Untuk Masyarakat Banua www.mediakalimantan.co.id B8 Bermain Lebih Rapat
KAMIS, 24 NOVEMBER 2016/24 SAFAR 1438 H
C5 Usir Maag dengan Daun Sirih JADWAL SHALAT
Dzuhur 12:09
Ashar 15:33
media kalimantan online
Maghrib 18:18
Isya 19:31
Subuh 04:39
Syuruk 05:56
HUBUNGI KAMI
epaper. media kalimantan. com
@MK @ untuk u Banua B
NOMOR 2673/TAHUN KE VII/2016/24 HALAMAN RP 2.500,-
A8 Praktik Pungli di Sekolah Masih Terjadi REDAKSI 0811 5041 555
SIRKULASI 0811 5041 666
IKLAN 0811 5041 777
HARGA SAYURAN
MULAI MEROKET Sejak sepekan ini, harga sayur mayur di Banjarmasin mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sejumlah pedagang pun mengaku jika kenaikan ini dikarenakan stok yang kosong. Wartawan: Fahriza/MK
B
ERDASARKAN pantauan Media Kalimantan di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin, Rabu (23/11) sejumlah harga sayur mayur mengalami kenaikan hingga 100 persen lebih. "Sudah seminggu ini harga sayur mayur merangkak naik. Kami membeli dari distributor dengan harga yang sudah naik," kataYati salah satu pedagang di Pasar Sentra Antasari. Bersambung ke A6
KOMODITAS
HARGA (Rp) LAMA BARU
Bawang Merah
40.000
43.000
Bawang Merah
-
48.000
Bawang Putih
34.000
35.000
Lombok Taji
25.000
35.000
Lombok MErah
25.000
45.000
Lombok Hijau
7.000
20.000
Kol
7.000
15.000
Tomat
10.000
15.000
Kentang
19.000
15.000
Wortel
-
12.000
Telur Ayam
-
19.000 /kg
Daging
-
125.000 /kg
MEROKET: Harga Lombok di Pasar Sentra Antasari belakangan ini kian meroket. (Berita terkait baca halaman A6) DAUS/MK
Esai
Barabai Darurat Banjir Selama 7 Hari BARABAI, MK- Hari ke-2 Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), masih menyisakan beberapa wilayah yang tergenang luapan air sungai Barabai. Secara keseluruhan, volume air di wilayah kota sudah menurun. Meski demikian, Pemkab tetap menetapkan status darurat banjir! Pantauan Media Kalimantan, bebera-
DJOEN/MK
Kepala Daerah Almin Hatta
S
EKARANG sedang musim kampanye menjelang pilkada pada sejumlah daerah (provinsi/kabupaten/ kota) di seluruh Indonesia. Semua calon kepala daerah pun berlomba-lomba menampakkan kelebihan dan kebaikan masing-masing kepada calon pemilihnya. Tentu, mereka juga mengumbar visi misi yang intinya akan membawa seluruh rakyat ke masa depan yang adil makmur dan sejahtera. Bersambung ke A6
A
nang Gondang
Harga Sayuran Mulai Meroket
ikut terendam. Seperti Kantor Kecamatan Barabai dan juga Kantor BPBD HST. Pasar Agrobisnis Barabai tidak luput digenangi air, sehingga para pedagang yang biasanya berjualan sejak Pukul 02.00 Wita itu, akhirnya berjualan di pinggir jalan raya yang mengakibatkan kemacetan. Bersambung ke A6
Semangat Revolusi Hijau Didengungkan Paman Birin: “Kembalikan hutan kita dan hutankan rumah kita” MARTAPURA, MK- Mengusung semangat ‘Revolusi Hijau’ yang didengungkan pemerintah pusat, pada peringatan Hari Me-
nanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional 2016, Rabu (23/11), Pemprov Kalsel melalui Dinas Kehutanan melaksanakan kegiatan penanam sebanyak 2.000 pohon terpusat di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor menyampaikan, penanam pohon yang dilaksa-
nakan dalam rangka memperingati HMPI dan BMN tahun ini merupakan bentuk upaya mengurangi lahan kritis yang luasnya terus meningkat. Disampaikan Paman Birin, sapaan akrab Gubernur Sahbirin Noor Bersambung ke A6 RUDIYANTO/MK
TANAM POHON: Gubernur Syahbirin menanam pohon sebagai wujud kepedulian lingkungan.
Alat-Alat Pertanian Tradisional Kalsel (Bagian 4-habis)
Paman Birin Hijaukan Lahan Sendiri
Gumbaan Identitas Petani Banjar Jika alat pertanian tradisional Banua seperti Tajak dan Ranggaman bisa tergantikan dengan alat pertanian modern berupa mesin, tidak dengan Gumbaan. Alat pemisah padi ini hingga kini tidak tergantikan oleh alat pertanian modern hingga kini. Catatan: Sugiannor, Balangan/MK
Mudahan kada salawasan
pa lokasi yang masih tergenang air diantaranya, Pasar I, II, II Barabai, Jl Hevia kampung Qadhi, Munti Raya dan kelurahan Bukat, serta Keluarahan Barabai Barat termasuk Rumah Sakit Damanhuri Barabai--dua ruangan yakni Zamrud dan Safir (penyakit dalam), masih tergenang air sekitar 30 cm. Selain itu, beberapa perkantoran juga
G
UMBAAN sendiri merupakan alat untuk memisahkan gabah antara padi yang berisi (bagus) dengan
padi yang kosong dan sisa-sisa kotoran yang lain. Seperti potongan batang padi dan lain-lain. Cara kerja Gumbaan cukup sederhana, cukup mengandalkan tenaga angin yang dihasilkan dari baling-baling kipas yang berada di dalam badan Gumbaan. Caranya denga memutar engkol mengunakan tangan. Dari hasil putaran kipas inilah dihasilkan angin yang meniup dan memisahkan gabah yang Bersambung ke A6
SUGI/MK
TRADISIONAL: Gumbaan yang menjadi salah satu alat pertanian tradisional.
Bersambung ke A6
B aakisah...
Demi Bayi Prematur, Belajar Merajut di Usia 86 tahun BAGI Ed Moseley, tak ada istilah terlalu tua untuk belajar sesuatu. Terutama jika hal tersebut dilakukan untuk anak-anak yang lahir prematur. Ketika Dogwood Forest Assisted Living meminta bantuan warga Georgia untuk membuatkan topi bagi bayi-bayi yang lahir prematur, kakek 86 tahun ini langsung mengajukan diri. Padahal Ed sama sekali tak bisa merajut. "Saya tidak pernah merajut seumur hidup saya," tutur Ed kepada
HAMPARAN lahan di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan dipilih menjadi lokasi penanaman 2.000 pohon. Penghijauan itu sendiri dilakukan dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) tahun 2016, Rabu (23/11). Panitia peringatan HMPI dan BMN 2016 yang dalam hal ini Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalsel menegaskan kegiatan tersebut digelar tentu bukan tanpa alasan. Salah satu alasannya seperti yang disebutkan Rahmaddin MY,
Kajadian Kapintaran
The Inside Edition. Ed minta diajari cara merajut kepada putrinya. Rupanya pensiunan insinyur ini lumayan cepat belajar, meskipun awalnya dia memerlukan waktu 3 jam untuk membuat sebuah topi. Setelah terbiasa, Ed bisa menyelesaikan satu topi dalam waktu satu setengah jam. Ed berencana membuat 30 topi setiap bulan sampai National Preemie Awareness Day. Saat itu, topi yang berhasil dibuat akan diserahkan ke Northside Hospital.(mer)
Nang Bakisah: Amang Isap
W
AYAH pang sudah waktu nang dihadang-hadang Amat anak Utuh Ciput lawan Badut anak Amang Busu. Musim hujan ni pang wayahnya, ada alasan kada turun sakulah. Nang hujan kada sing taduhan atawa sakulahannya ka-baahan jadi baik malingkur pada tulak sakolah. Nang kaya sumalam, NET
Bersambung ke A6
DJOEN/MK