1
Lab Teknik Sipil Kembali Telan Korban Laboratorium Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik (FT) kembali menelan korban. Fajar Sidik salah satu mahasiswa jurusan tersebut terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit setelah jari tangan kirinya terpotong mesin pemotong kayu di laboratorium itu, Jumat 14 Desember 2012. Insiden tersebut terjadi lantaran mesin pemotong yang digunakannya mati mendadak saat dioperasikan. Namun naas, ketika Fajar mencoba memperbaiki, tiba-tiba saja mesin tersebut menyala kembali dan malah mengenai jari tangannya. “Saya juga kaget ketika mesin tiba-tiba mati, dan tanpa berpikir panjang saya langsung menyalakannya kembali, kemudian tangan saya sudah tersambar oleh mesin” ungkapnya. Kejadian tersebut luput dari pengawasan, Guspiadi, Asisten Dosen yang saat itu sebagai pengawas praktek kerja kayu. Namun menurut Guspiadi, kala itu ia sedang tidak berada di tempat kejadian. “Saya sedang di luar saat kejadian untuk membeli amplas” tandasnya. Guspiadi justru menyalahkan mahasiswa yang tidak mengenakan peralatan keselamatan. “Sebenarnya pihak laboratorium memiliki perlengkapan keselamatan seperti kaca mata, sarung tangan, dan helm khusus praktek namun tidak pernah digunakan dengan alasan mahasiswa yang tidak mau menggunakan,” ungkapnya. Menanggapi hal itu, Rifai, salah satu Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
rekan korban membantah kecelakaan disebabkan ketelodoran mahasiswa. Ia beralasan selama ini ketika melaksanakan praktek mahasiswa tidak pernah disodorkan alat pelindung keselamatan. “Masker saja kami harus beli sendiri-sendiri,” pungkasnya. Hal itu dibenarkan Nasruddin, mahasiswa yang juga berprofesi sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Sipil. Ia mengatakan alat pelindung keselamatan dan peralatan kesehatan tidak disediakan. “Kami hanya menggunakan baju laboratorium dan 2 buah alat peredam suara, padahal mahasiswa yang praktek banyak” tuturnya. Mahasiswa dari jurusan yang sama menambahkan, Nasruddin mengatakan alat pelindung keselamatan dan peralatan kesehatan tidak disediakan. “Kami hanya
menggunakan baju laboratorium dan dua buah alat peredam suara, padahal mahasiswa yang praktek banyak” tandasnya. Kecelakaan praktek laboratorim di jurusan tersebut bukanlah pertama kalinya. Peristiwa serupa juga pernah terjadi pada tahun 2005 dan 2008 yang disinyalir dengan penyebab yang sama pula. Salah satu Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Aldi mengatakan, selama ini alat-alat berat yang dipakai untuk praktek memang sering rusak, kadang mati tiba-tiba ketika sedang beroperasi. Selain itu keadaan kabel juga tidak dalam keadaan aman karena sudah tidak memiliki pembungkus serta terminal yang ada juga sudah rusak. “Selama ini tidak ada perawatan yang memadai terhadap alat-alat berat,” ungkap Aldi. (Tim)
Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013
2
Kampusiana
www.profesi-unm.com Profesi FM 107,9 MHz
Ada Dosen “Semau Gue” di Geografi
Sejumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), mengeluhkan kinerja Hasrianti Edy salah satu dosen mata kuliah yang kerap kali mangkir mengajar. Belum lagi, dosen ini kerap membuat peraturan yang semenamena pada mata kuliahnya. “Rugi ki juga datang ke kampus baru tidak masuk dosennya,” keluh jhony (samaran) salah satu mahasiswa jurusan geografi. Lanjut Jhony, kalau dosenya beberapa kali tidak masuk tidak ada konsekuesi, tapi kalau mahasiswanya tidak masuk sekali pertemuan langsung dinilai alpa dua kali pertemuan, Senada dengan Jhony, sebut saja Cindy yang juga salah satu mahasiswa jurusan Geografi ini turut mengecam dosen tersebut. Menurutnya, dosen itu juga sering kali memindahkan jadwal perkuliahan semaunya. “Jadwal mata kuliahnya dipindahkan pada hari lain, berbeda dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya jadi terkadang buat mahasiswa bingung,” ungkapnya. Tak hanya itu, mahasiswa tidak diperkenankan masuk kedalam ruangan
“Kalau dosennya memang tidak masuk mengajar pada pertemuan sebelumnya tidak berhak mengisi daftar hadir sebanyak dua kali pada pertemuan selanjutnya, hal tersebut selain merugikan mahasiswa juga menyalahi aturan,”
jika dosen yang bersangkutan sudah terlebih dahulu masuk kedalam ruangan. “Setidaknya ada keringanan buat mahasiswa yang terlambat, mungkin 10 – 15 menit, kan kita juga butuh waktu pindah ruangan setelah kuliah di kelas lain, lagian dosennya terkadang jarang masuk, bagaimana mau dimaklumi,” tutur Cindy. Menanggapi prilaku teman sejawatnya, Nasiah Badwi salah satu dosen Jurusan Geografi menyayangkan adanya hal tersebut. “Kalau dosennya memang tidak masuk mengajar pada pertemuan sebelumnya tidak berhak mengisi daftar hadir sebanyak dua kali pada pertemuan selanjutnya, hal tersebut selain merugikan mahasiswa juga menyalahi aturan,” tuturnya. (Pr26)
Kemelut Dana Semester Pendek
Diduga Diselewengkan Malang nasib Ratnawati Maming, wanita yang berprofesi sebagai Dosen di Jurusan Kimia ini dituding telah melakukan penggelapan dana Semester Pendek (SP) oleh sejumlah mahasiswa Jurusan Geografi. Kasus ini tercium ketika ketua Jurusan Nur Zakaria Leo membantah menerima hasil pungutan dari Ratnawati Maming. Menurut Leo, tak ada sepeserpun dan hasil SP yang masuk di kantong jurusan. Ia bahkan menilai uang tersebut adalah ilegal. “Tidak ada uang yang masuk, itu ilegal dan diluar sepengetahuan saya,” terangnya. Ratnawati Maming, kala itu mengajar mata kuliah Kimia Dasar. Hanya saja, jika mahasiswa ingin mengikuti SP harus membayar sebesar Rp100 ribu per mahasiswa. Menurut salah seorang maha-
siswa Geografi yang enggan diwartakan namanya, mengaku kejadian ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu yakni tahun 2010. “Setahuku, kasus kayak begini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Setelah final dosen yang bersangkutan (Ratnawati Maming, red) menyampaikan kalau satu kelas nanti nilainya jelek, jadi kalau mau memperbaiki nilai harus program Semester Pendek (SP), biayanya Rp100 ribu,” terang mahasiswa itu. Menanggapi tudingan yang dialamatkan kepadanya, Ratnawati malah bersikukuh bahwa uang tersebut sudah dia masukkan di jurusan. “Itu mi membayar Rp100 ribu waktu masih ada SP, itu uangtnya lari kejurusan 70 persen, kita hanya menerima 30 persen,” tutupnya. (Pr27)
Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013
FT Minta Gedung PKM Lama Melihat kondisi gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lama yang terletak di kampus Parangtambung Universitas Negeri Makassar (UNM) sejak tahun 2009 lalu tidak berfungsi. Fakultas Teknik (FT) berinisiatif untuk memanfaatkan. Menurut Husain Syam, selaku Dekan FT, pihaknya berencana menjadikan gedung tersebut sebagai pusat aktivitas perkantoran bagi sivitas akademika. “Pastilah kita jadikan perkantoran itu,” ungkapnya. Karena menurutnya, gedung tersebut sudah lama tidak difungsikan dan kondisinya sangat memprihatinkan. “Kita hanya ingin merenovasi sesuatu yang tidak berfungsi menjadi berfungsi” ujar dosen Teknik Mesin ini. Selanjutnya, dekan yang menjabat dua periode ini menambahkan, gedung yang ada di FT saat ini sudah tidak efektif untuk menampung mahasiswa. Dua pertiga dari gedung yang ada di FT adalah laboratorium, selebihnya adalah ruang kuliah. “Begitu sempit bagi kami,” paparnya saat ditemui di ruangannya. Mantan Ketua Jurusan Teknik Mesin ini pun berharap, agar ada kebijakan dari birokrasi UNM untuk memberikan gedung tersebut kepada FT supaya bisa mengatasi masalah-masalah yang ada di FT menyangkut ruang perkuliahan. Menanggapi hal itu, Nurdin Noni, selaku Pembantu Rektor bidang sarana dan prasarana (PR II) mengatakan, bahwa hal itu merupakan ide yang bagus, melihat tidak kondusif lagi untuk mengembalikan UKM lama tersebut dan lokasinya memang berada di dekat FT. “Saya kira ide cukup bagus, kalau saya tidak masalah,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa belum ada pembicaraan secara formal mengenai hal tersebut ditingkat birokrat UNM, namun secara pembicaraan biasa sudah ada. (Pr 25) Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Kilas LK Himaplus Adakan Pesta Plus Untuk pertama kalinya, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (Himaplus) FIP mengadakan kegiatan yang bertajuk Pesta Plus. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Serba Guna FIP (28/12). Kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir dari pengurus Himaplus saat ini sebelum melaksanakan pergantian pengurus baru. “Ini merupakan program kerja terakhir kami, karena 11 Januari 2013 nanti ada pergantian pengurus Himpunan jadi adalah sebuah bekas-bekas kegiatan besar yang kami titipkan kepada adek-adek,” tutur Andi Ismail Lukman selaku Ketua Umum Himaplus. Menurut mahasiswa eksponen 2009 ini, kegiatan yang bertema “Dari Sini Kesana Ini” merupakan kegiatan yang pertama kali diadakan Himaplus. “Saya sangat senang dan bangga, karena Pesta Plus pertama kalinya dilaksanakan selama adanya HIMAPLUS,”ungkapnya. Selain itu, mantan Ketua Umum HIMAPLUS periode 20042005, Sofyan, mengaku bangga atas kegiatan ini. “Saya ucapkan apresiasi yang sangat besar, pada pengurus himpunan mahasiswa PLS, karena kegiatan ini baru terlihat di FIP terkhusus di jurusan PLS,” ungkapnya. Tak hanya Sofyan, ketua jurusan PLS, Samsul Bahari, juga mengapresiasi kegiatan yang menampilkan beberapa pertunjukan kesenian itu. “Saya senang dan mendukung semua kegiatan mahasiswa, asal dilaksanakan sesuai prosedur,”paparnya. (Pr27)
Sudut +Lab Teknik Sipil Kembali Telan Korban -Kurang diperhatikan tuh... +Ada Dosen “Semau Gue” di Geografi -Kagak usah ngajar sekalian... +Bahasa Daerah Tak Lagi Dibina -Kasian.... Dg. Lu’
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
LPPM Profesi UNM @Profesi_Online
3
Dua Kali Tertunda, PKTI Akhirnya Terlaksana Setelah mengalami dua kali penundaan, Pelatihaan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) akhirnya terlaksana. Awalnya, kegiatan ini direncanakan pada tanggal 30 September lalu ditunda dikarenakan pihak birokrat Jurusan Matematika melarang. Kemudian kegiatan ini kembali dijadwalkan lagi pada 13 Oktober lalu, namun lagi-lagi tertunda mengingat saat itu baru-baru saja terjadi bentrok. Hal ini dibenarkan Nugroho, selaku Sekretaris Umum HIMATIKA. Menurutnya, penundaan ini terjadi karena birokrasi berpikir kami (HIMATIKA, red) melakukan tindak kekerasan pada kegiatan LKMM kemarin,” tuturnya. Lebih lanjut, ia mengatakan, setelah semuanya clear, ternyata terjadi perang
di Kampus UNM Parang Tambung, alhasil PKTI kembali ditunda, padahal waktu itu pemateri dan moderator sudah siap. Ditambah lagi setelah bentrok, kondisi kampus juga tidak memungkinkan untuk melaksanakn kegiatan tersebut . PKTI yang merupakan sub ke dua dari kegiatan Mathematic World Event (MWE) setelah pengawalan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Matematika (LKMM), dan Inagurasi. Sebanyak 142 mahasiswa baru mengikuti kegiatan tersebut. menurut Muhammad Hijrah, ketua Bidang Keilmuaan dan Pengkajian HIMATIKA, ada tida hal yang menjadi tujuan pelaksanaan kegiatan ini yakni melatih mahasiswa untuk penulisan skripsi, proposal dan makalah. (Pr09/Pr24)
Tiga Kaprodi PPs Aklamasi Tiga kepala Program Studi (Kaprodi) Pascasarjana UNM terpilih secara aklamasi. Diantaranya, Prodi Sosiologi diduduki Andi Agustang, Prodi Ilmu pendidikan dipimpin M.Arifin Ahmad, dan Abdul Muis yang memimpin Prodi Pendidikan Teknologi Keguruan. Pemilihan yang berlangsung di Ruang Seminar PPs di lantai Lima ini, tidak ada lagi proses voting yang terlaksana, sebab masing-masing program studi hanya terdapat satu calon. Pemilihan ini berlangsung jumat, 28 Desember 2012. Pada proses pemilihan tahun lalu dekan tidak diperbolehkan untuk mengusulkan hanya satu calon, namun pada pemilihan kali ini dekan dapat mengusulkan satu calon saja. “Kemarin dekan tidak boleh hanya mengusulkan satu, kalau sekarang boleh satu” ungkap Jasruddin selaku Direktur PPs. Hanya saja, meski hanya diisi satu calon, Direktur PPs, Jasruddin meni-
lai pemilihan ini tidak semata-mata langsung dipilih, namun tetap memerhatikan persyarat yang ada. “Walau hanya ada satu calon per program studi bukan berarti mereka kan langsung dipilih saja, kita akan melihat dulu kompetensinya,” ungkap Guru Besar Fisika ini. Ia menambahkan, ketiga calon ini memang memiliki kualitas yang sama baiknya di mata para akademika UNM. “Arifin Ahmad memang sangat berpotensi mengelolah Ilmu Pendidikan S3 karena dia seorang Guru Besar dalam ilmu pendidikan lalu dia punya pengalaman pernah menjadi sekertaris di Manejemen Pendididkan an kepakarannya itu sudah tidak diragukan lagi. Andi Agustan, selama ini kita sudah menyerahkan tugas sebagai penyeleksana tugas selama bapak Abdul Salam meninggal dan ternyata dia melakasanakan tugas dengan baik,” ungkapnya. (Pr07/Pr09)
Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013
Lintas UNM
4 editorial
Dosen Jangan “Bandel” Fenomena dosen yang menyulitkan mahasiswa tampaknya tidak hanya terjadi di Jurusan Geografi, hampir semua jurusan yang ada di UNM, punya tenaga pengajar yang memiliki tingkah seperti itu. Mereka (dosen, red) seolah merasa dirinya paling dibutuhkan, sehingga membuat regulasi sesuai kemauannya. Kadang, banyak dosen yang melarang mahasiswa masuk ruang belajar jika sudah terlambat 10-15 menit, sementara jika mereka yang membuat mahasiswa menunggu seolah-olah tidak merasa bersalah. Padahal, mengajar adalah kewajiban mereka, maka tidak sepantasnya mereka bersifat semenamena. Belum lagi, mahasiswa tiap semester membayar uang kuliah untuk mengisi perut mereka. Prilaku mempersulit mahasiswa tampaknya sudah membudaya di kalangan para dosen-dosen, masing-masing dengan motif tertentu. Bahkan parahnya, sekarang ini masih banyak dosen bertingkah kekanak-kanakan, terkadang diantara mereka menaruh dendam pribadi kepada mahasiswa tertentu. Sehingga, masalah seperti itu dibawa-bawa pada ranah formal yang semestinya bukan tempatnya. Masih pantaskah mereka disebut dosen yang seyogyanya menjadi orang tua di Kampus? Padahal, kampus ibaratnya “bengkel” yang memang ditugaskan untuk memperbaiki seseorang, bukan malah menjadikan mahasiswa bertambah rusak. Susah memang jika kita hanya mengingkan mahasiswa yang masuk pada takaran baik. Sebab, setiap mahasiswa punya tingkah dan prilaku yang berbeda-beda, dan tugas dosenlah yang mesti jeli melihat hal-hal seperti itu. Entah apa yang ada dalam otak mereka, berprilaku merasa hebat dengan gelar yang disandangnya, sehingga kerap menganggap enteng mahasiswa. Kalau UNM masih saja diisi dengan otak-otak seperti ini, yakin saja maka akan semakin rusak citra UNM kedepannya. Marilah kita selalu berpikir positif. (*)
Mahasiswa Bidik Misi Ketemu Presiden RI Salah satu program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mengundang perwakilan mahasiswa bidik misi di seluruh Univeristas Negeri se-Indonesia dalam temu dialog dengan Presiden RI dan Mendikbud. Fatiah salah satu mahasiswa Bidik Misi yang mewakili UNM mengaku bangga bisa bertemu langsung dengan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada kegiatan yang diselenggarakan sejak 5-9 Desember lalu itu. “Ini merupakan pengalaman yang luar biasa dan sangat berbeda daripada yang lain,” terangnya. Dalam kunjungan ini, kami mengikuti beberapa agenda penting seperti makan malam bersama Mendikbud dan Dirjen Dikti, dialog pendidikan, temu dialog dengan Presiden RI di Karumga Istanah Negara, kunjungan ke Dikti. “kami juga mengikuti pertunjukan kesenian dengan angklung Unpad dan tarian UNJ serta beberapa
seminar” ujarnya. Mahasiswa Jurusan Teknik elektro dengan IPK 4,0 tersebut sudah lama menantikan undangan ini, sebab jauh sebelumnya Rektor telah mensosialisasikan kepada mahasiswa bidik misi yang berprestasi Menurut Pembantu Rektor III, Heri Tahir, dari 50 ribu mahasiswa Bidik Misi yang tersebar di Indonesia, masing-masing diminta untuk mengirimkan utusan dengan kriteria tertentu. “Diminta masing-masing universitas mengirim mahasiswa Bidik Misi dengan kriteria tertentu” tegasnya. Adapun mahasiswa Bidik Misi yang dikirim dengan kriteria diantaranya seperti yatim piatu dengan IPK 3,6 ke atas, mempunyai IPK yang utuh 4,0, dan yang mempunyai prestasi tingkat nasional” ujarnya. Sedangkan untuk biaya transpor mereka dibiayai awal oleh universitas lantas biaya tersebut kemudian digantikan Menteri setiba di Jakarta. (Pr24)
DALAM usulan Kurikulum 2013, mata pelajaran Muatan Lokal tidak lagi akan berdiri sendiri. Mata pelajaran tersebut dilebur atau diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya, seperti Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, (Penjaskesrek), dan Prakarya. Oleh karena itu, pelajaran Bahasa Daerah yang selama ini lebih banyak diisi pada jam pelajaran Muatan Lokal terancam tak lagi dipelajari oleh siswa. Siswa tak lagi mempelajari secara tersendiri bahasa dan kebudayaan di daerahnya masing-masing. Hal ini diungkapkan Abdul salam Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia,
menurutnya jika kurikulum seperti ini akan memupuskan kecintaan terhadap Bahasa Daerah. “Inilah yang selalu saya usulkan, sebenarnya agar Bahasa Daerah itu ijadikan pelajaran tersendiri, tidak dimasukkan dalam Muatan Lokal. Kalau seperti ini, nanti Bahasa Daerah tidak lagi diajarkan di sekolah,” ungkapnya. Lanjut Salam, kecintaan terhadap budaya daerah tak bisa dipupuk sejak dini. Padahal, bahasa merupakan salah satu budaya yang mesti dipertahankan oleh daerah masingmasing demi menumbuhkan pangkal kecintaan terhadap Bangsa Indonesia.(Imr)
Bahasa Daerah Tak Lagi Dibina
Weekly News Pemimpin Umum: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi: Asri Ismail, Sekretaris: Fajrianto Jalil, Bendahara: Nurjanna Jamaluddin, Redaktur : Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Penyiaran: Andini Ristiyaningrum, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Layouter dan Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Fotografer: Rizki Army Pratama, Reporter: Imam Rahmanto. Magang: Sulastri Khaer, Muhammad Ansarullah, Ahmad, Kasdar Kasau, Dwi Pratiwi Aslam, Dian Febriani, Andi Baso Sofyan. Redaksi LPPM Profesi UNM: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.I, Kampus Gunungsari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, Website: www.profesi-unm.com.
Weekly News Profesi Edisi 15/ Januari / 2013
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita