Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
SAPU BERSIH PUNGLI
Praktik Pungli Masih Marak
Hal. 4
Polemik Rancangan Hal. 13 Aturan Kemahasiswaan
'Kolam Ikan' di Tengah Jalan
Hal. 15
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
2
Persepsi Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
surat dari pembaca
UNM Harus Bebas Pungli
S
apu Bersih Pungutuan Liar (Saber Pungli) harusnya jadi perhatian utama birokrasi kampus saat ini. Pasalnya, praktek pungli masih merajalela dan terjadi di dalam lingkungan kampus. Pungli jelas sebuah pelanggaran. Akan tetapi, pungli seakan dilegalkan dan dihalalkan lantaran sudah menjadi kebiasan yang berlangsung lama. Seringkali, jumlah pungli memang sedikit. Namun, hal itu masih dianggap sepele oleh pelaku dan korban pungli. Padahal, pungli tetaplah sebuah pelanggaran karena terjadi pertukaran uang yang tak sewajarnya. Apabila dibiarkan, pungli yang sedikit itu bisa menjadi pungli dengan jumlah tak tanggungtanggung. Pungli sebenarnya masuk dalam kategori korupsi. Sehingga memberantas pungli merupaka tindakan paling dasar membasmi korupsi. Beberapa waktu lalu, Ombudsman Republik Indonesia (RI) Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) menyambangi UNM. Kedatangan mereka tak lain adalah untuk memberikan edukasi pemberantasan pungutan liar kepada sivitas UNM. Ketua Ombudsman Perwakilan (Sulsel), Subhan mengimbau mahasiswa untuk melaporkan pungutan liar yang kerap kali terjadi di kampus. Ombudsman terbuka bagi seluruh mahasiswa dan siap menerima keluhan maupun pengaduan terkait tindakan maladministrasi. Hal itu
dilakukan jika mahasiswa merasa keberatan dan dirugikan atas kebijakan kampus. “Kita sudah fasilitasi, jadi mahasiswa harus lebih berani lagi melapor jika ada pungli,” katanya. Laporan yang diadukan kepada Ombudsman pun akan ditindaklanjuti. Apabila terbukti bersalah, maka oknum yang melakukan pungli akan diberi sanksi tegas sesuai peraturan yang berlaku di instansi tersebut. Sadar akan bahaya pungli yang bisa merugikan, empat Fakultas di UNM telah menolak terjadinya Pungli di lingkungan kampus. Melalui surat edaran, pimpinan fakultas dari FIK, FIS, FE dan FT telah memberikan instruksi untuk menolak pungli. Salah satunya dengan tidak menerima hadiah atau tentengan saat ujian akhir mahasiswa. Lantas sudah sepantasnya, pihak Universitas melakukan hal yang sama dalam memberantas pungli di UNM. Memberikan instruksi pelarangan pungli melalui surat edaran secara menyeluruh bisa menjadi salah satu solusi untuk menghilangkan penyakit pungli diseluruh sektor kampus. Dengan begitu, maka tidak ada lagi sivitas UNM yang merasa dirugikan dengan adanya pembayaran diluar aturan. Namun, penerapan saber pungli juga jangan sampai hanya sekedar shock theraphy. Seluruh pihak dalam lingkungan kampus juga harus ikut mengawal agar UNM benar-benar bebas pungli. Yang paling mendasar dari urusan memberantas pungli ialah keteladanan dan integritas dari pemimpin. Pungli bukan sekadar persoalan penegakan hukum, melainkan lebih pada moralitas. Seketat-ketatnya instrumen hukum, jika mental bangsa ini masih permisif, niscaya pungli itu tidak akan benar-benar hilang. Memberantas pungli pun sepantasnya mengerahkan upaya luar biasa. Bila pemberantasan pungli melibatkan keteladanan para pemimpin, maka UNM bebas pungli bukanlah mimpi. (*)
f
Apa yang Anda pertanyakan?
Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum UNM, Karta Jayadi
Bagi mahasiswa angkatan ber UKT maka pembayaran proposal, hasil, dan meja sudah termasuk dalam komponen UKT. Tetapi bagi mahasiswa sebelum UKT (SPP) maka komponen tersebut tidak termasuk dalam SPP.
Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum UNM, Karta Jayadi Anggaran untuk kegiatan kemahasiswaan tidak diperuntukan bagi per-orangan, tetapi diperuntukan bagi lembaga kemahasiswaan. Karena itu pertanggung jawaban keuangan. Bagi kegiatan lembaga kemahasiswaan dilakukan dengan cara melembaga. Dalam pengajuan anggaran kemahsiswaan dikementrian tidak dikenal adanya kegiatan per- orangan yang sifatnya insidentil.akan tetapi, ini masukan yang positif, kami akan konsultasi di kementrian terkait akun keuangan apa yang dapat menampung kegiatan yang tidak memiliki kepastian waktu, tempat, acara, dan siapa yang akan melaksanakan.
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke:
Portal berita online teraktual seputar
08972872950/085299155632
@profesi_online
Universitas Negeri Makassar
LPM Profesi UNM
www.profesi-unm.com
profesi.online@gmail.com
Dapatkan informasi seputar kampus Universitas Negeri Makassar melalui akun Official LINE @xbp7686d - Berita Profesi UNM
Pelindung: Husain Syam. Dewan Pendamping: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Awal Hidayat, Sekretaris: Rosni Armin, Bendahara: Fatimah Muffidah Azzahra, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Ita Andriani. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Awal Hidayat, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Redaktur Pelaksana Penerbitan: Resa Saputra, Reporter: Rosni Armin, Fatimah Muffidah Azzahra, Ita Andriani, Endang Sri Wahyuni, Ratna, Noval Kurniawan, Citra Jati Utami, Muh. Agung Eka, Nurul Charismawaty S, Resa Saputra, ST. Aminah Fotografer: Muh. Agung Eka, Layouter/ Desainer Grafis: Noval Kurniawan; Manajer Sirkulasi dan Iklan: St. Aminah. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com
Tata Letak: Noval Kurniawan
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun. Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
Mozaik Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Kuliah Umum Menteri Pertanian Republik Indonesia
Mahasiswa UNM Perlu Berbenah
M
enteri Pertanian RI, Amran Sulaiman meminta mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk tidak manja dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompetitif. Hal itu disampaikan Amran saat membawakan kuliah umum di hadapan sivitas akademika UNM, di Ruang Teater, Menara Pinisi. Jumat (18/11). Kuliah umum tersebut mengusung tema Arah Kebijakan Sektor Pertanian dalam Percepatan Pembangunan Bangsa. Pada kesempatan itu, ia berbagi pengalaman dengan menyampaikan permasalahan kepemudaan yang dihadapi Indonesia. Menurutnya, mahasiswa era sekarang tidak mempunyai mental bertarung. “Kalau ada mahasiswa hari ini masih meminta uang jajan
ke orangtua berarti kalian masih manja. Mahasiswa itu harus belajar hidup keras. Biasakan untuk tidak selalu bergantung kepada keluarga,” bebernya. Pria asal Kabupaten Bone ini mengatakan, peran mahasiswa sangat dibutuhkan di era globalisasi kini. Sehingga, lanjut Amran, generasi muda harus ambil bagian untuk memajukan Indonesia. Caranya dengan meningkatkan kompetensi keilmuannya masingmasing. “Prosesnya memang tidak gampang seperti membalik telapak tangan melihat realita yang ada sekarang. Hal yang sama pernah saya alami semasa kuliah, hidup dengan mandiri tanpa meminta uang ke orangtua. Namun hal tersebut justru yang membuat berhasil hari ini,” katanya.
Tak hanya itu, Amran juga mendorong mahasiswa UNM untuk meningkatkan penelitian dalam bidang pertanian. Terlebih lagi, ia berjanji akan membeli langsung hasil penelitian yang dapat memberikan keuntungan untuk pertanian Indonesia. “Dari segi pengetahuan kita masih kurang dan tertinggal jauh dari beberapa negara tetangga. Maka tak heran benih untuk tanaman kita harus impor. Sangat memalukan dengan sumber daya manusia yang banyak untuk menciptakan benih saja tidak bisa,'' tutur Amran. "Untuk itu kami sekarang tengah mengembangkan para peneliti untuk mencari benih unggul. Tak terkecuali dari UNM saya akan membeli langsung produknya,” ujarnya. (sas)
Pekerja Seni Kampus UNM
Sabet Lima Piala di Festival Teater Mahasiswa Indonesia
PEKERJA seni kampus di Universitas Negeri Makassar (UNM) memboyong lima piala dari Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI). Bengkel Sastra (Bestra) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) berhasil menggaet tiga trofi. Pemeran utama wanita terbaik, pemeran pembantu wanita terbaik, serta penyaji terbaik adalah 3 dari sebelas nominasi yang dimenangkannya. Kepala Suku Bestra, Arfian Catur Juliarfan merasa bersyukur atas perolehan tersebut. Dari tujuh belas lembaga seni yang ikut, Bestra menjadi Juara Umum II setelah komunitas Seni di UIN Alaluddin Makas-
3
sar pada FTMI yang ke XII ini. “Ini adalah hasil jerih payah teman-teman dengan waktu latihan sebulan seminggu,” tuturnya. Mahasiswa angkatan 2013 ini menambahkan, untuk berada di posisi ini tentu tidak serta merta. Berbagai kendala telah dihadapi. “Seperti halnya penyerangan kampus beberapa waktu lalu yang menyebabkan arena berlatih kami tersterilkan," keluhnya. Selain itu, kendala dalam proses penentuan naskah pun sering ditemui. Menurutnya, sang sutradara acap kali melakukan penambahan dan perubahan naskah hingga akhirnya terpilihlah naskah karya Arifin
C Noer dengan judul “Mega-mega”. Kemampuan dari para aktorpun kadang tak sesuai dengan apa yang digariskan pada naskah. Berbagai penghambat tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berlatih.. Kesuksesannya ditandai dengan kesan penonton serta juri usai pementasan . “Setelah tampil juri bilang Bestra adalah pencetak aktor yang tidak akan habis. Ini mungkin karena bestra sudah cukup dikenal,” bebernya. Selain Bestra, adapula peraih nominasi lainnya dari Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Biseru PGSD Pare-pare. (sam)
SNAPSHOT
FOTO: Agung-Profesi BLOKIR. Seorang mahasiswa ingin naik tangga ke lantai 15 Menara Pinisi UNM yang diblokir menggunakan tali dan meja. Sejumlah lantai teratas di Menara Pinisi diblokir seba masih belum difungsikan, meski gedung ini telah digunakan sejak 2014.
Hari Disabilitas Internasional
Penyandang Disabilitas Ikut Berkompetisi
MOMENTUM Hari Disabilitas Internasional diperingati tiap 3 Desember sebagai ajang untuk mengembangkan wawasan masyarakat terkait kehidupan penyandang disabilitas. Namun, berbagai stigma yang menyerang pola pikir masyarakat bahwa penyandang disabilitas adalah orang-orang yang semestinya dikasihani. Melihat hal tersebut Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar BIasa (HMJ PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) hadir untuk menghilangkan stigma tersebut. Salah satunya dengan memberikan ruang untuk berkompetisi. Hal itu diungkapkan oleh Ketua HMJ PLB, Usman. Ia mengatakan, di Hari Disabilitas Internasional ini, perlu adanya ruang untuk mengaktualisasikan potensi dan bakat yang dimiliki anak. Selain itu, agar masyarakat paham bahwa anak berkebutuhan khusus punya kelebihan yang tak kalah hebatnya dengan anak normal. “Kami ada untuk mendampingi
mereka, membimbing, mendidik, menyemangati, serta membantu mengembangkan bakatnya. Bukan untuk menunjukkan rasa prihatin,” ujarnya. Adapun kategori perlombaannya ialah mendongeng, baca puisi, mewarnai, jalan sehat, dan persembahan seni. Kompetisi ini diikuti oleh 38 Sekolah Luar Biasa se-Sulawesi Selatan. Selain itu, bentuk sikap mahasiswa PLB untuk menyadarkan masyarakat tentang keberadaan penyandang disabilitas ditunjukkan melalui aksi yang dilakukan di Flyover Jl. A.P Pettarani, Minggu (4/12). Aksi tersebut didasari banyaknya masyarakat yang melakukan tindakan diskriminasi pada penyandang disabilitas. Akibat dari kesenjangan sosial tersebut, maka aksesibilitas penyandang disabilitas tidak terpenuhi. “Semoga dengan hadirnya kami disini, Pemerintah Kota Makassar segera mewujudkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas,” harapnya. (sam)
Menilik Makna Hari Pahlawan *Citra Jati Utami
Aksi Aliansi Orange Bersatu memperingati Hari Pahlawan di depan Menara Pinisi UNM, Kamis (10/11). (Foto: Fajri – Profesi)
Hari itu 10 November 2016, tepat Hari Pahlawan matahari seakan membaka kulit ditambah suara kendaraan memekik telinga. Tak ada seremoni khusus yang diadakan oleh UNM memperingati hari bersejarah tersebut. Dengung para aktivis kampus yang melontarkan tuntutan “memeriahkan” hari para pejuang. Streaming: radioprofesi.com
SEBENARNYA seremoni tak terlalu penting. Hal yang penting adalah bagaimana para penerus bangsa memetik nilai-nilai dari perjuangan para pahlawan. Karena kemerdekaan Indonesia bukanlah hal yang instan. Tentunya tak terlepas dari perjuangan para pahlawannya yang rela mengorbankan jiwa serta raganya melawan para penjajah dan menegakkan sang saka merah putih. Lepas dari zaman penjajahan, para pemuda mungkin atau bahkan telah lupa bahwa 10 November adalah hari para pejuang jika tak kebetulan berselancar di internet. Mereka sudah tak terlalu terpaku untuk memperingatinya. Atau ada yang menganggap peringatan hari pahlawan sekedar rutinitas yang formalitas, artinya tidak memiliki dampak signifikan. Mungkin disaat hari peringatan mereka bersemangat untuk melakukan perubahan bangsa akan tetapi setelah hari itu terlewati, perilaku “menghancurkan” bangsa jadi rutinitas. Sebagai
seorang yang paham mengenai sejarah bangsa Indonesia Guru Besar Sejarah, Ima Kesuma mengatakan, hari pahlawan bukan sekedar untuk diperingati, akan tetapi bagaimana melanjutkan perjuangan para pahlawan demi kebaikan bangsa. Peran para pemuda adalah untuk mencari hal yang bermanfaat bukan hal yang sifatnya sia-sia. “Mahasiswa sudah saatnya mencari hal yang bermanfaat untuk memaknai hari pahlawan,”ujarnya. Para pemuda khusunya mahasiswa tak hidup lagi di masa perjuangan melawan Belanda atau Jepang. Di zaman modern, pemuda harus melawan sikap apatis dan sikap cuek serta merusak moral bangsa. Dalam menyikapi hari pahlawan, persepsi serta motivasi harus berbeda dengan pendahulunya. Sudah saatnya kaum muda utamanya para generasi intelektual kampus bahu-membahu merebut tongkat estafeta yang dibawa para pejuang.
Tugas berat para penerus bangsa yang sebenarnya adalah menjaga Indonesia sebagai bangsa yang terhormat, bangsa yang cerdas dan bangsa yang disegani dunia. Dalam sebuah pidatonya, mantan Presiden Soekarno berkata “Kerjakanlah pekerjaanmu itu sebaik-baiknya, oleh karena apa yang kau kejar sekarang ini adalah ilmu dan ilmu yang kau miliki bukan hanya untukmu sendiri tetapi untuk anak cucumu, untuk bangsa Indonesia, untuk rakyat Indonesia, untuk tanah air Indonesia, untuk Negara Republik Indonesia”. Yang dimaksud Presiden Soekarno dalam pidato tersebut spesifiknya, bahwa masyarakat Indonesia terutama pemuda harus mengetahui porsinya yaitu menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan mencari pengalaman yang berguna kelak di masa depan. Bukan masa depan si penimba ilmu saja tapi bagi anak cucunya,orang disekitarnya dan bagi bangsanya. Urai data, ungkap fakta, saji berita
44
Reportase Utama www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
PRAKTIK PUNGLI MASIH MARAK
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2016 tentang pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) yang ditetapkan langsung oleh pada tanggal 21 Oktober 2016.
P
erpres tersebut dikeluarkan sebagai upaya pemerintah untuk pemberantasan pungutan liar berjalan secara efektif dan efesien. Satgas ini akan menyasar seluruh instansi di kementerian lembaga maupun pemerintah daerah, termasuk di dalamnya Perguruan Tinggi (PT) yang berada di bawah naungan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Universitas Negeri Makassar (UNM) pun masuk dalam target tersebut. Apalagi, kenyataannya di lapangan, beberapa oknum di kampus pencetak guru ini pernah kedapatan melakukan pungli kepada mahasiswa. Berbagai modus pungli dilakukan oleh oknum di UNM, yang sebagian besar mengatasnamakan pembayaran administrasi. Seperti halnya pembayaran pengambilan transkrip nilai. Setiap mahasiswa harus membayar Rp25 ribu jika ingin mengambil
transkrip nilainya. Begitu juga dengan pengezahan ijazah, para alumni harus merogoh kocek. “Masa ambil transkrip nilai 25 ribu terus sahkan ijazah 20 ribu, mahal sekali,” keluh Aco (samaran), mahasiswa Fakultas Ilmu Keolaragaan (FIK) ini saat ditemui oleh Profesi. Pelarangan mengambil pungutan liar di universitas sebenaranya telah diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 39 Tahun 2016. Pada Pasal 8 Permenristekdikti tersebut, dijelaskan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dilarang memungut uang pangkal dan/atau pungutan lain selain
UKT dari mahasiswa baru Program Diploma dan Program Sarjana, untuk kepentingan pelayanan pembelajaran secara langsung. Namun, peraturan tersebut nampaknya belum berlaku secara merata di UNM. Mahasiswa masih dikenakan berbagai biaya tambahan di luar UKT yang telah ditetapkan. Seperti yang dialami mahasiswa Jurusan Matematika. Mereka diminta membayar buku panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sebanyak Rp10 ribu per orang. Padahal buku tersebut harusnya digratiskan bagi mahasiswa yang akan melakukan PPL. “Kan bukunya gratis ji, tapi pas saya mau keluar dari ruangan UPT PPL, saya dimintai uang Rp10 ribu. Kata stafnya itu untuk administrasi,” cerita salah satu mahasiswi yang enggan menyebutkan namanya. Bahkan, lanjut mahasiswa tersebut, oknum pegawai di UPT PPL meminta mahasiswa untuk mengerti dengan pungli itu. “Dia bilang ke saya, mengertilah saja kalau harus bayar,” imbuhnya. Ia menjelaskan tidak mempersoalkan nominal uang yang dikeluarkan. Tetapi menurutnya jika itu dibiarkan maka akan memberatkan
mahasiswa. Selain itu, jumlah uang yang terkumpul akan sangat banyak karena banyaknya mahasiswa yang membayar. “Biar sedikit tapi kalau banyak yang bayar, kan jadi banyak jadinya,” kata dia. Sementara itu, saat dikonfirmasi, Sekretaris UPT PPL, Yabu mengaku, bahwa sama sekali tidak pernah dilakukan pungutan terhadap mahasiswa PPL semester ganjil. Apapun itu, tidak ada pembayaran . "Tidak ada pembayaran sama sekali. Kalau ada yang bilang disuruh bayar buku, bohong itu, suruh temui saya," katanya. Kecuali bagi angkatan 2012 ke bawah, mereka masih dikenakan biaya administrasi karena masih SPP. Ia menuturkan, pembayaran buku panduan PPL tersebut sebagai pengganti uang percetakan. "Kan tidak ada dana dari universitas untuk mencetak buku," jelas Yabu saat ditemui di ruangannya, Rabu (7/11).
Mantan Ketua Prodi Seni Rupa ini berharap Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan surat edaran terkait pembayaran apa saja yang mencakup pembayaran UKT dan mana yang idak. "Kita juga bingung dengan sistem pembayaran UKT sekarang. Harusnya ada aturan yang jelas, apakah KKN, PPL, maupun pembayaran lainnya sudah ditanggung oleh UKT atau tidak," tuturnya. Pembayaran transkrip dan ijazah serta uang buku panduan PPL, hanyalah sebagian kecil dari berbagai praktek pungli yang terjadi di UNM. Diduga, masih banyak uknum yang melakukan praktek pungli dengan modus yang berbeda. Mahasiswa pun dibuat kesal. Mereka menuntut pihak universitas memberantas pungli yang dilakukan oleh oknum tersebut. 10 November 2016 lalu, yang bertepatan dengan hari Pahlawan, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Orange Bersatu menuntut pimpinan UNM untuk mengeluarkan surat edaran terkait larangan pungli. Ada Sembilan tuntutan mahasiswa terkait pungli. Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti surat edaran terkait pungli yang dikeluarkan rektor periode sebelumnya. Jendral lapangan Andre Arisandi menilai, surat edaran rektor sebelumnya belum efektif. Ini karena tidak ditindaklanjuti secara mendalam. "Kami rasa tindak lanjut universitas hanya sebatas diregulasi, semuanya kembali ke universitasji. Makanya kami menuntut kembali agar surat edaran tersebut kembali dikeluarkan," katanya. Tak hanya itu, mereka juga mengajukan draf terkait pungli yang terjadi di UNM. Mereka berharap draf yang mereka ajukan diterima dan ditindaklanjuti, karena pungli makin marak terjadi, baik yang dilakukan oleh dosen, pegawai, maupun mahasiswa. Menanggapi hal tersebut, PR I, Muharram mengatakan draft yang diajukan telah diterima. Dan itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk membuat keputusan selanjutnya. "Ini usulan yang bagus sekali, kami akan pertimbangkan”.tuturnya. Uang penghasilan tambahan dari pungli rupanya masih tetap menutup mata beberapa oknum untuk melabrak aturan. Mereka seolah tak takut dengan ancaman hukuman yang menanti. Menurut Jaksa Agung M Prasetyo, dikutip dari media online, para pelaku pungli bisa dijerat menggunakan Pasal 368 dan 423 KUHP tentang pemerasan yang ancaman hukumannya pidana penjara paling lama Sembilan bulan (untuk non-PNS) dan enam tahun (untuk PNS). (*)
PR II: Jika Dapat Pungli, Langsung Lapor! PEMBANTU Rektor Bidang Administrasi Umum (PR II), Karta Jayadi mengimbau sivitas akademika UNM untuk melapor apabila mendapat pungli. Namun, Karta menekankan para pelapor harus membawa bukti yang jelas saat melapor. Bukti tersebut akan menjadi landasan pimpinan dalam mengambil keputusan. “Jika dapat pungli, langsung laporkan ke saya. Tapi buktinya harus jelas, jangan asal melapor saja,” imbaunya. Mantan Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD) ini pun berjanji akan memberikan sanksi tegas jika ada oknum yang terbukti melakukan tindakan pungli. Menurutnya hal itu tidak pantas dilakukan apalagi di instansi pendidikan. Selain merugikan juga merusak citra kampus. “Kami akan beri sanksi yang tegas, pokoknya laporkan saja," tegasnya . Ia mengatakan, para korban pungli tak perlu takut melapor karena identitasnya akan dirahasiakan. Hal ini diUrai data, ungkap fakta, saji berita
lakukan agar sivitas yang melapor tidak mendapat intimidasi. “Bilang saja siapa orangnya, kami akan rahasiakan identitasnya yang melapor”. tuturnya. Meski demikian, Karta Jayadi tetap meyakini bahwa UNM adalah kampus yang bebas dari praktek pungli. “Saya selalu yakin di UNM ini bersih dari pungli, tap i kalau memang ada pasti akan kita tindak tegas,” tegas Karta. (*) www.profesi-unm.com
Reportase Utama Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
5
www.profesi-unm.com
Cegah Pungli, Dekan Keluarkan Surat Edaran
MENANGGAPI keluarnya Peraturan Presiden mengenai pungli, beberapa pimpinan fakultas di UNM seperti Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ilmu Keolaragaan (FIK) membuat surat edaran mengenai larangan untuk melakukan pungli. Dekan Fakultas Teknik (FT), Muhammad Yahya mengatakan telah mengeluarkan surat larangan pungli pada 27 Oktober lalu. Dalam surat yang bernomor 5114/UN36.2/
H
DL/2016 itu ditekankan bahwa seluruh civitas tidak diperkenankan dalam setiap kegiatan seminar, ujian akhir, melakukan pungutan atau tidak menerima pemberian parsel oleh mahasiswa. Yahya menerangkan, surat tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam untuk sapu bersih pungli yang biasa terjadi di perguruan tinggi. “Kami juga berusaha agar di tempat kita tidak ada pungli,” katanya.
Tak ketinggalan, Fakultas Ekonomi (FE) juga mengambil langkah yang sama. Seperti yang dijelaskan oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik FE, Thamrin. Melalui surat edaran, para dosen maupun pegawai tidak diperkenankan untuk menerima sesuatu dalam bentuk apapun. “Jadi kalau aturannya tidak jelas jangan membayar. Begitupun dengan dosen, jangan menerima apapun tanpa landasan,” jelasnya Ia berharap, keluarnya surat tersebut dapat
mencegah terjadinya pungli. “Semoga praktik pungli sudah tidak ada lagi, dalam bentuk apapun itu,” harapnya. Para dekan pun berjanji akan memberi sanksi tegas bagi siapapun yang kedapatan melakukan pungli.(*)
Ombudsman: Kampus Mahal Karena Pungli
ampir semua perguruan tinggi menjadi tempat maladministrasi. Mahasiswa beberapakali dibebani pembayaran di luar apa yang telah ditetapkan kampus. Sehingga membuat mahasiswa menganggap kampus mahal “Di perguruan tinggi katanya murah tapi mahal juga karena biaya-biaya masih dibebankan kepada mahasiswa,” kata Ketua Ombudsman Makassar, Khudri Arsyad saat ditemui Profesi di kantornya, Kamis (24/11). Ia menjelaskan, pembayaran yang ada di kampus harus mempunyai landasan yang jelas. Apa yang disubsidi oleh negara dalam perguruan tinggi perlu diketahui. Ini dilakukan untuk membedakan antara pembayaran yang wajar dan pungli. “Semua kebijakan harus ada dasarnya sebagai landasan,” ujarnya. Untuk mencegah terjadinya pungli, perguruan tinggi harus menerapkan standar pelayanan administrasi internal. Setiap kebijakan yang dikeluarkan mempunyai Standar Operasional Pelayanan (SOP). Menurutnya, tindakan memungut biaya tanpa landasan yang jelas merupakan tindakan yang tidak diperkenankan. Karena telah termasuk praktik pungli. Maka perlu adanya regulasi sebagai sarana edukasi untuk mencegah terjadinya maladministrasi “Kalau ada SOP maka sudah jelas aturannya. Kalau bayar ya bilang bayar, kalau tidak ya bilang tidak supaya seluruh civitas juga mengerti. Ini bukan besar kecilnya pembayaran, tapi kejelasan
prosedur dan mekanisme basis regulasinya seperti apa. Itu yang mesti diperjelas”. tuturnya
SUBHAN DJOER Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Selatan
Sementara itu, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel), Subhan menghimbau mahasiswa untuk melaporkan pungutan liar yang kerap kali terjadi di instansi perguruan tinggi. Hal ini ia sampaikan saat membawakan sambutan dalam acara Pentas Seni dan Edukasi Ombudsman Republik Indonesia (RI) Perwakilan Sulsel, di Pelataran Menara Pinisi UNM, Senin (28/11). Subhan mengatakan, Ombudsman terbuka bagi seluruh mahasiswa dan siap menerima keluhan maupun pengad-
uan terkait tindakan maladministrasi. Hal dilakukan jika mahasiswa merasa keberatan dan dirugikan atas kebijakan kampus. "Kita sudah fasilitasi, jadi mahasiswa harus lebih berani lagi melapor jika ada pungli," kata Subhan. Ia pun menambahkan, laporan yang diadukan akan segera ditindaklanjuti. Tak hanya itu, jika terbukti bersalah, maka oknum yang melakukan pungli akan diberi sanksi tegas sesuai peraturan yang berlaku di instansi tersebut. "Kami akan adakan investigasi terlebih dahulu. Untuk sanksinya, kalau misalnya aturan di instansi tersebut ada pencopotan jabatan, maka itu akan dilakukan," tegasnya. Tak hanya di perguruan tinggi, untuk mencegah terjadinya tindakan maladministrasi, Ombudsman telah melakukan tur ke seluruh stakeholder yang dilaksanakan sejak 5 September lalu.(*)
Jualan Buku Jadi Modus SALAH satu modus operasi yang dilakukan oknum dosen saat melakukan pungli adalah dengan menjual buku kepada mahasiswa. Bahkan, modus operasi dari jual buku tersebut dilakukan secara terang-terangan, bahkan terkesan memaksa dan mengancam. Intimidasi terhadap nilai akademik bagi mahasiswa, menjadi senjata oknum dosen tersebut dan sulit untuk dibendung oleh mahasiswa. Sebut saja Mukidi, mahasiswa dari salah satu jurusan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNM yang turut menjadi korban dari praktik jual beli buku. Menurutnya, praktik jual beli buku oleh oknum dosen dijurusannya, tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja. Ada banyak dosen yang memakai cara tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan buku tersebut. Bahkan ada yang sampai mengancam. "Di kelas kami itu istilahnya diwajibkan membeli buku dan modul yang dijual langsung oleh dosen. Padahal, seharusnya bisa menyarakan jenis dan nama buku saja, mau beli atau tidak itu hak kami. Tapi kalau kita tidak beli buku dari itu dosen, nilai kami pasti akan bermasalah," ungkap Mukidi. Modus operasi tersebut juga terjadi di Fakutlas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM. Jessica (Samaran) salah satu mahasiswa baru dari FBS itu mengungkapkan jika ada oknum dosen yang mengancam akan memberinya niRadio Profesi 107,9 FM
lai 'Error' jika tidak membeli buku yang dijualnya. Bukan hanya satu, beragam buku yang dijual oleh oknum dosen tersebut. Harganya pun variatif, mulai dari Rp 45 ribu hingga Rp 100 ribu. "Tentu saja ini yang memberatkan, padahal saya punya senior yang punya buku yang sama persis dengan yang dijual itu dosen. Seharusnya itu bukunya senior ku saja ku pinjam, tapi karena itu dosen paksa kita beli, jadi mau tidak mau harus kita beli supaya tidak dapat nilai Error," keluhnya. Menanggapi hal tersebut, Pembantu dekan Administrasi Umum FMIPA UNM, Agus Martawijaya mengatakan akan menindak tegas oknum dosen yang melakukan praktik pungli dengan cara menjual buku secara paksa. Ia menegaskan akan memberikan sanksi hingga mengadukan oknum dosen tersebut ke Komisi Disiplin (Komdis) jika ada dosen yang melakukan transaksi secara langsung dengan mahasiswa. Apalagi jika ada yang terbukti melakukan intimidasi kepada mahasiswa dengan ancaman nilai akademik. “Saya akan turun langsung jika hal itu terbukti dan datanya akurat. Bahkan bila mahasiswa diancam nilai, saya adukan langsung ke komisi disiplin. Tidak dibenarkan ada transaksi langsung antara dosen dan mahasiswa. Kalau menawari untuk membeli di luar, itu tidak jadi masalah,” tegasnya.
Jika pun ada dosen yang ingin buku terbitannya dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa, Agus menyarakan agar dosen tersebut memuatnya saja ke website seperti blog. “Saya tahu betul tidak mudah membuat sebuah buku, tapi kalau dilandasi niat ikhlas, kan seharusnya mahasiswa tidak usah disuruh membayar. Cukup dosen membuat blog saja dan mempublikasikan isi bukunya itu secara elektronik, sehingga mahasiswa bisa membaca ataupun mencetaknya sendiri atas ijin dari dosen yang bersangkutan. Kan kalau begitu mahasiswa juga bisa terbantu,” ujarnya. Respon atas oknum dosen yang menjual buku juga dilayangkan oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik UNM, Muharram. Guru Besar Pendidikan Kimia itu menegaskan akan memberikan sanksi kepada dosen yang terbukti menjual buku kepada mahasiswa dengan alasan apapun. Namun, Muharram tetap memberikan pengecualian bagi dosen yang hendak membantu mahasiswa dengan menjual buku yang lebih murah dari harga di toko buku. "Sudah jelas kalau pungutan liar itu kita larang. Apalagi kalau sampai memaksa dan mengancam mahasiswa. Kalau begitu caranya, secara tidak langsung itu merusak martabatnya sebagai dosen. Kecuali, ada dosen yang sengaja membeli beberapa buku di toko
Tim Reportase Utama: Koordinator - Endang Sri Wahyuni Anggota - Ratna - Muh. Agung Eka, - Noval Kurniawan
misalnya. Harganya Rp 100 ribu, tapi karena dosen itu mau bantu mahasiswa, dia jual seharga Rp 50 ribu misalnya. Meskipun kita tidak benarkan, tapi pasti mahasiswa juga senang kalau ada yang seperti itu," ucapnya.(*)
Sumber: Litbang LPM Profesi UNM
Urai data, ungkap fakta, saji berita
66
Opini Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Budaya Menulis di Kalangan Mahasiswa: Antara Realita dan Harapan
M
embaca merupakan gerbang utama memasuki dunia informasi dan pengetahuan melalui kegiatan membaca yang baik dan benar proses memperoleh informasi dan pengetahuan akan memberikan kemungkinan rekreasi bagi pembacanya. Masalah– masalah yang timbul sebagai akibat rendahnya minat baca di kalangan generasi muda harus mendapat perhatian khusus dan penanganan yang cakap, agar aktivitas membaca tidak lagi menjadi aktivitas yang membosankan melainkan justru menjadi budaya yang digemari oleh generasi muda. Mengingat generasi muda menjadi tonggak bertahannya bangsa, sehingga pengetahuan mereka harus luas agar tetap dapat menjaga eksistensi bangsa Indonesia. Persoalan rendahnya budaya membaca dan menulis tidak melulu terjadi pada siswa sekolah, guru, maupun dosen pada perguruan tinggi. Mahasiswa yang disebut aktor intelektual pun memiliki permasalahan serupa. Mungkin di antara kita ada yang melontarkan tanya, apa yang ada di benak mahasiswa saat ini? Terlalu pragmatis mungkin. Bukan untuk menggeneralisir, namun sekadar menegaskan bahwa adanya sebagian mahasiswa yang enggan berbudaya intelektual. Padahal salahsatu cara untuk melihat seseorang akan kelihatan intelektualnya melalui tulisan-tulisannya, Berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan motivasi dalam berkarya dan berkreativitas. Salah satu diantaranya adalah melalui program PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang dilaksanakan
setiap tahunnya yang biaya dan anggarannya tidak main-main. PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa merupakan salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yaitu PKM. PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan serta berjiwa, mandiri, dan arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap tanggungjawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni seperti yang tertulis dalam panduan PKM 2016 yang diterbitkan oleh direk-
*Dr. Hendra Jaya, MT torat belmawa (Pembelajaran dan kemahasiswaan). Pada awalnya, dikenal 5 (lima) jenis kegiatan yang ditawarkan dalam PKM, yaitu PKMPenelitian (PKM-P), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), PKMPenerapan Teknologi (PKM-T) dan PKM-Penulisan Ilmiah (PKM-I). Sejak Januari 2009, DITLITABMAS mengelola 6 (enam) PKM. Komp etisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) yang semula menjadi tugas DITLITABMAS dalam pengelolaannya, dilimpahkan kepada DITBELMAWA. Karena sifatnya yang identik dengan PKM-I, KKTM selanjutnya dikelola bersama-sama PKM-I dalam PKM-Karya Tulis (PKMKT). Dengan demikian, di dalam PKM-KT terkandung 2 (dua) program penulisan, yaitu: PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT). PKM-I atau selanjutnya disebut PKM-AI yang merupakan artikel hasil kegiatan, tidak lagi ditampilkan dalam PIMNAS, namun dimuarakan pada e-journal. Sedangkan PKM-GT yang berpeluang didiskusikan dalam
forum terbuka, diposisikan sebagai pengganti PKM-AI di PIMNAS. Pada tahun 2011, jumlah bidang PKM bertambah menjadi 7 (tujuh) dengan terbitnya bidang PKMKARSACIPTA yang inti kegiatannya adalah karya kreatif dan inovatif dalam IPTEKS. Manfaat PKM bagi mahasiswa antara lain mendapat insentif, mendapat pengalaman, mendapat pengakuan, dan mendapat kenalan atau koneksi. Yang paling besar adalah membantu membangun Indonesia melalui ide-ide kreatif yang kita miliki. Dalam membuat PKM, yang harus mahasiswa lakukan apabila tidak memiliki ide kreatif dapat melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Ide-ide PKM tidak harus yang rumit, cukup yang sederhana, nyeleneh, sesuai isu global yang terjadi sekarang, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Saat ini, batas pengumpulan PKM-Ilmiah ditunggu sampai bulan November setiap tahun-nya. Setelah itu akan diproses dan diseleksi yang akan dikikutsertakan dalam PIMNas. Sementara untuk PKM- Karya Tulis (PKM-GT dan PKM-AI), sosialisasi dan pemberitahuan program dimulai dari Januari setiap tahun-nya dan dikumpulkan pada Maret setiap tahun-nya. Harapan yang diinginkan oleh Universitas adalah target yang lebih banyak dalam penulisan program PKM. Bahkan Program 1000 PKM sudah pernah dicanangkan, namun targetnya belum tercapai. Untuk tahun 2016 Fakultas Teknik mencanangkan 500 PKM saja , kuotanya masih saja belum terpenuhi. Berikut
data pemasukan PKM 2016 dikalangan mahasiswa disetiap fakultas di UNM: FMIPA (136 PKM), FT (382 PKM), FBS (18 PKM), FSD (0), FIS (6 PKM), FE (43 PKM), FPSI (21 PKM), FIP (47 PKM), FIK (1 PKM). Tampak terlihat bahwa hanya 654 judul yang terkirim pada pemasukan PKM 2016. Ini berarti kebiasaan mempelajari ilmu dan membaca tampak minim di kalangan mahasiswa. Membaca dan menulis sedikit banyak telah hilang dari peredaran aktivitas mahasiswa. Diminta diskusi pun mahasiswa tak ada keinginan. Kelompok-kelompok diskusi di kampus boleh dibilang minim, bahkan hampir tidak ada. Kalau bicara ideal, satu fakultas seharusnya ada satu komunitas diskusi. Tidak hanya satu komunitas diskusi, tetapi setiap jurusan di fakultas setidaknya perlu memiliki komunitas diskusi. Harus jujur diakui, mahasiswa telah terjebak pada budaya-budaya nir-intelektual. Apa yang dibicarakan di kampus tak jauh dari ngrumpi tiada arah. Coba tanyakan kepada setiap mahasiswa perihal berita-berita aktual hari ini. Apa perkembangan politik di dalam negeri? Ada permasalahan dan wacana hangat apa hari ini? Pasti tidak banyak mahasiswa yang merespons dengan baik. Kemanakah Gerangan Quovadis Mahasiswa? Apakah hanya Demonstrasi sebagai Ciri Khas Mahasiswa? Lantas, Bagaimana? Silahkan menjawab jika anda Mahasiswa. *Penulis adalah Ketua Prodi Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNM
Pungli, Maba, dan Euforia Sarjana PERATURAN Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) merupakan respon nyata dari pemerintah tentang pungutan liar yang dapat mengancam sendisendi kenegaraan. Terlalu banyak indikasi yang memperlihatkan bahwa pungutan liar masih begitu banyak di instansi pemerintah. Meskipun pungli kadang tidak terlalu besar jumlahnya, tetapi tetap saja sebagai sebuah pelanggaran atau tindakan melawan peraturan. Demikian halnya dengan perguruan tinggi, dalam hal ini Universitas Negeri Makassar (UNM), masih ditemukan indikasi adanya pungutan-pungutan liar yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Bahkan beberapa aksi yang dilakukan Lembaga Kemahasiswaan (LK) menuntut peghapusan dan pengusutan pungutan liar yang ada di tingkat universitas maupun di fakultas. Pada dasarnya, pungutan liar biasanya berupa biaya tambahan di luar yang diatur dalam standar layanan. Pungutan ini tidak disetor ke negara, jadi pada umumnya tidak menggunakan tanda terima.
Pungutan ini sulit untuk diidentifikasi dialirkan kemana, tetapi pada umumnya selalu dijadikan alasan sebagai biaya operasional. Pengutan liar ini hadir dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap pelaksana operasional di suatu perguruan tinggi. Kompleksitas masalah dalam sebuah perguruan tinggi, terkadang membuat pimpinan lupa terhadap hal-hal kecil seperti pungli yang sebenarnya justru sangat terasa efeknya. Jika berkaca pada teori kesempatan (opportunity theory) dari Richard A. Cloward dan Lloyd E. Ohlin menyatakan bahwa munculnya kejahatan dan bentuk-bentuk prilaku yang menyimpang, bergantung pada kesempatan, baik kesempatan yang taat norma, maupun yang menyimpang norma. Beradasarkan data yang dikeluarkan Litbag LPM Profesi UNM, dugaan pungli terdiri dari berbagai macam bentuk, seperti pengurusan kartu perpustakaan, kartu bebas perpustakaan, pembuatan KTM, kartu kontrol PA, buku panduan PPL, ujian proposal, ujian hasil, ujian meja, dll. Jika melihat data yang ada, maka ada dua jenis golongan mahasiswa yang pada umumnya terkena pungli, yaitu
*Arlin Mahasiswa Baru (Maba) dan mahasiswa tingkat akhir. Kedua jenis mahasiswa ini memang sangat rentan secara psikolgis dan situasi untuk terjerat pungli. Hal ini dikarenakan secara administrasi, keduanya sangat intens berhubungan dengan persoalan administrasi. Maba, merupakan orang-orang yang baru saja melangkahkan kaki dari bangku sekolah menuju mahasiswa, tentunya sebuah kesyukuran dan kegembiraan yang luar biasa mampu lulus di PTN/PTS yang diinginkan. Mereka kemudian akan disibukkan dengan pengurusan administrasi seperti pengurusan KTM, kartu perpustakaan dan administrasi yang lain. Maba ini dapat dikatakan masih “polos” dengan sistem yang ada, tak tahu
seluk-beluk aturan dalam pengurusan administrasi, sehingga dengan mudah menerima semua prasyarat yang dibebankan, termasuk biaya yang bisa saja berupa pungli. Kurangnya pengetahun serta serta euforia kebanggaan menjadi mahasiswa merupakan kabut yang menutupi daya kritis mereka untuk mempertanyakan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Hal ini manjadi lahan kesempatan bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan pungli. Golongan selanjutnya adalah mahasiswa tingkat akhir, mereka juga manjadi rentan korban pungli. Mahasiswa tingkat akhir ini berbeda dengan mahasiswa baru, mereka justru terlalu bersemangat untuk menjadi sarajana. Euforia kesarjanaan ini membuat mereka tak peduli lagi harus mengeluarkan biaya sebesar apapun. Mereka hanya ingin tahu bahwa urusan administrasi mereka lancar, sarjana tepat waktu, memakai toga, dan berfoto bersama keluarga. Psikologis mahasiswa tingkat akhir ini sangat dermawan, demikian juga dengan orang tua di kampung halaman, akan menggelontorkan biaya apapun demi
melihat anaknya segera mamaki toga. Hal inilah yang kemudian juga menumpulkan rasa kritis terhadap pembayaran hal-hal yang diindikasi sebagai pungli, seperti kartu bebas perpus, pembayaran ujian proposal, ujian hasil, hingga yudisium. Jika melihat realitas yang ada, pungli ini lahir bukan hanya karena adanya orang-orang yang tidak bertanggungjawab dalam menjalankan sistem, tetapi juga didukung oleh ‘kepatuhan’ orangorang yang tidak tahu sistem dan aturan yang berlaku, juga orangorang yang abai terhadap masalah yang ada. Tetapi, kesemua itu sebenarnya dapat diatasi dengan peraturan dan pengawasan yang ketat. Seperti kita ketahui, bahwa Perpres No. 87 Tahun 2016 seharusnya sudah menjadi sebuah “peringatan” kepada setiap pimpinan universitas untuk mengeluarkan aturan tentang larangan pungutan liar. Mengingat bahwa dugaan pungli justru banyak terjadi di sistem yang tidak “dijangkau” secara langsung oleh pimpinan universitas. *Penulis adalah mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra UNM
LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi.online@gmail.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
Info Akademik Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
FIS Rancang Dua Prodi Baru
AGENDASIANA
Diklat SAR ke-46 Menwa UNIT Kegiatan Mahasisawa (UKM) Resimen Mahasiswa (MENWA) Universitas Negeri Makassar (UNM), membuka perekrutan anggota baru. Pendaftaran dibuka 28 November hingga 30 Desember mendatang. Adapun syarat untuk mengikuti Diklat SAR ini ialah harus memiliki tinggi badan yang ideal. Maksimal untuk lakilaki 160 cm sedangkan perempuan 155 cm, selain itu juga harus sehat jasmani dan rohani. Pendaftaran dapat dilakukan di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt.1 Gunung Sari, atau di Markas Komando Menwa Satuan 702 di Jl. Cokonuri No.66 Kompleks Kodam VII Wirabuana, dengan membawa foto copy slip kartu pembayaran. Kuota pendaftar Diklatsar Menwa dibatasi hanya 100 orang. (pr29)
Psycho Camp 2016 BADAN Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi (FPsi), Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengadakan kegiatan Psycho Camp 2016 yang akan berlangsung di Hutan Pendidikan UNHAS Kec. Bengo-Bengo, Kab. Maros, 15 hingga 18 Desember 2016 . Kegiatan ini sebagai pengkaderan terakhir bagi mahasiswa baru (maba) angkatan 2016, tetapi dapat juga diikuti oleh Mahasiswa psikologi secara umum, yang belum sempat mengikuti pengkaderan ini pada tahun sebelumnya.(pr29)
Januari, Olimpiade Sejarah Bakal Dihelat Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembal akan mengadakan lomba olimpiade tingkat SMA/SMK/ Sederajat se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar). Kegiatan ini akan berlangsung di Kampus sektor Gunung Sari UNM, 10 hingga 12 Januari mendatang. Dengan mengusung tema "Membumikan Sejarah", kegiatan ini diharapkan mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berwawasan dalam bidang sejarah. Tak hanya itu, pemenang dalam lomba ini akan mewakili Sulselbar di tingkat nasional. Dalam olimpiade ini, setiap delegasi dari sekolah terbentuk kedalam sebuah tim. Adapun fasilitas yang didaptkan yakni, sertifikat, lunch, snack, dan piala serta uang tunai bagi juara peserta yang berhasil lolos menjadi juara umum. (nat)
Pagelaran Fashion Show dan Cipta Karya Boga Mahasiswa Jurusan Pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri makassar (UNM) akan menggelar pagelaran fashion show dan cipta karya boga. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 13-14 Januari mendatang di Ruang Teater Menara pinisi dan Auditorium Ammangaggapa UNM.(oni) Radio Profesi 107,9 FM
7
Setelah berhasil membuka program studi Administrasi Bisnis tahun lalu, kini Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) berencana akan kembali membentuk dua prodi baru, yaitu prodi Ilmu Hukum dan Ilmu Perpustakaan.
H
al ini dibenarkan Dekan FIS, Hasnawi Haris saat ditemui di ruangannya, Selasa (4/9) lalu. Hasnawi Haris menjelaskan, pembentukan prodi Ilmu Hukum tersebut sudah direncanakan sejak tahun 2008. Sekarang pengurusan proposalnya tinggal dilanjutkan. "Sementara diproses, kan proposal lamanya sudah ada, jadi lanjutkan, dan Desember proposalnya sudah dimasukkan," katanya Guru besar PPKn ini optimis dengan pembemtukan prodi baru ini. Apalagi menurutnya di FIS sendiri banyak dosen lulusan ilmu hukum yang siap menjadi tenaga pengajar di jurusan tersebut.
KKN PPL
Januari Penarikan Peserta PUSAT Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah menetapkan jadwal penarikan KKN Terpadu. Mahasiswa yang tersebar di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Pinrang, Kabupaten Polman, Kabupaten Mejene dan Kota Pare-pare di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, akan dipulangkan Januari mendatang. Kepala Pusat KKN, Muhammad Rakib mengatakan, penarikan KKN-PPL Terpadu dijadwalkan setelah menghitung masa KKN 12 minggu pasca pemberangkatan. "Tanggal penarikan berhitung dari tanggal pemberangkatan mereka,"ujarnya. Ia melanjutkan, meskipun demikian, penarikan KKN tidak dilakukan secara bersamaan, namun dilaksanakan secara bertahap. Menurutnya hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebijakan dosen pembimbing. "Dalam 1 kabupaten pemberangkatan ke Makassar berbeda-beda,bisa saja dua kali pemberangkatan. Itu tergantung dari dosen pembimbing lapangan," ucapnya. (fah)
"Salah satu syarat pembentukan prodi baru ialah memiliki enam tenaga pengajar. Kalau untuk sumber daya sudah siap. Banyak dosen kita berlatar hukum, misalnya Firman Umar, Mustari, Rifdan, dan masih banyak dosen lainnya. Saya rasa itu sudah memenuhi syarat" ujarnya.Ia pun optomis, tahun ini rencana pembentukan prodi ilmu hukum akan terealisasi. "Kita tinggal tunggu saja, prooosalnya sudah dikirim. Siga tahun ini sudah terealisasi," harapnya. Sementara itu, untuk rencana Pembentukan Prodi Ilmu Perpustakaan sendiri baru memasuki tahap pertama. Proposalnya baru sementara dalam proses penyusunan. "Panitianya baru dibentuk, namun diusahakan secepatnya," katanya. Ia pun mengatakan, prodi ilmu hukum sangat diperlukan saat ini. Apalagi dengan adanya imbauan dari kementerian agar setiap institusi pendidikan memiliki pustakawan. "Kedepannya dituntut ada pustakawan, sementara itu saat ini jumlah pustakawan masih sedikit, sedangkan kita ingin mencetak pustakawan yang memiliki kemampuan mengajar lebih," tuturnya. (nat)
SEA Teacher Target Tiga Negara
UNIVERSITAS Negeri Makassar (UNM) bekerjasama dengan South East Asian Minister of Education Organization (SEAMEO) kembali menyelenggarakan program Sea Teacher. KKN Internasional ini akan dilaksanakan di tiga negara, yaitu Malaysia, Filipina dan Thailand. Pembantu Rektor Bidang Hubungan Kerja Sama Internasional (PR IV), Gufran Darma Dirawan mengatakan, jika sebelumnya UNM diberi jatah 7 orang, kali ini UNM diberi kuota sebanyak 14 orang. "Pendaftarannya sudah dibuka, dan diperuntukkan bagi semester 7. Akhir Desember para peserta sudah ditetapkan. Jadi bagi mahasiswa yang mau mendaftar silahkan hubungi PD III masing-masing," katanya. Guru besar Pendidikan Teknik Sipil ini menambahkan tidak semua jurusan yang ada di UNM dapat mengikuti program ini, hanya beberapa jurusan yang terdiri dari jurusan Matematika, PAUD, Bahasa Inggris, Sains dan Teknologi yang diikutsertakan dalam praktek mengajar ini.
"Pesertannya dibatasi karena ada beberapa negara juga ikut dalam kegiatan ini. Permintaan jurusan pun disesuaikan dengan bidang ilmu yang dibutuhkan," tambahnya. Sementara itu, syarat utama yang harus dipenuhi bagi calon peserta program praktik mengajar di negara ASEAN ini ialah selain IPK yang tinggi, kemampuan berbahasa nggris juga jadi syarat utama. "Jadi harus menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris,. Karena disana mereka akan mengajar dengan bahasa inggris, jadi harus betul-betul mahir," ujarnya Gufran saat ditemui di ruangannya, Selasa (29/11) lalu. Ia pun berharap, lewat kegiatan ini, mahasiswa UNM dapat berprestasi dan bersaing di kancah internasional. "Sekarang sudah banyak mahasiswa UNM yang sudah berkiprah di dunia internasional, semoga itu bisa terus ditingkatkan," harapnya. (nat)
Akses Jutaan E-Book Gratis dan Legal di 7 Situs Ini DEWASA ini, tingkat kebutuhan terhadap electronic book (e-book) semakin menjamur diberbagai kalangan, baik dari tingkatan pelajar, pengajar hingga masyarakat umum. Namun, publikasi e-book yang seringkali diperoleh secara berbayar, seringkali mempengaruhi minat baca e-book. Nah, melalui situs resmi perpustakaan.unm.ac.id, UPT Perpustakaan UNM berbagi informasi 7 situs penyedia e-book legal yang bisa diakses secara gratis; 1. http://www.gutenberg.org/ Perpustakaan digital tertua yang didirikan pada 1971 oleh Michael S. Hart ini, sebagian besar koleksinya berupa naskah lengkap buku-buku domain umum. Proyek ini berupaya menyediakan semua koleksinya sebebas mungkin, dalam format yang tahan lama dan terbuka serta dapat digunakan di hampir semua komputer. Nah, sejak tahun 2013 lalu, Proyek Gutenberg telah memiliki 42.000 judul buku dalam koleksi mereka. 2. https://openlibrary.org/ Situs penyedia e-book yang dibuat oeh Aaron Swartz ini, lebih berfokus pada tampilan web. Open Library dimaksudkan untuk menciptakan “satu halaman web untuk setiap buku yang pernah diterbitkan”. Meski begitu, Open Library merupakan proyek non-profit Internet Archive dan
telah didanai sebagian oleh hibah dari Perpustakaan Negara California dan Yayasan Kahle/Austin. 3. http://www.oapen.org/home Bagi yang membutuhkan buku-buku akademis di bidang humaniora dan ilmu sosial yang bisa diakses secara bebas alias free, situs The OAPEN ini bisa jadi salah satu solusinya. Situs penyedia ebook ini juga bekerjasama dengan penerbit untuk menerbitkan koleksi buku berkualitas secara terbuka, menyediakan layanan untuk penerbit, perpustakaan dan penyandang dana penelitian di bidang penyimpanan, jaminan kualitas, diseminasi, dan preservasi digital. 4. http://www.acehbooks.org/ Seperti domainnya, situs penyedia ebook yang menawarkan buku-buku tentang Aceh. Daftar ini mengandungi lebih dari 1200 judul buku yang telah disediakan secara digital. Dengan inisiatif, KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) di Leiden, situs ini dibentuk untuk menyediakan sebagian besar literatur tentang Aceh yang tersimpan dalam perpustakaan KITLV secara digital. Tak hanya itu, sampai saat ini lebih dari 1200 file telah disediakan secara digital dalam format pdf untuk website ini. 5. http://literature.org/ Bagi pencinta karya sastra, situs penye-
dia e-book ini menawarkan ratusan teks penuh dan lengkap dari karya-karya klasik sastra Inggris. Untuk meningkatkan kualitasnya, saat ini situs literature.org akan terus menambahkan buku-buku literasi. 6.http://www.feedbooks.com/publicdomain Feedbooks adalah perpustakaan digital dan awan layanan penerbitan untuk kedua domain publik dan buku asli didirikan pada bulan Juni 2007 dan berbasis di Paris , Prancis. Nah, fokus utama dari situs web ini adalah menyediakan e-buku dengan sangat typesetting berkualitas tinggi dalam beberapa format, terutama EPUB , Kindle , dan PDF format. Buku yang diterbitkan sendiri, diedit menggunakan antarmuka web yang mendukung pembuatan catatan kaki. 7. https://archive.org/details/texts Situs penyedia e-book satu ini, merupakan sebuah perpustakaan digital nirlaba yang memiliki misi “akses universal untuk semua pengetahuan”. Internet Archive menyediakan penyimpanan permanen dan akses publik bebas untuk koleksi bahan digital, termasuk situs web, musik, gambar bergerak, dan hampir tiga juta buku domain publik. Selain berfungsi sebagai pengarsipan, Internet Archive juga memungkinkan masyarakat untuk mengunggah dan mengunduh materi digital ke kluster data. (cha) Urai data, ungkap fakta, saji berita
8
Lensa Orange
Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Wisuda Bukan Akhir Perjuangan *Foto dan Teks: Muh. Agung Eka
DILARANG MASUK
WISUDAWAN
S
ebanyak 2854 mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengikuti wisuda tahap I tahun akademik 2016/2017. Kegiatan berlangsung selama dua hari di Pelataran Menara Pinisi, Rabu dan Kamis (7-8/12). Di hari pertama, terdapat tiga fakultas, yaitu Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Program Pascasarjana (PPs). Selanjutnya, hari kedua diikut oleh enam fakultas. Diantaranya, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakutas Ekonomi
(FE), Fakultas Psikologi (FPsi), Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Fakultas Seni dan Desain (FSD), dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Suka dan duka semasa kuliah dilewatinya. Kini, orang tua dan keluarga dapat menyaksikan buah hasil dari kerja keras mereka. Sayangnya, fasilitas yang ada dinilai kurang memadai lantaran masih banyak tamu yang harus berdiri. Saatnya tantangan yang berat menanti. Dunia baru harus dihadapinya demi menggapai impian dan membanggakan orang tua. (*)
TANPA TOGA
BAHAGIA
SELFIE Urai data, ungkap fakta, saji berita
PINDAHKAN TALI TOGA www.profesi-unm.com
Suplemen Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
Bebas Bersuara, Merdeka Berkarya
JURNALIS merupakan profesi yang bebas untuk bersuara baik dalam bentuk media tulisan maupun elektronik. Tidak hanya bebas, tetapi juga merdeka untuk terus berkarya. Jurnalis bekerja berdasarkan panggilan dari hati nurani. Mayoritas mahasiswa saat ini hanya terdiam melihat dinamika kehidupan di kampus. Bila birokrasi mengeluarkan kebijakan, mahasiswa akademisi hanya tetap “terdiam” bahkan takut untuk mengkritisi kebijakan yang telah dikeluarkan oleh para birokrasi. DJMTD 2016 kembali digelar dengan harapan agar mahasiswa aktif semester I dan III yang tertarik untuk menjadi aktivis pers mahasiswa dapat menyalurkan bakat minatnya di dunia jurnalis. Dengan mengusung tema “Bebas Bersuara, Merdeka Berkarya,” peserta diajak untuk menyatakan pendapat dan merdeka untuk terus berkarya melalui tulisannya. Tidak hanya itu, peserta juga diberikan gambaran tentang sejarah aktivis pers mahasiswa yang turut mengambil peran penting dalam perubahan bangsa agar menjadi lebih demokratis. (awa).
www.profesi-unm.com
Widyawisata DJMTD 2016
Puncak Keseruan Para Pejuang
ADA gula ada semut, dimana banyak kesenangan, disitu pula orang banyak berkumpul. Itulah rasanya pribahasa yang tepat untuk menunjukkan puncak keseruan Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2016 yang diselenggarakan oleh LPM Profesi UNM, di Taman Wisata Alam Bantimurung, Oktober lalu. Beranjak dari lokasi perampungan buletin, peserta diklat yang terdiri atas 112 orang diajak berkunjung ke lokasi terakhir untuk mempresentasikan hasil keringatnya. Keseruan dimulai saat memasuki agenda show time dimana semua kelompok menampilkan satu persembahan pementasan. Canda tawa terus bermunculan dari wajah juri dan sebagian peserta lainnya. Berbagai pementasan menarik mereka tampilkan guna mendapatkan perhatian penonton, misalnya saja paduan suara, drama komedi dan masih banyak lagi lainnya. berselang beberapa waktu pementasan selesai, peserta kembali ditegangkan dengan mempresenta-
sikan hasil liputannya yang telah berbentuk buletin, kritikan dan masukan kian menghampiri, namun antusias tetap terlihat dari mimik wajah peserta yang tampil penuh percaya diri mempresentasikan karyanya. Tak terasa malam tengah larut, wajah kusam mulai terlihat, agenda pun beranjak ke perkenalan lembaga. Peserta diperkenalkan mengenai kerja-kerja kelembagaan LPM Profesi UNM disetiap pos-pos yang telah disediakan panitia. Semangat mereka mengalahkan rasa ngantuk yang menghampiri hingga posko terakhir. Tak berhenti sampai disitu, keesokan harinya para pejuang ini diajak ke puncak keseruan acara. Peserta dibawa memasuki lokasi Taman Kupu-Kupu yang telah mendapat potongan harga pengunjung. Hal ini pun dimanfaatkan oleh peserta yang sangat ambisius mengikuti agenda terakhir diklat jurnalistik mahasiswa tingkat dasar ini. (awa)
Pejuang Perubahan Kampus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali menggelar Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2016. Kegiatan ini merupakan wadah untuk mencetak kader-kader baru yang profesional. Spirit baru inilah yang nantinya akan mengisi redaksi di lembaga yang telah berusia empat dekade ini.
S
ejak digelarnya diklat pada tanggal 19 hingga 23 Oktober di Ballroom A, Gedung Pinisi UNM, 106 orang mahasiswa aktif semester I dan III yang berasal dari berbagai fakultas di UNM telah terdaftar untuk mengikuti DJMTD 2016. Selama kegiatan, peserta diberikan pengetahuan dasar seputar dunia jurnalis yang dibawakan oleh praktisi media yang ada di Makassar. Tak hanya itu, mereka juga
Radio Profesi 107,9 FM
9
melakukan praktik wawancara sebelum akhirnya dibawa untuk berkunjung ke beberapa media lokal seperti, media cetak, online, radio, hingga pertelevisian. Malam pun semakin larut, waktu yang tepat rasanya diberikan ke peserta untuk melakukan praktik-praktik peliputan atau investigasi di beberapa tempat yang kerap dijadikan tempat akivitas malam. Ketua panitia, Noval Kurniawan, mengatakan kegiatan kali ini difokuskan untuk para mahasiswa yang memang ingin mengembangkan bakat dan minatnya untuk terjun ke dunia pers kampus. “dalam kegiatan ini kami sudah menyiapkan sejumlah materi yang mengupas tentang bagaimana itu dunia jurnalistik,” kata Noval. Beberapa materi yang diberikan untuk peserta kata Noval seperti mengenal dunia jurnalistik (media cetak dan online), perencanaan peliputan dan teknik wawancara, teknik menulis berita, foto jurnalistik, mengenal media broadcasting, dan materi tentang layout dan desain grafis. “Semua materi dibawakan oleh para penggiat media di Makassar,” tambah Noval. Pemimpin Umum LPM Pro-
fesi UNM, Awal Hidayat, mengatakan lembaga kuli tinta Profesi adalah tempat untuk mengembangkan bakat minat di bidang jurnalistik. Apalagi di kalangan media umum, profesi dikenal telah mencetak beberapa jurnalis handal. “Ini awal bagi peserta DJMTD menggali minat bakatnya dengan menambah wawasan jurnalistiknya,” katanya. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR 1) Muharram yang membuka DJMTD 2016 mengatakan, menjadi seorang jurnalis itu penting. “Penting menjadi seorang jurnalis. Sebab mereka memberikan informasi yang belum diketahui masyarakat,” kata dia. Eks Pembantu Dekan Bidang Akademik FMIPA mengungkapkan, tidak semua keterampilan seorang jurnalis dapat dimiliki orang banyak. “Hanya orang yang bisa berpikir abstrak yang bisa menuangkan tulisan bernilai jurnalistik,” ungkapnya. Menurutnya, keterampilan seperti itu perlu dilatih dan dikembangkan agar menjadi jurnalis yang bertanggungjawab. (awa)
Kata Mereka Faisal Fajar Pendidikan Sosiologi 2015 Kegiatannya keren. Banyak ilmu diperoleh, khususnya seputar dunia jurnalistik serta pengalaman baru dan sudut pandang baru tentunya. Harapannya sih kegiatan ini bisa menghasilkan kader baru yang berkualitas.
M. Nur Fajri Ilmu Adm. Bisnis 2016 DJMTD 2016 ini memberikan banyak pengetahuan mengenai jurnalistik, baik penulisan dan lain-lain. Saya juga dapat banyak pengalaman baru saat diajak kunjungan media, investigasi dan widyawisata.
Wahyudin Teknik Otomotif 2015 Banyak kesan menarik, mulai dari banyak teman baru, ilmu yang bermanfaat, kunjungan media, investigasi serta widyawisata yang mengasyikkan.
Anggi Prakasi Prodi Statistika 2016 Memberi banyak ilmu, pengalaman yang berbeda dari kegiatan yang lain. Punya kesan tersendiri. Saya dapat mengenal apa itu jurnalistik.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
10 10
Seni Budaya Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Cerpen
“Tangisanku” *A-R Anwar
“AYAH, tak apalah aku menangis!” suaraku sempat hilang, kering mencekik tenggorokanku. Tatapanku mengarah tajam mendalam hanyut dalam bercak hitam bening. Biarkan aku menangis, menumpahkan seluruh sesak dalam dada, membanjairi parit-parit menganga dengan airmataku yang kemudian mengalir membasahi sawah si petani. “ayah masih sanggupkah engkau, telingamu mendengar pekikkan mututku?” aku merintih. Rintihanku memecahkan kaca jendela. Dinding rumah membentuk retakan panjang. Begitupun altar pemujaan ayahku hancur luluhlantar, lantainya mengelombang berhamburan. Seluruh kehinaan tiba-tiba menampakkan dirinya seburukburuknya ia mewujud. Tak ada kamuflase sepanjang rintihanku mengelegar di rongga kehidupan. Aku telah menangis selama ribuan tahun. Tak ada lara yang teramat perih yang pernah ku rasakan sebelumnya. Aku menjadi begitu menderita, pipikiku tirus terlihat jelas tatkala aku bercermin. Wajahku mengering lantaran tangisanku merajut kepedihan. Air mataku mengalir perlahan seakan ia jua merasakan kepedihan dalam hati ini. Ia lahir dari derita yang mencekamku sediakala. Kesedihan terus menghantui malam-malamku. Bulan enggan menghibur lantaran gadis congkak telah berbohong. Martabat sang Bulan tercerabut berhamburan di angkasa. Burung-burung berterbangan, berombongan. Aku menengadah ke langit kulihat putih membentuk huruf ‘v’ terbalik. Mereka membelah langit, entah kemana mereka kan hinggap. Malam gelap. Air mataku masih setia mengalir. Seolah ia menyadari bahwa kekalahan itu juga menyakit-
kan. Apalagi setalah ia tahu bahwa ia di curangi. Marah, membara api membakar semua kemapanan, larangan, ketabuan. Seorang bocah mengepalkan tangannya meninju wajah congkak di tengangah kerumunan pendukungnya. Tak peduli seberapa besar ancaman pembunuhan yang siap setiap saat menyapanya. Ia tak takut lagi dengan maut, sebab maut pun telah mati dari sandiwara ini. Kematian bukan lagi kata yang mampu menyadarkan keserakahan. Kematian bukan lagi kata rohani yang setiap kali di ucapkan membuat keheningan hadir menggelamkan pesona hampa. Kematian tak mempan bila dihadapkan di antara telinga busuk. Anak kecilpun telah lancang bermain-main dengan kematian. Kemarin aku telah menangisi Koran, di sana kulihat gambar seorang gadis belia tercerabut keanggunannya. Ku baca dengan seksama, bahwa 30 kontol remaja telah menghujam lubang perawan itu. Aku merasa sesak, seakan-akan gadis itu adalah diriku yang lain. Begitu perihnya lubang kecil yang mengairahkan mata para durjana itu. Tak pernahkah ia berfikir bahwa dari lubang mungil inilah ia di lemparkan ke permukaan dunia. Gadis belia terbunuh setelah 30 kontol telah menumpahkan pejuhnya. Lubang mungil iti basah berlendir menetes. Masih dengan kematian. Aku tak menangisi sang Kematian, aku tak menangisi si Maut. Suatu hari di masjid, aku dan teman-temanku tertwa terbahak-bahak. Aku lupa apa yang kami tertawakan saat itu, pastinya itu sangat lucu sengingga salah satu di antara kami tertawa sambil memeluk perutnya. Untung saja temanku tak mati saat ia tertawa. “seaindainya kalian mengingat kematian, niscaya engakau tak mampu memamerkan gigimu!” lirih Guru depan kami. Kami mematung dalam beberapa detik, sungguh bukan karena kematian yang membuatku berhenti ketawa. Tapi karena aku takut pada sang Guru. Mungkin temanku yang lain demikin jua. Bukan kematian yang ku pikirkan saat itu. Aku masih mengin-
gat kata-kata yang membuat kami tertawa. Aku masih menangis.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Bahkan tangisanku menjadi-jadi. Awan hitam di atas sana menghalingi mentari. Kulihat mentari memasuki cahayanya di celah-celah awan hitam. Ini bukan bulan desember, aku tak menunggu hujan redah dan melihat pelangi melengkung. Ini bulan kematian sebuah spesies mungil dengan kicauan merdunya. Bangkai-bangkai burung berjatuhan dari langit. Menggelamkan jalanan dengan bangkai hitam, putih, dan warana khas bulunya. Bangakai berserakan di pelataran rumah. Di altar pun demikian. Aku tak menunggu hujan redah. Aku hanya menunggua kapan bangkai-bangakai ini berhenti berjatuhan? Sebagian bangkaibangakai burung tadi terbawa oleh arus airmataku. Sebagian lainya di makan oleh anjing dan terbaring membusuk. Di balik jendela diriku merintih ketakutan kupeluk lututku erat-erat “ayah, mengapa terjadi dengan mereka(burungburung)? Tadi malam semua manusia tumpah membanjiri lapangan dan berserakan di jalaan. Aku melihat mereka tengah berperang dengan prajurit langit. Lalu kenapa burung-burung ini yang menjadi korbannya?” ayah hanya diam. Aku tahuayah juga memikirkannya. Ia mengerti bahwa itu bukan pertanyaan yang mesti di jawab denga penelitian yang menghabiskan anggaran miliaran. Bahakan jika mereka tak cukup memiliki uang, tak ada malu di hati mereka untuk mengemis guna melakukan hal bodoh ini. Guna menjawab pertanyaanku, mereka melakukan penelitian mengapa burung-burung mati berjatuhan dari langit. Kita semua tahu siapa pelakunya. Maka menangislah aku sejadi-jadinya. Aku menangisi bangsaku. Aku menangisi ras yang dengan egonya membuat dinding pemisah dari sumber kehidupannya. Aku menangis, sebab darah temanku tak sanggup lagi kubendung. Darahnya tertumpah di trotoar jalan. Ia adala bocah yang meninju kecongkakan dunia, ia dengan semat menghantap kemapannan yang selama ini di sembah. Temanku mati di massa oleh warga dari kelas sosialnya. Sahabat kecilku kelaparan, ia hanya mencoba mengambil roti di salah satui warung di pasar. Ia diteriaki maling, maka sejuta wajah orang dewasa dengan ganas ingin memengsanya laiknya singa yang tergiur tatkala melihat kerumunan rusa. Apa boleh buat, 4 kali Si bocah mengayunkan kakinya berlari maka bagi orang dewasa hanya butuh satu kali mengayunkan kakinya mengejar. Temanku mati di trotoar jalan dengan darah segar keluar di celah daging. Aku menangis membasahi kuburan teman kecilku. Semoga ia tidak kehausan, ku berkati ia dengan airmataku. Semoga saja ia tidak terceguk karena roti kering yang ia makan sambil berlari menjauh dari kejaran massa yang ingin membunuhnya. Minumlah airmataku teman, aliri ia di tenggorokan mungilmu. Cukupilah olehmu sampai di pembaringanmu. (*)
Rindu Motivator Mungil Rindu Mengapa harus? Ada yang menantikan motivasi itu kembali, Ada yang telah lama menginginkan dirinya, bangkit lagi Rindu Bukan kah hanya sepasang kekasih yang dapat melakukannya? Tidak pantaskah seorang adik memiliki rasa itu? Bolehkah hanya sekali ini saja? Kau terlalu tinggi untuk digapai Kau terlalu jauh merintis kesuksesan Kau terlalu sulit untuk diraih, termasuk merindu Dan kau lupa, adikmu menangis ingin memeluk rasa keluh kesah Dibawah sini ia telah terombang ambing oleh rasa takut Terikat oleh rasa menghindar dari masalah Terjerat rasa bersalah bertubi-tubi oleh tanggung jawab Terperangkap oleh ketidakberdayaan jati diri Jika boleh ia pintah Sekali ini saja Cukup kali ini saja Kau hadir kembali dengan motivasi luar biasa untuk mengembalikan keadaan Menciptakan rasa rindu jika tak berjumpa Mengkhawatirkan rasa kebersamaan jika tidak saling bercakap Menyesal jika tak bertegur sapa Menangisi rasa penat di dada jika ada hati yang terluka Dia rindu Kau lah yang mampu mengembalikan situasi hangat nan nyaman Tidak ada kata ‘tidak’ untuk segala yang keluar dari bibir mungil si motivator Dewasa pemikiran dan sikap adalah jati dirimu yang dirindukan Rindu yang entah kapan akan sampai kepada yang dirindu Terima kasih atas rasa ini Dan kau patut mendapat rasa itu Terbanglah ke langit hingga kau takkan kembali lagi
Indah Mayasari Rustam BC 2.1 PGSD Bilingual Mahasiswa 2013 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar
www.profesi-unm.com
Wawancara Khusus Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
11 11
www.profesi-unm.com
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP
Revolusi Mental di Sektor Pertanian
Untuk meningkatkan kualitas Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah, dan penduduknya yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani, tentunya dilihat dari bagaimana pemimpin sektor pertanian menentukan kebijakan. Setelah memimpin Kementerian Pertanian Indonesia selama dua tahun terakhir, Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman telah melakukan berbagai perubahan. Apa saja gebrakan perubahan yang dilakukan Pria kelahiran Bone ini?
B
Menteri Pertanian, apa saja yang telah bapak terapkan di sektor pertanian? Sampai saat ini, selama dua tahun terakhir banyak hal yang telah berubah. Pertama, kita lakukan revolusi mental, dimana diseluruh pegawai kementerian pertanian itu memerangi korupsi. Selain itu, kita juga sudah bekerja keras lebih dari sebelumnya. Lalu, seperti apa langkah yang diterapkan Kementerian Pertanian dalam meminimalisir tindak korupsi? Kita sendiri yang berinisiatif meminta 3 orang petugas Komisi Pemberantasan
erikut wawancara reporter Profesi, Nurul Charismawaty S dengan Menteri Kabinet Kerja Joko Widodo 20142019 ini, usai memberikan Kuliah Umum bertemakan “Arah Kebijakan Sektor Pertanian Dalam Percepatan Pembangunan Bangsa� di Ruang Teater Menara Pinisi UNM. D u a tahun menjadi
Korupsi. Salah satu diantaranya stand by di ruangan saya. Tentunya ini dilakukan agar supaya pegawai Kementerian Pertanian selalu konsisten. Bagaimana dengan kebijakan infrastruktur pertanian selama dua tahun ini? Kita juga melakukan perubahan, memperbaiki infrastruktur yang rusak yang berumur 25 sampai 30 tahun. Karena kalau infrastruktur tidak diperbaiki gak mungkin pertanian maju. Apa tanggapan bapak impor bahan pangan yang tentunya mempengaruhi pertanian Indonesia? Kita regulasinya harus mengendalikan impor, bukan mengimpor sesuai keinginan tapi sesuai kebutuhan. Menurut bapak, seberapa penting penerapan teknologi disektor pertanian Indonesia? Harus itu, pasti kita gunakan teknologi modern. Tanpa teknologi modern, pertanian juga gak akan maju. Bagaimana pandangan bapak ter-
hadap sektor pertanian di Sulawesi Selatan? Lumayan bagus. Selama 71 tahun Indonesia berdiri, baru pertama kali dibangun irigasi 370.000 ha di seluruh Sulawesi Selatan. Bagaimana dengan UNM, apa harapan bapak untuk mahasiswa UNM ? UNM harus menjadi mahasiswa alumni yang tangguh. Jangan jadi mahasiswa manja. Indonesia butuh mahasiswa yang mau bekerja bukan yang malas. Saat ini, UNM juga membina Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian. Lantas bagaimana tanggapan bapak program studi tersebut? Seperti yang saya katakan dikuliah umum tadi, kita akan bantu fasilitasi. Kalitbang juga sudah dengar tadi. Jadi kita akan kawal sama-sama. Pesan bapak untuk Mahasiswa Teknologi Pertanian UNM? Mahasiswanya harus tangguh, ditingkatkan prestasinya. Bila perlu cepatcepat jadi fakultas.(*)
Biodata Nama Tanggal Lahir Riwayat pendidikan Karir
: Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP : Bone, Sulawesi Selatan, 27 April 1968 : *SD Inpres 10 Mappesangka, Bone *SMP Negeri Ponre, Bone *SMA Negeri Lappariaja, Bone *S-1,S-2, dan S-3 di Universitas Hasanuddin : Menteri Pertanian Indonesia Pengusaha
Pers Mahasiswa Jangan Takut Dikekang PERS Mahasiswa (Persma) memiliki peran penting dalam perkembangan jurnalistik saat ini. Hal tersebut kerena Persma memiliki andil besar dalam melahirkan banyak Jurnalis muda. Profesi Jurnalis ini pun dinilai cukup menjanjikan. Meski demikian, menjadi seorang Jurnalis membutuhkan keberanian yang besar. Berbagai macam resiko harus siap dihadapi seorang Jurnalis. Sebagai orang yang berpengalaman di dunia jurnalistik, Redaktur Bidang Investigasi Harian Tempo, Wahyu Dyatmika pun membagikan pengalamannya menjadi selama menjadi Jurnalis. Berikut kutipan wawancara Reporter Profesi, Resa Saputra dengan Wahyu Dyatmika usai membawakan materi Jurnalisme data di Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJLTN) Suara Kampus IAIN Iman Bonjol Padang, Sumatera Barat. Bagaimana pandangan anda terhadap profesi Jurnalis ? Menjadi seorang jurnalis seru. Banyak pelajaran kita dapatkan . Tidak cukup dengan modal berani saja, kita juga butuh perpaduan antara hati dan otak. Apakah anda pernah mengalami situasi yang berisiko saat menjalankan tugas sebagai Jurnalis? Situasi seperti apa yang
telah anda alami itu? Iya pernah. Selama 15 tahun saya menjadi Jurnalis, satu peristiwa yang betul-betul menguji adrenalin terjadi di Aceh. Saat itu saya ditugaskan dari kantor untuk peliputan di sana, peristiwa kala itu antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Bagaimana cara anda menghadapi situasi itu? Saya beranikan saja. Pernah kami di tahan selama beberapa hari karena dilarang melewati daerah yang menjadi pusat bentrokan. Intinya kita berani, untuk mendapatkan kesuksesan itu memang butuh pengorbanan besar terlebih dahulu. Lalu apa pandangan anda terhadap Jurnalis di Makassar, khususnya Pers Mahasiswa (Persma) ? Saya memperhatikan sejauh ini mereka cukup aktif, terlebih lagi pergerakan mahasiswa di Makassar kan sangat agresif (demonstrasi). Bagaimana dengan LPM Profesi ? Untuk LPM sekelas Profesi yang berdomisili di UNM, mereka cukup eksis. Senantiasa memperlihatkan ruh sebagai lembaga pers. Menurut anda, apa tantangan Persma
saat ini ? Sekarang persma sedang di uji, ancaman pembredelan seringkali terdengar saat mereka mencoba mengangkat isu-isu kampus yang sensitif. Bagaimana cara agar Persma bisa bertahan dari ancaman pembredelan ? Caranya, Persma harus meningkatkan profesionalitasnya dalam menerbitkan berita. Harusnya Persma lebih sering berkomunikasi dengan mahasiswa sehingga tau kebutuhan berita yang diinginkan di kampus. Apa pesan anda untuk Pers Mahasiswa ? Saya tahu betul bagaimana Persma sekarang rentan akan intervensi. Namun bagaimanapun hambatannya, mereka harus berani memberitakan, meskipun hal itu dapat membuat marah pihak kampus. Sekali lagi, sikap berani harus dipegang
teguh. Jangan takut terkekang, karena sekarang era keterbukaan. (*)
Biodata Nama TTL Riwayat Pendidikan Agama Radio Profesi 107,9 FM
: Wahyu Dyatmika : Denpasar. : S-I Universitas Airlangga S-2 Harvad University : Islam
Karir
: Pengurus AJI 2014-2017 Redaktur Investigasi Tempo
Urai data, ungkap fakta, saji berita
12 12
Life Style Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Komunitas Literasi
Penyebar "Virus" Literasi di Kota Daeng
M
akassar International Writers Festival, Pasar Sabtu, Kelas Menulis, serta Lapak Baca merupakan sederet kegiatan yang belakangan hadir untuk mendukung berkembangnya literasi di Makassar. Kegiatan yang mulai digandrungi anak muda itu turut didukung dengan hadirnya pelbagai Komunitas Literasi di Ibu Kota Sulawesi Selatan ini. Ditahun 2016 ini, komunitas yang memiliki visi yang sama itu semakin menunjukkan eksistensinya. Terdapat kumpulan warga yang masih peduli dengan rendahnya minat baca warga Makassar. Ditengah-tengah kemajuan teknologi saat ini, mereka pun semakin gencar menyebarkan "bakteri-bakteri" literasi. Atas dasar itu, hadirlah Komunitas Pecandu Buku (KPB). Sebuah komunitas yang awal mulanya hadir dengan mengulas buku-buku dan dimuat di dunia maya, kini mulai melebarkan sayap di dunia nyata dengan cara melaksanakan temu anggota. Narahubung chapter Makassar, Dilla mengatakan KPB mulai hadir di Makassar Januari 2016. Walau belum memiliki sekretariat tetap, komunitas ini rutin membuka lapak baca gratis. Memanfaatkan media sosial, Pecandu Buku selalu memberikan informasi tempat-tempat yang akan menjadi lokasi lapak baca gratis. “Kami mau mengumpulkan temanteman di Makassar yang sama-sama suka
*Nurul Fildzah Zatalini
baca buku, jenis dan genre apa pun itu. Kita kumpul, berbagi informasi, diskusi dan melakukan kegiatan positif lainnya,” kata Perempuan yang baru saja menyelesaikan studinya di FBS UNM ini. Hal yang sama turut diungkapkan
Makassar dengan bergabung di KPB. “Karena kalau sendiri ki, tidak bisaki apa-apa. Makanya kalau gabung di KPB kan banyak ki. Jadi bisa sama-sama meningkatkan gerakan literasi di Makassar,” katanya.
Fitrah Amalina. Menurutnya gerakan literasi di Kota Makassar masih sangat kurang. Hal tersebut kemudian membuat perempuan yang akrab disapa Pipi’ ini turut mendukung gerakan literasi di Kota
Tak hanya itu, Mahasiswa Jurusan Matematika ini mengaku alasan bergabung di KPB adalah untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki hobi yang sama dengannya, yakni membaca. Ber-
gabung dengan komunitas literasi membuat Pipi mengetahui lebih banyak buku. Hal tersebut tentu semakin memperluas bahan bacaannya. “Mauja dapat teman yang sama hobiku, karena selama ini saya merasa sendiri ja suka baca buku. Pas kudapat KPB, ternyata banyak ji yang seperti saya,” ungkapnya. Mahasiswa angkatan 2012 ini menuturkan, literasi di Kota Daeng bisa meningkat apabila didukung dengan hadirnya kegiatan-kegiatan yang bisa memberikan wadah bagi banyak orang. Kegiatan tersebut bisa berupa kelas menulis, lapak membaca, diskusi buku dan kegiatan positif lainnya. Kegiatan itu kemudian bisa dimulai dari lingkungan intelektual, yakni kampus. Diakui Pipi, saat ini sangat jarang informasi kegiatan literasi yang sampai ke telinganya. Iapun merasa miris apabila mengetahui mahasiswa memiliki minat baca yang rendah. “Padahal kita mahasiswa harus rajin baca buku. Kesadaran ta ji sendiri,” tuturnya. Perempuan yang sering jadi Volunteer ini berharap orang-orang khususnya di lingkungan kampus bisa sadar dengan rendahnya minat baca orang-orang saat ini. “Saya harap setidaknya ada dari pihak kampus, misalnya jurusan yang bisa menggelar kegiatan seperti pekan literasi,” harapnya.(*)
Tempat Baca Gratis KEHADIRAN komunitas literasi di Makassar dibarengi dengan tempat membaca yang bebas dikunjungi. Komunitas ini menawarkan koleksi buku yang bisa dibaca hingga dipinjamkan secara gratis. Salah satunya ialah Kata Kerja. Hadir dengan sebuah perpustakaan tetap di Tamalanrea, semua orang boleh datang, membaca dan meminjam buku secara cuma-cuma. Salah satu pustakawan Kata Kerja, Arkil Akis mengatakan Kata Kerja hadir untuk memudahkan orang-orang mengakses buku-buku secara gratis. “Saat ini Kata Kerja memiliki ribuan koleksi buku fiksi dan non fiksi,” ungkapnya. Laki-laki yang merupakan alumni UNM ini juga mengungkapkan tak hanya membaca dan meminjam
buku secara gratis, berbagai kegiatan juga rutin di gelar di perpustakaan Kata Kerja. “Tiap bulan kami mengundang komunitas untuk hadir di kegiatan Menyimak dan Mengamati, setiap hari Kamis ada kelas menulis dan Recycling and Craft. Siapa pun bisa datang,” ungkapnya. Sama seperti Kata Kerja, KPB juga memberikan tempat bagi orang-orang yang ingin membaca sepuasnya. KPB hadir dengan membuka lapak baca gratis. Narahubung KPB Makassar, Dillah mengatakan sebelum membuka lapak, KBP akan memberikan informasi tempat lapak bacanya di media sosial KPB. “Saat ini kami masih mengusahakan rutin buka lapak baca gratis. Tempatnya pindahpindah. Misalnya, di Pantai Losari Makassar atau di Lapangan Syekh Yusuf Gowa,” katanya. Hadirnya komunitas ini diharapkan menjadi ruang kreatif bagi warga Makassar dan ikut mendukung gerakan literasi Makassar. Daftar Komunitas Literasi di Makassar: Kampung Buku Sebuah toko buku yang menyediakan perpustakaan untuk membaca secara gratis. Berlokasi di Jl. Abdullah Daeng Sirua 192 E, Kampung buku juga
Urai data, ungkap fakta, saji berita
biasa membuat kelas penelitian, kelas merajut dan diskusi tentang kebudayaan. Informasi tentang Kampung Buku bisa didapatkan melalui akun twitter @kampung_buku. Rumah Baca Philoshopia Jika ingin mencari sebuah tempat baca yang nyaman namun memiliki koleksi buku yang banyak dan lengkap, Philosophia mungkin bisa menjadi tujuan. Philosiphia yang berlokasi Jl. Toddopuli XI No.3 Makassar ini menyediakan buku berbagai genre yang banyak yang bisa dibaca atau dipinjam. Tak hanya itu, rumah baca ini juga seringkali mengadakan diskusi-diskusi seperti bedah buku dan diskusi diskusi lainnya. Belakangan, buku-buku philosphia juga bisa ditemukan di Café Dialektika di Jl. Wesabbe. Kedai Buku Jenny (KJB) Berlokasi di Jl.Printis kemerdekaan, Komp. BDP Blok S No.5, Makassar hadir dengan toko buku, art galeri, toko CD musik indie, tempat b a c a dan tempat berdiskusi. KBJ juga ru-
tin menggelar workshop craft dan pelatihan penulisan kreatif setiap bulannya. Sebelum menggelar kegiatan, KBJ akan memberikan informasi melalui akun twitter @kedaibukujenny. Perpustakaan Kata Kerja Katakerja adalah ruang kreatif dan ruang publik alternatif di Makassar yang dimaksudkan sebagai tempat belajar, berbagi, dan bekerja untuk melakukan hal-hal kecil bersama. Memiliki ruang baca dengan koleksi buku yang bisa diakses cuma-cuma oleh siapa pun yang sudah menyetor minimal dua buku yang mereka anggap penting untuk dibaca orang lain. Perpustakaan Kata Kerja berlokasi di BTN Wesabbe C/64, Tamalanrea, 90245. Informasi tentang Kata Kerja bisa mengunjungi katakerja.com Pecandu Buku Pecandu Buku baru memiliki perpustakaan sendiri di Bandung. Walau begitu, Pecandu Buku Makassar memberikan akses membaca gratis kepada masyarakat melalui lapak baca. Informasi tempat lapak baca Pecandu buku bisa didapatkan melalui akun twitter @pecandu_buku Ruang Kreatif Berlokasi Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Permata Mutiara, Ruang Kreatif atau Rutif merupakan perpustakaan sekaligus ruang berkumpul berbagai kalangan untuk berdiskusi tentang buku, musik dan film. Buku-buku yang ada juga milik pribadi sang pemilik. Mulai dari buku biografi, pendidikan, motivasi sampai komikpun ada disini. Buku-buku yang ada di Rutif hanya boleh dibaca ditempat. Alasannya, agar pengunjung tidak bosan untuk datang ke tempat ini. Informasi kegiatan yang akan digelar di Rutif biasanya dibagikan melalui akun twitter @rutifMKS.(*) www.profesi-unm.com
13 13
Reportase Khusus Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Polemik Rancangan Aturan Kemahasiswaan
(Foto: Resa Saputra - Profesi)
RAPAT. Diskusi terbuka pihak birokrasi dan LK se-UNM untuk mendiskusikan dan menetapkan rancangan PULK di Ruang Rapat Rektor, Jumat (25/11).
Rancangan Peraturan Umum Lembaga Kemahasiswaan (PULK) yang dikeluarkan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Arifuddin Usman mendapat penolakan dari Lembaga Kemahasiswaan (LK) se-UNM. Diskusi terbuka antara pihak Birokrasi dan LK di Ruang Rapat Rektor, Jumat (25/11) lalu pun digelar guna menetapkan rancangan tersebut.
A
rifuddin Usman menjelaskan diskusi terbuka ini untuk memperjelas aturan LK yang akan menjalankan roda kepengurusannya dan sebagai landasan berorganisasi. “Kita lakukan pertemuan seperti ini untuk membahas tuntas aturan yang telah dirancang. Tujuannya agar kepengurusan LK berjalan dengan baik sesuai aturan,” jelas Arifuddin. Berdasarkan arsip Profesi (Birokrasi Kampus Tidak Dewasa), salah satu pasal yang ditolak LK adalah pasal 12 dan 13 bab IV. Pasal tersebut mengatur tentang status Ketua BEM UNM dan Ketua Maperwa UNM yang secara otomatis menjadi staf PR III. Ketua Maperwa FIS, Yunasri Ridho beranggapan BEM dan Maperwa universitas bisa menjadi "boneka" birokrasi jika draft PULK baru itu disahkan. Ia pun menilai pihak birokrasi kampus tidak dewasa dalam menetapkan aturan yang dianggap akan merugikan LK. “Jelas kita tolak. Sepertinya pihak kampus tidak dewasa dalam berdemokrasi. Hal ini juga memperlihatkan rasa takut yang jika BEM dan Maperwa akan membongkar aib birokrasi kampus,” katanya. Sejumlah poin dalam rancangan PULK tersebut menyebabkan LK jajaran Fakultas hingga Universitas mengajukan rancangan PULK tandingan. Rancangan tandingan tersebut kemudian menjadi pembahasan antara pihak birokrasi dan pengurus LK se-UNM. Melalui diskusi terbuka tersebut, staf PR III, Arifuddin Manggau yang mengetik rancangan tersebut mengaku bahwa pasal tersebut murni kesalahannya. Ia mengungkapkan terdapat kesalahan pengetikan saat menyusun rancangan tersebut. “Rancangan ini salah ketik ya. Soalnya diketik malam hari,” katanya. Dalam diskusi terbuka yang dihadiri Rektor, PR III dan staf, Radio Profesi 107,9 FM
PD III dari tiap fakultas serta LK se-UNM ini sepakat pasal tersebut dihilangkan. Aturan itu kemudian diubah menjadi ‘Ketua Maperwa/ BEM UNM berkoordinasi dengan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan’.
Periode Kepengurusan
“Jelas kita tolak. Sepertinya pihak kampus tidak dewasa dalam berdemokrasi. Hal ini juga memperlihatkan rasa takut yang jika BEM dan Maperwa akan membongkar aib birokrasi kampus,” Ketua Maperwa FIS, Yunasri Ridho
Kepengurusan organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas, fakultas, jurusan atau program studi dibentuk pada awal tahun dengan masa kerja satu tahun periode kepengurusan. Itulah isi dari pasal 11 bab IV tentang kepengurusan dan keanggotaan organisasi kemahasiswaan. Untuk menerapkan aturan tersebut tidaklah mudah. Hal itu diungkapkan Presiden BEM FIS, Muhammad Akbar Luthfi. Menurutnya, setiap LK yang ada di UNM tidak memiliki waktu kepengurusan yang sama. Kepengurusan LK ada yang mulai pada pertengahan tahun dan ada yang akhir tahun. “Sebagai lembaga yang nonstruktural punya aturan main sendiri, akan kelabakan jika harus menyesuaikan,” katanya. Namun, PR III, Arifuddin Usman mengatakan penyetaraan periode kepengurusan LK akan berdampak pada dana kemahasiswaan. Menurutnya, manajemen Dana LK akan lebih mudah apabila periode kepengurusan LK dimulai awal tahun.
PD III Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Pattaufi membeberkan dana kemahasiswaan tak bisa dikelola dengan baik. Hal itu lantaran, ia sering mendapati sebelum pengajuan proposal kegiatan, dana kemahasiswaan sudah habis duluan. “Kebijakan ini harus di terapkan, agar pengurus bisa disiplin. RKKL itu berhitung Januari hingga Desember,” katanya. Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan ini menambahkan, bagi LK yang kepengurusannya tidak dimulai awal tahun dikhawatirkan akan menghabiskan dana kemahasiswaan satu periode. Sehingga, apabila aturan ini tak ditetapkan, maka akan merugikan kepengurusan selanjutnya. “Kalau seperti itu pengurus periode selanjutnya susah mendapat dana. Mereka akan kehabisan anggaran,” keluhnya. Syarat IPK 3.00 Salah satu aturan yang menjadi polemik adalah syarat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.00 bagi pengurus LK. Aturan tersebut tercantum pada ayat 1, pasal 12, bab IV. Presiden BEM FBS, Saman mengatakan IPK 3.00 sangat membatasi mahasiswa yang ingin bergabung dalam LK. Menurutnya, rentang waktu kuliah 4 hingga 7 tahun, mahasiswa hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk berorganisasi. “Alangkah tidak adilnya mahasiswa dibatasi berorganisasi. Bukan soal kemauan, tapi ini kebutuhan teman-teman mahasiswa,” katanya. Ketua Maperwa FIS, Yunasri Ridho beranggapan standar IPK 3.00 tidak perlu dimasukkan kedalam syarat berlembaga.Menurutnya, berlembaga adalah hak mahasiswa dan tidak boleh dibatasi. Tidak dipungkiri banyak pengurus
memiliki IPK rendah, tapi bukan karena berorganisasi melainkan murni karena kemalasannya. “Tapi ada juga yang menjabat ketua tapi masih ber-IPK di atas 3.00. Artinya ini oknum pak, dan tidak bisa digeneralisir mereka yang berlembaga itu ber-IPK rendah. Bisa dicek, mayoritas pengurus ber-IPK diatas 3.00,” katanya. “Nah kalau seperti itu, bagaimana dengan mahasiswa ber-IPK di bawah 3.00 tapi ingin berlembaga, padahal itu haknya. Kembali pada definisi LK yang diatur dalam rancangan ini dan berlaku sampai saat ini. LK adalah wadah pengembangan diri dan perluasan wawasan, ” katanya. Ari mengungkapkan, aturan tersebut juga diatur dalam Permen 55 tahun 1998 yang harusnya menjadi rujukan dalam merumuskan PULK. “Prinsip penyelenggaraan LK adalah dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa,” Tak hanya itu, menurut Ari, adanya dosen yang melakukan penilaian secara subjektif terhadap mahasiswa juga menjadi alasan tidak menetapkan syarat IPK untuk berlembaga. Sebab IPK bukanlah tolok ukur seseorang untuk dilabeli cerdas atau tidak. “Berorganisasi itu hak mahasiswa. Persoalan syarat IPK sangat sulit, terkadang dosen menilai tidak objektif,” keluhnya. Menanggapi pernyataan mahasiswa, Arifuddin Usman bersikukuh untuk tetap memberlakukan kebijakan tersebut. Menurutnya, jika standarisasi IPK diperadakan otomatis mahasiswa akan termotivasi untuk memperbaiki akademiknya untuk mempersiapkan diri berorganisasi. “Yakin saja standar IPK tidak akan turun. Ini sudah standarisasi dan kajian akademik yang luar biasa,” katanya.(tim)
UKM Dilantik BEM? ATURAN yang tercantum pada Bab IV pasal 14 poin 3 huruf d terkait pelantikan UKM oleh BEM Universitas menimbulkan pro dan kontra ditataran LK Universitas. Maperwa FIS, Yunasri Ridho mengatakan UKM dilantik oleh BEM sudah tepat. “UKM merupakan kelengkapan nonstruktural BEM, jadi harus dilantik oleh BEM,” katanya. Namun, aturan tersebut mendapat penolakan dari forum UKM. Hal itu dikemukakan komandan Menwa, Muhammad Fachrul. Menurutnya, dilantiknya UKM oleh BEM dikhawatirkan akan mempengaruhi kepengurusan UKM. “Apabila BEM Universitas suatu saat non aktif, maka akan berpengaruh pada UKM. Kepengurusan pada UKM akan terhambat karena tidak dilantik,” katanya. Mahasiswa angkatan 2012 itu juga sangat menyesalkan adanya perlakuan tidak adil kepada UKM. Sebelumnya, Forum UKM telah mengajukan rancangan tandingan untuk dipertimbangkan dalam forum. “Kami juga kecewa karena draf tandingan Forum UKM tidak dicantumkan disini,” sesalnya. Iapun membeberkan, Forum UKM juga menolak aturan pada Bab IV pasal 14 poin 3 huruf e. Aturan tersebut menyatakan bahwa di akhir masa kepengurusan, pengurus UKM harus menyampaikan pertanggungjawaban secara tertulis dan lisan kepada BEM. “Pengurus UKM menyampaikan pertanggung-jawabannya pada forum setinggi-tingginya yang diatur dalam AD/RT UKM itu sendiri. Bukan kepada BEM,” pungkasnya. (tim)
SUDUT
+ Praktik Pungli Masih Marak - Mungkin sudah terbiasa... + Mahasiswa Minta Hak Bicara - Asal jangan pungli! + 'Kolam Ikan' di Tengah Jalan - Mahasiswa minta perbaikan...
Dg. Tata Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 14
Reportase Khusus Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Pengesahan PULK di Rapat Senat
Mahasiswa Minta Hak Bicara
HASIL kesepakatan yang terjadi pada forum diskusi terbuka di Ruang Rapat Rektor Menara Pinisi UNM, Jumat (25 /11) lalu bukanlah keputusan akhir. Hal itu diungkapkan Ketua forum, Syukur Nyompa disela-sela diskusi terbuka antara birokrasi dan mahasiswa. Menurutnya, apa yang menjadi hasil dari diskusi terbuka dengan LK merupakan rekomendasi yang akan di ajukan pada rapat senat. “Masih dibicarakan di senat. Keputusan tergantung hasil rapat. Yang diputuskan disini belum tentu terjadi dan bisa disesuaikan,” kata PD III FMIPA ini. Menanggapi hal itu, Ketua Maperwa FIS menuturkan walaupun rancangan PULK akan diajukan dan di sahkan oleh senat, Ari menginginkan agar rancangan PULK yang diajukan kepada senat, harus ditetapkan sesuai dengan hasil diskusi terbuka. Namun, mahasiswa jurusan PPKn ini khawatir apabila rancangan yang merupakan aspirasi mahasiswa itu tak tersampaikan kepada senat. “Hanya saja, rancangan yang
Urai data, ungkap fakta, saji berita
disepakati ini merupakan aspirasi mahasiswa, dan tidak jaminan aspirasi mahasiswa tersampaikan di rapat senat. Jangan sampai senat tidak akan mempertimbangkan itu,” jelas Ari. Hal tersebut menyebabkan mahasiswa yang hadir pada diskusi terbuka meminta agar dapat dihadirkan dalam rapat senat pengesahan PULK. Secara langsung, Ari menyampaikan permintaan mahasiswa kepada Arifuddin untuk mendapatkan hak bicara dalam rapat senat. “Apapun keputusannya, setidaknya kami dihadirkan disana sebagai peserta yang punya hak bicara untuk menjelaskan kenapa kami pertahankan pendapat kami,” harapnya. Namun, permintaan mahasiswa tersebut ditolak oleh Arifuddin Usman. Ia mengungkapkan kepada mahasiswa, untuk hadir di rapat senat tidak diperbolehkan apalagi mendapatkan hak berbicara. “Oh tidak bisa hak bicara, ini normatif. Tidak boleh masuk apalagi berbicara. Jangan berfikir kesitu,” pungkasnya. Arifuddin menegaskan hasil diskusi dengan LK akan men-
Pengurus LK se-UNM saat menghadiri diskusi terbuka yang membahas rancangan PULK di Ruang Rapat Rektor, Jumat (25/10). (Foto: Nurul Fildzah Zatalini - Profesi)
jadi bahan pertimbangan untuk PULK baru. “Hasil rapat bersama pengurus LK tidak langsung sah jadi
PULK baru. Nanti akan dirapatsenatkan untuk itu, tapi rapat bersama LK jadi bahan pertimbangan,” tambahnya. (tim)
*Tim Reportase Khusus: St. Aminah Nurul Fildzah Zatalini
www.profesi-unm.com
15 Profesiana 15 Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
‘Kolam Ikan’ di Tengah Jalan
"Awas!!! Ada Kolam Ikan". Peringatan itu tertulis di papan yang terbuat dari kardus dan sebatang bambu. Papan itu diketahui buatan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan ditancapkan di tengah jalan masuk kampus FMIPA.
P
apan buatan itu kemudian menjadi perhatian mahasiswa yang berlalu lalang. Bagi mahasiswa yang hampir setiap hari melewati jalan itu tidak heran saat melihat papan tersebut. Hal itu lantaran salah satu akses jalan masuk FMIPA itu rusak. Kondisi jalanan yang berbatu-batu dan berlubang itu semakin parah saat hujan mengguyur, karena jalanan itu akan tergenangan air. “Saya lihat diluar itu tulisan. Saking rusaknya itu jalanan jadi ada yang bikin itu papan,” ujar Fiqar, salah satu mahasiswa Matematika. Terpisah, Nurul menganggap bahwa papan buatan yang beberapa hari berdiri di jalan masuk FMIPA itu merupakan sindiran untuk pimpinan kampus. “Mungkin itu sindiran untuk pihak Fakultas supaya na perbaiki jalanan,” kata mahasiswa angkatan 2013 ini. Kondisi jalanan rusak tersebut juga dikeluhkan mahasiswa. Salah satunya, Aini. Untuk melewati jalan tersebut, mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi yang mengendarai motor
Radio Profesi 107,9 FM
ke kampus ini harus berhati-hati jika tak ingin celaka. “Jalannya berbatu-batu dan berlubang, jadi kami terpaksa berhati-hati bila naik kendaraan. Kalau tidak, motornya bisa jatuh. Bahkan sudah ada beberapa mahasiswa kecelakaan karna itu,” katanya Mahasiswa angkatan 2015 ini pun menyesalkan sikap birokrasi FMIPA yang lamban menangani fasiltas kampus. Pasalnya, pembangunan yang berlangsung di kampus biru tersebut tidak diselesaikan secara menyeluruh. “Kami sesalkan, hal sekecil ini luput dari perhatian pihak kampus. Mestinya pembangunan gedung Science Square yang berlangsung kemarin, juga diringi dengan perbaikan jalan,” kesalnya. Menanggapi hal tersebut, PD II FMIPA, Agus Martawijaya mengungkapkan pihak kampus sudah mengajukan draf pembangunan ke pihak Universitas. Namun hingga kini tak kunjung direspon. “Kami sudah mengusulkan jalan itu untuk diperbaiki. Wewenang kita hanya sebatas pen-
Kecewa. Jalanan masuk FMIPA yang berlubang dan tergennag air tak kunjung untuk diperbaiki. (FOTO: Nurul Fildzah Zatalini - Profesi)
gusulan selebihnya kita serahkan kepihak universitas, Setuju atau tidak,” ucapnya saat ditemui diruangannya. Dosen Pendidikan Fisika ini pun mengungkapkan hal yang sama dengan keluhan mahasiswa. Sejumlah birokrat kampus merasakan dampak akibat jalan rusak. Tak ayal termasuk dirinya. Bahkan sepatu yang dipakai pun rusak akibat imbas rusaknya jalan.
“Saya juga mendapat dampak dari rusaknya jalanan kita. Sepatu saya dibuat rusak. Apalagi jika terjadi hujan. Mahasiswa yang berjalan kaki terkadang terkena cimpratan mobil maupun motor yang melewati jalan itu,” ungkapnya. Pria asal Soppeng ini membeberkan penyebab rusaknya jalan disebabkan kendaraan proyek yang lalu-lalang didalam kampus.
Pihaknya pun tidak bisa mengelak bila jalan yang sudah diperbaiki akan rusak kembali saat dilewati truk. “Tetap kita usahakan pembangunan akan berlanjut. Bila kami perbaiki akan ada mobil truk yang akan merusak jalan berhubung dikapus masih pembangunan. Jadi bila sudah rampung kita akan segera perbaiki,” tambahnya. (dza)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
16 16
Persona Profesi Edisi 208 Desember Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Mawapres UNM 2016, Algha Sanjaya
Berani Lawan Ketakutan
Mengawali perjalanan pendidikan selepas dari masa SMA, Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi tempatnya melanjutkan pendidikan dengan mengandalkan beasiswa Bidikmisi. Jawa menjadi kota kelahirannya berbeda dengan Makassar yang menjadi tempatnya hingga sekarang menuntut ilmu. Beda daerah beda budaya, itulah yang dirasakan Alga Sanjaya.
P
ertama kalinya menginjakkan kaki di Makassar membuat mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan ini, bingung dengan bahasa yang digunakan orang-orang disekitarnya. Kasar itulah yang sempat tersirat dipikirannya dikala mendengar perbincangan temantemannya. Menjadi seseorang yang bukan siapa-siapa, bahkan terbilang baru menginjakkan kaki di Ibu kota Sulawesi Selatan, memberikan ketakutan tersendiri baginya. Tapi ketakutan itu Ia lawan dengan motivasi dan penyemangat untuk tetap bertahan. “Awalnya agak takut, tapi saya terus berusaha melawan ketakutan itu,” katanya. Bukan hanya itu, lahir di keluarga yang kurang mampu turut memberikan motivasi tersendiri untuk mengubah nasib di daerah orang. Anak dari pasangan suami istri, Panca Viyaya Murtoto dan Suwanti inipun memegang prinsip ‘Pantang Pulang Sebelum Sukses’. “Saya tinggal bersama tante di Makassar, apalagi orang tua jauh disana menaruh harapan besar terhadap saya,” ungkapnya. Perjuangannya di kampus eks IKIP ini membuahkan hasil, prestasi demi prestasi berhasil diraihnya. Mulai dari menjadi finalis lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional
SSC UKMPR Universitas Jenderal Soedirman 2014, Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat jurusan hingga universitas. Prestasi itu kemudian membawanya menjadi pemakalah nasional dan internasional. Algha menjadi pemakalah Nasional Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling 2016, Universitas Negeri Malang, pemakalah Seminar Internasional 2016 Dies Natalis UNM dan baru-baru ini terpilih sebagai Delegasi Indonesia dalam kegiatan International Conference on Education, Psychology and Learning 2016 di Soul, Korea. Tak hanya sampai disitu, ia bertekad terus menorehkan prestasi
di UNM selama menjadi mahasiswa. “Saya akan terus mengukir prestasi hingga sukses dan membahagiakan orang tua saya,” katanya . Mahasiswa angkatan 2013 ini ingin membuktikan mahasiswa UNM juga berprestasi dalam bidang akademik. “UNM terkenal dengan hal negative tapi kami akan membuktikannya dengan prestasi,” jelasnya. (aan)
Biodata Nama: Algha Sanjaya / Klaten, 15 Maret 1995 Hobi: Menulis, Mengajar, Badminton, Social Activities. Riwayat Pendidikan: 1. SD Negeri 3 Bareng Lor Klaten Utara (Lulus 2001) 2. SMP Muhammadiyah 1 Klaten (Lulus 2007) 3. SMK Negeri 1 Klaten (Lulus 2010) 4. Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Makassar (2013-sekarang) Prestasi: 1. Mawapres jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendididikan Universitas Negeri Makassar 2015. 2. Juara I Mahasiswa Berprestasi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendididikan Universitas Negeri Makassar 2016. 3. Juara I MAWAPRES Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar 2016. 4. Juara I MAWAPRES Universitas Negeri Makassar 2016 5. Pemakalah Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling 2016, Universitas Negeri Malang 6. Delegasi Indonesia dalam kegiatan International Conference on Education, Psychology and Learning 2016, Seoul, Korea Selatan.
Wirnasari Johardi
Bangkit Meski Selalu Gagal SEJAK duduk di bangku SMA hingga mengenyam perkuliahan di Fakultas Seni dan Desain, Wirnasari Johardi tak pernah absen mengikuti audisi Gita Bahana Nusantara. Kelompok paduan suara orchestra pada upacara peringatan detik proklamasi di Istana Negara. Berulang kali gagal tak memupuskan impian dara asal Wajo ini. Ibarat jatuh ketiban tangga, ia selalu bangkit lagi. Empat kali ia mengikuti audisi, empat kali pula ia harus menerima kegagalan. Empat kali kegagalan yang telah dilalui Wirna telah
Biodata Nama : Wirnasari Johardi TTL : Makassar, 17 November 1995 Riwayat Pendidikan : SDN 321 Ballere (2007) SMPN 1 Keera Kab. Wajo (2010) SMAN 1 Keera Kkab. Wajo (2013) Jurusan Sendratasik FSD UNM Prestasi: Winner of Folklore Category bersama Pitch Choir di Bali International Choir Festival (2016) Wakil Sulsel di Gita Bahana Nusantara (2016)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
diterimanya. Audisi untuk menjadi bagian dari Gita Bahana Nusantara diakuinya ketat. Dimulai dari tingkat kabupaten/kota hingga terpilih finalis dari 34 provinsi seIndonesia. “Event ini berbeda seleksinya karena kita dituntut untuk harus tahu baca notasi angka dan notasi balok,” bebernya. Beruntungnya, usaha yang gigih tak mengkhianati hasil. Belajar dari kegagalan yang telah dilewati, pada audisi kelima yang diikuti Wirnasari akhirnya menasbihkan dirinya melenggang ke tingkat nasional. “Dua tahun saya wakili Wajo dan tiga kali wakili UNM akhirnya baru diberi kesempatan sama Tuhan untuk lolos di tahun ini,” ujarnya. Mahasiswa Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) ini mengatakan, impian adalah sesuatu yang perlu diperjuangkan hingga menjadi kenyataan. Selama belum tercapai, tak pernah ada kata menyerah dalam proses hidupnya. “Saya harus kejar keinginan itu sampai betul-betul dapat. Saya ingat waktu awal ikut audisi ini tidak lolos sampai di Jakarta, orang tuaku kecewa,” kenang alumni SMA 1 Keera, Wajo ini. Dalam mencapai impian, Wirna selalu menuliskan impian itu di selembar kertas. Ia berharap, impian yang dituliskan tersebut dapat terkabulkan. “Setiap tahun tidak lolos audisi selalu kulakukan hal yang sama, sampai setelah lolosku kulihat terakhir itu yang kutulis
‘GBN 2016’ ternyata benar-benar terwujud,” tuturnya. Setelah dinyatakan lolos di Gita Bahana Nusantara 2016 pada Mei lalu, Wirnasari bersama finalis se-Indonesia kemudian dikarantina untuk mengikuti pembekalan. Sebagai Wakil Sulsel, Wirnasari dipercayai dengan suara jenis Alto. Sementara tiga wakil Sulsel lainnya ialah M. Miftah Farid dari Jurusan Sendratasik UNM (Tenor), Fransisca (Sopran) dan Oktav (Bass) dari Toraja. Sebanyak tiga kali pertunjukan dipersembahkan oleh Wirnasari bersama tim Gita Bahana Nusantara. Di antaranya Gelar Perdana di Gedung Kembdikbud, Pergelaran pada Sidang Tahunan MPR di Gedung DPR/MPR, hingga puncaknya pada Pergelaran Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi ke-71 Kemerdekaan di Istana Merdeka. Menjadi bagian Gita Bahana Nusantara pun menjadi kebanggaan tersendiri bagi Wirnasari. “Event ini bisa membawa saya bertemu Presiden Jokowi, yang hebatnya lagi karena bisa bernyanyi bersama 34 perwakilan masing-masing provnsi dari Sabang sampai Merauke,” katanya. Ia berharap agar pengalaman yang telah didapatkan selama mengikuti proses audisi hingga lolos Gita Bahana Nusantara dapat menjadi pelajaran bagi orang lain. “Jangan menyerah dengan impianmu, perjuangkan,” pesan anggota Paduan Suara Pitch Choir ini. (whd) www.profesi-unm.com