1
RSBI Ditendang, ICP Meradang
Munculnya keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) perihal peniadaan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), menimbulkan keresahan pihak pengelola Program Studi (prodi) yang berlabel International Class Program (ICP). Belum lagi, ICP terindikasi banyak “pungutan liar.” Sebut saja Mirna, Mahasiswa Prodi Kimia ICP ini mengaku menyesal telah masuk ICP. Belum lagi, pembayarannya yang selangit ternyata lulusan ICP juga nantinya tidak lagi dibutuhkan di sekolah yang bertaraf internasional. “Bagaimana mi kalau seperti ini, kami sudah bayar mahal, eh ternyata kita tidak lagi dibutuhkan. Fasilitas yang ada disini juga tidak layak dipakai,” ujarnya. Nada kecewa juga dilontarkan Jamrah, meski baru sekitar dua bulan berstatus sebagai alumni ICP, dirinya juga mengaku tidak menyangka adanya keputusan seperti itu. “Padahal, baruka kodong mau coba-coba mendaftar di sekolah SBI,” celotehnya. Namun, pada rapat yang berlangsung di ruang senat FMIPA, Hamzah Upu selaku dekan menghimbau kiranya mahasiswa ICP tidak perlu khawatir. Pasalnya, ICP tidak hanya diperuntukkan untuk sekolah SBI atau RSBI saja. “Pertama kita pikir adalah bagaimana anda Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
FOTO : MUHAMMAD ANSARULLAH - PROFESI
RAPAT. Para birokrasi FMIPA menggelar rapat mendadak di ruang senat membahas nasib ICP setelah keputusan MK menghapus RSBI (17/10).
alumni FMIPA UNM khususnya ICP, bisa mengajar minimal di negara-negara Asean, itu target kita,” dalihnya. Guru Besar Jurusan Matematika ini, akui menyesalkan penghapusan RSBI ini. “Kita baru mau bangkit tiba-tiba di batalkan, tidak usah anda terpengaruh karena kita berdiri bukan karena RSBI saja. Swasta saja tetap membuka sekolah berstandar internasional, jadi kalau tidak dapat mengajar di sekolah RSBI karena telah dihapuskan. Tidak ada masalah karena masih banyak tempat lain,” cetusnya. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) FMIPA, Muharram, mengatakan, kurikulum ICP tidak hanya komparatif Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), tetapi mendekati basis internasional. “Kita sudah mengambil antisipasi, jangan khawatir dimanapun anda berada tidak akan ketinggalan dalam mengajar” ungkapnya. Lanjut, Muharram, yang namanya in-
ternasional anda bisa ditempatkan dimana saja. Malah ia menyebut, dana yang digelontorkan mahasiswa ICP saat ini tergolong murah. PD I dua periode ini, mengaku sangat menyayangkan prodi tersebut bertarif murah tapi bertaraf internasional, padahal banyak bertarif mahal tapi tidak bertaraf internasional. “Perlu diingat bahwa jangan katakan ICP ini mahal, justru ini sangat kurang” tegasnya. Lain halnya dengan, Nurhayati, ketua Jurusan Fisika ini, saat rapat kemarin mengungkapkan bahwa materi ajaran untuk FMIPA itu berstandar internasional, “Sebenarnya kita khawatir kok standar-standar internasional di SD mau dihapus dulu,” ungkapnya. Jadi IPA itu belajar tentang apapun, dimana-mana sama. Asumsinya sekarang apakah pada saat anda belajar menguasai materi atau tidak. Kalau anda kuasai betul ketika ditanyai pasti anda bisa jawab. “Ilmu anda itu ilmu internasional, tidak usah khawatir”ujarnya. (pr24)
Weekly News Profesi Edisi 16 / Januari 2013
2
Kampusiana
www.profesi-unm.com Profesi FM 107,9 MHz
Kelas Kurang, Mahasiswa FE Belajar di Masjid Belajar di koridor mesjid, hal itulah yang sering terjadi pada mahasiswa di Fakultas Ekonomi (FE). Ruang kelas yang kurang, menjadi penyebab kejadian itu. Hal ini terjadi sejak tahun lalu (2011). Kekurangan kelas di FE tidak sebanding dengan biaya pembangunan yang dibebankan kepada mahasiswa FE. Iman, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi mengatakan aktivitas mereka jadi terbengkalai. Proses belajar mengajar pun tidak efektif. “ Kami sangat kekurangan kelas terpaksa kami
harus belajar di mesjid, tak ada pilihan lain,” ujarnya. Sebenaranya, ia telah melaporkan hal ini kepada Pembantu Dekan Sarana dan Prasarana dan Admi nistrasi (PD II), tetapi tidak ada respon . “Kami sudah melaporkan hal ini ke PD II, tetapi sampai saat ini tidak ada respon hanya janji-janji semu”, tambah mahasiswa eksponen 2011 itu. Pembantu Dekan II, Yusuf, saat dikonfirmasi malah tak tahu menahu soal kejadian ini. “ Tidak ada mahasiswa yang belajar di masjid,”ungkapnya. Mengenai
Hallaf Hanafie Luncurkan Buku Geografi Dosen Jurusan Geografi, Hallaf Hanafie meluncurkan buku perdananya yang bertajuk Mengamati Fenomena Geografi. Dalam buku itu, Hallaf mencoba mengenal kejadiankejadian di sekitar kita melalui pengamatan Geografinya sendiri. Ia mengaku latar belakang yang mendorongnya untuk menerbitkan buku ini, adalah mahasiswanya. “Ketika mereka mulai menyusun skripsi mereka sering tersudut oleh pertanyaan dosen-dosen penguji, mereka bingung untuk menjawabnya, karena itu saya terdorong membantu mereka melalui buku ini,” tutur dosen asal Sulawesi Tenggara ini. Lanjut Hanafie, di dalam buku tersebut semua unsur teori yang ada didalam bukunya merupakan hasil pengamatannya sendiri yang selama ini dilakukannya di lapangan. “Saya se ngaja tidak menampilkan teori-teori asal barat, saya ingin membuktikan bahwa anak bangsa mampu berdiri tanpa teori barat,” ungkapnya. Salah satu mahasiswanya, Wahyu, me ngaku buku ini dapat dijadikan referensi wajib dan membantu untuk tugas skripsi. “Buku ini dapat dijadikan referensi wajib lalu didukung buku lainnya dan tentunya saya sebagai mahasiswa merasa bangga karena dosennya sendiri yang menulis buku untuk mata kuliah tersebut, terlebih dosen tersebut bisa menulis buku po puler yang masih terkait bidang keilmuannya, pasti keren”, ujarnya. (pr13&pr14)
kekurangan ruangan di FE, ia menjanjikan ruangan ICT kepada mahasiswa FE untuk digunakan. “Untuk saat ini ekonomi akan menggunakan ruangan ICT , cuma ken dalanya 300 kursi belum ada,” jelasnya. Mahasiswa FE mengharapkan agar kejadian ini tidak lagi terulang kepada mahasiswa-mahasiswa lainnya. “Kasian juga kodong kalo selalu ki begini, tidak efektif belajarnya”, ungkap Resky Rahman, Ketua Himpunan Jurusan Pendidikan Ekonomi. Lanjutnya ia juga berharap agar birokrasi lebih memperhatikan kondisi FE. (pr13)
PMW UNM Bisa Tandem Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan program Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) yang mendorong mahasiswa untuk terjun ke dunia wirausaha. Di mana dalam program ini para mahasiswa dibekali modal usaha dan pelatihan-pelatihan bisnis agar mampu menjalankan usaha yang akan digelutinya. Universitas Negeri Makassar (UNM) merupakan salah satu universitas yang dipercaya Dikti untuk menjalan kan program ini. Pada Tahun ini, PMW UNM memasuki tahun keempat. Pendaftaran Program Mahasiswa Wirausaha Universitas Negeri Makassar (PMW UNM) sudah berakhir sejak 21 Januari. Pendaftaran sendiri sudah dibuka sejak 21 Desember 2012 lalu. Staf Pusat Kewirausahaan UNM, Evi Surahman, mengungkapkan, program ini terbuka bagi mahasiswa atau kelompok mahasiswa UNM yang telah menyelesaikan dua semester perkuliahan. “Anggota kelompok bisa berasal dari program studi yang berbeda, setiap kelompok maksimal limaorang, “ katanya. Pada PMW angkatan keempat ini, pihak UPT Kewirausahaan membuka peluang bagi peserta
Weekly News Profesi Edisi 16 / Januari 2013
untuk melakukan tandem usaha PMW. Sistem tandem ini maksudnya adalah jika pada PMW sebelumnya ada usaha budidaya bawang merah, kemudian ada yang tertarik mengembangkannya ke usaha penjualan bawang goreng aneka rasa, itu bisa ditandemkan. “Intinya adalah jenis usaha yang akan dijalankan merupakan pengembangan dari jenis usaha PMW yang telah ada sebelumnya atau diistilahkan anak usaha,” jelas Evi. Bagi peserta atau kelompok usaha yang dinyatakan lolos seleksi berkas baru akan mengikuti diklat kewirausahaan pada April mendatang.(pr30)
Nama-nama dibawah ini tidak terdaftar lagi sebagai magang di LPPM Profesi UNM. - Isnul Ashari - Wahyu Triprawira - Nur Hijrahyanti - Muhammad Hijrah - Halid bin Walid - Irfandi Rahman - Tri Arnita - Rabiatul Adawiah - Nur Hasanah J.
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Kilas LK
LPPM Profesi UNM @Profesi_Online
Birokrat FIS Pinjam Uang untuk LK Dana sebanyak Rp5,1 juta yang semestinya dimiliki Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang ada di FIS ternyata belum jua dicairkan. Sehingga, setiap menjalankan program-program kerjanya, para fungsionaris LK FIS harus mencari dana sendiri. Hal itu diakui, Jumadi selaku Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan (PD III,red) FIS, menurutnya selama ini untuk membantu para LK melaksanakan ke giatan, ia lebih banyak meminjam dana dari fakultas. “Kegiatan mereka tetap jalan, dan diberi anggaran melalui pinjaman dulu, karena memang belum ada anggaran dari universitas,” terangnya. Sementara itu, Samsul, Ketua Himpunan PPKn mengatakan dana tersebut sudah lama belum pernah dicairkan. Diakuinya, beberapa kegiatan yang se-
lama ini telah dilakukan menggunakan uang pribadi. Terlepas dari bantuan PD III, itupun hanya bersifat sementara. “Nyaris satu semester ini kami belum diberikan dananya. Karena LDKM saja kami butuh Rp2 juta, sementara yang cair baru Rp1 juta. Nah, mulai dari situlah sulitnya cair dari universitas,” ungkapnya. Selain itu, pihak dari FEMA telah beberapa kali menuntut kejelasan anggaran itu. Mereka menginginkan agar pencairan segera terealisasi. Akan tetapi, hasil yang diperoleh tetap sama. “Tetap saja tidak cair,” tambahnya. Geram mengenai hal ini, Budiman yang tak lain adalah Presiden Mahasiswa (Presma) FIS justru mengatakan bahwa memang tidak ada dana untuk FIS karena masih ilegal. “Tidak ada anggarannya, karena tidak diberikan legalitas,” kesalnya. (pr01/pr06)
Mahasiswa PGSD Gelar Pementasan Seni Musik Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Eksponen 011 Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) menggelar pertunjukan Seni Musik (17/1). Kegiatan yang bertemakan “Revitalisasi Karakter Budaya Bangsa , Melalui Pentas Seni Musik” ini bertempat di Aula Terpadu fakultas. Selain mahasiswa, turut hadir pula Dekan FIP beserta dosen PGSD lainnya. Pergelaran ini dipersembahkan sebagai hasil akhir dari mahasiswa PGSD yang memprogram mata kuliah Studio Seni Musik. Menurut Hikmawati Usman, selaku dosen pananggung jawab mata kuliah ini, pergelaran ini tidak semata-mata hanya untuk mata kuliahnya saja. “Pementasan ini tidak
sebatas untuk mata kuliah, tapi juga merupakan ajang untuk melihat bakat seni musik mahasiswa,” tutur Hikmawati. Meski persiapan sebelum hari H terbilang singkat, namun banyak tamu undangan yang memuji kegiatan ini. “Kepanitiaan baru dibentuk tiga hari yang lalu (14/1), tapi karena kerja keras dan semangat, akhirnya kegiatan ini dapat terselenggara dengan sukses. Terimakasih kepada pihak yang telah membantu pelaksanaan pementasan ini,” ungkap Ardiansyah selaku ketua panitia kegiatan ini. Salah satu peserta, Akhmad Riyad, me ngaku senang dengan diadakannya pementasan ini. Menurutnya, waktu latihan kurang lebih hanya
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
sebulan. Pun dilaksanakan saat disela-sela waktu perkuliahan dan di halaman kampus. “Pementasan tadi sebagai wujud bahwa kuliah di PGSD, bukan berarti mematikan kreatifitas seni yang kami miliki,” tandasnya. Sementara itu, Nurhaedah selaku dosen PGSD berharap agar kedepannya bakat seni mahasiswa dapat terwadahi. “kami para dosen berharap agar mahasiswa nantinya tidak hanya cakap dalam hal mengajar, namun juga memiliki bakat kesenian sebagai ajang pengemba ngan diri,” Ujar Nurhaedah Nurhaedah juga mengungkapkan dirinya me ngapresiasi bakat kesenian yang dimiliki mahasiswa, dan mudah-mudahan dapat terus dikembangkan. (Pr28)
3
Forum UKM UNM Peduli Korban Bencana Forum yang terdiri dari 12 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UNM, menggelar aksi penggalangan dana di empat sektor kampus UNM, (15/1). Aksi penggala ngan dana ini dilakukan atas kepedulian Forum UKM terhadap korban bencana alam yang menimpa penduduk di beberapa daerah Sulawesi Selatan akhir-akir ini. Menurut koordinator lapangan, Asnur, kegiatan penggalangan dana untuk korban bencana ini akan berlangsung selama beberapa hari. “Insyaallah besok kami kembali melaksanakan kegiatan galang dana ini di sektor yang berbeda,” tuturnya. Asnur juga menambahkan, hasil galang dana tersebut akan langsung di berikan kepada para korban bencana. “Nantinya hasil galang dana ini akan kami belikan sembako dan pakaian sehingga bisa langsung dimanfaatkan oleh para korban. Senada dengan Asnur, ketua UKM Sintalaras , Bashrihullah, mengatakan kegiatan ini dilakuakan semata-mata karena kepedulian kita sesama manusia. “Ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai pelajar terdidik untuk membantu sesama manusia,”ungkapnya. Selain itu, Bashrihullah berharap, dengan kegiatan ini mahasiswa UNM khususnya yang tergabung dalam UKM bisa menumbuhkan sikap peduli ke sesama manusia. Akhirnya sebanyak Rp1.354.000 terkumpul dari kegiatan yang dilakukan selama kurang lebih tiga jam ini. (Tim)
Weekly News Profesi Edisi 16 / Januari 2013
Lintas UNM
4 editorial
FE Jangan Rakus !
K
asus menumpuknya mahasiswa baru Fakultas Ekonomi (FE) yang diterima tahun lalu, menyebabkan sejumlah tempat yang seyogyanya tak pantas untuk di tempati perkuliahan pun digunakan. Parahnya, masjid pun disulapnya jadi tempat berlangsungnya proses perkuliahan. Sebenarnya, jika ditelisik akar permasalahan ini hanya persoalan pemaksaan. Artinya, quota yang disiapkan malampau batas. Tentu, ini demi kepentingan meraup uang sebanyak-banyaknya. Sebab, tak dapat dipungkiri semakin banyak maba maka akan semakin banyak pula uang mengalir. Ini aneh, kampus yang semestinya melahirkan mahasiswa berkualitas, malah mengejar kuantitas demi tujuan tertentu. Alhasil, mahasiswa jadi korban. Pembelajaran yang tidak efektif, termasuk ruang kuliah yang sempit tapi dihuni oleh banyak orang. Belum lagi, ruang kuliah yang tidak jelas. Semestinya, mahasiswa FE mendapat perlakuan yang sama dengan mahasiswa yang ada di fakultas lainnya, mereka (mahasiswa, red) kuliah dengan suasana yang nyaman dan efektif. Sebab, mereka juga membayar dengan jumlah yang sama dibayar mahasiswa fakultas lain. Semoga saja, para birokrat FE menyadari hal ini. Jangan hanya memen tingkan kenikmatan sendiri, tapi perlu juga memerhatikan ketenangan mahasiswanya. Jangan jadi manusia “rakus” yang makan ini dan makan itu. Mahasiswa juga butuh perhatian penuh oleh birokrasinya. (*)
10 Mahasiswa La Trobe University Belajar di UNM Sebanyak sepuluh orang mahasiswa dari La Trobe University Australia akan mengikuti program Bahasa Indonesia yang diadakan oleh Pusat Bahasa Universitas Negeri Makassar . Rencananya kesepuluh mahasiswa yang berasal dari negeri kangguru tersebut akan belajar di UNM selama 4-6 pekan. Kepala Pusat Bahasa UNM,Baso Jabu, mengungkapkan, program ini merupakan salah satu implementasi dari MoU antara UNM dan La Trobe University. “ Agar mahasiswa betul-betul belajar Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka pihak La Trobe University mengirim mahasiswanya ke universitas yang ada di Indonesia, 10 diantaranya di UNM, “ jelasnya. Baso Jabu menambahkan para mahasiswa asing tersebut akanmenginap di beberapa rumah dosen dan disiapkan pendamping. “ Para dosen ini akan menjadi orang tua asuh, sementara pendampingnya akan membantu mereka jika mengalami kesulitan utamanya dalam hal memahami istilah dan bepergian, “ paparnya. Saat ini, lanjut Baso Jabu, Pusat Bahasa UNM juga memiliki program pelatihan Bahasa Inggris, penerjemahan bahasa dan program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). “ Program BIPA banyak diikuti oleh warga Amerika, Spanyol dan Jepang, “ ucap Guru Besar Bahasa Inggris ini. Sementara itu, Rektor UNM, Prof Dr Arismunandar, dalam
sambutannya saat welcome dinner dengan mahasiswa asing tersebut berpesan agar selama berada di Makassar selain belajar Bahasa Indonesia mereka juga dapat mengenal dan mempelajari budaya Bugis Makassar. “ Manfaatkan waktu istirahat untuk berkeliling kota dan melihat secara langsung kehidupan di sini, “ ujarnya. Welcome Dinner dengan mahasiswa asing ini digelar di La Macca Hotel, Sabtu 12 Januari 2013. Kegiatan ini dihadiri sejumlah pejabat lingkup UNM dan beberapa dosen yang merupakan orangtua asuh. (pr30/pr02)
ut
d Su
+ RSBI Ditendang, ICP Meradang - Cuma panas-panas tai ayam... + Kelas Kurang, Mahasiswa FE Belajar di Masjid - Sekalian ta’arruf tawwa... + Birokrat FIS Pinjam Uang untuk LK - Dana LK-nya mana...? ICP..?
RS BI Dg. Lu’
Weekly News Pemimpin Umum: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi: Asri Ismail, Sekretaris: Fajrianto Jalil, Bendahara: Nurjanna Jamaluddin, Redaktur : Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Penyiaran: Andini Ristiyaningrum, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Layouter dan Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Fotografer: Rizki Army Pratama, Magang: Muhammad Ansarullah, Andi Sadriani, Nurlaela, Andi Ajip Rosidi, Nurul Hidayat, Aan Ariska Febriansyah, Asran, Dian Indrasari. Redaksi LPPM Profesi UNM: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.I, Kampus Gunungsari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, Website: www.profesi-unm.com.
Weekly News Profesi Edisi 16 / Januari 2013
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita