www.profesi-unm.org
1
Arifuddin Tuding Semua PD III Penakut
”
Harusnya LK dilibatkan dan itu aspirasi dari mahasiswa yang ingin berkreatifitas, mengabaikan LK berarti sama halnya dengan mematikan aktivitas kemahasiswaan.
Dekan FIK UNM, Arifuddin Usman Prosesi PMB yang baru digelar dua pekan lalu ternyata menyisahkan sejumlah persoalan. Penyambutan tanpa melibatkan LK dinilai sebagai bentuk egoisme dari birokrasi universitas. Bahkan, PMB yang dilakukan sepenuhnya oleh birokrasi ibarat mengamputasi kreativitas mahasiswa. Celakanya, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiwaan semua fakultas terlalu bermain aman dan terkesan tutup mata. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Arifuddin menyebut PD III semua fakultas bermental kerupuk alias penakut. Pasalnya, tidak dilibatkannya LK adalah kebijakan para PD III setiap fakultas. “Harusnya LK dilibatkan dan itu aspirasi dari mahasiswa yang ingin berkreatifitas, mengabaikan LK berarti sama halnya dengan mematikan aktivitas kemahasiswaan,” tegas Arifuddin kepada Profesi pekan lalu. Harusnya, PD III memberikan ruang yang luas kepada fungsionaris mahasiswa untuk terlibat. Apalagi, tugas pokok PD III adalah menjembatani kepentingan mahasiswa dan bukan malah menjadi batu sandungan. Jika takut, maka pengawasan saja yang diperketat untuk meUrai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
DEKAN Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Arifuddin Usman menilai para Pembantu Dekan PD III tiap fakultas tidak punya nyali. Hal ini ditengarai tidak adanya kebebasan Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang diberikan sejumlah fakultas dalam mengawal penyambutan mahasiswa baru (PMB).
minimalkan atau menghindari terjadinya kekerasan terhadap mahasiwa baru. “Para Pembantu Dekan III seharusnya menjadi ruang penampung aspirasi mahasiswa, harus berani dalam mengambil resiko demi mahasiswanya. Mereka seharusnya tidak menjadi penghalang bagi mahasiswa yang ingin berkreasi,” ujarnya. Ia mengatakan, mereka (PD III, red) terlalu takut dengan bayang-bayang masa lalu. Padahal, pelaksanaan PMB bisa dibenahi agar jauh dari aktivitas kekerasan tanpa mengabaikan kepentingan LK. “Mereka itu hanya dibayang-banyangi ketakutan masa lalu, tetapi kalau takut terus, kapan mahasiswa bisa berkreatifitas?” sesalnya. Sebagai mantan PD III FIK, Arifuddin mengaku paham betul dengan psikologi lembaga kemahasiswaan. Makanya khusus di FIK, lembaga kemahasiswaan dilibatkan dalam proses sakral tahunan itu. Bahkan, pengelolaan anggaran maba diserahkan sepenuhnya kepada LK. “Kalau di FIK saya bisa jaga mahasiswa agar tidak melakukan aktivitas tambahan, itukan komitmen kita dan saya kira semua fakultas bisa melakukan hal yang sama,” ujarnya.
PD III Kompak Tutup Mulut Menanggapi ihwal itu, sejumlah PD III malah terkesan menghindari seruan dari orang nomor satu di FIK itu. Pembatu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial (FIS) misalnya, Jumadi, malah tidak ingin ambil pusing terkait pernyataan yang dilontarkan Arifuddin. “Saya tidak mau menanggapi hal itu,” tandasnya. Sama halnya PD III Fakultas Ekonomi (FE) Tuti Supatminingsih enggan berkomentar banyak mengenai statement yang dilontarkan kepada dirinya. “Itu cuma isu, Saya tidak mau berkomentar tentang hal itu, dan Saya rasa hal ini tidak usah diperpanjang,” bebernya. PD III Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Muhammad Faisal mengatakan PMB di FIP tetap melibatkan LK berdasarkan hasil keputusan bersama. Namun, Faisal enggan menanggapi tudingan yang diarahkan kepadanya. “Saya tidak mau tanggapi yang begituan, kalau mereka memberikan hak penuh kepada LK saat PMB, itu kan hak mereka,” paparnya. Begitupun PD III Fakultas Teknik (FT) Bakhrani Rauf, ia juga ikut bungkam. “Saya tidak mau berkomentar,” singkatnya. (Tim)
Weekly News Profesi Edisi 7/September/2012
2
Kampusiana
www.profesi-unm.org
Rektor Instruksikan Pecat “Preman” Kampus Dies Natalis UNM ke-51
JANGAN main-main dengan aktivitas memalak, mengintimidasi, atau melecehkan di kampus, apalagi korbannya adalah mahasiswa baru (maba). Jika terpantau radar komisi disiplin (Komdis), maka status anda sebagai mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) bisa dicabut alias droup out (DO). Peringatan keras (warning) itu diungkapkan Rektor UNM melalui Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Heri Tahir saat melihat fenomena maba yang terancam oleh senior brutal alias preman kampus. Ancaman ini sekaligus menyelamatkan “wong cilik” dari aktivitas kekerasan yang terjadi di kampus Orange. “Jika ada laporan bahwa terjadi kekerasan baik dalam bentuk memalak, intimidasi, memaksa, memukul, atau melecehkan maba, maka pelaku kita pastikan DO,” tegas Heri kepada Profesi pekan lalu. Menurut mantan Asisten Direktur Bidang Sarana Prasarana dan Keuangan PPs UNM ini menegaskan, kekerasan terhadap maba adalah pelanggaran fatal
yang tidak bisa ditolerir. Pasalnya, kampus dikenal sebagai wadah komunitas orangorang intelektual. Makanya, aktivitas yang kontraproduktif tidak boleh dibiarkan dan harus menjadi musuh bersama. “Sakralitas kampus harus kita jaga bersama dan tindakan yang bisa merusak keilmiahan kampus harus kita larang,” ujarnya. Makanya Ia meminta kepada maba yang menjadi korban untuk melaporkan kepada komisi disiplin di jurusan dan fakultas masing-masing. Selanjutnya, laporan ini akan langsung diproses secara cepat. Jika terbukti bersalah, maka Heri memastikan akan langsung memecatnya. “Makanya kalau ada kekerasan, korban silahkan langsung melapor kepada kami,” tandasnya. Sayangnya meski telah mengeluarkan aturan keras, tetapi sejauh ini pihaknya belum menerima laporan . Padahal realitas di lapangan, kekerasan terhadap maba masih merajalela dan telah menjadi rahasia umum. Senada dengan Heri, Pembantu Dekan III Fakultas Teknik (FT), Bakhra-
ni Rauf, juga akan melakukan tindakan yang sama jika ada mahasiswa FT yang terbukti melakukan hal tersebut. Saat ini, mantan Ketua program KKN ini, sudah mengambil langkah taktis sebagai antisipasi jika terjadi tindakan amoral di fakultas Rajawali itu. Menurutnya, ia telah membagikan nomor Handphone-nya kepada semua maba. Hal ini dimaksudkan agar maba bisa langsung melapor jika terjadi perlakuan yang tidak senonoh oleh senior mereka (Maba, red). Hanya saja, hingga saat ini diakuinya belum ada maba yang berani datang mengadu langsung kepadanya. “Sampai sekarang, belum ada maba yang melapor dan belum belum ada mahasiswa yang terbukti,” terang Dosen jurusan Teknik Sipil ini. Hal tersebut juga disampaikan Pembantu Dekan III Fakultas Seni dan Desain (FSD), Ikhsan. Ia berjanji akan menindaklanjuti apabila ada perlakuan senior terhadap maba yang dianggapnya telah melewati batas kewajaran. (Mal/Lel)
SPP Tak Kembali, BAAK Salahkan Mahasiswa SEJUMLAH mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang telah yudisium bulan agustus lalu mengeluhkan tak dikembalikannya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang telah dibayarnya untuk semester ini. Padahal, tahun lalu hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Hanya bermodalkan tanda tangan dari kepala Biro Administrasi Akademik dan Keuangan (BAAK) bahwa telah menyelesaikan studi, mahasiswa sudah dapat menerima uangnya kembali dari bendahara UNM. Nampaknya, tahun ini birokrat UNM membuat kebijakan berbeda terkait pengem-
balian SPP bagi mahasiswa yang telah yudisium ini. Mereka tak sudi lagi untuk mengulang hal serupa. Sebut saja Ana (samaran), ia mengaku tak dapat menerima uangnya kembali meski telah menghadap pada Kepala Biro Administrasi Akademik dan Keuangan (BAAK), Kamaruddin. “Sudah meka’ juga ke Pak Karo, dia bilang tidak bisa,” keluhnya. Ana mengaku sengaja membayar SPP semester ini karena ragu tidak berhasil yudisium semester lalu. Ia pun tak ragu untuk membayar karena mengira SPP dapat dikembalikan jika ia yudisium sama seperti kebijakan tahun-tahun
Weekly News Profesi Edisi 7/September/2012
sebelumnya. “Saya kira sama ji seperti tahun lalu karena na bilang temanku begitu,” tutur Ana. Lanjut Ana, ia mengaku nekat membayar SPP lantaran takut cuti akademik jika tidak jadi yudisium. Sementara itu, Lutfi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Administrasi perkantoran yang yudisium tahun lalu menceritakan pengalamannya. Ia mengungkapkan, tahun lalu dirinya juga terlanjur membayar SPP. Akan tetapi, berbeda dengan Ana, Lutfi berhasil mendapatkan uangnya kembali. “Sudah kubayar, terus yudisium ka, saya ambil mi lagi,” bebernya. Menanggapi hal itu, kepala
BAAK, Kamaruddin, menegaskan tidak ada pengembalian Uang SPP bagi mahasiswa yang mengaku sudah yudisium sejak bulan Agustus. Alasannya, uang mahasiswa tersebut telah masuk ke kas negara setelah melakukan transfer di bank. Alhasil, uang SPP tersebut tak dapat dicairkan lagi. “Tahuntahun yang lalu bisa begitu, tahun ini sudah tidak bisa. Salah sendiri kenapa bayar,” kata Kamaruddin. Kamaruddin menjelaskan, mahasiswa tidak boleh menyamakan sistem yang lalu dengan sistem sekarang dan sistem yang akan datang. “Kita berproses untuk menjadi lebih baik,” tandasnya. (Mus)
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Kilas LK
3
www.profesi-unm.org
Pleno II Maperwa UNM “Kesiangan”
TINGGAL sebulan lagi Musyarawarah Besar (Mubes) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2011-2012 bakal digelar. Namun hingga kini, sidang pleno Lembaga Kemahasiswaan (LK) tertinggi di intitusi ini belum jua terlaksana. Rencananya, mereka baru merencanakan menggelarnya 22-23 September mendatang. Hal ini jelas melenceng dari jadwal yang semestinya yakni Juli lalu. Dikonfirmasi akan hal ini, Presiden BEM UNM, Ahmad Jamir, justru tak tahu sebab-musabab kacaunya agenda mereka. “Saya tidak tahu juga kenapa bisa begitu,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Ahyar ini.
Ketua Maperwa UNM, Hendrik, beralasan, Pleno II Maperwa UNM terlambat dihelat tak lepas dari pelantikan Maperwa UNM yang juga sempat ditunda. “Kendalanya karena kami terlambat dilantik,” ungkap Hendrik. Sekadar diketahui, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM periode sebelumnya, Hamsu Abdul Gani memang baru melantiknya tujuh bulan pasca mubes 12 Maret lalu. Tak ayal, rapat kerja juga baru dilakukannya setelah melantik Presiden Terpilih BEM UNM, Ahmad Jamir, kala itu. “Otomatis kami baru raker setelah pelantikan itu,” terangnya. Akibatnya, menurut Hendrik, BEMMaperwa UNM jadi kelabakan setelah pelantikan tersebut dalam menetapkan agenda-agenda kedepannya seperti sidang pleno. (Mus)
Muara Dana Kemahasiswaan Masih Buram
PATGULIPAT dana kemahasiswaan saat ini menjadi isu paling santer di lingkungan mahasiswa. Sejumlah fungsionaris Lembaga kemahasiswaan (LK) memertanyakan perihal dana tersebut. Ketidakjelasan muara dana itu, banyak pihak menilai ada permainan yang saat ini dilakoni sejumlah birokrat UNM. Hasriadi misalnya, Presiden BEM FT ini, mengatakan hingga saat ini masih banyak aliran dana yang dianggap perlu dipertanyakan ke birokrat. Diakui, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ini, FT tidak melakukan penyambutan mahasiswa baru (PMB) tingkat fakultas. Padahal, ada anggaran untuk PMB fakultas sebesar RP350 ribu per maba. Sementara itu, jumlah dana yang ada di fakultas belum pernah diperlihatkan secara menyeluruh. “Seharusnya pihak birokrat melakukan transparansi dana kemahasiswaan melalui media, jika mereka (birokrat, red) betul-betul mau transparan,” tantangnya. Derita itu juga dialami Harun, Presiden BEM FIP ini, mengungkapkan sampai saat ini belum juga ada transparansi dana dari pihak birokrat. “Kami tidak tahu menahu berapa sebenarnya dana yang khusus dialokasikan sebagai dana kemahasiswaan selama satu periode,” terangnya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ini mengaku bingung perihal tersebut. Belum lagi, alasan yang kerap dilontarkan pihak birokrat yang selalu saja mengkambing hitamkan piUrai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
hak universitas. “Kami selalu mendapat jawaban bahwa dana tersebut ternsendat di univrersitas sehingga belum bisa cair,” keluhnya. Sementara itu, Presiden BEM FMIPA, Taufik, hingga saat ini hanya mendapat janji dari birokrat terkait kejelasan jumlah dana untuk kemhasiswaan. “PD III hanya membahasakan bahwa akan dilakukan secepatnya, termasuk rincian dana PMB yang belum kami dapat sampai sekarang,” jelasnya. Menanggapi hal itu, PD III FT, Bakharni Rauf, mengatakan dana kemahasiswaan saat ini memang belum cair dari universitas. Hanya saja, ia berjanji akan segera mungkin melakukan transparansi dana untuk LK. “Saya berusaha dalam periode saya, akan mentransparansikan dana kemahasiswaan itu,” tandasnya. Ia pun berjanji, akan senantiasa membantu mahasiswa jika akan melakukan kegiatan kreatifitas mahasiswa. “Kami siap mensponsori dan akan mendanai kegiatan tersebut,” ujarnya. Lain halnya dengan PD III FIP, Muhammad Faisal, diakui baru-baru ini dana PMB semua sudah cair. Ada sekitar RP70 juta yang dialokasi untuk fakultas dan jurusan. “Kalau dana PMB fakultas sekitar Rp30 jutaan, dan kalau jurusan lebih banyak lagi, mungkin ada Rp40 juta. Jadi sekitar Rp70 juta lah semuanya,” jelasnya. Sementara untuk pembagian dana LK,
ia menuturkan ada beberapa pos-pos tempat keluarnya dana tersebut. “Kan kalau di FIP, ada yang dibilang dana triwulan, dana tahunan dan dana kegiatan, jadi mahasiswa tidak perlu kuatir” ungkapnya. Heri Tahir selaku PR III, berjanji bahwa kedepannya akan dilakukan pembagian dana secara menyeluruh terhadap semua LK. Kemudian pihaknya akan memperlihatkan total dana yang berhak dikelolah oleh tiap LK. Namun, ia mengatakan dana tersebut tidak akan keluar jika tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. “Pengeluaran dana itu berbasis kegiatan dan perlu dipertanggung jawabkan,” terangnya. Ia menambahkan, nantinya dana yang dikeluarkan tersebut harus ada evaluasi dan jelas kegiatannya. (Tar/Har)
Sudut + Arifuddin Tuding Semua PD III Penakut - Pantas tutup mulut... + Rektor Instruksikan Pecat “Preman” Kampus - Segeralah insaf...! + Pleno II Maperwa “Kesiangan” - Makanya jangan banyak begadang...! Dg. Lu’
Weekly News Profesi Edisi 7/September/2012
4
editorial
Aturan Birokrasi Lumpuhkan LK www.profesi-unm.org
K
ritikan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Arifuddin Usman, terhadap para pembantu dekan bidang kemahasiswaan (PD III) bukannya isapan jempol belaka. Lihat saja keberhasilannya menggelar Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) dengan menyerahkan tanggung jawab penuh kepada fungsionaris Lembaga Kemahasiswaannya (LK) sebagai pelaksana kegiatan. Walaupun ia sadari hal itu melabrak aturan, namun keberaniannya patut diacungi jempol. Jadi wajar saja jika ia mencibir para PD III yang notabene adalah “ayahanda” mahasiswa yang sejatinya memperjuangkan hak anaknya namun justru menjadi aral bagi mereka. Mungkin saja niat mereka baik yang selalu membuat aturan terbaik versi mereka. Namun sayang, mereka tak tahu imbas dari “keras kepalanya” LK pun dilumpuhkan. Belum lagi dana kemahasiswaan yang ditutup-tutupi. Hingga saat ini belum ada satu pun birokrat fakultas yang berani blak-blakan terkait transparansi dana kemahasiswaan. Ironi, LK seolah-olah dimatikan kreatifitasnya. Ruang dan finansialnya yang seharusnya menjadi hak mereka terampas oleh kekuasaan. Entah apa yang menjadi pertimbangan para birokrat itu. Terlalu banyak ketakutan yang berselubung di benak mereka. Mereka (birokrat, red) tidak berani memberikan kepercayaan kepada LK. Semoga saja kondisi ini tidak berlarutlarut hingga tahun berikutnya. Sebab, jika hal ini terjadi, sebuah pemandangan dimana kampus UNM akan mati suri. Yang ada hanyalah aktivitas perkuliahan. Tak ada lagi LK yang selalu meneriakkan tentang idealisme. (*)
Lintas UNM
4
Buku Panduan “Sesatkan” Maba
APA jadinya jika buku panduan yang semestinya memberikan banyak informasi bagi mahasiswa baru (maba) malah akhirnya “menyesatkan”. Hal inilah yang terjadi pada buku panduan untuk maba tahun 2012-2013. Pasalnya, buku tersebut banyak memiliki kesalahan pada isinya. Beberapa kesalahan tersebut seperti foto para pimpinan universitas yang notabenenya sudah mengalami pergantian sejak dua bulan lalu ternyata masih belum juga diubah. Selain itu, terdapat juga foto pimpinan fakultas yang belum diganti. Padahal, sudak cukup lama mengalami pergantian. Bahkan parahnya, program studi (Prodi) Administrasi Negara dan Antropologi yang telah ada sejak tahun 2010 dan 2011 juga tidak tercatat di dalam buku sumber informasi itu.
Selaku Sekertaris Jurusan Administrasi, Herlina Sakawati, menyesali ketelodoran pihak yang bersangkutan. “Saya Kasihan, masa prodi lain yang sama-sama prodi baru malah tercantum, sedangkan prodi Administrasi Negara tidak,” sesalnya. Namun, saat dikonfirmasi melalui Pembantu Rektor bidang Sarana dan Prasarana, Nurdin Noni. Ia malah mengaku tak tahu menahu. Ia lalu menyarankan untuk diklarifikasi lewat badan penerbit UNM. “Oh, saya tidak tahu itu, coba kita ke badan penerbit saja, dia itu yang bertanggungjawab untuk buku panduan,” pintanya. Hanya saja, hingga berita ini diterbitkan belum jua ada klarifikasi mengenai sejumlah kesalahan yang terdapat pada buku itu oleh badan penerbit. (Rap/Feb)
KRS Online Tak Efektif TAK hentinya, kasus menggerogoti pihak ICT. Baru-baru ini sejumlah mahasiswa menyoalkan perihal efektifitas kartu rencana studi (KRS) yang berbasis internet alias KRS Online. KRS Online yang sejak tahun 2010 diberlakukan menuai sejumlah protes. Misalnya saja Anni, mahasiswa ini mengaku sulit untuk login ke website simpadu UNM saat ingin melakukan pengisian KRS tersebut. Berbeda pula dengan Arwan, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) ini mengaku selama ini, dirinya tidak pernah melakukan pengisian KRS lewat online. Namun, tetap saja namanya masih ada dalam absen manual. Kepala ICT, Rusli membenarkan kasus-kasus seperti itu kerap terjadi. Menurutnya,jika mahasiswa terakdang susah mengakses simpadu, hal itu disebabkan sistem overload . Hal ini dikarenakan pengaksesan dalam jumlah yang banyak dan bersamaan. Rusli menambahkan, biasanya pihaknya membuka KRS Online sesuai dengan jadwal perkuliahan. Ia tidak menginginkan menjadi penghalang pencetak absen perkuliahan. Ia juga hanya membuka KRS Online sesuai permintaan dari prodi. Saat ini, UNM masih dalam masa transisi KRS manual ke KRS online. “Nanti ke depannya tidak ada lagi KRS manual,” ungkap Rusli. (Dwi/Fat)
Weekly News
Pelindung: Arismunandar Penasehat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin, Baliana Dewan Pembina: Abdullah Dolla, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukramal Azis, Uslimin, Ammas D R, Fachrudiin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi: Asri Ismail, Sekretaris: Fajrianto Jalil, Bendahara: Nurjanna Jamaluddin, Redaktur : Sutrisno Zulkifli, Rukmana Mansyur, Muhammad Ilham, Sudarmi, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Penyiaran: Andini Ristiyaningrum, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Layouter dan Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Fotografer: Rizki Army Pratama, Reporter: Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Muhammad Ilham Nur, Fatma Husni, Nur Lela, Sugianto, Hesikumalasari, Susi Amriani, Ary Utary Nur, Fadilah Dwi Octaviani. Redaksi LPPM Profesi UNM: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.I, Kampus Gunungsari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp.(0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, Website: www.profesi-unm.org.
Weekly News Profesi Edisi 7/September/2012
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita