1
Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS)
Brimob Disayang,
Mahasiswa Dibuang FOTO: SOFYAN-PROFESI
SINDIRAN. Kalimat di kertas bertuliskan “kapan kami senyaman brimob?” terpampang di dinding gedung FBS, Kamis (6/3). Kalimat tersebut merupakan bentuk sindiran mahasiswa FBS yang tak memiliki sekretariat karena LK dimatikan, sementara Brimob diberikan fasilitas ruangan layaknya sekretariat.
Pemberian pos keamanan untuk Brimob Kepolisian yang berjaga di FBS mendapat kritik tajam dari mahasiswa. Selebaran berisi kalimat sindiran kepada birokrat kampus tertempel di dinding-dinding gedung areal fakultas tersebut, Kamis (6/3). “Kampus ini milik siapa, mahasiswa atau brimob? Kenapa brimob dibuatkan sekretariat sedangkan mahasiswa tidak?” Begitulah isi kalimat salah satu selebaran tersebut. Kemudian disusul selebaran lainnya berbunyi, “Kapan kami senyaman brimob?” Wajar saja, selama kurun empat tahun terakhir, mahasiswa di fakultas ungu itu memang tak lagi memiliki sekretariat sei ring pembekuan lembaga kemahasiswaannya (LK). “Ironis memang, dan wajar jika ada selebaran seperti itu. Masa mahasiswa yang jelas-jelas berhak menikUrai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
mati haknya untuk berlembaga dan juga memiliki sekretariat ditiadakan. Sementara brimob yang notabene bukan bagian dari kampus ini justru kebagian jatah ruangan untuk bersekretariat,” sesal salah satu mahasiswi FBS, Yuyun Andini membenarkan isi selebaran tersebut. Mahasiswa lainnya, Wawan, menyayangkan renovasian salah satu ruangan di ujung Gedung DH itu. Pasalnya, ruangan tersebut digunakan mahasiswa untuk berbagai aktivitas, seperti diskusi ataupun bermain tenis meja. “Ruangan itu tempat kami bermain tenis meja, tapi
malah mau diberikan untuk Brimob,” ungkapnya. Ia menambahkan, fakultas boleh saja bila membekukan Lembaga Kemahasiswaan (LK), tetapi ruangan untuk mahasiswa jangan disita. “Silakan LK itu dibekukan, tetapi ruangannya jangan diambil. Kami butuh wadah untuk mengembangkan minat bakat,” imbuhnya. Sindiran mengatasnamakan Suara Mahasiswa FBS itu pun mendapat reaksi birokrat FBS dengan melepas seluruh selebaran dan mengumpulkannya. Dekan FBS, Kisman Salija, mengungkapkan, kebijakan untuk memberikan ruangan di salah satu gedung fakultasnya bukan kehendaknya, tetapi instruksi dan keputusan pemimpin universitas. Alasannya, karena tidak ada nya tempat yang jelas untuk Brimob • Bersambung ke halaman 4
Weekly News Profesi Edisi 17 / Maret 2014
2
Kampusiana
www.profesi-unm.com @Profesi_Online
Tak Diakui, Mahasiswa FBS Ngotot Kuliah MATA kuliah yang telah diprogramkan mahasiswa pada Kartu Rencana Studi (KRS) ternyata tidak diakui pihak jurusan. Itulah yang dialami sejumlah mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) angkatan 2011 yang memprogramkan mata kuliah Cross Cultural Understanding. Padahal, mata kuliah dengan dosen pengampu, Basri Wello itu jelas tertera pada daftar mata kuliah di KRS Online. Sejumlah mahasiswa itu pun memilih mengkuti perkuliahan dengan mata kuliah yang sama di prodi lain, Business English (BE), seperti yang terjadi pada Senin (3/3) lalu. Basri Wello mengatakan, sebenarnya tidak apa-apa jika ada mahasiswa yang ingin mengikuti perkuliahan seperti itu, karena tidak ada batasan untuk menuntut ilmu tempat dan waktunya. Hanya saja, ia tidak akan memberikan nilai pada mahasiswa tersebut sebab dalam kurikulum 2011 tidak terdapat mata kuliah Cross Cultural Understanding pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris. “Tidak masalah bagi saya kalau ada yang mau ikut mata kuliah ini, tidak dibatasi rasa haus ilmunya anak-anak. Cuma kalau masalah nilai, jelas tidak diberi, karena nama mereka tidak tercantum di mata kuliah saya,” bebernya. Namun, salah satu mahasiswa yang mengikuti perkuliahan saat itu, Andi Chaerul Akbar, menegaskan mata ku-
liah itu tercantum di KRS Online saat memprogramkannya. Begitupun rekanrekannya yang lain mengalami hal yang sama. Ia pun ngotot akan tetap mengikuti perkuliahan tersebut meski tidak diakui. “Cross Cultural ada di KRS Online. Jadi saya dan beberapa temanteman yang programkan sepakat ikut kuliah di kelas BE. Cuma heran juga kenapa dosen mengatakan kalau nama kami tidak tercantum dimata kuliah nya,” keluhnya. Dikonfirmasi mengenai hal ini, Ke tua Jurusan Bahasa Inggris, Syarifah Fatimah, mengatakan, masalah ini telah dibahas dalam rapat jurusan beberapa waktu lalu. Ia berujar, kesalahan seperti ini memang kadang terjadi karena kurikulum sebelumnya tidak lagi sama de ngan kurikulum yang berlaku sekarang. “Beberapa hari lalu sudah dirapatkan ini, tapi belum fix juga karena kami masih menuggu konfirmasi dari Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) FBS. Kalau memang Mata kuliah tersebut tidak ada pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, ya tidak apa-apa mereka mengikuti kuliah tapi seperti yang dikatakan dosen pengampuhnya, tidak akan diberi nilai meski mereka meminta,” imbuhnya. Ia menambahkan sia-sia saja jika mereka bersikeras minta nilai sebab tidak akan dimasukkan pada KRS Online. “Untuk apa diberi nilai kalau pada akhir nya tidak akan di input juga nantinya di Simpadu,” tegasnya. (pr30/pr56)
352 Lulusan SM3T Ikuti PPG UNM SETELAH mengikuti program Sarjana Sarjana Mendidik di Daerah Terluar Tertinggal, dan Terdepan (SM3T) angkatan 2, sebanyak 352 peserta di nyatakan lulus dan berhak menjalani Pendidikan Profesi Guru (PPG) di UNM. Peserta tersebut berasal dari tiga Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mewadahi SM3T, yaitu Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), dan Universitas Negeri Manado (Unima). Peserta PPG akan menjalani training selama dua semester. Training tersebut meliputi workshop, pembuatan silabus, media pembelajaran, dan semua perangkat pembelajaran, hingga simulasi mengajar. “Kalau selama PPL, mahasiswa itu masih gemetaran, selama mengikuti PPG, dia harus sudah terampil,” jelas Abdullah pandang. Salah seorang peserta PPG, Syahril turut berbesar hati mengikuti program ini. “Saya kira ini bagus karena berarti kualitas guru bisa sudah diuji secara profesionalisme,” ungkap peserta PPG Prodi Bahasa Inggris ini. Ia pun tidak mengeluhkan perihal lamanya waktu yang harus ditempuh untuk menjadi tenaga pendidik dengan mengikuti PPG. “Tidak apa-apa lama dan harus berkorban banyak waktu, kita memang membutuhkan sertifikat pendidik untuk melihat profesionalisme kita,” tuturnya. (pr03/pr32)
Victor Inginkan AIYEP Jadi Nilai KKN
MAHASISWA Fakultas Psikologi (FPsi) angkatan 2010, Victor Matangaran, akhir nya telah menyelesaikan program pertukaran pemuda di Australia yang difasilitasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Februari lalu. Dalam program yang bertajuk Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 2013-2014 itu, Victor menjadi delegasi dari provinsi Sulawesi Barat. Ia menceritakan, selama di Australia, ia melakukan serangkaian rutinitas, seperti internship (magang), cultural performance (pertunjukan kebudayaan), dan ramah tamah dengan pejabat pemerintah
setempat. “Yang paling penting adalah kemauan, kamu harus memulai bermimpi untuk sesuatu yang besar. Tidak perlu perfect juga, asalkan kita bisa tampilkan diri dengan apa adanya,” pesannya. Victor pun mengharapkan bahwa pihak birokrat kampus mempertimbangkan kegiatannya selama mengikuti AIYEP sebagai pengganti KKN. “Harapannya supaya bisa diberikan kemudahan supaya program pertukaran antar negara yang sudah dijalani sebagai pengganti KKN. Karena esensi dari KKN sudah kita dapat selama program pertukaran,” harapnya. Meskipun absen perkuliahan selama
Weekly News Profesi Edisi 17 / Maret 2014
lima bulan, Victor mengaku tidak me nemukan kendala dalam aktivitas akademiknya. “Justru Bapak PD III (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan) yang mendorong saya supaya ikut prog ram ini. Sisanya tinggal Kemenpora saja yang tangani,” jelasnya. Sementara itu, PD III FPsi, Muhammad Ahkam, mengungkapkan, Victor memang merupakan teladan di fakultas dan tak mengalami masalah akademik. “Dia tidak memiliki masalah dengan masalah akademik. Jadi dia memang pantas berhasil dalam program pertukaran pemudanya,” katanya. (pr20) Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Kilas LK
www.profesi-unm.com @Profesi_Online
Kasubag RT BAUK UNM
Ichwan Suwahab Pengganti Haikal Yakub MUHAMMAD Ichwan Suwahab akhirnya dilantik sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) Rumah Tangga Biro Administrasi Umum dan Keaungan (BAUK) UNM di aula lantai 3 Menara Pinisi, Rabu (5/3). Dia dilantik bersama 29 pejabat baru lainnya. Ichwan menggantikan Kasubag RT sebelumnya, Haikal Yakub karena meninggal dunia. Sebelumnya Ichwan menjabat sebagai Kasubag Keuangan dan Kepegawaian Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Ia pun berjanji akan menjalankan tugas dan tanggung jawab baru yang diamanahkan padanya. “Dalam menjalankan tanggung jawab baru ini, saya harus betulbetul menjaganya dengan penuh amanah,” tuturnya usai dilantik. Sementara itu, Kapala Bagian (Kabag) Tata Usaha FIS UNM, Syahruddin, mengungkapkan, selama menjadi Kasubag Keuangan dan Kepegawaian FIS, Ichwan diniliai begitu bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai pejabat dengan sangat baik. “Beliau itu lebih duluan di FIS. Dia dianggap lebih berpengalaman dan tahu apa yang perlu dibenahi dan menjadi kekurangan di kampus ini,” ungkapnya. (Pr33)
Sudut + Sekretariat untuk Brimob, Bukan Mahasiswa - Dari pada kecewa, mending joget... + Tak Diakui, Mahasiswa FBS Ngotot Kuliah - Mungkin yang diakui cuma Brimob... + Ada Joget Bang Jali di Lomba Antar UKM - Ngotot dikit, joss...!!! Dg. Lu’
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
3
UKM Seni
Ada Joget Bang Jali di Lomba Antar UKM
LOMBA Joget Bang Jali akan menjadi salah satu ragam dalam empat lomba antar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang digelar UKM Seni. Tiga di antaranya, juga ada lomba domino, karaoke bahasa daerah, dan baca puisi. Lomba tersebut merupakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Ulang UKM Seni ke-22. Namun, waktu pelaksanaan lomba tersebut baru bisa ditentukan pada technical meeting, Jumat (14/3) nanti. Ketua UKM Seni, Ilham hidayat, mengungkapkan, keempat lomba tersebut merupakan penyesuaian dengan konsep tema merakyat di ulang tahun UKM Seni kali ini. “Kegiatan ini bergantung dari konsep acaranya itu sendiri. Tahun lalu konsep acaranya tertutup, jadi untuk tahun ini kita mengangkat konsep terbuka antar UKM,” ujarnya.
Mahasiswa Jurusan Psikologi pendidikan dan konseling ini menambahkan, lomba ini diadakan bukan untuk mencari siapa yang lebih hebat, tetapi ingin mempererat silaturahim antar UKM. “Jangan sampai gara-gara PKM terbakar dapat memisahkan silahturahim,” imbuhnya. Terkait lomba itu, Ketua UKM Olahraga, Rudiyanto, mengatakan, kegiatan lomba yang digelar UKM seni ini sangat baik untuk kebersamaan 12 UKM. Selain ajang untuk seru-seruaan juga untuk melepas penat dari rutinitas akedemik di kampus yang menguras banyak tenaga dan fikiran. “Saya rasa kegiatan ini sangat bagus karena menjadi ajang untuk kumpul-kumpul antar UKM. Kegiatan ini juga bisa membangkitkan kecintaan mahasiswa terhadap budaya rakyat,” katanya. (pr32/pr26) INT.
UKM LKIMB
Saifullah Resmi Duduki Kursi Ketua KEPALA Bagian Kemahasiswaan, Juf ri, yang menggantikan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) Heri Tahir karena berhalangan hadir resmi melantik Muhammad Saifullah sebagai Ketua Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa Bertaqwa (LKIMB) di Gedung Rektorat Lama lantai 3, Selasa (11/3). Pada kesempatan itu, seluruh pengurus LKIMB lainnya juga dilantik. Saifullah mengharapkan, kerja sama dan dukungan dari para anggota agar LKIMB lebih baik lagi kedepannya. “Satu tahun kedepan merupakan waktu-waktu yang sangat berat bagi saya karena memikul tugas yang berat
ini, tanpa dukungan jajaran pengurus LKIMB ataupun jajaran dewan senior, kami tidak bisa mengembang amanah ini tanpa dukungannya,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Demisioner LKIMB, Baihaqi Zakaria, mengatakan pelantikan ini merupakan sebuan kesempatan istimewa bagi LKIMB serta UNM. Menurutnya, UNM satu-satunya universitas yang memberikan label kepada mahasiswa sebagai manusia yang bertaqwa. “UNM adalah satu-satunya perguruan tinggi di indonesia yang berani memberikan label kepada mahasiswanya seorang yang paling bertaqwa,” ungkapnya. (pr26/pr13)
Weekly News Profesi Edisi 17 / Maret 2014
4Anak Kandung
EDITORIAL
yang Dianaktirikan
S
udah tipis dalam ingatan kita tentang pembekuan 24 lembaga kemahasiswaan (LK) di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) 2011 silam. Aktifitas LK yang dulunya riuh di setiap sekretarit pun serasa asing bahkan tak memiliki nyawa di kampus ungu tersebut. Bagaimana tidak? Sekretariatnya pun turut disita. Beberapa waktu belakangan ini, tampak sebuah ruangan yang terletak di ujung gedung DH FBS direnovasi. Anehnya, renovasi tersebut nyatanya hanya untuk pendirian posko keamanan yang akan menjadi hunian para Brimob. Tentu hal ini sangat miris dipandang mata. Seolah posko keamanan tersebut lebih penting ketimbang keberadaan sekretariat LK. Padahal, lingkungan kampus bukan asrama polisi. Seharusnya, UNM patut malu dengan kampus-kampus lain di Makassar khususnya. Pasalnya, hampir seluruh kampus di Makassar memprioritaskan LK agar kultur dialektika tetap tumbuh di kalangan mahasiswa. Bukannya memelihara “barang” yang bukan milik kita. Disadari atau tidak, kehadiran Brimob di tengah-tengah mahasiswa akan memberikan tekanan psikis dan kecanggungan. Belum lagi tindakantindakan nakal beberapa anggota Brimob yang hobinya bersiul dan merayu gadis-gadis kampus yang sedang melintas. Seandainya kehadiran Brimob tersebut membuat perubahan keamanan yang signifikan, mungkin tidak jadi masalah. Namun, tindakan kriminal seperti pencurian kendaraan bermotor juga kerap terjadi di sana. Sehingga, untuk apa mengalokasikan dana demi membuncitkan perut mereka. Toh banyak hal yang lebih urgen untuk dikucuri dana. Pihak birokrasi seharusnya tidak menjadikan mahasiswa anak tiri dan menganak kandungkan Brimob, karena yang akan membesarkan nama kampus adalah mahasiswa dan yang sebagian besarnya lahir dari embrio LK. (*)
4
Lintas UNM
Arab Saudi Suntikkan Dana Rp 6 Miliar UNIVERSITAS Negeri Makassar (UNM) mendapatkan sumbangan dana senilai Rp 6 miliar dari Kedutaan Besar Saudi Arabia untuk Indonesia. Itu resmi diterima UNM setelah keduanya menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Ruang Rapat Senat Universitas Menara Pinisi lantai 7, Kamis (6/3). Rencananya, dana tersebut diperuntukkan untuk pembangunan gedung Pusat Bahasa Arab dan Kajian Islam UNM. Direktur Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia untuk Indonesia, Syeikh Ibrahim bin Sulaiman AnNughaimsy, mengatakan, setiap muslim wajib hukumnya mengkaji asas-asas Islam dan mempelajari Bahasa Arab serta Al-Quran. Oleh karena itu, kerja sama tersebut ia harapkan menjadikan UNM sebagai pusat pengkajian Islam terbesar di Makassar. “Semoga dengan wakaf ini, kajian-kajian keislaman dan Bahasa Arab di UNM bisa tumbuh dan menjadi pe nerang untuk perguruan tinggi lainnya,” harap Ibrahim dalam sambutannya. Sementara itu, Rektor UNM, Arismunandar, menyambut baik kerjasama tersebut. Menurutnya, penguasaan Bahasa
Arab setiap pejabat di lingkup perguruan tinggi khususnya UNM, sudah semestinya menjadi perhatian besar. Hal itu dikarenakan UNM kerap kali menerima lawatan pejabat dari timur tengah. Selain itu, karena Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasion al di samping Bahasa Inggris. “Tentu kita berharap penguasaan Bahasa Arab di UNM bisa lebih baik dengan adanya kerja sama ini. Sudah saya bayang kan setelah gedung ini selesai, semua pejabat bisa belajar, karena jangan sampai cuma Pembantu Rektor II saja yang bisa berbahasa Arab,” ujar dalam sambutannya. Di lain pihak, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Kisman Salija justru menyayangkan pendirian gedung tersebut yang dibangun di kampus Gunung Sari. Menurutnya, mestinya Pusat Kajian Bahasa Arab itu didirikan di areal fakultas yang dipimpinnya karena tak lama lagi FBS akan memiliki Prodi Bahasa Arab. “Kan kalau gedungnya di sini (FBS, red), itu bisa singkron dengan Prodi Bahasa Arab yang sebentar lagi terealisasi. Prektik mahasiswa dan dosen jadi lebih mudah karena tinggal menyeberang ke Pusat Bahasa Arab,” sesalnya. (pr33)
• Sambungan dari halaman 1
Sekretariat untuk Brimob, Bukan Mahasiswa
yang berjaga sejak kontrak keamanan pihak Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan Polrestabes Makassar akhir 2013 lalu berlaku pasca bentrok mahasiswa FBS dan Fakultas Teknik (FT). Brimob tersebut hanya menggunakan areal parkiran motor FBS sementara kontrak yang berjalan selama satu tahun itu masih cukup lama berakhir. “Tidak bisa kita berbuat apa-apa karena itu keputusan pihak Rektorat
UNM. Apakah kalian pikir saya senang ada brimob di FBS? Saya lebih tidak senang. Tapi mau di apa, ini keputusan universitas,” pungkas Kisman Salija. Ia juga menjelaskan, tidak adanya sekretariat mahasiswa karena LK masih berstatus dibekukan sehingga sekretariat juga ditiadakan. “Kan belum dicairkan LK jadi saat ini tidak ada memang sekretariat untuk mahasiswa,” terangnya. (mus/pr45)
Weekly News Pemimpin Umum: Sutrisno Zulkifli, Pemimpin Redaksi: Imam Rahmanto, Sekretaris: Azhar Fadhil, Bendahara: Ary Utary Nur, Kepala Penyiaran: Rizki Army Pratama, Kepala Online: Muh. Yasir, Kepala Litbang: Yeni Febrianti, Pemimpin Perusahaan: Nurlela, Redaktur: Khaerul Mustaan, Susi Amriani Fotografer: Andi Baso Sofyan Layouter/ Desainer Grafis: Kasdar Kasau, Manager Sirkulasi: Syamsul Alam, Manager Iklan: Andi Sadriani Reporter: Arnawan Arief, Awal Hidayat, Asriadi, Febriawan Djalil, Mentari Jati Pratiwi, Nisrawati, Nurfadly, Nurul Irsal Amalia, Rachmat Wajo, Rajab, Rufaida, Ari Maryadi, Agung Rinaldy Malik, Rosni Armin. Redaksi LPPM Profesi UNM: Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, Website: www.profesi-unm.com. Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima imbalan dalam bentuk apapun.
Weekly News Profesi Edisi 17 / Maret 2014
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita