1
Kasus Pengeroyokan dan Penikaman Mahasiswa FIS UNM
Pelaku Pembunuhan Dipastikan DO Kampus UNM kembali berduka. Dua orang mahasiswanya menjadi korban penyerangan oleh sejumlah oknum. Sejumlah nama telah dikantongi polisi dan dipastikan akan didepak dari kampus orange
Saat ini, baru satu orang yang ditangkap. Irwanto atau sering dipanggil Melky, mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) angkatan 2010. Melky, sudah akan melarikan diri ke daerahnya, Bone. Beruntung, polisi mendapatkannya sebelum berangkat. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Hamsu Gani menegaskan, sesuai aturan universitas secara otomatis mahasiswa yang tercatat sebagai tersangka akan kehilangan status sebagai mahasiswa. ”Jelasmi DO itu kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka tetapi tetap diproses dulu oleh komisi disiplin universitas,” ungkapnya. Ketua Komisi Disiplin UNM, Heri Tahir menyatakan, pelaku otomatis di cabut status mahasiswanya dari UNM. “Kalau memang terbukti, pasti akan di DO,” tegasnya.
korban. Melky menusuk perut Irfan bagian kanan dan mengenai hati dengan kedalaman satu jengkal (15 cm). Setelah menikam, Melky melarikan diri. Namun pelaku lainnya lanjut mengeroyok korban hingga tak sadarkan diri. Korban mengalami pendarahan hebat. Igede Justiasta atau lebih akrab dipanggi Juti sendiri mengalami luka parah. Ia mengalami sayatan bagian pipi, hidung patah dan penikaman punggung bagian kiri. Setelah polisi memeriksa saksi di TKP dan salah satu korban, Juti, diketahui ada pelaku yang dikenali. Penelusuranpun dilakukan terhadap penyebab terjadinya pengeroyokan. Saat ini pihak kepolisian sudah menyampaikan kepada pihak universitas dan keluarga korban untuk menyerahkan kasus ini ditangani kepolisian.
Diserahkan Sepenuhnya Ke Polisi Pihak universitas sudah menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak yang berwajib dan diproses secara hukum untuk mengusut tuntas kasus ini agar tidak ada lagi konflik-konflik yang tidak diinginkan. Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ahmad Mariadi memaparkan kronologis kejadian, pelaku sudah menunggu di depan jurusan Sejarah. Setelah Irfan (almarhum) bersama temannya Igede Justiasta keluar, pelaku langsung mengejar dan menikam
Ajak Teman Diduga, motif utama dalam kasus ini hanya sepele. Adanya pembalasan dendam yang ditenggarai masalah senioritas. Sebelumnya, 13 Desember terjadi perkelahian di kampus Gunungsari. Awalnya Eddang, mahasiswa 2010 jurusan Sejarah mengendarai sepeda motor dengan suara yang sangat besar. Suara itu dinilai mengganggu. Sehingga ada salah satu senior yang menegur. Namun Eddang tidak terima, terjadilah perkelahian antara senior dan junior. Pada hari itu juga sudah didamaikan
oleh satpam dan dosen yakni pak Bahrun. Setelah kejadian itu pihak fakultas maupun universitas mengatakan akan ada sanksi yang diberikan kepada seniornya. Namun hingga kini janji adanya sanksi itu belum direalisasikan. Akhirnya, Eddang berinisiatif untuk turun tangan secara langsung dengan memanggil temantemannya. Juti Trauma Karena kasus tersebut, korban Juti mengalami trauma. Saat ini ia sudah meninggalkan Makassar dan sekarang sudah di Denpasar, Bali. Ia berangkat sejak Minngu, 1 Januari lalu untuk pemulihan kondisi fisik maupun psikologis yang dialaminya. Di kabarkan Juti mengalami trauma berat sehingga membutuhkan perhatian dari keluarga untuk proses pemulihan kondisi psikologisnya. “Juti sudah pulang kampung sama keluarganya, untuk pemulihan tarumanya dan tidak diketahui kapan juti pulang lagi ke Makassar baru Susah juga ditemui Justi karena keluarganya juga membatasi kita untuk datang menjenguk,” papar Andi Herman Untuk kasus ini teman-teman korban berharap agar secepatnya kasus ini diselesaikan dan menangkap para pelaku pengeroyokan. “Tolong secepatnya ditangkap agar tidak terlalu berlarut-larut,” harap Afdal yang juga merupakan sahabat korban. (PR17)
Weekly News Profesi Edisi 11/Januari/2012
2 Berebut Title Untuk ICP Rencana pemberian gelar yang berbeda kepada mahasiswa kelas International Class Program (ICP) dengan mahasiswa reguler di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dipastikan tidak bisa terlaksana. Hal ini diungkapkan Hamsah Upu selaku Dekan FMIPA. Menurutnya, alat pembedanya hanya terletak pada sertifikat sebagai sarjana pendidikan untuk program kelas internasional, bukan pada tittle yang disandangnya. Lanjut Hamsah, gelar tersebut pemberian resmi dari Dirjen Kementrian Perguruan Tinggi (DIKTI) dan tidak bisa diubah, jika hanya kemauan dari fakultas maupun universitas. Apalagi, sejak awal berdirinya ICP, gelar yang disediakan dan disepakati hanya sarjana pendidikan (S.Pd). “Untuk mengubahnya, harus melalui senat universitas lalu ke mentri dan mentri menyetujui, aturan tetap aturan,” tandasnya. Rifki salah satu mahasiswa ICP, mengaku setuju dengan pernyataan Hamsah
Upu. Alasannya, ia mengapa kemampuan yang dimiliki dengan mahasiswa reguler tidak jauh berbeda. Pasalnya, pelayanan yang diberikan untuk mahasiswa ICP termasuk proses perkuliahannya hampir sama yang didapatkn mahasiswa reguler. Berbeda dengan Ketua Jurusan Geografi, Zakaria Leo, mengusulkan agar kiranya ada perbedaan title antara mahasiswa ICP dan reguler. Hal ini bertujuan memudahkan orang lain untuk mengenalinya dari nama saja tanpa harus melihat sertifikatnya. Seperti Sarjana Pendidikan Agama yang ditambahakan huruf I yang berada di belakang gelar kepedidikannya. “Mestinya itu ada embel-embel di belakangnya yang agak lain,” pintanya. Ia menambahkan, jika hanya sertifikat yang menjadi pembeda maka akan mempersulit mahasiswa. Pasalnya, sertifikat tersebut tidak bisa dibawa kemana saja. “Jangan hanya pembayarannya saja lah yang membuat mahasiswa tertatihtatih,” terangnya. (PR24/PR25)
Perpustakaan UNM
Ciptakan Kenyamanan Pemustaka Setelah sukses dengan pengadaan kantin kecil sebagai modernisasi perpustakaan, kini perpustakaan UNM membangun kelengkapan pengadaan sudut baca pada lantai satu dan dua. Dulunya tempat itu tidak berfungsi, sekarang telah terlihat beberapa buah kursi dan meja serta rak-rak buku tempat menyimpan majalah, koran maupun jurnal. Kepala perpustakaan, Subaer membenarkan telah diadakannya rekonstruksi pada lantai dua yaitu tempat perpustakaan umum. Pihaknya pun telah merenovasi seluruh bagian ruangan, seperti pengaturan rak-rak buku telah dipermudah bagi pembaca. Pembantu Rektor bidang Sarana dan Prasarana UNM, Andi Ikhsan mengakui, pembenahan dilakukan agar mahasiswa atau pemustaka tetap merasa nyaman dan betah berada diperpustakaan. “Supaya nyaman, kami ingin perpustaakan ini betul-betul dapat menjadi rumah kedua bagi para mahasiswa,” ungkapnya. “Ini cita-cita kita bersama. Sudah menjadi visi dan misi universitas bahwa salah satu indicator penilaiannya adalah menjadikan perpustakaan sebagai pusat
rotasi mahasiswa UNM,” ungkap guru besar olahraga tersebut. Salah satu pemustaka, Sita mengaku sangat mengapresiasi perubahan perpustakaan saat ini. “Bagus tawwa, tambah luas juga, tempat untuk cas laptop juga tambah banyak (perpustakaan, red),” paparnya. Mahasiswi eksponen 2010 ini menyarankan agar ada penambahan koleksi buku dan jurnal yang sama dengan literature yang digunakan dosen. Dengan modernisasi perpustakaan saat ini, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi, Rini Junita menyatakan, perpustakaan bisa buka 24 jam bahkan di hari Sabtu dan Minggu. “Saya bahkan siap bekerja sebagai pegawai magang di Perpustakaan,” ujarnya. Subaer juga menyatakan harapannya agar pelayanan perpustakaan dapat berjalan maksimal. Dosen jurusan Fisika ini menututurkan, “Hal itu tetap akan saya usahakan, membuka perpustakaan di hari sabtu dan minggu bahkan sampai 24 jam itu menjadi cita-cita saya mengacu pada perpustakaan di Belanda tempat saya dulunya menimba ilmu,” ucapnya dengan bangga.(PR017/PR018)
Weekly News Profesi Edisi 11/Januari/2012
Kampusiana Dekan FMIPA Tegur Dosen ESM Menanggapi keluhan mahasiswa ICP Geografi, dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) segera mengambil peran. Mereka menegur dosen penanggungjawab untuk kelas English for Subjet Matter (ESM) di jurusan tersebut. Dekan FMIPA, Hamzah Upu langsung berinisiatif untuk mencari informasi dan menelpon dosen yang mengajarkan tutorial untuk jurusan Geografi. Hal itu setelah mendapatkan laporan, kelas ESM di jurusan tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Saya harus tegur langsung dosennya, tidak boleh itu dosen malas-malas masuk mengajar,” tegurnya. Hamzah berharap, mahasiswa lain berani memberikan pernyataan jika memang ada dosen yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya. “Jangan sampai mahasiswa merasa dirugikan,” tuturnya. Selain memberikan teguran langsung via telpon, Guru besar tersebut juga memberikan saran dan solusi kepada dosen yang bersangkutan. Masalah apa yang dihadapi sehingga jam mengajar terbengkalai. Hamzah Opu menyarankan, agar pertemuannya bisa dikali dua dengan mengambil waktu pagi dan sore dalam satu hari agar target delapan kali pertemuan dan maksimal 80 persen dapat terlaksana. “Saya lebih sibuk dari Ibu, tapi saya usahakan kalau misalnya saya tidak mengajar besoknya saya cari jika ada waktu” ungkapnya, saat memberikan pertimbangan kepada dosen yang bersangkutan. Salah satu penanggung jawab kelas ESM di jurusan Geografi, Ihsan mengakui pertemuannya baru tiga kali dilaksanakan. Selebihnya diisi dalam bentuk penugasan. Teknik penugasan ini dihitung sebagai satu kali tatap muka di kelas. Hamzah menilai hal tersebut tidak menjadi masalah. “Hal itu tidak salah karena termasuk salah satu metode mengajar,” terang Hamzah Opu. Ia juga menambahkan, penugasan dapat dianggap sebagai pengganti kelas tatap muka karena hal itu bisa jadi lebih efektif daripada pembelajaran langsung. (PR24)
Kilas LK Berpikir Lokal, Bertindak Global Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mengadakan kuliah umum. Kuliah ini diselenggarakan di rektorat lantai III UNM, Kamis (29/12). Kuliah tersebut menghadirkan pemateri, Suryadi Mappaewa Dosen Ilmu Sejarah Universitas Hasanuddin dan Jumadi Sahabuddin. Kegiatan ini mengusung tema, meningkatkan kesadaran nilai-nilai kearifan lokal di kalangan pemuda mahasiswa. Seharusnya manusia menggunakan akal dan hatinya agar menjadi manusia yang bernurani. Kita juga harus banyak merasa peka terhadap lingkungan. Demikian yang diungkapkan Jumadi. “Mahasiswa sekarang harus bisa berfikir lokal dan bertindak global,” tuturnya. Ketua panitia, Adi kurniawan mengungkapkan, alasan mengusung tema ini karena mahasiswa sekarang tidak lagi menampilkan kearifan lokal. “Kegiatan ini juga salah satu program HMJ, Bidang I, pendidikan dan pelatihan,” ujarnya. Peserta yang menghadiri kuliah umum tersebut tidak hanya dari UNM tapi juga dari Universitas Veteran (UVRI), Universitas Islam Negeri (UIN), serta Universitas Hasanuddin (UNHAS). (PR16/ PR41)
Bentuk Karakter Maba lewat ESQ
Setelah menunggu beberapa bulan, pelatihan Emotional Spiritual Quention (ESQ) untuk Mahasiswa Baru (MABA) itu, akhirnya digelar Fakultas Teknik (FT) yang dibuka secara resmi Dekan FT, Husain Syam. Kegiatan ini dilaksanakan diluar kampus, tepatnya di Graha Pena lantai dua (18/12). Ini merupakan tahap pertama dari tiga tahap yang akan dilaksanakan nantinya. Untuk tahap kedua, direncanakan terlaksana pada 14-15 januari, dengan menggunakan tempat yang sama. Sementara tahap ketiga sampai saat ini belum bisa dipastikan waktu dan tempatnya. Sebanyak 320 dari 350 maba FT yang mengikuti pelatihan ini. Hal ini, diungkapkan A. Idkhan selaku Pembantu Dekan (PD) bidang kemahasiswaan. “peserta yang mengikuti sebanyak 320 orang dari seluruh 6 jurusan, dan 14 prodi yang ada di Fakultas teknik,” tuturnya. Namun, ia menyesalkan ketidakhadiran 30 maba dalam pelatihan ini. Menurutnya, menjadi kerugian tersendiri bagi maba yang tidak ikut serta dalam kegiatan ini. Pasalnya, sejak
3
mulai masuk maba sudah dibebankan pembayaran ESQ sebesar Rp.400 ribu untuk setiap maba. H.M Agung, ketua jurusan Teknik Mesin yang turut hadir mengatakan pelatihan ini menjadi salah satu cara untuk membentuk karakter maba sejak dini. Apalagi, maba dianggap masih labil, dan mudah mendapat doktrin-doktrin negatif dari para mahasiswa lama. “Ini sangat perlu bagi mahasiswa baru agar tidak mudah terpengaruh oleh mahasiswa yang lebih dahulu mendiami fakultas ini,” ungkapnya. Tak hanya itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu merekatkan mahasiswa baru FT yang selama ini terpisah oleh sekat jurusan. Melalaui kegiatan ini pula dituntut akan terbentuknya akhlak mulia bagi maba. Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari peserta yang mengikutinya. Tri Prawiska misalnya, ia mengungkapkan kesenangannya mengikuti kegiatan ini. Maba Jurusan Pendidikan Teknik dan Informatika ini mengaku telah merasakan efek yang baik saat mengikuti kegiatan ESQ. “ ujarnya. (PR03/PR16)
FT Bantu Masyarakat Desa Binaan UNM Desa Binaan UNM desa Arungkeke yang terletak di Kabupaten Jeneponto mendapat kesempatan menerima pembelajaran dari civitas akademika Fakultas Teknik (FT). Kegiatan Penerapan Ipteks Bagi Masyarakat (IBM) ini diselenggarakan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNM. FT sebagai fakultas yang turun lang-
Sudut + Pelaku Pembunuhan Dipastikan DO - Jika itu solusinya. + Berebut Title Untuk ICP - Maunya beda, tapi hasil kok sama? + Bank Mandiri Serahkan Bus ke UNM - Tambah bus baru nih.. Dg. Lu’
sung memberikan pelatihan dan pembelajaran kepada desa binaan tersebut. Bukan tanpa alasan. Pasalnya, sesuai dengan permintaan masyarakat setempat pada saat supervise rektor UNM, mereka meminta segera diberikan pelatihan maupun pengetahuan yang sesuai dengan kondisi geografis yang ada di daerah tersebut. Dekan FT, Husain Syam juga ikut terjung langsung memantau kegiatan tersebut. Tak tanggung- tanggung, pemimpin fakultas Rajawali ini mendatangkan orang-orang terbaik fakultasnya. Baik dosen maupun mahasiswa yang dinilainya berkompeten dan siap berkontrobusi kepada masyarakat kampung Nelayan itu. “Kegiatan ini adalah salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu mengabdi kepada masyarakat, hal ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraannya”, ujar Husain saat
membuka acara kegiatan. Meski hanya berlangsung sehari tapi hal ini mampu membakar semangat masyarakat mengikutii kegiatan. Camat Arungkeke, Edi Rate, memberikan apresiasi terhadap Kinerja kepada pihak Universitas atas terlaksananya IBM ini. Menurutnya, hal tesebut mukjizat bagai masyarakat. Sebab, kegiatan seperti ini telah lama dinanti dan baru teralisasi. “Kalau bisa kegiatan seperti ini bisa lebih ditingkatkan dan buakn hanya untuk tahun ini tapi juga tahun-tahun berikutnya” harapnya. Lanjut Edi, ia juga berharap ada kesepakatan yang diperadakan antara Pemerintah daerah (Jeneponto, red) dengan UNM agar jelas kesepakatan yang akan dilaksanakan. Menurut kordinator LPM UNM, Baharani Rauf, pelatihan ini sebagai awal kerjasama Ipteks kepada desa yang binaan UNM. Ia berjanji kedepannya akan lebih ditingkatkan. (PR08/PR09)
Weekly News Profesi Edisi 11/Januari/2012
4
editorial
Memang Ditegur Kalau Salah
Penghujung tahun 2011, UNM kembali digegerkan. Kasus pengeroyokan dan penikaman menyebabkan nyawa seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial melayang. Motifnya sepele, permasalahan tidak terima ditegur seorang senior. Memprihatinkan memang. Dikala sang senior hanya mengingatkan jika perbuatan junior tersebut salah, sang junior malah melawang. Akhirnya, adu fisik terjadi. Meski pihak birokrasi telah mendamaikan. Namun itu ternyata belum cukup. Birokrasi juga telah berjanji akan memberikan sanksi bagi yang salah. Hanya saja, belum direalisasikan. Imbasnya, dendam yang semakin tinggi. Sang junior akhirnya mengincar seangkatan senior tersebut untuk membalaskan dendamnya. Tidak mengherankan lagi jika sekarang ini junior memang tak mau lagi mendengar seniornya. Sekalipun, itu teguran karena berbuat salah. Ini juga salah satu imbas dari pengkaderan yang diterapkan di instusi ini sejak tidak dilibatkannya mahasiswa dalam penyambutan mahasiswan baru. Tak ada lagi penghormatan kepada kepada senior. Kita hanya berharap, semoga kasus ini tidak terulang lagi. Yang salah akan menerima imbas perbuatannya sebagimana mestinya. Kasus ini juga menjadi kaca ke depan dalam menapaki tahun 2012 sebagai tahun naga. Seiring dengan bergulirnya suksesi pemilihan rektor untuk periode 2012/2016. Semoga kedepan pimpinan institusi pencetak generasi “Oemar Bakrie” bisa lebih konsisten dalam menyelesaikan konflik-konflik yang ada. Tetap berpatokan terhadap pedoman yang berlaku. Menegur yang salah dan memberikan kebijakan bagi pantas.Amin!(*)
4
Lintas UNM
Bank Mandiri
Serahkan Bus ke UNM
FAJRIANTO - PROFESI
TANDA TANGAN. Rektor UNM (kanan) dan wakil dari pihak Bank Mandiri (kiri) menandatangani bukti penyerahan hibah 1 unit bus kepada UNM.
Satu unit bus diterima UNM. Kali ini dihibahkan oleh pihak bank Mandiri. Penyerahan yang diselenggarakan diUNM ini adalah sebagai wujud kerjasama pihak bank Mandiri dengan UNM, (29/12). Acara serah terima ini dihadiri oleh kedua belah pihak yang bersangkutan, sekaligus dilakukan penandatanganan serah terima hibah 1 unit bus. Hari itu pula langsung dilaksanakan uji coba kendaraan tersebut. Kerjasama ini diharapkan memberi kontribusi positif terhadap mobilitas di pihak UNM itu sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pembantu Rektor IV UNM, Nurdin, adanya tambahan bus tersebut, semakin mempermudah mobilitas kampus. “Kerjasama ini diharapkan akan mempermudah akses mobilitas kampus. Sebagaimana yang kita ketahui, UNM memiliki beberapa kampus di wilayah yang berbeda,” tu-
turnya. Ia menambahkan, sebagai contoh apabila dosen memiliki jadwal mengajar keluar daerah akan lebih mudah dengan adanya tambahan bus ini. Lebih lanjut, Nurdin mengungkapkan, kerjasama ini sebenarnya bukanlah kali pertama dilakukan antara bank mandiri dengan UNM. Karena selama ini memang gaji pegawai dan dosen UNM melalui bank mandiri, inilah bentuk kontribusi pihak bank mandiri kepada UNM. Kasubag rumah tangga UNM, Azis, menjelaskan, bus tersebut sudah siap beroperasi apabila memang dibutuhkaan. Namun bus ini hanya diperuntukkan bagi pihak birokrasi. “Dosen dan tamu UNM saja,” ujarnya. Ia menambahkan, untuk menunjang kegiatan mahasiswa di luar kampus, ia beranggapan bus lain yang telah ada masih memadai untuk itu.(PR26/PR27)
Weekly News Pelindung: Arismunandar Penasehat: Sofyan Salam, Andi Ihsan, Hamsu Abd. Gani, Nurdin Noni, Kamaruddin, Yusuf Syam Dewan Pembina: Abdullah Dolla, Hazaerin Sitepu, Mukramal Aziz, Uslimin Pemimpin Umum: Rahmat Fadhli, Pemimpin Redaksi: Isnaeni Dahlan, Sekretaris: Yusrianti, Bendahara: Parni, Redaktur : Asri Ismail Reporter: Muhammad Darwin HS, Muhammad Yasir, Yeni Febrianti, Zaiful, Syamsul Alam, Soeparman Ismail, Rizki Army Pratama, Azhar Fadhil, Wajtahida, Muhammad Ilham Nur, Khaerul Musta'an, Fatma Husni, Nur Lela, Nur Inayah, Sugianto, Hesikumalasari, Susi Amriani, Ary Utary Nur, Marwah Thalib, Musniah Juhanto, Dzurahmah Ibnu Hasan, Fitriani Rumbaru, Muhammad Jumardan, Fadilah Dwi Octaviani, Rosita, A. Ilah Nurul Falah, Muhammad Rusdi Natsir. Layouter dan Artistik: Imam Rahmanto. Redaksi LPPM Profesi UNM: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.I, Kampus Gunungsari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: lppm_profesiunm@yahoo.com, Website: www.profesi-unm.org.
Weekly News Profesi Edisi 11/Januari/2012