,10

2009

3.852.796,77

0,97

1.952.866,70

1,11

2010

4.302.563,07

0,97

2.091.257,42

1,12

II - 57


ADHB

ADHK

Tahun

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

Nilai (Juta Rp)

Kontribusi (%)

2011

4.726.486,17

0,95

2.193.964,23

1,11

2012*

5.239.594,32

0,94

2.355.848,88

1,11

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara

4) Pariwisata a. Jumlah Obyek Wisata dan Pengunjung Perkembangan jumlah obyek wisata dan pengunjung di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 - 2011 cenderung meningkat. Berdasarkan jumlah pengunjung, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) terus meningkat pada periode tahun 2008-2011. Sejalan dengan hal tersebut untuk jumlah pengunjung wisatawan nusantara (wisnus) dari tahun 2008-2010 mengalami peningkatan, namun periode 2010-2011 mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya bencana alam yang berdampak pada aksesibilitas dan penutupan beberapa daya tarik wisata karena direnovasi. Perkembangannya dapat dilihat pada Tabel 2.80. Tabel 2.80 Jumlah Obyek Wisata dan Pengunjung Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Wisman

Wisnus

Jumlah

2008

Jumlah Obyek Wisata 255

302.977

16.253.107

16.556.084

2009

257

308.519

21.515.598

21.824.117

2010

266

317.805

22.275.146

22.592.951

2011

284

392.895

21.838.351

22.231.246

Tahun

Pengunjung (orang)

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Rata-Rata Lama Menginap Wisatawan Selama kurun waktu tahun 2008 – 2010, rata-rata lama menginap wisnus maupun wisman semakin meningkat. Adapun tahun 2011, rata-rata lama menginap wisnus dan wisman mengalami penurunan. Perkembanganya tergambar pada Tabel 2.81. Tabel 2.81 Rata-Rata Lama Menginap Wisatawan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2011 (Hari) Tahun

Wisman

Wisnus

2008

2,22

1,89

2009

2,23

1,94

2010

2,27

1,98

2011

2,23

1,77

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, 2012

II - 58


5) Kelautan dan Perikanan a. Produksi Perikanan Periode tahun 2009-2011 nilai produksi Perikanan Laut, Perikanan Tambak, Perikanan Sawah, Perikanan Kolam dan Perairan Umum terus meningkat, tetapi untuk Perikanan Karamba, produksi dan nilainya fluktuatif. Hal ini dikarenakan daya dukung perairan yang semakin menurun terutama di wilayah Waduk Gajahmungkur dan Kedung Ombo serta dibatasinya kawasan budidaya karamba. Hal ini ditunjukkan secara rinci pada Tabel 2.82 berikut. Tabel 2.82 Produksi Perikanan dan Nilainya Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2011 2009

2010

2011

No

Jenis Perikanan

Produksi (Ton)

Nilai (Jt Rp)

Produksi (Ton)

Nilai (Jt Rp)

Produksi (Ton)

Nilai (Jt Rp)

1

Perikanan Laut Perikanan Tambak Perikanan Sawah

195.635,7

1.103.715,21

212.635,1

1.204.138,79

251.520,8

1.485.141,32

73.033,0

873.901,89

84.807,4

965.563,97

115.786,5

1.763.552,96

1.495,9

18.478,00

1.797,6

30.880,06

2.256,3

39.075,78

Perikanan Kolam Perikanan Karamba

55.060,2

611.755,37

66.964,2

820.321,67

94.566,3

1.108.797,47

12.492,3

126.000,80

29.247,9

363.783,32

24.520,3

339.676,43

Perairan Umum

17.660,7

160.681,83

18.483,5

174.221,92

19.082,7

187.229,09

2 3 4 5 6

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 - 2012 cenderung menurun. Hal ini dikarenakan kontribusi sektor lain khususnya industri pengolahan mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi, namun demikian nilai produksi sub sektor perikanan tetap meningkat. Hal ini ditunjukkan secara rinci pada tabel 2.83. Tabel 2.83 Kontribusi Sub Sektor Perikanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2012 ADHB

ADHK

Tahun

Nilai (Rp. Juta)

Kontribusi (%)

Nilai (Rp. Juta)

Kontribusi (%)

2008

3.573.493,29

0,97

1.957.934,78

1,17

2009

3.682.357,02

0,93

1.949.677,41

1,10

2010

3.791.523,49

0,85

1.925.881,19

1,03

2011

4.183.493,42

0,84

2.006.147,09

1,01

2012*

4.542.062,77

0,82

2.120.369,38

1,01

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara

6) Perdagangan a. Jumlah Pasar Jumlah pasar di Jawa Tengah pada kurun waktu tahun 2008 2011 cenderung terus mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi II - 59


pada jumlah department store, pasar swalayan dan pasar tradisional. Namun untuk pusat perbelanjaan, jumlahnya semakin menurun yang disebabkan karena tumbuhnya pasar swalayan di Kabupaten/ Kota, perkembangannya dapat dilihat pada Tabel 2.84. Tabel 2.84 Jumlah Pasar di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2011 Tahun

Dept. Store

Pasar Swalayan

Pusat Perbelanjaan

Pasar Tradisonal

2008

31

336

32

1.842

2009

37

386

31

1.916

2010

41

509

31

2.024

2011

57

649

23

2.267

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Nilai Ekspor - Impor Nilai ekspor Jawa Tengah Periode tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebagai dampak krisis ekonomi global, sedangkan pada tahun 2009-2011 mengalami peningkatan. Sejalan dengan hal tersebut, nilai impor Jawa Tengah juga mengalami penurunan pada tahun 2008-2009 dan meningkat pada tahun 2010-2011. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 2.85 berikut. Tabel 2.85 Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 -2011 Nilai Ekspor (Juta US $) Tahun

Nilai Impor (Juta US $)

Jawa Tengah

Laju (%)

Jawa Tengah

Laju (%)

2008

3.297,3

-

9.292,1

-

2009

3.066,5

-6,99

6.331,0

-31,86

2010

3.868,6

26,15

9.645,1

52,34

2011

4.691,5

21,27

13.027,1

35,06

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah), 2012

7) Perindustrian Jumlah kumulatif industri baik agroindustri maupun industri lainya di Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2008 – 2011 cenderung meningkat, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan. Untuk penyerapan tenaga kerja di sektor industri jumlahnya cenderung fluktuatif. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.86.

II - 60


Tabel 2.86 Jumlah Industri dan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Agro Industri Tahun

Jumlah Perusahaan / Unit Usaha

Industri

Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Perusahaan / Unit Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Besar

Kecil & Menengah

Besar

Kecil & Menengah

Besar

Kecil & Menengah

Besar

Kecil & Menengah

2008

283

323.335

454.530

1.034.818

498

320.590

137.840

1.700.481

2009

288

322.910

459.427

1.045.966

501

320.770

139.325

1.718.800

2010

269

324.415

447.511

1.011.040

495

319.686

135.712

1.661.408

2011

297

328.610

469.146

734.616

528

315.724

140.134

1.198.584

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

8) Transmigrasi Kepeminatan masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi cukup tinggi, namun sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat belum semua calon transmigran dapat ditempatkan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.87. Tabel 2.87 Kepeminatan Calon Transmigran Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012 TAHUN

KEPEMINATAN (KK)

2008

4.334

REALISASI PENGIRIMAN TRANSMIGRAN (KK) 900

2009

4.897

913

2010

5.455

593

2011

6.306

690

2012

5.697

700

Sumber : Statistik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, 2012.

2.2.1. Aspek Daya Saing Daerah 2.1.5.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Pengeluaran Konsumsi Per Kapita Besarnya pengeluaran konsumsi per kapita dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui tingkat pendapatan masyarakat, dan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Pengeluaran rumah tangga ini terdiri dari pengeluaran makanan dan bukan makanan, dan menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 diketahui bahwa rata-rata pengeluaran per kapita penduduk dalam sebulan sebesar Rp.452,84 ribu, dengan proporsi pengeluaran lebih besar di perkotaan (Rp.531,6 ribu) dibandingkan dengan di perdesaan (Rp.386,51 rupiah). Kondisi ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2008. Pengeluaran rata-rata konsumsi per kapita penduduk Jawa Tengah tahun 2008 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.88 dan Gambar 2.20.

II - 61


Tabel 2.88 Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi per Kapita Tiap Bulan dan Prosentasenya Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 dan 2011 No

1

Kelompok Barang / Nilai / Persentase

2011

Perkotaan

Perdesaan

Total Rata-Rata

Perkotaan

Perdesaan

Total Rata-Rata

250.791

204.109

226.926

249.328

210.778

228.402

52,16

59,72

55,44

46,90

54,53

50,44

229.997

137.650

182.402

282.273

175.729

224.438

Persentase (%)

47,84

40,28

44,56

53,10

45,47

49,56

Jumlah

480.788

341.759

409.328

531.601

386.507

452.840

Makanan Nilai (ribu rupiah) Persentase (%)

2

2008

Bukan Makanan Nilai (ribu rupiah)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Gambar 2.20 Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Tiap Bulan Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 dan 2011 b. Produktivitas Total Daerah Produktivitas total daerah dihitung untuk menunjukkan seberapa produktif angkatan kerja yang bekerja pada setiap sektor terhadap tingkat pertumbuhan dan nilai tambah tiap sektor pada PDRB. Tingkat produktivitas Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu 2008 – 2012 cenderung meningkat, namun produktivitas sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan mengalami fluktuasi. Sektor dengan produktivitas tinggi adalah pertambangan dan galian, keuangan, serta industri pengolahan. Sedangkan sektor pertanian merupakan sektor dengan produktivitas terendah. Tingkat II - 62


produktivitas tiap sektor di Jawa Tengah ditunjukkan dalam Tabel 2.89 dan Gambar 2.21. Tabel 2.89 Produktivitas Daerah Pada Tiap Sektor PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 No

Tingkat Produktivitas

Jenis Lapangan Usaha

2008

2009

2010

2011

12,79

13,53

15,43

17,69

46,84

51,55

59,73

78,26

3

Pertanian Pertambangan dan Galian, Listrik, Gas dan Air Bersih Industri Pengolahan

46,24

49,07

51,91

54,52

4

Bangunan

21,05

23,77

25,91

27,11

5

Perdagangan, Hotel dan Restoran

22,00

22,61

25,67

28,88

6

Pengangkutan dan Komunikasi

29,48

34,87

39,60

51,80

7

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

75,17

93,37

88,43

66,81

8

Jasa-Jasa

20,13

21,36

23,75

25,68

Total Produktivitas Daerah

23,74

25,11

28,08

31,25

1 2

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah) 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00

50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

1 2 3 42008 5 6 7 8

2008

1 2 3 42009 5 6 7 8

2009

1 2 3 42010 5 6 7 8

2010

1 2 3 42011 5 6 7 8

2011

1. Pertanian

5. Perdagangan, Hotel dan Restoran

2. Pertambangan dan Galian, Listrik, Gas dan Air Bersih

6. Pengangkutan dan Komunikasi

3. Industri Pengolahan

7. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

4. Bangunan

8. Jasa-Jasa

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

Gambar 2.21 Produktivitas Daerah Pada Tiap Sektor PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 c. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani dalam kurun waktu Desember 2008 – 2012 cenderung fluktuatif dan mengalami penurunan 2 kali yaitu pada tahun 2009 sebesar 100,03 turun 2,67 dibanding tahun 2008 sebesar 102,7 dan tahun 2012 sebesar 106,37 turun 0,25 dibanding tahun 2011 sebesar 106,62. Hal ini dikarenakan masih relatif tingginya indeks harga yang dibiayai petani. Perkembangan NTP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.22. II - 63


108,00 106,00

106,37

106,62

104,00

102,70

103,12

102,00

100,00

100,03

98,00 96,00

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Gambar 2.22 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 NTP provinsi Jawa Tengah tahun 2012 dibandingkan dengan provinsi se Jawa-Bali berada pada posisi 5 (lima) dan di atas rata-rata capaian nasional sebesar 105,87. Secara lengkap, NTP di provinsi se Jawa Bali dan Nasional dapat dilihat pada Tabel 2.90 Tabel 2.90 NTP Nasional dan Provinsi se Jawa – Bali Bulan Desember Tahun 2011-2012 No 1 2 3 4 5 6

Provinsi/Nasional

2011

2012

D.I. Yogyakarta Jawa Barat Banten Bali Jawa Tengah Jawa Timur

113,70 108,17 106,54 108 106,62 102,62

117,59 111,55 111,07 108,39 106,37 103,28

Nasional

105,75

105,87

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

2.1.5.2. Fasilitas Wilayah a. Infrastruktur. (1) Prasarana Jalan, didukung dengan telah beroperasinya Jalan Tol Semarang – Ungaran sepanjang 10,85 Km pada Tahun 2011; Jalan Tol Ungaran – Bawen sepanjang 11,95 Km yang akan terselesaikan pada Tahun 2013; Jalan Tol Solo – Kertosono sepanjang 20,9 Km (bagian dari Jalan Tol SoloMantingan sepanjang 181 Km) serta Jalan Tol Bawen – Solo sepanjang 40,84 Km yang diharapkan dapat terselesaikan pada Tahun 2014; tahap pembebasan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Pantura sepanjang 172 Km (Pejagan – Pemalang 58 Km, Pemalang – Batang 35 Km dan Batang – Semarang 75 Km). (2) Perhubungan darat, didukung dengan 17 buah Terminal Tipe

A, 47 buah Terminal Tipe B dan 55 buah Terminal Tipe C, 3.236 unit Bus AKAP, 6.345 unit Bus AKDP; Pembangunan Double Track Brebes – Cepu yang ditargetkan akan selesai II - 64


secara keseluruhan Tahun 2014, KA Komuter Tegal – Semarang serta Jogya – Solo, 149 Stasiun, 121 gerbong penumpang dan 6.550 gerbong barang; dan Pelabuhan Penyeberangan Kendal yang direncanakan untuk melayani Kendal – Kumai. (3) Perhubungan

laut, didukung dengan 9 Pelabuhan Laut termasuk Pelabuhan Utama Tanjung Emas Semarang yang saat ini dalam pengembangan dan modernisasi pelayanan serta telah dilengkapi dengan fasilitas gudang/lapangan penumpukan peti kemas seluas 352.384 m2, Crane sampai dengan 40 ton untuk pelayanan bongkar muat barang dan peti kemas, dan 10 dermaga/tambatan dengan kedalaman sampai dengan minus 10 m; KMC Kartini I untuk melayani lintas Semarang – Jepara – Karimunjawa, serta KMP Muria dan KMP Express Bahari untuk melayani lintas Jepara – Karimunjawa.

(4) Perhubungan

udara, didukung dengan 5 bandar udara termasuk 2 bandar udara yang dalam tahap pengembangan yaitu Bandar Udara pengumpul sekunder skala internasional Bandara Ahmad Yani Semarang dengan rencana kapasitas penumpang 4.000.000 penumpang, landasan pacu sepanjang 2.680 m, kapasitas appron untuk 2 pesawat B 767 dan 8 pesawat B 737 serta pengembangan Bandar Udara Karimunjawa Jepara dengan run way sepanjang 1.200 m.

b. Jumlah Bank Peran perbankan dalam perkembangan perekonomian daerah cukup penting. Jumlah simpanan dana masyarakat dalam berbagai bentuk di bank Jawa Tengah yang semakin meningkat setiap tahunnya dapat menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat semakin meningkat. Jumlah bank dan simpanan dana masyarakat Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.91. Tabel 2.91 Jumlah Bank dan Simpanan Dana Masyarakat Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Tahun

Bank Konvensional (unit) Bank Umum BPR

Bank Umum

BPR

Jumlah Simpanan Dana (Rp)

Bank Syariah (unit)

2008

45

326

3

16

85,220,304

2009

48

283

4

18

96,213,631

2010

49

264

6

19

112,074,404

2011

51

263

7

23

132,626,479

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

c. Jumlah Hotel/Penginapan Pengembangan daya saing kepariwisataan salah satunya dapat diukur dengan banyaknya hotel/penginapan dan rata-rata tingkat II - 65


hunian kamar dalam satu tahun. Apabila dilihat dari perkembangan jumlah hotel di Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 2008 – 2011 semakin tahun semakin meningkat jumlahnya. Namun dari sisi tingkat hunian kamar, untuk hotel melati cenderung fluktuatif walaupun secara tren meningkat. Sedangkan rata-rata tingkat hunian kamar hotel berbintang semakin meningkat. Jumlah hotel, kamar dan rata-rata tingkat hunian kamar di Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.92. Tabel 2.92 Jumlah, Kamar, dan Rata-Rata Tingkat Hunian Kamar Hotel di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Hotel Bintang Unit

Kamar

Tingkat Hunian Kamar (%)

Unit

2008

106

6607

38.51

1090

Hotel Melati Rata – rata Tingkat Kamar Hunian Kamar (%) 21840 26.70

2009

113

6801

38.37

1180

19334

29.05

2010

119

7031

41.23

1225

21590

30.39

2011

131

8736

43.93

1237

22002

28.53

Tahun

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

d. Jumlah Penggunaan Air Bersih Distribusi penggunaan air bersih melalui PDAM di Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2011, didominasi oleh rumah tangga. Sedangkan penggunaan air bersih untuk non rumah tangga relatif lebih sedikit. Secara lengkap, kapasitas produksi air bersih maksimum dengan distribusinya di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.93. Tabel 2.93 Jumlah PDAM/BPAM, Kapasitas Produksi Maksimum dan Distribusi Air Bersih di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011

2008

42

Kapasitas Produksi Maksimum (m3) 243,337,281

2009

41

690,745,190

188,277,145

13,463,038

11,681,252

21,390,874

2010

41

593,433,216

201,223,541

15,065,677

11,017,487

5,724,902

41

572,926,971

191,007,076

13,284,069

10,821,879

4,944,660

Jumlah Tahun PDAM/BPAM (unit)

2011

Distribusi Air Bersih (m3) Tempat Tinggal

Usaha

Sosial

Industri

118,093,975

9,955,459

8,913,488

2,212,014

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

e. Prosentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Gambaran tentang persentase rumah tangga yang menggunakan listrik di Jawa Tengah, sejak tahun 2008 – 2011 terlihat semakin meningkat. Hal ini dapat menggambarkan bahwa kemampuan rumah tangga untuk mengakses listrik semakin baik, dimana penggunaannya tidak hanya untuk keperluan rumah tangga namun dapat bermanfaat untuk pengembangan ekonomi kecil skala rumah tangga. II - 66


Perkembangan persentase rumah tangga yang menggunakan listrik di Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.94. Tabel 2.94 Persentase Rumah Tangga Menggunakan Listrik di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Tahun

Jumlah Rumah Tangga

Rumah Tangga Berlistrik*)

Persentase

2008

8,451,1501)

5,791,744

68.53

2009

8,478,5611)

6,002,195

70.79

2010

8,704,482

6,328,946

72.71

2011

8,913,4252)

6,692,664

75.09

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah) Keterangan : *) Rumah Tangga yang menjadi pelanggan PT. PLN 1) Proyeksi SUPAS 2005 2) Angka Sementara Proyeksi SP 2010

2.1.5.3. Fokus Iklim Berinvestasi a. Angka Kriminalitas Tindak kejahatan yang terjadi di wilayah Jawa Tengah selama tahun 2008-2011 semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari angka kriminalitas yang semakin meningkat setiap tahunnya. Tahun 2011, angka kriminalitas di Jawa Tengah sebesar 6,64 yang artinya dalam setiap 10.000 penduduk terjadi tindak kejahatan sebanyak 1.507 kejadian. Kondisi ini perlu diperbaiki, terutama berkaitan dengan kondusivitas wilayah yang dapat menjadi parameter masuknya investasi ke Jawa Tengah. Angka kriminalitas di Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.95. Tabel 2.95 Angka Kriminalitas di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 No

Tahun

Jumlah Penduduk

Jumlah Kejahatan

Angka Kriminalitas

1 2 3 4

2008 2009 2010 2011

32.626.390 32.864.563 32.382.657 32.643.612

18.484 17.391 19.645 21.675

5,67 5,29 6,07 6,64

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2011 dan 2012 (diolah)

b. Jumlah Unjuk Rasa Selama tahun 2008 – 2012, jumlah unjuk rasa yang terjadi di wilayah Jawa Tengah fluktuatif. Namun kondisi tahun 2012 meningkat dibandingkan dengan tahun 2011. Berdasarkan kelompok massa, jumlah unjuk rasa terbanyak berasal dari kelompok masyarakat. Sedangkan berdasarkan tuntutan, jumlah tuntutan berkaitan dengan kondisi sosial budaya lebih banyak dibandingkan dengan unjuk rasa untuk tuntutan lainnya. Secara lengkap, jumlah unjuk

II - 67


rasa di wilayah Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.96. Tabel 2.96 Jumlah Unjuk Rasa Berdasarkan Kelompok Massa di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No 1 2 3 4

Kelompok massa Pelajar Mahasiswa Buruh Masyarakat JUMLAH

2008

2009

2010

2011

2012

4 135 52 245 436

45 101 70 151 367

9 123 51 197 380

0 80 72 174 326

0 144 66 206 416

Sumber : Polda Jateng, Desember 2012

2.1.5.4. Fokus Sumber Daya Manusia a. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan Daya saing tenaga kerja dapat diukur dengan tingkat pendidikan yang ditamatkan. Apabila melihat jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di Provinsi Jawa Tengah, maka komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikan yang ditamatkan paling besar adalah lulusan Sekolah Dasar. Meskipun secara tren selama tahun 2008 – 2011, jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan mulai bergeser dari tenaga kerja lulusan SD menjadi tenaga kerja lulusan SMP dan SMA. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas dan daya saing tenaga kerja di Jawa Tengah, di tengah arus globalisasi yang semakin besar saat ini. Secara lengkap, jumlah tenaga kerja berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada Tabel 2.97. Tabel 2.97 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja dan Pendidikan Tertinggi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 Tahun 2008 2009 2010 2011

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD 9,367,374 9,457,640 9,173,558 9,135,874

SLTP 2,798,160 2,893,843 2,993,593 3,048,208

SLTA+ 3,298,124 3,483,899 3,642,296 3,732,053

Jumlah

15,463,658 15,835,382 15,809,447 15,916,135

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Rasio Ketergantungan Daya saing sumberdaya manusia di daerah dapat dilihat dari jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) dan rasio ketergantungan (Dependency Ratio). Selama periode tahun 2008 – 2011, jumlah penduduk usia produktif di Jawa Tengah semakin meningkat, seiring dengan penurunan jumlah penduduk usia non produktif. Kondisi ini menunjukkan bahwa rasio ketergantungan penduduk usia produktif dalam menanggung penduduk usia non

II - 68


produktif semakin kecil. Jumlah penduduk berdasar kelompok umur dan rasio ketergantungan dapat dilihat pada Tabel 2.98. Tabel 2.98 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Rasio Ketergantungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011 Tahun

Kelompok Umur (tahun)

Jumlah

Rasio Ketergantungan

0 - 14

15 - 64

65+

2008

8.669.153

21.423.535

2.533.702

32.626.390

52,29

2009

8.784.425

21.598.118

2.482.020

32.864.563

52,16

2010

8.515.686

21.543.429

2.323.542

32.382.657

50,31

2011

8.373.852

21.986.712

2.283.048

32.643.612

48,47

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 (diolah)

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 dan Realisasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013 Berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan Program RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 dan realisasi RPJMD Tahun 2008 – 2013, untuk realisasi tahun 2012 menggunakan hasil capaian kinerja berdasarkan validasi data per Triwulan I Tahun 2013, sebagaimana tercantum dalam LKPJ Gubernur Tahun 2012. Sedangkan target RKPD 2013 ditetapkan pada bulan Maret – Mei 2012 atau paska Musrenbang Provinsi Tahun 2012. Uraian evaluasi selengkapnya dirinci menurut Urusan Wajib dan Pilihan sebagai berikut. 2.2.1. Urusan Wajib 1) Pendidikan Kinerja pembangunan Urusan Pendidkan ditunjukan dengan 87 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.99 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan

No (1) I 1)

2) 3) 4)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Program Pendidikan Anak Usia Dini Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Prosentase Sarana Prasarana PAUD layak Rasio jumlah pendidik dengan peserta didik PAUD Dokumen tentang pedoman pengelolaan PAUD

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

65

%

70,42

70,50

70,50

70,42

70

%

60

60

60

70

1:30

1:30

1:30

1:30

Ada

Ada

ada

ada

1:20 ada/ tidak

II - 69


No (1) II

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

12)

(2) Program Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI APK Wajar Dikdas (SMP/MTs) Nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI Nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) SMP/MTs Angka naik kelas SD/MI Angka putus sekolah SD/MI Angka putus sekolah SMP/MTs Angka lulus SD/MI

13)

Angka lulus SMP/MTs

93

%

99,5

99,15

99,15

99,5

14)

Prosentase Ruang kelas SD sesuai standar nasional pendidikan Prosentase Ruang kelas SMP sesuai standar nasional pendidikan Prosentase SD yang memiliki laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional pendidikan Prosentase SMP yang memiliki laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional pendidikan Prosentase SD yang memiliki perpustakaan Prosentase SMP yang memiliki perpustakaan Prosentase SD/MI terakreditasi Prosentase SMP/MTs terakreditasi Prosentase SD/MI yang melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100% Prosentase SMP/MTs yang melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

90

%

90

94,75

94,75

90

90

%

85

96,76

96,76

90

2,42

%

4,82

5,46 1283 SD/MI

5,46 1283 SD/MI

4,82

30

%

43

47,87

47,87

43

35

%

35

70,95

70,95

35

80

%

70

70,5

70,5

80

100

%

80

99,93

99,93

100

80

99,78

99,78

100

5) 6) 7)

8) 9) 10) 11)

15)

16)

17)

18) 19) 20) 21) 22)

23)

98

%

98

%

98,25

98,3

98,3

98,83

100,5

100,5

7

100,49 7,49

7,06

7,06

100,4 9 7,49

6,78

6,77

6,8

6,8

6,78

98

%

99

99

99

100

0,12

%

0,12

0,12

0,12

0,12

0,22

%

0,38

0,38

0,38

0,22

98

%

99,5

99,95

99,95

99,5

100

%

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

II - 70


No (1) 24)

25)

26)

III 27) 28) 29)

30) 31)

32)

33)

34)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) (KTSP) mencapai 100% Prosentase SD/MI dan SMP/MTs melaksanakan pembinaan kesiswaan Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) jenjang SD Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) jenjang SMP Program Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA Rasio siswa SMK : SMA Prosentase Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar nasional pendidikan Angka Putus Sekolah SMA/SMK Prosentase SMA/SMK memiliki perpustakaan sesuai standar nasional pendidikan Satuan pendidikan SMA/SMK memiliki laboratorium sesuai standar nasional pendidikan Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terdapat 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terdapat 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMK

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

100

%

100

100

100

100

100

%

88

48,5

48,5

88 (RSBI sudah dibatal kan MK)

100

%

100

100

100

100

70

%

67

67

67

70

70 : 30

%

66:34

67 : 33

67 : 33

40

%

80

80

80

70 : 30 80

0,07

%

0,08

0,08

0,08

0,07

90

%

87

87

87

90

75

%

80

80

80

80

100

%

100

100

100

100

100

%

95

100

100

100

II - 71


No (1) 35)

36)

37) 38)

39)

40)

41) 42)

43) 44)

45)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Satuan pendidikan SMA menerapkan Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) Based Learning Nilai rata-rata Ujian Nasional SMA/MA/SMK sebesar 7,1 Satuan pendidikan SMK yang memiliki bengkel Mata pelajaran SMK yang memiliki buku sesuai Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebanyak 30 mapel Satuan pendidikan SMA yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100% Satuan pendidikan SMK yang menerapkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Satuan pendidikan SMA/SMK/MA yang terakreditasi Jumlah Satuan pendidikan SMA menerapkan Internasional Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000 Prosentase SMA / SMK melaksanakan MBS dengan baik Jumlah Satuan pendidikan SMK menerapkan International Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000 Prosentase SMA/SMK melaksanakan pembinaan kesiswaan

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6) 50 50,02

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

(7) 50,02

(8) 50

50

%

7,1

%

7,75

7,73

7,73

7,75

50

%

75

75,5

75,5

75

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

100

100

100

100

100

%

6,82

%

7

7,28

7,28

7

50

%

50

100

100

50

11,93

%

13,42

38,75

38,75

13,42

100

%

80

100

100

100

II - 72

Status (9)


No (1) IV

46)

47) 48) 49) 50)

51) 52)

53)

54) 55)

V 56) 57) 58) 59)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Program Pendidikan Non Formal Pendidikan Kesetaraan Prosentase Pendidikan kesetaraan mendukung capaian Angka Partisipasi Kasar Dikdas Angka lulus pendidikan kesetaraan paket A Angka lulus pendidikan kesetaraan paket B Angka lulus pendidikan kesetaraan paket C Prosentase usia dewasa yang belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan Pendidikan Masyarakat Prosentase angka buta aksara usia >45 Prosentase desa di Jawa Tengah memiliki Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kursus dan Kelembagaan Prosentase Pengangguran usia 1544 th memperoleh layanan pendidikan kecakapan hidup Prosentase Lembaga Pendidikan Non Formal yang terakreditasi Setiap Kabupaten/ Kota memiliki 1 (satu) model layanan Pendidikan Non Formal Unggulan Program Pendidikan Khusus Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Khusus Angka Naik Kelas Pendidikan Khusus Angka Lulus pendidikan khusus Ruang kelas pendidikan khusus yang sesuai standar nasional pendidikan

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

7

%

6

6

6

7

97

%

98

95,32

95,32

98

95

%

94,34

96,03

96,03

95

90

%

91

98,08

98,08

91

60

%

55

56,07

56,07

60

<1

%

0,08

0,15

0,15

<1

15

%

13

13,6

13,6

15

5

%

5

5,31

5,31

5

10

%

8

11,7

11,7

10

100

%

85

100

100

100

40

%

40

51,74

51,74

40

98

%

99

100

100

99

100

%

100

100

100

100

70

%

70

70

70

70

II - 73


No (1) 60)

61) VI

62) 63) 64) 65) 66)

67) 68) 69) 70)

71)

72)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Sarana dan prasarana pendidikan khusus sesuai standar nasional Satuan pendidikan khusus yang terakreditasi Program Peningkatan Mutu Pendidikdan Tenaga Kependidikan Pendidik Jawa Tengah berkualifikasi S1/D4 mencapai: Prosentase Pendidik PAUD berkualifikasi S1/D4 Prosentase Pendidik SD/SDLB berkualifikasi S1/D4 Prosentase Pendidik SMP/SMPLB berkualifikasi S1/D4 Prosentase Pendidik SMA/SMALB dan SMK berkualifikasi S1/D4 Prosentase Pendidik Pendidikan Kesetaraan A, B dan C berkualifikasi S1/D4 Pendidik Jawa Tengah bersertifikat pendidik mencapai : Prosentase Pendidik PAUD bersertifikat pendidik Prosentase Pendidik SD/SDLB bersertifikat pendidik Prosentase Pendidik SMP/SMPLB bersertifikat pendidik Prosentase Pendidik SMA/SMALB dan SMK bersertifikat pendidik Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jawa Tengah bersertifikat sesuai bidang keahlian: Prosentase Pengawas TK/SD/SDLB bersertifikat pengawas Prosentase Pengawas SMP bersertifikat pengawas

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6) 66,94 67,83

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

(7) 67,83

(8) 66,94

40

%

100

%

100

100

100

100

30

%

26,5

31,01

31,01

30

45

%

50

51,56

51,56

50

85

%

82

84,57

84,57

85

93

%

91,75

91,85

91,85

93

35

%

33

34

34

35

16

%

14

14,02

14,02

16

45

%

37,5

46,9

46,9

45

94

%

76

54,5

54,5

94

95

%

79

50,18

50,18

95

35

%

15

32,5

32,5

35

40

%

30

32,5

32,5

40

II - 74

Status (9)


No (1) 73)

74)

75)

76) 77)

78)

79)

VII 80)

81)

82)

83)

84)

VIII 85)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Prosentase Pengawas SMA/SMK bersertifikat pengawas Prosentase Laboran pada satuan pendidikan SMP bersertifikat laboran Prosentase Laboran pada satuan pendidikan SMA/SMK bersertifikat laboran Prosentase Instruktur kejuruan bersertifikat kompetensi keahlian Prosentase Pustakawan pada SMP bersertifikat pustakawan Prosentase Pustakawan pada SMA/SMK bersertifikat pustakawan Prosentase Pendidik/ intruktur kursus kejuruan bersertifikat bidang keahlian Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Prosentase lembaga PAUD memiliki tatakelola dan citra yang baik Prosentase SD/MI yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Prosentase SMP/MTs yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Satuan pendidikan SMA/SMK/MA yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan Baik Penerapan Sistem Manajemen Mutu versi 9001-2000 pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Program Fasilitasi Perguruan Tinggi Prosentase Perguruan Tinggi di Jawa Tengah yang bermitra dengan Pemerintah Daerah

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6) 32 97,2

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

(7) 97,2

(8) 50

50

%

45

%

35

36

36

45

30

%

25

39,67

39,67

30

10

%

8

10

10

10

40

%

35

36,70

36,70

40

35

%

37

40,94

40,94

37

40

%

35

36

36

40

40

%

34

34

34

40

15

%

20

28

28

20

30

%

30

49

49

30

50

%

50

100

100

50

100

%

85

100

100

100

25

%

22

40

40

25

II - 75

Status (9)


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

(2) dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan IX Program Pendidikan Berkelanjutan Prosentase Satuan 86) pendidikan di Provinsi Jawa Tengah yang mengembangkan pembinaan wawasan kebangsaan Prosentase Satuan 87) pendidikan SD/SMP/SMA/SMK di Jawa Tengah yang mengembangkan kurikulum Bahasa Jawa Keterangan : : Telah Tercapai;

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

75

%

70

85

85

75

100

%

100

100

100

100

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara keseluruhan dari sebanyak 87 indikator pada urusan pendidikan, sebanyak 61 indikator berstatus telah tercapai, 24 indikator berstatus akan tercapai, dan 2 indikator berstatus perlu perhatian/upaya keras. Dua indikator yang berstatus perlu perhatian yaitu indikator: (1) Prosentase Pendidik SMP/SMPLB bersertifikat pendidik; (2) Prosentase Pendidik SMA/SMALB dan SMK bersertifikat pendidik. Capaian indikator Prosentase Pendidik SMP/SMPLB bersertifikat pendidik baru mencapai 54,5% dari target 94%, dan Prosentase Pendidik SMA/SMALB dan SMK bersertifikat pendidik baru mencapai 50,18% dari target 95%. Kuota sertifikasi ditetapkan oleh Pusat sehingga capaian target oleh Provinsi tergantung pada kebijakan Pusat. Pada tahun 2014 upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi indikator yang perlu perhatian yaitu fasilitasi kepada Kabupaten/Kota guna peningkatan kualifikasi pendidik dan pemenuhan syarat sertifikasi serta koordinasi kepada Pemerintah Pusat untuk peningkatan kuota sertifikasi pendidik. Selanjutnya akan dilakukan pula peningkatan capaian untuk indikator yang akan tercapai antara lain Angka Putus Sekolah SMP/MTs sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 0,38% dari target RPJMD sebesar 0,22% dan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK baru mencapai 67% dari target RPJMD sebesar 70% dan di bawah target nasional sebesar 70,53%. Upaya yang dilakukan pada tahun 2014 antara lain : Sosialisasi dan mengalokasikan bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota untuk Pendampingan II - 76


BOS SMP/MTs dengan sasaran 1,6 juta siswa, dan peningkatan APK SMA/MA/SMK melalui pemberian beasiswa kepada siswa dari keluarga kurang mampu. Selain itu juga akan dilakukan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 2) Kesehatan Kinerja pembangunan Urusan Kesehatan ditunjukan dengan 94 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.100 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan

No

(1) I 1)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Program Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Cakupan UCI

Capaian Kinerja tahun 2012

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

100

Target RKPD 2012 (5)

Realisasi tahun 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

%

98

98,05

98,05

100

lebih atau sama dengan 90 lebih atau sama dengan 80 Meningkat

99,10

99,10

95,00

95,00

mening kat

2)

Presentase kab/kota dengan kelengkapan laporan surveilans

lebih atau sama dengan 90

%

3)

Presentase kab/kota dengan ketepatan laporan surveilans

lebih atau sama dengan 80

%

4)

Meningkatnya persentase kab/kota dengan Non Polio AFP > 2/100.000 anak usia <15 th Meningkatnya Persentase Kab/kota dengan penemuan kasus AFP dan pengambilan spesimennya < 14 hari sesuai SOP Tertanganinya KLB kurang dari 24 jam

Meningkat

%

Meningkat

%

Meningkat

100

100

Mening kat

%

100

100

100

100

<1

%

<1

0,07

0,07

<1

2/10.000

%

2/10.000

1,02

1,02 2/10.000

Per 1.000

<1

0,075

0,075

<1

5)

6)

100

97,30

lebih atau sama dengan 90 97,30 lebih atau sama dengan 80

7)

Menurunnya kematian karena kasus DBD

8)

Menurunnya jumlah penderita DBD

9)

Menurunnya angka kesakitan malaria (API)

10)

Menurunnya angka kesakitan Diare

8 – 10

%

<1

51,43 -48,57)

51,43 (9,71)

8-10

11)

Menurunnya angka kematian diare

<1

%

0,01

0,01

0,01

<1

12)

Meningkatnya penemuan kasus HIV/AIDS

Meningkat

%

Meningkat

111,51

111,51

mening kat

13)

Menurunnya kematian akibat HIV /AIDS

Menurun

%

Menurun

18,70

18,70 menurun

14)

Meningkatnya penemuan kasus TB paru atau CDR (case Detection Rate)

%

65

58,45

58,45

15)

Meningkatnya angka kesembuhan TB Paru

%

85

88,64

88,64 lebih dari atau sama dengan 85

1

70

lebih dari atau sama dengan 85

II - 77

70


No

(1) 16) 17)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Menurunnya kecacatan dan kematian akibat kecelakaan dan cidera Menurunnya Pneumonia balita

Target RPJMD 2008-2013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

(4) %

Target RKPD 2012 (5) Menurun

8 – 10

%

(3) Menurun

Realisasi tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

(6) 67,80

(7) 67,80

(8) menurun

13

12

12

8 - 10

18)

Meningkatnya Kab/Kota yang melaksanakan sosialisasi PTM

50

%

50

100

100

50

19)

Meningkatnya Kab/Kota yang melaksanakan surveilans dan pengendalian faktor resiko PTM Meningkatnya Kab/ Kota yang melaksanakan surveilans kesakitan dan kematian PTM Meningkatnya Kab/ Kota yang melaksanakan deteksi dini PTM 20-30% penderita gangguan jiwa terlayani pada RSJD Prov.Jateng Program Sumber Daya Kesehatan

25

%

25

100

100

25

100

%

100

100

100

100

25

%

25

75

75

25

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

10

%

10

10

10

10

20

%

20

76

76

20

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

70

%

70

100

100

70

80

%

80

91,46

91,46

80

80

%

80

85

85

80

100

%

100

100

100

100

20)

21) 22) II 23) 24)

25) 26)

27)

28)

29) 30) 31)

Melakukan pemerataan tenaga kesehatan di daerah pedesaan Bertambahnya SDM kesehatan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis kesehatan Terakreditasinya pelatihan bidang kesehatan dinas kesehatan Provinsi Jateng Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan tingkat provinsi dan Kab/kota Memantapkan koordinasi dan sinkronisasi dalam evaluasi pembangunan kesehatan di tingkat provinsi maupun kab/kota Tenaga kesehatan yang mengetahui keberadaan dan peran MTKP jawa Tengah Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi Bertambahnya tenaga kesehatan yang terakreditasi Adanya perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan

32)

Tertanganinya masalah kesehatan di lintas batas dan Provinsi anggota MPU (mitra Praja Utama)

100

%

100

100

100

100

33)

Semua Kab/Kota di Jawa Tengah menerapkan JPKM/ Jamkesda

100

%

100

100

100

100

II - 78

Status

(9)


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(4) %

Pemanfaatan sistim informasi kesehatan terpadu dilingkungan Dinas Kesehatan Prov Jateng Pemanfaatan sistim informasi kesehatan antara jejaring Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota Peningkatan informasi SPM bidang kesehatan dan tersediannya profil kesehatan Pemanfaatan hasil kajian/penelitian sebagai dasar kebijakan dan pelaku program kesehatan Meningkatnya persentase pengawasan keuangan dan pencapaian retribusi pada Dinas Kesehatan dan UPT

100

%

70

35)

38)

39)

40)

41)

42)

43)

III

Satuan

100

(2) Terdistribusinya tenaga kesehatan strategis pada sarana pelayanan kesehatan didaerah sesuai kebutuhan

37)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target RKPD 2012 (5) 100

(1) 34)

36)

Target RPJMD 2008-2013 (3)

Realisasi tahun 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

119

(7) 119

(8) 100

100

100

100

100

%

70

100

100

70

100

%

100

100

100

100

60

%

60

100

100

60

100

%

100

100

100

100

Meningkatnya mutu pengelolaan keuangan pada Dinas Kesehatan dan UPT Meningkatnya kompetensi tenaga medis dan non medis yang bersertifikat di RS sesuai dengan standar yang berlaku

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

meningkatnya jumlah tenaga medis dan non medis sesuai dengan kebutuhan RS terpenuhinya tenaga kesehatan (dokter spesialis jiwa)

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

44)

Menurunnya jumlah gizi buruk pada balita. Prevalensi Gizi buruk balita

0,82

%

0,82

0,05

0,05

0,82

45)

Menurunnya jumlah KEK

<20

%

20

7,3

7,3

20

46)

Menurunnya kasus anemi pada ibu hamil dan nifas

33,5

%

33,50

4,6

4,6

33,5

47)

Meningkatnya cakupan pemberian Vit A pada balita

100

%

100

98,34

98,34

100

48)

Balita yang ditimbang secara teratur di Posyandu

80

%

80

81,4

81,4

80

49)

Balita Gizi buruk GAKIN yang ditangani sesuai standar Ibu menyusui ASI Eklusif

100

%

100

100

100

100

65

%

55

41,90

41,90

65

Balita GAKIN 6-24 bulan mendapat MP ASI

80

%

80

100

100

80

50) 51)

II - 79

Status

(9)


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1) 52)

(2) Bayi, Balita, bumil dan bufas yang mendapat suplemen zat gizi mikro

53)

Keluarga mengkonsumsi garam beryodium

54)

Surveilance gizi termasuk sistim kewaspadaan dini KLB Gizi Buruk di Puskesmas

IV

Program Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat Meningkatnya jumlah penduduk miskin yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan tercapainya usia harapan hidup

55)

56)

Target RPJMD 2008-2013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

80

(4) %

Target RKPD 2012 (5) 70

80

%

100

%

100

%

(3)

71

Realisasi tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

(6) 91,03

(7) 91,03

80

81,90

81,90

80

100

100

100

100

100

100

100

N/A

N/A

71

102

116,34

116,34

102

100

thn

80

57)

Menurunnya angka kematian Ibu melahirkan

102

58)

Meningkatnya persalinan oleh tenaga kesehatan

95

%

95

97,14

97,14

95

59)

Penanganan komplikasi normal Neonatal 79% dari kasus yang ditemukan

79

%

65

66,38

66,38

79

60)

Meningkatnya kunjungan nifas

90

%

90

95,63

95,63

90

61)

cakupan pemanfaatan buku KIA

90

%

90

100

100

90

62)

Semua desa melaksanakan P4K

100

%

100

100

100

100

63)

Puskesmas Poned berfungsi optimal 2 Puskesmas Kab./ Kota Penurunan angka kematian bayi

100

%

100

100

100

100

9,8

Per 1000 KH

9,8

10,75

10,75

9,8

64)

Per 100.000 KH

65)

Penurunan angka kematian balita

12

Per 1000 KH

12

11,85

11,85

12

66)

Balita Sakit ditangani dengan MTBS/ balita yang berkunjung di Puskesmas

90

%

90

90

90

90

67)

Cakupan SDIDTK 95 %

95

%

95

95

95

95

68)

Puskesmas PKPR 20 % setiap Kab/Kota

20

%

20

82,80

82,80

20

69)

Puskesmas KTA 25 % setiap Kab/Kota

25

%

25

82,85

82,85

25

70)

tersedianya sarana dan prasarana peralatan alat kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan produk unggulan RS

100

%

95

100

100

100

71)

Terlaksananya sistem rujukan rumah sakit

-

Terlaksan a

terlaksana

Terlaksa na

terlaksa na

V

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

72)

Meningkatnya Kab/Kota dengan Tempat Usaha penjamah Makanan (TUPM) memenuhi syarat 80%

%

80

86

86

80

Terlaksana

80

II - 80


No

(1) 73)

74)

75)

76) 77)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Meningkatnya Kab/Kota dengan cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 75% Meningkatnya Kab/Kota dengan keluarga yang telah menggunakan air bersih 85% Meningkatnya Kab/Kota dengan keluarga yang telah menggunakan jamban sebesar 80% Meningkatnya kab/Kota dengan cakupan institusi yang dibina 80% Terwujudnya pengelolaan sampah perkotaan 95%

Target RPJMD 2008-2013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

75

(4) %

Target RKPD 2012 (5) 75

85

%

80

(3)

Realisasi tahun 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

86

86

75

85

86

86

85

%

80

87

87

80

80

%

80

80

80

80

95

%

95

96

96

95

78)

Terwujudnya pengelolaan sampah pedesaan 65 %

65

%

65

68

68

65

79)

meningkatnya sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah Meningkatnya inspeksi kesehatan pada TempatTempat Umum (TTU) 80%

17,8

%

17,8

25

25

17,8

80

%

80

80

80

80

80)

VI

Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

81)

Meningkatnya ketersediaan dan pemerataan obat publik dan perbekalan keshatan lainnya di pelayanan kesehatan

60

%

55

74,89

74,89

60

82)

Meningkatnya pelayanan kefarmasian di sarana pelayanan kesehatan Meningkatnya cakupan pembinaan sarana produksi dan distribusi sediaan farmasim alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) Meningkatnya fasilitasi pembinaan makanan minuman kepada Kab/Kota Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan formal Meningkatnya pemanfaatan laboratorium makanan dan minuman dalam menjamin mutu dan keamanan produk makanan dan minuman Program Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat 50% Kabupaten/Kota menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPK)

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

60

%

60

85,34

85,34

60

80

%

100

100

100

80

100

%

100

100

100

50

%

50

100

100

50

Kab/Kota melaksanakan kampanye kesehatan melalui media promosi kesehatan (cetak elektronik, outdoor,indoor dan penyuluhan langsung)

100

%

100

100

100

100

83)

84) 85)

86)

VII

87)

88)

II - 81

100


No

(1) 89) 90)

91) 92) 93)

94)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Kab/kota mengembangkan desa/kelurahan siaga Kab/kota yang mempunyai kebijakan dalam mendukung peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan Kab/Kota mencapai rumah tangga sehat (rumah tangga ber PHBS) Menurunnya angka penyalahgunaan dan peredaran gelap Napza Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa meningkatnya pemanfaatan fasilitas kesehatan jiwa oleh masyarakat

Target RPJMD 2008-2013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

100

(4) %

Target RKPD 2012 (5) 100

35

%

50 15

(3)

Realisasi tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

(6)

Target RKPD 2013

100

(7) 100

(8) 100

35

100

100

35

%

50

75

75

50

Kab/Kota

15

15

15

15

100

%

100

100

100

100

100

%

100

100

100

100

Status

(9)

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara garis besar kinerja pembangunan urusan kesehatan menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini terlihat dari sejumlah 94 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 86 indikator berstatus telah tercapai, 4 indikator berstatus akan tercapai, dan 4 indikator berstatus perlu perhatian. Indikator yang berstatus perlu perhatian yaitu: (1) Menurunnya angka kematian Ibu melahirkan yang disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah kehamilan risiko tinggi, meningkatnya kejadian penyakit tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang salah satunya sebagai akibat dari pola konsumsi masyarakat, masih rendahnya deteksi dini masyarakat serta masih kurangnya kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan rujukan kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat; (2) Menurunnya angka kematian bayi yang disebabkan karena masalah pada neonatal seperti asfiksia (sesak napas saat lahir), Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (BBLR) serta infeksi neonatus; selain itu pneumonia, diare serta masalah gizi buruk dan gizi kurang yang biasanya mulai terjadi sejak masa kehamilan; belum terpenuhinya sarana dan prasarana perawatan bayi BBLR di Puskesmas Poned dan Rumah Sakit Ponek serta tingginya rotasi tenaga yang sudah dilatih di Puskesmas Ponek; (3) Meningkatnya Penemuan kasus TB paru dikarenakan belum semua komponen pelaksana penemuan kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapatkan pelatihan dan belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana di puskesmas dan rumah sakit; (4) Ibu menyusui ASI eksklusif capaiannya masih rendah disebabkan oleh kurangnya kampanye asi dibandingkan dengan promosi susu formula; belum semua rumah sakit, rumah bersalin dan puskesmas perawatan persalinan mempunyai media II - 82


promosi asi eksklusif dan tenaga terlatih untuk inisiasi menyusui dini serta belum semua masyarakat sadar dan memahami pentingnya asi eksklusif. Upaya yang dilakukan pada Tahun 2014 antara lain adalah: 1) Pemenuhan pelayanan kesehatan ibu-anak, gizi masyarakat dan pelayanan kesehatan tingkat dasar serta rujukan; 2) Pemenuhan sarana penunjang dan fasilitas pelayanan kesehatan; 3) Pengendalian angka kejadian/kesakitan dan kematian penyakit menular serta penanganan kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana. 3) Pekerjaan Umum Kinerja Urusan Pekerjaan Umum ditunjukkan dalam 28 indikator, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.101 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum No

(1) I. 1)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Lancarnya aksesibilitas transportasi dari dan ke terminal baru Bandara A. Yani.

II.

Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

2)

Terlaksananya rehabilitasi/ pemeliharaan jalan provinsi sepanjang 2.539,70 km Terlaksananya rehabilitasi/ pemeliharaan jembatan provinsi sepanjang 24.135 m. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan Meningkatnya kondisi jalan baik sebesar 86,54%

3)

III.

4) 5) 6)

Meningkatnya kondisi jembatan baik 79% Tersedianya sebagian lahan bebas dan tertanganinya sebagian fisik ruas jalan JJLS di Kab. Cilacap, Kab. Kebumen, Kab. Purworejo dan Kab. Wonogiri.

Target RPJMD 20082013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

(3)

Target RKPD 2012 (5)

(4)

1,15

2.539,70

24.135

Realisasi tahun 2012 (6)

Km

0

Km

2.618,93

M

0

0

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Terlaksananya pembangunan jalan akses menuju terminal baru Bandara A. Yani panjang 1,15 km.

0

2.618,93

2.618,93

2.472,971 **

25.335

25.335

25.326,23

86,54

%

86,18

86,18

86,18

86,54

79

%

78,32

78,32

78,32

79

10,19 Km (4,58 Km Prov + 5,61 Km Kab)

Pembeba-san Lahan : 112,29 Km Seluas : 2.216.204 m2

Tersedianya sebagian lahan bebas seluas 2.216.204 m2 dan pemba-ngunan fisik sepan-jang 28,19km.

Pembeba-san lahan 5,24 Km, seluas 111.429 M2

Km

Fisik : 6,16 km (4 lajur) 22,03 km (2 lajur)

II - 83


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1) 7)

(2) Terhubungnya aksesibilitas yang aman lancar dan memadai antara lain Kota PekalonganKab. Pekalongan-Kab. Banjarnegara-Kab. Wonosobo- Kab. Kebumen; Kab. Pemalang-Kab. Purbalingga-Kab. Purwokerto-Kab. Cilacap dan Kab. Kendal (Weleri) – Kab. Temanggung

8)

Membaiknya kondisi prasarana jalan dan jembatan dalam mendukung kelancaran arus transportasi wilayah diantaranya kawasan Blok Cepu, pariwisata, perbatasan antar provinsi maupun perbatasan antar kabupaten / kota, daerah rawan bencana dan kawasan pengembangan perekonomian wilayah.

IV.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Optimalnya kinerja fungsi jalan dan jembatan Provinsi Jawa Tengah

9)

V.

10)

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa serta Jaringan Pengairan Lainnya Meningkatkan kondisi fisik jaringan irigasi kewenangan Pemerintah dari kondisi baik sebesar 79% menjadi 89%, kewenangan provinsi dari 41% menjadi 72 % dan kewenangan kabupaten/kota dari

Target RPJMD 20082013 (3) 40

180

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

(4) Km

Target RKPD 2012 (5) 10,425

Km

52.110

Jalan dan jembatan berfungsi dengan baik

72

%

66

II - 84

Realisasi tahun 2012 (6) 10,425 Km (efektif)

52,11 (efektif)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

(7) Tercapainya aksesibilitas yang aman, lancar dan memadai antara lain Kab. Pekalongan-Kab. Banjarnegara, Kab. WonosoboKab. Kebumen; Kab. PemalangKab. PurbalinggaPurwokerto-Kab. Cilacap dan Kab. Kencal (weleri)Kab. Temanggung sepan-jang 40,69 Km

(8) 11,050 (efektif)

Membaiknya kondisi prasarana jalan dan jembatan dalam mendu-kung kelancaran arus trans-portasi wilayah diantaranya kawasan Blok Cepu, pariwisata, perbatasan antar provinsi maupun perbatasan antar kabupaten / kota, daerah rawan bencana dan kawasan pengembangan perekono-mian wilayah, sepanjang 222,89 Km

Jalan dan jembatan berfungsi dengan baik (LHR 89 Pos, aspal 1184 drum, perbaikan alat berat 16 jenis 110 buah, pengadaan bahan 4 jenis 1365 buah, alat berat 3 jenis 4 buah).

Tercapai kondisi jalan dan jembatan berfungsi baik. Leger 82,65 Km,LHR 543 Pos, aspal 5.390 drum, pengadaan bahan 13 jenis 5.695 bh, terpeliharanya alat berat 211, 49 jenis (alat laboratorium 75 unit,

66

66

78,18 Km (efektif)

Jalan dan jembatan berfungsi dengan baik (LHR 100 Pos, pengadaan aspal 815 drum, perbaikan alat berat 16 jenis 110 buah, pengadaan bahan 4 jenis 2.300 buah, pengadaan alat berat 2 jenis 4 buah)

72

Status

(9)


No

(1)

VI.

11)

VII.

12) 13)

14)

15)

16)

17)

VIII

18)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

(2) 35% menjadi 60% melalui kegiatan operasi dan pemeliharaan, peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana irigasi Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Pemenuhan kebutuhan air baku sampai dengan 10% (dari 40% menjadi 50%) Program Pengembangan,Pengelolaan dan Konservasi sungai, danau dan Sumber Daya Air Lainnya. Penanganan konservasi di 35 DAS Kritis Pembuatan sumur resapan percontohan dengan pemberdayaan masyarakat di 6 Balai PSDA. Pembangunan embung-embung atau tampu-ngan air sebanyak 5 buah embung Terbentuknya Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai (WS) Bodri Kuto dan Dewan Sumber Daya Air Provinsi Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air pada 7 Wilayah Sungai (WS) kewenangan pusat dan 2 WS kewenangan kabupaten Terbentuknya forum masyarakat peduli terhadap konservasi sumber daya air Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Terpenuhinya operasi dan pemeliharaan, peningkatan, rehabilitasi prasarana dan sarana sistem pengendalian banjir pada 10 sungai di wilayah sungai Bodri Kuto dan mengupayakan pengurangan luas rawan genangan

(3)

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

(4)

50

Realisasi tahun 2012 (6)

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

48

48

50

DAS kritis

6

6

28

7

6

Balai PSDA

4

0

6

0**

5

Buah

-

5

Terbentu knya TIM

sudah terbentuk

Terlaksa nanya Kerjasama

-

Terbentuknya Forum

-

167.000

Kinerja 2008 s/d 2012

48

35

%

Target RKPD 2012 (5)

Ha

6.486

II - 85

173.485

sudah terbentuk Tim Koordinasi Pengelo-laan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai (WS) Bodri Kuto dan Dewan Sumber Daya Air Provinsi Sudah terlaksana Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air pada 7 Wilayah Sungai (WS) Terbentuknya forum masyarakat peduli terhadap konservasi sumber daya air

173.485

-

sudah terbentuk

-

-

167.000


No

(1)

19)

20) 21)

IX.

22)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) banjir dari 199.427 Ha menjadi 167.000 Ha, pada 7 WS kewenangan Pemerintah, 1 WS kewenangan Provinsi dan 2 WS kewenangan Kabupaten Terlaksananya Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air dari Pemerintah ke Pemerintah Daerah Berkurangnya pantai kritis dari 157 Km menjadi 110 km Terbentuknya forum masyarakat peduli banjir di 10 sungai pada wilayah sungai Bodri Kuto dan wilayah sungai lainnya. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan dan Pedesaan Berkurangnya kesenjangan pembangunan sarana dan prasarana antar wilayah PanturaTengah-Pansela sesuai dengan karakteristik potensi dan kesesuaian dengan RTRW melalui peningkatan kualitas kerjasama pembangunan kawasan strategis,peningkatan peran dan fungsi perkotaan, percepatan dan peningkatan pembangunan perdesaan dan peningkatan cakupan dan sistem infrastruktur wilayah

Target RPJMD 20082013 (3)

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

(4)

Terlaksa nanya forum

110

-

10

-

lokasi

Realisasi tahun 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

sudah terlaksana

Km

Terbentuknya forum

Meningkat

Target RKPD 2012 (5)

sudah terlaksana Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air dari Pemerintah ke Pemerintah Daerah 120 120

sudah terbentuk

-

sudah terbentuk

- 2 lokasi - 21 lokasi pembapembangungunan prasarana nan jalan dan sarana poros desa Agropoli-tan. Agropolitan di - 11 lokasi Kab. revitalisa-si Purworejo dan kawasan kumuh Kab. sebagai fungsi Pekalongan. PKN ndan PKW. - 23 lokasi 5 kel/desa pembangunan peningkatan prasarana dan sarpras PKN: sarana perumaKota han penun-jang Semarang, kawasan wisata Kota Tegal, dan revitalisa-si Kota Magelang tradisio-nal/cagar budaya. PKW : Kab. - 4 lokasi Boyolali, Kab. penanganan Blora penataan kawasan perbatasan. 3 lokasi sarpras penunjang kawasan wisata tradisional (cagar budaya)Kab. Mglng, Kab. Boyolali, Kab Semarang Penataan dan pembangu-nan kawasan Tugu Batas JatengJatim di Rembang

II - 86

-

110** -

3 lokasi pembangunan jalan poros desa Agropoli-tan di Kab. Cilacap, Kab. Purworejo dan Kab. Pekalongan. 8 kel/ desa di PKN : Kota Smg, Kota Solo. PKW : Kab. Kudus, Kebumen,Wono sobo, Klaten, Blora, Kota Pekalo-ngan. 7 lokasi sarpras penun-jang kawasan wisata, tradisional (Cagar Budaya) Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Wonosobo, Klaten, Karanganyar, Kota Solo. DED Tugu Batas Jateng-Jabar di Kab. Cilacap dan Penyusunan RTBL Kawasan Perbatasan Jateng-DIY di Kab. Purworejo


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1) 23)

(2) Meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana dasar permukiman bagi masyarakat di perkotaan dan perdesaan

X.

Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Meningkatnya pelayanan air bersih, sanitasi dan persampahan terutama bagi masyarakat RTM di perkotaan maupun perdesaan Cakupan pelayanan air bersih - Perkotaan - perdesaan Cakupan pelayanan sanitasi Program Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung serta pengembangan jasa konstruksi Meningkatnya pemahaman NSPM para konsultan dan kontraktor serta para pihak yang terkait dengan pembangunan publik.

24)

XI.

25)

Target RPJMD 20082013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

(3) Meningkat

(4) lokasi

Target RKPD 2012 (5) -

Realisasi tahun 2012 (6) 3 Lokasi sarpras penunjang kawasan wisata tradisional (cagar budaya) Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab.Semarang.

Kinerja 2008 s/d 2012 (7) 22 lokasi prasarana dan sarana permukiman

Target RKPD 2013 (8) 7 Lokasi sarpras penunjang kawasan wisata tradisional (cagar budaya) Kab.Magelang, Kab. Boyolali, Wonoso-bo, Klaten, Karanga-nyar, Kota Solo

Meningkat

Meningkat Meningkat Meningkat

Meningkat

26)

Meningkatnya penyelenggaraan pembinaan dan sosialisasi jasa konstruksi.

27)

Bertambahnya Meningkat perusahaan jasa konstruksi yang memenuhi kualifikasi dan memiliki sertifikasi kompetensi baik terhadap badan usahanya (SBU) maupun terhadap SDMnya

Meningkat

% % %

-

63 30,90 63

70 orang (35 Kab/Kota)

orang

Sertifikasi Badan Usaha Sertifikasi ketrampi lan kerja

40,60 20,30 60,03

63,50 38,20 66

Sosialisasi/ Bintek kepada Konsultan/ Kontraktor pemenang tender pelaksana Pembangu-nan Interior Gedung DESPRA dan Penataan dan Pemb Kawasan Tugu Batas Jateng – Jatim di Rembang Pembinaan Bid. Jasa Konstruksi 35 Kab/Kot (70 org)

Sosialiasi/bintek kepada konsultan/kontrak -tor, pembangunan Gedung Despra dan penataan kawasan tugu batas.

RTBL Kawasan Perbata-san Jateng – DIY di Kab Purwo-rejo

Terselenggaranya pembina-an dan sosialisa-si jakon kepada 587 orang

70 orang (35 Kab/Kot)

14.198 SBU

Perusahaan yang memiliki SBU sebanyak 62.140 perusahaan. 32.349 SKTK

2.201 SKTK

II - 87

40,60 20,30 60,03

220 pekerja kons. Tersertifikasi.

Status

(9)


No

(1) 28)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Meningkatnya jumlah gedung yang berkualitas sesuai NSPM baik dari segi kualitas maupun kinerja pengelolaan semakin tinggi.

Target RPJMD 20082013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

(3) Meningkat Mutu pelayanan laboratoria l uji

(4)

meningkat pengelolaan gedung

-

Target RKPD 2012 (5)

Meningkatnya pengelola an gedung.

Realisasi tahun 2012 (6) Reakreditasi ISO 17025: 2005 oleh Komite Akreditasi Nasional ; Survailen ISO 9001: 2008 oleh IAPMO (Lembaga Sertifikasi)

1 pkt peserta Pembina an penyel. BGN

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

(7) Mening-kat Mutu pelaya-nan laboratorial uji

(8) Meningkatnya pemaha-man NSPM para konsultan & kontraktor serta para pihak yang terkait dg pembangunan publik; Meningkatnya jumlah gedung yg berkuali-tas sesuai NSPM baik dari segi kualitas maupun kinerja pengelolaan semakin tinggi. Meningkat nya pengelo-laan gedung melalui Bintek kepada 170 peserta sosialisasi dan pembinaan teknis penyelenggaraan pembangunan BGN dan Rumdin.

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras ** : Target RPJMD telah tercapai dan target 2013 merupakan peningkatan cakupan indikator.

Hasil evaluasi menunjukkan dari sebanyak 28 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 13 indikator berstatus telah tercapai dan 15 indikator berstatus akan tercapai. Pada Tahun 2014, kinerja yang telah dicapai dapat lebih ditingkatkan kinerja dan pelayanan utamanya yaitu peningkatan kapasitas dan kualitas prasarana jalan dan jembatan semakin merata dan mendukung pengembangan wilayah, peningkatan kondisi jaringan irigasi dan air baku untuk mendukung pertanian, peningkatan penanganan prasarana pengendalian banjir utamanya di Wilayah Sungai Bodri Kuto sebagai kewenangan Provinsi serta percepatan penyelesaian pembangunan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi melalui pengembangan Sistem Pengembangan Air Minum Regional, pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir Regional di Jawa Tengah dan upaya pengurangan timbunan sampah melalui program 3R. 4) Perumahan Kinerja Urusan Perumahan di tunjukkan dalam 8 indikator, dengan capaian sebagai berikut.

II - 88

Status

(9)


Tabel. 2.102 Capaian Kinerja Urusan Perumahan No

(1) I. 1)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(2)

(3)

(4)

Meningkat

2)

Meningkatnya kualitas perumahan

Meningkat

3)

Meningkatnya efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan lahan kws perumahan/permukima nkualitas perumahan;

4)

Terfasilitasinya MBR di pedesaan dan perkotaan untuk memiliki rumah yang layak

(6)

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Paket/ Lokasi

2

19

3

Paket/ Lokasi Kasibalasiba Paket pen dampingan

6

19

6

6

26

6

Meningkat

Twin block

27

Terfasilitasi

Rumah Tangga Miskin/ RTM Rumah Tidak Layak Huni/ RTLH

II.

Pemberdayaan Komunitas Perumahan

5)

Meningkatnya pengetahuan kesadaran, partisipasi masyarakat pedesaan dan MBR dalam peningkatan kualitas hunian Meningkatnya Pengetahuan, kesadaran dan partisipasi masyarakat dlm pengurangan resiko bencana

Meningkat

Meningkatnya sinergitas komunitas perumahan dlm pengelolaan dan pemeliharaan serta sharing pembangunan dan pembiayaan perumahan

Meningkat

7)

(5)

Kinerja 2008 s/d 2012

Program Pembangunan Perumahan Terbangunnya rumah baik oleh pengembang, pemerintah/pemerintah daerah dan swadaya masyarakat (ciptakarya)

6)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012

Meningkat

Lokasi

II - 89

0 **

920

920

2.890

575

648 RTLH 50 R

3.473

920

2.890

700

Sosialisasi kpd Masy penerima manfaat tentang penggunaan material bahan bangunan yang akan diberikan pd masy rentan bencana Kab. Pemalang, Brebes, Bjngr, Banyumas

Sosialisasi kpd Masy penerima manfaat tentang penggunaan material bahan bangunan yang akan diberikan pd masy rentan bencana Kab. Pemalang, Brebes, Bjngr, Banyumas

Sosialisasi kpd Masy penerima manfaat tentang pengguna an material bahan bangunan yang akan diberikan pada masy Rentan Bencana Kab Purworejo, Pemalang, Bnjarnega ra, Temanggu ng

Pemb PSD Rusunawa di 2 lokasi (Kab Pklg, Kab Skhrjo)

Kota Smg, Skrta, Skhj, Kr.anyar, Clp, Kota PKl, Kudus,

Pemb PSD Rusunawa di 3 lokasi (Kab Pemalang, Klaten, Kota

Unit RTM

Kab/Kota

65,5,5

Sosialisasi kepada masyarakat penerima manfaat tentang pengguna an material bahan bangunan yang akan diberikan pada masyarakat rentan bencana Kab Pemalang, Brebes, Banjarne gara, Banyumas. Pembang unan PSD rusunawa di 2 lokasi (Kota

700 **


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(1)

(2)

(3)

(4)

8)

Meningkatnya kualitas infrastruktur perumahan/ permukiman

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5)

Lokasi sarpras Ds. Kumuh, Ds. Nelayan, dan Ds. Miskin

Pekalong an, Kab. Sukoharjo) Sarpras di 13 kab/kota

Lokasi

Sarpras 5 Kab/Kota

Lokasi

Penataan Lingkung an Permuki man di 1.180 Lokasi

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012 (7)

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

Jpr, Kab. Pkl.

Tegal)

31 desa sarpras kumuh desa nelayan & tradisional di Kota Semarang, Kab Smg, Kab Sragen, Kab Grobogan, Kab Brebes, Kab Blora, Kab Pemalang, Kota Tegal, Kab Pati, Kab Kendal, Kab Wonogiri, Kab Jepara, Kab Tmgg

101 desa Sarpras Kumus

10 lokasi pengemba ngan KTP2D di Kab Blora, Kab Karangany ar, Kab Sragen, Kab Brebes, Kab Pemalang Penataan lingkungan permukima n di 1.180 lokasi

27 lokasi di Kab Pkl, Kdl, Grbg, Srg, Tmg, Smg, Kbm, Kr.anyar, Wnsb, Brbs, Pmlg, Blora

28 Desa sarpras kumuh desa nelayan & tradisional di Kab Semarang, Brebes, Sragen, Pati, Blora, Pemalang, Kab Tegal, Wonogiri, Kota Semarang, Klaten, Temanggu ng, Boyolali, Rembang, Purworejo, Banjarneg ara, Kendal, Wonosobo, Karanganyar, Banyumas , Kab Pekalongan, Batang, Kab Magelang 8 lokasi pengemba ngan KTP2D di Kab Sukoharjo , Sragen, Brebes, Blora, Pemalang, Karanganyar

Penataan lingkungan permukima n di 5.691 lokasi

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras **) : Target RPJMD telah tercapai dan target 2013 untuk peningkatan cakupan.

Hasil evaluasi menunjukkan dari sebanyak 8 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, semuanya (8 indikator) berstatus akan tercapai. Namun demikian, Pemerintah Daerah masih perlu memberikan stimulan bagi perbaikan kualitas perumahan dalam II - 90


rangka ikut mendorong percepatan pengurangan angka kemiskinan, hal ini dtunjukkan dengan masih banyaknya jumlah rumah tidak layak huni di Jawa Tengah sebesar 1.989.804 rumah, untuk itu perlu peningkatan stimulan perbaikan rumah tidak layak huni di Jawa Tengah. Upaya yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 adalah pemberian stimulan perbaikan rumah tidak layak huni serta penyediaan sarana prasarana perumahan di Jawa Tengah. 5) Penataan Ruang Kinerja Urusan Penataan Ruang di indikator, dengan capaian sebagai berikut :

tunjukkan

dalam

9

Tabel 2.103 Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang No

(1) I. 1)

Capaian Kinerja tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(2)

(3)

(4)

(5)

6

Program Perencanaan Tata Ruang RTRW Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan UU 26/2007 tentang Penataan Ruang

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

7

8

9

Tersedia RTRW Prov. Jateng sesuai dengan UU 26/2007

dok

Tersedia RTRW Prov. Jateng sesuai dengan UU 26/2007

0

Perda RTRW Prov Jateng 2009-2029

0

RTRW perda=34 Evaluasi gub=1 RDTR Kab/Kota sudah dibahas 6

RTRW perda=34 Evaluasi gub=1 RDTR Kab/Kota sudah dibahas 6

Terselesaikannya RTRW 35 Kab/Kota di Jateng, terbitnya rekomendasi gub RDTR Kab/Kota RTR Kawasan Strategis Kawasan Kebun Raya Batu Raden, Kawasan Petanglong, Kawasan Purwomanggung (Perkotaan Magelang dan sekitarnya), kawasan Perkotaan Cepu, Pembinaan Fasilitasi Penyusunan /Review RTR Kab/Kota, RDTR dan Peraturan Zonasi Bagian Wilayah Kota Tegal

2)

Fasilitasi Penyesuaian RTRW Kab/Kota sesuai UU 26/2007 tentang Penataan Ruang

Terfasilitasi Penyesuaian RTRW Kab/Kota sesuai UU 26/2007

Dok

RTRW perda=10 Rencana Rinci=25

3)

Tersusunnya rencana rinci Kawasan Strategis Provinsi Jawa Tengah

Tersedianya Rencana Rinci Kawasan Strategis Provinsi Jawa Tengah

Dok

4

II - 91

RTR Kawasan Strategis Bregasmalang,Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Dataran Dieng,Renca na Rinci Tata Ruang Kawasan Rawa Pening,Pemb inaan fasilitasi penyus/ review RTR di 10K/K; RDTR Kota Magelang/ Zoning Regulasi Perkotaan Magelang

Seluruh capaian 2008-2012


No

(1) II.

4)

Capaian Kinerja tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(2)

(3)

(4)

(5)

6

Program Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang Monitoring dan pembaharuan data spasial

Data spasial yang akurat dan terkini

Dokumen

Pemetaan Intrusi Air Laut di Kab. Kendal & Batang (1 dokumen); Penataan Kawasan Pertambangan MajenangBantarkawung; G. Slamet; Kendeng Selatan; G. Lawu; Peg. Selatan (5 dok) Meningkat nya kesadaran dan kepatuhan Masyarakat melalui Penyusunan & Sosialisasi Kebijakan Pengendali an Pemanfaat an Ruang Prov

5)

Peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya.

Meningkat

-

Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang

6)

Berkurangnya pelanggaran pemanfaatan ruang

Berkurang

-

Pemanfaat an ruang yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang

Berkurang nya pelanggara an melalui Penyusunan & Sosialisasi Kebijakan Pengendali an Pemanfaatan Ruang Prov

7)

Peningkatan upaya penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran pemanfaatan ruang

Meningkat

-

Peningkatan kesepahaman aparatur melalui Sosialisasi Kebijakan Pengen-

Meningkatnya kesadaran Aparatur melalui penyusunan & Sosialisasi Kebijakan

II - 92

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

7

8

9

9

Meningkat nya kesadaran dan kepatuhan Masyarakat melalui Penyusunan & Sosialisasi Kebijakan Pengendali an Pemanfaat an Ruang Prov Penyertaan Diklat peserta PPNS bidang Penataan Ruang Berkurang nya pelanggara an melalui Penyusunan & Sosialisasi Kebijakan Pengendali an Pemanfaatan Ruang Prov Penyertaan Diklat peserta PPNS bidang Penataan Ruang Meningkatnya kesadaran Aparatur melalui penyusunan & Sosialisasi Kebijakan Pengen-

-

Meningkat nya kesadaran dan kepatuhan Masyarakat melalui Penyusunan & Sosialisasi Kebijakan Pengendali an Pemanfaatan Ruang

Tersedianya alat pengendali an dalam penyelengg araan pemanfaatan ruang melalui penyusunan arahan pemberian insentif dan disinsentif Provinsi Jawa Tengah Terpadunya pemahaman yang benar & penyelesaian permasala han


Capaian Kinerja tahun 2012

No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(1)

(2)

(3)

(4)

8)

Meningkatnya kesadaran aparatur dalam pengendalian ruang

Meningkat

9)

Peningkatan kinerja Badan Koordinasi Pernataan Ruang Daerah, (BKPRD) dalam memfasilitasi pemecahan permasalahan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Meningkat

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

(5)

6

dalian Pemanfaat an Ruang

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Prov;

dalian Pemanfaatan Ruang Prov; Penyertaan Diklat peserta PPNS bidang Penataan Ruang

Meningkat nya kinerja Pokja Pengendali an Pemanfaat an Ruang BKPRD Prov. Jateng

Meningkat nya kinerja melalui Rakor Pokja Pengendali an pemanfata an Ruang BKPRD Prov. Jateng di 35 Kab/Kota

Meningkat nya kinerja melalui RakorPokja Pengendalian pemanfata an Ruang BKPRD Prov. Jateng di 35 Kab/Kota Meningkat nya keasadaran aparatur melalui penyusunan kebijakan pengendali an pemanfaatan ruang Meningkat nya kinerja melalui Rakor Pokja Pengendalian pemanfaat an Ruang BKPRD Prov. Jateng di 35 Kab/Kota

Meningkat nya kinerja melalui Rakor Pokja Pengendalian pemanfaat an Ruang BKPRD Prov. Jateng di 35 Kab/Kota

7

Target RKPD 2013

Status

8

9

pemanfaatan ruang sesuai peraturan yang berlaku melalui fasilitasi penyelesaian permasala han pemanfaatan ruang Meningkat nya kinerja melalui Rakor Pokja Pengendali an pemanfata an Ruang BKPRD Prov. Jateng di 35 Kab/Kota

Meningkat nya kinerja melalui Rakor Pokja Pengendalian pemanfaat an Ruang BKPRD Prov. Jateng di 35 Kab/Kota

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum pembangunan penataan ruang menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini terlihat dari sejumlah 9 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, 1 indikator berstatus telah tercapai, dan 8 indikator berstatus akan tercapai. Terbitnya peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah di Jawa Tengah dan di 35 Kabupaten/Kota, masih perlu serta harus ditindaklajuti dengan penyusunan Rencana Rinci penjabarannya, baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

II - 93


Upaya yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 adalah penyusunan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) sebagai Penjabaran RTRW Provinsi Jawa Tengah serta fasilitasi penyusunan RDTR Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. 6) Perencanaan Pembangunan Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan di tunjukkan dalam 10 indikator, dengan capaian sebagai berikut : Tabel. 2.104 Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(1)

(2)

(3)

(4)

I

Program Peningkatan kerjasama pembangunan

No

Capaian Kinerja tahun 2012 Target RKPD 2012

Realisasi RKPD 2012

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Dilaksanakan melalui program Perencanaan Pembangunan Daerah 1)

II

Terselenggaranya forum kerjasama antar daerah Kabupaten/ Kota dan propinsi dalam perencanaan pembangunan

60

SKPD Prov.

59

59

59

59

35

Kab/Kota

35

35

35

35

% (persen)

100

100

100

100

Dokumen

-

-

-

Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Perbatasan Dilaksanakan melalui program Perencanaan Pembangunan Daerah

2)

Terwujudnya akselerasi perkembangan dan pertumbuhan wilayah perbatasan -% Program/ Kegiatan hasil kesepakatan antar wilayah perbatasan yang terakomodir dlm RKPD

III

100

Program Perencanaan Pengembangan wilayah Strategis dan cepat tumbuh Dilaksanakan melalui program Perencanaan Pembangunan Prasarana wilayah dan Sumber Daya Alam

3)

Berkembangnya wilayah strategis sebagai pusatpusat pertumbuhan di Propinsi Jawa Tengah

IV

Program Perencanaan Pengembangan Kotakota Menengah dan Besar

Berkembang

Dilaksanakan melalui program Perencanaan Pembangunan Prasarana wilayah dan Sumber Daya Alam

II - 94

1 Dokumen kajian Tipologi Tingkat Perkembangan Wilayah, Konsep Penanganan


No (1)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

(2)

(3)

4)

Terkendalinya Terkendali pengembangan kota-kota Besar dan Menengah di Jawa Tengah

V

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

5)

Tersedianya sumber daya Tersedia aparatur perencanaan pembangunan daerah, tersusun dan terlaksananya kebijakan daerah di bidang penelitian dan pengembangan  Peningkatan Kualitas SDM Perencana

Satuan

Capaian Kinerja tahun 2012 Target RKPD 2012

Realisasi RKPD 2012

(5)

(6)

(4) Dokumen

-

Kinerja 2008 s/d 2012 (7)

-

-

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

Rencana induk pengembangan kawasan cepat tumbuh

Tersedia

Paket

1. Meningkatnya kapasitas dan kualitas SDM aparatur perencana 2. Meningkatnya kualitas SDM Fungsional Perencana

FGD : 3 kali; Pembinaan 2 kali; Penilaian angka kredit fungsional pe-renca-na 4 kali; fasilitasi pengembangan jabatan fungsional 1 kali.

FGD : 26 kali; Pembinaan 34 kali; Penilaian angka kredit fungsional perencana 4 kali; fasilitasi pengemba ngan jabatan fungsional 1 kali.

FGD : 3 kali; Pembinaan 4 kali; Penilaian angka kredit fungsional perencana 4 kali; fas pengemb jabatan fungsional 1 kali.

3. Meningkatnya Kualitas dan kinerja pegawai  Evaluasi IPM

Dokumen

-

-

1

1

 Identifikasi Program/ Kegiatan APBD

Dokumen

1

1

5

1

 Identifikasi Program/ Kegiatan APBN

Dokumen

1

1

5

1

 Penyusunan Laporan Konsolidasi Triwulanan

Dokumen

4

4

20

4

 Penyusunan dan Pengendalian serta Evaluasi Hasil-hasil Pembangunan Jawa Tengah:

Buku Monev

1

5

1

1

1

5

1

1

1

3

1

(1) Evaluasi RKPD (2) Evaluasi Paruh Waktu RPJMD  Bidang ekonomi

Rekomendasi

3

3

24

3

 Bidang pemerintahan dan sosial budaya

Rekomendasi

3

3

17

3

 Bidang prasarana wilayah

Rekomendasi

3

3

16

3

 Berbagai Bidang dan sektor pembangunan

Rekomendasi

30

31

112

44

 Bidang pengembangan dan penerapan IPTEK

Kegiatan

5

29

48

5

II - 95


No (1)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

(2)

(3)

 Fasilitas penelitian kawasan terpadu VI

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

6)

Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan seperti Renja SKPD, Renstra SKPD, RKPD, RPJMD, dan RPJPD

Realisasi RKPD 2012

(5)

(6)

(4) Kegiatan

5

 Dokumen RKPD 6 Pergub RKPD

Pergub RKPD

1

Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan ekonomi daerah:

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

(7)

(8) 14

Status (9) 5

Tersedia

0

7)

5

Tersedia

Perda RPJMD

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

8)

Target RKPD 2012

 Dokumen RPJMD 2 Perda RPJMD

VII

VIII

Satuan

Capaian Kinerja tahun 2012

1 Pergub RKPD 2013

Tersedia

1 Perda RPJMD 2008 – 2013

1 draft Perda RPJMD 2013 – 2018

5 Pergub RKPD

1 Pergub RKPD 2014

Tersedia

 Dokumen Perencanaan Pengembangan Perekonomian

dokumen

2

 Dokumen Pengembangan Sumber Daya Alam & Pertanian

dokumen

2

2

2

8

2

10

3

Program perencanaan pembangunan sosial dan budaya Tersediannya dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang kesejahteraan rakyat serta bidang pemerintahan dan kependudukan

Tersedia

Tersedia

 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Perencanaan Bidang Kesejahteraan Rakyat

dokumen

5

5

21

4

 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi & Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Pemerintahan & Kependudukan

dokumen

6

6

33

5

IX

Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam

9)

Tersediannya dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang prasarana wilayah dan sumber daya alam.

Tersedia

Tersedia

 Laporan Fasilitasi & Koordinasi Perencanaan pembangunan bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.

dokumen

5

5

29

5

 Laporan Pendampingan Koordinasi

dokumen

4

4

13

3

II - 96


No (1)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Pembaharuan Kebijakan Perencanaan dan Pengelolaan Sektor Pengairan dan Irigasi (WISMP).

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

 Laporan Koordinasi Pelaksanaan Partisipatory Irigation Sector Project (PISP). X

Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana

10)

Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah rawan bencana

Tersedia

Capaian Kinerja tahun 2012 Target RKPD 2012

Realisasi RKPD 2012

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

dokumen

1

1

8

1

Dokumen

1

1

2

0

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum kinerja urusan perencanaan pembangunan tergolong baik. Dari sebanyak 10 indikator untuk urusan perencanaan pembangunan yang tercantum dalam dokumen RPJMD, sebanyak 7 indikator berstatus telah tercapai, 3 indikator berstatus akan tercapai. Tiga indikator yang akan tercapai yaitu: (1) Berkembangnya wilayah strategis sebagai pusat-pusat pertumbuhan di Propinsi Jawa Tengah; (2) Terkendalinya pengembangan kota-kota Besar dan Menengah di Jawa Tengah; dan (3) tersedianya dokumen perencanaan pembangunan seperti Renja SKPD, Renstra SKPD, RKPD, RPJMD, dan RPJPD. Untuk mencapai target RPJMD pada indikator Berkembangnya wilayah strategis sebagai pusat-pusat pertumbuhan di Propinsi Jawa Tengah, maka pada tahun 2013 akan dilakukan penyusunan Dokumen kajian Tipologi Tingkat Perkembangan Wilayah, Konsep Penanganan wilayah strategis. Untuk mencapai target indikator Terkendalinya pengembangan kotakota Besar dan Menengah di Jawa Tengah pada tahun 2013 akan disusun Rencana induk pengembangan kawasan cepat tumbuh. Hal-hal yang menjadi prioritas pada tahun 2014 antara lain penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018; fasilitasi dan koordinasi wilayah perbatasan dan peningkatan kualitas perencanaan dan sinergitas pembangunan daerah antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota; optimalisasi pengembangan dan penerapan hasil penelitian dan iptek serta teknologi tepat guna dalam mendukung pembangunan daerah. 7) Perhubungan Kinerja Urusan Perhubungan di tunjukkan dalam 36 indikator, dengan capaian sebagai berikut :

II - 97


Tabel 2.105 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

(1) I.

(2) Program Pengembangan Perhubungan Darat

1)

Peningkatan sarpras lalu lintas dan angkutan jalan, kelaikan jalan kendaraan bermotor, kualitas pelayanan, kualitas pengawasan dan pengendalian, meningkatnya disiplin manajemen dan rekayasa untuk mewujudkan keselamatan jalan raya Meningkatnya kualitas dan kuantitas perencanaan bidang perhubungan, komunikasi dan informatika

Meningkat

Paket

-

10

46

10

Peningkatan koord dan konsultasi Bid Hubkominfo

1

1

5

1

3)

Terfasilitasinya pembangunan terminal tipe A dan B.

1

1

4

1

4)

Terbangunnya jembatan timbang 4 buah dan meningkatnya kapasitas timbang serta integrasi jaringan inter koneksi sebanyak 17 buah Terfasilitasinya pembangunan BRT di 3 kota (Semarang, Surakarta dan Purwokerto). Meningkatnya jumlah fasilitas perlengkapan jalan.

Terfas. Pemb. Termi nal kelas A dan B Meningkat kapasitas timbang

Kegiatan Rakor Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Terminal

Paket

1

1

4

1

Kota

1

1

3

1

1.902

1.902

6.081

1.902

101

101

218

101

0

1

1

226

904

2.552

1.626

52.415

52.815

137.800

212.600

0

6

0

10

10

10

10

2

2

6

1**

lokasi

35

35

35

35

Kegiatan fasilitasi

Paket

1

1

5

1

Kegiatan fasilitasi

Paket

1

1

5

1

2)

5) 6)

3

Meningkatnya

Rambu (buah) RPPJ (buah) APILL (unit) Guadrail (meter) Marka (meter)

7)

Meningkatnya unjuk kerja alur alternatif dan perintis.

Meningkat

kab./kota

8)

Meningkatnya kinerja pelayanan bis AKDP dan AKAP (Perijinan) Terbangunnya Area Traffic Control System (ATCS) di 2 Kab./Kota. Peningkatan SDM bidang LLAJ, ASDP dan KA di 35 lokasi. Terfasilitasinya revitalisasi jalur-jalur non operasi KA terutama di KedungjatiTuntang, Magelang-Bedono, Magelang-, SemarangDemak-Kudus-Rembang, Kudus-Jepara, RembangBlora. Terfasilitasinya pengoperasian KA terutama lintas Klaten-Solo-Sragen, Pekalongan - Semarang.

Meningkat

UPP

9) 10) 11)

12)

2 35

kab./kota

II - 98


No

(1) 13)

14)

15)

16)

17)

18)

19)

20)

21) II. 22)

23) 24)

25) 26)

27) 

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Terfasilitasinya pengoperasian KA Komuter terutama lintas SemarangTegal-Purwokerto-KutoarjoJogja- Solo-Semarang. Terfasilitasinya pembangunan double track lintas Tegal-PekalonganSemarang-Cepu dan angkutan kereta api perkotaan di Solo. Peningkatan keselamatan: pembinaan/ sosialisasi, pener-tiban, peningkatan, pemeliharaan, rehabilitasi, pembangunan perlintasan sebidang di 22 kab/kota. Terfasilitasinya pengembangan KA wisata Tuntang-Ambarawa – Bedono, Borobudur dan sekitarnya. Terfasilitasinya peningkatan frekuensi KA lintas TegalSemarang, Semarang–Solo– Sragen, Semarang –Cepu, dan Solo- Wonogiri Terfasilitasinya dan pendampingan pembangunan pelabuhan penyeberangan Kendal. Pembangunan transportasi 8 waduk (Malahayu, Sempor, Wadas lintang, Kedungombo, Gajah Mungkur, Cacaban, Rawa Pening dan Mrica) Terfasilitasinya pengoperasian kapal penyeberangan lintas KendalKumai dan terfasilitasinya pengoperasian coastal ferry Lampung-Banten-DKI-JabarKendal-Jatim-Bali-NTB, NTT Pengembangan transportasi ASDP di 3 lokasi.

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6) 1

(3) Kegiatan fasilitasi

(4) Paket

Keg. fasilitasi

MSP

29

kab./kota

22

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

5

1

90

151

30

14

14

36

14

Fasilitasi pengembangan lintasan

lintasan

1

1

1

1

Fas. Pengembangan lintasan

lintasan

3

3

4

3

Fas Pengembangan dan Penanganan 8

%

60

60

60

100

2

8

2

Kegiatan Fasilitasi

Paket

1

1

1

-

3

2

3

Program Pengembangan Perhubungan Laut Terfasilitasinya pemeliharaan 4 alur dan kolam di 4 lokasi (Rembang, Jepara, Brebes, dan Karimunjawa). Pengoperasian KM Kemojan Beroperasidi Karimunjawa. nya KM Kemojan Terfasilitasinya peningkatan Fas dan pengembangan sarpras Peningkatan pelabuhan di 9 lokasi Sarpras 9 (Tanjung Emas, Tanjung lokasi Intan, Tegal, Batang, Juwana, Rembang, Karimunjawa, Jepara dan Brebes). Fas Tersedianya fasilitas Keselamakeselamatan pelabuhan tan (SBNP) di perairan Jateng Fasilitasi Terfasilitasinya pembangunan fasilitas pendukung di Pelabuhan Tanjung Emas. Meningkat Peningkatan SDM bidang perhubungan laut

waduk

1

lokasi

lokasi

1

1

5

2

kegiatan

1

1

1

1

lokasi

9

9

9

9

Paket

1

1

4

1

kegiatan

1

1

1

1

kegiatan rakor bidang perhubungan laut

1

1

2

1

II - 99


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1) III.

(2) Program Pengembangan Perhubungan Udara

28)

Terfasilitasinya pengembangan fasilitas Bandar Udara dan Keselamatan Penerbangan di 4 lokasi (Bandara A. Yani Semarang, Adisumarmo Surakarta, Tunggul Wulung Cilacap dan Dewadaru Karimunjawa Jepara). Peningkatan SDM bidang perhubungan udara

29)

IV. 30) 31) 32) V.

33) 34)

35) 36)

Program Pos, Telekomunikasi, Meteorologi dan SAR Pembinaan, pengawasan dan pengendalian postel dan frekuensi Terlaksananya koordinasi dan optimalisasi pelaksanaan KPU/USO. Terlaksananya kegiatan siaran radio tetap dan bergerak Program Pengembangan Komunikasi, Kerjasama Informasi dan Media Massa Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informatika Terlaksananya fasilitasi pengembangan forum komunikasi media tradisional (FK METRA Meningkat dan berkembangnya lembaga komunikasi masyarakat. Meningkatnya kerjasama penyampaian informasi melalui Ormas/LSM, organisasi profesi pers (OPP dan media watch)

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Falisitasi pengembangan 4 lokasi

lokasi

4

4

4

4

Meningkat

kegiatan rakor perhubungan udara

1

1

5

1

Peningk Palayan

Perusahaan postel

150

150

160

150

Terlaksana koordi

kegiatan

1

1

5

1

Pelaksanaan Kegiatan

event

3

4

15

3

orang

200

200

625

200

kab./kota

3

3

19

3

kab./kota

14

14

35

14

1

1

7

1

kegiatan

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras **) : Target RPJMD telah tercapai dan target 2013 untuk peningkatan cakupan

Secara umum pembangunan urusan perhubungan menunjukkan kinerja yang baik, ditunjukkan dari sejumlah 36 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 16 indikator berstatus telah tercapai, dan 20 indikator berstatus akan tercapai. Pada Tahun 2014 upaya-upaya peningkatan kinerja pelayanan dan keselamatan transportasi perlu semakin ditingkatkan utamanya pada perhubungan darat baik lalu lintas, ASDP maupun Perkeretaapian dengan meningkatkan sinergitas dalam pencapaiannya bersama Pemerintah, Kabupaten/Kota dan Masyarakat. Selain itu upaya untuk fasilitasi pembangunan infrastruktur strategis (Bandara Ahmad Yani Semarang, Pembangunan Pelabuhan Tanjung Emas dan Pembangunan Double Track ) untuk dapat dioptimalkan. II - 100


8) Lingkungan Hidup Kinerja Urusan Lingkungan Hidup di tunjukkan dalam 17 indikator, dengan capaian sebagai berikut : Tabel. 2.106 Capaian Kinerja Lingkungan Hidup No

(1) I. 1) 2) 3) 4)

5)

6)

II.

7)

III 8)

9)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(2)

(3)

(4)

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Terlaksananya pengendalian dan pengawasan terhadap sumber-sumber pencemaran 10 kluster UMKM, 500 usaha dan/atau kegiatan menengah/besar dan 50 obyek domestik Terlaksananya perbaikan kinerja pengelolaan B-3 dan limbah B-3 pada 300 usaha dan/atau kegiatan disesuaikan dengan PP yang Berlaku Terlaksananya pengawasan dan penegakan hukum pada 100 usaha dan/ atau kegiatan Terkuranginya penyimpangan aspek lingkungan dalam pemanfaatan ruang sebesar 17% di 6 Daerah Program Pengembangan Jasa Lingkungan di Kawasan-Kawasan Konservasi Laut & Hutan Meningkatnya fungsi kawasan lindung sebesar 5% dari luasan 222.759 ha di 31 Kabupaten/Kota dan sebesar 10% tangkapan sumber air dapat terpelihara serta tertanamnya 360 jenis tanaman langka di sejumlah daerah; Tengah

Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Terlaksananya penanganan kawasan lahan kritis dengan komoditas perkebunan 350 ha per tahun - Meningkatnya penerapan intensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi dan civil teknis serta integrasi perkebunan ternak pada lahan kritis, DAS, dan tangkapan waduk - Terlaksananya peningkatan produksi, produktivitas dan

500 50 10

Usaha dan/atau kegiatan obyek domestik kluster

300

usaha dan/atau kegiatan

100

usaha dan/ atau kegiatan

17 6

Capaian Kinerja tahun 2012 Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(5)

(6)

Ha

jenis

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

196

208

622

150**

0

16

57

9

1

6

32

19

200

196

877

159**

15

29

96

18

0 0

57,14 3

0

% Daerah

5% dari luasan 222.759 Ha (11.137,95 ) di 31 Kab/Kota dan sebesar 10% tangkapan sumber air dapat terpelihara 360

Kinerja 2008 s/d 2012

690

50

599,49

2.799,47

500**

0

8.478,68

0

62

390

50

3.120

7.820

100

1.750

Ha

-

unit (sumur resapan) unit (PAH)

54

82

3

10

31

6

-

unit (sumur rombong)

0

200

0

-

unit (dam parit) unit

0

1

0

2

6

0

-

-

II - 101


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

(2)

(3)

(1)

IV 10)

V

11)

12)

13)

14) VI

15)

16) VII

17)

kualitas hasil serta terpeliharanya sumber daya alam Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Terlaksananya perluasan dan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau sebesar 20% di 10 daerah Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam Tersusunnya hasil kajian penghitungan daya dukung dan daya tampung lingkugan pada 6 DAS/Sub DAS Jawa Tengah Tertanganinya kerusakan lingkungan hutan dan lahan sebesar 10% dari seluruh area ekosistem DAS di 6 Sub DAS Jawa Tengah.

Terbangunnya sabuk pantai di wilayah pesisir Jawa Tengah sepanjang 3.000 m Terbentuknya ekosistem mangrove seluas 200 Ha

Satuan

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

45,20

65,02

48,67

92,84

133,56

100

1

1

6

1

1

1

2

4

822,48

767,10

7.059,78

540**

10,96

100,85

7,70**

565

585,5

2.410

650

40

48

221,75

40

30

460

15

1.827

9.982

728

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(5)

(6)

(bangunan pencegah longsor)

20% di 10 daerah (205,41)

6

6

10% dari seluruh area ekosistem DAS di 6 Sub DAS Jawa Tengah (7.000 Ha) 3.000

%

45,20

Ha

Sub DAS/DAS (Daya Tampung) Sub DAS/DAS (Daya Dukung) Ha

%

Meter

11,74

200

Ha

350

orang aparat

500

100

orang anggota kelompok masyarakat orang guru

120

290

0

400

orang pelajar

0

420

0

Sekolah

8

18

10

buku

65

330

100

buku SLH

buku

65

430

100

buletin warta lingkungan

eksemplar

400

3.000

200

Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan LH Terfasilitasinya pembelajaran 350 orang aparat pengelola lingkungan hidup, 500 anggota kelompok masyarakat, 100 orang guru dan 400 pelajar Terfasilitasinya pelaksanaan program adiwiyata di 10 sekolah Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan LH Tersusun dan terpublikasikannya dokumen statistik lingkungan, status lingkungan hidup daerah dan informasi lingkungan melalui media cetak dan elektronik setiap tahun buku SLHD

10

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras **: Target RPJMD telah tercapai dan target RKPD 2013 untuk peningkatan cakupan.

II - 102


Pembangunan lingkungan hidup secara umum memiliki kinerja yang baik, terlihat dari sebanyak 17 indikator yang tercantum dalam RPJMD, sebanyak 12 indikator berstatus telah tercapai, 3 indikator berstatus akan tercapai, 2 indikator berstatus perlu upaya keras. Indikator yang berstatus upaya keras, yaitu : (1) Terbangunnya sabuk pantai di wilayah pesisir Jawa Tengah sepanjang 3.000 m; (2) Terlaksananya perluasan RTH sebesar 20% di 10 daerah. Dalam rangka pencapaian target indikator terbangunnya sabuk pantai di wilayah pesisir Jawa Tengah sepanjang 3.000 m, pada tahun 2013 dialokasikan anggaran sebesar Rp.4.050.000.000,00 untuk pembangunan 700 m sehingga mencapai 3.110 m. Sampai dengan tahun 2012 indikator perluasan RTH di wilayah perkotaan baru tercapai sebesar 13,00% atau 133,56 ha dari target 20% atau 205,41 ha. Dalam rangka meningkatkan luas RTH di wilayah perkotaan, pada tahun 2013 dialokasikan anggaran sebesar Rp.2.000.000.000,00 untuk fasilitasi bibit tanaman produktif dan tanaman keras seluas 100 Ha sehingga mencapai 240,56 Ha. Hal – hal yang menjadi perhatian pada tahun 2014 adalah peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan peningkatan sebaran dan proporsi luasan RTH; pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan pengembangan teknologi ramah lingkungan, peningkatan pengawasan dan penegakan lingkungan; peningkatan luasan kawasan lindung di luar kawasan hutan dan pengembangan plasma nutfah; penanganan kerusakan pesisir, lahan bekas tambang dan ketersediaan sumber air CAT. 9) Pertanahan Kinerja Urusan Pertanahan di tunjukkan dalam 8 indikator, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.107 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan

NO

(1) I.

1)

Program dan Indikator Kinerja Program

(2) Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah Berkurangnya kasus pelanggaran penggunaan tanah.

Capaian Kinerja tahun 2012

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Berkurang

Target RKPD 2012 (5)

-

II - 103

Realisasi tahun 2012 (6)

Identifikasi Perubahan Penggunaan dan Pemanfaatan Lahan Kawasan Lindung DAS Serayu dan DAS ComalGangsa

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

 Pertanian di 2 kawasan cepat  DAS Bengw Solo  DAS Gotri  DAS Serayu  DAS Comal

Identifikasi Perubahan Penggunaan dan Pemanfaatan Lahan Kawasan Lindung DAS Jratun Seluna, Identifikasi Perubahan Penggunaan


Program dan Indikator Kinerja Program

NO

Target RPJMD 20082013

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

Target RKPD 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Realisasi tahun 2012

Target RKPD 2013 Dan Pemanfaatan Lahan pada Kawasan Pertanian di Kab Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo

Meningkatkan Bidang tanah yang terpetakan.

2)

Terpetakan

Bidang

 CSR-HGU

Terpetakan

bidang

15

15

15

 Identifikasi HGU

Terpetakan

bidang

0

48

0

 Identifikasi HGB

Terpetakan

bidang

0

35

0

 Identifikasi HP

Terpetakan

bidang

0

55

0

Terselesaikannya konflik-konflik pertanahan Terbangunnya sistem informasi pertanahan

Terselesaikan

Kasus

13

86

10

Terbangun

Unit

3 Unit Sistem informasi lahan

1 Unit Sistem informasi lahan

5)

Berkurangnya konversi lahan pertanian ke non pertanian

Berkurang

M2

1 Unit Sistem informasi lahan (Aplikasi database kawasan strategis Bregasmalang) Dari 348.198 menjadi 398.543

Dari 195.300 menjadi 220.400

6)

Meningkatnya kualitas tertib administrasi pertanahan

7)

Tersosialisasi dan diterapkannya Manajemen Pertanahan Berbasis Masyarakat (MPBM) Tersertifikasinya tanah masyarakat potensi sawah lestari dan kawasan lindung

20

Sertifikasi tanah; Sosialisasi MPBM 20

Dari 1.514.469 menjadi 2.001.379 Sertifikasi tanah; Sosialisasi MPBM 80

1.825

1.734

15.179

1.500

3) 4)

8)

150 Desa pada 29 Kab

Desa

Sertifikasi

Dokumen

Sertifikasi tanah; Sosialisasi MPBM 70

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum pembangunan urusan pertanahan sampai dengan tahun 2012 memiliki kinerja yang baik, ditunjukkan dari sejumlah 8 indikator, sebanyak 7 indikator berstatus akan tercapai, 1 indikator berstatus perlu perhatian/upaya keras. Indikator yang berstatus perlu perhatian/upaya keras adalah berkurangnya konversi lahan pertanian ke non pertanian. Capaian konversi lahan pertanian ke non pertanian yang tinggi dikarenakan tingginya kebutuhan lahan untuk menunjang kegiatan ekonomi. Upaya yang perlu dilaksanakan pada tahun 2014 adalah Sosialisasi dan Penerapan Manajemen Pertanahan Berbasis Masyarakat, Sertifikasi Tanah di Kawasan Lindung dan Tanah Sawah Lestari dan Sertifikasi Tanah Kas Desa.

II - 104

Status


10) Kependudukan dan Catatan Sipil Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil ditunjukkan dengan 4 indikator. Tabel 2.108 Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

Target RPJMD Tahun 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

I.

Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Kependudukan/ Penataan administrasi kependudukan Tercapainya peningkatan keterpaduan & sinkronisasi kebijakan penyelenggaraan administrasi kependudukan dan catatan sipil. Terwujudnya pengelolaan. Informasi dengan sistem informasi kependudukan (SIAK) secara On line di Jateng. Tersedianya data kependudukan dan pencatatan sipil yang valid dan dinamis sesuai dengan perkembangan di lapangan. Tersedianya berbagai bentuk laporan hasil pengolahan data kependudukan dan pencatatan sipil

1)

2)

3)

4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(6)

(7)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

(10)

35

Kab/ kota

35

35

35

35

35

35

Kab/ kota

35

35

35

35

35

90

90

100

100

100

4

4

4

24

4

100

%

24

Laporan

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum kinerja pembangunan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tergolong baik, terlihat dari capaian sejumlah 4 indikator yang tercantum dalam RPJMD, semuanya (4 indikator) telah mencapai target RPJMD (berstatus telah tercapai). Hal-hal yang akan dilakukan pada tahun 2014 yaitu pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan administrasi dan catatan sipil di 35 Kabupaten/Kota dan pengelolaan serta penyajian data kependudukan. 11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ditunjukkan dalam 49 indikator.

II - 105


Tabel 2.109 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Capaian Kinerja tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

I.

Program 1 Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak

No

1)

Berbagai kebijakan dan program yang mendorong peningkatan kualitas perempuan dan anak masuk dalam dokumen perencanaan (RPJP, RPJM, RKPD, RKA).

Kinerja Target 2008 Status RKPD 2013 s/d 2012 (7)

(8)

(9)

- RPJPD

Dok

0

1

0

- RPJMD

Dok

0

1

0

- RKPD

Dok

- RKA SKPD responsif gender

SKPD

1 Dok. RKPD Tahun 2012

1 Dok. RKPD Tahun 2013

4 Dok RKPD

1 Dok. RKPD Tahun 2014

30% SKPD Prov. / 9 RKA SKPD

49

49

49

19

19

19

19

2)

Terwujudnya peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan publik dalam rangka menuju quota 30 % perempuan di legislative

3)

Terwujudnya Perda Perlindungan Anak

1 Perda Perlindungan Anak

Perda

4)

Terwujudnya kebijakan yang mendorong meningkatnya partisipasi politik perempuan dan pelibatan partisipasi anak.

RAD Peningkatan Partisipasi Politik Perempuan

RAD

0

0

1 RAD

0

SE Gub ttg Pembentukan Forum Anak

SE Gub

0

0

1

0

Kebijakan penilaian kinerja untuk jabatan publik yang responsif gender

Dok

0

0

0

1

100

100

5)

Adanya kebijakan penilaian kinerja untuk jabatan publik yang responsif gender

II.

Program 2 Penguatan kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan anak

30

%

1 Perda Perlindungan Anak

Penyempurnaan 1 draft Perda Perlindungan Anak

1 Draf Perda Perlindungan Anak

1 Perda Perlindungan Anak

Terwujudnya kelembagaan responsif gender dan anak: 6)

- 30% perencana SKPD

- 30% Perencana SKPD

%

7)

- Seluruh PSW/G Jateng

- 100 % (PSW/G Jateng

%

100% (25 PSW/G)

8)

- 5 lembaga keagamaan di provinsi

5

lembaga

5

9)

- 1 Jaringan LSM

1

LSM

II - 106

100 (25 PSW/G) 5

1

100

100

100 (25 PSW/G 5

1

100% (25 PSW/G) 5

1

1


No

(1)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

(2)

10)

- 1 Jaringan organisasi perempuan

11)

-Terwujudnya KLA di Kab./Kota

12)

Kab/ Kota Membentuk POKJA Penanganan ABH

Capaian Kinerja tahun 2012

Kinerja Target 2008 Status RKPD 2013 s/d 2012

Satuan

Target RKPD 2012

(3)

(4)

(5)

1

Jaringan

5

5

5

5

10

Kab/Kota

2

5

17

5

50% Kab/kota

Kab/Kota

3

3

18

6

Draf

1

0

1

0

1 provinsi

Unit

1

1

1

1

5

Kab/ Kota

2

2

4

1

8 Kab/kota

Kab/ Kota

1

1

7

5

35

35

35

35

3

3

12

4

2

0

2

0

100

100

100

Realisasi tahun 2012 (6)

(7)

(8)

(9)

Adanya WEB SIGA di jateng 13)

- Adanya draf indicator SIGA

14)

- Adanya WEB SIGA di Jawa Tengah

15)

- Adanya WEB SIGA di Kab/Kota

16)

Terfasilitasinya pembentukan P2TP2A di 8 Kab yang terintegrasi dengan Program Penanggulangan Kemiskinan

17)

Adanya komitmen Kab/Kota melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan kekerasan berbasis gender dan anak

18)

Terbentuknya Jejaring Kelembagaan Masyarakat dlm PUG dan PUHA

III.

Program 3 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak

19)

Meningkatnya jumlah kelompok integrasi pelestarian buta aksara perempuan dan BKB/Posyandu

20)

Terwujudnya kerangka kebijakan yang responsif gender dan hak anak untuk memberikan dukungan bagi penguatan kelembagaan melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan responsif gender dan hak anak, pada 30% SKPD dan di 10 Kabupaten/Kota dengan GDI rendah

21)

1 Provinsi

kab/ kota

30% SKPD Prov. melakukan PUG

%

10 Kab./Kota dengan GDI rendah

100

18 Kab./Kot a dengan GDI rendah

18 Kab/ Kota GDI rendah

18 Kab/ Kota GDI rendah

6 Kab/ Kota GDI rendah

22)

Meningkatnya kemampuan sesuai dengan keahlian yang dimiliki perempuan, sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja

-

orang

280

280

280

390

23)

Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang kehamilan sehat dan persalinan aman, serta hak reproduksi di 10 Kabupaten/Kota dengan kematian ibu tinggi

-

Kab/ Kota

35

35

35

35

24)

Meningkatnya cakupan pemberian ASI ekslusif 10% melalui Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB)

65

%

65%

65

65

70

25)

Meningkatnya jumlah kec. sayang ibu dan bayi di 10 kab/ kota dengan AKI Tinggi

10

Kab /Kota

1

1

15

1

26)

Meningkatnya penguasaan ilmu dan teknologi jaringan usaha menengah dan koperasi serta pemahaman kewirausahaan yang dikelola perempuan

orang

280

280

280

390

Perempuan di 4 kab.

Perempuan di 4 Kab

Perempuan di 4 Kab

Perempuan di 4 Kab

-

II - 107


Program dan Indikator Kinerja Program

No

(1)

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012 (5)

Realisasi tahun 2012 (6)

Kinerja Target 2008 Status RKPD 2013 s/d 2012

(3)

(4)

27)

Meningkatnya jumlah Desa Prima di 10 Kab dg GDI rendah

10 Desa di 10 Kab/kota baru dan lanjutan

Kab/ Kota

3

3

9

6

28)

Meningkatnya akses 5 klp perempuan pelaku usaha mikro kecil pada sumber daya ekonomi

5 Kelompok

Kelompok

7

7

7

12

29)

30% Kab./Kota Mengapresiasi Model Restoratif Justice (RJ) Dalam Penanganan ABH

0

17

30)

(2)

Capaian Kinerja tahun 2012

11 kab

(7)

(8)

(9)

35

Kab/Kota

35

0

35

0

Inisiasi

-

Kab/Kota

2

2

17

0

Implementasi

-

Kab/Kota

2

2

2

2

100 % tertangani

1.352 kasus (100 % tertangani)

3.567 kasus (100 % tertang ani)

Kab

2

2

2

2

40%

68

68

100



Sosialisasi

 

Jumlah kasus kekerasan terhadap anak menurun, jumlah anak sejahtera meningkat, meningkatnya perlin-dungan anak secara luas termasuk anak yang membutuhkan perlindungan khusus (anak korban bencana, korban penelantaran, korban perlakuan salah, korban tindak kekerasan, dan anak yang berhadapan dengan hukum)

100 % tertangani

100 % tertangani

100 % tertangani

31)

Berkembangnya model keadilan restoratif untuk penanganan anak yang bermasalah dengan hukum

32)

Meningkatnya cakupan akte kelahiran.

-

%

33)

Berkembangnya metode dan pola pembinaan anak terlantar yang responsif anak

-

Model SBA

1

1

1

1

Dok

0

0

1 Perda 2 Pergub

0

2

1)Tersusunnya kebijakan, program dan kegiatan perlind. perempuan dan anak korban kekerasan dan TPPO 34)

a. Perda Penyelenggaraan Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak di Jawa Tengah

1

35)

b. RAD Traficking

1

0

0

1

0

- Sosialisasi RAD

Kab/kota

0

0

35

0

-

Kab/kota

35

35

35

35

0

1 Pergub No 60/ 2012

Implementasi RAD

36)

c. SPM Pelayanan terpadu korban Kekerasan

37)

d. SOP Penanganan kekerasan

1 Draft

1 1 Rencana PencaPergub No 60/ paian SPM 2012

1

SOP

0

0

1

0

- Sosialisasi SOP

1

Kegiatan

1

1

1

1

- Implementasi SOP

1

Kegiatan

1

1

1 1

II - 108


Capaian Kinerja tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

38)

Menguatnya kapasitas kelembagaan pelayanan terpadu dalam penanganan kekeras-an berbasis gender dan anak termasuk trafficking di: Provinsi (PPT Provinsi Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (KPK2BGA)) dan 15 Kab/Kota

No

%

Kinerja Target 2008 Status RKPD 2013 s/d 2012 (7)

(8)

(9)

100%

100

100

100

2

KPK2BGA

2

2

2

2

- Kab/Kota

15

Kab/Kota

35

35

35

35

39)

Meningkatnya kapasitas kelembagaan PPT di Provinsi dan Kabupaten/Kota

1 15

Prov Kab/Kota

1 35

0 35

1 35

1 35

40)

Terlindunginya setiap perempuan dan anak korban kekerasan yang melapor

100

% korban yang mengadu dilayani

100

100

100

100

41)

Menguatkan kerjasama antar Provinsi di 10 Prov. MPU dan 5 Prov luar Jawa daerah transit dan tujuan traficking

Prov. MPU

10

10

10

10

42)

a.Kerjasama 10 Prov. MPU - Draf Kerjasama MPU

Dok

0

0

0

0

- Penandatanganan MoU

MoU

0

0

0

0

Prov. MPU

10

10

10

10

Provinsi

0

0

7

0

Provinsi

5

5

5

5

- Provinsi (PPT Provinsi dan Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (KPK2BGA))

Kerjasama 10 Prov.

- Implementasi 43)

b. Kerjasama dengan 5 Prov. Jawa daerah transit dan tujuan traficking - Penandatanganan MoU

5 Provinsi

- Implementasi 44)

c. Kerjasama antar lembaga - Kerjasama dng Lembaga Biologi Molekuler

1 Kegiatan

Dokumen

-

1

1

1

IV.

Program 4 Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan

45)

Meningkatnya Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

61,8

IDG

67,96

68,99

68,99

67,96

46)

Meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IPG)

65,9

IPG

65,79

66,45

66,45

65,90

47)

Terlatihnya aparatur pemerintah tentang peningkatan peran serta anak dan kesetaraan dan keadilan gender

100

100

100

100

48)

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta anak dan kesetaraan serta keadilan gender

3

3

13

3

49)

Meningkatkan Partisipasi Anak Dalam Pembangunan

Kab/Kota

35

Kab/Kota

- Pembentukan Forum Anak

Kab/kota

1

2

35

0

- Pembentukan

Kab/kota

35

35

35

-

- Penguatan

Kab/kota

35

35

35

35

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

II - 109


Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengampu empat program, yaitu Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan, Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak, dan Program Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. Secara umum capaian pembangunan urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menunjukkan kinerja yang baik, dari sebanyak 49 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 44 indikator berstatus telah tercapai, 3 indikator berstatus akan tercapai, sebanyak 2 indikator berstatus perlu perhatian/upaya keras. Dua indikator yang berstatus perlu perhatian/upaya keras yaitu: (1) Terwujudnya peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan publik dalam rangka menuju quota 30 % perempuan di legislatif; (2) Adanya kebijakan penilaian kinerja untuk jabatan publik yang responsif gender. Capaian indikator terwujudnya peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan publik dalam rangka menuju kuota 30% perempuan di legislatif masih rendah, disebabkan oleh masih terbatasnya SDM perempuan yang memiliki ketertarikan dan berpartisipasi di politik serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilih wakil perempuan di lembaga legislatif. Sementara itu pencapaian indikator adanya kebijakan penilaian kinerja untuk jabatan publik yang responsif gender diupayakan melalui advokasi kepada BKD pada tahun 2013. Hal-hal yang perlu dilakukan pada Tahun 2014 antara lain : 1) Internalisasi Strategi Nasional PPRG dan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Panduan Teknis Pelaksanaan Pengarusutaman Gender di Provinsi Jawa Tengah dan penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Perlindungan Anak; 2) Penguatan Kelembagaan PUG dan PUHA, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta tumbuh kembang anak; 3) Peningkatan kapasitas perempuan dalam lembaga - lembaga pengambilan keputusan; 4) Sinergitas kebijakan/peraturan penilaian kinerja untuk jabatan publik yang responsif gender antara pusat dan daerah; 5) Percepatan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan serta Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang; 6) Meningkatkan upaya perlindungan perempuan kelompok rentan, dan anak yang memerlukan perlindungan serta berkebutuhan khusus; 7) Meningkatkan upaya-upaya Affirmative Action untuk peningkatan kualitas hidup perempuan (dalam politik, pemberdayaan ekonomi, kesehatan) dan anak; serta 8) Meningkatkan partisipasi anak dalam pembangunan.

II - 110


12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ditunjukan dalam 35 indikator. Tabel 2.110 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

I.

(2)

Capaian Kinerja tahun 2012

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(3)

(4)

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012 (7)

Target Status RKPD 2013 (8)

(9)

Program Pelayanan 1 Keluarga Berencana

1)

Menurunnya tingkat DO peserta KB dari 15,09% menjadi 9%

9

%

11,70

15,09

15,09

9

2)

Menurunnya Unmedneed hingga 7%

7

%

9,4/9

10,26

10,26

7

3)

Total Fertility Rate dari 2,3% menjadi 2,1%

2,1

%

2,15

2,5

2,5

2,1

4)

Meningkatnya jumlah dan kualitas penyuluh/petugas lapangan KB (PKB/PLKB) PPKBD, sub PPKBD di Kab/kota 3.204

3.355

3.355

3.239

 PLKB

Meningkat

 PPKBD

Meningkat

PPKBD

 Sub PPKBD

Meningkat

Sub PPKBD

5)

Meningkatnya sarana moblitas Tim KB keliling di Kab/Kota

Meningkat

Unit

6)

Meningkatnya Peran Serta Masy dalam ber KB

Meningkat

 Jumlah Kelompok UPPKS terdaftar pada direktori data basis online UPPKS

PLKB

8.836

8.729

8.729

8.836

51.695

51.646

51.646

51.695

8.577

7.209

7.209

8.577

Kab/Kota

35

35

35

35

Meningkat

Kelompok

29.770

30.878

42.222

29,983

 Jumlah kelompok UPPKS yang dapat akses modal

Meningkat

Kelompok

8.950

30.878

546.333

9.251

7)

Tersedianya alat kontrasepsi jangka panjang (IUD dan implant) yg dpt menjangkau seluruh masyarakat termasuk alat kontrasepsi untuk pria

Tersedia

80.140

71.540

71.540

85.140

8)

Memperluas cakupan dan jangkauan kualitas pelayanan KB

Meningkat

982.124

1.028.969

1.028.969

Unit

 Jumlah Peserta KB Baru

II.

9)

1.031.230

- IUD

Meningkat

orang

80.140

94.782

94.782

84.147

- MOW

Meningkat

orang

22.114

24.722

24.722

23.219

- Implant

Meningkat

orang

126.377

128.539

128.539

32.695

- Suntik

Meningkat

orang

442.220

555.352

555.352

464.331

- Pil

Meningkat

orang

240.210

170.974

170.974

252.220

- MOP

Meningkat

orang

3.960

2.227

2.227

4.158

- Kondom

Meningkat

orang

67.103

52.380

52.380

70.458

Program Peningkatan 2 Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Meningkatnya kelompok KRR di seluruh Kab/Kota  Jumlah PIK KRR Kategori Tumbuh

Meningkat

Klp

1.248

1.305

1.305

1.310

Meningkat

Klp

908

966

966

953

II - 111


No

Target RPJMD 2008-2013

Program dan Indikator Kinerja Program

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target Status RKPD 2013

 Jumlah PIK KRR Kategori Tegak

Meningkat

Klp

243

235

235

255

 Jumlah PIK KRR kategori Tegar

Meningkat

Klp

97

104

104

101

10)

Meningkatnya peran Kelompok KRR dalam penyebarluasan reproduksi remaja

Meningkat

PIK KRR

1.248

1.305

1.305

1.310

11)

Kesehatan Reproduksi menjadi muatan lokal dalam bidang pendidikan

Meningkat

Kab/kota

35

35

35

35

12)

Meningkatnya penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV AIDs dengan indikator capaian

Meningkat

Kab/kota

35

35

35

35

13)

Meningkatnya pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba dan PMS dan termasuk HIV/AIDs

Meningkat

Kab/kota

35

35

35

35

14)

Berkurangnya remaja yang menjadi korban bahaya narkoba dan PMS termasuk HIV/AIDs

Meningkat

Kab/kota

35

35

35

35

15)

Meningkatnya generasi muda penerus yang sehat jasmani rohani dan sosial

Meningkat

Kab/kota

35

35

35

35

16)

Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dan penyelenggaraan penanggulangan HIV AIDs

Meningkat

Kab/kota

35

35

35

35

Kab/ kota

19

6

19

III.

17)

Program Pengembangan 3 Model Operasional BKBPosyandu-PAUD Terlaksananya Pengembangan Model Integrasi BKB-PosyanduPAUD

Terlaksana

25

 Persentase jumlah Bina Keluarga Balita

%

99,65

89,59

105,69

99,75

 Persentase Jumlah Bina Keluarga Remaja

%

104,71

112,67

112,67

104,85

 Persentase Jumlah Bina Keluarga Lansia

%

104,89

86,67

104,89

105

18)

Meningkatnya Peranserta institusi pemerintah dan masyarakat dengan terselenggaraanya : TMKK,Kesatuan Gerak PKK-KB-Kes, bayangkara KB-kes, Harganas,Bakti Sosial Pelayanan KB, Muslimat NU, Aisyiah, PGRI

%

100

100

100

100

19)

Terbentuknya model BKB, Posyandu dan PAUD.

Terbentuk

Kab/Kota

6

6

6

8

20)

Meningkatnya kualitas Posyandu dalam BKB dan PAUD.

Meningkat

Kab/Kota

35

35

35

35

Kab/ Kota

35

35

35

35

Kab/ Kota

35

35

35

35

Kab/ Kota

35

35

35

35

21)

Meningkatnya kapasitas kader pendamping kelompok bina keluarga di kabupaten/kota.

22)

Tersedianya kader Posyandu dan PAUD dalam melakukan BKB dan PAUD.

23)

Makin banyak BKB dan PAUD yang terbina.

-

-

II - 112


No

Target RPJMD 2008-2013

Program dan Indikator Kinerja Program

Capaian Kinerja tahun 2012 Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target Status RKPD 2013

24)

Meningkatnya peran lembaga masyarakat dalam ber KB dan KS.

-

Kab/ Kota

35

35

35

35

25)

Terwujudnya layanan informasi dalam pelaksanaan KB-KS.

-

Kab/ Kota

35

35

35

35

26)

Terlaksananyafasilitasi TMKK, KesatuanGerak PKK KB-Kesehatan, Bhayangkara KB KesehatandanHarganas

27)

IV.

Meningkatnya peran kelompok Bina Keluarga, Bina Balita, Bina Remaja dan Bina Lansia.

-

Kodim

Pencanangan TMKK di 2 Kodim, Penilaian TMKK di 5 Kodim

Pencanangan TMKK di 2 Kodim, Penilaian TMKK di 5 Kodim

Pencanangan TMKK di 2 Kodim, Penilaian TMKK di 5 Kodim

-

Polres

Penilaian Bhayangkara KB Kes di 6 Polres

Penilaian Bhayangkara KB Kes di 6 Polres

PenilaianB hayangkara KB Kes di 6 Polres

-

Kab/ Kota

Penilaian PKK KB Kes Kategori Kab/Kota

Penilaian PKK KB Kes Kategori Kab/Kota

Penilaian PKK KB Kes Kategori Kab/Kota

-

Kab/ Kota

Bhakti Sosial Pelayanan KB dalam rangka Harlah Muslimat NU di 6 Kabupaten

Bhakti Sosial Pelayanan KB dalam rangka Harlah Muslimat NU di 6 Kabupaten

Bhakti Sosial Pelayanan KB dalam rangka Harlah Muslimat NU di 6 Kabupaten

-

Kab/ Kota

Bakti Sosial pelayanan KB dlm rangka Milad Aisyiyah di 6 Kab/ Kota

Bakti Sosial pelayanan KB dlm rangka Milad Aisyiyah di 6 Kab/ Kota

Bakti Sosial pelayanan KB dlm rangka Milad Aisyiyah di 6 Kab/ Kota

Meningkat

Klp

18.198 Kelompok BKB

18.290 kelompok BKB

18.689 kelompok BKB

18.198 kelompok

Klp

7.696 BKR

7.868 kelompok BKR

7.868 kelompok BKR

7.696 kelompok BKR

Klp

8.934 Kelomp ok BKL

10.143 Kelompok BKL

10.143 Kelompok BK

8.934 Kelompok BKL

9,48

15,09

15,09

9,00

Program Pembinaan 4 peran serta masyarakat dalam pelayanan KB Mandiri.

28)

Menurunnya angka drop out Menurun KB bagi masyarakat melalui kesertaan KB Mandiri

29)

Terwujudnya KB Mandiri Meningkat oleh masyarakat yang akan menekan angka unmet need

akseptor

477.071

691.640

691.640

496.000

30)

Meningkatnya partisipasi dan kesertaan masyarakat dalam pelayanan KB mandiri termasuk KB pria

akseptor

548.134

510.835

547.308

496.000

31)

Meningkatnya jumlah peserta KB pria

akseptor

70.301

70.301

75.445

Meningkat

Meningkat

%

II - 113

70.301


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Capaian Kinerja tahun 2012

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Meningkat

akseptor

515.584

298.047

479.948

480.500

Kelompok BKB

18.198 Kelomp ok BKB

18.290

22.256

18.198

Realisasi tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target Status RKPD 2013

32)

Meningkatnya jumlah masyarakat miskin untuk memperoleh akses dalam memperoleh pelayanan KB

V.

Program Promosi 5 Kesehatan Ibu-Bayi dan Anak melalui Kelompok Bina Keluarga dan Bina Balita.

33)

Terbinanya kelompokkelompok Bina Keluarga dan Bina Balita hingga tingkat desa.

34)

Makin tersebarnya informasi kesehatan ibubayi hingga menjangkau wilayah perdesaan

35

Kab/Kota

35

35

35

35

35)

Terselenggaranya KIE untuk menunjang Kesehatan Ibu Bayi dan Anak melalui Kelompok Bina Keluarga dan Bina Balita.

35

Kab/Kota

35

35

35

35

-

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum kinerja pembangunan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari sebanyak 35 indikator yang tercantum dalam RPJMD, sebanyak 22 indikator berstatus telah tercapai, 9 indikator berstatus akan tercapai, 4 indikator berstatus perlu perhatian/upaya keras. Empat indikator yang berstatus perlu perhatian/upaya keras adalah: (1) Total Fertility rate dari 2,3 % menjadi 2,1 %; (2) Menurunnya tingkat Drop Out (DO) peserta KB dari 10% menjadi 9%; dan (3) Menurunnya Unmetneed hingga 7%, (4) Menurunnya angka DO KB bagi masyarakat melalui kesertaan KB mandiri. Capaian indikator tersebut rendah disebabkan oleh: (1) rendahnya kepersertaan KB mandiri khusunya KB Pria; (2) Banyaknya akseptor yang tidak menggunakan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang); (3) Adanya Perda Kabupaten/Kota yang memungut biaya pelayanan KB di Kab/Kota; (4) Jumlah PLKB (Petugas Lapangan KB) terbatas; dan Kurangnya sosialisasi KB mandiri ke masyarakat. Tingginya tingkat DO peserta KB disebabkan banyak akseptor yang tidak menggunakan MKJP; adanya Perda Kabupaten/Kota yang memungut biaya pelayanan KB; Jumlah Petugas Lapangan KB (PLKB) terbatas (ideal 1 petugas mengampu 1 desa, tetapi kenyataannya 1 petugas mengampu 4-6 desa). Tingginya Unmetneed KB disebabkan banyaknya PUS yang berkeinginan untuk menunda memiliki anak, dan kurangnya optimalisasi/sosialisasi penggerakan progran KB sampai daerah terpencil. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahun 2014 antara lain : (1) Membangun komitmen politis dengan para pemangku kepentingan dasar Penyelenggaraan Operasional Program Kependudukan dan II - 114


Keluarga Berencana dimasing-masing Daerah; (2) Meningkatkan penggunaan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD,Implan,MOP dan MOP kepada Pasangan Usia Subur khususnya bagi masyarakat miskin; (3) Meningkatkan peran kelembagaan masyarakat IMP, LKMD, RT, RW, PKK, Toga, Toma dll) agar ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Program KB; (4) Menggerakkan Pelayanan KB Mandiri,karena secara financial anggaran yang disediakan pemerintah masih belum dapat mencukupi seluruh PUS sehingga peran masyarakat yang sudah mampu lebih diarahkan untuk mengikuti program KB Mandiri; (5) Meningkatkan Advokasi dan KIE baik melalui Petugas KB maupun melalui media cetak dan pemasangan baliho di tempat-tempat strategis; (6) Meningkatkan Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga melalui Tri Bina yaitu melalui UPPKS dengan prioritas menjadi PesertaKB aktif. 13) Sosial Kinerja pembangunan Urusan Sosial ditunjukkan dengan 21 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.111 Capaian Kinerja Urusan Sosial Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(1)

(2)

(3)

(4)

I

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya. Terlaksananya pelatihan ketrampilan keluarga rawan sosial ekonomi (PKRSE) dan WRSE sebesar 7.900 orang Meningkatnya keterampilan dan taraf hidup warga KAT melalui Stimulan UEP 500 orang Terfasilitasinya kesejahteraan bagi PK dan Veteran/keluarganya serta meningkatnya kelangsungan hidup bagi warakawuri Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin. Menurunnya jumlah keluarga miskin di Jawa Tengah

7.900

orang

2.175

3.450

9.986

2375

500

orang

200

200

435

250

Terfasilitasinya

orang

524

395

1.032

397*

Ada

Ada

Ada

-

13,44

14,98

14,98

11,88

144.217

144.217

314.943

18.107*

-

Karang taruna, (7.050), PSM (36.478) Dunia Usaha (1.239)

Karang taruna (32.711), PSM (180.214) Dunia Usaha (4.868)

Meningkat

1.640

1.045

3.020

1.700

No

1)

2) 3)

4) 5) 6)

Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS sebesar 5%

7)

Meningkatnya jumlah dan ketrampilan tenaga yang menanganani PMKS

II 8)

Program Pelayanan dan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Meningkatnya kualitas pembinaan penanganan penyandang cacat 1.000 orang, eks penyandang kronis 1.150, penderita penyakit

(5)

Terpenuhi Menurun 333.050

% PMKS

Meningkat

-

4.550

orang

II - 115

(6)

Kinerja 20082012

(7)

Target Status RKPD 2013

(8)

(9)


No

(1)

9) 10) 11) III

12)

13)

IV 14) 15)

16) 17) V 18)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(2)

(3)

(4)

Meningkat

Unit

Tersusun

dokumen

Tersosialisasi

-

menahun terlantar 1.100 orang, penyandang cacat bibir sumbing dan katarak 500 orang dan penyandang cacat lewat BLK 800 orang. Meningkatnya sarana dan prasarana panti-panti sosial Tersusunnya standar operasional pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Tersosialisasinya standar operasional pelayanan dan rehabilitasi kesejateraan sosial Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana dan Penyakit Sosial Lainnya) Terdatanya eks penyandang penyakit sosial (eks napi, PSK, Narkoba dan penyakit sosial lainnya) Meningkatnya kegiatan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks PGOT 500 orang, eks napi 500 orang, eks PSK dan penyandang HIV AIDS 1.000) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Teridentifikasinya potensi dan sumber kesejahteraan sosial diseluruh Kab/Kota Meningkatnya kualitas penanganan dan kapasitas lembaga yang menangani PMKS  Meningkatnya aktivitas PSM dalam ikut membatu penanganan PMKS  Meningkatnya aktivitas Karang Taruna dalam ikut membantu penanganan PMKS - Karang Taruna 221 unit - Anggota Karang Taruna 1825 orang Meningkatnya kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka untuk membantu penanganan PMKS Meningkatnya kerjasama Dunia Usaha dalam penanganan PMKS Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana meningkatnya upaya pencegahan, kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana  Terlatihnya aparatur dan Relawan dalam penenaggulangan bencana melaluiGladi Manajemen Bencana  Tersusunnya Peta Risiko Bencana di Kabupaten/Kota diProvinsi Jawa Tengah  Meningkatnya Pemahaman masyarakat terhadap Budaya Sadar Bencana  Terfasilitasinya Pengembangan Desa Siaga Bencana di Prov. Jateng  Teridentifikasinya dan tersosialisasinya Daerah Rawan Bencana di Jawa Tengah  Terfasilitasinya Kegiatan Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Jateng dari masyarakat profesioanal

Terdata

-

2.000

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012

(5)

(6)

Teridentifikasi

(7)

Target Status RKPD 2013

(8)

(9)

18

11

37

14

3

3

12

3

Ada

Ada

Ada

Ada

Terdata

orang

Kinerja 20082012

Terdata

Terdata

Terdata

460

980

6.180

550

-

Teridentifikasi

Teridentifikasi

Teridenti fikasi

376

376

950

350

685

1.220

1.716

1120

75 610

70 1.050

136 1.710

35 1120

1500

8870

28.370

6300

160

665

1.530

665

120

120

720

150

4

5

25

4

Meningkat 1.830 Meningkat 1876

PSM Orang

221 1.825

unit orang

Meningkat Meningkat

DU

Meningkat Terlatih

Orang

Tersusun

Kab/Kot a

Meningkat

orang

1000

300

1.125

1000

Fasilitasi

Desa

2

3

24

2

Identifikasi dan Sosialisasi Terfaslitasi

Kab/Kota

35

3

35

35

5

5

20

5

orang

II - 116


Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012

No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(1)

(2)

(3)

(4)

 Terselenggaranya Fasilitasi Pedoman dan Kebijakan Penyelenggaraan Bencana di Provinsi Jawa Tengah  Terselenggaranya Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi oleh aparatur Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Jawa Tengah  Tersusunya dokumen Perencanaan umum Penanggulangan Bencana di Jawa Tengah  Terjalinya Kerjasama dalam Penanggulangan Bencana dengan pemerintah Desa  Tersedianya Pengembangan Pusat Informasi Bencana di Jawa Tengah meningkatnya penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana, penanganan pengungsi dan pemulihan sarpras vital untuk masyarakat  Terpenuhinya Kebutuhan dasar (pangan) bagi korban bencana (dinsos)  Terpenuhinya Kebutuhan dasar (pangan) bagi korban bencana (BPBD)  Terselenggaranya Kegiatan Operasional SATKORLAK Bencana di Jawa Tengah  Terselenggaranya koordinasi penyelenggaraan Penanganan Darurat Bencana di Jawa Tengah  Tersusunnya Evaluasi, Pemantauan dan Penyusunan Pedoman Penanganan Darurat Bencana di Jawa Tengah  Terselenggaranya Posko dan Penanganan Darurat Bencana Jawa Tengah meningkatnya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana melalui perbaikan  Terselenggaranya fasilitasi dan koordinasi teknis penanggulangan bencana di Jawa Tengah  Terselenggaranya Pelatihan Teknis Penilaian Damage and Losses Assesment (Pelatihan Penghitungan Secara Cepat dan Akurat Kerusakan dan Kerugian Akibat Bencana)  Terselenggaranya Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Rehabilitasi Pasca Bencana di Jawa Tengah  Terselenggaranya Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Rekonstruksi Pasca Bencana di Jawa Tengah meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana, peralatan dan logistik bencana  Tersedianya Peralatan dan Logistik Penanggulangan Bencana di Jawa Tengah

Terselenggaranya Fasilitasi

orang

-

0

150

150

Terselenggaranya koord. Dan sinkronisasi kpd aparat Tersusunnya

orang

-

0

100

100

dokumen

-

2

6

4

Terjalinnya kerjasama

Desa

-

4

4

Pengembangan PIB

Unit

-

1

2

1

5

paket

1

1

5

1

2000

orang

350

950

19)

20)

21)

(5)

(6)

Kinerja 20082012

(7)

0

Target Status RKPD 2013

(8)

(9)

meningkat

Penyelengg. Operasional

orang

-

0

90

90

Penyelenggg. Koordnasi

orang

-

0

10

10

Monev

Kab/ Kota

35

35

35

35

1

1

4

1

Posko dan penanganan darurat Meningkat

unit

Penyelengg Fasilitasi dan Koordinasi Pelatihan Teknis DALLA

orang

80

90

320

100

orang

40

40

160

100

Penyelengg Fasilitasi dan Koordinasi

kali

3

2

6

3

Penyelengg Fasilitasi dan Koordinasi

kali

3

2

3

paket

1

5

1

0

Meningkat Penyediaan peralatan dan Logistik

II - 117

1


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

Target RPJMD 20082013

(2)

Satuan

(3)

 Terselenggaranya Fasilitasi, Koordinasi, Konsolidasi Logistik dan Peralatan Bencana

Fasilitasi & Koord dan peralatan bencana

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012

(5)

kab/ kota

(6)

Kinerja 20082012

(7)

35

35

Target Status RKPD 2013

(8) 35

(9) 35

Keterangan : *

: Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras : Target 2013 merupakan upaya pemenuhan target RPJMD

Secara umum kinerja pembangunan Urusan Sosial menunjukkan kinerja yang baik terlihat dari sebanyak 21 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD sebanyak 12 indikator berstatus telah tercapai, dan 8 indikator berstatus akan tercapai serta 1 indikator memerlukan upaya keras. Upaya yang dilakukan pada Tahun 2014 dalam penanganan PMKS, adalah : 1) Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan serta pemberian bantuan UEP; 2) Peningkatan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial; 3) Pemenuhan sarana prasarana dan SDM profesional fungsional di Bahresos; 4) Peningkatan kualitas penanganan dan kapasitas Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) serta potensi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam mendukung penanganan PMKS; 5) Peningkatan kuantitas dan kesiapsiagaan dalam penanganan bencana.

14) Ketenagakerjaan Kinerja pembangunan Urusan Ketenagakerjaan ditunjukkan dengan 39 indikator kinerja. Tabel 2.112 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan

No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

(2)

I.

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

1)

AKL

2)

Target RPJMD 2008-2013

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

(4)

Target RKPD 2012

Realisasi Tahun 2012

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

100.000

Orang

34.000

34.140

202.168

35.000

AKAD

75.000

Orang

16.000

69.959

120.051

16.000

3)

AKAN

336.000

Orang

45.000

115.275

318.909

103.605

4)

Penempatan tenaga kerja melalui BKK, JMF, BKO

lowongan/ BKK/ JMF

10.000

131.650

259.500

11.000

5)

Terbentuknya 350 BKK

350

BKK

35

35

908

35

6)

Terbinanya 500 BKK

500

BKK

35

60

490

35

7)

JMF, diikuti 350 perusahaan dan menghasilkan 12.000 lowongan kerja

5.000

15.026

30.569

4.900

12.500

12.000

lowongan kerja

II - 118


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

(2)

8)

Tersebarnya informasi pasar di 35 Kabupaten/Kota

II

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

9)

Peningkatan kompetensi 52.000 tenaga kerja

10)

Tercapainya 1.100 lembaga Penyelenggara pelatihan kerja berperan aktif dalam peningkatan kualitas produktivitas tenaga kerja

11)

Terfasilitasinya 10.000 tenaga kerja dan 250 instruktur

12) 13)

Tercapainya penempatan 500 org pemagangan dalam negeri dan 3000 orang pemagangan luar negeri.

14)

Target RPJMD 2008-2013

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

(4)

35

52.000 1.100

10.000

Kab

Orang lembaga

tenaga kerja

Target RKPD 2012

Realisasi Tahun 2012

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

35

35

175

35

92.500

92.670

217.712

92.500

1.199

1.214

1.214

1.210

92.500

92.670

217.712

95.000

250

Instruktur

25

25

370

40

500

pemagangan dalam negeri (Orang)

60

964

2.244

120

pemagangan luar negeri (Orang)

200

233

1.335

200

3

10

38

3

550

618

3.002

650

3.000

15)

Terbentuknya 25 Tempat Uji Kompetensi

16)

Peningkatan kemampuan dan ketrampilan Tenaga Kerja di sektor pertanian

17)

Tercapainya revitalisasi 5 UPTD BLK

5

UPTD BLK

5

5

5

5

18)

Peningkatan kompetensi 500 instruktur dan 250 pengelola LPK

500

Instruktur

25

25

415

30

250

Pengelola LPK

25

125

447

210

25

program pelatihan

2

5

28

25

19) 20)

25

Tenaga Kerja

Tersusunnya 25 program pelatihan CBT dan 100 modul pelatihan CBT

21)

TUK

100

Modul

10

30

276

50

lembaga

12

18

138

40

610

1390

5.490

690

40

794

2.654

40

22)

Terakreditasinya 250 lembaga pelatihan kerja

250

23)

Tercapainya peningkatan produktifitas 2.500 naker dan 1.000 perusahaan

2.500

Naker

1.000

perusahaan

24) III

Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

25)

Terwujudnya Peningkatan Kesejahteraan Pekerja Penetapan UMK dengan pencapaian 100 % KHL s/d 2013

26)

UMK 2013 sebesar 100 % KHL

27)

Penambahan peserta jamsostek luar hubungan kerja dari jumlah pekerja informal sebanyak 10% dari 14.799.001 orang

28)

Terbentuknya koperasi karyawan sebanyak 1.200 perusahaan

29)

Terwujudnya peningkatan syaratsyarat kerja di perusahaan dan meningkatnya kualitas materi PP dan PKB

834,255,30 834,255,30 914.278,68

Rata rata UMK dari 35 Kab/Kota (Rp) 100

% 10

1.200

97,51

%

96,42

96,42

32.784

128.281

97,31

Perusahaan

25

1.297

1.297

25

PP

50

3.062

3.062

50

PKB

50

862

3.885

50

kasus

30

159

236

45

30)

Berkurangnya kasus-kasus ketenagakerjaan di Jateng

31)

Perselisihan PHI

kasus

2820

4.017

8.034

650

32)

TKI

kasus

60

2.299

4.598

70

Berkurang -nya kasus

II - 119


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

(2)

(3)

33)

Peningkatan profesionalisme 129 mediator se-Jateng konsiliator dan arbiter

34)

Revitalisasi pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan di 35 kab/kota

35)

Target RPJMD 2008-2013

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

(4)

129

35

Orang

Realisasi Tahun 2012

(5)

(6)

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

122

122

122

122

35

35

35

35

PPTKIS

5

26

44

5

cabang PPTKIS

100

278

648

100

pegawai pengawas

145

146

146

142

P2K3

20

21

62

25

SP

50

313

2.594

50

660

LKS BIPARTIT

50

1.382

1.382

50

5

36

36

5

36

36

36

36

Meningkatkan peran dan fungsi dan pembentukan P2K3

-

Kab/kota

Target RKPD 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Tercapainya jaminan perlindungan tenaga kerja dan terwujudnya kondisi hubungan industrial yang harmonis melalui: 36)

a. Terbentuknya 2.500 SP di tingkat perusahaan

37)

b. Terbentuknya 660 LKS BIPARTIT

38)

c. Revitalisasi 36 organisasi pengusaha untuk mendukung kondisi HI di Jateng

36

organisasi

39)

d. Revitalisasi peran 36 LKS Tripatit dlm memberikan pertimbangan ketenagakerjaan kepada pimpinan daerah

36

LKS

2.500

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Kinerja pembangunan urusan ketenagakerjaan sampai dengan tahun 2012 menunjukan kinerja yang baik, terlihat dari capaian kinerja sebanyak 39 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 28 indikator berstatus telah tercapai, sejumlah 9 indikator berstatus akan tercapai, dan sebanyak 2 indikator berstatus perlu perhatian/upaya keras. Dua indikator yang perlu perhatian/upaya keras adalah: (1) Penambahan peserta jamsostek luar hubungan kerja dari jumlah pekerja informal sebanyak 10% dari 14.799.001 orang; dan (2) Tercapainya penempatan 500 orang pemagangan dalam negeri dan 3.000 orang pemagangan luar negeri. Indikator pemagangan luar negeri yang belum sesuai target RPJMD disebabkan jumlah pemagang disesuaikan dengan kebutuhan IMM Jepang melalui seleksi dan test yang sangat ketat. Disamping itu bencana alam tsunami di Jepang menyebabkan beberapa perusahaan tutup, sehingga mengurangi permintaan tenaga magang ke Jepang. Indikator berkurangnya kasus-kasus ketenagakerjaan juga perlu perhatian ditunjukkan jumlah kasus ketenagakerjaan dari tahun 2008 sampai tahun 2012 yang mengalami peningkatan. Secara umum beban perusahaan semakin besar, sehingga beberapa perusahaan melakukan PHK akibat kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan. Selain itu terjadi ketidakpuasan pekerja terhadap besaran penetapan Upah Minimum II - 120


Kabupaten/Kota. Capaian indikator penambahan peserta jamsostek luar hubungan kerja dari jumlah pekerja informal yang masih rendah disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran pekerja informal terhadap arti penting perlindungan dan jaminan ketenagakerjaan (kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dll), meskipun pemerintah telah berupaya memberikan subsidi premi selama 8 bulan berturut-turut. Kegiatan strategis yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 adalah : 1) Peningkatan kompetensi calon tenaga kerja Dalam dan Luar Negeri; 2) Peningkatan kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja di sektor pertanian dan UMKM; 3) Peningkatan SDM instruktur dan pengelola lembaga pelatihan kerja; 4) Peningkatan kesejahteraan pekerja melalui penetapan UMK dan keikutsertaan Jamsostek. 15) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kinerja pembangunan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ditunjukan dengan 19 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut: Tabel 2.113 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No (1) I.

1)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Program Penguatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM Menguatnya kapasitas kelembagaan dan usaha Koperasi dengan sasaran: 1. 5.000 Koperasi berkualitas dari 12.290 Koperasi aktif

2)

2. Fasilitasi pendirian dan perubahan BH/AD 250 Koperasi

3)

3.KSP/USPKoperasi yang sehat di tiap kecamatan 1 KSP/USP

4)

4. Pemeriksaan dan Pengawasan KSP/USP

II.

Program Pengembangan Diversifikasi Usaha dan Peningkatan Daya Saing Meluasnya pangsa pasar produk Koperasi dan UMKM melalui: Promosi, pameran, kontak dagang, pasar rakyat, temu usaha sebanyak 100 event Menguatnya usaha bidang ritel di 300 waserda dan 67 senkuko

5)

6) 7) 8)

HKI 150 sertifikat

9)

Ijin kesehatan usaha 3.000 UMKM

10)

Pengembangan 590 KUD/Kop sektor agribisnis

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

5.000

Koperasi

400

408

4.848

160*

250

Koperasi

30

71

289

40

132/130

1.733

2.078

98**

200

256

1.102

335

tiap kec 1 KSP/USP

KSP/USP

200

KSP/ USP

100

Event

18

26

91

17*

300

waserda

70

105

290

35*

67

senkuko

20

39

67

35

150

sertifikat

35

75

154

20**

UMKM

75

900

3.080

350**

100

100

794

15**

3.000 590

KUD/ Koperasi sektor agribisnis

II - 121


No (1) III.

Program dan Indikator Kinerja Program

11)

(2) Program Pengembangan Permodalan dan Jaringan Kemitraan Usaha Fasilitasi sertifikat tanah 1.750 UMKM

12)

Pelaksanaan linkage program 566 KSP/USP

13)

Bintek permodalan 1500 KSP/USP

14) IV

15) 16) 17) 5 18) 19)

Pendampingan 115 sentra

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

1750

UMKM

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

2200

2.200

3.885

50**

566

KSP/USP

161

1.125

1.944

70**

1.500

KSP/USP

100

308

1.781

375

115

Sentra

21

35

104

35

Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui Peningkatan Produktivitas pemasaran dan Jaringan Usaha Bantuan peralatan 2.000 UMKM

2.000

UMKM

164

1.137

2.808

165

Bintek Produksi 4.500 UMKM

4.500

UMKM

1.200

1.430

3.202

1.433

Workshop bagi 1.500 UMKM

1.500

UMKM

360

585

1.514

161**

8.700

Orang

559

1.955

10.150

50**

750

Orang

76

150

737

125*

Program Perluasan dan Peningkatan Akses Jangkauan Pelayanan Pendidikan Peningkatan pengetahuan kemampuan dan ketrampilan SDM 8.700 Kop. Kompetensi SDM KUMKM 750 org

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras * : Target 2013 merupakan upaya pemenuhan target RPJMD ** : **: Target RPJMD telah tercapai dan target RKPD 2013 untuk peningkatan cakupan.

Secara umum kinerja pembangunan urusan koperasi dan UMKM menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari sebanyak 19 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 13 indikator berstatus telah tercapai, 6 indikator berstatus akan tercapai. Upaya yang perlu dilakukan tahun 2014 adalah : 1) Penguatan kapasitas kelembagaan dalam upaya untuk mendukung penumbuh kembangan lembaga keuangan mikro sampai di wilayah pedesaan; 2) Pengembangan produk unggulan daerah berbasis sumber daya lokal untuk mendukung pengembangan Koperasi dan UMKM berbasis produk unggulan daeah yang bertumpu pada sumberdaya lokal serta penumbuhan wirausaha baru dan perluasan kesempatan kerja; 3) Peningkatan produktivitas, pemasaran dan jaringan usaha untuk membangun dan mengembangkan jaringan distribusi dan networking ekonomi sampai perdesaan.

16) Penanaman Modal Kinerja pembangunan Urusan Penanaman Modal ditunjukan dengan 18 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut: II - 122


Tabel 2.114 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal No

Indikator Kinerja Program

(1) I.

(2) Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi Meningkatnya kualitas dan kuantitas informasi investasi yang dapat disampaikan ke calon investor, dan tercapainya realisasi investasi meliputi: - profil 6 sektor usaha

1)

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

6

Sektor usaha

5

Kali Kali

2)

- event promosi dan temu usaha tingkat nasional 5 kali

3)

- event promosi dan temu usaha internasional 10 kali

10

4)

- updating website 10 kali

10

5)

Meningkatnya jumlah kerjasama investasi: - kerjasama dalam negeri dengan prov. Potensial

6)

- kerjasama luar negeri di 5 negara

II.

Program peningkatan iklim dan realisasi investasi Tersusunnya sebuah perda penanaman modal dan empat aturan pelaksanaannya.

7)

8)

Menurunnya gangguan keamanan investasi

9)

Meningkatnya persetujuan realisasi investasi 2008 : 4,016 T 2009 : 4,257 T 2010 : 4,512 T 2011 : 4,783 T 2012 : 5,070 T 2013 : 5,374 T

20

Realisasi Capaian 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

6

6

6

3

3

14

4

3

3

10

3

0

28

1

Kali

Provinsi

2

2

17

3

5

Negara

0

0

6

0

1 2

Perda Pergub

0

0 0

2

Perka

3

0 1 perda 1 Pergub 2 pergub RUPM 1 Perka 2 Perka pedoman dan tata cara permohon an penanama n modal dan 1 Perka SOTK 35 35

35

28,012 Trilyun

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6)

Kab Kota Persetuju an dan Realisasi PMA

71 proyek

Persetuju an dan Realisasi PMDN

II - 123

0

35

500 proyek

-

Rp 1,859 Trilyun dan US$ 3.894,47 juta (Rp.36,5 32 Trilyun)

Rp. 13,63 Trilyun dan US$ 10.497,24 juta (Rp.103,5 Trilyun)

Rp.5,01 Trilyun

56 proyek Rp 14,573 Trilyun

281 proyek Rp.56,848 Trilyun dan US$ 2,30 Juta (Rp.0,022 Trilyun)

Rp.12,56 Trilyun


No

Indikator Kinerja Program

(1)

Meningkatnya kerjasama Pemprov. Dengan Kab/Kota Jateng dalam menarik investasi

11)

Terjadinya sinergitas perencanaan pengembangan investasi antara pusat, provinsi dan kab/kota

12)

13)

14)

Program penyiapan Potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah Meningkatnya jumlah dan kualitas infrastruktur pendukung investasi melalui peningkatan kualitas jalan akses ekonomi dari desa ke kota Peningkatan kualitas pelabuhan untuk ekspor/impor, dan dermaga peti kemas Peningkatan kualitas bandara

15)

Peningkatan energi, telekomunikasi, air dan fasilitas kesehatan terkait investasi

16)

Tersedianya sarana prasarana dan tersedianya lahan 9 kawasan industri Meningkatnya jumlah tenaga kerja terdidik/trampil mendukung investasi di 35 kab/kota Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menerima investasi di 35 kab/kota

17)

18)

Satuan

(3)

(4)

(2)

10)

III.

Target RPJMD 20082013

35

35

Capaian Kinerja tahun 2012 Target Realisasi RKPD tahun 2012 2012 (5) (6) 110,8 TOTAL Trilyun

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

kab/kota

35

(7) Rp.70,478 Trilyun dan US$ 10.499,54 Juta (Rp.103,5 22 Trilyun) 35

Forum RKPPMD Forum KP3MR Forum KP3MN

1

4

1

0

4

1

1

5

1

35

35

35

2

2

2

Kab kota

2

Realisasi Capaian 2008 s/d 2012

Pelabuhan

35

5

Bandara

0

5

0

35

Kab Kota

35

35

35

9

kawasan industri

1

1

8

1

35

kab/kota

35

35

35

35

35

kab/kota

35

35

35

35

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Capaian kinerja pembangunan penanaman modal sampai dengan tahun 2012 secara umum menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini terlihat dari capaian sebanyak 18 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 16 indikator berstatus telah tercapai, dan 2 indikator berstatus akan tercapai. Upaya yang perlu mendapatkan perhatian tahun 2014 yaitu : 1) Promosi dalam dan luar negeri; 2) Fasilitasi kerjasama penanaman modal; 3) Fasilitasi pelayanan investasi; 4) Pengendalian dan pengawasan penanaman modal; 5) Penyusunan profil dan potensi investasi. 17) Kebudayaan

II - 124


Kinerja pembangunan Urusan Kebudayaan ditunjukan dengan 6 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 2.115 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(1)

(2)

(3)

(4)

I

Program Pembinaan dan Pengembangan Nilai dan Keberagaman Budaya Meningkatnya pembinaan nilainilai etika, moral, budaya dan keagamanaan Indonesia kepada masyarakat melalui berbagai media.  Jumlah masyarakat yang terbina terhadap nilai-nilai etika, moral dan budaya melalui peningkatan budi pekerti Meningkatnya penanaman nilainilai etika, moral dan keagamaan melalui organisasi sosial keagamaan di berbagai lapisan dengan berbagai sosialisasi dan media.  jumlah masyarakat yang memahami nilai - nilai moral melalui Jelajah Budaya Meningkatnya penanaman dan sosialisasi etika, moral dan nilai keagamaan dikalangan para remaja dan organisasi pemuda  Jumlah remaja yang tertanam budi pekerti dan memahami keaneka ragaman budaya melalui Kemah Budaya untuk siswa SLTA Tersusunnya database ragam budaya daerah Jawa Tengah  Revitalisasi program aplikasi data permuseuman dan kepurbakalaan Meningkatnya upaya-upaya perlindungan dan promosi budaya daerah di tingkat nasional dan internasional  Jumlah museum daerah yang dibina  Pameran Bersama Per museuman dan Kepurba kalaan Tk. Regional/MPU dan Internasional  Pelestarian Benda Cagar Budaya (BCB). Program Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Meningkatnya jumlah dan jenis lembaga pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap kepercayaan yang dianut  Jumlah generasi muda penghayat dan SDM pelaku budaya spiritual yang dibina.

No

1)

2)

3)

4)

5)

II 6)

Capaian Kinerja tahun 2012 TarRealiget sasi RKPD tahun 2012 2012

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Meningkat

orang

200

280

680

200

orang

120

120

360

250

orang

385

440

1.595

900

1

1/2

4/13

1/2

lokasi

-

2

12

9

kali

2

2

6

1

lokasi

2

4

15

4

orang

555

505

2.450

120

Meningkat

Meningkat

Tersusun Keg/data Meningkat

Meningkat

Keterangan : II - 125


: Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Kinerja pembangunan urusan kebudayaan, terlihat dari capaian kinerja sejumlah 6 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, semua indikator (6 indikator) berstatus telah tercapai. Pada tahun 2014 perlu dilakukan upaya untuk peningkatan capaian kinerja dengan prioritas pada pelestarian dan pengembangan nilai-nilai kekayaan budaya daerah melalui pengembangan kualitas kesenian budaya daerah, permuseuman dan pelestarian benda cagar budaya. 18) Pemuda dan Olahraga Kinerja pembangunan Urusan Pemuda dan Olahraga ditunjukan dengan 12 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut: Tabel 2.116 Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga Capaian Kinerja tahun 2012

No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

I

1)

3)

4)

Meningkatnya kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan

Meningkatnya kuantitas dan kualitas kewirausahaan pemuda

Meningkat

 Kewirausahaan Pemuda

-

Meningkatnya wawasan dan rasa kebangsaan generasi muda serta Tumbuhnya kesadaran & kewajiban bela negara

Meningkat

 Pelatihan dan pengembangan Generasi Muda

Meningkat

Berkembangnya budaya lokal

Berkembang

Meningkatnya kesadaran terhadap bahaya narkoba, pornografi dan pornoaksi

6)

(7)

(8)

(9)

Orang

34

34

75

40

Orang

295

295

566

300

Orang

3.500

3.500

26.548

2.165

Orang

35

35

235

40

Orang

350

350

1.385

350

Meningkat

 Penanggulangan bahaya merokok, HIV/AIDS dan Narkoba bagi pemuda II

Stat us

Meningkat

 Pelatihan kepencintaalaman 5)

Target RKPD 2013

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda

 Pembinaan SP3 2)

Kinerja 2008 s/d 2012

Program Pemberdayaan Lembaga/ Organisasi Kepemudaan Meningkatnya kualitas dan kapasitas kelembagaan kepemudaan dalam memecahkan permasalahan pemuda di 35 Kab/Kota

Meningkat

II - 126


No

(1)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

(2)

(3)

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(4)

(5)

(6)

 Pembinaan Organisasi Kepemudaan

OKP

 Paskibraka dan TUB/BB III

Program Pembibitan, pembinaan dan Pemaduan serta Pemasyarakatan Olahraga

7)

Munculnya 5 cabang olahraga unggulan baru

8)

Munculnya 50 atlet olahraga baru yang berprestasi

9)

Meningkatnya kualitas dan kemampuan atlet olahraga di Jateng

10)

Capaian Kinerja tahun 2012

5 50

Target RKPD 2013

Stat us

(7)

(8)

(9)

72

72

315

75

Orang

225

225

1.125

225

cabor baru

-

-

5

-

atlet baru

-

-

72

-

120

120

468

120

6.634

7.145

28.425

6.500

245

245

875

175

Meningkat

 PPLPD (578 atlet)

Atlet

 Kompetisi Olahraga Pelajar (31.920 Orang)

Orang

 Pengembangan Olahraga Unggulan (1.050 atlet potensial)

Atlet

Meningkatnya motivasi dan partisipasi masy dalam kegiatan olahraga & kesegaran jasmani

Kinerja 2008 s/d 2012

Meningkat

 Pengembangan Olahraga Rekreasi dan Kesegaran Jasmani

Orang

10.288

10.288

40.358

10.000

 Pemassalan Olahraga Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat

Orang

4.045

4.015

8.035

6.000

IV

Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan/ Organisasi Olahraga

11)

Meningkatnya kualitas dan kapasitas kelembagaan olahraga

Meningkat

 Peningkatan kualitas SDM

Pelatih

350

350

1.650

500

 Peningkatan mutu dan manajemen organisasi olahraga

Orang

105

105

520

245

-

-

Sarpras ASEAN PARAGAMES; Stadion Sriwedari, Stadion Manahan, Gedung Wanita, Kolam Renang, Wisma Haji Donohudan, dan Penataan Lingkungan

123 (105 klub olahraga pelajar dan 18 PPLP)

123 (105 klub olahraga pelajar dan 18 PPLP)

719 ( Klub olahrag pelajar, 18 PPLP)

V

Program Peningkatan Sarana Prasarana Olahraga

12)

Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana olahraga

 Peningkatan kualitas dan kuantitas sarpras OR

Meningkat

-

Klub olahraga pelajar dan PPLP

II - 127

18 PPLP & 105 Klub olahraga pelajar


Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum kinerja pembangunan urusan pemuda dan olahraga menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari capaian sejumlah 12 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 12 indikator berstatus telah tercapai. Pada tahun 2014, beberapa hal yang perlu terus ditingkatkan antara lain: 1) Pemberdayaan pemuda dalam rangka peningkatan partisipasi/peran aktif pemuda dalam pembangunan; 2) Peningkatan kewirausahaan dan ketrampilan/kecakapan hidup pemuda dalam rangka mendukung peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan rakyat; serta 3) Peningkatan pembinaan keolahragaan melalui optimalisasi penyelenggaraan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD). 19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kinerja pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ditunjukan dengan 8 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut: Tabel 2.117 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

No

(1)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RPJMD Tahun 2012

(2)

(3)

(4)

(5)

I.

Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan

1)

Menurunnya 1 gangguan keamanan dan meningkatnya kenyamanan lingkungan di masyarakat

2)

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(6)

(7)

Orang

70

Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Menurunnya 1 tingkat gangguan ketenteraman dan ketertiban masyarakat

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

(10)

Meningkatnya kemanan dan kenyamanan lingkungan

Menurun

 Fasilitasi pembinaan tranmas II.

Capaian Kinerja tahun 2012

Meningkatnya sinergitas pemerintah dan masyarakat dalam rangka menjaga ketertiban dan

Menurun

II - 128

630

210


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RPJMD Tahun 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

3)

Meningkatnya 1 wawasan kebangsaan bagi masyarakat

IV.

4)

Target RKPD 2012 (6) keamanan

Kab/ kota

 Pengendalian dan penanganan tramtibum di Jateng III.

Capaian Kinerja tahun 2012 Realisasi tahun 2012 (7)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

(10)

35

35

35

Meningkatnya wawasan kebangsaan dalam masyaraka t serta rasa persatuan dan kesatuan bangsa

Meningkat

 Peningkatan Kesadaran Bela Negara 22 kali /1.710 orang

kali/ orang

3/210

19/1560

7/300

 Pemeliharaan Solidaritas dan Kesatupaduan Masyarakat Serta Akulturasi Budaya 18 kegiatan/ 1.400 orang

keg./ orang

4/240

24/1545

4/240

 Pendayagunaan potensi Ormas 8 kegiatan / 500 orang

keg./ orang

3/180

11/720

3/180

 Penguatan penghayatan ideology Pancasila bagi aparatur dan elemen masyarakat 9 kali/450 orang

keg./ orang

3/225

8/475

5/250

 Peningkatan Etika, budaya, plitik dalam kerangka penguatan Etika, Budaya Politik Dalam Kerangka Penguatan Wasbang dan ideologi Negara bagi pemuda

keg./ orang

4/480

25/2045

5/300

Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Bertambahnya 1 jumlah kemitraan dan kerjasama antara pemerintah dengan LSM dan masyarakat untuk pengembangan wawasan kebangsaan.

II - 129


No

(1)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) dan pelajar 20 kali /1.580 orang

V.

Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

5)

Meningkatnya 1 partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan

VI.

6)

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RPJMD Tahun 2012

(3)

(4)

(5)

7)

Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(6)

(7)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

(10)

Meningkat

 Fasilitasi pemberdayaan FKDM 48 kali

kali

 Peningkatan Kapasitas masy. Sipil dalam penyelesaian konflik sosial 9/450 orang

12

55

12

kali/ orang

2/105

7/355

3/150

paket

1

5

0

Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat Menurunnya 1 tingkat penyalahgunaan Napza, Miras, dan penyakit masyarakat (Pekat) lainnya

Menurun

 Koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama penegakan hukum, pemberantasan, penyalahgunaan peredaran gelap narkoba (P4GN) VII.

Capaian Kinerja tahun 2012

Program Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat Meningkatnya 1 partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu dan Pilkada

Meningkat

 Peningkatan dan Penguatan Peran Politik Toma/ Toga Ormas/ LSM, 20 kali / 1.485 orang

kali/ orang

Meningkatnya partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah di 4 Kab/kota

4/300

16/1185

5/390

 Pendidikan Politik Bagi Elemen Masyarakat 28 kali / 2.275 orang

kali/ orang

Meningkatnya pendidikan politik masyarakat

6/600

22/2045

6/600

II - 130


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RPJMD Tahun 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

VIII.

8)

Capaian Kinerja tahun 2012 Target RKPD 2012

Realisasi tahun 2012

(6)

(7)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(8)

(9)

(10)

Program Peningkatan Kemampuan Perlindungan Masyarakat(LINMA S) dan Rakyat Terlatih (RATIH) Meningkatnya 1 partisipasi Linmas dan Ratih

Meningkat

 Fasilitasi Pembinaan dan Pengerahan Hansip/Linmas Kab/Kota se Jawa Tengah 12kali/ 5.245 orang

kali/ orang

 Peningkatan Ketrampilan Pam Lingk. Bagi Komandan SatLinmas 5 kali / 215 orang

kali/ orang

Meningkat nya kemampuan linmas dan ratih terhadap bahaya/ ancaman gangguan bencana dan kamtibmas

1/875

9/3995

4/1370

2/100

6/310

1/50

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini ditunjukkan dari capaian 8 indikator yang tercantum dalam RPJMD, semua indikator (8 indikator) berstatus akan tercapai. Beberapa hal yang menjadi prioritas di tahun 2014 yaitu implementasi Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri, pendidikan politik bagi masyarakat, serta pengamanan dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif Tahun 2014. 20) Otonomi daerah Kinerja pembangunan Urusan Otonomi daerah ditunjukan dengan 15 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut: Tabel 2.118 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah

No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

II - 131

Target RKPD Tahun 2012

Realisasi Tahun 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

I. Program Penaatan Peraturan Perundang- undangan 1)

Tercapainya koordinasi dan sinergitas penyusunan peraturan perundang-undangan daerah, meningkatnya kesadaran dan kepatuhan hukum serta meningkatnya kemampuan teknis dalam penerapan dan penegakan Hukum /HAM

Tercapai

Tercapai

 Penyusunan Peraturan Daerah

Raperda

 Koordinasi Antar lembaga Dalam Bidang Bantuan Hukum

Perkara

 Sosialisasi Produk-produk Hukum Terkait Dengan Pemda.

Perda

6

7

38

6

300

2.151

400

1

8

2

II. Program 2 Penyelenggaraan Pemerintahan Umum 2)

Tercapainya peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pemerintahan umum dalam pelayanan publik: OSS, pelayanan haji, pengendalian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan

Meningkat

Meningkat

 Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat, sertifikasi ISO

UPP

2

2

14

4

UPP

2

2

13

2

 SKPD Prov Jateng yang telah mempunyai Standar pelayanan publik (SPP/SOP)

SKPD

3

0

19

0

 Penyusunan LAKIP

SKPD

59

59

59

 Fasilitasi dan penilaian kinerja 35 kab/ kota

Kab/ kota

5

34

0

 Penyusunan LKPJ

SKPD

59

59

59

 Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan

Kab/ kota

35

35

0

 Bintek Kepala Desa

Orang

476

1.776

0

 Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat

Kegiatan

3

16

3

 Pengkajian dan pengembangan diklat

Kegiatan

3

3

4

 Reformasi Kediklatan

Kegiatan

1

4

0

 Standarisasi dan profesionalisme Widyaiswara

Kegiatan

3

5

0

 Penerbitan Warta Diklat, Leaflet dan kalender

Eksemplar

5 edisi, 400 leaflet, 500 kalender, 250 buku profil

25 edisi, 6.100 leaflet, 4.600 kalender, 500 buku

0

 Terwujudnya sarana informasi melalui system aplikasi yang tepat guna

Kab/kota

35

35

0

 Tercapainya peningkatan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Paket

4

8

0

III. Program 3 Peningkatan Pelaksanaan Otonomi Daerah 3)

Tercapainya peningkatan kuantitas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang mendukung pelaksanaan otonomi

Meningkat

Meningkat

II - 132


No

Capaian Kinerja Tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

Target RKPD Tahun 2012

Realisasi Tahun 2012

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

daerah

 Terselenggaranya Pemilukada di 35 Kab/Kota

Kab/ kota

 Pelantikan KDH dan Wakil KDH 35 KDH/ WKDH

KDH/ WKDH

 Terfasilitasinya penanganan permasalahan Pilkada di Jateng di 35 Kab/Kota

Kab/Kota

 Tersusunnya LPPD dan Draft LPPD

Dokumen /buku

 Terfasilitasinya penerapan dan capaian target SPM pada 6 urusan wajib di SKPD

SKPD

 Pelaksanaan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) di Prov dan Kab/kota 27 NSPK.

NSPK

4

1

35

7

5

35

4

4

35

7

1/80

5/420

1/80

0

12

0

17

34

0

IV. Program 4 Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 4)

Meningkatnya jumlah pengguna teknologi informasi

Meningkat

Meningkat

 Pelayanan Jateng ONLINE

kegiatan

 Pemanfaatan LPSE dalam pengadaan Barang dan Jasa

Paket

 Pengelolaan Manajemen Sistem Informasi Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah

Unit

meningkat

4

8

1

1.285

2.570

0

1

2

0

192

505

51

35

35

V. Program 5 Peningkatan Kerjasama Pemerintah Daerah 5)

Meningkatnya kesepakatan MoU dan tindak lanjut kerjasama dengan Pemerintahan Daerah Kab/Kota, Provinsi, Pusat dan Luar Negeri

Meningkat

Identifikasi, fasilitasi, koordinasi, monitoring kerjasama dalam dan luar negeri serta pihak ketiga Kab/ kota

 Fasilitasi peningkatan kerjasama Pemprov. Jateng dgn 35 Kab/ Kota dan Kerjasama bilateral Jateng - Prov lain 3 provinsi

35

VI. Program 6 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 6)

Tercapainya sinergitas dan sinkronisasi regulasi/peraturan pengelolaan keuangan daerah dalam mengimplementasikan dan optimalisasi tertib administrasi keuangan daerah  Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah  Waktu Penetapan Perda APBD

7)

Tercapainya peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan sumber pendapatan lainnya

Tercapai

Tercapai

WTP, WDP, Disclaimer

N/A

WTP

Tepat Waktu

Tepat Waktu

Tepat Waktu

Meningkat

Juta Rupiah

II - 133

11.693.998

11.693.998

0


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

(1)

(2)

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

Target RKPD Tahun 2012

Realisasi Tahun 2012

(4)

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

VII. Program 7 Pengelolaan Aset Daerah 8)

Tercapainya peningkatan pengelolaan aset daerah

Meningkat

Meningkat Terselesaika nnya ganti rugi tanah jalan masuk dari jalan jolotundo MAJT (semarang)

 Ganti rugi tanah jalan masuk dari jalan jolotundo MAJT (semarang

Terselesaika nnya ganti rugi tanah jalan masuk dari jalan jolotundo MAJT (semara ng)

Terselesa ikannya ganti rugi tanah jalan masuk dari jalan jolotundo MAJT (semarang) Pembelian / ganti rugi tanah untuk kantor Badan Kesbangpolinmas Jl. A. Yani No160 Sema ra ng

 Pembelian/ganti rugi tanah untuk kantor Badan Kesbangpolinmas

 Optimalisasi pemanfaatan aset daerah

Obyek

48

78

0

 Penyusunan database aset

SKPD

25

25

0

 Penyelesaian kasus/ sengketa aset

Kasus

1

9

0

VIII. Program 8 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah 9)

Tercapainya penurunan tingkat penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Tercapai

Tercapai

1) Pengawasan internal secara berkala

Obrik

2) Penanganan kasus dan pemeriksaan khusus 3) Pemeriksaan Bantuan Keuangan 35 kab/ kota

60

95

468

95

Kasus

45

412

0

kab/ kota

35

35

35

IX. Program 9 Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 10)

Terwujudnya tenaga pemeriksa dan aparat pengawasan yang profesional

Terwujud

Terwujud

kegiatan

 Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

5

29

4

X. Program 1 Peningkatan Kapasitas 0 Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 11)

Tercapainya peningkatan profesionalisme dan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah  Penyusunan dan pembahasan Raperda dan Raperda Inisiatif

Tercapai

Tercapai

Perda

II - 134

10

13

52

0


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

(1)

(2)

(3)

 Penyiapan, pengkajian dan penelaahan per UU an

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

Target RKPD Tahun 2012

Realisasi Tahun 2012

(4)

(5)

(6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

keg

12

24

0

paket

4

8

0

1.000

0

2.357

0

20.000

0

34.064

XI. Program 1 Peningkatan 1 Pelayanan Kedinasan KDH/WKDH 12)

Tercapainya pelaksanaan urusan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Tercapai

XII. Program 1 Penyelenggaraan 2 Kepegawaian dan Perangkat Daerah 13)

Tercapainya peningkatan kualitas peningkatan penyelenggaraan management kepegawaian daerah  Kegiatan Pengadaan CPNSD Jateng

Provinsi (orang) Kab/Kota (orang)

 Kegiatan Ujian Kedinasan PNS Pem. Prov. Jateng dan fasilitasi ujian kedinasan PNS Kab / Kota / BUMD dan Instansi lainnya

UDIN (orang)

1.540

1.412

7.412

UKPPI (orang)

1.220

0

7.403

 Kegiatan Tes Kompetensi pejabat struktural Pem. Prov. Jateng dan fasilitasi pejabat Pem. Kab/Kota

Prov Pejabat

384

384

1.136

0

Kab./ Kota Pejabat

108

132

579

0

 Kegiatan Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural

Pejabat

903

857

4.450

0

 Kegiatan Evaluasi Kinerja Pejabat Fungsional

0

JFK

1.500

1.500

15.108

0

JFU

5.500

10.332

24.640

0

250

720

4.209

0

4.000

5.300

36.707

0

6

9

37

0

 Kegiatan Penganugerahan tanda jasa kepada PNS Pem. Prov. Jateng dan fasilitasi penganugerahan tanda jasa kepada PNS Kab / Kota

Prov. (Orang)

 Kegiatan Penyelesaian Kasus pelanggaran disiplin PNS

Kali sidang

 Kegiatan Pengembangan aplikasi simpeg pada SKPD Pem. Prov. Jateng

SKPD

59

59

59

0

 Kegiatan Fasilitasi Tugas Belajar dan Ijin Belajar PNS Pem. Prov. Jateng

Pelamar

80

4

85

0

TB S2 Orang

8

3

42

0

IB S2 Orang

40

36

169

53

192

Kab/Kota (Orang)

IB S1 & D3 Orang

40

0

 Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Teknis

Orang

14

995

3.845

 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Fungsional

orang

0

480

2.264

0

 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kepemimpinan

orang

0

676

2.363

0

 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Daerah

orang

40

40

639

0

II - 135


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

(1)

(2)

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

Target RKPD Tahun 2012

Realisasi Tahun 2012

(4)

(5)

(6)

orang

 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

0

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

2.387

18.395

0

SKPD

59

59

59

SKPD

59

59

59

XIII. Program 1 Peningkatan Sarana dan 3 Prasarana Aparatur Pemerintah Daerah 14)

Tercapainya peningkatan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Peningkatan

XIV. Program 1 Peningkatan Kapasitas 4 Sumberdaya Aparatur Pemerintah Daerah 15)

Terwujudnya aparatur pemerintahan daerah yang profesional sesuai dengan kompetensinya melalui Diklat, Bintek serta Sosialisasi

Tercapai

 Bimbingan Teknis Pegawai

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum pembangunan pada urusan otonomi daerah Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian target indikator, dari sebanyak 15 indikator yang tercantum dalam RPJMD, sebanyak 10 indikator berstatus telah tercapai, dan 5 indikator berstatus akan tercapai. Beberapa hal yang menjadi prioritas pada tahun 2014 yaitu implementasi Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2012 tentang Kerangka Nasional Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Daerah, peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah melalui pengawasan internal secara berkala, implementasi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah 2011-2014, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui percepatan pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada layanan sosial dasar masyarakat, penerapan Standar Manajemen Mutu (SMM), Sertifikasi ISO 9001:2008, peningkatan kompetensi aparatur serta inventarisasi asset daerah dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah. 21) Ketahanan Pangan Kinerja pembangunan Urusan Ketahanan Pangan ditunjukkan dengan 27 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.119 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan II - 136


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Satuan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ton

10.275.168

10.232.934

(1) I. 1)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Tahun Tahun 2012 2012

Targ;et RPJMD 2008-2013

Program Peningkatan Ketahanan Pangan Meningkatnya produksi padi 1,5 % per tahun.

1,50

(7)

8,95

%

Kinerja 2008 s/d 2012

Target Status RKPD 2013

(8)

(9)

10.295.253 3,06 % per tahun 3,62 % per tahun

2)

Jagung

1,5 % per tahun

%

3.151.159

3.041.630

3)

Kedelai

10 % per 5 tahun

%

195.586

152.416

7,47% per tahun

199.497

4)

Kacang tanah

3% per 5 tahun

%

203.750

143.687

-3,16% per tahun

204.972

5)

Kacang hijau

1 % per tahun

%

102.540

111.495

10,13% per tahun

103.565

6)

Ubi kayu

3 % per 5 tahun

%

4.021.261

3.848.462

16,24% per tahun

4.045.388

7)

Meningkatnya penggunaan benih padi bermutu dari 35.000 ton per tahun menjadi 45.000 ton per tahun Terbentuknya sistem distribusi pangan yg efisien & mudah terjangkau oleh masyarakat Mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kkal/Kap/Hari dan penyediaan protein perkapita minimal 57 gr/kap/hr sesuai WNPG VIII tahun 2004 Tercapainya skor PPH sebesar 90 dari target skor ideal 100 pada tahun 2020 dengan sasaran tahunan - Konsumsi beras turun 1 % per-tahun

42.222

62.484

62.484

65.480

8)

9)

10)

11)

12)

45.000 ton

ton

3.198.426

123

Gapoktan (APBN)

31

31

139

15**

2200

Kkal/Kap /Hr

2200

3.592,02

3.592,02

2.200

57

Gr/Kap/ Hr

57

92,24

92,24

57

89,82

89,87

89,87

90

90

95

Kg/Kap/ Th

94,68

90,49

-2,24%

95

24

Kg/Kap/ Th

23

32,31

20,52%

24

13)

- Konsumsi umbi-umbian naik 1 % per-tahun

14)

- Konsumsi pangan hewani naik 2% per-tahun

175

Kkal/Kap /Hr

170

178,52

9,86%

175

15)

- Konsumsi sayur dan buah naik 1% per-thn

115

Kkal/Kap /Hr

112

97,29

0,04%

115

16)

- Meningkatnya konsumsi energi minimal 2000 Kkal/Kap/Hari sesuai rekomendasi WNPG VIII tahun 2004 Terwujudnya 210 unit Desa Mandiri Pangan pada tahun 2013 Meningkatnya produksi tebu

2.000

Kg/Kap/ Th

2.000

2.002,39

2.002,39

2.000

38

59

281

4**

ton

4.745.000

4.555.355

6,44% per tahun

5.025.000

Ton

280.000

329.191

329.191

368.000

ha

100

450

745

100

ton

60.000

60.247

60.247

17) 18) 19)

Gula

20)

Terlaksananya optimalisasi pemanfaatan atau pengelolaan lahan kering atau tegalan 100 hektar per tahun di bidang perkebunan. Meningkatnya penyediaan dan penggunaan sarana produksi :pupuk organik 10 persen, dan penerapan

21)

210 10% per tahun 368.000

500

Desa

II - 137


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Targ;et RPJMD 2008-2013

Satuan

(2)

(3)

(4)

(1)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Tahun Tahun 2012 2012 (5)

Kinerja 2008 s/d 2012

(6)

Target Status RKPD 2013

(7)

(8)

(9)

asas 6 tepat. 22)

23)

24)

II. 25)

III. 26)

27)

Terkendalinya eksplosi OPT utama pada sentra komoditas pangan di Jawa Tengah. Tersedianya peta ketahanan dan kerentanan pangan di 29 Kabupaten. Tersedianya peta kekeringan /rawan banjir di 35 Kabupaten/Kota Program Pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi Pangan Berkembangnya diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dimasyarakat Program Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pangan yang aman dan bermutu sesuai dengan standar mutu pangan. Tersertifikatnya produk PRIMA 3 (aman dikonsumsi) untuk 17 komoditas di 29 Kabupaten.

0,50

0,50

0,50

0,50

Peta tingkat kecamatan Peta tingkat Kab/ Kota

29

29

29

29

35

35

35

35

Desa

80

80

681

207

%

29

35

888

60

Warung sekolah

5

5

42

30

17

Komoditas

4

3

16

3**

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

**: Target RPJMD telah tercapai dan target RKPD 2013 untuk peningkatan cakupan. Secara umum kinerja pembangunan urusan ketahanan pangan memiliki kinerja cukup baik, terlihat dari sebanyak 27 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sejumlah 17 indikator berstatus telah tercapai, 8 indikator berstatus akan tercapai, dan 2 indikator perlu perhatian/upaya keras. Dua indikator yang berstatus perlu upaya keras yaitu: (1) meningkatnya produksi kacang tanah; dan (2) meningkatnya produksi tebu. Capaian indikator meningkatnya produksi kacang tanah yang masih rendah disebabkan berkurangnya luas panen akibat iklim ekstrim. Sementara itu, capaian indikator meningkatnya produksi tebu yang masih rendah disebabkan oleh terjadinya anomali iklim ekstrim, sehingga musim tanam dan musim giling mundur. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada Tahun 2014 yaitu peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna pemantapan pencapaian kontribusi surplus beras nasional 10 juta ton dan swasembada gula nasional serta swasembada daging Tahun 2014, peningkatan kemandirian dan kerentanan pangan, pengembangan diversifikasi dan pola konsumsi pangan. 22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa II - 138


Kinerja Pembangunan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ditunjukkan dengan 25 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.120 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Tahun Tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

(1) I

(2) Program fasilitasi pengembangan masyarakat dan desa.

1)

Terlatihnya Kader Pemberdayaan Masyarkat

600

Orang

-

140

965

70

2)

Terlatihnya peningkatan aparatur Tersusunnya dokumen desa/kel Terpilihnya 30 desa dan 30 kel berprestasi Meningkatnya jumlah bantuan yang dikelola oleh 7807 desa untuk penanganan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat Program peningkatan partisipasi masyarakat

350

Orang

-

210

1.168

140

567

dokumen

-

35

1.073

35

60

Desa/ kel

12

9

51

9

7.810

7.809

7.809

7.809

3) 4) 5)

II 6)

7)

Terlaksananya Bulan Bhakti Gotong Royong di Jawa Tengah Penerapan TTG

8)

Sinkronisasi program pemberdayaan masyarakat

9)

Meningkatnya status tingkat perkembangan unit posyandu dari status mandiri ke posyandu model Tertanamnya Nilai Budaya Damai pada kader AIMDAMAI

10) 11) 12)

13)

14)

III

Sosialisasi UU 23 / 2002 ttg PA Lokasi kegiatan peningkatan kesadaran, kepedulian, kemampuan kader adat terpencil. Meningkatnya peran dan fungsi Unit peran dan fungsi Unit Pengaduan Masya-rakat (UPM) terhadap pelaksanaan distri-busi minyak tanah, konversi LPG dan Raskin di 35 Kabupaten/kota. Tersusunnya dokumendokumen program pemberdayaan masyarakat di Jawa Tengah Program penguatan kelembagaan masyarakat

7.807

Desa/ Kel

8574

Desa/ kel

35

8.578

8.576

8.576

150

Desa/ kel

29

47

122

28*

Kab/ kota

35

35

35

35

3.708

2.338

11.838

4.000*

35 15.000

Unit

5.000

Orang

750

750

2.955

2.045*

3.000

Orang

750

750

1.950

1.050*

35

Kab/ kota

35

35

35

35

35

Kab/ kota

35

35

35

35

-

10

50

10

15)

Meningkatnya peran dan fungsi 90 UED SP

90

UED SP

55

35

155

16)

Meningkatnya peran dan fungsi 90 Pasar tradisional / pasar desa

90

Pasar tradisional / pasar desa

55

29

178

II - 139

20** 20**


No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1) 17)

(2) Meningkatnya peran dan fungsi 116 CPPD

18)

optimalnya peran dan fungsi TKPKD dalam penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah bantuan langsung masyarakat PNPM PPK sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat meningkatnya kinerja TK PNPM PPK kab, kec dan desa

19)

20) 21) 22) 23)

IV

24)

25)

meningkatnya status gizi anak SD meningkatnya kemampuan kader P2M PMTAS Meningkatnya peran 200 lembaga UP2K se-Jawa Tengah. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa

Target RPJMD 20082013 (3) 116

Satuan

(4) CPPD

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Tahun Tahun 2012 2012 (5) (6) 34 34

Kinerja 2008 s/d 2012 (7) 34

Target RKPD 2013 (8) 82*

35

TKPKD

35

35

35

35

29

Kab/kota

29

29

29

29

29

29

29

29

29 10.000

orang

1.440

1.440

2.867

7.133*

500

kader

350

210

465

70*

200

UP2K PKK

140

140

192

140

-

35

1168

140

-

40

90

0

meningkatnya kapasitas dan kelembagaan pemerintahan desa Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan desa dan penyusunan peraturan pemerintahan desa

Status

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras * : Target 2013 merupakan upaya pemenuhan Target RPJMD 2008 - 2013 ** : Target RPJMD 2008 – 2013 telah tercapai dan target RKPD 2013 untuk meningkatkan cakupan

Secara umum pembangunan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa memiliki kinerja yang baik, ditunjukkan dari sebanyak 25 indikator yang tercantum dalam RPJMD, sejumlah 14 indikator berstatus telah tercapai, 11 indikator berstatus akan tercapai. Untuk mencapai target RPJMD, pada tahun 2013 dilaksanakan kegiatan Penerapan TTG di 28 desa/kelurahan; pengembangan unit posyandu model sebanyak 4.000 unit; bintek dan sosialisasi nilai budaya damai secara berjenjang melalui kader PKK, Posyandu dan Dasawisma sebanyak 2.045 orang; Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2002 kepada 1.050 orang; pengembangan sebanyak 82 CPPD; peningkatan status gizi anak SD sebanyak 7.133 orang. Hal-hal yang menjadi prioritas pada tahun 2014 antara lain : (1) Peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui keterpaduan program PNPM dalam penanggulangan kemiskinan; (2) Penanganan pengaduan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan; (3) Peningkatan partisipasi dan akses masyarakat pengguna Teknologi Tepat Guna (TTG); (4) Penguatan kelembagaan UED-SP, Pasar Desa II - 140

(9)


dan CPPD; (5) Peningkatan kemandirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes); (6) Peningkatan kapasitas kelembagaan PNPM-MD; (7) Peningkatan modal dan ketrampilan pengelola UP2K-PKK; (8) Peningkatan status gizi dan kesehatan serta partisipasi masyarakat terhadap anak SD/MI (PMTAS); (9) Pendataan Profil Desa/Kelurahan. 23) Statistik Kinerja pembangunan Urusan Statistik ditunjukkan dengan 3 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.121 Capaian Kinerja Urusan Statistik

No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

(2)

I

Program Pengembangan Data/Informasi/ statistik Daerah

1)

Tersedianya data statistik sesuai dengan kebutuhan perencanaan pembangunan

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Tahun Tahun 2012 2012 (5) (6)

Tersedianya Data Statistik

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Tersedia

 Penyusunan Jateng Dalam Angka

Buku

600

600

2.950

600

 Penyusunan PDRB Jateng

Buku

450

450

2.650

450

 Penyusunan Tinjauan PDRB Kab./Kota

Buku

-

250

1.000

150

 Penyusunan Data InputOutput

Buku

-

-

200

-

 Penyusunan Data Potensi Daerah

Kab/ Kota

35

35

35

35

2)

Terwujudnya kemudahan mengakses data statitik

Terwujud (publikasi data Statistik pd website Bappeda Prov.)

Paket

2

2

10

2

3)

Meningkatnya kesadaran petugas akan pentingnya data

Meningkat (Penyelenggaraan Rakor Data)

Rakor

2

2

10

2

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Kinerja pembangunan urusan statistik tergolong baik, terlihat dari capaian 3 indikator yang ditargetkan dalam dokumen RPJMD, semuanya (3 indikator) mengarah pada pencapaian target RPJMD (berstatus akan tercapai). Upaya yang perlu dilakukan tahun 2014 yaitu peningkatan koordinasi antar SKPD untuk memberikan kontribusi data dan informasi yang cepat, faktual dan akurat sebagai dasar penyusun perencanaan pembangunan daerah. 24) Kearsipan II - 141


Kinerja pembangunan Urusan Kearsipan ditunjukkan dengan 4 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.122 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan

No

Program dan Indikator Kinerja Program

(1) I 1)

(2)

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Tahun Tahun 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Terselenggaranya Sistem Kearsipan

Terselenggaranya

 Melaksanakan Pembenahan Kearsipan Desa

desa

 Penyusunan Pedoman Kearsipan

pedoman

174

150

1.532

125

1

1

6

1

55

55

75

20

 Pembinaan kearsipan Prov.Jateng: - UPPD/UPTD

Instansi

- Perangkat

0

5

0 0

- Kab/Kota

Kab/ Kota

0

15

- Desa

desa

0

16

0

- SKPD

SKPD

0

0

47

45

 Terpeliharanya dan terpasangnya sistem jaringan kearsipan

SKPD

15

30

30

43

 Bintek Pengelola Kearsipan Desa (Sekdes)

orang

300/500

300

2.650

250

 Melaksanakan Evaluasi Pengelolaan Kearsipan Pemdes

desa

116

116

232

116

 Lomba Tertib Arsip Desa

desa

29

29

29

29

 Lomba Arsiparis Teladan

orang

50

58

58

100

 Bintek Pengelola Kearsipan (UPPD/ UPTD/Kab/Kota)

orang

100

100

220

100

50.000/ 75.000

50.000

196.500

75.000

5

5

15

3

17

35

10

200

II

Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

2)

Terpeliharanya Dokumen/arsip daerah

Terpeliharanya

 Penyelamatan dan Pelestarian arsip (penyelamatan, pelestarian dan penyusutan )

berkas

 Meningkatkan kerjasama pengelolaan kearsipan

instansi

 Menyelamatkan arsip/dokumen Instansi/BUMD

Instansi

 Meningkatkan kualitas arsip arsip udara, arsip prestasi Jateng dan arsip Gubernur Jateng : - foto udara,

berkas

100

100

400

- peta,

berkas

100

0

300

- PU Belanda,

berkas

1.500

1.500

5.700

II - 142

2.000


No

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Tahun Tahun 2012 2012 (5) (6)

- Gubernur Jateng

berkas

0

750

- prestasi

berkas

0

300

- foto

berkas

750

750

1.950

1.000

- kearsitekturan

berkas

150

150

1.150

1.000

8

8

20

5

500

512

2.985

450

1

1

4

1

Program dan Indikator Kinerja Program

(1)

(2)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

 Penyimpanan dan pelestarian arsip statis:  melaksanakan penyimpanan dan perawatan arsip

Kab / Kota

 Laminasi arsip kertas

lembar

 Menyelamatkan Informasi sejarah Kab/Kota

Kab/ Kota

 Alih media arsip Statis: - Arsip tekstual,

record

1.425

2.042

10.742

1.000

- Arsip Foto,

record

2.913

3.905

16.337

2.000

- Video

judul

15

15

188

25

- Audio

file

50

100

750

100

kali

4/7

4

23

5

2

2

7

2

III

Program Peningkatan Pemasyarakatan Kearsipan Kepada Masyarakat

3)

Terselenggaranya pameran dan sosialisasi kearsipan

Terselenggaranya

 Menyelenggarakan pameran kearsipan IV

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

4)

Terwujudnya pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat

Terwujudnya

 Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap arsip tentang sejarah batik dan pahlawan

keping CD

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Kinerja urusan kearsipan sangat baik, terlihat dari capaian sebanyak 4 indikator yang tercantum dalam RPJMD, semuanya (4 indikator) mengarah pada pencapaian target RPJMD (berstatus akan tercapai). Mendasarkan hasil capaian kinerja maka beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian di tahun 2014 untuk peningkatan kinerja pada urusan kearsipan yaitu peningkatan dan pengelolaan kearsipan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. 25) Komunikasi dan Informatika Kinerja pembangunan Urusan Komunikasi dan Informatika ditunjukkan dengan 4 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut :

II - 143


Tabel 2.123 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Realisasi Capaian

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi Capaian 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

I

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

1)

Tersedianya sarana dan prasarana urusan komunikasi dan informasi sesuai kebutuhan dan terwujudnya peran dan fungsi KPID sesuai dengan UU No. 32 tahun 2008 ttg Penyiaran malalui:

No

Tersedianya

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Tersedia

 Desiminasi Peraturan dan Proses Perijinan

Keg

2

4

14

8

 Pembuatan Peta Digital Lembaga Penyiaran Jateng 1 paket/ peta

paket/ peta

1

0

1

1

 Pengawasan isi siaran lembaga penyiaran

Kab/ kota

25

35

LP

60

 Pelayanan Perijinan Lembaga Penyiaran

Lembaga Penyiaran

 Dialog Interaktif ttg isu penyiaran

Publikasi

II

Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media

2)

Terjalinnya kerjasama informasi dengan mass media malalui :

35

20

109

533

60

60

107

428

60

25

72

183

30

Terjalinnya

Terjalin

 Dialog interaktif/ siaran langsung

Paket

288

192

519

155

 Dialog interaktif ttg PUG

Paket

-

3

7

2

 Blow Up PUG

Paket

-

3

9

2

 Dialog Interaktif ttg Cukai

Paket

-

21

139

23

 Spot televisi ttg Cukai

Paket

-

6

61

6

 Spot radio ttg Cukai

Paket

-

0

138

0

 Feature televisi ttg Cukai

Paket

-

0

12

0

 Blow up ttg Cukai

Paket

-

6

68

6

 Editorial Roundtable Discusion

Paket

-

0

2

0

 Rubrik dan kolom khusus

Paket

-

216

575

192

 Forum Kehumasan

Kegiatan

-

3

7

2

 Fasilitasi FK-METRA

Kab/ Kota

3

4

10

3

 Inventarisasi/ pengembangan LKM

Unit

6

14

28

2

III

Program Pengkajian dan Penelitian Bid. Informasi dan Komunikasi

3)

Tersedianya hasil kajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi Melalui :

Tersedianya

II - 144


Realisasi Capaian

No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

Realisasi Capaian 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

 Analisis berita & pendapat umum serta diskusi hasil

Naskah

 Bidang pengembangan dan penerapan IPTEK IV

Program Fasilitasi Peningkatan SDM bidang Komunikasi dan Informatika

4)

Tersedianya SDM bidang Kominfo profesional

Tersedianya

 Pemberdayaan Media cetak Mingguan/ bulanan

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

100

0

658

100

Kajian

5

5

10

5

orang

-

200

400

0

Berita media

-

0

87

87

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum kinerja pembangunan komunikasi dan informatika di Jawa Tengah menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini terlihat dari capaian sebanyak 4 indikator program yang ditargetkan dalam RPJMD, sejumlah 3 indikator berstatus telah tercapai, dan 1 indikator berstatus akan tercapai. Pada tahun 2014, perlu ditingkatkan yaitu optimalisasi peran media cetak/elektronik, Lembaga Komunikasi Masyarakat dan Media Tradisional dalam rangka menyampaian hasil-hasil pembangunan. 26) Perpustakaan Kinerja pembangunan Urusan perpustakaan ditunjukkan dengan 6 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.124 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan No

(1) I 1) II

2)

3)

4)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Program Pengembangan Budaya Baca Meningkatnya Jumlah Pengunjung Perpustakaan Program Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas Perpustakaan Meningkatnya Presentase Perpustakaan semua Jenis Perpustakaan dan memiliki sarana prasarana lengkap Meningkatnya dan Terpeliharanya Koleksi Perpustakaan - Stock opnam koleksi perpustakaan Meningkatnya Jumlah Perpustakaan masyarakat - Pengembangan perpustakaan desa - Peningkatan layanan Perpustakaan keliling

Realisasi Capaian

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Target RKPD 2012 (5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

orang

524.200

595.200

2.438.064

531.700

unit

3.893/ 151.700

150.570

150.570

152.200

Eks

11.500

202.668

202.668

11.500

Eks

25.000

25.000

293.000

30.000

unit

50

70

1.675

105

unit

1 Unit mobil pintar

35

79

33

Meningkat

II - 145


No

(1) 5)

III 6)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Meningkatnya Jumlah Pengelola Perpustakaan/ Pustakawan

Target RPJMD 2008-2013

Realisasi Capaian Satuan

Target RKPD 2012 (5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

(3) Meningkat

(4)

- Pembinaan organisasi perpustakaan dan kepustakawanan - Pendidikan kemasyarakatan perpustakaan rumah ibadah - Bintek pengelola perpustakaan Program Penyelamatan Dan Pelestarian Koleksi Perpustakaan Meningkatnya Persentase Meningkat Koleksi Penting Bernilai Sejarah Yang Terselamatkan - Karya Cetak dan Karya Rekam - Transliterasi koleksi bahan pustaka kuno

orang

150

150

760

150

orang

70

35

245

70

orang

130

175

1.515

245

Judul

980

2.809

3.495

1.000

halaman

400

145

2.845

130

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum pembangunan urusan perpustakaan memiliki kinerja yang baik, dapat dilihat dari capaian sebanyak 6 indikator yang tercantum dalam RPJMD, semuanya (6 indikator) berstatus telah tercapai. Dalam rangka meningkatkan kinerja, upaya yang akan dilakukan pada tahun 2014 diprioritaskan pada : 1) peningkatan budaya baca masyarakat, dan 2) peningkatan layanan perpustakaan melalui pengembangan pojok baca di Kantor Pemerintah Daerah, pengembangan perpustakaan desa dan pengadaan mobil pintar. 2.2.2. Urusan Pilihan Evaluasi kinerja kewenangan Urusan Pilihan adalah sebagai berikut : 1) Pertanian Kinerja pembangunan Urusan Pertanian ditunjukan dengan 67 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel. 2.125 Capaian Kinerja Urusan Pertanian

No

(1) I. 1)

Target Program dan Indikator Kinerja RPJMD 2008Program 2013 (2) Program Pengembangan Agribisnis Meningkatnya penggunaan pupuk organik di lahan sawah.

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan Target RKPD 2012 (4)

2

Ton/ha

II - 146

(5)

60.000 Ha

Realisasi Capaian 2012 (6)

60.728 Ha

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD Status 2013

(7)

(8)

60.728 Ha

70.000 Ha

(9)


No

Target Program dan Indikator Kinerja RPJMD 2008Program 2013

(1)

(2)

2)

Menurunnya kehilangan hasil padi dari 11,58% menjadi 11,50% Tersedianya informasi OPT dan iklim di 6 laboratorium hama dan penyakit di Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah (BPTPH). Meningkatnya produksi hortikultura unggulan daerah dan meningkatnya konsumsi sayuran dan buah buahan dari 35 kg/kap/thn menjadi 45 kg/kap/thn pada akhir tahun 2013.  Mangga

3)

4)

5) 6)

7)

8)

9)

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan Target RKPD 2012 (4)

(7)

(8)

(9)

10,39

10,39

10,30

6

6

6

6

Ton

271.291

422.992

350.049

272.920

 Durian

Ton

99.615

79.237

67.334

100.611

 Salak

Ton

177.196

443.839

288.477

178.260

 Pisang

Ton

965.000

617.468

866.705

965.000

 Cabai Merah

Ton

95.733

130.127

124.738

95.733

 Bawang Merah

Ton

282.646

381.319

409.312

285.170

 Kentang

Ton

259.594

252.607

263.987

260.633

10

STA

10

10

10

10

25

unit

25

25

25

25

30 unit/ tahun

unit

58

955

955

58

6

%

Target RKPD Status 2013

10,41

Terlaksananya promosi, pasar lelang dan pasar tani di 10 sub terminal agribisnis (STA). Tersedianya data informasi pasar 25 unit di 23 kabupaten/kota (harian, mingguan, bulanan,tahunan). Berkembangnya perekayasaan alsintan: power mower 10 unit/tahun, power weeder 10 unit/tahun, dan ripper 10 unit/tahun.

11,5

(5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Lab Hama dan Penyakit

Berkembangnya luas areal, rehabilitasi dan intensifikasi komoditas prospektif untuk peningkatan produksi : kelapa, kakao, karet, kopi, nilam, wijen, mete, teh, tembakau, cengkeh dan aren  Kelapa

Ha

230.300

234.985

234.985

233.015

 Kakao

Ha

7.000

6.731

6.731

5.562,30***

 Karet

Ha

2.200

7.732

7.732

5.250,49

 Kopi

Ha

35.700

37.022

37.022

35.864,75

 Nilam

Ha

4.000

3.372

3.372

3.372***

 Wijen

Ha

99,5

99,5

160

 Mete

Ha

25.403

25.403

25.966

 Teh

Ha

5.140

5.140

5.247

 Tembakau

Ha

52.317

52.317

41.500

 Cengkeh

Ha

41.713

41.713

42.177

 Aren

Ha

2.803

2.803

2.637

Peningkatan Produksi:  Kelapa

ton

181.000

183.048

183.048

183.000

 Kakao

ton

1.800

1.890

1.890

2.000

 Karet

ton

2.200

1.580

1.580

3.000

 Kopi

ton

15.900

33.474

33.474

16.550

 Nilam

ton

17.560

12.487

12.487

17.000***

II - 147


No

Target Program dan Indikator Kinerja RPJMD 2008Program 2013

(1)

10)

(2)

12) 13) 14)

15)

16) 17)

18)

19) 20) 21) 22) 23)

Satuan Target RKPD 2012 (4)

(5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD Status 2013

(7)

(8)

(9)

 Wijen

ton

38,43

48

48

0***

 Mete

ton

8.780

12.056

12.056

8.700***

 Teh

ton

6.700

6.436

6.436

7.000

 Tembakau

ton

24.600

40.873

40.873

 Cengkeh

ton

6.200

7.571

7.571

6.400

 Aren

ton

4.573

3.571

3.571

4.600

90.000

Ton

35.765

59.230

114.668

18.000**

2.100

Unit

400

3.465

5.228

420

4

4

4

4

Meningkatnya kualitas penggunaan sarana produksi : pupuk sesuai asas 6 tepat (waktu, jenis, jumlah, mutu, tempat dan harga) dan fasilitas alsinbun  Penggunaan pupuk  Fasilitasi Alsinbun

11)

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012

24.600

Terselenggaranya fasilitasi agropolitan dan cluster di Jateng.

4 3

Cluster

3

3

3

Terlaksananya fasilitasi promosi produk perkebunan dan pelayanan informasi harga di sentra produksi

33

promosi (kali)

7

7

32

8

31

Informasi harga pasar (kabupaten) Bibit bersertifikat (label)

31

31

31

31

1.000.000

3.326.266

5.327.527

1.000.000

sampel

25

25

195

35

kebun dinas perkebunan Kebun dinas Pertanian

32

32

32

32

44

44

44

44

PAD dari kebun dinas (%) APH (kg)

10

10

16,37

10

6.800

13.145

24.095

7.500

300

300

660

500

345.000

361.903

17,50%

472.650

20.000

44,88% 79.039

79,65%

22.000

9,55%

2.015.828

154.398 (2,98%)

7,20%

151.736

3.889.878 (4,44%)

3,77%

4.781.985

247.802.156 252.218.874

8,28 %

265.148.307

Agropoli tan

Terlaksananya pembinaan, penggunaan, peningkatan, peningkatan produksi serta pengawasan peredaran benih/bibit bersertifikat Tercapainya peningkatan mutu hasil produk perkebunan Terlaksananya pemeliharaan dan peningkatan kinerja 32 (tiga puluh dua) kebun dinas Perkebunan dan 44 Kebun Dinas Pertanian

1.250.000

Peningkatan produksi dan produktivitas kebun dinas sehingga PAD meningkat 10% Tercapainya penyediaan sarana pengendalian OPT berupa agensia pengendali hayati (APH) dan pestisida nabati serta penyebarannya Meningkatnya produksi semen beku sapi

60

20% per tahun

Dosis

Meningkatnya produksi semen beku kambing

10% per tahun

Dosis

2 % per tahun

%

24)

Meningkatnya populasi ternak: - sapi potong

25)

- sapi perah

26)

- kambing

27)

Meningkatnya produksi hasilhasil peternakan: - daging

150 32

44

13.800 1.160

Pesnab (lt)

89,86%

1.675.044

0,6 % per tahun

ekor

124.500

10 % per tahun

ekor

4.347.259

7% per tahun

kg

II - 148

2.051.407/ 5,88 %


No

Target Program dan Indikator Kinerja RPJMD 2008Program 2013

(1)

(2)

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan Target RKPD 2012 (4)

(5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD Status 2013

(7)

(8)

(9)

28)

- telur

29)

- susu

30)

-Terlaksananya pemeliharaan pejantan bull sapi

30 ekor/thn

ekor

41

44

37

44

31)

-Terlaksananya pemeliharaan pejantan kambing

15 ekor/thn

ekor

19

19

18

19

32)

-Terlaksananya replacement bull

8 ekor/2 thn

ekor

0

8

41

6

33)

20 ekor/thn

ekor

45

154

75

55

80 ekor/tahun

ekor

130

299

240

169

35)

-Tersedianya bibit ternak ruminansia besar sapi perah ; -Tersedianya bibit ternak ruminansia besar sapi potong ; - ruminansia kecil kambing

400 ekor/ tahun

ekor

400

563

447

420

36)

-Tersedianya produksi susu

20.000 ltr/thn

liter

20.000

35.066

31.196

25.000

37)

- Meningkatnya produksi pakan konsentrat pabrik pakan mini -Tersedianya bibit ternak ayam buras

10% per tahun

ton

150

145,9 (-0,07%)

23,71%

1.500 ek/thn

ekor

15.000

21.991

13.754

15.000

3.000 ek/thn

ekor

15.000

29.145

13.548

15.000

720 ekor/thn

ekor

1.500

2.603

1.582

1.300**

190.873

150.363

250.000

212.811

320.000

34)

38)

2,3% per tahun 3% per tahun

kg

262.010.159 271.819.998

9,80%

268.036.393

liter

106.248.855 105.516.134

9,60%

109.436.320

39)

-Tersedianya bibit ternak itik;

40)

-Tersedianya bibit ternak kelinci;

41)

-Tersedianya produksi telur ayam

159.999 butir/thn

butir

250.000

42)

-Tersedianya produksi telur itik

340.000 butir/thn

butir

300.000

43)

-Terlaksananya surveylans penyakit hewan

3.000

44)

-Menurunnya angka kesakitan ternak besar

45)

sampel

278.193

155

30.000

38.925

32.841

30.000

< 9 % per tahun

%

<7,25

6,39

7,16

<9

-Menurunnya angka kesakitan ternak kecil

< 15 % per tahun

%

<12,12

11,83

12,09

<15

46)

-Menurunnya angka kesakitan ternak unggas

< 20 % per tahun

%

<17,21

16,98

17,17

<20

47)

-Menurunnya angka kematian ternak besar

< 3 % per tahun

%

<2,45

2,01

2,39

<3

48)

-Menurunnya angka kematian ternak kecil

< 5 % per tahun

%

<4,08

3,89

4,05

<5

49)

-Menurunnya angka kematian ternak unggas

< 10 % per tahun

%

<4,87

4,29

5,11

<10

50)

Terselenggaranya fungsi bengkel alsinbun Surakarta dalam pengembangan alsinbun dan menyumbang PAD

1

1

1

1

51)

Berkembangnya rekayasa/prototype alsinbun 20 unit per tahun dan peningkatan fasilitasi pengujian mutu hasil perkebunan Terlaksananya pembinaan dan pengelolaan bahan baku tembakau dan cengkeh Tersusun dan tersedianya database, sistem informasi dan statistik perkebunan

50

158

50

6.550

13.323

2.800

1

1

1

52) 53)

1

bengkel

100

unit

1

Pembinaan (org) dokumen

II - 149

1


No

Target Program dan Indikator Kinerja RPJMD 2008Program 2013

(1)

(2)

54)

Tersusunnya perencanaan, pedoman-pedoman teknis pelaksanaan pembangunan perkebunan Terlaksananya fungsi monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan perkebunan dari berbagai sumber pendanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Terlaksananya kemitraan kelompok tani padi organik dengan swasta dari 10 kelompok menjadi 50 kelompok. Terbinanya Gapoktan yang memperoleh alokasi anggaran PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) dalam manajemen usaha pertanian di perdesaan dari 10 Gapoktan menjadi 50 Gapoktan. Terbentuknya lembaga pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kawasan serta agroekosistem Meningkatnya fungsi kelembagaan dan unit usaha pertanian, usaha pelayanan jasa alsin (UPJA) lumbung distribusi pangan masyarakat (LDPM) rice mill Meningkatnya pembinaan Gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari 904 menjadi 955, dan terfasilitasinya pemberian penghargaan terhadap prestasi kelembagaan petani (pelaku utama) dan pelaku usaha.

55)

II. 56)

57)

58)

59)

60)

61)

62)

63)

(3)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan Target RKPD 2012 (4)

(5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD Status 2013

(7)

(8)

(9)

3

dokumen

3

3

3

3

4

dokumen

4

4

4

4

kelompo k tani

10

50

4

50 Gapoktan

10

50

5

Kawasan Agropolitan

6

16

0

93 Lumbung Pangan

121

232

25

51 Gapoktan

300

600

1.200

50

Kelompok penerima penghargaan

15

39

15

Semakin mantapnya kelembagan penyuluhan baik di tingkat kabupaten/kota, tingkat kecamatan dan desa, melalui:  Terbentuknya Kelembagaan Penyuluhan di setiap Kab./Kota.  Terbentuknya Balai Penyuluhan Model (Kecamatan) dan Posluhdes (Desa) Tersusunnya programa penyuluhan, terwUjudnya Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan metoda Penyuluhan. Terfasilitasinya kebutuhan dasar penyuluhan sejumlah 3.590 orang di Jawa Tengah, dan terfasilitasinya pemberian penghargaan terhadap prestasi penyuluh  Tersedianya sarana prasarana penyuluhan  Soil test kit  pH meter  moisture tester  bagan warna daun

34 245 490 500

Kab./ Kota BP Model Posluhdes buku

unit unit unit unit

II - 150

34

34

34

34

190

190

328

10**

56

56

266

244

110

110

500

100**

130 209 85 3.872

668 540 147 8.498

100 60 158 200


Target Program dan Indikator Kinerja RPJMD 2008Program 2013

No

(1)

(2)

64)

65)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan Target RKPD 2012

(3)

ďƒ˜ radio ďƒ˜ cyber ďƒ˜ GPS Meningkatnya penyelenggaran penyuluhan yang terintegrasi, efektif dan efisien di setiap tingkatan Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh PNS. Meningkatnya motivasi dan sumberdaya manusia petani melalui kegiatan pelatihan, magang kerja, bintek dan pemberdayaan kelompok : 900 petani (kelapa, kopi, kakao, karet dan tebu) per tahun

(4)

(5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

unit unit unit

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD Status 2013

(7)

(8)

(9)

0 212 15

1 250 40

0 10 0

3.590

Orang

1.915

1.915

4.321

1.030**

4.500

Petani

1.160

3.660

15.873

900**

66)

Peningkatan SDM petani peternak di pedesaan

Orang

1.440

4.100

0

67)

Terlatihnya ketrampilan pengolahan hasil pertanian pada kelompok wanita tani

Orang

60

345

100

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Kera. ** : Target RPJMD telah tercapai dan Target RKPD 2013 untuk peningkapan cakupan. ***: Minat petani menurun (karena harga fluktuatif).

Kinerja pembangunan pertanian tergolong baik, terlihat dari sejumlah 67 indikator yang tercantum dalam RPJMD, sebanyak 53 indikator berstatus telah tercapai, sebanyak 12 indikator berstatus akan tercapai, dan 2 indikator berstatus perlu perlu perhatian/upaya keras. Dua indikator yang masih perlu perhatian/upaya keras yaitu: (1) Meningkatnya populasi ternak kambing; dan (2) Tersedianya produksi telur itik. Target populasi ternak kambing belum tercapai karena banyaknya pemotongan ternak kambing yang produktif. Pada tahun 2013 ditargetkan populasi kambing sebanyak 4.781.985 ekor. Sementara itu produksi telur itik pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak 320.000 butir. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada Tahun 2014 yaitu peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura, peternakan, perkebunan serta penguatan sistem penyuluhan. 2) Kehutanan Kinerja pembangunan Urusan Kehutanan ditunjukkan dengan 16 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.126 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan No (1) I.

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(2)

(3)

(4)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Capaian 2012 2012 (5) (6)

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

II - 151

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(2)

(3)

(4)

(1) 1)

2) II. 3) III. 4)

Terlaksananya kegiatan 125.000 rehabilitasi hutan dan lahan 25.000 hektar per tahun (Total 125.000 Ha) Hutan rakyat di lahan 125.000 kritis bertambah Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan Meningkatnya jumlah perusahaan industri hasil hutan yang tertib 10 %/th Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Meningkatnya pemanfaatan sumber daya hutan 10% per tahun - Getah (ton)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Capaian 2012 2012 (5) (6)

ha

25.000

ha

IV. 6)

(8)

(9)

316.194

25.000

734.803

293.475

706.455

%/tahun

7,45

19,79

10%

10

%

88,10

26,36

10

24,46

21

ton

64.923

50.731

ton

11.501

9.577

- Kopal (ton)

ton

243

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan Meningkatnya kualitas data & informasi sumber daya hutan dan sistem perencanaan pembangunan kehutanan dan pengembangan kehutanan

Status

10

Total HHBK

5)

(7)

Target RKPD 2013

119.911

- Kayu putih (ton)

Jumlah standing stok hasil hutan kayu meningkat (Ha) - Produksi Hutan negara (m3) - Produksi Hutan rakyat (m3) Meningkatnya kontribusi bagi hasil produksi hasil hutan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan 10% berdasar perkiraan bagi hasil tahun 2008 Penerimaan PSDH (Rp) Pendapatan daerah dan masyarakat meningkat

Kinerja 2008 s/d 2012

223 60.531

10

ha

546.290

m3

291.433

m3

4.289.015

%

24,46

Rp Rp

40.743.729.936 16.700.000.000

Tersedia nya dokumen data dan informasi SDA 4 judul

Buku Statistik

Tersedia sesuai target 4 dok/thn

Buku Database, Buku Informasi, Buku NSDH V. 7)

VI.

Program Rehabilitasi, Perlindungan dan Konservasi Hutan Terwujudnya pemantapan kawasan hutan berupa tata batas sepanjang 25 km per tahun, dan meningkatnya fungsi konservasi kawasan hutan.

125

km

25

Rehabilitasi & Pemulihan Cadangan Devisa Sumber

II - 152

32,76

185,1

25


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(2)

(3)

(4)

(1)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Capaian 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Daya Alam Terwujudnya Pengelolaan hutan sesuai dengan fungsinya, terkendalinya bencana alam dari kawasan hutan, terkelolanya hutan yang bersertifikat lestari melalui: - Sertifikasi hutan (hutan negara dan hutan rakyat)

8) 9) 10) 11) VII 12)

VIII 13) 14)

10

unit

2

8

1

- Pemulihan Hutan lindung yang rusak

5

unit

2

11

2

- Kawasan Konservasi meningkat fungsinya 1 unit per tahun - Paduserasi tata guna hutan dan tata ruang 4 kabupaten per tahun Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Berkurangnya gangguan keamanan hutan 10% per tahun dan terkendalinya serangan organisme pengganggu tanaman.  Pencurian hasil hutan (pohon)  Kerugian Pencurian hasil hutan (Rp.000)  Kerugian Perambahan hutan  Luas Kebakaran hutan (Ha)  Kerugian Kebakaran hutan (Rp 000) Program Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Sumber Daya Hutan Terkendalinya pemanfaatan hasil hutan, flora dan fauna. Tersedia data peredaran hasil hutan, flora dan fauna  Penangkar Rusa

5

unit

1

6

1

20

kab

6

22

4

-35,95 (11.607 phn)

20,85

-10

-10

%

pohon

IX 16)

 Penggunaan dokumen SKSKB (set)  Penggunaan dokumen SKAU (set)  Penggunaan dokumen FA-KB (Pht) (set) Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Hutan secara lestari disekitar kawasan hutan Total 1.765 LMDH

6.857.318

Rp

182.000 2.745

Rp

5.882 11.176.948

13.660.946

Terkendali

Kab/Kota

27

27

5

Tersedia

dokumen

1

5

1

 Lembaga Konservasi Tertib tebangan di hutan produksi dan hutan rakyat

11.607

Rp

ha

 Pengusaha TSL 15)

6.102

unit

67

unit

39

unit

22

tertib

1.702

tertib set

33.960

set

0

set

0

Unit

4

1.923

Keterangan : : Telah Tercapai;

: Akan Tercapai;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

II - 153

1.923

1.923


Capaian pembangunan urusan kehutanan secara umum memiliki kinerja yang baik, terlihat dari sejumlah 16 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 12 indikator berstatus telah tercapai, dan 4 indikator berstatus akan tercapai. Keempat indikator yang akan tercapai adalah penyusunan dokumen data dan informasi; pengendalian pemanfaatan hasil hutan, flora dan fauna di Kabupaten/Kota; penyusunan data peredaran hasil hutan, flora dan fauna; dan penertiban penebangan di hutan produksi dan hutan rakyat. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada Tahun 2014 yaitu rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi DAS dengan pengembangan hutan rakyat, penanganan lahan kritis dan penguatan kelembagaan masyarakat sekitar hutan; Penguatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat dalam rangka pengembangan hasil hutan rakyat. 3) Energi dan Sumberdaya Mineral Kinerja pembangunan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral ditunjukkan dengan 27 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut :

Tabel 2.127 Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral Capaian Kinerja Tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

Target RKPD 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

I

Program Peningkatan SDM Bidang Energi Sumberdaya Mineral

No

Meningkatnya SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 1)

Penyertaan diklat teknis bagi 55 Orang

II.

Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah

2) 3)

Meningkatnya perijinan usaha pertambangan dan air tanah, pembangunan demplot reklamasi lahan bekas pertambangan, penyusunan profil mineral unggulan, penyelenggaraan pameran pertambangan, penerapan teknologi tepat guna dan sumur bor pada daerah rawan kering  Pembangunan 30 unit sumur bor  Penerapan teknologi tepat guna bagi 12 kelompok penambang

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Meningkat 55

orang

100

100

502

300

Meningkat

30

Sumur

6

6

63

3**

12

kelompok

4

4

13

6

II - 154


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

(1)

(2)

(3)

4)

 Penerbitan 140 IUP/ SIPD

5)

 Pelaksanaan 12 kali pameran produk per tambangan

12

6)

 Penyusunan 20 jenis profil mineral Unggulan

20

7)

 Penerbitan ijin pengambilan air tanah di 250 obyek

3

250

Satuan

Target RKPD 2012

(4)

(5)

IUP/SIPD

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

10

4

155

5**

Kali

3

3

19

4

Jenis

5

5

24

0**

Obyek

0

0

2.426

0

79,08

79,98

79,98

79,97

Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas Meningkatnya Rasio Elektrifikasi (RE) Jateng dan optimalnyaPemanfaatan energi alternatif kurangnya penyimpangan distribusi migas bersubsidi

8)

140

Capaian Kinerja Tahun 2012

 Peningkatan Rasio elektrifikasi 10% (RE 67,19)

Meningkat

77,19

RE

9)

 Pembangunan JTM 30 kms

10 30

% Kms

3,01 7,52

3,35 9,81

12,89 22,7

4,02 7,839

10)

 Pembangunan JTR 20 kms

20

Kms

13,15

13,15

26,32

1**

11)

 Pembangunan 8 unit PLTMH

8

Unit

2

2

9

1**

12)

 Pembangunan 1.400 unit PLTS SHS

1.400

Unit

708

708

2.637

200

13)

 Pembangunan 3 unit PLTS komunal

3

Unit

1

3

4

2

14)

5

Komplek

1

1

5

1

15)

 Identifikasi panas bumi di 5 komplek  Identifikasi potensi air di 9 lokasi

9

lokasi

2

3

6

4

16)

 Identifikasi gas rawa di 11 lokasi

11

Lokasi

3

3

15

4

17)

 Identifikasi biogas di 12 lokasi

12

Lokasi

10

20

36

6**

18)

 Identifikasi biomassa di 3 lokasi

3

Lokasi

1

1

1

2

19)

 Identifikasi DME di 18 desa

13

13

49

13

20)

 Demplot gas rawa di 5 lokasi

21)

 Demplot biogas di 12 lokasi

22)

 Desa Berlistrik 100 %

4

Program Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi Tersedianya peta up date potensi rawan longsor, peta rawan vulkanik, potensi rawan tektonik/tsunami, geologi tata lingkungan,  Pemetaaan Geologi Tata Lingkungan di 15 Kab./Kota

23)

18

Desa

5

Lokasi

2

2

6

1**

12

Lokasi

9

20

44

10

100

100

100

100

100

%

Tersedia

15

Kab/kota

4

3

15

0**

21

Kab/kota

0

0

27

0

Kab/kota

5

5

8

7

24)

 Update peta rawan longsor di 21 Kab/ Kota

25)

 Pemetaan daerah rawan vulkanik di 4 Kab.

4

26)

 Sosialisasi mitigasi bencana alam geologi di 50 lokasi

50

Lokasi

7

10

54

9

27)

 Pemetaan daerah rawan tektonik di 10 Kab.

10

Kab/kota

3

4

5

6

Keterangan : : Telah Tercapai; : Akan Tercapai; : Perlu Perhatian/Upaya Keras ** : Target RPJMD telah tercapai dan Target RKPD 2013 untuk peningkatan cakupan. II - 155


Secara umum kinerja pembangunan urusan energi dan sumberdaya mineral memiliki kinerja yang baik, terlihat dari sebanyak 27 Indikator yang dievaluasi, terdapat sejumlah 23 indikator berstatus telah tercapai dan 4 indikator berstatus akan tercapai. Keempat indikator yang akan tercapai yaitu: (1) indikator Pembangunan JTM 30 kms; (2) Identifikasi potensi air di 9 lokasi; (3) Identifikasi biomassa di 3 lokasi; dan (4) Pemetaan daerah rawan tektonik di 10 Kabupaten. Capaian indikator Pembangunan JTM 30 kms, sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 22,7 kms. Direncanakan pada Tahun 2013 akan dibangun jaringan listrik desa 7,839 kms di 6 Kabupaten dengan alokasi anggaran APBD sebesar Rp3.000.000.000,00 sehingga target 30 kms dapat tercapai. Identifikasi potensi air di 9 lokasi, sampai dengan tahun 2012 baru tercapai sebanyak 6 lokasi, untuk dapat mencapai target RPJMD pada Tahun 2013 dialokasikan anggaran APBD sebesar Rp 200.000.000,00 untuk identifikasi potensi air (penyusunan DED PLTMH) di 2 lokasi Kabupaten Pekalongan dan 1 lokasi di Kabupaten Banyumas sehingga target 9 lokasi tercapai. Identifikasi biomassa di 3 lokasi, sampai dengan tahun 2012 baru mencapai sebanyak 1 lokasi, pada tahun 2013 akan dialokasikan anggaran APBD sebesar Rp. 440.000.000,00 untuk pembangunan 2 unit demplot di Kabupaten Wonosobo dan Kudus sehingga target 3 lokasi tercapai. Pemetaan daerah rawan tektonik di 10 Kabupaten, sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 6 lokasi, direncanakan pada tahun 2013 dialokasikan anggaran APBD sebesar Rp.550.000.000,00 untuk kegiatan pemetaan tektonik di 6 Kabupaten/Kota (Jepara, Rembang, Kudus, Pati, Boyolali dan Kota Surakarta) sehingga mencapai 11 Kabupaten/Kota melampaui target 10 Kabupaten/Kota. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada Tahun 2014 yaitu pengembangan energi baru terbarukan dan peningkatan akses listrik bagi masyarakat serta konservasi energi dengan pengembangan dan pembangunan PLTS, PLTMH, PLTB; pengembangan pertambangan dan air tanah; serta pengembangan mitigasi bencana alam dan geologi. 4) Pariwisata Kinerja pembangunan Urusan Pariwisata ditunjukkan dengan 12 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.128 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

II - 156

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Capaian 2012 2012

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status


(1) I.

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

Program Pemasaran Pariwisata

1)

Peningkatan jumlah Kunjungan Wisatawan, rata-rata lama tinggal dan pengeluaran belanja wisarawan Wisatawan Nusantara

2)

Meningkat 5%/tahun

Orang

19.625.627

Wisatawan Mancanegara

Meningkat 2%/tahun

Orang

327.578

10,24 372.463

6,84 1.694.659

333.432

3)

Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara

2,3

Hari

2,3

2,31

2,31

2,30

4)

Rata-rata lama tinggal wisatawan nusantara

2,0

Hari

2

2,01

2,01

2

5)

Rata-rata pengeluaran belanja wisatawan mancanegara

200

US $ per kunjungan

200

284,14

284,14

200

6)

Rata-rata pengeluaran belanja wisatawan nusantara Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Kualitas produk dan jasa pariwisata semakin meningkat:

336.000

Rp/ kunjungan

336.000

473.624

336.000

II. 7)

  8)

9)

III. 10)

Buah

Biro Perjalanan

Agen Perjalanan wisata Kualitas jumlah sarana dan prasarana pariwisata serta Daya Tarik wisata semakin meningkat: Desa Wisata Kualitas sumber daya manusia pengelola obyek dan daya tarik wisata, pramuwisata dan para pelaku pariwisata lainnya meningkat tenaga kerja dibidang pariwisata Pramuwisata Madya Program Pengembangan Kemitraan Sinergi pengembangan pariwisata antarapemerintah, dunia usaha & masyarakat semakin meningkat - Keterpaduan program Pembangunan BidangKebudayaan & Pariwisata antar Pemerintah Pusat-ProvinsiKab./Kota & Antar Pelaku Pariwisata serta dengan Prov. Anggota MPU - rencana dan kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Prov. dng Kab./Kota dlm rangka pemanfaatan aset pariwisata milik Pemda Jateng

11)

Meningkat

Peran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan potensi pariwisata daerah semakin meningkat

Desa

465

465

475

117

439

439

446

26

26

29

3.035

3.434

3.434

3.052

284

125

125

115

21.769

21.769

21.773

Meningkat

35

473.604

465

Buah Meningkat

28,61 21,34 20.117.239 25.240.021 117.122.224

Orang

21.520

21.520

21.520

21.650

Orang

280

249

249

123

kab/kota

35

35

35

35

kab/Kota

2

2

7

-

190/26 0

225

125

210

Kelompok sadar wisata

II - 157


No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(2)

(3)

(4)

(1) 12)

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Capaian 2012 2012 (5) (6)

Forum dan klaster pariwisata, lembaga/ asosiasi / paguyuban pelaku pariwisata & kel. Masyarakat peduli pariwisata semakin kuat dan mandiri - Jumlah Forum/Klaster Masyarakat peduli pariwisata - Jumlah Asosiasi/ Lembaga Pariwisata

Forum/ Klaster Asosiasi /Lembaga Pariwisata

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

13

13

14

16

10

10

10

3

3

3

4

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum pembangunan pariwisata sampai dengan tahun 2012 menunjukkan kinerja yang baik, ditunjukkan dari sebanyak 12 indikator yang tercantum dalam RPJMD, sejumlah 10 indikator telah tercapai, dan sebanyak 2 indikator berstatus akan tercapai. Hal yang perlu mendapatkan perhatian di tahun 2014 yaitu : 1) Pemasaran pariwisata untuk meningkatkan kualitas promosi dan informasi dalam

pemasaran

pariwisata

di

dalam

dan

luar

negeri;

2)

Pengembangan destinasi pariwisata untuk mengembangkan potensi keunikan lokal masyarakat dan alam menjadi atraksi wisata; 3) Pengembangan

kemitraan

untuk

meningkatkan

peran

serta

masyarakat dalam pengembangan kemitraan. 5) Kelautan dan Perikanan Kinerja

pembangunan

Urusan

Kelautan

dan

Perikanan

ditunjukan dengan 16 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.129 Capaian kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan No

(1) I.

Program dan Indikator Kinerja Program

1)

(2) Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Meningkatnya usaha: petambak garam 250 orang,

2) 3)

Capaian Kinerja Tahun 2012

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

Target RKPD 2012 (5)

Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

250

Orang

125

125

300

100

Wanita pesisir 800 orang

800

Orang

50

50

400

405

Taruna pesisir 275 orang

275

Orang

50

50

217

60

II - 158


No

(1) II

4)

5)

6) III 7)

8)

IV 9)

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Program Pemberdayaan Masyarakat dlm Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan perikanan Beraktifitasnya 21 kelompok kelembagaan masyarakat di bidang pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan Terbentuknya 30 kelompok baru

Target RPJMD 2008-2013

Satuan

(3)

(4)

tahun 2009 sebesar 197.766,19 ton tahun 2010 sebesar 199.743,85 ton tahun 2011 sebesar 201.741,29 ton Thn 2012 (per Desmber) Pendapatan nelayan (laut dan perairan umum) sebesar: Tahun 2008 sebesar 5.733.180 Rp/kapita/th Tahun 2009 sebesar 5.786.500 Rp/kapita/th Tahun 2010 sebesar 5.840.310 Rp/kapita/th Tahun 2011 sebesar 5.894.630 Rp/kapita/th Thn 2012 (per Desember)

Program Pengembangan Perikanan Budidaya Meningkatnya : Produksi perikanan budidaya sebesar: tahun 2008 sebesar 108.585,11 ton

Target RKPD 2012 (5)

21 kelompok

Terlaksananya 50 kali operasi pengawasan Program pengembangan Perikanan tangkap Meningkatnya Produksi Perikanan tangkap sebesar: 1% per tahun tahun 2008 sebesar 195.808,11 ton

Capaian Kinerja Tahun 2012 Realisasi Capaian 2012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

1

1

100

1

30

Kelompok

0

1

94

1

50

Kali

3

3

60

5

283.957,60

10,35%/ tahun

205.796,29

10.000.000

14,65%/th

6.004.780

1%/tahun

195.808,11

Ton

197.766,19

Ton

199.743,85

Ton

201.741,29

Ton

203.758,7

Ton

5.733.180

Rp/kapita/th

5.786.500

Rp/kapita/th

5.840.310

Rp/kapita/th

5.894.630

Rp/kapita/th

5.949.450

Rp/kapita/th

6,62

% per tahun

108.585,11

ton

tahun 2009 sebesar 137.266,12 ton

137.266,12

ton

tahun 2010 sebesar 146.310,49 ton

146.310,49

ton

tahun 2011 sebesar 155.996,25 ton

155.996,25

ton

203.758,7

5.994.450

II - 159


No

(1)

10) V.

11)

12)

VI

Program dan Indikator Kinerja Program (2) Thn 2012 (per Desember) Pendapatan pembudidaya ikan sebesar : tahun 2008 sebesar 2.063.210,00 Rp/kapita/th tahun 2009 sebesar 2.009.170,00 Rp/kapita/th tahun 2010 sebesar 2.344.100,00 Rp/kapita/th tahun 2011 sebesar 2.498.570,00 Rp/kapita/th Thn 2012 (per Desember) Program Optimalisasi Pengolahan dan pemasaran Produksi Perikanan Meningkatnya konsumsi makan ikan tahun 2008 sebesar 15,88 kg/kapita/th tahun 2009 sebesar 16,21 kg/kapita/th tahun 2010 sebesar 16,60 kg/kapita/th tahun 2011 sebesar 17,00 kg/kapita/th Thn 2012 (per Desember) Ekspor Produk Perikanan sebesar tahun 2008 sebesar 22.036.699,11 kg tahun 2009 sebesar 18.701.566,28 kg tahun 2010 sebesar 19.655.346,16 kg tahun 2011 sebesar 20.657.768,81 kg Thn 2012 (per Desember)

Target RPJMD 2008-2013 (3) 166.323,2

Capaian Kinerja Tahun 2012 Satuan

(4) ton

2.063.210,00 2.009.170,00 2.344.100,00 2.498.570,00 2.663.230

2,4 15,83 16,21 16,60 17,00

Rp/ kapita/ th Rp/ kapita/ th Rp/ kapita/ th Rp/ kapita/ th Rp/ kapita/ th

(8) 177.333,8

2.2663.230

3.673.000

16,23%/th

2.838.740

17,41

17,50

3,86%/th

(5) 166.323,2

% per tahun kg/kapi ta/th kg/kapi ta/th kg/kapi ta/th kg/kapi ta/th

22.036.699,11

kg

18.701.566,28

kg

19.655.346,16

kg

20.657.768,81

kg

13)

Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan perikanan Meningkatnya kualitas ekosistem vital di Pesisir/laut dengan : Penanaman pohon 1.017.500 biji/batang,

14)

Terumbu karang buatan 225 unit

225

15)

Transplatasi karang 265 unit

16)

Penebaran benih ikan di kawasan konservasi/ calon kawasan konservasi

1.017.500

kg

biji/ batang

21.711.315,02 23.791.384, 54

8,20%/th

17,82

22.818.592,09 **

296.000

332.000

991.510

323.000

unit

192

192

516

0**

265

unit

50

90

222

60

1.017.500

ekor

220.000

2.921.450

246.000

Keterangan : : Telah Tercapai ;

Target RKPD 2013

(7) 18,77%/th

Target RKPD 2012

17,41

21.711.315,02

Kinerja 2008 s/d 2012

Realisasi Capaian 2012 (6) 251.135,80

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras II - 160

Status

(9)


** : Target RPJMD telah tercapai dan target RKPD 2013 untuk peningkatan cakupan.

Secara umum pembangunan urusan kelautan dan perikanan menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian sebanyak 16 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 12 indikator berstatus telah tercapai, sebanyak 4 indikator berstatus akan tercapai. Empat indikator yang berstatus akan tercapai yaitu indikator: (1) Meningkatnya usaha Taruna pesisir 275 orang; (2) meningkatnya usaha wanita pesisir 800 orang; (3) Penanaman pohon 1.017.500 biji/batang; dan (4) Transplatasi karang 265 unit. Capaian indikator meningkatnya usaha Taruna pesisir 275 orang, sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 217 orang. Pada tahun 2013 melalui kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan dilakukan pemberdayaan kepada 60 orang, sehingga mencapai 277 orang melampaui target 275 orang. Adapun capaian indikator meningkatnya usaha wanita pesisir 800 orang, sampai dengan tahun 2012 baru tercapai sebanyak 400 orang. Pada tahun 2013 dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.103.962.500,00 untuk pemberdayaan 405 wanita pesisir sehingga mencapai 805 orang melampaui target 800 orang. Capaian indikator penanaman pohon 1.017.500 biji/batang sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 991.510 biji/batang, pada tahun 2013 melalui kegiatan Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dilakukan penanaman sebanyak 323.000 biji/batang sehingga mencapai 1.314.510 biji/batang melampaui target 1.017.500 biji/batang dan transplatasi karang 265 unit sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 222 unit, pada tahun 2013 melalui kegiatan yang sama dilakukan transplatasi karang sebanyak 60 unit sehingga mencapai 282 unit melampaui target 1.017.500 biji/batang. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada Tahun 2014 yaitu peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya, ekspor produk perikanan dan konsumsi makan ikan; rehabilitasi pesisir dan laut melalui penanaman mangrove, transplantasi karang serta terumbu karang buatan. 6) Perdagangan Kinerja pembangunan Urusan Perdagangan ditunjukkan dengan 9 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.130 Capaian kinerja Urusan Perdagangan No

(1) 1

Capaian Kinerja Tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

Target RKPD 2012

(2)

(3)

(4)

(5)

Program Peningkatan dan

II - 161

Realisasi Capaian2 012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)


No

Capaian Kinerja Tahun 2012

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

Target RKPD 2012

(2)

(3)

(4)

(5)

Total 40%

(Juta US $) %

15 jenis

(1)

Realisasi Capaian2 012 (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

Pengembangan Ekspor (20092013). Program Pengembangan Ekspor (2008) 1) 2)

Kegiatan ekspor non migas dengan pertumbuhan 8%-8,5% per tahun. Jumlah komoditas ekspor meningkat 15 jenis komoditas

3)

Sertifikasi mutu barang 350 jenis

II.

Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional (2009-2013) / Program Pengembangan Ekspor (2008) Pengembangan kerjasama, misi dagang, kontrak dagang, dan promosi di 10 negara tujuan ekspor utama. Program Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri (2009-2013) / Program Pemberdayaan dan Penataan Basis Produksi dan Distribusi (2008) Pembinaan terhadap pelaku usaha sebanyak 5000 UU

4)

III.

5) 6)

pembangunan sarana pasar 25 unit

IV.

Program Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan (2009-2013). Tera dan tera ulang 50.000 buah

7) 8)

Pengawasan barang beredar pada pelaku usaha 2.500 UU

V.

Program Pemberdayaan Usaha Dagang Kecil dan Menengah (2009-2013) Program Perluasan dan Penguatan Lembaga Pendukung UKM (2008) Pembinaan dan bimbingan teknis terhadap pelaku usaha perdagangan sebanyak 5.000 UU.

9)

4.599 8

4.513 5,96

3.670 8,39

4.989 8

Komoditi

4

4

28

2**

350

Sertifikasi

350

529

2.304

350

10

Negara

4

4

16

2**

5.000

Unit usaha

1.500

1.605

4.508

697*

25

unit pasar

20

25

53

2**

10.000

25.521

79.401

5.000**

UU

800

946

2.518

2.500

IKM

1.000

1.150

7.917

2.200

50.000 2500

5.000

buah

Keterangan : : Telah Tercapai ; : Akan Tercapai ; : Perlu Perhatian/Upaya Keras * : Target 2013 merupakan upaya pemenuhan Target RPJMD 2008 - 2013 ** : Target RPJMD 2008 – 2013 telah tercapai dan target RKPD 2013 untuk meningkatkan cakupan

Secara umum kinerja pembangunan urusan perdagangan menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari sebanyak 9 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 8 indikator telah tercapai, dan 1 indikator akan tercapai. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian di tahun 2014 yaitu : (1) Peningkatan logistik daerah, akses pasar dalam negeri dan pemberdayaan UDKM untuk meningkatkan daya saing daerah; (2) Peningkatan Ekspor, Promosi dan efisiensi impor dalam rangka II - 162


pengembangan pasar baru dan persiapan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015; (3) Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan dalam negeri terhadap barang yang beredar. 7) Perindustrian Kinerja pembangunan Urusan Perindustrian ditunjukkan dengan 6 indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 2.131 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian No

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

(1)

(2)

(3)

I.

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) (2009-2013) Program Perluasan dan Penguatan Lembaga Pendukung UKM (2008) Pengembangan produk unggulan daerah 35 jenis produk. Penurunan kandungan bahan baku impor pada IKM 20%40%.

1) 2)

II. 3) III. 4) IV. 5) V. 6)

Program Pengembangan Sentra/Klaster Industri Potensial (2009-2013) Pengembangan klaster industri penghela 6 klaster dan klaster pendukung lainnya. Program Penataan Struktur Industri (2009-2013) Pembinaan terhadap IKM sebanyak 1.500 Unit Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri (2009-2013) Pembinaan dan bimbingan teknis terhadap 1.000 UU IKM. Program Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri Pendidikan dan latihan terhadap 3.000 unit usaha IKM dan penyaluran bantuan peralatan

35 20-40

6

Satuan (4)

jenis produk %

klaster

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Capaian 2012 2012 (5) (6)

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

5

5

30

6

40

32

32

40

3

5

14

6

1.500

IKM

2.000

3.042

17.651

2.938

1.000

IKM

400

406

903

330*

3.000

IKM

6.000

6.160

24.708

1.030**

0

KUB

0

230

755

84

Keterangan : : Telah Tercapai ; : Akan Tercapai ; : Perlu Perhatian/Upaya Keras * : Target 2013 merupakan upaya pemenuhan Target RPJMD 2008 - 2013 ** : Target RPJMD 2008 – 2013 telah tercapai dan target RKPD 2013 untuk meningkatkan cakupan

Capaian pembangunan bidang perindustrian telah menunjukkan perkembangan yang baik, dari sebanyak 6 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sejumlah 4 indikator berstatus telah tercapai, dan sejumlah 2 indikator berstatus akan tercapai. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yaitu : (1) Pengembangan industri logam, mesin dan tekstil; (2) Pengembangan industri agro, kimia dan hasil hutan untuk peningkatan daya saing II - 163


ekonomi berbasis potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan. 8) Transmigrasi Kinerja pembangunan Urusan Transmigrasi ditunjukkan dengan 5 indikator kinerja. Tabel 2.132 Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi No

(1) I 1)

2)

3) 4)

5)

Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD 20082013

Satuan

(3)

(4)

(2) Pengembangan wilayah transmigrasi Terwujudnya koordinasi & singkronisasi antar wilayah dalam penyelenggaraan transmigrasi di 19 Provinsi lokasi transmigrasi di luar Jawa Nota kesepakatan kerjasama antar wilalyah dalam pengembangan kawasan transmigrasi Tercapainya pengiriman Transmigran 7500 KK Meningkatnya kualitas menajemen pengelolaan dan pelayanan transmigran Tercapainya 7.500 Kkcalon transmigran mendapatkan Pelatihan Dasar Hukum (PDU)

19

19

7.500 35

2500

Capaian Kinerja Tahun 2012 Target Realisasi RKPD Capaian 2012 2012 (5) (6)

Provinsi

Provinsi/ naskah KSAD KK Kab/ Kota KK

Kinerja 2008 s/d 2012

Target RKPD 2013

Status

(7)

(8)

(9)

8

19

8

10

8/69

19/349

8/81

900

700

3.796

560

10

35

35

35

900

475

3.064

650

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Secara umum kinerja pembangunan ketransmigrasian tergolong baik, terlihat dari sebanyak 5 indikator yang ditargetkan dalam RPJMD, sebanyak 4 indikator telah tercapai dan 1 indikator perlu perhatian/ upaya keras. Indikator yang memerlukan perhatian/upaya keras adalah pengiriman transmigran dari Jawa Tengah sebanyak 7.500 KK pada akhir periode RPJMD. Namun demikian sampai dengan tahun 2012 baru tercapai pengiriman transmigran sebanyak 3.796 KK. Hal ini dikarenakan kuota yang disediakan oleh Pemerintah Pusat sangat terbatas dan tidak sebanding dengan animo masyarakat serta ketidaksiapan lokasi daerah calon penerima transmigran. Terkait dengan hal tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah kuota serta melakukan koordinasi dan fasilitasi dengan daerah calon penerima transmigran agar dapat segera merealisasikan MoU yang telah disepakati. Upaya yang akan dilakukan pada Tahun 2014 adalah fasilitasi penyiapan, penempatan dan pemantapan transmigrasi serta koordinasi bidang ketransmigrasian. 2.3. Evaluasi Capaian MDG’s

II - 164


Selain memperhatikan gambaran umum kondisi daerah yang telah diuraikan di atas, perlu juga untuk memperhatikan capaian MDGs hingga tahun 2012. Berikut hasil capaian MDGs di Provinsi Jawa Tengah pada setiap tujuan/ Goal. 1) Tujuan 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Tujuan ini terdiri dari 3 target dan 10 indikator yang harus dicapai hingga tahun 2015. Capaian tahun 2012, dari 10 indikator, 5 indikator telah tercapai; 2 indikator akan tercapai; dan 3 indikator perlu perhatian. Indikator yang perlu perhatian adalah : (1) persentase penduduk miskin; (2) proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum 1.400 Kkal/kapita/hr; dan (3) proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum 2.000 Kkal/kapita/hr.

Tabel 2.133 Capaian Indikator MDGs Tujuan 1 Target MDGs Status T R T R 2015 Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015 1.1 Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional. Persentase 16,56 15 16,21 13,44 14,98 8,75 Jumlah Penduduk 5,369 jt 5,256 jt 4,863 jt Miskin Garis Kemiskinan (Rp.) 192.435 217.440 233.769 1.2 - Indeks Kedalaman 2,49 2,33 2,579 2,17 2,388 1,77 Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan 0,60 0,660 0,568 Kemiskinan (P2) Target 1B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda 1.4 Laju PDRB per tenaga 6,61% 2,92% s/d 5,30% 3,25% 4,96% 4,25% – kerja 3,15% 3,6% 4,95% 1.5 Rasio kesempatan kerja 66,23% 66,38% 66,58% 67,43% 67,38% 70,38% terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas 1.6 Proporsi tenaga kerja 57,28% 58,17% 53,93% 57,45% 54,93% 55,35% yang berusaha sendiri (Feb 2012) dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Angkatan Kerja 16.856.330 16.918.797 17,09 juta Bekerja Jumlah 15.809.447 15.916.135 16,13 juta Persentase 93,79% 94,07% 94,37% Pengangguran Jumlah 1.046.883 1.002.662 0,96 juta Tingkat Pengang-guran 6,21% 6,32% - 6% 5,93% 5,8% 5,63% Terbuka (TPT) Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015 1.8 Prevalensi balita 15,70% 15,37% 12,13% 15,04% 12,13% 14,05% NO

INDIKATOR

Tahun 2010

Tahun 2011

II - 165

Tahun 2012


NO

1.8a 1.8b 1.9

INDIKATOR dengan berat badan rendah / kekurangan gizi Prevalensi balita gizi buruk Prevalensi balita gizi kurang Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkatKonsumsi minimum: - 1.400 Kkal/kapita/hr - 2.000 Kkal/kapita/hr

Tahun 2011

Tahun 2010

T

Tahun 2012 R

T

R

Target MDGs 2015

(2011)

3,30%

3,07%

0,13%

2,84%

0,05%

2,15%

12,40%

12,30%

9,87%

12,20%

6,80%

11,90%

15,22% (2009) 66,89% (2009)

14,1%

18,87%

12,98%

8,50%

56,37%

70,11%

51,10%

18,87% (2011) 70,11% (2011)

35,32%

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

2) Tujuan 2. Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua Tujuan ini terdiri dari 1 target dan 4 indikator yang harus dicapai hingga tahun 2015. Capaian tahun 2012, dari 4 indikator tersebut, 2 indikator telah tercapai dan 2 indikator akan tercapai. Tabel 2.134 Capaian Indikator MDGs Tujuan 2 NO

INDIKATOR

Tahun 2010

Tahun 2011 T

R

Tahun 2012 T

R

Target 2 A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar Angka Partisipasi 97,08 2.1 Murni (APM) SD/ MI 97,67 96,04 98,25 98,30 (2009/2010) sederajat (%) Proporsi murid kelas 1 yg berhasil 99,78 99,78 99,78 2.2 99,83 99,87 menamatkan (2009/2010) (2010) (2010) SD/MI. Angka Melek Huruf penduduk usia 15 – 2.3 24 th perempuan dan laki-laki

Target MDGs 2015

Status

100

100

- Laki-laki

100

100

100

100

100

100

- Perempuan

100

100

100

100

100

100

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

3) Tujuan 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Tujuan ini terdiri dari 1 target dan 7 indikator yang harus dicapai hingga tahun 2015. Capaian tahun 2012, dari 7 indikator tersebut , 2 indikator telah tercapai , 4 indikator akan tercapai dan 1 indikator perlu perhatian. Indikator yang perlu perhatian adalah kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian. Tabel 2.135 Capaian Indikator MDGs Tujuan 3 II - 166

Status


Target MDGs Status T R T R 2015 Target 3 A : Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 Rasio Perempuan terhadap laki-laki di tingkat 3.1 pendidikan dasar menengah dan tinggi. Rasio APM 98,13 perempuan/laki-laki 99,32 99,48 98,13 99,61 100 (2011) SD/MI/Paket A Rasio APM 105,95 perempuan/laki-laki di 105,66 103,44 105,95 102,38 100 (2011) SMP Rasio APM 100,82 perempuan/laki-laki di 98,19 98,55 100,82 98,91 100 (2011) SMA Rasio APM 90,34 perempuan/laki-laki di 124,88 119,90 90,34 114,93 100 (2011) Perguruan Tinggi Rasio melek huruf perempuan terhadap laki100 100,01 3.2 100 100,01 100 100 laki pada kelompok usia (2009) (2011) 15-24 tahun. Kontribusi perempuan 65,51% 65,91% 42,56 Mening3.3 dalam pekerjaan upahan 42,56 66,11 (2009) (2011) kat di sektor non pertanian. Proporsi kursi yang 14,75% 21,00% Mening3.4 diduduki perempuan di (Pileg 14,75% 21,00% 14,75% (2011) kat DPRD. 2009) NO

Tahun 2010

INDIKATOR

Tahun 2011

Tahun 2012

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

4) Tujuan 4. Menurunkan Angka Kematian Anak Tujuan ini terdiri dari 1 target dan 6 indikator yang harus dicapai hingga tahun 2015. Capaian tahun 2012, dari 6 indikator tersebut, 3 indikator telah tercapai dan 3 indikator akan tercapai. Tabel 2.136 Capaian Indikator MDGs Tujuan 4 NO

INDIKATOR

Tahun 2010

Tahun 2011 T

R

Tahun 2012 T

R

Target MDGs 2015

Status

Tujuan 4. Menurunkan Angka Kematian Anak Target 4 A : Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) 10,62 4.1 9,1 10,34 9 10,75 8,5 per 1.000 kelahiran hidup. (2010) - Cakupan Kunjungan 96,82 91,00 98,01 92 99,56 96,00 Neonatal Pertama (KN1). 94,14 - Cakupan Pelayanan 94,14 95,00 96 96,95 98,00 (2010) Kesehatan Bayi. Angka Kematian Balita 12,02 4.2 (AKBA) per 1.000 kelahiran 12,01 11,50 12 11,85 11,85 (2010) hidup. 81,02 - Cakupan Pelayanan 76,38 81,00 81,02 83 90,00 (2011) Kesehatan Anak Balita. Proporsi anak berusia 1 95% 94,58 94,58% 4.3 95% 95% 95% tahun diimunisasi campak. (2010) % (2011)

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

5) Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu Tujuan ini terdiri dari 2 target dan 5 indikator yang harus dicapai hingga tahun 2015. Capaian tahun 2012, dari 5 indikator tersebut, 3 indikator akan tercapai, dan 2 indikator perlu perhatian. II - 167


Indikator yang perlu perhatian tersebut adalah : (1) angka kematian ibu, dan (2) unmetneed KB. Tabel 2.137 Capaian Indikator MDGs Tujuan 5 NO

Tahun 2011

Tahun 2010

INDIKATOR

T

Tahun 2012

R

T

R

Target MDGs 2015

Status

Target 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga perempat dalam kurun waktu 1990 – 2015 Angka Kematian Ibu per 5.1 104,97 100 116,01 90 116,34 60 100.000 Kelahiran Hidup Proporsi kelahiran yang 5.2 ditolong tenaga kesehatan 93,93 98 96,79 99 97,14 100 terlatih (%) Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 Angka pemakaian kontrasepsi/ Contracep Tive Prevalence Rate (CPR) 5.3 65,2 66,5 79,32 67,9 79,92 70,60 pada perempuan menikah usia 15-49 tahun (Cara Modern) Tingkat kelahiran pada remaja 25,30 25,30 5.4 (per 1.000 perempuan usia 15 25,30 24,80 24,2 22,92 (2010) (2010) - 19 tahun) Cakupan pelayanan antenatal K4 : 5.5 92,5 93,70 93 92,99 95 (K4) 92,04 Unmet need KB (Kebutuhan 5.6 Keluarga Berencana/KB yang 11,59 9,14 10,95 8,40 10,50 4,1 tidak terpenuhi)

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

6) Tujuan 6 : Memerangi HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya Tujuan ini terdiri dari 3 target dan 12 indikator yang harus dicapai hingga tahun 2015. Capaian tahun 2012, dari 12 indiaktor tersebut, 6 indikator telah tercapai, 3 indikator akan tercapai, dan 3 indikator perlu perhatian. Indikator yang perlu perhatian adalah : (1) penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi; (2) proporsi penduduk usia 15 – 24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AID; dan (3) proporsi kasus TB. Tabel 2.138 Capaian Indikator MDGs Tujuan 6 NO

INDIKATOR

Tahun 2010

Tahun 2011 T

R

Tahun 2012 T

R

Target MDGs 2015

Status

Tujuan 6 : Memerangi HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya Target 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2015 6.1

Prevalensi HIV pada penduduk usia 15 – 24 tahun

0,25

0,3

0,29

0,4

0,29 (2011)

<0,5

6.2

Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi

30%

35%

33%

45%

37,60%

70%

II - 168


INDIKATOR

Tahun 2010

Proporsi penduduk usia 15-24 th yang memiliki pengetahuan komprehensif ttg HIV/AIDS

14,3%

NO

6.3

Tahun 2012

Tahun 2011 T

R

T

R

Target MDGs 2015

65%

32%

70%

21,25%

85%

Status

Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV / AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015 Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut 6.4 yang memiliki akses 35,33% 75% 88,99% 80% 88,52% 95% pada obat obatan antiretroviral Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (Tuberculosis) hingga tahun 2015 6.5

Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000 penduduk/tahun)

6.6

107

104

117

101

82,56

88

Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)

Belum ada Data

231

119

228

119

219

6.7

Tingkat kematian karena tuberculosis (per 100.000 pend)

2,13

<5

2,25

<4,5

1,96

<3

6.8

Proporsi kasus TB yang ditemukan melalui DOTS

53,72%

70%

59,52%

75%

58,45%

90%

6.9

Proporsi kasus TB yg disembuhkan mell DOTS (cure rate)

90,57%

86%

90,13%

87%

88,64%

90%

6.10

Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk

0,101

0,03

0,106

0,025

0,77

0,01

Penyakit Menular Lainnya: DBD **) 6.11

Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)

59,5 %

55%

15,27%

50%

19,29%

35%

6.12

Angka Kematian DBD

1,23

1

0,93

1

0,07

1

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

Tujuan 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Tujuan ini terdiri dari 4 target dan 10 indikator yang harus dicapai hingga tahun 2015. Capaian tahun 2012, dari 10 indikator tersebut, 1 indikator telah tercapai, 8 indikator akan tercapai, dan 1 indikator perlu perhatian. Indikator yang perlu perhatian tersebut adalah proporsi penduduk berakses air minum layak di perkotaan dan perdesaan. Tabel 2.139 Capaian Indikator MDGs Tujuan 7 NO

INDIKATOR

Tahun 2010

Tahun 2011 T

Target MDGs 2015

Tahun 2012

R

T II - 169

R

Status


NO

INDIKATOR

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Target MDGs 2015

Status

T R T R Tujuan 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Target 7A : Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang 7.1 Rasio luas 32% 32,20% 32% 32,40% 32% 33% kawasan tertu(2010) (2010) (2010) tup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan 7.2 Jumlah emisi 30.718 Gg 30.918 30.718 31.000 30.718 Gg Berkurang karbondioksida CO2e Gg Gg Gg CO2e 2% pada th (CO2) (2008) CO2e CO2e CO2e (2008) 2029 atau (2008) 31.500 Gg CO2 e (2015) dgn tutupan lahan sama dgn kondisi th 2010 7.3 Jumlah 28,4 ton 28,12 ton 28,4 ton 27,83 28,4 ton Jumlah konsumsi bahan (2010) (2010) ton (2010) konsumsi perusak ozon Bahan (BPO) Perusak Ozon (BPO) menjadi 27,01 ton 7.4 Proporsi 102,3 101,84 102,3 101,38 102,3 100 tangkapan ikan (2008) (2008) (2008) yang berada dalam batasan biologis yang aman Target 7B : Menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang signifikan pada tahun 2010 7.5 Rasio luas 22,34% 22,34 % 22,34% 22,34% (2010) 22,34% (2010) 22,34% kawasan (2010) Tutupan (2010) (kualitas (Peningkatan (tetap), lindung untuk (kawasan pohon pd (kawasan tutupan kualitas tutupan menjaga hutan kaw hutan pepohonan tutupan pohon pd kelestarian terdiri lindung terdiri ditargetkan pepohonan kaw lindung keanekadari meningkat dari sebesar 2% melalui meningkat ragaman hayati hutan 1% dari hutan melalui pelestarian 5% dari th terhadap total rakyat Th 2010 rakyat pelestarian keanekaragam 2010 luas kawasan dan dan keanekaragaman an hayati hutan hutan hutan hayati dengan dengan Negara) Negara) penanaman 30 penanaman 62 jenis tanaman jenis tanaman langka dan langka dan perbaikan perbaikan kawasan lindung kawasan di luar kawasan lindung di luar Hutan seluas kawasan 270 Ha) hutan seluas 599,49 Ha) 7.6 Rasio kawasan 0,000093 Kualitas 0,000093 Luas kaw 0,000093% Meningkat lindung perairan % kaw % konservasi (2010) 0,032% dg terhadap total (2010) lindung (2010) bertmbh Krg bertambah luas perairan meningkat Jeruk, Kab Tegal nya luasan territorial 1% dari 52 ha) dan kawsn Tahun kualitas kaw lindung 2010 lindung perairan meningkat 2% dr Ujung th 2010 Negoro Batang seluas 49,425 ha Target 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015. 7.7 Proporsi rumah 23,46% 46,61% 46,61% 57,72% II - 170


NO

INDIKATOR tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan Perkotaan Perdesaan

7.8

Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar, perkotaan dan perdesaan

Tahun 2010

Tahun 2011 T

R

T

R (2011)

62,50%

38,90%

63%

40,60%

75%

23,60%

18%

30,90%

20,30%

52,80%

60%

58,40%

63%

60,50%

72%

(2010)

38% (2010) 16,3% (2010)

57% (2010)

Target MDGs 2015

Tahun 2012

Status

Target 7D : Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020 Proporsi rumahtangga 7.9 4,98% 4,94% 3,70% 4,89% 3,70% (2011) 4,76% kumuh perkotaan

Keterangan : : Telah Tercapai ;

: Akan Tercapai ;

: Perlu Perhatian/Upaya Keras

2.4. Kondisi Pengembangan Wilayah 1. PDRB Kabupaten/Kota Salah satu indikasi yang dapat menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah adalah dari nilai PDRB. Untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2011 rata-rata meningkat dari tahun 2010. Dilihat dari Gambar 2.22, diketahui bahwa PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tersebar tidak merata. Kabupaten/kota yang memiliki nilai PDRB tertinggi tahun 2011 adalah Kota Semarang, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kudus. Sedangkan Kota Salatiga, Magelang dan Tegal memiliki nilai PDRB tahun 2011 terendah di Jawa Tengah. Secara lengkap, persebaran nilai PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada Gambar 2.23.

II - 171


50.000.000 40.000.000

30.000.000 20.000.000 10.000.000 Kota Salatiga Kota Magelang Kota Tegal Kota Pekalongan Kab. Wonosobo Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Temanggung Kab. Batang Kab. Demak Kab. Purbalingga Kab. Grobogan Kab. Purworejo Kab. Wonogiri Kab. Kebumen Kab. Banjarnegara Kab. Sragen Kab. Pekalongan Kab. Magelang Kab. Tegal Kab. Pemalang Kab. Boyolali Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Pati Kota Surakarta Kab. Sukoharjo Kab. Banyumas Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Semarang Kab. Brebes Kab. Kudus Kab. Cilacap Kota Semarang

0

2010

2011*)

Gambar 2.23 PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 Keterangan : Data Dukung PDRB Kabupaten/Kota Juta Rupiah No

Kab/Kota

Juta Rupiah

2010

2011*)

No

Kab/Kota

Juta Rupiah

2010

2011*)

No

Kab/Kota

2010

2011*)

1

Kota Salatiga

1,84

2,03

13

Kab. Purworejo

6,46

7,14

25

Kab. Pati

9,38

10,45

2

Kota Magelang

2,10

2,32

14

Kab. Wonogiri

6,73

7,17

26

Kota Surakarta

9,94

10,99

3

Kota Tegal

2,63

2,84

15

Kab. Kebumen

6,48

7,20

27

Kab. Sukoharjo

9,91

11,00

6,70

7,44

28

Kab. Banyumas

10,33

11,49

4

Kota Pekalongan

3,80

4,19

16

Kab. Banjarnegara

5

Kab. Wonosobo

3,92

4,32

17

Kab. Sragen

6,69

7,58

29

Kab. Kendal

10,77

12,12

6

Kab. Blora

4,28

4,64

18

Kab. Pekalongan

7,23

8,03

30

Kab. Klaten

11,27

12,18

7

Kab. Rembang

4,97

5,44

19

Kab. Magelang

8,02

8,77

31

Kab. Semarang

11,07

12,33

8

Kab. Temanggung

5,06

5,60

20

Kab. Tegal

7,93

8,79

32

Kab. Brebes

14,63

16,42

9

Kab. Batang

5,26

5,86

21

Kab. Pemalang

7,96

8,86

33

Kab. Kudus

31,46

33,83

10

Kab. Demak

5,93

6,51

22

Kab. Boyolali

8,10

9,02

34

Kab. Cilacap

39,46

44,90

11

Kab. Purbalingga

5,77

6,52

23

Kab. Jepara

9,11

10,12

35

Kota Semarang

43,39

48,46

24

Kab. Karanganyar

9,22

10,28

Provinsi

261,584

382,114

12

Kab. Grobogan

6,50

7,14

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara

2. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Selain nilai total PDRB, kondisi perekonomian di Kabupaten/Kota juga dapat dilihat dari PDRB per kapita. Apabila dilihat persebarannya, PDRB per kapita Kabupaten/Kota di Jawa Tengah juga tidak merata. Hal ini dapat dilihat dari Kabupaten/Kota yang memiliki PDRB per kapita di atas rata-rata PDRB per kapita Provinsi Jawa Tengah adalah Kabupaten Kudus, Cilacap, Kota Semarang, Surakarta dan Magelang. Sedangkan Kabupaten/Kota lainnya berada di bawah PDRB per kapita Provinsi Jawa Tengah. Sementara itu, kabupaten yang memiliki PDRB per kapita terendah adalah Kabupaten Grobogan, Blora, dan Wonosobo. Secara lengkap, persebaran PDRB per kapita Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.24. II - 172


Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Wonosobo Kab. Demak Kab. Kebumen Kab. Tegal Kab. Pemalang Kab. Banyumas Kab. Magelang Kab. Purbalingga Kab. Wonogiri Kab. Temanggung Kab. Batang Kab. Banjarnegara Kab. Pati Kab. Sragen Kab. Rembang Kab. Jepara Kab. Brebes Kab. Pekalongan Kab. Boyolali Kab. Purworejo Kab. Klaten Kota Tegal Kota Salatiga Kab. Karanganyar Kab. Semarang Kab. Sukoharjo Kab. Kendal Kota Pekalongan Kota Magelang Kota Surakarta Kab. Cilacap Kota Semarang Kab. Kudus

45.000.000 40.000.000 35.000.000 30.000.000 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 -

2010

2011*)

Jateng 2011

Gambar 2.24 PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 Keterangan : Data Dukung PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Juta Rupiah No

Juta Rupiah

Kab/Kota

2010

2011*)

No

1

Kab. Grobogan

4,96

5,44

13

2

Kab. Blora

5,16

5,58

3

Kab. Wonosobo

5,20

4

Kab. Demak

5

Kab/Kota

Juta Rupiah

2010

2011*)

No

Kab. Batang

7,45

8,28

25

14

Kab. Banjarnegara

7,71

8,55

5,71

15

Kab. Pati

7,88

5,62

6,16

16

Kab. Sragen

Kab. Kebumen

5,59

6,20

17

6

Kab. Tegal

5,68

6,29

7

Kab. Pemalang

6,31

8

Kab. Banyumas

6,64

9

Kab. Magelang

10

Kab/Kota

2010

2011*)

Kota Salatiga

10,85

11,91

26

Kab. Karanganyar

11,34

12,63

8,76

27

Kab. Semarang

11,89

13,23

7,80

8,81

28

Kab. Sukoharjo

12,02

13,33

Kab. Rembang

8,40

9,18

29

Kab. Kendal

11,97

13,44

18

Kab. Jepara

8,31

9,20

30

Kota Pekalongan

13,51

14,87

7,01

19

Kab. Brebes

8,43

9,46

31

Kota Magelang

17,80

19,62

7,38

20

Kab. Pekalongan

8,62

9,56

32

Kota Surakarta

19,90

21,98

6,78

7,41

21

Kab. Boyolali

8,70

9,68

33

Kab. Cilacap

24,03

27,30

Kab. Purbalingga

6,79

7,67

22

Kab. Purworejo

9,29

10,25

34

Kota Semarang

27,89

31,10

11

Kab. Wonogiri

7,24

7,71

23

Kab. Klaten

9,97

10,76

35

Kab. Kudus

40,47

43,45

12

Kab. Temanggung

7,15

7,89

24

Kota Tegal

10,99

11,86

13,73

15,37

Jateng

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Keterangan : * Angka Sementara

3. IPM Apabila dilihat dari IPM Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, maka dapat dilihat bahwa beberapa Kabupaten/Kota memiliki IPM di atas IPM Provinsi Jawa Tengah tahun 2011. Kabupaten/Kota yang memiliki IPM tertinggi di Jawa Tengah adalah Kota Surakarta, sedangkan IPM terendah adalah Kabupaten Brebes. IPM ini merupakan salah satu indikator untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia, sehingga dengan melihat kondisi ini, IPM Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masih sangat perlu untuk ditingkatkan guna meningkatkan kualitas hidup penduduk di tiap Kabupaten/Kota khususnya dan mendukung pencapaian kualitas hidup masyarakat Jawa Tengah pada umumnya.

II - 173


80,00 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00

64,00 Brebes Pemalang Banjarnegara Kendal Wonosobo Batang Tegal Boyolali Blora Grobogan Sragen Kebumen Wonogiri Pekalongan Cilacap Rembang Purbalingga Magelang Purworejo Banyumas Demak Jepara Kudus Pati Karanganyar Sukoharjo Klaten Kota Tegal Semarang Temanggung Kota Pekalongan Kota Magelang Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta

62,00

2010

2011

Jateng 2011

Gambar 2.25 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 Keterangan : Data Dukung IPM Kabupaten/Kota

No

Kab/Kota

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Brebes Pemalang Banjarnegara Kendal Wonosobo Batang Tegal Boyolali Blora Grobogan Sragen Kebumen

IPM 2010 2011 68,20 68,61 69,89 70,22 69,91 70,39 70,41 70,85 70,52 71,06 70,41 71,06 70,59 71,09 70,72 71,25 70,61 71,25 70,83 71,27 71,00 71,33 71,12 71,62

No

Kab/Kota

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Wonogiri Pekalongan Cilacap Rembang Purbalingga Magelang Purworejo Banyumas Demak Jepara Kudus Pati

IPM 2010 2011 71,33 71,86 71,40 71,86 71,73 72,34 72,07 72,45 72,07 72,50 72,08 72,69 72,55 72,91 72,60 72,96 72,58 73,09 72,64 73,12 72,95 73,24 72,96 73,49

No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Kab/Kota Karanganyar Sukoharjo Klaten Kota Tegal Semarang Temanggung Kota Pekalongan Kota Magelang Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Provinsi

IPM 2010 73,19 73,57 73,83 73,89 74,10 74,11 74,47 76,60 76,53 77,11 77,86 72,49

2011 73,82 73,97 74,10 74,20 74,45 74,47 74,90 76,83 76,83 77,42 78,18 72,94

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

4. IPG dan IDG IPG Kabupaten/Kota di Jawa Tengah rata-rata sudah cukup baik. Beberapa Kabupaten/Kota memiliki IPG yang lebih baik dibandingkan dengan Jawa Tengah, dengan IPG tertinggi pada tahun 2011 adalah Kota Surakarta. Sedangkan IPG terendah tahun 2011 adalah Kabupaten Brebes. IDG Kabupaten/Kota di Jawa Tengah rata-rata sudah cukup baik, IDG tertinggi pada tahun 2011 adalah Kota Surakarta, dan terendah adalah Kabupaten Brebes. Secara lengkap, persebaran IPG dan IDG Kabupaten/kota di Jawa Tengah pada tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada Gambar 2.26 dan Gambar 2.27.

II - 174


Brebes Grobogan Wonosobo Kebumen Jepara Pekalongan Cilacap Batang Tegal Banjarnegara Purbalingga Pemalang Kota Tegal Kota Pekalongan Pati Banyumas Rembang Blora Kendal Purworejo Sragen Wonogiri Boyolali Magelang Karanganyar Demak Klaten Kudus Sukoharjo Temanggung Kota Semarang Semarang Kota Magelang Kota Salatiga Kota Surakarta

90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 -

2010

2011

Jateng 2011

Gambar 2.26 IPG Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 Ketarangan : Data Dukung IPG Kabupaten/Kota IPG No Kab/Kota 2010 2011 1 Brebes 54,29 54,81 2 Grobogan 55,68 56,13 3 Wonosobo 56,26 56,89 4 Kebumen 56,59 56,97 5 Jepara 57,55 58,00 6 Pekalongan 57,60 58,20 7 Cilacap 58,41 59,37 8 Batang 59,17 60,02 9 Tegal 59,32 60,18 10 Banjarnegara 59,76 60,50 11 Purbalingga 62,48 62,89 12 Pemalang 63,28 63,84

No

Kab/Kota

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kota Tegal Kota Pekalongan Pati Banyumas Rembang Blora Kendal Purworejo Sragen Wonogiri Boyolali Magelang

IPG 2010 2011 63,34 63,92 63,47 64,04 63,58 64,14 64,01 64,65 64,11 64,87 64,35 65,20 64,59 65,30 64,67 65,49 66,10 66,69 66,27 67,12 67,66 68,37 68,26 69,15

No

Kab/Kota

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Karanganyar Demak Klaten Kudus Sukoharjo Temanggung Kota Semarang Semarang Kota Magelang Kota Salatiga Kota Surakarta Provinsi

IPG 2010 8,45 68,76 68,86 70,55 71,27 71,67 71,85 73,07 73,52 74,06 75,68 65,79

2011 69,39 69,63 69,68 70,92 71,50 72,31 72,47 73,72 73,96 74,78 76,37 66,45

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

90,00 80,00 70,00 60,00

50,00 40,00 30,00 20,00

Jateng 2011

Gambar 2.27 IDG Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 Keterangan : Data Dukung IDG Kabupaten/Kota IDG No Kab/Kota 2010 2011 1 Jepara 46,11 47,23

No 13

Kab/Kota Pati

II - 175

IDG 2010 2011 61,44 63,63

No 25

Kab/Kota Boyolali

IDG 2010 68,47

2011 68,82

Kota Salatiga

Kota Surakarta

Blora

Semarang

Demak

Temanggung

Klaten

Rembang

Pemalang

Boyolali

Kota Tegal

Banyumas

Sukoharjo

Purbalingga

Kota Magelang

Kudus

Karanganyar

Batang

2011

Kota Pekalongan

2010

Kebumen

Kendal

Pati

Kota Semarang

Wonogiri

Magelang

Banjarnegara

Cilacap

Purworejo

Sragen

Grobogan

Pekalongan

Tegal

Brebes

Jepara

-

Wonosobo

10,00


2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Wonosobo Tegal Brebes Pekalongan Sragen Grobogan Cilacap Purworejo Banjarnegara Magelang

47,44 49,07 53,94 55,20 56,06 57,65 55,17 59,49 57,80 60,12

48,06 51,70 53,95 56,81 57,18 57,45 57,72 58,30 59,23 60,79

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Kota Semarang Kendal Batang Kebumen Kudus Karanganyar Kota Magelang Sukoharjo Purbalingga Banyumas

63,46 64,42 62,29 63,18 67,01 67,87 65,29 67,78 66,33 66,57

64,48 64,65 64,74 65,63 66,05 66,44 66,78 67,46 67,47 67,64

12

Wonogiri

61,93

62,71

24

Kota Pekalongan

64,69

68,44

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Kota Tegal Pemalang Rembang Klaten Demak Temanggung Blora Semarang Kota Surakarta Kota Salatiga

Provinsi

67,77 70,26 68,02 69,23 70,23 70,83 74,72 75,91 75,75 76,28

69,18 69,95 69,97 70,41 70,84 72,00 75,08 76,92 78,06 81,45

67,96

68,99

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

5. Kemiskinan Kondisi kemiskinan di Jawa Tengah, tersebar tidak merata di Kabupaten/Kota. Hal ini terlihat dengan masih banyaknya angka kemiskinan yang berada di atas rata – rata angka kemiskinan Jawa Tengah, bahkan ada beberapa Kabupaten/Kota yang angka kemiskinan tahun 2011 meningkat dari tahun 2010. Kabupaten/Kota dengan angka kemiskinan tertinggi pada tahun 2011 adalah Kabupaten Wonosobo, Kebumen dan Rembang, dimana angka ini juga mengalami peningkatan dari tahun 2010. Sedangkan Kabupaten/Kota yang memiliki angka kemiskinan rendah, dan di bawah angka kemiskinan Jawa Tengah adalah Kota Semarang, Salatiga dan Kabupaten Kudus. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.28. 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00

2010

2011

Jateng 2011

Gambar 2.28 Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 Keterangan : Data Dukung Angka Kemiskina Kabupaten/Kota No 1 2 3 4 5 6

Kab/Kota Kota Semarang Kota Salatiga Kudus Kota Pekalongan Semarang Jepara

2010 (%)

2011 (%)

No

5,12 8,28 9,02 9,37 10,50 10,18

5,68 7,80 9,45 10,04 10,30 10,32

13 14 15 16 17 18

Kab/Kota Batang Kendal Pati Boyolali Pekalongan Magelang

II - 176

2010 (%)

2011 (%)

No

Kab/Kota

2010 (%)

2011 (%)

14,67 14,47 14,48 13,72 16,29 14,14

13,47 14,26 14,69 14,97 15,00 15,18

25 26 27 28 29 30

Klaten Sragen Demak Banjarnegara Pemalang Banyumas

17,47 17,49 18,76 19,17 19,96 20,20

17,95 17,95 18,21 20,38 20,68 21,11

Wonosobo

Rembang

Kebumen

Purbalingga

Brebes

Pemalang

Banyumas

Demak

Banjarnegara

Klaten

Sragen

Grobogan

Purworejo

Blora

Cilacap

Wonogiri

Karanganyar

Magelang

Pekalongan

Pati

Boyolali

Kendal

Batang

Temanggung

Tegal

Kota Surakarta

Sukoharjo

Kota Magelang

Jepara

Kota Tegal

Semarang

Kudus

Kota Pekalongan

Kota Salatiga

-

Kota Semarang

5,00


7 8 9 10 11

Kota Tegal Kota Magelang Sukoharjo Tegal Kota Surakarta

10,62 10,51 10,94 13,11 13,96

10,81 11,06 11,13 11,54 12,90

19 20 21 22 23

Karanganyar Wonogiri Blora Cilacap Grobogan

13,98 15,68 16,27 18,11 17,86

15,29 15,74 16,24 17,15 17,38

12

Temanggung

13,46

13,38

24

Purworejo

16,61

17,51

31 32 33 34 35

Brebes Purbalingga Rembang Kebumen Wonosobo

23,01 24,58 23,41 22,71 23,16

22,72 23,06 23,71 24,06 24,21

PROVINSI

16,56

16,21

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

6. TPT Kondisi TPT Kabupaten/Kota di Jawa Tengah juga tersebar tidak merata dan sebagian besar TPT Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada tahun 2011 berada di atas rata – rata TPT Provinsi Jawa Tengah. Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan TPT pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010. Kabupaten/kota dengan TPT tertinggi pada tahun 2011 adalah Kabupaten Pati, Kota Magelang dan Kota Tegal, bahkan kondisi TPTnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan Kabupaten/Kota dengan TPT terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Purworejo, Temanggung an Wonogiri. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.29.

14,00 12,00

10,00 8,00 6,00

4,00 2,00 Purworejo Temanggung Wonogiri Kebumen Klaten Banjarnegara Jepara Grobogan Magelang Boyolali Pemalang Blora Semarang Banyumas Pekalongan Purbalingga Wonosobo Karanganyar Rembang Kota Semarang Kudus Batang Sukoharjo Sragen Tegal Kota Surakarta Kendal Kota Salatiga Cilacap Kota Pekalongan Brebes Demak Kota Tegal Kota Magelang Pati

-

2011

2012

Jateng 2012

Gambar 2.29 TPT Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2011 Keterangan : Data Dukung TPT Kabupaten/Kota

No

TPT

Kab/Kota

No

TPT

Kab/Kota

2011

2012

2011

2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Purworejo Temanggung Wonogiri Kebumen Klaten Banjarnegara Jepara Grobogan Magelang Boyolali Pemalang

4,57 5,24 3,41 5,18 6,21 5,57 6,26 5,20 5,98 5,24 6,33

3,28 3,40 3,60 3,66 3,66 3,76 4,20 4,33 4,47 4,52 4,82

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Semarang Banyumas Pekalongan Purbalingga Wonosobo Karanganyar Rembang Kota Semarang Kudus Batang Sukoharjo

6,12 4,95 6,12 5,54 5,74 5,51 5,92 6,92 6,21 5,91 5,48

4,88 5,06 5,07 5,14 5,37 5,79 5,80 5,82 5,85 5,90 5,98

12

Blora

6,11

4,88

24

Sragen

5,27

6,00

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

II - 177

No

Kab/Kota

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Tegal Kota Surakarta Kendal Kota Salatiga Cilacap Kota Pekalongan Brebes Demak Kota Tegal Kota Magelang Pati

PROVINSI

TPT 2011

2012

6,89 6,36 5,59 6,39 6,52 7,29 6,63 5,70 7,14 8,28 7,37

6,05 6,07 6,34 6,69 7,40 7,44 8,20 8,44 8,49 8,71 12,20

5,93

5,63


Analisis kondisi pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota tahun 2011 terhadap kemiskinan, pengangguran, dan IPM tiap Kabupaten/Kota pada tahun 2011 dilakukan dengan menggunakan analisis kuadran. Kondisi pertumbuhan PDRB terhadap penurunan kemiskinan di kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kuadran yaitu : a. Kuadran I : pertumbuhan PDRB memberikan pengaruh positif terhadap tingginya penurunan angka kemiskinan, yaitu di Kabupaten Purbalingga, Batang, Cilacap, Banyumas, Brebes, Semarang, Kendal, Jepara, Pati, Sragen, Kota Surakarta, Salatiga, Semarang, dan Tegal; b. Kuadran II : pertumbuhan PDRB kecil tetapi memberikan pengaruh positif pada penurunan angka kemiskinan, yaitu di Kabupaten Tegal, Karanganyar, Demak, Temanggung, Sukoharjo, Klaten, Kudus, Rembang, Grobogan, Blora, Wonogiri; c. Kuadran III : pertumbuhan PDRB kecil dan penurunan angka kemiskinannya juga kecil, yaitu di Kabupaten Pemalang, Wonosobo, dan Magelang; d. Kuadran IV : pertumbuhan PDRB cukup tinggi tetapi tidak memberikan pengaruh positif terhadap penurunan angka kemiskinan yaitu di Kabupaten Purworejo, Banjarnegara, Kebumen, Pekalongan, Boyolali, Kota Pekalongan dan Magelang. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 2.30.

II

I

III

IV

Gambar 2.30 Analisis Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2011 dengan Penurunan Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Kondisi pertumbuhan PDRB terhadap penurunan angka pengangguran di kabupaten/kota di Jawa Tengah dikelompokkan juga menjadi 4 (empat) kuadran yaitu : a. Kuadran I : pertumbuhan PDRB memberikan pengaruh positif terhadap tingginya penurunan angka pengangguran, yaitu di II - 178


Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kendal, Pekalongan Semarang, Batang, Kota Magelang, Salatiga, Semarang, Surakarta, Tegal dan Pekalongan; b. Kuadran II : pertumbuhan PDRB kecil tetapi memberikan pengaruh positif pada penurunan angka kemiskinan, yaitu di Kabupaten Pemalang, Kebumen, Sukoharjo, Brebes, Tegal, Kudus, Demak, Grobogan, Wonogiri, Blora, dan Klaten; c. Kuadran III : pertumbuhan PDRB kecil dan penurunan angka kemiskinannya juga kecil, yaitu di Kabupaten Purworejo, Rembang, Temanggung, Karanganyar, Magelang, Wonosobo, Banjarnegara; d. Kuadran IV : pertumbuhan PDRB cukup tinggi tetapi tidak memberikan pengaruh positif terhadap penurunan angka kemiskinan yaitu di Kabupaten Pati, Boyolali, Jepara, Purbalingga dan Sragen. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 2.31.

II

I

III

IV

Gambar 2.31 Analisis Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2011 dengan Penurunan Pengangguran Kabupaten/Kota Tahun 2011 Kondisi pertumbuhan PDRB terhadap IPM di kabupaten/kota di Jawa Tengah dikelompokkan juga menjadi 4 (empat) kuadran yaitu : a. Kuadran I : pertumbuhan PDRB dan IPM tinggi, yaitu di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Purworejo, Pati, Jepara, Semarang, Pekalongan, Kota Semarang, Magelang, Surakarta, Salatiga, dan Pekalongan; b. Kuadran II : pertumbuhan PDRB kecil tetapi IPM tinggi, yaitu di Kabupaten Sukoharjo, Temanggung, Kudus, Magelang, Klaten, Rembang, Demak dan Kota Tegal; c. Kuadran III : pertumbuhan PDRB dan IPM rendah, yaitu di Kabupaten Wonogiri, Blora, Grobogan, Karanganyar, Kebumen, Wonosobo, Banjarnegara, Tegal, dan Pemalang; II - 179


d. Kuadran IV : pertumbuhan PDRB cukup tinggi tetapi IPM rendah yaitu di Kabupaten Boyolali, Batang, Brebes, Kendal, dan Sragen. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 2.32.

II

I

III

IV

Gambar 2.32 Analisis Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2011 dengan IPM Kabupaten/Kota Tahun 2011 Pengembangan wilayah pada hakekatnya ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, melalui upaya peningkatan keterpaduan program pembangunan antar wilayah dan antar sektor yang berdimensi keruangan, diarahkan untuk mengurangi kesenjangan (aspek pemerataan), meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah (aspek pertumbuhan), dan mewujudkan kelestarian lingkungan (aspek keberlanjutan), yang didasarkan pada pemanfaatan potensi sumberdaya unggulan secara terpadu dan komprehensif. Namun, dengan melihat kondisi pembangunan Kabupaten/Kota dengan beberapa indikator di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan pengembangan wilayah di Jawa Tengah yaitu antara lain : a. Pemerataan pembangunan ekonomi yang belum merata yang diindikasikan dengan tidak meratanya pertumbuhan ekonomi serta tingkat kemiskinan antar wilayah; b. Pengembangan wilayah belum didasarkan pada potensi yang dimiliki; c. Kondisi infrastruktur yang belum memadai. 2.5. Lingkungan Strategis a. Internal Faktor internal yang berpengaruh terhadap pembangunan daerah di Jawa Tengah antara lain : II - 180


1) Ekonomi Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk usia produktif yang cukup besar sebanyak 21.986.712 jiwa dan memiliki etos kerja masyarakat yang relatif baik serta nilai upah yang kompetitif dibandingkan daerah lain di Indonesia. Di sisi lain, angka kemiskinan dan pengangguran di Jawa Tengah masih tinggi, secara nasional jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah menduduki peringkat kedua terbanyak setelah Jawa Timur. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2012 sebesar 5,63% lebih rendah dari TPT nasional sebesar 6,32%, dikarenakan jumlah penduduk di Jawa Tengah termasuk terbesar di Indonesia, sehingga jika dilihat dari angka absolutnya maka TPT di Jawa Tengah masih tergolong besar yaitu 962,10 ribu orang. Selain itu, penduduk Jawa Tengah yang sudah bekerja sebagian besar masih berpendidikan dasar sehingga berpengaruh pada pilihan lapangan kerja dan peningkatan karir serta pendapatan masyarakat. Kondisi tanah yang subur menjadikan pertanian sebagai sektor utama mata pencaharian penduduk, sehingga secara nasional Jawa Tengah menjadi salah satu lumbung pangan dengan kontribusi surplus beras yang semakin meningkat, dan berperan dalam pencapaian Surplus Beras 10 Juta ton Nasional pada tahun 2014. Potensi peningkatan di sektor pertanian masih terus dikembangkan dengan peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian yang ada, melalui berbagai cara dan kebijakan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain pertanian, sektor lain yang semakin berkembang adalah industri pengolahan serta perdagangan, hotel dan restoran. Subsektor yang turut berperan di dalamnya adalah Industri Kecil dan Menengah (IKM) serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini terlihat dari kontribusi sektor tersebut dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah yang semakin meningkat. Peningkatan tersebut ditunjang oleh kebijakan penyederhanaan pelayanan investasi dianta-ranya melalui One Stop Service (OSS) dan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). Industri di Jawa Tengah saat ini masih tergantung pada bahan baku produksi impor, terutama industri tekstil dan produk tekstil yang merupakan salah satu industri padat karya dengan serapan tenaga kerja yang besar. Selain itu ketiadaan standar pelayanan investasi yang sama di tiap daerah di Jawa Tengah telah menyebabkan tidak meratanya investasi yang masuk ke Jawa Tengah. 2) Infrastruktur II - 181


Infrastruktur di Jawa Tengah dalam mendukung dan menunjang pembangunan daerah khususnya infrastruktur perhubungan ditingkatkan dengan pembangunan Jalan Jalur Lingkar Selatan (JJLS), Jalan Tol Semarang–Solo, double track kereta api, peningkatan akses Pantura – Pansela di wilayah barat dan timur Jawa Tengah, pengembangan pelabuhan pengumpul dan penumpang, serta pengembangan bandara internasional di Semarang dan Surakarta serta bandara pengumpan di beberapa wilayah Jawa Tengah. Sedangkan infrastruktur lainnya yang juga dikembangkan antara lain penyediaan air baku, air minum dan irigasi dengan pembangunan waduk dan embung. Selain itu juga dikembangkan infrastruktur penyedia energi dengan pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Solar Home System (PLTSHS), serta tidak menutup kemungkinan pengembangan PLTN. Permasalahan pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah diantaranya adalah kesenjangan infrastruktur pengembangan wilayah di bagian utara dengan bagian selatan serta keterbatasan jumlah dan kualitas infrastruktur di berbagai wilayah Jawa Tengah, hal tersebut disebabkan salah satunya karena keterbatasan pembiayaan pembangunan infrastruktur. 3) Pengembangan Wilayah Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah di Jawa Tengah menjadi pedoman dalam penyediaan lahan/ kawasan untuk berbagai kebutuhan daerah, diantaranya telah disediakannya kawasan–kawasan industri sehingga penggunaan lahan/kawasan lebih jelas dan tertata khususnya bagi dunia industri dan investor yang hendak mena-namkan modal di Jawa Tengah. Posisi wilayah Jawa Tengah yang strategis di tengah Pulau Jawa serta kondusivitas dan stabilitas wilayah yang terus terjaga, menjadikan pengembangan wilayah di Jawa Tengah akan terus meningkat sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan. Selain itu, dengan adanya kerjasama antar wilayah dalam hal kelembagaan, transportasi, SPAM dan persampahan meskipun belum optimal namun diharapkan mampu mengatasi ketimpangan pembangunan antar wilayah di Jawa Tengah. b. Eksternal Faktor ekternal yang berpengaruh terhadap pembangunan daerah di Jawa Tengah antara lain : 1) Ekonomi II - 182


Pemberlakuan perdagangan bebas antara Asia Tenggara de-ngan Cina dengan adanya ACFTA 2010 dan AEC 2015 selain menjadi tantangan karena akan meningkatkan impor produk Cina, juga membuka peluang bagi peningkatan pasar ekspor mengingat meningkatnya peluang investasi di Jawa Tengah karena ketergantungan nasional terhadap Jawa Tengah sebagai penyangga pangan, meningkatnya daya saing produk daerah, pemantapan struktur pengembangan industri dan upah buruh di provinsi lain yang lebih tinggi daripada Jawa Tengah serta adanya dukungan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Namun demikian masih perlu perhatian atas longgarnya penerapan kebijakan pengurangan subsidi BBM karena mengakibatkan defisit APBN yang akan berpangaruh juga pada pembiayaan pembangunan di Jawa Tengah. Selain itu juga harus diwaspadai pengaruh fluktuasi ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi regional, terutama berlanjutnya krisis ekonomi di Eropa dan perlambatan ekonomi Amerika Serikat. 2) Infrastruktur Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Tengah relatif memiliki lahan yang lebih luas dalam pengembangan infrastruktur. Kepadatan pelabuhan di Jakarta dan Surabaya juga menjadikan sarana pelabuhan di Jawa Tengah sebagai pilihan yang lebih efisien, sehingga perlu akselerasi pembangunan dan peningkatan pelabuhan dan infrastruktur lainnya. Hal ini sesuai dengan kebijakan pusat tentang MP3EI utamanya konektivitas antar wilayah. Walaupun komitmen pusat kepada penyelesaian pembangunan infrastruktur masih belum optimal sehingga menjadi salah satu sebab keterlambatan pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah, namun dengan mulai terbukanya kerjasama antara pemerintah dengan swasta akan dapat meningkatkan penyediaan infrastruktur di Jawa Tengah. 3) Pengembangan Wilayah Banyaknya alih fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukan di Jawa Tengah telah menyebabkan timbulnya masalah lingkungan, hal tersebut diperparah dengan kebijakan sektoral di tingkat pusat yang tidak sinkron satu sama lainnya sehingga perlu peningkatan komitmen dalam pengembangan wilayah sesuai dengan RTRWN dan potensi wilayah sesuai dengan koridor MP3EI. Wilayah Jawa Tengah juga banyak yang rentan terhadap bencana alam seperti longsor, banjir, kebakaran hutan, letusan gunung berapi dan gempa sehingga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah. II - 183


2.6. Permasalahan Pembangunan Daerah Identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilakukan dengan berdasarkan hasil gambaran umum kondisi daerah dari aspek geografi, demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah, serta mendasarkan pada hasil evaluasi RKPD Tahun 2012. Hasil proses identifikasi permasalahan ini kemudian dikerucutkan menjadi isu strategis daerah dengan memperhatikan capaian MDGs dan lingkungan strategis daerah. Identifikasi permasalahan tergambarkan secara sederhana dalam Gambar 2.33 berikut. Capaian MDGs

Gambaran Kondisi Daerah :  Geografi dan Demografi  Kesejahteraan Masyarakat  Pelayanan Umum  Daya Saing Daerah

Permasalahan

Evaluasi RKPD Tahun 2012

Isu Strategis Daerah

Lingstra

Gambar 2.33 Alur Proses Identifikasi Isu Strategis Daerah Berdasarkan hasil analisis gambaran umum kondisi daerah, serta dengan memperhatikan hasil evaluasi RKPD Tahun 2012, capaian MDG’s dan lingkungan strategis, maka permasalahan pembangunan daerah Jawa Tengah yang teridentifikasi dilihat dari aspek ekonomi, sosial, infrastruktur, lingkungan hidup, dan pemerintahan adalah : 1) Melambatnya penurunan angka kemiskinan disebabkan masih banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan; rendahnya terhadap akses pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, berusaha dan permodalan. Hal tersebut di ikuti pula dengan masih besarnya beban pemenuhan kebutuhan dasar air bersih, sanitasi, rumah layak huni dan kelayakan kecukupan pangan; 2) Capaian pertumbuhan ekonomi masih di bawah capaian rata-rata nasional; 3) Ketimpangan pendapatan antar masyarakat dan kesenjangan antar wilayah cukup tinggi; 4) Belum optimalnya kualitas, akses, serta cakupan pelayanan KB bagi Pasangan Usia Subur Pra KS dan KS-1; II - 184


5) Belum optimalnya peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak; 6) Belum memadainya kapasitas tenaga kerja sesuai tuntutan pasar kerja, perluasan kesempatan kerja dan berusaha untuk penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja; 7) Belum optimalnya pengelolaan administrasi kependudukan; 8) Belum memadainya keterampilan, kesiapan lahan dan lokasi penempatan calon transmigran, serta alokasi kuota penempatan transmigran yang tidak sebanding dengan animo masyarakat; 9) Masih rendahnya capaian APK SMA/MA/SMK; 10) Masih rendahnya jumlah pendidik yang berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikasi; 11) Belum optimalnya pendidikan;

kuantitas

dan

kualitas

sarana

prasarana

12) Belum optimalnya upaya pelestarian seni dan budaya daerah, baik upaya perlindungan, pengembangan maupun pemanfaatan; 13) Kurangnya penguasaan ketrampilan dan jiwa kewirausahaan pemuda serta kurang berkembangnya usaha ekonomi produktif dan kreatif di kalangan pemuda; 14) Belum optimalnya pola pembibitan dan pembinaan atlet olahraga serta dukungan penyelenggaraan kompetisi olahraga secara rutin dan berkelanjutan; 15) Belum optimalnya sumber daya dan layanan perpustakaan utamanya bagi masyarakat di pelosok desa; 16) Masih tingginya angka kematian ibu maternal dan angka/kasus kematian bayi dan balita; 17) Masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi buruk di Jawa Tengah; 18) Belum optimalnya cakupan imunisasi karena masih adanya penolakan sebagian kecil masyarakat yang memiliki pemahaman yang salah tentang imunisasi; 19) Masih tingginya kasus penyakit menular AIDS dan HIV serta DBD; 20) Belum optimalnya mutu pelayanan kesehatan Puskesmas) dan rujukan (BKPM,BKIM, Badan RSUD/RSJD);

dasar (PKD, Labkes dan

21) Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang belum tertangani dan diberikan bantuan, yang didukung dengan rendahnya kesadaran PSKS dan dunia usaha dalam upaya penanganan PMKS; 22) Kondisi sarana dan prasarana Panti Sosial terutama milik swasta kurang memadai sehingga penanganan PMKS kurang optimal; 23) Belum optimalnya pemanfaatan potensi air baku dan ancaman potensi banjir serta kekeringan; II - 185


24) Belum optimalnya kondisi kinerja pelayanan dan keselamatan transportasi, serta kualitas prasarana jalan dan jembatan untuk mendukung pemerataan pembangunan wilayah dan daya saing daerah; 25) Belum optimalnya intermoda transportasi dan belum selesainya pembangunan infrastruktur strategis seperti bandara, pelabuhan, double track, JJLS, serta PLTU; 26) Belum optimalnya promosi potensi investasi, standar pelayanan dan regulasi investasi serta infrastruktur pendukung investasi; 27) Masih lemahnya kualitas SDM dan Kelembagaan KUMKM, belum optimalnya pengembangan KUMKM berbasis sumber daya lokal, akses permodalan dan pemasaran; 28) Belum optimalnya promosi, rendahnya kualitas produk, jasa pariwisata, SDM pengelola obyek dan daya tarik wisata, pramuwisata maupun para pelaku pariwisata lainnya, lemahnya jejaring dan kerjasama serta kurang tersedianya sarana dan prasarana untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan; 29) Masih tingginya penggunaan bahan baku impor bagi IKM dan rendahnya sertifikasi kualitas mutu produk serta kurangnya kemitraan usaha besar dengan industri kecil; 30) Rendahnya penduduk yang memiliki terlindungi dan sanitasi dasar;

akses

air

minum

yang

31) Masih adanya penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni; 32) Belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas; 33) Terbatasnya infrastuktur jaringan irigasi, jalan usaha tani, pengetahuan dan ketrampilan petani serta kurang berkembangnya kelembagaan kelompok tani; 34) Perubahan iklim yang sulit diprediksi yang berdampak pada eksplosi hama dan penyakit, pergeseran pola tanam, kekeringan, kebanjiran; 35) Belum optimalnya peningkatan diversifikasi pangan, serta masih tingginya alih fungsi lahan pertanian; 36) Belum optimalnya pemanfaatan energi baru terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik pedesaan; 37) Masih terdapatnya lahan kritis dan kerusakan pesisir serta belum optimalnya pengelolaan kawasan konservasi, serta pemenuhan ruang terbuka hijau; 38) Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam mendukung perwujudan reformasi birokrasi; 39) Belum optimalnya penerapan SPM dalam mendukung peningkatan pelayanan publik; 40) Belum optimalnya pengelolaan dan pendayagunaan asset daerah untuk mendukung peningkatan PAD;

II - 186


41) Belum optimalnya masyarakat dalam penggunaan hak pilih Pemilukada serta rendahnya kesadaran hukum dan penghormatan HAM; 42) Terbatasnya jumlah personil aparat keamanan, ketentraman dan ketertiban serta masih rendahnya peran serta masyarakat dalam mendukung pemantapan kondusivitas daerah. 2.7. Isu Strategis Pembangunan Daerah Dari identifikasi permasalahan pembangunan daerah di Jawa Tengah, serta dengan sinkronisasi isu strategis Nasional tahun 2014 dan Prioritas Nasional, maka dapat dirumuskan isu strategis pembangunan Jawa Tengah tahun 2014 sebagai berikut : 1) Kemiskinan dan Pengangguran Kemiskinan menjadi isu strategis daerah karena hingga tahun 2012, angka kemiskinan Jawa Tengah sebesar 14,98%. Angka ini masih cukup tinggi apabila dibandingkan dengan rata - rata angka kemiskinan nasional (11,66%) dan angka kemiskinan beberapa provinsi lain di wilayah Jawa dan Bali. Adapun jumlah pengangguran Tahun 2012 sebanyak 962,10 ribu jiwa (5,63%) menurun dibandingkan tahun 2011 sebanyak 1.002,2 ribu jiwa (5,93%). 2) Daya saing ekonomi berbasis potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan Daya saing ekonomi Jawa Tengah saat ini masih harus terus dipacu, terutama pada ekonomi lokal berbasis potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan, guna menghadapi pasar global dan ACFTA yang telah berlaku sejak 2010 serta AEC 2015; Mendukung surplus beras nasional 10 juta ton, swasembada daging dan gula, serta peningkatan kesejahteraan petani. 3) Kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan masyarakat Sumberdaya manusia Jawa Tengah yang berkualitas dan berdaya saing menjadi hal yang penting untuk ditingkatkan. Indikator pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kesejahteraan sosial dan pemberdayaan perempuan dapat menggambarkan kondisi umum kualitas SDM Jawa Tengah saat ini. Sedangkan tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari pendapatan per kapita masyarakat dilihat dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita yang masih cukup rendah. 4) Infrastruktur dan pengembangan wilayah Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur serta sinkronisasi dengan penataan ruang dan wilayah untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektifitas menjadi salah satu faktor yang perlu menjadi perhatian untuk menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah didukung dengan peningkatan rasio elektrifikasi dan konservasi energi.

II - 187


5) Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana Kondisi sumberdaya alam di Jawa Tengah, dari hulu hingga ke hilir telah mengalami degradasi yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya degradasi hutan, lahan kritis, kerusakan ekosistem pesisir, yang mengakibatkan terjadinya bencana seperti banjir, kekeringan, maupun tanah longsor. Perubahan iklim juga menjadi permasalahan global yang tidak dapat dihindari di Jawa Tengah. 6) Tata kelola pemerintahan yang bersih (clean government) dan baik (good governance) Pemerintahan yang bersih dan baik saat ini menjadi isu nasional, yang juga terjadi di Jawa Tengah. Sebagai salah satu upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, maka tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik menjadi syarat utama yang harus dipenuhi. 7) Demokratisasi dan kondusivitas daerah Peran pemerintah dan partisipasi masyarakat merupakan hal penting dalam mewujudkan demokrasi bernegara yang baik. Namun tingkat partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan proses demokrasi bernegara seperti keikutsertaan dalam Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah. Kondusivitas daerah juga masih perlu ditingkatkan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman, sehingga mampu membuka peluang investasi di wilayah Jawa Tengah dan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.

II - 188


BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, masih akan berpotensi terhadap melemahnya perekonomian

dunia

sampai

dengan

akhir

tahun

2013,

yang

dimungkinkan berlanjut pada tahun berikutnya. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada daya tahan perekonomian Indonesia. Selain itu, situasi dalam negeri terkait dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, juga akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang kesemuanya akan berimbas pula pada kondisi perekonomian di Jawa Tengah ke depan. 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah a.

Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima

tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat, kecuali pada Tahun

2009

mengalami

penurunan

5,14%.

Pada

tahun

2008

pertumbuhan ekonomi sebesar 5,61%, tahun 2010 mencapai 5,84%, meningkat menjadi 6,01% pada tahun 2011 dan 6,34% pada tahun 2012.

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2011-2012, BPS Jawa Tengah

Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 b.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Selama kurun waktu tahun 2011 – 2012, nilai PDRB Jawa Tengah

mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada Tahun 2012 nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) meningkat dari tahun 2011 yaitu senilai Rp.498.614 Milyar menjadi Rp.556.479 Milyar. Demikian pula,

III - 1


nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) meningkat dari Rp.198.226 Milyar menjadi Rp.210.848 Milyar. Selanjutnya apabila dilihat dari laju pertumbuhan tiap sektor PDRB, maka laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada 3 (tiga) sektor yaitu sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan sebesar 9,36%; perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) sebesar 8,25%; serta pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,90%. Pertumbuhan cukup signifikan yang terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan merupakan gambaran dari perekonomian Jawa Tengah yang relatif stabil sehingga berpengaruh Pertumbuhan

kepada sektor

kepercayaan PHR

masyarakat

dipengaruhi

dan

oleh

dunia

tingginya

usaha. aktivitas

perdagangan, distribusi barang beredar dan relatif stabilnya suku bunga perbankan. Pertumbuhan sub sektor hotel dan restoran dipengaruhi oleh masih cukup tingginya aktivitas kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) serta minat kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah. Pertumbuhan pada sektor jasa didorong oleh meningkatnya aktivitas berbagai event, kegiatan dan hiburan yang sejalan dengan semakin baiknya kesiapan industri jasa dalam mengelola berbagai sumberdaya yang tersedia. Secara lengkap, nilai dan laju PDRB Jawa Tengah tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restauran Angkutan dan Komunikasi Keu, Real Estt & Jasa Perh. Jasa-jasa

ADHB (Milyar Rupiah)

ADHK (Milyar Rupiah)

Laju Pertumbuhan (%)

2011**)

2012**)

2011**)

2012**)

2011**)

2012**)

95.094

104.311

35.421

36.712

1,33

3,71

4.726

5.239

2.193

2.355

4,91

7,38

166.108

182.715

65.528

69.012

6,74

5,46

4.984

5.648

1.684

1.820

4,30

6,38

29.747

33.352

11.712

12.573

6,34

6,98

98.268

112.908

43.072

46.719

7,53

8,25

29.172

32.951

10.645

11.486

8,56

7,90

17.684

19.993

7.503

8.206

6,62

9,36

52.828

59.359

20.464

21.961

7,54

7,32

PDRB 498.614 556.479 198.226 210.848 6,01 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik (BRS), 2013 Keterangan : **) Angka Sangat Sementara

III - 2

6,34


Apabila dilihat dari proporsi kontribusi sektor pada PDRB Jawa Tengah tahun 2012, maka 3 (tiga) sektor memberikan kontribusi terbesar pada PDRB yaitu industri pengolahan (32,83%); perdagangan, hotel dan restoran (20,29%); serta pertanian (18,74%). Selanjutnya apabila dilihat dari kondisi PDRB selama dua tahun terakhir (2011-2012), maka telah terjadi pergeseran kontribusi sektor PDRB dimana 2 (dua) sektor mengalami penurunan yaitu pertanian dari 19,07% menjadi 18,74%; industri pengolahan dari 33,31% menjadi 32,83%. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran dari 19,71% menjadi 20,29%; sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dari 3,55% menjadi 3,59%; dan sektor jasa-jasa dari 10,60% menjadi 10,67%. Sementara untuk 4 (empat) sektor lainnya yaitu pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air bersih; konstruksi; pengangkutan dan komunikasi kontribusinya tetap. Kontribusi sektor pada PDRB Jawa Tengah Tahun 2011 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2012 No

Lapangan Usaha

2011**)

2012**)

(%)

(%)

19,07

18,74

0,95

0,94

33,31

32,83

1

Pertanian

2

Pertambangan & Penggalian

3

Industri Pengolahan

4

Listrik, Gas & Air Bersih

1,00

1,02

5

Konstruksi

5,97

5,99

6

Perdagangan, Hotel dan Restauran

19,71

20,29

7

Angkutan dan Komunikasi

5,85

5,92

8

Keuangan, Real Estat & Jasa Perh.

3,55

3,59

9

Jasa-jasa

10,60

10,67

100

100

PDRB

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik (BRS), 2013 Keterangan : **) Angka Sangat Sementara

Selanjutnya apabila dilihat dari distribusi PDRB menurut sisi penggunaan pada tahun 2012, maka komponen penggunaan untuk konsumsi rumah tangga masih memberikan sumbangan terbesar pada PDRB Jawa Tengah (64,0%), walaupun proporsinya menurun dibanding tahun 2011 (64,2%). Hal ini menunjukkan bahwa pasar domestik tetap memiliki potensi yang cukup besar sebagai basis pemasaran produk barang dan jasa. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011, maka komponen penggunaan yang mengalami peningkatan adalah pembentukan modal tetap bruto (dari 18,5% menjadi 19,6%) dan ekspor Jawa

III - 3


Tengah memberikan kontribusi meningkat (dari 1,6% menjadi 2,7%). Meningkatnya ekspor tersebut menunjukkan bahwa produk ekspor Jawa Tengah

masih

mampu

untuk

bersaing

di

pasar

global,

sehingga

diperlukan upaya untuk mengembangkan diversifikasi produk barang yang potensial sebagai komoditas ekspor. Secara lengkap distribusi PDRB menurut penggunaan dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Distribusi PDRB Jawa Tengah Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2011 – 2012 No

Komponen Penggunaan

2011**)

2012**)

64,2

64,0

1,4

1,4

1

Konsumsi Rumah Tangga

2

Konsumsi Lembaga Non Profit

3

Konsumsi Pemerintah

11,3

11,1

4

PMTB

18,5

19,6

5

Ekspor

1,6

2,7

PDRB

100

100

Sumber

: Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik (BRS), 2013 Keterangan : **) angka sangat sementara

PDRB per kapita merupakan PDRB yang dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2012, PDRB per kapita Jawa Tengah ADHB mencapai Rp.16,7 juta, dan PDRB per kapita ADHK sebesar Rp.6,3 juta. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011, maka PDRB per kapita tahun 2012 mengalami peningkatan cukup baik. Untuk PDRB per kapita ADHB tahun 2012 meningkat sebesar 8,8 persen dari tahun 2011, PDRB per kapita ADHK tahun 2012 meningkat 3.7 persen dari tahun 2011. Secara lengkap PDRB per kapita Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2011 - 2012 No

Uraian

2011**)

2012**)

1

PDRB per Kapita ADHB (ribu rupiah)

15.376,1

16.726,1

2

PDRB per Kapita ADHK (ribu rupiah))

6.112,8

6.337,5

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik (BRS), 2013 Keterangan : **) angka sangat sementara

c.

Inflasi Sedangkan untuk angka inflasi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar

4,24%, lebih tinggi dari inflasi tahun 2011 sebesar 2,68%, namun masih pada kisaran target inflasi tahun 2012 sebesar 5 – 6%. Meningkatnya angka inflasi tersebut disebabkan oleh fluktuasi harga bahan makanan

III - 4


(volatile foods) antara lain: daging ayam ras, bawang merah dan cabe merah. Inflasi tahun 2012, diharapkan tidak akan berpengaruh secara signifikan pada kondisi perekonomian tahun 2013, dengan catatan daya beli

masyarakat

tetap

terjaga,

kenaikan

harga

kebutuhan

pokok

masyarakat dapat dikendalikan (administered prices), meskipun ada rencana kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan Tarif Tenaga Listrik (TTL). Di sisi lain perlu adanya antisipasi terhadap ekspektasi masyarakat yang berpotensi menyebabkan terjadinya inflasi pada bulanbulan berikutnya. Perkembangan inflasi Jawa Tengah dari tahun 20082012 dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2008-2012

Gambar 3.2 Inflasi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 d.

Nilai Tukar Petani (NTP) Tingkat kesejahteraan petani ditunjukkan dengan Indeks Nilai Tukar

Petani (NTP) sebesar 106,37 pada Bulan Desember 2012. Lebih kecil 0,25 bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada Tahun 2011 yaitu sebesar 106,62. Hal ini disebabkan adanya penurunan indeks NTP pada sub

sektor

Hortikultura,

Tanaman

Perkebunan

Rakyat

(TPR)

dan

Perikanan. Penurunan disebabkan harga pada komoditas hortikultura pada kelompok buah-buahan mengalami kenaikan, tetapi disisi lain kelompok sayur-sayuran mengalami penurunan. Sedangkan penurunan pada sub sektor TPR disebabkan turunnya harga komoditas karet, aren dan kelapa. Pada sub sektor perikanan penurunan dikarenakan ada fluktuasi harga pada komuditas ikan kembung, tengiri, nila dan lele. 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, masih akan berpotensi terhadap melemahnya perekonomian dunia pada tahun 2014. Hal ini diperkirakan secara tidak

III - 5


langsung akan berpengaruh pada daya tahan perekonomian Indonesia. Situasi dalam negeri terkait dengan pembatasan BBM bersubsidi, kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL), serta pelaksanaan pemilihan umum Legislatif,

Presiden

dan

Wakil

Presiden

2014

diperkirakan

dapat

meningkatkan terjadinya sentimen masyarakat. Hal tersebut diprediksikan dapat memicu timbulnya isu distribusi dan ketersediaan barang kebutuhan primer dan bahan baku produksi sehingga berdampak pada kondisi perekonomian domestik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia pada Tahun 2013 diprediksikan mencapai 6,3% dengan asumsi konsumsi domestik dan investasi masih bertahan kuat. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah pada APBN Tahun 2013 sebesar 6,8%. Perkuatan infrastuktur ekonomi nasional terus diupayakan agar pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pemerataan kekuatan ekonomi pada semua wilayah dan sektor usaha. Impor barang Jawa Tengah pada Tahun 2013 diperkirakan masih akan kembali meningkat sejalan dengan semakin tingginya permintaan barang produksi dan konsumsi. Di sisi lain, kebijakan impor hortikultura yang mulai berlaku pada tahun 2013 diharapkan dapat mengendalikan kenaikan harga komoditas hortikultura. Kondisi perekonomian di Jawa Tengah Tahun 2014 akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia dan kondisi perekonomian nasional. Sejalan dengan kondisi tersebut, tantangan yang dihadapi Jawa Tengah dalam perekonomian daerah adalah: 

Berlakunya perdagangan bebas antara Asia Tenggara dan China ACFTA 2010 dan Asia Economic Community (AEC) 2015;

Masih tingginya permintaan impor produk bahan baku industri;

Longgarnya penerapan kebijakan pengurangan subsidi BBM;

Pengaruh fluktuasi ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi regional;

Keterlambatan penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis;

Komitmen dukungan pemerintah Pusat ke Jawa Tengah sebagaimana peran yang ditetapkan untuk Provinsi Jawa Tengah masih belum optimal;

Alih fungsi lahan tidak sesuai peruntukan;

Kerentanan wilayah terhadap bencana;

Kebijakan sektoral yang kurang sinkron. Menghadapi berbagai tantangan tersebut, peluang yang dapat

dimanfaatkan adalah: 

Meningkatnya peluang pasar ekspor; III - 6


Meningkatnya dukungan program CSR dan PKBL;

Meningkatnya peluang investasi;

Ketergantungan nasional terhadap Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi penyangga pangan;

Meningkatnya daya saing produk industri dan pemantapan struktur pengembangan industri;

Relatif lebih tingginya upah buruh di provinsi lain;

Keterbatasan lahan di provinsi lain;

Tingginya kepadatan pelabuhan di Jakarta dan Surabaya;

Meningkatnya peluang kerjasama pemerintah dengan swasta;

Akselerasi

dan

komitmen

dukungan

infrastruktur

MP3EI

dan

pengembangan potensi wilayah; 

Meningkatnya komitmen dalam pengembangan wilayah (RTRWN). Berdasarkan kondisi perekonomian Jawa Tengah saat ini, serta

memperhatikan tantangan dan peluang ke depan, maka perekonomian Jawa Tengah tahun 2014 dan 2015 dapat diprediksikan sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5 Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2012, Target Tahun 2013 dan Prediksi Tahun 2014 - 2015 No

Indikator

2011

2012

2013

2014*)

2015*)

1.

2.

PDRB : Atas dasar harga berlaku (Trilyun Rp) Atas dasar harga konstan (Trilyun Rp) Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

498,614

556,479

568,416

603,317

638,219

198,226

210,848

213,412

221,005

228,559

6,01

6,34

5,8 - 6,2

6,3 - 6,7**)

6,4-6,8**)

3.

Inflasi (%)

2,68

4,24

5±1

5±1

5±1

4.

15,099

16,726

17,554

18,632

19,569

6,002

6,337

6,591

6,825

7,009

89,170

110,805

114,401

119,500

124,88

5,93

5,63

5,60

5,60-5,50

5,50-5,40

7.

PDRB/Kapita atas dasar harga berlaku (Juta Rp) PDRB/Kapita atas dasar harga konstan (Juta Rp) Kebutuhan investasi (Trilyun Rp.) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Kemiskinan (%)

16,21

14,98

13,27

11,58-11,37

10,00-9,80

8.

Nilai Tukar Petani (NTP)

106,62

106,37

108,67

107,27

107,57

5. 6.

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Berita Resmi Statistik (BRS), 2013 Keterangan : Tahun 2013 adalah Target RPJMD 2008-2013 / RKPD 2013 *) Angka prediksi **) Angka prediksi Bappeda Prov. Jateng dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng - DIY

III - 7


Dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang semakin positif sesuai

dengan

target

memperhatikan

kondisi

yang

telah

perekonomian

direncanakan, global

dan

serta nasional,

dengan maka

kebijakan ekonomi Jawa Tengah diarahkan : 1. Menjaga realisasi investasi yang positif Kegiatan investasi diperkirakan masih akan terus berkembang sejalan dengan komitmen Jawa Tengah untuk meningkatkan daya saing melalui pengembangan iklim investasi yang kondusif serta kegiatan perekonomian yang mampu mengedepankan peningkatan keunggulan kompetitif, peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), pengembangan berbagai infrastruktur pendukung investasi, optimalisasi sumber energi baru serta pengembangan potensi IKM dan UMKM disamping tetap mempertahankan kondusivitas keamanan dan politik. Kebutuhan investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut, diprediksikan sejumlah Rp.119,500 Trilyun. 2. Mendorong pertumbuhan PDRB dengan mengutamakan sektor-sektor unggulan penyumbang terbesar pada PDRB PDRB Jawa Tengah tahun 2014 diprediksikan akan mencapai sekitar Rp.603,317 Trilyun (berdasarkan harga berlaku). Sektor industri pengolahan diperkirakan masih menjadi sektor ekonomi utama, sedangkan sektor perdagangan hotel dan restoran; sektor jasajasa serta sektor pertanian, juga mempunyai peran strategis dalam kontribusi terhadap PDRB. Dari sisi penggunaan, diprediksikan konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pertumbuhan perekonomian. 3. Mendorong bergeraknya sektor riil yang dapat langsung berdampak positif pada perekonomian masyarakat. Visit Jawa Tengah 2013 sebagai event pariwisata diharapkan mampu menarik kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri serta dapat memberikan dukungan pada bergeraknya berbagai sektor riil Jawa Tengah yang secara langsung dapat memberikan manfaat bagi pelaku usaha dan masyarakat. Hal tersebut secara positif akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah serta di dukung

pula

oleh

mulai

beroperasinya

berbagai

infrastruktur

pendukung perekonomian daerah. 4. Menjaga stabilitas harga pada kelompok kebutuhan masyarakat di pasar. Inflasi Jawa Tengah tahun 2014 diprediksikan pada kisaran 5Âą1%, dengan tekanan inflasi pada kebijakan pemerintah tentang pembatasan

BBM

bersubsidi, III - 8

kenaikan

TTL,

serta

pelaksanaan


pemilihan umum Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; Jumlah Uang Beredar; adanya fluktuasi harga pada jenis komoditas volatile foods dan kemungkinan meningkatnya harga bahan baku produksi.

Pada

harga

kelompok

barang

administered

price

diprediksikan dapat terkendali bila tidak ada kebijakan untuk menaikkan harga yang dapat memicu terjadinya inflasi, khususnya pada komponen BBM. Oleh sebab itu upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan BBM dan substitusinya semakin mendesak. 5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor Tahun 2014 ekspor Jawa Tengah diperkirakan masih tertuju pada pasar ekspor antara lain Amerika, Jepang dan China dengan komoditas berupa tekstil dan produk tekstil, barang kayu dan olahan kayu, hasil manufaktur pabrik serta hasil pertanian, dengan neraca ekspor diprediksi semakin meningkat. Oleh sebab itu kebijakan dalam strategi pengembangan ekspor difokuskan pada pengembangan pasar baru dan jenis produk ekspor, terlebih lagi dengan diberlakukannya ACFTA dan AEC Tahun 2015. Dengan terjaganya tingkat pertumbuhan ekonomi yang konstan serta stabilitas dan ketersediaan barang modal produksi, diharapkan akan membuka berbagai lapangan kerja, sehingga dapat menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka pada Tahun 2014 menjadi 5,6 – 5,5% dari total jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk miskin menjadi 11,58 – 11,37%. 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Kinerja keuangan daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 diperkirakan akan mengalami peningkatan, karena adanya peningkatan pendapatan daerah yang diprediksikan sebesar Rp.12.433.157.547,-, terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 7.261.786.795,-; dana perimbangan sebesar Rp. 2.394.664.102,-; dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp. 2.776.706.650,-. Sumber pendapatan utama PAD Provinsi Jawa Tengah berasal dari Pajak Daerah yaitu Pajak kendaraan Bermotor, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Potensi PAD provinsi diperkirakan meningkat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 97 Tahun 2012 tentang Pengendalian Lalu Lintas dan Perpanjangan Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), rencana penetapan Perda Penyertaan Modal Tahun 2013, pemberlakuan Perda Jawa Tengah Nomor 3 tahun 2013 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah, dan adanya III - 9


pemberlakuan Pajak Rokok tahun 2014. Secara rinci perkembangan realisasi dan proyeksi pendapatan daerah Provinsi Jawa

Tengah dapat

dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 dan Proyeksi Tahun 2014 - 2015 No 1.

Jumlah (Rp. 000,-)

Uraian PAD

R. 2010

R. 2011

4.785.133.227

5.564.233.151

2013**)

2014 ***)

2015 ***)

6.629.136.044

6.625.624.955

7.261.786.795

7.479.640.398

R.2012 *)

1.1.

Pajak Daerah

3.893.699.996

4.599.046.986

5.590.597.156

5.483.987.700

6.032.386.470

6.213.358.064

1.2.

Retribusi Daerah

127.651.268

64.549.242

68.250.252

74.381.172

77.972.984

80.310.422

1.3.

Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan

195.631.744

211.976.158

238.231.932

252.770.000

279.440.000

287.823.200

1.4.

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

568.150.217

688.660.763

732.056.702

814.486.083

871.987.341

898.148.712

2.

Dana Perimbangan

1.811.657.949

1.950.189.365

2.318.806.099

2.420.344.820

2.394.664.102

2.394.664.102

2.1.

Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak

614.565.942

622.219.342

751.282.698

666.962.941

723.804.733

723.804.733

2.2.

DAU

1.168.787.757

1.276.180.223

1.516.892.951

1.670.859.369

1.670.859.369

1.670.859.369

2.3.

DAK

28.304.250

51.789.800

50.630.450

82.522.510

-

-

29.525.812

33.247.286

2.746.365.589

2.856.256.841

2.776.706.650

2.777.498.650

2.067.000

1.740.750

2.694.197.224

2.834.430.710

2.750.306.650

2.750.306.650

24.590.163

27.209.938

16.371.911

21.826.131

-

-

35.124.829

-

26.400.000

27.192.000

3.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

3.1

Dana Penyesuaian

3.2

Dana Insentif Daerah

3.3

Pendapatan Hibah dari Badan/ Lembaga

3.4

Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah

3.5

-

3.103.572

-

-

-

-

Pendapatan lainnya

2.868.649

1.193.026

671.625

2.8.010.000

-

-

Jumlah Pendapatan Daerah (1+2+3)

6.626.316.989

7.547.669.803

11.694.307.732

11.930.236.616

12.433.157.547

12.651.803.150

Sumber : DPPAD Provinsi Jawa Tengah dan Biro Keuangan Setda Prov. Jateng, 2013 Keterangan : *) Realisasi sebelum Un Audit **) Anggaran Murni Tahun 2013 ***) Angka Proyeksi

Kontribusi masing-masing sumber pendapatan daerah dapat dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan daerah. Proporsi PAD Jawa Tengah terhadap total pendapatan daerah dalam kurun waktu tiga tahun (2010-2012) cukup tinggi, yaitu mencapai 72,21% (tahun 2011), 73,72% (tahun 2011), dan 56,69% (tahun 2012), terutama bersumber dari pajak daerah. Dana perimbangan dari pemerintah pusat hanya memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah sekitar 19,83%, dan sisanya berupa lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 23,48%. Kontribusi masing-

III - 10


masing sumber pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Persentase Sumber-sumber Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 No.

Uraian

2010

2011

2012 *)

2013**)

1

Pendapatan Asli Daerah

72,21

73,72

56,69

55,66

1.1

Pajak daerah

58,76

60,93

47,81

46,07

1.2

Retribusi daerah

1,93

0,86

0,58

0,62

1.3

Hasil pengel. Kekada yg dipisahkan

2,95

2,81

2,04

2,12

1.4

Lain - lain PAD yang sah

8,57

9,13

6,26

6,84

2.

Dana Perimbangan

27,34

25,84

19,83

20,33

2.1

Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak

9,27

8,24

6,43

5,60

2.2

DAU

17,6

16,91

12,97

14,03

2.3

DAK

0,43

0,69

0,43

0,69

3.

Lain-lain Pendapatan yang Sah

0,45

0,44

23,48

23,99

3.1

Dana penyesuaian

0,03

0,02

23,03

23,81

3.2

Dana insentif daerah

0,37

0,36

0,14

0,18

3.3

Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga

-

-

0,30

-

3.4

Dana Percepatan Pemb. Infrastruktur Daerah

0,04

-

3.5

Pendapatan lainnya

0,02

0,01

0,04

-

Jumlah Pendapatan Daerah(1+2+3) 100,00 100,00 100,00 Sumber : DPPAD Provinsi Jawa Tengah dan Biro Keuangan Setda Prov. Jateng, 2013 Keterangan : *) Realisasi sebelum Un Audit **) Anggaran Murni Tahun 2013

100,00

Belanja daerah Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 4 (empat) tahun (2010-2013), cenderung mengalami peningkatan baik Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung. Secara proporsi, Belanja Tidak Langsung lebih besar dibandingkan Belanja Langsung. Hal tersebut dikarenakan komponen Belanja Tidak Langsung tidak hanya untuk Belanja Pegawai, namun juga meliputi Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa serta Belanja Tidak Terduga yang kesemuanya bukan merupakan belanja rutin, namun pada hakekatnya merupakan belanja modal atau pembangunan di Kabupaten/Kota serta bantuan langsung kepada masyarakat. Idealnya prosentase Belanja Langsung lebih besar dari pada Belanja Tidak

Langsung,

namun

pembangunan

pertanian,

infrastruktur,

pengentasan

banyak

program

pengembangan kemiskinan

pembangunan

ekonomi dan

lokal,

pendidikan

khususnya penanganan yang

harus

ditangani, merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga untuk percepatan pelaksanaan pembangunan dan mengurangi kesenjangan

III - 11


antar Kabupaten/Kota maka penyediaan anggaran tidak dapat dialokasikan pada Belanja Langsung, karena alokasi Belanja Langsung merupakan penyediaan anggaran untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Secara rinci belanja daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 dan persentase proporsinya dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9. Tabel 3.8 Realisasi Belanja Daerah Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012 dan Anggaran Belanja Daerah Jawa Tengah Tahun 2013 No.

Uraian

2010

Realisasi Tahun (Rp.000,-) 2011 2012 *)

TA. 2013**) (Rp.000,-)

Belanja Tidak langsung

3.796.513.883

5.296.203.049

8.540.012.836

9.218.308.025

1.1.

Belanja Pegawai

1.069.384.502

1.177.690.905

1.241.600.971

1.546.700.206

1.2.

Belanja Bunga

0

0

0

0

1.3.

Belanja Hibah

68.261.172

104.349.805

3.123.911.500

3.978.087.983

344.916.345

384.067.344

7.548.325

11.862.100

1.182.878.412

1.694.471.481

2.253.337.259

2.206.450.468

1.116.008.176

1.932.795.166

1.908.190.237

1.437.313.268

15.065.275

2.828.346

5.424.543

37.894.000

2.171.519.886

2.480.502.777

2.906.831.268

3.511.928.591

1.

1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 2.

Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung

2.1.

Belanja Pegawai

209.968.578

203.990.528

318.033.644

386.875.899

2.2.

Belanja Barang Jasa

1.542.074.983

1.812.185.241

1.977.523.313

2.129.003.160

2.3.

Belanja Modal

419.476.324

464.327.008

661.274.310

996.049.532

Total Jumlah Belanja (1+2)

5.968.033.770

7.776.705.827 11.446.844.105 12.730.236.616

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah, 2013 Keterangan : *) Realisasi sebelum Un Audit **) APBD Murni

Tabel 3.9 Persentase Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 No. 1. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.

Uraian Belanja Tidak langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial

Realisasi (%) 2010

2011

2012*)

62,55 18,14 0,00 1,09 5,66

63,24 19,52 0,00 1,39 4,44

74,61 10,85 0 27,29 0,06

III - 12

TA. 2013**) (%) 72,41 12,15 31,25 0,09


No.

Uraian

Realisasi (%) 2010

1.5. 1.6. 1.7. 2. R52.1. 2.2. 2.3.

Belanja Bagi Hasil 18,94 Belanja Bantuan Keuangan 18,23 Belanja Tidak Terduga 0,48 Belanja Langsung 37,45 Belanja Pegawai 3,67 Belanja Barang Jasa 26,41 Belanja Modal 7,37 Jumlah Belanja (1+2) 100,00 Sumber : Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah, 2013 Keterangan : *) Realisasi sebelum Un Audit **) APBD Murni

2011

2012*)

17,69 19,79 0,41 36,76 3,41 26,26 7,08 100,00

19,69 16,67 0,05 25,39 2,77 17,28 5,34 100,00

TA. 2013**) (%) 17,33 11,29 0,30 27,59 3,04 16,72 7,83 100,00

Prakiraan kebutuhan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.12,991 Trilyun terdiri dari : 1) Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.8,872 Trilyun akan dipergunakan untuk belanja pegawai, hibah, bantuan sosial termasuk pemberian bantuan sosial pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebesar Rp.24,50 Milyar, bagi hasil, bantuan keuangan termasuk bantuan kepada 7.809 Pemerintahan Desa sebesar Rp.117,13 Milyar dan Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan sebesar Rp.9,1 Milyar, serta belanja tidak terduga; 2) Belanja Langsung sebesar Rp.4,119 Trilyun akan dipergunakan untuk Program di tiap SKPD, Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

dan Belanja Urusan Wajib dan Pilihan termasuk

peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni sebesar Rp.5,04 Milyar. Prediksi indikasi awal anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.10.

III - 13


Tabel 3.10 Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Urusan Kewenangan APBD Tahun Anggaran 2011-2013, Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2014 dan Prakiraan Maju Tahun Anggaran 2015 (Rp.000,-) NO

URUSAN / PROGRAM

1

2

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

URUSAN WAJIB Pendidikan Kesehatan Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Penataan Ruang Perencanaan Pembangunan Perhubungan Lingkungan Hidup Pertanahan Kependudukan dan Catatan Sipil Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Sosial Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Penanaman Modal Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kesatuan Bangsa Politik dan Dalam Negeri Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Ketahanan Pangan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

PAGU INDIKATIF TA. 2014

PRAKIRAAN MAJU TA. 2015 7

APBD TA. 2011

APBD TA. 2012

APBD TA. 2013

3 1.159.130.257 206.157.311 103.924.899 388.919.212 13.322.500 2.780.000 13.074.021 30.190.720 16.336.249 2.155.000 1.515.000

4 1.466.252.009 218.990.078 165.254.255 515.759.270 18.340.401 5.720.338 15.362.630 47.928.650 29.835.001 3.394.192 2.425.000

5 1.826.536.446 218.618.021 213.950.744 749.360.038 20.325.000 5.050.000 16.350.000 39.091.464 42.935.000 4.015.000 2.588.750

6 2.178.379.536 240.479.823 322.694.646 877.911.724 31.260.000 5.050.000 22.950.000 47.071.000 42.905.000 3.720.000 3.350.000

7.649.390

9.415.495

8.668.750

9.835.625

30.313.000

3.997.363 18.956.647 22.959.576 36.452.658 5.900.000 13.464.000 34.196.066 17.099.225

5.428.102 36.009.350 17.438.532 33.022.150 6.900.000 14.450.000 24.828.600 22.921.936

4.270.000 34.976.837 15.175.000 33.485.000 5.050.000 17.150.000 30.400.500 46.828.160

4.941.750 47.756.118 23.491.000 37.980.000 6.675.000 18.990.000 34.960.000 44.730.000

6.935.000 71.121.118 30.653.725 76.885.000 9.700.000 30.675.000 59.047.000 38.643.000

152.354.284

181.936.262

224.112.561

245.230.040

247.028.200

37.673.406 6.241.556

47.916.858 12.164.605

49.740.950 14.275.000

57.750.000 14.315.000

64.550.000 18.347.435

III - 14

3.025.133.238 267.444.161 561.935.809 1.271.171.000 34.500.000 7.675.000 27.496.000 103.410.000 55.097.150 4.070.000 5.350.000


(Rp.000,-) NO

URUSAN / PROGRAM

1 23. 24. 25. 26.

2

238.215.330

253.296.900

341.947.106

82.710.718 13.316.430 37.072.665 23.315.000 33.789.000 16.825.565 47.324.435 776.092

91.685.258 11.234.902. 32.520.000 17.545.000 39.290.170 14.480.000 30.875.000 585.000

95.950.000 12.820.000 35.400.000 18.160.000 35.066.900 20.250.000 34.750.000 900.000

107.660.000 17.740.000 49.085.000 26.340.000 38.037.106 28.250.000 73.250.000 1.585.000

1.243.019.677

1.325.503.086

1.447.176.815

1.687.966.291

1.540.450.509

2.622.212.558

3.046.885.000

3.511.928.591

4.119.642.727

4.907.530.853

APBD TA. 2012

APBD TA. 2013

3 1.145.000 2.875.957 13.432.302 6.357.915

4 1.250.000 3.747.681 17.191.777 8.620.846

5 1.200.000 5.000.000 17.615.000 6.305.000

220.062.624

255.129.905

78.115.117 10.095.524 40.210.000 10.074.250 30.424.820 11.055.837 39.433.726 653.350

NON URUSAN + BLUD TOTAL

Statistik Kearsipan Komunikasi dan Informatika Perpustakaan URUSAN PILIHAN

27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

1.700.000 5.118.725 18.914.085 8.600.000

PRAKIRAAN MAJU TA. 2015 7 1.600.000 7.490.000 19.415.640 13.580.000

APBD TA. 2011

Pertanian Kehutanan Energi dan Sumber Daya Mineral Pariwisata Kelautan dan Perikanan Perdagangan Perindustrian Transmigrasi

Sumber : Bappeda Prov. Jawa Tengah, 2013

III - 15

PAGU INDIKATIF TA. 2014 6


Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah, adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun anggaran berikutnya, dan pada hakekatnya meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Penerimaan Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah dari Tahun 2010-2013 sebagian besar bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya dengan jumlah SiLPA cenderung fluktuatif, dan selanjutnya diprediksikan akan semakin kecil. Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan Daerah untuk pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal. Selengkapnya Pembiayaan Daerah dapat dilihat pada Tabel 3.11.

III - 16


Tabel 3.11 Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012, Prediksi Tahun 2013 dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 – 2015 No. 1. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8 1.9 1.10

Jenis Penerimaan dan Pengeluaraan Pembiayaan Daerah

SiLPA Penerimaan Dana Talangan Pengadaan Pangan Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir UKM & IKM Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Sapi Kereman Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Peralatan utk IKM Penerimaan Piutang Daerah Penerimaan Dana Bergulir Penempatan TKI ke LN Penerimaan Dana Bergulir Kemitraan Hutan Rakyat Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Kepada Kelompok Tani Penerimaan Kembali Dana Bergulir Pembangunan Gedung BPR/BKK

1.12

Pencairan dana cadangan

2.1.

R 2010

R 2011

2014***)

2015***)

850.362.509 48.795.000 1.000.000

1.232.139.507 425.000 6.411.284

705.308.166 800.000 1.627.793

300.000.000 0 0

666.676.328

657.830.867

0 0

0 0

3.570.639

0

0

0

0

0

359.959

0

0

0

0

0

472.886

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

70.625

0

0

0

0

0

200.000

100.000

0

0

0

0

116.300

0

0

0

0

0

408.369

0

0

0

0

0

0

500.000.000

0

0

Penerimaan Pembiayaan

1.11

2.

JUMLAH (Rp. 000,-) R 2012 *) 2013**)

Jumlah penerimaan pembiayaan

904.356.288

1.239.075.792

707.735.960

800.000.000

666.676.328

657.830.867

Pengeluaran Pembiayaan

330.500.000

304.731.601

200.000.000

0

100.000.000

100.000.000

Pembentukan Dana Cadangan

150.000.000

200.000.000

150.000.000

0

0

0

III - 17


No.

Jenis Penerimaan dan Pengeluaraan Pembiayaan Daerah

2.2.

Penyertaan Modal (investasi)

2.3.

Pemberian Dana Talangan Pengadaan Pangan

2.4

Pembayaran Utang Daerah Jumlah pengeluaran pembiayaan Jumlah Pembiayaan Netto

JUMLAH (Rp. 000,-) R 2012 *) 2013**)

R 2010

R 2011

2014***)

2015***)

130.500.000

104.731.601

50.000.000

0

100.000.000

100.000.000

50.000.000

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

330.500.000

304.731.601

200.000.000

0

100.000.000

100.000.000

573.856.288

934.344.190

507.735.960

800.000.000

566.676.328

557.830.867

Sumber : Bappeda Prov. Jateng dan Biro Keuangan Setda Prov. Jateng, 2013 Keterangan : *) Realisasi sebelum Un Audit **) APBD Prov. Jateng TA. 2013 ***) Angka Proyeksi

III - 18


Sumber pendanaan pembangunan lainnya yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), berupa Dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan. Besarnya APBN yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Tengah setiap tahunnya mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp. 3,912 trilyun; tahun 2011 sebesar Rp. 2,646 trilyun; tahun 2012 sebesar Rp. 2,032 trilyun dan tahun 2013 sebesar Rp. 1,862 trilyun. Jumlah alokasi dana APBN yang diterima oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2012 menurut Kementerian/ Lembaga, dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Alokasi Dana APBN (Dekonsentrasi, DAK dan Tugas Pembantuan) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 No.

I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II 1 2 3 4 5 6 7 III

IV

V

VI

Kementerian / SKPD Provinsi Kementerian Dalam Negeri (DK) Bappeda Dishubkominfo Inspektorat Kesbangpolinmas Satpol PP Bapermasdes Biro Tapem Set. BPBD Biro Bangda Biro Otda Biro Orpeg Badan Diklat Kementerian Pertanian (DK & TP) Dinpertan & TPH Disbun Disnakeswan BKP Set. Bakorluh Balai Proteksi TPH BPSBPH Kementerian Perdagangan Disperindag Kementerian ESDM Dinas ESDM Kementerian Pendidikan Dinas Pendidikan Kementerian Kesehatan (DK & TP)

JUMLAH (Rp. 000,-) 2012 2011

2010

2013

61.205.316

85.353.116

85.346.081

77.405.077

550.000 49.170 183.066 56.723.107 699.973 3.000.000 -

211.900 65.963.072 19.011.144 167.000

2.591.800 232.420 72.461.681 9.625.000 200.000 235.180

5.976.825 1.653.644 893.197 60.815.403 5.233.108 950.000 1.247.700 400.000 235.200

156.566.060

267.855.887

623.045.506

698.449.727

53.561.065 17.708.239 38.025.609 16.503.600 20.561.554 7.099.000 3.107.000

23.306.120 38.942.799 102.450.124 34.918.774 55.169.560 9.706.500 3.392.000

220.690.478 115.113.789 163.608.915 33.065.300 78.005.024 12.562.000 -

271.133.647 227.454.473 84.129.960 40.548.450 75.183.197 -

6.274.673

17.877.905

20.970.096

10.689.455

6.274.673

17.877.905

20.970.096

10.689.455

1.000.000

1.000.000

617.540

878.389

1.000.000

1.000.000

617.540

878.389

3.315.044.541

1.858.286.589

896.438.842

738.669.503

3.315.044.541

1.858.286.589

896.438.842

738.669.503

54.179.851

55.677.567

50.907.071

45.542.580

III - 19


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 VII 1 2 3 VIII 1 2 3 IX

X

XI

Kementerian / SKPD Provinsi RS Moewardi RS Margono RS Tugurejo RS Kelet RSUD Surakarta RSJD Amino Gondo Hutomo Balai Lab Semarang Dinas Kesehatan Kementerian PU (TP) Dinas Bina Marga Dinas PSDA Dinas Cipkataru Kementerian Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja BPPTK BKK Cilacap Kementerian Sosial Dinas Sosial Kementerian Kehutanan Dinas Kehutanan Kementerian Lutkan Dinas Lutkan

XII XIII

XIV

XV

XVI

XVII

XVIII

Kementerian LH BLH Kementerian Koperasi & UKM Dinas Koperasi & UMKM Perpustakaan Nasional Badan Arpus Kementerian Pora Dinas Pora Kementerian Budpar Dinas Budpar BKPM BPM Kementerian Pemberdayaan Perempuan BP3AKB Jumlah Total

JUMLAH (Rp. 000,-) 2012 2011

2010 831.314 4.830.103 9.633.103 -

5.000.000 10.000.000 4.500.000 -

902.108 2.480.797 1.702.108 1.578.689

2013 -

1.662.629

-

902.108

-

665.051

-

-

-

36.557.651

36.177.567

43.341.261

45.542.580

184.648.210

188.036.769

213.656.101

162.391.203

107.969.937 71.402.603 5.275.670

110.529.431 69.839.145 7.671.193

111.867.321 71.648.780 30.140.000

90.829.202 65.259.598 6.302.403

65.870.764

28.006.121

-

25.764.639

65.491.452

24.390.621

-

25.764639

189.656 -

3.169.310 446.190

-

-

17.742.849

27.988.936

36.593.818

25.935.011

17.742.849

27.988.936

36.593.818

25.935.011

2.610.235

3.965.341

4.333.165

4.006.715

2.610.235

3.965.341

4.333.165

4.006.715

21.117.853

45.327.604

55.301.029

32.978.450

21.117.853

45.327.604

55.301.029

500.000 500.000

500.000 500.000

6.000.000 6.000.000

32.978.450 7.500.000 7.500.000

6.341.591

6.562.432

11.954.371

5.731.590

6.341.591

6.562.432

11.954.371

5.731590

7.048.159

6.485.002

5.480.166

5.667.090

7.048.159

6.485.002

5.480.166

5.667.090

9.240.588

8.258.818

9.574.740

12.652.783

9.240.588

8.258.818

9.574.740

12.652.783

2.549.000

44.770.517

9.502.000

7.614.500

2.549.000

44.770.517

9.502.000

7.614.500

150.000 150.000

300.000 300.000

500.000 500.000

500.000 500.000

-

2.436.985

-

-

-

2.436.985

-

-

3.912.089.690

2.646.282.604

2.032.657.511

1.862.376.712

Sumber : Bappeda Provinsi Jawa Tengah, 2013

III - 20


3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kebijakan keuangan daerah secara garis besar akan tercermin pada kebijakan pendapatan, belanja serta pembiayaan yang harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan. Dalam rangka meningkatkan kinerja pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah, maka kebijakan yang diambil adalah sebagai berikut: 3.2.2.1

Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, maka ditetapkan kebijakan umum dalam pengelolaan pendapatan daerah tahun 2014 meliputi : a. Peningkatan penerimaan pajak daerah, optimalisasi retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah; b. Optimalisasi pemanfaatan pengelolaan aset daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; c. Peningkatan kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan mengoptimalkan pengelolaan BUMD; d. Peningkatan dana perimbangan dari Dana Alokasi Umum dan bagi hasil pajak, bukan pajak dan pembaharuan data; e. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia yang ada guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah; f. Meningkatkan kerjasama Pemerintah dan Swasta. Kebijakan tersebut ditempuh melalui penajaman potensi riil sumbersumber pendapatan dan peningkatan kualitas pelayanan publik secara akuntabel; menginventarisir dan mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset daerah agar dapat memberi kontribusi pada PAD; peningkatan pelayanan perpajakan, retribusi daerah, dan pendapatan lain-lain. 3.2.2.2

Arah Kebijakan Belanja Daerah

Dalam rangka mewujudkan sinergitas rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah tahun 2014 serta berkontribusi terhadap capaian RPJMN tahun 2014, maka kebijakan Belanja Daerah yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung, yang diarahkan untuk : a. Pemenuhan pembiayaan belanja yang bersifat wajib dan mengikat untuk menjamin pelayanan dasar masyarakat, termasuk belanja BLUD, DBHCHT dan pendampingan DAK; b. Pemenuhan Dana Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota; c. Mempertahankan alokasi belanja sebesar 20 % untuk fungsi pendidikan; d. Membiayai program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014, meliputi:  Mempercepat penurunan jumlah penduduk miskin dan pengangguran;  Meningkatkan daya saing ekonomi berbasis pada potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan;  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat;

III - 21


 Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah;  Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana;  Mewujudkan pemerintahan yang bersih (Clean Government), tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance);  Memantapkan pelaksanaan demokratisasi dan kondusivitas daerah. e. Mendukung program/kegiatan strategis yang terkait dengan agenda nasional, dengan tetap mempriotitaskan pembangunan daerah serta memiliki skala pelayanan nasional dan regional. Kebijakan belanja daerah ini disusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja, dan memperhatikan prioritas pembangunan sesuai permasalahan serta perkiraan situasi dan kondisi pada tahun mendatang, dan dilakukan secara selektif, akuntabel, transparan, dan berkeadilan. 3.2.2.3

Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari Kebijakan Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah diarahkan untuk : a. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2013 sebagai sumber penerimaan pada APBD Tahun Anggaran 2014, didasarkan pada perhitungan yang cermat dan rasional; b. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban dalam prinsip kehati-hatian (prudential); c. SiLPA diupayakan menurun seiring dengan semakin efektifnya penggunaan anggaran; d. Membentuk dana cadangan. Kebijakan keuangan daerah, baik arah kebijakan pendapatan, pembiayaan, maupun belanja yang didukung dengan kebijakan keuangan negara, yang tertuang dalam APBD Provinsi Jawa Tengah maupun APBN adalah untuk mendukung tercapainya target sasaran perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah.

III - 22


BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 4.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Jangka Panjang Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 disusun sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 Tahap II (2010 – 2014). Dalam RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 menetapkan visi pembangunan Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 yaitu “Jawa Tengah Yang Mandiri, Maju, Sejahtera dan Lestari”. Makna visi pembangunan Jawa Tengah digambarkan sebagai berikut :  Mandiri, adalah suatu kondisi yang mencerminkan sikap mampu mengenali potensi dan kemampuannya dalam mengelola sumberdaya yang tersedia serta tantangan yang dihadapinya, yang ditunjukkan dengan ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan daerah, kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum, kemampuan pembiayaan pembangunan daerah serta kemampuan memenuhi kebutuhan pokok.  Maju, adalah bahwa pembangunan daerah dilaksanakan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik secara fisik maupun non fisik didukung oleh sumberdaya yang unggul dan berdaya saing tinggi, berperadaban tinggi, profesional serta berwawasan ke depan yang luas.  Sejahtera, adalah suatu kondisi kemakmuran masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasarnya berupa kebutuhan ekonomi (materiil) dan sosial (spiritual) secara lahir dan batin serta adil dan merata.  Lestari, adalah suatu kondisi yang menjamin kontinuitas pengelolaan sumberdaya manusia dan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh 6 (enam) misi pembangunan daerah, yaitu : 1. Mewujudkan sumber daya manusia dan masyarakat Jawa Tengah yang berkualitas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, sehat, serta berbudaya. 2. Mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan. 3. Mewujudkan kehidupan politik dan tata pemerintahan yang baik (good governance), demokratis, dan bertanggung jawab, didukung oleh

IV -1


kompetensi dan profesionalitas aparatur, bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta pengembangan jaringan. 4. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya dalam menopang kehidupan. 5. Mewujudkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah. 6. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, damai dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM serta kesetaraan dan keadilan gender. Guna mewujudkan visi dan misi pembangunan tersebut, maka pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 ditujukan untuk mewujudkan daerah dan masyarakat Jawa Tengah yang mandiri, maju, sejahtera dan lestari sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat yang adil dan makmur dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan tujuan dan sasaran pokok, serta arah pembangunan daerah, sebagaimana tertuang dalam Tabel 4.1. Sedangkan guna pencapaian visi dan misi RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025, ditetapkan 4 (empat) tahapan pembangunan jangka menengah. Pembangunan daerah Tahun 2014 merupakan tahun terakhir Tahap II RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025, yang diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan dasar, peningkatan daya saing ekonomi rakyat, peningkatan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, serta peningkatan kualitas dan pengelolaan sumber daya alam, dengan prioritas pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam Tabel 4.1.

IV -2


Tabel 4.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pokok, Arah Pembangunan dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Tahap II RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

Visi : Jawa Tengah Yang Mandiri, Maju, Sejahtera dan Lestari 1

Misi 1 : Mewujudkan sumber daya manusia dan masyarakat Jawa Tengah yang berkualitas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, sehat, serta berbudaya

Terwujudnya SDM dan masyarakat Jawa Tengah yang berkualitas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, sehat serta berbudaya, dengan sasaran : a. Meningkatnya kualitas SDM, yaitu dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), termasuk Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IPG). b. Meningkatnya pemerataan pendidikan dan kesempatan memperoleh pendidikan yang layak. c. Meningkatnya akses, pemerataan, dan mutu pelayanan kesehatan. d. Meningkatnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. e. Meningkatnya pemenuhan hakhak dasar bagi penduduk miskin. f. Memantapnya kearifan lokal yang tercermin dalam meningkatnya peradaban, harkat dan martabat

a. Peningkatan, pemerataan dan pengurangan kesenjangan yang terjadi antar wilayah, kelompok usia dan jenis kelamin; perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu dan terjangkau pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan; peningkatan relevansi daya saing dan peningkatan pencitraan tata kelola pendidikan; peningkatan kemampuan akademis, profesionalisme, dan jaminan kesejahteraan pendidik dan kependidikan; serta pemerataan distribusi guru. b. Peningkatan sarana dan prasarana sekolah yang berkualitas; pencapaian sekolah standar nasional bertaraf internasional, melalui pembangunan/ penyediaan dan peningkatan fasilitas pendidikan. c. Peningkatan dan pengembangan sekolah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dan menciptakan lapangan kerja mandiri.

IV -3

Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Jawa Tengah yang berkualitas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, sehat serta berbudaya, dengan fokus : a. Peningkatan pemerataan akses dan mutu pendidikan dengan menitikberatkan pada pendidikan menengah dan peningkatan relevansi kurikulum pendidikan dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta pangsa pasar kerja dan didukung oleh sarana/ prasarana yang memadai; b. Peningkatan mutu lembaga pelatihan dan kursus keterampilan dalam mendukung pengembangan kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan bagi pemuda; c. Peningkatan pelayanan perpustakaan sebagai sarana


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

manusia, serta menguatnya jati diri dan kepribadian masyarakat. g. Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang. h. Meningkatnya karakter masyarakat yang berbudaya mendasarkan pada kearifan lokal dan jati diri. i. Meningkatnya karakter masyarakat bermoral berdasarkan Pancasila, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha.

d. Pengembangan pendidikan nonformal dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan pencari kerja sesuai perkembangan iptek. e. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses, pemerataan, dan mutu terhadap pelayanan kesehatan baik aspek promosi, pencegahan, dan penanggulangan berbagai penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta jaminan pemeliharaan jaminan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. f. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, penanganan masalah gizi, mutu tenaga kesehatan dan perbaikan manajemen kesehatan. g. Pengembangan sikap dan perilaku pemuda yang beriman dan bertakwa, mandiri, inovatif, dan kreatif; peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda; pemberdayaan pemuda melalui pengembangan lembaga kepemudaan yang berwawasan kebangsaan. h. Penciptaan dan pengembangan budaya berolahraga bagi masyarakat; dan pengembangan sarana prasarana olahraga yang memadai.

penyebaran informasi, ilmu pengetahuan, hasil penelitian, dan penemuan lainnya kepada masyarakat sampai ke pedesaan; d. Peningkatan pemerataan, jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan, melalui pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan, serta terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat; e. Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan persebarannya melalui peningkatan fasilitasi program KB dan transmigrasi; f. Peningkatan dan penerapan hasil penelitian dan pengembangan iptek yang mampu mendorong berkembangnya teknologi madya di berbagai bidang; g. Peningkatan kesadaran penerapan etika dan moral serta

IV -4


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan i.

2

Misi 2 : Mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan

Terwujudnya perekonomian daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan, dengan sasaran: a. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan. b. Meningkatnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. c. Meningkatnya ketersediaan kebutuhan pokok yang dapat diper-

Peningkatan ketakwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ajaran agama; mengembangkan rasa saling percaya dan menciptakan harmonisasi antarkelompok umat beragama yang penuh toleransi dan tenggang rasa.

a. Pengembangan perekonomian daerah yang berorientasi dan berdaya saing global dengan memanfaatkan potensi lokal yang memperhatikan sumberdaya alam secara berkelanjutan dan membangun keterkaitan sistem produksi dan distribusi yang kokoh. b. Pengembangan perekonomian daerah berlandaskan prinsip demokrasi ekonomi yang memerhatikan terjaminnya kesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat, mengutamakan kelompok masyarakat yang masih

IV -5

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal dalam rangka mewujudkan ketahanan dalam dinamika pergaulan nasional, regional, dan internasional; h. Peningkatan kesadaran untuk menerapkan nilai-nilai budaya lokal dalam rangka memperkuat identitas masyarakat Jawa Tengah; i. Peningkatan penghayatan dan pengamalan ajaran agama/ kepercayan melalui pemeliharaan kerukunan hubungan antar umat beragama. Terwujudnya perekonomian daerah yang berbasis potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan, dengan fokus : a. Pengembangan peran UMKM yang berorientasi ekspor melalui pengembangan infrastruktur pendukung dan penguatan kelembagaan dalam mendorong daya saing UMKM; b. Pengembangan struktur


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

tahankan pada tingkat aman. d. Meningkatnya perkembangan perindustrian, perdagangan, pariwisata, agrobisnis dan industrialisasi perdesaan serta sektor usaha lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. e. Meningkatnya pemanfaatan aset dan produk daerah yang berdaya saing tinggi sebagai sumber kekayaan daerah.

lemah, dan sebagai bagian dari penanggulangan kemiskinan dan pengurangan jumlah penduduk miskin. c. Pengembangan kelembagaan ekonomi melalui penciptaan regulasi dan perijinan yang efisien, efektif, dan nondiskriminatif; menjaga, mengembangkan, dan melaksanakan iklim persaingan usaha secara sehat, serta melindungi konsumen; mendorong pengembangan standarisasi produk dan jasa untuk meningkatkan daya saing; meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah, sehingga menjadi bagian integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi dan memperkuat basis ekonomi dalam negeri. d. Pengembangan jasa infrastruktur dan keuangan di tingkat perdesaan dengan pengembangan keprofesian, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi. e. Pengembangan sektor-sektor strategis yang didayagunakan untuk memperkuat perekonomian daerah; sistem agribisnis dan agroindustri diperkuat terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.

IV -6

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD perekonomian daerah yang berbasis potensi dan produk unggulan melalui sinergi sektor hulu dan hilir; c. Pengembangan produk pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan yang bertumpu pada sistem agribisnis didukung sarana dan prasarana yang memadai guna menjamin swasembada pangan dan ketahanan pangan; d. Pengembangan diversifikasi produk, peningkatan kinerja kelembagaan dan sarana prasarana pendukung sektor perindustrian, perdagangan, dan pariwisata.


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan f.

Peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor pertanian agar mampu bersaing di pasar lokal dan internasional serta untuk memperkuat basis produksi daerah. g. Perluasan lapangan kerja, peningkatan kualitas tenaga kerja, kesejahteraan dan perlindungan serta kemandirian tenaga kerja yang berwawasan wirausaha (enterpreneur) sehingga mampu bersaing di era global. h. Peningkatan dan pengembangan keterampilan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing, dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan teknis sesuai dengan tuntutan pasar kerja, serta pengembangan dan pemerataan balai-balai latihan kerja daerah. i. Penciptaan UKM berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing, mandiri serta mampu menembus pasar global dengan mengembangkan kerja sama strategis dan sinergis antar pelaku usaha, mengembangkan rumpun industri, mempercepat alih teknologi, dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

IV -7

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan j.

k.

l.

m.

n.

o.

IV -8

Peningkatan kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinaan usaha perkoperasian. Peningkatan investasi di daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengembangkan iklim investasi yang kondusif, menjamin kepastian berusaha, dan peningkatan kualitas sistem pelayanan investasi, serta pemenuhan sarana prasarana pendukung investasi. Pengembangan lembaga keuangan di daerah untuk memberikan alternatif pendanaan lebih banyak bagi investasi di daerah. Peningkatan ketahanan dan kedaulatan pangan daerah dengan mengembangkan produktivitas pertanian dalam negeri. Pengembangan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan untuk meningkatkan akses dan pelayanan listrik dan ketersediaan untuk kecukupan energi untuk industri bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Peningkatan produksi perikanan yang berkelanjutan, sehingga dapat mening-

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan katkan pendapatan petani ikan dan nelayan, dengan tetap menjaga kelestarian habitat ikan melalui penghijauan hutan bakau, pelestarian terumbu karang, dan pelarangan menggunakan alat tangkap ikan yang merusak lingkungan. p. Pengembangan dan peningkatan transaksi perdagangan produk-produk pertanian dan industri; menjaga distribusi dan ketersediaan barangbarang kebutuhan pokok di seluruh wilayah pedesaan, dengan harga yang terjangkau. q. Penguatan basis industri yang mempunyai daya saing baik di pasar lokal maupun internasional, melalui pendekatan klaster berdasarkan kompetensi inti daerah, dengan fokus perhatian pada industri TPT dan meubel sebagai modal penggerak perekonomian daerah, serta meningkatkan peran sektor industri kecil dan menengah terhadap struktur industri. r. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui transmigrasi untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan di daerah, didukung proses rekruitmen dan pelatihan ketrampilan bagi calon

IV -9

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

transmigran yang tangguh, untuk mampu menciptakan peluang usaha mandiri dengan jiwa wirausaha. s. Peningkatan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat lokal di bidang kapariwisataan untuk memperluas kesempatan kerja dan mendorong kegiatan ekonomi daerah serta mendorong timbulnya daya saing antar produk pariwisata. 3

Misi 3 : Mewujudkan kehidupan politik dan tata pemerintahan yang baik (good governance), demokratis, dan bertanggung jawab, didukung oleh kompetensi dan profesionalitas aparatur, bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta pengembangan jaringan

Terwujudnya kehidupan politik dan tata pemerintahan yang baik (good governance), demokratis, dan bertanggung jawab, didukung oleh kompetensi dan profesionalitas aparatur, bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta pengembangan jejaring, ditandai dengan : a. Meningkatnya partisipasi dan kesadaran politik masyarakat terutama menyangkut hak dan kewajiban warga negara serta institusionalisasi partai politik dalam kegiatan politik. b. Meningkatnya perkembangan sistem dan iklim demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik

a. Peningkatan pemahaman paradigma politik yang desentralisasi dan pendidikan politik. b. Identifikasi kebutuhan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasi dari pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka mencapai kinerja pelayanan publik yang prima berbasis partisipasi masyarakat; pemberdayaan dan perwujudan aparatur pemerintah yang mumpuni dan bersih, di tunjang oleh sarana dan prasarana pelayanan secara memadai dalam rangka menuju tata kepemerintahan yang baik. c. Peningkatan pengelolaan keuangan daerah bertumpu pada sistem anggaran yang transparan, bertanggung

IV -10

Mewujudkan kehidupan politik dan tata pemerintahan yang baik (good governance), demokratis, dan bertanggung jawab, didukung oleh kompetensi dan profesionalitas aparatur, bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta pengembangan jejaring, dengan fokus : a. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melalui peningkatan akuntabilitas, transparansi, dan keadilan, serta partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

c.

d.

e.

f.

g.

yang dapat diukur dengan adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum, birokrasi yang profesional dan netral, serta masyarakat yang mandiri. Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, beretika, dan bertanggung jawab, serta mampu mendukung pembangunan daerah yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan standar mutu pelayanan yang berorientasi pada terciptanya kepuasan masyarakat. Meningkatnya kemampuan dan kemandirian daerah dalam mendukung pembangunan daerah. Menguatnya kelembagaan lokal yang mampu mengakomodasi tuntutan perubahan dan berperan aktif dalam pembangunan daerah. Meningkatnya hubungan kerja

Arah Pembangunan

d.

e. f.

g.

h.

IV -11

jawab, dan dapat menjamin efektivitas pemanfaatan dalam rangka mewujudkan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah. Peningkatan penegakkan hukum yang dilandasi prinsip-prinsip keadilan; meningkatkan kualitas produk hukum daerah sesuai kewenangan yang dimiliki; melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap produk hukum yang dikeluarkan kabupaten atau kota. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum dan HAM. Peningkatan kerjasama antar daerah dalam rangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif setiap daerah; menghilangkan ego pemerintah daerah yang berlebihan; serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik. Peningkatan pemberdayaan masyarakat desa melalui penyiapan landasan berupa institusi masyarakat dan memberdayakan masyarakat yang berbasis komunitas desa. Peningkatan pembangunan aparatur untuk mewujudkan sosok dan kinerja aparatur pemerintah yang profesional dan berkarakter, dilakukan dengan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD b.

c.

d.

e.

pemerintahan daerah; Peningkatan kualitas dan sistem budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa dalam rangka menunjang tata pengelolaan pemerintahan yang baik; Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi sesuai kewenangan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada bidang pelayanan dasar dan penunjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi; Peningkatan proses demokratisasi politik dan penegakkan hukum serta HAM melalui peningkatan kualitas kelembagaan politik serta akuntabilitas aparat dan penegak hukum; Peningkatan kualitas dan implementasi sistem perencanaan yang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya pembangunan secara sinergis dengan melibatkan


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak pada tingkat lokal, nasional, dan internasional.

i.

j.

IV -12

mendorong pola pengembangan karir yang menuju pada pengembangan profesionalisme, pengembangan standar kompetensi aparatur, peningkatan kesejahteraan aparatur termasuk perangkat desa, dan perubahan terhadap mental dan budaya birokrasi agar cepat dan tanggap dalam merespon tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan kuantitas dan kualitas pelayanan publik. Pengembangan kebijakan pemerintah berdasarkan pada kajian dan analisis yang mendalam disertai dengan dukungan data dan informasi yang mutakhir, valid dan dapat dipercaya; pembangunan statistik dengan menata kewenangan dan kelembagaan statistik daerah, pengembangan pusat data statistik daerah yang terintegrasi dengan pusat, serta updating data secara ketat setiap data dan informasi yang berada pada tingkat sektoral. Peningkatan penataan kelembagaan kearsipan daerah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah, pembangunan sistem kearsipan daerah, pengembangan prasarana dan sarana pendukung kearsipan daerah,

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

f.

seluruh pemangku kepentingan; Peningkatan kerjasama dan kemitraan strategis pada sektor-sektor unggulan daerah yang mendukung peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah.


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

dan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kearsipan. k. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Daerah yang memadai melalui pembangunan dan pengembangan beberapa Sistem Informasi Manajemen di masing-masing Satuan Kerja dan diintegrasikan melalui jaringan intranet maupun internet. l. Peningkatan usaha memelihara kondisi keamanan ketertiban yang kondusif di daerah dengan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan munculnya tindakan-tindakan yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban. 4

Misi 4 : Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya dalam menopang kehidupan

Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya dalam menopang kehidupan, dengan sasaran : a. Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendu-

a. Pengembangan sistem pembangunan sesuai dengan keseimbangan ekosistem; Pemanfaatan sumberdaya yang sesuai dengan daya dukungnya dan memperhatikan daya regenerasinya khusus untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable). b. Peningkatan wawasan pembangunan yang berkelanjutan dengan menjaga potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang merupakan modal pembangunan daerah dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan.

IV -13

Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya dalam menopang kehidupan, dengan fokus : a. Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui penguatan kelembagaan dalam rangka rehabilitasi lahan kritis dan terlantar serta pengembalian fungsi kawasan lindung;


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

kung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi dan seimbang. b. Meningkatnya keterpeliharaan kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing, dan modal pembangunan daerah. c. Meningkatnya kualitas sumber daya air, udara, dan tanah sesuai baku mutu dan terlindunginya kesehatan masyarakat dari dampak akibat pencemaran. d. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, serta mengurangi dampak bencana alam.

c. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang dan diikuti dengan penegakkan hukum yang tidak diskriminatif, didukung tata ruang wilayah yang mantap disertai penegakkan hukum sebagai pedoman pemanfaatan SDA yang optimal dan lestari. d. Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan dan peningkatan partisipasi masyarakat dunia usaha dan industri dalam memelihara lingkungan, melalui peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup. e. Pengembangan sistem pembangunan kehutanan melalui optimalisasi pemanfataan potensi sumberdaya hutan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber daya hutan, dan peningkatan daya dukung sumber daya hutan dalam pembangunan berkelanjutan serta peningkatan daerah resapan air dalam rangka konservasi air bawah tanah (ABT) dengan peningkatan peran dan fungsi hutan melalui upaya konservasi.

IV -14

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD b. Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati yang berbasis masyarakat dalam rangka perlindungan sumber daya genetik; c. Peningkatan kualitas pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui pengembangan teknologi ramah lingkungan berbasis masyarakat dan penegakan hukum lingkungan; d. Pengembangan dan penerapan teknologi sederhana dalam rangka pengurangan risiko bencana


No 5

Visi dan Misi Misi 5 : Mewujudkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

Terwujudnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah, dengan sasaran : a. Meningkatnya infrastruktur wilayah yang andal sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas faktor-faktor yang mendukung berkembangnya aktivitas produksi dan mampu membuka isolasi daerah serta membentuk kawasan-kawasan pertumbuhan baru. b. Meningkatnya perumahan rakyat layak huni yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukungnya untuk mewujudkan daerah tanpa permukiman kumuh. c. Meningkatnya keterpenuhan dan pemerataan kebutuhan prasarana dan sarana pelayanan dasar di seluruh wilayah perdesaan dan perkotaan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat

a. Pengembangan sistem pembangunan sarana dan prasarana perhubungan darat yang mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah terutama pembangunan jalur jalan arteri primer tol dan non tol serta aksesibilitas jalan yang menghubungkan antara wilayah pantai selatan dan pantai utara; peningkatan kualitas dan kapasitas lintasan kereta api baik untuk barang maupun untuk penumpang yang bersifat massal terutama untuk kawasan pantai utara Jawa Tengah; dan pengembangan angkutan sungai dan penyeberangan yang berada di tiga lokasi (CilacapMajingklak, Kendal-Kumai, dan JeparaKarimunjawa). b. Pengembangan sistem pembangunan perhubungan laut yang diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana Pelabuhan Tanjung Emas Semarang di bagian utara dan Tanjung Intan Cilacap di bagian selatan Jawa Tengah; dan peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan di beberapa kota di Jawa Tengah yang mampu menjadi pelabuhan pengumpan bagi pelabuhan utama. c. Pengembangan sistem pembangunan

Mewujudkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah, dengan fokus : a. Pengembangan jaringan transportasi melalui peningkatan keterpaduan sistem transportasi antar wilayah yang mengutamakan pelayanan transportasi yang terjangkau; b. Peningkatan manajemen pelabuhan pada kawasan andalan dan strategis dalam rangka mendorong peningkatan arus barang dan penumpang pada tingkat regional dengan tidak mengesampingkan pelabuhan yang berada di luar kawasan andalan; c. Peningkatan sarana dan prasarana bandara untuk meningkatkan pelayanan penumpang dan barang melalui peningkatan fasilitas penunjang bandara dalam rangka peningkatan keselamatan dan

IV -15


No

Visi dan Misi

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

sarana dan prasarana perhubungan udara yang diarahkan untuk meningkatkan peran dan fungsi bandar udara Achmad Yani Semarang; peningkatan sarana dan prasarana pada beberapa bandar udara yang berada di beberapa daerah di Jawa Tengah agar mampu melayani penerbangan domestik untuk menunjang pengembangan wilayah sekitarnya. d. Pengembangan sistem pembangunan sumber daya air untuk mencapai keandalan ketersediaan air yang diwujudkan dengan kegiatan membangun waduk, waduk lapangan (embung) bendungan, pompa, jaringan drainase, pengendalian mutu air, serta pemanfaatan kembali air drainase, ditunjang oleh keandalan pengelolaan jaringan air yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi. e. Pengembangan sistem pembangunan air minum untuk peningkatan akses masyarakat Jawa Tengah terhadap air minum perpipaan melalui peningkatan kapasitas pelayanan air minum, peningkatan kinerja pengelola air minum atau BUMD pengelola air minum, serta peningkatan kualitas

kenyamanan penerbangan domestik dan internasional; d. Peningkatan ketersediaan rumah serta prasarana dasar permukimannya bagi masyarakat di perkotaan dan perdesaan secara merata, efisien, dan efektif; e. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana sumber daya air dan irigasi guna mendukung aktivitas produksi yang berdaya saing, serta memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan dan perdesaan, didukung peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air; f. Pengembangan cakupan dan penerapan penatagunaan pertanahan yang mendasarkan pada RTRW dan peningkatan cakupan serta kualitas pelayanan administrasi pertanahan yang sesuai dengan standar pelayanan minimal serta pemanfataan dan pengendalian pertanahan secara merata dan

Tujuan dan Sasaran Pokok

IV -16


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan SDM pengelola air minum melalui pendidikan dan pelatihan. f. Pengembangan sistem pembangunan kelistrikan yang diarahkan pada pengembangan kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik daerah dan peningkatan kemampuan pelayanannya, yang dilakukan dengan mencari sumber-sumber baru di wilayah potensial untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) termasuk penggunaan mikrohidro (pembangkit listrik mini) terutama di wilayah pedesaan. g. Pengembangan sistem pembangunan perumahan yang diarahkan pada peningkatan penyediaan perumahan dan lahan bagi masyarakat berpendapat rendah, beserta peningkatan pemenuhan kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan rumah sederhana sehat. h. Pengembangan sistem penanganan persampahan dan drainase pada permukiman yang diarahkan pada peningkatan kesadaran seluruh pihak yang terlibat terhadap pentingnya peningkatan pengelolaan dan

IV -17

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD berkeadilan; g. Peningkatan kualitas penataan ruang melalui peningkatan penerapan RTRWP Jawa Tengah dan RTRW Kabupaten/ Kota dalam pembangunan daerah; peningkatan dan konsistensi pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukungnya dan penerapan pengendalian pemanfaatan ruang, terutama pada kawasan lindung dan sawah lestari didukung kelembagaan serta peran serta masyarakat; h. Peningkatan sistem pengelolaan dan penyelenggaraan telekomunikasi melalui pengembangan kelembagaan maupun peraturan-peraturannya terkait dengan keamanan, kerahasiaan, privasi, dan integritas informasi, serta peningkatan peran penyelenggaraan telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan telematika melalui optimalisasi pembangunan dan pemanfaatan prasarana pos


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan pelayanan persampahan dan drainase, serta memberikan ruang yang kondusif bagi masyarakat dan dunia usaha untuk berperan secara aktif dalam pelayanan persampahan. i. Pengembangan sistem pembangunan penataan ruang yang diarahkan pada pembangunan wilayah yang terpadu, nyaman, efisien dalam pengelolaan, serta mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan rencana tata ruang sebagai landasan atau acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan seimbang. j. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih menekankan pada pertimbangan keterkaitan mata rantai proses industri dan distribusi. k. Pengembangan sistem pembangunan

IV -18

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

i.

j.

dan telekomunikasi serta prasarana non telekomunikasi; Peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat melalui perbaikan jaringan distribusi dan penelitian untuk pemanfaatan sumber listrik alternatif yang aman dan ramah lingkungan serta perluasan dan peningkatan ketersediaan energi listrik untuk perluasan industri melalui peningkatan pembangunan pusat-pusat pembangkit listrik baru; Peningkatan keserasian pembangunan antar wilayah Pantura-Tengah-Pansela yang mendasarkan pada karakteristik potensi dan kesesuaian dengan RTRW melalui peningkatan kualitas kerjasama pembangunan kawasan strategis, peningkatan peran dan fungsi perkotaan; peningkatan pembangunan perdesaan, dan peningkatan cakupan dan sistem infrastruktur wilayah.


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan kota-kota besar, menengah, dan kecil dengan mengacu pada sistem pembangunan perkotaan nasional dengan tetap menjaga keseimbangan pertumbuhannya. l. Peningkatan pemahaman rencana tata ruang yang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah Pantai Utara (Pantura) dengan wilayah Pantai Selatan (Pansel) serta meningkatkan aksesibilitas antar pusat-pusat pertumbuhan pada wilayah tengah dan antara wilayah Pantura dan Pansel. m. Pengembangan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam rangka mengoptimalkan struktur dan pola pemanfaatan ruang melalui peningkatan (a) kompetensi sumberdaya manusia dan kelembagaan di bidang penataan ruang, (b) kualitas rencana tata ruang, dan (c) efektivitas penerapan dan penegakkan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

IV -19

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

6

Misi 6 : Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, damai dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM serta kesetaraan dan keadilan gender

Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, damai dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM serta keadilan dan kesetaraan gender, dengan sasaran : a. Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, tercapainya penduduk tumbuh seimbang, serta berkurangnya tindak kekerasan berbasis gender dan anak tanpa diskriminasi. b. Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin. c. Meningkatnya upaya perlindungan HAM dan meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. d. Meningkatnya kestabilan situasi dan kondisi perikehidupan bermasyarakat yang didukung oleh penegakan HAM dan terwujudnya kesetaraan gender. e. Meningkatnya keamanan dan

a. Pengembangan sistem pembangunan kependudukan yang diarahkan pada pengendalian laju pertumbuhan dan persebaran penduduk serta mewujudkan keluarga sejahtera, dilakukan melalui peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, informatif, bermutu, aman dan efektif serta perlindungan hak-hak reproduksi secara bertanggung jawab, bebas dari diskriminasi, tanpa paksaan dan kekerasan menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas, baik karena keharmonisan maupun karena didukung oleh tertatanya administrasi kependudukan. b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan. c. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan mengurangi beban pengeluaran konsumsi kelompok miskin dan meningkatkan produkti-

Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, damai, dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), didukung dengan kepastian hukum dan penegakkan HAM serta keadilan dan kesetaraan gender, dengan fokus : a. Pengembangan profesionalitas penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan pemberdayaan penduduk usia lanjut melalui peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pelaksana; b. Peningkatan pemberdayaan perempuan melalui kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak dan remaja sesuai dengan normanorma agama dan falsafah Pancasila; c. Pengembangan investasi dan akses pasar untuk mendorong akselerasi kinerja ekonomi daerah dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan;

IV -20


No

Visi dan Misi

Arah Pembangunan

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD

vitas masyarakat miskin untuk meningkatkan pendapatannya. d. Pengembangan sistem pembangunan sosial sesuai dengan komitmen global Millenium Development Goals diarahkan pada penanganan kemiskinan, baik kemiskinan struktural maupun kemiskinan kultural dan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), melalui upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan, rehabilitasi, dan pemberdayaan masyarakat dengan didukung sistem perlindungan sosial, termasuk penyediaan sarana pelayanan sosial yang memadai, pengembangan sistem jaminan sosial bagi seluruh masyarakat. e. Pengembangan sistem pembangunan budaya daerah yang diarahkan pada pengembangan seni dan budaya melalui pelestarian nilai-nilai budaya yang mengakar dari warisan leluhur, dan ditujukan untuk membentuk nilainilai kepribadian masyarakat yang bermartabat. f. Pengembangan budaya inovatif yang berorientasi iptek dengan memerhatikan nilai-nilai kearifan lokal, dilakukan dengan meningkatkan

d. Pengembangan kapasitas kelembagaan hukum dalam rangka mewujudkan peningkatan pelayanan dan kepastian hukum; e. Pengembangan budaya masyarakat dalam memahami prinsip-prinsip dasar hukum dan HAM melalui pemasyarakatan dan pendidikan hukum dan HAM; f. Peningkatan peran serta masyarakat untuk mewujudkan kondisi keamanan dan ketertiban Jawa Tengah melalui program/ kegiatan yang mengutamakan keterpaduan aparat dan masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta menjaga kerukunan sosial dalam kehidupan masyarakat dengan tetap memperhatikan penegakkan hukum dan HAM; g. Peningkatan kualitas upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta

Tujuan dan Sasaran Pokok ketertiban di lingkungan masyarakat Jawa Tengah. f. Meningkatnya upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara persatuan, kesatuan serta kerukunan masyarakat Jawa Tengah. g. Meningkatnya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat Jawa Tengah dari segala tindak kejahatan

IV -21


No

Visi dan Misi

Tujuan dan Sasaran Pokok

Arah Pembangunan penghargaan masyarakat terhadap IPTEK melalui pengembangan budaya membaca dan menulis, masyarakat pembelajar, masyarakat yang cerdas, kritis, dan kreatif dalam rangka pengembangan tradisi iptek. g. Pengembangan sistem pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak yang diarahkan pada memperkuat kelembagaan, pengarusutamaan gender dan anak dalam pembangunan, dan menurunkan jumlah tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan. h. Pengembangan sistem keamanan dan ketertiban Jawa Tengah melalui keterpaduan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat; i. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat.

IV -22

Prioritas Pembangunan Tahap II RPJPD kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat Jawa Tengah.


4.2 Prioritas Pembangunan Daerah Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 merupakan penjabaran Tahap II RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan dasar, daya saing ekonomi rakyat, tata kelola pemerintahan yang lebih efektif dan pengelolaan sumberdaya alam untuk mewujudkan Jawa Tengah yang Mandiri, Maju, Sejahtera dan Lestari. Di sisi lain, pembangunan Jawa Tengah tahun 2014 juga diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2010–2014 dan RKP Tahun 2014. Untuk itu pembangunan Jawa Tengah tahun 2014 disusun dengan memperhatikan sinergitas dan sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menuju pembangunan inklusif dan berkelanjutan dalam strategi pembangunan yang mengarah pada pro poor, pro job, pro growth dan pro environment; kebijakan percepatan pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs), keadilan untuk semua (justice for all), dan Standar Pelayanan Minimal (SPM); serta mempertimbangkan keterkaitan antar sektor dan wilayah guna mengurangi disparitas antar wilayah dengan optimalisasi implementasi rencana tata ruang. a. Pokok-Pokok Pikiran DPRD Pokok-pokok pikiran Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) merupakan fakta empiris permasalahan pembangunan yang terjadi di masyarakat, yang menjadi masukan penting dalam proses penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bidang ekonomi Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah petani. Namun demikian, selama lima tahun terakhir peningkatan nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan belum mampu tumbuh secara signifikan. Demikian halnya, sektor pertanian justru menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan paling rendah di antara sektor-sektor lainnya. Sedangkan, aktivitas Koperasi Unit Desa pada saat ini banyak yang mengalami stagnasi bahkan mati suri. Dampaknya kemudian sebagian besar petani dengan mudah masuk dalam jerat dan perangkap tengkulak. Beberapa hal penting untuk diperhatikan guna mengatasi kondisi tersebut yaitu : a. Peningkatan anggaran pada sektor pertanian yang secara langsung dapat memacu produktivitas petani dan pengolahan hasil pertanian sehingga mampu meningkatkan nilai tukar petani sebagai salah satu indikasi tingkat kesejahteraan petani; b. Pembangunan prasarana dan sarana untuk pengembangan usaha dan peningkatan akses sumber daya ekonomi produktif di perdesaan; IV -23


c. Menjamin ketersediaan bahan bakar solar bagi nelayan; dan d. Kebijakan revitalisasi Koperasi Unit Desa. Hal lain yang juga penting diperhatikan dalam penyusunan RKPD 2014 dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat yaitu : a. Evaluasi yang komprehensif terhadap Visit Jawa Tengah 2013 guna meningkatkan program dan kegiatan pariwisata yang berkelanjutan dan lebih baik; b. Peningkatan daya saing sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui perluasan akses pasar, permodalan, peningkatan diversifikasi produk dan sarana produksi, serta kemampuan manajemen para pengusaha UMKM; c. Pengendalian inflasi khususnya menyangkut sembilan bahan pokok yang dapat dilakukan melalui operasi pasar. 2. Bidang kesejahteraan rakyat Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan di bidang kesejahteraan rakyat adalah : a. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana sekolah; b. Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru khususnya guru honorer; c. Implementasi Perda Penyelenggaraan Pendidikan secara konsekuen; d. Peningkatan anggaran dan pelayanan Jamkesmas disertai penyederhanaan mekanisme pengurusan Jamkesmas, karena yang terjadi selama ini adalah masyarakat masih merasakan prosedur pelayanan jamkesmas yang lamban, dan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien dari keluarga miskin; e. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan; f. Peningkatan prasarana dan sarana kesehatan bagi terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas di Jawa Tengah; g. Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan berusaha dengan pengembangan kewirausahaan, peningkatan profesionalisme tenaga pelatih dan instruktur BLK, serta peningkatan prasarana dan sarana pelatihan dan keterampilan bagi calon tenaga kerja. 3. Bidang infrastruktur Kondisi infrastruktur di Jawa Tengah masih perlu ditingkatkan lagi agar dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Jawa Tengah. Oleh karena itu, beberapa hal penting di bidang infrastruktur yang perlu diintegrasikan dalam RKPD 2014 adalah :

IV -24


a. Peningkatan dan pemerataan pembangunan jalan dengan memprioritaskan jalur-jalur yang memiliki peran vital bagi mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi masyarakat, jalurjalur yang rusak akibat bencana alam serta pemerataan pembangunan jalur Pantura maupun Pansela Jawa Tengah; b. Percepatan pembangunan ruas tol Semarang-Solo agar pembangunan ruas tol tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan target yang ditentukan; c. Peningkatan anggaran untuk pembangunan infrastruktur irigasi dan embung yang memiliki pengaruh langsung terhadap produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani; d. Peningkatan infrastruktur pendukung program sanitasi, air bersih dan penanganan persampahan dalam upaya pencapaian MDGs. 4. Bidang ketahanan pangan Salah satu hal yang penting untuk dilakukan di tahun 2014 di bidang ketahanan pangan adalah perlunya upaya untuk menjaga dan memantapkan kontribusi produksi beras dan gula. Namun demikian, pada saat ini permasalahan alih fungsi lahan berpotensi menganggu ketahanan pangan. Oleh karena itu, perlu upaya penanganannya dalam bentuk program dan kegiatan untuk mengendalikan alih fungsi lahan dari lahan persawahan produktif menjadi kawasan permukiman dan industri. 5. Bidang Sumber Daya Alam dan Kelestarian Lingkungan Dengan memperhatikan asas pembangunan berkelanjutan, maka konsep pembangunan yang pro environment harus semakin diperkokoh, melalui : a. Peningkatan upaya kontrol terhadap usaha pertambangan yang berpotensi mengakibatkan kerusakan ekologis yang tidak sebanding dengan nilai ekonomis yang diperoleh; b. Peningkatan pengendalian terhadap kegiatan industri yang merusak lingkungan, dan pendirian industri baru di Jawa Tengah harus disertai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang cermat dan kredibel; c. Peningkatan sebaran dan proporsi luas ruang terbuka hijau; d. Peningkatan luasan hutan mangrove bagi perbaikan ekosistem di wilayah pesisir. 6. Pengelolaan keuangan daerah Beberapa hal penting yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah yaitu : a. Peningkatan tax ratio melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah; b. Peningkatan rasio belanja modal; IV -25


c. Peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah untuk mendukung PAD. Guna keberhasilan pembangunan daerah tersebut, maka diperlukan konsistensi dan komitmen terhadap berbagai rencana pembangunan yang telah ditetapkan yakni : Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs), Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), RAD Pangan dan Gizi, RAD Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, RAD Pengurangan Resiko Bencana, dan Standar Pelayanan Minimal. Disamping itu komitmen terhadap kondusivitas wilayah kabupaten/kota se Jawa Tengah juga harus tetap terjaga, karena tingkat keamanan menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan. b. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014 Kebijakan pembangunan nasional Tahun 2014 tertuang dalam RKP Tahun 2014 dengan tema Memantapkan Perekonomian Nasional Untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan. Terdapat 3 (tiga) unsur yang terkandung dalam tema tersebut yaitu : 1. Pemantapan perekonomian nasional dengan : a) Mengupayakan tercapainya pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan yang diiring oleh : tingkat inflasi yang terjaga; nilai tukar yang stabil dan kompetitif; neraca pembayaran yang seimbang; serta fiskal yang berkelanjutan; b) Meningkatkan daya saing ekonomi agar mampu memanfaatkan kesempatan dalam pertumbuhan ekonomi global; dan c) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif yaitu intervensi pemerintah yang tepat memihak (afirmatif) kepada kelompok yang terpinggirkan, untuk memastikan semua kelompok masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi yang muncul. 2. Peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, dengan : a) membangun sumberdaya manusia (SDM) Indonesia; b) Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi pengangguran; dan c) Mitigasi bencana. 3. Pemeliharaan stabilitas sosial dan politik, dengan : a) Menjaga agar konflik sosial tidak terulang kembali; b) Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi; dan c) Memantapkan penegakan hukum, pertahanan, dan pelaksanaan Pemilu 2014. Adapun prioritas pembangunan nasional tahun 2014 sesuai dengan RPJMN Tahun 2010 – 2014, dan merupakan kelanjutan dari RKP Tahun 2013 adalah 11 prioritas nasional dan 3 prioritas lainnya, yaitu : 1) Reformasi birokrasi dan tata kelola; 2) Pendidikan; 3) Kesehatan; 4) Penanggulangan kemiskinan; 5) Ketahanan pangan; 6) Infrastruktur; 7) Iklim investasi dan iklim usaha; 8) Energi; 9) Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; 10) Daerah tertinggal, terdepan, IV -26


terluar dan pasca konflik; 11) Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi; 12) Bidang politik, hukum, dan keamanan; 13) Bidang perekonomian; dan 14) Bidang kesejahteraan rakyat. Kebijakan dan prioritas pembangunan nasional diarahkan untuk pencapaian target dan sasaran pembangunan nasional tahun 2014, yaitu : a. Pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 – 6,9 persen; b. Tingkat inflasi mencapai 5 persen; c. Tingkat kemiskinan sebesar 9,5 – 10,5 persen; d. Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 6 – 6,4 persen. Sedangkan terkait dengan pembangunan wilayah Jawa - Bali di mana Provinsi Jawa Tengah menjadi bagian di dalamnya, RKP Tahun 2014 menetapkan tujuan pembangunan wilayah Jawa – Bali adalah untuk: 1. Mempertahankan wilayah Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional; 2. Meningkatkan kapasitas wilayah Jawa-Bali dalam lingkup kerja sama ekonomi internasional, termasuk pengembangan kawasankawasan industri, pelabuhan laut dan udara internasional; 3. Meningkatkan standar hidup masyarakat Jawa-Bali; 4. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur transportasi (jalan, jalan tol dan kereta api) dan energi; 5. Meningkatkan keandalan layanan jaringan irigasi untuk mendukung peningkatan produksi pangan nasional; 6. Mempertahankan sumber-sumber air dan merehabilitasi daerah resapan air untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun; 7. Meningkatkan kapasitas penyediaan air baku untuk mengurangi tekanan krisis air di Pulau Jawa dan Bali. Sasaran yang dicapai dalam rangka pengembangan wilayah Jawa–Bali pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya standar hidup masyarakat Jawa-Bali, yang ditunjukkan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, angka kematian bayi, rata-rata lama sekolah, serta angka harapan hidup; 2. Meningkatnya jumlah dan kualitas infrastruktur transportasi; 3. Meningkatnya kapasitas pembangkit listrik; 4. Meningkatnya pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi; 5. Meningkatnya jumlah tampungan dan ketersediaan air melalui pembangunan dan rehabilitasi waduk; 6. Meningkatnya ketersediaan air baku bagi PDAM yang mengalami krisis air baku dan dalam rangka mencapai target MDGs. Pengembangan wilayah Jawa-Bali tahun 2014 diarahkan sebagai pendorong industri dan jasa nasional, serta sebagai lumbung pangan nasional untuk wilayah Jawa, serta sebagai pintu gerbang pariwisata

IV -27


dan pendukung pangan nasional untuk Provinsi Bali. Arah kebijakan tersebut dilakukan dengan strategi pengembangan yaitu : 1. Mengembangkan industri unggulan potensi daerah dan kawasan industri; 2. Mengembangkan pendidikan kejuruan dan keterampilan baik formal maupun non formal, serta mendorong pengembangan dan inovasi teknologi; 3. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, peternakan dan perikanan antara lain melalui penyuluhan dan introduksi teknologi; 4. Mengendalikan konversi lahan sawah dengan memperhatikan kebijakan tata ruang (RTRW) dan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan; 5. Mengembangan kegiatan off-farm untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian; 6. Membangun infrastruktur irigasi dan rehabilitasi daerah resapan air di kawasan-kawasan budidaya pertanian; 7. Pengembangan potensi wisata pantai (ekowisata) di wilayah selatan Jawa; 8. Mengembangkan aktivitas ekonomi padat karya yang mampu mendorong penyerapan tenaga kerja; 9. Menyediakan bantuan permodalan untuk pengembangan usaha tani dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM); 10. Meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi, air bersih, dan energi; 11. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memperluas jaringan perdagangan internasional; 12. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan; 13. Meningkatkan kesiapan mitigasi bencana banjir.

IV -28


Tabel 4.2 Kebijakan Pembangunan Nasional Tahun 2014 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014 Tema / Unsur

Prioritas

Pembangunan Wilayah Jawa - Bali

Sasaran

Tujuan

Tema : Memantapkan Perekonomian Nasional Untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan 1. Pemantapan perekono1. Reformasi birokrasi a. Pertumbuhan 1. Mempertahankan 1. mian nasional dengan : dan tata kelola; ekonomi : wilayah Jawa-Bali a) Mengupayakan 2. Pendidikan; 6,5 – 6,9 sebagai lumbung tercapainya pertum3. Kesehatan; persen; pangan nasional; buhan ekonomi tinggi 4. Penanggulangan b. Tingkat inflasi: 2. Meningkatkan dan berkelanjutan yang kemiskinan; 5 persen; kapasitas wilayah diiring oleh: tingkat 5. Ketahanan pangan; c. Tingkat Jawa-Bali dalam inflasi yang terjaga; 6. Infrastruktur; kemiskinan lingkup kerja sama nilai tukar yang stabil 7. Iklim investasi dan sebesar 9,5 – ekonomi internasional, dan kompetitif; neraca iklim usaha; 10,5 persen; termasuk pengempembayaran yang 8. Energi; d. Tingkat bangan kawasanseimbang; serta fiskal 9. Lingkungan hidup dan Pengangguran kawasan industri, yang berkelanjutan; b) pengelolaan bencana; Terbuka pelabuhan laut dan Meningkatkan daya 10. Daerah tertinggal, tersebesar 6 – 6,4 udara internasional; saing ekonomi agar depan, terluar dan persen 3. Meningkatkan standar mampu memanfaatkan pasca konflik; hidup masyarakat 2. kesempatan dalam 11. Kebudayaan, kreativiJawa-Bali; pertumbuhan ekonomi tas, dan inovasi tekno4. Meningkatkan keterseglobal; dan c) Mendologi; diaan dan kualitas rong pertumbuhan 12. Bidang politik, hukum, infrastruktur transporekonomi yang inklusif dan keamanan; tasi (jalan, jalan tol 3. yaitu intervensi 13. Bidang perekonomian; dan kereta api) dan pemerintah yang tepat 14. Bidang kesejahteraan energi; memihak (afirmatif) kerakyat 5. Meningkatkan 4. pada kelompok yang keandalan layanan

IV -29

Sasaran Meningkatnya standar hidup masyarakat JawaBali, yang ditunjukkan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, angka kematian bayi, rata-rata lama sekolah, serta angka harapan hidup; Meningkatnya jumlah dan kualitas infrastruktur transportasi; Meningkatnya kapasitas pembangkit listrik; Meningkatnya pembangunan dan

Strategi 1. Mengembangkan industri unggulan potensi daerah dan kawasan industri; 2. Mengembangkan pendidikan kejuruan dan keterampilan baik formal maupun non formal, serta mendorong pengembangan dan inovasi teknologi; 3. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, peternakan dan perikanan antara lain melalui penyuluhan dan introduksi teknologi; 4. Mengendalikan konversi lahan sawah dengan memperhatikan kebijakan tata ruang (RTRW) dan penetapan lahan


Tema / Unsur terpinggirkan, untuk memastikan semua kelompok masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi yang muncul. 2. Peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, dengan : a) membangun sumberdaya manusia (SDM) Indonesia; b) Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi pengangguran; dan c) Mitigasi bencana. 3. Pemeliharaan stabilitas sosial dan politik, dengan : a) Menjaga agar konflik sosial tidak terulang kembali; b) Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi; dan c) Memantapkan penegakan hukum, pertahanan, dan

Prioritas

Sasaran

Pembangunan Wilayah Jawa - Bali Tujuan jaringan irigasi untuk mendukung peningkatan produksi pangan nasional; 6. Mempertahankan sumber-sumber air dan merehabilitasi daerah resapan air untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun; 7. Meningkatkan kapasitas penyediaan air baku untuk mengurangi tekanan krisis air di Pulau Jawa dan Bali

Sasaran rehabilitasi jaringan irigasi; 5. Meningkatnya jumlah tampungan dan ketersediaan air melalui pembangunan dan rehabilitasi waduk; 6. Meningkatnya ketersediaan air baku bagi PDAM yang mengalami krisis air baku dan dalam rangka mencapai target MDGs

5.

6.

7.

8.

9.

IV -30

Strategi pertanian pangan berkelanjutan; Mengembangan kegiatan off-farm untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian; Membangun infrastruktur irigasi dan rehabilitasi daerah resapan air di kawasan-kawasan budidaya pertanian; Pengembangan potensi wisata pantai (ekowisata) di wilayah selatan Jawa; Mengembangkan aktivitas ekonomi padat karya yang mampu mendorong penyerapan tenaga kerja; Menyediakan bantuan permodalan untuk pengembangan usaha tani dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM);


Tema / Unsur

Prioritas

Pembangunan Wilayah Jawa - Bali

Sasaran

Tujuan

pelaksanaan Pemilu 2014.

IV -31

Sasaran

Strategi 10. Meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi, air bersih, dan energi; 11. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memperluas jaringan perdagangan internasional; 12. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan; 13. Meningkatkan kesiapan mitigasi bencana banjir


c. Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 Memperhatikan 7 (tujuh) isu strategis di Provinsi Jawa Tengah, dan dengan mempertimbangkan arah pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 yang tercantum dalam RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 dan pokok-pokok pikiran DPRD, serta arah kebijakan pembangunan nasional dan wilayah Jawa-Bali tahun 2014 dalam RKP Tahun 2014, maka ditetapkan tujuan pembangunan Jawa Tengah tahun 2014 adalah “Meningkatkan Perekonomian dan Daya Saing Daerah Guna Memantapkan Kesejahteraan Yang Berkeadilan”, yang selaras dengan tema Musrenbang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, dengan sasaran pembangunan yaitu : 1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran; 2. Meningkatnya daya saing ekonomi daerah; 3. Meningkatnya sumberdaya manusia yang berkualitas; 4. Meningkatnya pembangunan infrastruktur; 5. Meningkatnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta berkurangnya risiko bencana; 6. Mantapnya tata kelola pemerintahan yang bersih (clean government) dan baik (good governance); 7. Mantapnya kualitas demokrasi dan kondusivitas daerah. Adapun tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2014 yang ditetapkan tersebut, diharapkan dapat mendukung pencapaian target dan sasaran pembangunan nasional melalui target dan sasaran pokok pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014, yaitu : a. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mencapai 6,3 – 6,7 persen; b. Tingkat inflasi Jawa Tengah mencapai 5 ± 1 persen; c. Tingkat kemiskinan Jawa Tengah sebesar 11,58 – 11,37 persen; d. Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Tengah menjadi 5,6 – 5,5 persen. Guna mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut, maka ditetapkan arah kebijakan pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014, yaitu : 1. Peningkatan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran; 2. Peningkatan daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan; 3. Peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 4. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur guna mendukung pengembangan wilayah; 5. Peningkatan upaya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana guna mencapai pembangunan berkelanjutan; IV -32


6. Pemantapan tata kelola pemerintahan yang bersih (clean government) dan baik (good governance); 7. Pemantapan pelaksanaan demokratisasi dan kondusivitas daerah. Adapun strategi pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat terutama pangan, pendidikan, kesehatan, air minum, sanitasi dan perumahan serta memperluas kesempatan kerja dalam upaya penciptaan lapangan kerja dengan memperhatikan kualitas dan ketrampilan tenaga kerja; 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan; kualitas jaringan irigasi dan ketersediaan air baku; mengembangkan hasil hutan rakyat; meningkatkan daya saing Koperasi, UMKM dan IKM; realisasi investasi, serta potensi dan daya tarik wisata; 3. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan; derajat kesehatan masyarakat; mengendalikan laju pertumbuhan penduduk; meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak; penanganan PMKS; kualitas tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja; mengembangkan budaya baca masyarakat; melestarikan nilai-nilai budaya daerah; meningkatkan kualitas dan kapasitas kepemudaan; serta menerapkan hasil litbang dan iptek; 4. Meningkatkan kualitas dan kapasitas infrastruktur dalam mendukung pengembangan wilayah serta meningkatkan sistem penataan ruang wilayah; 5. Mengendalikan alih fungsi hutan dan lahan produktif; rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi DAS, pesisir dan laut; meningkatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH); mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan; meningkatkan pengelolaan keanekaragaman hayati, serta upaya penanggulangan bencana; 6. Meningkatkan akuntabilitas, kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan; aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sesuai kewenangan Pemerintah Daerah; kualitas pelayanan publik, serta pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah; 7. Meningkatkan demokratisasi, pendidikan politik masyarakat, penanganan gangguan keamanan dan ketertiban umum, penegakan hukum serta peran masyarakat dalam mewujudkan kamtibmas.

IV -33


Strategi pembangunan daerah dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan daerah dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional, dijabarkan dalam prioritas dan fokus pembangunan Jawa Tengah tahun 2014, yaitu sebagai berikut: 1. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, dengan fokus pada: a. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar meliputi pangan, layanan pendidikan, kesehatan, air minum, sanitasi, dan kualitas perumahan permukiman (Rumah Layak Huni); b. Peningkatan kualitas dan keterampilan serta perluasan kesempatan kerja dan berusaha; c. Pembangunan prasarana dan sarana serta pemberdayaan ekonomi masyarakat guna pengembangan usaha dan peningkatan akses sumber daya ekonomi produktif; d. Penguatan kelembagaan dan pendayagunaan sumber daya potensial untuk penanggulangan kemiskinan. e. Peningkatan ketahanan pangan khususnya untuk peningkatan kemandirian dan kerentanan pangan di masyarakat; f. Pengembangan diversifikasi dan pola konsumsi pangan, khususnya untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan pengembangan pangan alternatif. 2. Peningkatan daya saing ekonomi daerah, dengan fokus pada: a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan guna pemantapan pencapaian kontribusi surplus beras nasional 10 juta ton dan swasembada gula nasional serta swasembada daging tahun 2014; peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya, ekspor produk perikanan, konsumsi makan ikan; serta penguatan sistem penyuluhan; b. Peningkatan kualitas, kapasitas dan pengelolaan sarana prasarana jaringan irigasi serta peningkatan ketersediaan air baku; c. Penguatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat dalam rangka pengembangan hasil hutan rakyat; d. Peningkatan daya saing Koperasi, UMKM dan IKM dengan perluasan akses pasar dan permodalan; peningkatan diversifikasi produk dan sarana produksi; penguatan peran kelembagaan; serta perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; e. Peningkatan investasi dengan pengembangan iklim investasi yang kondusif; promosi potensi dan peluang investasi secara selektif dan terpadu; serta peningkatan infrastruktur pendukung investasi;

IV -34


f. Peningkatan potensi dan daya tarik wisata dengan pengembangan destinasi wisata, promosi, dukungan prasarana dan sarana pariwisata yang memadai. 3. Kualitas sumber daya manusia, dengan fokus pada : a. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dengan tetap memperhatikan aspek ketersediaan, keterjangkauan, kesetaraan serta kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan, melalui peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan dan kompetensi/kualifikasi tenaga pendidik; optimalisasi Bantuan Operasional Sekolah dan Beasiswa bagi keluarga kurang mampu serta pengembangan provinsi vokasi dan desa vokasi; b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan pemerataan dan peningkatan mutu layanan kesehatan dalam rangka penurunan AKI, AKB, peningkatan gizi masyarakat, pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas prasarana sarana kesehatan dan kompetensi sumber daya kesehatan; c. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dengan peningkatan dan perluasan cakupan layanan KB serta fasilitasi pelaksanaan transmigrasi untuk pemerataan penduduk; d. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar; serta penanganan korban kekerasan berbasis gender, anak dan trafficking; e. Peningkatan penanganan PMKS dengan rehabilitasi, pemberdayaan sosial, pemberian jaminan, perlindungan sosial dan pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS); f. Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja dan berusaha dengan pengembangan kewirausahaan, peningkatan profesionalisme tenaga pelatih dan instruktur BLK serta peningkatan kualitas dan relevansi pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja; g. Peningkatan penerapan hasil penelitian dan pengembangan iptek serta inovasi di berbagai bidang dengan pemasyarakatan teknologi terapan; h. Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai kekayaan budaya daerah dengan pengembangan kualitas kesenian budaya daerah, permuseuman, kepurbakalaan dan pelestarian benda cagar budaya; i. Peningkatan kualitas dan kapasitas kepemudaan dengan pengembangan kelembagaan dan kewirausahaan pemuda serta

IV -35


optimalisasi penyelenggaraan pusat pendidikan dan latihan pelajar dalam rangka peningkatan pembinaan keolahragaan; j. Pengembangan budaya baca masyarakat dengan optimalisasi pendayagunaan perpustakaan keliling, perpustakaan desa dan daerah; serta penyediaan mobil pintar. 4. Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, dengan fokus pada : a. Peningkatan sistem pengelolaan penataan ruang wilayah dengan percepatan penyusunan RDTR Kabupaten/Kota, peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang daerah serta kinerja BKPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota; b. Peningkatan penanganan jalan, jembatan, peningkatan sarana dan prasarana keselamatan, pelayanan serta pengembangan transportasi massal; c. Peningkatan penanganan aksesibilitas Pantura-Pansela, perbatasan antar provinsi dan antar Kabupaten/Kota, menuju kawasan pengembangan perekonomian wilayah, Perkotaan Pusat Kegiatan Nasional/Wilayah/Lokal, kawasan pariwisata, wilayah terisolir, dan wilayah rawan bencana; d. Dukungan penanganan dan penyelesaian infrastruktur strategis utamanya pembangunan Jalan Tol Trans Jawa (Bawen-Solo, Solo-Mantingan dan Pantura), pengembangan Bandara A. Yani Semarang, pengembangan Bandara Dewadaru Jepara, pembangunan double track, reaktifasi jalur KA KedungjatiTuntang, pembangunan Pelabuhan Tanjung Emas dengan Pelabuhan penyeberangan Kendal, serta pembangunan Waduk Jatibarang, Matenggeng, Kuningan, Pidekso, Gondang dan Logung; e. Pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi, dengan pengembangan dan pembangunan PLTS, PLTMH dan PLTPB; f. Peningkatan Rasio Elektrifikasi melalui Jaringan Listrik Pedesaan. 5. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana, dengan fokus pada : a. Pengendalian alih fungsi hutan dan lahan produktif menjadi lahan budidaya lainnya untuk mendukung perwujudan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan menjamin kelestarian lingkungan hidup; b. Rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi DAS, pesisir dan laut, dengan pengembangan hutan rakyat, penanganan lahan kritis, penanaman mangrove, pembangunan sabuk pantai, transplantasi karang dan terumbu buatan, serta penguatan

IV -36


kapasitas dan kelembagaan masyarakat sekitar hutan dan pesisir; c. Peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan peningkatan sebaran dan proporsi luasan RTH; d. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan teresterial maupun pesisir, dengan pengembangan teknologi ramah lingkungan, serta peningkatan pengawasan, penegakan hukum lingkungan; e. Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati berbasis masyarakat dengan penanganan kawasan lindung di luar kawasan hutan dan pengembangan plasma nutfah; f. Peningkatan upaya penanggulangan bencana dalam rangka pengurangan risiko dan pemulihan dampak bencana, dengan perencanaan penanggulangan bencana, peningkatan kesiapsiagaan dan tanggap darurat serta rehabilitasi – rekonstruksi pasca bencana termasuk peningkatan pengendalian banjir dan pengamanan pantai, dengan perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana pengendalian banjir dan pengamanan pantai. 6. Tata kelola pemerintahan, dengan fokus pada: a. Peningkatan akuntabilitas, transparansi berbasis teknologi informasi, partisipasi masyarakat serta peningkatan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan; b. Aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sesuai kewenangan pemerintah daerah sebagai upaya pencegahan korupsi; c. Peningkatan pengelolaan administrasi kependudukan dan catatan sipil; d. Peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan SPM; e. Peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah untuk mendukung peningkatan PAD. 7. Demokratisasi dan kondusivitas daerah, dengan fokus pada : a. Peningkatan demokratisasi dan pendidikan politik masyarakat, penegakan hukum dan penghormatan HAM; b. Peningkatan peran serta seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban dalam mendukung kondusivitas daerah termasuk pelaksanaan Pemilu Tahun 2014; c. Rencana Aksi Terpadu Gangguan Kamtramtibum sebagai upaya pencegahan konflik sosial.

IV -37


ISU STRATEGIS Kemiskinan & pengangguran

Dy saing ekon daerah

Kual SDM & kesej masy

Kual & kpsts infrast

Pengel SDALH & pgrg risk benc

Tata kel pem

Demokratisasi & kondusivitas dae

TUJUAN Meningkatkan Perekonomian dan Daya Saing Daerah Guna Memantapkan Kesejahteraan Yang Berkeadilan

KEBIJAKAN

SASARAN

STRATEGI

PRIORITAS & FOKUS

Meningkatnya percepatan run jml dukkingur

Kat upaya percepatan run jml dukkingur

Kat pmnh kbthan lay dsr, kat kual naker, pluasn ksptn krj, kat akses sbdy ek, kuat klgmgan & dy gn sbdy potensial

Kemiskinan & Pengangguran, fokus : layanan dsr, kual & kesmp krj, sarpras ekon, kelembgan, dan pangan

Meningkatnya daya saing dae

Kat daya saing ekon berbasis pot unggulan dae & berorientasi pd ekon kerakyatan

Kat prod& prodtiv tan pgn, horti, kbn, ternak, & ikan, Kat jar irigasi& air baku, bang hsl htn rkyt, kat dy saing Kop, UMKM & IKM, kat invst, & kat pot wisata

Peningkatan daya saing ekon daerah, fokus : prod tan pangan, horti, perkbn, peternkn, ikan, irigasi, dy saing kop & UMKM, investasi, wisata

Meningkatnya SDM berkualitas

Kat SDM berkual guna kat kesej masy

Kat kualitas & relevansi pddkn, derajat kshtn, dal laju ptmbhn pddk, kual hdp & perlndgn peremp & anak, penanganan PMKS, kual & kesempt kerja, iptek & litbang, nilai bud, kepemudaan, budaya baca

Kualitas SDM, fokus : kualitas & relevansi pddkn, derajat kshtn, dal laju ptmbhn pddk, kual hdp & perlndgn peremp & anak, penanganan PMKS, kual & kesempt kerja, iptek & litbang, nilai bud, kepemudaan, budaya baca

Meningkatnya pembangunan infrast

Kat kualitas dan kapasitas utk duk pengwil

Kat kual & kpsts infrs utk duk pengemb wil serta kat penataan ruang.

Infrast & pengwil, fokus : penataan ruang, penanganan jln & jemb, akses pantura-pansela, infras strategis (bandara, tol, double track, waduk), EBT

Meningkatnya kual SDA-LH & berkrgnya risiko bencana

Kat upya pengel SDA-LH & prgrn risk benc

Dal alih fs htn & lhn prod, RHL, konserv DAS, pssr & laut, Kat RTH,dal pencemrn & kerskan lingk,katkll kehati,kat upaya gul benc

Pengel SDA-LH & pgrrn risiko bencana, fokus : dal alih fungsi, RHL teresterial & pesisir, RTH, dal pencemaran, kehati, penanggulangan benc

Mantapnya tata kel pem yg bersih & baik

Pemantapan tata kel pem yg bersih & baik

Kat akunt, kmptnsi &prfs aprtr, aksi pencgh & berantas korupsi, kat kual yan publik, & katkll & dyguna aset dae

Tata kelola pemerintahan, fokus : profesionalisme penyelenggaraan pem, aksi cegah & berantas korupsi adm dukcapil, SPM, PAD

Mantapnya kual demokrasi & kondusivitas dae

Pemantapan pelaks demokrasi & kondusivitas dae

Kat demokratisasi, pddkn pol masy, gakkum, & partisipasi masy dlm kamtibmas

Demokratisasi & kondusivitas dae, fokus : pddk pol masy, peran serta masy guna kondusivitas daerah

Pertumbuhan Ekonomi : 6,3 – 6,7 %

Kemiskinan : 11,58%– 11,37%

Inflasi : 5 ± 1

TPT : 5,6 – 5,5%

Gambar 4.1 Keterkaitan Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 IV -38


ISU STRATEGIS DAERAH

ISU STRATEGIS NASIONAL

Kemiskinan & Gur

Jawa Tengah Yang Mandiri, Maju, Sejahtera dan Lestari

Pemantapan perekonomian nasional

Day saing ekonomi daerah

Kual SDM

Peningkatan kesejahteraan rakyat

Infrst & pengemb wil Pengel SDA-LH & pgrgn risk benc

Pemeliharaan stabilitas sosial dan politik

menuju Tata kel pem

Demokratisasi & kondusivitas dae

PRIORITAS NASIONAL Reformasi birokrasi & tata kelola

PRIORITAS DAERAH

Pro Poor

Pendidikan

Penanggulangan Kin & Gur

Kesehatan

Daya saing ekonomi daerah

Penanggulangan kemiskinan Ketahanan Pangan

Pro Growth

Kualitas SDM

Infrastruktur Iklim investasi & iklim usaha

Infrst & pengemb wil

Pro Job

Energi Pengel SDA-LH &pgrrn risiko benc

LH & pengelolaan bencana

Tata kelola pemerintahan

Daerah tertinggal, terdepan, terluar, pasca konflik

Pro Env’t Demokratisasi & kondusivitas dae

Kebudayaan, kreativitas, inovasi teknologi Bid. Polhumkam Bid. Perekon

Mencapai Tujuan Pembangunan Daerah & Mendukung Pencapaian Tujuan Pemb Nasional

Bid. Kesej rakyat

Gambar 4.2 Keterkaitan Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah dengan Pembangunan Nasional Tahun 2014

IV -39


Tabel 4.3 Keterkaitan Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Strategi dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2014 No 1

Isu Strategis Kemiskinan dan Pengangguran

Sasaran Menurunnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran

Prioritas Daerah Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, dengan fokus : a. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar meliputi pangan, layanan pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi dan kualitas perumahan permukiman (Rumah Layak Huni); b. Peningkatan kualitas dan keterampilan serta perluasan kesempatan kerja dan berusaha; c. Pembangunan prasarana dan sarana serta pemberdayaan ekonomi masyarakat guna pengembangan usaha dan peningkatan akses sumber daya ekonomi produktif; d. Penguatan kelembagaan dan pendayagunaan sumber daya potensial untuk penanggulangan kemiskinan; e. Peningkatan ketahanan pangan khususnya untuk peningkatan kemandirian dan kerentanan pangan di masyarakat; f. Pengembangan diversifikasi dan pola konsumsi pangan, khusunya untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan pengembangan pangan alternatif.

IV -40

Prioritas Nasional Penanggulangan Kemiskinan (PN4)

Strategi Pembangunan Nasional Pro Poor dan Pro Job


No

Isu Strategis

2

Daya saing ekonomi daerah

Sasaran Meningkatnya daya saing ekonomi daerah

Prioritas Daerah Peningkatan daya saing ekonomi daerah, dengan fokus : a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan guna pemantapan pencapaian kontribusi surplus beras nasional 10 juta ton dan swasembada gula nasional serta swasembada daging tahun 2014; peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya, ekspor produk perikanan, konsumsi makan ikan; serta penguatan sistem penyuluhan; b. Peningkatan kualitas, kapasitas dan pengelolaan sarana prasarana jaringan irigasi serta peningkatan ketersediaan air baku; c. Penguatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat dalam rangka pengembangan hasil hutan rakyat; d. Peningkatan daya saing Koperasi, UMKM dan IKM dengan perluasan akses pasar dan permodalan; peningkatan diversifikasi produk dan sarana produksi; penguatan peran kelembagaan; serta perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; e. Peningkatan investasi dengan pengembangan iklim investasi yang kondusif; promosi potensi dan peluang investasi secara selektif dan terpadu; serta peningkatan infrastruktur pendukung investasi;

IV -41

Prioritas Nasional -

-

Ketahanan Pangan (PN 5) Iklim Investasi dan Iklim Usaha (PN 7) Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian (PN 13)

Strategi Pembangunan Nasional Pro Poor, Pro Growth, dan Pro Job


No

Isu Strategis

Sasaran

Prioritas Daerah f.

3

Kualitas sumber daya manusia

Meningkatnya sumberdaya manusia yang berkualitas

Prioritas Nasional

Strategi Pembangunan Nasional

Peningkatan potensi dan daya tarik wisata dengan pengembangan destinasi wisata, promosi, dukungan prasarana dan sarana pariwisata yang memadai.

Kualitas sumber daya manusia, dengan fokus : a. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dengan tetap memperhatikan aspek ketersediaan, keterjangkauan, kesetaraan serta kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan, melalui peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan dan kompetensi/kualifikasi tenaga pendidik, optimalisasi Bantuan Operasional Sekolah dan Beasiswa bagi keluarga kurang mampu serta pengembangan provinsi vokasi dan desa vokasi; b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan pemerataan dan peningkatan mutu layanan kesehatan dalam rangka penurunan AKI, AKB, peningkatan gizi masyarakat, pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas prasarana sarana kesehatan dan kompetensi sumber daya kesehatan; c. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dengan peningkatan dan perluasan cakupan layanan KB serta fasilitasi pelaksanaan

IV -42

-

-

Pendidikan (PN 2) Kesehatan (PN 3) Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi (PN 11) Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat (PN 14)

Pro Poor , Pro Growth dan Pro Job


No

Isu Strategis

Sasaran

Prioritas Daerah transmigrasi untuk pemerataan penduduk; d. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar; serta penanganan korban kekerasan berbasis gender, anak dan trafficking; e. Peningkatan penanganan PMKS dengan rehabilitasi, pemberdayaan sosial, pemberian jaminan, perlindungan sosial dan pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS); f. Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja dan berusaha dengan pengembangan kewirausahaan, peningkatan profesionalisme tenaga pelatih dan instruktur BLK; g. Peningkatan penerapan hasil penelitian dan pengembangan iptek serta inovasi di berbagai bidang dengan pemasyarakatan teknologi terapan; h. Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai kekayaan budaya daerah dengan pengembangan kualitas kesenian budaya daerah, permuseuman, kepurbakalaan dan pelestarian benda cagar budaya; i. Peningkatan kualitas dan kapasitas kepemudaan dengan pengembangan kelembagaan dan kewirausahaan pemuda serta optimalisasi

IV -43

Prioritas Nasional

Strategi Pembangunan Nasional


No

Isu Strategis

Sasaran

Prioritas Daerah

j.

4

Infrastruktur dan pengembangan wilayah

Meningkatnya pembangunan infrastruktur

Prioritas Nasional

Strategi Pembangunan Nasional

penyelenggaraan pusat pendidikan dan latihan pelajar dalam rangka peningkatan pembinaan keolahragaan; Pengembangan budaya baca masyarakat dengan optimalisasi pendayagunaan perpustakaan keliling, perpustakaan desa dan daerah, serta penyediaan mobil pintar.

Infrastruktur dan pengembangan wilayah, dengan fokus : a. Peningkatan sistem pengelolaan penataan ruang wilayah dengan percepatan penyusunan RDTR Kabupaten/Kota, peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang daerah serta kinerja BKPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota; b. Peningkatan penanganan jalan, jembatan dan peningkatan sarana dan prasarana keselamatan, pelayanan serta pengembangan transportasi massal; c. Peningkatan penanganan aksesibilitas PanturaPansela, perbatasan antar provinsi dan antar Kabupaten/Kota, menuju kawasan pengembangan perekonomian wilayah, Perkotaan Pusat Kegiatan Nasional/Wilayah/ Lokal, kawasan pariwisata, wilayah terisolir, dan wilayah rawan bencana; d. Dukungan penanganan dan penyelesaian infrastruktur strategis utamanya pembangunan

IV -44

-

Infratruktur (PN 6) Energi (PN 8)

Pro Growth


No

Isu Strategis

Sasaran

Prioritas Daerah

Prioritas Nasional

Strategi Pembangunan Nasional

Jalan Tol Trans Jawa (Bawen-Solo, SoloMantingan dan Pantura), pengembangan Bandara A. Yani Semarang, pengembangan Bandara Dewadaru Jepara, pembangunan double track, reaktifasi jalur KA. KedungjatiTuntang, pembangunan Pelabuhan Tanjung Emas dengan Pelabuhan penyeberangan Kendal, serta pembangunan Waduk Jatibarang, Matenggeng, Kuningan, Pidekso, Gondang dan Logung; e. Pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi, dengan pengembangan dan pembangunan PLTS, PLTMH dan PLTPB; f. Peningkatan Rasio Elektrifikasi melalui Jaringan Listrik Pedesaan. 5

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana

Meningkatnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta berkurangnya risiko bencana

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana, dengan fokus : a. Pengendalian alih fungsi hutan dan lahan produktif menjadi lahan budidaya lainnya untuk mendukung perwujudan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan menjamin kelestarian lingkungan hidup; b. Rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi DAS, pesisir dan laut, dengan pengembangan hutan rakyat, penanganan lahan kritis, penanaman mangrove, pembangunan sabuk

IV -45

-

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana (PN 9)

Pro Environment


No

Isu Strategis

Sasaran

Prioritas Daerah pantai, transplantasi karang dan terumbu buatan, serta penguatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat sekitar hutan dan pesisir; c. Peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan peningkatan sebaran dan proporsi luasan RTH; d. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan teresterial maupun pesisir dengan pengembangan teknologi ramah lingkungan, peningkatan pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan; e. Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati berbasis masyarakat dengan penanganan kawasan lindung di luar kawasan hutan dan pengembangan plasma nutfah; f. Peningkatan upaya penanggulangan bencana dalam rangka pengurangan risiko dan pemulihan dampak bencana, dengan perencanaan penanggulangan bencana, peningkatan kesiapsiagaan dan tanggap darurat serta rehabilitasi – rekonstruksi pasca bencana termasuk peningkatan pengendalian banjir dan pengamanan pantai, dengan perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana pengendalian banjir dan pengamanan pantai.

IV -46

Prioritas Nasional

Strategi Pembangunan Nasional


No

Isu Strategis

Sasaran

Prioritas Daerah

Prioritas Nasional

6

Tata kelola pemerintahan

Mantapnya tata kelola pemerintahan yang bersih (clean government) dan baik (good governance)

Tata kelola pemerintahan, dengan fokus: a. Peningkatan akuntabilitas, transparansi berbasis teknologi informasi, partisipasi masyarakat serta peningkatan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan; b. Aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sesuai kewenangan pemerintah daerah; c. Peningkatan pengelolaan administrasi kependudukan dan catatan sipil; d. Peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan SPM; e. Peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah untuk mendukung peningkatan PAD

Reformasi birokrasi dan Tata Kelola (PN 1)

7

Demokratisasi dan kondusivitas daerah

Mantapnya kualitas demokrasi dan kondusivitas daerah

Demokratisasi dan kondusivitas daerah, dengan fokus : a. Peningkatan demokratisasi dan pendidikan politik masyarakat, penegakan hukum dan penghormatan HAM; b. Peningkatan peran serta seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban dalam mendukung kondusivitas daerah termasuk pelaksanaan Pemilu Tahun 2014; c. Rencana Aksi Terpadu Gangguan Kamtramtibum sebagai upaya pencegahan konflik sosial.

Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (PN 12)

IV -47

Strategi Pembangunan Nasional Mendukung Pro Poor, Pro Growth, Pro Job dan Pro Environment

Mendukung Pro Poor, Pro Growth, Pro Job dan Pro Environment


Berdasarkan prioritas dan fokus pembangunan Tahun 2014, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan Program Prioritas Daerah Tahun 2014 yang bersifat strategis, berdampak luas pada pencapaian sasaran, dapat dirasakan langsung oleh masyarakat serta lintas sektor dan lintas wilayah yang dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Rencana Program Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah 1.

Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, dengan fokus pada: a. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar meliputi pangan, akses pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi serta kualitas perumahan permukiman (Rumah Layak Huni); b. Peningkatan kualitas dan keterampilan serta perluasan kesempatan kerja dan berusaha; c. Pembangunan prasarana dan sarana serta pemberdayaan ekonomi masyarakat guna pengembangan usaha dan peningkatan akses sumber daya ekonomi produktif; d. Penguatan kelembagaan dan pendayagunaan sumber daya potensial untuk penanggulangan kemiskinan. e. Peningkatan ketahanan pangan khususnya untuk peningkatan

Indikator Peningkatan Pemerataan Pendidikan Dasar 1. Jumlah Siswa SD/MI penerima pendampingan dana BOS 2. Jumlah Siswa SMP/MTs penerima pendampingan dana BOS Peningkatan Pemerataan Pendidikan Menengah : Jumlah siswa SMA/MA/SMK penerima BOS Dikmen/ Beasiswa Siswa dari Keluarga Tidak Mampu Peningkatan Kesetaraan dan Kewirausahaan Masyarakat : Pengembangan dan penguatan Desa Vokasi Pembiayaan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin

Target Capaian

3.700.000 siswa SD/MI

1.600.000 siswa SMP/MTs

15.441 siswa SMA/MA/SMK

35 desa; 200 desa

35 Kabupaten/Kota

IV -48

Program a. Pendidikan Dasar; b. Pendidikan Menengah; c. Pendidikan Non Formal dan Informal; d. Promosi dan Pemberdayaan; e. Pembangunan Perumahan; f. Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi; g. Peningkatan Kesempatan Kerja; h. Peningkatan Partisipasi Masyarakat; i. Penguatan Kelembagaan Masyarakat; j. Fasilitasi Pengembangan Masyarakat dan Desa; k. Peningkatan Ketahanan Pangan; l. Pengembangan Diversifikasi dan pola konsumsi pangan.

SKPD Dinas Pendidikan; Dinas Kesehatan; Dincipkataru, Dinnakertransduk; Bapermasdes; BKP;


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah kemandirian dan kerentanan pangan di masyarakat; f. Pengembangan diversifikasi dan pola konsumsi pangan, khusunya untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan pengembangan pangan alternatif.

Indikator

Target Capaian

Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni

4.220 unit

Peningkatan cakupan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi

Air bersih perkot 67%; perdes 45,5%; Sanitasi 69%

Pengurangan jumlah pengangguran terbuka di Jawa Tengah

5,6 – 5,5%

Jumlah Kabupaten lokasi penerima bantuan PNPM

29 Kabupaten

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan

35 Kabupaten/Kota

Jumlah masyarakat pengguna Teknologi Tepat Guna (TTG)

30 lokasi, 72 orang, 1000 eksemplar majalah, 50 orang pengelola pokyantekdes

Penguatan kelembagaan UEDSP, Pasar Desa dan CPPD

35 Kelompok, 29 unit, 29 unit, 58 orang, 70 orang, 58 orang

Peningkatan kemandirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

34 unit

IV -49

Program m. Pengembangan Wilayah Transmigrasi

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

2.

Daya saing ekonomi daerah, dengan fokus pada: a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan guna pemantapan pencapaian kontribusi surplus beras nasional 10 juta ton dan swasembada gula

Indikator

Target Capaian

Penguatan kelembagaan PNPM-MD

290 orang

Jumlah penerima modal dan ketrampilan pengelola UP2KPKK

70 kelompok, 140 org

Jumlah anak penerima Penerima makanan tambahan

2.500 anak, 70 orang, 350 orang. 300 orang

Jumlah Desa Mandiri pangan

20 Desa baru

Meningkatnya kualitas konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH 100 : a. Tercapaianya Skor PPH b. Mempertahankan angka ketersediaan energi dan protein sesuai standar WNPG VIII Tahun 2004

90,75 Angka ketersediaan energi 2200 kkal/kap/hari dan angka ketersediaan protein 57 g/kap/hari

Meningkatnya produksi dan kualitas pangan hasil pertanian : 1. Tanaman pangan a. Padi b. Jagung c. Kedelai d. Kacang tanah e. Kacang hijau

10.275.849 ton 3.025.216 ton 139.621 ton 141.946 ton 107.437 ton

IV -50

Program

a. Peningkatan Ketahanan Pangan b. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan c. Pengembangan Agribisnis d. Peningkatan Kesejahteraan Petani e. Pengembangan Perikanan Tangkap

SKPD

Dinpertan PPH; BKP, Dinbun, Disnakeswan; Dinlutkan, Set. Bakorluh


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

b.

c.

d.

e.

nasional serta swasembada daging tahun 2014; peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya, ekspor produk perikanan, konsumsi makan ikan; serta penguatan sistem penyuluhan; Peningkatan kualitas, kapasitas dan pengelolaan sarana prasarana jaringan irigasi serta peningkatan ketersediaan air baku; Penguatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat dalam rangka pengembangan hasil hutan rakyat; Peningkatan daya saing Koperasi, UMKM dan IKM dengan perluasan akses pasar dan permodalan; peningkatan diversifikasi produk dan sarana produksi; penguatan peran kelembagaan; serta perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; Peningkatan investasi dengan pengembangan iklim investasi yang kondusif; promosi potensi dan peluang investasi secara selektif dan terpadu; serta peningkatan infrastruktur pendukung investasi;

Indikator f. Ubi kayu g. Ubijalar

Target Capaian 3.356.540 ton 171.158 ton

2. Produksi hasil-hasil peternakan a. Daging b. Susu c. Telur

274.428.498 kg 111.077.865 liter 278.757.849 kg

3. Produksi hasil perkebunan a. Gula

369.000 ton

Tersedianya Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi : a. Tersedianya cadangan pangan Pemerintah Provinsi b. Terbentuknya sistem distribusi pangan yang efisien Meningkatnya produksi, produktivitas dan kualitas hasil-hasil pertanian 1. Produksi tanaman hortikultura a. Bawang merah b. Kentang c. Cabe besar d. Durian

250 ton GKG

58 Gapoktan LDPM

428.042 ton 288.826 ton 122.488 ton 79.952 ton

IV -51

Program f.

Pengembangan Perikanan Budidaya g. Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan h. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah f. Peningkatan potensi dan daya tarik wisata dengan pengembangan destinasi wisata, promosi, dukungan prasarana dan sarana pariwisata yang memadai.

Indikator e. Mangga f. Salak

Target Capaian 426.590 ton 449.627 ton

2. Produksi tanaman perkebunan a. Kelapa b. Kopi c. Karet d. Kakao e. Jambu Mete f. Cengkeh g. Teh h. Tebu i. Nilam j. Tembakau

183.500 ton 24.500 ton 1.600 ton 1.900 ton 10.000 ton 7.500 ton 6.500 ton 5.525.000 ton 12.500 ton 35.000 ton

3. Populasi ternak a. Sapi potong b. Sapi Perah c. Kambing dan Domba d. Unggas

2.096.461 ekor 155.294 ekor 6.574.298 ekor 145.228.744 ekor

Meningkatnya Fungsi Kelembagaan Petani : a. Berkembangnya kelembagaan lumbung pangan masyarakat b. Peningkatan kelembagaan Unit Pengelolaan Jasa Alsintan (UPJA)

40 lumbung pangan Masyarakat 30 kelompok

IV -52

Program

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator c. Fasilitasi sarana prasarana Balai Penyuluhan dan Posluhdes

Target Capaian

Program

SKPD

20 unit BP dan 100 unit Posluhdes

Meningkatnya produksi perikanan : 1. Produksi perikanan a. Tangkap b. Budidaya

293.296 ton 294.711 ton

2. Nilai pendapatan nelayan : a. Perikanan tangkap b. Pembudidaya ikan

Rp.12.730.530/kapita/tahun Rp.3.976.260/kapita/tahun

3. Volume ekspor produk perikanan

25.609,51 ton

Konsumsi makan ikan

19,73 kg/kapita/tahun

Peningkatan kondisi baik jaringan irigasi kewenangan Provinsi

2 % (72% menjadi 74%)

i.

Peningkatan pemenuhan kebutuhan air baku

4% (50% mejadi 54%)

j.

Produksi hasil hutan kayu

3.500.000 m3

k. Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Fasilitasi pengendalian dan pengawasan hasil hutan

10 Kab/Kota

IV -53

Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa serta Jaringan Pengairan Lainnya Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

Dinas PSDA

Dinhut


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator

Target Capaian

Program

Penertiban industri pengolahan hasil hutan

10 unit industri

Pertumbuhan Koperasi Baru di Jawa Tengah

1000 koperasi/tahun

l.

Pertumbuhan Koperasi Aktif di Jawa Tengah

500 koperasi/tahun

m.

Pertumbuhan Anggota Koperasi di Jawa Tengah

300.000 orang/tahun

n.

Pertumbuhan Tenaga Kerja Koperasi di Jawa Tengah

10.000 orang/tahun

o.

Pertumbuhan Tenaga Kerja UMKM di Jawa Tengah

15.000 orang/tahun

p.

Pertumbuhan Omzet Koperasi di Jawa Tengah

8%/tahun

Pertumbuhan Omzet UMKM di Jawa Tengah

8%/tahun

Menjaga kestabilan harga 18 Kepokmas dan 7 komoditas strategis

Rata-rata koefisien tidak lebih dari 5%

IV -54

Penguatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM Pengembangan Produk Unggulan Daerah Berbasis Sumber Daya Lokal Pengembangan akses Permodalan dan Efektivitas Pembiayaan Peningkatan Produktivitas, Pemasaran dan Jaringan Usaha Peningkatan kualitas SDM Koperasi dan UMKM

q. Peningkatan logistik daerah, akses pasar dalam negeri dan pemberdayaan UDKM

SKPD

Dinkop & UMKM

Dinperindag


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator

Target Capaian

Program

Persentase meningkatnya nilai ekspor non migas

6% – 7%

r.

Jumlah IKM yang dikembangkan

2.732 IKM

s.

t. u.

v.

w.

Realisasi Tengah

Investasi

di

SKPD

Peningkatan Ekspor, Promosi, dan Efisiensi Impor Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Perdagangan Dalam Negeri Pengembangan Industri Logam, Mesin dan Tekstil Pengembangan Industri Agro, Kimia dan Hasil Hutan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Elektronika, dan Aneka Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Industri dan Dagang

Jawa

119,5 Trilyun rupiah

x. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi y. Peningkatan Iklim dan Reasisasi Investasi z. Penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah

BPMD

Peningkatan jumlah kunjungan Wisman & Wisnus

Wisman : 3%/th dan Wisnus : 5%/th

aa. Pemasaran Pariwisata bb. Pengembangan Destinasi Pariwisata cc. Pengembangan Kemitraan

Dinbudpar

IV -55


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

3.

Kualitas sumber daya manusia, dengan fokus pada : a. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan yang tetap memperhatikan aspek ketersediaan, keterjangkauan, kesetaraan serta kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan, melalui peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan dan kompetensi/kualifikasi tenaga pendidik; optimalisasi Bantuan Operasinal Siswa dan beasiswa bagi keluarga kurang mampu serta pengembangan provinsi vokasi dan desa vokasi; b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan pemerataan dan peningkatan mutu layanan kesehatan dalam rangka penurunan AKI, AKB, peningkatan gizi masyarakat, pencegahan, pengendalian dan penang-

Indikator

Target Capaian

Rata rata lama inap Wisman & Wisnus

Wisman : 2,3 hari & Wisnus : 2,1 hari

Pengeluaran wisman dan wisnus

Pengeluaran wisman : 200 US$/kunjungan &Wisnus : Rp.800.000/ kunjungan

Peningkatan Kualitas dan Layanan PAUD : APK PAUD Peningkatan Kualitas dan Layanan Pendidikan Dasar : 1. APM SD/MI 2. APK SMP/MTs 3. Angka Kelulusan SD/MI 4. Angka Kelulusan SMP/MTs 5. Nilai Rata-rata Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI 6. Nilai Rata-rata Ujian Nasional (UN) SMP/MTs 7. Ruang Kelas SD dan SMP sesuai standar nasional pendidikan Peningkatan Kualitas dan Layanan Pendidikan Menengah: 1. APK SMA/SMK/MA

71,50%

99,42% 100,50% 99,95% 99,5% 7,49

6,8 95% (SD); 97% (SMP)

70,53%

IV -56

Program

a. b. c. d. e.

Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Khusus Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan f. Manajemen Pelayanan Pendidikan g. Pendidikan Berkelanjutan h. Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan Tinggi

SKPD

Dinas Pendidikan


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

c.

d.

e.

f.

gulangan penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas prasarana sarana kesehatan dan kompetensi sumber daya kesehatan; Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dengan peningkatan dan perluasan cakupan layanan KB serta fasilitasi pelaksanaan transmigrasi untuk pemerataan penduduk; Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar; serta penanganan korban kekerasan berbasis gender, anak dan trafficking; Peningkatan penanganan PMKS dengan rehabilitasi, pemberdayaan sosial, pemberian jaminan, perlindungan sosial dan pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS); Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja dan berusaha dengan pengembangan kewirausahaan, peningkatan

Indikator 2. Rasio Siswa SMK : SMA 3. Nilai Rata-rata Ujian Nasional SMA/SMK/MA 4. Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar nasional pendidikan Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Pendidik : Pendidik berkualifikasi S1/D4 (fasilitasi studi lanjut S1/D4)

Target Capaian

Program

SKPD

70% : 30% 7,75 80%

4.200 guru

Angka Kematian Ibu

115/100.000 KH

i.

Angka Kematian Bayi

11/1.000 KH

j.

Prevalensi Gizi Buruk

0,04%

k.

Penemuan kasus baru TB BTA positif (Case Detection Rate)

≼ 70%

l.

Penemuan Kasus baru HIV/AIDS

1.584 kasus

Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence)

< 1/1.000 penduduk

Angka kesakitan DBD

<20/100.000 penduduk

m. n. o.

IV -57

Pelayanan Kesehatan Masyarakat; Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; Farmasi dan Perbekalan Kesehatan; Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit; Kesehatan Lingkungan, Sumber Daya Manusia Kesehatan;

Dinkes


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

g.

h.

i.

j.

profesionalisme tenaga pelatih dan instruktur BLK serta peningkatan kualitas dan relevansi pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja; Pengembangan budaya baca masyarakat dengan optimalisasi pendayagunaan perpustakaan keliling, perpustakaan desa dan daerah, serta penyediaan mobil pintar; Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai kekayaan budaya daerah dengan pengembangan kualitas kesenian budaya daerah dan pelestarian benda cagar budaya; Peningkatan kualitas dan kapasitas kepemudaan dengan pengembangan kelembagaan dan kewirausahaan pemuda serta optimalisasi penyelenggaraan pusat pendidikan dan latihan pelajar dalam rangka peningkatan pembinaan keolahragaan; Peningkatan penerapan hasil penelitian dan pengembangan iptek serta inovasi di berbagai bidang dengan pemasyarakatan teknologi terapan.

Indikator

Target Capaian

Keluarga Rawan Sosial Ekonomi (KRSE) & Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) mendapatkan bantuan Modal UEP.

3.500 orang

Keluarga Komunitas Terpencil mendapat bimsos dan bantuan UEP

200 orang

Masyarakat Desa di Kabupaten Tertinggal mendapatkan pelatihan penanganan PMKS berbasis partisipatif

80 orang

Terbantu dan tertanganinya Perintis Kemerdekaan/ Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya

300 orang

Tertangani dan terehabilitasinya penyandang cacat

1.700 orang

Tertangani dan terehabilitasinya Anak Nakal dan Anak Jalanan

500 anak

Tertangani dan terlindunginya Lanjut Usia Terlantar Potensial dan Non Potensial serta

500 orang dan 1 Komda Lansia

IV -58

Program p. Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya; q. Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; r. Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial; s. Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial;

SKPD Dinsos


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator

Target Capaian

dukungan pada operasionalisasi Komda Lansia Provinsi Jawa Tengah Tertangani dan terehabiltasinya Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) dan Korban Tindak Kekerasan (KTKPM) melalui Pemberian Bantuan Sosial

300 orang

Tertangani dan terlayaninya penyandang Tuna Sosial : BWBLP, eks PSK, ODHA, PGOT, Eks Korban Narkoba/NAPZA

900 orang

Tertangani dan terehabilitasinya PGOT melalui Penjaringan, Bimbingan Sosial dan Mental, serta Bantuan UEP

1.300 orang

Terlaksananya pemberdayaan dan penguatan kapasitas lembaga kesos (LKS dan PSKS) dalam penanganan PMKS antara lain : Lembaga JKS-GR, Karang Taruna, Dunia Usaha, PSM, Orsos, TKSK, LK3 serta Penyuluh Sosial Masyarakat

5 klp JKS-GR, 70 KT (700 orang), 400 DU, 100 orang PSM, 70 Orsos, 573 TKSK, 35 LK3, dan 75 orang Penyuluh Sosial

IV -59

Program

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator

Target Capaian

Jumlah kebijakan peningkatan kualitas perlindungan perempuan yang diterbitkan.

2 dokumen

Jumlah SKPD yang telah menerapkan penganggaran responsif anak.

2 SKPD

Prosentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan PPRG

11,4% (4 Kabupaten)

Jumlah SKPD Provinsi yang melaksanakan PUG

4 SKPD

Jumlah Kabupaten/Kota yang menerapkan sistem perlindungan anak

1 Kabupaten

Jumlah SKPD yang menerapkan sistem perlindungan anak

1 SKPD

Prosentase Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan GSIB

17% (6 Kabupaten)

Jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan PPEP.

9 Kabupaten

IV -60

Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak; u. Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak; v. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak; w. Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan

SKPD

t.

BP3AKB


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pemberdayaan politik perempuan di Kabupaten dengan IDG rendah Prosentase korban yang mendapatkan pelayanan : a. Layanan rujukan PPT Provinsi b. Layanan pengaduan oleh tenaga terlatih c. Layanan bantuan hukum oleh tenaga terlatih Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan perlindungan perempuan kelompok rentan a. IRT dengan HIV/AIDS b. Pokja Bina Keluarga TKI c. Lansia perempuan

Target Capaian 2 Kabupaten

100%, 61,70% 20,05%

2 Kabupaten 2 Kabupaten 1 Kabupaten

Jumlah Kabupaten yang menuju KLA

5 Kabupaten

Meningkatnya pemahaman 100% bagi Pengambil kebijakan di kab/kota terpilih dalam penanganan anak yang

150 orang

IV -61

Program

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator

Target Capaian

Program

SKPD

berkonflik dengan hukum melalui pendekatan restorative justice Tertanganinya 100% Layanan penanganan ABH oleh petugas TESA 129 bagi masyarakat.

100%

Meningkatnya pemahaman bagi anggota Gugus Tugas KLA Kab./Kota dalam Implementasi RAD KLA

35 Kab/Kota

Jumlah anak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

80 orang

Jumlah Kabupaten yang melaksanakan PUG dalam PNPM

2 Kabupaten

Meningkatnya kepesertaan dan Kemandirian KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

1,1% dari target keseluruhan (35.000 Akseptor)

IV -62

x. Pelayanan Keluarga Berencana Didukung dengan : y. Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja z. Pengembangan Model Operasional BKB-PosyanduPAUD

BP3AKB


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator

Target Capaian

Program

SKPD

aa. Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB Mandiri bb. Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kelompok Bina Keluarga dan Bina Balita Meningkatnya kompetensi tenaga kerja di Jawa Tengah sesuai dengan kebutuhan pasar kerja

75-80% terserap pasar kerja atau berwirausaha mandiri

Tertanganinya kasus-kasus ketenagakerjaan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan TKI

100% kasus tertangani

Peningkatan Pengembangan dan Penerapan IPTEK 1. Rekomendasi kebijakan bidang Pemerintah dan Sosial Budaya; 2. Rekomendasi kebijakan bidang Prasarana Wilayah; 3. Rekomendasi kebijakan bidang Ekonomi;

3 Rekomendasi

3 Rekomendasi 3 Rekomendasi

IV -63

cc. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dd. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Dinakertransduk

ee. Pengembangan IPTEK dan Inovasi Daerah

Balitbang


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator 4. Rekomendasi kebijakan dari hasil riset unggulan dan kajian strategis: a. Jumlah Riset Unggulan Daerah (RUD) b. Jumlah Kajian Strategis (rekomendasi). c. Jumlah Penelitian Mandiri. 5. Kegiatan pengembangan dan penerapan IPTEK: a. Jumlah Pengembangan dan penerapan IPTEK (Kegiatan). b. Jumlah Business Technology Center (Keg) c. Kreativitas Inovasi masyarakat – krenova (Kegiatan) d. Incubator Teknologi (Kegiatan) 6. Kegiatan pengembangan SIDa: a. Jumlah peningkatan kapasitas kelembagaan Kab/Kota (Paket). b. Jumlah pengembangan Klaster Inovatif (unit/paket).

Target Capaian

10 RUD 12 Rekomendasi 6 Penelitian

4 Jenis

4 unit BTC 10 org/kelompok

2 klaster

1 paket

6 lokasi

IV -64

Program

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator c. Jumlah Pengembangan Desa Inovatif (Desa/Kelurahan). d. Jumlah Pengembangan Kab/Kota Inovatif (Kabupaten/Kota) Pelestarian dan Pengembangan seni budaya daerah : 1. Jumlah orang yang dilakukan pembinaan nilai budaya 2. Jumlah seniman yang dibina Pengembangan Cagar Budaya : 1. Jumlah museum yang dioptimalkan 2. Jumlah BCB yang dilakukan pelestarian Peningkatan Partisipasi dan Pemberdayaan Pemuda 2. Jumlah pemuda kader yang mendapat fasilitasi penanaman wawasan kebangsaan dan bela negara 3. Jumlah pemuda kader sebagai pemuda pelopor

Target Capaian

Program

SKPD

5 lokasi

3 lokasi

745 orang

4.725 seniman

ff. Pembinaan Tradisi, Kesenian dan Nilai Budaya. gg. Pelestarian dan Pengembangan Kesenian dan Cagar Budaya hh. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME

Dinbudpar

ii. Peningkatan Penyadaran dan Pemberdayaan Kepemudaan jj. Peningkatan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda kk. Pembibitan, Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

Dinpora

8 museum 5 BCB

3.500 orang

175 orang

IV -65


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator 4. Jumlah sarjana penggerak pembangunan pendesaan 5. Jumlah pengelola organisasi kepemudaan dan kepramukaan yang mendapat fasilitasi pembinaan kapasitas organisasi 6. Jumlah organisasi kepemudaan yang berperan aktif dalam pengembangan pemuda Peningkatan Kualitas dan Kecakapan Hidup Pemuda 1. Jumlah pemuda kader kewirausahaan yang difasilitasi dalam pelatihan kewirausahaan 2. Jumlah kelompok usaha pemuda yang terbentuk dan mendapat bantuan modal/peralatan usaha Jumlah pemuda yang dilatih ketrampilan/ kecakapan hidup

Target Capaian 40 orang 570 orang

55 OK

560 orang

80 kelompok

IV -66

Program ll. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Organisasi Olahraga mm. Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Kepemudaan dan Olahraga nn. Peningkatan Sarana Prasarana Kepemudaan dan Keolahragaan

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator Peningkatan Pembibitan, Budaya dan prestasi Olahraga 1. Jumlah atlet yang dibina melalui PPLPD 2. Jumlah peserta kompetisi olahraga 3. Jumlah bibit atlet olahraga yang berprestasi di tingkat provinsi, regional maupun nasional 4. Jumlah cabang olahraga unggulan daerah beserta atlet pelajar potensial yang dibina Peningkatan Budaya Baca : 1. Jumlah pojok baca di Kantor SKPD Provinsi (Kantor) 2. Jumlah pojok baca di Kantor Pemda Kabupaten / Kota (Kantor) 3. Jumlah pojok baca di tempat fasilitas umum Peningkatan Layanan Perpustakaan : 1. Jumlah perpustakaan desa yang akan difasilitasi (bantuan buku, rak buku)

Target Capaian

Program

SKPD

142 atlet 12.500 orang 500 atlet (200 regional dan 300 provinsi)

8 Cabor, 280 orang

59 SKPD

35 Kantor

5 unit

70 desa

IV -67

oo. Pengembangan Budaya Baca pp. Pengembangan Sarana dan Prasarana Perpustakaan qq. Peningkatan SDM Perpustakaan rr. Pengembangan Manajemen Perpustakaan ss. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Perpustakaan

Badan Arpus


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

4.

Infrastruktur dan pengembangan wilayah, dengan fokus pada : a. Peningkatan sistem pengelolaan penataan ruang wilayah dengan percepatan penyusunan RDTR Kabupaten/Kota, peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang daerah serta kinerja BKPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota; b. Peningkatan penanganan jalan, jembatan, peningkatan sarana dan prasarana keselamatan, pelayanan serta pengembangan transportasi massal; c. Peningkatan penanganan aksesibilitas Pantura-Pansela, perbatasan antar provinsi dan antar Kabupaten/Kota, menuju kawasan pengembangan perekonomian wilayah, Perkotaan Pusat Kegiatan Nasional/Wilayah/Lokal, kawasan pariwisata, wilayah terisolir, dan wilayah rawan bencana; d. Dukungan penanganan dan penyelesaian infrastruktur strategis utamanya pembangunan

Indikator

Target Capaian

2. Jumlah pengadaan mobil pintar

3

Jumlah Rencana Rinci Tata Ruang

2 Perda dan 3 Matek

Jumlah pedoman pengendalian pemanfaatan ruang

1 Pedoman dan 2 Pergub

Kondisi Jalan Baik

86,88 %

Kondisi Jembatan Baik

79,72 %

Panjang ruas jalan sesuai kriteria kecepatan (jalan min 6 m)

68,90 %

Terpenuhinya keselamatan angkutan umum AKDP

95,81 %

Program

SKPD

a. Perencanaan Tata Ruang b. Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang c. Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan d. Pembangunan Jalan dan Jembatan e. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Didukung dengan : f. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan g. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan dan Perdesaan h. Pembangunan dan Pengelolaan Bangunan Gedung serta Pengembangan Jasa Konstruksi i. Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah j. Pengembangan Perhubungan Darat

Dinas Cipkataru; Dinas Bina Marga, Biro Tapem

unit

IV -68

Dishubkominfo


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah Jalan Tol Trans Jawa (SemarangSolo, Solo-Mantingan dan Pantura), pengembangan Bandara A. Yani, pembangunan double track, reaktifasi jalur KA Kedungjati-Tuntang, pembangunan Pelabuhan Tanjung Emas dengan pelabuhan penyeberangan Kendal, serta pembangunan Waduk Jatibarang, Matenggeng, Kuningan, Pidekso, Gondang dan Logung; e. Pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi, dengan pengembangan dan pembangunan PLTS, PLTMH dan PLTPB; f. Peningkatan Rasio Elektrifikasi melalui Jaringan Listrik Pedesaan

Indikator

Target Capaian

Meningkatnya keselamatan angkutan darat dan kereta api

Tersedianya : - Rambu 1.500 Buah - RPPJ 30 buah - Guardrail 150 Beam - APILL 1 unit - Marka 50.000 m - Penanganan 15 perlintasan sebidang

Meningkatnya pelayanan angkutan masal (BRT)

Terbangunnya 2 shelter BRT

Terlaksananya fasilitasi reaktivasi jalur KA. Lintas Kedungjati-Tuntang

Dokumen UKL dan UPL.

Terfasilitasinya pembangunan fasilitas terminal Kendal.

Terbangunnya lapangan penumpukan Terminal Kendal (200 m X 26 m)

Terlayaninya pelayanan penyeberangan SemarangJepara-Karimunjawa.

Beroperasinya KMC Kartini I selama 9 bulan.

Terbebaskannya sebagian tanah di Bandara Dewadaru

Tersedianya lahan seluas + 3 Ha

IV -69

Program k. Pengembangan Perhubungan Laut l. Pengembangan Perhubungan Udara

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator Pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi : a. Pembangunan PLTS SHS b. Pembangunan PLTS PJU c. Pembangunan PLTMH d. Pengembangan Potensi Gas Rawa

5.

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana, dengan fokus pada : a. Pengendalian alih fungsi hutan dan lahan produktif menjadi lahan budidaya lainnya untuk mendukung perwujudan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan menjamin kelestarian lingkungan hidup; b. Rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi DAS, pesisir dan laut, dengan pengembangan hutan rakyat, penanganan lahan kritis, penanaman mangrove, pembangunan sabuk pantai transplantasi karang dan terumbu buatan, serta penguatan kapasitas dan kelembagaan

Target Capaian

Program m. Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

200 unit 94 unit 2 unit 1 kab

Peningkatan Rasio Elektrifikasi

82%

Rehabilitasi hutan dan lahan

10.000 Ha

Pengembangan hutan rakyat

25.000 Ha

Pengembangan tanaman bawah tegakan

300 Ha

Peningkatan tutupan lahan di kawasan lindung di luar kawasan hutan, karst, sumber mata air dan resapan air

186.000 batang / 372 Ha

Rehabilitasi dan konservasi dengan komoditas perkebunan

500 ha

Penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS)

7 lokasi

IV -70

SKPD Dinas ESDM

n. Ketenagalistikan dan Migas o. Peningkatan SDM Bidang ESDM

a. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan b. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan c. Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan d. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya hutan e. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup f. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam g. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau h. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya

Dinhut; BLH; Disbun; Dinlutkan; Dinas ESDM; Dinas PSDA; BPBD, Dishubkominfo


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

c.

d.

e.

f.

masyarakat sekitar hutan dan pesisir; Peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan peningkatan sebaran dan proporsi luasan RTH; Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan teresterial maupun pesisir dengan pengembangan teknologi ramah lingkungan, peningkatan pengawasan dan penegakan hukum lingkungan; Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati berbasis masyarakat dengan penanganan kawasan lindung di luar kawasan hutan dan pengembangan plasma nutfah; Peningkatan upaya penanggulangan bencana dalam rangka pengurangan risiko dan pemulihan dampak bencana, dengan perencanaan penanggulangan bencana, peningkatan kesiapsiagaan dan tanggap darurat serta rehabilitasi – rekonstruksi pasca bencana termasuk peningkatan pengendalian banjir dan

Indikator Penanganan kerusakan lahan akibat gangguan lingkungan & pemanasan global, melalui : a. Pembangunan sumur resapan b. Pembangunan sumur pantau c. Raklamasi lahan tambang d. Sertifikasi benih dan bibit

Target Capaian

Program

i. 14 unit 6 unit

j.

3 lokasi di 3 Kab 1 jenis k.

Penanganan kerusakan pesisir dan laut, melalui: a. Penanaman mangrove b. Bangunan pencegah abrasi/erosi c. Transplantasi Karang d. Terumbu karang buatan

130.000 batang dan 300.000 batang 1.040 m

l.

m. 60 unit 52 unit

Pengembangan komoditas unggulan hasil hutan bukan kayu

3 komoditas

Penurunan gangguan keamanan dan kebakaran hutan

3 lokasi KPH

Peningkatan tutupan lahan pada Ruang Terbuka Hijau

35.000 batang/87,5 Ha di 4 wilayah perkotaan

n.

o. p.

q.

IV -71

r.

Alam Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Pos, Telekomunikasi, Meteorologi, dan SAR

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah pengamanan pantai dengan perbaikan prasarana dan sarana pengendalian dan pengamanan pantai.

Indikator

Target Capaian

Pengendalian dan pengawasan terhadap sumber pencemar

2 klaster UMKM 100 usaha &/atau kegiatan menengah besar

Pengawasan dan Penegakan hukum

30 usaha &/atau kegiatan

Perbaikan kinerja pengelolaan B3 dan limbah B3

100 usaha &/atau kegiatan

Terlaksananya pelayanan sosial dasar (dapur umum) bagi korban bencana

10.000 orang

Terlaksananya Pengerahan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) dalam bidang Rekoferi (Pembersihan Bencana) pasca kejadian bencana

13 Lokasi Kejadian Bencana

Terlaksananya kegiatan bimbingan Pemantapan TAGANA

350 orang

Penanganan prasarana dan sarana pengendalian banjir

10 lokasi

IV -72

Program

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah 6.

Tata Kelola Pemerintahan, dengan fokus pada: a. Peningkatan akuntabilitas, transparansi berbasis teknologi informasi, partisipasi masyarakat serta peningkatan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan; b. Aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sesuai kewenangan daerah; c. Peningkatan pengelolaan administrasi kependudukan dan catatan sipil; d. Peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan SPM; e. Peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah untuk mendukung peningkatan PAD.

Indikator

Target Capaian

Meningkatnya pelayanan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan teknologi informasi:Pengadaan B/J LPSE

1.200 paket

Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yg sesuai dengan peraturan perundangan

60 obyek pemeriksaan lingkup Prov. dan 19 obyek pemeriksaan lingkup Kab/Kota

Terlaksananya Aksi PPK sebagai upaya pencegahan korupsi Meningkatnya kompetensi aparatur Provinsi Jawa Tengah: a. Diklat Teknis b. Diklat Fungsional c. Diklat Pim d. Tes Kompetensi Pejabat Struktural Prov e. Tes Kompetensi Pejabat Struktural Kab/Kota f. Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural dan Fungsional

Pemerintah Provinsi dan 35 Kabupaten/Kota

2.380 orang, 750 orang, 920 orang 24 orang 108 orang 920 orang

IV -73

Program a. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi b. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah c. Penyelenggaraan Kepegawaian dan Perangkat Daerah d. Program Penataan Administrasi Kependudukan e. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum f. Pengelolaan Aset Daerah g. Penataan Peraturan Perundang-Undangan Didukung dengan : h. Perencanaan Pengembangan Wilayah Perbatasan i. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah j. Perencanaan Pembangunan Daerah k. Perencanaan Pembangunan Ekonomi l. Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya m. Perencanaan Prasarana

SKPD Dishubkominfo; Inspektorat; Badan Diklat; BKD; Biro Otdaker; Biro Orpeg; DPPAD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator Terlayaninya administrasi kependudukan bagi masyarakat

Target Capaian Tersedianya data terbaru tentang Administrasi kependudukan di 35 Kab/Kota

Percepatan penerapan SPM pada layanan sosial dasar masyarakat

9 bidang urusan Pemerintah Provinsi dan 15 bidang urusan kab/kota

UPP Pem.prov.Jateng yang menerapkan SMM dengan baik dan mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008

3 UPP

Inventarisasi asset daerah dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.

35 Kab/Kota

Program

n. o. p.

q.

r.

s.

t. u. v.

w.

x.

IV -74

Wilayah dan Sumberdaya Alam Peningkatan Pelaksanaan Otonomi Daerah Peningkatan Kerjasama Pemerintah Daerah Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintah Daerah Pengembangan Data/ Informasi/ Statistik Daerah Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Peningkatan Pemasyarakatan Kearsipan Kepada Masyarakat Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

SKPD


Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

Indikator

Target Capaian

Program

SKPD

y. Kerjasama Informasi dengan Mass Media z. Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa aa. Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi 7.

Demokratisasi dan Kondusivitas Daerah, dengan fokus pada : a. Peningkatan demokratisasi dan pendidikan politik masyarakat, penegakan hukum dan HAM; b. Peningkatan peran serta seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban dalam mendukung kondusivitas daerah termasuk pelaksanaan Pemilu Tahun 2014 c. Rencana Aksi Terpadu Gangguan Kamtrantibbum

Jumlah Kab/Kota untuk pelaksanaan peningkatan pendidikan politik bagi masyarakat.

35 kab/kota

Jumlah Kab/Kota untuk penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan

35 kab/kota

Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota yang menyusun Rencana Aksi Terpadu Gangguan Kamtrantibbum sebagai upaya pencegahan konflik sosial

Pemerintah Provinsi dan 35 kab/kota

IV -75

a. Peningkatan Pendidikan politik Masyarakat b. Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan keamanan c. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Didukung dengan : d. Pengembangan Wawasan Kebangsaan e. Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan f. Peningkatan Kemampuan Perlindungan Masyarakat (LINMAS) dan Rakyat Terlatih (RATIH) g. Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Badan Kesbangpolinmas


Guna mendukung tercapainya target dan sasaran pembangunan daerah Jawa Tengah Tahun 2014, maka ditetapkan pagu indikatif untuk belanja langsung tidak termasuk belanja untuk BLUD pada tiap prioritas pembangunan daerah Tahun 2014, sebagaimana tertuang dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Pagu Indikatif untuk Belanja Langsung Tiap Prioritas Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2014 No

Prioritas dan Program Pembangunan Daerah

(1)

(2)

1

(3)

Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran

(4)

310.447.500

12,77

a. Pendidikan Dasar

39.130.000

1,61

b. Pendidikan Menengah

37.700.000

1,55

c. Pendidikan Non Formal dan Informal

71.465.000

2,94

d. Promosi dan Pemberdayaan

41.469.500

1,71

e. Pembangunan Perumahan

12.960.000

0,53

f. Pemberdayaan Komunitas Perumahan

18.300.000

0,75

g. Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi h. Peningkatan Kesempatan Kerja

14.208.000

0,58

4.250.000

0,17

i. Peningkatan Ketahanan Pangan

52.950.000

2,18

j. Pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi Pangan k. Penguatan Kelembagaan Masyarakat

2.800.000

0,12

4.700.000

0,19

l. Fasilitasi Pengembangan Masyarakat dan Desa

2.255.000

0,09

m. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

7.360.000

0,30

900.000

0,04

334.113.620

13,74

4.450.000

0,18

10.655.000

0,44

n. Pengembangan Wilayah Transmigrasi 2

Pagu Indikatif Ribu Rp %

Peningkatan daya saing ekonomi daerah a. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM b. Peningkatan Produktivitas Pemasaran dan Jaringan Usaha c. Peningkatan Kualitas SDM KUMKM d. Pengembangan Produk Unggulan Daerah Berbasis Sumber Daya Lokal e. Pengembangan Akses Permodalan dan Efektivitas Pembiayaan f. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi g. Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi

2.550.000

0,10

17.125.000

0,70

3.200.000

0,13

2.475.000

0,10

3.600.000

0,15

h. Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah i. Pengembangan Pemasaran Pariwisata

600.000

0,02

9.160.000

0,38

j. Pengembangan Destinasi Pariwisata

6.200.000

0,25

k. Pengembangan Kemitraan

2.800.000

0,12

l. Peningkatan ekspor, promosi dan efisiensi impor

6.800.000

0,28

m. Peningkatan logistik daerah, akses pasar dalam negeri dan pemberdayaan UDKM

5.800.000

0,24

IV -76


No

Prioritas dan Program Pembangunan Daerah

(1)

(2)

(3)

n. Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dalam negeri o. Pengembangan Industri Logam, Mesin dan Tekstil

(4)

7.650.000

0,31

17.400.000

0,72

p. Pengembangan Industri Alat Transportasi, Elektronika, Telematika dan aneka q. Pengembangan Industri Agro, Kimia dan Hasil Hutan

6.000.000

0,25

7.500.000

0,31

r. Pengembangan dan pengutan kelembagaan Industri dan dagang s. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

3.850.000

0,16

2.000.000

0,08

t. Pengembangan Agribisnis

73.700.000

3,03

u. Peningkatan Kesejahteraan Petani

22.250.000

0,92

2.300.000

0,09

14.033.000

0,58

8.952.700

0,37

750.000

0,03

2.350.000

0,10

6.500.000

0,27

71.862.920

2,96

11.600.000

0,48

513.788.344

21,13

6.674.823

0,27

b. Pendidikan Khusus

11.000.000

0,45

c. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan d. Manajemen Pelayanan Pendidikan

35.300.000

1,45

24.300.000

1,00

e. Pendidikan Berkelanjutan

8.260.000

0,34

f. Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan Tinggi

6.650.000

0,27

g. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

5.065.000

0,21

h. Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

5.300.000

0,22

252.818.146

10,40

1.083.000

0,04

10.518.453

0,43

l. Manajemen, Informasi & Regulasi Kesehatan

6.440.547

0,26

m. Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya n. Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

7.750.000

0,32

16.495.000

0,68

o. Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks narapidana, PSK, Narkoba dan penyakit lainnya) p. Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

3.550.000

0,15

8.865.000

0,36

q. Pengembangan IPTEK dan Inovasi Daerah

7.150.000

0,29

590.625

0,02

1.505.000

0,06

6.685.000

0,27

v. Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan w. Pengembangan Perikanan Tangkap x. Pengembangan Perikanan Budidaya y. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan z. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir aa. Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan bb. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa serta Jaringan Air Lainnya cc. Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 3

Pagu Indikatif Ribu Rp %

Kualitas sumber daya manusia a. Pendidikan Anak Usia Dini

i. Pelayanan Kesehatan j. Kesehatan Lingkungan k. Sumber Daya Manusia Kesehatan

r. Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak s. Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak t. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak

IV -77


No

Prioritas dan Program Pembangunan Daerah

(1)

(2)

(3)

u. Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan v. Pelayanan Keluarga Berencana

(4)

1.055.000

0,04

3.711.750

0,15

w. Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

255.000

0,01

x. Pengembangan Model Operasional BKB, Posyandu PAUD y. Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB Mandiri z. Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok Bina Keluarga dan Bina Balita aa. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja bb. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan cc. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dd. Pembinaan Tradisi, Kesenian dan Nilai Budaya

175.000

0,01

100.000

0,004

700.000

0,03

9.976.000

0,41

9.265.000

0,38

500.000

0,02

11.890.000

0,49

6.600.000

0,27

23.160.000

0,95

1.650.000

0,07

1.250.000

0,05

4.750.000

0,20

2.050.000

0,08

2.100.000

0,09

1.935.000

0,08

625.000

0,03

nn. Pengembangan Sarpras Perpustakaan

4.915.000

0,20

oo. Pengembangan Manajemen Perpustakaan

1.125.000

0,05

783.594.724

32,22

ee. Pelestarian dan Pengembangan Kesenian dan Cagar Budaya ff. Pembibitan, Pembinaan serta Pemasyarakatan Olah Raga gg. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Organisasi Olah Raga hh. Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Kepemudaan dan Olahraga ii. Penyadaran dan Pemberdayaan Kepemudaan jj.

Peningkatan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda kk. Peningkatan Sarana Prasarana Kepemudaan dan Keolahragaan ll. Pengembangan Budaya Baca mm. Peningkatan SDM Perpustakaan

4

Pagu Indikatif Ribu Rp %

Infrastruktur dan pengembangan wilayah a.

Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

321.585.724

13,22

b.

Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan

358.100.000

14,73

c.

Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

14.033.000

0,58

d.

Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan dan Perdesaan Pembangunan dan Pengelolaan Bangunan Gedung serta Pengembangan Jasa Konstruksi Perencanaan Tata Ruang

12.100.000

0,50

3.635.000

0,15

3.850.000

0,16

1.200.000

0,05

33.596.000

1,38

e. f. g. h.

Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pengembangan Perhubungan Darat

i.

Pengembangan Perhubungan Laut

8.600.000

0,35

j.

Pengembangan Perhubungan Udara

3.600.000

0,15

k.

Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas

11.625.000

0,48

6.700.000

0,28

l.

IV -78


No

Prioritas dan Program Pembangunan Daerah

(1)

(2) m. n.

5

Peningkatan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

c.

Peningkatan Ruang Terbuka Hijau

d.

Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumberdaya Alam Pengembangan Kapasitas Pengelolaan SDA dan LH

f.

(4)

1.250.000

0,05

3.720.000

0,15

155.889.398

6,41

21.505.000

0,88

7.720.000

0,32

1.000.000

0,04

11.900.000

0,49

3.350.000

0,14

550.000

0,02

g.

Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Rehabilitasi Hutan dan Lahan

4.175.000

0,17

h.

Perencanaan dan Pengembangan Hutan

1.650.000

0,07

i.

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan

1.075.000

0,04

j.

Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

500.000

0,02

k.

2.481.200

0,10

28.974.315

1,19

m.

Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah

11.800.000

0,49

n.

Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi

4.025.000

0,17

o.

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

11.096.118

0,46

p.

1.000.000

0,04

q.

Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Pos, Telekomunikasi, Meteorologi dan SAR

1.275.000

0,05

r.

Pegendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

41.812.765

1,72

289.112.850

11,89

l.

6

(3)

Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana a. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan b. Perlindungan dan Konsevasi Sumber Daya Alam

e.

Pagu Indikatif Ribu Rp %

Tata kelola pemerintahan a.

Perencanaan Pengembangan Wilayah Perbatasan

250.000

0,01

b.

200.000

0,01

c.

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah

4.250.000

0,17

d.

Perencanaan Pembangunan Ekonomi

2.500.000

0,10

e.

Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya

3.650.000

0,15

f.

3.950.000

0,16

g.

Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam Penataan Administrasi Kependudukan

3.350.000

0,14

h.

Penataan Peraturan Perundang-undangan

9.965.000

0,41

i.

Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

37.993.000

1,56

j.

Peningkatan Pelaksanaan Otonomi Daerah

3.680.000

0,15

k.

Peningkatan Kerjasama Pemerintah Daerah

2.640.000

0,11

l.

Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Pengelolaan Aset Daerah

40.063.730

1,65

5.678.831

0,23

Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah

9.420.000

0,39

m. n.

IV -79


No

Prioritas dan Program Pembangunan Daerah

(1)

(2) o.

(3)

(4)

r.

Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Penyelenggaraan Kepegawaian dan Perangkat Daerah Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah

s.

Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

2.455.000

0,10

t.

2.113.725

0,09

220.000

0,01

v.

Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Peningkatan Pemasyarakatan Kearsipan Kepada Masyarakat Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

330.000

0,01

w.

Kerjasama Informasi dengan Mass Media

9.610.000

0,40

x.

Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

7.929.085

0,33

4.650.000

0,19

Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi

1.375.000

0,06

44.730.000

1,84

11.525.000

0,47

4.250.000

0,17

p. q.

u.

y. z.

7

Pagu Indikatif Ribu Rp %

Demokratisasi dan kondusivitas daerah a.

154.000

0,01

54.028.316

2,22

76.957.163

3,16

1.700.000

0,07

b.

Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

c.

Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

1.600.000

0,07

d.

Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat

4.690.000

0,19

3.750.000

0,15

16.100.000

0,66

2.815.000

0,12

2.431.676.436

100,00

e. f. g.

Peningkatan Kemampuan Perlindungan Masyarakat (LINMAS) dan Rakyat Terlatih (RATIH) Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal TOTAL

IV -80


4.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Mendukung 4 (Empat) Pilar Pembangunan Nasional Kebijakan, strategi dan prioritas program pembangunan daerah Jawa Tengah Tahun 2014 ditetapkan untuk mendukung 4 (empat) pilar pembangunan nasional yaitu pembangunan yang Pro Poor, Pro Job, Pro Growth, dan Pro Environment. Kebijakan, strategi, dan prioritas program pembangunan daerah tersebut sebagai berikut : 1. Pro Poor Kebijakan pembangunan daerah Jawa Tengah untuk mendukung strategi pembangunan nasional Pro Poor diarahkan guna percepatan penurunan jumlah penduduk miskin, dengan strategi meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terutama pangan, pendidikan, kesehatan, air minum, sanitasi dan perumahan; membangun prasarana dan sarana serta pemberdayaan ekonomi masyarakat; memperkuat kelembagaan dan mendayagunakan sumber daya potensial untuk penanggulangan kemiskinan. Berbagai program pembangunan daerah untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah meliputi : a. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi Pangan, terutama untuk mempertahankan angka ketersediaan energi dan protein sesuai standar WNPG VIII Tahun 2004; b. Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, khususnya untuk pemberian bantuan beasiswa dan BOS bagi siswa tidak mampu; c. Pendidikan Non Formal dan Informal, khususnya untuk pengembangan desa vokasi; d. Pembangunan Perumahan, khususnya untuk fasilitasi pembangunan rumah tidak layak huni; e. Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi, terutama untuk meningkatkan cakupan pelayanan air bersih perkotaan dan perdesaan, serta pelayanan sanitasi dasar; f. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Penguatan Kelembagaan Masyarakat, terutama dengan meningkatkan kelembagaan PNPM, BUMDes, UED-SP, Pasar Desa, CPPD, dan UP2K-PKK; g. Pemberdayaan Masyarakat Ekonomi Pesisir, terutama pember-dayaan bagi petambak garam, taruna pesisir dan wanita pesisir. 2. Pro Job Kebijakan pembangunan daerah Jawa Tengah untuk mendukung strategi pembangunan nasional Pro Job diarahkan guna percepatan penurunan jumlah pengangguran, dengan strategi meningkatkan kualitas dan keterampilan serta memperluas kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat. Berbagai program pembangunan daerah

IV -81


untuk mendukung upaya pengurangan pengangguran di Jawa Tengah meliputi : a. Peningkatkan Kesempatan Kerja, Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dan Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan; b. Peningkatan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda, terutama untuk meningkatkan jiwa wirausaha bagi pemuda; c. Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, terutama untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang siap bekerja dan berdaya saing tinggi; d. Pengembangan Akses Permodalan dan Efektivitas Pembiayaan, terutama untuk mendorong pengembangan UMKM; e. Pengembangan IKM untuk meningkatkan penyerapan jumlah tenaga kerja. 3. Pro Growth Kebijakan pembangunan daerah Jawa Tengah untuk mendukung strategi pembangunan nasional Pro Growth diarahkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, dengan strategi menjaga realisasi investasi yang positif, meningkatkan daya saing ekonomi daerah melalui pengembangan sektor-sektor unggulan daerah, mendorong sektor riil, menjaga stabilitas harga, dan meningkatkan ekspor. Berbagai program pembangunan untuk mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah meliputi : a. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, serta Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi, dalam rangka meningkatkan realisasi investasi di Jawa Tengah; b. Penguatan Kapasitas dan Kelembagaan Koperasi dan UMKM, Pengembangan Produk Unggulan Daerah Berbasis Sumberdaya Lokal, Pengembangan Akses Permodalan dan Efektivitas Pembiayaan, Peningkatan Produktivitas, Pemasaran dan Jaringan Usaha, Peningkatan Kualitas SDM Koperasi dan UMKM, terutama untuk mendukung peningkatan daya saing koperasi dan UMKM di Jawa Tengah; c. Peningkatan Logistik Daerah, Akses Pasar Dalam Negeri, dan Pemberdayaan UDKM, Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Perdagangan Dalam Negeri, dan Pengembangan IKM, terutama untuk mendukung peningkatan daya saing IKM berbasis potensi lokal; d. Peningkatan Ketahanan Pangan, Pengembangan Agribisnis, Pemanfaatan Sumberdaya Hutan, Pengembangan Perikanan Tangkap, dan Pengembangan Perikanan Budidaya, terutama untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian dalam

IV -82


arti luas, kehutanan, dan perikanan sebagai salah sektor unggulan daerah Jawa Tengah; e. Peningkatan Logistik Daerah, Akses Pasar Dalam Negeri, dan Pemberdayaan UDKM, terutama untuk menjaga stabilitas harga 18 kepokmas dan 7 komoditas strategis; f. Peningkatan Ekspor, Promosi, dan Efisiensi Impor, terutama untuk mendukung upaya peningkatan nilai ekspor Jawa Tengah; g. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur utamanya pada infrastruktur pendukung konektivitas dan aksesibilitas wilayah. 4. Pro Environment Kebijakan pembangunan daerah Jawa Tengah untuk mendukung strategi pembangunan nasional Pro Environment diarahkan guna menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta mengurangi risiko bencana, dengan strategi meningkatkan konservasi ekosistem terersterial dan pesisir secara terpadu, meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau, mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta meningkatkan upaya penanggulangan bencana. Berbagai program pembangunan untuk mendukung upaya peningkatan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana Jawa Tengah meliputi : a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Daya Air Lainnya, Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, dalam rangka mengurangi kerusakan ekosistem teresterial dan pesisir; b. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau, untuk meningkatkan proporsi ruang terbuka hijau; c. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, terutama untuk mengendalikan dampak pencemaran lingkungan, baik pencemaran air maupun udara; d. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, serta Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai, terutama sebagai upaya mengurangi risiko dan dampak terjadinya bencana di Jawa Tengah. 4.4 Kebijakan dan Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 - 2015 Berdasarkan kondisi pencapaian target MDGs di Provinsi Jawa Tengah sampai dengan tahun 2012, beberapa indikator masih perlu upaya keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Untuk itu, melalui kebijakan dan strategi percepatan pencapaian target MDGs yang

IV -83


telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target MDGs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015, diharapkan upaya pencapaian target MDGs di tahun 2015 dapat dilakukan secara optimal. Kebijakan dan strategi percepatan pencapaian target MDGs dimaksud, adalah sebagai berikut : 1. Tujuan 1 : Menanggulangi Kemiskinan, dengan target : a. Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari dalam kurun waktu 1990 – 2015, ditetapkan arah kebijakan dan strategi yaitu : 1) Mengurangi besarnya persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan melalui : a) perluasan kesempatan kerja dan berusaha; b) pengurangan kesenjangan antar wilayah; c) pemenuhan hak dasar; dan d) percepatan pembangunan perdesaan; 2) Menurunkan indeks kedalaman kemiskinan, antara lain melalui: a) penajaman prioritas program dan sasaran untuk kelompok masyarakat sangat miskin; b) peningkatan bantuan perlindungan sosial bagi kelompok miskin; c) peningkatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat miskin dan lembaga desa/ kelurahan dalam melaksanakan pembangunan; d) peningkatan peran serta masyarakat miskin dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan di tingkat desa/kelurahan; e) peningkatan fungsi kelembagaan dan sistem informasi yang menunjang pemberdayaan masyarakat; f) peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa/kelurahan; g) peningkatan kemampuan manajemen keuangan desa/kelurahan; h) peningkatan jumlah anggaran bagi penduduk miskin yang dikelola desa/ kelurahan; dan i) peningkatan pengawasan pelaksanaan penggunaan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan agar lebih tepat sasaran. b. Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda, ditetapkan arah kebijakan dan strategi yaitu : 1) Meningkatkan perluasan dan pengembangan kesempatan kerja, melalui peningkatan kerjasama antar daerah dan antar negara dengan mekanisme AKL (Antar Kerja Lokal), AKAD (Antar Kerja Antar Daerah), dan AKAN (Antar Kerja Antar Negara), maupun transmigrasi; 2) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui revitalisasi BLK, fasilitasi Lembaga Pelatihan Kerja Swasta, dan pemagangan di dalam dan di luar negeri;

IV -84


3) Meningkatkan upaya perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin kepastian hukum bagi pemenuhan hak dan peningkatan kesejahteraan pekerja. c. Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990 – 2015, ditetapkan arah kebijakan dan strategi yaitu : 1) Penurunan prevalensi balita dengan berat badan rendah dan prevalensi gizi buruk, melalui : a) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan; b) mengembangkan bantuan khusus untuk penduduk miskin kepada kabupaten/ kota; c) meningkatkan sosialisasi dan fasilitasi tentang perilaku bersih dan sehat; dan d) memperkuat pemberdayaan masyarakat dan merevitalisasi Posyandu. 2) Meningkatkan penduduk dengan tingkat konsumsi kalori sesuai angka kecukupan sebesar 2.000 Kkal per kapita per hari, melalui: a) peningkatan ketahanan pangan pada tingkat kabupaten/kota terutama untuk mengurangi disparitas ketahanan pangan antar daerah; dan b) memperkuat kelembagaan di tingkat kabupaten/kota untuk merumuskan kebijakan dan program bidang pangan dan gizi. 2. Tujuan 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua, dengan target untuk menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan di manapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar, melalui arah kebijakan dan strategi yang ditetapkan yaitu : a. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; b. Perluasan akses yang merata pada pendidikan dasar khususnya bagi masyarakat miskin; c. Penguatan tata kelola dan akuntabilitas pelayanan pendidikan. 3. Tujuan 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dengan target untuk menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015, melalui kebijakan dan strategi yang ditetapkan yaitu : a. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan bagi masyarakat yang berkesetaraan gender dalam rangka mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antar wilayah, gender dan sosial ekonomi; b. Mengoptimalkan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian; c. Mengoptimalkan proporsi partisipasi perempuan dalam legislatif dan partai politik. 4. Tujuan 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak, dengan target untuk menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam

IV -85


kurun waktu 1990 – 2015, melalui kebijakan dan strategi yang ditetapkan yaitu : a. Percepatan pencapaian derajat kesehatan bayi dan anak melalui pemantapan komitmen dengan penentu kebijakan dan lintas sektor melalui akselerasi implementasi Perda, pengembangan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan, pemenuhan pelayanan kesehatan yang bermutu di semua unit pelayanan kesehatan dasar dan unit pelayanan rujukan; b. Revitalisasi Posyandu untuk semua melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam revitalisasi Posyandu; c. Pengembangan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga melalui optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan bayi dan anak. 5. Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu, dengan target : a. Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990 – 2015, ditetapkan arah kebijakan dan strategi yaitu : 1) Percepatan pencapaian derajat kesehatan ibu melalui penguatan kelembagaan lintas sektor yang ada di desa untuk penyelamatan ibu, optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan ibu, dan pemerataan jangkauan jaminan maternal; 2) Pengembangan mutu pelayanan kesehatan ibu di unit kesehatan dasar dan unit pelayanan rujukan, melalui pemenuhan pelayanan kesehatan yang bermutu serta pengembangan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan; 3) Penajaman program perencanaan dan pencegahan komplikasi (P4K) untuk semua desa, melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait; 4) Pengembangan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga, melalui pemantapan komitmen dari penentu kebijakan dan lintas sektor dan akselerasi implementasi Perda. b. Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015, dengan kebijakan yang ditempuh adalah peningkatan akses dan pengembangan kualitas pelayanan Keluarga Berencana melalui pemenuhan akses dan mutu pelayanan serta peningkatan promosi dan pemberdayaan masyarakat di bidang Keluarga Berencana. 6. Tujuan 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya, dengan target : a. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2015; b. Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010; IV -86


c. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria dan penyakit utama lainnya (Tuberkulosis) hingga tahun 2015. Kebijakan dan strategi yang ditetapkan, yaitu : a. Percepatan akses pelayanan kesehatan bagi penderita HIV/AIDS melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; b. Peningkatan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan HIV/AIDS pada populasi rentan, melalui peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pemenuhan pelayanan kesehatan yang bermutu di semua unit pelayanan kesehatan dasar dan unit pelayanan rujukan; c. Memperkuat sistem informasi dan sistem monev melalui pemantapan komitmen dari penentu kebijakan dan lintas sektor dalam rangka akselerasi Perda; d. Pengembangan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; e. Memperkuat pelayanan dalam pencegahan, pengendalian dan pengobatan; f. Pemantapan komitmen dari penentu kebijakan dan lintas sektor; g. Peningkatan cakupan DOTS pengembangan kompetensi, profesionalisme tenaga kesehatan dan pemenuhan pelayanan kesehatan di semua unit pelayanan kesehatan dasar dan unit pelayanan rujukan; h. Peningkatan kapasitas dan kualitas penanganan TB melalui pemantapan komitmen penentu kebijakan dan lintas sektor. 7. Tujuan 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dengan target : a. Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumberdaya lingkungan, dengan kebijakan yang ditetapkan yaitu : 1) Meningkatkan rasio luasan kawasan tertutup pepohonan, melalui peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang kritis dan potensial kritis, dan peningkatan fungsi RTH sebagai jantung kota dan upaya penghijauan di wilayah perkotaan dan sekitar industri; 2) Mengurangi emisi karbondioksida melalui pencarian potensi cadangan energi baru dan penganekaragaman pemanfaatan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan pengolahan gas cerobong pabrik; 3) Mengurangi jumlah konsumsi bahan perusak ozon, melalui peningkatan kampanye hemat energi, pengurangan penggunaan IV -87


refrigerant, dan pengurangan peredaran barang-barang ilegal yang menggunakan CFCs; 4) Mempertahankan jumlah tangkapan ikan yang berada pada batasan yang aman melalui penambahan jumlah kapal berkapasitas di atas 30 GT untuk meningkatkan jangkauan jelajah kapal. b. Menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang signifikan pada tahun 2010, dengan kebijakan yang ditetapkan yaitu : 1) Mempertahankan fungsi hutan lindung melalui peningkatan pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat, meningkatkan produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan, dan mengendalikan kerusakan kawasan lindung melalui upaya pengawasan dan penegakan hukum lingkungan serta fasilitasi penanganan pemulihan kerusakan lingkungan; 2) Peningkatan fungsi kawasan lindung perairan melalui peningkatan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan terhadap kawasan konservasi sumberdaya laut, dan peningkatan kesadaran masyarakat di wilayah pesisir tentang pentingnya kelestarian terumbu karang dan sumberdaya perikanan. c. Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015, dengan kebijakan dan strategi yang ditetapkan yaitu : 1) Mengurangi proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air bersih melalui peningkatan fungsi sarana dan prasarana konservasi sumber daya air untuk kelestarian air dan sumber air, pengurangan kesenjangan penyediaan sarana dan prasarana air bersih antar wilayah dan meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat; 2) Mengurangi proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar melalui peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana sanitasi permukiman bagi masyarakat di perkotaan dan perdesaan, dan peningkatan pelayanan persampahan terutama bagi Rumah Tangga Miskin (RTM); 3) Mendorong sinergitas Pokja AMPL Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam meningkatkan akses AMPL bagi masyarakat tidak mampu; 4) Mendorong pembentukan Pokja AMPL bagi kabupaten/kota yang belum memiliki Pokja AMPL dan mengaktifkan Pokja AMPL yang tidak aktif; 5) Mendorong peningkatan PHBS di masyarakat.

IV -88


d. Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020, dengan kebijakan dan strategi yang ditetapkan yaitu : 1) Prioritas pemenuhan kebutuhan rumah pada MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah); 2) Pemanfaatan lahan perumahan secara efisien dan efektif melalui pembangunan rumah secara vertikal; 3) Pemberdayaan komunitas perumahan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengembangkan kearifan lokal dan memperhatikan kelembagaan yang telah ada; 4) Memfasilitasi perwujudan tertib administrasi pertanahan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mensertifikatkan tanah; 5) Dukungan sertifikasi lahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mencegah penyalahgunaan serta alih fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukkannya. 4.5 Prioritas Pengembangan Kewilayahan Jawa Tengah Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah untuk mengatasi ketimpangan wilayah, yang diindikasikan dengan ketimpangan ekonomi, sosial dan infrastruktur. Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah tahun 2014 secara umum, dengan memperhatikan kebijakan kewilayahan pada RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029 adalah : 1. Pemantapan fungsi-fungsi pusat kegiatan, baik Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), maupun Pusat Kegiatan Lokal (PKL); 2. Pemerataan pembangunan infrastruktur terutama di wilayah tengah dan selatan Provinsi Jawa Tengah; 3. Pengentasan kemiskinan dan pembangunan kualitas hidup masyarakat terutama di kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi serta IPM rendah; 4. Pengembangan ekonomi wilayah berbasis potensi unggulan daerah, terutama pada daerah-daerah yang memiliki sumberdaya alam tinggi tetapi nilai PDRB per kapita nya rendah; 5. Pengembangan kerjasama daerah/wilayah/regional berdasarkan permasalahan, kekuatan dan potensi indogen dalam rangka peningkatan dan pemerataan pembangunan wilayah. Pengembangan ekonomi wilayah di Jawa Tengah, dengan mendasarkan pada RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029 dilakukan dengan membagi wilayah Provinsi Jawa Tengah menjadi delapan sistem perwilayahan (regionalisasi), dengan mendasarkan pada perpaduan dari aspek homogenitas, aspek nodalitas dan aspek

IV -89


administratif. Kedelapan perwilayahan tersebut adalah Kedungsepur, Wanarakuti, Subosukawonosraten, Bregasmalang, Petanglong, Barlingmascakeb, Purwomanggung, dan Banglor. Cakupan wilayah serta arah pengembangan pada setiap wilayah tersebut adalah sebagai berikut: 1.

Kedungsepur Wilayah pengembangan Kedungsepur meliputi Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Grobogan. Diarahkan berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sebagai PKN, arah pengembangan wilayah adalah pada: (1) perwujudan kawasan metropolitan Semarang sebagai ibukota provinsi yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi utama Jawa Tengah; (2) pengembangan kawasan strategis ekonomi dalam konteks kawasan ekonomi khusus; (3) perwujudan dari sisi hubungan intraregional sebagai pusat distribusi bagi produk dari daerah pedalaman karena berada sekitar jalur Pantura; (4) dan perwujudan secara interregional sebagai wilayah transit/pengumpul perdagangan dan jasa dari wilayah barat dan timur Jawa serta pulau-pulau lainnya terutama Kalimantan. a. Kabupaten Kendal sebagai bagian dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor industri, pertanian, agroindustri, perikanan, perkebunan, perhubungan. Simpul utama penggerak pertumbuhan berada di kawasan strategis ekonomi khusus, kawasan perkotaan koridor Kaliwungu-Kendal-Weleri, kawasan perkotaan Boja dan Sukorejo. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada penurunan kemiskinan (pro poor). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum mampu mengurangi pengangguran (pro job) dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (pro human development). Laju pengurangan penggangguran dan pertumbuhan IPM masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan pertanian dan agroindustri yang didukung pemantapan infrastruktur perhubungan yang ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan kerja (pengurangan pengangguran) dan peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan penanganannya adalah kecamatan-kecamatan yang berada di bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Batang dan kecamatan-kecamatan di bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung. b. Kota Semarang diarahkan sebagai kota inti dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor unggulan industri, perdagangan dan jasa, agroindustri, pariwisata, perhubungan, teknologi tinggi, dan fasilitas pendidikan tinggi. Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang

IV -90


tergolong tinggi sehingga secara indikatif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan IPM dan pertumbuhan pengurangan pengangguran yang tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dari aspek pertumbuhan pengurangan kemiskinan (pro poor) masih tergolong rendah. Berdasarkan posisi kuadran dengan pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran serta pertumbuhan IPM yang tinggi maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan untuk pengurangan kemiskinan. Sektor yang mendukung upaya tersebut adalah melalui pariwisata, perdagangan dan jasa, serta didukung oleh peningkatan infrastruktur perhubungan, telekomunikasi dan energi. c. Kabupaten Demak sebagai bagian dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor pertanian, industri, perikanan, agroindustri. Simpul utama penggerak pertumbuhan berada di kawasan perkotaan koridor Genuk-Demak dan sekitarnya serta Mranggen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak tergolong kuadran rendah sehingga berkorelasi positif dengan ikut rendahnya laju pengurangan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, masih diimbangi oleh tingginya pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (pro human development) dan tingginya laju pengurangan kemiskinan (pro poor). Berdasarkan posisi kuadran dimaksud maka pengembangan wilayah pada tahun 2014 diarahkan pada penanggulangan kemiskinan pada semua kecamatan yang masuk kategori sedang dan kecamatan-kecamatan di kawasan pesisir yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan yang masuk kategori miskin tinggi. Prioritas pengurangan kemiskinan dan penggguran tersebut didukung melalui upaya peningkatan pertanian, industri dan perikanan. d. Kabupaten Semarang sebagai bagian dari PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor industri, pertanian, pariwisata, teknologi tinggi. Simpul utama penggerak pertumbuhan berada di kawasan perkotaan koridor Ungaran-Bawen-Ambarawa dan kawasan sentra produksi Rawapening. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang tergolong kuadran tinggi, yang berpengaruh positif bagi tingginya pertumbuhan IPM dan tingginya laju pengurangan kemiskinan (pro poor). Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut tidak diikuti oleh laju pengurangan pengangguran (pro job) yang masuk kategori kuadran rendah. Prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan industri, agroindustri dan pariwisata yang didukung sektor pertanian dan infrastruktur perhubungan, telekomunikasi dan energi. Melalui pengembangan sektor tersebut, maka pertumbuhan ekonomi bisa berlanjut sehingga mampu menciptakan IV -91


kesempatan kerja, meningkatkan IPM dan mengurangi kesenjangan pembangunan khususnya di wilayah kecamatan yang tergolong miskin terutama di perbatasan dengan Kabupaten Boyolali. e. Kota Salatiga diarahkan sebagai PKW, pendukung kota inti PKN, memiliki sektor unggulan yaitu sektor perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, agroindustri, dan fasilitas pendidikan tinggi. Pertum-buhan ekonomi Kota Salatiga tergolong kuadran tinggi yang berpengaruh positif pada tingginya pertumbuhan IPM, tingginya laju pengurangan pengangguran (pro job) dan kemiskinan (pro poor). Untuk mempertahankan kondisi tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan perdagangan dan jasa, pariwisata yang didukung oleh agroindustri. Arahan spasial pengembangan adalah dengan memperkuat wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang sebagai simpul baru pengembangan area perkotaan di sekitarnya. f. Kabupaten Grobogan sebagai bagian dari PKN dengan tingkat pelayanan lokal diarahkan pengembangnya, memiliki sektor unggulan yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri, pariwisata, agroindustri. Simpul penggerak pertumbuhan berada di kawasan perkotaan Purwodadi, Gubug, Godong, Kradenan dan Wirosari. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Grobogan tergolong kuadran rendah yang berimplikasi pada rendahnya pertumbuhan IPM, dan rendahnya laju pengurangan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan kemiskinan (pro poor). Sebaran spasial wilayah kecamatan yang tergolong miskin tinggi berada di perbatasan dengan Kabupaten Sragen, sedangkan yang tergolong miskin sedang berada di kawasan timur perbatasan dengan Kabupaten Pati dan Kabupateb Blora. Berdasarkan kondisi tersebut maka prioritas kegiatan tahun 2014 ditujukan untuk meningkatkan IPM, mengurangi pengangguran dan kesenjangan pembangunan antarwilayah kecamatan di Kabupaten Grobogan melalui pengembangan sektor pertanian, industri, agroindustri dan pertambangan ditunjang infrastruktur perhubungan. 2.

Wanarakuti Wilayah pengembangan Wanarakuti (Juwana-Jepara-KudusPati) meliputi Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati, diarahkan sebagai PKW dan PKL. Simpul utama berada di kawasan perkotaan Kudus, didukung oleh perkotaan Jepara, Pecangaan, Tayu, Pati dan Juwana. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan adalah pertanian, industri, pertambangan dan perikanan.

IV -92


a. Kabupaten Jepara memiliki sektor unggulan perikanan dan kelautan, industri pengolahan (kerajinan dan hasil ukiran), pariwisata, perhubungan, pertambangan dan energi/kelistrikan. Simpul kegiatan berada di pusat pelayanan lokal kawasan perkotaan Jepara-Pecangaan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jepara tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum diikuti oleh laju pengurangan pengangguran (pro job) dan pengurangan kemiskinan (pro poor), karena keduanya tergolong rendah. Implikasi dari rendahnya pengurangan kemiskinan dan pengangguran tersebut menyebabkan masih adanya kantong-kantong kemiskinan di beberapa wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Demak dan kecamatan yang berada di bagian tengah, mulai dari lereng Gunung Muria sampai dengan pesisir Laut Jawa. Prioritas pengembangan tahun 2014 diarahkan pada upaya pengurangan pengangguran dan kemiskinan melalui pengembangan sektor industri, pariwisata dan kelautan ditunjang oleh infrastruktur perhubungan dan energi. b. Kabupaten Kudus memiliki sektor unggulan industri, agroindustri, pariwisata dan perdagangan dan jasa. Pusat pelayanan sebagai simpul penggerak pertumbuhan berada di PKW kawasan perkotaan Kudus yang meliputi kota Kudus-Jati-Jekulo. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya laju pengurangan pengangguran (pro job) dan kemiskinan (pro poor). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai ikon nasional di sektor agroindustri (rokok). Prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah pengembangan industri, agroindustri, perdagangan dan jasa ditunjang oleh pariwisata. c. Kabupaten Pati memiliki sektor unggulan pada pertanian, perikanan dan kelautan, pertambangan, perhubungan dan agroindustri. Simpul penggerak pertumbuhan wilayah berada di koridor kawasan perkotaan Pati-Juwana sebagai PKL. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Implikasi dari rendahnya laju pengurangan pengangguran dan kemiskinan adalah masih terdapatnya kantong-kantong kemiskinan terutama di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang serta kecamatan di IV -93


sekitar Gunung Muria memanjang sampai pesisir laut Jawa. Dengan demikian upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan pada tahun 2014 adalah memprioritaskan pengembangan wilayah pada sektor agroindustri, perikanan ditunjang oleh pertambangan dan infrastruktur perhubungan. 3.

Subosukawonosraten Pengembangan wilayah Subosukawonosraten yang meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten adalah sebagai PKN, PKW dan PKL. Sebagai pusat pertumbuhan nasional, wilayah ini meliputi metropolitan Solo Raya yang terdiri dari kawasan perkotaan Kota Surakarta dan sekitarnya yang meliputi Kartasura, Sukoharjo, Ngemplak, Mojosongo, Colomadu, Karanganyar, Jaten, dan Sragen. Sebagai pusat pelayanan wilayah terdiri dari Boyolali, dan Klaten.Sebagai pusat pelayanan lokal meliputi Wonogiri, Ampel. Arah pengembangan wilayah juga diarahkan pada pengembangan kerjasama kawasan perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur di wilayah bagian timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta di wilayah bagian selatan-barat, dikenal dengan nama Karismawirogo (Karanganyar-Sragen-Magetan-Ngawi-Ponorogo), Pawonsari (PacitanWonogiri-Wonosari/Gunung Kidul) dan Kesukosari (Klaten-SukoharjoWonosari/Gunung Kidul). Sektor unggulan wilayah Subosukawonosraten adalah pariwisata, industri dan pertanian. a. Kota Surakarta diarahkan sebagai simpul utama PKN, dengan pengembangan sektor unggulan pada sektor perdagangan dan jasa, pariwisata, perhubungan, industri kreatif, dan pendidikan tinggi. Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta tergolong kuadran tinggi yang berpengaruh positif pada tingginya pertumbuhan IPM, tingginya laju pengurangan pengangguran (pro job) dan kemiskinan (pro poor). Untuk mempertahankan kondisi tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan pariwisata, industri kreatif, perdagangan dan jasa yang ditunjang oleh infrastruktur perhubungan dan telekomunikasi. Arahan spasial pengembangan adalah dengan memperkuat wilayah kecamatan yang berbatasan sebagai simpul baru pengembangan area perkotaan di sekitarnya. b. Kabupaten Boyolali diarahkan pengembangannya sebagai PKW, dengan didukung oleh sektor unggulan yaitu sektor industri, perhubungan, pertanian, agroindustri, peternakan, dan pariwisata. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Boyolali, Ngemplak, Banyudono, Mojosongo, Ampel, dan Karanggede. Pertumbuhan

IV -94


ekonomi Kabupaten Boyolali tergolong kuadran tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan IPM (pro human development), pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job), yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan IPM, laju pengurangan kemiskinan dan pengangguran adalah masih terdapatnya kantongkantong kemiskinan terutama di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Magelang, sebagian di kawasan bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah meningkatkan pertumbuhan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan IPM melalui sektor industri, peternakan yang didukung oleh perhubungan dan agroindustri. c. Kabupaten Sukoharjo diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal yang mendukung PKN Surakarta, dan ditunjang oleh sektor unggulan industri, perdagangan dan jasa, pertanian, agroindustri. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Kartasura, Sukoharjo, Grogol, Mojolaban dan Nguter. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya laju pengurangan pengurangan kemiskinan (pro poor). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development) dan laju pengurangan pengangguran (pro job). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai penyangga PKN Surakarta (Solo Raya). Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas pengembangan kegiatan pada tahun 2014 adalah pemantapan sektor industri dan pertanian yang didukung oleh agroindustri. d. Kabupaten Karanganyar diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal yang mendukung PKN Surakarta, dan ditunjang oleh sektor unggulan pertanian, perkebunan, pariwisata, industri serta perdagangan dan jasa. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Karanganyar, Jaten dan Tawangmangu. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya pertumbuhan IPM (pro human development) dan laju pengurangan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengurangan kemiskinan (pro poor). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai penyangga PKN Surakarta (Solo Raya). Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas IV -95


kegiatan tahun 2014 dilakukan pada sektor industri dan pertanian yang ditunjang oleh sektor perdagangan dan jasa. e. Kabupaten Wonogiri diarahkan pengembanganya sebagai PKL dengan didukung oleh sektor unggulan industri, pertanian, agroindustri, pertambangan, dan pariwisata. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Wonogiri, Selogiri, Baturetno, Pracimantoro dan Purwantoro. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri tergolong kuadran rendah yang berkorelasi positif dengan rendahnya pertumbuhan IPM (pro human development). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan upaya yang lebih intensif memaksimalkan posisi strategis wilayah sebagai penyangga PKN Surakarta (Solo Raya). Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada pengembangan industri, pertambangan, agroindustri yang ditunjang oleh infrastruktur perhubungan. Sebaran spasial wilayah kecamatan yang prioritas dalam upaya penanggulangan kemiskinan adalah pada kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur dan kawasan pesisir selatan Wonogiri. f. Kabupaten Sragen diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal yang mendukung PKN Surakarta dan ditunjang oleh sektor unggulan industri, perdagangan dan jasa, pertanian, dan agroindustri. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Sragen, Palur dan Gemolong. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tergolong kuadran tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan IPM (pro human development), laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job), yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan IPM, laju pengangguran dan kemiskinan adalah masih terdapatnya sebagian kantong-kantong kemiskinan terutama di sebagian besar wilayah kecamatan di kawasan bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur dan sebagian di bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada pengembangan industri, pertanian, dan pariwisata yang ditunjang oleh perdagangan dan jasa. g. Kabupaten Klaten diarahkan sebagai PKW yang mendukung KSN Prambanan dan KSN TN Merapi, dan ditunjang oleh sektor unggulan industri, pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa, serta agroindustri. Simpul kegiatan berada di kawasan perkotaan Klaten dan sekitarnya, Delanggu, Prambanan, Jatinom dan Ceper. IV -96


Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klaten tergolong kuadran rendah yang diikuti oleh pertumbuhan IPM (pro human development), laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job) yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya pertumbuhan IPM, laju pengurangan kemiskinan dan pengangguran adalah masih terdapatnya sebagian kantong-kantong kemiskinan yang tersebar di sebagian besar wilayah kecamatan di kawasan bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian di bagian utara (lereng Merapi) yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada peningkatan agroindustri, pengembangan pertanian dan pemantapan perdagangan dan jasa didukung oleh perhubungan. 4.

Bregasmalang Wilayah pengembangan Bregasmalang meliputi Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, yang diarahkan sebagai pusat pelayanan nasional, pusat pelayanan wilayah dan lokal yang berperan penting di wilayah perbatasan barat-utara Jawa Tengah dengan Jawa Barat. Fokus pengembangan wilayah ini adalah pada pengembangan simpul-simpul pusat pertumbuhan pada koridor perkotaan Brebes-Tegal-Adiwerna-Slawi, perkotaan Pemalang dan sekitarnya, perkotaan Comal, perkotaan Ketanggungan-Kersana, serta perkotaan Bumiayu dan sekitarnya. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah ini adalah perikanan, industri, pertanian, agroindustri, pariwisata ditunjang oleh kehutanan dan energi. a. Kabupaten Brebes diarahkan sebagai pusat pelayanan lokal dengan simpul utama di perkotaan Brebes, dan koridor KetanggunganKersana. Fokus pengembangan pada sektor unggulan pertanian, agroindustri, perkebunan, pariwisata, dan perikanan ditunjang oleh sektor industry dan perhubungan. Pengembangan wilayah Brebes diarahkan pada penyeimbangan pertumbuhan antara koridor pantai utara Brebes dengan Brebes bagian selatan yang berpusat di kawasan perkotaan Bumiayu, didukung oleh wadah kerjasama perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai Cibening (Cirebon-Brebes-Kuningan). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Brebes tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada tingginya laju penurunan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum diikuti oleh peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (pro human development) yang masih masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas

IV -97


pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan pertanian dan agroindustri serta perikanan didukung pemantapan infrastruktur perhubungan yang ditujukan pada upaya pemantapan peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan serta peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan untuk penanganan kemiskinan adalah kecamatan-kecamatan di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan kecamatankecamatan di bagian utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. b. Kota Tegal sebagai pusat pelayanan wilayah didukung oleh sektor unggulan perdagangan dan jasa, perikanan, agroindustri, kelautan, pariwisata, perhubungan dan pendidikan tinggi. Pertumbuhan ekonomi Kota Tegal tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah di jalur pantura dengan ikon sebagai Kota Bahari. Prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah peningkatan perdagangan dan jasa, agroindustri, dan kelautan yang didukung oleh perhubungan. c. Kabupaten Tegal sebagai pusat pelayanan lokal dengan simpul kegiatan pada koridor perkotaan Adiwerna-Banjaran-Slawi serta koridor pantai utara, yang diarahkan pada pengembangan sektor unggulan pertanian, agroindustri, perkebunan, industri, perikanan, dan pariwisata yang ditunjang dengan sektor perdagangan dan jasa. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya pertumbuhan IPM (pro human development). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah yang berada di jalur pantura. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada sektor pertanian dan perkebunan yang ditunjang oleh pariwisata dan energi. Sebaran spasial pengembangan diarahkan pada kantongkantong kemiskinan pada kecamatan yang berada di lereng Gunung Slamet yang berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga. d. Kabupaten Pemalang diarahkan pengembangannya sebagai pusat kegiatan lokal dengan simpul di perkotaan Pemalang, Comal, dan Moga-Randudongkal. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan IV -98


adalah pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata dan perdagangan dan jasa yang ditunjang oleh industri. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya pertumbuhan IPM (pro human development) dan laju pengurangan pengurangan kemiskinan (pro poor). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengangguran (pro job). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah yang berada di jalur pantura. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada sektor pertanian dan agroindustri yang ditunjang oleh pariwisata. Sebaran spasial pengembangan diarahkan pada kantong-kantong kemiskinan pada kecamatan yang berada di lereng Gunung Slamet yang berbatasan dengan Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Purbalingga serta kecamatan-kecamatan di sebelah utara-timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan. 5.

Petanglong Wilayah Petanglong meliputi Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan, yang diarahkan sebagai pusat pelayanan wilayah dan lokal dengan simpul utama pada kawasan perkotaan Pekalongan dan sekitarnya. Sektor unggulan dari wilayah ini adalah pertanian, pariwisata, industri, dan perikanan. a. Kabupaten Pekalongan diarahkan pada pengembangan sektor unggulan pertanian, agrobisnis, industri yang ditunjang oleh perdagangan dan jasa. Simpul utama pengembangan digerakkan oleh perkotaan Wiradesa, Kajen, dan Kedungwuni. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan tergolong tinggi sehingga secara indikatif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan IPM yang tinggi dan laju pengurangan pengangguran yang juga tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak disertai dengan laju pengurangan kemiskinan (pro poor) yang tinggi. Berdasarkan kondisi dimana Kabupaten Pekalongan memiliki pertumbuhan ekonomi, IPM dan laju pengurangan pengangguran yang tinggi, maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan untuk pengurangan kemiskinan melalui pengembangan pertanian, peningkatan industri dan agroindustri yang didukung oleh pemantapan perdagangan dan jasa. Sebaran spasial dalam kerangka mengurangi kemiskinan tersebut diarahkan pada kantong kemiskinan di wilayah kecamatan bagian selatan dan barat yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga.

IV -99


b. Kabupaten Batang diarahkan pengembangannya pada sektor unggulan pertanian, perkebunan, pariwisata, industri, agroindustri dan teknologi tinggi energi/kelistrikan. Didukung oleh perkotaan Batang sebagai pusat pelayan lokal penggerak aktivitas pada koridor pantai utara dan perkotaan Limpung. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada tingginya laju penurunan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum diikuti oleh Indeks Pembangunan Manusia (pro human development) yang masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan pertanian, perkebunan, industri dan agroindustri serta perikanan didukung pemantapan infrastruktur energi dan perhubungan yang ditujukan pada upaya pemantapan peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan serta peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan untuk penanganan kemiskinan adalah kecamatankecamatan di bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan serta kecamatankecamatan di bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal. c. Kota Pekalongan sebagai pusat pelayanan wilayah diarahkan pengembangnya pada sektor perdagangan dan jasa, industri kreatif (kerajinan batik), dan perhubungan. Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job) yang keduanya tergolong kuadran rendah. Dengan demikian upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan dimaksud adalah memprioritaskan pengembangan wilayah pada tahun 2014 pada pengembangan industri kreatif yang didukung oleh pemantapan perdagangan dan jasa serta peningkatan infrastruktur perhubungan dan telekomunikasi. 6.

Barlingmascakeb Wilayah Barlingmascakeb meliputi Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen. Fokus pengembangan wilayah diarahkan sebagai pusat pelayanan nasional, pusat pelayanan wilayah dan pusat pelayanan lokal di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan. Kota-kota utama di wilayah ini yaitu Purwokerto, Cilacap, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Bobotsari, Purworejo Klampok, Adipala, Buntu, Maos, Kroya, Majenang,

IV -100


Gombong, Karanganyar, dan Kebumen. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah ini adalah pertanian, perkebunan, pariwisata, pertambangan, industri dan perikanan, ditunjang oleh agroindustri, kehutanan, peternakan dan perdagangan. a. Kabupaten Banjarnegara diarahkan sebagai pusat pelayanan lokal yang menghubungkan kawasan pantai utara dengan pantai selatan dengan sektor unggulan pada pertanian, agroindustri, perkebunan, pariwisata, industri non polutif dan teknologi tinggi di sektor energi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjarnegara tergolong kuadran tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti oleh pertumbuhan IPM (pro human development), serta laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job) yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari hal tersebut adalah masih terdapatnya kantong-kantong kemiskinan yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah pada pengembangan pertanian, agroindustri dan pariwisata yang didukung oleh pengembangan infrastruktur perhubungan, telekomunikasi dan energi. b. Kabupaten Purbalingga diarahkan sebagai pusat pelayanan lokal dengan kawasan Purbalingga, Bobotsari dan Bukateja sebagai penggerak sistem perkotaan, dengan sektor unggulan pada pertanian, agroindustri, industri kreatif, perkebunan dan pariwisata. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada laju penurunan kemiskinan (pro poor) yang baik. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum mampu mengurangi pengangguran (pro job) dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (pro human development). Laju pengurangan penggangguran dan pertumbuhan IPM masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah pemantapan agroindustri dan pariwisata serta peningkatan industri yang didukung oleh peningkatan infrastruktur perhubungan, yang ditujukan sebagai upaya peningkatan kesempatan kerja (pengurangan pengangguran) dan peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan pengembangannya adalah kecamatankecamatan yang berada di bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Pemalang, bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan kecamatan-kecamatan di bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. c. Kabupaten Banyumas diarahkan sebagai pusat pelayanan skala nasional dengan kawasan perkotaan Purwokerto dan sekitarnya sebagai penggerak utama pertumbuhan wilayah, melayani jasa-jasa keuangan dan perbankan, pendidikan tinggi, dan simpul IV -101


penghubung koridor Jawa Tengah bagian selatan, dan didukung oleh pusat pelayanan lokal sistem perkotaan Banyumas, Buntu, Wangon dan Ajibarang. Arah pengembangan ditujukan pada sektor unggulan pariwisata, perdagangan, industri, pertanian. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas tergolong kuadran tinggi yang berpengaruh positif pada tingginya pertumbuhan IPM, tingginya laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Untuk mempertahankan kondisi dimaksud maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah peningkatan agroindustri dan pariwisata yang didukung pengembangan infrastruktur perhubungan, telekomunikasi dan energi. Arahan spasial pengembangan adalah pada seluruh wilayah kecamatan utamanya di wilayah perbatasan dengan kabupaten tetangga. d. Kabupaten Cilacap berperan sebagai pusat pelayanan nasional dengan kawasan perkotaan Cilacap sebagai penggerak utama pertumbuhan wilayah berbasis industri hulu skala besar, dan ditunjang oleh sektor perhubungan, pariwisata, pertanian, dan perikanan. Pengembangan juga diarahkan pada kerjasama wilayah perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat dalam wadah KSN Pacangsanak, antara lain kerjasama dalam upaya konservasi Laguna Segara Anakan secara komprehensif dari hulu ke hilir serta pengembangan kawasan perkotaan Majenang sebagai pusat pertumbuhan wilayah perbatasan di wilayah Cilacap bagian barat. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cilacap tergolong tinggi yang secara indikatif berpengaruh pada tingginya penurunan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum diikuti oleh Indeks Pembangunan Manusia (pro human development) yang masih masuk kategori rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prioritas pengembangan kegiatan untuk tahun 2014 adalah peningkatan industri, perikanan, dan pariwisata, yang didukung oleh pertanian dan infrastruktur pehubungan, telekomunikasi dan energi, yang ditujukan pada upaya pemantapan peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan serta peningkatan IPM. Wilayah yang perlu diprioritaskan penanganannya adalah sebagian besar kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes serta perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. e. Kabupaten Kebumen diarahkan sebagai pusat kegiatan wilayah ditunjang oleh perkotaan Kebumen, Gombong dan Karanganyar, diarahkan untuk pengembangan sektor unggulan pertanian, pertambangan, industri, pariwisata dan perikanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen tergolong kuadran rendah yang IV -102


berkorelasi dengan rendahnya pertumbuhan IPM (pro human development) dan laju pengurangan kemiskinan (pro poor). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan pengangguran (pro job). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi sebagai jalur penghubung di jalur pantai selatan Jawa Tengah. Dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka prioritas kegiatan tahun 2014 diarahkan pada pengembangan pertanian, pariwisata, perikanan didukung oleh industri dan pertambangan serta infrastruktur perhubungan. Sebaran spasial pengembangan diarahkan pada kantong-kantong kemiskinan di kecamatankecamatan yang berada di bagian utara dan bagian pantai selatan. 7.

Purwomanggung Wilayah Purwomanggung meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan Kabupaten Temanggung, berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah dan lokal di bagian tengah dan selatan Jawa Tengah, yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi unggulan yang dapat dikembangkan adalah pertanian, pariwisata, pertambangan, industri, perikanan, didukung oleh sektor perkebunan, dan peternakan. Simpul utama sebagai penggerak ekonomi adalah Kota Magelang dan sekitarnya sebagai pusat kegiatan berskala nasional, didukung oleh koridor perkotaan Magelang-Mungkid-Borobudur-Muntilan-Salam, koridor perkotaan Purworejo-Kutoarjo, koridor perkotaan TemanggungParakan, Wonosobo, Kertek, dan Wadas Lintang. a. Kabupaten Purworejo diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal dengan perkotaan Purworejo dan Kutoarjo sebagai simpul utama pengembangan untuk sektor unggulan pertanian, perikanan, didukung oleh sektor pertambangan, pariwisata, agroindustri dan peternakan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purworejo tergolong kuadran tinggi yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum diikuti oleh laju pengurangan kemiskinan (pro poor)dan pengangguran (pro job), karena keduanya tergolong rendah. Implikasi dari rendahnya pengurangan kemiskinan dan pengangguran tersebut adalah masih adanya kantong-kantong kemiskinan di beberapa wilayah kecamatan di bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang serta kecamatan yang berada di wilayah bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk maksud tersebut maka prioritas pengembangan

IV -103


tahun 2014 adalah pengembangan pertanian, agroindustri didukung oleh perikanan dan infrastruktur perhubungan. b. Kabupaten Wonosobo diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal sebagai simpul penghubung di wilayah pegunungan dengan kawasan perkotaan Wonosobo dan Kertek sebagai simpul utama, dan diarahkan pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, agroindustri, dan pariwisata dan ditunjang oleh kehutanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonosobo tergolong kuadran rendah yang diikuti oleh IPM (pro human development), laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job) yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari rendahnya IPM, laju pengurangan kemiskinan dan pengangguran yang rendah adalah adanya sebaran kantong-kantong kemiskinan di seluruh wilayah kecamatan di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada peningkatan sektor pertanian, pariwisata dan agroindustri didukung oleh infrastruktur energi. c. Kabupaten Magelang diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala nasional didukung oleh KSN Borobudur dan KSN TN Merapi dengan sektor unggulan agroindustri, pariwisata, pertanian, industri non polutan, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang tergolong kuadran rendah yang berkorelasi dengan rendahnya laju pengurangan kemiskinan (pro poor)dan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi tersebut dapat diimbangi oleh tingginya pertumbuhan IPM (pro human development). Implikasi dari rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah diperlukannya upaya yang lebih intensif untuk memaksimalkan posisi strategis wilayah di bagian selatan Jawa Tengah, dengan potensi keberadaan Candi Borobudur sebagai ikon nasional (warisan budaya dunia). Pengurangan kesenjangan kemiskinan perlu diprioritaskan pada kecamatan yang berada di lereng Gunung Merbabu. Berdasarkan kondisi tersebut maka prioritas pengembangan tahun 2014 adalah pengembangan sektor pariwisata, dan agroindustri, yang didukung oleh pertanian, perdagangan dan jasa serta infrastruktur perhubungan. d. Kota Magelang diarahkan sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pariwisata, industri kreatif dengan skala pengembangan PKW yang dapat ditingkatkan menjadi kota inti PKN dari koridor Magelang-Yogyakarta di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi Kota Magelang tergolong tinggi sehingga secara indikatif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan IPM yang tinggi dan laju pengurangan pengangguran (pro job) yang juga tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum diikuti dengan laju IV -104


pengurangan kemiskinan (pro poor) yang masih tergolong rendah. Berdasarkan posisi kuadran pertumbuhan ekonomi, laju pengurangan pengangguran dan pertumbuhan IPM yang tinggi maka prioritas pengembangan kegiatan tahun 2014 adalah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk pengurangan kemiskinan. Sektor yang mendukung upaya tersebut adalah sektor perdagangan dan jasa, serta pariwisata yang harus dimantapkan ke depan. e. Kabupaten Temanggung diarahkan sebagai pusat kegiatan lokal sebagai simpul penghubung di wilayah pegunungan dengan kawasan perkotaan Temanggung dan Parakan sebagai simpul utama, dan diarahkan untuk pengembangan sektor unggulan perkebunan, agroindustri, pertanian, industri, pariwisata dan ditunjang oleh kehutanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung tergolong kuadran rendah sehingga berkorelasi dengan rendahnya laju pengurangan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, masih diimbangi oleh tingginya pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (pro human development) dan tingginya laju pengurangan kemiskinan (pro poor). Berdasarkan kondisi tersebut maka pengembangan wilayah pada tahun 2014 diarahkan pada penanggulangan kemiskinan pada semua kecamatan di wilayah bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan kecamatan-kecamatan di bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo, serta kecamatan di wilayah bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Prioritas pengembangan tahun 2014 adalah pengembangan agroindustri, perkebunan, dan pengolahan hasil hutan, didukung oleh perdagangan dan jasa. 8.

Banglor Wilayah pengembangan Banglor meliputi dua kabupaten di perbatasan sebelah timur-utara Jawa Tengah dengan Jawa Timur yaitu Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora. Arah pengembangan wilayah difokuskan sebagai pusat pelayanan skala wilayah dengan kawasan perkotaan Cepu sebagai simpul utama, ditunjang oleh koridor perkotaan Rembang-Lasem. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan adalah pertambangan minyak dan gas, pertambangan mineral, perikanan, pariwisata, perhubungan, pertanian, yang ditunjang oleh kehutanan, perkebunan dan peternakan. Arah pengembangan sektor ungulan dilakukan dalam wadah kerjasama perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang disebut sebagai regionalisasi Ratubangnegoro (Blora-Tuban-Rembang-Bojonegoro).

IV -105


a. Kabupaten Rembang diarahkan pengembangannya sebagai pusat pelayanan wilayah yang melayani sentra produksi sepanjang koridor pantai utara, dengan perkotaan Rembang dan Lasem serta koridor Bonang-Binangun-Sluke sebagai penggerak utama pertumbuhan. Sektor unggulan yang dikembangkan adalah perikanan dan kelautan, pertambangan, perhubungan dan industri, didukung oleh pertanian dan kehutanan. Pengembangan infrastruktur wilayah Kabupaten Rembang berupa perwujudan pelabuhan umum nasional sebagai akses regional penghubung dengan wilayah lainnya, teknologi tinggi di sektor energi dan didukung suprastruktur kebijakan untuk akses pasar, modal, teknologi, pengembangan masyarakat dan diversifikasi perekonomian guna akselerasi pertumbuhan wilayah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang tergolong kuadran rendah yang diikuti oleh pertumbuhan IPM (pro human development), laju pengurangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job) yang ketiganya tergolong kuadran rendah. Implikasi dari kondisi tersebut adalah adanya sebaran kantongkantong kemiskinan di sebagian besar wilayah kecamatan, dan di wilayah bagian pantai utara. Berdasarkan kondisi tersebut, maka prioritas pengembangan pada tahun 2014 adalah diarahkan pada peningkatan sektor perikanan, pengembangan pertambangan dan industri, didukung oleh infrastruktur perhubungan, dan energi. b. Kabupaten Blora diarahkan pengembangannya sebagai pusat kegiatan wilayah dan lokal dengan simpul utama di perkotaan Cepu dan perkotaan Blora. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan adalah sektor pertambangan migas, industri, energi, perhubungan, pariwisata, dan pertanian, ditunjang oleh agroindustri, perkebunan, peternakan dan kehutanan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora tergolong kuadran rendah yang berimplikasi pada rendahnya pertumbuhan IPM, dan laju pengurangan pengangguran (pro job). Namun pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut, dapat diimbangi oleh tingginya laju pengurangan kemiskinan (pro poor). Sebaran spasial wilayah kecamatan yang tergolong miskin berada di wilayah bagian tengah dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, kawasan bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang. Berdasarkan kondisi tersebut maka prioritas kegiatan tahun 2014 ditujukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah kecamatan di Kabupaten Blora melalui pemantapan pertambangan migas, pengembangan agroindustri, pertanian, perkebunan, didukung oleh infrastruktur perhubungan dan energi. Dalam rangka mendukung prioritas pembangunan daerah Jawa Tengah secara keseluruhan pada tahun 2014, dan dengan memperhatikan IV -106


arah pengembangan wilayah sesuai dengan potensi unggulan baik dari sisi sumber daya alam maupun sumber daya manusia serta karakteristik masing-masing wilayah yang ditekankan, maka ditetapkan fokus sasaran pengembangan di masing-masing wilayah Tahun 2014 yaitu untuk menurunkan angka kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job); meningkatkan daya saing ekonomi daerah berbasis potensi unggulan daerah (pro growth); meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan, derajat kesehatan masyarakat, penanganan PMKS, optimalisasi program KB, perlindungan terhadap perempuan dan anak, peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi, pengembangan budaya baca masyarakat, serta pelestarian budaya daerah; peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah; meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup (pro environment) serta pengurangan risiko bencana; memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih; serta memantapkan demokratisasi dan kondusivitas daerah. Sebagai gambaran pengembangan wilayah di Jawa Tengah, dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.

IV -107


Gambar 4.3 Arah Pembangunan Kewilayahan Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.4 Prioritas Pengembangan Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014

IV -108


BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 Program

dan

kegiatan

yang

mendukung

pembangunan

secara

menyeluruh akan dikelompokkan menjadi 26 urusan kewenangan wajib, dan 8 urusan kewenangan pilihan, sesuai pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 5.1. Urusan Wajib 1. Pendidikan Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fokus kegiatan pada : upaya peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan,

penguatan

aspek

ketersediaan,

keterjangkauan,

kesetaraan, kepastian dalam penyelenggaraan layanan pendidikan serta tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), antara lain melalui kegiatan pengembangan Sarana Prasarana PAUD yang layak 500 lembaga, penyediaan Alat Permainan Edukatif PAUD 2.900 lembaga. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target Pendidikan Untuk Semua (Education For All), yaitu capaian APK PAUD sebesar 75% pada tahun 2015. b. Pendidikan Dasar Fokus

kegiatan

pada

:

peningkatan

kualitas

dan

relevansi

pendidikan, penguatan aspek ketersediaan, keterjangkauan, kesetaraan, kepastian dalam penyelenggaraan layanan pendidikan serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik Pendidikan Dasar, antara lain melalui kegiatan fasilitasi rehabilitasi 957 ruang kelas rusak berat, pembangunan ruang perpustakaan SD/SDLB 130 unit, pengadaan 250 alat laboratorium IPA SMP, peningkatan pendampingan BOS SD/SDLB/MI sekitar 3,7 juta siswa dan SMP/ SMPLB/MTs sekitar 1,6 juta siswa, serta Peningkatan Sarana Prasarana Sanitasi SD/SDLB dan SMP/SMPLB 500 unit, fasilitasi pendidikan inklusi SD dan SMP, optimalisasi penyelenggaraan pendidikan kesetaraan sebanyak 360 lembaga (Paket A dan Paket B). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) yaitu APM SD/MI sebesar 100% pada tahun 2015 serta implementasi Standar Nasional Pendidikan.

V-1


c. Pendidikan Menengah Fokus

kegiatan

pendidikan,

pada

:

penguatan

Peningkatan aspek

kualitas

ketersediaan,

dan

relevansi

keterjangkauan,

kesetaraan, kepastian dalam penyelenggaraan layanan pendidikan serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik Pendidikan Menengah, antara lain melalui kegiatan pembangunan RKB SMA/ SMK 451 unit, rehab ruang kelas rusak berat SMA/SMK 200 unit, pembangunan laboratorium IPA SMA/SMK 90 unit, penyediaan alat laboratorium

IPA

SMK/SMA

200

unit,

pemberian

beasiswa

SMA/SMK dari keluarga kurang mampu sekitar 15.441 siswa, Pembangunan Tempat Uji Kompetensi 6 unit, Peningkatan Sarana Prasarana Sanitasi SMA/SMK 70 unit, Fasilitasi Pendidikan Inklusi SMA 13 unit dan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket C 70 lembaga. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung rintisan program Pendidikan Menengah Universal, Provinsi Vokasi dan implementasi Standar Nasional Pendidikan. d. Peningkatan Pendidikan Non Formal dan Informal Fokus

kegiatan

pada

:

Peningkatan

kualitas

dan

relevansi

pendidikan penguatan aspek ketersediaan, keterjangkauan, kesetaraan, kepastian dalam penyelenggaraan layanan pendidikan serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik Pendidikan Non Formal dan Informal, antara lain melalui kegiatan pengembangan desa vokasi di 35 desa dan penguatan desa vokasi 200 desa, Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 140 unit. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung program pro rakyat (Inpres Nomor 1 dan 3 Tahun 2010) utamanya untuk pengembangan kewirausahaan desa. e. Pendidikan Khusus Fokus

kegiatan

pada

:

Peningkatan

kualitas

dan

relevansi

pendidikan, penguatan aspek ketersediaan, keterjangkauan, kesetaraan, kepastian dalam penyelenggaraan layanan pendidikan serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik Pendidikan Khusus, antara lain melalui kegiatan pengadaan peralatan pendidikan khusus, pembinaan kesiswaan dan penyelenggaraan pendidikan inklusi. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung peningkatan APK Diksus 51,74% dan implementasi Standar Pendidikan Nasional. f.

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Fokus kegiatan pada : Peningkatan kualifikasi dan kompetensi melalui kegiatan fasilitasi studi lanjut S1/D4 guru SD/SMP/ SMA/SMK sebanyak 3.200 orang dan guru PAUDNI sebanyak 1.000 orang, Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK)

V-2


5.650 orang, pendidikan dan pelatihan, serta peningkatan kesejahteraan,

penghargaan

dan

perlindungan

pendidik

dan

tenaga

kependidikan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target RPJM Nasional tahun 2014, yaitu kualifikasi pendidik S1/D4 sebesar 90%. g. Manajemen Pelayanan Pendidikan Fokus kegiatan pada : Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan

publik

dalam

penyelenggaraan

pendidikan

serta

partisipasi masyarakat melalui peningkatan akreditasi sekolah/ madrasah sebanyak 1.386 sekolah. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung pencapaian tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan. h. Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan Tinggi Fokus kegiatan pada : Mengoptimalkan peran serta Perguruan Tinggi dalam pembangunan daerah, antara lain melalui Fasilitasi Potensi Akademi Sumber Daya Mahasiswa di Jateng sebanyak 1.100 mahasiswa; Fasilitasi pemberdayaan KKN Tematik bagi Pengembangan Pedesaan di Desa Vokasi sebanyak 105 proposal; Fasilitasi Pembinaan

Peningkatan

Mahasiswa

sebanyak

Potensi

80

Sumber

Proposal,

Daya

yang

Dosen

diarahkan

dan untuk

mendukung peningkatan peran serta perguruan tinggi dalam pembangunan daerah. i.

Pendidikan Berkelanjutan Fokus kegiatan pada : Fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan dan kearifan lokal dalam penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui

Fasilitasi

dan

stimulasi

pelatihan

tanggap

bencana

pendidikan (1500 siswa); Pembinaan Nasionalisme Pendidikan dan Karakter

Bangsa

(35

Kabupaten/Kota);

dan

Fasilitasi

Forum

Pendidikan Untuk Semua (35 Kabupaten/Kota). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung peningkatan wawasan kebangsaan, dan kearifan lokal dalam penyelenggaraan pendidikan. 2. Kesehatan Rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Fokus kegiatan pada : Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular

melalui

upaya

penemuan

kasus

TB

baru

di

35

Kabupaten/Kota, pembinaan pada Kabupaten/Kota yang memiliki cakupan HIV/AIDS positif lebih dari 80%, fasilitasi dalam rangka menekan angka kesakitan malaria kurang dari 1/1.000 penduduk di 33 Kabupaten/Kota, Fasilitasi penatalaksanaan penurunan angka

kesakitan

DBD

di V-3

10

Kabupaten/Kota;

Pencegahan


Penanggulangan peningkatan

Penyakit

Tidak

persentase

Menular

puskesmas

melalui

yang

fasilitasi

melaksanakan

pendampingan Posbindu PTM di 35 Kabupaten/Kota, fasilitasi 10 Kabupaten/Kota

yang

melaksanakan

on

the

job

training

penatalaksanaan PTM di Puskesmas, fasilitasi Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim melalui metode IVA

di

35

Kabupaten/Kota;

Surveilance

Epidemiologi

serta

Penanganan KLB dan Bencana melalui pemantapan dan pencapaian UCI desa di 35 Kabupaten/Kota, respon cepat penanggulangan KLB/bencana (krisis kesehatan) pada 144 kejadian, monitoring pelaksanaan pemeriksaan kesehatan jemaah haji di 34 lokasi, yang diarahkan pada upaya pengendalian angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit menular dan tidak menular. b. Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Fokus kegiatan pada : Fasilitasi, pembinaan, pengawasan dan distribusi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan melalui fasilitasi penyediaan buffer stock kesehatan provinsi, alat kesehatan, reagensia

dan

vaksin

lainnya

di

35

Kabupaten/Kota

dan

peningkatan kemampuan petugas pengelola obat dan alat kesehatan di 35 IFK Kabupaten/Kota; Fasilitasi, pembinaan dan pengawasan makanan minuman melalui pembinaan makanan dan minuman produksi

rumah

tangga

kualitas

produksi

di

pangan

35

Kabupaten/Kota,

industry

rumah

peningkatan

tangga

di

35

Kabupaten/Kota, pembinaan penerapan standar cara produksi makanan

minuman

IRT

serta

pembinaan,

pengawasan

dan

registrasi makanan minuman IRT di 35 Kabupaten/Kota, yang diarahkan pada upaya penyediaan dan pengelolaan farmasi dan perbekalan kesehatan di sektor publik. c. Pelayanan Kesehatan Fokus kegiatan pada : Fasilitasi pelayanan kesehatan dasar melalui peningkatan 4 puskesmas rawat inap PONED di 12 Kabupaten/ Kota, pembinaan pada minimal 2 puskesmas di 6 Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya kesehatan tradisional, pembinaan 4 puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan kerja di 6 Kabupaten/Kota; Fasilitasi dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan melalui pembentukan sistem rujukan dan sistem penanggulangan

gawat

darurat

terpadu

di

Provinsi

dan

6

Kabupaten/Kota, terbentuknya 50 rumah sakit rujukan PONEK di 35 Kabupaten/Kota, peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui

akreditasi

RS,

klasifikasi

RS,

dan

perijinan

di

35

Kabupaten/Kota; Fasilitasi pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui pelaksanaan PWSKIA di 35 Kabupaten/Kota, terbentuknya 1.500 kelas ibu hamil, pembinaan pada 10 Kabupaten/Kota yang V-4


memiliki

Tim

DTPS

KIBBLA

aktif;

Fasilitasi

pelayanan

gizi

masyarakat melalui pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu di 35 Kabupaten/Kota, penatalaksanaan kasus gizi buruk di 35 Kabupaten/Kota, pemberian suplementasi gizi di 35 Kabupaten/ Kota dan surveilans Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di 35 Kabupaten/Kota; Peningkatan mutu layanan kesehatan melalui akreditasi dan pelaksanaan sertifikasi ISO di 5 BKPM dan BKIM, yang diarahkan pada upaya menurunkan angka kematian ibu sebesar 115/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar

11/1.000

kelahiran

hidup

serta

peningkatan

mutu

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. d. Kesehatan Lingkungan Fokus kegiatan pada : Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar melalui identifikasi penilaian sarana air bersih dan kualitas air minum di 35 Kabupaten/Kota, peningkatan komitmen pengembangan klinik sanitasi di 10 Kabupaten/Kota; Pengawasan hygiene serta sanitasi Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan melalui identifikasi hasil penilaian sarana pelayanan kesehatan di 350 Fasyankes, identifikasi hasil penilaian PTM di 8 Kabupaten/Kota, yang diarahkan pada peningkatan kualitas air dan sanitasi dasar, serta sanitasi fasilitas umum. e. Sumber Daya Manusia Kesehatan Fokus kegiatan pada : Fasilitasi organisasi profesi kesehatan melalui fasilitasi pembentukan 8 forum komunikasi organisasi profesi, pemenuhan informasi tentang pengembangan kompetensi SDM kesehatan

di

35

Kabupaten/Kota;

Fasilitasi

penyelenggaraan

pendidikan tenaga kesehatan melalui penelitian dan pengabdian masyarakat oleh 339 mahasiswa Akper Provinsi; Penyelenggaraan pelatihan SDM kesehatan melalui akreditasi 20% pelatihan di BPTPK Gombong; Fasilitasi penyelenggaraan institusi pendidikan kesehatan melalui peningkatan kualitas pembelajaran di 60 institusi kesehatan,

yang

diarahkan

pada

peningkatan

kualitas

dan

kuantitas SDM tenaga kesehatan. f.

Promosi dan Pemberdayaan Fokus kegiatan pada : Penyelenggaran promosi kesehatan melalui ketersediaan

media

promosi

kesehatan

baik

cetak

maupun

elektronik di 35 Kabupaten/Kota, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di 35 Kabupaten/Kota, peningkatan komitmen Tim Pembina UKS kecamatan di 35 Kabupaten/Kota; Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan melalui peningkatan kualitas

desa

siaga

aktif

mandiri

di

25

Kabupaten/Kota,

peningkatan Kabupaten/Kota sehat aktif di 5 Kabupaten/Kota, V-5


peningkatan

fungsi

kelompok

Upaya

Kesehatan

Berbasis

Masyarakat (Posyandu, Saka Bhakti Husada, Poskestren di 13 Kabupaten/Kota, yang diarahkan pada upaya preventif pencegahan penyakit termasuk pembiayaan jaminan kesehatan. g. Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan Fokus

kegiatan

pembangunan

pada

:

kesehatan

Perencanaan melalui

dan

pengendalian

sinkronisasi

perencanaan,

penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan antara pusat, provinsi dan 35 Kabupaten/Kota, peningkatan kerjasama bidang kesehatan di daerah lintas batas dan provinsi, fasilitasi pemilihan 12 tenaga kesehatan teladan tingkat Jawa Tengah Tahun 2014, peningkatan kualitas 180 orang bidan PTT, pengelolaan asset di lingkungan

Dinas

Kesehatan

Provinsi,

pengelolaan

dan

pertanggungjawaban keuangan yang akuntabel; Pengkajian dan diseminasi pembangunan kesehatan melalui penyusunan 20 kajian kesehatan

program

Penyusunan

prioritas

regulasi

pendukung

kesehatan

daerah

pencapaian melalui

MDGs;

pemberian

perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan di Provinsi dan 35 Kabupaten/Kota; melalui

Penyelenggaraan

penyusunan

1

dokumen

sistem

informasi

kesehatan

SPM

kesehatan dan

profil

kesehatan, yang diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan sistem manajemen, informasi dan regulasi

kesehatan pada

institusi

kesehatan. 3. Pekerjaan Umum Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pembangunan Jalan dan Jembatan. Fokus kegiatan pada : Fasilitasi lanjutan pembangunan flyover/ underpass untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kota besar diantaranya flyover Kalibanteng Semarang dan flyover Palur serta fasilitasi

inisiasi

proses

pembangunan

underpass

Jatingaleh

Semarang; Fasilitasi lanjutan pembangunan jalan tol Trans Jawa (Lanjutan Semarang - Solo pada ruas Ungaran – Bawen – Salatiga – Boyolali - Solo dan Ruas Solo – Sragen - Mantingan); Fasilitasi pembangunan Lingkar Sumpiuh di Banyumas. Ruas jalan dimaksud merupakan ruas jalan strategis dalam mendukung kelancaran arus transportasi wilayah di antaranya ruas jalan di perbatasan antar Provinsi, aksesibilitas daerah yang kurang berkembang, daerah yang rawan macet dan kecelakaan, ruas jalan daerah rawan bencana dan kawasan pengembangan perekonomian wilayah.

V-6


b. Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan. Fokus kegiatan pada : Peningkatan struktur/kapasitas ruas jalan provinsi antara lain penanganan ruas jalan provinsi yang merupakan jalan alternatif jalan nasional antara lain ruas: Jatinegara – Slawi, Jatibarang – Ketanggungan – Songgom, Bantarbolang – Kesesi, Sukorejo – Boja – Cangkiran - Ungaran (Alternatif Ruas Jalan Nasional/Pantura); Betonisasi ruas jalan di wilayah timur yang tanah dasarnya ekspansif antara lain koridor ruas jalan: Semarang – Godong – Purwodadi – Wirosari – Sulursari – Singget – Doplang – Cepu, Purwodadi – Geyer – Gemolong – Surakarta, Wirosari – Kunduran – Ngawen – Blora, Tegowanu – Tanggung – Kapung, Kuwu – Galeh, Pati – Kayen – Sukolilo, Purwodadi – Klambu, Gubug – Kapung – Kedungjati – Salatiga dan Demak – Godong; Peningkatan jalan akses penghubung wilayah pantura dan pansela antara lain ruas : Pemalang –Randudongkal – Belik – Bobotsari – Purbalingga (Koridor Pemalang –Purbalingga) dan Banjarnegara – Wanayasa (Koridor Banjarnegara –Pekalongan); Peningkatan kapasitas (pelebaran) untuk menangani ruas jalan yang volume lalu lintas kendaraannya sudah padat dan memacu perkembangan daerah yang relatif stagnan perkem-bangannya karena rendahnya aksesibilitas antara lain pada ruas : Kaliori – Patikraja, Buntu – Kroya – Slarang, Menganti - Kesugihan, Weleri – Patean - Parakan, Salatiga – Ngablak, Sapuran – Kaliangkrik, Temanggung – Kaloran, Pati – Tayu, Juwono – Todanan Batas Blora, Kudus – Margoyoso/Batas Jepara, Sukoharjo – Weru –Watukelir, Wuryantoro – Eromoko – Pracimantoro, Boyolali – Batas Klaten, Sangkal Putung – Batas Boyolali, Andong – Karanggede –Batas Kabupaten Semarang dan Margoyoso – Jepara; Penanganan ruas jalan di perbatasan antar provinsi antara lain pada ruas : Lasem – Sale dan Ngadirojo – Biting Batas Provinsi Jawa Timur serta Peningkatan ruas jalan pendukung pengembangan perekonomian/ kawasan strategis/pariwisata diantaranya ruas : Purwokerto – Baturaden, Cawas – Krendetan – Watukelir, Blabak – Jrakah/Selo, Trengguli – Welahan, Sruwen – Karanggede dan Welahan – Margoyoso.

Target

volume

penanganan

jalan

yang

berupa

peningkatan, baik peningkatan struktur untuk meningkatkan kondisi maupun pelebaran untuk meningkatkan kapasitas pada beberapa ruas jalan tersebut secara total adalah sepanjang 114 km. Target penggantian jembatan sepanjang 200 m untuk 2 buah jembatan yaitu Jembatan Suru (duplikasi) dan Jembatan Mlonggo (Struktur Atas/Rangka). Sedangkan

dukungan

dari

Pemerintah

Pusat

diharapkan

difokuskan pada : Peningkatan struktur jalan untuk memperbaiki V-7


kerusakan jalan diantaranya meliputi ruas jalan pantura (Tegal – Pemalang, Pemalang – Pekalongan, Batang – Kendal, Kendal – Semarang, Semarang – Demak dan Demak – Trengguli), jalan lingkar

kabupaten/kota

(Lingkar

Utara

Pemalang,

Lingkar

Surakarta, Lingkar Utara Timur Sragen, Lingkar Weleri, Lingkar Kaliwungu dan By Pass/Lingkar Demak) dan ruas jalan di perbatasan antar provinsi (Losari – Pejagan – Brebes, Rembang – Bulu/Batas Jawa Timur dan Klaten - Prambanan/Batas DIY); Pelebaran jalan untuk menangani bottleneck dan meningkatkan volume

kapasitas

jalan

mengimbangi

pertumbuhan

lalulintas

diantaranya meliputi ruas jalan di perbatasan antar provinsi (Wangon – Batas Jawa Barat dan Sragen – Mantingan/Batas Jawa Timur), ruas Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kabupaten Cilacap (Batas Jawa Barat – Patimuan – Sidareja, Sidareja – Jeruklegi) dan lanjutan penanganan JJLS melalui RRDP (Duwet – Giriwoyo, Congot – Wawar, Wawar – Tambakmulyo). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target pencapaian kondisi jalan baik sebesar 86,88% dan jembatan sebesar 79,72%. c. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. Fokus kegiatan pada : Pemeliharaan berkala untuk mengembalikan kondisi ruas jalan provinsi yang kinerjanya mulai menurun sepanjang 86,50 Km; Rehabilitasi jalan sepanjang 71 Km dan rehabilitasi jembatan dan gorong-gorong sepanjang 798,5 m untuk menangani jalan dan jembatan provinsi dalam kondisi sedang; Pemeliharaan rutin jalan sepanjang 2.409,981 Km dan jembatan sepanjang 26.544,63 m untuk mempertahankan kondisi ruas jalan dan jembatan provinsi yang kondisinya masih baik agar tetap mantap

pelayanannya;

serta

pengendalian

program

dan

penanggulangan keadaan darurat/ khusus untuk menanggulangi ruas

jalan

kewenangan

provinsi

yang

rawan

bencana

alam

longsor/ambles. d. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan. Fokus kegiatan pada : Pengadaan alat berat untuk mendukung pemeliharaan rutin jalan dan jembatan provinsi; Pengadaan dan pendayagunaan bahan jalan dan jembatan sebagai antisipasi keadaan darurat/bencana pada ruas jalan dan jembatan provinsi; Pengadaan aspal untuk bantuan kepada masyarakat Jawa Tengah; Perbaikan peralatan alat berat untuk mendukung pemeliharaan rutin jalan dan jembatan; Penyiapan program dan anggaran sistem jaringan jalan/jembatan; Pembuatan leger jalan dan perhitungan lalu lintas; Pemeliharaan dan peningkatan kompetensi laboratorium. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target pencapaian optimalnya kinerja fungsi jalan dan jembatan. V-8


e. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa serta Jaringan Pengairan Lainnya. Fokus kegiatan pada : Perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana irigasi di 19 DI (18 Kabupaten); serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Provinsi di 106 DI seluas 86.252 Ha. Sedangkan dukungan dari Pemerintah diharapkan untuk kegiatan: Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Pemerintah di 39 DI seluas 346.998 Ha; Rehabilitasi DI Gung (Kabupaten Tegal), DI Colo Timur dan DI Colo Barat (Kabupaten Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar), DI Sidareja dan DI Cihaur (Kabupaten Cilacap), DI Comal, DI Sungapan, DI Cacaban Cipero dan DI Pesantren Kletak (Kabupaten Pemalang), DI Kaliwadas (Kabupaten Pekalongan), DI Dumpil, DI Glapan, DI Sidorejo, dan DI Sedadi (Kabupaten Grobogan), DI Jragung (Kabupaten Demak), DI Klambu (Kabupaten Demak, Kudus dan Pati), DI

Jengkelok dan DI

Kabuyutan

(Kabupaten Brebes); serta pembangunan DI Slinga (Kabupaten Purbalingga), DI Cikawung, DI Cijalu, DI Cilopadang (Kabupaten Cilacap) dan DI Progopistan (Kabupaten Temanggung). Kegiatan tersebut

diarahkan

untuk

mendukung

target

pencapaian

peningkatan kondisi baik jaringan irigasi kewenangan Provinsi sebesar 74%. f.

Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku. Fokus kegiatan pada : Perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana air baku melalui pembangunan Embung Ds. Sridadi (Kabupaten Rembang), Embung Bumiayu (Kabupaten Kendal), Embung Desa Bagelen (Kabupaten Purworejo), Embung Desa Danasri Lor (Kabupaten Cilacap), Embung Curug (Kabupaten Tegal) dan Embung DAS Kalong (Kabupaten Kebumen); Operasi dan pemeliharaan saluran air baku Klambu Kudu (Kabupaten Demak dan Kota Semarang); Pemeliharaan prasarana dan sarana air baku di 6 Balai PSDA. Sedangkan dukungan dari Pemerintah diharapkan untuk kegiatan : lanjutan pembangunan Waduk Jatibarang (Kota Semarang), proses pembangunan Waduk Matenggeng (Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Ciamis), Waduk Kuningan (Kabupaten Kuningan dan Brebes), Waduk Pidekso (Kabupaten Wonogiri), Waduk Gondang (Kabupaten Karanganyar) dan Waduk Logung (Kabupaten Kudus), Waduk Bener/Guntur (Kabupaten Purworejo), Embung Sindangjaya, Padakaton dan Kubangwungu (Kabupaten Brebes), Embung Kaliombo (Kabupaten Rembang); Rehabilitasi Waduk

Wonogiri

(Kabupaten

Wonogiri),

Waduk

Wadaslintang

(Kabupaten Wonosobo), dan Waduk Sempor (Kabupaten Purworejo); Pembangunan jaringan air baku kawasan Bregas, Dadi Muria, Petanglong,

Rawapening,

Surakarta, V-9

Karanganyar,

Wonogiri,


Keburejo (Kabupaten Kebumen dan Purworejo), Patimuan dan Cibaganjing (Kabupaten Cilacap), serta long storage Kabuyutan dan Babakan (Kabupaten Brebes). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target pencapaian peningkatan pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 54%. g. Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya. Fokus kegiatan pada : Perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana konservasi SDA melalui konservasi Sub DAS Mrawu (Kabupaten Banjarnegara), DAS Cokroyasan (Kabupaten Purworejo), Sub

DAS

Galeh

(Kabupaten

Temanggung),

Sub

DAS

Tajum

(Kabupaten Banyumas), Sub DAS Jurug (Kabupaten Karanganyar), lanjutan pembangunan Klante Rawapening (Kabupaten Semarang) dan pembuatan groundsill Anak S. Banjir Kanal Timur (K. Bajak, Kota Semarang); Pemeliharaan prasarana dan sarana konservasi SDA di 6 Balai PSDA. Sedangkan dukungan dari Pemerintah diharapkan untuk kegiatan : konservasi Sub DAS Tirtomoyo, DAS Keduang

(Kabupaten

(Kabupaten

Wonogiri),

Kebumen),

DAS

DAS

Wawar,

Kedunggupit,

DAS

DAS

Sempor

Wadaslintang

(Kabupaten Wonosobo), DAS Segara Anakan; Pembangunan check dam Cihaur (Kabupaten Banyumas), check dam Cikondang dan Darmaji (Kabupaten Cilacap), dan check dam Cigora (Kabupaten Brebes). h. Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai. Fokus kegiatan pada : Perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana

pengendalian

banjir

dan

pengamanan

pantai

melalui

perkuatan tebing K. Layangan (Kabupaten Pemalang dan Tegal), S. Logung (Kabupaten Kudus); Normalisasi K. Bodri, S. Blukar, S. Kendal dan K. Bulanan (Kabupaten Kendal), S. Sengkarang (Kabupaten Pekalongan) dan S. Comal (Kabupaten Pemalang); Penanganan prasarana sumber daya air akibat banjir; Pemeliharaan prasarana dan sarana pengendalian banjir di 6 Balai PSDA. Sedangkan dukungan dari Pemerintah diharapkan untuk kegiatan : perbaikan/perkuatan tanggul/tebing dan normalisasi S. Bengawan Solo, S. Juana (Kabupaten Pati), S. Serang (Kabupaten Grobogan), S. Pemali (Kabupaten Brebes), S. Gung (Kabupaten Tegal), S. Sragi (Kabupaten

Pekalongan),

sistem

Dombo

Sayung

(Kabupaten

Demak), muara S. Onggorawe (Kabupaten Demak), S. Wulan (Kabupaten Kudus/Demak), S. Tuntang, Banjir Kanal Timur Kota Semarang, sistem Dolog – Penggaron (Kota Semarang dan Demak), SWD I dan II (Kabupaten Jepara), S. Pedes, S. Glagah, S. Keruh (Kabupaten Brebes), S. Tipar, S. Cimeneng, S. Cikawung, S. Lumbir, S. Cilopadang, S. Citanduy, S. Cijolang, S. Cileumeuh (Kabupaten V - 10


Cilacap), S. Kabuyutan dan S. Babakan (Kabupaten Brebes), serta penyelesaian pasca banjir lahar dingin Merapi Magelang. i.

Program

Peningkatan

Prasarana

Dan

Sarana

Perkotaan

Dan

Perdesaan. Fokus kegiatan pada : Fasilitasi Revitalisasi Kawasan Perkotaan kumuh sebagai Fungsi Pusat Kegiatan Nasional di Kota Semarang dan Kota Surakarta serta fungsi Pusat Kegiatan Wilayah di Kabupaten Kudus, Kebumen, Wonosobo, Klaten, Blora, dan Kota Pekalongan; Pembangunan Prasarana dan Sarana Perumahan Penunjang Kawasan Wisata dan Revitalisasi Kawasan Tradisional/ Cagar Budaya di Kabupaten Magelang, Boyolali, Blora, Wonosobo, Klaten, Karanganyar, Temanggung, Banjarnegara, Sragen, dan Kota Surakarta;

Pembangunan

Prasarana

dan

Sarana

Pendukung

Kegiatan Perekonomian Agropolitan di Kabupaten Cilacap dan Temanggung, Minapolitan di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pati; Penataan Kawasan Perbatasan dan Kawasan Strategis meliputi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Dieng, Penataan dan pembangunan kawasan tugu batas Provinsi Jawa Tengah – Jawa Barat di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap, dan kawasan tugu batas Provinsi Jawa Tengah - Jawa Timur Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri. j.

Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Sanitasi. Fokus kegiatan pada : Peningkatan cakupan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan (sanitasi, drainase dan persampahan) melalui Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Bersih Perdesaan di Kabupaten Purworejo, Banyumas, Brebes, Boyolali, Batang, Kendal, Banjarnegara, Kebumen, Tegal dan Pati; Pendampingan SPAM Regional Jawa Tengah; Pembangunan Sarpras Pengelolaan Sampah 3R di Kota Pekalongan, Pembangunan Jamak SPAL Kabupaten Purworejo dan Batang, Pembangunan Sarpras Drainase di Kota Pekalongan, Kabupaten Rembang, Blora, Karanganyar, Magelang dan Pemalang, Sarpras IPAL Komunal di Kabupaten Sragen dan Tegal, Penyusunan Dokumen AMDAL dan Studi Kelayakan TPA Regional Magelang serta Pendampingan program nasional Pamsimas dan USRI di Jawa Tengah, yang diarahkan untuk peningkatan cakupan pelayanan air bersih perkotaan 67%, perdesaan 45,5% dan sanitasi 69%.

k. Program Pembangunan dan Pengelolaan Bangunan Gedung serta Pengembangan Jasa Konstruksi. Fokus

kegiatan

pada

:

Peningkatan

kinerja

dan

kualitas

penyelenggaraan, pengelolaan, pembinaan dan pengawasan jasa

V - 11


konstruksi serta pengujian konstruksi dan layanan informasi di Jawa Tengah. 4. Perumahan Rakyat Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pembangunan Perumahan. Fokus kegiatan pada : Fasilitasi Prasarana Rumah Sederhana Sehat meliputi PSD Rusunawa di Kabupaten Pemalang, Klaten, Jepara, Sukoharjo, serta Kota Semarang dan Tegal, PSD Kasiba/Lisiba di Kabupaten Tegal, Karanganyar, Brebes, Pati,

Kudus, Jepara,

Sukoharjo, dan Kota Pekalongan; Perbaikan kualitas perumahan melalui perbaikan 4.220 untuk Rumah Tidak Layak Huni di Jawa Tengah; Perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana akibat bencana meliputi Perbaikan Rumah Rentan Bencana di Kabupaten Temanggung, Cilacap, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes; PSD lingkungan bencana di Kabupaten Tegal, Temanggung, Banjarnegara,

Banyumas,

Cilacap,

Pekalongan,

Karanganyar

dan

Pemalang. b. Pemberdayaan Komunitas Perumahan. Fokus

kegiatan

pada

:

Peningkatan

prasarana

dan

sarana

perumahan di perbatasan antar Kabupaten/Kota di Kabupaten Kudus, Banjarnegara, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Temanggung, Kebumen, Purbalingga, Wonosobo, serta Kota Pekalongan, Salatiga

dan

Semarang;

Peningkatan

prasarana

dan

sarana

pedesaan meliputi kawasan kumuh di Kabupaten Semarang, Brebes, Sragen, Pati, Blora, Pemalang, Tegal, Wonogiri, Klaten dan Kota Semarang, serta Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa di Kabupaten Sukoharjo, Sragen, Brebes, Blora, Pemalang; Fasilitasi dan stimulan perbaikan kualitas lingkungan permukiman berbasis masyarakat di Jawa Tengah. 5. Penataan Ruang Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Perencanaan Tata Ruang Fokus kegiatan pada : Peningkatan kinerja penataan ruang; Penyusunan studi naskah akademis evaluasi Perda Nomor 6 Tahun 2010; Penyusunan Peraturan Daerah Rencana Rinci Tata Ruang Provinsi yaitu Kawasan Strategis Bregasmalang dan Rawa Pening; Studi/Kajian

Kawasan

Perkotaan

Gombong

–

Karanganyar

–

Kebumen, Kawasan Perkotaan Wanarakuti, RTR Kawasan Sukolilo; serta Pembinaan dan fasilitasi penyusunan Perda Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota. V - 12


b. Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Fokus

kegiatan

pada

:

Peningkatan

kinerja

pengendalian

pemanfaatan ruang, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; serta Koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten/Kota utamanya dalam pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan lahan pertanian pangan berkelanjutan. 6. Perencanaan Pembangunan Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Fokus kegiatan pada : Peningkatan kualitas aparatur perencana melalui pengiriman peserta diklat, lokakarya, seminar dan pelaksanaan FGD/Curah Pendapat/Seminar, yang diarahkan sebagai

upaya

untuk

meningkatkan

kapasitas

sumber

daya

aparatur perencanaan pembangunan daerah. b. Perencanaan Pembangunan Daerah Fokus kegiatan pada : Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018; Fasilitasi penyelenggaraan rangkaian Musrenbang Provinsi (Forum SKPD, Musrenbang Wilayah, Dialog Interaktif Eksekutif - Legislatif); Fasilitasi sinergitas perencanaan Pusat - Daerah (Musrenbang Nasional);

Kesepakatan

Kerjasama

Pembangunan

Wilayah

Perbatasan Jateng - Jabar, Jateng - Jatim, Jateng - DIY dan Regional

Jawa

program/kegiatan

Bali;

serta

APBN/APBD

Pengendalian

pada

SKPD

dan

Provinsi

evaluasi dan

35

Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut diarahkan sebagai upaya untuk peningkatan

kualitas

dokumen

perencanaan

dan

sinergitas

pembangunan daerah antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. c. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Fokus kegiatan pada : Fasilitasi koordinasi dan sinkronisasi pembangunan dokumen

perekonomian

daerah

melalui

:

Penyusunan

perencanaan pengembangan perekonomian; Tindak

lanjut pengembangan ekonomi lokal di Jawa Tengah; Sinkronisasi pelaksanaan Program PEL – FEDEP - Klaster; Pengembangan Klaster – IKM/UMKM; Evaluasi pelaksanaan Program PEL – FEDEP - Klaster; Koordinasi Program Pengelolaan Pengembangan Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat (PPKEBM); Fasilitasi Rehabilitasi Konservasi

Kawasan

Pesisir,

Laut

dan

Pulau-Pulau

Kecil;

Sinkronisasi pelaksanaan penanganan kawasan Muria, pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan, pengembangan V - 13


PRIMATANI, Monev RAD – Pangan dan Gizi. Kegiatan tersebut diarahkan

sebagai

upaya

untuk

meningkatkan

kualitas

perencanaan pembangunan daerah bidang ekonomi. d. Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Fokus

kegiatan

pada

:

Pengembangan

KHPPIA/SDM

Dini;

Implementasi penanggulangan GAKY di Kabupaten/Kota; Fasilitasi Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan Mental Spiritual, Pengendalian Capaian Program MDGs; Fasilitasi dan koordinasi perencanaan

pembangunan

pemerintahan

dan

perdesaan;

Pendampingan TMMD Reguler dan Sengkuyung; Pendampingan dan Penguatan PUG/ARG di 35 Kabupaten/Kota dan seluruh SKPD Provinsi; Fasilitasi Perencanaan bidang Perlindungan Anak; dan Fasilitasi perencanaan bidang Kependudukan. Kegiatan tersebut diarahkan

sebagai

perencanaan

upaya

pembangunan

untuk daerah

meningkatkan bidang

kualitas

pemerintahan

dan

kependudukan. e. Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam Fokus kegiatan pada : Fasilitasi dan koordinasi perencanaan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah; Penyusunan manajemen plan layanan angkutan umum BRT dan angkutan perdesaan; Pendampingan WISMP tahun 2014; Sinergitas pengembangan intermoda

transportasi

antar

kawasan

Sampan,

Barlingmascakeb (Banjarnegara – Purbalingga -

kawasan

Banyumas -

Cilacap – Kebumen ) dan kawasan Wanarakuti (Juwana - Jepara – Kudus – Pati); serta Peningkatan kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)

dalam

diarahkan perencanaan

pembangunan

sebagai

infrastruktur.

upaya

pembangunan

untuk daerah

Kegiatan

tersebut

meningkatkan

kualitas

bidang

infrastruktur

dan

pengembangan wilayah. f. Pengembangan IPTEK dan Inovasi Daerah Fokus kegiatan pada pengembangan dan penerapan hasil litbang (4 kegiatan); pengembangan SIDa (5 desa inovatif, 3 Kabupaten/Kota inovatif

dan

6

unit

klaster),

diarahkan

untuk

mendukung

implementasi MP3EI dalam upaya memperkuat kemampuan SDM dan Iptek, serta implementasi Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek.

V - 14


7. Perhubungan Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pengembangan Perhubungan Darat Fokus kegiatan pada : Peningkatan pelayanan dan pengembangan keselamatan perhubungan di 10 (sepuluh) wilayah UPP (wilayah Pati, Semarang, Pekalongan, Magelang, Surakarta, Banyumas, Boyolali, Wonogiri, Kebumen, Brebes); Pengembangan transportasi massal (BRT) di wilayah Kedungsapur dan Subosukowonosraten; Peningkatan fasilitas keselamatan lalu lintas jalan; Pembangunan sarana dan prasarana Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP); Fasilitasi keselamatan ASDP dan perkeretaapian; Peningkatan dan pemeliharaan perlintasan sebidang; Fasilitasi reaktivasi jalur KA Lintas Kedungjati-Tuntang dan Lintas Bedono-Secang. b. Pengembangan Perhubungan Laut Fokus kegiatan pada : Pengoperasian Kapal Motor Cepat Kartini 1 dan Kemujan; Fasilitasi pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas dan Terminal Kendal serta Keselamatan Pelayaran di Jawa Tengah. c. Pengembangan Perhubungan Udara Fokus kegiatan pada : Fasilitasi penyelesaian pengembangan Bandara A. Yani Semarang, serta pengadaan tanah di Bandar Udara Dewadaru Karimunjawa; Pemantauan dan pengawasan ruang udara di Jawa Tengah; Pembinaan dan pemantauan usaha angkutan udara. d. Pos, Telekomunikasi dan SAR Fokus kegiatan pada : Koordinasi pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO) bidang telekomunikasi; Fasilitasi penyelenggaraan radio siaran bergerak, penertiban dan pengawasan jasa titipan, pembinaan, pengawasan penggunaan bersama menara telekomunikasi serta pengembangan kapasitas, sarpras SAR dan manajemen kebencanaan. 8. Lingkungan Hidup Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Fokus kegiatan pada : Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan terhadap sumber pencemaran di 2 klaster UMKM dan 100 usaha dan/atau

kegiatan

menengah/besar;

Penanganan

lingkungan

pemukiman kumuh sebanyak 5 obyek; Perbaikan 100 kinerja pengelolaan

B-3 dan limbah B-3; Pengawasan dan penegakan

hukum pada 30 usaha dan/atau kegiatan; Fasilitasi pengelolaan sampah

pada

5

kelompok V - 15

dan

Penerapan

teknologi

ramah


lingkungan serta terlaksananya pengawasan pelaksanaan izin lingkungan bagi 10 usaha/kegiatan wajib AMDAL. Kegiatan tersebut diarahkan

untuk

pengendalian

pencemaran

dan

kerusakan

lingkungan dengan pengembangan teknologi ramah lingkungan, peningkatan pengawasan dan penegakan lingkungan. b. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Fokus kegiatan pada : Peningkatan tutupan lahan di kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan, karst, sumber mata air dan sumber resapan sebanyak 186.000 batang (372 Ha); Penanaman tanaman unggulan lokal daerah/tanaman langka sebanyak 20 jenis; Pembangunan konservasi sipil teknis 80 unit; Pengembangan usaha tani konservasi 500 Ha. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan luasan kawasan lindung di luar kawasan hutan dan pengembangan plasma nutfah. c. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Fokus kegiatan pada : Peningkatan tutupan lahan pada ruang terbuka hijau dengan penanaman 35.000 bibit tanaman (87,5 Ha), yang diarahkan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan peningkatan sebaran dan proporsi luasan RTH. d. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam Fokus kegiatan pada : Pembangunan pencegah abrasi/erosi 1.040 m dan Pencegahan kerusakan lingkungan ekosistem pesisir dengan penanaman mangrove seluas 45 Ha (130.000 batang); Reklamasi lahan bekas tambang 3 lokasi; Pembangunan sumur resapan 14 unit dan sumur pantau 6 unit. Kegiatan tersebut diarahkan untuk menangani

kerusakan

pesisir,

lahan

bekas

tambang

dan

ketersediaan sumber air CAT. e. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Fokus kegiatan pada : Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Hidup bagi 600 kader lingkungan, petugas teknis laboratorium dan petugas pengawas lingkungan. Kegiatan ini diarahkan untuk peningkatan SDM pengelolaan Lingkungan Hidup. f.

Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Fokus

kegiatan

pada

:

Penyusunan

basis

data

informasi

sumberdaya alam dan lingkungan yang memadai serta mudah diakses oleh masyarakat melalui penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Tengah per tahun dan Penerbitan Warta Lingkungan per semester serta terwujudnya 20 sekolah Adiwiyata di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, yang diarahkan V - 16


untuk penyediaan data lingkungan hidup di Jawa Tengah dan perwujudan sekolah Adiwiyata. 9. Pertanahan Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Program

Penataan

Pemanfaatan

Tanah

Penguasaan, dengan

Pemilikan,

fokus

kegiatan

Penggunaan, pada

:

dan

Pemenuhan

kebutuhan akan data/informasi pertanahan di Jawa Tengah; Fasilitasi penyelesaian alih fungsi tanah kas desa dan penyusunan data tata guna tanah kas desa di 29 Kabupaten, Sertifikasi tanah kas desa di Kabupaten Sukoharjo, Klaten, Purbalinga dan Grobogan; Koordinasi permasalahan

dan

penyelenggaraan

urusan

pertanahan

sebagai

kewenangan Provinsi; Identifikasi tanah Hak Pakai aset Pemerintah Provinsi dan Pemetaan Tematik Tanah HGU di wilayah Bakorwil II dan Bakorwil III; Fasilitasi Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum di Jawa Tengah; Sosialisasi dan penerapan manajemen pertanahan berbasis masyarakat di 27 Desa di Kabupaten Jepara, Grobogan, Kendal, Pemalang, Tegal, Purbalingga, Kebumen, Banyumas dan Cilacap serta Sertifikasi 1000 bidang tanah di kawasan lindung dan tanah sawah lestari di Kabupaten Karangayar, Sukoharjo, Pekalongan, Jepara, Rembang, Pati, Grobogan, Tegal, Kebumen dan Banjarnegara. 10. Kependudukan dan Catatan Sipil Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan fokus kegiatan pada

:

Pembinaan

dan

fasilitasi

penyelenggaraan

Kependudukan dan Catatan Sipil (Adminduk dan

Administrasi Capil) di 35

Kabupaten/Kota; Pengelolaan dan penyajian data kependudukan skala provinsi; Bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan Adminduk dan Capil serta pembinaan kebijakan penyelenggaraan Adminduk di 35 Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut untuk mendukung tercapainya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance), serta

memberikan

kepastian

kepemilikan

identitas

pribadi

bagi

masyarakat. 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Fokus kegiatan pada : Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Perlindungan

Anak;

Pelatihan

bagi

peningkatan

kapasitas

perempuan di lembaga-lembaga pengambilan keputusan sebanyak 60 orang; Penyusunan Pedoman Penganggaran Responsif Anak; V - 17


Pelatihan

penyusunan

penganggaran

responsif

anak

bagi

80

perencana SKPD; Peningkatan kapasitas pengambil kebijakan sebanyak 165 orang tentang sistem perlindungan anak dengan pendekatan SBA. Kegiatan tersebut untuk mendukung tercapainya tujuan MDGs khususnya pada goal ketiga yaitu meningkatnya kesetaraan

gender

dan

pemberdayaan

perempuan,

serta

mendukung pelaksanaan kebijakan yang mendorong peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak. b. Pelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Fokus kegiatan pada : Pelatihan Implementasi WEB SIGA bagi 10 orang pengelola SKPD Provinsi; Pelatihan Implementasi Web System pencatatan dan pelaporan kasus kekerasan bagi 5 orang pengelola layanan korban kekerasan tingkat provinsi; Penyusunan 2 dokumen hasil analisis gender di bidang pembangunan dan 1 dokumen analisis situasi kesejahteraan perlindungan anak; Penyusunan dokumen buku statistik gender dan anak; Implementasi sistem pencatatan dan pelaporan kekerasan berbasis gender dan anak yang baku di 35 Kabupaten/Kota; Pelatihan Peningkatan kapasitas 120

orang

Anggota

P2TP2A/PPT

berbasis

komunitas

di

4

Kabupaten; Pelatihan tentang SPA bagi 30 orang pengambil kebijakan di 2 kabupaten; Pendampingan pelaksanaan PPRG bagi 60 orang perencana SKPD Provinsi; Pendampingan pelaksanaan PPRG di 4 Kabupaten/Kota IPG rendah. Kegiatan tersebut untuk mendukung pemantapan kelembagaan PUG dan PUHA di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. c. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak Fokus

kegiatan

kebutuhan

dasar

pada bagi

:

Peningkatan perempuan

pemenuhan dan

anak;

pelayanan Peningkatan

Partisipasi 200 orang perempuan dalam Jaringan Perempuan Usaha Kecil (Jarpuk); Peningkatan kemampuan pengelolaan manajemen usaha kecil bagi 9 Jarpuk; Revitalisasi GSIB secara aktif di 6 Kabupaten/Kota; Penyusunan Kebijakan tentang GSIB; Peningkatan kapasitas pengambil kebijakan sebanyak 150 orang di 2 Kabupaten terpilih dalam penanganan anak yang berkonflik dengan hukum melalui pendekatan Restorative Justice; 100% layanan penanganan ABH oleh petugas TESA 129; Implementasi RAD KLA bagi anggota Gugus Tugas KLA di 35 Kabupaten/Kota; Peningkatan kapasitas 60 orang Pekerja sosial tentang Kualitas Hidup Anak; Koordinasi dan peningkatan kerjasama antara Provinsi dan Lembaga (MPU, Provinsi lain dan Lembaga terkait) dalam penanganan korban kekerasan berbasis gender dan anak; Penyelenggaraan perlindungan korban kekerasan berbasis gender dan anak termasuk tindak pidana perdagangan orang (100% korban melapor dan rujukan yang terjadi V - 18


antar Kabupaten/Kota dan Provinsi serta membutuhkan test DNA dapat tertangani); Peningkatan kapasitas 70 anggota pelayanan terpadu bagi 35 PPT Kabupaten/Kota dan Kabupaten/Kota dalam layanan

pengaduan,

paralegal

dan

konseling;

Pengembangan

kerjasama penanganan kekerasan berbasis gender dan trafficking antar Provinsi; Pendampingan dan penguatan bagi 50 Perempuan IRT dengan ODHA; Pelaksanakan Rule Model Support Group dan Home Base Care di 2 Kabupaten; Penyusunan kebijakan untuk penguatan IRT dengan ODHA; Pendampingan pembentukan Support Group Bagi Lansia Perempuan di 1 Kabupaten; Penyusunan kebijakan perlindungan lansia perempuan; Pembentukan dan penguatan Pokja Bina Keluarga TKI di 2 Kabupaten; Implementasi Program Kerja Rencana Aksi Provinsi (RAP) Penghapusan bentukbentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (PBPTA); Pencegahan dan Penanggulangan Trafficking Ketenagakerjaan bagi 35 Kabupaten/ Kota serta Provinsi, tujuan, transit dan penerima trafficking (100% korban tertangani); Rehabilitasi psikososial dan reintegrasi sosial bagi korban kekerasan berbasis gender dan anak serta trafficking; Penanganan anak dan remaja terlantar; Peningkatan kemampuan dan akses berusaha bagi perempuan pada sumber daya ekonomi; Desiminasi

teknis

Equal

Employment

Opportunity;

Pelatihan

kewirausahaan bagi wanita di lokasi obyek wisata; Fasilitasi pencegahan

Eksploitasi

Seksual

lingkungan

pariwisata;

Peningkatan

Kelembagaan Pelatihan

dan

Usaha

bagi

Komersial

Kualitas

kelompok

Pemberdayaan

Anak

Wanita

kelompok

(ESA)

dan

di

kinerja

Usaha/Kopwan;

wanita

tani

ternak;

Pengembangan kualitas produksi bagi perempuan pelaku usaha di bidang perindustrian dan perdagangan. Kegiatan tersebut untuk mendukung pencapaian target MDGs khususnya goal kesatu, ketiga, keempat, kelima, dan keenam. d. Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Fokus kegiatan pada : Peningkatan kapasitas bagi 80 orang pengurus

Forum

Anak

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota

dalam

melakukan reorganisasi pengurus Forum Anak tingkat Provinsi; Pelatihan

penerapan

Strategi

PUG

bagi

40

trainner

PNPM;

Implementasi uji coba strategi PUG pada program PNPM di desa miskin di 2 Kabupaten; Peningkatan kapasitas anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam mendorong pelaksanaan PUG; Implementasi Berperspektif

Program Gender

Terpadu (P2MBG)

di

Pemberdayaan 35

Masyarakat

Kabupaten/Kota;

dan

Peningkatan peran serta anak dalam pembangunan. Kegiatan

V - 19


tersebut untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pelayanan Keluarga Berencana Fokus kegiatan pada : Peningkatan dan perluasan cakupan serta kualitas dan kuantitas sarana prasarana pelayanan KB bagi keluarga Pra KS dan KS I sebanyak 35.000 akseptor di 35 Kabupaten/Kota; Peningkatan partisipasi perusahaan terhadap Program KB bagi 300 pengelola KB; Peningkatan partisipasi peserta KB Pria sebanyak 300 dalam kelompok Prio Utomo. Kegiatan tersebut untuk mendukung pencapaian target MDGs khususnya menanggulangi kemiskinan, meningkatkan kesehatan ibu dan memerangi HIV/AIDS. b. Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Fokus kegiatan pada : Peningkatan peran kelompok Pengelolaan Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di 35 Kabupaten/Kota melalui berbagai program yang responsif terhadap kebutuhan remaja dalam rangka peningkatan kualitas remaja dalam memahami kesehatan reproduksi remaja; serta Peningkatan pencegahan dan penanggulangan NAPZA, PMS, dan HIV/AIDS di sekolah dan masyarakat. Kegiatan tersebut untuk mendukung pencapaian target MDGs khususnya meningkatkan kesehatan ibu dan memerangi HIV/AIDS. c. Pengembangan Model Operasional BKB, Posyandu dan PAUD Fokus kegiatan pada : Peningkatan kapasitas dan Kinerja 50 orang Pokja Tri Bina Provinsi dan Kabupaten/Kota; Peningkatan kapasitas 225 orang pengelola Tri Bina; Pelaksanaan Lomba Kelompok dan Pengelola; Peningkatan peran lembaga masyarakat dalam ber-KB dan KS; Implementasi layanan informasi dalam pelaksanaan KB-KS. Kegiatan tersebut untuk mendukung pencapaian target MDGs khususnya

menanggulangi

kemiskinan,

menurunkan

angka

kematian anak, dan meningkatkan kesehatan ibu. d. Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB Mandiri Fokus kegiatan pada : Peningkatan kapasitas 100 orang Pengelola KB Kabupaten/Kota tentang KB Mandiri; Peningkatan kualitas serta kuantitas Kelompok UPPKS Mandiri Paripurna di 35 Kabupaten/ Kota; Peningkatan Usaha Kelompok UPPKS dalam memberikan motivasi kepada akseptor KB untuk meningkatkan peran dan partisipasinya di masyarakat. Kegiatan tersebut untuk mendukung pencapaian target MDGs khususnya menanggulangi kemiskinan, V - 20


menurunkan angka kematian anak, dan meningkatkan kesehatan ibu. e. Promosi Kesehatan Ibu Bayi dan Anak melalui Kelompok Bina Keluarga dan Bina Balita Fokus kegiatan pada : Peningkatan komitmen, partisipasi dan minat Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan (IMP) terhadap KB-KS melalui fasilitasi TMKK, Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan, Bhayangkara

KB

Kesehatan,

KB

Lestari,

Keluarga

Sejahtera

(Harganas), Bhakti Sosial Muslimat NU, Aisyiyah, PGRI dan Hari Ibu; Peningkatan pemahaman dan kinerja 35 orang anggota Pokja Catur

Bina

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota,

70

kader

di

6

Kabupaten/Kota mampu mengelola kelompok tribina peningkatan peran kelompok Bina Lingkungan Keluarga, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja dan Bina Keluarga Lansia; serta Pelaksanaan Jambore dan Perkemahan Bhakti Saka Kencana. Kegiatan tersebut untuk

mendukung

pencapaian

target

MDGs

khususnya

menanggulangi kemiskinan, menurunkan angka kematian anak, dan meningkatkan kesehatan ibu. 13. Sosial Rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Fokus Kegiatan pada : Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan serta

pemberian bantuan UEP bagi 3500 orang Wanita Rawan

Sosial Ekonomi dan Keluarga Rawan Sosial Ekonomi; Pemberdayaan sosial Komunitas Adat Terpencil; Fasilitasi peningkatan kesejahteraan bagi 300 orang perintis kemerdekaan/pahlawan nasional, veteran dan keluarganya; Fasilitasi dan koordinasi PKH di 24 Kab; Pemberdayaan sosial melalui peningkatan peran 80 orang PSKS di desa sejahtera; Evaluasi pelaksanaan standar pelayanan dan rehabilitasi sosial penerima manfaat pada 9 balai dan 9 unit resos; Pengkajian pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial di 27 balai dan 25 unit resos, yang diarahkan untuk peningkatan ketrampilan

dan

kemandirian

serta

fasilitasi

pemenuhan

kesejahteraan. b. Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Fokus kegiatan pada : Rehabilitasi Sosial terhadap 1.700 orang penyandang cacat; Fasilitasi unit pelayanan sosial keliling bagi 1.200

orang

penca;

Rehabilitasi

sosial

terhadap

200

anak

nakal/ABH dan 300 anak jalanan; Penanganan dan pemberian bantuan sosial terhadap 300 pekerja migran bermasalah sosial dan V - 21


korban tindak kekerasan; Fasilitasi penyantunan terhadap 500 LU terlantar potensial dan Non Potensial; Peningkatan sarana dan prasarana 10 Balai/Unit resos, yang diarahkan untuk peningkatan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial serta pemenuhan sarana di Bahresos. c. Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial Fokus kegiatan pada : Pelayanan sosial terhadap 100 orang bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan; Pelayanan sosial terhadap 100 orang eks pekerja sosial komersial; Pelayanan sosial terhadap 50 orang dengan HIV/AIDS (ODHA); Pelayanan sosial terhadap 500 orang PGOT; Pelayanan sosial terhadap 150 orang eks korban narkoba; Penjaringan dan pendampingan sosial bagi 1300 orang PGOT dan kelompok rentan, yang diarahkan untuk peningkatan kualitas pembinaan bagi eks penyandang penyakit sosial. d. Pemberdayaan Kelembagaan kesejahteraan Sosial Fokus kegiatan pada : Pengembangan Sistem Jaminan Sosial Gotong Royong bagi 100 orang pekeja sektor informal; Pembinaan dan pemberdayaan 70 lembaga dan 1 forum karang taruna; Pemberdayaan dan kerjasama 400 dunia usaha; Pembinaan dan pengembangan TKSS melalui fasilitasi kepada 100 orang PSM, 35 paguyuban PSM serta 1 Forum PSM Provinsi; Pembinaan dan pengembangan 70 Orsos yang bergerak dibidang Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS); Peningkatan kualitas 800 orang penyuluh sosial dalam rangka peningkatan kualitas tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial; Pemberdayaan 573 TKSK; Pendataan bagi 40 lembaga penyelenggara UKS yang siap diakreditasi; Pendataan 60 orang pekerja sosial profesional; Bintek organisasi manajemen entrepreunership bagi 60 orang pengelola Bahresos; Bintek 70 orang tenaga penyuluh sosial swadaya masyarakat; Pembinaan lembaga konsultasi kesejahteraan sosial keluarga di 35 Kabupaten/Kota, yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas penanganan dan kapasitas lembaga yang menangani PMKS. e. Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Fokus kegiatan pada : Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar pangan bagi 10.000 orang korban bencana; Pengerahan TAGANA dalam bidang recovery daerah rawan kejadian bencana; Pemantapan 350 orang TAGANA, yang diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kesiapsiagaan dalam penanganan bencana.

V - 22


14. Ketenagakerjaan Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Peningkatan Kesempatan Kerja Fokus kegiatan pada : Fasilitasi penempatan tenaga kerja melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN sebanyak 350 orang di 20 Kabupaten/Kota dan 2 Provinsi; Pengembangan kewirausahaan sebanyak 360 orang di 27 Kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi; Pemberian fasilitas dan mendorong sistem pendanaan pelatihan

berbasis

masyarakat

di

35

Kabupaten/Kota;

Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja (BKO, BKK, JMF dan PBJ)

di

35

Kabupaten/Kota,

diarahkan

untuk

percepatan

penurunan pengangguran menjadi di bawah 5,6%. b. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Fokus kegiatan pada : Penyiapan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing melalui pendidikan formal dan informal, pelatihan kerja dan pengembangan di tempat kerja serta uji kompetensi sertifikasi tenaga kerja dalam rangka mendukung penempatan tenaga kerja melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN di 35 Kabupaten/Kota; Peningkatan kompetensi pengelola dan instruktur lembaga penyelenggara pelatihan pemerintah (BLK/LLK) atau swasta (LPK Swasta/LPK Perusahaan), serta meningkatkan peran serta dan partisipasi lembaga – lembaga pendidikan dalam penyiapan

kualitas

tenaga

kerja;

Penyelenggaraan

kerjasama

dengan lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan tenaga kerja; Pengadaan sarana dan prasarana pelatihan di 5 UPTD dan keterampilan

bagi

calon

tenaga

kerja

di

BLK;

Peningkatan

profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur BLK; serta koordinasi bidang ketenagakerjaan, diarahkan untuk peningkatan kualitas sumber sumber daya tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan pasar. c. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Fokus kegiatan pada : Penciptaan suasana hubungan industrial yang

harmonis

Kabupaten/Kota,

melalui

penetapan

fasilitasi

upah

penyelesaian

minimum

prosedur

di

35

perselisihan

hubungan industrial di 15 lokasi, penyelesaian kasus di 25 perusahaan rawan, Forum koordinasi LKS Bipartit, pembinaan lembaga ketenagakerjaan; Pengujian dan pemeriksaan kesehatan dan lingkungan kerja di sektor industri, ambient dan emisi stack sebanyak 140 kontrak, Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di 35 Kabupaten/Kota; Pemantauan kinerja lembaga dan pembinaan

V - 23


lembaga penyalur tenaga kerja TKI dalam dan luar negeri di PPTKIS, diarahkan untuk kesejahteraan tenaga kerja dan terciptanya hubungan harmonis antara serikat pekerja dengan perusahaan. 15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM Fokus

kegiatan

Kelembagaan

pada

Koperasi,

:

Peningkatan

Pembinaan

Pemasyarakatan

dan

Pengawasan

dan

Koperasi

melalui Pemasyarakat Perundang-undangan Perkoperasian dan Perundang-undangan UMKM dengan Temu Masyarakat, pembuatan bilboard pada 12 titik di Jawa Tengah, sosialisasi melalui media elektonik, media cetak & dialog interaktif, Peningkaan Status Badan Hukum, Pokmas/LKM/UMKM menjadi Koperasi dengan Fasilitasi bagi 100 Koperasi, Pelayanan Perijinan Usaha dan Kantor Cabang KSP dengan Fasilitasi bagi 75 KSP, serta Penilaian Keberpihakan Penggerak Koperasi dan Tanda Jasa Koperasi dengan Pemberian Tanda

Jasa

Pengawasan

Koperasi Koperasi

pada

hari

melalui

Koperasi;

Peningkatan

Pembinaan Tertib

dan

Manajemen

Koperasi di 350 Koperasi Provinsi, Pengawasan Koperasi dengan Pengawasan Reguler kepada 350 Koperasi Provinsi, Pembinaan Asosiasi

dan

Notaris/PPAK,

Profesi

KUMKM

Dekopinwil,

berupa

Askosindo

Temu dan

Profesi

ABDSI,

dengan Fasilitasi

Penyelesaian Sengketa Koperasi; Pemeringkatan Koperasi dan Penilaian Kesehatan KSP melalui Penyusunan Database Koperasi dengan Survei, Klasifikasi Jenis Koperasi dan Penilaian Koperasi, Pemeringkat Koperasi, Penilaian Kesehatan Koperasi, Penyehatan Koperasi dengan Workshop dan Pembinaan Perpajakan; Koordinasi dan

Sinkronisasi

Perencanaan

Pemberdayaan

KUMKM,

yang

diarahkan untuk mendukung penumbuh kembangan lembaga Keuangan mikro sampai di wilayah perdesaan. b. Pengembangan Produk Unggulan Daerah Berbasis Sumber Daya Lokal Fokus

kegiatan

pada

:

Revitalisasi

Peran

Koperasi

dalam

Pengembangan Produk Unggulan daerah melalui Penumbuhan Usaha Koperasi Tidak Aktif dengan Workshop Peluang Bisnis, Penyusunan

Bisnis

Plan,

Temu

Usaha

dengan

Perusahaan

Besar/BUMN/BUMD, Pembenahan Tata Kelola Koperasi dengan Fasilitasi/Pendampingan 100 Koperasi oleh Penyuluh Koperasi, Analisis

kebutuhan

Pengembangan

SDM

Koperasi;

Fasilitasi

Peningkatan Kualitas Usaha Koperasi melalui Fasilitasi Bantuan Sarpras Usaha dengan Fasilitasi kepada 150 Koperasi, Pemagangan V - 24


dan Pendampingan Usaha Koperasi kepada 200 Koperasi, dan Temu Kemitraan Usaha Koperasi; Fasilitasi Peningkatan Produktivitas UMKM melalui Identifikasi Potensi dan Permasalahan Produktivitas UMKM, Deseminasi TTG, Fasilitasi Bantuan Sarpras Produksi dan Monitoring Evaluasi kepada 150 UMKM; Fasilitasi Perlindungan Produk UMKM melalui Fasilitasi Produksi Industri Rumah Tangga (P-IRT/Makanan Domestik) kepada 700 UMKM, Fasilitasi Sertifikasi HAKI kepada 50 UMKM, Fasilitasi Sertifikasi Halal dan Fasilitasi Standarisasi Produk SNI - ISO kepada 100 UMKM; Fasilitasi Penumbuhan

Wirausaha

Baru

melalui

Pengembangan

Calon

Wirausaha Baru melalui Sistem Inkubator Bisnis kepada 150 Wirausaha Baru dan Kompetisi Bisnis Plan bagi Wirausaha Baru, yang diarahkan untuk mendukung pengembangan Koperasi dan UMKM berbasis produk ungulan Daerah yang tertumpu pada Sumber Daya Lokal serta Penumbuhan Wirausaha Baru dan Perluasan Kesempatan Kerja. c. Program

Pengembangan

Akses

Permodalan

dan

Efekivitas

Pembiayaan Fokus kegiatan pada : Fasilitasi Akses Permodalan bagi KUMKM melalui Penyusunan Direkori Kelayakan Pembiayaan, Fasilitasi PraSertifikasi Hak Atas Tanah kepada 250 KUMKM, Fasilitasi Bantuan Perkuatan Permodalan, Temu Mitra Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB), Sosialisasi KUR (Mikro, Retail dan Linkage) di 35 Kabupaten/Kota,

Pengembangan

dan

Sosialisasi

Perusahaan

Penjamin Kredit Daerah (PPKD) dan Temu Pembiayaan dengan lembaga Keuangan Perbankan/Non Bank; Pengendalian Pembiayaan KUMKM melalui Monev Efekivitas Hibah dan Bina Lingkungan, Monev Ekfektivitas LPDB dan Modal Kemitraan serta Monev Efektivitas

KUR

dan

Pembiayaan

Komersial

di

di

35

Kabupaten/Kota, yang diarahkan untuk mendukung perwujudan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan Koperasi dan UMKM. d. Peningkatan Produktivitas Pemasaran dan Jaringan Usaha Fokus kegiatan pada : Fasilitasi Akses Pemasaran bagi Produk KUMKM

melalui

Identifikasi

Potensi

Pasar,

Fasilitasi

Sarana

Pemasaran kepada 100 UMKM (Pasar Tradisional, UKM Center, Penataan PKL, e-comerce), Fasilitasi Pameran dan Kontak Dagang dengan pameran 21 event (Kontak Dagang/Temu Usaha/Pasar Rakyat dengan Skala Lokal, Regional, Nasional dan Internasional), Fasilitasi Kemasan dan Perlabelan Produk serta Monev Efektivitas Pemasaran dengan desain kemasan dan produk, barcode; Pelayanan Klinik Usaha KUMKM melalui Operasional UMKM Center dan Operasional PLUT Banyumas, yang diarahkan untuk membangun

V - 25


dan mengembangkan jaringan distribusi dan networking ekonomi sampai perdesaan. e. Peningkatan kualitas SDM Koperasi dan UMKM Fokus kegiatan pada : Peningkatan Kualitas SDM KUMKM melalui Pelatihan Kewirausahaan berbasis Sumber Daya Lokal dengan Pelatihan Bisnis Plan bagi UMKM, Pelatihan pengembangan OVOP, Pelatihan Ketrampilan Usaha Produktif, Pelatihan Pemasaran, Pelatihan

Manajemen

Usaha

Kecil,

Pelatihan

Perkoperasian,

Pelatihan Perpajakan dan Akuntansi, Pelatihan Manejemen KSP berbasis Kompetensi, Pelatihan Manejemen Retail, yang diarahkan untuk mewujudkan SDM Pengelola Koperasi dan UMKM yang Profesional. 16. Penanaman Modal Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Fokus kegiatan pada : Promosi Dalam dan Luar Negeri melalui Promosi Investasi (pameran investasi dan business meeting dalam dan luar negeri 6 kali), penyusunan bahan promosi investasi 6 sektor, evaluasi tindak lanjut kegiatan promosi dalam dan luar negeri 3 kali; Fasilitasi Kerjasama Penanaman Modal 4 kegiatan; Fasilitasi Sekretariat FPESD melalui Fasilitasi perkuatan kelembagaan klaster di Jawa Tengah 3 kegiatan, fasilitasi Pameran Klaster di Dalam Provinsi 2 kali, fasilitasi Pameran Klaster di Luar Provinsi 2 kali, Rakor FPESD 6 kali, yang diarahkan dalam upaya mendukung peningkatan jumlah investor yang berinvestasi di Jawa Tengah dan peningkatan kerjasama investasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Investor. b. Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi Fokus kegiatan pada : Perencanaan dan penyusunan Kebijakan Penanaman Modal 8 kegiatan; Fasilitasi Pelayanan Investasi melalui Sosialisasi

peraturan penanaman modal 3 kegiatan, Orientasi

kinerja PTSP, Fasilitasi Forum Koordinasi PTSP 8 kegiatan, Bimtek Pelayanan Penanaman Modal 6 kegiatan, Rakor penilaian mandiri PTSP 1 kegiatan; Pengendalian dan Pengawasan Penanaman Modal melalui Pemantuan terhadap SP, PMDN dan PMA Baru serta Perluasan LKPM dan IUT 6 kegiatan di 200 perusahaan, Validasi data Penanaman Modal yang perizinannya dikeluarkan oleh PTSP 2 kali, Pengawasan Penanaman Modal 4 kegiatan di 50 perusahaan, Pertemuan Task Force 4 kali; Peningkatan Kinerja PTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui

Rakor Percepatan Pelayanan Perizinan

Penanaman Modal 4 kali, Pertemuan sinkronisasi perizinan 3 kali; V - 26


Peningkatan Kinerja

Pelayananan

Perijinan UPT PTSP melalui

Perkuatan Standarisasi UPT PTSP 2 paket, Peningkatan Sarana Prasarana penunjang UPT PTSP berupa leaflet 1 paket, Workshop percepatan pelayanan perijinan 3 kali, yang diarahkan dalam upaya mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif dan capaian investasi di Jawa Tengah. c. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah. Fokus kegiatan pada : Penyusunan profil dan potensi investasi melalui Penyusunan Pra FS Profil Investasi 3 dokumen; Fasilitasi Pengembangan Penanaman Modal 1 kegiatan; Koordinasi dan Sinkronisasi Potensi investasi 3 kegiatan, yang diarahkan dalam upaya peningkatan sarana prasarana pendukung pengembangan investasi di Jawa Tengah. 17. Kebudayaan Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Pembinaan Tradisi, Kesenian dan Nilai Budaya Fokus kegiatan pada : Pembinaan nilai budaya 745 orang dan kesenian 4.725 seniman, diarahkan untuk mendukung pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah. b. Pelestarian dan Pengembangan Kesenian dan Cagar Budaya Fokus kegiatan pada : Eksplorasi sumber daya budaya, 5 kawasan BCB (Candi Mendut, Candi Pringapus, Candi Gedongsongo, Candi Sukuh,

dan

Situs

Syailendra);

Pembinaan

Pengembangan

Kepurbakalaan dan Permuseuman, di 8 museum, yang diarahkan untuk

mendukung

program

tahun

kunjungan

museum

dan

Gerakan Nasional Cinta Museum/GNCM, (Museum Tosan AjiPurworejo,

Museum

Banjarnegara,

Masjid

Museum

Agung-Demak, Batik-Pekalongan,

Museum

Kaliyasa-

Museum

AJB

Bumiputera 1912 - Magelang, Museum Pangeran DiponegoroMagelang, Museum Sekolah-Tegal dan Museum Lokal-Grobogan). c. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Fokus kegiatan pada : Pembinaan terhadap 395 orang dan 2 organisasi penghayat, diarahkan untuk mendukung peningkatan pembinaan kelembagaan penghayatan dan pengamalan terhadap kepercayaan yang dianut.

V - 27


18. Kepemudaan dan Olah Raga Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pengembangan

dan

Keserasian

Kebijakan

Kepemudaan

dan

Olahraga Fokus kegiatan pada : Pendataan potensi kepemudaan dan olahraga (1 dokumen profil data); Pengembangan sistem data dan informasi kepemudaan dan keolahragaan (210 orang dan 3.600 buku); serta Pengembangan pola kemitraan bagi 80 orang, diarahkan untuk mendukung peningkatan kinerja manajemen dan harmonisasi kebijakan kepemudaan dan keolahragaan. b. Peningkatan Penyadaran dan Pemberdayaan Kepemudaan Fokus kegiatan pada : Pengembangan generasi muda melalui fasilitasi penanaman wawasan kebangsaan dan bela negara bagi 3.500 pemuda, pemuda pelopor 175 orang, Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) 40 orang, dan fasilitasi pembinaan kapasitas organisasi bagi 570 pengelola organisasi kepemudaan dan kepramukaan,

diarahkan

untuk

mendukung

peningkatan

partisipasi dan pemberdayaan pemuda dalam pembangunan. c. Peningkatan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Fokus kegiatan pada : peningkatan kewirausahaan melalui fasilitasi pelatihan

kewirausahaan

modal/peralatan

usaha

560 dan

orang pelatihan

dan

fasilitasi

bantuan

ketrampilan/kecakapan

hidup bagi 80 kelompok, diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas dan kecakapan hidup pemuda. d. Pembibitan, Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Fokus kegiatan pada : Pembibitan, pembinaan dan pemanduan Atlet Olahraga melalui PPLPD (142 orang); Penyelenggaraan kompetisi olahraga pelajar (12.500 orang); Pengembangan olahraga unggulan daerah (8 cabang olahraga unggulan daerah dengan 280 orang atlet pelajar yang dibina), diarahkan untuk mendukung peningkatan pembibitan, budaya dan prestasi olahraga. e. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan/Organisasi Olahraga Fokus kegiatan pada : Peningkatan mutu dan manajemen organisasi olahraga (175 orang dan 50 lembaga); Peningkatan kualitas SDM olahraga 425 orang; Pengembangan iptek dan industri olahraga (700 orang dan 210 orang), diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas dan kapasitas kelembagaan organisasi olahraga. f.

Peningkatan Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Keolahragaan Fokus kegiatan pada : Peningkatan sarana prasarana kepemudaan (20 kelompok usaha pemuda) dan sarpras olahraga (10 klub cabang olahraga unggulan dan 105 sekolah), diarahkan untuk mendukung V - 28


peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana kepemudaan dan keolahragaan. 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Fokus kegiatan pada : Pembinaan Operasional Siaga; Studi Pengembangan Manajemen Konflik dan Pengelolaan Daerah Konflik; Koordinasi Pengamanan Wilayah; Peningkatan koordinasi dan pemantapan kerjasama antar daerah Kabupaten dan daerah perbatasan dalam rangka peningkatan keamanan, monitoring dan pendataan daerah rawan gangguan tramtib; Simulasi Penindakan Huru

Hara

(Dakhura)

penanganan

unjuk

rasa;

Sinergitas

penanganan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum lintas lembaga dan masyarakat; serta rencana aksi terpadu penanganan gangguan keamanan dan ketertiban umum. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung penanganan kerawanan sosial politik yang

terjadi

di

daerah

serta

mewujudkan

keamanan

dan

kenyamanan lingkungan masyarakat. b. Pengembangan Wawasan Kebangsaan Fokus kegiatan pada : Peningkatan pemahaman ideologi negara, penguatan

rekonsiliasi

elemen

masyarakat

dalam

kerangka

peningkatan wawasan kebangsaan; dan Pengkajian penanganan masalah sosial kemasyarakatan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk meningkatkan

partisipasi

masyarakat

dalam

bela

Negara;

meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam pengembangan wawasan kebangsaan di masyarakat; serta mewujudkan kondisi aman dan rasa aman dalam kehidupan masyarakat. c. Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Fokus kegiatan pada : Pendayagunaan potensi organisasi kemasyarakatan, serta peningkatan etika budaya politik dalam kerangka penguatan wawasan kebangsaan dan ideologi negara; Peningkatan peran serta masyarakat dan pemerintah daerah dalam rangka penanganan gangguan keamanan dalam negeri dan tramtibum di 35 Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mewujudkan kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan dan peningkatan apresiasi nilai-nilai kebangsaan di masyarakat. d. Pemberdayaan

Masyarakat

untuk

Menjaga

Ketertiban

dan

Keamanan Fokus kegiatan pada : Penyelesaian

Konflik

Ruang Publik bagi Pencegahan dan

dalam

rangka

ketahanan

masyarakat;

Fasilitasi pemberdayaan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat V - 29


(FKDM); Fasilitasi forum tramtib terpadu; Forum Komunikasi dan Temu Konsultasi penanganan tramtibum (FORKOMKON) serta peningkatan kapasitas masyarakat sipil dalam penyelesaian konflik sosial. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan kepekaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi timbulnya kerawanan sosial. e. Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat Fokus kegiatan pada : Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat di 35 Kabupaten/Kota; Penguatan sistem dan implementasi kelembagaan politik pemerintah serta penguatan sistem dan implementasi kelembagaan parpol; Dukungan sosialisasi pendidikan politik bagi

masyarakat

di

35

Kabupaten/Kota

dalam

rangka

penyelenggaraan Pilpres dan Pileg. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan dan penguatan peran politik masyarakat, pengembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) serta peningkatan kualitas politik bagi elemen masyarakat. f.

Peningkatan Kemampuan Perlindungan Masyarakat (LINMAS) dan Rakyat Terlatih (RATIH) Fokus

kegiatan

pada

:

Fasilitasi

kesejahteraan

anggota

Hansip/Linmas se-Jawa Tengah, pembinaan dan pengerahaan Hansip/Linmas se-Jawa Tengah dan peningkatan keterampilan PAM Lingkungan bagi Komandan Satlinmas; Peningkatan kemampuan PAM Terpadu dalam rangka pengamanan Pileg dan Pilpres. Kegiatan tersebut

diarahkan

untuk

peningkatan

kemampuan

dan

ketrampilan komponen rakyat terlatih (RATIH) dan Perlindungan Masyarakat

(LINMAS)

dalam

pengamanan

lingkungan,

serta

fasilitasi simultan peningkatan kesejahteraan anggota Hansip/ Linmas. g. Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Fokus kegiatan pada : Peningkatan koordinasi penyelenggaraan kerjasama tramtib di daerah perbatasan; Pengendalian, penanganan dan pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban umum; serta Pengendalian unjuk rasa di lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan

tersebut

diarahkan

untuk

pemeliharaan

keamanan,

ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat dalam rangka antisipasi tindak kriminal di masyarakat.

V - 30


20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Penataan Peraturan Perundang-Undangan Fokus kegiatan pada : Penyusunan/revisi dan pengesahan Perda Provinsi

6

Raperda;

Evaluasi

dan

klarifikasi

Perda/Raperda

Kabupaten/Kota; Pembinaan serta penindakan penegakan Perda Provinsi di 35 Kabupaten/Kota; Sosialisasi produk hukum di 35 Kabupaten/Kota; Pemberian Bantuan Hukum kepada masyarakat tidak mampu, Penanganan Sengketa dan Perkara Perdata/Tata Usaha Negara

6 perkara 35 Kabupaten/Kota; Evaluasi pelaksa-

naan HAM di 35 Kabupaten/Kota; serta Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Provinsi dan 35 Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung harmonisasi dan sinergitas peraturan perundang-undangan di Provinsi dan Kabupaten/Kota serta penegakan Perda Provinsi. b. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Fokus kegiatan pada : Fasilitasi peningkatan penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan dan Kecamatan di 35 Kabupaten/ Kota; Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Pemerintahan di Daerah 35 Kabupaten/Kota; Perawatan, pembangunan dan perapatan Pilar Batas Wilayah Jawa Tengah – Jawa Barat 133 pilar dan Jawa Tengah

–

Jawa

Timur

237

pilar;

Peningkatan

kapasitas

Pemerintahan Desa; Fasilitasi tatakelola penataan dan pemetaan wilayah administrasi pemerintahan 3 segmen, 35 Kabupaten/Kota; Pengendalian

pelaksanaan

pembangunan

daerah

kinerja

SKPD

dan

bantuan/

di 35 Kabupaten/Kota; Pelaporan dan

analisis pelaksanaan pembangunan;

Fasilitasi dan Koordinasi

Sistem Monitoring Tim Evaluasi Pengawasan dan Penyerapan Anggaran (TEPPA);

Monitoring

dan evaluasi pemanfaatan DAK;

Koordinasi dan fasilitasi dukungan pembangunan infrastruktur di Kabupaten/Kota

se-Jawa

Tengah;

Pertanggungjawaban

pelak-

sanaan penyelenggaraan pemerintah daerah melalui penyusunan LKPJ, LAKIP dan EKPPD Provinsi Jawa Tengah; Fasilitasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Percepatan Pencapaian SPM; Penerapan Standar Manajemen Mutu (SMM), Standar Pelayanan Publik (SPP), Standar Operasional dan Prosedur (SOP), Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); Peningkatan pelayanan ibadah haji (TPHD); Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap penyelenggaraan

pelayanan

publik;

Implementasi

reformasi

birokrasi Provinsi Jawa Tengah; Penyusunan Indeks Tata Kelola Kepemerintahan yang baik (good governance); Pelaksanaan Standard V - 31


Kompetensi Jabatan Struktural Eselon I, II, III dan IV; Perencanaan pengkajian dan pengembangan Diklat; Koordinasi, mediasi dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan lintas Kabupaten/Kota di Wilayah Bakorlin I, II dan III. Kegiatan tersebut untuk mendukung tercapainya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance). c. Peningkatan Pelaksanaan Otonomi Daerah Fokus kegiatan pada : Peningkatan kapasitas dalam rangka peningkatan daya saing; Pengembangan kapasitas daerah yang berkelanjutan untuk desentralisasi; Desk Pilkada di 3 Kabupaten/ Kota dan Provinsi Jawa Tengah; Analisis dan penyusunan LPPD dan ILPPD; Implementasi proses Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPRD; Fasilitasi penyelenggaraan otonomi daerah yang bertumpu pada

kapasitas

daerah,

yang

dilaksanakan

dalam

upaya

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan mendukung pelaksanaan otonomi daerah. d. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Fokus kegiatan pada : Pengembangan teknologi informasi melalui pengembangan Sistem Informasi Jawa Tengah On line (SIJOLI) yang didukung oleh aplikasi sistem informasi penunjang lainnya, seperti Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD), Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), Sistem Informasi

Pengendalian

Pembangunan

Daerah

(SIMBANGDA),

Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebanyak 1.200 paket, kegiatan tersebut diarahkan

untuk

transparansi

mendukung

penyelengaraan

peningkatan pemerintah

akuntabilitas berbasis

dan

teknologi

informasi. e. Peningkatan Kerjasama Pemerintah Daerah Fokus kegiatan pada : Peningkatan kerjasama Pemda dengan Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah dalam dan luar negeri, kegiatan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kerjasama dan tindak lanjut kerja dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota, provinsi, pusat dan luar negeri. f.

Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan daerah Fokus kegiatan pada : Peningkatan penerimaan, penggalian dan penambahan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah termasuk penyediaan sarana dan prasarananya serta pengelolaan keuangan daerah serta penyusunan potensi pendapatan daerah.

g. Pengelolaan Aset Daerah Fokus kegiatan pada : Optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset daerah serta pengamanan asset daerah, kegiatan tersebut V - 32


diarahkan meningkatkan optimalisasi pengelolaan, pemanfaatan dan pendayagunaan aset daerah untuk mendukung peningkatan PAD. h. Peningkatan

Sistem

Pengawasan

Internal

dan

Pengendalian

Kebijakan Kepala Daerah Fokus kegiatan pada : Pengawasan internal secara berkala pada 79 Obyek Pemeriksaan; Penanganan kasus pengaduan di lingkungan Pemda,

pemeriksaan

khusus/strategis

atas

perintah

pejabat

berwenang serta monitoring dan evaluasi; Pengendalian Manajemen Pelaksanaan

Kebijakan

KDH;

Tindak

lanjut

hasil

temuan

pengawasan; Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung upaya penurunan tingkat penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. i.

Peningkatan

Profesionalisme

Tenaga

Pemeriksa

dan

Aparat

Pengawasan Fokus kegiatan pada : Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan melalui 4 kegiatan bintek, yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas tenaga pemeriksa dan apatur pengawas yang professional. j.

Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat daerah Fokus kegiatan pada : Penyusunan, pembahasan Raperda dan Raperda Inisiatif serta Peraturan DPRD Provinsi Jawa Tengah sebanyak 15 Raperda; Penyiapan, pengkajian dan penelaahan 7 peraturan Perundangan-Undangan serta evaluasi kinerja lembaga legislatif. Kegiatan tersebut diarahkan dalam upaya meningkatkan kapasitas lembaga perwakilan daerah serta mendukung kinerja legislatif.

k. Peningkatan Pelayanan Kedinasan KDH/WKDH Fokus

kegiatan

pada

:

Koordinasi

Pimpinan

Daerah

di

35

Kabupaten/Kota.Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung pelaksanaan urusan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. l.

Penyelenggaraan Kepegawaian dan Perangkat Daerah Fokus kegiatan pada : Penataan jabatan struktural dan fungsional khusus; Pendidikan dan pelatihan aparatur yang meliputi Diklat Teknis 2.380 orang, Fungsional 750 orang, Kepemimpinan 920 orang dan Pra Jabatan 800 orang, serta penyusunan pola karir sesuai kompetensi aparatur. Kegiatan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan. V - 33


m. Pelayanan Administrasi Perkantoran Fokus kegiatan pada : Penyediaan barang dan jasa pelayanan administrasi perkantoran dalam mendukung peningkatan kinerja pelayanan aparatur pemerintah. n. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Fokus kegiatan pada : Pembangunan/Penyempurnaan/Rehabilitasi Gedung kantor dan penyediaan sarana perkantoran dalam rangka peningkatan pelayanan publik termasuk lanjutan pembangunan gedung UMKM Center Provinsi Jawa Tengah. o. Peningkatan Disiplin Aparatur Fokus

kegiatan

pada

:

pengadaan

pakaian

dinas

beserta

perlengkapannya. p. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Fokus kegiatan pada : Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM aparatur pemerintah. 21. Ketahanan Pangan Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Peningkatan Ketahanan Pangan Fokus kegiatan pada : Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan seluas 10.460 Ha; Pengelolaan Sumber Daya Air melalui pembangunan JITUT/JIDES 10 unit; Pengawasan Pestisida di 6 Laboratorium; Sertifikasi Benih 6.700 Ha; Pemberdayaan masyarakat desa melalui terwujudnya Desa Mandiri Pangan di 20 Desa baru; Penanganan daerah rawan pangan transien di 35 Kabupaten/Kota; Distribusi

Pangan

Pemberdayaan Masyarakat

dan (LDPM)

penguatan untuk

58

Lembaga Gapoktan;

Perbaikan infrastruktur/jalan desa dengan padat karya pangan pada 20 desa; Penanaman/intensifikasi tanaman tebu 300 Ha; Peningkatan produksi dan produktivitas menggunakan benih unggul 150 Ha; Pemanfaatan, pembinaan dan pengelolaan sarana produksi pupuk seluas 350 Ha; Pengelolaan lahan kering dan sarana pengairan untuk pengembangan komoditas tebu seluas 200 Ha; Pengendalian hama penyakit tanaman perkebunan seluas 260 Ha; Peningkatan produksi peternakan melalui pengembangan kawasan budidaya sapi potong 10 lokasi, sapi perah 3 lokasi, kambing 14 lokasi dan unggas lokal 3 lokasi; Peningkatan perbibitan ternak melalui pengembangan kawasan pembibitan sapi potong 2 lokasi, sapi perah 1 lokasi, kambing/domba 2 lokasi dan unggas lokal 2 lokasi; Pengelolaan sumber daya genetik ternak lokal melalui desa ternak sehat 10 lokasi; Optimalisasi laboratorium kesehatan masyarakat veteriner meliputi pengujian dan analisa sampel Bahan V - 34


Asal Hewan (BAH) sebanyak 14.200 sampel dan pembinaan terhadap 250 pelaku usaha pangan asal hewan; Pengembangan Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) dan Kesejahteraan Hewan (KESRAWAN) untuk menfasilitasi ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) melalui sosialisasi pada 70 pelaku usaha; Sertifikasi dan labelisasi produk dan tempat usaha serta terjaminnya mutu keamanan pangan pada 5 pelaku usaha. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna pemantapan pencapaian kontribusi surplus beras nasional 10 juta ton dan swasembada gula nasional serta swasembada daging Tahun 2014. b. Pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi Pangan Fokus kegiatan pada : Optimalisasi pemanfaatan pekarangan pada 100

Kelompok

Wanita

Tani

(KWT);

Pengembangan

pangan

alternatif untuk 40 KWT; serta Pengenalan konsumsi pangan yang B2SA bagi siswa SD/MI dan Pondok Pesantren untuk 1.500 siswa. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH 100. c.

Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Fokus kegiatan pada : 10 Sertifikasi produk PRIMA 3 (aman dikonsumsi) dan 20 nomor Pendaftaran Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT); serta Peningkatan mutu dan keamanan pangan jajanan anak sekolah sesuai dengan standar mutu pangan pada 40 kantin sekolah. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung tersedianya pangan yang beragam, bergizi, sehat dan aman dikonsumsi.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Peningkatan Partisipasi Masyarakat, Fokus kegiatan pada : Penguatan Peran Aktif Masyarakat melalui Gerakan Bhakti Gotong Royong Masyarakat desa/kelurahan di Jawa Tengah, Pemasyarakatan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna di Pedesaan, Pemantapan Koordinasi dan Keterpaduan Program Pemberdayaan Masyarakat, Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Posyandu di Jawa Tengah; Pengembangan partisipasi masyarakat dalam menunjang PNPM Mandiri Perdesaan di 29 Kabupaten; Pemantapan unit pengaduan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan di 35 Kabupaten/ Kota; Advokasi dan komitmen partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan Perlindungan Anak di pedesaan; Pemberdayaan V - 35


Masyarakat Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (P2MPMTAS).

Kegiatan

kemiskinan,

tersebut

meningkatkan

diarahkan

untuk

kesejahteraan

menanggulangi

dan

partisipasi

masyarakat dalam pembangunan. b. Fasilitasi Pengembangan Masyarakat Desa, Fokus kegiatan pada : Perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat pendataan

desa, profil

perlombaan

desa

desa/kelurahan;

dan

kelurahan,

Pengembangan

sistem

kapasitas

pemerintahan desa/kelurahan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan kapasitas aparatur serta masyarakat desa dan kelurahan. c.

Penguatan Kelembagaan Masyarakat. Fokus kegiatan pada : Revitalisasi pasar desa/tradisional, UED-SP, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) 34 Unit; Pengembangan lembaga

ekonomi

masyarakat

(LEM)

di

35

kelompok;

Pengembangan Lembaga Ekonomi masyarakat (LEM) di Kawasan penghasil Tembakau di 33 Kabupaten/Kota; serta Penguatan kelembagaan Tim Koordinasi PNPM – Mandiri perdesaan di 29 Kabupaten serta penguatan kelembagaan UP2K PKK sebanyak 70 kelompok. Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan perkuatan kelembagaan masyarakat dan pendapatan masyarakat pedesaan. 23. Statistik Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu Program Pengembangan

Data/Informasi/Statistik

Daerah,

dengan

fokus

kegiatan pada : Penyusunan Dokumen Jawa Tengah Dalam Angka (JDA) Tahun 2013; Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah Tahun 2012; Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se Jawa Tengah Tahun 2013 dan Analisi Input Output. 24. Kearsipan Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Fokus kegiatan pada : Pembenahan kearsipan di 155 desa, pembinaan kearsipan pada 10 SKPD; Pengembangan sistem jaringan informasi kearsipan di 15 SKPD; Peningkatan Sumber Daya Aparatur bidang kearsipan 250 orang dan evaluasi kearsipan di 116 Desa. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung peningkatan administrasi kearsipan dan peningkatan kualitas SDM kearsipan dalam rangka tertib arsip di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

V - 36


b. Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah. Fokus kegiatan pada : Fasilitasi akuisisi dan penilaian arsip, Kerjasama Pengelolaan Kearsipan 3 instansi; Penyelamatan Arsip Vital di 7 KPUD Kabupaten/Kota; Peningkatan Kualitas Informasi Arsip, Penyimpanan dan Pelestarian arsip Statis 500 lembar dan Digitalisasi Arsip Statis. Kegiatan tersebut diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan dokumen/arsip daerah. c. Peningkatan Pemasyarakatan Kearsipan Kepada Masyarakat Fokus kegiatan pada : Pemasyarakatan kearsipan melalui 6 kali pameran

kearsipan. Kegiatan tersebut diarahkan dalam upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya arsip. d. Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Fokus kegiatan pada : Pengembangan layanan informasi kearsipan dan layanan masyarakat sadar arsip. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mewujudkan pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat,

melalui

penyusunan

Arsip

Citra

Daerah

dan

penerbitan naskah sumber arsip 5 judul. 25. Komunikasi dan Informatika Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Fokus kegiatan pada : Fasilitasi peningkatan pelayanan informasi; Pembuatan buletin/majalah/tabloid; Pengembangan Sumber Daya Informasi; Fasilitasi Peningkatan Pelayanan Informasi; Pengelolaan Sistem Informasi; Pemantauan penyiaran; Pengawasan isi siaran di Kabupaten/Kota; Pembentukan Pokmas pemantau penyiaran; Fasilitasi proses perijinan lembaga penyiaran. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung pengembangan komunikasi dan informasi

melalui

media

cetak/elektronik

serta

peningkatan

kualitas isi siaran melalui pemantauan penyiaran. b. Kerjasama Informasi dan Media Massa Fokus kegiatan pada : Dialog interaktif/pidato/siaran langsung/ spot sebanyak 120 paket; Fasilitasi sosialisasi pengarusutamaan gender di Media Massa, rubrik dan sosialisasi pembangunan Jawa Tengah sebanyak 240 naskah, konferensi pers dan peliputan 360 kegiatan, sinkronisasi bidang kehumasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah; Fasilitasi Forum Komunikasi Media tradisional (FKMetra);

Sosialisasi

hasil

pembangunan

melalui

Ormas/LSM;

Penyelenggaraan Keterbukaan Informasi Publik dan Kemitraan dengan

Media

Lokal.

Kegiatan

tersebut

diarahkan

untuk

meningkatkan peran media cetak/elektronik, Lembaga Komunikasi

V - 37


Masyarakat dan Media Tardisional dalam rangka penyampaian hasil-hasil pembangunan. c.

Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi Fokus kegiatan pada : Analisis Berita dan Pendapat Umum melalui 3 kegiatan diskusi hasil analisis dan 300 kliping berita media serta Diskusi Hasil Analisis terkait dengan kebijakan dan hasil-hasil pembangunan; Pemuatan Informasi Pembangunan melalui Media Massa; Fasilitasi Penerapan hasil penelitian dan pengembangan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung tersedianya hasil kajian/analisis dan penelitian di bidang informasi dan komunikasi.

26. Perpustakaan Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pengembangan Budaya Baca Fokus kegiatan pada : pengembangan dan pengadaaan pojok baca pada 59 Kantor SKPD Provinsi dan 35 Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta 5 tempat layanan, diarahkan untuk mendukung peningkatan minat baca masyarakat. b. Pengembangan Sarana dan Prasarana Perpustakaan Fokus kegiatan pada : peningkatan kuantitas dan kualitas perpustakaan desa/kelurahan (70 desa), dan peningkatan layanan perpustakaan keliling masyarakat perdesaan (pengadaan mobil pintar 3 unit), diarahkan untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat desa dan layanan pada masyarakat. c. Peningkatan Sumber Daya Manusia Perpustakaan Fokus kegiatan pada : Bintek Pengelola Perpustakaan 210 orang dan

Pendidikan

Kemasyarakatan

Perpustakaan

35

orang,

diarahkan untuk peningkatan sumber daya pengelola perpustakaan/Pustakawan. d. Pengembangan Manajemen Perpustakaan Fokus kegiatan pada : Penyusunan Peraturan Daerah Perpustakaan untuk mendukung implementasi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. 5.2. Urusan Pilihan 1. Pertanian Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pengembangan Agribisnis Fokus kegiatan pada : Peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura meliputi pengembangan tanaman buah 40.000 batang V - 38


dan 10 ha, sayuran 26 ha dan bunga 7.500 batang; Penanganan panen dan pasca panen untuk menurunkan kehilangan hasil pertanian di 20 Kabupaten; Pemasaran TPH melalui promosi/ pameran sebanyak 5 kali; Pengelolaan Lahan Usaha Tani TPH melalui pengadaan rumah kompos sebanyak 5 kali; Pengembangan alsintan 152 unit; Peningkatan Mutu dan Sertifikasi Hasil Produksi Pertanian di 4 kelompok dan surveillance produk pertanian di 23 kelompok;

Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas

perkebunan 10 komoditas seluas 500 Ha; Peningkatan kualitas benih dan pengembangan 32 kebun dinas; Peningkatan dan pengembangan produksi sarana pengendalian OPT seluas 112 Ha; Pemberdayaan bengkel dalam pengembangan alsin perkebunan 50 unit; Pengujian dan pengawasan mutu perkebunan 75 sampel; Optimalisasi Balai Inseminasi Buatan meliputi produksi semen beku sapi 360.000 dosis dan kambing 58.000 dosis; Optimalisasi pembibitan ternak ruminansia dengan produksi utama berupa bibit sapi potong 85 ekor, bibit sapi perah 48 ekor, bibit kambing 226 ekor, dan produksi susu 73.200 liter; Optimalisasi pembibitan ternak non ruminansia dengan produksi utama berupa bibit itik 25.000 ekor, bibit ayam 18.000 ekor, bibit kelinci 1.000 ekor, produksi telur ayam 250.000 butir dan telur itik 300.000 butir; Pengembangan Pelayanan Kesehatan Hewan di 35 Kabupaten/ Kota;

Peningkatan

kekebalan

10.000

ekor

ternak

terhadap

penyakit; Peningkatan kewaspadaan terhadap 6 Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dengan mempertahankan status bebas rabies dan Hog cholera di 35 Kabupaten/Kota, menurunnya kasus Avian Influenza (AI) sebanyak 10%; Optimalisasi Laboratorium Kesehatan Hewan, Pusat Kesehatan Hewan dan Pos Lalu Lintas Ternak (PLLT) meliputi pengawasan lalu lintas ternak 3.000.000 ekor dan pemeriksaan 25.000 sampel di Laboratorium Keswan; Peningkatan Layanan Usaha dan Promosi Agribisnis meliputi fasilitasi permodalan pada 90 kelompok, pembinaan kelompok tani berprestasi 18 kelompok dan monitoring informasi pasar. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura, peternakan dan perkebunan. b. Peningkatan Kesejahteraan Petani Fokus kegiatan pada : Pengembangan Usaha Pengelolaan Jasa Alsintan (UPJA) 7 paket; Peningkatan SDM dan pemberdayaan kelembagaan petani 580 orang; Fasilitasi 40 unit Lumbung Pangan Masyarakat; Peningkatan ketrampilan petani dalam mengadopsi teknologi untuk 1.270 orang; Penguatan kelembagaan petani pekebun 400 orang; Fasilitasi 20 Balai Penyuluhan dan 100 Posluhdes; Fasilitasi sarana prasarana penyuluh yaitu 150 unit V - 39


Soil Test Kit, 100 unit pH meter dan 50 unit moisture tester; Pemberdayaan kelembagaan dan perekonomian masyarakat sekitar hutan untuk 300 orang. Kegiatan tersebut diarahkan untuk meningkatkan

kesejahteraan

petani

dan

penguatan

sistem

penyuluhan. 2. Kehutanan Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Fokus kegiatan pada : Rehabilitasi hutan dan lahan seluas 150 ha; Pengembangan hutan rakyat melalui pengembangan hasil hutan bukan kayu unggulan 3 jenis; Bantuan bibit tanaman kehutanan 270.000 batang. Kegiatan ini diarahkan untuk rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi DAS dengan pengembangan hutan rakyat dan penanganan lahan kritis. b. Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Fokus kegiatan pada : Pengendalian dan pengawasan hasil hutan di 35 Kabupaten/Kota; serta Penertiban 10 industri pengolahan hutan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk pengembangan industri dan pemasaran hasil hutan. c. Perencanaan dan Pengembangan Hutan Fokus kegiatan pada : Penatagunaan hutan melalui pengendalian kawasan hutan sesuai dengan fungsinya di 30 Kabupaten/Kota, yang diarahkan untuk perencanaan dan pengambangan hutan. d. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Fokus kegiatan pada : Pengembangan pengelolaan pada 2 kawasan konservasi yaitu Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunegoro I dan Kebun Raya Baturaden serta penurunan gangguan keamanan dan kebakaran hutan di 3 lokasi KPH, yang diarahkan untuk perlindungan dan pengamanan kawasan hutan. e. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Fokus kegiatan pada : Pembinaan masyarakat sekitar kawasan konservasi dan hutan lindung di 5 Kabupaten serta fasilitasi pengembangan usaha ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan di 4 LMDH, yang diarahkan untuk pengembangan usaha masyarakat sekitar hutan.

V - 40


3. Energi dan Sumber Daya Mineral Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Peningkatan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Fokus kegiatan pada : Pembinaan Usaha Pertambangan di Jawa Tengah guna mewujudkan alih profesi masyarakat eks penambang untuk 125 orang; Peningkatan kemampuan dan kapasitas tenaga bidang ESDM melalui lokakarya bidang ESDM dan sinkronisasi pelaksanaan

program/kegiatan

1

kali

serta

monitoring

dan

evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja bidang ESDM 30 kali. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan SDM bidang ESDM. b. Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah Fokus kegiatan pada : Peningkatan pengawasan dan penertiban usaha pertambangan pada 80 pemegang IUP; Penertiban 90 PETI; 4 pameran profil investasi; Peningkatan nilai bahan tambang dengan pengolahan melalui bantuan alat pengolah bahan tambang 6 unit; Pengawasan dan pengendalian pengambilan air tanah 300 obyek; Pembangunan 12 sumur bor di daerah rawan kering dan survei hidrogeologi; Peningkatan Pelayanan rekomendasi dalam permohonan ijin pengambilan air tanah 350 titik. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan pemanfaatan nilai bahan tambang dan pemenuhan kebutuhan air baku di daerah rawan kering. c. Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas Fokus kegiatan pada : Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan (Jarlisdes)

17.686

kms

dan

penyusunan

DED

Jarlisdes;

Pengawasan distribusi BBM dan LPG bersubsidi pada obyek SPBU/SPBE/agen/pangkalan LPG di 35 Kabupaten/Kota; Pengembangan Listrik murah dan hemat sebanyak 50 unit. Kegiatan tersebut

diarahkan

untuk

mendukung

peningkatan

rasio

elektrifikasi dan pengawasan migas. d. Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi Fokus kegiatan pada : Sosialisasi dan pemantauan daerah rawan bencana geologi 20 lokasi; Pemantauan daerah rawan bencana gerakan tanah 60 lokasi; Pemetaan daerah potensi rawan tektonik pada 5 Kabupaten dan vulkanik pada 1 lokasi di Kabupaten Karanganyar

(Gunung

Lawu);

Fasilitasi

penataan

kawasan

pemukiman akibat bencana tanah longsor di 3 lokasi. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mitigasi bencana alam dan geologi.

V - 41


e. Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Fokus kegiatan pada: pembangunan 200 unit PLTS SHS dan 94 unit PLTS PJU; Pembangunan 2 unit PLTMH serta penyusunan DED PLTMH; Pengembangan potensi gas rawa 1 lokasi dan identifikasi gas rawa 3 lokasi; Pemanfaatan energi baru terbarukan dari limbah/kotoran ternak 10 unit; Audit energi di 6 kantor pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diarahkan untuk diversifikasi energi. 4. Pariwisata Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pemasaran Pariwisata Fokus kegiatan pada : Pelaksanaan Promosi Pariwisata dalam negeri sebanyak 16 event (370 pelaku) dan penerimaan kedatangan Kapal Pesiar sebanyak 15 kapal; Pelaksanaan promosi pariwisata di luar negeri (Malaysia dan Singapura); Peningkatan Promosi dan informasi dalam pemasaran pariwisata melalui pembuatan Bahan Promosi Pariwisata Jawa Tengah, Calendar of Events 2015, Promosi Pariwisata Jawa Tengah melalui Media Cetak dan Elektronik, Pemanfaatan Billboard Promosi di Dalam dan Luar Provinsi,

Pembuatan

Merchandise

Pariwisata

Jawa

Tengah,

Pembuatan Spanduk dan Banner Pendukung, Pemuatan Info Pariwisata Jawa Tengah di Media Massa, Pengelolaan Teknologi Informasi dan Website Pariwisata Jawa Tengah; Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Pelayanan Informasi Pariwisata di 6 TIC; dan Analisa Pasar untuk Promosi dan Pemasaran Pariwisata melalui 1 naskah NESPARDA Jawa Tengah dan 280 orang pelaku pariwisata dalam dan luar negeri, yang dilaksanakan untuk tercapainya peningkatan jumlah kunjungan, lama tinggal dan pengeluaran belanja wisatawan nusantara guna meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB. b. Pengembangan Destinasi Pariwisata Fokus kegiatan pada: Pengembangan Potensi Keunikan Lokal Masyarakat dan Alam menjadi atraksi wisata di 50 Desa Wisata dan 8 event wisata di Kabupaten/Kota; Peningkatan manajemen usaha

jasa

dan

sarana

pariwisata

sebanyak

570

usaha;

Optimalisasi dan pemantapan kinerja SDM pariwisata sebanyak 1.520 wisata; Optimalisasi aset pariwisata di 4 Hotel milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah; Perkuatan kualitas kompetensi remaja mellaui Pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata Jawa Tengah sebanyak

70

orang,

yang

V - 42

dilaksanakan

untuk

tercapaianya


peningkatan daya saing dan daya jual destinasi pariwisata guna meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan. c. Pengembangan Kemitraan Fokus kegiatan pada: Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan sebanyak 470 orang dan 35 Kelompok Sadar Wisata; Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Pariwisata Jawa Tengah dengan Pemerintah Pusat dan 35 Kabupaten/Kota; Pengembangan dan penguatan litbang pariwisata (3 naskah/ kajian); Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan Program/Kegiatan pariwisata di 35 Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan untuk tercapainya masyarakat

peningkatan guna

sinergi

usaha

mengoptimalkan

pariwisata

pengembangan

dan

potensi

pariwisata daerah. 5. Kelautan dan Perikanan Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Fokus kegiatan pada : Peningkatan usaha 125 orang petambak garam di 5 Kabupaten/Kota, 125 orang wanita pesisir di 5 Kabupaten/Kota dan 125 orang taruna pesisir di 5 Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan pendapatan masyarakat pesisir. b. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Fokus kegiatan pada : Operasi pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan 10 lokasi; Pembinaan bagi Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) 30 orang. Kegiatan tersebut diarahkan untuk pengawasan terhadap pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. c. Pengembangan Perikanan Tangkap Fokus kegiatan pada : Revitalisasi perikanan dan statistik perikanan

tangkap

melalui

pengadaan

fish

Finder

5

unit,

pengadaan solar sell komplit 10 unit, pengadaan alat konversi BBM dan Compressed Natural Gas (CNG) 6 unit; Pembinaan dan optimalisasi

alat

tangkap

ramah

lingkungan

di

3

lokasi;

Pengembangan sistem kerja pelabuhan perikanan pantai Jawa Tengah antara lain melalui penyusunan WKOPP di 3 lokasi Pelabuhan Perikanan Pantai; Pengelolaan dan pengembangan sarana prasarana 9 Pelabuhan Perikanan Pantai di Jawa Tengah. Kegiatan

tersebut

diarahkan

untuk

peningkatan

perikanan tangkap dan pendapatan nelayan.

V - 43

produksi


d. Pengembangan Perikanan Budidaya Fokus kegiatan pada : pengembangan sarana dan prasarana perbenihan dan budidaya di 3 UPT; Peningkatan dan pengembangan teknologi budidaya ikan antara lain melalui percontohan budidaya dan sertifikasi CBIB di 8 lokasi serta pengembangan budidaya mina padi di 6 lokasi; Revitalisasi perikanan budidaya ikan air tawar dan payau melalui pengembangan kawasan minapolitan dan komoditas unggulan, yang diarahkan untuk peningkatan

produksi

perikanan

budidaya

dan

pendapatan

pembudidaya ikan. e. Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan Fokus kegiatan pada : Pembinaan mutu pada Unit Pengolah Ikan skala ekspor dan supplier di 30 UPI serta peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana di 3 LPPMHP; Pembinaan pasar ikan tradisional di 20 lokasi, pembinaan sentra pengolah ikan di 10 lokasi, pembinaan UMKM produk pasca panen non konsumsi 10 lokasi, peningkatan daya saing dan perluasan usaha melalui gelar produk perikanan di 3 lokasi, partisipasi pameran lintas sektor 2 kali, dan rakor Forikan Jawa Tengah serta Kampanye Gemar Makan Ikan dengan sasaran 1.000 orang peserta. Kegiatan tersebut diarahkan untuk peningkatan ekspor produk perikanan dan konsumsi makan ikan. f.

Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Fokus kegiatan pada : penanaman 300.000 batang mangrove, 52 unit terumbu karang buatan dan transplantasi karang sebanyak 60 unit, penebaran 300.000 ekor benih ikan serta penyelamatan jenis biota langka perairan umum melalui penebaran 900 ekor ikan betutu, lele lokal dan nila citra lada. Kegiatan tersebut diarahkan untuk Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan serta rehabilitasi habitat vital.

6. Perdagangan Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Peningkatan Ekspor, Promosi dan Efisiensi Impor. Fokus kegiatan pada : Peningkatan kualitas dan kuantitas pelaku ekspor dan ragam mutu komoditi ekspor non migas yaitu tekstil, makanan, minuman, mebel, kerajinan dan perlogaman; Peningkatan akses pasar melalui pameran dan informasi dagang luar negeri di 4 negara; Peningkatan kualitas pelayanan pengujian dan sertifikasi mutu barang/produk unggulan orientasi ekspor sebanyak 12 komoditi, yang diarahkan untuk mendukung peningkatan ekspor non migas dan menekan impor. V - 44


b. Peningkatan Logistik Daerah, Akses Pasar Dalam Negeri Dan Pemberdayaan UDKM. Fokus kegiatan pada : Pemantauan stok, distribusi dan harga 18 KEPOKMAS maupun 7 komoditi strategis lainnya; Pembinaan teknis dan peningkatan sarana prasarana usaha dagang dan pasar tradisional di 3 Kabupaten/Kota; Pengembangan pasar lelang sebanyak 2 kali dan sistem resi gudang di 2 lokasi; Penyelenggaraan pameran produk unggulan daerah sebanyak 7 even, yang diarahkan untuk pengembangan dan pengawasan sistem distribusi dan logistik serta penguatan pasar dalam negeri. c. Peningkatan

Perlindungan

Konsumen

dan

Pengamanan

Perdagangan Dalam Negeri. Fokus kegiatan pada : Peningkatan perlindungan konsumen dan metrologi legal; Pengawasan barang beredar dan jasa sebanyak 509 barang SNI; Pembinaan dan pengawasan kemetrologian; Peningkatan pelayanan tera dan tera ulang Balai Metrologi Jawa Tengah sebanyak 15.000 UTTP dan 360 BDKT, yang diarahkan untuk perlindungan terhadap konsumen dan perdagangan dalam negeri. 7. Perindustrian Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pengembangan Industri Logam, Mesin dan Tekstil. Fokus kegiatan pada : Pengembangan klaster dan sentra industri logam sebanyak 175 IKM, mesin sebanyak 210 IKM dan tekstil sebanyak 140 IKM; Fasilitasi standarisasi dan manajemen mutu; Pengembangan SDM dan Produk bidang industri garmen sebanyak 4.940 orang; Peningkatan sarana prasarana dan pengembangan pelayanan UPT logam; Pengembangan teknologi produksi tepat guna, yang diarahkan untuk optimalisasi potensi sumber daya daerah melalui penguatan industri Logam, Mesin dan Tekstil secara berkelanjutan. b. Pengembangan Industri Agro, Kimia dan Hasil Hutan. Fokus kegiatan pada : Pengembangan klaster dan sentra industri agro sebanyak 420 IKM, kimia sebanyak 165 IKM dan hasil hutan sebanyak

140

IKM;

Fasilitasi

standarisasi

dan

manajemen

produksi; Peningkatan sarana prasarana dan pengembangan UPT Kayu, yang diarahkan untuk optimalisasi potensi sumber daya daerah melalui penguatan industri Agro, Kimia dan Hasil Hutan secara berkelanjutan. c. Pengembangan Industri Alat Transportasi, Elektronika dan Aneka. Fokus kegiatan pada : Pengembangan Klaster dan Sentra industri alat transportasi sebanyak 630 IKM, elektronika sebanyak 460 IKM V - 45


dan aneka sebanyak 255 IKM; Fasilitasi sertifikasi dan manajemen mutu produk; pengembangan SDM dan Produk industri kreatif bidang teknologi informasi, yang diarahkan untuk optimalisasi potensi sumber daya daerah melalui penguatan industri Alat Transportasi, Elektronika dan Aneka secara berkelanjutan. d. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Industri dan Dagang. Fokus kegiatan pada : Peningkatan sinergitas program pengembangan industri dan perdagangan; Peningkatan fasilitasi dan registrasi HKI bagi industri kecil dan menengah 300 IKM; Pengembangan wirausaha baru IKM potensial sebanyak 22 KUB; Peningkatan dukungan pendampingan FPESD dan Dekranasda Jawa Tengah, yang diarahkan untuk penguatan kelembagaan industri dan perdagangan dalam pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan. 8. Transmigrasi Rencana Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, dengan fokus kegiatan pada : Fasilitasi penyiapan, penempatan dan pemantapan transmigrasi untuk 6 Provinsi Calon Penerima; Pelatihan keterampilan bagi 50 KK calon transmigran; dan Pemantauan transmigran serta koordinasi bidang ketransmigrasian di 4 Provinsi Penempatan. Kegiatan tersebut untuk mendukung pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

V - 46


BAB VI PENUTUP Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 merupakan Tahun transisi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 menuju RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018. Berkenaan dengan hal tersebut, maka guna menjaga kesinambungan pembangunan daerah, RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 harus dipedomani oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam melaksanakan program/kegiatan pembangunan tahun 2014 dan menjadi landasan bagi penyusunan KUA-PPAS untuk menyusun RAPBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014. RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 juga menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RKPD Tahun 2014 dan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk di dalamnya dunia usaha serta masyarakat dalam menyusun program/kegiatan sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan. Selain itu nantinya menjadi instrumen untuk melakukan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama berkaitan dengan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah. Perlu ditekankan bahwa pencapaian target rencana program/kegiatan pembangunan daerah melalui serangkaian program/kegiatan prioritas yang termuat dalam RKPD Tahun 2014, dalam pelaksanaannya mempertimbangkan seluruh potensi dan pembiayaan yang tersedia baik dari pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat melalui sinkronisasi dan sinergitas guna pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan secara menyeluruh. Selanjutnya melalui pelaksanaan program/kegiatan dalam RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ini, diharapkan mampu mendukung upaya menuju tercapainya cita-cita pembangunan Jawa Tengah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2025, yakni mewujudkan “JAWA TENGAH YANG MANDIRI, MAJU, SEJAHTERA, DAN LESTARI�.

Plh. GUBERNUR JAWA TENGAH

RUSTRININGSIH

VI - 1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.