Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
1 www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi
xxxxxxxxx U S L A P M I N xxxxxxxxx NIM PALSU xxxxxxxxx NIM PALSU xxxxxxxxx NIM PALSU xxxxxxxxx NIM PALSU
Setop! ] u p i T u p [ Ti
Reportase Utama
Berlayar, Pinisi Belum Tarik Jangkar | Hal. 4
Indepth Report
Sesal Mahasiswi Ilegal | Hal. 7
Profesiana
Kahar Main Kasar | Hal. 15 Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 SeptemberTahun XXXVII Urai data, ungkap fakta, saji 2013 berita
2
Persepsi
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
www.profesi-unm.com
surat dari pembaca
Musuh Dalam Selimut
M
endaftar di kampus ternama menjadi impian semua calon mahasiswa. Minimal, mereka bisa mengenyam pendidikan di kampus Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Tak heran jika beberapa orang memanfaatkan jalan pintas untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Seperti fenomena yang berlangsung di kampus Orange. Demi melihat animo yang cukup besar dari para calon maba, salah seorang mahasiswi nekat melakukan penipuan berkedok keluarga pejabat kampus UNM. Ia mengaku-ngaku sebagai anak salah seorang dosen. Dengan harapan kredibilitasnya dalam menawarkan jasa “calo” mahasiswa bisa berjalan dengan lancar. Kasus penipuan memang kerap kali terjadi di UNM, khususnya di momentum pendaftaran mahasiswa baru. Ada –ada saja oknum yang memanfaatkan kerabat, keluarga, atau bahkan kenalannya di UNM untuk melicinkan aksi penipuannya. Tak tanggung-tanggung, kini, seorang mahasiswi menjadi pelakunya. Padahal, menurut pengakuannya, ia menjalankan aksinya hanya dengan bermodal kenalan pegawai biasa. Dimana pegawai tersebut hanya berusaha menolong “cuma-cuma” pelaku yang dikenalnya sangat baik. Akan tetapi, terbongkarnya kasus tersebut seikit menghentak kesadaran pihak kampus. Entah apa pasal, pihak UNM bisa kecolongan oleh kasus penipuan tersebut. Kasus tersebut baru terendus ketika salah seorang korban melapor perihal namanya yang tidak tercantum di absensi perkuliahan. Setelah diusut, barulah diketahui keempat orang korban lainnya yang mengalami
io Ada Rad gnya! n Streami
hal serupa. Tentu saja, pelaku yang kedapatan pun dikenai sanksi dari pihak kampus. Kita tidak pernah tahu, apakah hanya kasus ini saja yang berlaku di UNM. Atau justru masih banyak kasus-kasus serupa yang belum mencuat. Apalagi kasus-kasus yang memanfaatkan keluarga sebagai jalan untuk meluluskan calon maba. Kita malah seringkali mendengar desas-desus Jalur Mandiri yang dijadikan alat bagi dosen untuk memasukkan kerabat dan keluarganya di UNM. “Jatah dosen”, kata yang populer di kalangan sivitas akademika UNM. Dikhawatirkan dari hubunganhubungan kekeluargaan itu terbentuk sindikat penipuan yang terorganisir di tubuh UNM. Bagai musuh dalam selimut, modus operandi mereka bakal sulit dideteksi. Kita pantas mencemaskannya. Nepotisme merajalela dimana-mana. Ditambah lagi, bobolnya sistem pengamanan administrasi menunjukkan ketidaksigapan para aparatur UNM. Sistem KRS manual yang ngotot dipertahankan hingga sekarang nyatanya telah menunjukkan celah kelabilannya. Oleh karena itu, mudah saja bagi pelaku untuk mengelabui para petugaspetugas administrasi di UNM. Kampus perlu sadar diri. Sistem pengarsipan data maupun sistem administrasi sudah seyogyanya memanfaatkan sistem online. Bukan zamannya lagi kita bersusah-payah menulis KRS manual, yang juga harus dilengkapi tanda tangan dosen pembimbing. Ribet. Jikalau kampus UNM benar-benar bermimpi menuju world class university, sistem online adalah salah satu jalan keluarnya. (*)
apa yang anda pertanyakan?
Princess Ifa
t f
Toilet lantai 2 di pinisi kok ga pernah buka yah? slalu trkunci. malah dosen yg pegang kuncinya. stelah pipis di kunci lagi. toilet lantai 1 pinisi juga ga ada airnya. baru juga di buka toilet lantai 1 baunya udah kayak toilet yg ga prnh di bersihin. banyak sampahnya juga.
Pembantu Rektor II, Nurdin Noni
Mengenai keluhan civitas akademika terutama mahasiswa mengenai penggunaan toilet di gedung Pinisi memang belum bisa digunakan oleh khalayak secara menyeluruh karena memang prosesi penyerahan Pinisi belum dilaksanakan. Pinisi hingga saat ini penggunaannya masih di bawah pengawasan pihak kontraktor. Jadi, wajar bila fasilitas toilet belum bisa digunakan mahasiswa. Tunggu perampungannya selesai dulu lah.
Andi Pian
Kapan keluar jadwal Penarikan KKN-PPL Terpadu.?? Sepertinya Pihak LPM tidak.siap.dengan pelaksanaan KKN hal itu terlihat pada saat pemberangkatan
Ketua LPM, Muh. Ardi
Jadwal penarikan KKN-PPL Terpadu sudah ada. Sesuai dengan kesepakatan, penarikannya diundur selama beberapa hari. Hal itu disesuaikan dengan beberapa wilayah PPL yang tidak mencukupi jam mengajar di sekolahnya. Dikarenakan, ada banyak sekolah yang bulan Ramadhan lalu diliburkan, sehingga mengurangi jam mengajar maksimum yang dibutuhkan mahasiswa PPL.
AbdHi ‘Nur Syahdi Abdi’mAcz
saya mau bertanya tentang beasiswa, kok info2 beasiswa itu tidak di publikasikan ke mahasiswa, apakah hanya org2 yg px kenalan dosen yg bisa dpt itu!!!trus mana bagianx yg kurang mampu. infox sering ditutup2i??????? kami Jg butuh itu bukan hx yg punya kenaalnan dosen aJa.....
Pembantu Rektor III, Heri Tahir
Informasi tetap disampaikan. Tidak ada yang kami tutup-tutupi. Bahkan ditempel di papan pengumuman. Maka itu, rajin-rajinlah ke rektorat. Cuma memang harus melalui fakultas masing-masing. Dan fakultas masing-masing yang bertanggung jawab penuh untuk menyampaikannya ke mahasiswa. Kalau ada yang tidak menyampaikan ke mahasiswa, berarti entah bagaimana caranya pihak fakultas menyampaikannya.
Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:
www.profesi-unm.com
SMS Email Twitter Facebook
: 089 655 551 135 | 0852 5592 7221 : profesi_unm@yahoo.com : @Profesi_Online : LPPM Profesi UNM
Nama yang tercantum berikut tidak lagi terdaftar sebagai anggota LPPM Profesi UNM.
Nurul Hidayah
KARIKATUR-koe
Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke:
Ilustrasi: Samti Binti Talip
Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: Sutrisno Zulkifli, Sekretaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Divisi Penerbitan: Imam Rahmanto (Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Muh. Yasir (Kepala Divisi), Divisi Penyiaran: Rizki Army Pratama (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Yeni Febrianti (Kepala Litbang), Divisi Usaha: Nurlela (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sutrisno Zulkifli, Pemimpin Redaksi: Imam Rahmanto, Sekertaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Kepala Penyiaran: Rizki Army Pratama, Kepala Online: Muh. Yasir, Kepala Litbang: Yeni Febrianti, Pemimpin Perusahaan: Nurlela, Redaktur: Khaerul Mustaan Reporter: Susi Amriani, Fadilah Dwi Octaviani, Syamsul Alam, Sulastri Khaer, Dian Indrasari, Dwi Pratiwi Aslam, Dian Febriani, Hasnaini, Andi Sadriani, Nurlaela Basir, A. Sri Mardiyanti Syam, Asran, Andi Ajip Rosyidi, Samti Binti Talip, Fotografer: Andi Baso Sofyan, Kasdar Kasau, Layouter/ Desainer Grafis: Aan Ariska Febriansyah, Manager Sirkulasi: Syamsul Alam, Manager Iklan: Susi Amriani. Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt II Gedung PSB, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, website: www.profesi-unm.com
Desain Sampul: Imam Rahmanto
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz
Mozaik 3
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
Sudjiwo Tedjo Bakal Meriahkan Parade Bahasa Budayawan Nasional, Sudjiwo Tedjo bakal hadir meramaikan kegiatan Parade Bahasa Nasional (PBN) 2013 yang digelar mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Sudjiwo, dihadirkan untuk memberikan seminar kebudayaan dengan tema Bahasa Indonesia Dalam Perspektif Budaya, di hadapan peserta PBN bersama dengan seluruh sivitas akademika UNM. Hal itu dibenarkan Akram Budiman Yusuf selaku ketua panitia. Ia mengatakan, berdasarkan komunikasi dengan pihak manajerial Sudjiwo Tedjo, pria yang juga berprofesi sebagai musisi ini direncanakan pihak panitia akan berada di Makassar sehari sebelum kegiatan seminar dilaksanakan. “Seminar kebudayaannya kan dilaksanakan pada 10 Oktober. Hanya saja menurut pihak manajemennya ia akan hadir sehari sebelum seminar,” tutur mahasiswa angkatan 2009 ini. Lebih jauh, ia berharap kegiatan PBN 2013 ini diikuti seluruh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Perlu diketahui, kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya dihelat di Makassar dan untuk yang pertama kali pula mahasiswa FBS menjadi panitia pelak-
sananya. Hingga saat ini telah terdaftar sekira 100 universitas dari seluruh Indonesia mengonfirmasikan dukungannya dalam kegiatan tersebut. Dekan FBS, Kisman Salija, turut mengungkapkan kebanggaannya terhadap kegiatan ini . Ia sangat mendukung kegiatan tersebut sebagai salah satu cara melestarikan bahasa Indonesia. “Saya pikir kegiatan ini sebagai sumbangsih mahasiswa FBS terhadap kelestar-
ian bahasa Indonesia,” tuturnya. Mengusung tema Perealisasian Hakikat Berbahasa; Sebuah Upaya Menemukan Identitas dan Martabat Bangsa, PBN merangkaikan beberapa kegiatan berkaitan dengan bahasa dan bangsa. Jenis kegiatannya seperti Seminar Bahasa dan Kebudayaan, Lomba Bahasa, Konferensi dan Deklarasi Lembaga, Kampanye Bahasa indonesia, Malam Apresiasi Bahasa, dan Kunjungan Wisata. (sul)
www.profesi-unm.com
Snapshot
Tertangkap. Diduga melakukan pemalakan terhadap mahasiswa baru saat pelaksanaan Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) 2013 di gedung Menara Pinisi. Bersama seorang teman, ia mengaku sebagai mahasiswa UNM dan berdalih ingin menawarkan seminar Multi Level Marketing (MLM). Setelah dilakukan pemeriksaan, pelaku bukanlah mahasiswa UNM dan didapati beberapa buah korek api gas serta petasan yang dibawa oleh pelaku.
Penalaran Ajak Masyarakat Sejahterakan Diri INDONESIA kaya dengan budaya dan suguhan sumber daya alam yang terbilang cukup produktif. Namun, sumber daya manusia yang mampu membaca secara pasti kondisi lingkungan masyarakat masih minim. Oleh sebabnya untuk meningkatkan kemakamuran masyarakat, Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran menggelar Seminar Nasional di Aula PPs Universitas Negeri Makassar (UNM) lantai 5 (7/9). Seminar yang bertemakan Aplikasi Riset dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat ini dihadiri 485 peserta. Keg-
iatan ini merupakan rangkaian acara Karya Bakti Ilmiah (KBI) Nasional 2013 dan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang digelar 25 Agustus sampai 5 September lalu. KBI diikuti beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya, Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Semarang (UNS), Universitas Diponegoro dan Universitas Brawijaya Malang (Unibraw). Pada pelaksanaannya, peserta mencoba mengaplikasi-
kan hasil penelitiannya di daerah kecamatan Camba, Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian yang mereka terapakan, diantaranya kerajinan tempurung kemiri, pelatihan pembuatan minyak dan briket ampas kemiri, penggunaan pupuk organik, bola macca bettenge, penerapan sistem argoforestry, kompor ramah lingkungan, pembangkit listrik briket bioarang (PLBB), dan mewujudkan ekonomi kreatif. Akan tetapi, ada satu universitas yang tidak bisa mengaplikasikan risetnya. “Universitas Brawijaya tidak bisa menerapkan risetnya,
karena mereka bukan indikator dan butuh dana yang besar” jelas Ketua Panitia, Muhammad Arif Pratama. Dari hasil pengaplikasian tersebut maka terpilih tiga riset yang dianggap lebih dari yang lainnya, lalu diumumkan pada Seminar Nasional. Juara favorite diraih UNY dengan Pembuatan Minyak Kemiri, juara pertama dari UNS dengan Kerajinan Kemiri, juara dua dari Unair dengan Bolla Macca Bantenge, dan juara tiga UGM dengan Penggunaan Pupuk Organik. (dnf)
In Memoriam
Ahyar, Berangkat dari Cinta Dian Febriani* “Hidup sebenarnya adalah sekumpulan peristiwa yang mengantarkan dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya, diselingi beberapa kemungkinan juga kepastian. Sebuah keputusan kecil bisa jadi mengubah takdir hidup ke arah yang benar-benar berbeda. Ada sejumlah kesedihan dan kesepian yang selalu terselip dengan bentuk yang berbeda, berserak di antara pertemuan-pertemuan, perpisahan-perpisahan, dalam kemungkinan bahkan kepastian.” Itulah sepenggal paragraf yang membumbuhi salah satu karya Ahyar Anwar dalam bukunya, Infinitum. Pria kelahiran Makassar, 15 Februari 1970 silam ini sangat gemar dengan dunia kesastraan. Hingga detik-detik menjelang kepergiannya, ia masih sempat berceloteh di sebuah status jejaring sosialnya (26/08) yang berbingkai sastra. “Dari pada kita saling menerka dalam rasa putus asa; saling menatap dan meratap lewat sepasang mata dengan cekungan hitam yang tajam. Mungkin lebih baik jika kita saling menyentuhkan doa cinta sekalipun dari sepasang tengadah tangan yang sunyi,” pesannya. Kepergiannya meyisakan tangis yang mendalam, terkhusus keluarga kecilnya di Gowa. Bagi Risma, wanita yang setia di sisi almarhum, Ahyar adalah sosok suami yang tidak hanya berperan sebagai suami tapi juga sahabat yang luar biasa. Pribadi seorang suami yang memiliki wawasan luas berbeda dengan suami pada umumnya. “Dia punya wawasan yang jarang dimiliki oleh suami lain,” kenangnya. Ketika di rumah, Ahyar sungguh berbeda dengan Ahyar yang dikenal orang di luar sana. Ia merupakan pribadi yang meProfesi FM - 107.9 MHz
nyenangkan dan kadang juga menjadi sosok yang disiplin bagi anak-anaknya. Namun itu tak menjadikan ia keras terhadap buah hatinya, malahan ia sering menghabisakan waktu bersama keempat kesatrianya lalu menceritakan kisah seorang Panglima Zamrakan yang mencoba lari dari malaikat maut. “Dia itu Ayah yang fun, teman yang asyik buat anak-anaknya,” tutur dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Admnistrasi Negara Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ahyar berusaha merealisasikan peribahasa tersebut pada anak-anaknya. Menurunkan ilmu kesastraannya dengan mengajak buah cintanya menuangkan kejadian apa saja yang dialaminya dalam bentuk tulisan. “Ia memberikan pandangan filosofis dan disuruh menulis,” imbuhnya. Di balik sisi yang disiplin, terselip sisi yang lembut. Mungkin itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan satu hobi yang ditekuninya. Ternyata almarhum gemar mengoleksi tanaman. Salah satu tanaman yang jadi favoritnya sekaligus teman di saat ia tengah mencari inspirasi yaitu Adonium, jenis kamboja Jepang. “Biasanya sembari cari inspirasi ia merapikan
tanamannya,” ucap Risma tersenyum. Entah apa yang membuat ia tertarik dengan tanaman satu ini. Yang jelas ia senang merapikan pekarangan dan membersihkan kolamnya. Ia tidak suka dengan ketidakteraturan. Hobinya ini ia tekuni bersama istrinya jauh sebelum mereka bermukim di Jl. Tumanurung, Kompleks Taman Pesona Asri, Sungguminasa. Dalam hal kepemimpinan, kemampuan almarhum tidak usah dipertanyakan lagi. Di usianya yang muda, ia berhasil menduduki jabatan sebagai Ketua Jurusan Bahasa Indonesia yang kemudian terangkat menduduki posisi sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan (PD II) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Abdul Salam, salah satu rekan kerja sekaligus sahabatnya menuturkan, almarhum selalu menggunakan nalarnya dalam bekerja. Ia memperhatikan setiap detailnya dan tidak senang jika merasa diintimidasi. Kendati demikian, ia bukanlah pejabat yang kaku dalam bergaul, ia menyambut hangat siapa saja yang ingin menjalin berteman dengannya, entah itu dari kelangan pejabat, seniman, ataupun mahasiswa. Malah, di sela-sela keseriusan bercakapanya dengan rekan kerjanya, ia terkadang menyisipkan sedikit guyonan yang membuat orang terkekeh. “Dia juga sering bercanda dan mengerjai temantemannya,” terang dosen sastra UNM ini. Menulis Sudah Mendarah Daging di Tubuhnya Pria yang sering menyangkutkan kacamata di kepalanya ini sangat senang dengan dunia tulis-menulis. Dia juga terbi-
lang kolumnis aktif di berbagai media cetak di Sulawesi Selatan. Bahkan sebelum kepergiannya, almarhum masih sempat mengirimkan tulisannya ke salah satu media cetak. Tidak hanya itu, ia juga tengah menggarap novel ketiganya. Beberapa karyanya seperti Infinitum, Menidurkan Cinta, Kisah Tak Berwajah, Genealogi Feminisme, Aforisma Cinta, dan Teori Sosial Sastra selalu mendapat sambutan hangat. Seorang blogger asal Makassar mengupas habis karya almarhum tersebut. Hasilnya, ia menulis di blognya bahwa novel tersebut merupakan novel dengan gaya sastra sempurna. ”Infinitum benar-benar novel cinta yang lahir dari rahim sastra,” komentar Asriani Amir dalam blognya. Menurut istrinya, Risma, dari sekian karya suaminya ia menyukai buku Kisah Tak Berwajah dan Tahzanlah. Di buku Tahzanlah ia bercerita berbanding terbalik dengan La Tahzan. Dalam buku itu, sesuai dengan judulnya, Ahyar ingin menyampaikan jika adakalanya air mata itu mentes karena dengan itu akan tumbuh rasa empati. “Dia berpikir radikal. Ketika semua orang berpikir La Tahzan maka ia bilang Tahzanlah,” tuturnya. Ketika roh pergi meninggalkan raga, maka kekakuan akan menyapa di sela putaran roda dunia. Dalam hal apapun kepergian selalu menyisahkan pilu, memberi bekas sayat yang mendalam. Namun sesakit apapun kepergian itu, tak ada yang bisa mengubah takdir. Sudah jadi hukum alam, ada yang kaya dan ada yang miskin, ada baik ada buruk, dan ada yang datang ada pula yang pergi. Selamat jalan Doktor Ahyar Anwar, sosokmu terpatri dalam setiap karyamu. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
4 Reportase Utama
Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 172 172 Profesi September Tahun Tahun XXXVII XXXVII 2013 2013 September
www.profesi-unm.com
Berlayar, Pinisi Belum Tarik Jangkar Meski sudah setengah tahun sebagian besar ruangannya telah terpakai, tetapi Menara Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM) hingga saat ini tidak resmi untuk digunakan. Bahkan, tanggung jawab pengelolaan pun masih berada di tangan Waskita selaku kontraktor pembangunan gedung berlantai 17 itu. Padahal, desas-desus terkait peresmian gedung kebanggaan sivitas kampus oranye ini sempat tersiar menjelang upacara Dies Natalis UNM ke-52, 1 Agustus lalu. Peresmian akan digelar sekaligus dengan acara Dies Natalis. Namun, hal itu hanya berakhir dengan kabar lalu.Buktinya, saat acara yang menghadirkan Gebernur Provinsi Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo itu, tak ada rangkaian acara peresmian. Bahkan hingga
penghujung September ini, tak ada gelagat sama sekali dari pihak birokrasi untuk menghalalkan Pinisi bagi Sivitas UNM. Alih-alih melakukan peresmian, wewenang atas gedung itu saja bukan pada UNM melainkan Waskita. Artinya, UNM masih meminta izin dan persetujuan terkait penggunaan tempat atau ruangan pada Waskita. Hal ini mengindikasikan Pinisi belum seharusnya untuk ditempati sebagai pusat pelayanan akademik dan kemahasiswaan. Padahal, gedung yang menelan biaya miliaran rupiah itu semestinya rampung akhir 2012 lalu. Sementara saat ini masih terdapat beberapa ruangannya belum selesai dikerjakan termasuk perangkat mobilisasi dan keamanannya. Pantas saja, Rektorat UNM masing belum pindah ke gedung mewah yang mestinya menjadi pusat birokrasi kampus. Sedangkan unit kampus lainnya telah jauh hari mengambil tempat di sana. Dikonfirmasi, Rektor UNM, Arismunandar, menegaskan rekonstruksi Pinisi telah selesai, hanya saja tahap akhir berupa pemolesan yang ditunggu untuk bisa dikatakan rampung. “Kontruksi pembangunan pinisi saat ini sudah selesai.Hanya tinggal finishing yang dilakukan, misalnya pemolesan, pengecetan dan perbaikan- perbikan yang lainnya,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Bagian Rumah Tangga UNM, Arafah, mengaku tidak mengetahui waktu penyelesaian pengerjaan Pinisi. “Kita tidak tahu sampai kapan tahap rampungnya. Mudah-mudahan tidak sampai tahun depan,” harapnya. Biro Desak Pindah ke Pinisi Akibat dari ketidakjelasan perampungan itu membuat birobiro UNM pun mendesak untuk pindah ke salah satu gedung tertinggi di Kota Makassar itu. Misalnya saja Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) ataupun Lembaga Penelitian (Lemlit) dan lainnya. Dengan bersurat untuk meminta izin kepada Waskita dan Rektor, akhirnya merekapun berhasil menempati lebih dini. Hal itu diakui Ketua Lemlit, Jufri. “Sebelum pindah ke lantai 10 ini, dilakukan persuratan kepada pihak Waskita untuk meminta izin dalam penggunaan ruangan karena bangunan ini masih di bawah tanggung jawab pihak Waskita sendiri, dan juga harus mendapatkan izin dari rektor,” ungkapnya. Namun, lain halnya dengan Kabag RT, Arafah. Ia beralasan kepindahanya ke Pinisi lantaran pe-
Urai data, ungkap fakta, saji berita
mindahan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) ke tempat gedung ruangannya. Kan sudah mendesak. UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa, red) yang sudah tidak sabar lagi menggunakan ruangan PKM sebagai tempat aktivitas setiap organisasi. Akhirnya penghuni yang lama harus berpindah tempat ke Pinisi,” ungkapnya. Selain itu, menurutnya, kepindahan biro yang cepat jauh lebih baik karena rentang pemindahan membutuhkan waktu relatif lama. “Persoalannya begini, kalau nanti sudah mau peresmian dan pengangkatan barang- barangnya bersamaan nantinya kan bisa rempong,” ujarnya. Lebih jauh, ia mengatakan, ruangan yang telah dihuni di Pinisi saat ini suatu saat masih bisa diatur kembali. Hal itu dikarenakan penempatannya belum dikategorikan resmi. “Penempatan di Pinisi saat ini bisa saja rolling lagi,” jelasnya. Masih Gunakan Fasilitas Lama Jelas sekali ditempatinya Menara Pinisi terkesan dipaksakan. Jangan kan ruangan yang hanya bersifat sementara, kelengkapan yang digunakan setiap biro pun masih menggunakan barang lama. Hal ini diakui Jufri selaku Ketua Lemlit UNM. Ia mengungkapkan, di dalam ruangan Lemlit yang menempati lantai 10 belum menggunakan fasilitas baru. “Lemlit sampai saat ini masih menggunakan fasilitas interior ruangan yang dipindahkan dari ruangan gedung sebelumnya,” paparnya. Tidak lengkapnya fasilitas di Pinisi pun dibenarkan Pembantu Rektor Bidang Sarana dan Prasarana (PR II). Nurdin Noni mengakui masih akan menggunakan mobiler yang lama. “Untuk mobiler, Kami masih pakai dulu sarana yang lama,” terangnya. UNM malah akan meminta bantuan anggaran dari pemerintah provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota. “Kami sudah mengajukan bantuan anggaran untuk mobiler yang dibutuhkan kepada Pemprov,” tutur Mantan Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ini. Permintaan bantuan ke Pemprov ini pun juga diperjelas Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Syatir Mahmud. “Pihak universitas baru akan mengajukan kelengkapan- kelengkapan gedung pinisi kepada gubernur ataupun walikota nantinya,” ungkap Mantan Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) itu. (tim) Tim Reportase Utama Koordinator Anggota
: Hasnaini : - A. Ajip Rosyidi - Syamsul Alam
Profesi FM - 107.9 MHz
Reportase Utama 5
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
UNM dan Waskita Lempar Tanggung Jawab
FOTO: SOFYAN - PROFESI
REPLIKA. Salah satu replika bangunan mewah Menara Pinisi yang terpajang di lantai 1 Rektorat UNM. Pembangunan Menara Pinisi hingga saat ini masih belum sepenuhnya diselesaikan. Masih banyak bagian-bagian yang terbengkalai dan masih dalam penanganan pihak Waskita.
Berkutat pada persoalan keterlambatan dan fasilitas yang tidak terlengkapi, masih ada lagi kejanggalan dalam pengelolaan Menara Pinisi UNM ini. Pihak kampus dan juga Waskita selaku kontraktor pembangunannya saling tuding terkait pengelolaan Pinisi. Pihak Waskita mengungkapkan telah menyerahkan pengelolaan Pinisi
Profesi FM - 107.9 MHz
kepada UNM. Hal itu dinyatakan Supriadi selaku pengelola kontraktor. Pemindahalihan wewenang tersebut menurut Supriadi terjadi pada April lalu. Artinya, Pinisi saat ini telah di bawah penanganan pihak universitas sepenuhnya. Lebih jauh, Supriadi mengatakan, yang ada saat ini hanyalah masa garansi bagi Pinisi. “Kan sudah diserahkan, tinggal masa
garansinya,” ungkapnya. Namun anehnya, hal itu dibantah Kepala Bagian Rumah Tangga (Kabag RT) UNM, Jufri. Ia mengatakan sama sekali belum terjadi penyerahan tanggung jawab Pinisi antara Waskita dan UNM. Bahkan, ia menuturkan penyerahan Pinisi ke tangan UNM belum mendapatkan kejelasan. “Sebenarnya yang dalam masa garansi itu
adalah ketika proyek betulbetul sudah diselesaikan, dan apa yang bisa digaransi kalau masih dalam keadaan dikelolah,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya. Menurut Jufri, jika saja penyerahan sudah dilakukan maka tentu saja peresmian pun sudah pasti dilakukan. “Penyerahannya ke pihak UNM masih belam ada kejelasan.Semuanya itu dibawah penanganan pimpinan. Kalau sudah penyerahan itu sudah pasti diresmikan juga,” bebernya. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), Nurdin Noni pun turut menyangkal Pinisi kini telah dikelola sepenuhnya oleh pihak universitas. Ia juga menegaskan belum ada penyerahan wewenang pengelolaan menara yang mulai dibangun 2009 silam itu sehingga masih berada di bawah pengawasan pihak kontraktor. “Sebenarnya memang belum diserahkan, pembersihannya juga belum tuntas sama sekali,” terang dosen Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM itu. (tim)
www.profesi-unm.com
Mahasiswa Dilarang Pakai Lift dan Toilet Penggunaan Menara Pinisi sebagai pusat pelayanan akademik memang telah dipenuhi birokrasi kampus, bahkan telah melewati waktu bulanan. Namun sayangnya, pihak birokrasi justru memperlihatkan sikap diskriminasi pada mahasiswa. Fasilitas Pinisi justru tidak digunakan mahasiswa sepenuhnya. Simak saja, jika anda berkunjung ke gedung berlantai 17 itu. Anda akan menjumpai tulisan yang terpampang di dekat lift sebagai imbauan yang melarang mahasiswa untuk menggunakan alat tersebut. Lebih parah, lagi ketika anda berada di lantai 2. Anda akan kebingunan mencari fasilitas toilet di lantai tersebut. Toilet yang berdekatan dengan elevator salalu dalam keadaan terkunci. Itu karena hanya pegawai yang berada di sana saja yang boleh menggunakannya. Jika telah digunakan, pegawai pun akan langsung mengunci pintunya kembali. Padahal, Pinisi adalah salah satu sarana yang menjadi milik sivitas kampus secara menyeluruh termasuk mahasiswa. Ter-
lebih lagi, lantai 2 Pinisi selalu diramaikan mahasiswa yang berkepentingan di Biro Aministrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Tentunya, hal itu berpengaruh pada intensitas penggunaan toilet di lantai tesebut. Hal ini pun membuat kalangan mahasiswa resah ketika hendak buang air. “Susah memang karena kita cuma mahasiswa, tidak bisa menikmati fasilitas sepenuhnya yang ada disini (pinisi red),” ujar Ningsi, salah satu mahasiswa. Akibatnya, mahasiswa pun terpaksa ke lantai lain karena pintu kamar kecil di lantai 2 tidak mau terbuka. “Terpaksa ditahan dan bergegas ke lantai dua atau empat,” sambung mahasiswa angkatan 2011 ini. Menanggapi hal itu, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), Nurdin Noni menjelaskan, hal itu adalah risiko terlalu cepatnya kepindahan biro-biro UNM ke Pinisi. “Cuma biro dan unit yang ada di UNM yang memaksa untuk pindah dan menggunakan phinisi secepatnya jadi resikonya begitu,” jelasnya. (tim)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
6 Reportase Khusus
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
www.profesi-unm.com
Kemendikbud Generalisasi Logo PTN
Logo Dibingkai Segilima Oleh: Khaerul Mustaan* Logo UNM yang semula berbentuk melingkar atau bundar, kini harus berubah bentuk menjadi segilima. Perubahan itu mengacu pada Peraturan Kemendikbud yang mewajibkan setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk membungkus setiap logonya dengan frame segilima.
Filosofi Logo UNM Lingkaran yang berwarna terang sebagai simbol pusat penerangan yang diibaratkan UNM menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Tiga bentuk segitiga: lontara dan layar perahu pinisi sebagai ciri khas daerah Sulsel. Berjumlah tiga: Tridharma Perguruan Tinggi, condong ke kanan menunjukkan ke arah hal-hal yang baik.
Logo menggunakan bingkai segilima, untuk menunjukkan ciri Kemendikbud, bidang segilima yang menggambarkan alam kehidupan Pancasila
Bagian atas menyimbolkan angin dan api. Bentuk lidah api yang menyerupai mahkota berjumlah tujuh buah yang menyimbolkan pegangan hidup masyarakat Sulsel sebagai pertanda kemandirian dan kematangan seseorang. Bentuk lidah api mengandung makna, para alumni UNM diharapkan menjadi pelopor dalam pembangunan dan kegiatan lain dalam masyarakat.
Bunyi Permendikbud Pasal 2 Nomor 6 Tahun 2013, mengenai Bentuk Kepala Naskah Dinas:
“
bentuk kepala naskah dinas menggunakan contoh sebagaimana tercantum pada Nomor 2 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
GRAFIS: IMAM - PROFESI
Penambahan frame segilima hanya diberlakukan untuk surat-surat atau proses administrasi UNM.
Baru-baru ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 6 Tahun 2013 tentang tata naskah dinas di lingkungan Kemendikbud. Salah satu yang diatur di dalamnya yakni logo yang dimiliki PTN mesti menggunakan bingkai segilima. Namun hal itu baru menyangkut pada persuratan atau kop surat. Kemendikbud mengharuskan PTN sebagai institusi yang dinaunginya untuk memasangkan bingkai tersebut
Bagian bawah menyimbolkan tanah dan air. Terdapat empat bidang yang menggambarkan dasar falsafah hidup masyarakat Sulsel dengan istilah Sulapa Eppa (Persegi Empat), yang berarti manusia berasal dari empat unsur yaitu tanah, api, air dan angin. Dimaknakan pula sebagai 4 kesadaran; sadar diri sendiri , sadar akan keberadaan orang lain (sesama), sadar alam semesta beserta isinya dan sadar adanya Tuhan Pencipta segalanya. Garis horizon berombak di tengah menandakan bahwa pada awal berdirinya, UNM memiliki 6 fakultas dan tetap jaya dalam tantangan. Warna keseluruhan terdiri atas gelap dan terang sebagai simbol siang dan malam, yang bermakna bahwa manusia tidak dapat lepas dari kedua nuansa tersebut, yakni : terang mengandung makna kedalaman/ ketekunan. Garis-garis terang membagi bidang-bidang gelap menandakan bentuk dinamis yang menyimbolkan UNM selalu dinamis dalam mengikuti perkembangan zaman. SUMBER DATA: BUKU PANDUAN AKADEMIK MAHASISWA
pada surat-surat resmi yang dikeluarkan PTN. Sebab selama ini, PTN khususnya UNM memang hanya memasang logo bundar yang dimilikinya di setiap suratnya. Tak adanya bingkai itu dianggap tidak mencerminkan UNM dan PTN lainnya sebagai institusi yang berada di bawah naungan Kemendikbud. Bingkai pun diterapkan, dengan penyamarataan di setiap PTN. Misalnya saja Universitas Hasanuddin (Unhas), dengan bentuknya yang khas juga lantas berganti terpasangi segilima. Bentuk segilima
ini didasari pada model luar logo Kemendikbud, Tut Wuri Handayani. “Hanya untuk kop, logo itu dibingkai dengan segilima. Hanya menambahkan simbol untuk menunjukkan ciri Kemendikbud,” jelas Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Syatir Mahmud. Sementara itu, menurut Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Arifuddin Usman, UNM memang selayaknya menggunakan model logo seperti itu karena dibawahi oleh Kemendikbud dan diperlukannya keseragaman seluruh PTN. “Tentu
FOTO: SOFYAN - PROFESI
KELIRU. Logo UNM yang disematkan pada gedung Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) tidak menunjukkan sebagai logo standar. Pasalnya, bagian atasnya (bentuk lidah api) hanya berjumlah enam buah. Padahal logo standar yang digunakan di UNM berjumlah tujuh buah. Pihak fakultas telah lama abai terhadap penggunaan logo tersebut dan tidak pernah melakukan perbaikan.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Kemendikbud punya tinjauan secara analitik dan bisa dijabarkan secara matang sehingga perlu keseragaman dari seluruh PTN,” ujarnya. Menurut Arifuddin, UNM sebagai institusi di bawah Kemendikbud tentu harus taat meskipun menghilangkan secara filosofis arti logonya. Namun, menurutnya memberi segilima pada logo itu tidak mengurangi nilai-nilai filosofisnya. “Kalau harus dikasih segilima yang penting yang di dalam penuh dengan makna tidak hilang,” tuturnya. Senada dengan Arifuddin, Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD), Karta Jayadi juga membenarkan perlu logo PTN menunjukkan ciri Kemendikbud. “Kalau tidak ada bingkainya itu logo lepas. Kalau ada bingkainya itu tidak lepas, orang langsung mengira bahwa ini logo PTN,” jelasnya. Karta mengatakan penggunaan segilima itu tepat karena membuat logo lebih terkontrol dan estetis. “Kenapa estetis? Karena dia bisa diketahui mana atas mana bawah. Lihat saja, runcingnya pasti di atas. Kalau selama ini digeser sedikit kan tidak ketahuan,” kata dekan dua periode ini. Sementara itu, sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Mata Kuliah Umum (MKU), Rifdan mengungkapkan, UPT yang dipimpinnya itu telah menyesuaikan perubahan logo tersebut. “Jadi semua unit-
unit sudah diperintahkan untuk mengubah itu termasuk UPT MKU juga. Jadi MKU sekarang sudah menyesuaikan,” tuturnya. Rifdan juga membenarkan Permendikbud tersebut sebab diperlukannya sinergitas antara PTN dan Kemendikbud. “Karena ada pasal-pasal dan ayat-ayatnya itu. Jadi kita sekarang menyesuaikan karena harus sinergis dengan filosofis logo kemendikbud, itu substansinya. Yang terpenting filosofinya sama dalam membangun pendidikan di Indonesia,” jelas Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini. Terkait perubahan logo UNM ini, Pembantu Rekor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam, menyatakan tidak ada masalah sebab aturan itu hanya berlaku pada persuratan saja dan tidak mengatur untuk penggunaan lainnya, seperti logo yang terpasang di Menara Pinisi. “Ini kan cuma tata naskah dinas. Tidak ada urusan dengan segilima,” ungkapnya. Senada dengan Sofyan, Rektor UNM, Arismunandar juga mengatakan pengubahan itu hanya untuk hal surat resmi saja atau kop surat, sementara untuk hal lainnya tidak diatur. Menurut rektor dua periode ini, penambahan bingkai pada logo tersebut tidak mengurangi esensi dari logo karena hanya membungkus lapisan pinggir. “Saya kira tidak mengubah esensi. Yang susah itu kalau hilang itu di dalam. Mengenai estetika bisa saja jadi perdebatan tapi kalau esensi, tidak,” bebernya. (*) Profesi FM - 107.9 MHz
Indepth Report 7
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
www.profesi-unm.com
Sesal Mahasiswi Ilegal Oleh: Khaerul Mustaan* Malang nian nasib PD, NF, SL, AY dan FY. Harapan besarnya menjadi mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) tahun ini pupus setelah mereka dinyatakan berstatus ilegal. Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang mereka gunakan selama ini, milik mahasiswa lain. Mereka adalah korban penipuan salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Ekonomi berkedok anak salah satu dosen di Fakultas Teknik (FT) UNM. Sebut saja Pratiwi (samaran). Mahasiswi eksponen 2010 ini mengaku mampu meloloskan siapa saja yang ingin kuliah di UNM sebagai mahasiswa pengganti Beasiswa Pendidikan Miskin dan Berprestasi (Bidik Misi) tanpa mengikuti tes. Pratiwi pun memperdaya temannya di posko Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kabupaten Bone, Azhar (samaran). Ia mencegat Azhar agar tidak mengantar sepupu dan temannya (PD dan NF) mengikuti tes Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri (PMBM), 13-14 Agustus lalu. Akhirnya, Azhar pun meminta PD dan NF untuk membatalkan mengikuti seleksi lokal masuk UNM itu berdasarkan keinginan Pratiwi. Hal itupun dituruti keduanya. Padahal mereka telah berada di Makassar saat hari berlangsungnya tes tersebut. “Kami ragu untuk pergi tes karena dilarang sama Pratiwi. Padahal itu hari kita di Makassar,” ungkap PD. Oleh Pratiwi, PD dan NF diminta untuk mengirim biodata lengkapnya melalui email salah seorang dosen yang diakui sebagai ayah pelaku. Sebelumnya, Pratiwi juga telah mengelabui tiga orang lainnya, SL, AY dan FY saat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) dibuka. Saat itu, SL memberikan uang kepada Pratiwi sebesar Rp 5 juta dengan alasan meminjam. Mahasiswi semester tujuh ini kemudian mengumpulkan kelima korbannya untuk bertemu dengan Maryani (samaran) pegawai UNM, di samping gazebo Kampus Gunung Sari, Kamis (15/8). Pegawai tersebut mengaku sebagai tante Pratiwi. Maryani pun mengantar mereka ke BAAK. Di sana, Maryani menyerahkan berkas biodata tersebut kepada salah seorang pegawai Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Erna (samaran). “Hari itu kita disuruh datang di UNM, ngumpulnya dekat gazebo. Ternyata ada tiga orang lagi. Di situ ada Ibu Maryani, katanya tantenya Pratiwi. Terus kita ke Pinisi, Ibu Maryani simpan map-mapnya di sana,” lanjut PD. Keesokan harinya, Pratiwi menyatakan mereka telah terdaftar sebagai mahasiswa penerima Bidik Misi 2013. Alhasil, korbannya pun mengikuti Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) tingkat universitas dengan arahannya. Selama mengikuti kuliah, Pratiwi selalu mengatur korbannya mengikuti mekanisme yang ia buat. “Kami minta kartu Profesi FM - 107.9 MHz
kuning bebas pembayaran Bidik Misi waktu itu, tapi katanya tidak perlu ji dipake itu,” cerita NF. Pada hari kuliah perdana itu, AY dan FY memberikan uang masing-masing sebesar Rp 3,4 juta kepada Pratiwi. Menurut cerita korban, Pratiwi meminta bayaran karena Maryani butuh ongkos Rp 6 juta untuk ke Jakarta mengurus NIM. Selebihnya adalah uang tanda terima kasih dari AY dan FY kepada Pratiwi. Sementara, PD dan NF tidak dimintai bayaran karena Pratiwi memiliki hubungan asmara dengan sepupunya, Azhar saat KKN. Bantuannya dinilai PD karena ingin mendapatkan perhatian sepupunya. Namun, kedok Pratiwi mulai tercium saat kelima korban tidak mendapati namanya pada absensi kelas. “Kami disuruh saja tulis nama dan NIM di absen karena kita ji yang tidak ada nama ta’ di absen,” ujar NF. Selain itu, ketika salah satu korban, PD meminta NIM-nya, anehnya, Pratiwi malah mengirimkan NIM angkatan 2011. Hal itu dirasa janggal oleh PD karena hanya ia yang memiliki NIM yang tidak seragam dengan mahasiswa sekelasnya. Sementara itu, NF malah hanya dikirimi NIM dengan jumlah delapan digit. Sedangkan NIM yang benar adalah sepuluh digit. PD menceritakan, saat itu Pratiwi mengatakan ayahnya salah mengirim NIM. “Aneh sekali, NIM kok digantiganti bahkan sampai dua kali, terus ada yang sama NIM-ku,” terang PD. Pratiwi juga selalu mananyakan permasalahan yang dialami korban di fakultasnya. Kejanggalan lainnya, kelima korban tersebut menerima KRS jauh sebelum mahasiswa lainnya diberi KRS oleh pihak prodi. Hal inilah yang memicu kecurigaan di Prodi Pendidikan Sejarah. Dua korban yang memberikan KRSnya, AY dan FY dipanggil ke prodi karena NIM yang mereka gunakan tidak bisa dimasukkan di Simpadu dan KRS online. Keduannya pun melaporkan hal itu, ke Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Najamuddin, terkait namanya yang juga tidak terdapat pada daftar penerima Bidik Misi. “Memang pernah ada datang melapor sebagai mahasiswa Bidik Misi tapi tidak ada di database namanya, jadi saya suruh pulang,” ungkap Najamuddin. PD II FIS yang juga dosen Prodi Pendidikan Sejarah ini membeberkan, korban mengaku masuk lewat jalur tambahan tapi tidak pernah mengikuti seleksi. “Saya telepon
PR III dan dikatakan tidak ada itu, jadi saya larang ikut kuliah,” jelasnya. Kasus ini pun langsung diusut Heri Tahir dengan melakukan pemanggilan kepada pelaku, korban dan pegawai yang terlibat, Senin (16/9) lalu. Heri Tahir menggelar rapat klarifikasi yang dihadiri keluarga korban dan pihak fakultas. Dalam rapat tersebut, Pratiwi mengakui kesalahan yang ia perbuat dan menyatakan siap dengan sanksi yang akan diterima. “Jadi yang kita soroti adalah pelaku karena dia adalah objek kita. Kami sudah konfrontir pelaku dengan korban,” ungkapnya. Namun ia tidak menjawab dari mana lima NIM korban ia peroleh. Sementara uang yang diperolehnya telah ia kembalikan. Kelima korban ini pun dinyatakan sebagai mahasiswi ilegal di UNM. “Jadi terserah korban kalau mau memperpanjang kasusnya di kepolisian, yang jelas kita (pihak kampus, red) sudah tidak ada urusan lagi, kata Hari. Ditanyai terkait masalah yang menimpanya, salah satu korban, SL menyatakan penyesalannya mempercayai pelaku. Ia pun tidak ingin lagi membahas persoalan yang menimpanya. “Selesai mi masalahnya, tidak mau maka’ bahas ini. Malas ma’ bahas, biar mi,” ujarnya dengan suara rendah. Korban lainnya, AY juga menuturkan hal yang sama. “Sudah mi, sudah selesai mi masalahnya. Tidak mau ma’ ditanya-tanya,” ucapnya jengkel. Sementara Pelaku, Pratiwi mengatakan, semua permasalah dengan korbanya telah diselesaikan secara kekeluargaan selain penyelesaian rapat di UNM. “Sudah semua diselesaikan secara kekeluargaan. Sudah datang mamaku di Makassar untuk selesaikan itu permasalahannya. Sudah selesai mi kak,” beber mahasiswa yang telah menyelesaikan masa KKN-nya ini. Mahasiswi pindahan dari Fakultas Teknik (FT) ini menambahkan untuk saat ini dirinya tidak bisa terlalu banyak berkomentar. Untuk saat ini saya tidak bisa terlalu banyak berkomentar karena lagi shock ini saya,” tuturnya. (*)
ILUSTRASI. Model: Sulastri-Profesi
FOTO: KHAERUL-PROFESI
Urai data, ungkap fakta, saji berita
8
Indepth
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013 www.profesi-unm.com
Kata Mereka?
29/06/2013
Pelaku (Pratiwi) memulai KKN di Kabupaten Bone.
PR III UNM, Heri Tahir
“
Sanksi paling fatal bisa saja DO tapi kalau orientasinya skorsing mung kin akan diserahkan pada pihak fakultasnya.
Ketua Jurusan Matematika, Djadir
“ “
Harus jelas, karena dia bisa menutut balik kalau tidak jelas aturan sanksinya agar dia tidak bisa melawan. Ini Pelang garan Berat.
Ketua Jurusan Sejarah, Patahuddin
Kalau ada yang laku kan itu maka harus dihukum berat. Apakah itu dosen, pega wai, ataukah mahasiswa maka harus diberi sanksi yang melaku kan pengilegalan. Apalagi banyak yang dirugikan.
Ketua Jurusan Biologi, Mushawwir Taiyeb
“
Sangat perlu dihu kum pelakunya karena dia dengan sengaja dan rencanakan. Urai data, ungkap fakta, saji berita
Kronologi Calo Mahasiswi Ilegal
12/07/2013
Pratiwi meminta Azhar (samaran) agar melarang sepupu dan temannya (PD & NF) mengikuti tes PMBM. Ia berjanji akan meluluskannya di UNM sebagai mahasiswa pengganti Bidik Misi.
15/07/2013
PD & NF mengirim biodata berdasarkan permintaan Pratiwi ke email oknum yang disebut sebagai ayah Pratiwi. Sebelumnya Pratiwi juga telah mengelabui tiga korban, SL, AY & FY.
Korban penipuan: PD NIM : 1315141015 Dijanjikan Prodi Pendidikan Matematika AY NIM : 1362042015 Dijanjikan Prodi Pendidikan Sejarah
SI NIM : 1314041011 Dijanjikan prodi Pendidikan Biologi FY NIM : 1362042011 Dijanjikan prodi Pendidikan Sejarah
NF NIM : 1362042009 Dijanjikan prodi Pendidikan Sejarah NIM yang diberikan adalah NIM palsu
Pihak Jurusan Tuding Ada Calo di BAAK Terkait lima Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang dipakai pelaku pada Kartu Rencana Studi (KRS) manual korbannya diduga didapatkan dari oknum pegawai atau dosen. Kecurigaan tersebut pun mengarah pada oknum di Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Dari data yang dihimpun Profesi, terdapat keterlibatan oknum pegawai di BAAK, Erna (samaran). Dialah yang menyimpan berkas biodata korban di lacinya. Pratiwi dan Maryani pun diduga mendapatkan NIM dari Erna. Pihak jurusan sebelumnya telah menuding keterlibatan orang dalam di BAAK. “Kan bukan kita di jurusan yang kasih NIM tapi di BAAK, kita hanya menerima. Perlu diusut itu pegawai dan juga mahasiswa itu,” tegas Ketua Jurusan Biologi, Mushawwir Taiyeb. Hal senada juga diungkapkan Ketua Jurusan Sejarah, Patahuddin juga mengatakan pihak jurusan hanya menerima saja dari BAAK. “Tidak ada salahnya jurusan, salahnya BAAK kalau ada yang masuk,” ujarnya. Namun ia menyatakan BAAK sudah benar jika data yang mahasiswa ilegal itu tidak ada di absen. “Kalau tidak ada di absen berarti dia memang bukan
mahasiswa. Yang ada di absen itulah yang legal,” terang Patahuddin. Sementara itu, Pembantu Rektor I Bidang Akademik, Sofyan Salam, menegaskan pihak BAAK tidak terlibat dalam hal ini. “Tidak ada hubungannya dengan BAAK karena NIM-nya palsu,” jelasnya. Kepala Sub Bagian Registrasi dan Statistik BAAK, Syamsir, juga menyatakan dirinya sampai dipanggil menghadap untuk dimintai klarifikasi bukan dari pihaknya yang memberi NIM. “Saya ditanyai tentang keterlibatan, saya menyangkal dan saya siap diaudit,” bebernya. Namun, ia mengaku tidak mengetahui berkas ilegal tersebut pernah disodorkan di bagian registrasi. Lebih jauh, Syamsir mengungkapkan, bisa saja NIM tersebut dibuat pelaku dan kebetulan ada. “Ini masuk di Sejarah tapi NIMnya Geografi. Kalau orang mau akal-akali memang dia palajari itu. Mungkin ada yang dia tahu orang yang lulus, dia pakai NIM-nya,” anggapnya. Syamsir mengungkapkan NIM SNMPTN dan SBMPTN murni dari pusat sementara ada dua di antara korban yang menggunakan NIM itu. “Sangat tidak mungkin jika tidak melewati mekanisme. Ini gila,
BAAK Perketat Registrasi Kebag Registrasi BAAK, Syamsir menyatakan selama rentan dua semester lalu sistem kita sangat bagus. Kecurangan seperti mahasiswa dengan NIM palsu pun mampu terdeteksi dengan cepat. “Ada daftar yang kita buat sehingga kecurangan seperti itu gampang terdeteksi, kalau tidak ada dalam daftar itu pasti akan ketahuan,” terangnya. Syamsir mengatakan, kedepannya Bagian Registrasi BAAK akan lebih memperketat mekanisme pendaftaran ulang. Nantinya, peserta jika ingin registrasi harus memperlihatkan tanda bukti cetak online-nya pada berkas registrasinya. “Datanya di-input, masukkan nomor pendaftarannya dan lanjut mengisi biodata. Kami berencana biodata yang sudah ada
“
Ada daftar yang kita buat sehingga kecurangan seperti itu gampang terdeteksi, kalau tidak ada dalam daftar itu pasti akan ketahuan.
Kasubag Registrasi dan Statistik, Syamsir.
sebagian kami tampilkan lalu mereka kroscek apakah betul. Sesudah itu registrasi online. Terakhir, cetak biodatanya. Itulah nanti yang dilampirkan pada saat pendaftaran,” jelas Syamsir. Menurutnya, calon maba tidak akan bisa registrasi manual sebelum melakukan registrasi online. (*)
15/08/201
Pratiwi dan lima kor temu dengan oknum maryani (samaran) erahi berkas biodat menyerahkan berka pada oknum pegaw BAAK, Erna (samar
ada dua yang menggunakan NIM SBMPTN. Lolos masukkan berkas tapi dia tidak bisa lewati registrasi karena kita ada daftar,” ungkapnya. Kepala BAAK, Ismail menyatakan kasus ini baru pertama kali didapatkan. Ia menganggap pelaku ingin memanfaatkan momen sulitnya lulus seleksi di UNM. Namun karena sistem administrasi dan online di BAAK yang sangat ketat, kecurangan tersebut tidak dapat dilakukan. “Mau memanfaatkan kesempatan tapi tidak bisa karena online kita sangat bagus. Jadi mereka (korban, red) itu bukan mahasiswa UNM karena tidak ada NIM-nya,” terangnya yang baru sebulan menjabat. Sementara itu, Mantan Kepala BAAK, Kamaruddin juga turut memberi keterangan. Ia mengungkapkan, kejadian yang hampir serupa pernah terjadi. “Pernah dulu, ada mahasiswa di FIK yang gunakan NIM dari mahasiswa yg tidak aktif di sana. Belakangan baru diketahui setelah melakukan diperiksa namanya di BAAK dan yang selalu muncul namanya orang lain, barulah diketahui di pakai NIM-nya orang mahasiswa lain yang tidak aktif,” ungkapnya. Kamaruddin menyatakan kejadian itu waktu KRS hanya manual. “Sedangkan, KRS manual bisa ditahu apalagi yang online. Tapi kalau online cepat terdeteksi, kalau manual nanti belakangan,” terangnya. (*)
Sudut + Berlayar, Pinisi Belum Tarik Jangkar - Pinisi bukan untuk main-main... + Sesal Mahasiswi Ilegal - Mau apalagi, nasi sudah jadi bubur... + Kahar Main Kasar - Ini tindakan ilegal bung...
Dg. Tata’
Profesi FM - 107.9 MHz
h Report
13
rban berm pegawai, untuk dista. Maryani as tersebut wai lainnya di ran).
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
9
www.profesi-unm.com
31/08/2013
Lima korban mengikuti PMB universitas di lantai I Menara Pinisi.
02/09/2013
Lima korban mengikuti PMB fakultas dan menerima NIM palsu melalui SMS. AY & FY menyerahkan uang masing-masing Rp 3,4 juta kepada Pratiwi di samping Auditorium Amannagappa UNM. Jauh sebelumnya, Pratiwi telah mendapatkan uang dari SL sebesar Rp 5 juta.
05/09/2013
Pratiwi memberikan KRS manual pada korban. KRS tersebut didapatkan dari Erna melalui Maryani.
10/09/2013
AY & FY memberikan KRS-nya di Prodi Pendidikan Sejarah karena akan dilakukan penginput-an KRS online. Keduanya kemudian dipanggil karena NIM yang dicantumkan tidak bisa masuk di Simpadu.
12/09/2013
PD III FIS melapor ke PR III berdasarkan aduan korban yang tidak mendapati namanya pada daftar penerima Bidik Misi. Seluruh Korban juga tidak mendapati namanya pada absensi kelas.
16/09/2013
PR III menggelar rapat klarifikasi. Pratiwi, lima korban dan Maryani dipanggil. Rapat dihadiri pihak fakultas. PR III Akan menyurati Komdis FE untuk memberi sanksi pada Pratiwi. Kasus ini juga akan diserahkan pada Bagian Kepegawaian UNM. SUMBER: PENUTURAN OKNUM DAN KORBAN
Pegawai dan Dosen Diduga Terlibat
“Dek Dewi, untuk sementara kartunya dalam proses untuk ke PR I karena beliau yang menentukan dengan Pak Dekan. Tunggu saja dulu kabarnya lagi karena ini yang saya suruh urus katanya kemarin singgah di rumah Dekannya FMIPA dan Pembantu Dekannya tapi katanya ke Lombok”. Itulah salah satu kutipan Short Message Service (SMS) Maryani (samaran) salah satu pegawai UNM yang terlibat dalam kasus penipuan mahasiswa baru. Diduga ia melakukan persekongkolan dengan beberapa pegawai dan dosen di UNM. Salah satunya, Erna (samaran), pegawai di Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Nama pegawai tersebut sempat muncul saat Maryani menuturkan kronologi kejadiannya kepada Profesi. Nama pegawai itu juga muncul dalam percakapan SMS antara PD dan Mariyani. Terlebih lagi ia mendapatkan
KRS dari Erna di BAAK. “Di BAAK saya minta KRS sama kenalanku (Erna, red). Katanya (Pratiwi, red) pembayarannya sudah beres jadi saya kasih mi,” ungkapnya. Padahal untuk pengambilan KRS mesti memperlihatkan bukti pembayaran lunas dari bank. Namun ia mengaku hanya disuruh oleh Pratiwi dan tidak tahu banyak dengan keinginan Pratiwi. Dalam percakapan antara PD dan Pratiwi, Maryani juga diketahui pernah mendatangi Erna untuk mendapatkan NIM. Oknum lainnya adalah seorang dosen yang diakui Pratiwi sebagai ayahnya, Zainal (samaran). Kepada PD, Zainal memang mengaku sebagai ayah Pratiwi. Padahal menurut penuturan sepupu pelaku, Anas, ayah Pratiwi telah lama meninggal sejak Pratiwi masih balita. Adapun kelurga korban, menurut anas, hanya pamannya di Fakultas Teknik (FT), itupun Pratiwi tidak dekat dengan pamannya itu. “Setahu saya ada om di FT tapi dia
juga tidak akrab dan jarang sekali ke rumahnya,” ungkap Anas. Peran Zainal dalam kasus ini, sebagai orang dalam UNM yang mampu mengurus kelulusan melalui pejabat-pejabat teras fakultas maupun universitas. Pratiwi sering meminta pertimbangan Zainal jika ingin menjawab pesan SMS dari PD. Namun, Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Heri Tahir saat rapat klarifikasi hanya melakukan pemanggilan kepada Maryani sebab korban hanya sering bertemu dengan pegawai tersebut. Heri Tahir pun mengindikasikan Maryani terlibat sebagai pelaku. “Katanya hanya menolong, tapi pihak korban mengatakan kalau hanya menolong kok sejauh itu sampai dia yang memasukkan berkas di BAAK dan sebagainya,” ungkapnya. Ditanyai tentang alasan tidak memproses berkas korban yang hanya disimpan di laci Erna. Maryani malah
mengatakan takut ditekan sama pelaku. “Ini pelaku, mahasiswa, masa mau ditekan. Jadi memang ada yang agak lain ini,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) itu. Ia menambahkan, dirinya telah mempertemukan Maryani dengan korban dan korban justru menyalahkannya. “Katanya dia hanya kenal tapi kok terlalu intens begitu dan terlalu berlebihan cara menolongnya,” terangnya Heri Tahir. Menanggapi hal ini, Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi (FE), Muhammad Djufri, mengatakan, sebelum seseorang menolong mestinya tanya dulu bagaimanapun dekatnya dengan orang lain agar tidak langsung percaya. “Artinya bukan kita tidak boleh mempercayai orang tapi lebih baik kita paham lebih awal ketimbang hal-hal yang tidak diinginkan terjadi belakangan. Awalnya kan baik, tapi nanti di belakang bisa saja terbalik,” kata Djufri.
Dituding Terima “Pelicin”
Dalam kasus penipuan ini, Mahasiswi Prodi Manajemen Ekonomi, Pratiwi membenarkan telah menerima sejumlah uang dari korbannya yang mencapai Rp 12 juta. Namun Pratiwi mengaku tidak mengambil semua uang dari korban. Data yang dihimpun Profesi menyebutkan Pratiwi juga memberikan sebagian uang tersebut pada Maryani sebesar Rp 7 juta. Hal itu dipertegas dengan adanya bukti SMS Maryani kepada salah satu korban yang terkesan meminta insentif. Selain itu, Maryani diakui korban mau mengurus permintaan Pratiwi karena akan diberiakan bayaran yang tinggi. “Dia bilang ji waktu selesai rapat di Rektoratnya UNM karena ada ji yang mau di kasihkan sama Putri jadi dia urus mi,” Ungkap PD. Namun, Maryani membantu tudingan dirinya menerima uang “pelicin”. “Tidak ada sama sekali niatku bantu karena diimingimingi ka begitu,” ujarnya. (*)
Pelaku Terancam Dipecat Pelaku Penipuan mahasiswa ilegal, Pratiwi (samaran), Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) bakal menerima sanksi tegas. Kasus ini pun selanjutnya akan dilimpahkan kepada Komisi Disiplin (Komdis) Universitas. Menurut PR III, Heri Tahir, kasus ini harus segera ditangani Komdis. “Pelaku itu harus di-Komdis-kan. Sementara korbannya tidak, karena dia bukan mahasiswa UNM. Kita akan menyurat ke Komdis dan melakukan pemanggilan kembali kepada yang bersangkutan (Pratiwi dan Maryani, red),” katanya. Pakar Hukum Pidana ini menambahkan, sanksi paling fatal bisa saja Drop Out (DO). “Tapi kalau orientasinya skorsing mungkin akan diserahkan pada pihak fakultasnya,” jelasnya. Sementara itu, jika pegawai dan dosen tersebut terbukti melakukan persekongkolan, maka sanksi yang jatuh bisa membahayakan statusnya sebagai PNS. “Artinya kalau terbukti, luar biasa sanksinya. Paling tidak dikenakan sanksi disiplin,” kata Mantan Asisten Direktur II Program Pascasarjana (PPs) UNM ini. Ketua Jurusan Matematika, Djadir mengharapkan kasus ini dilimpahkan secepatnya ke Komdis dan diberi sanksi sesuai aturan yang telah ditetapkan. “Harus jelas, karena dia bisa menutut balik kalau tidak jelas agar dia tidak bisa melawan,” tegasnya. Menurutnya kasus ini merupakan pelanggaran berat. Ketua Jurusan Sejarah, Patahuddin, menegaskan pelaku harus dihukum berat atas perbuatannya. “Kalau ada yang lakukan itu maka harus dihukum berat. Apakah itu dosen, Profesi FM - 107.9 MHz
pegawai, ataukah mahasiswa maka harus diberi sanksi yang melakukan pengilegalan. Apalagi banyak yang dirugikan,” harapnya. Ia menuturkan tidak ada jalan lain masuk di UNM selain melalui mekanisme tiga jalur itu SNMPTN, SBMPTN dan PMBM. “Bukan swasta ini (UNM, red),” singkatnya. Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmus Sosial (FIS), Najamuddin, menyesalkan adanya orang yang masuk di UNM dengan cara yang ilegal sementara yang lainnya bersusah payah untuk lulus dalam seleksi. “Ada orang yang masuk tanpa tes sementara ada yang berjuang keras melalui tes,” sesalnya. Hal itu juga dikomentari, Pembantu Dekan I Bidang Akademik, Muhammad Djufri. “Semuanya kan jelas di aturan akademik. Kalau kewajibannya tidak dipenuhi masa mau menuntut haknya. Seorang mempunyai hak manakala lulus dan telah membayar. Kalau tidak lulus, apa yang mau dituntut. Kan harus melewati ketiga jalur itu. Diluar dari itu maka tidak diakui,” katanya. Sementara untuk menjatuhkan sanksi untuk pelaku, Djufri mengatakan, pihak fakultas memberikan keterangan bahwa benar pelaku berstatus mahasiswa di Prodi dan Jurusan Manajemen di FE. “Komdis harus menindak sesuai aturan yang berlaku,” harapnya. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Hamzah Upu juga mengharapkan kasus penipuan ini secepatnya diusut dan ditindak sesuai sanksinya. “Kalau ada ditemukan di sini, saya akan tindaki. Harus diusut itu,” tegas dekan dua periode ini. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
10 Special KKN
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
www.profesi-unm.com
Supervisi UNM
Rektor: Pangkep Jadi Alternatif Pendidikan Tinggi
FOTO: SOFYAN - PROFESI
LAPORAN. Perwakilan dari mahasiswa KKN UNM Kabupaten Pangkep melaporkan perkembangan program-program kerja (proker) dalam kurun waktu dua bulan, di hadapan rombongan Supervisi dan jajaran Pemkab Pangkep.
Setelah menjalin kerja sama di bidang pendidikan sekolah menengah, yakni Labschool, Rektor UNM, Arismunandar mengungkapkan impiannya untuk bisa membuka cabang pendidikan baru di Pangkep, khususnya pendidikan tinggii. Hal itu disampaikannya dalam temu silaturahmi di ruangan Rapat Kantor Bupati Pangkep, (27/8). Silaturahmi yang memboyong 48
rombongan rektor tersebut juga dalam rangka kunjungan kerja atau supervisi Kuliah Kerja Nyata (KKN), sebagai salah satu program dari Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNM. “Di Kecamatan Labakkang, kita sudah punya tanah yang diwakafkan untuk UNM. Jadi, kenapa tidak kita kembangkan alternatif pendidikan di tanah Pangkep ini?”
tantangnya, yang cukup ditanggapi begitu antusias oleh Wakil Bupati Pangkep, Abdurrahman Assegaf beserta jajarannya. Usulnya tersebut juga didasarkan atas penambahan mahasiswa di kampus UNM yang sudah tidak sebanding lagi dengan kapasitas ruangan dan jumlah dosen yang mengajar. Apalagi dengan jumlah mahasiswa baru di tahun 2013 ini yang mencapai 6ribu orang. “Kita senang dengan semakin banyaknya peminat UNM. Akan tetapi, saya sedih juga melihat jumlah mahasiswanya yang belum berbanding dengan kapasitas ruangan-ruangannya, apalagi dengan adanya penambahan program studi baru,” ungkapnya. Selain itu, berdasarkan hasil riset dan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa KKN didampingi dosen Geologi dan Geografi, lokasi yang cocok dijadikan pilot project percontohan perkebunan memang ada di Pangkep, Kecamatan Labakkang. Selain memiliki lahan luas, tanahnya juga cukup subur untuk digarap sebagai lahan perkebunan. Sebagai langkah awalnya, maka sebanyak 95 herbarium telah dibuat oleh mahasiswa yang menjalankan program kerja KKN di Labakkang. Selain dihadiri oleh pejabat-pejabat teras UNM dan aparatur-aparatur pemerintahan Kabupaten Pangkep, mahasiswa KKN di setiap perwakilan kecamatan juga turut hadir untuk melaporkan proses
pelaksanaan KKN di lokasinya masingmasing. Pembimbing KKN Reguler, Oslan maupun Dosen Pembimbing KKN Terpadu, Asdar. Khusus di Kabupaten Pangkep, tercatat sebanyak 336 mahasiswa yang mengikuti KKN dan tersebar di setiap kecamatan dan sekolah. Wabup Pangkep sendiri pun mengungkapkan kepuasannya atas kinerja yang ditunjukkan oleh mahasiswa-mahasiswa KKN di daerahnya. Mereka, menurut pengamatannya, telah banyak membantu pengembangan dalam berbagai bidang, baik bidang Pendidikan atau bahkan pertanian. “Mereka (mahasiswa KKN, red) sangat banyak membantu, mulai dari pengembangan bidang pendidikan dan pertanian, hingga hal-hal yang sifatnya kegiatan momentum seperti pada Peringatan HUT RI,” puji Rahman di hadapan rombongan rektor. Lanjutnya, saat ini Pangkep memang membutuhkan mahasiswa yang mampu memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk membangun Sumber Daya Masyarakat. Usai silaturahmi dengan pemkab Pangkep, supervisi rektor beserta rombongan dilanjutkan dengan memantau perkembangan mahasiswa KKN Terpadu di dua sekolah, yakni SMAN 1 Pangkajene dan SMAN 2 Unggulan Pangkajene. (imr)
KKN-PPL SMAN 2 Barru
Bangkitkan Mading Akrab yang Mati Suri
Selain melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah, Mahasiswa KKN-PPL yang ada di SMAN 2 Barru juga melaksanakan pembimbingan majalah Dinding (Mading). Kegiatan pembimbingan ini dilaksanakan selama seminggu, dimulai dari pembentukan struktur kepengurusan hingga evaluasi pasca terbit, SelasaSenin (3-9/9). Asham, Koordinator Sekolah KKNPPL SMAN 2 Barru mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program kerja permintaan sekolah. “Pembimbingan ini ditangani oleh salah seorang Mahasiswa KKN-PPL yang bergelut di lembaga penerbitan tabloid Mahasiswa UNM, Profesi,” terangnya. Menurutnya, sejak dibukanya sekolah unggulan tersebut tahun 2010 lalu, sekolah ini telah menerbitkan madingnya dalam beberapa edisi. Namun, karena kurangnya penanaman ilmu jurnalistik sehingga terbitan mading sekolah tersebut mandek. Oleh karena itu, pihak sekolah menginginkan agar ekskul mading di SMAN 2 barru kembali bangkit. “Bakat dan Minat siswa dalam menulis di sekolah cukup besar, buktinya jumlah siswa yang mengikuti kelas mading mencapai 48 orang. Mereka hanya butuh bimbingan dan motivasi agar mereka mau menulis dan menerbitkan madingnya,” ungkap Ary Utary Nur, salah satu pemateri mading di Sekolah tersebut. Tambahnya, pembimbingan mading ini dilakukan dengan membentuk stuktur organisasi dan stuktur Urai data, ungkap fakta, saji berita
keraksionalan, jadwal terbitan mading, penentuan rubrik, penentuan tema mading, dan pelatihan jurnalistik untuk penulisan berita pada mading sekolah tersebut. Termasuk hal yang tidak bisa dilupakan para peserta pelathan jurnalistik keetika mempraktekkan langsung proses wawancara dengan terjun langsung e lapangan. Beberapa siswa harus rela mengorbankan sedikit waktunya demi mewawancarai guru sebagai narasumber utama. Ditambah lagi, siswa hanya punya sedikit waktu di luar waktu jam pembelajaran untuk menjalankan proses kerja seorang pewarta sekolah. “Kesulitan siswa juga ada pada teknik menghimpun informasinya. Karena di sekolah dilarang bawa handphone, maka siswa tidak bisa melakukan proses recording (rekam, red) wawancara. Mau tidak mau setiap wawancara harus ditulis manual,” papar mahasiswa jurusan Fisika ini. Meskipun demikian, lanjutnya, siswasiswa begitu bersemangat untuk mempraktekkan kegiatan-kegiatan jurnalistik terseut di lingkungan sekolahnya. Marwan yang pernah menjabat selaku Pemimpin Umum (PU) Mading Anak Kreatif Smadab (Akrab) ini mengaku senang atas bimbingan yang diberikan oleh Mahasiswa KKN. Ia bersyukur Mading SMAN 2 Barru bisa kembali bangkit dari “mati suri”nya selama ini. “Terima kasih atas bimbingan kakak mahasiswa UNM, karena merekalah mading Akrab bisa kembali bangkit dari tidurnya,” selorohnya. (tar) Profesi FM - 107.9 MHz
Info Akademik 11
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
Penarikan KKN Terpadu Molor
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terpadu Universitas Negeri Makassar (UNM) sebentar lagi akan memasuki tenggat masa berakhirnya. Meskipun demikian, penarikan mahasiswa KKN Terpadu bakal mengalami pengunduran. Penarikan yang seyogyanya dijadwalkan pada 27 September akan molor selama beberapa hari. Dipastikan, penarikan mahasiswa dari lokasi pengabdiannya masing-masing akan dimulai menjelang awal Oktober. Kepala Pusat KKN, Rusadi ketika ditemui di ruangannya, membantah jika pengunduran tersebut berlaku untuk semua wilayah KKN Terpadu. Menurutnya, tidak semua wilayah yang mengalami keterlambatan penarikan. Keterlambatan itu hanya berlaku bagi sebagian wilayah saja. “Ada yang tetap penarikan sesuai dengan waktu yang ditentukan,” ujarnya. Ia menjelaskan, keputusan tersebut diambil lantaran masih banyak mahasiswa yang frekuensi mengajar di sekolahnya belum sesuai dengan kuota yang telah ditentukan. Mahasiswa yang frekuensi mengajarnya kurang, akan diberi keringanan, yakni panambahan waktu KKN selama seminggu untuk mengisi frekuensi mengajar yang kosong. “Mahasiswa yang memiliki frekuensi mengajar yang cukup akan pulang sesuai waktu yang ditentukan,” tuturnya. Tambahnya lagi, libur akademik selama bulan Ramadhan yang lalu cukup mempengaruhi frekuensi mengajar mahasiswa. Di beberapa daerah, sekolah-sekolah diliburkan,
Jadwal Penarikan KKN-PPL Terpadu Angkatan VII Tahun 2013 Universitas Negeri Makassar 27 September:
- Kabupaten Pinrang, 181 mahasiswa
3 Oktober
Kabupaten Pangkep, 130 mahasiswa Kabupaten Takalar, 86 mahasiswa
4 Oktober:
- Kabupaten Barru, 123 mahasiswa
5 Oktober:
- Kabupaten Bone, 155 mahasiswa
6 Oktober:
- Kabupaten Bantaeng, 83 mahasiswa
7 Oktober: sehingga mengurangi jumlah jam mengajar mahasiswa yang menjalankan program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah bersangkutan. “Makanya kita beri tambahan waktu untuk memenuhi jam (mengajar) itu,” imbuh Rusadi. Fadilah, salah seorang mahasiswa yang menjalankan KKN-PPL di Barru sangat menyayangkan pengunduran jadwal penarikan tersebut. Pasalnya, kegiatan-kegiatan akademiknya di kampus sudah dim-
Desember, UKT Gratis Pemprov Sulsel Cair Kabar gembira bagi mahasiswa baru (maba) 2013. Setelah tak adanya kepastian realisasi janji politik UKT Gratis dari Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo pasca pelantikannya Maret lalu. Dikabarkan, anggaran UKT untuk maba itu akan cair Desember mendatang. Total dana yang digelontorkan tersebut mencapai 22 Miliar untuk seluruh PTN dan PTS di Sulsel. Untuk saat ini, pihak birokrasi kampus tengah dimintai data-data terkait maba tahun ini. Data yang dikirim nantinya mesti memenuhi syarat yang ditetapkan Pemprov. Diantaranya, kelahiran Sulsel, angkatan 2013, tidak menerima beasiswa apapun dan prodi dengan akreditasi minimal C. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) Universitas Negeri Makassar (UNM), Heri Tahir, mengungkapkan salah satu keuntungan UKT gratis ini yakni pihak kampus diberikan kewenangan sepenuhnya untuk melakukan penyeleksian. “Kita diberi kewenangan untuk menyeleksi. Sudah ada di meja saya datanya yang akan dikirim itu,” ungkapnya. Lebih lanjut, Pakar Hukum Pidana ini mengkritisi memprioritaskan mahasiswa kurang mampu. Menurutnya, terkait mahasiswa kurang mampu, ada beasiswa Bidik Misi sebagai peruntukannya. “Ada dikatakan Profesi FM - 107.9 MHz
yang diprioritaskan kurang mampu. Saya pikir, ngapain bahas yang kurang mampu, itu risikomu. Pokoknya mampu atau tidak, bayar. Yang tidak mampu sudah di Bidik Misi, jadi ngapain kan,” tegas Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNM ini. Mantan Asisten Direktur Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (Asdir II) Program Pascasarjana (PPs) UNM ini pun berharap, dana UKT dari Pemprov tersebut benarbenar terealisasi Desember mendatang. “Kalau terlambatkan bisa-bisa sudah masuk tahun ajaran berikutnya,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Ismail, menjelaskan, mekanisme pemberian dananya langsung diterima mahasiswa melalui rekening masing-masing. “Uang Pemprov itu langsung masuk ke rekening mahasiswa masing-masing. Makanya dimintai data tentang nomor rekeningnya juga,” terangnya Ismail menambahkan, nantinya pemprov harus membayar berapapun UKT yang ditetapkan setiap perguruan tinggi. “Berapapun UKT-nya, itu yang akan dibayar karena ini namanya SPP gratis yang saat ini sudah barganti menjadi UKT,” beber Kepala BAAK yang belum sebulan menjabat ini. (mus)
ulai semenjak tiga minggu yang lalu. Dengan molornya waktu penarikan, kuliahnya akan terbengkalai. “Adami mata kuliahku yang masuk dosennya. Beberapa kali ma alpa. Tapi masih KKN ka. Sementara ada itu dosen yang tidak mau tahu kalau mahasiswanya KKN atau tidak. Pokoknya masuk,” keluhnya. Sementara itu, sambungnya, ia tidak bisa tiap minggu harus bolak-balik ke kampus karena terkendala kendaraan dan biayanya. (nrl)
132 Mahasiswa Terdaftar Cuti Akademik Rentang waktu pembayaran sumbangan penunjang pendidikan (SPP) terbilang tanggal 15 Juli- 16 Agustus 2013 yang disediakan oleh pihak kampus ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik oleh sejumlah mahasiswa UNM. Sebanyak 132 mahasiswa dari berbagai jurusan tercatat oleh Biro Adminisrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) tidak membayar SPP dan resmi dinyatakan cuti akademik. Menurut Kepala BAAK, Ismail, jumlah mahasiswa yang cuti akademik tahun ini belum bisa dipastikan. Data yang diterima pihaknya adalah mahasiswamahasiswa yang mengikuti prosedur cuti akademik sebagaimana mestinya. Selain itu, masih ada yang tidak mendaftarkan diri ke pihaknya. Ia menegaskan, mahasiswa cuti karena kelalaiannya sendiri. “Mereka yang teledor tidak bisa membayar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan waktunya kan satu bulan lebih (15 Juli- 16 Agustus 2013) pembayaran diumumkan secara besar-besaran,” akunya. Kendati demikian, pihaknya masih memberikan kelonggaran untuk mengisi administrasi status cuti bagi mahasiswa yang terlambat membayar SPP. “Sementara
ini kami masih berikan toleransi kepada. Karena kalau tidak, akan merugikan mahasiswa sendiri. Bayangkan saja kalau mereka tidak membayar SPP semester ini, dan tidak mengurus administrasi maka semester depan harus bayar dua semester,” tuturnya. Seperti diketahui, mahasiswa baru dinyatakan cuti akademik jika mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, salah satunya melapor ke BAAK dan mengisi blanko yang disediakan. Jika tidak, mahasiswa tidak akan dianggap cuti akademik dan akan membayar SPP dua kali di semester berikutnya. “Jadi, tidak membayar SPP-pun tidak langsung dianggap cuti akademik. Tapi harus melapor dulu,” paparnya. Kendati tercatat vakum masa akademik, namun status mahasiswa tetap berlaku dan tidak mempengaruhi nilai Indeks Prestasi (IP). “Masa studi tetap tujuh tahun. Cuti itu hanya menghindari pembayaran,” jelas laki-laki yang baru sebulan lalu dilantik sebagai Kepala BAAK baru. Biaya pengurusan cuti akademik Rp 55ribu dan selama menempuh pendidikan di UNM, cuti akademik hanya bisa diambil dalam dua semester. Selebihnya, mahasiswa akan di-Drop Out (DO) jika melakukan cuti melebihi batasnya. (asa)
www.profesi-unm.com
Kilas Agenda
Diklat Jurnalistik Profesi Tahun ajaran baru dengan agenda baru. Moment tersebut tak dilewatkan begitu saja oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Universitas Negeri Makssar (UNM). Di bulan Oktober 2013 mendatang, tepatnya tanggal 2 hingga 6 Oktober, lembaga pencetak wartawan ini akan mengadakan Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) yang sekaligus sebagai batu loncatan untuk para insane kampus yang berminat bekecimpung di dunia kejurnalistikan. Pelatihan jurnalistik yang akan banyak mengambil tempat di gedung rektorat, Ruang Senat lt. 3 ini akan menghadirkan banyak pemateri yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, baik penerbitan maupun penyiaran. (dnf)
Workshop PKM Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran kembali akan menggelar workshop Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kegiatan ini akan dihelat 5 Oktober mendatang dan dipastikan akan dibuka langsung oleh Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Arismunandar. Workshop yang bertujuan membimbing mahasiswa dalam menyusun karya tulis ini akan menghimpun banyak pemateri-pemateri yang berpengalaman dalam menyusun karya tulis PKM. Ketua Umum LPM Penalaran, Soma Salim berharap, dengan diadakannya workshop ini. Mahasiswa UNM semakin termotivasi untuk mengembangkan kreativitasnya dalam hal pembuatan PKM. “Semoga bisa memantik semangat mahasiswa lainnya,” tuturnya. (asr)
Semarak Body Biologi Di pertengahan Oktober 2013 mendatang, HimpunanMahasiswa Biologi (Himabio) akan kembali menggelar Biologi Open Day (Body) selama 6 hari. Agenda tahunan ini akan berlangsung pada 21 hingga 26 Oktober mendatang di belakang gedung Jurusan Biologi,tepat di area parkiran. Pada kesempatan tersebut, Body akan menghadirkan berbagai macam lomba, mulai lomba tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga lomba untuk guru-guru seperti lomba karya tulis ilmiah. Namun, kegiatan ini tidak hanya akan berbau Sains, karena lomba akustik akan turut memeriahkan Body tersebut. Tidak hanya lomba, ternyata akan ada agenda non lomba seperti seminar nasional, reuni akbar, dan jalan santai. (dnf)
Berwirausaha Bersama Kopma Koperasi Mahasiswa (Kopma)kembali memberi kesempatan pada sivitas Universitas Negeri Makassar(UNM) yang tertarik mendalami dunia wirausaha.Pendaftaran jadi members kopma ini dimulai sejak 14 September hingga 3 Oktober 2013. Syarat yang ditawarkan tidak mulukmuluk, hanya dengan melakukan simpanan pokok sebesar Rp 20ribu dan simpanan wajib Rp 5ribu. Setelahnya, peserta yang resmi dikatakan anggota akan mengikuti pelatihan kewirausahaan dan kewirakoperasian. (dnf)
Pendaftaran CPNS UNM Telah Dibuka Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah dibuka sejak 23September dan berakhir 7 Oktober 2013. Ini berdasarkan keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor: 154/P/2013 tanggal 11/09 dan hasil rapat koordinasi penerima CPNS tahun 2012, 11 sd 13 September untuk Universitas/ Institut/ Politeknik/ Unit utama akan menerima CPNS sejumlah 23 orang. Untuk prosedur pendaftaran dapat dilihat di http://cpns.kemdikub.go.id dengan pelaksanaan ujian di gedung Flamboyan UNM (3/11) pukul 08.00-11.00 Wita. (lam) Urai data, ungkap fakta, saji berita
12 Lensa Orange
Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi Edisi Edisi 172 172 Profesi September Tahun Tahun XXXVII XXXVII 2013 2013 September
www.profesi-unm.com
Maba, Selamat Datang! W
alaupun dikemas dengan konsep yang tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) 2013, untuk pertama kalinya dihelat di gedung menara Pinisi. Dihelatnya PMB di Pinisi seakan mengukuhkan tidak adanya dana yang dianggarkan untuk pelaksanaan PMB. Namun, terlepas dari hal tersebut, PMB tahun 2013 berjalan lancar dan khidmat. Tidak hanya diberikan pengenalan mengenai dunia akademik kampus, sekitar 6 ribu orang maba yang memadati Gedung Menara Pinisi lantai 1 diberikan gambaran mengenai Lembaga Kemahasiswaan tingkat universitas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) dan pengenalan kegiatan ekstrakurikuler dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) se-UNM. Selain itu, penampilan dari group paduan suara UNM, Pinisi Choir yang mengiringi berlangsungnya kegiatan turut menarik perhatian ribuan mata. Untuk menghindari adanya hal yang tidak diinginkan selama kegiatan penyambutan yang dikemas dalam bentuk rapat senat terbuka, anggota Resimen Mahasiswa (Menwa), Pramuka, KSR serta puluhan Satuan Pengaman dari seluruh fakultas turut dikerahkan dalam kegiatan ini.
MELAMBAIKAN TANGAN
PERKENALKAN LEMBAGA
MASUK Ruangan
beri selamat
Urai data, ungkap fakta, saji berita
mengheningkan cipta
Profesi FM - 107.9 MHz
Inovasi 13
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
Menikmati Cokelat Rasa Pedas
Kelezatan cokelat tak bisa dipungkiri. Makanan yang berbahan dasar buah kakao ini memang banyak dijumpai dengan harga dan rasa bervariasi. Jika umumnya cokelat hanya dikenal dengan rasa manis, maka Nurindah Sari, mahasiswi Fakultas Psikologi (Fpsi) mendobrak “mitos” tersebut dengan menciptakan cokelat bercita rasa pedas, Psikologi Coklat Pedas (Psicodas). Indah mengaku, ide kreatifnya muncul ketika ia menyadari rasa cokelat selama ini yang dicicipinya monoton. Ia belum pernah menjumpai rasa yang unik dan menarik. “Saya juga merupakan salah satu penggemar cokelat namun tak
Penelitian Mahasiswa
pernah menemukan coklat dengan rasa unik. Dari situ saya berpikir kenapa tidak membuat cokelat dengan rasa pedas,” ungkap mahasiswa angkatan 2010 tersebut. Bahan-bahan untuk membuat Psicopas sebenarnya sangat mudah ditemui di toko atau pasar swalayan seperti dark cooking chocolate, mentega putih, bubuk cabai, manisan pala, dan kacang mente. “Cara pembuatannya sangat mudah, sama halnya kalau kita buat cokelat biasa yaitu dilelehkan. Hanya saja disini kita taburi bumbu cabai. Bisa juga kita menggunakan mint atau jahe seandainya
kita tidak suka cabai,” terangnya. Indah memilih rasa pedas untuk campuran cokelatnya dengan alasan cokelat yang ditambahi bumbu rempah pedas justru bakal menambah kesegaran cokelat itu sendiri. Selain mengusung sensasi pedas di tiap gigitannya, Psicopas pedas juga bisa dijadikan salah satu pilihan yang bagus untuk berwirausaha. “Cokelat pedas ini juga masih sangat jarang ditemui, sangat cocok untuk dijadikan usaha bisnis. Apalagi orang Indonesia sukanya yang pedas-pedas sehingga pasti laku di pasaran,” paparnya. Nama fakultasnya yang dicantumkan sebagai label nama terobosannya tentu bukan tanpa alasan. Indah mengaku sengaja mencantumkan nama fakultasnya agar kelak jika usaha cokelatnya sudah maju, orang-orang mudah mengenali cokelat tersebut asli buatan mahasiswa Psikologi. Namun harapan tersebut mesti ia tunda dulu. Pasalnya, Indah tidak mempunyai modal untuk memulai usahanya. “Untuk memulai suatu usaha diperlukan modal dan saya tidak mempunyai itu. Padahal sebagian teman-teman di Psikologi pernah mencobanya dan kata mereka cokelat ini patut dipasarkan,” tandasnya. (sdr)
www.profesi-unm.com
Mie Bakso Organik Bakso merupakan makanan yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia. Dari kalangan tua maupun muda meminati, makanan bola daging khas ini. Bakso yang biasa disajikan dengan kuah kaldu dan tambahan mie ini membuat Siti Choiryatul, mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS), berinovasi membuat Bakso Organik. Mendengar nama produknya ini akan mengundang tanya. Adakah bakso unorganik? Ternyata maksud dari Bakso Organik yakni pembuatan bakso yang biasanya banyak menggunakan tepung, kini diberikan tambahan bubur rumput laut agar lebih kenyal dan tidak menghabiskan banyak tepung. Tidak hanya itu, pembuatan mie pun dijamin bergizi tinggi karena berbahan dasar sayuran seperti wortel dan bayam. Mahasiswa angkatan 2009 ini terinspirasi dari kegemarannya memakan bakso. Menurutnya, bakso yang selama ini ia makan kurang kandungan gizi. Dengan inovasinya itu, hasilnya tidak seperti lemak yang mengapung, melainkan menghasilkan bakso yang bergizi tinggi. “Bakso sekarang itu kebanyakan seperti lemak yang mengapung,” keluhnya.
Cara pembuatan bakso organik, tidak berbeda dengan bakso biasanya. Yang membedakan hanyalah bahan yang digunakan diantaranya rumput laut yang dapat mencegah penyakit kanker, wortel yang banyak mengandum vitamin E, dan bayam yang mengandung banyak zat besi. Zat besi ini baik untuk penderita anemia apalagi bagi mahasiswa yang sering begadang. Bahan dasar pembuatan bakso sendiri terdiri dari tepung tapioka, bubur rumput laut, bawang putih, telur, daging dan es batu. Keinginan yang kuat saja ternyata tidak memuluskan langkah Siti untuk mengembangkan usahanya. Ia masih saja berkutat dengan masalah dana Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang sampai saat ini belum cair. Meskipun demikian, ia tetap memperkenalkan bakso organiknya kepada masyarakat maupun civitas dengan metode delivery. Beberapa temannya yang pernah memesan dan mencoba makanan kreatifnya memberikan respon yang baik . Selebihnya, mereka menyukainya. “Saya belum terlalu memasarkannya, hanya saja teman-teman yang telah mencoba bakso organik buatan saya memberikan respon yang positif,” tuturnya. (nrl)
Ekstrak Kayu Sepang Turunkan Kadar Glukosa Darah Mencit Noviana Astuti Irna Sakir dan Rismayanti Kamase*
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang diderita cukup banyak oleh orang-orang di Indonesia. Indonesia menempati peringkat empat negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Penyakit diabetes ini akan sangat berbahaya jika dalam pencegahan dan penanganannya, tidak dilakukan secara baik. Bahaya serius yang dapat diakibatkan oleh diabetes adalah komplikasi jangka panjang seperti serangan jantung, stroke, kebutaan akibat glukoma, penyakit ginjal, dan luka yang tidak dapat sembuh sehingga infeksi dan harus diamputasi. Bahkan taraf yang paling mengerikan adalah kematian. Perlu dilakukan upaya-upaya dalam mencegah dan menangani masalah yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes tersebut. Indonesia yang terkenal kaya akan jenis tanaman herbal, mempunyai kesempatan dan kemampuan dalam memanfaatkan berbagai jenis tanaman tersebut dalam mengobati penyakit diabetes. Para masyarakat di desadesa menggunakan air rebusan dari kayu sepang (Caesalpinia sepang L) sebagai obat dalam menyembuhkan penyakit diabetes. Kayu sepang atau secang merupakan jenis tanaman yang khas dari Sulawesi Selatan, namun banyak pula ditemui didaerah lain di Indonesia. Secara empiris kayu sepang dipakai sebagai obat luka, batuk berdarah, berak darah, darah kotor, penawar racun, sipilis, menghentikan pendarahan, pengobatan pasca persalinan, desinfektan, antidiare dan astringent. Sanusi (1989) telah mengisolasi zat warna merah yang terkandung dalam kayu sepang yang dikenal sebagai senyawa golongan brazilin. Brazilin merupakan senyawa antioksidan yang mempunyai katekol dalam Profesi FM - 107.9 MHz
struktur kimianya. Berdasarkan aktivitas antioksidannya, brazilin diharapkan mempunyai efek melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal kimia (Moon dkk. 1992). Selanjutnya Lim dkk. (1997) membuktikan bahwa indeks antioksidatif dari ekstrak kayu sepang lebih tinggi daripada antioksidan komersial (BHT BHA). Peneliti lain mengungkapkan bahwa brazilin diduga mempunyai efek anti-inflamasi (Sukria 1993 dalam Sundari dkk. 1998). Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk menguji manfaat kayu sepang, seperti khasiatnya sebagai antibakteri. Anis (1990) dalam Sundari dkk. (1998) melakukan penelitian terhadap beberapa jenis ekstrak kayu sepang sebagai anti-bakteri penyebab tukak lambung. Selanjutnya Sumarmi (1994) dalam Sundari dkk (1998) menguji daya antibakteri kayu sepang terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Untuk menghentikan pendarahan, diduga yang berperan adalah tanin dan asam galat (Sundari dkk. 1998). Tanin juga bersifat sebagai antibakteri dan astringent atau menciutkan dinding usus yang rusak karena asam atau bakteri. Kadar tanin ekstrak kayu sepang yang diperoleh dengan perebusan selama 20 menit adalah 0,137% (Winarti dan Sembiring 1998). Dalam hubungannya sebagai obat diabetes yang digunakan oleh masyarakat desa di Sulawesi Selatan, maka perlu dianalisa manfaat kayu sepang terhadap penyakit diabetes secara lebih detail. Masyarakat yang memanfaatkan kayu sepang sebagai obat diabetes, memberikan pernyataan yang non ilmiah jika ditanya mengapa mereka menggunakan kayu sepang sebagai obat diabetes. Contoh jawaban mereka adalah bahwa hal itu sudah
merupakan obat turun-temurun dari generasi mereka sebelumnya. Jawaban mereka tidak dapat diterima begitu saja, karena tidak mampu menjelaskan secara ilmiah senyawasenyawa yang dikandung dalam kayu sepang. Pemanfaatan kayu sepang ternyata tidak hanya digunakan oleh masyarakat di desa Sulawesi Selatan saja, namun juga dimanfaatkan diberbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti berinisiatif untuk meneliti efektivitas ekstrak kayu sepang yang diduga mengandung senyawasenyawa penurun kadar glukosa sehingga dapat digunakan sebagai obat bagi penderita diabetes, mengingat bahwa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini belum ada sebelumnya Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kayu sepang (Caesalpinia sepang L) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit (Mus musculus) dan untuk mengtehui dosis ekstrak kayu sepang (Caesalpinia sepang L) yang paling efektif untuk diberikan pada mencit (Mus musculus) yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dan rancangan penelitian pre and post test randomized controlled group design. Populasi penelitian ini adalah mencit jantan dengan rerata berat badan 20-30 g dan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini meliputi mencit jantan dengan rerata berat badan 20-30 g yang diinduksi aloksan. Pada penelitian ini sampel diperoleh dengan metode simple random sampling. Setelah dilakukan penelitian, maka ditemukan bahwa ekstrak kayu sepang dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit
secara bermakna dengan dosis 0.25 g/kg BB, 0.5 g/kg BB, dan 0.75 g/kg BB. Senyawa yang memiliki peran penting dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yaitu senyawa aktif brazilin dan flavonoid. Kandungan brazilin dalam kayu sepang berperan sebagai inhibitor dari aldose reduktase, sedangkan flavonoid bekerja sebagai penghambat enzim-enzim penting yang berperan dalam pemecahan karbohidrat menjadi monodakarida yang dapat diserap oleh usus yaitu enzim alfa amilase dan enzim alfa glukosidase. Adapun ekstrak kayu sepang dengan dosis 0.5 g/kg BB merupakan dosis yang paling efektif digunakan karena dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit lebih baik dibandingkan dengan aquadest (kontrol). Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut, maka terbukti bahwa kayu sepang dapat dikonsumsi sebagai obat dalam mencegah dan mengobati penyakit diabetes dengan cara kayu sepang direbus sekitar 30 menit agar senyawa-senyawa aktif yang terkandung didalamnya dapat larut dalam air dengan baik. (*)
IST.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 Opini www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
Kuliah Kerja Nyata,
Antara Idealitas dan Realitas
Andi Muh. Akhyar*
KKN merupakan salah satu bentuk dari upaya pengaplikasian Tri Darma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Kepada Masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat membantu berbagai macam permasalahan yang terjadi di masyarakat.
ALMAMATER
Malu Berlayar Pinisi
S
aya mengumpulkan semua keberanian yang ada dan melumpuhkan semua rasa minder untuk berjalan menyusuri satu demi satu anak tangga ini. Mengkilap seperti berjalan di atas kaca. Setiap anak tangga yang saya injak Muh. Ilham Arsyam* terasa kokoh. Saya melototi karangan bunga yang berdiri berjejer. Seperti acara pada kematian, tapi bertuliskan ‘Selamat’ ini dan itu. Apa yang membawa saya kemari? Disini, di tempat gedung megah ini berdiri, saya masih ingat tentang; kantin beridinding kayu, parkir tanpa bayar, tentang lapangan bola mini yang becek dan membayangkan sekelompok mahasiswa yang berdiskusi di bawah pohon beringin yang rindang. Disini, di atas bangunan berundak-undak yang miring, yang kini memiliki terowongan motor dan mobil, yang pintunya dirondai satpam dan lantainya ‘dijilat’ sapu cleaning service nyaris tanpa henti, saya tertegun tak mengerti. Disini di pinggir kolam pancuran air tanpa ikan, di atas tanah dengan rumput-rumput yang tumbuh dengan bohong, saya sedang mencari teman. Disini, yang malam-malamnya seperti rumah bernyanyi, yang penjaganya berwajah ketus meski suasana sunyi, saya tak menemukan diskusi, permainan bola kaki, atau seorang anak muda berambut gonrong menenggak kopi hitam. Disini, tempat yang mereka sebut Pinisi, saya berjumpa dengan dengan orang-orang gagah bersafari. orang-orang congak yang berdasi dan seorang remaja penikmat bioskop. Saya benar-benar terjebak dengan sendal jepit dan kaos oblong. Seberapa pantaskah saya terus disini. Tanpa pikir panjang saya meraih tas kusam saya, berjalan menyusuri tangga, sempat terbaca sebuah tulisan ‘mahasiswa dilarang naik lift’. Dalam hati saya bergumam: ini bukan kapal saya, saya batal berlayar. #pada sebuah sore dan kesempatan di awal Agustus tahun ini. *Penulis adalah Pemimpin Umum LPPM Profesi UNM Periode 2010-2011 Urai data, ungkap fakta, saji berita
Keyword KKN adalah pengabdian, maka tugas utama dari mahasiswa KKN adalah mengabdi kepada masyarakat. Pengabdian dalam hal ini bukan sebagai pembantu namun bagaimana mahasiswa KKN mampu memberikan peranan positif terhadap kemajuan masyarakat di lokasi KKN nya. Mahasiswa sebagai kaum interlektual, seharusnya mampu untuk mngamalkan ilmu yang dimilkinya untuk diaplikasikan demi kemajuan masyarakat. Mahasiswa jurusan biologi misalnya, tentu mereka diajari berbagai keterampilan seperti pembuatan susu dari kedelai atau jagung, pembuatan pupuk kompos sehingga seharusnya ilmu tersebut mampu ditransfer kepada masyarakat. Mahasiswa jurusan fisika, tentu diajarkan tentang kelistrikan, misalnya pembuatan bel listrik, maka ilmu tersebut seharusnya ditransfer pula kepada masyarakat. Mahasiswa jurusan PKK, mereka punya ilmu tentang tataboga, tatarias, busana, maka bentuk pengabdian kepada msayarakat adalah mengajarkan kepada masyarakat ilmu-ilmu yang telah dimiliki tersebut. Demikian pula dengan mahasiswa jurusan lain seyogyanya mentransfer disiplin ilmu yang dimiliki kepada masyarakat di lokasi KKN nya. Bentuk pengabdian yang lain yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa KKN adalah menjadi motor penggerak kemajuan masyarakat. Masih terekam baik dalam benak penulis ketika pak rektor memberikan pembekalan kepada mahasiswa KKN, “Di lokasi KKN mahasiswa harus menjadi dinamisator kemajuan masyarakat”, ujarnya. Dengan demikian, keberadaan mahasiswa KKN di lokasi KKN harus mampu menggerakkan masyarakat ke arah yang positif. Sebagai contoh, bila budaya kerja bakti masih belum ada atau bahkan sudah hilang di tengah masyarakat, mahasiswa KKN seharusnya mampu menjadi dinamisator terciptanya kembali budaya kerja bakti tersebut. Dengan terjadinya proses pengabdian dan proses belajar antara mahasiswa dan masyarakat akan terjalin keakraban antara mahasiswa dan masayarakat. Terjadi pula satu proses pembelajaran yaitu belajar bersosialisasi dengan masyarakat. Hubungan interaksi dengan civitas akademika tentu sangat berbeda dengan interaksi di dunia masyarakat. Andaikata semua tujuan KKN dapat terwujud, maka akan terjadi simbiosis mutualisme, hubungan saling menguntungkan antara masyarakat dan mahasiswa.
Realitas KKN
KKN yang seharusnya menjadi program pengabdian kepada masyarakat justru oleh banyak mahasiswa dijadikan sebagai ajang istirahat dari lelahnya kuliah dan penatnya kehidupan kampus. Hal ini tampak jelas dari miskinnya kreativitas para mahasiswa KKN untuk membuat program kerja yang bermanfaat bagi masyarakat. Mahasiswa yang seharusnya menjadi mesin penggerak kemajuan masyarakat, justru setiba di lokasi KKN, malah menjadi orang-orang yang digerakkan. Sebagai contoh, upaya membangkitkan kembali nilai-nilai kerja bakti di tengah masyarakat, maka seharusnya mencari cara sekreatif mungkin agar jiwa kerja bakti masyarakat dapat tumbuh lagi, bukannya malah menjadi ‘pasukan kuning’ di kampung orang (pasukan kuning’ biasanya diidentik-
kan dengan petugas kebersihan). Sekali lagi, mahasiswa adalah dinamisator (penggerak), bukan sekedar petugas kebersihan. Kalaupun mahasiswa punya proker kerja bakti, maka mahasiswa harus cerdas untuk mengajak juga masyarakat ikut bekerja bersama. jadi yang bekerja adalah masyarakat, adapun mahasiswa, cukup mengompor-ngompori masyarakat agar tergerak hatinya menjaga kebersihan lingkungannya sendiri.. Banyak mahasiswa KKN yang bukannya menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada masyarakat malah lebih sibuk pada hal-hal yang sia-sia. Terkadang harinya tidak lebih sekedar pergantian dari aktivitas makan, tidur, nonton, main game, main domino, dll. Kalaupun ada pelaksanaan program kerja, maka itu tidak lebih banyak dari waktu yang dimiliknya. Oleh karena itu, jangan heran bila alumni KKN malah pulang dengat perut yang semakin buncit atau pipi yang semakin montok. Hal ini akan berdampak pula pada aktivitas bersosialisasi dengan msayarakat. Mahasiswa yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk main game, nonton, main domino, tentu tidak dapat banyak belajar bersosialisasi dengan masyarakat. Mereka lebih senang berada di posko dari pada bersilaturrahim dengan masyarakat. Salah salah tolak ukur keberhasilan KKN, bukan dengan seberapa seringnya kita berada di posko, melainkan seberapa mampu kita merebut hati masyarakat. Kehadiran mahasiswa seharusnya disenangi, bukan malah dikeluhkan.
Salah Manajemen
Program KKN merupakan program yang sangat bagus. Tujuannya begitu mulia; mengabdi kepada masyarakat. Akan tetapi, tujuan yang indah namun dilalui dengan jalan yang tidak indah akan menghambat tercapainya keindahan tujuan tersebut. Orang yang gagal dalam merencanakan berarti merencanakan kegagalan, begitu menurut buku manajemen yang pernah ada. Dalam pengamatan penulis, tujuan mulia yang ingin dicapai melalui KKN di UNM, sedikit terhambat disebabkan manajemen pengelolaan KKN UNM yang kurang rapi. Sebagai contoh, seiring semakin meningkatnya jumlah mahasiswa UNM setiap tahunnya, berdampak pula pada jumlah pendaftar KKN yang semakin melonjak. Terlebih dengan adanya program KKN-PPL Terpadu, program perpaduan antara KKN dan PPL dalam satu waktu. Dengan kata lain, sambil ber-PPL, sekaligus ber-KKN. Tentu program ini disambut baik oleh mahasiswa yang berburu cepat selesai dengan mengambil program ini. tidak heran bila peminat program ini selalu membludak tiap angkatan KKN-PPL. Dalam pengamatan penulis dalam beberapa edisi KKN-PPL Terpadu, tampak jelas bahwa pengaturan penempatan mahasiswa KKN-PPL terpadu kurang dikelola dengan baik. Tak jarang dalam satu posko, diisi oleh 2030 orang mahasiswa. Coba bandingkan dengan KKN reguler yang telah lazim selama ini yang hanya diisi oleh
4-7 orang saja. Mari kita cermati bersama. Jika dalam satu posko diisi oleh 20-30 orang, bagaimana masyarakat dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing mahasiswa? Selain itu, manajemen kerja sama dengan pihak sekolah tujuan KKNPPL atau desa tempat KKN, terkadang tidak terkomunikasikan dengan baik. Sebagai contoh, berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, banyak posko yang di awal kedatangannya terlantar karena tidak ada komunikasi sebelumnya tentang kedatangannya mereka. Seorang kepala sekolah berkata bahwa beliau hanya menerima surat tertulis saja tanpa ada komunikasi kapan mahasiswa KKN tersebut akan datang sehingga mereka awalnya tidak siap dengan kedatangan mahasiswa yang datang secara mendadak. Selain itu, manajemen pemberangkatan tidak teratur dengan rapi. Seringkali jumlah kendaraan yang tersedia tidak memadai. Terkadang jumlah mahasiswa berbanding terbalik dengan jumlah kursi yang tersedia pada setiap angkutan bus. Sehingga tak jarang pengelola harus memesan lagi mobil angkutan umum pada saat itu juga. Ini kan manajemen tiba masa tiba akal. Seharusnya jumlah mahasiswa yang akan diberangkatkan saat itu telah terdata dengan baik dan jumlah mobil yang dipesan telah disesuaikan dengan jumlah tempat duduk yang dibutuhkan mahasiswa. Akibatnya, pemberangkatan yang dijadwalkan jam tujuh pagi, kerap kali molor hingga berjam-jam lamanya. Seandainya saja pihak LPM UNM kreatif untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, sehingga persoalan transportasi misalnya dapat ditanggung oleh pihak sponsor, tentu biaya KKN bisa jauh lebih murah dibandingkan saat ini. Waktu keberangkatan maupun penarikan pun bisa dilaksanakan tepat waktu. *Penulis adalah Ketua Biro Kerohanian Fakultas MIPA, LDF SCMM BEM FMIPA UNM periode 2011-2012 Profesi FM - 107.9 MHz
Profesiana 15
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
Kahar Main Kasar
www.profesi-unm.com
Maperwa “Bercerai” Lagi Lampu kuning bagi Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) UNM. Lantaran dari sembilan fakultas yang ada di UNM hanya lima fakultas saja yang berada dalam rangkulan Maperwa UNM. Tanpa disangka-sangka, Maperwa FMIPA pun sudah mulai menunjukkan gelagat bakal “bercerai” dengan Maperwa UNM. Pada rapat paripurna yang digelar Jum’at (6/9), Maperwa FMIPA melayangkan surat penarikan delegasi kepada Maperwa UNM. Alasannya, tuntutan Maperwa FMIPA tidak terpenuhi, yakni pelaksanaan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) oleh Lembaga Kemahasiswaan. Ketua Maperwa FMIPA, Supriadi mengaku bahwa penarikan delegasi Maperwa FMIPA mengakibatkan Maperwa UNM tidak representatif lagi. Sehingga supriadi mengharapkan Maperwa UNM segera mengambil tindakan dengan melakukan musyawarah luar biasa. “Saya harap ia mematuhi konstitusi yang ada. Dimana ia selaku pemangku konstitusi dalam lembaga kemahasiswaan,” tuturnya. Dalam hal ini, presiden Federasi Mahasiswa (FEMA) FIS angkat bicara. FEMA tidak percaya lagi dengan kinerja Maperwa UNM. Dengan penarikan delegasi Maperwa FMIPA, FEMA yang sudah sejak awal tidak ikut bergabung dalam naungan Maperwa UNM mengaku sudah tidak ada lagi kewajiban untuk percaya terhadap Maperwa. “Maperwa UNM saat ini sudah tidak kuorum, jadi sudah tidak ada lagi kewajiban untuk percaya dan mendengar titahnya,” ungkapnya terang-terangan. Akan tetapi, sekretaris jendral Maperwa UNM, Asrul menampik jika Maperwa sudah tidak kuorum lagi. Pasalnya, Maperwa FMIPA sendiri tidak mengonfirmasi utusan yang ada di Maperwa UNM tentang penarikan delegasi tersebut. Sehingga, menurutnya, masih terhitung lima fakultas yang ada dalam lingkaran Maperwa UNM. “Sampai saat Maperwa UNM masih representatif, selama delegasi dari maperwa FMIPA belum disidang-istimewakan,” tegas mahasiswa angkatan 2009 ini. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) tidak bisa berbuat banyak terhadap penolakan-penolakan yang dilakukan oleh beberapa LK terhadap Maperwa UNM. Menurutnya, apa yang terjadi di lingkup Maperwa itu tidak perlu dipermasalahkan lebih jauh alias dibiarkan saja. “Tidak usah terlalu mengurusi mereka. Lagipula, sebentar lagi masa jabatan mereka akan habis. Bulan sebelas mereka sudah Mubes,” paparnya. (nrl)
Mendidik dengan cara yang persuasif adalah ciri seorang pendidik. Namun tidak bagi Kaharuddin Arafah, Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sikap represif justru ditunjukkannya saat menghadapi unjuk rasa Gerakan Mahasiswa FMIPA (Gempa) terkait transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT) di fakultas tersebut, Selasa (24/9). Adalah Andirman, Mahasiswa Jurusan Fisika yang menjadi korbannya. Mahasiswa angkatan 2013 itu ditarik ke gazebo yang tak jauh dari tempat ujuk rasa tersebut sambil dipelintir tangan kirinya. Aki-
batnya, Andirman mengalami cidera pada bagian lengan. Sesekali Kaharuddin juga mengarahkan pukulan ke arah ulu hati. “Tanganku diputar sampai kebelakang dan beberapa kali memukul hulu hati kalau mau bertanya,” ungkap Andirman. Padahal, sentuhan fisik kepada peserta didik sangat tidak dibenarkan apapun alasannya. Hal itu termuat dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002. Bahkan dalam pasal tersebut menyebutkan peserta didik wajib dilindungi dari tindakan kekerasan. Hal ini pun ditanggapi serius Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Arifuddin. Menurutnya, perlakukan
PD III FMIPA tersebut kepada mahasiswannya sudah bertolak belakang dengan sistem penndidikan di Indonesia. “Ini tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pendidik, ini bisa membuat dunia pendidikan kembali gerah,” sesalnya Senada dengan Arifuddin, Ketua Jurusan Geografi, Zakaria Leo juga mengatakan, tidak seharusnya seorang pendidik apalagi pemimpin melakukan hal tersebut. “Di dalam peraturan tidak dibenarkan melakukan tindak kekerasan,” tegasnya. Sementara itu, Kaharuddin membantah telah melakukan kekerasan. Ia menceritakan hanya ingin
Nasi Kuning Pembawa Petaka Suasana Asram Atlet Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) tiba-tiba riuh, Jumat (30/8). Delapan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (P3G) mendadak bersamaan mengeluhkan perutnya yang sakit usai sarapan pagi. Beberapa saat kemudian, badan mereka lemas menguning. Berselang detik, mereka terkapar tak sadarkan diri di sekitar asrama. Teman-temannya pun bergegas mengantarkan para korban ke Rumah Sakit Islam Faisal yang hanya berjarak sekira 500 meter. Hasil pemeriksaan dokter mencengangkan, mahasiswa itu divonis mengalami keracunan makanan. Informasi yang dihimpun menyebutkan, kejadian tersebut terjadi beberapa saat usai menyantap nasi kuning yang disediakan pihak Dharmawanita FIK. Dharma wanita FIK dipercayakan oleh P3G untuk mencover makanan harian mahasiswa P3G. Hanya saja, panitia P3G membantah keras jika makanan yang disiapkannya mengandung racun. Mungkin saja, kata mereka, ada makanan lain yang dimakan oleh korban selain nasi kuning itu. “Tidak masuk akal kalau cuma delapan orang yang keracunan, sementara mereka semua ada 45 orang, kalau beracun pasti semua kena,” ujar
Nurdaliah Jamaluddin, salah seorang panitia P3G kepada Profesi. Ia juga berujar, security kampus juga kebagian jatah nasi kuning itu. Namun, penjaga kampus itu tidak mengeluhkan rasa sakit. “Tapi sebagai rasa tanggung jawab kami, semua biaya pengobatan di RS Faisal kita tanggung,” katanya lagi. Direktur P3G UNM, Abdullah Pandang juga membela Dharmawanita FIK. Dosen Bimbingan Konseling itu mengatakan, belum ada bukti yang menguatkan keracunan mahasiswa akibat makanan yang dibuat oleh Dharmawanita. Hanya saja, sangat wajar jika ada yang menduga-duga. “Kami tidak bisa menyalahkan siapapun, termasuk pihak Dharmawanita FIK untuk masalah ini karena tidak ada juga bukti yang menjadi penyebab keracunan itu,” ungkap Abdullah Pandang. Meskipun demikian, Dekan FIK Arifuddin menyayangkan kejadian yang terjadi di kampusnya itu. Kejadian yang menyebabkan delapan orang keracunan, menurutnya, dapat menimbulkan spekulasi-spekulasi tertentu. “Entahlah apakah ada faktor kesengajaan atau tidak. Karena kenapa cuma 8 orang saja yang kena. Untuk itu saya sudah sampaikan kepada kepala asramanya untuk diusut,” tandasnya. (sul)
Kak, Pinjam Almamaternya dong… Mahasiswa baru Fakultas Psikologi dibikin ribet oleh kebijakan kampusnya. Pasalnya, mereka diharuskan mengenakan jas almamater selama satu semester ketika berada di areal kampus. Akan tetapi, hingga kini, mereka belum kebagian jatah jas almamater dari pihak fakultas. Padahal, seperti tahun-tahun sebelumnya, pihak fakultaslah yang seyogyanya menyediakan pakaian kebesaran UNM itu. Ironisnya, pihak fakultas urung mencabut kebijakan itu. Menurut Pembantu Dekan III bidang Kemahasiswaan (PD Profesi FM - 107.9 MHz
III), Ahkam, belum disediakannya jas almamater orange lantaran tak ada dana pembuatan pakaian almamater. Sistem pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berlaku tidak memperbolehkan lagi pihak kampus memungut bayaran lain di luar UKT, termasuk pengadaan jas almamater. Padahal uang pembuatan jas almamater sendiri tidak terjabarkan dalam pengelolaan UKT. “Kita tidak punya anggaran khusus untuk membuat jas almamater tersebut,” tuturnya. Mau tak mau, demi memenuhi kebijakan itu, jadi-
lah para benih-benih Psikolog muda itu meminjam jas almamater dari senior-seniornya. Nuranti, mahasiswa angkatan 2013 mengatakan, meminjam di senior bukanlah cara yang tepat. Karena ia menganggap, dengan meminjam berarti angkatannya sama sekali tidak akan memiliki jas kebanggaannya sendiri. “Gara-gara UKT memang mungkin sehingga tidak ada almamater. Tapi kenapa mesti pinjam? Kalau begini terus, angkatan 2013 tidak akan dapat almamater,” keluhnya. Menurut Presiden BEM
FPSi, Laode, tidak ada cara lain bagi maba selain meminjam almamater. Ia menganggap cara tersebut sebagai solusi yang tepat. “Hingga saat ini belum ada kepastian dari pihak fakultas tentang pengadaan jas almamater. Sembari menunggu, maba mending pinjam dulu ke seniornya,” jelas mahasiswa angkatan 2010 ini. Jikalau tetap tidak disediakan, kemungkinan besar maba harus membuat sendiri jas almamaternya. Tentu saja, versi jas almamater akan berbeda-beda, tergantung selera masing-masing. (sdr)
sekadar bertanya kepada mahasiswa yang bersangkutan, tapi karena berniat kabur, ia pun menarik tangannya. “Dia (Andirman, red) baru saja jatuh dari motor, makanya tangannya sakit. Jadi bukan mendapatkan perlakukan kasar dari saya,” bantahnya. Akan tetapi, Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Heri Tahir (PR III) justru melakukan pembiaran terhadap kejadian itu. Ia mengangap bahwa kejadian tersebut merupakan urusan “rumah tangga” FMIPA sendiri. “Itu urusannya mereka (FMIPA, red), karena saya tidak punya kewenangan sampai sejauh itu,” kilahnya. (ska)
Gedung MIPA Libas PKL Pedagang-pedagang kaki lima (PKL) yang bermukim di depan kampus UNM Parangtambung mesti siap-siap terusir. Bagaimana tidak, bakal calon gedung baru FMIPA yang sementara dalam proses pembangunan akan melibas warung-warung sumber penghidupan mereka. Gedung berlantai 13 yang menghabiskan budget Rp 100 Miliar tersebut akan dibangun tepat di tengah-tengah Jurusan Fisika dan Jurusan Biologi. Sepanjang konstruksi, akan bertengger pula gerbang utama FMIPA. Olehnya itu, sedari dini Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan (PD II) FMIPA, Abdul Rahman akan melakukan pendekatan secara halus kepada para pemangku lapak tersebut. “Kita tidak mau nantinya terjadi miskomunikasi yang berujung kerugian diantara kedua belah pihak,” terang dosen Matematika ini. Kendati demikian, ia berharap para pencari nafkah di sepanjang jalur tersebut bisa menyadari keberadaanya terkait proses pengerjaan gedung yang digadang-gadang akan mengahabisakan dana 100 M tersebut. “Seharusnya mereka sudah sadar diri,” imbuhnya. Menanggapi hal tersebut, salah satu PK5 yang bermukim tepat di samping gerbang utama FMIPA saat ini, mengaku siap saja dengan konsekuensi yang ada jika diharuskan segera angkat kaki. Namun, ia meminta agar pihak universitas memberi informasi awal sebelum melakukan penggusuran. “Maumi diapa karena ini memang milik kampus. Tapi baiknya ada rekomendasi dulu sebelum digusur,” pinta Salim yang juga merupakan mahasiswa Unismuh. Hal sama juga dilontarkan salah satu owner warung Mas Zul. Ia mengatakan rencana penggusuran tersebut sudah ia dengar sejak beberapa tahun silam. Namun hingga saat ini, hal itu hanya ungkapan belaka. Ia tetap legowo menyerahkan semuanya ke pihak kampus meski harus menanggung dampaknya. “Padahal baru-baru saya beli ini, tapi harus diterima,” keluhnya. Kekecewaan tetap ia rasakan, lantaran dari isu yang beredar hanya beberapa saja yang akan kena gusur. “Banyak juga yang protes karena yang digusur hanya di depan bangunan ini saja,” tuturnya di sela-sela melayani pelanggan. Direncanakan, gedung megah tersebut akan rampung di tahun 2015. Menurut kontraktor pelaksana, Suggeng, hingga akhir tahun 2013 baru akan diselesaikan dua lantai saja. Ditanyakan perihal kelanjutan pembangunan lantai berikutnya, Suggeng mengaku belum ada kesepakatan lebih lanjut. “Kita masih belum ada pembicaraan lebih lanjut untuk tahun berikutnya,” tukasnya. (dnf) Urai data, ungkap fakta, saji berita
16 Persona
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 172 September Tahun XXXVII 2013
www.profesi-unm.com
Jufri, SH., M.Si. (Kepala Bagian Kemahasiswaan BAAK UNM)
Matang di Dunia Organisasi Jufri, sapaan akrab bapak empat orang anak ini mengawali kiprahnya berorganisasi sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tak tanggung-tanggung, karena semangatnya berorganisasi ia bergabung dengan beberapa organisasi sekaligus. Bukan hanya saat masa sekolah saja, sampai statusnya sebagai mahasiswa pun pria berpostur pendek ini pernah tercatat bergabung di Lembaga Kemahasiswaan kampus maupun organisasi luar kampus. Beberapa diantaranya, ia pernah tercatat sebagai anggota Senat Mahasiswa Universitas muslim Indonesia (UMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Forum Komunikasi Gerakan
Bela Negeri (FK, GBN) dan Generasi Muda Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (GEMA MKGR). “Besar manfaatnya organisasi kepemudaan, banyak pengalaman yang didapatkan,” tuturnya. Wajar saja jika ia, dilantik sebagai Kepala Bagian Kemahasiswaan Biro Administrasi Akademik dan Keuangan (BAAK) Universitas Negeri Makassar (UNM) Juli lalu menggantikan Baliana yang telah pensiun. Pengalaman yang ia dapatkan selama bergelut di dunia organisasi kepemudaan ia akui sangat membantu kerja-kerjanya saat ini. “Banyak hal yang memang bisa kita dapatkan dari berorganisasi dan bergaul dengan banyak orang,” kata Wakil Sekjen Kormas MKGR tingkat provinsi ini.
Selain itu, latar belakangnya di dunia hukum membuat Jufri sering kali mengemban amanah menangani kasuskasus hukum dalam maupun luar kampus. Pernah di akhir penyelesaian studinya sebagai sarjana muda, salah satu keluarganya mendapat musibah dan ditetapkan sebagai tersangka kasus pidana. Berpegang pendidikannya, ia menjadi pengacara dan berhasil menang dalam persidangan. Jufri menceritakan satu hal menarik yang pernah ia alami. Lantaran tubuhnya yang terbilang kecil dibanding anak seusianya dulu, ia pernah ditolak mendaftar di Sekolah Menengah Atas (SMA). Pihak sekolah meragukan postur jufri sesuai dengan usia yang tertera di lembar pendaftaran. (dra)
FOTO : SOFYAN - PROFESI
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz