Edisi 175 (akhir tahun)

Page 1

1

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

CATATAN AKHIR TAHUN

Citra Bobrok Gara-gara Bentrok...Hal.

INFO AKADEMIK

Honor Pegawai Dihapuskan...Hal.

PROFESIANA

9

15

Dana Lab FMIPA Cuma Rp 25 Juta...Hal.

Streaming: radioprofesi.com

! g n i t n Ge 23 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014 Urai data, ungkap fakta, saji berita


2

Persepsi

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Saatnya Berbenah, Bukan Pindah

K

ita beranjak telah meninggalkan tahun 2013, tahun kelam bagi Universitas Negeri Makassar (UNM). Berangsur, kita akan membuka pintu-pintu alam yang akan membawa kita pada kejadian-kejadian lebih baik (atau inovasi) di kampus orange. Mengapa kelam? Karena beberapa kejadian semakin mengoreskan luka bagi UNM yang berjuang sedikit demi sedikit memperbaiki citranya di kancah nasional. Kasus tawuran yang merenggut kebebasan beraktivitas Lembaga Kemahasiswaan (LK). Sekretariat LK yang porak poranda dan terbakar mengakibatkan aktivitas berorganisasi mahasiswa ter”beku”kan untuk sementara waktu. Bagaimana caranya mengerjakan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan jikalau tempat berlindung dan merumuskan program ludes terbakar? Pihak birokrasi melihatnya pun ikut prihatin, namun kenyataannya berpangku tangan untuk membenahi kembali sekretariat-sekretariat LK. Malah para aktivis kemahasiswaan dibiarkan terlunta-lunta mencari tempat perlindungan di luar kampus. Pihak birokrasi seakanakan tertawa senang melihat para pengkritik kebijakan kampus itu tak lagi berkutik untuk sementara waktu. Kasus tawuran itu menambah daftar hitam UNM sebagai kampus pencetak “tawuran”, bukannya guru. Seandainya para mahasiswa mengerti hakikatnya sebagai calon guru, tentu saja ia akan cerdas menilai mana yang benar dan mana yang salah. Segala bentuk provokasi seharusnya mampu diredam dengan akal dan emosional berpikir seorang calon guru. Hanya saja semua menjadi berkebalikan ketika dalam sebulan saja, tiga-empat bangunan ludes dilalap si jago merah. Wajar kalau di tengah masyarakat muncul anekdot, “Mahasiswa UNM sudah kehabisan ban untuk dibakar-bakar di jalanan, makanya kampusnya sendiri yang dibakar.” Daftar kelam itu semakin bertambah ketika civitas akademika UNM dikejutkan dengan berita penetapan tersangka Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) dalam kasus dugan korupsi pengadaan alat-alat laboratorium pendidikan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Kasus tersebut kemudian membuka mata warga kampus untuk lebih jeli melihat kondisi-kondisi yang selama ini telah dilalui. Sebagian besar justru menganggap bahwa kasus tersebut hanyalah bagian kecil dari kasus-kasus “kelas kakap” yang selama ini bersembunyi di balik pembangunanpembangunan di UNM. Mungkin, termasuk pula Menara Pinisi yang saat ini telah berdiri dengan gagahnya. Meniti pangkal tahun ini, rektor UNM Arismunandar beserta “pembantu”nya justru berhijrah ke Menara Pinisi. Sementara, anak-anak yang mesti diayominya belum menemukan tempat berteduh. Rektor mengawali ruang kerja barunya dengan berzikir dan berdoa. Semoga dalam doanya rektor mengidamkan kondisi kampus yang aman, damai, dan tenteram. Meskipun orang nomor satu UNM ini memutuskan bertahta dan berharta di Pinisi, namun peresmian Pinisi belum bisa dipastikan kapan akan dilangsungkan. Mau bagaimana lagi, para pejabat birokrasi ini sudah kebelet ingin menikmati kursi empuk dan sejuknya udara gedung berlantai 17 ini. Semoga saja mereka tidak ngosngosan mengurus bengkalai-bengkalai akademik dan kemahasiswaan sembari harus berjalan naik-turun dari lantai 1 ke lantai ruangannya. Selamat tahun baru 2014!

surat dari pembaca

t f

Apa yang civitas harapakan untuk UNM di tahun 2014?

Ferdhy Al Mubarak

Transparansi UKT dan Realisasi UKT, kasian adik2 2013 ? Dan harus adax komunikasi intens dari lembaga2 kemahasiswaan agar dapat meminimalisir Bentrokan dan sibukkan kami dikerja2 positif LK.

Saddang Husain

Siap2..pinishi mau berlayar utk mengamankan para birokrasi..!!! Cukup transparansi dana mahasiswa dan sarana prasarana yg memadahi..

Andi Akbar

Tawuran mahasiswa dihentikan n tikus2 kampus di bawah ke pengadilan!!!

Apriantho Duapadang SPP turun.

C’j-One Dhanie Shakespeare

Semoga bidikmisi bisa keluar tepat waktu dan teratur, tidak diblokir”mi lgi atm ka kodong..

Ikhezulfikar Lastfrend Zbk UKT dihapuskan di UNM:

KARIKATUR-koe

SCAN QR CODE

www.profesi-unm.com Ilustrasi: Samti Binti Talip

Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:

io Ada Rad gnya! n Streami

www.profesi-unm.com

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke: SMS: 089 655 551 135 | 0852 5592 7221 (Email: profesi_unm@yahoo.com) (Twitter: Profesi_Online) (Facebook: LPPM Profesi UNM)

Nama yang tercantum disamping tidak lagi terdaftar sebagai pengelola LPPM Profesi UNM Periode 2013-2014 Hasnaini

Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Ismail Muchtar Dewan ­Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, ­Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: ­Sutrisno Zulkifli, Sekretaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Divisi Penerbitan: Imam Rahmanto (Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Muh. Yasir (Kepala Divisi), Divisi Penyiaran: Rizki Army Pratama (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Yeni Febrianti (Kepala Litbang), Divisi Usaha: Nurlela (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sutrisno Zulkifli, Pemimpin Redaksi: Imam Rahmanto, Sekertaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Kepala Penyiaran: Rizki Army Pratama, Kepala Online: Muh. Yasir, Kepala Litbang: Yeni Febrianti, Pemimpin Perusahaan: Nurlela, Redaktur: Khaerul Mustaan, Susi Amriani Reporter: Fadilah Dwi Octaviani, Syamsul Alam, Sulastri Khaer, Dian Indrasari, Dwi Pratiwi Aslam, Dian Febriani, Andi Sadriani, Nurlaela Basir, A. Sri Mardiyanti Syam, Asran, Andi Ajip Rosyidi, Samti Binti Talip, Aan Ariska Febriansyah Fotografer: Andi Baso Sofyan Layouter/ Desainer Grafis: Kasdar Kasau Manager Sirkulasi: Syamsul Alam Manager Iklan: Andi Sadriani. Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt II Gedung PSB, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com

DESAIN SAMPUL: KASDAR-PROFESI

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

Arismunandar Pikun Usai Diperiksa

REKTOR Universitas Negeri Makassar (UNM), Arismunandar, menjalani pemeriksaan selama 4 jam sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan alat olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Kamis (9/1) kemarin. Namun sayangnya, dimintai keterangan mengenai jalannya pemeriksaan, Arismunandar malah mengaku lupa dengan semua pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan kepadanya. “Aduh, banyak sekali. Saya sudah lupa pertanyaannya tadi,” ujarnya. Ia juga enggan memberikan penjelasan tentang kesaksiaannya mengenai pengadaan alat olahraga yang diduga menelan kerugian negara hingga Rp 13 miliar itu. “Yang jelas kita sudah hadiri pemanggilannya dan memberikan keterangan yang sebenarnya,” tutur rektor dua periode ini. Arismunandar menambahkan, dirinya mengaku siap bila nantinya dipanggil untuk kedua kalinya. Sekembalinya dari Mapolda, Guru Besar Ilmu Administrasi Pendidikan itu terlihat sempat mengunjungi alat olahraga FIK tersebut di Sport Center UNM lantai IV Menara Pinisi. Namun ia juga tidak memberikan ket-

erangan tentang keberadaannya di lantai IV. Selain Arismunandar, turut pula tiga pejabat lainnya memenuhi panggilan, yakni Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), Nurdin Noni; Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI), Ismail; dan Bendahara UNM, Nasri. Dikonfirmasi, Kepala Bagian Humas Polda Sulselbar, Endi Sutendi, mengungkapkan pertanyaan yang diajukan penyidik seputar perencanaan pembangunan dan pengadaan alat, pelaksanaannya, sampai tentang keterangan masing-masing alat. “Jadi pemeriksaan saksi ini, tentang perencanaan pengadaan, pelaksanaan sampai keterangan barangnya,” ungkapnya. Lanjut, ia menyatakan, sisa tiga keterangan lagi yang dibutuhkan penyidik Tipikor Polda untuk melengkapi berkas dugaan korupsi tersebut untuk selanjutnya dilimpahkan sepenuhnya ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel. “Kita masih butuh kesaksian Dekan FIK, Jimmy Mengko selaku supplier dari PT Mitra Bina Medika, dan hasil audit BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pemban-

LPj Himafi Ditolak

3

www.profesi-unm.com

Snapshot

FOTO: SOFYAN-PROFESI

KURANG PENGAWASAN. Lantai 17 gedung menara Pinisi yang saat ini tak kunjung digunakan oleh pihak birokrasi kerap kali menjadi tempat nongkrong mahasiswa bahkan sebagai tempat pacaran.

gunan),” terang Endi. Ia mengungkapkan, Dekan FIK, Arifuddin dan Jimmy Mengko mestinya juga menjalani pemeriksaan di hari yang sama. Namun kedua saksi tersebut justru mangkir dari pemanggilan dengan alasan ada tugas di luar. Menurutnya, bila berkas penyidikan tersebut rampung maka itu nantinya akan mem-

beratkan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Syatir Mahmud yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai tersangka. Selain itu juga akan memudahkan penyidik untuk menyeret tersangka baru. “Pak Syatir ditetapkan tersangka karena buktinya sudah jelas sementara yang lain belum ada bukti yang kuat,” bebernya. (mus/pr02)

Konser Perdana Pinisi Choir

Dinilai Unsur Balas Dendam LAPORAN pertanggungjawaban (LPj) Pengurus Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) periode 2012-2013 ditolak Pembimbing Organisasi (PO) Himafi dalam musyawarah mahasiswa (Mumas) yang digelar Rumah Adat Pinrang Benteng Somba Opu, Sabtu (29/12). PO menilai Himafi di bawah pimpinan Zainal Bakri dinilai gagal melaksanakan beberapa program kerja. Selain itu, Himafi juga dianggap melakukan pelanggaran fatal pada keikutsertaannya dalam kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Mahasiswa Fisika Indonesia (Ihamafi) di Universitas Negeri Manado (Unima), 27 Mei - 1 Juni 2013 lalu. “Kebijakan yang diputuskan Zainal untuk mengikuti Munas Ihamafi itu tanpa sepengetahuan PO,” ungkap salah satu PO, Wilson Jefriyanto.

Sebagai peserta undangan pada Mumas tersebut, Meli Yanti menilai, Himafi tidak proaktif dalam menyuarakan aspirasi warga Fisika. Menurut Meli, profesionalitas pengurus juga kurang. Sementara itu eks Ketua Umum Himafi, Zainal Bakri sangat menyesalkan penolakan LPj tersebut. Menurutnya kebijakan PO menolak LPj kepengurusannya sarat unsur balas dendam. Pasalnya, pada kepengurusan periode sebelumnya penolakan LPj juga terjadi. Ia mengungkapkan, hal itu sudah berulang selama bertahun-tahun. “Keputusan PO sangat diskriminatif. Mereka tidak mengukur berdasarkan capaian program kerja padahal semua program kerja sudah kami laksanakan dengan penuh tanggungjawab,” sesal mahasiswa angkatan 2011ini. (pr33)

Galang Dana ke Eropa MALAM itu, Jumat (20/12) Theatre Room yang berada di lantai 3 Menara Pinisi itu memang tak tampak seperti biasanya. Seakan disulap layaknya sebuah panggung konser besar, ruangan yang merupakan salah satu ikon Menara Pinisi itu menjadi tempat berlangsungnya Konser Perdana Pinisi Choir. Bertajuk “Dua Tahun Berkarya”, konser ini juga dihelat sebagai ajang pengumpulan dana untuk mendukung pengembangan Pinisi Choir dalam kompetisi di Eropa bulan Juli nanti. Konser ini menceritakan tentang kisah perjalanan Pinisi Choir dimana usianya yang masih seumur balita namun mampu hadir memberikan warna baru dengan segudang prestasi-prestasi yang mengangkat citra kampus UNM. “Tak masalah status bukan UKM, yang jelas Pinisi Choir mampu tampil dengan

segudang prestasi di usia yang dua tahun ini,” puji Arismunandar, Rektor UNM di sela-sela sambutannya membuka Konser Perdana. Beberapa lagu lainnya yang mereka tampilkan pun mampu memukau penonton. Diantaranya lagu tradisonal Lambasari na Sitemmerang Ati yang dibawakan sangat atraktif. Lagu yang telah dibawakan pada Asia Pacific Choir di Manado inilah yang kemudian mengantarkan Pinisi Choir meraih medali emas. Selain itu, sepuluh lagu berhasil ditampilkan dengan ekspresi cerah sepanjang konser perdana itu. Bagi Muslimin Tahir, Ketua Umum Pinisi Choir, malam di konser perdana itu melukiskan kesan tersendiri. “Untuk sampai ke titik ini tidaklah mudah banyak duri yang harus di lewati,” bangganya. (sdr)

Tenis, Olahraga Para Borjuis *Andi Sadriani

Lari-lari kecil mengitari lapangan, dimulai pukul 16.00 menjadi pembuka aktivitas sore itu, Kamis (18/12). Cuaca cerah dan kesejukan udara selepas hujan pun begitu terasa. Usai warming up, pejabat-pejabat kampus itu pun kini siap mengambil ancang-ancang. Bermodalkan bola karet hijau dan sebuah raket tebal, salah seorang mulai siaga memukuli bolanya. Tangan yang satu memegang ujung gagang raket sementara tangan lainnya bersiap melempar bola ke atas. Begitu bola melambung lurus, saat itu matanya fokus. Raket mulai diayunkan ke belakang dan sekuat tenaga kemudian dipukulkan pada bola yang menderas pada senar-senar raket. Usai servis pertama, pemain lain bersiap pada posisinya masing-masing berusaha mempertahankan “area” kekuasaanya. Plukk… Plukk… bunyi pantulan bola hijau dengan garis lekukan putih di tengahnya mewarnai aktivitas sore itu. Gelak tawa para pejabat kampus yang bergantian memukul bola pun meledak melihat salah satu kawannya gagal menangkis bola kecil itu. Sore, semakin bergelayut manja menyisakan jejak-jejak bulir hujan. Namun semangat bermain Rektor UNM, Arismunandar beserta beberapa pejabat kampus lainnya tak surut dihantam mendung. Bermain tenis nampaknya sudah menjadi aktivitas untuk rehat Streaming: radioprofesi.com

sejenak dari setumpuk tugas dan kekalutan urusan kampus yang cukup memeras tenaga dan pikiran. “Kami memang butuh rehat sejenak dari urusan-urusan yang memeras pikiran,” kata Ismail Tolla, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang kala itu meluangkan sedikit waktunya ikut bermain. Lapangan Tenis yang berada sebelah timur gedung Program Pasca Sarjana (PPs) UNM ini menjadi lahan para kaum borjuis UNM itu memuaskan nafsu olahraganya. Selain untuk rehat dari aktivitas kampus, Tenis nampaknya menjadi hobi sekaligus gaya hidup yang tak bisa lagi dilepaskan dari para pejabat kampus. “Sudah lama saya suka tenis. Bisa dibilang ini salah satu olahraga favorit saya,” ungkap Ismail Tolla. Selain itu, dekan dua periode ini mengaku dengan bermain tenis segala hal atau urusan kampus yang memusingkan bisa terlupakan, dan menyisakan kesenangan bersama kawan-kawannya sesama bi-

SERVIS. Salah satu olahragawan tampak melakukan servis di lapangan Tenis Lapangan PPs UNM. Lapangan tersebut menjadi sarana olahraga pejabat UNM disore hari.

FOTO: SOFYAN-PROFESI

rokrat kampus. “Apabila raket sudah di tangan, posisi badan sudah di lapangan, urusan kampus itu terlupakan. Ini kepala seakan ringan sekali, seperti tak ada beban,” lanjutnya riang. Tak hanya Ismail Tolla yang jatuh cinta pada permainan bola kecil itu, Arismundar pun amat menyukainya. Tampil dengan baju kaos dan celana pendek di atas lutut, dilengkapi topi membuat penampilan rektor UNM itu terlihat sangat santai. Jauh dari penampilan jika berada pada area jabatannya sebagai rektor yang terkesan sangat formal dan berwibawa. Tak jauh berbeda, Arismunandar mengaku sudah lama menggeluti olahraga ini.

Guru besar Administrasi Pendidikan ini menganggap olahraga Tenis sangat tepat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. “Jangan kerja terus. Olahraga itu perlu. Kesehatan dan kebugaran tubuh itu jauh lebih penting ketimbang kerja. Kalau tidak sehat kerja pun terbengkalai,” imbuhnya bersemangat. “Apabila kita memainkannya, semua anggota tubuh bergerak. Ada larinya, ada gerakan tangannya, dan ada gerakan melompatnya. Jadi saya rasa sudah komplit untuk meringankan kepala. Apalagi saya bisa berteriak lantang ketika melakukan pukulan service, tanpa disadari, seakan beban di kepala hilang bersama teriakan,” jelasnya sembari tertawa. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Reportase Khusus

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

UPP PGSD FIP Bone

Mulai Perbaikan, Pegawai Terabaikan

Laporan: Kasdar Kasau & A. Sri Mardiyanti Syam* FOTO: KASDAR-PROFESI

Setelah menanti puluhan tahun, kini Kampus VI Watampone Unit Pelaksana Program (UPP) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM ini akan merombak kantor gedung pegawainya. Gedung yang direncanakan berlantai dua itu, bakal menelan anggaran ratusan juta rupiah. Saat ini, aula yang berdiri di samping kirinya untuk sementara disulap menjadi kantor untuk menanggulangi aktivitas perkantoran dan juga gudang penyimpanan berbagai properti kampus. Galian sedalam 1 meter lengkap dengan tulang rangka penyangga tiang telah siap untuk dilapisi campuran semen. Sebanyak 28 lubang tempat tertanamamnya tiang dapat dilihat dari luar sampai dalam bangunan lama gedung perkantoran UPP itu. Pasir sebagai adonan dasar beton berjejer di depan sebelah kiri gedung. Menurut Ketua UPP PGSD Watampone, Nasaruddin, revitalisasi gedung anti-gempa ini akan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama , masa pengerjaannya membutuhkan waktu 6 bulan dan menghabiskan lebih dari Rp 100 juta. “Tapi entahlah kami dari pihak UPP Bone tidak tahu menahu masalah dananya,” tuturnya. Ia mengaku hanya “terima-jadi” pembangunan dari kampus pusat. Dinding yang keropos, lantai, serta atap yang bocor di sana-sini. Gedung ini memang sudah layak diganti, lanjut Nasruddin. Sejak awal berdirinya sebagai gedung Sekolah Pendidikan Guru (SPG), ada beberapa kali

perbaikan misalnya tahun 1992, lalu atap yang bocor kembali diperbaiki di tahun 2009. “Namun mungkin karena bahannya yang sudah kalah jadi meskipun diperbaiki sana-sini tetap saja memang harus diganti,” ungkap Nasaruddin. Lebih jauh Nasruddin berharap setelah gedung kantor ini direnovasi, gedung-gedung kuliah dan aula juga bisa mendapatkan bantuan perbaikan mengingat kondisi gedung-gedung yang telah mengalami banyak kerusakan. Tidak seperti kampus yang ada di Makassar, UPP PGSD Bone baru kali ini mendapat jatah, setelah sekian lama bertengger diatas tanah bekas sawah berawa. Nasaruddin mengaku, kampus kecil FIP UNM ini memang belum pernah mendapatkan jatah pembangunan bahkan renovasi sampai pembentukan bangunan baru dari birokrasi. Hal ini terlihat dari atap dan dindingnya yang telah kusam sampai plafon layaknya tak pernah tersentuh tangan. Begitu pun arsitekturnya yang masih menggunakan model tempo dulu. Dekan FIP UNM, Ismail Tolla, membenarkan jatah bangunan untuk PGSD Bone baru direalisasikan di ujung tahun ini karena proposal yang diusulkan baru diterima oleh pusat. “Proposal baru diterima jadi baru bisa bergerak, kalau tidak ada dana, kita tidak bisa berbuat apa-apa,” timbangnya. Berkaca dari beberapa pembangunan yang mandek di beberapa fakultas seperti Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan gedung Tellu Cappa di Program Pascasarjana (PPs) UNM, Ismail jamin, kalau gedung yang berada di Bone tersebut akan rampung secepatnya. “Apa pun itu kita harus selalu optimis, seperti halnya pembangunan itu,” tuturnya optimis. (*)

Aliran Fulus Tak Mulus MESKIPUN civitas akademika UPP PGSD Bone bakal menikmati hasil pembangunan baru, namun masih banyak bengkalai anggaran yang dianggap janggal. Dana tersebut idealnya mengalir sampai ke bawah, dari kalangan dosen sampai ke Lembaga Kemahasiswaan (LK). Hanya saja, sampai saat ini belum kucur dan masih di buaian birokrasi. Johariah misalnya, pegawai perpustakaan ini mengisahkan, hingga kini ia belum mendapatkan gaji tunjangan dari tahun 2012 lalu. Ia beserta pegawai lain tak hentinya menyampaikanke atasan, namun belum terealisasi. “Saya punya honor dan tunjangan itu tahun 2012 yang belum terbayarkan. Komunikasi dengan atasan lancar tapi belum ada juga buktinya,” katanya. Hal yang sama dilontarkan oleh Arifuddin, Staf Bidang Administrasi yang juga pernah merasakan pahitnya janji manis itu. Di tahun yang sama (2012, red) ia pun belum mendapatkan haknya. “ya belum ada sampai sekarang, sejak tahun lalu” ungkapnya. Ibarat penyakit menular, sebanyak 5 LK yang bernaung di bawah rangkulan birokrasi kampus UPP PGSD Bone ini harus gigit jari tiap kali akan melaksanakan kegiatan. Bagaimana tidak, proposal yang biasanya mereka ajukan hasilnya sangat jauh dari harapan. “Kami biasanya hanya diberikan Rp 20 ribu atau Rp 50 ribu. Tidak pernah lebih. Padahal isi proposal tidak sekian juta juga. Ya, tapi itu tidak menghentikan langkah kami untuk tetap berkegiatan. Jadi biasanya proposal juga kami ajukan ke pemerintah daerah, tiap dinas sampai di

anggota DPR, ” ungkap Akmal Al Qadri selaku pendiri organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) To Manurung ini. “Dana triwulan kemarin memang sudah ada, tapi janggal karena tidak sesuai dengan perjanjian. Yang tertulis itu Rp 1,2 juta, sedangkan yang mau dikucurkan hanya Rp 1 juta. Dikemanakan 200 ribu sisanya? Makanya saya dan teman-teman tidak menerimanya dulu karena tidak sesuai perjanjian,” tambahnya lagi. Sebagai LK tertinggi disana, Himpunan Mahasiswa Prodi (Himaprodi) PGSD Bone pun tidak berkutik. Tiap kali hendak berkegiatan, mereka hanya bisa mengelus dada lantaran anggaran dari birokrasi tak dapat dirasakannya. “Biasanya kami cari dana sendiri, karena kalau dana dari atas mau ditunggu, tidak akan jalan kegiatan,” kesahnya. Hal yang cukup memprihatinkan di LK adalah sekretariat. Tempat yang seyogyanya digunakan sebagai tempat berlembaga itu tampak tak layak pakai. Hingga kini sekretariat tersebut sudah terbungkus rapi akan tetapi keutuhannya ditalangi sendiri oleh pengurus lembaga atas kegigihannya mengumpulkan pundi-pundi keuangan dari sisa dana kegiatan. Hal ini pun tiap tahunya tidak terlepas dari bantuan mahasiswa PPL. “Sekret ini diresmikan sebelum bulan puasa. Diserahkan kepada kami dalam bentuk setengah jadi. Belum ada dinding, lantai, plafon, dan lainnya,” beber Ketua Umum Korps Suka Relawan (Korps) Palang Merah Indonesia (PMI) Risaldi ketika dikunjungi di sekretariatnya. (*)

Kampus Kecil Kekurangan Personil DI bawah pimpinan Nasaruddin, UPP PGSD Bone telah memiliki 500 mahasiswa aktif dari beragam latar belakang daerah di Sulawesi Selatan. Tercatat pula 34 orang pegawai yang terdiri dari 29 orang dosen dan 5 orang pegawai kantor mengelola kampus yang beralamat di Jl. Biru Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone. Dari sekian jumlah pegawai tentu saja Urai data, ungkap fakta, saji berita

butuh tenaga ekstra untuk melaksanakan semua denyut nadi kampus, namun alangkah beratnya kalau hanya dilakukan oleh segelintir orang, bisa jadi hasilnya tidak maksimal. Hal ini pula yang sering kali pegawai mengeluh lantaran tidak adanya bantuan tenaga yang bisa merampungkan kegiatannya. Meskipun demikian, Kepala Bidang Administrasi dan Kepegawaian,

Aslinda Iskandar mengeluhkan bantuan tenaga yang tidak memadai. “Kami sebenarnya butuh tenaga bantuan dari staf tapi kan tidak ada, jadi ya kami harus urus semuanya dengan tangan sendiri,” ungkap mantan sekretaris Jurusan Fakultas Teknik ini. Pun dari segi keamanan, kampus berbentuk jajar genjang seluas 1 hektar itu hanya dijaga satu orang security. Adalah

Anton, yang setiap hari harus berkeliling kampus untuk memastikan keamanan kampus kecil itu. Ia malah tidak mengeluhkan kurangnya personil di kubu keamanan. Ia mengaku, dirinya lebih lihai bertingkah sendirian dan tiap hari disibukkan dengan membersihkan lingkungan kampus. “Saya tidak apa-apa ji sendiri, yang penting saya bisa bekerja maksimal dan ikhlas tentunya,” katanya santun. (*) Streaming: radioprofesi.com


Reportase Khusus

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

5

www.profesi-unm.com

UPP PGSD FIP Pare-pare

Seperti Kampus Mati

T

ampak sepi, begitulah suasana kampus Unit Pelaksana Program (UPP) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Parepare saat reporter Profesi bertandang, Selasa (24/12) lalu. Hanya ada belasan motor yang berjejer di pelataran kampus eks Sekolah Pendidikan Guru (SPG) siang itu. Tak seorang pun yang berada di ruang ketua UPP dan dosen. Kantor lengang tak ada pegawai. Padahal tertulis jelas di meja depan, “tamu harap lapor”. Tampak hanya ada satu kelas siang itu yang sedang melakukan aktivitas perkuliahan. Itu pun yang mengajar hanya dosen bantuan. Sementara kelas lainnya sepi tak terpakai. Tidak lama setelah berkeliling, untung saja Kepala Perpustakaan, Abdul Wahid, kembali ke kampus. Menurut keterangannya, hari sebelum natal itu, memang ketua

UPP, sekretaris, pegawai dan beberapa dosen lainnya tidak berada di kota kelahiran BJ Habibie itu. Namun sayangnya, ketua UPP tidak menunjuk Penanggung Jawab Sementara (PJS), padahal ia sedang keluar daerah. Meskipun biasanya yang ditunjuk sebagai PJS adalah sekretaris UPP, tapi saat itu ia juga sedang ke Makassar bersamanya. Akibatnya, kampus UNM di kotamadya kedua di Sulsel itu ibarat kampus mati tanpa pimpinan. Sementara pegawai dan dosen lainnya juga tidak ada di kantor. Reporter Profesi pun kesulitan menarik informasi lebih dalam terkait UPP ini selama satu tahun terakhir. Dikonfirmasi terkait hal ini via telepon, Ketua UPP PGSD FIP Parepare, Abdul Halik, mengakui tidak melimpahkan tanggung jawab pimpinan secara langsung sebelum meninggalkan Pare-pare.“Itu mi

saya lupa,” akunya. Namun ia menyatakan sudah sering melakukan hal itu. Alasannya, di UPP yang dipimpinnya, persoalan PJS beralih secara otomatis meskipun tanpa penyerahan secara langsung atau tertulis. Ia mengungkapkan, yang bertindak sebagai PJS saat itu adalah Kepala Laboratorium, Azis Sappe. “Kepala Lab itu, tapi mungkin dia lagi keluar,” tuturnya. Abdul Halik menjelaskan, ada dua pegawai di UPP PGSD yang biasanya bertindak sebagai PJS, yakni sekretaris UPP dan kepala Lab.“Karena saya juga berangkatnya sama sekretaris jadi otomatis kepala lab. Secara tidak langsung dia yang gantikan.Kalau ketua tidak ada otamatis sekretaris, kalau sekretaris tidak ada otomatis kepala lab,” terang Ketua UPP PGSD FIP Parepare yang baru menjabat Juli 2013 lalu ini. (*)

Renovasi Tersandung Dana

FOTO: KHAERUL-PROFESI

Terbengkalai. Seorang mahasiswa melintas diantar puing bangunan yang hingga kini masih dibiarkan terbengkalai di antara koridor gedung perkuliahan di UPP PGSD FIP Parepare. Sisa renovasi ini dapat membahayakan siapa saja yang melintas karena banyaknya paku dan pecahan plafon berserakan di samping gedung.

LAGU lama masih terus diteriakkan civitas UPP PGSD FIP Pare-pare terkait kelayakan kampusnya. Tak lain, yakni renovasi gedung-gedung yang dianggap tidak lagi menunjang proses belajar mengajar di sana. Padahal harapan warga kampus di kotamadya itu sudah beberapa tahun lalu digaungkan. Meski pada pertengahan 2013 lalu, dua gedung yang yang mencakup 7 ruangan direnovasi, tetapi hingga saat ini, kedua gedung yang telah disatukan itu belum Streaming: radioprofesi.com

layak ditempati. Alasannya, bagian dalam ruangannya belum sepenuhnya rampung. Namun anehnya, tidak terlihat ada tukang bangunan yang sedang mengerjakan penyelesaian renovasi. Akibatnya, mahasiswa terpaksa menggunakan ruangan yang mestinya tidak digunakan sebagai tempat kuliah. Antara lain ruang laboratorium yang seharusnya hanya digunakan untuk praktik, aula dan bahkan mushalla. “Sedikit sekali ruangan. Karena semuanya dipakai ku-

liah, kita pakai lab, aula, sampai-sampai mushalla juga kita pakai kuliah,” ungkap salah satu mahasiswa UPP PGSD FIP Pare-pare, Ibrahim. Adapun renovasi yang pernah dilakukan, menurut Ibrahim, itu pun hanya dikerjakan oleh mahasiswa yang sedang studi lanjut (SL) dan sedang mengikuti Program Kerja Lapangan (PKL). “Mahasiswa SL ji yang renovasi gedung waktu KKL. Itu pun pakai uang mereka,” beber mahasiswa yang bergelut di Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Abadi, salah satu Lembaga Kemahasiswaan (LK) di UPP ini. Namun, Ketua UPP PGSD FIP Pare-pare, Abdul Halik, membantah bila dana yang digunakan saat renovasi itu dipungut dari mahasiswa yang sedang melaksanakan SL. “Ada memang tapi kan dana PKL itu,” singkatnya. Ia membenarkan, renovasi sebelumnya dilakukan mahasiswa SL dengan menyambungkan atap gedung perkuliahan selatan dan utara.

Minta Gedung Baru

Terbatasnya jumlah ruangan yang dirasakan membuat beberapa mahasiswa menginginkan pembangunan gedung baru untuk penambahan jumlah kelas. Salah satunya, Ahmad mahasiswa angkatan 2011 ini mengatakan, hampir setiap hari ada saja

Laporan: Khaerul Mustaan*

Kalau masuk semua mahasiswa belajar, kadang ada dua atau tiga kelas yang tidak kebagian kelas. Mahasiswa UPP PGSD FIP Parepare, Ahmad

kelas yang harus antre menunggu perkuliahan lainnya selesai jika ingin menggunakan ruangan. “Kalau masuk semua mahasiswa belajar, kadang ada dua atau tiga kelas yang tidak kebagian kelas,” ungkap Wakil Ketua Himaprodi UPP PGSD FIP Pare-pare ini.Menurutnya, kampusnya masih membutuhkan tiga ruang kelas lagi. Menanggapi itu, Ketua UPP PGSD FIP Parepare, mengungkapkan, rencana renovasi lagi di UPP yang dipimpinnya, yakni perpustakaan dan gedung Program Pascasarjana (PPs). Itu menurut penyampaian rektor saat berkunjung ke Parepare, awal Desember 2013 lalu. “Begitu penyampaiannya Pak Rektor. Mudahmudahan 2014 ada dana,” terangnya. Akan tetapi, ia tidak tahu pasti rencana itu bisa terlaksana. Sementara itu, Dekan FIP, Ismail Tolla mengatakan, semua infrastruktur UPP akan direnovasi tapi dilakukan secara bertahap. “Kalau di Parepare itu dindingnya dipertahankan karena kuat, atapnya yang diganti,” jelasnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Reportase Khusus

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Kuliah ala Anak Sekolahan

ADA yang berbeda di kampus UPP PGSD FIP Parepare ini dengan institusi perkuliahan pada umumnya. Bila universitas atau sekolah tinggi biasanya melaksanakan perkuliahan sehari penuh, lain halnya di kampus UNM yang satu ini, aktivitas akademik hanya berlangsung pagi sampai siang saja, serasa waktu-waktu sekolah pada umumnya. Pantas saja, kampus ini sepi ketika Profesi bertandang. Menurut Kepala Perpustakaan, Abdul Wahid, biasanya pukul 13.00 tidak ada lagi yang kuliah dan pegawai pun sudah pulang pada waktu itu. Ada pegawai yang pulang untuk sekadar makan siang di rumah dan kembali setelahnya, tetapi ada juga yang tidak kembali ke kampus. Ia mengungkapkan, kuliah di kampus ini tidak ada yang dilangsungkan sore hari. Semua kelas melakukan perkuliahan secara bersamaan pada satu waktu di pagi hari hingga siang. “Memang di sini kalau siang jarang orang, yang ramai itu tadi pagi. Sudah tidak ada yang kuliah jam begini,” bebernya.

Ismail Tolla: Dosen Berpikir SMA

Ditanyai tentang sistem perkuliahan ini, Dekan FIP, Ismail Tolla menyatakan UPP tersebut salah pengelolaan penggunaan ruangan. Menurutnya, pulang pukul 13.00 tidak tepat untuk sebuah perguruan tinggi dan hanya diterapkan di sekolah dasar atau menengah. “Salah penggunaan ruangan di sana karena di sana itu berpikirnya seperti SMA, pulang jam 1 siang. Inilah kebodohannya, itu namanya salah penggunaan,” sesalnya. Lanjut dekan dua periode ini, ia memperjelas perhitungan pengelolaan ruangan yang efisien. “Jadi ini untuk diketahui supaya orang pintar. Orang pintar tahu, tapi kalau orang bodoh tidak tahu. Sesuai aturan di perguruan tinggi, mata kuliah 2 SKS, 90 menit; 3 SKS 150 menit; 4 SKS 200 menit,” rincinya. Ia menegaskan, perkuliahan dimulai pukul 7.30 sampai 17.30 dalam sehari. “Itu

artinya, satu ruangan bisa ditempati sampai empat kali perkuliahan dalam satu hari,” tegas pakar pendidikan ini. Ismail menyatakan pentingnya manajemen pengelolaan ruangan perkuliahan dengan baik. Ia menyesalkan manajemen di UPP Parepare tidak bisa bekerja dengan baik. “Di situ manajemen yang bekerja, tapi karena ini orang tolol yang atur tidak memahami, ya jadi begitu,” kesalnya. Dekan yang bakal berakhir masa jabatannya November mendatang ini, menerangkan perbandingan ruangan dan mahasiswa di FIP Makassar dengan FIP Parepare. FIP Makassar yang memiliki 24 ruangan mampu menampung perkuliahan hingga lebih dari 2000 mahasiswa dibandingkan FIP Parepare yang memiliki 12 ruangan tapi tidak mampu menampung 900 mahasiswa. “Saya jengkel kalau mendengar kata-kata itu bilang kekurangan ruangan. Bagaimana caranya karena berpikirnya seperti SMA, jam 1 sudah pulang. Perguruan tinggi itu dari pagi sampai sore, bahkan sampai malam. Tapi karena dosen-dosen berpikir seperti SMA ya jadi begitu. Itu pekerjaan tolol tidak tahu kelola ruangan,” cemoohnya.

Dosen Kerap Mangkir Mengajar Permasalahan lainnya yang dialami UPP PGSD FIP Parepare yakni banyaknya dosen bandel yang sangat sering memindahkan waktu perkuliahan secara sepihak. Mahasiswa pun dibuat kelimpungan ketika secara mendadak para dosen melakukan perubahan jadwal, bahkan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Akibatnya, mahasiswa pun jadi tumbal. Perkuliahan kerap kali berbenturan antara dua mata kuliah yang bersamaan.“Dosen-dosen di sini sering mengganti perkuliahan tiba-tiba, tautau dia sudah di ruangan.Langsung ada sms-nya ketua tingkat bilang masuk dosen.Yang susah kalau dia merubah jadwal baru jadwalnya bersamaan,” ungkap Ahmad, salah satu mahasiswa.

Lain halnya dengan, Syafruddin. Ia mengeluhkan, dosen yang berdomisili di Makassar. Pasalnya dosen yang tidak menetap di Parepare sering tidak datang mengajar sehingga perkuliahan terhambat.“Karena alasan di Makassar, dia jarang masuk,” singkatnya. Menanggapi hal itu, Dekan FIP, Ismail Tolla, menegaskan, mahasiswa perlu mengkritisi dan menegur dosen tersebut secara langsung. “Itulah yang saya katakan mahasiswa perlu demo dosen-dosen yang seperti itu. Jangan hal-hal yang tidak terlalu prinsipil didemo! Ini kan berkaitan dengan hak mahasiswa, karena kewajibannya tidak dipenuhi, harus turun demo, minta untuk ganti dosennya,” bebernya. Ismail mengimbau agar mahasiswa tidak takut memprotes dosen karena ia mengaku siap melindungi mahasiswa jika memang yang dituntutnya adalah haknya. Tapi yang jadi masalah itu kalau kita segan menegur dosen karena dosen ini juga seenaknya memindahkan.“Kalau dosen tidak mengajar setelah didemo, nanti dia tidak dibayar tunjangan fungsionalnya dan jadi pegawai biasa,” ancam dosen yang juga beberapa bulan lalu baru saja meraih gelar profesornya. Secara tegas, ia menantang mahasiswa agar melaporkan dosen-dosen “nakal” agar diberi sanksi fakultas. “Tidak ada teguran langsung bagi itu dosen karena tidak ada laporan langsung dari mahasiswa.Tidak ada mahasiswa berani karena takut tidak lulus. Jangan takut! Saya bisa kasih pindah dosen dari satu UPP ke UPP lain, kalau ada dosen nakal atau saya bisa larang dia mengajar. Kapoklah dia,” tegasnya. Senada dengan Ismail, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam, juga menyesalkan sistem perkuliahan yang diterapkan di dua UPP tersebut. “Salah itu. Intinya, ikuti prosedur yang telah ditetapkan. Tidak boleh seenaknya dosen memindahkan jam kuliah, itu ada aturannya. Laporkan itu!” kecamnya. (*)

Perpustakaan Miskin Fasilitas

FOTO: KHAERUL-PROFESI

ATUR BUKU. Kepala Perpustakaan UPP PGSD Pare-pare Abdul Wahid sedang mengatur buku. Tidak adanya pembaruan buku membuatnya sepi pengunjung.

RUANGANNYA tidak terlalu luas, buku-bukunya sudah pun terbilang usang, langit-langit ruangan juga tampak akan roboh. Masih jelas bekas tetasan air hujan di lantai yang diberi lembaran surat kabar untuk menyerap genangannya. Belum lagi kayu jendelanya yang sudah lapuk. Kipas ruangan yang menempel di plafon tak mampu lagi meniup panasnya ruangan kala siang hari. Begitulah kondisi perpustakaan UPP PGSD FIP Pare-pare kini. “Agak panas juga. Ini juga yang membuat mahasiswa malas belajar di sana karena agak pengap dan panas,” harap salah satu mahasiswa, Ahmad. Pantas saja, perpustakaan ini jarang dikunjungi. Mahasiswa, baru datang ke perpustakaan bila diinstruksikan dosen untuk mempelajari satu buku referensi. SelebiUrai data, ungkap fakta, saji berita

hnya amat jarang mahasiswa yang datang untuk sekadar membaca atau meminjam buku. Terlebih, perpusatakaan itu sudah kalah pamor dengan media online. “Minat ke perpustakaan kalah dengan di online. Mahasiswa lebih suka di online dari pada di perpustakaan,” ujarnya. Belum lagi stok buku yang dimilikinya terbitan 2000, empat tahun lalu. Tercatat, pembaruan buku di UPP Parepare ini terakhir dilakukan pada 2010 lalu yang dimulai sejak 2005. Itu pun buku yang didrop dari PGSD FIP Makassar. “Koleksi setiap tahun mau ditambah tapi setelah 2010, tidak ada lagi drop buku,” ungkap Kepala Perpustakaan UPP PGSD FIP Parepare, Abdul Wahid. Ia pun mengakui sarana penunjang pembelajaran di perpustakaan yang

minim sehingga mahasiswa tidak betah. “Tidak ada AC sehingga anak-anak tidak betah membaca,” bebernya ayah tiga anak ini. Abdul Wahid juga menceritakan kondisi bangunan yang rapuh dan dapat membahayakan keselamatan sewaktuwaktu dan mengharapkan agar renovasinya dipercepat. Selain itu, Kepala Perpustakaan sejak 1998 ini mengeluhkan tidak adanya anggota pegawai yang ia pimpin. Di perpustakaan itu, ia hanya bekerja seorang diri. “Saya sebagai kepala dan juga sebagai anggota. Saya yang kerja semua mulai dari pencatatan, penandaan buku sampai kebersihan ruangan,” kata Wahid. Olehnya itu, ia mengharapkan agar tenaga pegawai diperpustakaan ditambah dua orang. “Saya selalu meminta tenaga untuk memaksimalkan pelayanan. Perpustakaan ini perlu diberdayakan agar lebih hidup tapi karena sendiri membuat saya kewalahan,” asanya. Terkait hal ini, Ketua UPP PGSD Parepare, Abdul Halik, baru menyatakan rencananya akan menambah jumlah pegawai dan mengembahkan perpustakaan. “Dulu ada anggotanya tapi sudah pensiun. Pasca sertifikasi ini, kita akan kembangkan,” katanya. Menjawab penambahan jumlah pegawai itu, Dekan FIP, Ismail Tolla, mengungkapkan, penambahan pegawai tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, mekanisme untuk mengangkat pegawai sebagai PNS saat ini cukup sulit meskipun ia rasa hal itu memang sangat perlu. “Perlu tapi susah lulus. Tidak ada haknya universitas untuk menerima pegawai negeri sipil. Di satu sisi, kebutuhan kita sangat mendesak,” terangnya. (*)

Dana LK Mengendap UPP PGSD FIP Parepare bisa dibilang punya segudang masalah yang menumpuk. Bukan hanya persoalan sarana dan prasarana, atau pun proses akademik di sana. Namun juga lembaga kemahasiswaannya (LK) yang tak hentinya menjerit soal dana yang jauh dari kesan dana anggaran LK. Lima LK di UPP ini, Himaprodi, Mapala Abadi, Seni Bisseru 17, Pramuka Dewan Racana Ki Hajar DewantaraRA Kartini, dan KSR, sama mengeluhkan dana yang tidak diberikan. “Kalau kita masukkan proposal, kita hanya diminta untuk menunggu terus. Sampai belangsung kegiatan sama sekali tidak ada yang dikasih,” beber Wakil Ketua Mapala Abadi, Ibrahim. Karena selalu seperti itu, menurut Ibrahim, LK di PGSD FIP Pare-pare tidak mengharap lagi dana dari pihak pemimpin UPP. “Percuma saja kita minta, pasti tidak ada. Jadi kita tidak mengharap lagi. Kalau ada yang dikasih paling Rp 50 ribu, itu pun dia (Ketua UPP, red) bilang uangnya ji,” sesalnya. Menyambung pernyataan Ibrahim, Syafruddin, selaku anggota LK Seni, mengungkapkan penolakan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FIP bila dimintai dana secara langsung dari pengurus LK PGSD FIP Parepare. “Jangan minta di saya, minta sama Ketua UPP-mu,” tutur mahasiswa angkatan 2011 ini. Sementara itu, Wakil Ketua Himaprodi PGSD FIP Parepare, Ahmad, mengakui pernah ada dana Rp 1,5 juta yang diberikan tetapi hanya diperuntukkan untuk perbaikan sekretariat. “Dana itu digunakan untuk memperbaiki sekretariat,” katanya. Namun Ketua UPP PGSD FIP Parepare, Abdul Halik, justru membantah dana LK yang tidak tersalurkan. Menurutnya, dana LK diterima secara langsung dari PD III FIP. Karena itu, mahasiswa harus ke Makassar bila ingin menggunakan dana. “Selama ini begitu dari PD III. Saya tidak tahu bagaimana koordinasinya. Pokoknya mereka langsung dipanggil terima uangnya,” ungkapnya. Tetapi, Dekan FIP, Ismail Tolla, justru tidak membenarkan cara pemberian dana LK bila langsung dari PD III FIP. Menurut dekan dua periode ini, dana LK diserahkan pihak UPP untuk dikelola pemberiannya untuk masing-masing LK. “Tidak benar itu. Kalau di sana LK-nya, di sana juga diterima. Tidak perlu jauh-jauh mahasiswa datang ke sini,” terangnya. (*)

Sudut + Seperti Kampus Mati - Dijamin ndak bentrok + Citra Bobrok Gara-gara Bentrok - Yang seperti ini harus dipensiunkan + Demi Pinisi, Rektor Pensiun Merokok - Semoga tak “mati”

Dg Tata Streaming: radioprofesi.com


Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

Laporan Perjalanan

7

www.profesi-unm.com

Di Deli Serdang, Narasi Berdendang

Salam Ulos 2013

FOTO: IST

*Fadilah Dwi Octaviani & Yeni Febrianti KAMI tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Medan pukul 12.30 siang. Sambil menenteng tas bawaan, kami turun dari pesawat. Kami menuju tempat pengambilan bagasi untuk mengambil koper kami. Tak hanya itu, kami masih harus bertemu dengan panitia yang sejak tadi mengkonfirmasi keberangkatan kami. Tak lama, dering telepon berbunyi. Panitia yang bertugas menjemput kami, sudah menunggu di pintu kedatangan. Tiga orang panitia dan seorang peserta menghampiri kami. Tak disangka, peserta tersebut berada satu pesawat dengan kami karena berasal dari daerah yang sama, Makassar. Usai berkenalan, kami dipandu menaiki bus dengan ditemani seorang panitia. Sedang dua panitia lainnya masih menunggu kedatangan peserta dari daerah lainnya. Bus yang kami tumpangi tidak langsung mengantarkan kami ke tempat tujuan. Kami melanjutkan perjalanan dengan kendaraan bentor (becak dan motor). Bentor di Medan cukup berbeda dengan yang di Makassar. Di Medan, orang yang mengemudikan berada di sebelah penumpang dan tempat duduk penumpangnya saling berhadapan. Sementara di Makassar, orang yang mengemudikan berada di belakang penumpang dan hanya terdapat satu tempat duduk panjang untuk penumpang. Menjelang sore hari, kami tiba di redaksi Suara USU yang berlokasi di kampus Universitas Sumatra Utara (USU). Kami disambut oleh panitia. “Selamat datang,” ucap Deborah. Kami tidak langsung dibawa ke tempat kegiatan, Parapat. Sambil menunggu peserta lainnya, kami duduk melepas lelah setelah perjalanan panjang kami dari Makassar. Hari pertama, kami menuju tempat kegiatan. Jarak Medan dan Parapat cukup jauh, sehingga membutuhkan waktu lima jam untuk sampai ke Parapat. Bulir-bulir hujan yang jatuh, menemani kami sepanjang perjalanan. Setibanya di Mess Pemkab Simalungun, peserta diperkenankan beristirahat dengan pembagian empat peserta di tiap kamar. Keesokan harinya, kegiatan dengan mengusung tema “Jurnalisme Narasi Peduli Lingkungan Hidup” dimulai. Disampaiakan oleh Sapariah Saturi, Wartawati Lingkungan Hidup, isu mengenai lingkungan hidup lancar mengalir. “Isu lingkungan dianggap penting karena hanya sedikit yang membahasnya,” jelasnya. Tambahnya lagi, permasalahan lingkungan terjadi karena driven factor ekologi manusia yang berdampak pada bidang lainnya seperti ekonomi-politik, sosial, dan budaya. Tak ketinggalan, di hari selanjutnya Andreas Harsono membimbing kami dalam memahami pengertian 10 elemen jurnalistik. Sebagai seorang jurnalis, hal-hal seperti itu adalah hal penting untuk diketahui. “Misalnya saja, jurnalis harus loyal kepada masyarakat,” terangnya. (*) FOTO: IST

Streaming: radioprofesi.com

Bela Lingkungan dengan Jurnalisme HAL yang cukup berkesan berlangsung bagi kami di hari keempat. Kami diberi tugas menuangkan perjalanan kami dalam bentuk narasi. Dimulai pukul 8.30 pagi, kami berjalan keluar mess menuju tepi Danau Toba terdekat dari penginapan kami. Lebih dari 50 peserta dan panitia berkumpul di bibir danau menunggu kapal bersandar. Kapal pun bersandar. Tanpa komando, satu per satu dari kami menaiki kapal. Pagi ini, kami akan berlayar menuju Pulau Samosir. Kapal khusus menyeberang ke Samosir. Panjangnya bervariasi, namun yang kami tumpangi memiliki panjang tidak lebih dari sepuluh meter dan lebar tiga meter. Kapal memiliki dua geladak sehingga daya tampung penumpang dapat mencapai 80-an orang. Suasana di atas kapal riuh. Saya dan peserta lainnya mengambil tempat duduk di geladak atas belakang kapal. Sementara panitia duduk di bagian depan. Hanya beberapa menit kemudian, panitia dan peserta menyatu. Suasana di atas kapal semakin riuh dengan kutipan foto. Dengan background bukit dan Danau Toba, tak bosan-bosannya panitia dan peserta berfoto bersama. Yang menjadi khas dalam perjalanan kami, awak kapal memutarkan lagu dari pengeras suara. Terkadang memutar alunan musik khas Batak. Alunan musik bergantian mengisi ruang dengar kami. Diputarnya lagu Bara Bara Bere Bere membuat suasana semakin bersemangat. “Ayo, siapa yang mau adu dance?” Panitia mengajak peserta untuk melakukan dance battle. Tampak beberapa orang di atas kapal yang berani maju saling adu dance.

Eceng Gondok untuk Polutan Limbah

Hanya sekitar 45 menit, kapal pun tiba di sebuah pulau vulkanik yang berada di tengah Danau Toba, Samosir. Kami disambut oleh Annette Horschmann. Nan Tulang, begitu sapaannya, dengan ramah menyambut kami di Cottage-nya, Tabo Cottage. Kami dipersilakan duduk di gazebo depan cottage-nya. Ada yang duduk lesehan, sebagiannya lagi duduk di tempat duduk gazebo.Diskusi dibuka oleh moderator. Annette pun berbicara dengan luwes mengenai lingkungan hidup. Kami mendengar dengan

saksama penjelasan dari Annette. “Mungkin saja kami tidak tahu kalau ada kerusakan-kerusakan yang tidak tampak oleh kita di balik keindahan Danau Toba. Kerusakan-kerusakan apa saja itu?” tanya seorang panitia ketika sesi tanya jawab dibuka. “Memang betul banyak kerusakan yang tidak tampak oleh mata kita. Di sini ada industri, limbah dari industri itu dibuang ke Danau,” jawab Annette. Diskusi berjalan interaktif. Annette memaparkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Bukan hanya untuk kita tapi untuk anak cucu di masa depan. Wanita berparas bule itu pun membawa kami untuk melihat kolam eceng gondoknya. Kami berjalan menuju kolam eceng gondok. Eceng gondok ini berasal dari sekitar danau yang diambil kemudian dimasukkan ke dalam kolam khusus. Annette memanfaatkan eceng gondok untuk menyerap polutan dari limbah buangan resort di sekitarnya. Setelah cukup lama di kolam limbah, eceng gondok dipindahkan ke kolam lainnya untuk dihancurkan. Tanaman eceng gondok mampu menjadi penyerap polutan yang baik, sehingga air yang dihasilkan dari kolam khusus yang ditanami eceng gondok itu tidak mencemari lingkungan sekitar. Beberapa dari kami turun ke kolam hendak mengambil eceng gondok. Yang lainnya tetap berada di atas kolam. Tak cukup sejam kami memindahkan eceng gondok itu. Sering diisi dengan canda gurau di antara kami sehingga tak terasa, pekerjaan kami pun selesai. Eceng gondok yang kami pindahkan dibiarkan begitu saja. Dibiarkan mengering hingga akhirnya bisa dihancurkan dengan dibakar. Namun tak jarang, Annette memanfaatkan eceng gondok sebagai kompos dan pakan ternak. Tanaman eceng gondok memang dianggap sebagai tanaman pengganggu di kalangan masyarakat. Namun, pemanfaatan eceng gondok sebagai pupuk, pakan ternak, bahkan sebagai penyerap polutan limbah dapat dilakukan. Jadi, jangan ragu untuk memanfaatkan eceng gondok. Dimulai dari masing-masing individu untuk peduli dengan lingkungan sekitar. Mulailah dengan hal-hal kecil di sekitar kita. Save our earth! (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Inovasi

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Bukit Kahu Kaya Bijih Besi Tanpa pernah disangka, Kacamatan Bonto Cani, Kelurahan Kahu, Kabupaten Bone menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Seluas 130 hektar daerah perbukitan tersebut mengandung unsur 150 juta ton bijih besi beserta ikutannya. Setelah ditelusuri, daerah ini merupakan daerah pegunungan dengan kandungan besi terbanyak se-Sulawesi. Hal tersebut ditemukan mahasiswa tim peneliti jurusan Fisika UNM ankatan 2011. Subaer, dosen pembimbing mahasiswa tersebut mengungkapkan, 150 juta ton bijih besi itu diidentifikasi lewat Scanning Electron Microscope (SEM). Alat yang didatangkan dari Jepang ini adalah salah satu jenis mikroskop elektron yang dapat memproyeksikan permukaan sebuah sampel, dengan cara menembakkan elektron dalam pola tertentu. Subaer menambahkan, analisis kandungan dari bukit tersebut dilakukan terhadap 20 titik sampel. Tiap sampel mewakili 25 hektar. Berdasarkan hasil karak-

terisasi didapatkan kandungan dari sampel tersebut adalah besi dan ikutannya. Unsur yang termasuk dalam ikutannya adalah mangan (Mn), ferit, molibdenum (Mo), dan kuarsa. “Ferid ini yang kemudian disebut sebagai emas palsu atau bukan emas murni,” tutur pria kelahiran Bone ini. Tambahnya lagi, kandungan besi yang diperoleh berdasarkan alat SEM dan X-ray ini bervariasi hingga mencapai 85 persen untuk tiap titik sampel. “Meskipun kegiatan ini merupakan tugas mata kuliah Fisika sains yakni karakterisasi material, namun mereka belajar langsung lalu mempelajari cara mengetahui komposisinya. Mahasiswa yang mempelajari cara mengkarakterisasi ini perlu mengetahui seberapa kaya daerah kita,” ungkap Subaer. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan mahasiswa bahwa pulau Sulawesi ini adalah pulau yang sangat kaya akan kandungan mineral. Jadi mulai

MENGANDUNG BESI. 150 juta ton bijih besi terkandung di Bukit Kahu Kecamatan Bonto Cani, Kelurahan Kahu Kabupaten Bone. Diperkirakan sejumlah mineral lain juga terkandung di dalamnya.

dari sekarang mahasiswa harus mengembangkan potensinya dalam bidang yang mereka kaji tersebut. Sehingga pada masa tertentu mahasiswa inilah yang menjadi pemegang kendali dari sumber kekayaan alam dan tidak lagi dikelolah oleh orang asing. Lebih lanjut ia menengaskan, pemerintah sebaiknya berhati-

Pojok Online Peringati Hari Anti Korupsi, Amora Blokir Jalan 9 December 2013

Silmi Akhsin Fik Unm luar biasa solidaritas yg ditunjukkan anak fik unm,, tapi sayang di endingkan dengan bntrokan

Ssb Basic, Kecewakan Anggotanya 21 December 2013

Slamet Bono Arasoe Assalamu alaikum War.Wab Bro klo liput berita yang yang ada kebenarannya krna para pengurus selalu aktif dalam menginpormasikan jadwal latihan bahkan sudah mempersiapkan pelatih untuk melatih tetapi dianya saja yang malas untuk berlatih dan memgenai uang pangkal dan iuaran itu sudah kewajiban anggota dan berita yang banyaknya aggota yang mengundurkan diri itu tidak ada unsur kebenarannya karena sampai saat ini tidak ada surat pengunduran diri sampai ke Sekum Basic jadi ngeliput itu kudu ada landasan dasar yang kuat jangan krn ada sesuatu hal. ok Wassalam Slamet Pramono ONDOAPI Angkt. 1 Irhan Orbugies Go Illnkstreetfither Wah..wah.. hnya msalh b gini mau diperdebatkan, ini hnya maslah intern ssb aja, pada kamu ji...gk malu yahh...kalian2 itu hnya mmpertahankan benarnya n keslhan mereka... Woee..... mAnA KEBERSAMAANMUUUU ..PERSATUANMU... SEMANGATMUU.... BANGKITLAH PARA MUDA..... HILANGKAN UNEK - UNEKMU...BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP.. Wassaslm...IRHAN OndoAPI ANGkt. I..

Jepang dan Malaysia Bakal Menjadi Lokasi KKN

IST

FOTO: RAJAB-PROFESI

hati dalam memberikan izin kepada perusahahan yang akan mengelolah wilayah tersebut. Perusahaan yang biasanya mengelola tambang di Indonesia bukanlah perusahaan daerah. Sehingga perusahaan pengelola tersebut mempunyai hak dan para pengelolanya akan mengeruk keuntungan

• Komentar terpilih seputar pemberitaan Profesi Online selama sebulan terakhir. Polisi Menyapu di Kampus FBS 23 Desember 2013

Ajongg E Wls wah-wah, luar biasa polisi tambah job lagi

Rektor Bakal Gelar Zikir Malam Tahun Baru di Pinisi 24 December 2013

‫ ظيفح لبا لامكأ‬innna lillahi wa innailaihi rojiuun....bid’ah apa lagi yang dilakukan UNM,,,,,, Karta Jayadi yes, setuju!..... tp mungkin lbh Afdol..... jika utk melepas tahun 2013 dan menyambut thn baru 2014 (Masehi) yg pas adalah Evaluasi Diri (2013) dan Bagi2 Optimisme dari hasil Evaluasi Diri (2014) yang bernilai duniawi. Sedangkan Dzikir dan Do’a kita panjatkan pd lepas sambut tahun baru Islam (Hijriah) yang bernilai akhirati. Hehehe maaf kalo salah nah...... (bukan bermaksud sekuler)..........

Bidik Misi Salah Sasaran? Laporkan Saja! 25 December 2013

Ana Fauziana sangat ironis, mahasiswa bidikmisi memkai hnphone cnggh,punya kendaraan bahkan ortunya pegawai, sdngkn baxk mahasiswa lainnya yang kurang mampu sehrusnya mndptkn bidikmisi, ada juga saya lihat mampu tetapi menerima bidikmisi karena ada orang dalam/keluarga yg mngurusxd bwh naungn unvrstas.tdak adil SAKIT HATI ,MERASA tdak adil bila melihat teman yg mampu,pux mtor,android ortu pgawai mndptkn bidikmisi.

21 Desember 2013

Fitriani Mustamin w Mampu ekonomi? ke Jepang? Duluan bangkrut mi itu orang kodong makan sehari saja berapa memang belum lagi kalo di negara orang banyak mau di beli dan masalah bahasa lagi, siap-siap saja di Jepang mangap ndak paham orang ngomong apa wong yang bisa bahasa inggris aja jarang banget wkokokok ini yang jago memang bahasa jepang bisa dah bisa hehe

Maba FIK Tewas Tenggelam di Tanjung Bayang 22 December 2013

Nurul Hidayah innalilahiwainnailaihi rojiun... Andriyana Reski Hersal smga adek” dtrima dsisi-Nya .. dan kluarga yg dtnggal kan dberi ktbhan .. aamiin .. Arman Megah Printing semoga keluarga yg di tinggalkan diberi ketabahan..aminnn Arman Megah Printing semoga keluarga yg di tinggalkan diberi ketabahan..aminnn

Urai data, ungkap fakta, saji berita

yang sangat besar dengan memberikan royalti sangat kecil kepada daerah. “Seperti perusahaan yang mengelolah tambang dikahu ini berhasil mendapatkan ratusan bahkan ribuan ton bijih besi dengan keuntungan sekitar Rp 600 miliar, tetapi pemerintah daerah hanya memperoleh sekitar Rp 300 juta,” tuturnya mencontohkan. (tar)

2014, TIK Murni Siap Diluncurkan 28 December 2013

Dini Dwianjani iya pak... jangan tambah dulu... maksimalkan saja dulu yang sudah ada.... PTIK 2013 saja ruang belajarnya masih rebutan dengan kelas lain yang juga pengen belajar... bagaimana nnti nasib maba TIK 2014 klau memang mau di tambah?? mau belajar dimana kami?? Imat Onizuka Menurut saya sebagai angkatan pertama dari PTIK dan masih berstatus MAHASISWA, klo mo buat prodi baru lagi, yang menggunakan TIK murni, mungkin masih agak sulit, krna, Jujur aja selalu sya perhatikan mulai dri semester 4, Sistem pembelajaran di PTIK, klo bisa dibilang masih belum terstruktur, faktornya ada : 1. Kurangnya fasilitas Sarana dan Prasarana Kampus (yang paling utama Kelas) 2. Masih ada pengajar/dosen yang masih kurang memahami (belajar Otodidak) dan berbeda skali dengan Basic pendidikannya 3. Masih ada sistem pembelajaran yang masih belum terstruktur..... Ini Pendapatku Sebagai Angkatan Pertama, hahahha...

Inilah Jadwal Pembayaran SPP dan Pengisian KRS 28 December 2013

Adi Shaja OnlyOne yang bikin resah itu KRS MANUAL karna harus mencari dosen lagi !! apa gunaya KRS ONLINE klu KRS MANUAL masih juga berjalan ?? WaChyu Ghandy Untuk teman2 mahasiswa bidikmisi kak bagaimana? supaya bs trdftar di semester genap Unny Conextion Apakah KRS manual masih diberlakukan semester ini? Wanha Achmad assalamu alaikum untuk pengisian EDOM online ka apakah berlaku juga untuk angkatan 2013, n adakah KRS manual juga untuk angkatan 2013 tahun ini??

Dosen Salah Besar Jika Tidak Mau Mengajar di S1

29 December 2013

Salim Makkarodda wauwwwwwww,, kalau seperti ini perlu dipertanyakan, apa yang mereka lihat antara Starata 1 (S1) dan Program Pascasarjana (PPs) UNM. kalau alasan mereka masalah keamanan jangan lampiaskan kepada mahasiswanya, apa karena masalah tunjangan yang mungkin jauh lebih besar mengajar di Program Pascasarjana (PPs) UNM dabandingkan mengajar di Program Starata 1 (S1)??. Ayahanda Rektor jangan membiarkan para Dosen keseringan mangkir dari jadawal mereka mengajar atau lepas tanggung jawab sebagai seorang Dosen.......... (jangan menyandang jabatan sebagai Dosen (tenaga pengajar) kalau anda tidak bisa BERTANGGUNG JAWAB......

Satpam Temukan Alat Kontrasepsi di Puncak Pinisi

30 December 2013

Nurul Ilmi Innalillah Riri Beuhhh ABot PanZher Ana’Ugina Soppeng tawwana,,,, cihuiiiiiiii....tambah mirip hotel aja bro...

Bangku FBS Since 90-an 30 December 2013

Rizaldo Carvalho Barang antik, universitas lain berlomba memasukkannya dlm gudang, UNM berlomba mempertahankannya (sementara anggaran perbaikan ada). Miris.

Streaming: radioprofesi.com


Catatan Akhir Tahun

Citra Bobrok

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

9

www.profesi-unm.com

Gara-gara Bentrok

FOTO: SOFYAN-PROFESI

Kampus UNM seolah tak bisa lagi lepas dari citranya sebagai kampus anarkis. Mengulas jauh ke belakang, kasus-kasus tawuran dan kekerasan gerah mewarnai kampus. Pun, silih berganti solusi yang ditawarkan pihak birokrasi tidak pernah mampu meretasnya. Seolah menjadi kultur-tradisi tersendiri di bilik kampus orange, aksi-aksi tawuran dan kekerasan kerap kali menyertai setiap tahun akademik baru. Tak segan, mahasiswa mempertontonkan aksi-aksi anarkisnya kepada para mahasiswa baru yang belum tahu apa-apa perihal kampus UNM. Sembari berkoar-koar laksana para begundal di tengah medan pertempuran, para mahasiswa yang bertikai seakan melantunkan sambutan “selamat datang” kepada para mahasiswa baru itu. Lihat saja, semenjak 5 tahun silam, adegan pertempuran dipertontonkan di depan civitas akademika. Saling serang, saling terjang tak terelakkan antar dua kubu fakultas. Bukan persoalan bagaimana bentrokan itu terjadi, melainkan kenapa bentrokan itu bisa terjadi. Sejarah mencatatkan, bahkan persoalan-persoalan sepele yang melibatkan individu bisa berujung pada bentrok antar fakultas. Apalagi ketika sudah berujung pada aksi saling membalas. Imej tawuran telah mendarah daging di UNM. Citranya sebagai kampus bobrok telah melenggang jauh sampai ke seantero Indonesia. Anggapan miring itu semakin menjadi-jadi tatkala benturan secara runtut menggebrak UNM di tahun Naga Air, 2013. Ditambah lagi, aksi-aksi demonstrasi mahasiswa di tahun kemarin selalu diidentikkan dengan aksi anarkis. Demonstrasi yang dilakukan oleh para fungsion-

aris Lembaga Kemahasiswaan (LK) justru menimbulkan antipasti bagi masyarakat maupun civitas akademika. Kasus pertikaian mahasiswa yang berujung pada terbakarnya gedung sekretariat beberapa Lembaga Kemahasiswaan (LK). Tak terkecuali Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang baru saja diserahkan oleh Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) kepada fungsionaris LK. Belum genap setahun ditempati, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang sedikit lagi merasakan udara kebebasan berkegiatan malam di kampus harus kembali terusir. Gedung eks-Pusat Sumber Belajar (PSB) itu terbakar dan mengakibatkan tujuh UKM harus rela kehilangan “atap”nya. Kebakaran itu kemudian diduga bermula dari pertikaian antar mahasiswa yang saling serang beberapa jam sebelumnya. Tidak jauh berselang hari, aksi anarkis lainnya terjadi di kampus UNM Parangtambung. Diawali dengan pemukulan mahasiswa, yang berujung pada bentrokan karena merasa tidak terima. Salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik (FT) yang tengah berkuliah di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) mendapat pukulan dari mahasiswa lokal. Naas, hal ini menjadi pemicu terjadinya bentrok susulan yang hanya berselang beberapa hari, Senin (25/11). Akibatnya, salah satu sekretariat LK, yakni Bengkel Sastra (Bestra) menjadi korban keganasan aksi anarkis para maha-

siswa. Hingga kini, puing-puing sisa kebrutalan itu masih bisa terlihat jelas ketika memasuki kampus FBS. Bahkan, Bahkan Bestra harus berbesar hati menjalankan aktivitas di sekretariat yang masih gosong bekas dilalap si jago merah itu. Solusi dan tanggung jawab dari birokrasi tidak pernah tuntas menanganinya. Sekretariat LK yang merupakan bagian integral dari kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dibiarkan begitu saja, terbengkalai tak terjamah perbaikan. Penanganan serupa tak jauh berbeda dialami oleh ketujuh UKM yang kini terlunta-lunta bersekretariat di luar kampus. Birokrasi seolah mensyukuri punahnya sekretariat LK yang selama ini dianggapnya terlalu banyak mengkritisi kebijakannya. Tidak hanya itu, aksi-aksi demosntrasi mahasiswa dengan turun ke jalan identik pula dengan aksi-aksi anarkis yang berujung bentrok. Lihat saja ketika Indonesia memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh pada 10 Desember. Aparat keamanan baku hantam dengan mahasiswamahasiswa yang dipukul mundur masuk ke dalam kampus. Sebelumnya, mahasiswa beraksi di jalan protokol depan Menara Pinisi UNM. Hal itu tentu saja semakin menorehkan kadar keburukan UNM di mata publik.

Kehilangan Adat Istiadat

Tidak hanya rentetan peristiwa, tapi

juga seabrek pertanyaan melayang di benak para civitas. Sekiranya, siapa yang bertanggungjawab atas cerita kelam dari tahun ke tahun. Berbagai solusi telah ditawarkan, namun hal itu tetap tak mampu membendung status buruk yang disandang UNM di kancah Perguruan Tinggi (PT) lainnya. Meski sejuta prestasi terlukis indah di atas langit Pinisi, tapi kebobrokan kampus Oemar Bakri ini tak bisa dihindarkan lagi. Lalu, akankah UNM tetap begini ? Tetap berputar pada lintasan yang sama. Tak hanya kebanyakan orang yang merasa aneh dengan tabiat mahasiswa UNM merusak hingga membakar fasilitas kampus, Rektor UNM Arismunandar turut geleng-geleng kepala dengan tindak-tanduk anarkis mahasiswanya. Bingung menyaksikan mahasiswanya doyan berantem bahkan senang merusak hingga membakar fasilitas kampus. Menurutnya, pertentangan yang berakhir dengan jatuhnya korban dalam bentrokan adalah hal yang sia-sia bahkan tak ada untungnya. Akibatnya, citra UNM seperti tak lagi dipandang memiliki adat istadat, menjunjung nilai dan etika serta penghargaan terhadap orang lain. “Memperbaiki gedung dan fasilitas yang rusak itu sulit, tapi jauh lebih sulit adalah citra,” tegas Arismunandar yang ditahun 2014 ini akan memprioritaskan pemulihan citra UNM di atas segalanya. (tim)

Tim: Dian Febriani (Koordinator) | Imam Rahmanto | Dian Indrasari | Nurlaela Basir | Yeni Febrianti

Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Catatan Akhir Tahun

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

Aksi Anarkis Berakar

www.profesi-unm.com

Provokasi

perdamaian di UNM. Namun sayangnya, apa yang terjadi di lapangan tidak menunjukkan demikian. Nyatanya, masing-masing memilki kasus pelik yang juga mengundang perhatian khalayak. Tengok saja kasus BEM Universitas sendiri, yang diduga melakukan penggelapan dana kegiatan BEM, termasuk dana Advance Training yang hingga kini belum ada pertanggunjawaban yang jelas. ”Yang saya lihat, LK hanya beronani dengan lembaganya sendiri tanpa melihat kondisi kampus kita yang lagi begini,” cibirnya.

“Provokasi Kecil”

Di samping provokasi dari pihak luar, mahasiswa pun cenderung saling beradu kebanggaan terhadap fakultasnya. Wakil Rektor III

FOTO: SOFYAN-PROFESI

TEGANG. Beberapa mahasiswa tampak waspada terhadap serangan dari fakultas lainnya setelah bereda kabar akan ada penyerangan. Aparat kepolisian berusaha menenangkannya.

Ada banyak spekulasi yang muncul terkait penyebab dan akar permasalahan yang memicu aksi tawuran di kampus UNM. Sebagian besar civitas akademika menduga, beberapa aksi tawuran yang terjadi dipicu skenario provokasi oknumoknum tertentu yang memiliki kepentingan tertentu terhadap kampus UNM. Tidak menutup kemungkinan tragedi selama setahun silam merupakan akibat by design dari beberapa pihak tak bertanggungjawab. Mereka memanfaatkan segala kebijakan-kebijakan pimpinan yang tidak kontra dengan mahasiswa. Hal tersebut dibenarkan Sudirman, Ketua BEM UNM.. “Setiap ada kebijakan yang diambil oleh pimpinan yang tidak promahasiswa pasti terjadi konflik. Apakah ini sebuah desain skenario atau tidak, yang pasti bahwa aturan itu harus ditegakkan,” tegasnya. Tertangkapnya salah satu pelaku tawuran yang bukan merupakan mahasiswa UNM beberapa waktu lalu dalam bentrokan November lalu, semakin memperkuat keyakinan tersebut. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) Heri Tahir juga meyakini bentrok-bentrok di UNM senantiasa disusupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kebijakan kampus. “Bentrok-bentrok ini saya yakin disusupi. Pengalaman-pengalaman saya sebelum menjadi PR III, saya sering mendapati kalau ada orang itu masuk di kampus yang sudah DO, berarti akan ada indikasi lagi bahwa bakal ada kejadian lagi,” bebernya. Ia pun mengetahui, mahasiswa yang ditangkap bersama 6 pelaku lainnya dalam kasus tawuran yang melibatkan FT dan FBS adalah mahasiswa UNM yang telah di-DO dan berganti status menjadi mahasiswa di salah satu perguruan swasta di Makassar. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (WR III) Universitas Hasanuddin (Unhas) Nasaruddin Salam justru tidak pernah menganggap bahwa tawuran-tawuran yang terjadi di kampus disebabkan oleh pihak luar. Berdasarkan pengalamannya dalam mengatasi bentrokan-bentrokan yang juga kerap terjadi di kampusnya, aksi saling serang disebabkan oleh orang-orang dari dalam kampus sendiri. Menurutnya, tidak ada Urai data, ungkap fakta, saji berita

sama sekali campur tangan dari pihak lain yang berusaha menunggangi mahasiswa untuk kepentingan tertentu. “Kalau berdasar pengalaman saya, dominan orang dari dalam sendiri. Kalau misalnya ada orang dari luar yang memprovokasi, itu hanya dilibatkan. Dan yang melibatkan itu, lagi-lagi pasti ada orang dalam. Mana mungkin juga kalau ada orang luar yang masuk kampus dan bisa langsung tahu situasi dalam kampus. Pastinya ada yang mengarahkan,” ungkapnya ketika ditemui di ruang kerjanya. Mencuatnya isu yang beredar jika mahasiswa pelaku tawuran ibaratnya hanyalah aktor yang sedang berperan menjadi lakon dalam sebuah skenario klasik. Sementara, sutradaranya diduga merupakan beberapa birokrasi kampus yang mencoba untuk meraup keuntungan dibalik peristiwa tersebut. Kendati demikian, Arismunandar, tak ingin berkomentar banyak. Siapapun dalangnya, tak ada manfaatnya membenturkan mahasiswa. Pun jika ada kepentingan, maka kepentingan itu tidak abadi. “Tak ada kepentingan yang abadi, hanya sementara,” tandasnya. Ia ajak mahasiswa lebih rasional terhadap gelagat-gelagat yang sifatnya provokatif. Harus cerdas menganalisis setiap aksi-aksi provokasi yang kini belum diketahui siapa provokatornya. “Ini bukan soal menang kalah. Tapi soal kemaslahatan. Kalau mahasiswa pintar dan cermat, maka si sutradara itu tentunya tak berdaya lagi,” tutupnya. Hanya saja, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM berpendapat lain. Ia justru menyalahkan mahasiswa terkait bentrokan-bentrokan yang selama ini merenggut citra UNM. Menurutnya, mahasiswa sangat mudah terprovokasi oleh pihak-pihak luar. “Bentrokan itu lahir dari mahasiswa sendiri,” jelasnya saat ditemui di sela jam mengajar. Menurutnya, akar dari tindak tidak bertanggungjawab tersebut terletak pada mahasiswa yang terlalu mengedepankan ego, tanpa berpikir secara logis segala tetek bengek yang ditimbulkan. Sifat intelektual yang seharusnya melekat pada mahasiswa malah tidak tercerminkan dengan sandangan status “maha” sebagai sosok intelektual. “Kenapa ada tawuran, karena anak-anak terlalu mudah diprovokasi. Itu artinya, dia belum bisa jadi mahasiswa yang ideal, belum berpikir kritis,” ungkap dosen Seni ini. Kondisi Lembaga Kemahasiswaan (LK) UNM termasuk BEM dan Maperwa Universitas juga memiliki peran penting demi meciptakan

Unhas, Nasaruddin Salam menyampaikan bahwa akar dari permasalahan tawuran yang selalu terjadi di kampus itu berpangkal dari doktrin senior-seniornya untuk memusuhi fakultas lainnya. Biasanya, imbuhnya, mahasiswa baru begitu mudah terdoktrin. “Ini para senior di fakultas yang sudah sering bentrok, menanamkan doktrin itu kepada adik-adiknya. Makanya kita itu harus potong rantainya itu,” ungkapnya mengimplementasikan pengalaman dalam mengelola kemahasiswaan di Unhas. Ia pun menyarankan untuk lebih mengaktifkan kegiatan kemahasiswaan untuk mengakrabkan mahasiswa-mahasiswa yang berbeda fakultas. “Kapan gejala yang kita obati, tidak akan pernah selesai. Maka ita harus obati akarnya,” sarannya. (tim)

Hidupkan Kegiatan Kemahasiswaan BERBAGAI langkah ditempuh birokrasi untuk mengatasi masalah tawuran. Meski demikian solusi yang diberikan tetap tak membuahkan hasil. Solusi yang ditawarkan para pemangku kebijakan masih bersifat teritorial, hanya berlaku di fakultas, jurusan, atapun prodi masing-masing. Belum ada keseriusan secara universal di UNM untuk menindaklanjuti masalah tawuran tersebut. Heri Tahir selaku PR III menganggap bahwa masalah kemahasiswaan seperti tawuran yang kerap kali terjadi di UNM tidaklah semata-mata menjadi tanggung jawab bidang kemahasiswaan. “Tidak bisa diselesaikan hanya dengan menyerahkan pada PR III atau PD III. Ini juga menjadi tanggung jawab dosen, misalnya dengan menyampaikan pendidikan moral atau etika di setiap pertemuan kuliah,” dalihnya. Tambahnya lagi, dosen tidak boleh hanya masuk mengajar di kelas. Tapi ia pun harus membangun hubungan emosional dengan mahasiswa-mahasiswanya. “Di samping itu, yang paling penting adalah bagaimana membangun integritas mahasiswa,” tegasnya. Ia yang pernah bercita-cita menyatukan kembali semua UKM di dalam kampus akhirnya harus gigit jari karena PKM yang disediakannya telah habis dilalap si jago merah imbas dari pertikaian mahasiswa itu sendiri. Di sisi lain, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Hamzah Upu menyarankan agar kampus memperketat kegiatan mahasiswa sehingga tidak ada waktu senggang untuk tawuran. “Baiknya itu dipadatkan jadwal kuliah dan kegiatan kemahasiswaan, agar mereka tidak ikut rusuh,” saran dosen Matematika ini. Lain halnya dengan WR III Unhas, Nasaruddin Salam. Bercermin pada tugastugasnya selama menangani masalah kemahasiswaan, ia menyarankan agar kampus mewadahi mahasiswa untuk berorganisasi dan aktif melakukan kegiatan kemahasiswaan. Sekadar kegiatan akademik saja tidak akan mampu membangun mental dan perilaku. “Saya kira kalau sekadar meningkatkan aktivitas akademik yang kita pacu, tidak selebihnya benar. Karena kalau kegiatan akademik itu kan tidak ada interaksinya sama sekali,” paparnya. Ia sendiri lebih cenderung untuk

memacu lembaga-lembaga di kampus untuk aktif dalam berkegiatan. Selain itu, ia mengusahakan agar fungsionaris lembaga kampus juga berperan aktif dalam meredam tawuran yang terjadi. “Bukan substansi kegiatannya yang paling utama, tapi berapa banyak orang bisa belajar organisasi disitu, demi masa depannya sendiri,” lanjutnya lagi. Ia mencontohkan, diantara puluhan UKM yang ada di kampusnya, setiap UKM harus memiliki anggota minimal dari 7 fakultas yang berbeda. Kalau hal tersebut tidak terpenuhi, maka ia tidak segan-segan menolak menandatangani Surat Keputusan (SK) kepengurusannya. Bahkan, ia mendesak untuk merekrut ulang anggota baru lagi. “Dengan begitu, kita bisa bangun kebersamaan lewat lembaga itu,” jelas dosen yang ahli dalam bidang Aerodinamika ini. Tentunya, perbandingan dengan kampus tetangga benar-benar memberi pelajaran mendasar tentang pengelolaan kemahasiswaan. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan memberikan ruang bagi setiap mahasiswa untuk berkreativitas dan beraktivitas. Pelarangan bermalam hingga pengusiran dari sekretariat di kampus UNM tidak memberikan solusi kongkrit dalam mencegah peristiwa-peristiwa serupa terulang lagi. Justru hal tersebut menjadi bukti bahwa kampus tidak benar-benar mendukung kegiatan kemahasiswaannya sendiri. Semakin tahun, UNM semakin getol mengungkung kebebasan berlembaga mahasiswa. Ditambah dengan tidak dibenahinya fasilitas bagi LK-LK yang masih tersisa sementara mereka bersedia menyalurkan kontribusinya bagi kampus. Nasaruddin selaku Ketua Paguyuban WR III menambahkan, definisi tentang pendidikan sekarang yang berkembang dan dikeluarkan secara resmi oleh Dikti tidak boleh lagi dipisahkan antara kegiatan akademik dan non akademik. Karena yang berlangsung di dalam pendidikan semua adalah untuk belajar. “Jadi itu mahasiswa harus disayangi, bukan malah dijauhi dan dikungkung. Kita ini kan pendidik bukan pengajar, yang seharusnya menanamkan moral dan teladan yang FOTO: KASDAR-PROFESI baik,” saran dosen yang telah bergelut bidang Kemahasiswaan selama puluhan tahun ini. (tim) Streaming: radioprofesi.com


Catatan Akhir Tahun

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

Solusi Basi Birokrasi

Komdis Tak Berkutik KASUS tawuran dan kekerasan yang terjadi dalam kampus UNM seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab penanganan dari Komisi Disiplin (Komdis) UNM. Penetapan sanksi sekaligus pencegahannya seharusnya dilakukan secara terarah dengan berkoordinasi dengan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan. Akan tetapi, sepeninggal Heri Tahir sebagai Ketua Komisi Disiplin (Komdis), nampaknya lembaga yang berwenang sebagai “pengatur polah dan sanksi” bagi mahasiswa itu sama sekali tidak menunjukkan kinerjanya. Dalam beberapa kurun kasus tawuran di tahun 2013, Hamsu Abdul Gani selaku Ketua Komdis tidak tampak menunjukkan kiprahnya. Selepas jabatannya sebagai PR III di periode lalu, ia bak ditelan bumi. Segala urusan kemhasiswaan terutama kasus kekerasan dan tawuran yang menggelora di kampus ditangani langsung oleh PR III hari ini, Heri Tahir. Bahkan sanksisanksi yang diterapkan Heri pun kerap kali tanpa perlu pertimbangan dari Ketua Komdis yang seharusnya menjadi penengah dalam kasuskasus “cadas” yang selama ini terjadi. Ketua Komdis seakan “kulo nuwun” saja menyerahkan semuanya ke tangan pimpinan. Hal itu terbukti ketika Hamsu melemparkan tanggung jawabnya kepada PR III ketika dimintai pemecahan masalah terkait kasus tawuran yang setahun terakhir menghantui UNM. “Jangan tanya saya. Silakan tanya saja ke PR III,” jawabnya singkat ketika dikonfirmasi via telepon. Mantan PR III ini tidak ingin banyak urusan dengan mahasiswa yang semestinya diemban dalam jabatannya. Meskipun demikian, Heri merasa sah-sah saja dengan kelakuan Komdis. Ia justru tak ingin berkomentar banyak terkait kinerjanya. “Saya tidak ingin menjadikan diri saya perbandingan, karena belum tentu lebih baik,” akunya. Apa yang terjadi di UNM tentu sangat berbeda dengan Komdis di Unhas, yang disegani dan menjadi pengontrol tindak-tanduk mahasiswa di kampus. “Kalau mahasiswa disini sangat tidak mau berurusan dengan Komisi Disiplin. Karena kalau dia sudah masuk, hampir pasti dia dihukum. Sanksinya yaitu skorsing dengan berbagai tingkatan dan DO,” tutur Nasaruddin Salam, WR III Unhas mencontohkan. Selain itu, kalau tawuran benar-benar pecah, imbuhnya, Komdis benar-benar memaksimalkan perannya dalam melacak pelaku tawuran yang berlangsung di kampus. “Ada rekaman cctv di tiap fakultas yang kita pakai untuk rujukan memberikan sanksi. Ditambah, ada orang-orang yang memang kita tugaskan untuk merekam ketika tawuran terjadi,” bebernya kepada Profesi. (tim)

TERPAKU. Rektor UNM (kedua dari kiri) bersama jajarannya datang melihat langsung lokasi pecahnya tawuran di kampus Parangtambung. Mereka hanya bisa terpaku melihat puing-puing bangunan hasil anarkisme mahasiswa. FOTO: SOFYAN - PROFESI

Beragam kasus tawuran yang mewarnai UNM sejak belasan tahun yang lalu hingga kini masih belum menemui titik solusinya. Birokrat UNM “buntu” menangani kasus tersebut. Solusi-solusi basi terus saja diulang setiap tahunnya. SEBAGAI penanggung jawab dan pimpinan kampus, tentu hal itu menjadi pukulan telak bagi birokrasi UNM. Berkaca pada beberapa kejadian silam, aksi-aksi anarkis yang terjadi selalu terulang meski telah diberikan treatment sesegera mungkin. Semisal ketika pihak birokrasi menganggap keberadaan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) di kampus Parangtambung yang menyebabkan banyak pertikaian terjadi. Mereka menganggap, pengusiran LK keluar kampus dapat meredam dan menghalau bentrokan terulang kembali. Pembenaran atas pengusiran itu pun sengaja dikuatkan birokrasi dengan alasan bahwa PKM juga banyak digunakan untuk lahan berbuat onar mahasiswa. Padahal, spekulasi itu hanya dalih untuk memperkuat argument pengusiran fungsionaris LK keluar kampus. Kenyataannya, solusi itu tidak mampu memutuskan mata rantai pertikaian antar fakultas yang sering terjadi. Solusi lainnya seperti sanksi skorsing dan Drop Out (DO) bertubi-tubi dialamat-

19/6/2002 FT vs FIK

Mahasiswa FIK merasa disepelekan oleh mahasiswa FT PR III UNM Basri Wello “Diberikan peringatan, jika tidak memungkinkan, apa boleh buat lebih berat akan diberlakukan seperti DO”

14/9/2005

FEIS

30 orang menyerang sekretariat bersama LK FEIS. Kaca-kaca gedung FEIS pecah terkena lemparan batu.

kan kepada mahasiswa yang terbukti melanggar peraturan kampus. Demi memperlihatkan taringnya, pihak birokrasi kampus melegalkan DO 19 mahasiswa di FBS dan membekukan seluruh LK yang bernaung di bawahnya. Pelan tapi pasti, kegiatan kemahasiswaan di kampus ungu itu “mati suri”. Akan tetapi, lagi, kenyataannya tindak-tindak kekerasan masih saja terjadi. Perilaku baku serang di dalam kampus berlangsung layaknya penyakit menahun. Berbagai solusi lain juga telah ditawarkan para pemangku jabatan UNM. Mulai dibangunnya tembok “Berlin” yang membatasi FBS dan FT, kebijakan Rektor terkait aktivitas malam, isu pemisahan kampus fakultas yang sering bertikai, meliburkan kampus untuk sementara waktu, hingga penerapan sanksi skorsing dan DO. Namun, apakah hal itu mampu menepis status bobrok UNM ? Ketua BEM Sudirman mengungkapkan, kejadian bentrok merupakan hal yang klasik di UNM. Sudah menjadi tradisi baru di penghujung tahun 2013 lalu, dimana libur merupakan akhir penyelesaian bentrok yang terjadi. Pihak birokrasi kampus pun seakan menutup mata, dan tidak dapat mengambil langkah taktis yang jelas, yang menjadikan efek jera bagi pelaku. “Selama ini para pimpinanpimpinan fakultas dan universitas, belum memperlihatkan taringnya. Karena jelasjelas terdapat beberapa oknum mahasiswa yang melakukan tindakan-tindakan yang kurang etis, dan diabaikan begitu saja,” keluh Sudirman saat ditemui di sela-sela

17/5/2001 Teknik Bangunan, FBS, FSD vs FT Bentrok melibatkan Teknik Bangunan + FBS + FSD vs FT, mengakibatkan • Gedung Lt.3 FT terbakar (kantor pusat) ludes • Kerugian mencapai Rp 3 M lebih • Arsip terbakar habis

• 60 mahasiswa dikenai sanksi akademik • Skorsing 1 tahun dan usul pemecatan 7 orang • Skorsing 1 tahun sambil menunggu hasil pengadilan 9 orang • Skorsing 6 bulan 14 orang • Skorsing 1 tahun 11 orang • Membenahi kantor HMB • Achmad Tolla (PD3 FBS) menyarankan untuk pemasangan tembok antar kedua fakultas

28/9/2005 Bermula dari pertandingan sepak bola antar kedua fakultas Streaming: radioprofesi.com

waktu senggangnya. Mahasiswa Fisika ini juga menegaskan, aturan universitas juga cukup jelas untuk perkara-perkara yang terjadi di kampus orange. Seharusnya, pimpinan birokrasi dapat menegakkan aturan tersebut. Tidak hanya pada penegasan dan pengoptimalan aturan, seyogyanya mereka dapat memberikan ruang bagi segenap mahasiswa untuk dapat mengeksplor energi-energi yang dimiliki ke arah yang lebih positif, yang akan menjadi pilar untuk mengurangi konflik yang terjadi. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FBS, Syukur Sa’ud menekankan solusinya pada masalah keamanan yang ada di UNM, terkhusus lokasi yang disebut medan perang. Ia menyarankan, agar rektor ke depannya mampu meng-handle kisruh tahunan tersebut, dengan mengajak mereka duduk bersama dan membicarakan pokok permasalahannya. “Kita juga bosan dengan kejadian seperti itu tiap tahunnya,” imbuhnya. Ia juga menambahkan, seharusnya ada pemebentukan tim untuk menjaga keamanan kampus, jadi semuanya bisa bekerja, terlebih ini merupakan hal sulit. Menurutnya, hal keamananlah yang harus di jaga ketat di UNM. “Jangan cuman bilang aman, lalu kita tidak standby lagi,” bebernya. Di tahun 2014 ini, ia berharap tawuran sudah tidak ada lagi di UNM dengan membuat inovasi baru untuk menutup lembaran cerita kelam UNM. Agar ke depannya citra kampus Orange jauh lebih baik. “Kalau ada cara yang radikal yang bisa digunakan, ya udah dipakai saja,” harapnya. (tim)

Agustus 2000

Maret 1998

Hima Seni Rupa vs FPTK

Penyerbuan ke sekretariat Hima Seni Rupa oleh FPTK. Akibatnya aset himpunan rusak berat (lukisan, barang elektronik, radio, TV)

FPBS vs FPTK

Gedung FPBS rusak parah Mahasiswa luka akibat tebasan senjata tajam dan lemparan batu

23 mahasiswa FT dan 6 mahasiswa seni rupa dibuikan selama 14 hari di poltabes Makassar, setelahnya mereka wajib lapor. Selanjutnya, digelar dialog dengan mahasiswa.

3/5/1995 FPBS vs FPTK

Dipicu pengeroyokoan seorang mahasiswa FPBS oleh beberapa mahasiswa FPTK di depan KOPMA FPBS. Seorang mahasiswa FPTK meninggal.

Pelaku sempat diamankan, namun setelahnya dibebaskan dan dikenai sanksi akademik.

FSD vs FT FT vs FBS

Bentrok yang mengakibatkan 9 mahasiswa FT dan FBS dirawat di rumah sakit

17/12/2010

Bentrok yang mengakibatkan mahasiswa luka-luka, beberapa sepeda motor hangus, dan 2 mahasiwa FT meninggal

11/10/2012

11

www.profesi-unm.com

Gedung PKM yang baru terbakar setelah diserang oleh sekelompok orang tak dikenal. Sehari sebelumnya, sekretariat LK FIS dan FE juga terbakar

7/11/2013

Penyerangan mahasiswa FT ke FBS karena dugaan pemukulan mahasiswa Teknik di FBS. Sebelumnya, 21 November, sempat diliburkan, yang mengakibatkan banyak kaca gedung perkuliahan dan kantor FBS pecah. Sekretariat Bestra ikut terbakar

25/11/2013 SUMBER: LITBANG DAN PEMBERITAAN PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita


Kaleid

12

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII Profesi 2014 Edisi 175 Janua

www.profesi-unm.com

Saya saja na mengutang ka kodong...

Januari PEMBERLAKUAN kartu identitas bagi mahasiswa Fakultas Teknik.

Berarti tidak ada honorku bulan ini...

Yang Tela

KETUA Prodi Ekonomi Pembangunan diduga melakukan pemukulan terhadap mahasiswa prodi Pendidikan Ekonomi karena tidak terima dengan keterangan narasumber terkait pemberitaan di Profesi.

Maret DIKTI menerapkan perubahan regulasi pendaftaran Perguruan Tinggin Negeri (PTN). Proses seleksi masuk PTN melalui tiga jalur, yakni SNMPTN (berdasarkan prestasi akademik, jalur undangan), SBMPTN (berdasarkan tes tertulis), dan Jalur Mandiri (berdasarkan otoritas PTN). TERSENDATNYA aliran dana UNM. Beberapa pegawai, honorer, dan dosen mengeluhkan tidak dibayarkannya honor yang menjadi haknya. Selain itu, dana kemahasiswaan juga belum cair. Bahkan rektor pun mengaku sempat berhutang hanya untuk memenuhi bebeapa prioritas kerjanya. DISOSIALISASIKANNYA pemberlakuan Kurikulum 2013 di sejumlah daerah di Indonesia. UNM menjadi salah satu titik sosialisasi karena merupakan kampus pencetak pendidik. DEKAN Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Ismail Tolla banyak dicecar mahasiswanya karena memelihara ayam di dalam lingkungan kampusnya. Ayam-ayam itu mengotori kampus, khususnya kantin. Meskipun demikian, Ismail Tolla justru merasa tenang-tenang saja dengan hobi anehnya itu.

April PROGRAM Pascasarjana UNM menghadirkan software atau aplikasi anti duplikat, yang digunakan untuk melihat tingkat kecurangan mahasiswa dalam membuat skripsi maupun tesis. Software ini bernilai Rp 90 juta. KELAS jauh UNM bertebaran di 10 daerah. Padahal Dikti sudah mengeluarkan surat edaran mengenai larangan untuk mendirikan kelas jauh ataupun kelas Sabtu-Minggu. Kelas itu pun dianggap illegal dan cacat procedural, karena hanya dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan dan “lompatan” bagi mahasiswa yang ingin dengan mudahnya menamatkan kuliah tanpa perlu susahsusah kuliah di UNM. Ijazahnya pun tetap sama. POLEMIK pendirian Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang bakal merupakan pecahan dari Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Fakultas ini dipelopori oleh Sembilan dosen FBS sendiri dan akan membawahi 3 prodi, yakni Pendidikan Bahasa Indonesia, Sastra Indonesia, dan Pendidikan Bahasa Daerah. PARA anggota DPR Komisi X melakukan kunjungan ke UNM. Dalam kunjungan tersebut hadir pula selebriti Venna Melinda yang membetot perhatian public civitas akademika UNM.

Juni DISOSIALISASIKANNYA program SPP Gratis Pemprov Sulsel. Bagi banyak pihak, SPP ini hanyalah untuk menggugurkan janji politik gubernur SYL semasa kampanye. Karena ada banyak persyaratan yang dibebankan untuk bisa memperoleh SPP gratis tersebut. JELANG Pilpres Indonesia, salah seorang dosen jurusan Fisika, Sudarto mengampanyekan dirinya melalu situs Youtube KAMPUS mulai berencana menerapkan Pengelolan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). Melalui BLU, kampus diperbolehkan mencari tambahan dana di luar dari anggaran yang disediakan pemerintah, seperti komersialisasi atas asset-aset yang telah dimiliki UNM. Imbasnya, kampus perlahan akan berubah menjadi berbasis “bisnis” demi mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.

Iya tawwa! Adami PKM baru ta!

Kita telah memasuki tahun demikian, ada banyak peris telah berlalu di UNM. Bahka fenomena yang akan sulit d civitas akademika. Sebut sa gedung sekeretariat LK, taw hingga kasus korupsi yang seorang pejabat kampus U menorehkan “noda” bagi ka dikenal sebagai kampus pe karena itu, masa silam me untuk dilupakan begitu saja yang seharusnya bisa dipet intelektual kampus.

Juli

DIBUKANYA jalur Mandiri seb liah di PTN, dimanfaatkan oleh sebanyak-banyaknya. Keuntun ini menjamur, khususnya bagi birokrasi UNM. Selain itu, harg seleksi penerimaan jalur biasa

PMB masih saja diperebutkan si yang ngotot tidak akan meng menganggap pelaksanaan PM an bagi maba.

PEMBAYARAN SPP mahasis

SELURUH UKM yang semula pindah menempati eks gedung sebagai sekretariat barunya. G akan menjadi Pusat Kegiatan M (PKM) baru ini telah dibagi ber masing-masing sekretariat UK

Mei MEREBAKNYA pungutan-pungutan liar (pungli) di lingkungan kampus UNM. Pengurusan ijazah, pembayaran uang wisuda, pengurusan transkrip nilai, dan sebagainya. Pungli tersebut malah dibenarkan oleh sebagian pejabat di UNM. BERTAMBAHNYA kuota penerima Bidikmisi untuk UNM menjadi 775 orang. Sebelumnya, hanya disediakan bagi 750 orang. DEMONSTRASI Hari Pendidikan 2 Mei yang berujung bentrok dengan aparat keamanan.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


doskop

13

ari Tahun XXXVII Profesi 2014 Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

ah Berlalu...

Berani macam2, saya pukulko!!

Malla’ ka saya...

September GENERALISASI logo UNM harus dibingkai segilima untuk penggunaannya dalam keperluan-keperluan administratif, seperti surat.

Saya tipuko semua....

PD III

SEORANG mahasiswi, Darnisa Putri berhasil mengelabui sistem administrasi UNM. Ia melakukan penipuan dengan meluluskan 5 orang mahasiswa secara illegal ke UNM. Berdasarkan penelusuran, diduga ada oknum yang terlibat sebagai calo dalam proses pelolosan 5 mahasiswa tersebut. Sementara itu pihak BAAK mengaku kecolongan atas ulahnya tersebut. PENYELENGGARAAN PMB universitas dilaksanakan untuk pertama kalinya di Menara Pinisi UNM. Selain sebagai ajang promosi manara megah itu, diakui anggaran untuk penyelenggaraan PMB tidak lagi tercantum dalam UKT yang baru saja diterapkan. Alhasil, kampus tidak memiliki biaya untuk melakukan PMB seperti tahun-tahun sebelumnya yang dihelat di Celebes Convention Center.

Desember

PENARIKAN delegasi dari maperwa FMIPA membuat Maperwa UNM yang semula hanya menaungi 5 fakultas seharusnya tidak representatif lagi. “Bercerainya” MIPA semakin merampingkan jumlah fakultas yang “mengakui” keabsahan Maperwa UNM. PELETAKAN batu pertama pembangunan gedung MIPA UNM.

“kuda” 2014. Meskipun stiwa-peristiwa penting yang an diantaranya menjadi dilupakan oleh sebagian aja, peristiwa pembakaran wuran antar mahasiswa, akhirnya menjerat salah UNM. Semuanya, tak pelak, ampus yang notabene encetak guru ini. Oleh eski kelam bukanlah sekadar a. Ada banyak pelajaran tik, apalagi oleh para

PEMBANTU Dekan III FMIPA, Kaharuddin Arafah ditengarai berlaku kasar kepada salah seorang mahasiswanya yang mengakibatkan tangan mahasiswa tersebut terkilir.

BEM dan Maperwa yang tidak begitu menunjukkan kinerja optimal menjelang berakhirnya kepengurusannya. Bahkan, Presiden BEM diduga menilap sendiri anggaran kegiatan Advance Training yang digelarnya dengan anggaran lebih dari Rp 50 juta. Maperwa sendiri dianggap gagal mengawalnya. DITETAPKANNYA Kepala BAUK UNM, Syatir Mahmud sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan alat-alat laboratorium pendidikan FIK UNM. Ia selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) diduga mengakibatkan kerugian negara Rp 13 miliar, dari anggaran Rp 38,45 miliar yang dihibahkan oleh Kemendikbud. PEMBANTU Dekan III FMIPA kembali berulah dengan bersikap kasar kepada mahasiswa-mahasiswa yang akan menggelar kegiatan jurusannya.

Berat sekali mau kubayarkan UKT

masa? ndak lulus ma itu!

UNM ndak lulus semua

PENGUMUMAN CPNS

ILUSTRASI: SAMTI BINTI TALIP

Agustus

bagai salah satu jalan untuk bisa mengenyam kuh sebagian oknum untuk mengeruk keuntungan yang ngan bisa didapat melalui sistem “jendela” yang selama mereka yang memiliki hubungan keluarga dengan ga yang dipatok pun akan jauh lebih mahal dibanding a.

n oleh Lembaga Kemahasiswaan dan birokrasi. Birokragizinkan PMB dilaksanakan oleh LK, sementara LK MB di lingkup fakultas maupun jurusan itu wajib dijalank-

swa UNM yang semula di BTN beralih ke Bank BNI

bersekretariat di luar kampus berbondong-bondong g Pusat Sumber Belajar (PSB) Gedung yang Mahasiswa rdasarkan KM.

PERAYAAN Dies Natalis ke-52 UNM. Pertama kalinya pula menggunakan Menara Pinisi sebagai lokasi perayaannya, termasuk teathre room (gedung teater) yang terletak di lantai 3. DITERAPKANNYA Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru (maba). Meskipun pembayaran tiap jurusan berbedabeda, namun pembayaran tersebut dianggap memberatkan banyak pihak. Apalagi dengan perincian yang tidak jelas terkait sejumlah pembayaran-pembayaran yang akan dihapuskan di luar SPP. DELAPAN mahasiswa P3G keracunan nasi kuning di asrama atlet putra FIK.

Woi.....!! PKM terbakar!!

November SEKRETARIAT LK dan gedung PKM (eks PSB) dirusak dan terbakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. BENTROKAN kampus di Parangtambung yang berujung pada perusakan gedung FBS, pembakaran motor, hingga terbakarnya sekretariat Bengkel Sastra (Bestra) FBS. SEJUMLAH pendaftar lulusan UNM tidak lulus berkas dalam seleksi CPNS di sejumlah daerah. Disinyalir, akta yang dikeluarkan oleh UNM tidak memenuhi syarat administrative yang ditetapkan oleh daerah bersangkutan. Redaksi kata yang termuat tidak sesuai denga kualifikasi yang dibutuhkan oleh instansi di daerah tersebut. Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


InfoAkademik Akademik 14 Info

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

“Penalti” Bagi 11 Mahasiswa Bidikmisi

FOTO: Dok. Profesi

DICABUT. Mahasiswa Bidik Misi sedang menerima pelatihan softskill yang diadakan eksklusif untuk mereka. Tahun ini, 2014, sebanyak 11 orang mahasiswa Bidik Misi dinyatakan tidak layak menerima beasiswa pemerintah tersebut.

ICP FMIPA

Siap Mengabdi ke Jepang dan Malaysia

KULIAH Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Makassar (UNM) tidak hanya akan dalam daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) saja. Namun kini, KKN bisa diikuti di Luar Negeri. Setelah dua tahun mencanangkan program ini, akhirnya program ini menemui titik terangnya. Jepang dan Malaysia menjadi target penempatan lokasi KKN selanjutnya. Kebijakan ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa International Class Program (ICP) FMIPA. Namun, mahasiswa yang akan mengikuti program ini dibatasi. Hanya 10 mahasiswa yang berhak mengikuti. Setiap jurusan di FMIPA hanya boleh mengirim dua mahasiswanya. Proses penyeleksian peserta dilakukan oleh setiap jurusan. “Kami beri otoritas jurusan untuk menyeleksi dan mengirim mahasiswanya,” ungkap Muharram, Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD 1) FMIPA. KKN Luar Negeri ini rencananya akan digelar pada semester mendatang. KKN Luar Negeri ini berbeda dengan KKN Reguler. Program ini hanya dijalankan selama satu bulan. Selain itu, penginapan akan disediakan. “Sebaiknya, ada orang tua angkat di sana sehingga mahasiswa merasa lebih aman,” ungkap Suwardi Annas, Pembantu Dekan Bidang Kerjasama (PD IV) FMIPA. Lebih lanjut Suwardi Annas mengatakan, sebisanya kita memberdayakan alumni ICP, tidak hanya mencetak, namun juga dipantau perkembangannya. “Lebih bagus lagi kalau alumni tersebar sesuai dengan permintaan lapangan kerja,” ungkapnya. Mahasiswa yang akan mengikuti program ini, tidak lagi mendaftar di LPM, tetapi langsung melakukan pendaftaran di gedung fakultas. Selain memiliki kemampuan ekonomi, mahasiswa yang akan mengikuti program KKN Luar Negeri diharuskan mencapai skor TOEFL 450 atau IELTS 4,5. Sedangkan mahasiswa yang telah mengikuti program KKN sebelumnya, cukup mencapai skor TOEFL 425 atau IELTS 4,0. Di samping itu, mahasiswa pun harus memiliki IPK minimal 3,50. (dwi) Urai data, ungkap fakta, saji berita

SETELAH dilakukan proses verifikasi faktual dan monitoring terhadap mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi, pihak Kemahasiswaan UNM akhirnya menetapkan 11 orang tidak layak. Kesebelas mahasiswa ini bakal terkena “penalti” dengan dicabut statusnya sebagai penerima beasiswa. Lebih jauh, Koordinator pengelola Bidikmisi, Ismail menjelaskan, 7 orang yang dicabut beasiswanya itu berdasarkan hasil verifikasi faktual yang telah dilakukan lebih dari sebulan lalu. Verifikasi itu dilakukan dengan mengunjungi sebagian rumah mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi. Sementara 3 orang lainnya ditetapkan dari monitoring langsung dengan memeriksa secara detail kebenaran identitas mereka, termasuk kebenaran pekerjaan orang tu-

anya. “Satunya lagi, yang seorang, merupakan mahasiswa yang kemarin kedapatan terlibat bentrok mahasiswa di Parangtambung dan diamankan polisi,” tutur Ismail yang juga merupakan mantan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas MIPA ini. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) Heri Tahir mengungkapkan, mahasiswa yang telah ditetapkan tidak layak tersebut seharusnya menerima sanksi akademik Drop Out (DO) berdasarkan peraturan yang berlaku dalam pedoman pengelolaan beasiswa Bidikmisi dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). “Cuma, ya kita juga banyak pertimbangan lain. Tidak baik juga kalau kita hanya memperturutkan peraturan secara rasional tanpa berlandaskan emosional,” jelasnya ketika ditanyakan terkait alasan tidak memberikan sanksi DO kepada para pelanggar Bidikmisi itu. Menurutnya, dengan dicabutnya kepemilikan beasiswa tersebut sudah bisa menimbulkan efek jera bagi mahasiswanya. Ia juga berkeyakinan, mahasiswamahasiswa lainnya akan berpikir dua kali sebelum mengambil hak orang lain dalam penerimaan beasiswa Bidikmisi tersebut. “Yang pasti kita harus cabut beasiswanya dan tidak boleh menerima beasiswa lagi,” tegasnya. Kesempatan untuk menggantikan mahasiswa yang telah dicabut beasiswanya pun dibuka lebar bagi mahasiswa lainnya yang memenuhi syarat, namun masih dalam tahun angkatan dan jurusan yang sama. “Bisa saja kemungkinan besar para penggantinya ini dari mahasiswa yang dikenai UKT Nol,”

YA BUT BIDIKMISI-N

MEREKA YANG DICA

Muhammad Jafar Al-Qadri Mansyur PGSD (1347040027) Dewi Yuliana Sari Pendidikan Koperasi (1391042007) Iin Tolino Pendidikan Geografi (1315040002) Diah Rezky Fauziah Pendidikan Geografi (1315440004) Sudirman Penjaskesrek (1331040040) Sitti Aminah Pendidikan Matematika (1311040020) Ris Ariska PGSD (1347040042) Asnita Ahmad PGSD (1347042046) M. Silfran Pend Adm Perkantoran (1364041001) Rusni Pendidikan Biologi (12140420001) Ismail Teknik Mesin (1122040003)

SUMBER: BAAK UNM GRAFIS: KASDAR-PROFESI

tambah pria yang juga dikenal sebagai pakar Hukum ini. (imr)

Wisuda Tetap Tiga Kali Setahun CIVITAS akademika ternyata tak perlu khawatir. Pelaksanaan wisuda yang berembus di kalangan mahasiswa bakal dirampingkan menjadi dua kali dalam setahun ternyata tidak berdasar sama sekali. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Ismail Muchtar ketika dikonfirmasi terkait pelaksanaan wisuda tersebut. “Isu itu tidak benar. Pelaksanaan wisuda tetap tiga kali dalam setahun dalam rentetan waktu 4 bulan,” bantahnya. Ditambah lagi, menurut Ismail, jika wisuda hanya dua kali dalam setahun ditakutkan mahasiswa yang telah yudisium akan lebih lama menunggu waktu wisudanya. “Kasihan juga itu mahasiswa yang sudah yudisium lama menunggu waktu wisudanya,” katanya lagi.

Selain itu, alasan untuk tetap memberlakukan aturan pelaksanaan wisuda yang sama di setiap tahunnya dikarenakan kapasitas ruangan yang tidak memadai. Apabila wisuda dilakukan hanya dua kali dalam setahun, dikhawatirkan mahasiswa akan membludak sehingga gedung atau tempat pelaksanaan wisuda tidak mampu menampung mahasiswa. “Ini saja yang tiga kali setahun gedung Amanagappa masih tidak cukup menampung mahasiswa dan orang tuanya,” jelasnya. Ismail bahkan mengharapkan jika wisuda diadakan 4 kali dalam setahun. Akan tetapi keinginan Ismail Muchtar menggelar wisuda 4 kali setahun untuk saat ini belum mendapatkan respon apapun dari pihak birokrasi lainnya. Usulan

Ini saja yang tiga kali setahun gedung Amanagappa masih tidak cukup menampung mahasiswa dan orang tuanya, Kepala BAAK, Ismail Muchtar

tersebut menurutnya memakan anggaran yang lebih banyak lagi ketimbang melaksanakannya tiga kali dalam setahun. (sdr)

Nilai KKN dan PPL Belum Rampung

NILAI mahasiswa yang mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan XXIX dan KKN-PPL Terpadu Angkatan VII 2013 hingga kini belum rampung sepenuhnya (28/12). Pasalnya, sudah tiga bulan lamanya pasca penarikan Oktober lalu, nilai hasil pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat tersebut seharusnya sudah ada di tangan pihak program studi (prodi) masing-masing fakultas. Ibrahim Arifin, salah satu mahasiswa yang mengikuti program KKN-PPL Terpadu Angkatan VII, mengaku penasaran dengan nilai yang akan diperoleh dari hasil KKN dan praktik mengajarnya di sekolah. “Saya selalu bertanya sama teman-teman yang saya ang-

gap tahu perihal tersebut, tapi katanya belum ada nilai yang keluar dari pihak yang bertanggung jawab mengenai hal itu. Padahal sudah lama selesai penarikannya” ungkapnya. Menjawabnya, Rusyadi selaku Ketua program KKN Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), mengakui keterlambatan sejumlah nilai mahasiswa yang mengikuti program KKN ini. Menurutnya, kejadian ini bukan kali pertama, melainkan tiap tahun selalu saja ada keterlambatan penginputan nilai. Rusyadi mengatakan aturan yang sebenarnya adalah setiap dosen pembimbing harus segera merampungkan semua laporan KKN-PPL mahasiswa beserta rekap hasil penilaian terhadap mahasiswa bimbingan-

nya paling lambat satu minggu pasca penarikan. Namun, nyatnaya masih banyak dosen yang selalu saja melewati batas waktu yang telah ditentukan. Masih Rusyadi, proses pengedaran nilai ke fakultas masing-masing akan dilakukan bertahap. Ia pun mengatakan jika sudah ada nilai yang diedarkan sejak tiga minggu pasca penarikan. Selain itu, jika ada mahasiswa yang dalam kondisi genting sangat membutuhkan nilai tersebut dalam hal seperti untuk pengajuan skripsi maka pihaknya akan mengusahakan percepatan pengurusan nilainya. “Yah, persoalan ini nantinya akan dirapatkan bersama, guna tidak terjadi lagi keterlambatan keluarnya nilai KKN dan PPL mahasiswa,” tutupnya. (sus) Streaming: radioprofesi.com


InfoAkademik Akademik 15 Info

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Honor Pegawai Dihapuskan

DENGAN berlakunya kebijakan pemerintah pusat yang meniadakan honorarium bagi pegawai mendapat respon positif dari berbagai petinggi di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). Rektor UNM, Arismunandar mengatakan saat ini telah diberlakukan kebijakan pemerintah yang tak lagi memberi honorarium bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Misalnya, saya adalah PNS, tapi saya juga rektor. Olehnya, dalam posisi saya menjabat sebagai rektor tak boleh lagi dapat honor karena dianggap menjadi tugas pokok,” ujarnya. Dulu, jabatan sebagai rektor akan mendapatkan uang tambahan jika menandatangani ijazah alumni. Namun, kini hal tersebut dianggap sebagai tugas pokok, sehingga tak

diperbolehkan untuk diberi honor. Menurut Arismunandar, dalam konteks pemberian anggaran kinerja yang telah diberlakukan Juli 2013, kata honor mulai dihapuskan dan kompensasinya ialah pemberian tunjangan berbasis kinerja. Yang berarti setiap pegawai akan mendapatkan tunjangan tersebut per bulan sesuai dengan kinerjanya. “Senat itu kan dulunya berke-

Guru Harus Bersertifikat Pendidik

DI tahun 2015 nanti, jika ingin mendapatkan sertifikat pendidik, ada dua jalur yang bisa ditempuh. Jalur pertama, setiap alumni Strata I (SI) baik negeri maupun swasta akan bersaing bersama dilingkup nasional untuk lulus seleksi tahap I, program pengabdian. Tahap ini polanya mirip dengan SM-3T yakni mengabdi selama setahun di sekolah terpencil. Setelah itu, lanjut ke tahap II, PPG. Tahap ini nantinya juga akan disaring kembali. Belum tentu selesai mengabdi selama setahun, dapat lulus penyeleksian PPG. Setelah mengkikuti proses keseluruhan barulah dinyatakan berhak mendapatkan sertifikat pendidik. Jalur kedua bernama Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) yang terselenggara beberapa tahun sebelumnya. Program ini diikuti sejumlah mahasiswa dari daerah terpencil yang lulus seleksi sepeti Papua dan Kalimantan untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri Makassar sambil mengikuti

Streaming: radioprofesi.com

program PPGT. Sehingga mereka tak akan meraih gelar SI jika belum mendapatkan sertifikat pendidik. Pernyataan ini diungkapkan Abdullah Pandang, selaku Direktur Program Pengembangan Profesi Guru (P3G) UNM. Kedepannya, semua calon guru harus memiliki sertifikat pendidik baru bisa mengikuti prosesi penyeleksian Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Itu sudah aturan dari pusat dan akan berlaku 2015 mendatang. Tujuannya tidak lain ialah bagaimana menciptakan seorang guru yang profesional dan mampu mendalami keilmuannya masing-masing,” ujarnya. Namun, bagi yang telah berstatus sebagai guru, jika tahun 2016 nanti belum memiliki sertifikat pendidik karena tak lulus program Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG), maka kesahihannya sebagai guru patut dipertanyakan. “Yang sudah menjadi guru, kalau 2016 nanti tak memiliki sertifikat pendidik, maka profesinya akan di-

alihkan menjadi pegawai administrasi,” ungkap dosen jurusan Bimbingan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini. Menurutnya, program-program yang berjalan nantinya, juga merupakan salah satu upaya pemerintah mengatasi berbagai persoalan pendidikan Indonesia saat ini. Di antaranya, dapat menambah tenaga pendidik di sekolah-sekolah terpencil, sekaligus melatih mental guru agar tak menjadi guru yang cengeng. Secara terpisah, Andriansyah, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, setuju dengan program yang akan diberlakukan nantinya. Menurutnya, saat ini untuk menjadi guru di Indonesia jangan hanya bermodalkan ijazah SI dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) di atas rata-rata. Tapi memiliki skill dan pengalaman mengajar yang menjadi modal utama untuk menjadi guru yang profesional di bidangnya. (sus)

giatan ataupun tidak berkegiatan tetap posisi dia sebagai senat harus dibayar dengan honor yang sama tiap bulannya, sekarang tidak lagi. Mereka akan diberi tunjangan kalau berkegiatan di luar dari tujuan dan fungsinya,” terang Rektor dua periode ini. Sementara itu Abdulllah Pandang, selaku Ketua P3G UNM, setuju dengan kebijakan tunjangan berbasis keinerja tersebut. Pasalnya, hal ini salah satu pemacu semangat pegawai untuk mencapai targetan kerja tiap harinya. Walau-

pun berstatus pegawai yang sama, bisa saja salah satunya mendapat tunjangan yang lebih besar karena pencapaian targetan kerja berlebih. Sehingga pegawai dituntut untuk lebih produktif lagi dalam bekerja. “Jadi datangnya pukul 7.30, pulangnya pukul 17.00, selama rentang waktu itu pegawai dituntut untuk menyelesaikan targetan kerja yang harus diselesaikan hari itu. Jadi bisa saja misalnya, kepala biro lebih banyak mendapatkan tunjangan ketimbang rektor,” tutupnya. (sus)

KKN dan PPL

Pendaftaran Dibuka Akhir Januari

KABAR gembira bagi mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang akan mengisi kegiatan akademiknya di awal tahun 2014 dengan mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Praktik Lapangan (PPL). Hanya saja program ini hanya bisa diikuti mahasiswa yang dinyatakan lulus persyaratan mengikuti kedua program tersebut. Sekretaris KKN, Alimuddin, mengatakan jika belum ada jadwal pasti untuk membuka pendaftaran program tersebut. “Rencananya minggu ke-3 Januari baru dibuka, tapi untuk kepastiannya akan dirapatkan dulu dengan pihak universitas,” ujar guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini. Muhammad Ardi, selaku

ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) membenarkan informasi tersebut. Program KKN-PPL yang pelaksanaannya akan dilangsungkan Februari mendatang, rencananya jadwal pendaftarannya akan segera dibuka dalam waktu dekat ini. Sementara, biaya pendaftarannya, Ardi belum bisa pastikan apakah ada perubahan tarif pendaftaran. “Biayanya belum tentu sama dengan yang dulu, kalau sewa transportasi mengalami kenaikan maka biayanya juga akan dinaikkan,” ujarnya. Sama dengan tahun sebelumnya, jumlah mahasiswa yang mengikuti program di awal tahun biasanya lebih sedikit. Sehingga, jumlah kabupaten yang akan menampung mahasiswa nantinya pasti akan dikurangi. (sus)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

Seni & Budaya www.profesi-unm.com

Jaring Aiaspirasi v Jejaring Sosial SIAPA yang tak kenal Twitter? Di zaman yang serba internet kini setiap orang tentu mengenalnya. Bahkan, sebagian mahasiswa menjadikannya sebagai “candu” untuk mengisi waktu luangnya. Tak jarang pula, salah satu social media yang sedang tren di kalangan anak muda itu menjadi “senjata” bagi sebagian orang untuk berbagi informasi maupun menyuarakan aspirasinya. Mereka bergerilya lewat akun-akun pseudonim, akun yang tidak menggunakan identitas aslinya. Tidak berbeda halnya di kampus UNM, ada banyak akun-akun pseudonim yang muncul demi membagikan informasi terkait UNM kepada civitas akademika. Akun twitter yang menjamur di jejaring sosial terkadang mengatasnamakan universitas, fakultas, jurusan, maupun program studi. Bahkan nama angkatan, organisasi, mau-

pun julukan menjadi pilihan nama bagi para pelaku akun pseudonim tersebut. Tujuannya pun tidak jauh beda, mereka melayangkan tweet berisi kritik seputar kampus, ada juga yang tweet fenomena mahasiswa, informasi seputar perkuliahan dan tugas ataupun tweet tentang info kehilangan. Lihat saja, salah satu akun

Hati-hati Berkicau SEMAKIN menjamurnya akunakun pseudonim merupakan hal yang lumrah bagi salah satu selebritis twitter Makassar @Panaicera_. Ia memaparkan, akun-akun anonim tersebut tidak sekadar menghibur, tapi dapat bermanfaat pula bagi follower. Selain info-info yang baru terjadi, info tentang event-event yang berlangsung juga bisa cepat di-update. “Yah, intinya akun anonim itu juga salah satu media broadcaster yang sangat bermanfaat saat ini,” ungkap pria bernama lengkap Auv Abdulrahman ini. Di Twitter kita bisa mendapatkan informasi, berita, pengetahuan, edukasi, tren terbaru dan hiburan. Hiburan ini berbentuk tweet – tweet menarik dan unik dari akun twitter milik seseorang. Tweet yang lucu atau puitis, garing atau inspiratif, cerita pengalaman pribadi atau sekedar mengutip ucapan seseorang banyak disukai. Tak heran, banyak orang yang membuat akun twitter anonim dengan berbagai ciri khas dan keunikan tersendiri sehingga banyak orang tertarik untuk mem-follow dan me-retweet tweet dari akun tersebut. Meskipun demikian, ia mewanti-wanti pemilik akun pseudonim lainnya. Mereka harus tetap berhatihati dalam meng-update status pada akun tersebut. Karena, sudah ada undang-undang yang mengatur terkait hal itu. “Janganlah berkicau berlebihan tetaplah digaris yang masih memiliki etika, pun jika meng-

Urai data, ungkap fakta, saji berita

kritik, kritiklah dengan cara-cara yang baik, meskipun pemiliknya tidak diketahui,” himbaunya. Oleh karena itu bersembunyi di balik identitas anonim tidak selamanya aman, karena kecanggihan teknologi mampu membongkar siapa administrator dari akun tersebut. Namun, selama tidak ada pengaduan dari pengguna atau masyarakat tentang akun anonim itu, maka administrator tetap bebas berkomentar dan sebagai followers perlu memilah informasi mana yang benar dan tidak benar. (lel)

pseudonim dengan embel-embel nama UNM begitu mudah ditemui dengan jumlah pengikut yang tidak sedikit. Sebut saja akun @kampus_unm yang hingga kini memiliki pengikut lebih dari 3000 orang. Pemilik akun @kampus_unm mengaku kicauannya di dunia maya selama ini tidaklah hanya sebatas informasi terkait UNM. Ia kerap kali melayangkan kritik terhadap kebijakan kampus UNM melalui twitter. “Kalau selama saya buat itu mixer, saya arahkan ke kritik dan informasi yang paling sering,” ungkap pemegang akun yang merupakan mahasiswa angkatan 2008 ini. Apalagi, tambahnya, akun yang dimilikinya tidaklah resmi milik universitas. Selain itu, dengan menyembunyikan identitas aslinya, maka tanpa ragu ia bisa dengan mudahnya menyalurkan aspirasi lewat akun yang dibuatnya sejak tahun 2012 itu, tepat ketika film Republik Twitter selesai ia tonton. Pihak universitas yang “gaptek” alias gagap teknologi dengan perkembangan tren menyebabkan menjamurnya akun-akun yang mengatasnamakan jurusan maupun fakultas. Akun lainnya, @kampus_ungu yang melandaskan diri pada Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) mengaku membuat akun yang pro mahasiswa. Dimana sebagian besar kicauannya dominan mengkritik kebijakan kampus. “Tidak semua, tapi lebih dominan tweetnya mengkritik kebijakan kampus sekaligus menjadi wadah diskusi yang sehat bagi mahasiswa dengan memunculkan wacana terkait kebijakan kampus,” jelas mahasiswa FBS ini. (lel)

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

140 Karakter yang Digemari TWITTER yang didirikan oleh Jack Dorsey pada bulan Maret 2006 silam telah menjadi salah satu dari sepuluh situs yang paling sering dikunjungi di dunia maya saat ini. Tingginya popularitas twitter menyebabkan layanan ini telah dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk beragam keperluan. Misalnya sebagai sarana protes, kampanye politik, sarana pembelajaran, dan sebagai media komunikasi darurat. Fasilitas yang disuguhkan twitter ini telah menyebarkan fenomena cukup pesat, yakni akun anonim. Akun anonim lebih tepat disebut sebagai akun pseudonim atau dalam bahasa Indonesia berarti akun yang menggunakan nama samaran. Hal ini yang menjadikannya sangat digandrungi oleh masyarakat terkhusus anak muda. Mengapa twitter dengan akun pseudonim sangat digandrungi? Nah ini dia beberapa kelebihan dari twitter itu sendiri. Meskipun orang banyak mengeluh tentang batasan kicauan update status yang difasilitasi twitter hanya 140 karakter, tapi batasan itu justru menjadi salah satu keunggulannya. Karena dari jumlah yang sedikit itu, informasi akan lebih singkat dan lebih mudah untuk dibaca. Update timeline cepat, setiap menit update beranda di twitter pasti bertambah. Akan tetapi, kita harus mengikuti akun yang bisa memberikan manfaat, seperti halnya berita, atau informasi olahraga, sehingga bisa membuat kita berjejaring sosial tidak sia-sia. Tak hanya itu, pertemanan yang ditawarkannya pun tidak terbatas. Jikalau jejaring sosial lain memiliki jumlah pertemanan terbatas, seperti facebook yang membatasi teman hanya 5000, di twitter pertemanan bisa sampai jutaan. (lel/int).

Streaming: radioprofesi.com


Iklan

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

17

www.profesi-unm.com

2014 i r a u r b e F 5-9

Biar mamo untuk anak SMA ji, mau ka’ mendaftar juga deh!!

Be Creative Be Natural as a Journalist Bagi kalian siswa SMA sederajat yang tertarik di bidang

JURNALISTIK, ayo ikuti

DIKLAT JURNALISTIK ABU-ABU Selain dapat ilmu tentang jurnalistik, kalian juga akan difasilitasi:

-

Penginapan (karantina) ATK Konsumsi Kunjungan Media Widyawisata Sertifikat

LOMBA

LOMBA

FOTO

MADING

KONTRIBUSI Rp 250ribu/ orang

LOMBA

MENULIS

Follow ki juga disini nah:

Hihi....tolo. Untuk anak SMA ji kasian...

LPPM Profesi UNM @Profesi_Online

Redaksi LPPM Profesi UNM:

Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No. 1 Parangtambung, Makassar | Telepon: (0411) 887964 Email: profesi_unm@yahoo.com |Website: www.profesi-unm.com Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


18

Opini

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Korupsi Masuk Kampus, Save UNM!

Almamater

Ego Plus Provokasi Picu Tawuran SUARA gaduh di pelataran parkir membuatku terusik, terlihat mahasiswa berhamburan. Ada yang menyelamatkan motornya. Ada yang datang membawa parang sembari menutup wajahnya. Pun ada yang hanya bengong diam melihat teman-temannya berlari Isnawaty Sjachrun* menuju arah keributan. Beberapa saat kemudian, seorang mahasiswa entah darimana datangnya berlari sambil memegangi perutnya yang tertancap busur, perhatian pun tertuju pada mahasiswa tersebut. Spontan hal ini mengundang emosi mahasiswa lain ketika melihat ada rekannya yang terkena busur. Hanya hitungan menit, tawuran pun pecah. Tapi, ternyata setelah aksi tawuran selesai, diketahui mahasiswa tersebut tidak terkena busur dan hanya memprovokasi. Kejadian di atas, hanyalah salah satu cerita di balik aksi tawuran yang terjadi di kampus UNM Parangtambung. Tawuran memiliki cerita panjang tiada akhir, ibarat sinetron Indonesia yang sengaja dibuat-buat hanya untuk menarik perhatian, hingga ceritanya sudah tak berbobot lagi. Itulah aksi tawuran di Universitas Negeri Makassar (UNM) yang sudah puluhan tahun terjadi dan telah menelan korban jiwa tapi tidak pernah ditemukan titik terang akan penyelesainnya. Provokasi. Kata sandi ini seharusnya menjadi pekerjaan rumah bagi para petinggi kampus untuk memecahkannya. Jika menengok ke belakang, setiap adanya aksi tawuran, pasti ada orang yang memprovokasi. Hal ini mungkin belum diketahui atau kita memang pura-pura tidak mengetahui. Sebagai orang intelek, sebenarnya kita harusnya malu karena sangat mudah terprovokasi. Emosi mudah terbakar karena berita yang memerahkan telinga dan merasa terhina ketika mendengar desas desus yang menyinggung harga diri ibarat secarik kertas yang terbakar karena tersulut puntung rokok. Pihak UNM hendaknya membentuk tim investigasi di lapangan. Tim ini dibentuk untuk menyelidiki pemicu aksi tawuran dan dalang intelektual dibalik ini semua. Karena yang terjadi, belum ada penyelesaian dari aksi tawuran yang menyentuh akar permasalahannya. Beranikah para petinggi UNM melacak sang provokator dalam setiap aksi tawuran???? Efek Jera Puluhan tahun aksi tawuran sering terjadi di UNM, bahkan telah merenggut tiga nyawa, namun belum ada sanksi yang mampu memberikan efek jera kepada para pelaku tawuran. Sanksi Drop Out (DO) telah diberikan kepada pelaku tawuran, tetapi itu, hanya berlaku bagi mahasiswa yang terbukti secara hukum melakukan tindak kejahatan. Pihak kepolisian pun tidak bisa menindak semua pelaku tawuran apalagi itu seorang pelajar/mahasiswa. Tidak ada tindak pidana, tidak bisa dipidanakan, cuma dilakukan peringatan. Pemerhati sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, selama pencegahan tawuran pelajar/mahasiswa hanya dilakukan melalui imbauan dan penyuluhan, selama itu pula tawuran pelajar/mahasiswa akan terus terjadi. Menurutnya, tawuran pelajar/mahasiswa merupakan bentuk kekerasan khas karena para pelakunya tidak bertindak atas dasar politik atau ekonomi, tetapi untuk identitas kebanggaan. Kebijakan yang perlu diambil harus bersifat perombakan sistem yang lebih represif. Dengan begitu, tak mungkin ada warisan kultur kekerasan ke generasi selanjutnya. Lalu mengapa UNM tidak memberikan sanksi akademik atau warning bagi siapapun mahasiswa yang terlibat tawuran. Sanksi yang diberikan adalah DO bagi mahasiswa yang secara aktif terlibat tawuran, baik menyerang dengan batu, melakukan pengrusakan, pembakaran menggunakan senjata tajam dan aksi lainnya. Dengan demikian, para mahasiswa akan berpikir dua kali jika ingin melakukan tawuran karena resikonya adalah DO. Hal ini sejalan dengan harapan Mendikbud, Mohammad Nuh yang mengatakan tawuran tidak bisa ditolerir lagi.Kekerasan di kalangan pelajar/mahasiswa harus segera dihentikan dengan upaya apapun. Kemendikbud akan memakai kewenangan dalam memberikan sanksi dan penghargaan untuk mencegah tawuran di kalangan mahasiswa. Sanksi yang disiapkan mulai dari peringatan, pencopotan pimpinan, penutupan sementara atau seterusnya untuk program studi tertentu, hingga penurunan akreditasi. Jika sanksi ini bukanlah isapan jempol belaka, maka UNM harus siap-siap menerima sanksi karena tawuran kembali pecah. (*) *Penulis adalah Bendahara Profesi periode 1999-2000 Urai data, ungkap fakta, saji berita

D

Andi Ade Aqsa*

unia pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi kemajuan bangsa ini, alokasi 20 persen APBN dalam sektor pendidikan seharusnya digunakan semaksimal mungkin untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan nantinya akan lahir manusia-manusia intelektual yang dengan pemikirannya dapat membawa perubahan bagi kehidupan bangsa ini. Hanya saja harapan tak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Ada demikian banyak fakta sosial yang hadir di negeri ini, sebagaimana satu terma ini yakni “Korupsi” mampu menimbulkan efek yang sangat luar biasa. Mulai dari penegakan hukum dan layanan masyarakat jadi amburadul. Kita bisa lihat dari mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) hingga sidang kasus tilang yang tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Kemudian pembangunan fisik yang terbengkalai seperti jalanan rusak atau gedung sekolah reyot tak layak pakai. Mulai dari mengorbankan kualitas bahan bangunan, mereka bisa mengantongi uangnya sampai membuat proyek yang sebenarnya tidak perlu. Dan sekarang warning untuk UNM! Menurut data ICW (Indonesia Corruption Watch) dari tahun 2003 hingga 2013, terdapat 296 kasus korupsi di bidang pendidikan Indonesia dengan jumlah tersangka 479 orang dan indikasi kerugian negara mencapai Rp 619 mil-

liar. Dana pendidikan yang paling sering dikorup adalah Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Operasional Pendidikan. Modusnya pun beragam. Modus korupsi yang paling sering dilakukan antara lain penggelapan dana dan markup dalam proyek. Pepatah Jerman mengatakan “Wenn Gauner sich streiten, kommt die Wahrheit ans lich “ yang artinya, ketika para bajingan mulai bertengkar, maka saat itulah kebenaran mulai terungkap. Entah ada apa dengan UNM, kampus kita. Gejala berentetan yang hadir, mulai dari kasus PKM, konflik mahasiswa, dan terakhir kasus markup anggaran seakanakan menunjukkan clash Interest (konflik kepentingan) mulai memanas. Wajar saja jika sekiranya hal ini menimbulkan spekulasi, mengingat peristiwa-peristiwa ini berentetan terencana. Bahtera Phinisi yang demikian megah pun berguncang ,saat Kepala BAUK UNM, Syatir Mahmud ditetapkan oleh pihak kepolisian sebagai tersangka kasus dugaan korupsi anggaran pengadaan properti kampus. Dan segenap civitas akademika UNM harus merespon dengan segera karena ini menyangkut citra institusi kampus pencetak guru kita. Anggota Senat UNM pun tak boleh hanya tinggal diam. Seyogyanya langkah konkret yang dibutuhkan. Idealnya, telah dilakukan pemberhentian sementara untuk orang-orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh

pihak kepolisian, sehingga dalam proses hukum yang dilakukan pada orang tersebut tidak lagi melekat identitas institusi. Dan segenap stakeholder kampus tentunya harus kooperatif dalam membantu dan mengawal kasus ini hingga selesei, bukan malah apatis. Terlebih lagi dengan para aktivis kampus 9 Mata Orange idealnya duduk bersama menyatukan visi perjuangan, progresif melakukan pengkajian agar setiap mahasiswa tahu kondisi yang terjadi dan juga melakukan pengawalan terhadap pihak kepolisian. Bahkan pengawalan sampai ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan senantiasa melakukan pressure (tekanan) untuk mempercepat proses hukum yang berjalan. Karena efek lamanya proses hukum yang berjalan mampu untuk meloloskan tersangka dengan begitu banyak permainan. “Bukan uang sedikit ini boss, apalagi ini uang rakyat!” Sungguh ironis melihat kondisi civitas akademika UNM hari ini yang hanya pasif mengetahui kondisi kampus yang telah terinjeksi virus-virus korupsi. Jangan sampai peristiwa memalukan ini lenyap begitu saja tanpa ada yang harus bertanggung jawab. Idealnya, setiap elemen, baik dosen, pegawai maupun mahasiswa harus berjuang bersama untuk mengawal kasus ini sekalipun dalam koridor yang berbeda dengan satu target: SAVE UNM! (*) *Penulis adalah Ketua BEM FMIPA UNM periode 2013-2014

Berbuat Baik = Karakter Baik

B

erbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini, diantaranya meningkatnya konflik yang berujung pada tindakan kekerasan (violence) salah satunya ditengarai sebagai akibat memudarnya karakter yang di miliki oleh warga negara. Penyebab diantaranya adalah derasnya gelombang globalisasi yang telah membius masyarakat Indonesia. Akibatnya, kita seolah-olah lupa karakter sebagai bangsa yang memiliki kekuatan sosial budaya bangsa yang merdeka. Meskipun konflik adalah kenyataan hidup yang tidak dapat terhindarkan dan akan selalu ada dalam kehidupan manusia. Hanya saja, determinan konflik yang terjadi dewasa ini adalah konflik yang cenderung mengarah pada wujud tindakan kekerasan yang berdampak pada kerusakan fisik, mental dan sosial. Padahal sekiranya didasari bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk (baca-Multikultural) yang tentunya memiliki perbedaan-perbedaan yang jikalau dapat dipahami akan menjadi kekuatan dan sekaligus rahmat bagi masyarakatnya. Sebagaimana yang diutarakan oleh Fisher, kekerasan biasanya disebabkan oleh saluran dialog dan wadah untuk mengungkapkan perbedaan pendapat yang kurang memadai, ketidaksepakatan, dan keluhan terpendam yang tidak didengar dan diatasi, serta ketidakstabilan, ketidakadilan, dan ketakutan. Pendidik seharusnya dapat menyebarkan “penyadaran, pembudayaan dan pemberdayaan” akan hakekat “berbuat baik” (karakter baik) melalui kontribusi semua mata kuliah. Tentunya, sikap tidak hanya diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh dan teladan. Tanda Kehancuran Bangsa Profesor pendidikan dari Cortland

Jumadi Sahabuddin* University mengungkapkan tentang sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai membawa sebuah bangsa menuju ruang kehancuran. Adapun tanda-tanda yang dimaksud adalah; meningkatnya kekerasan dikalangan remaja; penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk; pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan; meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas; semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; menurunnya etos kerja; semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru (pendidik); rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga Negara; membudayanya ketidakjujuran, dan adanya rasa saling curiga dan kebencian di antar sesama. Kesepuluh tanda-tanda kehancuran zaman tersebut, rupanya sudah di depan mata. Lantas apa upaya yang mesti dilakukan? Saya mengutip sebuah pandangan bahwa bangsa Indonesia memiliki akar karakter baik dan unggul sosial budaya, sehingga tentunya bangsa ini harus kembali ke karakternya sebagai bangsa yang merdeka. Oleh karena itu, patutlah kiranya pendidikan karakter menjadi ‘keharusan’. Thomas Lickona (Udin, 2009) dalam bagian tulisannya mengutarakan bahwa substansi karakter baik dapat dimaknai sebagai kehidupan berperilaku baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam semesta dan terhadap diri sendiri. Ada kecenderungan sebagian diantara kita sudah melupakan the virtuous life atau kehidupan yang penuh kebajikan, termasuk di dalamnya self-oriented virtuous atau kebajikan terhadap diri sendiri, seperti self control and moderation atau pengendalian diri dan kesabaran; dan otheroriented virtous atau kebajikan terhadap orang lain, seperti generousity and

betapa kepribadian manusia mendominasi 80 persen dari kehidupan seseorang, dibanding dengan 20 persen kecerdasan otaknya. compassion atau kesediaan berbagi dan merasakan kebaikan. Disamping itu, dengan kondisi masyarakat Indonesia yang multicultural, maka sesungguhnya salah satu sikap penting untuk dimiliki adalah sikap rendah hati atau mau menerima kenyataan bahwa tidak ada seorangpun yang memiliki kebenaran absolute. Pendidikan karakter yang memiliki muatan-muatan karakter baik dan kuat (sifat, sikap, dan perilaku budi luhur, akhlak mulia) menjadi modal dasar pengembangan individu dan bangsa di masa depan. Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Inteligence menyatakan betapa kepribadian manusia mendominasi 80 persen dari kehidupan seseorang, dibanding dengan 20 persen kecerdasan otaknya. Para teknokrat di dunia barat sadar betapa pun kemajuan dicapai, dapat menjadi perusak bila tidak dibekali dengan penimbangan karakter yang di dalamnya menggabungkan kaidah-kaidah etika, moral dan agama. Pernyatan William Franklin “Billy” Graham Jr bahwa “When wealth is lost, nothing is lost. When health is lost, something is lost. When character is lost, everything is lost”. (Bila kekayaan hilang, belum ada sesuatu yang hilang. Bila kesehatan hilang, barulah ada sesuatu yang hilang. Bila karakter hilang, berarti segalanya hilang). (*) *Penulis adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNM Streaming: radioprofesi.com


Sastra

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

Dunia Maya

Verifikasi Bidik Misi

KRISTA dengan asyiknya bermain di warnet dekat rumahnya. Dia sedang online menggunakan facebook. Mahasiswa S1 semester pertengahan ini ke warnet untuk mengirim tugas melalui email. Setelah mengirim, dia punya banyak waktu untuk bermain di internet. Dia menemukan akun facebook yang berasal dari Marauke. Melihat foto-fotonya, pemilik facebook itu adalah seorang polisi. Wajahnya gagah. Statusnya lajang. Umurnya lebih tua dua tahun dari Krista. Krista mengirim permintaan pertemanan kepada pemilik facebook bernama Mulya Pratama. Rasa penasaran Krista merambat karena membaca biodata dari FB Mulya Pratama. Di kota Marauke sana. Letaknya di sebuah rumah sederhana, terlihat sepasang suami istri beserta seorang anak kecil. Sang istri sedang menyusui si kecil. Sementara yang laki-laki sedang menghadapi laptopnya. Dia sedang membuka facebooknya. Segera membuka sebuah pemberitahuan. Permintaan pertemanan dari seseorang. Krista Adinda. Seorang mahasiswa dari Samarinda. Berselang beberapa menit, Krista sudah dikonfirmasi. Mereka berkenalan. Ketawaketiwi. Saling bercanda seperti orang yang sudah lama kenal. Nomor HP tertukar. Rayuan Mulyadi, pemilik FB Mulya Pratama sekali-kali diluncurkan. Mereka cepat akrab di dunia maya. Mulyadi mulai sering menghubungi Krista baik melalui FB, maupun HP. Dia tergoda juga dengan kecantikan foto-foto Krista. Kulit putih bersih. Tubuh superlangsing. Rambut lurus panjang terurai. Sangat sesuai dengan selera Mulyadi. Di sisi lain, Krista merasa Mulya Pratama memiliki banyak kemiripan dengan dirinya. Prinsip, pribadi, dan hobi ada kemiripan. Krista mulai termakan rayuan gombal. Tak tangung-tanggung, Mulyadi menjadi teman curhatnya. Tak ada lagi rahasia tentang dirinya tanpa sepengetahuan Mulyadi. Bahkan, kini Krista lebih banyak menghubungi Mulyadi daripada dia yang dihubungi. Mulyadi seperti menemukan gunung emas di padang pasir yang luas. Timbul satu rasa yang mengikat di antara mereka. Krista menemukan teman curhat. Sementara Mulyadi memiliki satu hal yang dia rasa harus dipuaskan. Rasa itulah yang membawa mereka pada status pacaran. Mulyadi tahu persis tempat tinggal Krista. Dia sudah beberapa kali menginjakkan kakinya di Samarinda. Ini karena pekerjaannya. Karena pekerjaannya, Mulyadi sudah pernah keliling Indonesia. Keluar dari Indonesia pun telah sering. Dunia baginya sangat kecil. Anak istrinya sering ditinggalkan di Marauke. Makanya, mudah sekali baginya untuk selingkuh. “Besok aku akan berangkat ke Samarinda. Aku dipindahtugaskan,” kata Mulya Pratama saat menelpon Krista. Dengan hati girang Krista bertanya, “Jadi tibanya?” “Tiga atau empat hari ke depan karena kapal yang kutumpangi transit dulu di Makassar barulah berlabuh ke pelabuhan Pengumpul Samarinda.” Mendengar kabar itu, Krista sangat senang. Dia senyum-senyum bernyanyinyanyi kecil setelah telepon terputus. Bisa saja dia disangka gila bila ada orang melihatnya. Dia meraih sisir di bawah bantal. Lalu bersolek di depan cermin. Senyum-senyum. Menyisir rambutnya yang terurai. Seakan-akan Mulya Pratama sang polisi sudah tiba di pelabuhan. Pagi-pagi, HP Krista berdering setelah menunggu tiga hari. Sesuai harapannya Mulya Pratama yang menelpon. “Aku sudah tiba di pelabuhan. Kirim alamatnya dong.”

*Anas Regandhi

“Aku tinggal di jalan Sen............ sa........no........tit. krecek.” “Apa? Apa? Suaramu kok putus-putus. Kamu kirim aja. Yang lengkap ya. Sore aku jemput.” Telepon kemudian terputus. Mulyadi berhasil memisahkan diri

Program TV swasta juga memuat berita tentang hilangnya seorang mahasiswa. Itu usaha orangtua Krista dan polisi. Usaha itupun membuahkan hasil. Seorang supir taksi mendatangi polisi dan mengaku pernah melihat Krista. Supir taksi

Puisi

Lelaki tua dan Menyemantik Usia Terseok-seok lelaki tua me­ mungut waktu Jari tangannya meranggas penuh luka dari duka semalam Mengais sisa-sisa kertas fotocopy di hidupnya yang batu Duri-duri debu berguguran oleh langkahnya laksana tilam. Menyemantik usianya seperti gerimis di ujung runcing bambu Terlekat alomorf-alomorf cahaya yang menyenja tabuh Di bibir fonem langit sempat mencairkan kagum Memandang hujan meghunjam tubuhnya yang tugu. Aku memejam-membatin Andai bisa kutemui Tuhan di sini Akan kupinta: ‘Aku ingin menjelma menjadi jiwa lelaki tua itu, walau ­semenit’.

dari kesibukan pelabuhan pagi ini. Dia segera menaiki angkot merah menuju jalan Panglima Batur. Sangat dekat dari pelabuhan. Di jalan itu dia mencari wisma untuk disewa. HPnya bergetar. SMS masuk. Jln sentosa no. 57. Dkt Pura bsr. Sorenya, Mulyadi menjemput Krista. Krista menunggu di depan Pura. Dia takut terlihat oleh mama papanya. Makanya dia berjalan ke depan pura menungu Mulya Pratama. Sebuah taksi berhenti di depannya. “Krista,” sapa penumpang taksi. Taksi pun kemudian melaju menuju Mall Lembuswana. Lalu menuju wisma di jalan Panglima Batur. Di perjalanan, Mulyadi tidak mau berkedip melihat kecantikan dan kemulusan Krista. Dia selalu menelan ludah. Krista seakan terhipnotis. Dia menurut saja ke mana dia dibawa. Dia sedikit kecewa. Mulya Pratama tidak segagah fotonya di FB. Namun kecewa itu tidak bisa menahannya. Dia sudah terlanjur jalan. Keahlian Mulya Pratama merayu diterapkan lagi saat di wisma. Krista sampai kewalahan menghadapinya. Malahan dengan kelembutan, Mulyadi mengajak Krista melakukan yang tidak-tidak. Krista menolak dengan lembut juga. Mulyadi pun semakin penasaran dan nekad. Dia mulai berani mencium Krista. Krista memberontak. Mulyadi semakin bernafsu. Dia menyerang Krista dengan beringas. Perlawanan Krista sangat kecil menghadapi Mulyadi yang kekar. Mulyadi berhasil melumpuhkan Krista. Lalu mengikat tangan dan kaki Krista di empat sudut rosban. Tidak lupa dia menyekap mulut Krista dengan kain. Orangtua Krista melapor ke polisi. Sudah tiga hari anak gadisnya menghilang. Polisi bergerak cepat. Foto Krista disebar di kota Samarinda sebagai info orang hilang.

itu menceritakan semuanya kepada polisi. Polisi pun bergerak menuju wisma. Mulyadi gelisah mendengar serine polisi. Dia mendekati pintu memastikan pintu itu terkunci rapat. Dia lalu bersembunyi di balik lemari. Pelatuk pistol di tangannya siap ditarik. Krista memberontak di rosban semampunya. Polisi mendekati kamar Mulyadi. Mengetuk-ngetuk. Tidak ada jawaban. Polisi kemudian mendobrak pintu kamar. Gedubrak! Pintu pun roboh. Tembakan dari dalam kamar terdengar. Seorang polisi terkena. Jatuh bersimbah darah. Keadaan kacau balau. Penghuni wisma berlarian keluar. Polisi memberikan perlindungan. Beberapa anggota polisi bergerak memasuki kamar Mulyadi. Pistol di tangan mereka siaga. Tembakan terdengar lagi. Kali ini mengenai tembok wisma. Polisi melakukan perlawanan. Berkali-kali timah panas meluncur. Lemari tempat berlindung Mulyadi rusak parah. Mulyadi bergerak. Namun sayang, kakinya tertembak. Polisi segera meringkusnya. Tapi tidak segampang itu. Mulyadi menembak membabi buta. Polisi tersebar berlindung. Tembakan polisi meluncur lagi. Menembus tangan Mulyadi yang memegang pistol. Pistonya terpental. Mulyadi tidak bisa melawan lagi. Dia diringkus dan Krista dilepaskan. Di TKP, polisi memeriksa asal-usul Mulyadi. Diketahui, Mulyadi polisi gadungan. Pekerjaan Mulyadi sebenarnya bandar narkoba di kawasan Asia Tenggara. Dia sudah lama menjadi buronan interpol. Istrinya di Marauke hanya bisa menangis melihat berita Mulyadi di TV. Istrinya juga baru tahu pekerjaan Mulyadi yang sebenarnya. *Penulis adalah Kepala Suku Bengkel Sastra UNM Periode 2009/2010

Redaksi menerima kiriman opini, cerpen, dan puisi mahasiswa UNM. Kirimkan naskah karya Anda ke email: redaksi@profesi-unm.com dengan Subjek: TABLOID UNM dan mencantumkan identitas lengkap pada karya Anda. Atau bisa dengan membawanya langsung ke redaksi LPPM Profesi UNM. Panjang opini maksimal 5000 karakter. Sedangkan panjang cerpen maksimal 9000 karakter. Redaksi berhak memotong naskah yang masuk tanpa mengurangi makna yang ingin disampaikan.

Streaming: radioprofesi.com

19

www.profesi-unm.com

Kunang-Kunang Hujan Butir-butir hujan menghunjam lengan lisan lantaran daun menengadah telah tertelan oleh desahan aroma tanah dari gesekan desakan biluran ­angin mengantarkan kunang-kunang seperti bayang bayang memaksa ingin pada gelap untuk dihinggapi lilin-lilin. Jangan mempermainkan hujan di sini. lirihmu dengan bibir tersulam kegetiran dibasuh ketemaraman malam pada tepian sepi belum sepenuhnya menuai rintih, dan kerlapkerlip kunang-kunang menjadi pertama membunuh hujan di malam penuh gumam. Oleh: Arini Suastika Penulis bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting UNM

Urai data, ungkap fakta, saji berita


Lensa Orange

20

www.profesi-unm.com

Selamat Tinggal 2013

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

Nikmati Kembang Api

Kilau Pinisi

P

ergantian tahun memang sudah sepatutnya disambut dengan sukacita. Meminang tahun baru 2014, sepatutnya menjadi momen merenung dan berbenah diri menuju arah yang lebih baik. Olehnya itu, segenap civitas akademika Universitas Negeri Makassar (UNM) dipimpin oleh rektor Arismunandar bermuhasabah diri di malam pergantian tahun tersebut. Seraya membenamkan diri dalam kekhusukan shalat Isya, rektor beserta jajarannya sekaligus menggelar dzikir akbar di Menara Pinisi, Selasa (31/12). Selain momentum awal memperbaiki kinerja di tahun mendatang, perhelatan doa ini sebagai wujud kesyukuran atas berdirinya gedung berlantai 17 ini. “Selain itu, ini menjadi penanda kita akan menempati gedung baru ini di tahun 2014,� tukas rektor di sela-sela sambutannya. Sebagaimana rektor beserta jajarannya telah resmi mengosongkan gedung rektorat yang lama. Tidak ada rangkaian acara penyalaan kembang api oleh pejabatpejabat menjelang tahun baru 2014. Namun, mahasiswa dan masyarakat sekitar tetap antusias menyalakan kembang api dari sekitar Pinisi. Kebanyakan mahasiswa juga memilih menyaksikan kilau kembang api seantero Makassar dari puncak bakal gedung pusat administrasi akademik Pascasarjana UNM, Tellu Cappa. (*) *Fotografer: Andi Baso Sofyan

Puncak Tellu Cappa

Ceramah Urai data, ungkap fakta, saji berita

Istighfar

Berdoa Streaming: radioprofesi.com


Wawancara Khusus

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

21

www.profesi-unm.com

Prof. Luke Haseler, Ph.D., M.Phil., B.Sc.

Olahraga Tidak Harus Pakai Fasilitas Mewah

B

(Sports Should Not Use Luxury Facilities)

erolahraga sejatinya merupakan kebutuhan setiap individu. Setiap orang memang seyogyanya selalu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya, sebagaimana petuah bijak “mens sana in corpore sano,” yang mengatakan, di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Akan tetapi, berolahraga tidak mesti memanfaatkan alat-alat penunjang yang canggih dan mahal. Dengan bermodalkan seadanya, kesehatan tubuh pun bisa dioptimalkan. Berikut ini merupakan percakapan antara reporter Profesi, Andi Ajip Rosyidi dengan Profesor Luke Haseler yang merupakan Direktur Pusat Penelitian Yayasan Jantung di Australia.

Seberapa penting penggunanan fasilitas penunjang olahraga dalam penelitian dan pelatihan? Actually it is depend on what you want to do and in my opinion, the most important thing is these facilities help people, it is also become equipment that support the research and train program. Actually, for the sake of changes, it is no need to use a lot of equipment, the changes itself is more important. (Sebenarnya ini tergantung dari apa yang ingin anda lakukan dan menurut saya yang terpenting itu menolong orang, di lain sisi ini juga merupakan satu kelengkapan dalam program pelatihan dan penelitian., sehingga mendukung pelatihan tersebut. Sebenarnya untuk sebuah perubahan tidak membutuhkan kelengkapan peralatan yang lebih, tapi perubahannya itu jauh lebih penting)

Apa perbedaan orang yang berolahraga dengan menggunakan fasilitas olahraga dengan yang tidak sama sekali?

I think this is a difficult question to answer. At the end, it will impact the people who use it. We can take a look of one example of Football World cup. Brazil, the country who don’t really have good facilities then they practice together. This reminds us about the best value of world, and I take it as example because I work hard in a little. (Menurut saya, ini merupakan pertanyaan yang sulit untuk menghasilkan buah usaha yang baik. Pada akhirnya ini akan berdampak pada orang tersebut dan satu contoh seperti dalam pertandingan sepak bola di piala dunia. Brazil misalnya dengan satu area yang tidak ada apaapanya lalu mereka latihan bersama. Ini mengingatkan kita bahwa hal itu merupakan satu penilaian

yang baik di dunia dan saya menjadikannya contoh karena saya tidak terlalau mengeluarkan tenaga secara beriringan)

Dewasa ini, kita ketahui bersama kecenderungan orang-orang untuk berolahraga mengalami penurunan. Bagaimana Anda menanggapi hal tersebut? Exercise is actually a primary need in our life. If we want a healthy life, of course our life should be balanced with exercise for our body. This physical exercise can flex our muscle and accelerate the blood stream. So, no matter how busy we are, we should spend some time to do exercise especially in the morning when the air is still fresh (Berolahraga itu sebenarnya merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan. Apabila kita menginginkan pola hidup sehat, tentunya perlu diseimbangkan dengan aktivitas yang mampu melatih gerak tubuh. Gerak tubuh ini nantinya melenturkan otot-otot dan memperlancar peredaran darah. Jadi, sesibuk apapun kita seharusnya kita luangkan waktu untuk berolahraga terutama pada pagi hari saat udara pagi masih segar)

Sebenarnya adakah perbedaan dari segi hasil apabila menggunakan alat fitnes untuk berolahraga dibanding alat sederhana semisal skipping atau bola?

The result is not a far cry. The using of fitness equipment is for fat burning in our body while the traditional equipment is basically for enrich the body movements. Furthermore, even the equipment is traditional, if we do it routine, it would give a good impact of our body. (Kalau outputnya itu tidak jauh beda. Untuk alat-alat fitnes itu lebih untuk alat pembakaran lemak dalam tubuh. Sementara alat-alat sederhana itu pada dasarnya memang olahraga memperkaya gerak. Selain itu, sesedarhana apapun medianya jika berolahraga teratur hasilnya berpengaruh pada kontur-kontur tubuh)

Bagaimana dengan fasilitas pembentuk otot. Apakah orangorang yang otot-

ototnya lebih kekar akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan seseorang?

In general, a stocky muscular body building must have a routine and exercise habits. They have facilities to support more easily the muscles in his body drawn out. Subject matter that does not guarantee health if people had better health muscular level. Moreover, if for muscle development with excessive consumption of milk for the benefit amino models and such. (Pada umumnya binaraga yang berotot kekar tentunya memiliki rutinitas dan kebiasaan berolahraga. Mereka memiliki fasilitas penunjang yang lebih sehingga dengan mudah otot-otot dalam tubuhnya tertarik keluar. Perihal masalah kesehatan itu tidak menjamin apabila orang-orang berotot tingkat kesehatannya lebih baik. Apalagi kalau untuk pengembangan otot dengan mengonsumsi susu amino yang berlebihan untuk kepentingan model dan semacamnya) (*)

PROFILE Education Levels • Bachelor of Science (B.Sc) • Master of Philosophy (M.Phil) • Philosophiae Doctor (Ph.D) Job Title • Associate Professor, School of Rehabilitation Sciences • Director, Heart Foundation Research Centre Research Expertise • The relationship between oxygen delivery and metabolic demand within exercising human skeletal muscle • Skeletal muscle pathophysiology associated with chronic heart failure and chronic obstructive pulmonary disease. Research Interests • Cardiovascular physiology/pathophysiology • Exercise - human • Human skeletal muscle - exercising • Magnetic resonance imaging - human exercise • Magnetic resonance spectroscopy - myocardial metabolism • Magnetic resonance spectroscopy - human skeletal muscle metabolism Current Teaching Areas • Physiology of Exercise

*Andi Ajip Rosyidi Profesi FM - 107.9 MHz Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


kimedakA ofnI 22 Profesiana

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Demi Pinisi, Rektor Pensiun Merokok

MENGAWALI tahun baru 2014, Rektor UNM Arismunandar memulai resolusi pribadinya untuk berhenti merokok. Ia berjanji akan menghentikan kebiasaannya merokok di awal tahun 2014, 1 Januari. Kabar gembira tersebut ia deklarasikan di hadapan jamaah Dzikir dan Doa Bersama yang dihelat di lantai 2 Menara Pinisi UNM, Selasa (31/12). “Saya dulu pernah berjanji akan berhenti merokok jika gedung ini rampung dibangun. Bahkan janji saya ini sampai ke telinga para pejabat Dikti di pusat,” tuturnya. Olehnya itu, melihat gedung prakarsanya ini telah selesai dibangun, ia memutuskan untuk berhenti merokok. Selain itu, ia menegaskan tidak akan menodai gedung barunya dengan asap rokok. “Cuman ya itu, harus ada penggantinya yang bisa diisap-isap,” selorohnya yang langsung disambut gelak tawa peserta dzikir. Dzikir yang diikuti oleh pejabat-pejabat kampus UNM itupun menjadi momen

paling penting bagi Arismunandar. Mereka yang hadir dalam perhelatan tersebut menjadi saksi atas keputusannya berhenti merokok. Dalam dzikir menyambut tahun baru 2014 itu, Arismunandar juga turut menghimbau kepada pejabat-pejabat UNM lainnya untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. “Kita meminta untuk nereka bertaubat juga di tahun 2014 nanti,” candanya. Proklamir bebas rokok rektor UNM itu disambut baik oleh Pembina Majelis Dzikir Az Zahra, KH Amir Hamzah Bamahri. Dalam peutup dakwah yang disampaikannya, ia menyatakan cukup senang rektor bisa berhenti dari kebiasaan buruknya. Orang-orang yang merokok, menurutnya, tidak boleh didekati. “Jadi, buat para istri, sebenarnya kita tidak diperbolehkan mendekati, menyentuh, ataupun mencium para pecandu rokok,” pesan dai yang juga memimpin doa dalam acara dzikir menyambut tahun baru tersebut. (imr)

ILUSTRASI: SAMTI BINTI TALIP

20 “Selir” Dampingi Leo TENTU masih dianggap hal yang lumrah di kalangan civitas akademika jikalau dosen di UNM memiliki satu atau dua orang asisten. Akan tetapi, bagaimana jadinya kalau seorang dosen memiliki puluhan asisten yang mendampinginya? Mari melirik Ketua Jurusan (Kajur) Geografi, Zakaria Leo, yang ternyata memiliki 20 asisten dosen yang mendampinginya. “Yah, ada 20 asistenku,” akunya dengan bangga. Mayoritas asisten yang dimilikinya

masih berstatus mahasiswa S1. Bahkan banyak juga yang hanya berbeda satu angkatan saja. Padahal, mahasiswa idealnya diajari oleh tenaga pendidik minimal S2 atau magister. Meskipun, menurutnya, semua asisten tersebut tidak untuk menggantikannya mengajar di kelas. “Ada juga asisten saya yang S2. Yang penting diatasnya mahasiswa yang diajar. Itu juga mendampingi kalau ada praktik di daerah, kan banyak juga praktek mata kuliah di

DIKTI SINDIR PR III

Kasih Saja Ayam Bakar...

ALAMAT buruk bagi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) Heri Tahir di setiap kesempatan menginjakkan kakinya di luar kampus, khususnya di Pulau Jawa. Akibat bentrok dan tindak kekerasan yang selalu terjadi di UNM, eks Asisten Direktur II Program Pascasarjana (PPs) ini harus rela menanggung malu. Ia kerap kali menjadi bulan-bulanan ejekan atau cemoohan dari petinggi-petinggi kampus lainnya. Seperti halnya ketika ia

ILUSTRASI: SAMTI-PROFESI

mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Minggu (13-15/12), di Lampung. Illah Sailah, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti tak ketinggalan melontarkan sindirannya kepada Heri. “Pak Heri. Itu mahasiswanya ya dikasih ayam atau ikan, biar bisa dibakar-bakar. Jangan gedungnya sendiri yang dibakar seperi itu,” ujar Illa seperti yang diceritakan oleh Heri sendiri. Tak pelak, Heri hanya Urai data, ungkap fakta, saji berita

bisa tersenyum kecut menanggapi sindiran tersebut. Meskipun terkesan bercanda, namun menurutnya, makna yang tersirat dalam ejekan itu menunjukkan UNM sebagai kampus yang “bobrok”. Pun, tak dipungkiri Heri, citra kampus Orange memang semakin memburuk di kancah nasional. Apalagi dengan peristiwa pembakaran gedung sekretariat beberapa Lembaaga Kemahasiswaan (LK) tempo hari, semakin menambah “rapor merah” UNM di tingkat nasional. “Bayangkan saja, kita sampai diejek-ejek kasih ayam seperti itu?” tekannya lagi. Bahkan, dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini mengakui, dalam beberapa lawatannya ke luar Sulawesi, pejabat kampus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya di Indonesia cenderung hanya mengenal UNM lewat track record tawurannya. Mereka selalu menyandingkan nama UNM dengan berbagai tindak kekerasannya, baik ketika di kampus maupun ketika turun berunjuk rasa di jalanan. “Kalau saya bilang dari UNM, pasti yang selalu terbayang dalam benak mereka adalah kampus yang suka tawuran,” sesalnya. Oleh karena itu, ia berharap untuk bisa segera menstabilkan kondisi kampus di tengah persaingan nama baik kampus di seluruh Indonesia. Rakornas pimpinan PTN Bidang Kemahasiswaan yang dihadiri Heri membahas tentang permasalahan Kemahasiswaan setiap kampus di Indonesia beserta penanganannya. Acara tersebut merupakan wadah untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi antara Dikti dengan pimpinan PTN di seluruh Indonesia. (imr)

luar,” kilahnya. Alasannya, selain kesibukan yang digeluti, pengangkatan banyak asisten tersebut dilakukannya agar bisa mengakrabkan antara mahasiswa satu dengan yang lainnya. “Harus kita ciptakan itu sipakatau antar mahasiswa,” tutur dosen yang akrab disapa Pak Leo ini. Prosedur pengangkatan asistennya pun ia lakukan dengan penunjukan langsung dengan syarat bisa mendengarkan perintahnya. “Saya tunjuk langsung yang bisa mendengar,” tukasnya. Menanggapi perlakuan Leo, Muharram selaku PD I FMIPA angkat bicara.

Ia menganggap, untuk jumlah asisten dosen memang tidak ada persoalan karena itu merupakan hak prerogatif dosen. Asalkan mempunyai kemampuan dan bukan hanya dia yang diandalkan untuk mengajar. “Karena tugas asdos hanya membantu dosen,” tegas dosen Kimia ini. Akan tetapi, ia sama sekali tidak akan membenarkan jika ada asisten yang mengajar di kelas dan hanya berbeda satu angkatan dengan mahasiswa. “Kalau satu angkatan itu tidak boleh, idealnya minimal semester 5 (Asisten, red). Itupun sebatas mendampingi mahasiswa praktek,” ujar dosen Kimia ini. (har)

Tak Direstui Fakultas, Koleksi Antik Dilelang APALAH daya, Robot 1 yang menjadi koleksi robot kebanggan Khusnul dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Robotek Fakultas Teknik (FT) UNM harus rela berpindah tangan. Robot yang merupakan karya sulung Robotek UNM itu dijual dengan kisaran harga Rp 1 juta.Pasalnya, dana untuk mengikuti salah satu kompetisi robot di Yogyakarta tidak kunjung diperoleh tim Robotek dari pihak fakultas. Padahal, Robot 2 yang akan ikut dikompetisikan membutuhkan perawatan dan perbaikan untuk meningkatkan performanya. Khusnul selaku Ketua tim Robotek mengaku sama sekali tidak mendapatkan bantuan dana untuk kompetisi yang berusaha mereka perjuangkan, yakni Electronics and Informatics (ELINFO) Competition di akhir November lalu. Ajang robot Himpunan Mahasiswa Elektronika dan Informatika (Himanika) FT Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini diikuti sebanyak 114 tim dari berbagai universitas se-Indonesia. Ia pun membeberkan tidak adanya dana yang diterima Robotek dari fakultas di saat sangat mebutuhkan dana untuk kompetisi di Yogyakarta. “Mau apalagi, kami tidak dapat dana dari pihak birokrasi, sedang kami harus tetap ikut dalam kompetisi,” keluhnya. Oleh karena itu, demi meloloskan impian tim Robotek berkompetisi skala

nasional, dana untuk keperluan kegiatan, mereka harus dikocek dari kantong pribadi mereka. Uang hasil menjual Robot 1 pun digunakan untuk mempermak kecepatan Robot 2. Padahal, ia sebenarnya berharap, melalui kompetisi yang diikuti timnya itu bisa sedikit mengubah pandangan negatif terhadap fakultasnya. Menurutnya, mahasiswa Fakultas Teknik juga bisa berkiprah di luar sana dan mengharumkan nama UNM, tidak hanya sekadar dianggap perusak kampus saja. Ketua Jurusan Elektro Marsud Hamid membenarkan jika komunitas Robotek FT UNM memang tidak difasilitasi dana untuk kegiatan-kegiatannya. Ia beralasan, Robotek belum masuk dalam struktur kelembagaan, sehingga belum ada anggaran khusus mereka. “Belum punya hak permanen, jadi belum dapat anggaran. Tapi, pasti ada lah sedikit-sedikit kita apresiasi,” akunya. Marsud meminta agar komunitas Robotek FT UNM untuk tetap bersabar menanti kucuran dana. Ke depannya ia berharap, komunitas robot tersebut mendapat pengakuan dari birokrasi, apalagi dengan banyaknya undangan yang mengalir ke FT terkait kontes robot. ”Kalau ada uang pasti diberikan, tapi kalau belum ada ya sabar dulu,” saran dosen yang juga Pembina Robot FT UNM ini. (dnf/ska) Streaming: radioprofesi.com


Profesiana

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

Dana Lab FMIPA Cuma Rp 25 Juta

APA jadinya bila uang yang anda miliki tidak mencukupi pengeluaran anda? Begitulah yang dialami seluruh laboratorium di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) kini. Pasalnya, anggaran yang dicairkan untuk lab di fakultas ini hanya ditarik dari pembayaran mahasiswa angkatan 2013. Padahal pengguna lab bukan saja maba, tetapi juga mahasiswa semester III dan V. Itu pun dana yang digelontorkan jauh di bawah dari perhitungan jumlah penganggaran yang sebenarnya. Lima lab jurusan dan satu lab prodi di FMIPA yang mestinya masing-masing mendapat Rp 175 juta harus

rela dengan alokasi Rp 25 juta. Misalnya saja di Laboratorium FMIPA. Lab ini bahkan telah menghabiskan sebanyak Rp 19 juta untuk pengadaan penuntun atau buku panduan dari Rp 25 juta yang dialokasikan untuknya. Padahal setiap harinya, lab mesti mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan alat, konsumsi harian, cleaning service, dan biaya transportasi asisten. Akibatnya, pihak lab pun terpaksa sebisa mungkin menghemat pembiayaan agar dana yang dimilikinya tidak habis sebelum akhir periode. Untung saja, ada tambahan dana langsung dari International Class Program (ICP) sebesar Rp

NAMA PEGAWAI UNM BIKIN PUSING

Ismail Ganti Nama dong!

11 juta sehingga lab ini masih bisa bernafas untuk sementara waktu. “Itulah yang digunakan untuk keperluan lab seharihari,” tutur Kepala Laboratorium Fisika, Subaer. Mantan Kepala UPT Perpustakaan UNM ini menyesalkan kekeliruan pihak fakultas dalam menganggarkan. “Kesalahan di FMIPA adalah melupakan bahwa bukan hanya maba yang menggunakan lab tetapi mahasiswa semester I sampai V. Sementara anggaran hanya ditarik dari pembayaran maba 2013,” bebernya. Pihak lab pun tidak mampu memperadakan alat baru karena persoalan dana yang tak lagi bisa mencukupi. “Tidak bisa kita melakukan pengadaan alat, hanya perbaikan karena dana yang minim,” ungkap Subaer. Kekeliruan lainnya, pihak fakultas melanggar kesepakatan untuk menyediakan baju lab untuk mahasiswa di masing-masing laboratorium. Meskipun tahun-tahun sebelumnya setiap mahasiswa memang membeli baju sendiri untuk praktikum, tetapi tahun ini di setiap lab harus tersedia baju praktikum untuk digunakan mahasiswa setiap kali masuk lab. Menurut Subaer, baju praktikum lab itu dibeli dari dana belanja modal setiap lab di FMIPA. “Seharusnya baju lab tidak dibeli lagi mahasiswa tapi disediakan oleh lab dengan memanfaatkan dana belanja modal,” ungkapnya. Menanggapi hal ini, Pembantu Dekan

23

www.profesi-unm.com

Kesalahan di FMIPA adalah melupakan bahwa bukan hanya maba yang menggunakan lab tetapi mahasiswa semester I sampai V. Kepala Laboratorium Fisika, Subaer

Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PD II) FMIPA, Abdul Rahman justru terkesan acuh. Menurutnya, cukup atau tidaknya dana yang diberikan menjadi bergantung dari kepala laboratoriumnya dalam mengatur dana sehingga mencukupi. “Di FMIPA ini bukan hanya laboratorium yang membutuhkan dana, tapi masih banyak yang lainnya,” katanya. Lebih jauh, ia mengemukakan, semestinya aturan sebenarnya harus ada perusahaan yang menangani pengadaan alat dan bahan praktikum. Hanya saja ada sebagian bahan praktikum yang langsung pakai, sehingga kepala laboratorum lah yang bertanggung jawab terkait anggaran lab itu. Terkait persoalan baju praktikum laboratorium, dosen jurusan matematika ini menegaskan, dana lab hanya untuk alat dan bahan praktikum saja. Menurutnya, baju praktikum dan buku penunjang hanya sebagai pelengkap. “Jika baju lab dimasukkan dalam anggaran, membuatnya jadi bahan belanja modal. Padahal Baju dan buku tuntunan praktikum bukan barang yang habis,” jelasnya. Ia pun mengimbau bagi mahasiswa yang tidak memiliki baju praktikum lab agar sebaiknya meminjam pada mahasiswa yang lebih senior atau menyewa di koperasi. (nrl/tar)

ILUSTRASI: SAMTI-PROFESI

“Ismail apa? Perjelas namanya kalau cari Ismail, karena banyak di sini yang namanya Ismail!” Itulah kutipan percakapan salah satu pegawai Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) dengan seorang mahasiswa di Menara Pinisi, Senin (9/12) lalu. Mungkin wajar saja bila pegawai tersebut melontarkan pernyataan seperti itu, pasalnya di manara 17 lantai itu memang terdapat banyak pegawai dengan nama panggilan Ismail. Mulai dari pegawai biasa hingga Kepala Biro. Ditambah lagi Ismail dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang juga sering mangkal di ruang Pusat Penjaminan Mutu (PPM). Maklum dosen ini mitranya Ketua PPM, Fakhri Kahar. Kalau mau hitung-hitung pegawai di Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan nama panggilan Ismail, ada lagi nih, Ismail, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Ia juga sering kali terlihat di menara ikon UNM itu menangani sertifikasi guru ataupun ijazah Akta IV. Terkait hal itu, Kepala BAAK, Ismail Muhtar, menanggapi fonomena Ismail ini sebagai suatu hal yang unik di kampus orange. Menurutnya pegawai-pegawai dengan nama Ismail itu kebetulan saja menduduki jabatan penting. Oleh sebab itu Ismail sering dicari dan karena banyak, akibatnya jadi membingungkan orang yang ditanya. “Ini unik, saya sendiri tidak terlalu perhatikan itu awalnya, tapi kalau dipikirpikir memang banyak ya,” ujarnya sambil tertawa. Ia pun mengatakan, untuk mencari Ismail, harus menyebutkan indentitasnya secara jelas. “Ismail apa dicari, BAAK, BAPSI, Staf Ahli, atau Dekan? Harus jelas! Yang uniknya lagi, title-titelnya berjenjang. Mulai dari Ismail tanpa titel sampai Ismail begelar Streaming: radioprofesi.com

profesor,” tuturnya. Senada dengan Ismail Muhtar, Sekretaris PR III, Ismail, juga membenarkan banyaknya Ismail di Pinisi yang kerap membingungkan orang. “Iya, memang banyak. Saya sudah hitung-hitung itu. Di Kemahasiswaan saja biasa orang bingung karena dua Ismail-nya. Staf ahli yang mana? Karena saya juga biasanya dipanggil staf ahli,” bebernya tertawa. Sementara itu, dikonfirmasi terkait pegawai-pegawai dengan nama Ismail, Kepala Sub Bagian Tenaga Akademik Kepegawaian, Sirajuddin, mengungkapkan, jika berbicara persoalan nama pegawai di kampus eks IKIP-UP yang mirip dan hampir mirip, itu memang terbilang banyak. Bukan hanya pegawai yang bernama Ismail saja. Namun menurutnya, Ismail menjadi soratan karena mereka memang banyak dan berada di pusat pelayanan. Namun menurutnya, ia tidak terlalu sulit untuk mengenali para Ismail di UNM. Hal itu sudah dianggapnya biasa saja sebab ia menjabat di Bagian Kepegawaian. “Kalau kita di Kepegawaian tahu itu, mungkin yang lain agak bingung dengan nama-nama yang sama itu,” katanya. Olehnya itu ia memberikan tips untuk mengenali para Ismail agar tidak kesasar dengan mengenali gelarnya. “Kalau Ismail saja, itu Sekretarisnya PR III. Kalau Dr Ismail Msi, itu Staf Ahlinya PR III, Kalau Drs Ismail, itu Kepala BAPSI. Kalau Drs Ismail Muhtar Msi, itu Kepala BAAK. Kalau Ismail Spd Msi, itu dosen FIS. Kalau Prof Dr Ismail Tolla Mpd, itu Dekannya FIS,” jelas Sirajuddin. Ia pun mengingatkan agar berhati-hati menyebut nama seseorang agar tidak ada ketersinggungan. “Mesti hati-hati sebut nama, apalagi sebut gelar,” candanya. (mus) Urai data, ungkap fakta, saji berita


24

Persona

Profesi Edisi 175 Januari Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Muh. Hasim Arfah S.Pd.

Menulis itu Membangun Karakter “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” Begitulah sebuah penggalan kalimat Pramoedya Ananta Toer yang dijadikan pedoman hidup dalam hidup Muhammad Hasim Arfah. Pria kelahiran Gowa ini mengungkapkan ketertarikannya dalam menekuni dunia jurnalistik sebelum masuk kuliah. Hal ini ia buktikan dengan berkarya di weekly dan tabloid. Tak pupus sampai disitu, selang beberapa bulan terdaftar sebagai ang-

gota magang di Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi UNM ia mulai mahir dalam segala bidang, memulai dari jepretan foto, menulis berita, “melambungkan” suara melalui Profesi FM, hingga layouting pun ia telah geluti. Bergelut dalam dunia tulis menulis merupakan keharusan bagi Alumnus Jurusan Biologi ini. Ia mengaku Profesi adalah lembaga yang cocok untuk orang-orang yang berani. Berani menyuarakan kebenaran dan memberikan kritik dan solusi kepada pemegang kebijakan. “Pandangan Profesi tetap teguh di jalur kebenaran dengan membela dan menyuarakan hak-hak publik, Profesi itu idealis...” tutur pria yang akrab disapa Hasim ini. Jika ditanyakan mengenai kekukuhanya menjalin pengalaman di lembaga kuli tinta ini hingga melewati masa demisioner, pria yang telaten merangkai kata gombalan ini mengungkapkan bahwa kekentalan adat Profesi-lah yang membangun karakternya hingga saat ini. “Kalau ada paham selain Pancasila di negara ini yang sah, mungkin Profesi bisa menjadi alternatif karena tatanan dan adat istiadatnya sangat kental dan kuat,” canda lelaki yang pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi LPPM Profesi 2011 silam. Sosok lelaki yang gemar memetik gitar ini telah mengikuti beberapa seminar dalam dan luar kota Makassar seperti seminar nasional mengenai Undang-Undang Intelejen Vs Kode Etik Jurnalistik, pelatihan soft skill FMIPA Jurusan Biologi, pelatihan Jurnalistik di Unhas hingga tercatat sebagai salah satu peserta seminar Menulis Nasional yang diadakan oleh Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Manunggal Universitas Diponegoro 2010 lalu. Hingga saat ini ia masih terus ”menyelami” dunia tulis menulis dan tetap mengasah bakatnya. “Pesan saya sih simpel…bekerja ikhlas, kerja keras dan tak berhenti belajar, karena hanya orang rugi yang berhenti belajar,” pesannya. (lam)

DOC. PRIBADI

Menuang Kata Untuk Menjaga Kenangan “Menulis itu seperti kita menemukan dunia baru. Apa yang tak bisa kita wujudkan di dunia nyata bisa kita wujudnya lewat tulisan.” Inilah yang menjadi alasan pria kelahiran Pinrang 4 Maret 1992 itu untuk terus menulis. Menulis memang merupakan hobby yang telah lama digelutinya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia mengaku hobby menulisnya ini muncul ketika masih tinggal bersama kakek dengan tumpukan buku-buku milik sang kakek. “Waktu kecil saya selalu sendiri, dari pada tidak ada kerjaan mendingan saya baca bukubuku koleksi kakek. Kebetulan saya tinggal bersama beliau. Nah dari situ ada niat untuk menulis,” tutur mahasiswa semester tujuh itu. Ialah Wawan Kurniawan, mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM). Di usianya yang begitu muda berbagai karya telah tercatat di tangannya. Mulai dari artikel, opini, hingga cerpen pernah dimuat berbagai media cetak maupun online. Tak pelak, di tahun 2012, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, mahasiswa yang akrab disapa Wawan ini mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penulis artikel pendidikan terbaik. Bagaikan rejeki yang terus mengalir, tulisannya juga mampu menghantarkan mimpinya ke luar negeri. Dalam rangka Pertukaran pemuda, ia didaulat menjadi perwakilan Sulsel untuk pertukaran pemuda di tahun 2012. “Ini memang salah satu mimpi saya untuk bisa ke luar negeri, Alhamdulillah bisa terwujud dan itu lewat tulisan saya juga,” tutur pemilik nama pena Wawan Kurn ini. Baginya, menulis adalah proses menjaga kenangan serta permainan yang bisa membe-

baskannya dari rasa apapun. “Rindu, cemas, takut ataupun kondisi lainnya bisa saya tuang-

Wawan Kurniawan mahasiswa Fakultas Psikologi UNM

kan melalui tulisan. Ada rasa puas tersendiri setelah menulis,” lanjutnya. Di usianya yang terbilang muda, mahasiswa yang juga gemar memancing ini sudah mampu melahirkan sebuah buku kumpulan puisi yang diberi judul Persinggahan Perangai Sepi di penghujung November 2013. “Dan satu lagi, mimpi saya bisa terwujud menerbitkan karya dalam bentuk buku secara perseorangan,” harapnya. Meski demikian, segudang prestasi telah ia dapatkan tak membuatnya puas begitu saja. Ia akan terus menulis bahkan ia bermimpi suatu saat nanti akan ia habiskan waktunya untuk menulis. “Saya selalu bermimpi suatu saat nanti saya akan habiskan waktu dengan menulis. Meski hari ini masih terbata-bata,” ungkap mahasiswa yang menargetkan dirinya ke Jepang di 2014 nanti. (sdr)

Pelataran Pinisi

Tempat Diskusi dan Nyantai Mahasiswa

Lantai 1 Menara Pinisi UNM nampaknya akan menjadi salah satu alternatif bagi civitas akademika yang ingin berkegiatan kampus. Pasalnya, saban hari ada banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya di pelataran Pinisi, baik untuk berdiskusi maupun sekadar bersantai. Pelataran Pinisi menjadi salah satu bagian Menara Pinisi yang paling diminati mahasiswa. Banyak mahasiswa yang memfungsikan lantai 1 Menara Pinisi itu untuk bertukar pikiran. Tak jarang, beberapa Lembaga Kemahasiswaan (LK) kampus juga menjadikan pelataran Pinisi menjadi pusat latihan maupun diskusi. “Suasana di Pinisi lumayan sejuk untuk berkumpul sama teman, apalagi untuk berdiskusi,” terang Saddang, Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi IPS (HMPS) FIS UNM. Selain karena kenyamanannya, pelataran seluas 200 meter persegi ini dapat menampung aktvitas mahasiswa. Salah satunya, mahasiswa pencinta Taekwondo memilih latihan di Pelataran Pinisi. Selain luasnya yang memenuhi kebutuhan latihan, dapat pula dijadikan alternatif berteduh di kala hujan turun. “Pinisi bisa Urai data, ungkap fakta, saji berita

menjadi lokasi latihan kami kalau hujan,” tutur Dahlan selaku pelatih Taekwondo. Lain halnya dengan Amriadi, mahasiswa jurusan Ekonomi ini mengaku suka nongkrong di Pinisi lantaran fasilitas wifi yang dapat membantunya dalam mengerjakan tugas. Meskipun ramai dengan mahasiswa, tapi ia tetap merasa suasananya tenang. “Bisa membantu saya dalam berpikir. Apalagi udaranya juga sejuk,” akunya. Selain menyuguhkan ketenangan, nyatanya Pelataran Pinisi juga ditunjang dengan pemandangan yang indah. Tepat di depan Menara Pinisi, terdapat kolam hias yang bisa menyuguhkan suasana sejuk yang mendominasi. Hanya saja yang menjadi musuh Pelataran Pinisi, yakni sampah yang berserakan dimana-mana. Padahal, menurut Haikal Kasubag Rumah Tangga UNM, lantai 1 sudah dilengkapi dengan tempat sampah. Lantaran mahasiswa belum sepenuhnya mawas diri, kebersihan pelataran masih harus lebih diperhitungkan. “Seharusnya ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” tuturnya. (nrl)

FOTO: SOFYAN-PROFESI

Diskusi. Pelataran Pinisi difungsikan oleh sejumlah mahasiswa sebagai tempat diskusi. tidak hanya itu, karena kenyamanannya, ikon baru UNM ini kerap kali dugunakan oleh mahasiswa untuk sekadar santai dan ngumpul bareng.

Streaming: radioprofesi.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.