Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012 www.profesi-unm.org
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
1
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
2 Persepsi www.profesi-unm.org
editorial
UNM (Bukan) Sarang Tikus Berdasi Sebulan yang lalu, sivitas akademika UNM kembali merayakan hari lahir “kampung” tercinta yang ke-51. Umur yang terbilang cukup tua bagi seorang manusia. Setahun pasca-uforia tahun emas institusi ini. Jika sempat untuk membuka lembaran masa lalu, maka tak sedikit bahkan mungkin tak habis untuk diceritakan daftar hitam, dan mungkin juga prestasi yang didapatkan kampus lepasan “tetangga” kita UNHAS. Hanya yang menjadi persoalan di institusi ini yakni, mengapa di tahun emasnya justru persoalan tak pernah berhenti mengalir? Yang santer dan menjadi omongan masyarakat kampus saat ini adalah indikasi kasus korupsi yang tercium di UNM. Parahnya, gedung raksasa yang katanya menjadi ikon kampus, dan bahkan Makassar justru jadi lahan garapan untuk mengebiri dana yang semestinya dipakai untuk mendirikan Phinisi.
Keresahanpun itu terjawab, ternyata terhalangnya pembangunan hingga sekarang ini dikarenakan dana sebesar Rp15 Miliar hilang tak beralasan. Aksi saling tunjuk dan menyalah-
kan menjadi potret birokrat kampus untuk secara bersama-sama untuk menyembunyikan kasus ini. Dan tak tanggung-tangung, sejumlah pejabat teras sekelas dekan di panggil oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel agar diminta keterangannya perihal aliran Rp15 M tersebut.
Tak ubahnya dengan kasus-kasus korupsi proyek yang terjadi disejumlah tempat yang saat ini melilit bangsa kita. Satu persatu maling pembangunan itu, dijerat hukum. Padahal, kalau melihat aktor yang bermain didalam kasus ini adalah para pejabat teras. Bisa saja, tempat yang menjadi sarang kaum intelektual ini berubah menjadi sarang para tikus-tikus berdasi. Tak ada tujuan lain, selain untuk mempertebal kantong mereka. Jika ini benar terjadi, mau dibawah kemana “Kemaluan” institusi kita ini. Terkesan lucu juga, kampus yang dihuni oleh manusia terdidik ini, ternyata berprilaku tidak mendidik. Semoga saja, mereka tersadar dari kepura-puraannya sebagai manusia yang bertopeng kebohongan. Sadarlah, UNM bukan milik golongan tapi milik kita semua sebagai sivitas akademika. Sebab, kita punya visi yang sama untuk membesarkan kampus kita tercinta ini. (*)
?
SMS Pembaca
?
085256309xxx Ass, selamat siang Profesi saya salah satu alumni fakultas bahasa dan sastra tolong dikonfirmasi kenapa pelayanan di FBS kurang ajar, slah satu staff atas nama YR bersikap tidak sopan saat meminta informasi. Terima Kasih sebelumnya.
s
Jawaban: Pembantu Dekan II FBS, Akmal Hamza. Tanya saja sama yang bersangkutan!
m s
085255653xxx Kak, kalau boleh nanya. Kpn peneriamaan/perekrutan anggota baru LPPM Profesi? Jawaban: Pemimipin Umum LPPM Profesi, Sahrul Alim Penerimaan anggota baru sudah dibuka 23 Agustus lalu hingga 3 September 2012. Untuk info lebih lanjut silahkan lihat di tabloid profesi atau melalui website profesi di www.profesi-unm.org.
Profesi 107.9 FM Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:
www.profesi-unm.org Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke: SMS Email Twitter Facebook
: 0852 9938 5780 | 0852 5592 7221 : profesi_unm@yahoo.com : @Profesi_Online : www.facebook.com/profesi.unm
Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin, Baliana Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukramal Azis, Uslimin, Ammas D R, Fachrudiin Palapa,Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, SyamsuddinYoko, Rusli Siri, MakmurAbdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: SahrulAlim Sekretaris: Fajrianto Jalil Bendahara: Nurjanna Jamaluddin Divisi Penerbitan: Asri Ismail (Pemimpin Redaksi) Divisi Online: Imam Rahmanto (Kepala Divisi) Divisi Penyiaran: Andini Ristyaningrum (Station Manager) Divisi Penelitian dan Pengembangan: Fahrizal Syam (Kepala Litbang) Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi : Asri Ismail, Sekertaris : Fajrianto Jalil, Bendahara : Nurjanna Jamaluddin, Kepala Penyiaran: Andini Ristyaningrum, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Redaktur: Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Sudarmi Reporter: Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Ary Utary Nur, Susi Amriani, Nur Lela, Yeni Febrianti, Hessi Kumalasari, Muhammad Ilham Nur, Syamsul Alam, Fatma Husni, Fadillah Dwi Octaviani, Fotografer: Rizki Army Pratama, Layouter/Grafis: Khaerul Mustaan, Manager Sirkulasi dan Iklan: Sugianto Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, website: www.profesi-unm.org
DESAIN SAMPUL: IMAMR
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Mozaik 3
Pinisi Choir Minta Kejelasan Status
FOTO: RIZKI-PROFESI
BERNYANI. PSM Pinisi Choir melantunkan Hymne UNM saat acara Dies Natalis UNM ke-51 di Auditorium Amanagappa UNM, Rabu 1 Agustus lalu.
KELOMPOK Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UNM, Phinisi Choir, meminta agar kiranya Birokrat Kampus memberikan kejelasan mengenai keberadaan mereka di kampus. Perlu diketahui, status yang saat ini disandang oleh grup bernyayi ini hanyalah berupa pengakuan secara lisan bukan secara defacto. Namun, meskipun pada awal terbentuknya Phinisi Choir masih banyak yang menyangsikan keberadaannya untuk menorehkan prestasi, tapi faktanya hal itu terbantahkan. Pasalnya, baru-baru ini setelah penampilan perdananya di Bali International Choir Competition (BICC), tim yang beranggotakan 86 orang ini berhasil meraih medali perak.
www.profesi-unm.org
Snapshot
Tidak puas dengan prestasi itu, rencananya PSM ini tidak hanya mengepakkan sayapnya dilingkup internal saja, karena tahun depan timnya berencana akan mengikuti Asian Games Choir kejuaraan tingkat dunia yang diadakan di Manado, dan masih banyak lagi lomba-lomba yang lain, dengan harapan mampu mengharumkan nama kampus orange baik ditingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional. Tetapi, sangat disayangkan, setelah menuai prestasi dan sumbangsihnya yang begitu besar ke UNM sampai saat sekarang ini phinisi choir statusnya masih belum jelas. Menurut Ketua Departemen 1 phinisi choir, Rahel, secara dejure telah diakui tapi secara defacto belum. Rahel melanjutkan, apabila nantinya pihak universitas ingin meresmikannya, tim yang akan melakukan perekrutan anggota baru pada bulan September hingga Oketober ini agar bisa diwadahi pihak universitas. “Maunya sih kita langsung diwadahi universitas”, harapnya via telepon. Sejak tahun 1997 pendiri sekaligus pembina PSM, Tony Mulumbot, bermimpi agar kedepannya Universitas Negeri Makassar (UNM) juga memiliki PSM, sama seperti kampus-kampus lain. Karena sudah terlalu lama UNM “tidur” dalam bidang paduan suara, sekira 50 tahun lamanya. Namun, mimpi itu baru dapat terealisasikan pada Oktober tahun lalu. Lebih lanjut, dosen Fakultas Seni dan Desain (FSD) ini menambahkan, eksistensinya di kampus eks. IKIP Ujung Pandang ini dapat dikatakan sangat dibutuhkan. “Dilingkup internal kita biasa dipakai. Misalnya, wisuda, pengukuhan guru besar, dan dies natalis”, tuturnya. (Har)
Sepeda dan Jalan Santai Ramaikan Dies Natalis RANGKAIAN kegiatan hari jadi Universitas Negeri Makassar yang ke 51 akan segera berlangsung, dimulai dari pembukaan pada jumat (31/08) usai lebaran idul fitri. Menurut Pembantu Dekan (PD) Fakultas Ekonomi (FE) bidang sarana dan prasarana Yusuf yang merupakan panitia pelaksana kegiatan, panitia sudah melakukan rapatdengan agenda membahas kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan untuk meramaikan hari jadi UNM, “Kami panitia sudah rapat dan banyak masukan dari teman-teman untuk kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan,” tuturnya. Dari hasil rapat, telah ditentukan
beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai rangkaian dies natalis UNM yang ke 51. Adapun beberapa kegiatan tersebut adalah sepeda santai dan gerak jalan santai yang berlangsung pada tanggal 1-2 september 2012 yang berlokasi di jalan Andi Pangeran Pettarani Makassar. Untuk menambah merihanya gerak jalan dan sepeda santai panitia memberikan doorprize kepada semua peserta kegiatan. Selain dua kegiatan tersebut terdapat pula pelombaan-perlombaan yang memeriahkan rangkaian kegiatan dies natalis UNM, seperti lomba tennis, tennis meja, bulu tangkis, voli, dan domino. Dari beberapa kegiatan tersebut
sangat disayangkan hanya sepeda dan gerak jalan santai yang bisa di ikuti oleh para mahasiswa. Menurut Yusuf panitia pelaksana yang sekaligus PD ini mahasiswa tidak diikutkan dalam kegiatan perlombaan karena waktu yang sangat terbatas, apa lagi rangkaian kegiatan ini bertepatan dengan hari perdana perkuliahan. Sebagai mahasiswa Zul merasa kecewa dengan tidak di ikutkannya mahasiswa dalam beberapa kegitaan di perhelatan dies natalis UNM, “kita kan sebagai mahasiswa juga mau ikut meramaikan harlanya UNM, tapi apa boleh buat kalau sebatas sepeda dan gerak jalan santai ji yang bisa di ikuti oleh mahasiswa,”tuturnya. (Rap)
FOTO: RIZKY-PROFESI
BAGI-BAGI THR. Dekan Fakultas Teknik (FT), Husain Syam terlihat membagikan THR kepada salah seorang anggota satuan pengamanan (satpam) di Kampus Gunung Sari Timur UNM, Jumat (17/8) dua hari sebelum lebaran ied.
Mubes V Psikogenesis
Pelanjut Asa Psikogenensis SEMPAT vakum beberapa tahun, Psikogenesis yang merupakan lembaga biro di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Psikologi, akhirnya kembali ingin memperlihatkan eksisitensinya. Pada tanggal 13-14 Agusutus lalu, lembaga yang bergerak di bidang jurnalistik ini, melakukan pemilihan pemimpin umum baru, yakni Musyawarah Besar V. Kegiatan tersebut bertempat di gedung BM, Fakultas Psikologi. Mubes tahun ini mengusung tema “Restorasi Spirit Jurnalistik, Upaya untuk Mempertahankan Eksistensi Lembaga”. Ketua panitia, Viktor Matanggaran, merasa senang lantaran kegiatan ini terbilang sukses. Ia mengatakan, tema yang mereka usung merupakan suatu gambaran atas kondisi lembaga yang mereka naungi saat ini. “Kita harus merestorasi spirit jurnalistiknya, karena kita mau menggodok mahasiswa baru” ungkapnya. “Karena kepengurusan yang kemarin (2010 red.) yang kadang-kadang penerbitannya kurang lancar dan terkadang sibuk dengan urusannya sendiri” tambahnya. Sedangkan, pemimpin umum baru yang terpilih, Albian Misuari mengatakan, dirinya harus mampu untuk melakukan perubahan yang signifikan mengingat kondisi Psikogenesis yang sempat mengalami kelowongan kerja. “Saya merasa megemban bukan hanya untuk menjalankan tugas sebagai pemimpin umum, tapi juga berusaha mengembangkan Psikogenesis yang telah beberapa kali vakum ini,” tandasnya saat diwawancarai Profesi. Pria yang akrab disapa bian ini juga mengungkapkan, gebrakan pertama pada periode kepengurusannya kali ini adalah melaksanakan rapat konsolidasi, hal ini disebabkan mayoritas anggota Psikogenesis berasal dari angkatan 2011. (Fat).
TK di Kolong Rumah Rektor Muhammad Yasir* Terletak di Jalan Petta Ponggawae Sinjai, terdapat sebuah tempat Taman Kanak-kanak (TK) yang tebilang unik. Sebuah bangunan rumah panggung sederhana, dengan empat kursi diberandanya. Dindingnya yang berwarna coklat terlihat rapi dengan susunan kayu bayam. Dengan tiang terbuat dari kayu uling. Namanya TK Ar-Rahman, TK ini memanfaatkan kolong rumah tersebut menjadi tempat para anak-anak usia dini untuk menimba ilmu. Mungkin tak ada yang menebak, bahwa rumah sederhana tersebut milik orang nomor satu di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Arismunandar. Rumah Panggung yang dibangun untuk ibu sang rektor yang ini dibuat diatas tanah warisan 3 taProfesi FM - 107.9 MHz
hun yang lalu ini. Namun, sudah jarang dihuni karena keluarganya yang memilih menetap di Makassar bersama Arismunandar. Rektor UNM ini mengatakan filosofi nama TK tersebut, diambil dari nama ayah orang tuanya. Meskipun, secara etimologi nama itu berasal dari bahasa arab yang berarti “Yang Maha Pemurah”. “Ar-Rahman, itu nama nenek eh kakek,” tuturnya. Aris melanjutkan, TK ArRahman ini merupakan wujud pemberdayaan kolong rumah. “Daripada dijadikan kandang ayam,” candanya. Di Provinsi Sulawesi-Selatan khususnya di kampung halamannya rumah panggung tidak jarang dijumpai diberbagai tempat, namun relatif kosong sementara fasilitas belajar mengajar kurang. Lebih jauh, Rektor dua peri-
ode ini menjelaskan Sulsel memiliki keunggulan dengan provinsi lain dengan adanya rumah panggung ini. Harapannya, kolong rumah yang bisa ditemui di desa maupun kota ini bisa diberdayakan sebaik mungkin khususnya untuk pengembangan pendidikan. “Rumah panggung ini jarang ditemui di Provinsi lain kecuali Sulawesi Selatan,” tuturnya. Sebagai langkah awal pembentukan TK Ar-Rahman ini, Arusmunandar mengatakan tidak akan membuat fasilitas-fasilitas bermain yang biasa dijumpai di TK pada umumnya. Menurutnya membuat fasilitas bermain tradisional lebih baik. “Kalau mau ayunan, tidak usah membuat ayunan, kain atau sarung saja digantung ditiangkan lebih menarik,” ungkapnya. Sebagai bukti pengabdiannya terhadap dunia pendidikan, selain
FOTO: YASIR-PROFESI
KUNJUNG. Beberapa orang sedang mengunjungi lokasi TK yang juga adalah rumah Rektor UNM, Arismunandar di Kabupaten Sinjai.
di Sinjai Arismunandar mengatakan telah bekerja sama dengan Nurdin mengembangkan program Pengembangan Anak Usia Dini di Bawah Kolong Rumah
Panggung (PAUD KORUPA) di Kabupaten Barru. “bersama pak Nurdin, ada rumah disana, kami akan mengembangkan program ini di Barru,” paparnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
4 Iklan www.profesi-unm.org
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Profesi FM - 107.9 MHz
Reportase Utama 5
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Rp15 Miliar Hilang, Sembilan Dekan Diperiksa www.profesi-unm.org
Dana itu kan tidak fiktif, pembangunannya jelas tiap fakultas
GRAFIS: MUHAMMAD YASIR
Isu korupsi gedung Phinisi semakin mencuat, pada akhir juli hingga saat ini, sebanyak tujuh dekan dan dua mantan dekan diperiksa oleh pihak kejakasaan tinggi (Kejati ) Sulsel terkait anggaran 15 Miliar yang belum jelas alokasinya. Sampai saat ini, pemeriksaan masih dalam tahap proses di kejaksaan.
“Menurut Nasri pembangunan gedung saya ini menggunakan dana rupiah murni, padahal kami punya dana PNBP (Pembelanjaan Negara Bukan Pajak) sendiri untuk itu.” Dekan FIP, Ismail Tolla
“Untuk dana sebesar 15 miliar itu tidak pernah ada yang masuk ke kantong fakultas.”
Mansyur Akil, Mantan Dekan FBS
“Saya katakan tidak ada. Karena tidak ada dana sepeserpun dana Phinisi saya gunakan untuk membangun fasilitas gedung pendukung.”
Dekan FSD, Karta Jayadi Profesi FM - 107.9 MHz
PEMANGGILAN kejati dilandasi pengakuan bendahara UNM, Nasri, perihal pos-pos dana yang disinyalir tidak proporsional berdasarkan pengalokasiannya. Dana yang terbilang besar tersebut diakuinya telah digunakan oleh setiap fakultas untuk menopang pembangunan yang sedang dicanangkan. Namun, sembilan dekan tersebut mengaku membantah pernyataan Nasri yang menurutnya dana itu dialihkan untuk pembangunan di sembilan fakultas yang ada di UNM. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Ismail Tolla, salah satu yang dimintai keterangan oleh pihak Kejati Sulsel ini mengakui hal ini. Hanya saja, keterkaitan uang “Pinisi” yang ditudingkan kepada fakultas yang dipimpinnya merupakan hal yang tidak benar. Ia dengan tegas menolak dan menepis keterlibatan fakultas dengan uang 15 miliar yang menjadi misteri sekarang ini. Dirinya justru mengecam balik tingkah laku Nasri, selaku bendahara. Ia malah menuding bahwa kasus yang terindikasi korupsi ini semestinya harus dipertanggungjawabkan oleh Nasri sendiri. Keganjalan lalu lintas finansial yang menimbulkan konflik internal ini, disebabkan dirinya yang tidak beres mengelola dan mengatur ritme dana yang dianggarkan. “Nasri yang bertanggungjawab karena dia yang mengeluarkan uang, saya tidak tahu nasri yang tahu itu,” bantahnya.
Sebelumnya, ia sempat mangkir dari pemanggilan kejaksaan untuk diambil keterangan. Dirinya memberikan kepercayaan pada pembantu dekan II, untuk menjelaskan keterlibatan kasus ini kepada pihak kejati. Sampai akhirnya, ia yang datang langsung ke kantor kejaksaan untuk memberikan keterangan. “Saya datang karena tidak terlalu mampu PD II,” ungkapnya. Patut diketahui, dana yang didapatkan oleh pihak UNM untuk membangun gedung berlantai 17 itu sebesar Rp290 miliar. Modal tersebut didapatkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Belum lagi dana yang dipungut dari seluruh pembayaran mahasiswa. Dosen Administrasi pendidikan ini, menjelaskan lebih lanjut, memang telah melakukan pembangunan pada tahun 2010, akan tetapi pembangunan ini setahunya murni dari uang pembayaran mahasiswa (SPP). Bangunan yang berada dibelakang gedung fakultas diakuinya sesuai dengan prosedur yang sah dan tanpa sokongan dana bangunan pinisi. Hanya saja, menurutnya apa yang disampaikan Nasri justru menggunakan dana Anggaran Pembelajaan Bantuan Negara (APBN). “Menurut Nasri pembangunan gedung saya ini menggunakan dana rupiah murni, padahal kami punya dana PNBP (Pembelanjaan Negara Bukan Pajak) sendiri untuk itu,” tegasnya. Senada dengan Ismail
Tolla, mantan Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Mansur Akil juga membantah hal tersebut. Menurutnya selama ia menjabat sebagai orang nomor satu di fakultasnya, tak pernah ada dana dari Phinisi yang digunakan untuk pembangunan di fakultas ungu tersebut. “Untuk dana sebesar 15 miliar itu tidak pernah ada yang masuk ke kantong fakultas,” ungkap Dosen Bahasa Inggris ini. Lanjut Mansur, mengaku dalam tatap mukanya dengan Kejati bukan sebagai saksi tapi hanya untuk mengomfirmasi pernyataan Nasri. “Ya, hanya sekadar untuk cruss check sajalah istilahnya. Guru besar FBS ini malah menuding pemborong gedung pencakar langit tersebut yang menyelundupkannya. “Kalaupun sebenarnya memang benar ada dana sebesar itu, yang katanya tidak ada yang mengetahui, pastinya itu diambil oleh pemborongnya,” pungkasnya. Hal yang sama juga diungkapkan, Dekan FMIPA, Hamza Upu, menurutnya saat di Kejati, para dekan yang bersamanya hanya ditanya tentang dana menara Phinisi. Diakuinya, tak tahu perihal dana tersebut. Sehingga kasus pemeriksaannya tidak berlanjut. “Kami para dekan justru tidak tahu, jadi tidak berlanjut,” jelasnya. Hanya saja, ia mengarahkan untuk mendapatkan informasi lengkap terkait masalah ini ia menyarankan agar ditemui Dekan Fakultas Seni
dan Desain (FSD), Karta Jayadi. “Kalau mau lengkap lewat Dekan FSD, Wassalam,” katanya via sms. Namun, Karta Jayadi saat ditemui juga menolak pernyataan Nasri tersebut, sebanyak 21 pertanyaan yang diberikan untuk semua dekan yang diperiksa diakuinya dibantah semua. “Saya katakan tidak ada. Karena tidak ada dana sepeserpun dana Phinisi saya gunakan untuk membangun fasilitas gedung pendukung, terlalu hebat itu Pinisi kalau uangnya dipakai membangun, itu namanya pembangunan ajaib” tegasnya. Menurut pengakuan alumnus Doktor Universitas Indonesia (UI) ini, kehadirannya bersama dekan lainya, hanya untuk memenuhi panggilan Kejati atas pernyataan Nasri meskipun tanpa melalui undangan resmi. “Karena tanggungjawab moral, apalagi persoalan korupsi, masa saya tidak hadir, jangan sampai orang menganggap diri saya pengecut,” ujarnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Arifuddin Usman, juga menyatakan hal yang sama dengan dekan lainnya. Arifuddin mengatakan semua pembangunan yang ada di fakultasnya, menggunakan dana SPP dari mahasiswa. “Saya tegaskan begini, di Fakultas Olahraga itu, kita membangun bukan menggunakan APBN tapi PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak), yaitu SPP,” ungkapnya. (Tim)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
6 Reportase Utama
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Pihak Terlibat Terancam
www.profesi-unm.org
SEJUMLAH spekulasi muncul yang menyudutkan pihak pelaksana kerja pembangunan Phinisi. Misalnya saja, Amiruddin tawe, mantan direktur Pascasarjana (PPs) ini menilai pihak yang bersangkutan terlalu banyak tingkah. “ Itu artinya begini, kalau kita ini apa yang dilakukan tidak usah kita lempar kiri kan persoalan,” ujar guru besar Fakultas Ekonomi (FE) ini. Ia menambahkan, apalagi persoalan ini semua orang sudah banyak yang mengetahuinya. “Begitu itu, semua orang tahu
itu fakultas membangun karena SPP,” ungkapnya. Dosen jurusan Manajemen ini, mengatakan jika memang ada pengalihan dana ke fakultas, tidak boleh serta merta dipindahkan saja. “Kalau mau gunakan uang Phinisi untuk pembangunan lain bisa, tapi perlu minta izin ke departemen keuangan dulu,” katanya. Namun ia memastikan, uang yang keluar dari universitas pasti diketahui pimpinan. Artinya, Nasri yang saat ini sedang diperiksa bisa bebas dari jeratan. Sebab,
uang keluar atas intruksi pimpinan. “Tidak ada itu uang keluar tanpa sepengetahuan rektor, yang berhak untuk membagi itu adalah rektor,” terangnya. Hanya saja, Andi Ihsan yang kala itu masih menjabat sebagai Pembantu Rektor II, malah engga berkomentar. Padahal, untuk pembangunan gedung raksasa itu Andi Ihsan sebagai pejabat penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM). Padahal, Profesor Ilmu Olahraga ini, mestinya mengetahui aliran dana Phinisi itu. “Sebena-
Arismunandar: Saya Siap Diperiksa TERKAIT pemeriksaan terhadap sembilan dekan, Arismunandar tidak menafikkan suatu saat dirinya bakal ikut diperiksa juga. Dan hal itu bukan tidak mungkin, pasalnya ia adalah pucuk Pimpinan UNM yang dianggap mengetahui seluk-beluk aliran dana yang ada di kampus. Diakuinya, ia akan tetap mematuhi prosedur hukum yang berjalan saat ini. “ya kita mengikuti saja apa proses hukum yang sedang terjadi, kenapa, siapa, nanti ditanya,” jelasnya. “Yang dipersoalkan
Urai data, ungkap fakta, saji berita
mengenai kerugian negara, itukan yang membuat kita was-was ya, siapa yang mengambil ya, kita tidak bisa berpendapat dalam konteks ini, pendapat dari luar itu malah tidak kontekstual gitu,” ungkapnya. Sejauh ini diakuinya belum ada panggilan untuk diperiksa secara pribadi. “Ya belum, tapi bukan berarti tidak, mungkin saja suatu saat saya akan dipanggil, pada saatnya nanti ya ketika harus dimintai keterangan, kenapa tidak,” tantangnya. (Tim)
rnya saya no coment,” singkatnya. Koordinator Corruption Watch Movement (CWM) , Fadli Herman, mengatakan saat ini kejati sudah memiliki lebih dari cukup alat bukti untuk menaikkan status penanganan kasus ini ke penyidikan. Kejati tidak bisa mengabaikan begitu saja alat bukti baru dari hasil pemeriksaan terhadap dekan-dekan itu. “Dekan-dekan yang membantah itu, merupakan suatu alat bukti juga, kita menunggu bukti komitmen Kejati untuk melakukan
perlawanan serius terhadap tindak pidana korupsi,” ungkapnya. Karta Jayadi menganggap imbas dari perkara Pinisi ini sudah dipastikan akan berakhir dipenjara. “Bisa Presiden, bisa rektor, bisa gubernur, tidak ada yang kebal, semua akan ditangkap, jika terbukti,” tegasnya. Dekan FSD ini, memastikan ketika sudah ada bukti yang kuat terhadap pihak yang diduga terlibat, pasti akan ditangkap. “Begitu ada informasi yang cukup, akan dijerat tersangka,” janjinya. (*)
Disinyalir Ada Pihak Dalam Malapor BEREMBESNYA kasus ini, diduga berasal dari internal kampus sendiri. Hal ini diungkapkan Mansyur Akil mantan Dekan FBS. Hanya saja, musuh dalam selimut itu enggan ia sebutkan. Kecurigaan adanya aktor dari dalam ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, ia menganggap bahwa masalah ini tidak akan diketahui Kejati jika tanpa ada laporan dari pihak internal yang dinilainya sakit hati akan kepemimpinan Arismunandar. “Begini, ini kan sebenarnya permainan orang dalam. Orangorang yang iri dan sakit hatilah yang membuat permainan semacam ini,” pungkas Mansyur. Akibatnya, resiko mesti dipikul
para dekan yang tersangka itu. Sehingga waktu para dekan terbuang habis saja, untuk mendatangi Kejati hanya untuk perkara yang tidak jelas ini. “Kita-kita ini yang habis dikerjai oleh Kejati karena permainan ini. Intinya, ini permasalahan orang-orang internal saja,” ungkapnya. Tim Reportase Utama
Kordinator: Asri Ismail Anggota: - Sutrisno Zulkifli - Susi Amriani - Khaerul Mustaan
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Calon PNS Harus Ikut SM3T
Prof. Sofyan Salam, Ph.D. Pembantu Rektor I UNM
MAHASISWA UNM, tampaknya harus bersegera memerhatikan data mereka di pangakalan data. Pasalnya, telah ditemukan sejum-
lah mahasiswa yang tidak terdaftar datanya di pangkalan data yang ada di BAAK. Hal ini diungkapkan Pembantu Rektor I UNM, Sofyan Salam. Profesor Seni Rupa ini mengaku persoalan ini lah yang menjadi masalah besar yang ada di Kampus. “kalau isu akademik, sekarang kan banyak prodi yang tidak mendaftarkan mahasiswanya ke Pusat pangkalan Data, sehingga banyak ijazah yang tidak terdaftar, ini” terang PR I dua periode ini. Masalah ini baru ketahuan ketika, beberapa mahasiswa mencoba mendaftar di Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Tertinggal, dan Terpencil (SM3T). “Iya waktu
SM3T baru ketahuan ternyata data mereka tidak terdaftar,” ujarnya. Sofyan mengatakan jika ini tidak diperhatikan oleh sejumlah program studi (Prodi) yang ada di UNM, maka mahasiswa lulusan mereka tidak akan bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Sekarang ada peraturan baru, untuk jadi PNS harus ikut SM3T,” ucapnya. Diakuinya, saat ini banyak prodi yang melakukan program penyetaraan tapi tidak melapor ke pihaknya. “Ada beberapa prodi itu yang melakukan penyetaraan tapi tidak melaporkan dan menyetor data mahasiswanya, itumi yang jadi masalah sekarang,” tutupnya. (Raf/Feb)
Info Akademik 7 www.profesi-unm.org
PPL Baru Buka Januari Mendatang UNIT Pelaksana Teknis Praktek Pengalaman Lapangan (UPT PPL), mengumunkan bagi mahasiswa yang ingin ikut PPL berikutnya. Program ini baru akan dibuka januari mendatang. Hal ini diungkapkan, Abdul Rahim selaku staf UPT PPL UNM. Untuk tahun ini, sudah dilaksanakan sejak bulan mei lalu. “Ya kan, ini sementara ada mahasiswa PPL, jadi Insya Allah bulan januari pi lagi baru ada pendaftaran,” ungkapnya. Lanjut Rahim, jika nanti tiba saatnya mahasiswa akan langsung dikabari oleh tiap masing-masing jurusan. “Ya nanti kami akan menginformasikan pihak jurusan, jadi informasi ini bisa diperoleh di jurusan,” ungkapnya.
Hal ini untuk mengantisipasi banyaknya mahasiswa yang tidak memperoleh informasi sepenuhnya. Jamilah salah satu staf juga membenarkan hal itu. Menurutnya, jika banyak mahasiswa yang tidak dapat informasi itu sepenuhnya berasal dari jurusan. “Itu kesalahan jurusan, kami kan sudah menyampaikan pihak jurusan,” pungkasnya. Sementara untuk pelaksanaan PPL berikutnya, ia baru akan mengkordinasikan dengan pihak Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM). “Iya nantikan akan ada di Januari, kami bekerja sama dengan LPM, kan dia ada juga program KKN Terpadunya nanti,” tutupnya. (Asr)
Kalender Akademik UNM
Semester Ganjil Tahun Akademik 2012/2013
Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013
Profesi FM - 107.9 MHz
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Lensa Orange 8 Pengumuman
Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi 160 Profesi Edisi 159 Spesial Pengumuman PMBM Agustus 2012 JuliTahun TahunXXXVI XXXV 2012
www.profesi-unm.org
P
enyambutan Mahasiswa Baru (PMB) UNM (29/8) menyisakan banyak kritikan. PMB yang sudah ketiga kalinya digelar dengan menyewa gedung Celebes Convention Center (CCC) ini berkonsep “basi”. Tidak ada perbedaan dengan PMB lalu. Pihak birokrat UNM seolah mati kreatifitas jika dibandingkankan konsep PMB ala universitas lain di Makassar. Alih-alih melibatkan lembaga kemahasiswaan, pihak UNM lebih tertarik menggaet pihak Kepolisian yang notabene tidak ada hubungan dengan kegiatan kemahasiswaan. Bagi-bagi duit Kapolda jadi pemandangan mencerminkan UNM memang doyan “disawer”.
PMB 2012 RIZKI ARMY PRATAMA
RIZKI ARMY PRATAMA
Beri Sambutan
RIZKI ARMY PRATAMA
Tanda Tangan MoU
FAJRIANTO JALIL
Berjejer
FAJRIANTO JALIL
Selamat Datang
Melintas Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz
Reportase Khusus Inovasi 9
Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 159 160 Spesial Pengumuman PMBM Profesi Agustus Tahun XXXVI Juli Tahun XXXVI 20122012
UNM Dibawah Garis 50 Terbaik
www.profesi-unm.org
Mimpi untuk menjadi universitas kelas dunia semakin menjauhi asa. UNM dalam kategori Perguruan tinggi terbaik saja, terdampar jauh dari 50 besar. Kampus eks IKIP ini malah menduduki tangga tak berkualitas. NAMA Universitas Negeri Makassar (UNM) tidak masuk dalam deretan 50 besar Perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Hal ini berdasarkan sejumlah hasil riset yang dilakukan sejumlah lembaga survei yang ada di Indonesia dan diluar negeri. Versi Webometrics misalnya, lembaga survei dari laboratorium Penelitian Cybermetrics yang dimiliki oleh Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIS) yang berada di Spanyol. Menempatkan UNM pada urutan 88 Nasional dan 7066 tingkat International. Untuk penilaiannya webometrisc menempatkan rangking universitas berdasarkan keunggulan dalam publikasi elektronik yang terdapat dalam domain web masing-masing perguruan tinggi. Patut diketahui, Universitas Negeri Semarang dan Universitas Negeri Malang yang merupakan “teman” UNM, berada pada peringkat 15 dan 16 jauh meninggalkan UNM. Bahkan, Universitas Hasanuddin (Unhas) yang merupakan tetangga UNM, berada 3 tingkat di atas Universitas Negeri Malang, yakni peringkat 13 terbaik dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Belum lagi, berdasarkan versi Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) tahun 2011 dimana terakhir DIKTI mengevaluasi, lagi-lagi tidak menempatkan UNM dalam posisi 50 teratas perguruan tinggi berkualitas. Berdasarkan versi DIKTI, ada tujuh parameter yang dijadikan dasar penilaiannya. Varietas suatu perguruan tinggi, publikasi ilmiah yang dilaksanakan, teknologi tepat guna, buku yang dihasilkan, model pembelajaran yang diterapkan dan pertemuan ilmiah beserta jumlah laporan penelitian yang tidak digunakan yang masing-masing punya bobot tertentu. Hal itulah yang menjadi instrumen DIKTI. Sementara itu, berdasarkan penelitian dari lembaga survei 4ICU tentang rangking web universitas se-Indonesia tahun 2012 yang dirilisnya. 4ICU yang merupakan sebuah mesin pencarian dan direktori yang me-review perguruan tinggi yang terakreditasi skala internasional. Menempatkan UNM pada posisi 62 dari 318 web Profesi FM - 107.9 MHz
*Untuk mengetahui lebih jauh tentang Webometrics silahkan kunjungi http://www.webometrics.info/about.html. *Sedangkan untuk mengetahui metodologi penilaiannya, silah kan kunjungi http://www.webometrics.info/methodology html. yang ditelitinya. Jika melihat realitas diatas, suatu kondisi yang cukup memalukan. Bagaimana tidak di usianya yang sudah 51 Tahun UNM masih saja luput dari 50 besar Universitas terbaik di Indonesia. Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Hamzah Upu menilai hal ini tidak semestinya terjadi dengan melihat umur kampus orange ini sudah lebih dari setengah abad. “Dengan kondisi yang sudah 51 tahun, lebih rendah dari semestinya,” ungkapnya. Dosen Matematika ini mengatakan IT yang ada saat ini sudah
sangat bagus, hanya saja sivitas akademika UNM belum memanfaatkan hal itu secara maksimal. Belum lagi keamanan website yang dimiliki kampus pencetak guru ini tidak terproteksi secara bagus. “Ada teman saya yang hanya lulusan D3 (Diploma 3) mengaku bisa bobol website UNM,” terangnya. Lain halnya dengan Jasruddin, direktur Pascasarjana (PPs) ini mengaku bangga dengan prestasi yang diraih UNM saat ini. Alasannya, mengingat jumlah perguruan tinggi di Indonesia itu berjumlah ratusan baik negeri maupun swasta. Namun, guru besar Fisika ini mengharapkan ada strategi untuk
*Sekadar informasi, Webometrics mengeluarkan update pemeringkatan website universitas dan perguruan tinggi di dunia setiap dua kali dalam setahun, yaitu bulan Januari dan Juli. Waktu update ini juga sama dengan yang dilakukan oleh 4icu.org. memanfaatkan digitalisasi administrasi yang ada di UNM. Semisal, membuat blog dan jurnal Online. Sementara itu, Ketua Information and Communications Technology (ICT), Rusli, menggap hal ini disebabkan kurangnya kesadaran seluruh elemen universitas. Padahal, menurutnya pihak ICT sudah memfasilitasi konten-konten yang ingin di-upload di dunia maya. “Misalnya Pdf, PPT, Jurnal kami udah siapkan, “ ujarnya. Rusli menambahkan, jika saja semua sivitas akademika menggunakan email UNM, tentu hal ini akan mendongkrak peringkat kampus. “Pada intinya semua harus
bertanggungjawab dan bersinergi untuk hal ini,” harapnya. Sementara itu, Arismunandar selaku nahkodah UNM. Berharap kedepannya UNM lebih baik lagi. “Kalau webometrics kan jelas kontennya, lebih pada konten-konten IT universitas. Saat ini kami berusaha bagaimana membangun budaya IT kita ini,” harapnya. Lebih jauh menurut Aris, saat ini memang belum mengembangkan untuk tujuan tertentu. “Saat ini bagaimana kita mengembangkan infrastruktur IT, sehingga lebih banyak yang mengakses. Kami juga berusaha mendorong menggunakan potensi ICT itu,” tutupnya (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
10 Reportase Khusus
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Guru Besar UNM Meragukan www.profesi-unm.org
*Hasil Penelitian Tak Mampu Bersaing POSISI UNM yang tak menyentuh 50 besar sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia tidak lepas dari tidak adanya campur tangan para guru besar yang saat ini dimilikinya. Sebanyak 65 profesor tercatat berdomisili tetap di UNM. Hanya saja, kualitas yang dimiliki para guru besar ini masih sering dipertanyakan. Lihat saja, jurnal internasional yang diterbitkan guru besar sangat kurang. Padahal, itu menjadi salah satu indikator penilaian penentuan peringkat perguruan tinggi. Berdasarkan pedoman DIKTI mngenai beban kerja dosen menyebutkan, seorang profesor memiliki kewajiban tambahan setara dengan 9 SKS yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tiga tahun. Adapun kewajiban tambahan tersebut yaitu membuat buku, melakukan penelitian ilmiah, dan menyebarluaskan gagasan. Karena kewajiban-kewajiban inilah sehingga seorang guru besar berhak mendapat kucuran tunjangan yang tidak sedikit. Misalnya saja tunjangan kehormatan sebanyak 2 kali gaji pokok seorang profesor dan tunjangan khusus lainnya sesuai prestasi kerja. Mengenai tunjangan kehormatan, sesuai PP no.37 tahun 2009 pasal 10 tentang dosen menyebutkan, salah satu syarat pengusulan
tunjangan kehormatan ini adalah harus terpenuhi beban kerja dosen barulah kemudian tunjangan tersebut dibayarkan. Namun, data dari badan penerbit UNM, selama kurun waktu 6 tahun terakhir, hanya ada 43 buku yang ditulis oleh “Sesepuh” dunia pendidikan ini. Padahal, seharusnya dalam kurun waktu tersebut minimal ada 130 buku yang diterbitkan. Bahkan jumlah sebanyak 43 buku tersebut nyatanya hanya ditulis oleh beberapa profesor yang produktif saja. Suparlan Suhartono misalnya, hampir setiap tahun Suparlan menulis buku yang diterbitkan di badan penerbit UNM. Dalam laporan beban kerja dosen yang di garap Pusat penjamin Mutu (PPM) UNM, Fakhri kahar selaku ketua PPM menerangkan, hasil sementara menunjukkan kinerja guru besar terkait tiga kewajiban khusus tersebut masih rendah. “memang belum semuanya melaksanakan, saya sendiri baru akan menyelesaikan penulisan buku di tahun ketiga ini”, akunya. Menurut Fakhri, profesor harus tetap produktif untuk menulis
buku ber-ISBN, meneliti bisa melalui riset kompetitif, riset mandiri atau pembimbing thesis dan disertasi di program pascasarjana, serta menyebarkan gagasan melalui jurnal nasional dan international, orasi ilmiah, pembicara seminar, menghasilkan paten dan berbagai bentuk diseminasi lainnya. Semuanya harus dilaporkan dalam bentuk laporan Beban Kerja Dosen (BKD) yang secara administratif merupakan syarat untuk memperoleh tunjangan profesi INT.
dan tunjangan kehormatan. Ketua Lembaga Penelitian (Lemlit) UNM, Jufri, mengatakan mayoritas guru besar saat ini tidak mampu bersaing. “Jika ditinjau
dari segi kualitas guru besar yang ada di UNM melakukan penelitian yang kompetitif itu kurang, seringji mengrim tapi jarang lolos” terangnya.Terlebih, guru besar tersebut semestinya melaksanakan penelitian dan membuat buku secara rutin. Hal inilah yang menurutnya sebagai penyebab peringkat universitas terdampar jauh. Belum lagi, tingkah para Profesor itu yang ketika mengirim karya ilmiah tidak melewati lembaga resmi yang ada di kampus. Hingga saat ini, saat ini hanya berkisar 20 persen dari mereka yang melakukan penelitian melalui lembaga resmi UNM. Lebih jauh, dosen Bahasa Inggris ini akan melakukan langkah taktis mengatasi masalah tersebut. Ia berupaya memfasilitasi penerbitan dari guru besar. “Kami berharap agar semua guru besar yang meneliti lewat satu pintu agar bisa terekomendasi,” ungkapnya. Ketua Lemlit yang baru sekitar satu bulan dilantik ini, melihat memang sejauh ini guru besar yang meneliti belum mencapai 50 persen dari jumlah yang ada. Menanggapi hal itu, ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM), Muhammad Ardi, mengatakan kendala yang selama ini dialami para guru bergelar profesor itu hanyalah persoalan dana dan waktu. Padahal,
menurutnya ada banyak jalan untuk bisa mendapat dana. Namun, memang minat para dosen untuk meneliti kurang. Begitu pula dengan Rektor UNM, Arismunandar, mengatakan sebenarnya produktvitas penelitian saat ini sudah bagus tapi turunannya dalam bentuk artikel jurnal itu yang belum. “Tahun ini kami mencoba mendorong dan mengirim artikel-artikel jurnal itu melalui penerbitan jurnal yang terakreditasi. Jurnalnya sebenarnya banyak cuma yang terdekumentasi itu kurang,” ungkapnya. Lanjut Aris, sebenarnya untuk pengirim jurnal tidak mesti harus melewati satu pintu saja. “Sebenarnya langsung saja, tidak perlu pakai pintu-pintuan. Jurnalkan sifatnya personal, seperti orang mau kirim artikel di surat kabar, saya dengan jurnal di Malang itu langsung” tegasnya. Aris menambahkan, saat ini ada aturan bagi guru besar. Untuk melanjutkan profesornya harus mengirim jurnal internasional yang terakreditasi. “Insentif saja tidak cukup mendorong, padahal kami pernah mewacanakan untuk pemberian bagi yang mengirim jurnal, makanya harus membuat aturan yang sedikit memaksakan. Nah sekarangkan untuk perpanjangan guru besar harus mampu menerbitkan jurnal International,” jelasnya. (*)
Sering Mangkir Mengajar GURU Besar saat ini dinilai telah banyak melalaikan kewajibannya. Terkhusus mengajar di program Strata Satu (S1). Mereka terkesan ogah mendidik lagi secara maksimal untuk mahasiswa S1. Alternatifnya, mereka menggunakan jasa para asisten yang notabenenya bergelar S1 saja. Sebut saja Andi (samaran), mahasiswa angkatan 2011 ini mengaku kecewa dengan sikap sang maha guru itu. Pada daftar jadwal kuliah yang ada, tercatat sejumlah nama profesor sebagai dosen pengampuhnya. Hanya saja, realitanya profesor tersebut selama satu semester hanya tiga kali mengajar selebihnya diisi asisten, bahkan ada yang tidak masuk mengajar sama sekali. Padahal semestinya maksimal 16 kali pertemuan tatap muka. “Pernah kami sudah menunggu berjam-jam tapi tidak datang ji itu profesor mengajar di kelas,” ucapnya. Pengalaman yang sama juga dialami Dina, salah satu mahasiswa jurusan Fisika. Diakuinya, Profesor yang ada di jurusannya tidak jarang mangkir mengajar. “Satu kali ji masuk, selebihnya asistennya,” keluhnya. Parahnya, asisten yang menggantikan ternyata belum juga menyelesaikan studinya. Begitu pula dengan Irma (Samaran), mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini. Mengaku pernah dibentak-bentak oleh dosennya yang bergelar profesor itu. Kala itu, selain sebagai dosen pengampuhnya, guru besar tersebut juga sebagai Penasehat akademiknya (PA). “Masa saat itu saya telepon untuk tanda tangan KRS (Kartu Rencana Studi), tapi Profesor itu bilang tidak ada urusan untuk mahasiswa S1,” ujar Irma menerangkan. Ditanya perihal kebiasaan itu, Jasruddin, salah seorang profesor di jurusan fisika membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Urai data, ungkap fakta, saji berita
apa yang dikeluhkan mahasiswa itu memang kerap kali terjadi. Jasruddin sendiri mengaku memiliki asisten untuk membantunya dalam hal pengajaran di kelas. “Sebenarnya, saya sendiri juga merasa berdosa dengan mahasiswa S1, tapi apa boleh buat, saya punya tanggung jawab yang lain juga di sini,” katanya. Namun, ia tetap berkilah, diluar jam mengajar dan disela-sela kesibukannya sebagai Direktur Pascasarjana UNM, ia tetap melakukan pembimbingan, utamanya terhadap mahasiswa yang akan menyelesaikan studi S1nya. “kan sebagai dosen tidak hanya mengajar dalam kelas, membimbing dan melayani konsultasi mahasiswa juga adalah wujud pengabdian,” katanya lagi. Ketua Pusat Penjamin Mutu (PPM) UNM, Fakhri Kahar membeberkan hasil Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa (EDOM) yang menjadi salah satu indikator penilaian kualitas pendidikan di UNM. Menurutnya, masih ada rasa ketidakpuasan mahasiswa sebagai penerima layanan dengan birokrat sebagai pemberi layanan, utamanya persoalan akademik. Meski EDOM belum sepenuhnya di isi secara online oleh seluruh mahasiswa di UNM, namun EDOM secara manual juga telah diterapkan beberapa waktu lalu dan hasilnya cukup mengecewakan. “Kami di PPM hanya pelaksana teknis, kami hanya memberikan data hasil evaluasi ke pejabat yang berwenang (PR1,red) untuk diambilkan kebijakan,” tutur guru besar di bidang administrasi publik ini. Fakhri juga berjanji akan menerbitkan hasil evaluasi tersebut secara online agar transparansi pendidikan juga dapat terwujud. Lebih lanjut Fakhri menambahkan, sebenarnya beban mengajar guru besar adalah sebanyak 12 SKS per semester di luar kewajiban tambahannya sebagai guru
besar. Namun, karena jabatan-jabatan tertentu beban tersebut dikurangi hingga beberapa SKS saja sesuai tingkat jabatannya. Rektor misalnya, sebagai pemimpin perguruan tinggi hanya memiliki beban mengajar 3 SKS. “kalau tidak mengajar sekalipun, untuk rektor tidak jadi masalah karena ia fokus untuk kemajuan universitas,” ujarnya. Hal sama juga dibenarkan Hamzah Upu. Menurutnya sebagaian besar dari mereka memiliki kesibukan diluar jam mengajar mahasiswa S1. Namun, sebagai pimpinan FMIPA, ia mengaku tidak mampu menindak lanjuti para profesor
”
Satu kali ji masuk, selebihnya asistennya ji. Dina (samaran)
yang “bandel” itu. “Itu wewenang prodi mereka yang mengatur jadwal perkuliahan, harusnya ketua-ketua prodi lebih tegas dan sensitif mengingatkan, kalau perlu ditegur,” ujarnya. Ketua Majelis Guru Besar UNM, Muhammad Amin Rasyid, mengaku selaku guru besar hingga saat ini, ia betulbetul menjalankan kewajibanya mengajar ditingkatan manapun. Perilaku sejumlah guru besar tersebut hampir semua fakultas banyak yang mangkir. Mantan Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) ini sangat menyayangkan hal ini. Amin mengatakan semestinya gaji dan tunjangan yang diterima para guru besar tersebut sejalan dengan tanggung jawab
yang mesti dilakukan. “Pendapatan sebagai guru besar itu banyak, minimal 17jt per bulannya, jadi keterlaluan kalau masih ada yang cari pendapatan lain diluar dan melalaikan kewajibannya di sini,” kecamnya. Lanjut Amin, hal yang membuat mahasiswa S1 seolah dianaktirikan karena jam mengajar profesor lebih banyak dihabiskan di Pascasarjana. Tidak adanya koordinasi yang jelas antara pascasarjana dengan pihak jurusan sehingga jadwal bertabrakan. Bahkan, banyak diantara mereka lebih memilih mengajar di luar UNM. Padahal, menurut Amin kalau menilik peraturan pemerintah, kewajiban mengajar dosen atau profesor itu adalah S1. Diakuinya, masalah ini sudah disampaikan Sofyan Salam selaku Pembantu Rektor bidang Akademik. Namun, kritik yang disampaikannya tidak terlalu digubris. “Diluar beberapa kali saya sampaikan, tapi karena beberapa hal menurut beliau belum bisa diselesaikan untuk sekarang,” keluhnya. Hanya saja, saat ditemui, Sofyan Salam lebih irit bicara, ia mengaku baru mengetahui kondisi ini ketika reporter Profesi bertandang di ruanganya. Ia hanya meminta nama-nama dosen yang bersangkutan tersebut. “Berikan saya nama-namanya, saya akan lapor ke dekan bersangkutan biar mereka ditegur,” pintanya. (Tim) Tim Reportase Khusus
Kordinator: Fajrianto Jalil Anggota: - Sudarmi - Fadillah Dwi Oktaviani - Muhammad Ilham Nur
Profesi FM - 107.9 MHz
Seni & Budaya 11
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
www.profesi-unm.org
Cerpen
D
Cerpen
Kisah Perdebatan Serumpun Minuman
i dunia yang tak pernah dijamah oleh manusia, berkumpullah para minuman yang menjadi maskot kehidupan dunia. Sebuah topik diskusi menjadi perbincangan hangat mereka. “Ah, jangan mentang-mentang kamu yang selalu dijadikannya teman lantas kamu sombong begitu, Cappie,” tegur Kopi tidak terima dirinya dianggap rendah oleh Cappuccino. “Aku tahu, aku memang dibencinya. Tapi, maaf-maaf saja, karena aku lebih banyak disukai oleh orang-orang dewasa. Ingat juga loh, kamu itu dilahirkan karena manusia terinspirasi dariku,” “Betul itu,” Minuman lainnya membenarkan ucapan Kopi. Si Lemon Tea tampak bersemangat pula ingin menjatuhkan Cappuccino. Tampaknya, tak ada satu pun minuman yang bersimpati pada kehadiran Cappuccino. “Bukankah memang itu kenyataannya? Aku selalu menjadi pilihan buatnya, dan karenanya, hanya aku juga disini yang bisa mengerti mengenai perasaan yang dibangunnya, terlepas dari aku masih keluargamu, Kopi,” Cappuccino tak mau kalah. Sedari tadi, ia merasa dipojokkan oleh kawan-kawannya. Jika jadinya seperti ini, sesungguhnya ia merasa menyesal pulang ke kampung halamannya. Kampung halaman? Ya, kampung halaman. Bukan hanya manusia ciptaan Tuhan saja yang punya kampung halaman. Mereka, para minuman, juga punya perkampungan tersendiri. Perkampungan itu takkan pernah terjamah oleh manusia. Bukankah manusia hanya makhluk fana yang tersia-siakan demi waktu? Tak ada manusia yang punya kesempatan untuk sekadar menghabiskan waktu menelisik keberadaan para minuman itu. Selama para minuman itu bisa dinikmati, tak penting manusia tahu asal-usulnya. Begitulah sifat dasar manusia. Seperti ketika mereka yang kehausan “cinta” menikmati kemolekan tubuh para pramuria. Mana ada yang dengan sukarela sekadar bertanya, “Rumahnya dimana?” atau “Asalnya dari mana?”. Tak ada. Selama mereka bisa menikmatinya, segala basa-basi dibuang begitu saja. Nun jauh di bawah selubung yang tak pernah terungkap manusia, dekat tapi tak terjamah, tampak tapi tak terasakan, kampung halaman itu berdiam. Disanalah para minuman itu berdebat layaknya kusir. Bagaimana tidak, mereka hanya para minuman yang kebanyakan aktivitasnya mencontoh manusia. Berdebat tanpa penyelesaian. Disana pula berkumpul segala jenis minuman, mulai dari minuman kelas bawah sampai minuman kelas atas yang membuat lidah sering terpeleset ketika menyebut namanya. “Kau tentunya bisa mengerti dia, wajar, karena kau selalu bersama dengannya di setiap malam,” Jus Alpukat angkat bicara. “Sementara aku, yang juga menjadi pilihannya, hanya bisa dinikmatinya di siang hari. Itu pun di saat-saat tertentu,” lirihnya lagi, “Sebulan belakangan ini aku selalu dicarinya. Sayang, musimku tampaknya belum tiba. Dicari kemanapun, aku dilabeli setiap cafe; stok kosong,” “Aku juga. Dulu, bisa menjamah perasaannya, menemani waktu senggangnya ketika kamu belum hadir. Terlebih, aku adalah minuman yang disarankan oleh gurunya tercinta,” sergah Lemon Tea tak mau kalah. Cappuccino tahu akan hal itu. Sebelum kehadirannya, Lemon Tea lebih tahu segalanya. Ia lebih suka menyeruput teh yang sebelumnya sudah ditetesi jeruk Profesi FM - 107.9 MHz
nipis. Cukup beberapa tetes, dan ia akan merasakan kedamaian di tiap tegukannya. Namun, tetap saja, Cappuccino tak mau mengakuinya. Seiring waktu berjalan, kemampuan Lemon Tea untuk menciptakan kedamaian itu memudar, berganti dengan kehangatan yang ditawarkan olehnya. “Itu kan dulu…” cibir Cappuccino merasa jumawa di atas semuanya. Lemon Tea melirik saudaranya, Teh Manis, yang sedari tadi diam saja. Ia berharap mendapatkan bantuan. “Kamu jangan terlalu kegeeran ya, Cappie. Kamu tinggal menunggu waktu saja, ia akan bosan denganmu, lantas meninggalkanmu dan melupakanmu,” Jus Jeruk berusaha menasehati. “Aku tahu, Jeruk. Kamu juga pernah menghabiskan malam dengannya, kan? Kalau tidak salah, ketika ia masih menetap di rumah pamannya. Bahkan tampaknya ia belajar cara membuatmu,” sambung Lemon Tea. “Paling tidak, kamu dibuatnya secara langsung. Berbeda dengan si Cappie yang hanya diseduhnya secara instan,” Terlalu jelas sindiran yang dialamatkan Lemon Tea kepada Cappuccino. Sontak, membuat Cappuccino harus berkomentar. “Memangnya…” “Halaaah, segala yang instan-instan biasanya jadi sumber penyakit, kok,” potong Lemon Tea tiba-tiba. “Benar kan, Air?” Semua pandangan
tertuju pada Air Putih. Mereka yang tak bersimpati pada Cappuccino meminta penjelasan yang semoga bisa menjatuhkan. Air putih memang dikenal sangat bijaksana. Sebagai minuman sumber kehidupan, ia sudah lama menikmati gulagaram kehidupan. Ia juga dianggap sebagai orang tua dari semua jenis minuman di muka bumi. Tak ada satu pun minuman di dunia yang tidak mengenalnya. Jika hal itu terjadi, minuman tersebut bak durhaka kepada orang tuanya. Air putih pula yang tahu segala selukbeluk permasalahan manusia. Ia begitu mudah menyelami tiap perasaan para penikmatnya. Ia malah sudah mengerti bagaimana cara kerja perasaan manusia, yang seringkali membuat minuman lain bingung tak berdaya. Ia mengerti makna dari kata cinta, suka, sayang, benci, sedih, pilu, bahagia, sukacita. Ia selalu menjadi tempat bertanya bagi minuman lain. Air Putih berpikir sejenak. Ia tak ingin membuat perpecahan diantara kalangan minuman. “Sebenarnya, apa yang dikatakan oleh Lemon Tea ada benarnya juga. Tapi, tidak semua yang instan itu berpenyakit. Ada banyak hal di dunia ini yang berlaku instan tapi tidak menimbulkan penyakit sama sekali. Begitu pula sebaliknya,” papar Air Putih. “Seperti Cinta?” lirih Susu menyerobot arah pembicaraan. Semua pandangan teralih padanya. Susu hanya bisa tersenyum kikuk dipandangi oleh kawan-kawannya, meskipun ia tahu seluruh kawannya juga tentu masih penasaran dengan satu
istilah itu. Air Putih hanya tersenyum. “Tentu saja. Sedikit dari penjelasan yang pernah kuberikan pada kalian, cinta itu berlaku instan. Terkadang ia hadir begitu saja, bahkan tanpa perlu dibuat-buat ataupun diaduk-aduk seperti kalian. Akan tetapi, manakala ia tak diolah dengan baik, ia akan menjadi sumber penyakit. Dan penyakitnya itu sangat destruktiif, yang dirusak bukan tubuh manusia, melainkan batin manusia secara langsung,” Air Putih memberikan sedikit intermezzo buat para minuman. Ia sadar, baik di dunia minuman maupun di dunia manusia, persoalan seputar cinta menjadi tema menarik untuk dibahas. “Tapi, cinta itu bisa jadi obat juga, kan?” Tuh kan, tema itu langsung menjadi perhatian para minuman. Bahkan Teh Manis yang sedari awal hanya diam, kini berinisiatif mengajukan pertanyaan. Minuman lain hanya mengangguk-angguk ingin tahu. “Ingat, Teh Manis. Kita sekarang bukan membicarakan persoalan cinta,” sergah Air Putih bijak. Mendadak suara Yaaah! kecewa memenuhi udara. Nyaris saja perdebatan antar-minuman dilupakan begitu saja. Sungguh, mereka sangat ingin tahu. “Nah, oleh karena itu, masing-masing punya kelemahan tersendiri. Instan-tidaknya kalian pun takkan mempengaruhi kualitas rasa kalian. Tiap minuman punya rasa tersendiri dalam memaknai hidup. Setiap minuman punya cara masing-masing memberikan kedamaian buat penikmatnya. Ingat, rasa itu memang sudah ditentukan di tiap lidah manusia. Akan tetapi, ‘kualitas’ rasa segelas minuman seperti kita adalah sesuatu yang relatif,” Tak ada yang menanggapi perkataan Air Putih. Seperti biasa, semua minuman penasaran menanti penjelasan selanjutnya. Lagi-lagi, Air Putih hanya tersenyum melihat tingkah para minuman. Baginya, minuman-minuman itu sudah menjadi anak-anak buatnya. “Ada yang menganggap kehangatan adalah hal terbaik, ada pula yang menganggap dingin dan lembut sebagai pembawa kedamaian buatnya,” Tanpa disadari yang lainnya, MilkShake, Jus Alpukat, Banana Coffee Blend, Coco Chocolato, Lime Squash, Ice Ginger Milk Coffe, dan beragam Soft Drink tersenyum bangga. “Semuanya tergantung dari kebutuhan tiap manusia itu sendiri. Seperti ketika manusia pertama mengatakan Jus Jeruk sebagai minuman terbaik baginya. Hal itu belum tentu berlaku bagi manusia yang lainnya. Toh, seperti yang kita tahu, Cappie unggul di mata tuannya. Sehingga segala pernyataan yang dibuat Cappie adalah subjektif berdasarkan segala yang dipahami dari tuannya,” Air Putih memandangi Cappuccino setelah pandangannya menyapu seluruh minuman. Cappuccino hanya bisa cengar-cengir. “Dengar tuh, Cappie,” Jus Alpukat menimpali dari belakang yang kemudian disusul teriakan Huu! dari minuman yang lainnya. Yang mendapat teriakan hanya bisa menggaruk-garuk kepala, seandainya bisa. “Ya sudah, yang terpenting kalian sudah mengerti. Selain itu, perdebatan seperti ini yang hanya mengunggulkan diri masing-masing sebenarnya bukan hal yang patut dicontoh dari manusia. Kalian mending mencontoh diskusi-diskusi lepas mereka yang biasanya memberikan pengetahuan-pengetahuan baru bagi manusianya. Tentunya dengan tetap mengesampingkan ego masing-masing,” “Ego?” tanya Cappuccino tidak
Wafatnya Sang Pujangga Karya: Baso Akbar (Mahasiswa FBS, ‘07) Pujangga….. Adalah karya Tuhan yang berkarya Bersenjatakan pena dan berparisai kertas. bertarung dengan kata-kata Bercerita dibalik coretan tinta tanpa titik akhir. Pujangga tercipta….. Lahir dari karangan kecil lantas menyandang nama. Yang beredar di toko buku tanpa lirikan pembaca. Tak urung niatnya meninggalkan sebuah karangan, Karena terjebak dalam imaji dan terkungkung oleh kisah. Kasihan pujangga….. Pada rentetan bait ia bercerita adalah wujudnya. Kepala sesak dibanjiri kata yang siap dituangkan dalam ide yang penuh makna. Pagi, siang, malam telah diluangkan demi selembar puisi yang mengorbankan ribuan gulungan kertas di tong sampah. Tak sedikit pun dihargai keberadaanya. Sadarkah bumi memelihara pujangga ??? Yang kini mulai menua dan tak melahirkan generasi. Kecuali para pelagiat dengan kesesatan Menghalusinasi corak kehidupan demi popularitas. Lainya berdiam dipijakannya, sedang Mereka adalah saksi tunggal dari peradaban. Oh…pujangga….. Kau akan mati dalam damaimu Tetaplah melukis sorga yang telah lama kau damba. Sampaikan salamku pada bidadari yang berbeda dalam kisahmu. Kuciptakan puisi ini adalah bentuk pengabdianku padamu, sambil berucap... “selamat jalan pujangga” mengerti. Air Putih lupa, dari sekian banyak kosa kata yang diajarkannya pada minuman-minuman, “ego” adalah salah satu yang belum diajarkannya. “Ego sama dengan sifat mementingkan diri sendiri,” “Emm…kalau cinta itu apa?” Susu, lagi-lagi bertanya hal itu. Meskipun ia tahu, ia masih saja berharap mendengar banyak penjelasan. Air Putih hanya menggeleng tak percaya. Tidak ada teriakan mencemooh dari minuman di sekitarnya. Diam. Pada dasarnya, mereka juga penasaran akan hal itu. Mereka berharap mendapat banyakbanyak penjelasan. Bagi mereka, jikalau saja ada soal ujian yang dihadapkan pada mereka, maka pertanyaan-pertanyaan tentang cinta-lah yang akan menggugurkan nyali mereka. “Cinta itu…akan kita bahas lain waktu,” ujar Air Putih yang sontak mengundang teriakan Yaaah! kecewa beramairamai dari minuman yang lainnya. [end] Penulis: Imam Rahmanto (Mahasiswa FMIPA UNM ‘09) Urai data, ungkap fakta, saji berita
12 Inovasi
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
www.profesi-unm.org www.profesi-unm.org
Sulap Limbah Jadi Robot
KREATIFITAS dan Inovasi mahasiswa Fakultas Teknik UNM, yang tergabung dalam komunitas mahasiswa Robotron berbuah manis. Robot cerdas pemadam api yang mereka beri nama “Elektron” berhasil mereka ciptakan untuk mengikuti ajang Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI). Faturahman yang merupakan ketua dari komunitas tersebut mengungkapkan bahwa nama yang diberikan kepada robot tersebut merupakan singkatan dari Elektronika Robot UNM. “Elektronika merupakan identitas dari jurusan yang kami geluti,” terangnya. Robot yang menghabiskan waktu pengerjaan selama 3 bulan dengan biaya sebesar 3,5 juta rupiah merupakan robot yang bergerak menggunakan roda dan berbentuk seperti mobil pemadam kebakaran. Dilengkapi dengan sensor pende-
Robot Elektron teksi api sehingga robot ini mampu mendeteksi keberadaan sumber api. Selain itu, juga dilengkapi dengan
sensor pendeteksi dinding. Sehingga robot tersebut akan menghindari dinding ketika bergerak. Ketika berhasil menemukan lokasi yang dituju, robot electron ini akan memadamkan api dengan kipas yang terbenam pada robot tersebut. Kipas ini digerakkan dengan menggunakan baterai yang dipasang pada robot tersebut. Robot electron ini akan segera bergerak ketika ada bunyi alarm kebakaran. Ketika mengikuti kontes robet tersebut, team robot ini berhasil memasuki 10 besar. Kendala terbesar yang mereka hadapi adalah masalah dana. Namun, hal ini tidak membuat mereka ciut nyali untuk melanjutkan program pembuatan robot ini. Ia memanfaatkan bahan-bahan yang sudah tidak tidak terpakai untuk di daur ulang. Seperti kipas dan roda yang ada pada robot tersebut terbuat dari bahan limbah rumah tangga. “Bahan-bahan yang kita gunakan di robot ini, yang PERSIAPAN. Tim Robotron sedang melakukan uji coba pada robot ‘Elektron’ sebelum mengikutsertakannya memerlukan dana be- dalam ajang KRCI. sar hanya sensor api dan sensor dindingnya. Sele“Untuk masalah bermasalah bihnya kami berusaha meng- lainnya seperti bahasa pemprograman, saya dengan dana. Bahkan, komunitas ini biasa gunakan bahan yang ada dis- yakin kita tidak kalah,” Teranganya. Tam- membongkar peralatan robot yang telah ekitar kita.” Tutur Ridal salah bahnya, lomba-lomba yang diikuti sebel- dibuat sebelumnya dan digunakan kembali seorang anggota komunitas umnya sempat memperoleh juara pertama, untuk membuat robot baru di ajang lomba tersebut. kedua, dan ketiga. Namun, menggunakan lainnya. Selain terkendala masalah dana, Sabran Harun selaku Pem- dana pribadi mahasiswa. Jadi setelah lomba komunitas tersebut juga terkadang terhambina komunitas ini membenarkan robot yang dibuat diboyong pulang oleh bat dengan pemesanan alat seperti sensor adanya permasalahan dana dalam mengi- mahasiswa yang bersangkutan. yang akan digunakan. Hal ini terjadi karena kuti ajang lomba ini. Menurutnya, mereka Tidak dipungkiri bahwa setiap keg- dalam proses pemesanan pihak pengorder hanya kalah canggih alat dari team lainnya. iatan yang dilakukan oleh mahasiswa selalu tidak memberikan kejelasan waktu. (Tar)
Solusi Alami Antisipasi Gagal Panen
Ist.
EKSTRAK. Campuran tapak dara, daun sirih dan kunyit yang dapat mengganggu perilaku seksual tikus.
FENOMENA gagal panen masyarakat di Indonesia semakin sering terdengar. Salah satu cara yang sering digunakan oleh para petani yaitu dengan menggunakan racun tikus yang mengandung bahan peptisida. Namun, penggunaan pestisida ini memiliki dampak yang buruk, bukan hanya terhadap produk pertanian tetapi juga lingkungan disekitarnya. Hal ini menggerakkan hati Indah Arnaelis, seorang mahasiswai UNM jurusan Biologi untuk melakukan penelitian tentang penyebab phenomena tersebut. Penelitian tersebut dilakukan di Kecamatan Bajeng, kabupaten Goa, saat Ia mengikuti program kreatifitas mahasisawa (PKM) yang dilaksanakan oleh Dikti. Salah satu hal yang difokuskan dalam penelitiannya adalah tikus sawah yang sering menjadi penyebab utama terjadinya gagal panen. Menurutnya, tikus sawah ini Urai data, ungkap fakta, saji berita
mampu merusak tanaman padi pada berbagai stadium tanaman. Ia menambahkan bahwa populasi tikus sawah saat sekarang ini semakin meningkat karena semakin sedikitnya jumlah predator alami tikus sawah seperti burung hantu, elang dan ular. Oleh karena itu, Mahasiswi eksponen 09 ini mencari solusi yaitu dengan menghambat mekanisme reproduksi tikus sawah betina sebagai upaya meminimalisir populasi tikus sawah. Hal ini dilakukan agar dapat menanggulangi populasi tikus sawah namun tetap mempertimbangkan keseimbangan ekosistem. Penelitian ini dimulainya dengan melihat tanaman yang dapat berengaruh pada reproduksi manusia. Seperti, bunga tapak dara, kunyit dan daun sirih. Tanaman ini dianggap dapat menjadi pemicu terjadinya keguguran pada ibu hamil. Ia menjelaskan bahwa ketiga tanaman ini akan dicampur menjadi ekstrak untuk diujikan pengaruhnya terhadap aktivitas reproduksi yang terjadi pada tikus sawah betina. “Cara ini mampu menghasilkan produk yang alami”, jelasnya. Dari hasil penelitian yang diperolehnya, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kombinasi tapak dara, daun sirih dan kunyit akan membuat perilku seksual tikus menjadi kurang agresif sehingga berdampak pada periode kehamilan tukus tersebut. Setelah berhasil melakukan penelitian ini, Ia menaruh harapan bahwa produk ekstrak kontrasepsi alami yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk membasmi tikus sawah yang selama ini menjadi musuh dunia pertanian. (Tar) Profesi FM - 107.9 MHz
Wawancara Khusus 13
TabloidMahasiswa MahasiswaUNM UNM Tabloid ProfesiEdisi Edisi160 160 Profesi AgustusTahun TahunXXXVI XXXVI2012 2012 Agustus
www.profesi-unm.org www.profesi-unm.org
Jurnalis Harus Berotak Ph.D DALAM menjawab tantangan globalisasi yang semakin banyak melahirkan pengetahuan baru dan meningkatnya kompetisi SDM. Tentunya sebagai jurnalis harus mampu menaklukan hal tersebut dengan mengisi otak kita dengan ilmu secara up todate. Terlebih peran kita sebagai persma yang merupakan corong informasi bagi seluruh masyarakat terkusus masyarakat kampus. Hanya saja, terkadang kita sebagai persma hanya sekadar menjalankan tugas tanpa memerhatikan keilmuan yang dimiliki. Bagaimana mengatasi kondisi tersebut? Berikut petikan wawancara Wakil Pemimpin Redaksi Liputan 6 RCTI, Putra Nababan dengan reporter profesi Asri Ismail usai menerima materi di Studio pemberitaan RCTI di Jakarta. Bagaimana pandangan anda tentang jurnalis kampus? Pertama saya selalu menganggap wartawan kampus itu setengah tentara dan setengah seniman. Maksudnya? Iya, maksud saya disini sebagai tentara bukan orang yang selalu hanya mengatakan siap gerak, hormat gerak bukan seperti itu. Jurnalis itu harus berjiwa militan tak ada kata menyerah dalam dirinya. Tak hanya itu, kita ini orangorang kreatif yang harus mengajak berpikir masyarakat, membuka diskusi dan menulis yang baik makanya harus berjiwa seniman. Bagaimana tataran ilmu pengetahuan yang harus dimiliki seorang jurnalis? Tidak mudah menjadi seorang jurnalis, jurnalis itu harus berotak Ph.d. Kita ini doktor, ilmu seorang wartawan tidak boleh dibawah ilmu yang dimiliki narasumber, anda harus mampu mengimbangi pengetahuan mereka (narasumber-red) terutama bila berhadapan dengan seorang yang mungkin sudah bergelar doktor. Seorang doktor, harus mampu membuat wacana, harus kritis, dan melihat dari berbagai sudut pandang setiap objek yang diliputnya.
tanggungjawab. Kenapa itu penting, analoginya seperti ini, dokter itu mungkin hanya mampu menyembuhkan 4-5 orang kalau di rumah sakit, tapi kalau wartawan bisa membuat negara ini hancur karena pemberitaannya. Makanya, anda harus sadar betul power kamu seperti apa, sehingga setiap hari kamu (wartawan_red) harus rendah hati dan setiap hari harus hati-hati menggunakan kekuatan kamu. Bagaimana cara anda mengatasi masalah intervensi pemilik media terhadap ideologi yang dimiliki seorang jurnalis dalam melakukan pemberitaan? Bahasa kerennya itu konglomerasi ya. Masalah intervensi pemilik media itu memang suatu hal yang sangat-sangat sulit atau agak rumit. Untuk membuat itu menjadi simple, saya selalu mencoba mengeducated bos saya. Mungkin, misalnya mereka ingin kita membela seseorang yang dia inginkan. Kita sebagai jurnalis jangan pernah menganggap itu sebagai instruksi, kita harus mampu membuka ruang diskusi kepada beliau (Pemilik media-red). Karena kalau tidak maka akan berakibat fatal, anda akan kehilangan kepercayaan dari pembaca media anda.
adalah bisnis kepercayaan dan integritas. Jika tanpa kepercayaan media itu tidak akan berkembang. Misalnya saya contohkan ya, siapa yang mau kedokter yang pernah mal praktek, pasti tidak ada yang mau kan? Jadi kepercayaan itu adalah segalanya. Saran anda buat para jurnalis kampus? Dalam menulis berita tidak cukup jika hanya termuat 5W + 1H, seorang jurnalis harus mempertimbangan juga pengaruh yang diberikan sebuah berita terhadap pembuat maupun pembaca. Makanya perlu ditambahkan lagi SW alias So What. Disamping itu, hal terpenting yang mesti diperhatikan lagi adalah kualitas dan tepat waktu. Artinya apa, buat apa anda membuat berita yang berkualitas tapi tidak memenuhi deadline, buat apa? Itu sama saja dengan sampah. Begitu juga, buat apa anda membuat berita tepat waktu tapi tidak berkulitas.(*)
Seberapa penting kepercayaan itu bagi media? Ingat, media itu bisnisnya
Seperti apa batas-batas berita yang mesti dimuat seorang jurnalis? Berita yang dimuat seorang jurnalis harus mampu memengaruhi opini masyarakat. Mempengaruhi tapi dalam batas-batas yang ber-
FOTO: IMAM RAHMANTO-PROFESI
Biodata
Putra Nababan
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 28 Juli 1974 Pendidikan: 1. SMP dan SMA di Amerika Serikat 2. Jurusan Jurnalistik di Midland Lutheran College, Fremon, Nebraska, Inggris. Karier : 1. Jurnalis di Majalah Forum Keadilan dan Koran Merdeka 2. Wartawan Metro TV 3. Jurnalis dan News Anchor RCTI 4. Wakil Pemimpin Redaksi Seputar Indonesia Profesi FM - 107.9 MHz
Prestasi: 1. Pembaca berita terfavorit (Panasonic award 2010 dan 2011) 2. Pemenang kategori program talkshow Obama Eksklusif (Panasonic Award 2011) 3. News Anchor Terfavorit (Panasonic Award 2012) 4. Wawancara Eksklusif dengan Barac Obama, Presiden Amerika Serikat (2011) 5. Wawancara Eksklusif dengan Presiden Portugal (Mei 2012)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 Opini www.profesi-unm.org
almamater
Karena Dia Professor...
Muhammad Ilham Arsyam KARENA professor bukan sekadar buku yang berjalan dengan kumpulan teori-teori yang membosankan. **** Ini ada cerita dari salah satu teman facebook saya tentang seorang professor dan pendayung sampan. Suatu hari professor mengadakan penelitian di sebuah danau. Dia menggunakan jasa pendayung sampan untuk menemaninya berkeliling danau itu. Keduanya terlibat percakapan: “Kamu sudah lama kerja mendayung sampan?” Tanya Professor itu. “Hampir semur hidup saya.” Jawab pendayung sampan itu dengan singkat. “Jadi kamu tak tahu perkara-perkara lain selain dari mendayung sampan?” Tanya Professor itu. Pendayung sampan itu hanya menggelengkan kepalanya. Professor itu bertanya lagi, “Kamu tahu geografi?” Pendayung sampan itu menggelengkan kepala.“kamu sudah kehilangan 25 persen dari usia kamu.” Kata sang professor. “Kamu tahu biologi?” Pendayung sampan itu menggelengkan kepala. “Kasihan. Kamu kehilangan 50 persen usia kamu. Kamu tahu fisika?” Professor itu masih lagi bertanya. Seperti tadi, pendayung sampan itu hanya menggelengkan kepala. “Kalau begini, kasihan, kamu sudah kehilangan 75 persen dari usia kamu.” Kata Professor itu dengan nada mengejek dan angkuh. Pendayung sampan itu hanya berdiam diri. Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba hujan turun. Sampan terbalik. Professor dan pendayung sampan terpelanting ke danau. Pendayung sampan itu bertanya kepada professor, “Kamu tahu berenang?” Professor itu menggelengkan kepala. “Kalau begitu, kamu sudah kehilangan 100 persen nyawa kamu.” Kata pendayung sampan itu sambil berenang menuju pinggir danau. **** Mungkin ini hanyalah anekdot semata atau sebuah kejadian nyata yang dibumbui agar kedengaran lucu. Saya marah karena cerita ini seakan menghina status yang yang anak-anak kampung impikan seperti saya, belajar di universitas. Sudah terlanjur bagiku kata “professor” itu keramat. Sejak kecil saya memahami professor itu BJ Habibie. Maka jika bertemu professor saya sudah seperti berjumpa dengan Habibie. Walau mereka tak perlu bikin pesawat. Meski bukan gelar akademik, saya bangga bahwa universitas dengan mesin akademiknya sudah memproduksi banyak professor. Di perguruan tinggi kita mengenal professor sebagai guru besar atau maha guru. Dia adalah benda “keramat” yang hanya bisa keluar jika situasi sedang genting. Jadi wajar jika maha guru itu jarang masuk ke kelas. Barangkali kita memang lebih cocok diajar asistennya saja. Publik tentu sepakat bahwa professor adalah orang pintar nan cerdas dengan lipatan-lipatan solusi dikepalanya. Indikator ini menjadi penting sebab keilmuan menjadi abu-abu antara intelektual dan keombongan. Karena dia professor, sungguh saya berharap dalam rentetan genting yang terjadi dalam kampus ini (Universitas Negeri Makassar) dia muncul dan memberi petuah beserta petunjuk. Paling tidak, satu dari 60-an (dalam hitungan buku senat). Jika tidak, apa yang sungguh kita harap pada sebuah panggilan “prof”? Sebelum saya berubah pikiran bahwa pendayung sampan tadi lebih layak disebut professor. Bukan begitu prof? *hanya sebuah catatan menyambut mahasiswa baru 2012. *Penulis adalah Pemimpin Umum LPPM Profesi UNM periode 2010-2011 Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Maju Bersama Dalam Semangat Phinisi
Suarlin TULISAN ini bisa menjadi dua tema yaitu Maju Bersama juga bisa Semangat Pinisi (bukan Phinisi),akan tetapi penulis sangat tertarik menggabungkan dua tema tersebut sebesar semangat maju dalam wadah Pinisi UNM, untuk pendidikan Indonesia. Jargon maju bersama semakin di dengung dengungkan oleh masyarakat dunia dalam berbagai hal di antaranya jargon pendidikan dunia ” Education for All”, “Juntos num so ritmo” (All in one rhythm) atau dapat diartikan sebagai “semua dalam satu irama”, menjadi slogan resmi Piala Dunia 2014. Maju bersama mencerdaskan Indonesa, merupakan jargon dan program Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2011 dalam memajukan pendidikan khususnya pada daerah terjauh, tertinggal dan terbelakang yang secara spesifik pembekalan untuk penyiapan guru profesional, akan tetapi makna maju bersama bagi penulis sangat dalam dan luas. Sementara itu, Pinisi merupakan simbol kejayaan kabaharian masyarakat Sulawesi Selatan, nama Pinisi telah tersohor ke seluruh dunia sebagai pemecah ombak lautan dan penjelajah samudera luas. Dunia menyadari dan mengakui keberadaan Suku Bugis sebagai pelaut ulung melalui perahu Pinisi yang terkenal itu, mampu merajai dan mengarungi lautan dunia hingga ke Madagaskar yang jauh, selanjutnya pada tahun 1986 kemudian Pinisi mengeliat lagi setelah keberhasilan perahu Pinisi dalam festifal bahari dunia di Vancouver Kanada, desain pinisi dianggap mememiliki filosofi berlayar yang sangat canggih sebelum orang-orang menemukan kecanggihan pelayaran seperti sekarang ini. Tak berbekal kompas, apalagi peta. Perahu canggih pun mereka belum paham. Suku ini hanya menggantungkan harapan pada pengetahuan astronomi turun-temurun dan kapal hasil kepiawaian karya tangan mereka sendiri. Dalam sejarah kebaharian dunia, Pinisi masuk dalam 5 kapal layar kesohor dunia bersama: Royal Clipper Inggris, Berque sedov Rusia, Preussen Jerman, dan Juan sebastian Elcano Spanyol. Semangat Pinisi kemudian begitu kesohor di Sulawesi Selatan khususnya di kota Makassar dengan munculnya bangunan berkarakter Layar Pinisi, membuat orang yang melihatnya berdecak kagum,gedung yang diberi nama Gedung Pusat Pelayanan Akademik Universitas Negeri Makassar, bangunan ini kemudian menjadi simbol megah dan kebanggaan terutama bagi penulis dan juga civitas akademika UNM.Bangunan yang hanya mungkin tegelnya segi empat, yang lain semuanya unik dan lain dari yang lain secara arsitektur. Keberhasilan UNM di bawah Rektor Prof. Dr.H.Arismunandar,M.Pd membangun infrastruktur kampus orange ini menjadi catatan sejarah yang sangat monumental, visi jauh kedepan yang tidak pernah kita perkirakan. Diskusi
tentang hal ini tentu ada, akan tetapi orang Indonesia terbiasa terlambat sadar dan faham akan suatu perubahan, seperti halnya ketika Sukarno membangun tugu tinggi menjulang yang sekarang kesohor dengan nama Monas, ketika Sukarno merancang masjid yang kubahnya besar dengan nama Istiqlal, awalnya heboh akan tetapi sekarang menjadi kebanggaan nasional yang dapat mengispirasi masyarakat Indonesia, demikian pula ketika Patompo mengubah Makassar, ketika Ali Sadikin merubah Jakarta, semua riuh. Bagi civitas akademika UNM hal terpenting yang harus dilakukan sekarang adalah setelah infrastruktur tersedia maka kita jaga dan pelihara untuk mempersiapkan kualitas pembelajaran yang terstandar dan berkualitas. Maju bersama dalam semangat Pinisi yang berkearifan lokal adalah maju bergandengan tangan menghadapi tantangan yang semakin unprediktibel yang tidak menentu dan sulit diperkirakan.Nilai kearifan lokal yang dimiliki semangat Pinisi sebagai semangat Tomasseddi’ ridecengnge’ sangat kental dan abadi sifatnya.Maju bersama dalam semangat Pinisi harus kita jalankan bersama dengan bahu membahu dari mahasiswa, dosen, pimpinan, pegawai, keamanan, pembersih dan seluruh civitas akademika memiliki perannya masing-masing dalam memajukan universitas tercinta ini. Seperti halnya ketika memilih NKRI maka tidak boleh terpecah belah, begitu pula ketika memilih UNM maka inilah rumah kita yang harus kita jaga dan kembangkan, kalau persoalan yang terus kita cari maka akan terus jadi soal, kalau beternak masalah maka akan jadi masalah terus, lalu sampai kapan?. Masyarakat Sulawesi Selatan yang meng Indonesia adalah masyarakat yang sangat kaya dengan ke arifan lokal seperti siri, Siri’ artinya malu. Dengan nilai siri’ dimaksudkan agar setiap orang malu berbuat sesuatu yang tidak baik, tidak patut dan tidak benar.Karena itu, adalah pantang bagi masyarakat Sulsel untuk melakukan yang memalukan (mappakasiri-siri), pantang dipermalukan dan tidak boleh mempermalukan orang lain. Masyarakat Sulsel, harussaling menjaga siri’. Ungkapan siri’mu siri’ku, masseddi siri’ bukanlah sekadar slogan kosong. Manifestasi penting dari saling menjaga siri’, saling menjaga kehormatan diri, saling peduli terhadap sesama manusia. Sejarah mencatat dan mengingatkan kita pernah terpuruk, apakah kita mau terpuruk dulu kemudian sadar?. Harga diri (self esteem) dan martabat/ marwah (dignity) bangsa meluncur cepat ke bawah, setelah 26 tahun, sejak 17 Agustus 1945 sampai 11 Maret 1966, bangsa ini pernah sangat disegani dan dihormati, bahkan ada kesan “ditakuti,” oleh bangsa-bangsa dari negara-negara Barat yang pernah membuat bangsa ini dan bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika Latin (the triple A countries), malah oleh negara yang menyebut dirinya sebagai super power atau polisi dunia. Jangan biarkan berkurangnya harga diri, berkeping-kepingnya mental dan moral karena perguruan tinggi merupakan tempat dimana masyarakat, khususnya generasi muda, ditempa menjadi manusia berilmu, memiliki idealisme, beretika dan se-
harusnya berpihak pada kebenaran dan keadilan, universitas tercinta adalah sarat nilai-nilai dan moral akademik yang sangat-sangat berbeda dengan kehidupan sosial diluar kampus. Tidak boleh praktek-praktek tidak normatif diluar kampus juga di praktekkan ke dalam kampus, karena kampus hidup dan berkecimpung masyarakat ilmiah yang mengedepankan pemikiran jernih, terukur, beretika moral dan akademik. Menurut Mochtar Lubis (1980), bahwa jalan pintas atau memperoleh sesuatu dengan cara termudah, kalau perlu tanpa usaha berarti (menerabas) walaupun merugikan orang lain, masyarakat dan menghancurkan harga diri bangsanya sendiri, dan mulai dari sini tindakan menghalalkan segala cara, avonturirisme, bukan kerja keras, ketekunan dan prosedural,dan pelanggaran hukum, adalah satu-satunya “cara ampuh” dalam mencapai tujuan. Kalaulah begini, apa jadinya bangsa ini. Kita tidak akan pernah beranjak dari tempat semula, kalaupun berjalan, tidak lain kita hanya jalan ditempat yang hanya menghabiskan energi dan waktu, sedangkan bangsa lain berjalan melaju. Membuka diri dan bersama menghadapi perubahan merupakan hal penting ditengah globalisasi yg sarat dengan tantangan, bila ingin maju maka harus membuka diri dalam banyak hal. Maju bersama dalam semangat Pinisi perlu dilakukan dalam bingkai semangat to masseddi ridecengnge’, karena masyarakat sekarang ini sedang menghadapi transformasi sosial yang sarat dengan kompetisi atas dasar kompetensi dan masyarakat post modern yang rawan dengan resiko terhadap pilihan-pilihan hidup.Sampai kapanpun kita akan terbelit dengan masalah dan tidak akan maju apabila hanya ‘beternak masalah’ , mari keluar dan maju bersama dalam semangat pinisi untuk UNM yang meng-Indonesia. Maju bersama dan cemerlang dengan tidak melupakan aspek religius sehingga tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Maju bersama dalam semangat Pinisi sampai tujuan dibingkai aspek religius. Maju bersama dalam semangat Pinisi menjadi kekuatan yang luarbiasa bagi pengembangan UNM dalam percaturan Indonesia Raya. Bulan Ramadhan adalah bulan suci, bulan pengampunan bagi mereka yang ingin bertaubat, mari jadikan titik monumental untuk memperbaiki diri, dari kehilafan masa lalu, kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu Wata’Ala, manusia lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Niat hanya Allah yang tahu dan sekecil apapun perbuatan kita di pertanggungjawabkan di hari kemudian, mari kita perbaiki melalui jargonmaju bersama dalam semangat Pinisi menjadi spirit bagi pengembangan almamater tercinta jauh ke depan dan diri sendiri agar dapat memberikan sumbangsih monumental semonumental Pinisi UNM. Mohon Maaf lahir dan Batin, SELAMAT BAGI MAHASISWA BARU UNM, bagi mereka yang belum LULUS juga Selamat, HIDUP tidak harus Berhenti disini, ada masa depan/rezeki lain menunggu depan sana. Terus berusaha dan berdoa. Amin. *Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Pendididkan (FIP) UNM Profesi FM - 107.9 MHz
Profesiana 15
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
Nasib Alam Tergerus Sistem www.profesi-unm.org
SUDAH jatuh tertimpa tangga lagi, mungkin itu peribahasa yang tepat dialamatkan untuk Alam Nugraha. Hanya berselang beberapa bulan Ibu kandungnya meninggal. Belum lama ini, ia mesti bersabar lagi, sebab ia di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari kantornya. Nestapa yang dialami Alam Nugraha ini sebagai pegawai honorer di Kepala Sub Bagian (Kasubag) Anggaran UNM. Alam sapaan akrabnya mesti menelan pil pahit akibat kesewenang-wenang sistem yang berlaku di kampus orange ini. Bagaimana tidak, pria yang sudah tiga tahun bekerja sebagai pegawai honor ini didepak tanpa ada surat peringatan (SP) terlebih dahulu. Ditemui Alam di tempat nongkrongnya, Alam mengaku kecewa akan tindakan yang dialamatkan kepadanya. Pasalnya, Surat Keputusan (SK) yang diterimanya tertanggal 18 Juli tersebut baru didapat pada tanggal 30 Juni. “Kan di SK tertulis tanggal 18 juli, tapi saya baru dipanggil ambil SK itu tanggal 30 Juni, berarti
INT.
buat apa saya kerja selama rentang 12 hari itu, apalagi tidak ada pemanggilan sama sekali terkait hal ini” kenangnya. Belum lagi, Alam membantah alasan pemecatan yang tertera di SK itu. Alasannya, di SK tertulis ia tidak masuk bekerja selama 30 hari berturut-turut. “Saya memang pernah tidak masuk selama satu minggu, karena waktu itu adik (Almahrum) saya sakit. Dan saya sudah mengirm surat keterangan untuk itu di kantor,” ungkap Pria yang berstatus Yatim Piatu ini. Diakuinya, kemauannya bekerja di UNM, sebab dipanggil langsung Satir Mahmud sebagai kepala Biro Adminstrasi dan Keuangan (BAUK). “Pak Satir itu sebenarnya keluarga saya, dia yang panggil saya bekerja,” ujarnya. Saat dikonfirmasi, anehnya Ilham selaku Kasubag Anggaran, mengaku tidak tahu menahu terkait pemecatan Alam. “Saya tahu juga apa masalahnya, tapi Pak Satir memang sering datang meninjau pegawai disini,” pungkasnya. Namun, pernyataan berbeda malah dilontarkan Satir Mahmud . Menurutnya, laporan tentang kinerja Alam diperolehnya
ICT Bikin Pusing
IMING-iming ingin menjadikan kampus Information Technology (IT) bertaraf internasional, sepertinya hanya isapan jempol belaka bagi kampus UNM. Pengglontoran dana yang besar untuk perbaikan sistem teknologi, rupanya hingga saat ini tak selaras dengan harapan. Pemasangan fiber optic (FO) yang dianggap sebagai altenatif untuk mengatasi masalah, juga belum menuai hasil yang memuaskan. Sejak akhir tahun 2011, hingga Agustus 2012 pemasangan FO tersebut, beragam masalah menyeruak terkait jaringan internet yang semestinya dinikmati civitas akademika UNM. Information and Communications Technology (ICT )yang menjadi server ternyata tak mampu mengakomodir empat kampus UNM yang ada di Makassar. Sivitas kampus parang tambung justru sangat merasakan ketidaknyamanan dalam mengakses jaringan internet. Padahal, jarak kampus parang tambung dari kampus gunung sari sekitar dua kilometer. Ketua ICT Rusli justru beral-
asan, pemasangan fiber optic tidak dapat menyelesaikan semua permasalahan koneksi internet. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab hal tersebut bukan hanya jaringan, tetapi listrik dan browser pada komputer. Mahasiswa mempunyai peranan besar dan dapat menjadi penyebab gagalnya koneksi internet. Ratusan juta rupiah bagi pemasangan FO demi perbaikan jaringan bukan tanpa alibi. Pihak ICT berasumsi, perubahan kondisi yang terjadi di atas permukaan tanah akan mengganggu koneksi internet di UNM. Namun, hal ini tak urung membuat warga UNM merasa puas. “Ketika ICT telah menyediakan satu titik pusat internet di jurusan, selanjutnya untuk ruang kuliah seharusnya ditindak lanjuti oleh jurusan sendiri,” ujarnya. Tidak maksimalnya, tambah Rusli, pelayanan internet yang diberikan pihak ICT juga terjadi karena faktor sumber daya manusia (SDM). Untuk mengerjakan hal-hal teknis tersebut memerkukan SDM yang mempunyai ke-
ahlian khusus dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Salah satu mahasiswa Fakultas bahasa dan sastra (FBS), Takbir, mengaku sangat kesal terhadap jaringan internet yang ada di kampus parang tambung. Ia merasa tidak puas atas pelayanan yang ada. “Belum pernah saya OL(on-line, red) lama di kampus. Kalau bukan lambat, ya tidak bisa akses” ungkapnya. Mahasiswa semester 7 ini menambahkan, bahkan untuk mengiri KRS Onlinepun dirinya harus mencari warung internet(warnet) di luar kampus. Dilain pihak, Hamka, selaku mantan PD II FMIPA UNM yang selama ini mengawasi pelayanan internet di fakultas MIPA mengatakan, pihaknya telah berusaha untuk mengoptimalkan pelayanan internet yang ada di MIPA. Namun, salah satu kendala yang terjadi adalah jaringan yang diberikan oleh ICT kurang optimal. Selain itu, masalah keamanan juga menjadi faktor ketakutan lain sehingga penyediaan alat untuk koneksi internet di ruang kulaih masih belum bisa dilengkapi. (Tar)
Bidik Misi yang Tersisih SALING lempar tanggungjawab pihak terkait, membuat nasib Nurlela sebagai salah satu mahasiswa penerima beasiswa, masih terkatung-katung. Pasalnya, beasiswa bidik misi yang diterimanya sejak awal masuk kuliah ternyata semester ini tidak lagi ia peroleh. Mahasiswa jurusan Psikologi ini, mengaku tak tahu menahu perihal pencabutan beasiswa yang dinilainya secara sepihak. “Saya tidak tahu apa alasannya, kalau masalah nilaiku tentu sebelumnya ada peringatan, apalagi nilaiku baik-baik saja” ungkap Mahasiswa eksponen 2010 ini. Bahkan yang ia sesalkan saat mencoba mengurus ulang beasiswanya. Ia malah diacuhkan oleh pegawai kasubag Anggaran. “Waktu itu saya datang bersama kakak saya ada, tapi saya malah dibentakbentak oleh dua ibu-ibu yang ada disitu, dia bilang tunggumi banyak kasus yang begini, sabar-sabar mako saja bukan cuma kau yang diurus banyak yang lain,” terang Ela menjelaskan. Profesi FM - 107.9 MHz
Diakuinya, sebelumnya ia bertemu Fajar Asti selaku penanggungjawab bagi mahasiswa Bidik Misi. Hanya saja, lagi-lagi hasilnya Nihil. “ Tidak tahu juga itu Kak Fajar, masa dia tidak tahu apa masalahnya, dia cuma bilang mungkin belum ditransfer, dia menyuruhku untuk ketemu Pak Ilham, tapi Pak Ilham bilang dia hanya menerima apa yang disetor dari Fajar” ungkapnya. Lanjut Ela, ia menduga ada intervensi pribadi yang tehadap dirinya. “Mungkin Kak Fajar, tidak senang dengan saya,” curhatnya. Parahnya, ketika ditemui Fajar Asti, pria ini malah berkelit, dan tak tahu apa-apa. “Saya tidak tahu itu de’ coba tanya ke BAAK,” ungkapnya kepada Profesi. Sementara itu, Pembantu Rektor III, Heri Tahir berjanji akan memberikan sanksi jika ada stafnya yang ‘bandel’. “Saya berjanji akan mengusut masalah yang terjadi, kita akan mencari dimana letak permasalahannya,“ tegasnya.(Feb/Rap)
dari Ilham sebagai Kasubag Anggaran. Satir menambahkan Alam dinilainya memang selalu lalai mengerjakan tugas-tugasnya. “Bukan hanya 30 hari itu, lebih dari itu. Bahkan berdasarkan laporannya, ia sering tidur siang setiap harinya. Dan cek percek ia memang sering begadang,” terang Satir. Bahkan parahnya, Rektor UNM, Arismunandar mengaku tak tahu perihal PHK itu. “Siapa, kapan,” tanyanya kaget. Padahal, dalam SK tersebut terdapat tanda tangan Rektor. Hanya saja, menurutnya apabila hanya berstatus honor, ia hanya terima laporan dari Kabag masing-masing. “Saya belum paham situasinya ya, nanti saya tanya kepala bironya,” ucapnya. Rektor dua periode ini, menambahkan bahwa tenaga honorer beda dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada aturannya mengikat. “Tapi kalau tenaga honor ya, biar berapa tahun, beda kalau PNS ada aturan yang mengikat. Ya honor namanya honor,sifatnya fleksible kapan saja bisa, Sebenranya yang penting begini, kalau dia punya kesalahan ya..pokonya dia lemah dalam posisi administrasi gitu, ” tutupnya. (Asr/ Rma)
KKN-PBA Hanya “Makan” Janji MAHASISWA yang melakukan Kuliah Kerja Nyata Pembarantasan Buta Aksara (KKN-PBA) menuntut gaji atas hal tersebut. Pasalnya, para mahasiswa itu sebelumnya dijanjikan akan diberikan upah bagi mereka yang memprogram KKN-PBA tersebut. Namun, sampai saat ini, belum juga ada kejelasan perihal gaji yang semestinya mereka dapatkan. Perlu diketahui, daerah Wajo menjadi salah satu tempat dilakasanakannya program itu. Semua peserta ditempatkan pada masing-masing kecamatan yang ada pada Kabupaten Wajo untuk mengajar warga yang masih buta huruf alias belum bisa baca tulis. Fatma, salah satu mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) yang ikut dalam KKN-PBA merasa telah dikibuli oleh para pejabat Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNM. Pasalnya, hingga menjelang penarikan kembali ke kampus. Dana yang dijanjikan tersebut belum jua cair. “Kami dulunya dijanji, bakal diberikan uang sebesar Rp400 ribu untuk mengajar selama dua bulan, tapi hingga sekarang belum juga ada, kami mersa kecewa lah,” terang mahasiswa eksponen 09 ini. Senada dengan Fatma, nada kekecewaan juga dirasakan Akram, menurut Akram dia bersama teman-temannya sudah melaksanakan tugasnya dengan baik untuk mengajar para penyandang cacat buta aksara yang ada di Wajo terskhusus di kecamatan Keira. Hanya saja, miris upah yang kemudian dijanjiakan tak jua ada. “Bukan apanya, kan sebelumnya kami memilih program ini tak dipungkiri karena upah itu, tapi kalau begini sama saja kami dikhianati,” terangnya. Menanggapi hal tesebut, ketua LPM Muhammad Ardi membenarkan terkait gaji untuk mahasiswa KKN-PBA. Namun, diakuinya hingga saat ini dana untuk itu belum cair. “Betul, tanda tangan kontra dengan pihak Dinas Pendidikan Sulsel SUDUT yang dilakukannya memang belum juga ada. Kan pihak dinas pendidikan ini yang + 15 Miliar Hilang Sembilan berjanji akan memberikan Dekan Diperiksa dana nantinya,” ucap Profesor Teknik itu. - Siapa ya..? “Kalaupun, nantinya + UNM Dibawah Garis 50 baru ada usai pelaksanaan. Saat mereka kuliah nanti Terbaik akan dibagikan semuanya, - Katanya mau world class ini ambil bagian kamu. Kan university... begitu,” ungkap Ardi. Lanjut Ardi, seharusnya hal seperti ini tidak mesti + Pinisi Choir Butuh Kejelaterlalu dipermasalahkan. san Status Alasaanya, orang yang - Belum Siap Mungkin pergi KKN kan memang tujuannya untuk pengab+ Nasib Alam Tergerus Sistem dian. “Namanya juga kan - Itulah amburadulnya UNM... pengabdian kepada masayarakat,” tutupnya. Dg. Tata’ (Asr/Art) Urai data, ungkap fakta, saji berita
INT.
16 Persona
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 160 Agustus Tahun XXXVI 2012
www.profesi-unm.org
Sabir, Pencetus Boneka Daengbo Pertama di Makassar
Boneka Daengbo di Kota Daeng BONEKA Danbo sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa. Boneka khas negeri matahari ini menjadi boneka yang populer di zaman serba modern ini. Selain di Jepang, di Makassar juga punya boneka yang lebih dikenal dengan nama Daengbo. Boneka Daengbo khas Makassar ini pertama kali diperkenalkan oleh Sabir Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Makassar (FPsi UNM) dan ini satu-satunya di Makassar. Mungkin bagi sebagian sivitas akademika UNM, masih banyak yang belum mengenal sosok pria yang satu ini. namanya yang singkat dan sederhana menggambarkan pembawaan yang santun dan sederhana pula, seperti itulah yang tampak pada dirinya. Mahasiswa kelahiran Takalar, 21 April 1989 ini punya segudang hobby yakni berorganisasi, membaca, menulis, dan lebih suka bermain musik biola. Anak dari pasangan Usman L dan Dunga Daeng ini juga memang tergolong anak yang sangat mandiri. Terbukti, di sela-sela kesibukan kuliahnya, dia masih meluangkan waktunya membuat usaha kecil-kecilan membuat boneka yang sekarang membuat dirinya
Urai data, ungkap fakta, saji berita
dikenal oleh orang banyak. Sabir Al Junaid saapan akrab teman-temannya mengawali karier membuat Boneka Daengbo karena keinginannya untuk membiayai hidup dan kuliahnya. “Saya tidak mungkin mengandalkan uang dari orang tua saya dan beasiswa PPA yang saya dapatkan, untuk itulah saya mencari penghasilan tambahan untuk biaya hidup dan kuliah saya di Makassar,” ucap Sabir. Saat membuka facebook dan langsung melihat boneka yang menurutnya unik dan lucu. Dari salah satu foto profil yang dilihatnya, lantaran penasaran, Sabir kemudian mencari tahu apa nama boneka tersebut. Dan dia pun tertarik untuk membuatnya. “Awalnya sulit untuk membuatnya karena harus menyesuaikan dengan ukurannya, namun lama-kelamaan ini sangat mudah dan saya bisa menyelesaikan 5-10 boneka per hari seorang diri,” ungkapnya tersenyum. Dengan menggunakan modal awal Tiga Ratus Ribu Rupiah untuk 1000 boneka Daengbo, Sabir memulai karirnya. Sabir memanfaatkan sisa-sisa balok kayu dari usaha meabel yang ada di belakang rumahnya. Dia mencoba satu persatu hingga mendapatkan ukuran yang pas. Semuanya dikerjakan seorang diri. Dan alhasil, dia
mampu menyelesaikan boneka Daengbo tersebut. Meskipun usaha boneka Daengbo baru berjalan sekitar 4 bulan lebih, tapi penghasilannya sudah sangat memuaskan. Banyak yang menyukai karyanya karena unik dan juga relatif murah dari boneka Danbo buatan Jepang. Hingga kini boneka buatannya sudah terjual sebanyak 200 buah lebih. Pemasarannya pun sudah sampai di luar Makassar yakni di Palopo dan Kendari dengan memanfaatkan jejaring sosial facebook dan bantuan teman-temannya. Bahkan ada pembeli yang sudah mengole-olekan boneka Daengbo buatan Sabir hingga ke Amerika. Tapi, di tengah kelancaran usahanya, Sabir merasa kewalahan karena dia hanya mengerjakan usaha ini seorang diri. “Saya sangat butuh orang yang kreatif dan bisa membantu saya membuat boneka Daengbo,” harapnya. Mahasiswa yang ingin mem-
perdalam pengetahuan musik biolanya setelah menyelesaikan studinya ini, berpesan agar para enterprenuer/pengusaha muda yang ingin membuat usaha harus jeli melihat pasar, kreatif, memanfaatkan keadaan, tapi jangan sampai usaha tersebut mengganggu kuliah. (NJA)
Profesi FM - 107.9 MHz