1 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
BARA
BUDAYA BARBAR
www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 229 Oktober XLII 2018 Urai Tahun data, ungkap fakta, saji berita
2 PERSEPSI www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
EDITORIAL
surat dari pembaca
Premanisme Tenaga Pendidik Kasus pemukulan yang menimpa mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang terjadi pada Selasa (18/9) lalu membawa 3 orang dosen pada urusan polisi. Adanya surat keterangan visum dari dokter dan beberapa rekaman video menjadi bukti kuat bahwa telah terjadi penganiayaan kepada mahasiswa. Terdapat memar pada bagian wajah salah satu mahasiswa FIK, Ronaldo. Ketiga dosen yang dilaporkan ini ke depan akan berurusan dengan kepolisian. Apalagi polisi telah memberikan dua kali surat pemanggilan, tetapi belum juga diindahkan. Mereka di anggap telah melakukan penganiayaan dan akan dikenakan sanksi pidana sesuai KUHP pasal 351. Sangat disayangkan, karena ini dilakukan oleh dosen yang merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Terlebih lagi tindakan ini dilakukan di Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang notabenenya tempat para calon guru didik. Apalah jadinya dunia pendidikan, jika calon guru diperlakukan ataupun dididik dengan cara kekerasan. Tindakan pemukulan sangatlah mema-
Apa yang anda tanyakan?
lukan. Dosen seharusnya menjunjung etika akademik yang seharusnya lebih mengutamakan ruang dialog untuk menyelesaikan masalah. Bukan justru langsung memberontak dan melakukan penganiayaan kepada mahasiswa. Mahasiswa merupakan pelajar yang masih dalam proses mencari tahu kebenaran. Mereka butuh bimbingan serta penjelasan terkait setiap yang mereka pertanyakan. Apalagi negara Indonesia merupakan negara demokrasi dimana setiap orang bebas mengeluarkan pendapatnya, pikirannya, baik dalam bentuk demonstrasi ataupun sejenisnya. Hal tersebut juga disebutkan dalam pasal 28 UU. Sebagai negara hukum, semua yang melakukan pelanggaran harus diberi sanksi sesuai dengan aturan yang ada. Tidak memandang status ataupun jabatan. Baik itu rakyat kecil, mahasiswa, dosen, hingga pejabat negara sekalipun harus mematuhi aturan. Kampus adalah civitas akademika, bukan civitas premanika. Kasus ini jelas merupakan tindakan amoral yang seharusnya diselesaikan secara adil dan tuntas. Sehingga ke depannya kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Diharapkan juga ke depan pimpinan dan mahasiswa lebih mengutamakan ruang-ruang diskusi dan dialog dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.
Rido Zayn Bagusnya untuk registrasi KRS dan masalah administrasi lainnya bisa menggunakan aplikasi UNM Mobile, tidak perlu masuk di sia. unm.ac.id. Saya kira itu bagus, dan UNM mobile nya perlu ditingkatkan lagi. Karena sampai saat ini, saya belum mendapatkan manfaat dari aplikasi tersebut sesuai dengan apa yg dikatakan pak Rektor kemarin tentang masalah jadwal kuliah, informasi akademik, dan informasi akademik lainnya akan dicantumkan dalam aplikasi tersebut ternyata tidak. Aplikasi nya belum bisa memenuhi kebutuhan mahasiswa, atau kalau nggak bisa, mending aplikasi itu dihapus saja. Daripada begitu.. Direktur ICT Center UNM, Muhammad Agung. Aplikasi UNM Mobile memang bukan diciptakan untuk pesaing SIA. Ini dibuat hanya untuk melihat informasi tertentu yang digunakan untuk melakukan diskusi antar sesama mahasiswa dan dosen UNM. Kalau SIA kan tidak bisa seperti itu. Kalau mau data-data yang penting silahkan dilakukan di SIA. Jadi ini hanya semacam aplikasi ringan yang bisa digunakan oleh mahasiswa seharihari. Seperti melihat jadwal kuliah, nilai, dan berdiskusi dengan sesama mahasiswa ataupun dosen. Fikri Haykal Mukhsin Alangkah baiknya informasi mengenai KKN Kebangsaan disampaikan secara terbuka, biar semua mahasiswa mengetahui, tidak menutup kemungkinan ada mahasiswa yang mau ikut. Kalau informasinya hanya segelintir orang yang mengetahui lantas mahasiswa lain bisa dengan cara apa mengaktualisasikan diri? Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKN/KKA, Wahyu Jayadi. KKN Kebangsaan sebelumnya ditangani Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) dan memang untuk tahun ini UNM tidak mengirim delegasi KKN Kebangsaan. Perlu juga kita ketahui KKN Kebangsaan adalah program Kemenristekdikti, jadi ketika mereka memperadakan program ini setiap univeristas akan disurati agar mengirim delegasinya.
Nama yang tertera di bawah tidak lagi berstatus sebagai Pengelola LPM Profesi UNM
Muh. Iqbal Sukawardana
1 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
Pelindung: Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP, Dewan Pembina: Abdullah Dola, Hazairin Sitepu, Akbar Faizal, Syahrir Muhammad, Asia Ramli Prapanca, Ammas DR, Anshari, Muhiddin, Mukhramal Azis, Uslimin, Fachruddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Faisal Palapa, Rustan Bedmant, Abdul Rahman, Abdul Salam Malik, Supriadi, Mirwan. Â Pemimpin Umum: Muh. Agung Eka S, Sekretaris Umum: Dasrin, Bendahara Umum: Anggi Prakasi, Pemimpin Redaksi: Wahyudin, Manajer Daring: Nurul Atika, Manajer Penyiaran: Masturi, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: M. Faisal Fajar.
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
BARA
BUDAYA BARBAR
Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Muh. Agung Eka S, Pemimpin Redaksi: Wahyudin, Redaktur: M. Sauki Maulana, Reporter: Rara Astuti, R. Ryan Subiakto S, Wahyu Riansyah, Ulil Afiah Az-zakiyah, St. Reski Amalia, Kurnia, M. Nur Taufik, Irham Nur, Fotografer: Syahru Ramadhan, Layouter/Desainer Grafis: Zulhijaya, Syahru Ramadhan, Manajer Sirkulasi dan Iklan: Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Makassar Telp. (0411) 8914674, ÂE-mail: profesi.online@gmail.com, Website: www.profesi-unm.com
www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM
www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 229 Oktober XLII 2018 Urai Tahun data, ungkap fakta, saji berita
Tata Letak : Zulhijaya, Syahrul
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
MOZAIK 3 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com
Sabet Emas di Ajang Paduan Suara Internasional
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Cerdaskan Anak TKI di Negeri Jiran lawan, Seleksi dilakukan secara ketat, mulai dari tahapan seleksi berkas, video microteaching dan wawancara. Dari hasil seleksi ini salah seorang mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Andika Isma terpilih menjadi relawan pada kegiatan ini. Selama kurang lebih satu bulan Andika Isma mengabdi dan tinggal bersama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) demi misi dalam pemerataan pendidikan. Kegiatan ini berlangsung pada bulan Agustus 2018 lalu, bertepatan dengan momen perayaan HUT RI ke 71 dan Hari Raya Idul Adha. Hingga kini Andika masih kerap berdiskusi via media sosial untuk pengembangan pendidikan bagi Cikgu (sebutan guru di Malaysia) dan siswa-siswanya yang ada di Sarawak. “Setiap keluhan dan pencapaian yang telah dirah
siswa kami disana kerap kali menjadi bahan diskusi bagi kami di sini,” tutur Andika. Andika Isma yang juga merupakan pengurus pusat dari Fraksi Muda Indonesia ini bercerita tentang pengalamannya selama di Sarawak dan ikut merasakan apa yang dialami para TKI di negeri jiran Malaysia. Mahasiswa asal Kabupaten Pinrang ini berharap para saudara kita yang ada di tanah air mampu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa disana untuk terus mendapatkan pendidikan yang lebih layak. “Semoga saudara-saudara kita tergoyahkan hatinya untuk membantu putra-putri Indoneisa yang ada di Malaysia, sebab di sana, mereka sangat membutuhkan bantuan, berupa seragam sekolah, buku dan alat tulis lainnya”, harapannya. (eks)
negara. Ada enam negara yang turut serta yakni, Inggris, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Lithuania, dan Indonesia. Selain antar negara, juga terdapat 13 kelompok paduan suara yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. “Sangat bersyukur dan bangga,” katanya. Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) ini mengaku dengan pencapaian ini adalah salah satu prestasi yang luar biasa, apalagi ajang ini dinilai oleh delapan juri. Tiga diantaranya merupakan komposer dunia yakni Ken Steven, Philip Lawson dan Ivan Yohan. Ia pun berharap ini dapat menjadi pelecut semangat dan motivasi untuk mendulang lebih banyak lagi prestasi. “Semoga untuk eventevent lain dapat menambah torehan prestasi kami selama ini,” harapnya. (ara)
SNAPSHOT
FOTO : NURUL ATIKA-PROFESI
PEMBANGUNAN di Bidang pendidikan untuk anak Indonesia belum merata, apalagi bagi mereka yang berada dan menetap di luar negeri. Realitanya tercatat sekitar 20.000 anak buruh migran yang ada di Malaysia dan hanya sebagian anak Indonesia yang mendapatkan pendidikan, hal ini sangat berbanding terbalik yang tertera pada pasal 31 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Melalui program Volunterism Teaching Indonesian Children (VTIC) Cycle 6 oleh VTIC Foundation bekerjasama pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Malaysia dan Konsulat Jendral Republik Indonesia Kuching, mengirim 46 relawan untuk mengajar ke sekolah-sekolah non formal yang ada di Sarawak, Malaysia. Untuk masuk menjadi re-
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Pinisi Choir Universitas Negeri Makassar (UNM), turut serta berkompetisi di Manado Singing City International, Minggu (2/9). Pada ajang seri kompetisi paduan suara bertaraf internasional itu, Pinisi Choir berhasil mempersembahkan medali emas pada kategori Folklore. Selain medali emas, UKM yang berdiri pada tahun 2011 ini juga berhasil menyabet silver medal pada kategori Mixed Youth. Tentunya suatu prestasi yang cukup membanggakan. Ketua Umum Pinisi Choir, Nurul Fauziyah mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa mendapatkan sebuah prestasi yang membanggakan. Karena mereka ikut berkompetisi, bukan hanya membawa nama lembaga paduan suara, tetapi juga nama baik UNM di hadapan berbagai
Kaca jendela ruang seminar Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) hancur. Ruangan ini juga sering ditempati mahasiswa untuk kuliah.
UNM Peduli Korban Gempa dan Tsunami Sulteng INDONESIA baru saja berduka akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Akibatnya, gempa yang berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) itu merenggut ribuan nyawa, termasuk Mantan Kabag Humas UNM, Jalaluddin Mulbar bersama istri dan menantunya.
Hingga saat ini, ribuan warga Kota Palu meninggalkan tempat tinggalnya pergi mengungsi. Selain itu, juga masih banyak yang belum ditemukan. Saat mendapatkan informasi gempa dan tsunami tersebut, tim Search and Rescue (SAR) Universitas Negeri Makassar (UNM) langsung bergegas berangkat ke Kota Palu untuk menolong korban.
Tiga hari pasca tsunami, Senin (1/10), Pimpinan UNM beserta jajarannya dan semua perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) juga melakukan rapat di lantai 6 Menara Pinisi. Mereka membahas terkait bantuan yang akan dilakukan untuk membantu para korban yang ada di Palu, Sulteng. Hasil dalam rapat tersebut, ke-
sepakatan ialah membangun posko peduli kemanusiaan. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) UNM, Karta Jayadi menjelaskan, bahwa posko ini dibuat untuk meringankan beban korban yang mengalami bencana dahsyat tersebut. "Kita bergerak untuk mengumpulkan dana, begitu juga untuk kebutuhan sandang dan pangan bagi saudara kita
di sana, saya tidak ingin prosesnya lama,” katanya. Bagi yang peduli terhadap korban gempa-tsunami Palu dan Donggala, donasinya bisa dibawa langsung ke Posko UNM Peduli Kemanusiaan yang bertempat di Pelataran Menara Pinisi UNM, atau menghubungi nomor telepon Posko UNM Peduli Kemanusiaan 0853 9987 8292. (una)
Tetes Peluh dan Titian Pendidikan
FOTO: SYAHRU RAMADHAN-PROFESI
*Muh. Nur Taufik
Mahasiswa FIK, Agus Rifai saat bertugas jadi satpam di Fakultas Psikologi UNM.
“Siapa yang mau bayarkanka uang kuliahku kalau bukan saya sendiri, sedangkan orang tuaku sudah tua, jadi saya sendiri yang harus cari uang untuk biayai kuliahku,” ucap pemuda kelahiran 1998 www.profesi-unm.com
ini. Bekerja dan berkuliah di tempat yang sama tak lantas membuatnya malu, demi keping rupiah untuk pendidikan tak ada penghalang baginya. Sempat mengganggur setelah me-
nyelesaikan studinya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pemuda bernama lengkap Agus Rifai ini. Merasa sayang untuk menolak tawaran kerja di Fakultas Psikologi (FPsi) dari seorang kerabat. “Beberapa bulan tidak ada kerjaan, lalu ada tawaran dari om untuk kerja jadi satpam di FPsi,” jelasnya. Lewat setahun mengabdi di fakultas biru muda, tak membuatnya lupa akan pendidikan. Mengikuti hobi dalam berolahraga, dia melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Meski begitu tak pernah sekalipun kuliah menjadi alasannya melalaikan pekerjaan, dukungan setiap pihak memberikkanya keberanian untuk tetap bekerja sembari berkuliah. “Kalau rekan kerja mendukung ji, karena mau ji atur waktu. Dekan juga memperbolehkan asal tidak mengganggu pekerjaan,” cerita pria asli Gowa ini. Rekan sesama satpam justru mem-
berikan support terbesar baginya, terlihat setiap dia meminta pertukaran jam jaga selalu dikabulkan. Senin hingga Rabu menjadi waktu wajibnya menjaga malam, semua demi menyeimbangkan kerja serta kuliah. “berkat dia saya bisa kuliah karna mau semuaji baku atur jam kerja dan mengerti sekali. khusus senin sampai hari rabu saya yang jaga malam dan jumat sampai minggu jaga pagika,” ucapnya. Manajemen waktu adalah kunci baginya dalam menjalani peran, baik sebagai satpam maupun mahasiswa, tak sedikitpun waktu ia buang. Kadang saat bertugas ia membawa serta pakaian yang akan langsung dikenakannya menuju tempat ia menimba ilmu. “Biasanya kalau saya kuliah pagi. Saya jaganya malam, jadi semua keperluan saya langsung bawa,” tuturnya. Meski berat, namun buah manis
sudah bisa ia petik dari usahanya. Biaya kuliah yang sama sekali tidak melibatkan orang tua, sampai motor yang sudah mulai ia kredit. Meski pernah beban Uang Kuliah Tunggal (UKT), memaksanya untuk merelakan handphone guna menebus satu semester perkuliahan di kampus berakreditasi A ini. “Mahal sekali saya bayar UKT. Pernah pas mau bayar UKT semester dua terpaksa jual hp, untuk tambah uang. Kalau saya tidak kerja, saya juga tidak kuliah,” Lanjutnya. Mandiri sudah menjadi sifat bawaan, anak kelima dari enam bersaudra ini. Meski sibuk bergelut dengan pekerjaan kala gelap datang, tapi nilai sebagai hasilnya bergelut dengan pendidikan tidaklah mengecewakan. Terbukti angka Indeks Prestasi Komulatifnya (IPK) yang mencapai angka 3,48. Sebuah bukti bahwa pekerjaan dan pendidikan dapat berjalan seiringan. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
4 REPORTASE UTAMA www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
“Itu mahasiswa baru yang bilang dirinya tahu masalah mana, hantam itu, kurang ajar semua ini, woee jangko lari, kalau jagoko siniko,” teriak oknum Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM) saat mengejar demonstran di sekitaran gedung FIK, Selasa (18/9).
seorang pimpinan fakultas akhirnya keluar dari gedung. Ia kemudian perlahan mendekati massa. Bukannya menjawab tuntutan yang diungkapkan mahasiswa, ia justru meneriaki mahasiswa dengan kata-kata yang tabu untuk diucapkan. Tindakannya ini memicu aksi saling kejar antar mahasiswa dan oknum dosen. Bukanya itu, parahnya, beberapa oknum dosen juga terlihat melayangkan pukulan mahasiswa yang mencoba melawan pada akhirnya juga diseret, pakaian yang dikenakannya kala itu kemudian ditarik. Hingga, ada sembilan yang berhasil diseret lalu dipaksa masuk di ruang pimpinan fakultas. Disela-sela kejadian, terdengar salah satu oknum dosen berteriak dengan keras. Dengan lantang, ia menyebut bahwa mahasiswa tidak perlu mengurusi masalah kampus. “Bisa pi itu? Kalian kuliah saja dulu baik-baik,” katanya. Sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga Pendidikan (LPTK) dengan label akreditasi A, tak semestinya memperlihatkan perilaku tak terpuji itu. Apalagi, mahasiswa yang menempuh kuliah di kampus oranye ini notabene merupakan calon tenaga pendidik. Sebagaimana yang tertulis dalam Butir 14 Pasal 1 Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Seorang dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 60 Butir 5 juga menyebut jika dosen mesti menjunjung tinggi peraturan perun-
Para demonstran tak menyangka jika hari itu menjadi cekam. Berawal dari aksi yang digelar oleh beberapa Lembaga Kemahasiswaan (LK) FIK, rentetan aksi tak terpuji dipertontonkan oleh beberapa oknum dosen. Saat itu, ketika jam telah menunjukkan hampir pukul 10 pagi, panas matahari mulai terik. Belasan mahasiswa tampak ramai berkumpul di depan gedung FIK. Tak lupa, atribut aksi seperti toa dan spanduk aspirasi juga terlihat digunakan. Dalam aksi ini, mereka menuntut empat hal. Diantaranya, wujudkan sarana prasarana yang layak terkhusus alat senam, transparansi penganggaran 2018, transparansi dan salurkan dana LK, Standar Operasional Prosedur (SOP) pencairan dana LK. Secara bergantian, para demonstrasn menyuarakan aspirasinya termasuk Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIK Terpilih, Muh. Reski selama 30 menit. Sementara itu, beberapa dosen dan pegawai juga melihat demo ini. Mereka hanya berjalan menyusuri koridor gedung. Sesekali melirik ke massa aksi dan mengabadikan momen tersebut. Tak lama berselang, salah
FOTO : WAHYUDIN-PROFESI
Dosen Tak Lagi Mendidik
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan menarik paksa mahasiswa masuk ke ruangannya yang melakukan aksi di depan gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan, Selasa (18/9).
dang-undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika. Belum lagi jika persoalan ini menyangkut kekerasan, tentu melanggar UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pengamat Pendidikan, Muhammad Amri menilai, keprofesionalan seorang dosen diatur dalam aturan tersebut. Ketika hal itu dilanggar utamanya soal etika, maka mereka tidak menujukkan contoh perilaku yang baik kepada mahasiswanya. Apalagi memperkenankan dalam mengambil tindakan kekersan,
Jurnalis Ikut Jadi Korban
Urai data, ungkap fakta, saji berita
tif (PTO) Fakultas Teknik (FT) ini. Hal yang sama juga dirasakan oleh jurnalis lainnya, yakni Sahrul. Ketika dirinya sedang meliput dan dosen melakukan pemukulan, ia rupanya juga mengalami luka-luka. Wartawan dari media Info Indonesia tersebut dipukul di bagian wajahnya tepat pada bagian mata kiri. "Pemukulan yang saya alami di bagian matah kiri bawah mengalami memar biru terkena pukulan dari samping," katanya. Ketika ditanya mengenai kejadian tersebut, Pembantu Dekan
Bidang Administrasi Umum (PD II) FIK, Hikmad Hakim justru mengatakan, bahwa pemukulan terhadap jurnalis oleh oknum dosen tidak senjaga dilakukan. Kata dia, oknum dosen yang melakukan aksi frontal, tidak mengetahui jika yang sedang mengambil gambar menggunakan kamera DSLR merupakan wartawan. “Dikiraji itu mahasiswa sini. Karena tidak naperlihatkan kartu persnya. Makanya pas kejadian, saya suruh kasi keluar kartu persnya,” katanya. (*)
FOTO: WAHYUDIN – PROFESI
AKSI yang berakhir ricuh rupanya terdapat jurnalis yang sedang meliput turut menjadi korban. Ialah wartawan Lembaag Pers Mahasiswa (LPM) Profesi, Masturi yang telah dipukul oleh salah satu oknum dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM). Ia mengaku, diserang oleh beberapa oknum dosen FIK ketika hendak melakukan pengambilan video liputan aksi tersebut. Pukulan yang dari salah seorang oknum membuat wajahnya sedikit memar. Padahal, sebelum dipukul, ia telah mengatakan bahwa dirinya merupakan jurnalis. “Saya sudah katakan bahwa saya dari media, namun dosen tersebut tidak mendengarkan dan wajah saya dipukul,” katanya. Saat kericuhan berlangsung, ia berada di tengah-tengah kejadian untuk mengambil foto dan video dari kejadian tersebut. Akan tetapi, nasib sial menimpa dirinya. Saat bersamaan pula, ia mengaku dipukuli dan kamera yang digunakannya pun diambil. “Kamera saya saat itu disita dan saya dibentak oleh dosen, saya diserang oleh tiga dosen saat itu,” ungkap mahasiswa Pendidikan Teknik Otomo-
Beberapa dosen mencoba menangkap paksa mahasiswa saat terjadi kericuhan di depan gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan, Selasa (18/9).
menurutnya, sudah jelas dilarang. “Guru harus jadi panutan. Tidak boleh ada sentuhan fisik,” katanya. Perihal masalah yang dihadapi kini di FIK, pria asal Ujung Pandang ini hanya menjelaskan, bahwa antara pihak birokrasi dan mahasiswa harus bertemu kemudian berbicara untuk menemukan jalan keluarnya. Adanya persoalan ini, kata dia, mesit menjadi pelajaran berharga baik dosen agar mendidik dengan penuh kesabaran. Mahasiswa pun sepatutunya menghormati para dosen.
“Dicari solusi terbaik, saya kira kondisional saja,” jelas Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. Senada dengan Amri. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIK, Muhammad Reski turut mengatakan hal sama. Celakanya, kata dia, mereka yang seharusnya menjadi panutan justru melakukan perilaku tak terpuji. “Sangat kecewa karena mempertontonkan depan khalayak hal yang tidak pantas dilakukan,” katanya. (*)
Orangtua Korban: Anakku Kuliah Bukan Dipukul ORANGTUA dari korban bernama Ronaldo, yakni Yosep menyayangkan perilaku yang diperlihatkan oleh para oknum dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM). Terkait kasus pemukulan ini, kata dia, anaknya tersebut datang ke kampus hanya untuk berkuliah. Namun, yang terjadi, Ronaldo malah dipukul. “Anakku saya kasih kuliah untuk belajar bukan untuk dipukul,” ketusnya. Menurutnya, perkara ini mesti dianggap serius oleh beberapa pihak termasuk birokrasi dan para oknum dosen. Sebab, korban telah mengalami luka-luka akibat pemukulan. Ada hasil visum dari dokter yang membuktikannya. “Jangan main-main loh ini ada visum dokter,” kata pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. Sebelumnya, oknum dosen FIK telah dilaporkan oleh para korban kepada kepolisian. Akan tetapi hingga pemanggilan kedua, mereka tidak memenuhi panggilan. Ia menyebut bahwa oknum dosen sudah tidak menaati aturan yang ada. “Ini dosen UNM dianggap tidak taat hukum. Dua kali dipanggil tapi
tidak pernah datang. Tidak pernah memenuhi panggilan,” katanya. Ia menegaskan, ingin kasus ini selesai dengan tuntas. Jika tidak, anaknya bakal tidak lagi menjalani perkuliahan di UNM. “Kalau kasus nya ini tidak tuntas saya akan berhentikan anak saya dari kampus dan saya nyatakan bahwa kampus ini bobrok,” tegasnya. (*)
TIM
Kordinator : Muh. Agung Eka S. Anggota : 1. Masturi 2. St. Resky Amelia
SUDUT + Dosen tinju mahasiswa - Mungkin ring tinju tak difungsikan + Filtra terancam DO - Birokrasi tunjukkan taringnya + Foto Rektor selalu jadi maskot - Mungkin ada maksud terselubung
Dg. Tata www.profesi-unm.com
REPORTASE UTAMA 5 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
GRAFIS: ZULHIJAYA-PROFESI
www.profesi-unm.com
Terancam Dua Tahun Penjara PIHAK Kepolisian Sektor (Polsek) Rappocini akhirnya turut menyelidiki kasus pemukulan terhadap mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Univeritas Negeri Makassar (UNM) ini dengan memanggil tiga dosen FIK. Diantaranya, Sekretaris Jurusan Penjaskesrek, Sudirman, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III), Muhammad Adnan Hudain dan Sekretaris Jurusan PGSD Kesrek, Hasbunallah. Apabila usai diusut, ada indikasi mereka melakukan tindakan tersebut, maka sanksi pidana dua tahun penjara bakal menanti. Kepala Unit (Kanit) Resor Kriminal (Reskrim) Polsek Rappocini, IPTU Iqbal Usman membenarkan hal terse-
but. Ia menjelaskan, bahwa pihak terlapor sebelumnya mengadukannya dengan perihal kasus penganiayaan. Untuk itu, mereka kemudian dikenakan pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). “Ancaman penjara paling lambat 2 tahun 8 bulan,” jelasnya. Sebelumnya, pada 18 September lalu, ketiga dosen ini dipanggil oleh pihak Polsek Rappocini. Hanya saja, kata Iqbal, mereka mangkir dari pemanggilan pertamanya. Meski begitu, pihaknya akan tetap terus melakukan penyelidikan. Dalam pemanggilan kedua pun juga sama, ketiganya masih tidak bisa hadir untuk dimintai keterangan. “Mereka tidak hadir. Alasannya tidak
hadir semua tiga orang pelaku terlapor karena ada kegiatan di kampus,” katanya. Ia pun ingin kasus ini terselesaikan dengan cepat dan jelas. “Saya mau prosesnya cepat tuntas karena masih banyak kasus yang mau ditangani,” jelasnya. Mengenai persoalan ini, Pengamat Pendidikan, Muhammad Amri menyebut, bahwa seseorang apabila melakukan tindakan kekerasan sudah seharusnya menerima ganjarannya. Apalagi, jika yang menjadi pelaku merupakan tenaga pendidik, tentu mereka mesti bertanggung jawab. “Pemukulan itu ada konsekuensi hukumnya. Tidak ada sistem pendidikan yang boleh melakukan kekerasan fisik,” sebutnya. (*)
DEKAN Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM), Hasmyati angkat bicara terkait masalah pemukulan oknum dosen terhadap mahasiswa tersebut. Ia membantah semua tudingan yang ada mengenai kasus ini. Bahkan, dirinya menyebut tidak ada dosen yang memukul. “Sebenarnya tidak ada pemukulan,” kilahnya. Menurutnya, pihak dosen kala itu hanya ingin melerai para mahasiswa. Ketika aksi mulai ricuh, para dosen, kata dia, hanya bergegas menghentikannya dengan cara dirangkul. “Cuma dirangkul tapi terlalu banyak orang goyang mereka. Itu diajak untuk dialog,” lanjut dosen asal Bone ini. Ia menambahkan, bahwa aksi tersebut baru terjadi di fakultas www.profesi-unm.com
pencetak ini. Sebelumnya, belum pernah mahasiswa yang datang kemudian menuntut pihak birokrasi fakultas. “Sepanjang sejarah FIK barusan itu ada mahasiswa demoi fakultasnya, biasanya demonya di Pinisi,” katanya. Mengenai pemanggilan oknum dosen kepada kepolisian, ia mengaku, telah menyarankan kepada ketiga dosen itu untuk memenuhi panggilan. Kata dia, pelaporan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dibantahkan. Sebab, hasil visum yang ada tidak valid. “Saya selalu suruh kalau dipanggil, datang saja karena ada pembelaannya,” tambahnya. Bukti yang ada pun utamanya hasil visum tidak menujukkan keakuratannya. Bahkan, mantan Pembantu
Dekan Bidang Administrasi Umum (PD II) FIK ini menuding bahwa itu pemukulan terjadi antar mahasiswa saja. “Itu juga hasil kita tidak tahu itu hasil visum, sempat kau baku tabraktabrak dengan temanmu langsung ada begitu. Ditanya juga siapa pukul, dia tidak sebut, tidak ada juga saksi mu,” tudingnya. Terakhir, ia pun berharap agar kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Meski begitu, ia tidak mengintimidasi apabila mahasiswa telah terlanjur melaporkan dan ingin menyelesaikan di kepolisian. “Sebenarnya mau permasalahan diselesaikan kekeluargaan, tapi kalau mau kau lanjut, silahkan. Lebih baik datang bicara langsung, karena apa permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dengan komunikasi,” harapnya. (*)
GRAFIS: ZULHIJAYA-PROFESI
Dekan FIK Bantah Ada Pemukulan
Urai data, ungkap fakta, saji berita
6 WAWANCARA KHUSUS www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
Kritis Optimis di Era Post-Truth Indonesia telah memasuki era post-truth, era di mana sebuah fakta dapat dibiaskan dengan mudah oleh sebuah opini yang beredar secara serampangan. Tentunya era ini mempengaruhi kondisi corong informasi negara, tak terkecuali para jurnalis. Tak hanya menjadi masalah bagi jurnalis umum, tapi post-truth juga menjadi problem tersendiri bagi pers mahasiswa. Sebagai sumber informasi bagi para mahasiswa di kampusnya bergerak, maka pers mahasiswa harus siap berperang menghadapi era ini. Bagaimana pandangan Rosarita Niken Widiastuti Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, melihat persoalan ini?. Berikut kutipan wawancara khusus reporter Profesi M. Faisal Fajar. Bagaimana sih, kondisi informasi di Indonesia sekarang ini?
Sekarang kita sudah memasuki era keterbukaan informasi yang sangat luas, bayangkan saja di bulan Januari tahun ini ada sekitar 130 juta penduduk yang menggunakan sosial media. Dan jika dibandingkan dengan tahun lalu ada sekitar 23 persen peningkatan. Bisa dibayangkan bagaimana arus informasi sekarang ini, dapat dikatakan Indonesia sudah memasuki era post-truth. Seberapa penting keberadaan pers mahasiswa menghadapi era post-truth ini? Tentunya sangat penting, mengingat peran adik-adik sebagai sumber informasi bagi mahasiswa dan setiap lapisan masyarakat kampus. Pastinya juga setiap kampus memiliki pers mahasiswa, yang menjadi pemberi informasi yang sangat dibutuhkan. Selain itu juga pers mahasiswa harus menjadi kontrol sosial bagi kampus, bukan sekedar menyebar informasi. Lalu, untuk melawan era posttruth ini apa yang harus dilakukan
oleh pers mahasiswa? Pastinya kalau membuat tulisan harus yang berbasis data. Kalau bukan berbasis data itu sekedar opini saja namanya, lantas apa yang membedakan tulisan adik-adik dengan tulisan orang biasa kalau tidak bisa menyajikan data?. Harus ada data yang mendukung, serta fakta yang menjadi landasan. Bukan sekedar asumsi saja. Dalam menjalankan peran kontrol sosial ini, harus seperti apa pers mahasiswa bertindak? Harus jadi kritis. Ini yang sangat diperlukan, tapi bukan kekritisan yang asal saja. Tapi merupakan kritis yang berdasarkan data, bukan hanya asal ngomong atau asal menilai saja. Tapi memiliki landasan yang kuat. Setiap tulisan juga harus dilengkapi dengan solusi, agar mahasiswa terbiasa untuk menjadi kritis yang optimis.
Kritis yang optimis itu, kritis yang harus disertai dengan solusi akan sebuah perubahan yang baik. Jangan terbiasa menjadi negatif, kalau apa-apa kita lihat dengan kacamata negatif maka akan mempengaruhi kehidupan kita. Kan adik-adik ini memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin. (*)
Kritis yang optimis itu seperti apa sih? Kenapa mahasiswa harus seperti itu?
BIODATA Pekerjaan: 1. Direktur Program dan Produksi LPP-RRI (2005-2009) 2. Direktur Administrasi dan Keuangan (Mei 2009-Oktober 2010) 3. Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) periode 2010-2015
Riwayat Organisasi: 1. Vice Chair Person, Programme Committee Asia Pacific Broadcasting Union (2008-2012) 2. Presiden Asia Pasific Institute for Broadcasting Development (AIBD) (2012-2015)
FOTO : INT
Nama: Rosarita Niken Widiastuti TTL: Yogyakarta, 30 Oktober 1960
Gerakan Aspirasi Baru Melalui Tagar ADA tren baru yang dilakukan masyarakat dalam melakukan aspirasi sebagai bentuk demokrasi. Setidaknya dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat Indonesia diramaikan gerakan yang
mengambil pendekatan istilah lewat generalisasi topik di media sosial melalui tanda tagar (hashtag/#). Sebagai mantan Jurnalis Deutsche Welle (DW) Jerman sekaligus Pendiri Serikat Jurnalis Keberagaman (Sejuk), bagaimana tanggapan Andy Budiman melihat tren ini? Berikut wawancara khusus yang dilakukan oleh reporter Profesi, Kurnia bersama Andi Budiman terkait hal tersebut. Saat ini di media sosial banyak dijumpai sebuah topik yang menyertakan tagar sebagai gerakan pendekatannya kepada warganet. Bagaimana anda menilai fenomena ini? Menurut saya hashtag itu merupakan bagian dari kebebasan berpendapat. Seperti misalnya ganti presiden, kita tidak boleh melarang kalau ada orang yang ingin mengganti
presiden. Lalu, di beberapa media, tren tagar ini sering terkesan dipaksakan. Mereka yang memulai topik memakai tagar ini kemudian ingin mem-viralkannya. Rupanya justru ada paksaan didalamnya. Jelas demi menggapai tujuan yang diinginkan. Bagaimana tanggapan anda? Kalau ada pemaksaan dan kekerasan di dalamnya itu tdk boleh. Contoh, topiknya soal pemilihan presiden (Pilpres) dan memakai tagar ganti presiden. Kita tidak boleh memaksanya, misalnya saja mereka bilang, kalau ada orang ingin ganti presiden kalau tidak saya pukuli. Tadi anda sebut, kalau tagar ini sebagai bentuk demokrasi. Sebenarnya menurut anda demokrasi itu seperti apa? Singkat saja, prinsip dasar demokrasi adalah memberi ruang kepada siapapun termasuk yang beda pendapat untuk menyampaikan pendapatnya. Jadi kalau ditanya soal tagar yang marak ada di media sosial belakangan ini, kalau saya sih ini bagus, seharusnya dibiarkan, karena itu bagian dari kebebasan berekspresi.
Apakah menurut anda hadirnya tren tersebut bisa menimbulkan dampak negatif? Kalau dalam aksi hastag ganti presiden dan melakukan kekerasan, polisi punya kewajiban menangkap orang yang melakukan hal tersebut. Dalam aksi mereka juga ada kata ujaran kebencian terhadap kelompok lain yang sifatnya sara, suku, agama, ras misalnya. Kita pukuli kelompok ini atau melakukan penyerangan terhadap kelompok. Tapi jika mereka menyatakan pendapatnya dalam jalan damai itu dijamin oleh konstitusi. Itu harus diperbolehkan.
pemilihan. Orang bisa mnentukan pemilihan yang terbaik di kotak suara apabila ia mndpatkan informasi yang lengkap, jernih, objektif, tidak ada kebohongan, tidak ada fitnah dan sebagainya. Kalau orang mempunyai informasi yang berkualitas maka ia akan menentukan pilihan yang jelas bagi dirinya di kotak suara. Kemudian itulah tugas jurnalis atau orang yang ingin berkampanye di medsos. Kita harus aktif merebut ruang-ruang di medsos dengan menyebarluaskan sebanyak mungkin fakta, informasi yang benar, terdapat data program, itu salah satu menggunakan media sosial yang baik.
Tagar inikan hadir melalui media sosial. Sebenarnya seberapa penting sih media sosial itu? Penting sekali, problem pertama sebab banyak diisi oleh hoaks atau kabar bohong. Ini jadi pekerjaan rumah, karena apa? medsos punya pengaruh yang besar. Di Amerika itu sdh trbukti, di Indonesia pada Pilkada 2017, ketika itu ahok melawan anis baswedan, banyak sekali hoaks. Jadi kalau misalnya ruang medsos ini tetap diisi kabar bohong, akan berbahaya. Pasalnya itu akan membuat masyarakat tidak objektif dalam melakukan
Pesan anda buat mahasiswa terkhusus di Universitas Negeri Makassar (UNM) mengenai ini apa? Yah, harus aktif dalam memantau perkembangan topik atau isu di media sosial kalau ada hoaks di report bahwa akun ini menyebarkan hoaks. Itu tidak apa-apa. Kemudian jangan langsung menyebarkan informasi, cari kebenarannya. Tidak gampang tergoda oleh sensasi. Mahasiswa harus melakukan itu karen itu bagian dari edukasi kepada masyarakat. (*)
BIODATA
FOTO: INT.
Nama: Andy Budiman TTL: Teluk Betung, 25 Juli 25 Juli 1973
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Pekerjaan: 1.Pendiri Serikat Jurnalis Keberagaman (Sejuk) (2012-sekarang) 2. Redaktur Deutsch Welle (DW) Jerman (2010-2014)
3. Head of National Committee for Media and External Relation dalam Indonesia National Committee dor Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman (2015) 4. Corporate Communication di Jakarta Old Town Revitalization Coorporation (2016-2017) 5. Pendiri Kantor Berita Radio/ KBR (KBR68H)
www.profesi-unm.com
INFO AKADEMIK 7 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com
UNM Siap Terima Mahasiswa Untad Universitas Negeri Makassar (UNM) melalui surat yang bernomor 4904/UN36/ KM/2018 tertanggal 3 Oktober 2018 mengumumkan bahwa siap menerima mahasiswa asal Universitas Tadulako (Untad), Palu, Sulawesi Tengah untuk kuliah sementara di UNM. Mahasiswa Untad dapat mengikuti kuliah di UNM selama satu sampai tiga semester dengan syarat mahasiswa tersebut aktif pada TA 2018/2019 di Untad pada program studi yang relevan dengan program studi yang ada di UNM. Dalam sistem perkuliahan yang dinamakan Sit in ini, mahasiswa Untad tetap berstatus sebagai mahasiswa kampus asal namun akan menjalani proses belajar mengajar di UNM. Sementara untuk penilaian hasil belajar mengajar tetap menjadi kewenangan Untad. Mahasiswa Untad akan diterima di kampus eks IKIP Ujung Pandang ini secara gratis tanpa kompensasi apapun. Mereka cukup mengurus
berkas yang dipelukan dan mendaftarkan diri ke UNM. Rektor UNM, Husain Syam mengatakan bahwa ini merupakan kebijakan yang ia ambil untuk meringankan beban mahasiswa Untad
saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Selasa (2/10). Uuntuk prosedurnya, kata Husain, mahasiswa tersebut terlebih dulu meminta pengantar dari pimpinan Untad. Kemudian mahasiswa
Logo Universitas Tadulako dan Universitas Negeri Makassar.
yang terkena musibah gempa bumi dan tsunami pada 28 September lalu. Karena akibat dari bencana alam tersebut, kampus di Bumi Tadulako tersebut rubuh dan tak bisa digunakan untuk melanjutkan proses perkuliahan. “Ini kebijakan saya,” katanya
bersangkutan membawa surat tersebut ke Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Muharram di kantornya lantai 6 Menara Pinisi. Setelah menyerahkan suratnya, mahasiswa yang bersangkutan akan diarahkan ke dekan dan ketua prodi sesuai dengan prodi asalnya.
Setelah semua rampung, mahasiswa asal Untad langsung bisa mengikuti proses perkuliahan di UNM seperti biasanya. “Jadi sederhananya, begitu prosesnya. Intinya mahasiswa asal Untad bisa bergabung dan belajar bersama mahasiswa UNM,” jelasnya. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Muharram mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Untad terkait mahasiswa Sit in. Kedua belah pihak telah bersepakat. Penerimaan mahasiswa Sit ini pun telah dibuka sejak 3 Oktober lalu. “Sudah kami hubungi pihak Untad terkait hal ini. Kami siap menerima mereka untuk kuliah disini,” ungkapnya saat ditemui pada Jumat (5/10). Guru Besar Kimia Organik ini juga berharap melalui program ini, UNM bisa lebih meringankan beban mereka serta turut mencerdaskan anak bangsa yang terkendala dalam proses pendidikan karena bencana alam. “Semoga prosesnya bisa berjalan dengan baik,” harapnya. (rin)
LPM Profesi Siap Helat DJMTD LEMBAGA Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD). Kegiatan ini, akan diadakan 24 hingga 28 Oktober mendatang di Balai Diklat Desa, Makassar. DJMTD merupakan ajang perekrutan anggota baru yang dikhususkan kepada mahasiswa yang berada pada jenjang semester I dan III. Sebelumnya, pendaftaran telah dibuka pada 25 Juli lalu dan akan ditutup pada 20 Oktober mendatang. Peserta yang mendaftar akan mendapatkan fasilitas seperti konsumsi, widyawisata, kunjungan media dan tentunya mendatangkan pemateri yang berpengalaman dibidangnya. Pendaftaran dapat diakses secara daring melalui laman www.profesi-unm.com. (ara)
Narasi UNM 2018 Bakal Digelar HIMPUNAN Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Himaprodi) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia (Narasi). Seminar ini akan digelar pada 17 dan 18 November mendatang dengan mengusung tema 'Bahasa dan Sastra Indonesia Responsif Budaya untuk Penguatan Karakter Bangsa di Era Industri 4.0'. Kegiatan ini akan digelar di Gedung Pinisi UNM yang dibuka dengan seminar nasional, sidang paralel dan dilanjutkan pada hari kedua dengan kunjungan wisata gratis yang bertempat di Benteng Roterdam dan Pantai Losari. Pendaftaran dapat dilakukan secara daring dengan mengunjungi laman http://bit.ly/Narasi2018HIMAPRODIPBSIUNM. (ara)
GRAFIS: ZULHIJAYA – PROFESI
HMPS IPA UNM Siap Gelar ISC 2018
FOTO : DASRIN-PROFESI
Pascasarjana Buka Pendaftaran Maba Vokasi Keteknikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM)
www.profesi-unm.com
PROGRAM Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) saat ini kembali membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru. Penerimaan ini dikhususkan untuk Program Doktor Program Studi (Prodi) Vokasi Keteknikan. Sementara untuk Program Doktor dan Magister yang lainnya untuk sementara ditutup. Pendaftaran telah dibuka sejak 15 September lalu dan akan ditutup pada 12 Oktober 2018. Adapun untuk Asesmen TPA dan Wawancara akan dilaksanakan pada 15 Oktober mendatang. Direktur PPs UNM, Hamsu Abdul Gani mengatakan bahwa pendaftaran mahasiswa baru untuk
program ini baru dibuka. Hal tersebut dikarenakan SKnya baru diterbitkan. Sehingga jadwal pendaftarannya mulai dibuka setelah SK-nya terbit. "Pokoknya tahun ini akan jalan," katanya saat ditemui di depan ruangannya, Selasa (18/9). Sementara untuk kuota yang disiapkan untuk program ini tidak terlalu banyak. Mengingat, kata Hamsu, ini baru dibuka dan jenjangnya sudah pendidikan tertinggi dalam dunia akademik. "Yang diterima paling kalau S3 hanya 6 sampai 10 orang saja," ujar Guru Besar Pendidikan Teknik Otomotif itu. (gip)
HIMPUNAN Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar Integrate Science Competition (ISC) 2018. Kegiatan ini akan digelar pada tanggal 12 hingga 15 Oktober mendatang. ISC merupakan program tahunan dari HMPS Pendidikan IPA yang mempertandingkan enam lomba yakni cerdas cermat, olimpiade IPA, speech contest, science creativity, vocal group, dan rangking 1. Kompetisi sains ini mengusung tema 'Mewujudkan Esensi Pendidikan IPA Melalui kompetisi Sebagai Kreasi Penciptaan Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam yang Berintegritas Demi Pembangunan Peradaban Pemuda Indonesia'. (ara) Urai data, ungkap fakta, saji berita
8 INOVASI www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
FOTO : IRHAM-PROFESI
Qadriathi Dg. Bau, Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) berkontribusi untuk masyarakat Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba. Ia membantu melalui inovasi terbarunya yakni alat pencetak batu batu dengan waktu yang efektif dan efisien.
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, Qadriathi Dg. Bau.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Alat tersebut terbilang efisien jika dibandingkan dengan alat pencetak manual yang biasa digunakan oleh masyarakat. Karena alat tersebut sudah semi manual dan dapat mencetak batu bata sebanyak enam biji sekali cetak. Sementara jika yang manual hanya satu biji sekali cetak. Jadi perbandingannya cukup signifikan yaitu 6:1. Qadri menjelaskan bahwa saat ia terjun ke lapangan untuk melakukan sebuah pengabdian, ia melihat terdapat kekurangan serta kelemahan para pekerja batu bata yang ada di daerah tersebut. Oleh karena itu, muncul sebuah ide untuk membuat sebuah alat untuk mempermudah para pekerja tersebut. “Saya anggap kelemahan kare-
na kalau mereka itu memotong batu bata, untuk memotong dengan ukuran proporsionalnya yang sesuai standarnya, mereka memakan banyak waktu karena berkonselir satu sampai empat. Ada juga yang dua cetakannya, kalau kami itu memotong malah lebih efisien dan efektif,,” anggapnya. Awalnya, Qadri yang juga bekerja sebagai Staf Ahli Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan ini membuat desainnya dalam bentuk protype. Kemudian dibawa ke bengkel untuk dilas dan dibentuk sebagaimana dalam bentuk desainnya. “Kalau selama ini kan cetak pakai balok. Kalau saya sudah semi karena ada rangkanya yang dirangkai dan kita buat dari besi baja. Selain itu, ada juga pemotongnya yang terbuat dari pelat besi baja,” ucapnya. Dosen asal Bulukumba ini bercerita bahwa, sebelumnya masyarakat jika ingin membuat sebuah batu bata, mereka mengambil pasir. Kemudian dimasukkan ke dalam percetakan. Setelah itu, dipotong dengan cara manual, sehingga menurutnya, ukurannya kadang tidak sesuai. Namun jika menggunakan alat buatannya, cukup mengambil pasir sekaligus, kemudian dicetak dan dipotong sekaligus. Jadi hasilnya akan sama semua sesuai dengan
FOTO : IST
Efisienkan Waktu Cetak Batu Bata
Qadriathi Dg. Bau saat memperlihatkan alat pembuat batu batanya di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba.
ukuran seharusnya. Sebelum mengaplikasikan alat ini, terlebih dulu, Qadri mendemonstrasikannya kepada masyarakat. Ia menjelaskan terkait bagaimana cara menggunakannya serta membandingkannya dengan yang masih menggunakan sistem manual. “Kita ambil contoh kasus di Ujung Bulu. Tapi di tempat lain juga banyak pengrajin batu bata, jadi kita bisa terapkan juga selain di daerah ini,” ujarnya. Ia berharap kedepannya alat ini bisa lebih dikembangkan lagi. Tidak hanya mencetak enam dalam sekali cetak, akan tetapi lebih ban-
yak lagi. Karena rencana Qadri akan mengembangkan lagi menggunakan kompressor yang dibantu dengan mesin. Selain itu, ia juga berencana melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk memproduksi lebih banyak alat ini. Sehingga bisa digunakan oleh banyak kalangan pengrajin batu bata. “Harapannya, bisa kerja sama dengan pemerintah untuk memproduksi lebih banyak alat ini. Tapi intinya saya juga tidak komersialisasi, tapi lebih ke pengabdian kepada masyarakat, sebagai salah satu tri dharma perguruan tinggi sebagai dosen,” harapnya. (ham)
www.profesi-unm.com
SPESIAL DIES NATALIS 9 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com
Dies Natalis UNM ke-57
UNM Siap Jadi Badan Layanan Umum
FOTO : SYAHRU – PROFESI
*Rara Astuti
Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) saat memberikan sambutan pada acara Dies Natalis UNM yang ke-57 di Ruang Teater Menara Pinisi.
Universitas Negeri Makassar (UNM) kini tengah gencar mempersiapkan diri untuk naik “kasta”. Status Satuan Kerja (Satker) yang dimiliki saat ini ingin diubahnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Dengan menggunakan sistem BLU, UNM nantinya mempunyai keleluasaan mengelola keuangan secara mandiri lewat pelayanan jasa dan barang. Tak seperti Satker yang masih bergantung pada dana yang dianggarkan oleh pemerintah. Rektor UNM, Husain Syam
membeberkan bahwa persiapan UNM kian matang dalam menatap status BLU. Persyaratan seperti memiliki layanan barang dan jasa juga sudah terpenuhi. Apalagi, akreditasi A telah dikantongi. Kemudian menduduki peringkat lima sebagai kampus dengan Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik dari
seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia. “Juga tata kelola UNM yang baik, diantaranya sebagai kampus dengan SDM terbaik ke lima dari seluruh kampus di Indonesia,” katanya saat memberikan sambutan dalam rapat senat terbuka Dies Natalis ke-57.
UNM saat ini juga tercatat sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang memiliki profesor terbanyak yakni sebanyak 81 orang. Hanya kalah dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Kata Husain, LPTK memiliki peran penting dalam membangun integritas anak bangsa yang dapat dibentuk pada dunia pendidikan. “Saat ini, UNM termasuk salah satu PTN yang memiliki profesor terbanyak yaitu sebanyak 81 orang,” lanjut Mantan Dekan Fakultas Teknik (FT) ini. Beberapa alasan yang menguatkan untuk segera mengubah status ini yakni lama studi mahasiswa UNM yang semakin membaik. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa juga meningkat. Terlebih, rasio dosen dengan jenjang pendidikan strata tiga (S3) atau doktor tercatat cukup baik. Guru Besar Teknologi Pertanian ini pun berharap, sivitas akademika UNM dapat bekerjasama dalam merealisasikan program kerja yang telah dicanangkan ini demi terwujudnya kemajuan UNM. Serta apa yang telah didapatkan sekarang dapat dipertahankan dan dikembangkan di masamasa mendatang. “Saya harap semua dapat bekerjasama, bekerja keras dalam mewujudkan UNM yang lebih baik,” harap pria asal Polewali Mandar (Polman) ini. (*)
Berbenah Demi Revolusi Industri 4.0
www.profesi-unm.com
Lanjut, Untuk menghadapi perkembangan tersebut, perguruan tinggi harus mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan berkemampuan. Sebab, pekerjaanpekerjaan tersebut nantinya membutuhkan keahlian dan kualifikasi SDM yang tinggi. Sedangkan saat ini, kondisi ketenagakerjaan belum mendukung hal tersebut. Melihat kondisi kualitas SDM membuat Pria lulusan Universitas Indonesia (UI) ini mengimbau agar sivitas akademika perguruan tinggi khususnya Universitas Negeri makassar (UNM) untuk segera berbenah dalam menghadapi revolusi industri tesebut. “Sivitas Akademika Universitas Negeri Makassar (UNM) patut berbenah dalam menghadapi revolusi industri 4.0.,” katanya Selain berbenah, Guru besar Universitas Melbourne ini mengharapkan sistem pengajaran yang harus lebih baik, sehingga rasa ingin tahu akan ide, masalah dan solusi akan tumbuh dengan sendirinya. serta ilmu pengetahuan berkembang melalui berbagai penelitian yang saling melengkapi, jurnal saintifik setiap tahunnya menjadi indikator kinerja setiap departemen dan fakultas dalam perguruan tinggi. Terakhir pengabdian kepada masyarakat, pengamalan ilmu dan pendampingan yang bermanfaat justru menjadi lebih utama agar pengabdian tersebut memilki dampak yang nyata dan signifikan.(*)
Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Husain Syam saat memberikan piala bergilir kepada dekan Fakultas Teknik, Muhammad Yahya sebagai pemenang stand terbaik pada acara Dies Natalis UNM yang ke-57 di Pelataran Menara Pinisi, Jumat (3/8).
FOTO : SYAHRU – PROFESI
MEMASUKI abad 21, Indonesia telah dihadapkan dengan revolusi Industri generasi keempat. Revolusi ini ditandai dengan berbagai teknologi yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis yang nantinya akan mempengaruhi semua disiplin ilmu, kehidupan perekonomian, aktivitas industri serta kapasitas tenaga kerja. Menurut Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Republik Indonesia (RI), Arif Budimanta, dalam orasi ilmiahnya pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis UNM Ke-57 yang berlangsung di Ballroom Teater lantai 3 Gedung Menara Phinisi, Rabu 1 Agustus lalu. Perkembangan dinamika industri dari 1.0 hingga 4.0 merupakan kehendak zaman yang dihadapi saat ini. Sehingga sistem pendidikan memiliki peran penting agar sivitas akademika, terutama bagi para dosen dan mahasiswa tidak hanya mampu beradaptasi, tetapi juga berkompetisi, bekerjasama dan harus menjadi bagian penting dalam memanfaatkan setiap perubahan yang terjadi baik dalam industri tahap ke empat maupun tahapan-tahapan berikutnya. “Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan dinamika sosial, akan muncul kembali revolusi industri kelima, keenam, ketujuh dan revolusirevolusi industri lainnya. Untuk itu, perguruan tinggi memiliki peran yang sangat besar dalam mentransformasikan perubahan” Jelasnya.
Fakultas Teknik Cetak “Hattrick” STAND Pameran Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali sukses meraih piala bergilir pada pameran Pendidikan Dies Natalis ke-57 UNM, Jumat (3/8). Dengan pencapaian tersebut, ini yang menjadi ketiga kalinya berturut-turut bagi kampus merah. Dekan FT UNM, Muhammad Yahya mengatakan, kesukseskan dalam meraih gelar stand terbaik ini berkat produk yang dipamerkan. Ialah merupakan yang terbaru dan dinilai bermanfaat bagi masyarakat. Hasil produk tersebut berasal dari penelitian
dosen dengan menggunakan peralatan yang tepat guna. “Semua yang ditampilkan dalam pameran ini yaitu hasil penelitian dosen yang dilakukan selama bertahun tahun melalui uji coba,” katanya. Salah satu produk baru yang lolos Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke-31 yakni Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) berbasis online juga dipamerkan. Kata Yahya, inovasi tersebut bisa diajukan untuk mendapat hak paten. Untuk membantu pemerintah terkhusus bagi Sistem Administrasi Ma-
nunggal Satu Atap (Samsat). “Ada produk baru yang lolos PIMNAS kemarin yaitu STNK online yang saya anggap bisa dipatenkan,” lanjutnya. Sementara itu, Rektor UNM, Husain Syam, menilai bahwa stand milik FT terpilih lantaran memiliki sajian yang lebih bervariasi dan sangat bermanfaat. Setiap program studi (Prodi) yang ada memiliki program unggulannya masing-masing. “Penilaian sudah objektif, sudah terlihat jelas dari produk produk yang ditampilkan,” katanya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
10 LAPORAN PERJALANAN www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
Memahami Esensi Kebudayaan Sumatera Utara ADA hal yang begitu berharga dari sebuah perjalanan, pertama pengalaman baru yang akan tercipta, kedua belajar menghargai orang yang ada disekitar kita. Karena perjalanan apapun yang kita tempuh, semuanya tidak akan sia-sia di dunia ini, tergantung bagaimana seseorang mensyukuri perjalanan itu sendiri. Kisah perjalanan ini dimulai ketika saya harus berangkat ke Medan dengan tujuan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTLN) yang dihelat oleh LPM Pijar Universitas Sumatera Utara (USU) yang tentunya dihadiri oleh beberapa persma se-Indonesia. Perjalanan ke Medan ditempuh dari Makassar menuju ke Jakarta lalu dilanjutkan ke Medan, menariknya saya berangkat sendiri ke tempat pelatihan tanpa ditemani oleh crew Profesi lainnya, tanpa ragu dan rasa cemas sedikitpun, saya menikmati perjalanan ini. Tuhan, penumpang yang satu ini harus merasakan delay dua jam menuju Jakarta, roti dan segelas botol mineral yang kupegang juga menjadi saksi delay-nya pesawat yang akan kutumpangi kala itu. Rasa bosan bertamu tiba-tiba, kuperhatikan disekelilingku para penumpang sibuk mengobrol dengan gadgetnya, ditambah anakanak lainnya menikmati ikan hias yang ada dalam aquarium ditengah-tengah gate ruang tunggu itu. Sembari menunggu jadwal penerbangan, Aku melihat ada perpustakaan mini sebelah kiri
belakang tempat dudukku, Aku memutuskan kesana untuk membunuh rasa bosan ini, setelah membaca beberapa buku yang ada, Aku kembali ke tempat dudukku dan kantuk tak dapat kuhindari, kutundukkan kepala dan Aku mencoba menutup mata sembari memasang telinga baikbaik mendengarkan informasi dari pihak staff bandara, namun tiba-tiba Aku mendengar suara yang mengarah kepadaku, seketika Aku menoleh kearah suara itu. “Tujuan Jakarta juga dek,”? kata seorang pria yang berusia sekitar 40-an tahun itu. “Iya pak, tapi cuma transit di Jakarta, tujuannya Medan pak,” ujarku jelas sambil terseyum. Jadilah diskusi kami hingga jadwal penerbangan kutiba, yang paling aku ingat dari percakapan itu, pria 40-an tahun itu mengatakan kenapa saya terlalu berani berangkat seorang diri dalam perjalanan menuju tanah Sumatera, namun aku hanya menimpalinya dengan senyum lalu berpamitan. Tiba di Bandara SoekarnoHatta Jakarta, Aku langsung mencari terminal C1 untuk keberangkatan menuju ke Medan, tanpa berfikir panjang Aku langsung melakukan check-in pada pukul 2 subuh, dan menuju ruang tunggu, selalu ada percakapan disetiap perjalanan, entah itu membahas terkait maskapai yang delay dan membahas terkait asal daerah masing-masing, itulah yang ter-
FOTO : IST
*Nurul Atika
Peserta PJTL saat kunjungan budaya di desa budaya Dokan, Rabu (18/7).
cipta diruang tunggu waktu itu, dan sudah kuduga maskapai yang kutumpangi kali ini harus delay lagi, Aku meninggalkan Jakarta pukul 6 pagi dan bisa menikmati mentari pagi yang muncul dengan membawa kehangatan pagi itu. Awan putih yang kulihat selama perjalanan serasa tak bosan dan membentuk dirinya menjadi keindahan alami yang dirindukan kala perjalananku waktu itu. Welcome to Medan! Finally tibalah Aku di Medan, kota yang terkenal dengan kain ulosnya yang khas, Aku disambut dengan dua temanku Intan dan Fadhis dari LPM Suara Mahasiswa UIN Bandung, yang juga sama-sama akan berangkat menuju ke lokasi
kegiatan yang ada di Kabupaten Karo, Kecamatan Berastagi. Untuk ke Berastagi harus ditempuh dengan menggunakan Damri dengan mengeluarkan gojeh 15 ribu rupiah, dan harus transit ke bus selanjutnya yang membawa kami ke Berastagi dengan membayar 25 ribu rupiah. Setelah tiba dilokasi kegiatan hawa dingin Berastagi menyambut kedatangan kami. Suhu di Berastagi mencapai 16 derajat celcius, menguatkan alasan untuk tidak menyentuh air. Pemandangan indah nan sejuk Berastagi membuat kami sebagai peserta PJTLN selalu rindu akan tempat itu, dimana rindu itu lahir dari keberaga-
man dan perbedaan budaya masing-masing peserta. Saling bertukar cerita budaya dan lembaga masing-masing akan sulit diucapkan kata perpisahan, tak sekedar perjalanan di tempat ini, Berastagi, Medan, kami belajar banyak hal dari berbagai kebudayaan, pun begitu juga dengan dunia jurnalis kampus yang selalu kami diskusikan ditempat itu, belajar jurnalis tidak harus sekaku defini dosen atau aktivis kampus, tapi bagaimana kita dapat memahami dengan mudah bahasa jurnalistik itu sendiri, karena dengan menikmatinya kita akan candu dengan apa yang kita lalui lalu kita tuangkan melalui tulisan kita. (*)
FOTO : IST
Hakikat Kain Ulos, Ambisi dan Perjalanan
Peserta PJTLN Teras Horas foto bersama di anjungan Danau Toba Sumatera Utara Rabu (19/7).
HORAS Medan! Ada yang bilang jika ke Medan jangan lupa beli kain ulos yah! kain ulos memiliki hakikat tersendiri, ulos dalam bahasa Batak memiliki arti kata selimut sebab pada awal penciptaannya kain ulos digunakan sebagai selimut. Kemudian ulos menjadi lambang kehangatan dan simbol pemberian restu. Ulos juga sering dipakai untuk mengahadiri kegiatan-kegiatan maupun ritual penting, Sebagai ambisi dalam Urai data, ungkap fakta, saji berita
perjalananku kali ini, aku mencoba menanyakan kepada salah satu pedagang ulos tentang pembuatan ulos, pedangang itu menjelaskan bahwa ulos saat ini merupakan satu hasil karya seni masyarakat etnis Batak Toba. Ulos Batak dikenal sebagai jati diri dari orang batak sesuai dengan budaya dan adat nya. Karya seni ini dianggap memiliki makna yang tinggi dan nilai kultur yang menjadikan ulos sebagai identitas bagi
masyarakat suku Batak. Kain khas ini dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional bukan mesin. Ahli sejarah tekstil asal Kanada-Belanda Sandra Niessen dalam berbagai kesempatan mengatakan kepunahan ulos tinggal menunggu waktu jika tidak segera diantisipasi. Memandang Keindahan Danau Toba Setelah “Maut” Setelah kejadian tenggelamnya kapal motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba pada senin 18 Juni lalu, membuat para sebagian traveller sedikit mengurungkan niat untuk berkunjung dan menyebrangi Danau Toba. Namun, disisi lain keindahan Danau Toba dan keramahan masyarakatnya membuat Aku jatuh cinta sekali lagi dengan tempat ini. Pemandangan yang ditawarkan tak sekedar terlintas dalam dekapan mata, tak sedikit para peserta PJTLN Teras Horas memuaskan hati dengan berfoto di Danau Toba. Kami menyebrangi Danau Toba dari pelabuhan Ajibata menuju Desa Tomok: pintu gerbang Pulau Samosir – sigale-gale, makam Raja
Sidabutar. Dengan menepuh perjalan selama kurang lebih 1Jam. Kami sangat menikmati suasana diatas kapal yang kami tumpangi, setelah kapal yang kami tumpangi tiba di Desa Tomok, kami juga mengunjungi makam Raja Sidabutar dan patung Sigale-Gale. Dan sebagai rasa hormat, kami diperintahkan untuk menggunakan Ulos, disana kami dijelaskan sejarah Raja Sidabutar dan patung Sigale-Gale. Tuhan! Keindahan ini bukanlah maut. Ancaman Aksara Karo di Era Milenial
Batak
Perjalanan ke Desa Dokan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengajarkan Aku tentang kebudayaan yang baru kutemui, untuk masuk ke desa ini, kami dan panitia PJTLN Teras Horas menggunakan sarung sebagai bentuk menghargai masyarakat yang ada di desa tersebut. Setelah kami masuk, kami disambut dengan tarian penyambutan yang dilakukan oleh anak sanggar seni, kami pun sangat menikmati tarian tersebut. Di Desa Dokan ini kami juga
disambut oleh pemuka adat yaitu Nande Inting menggunakan bahasa adat karo, mejuah-juah yang artinya selamat datang, Aku sama sekali tidak mengerti dengan bahasa adat Karo yang dituturkan oleh nande Inting, Aku hanya bisa mengikuti arahan dari panitia. Adnan Situmpu salah satu tokoh masyarakat Dokan ini menjelaskan bahwa aksara karo memiliki dua fungsi yakni Pertama, digunakan sebagai media komunikasi. Kedua, dipercaya sebagai penolak bahaya dan penolak racun pada makanan. “Sekarang aksara Batak Karo sudah tidak ada lagi, Dulu, aksara batak karo juga biasa ditulis di laklak. Dan guru belin (dukun) sangat didengarkan anjurannya oleh masyarakat untuk menuliskan aksara Batak Karo pada alat-alat rumah tangga atau pengikat padinya, karena masyarakat dulu punya kepercayaan-kepercayaan semacam itu,” ungkapnya pada kami Era milennial saat ini apakah aksara karo masih bertahan atau sudah tidak ada lagi. Meskipun aksaranya sudah tidak ada, budaya di Desa Dokan jangan sampai hilang dan tetap dilestarikan. (*) www.profesi-unm.com
SENI BUDAYA 11 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com
Pribadi dan Martabat Buya Hamka Judul: Pribadi dan Martabat Buya Hamka Penulis: H. Rusydi Hamka Penerbit: Penerbit Noura Tahun Terbit: 2016 Tebal Buku: XIV+387 hlm
www.profesi-unm.com
Tuan…. Aku yang labil dimenangkan oleh kamu yang stabil Setelah pertemuan kita di bulan April Semoga rindu tak lagi menggigil Agar kelak tak ada lagi temu yang mesti dicicil Serta tak ada lagi rasa yang mengganjil Jika boleh…. Aku ingin di sampingmu lebih lama Aku ingin bersamamu selamanya Agar kelak tak ada lagi rindu yang
Hamka dikenal dengan dalam kemahirannya membagi waktu. Di antara berbagai kesibukannya -mengarang, berkhutbah dan berceramah, memberi kuliah Subuh, memberikan konsultasi kepada umat, dan membaca.
menyapa Serta tak ada lagi temu yang tertunda Tuan…. Mari kita hidup dalam keabadian Serta bersama dalam pengabdian Agar kelak aku tak lagi ditemani pengandaian Serta tak ada lagi rasa yang hanya sebagian *Irta Safitri, Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2015
"12 tahun 576 senin"
12 tahun aku menghormat pada mu 576 Senin aku menghadap mu Sepanjang itu Sepanjang umur itu Aku buang sia-sia Hanya hormat dan baris-berbaris Selama itu, 12 tahun, 576 senin Mereka membekukan kemerdekaan Inilah kemerdekaan itu Baris-berbaris di depan mu 12 tahun, 576 senin Pancasila dilafalkan Didengarkan Dibacakan Kemudian dilecehkan Itulah kemerdekaan itu
Buya Hamka
mawas diri. “Ayah orang kampung, tak pernah mendapat pendidikan tinggi seperti kawan-kawan itu” ungkapnya pada Rusdi. Namun pada rak bukunya Hamka memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, kebudayaan, falsafah, sastra dan politik dan beberap buku karangan cendekiawan barat yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Arab. Pada masa itu belum banyak kaum cendekiawan pesantren yang terjun langsung pada bidang kebudayaan dan sejarah. Ia selalu menekankan pentingnya kajian pada rana itu. Politik Kolonial yang latar belakangnya menyudutkan Islam, dengan menyebut India tempat kedatan-
12 tahun, 576 senin Aku buang sia-sia umur ku Untuk kemerdekaan semu Untuk sebuah imajinasi Aku buang sia-sia masa kecilku Untuk kemerdekaan Untuk baris-berbaris 12 tahun, 576 senin Aku bubar dari upacara Upacara kemerdekaan Merdeka 14 Agustus 2018 *Adiyat Rizky, Mahasiswa Pendidikan Antropologi, FIS UNM angkatan 2013.
Tazkiyatun Nafs
FOTO : IST
Tahun-tahun awal revolusi merupakan tahun yang berat bagi Hamka, pada saat itu ia pindah dari Medan ke Padang Panjang, dan sama sekali belum memiliki mata pencaharian yang tetap. Hidupnya ditopang dari kemampuannya mengarang, melalui tiga buku berjudul Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, dan Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi. Ketiga buku itu di terbitkan kemenakannya, Anwar Rasyid. Salah satu faktor yang menjadikan Buya Hamka sosok yang dikagumi umat ialah kemampuannya mengungkapkan gagasan, pikiran maupun perasaan dalam bahasa tulis. Saat itulah ia kerap menerima kiriman honor dari para penerbit itu, demikianlah ia menghidupi keluarganya. Kehidupannya berubah sejak tahun 1950 atau awal 1951, Haji Abu Bakar Aceh, pegawai tinggi Kemetrian Agama pada masa itu mengangkatnya menjadi pegawai di Kemetrian Agama. Itulah antara lain kesibukan Hamka sekitar tahun 1950, sampai berhenti menjadi pegawai negeri pada tahun 1959. Pada masa itu ia juga anggota Partai Masyumi, salah satu media bagi Hamka dalam memperjuangkan Agama Islam di Indonesia, sehingga loyalitasnya tidak dipertanyakan lagi. Meskipun sebenarnya ia bukan sosok dalam partai itu. Sebagai anggota biasa di partai Masyumi, Hamka terpilih menjadi Anggota Konstituante dalam Pemilihan Umum 1955. Baik dalam pergaulan dengan para budayawan maupun forum politik Hamka selalu
Harapan Dari Sebuah Kerinduan
gan Islam, mereka akan mengatakan Islam di India bercampur dengan Hindu atau tidak murni lagi. Buya Hamka selalu mengkritik para toko cendekiawan Muslim, pada masa itu yang mengakji sejarah kebudayaan Indonesia berdasarakan sumber yang ditulis kaum orietalis barat. Ciri pribadi Hamka bahwa tidak pernah puas seperti selalu dikatakan pada anak-anaknya; “Kalau suatu saat kita sudah merasa cukup, itulah tanda akan berhenti. Dan sekalikali jangan pernah merendahkan diri kepada orang lain, karena bila kita sendiri yang merendahkan martabat di hadapan orang, jangan harap orang masyarakat menghargai kita,”. (*)
Saat kau bangun dari mati dimana gelap bersamamu, berjalanlah menuju cahaya yang bersuara.
Biarkan cahaya itu menerpamu dan ikhlaskan cinta menembus hatimu maka tentram seketika perasaan. Dengarkan dengan khusuk bisikan kasih sayang yang menggetarkan hatimu, mendebarkan jantungmu kemudian menjadikanmu hidup. Mengalirlah air dari empat sudut keluar membasahi sepasang mata
yang kerap melihat penderitaan dan tak pernah melihat cinta. Bukan karena kau tersakiti namun tentram atas cinta yang mensucikan hatimu. Air mata itu mengalir dan menetes bersama segala pedih, siksa dan penderitaan. Kemudian hiruplah aroma cinta yang lalu menghempaskan keruh dari pikiranmu. *Muhammad Abil Arqam, mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan
Urai data, ungkap fakta, saji berita
12 REPORTASE KHUSUS www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
Filtra Absri (25), mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM) harus menelan pil pahit karena urung menyelesaikan studi selama tujuh tahun. Permintaan meninggalkan kampus disampaikan langsung oleh dosen pembimbing dua proposal penelitiannya yang sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Akuntansi, Sitti Hajerah Hasyim. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM Muharram dan Rektor UNM Husain Syam sebagai pucuk pimpinan tertinggi di kampus juga mengucapkan kalimat yang sama. Mengurus surat pindah. Tak pernah menyangka, kisah akhir mahasiswa asal Kabupaten Pinrang ini berakhir tragis di kampus pencetak guru itu. Padahal, selama dua tahun terakhir, ia hanya fokus mengurus tugas akhir. Karena semua mata kuliahnya termasuk KKN dan PPL telah ia selesaikan dengan baik. Sejak Desember 2015, Filtra mengajukan proposal penelitian yang berjudul ‘Studi Komparasi Prestasi Belajar antara Mahasiswa Aktif Organisasi dan Mahasiswa Tidak Aktif Organisasi pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar’. Dan usulan judul itu telah disetujui oleh dosen pembimbing satunya, Hariany Idris. Namun proposal penelitiannya terhambat saat menghadap dengan dosen pembimbing duanya. Selama 14 kali konsultasi, proposal tersebut tak kunjung direstui. “Padahal saya telah mengikuti semua prosedur penyelesaian yang ada. Saya mulai aktif konsultasi proposal penelitian sejak 20 September 2017 hingga 7 Agustus di Ibu Hajera. Tapi di akhir konsultasi, bukan solusi yang diberikan, tetapi saya langsung ditawari untuk pindah kampus karena tidak bisa selesai,” kata Filtra. Menurut pengakuannya, dosen tersebut enggan menandatangani proposal penelitiannya karena terdapat masalah pribadi Kaprodi yang dikaitkan dengan akademik. Pria yang akrab disapa Itta’ itu pernah melakukan aksi demonstrasi kepada Kaprodi terkait kebijakan intervensi nilai mahasiswa dua tahun lalu. Terlebih lagi ia pernah menjadi pengurus himpunan, sementara Kaprodi tersebut, kata Filtra, anti dengan pengurus lembaga kemahasiswaan. "Awalnya dia tidak suka dengan saya karena pernahka aksi waktu tahun 2016. Apalagi itu ibu tahu kalau saya pernah menjadi pengurus himpunan. Tapi sudah meka datangi untuk minta maaf. Dan dia bilang kalau saya bisaji sarjana di UNM yang penting saya ikuti semua kebijakannya termasuk antri saat konsultasi dengannya," kata mahasiswa yang memiliki IPK 3,58 itu. Sementara itu, Kaprodi Pendidikan Akuntansi FE UNM, Sitti Hajera Hasyim membantah tudingan Filtra yang menyebut dirinya dendam sehingga enggan menandatangani proposal penelitiannya. Ia tidak terima dengan tudingan mahasiswa tersebut Urai data, ungkap fakta, saji berita
bahwa dirinya dendam karena pernah didemo. Sitti Hajera mengatakan bahwa proposalnya lama selesai karena pemahaman Filtra terkait apa yang ia mau teliti sangat kurang. Begitupun dengan cara penulisannya. Hal tersebutlah, kata Hajera yang membuat prosesnya lama. Bukan karena dendam. "Kalau saya dendam, yah saya pasti tidak kasi pelayanan. Yang paling penting itu, saya tidak tahu siapa itu Filtra. Ingat namanya saja saya kadang nda tau. Karena sebelumnya saya tidak intens di fakultas," katanya saat ditemui di ruangannya, Senin (3/9). Dosen Pendidikan Akuntansi ini juga menjelaskan bahwa pada saat aksi demonstrasi 2016 lalu, dirinya tidak menanggapi dengan serius. Karena menurutnya, ketika mahasiswa demo, ia merasa tidak bersalah. "Mereka demo saya itu, bukan karena saya larang. Saya berani sumpah demi Allah demi Tuhan ketika ketua himpunan yang namanya Rahman datang ke saya, saya bilang begini: silahkan jalan tetapi dengan proses yang benar anak," jelasnya. Sitti Hajerah juga mengungkapkan bahwa penyebab proposal Filtra prosesnya lama karena penelitiannya belum jelas. Sehingga ia enggan untuk menandatanganinya. Proposal tersebut juga sumbernya tidak tepat. Selain itu, kata dosen yang akrab di sapa Bu Hajerah ini mengatakan bahwa sumber yang ia kutip tentang indikator mengukur aktif organisasi bukan pendapat dari ahli. Menurutnya jika hanya pendapat orang lain yang bukan ahli, bisa saja salah memberi interpretasi. Sehingga ia menyuruh untuk mencari lagi sumbernya yang tepat "Yang bikin saya kaget itu di tinjauan pustakanya. Judulnya itu, indikator aktif organisasi. Kemudian isinya itu bukan terkait dengan judul," ungkapnya. Ia juga pernah meminta terkait buku yang Filtra jadikan referensi. Namun, kata Sitti Hajerah, buku yang ia bawa terkait indikator mengukur kinerja karyawan. Bukan aktif organisasi. Menurutnya dua indikator tersebut berbeda. "Tidak kuatki teorinya. Apalagi indikatornya. Kalau saya, ketika teori nda kuat, saya nda mau ACC," ujarnya. Karena batas akhir studi mahasiswa angkatan 2011 berakhir pada 20 Agustus, sementara Filtra tak kunjung mampu menyelesaikan proposalnya, sehingga Hajera menyarankan untuk pindah kampus. Karena jika tidak pindah, maka ia terpaksa di drop out (DO) dan semua nilai mata kuliahnya selama ini akan hangus. Namun saran untuk pindah kampus tidak serta merta di sarankan oleh Hajera. Melainkan, kata dia, saran tersebut hasil dari kesepakatan dosen lain juga. "Kebetulan saya punya teman dosen di kampus swasta, jadi saya sarankan di sana," tutupnya. (*)
TIM
Kordinator : Wahyudin Anggota : Nurul Atika
FOTO : MASTURI-PROFESI
Dipaksa Keluar dari Kampus
Filtra Absri, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar.
Mengadu Hingga ke Menristekdikti MESKI sudah disarankan untuk pindah kampus oleh jajaran pimpinan kampus, mulai dari Kaprodi Pendidikan Akuntansi, Dekan FE, PR I, hingga Rektor UNM, Filtra tidak patah arang. Ia tetap bersi kukuh ingin selesai di kampus yang ia impikan sejak lulus SMA. “Saya masih mencari cara untuk bisa selesai di UNM. Karena saya tidak pernah melanggar aturan akademik. Cuma masa studi saya yang sampai,” ujarnya. Merasa buntu di internal kampus, Filtra pun meminta bantuan ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Ombudsman, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel). Tak hanya di Makassar, ia juga meminta bantuan hingga ke Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) melalui e mail. Ia ngotot ingin melanjutkan kasus ini hingga ke ranah hukum. Karena
menurutnya, tidak ada aturan yang ia langgar. Malahan, Itta menemukan berbagai kejanggalan yang ia alami selama mengurus proposal penelitiannya. Herman Wahyudi misalnya, kata Itta’, mahasiswa angkatan 2011 Akuntansi Murni ini Komprehensip melewati tanggal 21 Agustus. Tapi berkasnya diamankan 16 Agustus. Ia pun ujian tutup tertanggal 23 Agustus. Sementara batas masa studi mahasiswa yang tidak selesai hingga tanggal 20 Agustus akan di DO. Itta’ pun beranggapan bahwa pimpinan kampus pilih kasih. Pimpinan membantu Herman Wahyudi yang memiliki dua mata kuliah yang bermasalah. Sementara Itta’ yang tidak memiliki nilai yang baik, malah tidak dibantu. “Ini juga yang masih jadi tanda tanya besar. Herman bisa, kenapa saya tidak bisa,” katanya. Hingga berita ini diterbitkan, kasus Itta masih sementara berputar-putar di Ombudsman. Masih ada beberapa pernyataan yang diadukan oleh Itta yang sementara di selidiki, serta masih dalam tahap konfirmasi dengan berbagai pihak
yang terkait. Kemudian terkait laporan yang ia ajukan ke LBH Makassar, Ketua dan Wakil Ketua DPRD, Gubernur Sulsel, Ketua Komisi X DPR RI, dan Menristekdikti belum di lanjutkan. Masih sebatas laporan. Sebelumnya Ombudsman telah memanggil Kaprodi Pendidikan Akuntansi yang dianggap inti dari masalah penyelesaian studinya. Pihak Ombudsman telah memastikan semua yang dilaporkan oleh Itta. Tak hanya Kaprodi, Dekan FE, Muhammad Azis juga turut dipanggil Ombudsman. Ia dimintai keterangan serta konfirmasi terkait semua pernyataan yang dilaporkan. "Iya, tadi jam 10.00 saya ke Ombudsman karena dipanggil. Dia hanya minta konfirmasi saja. Dan yang dilaporkan oleh Filtra itu ada yang memang karena kesalahannya sendiri. Ia lalai dalam penyelesaian. Ia sempat tidak mengurus proposalnya selama satu tahun lebih. Padahal saya seringji hubungi," katanya saat ditemui di ruang pimpinan, Senin (8/10). (*) www.profesi-unm.com
REPORTASE KHUSUS 13 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com
Dekan FE: Akademik Filtra Baik DEKAN Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM), Muhammad Aziz tidak menyangka jika Filtra Absri bakal keluar dari UNM tanpa gelar sarjana. Menurutnya, mahasiswa angkatan 2011 ini cukup baik dalam hal akademik selama kuliah. Ia mampu menyelesaikan semua mata kuliahnya di luar Skripsi pada semester ganjil tahun 2015 dengan baik. Dari semua nilainya di transkrip, hanya berderet nilai A dan B. Tak ada satupun nilainya yang dapat C dari 59 mata kuliah yang telah ia program. Selain itu, kata Azis, Filtra juga mahasiswa yang aktif di lembaga kemahasiswaan. “Saya tahu betul ini anak. Apalagi waktu saya Kaprodi, dia juga aktif jadi pengurus himpunan. Waktu itu dia menjabat sebagai Sekretaris Umum,” katanya saat ditemui di ruangannya, 18 September lalu. Mantan Pembantu Dekan (PD) I FE ini mengaku terkejut saat Filtra menghadap ke ruangannya pada 15 Agustus dan mengatakan bahwa proposalnya belum selesai. Sementara masa studinya akan berakhir pada 20 Agustus. Sehingga, kata Azis, dirinya tidak dapat membantu
Filtra dalam menyelesaikan akademiknya. Mengingat masa studi mahasiswa angkatan 2011 akan berakhir pada akhir Agustus. Padahal jauh hari sebelumnya, Azis telah sering menghubungi dan mengingatkan Filtra terkait proposalnya. Tak hanya Filtra, tetapi juga semua mahasiswa yang masa studinya mau berakhir. Ia juga menjelaskan bahwa dalam proses penyusunan proposal sejak Desember 2015, Filtra sempat tidak aktif berkonsultasi dengan pembimbingnya. Baik itu Pembimbing satu maupun pembimbing dua. Ia tidak aktif mulai Februari 2016 hingga 20 September 2017. Saat dibuhubungi, kata Azis, Filtra mengatakan bahwa
Filtra Absri, Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNM yang bermasalah dengan Kaprodinya
"Itu ibu dendam sama saya karena pernahki saya demo waktu tahun 2016 lalu. Baru waktu saya pernah menghadap, dia langsung bilang, oh inimi yang jago demo-demoka,"
V S
dirinya tidak aktif berkonsultasi disebabkan kerana ia juga aktif bimbingan belajar di luar. Meskipun begitu, Azis tetap selalu mengingatkan perihal penyelesaian Filtra. “Memang saya rasa Filtra hanya lalai dalam menyelesaikan proposalnya,” ujarnya. Karena tak mendapatkan solusi bagi Filtra, Azis malah menyarankan untuk bertemu dengan Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Muharram. Sementara itu, pengamat pendidikan, Abdullah Pandang sangat menyayangkan adanya kejadian seperti ini yang terjadi antar mahasiswa dan dosen di penghujung studi. Ia menjelaskan bahwa sebagai seorang dosen pembimbing, seharusnya mampu membimbing dan memberikan solusi jika mahasiswa merasa kesulitan ataupun melakukan hal yang dianggap salah. Begitupun jika ada konflik yang tidak terselesaikan antara dosen dan mahasiswa. Jangan dibiarkan jika masalah telah berlarut-larut. “Semoga saja kasus yang sama tidak terjadi lagi,” harapnya. (*)
Kaprodi Pendidikan Akuntansi FE UNM, Sitti Hajera Hasyim
"Kalau saya dendam, yah saya pasti tidak kasi pelayanan. Yang paling penting itu, saya tidak tahu siapa itu Filtra. Ingat namanya saja saya kadang nda tau. Karena sebelumnya saya tidak intens di fakultas"
Harusnya ada solusi terbaik yang diberikan jika mahasiswa mengalami kondisi "keterlanjuran" berbuat hal yang dianggap salah. Ini juga menjadi bahan refleksi mahasiswa dalam membangun komunikasi dengan dosen" Pengamat Pendidikan, Abdullah Pandang Seharusnya birokrasi kampus harus mengedepankan sikap objektifnya dalam memandang sesuatu. Seorang ibu atau bapak meskipun anaknya nakal, mereka tidak pernah berniat untuk membunuh atau mencelakakan anaknya sendiri. Presiden Bem UNM terpilih, Dwi Rezky Hardianto Lebih baik pindah kampus saja kita tidak boleh juga menyalahkan kaprodi sepenuhnya.
Pembantu Rektor Bidang Akademik, Muharram Sangat disayangkan kejadian seperti itu terjadi, bukam hanya menyerang psikis si mahasiswanya tetapi merembet kesegala pihak entahka itu keluarga dan mahasiswa secara umum.
Kalau soal akademik, ini anak baik, hanya saja di akhir kuliahnya, dia lalai mengerjakan proposalnya Dekan Fakultas Ekonomi, Muhammad Azis www.profesi-unm.com
GRAFIS: ZULHIJAYA-PROFESI
Ketua HMPS Pendidikan Akuntasi, Andi Irwan Nur
Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 OPINI www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
FOTO : IST
Kampus Berprestasi Miskin Demokrasi
* Andi Alauddin
Sebuah kabar buruk tentang matinya nalar demokrasi birokrasi intitusi pendidikan sedang hangat di media Makassar. Berita yang awalnya dimuat media kampus UNM (profesi online) belakangan dilirik oleh media lain diluar UNM.
Inti dari berita tersebut adalah kronologi seoarang mahasiswa yang secara akademis berprestasi yang dipersulit hingga terancam tidak dapat menyelesaikan study. Hal tersebut terjadi karena ketersinggungan pribadi dosen pembimbing. Adapun penyebab ketersinggungan dosen tersebut karena mahasiswa bersangkutan pernah ikut berdemonstrasi 2 tahun silam. Dalam opini ini, penulis akan mencoba mengurai beberapa hal yang berkenaan dengan masalah tersebut dengan dasar hukum yang layak dijadikan acuan oleh semua pihak. Agar kejadian serupa bisa terhindarkan mengingat intitusi pendidikan harusnya menunjukkan sikap ilmiah dalam berpikir dan bertindak. Hal tersebut berlaku untuk seluruh sivitas akademik. Baik mahaiswa maupun dosen
narasi sejarah masih dianggap kurang untuk menghalalkan seorang individu atau kelompok untuk berdemonstrasi, hukum negara kita harusnya tidak dapat lagi dibantah. Pasal 28 E point 3 UUD 1945 menyatakan “ setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat,”. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Duham) yang telah dirativikasi Indonesia pada pasal 19 menyatakan “setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat; hak ini mencangkup kebebasan teguh pada suatu pendapat tanpa ada intervensi, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan tanpa memandang batas-batas wilayah.”. selain itu ada UU No.39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, UU No.12 tahun 2005 tentang pengesahan konvenan Internasional hak sipil dan politik, UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum, yang kesemuanya mengamini tentang hak yang harus dilindungi bagi individu atau kelompok yang mau, sedang dan telah berdemonstrasi.
Alas hukum tentang demonstrasi Merupakan fakta sejarah bahwa mahasiswa memiliki peran dalam membentuk fondasi demokrasi yang lebih baik di Indoensia. Reformasi yang diciptakan oleh rakyat Indoensia akibat kejenuhan atas situasi orde baru yang mengekang kebebasan menempatkan mahasiswa sebagai salah satu organ sentral. Hal tersebut dapat terwujud dari serangkaian demonstrasi mulai dari awal 90an sampai memuncak tahun 1998. Jika
Demokrasi Kampus dan profesionalisme Dosen/Birokrasi kampus Sudah merupakan rasia umum jika dewasa ini demokrasi di kampus tengah mengalami degradasi. Mulai dari intervensi dari birokrasi kampus dalam bentuk kebijakan kemahasiswaan, buruknya transparansi kebijakan kampus, tidak dilibatkannya mahasiswa untuk berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan yang jelas-jelas merupakan subjek kebijakan dan masih banyak
lagi. Sementara profesionalisme dosen sebagai insan akademik yang tugas utamanya mencerdaskan dan membentuk karakter mahasiswa seakan sulit dipahami oleh beberapa kalangan termasuk mahasiswa. Padahal tidak hanya mahasiswa yang tingkah lakunya diabatasi aturan, dosen sebagai bagian dari civitas akademika juga memiliki atauran yang membatasi kewenangannya. Dalam lingkup Universitas Negeri Makassar (UNM) hal tersebut tercantum dalam Permenristekdikti No.7 tahun 2018 (statute UNM) dan kode etik dan peraturan disiplin dosen universitas negeri Makassar yang menjadi landasan hukum bagaimana seorang pendidik, baik dalam menghadapi mahasiswa yang berdemonstrasi, memberi penilaian, membimbing penyelesaian study dan semua kebijakan akademik maupun non-akademik. Jika semua yang telah disebutkan sebelumnya bermuara pada hak periogratif dosen maka demokrasi yang dijamin dalam undang-undang telah dicederai dengan sengaja dan terencana. Hukum berlaku bagi semua, termasuk pembuat hukum itu sendiri. Di negara hukum ini tidak seorangpun yang kebal hukum. Pasal 19 point 3 Statuta UNM menyatakan “kode etik dosen sebagaimana diatur pada ayat (2) huruf a merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dosen UNM di dalam melaksanakan tugas tri darma perguruan tinggi dan pergaulan hidup, dalam dalam lingkup kampus maupun pergaulan dengan masyarakat pada umumnya.”. dari pasal tersbut jelas menafsirkan bahwa Dosen juga terikat dalam aturan sehingga hak
priogratif juga memiliki batasan. Dalam konteks permasalahan mahasiswa yang terancam Drop Out sebagaimana yang dijelaskan pada paragraf awal, sesungguhnya pihak dosen bersangkutan telah melanggar kode etik dan peraturan disiplin dosen Universitas Negeri Makassar pasal 5 point 7. Mulai dari bagian a samapai l. Terang-terangan telah melanggar 12 poitn kode etik dosen (a sampai l) namun sampai hari ini sanksi bagi sipelanggar tidak juga diberikan. Sangat kontras jika mahasiswa yang melakukan pelanggaran aturan akademik dan kemahasiswaa, sanksinya akan tegas dan cepat tanpa mempertimbangkan motifnya. Sudah saatnya penagakan aturan harus berkeadilan bagi seluruh civitas akadimika tanpa pandang bulu. Mengingat prestasi dan kerja keras birokrasi periode ini hingga mengantarkan UNM berstatus kampus dengan akreditasi A. kerja keras tersebut tentu akan ternodai jika kasus yang menimpa salah satu mahasiswa UNM didiamkan tanpa menjatuhkan sanksi bagi oknum dosen tersebut. Dalam kode etik dan peraturan disiplin dosen Universitas Negeri Makassar pihak yang berhak memberi sanksi adalah pimpinan niversitas atau pejabat yang diberi kuasa oleh pimpinan universitas, hal tersebut tertuang dalam pasal 7 point3 dan 4. Hal tersebut demi menjamin prinsip berkadilan dari manah UU No.12 tahun 2012 yang menjadi roh dari lahirnya seluruh kebijakan di UNM. (*) * Penulis Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNM, Andi Alauddin.
MAHA-siswa Baru: Selamat Bertualang TAK lengkap rasanya ketika ucapan selamat datang bagi kalian mahasiswa baru tidak kusampaikan. Hal dasar yang perlu kita ketahui bersama yaitu kampus sangat berbeda ketika kalian duduk di bangku sekolah. Mendapat pujian karena nilai tertinggi seakan kita digiring untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik di lembaran nilai. Kampus tidak mencetak robot-robot untuk para birokrat kaya tetapi untuk menjadi manusia yang peka terhadap masalah sosial yang ada. Faktanya, banyak orang yang memiliki deretan gelar namun belum mampu memberikan solusi terhadap permasalahan sosial yang ada negara ini. Bahkan mereka hanya bersembunyi di kamar dengan seorang wanita yang telanjang di samping tubuhnya. Kampus bukan tempat buat kalian untuk menambah deretan gelar tetapi tempat untuk kalian berpetualang. Jangan jadikan gelar sarjana sebagai tujuan utamamu. Sebab, kampus tidak sesederhana itu. Kampus akan jadi tempat menarik untuk kalian yang haus dengan tantangan. Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tempat untuk kalian berpetualang. Mengasah keberanian dan mental kalian. Menjadi jembatan untuk meraih mimpi dan menguji seberapa besar nyali kalian. Mengantar kalian untuk melihat kebenaran dan membenci setiap penindasan. Menentang setiap kebijakan birokrasi yang merugikan banyak orang serta melawan pembodohan yang berujung pada kemelaratan. Tak ada mata kuliah yang mengajarkan hal tersebut kepada kalian. Itu semua bisa kalian dapatkan salah satunya dengan bergelut di organisasi. Gerbang bagi anak-anak muda yang berani. Dalam organisasi kalian akan tersesat pada jalan kebenaran. Kesesatan yang hakiki bagi mahasiswa. Gerbang ilmu pengetahuan akan terbuka. Maka jangan pernah ragu untuk terjebak di dalamnya. Karena di dalamnya terdapat muara pengetahuan yang dapat merubah cara pandang dan berpikir kalian. Meragukan sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Walaupun, organisasi tidak menjanjikan IPK yang tinggi tapi yakinlah pengalamanmu di or-
ganisasi akan bermanfaat daripada deretan nilai yang kalian dapatkan. Saya teringat, dosen saya pernah bilang bahwa pengalaman merupakan guru terbaik sebab dari pengalaman kita akan belajar dan mengevaluasi diri supaya kita bisa jadi lebih baik kedepannya. Sebagian orang akan mengatakan bahwa organisasi merupakan tempat untuk mahasiswa yang suka membangkang, rantasa, berambut gondrong dan pastinya masih banyak lagi yang akan kalian dengar. Itu adalah hak kalian untuk mendengarkan tetapi tidak untuk membenarkan. Sebelum kalian membenarkan hal tersebut, baiknya untuk menelusuri dulu kebenarannya. Jangan kalian lihat kemasannya. Lihatlah buah rambutan, buah yang kulitnya tak karuan tapi manis dan lembut dagingnya. Artinya, jangan mudah di bohongi oleh bibir yang tidak bertanggungjawab. Banyak orang yang bilang bahwa terlibat dalam suatu organisasi hukumnya 'sunnah muakkad'. Sunnah yang di anjurkan bagi ummat manusia terkhusus untuk
mahasiswa sebagai calon generasi penerus bangsa. Generasi intelektual yang akan menciptakan perubahan bukan generasi pembual yang akan memperpanjang barisan perbudakan. Anak muda yang akan memberikan kedaulatan dan melepas rantai kemiskinan. Sebagai jamuan untuk kalian, hiduplah dengan keragu-raguan dan ketidakpastian. Teruslah meragukan sesuatu yang menurut kalian pantas untuk diragukan. Hiduplah dengan rasa ingin tau. Ketika kalian ragu bahwa organisasi hanya akan membuang-buang waktu kalian, maka telusuri terlebih dulu untuk mencari tau kebenarannya. Bukankah Nabi Ibrahim a.s di kisahnya pernah berjalan jauh hanya untuk mencari keberadaan Tuhan? Selamat datang mahasiswa baru. Ingat, kampus bukan penjaranya para tahanan tapi gerbang untuk para petualang. Toh Eko Prasetyo pernah menuliskan 'hiduplah sebagaimana manusia, bukan seperti binatang yang hidup hanya untuk kawin, makan, beranak dan mati'. (*)
Ismail Syam. Mahasiswa Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM)
www.profesi-unm.com
PROFESIANA 15 Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com
Kenal Bhin Bhin, Atung, dan Kaka?, tiga hewan khas Indonesia ini menjadi Maskot Asian Games 2018. Bhin Bhin ialah si Cendrawasih dari pulau paling timur Indonesia yang terkenal karena kecantikannya. Sementara Atung ialah rusa endemik dari bawean, dan Kaka adalah si badak Jawa yang memiliki habitat paling luas. Ketiganya selalu tampak pada setiap bentuk sosialisasi pelaksanaan Asian Games 2018. Misalnya pada spanduk, baliho, hingga di website resmi Asian Games. Alat publikasi tersebut tidak hanya di pasang di lokasi kegiatan. Tetapi juga di berbagai kota hingga ke desa. Begitulah penempatan Maskot Asian Games 2018 yang selalu kita temui. Hal yang sama juga selalu muncul dalam setiap publikasi kegiatan di Universitas Negeri Makassar (UNM). Menara Pinisi dan Husain Syam selalu berdampingan dalam publikasi kegiatan yang ada di UNM. Bahkan tidak jarang, orang nomor satu di kampus eks IKIP Ujung Pandang ini lebih sering muncul dibanding Menara Pinisi yang juga menjadi ikon Kota Makassar. "Saat kami membuat kegiatan di jurusan ataupun di fakultas, kami disuruh juga pasang fotonya Rektor. Jadi kami terpaksa harus mencari foto rektor dan memasangnya agar dia bisa menghadiri kegiatan kami,"
kata salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya saat diwawancarai terakait foto rektor yang ia pasang di spanduk kegiatannya. Nyaris pada setiap publikasi kegiatan eks IKIP Ujung Pandang ini terpampang foto pria yang biasa disapa Husain. Mulai dari kegiatan seminar nasional, penerimaan mahasiswa baru, halal bihalal, dan kegiatan mahasiswa. Alat publikasi yang dipasang di Menara Pinisi juga kadang dipasang di semua fakultas dengan mengikutsertakan foto Husain Syam. Tak hanya sampai di situ, tetapi di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) pun, foto pria asal Polman ini selalu muncul di spanduk program kerja mahasiswa yang notabenenya jauh di pelosok desa. Tak heran jika Presiden BEM FIK terpilih, Resky berjenaka Husain Syam sebagai maskot UNM. Karena Husain selalu tampil dalam publikasi UNM layaknya Maskot Asian Games. Ia bahkan beranggapan bahwa kampus yang berstatus Satuan Kerja (Satker) ini seakan milik Husain seorang. "Pokoknya ikonnya UNM itu," ujarnya disertai dengan tawa. Selain Resky, ini juga menimbulkan tanda tanya besar bagi kalangan alumni. Arhamuddin Ali misalnya, seorang alumni FSD UNM yang mengungkapkan rasa penasarannya melalui laman facebook BEM UNM. Ia mengatakan bahwa Apakah rektor UNM tidak begitu populer di kalangan civitas akademik UNM itu
FOTO : IRHAM-PROFESI
Husain Syam, Rektor atau Maskot
Foto Husain Syam di Baliho Seminar Nasional dan Pimnas di pinggir Jalan A.P. Pettarani depan Menara Pinisii UNM.
sendiri, sehingga harus memajang fotonya di setiap publikasi kegiatan kampus? Bahkan, foto sang rektor juga mesti dimasukkan di salah satu spanduk kegiatan KKN mahasiswanya? "Apakah rektor UNM mau populer di mata masyarakat Sulawesi sehingga fotonya harus dipajang di spanduk KKN?" tulisnya. Saat dikonfirmasi, Husain Syam menjelaskan bahwa dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh UNM baik itu dalam bentuk seminar mau-
pun program KKN juga mesti disertakan fotonya. Karena menurut Husain, dirinya ikut bertanggung jawab apalagi berurusan dengan instansi atau institusi mitra dan masyarakat umum. "Juga jadi alat kontrol bahwa mereka ada di lokasi kegiatan KKN itu membawa bendera dan simbol UNM, bukan diri sendiri atau kelompok tertentu," katanya saat dihubungi, Sabtu (15/9). Selain itu, Husain Syam juga
menjelaskan bahwa fotonya selalu dipasang dalam setiap publikasi, karena menurutnya kegiatan tersebut atas payung program UNM. Sehingga menurutnya itu bagus untuk kampus beralmamater orange ini. "Kalau kegiatan di UNM, saya kira tidak ada salahnya. Tapi kalau kegiatan yang tidak ada hubungan langsung dengan program UNM, itu tidak boleh bawa-bawa UNM termasuk foto saya sebagai simbol UNM," terangnya. (win)
FOTO : IST
Kepanasan, Mahasiswa FE Bawa Kipas Kuliah
Salah satu mahasiswa membawa kipas pribadi ke dalam kelas saat perkuliahan.
SUASANA belajar yang kondusif akan membuat mahasiswa dan dosen merasa nyaman dalam melakukan proses belajar mengajar. Tapi apa yang akan terjadi jika ruang kelas tidak kondusif, belajar di siang bolong dengan cuaca yang cukup panas. Suasana tersebut terjadi di kampus yang di unggulkan sejak tahun 2017 lalu. Selamat datang di Kampus Unggul. Yah, kalimat itulah yang www.profesi-unm.com
selalu di dengungkan Husain Syam dalam berbagai kegiatan di Universitas Negeri Makassar (UNM), kampus kedua yang meraih akreditasi A di Indonesia Timur setelah Universitas Hasanuddin. Di Jalan AP Pettarani, berdiri dengan megahnya Menara Pinisi. Salah satu gedung yang paling unik di Indonesia. Ini tentunya menjadi daya tarik kaum millenial untuk menempuh
pendidikan di UNM. Andai saja gedung 17 lantai ini dipakai untuk kuliah, mungkin proses pembelajaran bisa lebih menyenangkan dan kondusif. Apalagi hampir semua ruangannya dilengkapi dengan sistem pendingin AC yang bagus. Namun sayang, gedung ini hanya ditempati berkantor oleh birokrasi kampus yang setiap saat menerima gaji. Sementara untuk mahasiswa yang
membayar UKT hingga Rp8.500.000 setiap semester harus belajar di gedung yang fasilitasnya sangat jauh berbeda dengan yang ditempati para pimpinan di Menara Pinisi. Padahal tujuan utama kampus ialah sebagai wadah untuk menuntut ilmu. Bagaimana mungkin mahasiswa bisa belajar dengan baik jika suasana belajar tidak baik. Di ruang BD 102 misalnya. Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan harus membawa kipas angin sendiri agar bisa belajar dengan kondusif. Pasalnya, mahasiswa tersebut selalu belajar pas selepas salat duhur di ruangan yang sistem pendinginnya tidak berfungsi. AC hanya dipajang. Kipas angin yang sudah tua menimbulkan suara berisik jika difungsikan. Bukannya mendinginkan ruangan, tetapi malah membuat konsentrasi belajar mengajar mahasiswa dan dosen terganggu. "Karena kami resah, sehingga kami membawa sendiri kipas angin agar proses belajar bisa nyaman," kata Haswar, mahasiswa yang belajar di ruangan tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata, kata Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE Terpilih, Andri Chandriawan, ruangan tersebut selama ini memang bermasalah di sistem pendinginnya. Ia mengungkapkan masalah yang ada di ruangan BD
terletak pada daya listriknya yang tidak mampu karena masih mengambil arus dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS). “Sebenarnya bukan AC nya yang bermasalah, memang ada dua AC di ruangan tersebut tapi daya listriknya yang belum mampu karena masih sambungan dari FIS,” ungkapnya. Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (PD II) FE Anwar Ramli juga turut membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa AC di ruangan tersebut belum difungsikan akibat rendahnya arus listrik dari FIS. Sehingga penggunaan AC di ruangan tersebut belum bisa optimal. “Memang belum difungsikan karena arus listriknya belum kuat, kita sekarang masih ambil arus di FIS dan kalau menyala biasa langsung turun,” jelasnya. Ia juga menjelaskan permasalahan daya listrik yang kurang ini sudah ditangani pihak kampus, namun ia belum bisa memastikan penggunaan AC bisa dilakukan dalam waktu dekat dikarenakan masih disusunnya rancangan anggaran biaya (RAB) yang membutuhkan waktu satu minggu. “Sudah kami tambah dayanya dari Senin kemarin mungkin minggu depan baru bisa digunakan karena kami masih manyusun RAB nya untuk dilaporkan ke universitas,” jelasnya. (una) Urai data, ungkap fakta, saji berita
16 PARIWARA www.profesi-unm.com
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi Edisi 229 Oktober Tahun XLII 2018
www.profesi-unm.com