Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
1 www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi
O Ob bsseessii dan
i K o s n s n e k e u K
Catatan Tahun 2012
Profesi FM - 107.9 MHz
Urai data, ungkap fakta, saji berita Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Persepsi www.profesi-unm.com
editorial
R
2013, Mampukah UNM Berevolusi?
entetan permasalahan yang menjangkit UNM di tahun 2012 ini menjadi bukti konkrit ketidakbecusan para punggawa kampus melakukan inovasi-inovasi yang sifatnya membangun. UNM seakan menutup mata dan telinga dengan “teriakan” para mahasiswa akibat pergulatan dengan sistem yang ada. Sepanjang tahun 2012 ini, UNM masih saja tunggang-langgang dalam merealisasikan segala proyeksinya. Kemelut demi kemelut menjadi tantangan berat UNM untuk mencoba memindahkan kakinya. Sekadar refleksi, sekaligus intropeksi bagi UNM. 12 bulan yang lalu berbagai problematika melanda kampus pencetak generasi Oemar Bakrie ini, Namun patut
NEW E YL
ST
diajungi jempol, sebab hal itu mampu dilewati UNM dengan baik, meski masih banyak sisa-sisa masalah yang belum terbuang. Bermula dari kasus ditemukannnya mafia pendidikan di UNM yang dilakukan sejumlah oknum di FIK, perang saudara antar FSD dan FT yang menimbulkan dilema yang berkepanjangan bagi birokrat dan mahasiswa. Dan sejumlah, kasus-kasus lama yang masih bermunculan diperjalan tahun 2012 ini. Kini, kita memasuki tahun 2013, sivitas kampus Orange ini, malah dialihkan perhatiannya kepada bangunan super megah, Phinisi. Birokrat pun seolah terhipnotis mendengar Phinisi dielu-elukan oleh banyak orang. Padahal, dibalik kemegahan Phinisi, masih banyak tersimpan
borok yang seharusnya dibenahi.UNM sepertinya, masih saja terhanyut oleh kenikmatan pujian. “Besar kepala” mungkin pantas disandangkan kepada semua birokrat yang menganggap dirinya sukses secara kasat mata. Pertanyaannya kemudian, di tahun ular air ini, mampuhkan UNM berevolusi? Masih sulit rasanya kampus eks IKIP ini berjanji untuk membenahi dirinya, demi perbaikan diri kedepannya. Rasanya terlalu naïf, untuk memberikan keyakinan kepada sivitas akademika bahwa akan ada reformasi besar-besaran dalam menyambut tahun 2013. Kita sudah terlalu lama menunggu perubahan itu, semoga saja tahun ini tahun bagi kampus ini membayar utang-utang janjinya. (*)
Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:
www.profesi-unm.com
profesi FM 107.9 Mhz Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke: SMS Email Twitter Facebook
: 0852 9938 5780 | 0852 5592 7221 : profesi_unm@yahoo.com : @profesi_Online : LppM profesi uNM
? SMS Pembaca
?
085341405xxx Aslkum, Profesi. Kenapa tgl 3 lembar KRS yg diambl dri BAAK. sy kira 4 lmbar seprti thun lalu. Trus knapa ada tman2 yg dapat 4 lmbar?
s m s
Jawab: Kepala BaaK, Kamaruddin KRS sekarang itu memang sisa tiga lembar. Lembar Puskom yang dihilangkan karena tidak begitu diperlukan lagi. Soalnya sudah ada pengisian secara online di Simpadu. Selain itu, hal tersebut juga untuk memudahkan proses administrasi KRS. Kalaupun ada yang masih dapat 4 lembar, mungkin cuma kebetulan. Karena rata-rata itu sudah tiga lembar.
085342059xxx Aslkum, Profesi. Sy mau tanya, bagaimana cara.a urus cuti kliah? Apkh dgn tidak mmbayar spp sudah dinyatakn cuti kliah? Trims. Jawab: Kepala BaaK, Kamaruddin Bagi mahasiswa yang mau cuti akademik sebaiknya melapor ke fakultasnya msing-masing atau bisa juga bermohon ke kami, Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Biar nanti kami buatkan surat keterangan cuti akademik. Tanpa surat itu, mahasiswa yang bersangkutan nanti bisa dianggap dikeluarkan.
085342294xxx Salam, mahasiswa! Tabe’, Profesi. Mau ka nanya, kapan sebnarx batas terakhir pendaftrn PMW? Krna ada sy dengar katax diperpnjang....
?
Jawab: ismarli Muis, Ketua pengelola pMW Benar. Deadline pendaftaran PMW diperpanjang. Hal tersebut melihat masih banyak mahasiswa yang persyaratannya belum lengkap. Misalnya; persetujuan dari dekan, dan semacamnya. Jadi, kita semakin membuka peluang untuk mahasiswa sampai akhir bulan nanti, 31 Januari. Mudah-mudahan dengan begini akan lebih banyak mahasiswa yang berpartisipasi.
085255912xxx Tabe’, saya mau mengeluhkan tentang akses simpadu yg sangat lambat. bebrp kali sy dapat simpadu tdk bisa diakses. pdahal sudah mepet waktu isi krs.nya. :(
s m s
Jawab: Rusli, Ketua iCT Center uNM Ada gangguan sambungan dari gedung ICT Center lama ke gedung baru Phinisi yang merupakan ruangan baru untuk ICT. Jaringan tidak dapat tersambung dengan baik. Biasanya malah terputus. Tapi, sekarang sudah bisa dipakai. Adapun kalau masih putus-putus itu karena banyaknya akses ke server yang dilakukan bersamaan namun bukan dalam jaringan kita, UNM.
pelindung: Arismunandar penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin, Baliana dewan pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. pemimpin umum: Sahrul Alim Sekretaris: Fajrianto Jalil Bendahara: Nurjanna Jamaluddin divisi penerbitan: Asri Ismail (Pemimpin Redaksi) divisi Online: Imam Rahmanto (Kepala Divisi) divisi penyiaran: Andini Ristyaningrum (Station Manager) divisi penelitian dan pengembangan: Fahrizal Syam (Kepala Litbang)
Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. penanggung Jawab: Sahrul Alim, pemimpin Redaksi : Asri Ismail, Sekertaris : Fajrianto Jalil, Bendahara : Nurjanna Jamaluddin, Kepala penyiaran: Andini Ristyaningrum, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Redaktur: Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Sudarmi Reporter: Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Ary Utary Nur, Susi Amriani, Nur Lela, Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Fatma Husni, Fadillah Dwi Octaviani, Fotografer: Rizki Army Pratama, Layouter/ Grafis: Khaerul Mustaan, Manager Sirkulasi dan iklan: Sugianto Rusli.
Desain Sampul: Khaerul Mustaan
2
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, website: www.profesi-unm.org Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz
Mozaik
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Bahaya untuk prodi prodi Tak Terakreditasi uNTuK kali pertama, Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN PT), Mansyur Ramli, bertandang ke kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) sebagai pemateri kuliah umum yang diselenggarakan oleh pihak UNM di ruang senat UNM, rektorat lantai 3 (8/1). Seluruh pejabat teras universitas hadir di kegiatan yang bertajuk “Peningkatan Akreditasi dan Kualitas SDM Perguruan Tinggi” ini. Tidak ingin ketinggalan, para dekan dan jajarannya juga mahasiswa pun turut menghadiri kegiatan ini. Dalam kuliahnya, Mansyur Ramli, mengatakan perlu adanya perubahan paradigma Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM PT). “Jadi perbaikan mutu itu harus secara berkesinambungan, jangan pada saatnya pengisian borang baru sibuk,” ungkapnya. “Di Indonesia, memiliki 3,6 ribu perguruan tinggi, dengan jumlah prodi sebanyak 21 ribu. Dari prodi sebanyak ini, 8 ribu di antaranya belum ter-
akreditasi,” ujar Mansyur. Mansyur juga menambahkan bahwa pemberian akreditasi kini mulai diperketat. Sesuai dengan Undang-Undang (UU) No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, menteri akan cabut Program Studi yang tidak diakreditasi. Sementara mekanisme pencabutan izin prodi diatur dalam Peraturan Menteri. Pernyataan ini merupakan ancaman besar untuk prodi-prodi yang hingga kini belum mendapatkan nilai akreditasi dari BAN PT. Olehnya, Mansyur menghimbau kepada seluruh prodi khususnya di UNM agar bergegas melengkapi berkas-berkas yang akan dinilai oleh BAN PT. “Libatkan semua pihak dalam proses penjaminan mutu, khususnya lembaga PPM dalam penyusunan borang penilaian akreditasi,” tukasnya. Mantan rektor salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar ini juga berharap kedepannya UNM bisa menjadi motor untuk PT yang lain. (Sus)
Dilangkahi, PPM Kecewa KETua lembaga Pusat Penjaminan Mutu (PPM) Universitas Negeri Makassar (UNM), Fahri Kahar, mengaku kecewa dengan beberapa fakultas dan program studi (prodi) yang memandang sebelah mata adanya lembaga PPM ini. Kekecewaan ini diungkapkannya pasca kegiatan kuliah umum yang dibawakan oleh Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Mansyur Ramli, di ruang senat UNM (8/1). Padahal dalam perkuliahan yang bertajuk “Peningkatan Akreditasi dan Kualitas SDM Perguruan Tinggi” ini, nama Fahri Kahar disebut-sebut oleh Ketua BAN PT sebagai orang yang memiliki andil besar dalam peningkatan kualitas dan terakreditasinya suatu prodi. Sayangnya, dibalik pernyataan itu, Fahri Kahar ternyata memiliki keluh kesah yang selama ini dipendamnya. “Iya, jadi ada beberapa fakultas dan prodi yang mengurus borang akreditasinya tanpa melibatkan lembaga PPM ini, saya tidak tahu kenapa, mung-
kin karena dia merasa ada kenalan di BAN PT makanya langsung saja dia bawa ke Jakarta sendiri,” beber Fahri. Menurut Fahri, seharusnya berkas-berkas tersebut diajukan dulu ke PPM, agar jika ada kekurangan-kekurangannya dapat langsung dilengkapi. Entah karena alasan apa sehingga mereka bertindak seperti itu. Padahal pihak PPM UNM dapat memberi bimbingan perihal pengajuan borang akreditasi ke BAN PT. Namun, Dekan Fakultas Seni dan Desain, Karta Jayadi, mengaku belum melihat kinerja yang baik dari lembaga PPM UNM ini. “Lembaga PPM UNM itu mestinya bisa meningkatkan kualitas semua unit-unit yang ada di UNM. Ini kan lembaga penjaminan mutu, tapi mutu apa dulu yang dijamin,” selorohnya. “Salah satu contoh kurangnya kerja PPM adalah tidak pernah dilakukannya pemetaan-pemetaan potensi di setiap fakultas. Padahal itu kan perlu untuk mengukur fakultas apa yang perlu dibimbing lebih
banyak lagi untuk meningkatkan kualitasnya. “Perbaiki dulu lah unit-unit yang ada dalam PPM itu, baru perbaiki unit-unit yang ada di luarnya” ujar Karta. Karta juga mengakui dirinya bekerja sendiri dalam hal pengurusan akreditasi prodi di fakultasnya tanpa melibatkan pihak PPM UNM. “Saya kemarin langsung ke Jakarta urus akreditasi prodi saya. Mungkin Pak Fahri dan kawan-kawan bisa membuat Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dalam pelaksanaannya agar mendapat kepercayaan dari semua unit di UNM,” tandasnya. Hal serupa diungkapkan oleh Arifuddin selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). “Lembaga PPM itu tidak pernah mendampingi dan membimbing kami dalam proses peningkatan mutu di fakultas kami, tidak pernah juga melakukan kontrol terhadap unit yang berada di bawahnya, contohnya saja saya melihat PPM universitas kurang berkordinasi dengan PPM di fakultas,” ujar Arifuddin. (Sus)
3 www.profesi-unm.com
Snapshot
FOTO : ANSARULLAH - PROFESI
PAKAI SANDAL. Kepala Sub Bagian Kerjasama FMIPA, Suardi, hanya mengenakan sandal saat rapat formal pembahasan pengaruh penghapusan RSBI pada Prodi ICP di Ruang Rapat Senat Lantai II Gedung Fakultas FMIPA, Kamis (17/1).
SCRN FIP UNM Bakal Seminarkan Kurikulum 2013 BiRO kegiatan mahasiswa Study Club Raudattunni’mah (SCRN) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM akan menggelar seminar pendidikan pada Sabtu 23 Februari mendatang. Seminar yang akan digelar di gedung Amanaggappa ini mengangkat tema “Arah Kebijakan Kurikulum Baru 2013”. Seminar ini juga akan menghadirkan 3 narasumber. Yakni, salah seorang anggota Tim Inti Perumus Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof. Dr. Eko Hadi Sujiono, praktisi Pendidikan Islam dan Pimpinan Yayasan Alfatih Jakarta, Budi Ashari, dan Kabag Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Drs. Moh. Amir. Alasan mengangkat tema mengenai kurikulum 2013 ini, menurut ketua panitia pelaksana, M. Amirullah dikarenakan selama ini kurangnya informasi dan sosialisasi dari pemerintah terkait rencana penerapan kurikulum 2013 yang akan menggeser Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sejak 2006 silam diberlakukan. Akibatnya, banyak kalangan yang belum mengerti betul tentang
rencana penerapan kurikulum baru ini, baik dari tujuan, alasan pergantian dan kelebihannya dari kurikulum yang lama. “Melalui seminar pendidikan ini, pertanyaan-pertanyaan dalam benak masyarakat terutama sivitas akademika akan terjawab,” harapnya. Seminar pendidikan ini adalah rangkaian kegiatan Islamic Education Fair 2013 dalam menyemarakkan Muktamar XV SCRN FIP UNM. Islamic Education Fair 2013 akan lebih banyak dibalut dalam nuansa Islami. Selain seminar tentang kurikulum baru, Islamic Education Fair juga menggelar beberapa even, yakni lomba menulis opini untuk seluruh mahasiswa UNM, Futsal Competition, Lomba Tartil Qur’an, Pameran Produk Islami, dan Semarak Muslimah. Ketua Umum SCRN FIP, Asnur berharap agar kegiatan ini menjadi wadah bagi civitas akademika dalam menunjukkan kemampuannya terutama dalam bidang-bidang yang menjadi rangkaian Islamic Education Fair ini. “Semoga saja kegiatan ini mendapat perhatian dari civitas akademika UNM khususnya,” ujarnya. (Faj)
Semangat Juang Pedagang Makanan Oleh: Fatma Husni Keriuhan yang bergema di tempat itu semakin bertambah seiring dengan berlalunya waktu. Tempat yang menjadi pelarian mahasiswa di saat perutnya mulai bernyanyi dengan nada soprano yang tinggi. Iya, tempat itu disebut kantin, dimana terdapat beberapa pedagang yang menjajakan makanan dan minuman yang menjadi ciri khasnya. Kantin yang berada tepat di samping fakultas psikologi UNM ramai dikunjungi mahasiswa dari segala fakultas yang berada di Gunung Sari, bahkan menjadi tempat nongkrong mahasiswa di luar Gunung Sari. Profesi FM - 107.9 MHz
ANTAR PESANAN. Ruslan alias Cui sedang membawakan pesanan para penjajal makanan di areal kampus Gunung Sari UNM.
Di antara semua penjajal makanan di kantin itu, terlihat seorang pria bertubuh kecil
dengan tangan kanan yang diangkat ke atas sambil membawa sebuah nampan. Sedan-
gkan tangan kiri memegang handphone. Di atas nampan tersebut terdapat berbagai jenis makanan dan minuman yang dibawanya berkeliling menuju si empunya. Pria tersebut mengantar makanan meski cuaca sedang tak bersahabat. Di saat hujan maupun terik matahari, dia seolah tak mengindahkan dan tetap setia memenuhi segala pesanan penikmat makanan yang menjadi langganannya. Nama asli pria tersebut adalah Ruslan, dia merupakan pemilik kantin yang menjual berbagai macam makanan. Ruslan memiliki beberapa pegawai yang menemani dia melayani para
pelanggannya. Meski begitu, urusan mengantarkan makanan maupun minuman tetap menjadi spesialisnya. Ruslan yang akrab di sapa Kak Cui oleh para langganannya itu mengatakan bahwa dia melakukan pengantaran tersebut sebagai salah satu fasilitas yang dia sediakan untuk para pecinta makanannya. Dengan melakukan delivery ke berbagai tempat di Gunung Sari merupakan berkah tersendiri bagi Cui. Karena dirinya merupakan satu-satunya kantin yang memiliki fasilitas delivery order. Hal tersebut juga menjadi keuntungan di saat jumlah mahasiswa yang datang san-
gat sedikit, tapi pesanan antar tetap ada dan laris manis. Memegang handphone sudah menjadi hal yang lumrah baginya ketika sedang bekerja, karena dia mendapat pesanan melalui benda kecil berbentuk segi empat tersebut. Cui mengaku dia biasa mengantar pesanan para pecinta kuliner tersebut hingga ke Fakultas Ekonomi. Rivayana natasya, pelanggan setia di kantin Psikologi mengaku dengan adanya fasilitas delivery tersebut, dirinya merasa lebih mudah untuk memuaskan keinginan perutnya di saat lapar dimanapun dirinya berada. (*)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
!!
4 Catatan Tahun 2012
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
www.profesi-unm.com
Kinerja Sang “Pembantu” Tersandung Batu Empat bulan sudah, keempat Pembantu Rektor UNM menemani Arismundar sebagai rektor di kampus orange ini. Dalam durasi waktu itu, nyaris tak ada sedikit pun gebrakan yang terlihat. Mungkin dengan alasan masih beradaptasi, namun jelas sejumlah lubang masih berhamburan di tengah-tengah euforia kinerja mereka. Sejauh ini, keempat pembantu rektor itu masih saja berkutat pada masalah yang sama, sebagai titipan dari pembantu rektor sebelumnya. Mereka masih saja, bergulat dengan sejumlah titik-titik yang dianggap bakal “menusuk” mereka, dan akhirnya menjatuhkan popularitas yang saat ini disandangnya. Gaya seperti inilah yang nampak di aminkan mereka. Berjalan bak pejabat teras yang penuh wibawa, tanpa melirik kesana-kesini dan mengesampingkan kepentingan masyarakat. Padahal, orang semua tahu mereka sedang terseok-seok oleh konflik internal yang sedang terjadi. Bendahara UNM. “Jadi kalau seperti itu untuk apa diganti Andi Ikhsan, tujuannya kemarin kan untuk memperbaiki keuangan, justru lebih parah. Andai saya PR II, saya akan mundur, saya malu,” tandasnya.
Sementara itu, PR II, Nurdin Noni menilai perubahan yang telah dilakukan selama ini lebih pada sistem. “Memang yang saya kerjakan kasat mata karena memang saya tidak sosialisasikan,” tandasnya. PR III, Si “Pejalan” yang Kaku
Pembantu Rektor I
Pembantu Rektor II
Kinerja PR I Sama dengan Nol
Pembantu Rektor bidang Akademik, Sofyan Salam, di periode keduanya menjabat sebagai PR I, sejauh ini sama sekali tidak ada perkembangan yang dilakukan. Jika dilihat secara statistik, ia masih saja stagnang bahkan anjlok. Lihat saja, begitu banyak perubahan yang dilakukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait pendidikan. Mulai dari perubahan kurikulum hingga tata cara penerimaan mahasiswa baru. Namun, ironis, Guru Besar FSD ini malah seolah tak mau tahu. Munculnya kurikulum 2013 yang sudah jelas akan mengobok-obok UNM, tapi Sarjana lulusan Amerikas Serikat tersebut, tidak pernah sama sekali melakukan sosialisasi terkait hal itu. Belum lagi, di awal ia menjabat, beberapa kasus yang mencoreng nama universitas seperti kasus ijazah palsu adalah masalah lama yang tak mampu ia selesaikan. Sementara itu, ia dengan mudahnya memberikan keluwesan sejumlah fakultas yang ingin membuka program studi baru. Mantan Direktur Program Pascasarjan (PPs) ini seakan lupa bahwa ada banyak program studi yang belum terakreditasi bahkan kadaluarsa. Tak hanya itu, kasus-kasus seperti mafia pendidikan yang ada di UNM tidak pernah ada satupun menemui titik akhir. Hal ini terbukti, tidak adanya sanksi yang pernah diberikan kepada tersangka. Padahal ia tahu bahwa pelakukanya adalah orang dalam sendiri. Ia masih saja tetap membiarkan si pelaku bersembunyi dalam “selimutnya”. Terakhir, ternyata Dosen Seni Rupa ini, masih tercatat sebagai ketua KPPS Prodi Seni padahal ia sudah menjabat sebagai PR I. Menurut Dekan FSD, Karta Jayadi, menurutnya PR I tidak ada bukti pekerjaan sedikitpun. “Bagi saya, masih tetap, tidak diarahkan kita pada poros yang mengarahkan pada poros yang baik. Misalnya, hasil kunjungan-kunjungan misalnya. Minimal ada perbandingan-perbandingan,” ungkapnya. Urai data, ungkap fakta, saji berita
Pembantu Rektor III
Pembantu Rektor IV
PR II Tak Tahu Perihal Keuangan
Nama Nurdin Noni, memang sempat melijit pada saat ia menjabat sebagai Pembantu Rektor bidang Kerjasama. Beberapa prestasinya, baik dalam negeri maupun diluar negeri kerjasama-kerjasama yang ia lakukan membuat nama UNM tampak harum. Namun, tidak secemerlang ketika ia menduduki kursi PR II, yang menangani bidang sarana dan prasana serta keuangan. Sebagai pengganti dari Andi Ikhsan selaku PR II dulu, yang dianggap kurang mampu menangani masalah keuangan begitupula masalah pembangunan di UNM. Dosen Bahasa Inggris ini, terlihat “minta ampun” persoalan keuangan. Tengok saja, sejak bulan Agustus, sembilan fakultas yang ada di UNM seperti “menjerit” karena dana fakultas mereka belum juga kucur. Dana miliaran rupiah yang ada milik kesembilan fakultas itu, tampaknya masih tertampung di rekening rektor. Ia dinilai tak mampu menekan Bendahara UNM, Nasri, untuk membagi-bagi uang milik fakultas. Selain itu, masalah pembangunan di UNM juga tak mampu ia atasi. Mulai dari pembangunan gedung 12 lantai milik FIS yang masih saja mandeg. Hingga, pembangunan super megah menara Phinisi yang bakal di resmikan ternyata belum juga memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Kisruh masalah aliran dana Phinisi yang selama ini terindikasi ada penyimpangan, juga belum mampu ia pertanggungjawab. Satu hal yang pasti ia pernah menyebar janji akan meresmikan pembangunan gedung berlantai 17 itu diakhir tahun 2012. Hanya saja hasilnya nihil, ternyata hingga menjelang akhir Januari 2013, Phinisi belum jua berlayar. Lagi-lagi ia berjanji bakal meresmikan tanggal 2 Mei mendatang. Menurut Dekan FIP, Ismail Tolla, diantara pembantu rektor yang ada, posisi PR II lah yang paling bermasalah. Alasannya, sekarang keuangan lagi bermasalah. Selain itu, ia menilai PR II tidak mampu menekan
Lain Hamsu Ghani lain juga Heri Tahir. Pria yang berlatar belakang sebagai sarjana di bidang Hukum ini, masih terkesan kaku dalam menjalankan kerja-kerjanya pada wilayah kemahasiswaan. Mantan Asisten Direktur II PPs UNM ini, dalam menghadapi masalah-masalah kemahasiswaan ia selalu saja membenturkannya pada wilayah hukum, tanpa mempertimbangkan hal-hal yang semestinya didengarkan. Kado spesial yang diperoleh pada awal menduduki tahta PR III, di depan mata kepalanya sendiri ia melihat “anakanaknya” tergelatak tak bernyawa. Sebagai buntut dari peperangan yang terjadi antara FSD dan FT. Ia pun kalap, seperti sudah kehabisan akal untuk menuntaskan kasus yang tiap tahun ini terjadi. Lain halnya pada lembaga kemahasiswaan, sejumlah gebrakan yang coba ditempuh untuk memperbaiki LK. Hanya saja, hampir setiap regulasi yang ia buat, seakan mematikan kreativitas para fungsionaris LK. Mulai dari pengetatan aturan pelarangan beraktivitas malam bagi LK yang secara tibatiba ia layangkan kepada pengurus LK. Belum lagi, ia seperti menutup mata melihat kondisi LK yang semakin tergerus oleh sistem yang ia berlakukan. Guru Besar FIS ini, juga tidak pernah melakukan pressure kepada tiap fakultas yang LKnya “sakit gigi”. Misalnya, di FBS sudah lebih setahun mahasiswanya merana karena tidak memiliki ruang berkerativitas. Kebijakannya, mengharuskan Presiden Mahasiswa mesti berasal angkatan 2009 juga menuai kecaman, sebab, jika dilihat pada tataran ideal, semestinya masih angkatan 2008 yang memegang posisi itu. Namun, apa mau dikata, ia ngotot agar hal itu tidak terjadi. Sepertinya, ia tahu betul kondisi lapangan yang terjadi di LK. Ia juga menuhankan statuta UNM yang dianggap sebagai refresentatif dari aspirasi mahasiswa dan birokrat. Padahal, statuta UNM itu notabenenya terbentuk dari usulan-usulan para guru besar yang ada di kampus pencetak generasi Oemar Bakrie ini, tanpa melibatkan sedikitpun mahasiswa. Soal keuangan LK, akhir-akhir ini ia tak bisa lagi berbuat apa-apa, dana yang semestinya dinikmati para fungsionaris LK menurut-
nya sudah habis, padahal dana yang digunakan baru dana PMB, lantas dana yang diambil dari DPP mahasiswa sebanyak 5 persen itu kemana?! tampaknya pertanyaan ini masih sukar dijawabnya. Terakhir, karut marut beasiswa UNM yang tidak jelas. Hal ini juga dibenarkan Pembantu Dekan III FIP, Muhammad Faisal. Ia mengatakan memang sejauh ini PR III belum terlihat ada gembrakan yang dilakukan. “Memang belum, terutama sosialisasi kegiatan kemahasiswaan yang belum kelihatan. Kebijakan-kebijakan yang lalu itu, masih seperti itu yang dijalankan. Padahalkan, kita maunya ada upaya-upaya yang baru dilakukan, kami berharap aka nada kebijakan yang dibuat untuk lebih baik” pintanya.
Terkait hal itu, PR III, Heri Tahir menganggap setiap orang punya style masing-masing dalam memimpin. “Apa yang saya yakini itu yang akan saya lakukan. Setiap keputusan yang kita ambil pasti punya resiko,” pungkasnya. PR IV Tak Cukup Hanya Satu Jabatan
Eko Hadi Sudjiono yang saat ini duduk di kursi empuk Pembantu Rektor bidang Kerjasama hingga saat ini belum juga memperlihatkan kegigihannya dalam bekerja sesuai tupoksinya. Ia masih saja mengagung-agung keberhasilannya melaksanakan kerjasama dengan universitas yang ada di Prancis. Jabatannya sebagai Direktur P3G UNM terlalu lama ia emban, padahal ia sudah berbulan-bulan menjabat sebagai PR IV. Dosen Fisika ini, baru berkisar dua minggu lalu ia resmi melepaskan jabatannya di P3G . Selain itu, ia juga tercatat sebagai pengurus di Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti). Ia sepertinya tak cukup jika hanya memilki satu jabatan. Soal SM-3T yang ia tangani juga memunculkan banyak masalah. Mulai dari ketidakjelasan dana yang diterima peserta SM-3T hingga meninggalnya salah satu peserta SM3T. Ini tentu lucu, sebab UNM adalah penanggungjawab penuh SM-3T wilayah Sulsel. Anehnya, ketika ada kasus peserta SM-3T yang mengadu ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait kejanggalan dana-dana yang diterimanya. Ia malah geram, sebab peserta tersebut dinilainya telah mencoreng nama universitas yang menyebabkan UNM dapat “hadiah” teguran oleh Kemendikbud. Malah, ia berjanji akan memberi sanksi kepada pelaku SMS dengan tidak mengikutkan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai kelanjutan dari SM-3T. Lantas, pernahkan ada intropeksi diri dari UNM jika ada laporan seperti itu, itu jelas indikasinya ada yang tidak beres di tubuh program Kemendikbud ini yang ditangani UNM. (tim) Profesi FM - 107.9 MHz
Reportase Utama 5
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013 www.profesi-unm.com
www.profesi-unm.com
UPP PGSD Parepare
Janji Renovasi Belum Terealisasi Laporan : Nurjanna Jamaluddin dan Rukmana Mansyur
FOTO: NURJANNA JAMALUDDIN - PROFESI
MOBiL angkutan umum bercat kuning berhenti tepat di depan gerbang salah satu kampus ternama di Kota Bandar Madani. Kampus yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.56 adalah kampus V UNM di Parepare. Mengijakkan kaki di kampus ini serasa memasuki salah satu sekolah menengah. Jika dilihat secara sepintas gedungnya hampir sama dengan bagunan sekolah pada umumnya. Bahkan bagunannya tidak lebih mewah dibanding bangunan sekolah atau kantor yang berseberangan dengan kampus tersebut. Tidak tampak tandatanda yang menujukkkan bahwa gedung ini layak disebut kampus. Hanya tulisan besar yang tertulis di pinggir jalan yang menunjukkan bahwa ini adalah salah satu
kampus milik UNM. Suasana berbeda yang dirasakan saat memasuki kampus ini. Tak seperti saat kami memasuki kampus UNM yang ada di Makassar. Tidak ada bangunan kantor dan perkuliahan yang megah dan bertingkat yang kami lihat. Hanya ada bangunan asrama yang bahkan tak berpenghuni. Mahasiswa yang ada di kampus pun tak sebanyak yang ada di kampus UNM di Makassar. Suasana kampus yang benar-benar jauh dari suasana kampus pada umumnya. Kantor Unit Penyelenggara Pendidikan (UPP) PGSD menjadi bangunan pertama yang kami tuju. Tampak kumpulan mahasiswa yang memadati ruangan administrasi. Mahasiswa-mahasiswa
tersebut mulai sibuk dengan penyelesaian studi mereka. Salah satu mahasiswa menyambut kami di tengah kumpulan mahasiswa tadi. Bersama Suarno yang akrab disapa Anno ini, kami menuju tempat lembaga kemahasiswaan yang ada di kampus ini. Kondisi relief halaman kampus yang berbukit, membuat kedua wartawan Profesi sedikit kelelahan menapaki belasan anak tangga menuju tempat yang dituju. Pepohonan yang rindang dan rerumputan yang tinggi menghiasi halaman kampus. Sampah-sampah tampak berserakan di areal kampus. Tak ada petugas yang terlihat beraktivitas di kampus tersebut. Hari itu, Rabu (16/1) suasana kampus sangat ramai. Berbeda dengan setahun yang lalu ketika
Butuh dosen Tambahan SEBaGai tenaga pendidik, dosen dituntut bisa menjadi tempat bertukar ilmu dan informasi bagi mahasiswa. Selain itu, dosen juga menjadi salah satu bentuk penilaian baik-tidaknya suatu kampus. Jumlah dosen yang hanya 23 orang ini, dinilai masih kurang bagi ma-
FOTO: NURJANNA JAMALUDDIN - PROFESI
Ketua UPP PGSD Parepare, Amir Pada, sedang membaca Tabloid Profesi di ruang kerjanya. Profesi FM - 107.9 MHz
hasiswa. Bahkan ada dosen yang mengambil dua mata kuliah sekaligus. Padahal, seharusnya dosen mengambil mata kuliah yang sesuai dengan keahliannya. “Dosen yang ada sudah bagus, hanya saja kami berharap ada penambahan dosen dari universitas sehingga SDM dosen di sini bisa lebih bagus, kami juga bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak,” harap Ani mahasiswa ekspoen 09. Selain itu, lanjutnya mahasiswa asal Pinrang ini, biasanya ada dosen yang mengambil 2 mata kuliah yang justru tidak dia kuasai, kami ingin bertanya, katanya kita sama-sama belajar, jadi kami butuh dosen yang benar-benar produktif dan benar-benar menguasai mata kuliah yang diajarkan. Senada dengan itu, Ketua Umum Pramuka Rifsal mengungkapkan bahwa dosen dinilai kurang maksimal dan produktif karena hanya menggunakan satu model pembelajaran berupa diskusi, padahal kami butuh model pembelajaran yang lebih bagus dan beragam. Selain itu, Ketua Umum Mapala Abadi Aswar menambahkan bahwa dosen dinilai kurang memadai dalam hal sumber daya manusia (SDM), mereka (mahasiswa,red) masih butuh banyak dosen dan tentunya lebih poduktif lagi. Ketua UPP Amir Pada mengungkapkan bahawa dosen yang ada sudah bagus, hanya saja perlu adanya peningkatkan dalam hal SDM. “Kami sangat berharap dosen/tenaga pendidik yang mengajar di sini meningkatkan SDM-nya, kita perlu mereka memiliki tingkat pendidikan minimal S3. Penambhan dosen pun kami harapkan dari pihak universitas. Selain itu, kami berharap di UNM bisa dibuka program S3 dengan biaya yang relatif murah, sehingga semakin banyak dosen yang bisa meningkatkan jenjang pendidikannya. (tim)
pertama kali saya menginjakkan kaki di tempat itu. Hari itu adalah hari kedua dilaksanakan pekan olahraga dan seni (porseni) oleh salah satu lembaga kemahasisaan yakni Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi). Kegiatan ini dikemas dalam Ajang Bakat dan Kreativitas (ABK). Berbagai
kegiatan yang ditawarkan. “Ini adalah kegiatan tahunan yang kami adakan untuk mempererat persaudaraan dan solidaritas antar mahasiswa dan lembaga lainnya. Kami senang karena suasana kampus bisa lebih ramai dari biasanya,” ungkap Suarno Yunus Ketua Umum Himaprodi ini. (tim)
dana Kemahasiswaan Tak Jelas
SEMua kampus tak pernah lepas dari yang namanya lembaga kemahasiswaan (LK). Masing-masing kampus punya LK yang berbedabeda, tak terkecuali kampus V UNM ini. Dai kampus ini tercatat lima LK yakni Himaprodi, Bisseru, Mapala Abadi , Pramuka dan KSR. Dalam menjalankan suatu program kerja, LK tentunya membutuhkan dana agar kegiatan bisa terlaksana. Namun, yang menjadi persoalan utama bagi LK adalah ketidakjelasan dana kemahasiswaaan itu sendiri. Terkadang LK sering kali dipersulit untuk mendapatkan dana baik dari pihak UPP sampai di tingkat fakultas dan universitas. Inilah yang dirasakan oleh LK yang ada di tingkat UPP. “Kegiatan kami memang selalu mendapat bantuan baik berupa moral maupun dana, baik dari UPP maupun fakultas namun tidak sebanyak dana yang didapatkan oleh organisasi lain yang di Makassar, mungkin karena kami jauh dan LK yang terbilang kecil jadi kami juga mendapat dana yang kecil,” ungkap Suarno Yunus Ketua Umum Himaprodi. Selain itu, lanjut mahasiswa asal Pinrang ini, “Kami tidak tahu kepastian jumlah dana yang diberikan oleh birokrasi. Namun, kami sudah cukup senang sudah bisa dapat bantuan dana.” Keadaan yang sama dirasakan oleh LK Mapala Abadi. Mapala Abadi terkadang tidak mendapat dana dari pihak UPP. “Kami biasanya tidak mendapat dana dari UPP, katanya kami adalah
organisasi yang di SK kan oleh fakultas makanya kami disuruh minta dana langsung dari fakultas. Padahal semua lembaga yang ada di sini dapat dana kecuali kami,” sesal Aswar Ketua Umum Mapala Abadi. Lanjutnya, “namun kami tidak mau ambil pusing persolan ini, ada dan atau tidak ada dana, kami tetap semangat sehingga kegiatan kami tetap bisa berjalan”. Selain itu, ketua Umum Pramuka Rifsal menambahkan bahwa persoalan dana kemahasiswaaan selalu menjadi persoalan utama dalam kelembagaan terutama ketika ada kegiatan. Namun, pihaknya tetap semangat mengadakan kegiatan meskipun hanya memanfaatkan dana kreatif dan konstribusi peserta. Dewan Pendamping Bisseru Eko Supriadi juga angkat bicara mengenai persoalan dana kemahasiswaan. Menurutnya, LK butuh pendanaan yang terstruktur, harus ada transparansi dan kejelasan pendanaan tiap-tiap LK yang ada. Meskipun demikian pihaknya juga tidak terlalu bergantung pada dana tersebut. “Kami tidak terlalu mengandalkan dana dari fakultas dan UPP, kami masih bisa mencari dana lain demi suksesnya kegiatan kami. Kami hanya butuh perhatian dan motivasi dari birokrasi berupa bimbingan dan motivasi sehingga kami juga lebih semangat dalam berlembaga. Jangan sampai isu “Anak PGSD Parepare dianaktirikan” itu benar adanya,” harapnya. (tim) Urai data, ungkap fakta, saji berita
6
Reportase Utama
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
www.profesi-unm.com
UPP PGSD Bone
38 Tahun Berdiri, Kantor pGSd Bone Tidak direhabilitasi Laporan : Rizki Army Pratama
SEKiLaS bangunan yang berada paling depan ketika kita memasuki kawasan kampus IV, Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Bone, Universitas Negeri Makassar(UNM),masih terlihat kokoh. Bangunan yang berkontruksi sederhana itu, dengan cat berwarna kuning, hanya memiliki satu lantai, mirip gedung Sekolah Dasar (SD) pada umumnya. Namun ternyata, bangunan yang berarsitektur lawas itu merupakan kantor dari UPP PGSD Bone. Menurut Sekretaris UPP PGSD Bone, Abu Darwis, Bangunan yang merupakan peninggalaan dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG), telah berdiri sejak tahun 1975. “Bangunan ini sudah berdiri sejak 1975, ketika statusnya masih SPG,”tuturnya. Abu Darwis mengatakan, Semenjak berdirinya bangunan yang menjadi markas birokrasi PGSD cabang Bone itu baru mengalami rehabilitasi satu kali. “Semenjak berdiri, baru sekali direhab, itupun rehab ringan,”jelasnya.
Abu Darwis menambahkan bangunan memiliki luas lima belas kali lima meter itu, direhabilitasi ketika status SPG beralih menjadi PGSD sekitar tahun 1992. Abu Darwis Juga menambahkan, perawatan gedung sampai saat ini hanya sebatas pengecatan agar kantor tersebut terlihat bersih. Keinginan pria yang telah menjabat selama dua periode menjadi sekertaris UPP PGSD Bone untuk merehabilitasi kantor itu, karena melihat beberapa kampus yang ada di Bone baik negeri maupun swasta memiliki bangunan yang lebih dari satu tingkat. “Beberapa kampus di bone bangunanya sudah bertingkat, tinggal disini aja yang masih tingkat satu,”ungkapnya. Selain itu, Abu Darwis merasa gedung yang sekarang menjadi kantornya itu memang sudah selayaknya dibangun kembali, mengingat usia gedung itu yang sudah tua. Selaku Sekertaris, Abu Darwis, mengaku pihaknya telah mengajukan kepada universitas untuk rehabilitasi kan-
tor UPP PGSD Bone. Namun menurutnya, sampai saat ini belum ada kejelasan kapan kantor yang telah berdiri selama tiga puluh delapan tahun itu akan di rehabilitasi. “Selama ini kami sudah mengajukan untuk rehab, namun sampai sekarang belum ada realisasi,”paparnya. Abu Darwis mengungkapkan, sekitar akhir desember lalu pihak universitas telah meminta kembali pengajuan rehabilitasi kantornya. Namun kembali, pihak univeritas belum memberikan informasi yang jelas kapan kantor UPP PGSD Bone akan segera direhab. “Akhir bulan kemarin berkas pengajuan perbaikan kantor diminta lagi, namun kami masih menuggu kapan hal itu akan terealisasi,”ungkapnya. Selaku salah satu pimpinan dari UPP PGSD Bone, Abu Darwis, hanya bisa berharap adanya realisasi dari pihak universitas untuk merehabilitasi kantornya. “Ya harapan saya, semoga universitas bisa merealisasikan pembangunan gedung ini,” harapnya. (Tim)
Kurang pendaftar, program S2 Lumpuh pROGRaM S2 di kampus VI UPP PGSD Bone untuk sementara waktu tidak berjalan. Hal ini dikarenakan pendaftar program magister tersebut tidak mencukupi kuota pendaftar yang seharusnya. Menurut Sekretaris UPP PGSD Bone, Abu Darwis, pemberhentian program S2 ini dilakukan hanya sementara. “program S2 tidak akan ditutup, cuma sekarang kami sedang menunggu pendaftar,”paparnya. Abu Darwis menambahkan program S2 tersebut akan berjalan kembali jika kuota pendaftar telah sesuai dengan yang ditentukan yaitu sebanyak dua puluh lima orang. “kalau pendaftar sudah cukup, ya kami akan meng-
hubungi pusat untuk kembali menjalankan program S2,”tambahnya. Pria kelahiran 1954 ini menuturkan, kurangnya pendaftar S2 di PGSD Bone, karena peserta S2 cenderung melanjutkan pedidikannya di Makassar ketimbang di bone sendiri, “mereka kebanyakan langsung di makassar ambil S2-nya,”tuturnya. Abu Darwis menuturkan, Pihak UPP PGSD Bone sendiri sampai saat ini hanya bersiap-siap jikalau pendaftar S2 memenuhi kuota, maka program S2 akan segera dilanjutkan. “kalau nantinya pendaftar S2 mencapai kuota kami akan segera melaksanakan program itu,”tuturnya. (Tim)
pembangunan Sekretriat LK dan uKM Terbengkalai pEMBaNGuNaN Sekertariat Lembaga Kemahasiswaan (LK) dan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) PGSD Bone tidak kunjung rampung sampai saat ini. Bangunan yang mulai didirikan pada ta-
FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI
MANDEK. Seorang mahasiswa tampak melintasi depan bangunan baru UPP PGSD Bone. Bangunan baru tersebut masih tak layak dijadikan ruang kuliah karena pembangunannya mandek.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
hun 2009 itu kini terlihat terbengkalai dalam penyelesaiannya. Menurut ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) PGSD Bone, Akmal Hidayat, pimpinan kampus kurang bertanggung jawab dalam menangani penyelesaian gedung sekertariat. “Seharusnya pimpinan bisa bertanggung jawab dalam hal ini,”tuturnya. Akmal Hidayat menambahkan, mulai 2009 sampai saat ini pimpinan hanya berjanji akan merampungkan pembangunan sekertariat. “Dari awal pembangunan katanya akan segera dirampungkan, namun sampai sekarang malah terbengkalai,” tambahnhya. Sama halnya dengan Kantor UPP PGSD Bone sendiri, ti-
dak ada kejelasan kapan gedung jika nantinya bangunan itu sudah yang memiliki empat ruangan rampung. itu akan segera rampung. Hal ini Abu Darwis menambahkan, terlihat tidak adanya penangan- pengerjaan kembali sekretariat an serius untuk segera menyele- akan dilaksanakan ketika masa saikan pembangunan sekertariat KKN tiba. “Nanti kalau ada lagi tersebut. yang KKN kita lanjutkan lagi pemSelaku Sekertaris UPP PGSD bangunannya,” tambahnya. (Tim) Bone, Abu Darwis, menjelaskan perihal pembangunan gedung sekretariat itu, menurutnya pembangunan seker- Tim Reportase Utama tariat LK dan UKM tidak menggunakan dana universiKordinator: Rukmana Mansyur tas, melainkan hasil keringat mahasiswa yang melakukan Anggota : - Nurjanna Jamaluddin Kuliah Kerja Nyata (KKN). - Rizki Army Pratama “Gedung itu mahasiswa KKN yang kerja,”ungkapnya. Abu Darwis menambahkan, pihak universitas hanya meresmikan Profesi FM - 107.9 MHz
Info Akademik
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Mahasiswa uNM Bisa Kuliah di perancis KaBaR bahagia untuk mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Kali ini UNM menjalin kerjasama dengan Pemerintah Perancis di bidang akademik. Kini mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya di jenjang S-1, bisa melanjutkan program masternya di universitas di Perancis. “Baik mahasiswa maupun dosen bisa melanjutkan studinya di Universitas apapun di Perancis sesuai dengan bidangnya,” ungkap Eko Hadisujiono, Pembantu Rektor bidang Kerjasama ini. Lebih lanjut dosen Jurusan Fisika ini mengatakan, pihak Perancis akan bertemu langsung dengan mahasiswa saat Semester 6 berjalan. Selain itu, akan pula diadakan pemutaran film tentang budaya Perancis di Aula Pascasarjana UNM, agar masyarakat akademik bisa mengetahui lebih jauh tentang budaya Perancis. Sementara syarat agar bisa mengikuti program ini untuk mahasiswa S-1 ialah Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK)-nya minimal 3,50. Selain itu, mahasiswa tersebut merupakan calon dosen. Artinya, setelah kembali dari Perancis, mahasiswa tersebut siap menjadi dosen. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan beasiswa meliputi tunjangan hidup serta biaya perjalanan. Selain itu, pemerintah Perancis akan memberikan beasiswa yang mencakup biaya kuliah, asuransi kesehatan, serta visa selama berada di Perancis. Untuk pengembangan program gelar Master dan Doktor, kedua belah pihak sepakat melakukan kerjasama di bidang lingkungan, sumber daya, pembangunan berkelanjutan dan perkotaan, obat-obatan, pelayanan kesehatan masyarakat, teknologi, energi dan ilmu teknik, ilmu politik, ekonomi dan hukum, ilmu sosial dan manusia, seni, dan pariwisata. Pemilihan kandidat untuk ikut dalam program Indonesia Perancis akan dilakukan oleh sebuah komite
yang terdiri dari wakil-wakil dari kedua kedutaan, baik Kementerian Pendidikan (Indonesia) atau Pendidikan Tinggi (Perancis) dan dua koordinator ilmiah (satu Indonesia, satu Perancis) per subjek dan dipilih oleh keduanya. Kedua koordinator ilmiah akan mengatur evaluasi akademik kandidat. Mereka akan melaporkan kepada komite, berdasarkan pada tingkat linguistik, yang selanjutnya akan mengambil keputusan akhir. Mahasiswa yang mengikuti program ini, pada tahun kedua akan mengikuti program master di Perancis setelah empat tahun di Indonesia (tahun keempat sarjana akan dikombinasikan dengan tahun pertama gelar master) berdasarkan kesepakatan universitas. Atau bisa juga tahun pertama program master di Perancis (validasi tahun terakhir dari gelar sarjana di Indonesia) setelah tiga tahun di Indonesia berdasarkan kesepakatan universitas. (dwi)
374 Orang Bakal Ikut PPG pENdidiKaN Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal diadakan pada Bulan Maret mendatang. Peserta yang akan mengikuti PPG ini adalah mereka yang telah mengabdikan dirinya di SM-3T. Peserta yang bisa mengikuti PPG adalah mereka yang telah terdaftar di Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT). Selain itu, memiliki IPK minimal 3,0, serta memiliki izin orang tua. Peserta yang akan mengikuti PPG akan mel-
apor di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) masing-masing pada tanggal 25-27 Februari 2013. Setelah itu Program Pengenalan Akademik (PPA) di LPTK dilaksanakan pada 28 Februari-1 Maret 2013. Terakhir, pelaksanaan PPK dijadwalkan pada 4 Maret 2013. Peserta yang akan mengikuti PPG di bulan Maret mendatang sebanyak 374 orang. Namun, alumni SM-3T angkatan I dari UNM hanya 336. Artinya, akan ada peserta lain di luar LPTK UNM. “Semua
alumni SM-3T angkatan I akan ikut dalam PPG mendatang, kecuali yang punya masalah,” ungkap Eko Hadisujiono Tahun 2011 lalu peserta yang mengikuti SM-3T dari UNM sebanyak 336 dari 1400 kuota dari 17 LPTK di Indonesia. Namun, di tahun 2012 meningkat menjadi 440 peserta SM-3T yang dikirim dari 2990 peserta SM-3T di 17 LPTK di Indonesia. Hal ini menjadikan UNM sebagai LPTK pengirim peserta SM-3T terbesar selama dua tahun terakhir.
“Karena selama dua tahun ini UNM yang mengirim peserta SM-3T terbesat, semoga tahun depannya bisa dipertahankan bahkan bisa meningkat lagi,” harap Eko Hadisujiono. Untuk menempatkan UNM sebagai LPTK pengirim terbesar SM-3T tidaklah mudah. Karena membutuhkan perjuangan yang cukup besar. “Hal itu didapat dengan penuh usaha dan kerja keras, selain itu kita harus menunjukkan kinerja baik dan bisa adu argumen,” tutup Guru Besar Fisika ini. (dwi/ugi)
7
www.profesi-unm.com
Pembayaran KKN Masih Normal iSu yang semula muncul akan ada kenaikan terkait program Kuliah Kerja Nyata (KKN), akhirnya pupus. Hal ini diungkapkan Muhammad Ardi selaku ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UNM. Menurutnya, tahun ini pada penfataran KKN pada semester genap, masih terhitung normal. Para mahasiswa yang berminat ikut program ini hanya membayar Rp350 ribu untuk KKN reguler dan Rp750 ribu untuk KKN-PPL (KKN Terpadu, red). Biaya KKN yang dinilai stagnan, membuat Ardi menempatkan lokasi KKN dengan tempat yang sama dengan tahun sebelumnya. Lokasi KKN hanyalah mengambil lokasi di daerah Pinrang, Sidrap, Bone, Soppeng, Bantaeng, dan Jeneponto. Hal ini membuat Muhammad Ardi selaku Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) kurang puas dengan lokasi KKN yang itu-itu saja. Muhammad Ardi berharap KKN bisa berkembang lagi dan lebih bervariasi lagi. “Bagusnya, lokasi KKN bervariasilah, ada jauh dan ada yang dekat,” ungkap Guru Besar FT ini. Namun, Muhammad Ardi mengatakan, jika ingin mengembangkan daerah KKN, biayanya juga harus dinaikkan. Idealnya, jika selama 4 tahun ke depan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak naik, KKN Reguler dinaikkan menjadi 500 ribu dan KKN Terpadu 1 juta rupiah. Estimasi kenaikan biaya seperti itu dengan pertimbangan transportasi ke daerah-daerah baru tujuan KKN yang membutuhkan biaya yang lebih besar. Dengan kenaikan biaya KKN ini, diharapkan adanya peningkatan kualitas bimbingan dan lokasi penempatan KKN juga bisa merambah daerah yang lebih jauh lagi. Seperti Polewali Mandar (Polman), Luwu Utara, Belopa, Luwu Timur, Bone Barat, Bone Selatan dan Sinjai. “Daerah-daerah baru seperti itu, program pengabdian seperti ini sangat diterima di sana,” ungkap Muhammad Ardi. Muhammad Ardi sebelumnya sudah membicarakan rencana kenaikan biaya KKN pada fungsionaris mahasiswa sebelum pendaftaran KKN dibuka beberapa waktu lalu. Namun, fungsionaris mahasiswa bersikeukeuh menolak rencana kenaikan tersebut. Sudirman, selaku Presiden BEM UNM mengatakan, estimasi anggaran di draft rancangan biaya tidak realistis. Lebih lanjut, mahasiswa jurusan Fisika ini mengatakan, hal yang mesti dibenahi sebenarnya itu kesiapan mahasiswa untuk terjun ke masyarakat, bukannya lebih fokus pada anggaran biayanya. “Mahasiswa UNM belum siap untuk menerima kenaikan biaya KKN,” ungkap Sudirman. Pendaftaran KKN untuk Semester Genap akan berakhir pada 8 Februari 2013. Pembekalan KKN akan dilaksanakan pada 11 Februari 2013. Sementara, pemberangkatan KKN dijadwalkan pada 18 Februari 2013. Seperti sebelumnya, KKN Reguler akan berlangsung selama dua bulan, sementara KKN Terpadu berlangsung selama tiga bulan. (dwi)
Kalender akademik uNM Tahun Ajaran 2012/2013 1. Proses perpindahan / lanjut studi mahasiswa 2. Pembayaran SPP dan pendaftaran ulang mahasiswa lama. 3. Pengisian EDOM dan KRS online 4. Penerbitan absen perkuliahan 5. Pembekalan KKN 6. Kuliah Kerja Nyata (KKN) reguler 7. KKN-PPL 8. Kuliah bagian pertama 9. Program Pengenalan Lapangan (PPL/PKL) Reguler 10. Ujian Tengah Semester (UTS) 11. Kuliah bagian kedua 12. Wisuda periode II 13. Ujian Akhir Semester (UAS) genap 14. Penyerahan nilai akhir semester genap 15. Pengecekan nilai hasil studi secara online 16. Kegiatan ekstra kurikuler 17. Penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 18. Pengumuman jadwal kuliah semerter ganjil 2013/2014 19. Wisuda periode III
Tahun Ajaran 2013/2014
10-12-2012 s.d. 23-01-2013 17-12-2013 s.d. 25-01-2013 21-01-2013 s.d. 28-01-2013 29-01-2013 s.d . 01-02-2013 14-02-2013 s.d. 17-02-2013 18-02-2013 s.d. 18-04-2013 18-02-2013 s.d. 18-05-2013 04-02-2013 s.d. 05-04-2013 Februari s.d. Juni 2013 08-04-2013 s.d. 13-04-2013 15-04-2013 s.d 1 4-06-2013 3 & 4 April 2013 17-06-2013 s.d. 28-06-2013 25-06-2013 s.d. 05-07-2013 setiap saat 01-07-2013 s.d. 31-08-2013 Maret s.d. Juni 2013 29 Juli 2013 14 & 15 Agustus 2013
1. Proses perpindahan / lanjut studi mahasiswa 2. Pembayaran SPP dan pendaftaran ulang mahasiswa lama 3. Pengisian EDOM dan KRS online 4. Dies Natalis 5. Pembekalan KKN 6. KKN reguler 7. KKN-PPL 8. Penerbitan absen perkuliahan 9. Kuliah bagian pertama 10. PPL/PKL reguler 11. UTS 12. Kuliah bagian kedua 13. Wisuda Periode I 14. UAS ganjil 15. Penyerahan nilai akhir semester ganjil 16. Pengecekan nilah hasil studi secara online 17. Pengumuman jadwal kuliah semester genap 2013/2014 18. Kegiatan ekstra kurikuler
15-07-2013 s.d. 16-08-2013 22-07-2013 s.d. 20-08-2013 05-08-2013 s.d. 23-08-2013 1 Agustus 2013 25-06-2013 s.d. 30-06-2013 01-07-2013 s.d. 31-08-2013 01-07-2013 s.d. 28-09-2013 26-08-2013 s.d. 30-08-2013 02-09-2013 s.d. 25-10-2013 Agustus s.d. Desember 2013 28-10-2013 s.d. 01-11-2013 04-11-2013 s.d. 03-01-2013 11 & 12 Desember 2013 06-01-2014 s.d. 17-01-2013 13-01-2014 s.d. 24-01-2013 setaip saat 20 Januari 2014 20-01-2014 s.d. 03-02-2014
Sumber : BAAK UNM Profesi FM - 107.9 MHz
Urai data, ungkap fakta, saji berita
8 pengumuman
Kaleidosk
Tabloid Mahasiswa uNM Tabloid Mahasiswa UNM profesi Edisi 159 Spesial pengumuman pMBM Profesi Edisi 164 Juli Tahun XXXV 2012 Januari Tahun XXXVI 2013
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
T
www.profesi-unm.com
25
ahun 2012 telah berlalu, sejumlah bengkalai masih tersisa. Karut marut yang melanda instansi pencetak generasi pendidik ini menjadi “rekor” buruk bagi UNM. Korupsi dana Phinisi, pelecehan seksual, penyalahgunaan anggaran kemahasiswaan, bidik misi yang tak pantas, pajak untuk sarjana muda, UNM yang tidak tanggap terhadap kurikulum 2013 adalah segelintir pergolakan yang telah ditepaki UNM. Kini tahun 2013, tahun yang dinamakan para kaum Tionghoa adalah tahun Ular Air. Semoga, tahun Ular Air ini harmonisasi keseimbangan Kampus Oranye tercapai.
26
Januari
3
4
Korupsi Phinisi Rp 20 miliar. Badai korupsi mengguncang UNM. Sumbernya berasal dari gedung berlantai 17, Menara Pinisi. Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulselbar menyebutkan, dugaan korupsi pembangunan gedung pencakar langit UNM itu sebesar Rp 20 miliar.
15
1
10 12
91
6
7
8 Umrah bareng Senator dan Dharmawanita FT. Umrah ini disinyalir merupakan wujud deal politik. Pasalnya, tepat satu minggu jelang pemilihan Dekan FT.
5
Maret Terbongkarnya mafia pendidikan di FIK. Ditemukan sejumlah penjualan nialai dan skripsi yang dilakukan oleh pegawai dan dosen fakultas pencetak olahragawan itu.
Februari
Urai data, ungkap fakta, saji berita
N
18
19
14
UNM tak siap terbitkan jurnal. Keputusan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti) menginstruksikan kepada mahasiswa untuk menerbitkan karya ilmiah berupa jurnal. Mau bilang apa, UNM terbata-bata mengikuti instruksi tersebut.
Perebutan kursi Rektor. Pemilihan rektor periode 2012-2016 yang hanya diisi tiga kandidat. Ironisnya, ketiga kandidat tersebut tak ada satupun yang menyinggung tentang pengembangan Lembaga Kemahasiswaan, hal ini terlihat pada pemaparan visi dan misi mereka.
23
Keplet t Pendidi memiri ogah m kan yan
25
24
23
20
Karut Marut Dana Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), aliran dana PKM yang tidak jelas. Belum lagi, minat mahasiswa meneliti tergolong rendah. Terbukti, hanya 17 proposal yang lolos dari 132 proposal yang dikirim ke DIKTI.
BEM UNM timbun dana. Adanya indikasi pengurus BEM UNM periode 2011-2012 yang punya tingkah laku menyimpan. Dana a 2011 dan 2012 ternyata hingga masih ada di kantong BEM. Dana yang tertimbung berkisar Rp40 juta.
Pemberian “upeti” untuk sang dosen. Fenomena pungutan liar yang kerap melanda para calon sarjana muda semakin merajalela.
13
2
24
Desember
22
21
1
UNM bakal terobok-obok oleh kurikulum 2013. Belum usai KTSP 2006, Kemendikbud kembali menggodok “kader” kurikulum baru, kurikulum 2013. Kurikulum yang masih dalam proses uji publik ini bakal merampingkan beberapa mata pelajaran di SD, SMP dan SMA, bahkan ada yang dihapuskan. Lantas, bagamana jurusan yang ada di UNM?
2 1
7
Aksi besar-besaran mahasis nolak kenaikkan BBM. Ribua bergabung dalam aksi peno pemerintah terhadap kenai Polisi dan mahasiswa peran korban fisik berjatuhan.
Profesi FM - 107.9 MHz
terkatung-katung. Nasib prodi ikan kepelatihan olahraga iskan. Dekan FIK sendiri ternyata mengakuinya status kependiding kini disandang keplet.
22
Pimpinan FSD dan FT dinilai kalap. Kasus perang antar fakultas yang terjadi di dua fakultas, yakni FSD dan FT, membuat kedua pucuk pimpinan fakultas itu kelabakan mencari solusi lagi. FSD, fasilitas kampus yang dirusak, beberapa motor dan ruangan dibakar dan memiriskan yakni ditemukannya ganja yang berdomisili di salah satu sekretariat LK. Namun yang paling parah tentu saja dari pihak FT, dua orang mahasiswanya harus meregang nyawa.
November 26
21
17
16
Oktober
UNM di bawah garis 50 terbaik. Mimpi untuk menjadi universitas kelas dunia semakin menjauhi asa. UNM dalam kategori Perguruan Tinggi terbaik saja, terdampar jauh dari 50 besar. Kampus eks IKIP ini malah menduduki tangga tak berkualitas.
15 14 10
Dana Penunjang pendidikan (DPP) raib. Hingga saat ini, dana “ajaib”itu belum juga menampakkan hasil yang bisa dinikmati civitas akademika UNM. Birokrasi juga belum bisa merasionalkan alasannya.
April
swa Makassar mean massa UNM, ikut olakan kebijakan ikan harga BBM. ng terbuka, sejumlah
Profesi FM - 107.9 MHz
9
Kasus Ijazah palsu kembali merajela di UNM. Saat itu, UNM setidaknya menemukan 16 kasus pemalsuan Ijazah.
5
4
8
Sembilan dekan diperiksa terkait isu hilangnya dana Phinisi Rp15 Miliar. Sebanyak tujuh dekan dan dua mantan dekan diperiksa oleh kejaksaan tinggi (kejati) Sulsel terkait raibnya anggaran Rp15 miliar dari Phinisi.
16
6
Ketua Jurusan Gugat Rektor. Lantaran tidak dilibatkan dalam proses penyeleksian jalur undangan, sejumlah ketua jurusan yang mengatas namakan forum ketua jurusan (Kajur) se UNM melakukan gugatan kepada Rektor UNM.
19
Perjalanan “Oemar Bakrie” semakin menempuh jalan terjal. UNM yang notabenenya merupakan kampus pencetak tenaga guru semakin direpotkan dengan banyaknya kebijakan Kemendikbud. Mulai dari pelaksanaan SM3T hingga program sertifikasi.
September
17
13
12
3
20
BEM-Maperwa UNM dinilai tak becus. Karut-marut kinerja BEM-Maperwa UNM periode 2011-2012 mengindikasikan banyaknya “lubang” yang menenggelamkan kepengurusannya. Sejumlah spekulasi pun bermunculan dan menyudutkan keberadaannya. Hingga, banyak yang menilai lembaga kemhasiswaan tertinggi itu tak layak diakui keberadaannya.
Bidik Misi salah bidik. Hasil tim verifikasi bidik misi yang diterjunkan ke sejumlah daerah untuk memantau langsung si penerima beasiswa miskin berprestasi itu, ditemukan sejumlah kejanggalan. Ternyata dari 100 sample yang diambil sebanyak 10 mahasiswa yang dinyatakan tidak layak untuk menerima beasiswa itu.
18
11
9
www.profesi-unm.com
Agustus
kop 2012
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Merekayasa dan memanipulasi data serentak dilakukan sejumlah jurusan. Program studi kadaluarsa terpaksa harus menempuh jalan haram untuk tetap bertahan. Di depan tim akreditasi, para pimpinan prodi melakukan rekayasa pembelajaran demi meraup nilai fantastik.
Mei
Rapor merah untuk Pembantu Rektor UNM. Keempat pembantu rektor yang menemani Arismunandar di periode pertamanya, tercatat lebih banyak menciptakan kelalaian dibanding mengukir prestasi.
11
Pelecehan seksual. Terungkapnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan dosen FIP dan FSD. Dua mahasiswa yang jadi korban mengaku tidak terima dengan perilaku dosen bejat tersebut.
Kabinet Arismunandar Jilid II dicecar. Keputusan Arismunandar menetapkan empat figur pembantu rektor barunya menuai sejumlah kecaman. Arismunandar dinilai tak mampu mempertimbangkan dengan baik, siapa figur yang pantas untuk menemaninya empat tahaun ke depan.
Juli
13
12
LK tak mampu runtuhkan tembok birokrasi. Birokrasi tetap ngotot mengambil alih maba dalam penyambutan mahasiswa baru (PMB). Sementara LK hanya mampu “menggigit jari” seolah tak mampu berbuat apa-apa.
Juni
FSD dan FT perang, delapan motor milik mahasiswa FSD ludes terbakar (18/6).
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Opini
10 www.profesi-unm.com
Almamater
Prasangka
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Monitoring Pembelajaran di Perguruan Tinggi Menggunakan Survei Sosial Konstruktivistik
*Patta Bundu *Muhammad Baran Kita biasa mendengar kata prasangka. Bahkan kita sering kali mengulang kata itu dengan lidah kita sendiri dengan mengatakan, “Jangan berprasangka.” Tapi tahukah kita apa makna sakral dibalik kata itu? Kata orang (saya tidak punya definisi sendiri), prasangka adalah pandangan, persepsi atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu, sebelum mengetahui (menyaksikan, menyelidiki) sendiri secara pasti kebenarannya. Intinya, yang namanya prasangka, kita cenderung memahaminya sebagai persepsi atau pandangan negatif. Menurut hasil penelitian orang (karena saya belum perna melakukan penelitian) Tidak kurang dari 80% manusia berprasangka. Dan salah satunya mungkin anda. Yah, hidup kita ternyata dipenuhi prasangka. Berserakan dimana-mana. Bahkan hidup ini, kita lewati dengan bertemankan prasangka. Jangankan kepada meraka yang selama ini kita klaim sebagai yang ter-cinta, bahkan Tuhan pun kita prasangkai (wah, kurang ajar betul kita ini). Lalu, bagaimana dengan orang yang selama ini kita anggap musuh, atau lawan politik, atau seteru abadi dalam hal memperebutkan cinta misalnya? Ah Saya pun tak tega membayangkannya. Maka jangan heran bila terjadi perseteruan dimana-mana karena dilatarbelakangi prasangka. Dalam kehidupan bermasyarakat misalnya, ada penganut agama tertentu yang marah-marah dan membakar rumah ibadah penganut agama lain, karena prasangka. Dalam kehidupan bernegara, masyarakat berusaha melengserkan penguasa dari tumpuk kekuasaan, ini juga karena prasangka. Begitu juga dalam kehidupan rumah tangga, ada suami yang tega menceraikan istriya hanya karena prasangka. Bahkan di dunia muda-mudi, seorang cowok berani menganiaya ceweknya, itu juga karena prasangka kan? Ini realita kehidupan kita hari ini. Tak bisa kita mengingkarinya, selain hanya bisa berusaha menginsyafinya. Terngiang sebuah kata bijak, yang saya sendiri lupa dimana menyimaknya, mengatakan begini: “Lebih muda seseorang membakar rumahnya, dari pada membakar prasangkanya.” Yah, prasangka menjadi persepsi hidup atau pandangan hidup, atau kalau mau yang lebih khusuk lagi, prasangka juga telah menjadi keyakinan hidup. Betapa banyak kita yang menjadikan prasangka sebagai keyakinan atau iman dalam hidupnya. Dan kalau sudah berbicara keyakinan, apa lagi yang lebih tinggi dari itu? Jika demikian, ketika yang negatif atau yang salah dijadikan persepsi hidup, atau pandangan hidup atau bahkan diimani sebagai kebenaran, apa yang bisa kita perbuat? Yang bisa kita perbuat hanyalah berdoa, sembari berharap Tuhan sudi berdamai dengan kita. Sivitas akademika UNM, tentu tidak bisa dinafikkan banyak sekali prasangka bertebaran, bahkan sudah sampai pada rana saling tuding, dan saling meyalahkan. (*)
*Penulis adalah Sekretaris Umum LPPM Profesi Periode 2010/2011
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Sudah banyak kajian akademik yang diangkat kepermukaan sehubungan dengan kurang kondusifnya atmosfir perkuliahan di lingkungan kampus yang dampaknya sudah dirasakan mulai dari riak penyampaian aspirasi sampai aksi demonstrasi yang fatal berupa tawuran antar mahasiswa. Ada yang mengkaji akar mulai sistem rekrutmen, pengaruh senioritas, organisasi mahasiswa yang bermalam di kampus, pelibatan senioritas sampai yang drop out, dan banyak lagi faktor dikaitkan dengan perilaku atau karakter mahasiswa. Tulisan ini mencoba melihatnya dari aspek dosen sebagai fasilitator pembelajaran yang komunikatif dan reflektif. Kita mungkin sepakat bahwa suasana pembelajaran yang aktif kreatif berbasis sosial konstruktivistik akan menjadikan kampus yang tenteram, damai dalam mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Pertanyaannya, sudahkah kita sebagai dosen mengevaluasi diri melihat hubungan kita dengan mahasiswa dari pesrpektif sosial konstruktivistik? Secara tradisional perguruan tinggi dipandang sebagai contoh dalam paradigma men-
transfer pengetahuan dalam bentuk perkuliahan. Pengetahuan dianggap sebagai satu komoditas yang secara metafora dapat ditransmisi dari otak atau pengetahuan dosen ke otak sejumlah besar mahasiswa yang ikut perkuliahan. Sebagai akibatnya, belajar adalah menyalin atau menghafal fakta-fakta yang sering tidak sesuai dengan konteks yang ada di lapangan. Kondisi ini masih banyak mendominasi perkuliahan dan menjadikan menghafal (memorization) adalah tipe permasalahan standar yang akan memisahkan proses pembelajaran (proses dari apa yang akan diketahui) dengan ujian akhir mata kuliah (keputusan dari kualitas pembelajaran). Sebagai dosen komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi terletak pada keyakinan kita untuk merubah kondisi yang didominasi ceramah (lecture) oleh dosen (lecturer) menjadi pembelajaran yang lebih aktif, produktif, dan bermakna. Tanpa keberanian untuk berubah dengan melakukan berbagai alternatif pembelajaran yang lebih banyak melibatkan mahasiswa dalam proses pembelajaran, mahasiswa akan tetap tinggal terperangkap dalam satu kultur pembelajaran yang tidak sehat, tidak kritis, tidak reflektif dan tidak reproduktif. Dalam hal ini secara intelektual dan emosional tidak memberi kekuatan apa-apa dan hasil belajar yang kurang bermakna. Sudah saatnya para
dosen berani mengevaluasi diri, melakukan monitoring pembelajaran yang dilakukan. Sangat perlu dicermati statement dari Brown, Bull, and Pandlebury (1997:7) yang menyatakan “If you want to change about student learning then change the methods of assessment.” Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba menerapkan model University Social Constructivist Learning Environment Survey yang dikembangkan oleh Taylor, Fraser. & White (1994). Ada tiga penekanan pokok dari pengertian kontruktivisme yakni (1) pengetahuan bukan ditransfer secara instan dari seseorang ke orang lain, tetapi dikonstruksi (dimunculkan) dalam pemikiran si pebelajar, (2) proses konstruksi pengetahuan selalu berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan (3) pengetahuan yang dikonstruksi memberikan makna dalam bentuk pengalaman baru. Satu lagi bentuk survei lingkungan belajar yang telah dikembangkan yakni University Social Constructivist Learning Environment Survey (USCLES) dua skala pengajaran. Tiga skala pertama adalah skala Relevansi, Refleksi, dan Negosiasi. Fokus ketiga skala pertama ini adalah kesiapan dosen menyiapkan lingkungan belajar yang melibatkan mahasiswa dalam berkomunikasi secara aktif dan reflektif dalam pemahaman konsep dalam di-
siplin ilmu. Tiga skala kedua adalah Kepemimpinan, Empati, dan Kegunaan. Dengan penekanan pada kualitas interpersonal yang dibutuhkan untuk mentransformasi kemampuan epistomologis mereka dan pendekatan ke pembelajaran yang memfasilitasi kemampuan mahasiswa. USCLES tersedia dalam dua format, yakni format tanggapan mahasiswa dan format tanggapan dosen. Bentuk instrument utuh dari USCLES tentu tidak dapat ditampilkan, tetapi para dosen baik secara individu maupun bersama-sama tentu dapat menyusun instrumen berdasarkan demensi yang telah diuraikan terdahulu. Mungkin Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan UNM dapat memfasilitasi mengembangkan UCLES untuk menyiapkan/ membantu dosen-dosen perguruan tinggi memonitoring lingkungan belajar (learning environment) dalam perkuliahan pada waktu mereka mentransfer praktek mengajarnya menurut berkesesuaian dengan perspektif social konstryuktivistik dalam belajar. Dengan tumbuhnya lingkungan belajar yang baik maka kedepan kita akan melihat UNM yang betul-betul “Jaya dalam Tantangan” Penulis memiliki format kisi-kisi dan contoh-contoh butir instrument (dapat dikontak pada e-mail: patta_unm@yahoo.co.id). (*) *Guru Besar Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
BIPA: Sebuah Upaya Internasionalisasi Bahasa Indonesia *Andi Syurganda Haruna “Apa kabar?” Sapaan ini begitu akrab di telinga kita dalam berbagai konteks komunikasi. Entah itu di dalam situasi sangat formal atau sekadar untuk basa-basi, orang Indonesia begitu gemar memulai percakapannya dengan ungkapan satu ini. Tapi apa jadinya bila ungkapan itu terucap dari mulut orang yang setiap harinya berbahasa Inggris? Di sana sini ada saja bunyi yang kedengaran aneh bila ia di tuturkan orang Amerika, Belgia, Australia, Korea, dan sehimpun penutur asing lainnya. Kadang huruf a akhir pada kata “apa” dibunyikan seperti huruf e pada kata “berenang”, kadang pula intonasi yang berlebihan ditekan secara tidak tepat pada suku kata tertentu. Potongan situasi percakapan seperti ini setiap hari penulis temukan di kelas-kelas pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), khususnya bagi pelajar pemula. Di kelas-kelas pengajaran BIPA, khususnya yang kelola
Universitas Negeri Makassar, terdapat puluhan mahasiswa asing yang jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu sejak didirikan pada 2010. Mereka pada umumnya berasal dari Amerika, Australia, Korea, Jepang, dan beberapa dari Belanda, Belgia, dan Jerman. Demi tujuan studi, wisata, bekerja, dan magang, mereka belajar bahasa yang konon mulai tak dicintai generasi mudanya ini. Januari 2013, BIPA UNM akan kedatangan 10 pelajar asing, khusus dari Australia. . Berita Gembira Kehadiran BIPA merupakan suatu kabar gembira ditengah merebaknya isu kepunahan bahasa dan kecenderungan penggunaan bahasa asing di negara yang memiliki 746 bahasa ini. Program BIPA bukan saja terlahir karena kepentingankepentingan finansial tertentu, melainkan juga karena adanya semangat untuk memancanegarakan bahasa kita. Di tengah banyaknya generasi yang tidak lagi mencintai bahasa mereka, BIPA, melakukan tindakan penyelamatan secara nirsadar dengan mengakomodasi warga lintas negara yang mau “merawat”
Bahasa Indonesia di ingatan mereka-sekalipun itu bukan untuk tujuan penyelamatan. Beberapa bulan lalu, sebuah konferensi internasional pengajar BIPA di Jawa Tengah merilis kabar bahwa minat pelajar Bahasa Indonesia di Australia menurun dalam sepuluh tahun terakhir. Puluhan ribu siswa “hilang” dalam rentan waktu itu. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah karena kita menaruh perhatian yang lebih besar pada bahasa asing utamanya bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia; sehingga bahasa Indonesia sudah dianggap tak penting lagi untuk dipelajari. Kalau penuturnya sendiri sudah tak merawat bahasanya, bagaimana dengan penutur asing di luar negeri yang memiliki minat untuk mempelajarinya? Saya pernah bertanya kepada salah seorang pelajar berkebangsaan Australia. Laki-laki berdarah Korea yang lahir di Amerika itu tengah belajar Bahasa Indonesia. Pertanyaan saya sederhana. Di antara beberapa bahasa yang ia pernah pelajari, mana yang lebih gampang dipelajari. Dia menjawab Bahasa Indonesia. Jika ditelaah secara subjek-
tif, memang bahasa Indonesia memang agak lebih mudah dari bahasa-bahasa lain yang popular di dunia. Tak seperti bahasa inggris, Indonesia tidak membutuhkan penanda waktu (tense) saat penyusunan kalimat. Selain itu, kata kerjanya (verba) tidak sedikitpun mengalami perubahan morfem-perubahan bentuk kata untuk menandakan suatu aktifitas tertentu yang terkait waktu. Dalam hemat penulis, Bahasa Indonesia jauh lebih praktis dari pada Bahasa Inggris. Hal lain, Bahasa Indonesia tidak termasuk ke dalam daftar lima bahasa paling sulit dipelajari didunia, yang tengah diduduki Arab, China, Jepang, Korea, dan Hungaria. Dari sisi kemudahan itu, internasionalisasi Bahasa Indonesia boleh dibilang tidak sukar diwujudkan. Di luar negeri, menurut data harian Kompas, tercatat ada 150 pusat studi dan kajian bahasa Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Jumlah ini adalah sinyal sekaligus bukti bahwa Indonesia bisa dimancanegarakan melalui “tangan” kita bersama. (*) *Staf Pengajar BIPA Universitas Negeri Makassar Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
Suplemen
Jurnalisme ih Dini
Tanamkan
11
www.profesi-unm.com
Leb
Perang Kreativitas di Lomba Mading 3D
FOTO: FAJRIANTO-PROFESI
diKLaT Jurnalistik Abu-abu (DJAa) 2013 yang diselenggarakan Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa Universitas Negeri Makassar akhirnya usai, ditutup di Rumah Adat Wajo Benteng Somba Opu Kabupaten Gowa, Minggu (13/1). Kegiatan pelatihan kewartawanan tingkat SMA dan sederajat yang digelar mulai Kamis (10/1) di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Selatan ini melibatkan 77 siswa-siswi dari 29 SMA sederajat se-Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat. Antara lain; SMAN 21 Makassar, SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar, SMAN 1 Sungguminasa, SMAN 3 Sungguminasa, SMAN Angkasa Maros, SMAN 4 Bantimurung, SMAN 2 Pangkajene, SMAN 1 Pancarijang, SMAN 1 Pinrang, SMAN 3 Pinrang, SMAN 1 Alla Enrekang, SMAN 1 Patampanua, SMAN 6 Bulukumba, SMAN 2 Baebunta Luwu Utara, SMAN 2 Sinjai, SMAN 1 Sinjai Utara, SMAN 3 Sinjai Selatan, SMAN 1 Bontolempangan Gowa, SMAN 1 Takalar, SMAN 1 Patampanua, SMAN 1 Watampone Bone, SMAN 1 Watansoppeng, SMAN 1 Pancarijang, SMAN 2 Takalar, SMAN
USAI. Peserta berfoto bersama panitia usai ditutupnya kegiatan Diklat Jurnalistik Abu-abu 2013. Kegiatan yang merangkul 29 SMA sederajat ini berakhir dengan mulus dan meninggalkan kesan di tiap tahunnya.
1 Bantaeng, SMKN 1 Polewali, SMAN 1 Batang, MAN Pinrang, MA PPM Al Ikhlas Polewali dan SMAN 2 Masamba. Sementara itu, MA PPM Al Ikhlas dari Kabupaten Pelewali Provinsi Sulawesi Barat sebagai sekolah yang terjauh mengirimkan utusannya dalam kegiatan ini. Animo yang begitu besar dari para peserta diklat ini terbayarkan setelah mengikuti kegiatan yang digelar selama empat hari. Berbagai materi seputar jurnalistik dipaparkan pemateri yang juga wartawan dari media-media ternama di Makassar. Materi yang meliputi, Pengenalan Dunia Jurnalistik, Teknik Wawancara dan Menulis Berita, Menulis Kreatif, New Media dan Pengelolaan Blog, Mengelola Buletin Sekolah, Who Am I, Fotografi Jurnalistik, dan Pembuatan Mading 3D menjadi santapan para peserta selama kegiatan berlangsung. “Pelaksanaan kegiatan ini bisa saya bilang wonderful. Sebelumnya saya pernah mengikuti pelatihan jurnalistik tapi tidak seperti ini. DJAa betul-betul riil dalam materi jurnalistiknya,” tutur Wahyuni Wahid, salah satu peserta dari SMA 1 Pinrang. Senada dengan Wahyuni, Nining
Nur Amanah, Siswi MA PPM Al Ikhlas Polewali mengungkapkan materimateri yang didapatkannya dalam kegiatan ini sangat lengkap. “Saya jadi tahu cara penulisan berita, fotografi jurnalistik itu seperti apa dan lain-lainnya,” terang Siswi kelas XI ini. Ia pun berjanji bakal menerapkan ilmu yang ia dapatkan pada diklat ini di sekolahnya. “Saya bersama temanteman ingin menerapkan ilmu yang kami dapatkan dalam DJAa. Kami ingin membuat buletin sekolah,” harapnya. Ketua Panitia, Sugianto Rusli mengatakan, kepuasan peserta pada materi yang kami siapkan dan beragam agenda lainnya merupakan tujuan utama kami. “Ini menjadi suntikan semangat untuk pelaksanaan kegiatan yang lebih baik lagi kedepannya,” beber mahasiswa UNM eksponen 2010 ini. Sementara itu, Rektor UNM dalam sambutannya pada pembukaan acara DJAa 2013 berharap, DJAa mampu melahirkan bibit jurnalis muda yang kelak menjadi jurnalis handal di masa mendatang. “Mudah-mudahan acara ini dapat berjalan dengan baik dan mampu melahirkan jurnalis muda yang handal,” harap rektor UNM dua periode ini. (*)
Rektor: Selalu Lahirkan Jurnalis Muda taranya Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran, UKM Pramuka, Resimen Mahasiswa (Menwa) UNM, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Cakrawala Ide UMI dan Bengkel Sastra (Bestra) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM sebagai entertainer dalam kegiatan ini. Rektor UNM, Arismunandar menyatakan, LPPM Profesi selalu banyak melahirkan jurnalis –jurnalis yang kompeten. “Bukan hanya di Makassar, alumni Profesi tersebar di media-media besar di Indonesia,” ungkap Guru Besar Ilmu
Administrasi Pendidikan ini. Lebih lanjut, Rektor UNM dua periode ini mengharapkan acara DJAa 2013 pada akhirnya mampu melahirkan jurnalis muda yang handal. (*)
mengatakan, tema tersebut dipilih agar para peserta bisa mengetahui dan mengenal lebih baik mana budaya asli Indonesia. Sebab melihat budaya Indonesia dewasa ini sudah tercampuradukkan dengan budaya-budaya asing sehingga budaya Indonesia yang sebenarnya berangsung-angsur tergerus. “Tema itu kami anggap cocok untuk siswa SMA supaya dapat mengenal sendiri budaya bangsanya,” pungkas Sugi. (*)
Kunjungi Media Ternama
FOTO: RIZKI-PROFESI
TaK hanya pemberian materi, peserta DJAa 2013 juga dibawa mengunjungi mediamedia ternama di Makassar. Tribun Timur menjadi media pertama mendapat kunjungan para peserta ini. Mereka diperkenalkan secara langsung dapur redaksi harian Tribun Timur. “Mereka bisa mengetahui bagaimana kerja-kerja keredaksionalan berproses dalam sebuah media melalui kunjungan me-
dia,” ungkap Sugianto. Selain Tribun Timur, Ada pula beberapa media yang mendapat kunjungan calon jurnalis muda ini. Antara lain, RRI Makassar, Harian Fajar dan Celebes TV. “Seru, dan sangat menambah wawasan saya seperti apa wartawan bekerja. Ini kali pertama saya mengunjungi media-media itu,” beber Nurul Hasanah, siswa asal SMAN 1 Alla. Ia pun berharap suatu saat nanti bisa kembali berkunjugan ke media-media itu. (*)
Idemu,
Karyamu
diKLaT Jurnalistik Abu-abu (DJAa) 2013 yang diselenggarakan Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) dibuka langsung oleh Rektor UNM, Arismunandar. Pembukaan Diklat kewartawanan tingkat SMA tersebut dihadiri Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Heri Tahir, Kabag Umum dan Administrasi LPMP Sulsel. Selain itu, hadir pula perwakilan dari beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dian-
haL yang menjadi keseruan tersendiri pada pelaksanaan DJAa 2013 yakni lomba mading 3D, Jumat malam (11/1). Peserta yang berjumlah 77 siswa ini dibagi ke dalam 10 tim yang kemudian saling beradu kreativitas. Mengangkat tema “100% Budaya Indonesia” setiap tim diharuskan membuat mading tentang budaya-budaya di Indonesia yang natural. Menurut Ketua Panitia Sugianto Rusli
FOTO: KASDAR-PROFESI
RESMI. Rektor UNM menyematkan atribut DJAa 2103 kepada perwakilan peserta. Penyematan ini menandai dibukanya secara resmi kegiatan tahunan LPPM Profesi UNM. Profesi FM - 107.9 MHz
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Inovasi
12 www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 164 164 Profesi Januari Tahun Tahun XXXVI XXXVI 2013 2013 Januari
Olah Batang pisang Jadi Makanan ikan
KaTa PASKIN pastinya masih asing terdengar di telinga kita. Kata ini merupakan kata singkatan yang diambil dari judul sebuah inovasi Mahasiswa UNM yaitu Pakan Ikan Untuk Peternak Miskin (PASKIN). Munculnya ide ini di latar belakangi kegelisahan 3 orang Mahasiswa UNM melihat realita para peternak miskin yang tidak mampu membeli pakan ikan alami karena harga yang melambung tinggi. Oleh karena itu mereka memutar otak untuk memberikan solusi bagi para peternak miskin dengan menawarkan limbah batang pisang yang mereka sulap menjadi sebuah
litian ini menunjukkan bahwa kualitas paskin yang dibuatnya memiliki kandungan karbohidrat yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan lima jenis pakan ikan alami yang biasa digunakan para peternak. “Bukan hanya kandungan karbohidrat yang tinggi tetapi juga harga bahan paskin yang murah,” imbuh mahasiswa kelahiran Bone ini. Ia menyebutkan bahwa harga pakan ikan biasa mencapai Rp300 ribu sementara untuk paskin hasil temuannya hanya membutuhkan biaya untuk membeli bahan seperti air kapur dan aroma makanan ikan. Fauziah menuturkan bahwa proses pengolahan yang dilakukan dengan terlebih dahulu mengeringkan batang pohon pisang yang telah ditebang atau FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI yang dibuang setelah diambil pakan ternak yang kualitasnya tidak kalah buahnya. Setelah dikeringkan batang dengan pakan ikan alami. pohon pisang ini ditumbuk atau dihalusDi tangan Yusri, Fauziah dan Nurunkan. Setelah itu untuk mematikan bakteri nisa, Mereka memilih batang pohon pisang pada batang pohon pisang digunakan air yang dianggap limbah oleh sebagian besar kapur. Untuk memberikan aroma pakan masyarakat. Batang pohon pisang menjadi ikan ternak alami seperti yang terjual pilihan mereka karena kandungan karbohidipasaran digunakan aroma udangdrat yang sangat tinggi khususnya di bagian udangan atau ikan dan terakhir dijadikan pangkal pohon pisang atau yang biasa disepelet atau butir-butir kecil. butnya sebagai “bungol”. Selain itu, batang “Penemuan ini diikutsertakan dalam pohon pisang merupakan tumbuhan yang ajang lomba Inovasi 2012 Unhas, dan paling banyak tumbuh di Asia tenggara. kami berhasil meraih juara harapan I” Salah satu anggota tim peneliti ini, kicauh Fauziah. Ia menambahkan bahwa Yusri menjelaskan bahwa hasil dari pene-
Dharma Wanita Ciptakan Bakso Sehat MaSYaRaKaT di negeri ini semakin resah karena semakin maraknya ulah pedagang nakal ketika membuat bakso. Salah satunya dengan mencampurkan bahan kimia seperti boraks dan formalin ke olahan baksonya. Bakso adalah bolabola daging sapi yang direbus kemudian dipasarkan. Banyaknya orang yang menyukai bakso karena rasanya yang lezat dan mudah didapatkan dimana saja. Dibukanya kantin Darmawanita di Kampus UNM Gunungsari, tepatnya disebelah kiri gedung ICT center pada pertengahan tahun 2011, memberi ruang pada Sulaiman untuk membuat bakso tanpa menggunakan MSG. “Ide ini merupakan kreativitas orang-orang disini, karena banyak ibu-ibu atau bapak-bapak yang pantangan dengan bahan-bahan tertentu sehingga muncul ide membuat bakso tanpa MSG ini”. Tutur lelaki yang akrab disapa dengan Sul. Selain itu ide ini muncul agar makanan yang lebih sehat dan tanpa bahan pengawet, dapat kita temukan diarea Mahasiswa UNM. Sul yang dibantu oleh 2 rekannya, Norma dan Lia membuat bakso sehat ini dengan melakukan pemilihan bahan yang berkualitas, baik pada pemilihan bahan baku, daging, tepung kanji, dan rempahrempah. Kemudian semua bahan dibersihkan, dan bumbu di timbang agar dapat balance. Kemudian digiling dan dibentuk. Selain tidak menggunakan MSG, bakso ini juga menggunakan gula sebagai penyeimbang rasa. “Gula kita gunakan karena bakso ini tidak pake MSG, itupun gulanya tidak banyak karena banyak juga orang yang menghindari mengkonsumsi gula yang banyak untuk menghindari diabetes”. Tegas koki yang juga pernah bekerja di Urai data, ungkap fakta, saji berita
para juri yang mengomentari Inovasi ini menyebutkan bahwa penelitian ini masih perlu dikembangkan dengan meningkatkan kandungan protein yang ada dalam paskin tersebut. Oleh karena itu, mereka berharap kepada pihak birokrasi agar dapat membantu untuk mempromosikan hasil penelitian ini serta pengembangan penelitian selanjutnya. Masih menurut Fauziah, Ia berpesan agar mahasiswa-mahasiswa UNM dapat memunculkan inovasi-inovasi yang lebih banyak lagi. (Tar)
FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI
Sumapapua
alternatif Cegah Banjir
FOTO: RIZKI ARMY PRATAMA - PROFESI
Hotel ini. Rasa daging pada bakso ini juga sangat terasa karena menggunakan perbandingan antara daging dan kanji yaitu 3:1. Sementara bakso yang banyak beredar di pasaran menggunakan perbandingan antara daging dan kanji yaitu 1:1,5 sehingga rasa daging dan aroma dagingnya biasanya menghilang. Bakso di kantin darmawanita menggunakan agar-agar dari rumput laut dan tidak menggunakan bahan pengenyal. Agar-agar dipilih karena kandungan seratnya yang tinggi. Sementara bahan pengenyal yang biasa digunakan dipasaran mengandung bahan berbahaya seperti boraks dan sebagainya. (Tar)
BaNJiR yang melanda kota Jakarta dan sekitarnya yang diakibatkan jebolnya penahan air dibeberapa bendungan. Takut akan hal serupa warga Makassar seakan was-was akan kondisi bendungan bili-bili yang menjadi sumber air terbesar di kota ini. Apalagi baru-baru ini, Sulsel juga “menangis” sejumlah daerahnya terendam banjir. Salah seorang dosen Geografi, Nasia Padwi yang meneliti tentang bencana alam di sulawesi selatan menjelaskan bahwa kondisi fisik Sulsel dan resiko bencana alamnya. Menurutnya, dikatakan banjir apabila air meluap melewati batas tanggul tebing. Jika tidak itu bukanlah banjir tetapi genangan air. “Dari dulu sampai sekarang juga sering banjir tetapi bedanya dulu-dulu orang membangun rumah dengan rumah panggung, tapi sekarang orang membangun rumah semuanya dibeton,” terangnya. Ia menambahkan bahwa pembangunan rumah dengan beton ini yang tidak mempunyai aturan yang jelas sehingga orang mem-
bangun semaunya saja, dan tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Akibatnya, aliran air dibumi semuanya menjadi aliran permukaan tidak ada yang meresap. Bukan hanya itu, Manusia juga menempati tempat lewatnya air. “Karena orang menempati tempatnya air tapi tidak membuatkan saluran keluarnya air” ungkapnya. Dampak dari semua itu adalah munculnya genangan air dan dikatakan banjir oleh masyarakat awam. Curah hujan itu dipengruhi oleh faktor morfologi dan posisi lintang dan bujur suatu daerah dan itu selalu sama untuk tiap tahunnya karena volume air yang selalu tetap. Tapi sekarang resikonya tinggi karena sekarang banyak orang yang menempati tempatnya air Melihat resiko terjadinya banjir tersebut khususnya di kota Makassar, Nasia menjelaskan bahwa suatu bendungan itu mempunyai aliran ke saluran irigasi. Jadi ketika batas air sudah mencapai ambang batas atau situasi siaga maka air bendungan segera dialirkan. “Selama pejaga bendungan melakukan pekerjaannya
dengan baik dan selalu stand by agar air tidak melewati ambang batas,” jelasnya. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, Nasia menyalurkan solusi bahwa sebaiknya Masyarakat membangun rumah tidak semua di beton, harus ada wilayah resapan sehingga keseluruhan volume air yang jatuh tidak menjadi aliran permukaan semua. Seperti contoh pada Lingkungan Hidup Sumapapua. Alasan adalah jika tidak dilakukan seperti itu, maka akan terjadi kekurangan air tanah pada musim kemarau. Kekurangan air tanah akan mengakibatkan tanah keropos dan kering dan mudah ambruk. Sehingga tanah akan mudah terbongkah akibat terjangan aliran permukaan dan mengakibtakan longsor. Bukan hanya menyediakan got, karena got itu hanya mengalirkan air. “Gotnya pun tidak berfungsi maksimal karena sampah disana-sini, belum lagi pemutusan aliran got itu. Sehingga kita kembali lagi ke kesadaran manusia akan lingkungan yang harus ditanamkan sedari kecil,” tutunya. (Tar) Profesi FM - 107.9 MHz
Reportase Khusus 13
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
!! petaka BEM UNM
www.profesi-unm.com
Setelah berkutat dengan berbagai permasalahan internal. Hingga membuat Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) kelimpungan mencari presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM periode 2012-2013, akhirnya terpilihlah Sudirman pada Musyawarah Besar (Mubes) LK UNM, di Maros (12/1). Namun, hadirnya Sudirman memunculkan sejumlah mosi ketidakpercayaan terkait kepemimpinannya nanti. FOTO: AAN ARISKA FEBRIANSYAH - PROFESI
BERI SELAMAT. Sejumlah pengurus LK yang hadir pada Mubes memberikan selamat kepada sudirman pasca terpilih sebagai Presiden BEM UNM periode 2013/2014 di Bantimurung, Minggu (13/1).
Perlu diketahui, Mubes LK UNM ini digelar sebanyak dua kali. Awalnya dihelat di Gedung PGSD Parepare, hanya saja di tempat itu hanya ada Ketua Maperwa yang terpilih, yakni Indirwan sebagai delegasi dari Fakultas Ekonomi (FE). Sementara kedua calon yang lolos seleksi berkas mengambil keputusan mengundurkan diri. Lalu, Maperwa terpilih kemudian menggelar Mubes Jilid II di Bantimurung pada tanggal 12 Januari. Dalam Mubes itu awalnya ada tiga nama yang berhasil meloloskan diri sebagai bakal calon Presma. Hanya saja, ironinya akibat konflik internal yang terjadi di tubuh FMIPA yang ternyata memiliki dua calon, yakni Sudirman dan Nur Fajrin Mursalin. Parahnya, pada saat Mubes berlangsung, kedua calon tersebut masih saja berdebat kusir. Hingga akhirnya, Fajrin sapaan akrabnya, mengundurkan diri sebagai bakal calon di tempat itu juga. Tanpa diduga-duga, Ferdi sebagai delegasi dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) turut mengikuti jejak Fajrin, melangkah keluar dari forum.. Menurut Ferdi, perihal kemunduran dirinya dikarenakan pada saat itu, disebabkan pada saat voting siap dimulai, tiba-tiba saja segerobolan orang tak dikenal memasuki forum. Kubu Ferdi pun menganggap jalannya mubes tidak sehat lagi Ferdi besama rekan-rekannya memilih walkProfesi FM - 107.9 MHz
out. “Ada oknum diluar mahasiswa yg bermain, ini sudah tidak sehat,” ujar Ferdi. Ferdi menyatakan, dari awal sudah ada yang tidak beres pada pelaksanaan Mubes ini. “Ada banyak keganjalan-keganjalan termasuk persoalan adminsitrasi,” jelas Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah ini. Walk out-nya Ferdi sontak memuluskan langkah Sudirman. Secara aklamasi ia pun terpilih sebagai Presiden BEM UNM.
Langgar Konstitusi
Langkah Sudirman untuk menduduki kursi nomor satu tingkat LK di universitas ini pun dinilai terlalu dipaksakan. Bagaimana tidak, ia bahkan rela melepas jabatannya sebagai Ketua Maperwa FMIPA demi sebutan seorang Presma UNM. Ia pun digantikan oleh penanggung Jawab sementara (PJS), yakni Ketua Komisi Konstitusi Maperwa FMIPA, Ade Agsa yang kemudian menandatangani berkas pencalonannya. Inilah yang kemudian memunculkan kerancuan di internal Mapera FMIPA. Pasalnya, keputusan Sudirman tersebut jelas menyalahi sidang paripurna. Langkah yang ditempuhnya itu juga tidak melewati pemufakatan melalui sidang paripurna di Maperwa. Karena tidak setuju dengan pencalonan itu, sebanyak 10 pengurus Maperwa FMIPA bertanda tangan dan melayangkan surat gu-
gatan terkait pencalonan Sudirman kepada steerring. Sayangnya surat tersebut diabaikan karena tak berstempel. Padahal jumlah 10 pengurus Maperwa itu telah melebihi 50 persen jumlah pengurusnya. “Steerring menganggap itu lemah karena tidak berstempel katanya,” terang Fajrin. Yang lebih mengagetkan, malah justru Fajrin yang telah berstatus kandidat presma ditarik dari pengutusannya. Itu terjadi lantaran Ade Agsa yang sebagai PJS Ketua Umum Maperwa FMIPA menarik berkas pencalonan Fajrin yang disahkan oleh steerring committe. “Berkas yang saya kirim ditarik oleh PJS Ketua Umum Maperwa, Ade,” ungkap Fajrin. Keputusan Sudirman mencalonkan diri pada mubes dinilai Fajrin dan beberapa fungsionaris LK di FMIPA melanggar konstitusi. Hal tersebut dianggap telah mengkhianati keputusan peripurna. Fajrin mengatakan pencalonan Sudirman itu cacat secara kelembagaan di LK FMIPA. “Pencalonannya tidak melalui paripurna dan tanpa sepengetahuan pengurus lainnya,” ungkap Fajrin. Parahnya lagi, menurut Fajrin, pengunduran diri dan penunjukan PJS Ketua hanya dilakukan oleh dua orang saja, yakni Sudirman dan Ade sebagai ketua konstitusi. “Ini dilakukan oleh Ketua Komisi Konstitusi yang seharusnya menegakkan konstitusi. Perarikan berkas saya yang mengatasnamakan LK FMIPA juta tanpa persetujuan dari del-
egasi lainnya,” sesal mahasiswa sebagai Ketua Umum Maperwa jurusan Matematika FMIPA ini. FMIPA adalah langkah yang Ia pun menyatakan mubes salah. “Semestinya dia tetap saja kali ini tidak fair karena proses di Maperwa,” tuturnya. pencalonan presma yang diniHasriawal selaku Presiden lainya terdapat kecacatan secara Kema FSD, turut berkomentar. Ia prosedural. “Bukti pengunduran mengatakan bukan hasil mubes diri Sudirman sebelum menjadi yang tidak dipermasalahkan tapi calon itu juga tidak ditampilkan lebih pada prosedur yang ditemketika mubes,” tegas mahasiswa puh yang tidak benar. eksponen 2009 ini. Menanggapi pernyataan-perFajrin menilai, pelanggaran nyataan itu, Sudirman, justru tiyang dilakukan pada mubes itu dak mau terlalu membahas karena akan membuat ketidaksolidan hal itu membahas dapur internal LK UNM. “Beberapa fungsion- FMIPA. Ia hanya menjawab tiaris LK Fakultas ketika meli- dak menjabat lagi sebagai ketua hat dan menganalisis dengan umum sebelum pencalonannya. cermat prosedur pelaksanaan “Itupun pada tanggal 7 Januari sumubes maka kepenolakannya dah tidak berstatus sebagai Ketua terhadap hasil mubes itu sangat Maperwa,” ungkapnya. wajar,” terangnya. Menurutnya, hal tersebut tiLebih lanjut, Fajrin me- dak menjadi pesoalan karena itu nambahkan, ia bersama rekan- adalah dinamika berlembaga. rekannya menolak hasil mubes “Saya hanya mau mengatakan dan enggan bergabung dalam FMIPA punya dua dua calon kepengurusan BEM Universitas. artinya karena memang punya “Bagi saya dan juga teman-teman stok yang banyak. LK FMIPA yang lain memiliki prinsip tidak punya kapasitas untuk itu,” boleh ada pengkhianatan ter- jelasnya mahasiswa eksponen hadap prinsip kebenaran. Kalau 2009 ini. (tim) kita ingin bergerak harus dengan landasan kebenaran. Kecurangan yang dinilai tidak akan dimasuki untuk berTim Reportase Utama gabung dan berpura-pura tidak mengetahui apa-apa,” Kordinator: Khaerul Mustaan pungkas Ferdi. Anggota : - Fahrizal Syam Presiden BEM FMI- Sutrisno Zulkifli PA, Muhammad Taufik - Andini Ristyaningrum pun menyesalkan tinda- Muhammad Ilham kan serong yang ditempuh Sudirman. Ia mengatakan meninggalkan jabatannya Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 Reportase Khusus
Empat Fakultas Tak Akui BEM UNM
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
www.profesi-unm.com
INT.
Saat ini hanya ada lima fakultas yang masuk dalam pengurus BEM maupun Maperwa,. Sementara empat fakultas lainnya, memilih keluar dari lingkaran Lembaga Tertinggi di UNM itu. Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) dan FIS memilih wall-out pada saat Mubes berlangsung. Lain halnya dengan Fakultas Psikologi (FPsi) dan FT. kedua fakultas itu memang tidak ada yang hadir dalam perhelatan terbesar LK itu. Sebagai pengutus salah satu kandidat dalam mubes, Presiden Federasi Mahasiswa (Fema) FIS, Budiman tentunya ke-
Urai data, ungkap fakta, saji berita
cewa dengan pelaksanaan mubes tersebut. Ia juga menilai mubes cacat prosedural. Budi menganggap Sudirman masih menjabat Ketua Maperwa FMIPA ketika mencalonkan diri karena hal itu tidak diketahui oleh para anggotannya. Berkas yang pencalonannya pun hanya berselang dua jam setalah berkas pencalonan Fajrin masuk dengan tanda tangannya yang sebagai Ketua Maperwa FMIPA. “Ia Ketua Maperwa yang jelas cacat prosedural,” ungkapnya. Lanjut, Budi menyatakan, Sudirman mudah meninggalkan jabatannya. “Ada
peluang jadi Presiden BEM dia jadi Presiden BEM UNM, bagaimana nanti kalau ada peluang jadi dosen, dia tinggalkan BEM UNM?,” ujarnya. Budi pun dengan tegas, menyatakan Fema FIS tidak ingin terlibat dalam struktural BEM. “Kalaupun ada nanti mahasiswa FIS yang masuk itu bukan representatif dari FIS tapi itu mengatasnamakan pribadi,” ungkap Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah ini. Ia pun tidak segan-segan menyebut penghianat bagi siapa saja mahasiswa FIS yang terlibat dalam struktural BEM Universitas. “Haram hukumnya terlibat dalam struktural BEM Universitas,” tegasnya. Sementara itu Presiden BEM FPsi, Roni, menilai, mubes itu terkesan banyak yang dipaksakan mulai dari pemilihan steerring sampai persoalan administrasi jadi wajar saja beberapa teman-teman merasa kecewa. “Saya pribadi, mubes terkesan dipaksakan,” akunya. Lain halnya dengan Awaluddin, mantan pengurus LK FBS ini menilai pilihannya untuk menarik delegasinya, dikerenakan ia menganggap, presma tersebut nampaknya sudah tidak layak dijadikan sebagai mahasiswa orang nomor satu di UNM. “Saya bingung juga melihat ini, masalah internal saja susah diselesaikan, masa mau jadi presma begitu,” terang mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris ini. Menanggapi hal itu, Sudirman berjanji akan menghimpun segenap LK di UNM. “Kalaupun banyak pihak yang mengatakan saya tidak mampu mengakomodir LK itu kesalahan besar,” akunya. (tim)
Rp36,5 juta Nilai Presma UNM Jika dihitung-hitung banyak jumlah dana yang dihabiskan hanya untuk menemukan Presiden mahasiswa itu, sekitar Rp36,5 juta. Tengok saja, pada saat Mubes I, PR III Heri Tahir mengaku mengucurkan dana sebanyak Rp30 juta, namun hasilnya tetap nihil. Tak ada satupun mahasiswa yang terpilih. Lalu, pada Mubes II, Maperwa kembali memeroleh kucuran dana sebanyak Rp6,5 juta. “Saya sudah kasih uang lagi itu, Rp6,5 juta untuk Mubesnya nanti,” Heri Tahir. Sebuah nilai yang cukup fantastic bagi seorang Presma. Dan menurut beberapa pengakuan mantan pengurus lembaga kemahasiswaan, ini merupakan sejarah. “Ini pertama kalinya, ada Mubes digelar dua kali, terlebih dengan menghabiskan uang sebanyak itu,” tutur Akram Budiman Yusuf, mantan fungsionaris LK FBS itu. (tim)
T
U UD
S
+ Kinerja Sang “Pembantu” Tersandung Batu - Mau apalagi... + Petaka BEM UNM - Bubarkan saja... + Hanya Doa untuk Sahrir - Kasihan... Dg. Tata
Profesi FM - 107.9 MHz
Profesiana
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
15
www.profesi-unm.com
PR III Galau Soal Dana Kemahasiswaan ‘Janji dibalas dusta’ inilah ungkapan yang pas dialamatkan kepada Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Heri Tahir. Bagaimana tidak, selaku pejabat yang berurusan dengan kemahasiswaan, Heri dianggap tak mampu memenuhi hak pengurus LK UNM terkait dana kemahasiswaan yang dijanjikannya. Dosen PPKn ini mengaku sudah berulangkali menagih Bendahara UNM, Nasri, untuk meminta kejelasan dana kemahasiswaan tapi hasilnya nihil. “Sudah lama saya dijanji oleh Nasri (bendahara UNM,red). Kemarin Januari katanya sudah cair tapi sampai saat ini belum ada. Sekarang, katanya Februari. Dana ini kan jelas anggarannya, tapi saat dibutuhkan tidak ada,” kesal Guru Besar FIS ini Heri Tahir mengungkapkan, selama dirinya menjabat, dana yang transparan untuk kemahasiswaan hanyalah dana PMB. “Anggaran kemahasiswaan yang diambil dari PMB, sebenarnya hanya dana sementara, itu bukan dana pokok, karena sifatnya hanya tiap ada mahasiswa baru,” ungkapnya. Sementara anggaran kemahasiswaan yang diambil dari SPP dan DPP hingga saat ini belum jelas keberadaannya. “Sampai saat ini belum pernah saya dapat kejelasan atau transparansi dana kemahasiswaan dari bendahara UNM,”jelasnya. “Jangan salahkan mahasiswa jika mereka datang ke rektorat menuntut hak mereka, karena memang administrasi keuangan, khususnya dana kemahasiswaan simpang siur, bahkan sampai saat ini saya tidak tahu kapan ada transparansi dari bendahara soal dana kemahasiswaan,” keluh mantan asisten direktur program pascasarjana ini. Tak hanya pengurus LK mengeluh, Pembantu Dekan FIS, Jumadi misalnya terpaksa berutang guna menunjang kegiatan kemahasiswaan di fakultasnya. “Saya terpaksa meminjam uang dari fakultas, karena memang belum ada anggaran dari universitas,” ungkapnya. Sementara itu, presiden mahasiswa terpilih, Sudirman, mengungkapkan akan memperjuangkan hak-hak mahasiswa apalagi yang menyangkut persoalan dana kemahasiswaan. (Rul)
Hanya Doa untuk Sahril Sungguh tragis nasib As Sahril. Peserta Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan Tertinggal dan Terbelakang (SM-3T) Angkatan I ini menghembuskan napas terakhirnya usai mengikuti program tersebut. Pria asal Bone ini meninggal dunia di kampung halamannya, tanggal 21 Desember 2012 lalu. Ironisnya, meski sebelumnya almarhum sudah diduga mengidap penyakit usus turun, namun pada saat tes kesehatan, pihak UNM malah meloloskannya. Hal ini diutarakan salah seorang teman akrab almarhum, Hamsir. “Sakit me-
mang mi sebelum berangkat, “ ungkapnya Penyakit yang di derita almarhum diperparah dengan penyakit malaria yang diderita pada saat mengikuti SM-3T di Biak Numfor Provinsi Papua. Setelah kembali, Sahril pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. “Setelah pulang dari Papua, adik saya mengidap penyakit malaria yang parah. Ditambah lagi sebelumnya memang sudah menderita penyakit usus turun,” jelas As Sardi saudara kandung almarhum Namun miris. UNM selaku institusi yang diberi
tanggungjawab penuh menangani peserta SM-3T hingga program Pendidikan Profesi Guru (PPG) berakhir, seolah lepas tangan. Pasalnya, meski mengetahui kabar kematian alumnus Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu, namun pihak rektorat UNM hanya mengirim doa. Tak ada bantuan lain yang diberikan kepada keluarga Almarhum. Menanggapi hal itu, Mantan Direktur P3G, Eko Hadisujiono, enggan berkomentar banyak. Dosen Fisika ini malah mengatakan, pihak UNM sudah tidak
Rokok, Maaf Ya... Jika tak ada aral melintang, tanggal 2 Mei mendatang gedung raksasa UNM, Phinisi bakal diresmikan. Bersamaan dengan hari itu pula, Rektor UNM, Arismundar berjanji akan menanggalkan kebiasaannya merokok. Janji itu ia umumkan pada malam Hari Lahir (harlah) ke-10 Mahasiswa Peduli Hiv/Aids dan Napza (Maphan) UNM. “Tadi saya ditanya sama mantan ketua Maphan, katanya saya pernah berjanji akan berhenti merokok jika Phinisi diresmiINT. kan, tapi saya lupa juga kapan saya bilang begitu ya?,” terangnya saat memberi sambutan di Hotel Lamacca UNM (26/1). Namun, menurut Guru Besar FIP ini mengatakan tidak hanya mantan ketua Maphan yang pernah me-
nyatakan hal yang sama kepadanya. Ada beberapa orang yang juga sering mengingatkan statemen yang pernah ia ucapkan itu. “Tapi tidak apa-apa, apalagi rokok kan banyak mengandung zat adiktif, jadi mulai sekarang ayo kita memerangi barang yang konyol itu,” teriak rektor dua periode itu. Menurut ketua Maphan, Mustamu Mustar, pernyataan Arismundar tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi Maphan. Ia mengatakan, orang nomor satu saja di UNM sudah mau membantu lembaganya dalam memerangi narkoba dan sejenisnya, itu bentuk penghargaannya terhadap lembaga kami. “Saya mewakili Maphan sangat bangga dengan keinginan Pak Rektor berhenti merokok, semoga pimpinan lainnya melakukan hal yang sama, mulai dari Pimpinan fakultas hingga jurusan,” harap mahasiswa Jurusan Sosiologi ini. (Asr)
Kasus Phinisi Ditutup? Oh Tidak Bisa! Nasib gedung Phinisi UNM tampaknya selalu menjadi bahan polemik. Pasalnya, meski pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulselbar sudah memutuskan menutup kasus dugaan korupsi pada 26 Desember lalu, tetap saja membuat geram pihak-pihak yang menilai Phinisi masih bermasalah. Selaku pihak yang selalu mengikuti perkembangan kasus Phinisi, Karta Jayadi mengaku tidak serta merta menerima keputusan pihak Kejati tersebut. Dekan FSD ini mengatakan, pejabat UNM bisa saja melakukan kebohongan. “Misalnya, kursi di ruangan ini. Tiba-tiba saya laporkan, bahwa ini kursi saya beli. Tapi bagaimana Profesi FM - 107.9 MHz
saya tahu kursi itu ada sebelum gedung itu dibangun? Apa saja yang bisa difoto untuk alat bukti?” ungkap Karta memberi contoh. Lebih jauh, Dekan FSD dua periode ini mengatakan, persoalan Phinisi merupakan persoalan kebenaran. Ia menuding oknum yang terlibat, kerap menutup-nutupi kebenaran yang ada. Termasuk, kata Karta, pihak UNM sejauh ini belum membayar honor-honor yang semestinya dibayar. Di FSD saja, menurutnya masih ada dana Rp1,3 miliar yang belum dibayar. “Bagaimana kalau seperti itu? apa saya harus diam, dan masa saya diam? Padahal saya pemimpin di fakultas ini (FSD, red). Setiap saya
ketemu, orang-orang selalu bertanya bagaimana dengan honor, apa sudah keluar?” gaya Karta mencontohkan. Lulusan Doktor Universitas Indonesia (UI) ini mengaku ngotot mengusut sejumlah kejanggalan terkait keuangan UNM lantaran perihatin. “Karena ini masalah banyak orang, seharusnya tanya kepada mereka (Birokrat UNM, red) kenapa diam? Janganlah kayak kebanyakan orang, pura-pura senyum, karena berharap sesuatu,” tandasnya. Berbeda dengan Karta, Dekan FIP, Ismail Tolla, ogah memberi banyak pernyataan terkait kasus Menara Phinisi. Saat ditanya mengenai ditutupnya kasus menara Phinisi,
Guru Besar Administrasi Pendidikan ini mengatakan, ia menghargai hasil penyidikan Kejati. “Iya, kita kan menghargai hasil yang ditetapkan pihak Kejati,” ungkapnya. Sementara itu, menurut Kepala Seksi Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Sulselbar, Nur Alim, Menara Phinisi yang menjadi icon UNM itu, tak bermasalah lantaran tak ditemukannya kejanggalan selama proses pembangunannya. Untuk itu, kata Nur Alim, pihaknya mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).” Meski ada kesalahan prosedural dan penyimpangan administrasi, tapi tidak ditemukan kerugian,” ungkap Nur Alim. (Asr)
punya sangkut paut lagi dengan almahrum. Alasannya, program SM3T yang diikuti almarhum telah selesai. “ Kan programnya telah selesai. Jadi bukan tanggung jawab kami lagi, “ cetus mantan Direktur P3G UNM ini. Saat ditanya perihal tunjangan yang diberikan untuk keluarga korban, Eko Hadisujiono mengatakan, tidak ada tunjangan apapun yang diberikan kepada keluarga almarhum. Sunggu tragis musibah yang menimpa As Sahril ini. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. (ugi)
Tingkahmu Tak Semanis Janjimu
Janji-janji yang disebar sejumlah dosen Jurusan Biologi ternyata hanya manis di bibir saja. Tiba waktunya ditagih, mereka menepis dengan beragam alasan. Janji-janji inilah menyebabkan kisruh antar mahasiswa Biologi dengan pihak pengelola laboratorium. Pokok masalahnya, janji mengembalikan uang mahasiswa yang digunakan untuk membeli bahanbahan praktikum tak kunjung ditunaikan. Padahal, mestinya ada dana laboratorium yang disediakan pihak jurusan. Sebut saja Arni, Mahasiswa Jurusan Biologi ini mengaku, pada awal semester, mahasiswa diwajibkan membayar uang laboratorium, untuk keperluan penelitian selama satu semester ke depan. Nyatanya, mahasiswa justru tetap dibebankan untuk menyiapkan sendiri bahan-bahan penelitian. “Padahal dulu, katanya bahan dan alat-alat disediakan. Mahasiswa tinggal melakukan penelitian di Lab,” ungkapnya. Pengelola Laboratorium Biologi, Djumarirmanto membenarkan hal itu. Menurutnya, selama ini tidak semua bahan praktikum disiapkan pihak jurusan. Makanya, pada awal praktikum, Djumarianto telah berjanji akan mengganti uang yang dikeluarkan mahasiswa untuk membeli keperluan paraktikum. “Kapan saja, mahasiswa tinggal menyerahkan nota pembelian ke pihak laboratorium dan akan langsung digantikan uangnya,” ujarnya saat ditemui Profesi. Kenyataannya, hingga kini masih banyak uang mahasiswa yang belum diganti sama sekali. Parahnya, saat mahasiswa menyerahkan nota pembelian, malah dipersulit. Ada-ada saja alasan pihak laboratorium untuk mena han-nahan para mahasiswa mengambil haknya. Seperti yang dialami Leli (samaran) saat memberikan nota tersebut, justru mendapat teguran,”Kenapa baru sekarang? Padahal bahannya sudah dipakai?,” ujarnya menirukan ucapan Djumarirmanto. Nasib yang sama juga dialami Yuka. Mahasiswa angkatan 2011 ini hanya bisa berharap, pihak laboratorium maupun jurusan memberikan menjelaskan duduk persoalan ini. “Informasinya harus jelas, apakah mau diganti atau tidak,” tegasnya. Menanggapi hal ini, Ketua Jurusan Biologi, Musawwir mengatakan, persoalan mengganti biaya praktikum mahasiswa memang pernah dilakukan. Tapi, saat ini hal itu tidak lagi berlaku. Alasannya, kata Musawwir, pihak jurusan telah menyiapkan bahan-bahan praktikum tanpa perlu membebani mahasiswa untuk membelinya di luar. ”Kita sudah menyiapkan bahan-bahannya dengan menggunakan uang jurusan,” terang Musawwir. (pr02) Urai data, ungkap fakta, saji berita
16
Persona
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 164 Januari Tahun XXXVI 2013
www.profesi-unm.com
Drs. Abdullah Pandang, M.Pd.
Dari Berdagang Hingga Jadi Direktur P3G
pRia yang satu ini, mungkin masih asing di benak sivitas akademika. Kecuali, mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK), sebab ia adalah mantan orang nomor satu di jurusan itu. Namanya Abdullah Pandang.
FOTO: AAN ARISKA FEBRIANSYAH - PROFESI
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Ia lahir di Belawa 53 tahun silam, sebagian masa kecilnya pun ia lewati di sana. Karena orang tuanya seorang pedagang, ia harus berpindah-pindah tempat mengikuti langkah kedua orang tuanya. Sejak kelas 3 sampai kelas 4 SD ia berada di Palopo, lalu bermigrasi ke Pare-pare. Di sanalah ia menyelesaikan sekolah dasarnya. Anak ke 3 dari 7 bersaudara ini, nyaris saja tidak melanjutkan pendidikannnya. Untungnya, kakak kandung Abdullah Pandang memanggilnya tinggal di Makassar. “Sepupu saya kan banyak ke Samarinda, mereka berhenti sekolah dan berjual-jualan di sana, sebagai anak-anak waktu itu saya juga merasa tertarik ke sana, untungnya kakak saya yang tinggal di Makassar memanggil saya sekalian membantu berjualan di sana,” ungkap pria kelahiran Belawa, 3 Juli 1960 ini. Karena memang dasarnya punya jiwa berdagang, hingga ia melanjutkan studinya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang (Sekarang
UNM). Ayah empat anak ini, selain kuliah, ia selalu menyempatkan dirinya untuk berjualan bersama dengan kakaknya. Ia tercatat juga aktif di berbagai lembaga kemahasiswaan, termasuk di Badan Pengurus Mahasiswa (Maperwa, red). Menurutnya, secara ekonomi berdagang kala itu mungkin tidak beruntung, tapi ia beruntung secara pengalaman, apalagi ia berhadapan dengan situasi nyata. Suami dari Wahidah ini, mengaku tidak pernah punya cita-cita, namun ia pernah ditanya sama gurunya untuk jadi ustadz, sehingga di minta kuliah di Insititut Agama Islam Negeri (IAIN) sekarang UIN Makassar. Namun, karena kebetulan tetangganya ada yang kuliah di UNM dan mengambil Jurusan BK, dari situlah ia kemudian menetapkan pilihannya mengambil jurusan yang sama. Sekarang, alumnus Magister Universitas Negeri Malang (UM) tersebut, selain pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan BK, ia juga aktif diberbagai lembaga eksternal seperti Asosiasi Bimbingan Kon-
seling Indonesia (ABKIN) sebagai Anak dari pasangan Alketua pengurus Daerah Sulsel, juga marhum Pandang dan Haji Suapernah menjabat sebagai ketua Ju- riah ini berpesan agar mahasiswa rusan BK se-Indonesia serta pengu- lebih memperkuat personalitas rus di Himpunan Sarjana Bimbin- dan tidak cukup jika hanya mata gan Konseling Indonesia (HSBKI), kuliah. Akhirnya, berkat kegigidan kelompok kerja persamaan han, Abdullah Pandang baru-bagender di semua provinsi. Tak ru ini dilantik menjadi Direktur hanya itu, ia pula masuk sebagai Program Pengembangan Profesi anggota viewer grup penelitian dan Guru (P3G). Dengan prinsip do lembaga-lembaga sekolah seperti the best ia berjanji akan bekerja Planning International, dan Pusat semaksimal mungkin. “Bekerja Sekolah Efektif. itu membutuhkan keseriusan,” Abdullah panggilan akrabnya, kuncinya. (asr/pr06) berpendapat organisasi bagi mahasiswa itu sangat Data diri : penting. Sebab, melalui organisasi itulah kita belaPendidikan : jar memperoleh pengala- Drs : Prodi Bimbingan dan Konseling, man, dan itulah yang akan Universitas Negeri Makassar (1980-1986). mahal nanti, apa yang di- M.Pd : Prodi Bimbingan dan Konseling, lakukan sekarang adalah Universitas Negeri Malang (1991-1995). investasi. Apalagi, meJabatan : lihat orientasi akademik - Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling saat ini hanya mengejar (2007-2012). gelar. Begitu pula, pendi- Ketua Asosiasi Bimbingan dan Konseldikan saat ini diukur dening Indonesia Daerah Sulawesi Selatan gan simbol-simbol angka, (sekarang). bukan lagi isinya angka - Direktur P3G (sekarang). yang jadi tolok ukur.
Profesi FM - 107.9 MHz