Edisi 163

Page 1

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

1

Tabloid Mahasiswa UNM

www.profesi-unm.com

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

Upeti

Sarjana Muda Profesi FM - 107.9 MHz

Urai data, ungkap fakta, saji berita


Persepsi

2

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

editorial

P

Menyoal Kurikulum, UNM Payah

endidikan Indonesia semakin runyam, hadirnya kurikulum 2013 sebagai cetusan baru pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadikan sejumlah instansi baik sekolah hingga Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) khususnya UNM menjadi kelabakan. Ini tentu menjadi pekerjaan baru bagi UNM. Kampus pencetak generasi Oemar Bakrie ini, mesti segera berbenah mengikuti jalur baru. Belum lagi, banyak jurusan yang terancam lulusannya tidak terpakai lagi tenaganya di sekolah-sekolah. Seperti Bimbingan Konseling, Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer (PTIK). Begitu pula Bahasa Daerah yang na-

manya tak ada lagi ada dalam deretan mata pelajaran yang ada disekolah. Sempitnya ruang kerja yang bakal dinikmati sejumlah calon sarjana UNM, menjadi salah satu imbas dari hadirnya kurikulum baru ini. Terlepas dari cemooh “ganti menteri, ganti kurikulum”, dengan misi memperbaiki pendidikan namun malah membuat nasib para calon pendidik tidak jelas. Tengok saja, sejak reformasi kurikulum pendidikan sudah tiga kali berganti, tapi hasilnya sama saja, para peserta didik tetap saja menjadi korban akan kebijakan ini. Hanya saja, ditutupnya uji publik kurikulum 23 Desember lalu, seolah mengindikasikan UNM sebagai ladang pencetak manusia

intelek pasrah akan semua aturan yang diberlakukan Kemendikbud itu. Terbukti, tak ada sedikitpun proses sosialisasi yang dilakukan kepada mahasiswa. Seolah tak mau kena batunya, birokrasi terkesan acuh tak ada sedikitpun argumen yang ditawarkan pihak UNM atas kurikulum ini. Padahal, anak didiknya sedang tersandung masalah besar. Pernahkah, UNM memikirkan hal itu. Persoalan masa depan mereka (mahasiswa, red) yang kini semakin susah ia raih. Ataukah ada kongkalikong atas kebijakan Kemendikbud ini, yang melibatkan UNM sebagai salah satu pelakunya. Jangan sampai, ini adalah proyek pendidikan yang menjanjikan UNM keuntungan besar. (*)

SMS Pembaca

?

?

085255927xxx Salam kawan-kawan Profesi, Minta tolong disampaikan, bahwa kami mahasiswa UNM yang berada di Sultan Hasanuddin UNM, ingin komplein dengan AC yang kurang berfungsi dengan baik, sehingga kami kurang nyaman saat belajar. Mohon pengertiannya, terima kasih.

s sm

Jawaban: Pembantu Dekan II FIS, Suryani Mursalim Terima kasih atas pemberitahuannya, Kami akan secepatnya memperbaikinya. Mohon kesabarannya. 081342667xxx Aslm, tolong tanyakan, sebenarnya beasiswa Toyota itu diterima per berapa bulan? Ataukah memang hanya satu kali keluaranya? Soalnya selama ini saya hanya menerima 1 kali setelah itu tidak ada lagi sampai sekarang Jawaban: Kabag Kemahasiswaan BAAK, Baliana Diterima per empat bulan sekali berdasarkan usulan dari Fakultas dan selanjutnya diputuskan oleh Yayasan Toyota Astra. Namun ditiap empat bulan itu selalu ada keputusan baru dari toyota mengenai siapa yang terpilih. Maka bisa saja ada mahasiswa yang sudah tidak lagi menerima karena namanya sudah tidak tercantum sebagai penerima. Jadi, untuk lebih jelasnya silahkan datang langsung ke BAAK Sub Bagian Kemahasiswaan untuk mengonfirmasi langsung.

Keluarga Besar LPPM Profesi UNM mengucapkan selamat menempuh hidup baru kepada Kanda Abdul Salam Malik dan Kanda Dian Resty atas pernikahannya

Keluarga Besar LPPM Profesi UNM mengucapkan

Selamat & Sukses kepada Kanda

Rahmat Fadhli (Pemimpin Umum 2011-2012)

Isnaeni Dahlan (Pemimpin Redaksi 2011-2012)

Sudarmi (Redaktur Online 2012-2013)

atas penyelesaian studinya di Universitas Nergeri Makassar

NEW E YL

ST

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke: SMS Email Twitter Facebook

Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:

www.profesi-unm.com

Profesi FM 107.9 MHz

!

: 0852 9938 5780 | 0852 5592 7221 : profesi_unm@yahoo.com : @Profesi_Online : LPPM Profesi UNM

Nama di bawah ini tidak lagi terdaftar sebagai anggota LPPM Profesi UNM.

Hesi Kumalasari

Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin, Baliana Dewan ­Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, F ­ acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: ­Sahrul Alim Sekretaris: Fajrianto Jalil Bendahara: Nurjanna Jamaluddin Divisi Penerbitan: Asri Ismail (Pemimpin Redaksi) Divisi Online: Imam Rahmanto (Kepala Divisi) Divisi Penyiaran: Andini Ristyaningrum (Station Manager) Divisi Penelitian dan Pengembangan: Fahrizal Syam (Kepala Litbang) Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi : Asri Ismail, Sekertaris : Fajrianto Jalil, Bendahara : Nurjanna Jamaluddin, Kepala Penyiaran: Andini Ristyaningrum, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Redaktur: Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Sudarmi Reporter: Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Ary Utary Nur, Susi Amriani, Nur Lela, Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Fatma Husni, Fadillah Dwi Octaviani, Fotografer: Rizki Army Pratama, Layouter/ Grafis: Khaerul Mustaan, Manager Sirkulasi dan Iklan: Sugianto Rusli.

Desain Sampul: Khaerul Mustaan

Suharti Halim (Pengelola Harian 2008-2009)

Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, website: www.profesi-unm.org Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz


Mozaik

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

Pererat Silahturahmi, Pramuka Gelar Latihan Gabungan Menjelang akhir kepengurusan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka menggelar Latihan Gabungan. Latihan Gabungan ini diikuti empat Racana yang ada di UNM yakni Racana Arungpalakka dan Emmy Selan dari Bone, Racana Kyai Haji Dewantara dari Parepare, Racana Adi Pangeran Pettarani dan Emyselan dari Tidung dan racana Ranggodenromo dan opodenri saja UKM pramuka sendiri . Event yang diselenggarakan selama empat hari ini bertujuan untuk mempererat tali silahturahmi sesama pengurus Pramuka yang berada di

internal UNM. Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 29 November hingga 2 Desember ini berlangsung di Bumi Perkemahan Parangloe. Hal ini dibenarkan Asnur yang kala itu menjabat sebagai ketua Umum Pramuka, menurutnya perkemahan itu sendiri akan dikemas dalam berbagai kegiatan positif untuk melatih mental generasi muda juga melakukan kegiatan dalam membantu membentuk karakter, budi pekerti, kemandirian, cinta tanah air, cinta lingkungan, cinta sesama dan sebagainya yang saat ini sudah semakin memudar. Selain itu, kegiatan yang

diikuti 55 anggota pramuka ini juga melakukan pelatihan SAR, P3K, Penanggulangan Hutan dan Navigasi. Sementara itu, Arismunandar yang membuka kegiatan ini mengatakan kegiatan seperti ini akan meningkatkan mutu sumber daya manusia agar lebih mampu serta membentuk kader mahasiswa Indonesia yang cerdas dan berkualitas. “Gerakan pramuka ini memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa karena merupakan sarana pembentukan karakter intelektual,” tutur rektor dua periode ini. (sam)

INKANAS Lahirkan Karateka Berjiwa Boshido Dalam memperingati hari lahirnya, Institut Karate-Do Nasional (INKANAS) Ranting UNM menggelar perayaan Hari Lahir Pertamanya di Auditorium Amanaggappa (18/12). Sejumlah karateka INKANAS turut hadir sebagai panitia. Dalam kegiatan tersebut, hadir sejumlah dewan Guru beserta para Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKANAS. Tak terkecuali, Kapolres Makassar, Wisnu Sandjaja.Sementara untuk pihak universitas, dihadiri Pembantu Rektor III, Heri Tahir sekaligus Ketua Umum INKANAS Ranting UNM. Dalam sambutannya, Heri Tahir menghimbau, kirinya mahasiswa UNM ikut terlibat dalam INKANAS. Menurutnya, orang-orang yang masuk dalam INKANAS adalah orang-orang yang tidak berpikir pendek dalam menyelesaikan masalah. “Saya bangga dengan anakanak INKANAS, ia mampu membuat kegiatan seperti ini,”

ungkapnya dalam kegiatan yang bertemakan “Rekontruksi kebersamaan dalam menciptakan mahasiswa yang Jiwa Bushido” itu. Ia juga berharap, agar mahasiswa memiliki jiwa Bushido, yang memiliki moral tinggi, teguh, dan punya rasa malu. “Saya yakin, mahasiswamahasiswa yang bentrok itu bukan mahasiswa INKANAS, sebab mereka memang diajarkan bagaimana berjiwa bushido, yang punya rasa malu,” ungkap Guru Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini. Sementara itu, Irfan Yunus selaku ketua panitia, mengaku inisiasi hadirnya kegiatan ini, untuk menunjukkan kepada mahasiswa bahwa ada yang namanya INKANAS di UNM. “Kami sebenarnya, baru seumur jagung di UNM, tapi alhamdulillah sudah ada sejumlah prestasi kami sumbangkan untuk UNM,” terang mahasiswa ekponen ‘10. (asr)

3 www.profesi-unm.com

Snapshot

FOTO: RIZKI-PROFESI

BANJIR. Seorang mahasiswa melintas di depan rektorat UNM. Kampus UNM Gunung Sari, khususnya rektorat, tergenang air setelah beberapa jam diguyur hujan deras lantaran kurangnya perhatian pihak birokrasi menangani masalah penataan ruang dan wilayah di kampus UNM Gunung Sari. Gedung-gedung UNM yang sementara dalam proses pengerjaan juga semestinya memperhitungkan kondisi tersebut, terlebih pada persoalan AMDAL.

Jamaluddin Wakili Indonesia di Australia Open 2012

Universitas Negeri Makassar (UNM) patut bangga. Pasalnya, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Jamaluddin, mewakili Indonesia di Ajang Internasional Australia Open 2012 untuk bidang Olahraga Taekwondo. Ini menjadi bukti bahwa kampus UNM ini masih saja menorehkan prestasi di bidang olahraga dan melahirkan atlet yang membanggakan. Mahasiswa eksponen 2008 ini memenangkan medali emas Taekwondo pada 3-4 November lalu. Hingga akhirnya dirinya dinobatkan sebagai wakil Indonesia di Kejuaran Internasional Australia Open tanggal 12 Desember di Australia. Untuk mempersiapkan dirinya di ajang bergengsi tersebut, Jamal, sapaan akrabnya lebih intens melakukan latihan. Dalam sehari saja hingga 4 kali berlatih. Sejauh

ini, dirinya mengaku tidak memiliki kendala. “Tidak ada kendala yang berarti karena ada dukungan dari orang tua dan teman-teman,” ungkapnya. Hal ini tentu saja mendapat respon positif dari Dekan FIK, Arifuddin Usman. Menurutnya selama ini banyak pencitraan negatif pada dunia akademik UNM yakni mahasiswanya yang cenderung anarkis dan tawuran, namun dengan adanya mahasiswa berprestasi pastinya memberikan kesan positif. “Dengan berhasilnya mahasiswa FIK, pastinya memberikan citra positif bagi Sulsel pada umumnya, dan UNM khususnya, terkhusus lagi FIK,” ungkap Arifuddin. Lebih lanjut, eks PD III FIK ini berjanji memberikan reward tersendiri pada mahasiswanya yang berprestasi di ajang nasional bahkan internasional. “Tentu kami

akan memberikan beasiswa,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa untuk mahasiswa yang mengikuti lomba seperti ini akan diberikan kebijakan khusus. “FIK memberi andil pada penyelesaian studinya, kami juga akan memberi izin perkuliahan selama mengikuti lomba,” ungkapnya. Ini merupakan bentuk penghargaan atas prestasi yang telah ditorehkan mahasiswanya itu. Karena menurutnya tidak semua orang bisa berprestasi dan dirinya tentu akan memperjuangkan hak dan kewajiban mahasiswanya yang berprestasi. Lebih lanjut dirinya berharap, mahasiswa lainnya bersemangat untuk mengembangkan dirinya melalui suatu kerja keras. Selain itu, dirinya berharap pula prestasi seperti ini bisa menjadi media publish yang positif kepada masyarakat. (dwi)

Warung Sederhana di Perbatasan *Andini Ristyaningrum

Warung itu sungguh dibuat ala kadarnya. Bertiang bambu dan beberapa balok, beratapkan spanduk-spanduk bekas, dan di dalamnya berdesakan kursi-kursi kayu yang telah rapuh. Tinggal menunggu waktu saja kayu-kayu itu lapuk dimakan usia. Sore hari menjelang ketika tepat di hadapan penulis duduk seorang wanita paruh baya. Ia adalah pemilik warung kopi yang terletak di area kampus Fakultas Seni dan Desain (FSD). Daeng Ngai ia biasa dipanggil. Jelas terlihat dari tulisan yang tertera di atas pintu masuk warung yang sederhana itu. Sesekali ia melayani pesanan pelanggan yang berkunjung ke warungnya, entah itu mereka yang membeli rokok, minuman gelas, permen, atau menu andalan di warung itu, kopi susu. Warung yang sudah satu tahun ia kelola pada mulanya terletak di area Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), tempat dimana ia juga pernah menjadi seorang cleaning service. Selama belasan tahun ia membuka usaha dagangnya di kampus ungu itu, namun ia terpaksa harus migrasi ke kampus Profesi FM - 107.9 MHz

tetangga karena adanya pembangunan beberapa bangunan baru di kampus tersebut. “Dulunya saya itu di sebelah nak, di Bahasa. Tapi karena ada mau dibangun jadi saya pindah mi disini, untung mau ji dikasi tempat disini,” ungkapnya. Awalnya ia sempat merasa kecil hati karena tempat yang diberikan untuknya masih berbentuk lahan kosong yang tak terurus. Namun, berkat bantuan mahasiswa-mahasiswa FSD, warung Daeng

Ngai akhirnya bisa dibangun. “Waktu saya pindah kesini nak saya menangis, karena dulu disini itu kayak rawa-rawa, untung anak-anak mahasiswa disini mau bantu, bahkan mereka semua yang siapkan bambu sama baloknya,” paparnya sembari meraih toples permen di meja jualannya. Bersama suaminya, disinilah Daeng Ngai mencari nafkah. Suami Daeng Ngai sendiri dulunya adalah pegawai di bagian administrasi UNM. Namun setelah pensiun dia memutuskan untuk mendampingi istrinya di warung tersebut. Satu persatu barang dagangannya yang tergeletak di meja jualannya ia benahi. Tak terlihat raut-raut wajah kesedihan dari pasangan asal Gowa ini. Daeng Ngai selalu merasa bersyukur dengan apa yang ia peroleh selama ini. Baginya, yang utama adalah baik kepada semua orang. “Ini saja mahasiswa disini sudah saya anggap mi anak-anakku. Itu mi kalau kita susah juga pasti mereka bantu,” ungkapnya. Matanya tak lepas memandangi sang suami yang sibuk memperbaiki atap warung yang mem-

buat air merembes masuk ke dalam warung. Daeng Ngai sendiri berharap warungnya juga bisa diberi sambungan listrik agar memudahkan mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kampus. Ia merasa tak sampai hati jika melihat mahasiswa yang ingin beraktivitas dengan perangkat laptopnya namun tak bisa menemui sumber arus listrik. “Itu di luar ada tulisannya bisa internet, tapi listrik saja nda ada, hehe..” kelakarnya sembari memperlihatkan deretan giginya. Arif salah satu mahasiswa Seni Rupa mengaku senang dengan kehadiran warung Daeng Ngai. Baginya warung tersebut menjadi tempat mahasiswa untuk sekedar ngopi atau bahkan menjadi tempat untuk nongkrong. “Warungnya Daeng Ngai itu selain tempat minum kopi, bisa jadi kelas juga, karena disitu biasa kita menunggu kalau belum datang dosen,” ungkap mahasiswa eksponen 09 ini. Ia juga berharap warung kopi Daeng Ngai bisa ditata lebih rapi agar nyaman dan memperindah suasana kampus. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4 Special Report

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

Kemelut Dana Advance Training 2011-2012

BEM Gemar Timbun Dana

Tiba-tiba saja, sebuah pesan singkat beredar di beberapa inbox ponsel milik sejumlah pengurus LK, isi pesan itu menyebutkan sejumlah nama pengurus BEM dan Maperwa dianggap telah melakukan mark up dana kegiatan Advance Training yang telah diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM (8/11). Berawal dari short massage service (sms) itulah muncul sejumlah spekulasi tentang adanya kasus penggelembungan dana kegiatan yang telah dilakukan BEM bersama dengan Maperwa periode 2011-2012. Dana tersebut merupakan dana bantuan dari Pertamina untuk kegiatan Advance Training yang diselenggarakan tahun ini. Hanya saja, dana itu baru cair usai kegiatan berlangsung. Jumlahnya pun relatif banyak, sebanyak Rp25 juta dikucurkan pihak Pertamina. Sebut saja Dodi, salah satu fungsionaris lembaga kemahasiswaan ini mengaku mengetahui perihal kasus “pencurian” uang itu. Menurutnya, uang sebesar Rp25 juta tersebut telah dibagi-bagi oleh pihak BEM dan Maperwa. “Setahuku, AJ dan HS masing-masing menerima uang sebesar Rp2 juta, kalau KP sebesar Rp9 juta, dan untuk WN sebesar Rp7 juta, selebihnya dibagikan ke pengurus yang lainnya,”beber Dodi. Lanjut Dodi, apa yang dilakukan para aktivitis kampus tersebut menjadi gambaran betapa bobroknya fungsionaris mahasiswa saat ini. Mahasiswa yang setiap saat berteriak untuk menuntas kasus korupsi, malah mereka yang melakukannya. “Susah memang, karena aktivis yang seharusnya memerangi perilaku menyimpang itu, malah bersahabat bahkan mereka ikut juga menikmati uang haram tersebut, kalau seperti ini dimana idealisme mereka disimpan,” tegasnya. Cercaan lain, datang juga dari Fandy (samaran), menurutnya meskipun BEM UNM mampu memperlihatkan dana itu di depan mata kita, itu bukan jaminan bahwa ini betul-betul uang yang asli dari Pertamina.

“Uang itu kan bisa saja, dari hasil uang yang dikumpul-kumpulkan lalu mengadakan konferensi pers, habis itu kan siapa tahu kalau uang itu dibagikan kembali,” celotehnya. Ketua Maperwa FMIPA, Sudirman, malah mengharapkan ketua Maperwa yang terpilih membentuk pantia khusus terkait kasus ini. “Penyelewengan dana sebesar Rp25 juta itu sudah rahasia publik, kalau petinggi LK punya rasa malu mendingan ngaku sajalah. Kalau perlu Maperwa UNM mengadili layaknya KPK mengadili koruptor,” terangnya. Menanggapi hal itu, Pembantu Rektor III, Heri Tahir mengaku kecewa dengan tindakan yang dilakukan mahasiswa fungsionaris LK itu. Menurutnya, mahasiswa yang sebelumnya telah diberikan kepercayaan kepada mahasiswa UNM, malah mencoreng namanya sendiri. “Saya miris mendengar itu, tidak sepantasnya mereka seperti itu,” ucapnya. Tambah Heri, sebenarnya dia ,mengaku sama sekali tidak mengatahui perihal adanya dana yang disumbangkan pihak Pertamina untuk kegiatan BEM. “Saya sendiri tidak tahu mengenai dana tersebut, yang saya tahu hanya dana yang Rp50 juta dari Pertamina untuk kemahasiswaan, dan itu rencanannya akan digunakan untuk merenovasi gedung PKM,” terang Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini. Menanggapi tudingan yang ditujukan kepadanya, Ahmad Jamir selaku ketua BEM bersama dengan pengurusnya berikut Ketua Maperwa,melakukan konfrensi pers yang berlangsung di sekertariat BEM UNM Kamis malam (12/12).

FOTO: Fajrianto Jalil

SIMULASI. Aksi simulasi yang dilakukan peserta Advance Training BEM UNM 2012 di depan gedung Phinisi.

Dalam konferensi itu, Ahyar (Sapaan akrabnya) yang namanya juga ada dalam sms itu membantah isu yang beredar, menurutnya, dana tersebut masih tetap utuh, secara bukti fisik masih ada. Bahkan, malam itu, ia memperlihatkan uang tersebut yang dibungkus kantongan hitam berisikan uang Rp25 juta. Hanya saja, diakuinya uang itu rencananya kan digunakan untuk membayar utang-utang kegiatan BEM selama ini. “Dana itu kami akan gunakan untuk membayar terkait beberapa kegiatan yang kita masih utang,” ungkapnya. Bahkan, Ahyar malah berjanji akan mengembalikan sisa uang untuk membayar utang itu. “Berdasarkan kesepakatan pengurus, dana itu akan kami kembalikan ke pihak Pertamina berikut penggunaannya baru kami pakai setelah mubes (musyawarah besar, red). Ini berdasarkan kespakatan, komunikasi kami dengan pihak Pertamina,” tandasnya. Mantan Presiden Mahasiswa FBS ini, juga membenarkan tentang sms yang bere-

dar itu. Ia mengatakan sms itu masuk pada saat berlangsung mubes (7-9/11) di Parepare. Ia menilai si pengirim sms itu punya rencana untuk mengacaukan kegiatan mubes LK tersebut. Sementara itu, Ketua Maperwa, Hendrik yang namanya juga disebut-sebut ikut terlibat juga membantah wacana yang berhembus tersebut. Menurutnya, ini merupakan perilaku beberapa kelompok yang menginginkan Lembaga Kemahasiswaan hancur. “Ini sangat-sangat tidak benar adanya, hanyalah wacana-wacana yang sengaja disebar untuk mendiskreditkan LK,” bantahnya. Lain halnya dengan Wawan selaku Wakil Presiden BEM, ia mengatakan kehadiran namanya dalam sms itu diindikasikan karena ia berhasil menembus calon presma untuk periode 2012-2013 nanti. Sehingga, mampu membunuh karakternya sebagai calon. “Kenapa saya dilibatkan, karena saya mengajukan diri sebagai calon presiden BEM. Ini adalah pencemaran nama baik, mana buktinya?,” tanyanya menantang. (tim)

Saling Tuding Maling Parahnya, ternyata dana kegiatan Advance Training tahun 2011 masih juga menjadi masalah. Suntikan dana sebesar Rp20 juta Pemerintah Kota Makassar untuk kegiatan yang kala itu Presiden BEM masih dipegang Andi Busran, ternyata hingga akhir periode Ahmad Jamir sebagai penggantinya, dana tersebut masih saja menjadi misteri. Bak menyembunyikan bangkai busuk, kucuran bantuan untuk Advance Training 2011, nyatanya hingga kini malah mendatangkan mudarat bagi pihak lain. Isu penggelapan pun santer tersiar, saling tuding antar aktivis kemahasiswaan pun terjadi. Niat hati menyelamatkan proposal yang diambil tanpa sepengetahuan pengurus lain, Andi Bursan Abbas.Nasib naas malah menimpa ketiga mahasiswa ini A. Bachtiar, Suparmin, Supriadi. Dikarenakan adanya peradilan opini, yang menyebarkan berita bahwa Andi Bahtiar selaku ketua Maperwa saat itu telah menyembunyikan anggaran tersebut. Merasa dirugikan, Andi Bachtiar pun mengadakan klariUrai data, ungkap fakta, saji berita

fikasi mengenai hal ini. Lewat pertemuan yang diadakannya di kantin Fakultas Teknik (FT) yang dihadiri Presma BEM FT, Hasriadi, Presiden BEM UNM, Ahmad Jamir dan warga dari FT. Dalam pertemuan itu, Andi Bachtiar pun mengelak tuduhan yang selama ini ditujukan kepadanya. Ia justru mengaku telah menyelamatkan anggaran tersebut, dengan menuduh Eks Presiden Terpilih Andi Bursan Abbas yang mengambil proposal itu dari kantor Walikota, dengan adanya surat telaah dari dinas pendidikan. “Pada saat itu, dia mengurus uang itu. Berarti sudah jelas siapa yang mengambil proposal itu, yang mengambil proposal itu adalah orang yang mengurus, yang mengurus itu adalah presiden pada saat itu,” jelasnya. Mahasiswa FT tersebut mengaku kecewa dengan isu yang telah terlanjur berkembang di masyarakat UNM. “Padahal kami sudah menyelamatkan anggaran 20 juta tersebut dari tangan orang-

orang kotor yang ingin mencuri proposal itu, kenapa justru kami yang dipersepsikan mengambil uang itu sampai hari ini,” tambah pria yang akrab disapa Atti’ itu. Kekecewaannya pun kian membuncah ketika pengurus BEM yang sekarang tak kunjung merealisasikan dana 14,5 juta kepanti asuhan, yang sebelumnya telah dipotong untuk mengganti kerugian panitia sebesar 5,5 juta. Hal ini sesuai kesepakatan rapat pengurus kala itu. Kini satu periode BEM telah usai, anggaran tersebut masih belum juga dialihkan ke panti Asuhan oleh pengurus BEM. Hal inilah yang membuat Andi Bachtiar kian menyayangkan sikap pengurus BEM, padahal pihaknya pun sudah mendesakpengurus BEM untuk segera mengalihakan anggaran tersebut ke panti asuhan “andai saja pengurus BEM sudah sejak awal merealisasikan dana itu kepanti asuhan, pasti publik tahu, bahwa dana tersebut masih ada,tapi hingga hari ini dana tersebut belum juga direalisasikan., Yang dirugikan adalah kami, tetap kami. Kami pun tak mau dong terus-terusan

menjadi penghakiman opini oleh orang yang tidak tahu.” keluhnya. Ditemui Rafli (samaran), aktivis mahasiswa ini mengaku mengetahui seluk beluk anggaran Advance Training 2011 lalu. Ia membenarkan, adanya perjanjian pengurus BEM, Ahmad Jamir dengan pengurus Maperwa Andi Baktiar, terkait penggunaan dana itu. “Kan yang saya ketahui, dana Rp20 juta itu kami pakai bayar untuk mengganti Laptop panitia yang hilang sebesar Rp5,5 juta. Dan selebihnya, kami sepakati untuk disumbangkan ke Panti Asuhan dengan syarat harus terpublis ke media,” ujarnya. Hanya saja, hingga saat ini, Rafli mengatakan pemegang uang tersebut ia tidak ketahui, namun informasi terakhir yang ia dapat, dana itu sementara dipegang Bendahara BEM, Sukma. “Saya juga tidak tahu kemana uang itu, informasi terakhir yang saya dapat ada di tangan bendahara, pun kalau memang sudah disumbangkan tapi sampai saat ini belum juga ada publikasi dari media tentang itu,” tuturnya. Saat ditemuai, Sukma se-

laku Menteri Keuangan enggan berkomentar banyak. Ia justru memerintahkan untuk langsung ditanyakan sama Ahmad Jamir. “Tanyakan saja sama presma, karena beliau yang lebih tahu, kapan mau direalisasikan. Lagi pula beliau adalah penentu kebijakan, ” tambah mahasiswa jurusan bahasa indonesia itu. Menanggapi hal itu, Ahmad Jamir selaku presiden terpilih membenarkan jika dana 14,5 juta tersebut masih ada, tapi belum mengetahui kapan anggaran tersebut akan dibawa ke Panti Asuhan. “Nanti saya akan berkordinasi kembali kepada saudara Andi Bachtiar terkait persoalan ini, ada di BEM Periode 2011-2012 itu uang” tuturnya. Presiden BEM tersebut beralasan, penundaan pengalihan dana tersebut ke Panti Asuhan, agar tidak ada pihak yang dikecewakan “Kami hanya tak ingin ada yang saling melukai, atau tidak ada yang mencederai satu sama lain. BEM periode kami ini hanya ingin melakukan langkah-langkah penyelamatan,” jelasnya. (tim)

TIM: asr/ pr01 Profesi FM - 107.9 MHz


Reportase Utama 5

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

Kurikulum 2013

UNM Bakal Terobok-obok

Selama era reformasi, ini adalah ketiga kalinya kurikulum ditelaah dan dikembangkan dalam skala nasional setelah Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Publik sedang menantikan perubahan seperti apa dan apa yang akan ditawarkan dalam kurikulum baru serta dampak apa yang bisa diharapkan pada keluaran sistem pendidikan ke depan, sebagai akibat dari intervensi pemerintah melalui pengembangan kurikulum ini. Menyikapi hal ini, UNM tentu tidak boleh berdiam diri. Sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) mau tak mau bakal kena imbasnya, terutama dalam menyikapi banyaknya Jurusan yang terintegrasi dan bakal dihapus sebagai mata pelajaran dalam sekolah nanti. Sementara Jurusan-jurusan itu masih sedang hangat-hangatnya dibina di kampus pencetak generasi Oemar Bakrie ini. Seperti IPA dan IPS yang bakal terintegrasi dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Sementara Bahasa Inggris, tidak lagi dipakai di SD. Tak hanya itu, mata Pelajaran TIK, Bimbingan Konseling, dan Bahasa Daerah, parahnya ketiga Jurusan itu tak lagi disentuh kurikulum. Menurut Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNM, Abdul Salam, Kurikulum 2013 lahir karena menyesuaikan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang. Perkembangan zaman menuntut untuk diubahnya kurikulum yang lebih mengutamakan pengembangan potensi dan kemampuan siswa dalam penguasaan mata pelajaran dengan berbasis teknologi dan moral. Sehingga, ia menganggap, kurikulum memang harus berubah. Untuk pemberlakuannya sendiri, masih menurutnya, direncanakan pada tanggal 1 Jui 2013. Akan tetapi,

Grafis: Muhammad Yasir

batas pemasukan saran dan kritik melalui Uji Publik di website resmi Kemendikbud sampai tanggal 24 Desember. “Diharapkan tahun ajaran semester genap 2013 sudah berlaku,” ujar dosen yang menjadi wakil UNM untuk uji publik kurikulum 2013 ini. “Kurikulum 2013 tetap berbasis kompetensi, artinya semua sebaran mata pelajaran di dalamnya selalu diukur dari kompetensi. Bagaimana caranya membantu siswa agar bisa menguasai semua tagihan kompetensi yang ada di mata pelajaran, di ranah satuan pendidikan apapun,” ujarnya. Selain itu, ia tidak menyangkal jika dianggap kurikulum yang baru ini bakal tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 tetap berbasis satuan pendidikan, artinya tetap diberi kewenangan terhadap sekolah untuk me-manage kurikulum itu. Jadi, ia menegaskan, pada dasarnya Kurikulum 2013 masih sama dengan KTSP, meskipun dalam ranah kontennya ada banyak perampingan mata pelajaran.

Sumber: Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 Kemendikbud Profesi FM - 107.9 MHz

Pembatu Rektor IV, Eko Hadi Sudjiono menilai penggantian kurikulum ini sudah pantas. Terlebih, ia melihat selama ini siswa terlalu banyak dibebani dengan mata pelajaran. Menurutnya, kurikulum ini tujuannya untuk menghindari pengkotak-kotakan jurusan antara IPA, IPS dan Bahasa selama masa sekolah. “Tujuannya ini kan agar tidak ada lagi pengkotakkotakan, misalnya dulu kan kalau siswa jurusan IPA dianggap pintar, padahalkan tidak seperti itu, IPS juga banyak orang pintar,” tutur Direktur P3G UNM ini. Ia malah meminta UNM untuk mempersiapkan diri menghadapi kurikulum terbaru ini. Pasalnya, dengan adanya kurikulum ini akan mendapat banyak perombakan, terutama perbaikan pada kualitas alumni. “Yang perlu disiapkan adalah bagaimana perbaikan kualitas alumni kita, jangan sampai alumni kita ini tidak siap nanti menghadapi dunia kerja nanti,” ungkap salah satu dari delapan tim inti kurikulum 2013 ini. Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulawesi Selatan, Ramli Rahim, memandang baik adanya kurikulum baru 2013 dimana beban siswa dengan banyaknya mata pelajaran menjadi lebih ringan karena berkurangnya mata pelajaran. “Saya kira kita sepakat bahwa siswa itu memang terbebani

dengan banyaknya mata pelajaran. Terutama di SD, lebih 10 mata pelajaran saya kira memang terlalu berat. SMP dan SMA pun juga sama dengan 17 mata pelajaran, itu sangat berat,” terang Ramli. Ramli menyayangkan dalam perumusan Kurikulum 2013 tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional tidak melibatkan guru dan organisasi guru. “Kurikulum ini kan tiba-tiba muncul sementara guru dan organisasi guru tidak dilibatkan dalam proses penyusunannya,” sesalnya. Lebih jauh, Ramli mengatakan pada penggabungan mata pelajaran masih membutuhkan kajian bagaimana mengintegrasikannya. “Kan repot bagaimana menggabungkannya, masalah yang serius tidak ada proses yang dilalu secara instant,” jelas pria kelahiran Kabupaten Maros ini. Untuk itulah, menurutnya, pelibatan guru dan organisasi profesi guru penting.

Kemendikbud mengundang para pakar-pakar pendidikan, maupun pelaku pendidikan itu sendiri, seperti guru atau organisasi-organisasi intelektual Pendidikan di Indonesia. Perlu dibicarakan apakah kurikulum produk baru itu memang sudah layak diberlakukan atau belum sama sekali. “Seringkali itu terjadi, secara teoritis berbeda dengan pelaksanaan di lapangan. Itu terkadang yang tidak dipahami oleh pusat,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP) Fakultas Ilmu Pengetahuan (FIP) UNM, Patttaufi ikut membenarkan perihal ditutup-tutupinya proses sosialisasi “calon” kurikulum baru ini. Sebagai dosen yang menggeluti bidang kurikulum, ia juga baru memperoleh informasi Kurikulum 2013 melalui internet maupun berita-berita yang ada di koran. Hingga saat ini, ia mengaku, belum ada proses sosialisasi nyata dari pusat (Kemendikbud, red) kepada pihaknya. “Kami sendiri sebenarnya siap membantu sosialisasinya ke daerah-daerah jika dibutuhkan. Bahkan kami dalam waktu dekat ini memang akan menggelar rapat untuk membahas Kurikulum 2013 itu,” tutur dosen asal Jeneponto ini. (tim)

Belum Ada Sosialisasi Ketua Forum Komunikasi Pengkajian Aspirasi Guru Indonesia (FK-PAGI), Nurdin mengungkapkan hal serupa. Ia melihat Kurikulum 2013 masih belum dipublikasikan secara umum. Meskipun begitu, ia yakin kurikulum ini pasti akan berlaku secara bertahap. “Ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena ada banyak hal yang mesti dipersiapkan. Mungkin nanti secara resminya berlaku, teta- Tim Reportase Utama pi secara pelaksanaan pasti Kordinator: Asri Ismail belum berlaku,” jelasnya. Lanjutnya lagi, seanAnggota : - Imam Rahmanto dainya benar-benar akan - Khaerul Mustaan diberlakukan secara keselu - Muhammad Yasir ruhan, maka sudah seyogyanya pemerintah maupun

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Reportase Utama

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

PTIK Terancam Dibubarkan www.profesi-unm.com

Setelah tiga tahun sebagai Program Studi (Prodi) dengan peminat terbanyak di Universitas Negeri Makassar (UNM). Prodi Pendidikan Teknik Informasi dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknik (FT) kini terancam bakal anjlok pendaftar pada Seleksi Nasional Masuk Perguran Tinggi (SNM-PTN) 2013 mendatang. Pasalnya, pada kurikulum 2013 mata pelajaran TIK dihapuskan dari mata pelajaran sekolah. Alasannya, pada kurikulum berbasis sains itu TIK bakal dilebur dalam semua mata pelajaran sekolah sebagai sarana pembelajaran sehingga proses pengajaran guru berbasis IT. Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulsel, Ramli Rahim. “Yang hilang di SMA dan SMP itu kan TIK. Kalau SD yang hilang IPA dan IPS. Sebenarnya tidak hilang

tapi diintegrasikan,” terangnya. Menurut Ramli, TIK memang seharusnya tidak perlu menjadi mata pelajaran. “Kalo kami sih memandang tik itu kan seharusnya memang tidak harus ada di SMA. Itu mestinya terintegrasi secara umum di setiap mata pelajaran di sekolah,” ujarnya. Namun menurut Ramli, penghapusan suatu prodi tidak begitu mudah hanya saja dari segi peminatnya yang menurun drastis. “Menghilangkan prodi tidak serta merta harus terjadi toh, tapi segi peminat kemungkinan besar menurun. Kalau prodi di perguruan tinggi kan selama masih ada peminat masih jalan itu prodi,” ungkap pria berdarah Maros ini. Lantas bagaimanakah nasib PTIK yang dulunya digembargemborkan itu? Prodi yang baru berumur lima tahun ini pun teran-

cam gulung tikar. Ketua Prodi PTIK, Alimuddin Sa’ban Miru menyatakan, Menanggapi hal itu, Ketua jurusan Elek-

Ilustrasi: M.Yasir

tro FT yang menaungi prodi PTIK UNM, Alimuddin Sa’ba Miru tetap optimis dengan keberadaan prodi yang dinaunginya kini. Ia bakal

Kualitas Guru Perlu Diperhatikan

Bercermin pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP) FIP UNM, Pattaufi pesimis jika pelaksanaan kurikulum baru itu bisa sepenuhnya dilakukan. Pasalnya, konsep yang ditawarkan Kurikulum 2013 nyaris sama dengan konsep KTSP 2006. “Secara konseptual nyaris sama, hanya beberapa mata pelajaran saja yang digabungkan. Komponen lainnya tidak banyak berubah,” ujarnya ketika dijumpai di ruangannya. Kurikulum model apapun, menurutnya, hasilnya akan sama saja dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Guru masih terpaku pada pengajaran ceramah kelas, meskipun konsep kurikulum tidak lagi menganjurkan hal seperti itu. Jika dicermati lagi, sebenarnya kurikulum 2006 (KTSP) itu sudah baik secara konseptual. Hanya saja yang menjadi masalah adalah tataran implemetasinya. Guru seperti apa dalam menerapkannya. Secara terpisah, salah satu dosen jurusan Bahasa Indonesia, Salam menyayangkan tentang pengembangan kualitas guru yang masih berada di bawah rata-rata. “Guru-guru profesionallah yang bisa membangun pendidikan dan menerapkan konsep kurikulum baru secara utuh. Indikasi guru profesional bukan hanya dalam hal kesiapan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)-nya. Bahkan jikalau bisa, guru profesional tidak hanya me-

manfaatkan kurikulum yang telah ada, melainkan memanfaatkan alam juga sebagai kurikulumnya,” jelas dosen penggiat PPG ini. Selain itu, ia juga mengungkapkan, pejabat-pejabat struktural di Kemendikbud kurang melibatkan banyak pihak dalam menyusun kurikulum. “Mereka kan bukan ahlinya, istilahnya bukan pakarnya,” bebernya. Hal itu pula yang selama ini menjadi sorotan FK-PAGI, karena pelatihan-pelatihan yang selama ini digelar hanyalah pelatihan membuat RPP, silabus, dan kajian teori lainnya. Menurut Ketua FK-PAGI, Nurdin, belum pernah ada pelatihan-pelatihan secara serius untuk mengembangkan profesionalisme guru. Ia membandingkan, perubahan kurikulum semenjak tahun 1974 belum menunjukkan peningkatan-peningkatan yang signifikan. Kurikulum yang disusun cenderung tetap mengadopsi pola-pola kurikulum yang lama. “Malah saya melihat ketika saya sekolah dulu, pelaksanaannya lebih bagus dibandingkan kurikulum sekarang,” ujar Nurdin. Lanjutnya lagi, kurikulum seringkali berubah namun cara mengajar guru yang sangat sulit untuk diubah. Oleh karena itu, pada dasarnya, untuk mengubah sistem pendidikan itu seyogyanya mengubah kualitas guru-guru yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah terpencil. (tim)

Sarjana BK, Tidak Terpakai

INT.

Lahirnya kurikulum baru ini, Bimbingan Konseling sebagai salah satu elemen pengembangan diri siswa malah namanya tidak tercantum dalam kurikulum ini. Akhirnya, para guru bimbingan konseling malah kebingunan, nama jurusan itu tidak tergambarkan lagi posisinya dalam kurikulum ini. Inilah yang kemudian membuat lahirnya keresahan pada konselorkonselor UNM. Menanggapi hal itu, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK), Abdullah Pandang, Urai data, ungkap fakta, saji berita

menilai kurikulum ini seakan orientasinya hanya sekadar menulis, membaca dan menganalisa melulu saja, seakan semua siswa bisa belajar dengan sendirinya saja, padahal kenyataannya banyak siswa yang memiliki banyak masalah, tidak mungkin guru mata pelajaran bisa mengatasi semua itu. “Paling tidak kan yang saya baca itu, memang semuanya hanya pada mata pelajaran saja. Kita yakin kita tidak akan hilang,saya menganggap ini kita tidak terancam” tuturnya. Abdullah menambahkan telah melakukan pertemuan melalui forum Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) di Jakarta mengenai sikap para konselor itu. Berdasarkan pertemuan, ia telah mengirim somasi ke Kemedikbud mengenai permintaan wajib hadirnya posisi BK dikurikulum ini. “Yang kami tegaskan ini, adalah bagaimana posisi BK nanti, harus jelas dalam kurikulum, selama ini kan BK di beberapa tempat kita tidak pernah memiliki jam tertentu, selama ini kan BK hanya beriorentasi pada kliniks dan koreksi,”tegasnya. (tim)

tetap mempertahankan prodi tersebut ke depannya. Alasannya, sarjana atau lulusan Pendidikan TIK bisa masuk di segala aspek yang ada dalam pendidikan. “Saya kira lulusan TIK tidak hanya untuk jadi guru, TIK itu secara umum sangat dibutuhkan di segala tempat. Saya kira tinggal lulusannya saja yang harus mengikuti perkembangan pendidikan,” ungkapnya saat dikonfirmasi via telepon. Ia juga menambahkan, jika prodi Pendidikan TIK akan dihapuskan atau malah dialihkan ke jurusan lain, itu menjadi kewenangan perguruan tinggi. Hanya saja, menurutnya, dengan berlakunya Kurikulum 2013 itu akan semakin mengurangi tingkat kepopuleran PTIK di mata calon mahasiswa baru UNM. Sementara itu guru lainnya, menurut Ramli, Kemendiknas se-

jak awal telah membuat peraturan seorang guru harus bisa membina dua mata pelajaran. Namun faktanya guru-guru hanya menguasai satu mata pelajaran saja. “Jadi kalau memang itu terpenuhi yang kehilangan ini tidak akan pusing. Memang selama ini seperti itu. Itu pembenaran yah meskipun di lapangan tidak seperti itu,” ungkapnya. Terkait hal itu, Ramli memandang perlu ada penyesuaian program studi di universitas pencetak guru seperti UNM dengan mata pelajaran pada kurikulum 2013 nantinya. “Saya kira memang harus ada penyesuaian karena mata pelajaran tertentu yang hilang. Seperti PGSD itu harus ada penyesuaian karena yang diajarkan di sekolah tidak lagi seperti dulu,” harap alumnus Universitas Hasanuddin ini. (tim)

IPA & IPS SD Dikebiri Sekolah Dasar (SD), mata pelajaran yang sebelumnya berjumlah 10 dirampingkan menjadi 6 mata pelajaran saja. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak lagi menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi menjadi kompetensi alias dilebur di mata pelajaran lainnya. Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), 12 mata pelajaran sebelumnya dirampingkan menjai 10 mata pelajaran. Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak lagi berdiri sebagai mata pelajaran, melainkan diintegrasikan ke dalam tiap mata pelajaran di SMP. Sementara di Sekolah Menengah Atas (SMA), mata pelajaran tidak banyak berubah, hanya diubah dengan menghilangkan sistem penjurusan dan lebih mengedepankan sistem pelajaran wajib dan peminatan. “Yang diharapkan dikuasai siswa adalah kompetensi-kompetensinya. Sekarang mulai di-setting ulang kompetensi-kompetensi itu, yang tadinya muncul di mata pelajaran IPA, ternyata di Bahasa Indonesia muncul. Katakanlah, seorang guru kelas yang mengajarkan bahasa Indonesia harus bisa membahasakan apa itu daun, akar, sungai, dan sebagainya,” jelas Salam, dosen penggiat PPG ini. Mata pelajaran IPA dan IPS yang bakal diintegrasikan atau dilebur ke dalam kompetensi pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia menuai banyak pro-kontra. Pasalnya, substansi dari mata pelajaran IPA dan IPS tidak serta-merta bisa dijelaskan melalui pelajaran Bahasa Indonesia. Ketua jurusan Biologi FMIPA UNM, Mushawir menegaskan jika IPA atau IPS diajarkan ke dalam Bahasa Indonesia, perlu dipertanyakan pengukurannya. Perlu diperjelas apakah pembelajaran tersebut berdasarkan kaidah bahasa atau sains. Terlebih, sebenarnya bangsa Indonesia perlu menguatkan diri dalam bidang sains, teknologi, teknik, seni dan rekayasa. “Sains

bisa menjadikan modal bangsa memajukan peradaban,” tuturnya. Lebih jauh ia menyarankan, jika keluhannya selama ini pelajaran IPA terlalu berat bagi siswa, maka solusinya bisa dengan mengubah isi materinya atau kurikulum yang lebih banyak harusnya mengacu praktek. Pengintegrasian IPA dan IPS ke pelajaran lain, menurutnya, malah bisa mengaburkan kekhasan substansi karakter tiap mata pelajaran. “Tidak bisa itu mau digabung. Tambah berat bagi siswa nantinya. Kalau digabung juga bakalan rancu, apalagi substansi atau isi materinya jelas-jelas sangat berbeda,” jelas dosen Biologi ini. Perihal penghapusan mata pelajaran itu, akan berimbas pula pada calon-calon tenaga pendidik yang akan ditelurkan UNM. Lapangan pekerjaan sebagai tenaga pendidik di sekolah dasar akan berkurang, meskipun SD masih menerapkan sistem guru kelas bukan guru mata pelajaran. Tak bisa dipungkiri, pembukaan jurusan seperti Pendidikan IPS Terpadu ataupun Pendidikan IPA Terpadu yang baru dibuka setahun di FMIPA, terancam akan kehilangan gaungnya. Tidak hanya mata pelajaran yang banyak berubah, akan tetapi kegiatan eksrakurikuler seperti Pramuka pun menjadi kegiatan ekskul wajib untuk setiap jenjang pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler lainnya hanya akan menjadi pilihan bagi siswa. Meskipun demikian, lanjut Salam, kurikulum 2013 jika dilihat dari segi mata pelajaran berkurang, namun dari segi bobot bertambah, apalagi dari segi jam belajar. “Jam belajar tiap minggu di sekolah untuk SD ditambah 4 jam, jam belajar untuk SMP ditambah 6 jam,” paparnya. Mengenai pertambahan waktu itu, ia merasa masih perlu dipertimbangkan. Jika kurikulum 2013 nantinya berlaku, bisa dipastikan siswa pulang dari sekolah lebih lama dari sebelumnya. Hal itu jelas-jelas akan kembali menambah beban siswa. (tim) Profesi FM - 107.9 MHz


Laporan Perjalanan 7

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

PENA PERSMA

Deadline Wajib, Verifikasi Harus *Rizki Army Pratama & Rukmana Mansyur

Deadline wajib, tapi verifikasi itu harus. Kalimat tersebut terlontar dari salah seorang pemateri ketika memberikan materi dalam Pekan Nasional (Pena) Pers Mahasiswa (Persma) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara (SU), Rabu (21/11). Untuk yang ke empat kalinya Lembaga Penerbitan dan Penyiaran (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM), mengirimkan delagasinya

ke kota Medan, Sumatra Utara (SU) untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) 2012. Kali ini Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Dinamika IAIN SU yang menjadi tuan rumah dalam kegiatan yang terlaksana mulai rabu-minggu, 21-25 November 2012. Kegiatan yang mengusung tema Jurnalisme Verifikasi itu diikuti oleh beberapa delagasi dari berbagai LPM

di Indonesia. Menurut ketua panitia, Muhammad Maulana, diangkatnya tema Jurnalisme verifikasi karena verivikasi merupakan esensi dari jurnalisme, namum banyak media yang melanggarnya. Selaku pemateri yang juga merupakan anggota dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan, Agoez Perdana, mengingatkan kepada peserta tentang pentingnya verifikasi. “Disiplin melakukan verifikasi membuat wartawan dapat memperoleh informasi yang akurat,”tururnya. Agoez juga mengatakan, verifikasilah yang membedakan antara jurnalisme dengan hiburan, propaganda, fiksi dan seni. “hanya fakta yang diangkat bukan apa yang ingin didengar oleh masyarakat. Jurnalisme meliput kepentingan masyarakat meskipun isinya baik atau buruk. Inilah esensi dari jurnalisme

yang sesungguhnya,”tambahnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh dewan pers, Wina Armada Sukardi, di sela-sela pemberian materinya. “pada prinsipnya semua berita harus diverifikasi, karena ini nenyangkut keberimbangan dan akurasi dari sebuah media,”tuturnya Dalam pelatihan yang bertempat di gedung Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Medan, J. Anto, yang juga menjadi pemateri mengungkapkan, verifikas merupakan bagian dari metode kerja jurnalis dalam menemukan kebenaran fakltual media. J. Anto juga mengatakan, untuk menghasilkan fakta media yang obyektif, maka motode kerja jurnalisme sudah menyediakan unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh setiap jurnalis, dintaranya cover both side dan cover all side, imprasial, dan akurasi. Selain pemberian materi di dalam ruangan, terdapat juga beberapa kegiatan pada Pelatihan yang berlangsung selama hari tersebut. Kegiatan – kegiatan tersebut berupa reportase lapangan, workshop, dan beberapa kegiatan refresing di akhir acara. (*)

Belajar Jurnalistik Sejak Dini Salah satu agenda kegiatan dari Pena Persma adalah workshop ke salah satu yayasan yang ada di kota yang terkenal dengan sebutan bagan siapi-api, sabtu (24/11). Yayasan Shafiatul Amaliyah menjadi tempat dimana para peserta PJTL menjadi pemateri dalam workshop tersebut. Peserta workshop terdiri dari anak-anak Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas Profesi FM - 107.9 MHz

(SMA) yayasan tersebut. Sebelum memberikan workshop tersebut, peserta Pena Persma yang telah dibagi menjadi empat kelompok harus menyiapkan materi. Adapun materi yang harus dibawakan mengenai manajemen redaksi dan Penulisan jurnalistik. Menghadapi beberapa siswa yang sulit diatur membuat peserta Pena Persma sedikit kelimpungan. Walaupun demikian para siswa mem-

liki antusias yang besar untuk mengikuti jalannya acara dan mengetahui halhal mengenai jurnalistik. Antusias dari siswasiswi itu terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan saat pemberian materi berlangsung. Hal ini membuat pemateri yang merupakan peserta Pena Persma juga ikut antusias dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan siswi itu. (*)

Jalin keakraban Persma di Toba

Akhirnya seluruh rangkaian kegiatan Pena Persma usai. Agenda terakhir dari pelatihan yang berlangsung selama lima hari itu adalah refresing ke danau yang sangat terkenal di Sumatera Utara. Danau Toba tempat yang dipilih oleh pantia untuk

memanjakan peserta dengan kesejukan alamnya. Toba yang merupakan danau terluas di Indonesia, menjadi tempat para peserta dan panitia mempererat keakraban. Disana pula lah peserta dan panitia menutup seluruh rangkaian kegiatan. (*)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8 Pengumuman Wawancara Khusus

Tabloid Mahasiswa UNM Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 159 Spesial Pengumuman PMBM Profesi Edisi 163 Juli Tahun XXXV 2012 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

A

Mahasiswa Harus Bisa Melihat Peluang

nak muda seperti kehilangan identitasnya. Diperlukan proses pembentukan identitas pemuda yang berkelanjutan di tengah ketiadaan sosok pemimpin dan role model pemuda yang membanggakan. Oleh karena itu, upaya yang harus kita dorong bersama adalah bagaimana agar pemuda memiliki karakter yang kuat, terbangunnya kewargaan lewat pendidikan dan dialog terus-menerus.

Keterbatasan hadirnya sosok pemuda yang ideal sebagai cikal bakal pemimpin masa depan, menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, termasuk UNM harus mampu mencetak mahasiswa yang punya karakter pemimpin. Bagaimana, wawancara Khaerul Mustaan dengan Fadel Muhammad mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, pada saat berbicara tentang Pemuda?

Bagaimana bapak melihat potensi pemuda menjadi seorang pemimpin saat ini? Saya kira semua orang pernah mengalami masa muda dan percaya pemuda-pemuda sekarang punya informasi yang banyak dan kemampuan yang hebat untuk menjadi seorang pemimpin. Karakter pemuda seperti apa yang memiliki jiwa kepemimpinan? Karakter pemuda yang memiliki tiga hal. Seperti apa itu? Yang pertama adalah pemuda yang punya tekad dan kemauan yang besar. Kedua adalah pemuda yang bisa melihat ada kesempatan

di masyarakat. Dan terakhir ketiga, merekamereka yang bisa mengatur dirinya dan mengatur strateginya. Tiga hal ini harus melekat pada dirinya. Apa yang perlu dilakukan seorang pemuda untuk menjadi pemimpin? Pemuda itu memiliki satu sifat yang sangat hebat yaitu perubahan. Tinggal kita arahkan dia, perubahan ke arah mana. Apa harapan bapak untuk pemuda saat ini? Pemuda-pemuda adalah harapan kita di masa depan. Berfikirlah yang positif! Bagaimana bapak melihat mahasiswa UNM, sebagai generasi pemimpin? Saya baru pertama kali ke UNM, tapi meski hanya sebentar dan sebagian mahasiswanya. Saya menganggap, mahasiswa adalah the real leader, mahasiswa itu memang wajib didik untuk menjadi pemimpin kelak.

Data Diri Nama Lengkap Lahir Istri

: Ir. H. Fadel Muhammad Al-Haddar : Ternate, Maluku, 20 Mei 1952 : Hasanah binti Thahir Shahab.

Pendidikan : Fadel meraih gelar insinyur dari Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1978. Fakultas Teknik Industri, Departemen Teknik Fisika ITB, (1972 - 1978). Kandidat Doktor program studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Gadjah Mada (2005). Karier : - Menteri Kelautan dan Perikanan RI (2009-2011). - Gubernur Gorontalo (2001-2006 dan 2006-2011). - Ketua Dewan Pembina Badan Kerjasama Pembangunan Regional se-Sulawesi/BKPRS (periode 2003 - 2005). - Anggota MPR-RI, Utusan Daerah Periode 1999-2004 Utusan Golongan Periode 1992-1997. - Ketua Komisi D, FKP,MPR RI (Sidang Umum 1998). - Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (periode 2003 -2007. - Ketua Dewan Jagung Indonesia (periode 2004). - Salah seorang pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). - Dll. FOTO: KHAERUL-PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz


Reportase Khusus 9

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

Palak Menuju

Tangga Sarjana Fenomena pungutan liar yang kerap melanda para calon sarjana muda semakin merajalela. Sejumlah pembayaran mesti dilunasi sebelum si mahasiswa tersebut memakai toga. Mulai dari pembayaran uang penelitian, seminar, ramah tamah hingga pembayaran ijazah. Untuk jumlah pembayaran, tiap fakultas punya otoritas untuk menentukan. Pembayaran selangit yang dibebankan kepada seluruh mahasiswa UNM yang bakal menyandang gelar sarjananya ini sudah lama terjadi. Semua fakultas, menerapkan hal yang sama. Padahal, aturan tersebut sama sekali tidak memiliki legalitas, hanya disepakati oleh sejumlah dosen dan pimpinan. Eni, salah satu mahasiswa yang mempertanyakan sejumlah pungutan yang dilakukan birokrat FMIPA, awalnya Ia tidak mempersoalkan uang wisuda dan ramah tama serta uang seminar yang harus ia bayar. Namun, ia mengaku heran dengan uang pengurusan ijazah yang harus ia tanggung sebesar Rp150 ribu untuk kepengurusan ijazah dan transkrip nilai. “Info

yang saya dapat, katanya biaya sebesar itu untuk mengurus ijazah sampai selesai dan sudah termasuk uang capek dan lainlainya.” tutur Eni. Tetapi yang Eni mulai mempermasalahkan saat salah seorang rekannya yang mengurus sendiri ijazah dan transkrip nilai yang dimilikinya tetapi tetap harus membayar sejumlah uang tersebut. Bukan hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa FMIPA memperlakukan aturan sewa ataupun beli toga, karena menurutnya jika tidak ada kwitansi pembayaran toga atau sewa toga maka lembar pengesahan skripsi tidak akan ditandatangani oleh dekan. Lain halnya dengan Aji (samaran) mengaku tidak bisa

mengambil ijazahnya karena disita oleh pihak fakultas. “Kuliah saya sudah nol kredit tetapi saya belum bisa mengambil ijazah karena saya belum mempunyai uang untuk membayar uang ramah tamah,” tutur Aji. Ia pun sangat menyesalkan sikap birokrat yang melakukan tindakan seperti itu. Menurutnya ramah tamah hanyalah acara biasa yang tidak wajib diikuti oleh semua wisudawan. “Itu kan cuma acara seremonial,” keluhnya. Di lain tempat, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Santi (samaran), mengeluh pembayaran yang terlalu mahal disaat detik-detik dirinya akan menyabet gelar sarjana. Dia mengungkapkan

anggaran yang harus dibayar untuk seminar hasil sebanyak Rp750 ribu rupiah. Belum lagi dirinya harus membayar penelitian skripsinya sebesar Rp500 ribu terhadap dosen pembimbing yang ikut serta mendampingi penelitiannya jika penelitian tersebut dilakukan di luar kota. Ditambah, uang penginapan dan harus memberi uang saku terhadap dosen pembimbingnya karena tak ingin pulang dengan tangan kosong. Menanggapi hal itu, sejumlah pimpinan malah terkesan saling lempar tanggungjawab. Mereka mengaku tak tahu menahu persoalan budget yang dikeluarkan para calon sarjana muda itu. Padahal, merekalah yang semestinya mengetahui seluk-beluk masalah ini.

“Uang wisuda itu cuma 375 ribu, itu sudah termasuk uang ramah tamah, ijazah, dan uang wisuda di Ammanagappa (12/12). Mengada-ada itu kalau ada yang bayar lebih dari itu” Kamaruddin, Kepala BAAK.

FOTO: RIZKI-PROFESI

Terima Ijazah. Seorang Wisudawan bersalaman dengan Rektor UNM, Arismunandar setelah menerima ijazah sarjananya.

Profesi FM - 107.9 MHz

Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I), Muhammad Yahya, menuturkan, tidak banyak tahu tentang keuangan. “Saya hanya mendengar ada yang dibayar, tapi saya masih kurang pengetahuan tentang aturanaturan keuangan itu, saya masih baru juga disini. Apalagi uang pengurusan ijazah yang baru saya dengar itu,” imbuhnya.

Lain halnya dengan Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Ali Latief, ia mengaku tak membebani para mahasiswanya yang akan diwisuda. Ia mengatakan, untuk pembayaran wisuda disesuaikan dengan aturan yang diterapkan yaitu Rp375 ribu. “Yah pembayarannya seperti aturan yang berlaku, tidak ada tambah-tambah,” ungkap Ali. Ditemui di ruangannya, Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kamaruddin, memastikan jumlah yang harus dibayar oleh calon wisudawan hanyalah uang wisuda. “Uang wisuda itu cuma 375 ribu, itu sudah termasuk uang ramah tamah, ijazah, dan uang wisuda di Ammanagappa (12/12). Mengada-ada itu kalau ada yang bayar lebih dari itu,” ungkap Sementara untuk besar pembayaran yang harus di tanggung oleh para wisudawan, Kepala BAAK, Kamaruddin justru “mengharamkan” terkait pembayaran ijazah dan ramah tamah. Ia mengatakan, tidak ada peraturan yang mewajibkan mahasiswa untuk membayar uang ramah tamah dan jika ingin mengambil ijazah. “Tidak ada yang seperti itu, mengada-ada namanya itu,” tegasnya. Lanjut Kamaruddin, bagi mahasiswa yang telah lulus dan ingin mengambil ijazah cukup membayar Rp375 ribu. “Kalau sudah mi bayar 375 ribu sudah bisa ambil ijazahnya, fakultas itu yang memanfaatkan momen. 375 ribu itu sudah termasuk biaya wisuda, ramah tamah dan sebagainya,” ungkapnya. (tim) Urai data, ungkap fakta, saji berita


10 Reportase Khusus

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

Pungutan

Tradisi Tahunan

Berlabel Seminar

FOTO: RIZKI-PROFESI

SEMINAR. Mahasiswa yang sedang melakukan seminar proposal di jurusannya.

Beban yang harus ditanggung calon sarjana UNM memang terbilang banyak dan beragam jenisnya. Jika dikalkulasi, total yang harus dibayar calon wisudawan mulai dari seminar proposal penelitian hingga memakai toga berkisar jutaan rupiah. Hal tersebut di luar penggandaan berkas dan urusan pribadi. Pembayaran yang mecapau jutaan rupiah tersebut hanya untuk menutupi ke-

inginan dan kebutuhan para dosen yang akan menjadi “hakim” pada saat pelaksanaan ujian berlangsung. Ani misalnya, mahasiswa yang kuliah di Jurusan Bahasa Indonesia ini mengaku sangat terbebani dengan adanya berbagai macam pembayaran menjelang akhir masa kuliahnya. Ia mengaku telah menghabiskan uang hingga jutaan rupiah. Uang pembayaran yang telah dike-

luarkan antara lain digunakan untuk seminar, membayar uang pembimbing, hingga membeli parcel untuk para dosen penguji. Salah satu mahasiswa FMIPA Eni (samaran), Ia mengaku harus membayar sebesar 250 ribu per ujian, yakni ujian seminar proposal dan seminar hasil serta ujian meja. Berbeda dengan Nanda, alumni sendratasik yang di-

Diwajibkan Ikut Ramah-tamah Kegiatan seremonial yang disebut ramah tamah itu, malah dilaksanakan di luar kampus. Padahal, kesepakatan mengenai pelaksanaan kegiatan yang dimaksudkan sebagai ajang untuk bermaaf-maafan ini dilakukan hanya sejumlah dosen dan beberapa pimpinan fakultas. Kemudian, hasil dari itu, disampaikan kepada masing-masing mahasiswa. Jadwal pelaksanaannya pun berbeda-beda, ada yang melakukan pra wisuda ada pula yang lakukan pasca wisuda. Belum lagi, jika pelaksanaan ramah-tamah ini diadakan diluar kampus. Dengan alasan klasik, misalnya gedung di dalam kampus tidak “bersahabat”. Ini tentu, menjadi beban tersendiri lagi bagi mahasiswa, dan pastinya akan menambah pundi-pundi pengeluaran. Dan dengan berbagai alasan, akhirnya birokrat mencarikan jalan untuk kembali memungut uang mahasiswa sebelum meninggalkan kampus secara resmi. Menurutnya PD I FMIPA, Muharram, untuk masalah aturan yang diberlakukan di fakultas FMIPA, semua mahasiswa yang mendaftarkan diri mengikuti wisuda wajib pula hukumnya mengikuti ramah tama. fakultas, “Wajib karena dia yang ikut,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa, biaya ramah tamah yang diberlakukan di FMIPA adalah hasil kesepakatan pihak jurusan. PD I Fakultas Seni dan Desain (FSD), Idris, baginya pelaksanaan ramah tama hanyalah sebuah tradisi dan sebuah ajang agar para wisudawan dapat berkumpul kembali sesama Urai data, ungkap fakta, saji berita

warga FSD sebelum mereka masingmasing kembali ke rumahnya. “Ramah tamah kan cuma untuk mengakrabkan mahasiswa sebelum mereka kembali ke rumah masing-masing,” katanya. Sementara itu Ali Latif PD I FIP, ia mengaku tak mau membebani mahasiswanya dengan pembayaran ramah tamah. Sehingga mereka memilih mengadakan ramah tamah di Auditorium Amanagappa, berbeda dengan beberapa fakultas lain yang memilih untuk mengadakan ramah tamah di hotel berbintang. ”Kalau di hotel hanya beberapa orang yang bisa masuk, kalau di sana (Auditorium, red.) kan biar semua keluarganya bisa masuk,” tuturnya Di pihak lain, PD I FT, Muhammad Yahya mengutarakan bahwa tujuan pelaksanaan ramah tamah adalah untuk mempertemukanpara dosen dengan orang tua mahasiswa, dan anggota keluarga lain para wisudawan. Sehingga, jika dilaksanakan di aula maka hal itu akan mengurangi kebersamaan yang dibangun. Menurutnya, aula yang ada hanyalah gabungan dari beberapa kelas sehingga tidak representatif karena ruangannya mempunyai banyak tiang sehingga pandangan dapat terhalang. Sementara PD I FSD mempunyai alasan yang sama dengan mahasiswanya bahwa aula yang biasa dipergunakan tidak lagi dapat menampung jumlah wisudawan FSD yang lebih banyak dari biasanya “Baru pertama kali diadakan di luar, itu terjadi karena banyak sekali mahasiswa yang wisuda kemarin,” tutupnya. (tim)

haruskan membayar Rp400 ribu untuk semua kepengurusan ujian. Begitu pun dengan Aswari Syukur, salah satu mahasiswa FT yang akan menyelesaikan studinya di bulan November ini, Ia harus rela merogoh kocek hingga Rp500 ribu hanya untuk pembayaran yudisium, ditambah lagi dengan uang ujian proposan dan ujian seminar masing-masing sebesar 100 ribu. (tim)

Tradisi “pemalakan” terhadap mahasiswa yang bakal mengakhiri studinya ini sudah lama terjadi. Bahkan hal ini dianggap sudah menjadi budaya setiap akan digelar acara wisuda dengan berbagai macam proses sebelum menuju ke pamakaian piama itu. Dengan alasan berkumpul bersama, para calon sarjana dilimpahkan sejumlah pembayaran yang tidak terhitung di dalam aturan yang berlaku. Di Fakultas Ekonomi (FE) misalnya, sebanyak 123 calon wisudawan harus membayar sebesar Rp925 ribu rupiah per mahasiswa sebelum berpakaian toga di gedung Ammanagappa(12/12). “Rp500 ribu untuk pembayaran di fakultas, Rp375 ribu untuk universitas, dan untuk pembuatan plakat harganya 50 ribu. Total, yang harus dibayar itu Rp925 ribu,” papar calon wisudawati FE ini. Menanggapi perihal tersebut, PD II FE, mengatakan kebijakan yang diberikan pihak fakultas tidak pernah ada musyawarah sebelumnya dengan pihak jurusan dan mahasiswa. “Ya, kita hanya mengikuti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada lagi pembicaraan sebelumnya, karena ini sudah kebiasaan dari tahun ke tahun. Kalau tidak bisa bayar, ya kita pakai ruangan kelas yang ada di sini saja,” ungkapnya. Sekadar menginformasikan, pembayaran untuk calon wisudawan terbagi dua jenis. Yaitu pembayaran untuk universitas yang notabene telah ditetapkan dan diseragamkan untuk sembilan fakultas. Sementara pembayaran untuk fakultas ditetapkan oleh pihak fakultas sendiri. Namun, Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD1) FIK, Baharuddin, menyanggah tidak ada jenisjenis pembayaran seperti itu. “Tidak pernah ada dosen yang menyuruh seperti itu, itu semua karena kesadaran mahasiswa sendiri mengingat senior-seniornya dari tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya. (tim)

Komsumsi Jadi Pelicin Fenomena pemberian paket makanan alias parcel untuk para dosen merupakan suatu hal yang tak asing lagi di kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa semester akhir yang biasanya disibukkan dengan seminar atau penyelesaian studi. Para mahasiswa yang akan seminar akan dibuat kelimpungan untuk menyiapkan “oleole” bagi dosen penguji maupun pembimbingnya. Belum lagi, jika si pembimbing malah terkesan memaksa-maksa untuk membawa makanan sesuai dengan permintaannya. Hal inilah yang dialami oleh mahasiswa di beberapa fakultas. Tiap mahasiswa yang akan menjalani seminar mesti dipusingkan untuk menyiapkan berbagai jenis makanan yang dihidangkan ketika seminar, ataupun paket parcel yang diberikan khusus untuk dosen penguji. Bahkan terkadang, yang menjadi penting pada saat melaksanakan ujian yakni barang bawaan mahasiswa, bukannya skripsi yang diajukan yang menjadi syarat mutlak untuk mendapat gelar sarjananya. AS (Inisial) salah seorang mahasiswa dari jurusan Bahasa Indonesia mengaku telah merogoh koceknya hanya untuk melayani para dosen ketika sedang seminar. “Waktu seminar dulu, saya menyiapkan makanan yang cukup istimewa dan agak mahal” ungkap AS. AS juga mengeluhkan adanya oknum dosen yang sering meminta kepada mahasiswa, AS memberi kesaksian bahwa rekannya pernah disindir oleh pengujinya lantaran hidangan yang disiapkan tak sesuai dengan harapan sang dosen. “Disindirki kodong garagara jelek kuenya yang dia bawa, murah dan tidak berkualitas katanya” tutur AS. Hal serupa juga dialami Ardi, mahasiswa FIK. Ia mengaku heran jika dalam pelaksanaan ujian, dirinya selalu ditanyakan terkait parcel yang dibawakan. Jika barang bawaaan yang disodorkan kepada pihak penguji ataupun dosen yang ada dalam ruangan tersebut kurang memuaskan, maka dosen tersebut akan komplain. “Kalau bukan roti mahal, ya pasti dicela

sama dosen yang ada di dalam,” ujarnya. Bahkan mahasiswa alumnus perjaskesrek ini juga pernah dimintai ole-oleh khas dari kampung halamannya sebelum melakukan ujian. Lanjut Ardi, ia merasa dirugikan oleh kebijakan yang berlaku di kampus BantaBantaeng itu. Ia sangat terbebani dengan banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk memasuki tahap penyelesaian studi. “Wajar kalau orang bilang lebih susah selesai, dibanding masuk di UNM,” keluhnya. Dengan jumlah, tambahnya, ujian sebanyak tiga kali, dirinya mengaku hampir mengeluarkan uang sebesar kurang lebih Rp2 juta. Dana tersebut di luar penjilidan dan penggandaan skripsi, namun dana besar tersebut hanya dipakai untuk memenuhi pesanan dosen yang harus diiikuti kemauannya. “Mau mi diapa kalau dosen request kue atau buah, pasti dipenuhi, daripada dipersulit,” akunya dengan kecewa. Lain halnya dengan Rendy (samaran) salah seorang mahasiswa jurusan Psikologi mengaku harus mengeluarkan budget sebesar Rp400 ribu hanya untuk biaya makan saat ujian seminar beserta biaya pembelian parcel. Anehnya, menurutnya ini adalah suatu hal yang wajar dan juga sebagai bentuk penghargaan mahasiswa terhadap dosen pembimbing dan penguji. “Itu adalah sebuah tradisi dan ucapan terima kasih karena dosen pembimbing dan penguji mau meluangkan waktunya untuk kita,” tandasnya. (tim)

Tim Reportase Utama Kordinator: Ary Utary Nur Anggota : - Fahrizal Syam - Sutrisno Zulkifli - Susi Amriani

Profesi FM - 107.9 MHz


Info Akademik 11

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

Maret, Peserta SM-3T Jilid I di-PPG-kan Sebagai bentuk wujud tindaklanjut dari para alumni Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Tertinggal dan Terpencil (SM3T). Mereka nantinya, secara otomatis akan mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Hal ini diungkapkan Direktur Program Pengembangan Profesi GuruP3G, Eko Hadi Sudjiono. “Ini di rencanakan bulan Maret

2013, bagi alumni yang tahun 2011,” terangnya. Dipilihnya bulan Maret ini dikarenakan dana untuk PPG baru dicairkan. Sementara untuk tempat penyelenggaraannya, Eko mengatakan akan diselenggarakan masing-masing program studi yang ada di UNM. Namun, karena program ini nasional, maka kita akan terus jaga standar tempat

tinggal kita. Misalnya, bagi fakultas yang memiliki asrama, ya kami laksanakan disana. “Misalnya, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) kan ada asramanya, tapi setiap tempat itu akan tetap kita monev (monitoring dan evaluasi, red),” ujar Pembantu Rektor bidang Kerjasama (PR IV) ini. Salah satu peserta SM3T, sebut saja Resty mengaku

Untuk PKM, UNM Minim Karya Nihil, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang dicanangkan UNM untuk mengumpulkan sebanyak 1000 PKM ternyata hanya asa belaka. Pasalnya, hingga akhir pengumpulan ternyata hanya 220 PKM yang terkumpul dan hanya 182 yang memiliki kelengkapan berkas. Padahal, jauh sebelum program ini terlaksana, sejumlah fakultas telah melakukan Gerakan 1000 PKM untuk UNM. Artinya, kampus Orange ini menyiapkan minimal 1000 karya ilmiah mahasiswa untuk menghadapi kompetisi untuk seluruh mahasiswa seIndonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia (Dikti). Kegiatan Gerakan 1000 PKM ini, diambil alih oleh Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran. Diakui Soma Salim selaku ketua Umum, kegiatan sosialisasi sudah dialksanakan sejak bulan September. Sosialisasi tersebut dilaksanakan dalam bentuk Workshop PKM pada 16 September 2012. Ketua Penalaran Soma Salim mengungkapkan pihaknya telah melakukan sosialisasi selama dua bulan. “Sosialisasi dari bulan 9 kemarin, kami juga mengadakan workshop di bulan 9. Jadi sekitar 2 bulan mi sosialisasi” jelasnya. Dalam rentang waktu tersebut pria

yang akrab disapa Soma ini menuturkan kekecawaannya terhadap program ini. Pasalnya jumlah peserta yang mengumpulkan PKM tidak mencapai 1000. “Jumlah yang terdaftar itu 220 PKM, namun yang lengkap itu hanya 182 PKM,” ungkapnya. Selain itu soma juga menuturkan bahwa tidak semua fakultas ikut ambil bagian dalam program ini. “Jumlah yang kumpul di MIPA 41, FE 4, FIP 11, FPSI 14, FT 48, FBS 48, FIS 16, FIK dan FSD tidak ada,” paparnya. Soma juga menjelaskan bahwa alasan PKM yang terkumpul tidak mencapai 1000 karena universitas sangat tertinggal dalam sosialisasi, minat mahasiswa, dan dukungan dari birokrasi yang masih kurang. “Dukungan birokrasi yang dimaksud itu seperti dosen yang membimbing mahasiswa itu masih kurang,” pungkasnya. Bahkan, hanya sebagian dosen yang mengetahui tentang apa itu PKM. Lanjut Soma, untuk keterangan mengenai jumlah yang lolos belum ada. “Belum ada pengumuman, nanti bulan Januari atau Februari” tambahnya. Harapannya semua elemen di UNM mengambil perannya masing-masing untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas PKM. (fat)

KKN dan PPL Buka Pendaftaran

Muhammad Ardi (Ketua LPM UNM) Angin segar, bagi siapa saja mahasiswa yang ingin melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Praktek Lapangan (PPL) diawal tahun ini. Pasalnya, kedua program ini memberikan ruang sebebas-bebasnya bagi mahasiswa yang memenuhi syarat mengikuti keduanya. Untuk PPL reguler, sudah mulai di buka pendaftaran sejak tanggal 18 Desember hingga 19 Januari nanti. “Kami sudah membuka pendaftaran tanggal 18 kemarin, dan pendaftarn trakhir tanggal 19 Januari. Pendaftrannya gratis,” tutur Aris Staf PPL UNM. Sementara itu, untuk program penProfesi FM - 107.9 MHz

gabdian kepada masyarakat, seperti KKN menawarkan dua opsi. Ada KKN reguler dan KKN terpadu. Namun, untuk jadwal pendaftarannya, belum bisa dipastikan.Hal itu, dibenarkan ketua KKN, Rusyadi, hanya saja tahun ini rencananya tidak hanya memakai lokasi seperti tahun lalu. Ada rencana juga para peserta KKN di kirim ke Palopo. “Mungkin minggu ke-3 Januari, sudah mulai ada pendaftaran, tapi itu mau dirapatkan dulu,” ungkap Dosen Fakultas Teknik (FT) ini. Muhammad Ardi, selaku ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), juga membenarkan perihal itu. Menurutnya, program ini buka untuk membantu bagi mahasiswa yang tidak sempat mengikuti program yang sama bulan Juli lalu. “Ini kan nanti pesertanya agak sedikit, tapi kita tetap membuka program KKN terpadu dan KKN regular, Insya Allah bulan Februari, program ini sudah berjalan” tandasnya. Sementara untuk pembayarannya, Ardi mengatakan akan ada perubahan dari besarnya dana yang digunakan tahun lalu. “Kalau dana yang kayak kemarin sudah tidak cukup untuk membiayai perjalanan mereka. Makanya kami akan rapatkan ulang,” tutupnya. (asr)

kecewa dengan penyelenggaraan PPG yang dinilainya lamban. Menurutnya, seharusnya mereka (Peserta SM-3T, red) tidak cepat ditarik dari tempat pengabdiannya.”Yang jelas mewakili teman-teman SM-3T kebanyakan yang bilang kenapa harus cepat ditarik dari lokasi pengabdian padahal waktu PPGnya masih lama,” terang

alumni Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini. Lanjut Resty, belum lagi jadwal PPG yang tidak konsisten. “Awalnya bilang Januari, diundur lagi bulan Februari, sekarang info terakhirnya katanya tanggal 4 Maret mulai seluruh Indonesia. Cuma info lebih lengkapnya katanya disuruhki buka webnya Dikti tanggal 15 Desember,” tutupnya. (asr)

SNMPTN 2013 Otoritas Universitas Tampaknya Universitas Negeri Makassar (UNM) akan bekerja lebih ekstra dalam menyeleksi sebenarnya siapa yang layak untuk mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pasalnya, Skema Seleksi Mahasiswa Baru (Maba) 2013 telah mengalami perubahan. Dulunya, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) diseleksi di pusat. Namun kali ini, PTN lah yang akan menentukan segalanya. Tidak ada lagi kaitannya dengan Kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) dan Direktur jenderal Pendidikan tinggi (Dirjen Dikti). “Universitas memilih dengan pertimbangan, tidak ada lagi kaitannya dengan menteri dan dirjen, bukan kementerian yang urus itu tetapi universitas bekerjasama untuk menerima mahasiswa baru,” ungkap Pembantu Rektor bidang Akademik (PR

I) UNM, Sofyan Salam, saat jumpa pers di ruang rapat senat lantai 3 rektorat UNM. Lebih lanjut, PR I dua periode ini mengatakan, yang disebut SNMPTN 2013 yakni jalur undangan pada masa lalu. Semua siswa boleh daftar setelah lulus Ujian Nasional (UN) dan biaya gratis. Dengan syarat, sekolah harus mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Hanya sekolah yang mengisi hal tersebut saja yang siswanya bisa ikut SNMPTN 2013. “Kalau ada sekolah tidak mengisi PDSS tidak bisa mengakses,” ujarnya. Selain SNMPTN yang kuotanya minimal 50 persen dan buat siswa lulusan tahun 2013, ada juga Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang tesnya sama dengan ujian tulis tahun sebelumnya, dimana angkatan 2011 dan 2012 juga bisa ikut seleksi ulang dengan kuota minimal 30 persen. Selan-

jutnya, jalur mandiri (yang bersifat lokal) kuotanya maksimal 20 persen. Senada dengan hal tersebut, Djalaluddin Mulbar selaku kepala Humas UNM menambahkan, untuk langkah awal semua data siswa harus dimasukkan di PDSS dari kelas 1 sampai kelas 3 dan yang bertanggung jawab adalah kepala sekolah, mulai 17 Desember 2012 sampai 8 Februari 2013 dan selanjutnya diisikan secara rutin tiap akhir semester. Rencananya, pendaftaran dimulai 1 Februari-8 Maret 2013, selanjutnya proses seleksi 9 Maret-27 Mei 2013, dan pengumuman hasil seleksi yakni 28 Mei 2013, diakhiri dengan pendaftaran ulang yang lulus seleksi, 11-12 Juni 2913. Ia pun meghimbau, untuk mengetahui info lebih lanjut kunjungi informasi resmi mengenai SNMPTN melalui laman http://www.snmptn. ac.id. “kunjungi situsnya saja,” tutupnya. (har)

PD III Abaikan Beasiswa BI

Bank Indonesia yang bermitra dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan memberikan beasiswa sebanyak 40 mahasiswa yang dibagi ke sembilan fakultas. Ternyata diabaikan sejumlah Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan (PD III). Hal ini terbukti dengan lambannya beberapa PD III itu dalam melengkapi berkas beasiswa yang diperuntukkan untuk mahasiswanya. Sehingga, beberapa staf Kasubag Kesra BAAK mengaku kesulitan dalam menginput data. Staf pekerja yang enggan disebutkan identitasnya mengaku telah menyurati seluruh pembantu dekan kemahasiswaan disetiap Fakultas, dengan batas kelengkapan berkas pada tanggal 15 November 2012. Namun hingga saat ini ia hanya menerima surat balasan dari beberapa fakultas saja. “Sudah lewat waktu kelengkapan tapi belum semua fakultas membalas surat,jadi kita belum bisa kirim berkas ke Bank Indonesia satu persatu,” keluhnya. Keterlambatan pengumpulan berkas ini

diakui kepala Kasubag Kemahasiswaan, Baliana, dikarenakan informasi tidak sampai ke mahasiswa yang bersangkutan. “seluruh berkas yang telah ada dan sudah lengkap langsung dikirim karena pihak dari BI sudah meminta berkas tersebut, tapi ada satu yang terlambat tapi tetap dikirim,” ungkap Baliana. Sementara itu, Suardi salah satu Staff di Kasubag Kemahasiswaan mengatakan penyetoran berkas ke pihak BI sangat terlambat. Pasalnya, ia masih menunggu kelengkapan berkas yang telah ditentukan oleh pihak BI dari mahasiswa lain yang belum melengkapi. “ Yah apa boleh buat yang melengkapi juga terlambat,” paparnya. Lanjut Suardi, meskipun berkas terlambat disetor ke pihak BI namun akan tetap diproses sesuai kesepakatan sebelumnya. Hanya saja ia mengakui tidak tahu menahu kapan hasil akan diumumkan. “Pihak Bank Indonesia akan tetap memproses berkas yang sudah masuk dan kita tinggal menunggu hasil saja,”jelas Suardi. (sam)

Pembayaran SPP Berakhir 25 Januari

Bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan administrasi sebelum liburan semester ganjil kini sudah dapat menyelesaikan pembayaran Sumbangan Penunjang Pendidikan (SPP) untuk semester genap tahun ajaran 2012/2013. Itu setelah Biro Administrasi Akademik dan Keuangan (BAAK) telah membuka pembayaran wajib mahasiswa tiap enam bulan sekali itu, Senin (17/12) lalu.

Kepala BAAK, Kamaruddin mengungkapkan pembayaran SPP tersebut akan dibuka hingga 25 Januari mendatang. “Jangka waktu pembayaran seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rentan satu bulan,” tuturnya. lebih lanjut ia mengemukakan, mahasiswa tetap membayar melalui Bank BTN. Sedangkan kuliah perdana semester genap, Kamaruddin menyatakan bakal jatuh pada, Senin 4 Februari 2013. (mus) Urai data, ungkap fakta, saji berita


Inovasi

12 www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 163 163 Profesi November Tahun Tahun XXXVI XXXVI 2012 2012 November

Ciptakan Aksesoris dari Kepompong Sutra

Aksesoris dan pernakpernik biasanya digunakan untuk membuat penampilan kita terlihat menarik. Seperti halnya aksesoris yang dibuat oleh Wahyuni. Namun uniknya, aksesoris ini dibuat dari kepompong sutra. Bahan dasar pembuatan aksesoris ini diambil dari limbah benang sutra. Kepompong sutra yang sudah tidak bisa lagi dipintal menjadi benang sutra, dimanfaatkan oleh Wahyuni untuk membuat aksesoris unik nan cantik. “Kami membantu memanfaatkan limbah”, ungkapnya. Selain itu, pewarna yang diberikan pada aksesoris ini menggunakan pewarna tekstil, sehingga mudah meresap. Pembersihannya pun hanya dengan cara dipilah, karena pada dasarnya kepompong itu sudah bersih dan dimasak agar ulat yang ada di dalamnya mati. Proses pengeringannya pun masih tergantung dengan intensitas sinar matahari, tidak menggunakan alat khusus. Cara pembuatan aksesoris ini cukup mudah. Biasanya hanya membutuhkan waktu sehari dalam

pengerjaannya. Awalnya kepompong sutra terlebih dahulu diambil dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Setelah itu, kepompong tersebut dipilahpilah, kemudian dibersihkan. Setelah itu, bahan tersebut kemudian diberi warna dan didesain sesuai yang diinginkan. Produk yang dihasilkan oleh mahasiswa eksponen 2009 ini beraneka ragam mulai dari bros, cincin, gelang, kalung, jepit rambut, ikat rambut, tusuk konde, tas, hingga lampu hias. Harga penjualannya pun beraneka ragam sesuai dengan bentuk dan desainnya. “Harganya mulai 5 ribu rupiah hingga 200 ribu rupiah,” terang Wahyuni. Berkat kerja keras dan ketekunannya selama ini, Wahyuni berhasil menjadi pemenang program Green Intrepreneurship yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI). Dirinya berhasil menjadi pemenang dari 300 peserta yang ikut pada saat itu. Selain itu, dia juga mendapatkan modal usaha yang diberikan oleh BI sebesar 25 juta rupiah untuk pengusaha

muda. Saat ini, dirinya mengaku sudah memiliki 5 karyawan tetap. Omset penjualannya dalam sebulan pun berkisar 3-5 juta rupiah. Biasanya, Wahyuni mengadakan pameran produknya di Bulan Juli dan akhir tahun. Seperti yang diadakan di Trans Studio, Makassar Expo, Trade Expo, Kerjainan Khas Sulsel, hingga Pekan Raya Jakarta (PRJ). Tentunya, ini menambah nilai jual dari produk yang dihasilkan oleh Wahyuni. “Dalam pameran itu biasa kita mendapatkan 5 juta rupiah, namun yang kemarin di PRJ, omsetnya 70-80 selama 1 bulan pameran,” ungkap mahasiswa Jurusan Kimia ini. Dalam sehari, Wahyuni mampu memproduksi aksesoris sebanyak 20-30 pieces per hari, bergantung pada banyaknya permintaan. Wahyuni mengawali usahanya ini sejak menduduki bangku kuliah, tahun 2009. Dia mengawali dengan mengikuti lomba kala itu dengan menggunakan daun mangga kering sebagai bahan dasarnya. Dia membuat sandal, gantungan

Pengasapan Ikan jadi 4 Jam

FOTO: dok. pribadi

PENGASAPAN. Contoh alat pengasapan ikan.

Berawal dari kegemarannya mengkonsumsi ikan asap, Amiruddin, tergerak untuk membuat alat pengasapan ikan. Bagi masyarakat Sulsel daerah pesisir, utamanya daerah Bone dan sekitarnya, mengasapi ikan merupakan salah satu cara mengawetkan ikan-ikan tangkapan yang tak habis terjual. Namun sangat disayangkan, pengasapan ikan yang mestinya menjadi kearifan lokal daerah pesisir pantai Makassar, perlahanlahan terkikis zaman. "Tidak semua orang Bugis-Makassar bisa mengasapi, dan tidak semua juga daerah nelayan tau mengasapi,” ujar dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. Ikan asap memiliki harga jual yang tinggi. Hampir dua kali lipat dari harga ikan segar. Harga yang melambung ini, disebabkan proses pembuatannya yang relatif lama. Selain itu, bahan bakar yang digunakan untuk mengasapi ikan secara tradisional lebih banyak. Ini disebabkan karena bila proses pengasapan dilakukan secara tradisional, asap yang dihasilkan bahan bakar tidak terarah dengan baik, sehingga ikan yang menjadi sasaran pengasapan butuh waktu lebih lama untuk matang. Alat temuan Amiruddin dan Urai data, ungkap fakta, saji berita

timnya memang mempersingkat waktu pengasapan ikan, dari yang awalnya 12 jam menjadi 4 jam saja. Alat pengasapan ikan sistem tertutup merupakan salah satu hasil dari Program Ipteks Untuk Masyarakat Lembaga Penelitian Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Makassar (UNM). Tim pembuat alat pengasapan ikan sistem tertutup ini digawangi oleh Amiruddin selaku ketua tim, serta dua rekannya yang lain, yaitu Samnur serta Arif Lukman. Alat pengasapan ini untuk sementara masih diperkenalkan di daerah Bone. Amiruddin beserta timnya memperkenalkan alat ini pada bengkel-bengkel yang dianggap dekat atau menjadi langganan masyarakat. Tidak hanya menunjukkan bentuk alatnya, Amiruddin mengajak serta mahasiswa-mahasiswanya di Jurusan Teknik Mesin untuk turun langsung mengajarkan cara membuat alat pengasapan ikan pada bengkel-bengkel tersebut. Bengkel-bengkel inilah yang nantinya diharapkan Amirudin dan timnya memperkenalkan lebih jauh alat tersebut pada masyarakat luas. Untuk langkah awal, alat pengasapan ikan sistem tertutup ini, memasang tiga rak yang akan digunakan untuk mengasapi ikan. Alat pengasapan dibuat dalam bentuk oven, dengan tempat bahan bakar, serta pengarah asap yang berfungsi mengarahkan asap agar terdistribusi secara merata. Bahan bakar yang digunakan adalah tempurung kelapa yang menjadi limbah pembuatan kopra masyarakat, serta sekam padi dari tempat penggilingan yang tidak lagi terpakai. Bahan bakar yang mudah didapatkan, waktu pengasapan yang jauh lebih singkat, merupakan titik utama yang ditawarkan alat ini. Dengan kemudahan-kemudahan yang dihasilkan, Amiruddin berharap alat ini dapat membawa manfaat yang besar bagi masyarakat. (feb)

Foto: dok. pribadi

SOUVENIR. Beberapa contoh kerajinan tangan yang dihasilkan oleh Wahyuni.

kunci, tas, tempat pensil, serta tempat tisu. “Minat saya ada di kerajinan, apalagi desain-desainnya, untuk itu saya bergelut di bidang ini,” ungkap anak ke-8 dari 9 bersaudara ini. Saat ini produk aksesorisnya bisa dijumpai dengan mudah di La Macca Mart dan Mall Trans Stu-

dio. Lebih lanjut mahasiswa ICP ini berharap, aksesoris yang dia buat bisa dilirik oleh mahasiswa lain, apalagi jika ada yang ingin mengembangkan kreativitasnya. “Karena di sini kita menyalurkan bakat positif kita, karena dalam jiwa kita itu ada kreativitas yang timbul,” tutupnya. (dwi)

Rumput Laut untuk Industri Kosmetik, Pangan, dan Tekstil

TAK banyak yang tahu bahwa rumput laut dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang industri seperti kosmetik, tekstil dan pangan. Untuk industri kosmetik rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pasta gigi, shampoo, sabun dan lainnya. selain itu rumput laut dapat pula diolah menjadi berbagai bentuk makanan seperti es krim, roti, sirup dan selai. Di industri tekstil, rumput laut berguna pada saat printing tekstil. selain dimanfaatkan untuk industri-industri tersebut, tak banyak yang tahu bahwa rumput laut berada di belakang berbagai hasil industri lainnya, seperti bahan pakan ternak ikan, kertas, dan industri obat-obatan. Dengan berbagai fungsi seperti di atas, rumput laut menjadi komoditas yang sangat penting. Untuk itu, salah satu Program Studi (Prodi) di UNM menjadikan ekstraksi rumput laut sebagai bahan praktek untuk mahasiswa-mahasiswanya. Pendidikan Teknik Pertanian (PTP) merupakan salah satu Prodi Baru di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNM. Meski terbilang berumur jagung, prodi yang baru menerima dua angkatan ini, memiliki peralatan yang cukup memadai untuk ekstraksi rumput laut menjadi bentuk yang mereka sebut Alkali Treated Cottoni Chip (ATCC). Pengolahan rumput laut menjadi bentuk ATCC ini berguna untuk meningkatkan harga jual rumput laut mentah yang hanya berkisar Rp 3ribu per kilogramnya menjadi Rp. 300ribu per kg ATCC atau sekitar 100% dari harga awal. Dalam hal penyediaan bahan baku, PTP bekerja sama dengan petani rumput laut di daerah Takalar.

Tidak hanya sekedar membeli, pihak PTP juga melakukan kerja sama dalam hal pembinaan budidaya rumput laut dengan para petani rumput laut di Takalar. “Kami membeli rumput laut dari petani rumput laut di Takalar. Bahkan saat ini, kami juga melakukaan pembinaan seperti penyuluhanpenyuluhan pada para petani rumput laut. Dengan ini,kami mengharapkan agar nantinya hasil budidaya rumput laut dari para petani ini dapat dipasarkan kepada kami,” demikian tutur Jamaluddin, salah satu dosen PTP saat ditemui di laboratorium PTP. Laboratorium yang disediakan oleh PTP sebagai tempat mahasiswanya berkreasi ini dibentuk persis seperti miniatur tempat pengolahan rumput laut di industriindustri pengolah rumput laut lainnya. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa PTP dapat merasakan pengalaman langsung seperti yang akan mereka rasakan ketika mengolah rumput laut di tempat lain nantinya. “Peralatan serta prosedur ekstraksi rumput laut yang kami lakukan sama persis dengan yang dilakukan di perusahaan tempat pengolahan rumput laut yang lain,” demikian ujar Jamaluddin. Ekstraksi yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa PTP ini baru dilakukan satu kali. Dari 400 kilogram rumput laut mentah, dihasilkan ATCC 100 kg. Menganggapi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswanya, Pembantu Dekan I Fakultas Teknik, mengaku sangat senang. Selain itu tak dapat dipungkiri ektraksi rumput laut yang dihasilkan mahasiswa-mahasiswa PTP ini dapat menghasilkan dana untuk prodi, jurusan maupun fakultasnya. (feb) Profesi FM - 107.9 MHz


Lensa Orange

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

13

www.profesi-unm.com

Ketika Seni Bercerita Diantara hingar bingar pembekuan lembaga, beberapa mahasiswa yang menghimpunkan diri sebagai "pekerja seni" seolah tak terpengaruh. Meski terus dicekik dana yang tak kunjung-kunjung cair, mereka tetap eksis dalam berkarya. seni bukan hanya sebagai gaya hidup, lebih sebagai bentuk aktualisasi diri. Kreativitas mahasiswa seolah ingin dimatikan dengan rongrongan aturan birokrat kampus yang muasalnya tak jelas. Diantara, banyak skenario drama yang dipentaskan pun, lebih banyak bercerita tentang kehidupan realistis atas gempuran "sengatan" yang dialamatkan untuk Lembaga Kemhasiswaan. Bahkan, tak jarang ia harus "numpang" di kampus tetangga demi berjalannya kegiatan, sebab birokrat ogah lagi melihat mereka. Padahal, LK itulah yang mengharumkan nama besar UNM saat ini. FOTO: FAJRIANTO JALIL DAN RIZKI ARMY PRATAMA

PENARI API

PAHLAWAN TERLUPAKAN

BERTUMPUK SAMPAH NEGERI

ADEGAN HAMIL KELAPARAN Profesi FM - 107.9 MHz

Urai data, ungkap fakta, saji berita


Opini

14 www.profesi-unm.com

Almamater

Menakar Hasil

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

Kenali Potensi Mahasiswa Sejak Dini (4) bekerja pada suatu perusahaan dan tidak berharap untuk menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika; dan (5) membuka usaha sendiri dan tidak berharap untuk menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika. Fenomena alumni prodi Pendidikan Fisika seperti sangat menarik untuk diapresiasi. Dalam artian selain berpotensi untuk menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika, mereka juga memiliki potensi yang harus dikenali dari awal. Dengan demikian, pihak prodi Pendidikan Fisika perlu mewujudkan pola pembinaan bagi mahasiswanya yang bertujuan untuk memberikan pembekalan sebagai kesiapan kerja sekiranya mereka belum atau tidak memperoleh kesempatan menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika. Berkenaan dengan tulisan ini, penulis melakukan penelusuran terhadap mahasiswa prodi Pendidikan Fisika reguler dan ICP melalui angket terbuka yang bertujuan untuk mengungkapkan siapa diri mereka setelah penyelesaikan studi, dengan fokus pada pekerjaan selain menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika. Hasil penelusuran tersebut adalah sebagai berikut.

Penelitian Mahasiswa

Drs. Muh. Agus Martawijaya, M.Pd*

Usman*

M

embaca berita di rubrik akademika Profesi Online yang berjudul “Dosen Kecewa dengan Penelitian Mahasiswa”, saya sedikit tergelitik. Dalam berita tersebut, dikabarkan bahwa salah satu jenis penelitian yang banyak dikeluhkan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dinilai terlalu mudah untuk dijalankan oleh mahasiswa. Selain itu, pelaksanaannya tiap tahun juga sangat jarang mengalami perubahan. Ia mengungkapkan, mahasiswa kurang kreatif karena selama ini terlalu dimudahkan dengan pelaksanaan PTK tersebut. Selain itu, PTK lebih rentan menjadi ladang plagiat oleh sebagian mahasiswa. Memang, membaca beberapa hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa akhir-akhir ini, termasuk PTK membuat kita kurang puas. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa dari tahun-ke tahun tidak menunjukkan peningkatan,khususnya kualitas hasil penelitian. Seakan-akan hasil penelitian berupa skripsi, termasuk tesis bahkan disertasi hanya sekadar persyaratan untuk menyelesaikan studi. Padahal hasil penelitian merupakan karya monumental mahasiswa. Apabila hasil penelitian mahasiswa mengecewakan, tidak boleh menyalahkan siapasiapa, termasuk mahasiswa itu sendiri. Itu tidak fair. Penelitian memerlukan proses yang panjang. Banyak unsur yang terlibat di dalamnya. Proses penelitian bermula dari penentuan tema atau topik penelitian. Di sinilah bermula kualitas penelitian mahasiswa dipertanyakan. Ketika mahasiswa menawarkan tema atau topik penelitian (judul penelitian), beberapa program studi belum memahami secara jelas substansi visi dan misi program studinya. Akibatnya, ketika menyetujui tema/topik penelitian atau judul penelitian mahasiswa, akan kelihatan topik-topik atau judul penelitian yang ‘kering’, berulang tiap tahun, dan ‘miskin’ metode penelitian. Begitupun dalam penentuan supervisor atau pembimbing yang kurang tepat. Banyak mahasiswa mendapatkan pembimbing yang tidak sesuai dengan kualifikasinya. Misalnya dosen yang menguasai ilmu murni membimbing mahasiswa yang memilih topik ilmu terapan. Dosen yang menguasai metode penelitian kuantitatif membimbing mahasiswa yang memilih topik penelitian kualitatif atau sebaliknya. Sehingga yang terjadi, ada pembimbing yang dikoreksi hanya ejaannya saja (tanda baca; tanda titik dan tanda koma), sementara substansi penelitian tidak disentuh sama sekali. Hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Akan tetapi, mahasiswa akan bingung dan lebih banyak mengeluh karena mendapat pembimbing yang kurang maksimal dalam pembimbingan. Pembimbing lebih banyak mengkritisi (mencoret-coret), tanpa memberi solusi. Bahkan ada mahasiswa lebih memilih pembimbing ‘alternatif’ untuk menjawab kebingungan mereka. Selain itu, beberapa program studi belum banyak melibatkan mahasiswa dalam penelitian termasuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen. Sehingga mahasiswa tidak memiliki pengalaman penelitian. Padahal sangat ditekankan pelibatan mahasiswa dalam penelitian. Pelibatan mahasiswa dalam penelitian merupakan salah satu tagihan dalam visitasi akreditas program studi oleh BAN PT. *Penulis adalah Redaktur LPPM Profesi Periode1998-1999 Urai data, ungkap fakta, saji berita

Program studi pendidikan Fisika FMIPA UNM patut berbangga karena dalam tiga tahun terakhir ini cukup banyak peminatnya maupun alumninya. Jika calon mahasiswa ditanya “Mengapa berminat untuk menjadi mahasiswa Program Studi (prodi) Pendidikan Fisika?”. Jawabannya sudah dapat diprediksi, yaitu mereka berharap untuk menjadi tenaga pedidik mata pelajaran fisik pada jenjang dan satuan pendidikan formal yang ada di Indonesia. Semua Dosen Program Studi Pendidikan Fisika juga berharap seperti itu. Secara apriori, penulis mengatakan bahwa harapan tersebut sulit terpenuhi, sehingga tidak mengherankan jika ada yang mengabarkan bahwa ada alumni prodi Pendidikan Fisika dengan IPK sangat memuaskan yang sementara: (1) pulang kampung hanya menunggu waktu kapan menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika; (2) bekerja sebagai tenaga pendidik honorer mata pelajaran Fisika sambil menunggu waktu kapan menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika; (3) bekerja sebagai pelayan toko sambil menunggu waktu kapan menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika;

Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Penelusuran yang dilakukan terhadap 50 orang mahasiswa prodi Pendidikan Fisika (Reguler) angkatan 2011/2012 terungkap potensi-potensi diri mereka selain potensi untuk

menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika. Potensi-potensi yang dominan adalah: kuliner (15 orang), manajer perusahaan (12 orang), fasion (11 orang), agraris (6 orang), dan penulis (5). Potensi-potensi lain yang terungkap adalah: seni, otomotif, teknolog, dokter, ilmuwan, motivator, dai, arsitek, dan polisi. Mahasiswa Prodi ICP Fisika Penelusuran yang dilakukan terhadap 36 orang mahasiswa prodi Pendidikan Fisika (ICP) angkatan 2011/2012 terungkap potensi-potensi diri mereka selain potensi untuk menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika. Potensi-potensi yang dominan adalah: karyawan kantor (11 orang), programmer (7 orang), fasion (7 orang), kuliner (6 orang), dan agraris (5 orang). Potensi-potensi lain yang terungkap adalah: dokter, motivator, dai/imam. Apa yang pantas dilakukan oleh Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNM untuk menumbuhkan dan menguatkan potensi-potensi mahasiswanya sehingga mereka dapat segera hidup mandiri setelah meraih gelar Sarjana Pendidikan Fisika?. Dalam artian, mereka belum menjadi tenaga pendidik mata pelajaran Fisika. Sejumlah alternatif jawaban yang dapat penulis kemukakan, antara lain: (1) mengadakan mata kuliah Kewirausahaan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika (bukan hanya mahasiswa Program Studi

Fisika); (2) mengadakan program kegiatan ekstrakurikuler yang berientasi kepada potensi-potensi mahasiswa tersebut; (3) mengintervensi materi beberapa mata kuliah dengan materi yang sesuai potensipotensi mahasiswa tersebut; (4) menghadirkan pembicarapembicara tamu secara berkala dengan materi yang berorientasi kepada potensi-potensi mahasiswa tersebut; dan (5) menjalin kerjasama dengan berbagai instansi/perusahaan/ pengusaha yang bertujuan untuk memperoleh pembiasaan (habituasi), pemantapan pengalaman (magang) berkenaan dengan potensi-potensi mahasiswa tersebut. Jika alternatif-alternatif tersebut diwujudkan, maka dapat diduga dengan pasti bahwa pada tahun-tahun mendatang Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNM akan memperoleh peminat yang lebih banyak. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah aktivitas mahasiswa semakin terfokus dan kemandirian hidup sudah menanti, meskipun tidak hidup sebagai pendidik mata pelajaran Fisika. Penulis sendiri menyadari, bahwa seandainya tidak menjadi tenaga pendidikan pada Jurusan Fisika FMIPA UNM, maka apa yang harus dikerjakan dalam menjalani hidup ini?. Mungkin bukan hanya penulis yang menyadari hal tersebut. *Penulis adalah Dosen Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNM

Nine in One LK UNM

Muhammad Taufik*

Kampus Orange, Itulah julukan UNM Makassar. Mahasiswa, Dosen, dan Civitas akademika lainya adalah sebutan orangorang yang selalu duduk, diam, berdiri, tersenyum, tertawa, sedih, belajar, dan sebagainya semua ada di dalamnya. Kupetik satu bagian dari komponen kampus yakni mahasiswa. Melirik kondisi realitas mahasiswa hari ini, kita akan temukan mahasiswa yang menyuarakan perubahan malah dalam konteks kekinian seakan kehilangan taringnya, sekarang sangat sulit sekali menemukan sosok mahasiswa yang sepenuhnya loyal menjalankan peran dan fungsinya sebagai agen intelektual, terlebih sebagai agent of change. Dalam terma biologis, mahasiswa-mahasiswa yang dulunya punya sejarah sebagai karnivora terhadap penindasan telah bertransformasi menjadi herbivora lembutnya rerumputan sandiwara penguasa kampus. Ketika seseorang mengi-

kuti emosinya sebentar saja, lalu gagal menjalaninya. Jelas itulah kode etik seseorang dilarang selalu menggunakan perasaan pribadi. Itu yang harus kita ketahui. Acuhnya sebagian besar mahasiswa pelanjut terhadap Lembaga Kemahasiswaan (LK) sekarang ini akibat keterbatasan gerak pengaderan, Adanya perbedaan secara kultural yang cenderung menjadikan kondisi internal lembaga tidak terbangunnya semangat kekeluargaan yang dijadikan landasan berfikir. Di lain pihak, LK UNM kini mulai disentuh oleh politik divide et impera, politik yang akan memecah belah LK. Hal-hal inilah yang perlu diwaspadai dengan saksama oleh kalangan pelembaga. LK sudah seharusnya hadir untuk mencairkan suasana kaku dunia kampus. Melerai konflik untuk kebaikan, membungkam ketertintadasan untuk kesejahteraan, memahami konflik dan sebagainya. Disamping itu, lembaga juga merupakan pengejawantahan dari kedaulatan mahasiswa yang sadar akan peran intelektual dan tanggung jawab sosialnya sebagai bagian dari masyarakat berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan

organisasi senantiasa ditopang oleh kematangan jiwa dan intelektual, moralitas yang tinggi serta pencapaian tingkat spiritual tertentu karena masuk dalam lembaga kemahasiswaan adalah panggilan jiwa. Asas LK telah memberitahu kita bahwa dengan semangat kekeluargaan dapat membangun argumentasi yang kuat dan mempunyai kaitan dengan mahasiswa, dengan jiwa akan diterima, sekalipun dia berasal dari Suku mana, Jurusan apa, Fakultas apa serta perbedaan yang lainnya. Pernah dikisahkan tegak dan berkobarnya bendera “orange”. Pelembaga seperjuangan jangan redupkan sembilan semangat yang telah menyala! Kita masih punya segalanya, hanya saja kita masih sering kealpaan untuk terus satu dan berjuang untuk menyadarkan mereka yang tengah asyik dalam permainan bahwa seperti inilah jalan menuju kedamaian hakiki di Kampus. Bukan jalan-jalan individualistik kedamaian sesaat. Kusepakat dengan Almahrum gusdur bahwa sebenarnya konsep pluralitas tak hanya berbicara tentang konteks keagamaan,

juga mencakup makna yang sangat holistik dan seharusnya diinternalisasikan setiap insane mahasiswa yang kemudian menjadi way of life dalam dinamika kelembagaan. Perbedaan itu bukanlah penghalang tapi itu adalah warna yang nantinya menjadi jembatan pelangi untuk sampai kepada cita-cita perjuangan kita. Kudeklarasikan kami di MIPA itu Biru dan akan tetap satu dalam orange kita semua. Realitas menggambarkan kepada kita bahwa Lembaga Kemahasiswaan di UNM kini mengalami kemunduran. Sebuah harapan, kemunduran itu bukanlah akhir atau kesimpulan kalau kita menyerah melainkan lari untuk bertempur di lain waktu. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama tidak kalah, kita masih memiliki sebuah kesempatan untuk berbenah. Kita tentunya tak inginkan perkataan itu omong kosong belaka karena masa depan tidak lagi menginginkan konsep indah namun realitas konsep-konsep itu. *Penulis adalah Presiden BEM FMIPA UNM Profesi FM - 107.9 MHz


Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

Psikologi Terancam Kembali ke Induknya

Apa daya, bak anak ayam kehilangan induk, program studi Psikologi yang mencoba mandiri nyatanya terus dalam pusaran masalah yang itu-itu saja selama bertahun-tahun. Bagaimana tidak, sejak melepaskan diri dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) pada 2006 silam, prodi psikologi yang berdiri sendiri dan membentuk Fakultas Psikologi hingga kini tak “naik kelas”. Selama kurun waktu 6 tahun, prodi satu-satunya di Fakultas Psikologi ini bertahan dengan dengan status akreditasi C. Saat pengumuman akreditasi keduanya pada 2011 lalu, prodi psikologi tetap menyandang akreditasi yang sama. Sesuai aturan BAN PT, prodi psikologi terancam harus kembali ke “Induk”nya, yakni di FIP karena dinilai tidak dapat berkembang. Ketua Pusat Penjaminan Mutu (PPM) UNM, Fakhri Kahar mengatakan, pemberian akreditasi yang sama secara bertuINT. rut-turut, mengindikasikan tidak adanya peningkatan yang signifikan pada fakultas tersebut, khususnya prodi psikologi. “Kalau yang ketiga kalinya psikologi masih C, sesuai aturan mereka harus dikembalikan ke fakultas semula”, kata Guru Besar Administrasi Publik ini. Tidak hanya itu, status akreditasi C ini pun berdampak pada masa

depan alumninya, terutama yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Alumni yang berasal dari program studi yang terakreditasi C, menurut Fakhri tidak akan bisa kuliah di Pascasarjana perguruan tinggi semisal UGM, UI, ITB, IPB, UPI dan beberapa universitas ternama lainnya. Senada dengan Fakhri, Ketua BEM Psikologi, Ronny mengungkapkan, sebelumnya banyak keluhan dari alumnialumni psikologi yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa melanjutkan studi di universitas lain karena terkendala pada status akreditasi prodi psikologi saat ini. Saat dikonfirmasi, Dekan Fakultas Psikologi, Syamsul Bakhri enggan berkomentar perihal ini, “Kalau soal akreditasi, silahkan tanya PD I, dia lebih tahu,” tutupnya sambil memasuki ruang kerjanya. Pembantu Dekan I, Eva Meizarah Puspitadewi, justru balik menyalahkan pihak PPM, menurutnya, PPM tidak maksimal dalam membantu pihak psikologi, “saya kira PPM harus berbuat, apalagi ini juga kewajiban mereka”, keluhnya. Selama ini, pihak PPM menurut Eva, kurang dalam melakukan pembimbin-

gan, terutama untuk meningkatkan mutu pendidikan UNM yang notabene adalah tugas pokok dari PPM. Namun Eva membenarkan, beberapa universitas di Indonesia memang tidak menerima alumni dari prodi terakreditasi C, termasuk prodi psikologi UNM. Akan tetapi, terkhusus di Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui forum nasional pihak fakultas telah melakukan kerjasama dan kesepakatan dengan pihak UGM untuk memberikan kesempatan kepada alumni psikologi UNM agar dapat melanjutkan studi di Pascasarjana UGM. Mengenai reakreditasi, meski ia khawatir prodi psikologi akan dikembalikan ke asal mulanya, Eva mengaku untuk saat ini belum berani mengusulkannya, menurutnya masih banyak sekali yang perlu dibenahi di fakultasnya sebelum mengusulkan reakreditasi ke BAN PT. Sarana Prasarana misalnya, sejak beberapa ruangannya digusur untuk lokasi pembangunan gedung Phinisi, mahasiswa harus kuliah di beberapa gedung yang notabene bukan milik fakultas psikologi seperti di gedung BAAK. Namun, pihaknya telah bertemu Rektor UNM dan mereka dijanjikan gedung yang saat ini sebagai perpustakaan UNM, ”kalau nanti Phinisi sudah jadi, perpustakaan akan dipindahkan dan kami akan menempati gedung tersebut”, ujarnya. Sementara ini, pihaknya hanya memperbaiki dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengusulan reakreditasi nanti. Ia juga berharap pihak PPM benar-benar membimbing mereka dalam pembuatan borang akreditasi, “Kami juga bingung mau mulai dari mana, kami hanya meraba-raba,” ungkap pembantu dekan yang baru terpilih ini. (faj)

Kok Keok Sebelum Bertanding?

Belum bertanding sudah keok, mungkin inilah anekdot yang tepat dialamatkan untuk para calon presma yang malah mengundurkan diri saat musyawarah besar LK UNM berlangsung di Parepare (7-9/11). BEM seakan-akan telah mati dan kehilangan gaung, tak ada lagi lagi yang berani menjadi pengurusnya. Dua nama yang dinyatakan lulus berkas sebagai calon presma Hasriawal FSD dan Hendrawan utusan FIS malah berlomba-lomba "melarikan diri" sesaat menjelang pemilihan. Ditemui pasca mubes, Hendrawan mengaku pengunduran dirinya disebabkan adanya sms beredar yang menuding dirinya telah terlibat melakukan peng-

gelapan dana BEM.Belum lagi,jika saja dia maju berarti telah melanggar intruksi PR III yang mewajibkan Presma harus angkatan 2009, sementara dia bersama Hasriawal angkatan 2007. "Suruh saja PR III jadi Presiden BEM," pinta mantan Presma FEMA. FIS ini. Sementara itu, Hasriawal malah mengatakan perihal kemundurannya, karena menganggap Hendrawan lebih pantas daripada dirinya. Terlebih, mantan orang nomor satu di FSD ini mengaku, di fakultasnya (FSD, Red) masih banyak masalah yang belum selesai. Alhasil, hingga kini BEM tak jua bertuan. Ironi, ini untuk pertama kalinya dalam Mubes LK UNM bera-

khir dengan tangan kosong, yang ada hanya ketua Maperwa, Indirwan yang kala itu terpilih secara aklamasi. Padahal, birokrasi telah mengucurkan dana untuk kegiatan tersebut sebesar Rp30 juta. Sementara itu, PR III, Heri Tahir tetap saja ngotot agar Presma yang terpilih nanti berasal dari 2009. "Saya sudah tanya itu ketua Maperwa untuk segera menjaring ulang calon presiden BEM," tutur mantan Ketua Komisi Disiplin ini. Lanjut Heri, ia menegaskan intruksi mengenai batasan angkatan calon pengurus LK bukan atas keinginannya secara pribadi tapi ia hanya menjalankan apa yang ada dalam statuta. (asr/yas)

Profesiana

15

www.profesi-unm.com

Sayap Rajawali Patah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik (FT) diniliai tak mampu menorehkan prestasi. Sekelumit masalah menggerogoti kepengurusan Hasriadi Cs. Sejumlah kecaman datang dan menganggap kepengurusan BEM tahun ini seolah telah mati. Menjelang masa akhir BEM FT periode 2011-2012 yang dikomandoi Hasriadi, mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Banyak yang menilai keberadaan lembaga eksekutif tertinggi di FT belum mampu menjadi pengayom, serta corong untuk memediasi kebutuhan sivitas akademika, terkhusus mahasiswa. Ketua Maperwa FT, Haryadi Pratama sangat kecewa dengan apa yang telah dilakukan BEM hingga akhir masa kepengurusan ini. Ia berasumsi, kepemimpinan Hasriadi selaku leader tak mampu mengkordinir anggotanya dengan baik. Jangankan menjadi repsentasi mahasiswa, anggota BEM itu pun tak jelas keberadaannya. “Kinerja BEM (FT) itu tidak maksimal. Mulai dari segi pegelolaan, pengawalan program kerja, hingga adanya pelanggaran konstitusi dan kebijakan,” tutur Arya sapaan akrabnya. Tambahnya, bahkan Musyawarah Fakultas yang semestinya dilaksanakan pada Desember ini terancam diundur lantaran pengurus belum bisa mendapatkan Steering Committe. Senada dengan hal tersebut, Aswat, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Elektro menilai BEM FT saat ini tidak becus. “Banyak faktor yang membuat kinerja BEM (FT) kurang maksimal. Tapi, salah satunya yaitu kurangnya kordinasi antar-anggota,” ungkap mahasiswa eksponen ’10 ini. Kekesalan juga muncul dari Baso (samaran). Ia justru mempertanyakan BEM FT yang sampai ujung masanya tak memberikan efek positif bagi mahasiswa. “BEM (FT) hanya sebagai lambang. Tidak ada kinerja sama sekali, dan mungkin lebih bagus jika dibubarkan saja lembaga tersebut,” kecamnya.

INT.

Menanggapai komentar negatif yang ditujukan pada lembaga yang dipimpinnya saat ini. Hasriadi, Presiden BEM FT, tak menampik hal tersebut. Dirinya sadar akan ketidakberhasilnya menjadi pemimpin yang baik di tubuh BEM FT. “Liga Teknik dan baksos yang seharusnya diadakan pada bulan Oktober dan November itu terkendala kondisi pasca-bentrok kemarin, dan larangan berkegiatan untuk Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Teknik oleh birokrasi,” jelasnya. Namun, Hasriadi mengklaim jika ada beberapa kegiatan yang telah dilakukannya untuk mengganti program kerja yang tidak sempat diselesaikannya, seperti mengadakan dialog dengan birokrasi, dan tudang sipulung serta mengadakan pengawalan PKM. Walaupun sebenarnya kegiatan BEM lebih mengarah pada advokasi dan pengawalan kebijakan. (pr01/pr20)

Birokrat FBS Jadi “Sopir” LK Setelah sekian lama “mati suri”, LK FBS yang mencoba bangkit kini kembali dihadapkan masalah baru. Adanya perampingan LK yang menjadi gebrakan baru birokrasi ditantang sejumlah mantan fungsionaris LK. Bagaimana tidak, beberapa LK yang sejak dulu hadir mengisi ruang-

Profesi FM - 107.9 MHz

ruang kreativitas mahasiswa, malah terancam akan “ditendang” keluar. Pasalnya, dianggap tak berguna lagi. “Kami akan melakukan perampingan, LK yang kami anggap sudah tidak mampu berkontribusi lagi,” tutur Syukur Saud PD III FBS ini. Belum lagi, LK bentukkan

birokrasi ini malah sepenuhnya diatur para punggawa kampus ungu itu. Mulai dari struktur kelembagaannya hingga orangorang yang akan mengisinya.Mahasiswa seolah-olah hanya hadir sebagai event organizer (EO). Sebut saja Amir, mantan fungsionaris LK ini mengaku, LK yang

baru di FBS nanti hanya sekadar nama saja.Sebab, mulai dari program kerja semua diatur birokratm “Bayangkan saja, masa’ program kerjanya sudah ditentukan birokkrasim .Mau, jadi pengurusnya nanti. Belum lagi, semaunya menghapus LK,” tegasnya. Lain halnya Akhiruddin, isu

mengenai dihapusnya LK tingkat prodi ia mengaku tidak setuju. “HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi, red) mesti hadirn karena ini akan membuat pengurus lebih fokus terutama pada persoalan pedagogik dan profesionalismenya nanti kelak jadi guru,” ungkap mantan Ketua Himaprodi PBSI ini. (riz)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


Persona

16

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 163 November Tahun XXXVI 2012

www.profesi-unm.com

Dr. Muhammad Rakib, S.Pd., M.Si

Belajar dari Filosofi Taekwondo Taekwondo merupakan salah satu olahraga populer di Indonesia, olahraga yang bisa digeluti oleh berbagai kalangan. Tak terkecuali untuk pria yang juga berprofesi sebagi dosen di Fakultas Ekonomi (FE) ini, Muhammad Rakib. Sejak menduduki bangku SMP ia mengaku senang dengan olahraga bela diri, diantara beberapa jenis

FOTO : NURJANNA JAMALUDDIN - PROFESI

olahraga bela diri yang ia ikuti, akhirnya pilihannya jatuh pada Taekwondo. Keinginannya untuk mengikuti olahraga bela diri ini awalnya mendapat larangan keras dari orang tuanya, orang tuanya sempat tak setuju dengan pilihannya untuk aktif mengikuti taekwondo. Namun, kondisi ini tak mengekang dirinya untuk berhenti, ia tetap mengikuti latihan di sekolah tanpa sepengetahuan orang tuanya. Bahkan untuk membeli seragam taekwondo yang ia akui terhitung mahal kala itu ia membelinya sendiri dibantu oleh temannya. Dan untuk menghindari kecurigaan orang

tuanya bahwa ia mengikuti tidak sia-sia. “Mungkin bentuk belajar itu penting. Tetapi sebaitaekwondo, ia selalu menyemkecintaan saya terhadap taeknya bisa aktif juga di organisabunyikan seragamnya sehabis kwondo ini ya Alhamdulillah si, karena organisasi itu adalah latihan, “Kalau dulu itu, supaya dengan dapatnya penghargaan penunjang. Tambahnya lagi orang tua tidak tahu saya ikut dari WTF,” ungkapnya. Ia juga bahwa organisasi bisa mengataekwondo, seragam saya selalu telah membawa salah satu anak jarkan kita untuk bersosialisasi, saya sembunyikan di bawah tem- bimbingannya menuju kejuaraan berteman dengan banyak orang, pat tidur,” kenangnya. Internasional yang dihelat pada dan saling menghargai satu sama Aktifnya ia mengikuti bulan Desember ini di Australia. lain. Seperti halnya taekwondo, taekwondo tak membuatnya Pria kelahiran Parepare ini pelatih Utama dan Pembina Unit acuh dengan sekolahnya, ia juga pernah ditawari untuk men- Taekwondo UNM ini belajar bahkan selalu meraih juara kelas. jadi bintang iklan taekwondo dan banyak dari filosofi taekwondo, Sampai menduduki bangku ditawari untuk berdomisili di dimana kalah menang kita harus kuliah pun ia masih tetap aktif Ibu Kota. Tetapi ia sadar dengan tetap saling manghargai dan menjadi atlet taekwondo, bahkan tanggung jawabnya sebagai menghormati. “Seperti filosofi ia mampu mengharumkan nama seorang dosen. “Saya sadar taekwondo, misalnya saat kita UNM di beberapa kejuaraan posisi saya saat ini, saya seorang menang, kita tidak bisa jadi nasional. tenaga pendidik kan,” ungkappemenang seandainya orang Tak hanya itu olahraga bela nya. yang kita lawan itu tidak datang, diri ini juga mampu membawaDosen lulusan Universitas begitupun sebaliknya saat kita nya untuk mengharumkan nama Negeri Malang ini berharap agar kalah pun kita harus tetap mengIndonesia di beberapa perhelatan seluruh mahasiswa UNM tetap hormati yang menang, karena Taekwondo dunia. Salah satunya mengutamankan urusan akadia motivasi kita untuk terus penghargaan yang telah ia raih demiknya, karena bagaimanapun berlatih,” jelasnya. (art) pada Oktober lalu dari World Data diri : Nama : Dr. Muhammad Rakib, S.Pd., M.Si Taekwondo TTL : Parepare, Desember, 31 1973 Federation Jabatan : Lektor Kepala (WTF) sebagai Riwayat Pendidikan : pelatih terbaik. - Sarjana di IKIP Ujung Pandang 1997 (Pendidikan Ekonomi) - Magister di PPS UNHAS Makassar 2002 (Ilmu Komunikasi/ Komunikasi pembangunan) Ia merasa - Doktor di PPS Universitas Negeri Malang 2009 (Pendidikan Ekonomi) sangat bersyuPrestasi : kur dengan - DAN Kukkiwon’s President of the Kukkiwon Korea Selatan (Kang Won-Sik) 2012 - Satyalancana Karya Satya X Tahun Presiden Republik Indonesia (Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono) 2012 hal tersebut, - Citation in Recognition of Your Dedicated Service and Oustanding Contribution to the Development of Taekwondo President menurutnya of World Taekwondo Federation (Chungwon Choue) 2012 perjuangannya selama ini

Harianto Albarr, Finalis Satu Indonesia Award 2012

Cukup Miliki Mimpi dan Visi Besar Melakukan sesuatu karena high intension dan adanya passion akan memudahkan kita melakukan pekerjaan kita. Memiliki niat yang tinggi dan mulia serta panggilan jiwa, dan senang melakukannya adalah kunci sukses kita melakukan pekerjaan kita. Hal inilah yang ditanamkan Harianto Albar dalam melakukan perkerjaannya sehari-hari. Menjadi anak pertama dari lima bersaudara membuat Harianto berusaha untuk membiayai hidupnya. Sejak duduk di bangku kuliah ia sudah mampu membiayai kuliahnya sendiri. Ia bahkan pernah bekerja di outlet laptop serta membuka usaha laundry. Hingga menjadikannya seorang wirausahawan muda. Menurutnya, menjadi seorang wirausaha itu bukanlah sebuah profesi akan tetapi mindset berpikir kita sendiri. “Pola pikir kita sehingga kita menjadi nyaman

Data diri : Nama Lahir

: Harianto Albarr : Barru, 2 September 1988

Pendidikan : Jurusan Kimia FMIPA UNM, 2007

Urai data, ungkap fakta, saji berita

dan menikmatinya,” ungkap pria kelahiran 2 September 1988 ini. Saat ini Harianto aktif pada pengabdian masyarakat. Programnya yakni Triple Helix, yakni di bidang akademik, ekonomi, dan green energy. Di bidang akademik sendiri, Harianto telah membuat perpusatakaan desa. Sementara di bidang ekonomi yaitu pendampingan pertanian masyarakat desa, ekonomi kreatif, serta penggunaan teknologi tepat guna. Sedangkan untuk green energy, dia telah mengembangkan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) di kampungnya sendiri. Harianto memulai kerja kerasnya sebelum lama duduk di bangku kuliah. Pada tahun 2008, ia mencari ide untuk menghasilkan listrik murah. Melalui internet dan belajar otodidak, akhirnya ia menemukan ide pemanfaatan mikrohidro dengan memanfaatkan alur sungai yang mengalir di desanya. Di Daerah Aliran Sungai (DAS), Anto pun membangun turbin dan memanfaatkan kayu bekas

dari tukang kayu. Ia kemudian membangun rancangan instalasi dari kabel dan memanfaatkan kayu aren sebagai pembendung sungai untuk menggantikan pipa. Indikator yang dia rakit pun berhasil menyala. Awalnya, pembangkit listrik yang dibuatnya hanya untuk menerangi rumahnya. Karena orang tua Harianto sudah menetap di Ampiri 30 tahun lalu belum pernah merasakan terangnya lampu. Namun, penemuan Anto berkembang pesat hingga mencakup satu desa. Bukan hanya desanya yang menikmati PLTMH ini, tetapi tetangga-tetangga desanya hinga di Kabupaten Bone. Alhasil berkat kerja keras serta ketekunannya, Harianto dinobatkan sebagai salah satu Finalis Satu Indonesia Award 2012 sebagai pencetus terang desa. Ia menyabet kategori teknologi mengungguli 1080 karya dari seluruh Indonesia. Ia mencetuskan penerangan desa berkat penemuan daya listrik dari PLTMH. Apresiasi yang diberikan oleh PT Astra International ini, dilihat karena inovasi, teknologi yang digunakannya,hasil dan manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat, serta keberlanjutan pengembangannya.

Selain aktif di bidang akademik dan masyarakat, Harianto juga aktif di berbagai organisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Hal ini terbukti, dengan dirinya pernah menjadi salah seorang pengurus Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) periode 2008-2009. Selain itu, Anto juga aktif di bidang dakwah. Dirinya pernah menjabat sebagai Ketua Fosdik Al-Umdah UNM periode 20092010. Harianto juga tercatat sebagai Ketua BKLDK (Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus) selama 2 periode mulai dari tahun 2010 hingga 2014 mendatang. Sementara untuk organisasi luar kampus, ia menjabat sebagai Ketua Departemen Bidang Kemahasiswaan HTI (Hizbut Tahrir Indonenesia) dari tahun 2011-sekarang. Alasannya berorganisasi ialah ia ingin berbagi. “Saya ingin berbagi, berbagi masalah, berbagi kebahagiaan, berbagi apa saja,” ungkapnya. Mahasiswa eksponen 2007 ini berkeyakinan, Hidup ini selalu adil, berpihak

kepada mereka yang berani bermimpi, memiliki visi yang besar. Untuk itu kita mesti melakukan action secara sadar. “Kalau mau sukses harus selalu postitive thinking,” ungkapnya. (dwi)

FOTO : RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI

Profesi FM - 107.9 MHz


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.