LPPM Profesi UNM @Profesi_Online www.profesi-unm.com
1
Jas Almamater Maba Nihil Satu semester telah terlewati, namun hingga kini mahasiswa baru (maba) angkatan 2013 tak kunjung mendapatkan jas almamater. Pihak kampus tak lagi mau menyuplai jas orange yang menjadi ciri Universitas Negeri Makassar (UNM) itu. Maba pun tak ada pilihan lain kecuali membuat jas almamaternya sendiri. Alasannya, Sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang baru diberlakukan 2013 lalu tidak mencantumkan alokasi dana untuk pembuatan jas almamater. Hal itu pun menjadi landasan tidak diperadakannya jas tersebut. Itu diungkapkan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Heri Tahir di Ruang Kerjanya, Kamis (23/1). Menurutnya, untuk alokasi pembuatan jas tersebut memang sudah ada anggarannya yang sepaket dengan dana Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB). Namun karena pada tahun ini sistem yang diterapkan berbeda yakni UKT, maka tak akan ada lagi penyuplaian jas untuk maba. Heri Tahir pun menyatakan, tak ada pilihan lain bagi maba untuk mempunyai jas kecuali membuat sendiri. “Kalau untuk jas almamater mahasiswa baru 2013, itu dibuat sendiri oleh masing-masing mahasiswa,” jelas Mantan Asisten Administrasi Umum dan Keuangan (Asdir II) Program Pascasarjana (PPs) ini. Heri Tahir berkilah, membebaskan mahasiswa untuk membuat jas alamaternya sendiri justru lebih baik karena jika dibuatkan kampus hasilnya bisa jadi ti-
dak memuaskan. “Mahasiswa kalau mau dapat almamater harus beli atau buat sendiri, dari pada dibuatkan tapi hasilnya tidak memuaskan seperti ukurannya tidak pas dan jahitan tidak rapi,” imbuh Pakar Hukum Pidana ini. Padahal, Rektor UNM, Arismunandar pernah menjanjikan pemberian jas almamater saat PMB di Menara Pinisi. Sebelum menyematkan jas kepada perwakilan mahasiswa baru secara simbolis, ia menyatakan jas yang sama juga nantinya akan diberikan kepada seluruh maba. “Ini hanya simbolis, nantinya semua maba juga akan diberikan jas almamater ini,” katanya mengumumkan. Terkait dibatalkannya pemberian jas itu, maba Jurusan Pendidikan Sejarah, Lista, mengaku sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Padahal, ia bersama maba yang lainnya telah lama menanti pemberian jas seperti mahasiswa pada angkatan-angkatan sebelumnya. Ia berharap pihak universitas mau menangani pengadaan jas tersebut. “Meskipun sebenarnya jas almamater hanya simbolis semata, akan tetapi memiliki jas almamater kampus tempat saya menuntut ilmu itu adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. Saya harap pihak birokrasi mau mengurus ini karena kalau kita lagi mau mengurus sendiri jadi ribet,” demikian harapan mahasiswa angkatan 2013 ini. Hal yang sama juga diungkapkan maba Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Muhammad Iqbal, Menurutnya pihak universitas terkesan lepas tanggung jawab karena seyogyanya jas almamater menjadi tugasnya untuk mengurus dan mendistribusikan. “Kalau begini jadinya, mahasiswa jadi susah. Mahasiswa akan lebih cuek untuk membuat jas almamater sendiri, kalau memang tidak diurus pihak universitas kenapa tidak diumumkan waktu PMB di Pinisi. Ataukah memang pihak universitas cuma mau
cuci tangan dan melimpahkan ini kepada mahasiswa,” ungkanya. Ia menambahkan, jika pihak universitas tidak mampu menguruskan, sebaik nya melimpahkannya ke pihak fakultas. “Biar pihak fakultas saja yang mengurus pembuatan jas almamater ini karena dengan memakai jas almamater orange kami bangga dengan UNM, bukan karena bentroknya tetapi karena prestasinya dibuktikan dengan jas almamater yang kami idamkan hingga wisuda nantinya,” imbuhnya. (pr56)
Ilustrasi: Khaerul Mustaan-Profesi
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Weekly News Profesi Edisi 13 / Januari 2014
2
Kampusiana
LPPM Profesi UNM @Profesi_Online
www.profesi-unm.com
Dosen MKU Doyan Mangkir
MANGKIR mengajar seolah menjadi hal yang lumrah. Begitulah yang terjadi dengan dosen Mata Kuliah Umum (MKU) selama semester ganjil lalu. Misalnya saja dosen MKU yang semestinya mengajar di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) tak pernah menampakkan diri hingga Ujian Akhir Semester (UAS) ber akhir. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jerman FBS, Nini Kasvia Haris, mengungkapkan, dosen MKU yang semestinya mengajarkan mata kuliah Belajar dan Pembelajaran tak pernah sekali pun menghadiri jam kuliah tersebut. “Dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran tak juga menampakkan dirinya, saya pribadi sangat kecewa, kami rugi waktu, rugi materi dengan oknum yang terkesan lalai dalam melaksakan tugasnya,” tambah mahasiswa angkatan 2012 ini. Itu bukan kali pertamanya saja dosen MKU mangkir dari tanggung jawabnya. Ia membeberkan, pada semester lalu misalnya, dosen MKU malah hanya menyuruh mahasiswa membeli buku dan masuk tiga kali petemuan selama empat bulan perkuliahan. Itu pun hanya langsung memberikan tugas yang ada dalam buku tersebut tanpa pemberian materi sebelumnya. “Ini sangat mengecewakan kami yang menginginkan hak kami untuk memperoleh pengajaran,” keluhnya.
Menanggapi hal itu, Sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Burha nuddin, mengungkapkan pihaknya telah berulang kali mengupayakan permintaan dosen tersebut dengan bersurat ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) MKU dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sebagai penyedia dosen tersebut. Namun, hasilnya tak ada respon balik dari FIP dan UPT MKU hingga berakhirnya masa UAS. “Kami sudah melobi dan mengi rimkan surat ke FIP namun belum juga ada respon apa-apa sampai surat terkahir kami kirim sebelum Ujian Tengah Semester,” jelasnya. Ia menambahkan, mangkirnya dosen MKU itu membuatnya sangat kecewa. Pasalnya, ini bukan pertama kalinya dosen melakukan hal demikian, tetapi sudah beberapa kali terulang dan sangat merugikan mahasiswa. “Untuk ke depannya kami sangat berharap hal ini tidak terulang lagi, semoga kedepannya ini menjadi sebuah pelajaran agar nantinya jauh lebih baik,” tambahnya. Dikonfirmasi, Ketua Program MKU Rifdan mengaku tak tahu menahu terkait hal ini. Ia pun juga mengaku sangat kecewa dengan tindakan dosen MKU yang seperti itu. “Hal ini sudah sering terjadi, dosen yang sering lari dari kewajibannya dengan memberikan pelajaran ini seakan telah menjadi budaya, entahlah itu karena apa, yang jelasnya saya sangat kecewa,”
Mahasiswa Tuntut Pembayaran SPP Diperpanjang PULUHAN mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Solidaritas Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung pinisi, Selasa (28/1). Dalam tuntutannya, mahasiswa meminta batas pembayaran Sumbangan Penunjang Pendidikan (SPP) diperpanjang. Salah satu di antaranya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia, Suriadi mengungkapkan, sejumlah mahasiswa terlambat membayar SPP karena berbagai faktor. Selain kondisi ekonomi mahasiswa, Suriadi mengatakan pihak Bank offline pada hari terakhir pembayaran. “Sejumlah mahasiswa ini sebenarnya bukan tidak mau
bayar, tetapi terlambat membayar,” tambah mahasiswa angkatan 2011 ini. Ia berharap pihak birokrasi mau membuka hati nuraninya dan memperpanjang waktu pembayaran SPP. Menanggapi hal itu, Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Ismail Muchtar, menyatakan mahasiswa yang terlambat membayar SPP mau tidak mau harus cuti akademik. Unjuk rasa yang digelar mahasiswa itu, menurutnya, tidak akan mempengaruhi prosedur kampus yang telah ditetapkan. “Itu tidak bisa, karena memang sudah menjadi prosedur dan itu telah ditetapkan selama 20 hari untuk membayar SPP. Kalau terlambat, ya cuti,” tuturnya. (pr56/pr26)
Weekly News Profesi Edisi 13 / Januari 2014
keluhnya. Ia menyatakan, pihaknya akan menindaklanjuti kejadian ini. Lebih jauh, ia menjelaskan tiga penyebab dosen sering mangkir. “Penyebab biasanya dikarenakan tidak menerima SK, jadwalnya bertabrakan, atau memang ia lalai akan tugasnya,” tambah nya. (pr56)
Lantai 17 Pinisi Terlarang JIKA tak punya kepentingan, seba iknya jangan coba-coba menginjakkan kaki di lantai 17 Menara Pinisi! Nasib anda bisa saja seperti salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Jasri (samaran). Satuan pengamanan (satpam) Menara Pinisi menangkap dan menahannya di pos satpam usai tertangkap basah sedang bermain-main di puncak ikon Universitas Negeri Makassar (UNM) itu, Kamis (23/1). Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Keamanan UNM, Dahlan, mengungkapkan, hal itu dilakukan karena lantai tertinggi menara tersebut memang dijaga ketat dan tidak sembarang orang yang bisa menaikinya. Alasannya, karena banyaknya mesin yang dioperasikan di lantai itu dan rawan rusak. “Mereka berjalan di atas mesin yang rawan rusak, jadi kami amankan. Sebenarnya tadi ada tujuh orang, hanya saja yang lain lolos,” ungkapnya. Menurut Dahlan, bila mesin-mesin di puncak Pinisi itu rusak, dampaknya dapat melumpuhkan beberapa sistem peralatan lainnya di semua lantai. Selain itu, mesin tersebut juga sangat berbahaya bagi manusia karena bertegangan listrik tinggi. Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Heri Tahir mengatakan mahasiswa yang naik ke puncak Menara Pinisi tanpa izin akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. “Mahasiswa yang seperti itu adalah mahasiswa yang tidak punya kegiatan lain. Hanya mau merusak. Kalau tidak punya kepentingan tidak usah naik!” ujarnya. (pr30/pr13)
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Kilas LK
3
LPPM Profesi UNM @Profesi_Online
www.profesi-unm.com
Mufak FEMA FIS UNM
Budiman: Sistem Federasi Mahasiswa Lebih Ideal
GAGALNYA Musyawarah Fakultas (Mufak) Federasi Mahasiswa (Fema) Fakultas Ilmu Sosial yang berlangsung di kota Malino beberapa waktu lalu (10/1) karena silang pendapat soal format kelembagaan yang akan diterapkan nantinya, Budiman yang masih menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Fema FIS angkat bicara terkait voting yang memenangkan format dua lembaga. Menurut Budi, format kelembagaan FIS dengan sistem Federasi lebih ideal
Himatika
Geometri Turun Peminat PENYELENGGARAAN Genius on Mathematics in Real Application (Geometri) 2014 Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Senin (27/1) mengalami penurunan jumlah peserta yang sangat drastis dibanding tahun tahun lalu. Peserta yang berjumlah 504 siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) seSulawesi Selatan dan Barat pada penyelenggaraan sebelumnya, kini hanya berjumlah 329 siswa saja. “Tahun lalu jumlah peserta mencapai 504 siswa namun tahun ini hanya berjumlah 329 siswa,” ungkap Ketua Panitia Geometri 2014, Muchtar Luthfi. Mahasiswa eksponen 2011 ini menjelaskan, penurunan jumlah peserta Geometry tahun ini dikarenakan jumlah perlombaan yang ada tidak sebanyak jumlah perlombaan tahun lalu. Panitia kali ini meniadakan lomba statistik, mading, dan fotografi. “Beberapa item lomba kami tiadakan untuk tahun ini, seperti statistika, mading, dan fotografi. Alhasil berdampak pada penurunan jumlah peserta,” ujarnya. (pr56/pr21)
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
dibanding sistem Eksekutif dan Legislatif. Pasalnya, dengan sistem federasi, demokrasi langsung akan terjalin di wilayah itu. Mahasiswa FIS, punya hak dan wewenang untuk menyampaikan langsung aspirasinya kepada presiden. Lain hal dengan format dua lembaga, Budi mengatakan sistem tersebut hanya akan mempersulit mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi serta keluhannya kepada presiden. Rumitnya mekanisme penyaluran aspirasi dari mahasiswa membuat Budi bertahan dengan sistem federasi yang lebih tepat digunakan nantinya. Namun, Budi berkata, keputusan tetap ada pada jajaran LK tingkat jurusan. “Telah ada Badan Perumus yang kami SK-kan, semua pilihan diserahkan kepada Badan Perumus, kami hanya sekadar menawarkan langkah-langkah solusi,” ungkapnya.
Di lain sisi, mantan pengurus Himpunan Mahasiswa Sosiologi, Mardi, justru menganggap, sistem federasi tak lagi relevan digunakan saat ini. Itu dikarenakan FIS mewadahi banyak LK. Hal itu tidak sama saat FIS baru berdiri dan hanya memiliki tiga LK saja, maka saat itu hal tersebut memang dimungkinkan. “Format federasi mahasiswa memang tidak terdapat dalam PULK (Pedoman Umum Lembaga Kemahasiswaan), yang ada hanya BEM dan Maperwa,” pungkasnya. Sementara itu, hingga kini Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III), Najamuddin, mengaku tidak tahu apa-apa, ia berkata belum ada laporan mengenai hasil Musyawarah Fakultas. “Saya tidak tau apa-apa, kan belum ada hasil dari mufaknya,” ungkapnya. (pr45/pr58)
UKM Olahraga
Rudyanto Akan Programkan Kejuaraan Olahraga KTI
UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menggelar kejuaraan olahraga dengan mengundang peserta di seluruh perguruan tinggi Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini diungkapkan Rudyanto selaku ketua terpilih UKM Olahraga periode 2013-2014 sebagai salah satu program kerja yang digadanggadang menjadi event terakbar di kepengurusannya nanti. “Setelah pelantikan nanti, di periode yang baru ini nantinya kami berencana akan mengadakan kejuaraan se-Indonesia Timur,” ujar mahasiswa jurusan Antropologi ini. Selain itu, Rudyanto juga berencana mengkaji ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan oleh pengurusnya, serta membenahi masalah internal yang menjadi bengkalai periode sebelumnya. “Bengkalai yang ada pada periode sebelumnya akan kami benahi pada periode baru ini,” ujarnya. Sementara itu, Ketua UKM Olahraga
periode 2012/2013, Kaharuddin, menga takan, setiap penggantian para pengurus organisasi tentunya mengharapkan perbaikan dalam periode baru agar programprogram mereka lebih baik dari periode sebelumnya. “Harapannya tentu saja agar pengurus yang baru bisa lebih diandalkan,” ungkap mahasiswa kelahiran Soppeng ini. (pr30)
Sudut
+ Jas Almamater Maba Nihil - Ternyata cuma janji... + Dosen MKU Doyan Mangkir - Jangan-jangan dosennya memang nihil... + Ahmad Syawal Janji Tingkatkan Akreditasi - Asal jangan mangkir... dg. lu’
Weekly News Profesi Edisi 13 / Januari 2014
4
EDITORIALLPPM Profesi UNM @Profesi_Online
Jangan Mangkir (Lagi)!
M
angkirnya dosen Mata Kuliah Umum (MKU) dari tugas pengajarannya beberapa semester terakhir ini lambat laun seakan menjadi rutinitas yang membudaya. Terbukti, kasus yang terjadi Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Entah apa pasal, sepertinya dosen-dosen yang telah ditunjuk mengemban amanah itu justru menghindar dari mata kuliah yang diberikan. Pun jika hadir, malah setengah hati. Seakan menggugurkan kewajiban dan dinilai mahasiswa tidak tuntas dalam memberikan pengajaran. Dosen yang bersangkutan malah hanya terhitung tidak lebih dari lima kali pertemuan, atau pun malah tidak memenuhi permintaan mengajar sama sekali. Imbasnya, pihak prodi yang membutuhkan dosen MKU pun kelabakan menyiasati bila dosen-dosen tersebut bila enggan memenuhi permintaan pengajaran. Akhirnya, tak ada pilihan lain lagi bagi pihak prodi, kecuali de ngan memberikan pemerataan nilai B kepada seluruh mahasiswanya sebagai bentuk pemaafan. Padahal tidak ada penilaian absensi, tugas, UTS, dan juga UAS. Mau tidak mau, sebab MKU telah diprogramkan dan disetujui dari awal oleh pihak prodi. Hal inilah yang perlu ditelaah secara mendalam oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) MKU. Dimanakah fungsi pengawasannya sehingga banyak dosen yang berada dibawah stukturnya justru jadi pembangkang? Mestinya kejadian ini, sudah bisa diendus dari awal bergulirnya semester. UPT MKU mesti berinisiatif untuk mencari pengganti jika dosen yang ditunjuk tidak bersedia. Atakah mempertegas regulasi di internalnya agar tak ada alasan bagi dosen untuk mangkir. Tidak hanya sampai di situ, pengawasan saat berjalannya semester juga mesti diperketat agar tak ada lagi jam kuliah tidak dihadiri. Semoga ini menjadi instrospeksi agar semester genap nantinya tidak terulang kembali. (*)
4
Lintas UNM
www.profesi-unm.com
Pemilihan Kaprodi PGSD FIP
Ahmad Syawal Janji Tingkatkan Akreditasi
SETELAH berhasil mengungguli perolehan suara kedua rivalnya Andi Makkasau dan Amir pada pemilihan Ketua Program Studi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) beberapa waktu lalu di ruang Laboratorium FIP (20/1), akhirnya Ahmad Syawal resmi dinobatkan menjadi Kaprodi PGSD. Atas terpilihnya, Ahmad Syawal berjanji akan maksimalkan kinerja dan memgevaluasi kekurangan pada tahun sebelumnya untuk segera ditingkatkan. Hal itu untuk mempersiapkan peningkatan akreditasi PGSD FIP ditahun mendatang. “Dengan pengalaman yang saya miliki saat menjadi sekretaris prodi, utamanya dalam hal peningkatan akreditasi
itu dapat terpenuhi menjadi B, dan saya akan perjuangkan untuk mencapai akreditasi A pada 2016 nanti,” janjinya. Sementara itu, mantan Kaprodi sebelumnya, Muslimin, berharap agar Kaprodi terpilih dapat mempertahankan citra baik PGSD semasa ia menjabat. “Perolehan peringkat akreditasi B PGSD FIP berlaku sampai tahun 2016 mendatang dan dengan adanya status tersebut kita telah lepas dari keharusan setiap program studi memperoleh peringkat akreditasi pada tahun 2012 kemarin dan mudah-mudahan itu bisa lebih ditingkatkan,” ujarnya. Ia menambahkan, keberhasilan mendapatkan peringkat B tersebut merupakan bagian dari upaya yang selama ini dilakukan program studi PGSD. (pr33)
Ismail Muhtar Imbau Dosen Rampungkan Nilai MASIH banyaknya nilai mata kuliah yang belum ter-input di simpadu membuat Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Ismail Muhtar mendesak dosen untuk segera merampungkan rekapitulasi nilai mahasiswanya dan pihak prodi agar melakukan input data nilai mahasiswa secepatnya. Pasalnya, masa pengisian kartu rencana studi (KRS) akan berakhir pekan depan, Jumat (7/2). “Saya harapkan dosen penanggung jawab dari setiap mata kuliah untuk secepatnya menyetor nilai mahasiswa ke jurusan masing-masing. Karena KRS Manual maupun online akan ditutup 7 Februari mendatang,” tuturnya. Salah satu mahasiswa Fakultas
Ekonomi (FE), Evi mengungkapkan lambatnya dosen menyetor nilai mata kuliah, merugikan mahasiswa yang ingin mengurus KRS. “Nilai saya belum ada yang masuk di simpadu. Padahal, seharusnya sudah terinput semua. Ribet urus KRS kalau nilai semester ini belum keluar semua,” ungkap Evi. (pr33) Nama yang tercantum dibawah ini tidak lagi tercatat sebagai magang LPPM Profesi UNM: • • • •
Andi Hasni Fitriyanti Nurhalida HS Andi Afni Amelia Nur Hikma Nofi Afni
Weekly News Pemimpin Umum: Sutrisno Zulkifli, Pemimpin Redaksi: Imam Rahmanto, Sekretaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Kepala Penyiaran: Rizki Army Pratama, Kepala Online: Muh. Yasir, Kepala Litbang: Yeni Febrianti, Pemimpin Perusahaan: Nurlela, Redaktur: Khaerul Mustaan, Susi Amriani Fotografer: Andi Baso Sofyan Layouter/ Desainer Grafis: Kasdar Kasau, Manager Sirkulasi: Syamsul Alam, Manager Iklan: Andi Sadriani Reporter: Arnawan Arief, Awal Hidayat, Asriadi, Febriawan Djalil, Mentari Jati Pratiwi, Nisrawati, Nurfadly, Nurul Irsal Amalia, Rachmat Wajo, Rajab, Rufaida, Ari Maryadi, Risal, Ardi Samriawan, Agung Rinaldy Malik, Rosni Armin. Redaksi LPPM Profesi UNM: Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, Website: www.profesi-unm.com. Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima imbalan dalam bentuk apapun
Weekly News Profesi Edisi 13 / Januari 2014
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita