Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
KOMPROMI MAHASISWA
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
2
Persepsi Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
surat dari pembaca
Perpustakaan Butuh Perhatian Birokrat
T
ak ada waktu bagi biroktat kampus berleha-leha. Masih banyak bengkalai tersisa. Di antaranya, sarana dan prasarana perpustakaan. Kampus yang lebih dikenal sebagai pencetak guru ini, tak ayal hanyalah sebuah label. Buktinya tak sedikit sarana pendidikan yang belum memadai di kampus orange ini. Perpustakaan yang sudah ketinggalan zaman mulai dari koleksi buku hingga fasilitas. Terlihat banyak koleksi buku yang kertasnya mulai menguning menjadi bukti minimnya pembaharuaan. Bahkan kebanyakan koleksi buku perpustakaan UNM masih menggunakan kurikulum 2006 padahal di era saat ini Keranga Kurikulum Nasional Indonesia (KKNI). Tak hanya buku, fasilitas seperti ruangan yang nyaman pun pihak UNM belum mampu menghadirkan di perpustakaan UNM. Hanya lemari usang yang sudah mulai termakan usia. Tak ada rotan, akar pun jadi. Kulkas bekas pun dijadikan dijadikan rak buku. Bahkan berdasarkan pengakuan dari pihak perpustakaan UNM memang tak pernah menganggarkan dana khusus untuk perpustakaan.
Pengajuan proposal pun tak pernah diindahkan. Untuk tetap memiliki koleksi buku pihak jurusan hanya mengharapkan sumbangan dari alumni yang baru saja menyelesaikan studinya. Sungguh miris keadaan perpustakaan UNM. Perpustakaan yang memiliki peran yang sangat penting bagi mahasiswa seolah dinomor duakan. Tak ada penganggaran, tak ada pemabaharuan buku dan tak ada fasilitas. Inilah penyebab perpustakaan UNM selalu sepi akan pengunjung. Tak ada ruang untuk tetap betah untuk menikmati suasana perpustakaan. Perpustakaan hanya dijadikan pajangan bukan sebagai gudang ilmu. Bukan hal mengherankan jadinya apabila minat literasi mahasiswa minim. Perpustakaan yang diharapkan menggenjot minat baca jarang dilirik. Teknologi seperti gadget pun telah mampu menggantikan peran perpustakaan saat ini. Jika terus dilakukan pembiaran dan tak mempedulikan perpustakaan, tidak menutup kemungkinan perpustakaan UNM hanya sekedar nama tanpa pengunjung. Padahal perpustakaan yang berhasil adalah perpustakaan yang bermanfaat dan ramai akan pengunjung. (*)
f
Apa yang Anda pertanyakan?
Adinda Helmi : Kalau bisa sistem KRS nya tdk dibuat rumit, sudah KRS online tpi mesti harus cari dosen, ketua prodi, juga operator. Kita mahasiswa merasa kesulitan ketika pihak yg kita butuhkan itu sibuk sehingga sangat susah untuk bertemu. Harapannya kedepannya bisa diperbaiki. Mkasih Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, Ismail Muchtar : Sistem KRS sudah dibuat dengan sistem yang baik. Ke depan guna mempercepat penginputan nilai, kami akan turun langsung ke lapangan memantau dosen menginput nilai.
Mhelsi Banne Manik : Kebersihan kampus masih sangat kurang maksimal. Seharusnya sampah2 tidak lagi dibakar dilingkungan kampus seperti di belakang Amanagappa yang selalu tertumpuk setiap hari. Apakah tidak ada diusahakan mobil khusus untuk buang sampah. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), Karta Jayadi : Saat ini memang sedang ada transisi perombakan tenaga cleaning service sehingga tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Kami sedang memproses pergantian perusahaan rekanan cleaning service karena kualitas pekerjaan mereka tidak sesuai dengan harapan kami. Vivin Nugrika : Mengapa terjadi kenaikan UKT terhadap mahasiswa yang dicabut bidikmisinya? Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), Karta Jayadi : Tidak
ada kenaikan UKT bagi mahasiswa bidikmisi yang dicabut UKT-nya
Selmi Anto : Keamanan parkiran basementnya ditingkatkan lagi yah.. Helm KYT sy hilang kemarin. Kepala UPT Keamanan, Dahlan : Jika ada kehilangan, pihak kampus akan memberi sanksi kepada satpam yang bertugas saat itu. Kami juga akan menindak tegas satpam yang lalai.
Keluarga Besar LPM Profesi UNM Mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru
Kanda Muhammad Ilham, S.Pd. (Redaktur LPM Profesi Periode 2012/2013) dengan A. Nur Qalbi Salim, S.Pd.
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke: 08972872950/085299155632 LPM Profesi UNM
@profesi_online
PENGHARGAAN. Lembaga Pers Mahasiswa Profesi Universitas Negeri Makassar berhasil menjadi salah satu pemenang pada Indonesia Student Print Media Awards 2017. Malam Penghargaan yang diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers tersebut diserahkan di Hotel Millennium Sirih, Jakarta, Sabtu (3/2).
Dapatkan informasi seputar kampus Universitas Negeri Makassar melalui akun Official LINE @xbp7686d - Berita Profesi UNM
profesi.online@gmail.com
Pelindung: Husain Syam. Dewan Pendamping: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, ÂF acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Awal Hidayat, Sekretaris: Rosni Armin, Bendahara: Fatimah Muffidah Azzahra, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Ita Andriani. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Awal Hidayat, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Redaktur Pelaksana Penerbitan: Resa Saputra, Reporter: Rosni Armin, Fatimah Muffidah Azzahra, Ita Andriani, Endang Sri Wahyuni, Ratna, Citra Jati Utami, Nurul Charismawaty S, Fotografer: Muh. Agung Eka, Layouter/ Desainer Grafis: Noval Kurniawan; Manajer Sirkulasi dan Iklan: St. Aminah. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, ÂE-mail: profesi.online@gmail.com, redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com
Desain Sampul: Salfiah dan Miftah
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun. Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
Mozaik Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
Seminar Nasional Kemendikbud
Full Day School, Reformasi Wajah Pendidikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy berniat melakukan reformasi dalam perwajahan pendidikan Indonesia dengan mengubah format pembelajaran. Full day school adalah sistem baru pendidikan yang menekankan pendidikan kakarakter
Foto: Masturi-Profesi
M
enurutnya, hal pertama dan utama yang perlu ditanamkan bagi anak didik di kelas dasar ialah pendidikan karakter. “Kita akan ubah formatnya. Kita akan terapkan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPPK),” ujarnya saat membawakan Seminar Nasional Pendidikan di Ruang Teater lt.3 Gedung Pinisi, Jumat (20/1). Untuk mencanangkan program tersebut, maka tahun 2016 lalu, Mendikbud menerapkan kebijakan baru bagi sekolah yang disebut full day school. Ia beranggapan full day school merupakan program untuk mewujudkan tercapainya pendidikan berlandaskan karakter. “Melalui full day school kita coba ubah peranan sekolah, ubah peranan guru, dan masa organisasi sekolah. Pendidikan yang sarat dengan aktifitas tidak hanya di dalam kelas. Ia berpendapat, siswa dapat mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler dan mengembangkan keterampilan. Karena itu, guru dituntut untuk inovatif
dan kreatif. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa aturan tersebut masih sulit untuk diterapkan secara merata. Diperlukan waktu secara bertahap untuk menerapkan kebijakan tersebut secara merata. “Tidak serta merta dapat diubah. Secara bertahap akan dilakukan perubahan-perubahan,” tuturnya. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengungkapkan, saat ini sebanyak 500 sekolah baik negeri maupun swasta telah menerapkan program full day school tersebut. Bahkan kebijakan baru tersebut telah melekat dalam kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan. “Sudah banyak sekolah yang terapkan, ada sekitar 500 sekolah. Sedangkan kalau di Makassar sendiri seperti sekolah Athirah sudah menerapkan full day school,” ungkapnya. Ia pun berharap, para tenaga pendidik dapat bekerja secara profesional dalam menjalankan tugasnya. Bukan serta-merta hanya memenuhi jam mengajar semata tanpa memperhatikan kualitas pembelajaran. “Jadilah guru yang benar, yang membentuk karakter anak,” imbaunya. (nat)
Badan Pemeriksa Keuangan
UNM Perlu Benahi Transparansi Dana
KETUA Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, Harry Azhar Aziz meminta kepada pihak Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk memperbaiki sitem transparansi dana. Menurutnya, perguruan tinggi saat ini sangat rawan dengan korupsi. Hal ini disampaikan saat menjadi pemateri di kuliah umum di Ruang Teater Menara Pinisi (19/1). "UNM haruslah mulai memperbaiki sistem transparansi dananya,
3
salah satunya dengan memasukkan seluruh data terkait anggaran dan dana ke dalam website agar mudah diakses. Terutama berkaitan dengan Rencana Kerja Anggaran Kementrian/Lembaga,"kata dia. Lanjutnya, pria asal Riau ini juga menyinggung terkait mandeknya pembangunan menara Tellu Cappa. Menurutnya UNM dapat menggunakan dana hibah untuk menuntaskan gedung tersebut. "Dana awal memang bisa gu-
nakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kalo tidak cukup kan bisa dana hibah yang berasal dari alumni dan mahasiswa, tapi sebelum itu tentu haruslah dikonfirmasi ulang ke pihak bersangkutan," tambahnya. Ia pun berharap UNM dapat melakukan pengelolaan dana yang lebih akuntabel dan transparan."Semoga dalam UNM dapat mandiri mengelola keuangan," harapnya. (pr40)
SNAPSHOT
Foto: Masturi-Profesi
Tidak Terawat. Tanaman tumbuh liar diatas atap salah satu gedung perkuliahan di Fakultas Seni dan Desain. (26/1).
Kolaborasi Indah Malam Halloween MAHASISIWA Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Cipta Karya Boga dan Pagelaran Tata Rias. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Amanagappa, JumatSabtu (14-15/1). Dalam kegiatan tahunan ini, berbagai karya mahasiswa PKK dipamerkan, mulai dari masakan bernuansa tradisional hingga modern. Tak hanya itu, tata rias dengan karakter Halloween turut menampilkan kreativitas mahasiswa. “Ini merupakan tugas akhir bagi mahasiswa PKK, terutama konsentrasi tata boga dan tata rias,” tutur Ketua Panitia, Albar Aprilia Samudera Pamungkas. Sementara itu, Ketua Jurusan PKK, Srikandi menuturkan, kegiatan ini membuktikan bahwa lulusan PKK tidak hanya sekedar menjadi seorang guru namun harus mempunyai keahlian khusus dapat menjadi profesional di-
bidangnya. “Kita dituntut mempunyai skill dan bekerja secara profesional di bidang masing-masing. Supaya bisa menjadi chef dan penata rias yang handal,” tuturnya. Senada dengan itu, Rektor UNM, Husain Syam pun berharap, kedepannya kegiatan ini dapat menjadi event tersendiri dan bukan hanya sebatas tugas penyelesaian studi saja. “Saya sangat berkeinginan kedepannya acara ini tidak hanya sekadar menjadi tugas penyelesaian studi, namun dapat menjadi event tersendiri yang berskala besar, seperti se-Sulawesi Selatan atau bahkan se-Indonesia,” harapnya. Dengan mengusung tema “Collaboration Wonderfull Creative Pumpkin Halloween”, kegiatan ini mendatangkan tiga chef ternama, diantaranya Grace Natali (Four Point Hotel), Muhammad Ihsan (Head Chef Lopi Cafe) dan Iskandar (Chef Grand Clarion Hotel). (pr40)
Mahasiswa FBS, Oktofianus Luli Boli
Biayai Kuliah dari Jasa Antar Galon *Ratna
Hidup di tanah rantau mendorong mahasiswa asal Flores ini harus hidup mandiri. Dari raut wajah Oktofianus Luli Boli yang teduh terpancar harapan besar.
B
ermodalkan tekad kuat, ia memulai kehidupan di kota Daeng untuk melanjutkan
studi. Meskipun banyak hambatan mendera, tak menyurutkan niat untuk menggapai citanya. “Awalnya saya belum punya keinginan untuk kuliah, tapi dapat motivasi juga sama teman. Jadi saya cobacobalah mendaftar dan akhirnya diterima,” katanya. Demi membiayai kuliah, ia bekerja paruh waktu. Hal itu dilakukan agar tak memberi beban berat bagi orang tuanya. Orang tua Streaming: radioprofesi.com
Once bekerja sebagai petani dengan penghasilan tak tentu. Bukan hal lumrah, Once memilih menjadi tukang antar galon di depot milik bapak kosnya. “Hari-hari saya di sini bisa saya bilang dibiayai dari galon tersebut,” kisahnya. Lelah sudah pasti dirasakan. Namun tak ada pilihan lain baginya. Tatkala dirinya merasa down, ia kembali memikirkan upaya mempertahankan kuliah yang sementara ia jalani. “Mau bagaimana lagi, saya sudah memutuskan untuk kuliah dan saya harus menyelesaikannya,” katanya. Tak hanya harus kuat secara fisik, menjadi tukang antar air galon membuat Once harus kuat mental. Tak jarang ia harus menahan malu apabila mengantarkan air galon pesanan dosen maupun teman kuliahnya sendiri. Cibiran pun kerap dirasakan. “Kadang teman-teman bilang, apa itu kau, tidak bisanya tinggal kumpul-kumpul. Itukah
karena air galon. Tapi toh semuanya pasti akan berlalu,” katanya. Meskipun disibukkan dengan pekerjaannya, Once tetap menyisakan waktu dalam kegiatan organisasi kampus. Ia bergelut di lembaga kesenian kampus, Bengkel Sastra. “Saya sering pusing masalah waktu karena saya juga sering berkegiatan di jam pengantaran galon,” ujarnya. Namun di balik kecemasan itu, ia tetap memprioritaskan agar dirinya tetap melanjutkan studi. Tak ayal, semester kali ini ia dirundung masalah. Jadwal pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) sudah hampir berakhir, namun uang yang ditabung belum mencukupi. Pembayaran UKT sebesar Rp850 ribu tersebut akhirnya dibantu oleh teman-teman seatap di Bestra. “Kemarin dibantu sama teman-teman bayar UKT. Pasti merasa tidak enak juga, tapi mereka tetap memaksa untuk membantu,” tuturnya.
Foto: Resa saputra-Profesi
MENGANTAR. Once sedang mengangkat galon untuk diantarakan kepada pelanggan. (11/1)
Untuk meringankan beban kuliahnya ia pun berusaha untuk mengurus beasiswa. Ia pun berharap agar dapat menerima keringanan dalam membiayai UKT. “Kemarin sebenarnya mau mendaftar bidikmisi, tapi saya tidak dapat infonya. Sekarang juga lagi cari-cari info bagaimana supaya bisa urus beasiswa,” ujarnya. Bagi Once, segala cobaan yang
menerpa bukanlah penghalang jika mempunyai tekad yang kuat. Bahkan masalah yang dihadapi selama ini ia jadikan motivasi agar secepatnya bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. “Sekarang masih berproses, yang terpenting sekarang saya bekerja dan bisa kuliah. Semoga kuliahnya juga dilancarkan dan bisa meringankan beban orang tua,” harapnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
44
Wawancara Khusus Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, Budi Setyarso
Jurnalisme Investigasi, Online dan Kebenaran Berita
Kemajuan teknologi kini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita saat ini. Termasuk bagaimana cara masyarakat kini memperoleh informasi.
B
erdasarkan data riset terbaru dari Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII), lebih dari 50 % atau 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke Internet. Dari angka tersebut 63,1 juta orang atau 47,6 persen mengakses dari telepon pintar. Bisa dibayangkan bagaimana masyarakat mengakses informasi setiap hari. Hal ini tentunya juga memaksa media atau pers untuk memberikan berita cepat atau yang kita kenal dengan berita online. Namun, apakah kecepatan berita itu tersebar sudah cukup benar untuk diketahui masyarakat? Dan bagaimana pengaruh berita online itu terhadap jurnalisme investigasi? Sebagaimana yang kita ketahui, liputan investigasi membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses peliputannya. Simak wawancara khusus reporter Profesi, Nurul Fildzah Zatalini dengan Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, Budi Setyarso yang membahas kondisi media atau pers saat ini. Bagaimana tanggapan anda terhadap media atau pers saat ini ? Pers atau media sekarang memang dalam posisi yang terjepit di antara banyak hal. Yang pertama media sosial. Media sosial inikan satu sarana yang orang bisa jadi wartawan dan narasumber sekaligus, bisa memberitakan semua peristiwa dalam waktu yang cepat dan segala macam. Nah, bagaimana pers kemudian bisa bertahan dalam situasi itu saya kira hanya pers yang bisa memberikan suatu informasi yang akurat yang tidak ada kepentingan selain non jurnalistik dan yang bisa memberikan informasi berguna bagi masyarakat. Hanya itu yang bisa bertahan. Kedua, dari sisi teknologi. Sekarangkan orang hampir semua memegang gadjet,
mereka semua mendapatkan informasi dari gadget. Dalam situasi ini, media cetak perlahan akan beralih ke digital atau online. Dan itu membutuhkan juga penyesuaian-penyesuaian dalam hal teknik menulisnya, penyajian infomasinya dan lain-lain. Saya kira itu beberapa hal yang menjadi highlight dalam perkembangan media sekarang. Bagaimana pengaruh media online yang selalu menyajikan berita cepat terhadap jurnalisme investigasi?
Jadi kalau media sosial itukan menyediakan juga suatu informasi awal, jadi orang mungkin dari media sosial tau ada peristiwa disuatu tempat, tapi apakah peristiwa yang disajikan disuatu tempat itu benar atau tidak? Itukan perlu verifikasi. Nah, verifikasi itulah yang menjadi tugas jurnalis atau pers. Mereka akan memberikan kepastian informasi kepada masyarakat, bukan sekedar tahu tapi juga yakin bahwa informasi yang didapatkan itu benar. Jadi, tugas pers ya melakukan verifikasi, melakukan pengecekan dilapangan dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakatnya. Nah kalau investigasi jauh lebih dalam lagi, memberikan konteks, memberikan informasi yang sangat lengkap. Baik itu pelakunya, modus dan motif terhadap suatu kejahatan yang terjadi misal-
nya. Tidak sekedar peristiwa tapi dia mengungkap kejahatan. Semua pelaku kejahatan menutupi kejahatannya baik itu koruptor, pembunuh, pencuri. Nah, bagaimana pers membongkarnya dengan teknik-teknik yang kita punya, dengan standar yang kita punya dan tetap menjaga kode etik. Itu peran investigasi yang berbeda dengan online dan teknik liputan yang reguler. Apa perbedaan jurnalisme investigasi yang dilakukan media umum dengan jurnalisme investigasi yang dilakukan pers mahasiswa? Secara prinsip tidak ada, yang membedakan adalah
tingkat kesulitannya. Kalau pers umum, mereka betul-betul bekerja khusus untuk wartawan. Sementara mahasiswa masih harus belajar, macam-macamlah, pikirannya banyak. Kalau pers umum, kerjanya itu aja. Tingkat kesulitan yang lain adalah narasumber akan lebih terbuka kepada pers umum daripada pers mahasiswa. Karena itu psikologi
orang juga, tapi itu bisa diatasi dengan membuat pers mahasiswa yang spesifik, tingkat audiensnya terbatas. Kemudian itu akan membuat tugas pengelola pers mahasiswanya menjadi fokus. Fokus saja dikomunitas kampus masing-masing. Apakah meriset sama dengan investigasi? Riset itu bagian dari investigasi. Kalau sekedar meriset, belum bisa dikatakan investigasi. Tapi dalam proses investigasi, riset memegang peran yang sangat penting. Misalnya, menghubungkan satu orang dengan yang lainnya, bagaimana kongsi bisnisnya. Kaitan politiknya seperti apa, apakah dia mempunyai perusahaan-perusahaan di luar negeri. Itu semua pekerjaan riset, tapi untuk membuktikannya tidak cukup dengan riset. Bagaimana anda melihat peluang pers mahasiswa untuk melakukan liputan investigasi ? Cukup besar, apalagi dikampus banyak sekali isu-isu yang dapat dimuat dalam liputan investigasi. Tinggal bagaimana pers kampus melihat peluang itu. Dan saya yakin pers kampus dapat melakukannya.(dza)
Foto: Nurul Fildza Zatulini - Profesi
Biodata • • • • •
Nama: Budi Setyarso, SE, MM. TTL: Madiun, 12 April 1957 Jenjang Pendidikan: Sarjana Ekonomi Universitas Brawijaya Malang (1982) Magister Manajemen Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang (1997) Pekerjaan : Redaktur Eksekutif Majalah Tempo (Sekarang)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
RALAT: Pada rubrik wawancara khusus tabloid Profesi edisi 209, terdapat kesalahan nama dan biodata. Wawancara khusus tersebut bukan wawancara bersama Ahmad Tohari, tetapi Joko Pinurbo. www.profesi-unm.com
Inovasi Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
5
www.profesi-unm.com
Kurori, Buku Inovatif Berbasis Visual
Kurori, buku velcro Geometri yang menampilkan visualisasi sebagai media pembelajaran untuk anak Sekolah Dasar (SD). Media pembelajaran geometri yang menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), yaitu menampilkan benda secara nyata yang merangsang siswa untuk mencari rumus sendiri untuk menyelesaikan soal matematika.
B
uku ini digagas oleh tiga mahasiswa yakni, Ulfa Aulyah Idrus (Pendidikan Matematika ICP), Ika Puspita Sari (Pendidikan Matematika), dan Handiswan (Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer) sebagai bentuk hasil peneltian eksternal Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran Univeristas Negeri Makassar (UNM), pada 2016. Ulfa Aulyah Idrus mengatakan kurori diciptakan karena masih banyaknya murid SD yang menganggap mata pelajaran matematika sebagai momok yang menakutkan. Padahal menurut dia, pelajaran matematika akan menjadi menarik jika dikemas dengan bentuk yang unik. “Sudah menjadi masalah memang di tingkat dasar, siswa merasa kesulitan bila mengerjakan soal dengan rumus-rumus yang telah ditentukan. Di buku ini kami buat seperti komik yang terdiri dari percakapan dan gambar. Jadi siswa seolah-olah membaca cerita, dengan ini siswa akan lebih tertarik dan mudah mempelajarinya,”kata dia. Ulfa menjelaskan rumus yang ada di buku pelajaran seringkali dilupa siswa bila sudah belajar. Ia
Radio Profesi 107,9 FM
membeberkan kelebihan karyanya terletak pada penyelesaian soal matematika yang tidak menggunakan rumus yang dipakai di buku pelajaran. Namun lebih kepada menyelesaikan rumus matematika dengan merangsang murid untuk menciptakan rumus sendiri. “Biasanya guru cuma langsung menulis rumus saja, padalah siswa tidak tahu dari mana asal usul rumus itu. Gara-gara itu juga rumus gampang dilupa. Kurori ini menggunakan pendekatan RME suatu pendekatan pengajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang real dengan cara menekan keterampilan, berdiskusi dan berkolaborasi serta berargumentasi sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah secara individu maupun secara kelompok,”jelasnya. Tak hanya itu, mahasiswa angkatan 2013 ini menambahkan selain menampilkan buku yang memuat visual dari bentuk-bentuk bangun datar sehingga murid mengetahui bentuk realistik dari benda. Koruri juga memuat konten mendidik secara afektif dengan memuat
Kurori. Buku inovatif yang memuat konten cerita bergambar untuk menyelesaikan soal matematika ditingkat sekolah dasar (16/12).
nilai-nilai positif seperti, mengajarkan berdo’a, bersyukur, tolong-menolong, kemandirian, kedisplinan, serta kebersihan. “Kami tidak hanya memuat bacaan didalamnya, tapi didalamnya kami isi juga dengan pesan nilai-nilai etika dalam kehidupan di sekolah dan sehari-hari di rumah,”tambah dia. Ulfa dan kedua temannya pun sudah mengaplikasikan media kurori di Sekolah Dasar (SD) Panaikang Agustus lalu. Dan mendapat respon positif dari siswa. Menurut
dia, siswa sangat antusias untuk belajar matematika dengan media kurori, karena konten medianya mengajar siswa dengan cara bermain. “Kami sangat senang karena siswa merespon dengan baik metode yang kami tawarkan. Kurori dirasa cocok untuk siswa tingkat dasar. Ini juga akan memudahkan mereka jika menghadapi soal matematika ditingkat lanjut. Sudah kami praktekkan di kelas empat ,”ucapnya. Ulfa pun menuturkan akan mengembangkan hasil karyanya
Foto: Muh. Agung Eka S - Profesi
tidak hanya mencakup untuk anak SD saja. Ia dan kedua rekannya akan memperbaiki kurori dengan cara dikembangkan untuk bangun datar lainnya. “Tentu kita akan mengembangkan karya ini agar bisa dipakai semua kalangan,”tuturnya Ia pun berharap karyanya dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi siswa dalam proses belajar di sekolah. “Kedepannya, kami berharap kurori dapat dipakai di sekolah-sekolah, itu saja,”harapnya. (pr09)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
66
Info Akademik Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
Ijazah Perguruan Tinggi Tak Perlu Dilegalisir
AGENDASIANA
Safari Jurnalistik LPM Profesi LEMBAGA Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) akan mengelar Safari Jurnalistik. Kegiatan yang akan dihelat di daerah Sinjai (16-19/2). Dengan mengusung tema “Jurnalis Muda Berkarya”, kegiatan ini diperuntukkan bagi pelajar SMA/Sederajat Sinjai. Kegaiatan yang dikemas dalam Safari Jurnalistik bertujuan selain memperkenalkan LPM Profesi UNM kepada para pelajar ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan dalam dunia Jurnalistik diruang lingkup pelajar SMA/Sederajat. (pr09)
Sistem administrasi ijazah semakin dipermudah teknologi. Berkas fotokopi ijazah untuk keperluan lanjut studi, lamaran kerja, maupun kenaikan pangkat tak perlu lagi dilegalisir.
K
ebijakan tersebut diumumkan Kemenristekdikti, Muhammad Nasir melalui siaran persnya di laman resmi Kemristekdikti, Senin (9/1). Dalam siaran pers, Nasir menyebutkan setiap Perguruan Tinggi wajib mengikuti program Penomoran Ijazah Nasional (PIN). Bersamaan dengan program PIN, Kemrestikdikti meluncurkan program Sistem Verifikasi Ijazah secara elektronik (SIVIL). Sistem berbasis daring tersebut dapat digunakan untuk mengecek keabsahan ijazah. Program SIVIL terintegrasi dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi sehingga dapat memverifikasi riwayat proses pendidikan di perguruan tinggi dan pemenuhan atas standar nasional pendidikan tinggi. Sistem ini secara resmi diberlakukan mulai Jumat, (27/1). Sementara itu pemerhati pendidikan, Abdullah Pandang
MIPA OPEN 2017 Foto: IST
IJAZAH. Salah satu Dosen memperlihatkan Ijazah Akta IV, sebagai salah satu syarat untuk menjadi PNS. Kini pengurusan Ijazah sudah berbasis online. (9/1).
menanggapi positif kebijakan tersebut. Ia menilai, sistem tersebut lebih akurat, efisien, dan efektif. ”Akan lebih bagus lagi karena selama ini legalisir ijazah membutuhkan waktu yang lama, apalagi jumlah mereka sangat banyak. Terpenting sistem yang dibuat dapat mengecek keabsahan ijazah,”katanya. Abdulah Pandang menilai, Kemenristekdikti mempunyai sistem
pangkalan data yang lengkap. “Ristekdikti punya database jadi jangan khawatir kalau ada kesalahan,” Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan ini menambahkan, sistem pengecekan ijazah melalui pangkalan data Kemenristekdikti telah lebih dahulu dilakukan pada seleksi peserta Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Ter-
tinggal (SM-3T). Misalnya saja, seleksi peserta SM-3T tidak lagi memakai cara lama cukup dengan memeriksa ijazah mereka di sana,”tambahnya. Khusus di UNM, ia menuturkan, sistem pendataan lulusan telah sesuai melalui pelaporan ke Kemristekdikti. Karena itu, ia meminta pihak fakultas agar memperbaiki tata kelola pendataan lulusan. (sas)
Pendaftaran SBMPTN Terbuka April 2017 TANDA tanya seputar kapan pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Pergururan Tinggi Negeri
(SBMPTN) kini akhirnya terjawab. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kem-
FOTO: DOK PROFESI
PENDAFTARAN. Calon mahasiswa baru melakukan proses pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
PPs UNM Buka Program Studi Baru MEMASUKI tahun 2017, Program Pasca Sarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali membuka beberapa program studi baru. Diantaranya prodi Teknologi Pembelajaran, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris bagi program magister (S2), dan prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi program doktoral. Direktur PPs, Jasruddin melontarkan, prodi tersebut telah disetujui oleh Kemenristekdikti. Ia pun mengatakan, prodi tersebut akan dibuka pada semester genap ini. “Tahun ini kita akan membuka prodi baru, baik program magister Urai data, ungkap fakta, saji berita
dan doktoral. Yang menarik sekarang untuk S2 kita sudah mempunyai ilmu murni,” katanya, (16/1). Ia menjelaskan, untuk program doktor IPS sendiri masih menunggu surat keputusan dari pusat. “Program studi Pendidikan IPS yang kita ajukan telah diterima, tinggal menunggu SK saja,” katanya. Sebelumnya, pada semester lalu, PPs telah membuka satu prodi baru, yakni Administrasi Negara. Sementara itu, pendaftaran mahasiswa baru PPs UNM sendiri telah dibuka sejak 1 hingga 31 Januari mendatang. Kuota mahasiswa baru PPs sendiri untuk tahun ini terbatas. (nat)
restekdikti) mengumumkan secara resmi jalur tes ini tertanggal 11 April hingga 5 Mei mendatang. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharam membenarkan jadwal tersebut saat menggelar konferensi pers di ruang rapat rektor, lantai tujuh Menara Pinisi. (24/1). “Sebenarnya Ristekdikti telah launching SBMPTN tanggal 13 Januari kemarin dan melalui forum ini kami menyanpaikannya secara resmi,” kata dia. Lanjut, Muharram membeberkan jadwal ujian tertulis akan dilaksanakan tanggal 16 Mei. Dan untuk tes keterampilan akan dijadwalkan tanggal 17 hingga 18 Mei. “Jadwal tersebut sudah tetap dan kemungkinan besar tidak akan berubah. Guna menyambut hal itu,
pihak UNM sudah siap dan seperti tahun lalu konsep tidak banyak berubah,”beber dia. Pria asal pinrang ini pun menambahkan, pengumuman SBMPTN akan dilakukan secara serentak di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Indonesia. “pengumuman kelulusannya akan serentak tanggal 13 Juni,”tambah dia. Untuk para pendaftar SBMPTN akan dikenakan biaya sebesar Rp. 200.000. Biaya ini akan digunakan untuk mengakomodasi peserta sepanjang pelaksanakan tes. “Biayanya sama dengan tahun lalu dua ratus ribu, itu pun sebenarnya tidak cukup tapi pemerintah mensubsidi agar biayanya murah,”tutup dia. (nat).
Target 6000 Mahasiswa Baru TAHUN ajaran baru 2017 Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menambah kouta Mahasiswa Baru (Maba) hingga enam ribu orang. Hal ini disampaikan Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR 1), Muharram saat ditemui diruanganya, Lantai 6 Menara Pinisi. (1/2). Penambahan kouta dilatarbelakangi karena ada jurusan yang baru di UNM. Selain itu, kembalinya program Diploma Tiga (D3) juga mempengaruhi kenaikan kouta Maba. “Target kita lima ribu hingga enam ribu mahasiswa baru di pendaftaran bulan September
nanti. Jumlah tersebut sudah paling ideal. Apalagi ada jurusan baru yang dibuka salah satunya Pendidikan Administrasi Bisnis ,”kata dia. Pria asal Pinrang ini menjelaskan UNM akan menempatkan satu jurusan di setiap fakultas di kampus PGSD Pare-Pare. Kebijakan ini diambil lantaran kampus daerah dianggap sepi dari aktif “Kebijakan ini juga yang mempengaruhi penambahan kouta. Satu jurusan kami akan menempatkan satu perwakilan jurusan dari setiap fakultas,”jelas dia. (awa)
FAKULTAS Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan mengelar MIPA Open dan Exposition 2017. Kegiatan yang akan berlangsung di Fakultas MIPA Parang Tambung, pada tanggal (23-15/2) mendatang. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dan memberikan informasi kepada alumni, khalayak umum dan stakeholder baik pemerintah maupun industri mengenai karya dan potensi MIPA. Adapun kegiatan yang diusung ialah pameran dan peragaan karya, frotoripe dan produksi unggul MIPA, kegiatan kreatif MIPA, Simposium MIPA, reuni akbar alumni FKIE, FPMIPA dan FMIPA. (pr09)
Accounting Fair 2017 HIMPUNAN Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (Himapsi) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan kembali menggelar kegiatan tahunan Accounting Fair (AR). Acara ini akan dilaksanakan 17 hingga 19 Februari mendatang. Adapun tema yang diangkat pada tahun ini yakni “Increase your accounting ability for a better future”. Rencana kegiatan akan menampilkan karya inovasi mahasiswa dari beberapa bidang dan akan diramaikan peserta se-Indonesia Timur. (pr09)
Sintalaras Rekrut Anggota Baru UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam Selaras (SINTALARAS) Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka perekrutan anggota baru, (2–25/2/2017) mendatang. Adapun pendaftaran Pendidikan Dasar (DIKSAR) XXX dapat dilakukan dengan mengisi formulir di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt. 1 Gunung Sari, Sekretariat SINTALARAS UNM. (pr09) www.profesi-unm.com
Laporan Perjalanan Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
7
www.profesi-unm.com
FOTO: IST
Foto Bersama. Panitia dan peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional (PJTN) saat melakukan tour wisata di Jam Gadang, Kota Bukittinggi. (9/10).
Jurnalis Muda Berderma di Ranah Minang
Cerdas Bermedia Melalui Jurnalisme Data *Oleh: Resa Saputra dan Ratna
Sebagai delegasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM), kami menjalani pelatihan jurnalistik tingkat lanjut nasional di Padang Sumatera Barat.
K
egiatan yang dihelat oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus IAIN Imam Bonjol ini berlangsung tanggal 8 hingga 10 Oktober tahun lalu. Bertolak dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, kami memulai perjalanan ini. Selama beberapa hari, kami akan berada di tempat yang baru dan bergumul dengan teman-teman dari LPM dari berbagai provinsi di Indonesia. Untuk menuju Ranah Minang, kami harus transit terlebih dahulu
di Jakarta. Pertama kali menginjakkan kaki di ibu kota negara ini kami mencoba mengabadikan beberapa moment. Sebelum melanjutkan penerbangan menuju kota Padang, perhatian panitia untuk memantau keberangkatan kami tak pernah luput. Tak henti-hentinya telepon berdering. Panitia selalu meminta konfirmasi atas keberangkatan kami. Tepat pukul 20.30 WIB kami melanjutkan penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Kota Padang. Penerbangan kami di malam itu diiringi dengan hujan yang lebat dan kilat yang sesekali membiaskan cahaya dilangit yang gelap. Namun hal tersebut terbayarkan dengan indahnya potret negeri ini jika dilihat dari atas udara di malam hari. Sesampai di Bandara Padang, panitia sudah menunggu di pintu kedatangan. Wajah dihiasi senyum hangat menyambut kedatangan kami. “Selamat datang kak,” ucap Jamal, salah seorang panitia. Kami
tiba pukul 24.15 malam. Tanpa panjang lebar, mereka pun membawakan barang bawaan kami ke dalam mobil lalu mengantar kami menuju rumah penginapan. Keesokan harinya, kami berangkat ke tempat kegiatan yang berada di kota Bukittinggi. Dengan mengendarai mobil Toyota avanza, kami meluncur ke lokasi dengan menempuh jarak selama 3 jam. Sebenarnya kami sudah ketinggalan rombongan. Kedatangan kami yang terlambat mengharuskan kami menyusul keesokan harinya. Lokasi kegiatan berada di Hotel Parai Mountain Resort, terletak diatas bukit dan dikelilingi pohon pinus. Udara yang sejuk membuat kami begitu menikmati pemandangan sekitar. Sampai dilokasi, kami disuguhkan potret gunung merapi yang tak jauh dari lokasi kegiatan. Sungguh menakjubkan. Hari pertama di Bukittinggi diisi dengan materi Kualitas Pemberitaan Media, yang dibawakan oleh Oeman, yang mengupas per-
masalahan media. Terutama media online yang kini banyak berjamuran namun tidak sedikit yang mempunyai kualitas pemberitaan yang masih rendah. Oeman.mengatakan, media harusnya kembali kepada fungsi utamanya untuk menjadi sarana informasi bagi masyarakat dengan menyediakan berita yang aktual dan faktual. Bukan malah sebaliknya, yang tidak terlalu memperhatikan isi berita namun hanya mengejar rating. “Dulu kita kekurangan informasi karena masih sedikit media yang meyebarkannya, sekarang di zaman menjamurnya media kita malah bingung karena melihat isi berita yang kaddang tidak sama,” ujarnya. Ia pun menghimbau, masyarakat sebagai pengonsumsi informasi harus pintar-pintar bermedia. Pasalnya tak sedikit orang merasa tertipu dengan berita yang ia dapatkan. “Cerdas bermedia, kalau dapat
informasi harus di crosch check lagi kebenarannya,” tuturnya. Setelah materi pertama selesai, dilanjutkan dengan materi kedua yang dibawakan oleh Redaktur Tempo, Wahyu Dhyatmika. Pentingnya data dalam liputan sangat ditekakankan. praktik secara langsung dilakukan untuk memahami bagaimana data yang dimaksud dalam pemberitaan. “Berita faktual adalah berita yang berlandaskan fakta,” ujar lelaki yang sering disapa Yusuf tersebut. Tak hanya itu, kami pun diberi pelatihan untuk mengolah data mentah yang didapatkan dari internet menjadi sebuah grafis informasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembaca memehami isi berita tanpa harus membaca naskah berita yang disajikan. “Banyak data yang bertebaran di internet, tinggal bagaimana kita mengolahnya. Oleh karena itu kita dituntut mempunyai skill dalam mengolah data,” ujarnya. (*)
Hidupkan Nasionalisme di Jiwa Jurnalis Muda
RUMAH Gadang bukanlah satu-satunya icon yang terkenal di Sumater Barat. Kota kelahiran salah satu Bapak Proklamator Muhammad Hatta ini menyimpan sederet wisata dari zaman sebelum kemerdekaan hingga sesudahnya. Sisa-sisa bangunan tersebut masih dapat disaksikan hingga hari ini. Tak terkecuali kota Bukittinggi yang menjadi lokasi PJTLN kami, kota yang sempat menjadi Ibukota Indonesia, asal mulanya terjadi kala Sukarno ditahan oleh Belanda. Demi mendapat penRadio Profesi 107,9 FM
FOTO: IST
gakuan di mata internasional saat itu, Sukarno memerintahkan Syafruddin Prawiranegara yang ada di Bukitinggi segera membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Sejak peristiwa itu, kota yang diapit Gunung Singgalang dan Gunung Merapi ini sulit dilepaskan dari saksi perjalanan kemerdekaan Indonesia. Menjelang kembali ke kota Padang, panitia mengajak kami menelusuri beberapa kawasan wisata sejarah di kota Bukittinggi. Tujuan pertama kami menuju Jam Gadang,
Jam yang sudah mendunia ini dibangun pada masa Hindia Belanda saat berkuasa di Indonesia. Kabarnya Jam ini dibangun dengan menggunakan telur ayam. Tak jauh dari jam Gadang. Sebuah bangunan berdiri tegak yang membuat pengunjung dapat bernostalgia dengan Wakil Presiden Pertama Indonesia, Namanya Monumen Muh. Hatta Perjalanan tak berhenti disitu, mobil lantas membawa ke Lubang Jepang. Lubang sedalam 40 meter dan lebar 30 meter ini menyimpan cerita kelam. Tak tanggung-tanggung ratusan nyawa pribumi harus hilang demi pembangunan yang
menjadi lokasi persembunyian Jepang saat itu. Kurang lebih 2 jam lamanya kami berada di lokasi ini, dan selama itu pula rasa memiliki bangsa ini kian menggebu. Setelah mendengar kisah pribumi yang rela kehilangan nyawa demi melihat bangsa ini merdeka. Banyak pelajaran yang kami petik setelah mengunjungi berbagai objek wisata di kota Buktinggi. Menjelang sore hari kami pun bertolak ke kota Padang. Dalam pikiran kami, nasionalisme adalah harga mati dimiliki rakyat Inndonesia, termasuk kami sebagai jurnalis muda.(*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
8
Reportase Utama
Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
Foto: Masturi-Profesi
Menilik Perpustakaan Kampus
BERAKTIVITAS. Suasana gambaran perputaskaan umum Universitas Negeri Makassar (UNM), terlihat beberapa mahasiswa menyibukkan diri ditengah keterbatasan fasilitas yang dimiliki.
Universitas Negeri Makassar (UNM) saat ini memiliki sebuah perpustakaan pusat dan 24 perpustakaan di sembilan fakultas. Menurut data situs perpustakaanunm.ac.id, Perpustakaan Pusat UNM baru memiliki 24.768 buku teks.
P
ada 22 Desember 2015, perpustakaan pusat UNM untuk pertama kalinya terakreditasi. Dengan jumlah koleksi 24.060 buku termasuk koleksi karya ilmiah (skripsi,thesis, dan disertasi, perpustakaan pusat UNM mendapatkan akreditasi C. Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi Standar Nasional Perpustakaan dengan memperhatikan
Standar Nasional Pendidikan. Hal itu termaktub dalam pasal 24 Undang-Undang (UU) Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Namun sarana penunjang pendidikan di kampus Eks IKIP masih belum memenuhi standar. Padahal pasal 11 dalam UU tersebut juga ditegaskan Standar Nasional Perpustakaan haruslah memenuhi standar koleksi perpustakaan, standar sarana prasarana, standar pelay-
Sumber : Perpustakaan UNM
Grafis: Masturi
Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin (Unhas)
Miliki 500 Ribu Koleksi Buku PERIHAL jumlah koleksi buku di UPT perpustakaan pusat. UNM harus berterima dengan koleksi buku yang lebih banyak dimiliki Unhas. Kampus yang baru saja beralih menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTNBH) ini memiliki 516.000 koleksi. Jumlah buku itu sudah meliputi bahan buku, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, majalah, publikasi elektronik dan bahan AV. Lain perpustakaan pusat lain juga di tataran fakultas. Misalnya saja Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas. Meskipun tidak memilki anggaran dari universitas, namun perpustakaan ini memiliki 10.000 koleksi buku. “Tidak ada anggaran. Kami han-
ya menerima sumbangan buku dari mahasiswa akhir. Tapi kami juga tetap usahakan, dan sekarang koleksi buku kita ada 10.000,” tutur pengelola perpustakaan FIB, Marhani. Fakultas yang memiliki konsentrasi dibidang sastra dan sejarah inipun telah menerapkan perpustakaan elektronik. “Bahkan kami juga sudah terapkan e-library meskipun komputernya hanya 11 buah,” tambah Marhani. Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) juga telah menerapkan e-library. Sejak tahun 2015 perpustakaan ini telah didukung dengan 10 komputer. Mulai dari proses registrasi, pendataan buku, pengaksesan buku maupun jurnal,
sistem peminjaman, bahkan koleksi buku elektronik yang disediakan perpustakaan. “Sejak 2015 kami sudah menerapkan e-library ini. Jadi mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota kami berikan password untuk mengakses buku maupun jurnal yang telah disediakan. Jadi semuanya serba elektronik,” tutur Susi saat ditemui di ruangannya, Senin (30/1). Untuk menarik minat mahasiswa untuk berkunjung ke perpustakaan, FEB menyediakan ruang diskusi. “Ada ruangan diskusi kami sediakan, jadi selain untuk mengerjakan tugas dan menambah referensi pembelajaran, mereka juga bisa berdiskusi,” jelas Susi. (tim)
anan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan dan standar pengelolaan. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegarran, Muhammad Yunasri menilai standar tersebut masih belum terpenuhi pada perpustakaan UNM. “Masih belum layak, apalagi perpustakaan bagi level perguruan tinggi. Bisa di cek dari koleksi pustaka, kualitas pustaka, bahkan pustakawan yang kurang kreatif,” kata Yunasri. Ia beranggapan, perpustakaan mempunyai peranan penting dalam menyokong kemajuan suatu perguruan tinggi. Namun, unit tersebut tidak mendapat perhatian khusus, bahkan dikesampingkan. “Seharusnya perpustakaan menjadi prioritas untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi,” tuturnya. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tahun 2007 juga menyebutkan salah satu elemen penilaian portofolio akreditasi perguruan tinggi harusnya memperhatikan kondisi fisik dan layanan perpustakaan di tingkat institusi. Salah satu yang menjadi aspek perhatian adalah rasio buku dengan jumlah mahasiswa memadai (1:10 atau 1:20). Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan, Oslan Jumadi membantah tidak sebandingnya jumlah buku dengan mahasiswa aktif UNM. Guru Besar Biologi ini malah menganggap jumlah buku koleksi Perpustakaan pusat UNM sudah sebanding, bahkan melebihi jumlah mahasiswa aktif UNM per eksamplar buku. “Itu cuma amunisi, masih banyak jumlah buku yang terdata di ruang sirkulasi dan belum berlabel,” sangkalnya. Tak ayal, koleksi buku yang bertambah tiap tahunnya
itu, menurutnya sudah mencapai kurang lebih 40.000 koleksi buku. “Semuanya sudah termasuk buku cadangan, sekitar 40.000 koleksi buku. Itupun baru terhitung 80% dari jumlah buku yang ada,” tuturnya. Sementara salah satu anak perpustakaan UNM yang terdapat di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) masih memiliki koleksi lama dan terbatas. Fakultas yang berlokasi di Parangtambung ini memiliki 7.408 buah koleksi termasuk skripsi. “Koleksinya sangat kurang. Padahal sebagai institusi pendidikan UNM haruslah mempunyai koleksi yang memadai,” kata Ayu. Koleksi buku yang dirasa kurang membuat mahasiswa Jurusan Bahasa Daerah ini harus rela mencari buku diluar perpustakaan UNM. “Kasihan juga mahasiswa mau kerja tugas tapi buku yang tersedia terbatas. Apalagi buku Bahasa Daerah. Biasa ke perpustakaan lain sama temanku,” ujarnya. Tak hanya koleksi buku yang kurang, fasilitas penunjang juga sangat dibutuhkan perpustakaan FBS. Sampai saat ini, perpustakaan ini bahkan belum memiliki pendingin ruangan sehingga membuat ruangan pengap. “Masih banyak yang kurang. Buku yang tersedia terbatas, alat inventaris yang berupa komputer juga rusak, hanya dua yang berfungsi,” kata Nahrin, pengelola perpustakaan FBS.(tim)
Grafis: Masturi
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Sumber : Perpustakaan UNM
www.profesi-unm.com
Reportase Utama Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
9
www.profesi-unm.com
Jejak Pendapat Profesi
Perpustakaan UNM Butuh Kelengkapan Buku Membaca adalah aktivitas yang tak asing lagi dikalangan mahasiswa. Begitupun dengan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Dengan membaca kemampuan berpikir akan semakin terasah dan berkembang. BAHKAN kualitas SDM suatu kampus khusunya UNM sangat berkaitan dengan minat baca yang dimiliki mahasiswa. Bahkan kualitas SDM suatu kampus khusunya UNM sangat berkaitan dengan minat baca yang dimiliki mahasiswa. Lebih-lebih UNM dikenal sebagai kampus pencetak pengajar yang
Radio Profesi 107,9 FM
lebih mengedepankan wawasan dan kualitas diri untuk mencerdaskan bangsa. Untuk meningkatkan minat dan baca mahasiswa, UNM mewadahi setiap jurusan untuk memiliki perpustakaan. Tak hanya itu, perpustakaan umum UNM pun telah ada untuk membantu mahasiswa
*Ita Andriani dalam menyelesaiakan tugas kuliah maupun tugas akhir. Hal ini dilakukan agar kebiasaan membaca tidak hanya berkaitan dengan proses mengajar saja, tapi juga dapat dilakukan di perpustakaan. Buku menjadi salah satu sumber ilmu yang paling efektif yang abadi dan menjadi referensi jangka panjang bagi mahasiswa. Seolah dinomor duakan oleh pihak kampus UNM. Tak pernah melakukan pembaharuan buku dan hanya mengharapkan buku sumbangan dari mahasiswa yang telah mengakhiri masa studinya. Ini adalah salah satu bukti nyata bahwa kepedulian bi-
rokrat terhadap perkembangan perpustakaan sangat kurang bahkan tidak ada. Jejak pendapat yang dilaksanakan pada 3-6 Februari 2017 ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi kurangnya minat mahasiswa untuk berkunjung ke perpustakaan UNM dikarenakan fasilitas yang kurang memadai dan kurang lengkapnya buku-buku di perpustakaan 90,75 persen. Bahkan minat mahasiswa untuk berkunjung ke perpustakaan sangat kurang. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil presentasi yaitu hanya 28,25 persen mahasiswa yang
berkunjung ke perpustakaan baik itu perpustakaan jurusan maupun fakultas. Hasil yang sangat jauh dari ideal. Padahal perpustakaan yang baik dan bermanfaat adalah perpustakaan yang ramai akan pengujung. Keinginan mahasiswa untuk menghabiskan waktu di perpustakaan juga hanya mengisi kekosongan, terlihat hasil jajak pendapat hanya sebanyak 50,25 persen mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk membaca buku dan hanya 41 persen mahasiswa yang datang untuk meminjam buku dengan kisaran waktu 0-60 menit. (*)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
10 10
Reportase Utama www.profesi-unm.com
Koleksi maupun kualitas bahan pustaka bukanlah satusatunya permasalahan dalam perpustakaan. Nampak beda, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik (FT) menggunakan kulkas bekas sebagai rak buku karena terkendala sarana.
S
ebagai gantinya, untuk mentaktisi ruang penyimpanan buku, pengelola perpustakaan PKK menggunakan barang bekas. Hal ini terpaksa dilakukan lantaran lemari yang digunakan sebagai tempat penyimpanan buku tak memadai. “Jadi kita gunakan kulkas bekas untuk menyimpan buku. Rak buku yang disediakan tidak cukup,” tutur Norma. Parahnya lagi, rak-rak buku yang ada di perpustakaan ini telah lapuk dan dimakan rayap. Akibatnya, buku-buku yang disimpan di rak tersebut pun ikutan rusak. “Kasihan buku baru dimakan
Kulkas Bekas Jadi Rak Buku rayap. Lemarinya juga rubuh sendiri. Bosan juga minta sama fakultas, tapi tidak dikasih. Tapi sekarang lagi di prioritaskan perpustakaan fakultas,” kata Norma. Tak hanya itu, koleksi bahan pustaka di perpustakaan ini masih kurang. Terdata hanya terdapat 500 judul buku, pun masih didominasi terbitan lama. Bahkan, beberapa buku masih bertuliskan mesin ketik. "Ada yang tulisannya dari mesin ketik. Tapi meskipun bukunya sudah lama, mahasiswa tetap suka baca karena isi bukunya yang pola-pola baju itu masih sering juga dipakai," katanya. Meskipun demikian, ia berharap, pihak kampus segera melakukan pembenahan perpustakaan. Tak hanya penambahan koleksi buku, penambahan rak buku dan perluasan ruang perpustakaan juga sangat diharapkan. “Biar ada banyak bukunya kalau tidak ada tempatnya percuma juga. Semoga bisa diperluas dan kalau bisa ada anggarannya,” harapnya. Sementara itu, Dekan FT UNM, Muhammad Yahya mengatakan, tahun ini pengoptimalisasian perpustakaan di lingkup fakultas sementara dilakukan. Ia pun mengakui, dana pembenahan
Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
MEMBACA. Kondisi salah atu perpustakaan di Fakultas Teknik yang menggunkan kulkas sebagai rak buku. (11/2).
perpustakaan memang sudah dianggarkan. Lebih lanjut, ia juga menerangkan akan dibentuknya perpustakaan pusat di tingkat fakultas. Selama ini, perencanaan pembentukan perpustakaan hanya dimiliki jurusan maupun program studi).
“Sementara ini, kami masih mengontrol perpustakaan jurusan maupun prodi. Rencana perpustakaan fakultas juga akan dibentuk tahun ini,” katanya. Dosen Jurusan Teknik Otomotif ini bahkan menjanjikan, pelayanan perpustakaan fakultas nantinya akan bernaung di gedung
Foto: Resa Saputra - PROFESI
Eks Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Gedung tersebut sementara ini tengah direnovasi sebelum akhirnya digunakan dalam proses kegiatan mahasiswa. “Kalau gedung fakultas sudah jadi, nanti akan ada ruang khusus untuk perpustakaan fakultas disana,” janjinya. (tim)
Anggaran Rp25 Juta Perpustakaan FBS Menguap PENGELOLAAN Perpustakaan La Trobe Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) memperoleh anggaran sebesar Rp25 Juta. Namun, pihak pengelola perpustakaan mengaku tak pernah menerima sepeser pun anggaran tersebut. Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PD II) FBS, Syukur Saud mengatakan, perpustakaan telah dianggarkan sejak tahun lalu. Bahkan penganggaran tersebut telah tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL). “Anggarannya sudah ada sejak tahun lalu sebesar 25 juta rupiah,” ujarnya. Hanya saja, lanjutnya, dana tersebut hanya dianggarkan bagi pengadaan buku saja. Sementara itu, pengadaan inventaris perpustakaan sampai saat ini masih
belum dianggarkan. Menurutnya, pengadaan alat-alat perpustakaan tidak perlu dianggarkan karena tidak selamanya butuh pembaharuan. “Dari anggaran itu sudah ada penambahan buku meskipun masih sedikit. Sementara itu, kalau alatalat perpustakaan tidak dianggarkan, kan lama baru diganti lagi,” pungkasnya. Berbeda, pegawai perpustakaan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Nahrin Djafar berujar, perpustakaan tidak mempunyai anggaran sama sekali. Ia mengatakan, penambahan buku maupun peralatan perpustakaan tidak pernah dianggarkan. “Selama saya disini, tidak pernah ada dana yang dianggarkan khusus perpustakaan. Selama satu tahun terakhir juga tidak pernah ada penambahan buku,” tegasnya. Untuk menutupi kebutuhan per-
pustakaan ia hanya memanfaatkan dana kartu bebas perpustakaan bagi mahasiswa akhir sebesar Rp20 ribu. Tak hanya itu, sumbangan buku dari alumni juga membantu penambahan koleksi buku. Namun sejak dikeluarkannya saber pungli, pihak perpustakaan memutuskan untuk meniadakan pungutan tersebut. Dikhawatirkan hal tersebut digolongkan ke dalam bentuk pungutan liar. “Dulu masih mending karena ada sumbangan dari alumni dan juga biaya kartu bebas perpustakaan. Tapi sekarang itu tidak diberlakukan lagi, takut nanti dikira pungli. Jadi sekarang tinggal mengandalkan uang denda bagi mahasiswa yang biasanya terlambat mengembalikan buku,” tuturnya. Nahrin mengatakan, dirinya seringkali mengajukan proposal permintaan alat tulis menulis ke-
pada fakultas. Hanya saja, proses pengajuan tersebut lambat direspon. “Saya pernah ajukan penambahan ATK, tapi lama sekali baru direspon,” ujar Nahrin. Hal serupa turut terjadi di perpustakaan Fakultas Seni dan Desain (FSD). Tak ayal, tidak adanya anggaran menuntut pustakawan pandai-pandai mengelola pundi-pundi keuangan yang dihasilkan dari sumbangan mahasiswa. Hal itu dibenarkan oleh Pegawai Perpustakaan FSD, Sri Rahayu Iswari. “Kita usahakan semuanya sendiri, beli buku sendiri, beli AC sendiri,” tuturnya saat ditemui di ruangannya Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (PD II) FSD, Agussalim mengatakan, selama ini memang tidak ada anggaran yang disediakan fakultas untuk perpustakaan. Menurutnya
hal itu memang tidak dianggarkan, karena perpustakaan mempunyai pendapatan dari dana yang dibayar mahasiswa. “Tidak ada memang anggarannya itu. Ada pembayarannya mahasiswa kalau urus kartu bebas perpustakaan atau bayar denda,” tuturnya. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum (PR II), Karta Jayadi mengatakan, dirinya pun tidak tahu perihal adanya anggaran khusus perpustakaan. “Tanya ke fakultas atau jurusannya masingmasing,” ujarnya. Mantan Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD) ini berjanji akan memberikan bantuan apabila memang dibutuhkan untuk perbaikan perpustakaan. “Universitas tetap membantu sekiranya dipandang perlu dan mendesak untuk dibantu,” janjinya. (tim)
Terbitan 70-an Masih Mendominasi MELANGKAHKAN kaki memasuki perpustakaan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), mata langsung tertuju kepada penataan rapi deretan
buku di lemari perpustakaan. Namun kesan itu berubah saat melihat satu persatu koleksi buku perpustakaan. Fakultas yang terletak di Ban-
Foto: Resa Saputra-Profesi Masih terdapat buku 70-an di Perpustakaan Universitas Negeri Makassar. Jumat, (3/2).
Urai data, ungkap fakta, saji berita
ta-bantaeng ini memiliki buku yang telah lapuk. Kertasnya sudah berubah menjadi warna kuning kecokelat-cokelatan. Bahkan setengah dari koleksi buku perpustakaan merupakan buku terbitan tahun 70an. “Buku lama semua. Susahki juga kalau cari referensi karena sedikit ji yang tersedia di perpus biasa,” ujar salah satu mahasiswa FIK, Akbar. Ia pun mengatakan, dirinya jarang berkunjung ke perpustakaan lantaran minimnya koleksi buku yang tersedia. Ditambah lagi, terbitan buku yang sudah terbilang lama dan tidak relevan lagi. “Biasanya lebih tertarik cari referensi di luar. Koleksi buku di perpustakaan fakultas terbatas. Padahal kami membutuhkan buku terbaru,” ujarnya. Pengelola perpustakaan FIK,
Peter Koro mengakui, masih banyak kekurangan yang mesti dibenahi dalam perpustakaan. Proposal pun diajukan sebagai permohonan penambahan koleksi buku dan peralatan perpustakaan. Namun hal tersebut rupanya tidak mendapat respon yang baik. Bahkan seringkali dijanji namun tak kunjung terealisasi. “Masih ada buku terbitan tahun 70-an. Setiap tahun diajukan proposal pengadaan buku maupun alat-alatnya, itupun syukur kalau diterima,” tuturnya. Peter pun berharap, perpustakaan mendapat perhatian khusus dari pimpinan universitas. Sebagai unit yang merupakan gudang ilmu pengetahuan, perpustakaan tidak seharusnya dibiarkan begitu saja tanpa sentuhan. “Kami harap kondisi per-
pustakaan kini dapat diperhatikan oleh pimpinan,” harapnya. (tim) Tim Reportase Utama: Koordinator: Nurul Charismawaty Anggota: Ratna Abdul Wahid Muhsin Rita Sahara
SUDUT + Menilik Perpustakaan UNM - Lumbung ilmu kok diabaikan + Lumbung Atlet Minim Perhatian - Padahal sudah bayar UKT + Terlambat bayar UKT, Pasrah Kena Denda - Dananya lari kemana?
Dg. Tata
www.profesi-unm.com
Reportase Khusus Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
11 11
www.profesi-unm.com
FIK UNM
Foto: Dokumen Profesi
Lumbung Atlet Minim Perhatian
MENGIKUTI SELEKSI. Calon Maba terlihat mengikuti seleksi di lapangan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM).
Dinding kusam dan berlumut serta plafon berlubang. Seperti itulah tampilan sejumlah gedung di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM. Kendati menjadi lumbung atlet, sarana di fakultas tersebut seolah tak mendapat perhatian.
T
ak bisa dipungkiri, sejumlah prestasi berhasil ditorehkan oleh mahasiswa FIK, mulai dari kancah lokal hingga internasional. Akhir tahun lalu, tim futsal UNM berhasil menjuarai turnamen futsal se-Asia Tenggara di Malaysia. Sejumlah mahasiswa FIK juga berhasil menyabet medali pada Pekan Olahraga Nasional 2016 lalu di
Bandung. Namun, fasilitas yang semestinya menjadi penunjang dalam perkuliahan di kampus Banta-bantaeng ini masih dinilai minim. Hal tersebut menjadi keluhan sejumlah mahasiswa, di antaranya Ketua himpunan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi SD FIK, Nur Alim. Ia mengeluhkan gedung senam yang tak layak pakai dan tak mendapat perhatian dari birokrasi kampus. “Plafonnya di atas sudah bolong, banyak yang rusak. Mungkin ini salah satu gedung yang letaknya agak jauh makanya kurang dikontrol dan diperhatikan,” keluhnya. Bangunan gedung senam dibangun sejak 1996 itu tampak tak terawat. Dari luar perwajahannya kusam dan plafon telah beter-
Menanti Realisasi Janji SEPTEMBER lalu, Andi Ihsan dilantik menjadi Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan periode 2016-2020. Tentu cercah harapan dititipkan oleh sivitas FIK kepada pelanjut tahta Arifuddin Usman. Namun sepertinya masihlah harus bersabar menanti janji yang diberikan eks Pembantu Rektor bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) era Arismunandar ini. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIK UNM, Riswandi Haris menilai belum ada revitalisasi signifikan dibawah nahkoda baru. Perbaikan lapangan outdoor basket masih termasuk kebijakan dekan sebelumnya, Arifuddin Usman. “Secara kasat mata belum ada yg bisa dilihat dan dinikmati. Butuh perhatian dan juga pembaruan fasilitas yang kurang layak,” bebernya. Mahasiswa angkatan 2012 ini mengaku sedang menunggu realisasi janji pimpinannya. Pasalnya mereka acap kali ingin melakukan dialog namun akhirnya harus bersabar. “Kalau ditanya terkait itu mereka mengatakan pembenahan akan dilakukan dengan bertahap. Olehnya kami Radio Profesi 107,9 FM
akan bersabar menunggu perubahan di kampus ini,” ketusnya. Menanggapi hal tersebut, Dekan FIK Andi Ihsan, mengaku belum bisa melakukan apapun. Terlebih pada peningkatan sarana dan prasarana. Pasalnya, ia baru saja menjabat September lalu, yang dilakukan hanyalah melanjutkan warisan dari pejabat sebelumnya. “Saya menjabat akhir tahun dan itu adalah proses penghabisan anggaran. Tinggal menjalankan progres dekan sebelumnya , dan ini dilakukan secara bertahap,” ketusnya. Eks Asisten Direktur Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (Asdir II) Program Pascasarjana UNM ini menambahkan, dirinya akan menjalankan amanah sesuai visi misi universitas dan fakultas. Sasaran kedepannya akan memperbaiki kelayakan sarana kampus dan akan terlaksana jika anggaran perbaikan telah dicairkan. “Tentu tujuan utamanya menjalankan tridharma perguruan tinggi sesuai kemampuan. Juga tak lupa memperbaiki sarana kampus jika anggaranya telah cair,” bebernya. (tim)
bangan terbawa angin. Sementara kondisi dalam ruangan dipenuhi kayu lapuk reruntuhan jendela. Hal serupa juga tampak pada lapangan sepak bola. Lapangan seluas 935 meter persegi itu terlihat tak pernah lagi tersentuh bola dan tergesek sepatu. Temboknya yang kokoh dipenuhi dengan lumut dan jamur. Di musim penghujan saat ini, jamur makin bertumbuh subur. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Putra Renaldi Sari menilai, hal tersebut dapat mengganggu keefektifan dalam melatih bakat di bidang olahraga. Selain itu juga berdampak pada kesehatan dan keselamatan. Ia mengatakan, kondisi tersebut tak mencerminkan citra sebagai kampus pencetak atlet. “Itu stadion sepak bola tidak ada
sekali perawatannya. Temboknya tidak pernah dicat, rumputnya tinggi, bisa-bisa orang jatuh kalau main disitu,” keluhnya. Pun halnya dengan lapangan panahan yang bersebelahan dengan stadion sepak bola. Nyaris tak bisa dikenali. Rerumputan bak beradu tinggi, ditambah lagi tumpukan bebatuan yang kadang menghalangi jalan. “FIK tak punya tukang bersihbersih khusus. Itu makanya seperti ini. Kami masuk di sini tidak gratis, kami pun tentu menuntut hak, salah satunya kesejahteraan,” sesal ketua BKMF Bulutangkis periode 2015/2016 ini. Bukan hanya sarana dalam beraktivitas di bidang olahraga, ruang seminar pun memiliki nasib sama. Jendela ruangan itu sudah tak ada
yang utuh, pecah nan berantakan. Ruangan tersebut pun tak dilengkapi dengan alat pendingin. Padahal tempat itu masih digunakan ketika berlangsung perkuliahan, rapat, dan seminar. Sementara itu saat dikonfirmasi, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PD II) FIK, Hasmiati tak mau berkomentar. “Saya tak mau ditanya terkait apapun,” tegasnya. Secara terpisah, Dekan FIK, Andi Ihsan mengatakan, kondisi gedung yang tak terurus sudah demikian sejak kedatangannya di fakultas tersebut. “Kita berada di lingkungan masyarakat yang sangat heterogen sekali. Itukan peninggalan, sekarang belum bisa dibenahi karena anggaran tahun ini belum cair,” dalihnya. (tim)
Lembaga Kemahasiswaan Keluhkan Anggaran PENGAJUAN anggaran kemahasiswaan kerap menjadi kendala bagi fungsionaris LK. Sejumlah kegiatan kemahasiswaan harus tersendat sebab permasalahan tersebut. Masalah dana lembaga tersebut dikeluhkan oleh Ketua Himpunan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Andi Fadil B Syahputra. Ia mengungkapkan, terkadang dana yang seharusnya dimiliki oleh LK sangat sulit untuk dicairkan. “Dana kemahasiswaan di sini lama sekali cair, terkadang kami masukkan proposal kegiatan, tapi dananya belum cair hingga kegiatan akan dimulai,” ungkapnya. Tak hanya itu, mahasiswa angkatan 2013 ini menambahkan, meski dana dari proposal yang diajukan cair sebelum kegiatan, dana tersebut tidak sesuai dengan dana yang sebelumnya telah diajukan. “Terkadang juga dana cair sebelum kegiatan, tapi tidak sesuai dengan dana yang diminta, terkadang hanya setengah yang kami dapatkan,” tambahnya.
Senada, Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Sekolah Dasar Nur Alim juga merasakan hal yang sam. Ia mengeluh lantaran dana kemahasiswaan tersebut tak sesuai dengan estimasi dana yang dicantumkan dalam proposal. “Kurang lancar aliran dananya, terkadang tidak diberikan secara keseluruhan, cuma dikasih setengahnya, terkadang,” katanya. Aliran dana yang tersendatsendat akan sangat dirasakan saat awal tahun seperti sekarang ini, Presiden BEM FIK Riswandi Haris, harus menunggu tiga bulan cairnya dana kemahasiswaan. “Kalau awal tahun begini, biasanya kami harus menunggu sampai tiga bulan baru dana cair lagi. Di tahun 2017 ini belum ada sama sekali dana yang kami dapat,” jelasnya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan ini juga menjelaskan dampaknya. Aliran aliran dana yang tidak begitu lancar tentu
berdampak pada sulitnya lembaga untuk melakukan kegiatan kemahasiswaan. “Kalau aliran dana kurang lancar seperti di awal tahun, kami jadi susah kalau ingin melakukan kegiatan, terkadang harus cari dana lain dulu, seperti pinjam,” ujarnya. Saat dikonfirmasi ke Dekan FIK, Andi Ihsan mengatakan hal ini wajar saja. Pencairan dana kemahasiswaan memang tak serta merta diberikan sesuai estimasi yang diajukan. Namun pihak birokrasi tetap memberikan dorongan terhadap kegiatan kemahasiswaan. “Kami selalu mendukung kegiatan kemahasiswaan. Kalau pendanaan memang diakui tak mampu memberikan sesuai anggaran yang diajukan, sebab itu selalu dipertimbangkan. (tim) Tim Reportase Khusus: Koordinator: Sitti Aminah Anggota: Citra Jati Utami Faisal Fajar Salfiah Mansyur Urai data, ungkap fakta, saji berita
12 12
Pariwara www.profesi-unm.com
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
Life Style Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
13 13
www.profesi-unm.com
Tak Ingin
Ketinggalan K
at di Indonesia kembali Beberapa bulan terakhir ini, masyarak n. Jaket bomber, kali ini yang menggunakan trend fashion tahun 60a ketika Presiden Republik dijadikan trend fashion. Hal ini dimulai jaket bomber. Indonesia, Joko Widodo mengenakan
etika itu, ia menggunakan bomber berwarna hijau army, saat memberi keterangan soal demo 4 November 2016 lalu. Meski belakangan, Bomber yang Ia kenakan ternyata milik anak bungsunya, Kaesang. Namun tetap saja, Bomber langsung jadi incaran karenanya. Seperti Rahmat salah satu mahasiswa jurusan Sendratasik ini. Menurutnya jika bukan Jokowi, bomber tidak akan trend seperti ini “Jelas, karena secara Jokowi yang pakai. Makanya bisa booming seperti ini,” ucapnya Memang perkembangan fashion selalu berubah setiap tahunnya. Dalam setahun, bisa lebih dari satu trend fashion. Mulai dari fashion untuk wanita maupun pria. Apalagi jmik yang memulai adalah public figure. Seperti halnya dengan jaket bomber ini. Tak diragukan lagi, bahkan selebriti internasional bahkan sering memakai bomber. Seperti halnya derngan Zayn Malik, Kendall Jenner dan beberapa selebriti lainnya. Tidak hanya itu, pemain sebak bola, sekelas
David Beckham juga terlihat sering mengenakan bomber saat jalan dengan istrinya, Victoria Beckham. Tak ingin ketinggalan dengan trend fashion ini. Masyarakat berlombalomba untuk menggunakan bomber. Tak terkecuali dengan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Debi Tenri Bali misalnya. Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia ini merupakan pengguna jaket bomber. Menurutnya, jika mahasiswa yang memakai akan terlihat lebih fashionable. Apalagi bahan dan coraknya nyaman dipakai saat ke kampus. “Cowok cewek bisa pakai, karena sifatnya universal. Bergantung kita dalam memadupadankan. Cewek mau ala-ala style tomboy-tomboy atau dipadu-padankan dengan hijab, dengan dress bisa juga,” jelasnya Terpisah, salah satu mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Marwati. Ia menialai, menggunakan bomber memang hanya untuk memperindah cara berbusana. Baginya, bomber kurang nyaman digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. “Bomber lebih cocok
untuk bergaya saja,” jelasnya Beda halnya dengan Muhammad Bahly Basri. Ia lebih memilih menggunakan bomber saat cuaca dingin. “Bergantung cuaca. Kalau dingin otomatis kita butuh pakean ini,” ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini Memang, bomber tidak sulit ditemukan. Semua pusat perbelanjaan kini menyediakan stok bomber. Apalagi dengan minat masyarakat yang tinggi. Selain itu, kisaran harga bomber pun kini beragam. Tergantung darimana bomber tersebut di produksi. Biasanya semakin terkenal brandnya, akan semakin tinggi pula harganya. (*)
Fase Jaket Bomber JAKET bomber ternyata memilki sejarah panjang. Jaket ini sudah mulai dikenal pada pertengahan abad ke-20 hingga sekarang. Bermula dari jaket yang didesain untuk pilot agar bertahan dalam cuaca dingin. Hingga menjadi fashion populer yang sering dipakai Pria modern seperti saat ini.
1.
2.
Lahirnya Jaket A-2 dan B-15 ( 1940an ) Pada Perang Dunia II, teknologi penerbangan berkembang pesat, pesawat tempur mampu terbang lebih tinggi dan cepat. Sehingga seisi kokpit lebih dingin. Untuk bertahan dari cuaca dingin, seragam pilot diganti. Mereka mulai memakai seragam dari bahan kulit dan bulu binatang dirubah menggunakan bahan wool dan nylon anti air. Jaket yang dipakai saat itu yaitu jaket perpaduan antara jaket A-2 dan B-15 yang kini sisebut bomber.
5.
Transformasi Jaket MA-1 (19491950 )
Di era tahun 1949 hingga 1950 Jaket Bomber mengalami perubahan dari model sebelumnya B-15. Perubahan yang terlihat signifikan adalah kerah dengan bahan bulu yang diganti dengan kerah dari bahan rajut/knit. Perubahan ini bukan tanpa alasan, melainkan karena permasalahan teknis yaitu kerah berbulu pada Jaket Bomber model terdahulu B-15 menyulitkan Pilot saat membuka parasut.
Masyarakat yang mulai memakai jaket Bomber
Penduduk Eropa dan Australia adalah yang pertama kali menggunakan jaket tebal selain Militer Amerika, karena suhu musin dingin yang sangat rendah.
8.
6.
Foto: Masturi-Profesi
3.
Penambahan Warna Jaket Bomber
Meskipun segala hal yang berbau militer adalah berwarna hijau army atau biasa disebut Army’s “sage green”. Jaket Bomber pertama kali dibuat dengan warna Biru Gelap. Setelah masa peperangan Korea tepatnya di awal tahun 60-an dan masa peperangan Vietnam, Jaket Bomber mengalami perubahan dari warna biru kehitaman menjadi warna hijau (daun sage) untuk berkamuflase dengan keadaan sekitar.
Jaket Bomber Mulai Marak Dikenakan Oleh Komunitas di Jalanan ( Akhir 60-80an)
Di akhir era 60an hingga 80an muncul berbagai kebudayaan & komunitas-komunitas pemberontak di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Diantaranya adalah komunitas Punk dan Skinhead di Inggris, mereka menggunakan Jaket Bomber dengan setelan Kaos Oblong (Polos), Celana Panjang Denim dengan lipatan di ujungnya, Sepatu Doc Martens dan atribut lainnya yang terinspirasi atribut militer. Style jaket Bomber inipun diadaptasi juga oleh para masyarakat Jepang namun dengan gaya tradisional.
4.
Jaket Bomber Digunakan Sebagai Seragam Kepolisian (Pertengahan 1950an)
Jaket Bomber adalah bagian penting dari kehidupan Militer. Namun setelah masa peperangan Vietnam, Jaket Bomber mulai dipakai oleh non-militer dan menyebar luas di masyarakat. Jaket ini sangat cocok untuk dipakai di musim gugur hingga pertengahan musim semi di negeri yang mempunyai 4 musim, mengingat jaket bomber bisa dipakai di suhu 14 – 50 derajat Fahrenheit.
7.
Jaket Bomber & Hollywood ( 1980an )
Dunia perfilman adalah salah satu yang sangat berperan massive atas penyebaran model jaket Militer ini, sebagaimana model sebelumnya yaitu MA-1. Beberapa tokoh dalam film Hollywood pun menggunakan jaket yang memiliki saku di lengan ini. Bahkan ada juga artis yang mengenakannya seragam dengan putra/putrinya.
Tahun 2000an
Jaket bomber kini memiliki model dan variasi. Tergantung dari Brand yang memproduksi jaket tersebut. Seperti yang tersedia di Suede.store, adalah jenis jaket bomber yang telah disesuaikan bentuk dan ukuran lokal Indonesia. Terinspirasi dari busana militer, banyak pemerhati fashion ingin
mengikuti potongan jaket yang dikenakan oleh kaum militer itu. Terutama padanan yang terlihat apik ketika bisa dikenakan oleh banyak kaum. Tidak hanya pencarian jaket ini sebagai item musiman, para pecinta fesyen juga mengenakan jaket ini sesuai dengan style
mereka. Siapa sangka, jaket ini menjadi arus tren yang powerful. Penyanyi Kanye West pun menjadi selebriti paling berpengaruh di AS dan seakan “menyuntik” banyak orang untuk meniru penampilan dirinya. Sedangkan di Inggris, jaket bomber kian dipopulerkan oleh David Beckham.
Foto: Noval Kurniawan-Profesi
Radio Profesi 107,9 FM
Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 14
Opini Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
Mahasiswa Buta Aksara Terminologi “buta aksara” tidak lagi dialamatkan untuk mereka yang cacat membaca, akan tetapi lebih pada mereka yang kerap lupa membawa senjata di medan keilmuan, maksud saya buku.
S
ejumlah riset mengungkap bahwa mahasiswa hanya membaca karena desakan keperluan bukan kebutuhan. Perpustakaan yang ramai justru disinyalir hanya untuk memenuhi tuntutan tugas kuliah, bukan atas dasar kesadaran. Sebuah budaya baru yang setidaknya memilukan dan memalukan wajah pendidikan kita saat ini. Sehingga muncul paradigma bahwa puncak eskalasi budaya kampus itu, ketika senjata tajam, panah, busur, dan batu begitu lihai dimainkan oleh mereka yang melabeli dirinya mahasiswa hingga pada suasana konsumerisme dan budaya snobistis. Nyaris kita tak lagi menemukan kearifan di dalamnya, terlebih ketika kampus hadir menampakkan dirinya sebagai entitas perusahaan. Selain berpikir laba juga kerap kali penampilan birokratis menyempurnakan karakteristiknya. Yang ada, pengetahuan seolah menjadi sesuatu yang mahal untuk didapatkan. Sebuah pesan konstruktif yang menarik terkait fenomena ini bahwa setiap orang memang perlu membaca agar tidak main sapu rata. Tanpa membaca, mahasiswa seperti kehilangan pusakanya. Di-
mensi kritis tak lagi menjadi penanda dari status intelektual kita. Sehingga ketika kampus tak memberikan ruang-ruang diskusi, akses buku-buku bacaan secara gratis, kita malah pura-pura tak tahu bahwa itu adalah penghinaan eksistensi, mungkin lebih tepatnya kita sama-sama menyebutnya sebagai bentuk pelecehan tingkat tinggi. Padahal, sepatutnya skeptis adalah pisau paling utama yang harus dimiliki mahasiswa agar tidak selalu percaya terhadap apa yang dilihatnya, apalagi yang ditutup-tutupi oleh uang. Yang lebih parah ada saja yang mahasiswa selama kuliah justru tak pernah menginjakkan kaki di perpustakaan, maka jangan pernah tanyakan bagaimana intensitas membacanya, sudah berapa judul buku yang ditamati? Jangan tanya lebih lanjut lagi. Ini adalah bencana paling besar di abad ini. Saya cenderung sepakat dengan salah satu penyair Rusia, Joseph Alexandrovitch Brodsky yang menyatakan bahwa ada kejahatan yang lebih mengerikan daripada membakar buku yaitu tidak membaca buku. Sastrawan Ceko, Milan Kundera menyebut bahwa membaca adalah senjata melawan lupa. Bukankah dengan membaca justru kita bertemu dengan peristiwa dan orang-orang yang di masa lalu? Lalu kita mengakrabkan diri denganya. Kita tidak ingin produk kampus adalah orang-orang yang yang kehilangan sisi kemanusiaan dan jiwa sosialnya. Orang-orang yang lebih mengutamakan perut dibanding asupan ilmu untuk mengisi otaknya. Sementara kampus
*Asri Ismail hanya menjadi wadah perayaan pesta yang berwujud seremonial belaka. Semua itu dikarenakan kebiasaan buruk kita yang kurang membaca. Akhirnya, yang ada hanyalah kejumudan berpikir dan stagnansi intelektual belaka. Kemampuan determinasi dan kreativitas adalah salah satu efek dari kebiasaan membaca. Semoga kita tidak lupa, bahwa hadirnya bahasa sebagai alat komunikasi merupakan penemuan paling spektakuler di dunia ini, dan membaca adalah salah satu aspeknya. Namun sayang, mungkin karena buku tak lagi diposisikan sebagai kekasih, dialetika tak pernah lagi berfungsi sebagai kognisi, hanya sumbu-sumbu perlawanan yang sering menyala. Kemudian, lahirlah kebiasaan saling menyalahkan. Semua merintih. Mau apa lagi, daya pikir terlalu sempit. Kita semua paham bahwa perintah untuk membaca adalah wahyu pertama yang diturunkan oleh Tuhan. Bahkan Tuhan, menyebut dua kali kalimat perintah itu, bacalah! maka sudah sepatutnya, membaca kita namai sebagai pekerjaan ibadah. Pekerjaan yang menempatkan cara berpikir se-
bagai landasan utama. Ditinjau lebih lanjut, bahwa perintah itu menjadi awal adanya sebuah peradaban besar yang lahir karena budaya membaca. Dari situlah, kita mengenal namanya revolusioner. Kata Ajip Rosidi, pengetahuan tidak hanya didapat di bangku sekolah, melainkan melalui buku. Jika memaknai pernyataan tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa buku adalah penyuluh segala ilmu pengetahuan. Sehingga, dalam pandangan kritis, kata ‘buta aksara’ bukan lagi merujuk pada fisik,, tapi karena kemampuan menganalisis, mengkaji, hingga mengambil keputusan secara asalasalan. Hal itu, dikarenakan mahasiswa yang kurang membaca kerap kali memandang suatu masalah dari satu sisi saja. Perlu kita pahami, peradaban itu tidak bisa lepas dari konteks kepustakaan. Ia muncul di selasela terjadinya perubahan secara massif ke arah positif. Termasuk ketika penemuan tulisan sebagai pelengkap komunikasi, hal itu juga merupakan lonjakan yang luar biasa untuk sebuah kebudayaan.Jika sebelumnya, manusia hanya menggunakan pohon, kayu, batu, dan lempengen. Lalu kemudian, berpindah wadah pada Papyrus dan kain Perca, hingga pada penggunaan kertas dan komputer. Metamorfosis itu menjadi bukti otentik sebuah peradaban. Atas kebesaran ini, kita patut angkat topi dan acungkan jempol setinggi-tingginya sebagai bentuk penghormatan kita kepada Ts’ai Lun, pria asal negeri Cina penemu kertas. Juga kepada Johanes
Gutenberg, yang turut menciptakan mesin cetak sebagai pelengkap, sehingga tak ada lagi budaya menulis tangan dalam membuat buku. Dan tak kalah penting kepada Bangsa Sumaria yang menciptakan dan menggunakan hurufhuruf paku sebagai cikal bakal huruf yang dikembangkan di dunia, hingga muncullah aksara. Terlepas dari semua itu, saya begitu bangga dengan temanteman yang masih semangat dan penuh antusias menghidupkan ruang-ruang literasi, meski kadang tak mendapat apresiasi. Namun yang paling penting niat dan geliat untuk keluar dari stigma. Akhirnya, saya pribadi berharap kita tidak menemukan penyakit-penyakit patologi dan parafemia di kampus yang diakibatkan karena tak membiasakan diri membaca buku. Dan tak menemukan mahasiswa yang mendahulukan fisik dibanding pikiran. Semoga saja kita masih sepakat dengan konsep hidup bagi Rene Descarates, bahwa keberadaanya ditentukan oleh pemikirannya. Mari bersama menghadapi era postmodern sebagai konsekuensi logis dari kebudayaan yang menuntut kita memiliki kepekaan, terutama kematangan dalam manafsirkan. Olehnya itu, sangat tidak elok ketika kampus tak mampu menyediakan perpustakaan yang memadai bagi mahasiswa. Karena sejatinya, perpustakaan bagi Jean Paul Sartre seperti kuil, yang setiap hari dijadikan tempat ibadah. *Penulis adalah Dewan Redaksi LPM Profesi UNM
Buku dan Perihal Jantung Peradaban “PERPUSTAKAAN (kepustaka wanan) dan ilmu pengetahuan adalah merupakan dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Perpustakaan merupakan lembaga yang menyimpan dan melestarikan beragam ilmu pengetahuan, serta mentransmisikan ilmu pengetahuan dari generasi ke generasi” [Prof. Dr. Komaruddin Hidayat “Pemerintah tidak menganggap penting buku, tidak menganggap penting sastra, tidak menganggap penting rakyat gemar membaca. Seakan sengaja membiarkan rakyat tetap bodoh”. [Kang Ajip Rosjidi] Tak dapat disangkal, buku adalah personifikasi atau jelmaan dari seseorang dalam bentuk teks. Di sanalah rekaman-rekaman peristiwa, gagasan serta rasa dirawat. Itulah kenapa, buku seringkali disebut sebagai nyawa cadangan untuk memperpanjang umur sejarah bagi Si penulisnya. Dengan begitu, maka menulis buku sejatinya adalah mendaftarkan diri pada sang waktu untuk hidup mengabadi. Sebagaimana fungsi jantung dalam tubuh, perpustakaan sangatlah menetukan sehat tidaknya masyarakat atau sistem pendidikan di perguruan tinggi. Kampus yang tidak memiliki atau tidak mengurusi perpustakaannya dengan baik sama halnya dengan tubuh yang tak memiliki jantung Urai data, ungkap fakta, saji berita
atau sakit jantung. Karena itu, tidak salah kalau disebut bahwa penyebab buruknya dunia pendidikan kita adalah karena tidak menjadikan perpustakaan sebagai jantungnya pendidikan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa rata-rata negara maju mengawali proyek peradabannya dengan terlebih dahulu membangun budaya baca dan tulis dari masyarakatnya. Sehingga tidaklah mengherankan ketika peradaban mereka jauh melampaui peradaban bangsa kita. Wajah sebuah bangsa dapat dilihat dari wajah perpustakaannya. Begitupun dengan tingkat peradabannya, dapat diukur dari kesadaran literasi para warganya. Sejarah peradaban besar tidak lepas dari keberadaan buku dan perpustakaan. Tengoklah mereka, para tokoh, pemimpin dan intelektual disepanjang sejarah peradaban umat manusia, dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi selalu mengakrabkan diri dengan tradisi literasi. Mereka adalah penulis, dan pembaca buku yang baik. Thomas Jefferson, presiden Amerika Serikat Ke-3 karena saking cintanya terhadap buku sampai pernah berkata “Saya tidak dapat hidup tanpa buku”. Pernyataan itu menjadi afirmasi betapa pentingnya buku dan perpustakaan. Ingat, Per-
*M. Yunasri Ridhoh adaban modern berkembang dan maju seperti saat ini, itu karena penghargaan dan kecintaan mereka terhadap buku. Bangsa arab pasca turunnya ayat pertama Iqra atau bacalah, juga akhirnya berkembang dan maju dengan sangat luar biasa. Nah, mari kita bandingkan dengan situasi bangsa kita saat ini terutama kampus kita UNM. Kurang lebih sudah tujuh puluh satu tahun bangsa ini merdeka dan berdaulat dari kolonialisme dan lima puluh lima tahun usia UNM, namun rasa-rasanya belum ada satupun prestasi yang dapat kita banggakan. Malah secara kualitatif dan kuantitatif semakin hari makin stagnan bahkan cenderung menurun atau mundur. Sebagai kritik, barangkali ada baiknya kita semua kembali merenungi, apa yang pernah dikatakan oleh Taufik Ismail “Malu aku menjadi orang indonesia”. Bangsa ini kian hari kian “Tampak tua dan lelah” kata Ebiet G. Ade. Tanggungjawab perpustakaan
bukan sekedar menyediakan buku atau ruang baca, tetapi juga mesti bekerja membangun mental, pemikiran dan budaya dari generasi yang sebelumnya asing terhadap buku menjadi generasi pencinta buku. Bergiat mengajak, mengkampanyekan pentingnya kesadaran literasi utamanya minat baca. Misalnya, mengadakan kelas menulis, seminar atau dialog tentang literasi, bedah atau diskusi buku, lomba meresensi buku, menulis esai, puisi, cerpen dll. Dari situlah perpustakaan melakukan transfer pengetahuan, pengalaman dan nilai dalam hal kesadaran literasi. Untuk melakukan itu tentu hal pertama yang disisipkan adalah komitmen yang serius dari seluruh sivitas akademik seperti pimpinan kampus, pustakawan, dosen dan mahasiswa. Unsur-unsur itu mesti memiliki paradigma yang sama tentang pentingnya perpustakaan dalam pendidikan. Terutama bagi pustakawannya. Jangan menganggap profesi pustakawan sekedar sebagai pegawai atau karyawan yang berharap gaji semata. Tetapi yang paling penting, mereka harus memiliki idealisme, kecintaan terhadap buku dan ilmu pengetahuan. Tidak cukup hanya dengan keterampilan teknis dalam mengelola perpustakaan tetapi juga adanya panggilan jiwa untuk menekuninya. Sehingga apa yang
dilakukannya adalah sebagai bentuk pengabdian untuk kemajuan kampus dan bangsa. Selain pustakawan hal yang berikutnya adalah koleksi pustaka. Kampus utamanya pustakawan mesti mengecek dan terus mengevaluasi ketersediaan bahan bacaan atau pustaka. Bukan hanya ketersediaannya tetapi juga bergizi tidaknya koleksi pustakanya. Hal itu mengharuskan para pustakawan untuk banyak bekerjasama dan proaktif merekomendasi pimpinan kampus agar mengembangkan kebijakan pengadaan koleksi pustaka secara bersama yang berbasis kebutuhan dan kepentingan komunitas kampus. Terakhir, walaupun perpustakaan bukanlah segalanya dalam hidup kita, tetapi segalanya dapat kita mulai dari perpustakaan. Akan jadi apa bangsa dan dunia nanti-nya, itu bergantung pada kebiasaan dan bacaan generasinya saat ini. Ketika penghargaannya terhadap buku dan perpustakaan baik maka baik pulalah bangsa dan dunia ini di masa depan. Sebaliknya, bila penghargaannya buruk maka percayalah bahwa akan buruk pula nantinya. Mari bermenung sejenak. *Penulis adalah Mahasiswa Jurusan PPKn FIS UNM Angk. 2012 dan Bergiat di UKM LKIMB UNM www.profesi-unm.com
15 Profesiana 15 Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
Pimpinan Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengeluarkan kebijakan baru. Kebijakan ini ditujukan bagi mahasiswa yang tidak patuh pada jadwal pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).
M
ahasiswa yang lewat dari jadwal akan dikenakan denda. Tak ingin kena sanksi cuti akademik, mahasiswa pasrah-pasrahan saja dengan kebijakan itu.
Terlambat Bayar UKT, Pasrah Bayar Denda Di antaranya, Sofiyah Auliyah. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia ICP FMIPA ini terpaksa membayar denda lantaran menyalahi jadwal pembayaran yang telah ditentukan. Karena terlambat membayar selama seminggu, ia pun harus membayar denda sebesar 10% dari UKT normalnya. Ia membayar UKT sebesar Rp4 juta sehingga harus merogoh kocek lagi sebesar Rp400 ribu. “Dipasrah-pasrahkan saja, daripada nunda ki lagi,” keluhnya. Kendati demikian, Ia pun mengeluhkan kebijakan tersebut, menurutnya besaran denda yang diberlakukan memberatkan ma-
hasiswa. “Tinggi sekali dendanya, apalagi saya anak jalur mandiri,” ujarnya. Senada dengan itu, Presiden BEM Fakultas Ekonomi, Muhammad Firdaus B menilai aturan ini memberatkan mahasiswa. Meskipun menurutnya mahasiswa yang terlambat diberi toleransi waktu dari jadwal yang telah ditetapkan universitas. “Ini memberatkan mahasiswa, sudah membayar UKT diberi lagi denda. Meskipun dengan ini banyak mahasiswa yang tidak lagi cuti,” nilainya. Tak hanya itu, Firdaus pun mempertanyakan aliran dana dari hasil denda. Ia mengeluhkan pihak uni-
versitas tidak pernah menjelaskan secara detail perihal penggunaan uang tersebut. “Pihak universitas harus menjelaskan uang tersebut lari kemana, jangan sampai masuk kantong sendiri, jadinya kan seperti memajaki mahasiswa,” keluhnya. Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum (PR II), Karta Jayadi justru mengaku tidak tahu menahu menganai aturan tersebut. “Baru saya tahu kalo ada aturan itu,” pungkasnya. Namun menurutnya, uang hasil denda akan digunakan untuk kepentingan sivitas akademika. “Uangnya akan dikelola entah
www.profesi-unm.com
itu untuk kegiatan akademik, kemahasiswaan ataupun sarana dan prasarana,” ujarnya. Kadir, Kepala Subag Registrasi Badan Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UNM mengungkapkan, terdapat 103 mahasiswa yang telah terdaftar membayar UKT dari total 500 jumlah mahasiswa yang telah dikenakan denda per tanggal 3 Februari. Ia pun berujar, dendanya bervariasi dari 10% pada tenggat seminggu setelah batas pembayaran normal UKT dan 20% pada minggu kedua pemberlakuan kebijakan tersebut. Aturan ini sudah diterapkan kurun waktu setahun terakhir. (sas)
Lebih Suka Jas Almamater Biru SETIAP kampus pasti memiliki warna sebagai simbol. Seperti halnya dengan Universitas Indonesia yang memiliki warna Kuning sebagai simbolnya. Begitu pula dengan Universitas Negeri Makassar (UNM). Kampus pencetak guru ini juga memiliki warna kebangaan almamater yaitu orange. Tentunya, dalam menentunkan warna jas almamater disesuaikan dengan warna kampus. Tapi beda halnya dengan Fakultas Psikologi (Fpsi). Mereka lebih memilih untuk membuat jas almamater khusus anggota
senat dengan warna berbeda. Biru menjadi pilihan mereka. Dikonfirmasi, Muhammad Jufri selaku Dekan Fpsi mengungkapkan bahwa mereka memang sengaja membuat jas alamamater biru. Menurutnya itu sebagai pembeda dengan fakultas lainnya. Apalagi warna biru merupakan warna kebesaran psikologi. “Kita membuat jas almamater berdasarkan kesepakatan bersama dan memutuskan memilih warna biru yang merupakan warna kebesaran Psikologi,” jelasnya saat ditemui
diruangannya, Selasa (10/1). Lanjut, Jufri menjelaskan untuk membuat kebijakan tersebut. Mereka tak perlu meminta izin ke pimpinan Universitas. Karena memang tak ada larangan. Lagipula hingga saat ini, belum ada aturan jelas menganai pembuatan jas alammater di setiap fakultas “Kan tidak ada larangan dalam pembuatan almamater, kenapa harus minta izin dulu ke Rektor, universitas tidak membuat ketentuan pelarangan pembuatan jas almamater” jelasnya
Menanggapi hal tersebut, salah satu Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Sainal menyarankan untuk tidak membuat hal tersebut. Pasalnya, yang dilakukan Fpsi terkesan ingin membuat perbedaan. Padahal, menurutnya semua fakultas harusnya tidak membuat perbedaan yang sangat jelas. Baginya UNM itu satu. “Saya baru tahu kalau ternyata psikologi membuat jas almamater sendiri, sebaiknya jangan begitu, karena mempertajam perbedaan diantara kita”. Tutup mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS). (pr24)
IKA UNM yang Mana, Ya? TEPAT pada pergantian tahun, 31 Desember 2016 lalu. Andi Jamaro Dulung resmi dilantik di Gedung LPMP Sulsel. Ia merupakan ketua terpilih melalui Musyawarah Besar (Mubes) VI Ikatan Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada Mei 2016. Pada prosesi, Muhammad Basir, ketua formatur IKA UNM yang melantiknya langsung. Turut hadir pada pelantikan ini adalah Paturungi Parawansa (Mantan Rektor UNM), Ismunandar (Kepala Dinas Pendidikan Makassar), Hasanuddin Massaile (Ketua KKSS), dan Marsus Suti (Rektor Universitas Andi Djemma). Padahal sebelumnya, Husain Syam mengeluarkan maklumat. Isinya merupakan penegaskan bahwa semua aktivitas yang mengatasnamakan IKA pasca Mubes pada Mei 2016 lalu dinyatakan tak sah. Pasalnya, telah terlaksana pula Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) IKA UNM. Mubeslub ini merupakan kegiatan dari IKA tim tujuh belas dari bentukan Karta Jayadi, yang dihelat dua minggu sebelum pelatikan Andi Jamaro. Meskipun saat itu mereka hanya membahas tata tertib, pembahasan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sampai mekanisme pemilihan ketua umum saja. Namun mereka tetap akan melakukan pemilihan nantinya. Untuk menangani IKA UNM, akhirnya Husain ingin membentuk tim ad hoc. Hal itu, Ia lontarkan saat menggelar konferensi pers di ruang rapar rektor (28/12) yang dipimpim sebelum pelantikan di gedung LPMP tersebut. Menanggapi kebijkan tersebut, Andi Jamaro mengungkapkan akan menantang Rektor beserta kelompok yang mengatasnamakan tim penyelamat. ”Saya tantang Radio Profesi 107,9 FM
Ilustrasi: Salfiah Mansyur-Profesi
rektor dan tim penyelamat yang lain untuk dialog terbuka di depan sivitas akademika. Coba tunjukkan, pasal apa yang saya langgar,” ungkapnya saat sambutan sebelum dirinya dilantik Hingga saat ini, belum ada kelanjutan dari Mubeslub IKA tujuh belas. Seperti halnya dengan tim ad hoc yang sudah dijanjikan rektor. Beda halnya dengan IKA Andi Jamaro. Mereka bahkan telah mengagendakan akan segera melaksanakan pra Rakernas, Rakernas & pembubaran panitia. Namun, Karta Jayadi tetap tidak mengakui Andi Jamaro sebagai ketua IKA. Menurutnya, terpilihnya Andi Jamaro tidak sesuai dengan aturan lembaga. “Terlalu rendah kualitas pemahaman organisasi saya jika mengakui IKA Andi Jamaro. Semua pihak di UNM paham organisasi yg benar dan sah,” pungkasnya Lanjut, Ia menegaskan bahwa harus ada proses pemilihan yang benar. “Tunggu proses yg benar. Dalam 2 bulan ke depan,” tegasnya. Melihat fenomena IKA, salah satu alumni, Anto menyesalkan hal tersebut. Ia berharap alumni UNM bersatu. Tentu agar kampus lebih maju. “Apa susahnya bersatu, kalau begini kapan majunya UNM,” sesalnya. (Sas) Urai data, ungkap fakta, saji berita
16 16
Persona Profesi Edisi 210 Februari Tahun XL 2017
www.profesi-unm.com
Peraih Medali Perunggu Kejuaraan Internasional JKS
Dedikasi Tinggi Mendulang Medali Diperkenalkan saat duduk di kelas IV SD, Magfirah Syamsul Alam pun jatuh cinta pada dunia karate yang kini telah membesarkan namanya. Teranyar, Ia baru saja mendapatkan medali perunggu di ajang Kejuaraan Internasional Jarat Karat Shoto (JKS) Federation di Vietnam. (14/12).
P
restasi yang diraih Magfirah berkat motivasi dan dedikasi tinggi. Ia menjadikan kedua hal ini sebagai pegangan dalam beraktivitas sehari-hari. Selama bergelut di dunia karate hingga saat ini ia telah mengikuti berbagai kejuaraan karate baik di tingkat daerah maupun tingkat nasional. Ia bahkan pernah mengikuti kejuaraan Loin Cup Luxemburg Open 2014. Pada kejuaraan ini ia memperoleh medali emas kata perorangan junior. “Pernah ka juga ikut kejuaraan di luxemburg dua tahun lalu,” katanya. Tidak hanya itu, pada tahun 2016 ia menjadi salah satu kontingen atlet pada Pekan Olahraga Nasional (PON). Ia pun berhasil merengkuh medali perunggu. Kejuaraan terakhir yang diikutinya ialah kejuaraan Interna-
sional Japan Karate Shoto (JKS) di Vietnam pada Desember lalu. “Paling berkesan itu PON 2016 dan yang terakhir di Vietnam, kejuaraan JKS,” katanya Menurutnya semua pencapaian yang telah ia dapatkan itu berkat dukungan dan kepercayaan dari orang tuanya. Sejak kecil, keluarga mendukung Magfirah untuk terjun di dunia karate. Tak hanya dalam bentuk material, orang tuanya juga juga selalu mendukung secara moril. Saat ia kalah, orang tuanya tidak pernah
Foto: Muh. Agung Eka S - Profesi
menuntut, justru tetap menyemangati dirinya agar lebih berprestasi. “Motivasiku itu orang tuaku yang selalu mendukung, selalu belikan semua kebutuhan untuk karate,” bebernya. Dibalik keberhasilan yang telah dicapai, ia juga telah men-
galami yang namanya kekalahan. Namun kekalahan dianggapnya sebagi kemenangan yang tertunda. Baginya, menang dan kalah adalah hal biasa dalam kejuaraan. “Bagaimanapun kita berusaha kalau memang bukan rezeki tidak bakalan ki bisa, jadi tergantung dari rezeki kita,” bebernya. Satu hal yang sangat ia sayangkan yaitu tidak adanya dukungan dari pihak kampus. Beberapa waktu yang lalu salah seorang dosen telah mengancam tidak akan memberikan nilai. Padahal menurutnya, pihak prodi telah meminta piagam yang telah ia peroleh untuk menunjang peningkatan akreditasi. “Padahal kaprodi ku sudah minta piagam-piagamku untuk menunjang akreditasi, tpi nda ada ji juga feedback-nya buat saya,” bebernya Ia pun mengharapkan adanya perhatian dari pihak birokrat agar mampu lebih mengembangkan prestasi yang dimiliki dara asal Makassar ini. Selain sebagai seorang atlet, mahasiswa Manajemen ini juga sedang mengembangkan usaha jilbab bersama teman-temannya yang diberi nama Hijab by Myfii. Usaha tersebut merupakan
salah satu cara untuk menyalurkan hasratnya menjadi seorang pengusaha. Ia pun mengaku ingin menjadi seorang pega-
wai negeri sipil (PNS) dan pengusaha. “Walaupun masih usaha kecil-kecilan tapi lumayan hasilnya, dan memang cita-citaku mau jadi PNS plus pengusaha,” ungkapnya. (pr35)
Foto: Muh. Agung Eka S - Profesi
Biodata Nama lengkap : Magfirah Syamsul Alam Panggilan : Winda TTL : Makassar, 12 Juli 1997 Jurusan : Manajemen, Fakultas Ekonomi, UNM Prestasi : 1. PON XIX 2016 kelas kata perorangan, Perunggu 2. Piala Panglima 2016 di perorangan kata, Perunggu 3. Perkuat timnas pada kejuaraan AKF 2014 di Malaysia 4. Piala Kasad 2014 beregu kata, Perunggu 5. Kejuaraan O2SN 2014 di kelas kata perorangan, Emas 6. Kejuaraan Internasional Japan Karate Shoto (JKS) Federatian di Vietnam, Desember 2016, Perunggu
Foto: Masturi - Profesi
Pantang Menyerah Hadapi Tantangan SIKAP gigih dan pantang menyerah telah melakat pada sosok pria berusia 56 tahun ini. Kedua sikap itu pulalah yang akhirnya mampu mengantarkan dirinya berhasil merengkuh jabatan akademik tertinggi sebagai mahaguru. Ialah Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Fakultas Ekonomi (PD II FE), Anwar Ramli. Sejak kuliah ia sudah ditempa untuk tidak mudah menyerah. M e n g enyam pendidikan di bangku kuliah sekaligus menjadi asisten
dosen di salah satu kampus swasta membuatnya semakin terlatih untuk disiplin serta tampil percaya diri. "Awalnya saya ragu, namun dengan adanya jam terbang mengajar di universitas swasta, saya semakin tampil percaya diri dan menjadi pribadi yang disiplin dan tak mudah menyerah," katanya. Berhasil mengenyam pendidikan doktor pada Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin semakin mempermantap langkahnya untuk meraih cita-cita masa kecilnya, yaitu ahli ekonomi. Sejak belia, ia mengimpikan dapat menjadi pejabat di kementerian. "Waktu kecil saya melihat rata-rata yang bekerja di kementerian adalah ahli ekonomi, itu yang membuat saya tertarik untuk mendalami ilmu tersebut," jelasnya. Sebelum berhasil menjabat profesor, ia pun harus memenuhi
syarat dari kebijakan yang baru berlaku. "Saya mendapatkan tantangan karena saya sudah mendapatkan aturan baru ketika akan mengurus keprofesoran saya, dan itu sangat berbeda dengan aturan sebelumnya," ujar pria asal Bone ini. Aturan tersebut berpatok pada Permendikbud No. 92 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Dosen. Pasal 10 ayat 1 dan 2 menyebutkan, setiap dosen lektor kepala yang hendak naik jabatan secara akademik ke profesor harus menyusun karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional bereputasi sebagai penulis pertama. Kerap, ia mesti berkali-kali mengirimkan jurnal dan mengantarkan berkasnya secara langsung ke Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi di Jakarta. Hal tersebut tak sama sekali
memudarkan semangatnya untuk memperoleh jabatan akademik tertinggi tersebut. Pada saat melakukan penelitian, dosen yang memiliki spesialisasi mata kuliah Manajemen Keuangan, Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro tersebut tertarik membahas arus investasi asing. Selain itu, ia juga melakukan studi mengenai dampak arus tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Secara kedaulatan kita telah merdeka, namun secara ekonomi sesungguhnya kita masih dijajah oleh pihak asing-asing dan itu sangat menarik untuk diteliti," akunya. Hingga akhirnya setelah lima tahun masa penantian, ia pun resmi menjadi profesor pada Agustus lalu. Pengukuhan jabatan guru besarnya kemudian ditandai dengan pembacaan orasi ilmiah di Ruang Teater, Menara Pinisi pada Desember lalu, (1/12). (dwa)
Riwayat Pendidikan Biodata
SD
: SD Pammusereng Bone
SMP
: SMP Negeri Palattea
Tempat & Tanggal Lahir : Bone, 31 Desember 1960
SMA
: SMA Muhammadiyah 1 Makassar
Alamat
S
: UNHAS Prodi Manajemen
S2
: UNHAS Prodi Manajemen Keuangan
S3
: UNHAS Prodi Ilmu Ekonomi
Nama Lengkap
: Prof.Dr.Anwar Ramli.,S.E.,M.si : Kompleks Griya Artha Kencana Blok D No.4-5 Antang, Makassar
Foto: Masturi
Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com