Edisi 178

Page 1

1

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

Diam atau Bungkam Hal. 23

Streaming: radioprofesi.com

?

?

Mahasiswa Tanpa Presiden l Hal. 4 Sistem Ribet, Dana Mampet l Hal. 9 Hamsu Gani: Saya Masih PR III l Hal. 15

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014


Persepsi

2

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

H

surat dari pembaca

Transparanlah!

ingga saat ini tim penyidik masih terus mencari dalang di balik kasus korupsi pengadaan alat laboratorium FIK yang merugikan negara senilai Rp 13 M. Setelah ditetapkan dua orang tersangka Lisa Lukitawati dan Muhammad Syatir, penyidik terus membidik satu persatu orang-orang yang terlibat dalam proyek tersebut. Mungkin ini hanyalah satu kasus korupsi yang terkuak, dari bebeapa kasus tidak transparannya keuangan di kampus pencetak guru ini. Kita bisa saja mendukung retorika dekan FSD yang mengatakan, ada oknum yang sengaja memanipulasi anggaran sehingga tidak ada transparansi dana di UNM dari tahun nol hingga sekarang. Tak lagi dapat dihitung jari, jauh beberapa bulan ke belakang, aksi menuntut transparansi yang dilakukan oleh LK. Hampir di setiap kebijakan baru terkait keuangan yang dikeluarkan oleh rektorat, selalu disambut dengan aksi. Namun, bagai mengukir di atas air, sekeras apapun suara megaphone menggema hasilnya tetap nihil. Pihak kampus selalu menutupi kisahnya dengan diam. Kata dekan FSD, mereka doyan menimbun “emas” lantaran “Diam adalah Emas”. Apakah kampus kita tercinta ini sudah transparan dan akuntabel? Nyatanya, banyak sivitas akademika yang kecewa. Pasalnya, selama ini hak sivitas akademika untuk mengetahui kondisi keuangan institusi sendiri seakan ditutup-tutupi. Lihat saja, rincian anggaran mengenai hak-hak mahasiswa dalam UKT tak pernah ditransparansikan. Hingga hal sepele semacam pengadaan jas almamater pun menjadi kendala, lantaran mahasiswa pun tidak tahu, benar atau tidak pengadaan tersebut tak dimasukkan dalam penganggaran UKT.

t f

Apa yang Anda pertanyakan?

Berdasarkan aturan BAPSI, dana yang masuk ke UNM 70 persen dikucurkan ke fakultas. Sedangkan 30 persen sisanya masuk ke rektorat. Namun kejadian yang ada saat ini sepertinya berbalik. Hampir semua pimpinan-pimpinan fakultas resah karena anggaran dari universitas sangat susah dicairkan. Wajar saja jika banyak pegawai yang merasa honornya hingga kini tak terbayarkan. Semisal perpustakaan yang mestinya memperoleh kucuran dana yang banyak demi memperbaharui referensi-referensi di dalamnya, toh, hingga detik ini hanya bisa bersabar. Mereka tak kebagian jatah. Karena itu, desas-desus yang beredar, Kepala UPT Perpustakaan yang sebelumnya menjabat memilih untuk hengkang karena merasa ada “permainan” yang tidak sehat dalam pembagian jatah anggaran. Kita tak perlu terlalu jauh menerawang persentase-persentase pembagian anggaran tersebut. Karena pada kenyataannya, ada banyak hal-hal yang selalu disembunyikan pihak kampus kita. Kita hanya selalu dianggap sebagai “anak kecil yang ingin banyak tahu”. Padahal kita justru ingin melihat hak-hak kita terpenuhi atas pembayaran yang selama ini kita lakukan. Salahkah? Terkait korupsi yang sementara menjerat UNM dan masih jalan di tempat, apapun temuan penyidik nantinya, kita hanya berharap dari satu kasus tersebut akan terungkap kasus-kasus “busuk” anggaran-anggaran yang ada di UNM. Jangan biarkan kasus tersebut berlarut-larut hingga kelak tak berbekas! Lihat saja, dengan berbangga dan seolah tak ada beban, seorang tersangka dari kampus kita ternyata masih bisa mondar-mandir menjalankan tugasnya secara leluasa. Sungguh miris! (*)

Yayat Bahemoth Satuji pertanyaan ku,kapan ruang perkuliahan fsd bisa punya ac,?

PD II FSD, Alimuddin

Kalau sudah ada uang yang dikucurkan dari universitas. Karena sampai sekarang belum ada dana dari pihak univesitas. Perbaikan dan pengadaan fasilitas ruangan, seperti Air Conditioning (AC) tidak merata didapatkan oleh setiap ruangan. Beberapa memang dialihkan untuk keperluan fakultas yang lebih mendesak yang membutuhkan dana semisal ATK.

Anthyhardiyanti Arhas BullaSipit

Min, pengurusan ijazah itu biasanya berapa lama ? Soalnya sudah 2 bulan lebih tapi, koq belum jadi-jadi juga ? Kepala BAAK UNM, Ismail Muctar Asalkan berkasnya sudah lengkap dan disetor ke BAAK maka ijazah bisa segera kita cetak. Kalau mahasiswa sudah memasukkan berkasnya, sekira 2-3 minggu ijazahnya sudah bisa diambil. Terkadang memang pengambilan ijazah itu lama jika berkas yang disetor ke BAAK tidak lengkap atau orang yang menandatangai ijazah itu tidak sedang berada di tempat. Semisal rektor yang sedang tidak ada di kampus, dan sebagainya .

KARIKATURkokeoe KARIKATUR-

Pak ada mi ijazah ku?

Aiii... Belum ada dek!

*Nama yang tercantum ­disamping ini, tidak lagi tercatat sebagai pengelola LPPM Profesi UNM Periode 2013-2014 *Aan Ariska Febriansyah

*Dian Indrasari

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke:

Telepon/ sms 089655551135 / 085255927221 Email redaksi@profesi-unm.com / profesi_unm@yahoo.com REDAKSI ANTARA NEWS. Awak LPPM Profesi UNM bertandang ke Redaksi Antara News Makassar di Jl. AP. Pettarani Blok A - 30 Makassar Sulawesi Selatan. Sabtu (29/3). Meskipun media yang dinaungi pemerintah namun tetap menjunjung tinggi idealisme jurnalistik. FOTO: SOFYAN-PROFESI

f

LPPM Profesi

UNM

t

ine

@Profesi_Onl

nm.com

www.profesi-u

Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Ismail Muchtar Dewan ­Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, ­Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: ­Sutrisno Zulkifli, Sekretaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Divisi Penerbitan: Imam Rahmanto (Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Muh. Yasir (Kepala Divisi), Divisi Penyiaran: Rizki Army Pratama (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Yeni Febrianti (Kepala Litbang), Divisi Usaha: Nurlela (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sutrisno Zulkifli, Pemimpin Redaksi: Imam Rahmanto, Sekretaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Kepala Penyiaran: Rizki Army Pratama, Kepala Online: Muh. Yasir, Kepala Litbang: Yeni Febrianti, Pemimpin Perusahaan: Nurlela, Redaktur: Khaerul Mustaan, Susi Amriani Reporter: Fadilah Dwi Octaviani, Syamsul Alam, Sulastri Khaer, Dwi Pratiwi Aslam, Dian Febriani, Nurlaela Basir, A. Sri Mardiyanti Syam, Andi Ajip Rosyidi, Samti Binti Talip Fotografer: Andi Baso Sofyan Layouter/ Desainer Grafis: Kasdar Kasau Manager Sirkulasi: Syamsul Alam Manager Iklan: Andi Sadriani. Redaksi LPPM Profesi UNM : Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1 Parangtambung Makassar, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com

DESAIN SAMPUL: KASDAR-PROFESI

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

LPM Penalaran

Raih Best Research and Publication LEMBAGA Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran berhasil menyabet nominasi Best Research and Publication dalam The Neuron Award 2014. Ajang nasional tersebut berupa ajang penghargaan bergengsi bagi lembaga penelitian tingkat Perguruan Tinggi (PT) seluruh Indonesia yang disponsori oleh Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI). Dalam penganugerahan The Neuron Award 2014 di Graha Sabha Pramana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta (8/3), LPM Penalaran berhasil mengalahkan 10 lembaga penelitian mahasiswa lainnya. Ketua LPM Penalaran UNM, Nugroho Nafika Kassa mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut tidak terlepas dari kinerja yang telah dilakukan pengurus LPM Penalaran. “Kita masih fokus dalam melakukan penelitian dan publikasi lembaga. Tiap tahunnya, minimal kita lakukan sepuluh penelitian,” tuturnya. Kali ini diakui Nugroho masih belum sesuai target. Tahun 2011 lalu, LPM Penalaran bahkan menyabet dua kategori sekaligus, yaitu best contributive dan best favorite. “Kekalahan kita karena dalam presentasi lembaga penelitian lainnya, mereka menampilkan 24 sekolah binaannya. Sementara yang kita miliki baru sebatas desa binaan di Benteng, Camba. Jadi penilaian kontribusi ke masyarakat lebih rendah,” jelas Nugroho. (pr03/pr58)

3

www.profesi-unm.com

UKM Seni UNM

Juara 1 Monolog se-Indonesia FOTO: DOK. PRIBADI

TERIMA HADIAH. UKM Seni berpose bersama panitia Pentas Seni Mahasiswa Nasional UNY usai menerima hadiah sebagai juara satu lomba monolog.

UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni UNM berhasil menyabet gelar juara satu pada kegiatan Pentas Seni Mahasiswa Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (2/4) hingga Minggu (6/4) 2014 kemarin. Ketua Umum UKM Seni UNM Muhammad Hidayat mengungkapkan, dari lima belas tangkai lomba yang diperlombakan, mereka berhasil menyabet juara pertama lomba Monolog. “Kami sangat bersyukur karena bisa menyandang juara satu, yaitu lomba monolog,” ungkapnya. Lebih jauh, ia mengatakan item tersebut penampilan UKM Seni mengangkat pertunjukan cerita dari Sukowi. Hidayat menambahkan, Pentas Seni Mahasiswa Nasional yang dirangkaikan dengan Dies Natalis emas UNY ini diikuti sebanyak 477 orang peserta dari seluruh per-

SNAPSHOT TEBANG. Sejumlah pohon yang berada di depan gedung Fakultas Ilmu Sosial ditebang. Pasalnya, lahan tersebut akan digunakan untuk mem­ bangun gedung pusat kajian bahasa arab UNM.

FOTO: SOFYAN-PROFESI

guruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia, salah satunya UNM sendiri yang mengutus 7 perwakilan dari UKM Seni dengan membawakan nama UNM. “Ini merupakan salah satu kebanggaan yang harus kita terus tingkatkan demi nama baik kampus kita, sehingga UNM bukan dikenal hanya dengan tawurannya,” ungkap mahasiswa Pendidikan Psikologi Bimbingan dan Konseling ini. Selain lomba monolog, pentas seni tersebut juga memperlombakan 14 tangkai lomba lainnya, diantaranya, nyanyi pop (putera dan puteri), nyanyi keroncong (putera dan puteri), nyanyi dangdut (putera dan puteri), nyanyi seriosa (putera dan puteri), vokal grup, tari (tari kelompok), penulisan puisi, penulisan cerpen, penulisan lakon, baca puisi, melukis, desain poster, komik strip dan fotografi. (pr33)

Bestra Ber”Denting” di Unismuh TAK disambut baik di fakultasnya, Bengkel Sastra (Bestra) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) akhirnya menggelar pementasan yang bertajuk “Denting Makassar Art Space” di kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh). Pementasan yang dihelat selama dua hari, 22 dan 29 Maret itu juga mengambil tempat di Benteng Fort Rotterdam. Ketua Panitia, Esti Sarmita mengungkapkan, pementasannya kali ini dibuat berbeda dengan tahun sebelumnya. Bestra menghimpun dukungan dari lembaga-lembaga kesenian kampus beserta pelaku seni se-Makassar. “Kita buat ramai dengan melibatkan lembagalembaga kesenian kampus dan pelaku kesenian se-kota Makassar,” ungkapnya. Untuk alasan itulah, tema “Denting Makassar Art Space” diangkat. Menurut Estri, ruang apresiasi yang ada di Makassar sebenarnya cukup banyak. Hanya saja ruangruang itu tidak dimanfaatkan secara maksimal karena berdiri sendiri-sendiri. Ketua Bestra, Ilyas juga mengharapkan dengan diselenggarakannya pentas tahunan tersebut bisa menjadi ruang dan pemantik lahirnya “dentingan-dentingan” lain dari pelaku kesenian di kota Makassar. “Yang ingin dicapai dalam pementasan teater ini, yakni lahirnya jiwa-jiwa seni bagi pelaku kesenian, “ cetusnya. Dalam dua hari terpisah itu, Bestra menampilkan beragam pementasan yang diantaranya Adat Budaya Makassar di Benteng Fort Rotterdam, Romeo and Juliet di Auditorium Al-Amin di Kampus Unismuh dan diselingi penampilan lain dari seniman yang ada di Makassar. (pr32)

Pekan Elektro Nasional 2014

Minim Dana, Lomba Robot Batal

FORUM Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia (FKHMEI) bersama Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) UNM akhirnya telah menyelenggarakan Pekan Elektro Nasional (Pena) 2014 di Baruga Benteng Somba Opo, 20-23 Maret lalu. Sayangnya, karena kurangnya dana, lomba dan pameran robot terpaksa ditumbalkan. Dana yang tersedia hanya mampu mewadahi seluruh jenis kegiatan yang direncanakan. Pihak penyelenggara pun harus memangkas waktu pelaksanaan kegiatannya. Pena kali ini pun hanya menggelar rapat koordinasi, kunjungan industri, koordinasi kegiatan, dan kuliah umum. Hal itu dibenarkan Koordinator Presidium FKHMEI, Resi Adijaya Siahaan. “Mau tidak mau harus dilaksanakan dari pada

tidak sama sekali. Apa boleh buat, waktu kegiatan juga harus dikurangi semampunya dana kita,” ungkapnya. Ketua HME, Ahmad Fadli, juga membenarkan kegiatan ini tertunda hingga dua kali karena tersandung dana. “Tidak ada dana, jadinya harus menunda kegiatan” bebernya. Padahal Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Heri Tahir, menilai, kegiatan seperti ini harus didorong dan dikembangkan karena menggaungkan budaya akademik. “Itulah kita mau dorong karena ini salah satu bentuk bagaimana betul-betul menggaungkan budaya akademik. Apalagi ini adalah acara nasional yang melibatkan mahasiswa Elektro se-Indonesia. jadi harus dikembangkan,” katanya.(pr58)

Stadion Mini FPOK IKIP Ujung Pandang

Tua Tak Terurus Tuannya Oleh : Susi Amriani Pintu gerbang stadion yang karatan dan rusak berat jadi pemandangan awal sebelum kaki memijak tanah stadion mini itu. Semak belukar berumbai menutupi gerbang. Sore itu, sekolompok pemuda dan pemudi memadati tribun stadion. Terik menggema, sinarnya cukup untuk membakar kulit para pemain sepak bola yang beradu kemampuan strategi di lapangan hijau belang saat itu. Tak lama berselang, cuaca tampak mendung kemudian gerimis seketika. Namun hanya kisaran puluhan detik saja hujan pun reda. Rumput di lapangan sepakbola yang tidak rata bukan menjadi halangan serius bagi mereka yang ingin meluruskan otot sambil mengejar bola. Meski terlihat using dan tak terawatt, namun sorak-sorai suara mahasiswa saat itu menandakan bahwa Streaming: radioprofesi.com

bangunan tersebut tak bernuansa horor layaknya yang dibayangkan. Stadion Mini FPOK IKIP Ujung Pandang yang didirikan sepuluh tahun silam ini masih berdiri kokoh di tengah-tengah bangunan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) lainnya. Stadion tua tersebut diresmikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. Bambang Soehendro. Tribun kelas VIP di stadion ini tak memiliki lapisan warna pada temboknya, alias hanya berlapis semen cor. Satu persatu besi rangkaian bangku tersebut terlepas, entah termakan usia, entah karena kurangnya perawatan dari para pengguna atau karena tidak ada aliran dana perawatan untuk sarana olahraga tersebut, padahal seharusnya pos anggaran disediakan oleh pihak fakultas atau universitas mengingat stadion

mini ini berada dibawah payung salah satu fakultas besar kampus orange. Sementara, di tempat duduk sisi lainnya tampak bertengger jajaran rumput dan FOTO: SOFYAN-PROFESI semak. Rasanya semakin tak sedap dengan gundukan-gundukan sampah yang tersebar di USANG. Stadion mini FPOK IKIP-UP, Sejumlah kursi penonton telah rapuh beberapa titik stadion mini FIK dan beragam tulisan mengotori dinding Stadion ini. Tak hanya lapangan sepak pun. Terkait hal ini, Arifuddin Usman, bola saja yang menjadi satusatunya sarana olahraga dalam stadion ini. selaku dekan FIK, mengaku, tidak tahu Di sekelilingnya terdapat beberapa sarana banyak tentang ada atau tidaknya anggaran penunjang olahraga untuk mendukung ak- perawatan sarana olahraga tersebut. Ia juga tivitas belajar di luar kelas. Di antaranya malah tak tahu asal muasal berdirinya stalintasan olahraga lari dan lapangan olah- dion itu. “Kami di sini hanya orang baru. Yang jelas stadion itu diperadakan untuk raga lempar lembing. Secara kasat mata, stadion yang ber- memfasilitasi kebutuhan mahasiswa. Selokasi di jantung FIK ini sepertinya belum benarnya itu terbuka untuk umum. Tapi, pernah direnovasi sedikit pun, sehingga tak siapa sih yang mau menyewa kalau temnampak polesan menarik dari sisi mana- patnya seperti itu,” ungkapnya sinis. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

?

Reportase Khusus

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Mahasiswa Tanpa

Presiden

LK universitas belum menemukan komposisi yang tepat bagi calon presidennya. Nyaris dua bulan pasca kepengurusan, kursi panas Presiden Mahasiswa (Presma) masih kosong melompong.

Sudah nyaris dua bulan sepeninggal Sudirman, Presma periode 2013-2014, kursi kekuasaan Badan Ekesekutif Mahasiswa (BEM) UNM masih dibiarkan kosong. Belum ada pengganti Sudirman, yang kini bahkan telah mengecap manisnya menjadi seorang sarjana. Meski jauh hari sebelumnya, beberapa calon telah dijaring, namun polemik penetapan calon Presma masih menjadi gonjang-ganjing. Alhasil, keberadaan Lembaga Kemahasiswaan (LK) tingkat universitas itu bak peribahasa “hidup segan, mati tak mau”. Ahmad Musafir, salah seorang aktivis kampus dari Fakultas Seni dan Desain (FSD), bermaksud pula mencalonkan dirinya sebagai pemangku kekuasaan tertinggi di kalangan mahasiswa tersebut. Segala berkas dan syarat-syaratnya berusaha ia lengkapi, meskipun ia tahu diri masih ada beberapa kelengkapan yang sebenarnya tidak dipenuhinya. Hal itu tak digubrisnya. Mahasiswa yang akrab disapa Ilho ini mencoba saja bertaruh perihal keberuntungannya. Nampaknya, adagium “orang beruntung bisa mengalahkan orang pintar” telah tertanam dalam benaknya. Apa yang ditakutkannya ternyata menjadi kenyataan. Berkas pencalonannya ditolak oleh steering lantaran ia masih berstatus mahasiswa angkatan 2011. Steering menganggap, masih terlalu dini baginya menduduki kursi empuk jabatan tinggi mahasiswa se-UNM itu. Selain itu, ia sendiri didaulat belum pernah mengikuti Latihan Kepemimpinan (LK) III. Padahal ia men-

gaku pernah ikut, namun tidak mendapatkan sertifikatnya. “Saya punya surat pernyataan pernah mengikuti LK III, dan itu setara dengan sertifikat LK III,” tuturnya. “Berkas saya itu, sudah ditolak sebelumnya oleh steering, dengan alasan masih angkatan 2011, terus minimal pernah mengikuti LK III dan pernah menjadi pengurus di BEM Fakultas,” akunya. Ia menambahkan, dirinya juga tak pernah mengikuti debat publik di hadapan civitas akademika UNM. Makanya wajar jika dirinya tidak diterima dalam penjaringan calon Presma. Di saat Ilho tak lagi muluk-muluk mengharapkan jabatan itu, ia diminta steering untuk tetap ikut dalam Musyawarah Besar (Mubes) yang bakal digelar beberapa hari berikutnya. Seperti yang diketahuinya, Mubes merupakan “lahan” penentuan siapa kandidat yang akan dipilih menjadi seorang Presma. Dirinya sudah menasbihkan tidak termasuk dalam hitungan kandidat itu. “Steering bilang kita ketemu di Mubes saja. Kebijakan steering itu harus menyeluruh, artinya dari 9 fakultas ini harus ada calon, dan juga harus memahami masalah yang ada di FSD, “ imbuhnya sambil bercerita. Akan tetapi, tanpa alasan pasti, ia justru kembali disorong oleh steering sebagai calon Presma. Padahal, sepengetahuannya, ia sebelumnya telah ditolak menjadi seorang Presma. Selain itu, dalam Mubes yang digelar di Wisma Cempaka, Kabupaten Bone (21-23/2) lalu, sudah disepakati dua calon yang akan dipilih, yakni Ferdhi-

Polemik Pemilihan Presiden BEM UNM Kepengurusan Sudirman seharusnya berakhir bulan Desember 2013. Namun tanpa alasan jelas ditunda hingga penetapan Mubes di bulan Februari 2014 Mubes LK XIV LK UNM rencananya dilaksanakan di Wisma Cempaka Kabupaten Bone (17 – 19 Januari). Mubes ditunda. Alasannya, belum ada calon Presiden BEM yang memenuhi kriteria yang telah disepakati. Panitia merugi Rp 5 juta. 19 Februari, panitia beserta badan perumus dan steering telah menetapkan dua calon Presma; Ferdhiyadi (Fakultas Ilmu Sosial) dan Zulfikri (Fakultas Ilmu Pendidikan) Mubes baru terlaksana pada 21-23 Februari di Wisma Cempaka, Kabupaten Bone. Mubes tak berjalan lancar, hingga harus mengalami penundaan (skorsing). Alasannya, perdebatan panjang karena pengusulan “dadakan” calon dari Fakultas Seni dan Desain, Ahmad Musafir, yang dianggap tak memenuhi syarat administratif dan cacat organisasi.

yadi dari Fakultas Ilmu Sos-

ial (FIS) dan Zulfikri dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Tentu saja, pencalonannya menjadi angin segar bagi Ilho. Apalagi, pencalonan “dadakan” itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan panitia dan steering yang berujung pada hengkangnya dua orang Badan Perumus, yakni Andi Bakhtiar dari Fakultas Teknik (FT) dan Ardi dari Fakultas Psikologi. Imbasnya, melalui perdebatan yang alot pula akhirnya salah seorang calon utusan dari FIP, Zulfikri memilih mengundurkan diri dari pencalonan tersebut. Ia menganggap, kemundurannya sengaja diskenariokan lewat Mubes tersebut. Zulfikri merasa pihak steering maupun panitia tidak mengakomodir fakultasnya. Pasalnya, steering menolak peserta Mubes asal

SI:

RA

ST

ILU

SI

FE

RO

I-P MT

SA

FIP untuk menjadi peserta penuh di Mubes, dengan alasan berkas yang tidak lengkap. Padahal ia hanya lupa mengumpulkan bukti pembayaran SPP semester V. “Sangat kecewa. Hanya karena lupa bukti SPP semester V, peserta dari FIP ditolak. Sementara ada calon Presma yang sama sekali tidak memenuhi syarat, malah diikutkan,” ungkapnya. Hal inilah yang membuatnya mundur dari calon Prema BEM. Ia merasa dirinya dikebiri.(tim)

TIM REPORTASE KHUSUS Andi Sadriani (Koordinator) | Kasdar Kasau | Fadilah Dwi Octaviani | Rajab

Mubes (lanjutan) untuk memilih Presiden BEM belum dijadwalkan kembali, sementara jabatan tersebut sudah vakum hampir 2 bulan.

Tersisa 2 orang yang disetujui BP dan Steering sebagai calon Presma, Ferdhyadi (2009) dan Ahmad Musafir (2011). Keduanya masih menanti pro-kontra pemilihannya.

Mubes di Bone hanya berhasil menetapkan Ketua Maperwa terpilih, Reski Rahman, yang hingga kini masih menanti proses pelantikannya. Sementara Ketua BEM (Presma) belum ditentukan. Salah satu calon lainnya, Zukfikri mengundurkan diri, karena dipersulit pada persoalan administratif. Steering menolak pencalonannya lantaran syarat administratifnya tidak terpenuhi. Diloloskannya Ahmad Musafir menyebabkan 2 Badan Perumus (BP); Andi Bakhtiar (Fakultas Teknik) dan Ardi (Fakultas Psikologi) mengundurkan diri. Steering dan BP lainnya dianggap tidak konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Salah satu alasan lainnya, desas-desus panitia tak sanggup membayar biaya sewa wisma. Padahal dana yang telah digelontorkan untuk Mubes mencapai Rp 60 juta. GRAFIS: IMAM-PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Khusus Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

Yang dianggap tak memenuhi syarat

FPsi (2)

FB

S

(2

)

ANGKATAN 2009 (VERSI PR III)

Pemetaan Suara

FIS (2)

D

(3

)

FIP (2)

FS (3)

Streaming: radioprofesi.com

Pengalaman Organisai Internal kampus - Ketua HMJ Pendidikan Sejarah Periode 2011-2012 - Anggota Bidang Sosial Politik Fema FIS 2012-2013 Eksternal kampus - Koordinator Front Mahasiswa Nasional Pendidikan Makassar

) (2

TAK mengherankan jika kursi “kebesaran” Presiden BEM itu masih kosong. Panitia pemilihan beserta steering masih berputarputar pada tataran persyaratan penjaringan. Hingga meloloskan pula calon yang tidak memenuhi syarat administratif. Mulai terjadi konflik, beberapa anggota Badan Perumus (BP) resah terhadap keputusan yang dilayangkan oleh sesama BP. Gejolak itu muncul ketika BP menjebloskan salah satu calon yang dianggap tidak memenuhi syarat. Protes tidak hanya datang dari peserta, namun BP sendiri beradu argumen dan kepentingan. Salah seorang BP yang memutuskan mundur, Andi Bakhtiar, mengaku kecewa dengan pencalonan salah seorang calon tersebut. Ia mengatakan, calon tersebut tidak memenuhi kriteria yang ditentukan. “Saya tidak sepakat dengan keputusan teman-teman BP yang tidak konsisten, makanya saya mundur,” ungkap Alumni Fakultas Teknik 2006 ini. “Teman-teman di BP tidak konsisten dengan aturan yang sudah di tetapkan, padahal bayangkan kita merumuskannya selama tiga hari dan melibatkan semua fakultas, tapi ternyata dilanggar dengan entengnya,” sesal pria yang akrab disapa Batti ini. Calon yang diusung kemarin, Ahmad Musafir, tidak mampu menunjukkan sertifikat LK III. Sementara steering yang menariknya kembali sebagai calon bersikeras bahwa surat pernyataan yang ditunjukkan Ahmad Musafir sudah setara dengan sertifikat LK III. “Itu kan tidak bisa, yang terdaftar jelas sertifikat LK III, bukan yang lain,” tegasnya. Selaku mantan Ketua Maperwa UNM,

Lahir : 6 September 1991 Fak/Jur : FIS/Pendidikan Sejarah

K

Calon Cacat Administrasi

FERDHIYADI

FI

Disebutkan Ferdhi, calon Presma dari FIS, dalam persyaratan, calon Ketua BEM wajib mengikuti semua aturan yang telah ditetapkan, akan tetapi seakan menelan ludah sendiri steering malah mengacuhkan aturan tersebut. Steering pun dinilainya tidak konssiten. Mekanisme yang ada di lapangan berbeda dengan yang telah disepakati. “Mengecewakan. Kenapa tiba-tiba ada calon yang diusulkan di luar dari hasil verifikasi,” sesal mahasiswa Sejarah ini. Lanjutnya lagi, ia menganggap Mubes yang terlaksana di Bone telah dikuasai oknum-oknum politik, dimana tidak lagi mementingkan kepentingan mahasiswa. Padahal fungsional BEM sesungguhnya mengakomodir suara mahasiswa. “Steering tidak konsisten mengambil kesimpulan, padahal orangorang di tataran steering itu punya pengalaman yang cukup. Sepertinya hal ini sudah direncanakan,” tuturnya menduga-duga. Selain itu, penundaan Mubes yang sempat digelar di Bone itu dianggap tak beralasan sama sekali. Desas-desus alasan ditundanya karena alasan Panitia tak sanggup lagi menanggulangi biaya penginapan Mubes. Padahal dana yang dikeluarkan hanya untuk Mubes terbilang cukup besar, mencapai Rp 60 juta. “Panitia tidak mampu lagi menanggulangi biaya penginapan dan aula yang ada di Bone. Seharusnya batas penginapannya sore. Tapi Mubes belum selesai-selesai. Sudah tidak ada lagi biaya,” ucap Zulfikri yang akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pencalonan Presma. (tim)

CALON PRESIDEN BEM UNM PERIODE 2014-2015

FE

Steering Tak Konsisten BEBERAPA kali perencanaan Mubes digelar, masih belum menampakkan hasil. Pemilihan Presma masih berputar pada alur seleksi. Di satu sisi, panitia maupun steering menginginkan calon tidak dibatasi oleh persoalan status angkatan mahasiswa, namun di sisi lain justru pemegang kekuasaan tertinggi di bidang kemahasiswaan, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) tidak menginginkan calon Presma berasal dari mahasiswa angkatan 2009. “Kalau memang nanti keputusan mereka (panitia, red) meloloskan calon yang berstatus angkatan 2009, maka saya tidak akan pernah melantiknya. Seharusnya mereka mengikuti aturan yang saya tetapkan,” ancam Heri Tahir selaku PR III UNM. Ancaman dari “ayahanda” BEM itu terdengar tak main-main. Akibatnya, panitia maupun pengurus dibuat terpecah. Ada yang ingin mengikuti aturan main PR III, namun ada pula yang memaksakan diri ingin menabrak tembok. Alhasil, selepas digelarnya Mubes di Bone, pemimpin tertinggi mahasiswa belum ditetapkan. Hanya Ketua Maperwa saja yang telah berganti, yakni Reski Rahman. Sayangnya, mahasiswa dari Fakultas Ekonomi ini masih harus menanti Ketua “eksekutif” terpilihnya untuk bisa dilantik di hadapan civitas akademika UNM. Banyak pihak menganggap, ada oknum yang mencoba menyalahgunakan kesempatan Mubes ini. Sebagaimana steering yang seharusnya berfungsi mengawasi jalannya Mubes justru dianggap menyalahi aturan yang telah disepakati.

5

www.profesi-unm.com

FT dan FMIPA tidak mengikuti Mubes

Yang dianggap tak memenuhi syarat

• TIDAK MEMILIKI SERTIFIKAT LK III • TIDAK MENGIKUTI DEBAT PUBLIK

AHMAD MUSAFIR Lahir : 20 Juli 1993 Fak/Jur : FSD/Desain Komukasi Visual Pengalaman Organisai Internal kampus - Himpunan Desain Komunikasi Visual - Biro Kegiatan Mahasiswa Fakultas (BKMF) Eksternal kampus - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Teman-teman di BP tidak konsisten dengan aturan yang sudah di tetapkan, padahal bayangkan kita merumuskannya selama tiga hari dan melibatkan semua fakultas, tapi ternyata dilanggar dengan entengnya Andi Bakhtiar Indirwan membenarkan bahwa yang menjadi perdebatan panjang dalam Mubes yangIST telah di-skorsing itu adalah adanya peserta yang tiba-tiba diloloskan padahal tidak memegang sertifikat LK III. Sementara itu, ia mengaku tidak tahu alasan dan pertimbangan lain BP dan Steering bersikukuh meloloskan kandidat dari FSD itu. “Saya tidak tahu juga masalahnhya, karena saat itu pun saya sudah dimisioner dan tidak banyak terlibat lagi dalam forum,” tepisnya. Ia menambahkan, sebelum berangkat ke lokasi Mubes dirinya telah merumuskan kembali aturan yang dijadikan panduan dalam Mubes. Tapi ia tidak menyangka, aturan itu diubah kembali. “Sebenarnya kami rumuskan kembali sebelum berangkat yakni yang tidak memenuhi syarat, ya kami

FOTO: IST

MUSYAWARAH BESAR. Suasana Musyawarah Besar (Mubes) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) XXI Universitas Negeri Makassar (UNM) di Wisma Cempaka Kabupaten Bone, 21 Februari lalu. Forum ini dianggap tak konsisten dan banyak melanggar aturan yang telah ditetapkan, imbasnya tak diikuti oleh semua Lembaga Kemahasiswaan (LK) diantaranya Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Ekonomi (FE).

tidak tidak loloskan memang,” katanya. Sementara itu, salah satu anggota Steering Commite (SC) Ali, membenarkan, dalam pelaksanaan Mubes ini memang terlalu banyak kepentingan yang akhirnya merajut pada praktik politik yang melanggar banyak mekanisme. Pria alumnus Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini mengatakan, forum Mubes telah ternodai oleh tangan-tangan pelakunya sendiri.

“Tidak steril karena terlalu banyak kepentingan yang seharusnya ada mekanisme yang tidak boleh diubah. Misalnya tidak ada penambahan peserta. Tapi nyatanya ada. Itu mi saya bilang apakah motifnya teman-teman,” bebernya. “Kalau ada yang tidak memenuhi persyaratan harusnya tidak bisa diakomodir. makanya kemarin saya bilang bagaimanapun steering harus bertanggungjawab,” tegasnya. (tim) Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Reportase Khusus

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

FMIPA dan FT Tak Akui BEM UNM MUBES yang seharusnya menghimpun seluruh fakultas tersebut dianggap gagal. Terbukti dengan tak hadirnya peserta dari dua fakultas, yakni FMIPA dan Fakultas Teknik (FT). Alasannya sederhana, menurut Ali, salah seorang steering committee, BEM UNM lagi-lagi tidak mampu menyatukan dari 9 Mata orange. Akan tetapi, terkait ketidakhadiran itu juga dikonfirmasi oleh Ketua Maperwa FMIPA yang sepenuhnya memberi kewenangan bagi “eksekutif” di fakultasnya. Supriadi selaku Ketua Maperwa FMIPA mengatakan, peserta dari FMIPA tidak hadir karena memang tidak mengikuti pembekalan pra Mubes dilangsungkan. “Kemarin kami sudah mengutus sebanyak 3 orang dari FMIPA sendiri, namun karena tidak ikut pembekalannya sebelum berang-

kat, sehingga FMIPA tidak ada yang pergi,” kilahnya. Namun Presiden BEM FMIPA, Andi Ade Aqsa mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap BEM. “Mending bubarkan saja. Sudah semakin terbukti bahwa BEM universitas sudah tidak mampu lagi mempersatukan lembaga-lembaga fakultas. Apalagi mubes ini menelan banyak uang. Baru hasilnya juga tidak ada. Ini kan uangnya mahasiswa yang dititipkan kepada pengurus LK,” tutur Andi Ade Aqsa, Presma BEM FMIPA. Beberapa fungsionaris lembaga juga menganggap BEM tak lagi bisa dipercaya. Senada, Presma BEM FT, Muhammad Irwan, juga menuturkan hal yang sama. Ia sangat kecewa dengan kondisi LK saat ini. “Memprihatinkan kondisi LK ketika setiap kelompok mempertahankan egonya masing-mas-

ing,” ucapnya. Pun, ia bersama jajarannya sudah terlanjur kecewa dengan aturan yang ditetapkan untuk penjaringan calon Presma. Ia menganggap aturan yang ditetapkan tidak konsisten. “Kami sebelumnya juga punya calon, angkatan 2009. Tapi karena PR III melarang angkatan 2009, dan sempat dicekal, maka kami urung. Tapi, tiba-tiba kenapa ada disetujui calon dari FIS angkatan 2009,” keluhnya. Dikonfirmasi terkait ketidakhadirannya di Mubes, ia hanya mengungkapkan bahwa surat undangan untuk menghadiri mubes memang tidak pernah didapatinya. Hingga pada pelaksanaan mubes, ia baru mendapatkan sms. “Tidak ada surat yang masuk ke kami. Baru pas hari H-nya, kami baru disms,” bebernya. (tim)

Jaring Ulang Capres BEM! HINGGA kini, kepengurusan LK universitas masih vacuum. Belum ada Presma terpilih yang siap mengadu misi di lingkungan kampus orange. Bahkan, belum ada pula kejelasan kapan skorsing sidang Mubes dicabut. Menanti keputusan baru, untuk sementara, Ferdhi maupun Ahmad Musafir berharap-harap cemas. Ferdhi yang merupakan mahasiswa angkatan 2009 merasa dipersulit oleh aturan yang diciptakan oleh PR III. Ia menganggap, aturan kemahasiswaan seharusnya tidak membatasi ruang bagi mahasiswa untuk berlembaga. Seharusnya birokrasi, menurutnya, tidak berwenang mengatur angkatan mahasiswa. “Saya mau selesai 7 tahun ataupun lebih cepat, adalah hak saya. Jelasnya, saya masih berstatus mahasiswa. Saya kira birokrasi memberi-

kan aturan yang berangkat dari kepentingannya sendiri,” tanggapnya. Di sisi lain, Ahmad Musafir yang kembali dicalonkan pun sama sekali tidak memenuhi persyaratan administrasi. Meskipun tidak berasal dari mahasiswa angkatan 2009, namun banyak pihak yang menganggap pencalonannya dipaksakan semata. Ia sebelumnya tidak lolos dalam verifikasi berkas yang digelar demi penjaringan calon Presma. Oleh karena itu, tak mengherankan jika PR III, Heri Tahir menyampaikan mosi tidak percayanya kepada LK binaannya. Ia mengatakan, tidak perlu lagi diadakan pemilihan jika masih ada yang tidak memenuhi syarat. “Silahkan lakukan penjaringan ulang, jangan sampai lagi ada yang tidak memenuhi syarat,” tegasnya. (tim)

November 2009 • Mulai berhembus mosi tidak percaya terhadap kinerja BEM UNM • Tak satupun pihak BEM Fakultas merasakan bukti kinerja • LK mulai diusir dari PKM lantaran persetujuan dari Presiden BEM dan UKM

Silahkan lakukan ­penjaringan ulang, jangan sampai lagi ada yang tidak memenuhi syarat PR III UNM, Heri Tahir

f

KATA MEREKA

LPPM Profesi UNM

Fajri At Tharawy

Baiknya dibubarkan saja, seperti banyak kampus yang ada. Toh, tujuannya sebagai Wadah pemersatu antar Fakultas malah menjadi ajang perpecahan. Kita terlalu jauh larut dalam konflik yang demikian. Akhirnya kasus yg butuh pengawalan jadi terabaikan karena kita tak bisa solid dalam tataran Universitas. Terlalu banyak kepentingan yang bukan berasal dari kepentingan dan pemikiran Mahasiswa. Karena kalau tetap mau dilanjutkan, maka harus ada bukti atau kesepakatan bahwa semua Fakultas akan bisa solid. Jika tidak, sekali lagi ini lebih baik diganti dengan forum presidium antar Fakultas saja. Dimana forum itu menempatkan semua perwakilan Fakultas yang dimana dalam posisi jabatan dan wewenang yang sama. (Jadi tak ada perebutan jabatan pada tahap ini).

Andi Rahmat Agung

Saya selaku angkatan 2013 belum kenal yang namanya BEM UNM, kayak tidak pernah terdengar gaungnya ? vakum apa?

Ammink Zhi

BEM...??? Memang ada BEMnya UNM....??? Aku kira sudah mati suri

Muhammad Saiful Islam

BEM = ??? kalau menurut saya BEM = Badan Esatuan Mahasiswa.

Hanif Scout

Tidak ada kabarnya

Joe Sandi Hafid

Belum terlihat usahanya untuk menyatukan 9 mata orange. Padahal itulah tujuan dari BEM UNM sebagai wadah yang menyatukan 9 fakultas yang ada di UNM.

WaChyu Ghandy

Mewakili yang suara yang paling muda 2013 “Kalau di lihat delegasi dari anggota BEM setiap fakultasnya itu tidak merata dari 9 mata orange. kalau tidak salah hanya 3. di sini bisa di lihat eksistensinya BEM UNM merata atau tidak?, kmudian belum lagi perpecahan-perpecahan yang terjadi di dalam kerumahtanggaannya, mengundurkan diri dan sebagainya. Bagaimana bisa menyatuhkan 9 mata orange kalau di tubuhnya sendiri ada perpecahan? untuk itu, kami harap untuk kepengurusan selanjutnya jangan mengutamakan intelektualitas semata, tapi justru moralitasnya juga harus di jaga lalu di pertahankan. Makasih kak

• BEM tak berkutit pelaksana PMB secara sepihak oleh birokrasi Tahun Akademik 2010/2011 • Pelantikan ketua BEM dimintai birokrasi untuk ditunda • Pasalnya, ketua BEM terpilih, Ali Akbar diklaim tercatat sebagai atas aktif lantaran tak membayar SPP • Prodi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi dan FMIPA mengeluarkan surat yang menerangkan prestasi Ali Akbar bermasalah. Agustus 2010

Maret 2010 • 13 pengurus di bawah kepemimpinan Ocha Labusab mengundurkan diri • Pemicunya, sikap pimpinan yang dinilai tidak becus kalau mengawal pergerakan LK • Isu pemukulan telah dihembuskan mulai awal maret

Rekam Jejak BEM UNM

• BEM gagal kawal kasus DO di FE dan FBS serta pembebasan LK FBS • Anggaran pengurus BEM diakui tidak sesuai kinerja

2009-2013

Mei 2011 • Pengurus UKM mencium konspiksi LK UNM dengan birokrasi terkait pengosongan PKM • Penyebabnya, BEM-MAPERWA diikat birokrasi, mereka diancam tak akan dilantik apabila PKM tidak dikosongkan.

Agustus 2011

Oktober 2011 • PR III tunda pelantikan ketua BEM terpilih karena menilai kecendrungan LK hanya melawan birokrasi

• BEM UNM timbun dana. Adanya indikasi pengurus BEM UNM 2011/2012 yang punya tingkahlaku menyimpang dana Advance Training 2011 dan 2012 ternyata hingga masih ada dikantong BEM. Dana yang tertimbun sekitar 40juta. September 2012

• Empat fakultas tak akui BEM UNM (FBS dan FIS walk out l Fpsi dan FT tidak hadir Mubes) • Pelaksanaan Mubes cacat prosedural karena ­ketua terpilih menjabat ketua Maperwa FMIPA. Januari 2013

GRAFIS: KASDAR-PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Info Akademik

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

Pendaftaran PPs Gelombang II Dibuka MESKIPUN pendaftaran gelombang I Program Pascasarjana (PPs) UNM telah ditutup, namun pihak panitia penerimaan maba PPs masih menerima calon mahassiswa yang ingin mendaftar. Pendaftaran PPs Gelombang II akan dibuka mulai 15 April hingga 9 Mei mendatang. Menurut ketua panitia penerimaan maba, Nurdin Arsyad, pendaftaran untuk gelombang kedua ini hanya berlangsung selama 28 hari. Selepas itu, pendaftaran tidak akan dibuka lagi. “Program studi yang tidak dibuka lagi pada gelombang II hanya Pendidikan Matematika (Program Magister) dan Pendidikan Fisika (Program Doktor),” imbuh dosen jurusan Matematika ini. Sementara itu, ada kemudahan bagi mahasiswa yang tidak lolos di pendaftaran geombang I. Asisten Direktur I PPs, Suradi Tahmir mengatakan, mereka yang berniat untuk mendaftar lagi di gelombang II tidak perlu tes berkas lagi. “Mahasiswa yang tidak lolos di gelombang I tidak usah memasukkan lagi berkassnya, karena pada sudah dinyatakan lolos berkas. Cukup membayar uang pendaftaran untuk tes ulang saja di gelombang II,” terangnya. Suradi menyarankan, mahasiswa yang ingin mendaftar agar membuka situs resmi PPs UNM dan melakukan pendaftaran secara online.(sam)

SNMPTN UNM 2014

Peminat Tembus 25.956

JUMLAH peserta calon mahasiswa baru yang mendaftar di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 di Universitas Negeri Makassar (UNM) melonjak, setelah penutupan pendaftaran pada 31 Maret. Dari data yang disebutkan Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Sofyan Salam, peminatnya mencapai 25.956 pendaftar. Sedangkan untuk peserta Bidikmisi mencapai 5.730 orang. “Peminat UNM cukup melonjak, dibanding tahun lalu yang hanya 24.000 peserta yang memilih UNM,” ungkapnya. Guru besar Fakultas Seni dan Desain (FSD) ini juga merincikan perihal ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi di UNM pada pendaftaran melalui jalur SNMPTN, yakni sebanyak 9.731 orang memilih UNM sebagai proritas utamanya untuk melanjutkan ke bangku perkuliahan, sedangkan sebanyak 16.225 orang memilih PTN pencetak tenaga pendidik ini sebagai pilihan kedua. UNM didaulat sebagai Ketua Panitia Lokal pelaksanaan SNMPTN di Sulsel, Panlok 80 bekerja sama dengan UIN Alauddin. Rencananya, UNM akan mempersiapkan kuota untuk jalur SNMPTN sebanyak 1.965 orang, yakni minimal 50 persen dari

jumlah mahasiswa baru yang akan diterima. Sedangkan kuota yang dialokasikan untuk jalur SBMPTN minimal 30 persen dan untuk jalur mandiri maksimal 20 persen dari kuota keseluruhan. “Setiap Perguruan Tinggi Negeri masing-masing memiliki kriteria tersendiri dalam penentuan kelulusan calon maba yang akan diterima,” terangnya.

Proses penyeleksian SNMPTN dilaksanakan sejak 1 April hingga 26 Mei dan diumumkan pada 27 Mei. Hanya saja, masih ada beberapa prodi UNM yang tidak masuk dalam daftar pilihan di jalur SNMPTN yakni Statistika, Pendidikan Bahasa Arab, dan Pendidikan Bahasa Mandarin. Pasalnya, sampai saat ini belum ada perizinan dari Dikti terkait ketiga prodi tersebut. (nrl)

Jumlah Peminat UNM dalam Total Pendaftar: 25.956 memilih UNM sebagai PILIHAN PERTAMA

- Bidikmisi: 5.730

SNMPT20N14

UNM sebagai 9.731 16.225 memilih PILIHAN KEDUA

* Total yang akan diterima jalur SNMPTN : orang

1.965

*50% dari kuota yang disediakan UNM

HALAMAN DEPAN SIMPADU. Tampak halaman depan Simpadu UNM terlihat beda dengan sebelumnya, inovasi ini diluncurkan 30 Maret lalu. Rencananya dipersiapkan tahun akademik yang akan datang, namun telah diluncurkan untuk mempermudah civitas akademik dalam beradaptasi sebelum akhirnya di patenkan.

GRAFIS: KASDAR-PROFESI

ADA yang berbeda ketika membuka Sistem Informasi Manajemen Terpadu (Simpadu) UNM. Terhitung sejak 30 Maret lalu, ICT Center UNM telah menginovasikan tampilannya dengan meluncurkan versi terbaru. Sistem pelayanan informasi akademik berbasis web tersebut, Kepala ICT Center UNM, Rusli, mengutarakan, sofware itu telah dikerjakan sejak awal tahun 2014. katanya, Simpadu versi 2014 ini diperuntukkan bagi tahun akademik mendatang. Akan tetapi, untuk mempermudah adaptasi dosen maupun mahasiswa, maka tampilan baru diluncurkan lebih awal. “Biar mahasiswa kenalan dulu. Supaya pada saat pengisian KRS online berikutnya sudah mantap dan tidak pusing lagi. Kalau ada masalah, kami juga bisa cepat menindakinya,” terang Rusli. Ditemui di tempat yang sama, Staff ICT sekaligus operator official website UNM, Hartoto menjelaskan keunggulan Simpadu versi baru tersebut. Dari segi

tampilan, kini Simpadu memanfaatkan HTML 5 CSS 3 yang kaya akan fitur-fitur baru yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna. “Kami sengaja mendesainnya se-simple mungkin agar sesuai dengan kebutuhan pengguna,” jelasnya. Segi keamanan, tambahnya lagi, versi baru jauh lebih baik. Error atau hang yang sering didapati mahasiswa jauh berkurang dengan diterapkannya versi ini. “Yang menarik, kita bisa lebih interaktif dengan admin, baik via chat maupun forum yang telah disediakan,” imbuhnya. Selain mengacu pada tampilan baru, Simpadu juga mulai disinergikan dengan program Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa (EDOM). Pengguna Simpadu tidak akan bisa mengakses informasi akademiknya jika tidak terlebih dahulu mengisi form EDOM yang muncul di saat login. Selain merilis Simpadu versi baru, pihak ICT juga sedang dalam proses menggarap aplikasi baru untuk melengkapi sistem pelayanan akademiknya. (sms)

Maroko Siap Terima UNM

Streaming: radioprofesi.com

Menurut Pembantu Rektor Bidang Kerjasama (PR IV) Eko Hadi Sujiono, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko pernah mengirimkan undangan kepada UNM untuk menindaklanjuti kerjasama yang telah dilakukan sebelumnya antar kedua negara. “Duta besar itu menganggap program SAME ini bisa ditindaklanjuti dengan melakukan kerjasama antar universitas,” terangnya. Seperti program kerja sama pada umumnya, pertukaran mahasiswa ke luar negeri atau exchange

AGENDA Intermediate Training BEM FT BADAN Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menyelenggarakan Intermediate Training bertemakan “Harmoni Lembaga di Ruang lingkup Kampus Rajawali”. Salah satu agenda kegiatan, yakni Karantina Peserta akan digelar pada 17-20 April mendatang. Kegiatan tersebut, menurut panitia, bertujuan memberantas problematika yang ada di lingkup FT sehingga melahirkan kader yang mampu menjawab tantangan yang ada dan dimaksudkan untuk meneruskan estafet kepengurusan yang ada di FT. (pr58)

Inaugurasi “Bingkai Emas” HIMPUNAN Mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (Hima PPB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM bakal menggelar Inagurasi yang bertema “BINGKAI EMAS” (Bingkisan Karya Seni Ekspresi Mahasiswa)”. Inaugurasi ini akan digelar di Auditorium Amannagappa pada 18 April. (pr58)

Simpadu Tampil Baru

SUMBER: INT

DUA perguruan tinggi di Maroko, yakni Universitas Malek Essaadi Maroko dan Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah, tercatat akan menjalin kerja sama yang berawal dari program Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME). Program Dikti tersebut dulunya mengirim beberapa dosen UNM terpilih untuk mengajar 4 bulan lamanya. Penandatanganan Master of Understanding (MoU) antar universitas ini telah berlangsung di dua kota yaitu Faz dan Tetouan, Maroko.

7

www.profesi-unm.com

program harus memenuhi standar yang diberlakukan. “Biasanya IPK minimal harus 3,00 dan skor TOEFL 500 atau nilai IELTS 6. Tapi kalau tahu Bahasa Arab, bisa direkomendasikan lanjut disana walaupun skor TOEFL-nya tidak mencapai 500,” terang Eko. Dalam waktu dekat ini, Eko memaparkan lebih jauh, pihak UNM akan mengirim dosen ke negeri Islam moderat tersebut. Hanya saja, dosen akan membiayai dirinya sendiri. “Dosen sekarang ilmuwan. Penelitiannya banyak dan

bisa membiayai diri sendiri dengan melakukan penelitian,” kilahnya. Sementara mahasiswa yang akan mengikuti program kerjasama ini mendapatkan pendidikan gratis di kedua universitas tersebut, namun tidak mendapatkan biaya hidup. Bagi mahasiswa yang berniat mengikuti program ini, harus melapor ke kantor urusan internasional. Kemudian diproses dan akan diberikan rekomendasi oleh PR IV untuk dimintakan surat penerimaan atau admission dari universitas yang diminati. (tar)

Sekolah Gender ­Sosiologi HIMPUNAN Mahasiswa Sosiologi (HMJ) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelaar Sekolah Gender di kampus Gunung Sari pada tanggal 18 hingga 20 April. Kegiatan tersebut akan diikuti oleh mahasiswa FIS dengan tujuan memberikan pengetahuan tentang peran laki-laki dan perempuan dalam lingkup masyarakat agar tidak terjadi ketimpangan. (pr58)

Perekrutan LKIMB UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa Bertaqwa (LKIMB) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali melakukan perekrutan anggota baru. Pendaftaran yang dimulai pada 3-11 April. Sementara untuk pelaksanaan kegiatan dan pengukuhan sendiri baru dilaksanakan pada 18 hingga 20 April. (pr58)

Diklat Jurnalistik se-Indonesia LEMBAGA Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi UNM akan mengadakan Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut (DJTL) 2014 di Wisma Wirabuana Jl. Ammanagappa Makassar, Kamis 7 sampai 10 Mei 2014 mendatang. DJTL yang mengangkat tema “Ancaman Media Sosial Terhadap Verivikasi Media Massa” rencananya akan diikuti universitas se-Indonesia. Diklat ini akan menghadirkan jurnalis TEMPO, Metta Dharmasaputra sebagai pemateri pada DJTL ini.(pr33) Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Wawancara Khusus www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

Selamatkan Mahasiswa dari

D

ewasa ini kasus korupsi semakin merajalela di bumi pertiwi. Rentetan kasus yang sampai ke tangan kepolisian hingga kejaksaan tinggi membuka mata kita akan banyaknya oknum-oknum yang melakukan tindak pidana korupsi. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara terkorup ke-5 dari 146 negara seAsia Pasifik. Sedangkan di tingkat dunia sendiri, Indonesia menempati posisi ke 144. Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, kasus korupsi juga sudah merambah ke dunia pendidikan. Lantas, mau jadi apa negara ini jika tenaga pendidik juga ikut korupsi ? Menanggapi kasus-kasus korupsi yang marak di segala lini, berikut hasil percakapan antara reporter Profesi Dian Febriani dengan Direktur Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi Selatan, Abdul Munthalib. Bagaimana ACC melihat tindak pidana korupsi yang juga mulai merambah instansi pendidikan? Korupsi terjadi di segala sektor. Mulai dari sektor Sumber Daya Alam (SDM), pemerintahan, barang dan jasa hingga sektor pendidikan. Bedanya, kalau dulu korupsinya agak konvesional, sekarang modusnya sudah berubah. Oknum-oknum yang terlibat di dunia pendidikan rata-rata pendidik juga, orang-orang berilmu. Sangat memprihatikan ketika korupsi mewabah di kalangan pendidik. Padahal seharusnya di sektor pendidikan itu bisa menjadi penyeimbang, dalam artian pendidik itu bersifat mendidik, mengajar , melakukan hal-hal yang positif. Kalau pendidiknya yang sudah rusak, pasti lebih parah lagi yang dididik. Anak muda bisa kehilangan kepercayaan terhadap pendidiknya sendiri. Apa yang mesti dilakukan oleh birokrasi kampus? Saya kira banyak cara yang bisa dilakukan birokrasi kampus, paling pertama itu korupsi tetap muncul dari pribadi masing-masing. Apalagi, pendidkan moral itu penting untuk diting-

Korupsi Korupsi

katkan, karena iman kita ini naik turun . Yang kedua, adanya perturan terkait pendidikan anti korupsi, undang-undang, kemudian kita jadikan acuan untuk peraturan yang bersifat internal di kampus. Yang ketiga, melakukan kegiatan anti korupsi di sektor kampus. Saya kira sudah ada beberapa kampus yang memasukkan hal ini menjadi mata kuliah di kampus. Termasuk dengan mengadakan pelatihan anti korupsi atau membuat lomba. Kalau kami disini, melakukan penekanan tindak korupsi dengan mendidik pejabat publik.

Menekan tindak korupsi dengan mendidik pejabat tinggi itu seperti apa? Maksudnya begini, misalnya calon pemimpin, kita membuat mereka untuk membuat pernyataan tertulis. Kemudian bersedia membuka semua data-data keuangan yang ada, bersedia melaporkan jika adanya penyimpangan. Itu kita su-

dah lakukan di tingkat walikota juga. Tapi, inti yang paling penting dari pencegahan tindak korupsi itu apa? Intinya kembali ke pribadi masingmasing, kalau pun kita sudah melakukan berbagai cara untuk mencegah dan mengindari tindak korupsi namun iman kita tidak stabil, kita bisa saja tergerus. Apalagi korupsi itu kan sembunyisembunyi. Disaat kita berhdapan dengan kesempatan itu, misalnya, dengan kondisi iman yang lagi turun, bisa saja kita tergerus di dalamnya. Jadi, kembali ke individu masing-masing. Terkait modus, yang kerap digunakan dalam tindak pidana korupsi itu seperti apa ? Kalau aturan yang sekarang, dalam pengadaan barang dan jasa misalnya budget-nya di atas 200 juta,harus dilakukan proses lelang. Nah, modus yang banyak terjadi , sekarang panitia pelaksana barang lelang dan peserta lelang, biasanya bertemu sebelum terjadi proses pelelangan secara formal. Jadi, sudah ada komunikasi sebelumnya atau tawar menawar . Disini si panitia lelang yang mengatur perusahaan yang mana misalnya yang akan meng-tender, meskipun pada saat proses lelang ini tidak terpenuhi. Ini adalah mudus dan hampir terjadi pada sektor pelelangan yang lain, bukan cuma di sektor pendidikan saja. Bagaimana apabila instansi pendidikan menolak untuk dimintai tranparansi anggaran misalnya ? Tidak bisa, karena sudah ada undang-undang keterbukaan informasi. Kampus harus membuka secara jelas proses keadaan

keuangan kampus. Apalagi ini kan lembaga orang yang terdidik. Harus disadari itu oleh para pejabat-pejabat kampus, sehingga mahasiswa yang ada di sana bisa memahami dan bisa mengerti. Dan itu bagian dari proses informasi. Kalau misalkan itu sudah terpenuhi saya kira tidak ada masalah. Karena korupsi itu selalu diam-diam kemudian dilakukan secara sembunyi -sembunyi. Kemudian jika dari awal informasinya sudah di tutup-tutupi, itu patut dicurigai. Bagaimana ACC melihat peran Kepolisan dalam proses pengawasan tipikor? Kalau kau kita mau melihat kinerja hukum, itu masih sangat lemah. Kami sudah beberapa kali meminta data terkait korupsi jembatan di Bone atau misalnya kami juga pernah meminta data kasus korupsi yang diusut oleh Kapolda, tapi tidak ditanggapi. Dengan tidak merespon berarti itu indikator. Kalau melihat di catatan akhir tahun, kami dengan tegas menyatakan kinerja kepolisian dalam mengawal kasus korupsi sangat buruk. Apa yang mesti dilakukan mahasiswa untuk mencegah tindakan korupsi di kampusnya? Mahasiswa harus berupaya menekan dan mengawasi kasus korupsi yang dicurigai di kampusnya. Kalau bisa, untuk menyosialisasikan pentinganya pencegahan terhadap korupsi, mereka bisa juga mengundang beberapa lembaga yang bergerak di bidang pencegahan kasus korupsi. Termasuk pula ikut serta dalam komunitaskomunitas maupun lembaga itu. (*) ABDUL MUTTALIB, S.H. Lahir : Makassar, 9 Juni 1974 Pekerjaan : Ketua Badan Pekerja ACC Sulawesi Alamat : Jl. A.P.Pettarani Ruko Pettarani Center Blok A No.17 Riwayat Pendidikan • • • •

SD Negeri Labuang Baji 1980 - 1986 SMP Muhammadiyah Jongaya 1986 – 1989 SMA Muhammadiyah Sulsel 1989 - 1993 Fak. Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar 1993-1998 • Program Pasca Sarjana Jurusan Ilmu Hukum UMI Makassar 2014 Riwayat Organisasi • • • • • • • • •

Ketua Umum HMI Kom. FH-UMI 1994-1995 Ketua HMI Korkom UMI 1995- 1996 Sekretaris HMI Cabang Makassar 1997 – 1998 Fasilitator Wilayah Konsorsium Pembaruan Agraria (Region Sulsel) Volunteer Lawyer pada Kantor LBH Makassar 1999 – 2003 Kepala Divisi Hak Ekosob LBH Makassar 2004 Kepala Bidang Internal LBH Makassar Tahun 2007 Direktur LBH Makassar tahun 2007 – 2010 Ketua Badan Pekerja ACC Sulawesi

FOTO: SOFYAN-PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Utama Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

Sistem Ribet, Dana Mampet

9

www.profesi-unm.com

Sistem regulasi duit UNM kian berbelit semenjak dililit kasus dugaan korupsi. Transparansi dan akuntabilitas yang digaungkan, dulu, kian samar terdengar. “Masuk rahasia negara itu,” seperti itulah yang ditandaskan Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) UNM Nurdin Noni, ketika salah seorang wartawan Profesi menyambanginya hanya untuk meminta kejelasan terkait rincian anggaran dana tiap fakultas di UNM. Seolah menutup diri, ia tidak bersedia memberikan data terkait nominal dana yang diterima tiap fakultas di UNM. Tak hanya itu, rincian terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang hingga hari ini membingungkan sivitas akademika, pun tak bersedia dibagikannya. Padahal, sejatinya rincian tersebut bisa ditransparansikan kepada mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa bisa paham fasilitas dan pelayanan akademik apa saja yang ditanggung oleh sistem pembayaran “sekali pakai” itu. “Masuk rahasia negara itu, kalau diperlihatkan berarti kita melanggar. Transparansinya kan dengan tim auditor BPK yang selalu datang itu,” kilah PR II. Nampak jelas sangat sulit untuk meminta sekadar pertanggungjawaban transparansinya di hadapan publik. Menurutnya, data anggaran di UNM merupakan rahasia negara dan tidak boleh diperlihatkan. Hal tersebut seyogyanya dipahami oleh suatu instansi perguruan tinggi yang mengelola keuangannya secara transparan, profesional dalam penggunaannya, dan akuntabel (bisa dipertanggungjawabkan, red). Instansi perguruan tinggi tentu harus memahami manajemen keuangan secara benar berdasarkan prinsip-prinsip manajemen yang telah ada. Dengan memahami manajemen keuangan, diharapkan

pihak perguruan tinggi dapat menerapkan prinsip pengelolaan keuangan yang baik dengan tidak mengabaikan prinsip ekonomis, efisiensi dan efektifitas dalam mendukung tercapainya pendidikan. Hal itu sangat penting dipahami berbagai pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan keuangan di dalam suatu perguruan tinggi yang akuntabel dan transparan. Transparansi dan akuntabilitas pun menjadi semangat yang dibawa dalam UU Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal 78 dalam UU Pendidikan Tinggi menyebutkan tentang akuntabilitas perguruan tinggi. Salah satu bentuk akuntabilitas dan transparansi tersebut adalah Perguruan Tinggi (PT) harus melaporkan kegiatan kampus baik akademik maupun non akademik. Namun yang terjadi, di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) sendiri, dugaan peyelewengan anggaran kerap kali dijatuhkan ke para pemimpin universitas. Tidak adanya kejelasan terkait aliran dana yang mengalir menjadi hal yang kerap dipertanyakan sivitas akademika. Terlebih, banyaknya keluhan, baik di kalangan bawah hingga tataran fakultas akibat tunggakan, tunjangan tidak dibayar, hingga honor dosen pun juga jadi dampaknya. Padahal sesuai dengan pasal 78 tentang Akuntabilitas Pendidikan Tinggi, disebutkan bahwa keuangan masing-masing Perguruan Tinggi (PT) harus transparan dalam penggunaan anggaran dan harus dipublikasikan kepada Masyarakat. Jika tidak maka sanksi administratif akan diberlakukan yang bisa berdampak pencabutan izin perguruan tinggi.

Sejak UU PT Nomor 12 Tahun 2012 dibentuk, Lembaga Kemahasiswaan (LK) tingkat universitas hingga tingkat fakultas di sembilan mata orange sudah hampir kehabisan suara mempertanyakan hingga menuntut uang mahasiswa yang telah dipercayakan kepada birokrasi kampus, semisal UKT. Walaupun berujung pada dialog bersama pimpinan fakultas/ universitas, para LK tetap saja pulang dengan bungkusan omong kosong berlabel bualan. Padahal, meski tanpa desakan, transparansi anggaran sudah semestinya dilakukan pihak birokrasi universitas. Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM, Karta Jayadi mengatakan, persoalan keuangan di UNM memang setiap tahunnya menjadi masalah tersendiri yang hingga saat ini belum kunjung terselesaikan. Meski telah merancang program dengan matang, pihak fakultas selalu terkendala dalam hal pencairan anggaran. “Intinya kalau soal keuangan itu, selalu harus diawali dengan “pertengkaran”. Bahkan, sudah dari tahun nol itu ada miliaran anggaran yang tidak tersalurkan setiap tahunnya. Dana BOPTN fakultas, tidak diketahui keberadaannya,” beber Karta Jayadi. Soal transparansi keuangan, Karta Jayadi mengungkapkan jika UNM sejak dulu hingga sekarang belum pernah transparan persoalan keuangan. Bahkan menurutnya, ada beberapa oknum yang sengaja menutupnutupi beberapa anggaran belanja yang sengaja dimanipulasi. “Pengeluaran konsumsi rapat saja kuitansinya tertulis pembelian ATK. Bayangkan coba?” bebernya lebih jauh. (tim) ILUSTRASI: SAMTI-PROFESI

Menanti Transparansi UNM KASUS korupsi yang menguak beberapa bulan lalu di UNM menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan di UNM nampaknya kurang sehat. Hal tersebut banyak diakui sivitas akademika UNM, yang merasa bahwa kampus terkesan menutup-nutupi hal yang seyogyanya menjadi pengetahuan umum. Semisal rincian Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan segala jenis pembayaran yang dilakukan mahasiswa. Sampai sejauh diterapkannya pada tahun akademik 2013-2014 lalu, mahasiswa masih samar-samar memperoleh rinciannya. Berbagai keluhan terkait pembayaran yang dipungut di luar UKT itu banyak dilontarkan. Pasalnya, pihak birokrasi sendiri tak pernah secara gamblang menunjukkan rincian apa saja yang menjadi tanggungan UKT itu. Adalah hal wajar ketika mahasiswa yang telah membayarkan SPP maupun UKT menuntut fasilitas yang seharusnya mereka dapatkan selama menjalani kuliah di UNM. Sementara, seperti yang banyak kita lihat, fasilitas-fasilitas pendukung perkuliahan berbanding terbalik Streaming: radioprofesi.com

1. Keuangan UNM sudah transparan ? Tidak tahu

13%

5%

Ya

2. Realisasi penggunaan anggaran ideal ?

82%

Tidak

7%

3. Puas dengan penyediaan fasilitas serta pelayanan akademik ?

96%

Puas

Tidak puas

Tidak tahu

13%

6%

81%

Ya

Tidak

*Survei dilakukan dengan membagikan angket kepada 180 mahasiswa UNM dari 9 fakultas yang berbeda, Kamis-Jumat (10-11 April 2014) . Setiap fakultas dibagikan 20 angket, dengan mengambil sampel secara acak. SUMBER: LITBANG PROFESI GRAFIS: KASDAR-PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Reportase Utama Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Alur Dana Tidak Rinci

GEJOLAK keuangan Universitas Negeri Makassar (UNM) terus saja menuai kritik. Aliran dana yang tidak jelas ujungnya menjadi tanda tanya sivitas akademika. Hal itulah yang dialami beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang notabenenya dibentuk untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan dan didesain khusus untuk memfasilitasi pelaksanan proses belajar mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Menurut Ismail, Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI) UNM, seluruh dana UNM yang awalnya terkumpul dibagi dua. Sebanyak 70 persennya mengalir ke fakultas dan 30 persennya mengalir ke Rektorat, UPT, dan Biro. Dalam hal ini, bagian Perencanaan membuat Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) yang akan dialirkan sesuai dengan pengajuan proposal dan kebijakan Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan (PR II). “Kalau sudah disepakati proposalnya, baru kita buatkan RKAKL,” jelasnya saat ditemui di ruangannya. Lanjutnya, untuk dana UPT sendiri tidak ada penganggaran khusus, tergantung dari proposal yang mereka ajukan. ”Sebanyak 30 persen disini tidak rijit (rinci, red),” bebernya. Setiap tahunnya, Ismail menugaskan stafnya untuk mengirim surat ke UPT untuk segera mengajukan proposal demi kebutuhan RKAKL. “Kami kirimi surat itu, biar mengajukan proposal segera,” katanya.

Sejak 2012, Perpustakaan Minus Anggaran

Namun di sisi lain, apa yang dibutuhkan beberapa UPT tidak sesuai dengan apa yang dianggarkan ke UPT itu sendiri. Perpustakaan misalnya, yang rencana ingin membuat kartu perpustakaan, namun ATK yang diberikan tidak banyak membantu dalam pengadaan tersebut. “Kami dapat ATK, tapi tidak semua kebutuhan kami itu sesuai dengan yang dianggarkan,” keluh Kepala Perpustakaan, Asniar. Menurut Asniar, sejak tahun 2012 hingga dirinya menjabat sebagai Kepala UPT Juni 2013, Perpustakaan tak pernah mendapatkan anggaran sesuai dengan permintaan yang diajukan. Padahal, tambahnya lagi, seharusnya

sudah ada anggaran khusus UPT tersendiri karena dibentuk untuk membantu kerja akademik, terlebih perpustakaan yang menjadi sumber referensi belajar mahasiswa. Setiap bulannya UPT perpustakaan selalu mengajukan proposal, akan tetapi hasilnya realisasi selalu tidak ada. “Selama ini perpustakaan dari waktu ke waktu mengusulkan kegiatan-kegiatan dalam bentuk proposal, tetapi seharusnya tidak perlu diusulkan kerana ada namanya dana operasional. Apalagi ini untuk kepentingan peningkatan kualitas pendidikan,” ungkapnya. Ia lebih jauh menerangkan, anggaran perpustakaan yang telah diatur dalam UU seakan tidak berlaku di Universitas Negeri Makassar (UNM). Ini yang tampak saat melihat perpustakaan kampus Oemar Bakrie yang kini bermukim gedung eks-rektorat, Kampus UNM Gunung Sari. Menurutnya, di dalam UU Perpustakaan sudah ditetapkan bahwa minimal persen dari anggaran universitas seharusnya menjadi anggaran perpustakaan. “Disitu sudah diatur memang misalnya saja jumlah mahasiswa ada ribuan orang dikalikan SPP mahasiswa, jadi 5 persen dari itu adalah menjadi anggaran perpustakaaan. Jumlah yang sebesar itu seandainya mengalir ke perpustakaan, kita akan melihat perpustakaan yang sangat megah,” terangnya. Hal yang sama juga diungkapkan kepala UPT Pusat Bahasa, Baso Jabu. Ia mengatakan, anggaran khusus untuk UPT seharusnya sudah disediakan, karena anggaran yang masuk hanya Pembiayaan Negara Bukan Pajak (PNBP). “Dana yang kesini kan PNBP aja, seharusnya ini dibentuk sudah ada memang anggaran yang diperuntukkan,” imbuh dosen Language Testing ini. Tapi lain halnya dengan UPT Testing Center, biaya operasional UPT yang mereka peroleh sekitar Rp 3 juta per tahunnya malah dibiarkan tersimpan di bendahara universitas sejak tahun 2011. Menurut Mansyur, kepala UPT Testing Center, dirinya tidak menggunakan dana tersebut bukan karena nominalnya yang kecil, tetapi karena Testing Center masih memiliki sisa anggaran dalam penggandaan soal ujian. “Malah, kami dituntut untuk berusaha sendiri,” terangnya saat ditemui di ruangannya. (tim)

Realisasi UKT Nihil HAMPIR setahun Uang Kuliah Tunggal (UKT) telah diterapkan bagi mahasiswa angkatan 2013. Berdalih mahasiswa kaya menyubsidi mahasiswa yang tidak mampu, nominal pembayaran mahasiswa terangkum dalam lima golongan. Dalam golongan itu, mahasiswa harus membayar berkisar Rp 0 alias gratis hingga Rp 5 juta per semes-

SUDUT

+ Mahasiswa Tanpa Presiden - Sekalian tunggu pemilu 9 Juli + Sistem Ribet, Dana Mampet - Santai broo...! + Hamsu Gani: Saya Masih PR III - Jadi selama ini???

DG. TATA

Urai data, ungkap fakta, saji berita

ternya. Tentu ini menjadi peluang bagi mahasiswa yang kurang mampu untuk bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri tanpa harus dibebankan biaya yang mahal. Selain itu, peningkatan sarana dan prasarana hingga peningkatan kualitas pelayanan akademik juga dijanjikan melalui sistem wajib yang diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu. Namun, realitas yang terjadi tidak seindah angan-angan para mahasiswa baru. Penerapan sistem pembayaran tunggal dengan iming-iming meringankan beban biaya perkuliahan ternyata hanya menimbulkan rasa kecewa. Ada banyak tanggungan kuliah yang ternyata kembali dibebankan pada mahasiswa. Sementara, janji awal pembayaran UKT bahwa segala jenis pembayaran uang kuliah disatukan dalam satu semester. Jas almamater misalnya, seragam kebanggaan bagi mahasiswa ini nyatanya tidak termasuk dalam komponen rancangan penerapan UKT. Begitu pun soal kualitas pelayanan akademik,

Undang-undang Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 78 ­TENTANG AKUNTABILITAS PERGURUAN TINGGI (1) Akuntabilitas Perguruan Tinggi merupakan bentuk pertanggungjawaban Perguruan Tinggi kepada Masyarakat yang terdiri atas: a. akuntabilitas akademik; dan b. akuntabilitas nonakademik. (2) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib di wujudkan dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (3) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan. (4) Laporan tahunan akuntabilitas Perguruan Tinggi dipublikasikan kepada Masyarakat. (5) Sistem pelaporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SANKSI ADMINISTRATIF BILA MELANGGAR KETENTUAN PASAL 78 a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara bantuan biaya Pendidikan dari Pemerintah; c. penghentian sementara kegiatan penyelenggaraan Pendidikan; d. penghentian pembinaan; dan/atau SUMBER: UU PT-INT e. pencabutan izin.

GRAFIS: KASDAR-PROFESI

Aliran Dana UNM (APBN, PNBP, Hibah, dsb) • •

Rektorat UPT (Unit Pelaksana Teknis)

• • • • • • • • • •

Perpustakaan ICT Center Pusat Sumber Belajar PPL Layanan Konseling dan Bimbingan Mahasiswa MKU Kewirausahaan 5% Pusat Bahasa Testing Center Pusat Penjamin Mutu

30% Lembaga Kemahasiswaan Tingkat Universitas

Biro

• • •

BAUK BAAK BAPSI

70% Lembaga Kemahasiswaan Tingkat Fakultas

“Pemanfaatannya tidak jauh berbeda dengan SPP, pokoknya sama saja, tidak ada perbedaan,” PR II UNM, Nurdin Noni nyaris tidak terlihat perbedaan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mahasiswa Faklutas Ekonomi (FE), Irsam Ya’kub, menganggap sistem turunan dikti ini tidak memberikan hasil yang jelas. Apalagi, di luar itu masih banyak mahasiswa yang mengeluh karena pungutan-pungutan yang dianggap seharusnya terakumulasi dalam UKT tersebut. “Ini UKT produk gagal,” cetus Irsam. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UNM, Nurdin Noni berdalih, kesepakatan penerapan UKT, realisasinya tidak berbeda

5%

• • • • • • • • •

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Fakultas Ilmu Ekonomi (FE) Fakultas Psikologi (FPsi) Fakultas MIPA (FMIPA) Fakultas Teknik (FT) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Fakultas Seni dan Desain (FSD)

GRAFIS: KASDAR-PROFESI

jauh dari komponen pembayaran dengan mahasiswa yang membayar SPP. “Pemanfaatannya tidak jauh berbeda dengan SPP, pokoknya sama saja, tidak ada perbedaan,” tutur Nurdin Noni. Menurutnya, UKT yang dibayarkan mahasiswa hanya mencakupi pelayanan akademik saja dan tidak termasuk peningkatan sarana dan prasarana. “Seperti almamater dan kelengkapan kuliah lainnya memang tidak dianggarkan. Hanya yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan akademik selama ini. Jadi hanya pungutan-pungutan resmi saja yang tidak lagi dibayarkan seperti biaya seminar proposal, penelitian, KKN, PPL atau PKL, seminar hasil, skripsi dan wisuda saja. Selain dari itu kan dari kebijakan prodi seperti studi untunk banding dan sebagainya, tetap bayar,” rinci eks-PR IV UNM ini. (tim)

TIM REPORTASE UTAMA Dian Febriani (Koordinator) l Agung Rinaldi Malik l Muh. Yasir l Rajab Streaming: radioprofesi.com


Reportese Utama

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

11

www.profesi-unm.com

Soal Uang, LK Bingung REGULASI keuangan yang tidak jelas kerap membingungkan mahasiswa hingga menuntut kejelasan keuangan UNM. Aksi ini tidak akan usai sebelum birokrasi “blak-blakan” mengungkap secara rinci. Seperti halnya dengan dialog terbuka yang digelar di ruang seminar Fakultas Ekonomi, Jumat (4/04), yang menghadirkan Pembantu Dekan, Ketua Jurusan, dan Ketua himpunan. Lambatnya kucuran dana yang mengalir di fakultas hingga berdampak pada anggaran LK, menyisakan tanya dan berujung ketidakpahaman. Padahal di tataran fakultas sendiri, birokrasi fakultas juga merasakan hal yang sama. Dalam hal ini, Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD1) FE angkat bicara terkait kucuran anggaran di fakultas. “Kendala kita dalam pencarian dana, karena membutuhkan proses. Terkadang kita dapat, kadang juga tidak,” kesahnya di forum. Selain itu Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Hasnawi Haris membenarkan, kucuran dana di fakultas tidak segampang regulasi yang ditetapkan. “Karena tidak bisa juga kita berpikir, ada substitusi juga, yang jelas 70 berbanding 30 lah pembagiannya,” tukasnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa apa yang dianggarkan fakultas dalam RKAKL terkadang tidak sesuai. Ini bukan karena mengalami perubahan, melainkan tidak cocok dengan pemasukan fakultas, dalam hal ini berkaitan dengan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA). Sehingga, apa yang tercantum tidak dilaksanakan. “Bukan dirubah, tapi tidak sesuai dengan estimasi pemasukan kita yang ada. Nah, itulah yang kadang tidak bisa dilaksanakan,” pungkas eks- Pembantu Dekan I FIS itu.

Dana Cair Lewat Rekening

Pola pencairan dana anggaran untuk Lembaga Kemahasiswaan (LK) di UNM kini menggunakan sistem baru. Masingmasing LK harus menerima pencairan dana melalui rekening BNI pribadi setiap pengurus. Menurut keterangan dari Bagian Keuangan UNM, sistem baru ini diterapkan setelah menggelembungnya kasus dugaan korupsi pengadaan alat-alat laboratorium pendidikan FIK. “Penyaluran dana dan anggaran lebih diperketat sistemnya, karena kasus korupsi yang kemarin sempat mencuat,” ujarnya. Peraturan penyaluran dana yang akan

diterapkan ke seluruh fakultas ini membuat sebagian pengurus LK kelimpungan dan kebingungan. Kepala Suku Bengkel Sastra (Bestra) Biro Kegiatan Mahasiswa Fakultas (BKMF) FBS, Ilyas Zainuddin mengaku tidak paham betul seperti apa mekanismenya. Hal yang senada juga diungkapkan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio), Rasda. Menurutnya, sistem ini cukup merepotkan bagi pengurus LK. Pasalnya, untuk mencairkan dana harus terlebih dulu mengumpulkan semua rekening pengurus. Sementara tidak semua pengurus yang memiliki rekening BNI, seperti yang diwajibkan oleh pengelola keuangan kampus. “Cukup ribet, karena kita harus mengumpulkan nomor rekening panitia lalu disetor ke fakultas. Padahal kalau sistem sebelumnya cukup tanda tangan saja di fakultas,” tutur mahasiswa angkatan 2011 ini. Menanggapi hal tersebut, PR II UNM, Nurdin Noni membenarkan, pencairan dana tersebut tujuannya bukan hanya untuk pengurus LK melainkan semua yang terlibat di dalam kegiatan. Dalam hal ini adalah semua yang menjadi panitia. “Jadi pencairan dana untuk LK di UNM sekarang, itu semua melalui rekening panitia yang terli-

Cukup ribet, karena kita harus mengumpulkan nomor rekening panitia lalu disetor ke fakultas. Padahal kalau sistem sebelumnya cukup tanda tangan saja di fakultas Ketum HIMABIO, Rasda bat di dalam kegiatan tersebut,” terangnya. Menurutnya, hal tersebut dilakukan demi meminimalisir proses penyimpangan dana jika diserahkan dalam bentuk cash atau tunai. “Dananya itu beragam tergantung kegiatan apa, kalau kegiatannya berskala besar, dananya tentu juga besar,” imbuhnya. (tim)

Kasus Alat Laboratorium FIK

Penyidik Janji Tangkap Tersangka Baru Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel, Endi Sutendi mengaku, kasus korupsi sejauh ini terus ditelusuri pihak penyidik dari Kepolisian Daerah (Polda) dan hasilnya telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. “Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, tim penyidik menetapkan Syatir Mahmud dan Lisa Lukitawati sebagai tersangka,” ungkapnya saat dihubungi, Rabu (2/4).

Dekan FIK Jadi Sasaran

Kombes Endi Sutendi

SUMBER: INT

KASUS korupsi mega proyek pengadaaan alat laboratorium Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) yang menyeret nama kepala Biro Administrasi dan Keuangan (BAUK) UNM, Syatir Mahmud telah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Selatan (Sulsel) setelah beberapa bulan kasus ini menjadi bahan penyelidikan Polda. Akhir Januari 2013, kasus yang membuat citra UNM di mata masyarakat buruk ini memasuki babak baru setelah Surat Pemeritahuan Dimulainya Penyelidikan (SPDP) kasus proyek yang merugikan negara 13M ini telah diterima Kejati Sulsel.

Mengenai nama baru yang kemungkinan akan menjadi tersangka baru, Endi mengatakan, ada beberapa nama baru yang diduga memiliki peran dan akan dibidik. Tapi, itu masih menjadi dugaan dan masih dalam proses. “Pihak penyidik pun telah memeriksa beberapa saksi terakit kasus ini, Dekan FIK, Arifuddin Usman dan Kepala Biro Anggaran Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI), Ismail,” bebernyanya. Diharapkan, lewat pemeriksaan tersebut akan ditemukan penambahan tersangka baru. Endi menambahkan, Penyidik juga telah mengajukan permohonan audit ke badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan penyidik Ditreskrimsus Polda Sulsel masih melengkapi berkas-berkas yang ada dan terus melakukan proses penyidikan kasus tersebut hingga tuntas. “Penyidik akan profesional sesuai dengan ketentuan dan aturan hukum yang berlaku dalam proses penyidikan kasus

tersebut,” ujarnya menampik segala tudingan yang menyatakan bahwa kepolisian tak serius menangani kasus yang membelit UNM. Ditetapkannya Syatir sebagai tersangka karena posisinya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Seperti yang telah terekam dengan jelas, Februari 2012, Lisa lukitawati yang menjadi distributor beserta stafnya melakukan presentasi dihadapan dekan FIK, hasilnya Arifuddin tertarik dan menindaklanjuti dengan membuat proposal untuk diajukan ke BAPSI selaku Biro Anggaran. PPK menetapkan perusahan yang dipimpin Lisa menjadi pemenang tender. Setelah melalui proses tender, proposal kemudian dibawa BAPSI menuju Direktorat Jendral anggaran Direktorat Perguruan Tinggi (DIkti) dan hasilnya cair Rp 39,9 M sebagai dana pengadaan alat laboratorium FIK yang kini bertengger di Lantai 4 ruang Sport Center, Menara Pinisi. Selain itu, SPDP yang diterima kejati Sulsel beberapa waktu yang lalu tidak menyertakan kasus tindak pidana pencucian uang yang santer terdengar para pemerhati korupsi. “Tim berusaha menyelidik kasus ini lebih dalam akan tetapi dari berbagai barang bukti yang telah diperiksa penyidik, belum ditemukan dugaan tindak pidana pencucian uang,” imbuhnya. Ironisnya, setelah beberapa bulan kasus ini disidik, sampai saat ini belum juga ada perkembangan yang begitu berarti. Hal ini membuat citra Kepolisian sebagai lem-

baga penegak hukum dimata masyarakat terkhusus sivitas akademika UNM menganggap kejati kurang pandai dalam menyelesaikan kasus korupsi yang ada di UNM, ini dikarenakan kejati sudah beberapa kali mengusut kasus korupsi yang ada di kampus “Oemar Bakri” ini. Salah seorang penggiat gerakan anti korupsi, Corruption Watch Movement (CWM), Fadli Herman menyesalkan jika kasus korupsi ini didiamkan pihak kepolisian. Seharusnya Polda memegang komitmennya dan mengusut kasus ini hingga tuntas. “Patut disesalkan jika memang benar menangguhkan kasus korupsi ini. Artinya, kasus ini ditakutkan nasibnya sama seperti kasus lain yang hanya sampai penetapan tersangka tanpa dilimpahkan ke kejati,” ungkapnya Ia mengharapkan adanya transparansi dalam pengusutan kasus ini karena tidak etis ketika kasus ini cenderung jadi pesanan oknum-oknum tertentu saja. “Kasus ini akan di-pengadilan-kan dan semoga akan terungkap fakta-fakta baru dalam persidangan yang akan menguak semua oknum yang terlibat. Semoga Kejati transparan dalam menyidik,” ujarnya. Sampai saat ini, Dekan FIK, Arifuddin Usaman belum juga memberi keterangan ke Profesi. Tak berbeda pula dengan yang dilakukan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan, Syatir Mahmud, yang telah lama ditetapkan statusnya sebagai tersangka. (tim)

PROFESI FM 107,9 MHz

THE REAL CAMPUS RADIO

Redaksi LPPM Profesi UNM: Jl. Dg Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Block AB No. 1 Telp. 887964 | website: www.profesi-unm.com | FB: LPPM Profesi UNM | Twitter: @profesi_online | live streaming radio: www.radioprofesi.com Streaming: radioprofesi.com

www.radioprofesi.com Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Lensa Orange

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Welcome to The Jungle! TIDAK seperti biasanya, pagi itu kampus UNM 足gunung sari tampak begitu ramai. Bak pasar, beberapa pedagang memenuhi halaman Auditorium Amanagappa beserta jualannya. Tampak kontras, satu per satu mahasiswa didampingi wali memasuki auditorium dengan pakaian kebesarannya. Pakaian yang dominan hitam dilengkapi toga menghiasi kepala mereka. Seragam yang hanya digunakan sekali selama mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan, pertanda akan dikukuhkannya sebagai alumni kampus orange. Hari itu, Rabu (2/4), Wisuda II tahun akademik 2013-2014 UNM digelar. Walaupun jumlah wisudawan tahap II tidak sebanyak pada tahap sebelumnya, 1180 orang, auditorium masih penuh sesak. Bahkan beberapa wali harus rela menunggu di luar auditorium selama proses wisuda berlangsung. Sesekali menyempatkan diri mengintip lewat celah jendela demi membunuh rasa penasaran, ingin melihat secara langsung 足prosesi wisuda. Mahasiswa pun perlu berbangga. Pasalnya, untuk pertama kali, seluruh wisudawan akhirnya diizinkan mempertemukan jabat tangannya dengan para petinggi kampus, khususnya rektor UNM. Sumringah, wisudawan berlomba-lomba menjemput restu dari pemimpin kampusnya sebelum melangkah ke dunia kerja.(*)

Intip

*Andi Baso Sofyan Antri

Ikrar

Tidur Urai data, ungkap fakta, saji berita

Kepanasan Streaming: radioprofesi.com


Life Style

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

13

www.profesi-unm.com

Karakter Dari Gaya Rambut Cowok

, g n o r d n o G t u b m a R ­Kuliah Dirongrong

FOTO: SOFYAN-PROFESI

RAMBUT Gondrong! Katanya maskulin. Hanya untuk mahasiswa pemberani. Tak sah rasanya jadi mahasiswa jika tak pernah gondrong. Apalagi seorang aktivis dan pecinta alam. Banyak yang beranggapan mahasiswa berambut gondrong adalah sosok pemberontak. Selalu dipandang negatif. Hingga tak jarang stigma buruk melekat padanya. Saat ini, si gondrong kena usir karena dianggap melanggar norma kesopanan. Padahal, tidak ada pasal jelas dalam aturan akademik, mahasiswa gondrong tak boleh kuliah. Tindakan diskriminatif ini sering dirasakan oleh mahasiswa saat mengikuti perkuliahan. Seperti yang dialami Habibi Haruna, Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Antropologi. Ia mengaku kerap mendapatkan larangan masuk kuliah oleh dosen. Tak hanya itu, Kartu Rencana Studi (KRS) miliknya ogah ditandatangani dosen pembimbing. Padahal, menurutnya, rambut gondrong tidak selalu identik dengan premanisme. “Kalau kita melihat dari sudut pandang historis dan budayanya, saya pikir rambut gondrong itu merupakan salah satu kajian keilmuan,” ungkapnya. Seperti yang diketahuinya bahwa budaya di Sulawesi Selatan akan merasa terhormat jika memiliki rambut panjang. Berbeda pula yang dialami Ilham Hidayat, mahasiswa Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan, yang justru tidak pernah merasa terusik. Ia mengaku IPK-nya hingga kini masih lancar seperti biasa. Dengan rambut gondrongnya, mahasiswa angkatan 2010 ini berniat mengubah paradigma berpikir orang awam tentang rambut gondrong yang cenderung dianggap brutal dan anarkis. “Dari situ saya punya inisiatif, idealis, ingin mengubah paradigma, karena tidak selamanya orang berambut gondrong itu perilakunya anarkis. Selain itu, yang terpenting menurutnya adalah kepribadian orang semata-mata tidak hanya dilihat dari segi tampilan fisiknya. Meskipun demikian, peraturan baku tidak begitu saja mengikat para penyandang rambut gondrong. Beberapa jurusan bahkan tidak begitu mementingkan apakah mahasiswa berambut gondrong ataupun tidak. Di jurusan Seni Rupa, salah seorang mahasiswanya, Simson Jones menuturkan, mahasiswa dibebaskan untuk berambut gondrong layaknya seorang seniman yang memang terkadang identik dengan rambut urakan. Hal tersebut mencerminkan kebebasan berekspresi dan berpikir. “Kami tidak pernah bermasalah dengan rambut panjang, karena dosen-dosen disana (Seni, red) juga mengerti. Kita diberi kebebasan, mau masuk kelas rambut gondrong ataupun tidak. Karena kita memang adalah PSK alias Pekerja Seni Kampus,” seloroh mahasiswa angkatan 2009 ini. (yas/pr26)

1. Potongan Cepak Berkepribadian keras dan tegas, namun gampang tersinggung. Orang yang bisa diandalkan dalam berbagai situasi. Ia mau berkorban demi orang lain. Ia mempunyai pendirian yang teguh, rajin dalam bekerja. 2. Gaya Standar Model rambutnya sangat standar dan alami. Sejak masa remaja potongan rambutnya tidak pernah berubah. Laki-laki dengan rambut seperti ini menandakan dia bukan seorang pemimpi. Ia tidak memiliki harapan atau keinginan-keinginan besar dalam hidupnya. Baginya, hidup yang mesti dijalani, ya hari ini. Bukan orang yang biasa mengambil keputusan spontan. Cenderung tidak menginginkan perubahan drastis dalam hidupnya. 3.Tertata Licin Cukup obsesif pada kerapian dan kebersihan. Ia bisa membawakan citra dirinya dengan baik. Bisa menyimpan rahasia dan menyembunyikan kepribadiannya. Kelebihannya, otaknya tiak terkontaminasi pikiranpikiran negatif. Ia juga fokus, bertanggungjawab dan memiliki self of belonging yang tinggi pada sesuatu yang menjadi miliknya. 4. Sisiran ke Belakang Menunjukkan sosok laki-laki yang keras kepala dan royal, terutama pada teman dan keluarga. Ia mudah putus asa dan akan mengeluh ketika menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Sebaliknya, dia akan sangat bersemangat jika menghadapi keadaan yang sesuai dengan harapannya. 5. Rambut Plontos Banyak orang bilang rambut plontos pada pria mencerminkan keseksian. Pendapat ini ada benarnya, karena laki-laki yang rambutnya sengaja dibuat plontos menandakan ia memiliki hormon testosteron yang tinggi dalam darah. Ia menganggap dirinya sangat jantan dan senang merasakan belaian tangan perempuan di atas kulit kepalanya. Karakter mononjol lainnya, bukan orang yang gampang dikendalikan. 6. Poni ke Depan Pria dengan gaya rambut seperti ini menunjukkan pribadi yang rasional, tapi terkadang gampang terbawa dengan pemikiran yang

keliru. Ia mudah diprovokasi dan hanyut. Kalau orang yang tidak mengenalnya, dia akan terlihat menjaga jarak. Padahal begitu mengenalnya, dia sosok yang setia kawan dan murah hati. Dalam hubungan percintaan, ia sangat bergantung pada orang yang dia cintai. 7. Belah Tengah Gaya rambut seperti ini menandakan dia pribadi yang sederhana, kurang percaya diri, dan memegang teguh aturan norma yang ada. Hidupnya lurus-lurus saja dan tidak banyak tuntutan. Cenderung pemalu, namun perkataannya jujur dan dapat dipercaya. Seleranya tinggi. Ia rela mengeluarkan uang banyak demi memenuhi seleranya yang tinggi itu. 8. Gaya Mohawk Ia tidak suka mengikuti aturan lain selain aturannya sendiri yang dia anggap benar. Ia senang diperlakukan dan diingat. Ia tidak takut membicarakan apa yang dia pikirkan pada orang lain. Ia juga sangat fokus terutama pada hal-hal yang menarik minatnya. Ketika dia menggeluti suatu bidang, dia akan menjalaninya dengan serius. Selera humornya cukup tinggi. Dalam hal berteman dia tidak pilih-pilih. 9. Rambut Jabrik Ia pribadi yang keras kepala dan emosional. Jika menginginkan sesuatu ia pantang mundur sebelum mendapatkannya. Ia sangat menyukai kebebasan dan tidak suka diatur. Ia pintar menyenangkan hati orang lain dan memiliki tekad untuk maju. Kelebihan lain, pintar bicara dan cenderung boros. 10. Rambut Acak-acakan Cowok dengan model rambut acak-acakan adalah cowok yang jorok dan tidak bisa menjaga kebersihan. Dia punya sifat yang egois dan hanya mementingkan kenyamanan dirinya meski orang lain tidak nyaman. Tapi, dia tipe cowok yang santai dan enak diajak mengobrol. 11. Rambut Gondrong Cowok gondrong identik dengan seni, kebebasan dan idealisme. Tapi tidak semua cowok cocok berambut gondrong. Rambut gondrong akan tampak keren pada cowok berperawakan tinggi besar atau salah satunya. (int)

Faktor Psikologis SEMENTARA itu, pakar Psikologi Eva Maisarah menyimpulkan bahwa mahasiswa rambut gondrong jika dilihat dari sisi psikologinya terbagi oleh tiga faktor utama. Diantaranya, faktor pertama yang merupakan simbol seni. Eva menjelaskan, mahasiswa kebanyakan akan merasa gagah dengan memanjangkan rambutnya. Rambut panjang itupun cenderung diidentikkan dengan efek maskulinitas. Streaming: radioprofesi.com

“Biasanya mahasiswa akan merasa gagah kalau punya rambut gondrong,” tukasnya. Kedua, menurutnya, hal tersebut bisa pula menjadi simbol pemberontakan dimana misalnya sekolah-sekolah itu melarang siswanya berambut gondrong. Di kampus juga, jurusan atau prodi yang memang melarang mahasiswa berpenampilan gondrong, akan dirasa mengekang mahasiswanya. Olehnya itu, mahasiswa akan memanjangkan

rambutnya demi menguatkan kebebasannya. Tidak jarang pula, seperti yang diterangkan Eva, faktor ketiga terjadi. “Beberapa mahasiswa kemungkinan menutupi kekurangannya dengan rambutnya yang gondrong. Misalnya saja telinganya besar sebelah, sehingga ia terpaksa menutup rambutnya,” cetus wanita yang juga menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi UNM. (yas/pr26)

Eva Maisarah PD I FPsi

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

Opini

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Almamater

Cerdas Emosional

U

ntuk menjadi khalifah atau pemimpin, seseorang dituntut untuk memiliki tiga jenis kecerdasan sebagai bekal dasar. Ketiga kecerdasan itu adalah; Emotional Quotient (EQ), Intelectual Quotient (IQ), dan Spiritual Quotient (SQ). Daniel Golemen, dalam bukunya *Sri Ulfanita Emotional Intelligence (1994) mengatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya berkisar 20% dan sisanya 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut “Kecerdasan Emosional”. Dari hal tersebut, ada yang berpendapat bahwa IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat fungsi perasaan. Karenanya, orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya; mampu mengolah kebahagiaan dalam dirinya, mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat. Sedangkan Danah Zohar, penggagas istilah Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual) mengatakan bahwa jika IQ bekerja untuk melihat keluar (mata dan pikiran), dan EQ bekerja mengolah apa yang ada di dalam (perasaan), maka SQ menunjuk pada pusat diri seseorang. Untuk mengikatkan fungsi-fungsi IQ yang hanya berkisar 20%, seorang anak disekolahkan untuk memperoleh pendidikan secara formal. Namun untuk meningkatnya, maka tidak sedikit orangtua yang melibatkan anak-anak mereka pada pendidikan informal. Bahkan dalam drama kehidupan si miskin sekalipun, tak jarang ditemukan orang tua yang nyaris mengorbankan “diri” demi pendidikan sang anak. Sementara untuk mengikat fungsi-fungsi EQ, seseorang harus berinteraksi langsung dengan lingkungan sosial mereka secara nyata. Mereka diwajibkan untuk memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan siapa saja agar mampu memahami fungsi-fungsi dirinya secara pribadi sebagai mahluk sosial. Karena itu, tak jarang kita menemukan mereka yang berpendidikan formal rendah namun memiliki keberhasilan di dunia kerja karena memiliki EQ yang unggul. Pada taraf pendidikan tinggi, hampir setiap universitas dilengkapi dengan Lembaga Kemahasiswaan (LK), yang tentu saja dimaksudkan untuk menyeimbangkan fungsi-fungsi IQ, EQ, serta SQ agar mampu mencetak lulusan dengan daya saing tinggi di dunia kerja yang sesuai dengan bidang pandidikan masing-masing. Tak hanya itu, keberadaan LK dianggap penting selain untuk membentuk karakter juga menjadi wadah untuk menggali potensi dan bakat terpendam yang dimiliki oleh setiap pribadi dan secara alami meningkatkan rasa percaya diri mereka. Dalam lingkup Universitas Negeri Makassar (UNM) sendiri, terdapat beberapa jenis Lembaga Kemahasiswaan dengan bidang yang berbeda-beda. Mereka tak hanya ada sebagai wadah penyalur hobby atau finding tool untuk menemukan potensipotensi dan bakat-bakat terpendam seseorang ataupun menjadi dopamine yang secara bertahap meningkatkan rasa senang dan gairah hingga membentuk self confidence sebagai senjata ampuh dalam pergaulan. Keberadaan LK ini tak jarang membawa nama Almamater menjadi lebih dikenal oleh dunia luar karena prestasi yang mereka persembahkan. Namun sungguh disayangkan. Keberadaan LK di tengahtengah kampus orange ini tak lagi “sesehat” dulu. Beberapa tahun belakangan, mereka hidup seolah anak tiri yang berusaha disingkirkan. Mulai dari teror kekerasan hingga pembekuan dana yang dibutuhkan untuk menunjang kerja-kerja mereka, seolah menjadi gumpalan kabut yang mau tidak mau harus berusaha untuk ditetak. Mereka seolah berjalan bak orang pincang. Meski demikian, mereka tetap survive, berusaha menjaga keseimbangan agar tak roboh. Ada banyak alasan yang entah spekulasi belaka atau hanya sekedar pembenaran yang berusaha dijadikan kebenaran, telah diungkpkan oleh pihak terkait. Namun kenyataan yang ada, drama kehidupan si miskin tak lagi berlaku, tak ada lagi “orangtua” yang nyaris mengorbankan “diri” demi kesejahteraan sang anak, bahkan antara keduanya tak jarang terjadi kesalahpahaman yang nyaris menghilangkan rasa saling percaya di antara mereka. Namun apapun itu, orangtua tak selamanya benar dan anak tak selamanya salah dan tak tahu apa-apa. Jika orang tua mendidik anak-anak mereka dengan kebohongan, maka kelak anakanak mereka akan tumbuh menjadi pembohong ulung. Dan jika mereka dididik dengan aturan yang berlebihan, maka jangan salahkan mereka jika tumbuh menjadi pembangkang. Namun jika cinta kasih dan keterbukaan yang menjadi landasan pendidikan mereka, maka mereka akan menggunakan IQ mereka untuk melihat ke dalam diri mereka (EQ) sebelum melihat lingkungan dimana mereka berada dan menemukan kebenaran yang sejatinya adalah kebenaran (SQ). Karena itu, orangtua yang baik adalah mereka yang mampu mengisi ember harga diri anak mereka dengan sangat tinggi sehingga seluruh dunia tidak mampu mengurasnya sampai kering (Alvin Price). *Penulis merupakan Station Manager LPPM Profesi UNM periode 2008-2009 Urai data, ungkap fakta, saji berita

Masihkah “Diam itu Emas”?

D

iam itu Emas, adalah pepatah yang sudah sangat populer dalam masyarakat Indonesia. Dalam budaya Bugis yang setara, bahkan lebih lengkap dari pepatah tersebut adalah: Ulaweng Mekko’E, Salaka Mette’E. Secara harfiah berarti yang Diam itu Emas, yang bicara itu Perak. Lalu apakah makna diamnya-emas itu berarti tidak boleh menyampaikan “sesuatu” meskipun hal itu semestinya diketahui orang/ pihak lain?; apa saja yang patut dan yang tidak patut untuk didiamkan?. Diam dalam arti tidak berbuat sesuatu, acuh, bungkam, tidak bereaksi di tengah banyaknya masalah yang dipertanyakan orang atau bahkan dirasakan sendiri, justru akan melahirkan kecurigaan yang dapat membelokkan makna Diam (sebagai emas) berubah menjadi sinisme yang dianggap sebagai upaya sengaja “menutup-nutupi; menyembunyikan; persekongkolan; nepotisme; berkomplot” yang berkonotasi korup. Maka kecele-lah orang yang mengagung-agungkan apa yang dianggapnya emas, yang kemudian ternyata kepalsuan belaka. Sejak dahulu sampai sekarang, ada banyak orang berlagak bagai emas (Diam), bahkan perilaku yang salah pun dibiarkannya. Melihat gejala yang sesat ini, maka Rasulullah SAW bersabda “Qulillhaq Walaukaana Murra” yang berarti Katakanlah yang Benar walaupun Pahit. Hadits ini makin memperkuat semangat untuk berperilaku emas, bahwa jangan Diam untuk menunjukkan suatu kebenaran atau pun dalam mengoreksi kesalahan. Diam, dalam pengertian sengaja menutupi/ tidak menyampaikan sesuatu kepada orang lain, tentulah di-

Oleh: Karta Jayadi perlukan pada masalah tertentu. Tetapi jika Diam ditunjukkan sebagai pejabat pada lembaga publik, dimana penguasaan sumber informasi dan transparansi merupakan bagian dari otoritas dan tanggungjawabnya, maka sikap Diam tersebut memiliki kepentingan terselubung. Dalam era kepemimpinan dan manajemen modern, sikap Diam yang ditunjukkan oleh pemimpin maupun oleh anggota pada organisasi tertentu dalam menghadapi suatu masalah, tentulah tidak sesuai dengan kaidahkaidah kepemimpinan modern yang menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas. Prinsip transparansi dan akuntabilitas, tidak akan mungkin dicapai jika sikap Diam masih membelenggu. Sikap Diam yang ditunjukkan oleh pemimpin dan atau oleh para anggotanya, menunjukkan bahwa organisasi tersebut mengalami sakit keras. Dan bila sebuah organisasi terlanjur sakit keras maka kepulihannya butuh waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena organ-organnya dari hulu ke hilir mengalami sumbatan yang tidak kontributif satu sama lain, individu-individu di dalamnya pun mengalami disorientasi karena berupaya bertahan hidup dalam kondisi ketidak-pastian sehingga menggiring individu untuk menyelamat-

kan diri masing-masing. Dengan demikian Diam tidak selalu bermakna Emas, Emas pun tidak dapat diperoleh hanya dengan Diam. Karena tidak mungkin membangun komitmen ataupun menyelesaikan masalah dengan Diam. Oleh karena itu, dibutuhkan keterbukaan sebagai wadah untuk menampung ide-ide kreatif dalam membangun, mengawasi, dan mengevaluasi kinerja secara wajar dan proporsional sesuai tupoksi masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi dan kontribusi nyata (tidak Diam) yang disumbangkan oleh masing-masing individu, akan menghindari organisasi dari berbagai ketimpangan yang dapat memicu konflik, baik yang terselubung maupun konflik nyata, semisal munculnya sikap apatisme, acuh tak acuh, menentang kebijakan, menarik diri, munculnya kelompok-kelompok kepentingan. Semua ini adalah “racun” yang akan menghambat partisipasi sebagai akibat dari ketimpangan status, peluang menduduki jabatan yang tidak adil, tingkat kesejahteraan yang timpang. Dengan demikian, makna Diam yang terjadi pada organisasi yang mengandalkan Diam, dapat beragam niat dan tabiatnya. Ada yang Diam sebagai bentuk mengamankan posisi empuk, yang membutakannya dari kebenaran (loyalitas buta). Ada pula yang Diam sebagai wujud rasa takut berbicara, kecuali mengandalkan doa untuk perubahan tanpa upaya (harapan buta), ada juga yang Diam karena memperoleh fasilitas untuk Diam yang amat sangat menggiurkan (buta hati). (*) *Penulis merupakan Dekan Fakultas Seni dan Desain UNM

Pendidikan Multikultural Sebagai Solusi Preventif Konflik Sosial

I

ndonesia dengan kebudayaan yang beragam menjadikannya sebagai bangsa yang memiliki keunikan tersendiri. Namun dari keunikan tersebut, tak sedikit pula sering terjadinya kasus-kasus perbuatan menyimpang. Seperti perang antar suku, pemerkosaan, penyalahgunaan narkoba, korupsi, pembunuhan, dan kasus-kasus lainnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada bangsa yang berbudaya ini? Indonesia kini dalam keadaan darurat dengan krisis moralnya. Sangat sedikit kita menjumpai orang-orang yang mampu menjadi panutan, bahkan para pemimpin bangsa pun tak lagi dengan mudah untuk dipercaya. Lantas, siapakah yang mampu membangkitkan jiwa dan ruh bangsa ini? Jika bangsa ini ingin mengembalikan identitas dirinya yang sesungguhnya, maka pendidikan dan segala kaitannya lah yang mampu mengembalikan karakter bangsa yang utuh. Generasi muda yang sedang menuntut ilmu mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi seyogyanya menjadi bekal dalam membangun dan memperkuat kembali kartakter bangsa yang didorong dengan kualitas pendidikan. Solusi preventif yang dapat dengan mudah dan menyenangkan untuk membentuk generasi berkarakter adalah dengan mempelajari dan memahami konsep pendidikan multikultural yang dimplementasikan disetiap mata pelajaran atau mata kuliah sehingga mampu menciptakan korelasi yang kuat dalam

Oleh: Fatjri Nur Tajuddin mempertahankan dan memelihara budaya lokal serta membentuk karakter generasi penerus bangsa. Pendidikan merupakan suatu wadah, penyiapan warga negera, dan sebagai suatu kegiatan yang terencana sebagai bekal para generasi atau peserta didik agar menjadi warga negara yang terdidik dan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan memang harus menjadi dasar dalam mencapai tujuan bangsa, karena pendidikan mampu merubah generasi bangsa dan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu, tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Umar, 2010: 38). Ruang pendidikan sebagai media tranformasi ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) hendaknya mampu

memberikan nilai-nilai multikulturalisme dengan cara saling menghargai dan menghormati atas realitas yang beragam (plural), baik latar belakang maupun basis sosio budaya yang melingkupinya. (Choirul, 2009: 176). Dengan konsep pendidikan multikultural, selain melestarikan dan mengembangkan budaya lokal juga dapat dipelajari dan dimanfaatkan sebagai produk nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi dan dijadikan sebagai identitas bangsa, maka akan semakin memperkuat karakter bangsa sehingga bangsa Indonesia siap dari segala tantangan global. Melalui cara tersebut, maka generasi berkarakter akan dengan mudah tercipta, karena konsep pendidikan multikultual akan mampu mewujudkan citacita bangsa sehingga Indonesia menjadi perhatian dunia dengan sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya karena kemampuan dan karakternya yang dapat pula memajukan kesejahteraan, kesatuan dan persatuan, serta memajukan kejayaan Indonesia di segala bidang yang berasaskan Pancasila. Konflikkonflik sosial yang terjadi khususnya di kalangan generasi muda akan dengan mudah hilang karena konsep pendidikan multikultural akan memberi pemahamanan kepada generasi muda bahwa betapa pentingnya seragam dalam keberagaman. (*) *Penulis merupakan mahasiswa Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial UNM Streaming: radioprofesi.com


Info Profesiana Akademik 15

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Hamsu Gani: Saya Masih PR III

SETELAH lama tak terdengar kabarnya, ternyata Hamsu Abdul Gani masih menyimpan kenangan “manis” yang membuat dirinya hingga kini masih membayangkan diri sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM. Tak ayal kata-kata yang mengakui dirinya masih spontan terucap ketika Ia berbincang dengan wartawan Profesi di ruangannya pada sore itu, Senin (24/3). “Jadi UNM ini PR III-nya saya, yang lain itu pengganti,” tuturnya. Menurutnya, hingga saat ini dia masih “memegang” kendali terkait masalah kemahasiswaan yang ada di UNM, hanya saja ia

“Duduk Terus ji Dikerja” SATUAN Brigade Mobil (Brimob) Polisi Daerah Sulawesi Selatan yang berjaga di kampus Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM Parangtambung pasca tawuran November (2013) lalu, kini mulai jenuh dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Hal itu diungkapkan langsung oleh salah seorang anggota Brimob, Bripda Jumaris, saat ditemui di ruangannya, Gedung DH FBS, Kamis (27/3). “Bosanka di sini, duduk-duduk terus ji dikerja, mending patroli di luar,” keluhnya. Setiap harinya, Brimob berjaga selama 24 jam secara bergantian. Selain dibuatkan ruangan, Brimob juga dimanjakan dengan jatah makan tiap harinya. Semenjak kehadiran mereka, justru bentuk-bentuk pengamanan yang seharusnya dilakukan sama sekali tak ditunjukkan. Mereka hanya duduk sepanjang hari. Sesekali bahkan meluangkan waktunya bermain domino. Jumaris, salah seorang mahasiswa FBS menilai, saat ini suasana kampus telah kondusif. Oleh karena itu, ia berharap agar Brimob segera ditarik dari kampusnya. “Kampus sudah aman. Sebaiknya Brimob ditarik,” sarannya. Sementara Pembantu Rektor Bidang Kemahasiwan (PR III), Heri Tahir mengatakan, keberadaan polisi di kampus boleh saja dihilangkan, asalkan ada yang bisa meyakinkan tidak ada konflik dan siap bertanggung jawab. Pasalnya, ia masih meragukan persoalan keamanan di UNM. “Keamanan dalam kampus adalah hal paling utama, dan kita mau menekan resiko-resiko yang bakal terjadi itu,” tegasnya. (pr45)

Streaming: radioprofesi.com

Jadi UNM ini PR III-nya saya, yang lain itu pengganti Hamsu Abdul Gani tak mampu lagi mengambil kebijakan. Buktinya, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) beberapa fakultas masih kerap melakukan komunikasi dengan dirinya. “Masih anggotaku semua itu di fakultas, tinggal saya hubungi saja kalau ada apa-apa,” akunya. Sempat juga terlontar kata-

kata bahwa PR III penggantinya saat ini tidak serius karena sekretariat pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) belum jelas pasca terbakarnya Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). “Ai, kenapa begitu PR III-mu sekarang? Tidak ada sekretnya UKM,” tuturnya lagi. Namun, ketika disela dengan jawaban lain oleh salah seorang yang hadir di ruangan itu, Hamsu hanya mampu tersenyum dan tertawa. “Iya, Prof. Karena PR III yang dulu na tipu-tipu ki, na gusur ki baru na janji mau na renovasi itu PKM yang di FT tapi tidak jadi-jadi,” seloroh salah seorang fungsionaris yang pernah menja-

Jas Orange Tak Ada Nilainya

ILUSTRASI: SAMTI-PROFESI

JIKA setiap kampus menjadikan jas almamater sebagai kebanggan identitas kampusnya, lain halnya dengan UNM. Karena tak lagi dialokasikan oleh kampus, maka sebagian besar mahasiswa acuh terhadap keberadaan jas “orange” tersebut. Selain dianggap tak fungsional, nyatanya jas tersebut hanya digunakan saat mengikuti praktek lapangan, seminar, maupun orasi. Ketimbang membuat sendiri dengan harga mahal, mahasiswa lebih memilih meminjam almamater senior di kampusnya. Halizah misalnya, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) enggan membuat jas almamater karena merasa tak banyak digunakan. “Saya tidak bikin karena tidak begitu dipakai selama kuliah. Itupun kalau ada praktek baru pinjam di senior,” akunya. Menjelang pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pun, pihak universitas kembali “menjajakan” jas almamater baru, yang berbeda

dibandingkan jas almamater yang dibagikan ketika maba dulu. “Percuma dikasih jas pada waktu maba dulu, karena kalau KKN kita diwajibkan untuk membeli jaket almamater lagi,” ungkap Syamsul Alam, mahasiswa asal Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) Fakultas Psikologi mengatakan bahwa mahasiswa tidak membuat jas almamater merupakan hal yang wajar. “Wajar-wajar saja kalau mahasiswa angkatan 2013 belum membuat jas almamater Itu kan bukan hal yang mendesak. Mahasiswa juga tak selalu memakainya,” tukasnya. Kendati demikian, jas almamater seharusnya tetap masuk dalam prioritas dan tanggung jawab universitas. Meskipun Uang Kuliah Tunggal (UKT) telah diberlakukan, namun civitas akademika tidak tahu rincian anggaran yang ditanggung dalam UKT itu. Birokrasi justru menutup-nutupi transparansi rincian biayanya kepada civitas akademika. Seperti yang diungkapkan Karta Jayadi, Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD), menurutnya, tidak benar jika pengadaan tanda pengenal atau identitas ini dibebankan kepada mahasiswa yang telah membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). “Saya pribadi sudah melarang seluruh mahasiswa FSD untuk membuat sendiri jas almamater,” tegasnya. (sdr)

bat semasa kepemimpinan Hamsu, yang juga kebetulan turut serta dalam perbincangan di ruangan itu. Seperti yang diketahui, Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) digusur pada masa kepemimpinan Hamsu menjabat sebagai PR III UNM. Menanggapi pernyataan Hamsu, PR III UNM, Heri Tahir tidak begitu banyak cerita. Menurutnya, wajar jika dia masih merasa sebagai PR III. Pasalnya selama 2

periode kepemimpinannya, begitu kompleks masalah kemahasiswaan yang mesti dia hadapi. Bahkan, lanjutnya, sosok Hamsu memang fenomenal. Karena fenomenalnya sampai-sampai dibahas dalam rapat yang membahas tentang kemahasiswaan. “Jadi waktu rapat baru-baru ini saya perkenalkan bahwa Prof. Hamsu adalah Ketua Dewan Syuro nya mahasiswa,” tutupnya dengan tawa. (har)

Fakultas MIPA

Galau Cari Honor Pegawai

SIANG itu tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasanya, salah seorang pegawai honorer di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), sebut saja Umar, terlihat tetap melaksanakan kewajibannya mengerjakan tugas-tugas administrasi kemahasiswaan. Sesekali mondar mandir membawa beberapa lembar kertas, sesekali sibuk melayani mahasiswa yang ingin melegalisir aneka surat keterangan, sesekali pula fokus pada monitor komputer. Sekilas, memang pria yang hampir puluhan tahun bekerja sebagai pegawai honorer di FMIPA ini bekerja tanpa beban, namun di balik itu terselip keluhan besar yang ia sembunyikan. Bagaimana tidak, Umar adalah satu dari sebelas pegawai honorer lain yang selama beberapa bulan honornya tidak terbayarkan. “Setiap bulan harusnya saya terima Rp 900 ribu. Namun terhitung sudah tiga bulan honor tak kunjung terbayarkan,” keluh Umar. Umar mengatakan, tersendatnya honor pegawai mulai terjadi sejak pertengahan 2013 lalu. Kerap timbul kemauan untuk mengeluh kepada pimpinan fakultas namun baru meniatkan, pihak pegawai lebih dulu mendapatkan ancaman. “Jadinya tidak ada yang berani mengeluh ke pimpinan,” katanya. Lebih lanjut, Umar mengakui, kerap pula timbul kemauan untuk mencari pekerjaan sampingan, namun ia mengurungkan niatnya karena sudah paham sulitnya mendapatkan pekerjaan lain. “Kerja di sini sudah begitu lama.

Pekerjaan lain di luar pun sama sulitnya,” curhat Umar. Keluhan serupa dilontarkan Abdullah (samaran) yang tak kunjung dicairkan honornya selama beberapa bulan. Belakangan, ia baru tahu anggaran yang disiapkan untuk membayar pegawai honorer telah dihapuskan. “Sudah tidak ada katanya anggaran untuk pegawai honor makanya pimpinan fakultas tidak tahu mau ambil uang dari mana,” ungkapnya. Abdullah beranggapan, dihapuskannya anggaran pegawai honorer karena berbagai kasus penyimpangan anggaran dan kerakusan birokrasi. “Bukan kita yang korupsi, justru kita yang jadi korban,” kesalnya. Menanggapi keluhan banyak pegawainya, Pembantu Dekan II FMIPA, Abdul Rahman membenarkan dihapuskannya penganggaran untuk tenaga honorer yang selama ini dikucurkan dari pihak universitas. Wajar saja jika pihak fakultas kebingungan mencari anggaran untuk membayar honor pegawai. Mengantisipasi hal tersebut, pihak birokrasi berencana akan mengurangi tenaga honorer dan memaksimalkan kinerja pegawai tetap. “Apalagi pegawai sudah diberi tunjangan kinerja, sayang sekali kalau kinerja pegawai tidak dimaksimalkan,” tambah Abdul Rahman. Dosen Jurusan Matematika ini melanjutkan, nantinya tenaga honorer yang dibutuhkan hanya beberapa orang saja. “Paling nantinya yang akan kita butuhkan khusus hanya sebagai cleaning service dan security,” tandasnya. (sof)

Diklat jurnalistik tingkat lanjut 2014

ANCAMAN MEDIA SOSIAL TERHADAP VERIFIKASI MEDIA MASSA

Makassar,

7-10 Mei 2014

Redaksi LPPM Profesi UNM: Jl. Dg Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Block AB No. 1 Telp. 887964 | website: www.profesi-unm.com | FB: LPPM Profesi UNM | Twitter: @profesi_online | live streaming radio: www.radioprofesi.com Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

Persona

Profesi Edisi 178 April Tahun XXXVII 2014

www.profesi-unm.com

Pantang Tidur Sebelum Kerjaan Kelar ICHWAN Usman, pria kelahiran Kajuara, Kota Watampone ini dalam meniti karirnya memegang teguh prinsip utamanya bahwa setiap amanah yang diembannya akan dipertanggungjawabkan di atas segalanya. Hal itu pula yang akan diterapkannya semenjak menduduki jabatan baru di lingkup kampus UNM sebagai Kepala Sub Bagian Rumah Tangga. Ia mengatakan, tiap tugas yang dipercayakan kepadanya tidak akan pernah ditinggalkan sebelum rampung. “Saya tidak bisa tidur kalau tidak selesai tugasku,” akunya. Kiprahnya di UNM terbilang cukup cemerlang. MUHAMMAD ICHWAN SUWAHAB, SE Setelah menyelesaikan pendidikan akademiknya di Jabatan : Kepala Sub Bagian Rumah Tangga UNM Sekolah Menengah KejuRiwayat Pendidikan ruan (SMK), dia mengadu - SD 263 Padael Kajuara nasib ke UNM sebagai - SMP Negeri Kajuara teknisi di Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Alhasil, di usia - STM Negeri 1 Ujung Pandang

yang masih muda, ia telah berkarir sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Masa sekolah di Makassar juga cukup dikenangnya. Bagaimana tidak, tiap minggu ia harus bolak-balik Makassar-Bone lantaran tuntutan pekerjaan ibunya di Bone dan bapaknya sebagai guru di Makassar yang berpisah tempat tinggal. Katanya, Makassar yang dulu dipenuhi rawa kerap kali menghadang perjalanannya menuju sekolah sehingga memaksa dirinya harus gulung celana sembari menenteng sendal jepit untuk sampai di sekolahnya. Oleh karena itu, pria berkacamata ini sempat tak menyangka kalau dirinya akan didapuk sebagai pimpinan di bagian “penjaga” sarana dan prasarana di UNM. Padahal, ia menganggap dirinya belum punya banyak pengalaman untuk mampu memimpin 32 awaknya di bagian Rumah Tangga UNM. “Saya juga heran, kenapa langsung saya ditunjuk disini. Tapi namanya kepercayaan, untuk itu jangan dikece-

wakan orang lain,” kisahnya. Di sudut sayap kiri Pinisi lantai 4, ia beserta jajarannya bernaung di kala waktu senggang. Seraya meregangkan otot, pria yang tinggal di Sungguminasa Gowa ini, mengakui bahwa kantornya tak lebih hanya digunakannya tiap kali istirahat tiba. Pekerjaannya sebagai pimpinan baru mengharuskannya untuk mengontrol kerja-kerja anggotanya, sekaligus membangun kedekatan dengan pegawai lainnya. “Saya biasanya keliling Pinisi, jarang disini,” ungkapnya sembari menunjuk sekeliling Pinisi tempatnya biasa berkeliling. Meski terbilang masih baru, ia sudah menunjukkan tanggung jawabnya selaku. Kebiasaannya berkeliling sambil mengontrol awak-awaknya, memaksanya baru bisa pulang saat malam sudah tiba. “Biasanya, saya kunjungi dulu semua staf, terutama satpam, untuk memastikan keberadaan mereka di pos masing-masing,” tuturnya. (asa)

- STIEM Bungayya Makassar FOTO: KASDAR-PROFESI

Promosikan Kekayaan Daerah ke Wisatawan MEMPROMOSIKAN potensi wisata menjadi hal yang wajib bagi dirinya. Pun, menjadi sosok putra wisata kreatif, inovatif, percaya diri, berpengalaman, dan berjati diri adalah angannya semenjak Arman (19) menduduki bangku Sekolah Menengah Atas. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) kampus Bone ini berangggapan bahwa menjadi duta pariwisata di ajang Pemilihan Putra-Putri Pariwisata Kabupaten Bone adalah hal yang luar biasa. Menurutnya, ia mengemban amanah sebagai duta pariwisata demi melestarikan budaya daerah, sekaligus sebagai sarana pengembangan potensi bakat, kreativitas, kecerdasan para generasi muda. Keikutsertaannya dalam ajang putra terbaik itu berawal dari rasa penasaran membuatnya mencoba untuk mendaftar duta pariwisata. “Saya sebelumnya memiliki angan untuk mengikuti ajang pemilihan putra terbaik daerah, dan ketika saya mendengar ada informasi pemilihan putraputri parwisata Kabupaten Bone, maka

saya mencoba untuk mencari peryaratannya,” kisahnya. Sebelum dikarantina pun, ia mengaku banyak belajar dan mencoba mencari kriteria menjadi duta pariwisata. “Kriteria penilaian duta wisata menyangkut perpaduan terbaik dari aspek-aspek yang mencakup pengetahuan umum, pengetahuan sejarah dan kebudayaan, pariwisata, etika perilaku dan busana, public speaking penguasaan bahasa, psikologi dan pengembangan diri,” terang mahasiswa kelahiran sepuluh tahun silam ini. Keberhasilan menjadi duta pariwisata tidak terlepas dari dukungan dari kedua orang tuanya, hal ini yang menjadi motivasi tersendiri buat Arman untuk menjadi duta pariwisata yang dicintai banyak orang. “Orang tua yang selama ini menuntun saya dalam hal apapun, selama ini orang tuaku tak pernah berhenti untuk memotivasiku dalam segala hal, mengajarkanku untuk terus santun kepada semua orang,” ucapnya dengan haru. Agar gelar yang disandangnya sebagai duta pariwisata kabupaten Bone tidak sekadar pajangan, anak ke-3 dari 5 bersaudara ini selalu berharap mampu menjadi duta yang mampu mempromosikan kekayaan daerah ke wisatawan lokal dan internasional. Ia melakukannya dengan terus hadir dalam berbagai acara yang dilaksanakan di tanah kelahirannya. “Perlu ditumbuhkan rasa kedisiplinan, dedikasi, dan tanggung jawab yang tinggi untuk membantu pemerintah daerah dalam memamerkan serta mempromosikan keanekaragaman kebudayaan daerah kepada wisatawan yang berkunjung ke daerah Bone,” tegasnya. Selain sebagai duta pariwisata Arman juga terpilih sebagai juara pertama pada pemilihan Putra/Putri Wija to Bone yang diadakan belum lama ini. (pr56)

ARMAN Lahir : Lamuru, 11 Mei 1994 Riwayat Pendidikan - SD Inpres 3/77 Lamuru - SMPN 1 Tellu Siattinge - SMAN 1 Tellu Siattinge Prestasi - Juara 1 Putra Duta Pariwisata Bone - Juara 1 Putra Wija to Bone FOTO: DOK-PRIBADI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

“Susah Membuat Orang ­Tertawa”

TIDAK puas dengan keberhasilannya sebagai pemeran aktor terbaik Festival Teater Indonesia (FTI) tahun 2009 di Parepare, Anjas Wirabuana kini berhasil membawa namanya melambung di tataran Stand Up Comedy Indonesia. Pria kelahiran Palopo ini, memulai karirnya di dunia teaterikal dan tergabung dalam Teater Kampus (Terkam) Univesitas Negeri Makassar (UNM). Berangkat dari sana di tahun berikutnya ia kembali mengikuti Festival Monolog Mahasiswa Nasional (Stigma) di Samarinda. Di ajang tersebut ia meraih juara II. Barulah di tahun 2012, Pesona Panji dan Raditya Dika menelisik ke setiap sendi tubuhnya. Ide menggabungkan kemampuan monolognya dan potensi kocak mengundang gelak tawa menariknya untuk mengikuti ajang Stand Up Comedy Indonesia. Pria yang hobi bermain skateboard ini mulai bergabung dalam Stand Up Comedy Makassar. Lalu ia mengepakkan sayapnya terbang ke Jakarta demi mengikuti ajang Stand Up Comedy yang dilaksanakan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Di ajang tersebut ia mulai bermain dengan comic ternama (sebutan untuk pembawa Stand Up Comedy), seperti Panji, Radit, Mongol dan comic lainnya. Awalnya ia berpikir, lawakan tunggal itu tak ayal hanya membuat orang tertawa. Namun setelah ia ”terjerumus” dalam dunia full of laughing tersebut, ia mulai merasakan bahwa apa yang Panji lakukan tak semudah di layar kaca. “Ternyata sangat susah. Tidak sekadar cerita dan tertawa, tapi itu kayak sudut pandang ta’ melihat sesuatu,” terang mahasiswa angakatan 2009 ini. Suka duka sebagai comic pun sudah pernah ia rasakan. Ia mengaku senang bisa membuat orang lupa masalah dengan tertawa. Selain itu, pengalaman demi pengalaman pun didapatkan pria berdarah Jawa ini. Jadwal ngekil (melucu, red) di panggung Stand up Comedy kini memadati hari-harinya. Cerita

FOTO: DOK-PRIBADI

ANJAS WIRABUANA Lahir : Palopo, 13 Agustus 1989 Riwayat Pendidikan - SDN 483 Andi Pattiware - SMPN 2 Palopo - SMAN 2 Kota Palopo - Jurusan S ­ endratsik FSD UNM Prestasi - Pemeran aktor terbaik FTI (2009) - Juara II Festival Monolog (2010)

lucu dan unik jadi koleksi paten di pikirannya saat ini. Seperti kala ia mengisi suatu acara dimana lighting stage-nya kurang mendukung. Alhasil, mimik wajahnya tidak nampak di hadapan penonton. “Kata orang saya unggulnya di mimik dan gesture, tapi waktu itu karena gelap jadi nggak nampak apa-apa,” kisahnya tak lepas melucu. Namun di balik usahanya membuat orang lain tertawa, tak kerap rasa gundah mengunjunginya saat pasangan menagih kelulusannya. “Sebenarnya saya udah nyusun dari Desember 2012, cuman keasyikan ‘ngamen’,” canda pria yang cukup romantis ini. Oleh karena itu, ia bertekad bisa lulus di bulan Agustus nanti sebagai kado spesial di hari jadi bersama pasangannya. Bahkan untuk memotivasinya, pria yang juga pernah mengisi di acara di Anniversary ke-37 LPPM Profesi UNM ini menulis di akun twitternya “Harus Wisuda Nass”. (dnf) Streaming: radioprofesi.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.