1
Bentrok FSD Vs FT
Dosen Jadi “Tersangka”
Perang mahasiswa yang melibatkan Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Seni dan Desain (FSD), (11/10) dinilai menjadi bukti kegagalan para dosen dalam mengontrol mahasiswa mereka dengan baik. FOTO: RIZKI-PROFESI
KEMPES. Seorang polisi sendang melihat Ban Mobil milik Polrestabes Makassar yang kempes sesaat setelah hendak menerobos portal FT untuk melakukan penyisiran senjata tajam, Kamis (11/10).
Tidak berjalannya peran dan fungsi para tenaga pendidik tersebut, membuat mahasiswa berjalan tanpa arah. Terlebih, beberapa diantara mereka pada saat bentrok pecah malah menjadi provokator. Faktor lain, berdasarkan beberapa asumsi yang muncul, hal ini disebabkan kurangnya perhatian dosen terhadap kehadiran mahasiswa. Ketua Majelis Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM), Amin Rasyid menilai tenaga pendidik yang ada sekarang ini belum mampu untuk mewujudkan etos kerja yang baik “Kontrol pada mahasiswa yang belum maksimal,” ungkap Guru Besar Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) ini. Dirinya juga menyayangkan peranan dari penasehat akademik (PA) setiap mahasiswa, terkhusus pada kedua fakultas itu. Optimalisasi PA dalam
hal ini tidak mampu menjalin keakraban yang harmonis kepada setiap mahasiswanya. Terbukti, beberapa mahasiswa lebih memilih untuk tawuran dibanding membincangkan hal-hal yang sifatnya akademik atau mengarah ke hal-hal yang positif. Mantan Dekan FBS ini menegaskan, kejadian yang sudah sering terjadi ini harus disikapi secara bersama-sama. Bukan hanya melimpahkan tugas tersebut kepada Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, akan tetapi tetap bersinergis dengan semua elemen yang ada di UNM. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Arifuddin Usman, mengaku kejadian ini terjadi karena tidak adanya kedekatan secara emosional antar mahasiswa dengan dosen. Menurutnya, dosen semestinya tidak hanya melakukan komunikasi di dalam kelas tapi dosen juga perlu proaktif di luar
kondisi perkuliahan terhadap mahasiswa. “Seharusnya semua dosen-dosen menjadikan mahasiswa itu sebagai teman, sahabat ataupun anak agar mahasiswa merasa diperhatikan,” pintanya. Pembantu Dekan (PD) Bidang Akademik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam (FMIPA), Muharram, juga angkat bicara terkait kelalaian pengawalan dosen yang mengakibatkan tawuran antara FT dan FSD ini yang kembali pecah. Ia menganggap dosen tidak menjalankan fungsinya sebagai pendidik, akan tetapi hanya menjadi tenaga pengajar. Lanjut dosen Kimia ini, dosen hingga saat ini tidak tegas dalam menegakkan aturan akedemik yang berlaku. Dan juga, dosen dalam hal ini belum kompak untuk mengawal mahasiswa agar mampu untuk mencegah perilaku-perilaku yang kurang etis tersebut. “Semua dosen harus tahu Bersambung ke halaman 4...
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Weekly News Profesi Edisi 8/Oktober/2012
2
Website: www.profesi-unm.org Radio : Profesi FM 107,9 MHz
Kampusiana
Mahasiswa Menumpuk, PR I Salahkan Dekan FE
FAKULTAS Ekonomi (FE) UNM kembali menuai masalah. Pasalnya, banyak mahasiswa yang mengeluh perihal jadwal dan ruang perkuliahan yang telah ditentukan pihak fakultas. Minimnya jumlah ruang perkuliahan mengakibatkan proses perkuliahan dijadwalkan hingga hari minggu. Tak hanya itu sebagian mahasiswa juga harus mengikuti perkuliahan sejak pagi hingga sore hari. Tak pernah belajar dari tahun sebelumnya, FE selalu menerima mahasiswa baru (maba) dengan jumlah banyak. Sementara ruang perkuliahan tidak sebanding dengan jumlah banyaknya mahasiswa yang ada. Seperti halnya program studi (prodi) Pendidikan Ekonomi yang menerima maba sebanyak tiga kelas yang masing-masing dihuni sekitar 50 mahasiswa. Salah satu maba, Rodhatul Jannah, mengungkapkan kekesalannya terhadap jadwal yang diberikan oleh birokrasi. “Ndak enak sekali, hari minggu itu
hari untuk liburan, tapi kenapa kita mesti lagi dijadwalkan untuk berkuliah,” tutur mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Ekonomi ini.
”
Yah, begitulah kalau dalam manajemennya tidak paham ilmu psikologis. PR I, Sofyan Salam
Rodhatul menambahkan dirinya juga harus menempati ruang perkuliahan yang tidak selayaknya. “Ada beberapa mata kuliah itu harus ditempatkan di ruangan dekat Mesjid UNM Gunungsari yang sangat sempit untuk jumlah 50 orang, dan katanya itu merupakan tempat Majelis Taklim, bukan ruang perkuliahan” ungkapnya. Keluhan lain datang dari Anti, mahasiswa Eksponen 2010 ini mengungkapkan kegelisahannya terhadap jad-
wal perkuliahan yang mesti dijalani selama sehari penuh. “Sangat capek, lelah, dan loyo karena menerima materi perkuliahan selama seharian full,” ujar mahasiswa FE ini. Menanggapi keluhan mahasiswa, Pembantu Dekan bidang Akademik (PD1) FE UNM, Muhammad Djufri, mengakui memang terjadi ketidakseimbangan antara jumlah mahasiswa dan ruang pekuliahan yang ada. “Sebenarnya kemarin kami pihak fakultas dan jurusan tidak ingin menerima jumlah maba dalam jumlah yang besar, namun melihat jumlah peminat prodi di FE sendiri meningkat, maka sesuai hasil rapat dengan jurusan dan prodi akhirnya kami bersedia menambah kuota mengingat kemarin juga banyak jalur untuk kuliah di UNM,” paparnya. “Kasihan kan, melihat banyak sekali orang yang mau kuliah di UNM tapi yang kita terima cuma sedikit,” tutur Djufri. Alasan lain, Djufri mengungkapkan FE telah dijan-
jikan oleh Pembantu Rektor bidang Anggaran/Sarana dan Prasarana (PR2) akan diberikan gedung ICT sebagai ruang perkuliahan nantinya. “PR2 sudah menjanjikan gedung ICT untuk FE, ketika sudah dipindahkan ke gedung Phinisi, itulah pertimbangan lain kami kenapa menerima mahasiswa banyak,” jelanya. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR1), Sofyan Salam, mengatakan dirinya sudah menginstruksikan kepada dekan FE untuk tidak menerima mahasiswa dengan jumlah besar. “Sejak dulu saya sudah kasih tahu itu dekannya, tidak usah menerima mahasiswa banyak-banyak. Tapi karena itu kewenangannya jadinya ya seperti ini. Tanggung sendiri akibatnya kalau ada mahasiswa yang mengeluh soal itu,” ujarnya. “Yah, begitulah kalau dalam manajemennya tidak paham ilmu psikologis,” jelas Guru Besar Fakultas Seni dan Design (FSD) ini. (Sus)
Diliburkan, FMIPA Merasa Rugi PASCA bentrok antara Fakultas Tekhnik (FT) dan Fakultas Seni dan Desain (FSD), kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Parangtambung bagai rumah tak berpenghuni. Tak ada aktivitas perkuliahan yang menjadi rutinitas seharihari. Yang ada hanya segelintir orang berpakaian seragam kepolisian berjaga di gerbang kampus. Hal ini karena pihak universitas memberikan kebijakan untuk meliburkan kampus UNM Parangtambung selama kurang lebih seminggu. Imbas dari bentrok ini banyak pihak yang dirugikan. Sebut saja Muharram se-
laku Pembantu Dekan bidang Akademik (PD1) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNM mengungkapkan kerugiannya pasca diliburkannya kampus. “Oh jelas rugi dong, kegiatan akademik di FMIPA sendiri menjadi mati. Apalagi besok rabu (17/10) semua jurusan yang ada di fakultas ini ada beberapa mahasiswa yang akan mengikuti seminar proposal, seminar hasil, bahkan ujian tutup,” ungkapnya. Muharram juga mengatakan jika ujian-ujian itu tidak dilaksanakan pada jadwal yang telah ditentukan maka
Weekly News Profesi Edisi 8/Oktober/2012
akan susah lagi mencari jadwal yang cocok untuk mereka. “Belum tentu ujian mereka akan terjadwalkan minggu depan, karena disetiap minggu sudah ada jadwal bagi mahasiswa lain yang juga akan melaksanakan ujian itu,” jelasnya. “Saya mengutuk keras kejadian tawuran kemarin, sebab karena mereka imbasnya kena ke kita-kita ini. Andai ini bukan kebijakan universitas untuk meliburkan kampus, maka fakultas tetap akan menjalankan kegiatan akademik. Untung saja saya ini orang yang taat aturan,” ujar dosen jurusan Kimia ini. Menanggapi hal itu, Pem-
bantu Rektor Bidang Akademik (PR1), Sofyan Salam, hanya mampu mengatakan hal itu adalah kepahitan bersama. “Yah, itu merupakan kepahitan bersama. Satu yang melakukan, semuanya kena,” singkatnya. “Polisi itu menunggu di luar kampus, kalau cuma FT dan FSD saja yang dia liburkan, mana mereka tahu yang mana anak FT, dan yang mana dari FMIPA. Karenanya kita akan sterilkan kampus hingga keadaan benar-benar kondusif. Setelah itu baru proses perkuliahan kembali dilaksanakan seperti biasanya,” ungkap Sofyan. (Sus)
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Kilas LK
f : LPPM Profesi UNM : @Profesi_Online
BEM FE Minta Sekretariat Baru
BADAN Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) harus rela meninggalkan sekretariat mereka yang dikabarkan akan digusur untuk memperlancar pembangunan gedung phinisi. Selain BEM FE, tujuh Lembaga Kemahasiswaan (LK) FE harus angkat kaki. Demi menyampaikan keluhan mereka, BEM FE menggelar unjuk rasa di depan gedung rektorat selasa (16/10). Dalam Aksinya, mereka menuntut kejelasan penggusuran sekretariat LK FE yang menjadi wadah bagi mereka untuk melaksanakan fungsi-fungsi organisasi. Selain itu, mereka juga menuntut kejelasan sekretariat baru yang telah dijanjikan oleh birokrat FE. “kami mendesak birokrat segera melakukan pengadaan sekretariat baru sebagai pengganti sekretariat yang lama yang akan digusur” ujar Rudi sebagai koordinator lapangan. Menurut Rudi, pengadaan sekretariat baru tidak bisa ditunda-tunda untuk mendukung kelancaran kerja – kerja organisasi dan sebagai wadah untuk menampung aspirasi mahasiswa FE. “Memang sudah dijanjikan akan dibuatkan gedung baru untuk kami, tetapikan itu gedung tidak mungkin
langsung jadi dalam waktu dekat ini. Birokrasi hanya memberikan satu ruangan di ICT, dan itupun hanya cukup untuk menampung barang inventaris kami. Makanya, kami menuntut sekretariat alternatif yang layak untuk melancarkan kerja-kerja LK FE,” paparnya. Menanggapi hal ini, pembantu dekan III FE, Tuti Supatmaningsih mengharapkan mahasiswanya dapat bersabar menunggu kejelasan kesekretariatan mereka. “Tidak mungkin kami langsung janjikan pengadaan gedung baru, kami gambar dulu, dihitung biayanya, kapan bisa dibangun baru bisa diestimasikan,”bebernya. Tuti menjelaskan, pembangunan gedung itu membutuhkan proses dan tidak mungkin langsung jadi dalam waktu satu hari, gedung itu harus direncanakan baik-baik agar layak huni. Sementara itu, pembantu rektor III, Heri Tahir yang turun menemui demonstran mengatakan tidak bisa berbuat banyak mengenai persoalan internal fakultas. “Kalau semuanya harus PR III yang urus itu susah, Saya ini sudah urusi BEM dan Maperwa Universitas serta 12 UKM, Saya rasa persoalan ini dapat diselesaikan diinternal fakultas,” ungkapnya. (Tim)
3
Debat Kandidat Awali Mubes Penalaran PENALARAN mengadakan debat kandidat dan pemaparan visi dan misi, Rabu (17/10). Acara ini rangkaian kegiatan pemilihan ketua umum penalaran periode 2012-2013 yang dilaksanakan di sekertariat rumah nalar UNM. Kegiatan ini menghadirkan 7 kandidat dari 10 kandidat yang telah terpilih. Dedy selaku koordinator steering menuturkan 10 nama ini merupakan nama terbanyak yang dipilih oleh seluruh anggota penalaran. Ia menambahkan, ke 10 kandidat tersebut harus mengumpulkan berkas dan melewati proses wawancara dan pemaparan visi dan misi yang dirangkaian dengan debat kandidat. Agenda selanjutnya akan dilanjutkan di musyawarah besar (MUBES) penalaran (19/10). Mubes yang dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto ini akan berlangsung selama 4 hari. Hari pertama akan membahas tentang tata tertib, hari kedua akan dilanjutkan dengan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus lama. Sementara hari ketiga dan keempat akan dilanjutkan dengan pembahasan ADRT dan musyawarah peserta mubes untuk menghasilkan 3 nama calon yang selanjutnya akan dipilih secara voting dan membuahkan satu nama yang akan melanjutkan tongkat kepemimpinan UKM tersebut. Wahyuddin, selaku ketua umum penalaran periode 2011-2012 menaruh harapan besar kepada ketua umum selanjutnya untuk melanjutkan beberapa program yang telah Ia rintis. Beberapa program kerja yang dibangun merupakan program kerja berkelanjutan yang dirancang untuk menghasilkan suatu inovasi nantinya. Seperti, pelatihan peneliti untuk sekolah se-sulawesi selatan dan Sulawesi barat sampai pada tingkat nasional, Sekolah binaan dan Desa binaan yang tidak sempat terwujud pada periodenya. (Tar)
FEMA FIS Jadi “Pengemis” FEDERASI Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FEMA FIS) terpaksa mengemis di jalanan (13/10). Pasalnya, Lembaga Kemahasiswaan (LK) tertinggi di FIS ini terabaikan oleh birokrat dan tidak mendapatkan anggaran LK dari fakultas. Presiden FEMA FIS, Budiman mengaku terpaksa mengemis dikarenakan FEMA saat ini tidak memiliki anggaran untuk melaksanakan kegiatan. “Sudah dua hari kami laku-
kan penggalangan dana ini, karena tidak ada dana yang diberikan fakultas kepada kami,”ungkapnya. Mahasiswa Jurusan Sejarah ini mengatakan pihak Birokrat FIS pasti akan malu karena mahasiswanya harus rela mengemis di jalanan. “Seharusnya fakultas malu, apabila mereka tidak suka dan mau melarang kami, maka mereka harus memberikan anggaran LK kepada kami,” bebernya. Penggalangan dana di jalanan, menurut Budiman
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
bertujuan untuk melaksanakan kegiatan rapat kerja FEMA FIS yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini.”Kami akan laksanakan rapat kerja untuk FEMA, karena tidak ada uang, makanya kami laksanakan penggalangan dana ini. Selain penggalangan dana, kami juga sudah melaksanakan bazar walaupun untungnya hanya seratus ribu lebih,” paparnya. Walaupun status FEMA FIS belum menemukan kejelasan akibat para fungsion-
aris yang belum dilantik, Budiman mengatakan akan tetap menjalankan lembaga yang dikomandoinya meskipun tanpa menggunakan anggaran LK dari fakultas. “Kami tidak mau pergerakan dan lembaga kami mati hanya karena uang,” tegasnya. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Jumadi tidak ingin memberikan komentar sedikitpun bahkan seakan menghindar saat ingin dimintai keterangan. (Yas)
Weekly News Profesi Edisi 8/Oktober/2012
Lintas UNM
4
Bentrok, Matriks Ditunda
editorial
IMBAS dari perang saudara antar Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Seni dan Desain (FSD) ternyata menyebabkan sejumlah kegiatan kemahasiswaan juga jadi korban. Meski hanya tetangga dengan kedua fakultas tersebut, kegiatan Matematika Rileks (Matriks) yang awalnya direncanakan terlaksana pada tanggal 13 Oktober ini mesti tertunda. Alasannya, kampus UNM Parangtambung saat ini dinilai belum kondusif. Alhasil, kegiatan tahunan Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) mesti ditunda sampai pada waktu yang tidak ditentukan. “Rencananya setelah lebaran baru kegiatan tersebut kami laksanakan,” ujar Fajrin selaku
Berhenti Hakimi Mahasiswa BANYAK pihak menilai aksi brutal yang terjadi antara mahasiswa FT dengan FSD merupakan bentuk tindakan primitif dari kedua kubu itu. Mahasiswa selalu saja menjadi bulan-bulanan para birokrat, mereka dianggap sebagai aktor utama yang harus bertanggung jawab atas semua ini. Sehingga, sanksi skorsing bahkan Drop Out (DO) adalah konsekuensi yang mesti diterima bagi mahasiswa yang tertangkap mata birokrat bagi yang ikut nimbrung dalam peperangan itu. Padahal, jika menilik masalah ini, tidak semata-mata semua kesalahan bersumber dari mahasiswa. Dekan maupun para dosenlah yang mesti mengintropeksi diri. Sebab, terjadinya perang ini mengindikasikan ada yang tidak beres dari sistem yang ada di kampus UNM. Salah satunya, gagalnya dosen menjadi “orang tua” bagi mahasiswa. Hampir semua dosen yang ada di kampus pencetak tenaga pendidik ini hanya memerankan dirinya sebagai tenaga pengajar dalam kelas. Mereka (dosen, red) terkesan hanya mengejar gaji tanpa memerhatikan “anaknya”. Tak ada tindakan mulia yang mereka coba lakukan di luar jam kuliah. Belum lagi tidak adanya aktivitas positif yang menjadi alternatif mahasiswa untuk memanfaatkan waktu luangnya. Ini semua akibat para “Tuhan” kampus itu menutup ruang kreativitas mahasiswa. Misalnya, membekukan lembaga atau adanya perampasan uang LK, sehingga LK seakan vakum. Ironi, disaat mahasiswa mencoba membangun kembali citra untuk UNM, birokrasi malah mencoba menyalakan api “peperangan” dengan mencari data mahasiswa yang terlibat kasus ini. Tentu tujuannya memberikan sanksi bagi mahasiswa tersebut. Bukankah, dosenlah yang mesti diberi sanksi atas semua ini, akibat kelalaiannya menjaga mahasiswa? Entahlah, semoga saja tidak ada tindakan penghukuman untuk para generasi Oemar Bakrie ini, cukup masing-masing memperbaiki diri. Sebab, jika ini terjadi maka dipastikan akan banyak air mata tertumpah. Semoga! (*)
Ketua Bidang I HIMATIKA. Sugi, salah satu mahasiswa Matematika mengatakan kegiatan ini sudah sewajarnya ditunda. Terlebih, melihat keadaan kampus yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. “kan ada keputusan rektor yang mengatakan kampus Parangtambung diliburkan sampai tanggal 22 Oktober dan juga dan juga keadaan kampus juga tidak memunginkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut,” jelas mahasiswa angkatan 2010 tersebut. Kegiatan Matriks ini berorientasi pada perlombaan olahraga yang sudah menjadi agenda penting HIMATIKA ini nantinya akan melibatkan seluruh mahasiswa dan dosen yang ada Jurusan Matematika. (Ugi)
Sambungan dari halaman 1...
Dosen Jadi “Tersangka” kejadian ini merupakan tugas kita bersama,” jelasnya. Sejalan dengan hal itu, Faridah, Ketua Unit Pelayanan Teknis Lembaga Konseling dan Psikologi Mahasiswa (UPT LKPM) juga sangat menyesali kejadian tersebut. Ia juga menilai bahwa sering terjadinya tawuran antar mahasiswa ini dikarenakan regulasi akademik yang ada di fakultas tersebut (FT dan FSD, red) belum berjalan dengan baik. “Ada atmosfer akademik yang tidak jalan,” ujarnya. Ia juga menyatakan, sebaiknya birokrat mampu untuk memberikan ruang kepada mahasiswa untuk menyalurkan bakat mereka kearah yang baik. Tambahnya, tidak berjalannya lembaga kemahasiswaan dengan
maksimal juga merupakan salah satu penyebab sering terjadinya aksi yang sudah pasti mencoreng nama baik almamater. (Tri/Nja)
Sudut + Dosen Jadi “Tersangka” - Mahasiswa tak selalu salah... + Mahasiswa Menumpuk, PR I Salahkan Dekan FE - Kan banyak mahasiswa, banyak duit... + FEMA FIS Jadi “Pengemis” - Minta duit sama Dekan FE saja...! Dg. Lu’
Weekly News
Pelindung: Arismunandar Penasehat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin, Baliana Dewan Pembina: Abdullah Dolla, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukramal Azis, Uslimin, Ammas D R, Fachrudiin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi: Asri Ismail, Sekretaris: Fajrianto Jalil, Bendahara: Nurjanna Jamaluddin, Redaktur : Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Sudarmi, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Penyiaran: Andini Ristiyaningrum, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Layouter dan Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Fotografer: Rizki Army Pratama, Reporter: Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Fatma Husni, Nur Lela, Sugianto, Hesikumalasari, Susi Amriani, Ary Utary Nur, Fadilah Dwi Octaviani. Redaksi LPPM Profesi UNM: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.I, Kampus Gunungsari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, Website: www.profesi-unm.org.
Weekly News Profesi Edisi 8/Oktober/2012
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita