Tabloid Profesi Edisi 168

Page 1

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

1 www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

Renovasi Setengah Hati Reportase Utama Karta Lelang Tanah Hal. 6 Profesi FM - 107.9 MHz

Reportase Khusus

Profesiana

Pelanggaran Berujung Hal. 9 Pembenaran

Ditegur Satpam, Ahyar Hal. 11 Ngamuk

Urai168 data, ungkap fakta, saji berita Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi Mei Tahun XXXVI 2013


Persepsi

2

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

www.profesi-unm.com

S

elain namanya yang berubah dari IKIP ke UNM tak ada perubahan lain yang patut dibanggakan dari kampus pencetak Guru ini. UNM sampai hari ini terlalu lama bersolek mencitrakan permukaan. Benar, citra itu perlu tapi tidak jika menarik semua perhatian birokrat. Sadar atau tidak, saat ini telah tercipta budaya yang anomali dari tujuan pendidikan. Pimpinan universitas sepertinya perlu meremajakan sistem warisan 50 tahun lalu. Perlu ada reformasi seperti yang sering diteriakkan mahasiswanya. UNM harus mendekat kepada bentuk asalnya sebagai institusi pendidikan. Sebagai corong keilmuan, tidak tepat rasanya menjadikan status pendidik sebagai alasan hidup berkelebihan. Terkecuali, kalimat “Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa” sudah tidak berlaku. Ada kondisi yang kontradiktif dalam lingkungan kampus. Sebut saja, hampir semua dekan memiliki beberapa mobil pribadi yang didapatkan karena statusnya sebagai pendidik namun pada saat yang sama di fakultas yang dipimpinnya berlangsung perkuliahan dalam satu ruangan dengan jumlah mahasiswa diatas 50 orang dan di ampuhi satu dosen saja. Apakah salah jika menyebut UNM, “menyimpang”? Kondisi-kondisi semisal itu tidak hanya sekali, tapi berulang setiap tahunnya, setiap kampus ini menerima orang -orang baru yang mengharapkan pendidikan yang layak. Sistem yang klasik dan beberapa oknum mendukung hal tersebut. Ratio antara jumlah mahasiswa yang diterima dan mahasiswa yang selesai serta fasilitas penunjang tidak pernah seimbang setiap tahunnya. Hal lain, UNM juga memiliki sumber daya yang cukup, meliputi asetaset dan puluhan Professor sebagai mesin pemikir yang tidak diragukan lagi kapasitasnya. Namun, faktanya seperti peribahasa, Jauh api dari panggangan(kasi mir-

ing). Kebanyakan dari mereka bekerja jauh dibawah kapasitas yang seharusnya. Bahkan beberapa bekerja tidak ditempat yang seharusnya. Belum lagi sikap oknum tertentu sangat jauh untuk disebut memenuhi konsep akuntabilitas. Ada kesenangan tersendiri bagi orang-orang yang memetik banyak “manfaat” dari kondisi ini. Responnya, merekapun menolak setiap perubahan-perubahan. Terang-terangan atau tidak mereka berusaha memblokade kebijakan yang bertujuan baik namun mengurangi jatahnya selama ini. Sikap itulah yang membudaya dikalangan beberapa birokrat UNM. Menyenangi kehidupan kampus dengan kondisi yang begitu saja. Boro-boro berkorban materil apalagi jiwa, mengeluarkan sedikit keringat saja enggan. Tidak heran, seumur-umur UNM hanya disibukkan masalah-masalah klasik, setiap kali jatuh selalu dilubang yang sama dan selalu bangun dengan gaya yang tak berbeda. Ganti pemimpin tetapi dengan koridor yang itu-itu saja. Zaman berkembang pesat, UNM harus memikirkan cara beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu. Karena jika tidak, sejarah akan mencatat UNM sebagai sebuah kampus yang pernah berdiri. Rektor perlu merivisi dasar pengelolaannya. Menutup rapat-rapat keran kesempatan berbuat menyimpang bagi bawahannya. Menciptakan jalan baru yang mendekatkan UNM kepada tujuan pokoknya. Dan mencurahkan perhatian memperbaiki internal yang paling dasar (Akademik, red). Dengan sendirinya, citra baik UNM akan terbentuk. Status quo tidak layak lagi menjadi pilihan, UNM diburu untuk segera berbenah, menyelenggarakan pendidikan dengan efektif dan efisien dengan memaksimalkan segala sumber daya yang ada. Tidak ada lagi leha-leha, pekerjaan sebagai aparatur negara adalah pekerjaan untuk rakyat dan bekerja untuk rakyat tidak lah gampang. (*)

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke:

SMS Email Twitter Facebook

: 0852 9938 5780 | 0852 5592 7221 : profesi_unm@yahoo.com : @Profesi_Online : LPPM Profesi UNM

Profesi FM 107.9 MHz

?

089686253xxx Assalamualaikum. Mau nanya ke profesi siapa tau bisa bantu untuk ditanyak ke birokrasi. Apa benar SM-3T yang ke 3 untuk tahun ini masih dibuka? Terima kasih sebelumny kepada profesi, semoga bisa dibantu. Jawab : Direktur P3G, Abdullah Pandang Untuk tahun ini program SM-3T masih dibuka, dan pendaftarannya mulai dibuka pada 1 Juni mendatang. Info lebih lengakpnya silahkan buka situs resmi SM-3T atau situs resmi UNM karena informasi lengkap ada disitu.

Keluarga Besar LPPM Profesi UNM Mengucapkan selamat menempuh hidup baru kepada Tri Yari Kurniawan dan Suharti Halim. Semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah.

Nama yang tercantum di bawah ini tidak lagi sebagai Pengelola LPPM Profesi UNM Sugianto Rusli

Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:

www.profesi-unm.com

Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin Dewan ­Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, F ­ acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: ­Sahrul Alim Sekretaris: Fajrianto Jalil Bendahara: Nurjanna Jamaluddin Divisi Penerbitan: Sutrisno Zulkifli (Pemimpin Redaksi) Divisi Online: Imam Rahmanto (Kepala Divisi) Divisi Penyiaran: Andini Ristyaningrum (Station Manager) Divisi Penelitian dan Pengembangan: Fahrizal Syam (Kepala Litbang) Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi : Sutrisno Zulkifli, Sekertaris : Fajrianto Jalil, Bendahara : Nurjanna Jamaluddin, Kepala Penyiaran: Andini Ristyaningrum, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Redaktur: Asri Ismail, Muhammad Ilham, Reporter: Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Ary Utary Nur, Susi Amriani, Nur Lela, Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Fadillah Dwi Octaviani, Fotografer: Rizki Army Pratama, Layouter/ Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Manager Sirkulasi dan Iklan: Muh. Yasir

Desain Sampul: Khaerul Mustaan

UNM Pertahankan Status Quo

SMS Pembaca

Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, website: www.profesi-unm.org Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz


Mozaik

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

3

www.profesi-unm.com

Kurikulum 2013 Masih Perlu Dipertimbangkan Menyikapi Kurikulum 2013 yang sebentar lagi memasuki penghujung diberlakukannya, salah satu pemerhati kurikulum, Eko Hadisudjiono mengungkapkan wantiwantinya kepada tim perumus Kurikulum 2013. Hal tersebut disampaikannya ketika memaparkan materi dalam Semi-

nar Nasional yang dilangsungkan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pendidikan (Himatep) di aula gdeung Pascasarjana (PPs) UNM, lantai 5, Kamis (9/5). "Kita perlu memikirkan cara untuk mengatasi permasalahan yang akan timbul sebagai imbas dari kurikulum ini (Kurikulum 2013, red). Sebagai contoh, di kurikulum ini jam pelajaran SD maupun SMP ditambah, maka imbasnya waktu

pelajaran dalam sehari pun bakal bertambah atau bisa jadi lebih padat lagi," terang dosen yang juga merupakan Pembantu Rektor IV UNM ini. Oleh karena itu, ia menyangsikan, jika waktu sekolah yang saat ini sedang berjalan, yakni masuk pagi - masuk siang masih bisa diberlakukan ke depannya. Tentu, masing-masing sekolah harus memikirkan langkah alternatifnya. "Jadi, mau tidak mau Tim Perumus yang ada disini harus menyampaikan keluhan-keluhan maupun saran dari peserta yang ada disini ke pusat," ujarnya sedikit bercanda di sela-sela pemaparannya saat menanggapi pertanyaan dari salah seorang peserta seminar. Ana Suhaena selaku tim perumus Kurikulum 2013 yang hadir dan menjadi pembicara dalam seminar

itupun hanya bisa tersenyum menanggapinya. Ia sendiri paham betul tentang polemik yang sedang melanda kalangan pendidikan di Indonesia terkait bakal diberlakukannya Kurikulum 2013 ini. Kegiatan yang bertujuan untuk lebih memahamkan tentang Kurikulum 2013 dalam penerapannya ini, bukan hanya dihadiri oleh para petinggipetinggi kampus UNM, seperti Rektor UNM beserta jajarannya, akan tetapi juga dihadiri banyak guru-guru dari berbagai daerah yang ada di Sulawaesi Selatan. “Kami yang bertindak sebagai guru itu belum terlalu paham terkait aturan baru ini, jadi kami harus pelajari ini lebih sebelum diterapkan di sekolah-sekolah,” papar Ridwan, salah seorang pengajar SMK di Kab Luwu. (imr)

Lomba Cerpen PPs UNM

ap

sh

ot

TANAMAN LIAR. Jika tanaman biasanya berada di pekarangan atau kebun, lain halnya yang terlihat di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Tanaman-tanaman itu justru tumbuh subur di atap gedung fakultas tersebut. Pemandangan tersebut terkadang menyedot perhatian sivitas akademika yang melintas di bawah gedung tersebut.

KRPAI 2013

Penulis Profesional Ramaikan Persaingan Lomba mengarang cerpen yang dilangsungkan oleh Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makasaar (UNM) lebih dari sebulan yang lalu telah berakhir. Tepat tanggal 30 April lalu, pengiriman naskah cerpen dari seluruh wilayah nusantara telah memasuki tenggatnya. Sebanyak 254 naskah cerpen telah masuk dan siap dinilai oleh panitia pelaksana lomba. Tak hanya itu, lebih dari setengah jumlah peserta merupakan penulis-penulis professional yang telah berpengalaman di bidangnya masing-masing. Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Panitia lomba, Dasmawati Maxwell Kuhnel. Ia mengungkapkan, pengirim-pengirim cerpen tersebut sebagian besar berasal dari luar UNM, khususnya Jakarta.

Sn

Animo mereka untuk turut berpartisipasi dalam ajang kepenulisan ini ternyata cukup besar dan memberikan efek yang cukup baik bagi nama besar UNM. “Sebagian besar peserta malah merupakan sastrawan dan budayawan ternama yang sudah berpengalaman. Untuk mahasiswa UNM, hanya beberapa persen saja yang mengirimkan,” terang Dasmawati. Dasmawati menambahkan, dengan membludaknya peserta lomba cerpen ini semakin menegaskan bahwa nama institusi UNM semakin dikenal banyak orang. Para peserta, menurutnya, tidak hanya tergiur dengan total hadiah Rp 7,85 juta yang ditawarkan PPs. Namun mereka berpartisipasi karena tertarik dengan institusi seperti UNM, yang

Siap Berlaga di Tingkat Nasional baru kali ini dijumpai “berani” menggelar event literasi. . Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur PPs UNM, Jasruddin. Ia mengatakan, penulis-penulis yang telah berpengalaman tidak menjamin bisa memenangkan kompetisi bertaraf nasional ini. “Tidak ada jaminan bagi peulis profesional menang. Bisa saja ada penulis pemula yang berhasil melampaui mereka,” tuturnya menegaskan. Pengumuman lomba cerpen akan dipublikasikan pada tanggal 25 Mei mendatang setelah melalui proses penjurian yang dilakukan oleh tim dewan juri. Sekaligus, menurut Jasruddin, 12 naskah terbaik hasil penjurian nantinya akan dibukukan dan diterbitkan oleh pihak UNM. (imr)

Tim Robotron Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (FT UNM) siap untuk mengikuti Kontes Robot Nasional yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (dikti). Kontes robot dengan tema “Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) 2013” ini dikuti oleh semua perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki tim robot. Kontes robot untuk tahap awal ini diadakan di lima regional yang berbeda seperti Padang/Lampung, Jakarta/ Bandung, Semarang/Yogyakarta, Malang/Jember/Surabaya, dan Bali. Dan yang lolos akan mengikuti kontes nasional di Semarang dan Yogyakarta (13-16/6). Tim Robotron yang beranggotakan Muhammad Jupri, Abd.

Rahman, dan Ardillah Prawira, serta Hendra Jaya selaku dosen pembimbing akan mengikuti kontes yang akan diadakan di Bali (1719/05) mendatang dengan Kategori Robot Beroda. Robot “Elektrono” dari Tim Robotron akan melawan 24 tim lainnya di regional V. Ketua Tim Robotron FT UNM Faturahman mengatakan bahwa timnya berharap untuk bisa memenangkan kontes ini. Berbatasnya dana yang ada membuat Tim Robotron hanya mampu mengikuti satu dari 4 kategori lomba yang ada. “Meski kami hanya bisa mengikuti satu kategori lomba, tapi kami berharap bisa fokus dalam lomba ini dan membawa pulang kemenangan,” harap mahasiswa eksponen 09 ini. (nja)

Pengabdian yang Khidmat Oleh: Nur Lela

FOTO: AAN - PROFESI

UPACARA. Sejumlah pegawai UNM sedang melangsungukan upacara dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional di depan Gedung Auditorium Ammanagappa UNM, Kamis (2/5).

Pagi itu, tepat pukul 07.25 WITA, momentum rutin dan kembali me-refresh ingatan kita tentang bagaimana perjuangan para pelajar demi memajukan pendidikan bangsa yang telah berumur 67 tahun ini, jatuh pada Kamis (2 MEI). Profesi FM - 107.9 MHz

Berjejer ratusan orang di depan gedung Auditorium Amanagappa. Baris demi baris tersusun rapi dan tertib, mulai dari pejabat hingga staf ikut nimbrung dalam ritual tahunan itu, seolah tak ingin melewati hari terbaik dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia Pengabdian memang patut diapresiasi. Menjadi sebuah kewajaran jika penghargaan itu mengalir kepada mereka-mereka yang mempunyai loyalitas dan integritas tinggi dalam mengemban tugas yang telah diamanahkan kepada dirinya. Hari Pendidikan Nasional selalu ditandai dengan ritual khusus yang dilakukan berbagai kalangan. Tak terkecuali Universitas Negari Makassar. Upacara penyerahan sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

berlangsung hikmat. Satyalencana yang diberikan kepada sebelas pegawai adalah bentuk penghargaan Presiden RI. Waktu menunjukkan pukul 08.28 WITA, pembacaan sekaligus penyerahan piagam dan satyalencana dimulai. Satu persatu protokol mulai menyebutkan nama pegawai yang telah mengabdi berdasarkan durasi pengabdian mereka. Diawali dari pegawai yang telah mengabdi selama 10 tahun hingga yang telah mengabdi selama 30 tahun. Sorak tepuk tangan mengiringi langkah penerima piagam dan penghargaan seumur hidup menuju mimbar. Tibalah nama Drs. Barurun dipersilakan menuju mimbar. Selama kurang lebih 31 tahun ia telah mengabdi di UNM. Ia mengawali karir sejak tahun 1981 yang pada mu-

lanya mengabdi di FPBS (IKIP) Pada saat itu. Baruru pada masa itu menjabat sebagai pegawai staf Kemahasiaswaan selama 15 tahun. Kemudian pada tahun 1995-2010 ia dimutasi ke Fakultas Matematika dan pengetahuan alam (FMIPA) UNM dan menduduki kursi kepala sub bagian akademik. Baruru mengakui selama pengabdiannya, sejumlah pelajaran dan pengalaman yang tak ternilai harganya te;ah ia dapatkan. Tak henti-hentinya ia berucap syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kepercayaan selama 31 tahun. “Saya tidak tau mau bilang apa lagi selain terimakasih, karena saat ini saya bahagia sekali dek saya memang selama ini mengabdi demi Bangsa dan UNM,” ujarnya kepada penulis setelah upacara usai dengan nada haru. Urai data, ungkap fakta, saji berita


Inovasi

4

Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 168 168 Profesi Mei Tahun Tahun XXXVII XXXVII 2013 2013 Mei

www.profesi-unm.com

Ciptakan Bakteri Penambat Nitrogen

M

endengar kata bakteri, banyak kalangan orang yang masih awam ngeri mendengrarnya, karena mereka hanya berfikir bakteri itu sebagai penyebab penyakit, penular pe-

N

DOK. PRIBADI

nyakit dan lain sebagainya. Padahal disamping merugikan bakteri juga mempunyai peranan yang menguntungkan bagi manusia dan makhluk hidup sekitarnya, misalnya untuk fermentasi makanan ter-

lebih cenderung pada sukrosa sedangkan ashby component yang berperan yaitu manitol. Glukosa dan manitol berfungsi sebagai sumber penyedia karbon bagi bakteri. Sampel tanah yang diinokulasikan pada setiap medium cair sebanyak 1 gram dan disimpan selama dua minggu. Medium cair yang telah disimpan tersebut akan ditumbuhi koloni bakteri dan selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi medium ashby’s dan burk’s agar dengan metode sebar. Cawan petri yang berisi suspensi bakteri kemudian diinkubasi selama satu minggu. Setelah satu minggu koloni yang tumbuh kemudian diidentifikasi morfologinya menggunakan mikroskop dan koloni counter. Koloni yang didapatkan kemudian dipindahkan ke dalam medium yang sama dengan menggunakan metode gores. Medium yang telah digores diinkubasi selama 1 minggu, namun dilakukan penggoresan berulang-ulang sampai pada minggu ke tiga. Fungsi dari penggoresan yang berulang-ulang agar mendapatkan koloni bakteri tunggal. Setelah melakukan tahap inkubasi dan penggoresan kemudian tahap selanjutnya dilakukan pengujian ammonium. Amonium

ini yang menjadi peranan penting bagi kesuburan tanah. Pada tahap pengujian ammonium akan didapatkan bakteri yang berpotensi dan juga tidak berpotensi menjadi penyubur tanah. Bakteri yang berpositif terdapat ammonium dilanjutkan pada tahap identifikasi bakteri secara fisiologi mengguanakan alat bantu mikroskop. Pada penelitian Oslan ini dibantu oleh mahasiswanya yang bernama Sangkala eksponen 2009, yang menjadi tugas akhir studinnya ini. Sangkala menjelaskan, penelitian ini sudah memasuki tahap inkubasi metode pemurnian di mana penelitian ini mulai berjalan pada akhir bulan Februari dan ditargetkan selesai pada akhir bulan Mei mendatang. “Penelitian ini juga sebenarnya merupakan penelitian yang bertahap dan untuk mendapatkan penelitian sesungguhnya dibutuhkan waktu kurang lebih lima tahun,” tambah dosen Biologi ini. Berkat ide Oslan ini, ia berhasil mendapatkan dana hibah dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Dirinya berharap, penelitian ini akan terus berlanjut tidak sampai disini saja. “Penelitian seperti ini sangat membantu masyarakat dan lingkungan sendiri, jadi orang-orang sebaiknya pintar melihat peluang yang ada di bumi ini,”harapnya. (pr10)

Menekan Pakan Buatan Ikan Dengan Teknologi Bioflock

egara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah untuk dapat dimanfaatkan. Daerah Sulawesi yang termasuk daerah budidaya perikanan yang memiliki tambak yang terbentang luas mulai dari bagian bawah sampai bagian atas Makassar, tambak terbentang sejauh mata memandang. Namun berbagai penyakit dan tingginya harga pakan ikan membuat produksi ikan semakin hari semakin menurun. Ditambah lagi sudah 2 dekade terakhir perikan tangkap mengalami stagnasi atau bahkan mengalami penurunan disebabkan over fishing. Muh. Junda, Dosen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini mencoba menerapkan inovasi yang terbaru pada aqua culture (budidaya perikanan) dengan menerapkan teknologi bioflok. Teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil metabolisme ikan atau udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yang dapat dimanfaatkan oleh ikan atau udang, sehingga ikan atau udang tersebut memperoleh protein tambahan dari bioflok disamping pakan yang diberikan. “Saya melihat banyak sumber daya alam di bumi ini yang dapat dimanfaatkan dan setiap makhluk hidup yang ada di bumi ini saling terikat dan bermanfaat untuk makluk hidup itu sendiri,” jelas Junda. Teknologi bioflok yang diterapkan oleh Junda bahan utamanya sudah ada di alam yang terbentuk secara alamiah yaitu bakteri dan alga. Alat bantu yang digunakan dalam proses bioflok juga terbuat dari bahan yang mudah dan murah di dapat serta dapat dirakit sendiri. Teknologi bioflok ini berbeda dengan buUrai data, ungkap fakta, saji berita

dapat bakteri yang berperan. Bakteri juga berperan penting dalam bidang pertanian sebagai penyubur tanah. Berawal dari kondisi petani yang semakin memprihatinkan, karena harga pupuk buatan yang semakin mencekik leher dan produktifitas hasil pertanian yang didapatkan tak sesuai dengan harapan para petani serta penggunaan pupuk berlebihan yang menyebabkan tercemarnya lingkungan membuat dosen dari Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Oslan Jumadi berinovasi melakukan isolasi bakteri yang bermanfaat bagi bidang pertanian. Bakteri yang diisolasi tersebut adalah bakteri penambat nitrogen yang bermanfaat pada tanah. Isolasi bakteri ini dilakukan dengan pengambilan sampel tanah terlebih dahulu pada daerah perkebunan jagung dan persawahan yang berasal dari beberapa kabupaten diantaranya Barru, Maros dan Takalar. Sampel tanah yang didapatkan kemudian dikeringkan dan setelah kering dilakukan penimbangan. Tanah yang telah ditimbang kemudian diinokulasikan ke dalam medium cair yaitu burk’s dan ashby. Perbedaan antara medium cair burk’s dan ashby’s yaitu berbeda dari komposisinya. Burk’s

didaya perikanan secara konvensional yang melakukan pergantian air. Proses pergantian air merupakan cara yang malah memperburuk keadaan karena air yang dibuang merupakan limbah dan akan tercemar di area tambak yang lain. Pada tahap bioflok ini tidak ada proses pergantian air yang dilakukan, tapi hanya dilakukan penambahan air. Jadi, yang berperan untuk menghilangkan ammonia di dalam air adalah mikroba. Bioflok ini bekerja dengan saling ketergantungan organisme bakteri dengan alga dan lingkungannya. Bakteri dan alga ini sudah terbentuk secara alami. Bakteri yang berperan dalam teknologi bioflok ini adalah bakteri heterotroph yang merupakan bakteri yang dapat mengkonversi NH3 menjadi biomassa bakteri dengan cepat. NH3 ini merupakan toksin, namun jika dipandang NH3 memberikan energi pada bakteri untuk proses hidupnya. Kemudian bakteri yang bergabung dengan alga dapat menyaring air dari ammonia yang merupakan toksin bagi ikan, dan juga membentuk agregat yang dapat menjadi pakan alami pada ikan. Alga memberikan senyawa-senyawa yang dibutuhkan bagi bakteri, dan bakteri merombak senyawa-senyawa yang dibutuhkan. Bakteri dan alga ini sudah terbentuk secara alami dan akan berkembang. Selanjutnya, kunci utama sehingga pada teknologi bioflok ini tidak dilakukan proses pergantian air yaitu pembuatan kincir air. Dengan pemanfaatan kincir air berfungsi untuk proses masukan oksigen di dalam air agar tetap berjalan normal, karena bakteri yang sebagai peranan penting dalam bioflok ini sangat membutuhkan oksigen. Jumlah kincir yang digunakan pada tambak

INT.

bergantung pada berapa banyak kepadatan ikan atau udang yang ada. Setiap satu kincir berkemanpuan memberikan bantuan oksingen untuk sekitar 600 kg ikan atau udang. Di samping itu, setiap harinya ikan atau udang tetap diberikan pakan buatan selama empat kali dengan jumlah hanya sekitar 5-10%. Pakan yang diberikan merupakan pakan yang rendah protein karena hasil teknologi bioflok ini sudah menghasilkan pakan alami dengan protein yang tinggi. Menurut Junda, Teknologi Bioflok ini ramah lingkungan karena pencemaran air dapat ditekan, kemudian pemberian pakan buatan yang harganya mahal diminimalisir karena telah terbuntuk pakan secara alami. Teknologi bioflok ini telah diterapkan Junda dan keluarganya pada tambak udangnya di Sigeri, Kabupaten Pangkep. Pakan alami

dari Bioflok ini telah memberikan keuntungan yang besar . “Bioflock dapat mempercepat proses panen antara selisih 1 bulan sampai 2 bulan (72- 80 hari) sementara budidaya konvensional dapat mencapai 4 bulan, dan hasil produktifitas yang dihasilkan jauh berbeda” terang Junda. Pada bioflok itu sendiri menggunakan tiga aspek yaitu Biologi dengan adanya bakteri, Kimia dengan pemberian kapur, dan Fisika dengan pemasangan kincir air. “Padahal pada aspek bioflok yang saya terapkan saat ini belum maksimal, karena tidak ada pemberian kapur namun masih aspek biologi dan fisika hasilnya sudah sangat memuaskan,” papar dosen Biologi ini. Akhirnya, Alumnus S1 UNHAS ini berharap agar orang-orang dapat melihat peluang yang bermanfaat dari kekayaan alam sekitar. (Pr 10). Profesi FM - 107.9 MHz


Reportase Utama

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

5

www.profesi-unm.com

Menelusur Aset Produktif Kampus Orange Universitas Negeri Makassar kini telah menginjak usia 51 tahun semenjak “bercerai” dari institusti lain dan memutuskan berdiri sendiri. Namun, di usia senjanya ini, UNM masih diributkan persoalan-persoalan klasik yang tak kunjung selesai. Tujuan pendidikan seperti yang diamanatkan UUD 1945 tentu akan tercapai dengan sokongan pengelolaan sumber daya yang baik.

Siapa suruhmu tidak gunakanki. Lebih baik saya yang pakai ki bajak sawah, paling tidak bisa dijual kalau panen.

Kenapa ada sawah di Kampus UNM?

Sini itu sertifikat tanahnya sekolahmu! Mau saya pakai...

Ih... Saya yang punya deh. Ini buktinya saya pegang sertifikatnya.

Aduh... Begini mi kalau tidak bagus manajemennya. Sengketa pi baru mau diributkan lagi...

ILUSTRASI: SAMTI BINTI TALIP

Secara geografis, UNM memiliki lokasi kampus yang tersebar dibeberapa tempat. Tidak hanya dalam lingkup daerah kota Makassar, bahkan “terdampar” jauh sampai Kabupaten Bone dan Kota Madya Pare-Pare. Selain kampus, ternyata UNM juga memiliki aset-aset yang tersebar dibanyak lokasi yang jika dapat dikelola dengan baik mampu menghasilkan dana yang cukup menunjang. Aset negara yang dikelola UNM terdiri atas aset bergerak dan aset tidak bergerak. Aset tidak bergerak inilah yang kadang memunculkan permasalahan. Tanah misalnya, yang kerap kali harus berujung di meja hijau. Masalahnya hampir sama, tanah-tanah tersebut kerap kali di klaim oleh pihak luar yang merasa berhak memiliki ataupun mengelolanya. Akar permasalahannya jelas, tanah tersebut dibiarkan menjadi “lahan tidur” dalam waktu yang relatif lama. Karena tidak pernah terlihat aktivitas pemanfaatannya, tanah yang berada di Jl. Pendidikan misalnya pernah di caplok Mannaumah sebagai milik pribadinya hingga akhirnya berkas perkara sampai di pengadilan. Untunglah, sepetak tanah yang telah dibayarkan negara sejak tahun 1961 itu tidak jadi berpindah tangan. Toh, meski perkaranya selesai, belum ada tanda-tanda pemanfaatan tanah tersebut untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan di UNM. Lagi-lagi tanah tersebut dibiarkan pulas sebagai lahan tidur. Padahal, aset tersebut terbilang potensial. Sebagai institusi “plat merah”, UNM berkewajiban mengelola segala bentuk aset sesuai peraturan pemerintah utamanya PP No. 66 tentang pengelolaan aset untuk tujuan pendidikan. Tapi, jika ditelusuri ternyata masih banyak aset UNM yang nganggur. Aset yang tidak termanfaatkan tersebut berupa tanah dan bangunan. Profesi FM - 107.9 MHz

Tanah-tanah UNM yang saat ini dimanfaatkan pihak luar antara lain berada di jalan Mappaodang, di atasnya berdiri SMAN 11 Makassar dan SMPN 24 Makassar serta Tanah di Jalan Pettarani yang di tempati SD IKIP. Sekolahsekolah tersebut saat ini dibawah kewenangan Pemda Makassar dan Dinas Pendidikan Provinsi. Dulunya, SMP 24 dan SMA 11 adalah sekolah binaan IKIP (sekarang UNM). Saat itu IKIP sedang menjalankan Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) dengan memanfaatkan tanah Hibah dari Andi Pangeran Pettarani kepada IKIP yang kebetulan dekat dengan rektor saat itu, Edi

Sangsi Sikapi Aset

Rektor UNM, Arismunandar mengatakan, pihaknya telah menyurati kedua sekolah tersebut agar mengembalikan aset itu dan menegaskan bahwa lahan tersebut adalah hak UNM. Ia juga mengaku telah membicarakan hal tersebut dengan walikota Makassar. “Itukan harus dikembalikan”, ujarnya. Arismunandar juga berencana kembali menjadikan kedua sekolah tersebut sebagai binaan UNM. “Mungkin konsepnya nanti akan dikelola bersama dan sebagai sekolah laboratorium UNM, sehingga tetap dibawah kendali dan pengelolaan UNM”, tambahnya. Kepala Sekolah SMAN

Rusunawa selama ini belum dimanfaatkan dengan seharusnya, padahal disitu ha­rusnya mahasiswa. Kepala BAUK UNM, Syatir Mahmud

Mokonompit. Sekolah tersebut sempat menjadi sekolah unggulan di masanya dengan nama SMP dan SMA Pembangunan. Namun, setelah keluar peraturan pemerintah mengenai larangan terhadap Perguruan Tinggi untuk mengelola pendidikan menengah, saat periode kepemimpinan Rektor Paturungi Parawansa, pengelolaannya diserahkan kepada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi (Kanwil DPK) yang kini dikenal sebagai Dinas Pendidikan Provinsi. Karena proyek tersebut secara otomatis juga berakhir, SMP dan SMA Pembangunan diubah namanya menjadi SMP Negeri 24 dan SMA Negeri 11 Makassar dan tetap menempati lahan serta bangunan bekas PPSP milik IKIP.

11 Makassar, Salmiah, justru membantah kalau dirinya pernah menerima surat dari UNM mengenai tanah yang ditempati sekolahnya tersebut. Namun Ia membenarkan kalau pihaknya pernah dipanggil dan membicarakan hal itu di Kantor Pemkot 2011 silam. Kalau secara langsung berbicara dengan pihak UNM, dirinya mengaku belum pernah sama sekali sejak terpilih sebagai kepala sekolah SMAN 11 Makassar. Ditanya mengenai responnya jika UNM ingin mengambil alih lahan yang ditempatinya, Salmiah menginginkan agar ada kerjasama yang bisa dibangun antara UNM dan Pihak sekolah. “Saya hanya memikirkan murid-murid dan guru-gurunya, jangan sampai ada yang dirugikan’’, katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya. Salmiah juga membenarkan

kalau tanah tempat sekolahnya berdiri adalah milik UNM, bahkan sekitar 50 persen bangunan masih milik UNM juga. Kepsek alumni Pendidikan Biologi IKIP ini juga berharap agar penyelesaiannya melalui proses yang baik untuk memajukan dunia pendidikan dan menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu juga ada lahan yang lokasinya dekat dengan Mesjid Raya Makassar yang sekarang justru berdiri rumah-rumah penduduk diatasnya. Lahan tersebut juga bersertifikat atas nama UNM yang dulu dimanfaatkan sebagai salah satu kampus IKIP dan sebagai rumah dinas. Akan tetapi rumah dinas tersebut malah diwariskan secara turun temurun oleh keluarga pegawai bersangkutan. Padahal seharusnya rumah dinas diperuntukkan untuk pegawai atau dosen yang aktif di UNM. Menurut Aris, tanah tersebut sejak dua tahun lalu diproses dan telah disepakati untuk memberikan ganti rugi pindah kepada keluarga yang menempatinya. Aset lain berupa tanah juga ada di Kabuaten Bone yang berlokasi ditengah kota namun kini dikuasai dan dimanfaatkan Pemda Bone. Dulunya di sana berdiri asrama kampus Bone. Aris berencana akan menggunakan aset tersebut sebagai pusat kewirausahaan PGSD Bone. Pembantu Bidang Sarana dan Prasarana, Nurdin Noni membenarkan kalau aset-aset tersebut selalu menjadi masalah bahkan selalu dipertanyakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Bahkan aset-aset ini yang membuat penilaian laporan keuangan UNM disclaimer karena masalahnya yang tidak selesai-selesai. Menurutnya beberapa aset UNM terutama tanah masih terkendala persoalan hukum. Menurut Nurdin, UNM masih mengurus surat-surat untuk aset tanah dan bangunan di Badan Pertanahan Nasional. Terutama beberapa aset yang belum

memiliki sertifikat seperti gedung perpustakaan dan tanahnya. “Ada sebagian tanah disitu yang sempat diklaim orang,” ungkapnya. Ia juga telah meminta ke Pemda untuk menyerahkan pengelolaan sekolah-sekolah tersebut ke UNM. “melalui PR IV, kami telah melakukan pendekatan kepada walikota,” ujar dosen FBS ini. Aset berupa bangunan juga ada beberapa yang belum dimanfaatkan maksimal, Rusunawa di FIP dan FIK misalnya. “Rusunawa selama ini belum dimanfaatkan dengan seharusnya, padahal disitu harusnya mahasiswa”, kata Syatir Mahmud, Kepala BAUK UNM . Selama ini Rusunawa hanya dipergunakan jika ada pelatihan guru atau menjadi tempat tinggal peserta P3G selama berbulan-bulan. Bangunan hasil kerjasama dengan Kemetrian Perumahan Rakyat ini memang sepenuhnya belum milik UNM, belum ada pengalihan aset secara resmi. Akan tetapi, pengelolaannya telah diserahkan ke UNM untuk kepentingan UNM. Unit yang mengurusinya adalah UPT Unit Manajemen Aset. Beberapa aset-aset UNM yang tersebar jauh menjadi polemik tersendiri bagi Aris, Ia mengaku bingung bagaimana memanfaatkannya. Pelan-pelan ia akan memulai dari SD IKIP, SMP 24 dan SMA 11. “Sekarang kita merasa kita juga perlu sekolah riset untuk tempat pembelajaran”, katanya. Tapi untuk aset yang lain baru ia pikirkan karena juga terkendala soal modal untuk memanfaatkannya. (tim)

Tim Reportase Utama Koordinator: Fajrianto Jalil Anggota: - Yeni Febrianti - Oki Dwi Ramadian - Irwan Sukardi - Dian Febriani Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Reportase Utama www.profesi-unm.com

Karta Lelang Tanah Tak terurusnya aset-aset UNM juga berdampak pada keuangan kampus. Salah satunya yang berada di belakang kampus Fakultas Seni dan Desain. Tanah yang berkisar seluas 100 x 40 meter tersebut sekarang dijadikan area persawahan oleh salah satu pegawai FSD. Dan rencananya, Karta Jayadi, selaku dekan ingin melelang tanah milik UNM tersebut. Awalnya, bidang tanah tersebut hanya dijadikan lahan tidur tanpa pemanfataan. Baru di tahun 2012, Karta berinisiatif memberikan kewenangan kepada salah seorang pegawainya untuk mengelolanya dan dijadikannya lah areal persawahan. “Paling tidak bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan beras yang bisa dimakan,” ujarnya. Dirinya beralasan, tanah ditumbuhi sawah yang telah 2 kali panen tersebut bisa dimanfaatkan orang-orang yang membutuhkan. “Kan di FSD tidak ada uangnya, jadi lebih baik itu sawah di belakang di lelang saja untuk menutupi kebutuhan kampus,” ungkapnya beberapa waktu lalu. Alumnus Universitas

Indonesia ini menyadarai bahwa tanah yang berlokasi di belakang kampus yang dipimpinnya tersebut bukan atas nama dekan, akan tetapi ia berniat untuk tetap menjualnya. “Supaya pimpinan unversitas juga sadar, bahwa kami di sini sangat tidak punya uang, padahal kami (FDS, red) itu punya banyak anggaran dari pembayaran mahasiswa,” sindirnya. Nursia, istri dari Rahim satpam kampus FSD, tidak menampik hal tersebut. Ia yang yang ditemui saat sedang menjaga sawahnya, mengakui bahwa rawa di belakang gedung kampus FSD ini memang telah disulap menjadi area persawahan sejak tahun 2011. Menurutnya, hal ini sebagaimana yang diusulkan oleh salah satu pegawai staff FSD. “Iya betul, tapi kami sudah izin ke Pak Dekan,” tuturnya. Ketua Keluarga Mahasiswa (KEMA) FSD, Firman Arif sendiri turut mempertanyakan perihal sawah itu. “Ada juga bagusnya, lahan di belakang sudah tampak rapi usai dikelola mereka, karena dulu hanya rawa-rawa. Cuma yang dipertanyakan, kenapa ada sawah di area kampus?” keluhnya. (tim)

TANAH INI DIJUAL

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

Unit Usaha

Tak Berbuah Manis Beberapa pengelolaan bangunan UNM yang berpotensi menghasilkan serta membantu menambah cost anggaran tak begitu nyata hingga sekarang ini. Padahal, tak ada yang mengelak bangunan seperti Auditorium Amanagappa, Hotel La Macca, Rumah Susun Sewa Sederahana (Rusunawa), Sao Panrita, dan banyak bangunan yang lain, itu berbiaya ketika ingin digunakan. Sangat nampak yakni, gedung Auditorium Amanagappa yang telah lama berdiri di area kampus gunung sari tersebut, selain dipakai untuk kegiatan kemahasiswaan, juga digunakan untuk acara pernikahan dan lainnya. Sama halnya yang dirasakan oleh pengorder yang berminat menggunakan gedung Sao Panrita. Parahnya adalah, Rusunawa yang katanya diperuntukkan bagi mahasiswa, baru terealisasi di tahun 2013, dan itu pun hanya mahasiswa Program Profesi Guru (PPG). Bahkan hotel yang “bertetangga” dengan gedung Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), La Macca itu mampu meperoleh omset hingga puluhan juta per bulan jika marak pengunjung. Belum lagi, aula yang berada di lantai dasar yang sering disewa oleh pihak birokrat, mahasiswa, dan orang-orang di luar UNM untuk melangsungkan kegiatan atau pesta itu terbilang mematok insentif hingga jutaan rupiah setiap sekali pakainya. Semua gedung tersebut merupakan pengelolaan yang berbayar. Artinya, itu semua mampu memperoleh dana yang tak terbilang besar, akan tetapi mampu menyambung “nafas” kampus eks IKIP ini untuk tidak terseok-seok pesoalan anggaran. Mirisnya, penyewaan bangu-

nan yang telah menghabiskan uang banyak dalam pembangunannya itu tak sesuai harapan di lapangan. Bukan malah menyumbang ke UNM, tetapi sebaliknya. Namun, penggunaanya tetap saja mengharuskan penyewa dikenakan biaya operasional. “Saya kemarin bayar 5 juta untuk acara pernikahannya kakak saya. Itu hanya satu hari kami gunakan,” beber Astrid yang merupakan mahasiswa UNM. Walau memang, pengguna untuk kalang “dalam” dengan pengguna “luar” itu dibedakan pembayarannya. Biaya yang diperuntukkan pun terbilang bervariasi, bergantung negosiasi yang sepakati. “Beda pembayarannya itu kalau mau sewa auditorium, antara kalangan mahasiswa dengan orang luar yang mau menyewa gedung tersebut,” papar Nurdin Noni, selaku Pembantu Rektor II. Begitu juga yang dirasakan oleh Yahya. Fungsionaris lembaga kemahasiswaan ini harus merogoh kocek untuk memakai gedung Sao Panrita. “Sekitas 300 ribu per malam disitu,” katanya. Ia melanjutkan, gedung tersebut sebenarnya tidak terlalu layak pakai untuk kegiatan kemahasiswaan. “Tapi mau di apa, itu yang murah,” cetusnya. Lelaki semester delapan ini juga menyatakan, prosedur untuk mendapatkan gedung yang berlokasi di depan kampus Parang Tambung itu tak ribet. Dirinya mengakui, hanya cukup menghubungi pengelolanya dan biasanya langsung pakai jika tak ada yang memesannya terlebih dahulu.

Bukan Peruntukkannya

Yang lebih menggherankan yakni, rusunama yang berada dalam lokasi Fakultas Ilmu Pendidikan. Asrama yang berlabel mahasiswa ini, jarang digunakan oleh mahasiswa

reguler. Rumah yang semestinya mampu mengurangi beban mahasiswa dalam mencari tempat tinggal, tak sesuai harapan. Hingga sekarang ini sangat minim mahasiswa S-1 diberikan ruang untuk menggunakannya. Gedung tersebut lebih banyak digunakan para guru-guru dari daerah untuk melaksanakan sertifikasi. Pihak Fakultas Ilmu Pendidikan juga angkat tangan perihal gedung yang nyantol di area kampus yang diresmikan pada 2009 silam. “Kami tidak tahu persoalan itu. Coba tanya pimpinan univesitas. Gedung itu hanya ada di wilayah FIP, tapi bukan kami yang mengelolanya,” jelas Ismail Tolla, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan. Ini juga diakui oleh Rektor UNM, Arismunandar. Guru Besar FIP ini menyatakan, memang selama ini rusunawa belum pernah dipakai oleh mahasiswa regulaer. “Itu sudah dipakai sama peserta PPG. Kan itu mahasiswa juga,” katanya sambil tersenyum Lanjut Arismunandar, hingga sekarang ini rusunawa masih dalam polemik. Pembagian dan pengelolaannya belum sepenuhnya dikuasai oleh kampus orange ini. “Kan sekarang ada masalah, ada MoU tapi berlum ada penyerahan resmi dari menpera, beda dengan asramaasrama yang lain,” ungkapnya. Dosen jebolan Universitas Negeri Malang ini juga membeberkan, kepemilikan gedung tersebut bukan milik UNM, namun yang milik UNM hanyalah tanah yang ditempati. “Sebenarnya itu tidak boleh menurut aturan negara,” katanya. Salah seorang mahasiswa FIP, Said mengakui tak bermanfaatnya gedung yang terletak di belakang itu bagi mahasiswa. “Sejak ada itu gedung, sangat kurang mahasiswa yang gunakan itu rusunawa. Tak tahu juga kalau tidak ada yang mau, tapi yang jelasnya itu asrama mahasiswa bukan asrama guru-guru,” ujarnya. (tim)

FOTO: RIZKI - PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz


Reportase Utama

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

7

www.profesi-unm.com

Pengelolaan Aset Hanya Omong Kosong Banyaknya aset UNM yang tidak jelas pendayagunaannya ini tidak terlepas dari sistem pengelolaan yang buruk serta koordinasi antara pimpinan dan bawahan yang tidak berjalan. Tumpang tindih kewenangan menjadi batu sandungan unit bersangkutan. Akibatnya lempar tanggung jawab terjadi antar unit bahkan menjelma menjadi patologi di tubuh birokrat itu sendiri. Padahal, jika saja institusi pendidikan ini mampu untuk mengelola tanpa dibiarkan berserakan, bisa saja UNM tidak pernah lagi “mengeluh” persoalan finansial. Apatah daya, seakan bukan menjadi tangungg jawabnya, malah yang terjadi yakni saling melempar tanggung jawab dan mengakui tak mengetahui persoalan itu. Hanya saja, hingga sekarang ini tak ada indikasi pemanfaatan hasil secara pribadi oleh oknum. Kepala BAUK, Syatir Mahmud ketika ditanya mengenai manajemen pengelolaan aset-aset ini lebih banyak menjawab dengan tidak tahu. Sertifikat tanah misalnya, Syatir malah melemparkannya ke Syamsuri, Kasubag Rumah Tangga, “kalau yang itu tanyakan ke Pak Syamsuri, dia tahu itu semua”, elaknya. Selain itu, masih menurut Syatir untuk pengelolaan aset diserahkan kepada UPT Unit Manajemen Aset (UMA), UMAlah yang memikirkan apa yang harus dilakukan kedepan untuk mengoptimalkan fungsi dan peran dari aset itu. Korelasi antara UMA dan BAUK menurut Syatir hanya berupa pelaporan terkait asetaset itu. “Dia (UMA, red) hanya melaporkan ke kami, katakanlah dalam bentuk ide-ide yang akan saya telaah dan kalau itu baik, saya ok kan”, ujarnya. UPT Unit Manajemen Aset (UMA) yang diamanahkan untuk mengelola aset-aset UNM nyatanya juga belum memperlihatkan kinerja hingga hari ini. Ketua UPT UMA, Anshari mengakuinya, unit yang baru setahun lebih ia warisi itu tidak bekerja optimal. Bahkan UMA belum memiliki master plan untuk memanfaatkan aset-aset demi

menunjang institusi pendidikan ini. Alasannya, kewenangan yang dilimpahkan kepada UMA terkesan tanggung, “kami tidak jelas, diberi tanggung jawab tapi tidak diberi kewenangan secara utuh”, ungkapnya. Ia juga mengeluhkan banyaknya

Selama ini kita hanya memakai acuan secara umum, belum ada acuan yang lebih konkrit mengatur secara internal. PR II UNM, Nurdin Noni unit-unit yang diserahi tanggung jawab mengurusi hal ini sehingga kadang terjadi tumpang tindih dalam melakukan pekerjaan bahkan saling lempar tanggung jawab. Rusunawa misalnya, UMA telah diberi tanggung jawab untuk mengelolanya, bahkan Anshari telah membentuk pengurus Rusunawa. Akan tetapi, dalam proses pengelolaannya ada pihak lain yang turut campur tangan didalamnya. “Untuk pengelolaan keuangan atau pemasukan Rusunawa kami tidak tahu karena diambil langsung oleh bagian keuangan”, keluhnya. Anshari berharap agar pengelolaan mengenai aset-aset ini dibawahi satu unit saja yang berfungsi untuk mengatur dan mengelolanya secara keseluruhan. Belum lagi bagian Rumah Tangga UNM yang juga memiliki tanggung jawab mengenai hal ini mengaku tidak tahu apa-apa. Kasubag Rumah Tangga, Syamsuri membantah kalau dirinya yang mengurusi persoalan sertifikat tanah seperti yang dikatakan Syatir. Kabag Perencanaan hingga Pembantu Rektor II juga menyebut namanya sebagai orang yang berwenang mengurusi aset-aset. “Bagian rumah tangga itu yang melakukan pencatatan aset”, kata

Sudut + Renovasi Setengah Hati - Lupakan ma’...! + Pelanggaran Berujung Pembenaran - Maju terus biar haram...! + Ditegur Satpam, Ahyar Ngamuk - Cari pembenaran... Profesi FM - 107.9 MHz

Nurdin Noni, Pembantu Rektor II UNM. Namun, Syamsuri mengaku sejak awal 2006 tugas untuk melakukan pencatatan dan pendataan aset telah diambil alih oleh bagian Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMAK). “Coba tanyakan ke SIMAK, yang kami urusi sekarang hanya barangbarang seperti itu”, ungkapnya sambil menunjuk tumpukan kertas. Syamsuri juga mengaku tidak tahu sampai di mana sebenarnya wewenang bagian rumah tangga dalam hal ini. Namun, ketika dikonfirmasi, pihak SIMAK juga membantah kalau mereka yang bertanggung jawab mengurusi persoalan aset. Mufti, salah seorang pegawai yang ditempatkan di SIMAK mengatakan, SIMAK hanya ditugaskan untuk membuat laporan inventaris dan aset UNM ke pusat, itupun sifatnya kuantitatif, bukan secara rinci menyebut dimana dan bagaimana aset itu. Arismunandar mengaku telah

menduga hal ini. “Saya dulu memang khawatir mengenai bagian Umum dan UMA yang nantinya akan tumpang tindih”, ujarnya. Aris berjanji akan membuat sebuah sistem yang mengatur tata kelola aset ini dengan baik sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih antar unit. Nurdin juga membenarkan sistem pengelolaan aset UNM masih kurang baik. Menurutnya belum ada acuan yang jelas mengatur pengelolaan aset. “Selama ini kita hanya memakai acuan secara umum, belum ada acuan yang lebih konkrit mengatur secara internal”, ungkapnya. Hal tersebutlah yang menjadi perhatian khusus bagi Nurdin, Mantan Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ini merasa perlu ada Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen aset. Dalam rapat kerja 2013 akan dirumuskan SOP tiap unit secara lebih rinci. Namun, menurutnya rapat kerja yang dilaksanakan di daerah selama ini kurang maksimal untuk

membahas program kerja, banyak hal urgen yang perlu dibahas panjang lebar,” makanya untuk raker 2013 diadakan di Makassar saja”, ujarnya. Hal lain yang menjadi ketimpangan dalam pengelolaan aset-aset UNM yakni tidak pernah ada pelaporan yang transparan baik pada rapat kerja daerah (Rakerda) yang tiap tahun dilaksanakan maupun dalam rapat-rapat senat. Hal itu dibenar­kan Syatir dan Anshari bahkan oleh beberapa dekan yang profesi wawancarai. Dekan FMIPA, Hamzah Upu mengatakan, sistem manajemen dan pengelolaan aset UNM masih perlu ditingkatkan. “Karena kalau tidak saya khawatir semakin banyak aset yang lepas”, ujarnya. Ia juga menambahkan, mestinya ada laporan tahunan secara internal mengenai pengelolaan aset ini, dan unit yang paling terkait harusnya mendata ulang aset atau kekayaan UNM untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar menentukan planning kedepan. (tim)

Laporan Pertanggungjawaban, Nihil! Hal lain yang menjadi ketimpangan dalam pengelolaan aset-aset UNM yakni tidak pernah ada pelaporan yang transparan baik pada rapat kerja daerah (Rakerda) yang tiap tahun dilaksanakan maupun dalam rapat-rapat senat. Hal itu dibenarkan beberapa birokrat yang profesi wawancarai. Dekan FMIPA, Hamzah Upu mengatakan, sistem manajemen dan pengelolaan aset UNM masih perlu ditingkatkan. “Karena kalau tidak saya khawatir semakin banyak aset yang lepas”, ujarnya. Ia juga menambahkan, mestinya ada laporan tahunan secara internal mengenai pengelolaan aset ini, dan unit yang paling terkait harusnya mendata ulang aset atau kekayaan UNM untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar menentukan planning kedepan.

Arismunandar mengaku telah menduga hal ini, “Saya dulu memang khawatir mengenai bagian umum dan UMA yang nantinya akan tumpang tindih”, ujarnya. Aris berjanji akan membuat sebuah sistem yang mengatur tata kelola aset ini dengan baik sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih antar unit. Beberapa aset-aset UNM yang tersebar jauh menjadi polemik tersendiri bagi Aris, Ia mengaku bingung bagaimana memanfaatkannya. Pelan-pelan ia akan memulai dari SD IKIP dan SMP 24 dan SMA 11. “Sekarang kita merasa kita juga perlu sekolah riset untuk tempat pembelajaran, tapi”, katanya. Tapi untuk aset yang lain baru ia pikirkan karena juga terkendala soal modal untuk memanfaatkannya. Nurdin juga membenarkan sistem pengelolaan aset UNM

masih kurang baik. Menurutnya belum ada acuan yang jelas mengatur pengelolaan aset. “selama ini kita hanya memakai acuan secara umum, belum ada acuan yang lebih konkrit mengatur secara internal”, ungkapnya. Hal tersebutlah yang menjadi perhatian khusus bagi Nurdin, Mantan Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ini merasa perlu ada Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen aset. Dalam rapat kerja 2013 akan dirumuskan SOP tiap unit secara lebih rinci. Namun, menurutnya rapat kerja yang dilaksanakan di daerah selama ini kurang maksimal untuk membahas program kerja, banyak hal urgen yang perlu dibahas panjang lebar,” makanya untuk raker 2013 diadakan di Makassar saja”, ujarnya. (tim)

Aset dan Unit Usaha Universitas Negeri Mahasiswa 1. Rumah Susun Sewa Sederhana * 2. Hotel La Macca 3. Tanah SMP 24 * 4. Tanah SMA 11 * 5. Tanah SD IKIP * 6. Gedung IKA Sao Panrita 7. Auditorium Amanagappa 8. Tanah di belakang kampus FSD (sawah) 9. Bengkel UNM 10. Asrama Mahasiswa di Bone * 11. Minimarket La Macca 12. Virtual FIP 13. PAUD UNM 14. KPRI UNM

15. Air Minum Guari 16. Yayasan Kesejahteraan UNM 17. Tempat Pemakaman Umum di Gowa 18. Lab School di Pangkep 19. Tanah di dekat Mesjid Raya Makassar * 20. Tanah di samping Telkom Makassar * 21. Eks Unit Kegiatan Mahasiswa (tidak terurus) 22. Gedung Mata Kuliah Umum (tidak terurus) 23. Tanah di belakang kampus FT (Kebun) Data ini diambil dari hasil penulusan wartawan Profesi dan berbagai sumber *bukan sepenuhnya milik UNM

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Seni Budaya www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 168 168 Profesi Mei Tahun Tahun XXXVII XXXVII 2013 2013 Mei

Sepatu Tracking Kini Jadi Trend Mahasiswa

Sepatu fashion memang banyak jenis dan tipe, tapi pernahkah terbayang bila sepatu tracking untuk naik gunung bisa juga menjadi trend tersendiri bagi mahasiswa dan mahasiswa di kampus. Memang tidak banyak yang memakai sepatu ini untuk fashion, tapi bagi Irwan Yuliansyah Putra mahasiswa program studi Ilmu Administrasi Negara FIS UNM, memakai sepatu ini membuat dia percaya diri. “Kesan macho dan maskulin muncul kalau saya pakai sepatu ini” ungkapnya. Menurut Irwan yang juga sebagai Presiden Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMAGARA) dan Anggota Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) Trisula FIS UNM ini sepatu tracking marak digunakan oleh penggiat aktivitas alam terbuka (outdoor activity). “Yang pakai sepatu tracking ke kampus kebanyakan Mahasiswa Pecinta Alam,” paparnya. Angga salah satu pegawai toko Eiger di Jl. Perintis Kemerdekaan yang menyediakan berbagai jenis sepatu tracking mengungkapkan pelanggannya dominan mahasiswa yang mencari sepatu tracking. “Sepatu tracking sangat diminati oleh mahasiswa yang mau mendaki gunung atau yang sangat suka jalan-jalan,” ungkapnya. Menurut Angga, kelebihan sepatu tracking merk Eiger karena memiliki Vibram. Vibram yang

merupakan bahan tambahan dari alas sepatu tracking inilah yang membuat sepatu ini lebih kuat, tahan digunakan di medan kering ataupun basah dan tidak licin bila berhadapan dengan lumpur,” tuturnya. Tidak cuma mahasiswa saja, beberapa mahasiswi juga senang menggunakan sepatu “Tracking” seperti halnya Ketua Umum Mahasiswa Pencinta Alam dan Seni Budaya MAESTRO, Yuli Astiana Latief. Menurutnya, Sepatu “Traking” merupakan perlengkapan wajib dalam setiap aktivitas alam terbuka, misalnya mendaki gunung. “Alasannya simple, dalam mendaki kaki adalah organ tubuh yang perlu di perhatikan kenyamanannya. Kalau mau safety, yah gunakan sepatu yang sesuai medannya. Masa mau naik gunung pake hi-heels sih,” Canda Mahasiswi Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM ini. Menggunakan sepatu tracking sebagai fashion ke kampus bagi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), Yuli Astiana Latief menganggapnya sebagai hal yang wajar dengan berbagai alasan dari si pengguna. “Kalau menurut saya, alasan terbanyak adalah untuk Hemat. Sepatu tracking untuk merk-merk dan kualitas tertentu harganya relatif mahal. Nah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, sekali beli sepatu, bisa dipakai ke

gunung, sekalian apakai ngampus. Kalau dipakai cuma buat mendaki kan mubazzir, kan mendakinya tidak setiap hari,” katanya. Yuli Astiana Latief juga mengungkapkan, sekarang peminat sepatu tracking sudah relatif banyak, bukan cuma Mapala saja. Berbeda dengan dulu, menurutnya yang menggunakan sepatu tracking ke kampus pasti ketahuan mereka anak Mapala. Tapi menurutnya, sayang sekali jika sepatu tracking yang digunakan solnya aus hanya karena aspal jalan ke kampus. “Sepatu tracking memang enak digunakan. Selain itu safety, beberapa teman-teman cewek beranggapan kalau melihat cowokcowok pakai sepatu gunung ke kampus lebih kelihatan “sangar” dan lebih terlihat laki-nya,” katanya sambil tersenyum. (yas)

Cara Memilih Sepatu Tracking Selain memilih sepatu gunung dilihat dari sol nya, ada beberap hal yang perlu kita perhatikan lagi, antara lain. 1. Bahan. Bahan merupakan komponen terpenting dari suatu produk, itu sudah jelas bagi kita semua. Produk A dengan kualitas bahan yang lebih baik dari pada produk B pastilah lebih mahal. Nah, bahan yang terbaik buat sepatu gunung yaitu kulit. Sepatu gunung yang terbuat dari kulit lebih kuat dan yang jelas lebih hangat jika di pakai naik gunung. Tetapi sepatu yang berbahan dari kulit memiliki beberapa kekurangan seperti mudah pengap dan mudah pecah jika perawatan salah. Sehingga sekarang berkembang sepatu sepatu tracking berbahan kulit sintetis yang memiliki teknologi cangggih, entah itu hanya slogan atau beneran. Seperti sirkulasi udara pada sepatu yang meminimalisir kepengapan didalam sepatu. Dan yang paling banyak kita jumpai yaitu teknologi anti air (waterproof), fungsinya yaitu menjaga kaki kita tetap kering walaupun sepatu kita kehujanan bahkan tercelup di dalam air. Jenis bahan sepatu gunung yang perlu dihindari yaitu karet dan kanvas. Walaupun bisa di bilang lebih ringan jika dibandingkan sepatu kulit, tetapi sepatu berbahan kanvas ataupun karet tidak begitu melindungi kaki dan cenderung mudah sobek.

FOTO: RIZKI - PROFESI

2. Tipe Sepatu - Sepatu high cut Sepatu tracking ini memiliki bentuk yang standar, kalau bisa dibilang high cut (sepatu dengan mata kaki tertutup sepenuhnya). Fungsinya yaitu melindungi mata kaki dan sebagai pendukung kaki jika kita membawa beban yang berlebih. Terdapat empat buah lubang tali terbuat dari besi yang cukup untuk mengikat antara kaki dan sepatu. - Sepatu mid cut Bisa dilihat bahwa sepatu ini bertipe mid cut (menutupi mata kaki tetapi tidak setinggi sepatu yang tadi). Memiliki tiga buah lubang besi untuk tempat tali. Nah sekarang pilih yang mana antara kedua sepatu tersebut? 3. Pola Jahitan Bisa kita perhatikan pola jahitan dari potongan sepatu yang pertama lebih mengikuti bentuk kaki jika di bandingkan sepatu yang kedua. Hal ini memberikan kenyamaman saat kita pakai, karena seakan akan sepatu menempel secara menyeluruh pada permukaan kaki kita. Tetapi perlu diingat bahwa sepatu yang menutup tumit tidak sefleksibel jika di bandingkan sepatu low cut. Sepatu low cut sangat bagus digunakan untuk olahraga lari, tennis atau bulutangkis yang memerlukan kefleksibelan mata kaki. (*)

Sumber: http://www.kempor.com/2012/06/cara-memilih-sepatu-tracking. html#ixzz2TU0cjqW9

Resensi Film

Kisah Manusia Satu-satunya di Bumi Oleh: Fahrizal Syam

“Oblivion” digambarkan berlatar pada tahun 2077, 60 tahun setelah invasi alien terjadi di bumi. Diceritakan, alien menyerang dan menghancurkan bulan sebagai satelit bumi yang menyebabkan kehidupan di bumi menjadi tidak seimbang hingga akhirnya hancur. Jack Harper yang diperankan oleh Tom Cruise menjadi bintang utama dalam film ini, menjadi salah satu manusia yang tersisa di planet bumi. Para manusia lainnya yang selamat dalam invasi alien telah mengungsi ke Titan, sebuah tempat baru bagi manusia. Harper sendiri bertindak sebagai seorang teknisi di bumi. Bersama rekannya Vika (Andrea Riseborough), mereka tinggal di sebuah menara super canggih lengkap dengan kolam renang, ruang medik, dapur, kamar tidur dan landasan parkir helijet. Mereka menghabiskan waktu untuk mengawasi dan memperbaiki robot-robot penjaga penyedot

Urai data, ungkap fakta, saji berita

energi yang tersisa di bumi yaitu air laut dari serangan perusak mahluk Pemakan Bangkai. Harper dan Vika dikirim oleh Sally (Melissa Leo) yang tinggal di Tet yang bermarkas di ruang angkasa. Sally inilah yang mengontrol dan memberikan tugas serta memberikan perintah kepada mereka. Sally bertanggung jawab dan mengontrol Robot-robot penjaga untuk melindungi tambang air laut yang disedot dan dikirim ke Tet sebagai sumber energi. Dalam film tersebut, diceritakan Jack Harper seringkali bermimpi bertemu dengan seorang wanita di sebuah tempat, namun Harper tak bisa mengingat siapa sosok wanita tersebut karena ingatnnya yang telah dihapus sebelumnya. Hingga pada suatu hari, menjelang masa akhir tugas Jack Harper di Bumi, sebuah pesawat luar angkasa yang telah mengorbit bertahun-tahun terjatuh di bumi. Jack yang melihat kejadian tersebut bergegas untuk

memeriksa pesawat yang terjatuh tersebut yang isinya ternyata manusia yang tertidur di dalam kapsul. Dari beberapa orang dalam kapsul tersebut, hanya satu orang yang berhasil diselamatkan oleh Jack, sisanya terlebih dahulu telah dibunuh oleh robot-robot penjaga. Satunya-satunya awak pesawat yang selamat adalah Julia (Olga Kurylenko), yang tak lain merupakan istri dari Jack sendiri sebelum invasi alien ke bumi. Namun Jack yang telah dihapus ingatannya tak mampu mengingat Julia. Klimaks dari film ini adalah ketika Jack dan Julia diculik oleh para pemakan bangkai yang ternyata merupakan sekelompok manusia yang juga masih tersisa di bumi. Berbeda dari pikiran Jack selama ini yang menganggap Pemakan Bangkai adalah alien yang merusak bumi, kelompok tersebut dipimpin oleh Beech (Morgan Freeman). Kelompok Pemakan Bangkai terus

berusaha untuk menghancurkan Sally bahkan sampai menculik robot penjaga. Di akhir cerita, terkuak apa sebenarnya yang terjadi pada Bumi dan siapa alien yang sesungguhnya, serta bagaimana pikiran Jack bisa dimanipulasi. Di akhir film ini pula para penonton akan dibuat garuk-garuk kepala dengan munculnya kembali Jack Harper yang telah mati bersama Beech di Tet dalam sebuah ledakan

nuklir. Bersama kelompok pemakan bangkai yang tersisa, mereka menemui Julia di tempat hijau di Bumi. Akan tetapi, siapakah Jack yang ada di akhir film itu? Padahal Jack sendiri telah tewas dalam ledakan nuklirnya. Terlepas dari itu, film ini sangatlah menarik untuk ditonton. Overall, suatu film bertema fiksi ilmiah yang sangat pantas untuk ditonton bagi siapa saja yang butuh hiburan di kala waktu senggang. (*)

Sutradara Penulis Naskah William Monahan Pemain

Genre Studio Tanggal Rilis

: Joseph Kosinski : Joseph Kosinski, : Tom Cruise, Morgan Freeman, Olga Kurylenko, Andrea Riseborough, Nikolaj Coster, Melissa Leo : Action sci-fi : Universal Studio : 12 April 2013

Profesi FM - 107.9 MHz


Reportase Khusus

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

9

www.profesi-unm.com

Pungutan Liar Pungutan liar (pungli) yang didefinisikan sebagai pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya biaya dikenakan atau dipungut, mulai merebak di kampus orange . Pungli yang notebenenya tidak berizin ini seakan menjadi harga mati yang menghantui mahasiswa aktif sampai dengan para alumni.

Pelanggaran Berujung Pembenaran Misalnya saja, tak ada yang mampu memberikan bukti otentik terkait regulasi yang mengklaim bahwa pembayaran seperti pengambilan ijazah itu dibenarkan. Hanya alibi, dan juga pembelaan yang selalu diberikan oleh pihak fakultas demi menutupnutupi “kecurangan” yang berubah menjadi pemaksaan. Ini yang menjadi potret buram di institusi dengan “jualan” pinisinya ini. Bukan malah dewasa, tetapi malah menjadi-jadi. Maret lalu, pihak BAUK telah menerbitkan dan mengedarkan surat edaran yang ditujukan kepada biro dan fakultas, yang dalam salah satu isinya tersebut melarang pihak fakultas mewajibkan mengambil uang alumni ataupun mahasiswa tanpa pijakan yang jelas. Tapi UNM bukanlah kampus yang satu visi. Surat edaran itu tetap saja tidak diindahkan. Instruksi yang ditelurkan oleh pihak universitas itu dianggap angin lalu. Salah satunya terjadi di kampus Fakultas Bahasa dan Sastra. Masih ada saja pembayaran yang mewajibkan pada alumni untuk dikenakan biaya demi mengambil ijazah mereka, padahal mereka telah melunasi semua pembayaran tersebut sebelum prosesi wisuda berlangsung. Memang dianggap sepele oleh orangorang tertentu karena biaya yang dikenakan tak mencapai jutaan rupiah. Akan tetapi, segala bentuk pembayaran yang berbuntut pemalakan itu harus jelas aturannya. Tidak dengan semena-mena meminta uang mahasiswa dan juga alumni. Jika ditelaah lebih jauh, mereka (pegawai) yang bertugas sebenarnya telah mendapatkan gaji pokok, yang dimana harus bekerja sesuai dengan sebagaimana mestinya. Belum lagi honorium yang mereka terima ketika mendapat pekerjaan tambahan. Ironinya, tugas pokok saja yang mereka wajib kerjakan tak beres, tetapi meminta gaji lebih.

Hanya Bisa Diam

Kepala Biro Administrasi Urusan Keuangan, Syatir tak mampu berbuat apaapa perihal pungutan yang berlabel “dipaksakan” tersebut. Malahan, ketika dimintai keterangannya terkait surat edaran yang ia tembuskan ke setiap biro dan fakultas justru balik bertanya kepada wartawan Profesi. “Kenapa baru ditanyakan sekarang? Itu (pungli, red) memang nyata adanya,” Profesi FM - 107.9 MHz

singkatnya. Perilaku yang ditampilkan oleh Syatir seakan mengindikasikan bahwa jenis pembayaran yang tidak punya pegangan itu dibenarkan, walau itu sebenarnya salah. Ia justru mengarahkan hal ini ke Kamaruddin, selaku Kepala Biro Akademik dan Adminitrasi Kemahasiswaan. Padahal, yang mengeluarkan surat edaran tersebut dari pihak BAUK. Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK), Kamaruddin, tidak memungkiri adanya pungutan-punguan yang terjadi di setiap fakultas. Ia mengungkapkan hampir disemua fakultas terdapat pungutan-pungutan pembayaran untuk pengurusan administrasi. “Hampir di semua

Kenapa baru ditanyakan sekarang? Itu (pungli, red) memang nyata adanya. Kepala BAUK UNM, Syatir Mahmud

fakultas di UNM melakukan hal tersebut. Untuk pembayaran pengesahan foto kopi ijazah sendiri mahasiswa biasanya dikenai biaya sebasar dua sampai tiga ribu per satu kali pengesahan,” ungkapnya. Parahnya, setiap fakultas malah memberikan pembayaran yang beragam. Para alumni hanya disibukkan dengan kepengurusan ‘legalisir’ foto kopi ijazah yang tidak memiliki hitam diatas putih. Para pegawai yang bertugas juga beralasan bahwa pengenaan pungutan itu punya aturan dari pihak universitas, walau mereka tak mampu memperlihatkan aturan tersebut. Selain itu, menurut kamaruddin, adanya otoritas setiap fakultas untuk mengelola administrasi sendiri membuat pihaknya tidak memiliki wewenang untuk mencampuri kebijakan dari pimpinan fakutas masing-masing. “BAAK tidak punya wewenang menyentuh wilayah fakultas, itu sudah menjadi tanggung jawab masing-masing pimpinan fakultas,” katanya. Namun, Ismail Tolla berkata lain perihal pembayaran yang dikenakan pada ma-

hasiswa tersebut. Ia beralasan, dikenakannya biaya untuk melegalilisir foto kopi ijazah itu untuk menunjang kerja-kerja operasional para pegawai. “Begitu memang, sudah ada aturan resminya dari universitas,” bantahnya. Ia juga beralasan, segala bentuk pembayaran yang dikenakan kepada alumni dan mahasiswa itu, dimasukkan ke rekening universitas. “Uang itu nantinya akan masuk ke rekening rektor, bukan di ambil oleh fakultas,” tambahnya.

Kecolongan Sendiri

Kamaruddin mengaku di BAAK sendiri dirinya tidak pernah mendapat laporan perihal adanya pungutan liar yang dilakukan oleh bawahannya. Dirinya juga menegaskan, pelayanan administrasi yang ada di BAAK tidak dikenakan biaya. “Kalau disini itu tidak diperadakan pembayaranpembayaran administrasi, kalaupun ada staff yang minta bayaran segera laporka ke saya,” tegasnya. Namun, apa yang diungkapkan oleh kamaruddin, seakan bertolakbelakang dengan apa yang terjadi. Salah satu mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra, Rizal Syam, mengaku kecewa dengan pembayarn yang dibebankan oleh pihak BAAK saat dirinya mengurus surat keterangan masih aktif kuliah. Menurut lelaki yang sering dipanggil Ichal ini, dirinya harus membayar sebesar Rp20 ribu untuk mendapatkan surat tersebut. Seakan diberikan izin untuk melakulan hal tersebut, para pemain pungli berlenggang tanpa adanya sanksi yang diberikan. Memang jika dihitung-hitung, hasil dari pungli tersebut hanya beberapa ratus ribu saja, tidak seberapa jika dibandingkan dengan honor yang didapatkan. Namun jika tidak dibiarkan terus menerus, maka praktik ini akan terus membudaya dan otomatis menyalahi hak. Dengan mematok harga berdasarkan kebijakan fakultas, apalah daya para alumni diharuskan memenuhinya. Sebut saja Nari(samaran), lulusan FBS 2012. Alumni ini mengaku kaget, ia harus mengeluarkan lagi uang untuk “mengesahkan” ijazahnya senilai Rp70 ribu. “Saya sudah bayar sejuta lebih uang wisuda, tapi nyatanya saya dimintaki lagi untuk legalisir, saya mengira semuanya sudah dicantumkan di dalamnya”, ujarnya.

Penjajahan terakhir ini dirasakan alumni dengan keterpaksaan. Contohnya Sri (samaran), alumni 2013 Pendidikan Bahasa Inggris, ia mengatakan sangat keberatan dengan uang wisuda yang telah dipatokkan kepadanya. Biaya yang melambung dari beberapa tahun lalu. “Tahun ini saya bayar uang wisuda Rp 1.3 juta, biaya yang lebih diatas dari setahun lalu”, ujarnya dengan nada sedikit tinggi. Wisudawan yang berasal dari sudut pandang ekonomi yang berbeda semakin mengangkat keprihatinan. Keharusan melunasi biaya wisuda terbebani, “Kami itu berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda-beda,” jelasnya. Keluhan demi keluhan alumni menjalar dan memenuhi penjuru fakultas. Dengan mengkritisi kebijakan fakultas, alumni hanya bisa mengekspresikan kekecewaan mereka dari mulut ke mulut. Meneriakkan ketidaksetujuan, “Tidak perlulah mengeluarkan biaya yang melambung untuk merayakan ramah tamah dan wisuda, tidak perlulah menghabiskan uang untuk meyambutnya dihotel ternama”, tutur Arrah. Ketidakharusan pun bermain dikepala wisudawan ini, menjelaskan tentang kesan sakral dan rasa nostalgia dikampus yang menghilang ketika merayakannya di tempat lain. “Apa salahnya jika merayakan ramah tamah atau acara wisuda dikampus, cukup dengan menyewa tenda, lebih hemat dan kesan sacral dikampus itu terasa”, lanjut eks Fakultas Teknik ini. “Tidak masuk akal gitu jika ingin dihitung, contohnya kualitas kain jubah yang saya peroleh, tidak sebanding dengan pengeluaran uang wisuda saya”, tambah Arrah. Mencari jalan pada titik pertikaian, alumni ini menambahkan. Keterlibatan wisudawan dalam merencanakan acara mereka sudah dinilai cukup, “Libatkan alumni dalam menentukan acara mereka”, tutupnya. (tim)

Tim Reportase Utama Koordinator: Rizki Army Pratama Anggota: - Andini Ristyaningrum - Nurul Hidayah - Dian Indra Sari - Kasdar Kasau Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Info Akademik

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVI 2013

www.profesi-unm.com

SM-3T JILID III

UNM Tambah Lokasi Mengajar Program pengembangan profesi guru (P3G) UNM berencana akan memperluas daerah sasaran sarjana mendidik di daerah terdepan terluar dan tertinggal

Jadi modelnya nanti itu mendaftar online, seperti SNMPTN. Bisa saja mahasiswa UNM mendaftar di universitas yang ada di jawa, asalkan kampus tersebut mengelola SM-3T dan pastinya LPTK. Direktur P3G, Abdullah Pandang (SM-3T) khusus untuk angkatan 3 tahun ini. jika sebelumnya P3G menggiring para peserta SM-3T ke 8 (delapan) daerah sasaran untuk 3 provinsi yakni NTT, Papua dan Papua Barat, khusus untuk tahun ini P3G akan menambah daerah

sasaran ke Nangroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Maluku Barat Daya. Direktur P3G Abdullah Pandang menuturkan saat ini SM-3T masih dalam tahap sosialisasi dan pendafatarannya akan dibuka 1 Juni mendatang. Ia juga menjelaskan pelaksanaan SM-3T akan dibagi dalam beberapa tahap seleksi seperti yang lalu. Diawali pada pendaftaran online, tes online, tes wawancara, dan akhirnya akan diumumkan. Para peserta juga nantinya tidak lagi akan dibekali tentang kompetensi akademik, namun lebih kepada . Pemberangkatan akan dilaksanakan di awal Oktober. Hanya saja, di tahun ini alumni UNM bisa saja mendaftar SM-3T di universitas lain. “Jadi modelnya nanti itu mendaftar online, seperti SNMPTN. Bisa saja mahasiswa UNM mendaftar di universitas yang ada di jawa, asalkan kampus tersebut mengelola SM-3T dan pastinya LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan),” cetusnya. Abdullah menjelaskan tidak ada perbedaan yang spesifik baik kuota maupun jumlah prodi. Secara nasional

Kuota Bidik Misi Bertambah

kuota yang disediakan untuk UNM sama dengan tahun lalu sebanyak 200 peserta dari total 3000 kuota secara nasional dengan19 program studi. “Ada sedikit pertukaran prodi jika sebelumnya teknik PKK ada namun untuk tahun ini tidak ada lagi, yang baru dimasukkan tahun ini yakni prodi pendidikan anak usia dini (PAUD),” terangnya. Pria yang baru saja menjabat selaku direktur ini tetap optimis untuk melebarkan sayap ke daerah yang dianggap membutuhkan tenaga pengajar itu. Pertimbangan tersebut juga diambil melalui pertimbangan yang telah dilakukan oleh tim khusus, untuk mengidentifikasi lokasi yang benar-benar membutuhkan. Abdullah menambahkan, kali ini peserta SM-3T dituntut harus serba bisa sehingga kami lebih menitikberatkan pada tahap prakondisi sebelum pemberangkatan. “Jika dulu lebih lebih kepada kurikulum mengajar dan pembelajaran, kini kami lebih menitikberatkan bagaimana melatih strategi mengatasi sistuasi buruk, bagaimana membangun motivasi murid, bahkan disana perangkat pembelajaran hampir tidak berguna. Juga dilatih bagaimana mengajar kelas ganda,” ungkapnya. (pr20)

Kabar gembira bagi siswa yang akan melanjutkan studinya di Universitas Negeri Makassar. Pasalnya, tahun 2013 UNM mendapatkan jatah Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Berprestasi (Bidik Misi) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) RI sebanyak 775 orang. Beasiswa ini diperuntukkan bagi siswa yang berprestasi yang ingin melanjutkan studi tetapi miskin. “Kuota bidik misi tahun ini naik dari tahun sebelumnya. Tahun lalu kita mendapat jatah 750 orang sekarang menjadi 775 orang,” ungkap Heri Tahir, Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNM. Kuota ini diberikan untuk semua fakultas yang ada di UNM. Selain itu, kuota ini diberikan untuk semua jalur penerimaan mahasiswa baru di UNM yakni, jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), maupun Jalur Mandiri. “Semua fakultas mendapatkan kuota bidik misi, jumlahnya sesuai dengan proporsionalnya,” tambah Heri Tahir. Pendaftaran online bidik misi dilakukan dengan menggunakan Kartu Akses Pendaftaran (KAP) dan PIN yang diperoleh dari Bidikmisi-Ditjen Dikti. Calon peserta pendaftar beasiswa bidik misi yang pernah mendaftar SNMPTN 2013 tetapi tidak lulus seleksi masih dapat mengikuti SBMPTN tanpa membayar seleksi. Sedangkan bagi calon peserta pendaftar beasiswa bidik misi yang pernah mendaftar SNMPTN 2013 dan dinyatakan lulus seleksi, diperbolehkan mengikuti SBMPTN tetapi harus membayar biaya seleksi di Bank Mandiri untuk memperoleh PIN SBMPTN 2013. (dwi/pr14)

Jadwal SM-3T Jilid III Pendaftaran online (mengisi form, upload ijazah, dan foto)

Seleksi Administrasi (form idian ,ijazah, dan foto)

: 1 Juni – 15 Juli : 16 – 20 Juli

Pengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online : 21 Juni Tes online

: 26, 27, 28 Juli

Pengumuman hasil tes online

: 3 Agustus

Pendaftaran PPs Gelombang II

Daya Tampung Tak Dibatasi

Pendaftaran calon mahasiswa baru Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (PPs UNM gelombang kedua tahun akademik 2013/2014 telah ditutup. Penutupan penerimaan berkas calon mahasiswa baik program magister dan program doktoral ditutup 7 Mei 2013. Namun, yang berbeda dari pendaftaran gelombang kedua ini tak menentukan kuota yang akan diterima. Setiap calon mahasiswa akan bersaing untuk melolosi segala bentuk seleksi yang akan diujikan. Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa baru, Nurdin Arsyad, menungkapkan sebanyak 303 orang pendaftar siap melalui tahap penyaringan yang diawali dari proses seleksi berkas administrasi yang dikumpulkan seperti ijazah, traskrip nilai dan rekomendasi dari dosen. Dan nantinya para mahasiswa tak mesti khawatir dikarenakan tak ada kuota yang

ditentukan, melainkan hanya melulusi standar nilai yang telah ditetapkan PPs. “Sebanyak 303 orang pendaftar telah masuk, dengan rincian 270 pendaftar untuk S-2 dan 33 orang untuk S-3,” ungkapnya. Setelah pendaftaran ditutup, maka proses selanjutnya identifikasi berkas terlebih dahulu oleh panitia tanggal 8-9 Mei 2013 lalu dilanjutkan seleksi berkas oleh prodi masing- masing pada 10-11 Mei 2013. Hasil identifikasi berkas akan diumumkan pada 14 Mei 2013 dan bagi yang dinyatakan lulus bisa mengambil nomor tes pada tanggal 15-17 Mei 2013. Tes Potensi Akademik (TPA) akan dilaksanakan pada 18 Mei 2013 sedangkan tes kemampuan Bahasa Inggris pada 19 Mei 2013. Hasil tes tertulis akan diumumkan pada 27 Mei 2013. Bagi yang dinyatakan lulus tes tertulis akan mengikuti tes wawancara pada 29-30

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Mei 2013. Sedangkan, pengumuman hasil akhir tes akan diumukan pada 3 Juni 2013. Menanggapi rumor yang berkembang di masyarakat terkait adanya lonjakan pembayaran Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) PPs UNM yang terlalu signifikan, Jasruddin membantah hal tersebut. Dia memastikan pembayaran SPP PPs UNM untuk tahun ini tidak akan jauh beda dengan tahun sebelumnya. Estimasinya, kata dia, mahasiswa yang mengambil kuliah reguler untuk program magister (S2), SPP mereka adalah Rp 4,5 juta per semester, sedangkan untuk kelas non reguler, biaya SPP nya adalah Rp 7,5 juta. Sementara untuk progam doktor (S3), untuk kelas reguler dibebankan biaya Rp 9 juta. “Adapun untuk kelas non reguler bagi program doktor SPP mereka Rp 12 juta per semester,” terang dosen fisika ini. (pr30)

Wawancara

: 22 – 24 Agustus

Pengumuman hasil seleksi

: 30 – 31 Agustus

Pemanggilan dan Prakondisi

: 3 – 21 September

Persiapan pemberangkatan

: 21 – 25 September

Pemberangkatan SM-3T 2013

: 1- 14 Oktober

Pelaksanaan di daerah sasaran : Oktober 2013 – September 2014

PTIK Penerima Maba Terbanyak Pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2013 telah dibuka pada 13 Mei hingga 7 Juni. SBMPTN tahun ini dengan SNMPTN tahun lalu hanya berbeda dari segi penamaannya saja. SNMPTN tahun-tahun sebelumnya dibagi ke dalam tiga kelompok yakni kelompok IPA, IPS, dan IPC. Sedangkan SBMPTN tahun ini terdiri atas kelompok Sains dan Teknologi (Saintek), Sosial dan Humaniora (Soshum), serta Campuran (Saintek dan Soshum). Untuk kelompok Saintek, Prodi Pendidikan Teknologi dan Ilmu Komputer memiliki daya tampung tahun ini paling besar, yakni sebanyak 90 kursi dengan peminat pada tahun 2012 sebanyak 4258 calon mahasiswa. Selanjutnya, Prodi Pendidikan (Bilingual) Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi memiliki daya tampung tahun ini sama yakni 35 kursi, dengan peminat tahun lalu masing-masing 169, 125, 79, dan 214 calon mahasiswa. Sedangkan daya tampung tahun ini paling sedikit sebesar 15 kursi yakni Prodi Pendidikan Teknik Elektro dengan peminat tahun lalu sebesar 255 calon mahasiswa. Sementara itu, kelompok Soshum, Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek) memiliki daya tampung sebanyak 60 kursi dengan peminat tahun lalu 2202 calon maha-

siswa. Disusul Psikologi dan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Kampus Makassar) yang memiliki daya tampung tahun ini sama yakni 45 kursi dengan peminat tahun lalu masing-masing 1199 dan 3447 calon mahasiswa. Sedangkan daya tampung paling sedikit hanya 15 kursi yakni Prodi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Koperasi, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Luar Sekolah, Teknologi Pendidikan, dan Administrasi Pendidikan. Biaya seleksi peserta SBMPTN ujian tertulis untuk kelompok ujian Saintek atau Soshum sebesar 175 ribu rupiah, sedangkan untuk kelompok ujian Campuran sebesar 200 ribu rupiah. Sementara biaya seleksi untuk ujian keterampilan sebesar 150 ribu rupiah per jenis ujian keterampilan. Untuk melakukan pendaftaran online SBMPTN tahun 2013, peserta harus memiliki KAP (Kartu Akses Pendaftaran) dan PIN. “Untuk memperoleh KAP dan PIN peserta SBMPTN harus membelinya di Bank Mandiri atau bagi pendaftar Bidik Misi diperoleh melalui Bidikmisi-Ditjen Dikti,” ungkap Rusli, Kepala ICT Centre UNM. Selain melakukan pembayaran melalui kantor pelayanan Bank Mandiri, biaya seleksi dapat pula dibayarkan melalui Kantor Pos setempat atau ATM Bersama. (dwi) Profesi FM - 107.9 MHz


Profesiana

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVI 2013

11

www.profesi-unm.com

Ditegur Satpam, Ahyar Ngamuk Kamis (2/5), pagi hari sekitar pukul 09.00 halaman parkir Program Pascasarjana (PPs) sontak dikejutkan cek-cok yang sempat terjadi antara satuan pengamanan (Satpam) PPs dengan Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ahyar Anwar. Insiden ini bermula ketika Ahyar datang ke PPs untuk mengajar, dan berusaha

m e -

INT.

markir mobil yang digunakannya dengan tergesa-gesa lantaran diburu jadwal mengajar. Tiba-tiba salah satu satpam, Jumansang datang dan menegurnya karena kendaraan yang dipakai oleh Ahyar tidak beraturan. Bukan malah menempatkan parkir mobil putihnya, lelaki yang sering nongol di televisi lokal ini justru balik memarahi tindakan Jumansan yang menegurnya, demi ketertiban parkir. “Saya datang baik-baik tanya untuk perbaiki mobilnya, tiba-tiba dia malah marah,” ungkapnya ketika ditemui. Ia beralasan, kendaraan roda empat merek Chevrolet putih milik Ahyar itu terparkir melintang dan mengambil dua ruas parkir. Maka dari itu, Jumansan yang bertugas pada saat itu berkewajiban memperingatkan lelaki yang memiliki khas kacamata yang selalu melekat di kepala tersebut untuk menertibkan kenda­ raan yang dimilikinya. Jumansan yang merasa dirinya telah memberitahukan

Ahyar dengan baik, juga membalas perlakuan represif alumnus Universitas Gadjah Mada ini. Sempat terjadi pertengkaran kecil antara Jumansan dan Ahyar, dan tiba-tiba datang beberapa orang melerai adu mulut yang terjadi. “Namanya kita pengamanan kampus, jadi saya pergi tegur yang kedua, tapi dosen itu tabrak bahu saya. Saya saat itu langsung peluk dia karena saya lihat dia juga emosi dan takutnya saya dipukul kalau saya lepas,” urainya. Lelaki yang telah bekerja sebagai security sejak 2011 silam ini mengaku diintimidasi oleh Ahyar karena tidak menerima tindakan yang dilayangkan olehnya. “Saya diancam mau dibawakan mahasiswanya, karena emosi juga. Bahkan dia bilang mau membawa preman untuk menghancurkan pos satpam,” ungkapnya. Salah satu saksi mata, Kasman Kamaruddin yang juga anggota satpam PPs membenarkan kejadian di pagi itu. “Kan pada saat itu ada promosi doktor di lantai lima, dan banyak mobil yang parkir. Saya juga

Dana Macet, Toilet Mampet Terlambatnya cair dana Daftar Isian Perencanaan Anggara (DIPA) ternyata tidak hanya melumpuhkan proses akademik, akan tetapi juga berefek hingga toilet umum yang ada di gedung sentral UNM, rektrorat terbengkalai. Terhitung dari April hingga Mei, kamar mandi yang sering digunakan oleh sivitas akademika untuk kegiatan-kegiatan kebersihan tak kunjung membantu. Praktis, ini sangat menghambat lalu lintas operasional yang ada di UNM. Fadli, salah satu mahasiswa yang sering berkunjung ke mushallah rekrotat untuk beribadah sangat merasakan dampaknya. “Sudah cukup lama WC umum rektorat tidak layak pakai, kondisinya kotor dan jambannya tersumbat,” ungkapnya. Gedung berlantai tiga yang disetiap lantainya tersebut memiliki satu kamar mandi itu juga sering digunakan oleh orang di luar UNM. “Banyak tamu dari luar yang berkunjung untuk mengurus keperluan di Rektorat, pasti kamar mandi juga penting, namun jika kondisi kamar mandi tersebut tidak layak pakai, tamu juga akan menilai jelek tentang kebersihan UNM,” tegas mahasiswa Prodi IPS terpadu ini. Keluhan yang sama datang dari Hikma

(samaran), perempuan yang berprofesi sebagai cleaning service di gedung rektorat ini merasa kewalahan membersihkan kamar mandi umum tersebut. “Sering kali dibersihkan, namun tak beberapa lama kembali kotor karena jambannya tersumbat,” keluhnya. Lanjut Hikma, kira-kira hampir sebulan kondisi tersebut tak kunjung diperbaiki oleh pihak birokrat. Ia berharap pimpinan segera menyerukan kepada teknisi untuk memperbaikinya agar kamar mandi tersebut mudah dibersihkan dan bisa layak pakai. Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Pembatu Rektor Bidang Sarana dan Prasarana, Nurdin Noni membenarkan kondisi tidak layak pakainya toilet umum di kantor utama UNM. “Itu ulah dari orang jail yang membuang sampah kedalam closet sehingga menyebabkan closet tersebut tersumbat,” sesalnya. Nurdin berjanji, perbaikan closet yang mampet tersebut secepatnya akan dilaksanakan. “Kamar mandi tersebut memang sangat penting bagi civitas akademika UNM, tamu juga bisa menilai kebersihan UNM dari itu, kemarin kan terkendala di dana DIPA yang belum cair, sekarang anggaran sudah ada jadi pasti secepatnya akan diperbaiki,” janjinya. (pr26)

kaget karena langsung saja dosen (Ahyar) itu marah-marah, padahal dia juga yang salah parkir,” jelasnya. Sempat Jumansan digiring ke ruang atasan PPs untuk meredam kemarahan Ahyar, tetapi, menurut Kasman, Ahyar tidak pernah berhenti ngomel dan selalu mengeluarkan kata-kata kasar karena kekesalannya. “Keluar semua dosen, pegawai, mahasiswa melihat dosen itu teriakteriak. Sempat juga itu bapak (Ahyar) ditegur oleh salah satu dosen tapi tetap saja tidak berhenti,” akunya. Dirinya juga sangat menyayangkan perilaku berlebih yang dilakukan oleh dosen tersebut. “Saya juga tidak tahu, siapa sebenarnya yang bodoh. Kami kan hanya mengingatkan untuk tidak parkir sembarangan, tapi kenapa harus marah-marah,” keluhnya. Di sisi lain, Ahyar menolak jika dianggap bersalah pada kasus tersebut. “Satpam di pasca itu terlalu arogan dan tidak bisa menempatkan perbedaan antara kampus dan kantor militer,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Pria yang eksis di media massa ini mengakui mengabaikan teguran Jumansan karena ingin cepat masuk mengajar. “Satpam itu mengejar dan menahan dada saya, memaksa saya memindahkan mobil, dan memicu pertengkaran mulut,” kilah dosen yang dikenal memiliki banyak novel ini. Ahyar justru menduga, Jumansan datang menegur dirinya karena tak mengenali bahwa dirinya seorang tenaga pendidik di PPs. “Saya memang tidak berpakaian necis, hanya pakai jeans dan kemeja tanpa dasi. Satpam pun tak seharusnya memaksa secara berlebihan hanya soal parkir,”katanya. Dosen yang juga berprofesi sebagai penulis ini bahkan siap jika dirinya dilaporkan ke pimpinan PPs.“Kalau saya dianggap salah, silahkan saya dilapor secara administrasi ke pimpinan pasca. Tidak bisa satpam menahan dosen untuk mengajar hanya soal parkir. Karena ini kampus. Lagian saya tidak memarkir mobil ditengah jalan,” tegasnya. (tri/pr32)

Jangan Ingkar Janji dong...! Apa jadinya jika Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Musliar Kasim, sudah tak ingin lagi menginjakkan kakinya di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM)? Hal itulah yang terjadi dalam acara Seminar Nasional yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Teknologi Pendidikan Se-Indonesia (IMATEPSI). Jikalau saja tak melenceng dari perjanjian awal, maka seharusnya Wamendikbud, Kamis (9/5) telah berada di Gedung Pendidikan Pascasarjana (PPs), lantai 5 membawakan materi sekaligus sosialisasi tentang Kurikulum 2013, dengan tema “Peluang dan Tantangan”. Akibatnya, banyak peserta seminar yang merasa kecewa. Mereka yang seyogyanya disuguhi materi Kurikulum 2013 secara langsung oleh Wamendikbud merasa telah “dibohongi” demi menyukseskan acara tersebut. Seperti yang dialami oleh salah satu pendidik dari SMK di Luwu Timur, Ridwan Syam yang mengaku sangat kecewa atas ketidakhadiran Wamendikbud. Padahal ia sendiri jauhjauh datang ke Makassar untuk memperoleh informasi real tentang Kurikulum 2013.

“Saya baru sampai dari Luwu Timur tadi pagi dan langsung kesini. Saya kira lagi pak Wamen hadir dan tadinya saya berpikir akan mendapat paparan langsung dari beliau tentang kurikulum baru ini. Eh, tak tahunya ternyata beliau tak jadi datang,” kesalnya. Ketua Panitia Seminar, Zulkifli Sahari mengungkapkan, alasan tidak hadirnya Wamendikbud dalam acara yang dikoordinatorinya dikarenakan Wamendikbud megikuti jadwal di tempat lain. “Sebenarnya, dua hari yang lalu kita sudah dikonformasi atas ketidakhadirannya,” sesalnya. Berdalih ada urusan lain yang lebih penting, Pembantu Rektor IV, Eko Hadisudjiono yang juga menjadi pembicara Kurikulum 2013 dalam acara tersebut membenarkannya. Ia memaklumi jikalau Wamendikbud memang tak bisa datang hari ini. “Di tempat ini, Pak Wamen dulu sudah pernah memaparkan materi Kurikulum 2013. Jadi, tidak salah ketika ia memutuskan untuk urusan lain yang lebih penting dibandingkan untuk kedua kalinya menyampaikan materi yang sama disini (UNM, red),” bela Eko. (pr28)

Kelap-kelip Pinisi

Kok Seperti Lampu Hiburan Pak...?

Selain megahnya pinisi yang menjadi brand Universitas Negeri Makassar. Kini gedung berlantai 17 ini seakan menarik perhatian setiap orang yang melintasi jalan Andi Pangeran Pettarani dan sekitarnya pada malam hari. Bagaikan lampu diskotik, bangunan yang menghabiskan aggaran kurang lebih ratusan miliar ini penuh warna disekujur ujungnya. Jika diperhatikan lebih seksama, terdapat sembilan warna yang menghiasi kemeriahan pinisi. Konon, warna-warna tersebut mewakili jumlah corak fakultas yang ada di kampus eks IKIP ini. Selain itu, maraknya mahasiswa yang setiap sore hingga malam hari silih berganti berkunjung di halaman, menjadikan bangunan tersebut bagaikan tempat rekreasi. Profesi FM - 107.9 MHz

Seperti yang dirasakan oleh Mawar, salah seorang yang menghabiskan senja di depan gedung pencakar langit itu, pada Kamis (15/5). “Bagus sekali di sini. Selain banyak kendaraan yang lewat, juga pinisnya yang menyala-menyala,” ungkap mahasiswa Fakultas Ilmu Olahraga ini. Ia juga menuturkan kekagumannya terhadap bangunan andalan UNM ini. Hanya saja, ia masih saja bingung terhadap warna-warna lampu yang saling berganti di “tubuh” pinisi tersebut. “Seperti tempat diskotik kalau dilihat sepintas,” ujarnya sambil menunjuk lampu-lampu pinisi yang terus

berganti tanpa jeda itu. Pesona pinisi memang sangat kuat di mata civitas akademika, dan juga masyarakat Makassar. Gedung yang rencananya akan diresmikan bersamaan dengan ulang tahun UNM yang ke-52 ini, selain menggambarkan khas Bugis-Makassar, juga menyiratkan tentang bagaimana UNM ingin mengkombinasikan teknologi dengan karakter budaya lokal. Sama halnya Mawar, Sahar juga merasakan hal yang sama. Ia belum mengetahui makna dari sembilan warna yang melekat pada pinisi. “Rame sekali ini pinisi kalau dari jauh. Mungkin mau juga dijadikan tempat

karaoke di sini karena miripi sekali tempat begitu. Atau bisa juga dibilang ini bentor raksasa, tinggal dipasangkan saja speaker besar,” candanya sambil tertawa. “Sebenarnya ini pinisi, perfect sekali, tapi karena ada lagi lampu-lampu “pelangi”-nya jadi seperti kelihatan norak,” kata mahasiswa semester enam ini. Dirinya hanya mengharapkan, dengan banyaknya lampu di pinisi, tidak justru menjatuhkan pamor kampus. “Tetap UNM yang terbaik kalau gedung di Makassar, tinggal kualitasnya yang masih mau untuk diperbaiki. Jadi tidak hanya gedungnya yang bagus, tapi juga mahasiswanya bisa bersaing di tingkat nasional dalam hal akademik ataupun kegiatan-kagiatan kampus lainnya,” harap lelaki yang juga merupakan fungsionaris lembaga kemahasiswaan. (tri) Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Wawancara Khusus

Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 168 168 Profesi Mei Tahun Tahun XXXVII XXXVII 2013 2013 Mei

www.profesi-unm.com

Hendry CH Bangun (Wartawan Senior Kompas)

UKW Tidak Wajib, Tapi Perlu! Menjalani profesi sebagai seorang wartawan ternyata tidak saja bisa dilakukan begitu saja tanpa keterampilan-keterampilan dasar jurnalistik. Semakin banyaknya beredar wartawan-wartawan “asal” yang membaur di beberapa media, mendorong Dewan Pers untuk melakukan Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Uji kompetensi tersebut menjadi syarat perlu untuk memperoleh kejelasan status yang diakui sebagai wartawan profesional. Lalu, seperti apa sebenarnya UKW itu? Apakah melalui UKW juga akan meningkatkan kesejahteraan para wartawan. Berikut petikan wawancara singkat salah seorang reporter Profesi, Imam Rahmanto dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat yang juga merangkap sebagai Ketua Uji Kompetensi Wartawan di PWI. Apa sebenarnya Uji Kompetensi Wartawan (UKW) itu? Uji kompetensi wartawan (UKW) itu sebenarnya adalah tes yang diberikan kepada wartawan untuk memverifikasi profesi kewartawannya. Dalam uji kompetensi tersebut, wartawan akan memperoleh sertifikat yang menegaskan bahwa dia benar-benar wartawan yang kompeten dan diakui. Bagaimana yang dimaksud dengan wartawan kompeten? Wartawan yang kompeten adalah wartawan yang bisa merencanakan apa yang akan ditulisnya besok, tapi harus faktual. Entah apakah dia wartawan olahraga, politik, ataupun kriminal. Tidak selalu menunggu kejadian-kejadian yang terjadi pada saat itu juga. Jadi, uji kompetensi itu bukan hafalan. Sehingga kalau nanti kalian ingin memiliki sertifikat kompetensi, yang perlu dipersiapkan adalah pengalaman dalam dunia jurnalistik. Apakah semua wartawan wajib mengikuti uji kompetensi? Uji kompetensi bagi wartawan bukanlah hal yang diwajibkan, namun perlu. Sertifikat kompetensi hanya untuk mereka yang ingin jadi wartawan profesional. Melalui sertifikasi itu, keahlian mereka dalam bidang jurnalistik akan semakin diakui, sehingga tidak bakal kesulitan lagi untuk memperoleh pekerjaan sebagai wartawan ataupun sejenisnya di mediamedia lainnya. Cukup dengan menunjukkan sertifikat wartawan mereka, sesuai dengan kompetensinya, maka mereka bisa ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Selain itu, uji kompetensi juga untuk menghindari penyalahgunaan status wartawan di Indonesia. Dalam hal ini, penyalahgunaan seperti apa yang dimaksudkan? Seperti yang kita ketahui, ada banyak orang yang biasa mengatasnamakan wartawan untuk meloloskan kepentingankepentingannya. Apalagi, profesi wartawan sebenarnya kan tidak perlu spesialisasi khusus dalam pendidikannya. itu?

Apa saja yang diujikan dalam UKW

Tiap tingkatan memiliki mata uji yang berbeda. Ada tiga jenjang, pertama adalah UKW tingkat utama yang diikuti pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi atau pimpinan perusahaan pers, kemudian UKW tingkat madya yang diikuti redaktur pelaksana serta redaktur dan terakhir UKW tingkat muda untuk para wartawan atau reporter. Sebagai contohnya, untuk uji kompetensi wartawan muda, diantaranya merencanakan, menulis berita atau hasil liputan sesuai dengan standar jurnalistik, melakukan praktek wawancara, baik wawancara doorstop maupun wawancara dalam jumpa Urai data, ungkap fakta, saji berita

pers, menyunting tulisan, dan banyaknya jejaring yang dimiliki. Seperti halnya uji jejaring, wartawan itu harus punya minimal 20 orang yang bisa dihubungi pada saat itu juga. Ada namanya, ada jabatannya. Si wartawan harus menelepon narasumber di depan penguji. Dia disuruh untuk mempraktekkan di depan penguji bagaimana cara menelepon narasumber dengan baik. Setelah wartawan melalui uji-uji kompetensi itu, sesuai dengan tingkatannya, barulah bisa diputuskan bahwa wartawan lolos uji sertifikasi atau tidak.

dengan keadaan sekitar, jangan coba jadi wartawan. Dalam dunia serba material ini, apa masih banyak orang yang seperti itu, punya empati, ideal? Masih banyak kok. Lihat saja program yang dikembangkan Anies Baswedan yang mengajak para pengajar muda berprestasi untuk mengajar di desa-desa terpencil . Ternyata ada banyak yang mau menghabiskan waktunya mengajar di desa-desa yang tidak ada sinyal. Itu tidak lain karena panggilan jiwa mereka. Dan ternyata, orangorang mau jadi

Mendengar kata sertifikasi, teringat pada sertifikasi pendidik. Tentunya, sertifikasi pada guru itu diikuti oleh tunjangan atas label sertifikasinya. Apakah sama halnya dengan wartawan? Sertifikasi wartawan berbeda dengan sertifikasi pendidik pada umumnya. Jika guru yang sudah disertifikasi akan memperoleh tambahan kesejahteraan berupan tunjangan-tunjangan, maka wartawan tidak berlaku demikian. Sertifikasi wartawan hanya untuk menegaskan dan memperjelas status tiap wartawan di Indonesia. Sertifikat itu membentengi kita dari orang yangmenggunakan nama wartawan untuk kepentingan pribadi. Apakah memang sertifikasi wartawan tidak ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan wartawan? Kalau profesi lain itu sudah diakui oleh negara dan ada implementasinya dalam APBN. Sementara kalau wartawan itu dianggap urusan masing-masing. Akhirnya sampai sekarang bantuan untuk dewan pers hanya dalam bantuan dana di APBN itu. Memang , belum ada kaitan langsung dengan kesejahteraan. Akan tetapi, pihak dewan pers hingga saat ini masih terus mengajukan permintaan untuk peningkatan kesejahteraan profesi wartawan melalui sertifikasi itu, karena ertifikasi memang seyogyanya harus diikuti dengan peningkatan kesejahteraan. Bagaimana pandangan Anda tentang profesi wartawan itu sendiri? Bagi saya, wartawan itu tidak sama dengan profesi lain. Kalau anda tidak punya empati maka anda tidak bisa menjadi wartawan. Sebab, idealnya wartawan itu adalah orang yang lebih mementingkan kepentingan orang lain, utamanya orang banyak. Apalagi dengan gaji yang kecil. Tapi kalau hidup kita cuek, tidak peduli

wartawan, mungkin tergerak karena melihat negaranya yang sedang kacau. Bayangkan kalau kita semua tidak peduli ketika negara kita sedang kacau, maka habislah negeri kita. Lalu, menurut Anda, bagaimana hubungan pers mahasiswa sendiri terhadap UKW. Apakah mereka juga diwajibkan? Uji kompetensi itu tidak wajib, tapi perlu. Kalau mahasiswa yang aktif di lembaga pers semata-mata hanya untuk menimba ilmu menulis, tanpa ada proses kelanjutan pada profesinya selepas kuliah, ya tidak perlu ikut tes kompetensi. Sebenarnya bahkan pers mahasiswa (persma) pun bisa ikut, boleh ikut, asalkan dia adalah wartawan asli dengan melakukan tugas jurnalistik, apakah wilayah kerjanya di kampus ataupun di luar kampus. Meskipun sebenarnya kita prioritaskan dari media umum, tapi kami tidak menutup kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswa yang ingin mengikuti uji kompetensi tersebut. Sejauh dia bisa mengikuti uji kompetensi itu, kita perbolehkan ikut. Cuma syaratnya, media yang menaunginya memiliki badan hukum. (*)

FOTO: NURJANNA - PROFESI

Data Diri Nama : Hendry Ch Bangun Tempat/Tgl Lahir : Medan, 26 November 1958 Pendidikan : Lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1982 Jabatan : Sekretaris Jenderal PWI Pusat : Pengajar pada Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI bidang Manajemen Redaksi :Ketua Tim Uji Kompetensi Wartawan PWI Pusat Pengalaman Kerja - Wartawan Majalah Sportif Jakarta - Wartawan dan Redaktur Harian Kompas Jakarta - Mendirikan dan menjabat Redaktur Harian Warta Kota (Kelompok Kompas Gramedia) Karya Tulis, buku: - “Wajah Bangsa Dalam Olahraga: 100 Tahun Berita Olahraga Indonesia” (2007) - “Meliput dan Menulis Olahraga” (2007), - “Kumpulan Esei Olahraga Hendry Ch Bangun” (2012)

Profesi FM - 107.9 MHz


Lensa Orange

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

13

www.profesi-unm.com

Perjuangan Belum Usai Di tengah himpitan ekonomi yang semakin mencekik kaum miskin masih ada beberapa orang tetap berani memperjuangkan hak mereka sebagai warga negara. Begitu pula yang terjadi di kalangan mahasiswa, demi menunjukkan eksistensinya bahwa memperingati Hari Pendidikan nasional sebagai wujud perlawanan untuk perbaikan mutu pendidikan dan orientasi pendidikan yang sebagaimana mestinya tanpa politisasi “kotor.�

Foto-foto: Rizki Army Pratama

tembak

Tolak

mahal

Intai

Jemput anak Anak

Jual

Orasi

Profesi FM - 107.9 MHz

Urai data, ungkap fakta, saji berita


Opini

14

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

www.profesi-unm.com

Almamater

Label

Muh Hasim Arfah*

B

aso sudah selesai dari kampus. Cucuran keringat telah membasahi seluruh tubuhnya selama kuliah. Tak terhitung sudah pengorbanan yang dia lakukan. IPK-nya sangat bersaing. Ia berencana mendaftar di perusahaan milik negara. Kalau di atas kertas ia sudah melenggang menjadi pegawai. Ujian sudah dijalani. Baso yakin lulus. Namun dari sepuluh nama yang lulus. Tak satu pun bernama Baso. Setelah ditelusuri kesepuluh nama yang lulus berlatar belakang anakanak pejabat dan pengusaha terpandang. Baso hanya anak petani miskin yang cerdas. Siapa dia? bukan anak pejabat atau anak konglomerat. Ia protes dan jawaban yang diterima, kamu siapa? Akhirnya ia berjuang dan menjadi pemimpin salah satu perusahaan milik negara. Orang yang bernasib sama datang ke dia meminta kerjaan maka dia menjawab, kamu siapa? Inilah label. *** Suatu hari seorang ibu ingin ke rumah sakit. Anaknya sakit. Si anak perlu berobat. Sakit si anak memang sudah parah. Namun apa daya, dasar si ibu juga miskin. Tak punya banyak uang. Ia dan anak kena penolakan. Tak ada tempat untuk mereka. Dari semua rumah sakit yang mereka mintai pertolongan tak ada yang menerima. Akhirnya si anak meninggal dunia. Si penjaga rumah sakit berkata, kamu siapa? Tak ada tempat untuk kamu dan anakmu. Ini juga label. *** Cerita terakhir ini terinspirasi dari kisah tragis bayi Dera Nur Anggraini di Jakarta beberapa bulan yang lalu. Kisahnya berakhir tragis. Si Dera meninggal. Label berupa jabatan dan pangkat akan selalu menjadi perhatian utama seseorang memandang dan menghormati orang lain. Jika tak ada label maka tak ada juga rasa hormat. Hal yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman adalah manusia memandang seseorang itu dari label mereka. Siapa dia? Apa pangkatnya? Siapa keluarganya? Berapa uangnya? Meski kita sebelumnya pernah bernasib sama dengan orang yang pernah menderita. Zaman sekarang memang tak banyak berubah. Meski negara kita sudah menganut sistem DEMOKRASI. Sistem yang paling dianggap efektif dan adil untuk semua elemen masyarakat. Roh demokrasi di setiap daerah memang sama. Namun bukan roh Pancasila. Masih banyak daerah yang mengedepankan jabatan dan kedudukan. Siapa yang mempunyai jabatan maka akan diperlakukan bak raja. Lihatlah perlakuan untuk si pemimpin. Mereka mendapat fasilitas super wah. Orang-orang yang iri jika mencapai kedudukan itu juga hampir dipas-

Urai data, ungkap fakta, saji berita

tikan bersifat yang sama. Karena sakit hati. Rakyat yang tertindas akan pasti memberontak. Membuat kekacauan. Bahkan mereka ingin merdeka. Keluar dari sistem dan membuat negara sendiri untuk kaum mereka. Tak kala negara sudah dianggap tak adil. Jadi jika kita andaikan sistem demokrasi adalah pakaian. Meski berganti tetap akan bersifat sama. Karena roh negara kita masih tetap monarki. Beberapa saat yang lalu seorang mantan jenderal TNI mengatakan bangsa ini belum bisa menerima sistem demokrasi. Karena budaya yang tak sesuai. Jika ditilit memang sistem ini belum dapat membuat negara ini maju pesat. Karena yang kita ganti adalah pakainya. Kita tak mencoba memperbaiki isi-nya. Jiwa-nya. Roh-nya. Bukan tak mungkin sistem demokrasi akan berganti. Namun jika jiwa-nya tetap sama. Maka tak akan ada perubahan. Korupsi akan tetap merdeka. Kekacauan tetap ada. Ketidakadilan akan tetap langgeng. Jiwa negara ini adalah keanekaragaman. Setiap daerah mempunyai adat istiadat dan budaya yang berbeda. Kedaerahan masih sangat terasa. Sangat kental. Hal ini membuat negara ini tak akan bisa maju cepat. Karena ketidakadilan masih diangang-angang. Bayangkan saja seorang pemimpin yang memimpin biasanya hanya mementingkan pribadi dan golongan. Sangat jarang yang adil meski itu dengan daerah non basis. Termasuk sistem kepemimpinan dari kampus. Anda akan ditanya, “kamu dari daerah mana?” jika sama maka urusan akan lancar. Hal ini memang perlu diperhatikan dan diselesaikan. Amerika Serikat butuh 200 tahun untuk mengakui keanekaragaman tentang warna kulit. Barack Obama menjadi pemecah dinginnya tembok warna kulit. Negara ini mempunyai banyak budaya, adat istiadat dan kepercayaan. Apakah butuh waktu lebih dari Amerika Serikat. Bisa jadi! Jika itu terjadi maka negara ini akan lama berkutat pada masalah kedaerahan dan keanekaragaman. Masalah lain akan terpinggirkan, yang perannya juga krusial. Seperti ekonomi, kesejateraan rakyat, pendidikan. Pemimpin memang masih dianggap raja dari sekian daerah di NKRI. Saya juga heran kenapa NKRI sering diganti NRI. Menurut saya ini sangat beda. Sudah selayaknya kita sadar dan kembali ke khitah Bhinneka Tunggal Ika. Meski berbeda tetap satu. Negara ini adalah negara kesatuan, yang menghormati tiap-tiap pendapat. Bukan kerajaan. Bukan perusahaan, yang menentukan kebijakan adalah direksi. Tak menganggap seseorang dari latar belakangnya. Dari mana dia berasal. Dari golongan mana dia. Apakah orang miskin atau orang kaya. Akhirnya saya berdoa kepada Tuhan. Mudah-mudahan banyak orang miskin. Karena kalau banyak orang kaya maka dunia akan kacau. Pengrusakan alam semakin tak terhindarkan. Karena mencari kekayaan sekarang lebih banyak melalui jalan-jalan ilegal dan tak halal. Tak memperdulikan Tuhan maupun kepentingan alam dan kelangsungan manusia. (*) *Penulis adalah Kepala Penyiaran LPPM Profesi UNM periode 20102011.

Pengelolaan dan Penggunaan Barang Milik Negara Oleh Pemerintah

Herman*

A

set dalam pengertian hukum positif di Indonesia terdiri atas aset yang dikelola langsung oleh pemerintah yang dikenal dengan barang milik negara (BMN), aset yang dikelola pihak lain (kekayaan negara yang dipisahkan dalam suatu unit usaha), dan aset yang dikuasai negara yang terkait dengan kekayaan strategis negara yang mempunyai nilai besar dan menguasai hajat hidup orang banyak (lihat Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 45). Dasar hukum pengelolaan dan pemanfaatan aset negara oleh pemerintah tersebar dalam berbagai peraturan hukum, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, dan Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Untuk pengelolaan dan pemanfaatan BMN yang dikelola oleh pemerintah agar efisien, akuntabel, dan mempunyai ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN terdapat dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Kewenangan pengelolaan BMN adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara/daerah dalam hal ini adalah Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara. Untuk pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik negara/daerah yaitu menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan kementerian. Sedangkan kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya, misalnya rektor di suatu universitas negeri. Pada dasarnya peraturan perundang-undangan tentang BMN telah cukup memadai walaupun belum cukup tersistematis dan terorganisasi dengan baik. pejabat administrasi yang

diberikan kewenangan pengelolaan BMN yang terkadang lalai, atau bahkan ada kecenderungan penyelundupan hukum dalam pengelolaannya. Ketentuan BMN yang ada pada saat ini telah cukup untuk membuat penataan dan pengelolaan aset negara yang lebih tertib, akuntabel, dan transparan. Dengan pengelolaan BMN yang professional demi kepentingan pelayanan publik, maka diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan dari masyarakat yang merosot pada saat ini kepada para penyelenggra negara, khusunya dalam pengelolaan atau penggunaan BMN. Hal ini juga sesuai dengan Asas akuntabilitas dalam hukum, yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum. Keterlibatan masyarakat dalam rangka pengawasan pengelolaan BMN oleh pemerintah merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat agar pengelolaan tersebut dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pemerintah dalam pengelolaan dan pemanfaatan aset negara harus transparan, menyajikan informasi secara terbuka, dan melibatkan masyarakat secara aktif. Penggunaan BMN oleh pengguna barang dan kuasa pengguna barang dibatasi hanya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga. Kalaupun digunakan bukan dalam menunjang tugas pokok dan fungsi kementerian negara, maka harus dibuat berdasarkan ketentuan peraturan yang ada, karena ada potensi melakukan penyalahgunaan kewenangan (detournement de pouvoir) yaitu menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang itu. Dalam banyak praktek penggunaan barang milik negara kadang-kadang bukan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga, misalnya tanah atau gedung yang disewakan kepada pihak ketiga. Sewa menyewa antara pihak pengguna/ kuasa pengguna BMN dengan pihak ketiga dibuat berdasarkan ketentuan hukum perdata (van verbintenissen), dan setelah sewa menyewa itu diadakan, maka ada kewajiban lain yang mesti dipenuhi oleh pengguna/ kuasa pengguna BMN, misalnya hasil penyewaan merupakan penerimaan Negara dan seluruhnya langsung disetor ke Kas Negara, tidak boleh digunakan langsung setelah pihak ketiga membayar sewa berdasarkan prosedur dan mekanisme PNBP (penerimaan negara bukan pajak). Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2007 dalam Ayat (2) juga disebutkan, bahwa

tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan sesuai tugas pokok dan fungsi pengguna barang atau kuasa pengguna barang wajib diserahkan kepada pengelola barang, dan pada ayat (3) disebutkan, bahwa semua penerimaan yang berasal dari pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara merupakan penerimaan negara bukan pajak yang harus disetor ke rekening kas umum negara. Fakta yang sesungguhnya seringkali berbicara lain, karena PNBP ini mengalir secara pribadi kepada pribadi-pribadi pejabat yang membuat kebijakan penyewaan itu. Munculnya permasalahan pengelolaan BMN selain itu, apabila dalam sewa-menyewa BMN itu tidak mengikuti prosedur dan mekanisme sesuai dengan aturan tentang BMN, sesuai dengan asas kepastian hukum yaitu pengelolaan BMN wajib dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan, sebagai langkah tepat mencegah potensi kerugian negara. Potensi penyalahgunaan pengelolaan BMN secara melawan hukum (onrechtsmatige daad) oleh pejabat administrasi negara seringkali dilakukan demi keuntungan dan kepentingan diri sendiri atau bahkan dilakukan secara “berjamaah”, sistematis dan terorganisir. Setiap kerugian negara akibat kelalaian, penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan BMN diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-undangan—menggunakan instrumen hukum perdata. Sedangkan setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara dapat dikenakan sanksi administratif, dan dapat juga dikenakan sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan— menggunakan instrumen hukum pidana, misalnya menggunakan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, atau UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Kelemahan mendasar dari BMN selama ini yang dikelola oleh pemerintah oleh karena ketentuan peraturan perundangundangan tentang aset negara yang masih parsial, artinya aset tidak secara terintegrasi diatur dalam satu undang-undang yang mengatur tentang aset (baca; peraturan perundangundangan produk DPR). Pengaturan tentang aset negara diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berpotensi saling bertentangan satu sama lainnya. *Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Sosial UNM Profesi FM - 107.9 MHz


Opini

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

15

www.profesi-unm.com

Hukum Newton dan Sistem Perlawanan Mahasiswa Kini; Tegas atau Kasar?

Kaharuddin Arafah*

S

aya ini adalah anak kecil yang sedang bermain di pinggir pantai. Senang sekali saya dapat menemukan kerang-kerang kecil yang sangat indah baik dari segi bentuk maupun warna, tetapi apa yang saya temukan ini bagaikan sebutir pasir di tengah lautan. Kalimat ini pernah diucapkan oleh Newton disuatu masa pada waktu yang silam. Siapa sih yang tidak kenal Tuan Newton? Begitu hebatnya Dia, para tokoh Fisika bersepakat mengatakan bahwa sebenarnya selangkah lagi Newton maju dalam dunia Mekanika maka Albert Einstein tidak perlu lahir. Memang Fisikawan mengakui bahwa Newton adalah seorang genius yang pernah lahir dan merajai dunia Mekanika (bagian dari Fisika yang mempelajari tentang gerak) dimana hasil temuannya masih digunakan hingga saat ini. Dahulu kala, orang berpandangan bahwa untuk dapat menggerakkan sebuah benda secara terusmenerus maka diperlukan juga gaya yang bekerja secara terusmenerus. Mencermati ungkapan ini, mungkin juga ada diantara pembaca yang masih berpandangan sama dengan orang-orang jadul tersebut. Mari kita coba menelusuri cara berpikir Tuan Newton sambil mengambil benda tegar di sekitar kita, lalu gerakkan dengan cara mendorong dan amati pergerakan benda tersebut. Pasti gerakannya akan terhenti! Iya betul. Coba ganti landasan gerak benda tegar tersebut dengan bidang yang lebih licin dan terus ulangi dengan mengambil landasan yang lebih licin hingga licin sempurna tanpa gesekan. Ternyata benda tersebut akan terus bergerak dengan sekali do-

Profesi FM - 107.9 MHz

rongan dan ia tidak akan berhenti tanpa campur tangan gaya dari luar. Kita ini diajak membaca atau dianjurkan untuk bereksperimen? Ya sudahlah, lupakan saja instruksi tadi. Sekarang mari kita memahami hakikat gerakan benda yang diamati oleh Tuan Newton lebih jauh. Ternyata benda itu dapat bergerak secara terus menerus walau hanya dengan sekali sentakan, asalkan landasannya tidak memiliki gaya gesekan dengan benda yang digerakkan. Hakikat inilah yang dikemudian hingga kini dikenal dengan Hukum Pertama Newton. Ini baru satu hukum yang dikemukakan oleh Newton dan ternyata sangat luar biasa, dan itulah sebabnya para ahli Fisika menjulukinya sebagai the King of Classical Mechanics. Lalu apakah dengan lahir dan populernya Einstein maka Newton dilupakan? Tentu saja tidak. Mereka bergerak pada bidang kajian yang berbeda, tetapi beberapa landasan berpikir Newton terus digunakan oleh Tuan Einstein. Apa makna yang dapat dipetik dari cerita singkat di atas dan apa hubungannya dengan pola pergerakan mahasiswa kini? Bahwa seorang ahli itu ternyata memiliki rasa rendah hati yang luar biasa. Bahwa setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, hanya dibutuhkan sedikit kesabaran untuk mengantri. Bahwa untuk melakukan pergerakan tidak ditentukan oleh seberapa lama gaya itu bekerja melainkan yang lebih penting adalah seberapa kecil gesekan antara benda yang digerakkan dengan landasannya. Mari kita gunakan hakikat di atas untuk mengintip sejenak pola pergerakan mahasiswa di awal lahirnya Orde Baru dan lahirnya Orde Reformasi. Ternyata mahasiswa begitu sukses mengantar Soeharto “menggusur” Soekarno dan melahirkan Orde Baru serta menyebutnya masa Soekarno sebagai Orde Lama. Selanjutnya waktu terus bergulir, zaman terus berganti dan mahasiswa pulalah yang kemudian “melibas habis” Soeharto hingga zaman berganti menjadi Orde Reformasi; kata yang lebih

elegan dari Orde Baru. Kira-kira identik dengan istilah Mekanika Kuantum dan Mekanika Klasik di zaman Einstein-Newton. Hanya saja bedanya pergantian masa Einstein-Newton tidak ada sedikitpun unsur yang tersakiti karena pergantian masa ini murni akademik-kepakaran.

Belajar dari Gas Ideal

Salah satu wujud benda yang sangat luar biasa yang ada di alam ini adalah gas. Ia dapat dimampatkan atau diekspansikan untuk menghasilkan energi yang luar biasa dengan hanya mengubah salah satu variabel makroskopiknya. Gas terdiri atas molekul-molekul yang sangat banyak, kira-kira 2,68 x 1019 atom dalam setiap volume 1 cm3. Gas akan memiliki kelakuan yang hampir sama selama temperaturnya tidak terlalu rendah dan tekanan yang tidak terlalu tinggi. Gas pada kondisi ini disebut gas ideal dengan beberapa siaft utama seperti: (1) terdiri atas partikel yang banyak sekali dan bergerak rambang, (2) tidak ada gaya tarik-menarik antara partikel satu dengan partikel lain, (3) jarak antar partikel jauh lebih besar dibanding ukuran partikel, (4) jika partikel menumbuk dinding atau partikel lain maka tumbukannya lenting sempurna, dan (5) Hukum Newton tentang gerak berlaku. Karena sifatsifatnya yang demikian maka gas dapat digunakan untuk menggerakan mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi dengan segala kenyamanan yang melekat padanya. Dengan karakternya yang demikian maka gas dapat digunakan untuk mengangkat mobil yang berat pada saat akan dicuci melalui sistem pompa hidrolik, dan banyak lagi aspek

aplikasi yang lainnya. Mari kita telusuri sifat gas; jika sebuah partikel bertumbukan baik sesama partikel maupun partikel dengan dinding wadahnya maka sifatnya lenting sempurna. Menurut ilmu fisika, diketahui bahwa tumbukan yang bersifat lenting sempurna ternyata tidak merusak permukaan benda yang bertumbukan. Selain itu, koefisien restitusinya (tumbukan) sama dengan satu yang berarti bahwa ia akan kembali ke tempatnya semula setelah ia bertumbukan tanpa kehilangan energi. Sifat lainya adalah tidak ada gaya tarik-menarik antara partikel satu dengan partikel lain; artinya adalah atas nama kebersamaan ternyata partikel gas tidak saling bertentangan satu dengan lainnya dan tidak menghabiskan energinya untuk berselisih faham sesama partikel gas. Menghubungkan uraian sebelumnya dengan sifat gas ideal; pertanyaannya kemudian adalah mengapa mahasiswa di zaman yang silam itu begitu sukses mengantar Soeharto “menggusur” Soekarno dan pada akhirnya mahasiswa pulalah yang kemudian “melibas habis” Soeharto? Menurut pengamatan penulis dari perspektif ilmu Fisika, hal itu disebabkan oleh paling sedikit dua hal yaitu, pertama; mahasiswa sukses menggunakan ilmu Tuan Newton. Yang kedua adalah mahasiswa berhasil mengamalkan hampir semua sifat gas ideal seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun juga sangat disesalkan bahwa pada masa itu ada banyak kerugian baik materi maupun trauma bahkan pada tataran yang paling tinggi yaitu banyak nyawa yang melayang. Untuk urusan yang terakhir ini, ilmu fisika melepaskan diri.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana dengan pola perlawanan mahasiswa kini? Coba kita memutar kembali “film” yang pernah ditonton di Universitas Negeri Makassar (UNM) beberapa tahun terakhir. Sektor parangtambung telah menjadi saksi betapa mahasiswa meninggalkan sifat-sifat gas ideal bahkan melanggarnya. Tidak sedikit hati yang tercederai akibat interaksi yang tidak lenting sempurna. Betapa banyak gedung bahkan oknum mahasiswa sendiri yang manjadi korban akibat koefisien restitusi yang mendekati nol?. Tidak hanya itu, masih segar dalam ingatan kita di awal bulan ini, begitu mentari 1 Mei terbit, hampir di seluruh wilayah Republik ini secara bersamaan massa buruh bersama mahasiswa tumpah rua ke jalan, tetapi tidak sedikit massa yang kemudian mengalami bentrok akibat adanya provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sekali lagi kegagalan ini karena massa yang turun ke jalan sambil berorasi tidak sepenuhnya mengikuti sifat gas ideal dan hukum-hukum Newton. Dalam kondisi kekinian dan masa yang akan datang tentu saja pergerakan mahasiswa terus akan bergulir dan akan abadi jika paling sedikit mengikuti hukum-hukum Newton, sifat-sifat gas ideal plus tegas tetapi tidak kasar. Orang yang tegas adalah orang mampu menujukkan pandangannya terhadap sesuatu secara jelas tetapi santun. Orang yang tegas adalah orang yang tinggi budi pekertinya. Orang yang tegas adalah orang yang tahu aturan. Orang yang tegas adalah orang menyuarakan kebenaran tetapi tidak kasar. *Penulis adalah Staf Pengajar pada Jurusan Fisika.

LPPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika UNM. Tulisan dibatasi maksimal 3000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan anda tanpa mengubah maknanya.

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16 Persona

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 168 Mei Tahun XXXVII 2013

www.profesi-unm.com

Prof. Dr. Sapto Haryoko, M. Pd. (Guru Besar FT UNM dan Rektor STMIK AKBA Makassar)

Rencanakan

Masa Depanmu

“Dalam hidup selalu ada planning. Saya memiliki empat fase dalam hidup ini yang selalu menjadi planning saya dalam menjalani kehidupan. Fase mencari ilmu, memperbaiki ekonomi keluarga, pengabdian kepada lembaga dan fase menikmati hidup”. Inilah yang menjadi prinsip pria kelahiran Yogyakarta, 27 Desember 1962. Bukan hanya terkenal sebagai dosen di kampus orange, pria yang mendapat gelar doktor pada usia yang termudah di usia 35 tahun ini juga pernah menjadi dosen dan mengajar 26 jenis mata kuliah di beberapa kampus di Indonesia. Dialah Sapto Haryoko. Dosen Fakultas Teknik sekaligus Guru Besar UNM ini, tercatat sebagai dosen paling produktif di UNM. Berbagai karya telah tercatat di pundaknya. Sekitar 30 karya ilmiah yang berhasil dia hasilkan sejak tahun 2007-2012. Ayah dari Aldila Gusta dan Berliana Rizki ini, juga sudah memiliki 5 buku atau bahan ajar. Bukan hanya itu, piagam penghargaan berhasil diraihnya seperti Dosen Teladan Tingkat Fakultas UNM Tahun 1994 dan mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya selama 20 tahun sejak tahun 2009. Pria asal Yogyakarta ini juga merupakan konsultan di beberapa bidang kegiatan. Konsultan Devisi Diklat Telkom Kandatel Ujung Pandang, Konsultan KeDeputi-an Litbang Lembaga Adminstrasi Negara Jakarta, Konsultan Devisi Diklat BPPT Jakarta, Konsultan Pengembangan Personalia Universitas Gunadharma Jakarta, Konsultan Freelance DPR Pusat Komisi X (Komisi Bidang Pendidikan) Jakarta, Konsultan “Second Junior Secondary Education Project” Departe-

men Pendidikan Nasional, Konsultan Direktorat PLP Ditjen Mandikdasmen Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, dan Konsultan Freelance (on call) Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, BPSMP & PPMP Jakarta. Meski Sapto lahir di Jawa, tapi dia memiliki niat yang begitu besar untuk memajukan pendidikan di seluruh Indonesia termasuk di Makassar. “Karena nilai saya bagus, saya mendapat kesempatan untuk mengabdikan diri di luar. Dan saya memilih Makassar yang relatif dekat denganYogyakarta sebagai tempat berbagi ilmu. Saat itu, UNM sangat membutuhkan tenaga pengajar. Makanya saya mengabdikan diri di UNM sejak tahun 1987,” ungkapnya. Selain itu, dia berhasil menggugurkan pendapat orang selama ini, yang beranggapan bahwa orang Jawa yang datang ke sini, kecenderungannya untuk bertahan hanya sampai lima tahun lalu pulang. “Saya akhirnya menggugurkan pandangan mereka, bahwa tidak semuanya seperti itu. Terbukti saya bisa mengabdi sampai saat ini,” lanjutnya. Di bulan Oktober, Sapto yang merupakan anggota Tim Dewan Kode Etik Dosen UNM ini diminta langsung oleh Dekan FMIPA, Hamzah Upu untuk menyampaikan visi-misi menjadi seorang rektor di STMIK AKBA Makassar. “Saya ditelpon oleh Dekan MIPA untuk menyampaikan visi misi. Saya dinilai memenuhi tiga kriteria dimana saya layak jadi rektor di yayasan itu,” ungkap dosen yang selalu berpenampilan rapi ini. Sebagai salah satu guru besar yang berkompeten, punya pengalaman berskala internasional, dan punya kemampuan di bidang IT, suami dari Dwi Handayani ini, dianggap pantas memimpin kampus STMIK AKBA. Saat menyampaikan

presentasi di Hotel Clarion, dua hari berikutnya, Ketua Yayasan STMIK AKBA terkesan, dan memintanya untuk segera dilantik. Akhirnya, Sapto meminta izin kepada rektor dan Dekan FT untuk bisa dilantik menjadi rektor di kampus itu. Setelah dilantik, assesor sertifikasi dosen UNM ini, mendapat panggilan oleh Dekan FT untuk menjadi Pembantu Dekan IV FT UNM. Dan seminggu kemudian, Sapto dilantik lagi menjadi Pembantu Dekan Bidang Kerjasama dan Kelembagaan. Sapto Haryoko berharap, agar UNM tidak lagi dipandang sebagai kampus yang asal-asalan. Tapi, dianggap sebagai universitas yang punya kewibawaan. Dimana kewibawaan itu terpancar dari kewibawaan para guru besarnya. Jadilah dosen yang baik, berdasarkan kodrat dan fungsinya. Jadilah tauladan yang baik bagi mahasiswa-mahasiswanya. Gunakan ilmu padi, dimana semakin berilmu semakin merunduk. Buatlah mahasiswa jangan merasa takut, tapi segan. Bukan segan kepada orangnya tetapi segan kepada ilmunya. Kalau kita berbuat baik kepada orang, maka orang pun akan berbuat baik kepada kita. Ketika kita telah melakukan sesuatu yang berharga, maka akan selalu diingat orang, dan merupakan amal jariyah. Terbukti, 26 tahun di Makassar, saya belum pernah konflik dengan orang Makassar yang katanya kasar-kasar. Artinya, kembali kepada orangnya. Jika kita bisa bergaul, bisa menghargai orang lain, bisa berkomunikasi dengan baik, maka orang pun akan melakukan hal yang sama kepada kita.(NJA)

Data Diri

FOTO: NURJANNA - PROFESI

Nama : Prof. Dr. Sapto Haryoko, M.Pd. TTL : Yogyakarta, 27 Desember 1962 Jabatan - Ketua / Rektor STMIK AKBA Makassar (2012-sekarang) - Direktur Kerjasama dan Kelembagaan (Wakil Dekan IV) FT-UNM (2013-sekarang)

Riwayat Pendidikan S-1 FPTK IKIP Negeri Yogyakarta / Pend Elektronika (1985) S-2 Pascasarjana IKIP Jakarta / PTK (1991) S-3 Program Doktor UN Jakarta / Kependidikan (1999) Penghargaan - Dosen Teladan Tingkat Fakultas UNM (14 Juni 1994) - Satya Lencana Karya Satya 20 tahun (24 Juli 2009)

Berwirausaha S Maba ejak

Usia muda bukan menjadi halangan bagi mahasiswa prodi Akuntansi ini, Hasrina, untuk berwirausaha. Belum genap setahun ia menjalani kuliahnya di UNM, ia sudah mampu mengembangkan usaha yang beromzet hingga Rp40 juta. Dibantu oleh dua orang karyawannya, Hasrina mengembangkan usaha minimarketnya yang ia namakan minisoft. Berbeda dengan minimarket pada umumnya, usaha

minisoft yang dikembangkannya itu memanfaatkan sistem delivery (layanan antar) untuk menjual barang-barang ke pelanggannya. "Ada layanan hotline. Jadi pembeli bisa memesan barang-barang toko lewat telepon dan akan diantarkan langsung ke tempat masing-masing," terangnya. Hasrina mengaku, mulai menjalani usaha kecil-kecilan belajar dari ayah angkatnya yang merupakan seorang mantan anggota DPR. Sebelum kuliah dan menjalankan usaha sendiri, ia pun pernah bekerja di warung lalapan dan warungwarung kopi selama beberapa

Data Diri Nama Lengkap Tempat &Tgl Lahir Pendidikan E-Mail Pemimpin Idola Hobbi Cita-cita Nama Perusahaan Jumlah Karyawan FOTO: IMAM - PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

: Hasriana Agussam : Benteng,16 Mei 1993 : Mahasiswa Fakultas Ekonomi : inhahasrina@ymail.com : Bung Karno (Presiden Pertama RI) : Berniaga : Owner Perusahaan Multinasional : Alfarizi mini shop : 3 Orang

bulan. Dari sana, ia mulai banyak belajar bagaimana cara mengelola usaha dengan modal diusahakannya sendiri. “Saya juga terdorong dengan kebutuhan saya untuk bayar kuliah saya, karena melihat orang tua saya sebagai buruh tani sudah agak kerepotan membiayai adikadik saya,” tutur Hasrina. Berbekal modal awal Rp 10juta, ia mendirikan minisoft di Tamalanrea, area yang cukup akrab dengan wilayah kost-kostan mahasiswa. Ia menganggap, kondisi mahasiswa yang akrab dengan kebutuhankebutuhan sehari-hari, seperti rokok, makanan ringan, minuman, atau barang-barang lainnya bisa ia manfaatkan untuk membangun toko kelontong. “Tapi, toko kelontongnya harus berbeda dengan toko-toko pada umumnya,” tegasnya. Perempuan asal Sidrap ini juga sangat berkeinginan bisa membagi pengalamannya itu kepada mahasiswa-mahasiswa lain yang juga bernasib sama dengannya. “Makanya saya selalu mendorong karyawan saya untuk bisa seperti

saya kelak,” ungkap mahasiswi jebolan pesantren ini. Selain itu, Hasrina juga banyak belajar entrepreneur dari organisasi yang ia geluti sekarang, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Beragam pelatihan maupun praktek didapatkannya langsung melalui kegiatan-kegiatan yang sering digelar oleh HIPMI. Hingga kini, ia masih berusaha mengembangkan “invansi” usahanya. Beragam program wirausaha yang menjanjikan modal tinggi untuk pengembangan usaha selalu ia kejar. Baru-baru ini ia berhasil mendapatkan dana hibah Rp25 juta dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) atas proposal yang ia ajukan. Dari ratusan pelamar yang mengajukan proposal usaha, ia menjadi salah seorang diantara 15 mahasiswa se-Sulsel yang berkesempatan mencicipi modal cuma-cuma dari Kemenkop UKM. “Selanjutnya, saya akan memperbesar usaha saya dengan modal itu,” beber mahasiswi yang juga ingin membangun butik ini. (imr) Profesi FM - 107.9 MHz


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.