Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
Kisah Kelam yang Tak Terlupakan Hal. 5
Lebih Dekat Lebih Baik
Gerilya Para Calon Rektor Hal. 8
Mau Nilai, Beli Buku Ces Hal. 15
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
2
Persepsi Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
surat dari pembaca
Calon Rektor Bergerilya
G
endang Pemilihan Rektor Universitas Negeri Makassar tak lama lagi akan segera ditabuh. Panitia pelaksana pemilihan yang dibentuk sejak September lalu telah memulai bergerak. Sosialisasi ke seluruh sektor mengenai syarat dan aturan-aturan telah dilakukan. Para bakal calon pengganti Arismunandar selaku rektor dua periode pun mulai bergerilya. Sejauh ini telah ada lima nama yang menyatakan diri bakal maju memperebutkan kursi nomor wahid kampus Umar Bakri ini. Mereka adalah Hamzah Upu (Mantan Dekan FMIPA), Husain Syam (Dekan Fakultas Teknik), Heri Tahir (Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan), Jasruddin (Direktur Program Pascasarjana), dan Wasir Thalib (Ketua LPMP Sulsel). Masing-masing memiliki cara tersendiri untuk meraup dukungan. Ada yang melakukan pertemuan di meja makan, ada yang melakukan konsolidasi di hotel, ada pula yang menjanjikan tender kepada pemilik suara. Sementara itu, para bakal calon juga berebut perhatian Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Pengaruh orang nomor dua Indonesia itu dianggap dapat memuluskan langkah calon untuk menang. Tengok saja pemilihan rektor di Universitas Hasanuddin dua tahun lalu. Kala itu Dwia yang memiliki ikatan kekeluargaan dengan JK, berhasil menyapu bersih suara men-
teri. Ia pun berhasil menduduki kursi nomor satu rektor kampus merah. Wasir Thalib melalui akun facebook Biografi Wasir Thalib , mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan JK sedang duduk bersama Wasir Thalib di sebuah ruangan. Begitupun dengan bakal calon lain. Masing-masing calon mengklaim memperoleh dukungan dari JK. Kita masih menanti geliat kelimanya hingga tahap pendaftaran. Sebab, pendaftaran yang awalnya direncanakan dibuka mulai 20 November mengalami penundaan. Panitia berasalan, ada salah satu persyaratan yang bersifat multitasfir. Syarat itu menyebutkan, calon rektor memiliki pengalaman manajerial di lingkungan perguruan tinggi paling rendah sebagai ketua jurusan atau sebutan lain paling singkat dua tahun. Yang patut dipertanyaan, mengapa panitia tidak mengajukan hal ini sejak awal? Ini mengindikasikan ada oknum yang mencoba "menyelematkan" Wasir Thalib yang dianggap tak memenuhi syarat itu. Mesti kita ketahui, UNM merupakan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) terbesar di kawasan Indonesia Timur. UNM membutuhkan pemimpin yang memiliki pengaruh dan mampu membawa institusi ini menjadi lebih baik lagi ke depan. (*)
f
Apa yang Anda pertanyakan?
Yudha Renaldi Syuhalbani: Wifi kampus tambah lambat. Ada apakah gerangan? Kepala ICT Center, Rusli Siman: Saat ini user yang aktif 400 dan bandwidth (penghitungan konsumsi data, red) terpakai full. Itu secara bersamaan, makanya selalu lambat. Laode Abdul Ghaniyu Siadi: Mengapa gedung yang ada di depan Pinisi tidak selesai-selesai?
Direktur Program Pascasarjana, Jasruddin: Rencana kami akan melanjutkan pembangunannya tahun ini. Tapi anggarannya lambat cair. Hal itu sulit untuk dilakukan tahun ini. Kami akan mengajukan kembali pada tahun 2016
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke: @profesi_online
085397604318 / 085397262888 LPPM Profesi UNM
redaksi@profesi-unm.com profesi_unm@yahoo.com
Portal berita online teraktual seputar Universtias Negeri Makassar
www.profesi-unm.com Nama yang tertera di bawah ini tidak lagi tercatat sebagai Pengelola LPM Profesi UNM
Nur Fadly
Rijal Ashari
Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Febriawan Djalil, Sekretaris: Awal Hidayat, Bendahara: Mentari Jati Pratiwi, Divisi Penerbitan: Ari Maryadi (Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Rachmad Wajo (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Nurul Irshal Amalia (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Rosni Armin (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: Awaluddin Rahman (Plh Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Febriawan Djalil, Pemimpin Redaksi: Ari Maryadi, Redaktur: Ita Andriani, Reporter: Awaluddin Rahman, Nurul Fildzah Zatalini, Fatimah MufďŹ da Azzahra, Fotografer: Muhammad Adif Rusdi, Layouter/ Desainer GraďŹ s: Hirmayani Natsir, Manajer Sirkulasi dan Iklan: Awaluddin Rahman. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
3
Mozaik Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
Festival Teater Mahasiswa Indonesia
UKM Seni Raih Juara Umum
UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni UNM kembali menorehkan prestasi. Lembaga kemahasiswaan berusia 24 tahun ini meraih juara umum dalam Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) ke-11, Kamis (19/11) yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. UKM Seni berhasil mengungguli 21 rivalnya dari berbagai kampus seSulawesi Selatan dan Barat (SulselBar). Mereka memboyong delapan kategori terbaik dari 11 kategori yang dilombakan. Kategori tersebut yaitu aktris utama terbaik (Hana Sephiyang), aktor pembantu terbaik (Akbar), penata musik (Imam Asfaroh), penata lighting (Haerul Ady
Wardana), penata kostum dan rias terbaik (Wilda), desainer grafis (Junet), sutradara (Jabal Nur), dan penyaji terbaik (teater titik dua). Ketua Umum UKM Seni, Syaiful Arsyad menuturkan, keberhasilannya meraih juara umum ini akan menjadi tantangan berat ke depan. Menurutnya, prestasi ini menuntut mereka untuk semakin kreatif dalam berkarya sebagai pekerja seni kampus. “Ini bukanlah kemenangan, akan tetapi ini merupakan tantangan yang makin berat. Kami mesti lebih kreatif dalam berkarya dalam segi apapun," kata mahasiswa Pendidikan IPS angkatan 2011 ini. Dalam FTMI ke-11, UKM Seni menampilkan teater dengan nas-
Seni Tipografi Wadah Edukasi Mahasiswa KELAS kreatif yang dilaksanakan mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) memamerkan 26 karya proses pembuatan font berupa huruf digital alfabet. Kegiatan ini, dilaksanakan di Graha Tata Cemerlang (GTC) Makassar, Sabtu (21/11) dengan tema “Huruf Khas Budaya.” Dalam kelas kreatif ini, menghadirkan pemateri dari salah satu komunitas tipo yang ada di Makassar yaitu Al Kausar. Pemateri kelas kreatif tipografi, Al Kausar mengatakan, tipografi memiliki peranan yang sangat penting. Pasalnya, jika tulisan disusun dengan indah akan menghasilkan informasi yang mu-
dah diterima.”Karya seni tipografi akan menghasilkan huruf yang indah dan memiliki makna yang mudah diterima oleh masyrakat,” ungkapnya saat memberi materi. Tak hanya itu, ia juga menambahkan seni tipografi dapat menjadi media pembelajaran mengenai seni mengatur huruf. “Seni tipografi dapat menjadi wadah edukasi dan mengenal huruf lebih jauh,” tambahnya. Begitupun dengan peserta kelas kreatif yang sangat antusias mengikuti kegiatan hingga akhir. Seperti halnya, Abi Nurabdiansyah berharap, dengan adanya pameran tipografi ini dapat menghasilkan karya-karya yang luar biasa. (aan)
kah berjudul Ka & Ca. Naskah itu menceritakan kisah tentang sistem peradaban yang menghancurkan tatanan hidup manusia. Adapun perguruan tinggi yang ikut meramaikan FTMI ke-11 diantaranya Teater Lontara Sulapa’ Appa’ PGSD UNM, Sketsa HMJ PGSD Unismuh, Bengkel Seni YPUP, Terkam FSD UNM, BASSI BSI Unismuh, Bala Tau Art IAI DDI Polman, UKM SB Walasuji Umpar, S2UCP Universitas Cokroaminoto Palopo, Akustik UIM, Kosaster Unhas, SPASI IMSI Unhas, Lentera FBS UNM, Sanggar Seni Karampuang Unifa, Kosaster SIIN Unasman, UKM SB Karismatik ATIM, dan Bengkel Sastra JBSI FBS UNM. (dif)
SNAPSHOT
(Febri-Profesi)
PROTES. Coretan "Stop Tentangan & Suap Amplop" tertera di dinding gedung baru Fakultas Ekonomi.
30 Sekolah Ikuti Biologi Open Day HIMPUNAN Mahasiswa Biologi (Himabio), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Biologi Open Day (Body) 2015 di Pelataran Biologi, 18-22 November. Kegiatan ini diikuti 885 peserta dari 30 sekolah se-Sulselbar. Kegiatan yang mengangkat tema “Melahirkan Generasi Unggul Dengan Meningkatkan Intelektual, Imajinasi, Kreatifitas dan Kearifan Lokal dalam Nuansa Kompetisi” ini dilakukan dengan tujuan menciptakan generasi yang unggul dalam bidang biologi. Ketua panitia pelaksana, Khairul Rahman bangga telah melaksanakan kegiatan Body dengan sukses. “Ini adalah hal
yang luar biasa, panitia telah melakukannya dengan maksimal dan hasilnya, jumlah peserta sangat memuaskan bahkan melebihi target,” ungkap Mahasiswa Angkatan 2013. Mahasiswa angkatan 2013 ini berharap dengan adanya kegiatan ini membuat masyarakat lebih mengenal Jurusan Biologi. “Kita tidak sendiri tetapi dalam naugan Jurusan sehingga kegiatan ini juga dapat memperkenalkan Jurusan Biologi UNM ke khalayak umum terutama bagi pendidik aupun peserta didik.'' Sebelum sukses dengan nama Body, sebelumnya hanya dikenal dengan Biology Fair, Kata Ketua Jurusan Biologi, Mushawwir Taiyeb. “Body sudah sudah 14 tahun
dilaksanakan, tapi untuk kegiatan yang sama sudah ada sejak 1990an, tetapi lebih dikenal dengan Biology Fair,” ujarnya. Tak hanya itu, Pembantu Rektor Bidang Kerjasama (PR IV), Eko Hadi Sujiono sangat mengapresiasi kegiatan akbar Himabio ini. “Kegiatan ini sangat luar biasa dan patut mendapat apresiasi dan perhatian lebih, apalagi skalanya cukup besar dan juga terdapat peserta dari Sulawesi Tengah,” ungkapnya saat membuka Body 2015. Guru besar fisika ini menekankan, kompetisi ini dapat diikuti oleh semua kalangan. “Sebaiknya yang disasar bukan hanya untuk memfasilitasi SMP/SMA tapi untuk selanjutnya kompetisi tingkat pendidikan tinggi,” pesannya. (aan)
Milad Ke-22 MPAS Maestro FBS
Secercah Harapan di Tengah Kegelapan *Oleh: Ari Maryadi
(Foto: Noval-Profesi)
TARIAN EMPAT ETNIS. Empat perempuan menyusuhkan tarian empat etnis di malam puncak Milad ke-22 MPAS Maestro.
Deretan lampu minyak berjejeran mendampingi temaram bulan. Tampak kontras dengan riuh suasana orang-orang yang duduk lesehan beralas karpet di lapangan basket Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar. MEREKA sibuk bercengkrama dengan girangnya. Di barisan depan tampak seorang pria setengah Streaming: radioprofesi.com
baya mengenakan jas hitam dipadu celana kain hitam. Dialah Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
(PD III) FBS, Abdul Halim. Bunyi alat musik tradisional puipui serta gendang menandai dimulainya acara. Suasana gelap dan ingar bingar. Tak berselang lama, empat perempuan masuk melenggokkan tarian empat etnis. Sesuatu yang hampir tak pernah hadir di kampus kala jam telah menunjukkan pukul 21.00 Wita. Malam itu (21/11) merupakan puncak perayaan Milad ke-22 Mahasiswa Pencinta Alam dan Seni Budaya (MPAS) Maestro FBS (21/11). Kegiatan yang mengusung tema “Seek and Discover Your World” ini memberi secercah harapan bagi mahasiswa fakultas yang dijuluki kampus ungu itu, tak terkecuali pengurus MPAS Maestro. Mereka telah mendapat restu dari pihak birokrat untuk menghelat kegiatan di kampus. “Akhirnya kami bisa kembali ke rumah sendiri. Dunia kita bersama,” ujar Ketua Panitia, Hermawan. Selama empat tahun terakhir FBS sepi dari kegiatan kema-
hasiswaan. Tak ada forum diskusi seperti yang dulu tampak di gezebo-gazebo, koridor-koridor, ataupun sudut-sudut kampus. 24 lembaga kemahasiswaan yang bernaung di FBS kala itu "ditendang" keluar oleh birokrat. Kasus itu masih menyisakan trauma mendalam hingga kini. Perayaan Milad MPAS Maestro malam itu pun memberikan harapan akan kembalinya kegiatan lembaga kemahasiswaan. Apalagi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) FBS telah terbentuk beberapa hari lalu, Rabu (18/11). Kedua lembaga tertinggi itu bersama tujuh LK tingkat prodi (HMPS) kini tinggal menunggu pelantikan dari birokrat. “Kami telah memberi lampu hijau untuk pencairan lembaga kemahasiswaan. Saat ini SK (baca: surat keputusan) Pengurus HMPS sedang dalam proses penyelesaian. Setelah itu, kami
akan lantik HMPS, BEM dan Maperwa,” kata PD III FBS, Abdul Halim. Dosen Bahasa Inggris ini pun menaruh harapan pada MPAS Maestro demi menemukan harmoni alam yang hilang. “Maestro hadir untuk menjadi pelopor mengembalikan harmoni kehidupan, penanaman bibit pohon, menjaga kesuburan tanah. Inilah kerja-kerja Maestro yang mencintai alam,” tandasnya. Sementara itu, Ketua Umum MPAS Maestro, Andre Arisandy, mengatakan, pihaknya mengaku bahagia atas kesediaan pihak birokrat yang merestui kegiatan ini. Menurutnya, wadah pengembangan kreativitas bagi mahasiswa mulai terbuka kembali. “Kami berharap Maestro bersama LK lain bisa kembali ke dalam kampus, bersekretariat di dalam kampus. Birokrat sudah empat tahun mengekang kegiatan kemahasiswaan,” tutur mahasiswa Sastra Indonesia ini. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
4
Wawancara Khusus Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
Perguruan Tinggi Harus Bersaing Lewat Penelitian P
erguruan tinggi saat ini harus terus bersaing secara global lewat pengembangan penelitiannya. Maka dari itu, mahasiswa tidak boleh ketinggalan zaman dan harus terus menambah dan mengembangkan penemuan yang sudah ada. Berikut wawancra Khusus Reporter Profesi Nurul Fildzah Zatalini dengan Jimly Asshiddiqie setelah membawakan kuliah umum di Gedung Pascasarjana, Universitas Negeri Makassar. Bagaimana Pandangan Bapak Terkait Kondisi Perguruan Tinggi di Indonesia?
Perguruan tinggi di Indenesia saat ini menjadi salah satu pusat unggulan untuk Indonesia di masa depan. Sekarang bergantung pada mahasiswa, mereka mesti belajar dengan giat. Dari mana pun universitasnya, yang penting mahasiswanya belajar dengan baik dan bisa menonjol, mereka bisa menjadi pemimpin masa depan. Saat ini banyak penemu Ilmu Pengetahunan dan Teknolgi (Iptek) yang ada di Perguran tinggi di Indonesia yang berada pada situasi tidak tahu harus berbuat apa atau Critical Juncture. Kita seharusnya bisa membuat sesuatu yang baru dan berbeda, jangan hanya mengulangi hal-hal yang telah ada.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Bagaimana dengan kondisi UNM?
Saya mengenal UNM sejak puluhan tahun lalu ketika masih bernama IKIP. Institusi ini telah mengalami perkembangan pesat yang luar biasa. Tenaga pendidiknya bisa bersaing di tingkat nasional hingga internasional. Ini merupakan sebuah prestasi yang dimiliki oleh Rektor UNM saat ini. Apa yang mesti dilakukan pimpinan UNM guna mempertahankan hal ini?
Saya menilai perguruan tinggi perlu bersaing secara global. Akan ada kesenjangan antara institusi dan tradisi jika kaum intelektual tidak menjadi penghubung antara keduanya. Untuk itu kaum intelek harus banyak membaca dan bergaul dengan realitas, karena ini persoalan serius, jika perguruan tinggi tidak mengurusnya, maka tak lama kita akan tercabut dari tradisi. Selanjutnya, yang perlu diperbaiki adalah Iptek. Mulailah memperbaiki pada local wisdom, community based reaserch dan semua bidang ilmu harus menggali kekayaan lokal. Kedua, harus mulai berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan dengan standar yang semakin universal. Yang ketiga, goverments yang harus diperbaiki. Maksudnya, perbaikan tata kelola universitasnya dan tata kelola kelembagaannya. Supaya cara managementnya makin lama makin
modern. Semua kampus mengahadapi masalah yang sama perihal perbaikan tata kelola. Seharusnya seluruh perguruan tinggi melakukan hal yang sama dalam memperbaiki kampusnya. Pesan bapak untuk sivitas akademik UNM?
Jangan sia-siakan waktu. Bangsa kita tidak boleh terlambat mengejar kemajuan. Kita rasakan sekarang waktu cepat berlalu, maka dari itu pergunakan waktu yang anda miliki, baca kehidupan, kehidupan itu ada sebelum kita ada. Jadi pahamilah realitas kehidupan yang ada. Mahasiswa Program Magister dan Doktor PPs UNM agar bisa menambah penemuan baru dan mengembangkannya. Jika ingin menjadi Magister dan Doktor harus berpartisipasi menambah dan mengembangkan penemuan yang saat ini masih banyak pertanyaannya. Dengan begitu, mudah-mudahan UNM bisa menjadi kampus yang menonjol, khususnya di Indonesia Bagian Timur.(*)
RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Penghargaan :
Pendidikan
:
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1) Bintang Maha Putera Adi Pradana, 2009. 2) Bintang Maha Putera Utama, 1999. 1. Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1977-1982. 2. Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 1984-1986. 3.Pascasarjana Universitas Indonesia (1987-1991). 4. Post-Graduate Course, Harvard Law School, Cambridge, Massachussett,1994
Streaming: radioprofesi.com
Lensa Orange Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
5
www.profesi-unm.com
KISAH KELAM YANG TAK TERLUPAKAN
PULUHAN mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa, Jumat (13/4) lalu. Orasi, bakar ban, dialog, Shalat Jumat, hingga bakar lilin mewarnai peringatan melawan lupa setahun Insiden Tiga Belas November Gunung Sari (Insting). Hingga kini peristiwa kelam bagi kampus orange itu masih sangat membekas di benak sivitas akademika. Hari itu aparat kepolisan bertindak brutal. Puluhan motor rebah, pecahan kaca ruangan berserakan di jalan, mahasiswa, dosen hingga wartawan menderita luka-luka akibat ulah polisi. (*)
*Foto & Teks: Muhammad Adif Rusdi dan Muhammad Ridwan Streaming: radioprofesi.com
Urai data, ungkap fakta, saji berita
6
Laporan Perjalanan Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
Jurnalisme Investigasi di Pulau Dewata
* Laporan: Rosni Armin dan Rachmad Wajo
Sinar mentari jadi penuntun langkah kaki menuju Bandara Sultan Hasanuddin. Tepat saat bayangan mulai sejajar dengan raga, awak pesawat yang kami tumpangi memberi arahan untuk siap mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar. "Selamat datang di Bali yang panas," sambut panitia yang menemui kami di depan ruang informasi, Yuki bersama rekannya Made Arimbawa. Setelah melintasi jalan yang cukup jauh, kami akhirnya sampai pada stunden center Uni-
versitas Udayana (UNUD) Bali. Di sana kami merasakan aroma yang sangat khas, mungkin karena setiap ruangan selalu diberi canang sari yang berisi bunga-bunga yang biasa disebut dengan sajen. Bukan hanya itu, patung-patung dewa
Jelajahi Panorama Wisata Pulau Dewata DIPENGUJUNG kegiatan, kami mengunjungi wisata yang ada di pulau Bali. Mulai dari pantai Pandawa yang merupakan wisata dengan panorama pasir putih yang begitu indah, sebab letaknya tepat di belakang perbukitan dengan hiasan enam patung pandawa berukuran besar sepanjang jalan. Lebih lanjut, kami juga mengunjungi danua Bedugul yang ditengahnya terdapat sebuah pura ulun danau beratan yang menjadi bangunan pura yang sangat mencrikian khas Bali. Tempat inilah yang menjadi lambang yang berada pada pecahan mata uang lima puluh ribu rupiah. Suasana yang sejuk membuat kami ingin berlama-lama, apalagi di sana kami bisa mendapatkan buah strowberi
Urai data, ungkap fakta, saji berita
dengan memtik langsung. Tidak hanya itu, kami juga sempat merasakan indahnya senja di tanah lot. Salah satu tempat wisata, dimana tempat ini merupakan tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut yang dipercaya oleh masyarat setempat, ditambah dengan letaknya pura di atas bongkahan batu yang begitu indah. Lebih lanjut, kami mengunjungi Pantai Kuta. Banyak yang bilang, kalau ke Bali, belum lengkap kalau belum ke pantai ini. Suasana pantainya memang jauh lebih indah pantai pandawa. Namun, pantai ini memberi ciri khas yang berbeda. Di sini kita seperti berada di negara lain. sebab pengunjungnya lebih banyak turis daripada masyarakat setempat.(*)
juga menjadi hal wajib di setiap sudut. “Ahh, sangat kental budaya Bali ini, masih sangat dijaga oleh masyarakatnya,� gumam Rosni Sejenak melepas lelah di sudut redaksi Lembaga Pers Akademika yang ternyata telah disesaki para peserta dan bawaannya masingmasing sejak kemarin, Minggu (8/8). Ada 19 delegasi dari 14 LPM Se-Indonesia yang ikut yaitu; LPM Profesi UNM, UKM Informatika Mahasiswa Alaudin (LIMA) Washilah UIN Makassar, LPM Gema Keadilan FH UNDIP, UKM LPM Teropong UMSU, LPM Dinamika UIN SU, Pk. Identitas Unhas Makasar,
LPM, Genta Andalas Padang, LPM Mercusuar Univ. Airlangga, Catatan Kaki Unhas, Pers Mahasiswa Suara Usu, Korpus Bestari UMM, LPM Sativa FP Univ. Mataram, LPM Sketsa Universitas Mulyawarman, LPM Surat Kabar Kampus Ganto. Tepat pukul 13:30 kami digiring oleh panitia menuju Aula Gedung Agrokomplek UNUD untuk mengikuti pembukaan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Bali Journalist Week (BJW) 2015 yang dihelat sekaligus mengikuti talkshow nasional yang menjadi rangkaian awal, dengan tema “Jurnalisme
Investigasi: Jelajah Kausa Menguak Faktualitas�. Dengan tajuk "Di balik Kisah Seorang Jurnalis" yang menghadirkan Bondan Winarno, pria yang telah lama berkiprah di dunia jurnalistik. Tetapi menjadikan kuliner jadi topik liputannya. Tak ketinggalan, seorang pendiri majalah playboy Indonesia, Erwin Arnada. Jurnalis yang kini berkiprah di dunia perfileman Indonesia tanpa meninggalkan dunia jurnalisnya. Mereka sedikit bercerita mengenai kariernya saat ini. Bagaimana mereka menjalini hidup dengan dunia yang agak berbeda dengan dunia jurnalistik.
Ungkap Fakta Lewat Investigasi SETELAH Mengikuti Talkshow, kami dibawa panitia menuju Balai Pengembangan Keterampilan Khusus Tenaga Kesehatan (BPKKTK) Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang menjadi lokasi pelatihan selama lima hari. Di sana bangunan batu dan patung diukir rapi menjadi pemandangan pada setiap sisi. Tidak hanya itu suara ombak bagai melayun mesra beriringan dengan musik tradisional yang bergema disetiap sudut menemani kami selama lima hari. Dalam kegiatan tersebut, kami disuguhi materi tentang Jurnalisme Investigasi dengan model pembelajaran yang santai. Menghadirkan pemateri dengan latar jurnalis yang berpengalaman. Seperti halnya Lestantya R. Baskoro yang merupakan redaktur eksekutif pelaksana Tempo. Ia telah berkali-kali terjun dalam investigasi, hingga membongkar beberapa kasus dengan fakta yang benar-benar berbeda dengan yang ada. Bahkan panitia juga menghad-
irkan pemateri lainnya, Fahri Salam. Ia merupakan jurnalis yang bisa dikatakan seorang penulis lepas pada sebuah komunitas dengan gaya penulisan investigasi. Untuk mengaplikasikan pengetahuan kami setelah mendapat materi, panitia membagi kelompok untuk terjun langsung melakukan investigasi. Kami dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama berada pada Desa Budaya Kertalangu dan kelompok kedua berada pada Pantai Nusa Dua. Kami berada pada Desa Budaya Kertalangu. Desa yang menjadi salah satu wisata yang ditawarkan oleh pulau dewata ini. Desa ini memiliki luas kurang lebih 70 Hektar, desa ini lebih dikenal sebagai desa lahan hijau yang dijadikan sebagai agrowisata oleh pemerintah Denpasar Bali. Selain itu, desa ini menjadi tempat dibangunnya gong perdamain. Setelah berkeliling sejenak, kami
mendapati banyak bangunan liar yang berada pada lahan hijau tersebut. Padahal sudah sangat jelas peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Denpasar untuk larangan pembangunan dilahan tersebut. Ini lah yang menjadi topik investigasi kami. Setelah mendapatkan isu yang jelas, kami langsung menyusun rencana peliputan sekaligus pembagian tugas. Proses pengumpulan data pun kami lakukan. Mulai dari pemerintah setempat sekaligus peneliti yang pernah membuat penelitian di lahan hijau ini. Waktu memang sangat terasa singkat ketika kita dengan asiknya mengerjakan sesuatu. Belum selesai investigasi kami, namun sayang waktu telah berlalu. Kami kembali ketempat kegiatan dengan hasil investigasi yang masih kurang. Sehari memang tidak cukup dalam melakukan investigasi. Apalagi banyak data yang harus didapat secara valid.(*)
Streaming: radioprofesi.com
Info Akademik Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
7
www.profesi-unm.com
FIS Ajukan Prodi Administrasi Bisnis FAKULTAS Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) saat ini sedang bersiap membuka program studi (Prodi) baru, Administrasi Bisnis. FIS telah mengirim permohonan pengajuan prodi ini ke Menristek Dikti. Ketua Tim Pengajuan Prodi Administrasi Bisnis, Haedar Akib, mengaku telah memperjuangkan berkas pengajuannya. “Sisa menunggu konfirmasi dari pusat. Kalau sudah dikonfirmasi maka akan buka prodi tersebut,” . Ketua Prodi Administrasi Publik ini menambahkan, bila pengajuan itu telah diterima maka pihaknya akan mulai menerima mahasiswa baru tahun depan. Apalagi, UNM saat ini telah memiliki alumni magister dan doktoral yang siap menjadi tenaga pengajar. “Kami berharap hal ini mudah dikoordinasi. Untuk masalah SDM sendiri itu kami sudah ada, dan berasal dari kampus ini yaitu dari alumni S2 dan
AGENDASIANA Polarasio dan Milad Hima Soiologi Himpunan mahasiswa (hima) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNM akan mengadakan Pekan Olahraga Sosiologi (Polarasio) dirangkaikan dengan Milad. Polarasio merupakan agenda pertama yang akan berlangsung pada tanggal 5-13 Desember. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi seluruh masyarakat sosiologi baik yang masih aktif maupun alumni. Sementara Milad sebagai peringatan hari lahirnya jurusan sosiologi dihelat pada di Hotel Lamacca, 19 Desember mendatang. (pr26) (Dok-Profesi)
S3,” tambahnya. Sementara itu, Dekan FIS, Hasnawi Haris, turut membenarkan hal itu. Menurut Guru Besar Pendidikan Kewarganega-
raan (PKn) ini, ia telah lama mengangkat Haedar Akib selaku koordinator pengajuan prodi ini. “Memang sudah diusulkan dan proposalnya sudah dikirim.
Semuanya sudah diserahkan sama timnya pak Prof Haedar. Mudah-mudahan tidak lama lagi ini siap dibuka kalau memang sudah disetujui,”ucapnya. (pr16)
Beasiswa Kementerian
Calon Pengawas Sekolah Wajib Ikuti Matrikulasi Khusus SEBANYAK 50 calon pengawas sekolah yang menerima beasiswa S-2 Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemdikbud) wajib mengikuti matrikulasi khusus. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur PPs, Jasruddin. Ia menjelaskan, pemberian matrikulasi khusus merupakan matrikulasi tambahan karena 50 calon mahasiswa tersebut akan diterima di Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) dengan kekhususan pengawas. “Matrikulasi khusus menjadi program pengenalan yang lebih spesifik lagi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh calon mahasiswa, di antaranya Matematika, Bahasa Indonesia, dan
Jumlah Wisudawan UNM PPS 366 orang Hari Pertama
FT 179 orang FIK 283 orang FBS 111 orang FIS 139 orang FIP 239 orang
Hari Kedua
FMIPA 219 orang FSD 113 orang FPsi 24 orang FE 52 orang
Total
1725 orang Sumber: BAAK UNM
Streaming: radioprofesi.com
Fisika,” ujarnya. Direktur PPs UNM, Jasruddin menuturkan, 50 calon mahasiswa tersebut mesti melewati serangkaian tahap agar resmi dilabeli mahasiswa. “Setelah lulus tes, mereka mesti mengikuti matrikulasi umum kemudian baru mengikuti matrikulasi khusus, “jelasnya. Setelah meraih gelar magister, 50 calon mahasiswa yang berasal dari 30 kabupaten/kota di Indonesia Timur tersebut nantinya akan dibekali jaminan berupa surat pernyataan dari Rektor dan kementrian terkait profesionalisme pengawas. “nantinya mereka akan dikembalikan lagi ke Pemerintah daerah (Pemda) untuk mengabdi di daerahnya masingmasing,”harapnya. Asdir bidang kerja sama
PPs UNM, Hamsu Gani, mengajak semua mahasiswa untuk berterima kasih pada segenap
"
Matrikulasi khusus menjadi program pengenalan yang lebih spesifik lagi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh calon mahasiswa, di antaranya Matematika, Bahasa Indonesia, dan Fisika Direktur PPs UNM, Jasruddin
pihak yang telah mengadakan program beasiswa. “Kalian mesti berterima kasih, ini merupakan hasil kerjasama antara kita dan Kemdikbud, se-
hingga kalian bisa kuliah dengan biaya dari pemerintah,” paparnya. Salah satu penerima beasiswa, Didi Saturdi, guru Sekolah Menegah Atas (SMA) 1 Bone berharap program ini bisa berjalan dengan baik sesuai harapan. “Saat lulus nanti kami akan mendapat sertifikat dari Kementrian dan kampus sendiri, sehingga ada prioritas bagi kami untuk menjadi pengawas sekolah,” harapnya. Program beasiswa calon pengawas sekolah ini dilaksanakan di empat Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK). Selain di UNM, program ini juga diterima oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Universitas Negeri Medan (Unimed).(mad)
Kampus Bone Buka Program Doktor KAMPUS VI Universitas Negeri Makassar (UNM) di Bone kini resmi membuka kelas program doktoral. Dua program studi doktoral yang dibuka ialah Ilmu Pendidikan dan Administrasi Publik. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Program Pascasarjana (PPs), Jasruddin saat ditemui di ruangannya (18/11). Pria yang menyelesaikan S3 di Institut Teknologi Bandung ini membeberkan, PPs UNM membuka program doktoral di kampus Bone sebagai upaya untuk memperluas akses pendidikan sehingga tidak hanya memusat di
satu titik tertentu. “Ini juga merupakan amanah UUD, yaitu setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang layak,” ujarnya. Guru Besar bidang Fisika ini juga menambahkan, ketersediaan SDM yang andal dalam pembinaan program doktoral di Bumi Arung Palakka telah menjadi pertimbangan yang telah dipikirkan matang sebelumnya. “Kita menganut sistem satu mata kuliah dipegang oleh dua dosen. Selain dosen dari Makassar, di Bone juga sudah banyak doktor yang mampu diberdayakan,” jelasnya.
Imbuhnya, kelas doktoral di kampus Bone bukan merupakan kelas jarak jauh yang diharamkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. “Ini bukan kelas jauh karena kita memang punya kampus di luar kota. Jadi kita optimalkan saja,” jelas jebolan Institut Teknologi Bandung ini. Sejak tahun 2011, PPs UNM bahkan telah membuka program magister di Bone. Program studi magister di kampus tersebut di antaranya ialah Manajemen Pendidikan, Fisika, Biologi, Matematika, dan Olahraga. (whd)
Himatep Inaugurasi Himpunan Mahasiswa Teknologi Pendidikan (Himatep) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), UNM akan mengadakan Inaugurasi di Auditorium Amanagappa, Kamis (3/12) mendatang. Tema yang diusung yaitu “Kita Satu Dengan Segala Perbedaan”. (aan)
Seminar Ekonomi Islam HIMPUNAN Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) akan mengadakan Seminar Ekonomi Islam 2 Desember mendatang. Kegiatan ini rencananya akan dihelat di Ballroom lt 2 Gedung Pinisi. Kegiatan yang bertema “Peran Ekonomi Islam dalam Menghadapi Tantangan Perekonomian di Indonesia” ini akan menghadirkan Bambang Kiswono (Kepala Regional 6 OJK Sulampua) dan DR.Mukhlis Sufri, SE, M.Si (Ketua MES Sulse)sebagai pemateri.(pr26)
Seminar Pendidikan Seni FSD Fakultas Seni dan Desain (FSD) Univrsitas Negeri Makassar (UNM) akan mengadakan seminar pendidikan seni di Menara Pinisi, 8 Desember 2015 mendatang. Kegiatan ini bertema “Revolusi Mental melalui Pendidikan Seni”. Nantinya akan hadir tujuh pembicara yang ahli dalam bidangnya masing-masing (aan)
Milad XII dan Prosa Himaprodi PBSI Himaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) akan genap berusia dua belas tahun, 27 Desember mendatang. Untuk itu, maka Himaprodi bakal menghelat Milad XII dan Prosa 2015. Kegiatan yang mengusung tema "Semangat Merah yang Tak Pernah Usai" ini akan menampilkan berbagai suguhan kesenian. Diantaranya, musikalisasi puisi, teater, nyanyi solo, serta tarian tradisional. (ayd)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Reportas
8
Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
TIM REPORTASE UTAMA Koordinator: Awal Hidayat Ari Maryadi Rosni Armin Ita Andriani Nurul Fildzah Zatalini
PENENTU. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir saat berkunjung ke Universitas Negeri Makassar, Agustus lalu. Nasir memiliki hak suara 35 persen pada Pemilihan Rektor UNM yang akan jadi penentu pada Pemilihan Rektor Maret 2016 mendatang.
Gerilya Para Calon Rektor
(Dok-Profesi)
Jika tiada aral melintang, penyaringan calon rektor Universitas Negeri Makassar 2016-2020 akan dihelat 20 Januari 2016 mendatang. Hamzah Upu, Heri Tahir, Husain Syam, Jasruddin, dan Wasir Thalib menyatakan siap berebut suara senat untuk dapat maju pada tahapan pemilihan rektor (pilrek) Maret 2016 mendatang. Tahun 2016 kembali akan menghadirkan orang nomor wahid di UNM. Masa jabatan Arismunandar selaku rektor dua periode akan berakhir pada Mei mendatang. Beragam cara pun dilakukan oleh bakal calon guna memperoleh dukungan. Ada yang melakukan pertemuan di meja makan, ada yang konsolidasi di hotel, ada yang mendekati pemilik suara dengan memberikan iming-imingan tender. Dengan strateginya masingmasing, mereka saling mengklaim diri mampu lolos pada putaran pertama. Yang patut diketahui, perhelatan pemilihan rektor merupakan politik kampus yang berjalan dengan santun. Berbeda dengan pemilihan umum kepala daerah di kabupaten atau kota. Pemilik suara dalam pemilihan rektor merupakan senat universitas yang sebagian besar
Urai data, ungkap fakta, saji berita
merupakan profesor. Sementara pemilih pilkada merupakan masyarakat umum yang belum memiliki pendidikan tinggi. Panitia Pelaksana Pemilihan yang diketuai oleh Amin Rasyid telah melakukan sosialisasi sejak 3 hingga 12 November lalu. Berdasarkan hasil rembuk panitia, sebanyak 183 dosen yang ada di UNM memenuhi kriteria sebagai calon rektor UNM. Formulir pendaftaran pun telah disebar ke semua sektor yang ada di UNM. “Setiap calon berhak dan wajib memenuhi semua kriteria calon rektor, untuk persyaratan yang lebih jelasnya silakan cari dil aman resmi Kemeristek Dikti,� ungkap Sekretaris Panitia, Najamuddin. Dari 183 dosen yang memunuhi kriteria, telah ada lima nama yang menyatakan diri untuk bertarung dalam pesta demokrasi empat tahun ini.
Kelimanya yaitu Mantan Dekan FMIPA, Hamzah Upu, Dekan Fakultas Teknik, Husain Syam, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Heri Tahir, Direktur Program Pascasarjana Jasruddin, serta Ketua LPMP Sulsel, Wasir Thalib. Saat ini mereka sedang menunggu jadwal pendaftaran dari panitia.
SUDUT + Gerilya Para Calon Rektor - Jangan ada jual beli ces + Mau Nilai, Beli Buku Ces - Wah dosennya berbisnis + FIS Ajukan Administrasi Bisnis - Bergerilya juga tampaknya Dg. Tata Streaming: radioprofesi.com
se Utama
9
Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
Main Bawah Tanah
K
einginan jebolan Universitas Deakin, Australia itu telah bulat untuk melanjutkan estafet dari kursi kepemimpinan Arismunandar. Ia mengaku, pengalamannya selama menahkodai FMIPA menjadi modal penting dalam majunya di pilrek. “Di fakultas sudah dua periode, sudah saatnya saya memimpin universitas,” beber Guru Besar Matematika ini. Ia pun menuturkan, sudah lama melakukan promosi diri pada pemi-
lik hak suara sebagai kandidat yang siap maju dalam pilrek. “Saya bahkan sudah melakukan sosialisasi dengan anggota senat,” ungkapnya.
“Di fakultas sudah dua periode, sudah saatnya saya memimpin universitas,” Walau demikian, Hamzah menjelaskan, ia lebih suka main
bawah tanah. Baginya, tak perlu mengumbar apa yang telah disiapkan untuk menang pada pilrek kali ini. “Lebih baik kita kayak penyu yang senyap-senyap dan tidak banyak bergerak tapi bertelur banyak,” begitu ia menganalogikannya. Apalagi, kata Hamzah, pemilik hak suara sudah saling tahu-menahu sosok balon pada pilrek mendatang. “Mereka merupakan orang-orang hebat yang tahu siapa yang harus dipilih,” tandas Ketua Forum MIPA LPTK se-Indonesia itu.(*)
Didukung Fakultas
Heri Tahir
Pembantu Rektor III UNM
P
embantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Heri Tahir tengah duduk di ruangannya,
Lt. 6 Gedung Pinisi, (20/11). Hari itu merupakan hari pendaftaran balon rektor. Namun, Panitia memutuskan menunda hingga batas waktu yang tak ditentukan. “Harus secepatnya mengeluarkan fatwa tertulis supaya pilrek bisa berjalan sesuai dengan tahapan,” harap eks Ketua Komisi Disiplin UNM itu. “Harus secepatnya mengeluarkan fatwa tertulis supaya pilrek bisa berjalan sesuai dengan tahapan,” harap eks Ketua Komisi Disiplin UNM itu. Tak mau kalah, Heri Tahir pun terus menjaga komunikasi dengan anggota senat sebagai pemi-
lik hak suara dalam pilrek mendatang. Hasilnya tak main-main, Guru Besar Hukum Pidana itu mengklaim berhasil mengantongi
“Ini bukan ajang coba-coba, menjadi pemimpin untuk UNM bukanlah hal yang mudah,” suara senat dari sembilan fakultas yang ada. “Setiap calon pasti punya caranya masing-masing menjalin komunikasi dengan senat. Saya
Hamzah Upu Dekan FMIPA UNM Periode 2006-2014
dapat dukungan dari tiap fakutas,” aku pria yang menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan itu. Ia pun menyatakan, dorongan dari senator dijadikan motivasi untuk optimistis dalam pilrek nanti. “Ini bukan ajang coba-coba, menjadi pemimpin untuk UNM bukanlah hal yang mudah. Saya sangat menghargai dukungan dari teman-teman,” ungkapnya. “Sebelum menjadi PR III, saya sebagai Asdir II Pascasarjana. Sebelum itu, saya juga pernah menjadi Ketua Prodi Pendidikan IPS di Pascasarjana,” tambahnya.(*)
Klaim Semua Fakultas
S
osok lain, Husain Syam sejak lama telah terang-terangan menunjukkan geliatnya ingin menjadi rektor. Ia mengungkapkan, kalau bukan karena dukungan yang jelas, ia tidak akan maju. “Apa gunanya maju, kalau tidak keliatan dukungannya. Dukungan ini ada semua pada fakultas,” ujar eks Ketua Jurusan Teknik Mesin ini. Husain Syam mengklaim memiliki suara senat melebihi 50 persen suara. “Fakultas yang memiliki calon saja lebih dominan ke kami,” cecarnya.
Husain juga menyebutkan suara yang telah dipegangnya. Dari
“Apa gunanya maju, kalau tidak keliatan dukungannya,” FMIPA, kata Husain, ia telah mengantongi 6 dari 20 suara. Sementara di PPs, terdapat 18 pemilik suara senat. “Sekedar bocoran 12 suara itu saya punya,” ungkapnya. Walaupun begitu, Husain Syam masih enggan membeber-
kan program kerja andalannya. Keengganan Husain Syam ini tidak lain karena ia khawatir, program kerjanya akan ditiru oleh balon lainnya. “Jangan sekarang, nanti dicuri orang,” katanya. Menurutnya, kalau ia membeberkan sekarang, balon lain bisa terinspirasi dan ikut membuat program kerja yang sama. “Jangan dulu. Nanti saya katakan begini dan menginspirasi orang lain, lalu dia pakai punya kami. Padahal itulah senjata kami untuk menjadi bagian yang unggul dari orang-orang,” jelasnya.(*)
Husain Syam Dekan Fakultas Teknik UNM
Andalkan Pengalaman Kerja
Jasruddin
Direktur PPs UNM umah Makan Kaisar, (14/10), terlihat ramai oleh pejabat kampus UNM. Ke-
R F
igur lain yang telah menyatakan siap bertarung dalam pilrek mendatang, Wasir Thalib pun aktif menggalang dukungan. Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulsel ini bahkan memanfaatkan sosial media Facebook dengan tersebarnya akun “Pendukung Wasir Thalib”. Tak sedikit pula, anggota senat yang menjadi teman akun tersebut. Di antaranya, Abdul Rahman (Dekan FMIPA), Karta Jayadi (Dekan FSD), Salamun Pasda Streaming: radioprofesi.com
datangan mereka dimaksudkan sebagai temu bersama antara anggota senat dengan Direktur Program Pascasarjana (PPs), Jasruddin. Kala itu, Guru Besar Bidang Fisika Material ini mendeklarasikan diri bakal maju dalam pemilihan rektor. Pertemuan itu turut dihadiri, Abdul Rahman (Dekan FMIPA), Muharram (PD I FMIPA), Nurdin Arsyad (Kaprodi S2 Pendidikan Matematika), Usman Mulbar (Sekretaris Lemlit). Hadir pula Syamsul Bachri Thalib, Dekan FPsi Periode 2006-2014.
Jasruddin mengatakan, temu bersama anggota senat tersebut dimaksudkan untuk meminta doa restu dalam pencalonannya. “Mereka yang hadir akan mendukung saya dalam pencalonan,” tuturnya.
“Lihatlah saya, nilailah saya dari apa yang saya kerjakan,”
Ia menuturkan, pengabdiannya selama memegang beberapa ja-
batan menjadi strategi yang amat diandalkan. “Modal saya adalah apa yang saya kerjakan. Sehingga saya yakin akan ada yang memilih saya dan mengantar saya ke tiga besar,” jelasnya. Jasruddin menambahkan, tanggung jawab yang telah diamanahkan kepadanya dapat dijadikan bahan evaluasi terhadapnya. “Lihatlah saya, nilailah saya dari apa yang saya kerjakan. Saya tidak bisa menjamin yang muluk-muluk. Saya bisa diukur dari kinerja saya selama ini,” tuturnya. (*)
Yakin Menang (Mantan Dekan FE), Andi Ima Kesuma (PD II FIS), Usman Mulbar (Sekretaris Lembaga Penelitian UNM), dan Achmad Tolla (Kaprodi Bahasa Indonesia PPs).
“Kalau saya maju, Insya Allah menang,” Belum ada komentar resmi terkait beredarnya akun “Pendukung Wasir Thalib” tersebut. Namun, ia mengaku telah mulai menggalang dukungan dari pihak UNM mau-
pun pihak luar. Ia menuturkan telah melakukan komunikasi dan diskusi dengan sivitas akademika UNM. “Diskusi ini dilakukan untuk menyamakan persepsi, mempertimbangkan dan menampung saran untuk menjadikan UNM yang lebih baik kedepan,” akunya. Ia menilai, pengalaman pada pilrek sebelumnya menjadi pelajaran sehingga ia kini merasa lebih siap. “Kalau saya maju, Insya Allah menang. Saya tidak mau masuk lubang dua kali,” bebernya. (*)
Wasir Thalib
Ketua LPMP Sulsel
Urai data, ungkap fakta, saji berita
10
Reportase Utama Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
(Facebook/Biografi Wasir Thalib)
MANUVER. Salah satu bakal calon Rektor UNM, Wasir Thalib menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla yang didampingi oleh Pendiri Bosowa Group, Aksa Mahmud beberapa waktu lalu.
Berlomba Lobi Jusuf Kalla
Tak hanya suara senat yang terus diperebutkan. Para bakal calon saling berebut suara Menteri hingga perhatian Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla agar mampu menduduki kursi nomor wahid kampus orange.
W
asir Thalib, misalnya. Melalui akun facebook bernama Biografi Wasir Thalib, Pria asal Pirang ini menyebarkan foto-fotonya bersama Jusuf Kalla. Dalam foto itu memperlihatkan Wasir Thalib yang mengenakan pakaian batik duduk bersama JK dalam sebuah ruangan. Wasir pun mengklaim, telah mendapat jaminan dari JK apabila masuk jajaran tiga besar di pilrek mendatang. Menurutnya, semangat dan dukungan dari JK membuat langkahnya kian optimis untuk maju ke pesta demokrasi kampus orange ini. “Saya telah bertemu dengan wapres. Dia menjamin, jika saya masuk tiga besar pada pilrek ini,” akunya. Selian itu, Wasir juga menyebut dirinya memiliki jaringan pertemanan yang luas baik dari senat, hinnga tataran kementerian. Hal itu, kata Wasir akan menjadi senjata ampuh untuk memenangkan kursi nomor satu kampus orange ini. “Saya juga mendapat dukungan dari Menristek, Staf Ahli Menteri, Staf Menteri bahkan Aksa Mahmud, seorang pengusaha besar. Saya
telah berkonsultasi dengan keluarga, sebagian guru besar UNM siap mendukung,” ungkapnya. Bakal calon lain yang mengklaim memiliki kedekatan khusus dengan JK ialah Jasruddin. Ia membeberkan, dirinya memiliki sumbangsih ketika JK memenangkan pemilihan presiden bersama SBY, 2004. Menurut Jasruddin, ia memiliki kedekatan sejak saat itu. “Ketika JK menjadi Wakil Presiden bersama SBY, yang yang membawa dan memperkenalkan beliau ke UNM. Dia pernah datang di promosi doktor,” akunya. “Sampai sekarang saya masih terus menjalin hubungan, juga dengan orang-orang yang dekat dengannya. Suatu saat saya akan ketemu langsung dengan Pak JK,” tutur pria asal Luwu Timur ini. Selain Wapres, Jasruddin pun mulai menggaet perhatian dari Menrsitekdikti, Mohamad Nasir. “Saya sempat bertemu dengan Menristek saat baru-baru ini berkunjung ke kampus almamater di ITB, memperkenalkan diri dari UNM,” ujar jebolan doktor
Fisika ITB ini. Walau demikian, ia tak ingin begitu menggebu-gebu dalam interaksinya dengan Menristekdikti. “Saya tidak mau bujuk-bujuk menteri, saya hanya mau ada orang yang menyampaikan kepada menteri siapa saya. Hingga dia tahu, kalau saya itu seperti apa dan pernah melakukan apa saja,” katanya. Menurut Sekretaris Senat UNM itu, menteri tentunya akan memiliki pertimbangan yang matang dalam memilih kandidat rektor yang menahkodai perguruan tinggi di jajaran kementeriannya. “Saya yakin bahwa menteri nanti dalam memilih pasti akan berpikir bagaimana UNM bisa lebih baik,” tandasnya. Sama halnya pula dengan balon lainnya, Heri Tahir. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM. Pria asal Bone ini mengaku memiliki kedekatan dengan wapres yang juga berasal dari Bone, JK. “Dengan Pak JK insya Allah saya didukung,” ujarnya seraya mengembangkan senyum. Selain dengan JK, Heri juga mengaku mampu memperoleh 35 persen hak suara dari Menristekdiktik. “Saya haqqul yakin bisa dapat dukungan dari pak menteri,” tutur Guru Besar Hukum Pidana ini.
Ia mengatakan, dirinya memiliki koneksi dengan pihak eksternal yang dapat menyambunglidahkan ke Menristekdikti. “Utopis kalau hanya mengandalkan pihak internal saja, kita perlu bantuan dari eksternal kampus yang punya koneksi dengan menteri,” jelasnya. Tak ketinggalan, Dekan Fakultas Teknik, Husain Syam, turut berupaya untuk memperoleh restu dari JK. Husain Syam pernah bertemu langsung dengan orang nomor dua Indonesia itu di Balikbapan beberapa waktu lalu. “Saya sempat menyatakan, saya orang UNM sekaligus the next,” ungkapnya kepada Reporter Profesi saat ditemui di ruangannya. Lebih lanjut, Husain Syam mengakui dirinya terus berupaya mencari dukungan dari pihak kementerian. “Jangan memang meko maju kalau tidak kau andalkan menteri. Saya yakin, Pak JK maupun Menteri akan memberikan dukungan yang rasional,” ungkapnya. (Tim)
Arismunandar Masih Bimbang REKTOR UNM, Arismunandar, hingga kini masih enggan membeberkan mengenai kriteria rektor ideal selama empat tahun ke depan. Bahkan, Guru Besar Administrasi Pendidikan itu belum mau membeberkan ke arah mana dukungan akan diberikan. Urai data, ungkap fakta, saji berita
Ia hanya berharap, para calon nantinya mesti bijak dalam menghadapi proses pilrek dengan tetap mengutamakan persaudaraan. “Utamakan persaudaraan. Siapapun yang terpilih nanti, pihak kalah harus menerima,” imbaunya. Arismunandar menambahkan, konflik dalam pilrek
menjadi rawan disebabkan adanya pergantian sistem. Kini, Menristekdikti ikut memiliki hak suara dalam proses pemilihan. “Kalau dulu, pemilihan rampung di sini. Tak ada keterlibatan menteri. Konflik tak terjadi,” katanya. Peraturan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 1 tahun 2015 tentang pengangkatan dan pemberhentian rektor. Pada peraturan itu, diatur bahwa pada pemilihan rektor, Kemenristekdikti memiliki hak suara sebanyak 35 persen dari total pemilih.(*) Streaming: radioprofesi.com
Seni dan Budaya Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
Cerpen
I
www.profesi-unm.com
Perempuan Pembunuh Rindu
a diam, wajahnya menguapkan cairan-cairan keringat yang mendidih oleh amarah dari pelipis hingga lehernya. Sambil memandangi selembar foto yang tampak usang dari dompetnya yang berwarna cokelat muda. Matanya begitu berkaca-kaca, mendekati retak dan pecah kemudian berhamburan. Hatinya tengah bernyanyi dalamdalam, bak sebuah lagu tentang kepergian. Wajahnya masih kusut bagai benang yang tak terpintal, kedua bola matanya masih saja tetap fokus menatap isi dalam kertas foto tersebut. Sepintas kelopaknya tergenang, padahal hujan belum terekam di sana. Beberapa detik berselang, beberapa embun jatuh dari pucuk mata yang sedang rapuh; menerima sebuah kenyataan pahit. Di tinggal pergi adalah kebahagiaan yang menepikan janji sebelum tiba ke hilir sebuah hubungan. “Engkau pernah berdalih, di sebuah taman dekat sekolah; berkata bahwa aku mencintaimu, izinkan aku merawat cinta ini hingga ia menemukan persimpangan yang tepat untuk bertemu kembali” Kenangnya. ** Kilaanku tak selalu nyaman teruntuk masa depanmu, tampaknya. Puisi terakhir yang kau tuliskan padaku “Kepergian adalah teman saat ia dating,” sepertinya tak indah lagi selepas kau membacakannya di hadapanku, beberapa sebelum bis yang menghantarmu untuk pergi tiba; meninggalkan waktu yang hingga sekarang kunamai dengan dalih menanti. Bahkan, pernah suatu ketika, wajahku berkeringat air mata ketika tak mampu lagi menahan segalanya. Kamarnya masih sedikit berantakan. Selepas menjalani aktivitas perkuliahan seperti biasanya, Alissa membuka pintu dengan memutar gagang pintu kamarnya. Melepaskan semua yang melekat di tubuhnya kecuali pakaian (juga kenangannya). Dalam tasnya, sebuah buku berjudul Seorang Perempuan yang Hendak Membunuh Kenangannya ia keluarkan, dengan plastik yang masih membungkusnya. Buku yang tidak terlalu populer. “Mungkin, aku masih dibutakan olehmu. Sebab akalku masih dikacaukan oleh cinta. Dan seberapa banyak pun aku meminta dan berharap, kau takkan pernah kembali saat hatiku membutuhkannya.” “Ini yang kau maksud? Arrhtt…!!— menunggumu bukan lagi pilihan, izinkan aku meninggalkanmu. Membunuh berbagai macam rindu yang selama ini menemaniku, menghapus semua ingatan yang pernah kau tuliskan kedalam lembar-lembar hidupku, dengan serpihan hati yang masih tersisa”. “Dan jika ternyata, dia yang ada di sini, sama-sama menanggung kepingkeping hati yang berhamburan saat kami saling menyembuhkan atau dia yang ikhlas merawat dan menyembuhkan lukaku karenamu” “Salahkah itu jika aku mencoba bersama dia, karenamu?” ** Ia memang hobi berolahraga dengan rutin, mengonsumsi makanan dan minuman secara teratur tentu dengan kalori yang cukup untuk tubuhnya. Namun, tak serutin jika bersama Streaming: radioprofesi.com
11
*Oleh: Wahyu Gandi G
"Bunuhlah aku, makamkanlah tubuhku tepat di hatimu, agar abadi dalam dirimu. Dan aku ingin, kenangan kita yang menjadi nisannya" perempuan. Ia sangat mencintai Alissa sejak kelas satu SMA. Bahkan, pertemuan mereka terjadi ketika masih SMP. Pemuda penyuka susu coklat dan buku. Di waktu senggangnya selalu dipakai untuk mengunjungi beberapa toko buku yang ia tahu, mencari buku-buku yang hendak ia ingin baca, kadang ditemani langsung oleh Alissa. Selain mencintai Alissa, ia juga menyukai sastra, salah satunya puisi. Katanya, puisi adalah jelmaan seorang perempuan yang hendak menunggu untuk dicintai, yang terkadang tanpa harus dimiliki. Lariklarik katanya ibarat senyum, tawa, tangis dan bahagia yang mengalir, membentuk sungai yang hendak menuju ‘mencari’ ujung sungai ‘laut’ bait yang terasa sungguh serta menjadi konsumsi perasaan. Pemaknaan Iqbal tentang puisi tentu alasannya tidak jauh dari Alissa. Setiap akhir pekan, sebelum aku dimintanya menemainya ke toko buku, ia selalu menyempatkan datang ke rumah. Dengan mengendarai motor kesayangannya, dan kemudian tak lupa menyalami Ayah dan Ibu atau sejenak ngobrol dan bermain bersama kedua adik-adikku. Sungguh pemandangan tulus yang kadang membuatku menangis bahagia. Aku mengingat sebuah novel tentang kebahagiaan yang basah, ibarat alam saat menemani hujan membasahi bumi dan menghabisi awan. ** Hari kelulusan adalah puncak kelelahan yang berbahagia. Kami lulus! setelah tiga tahun lamanya beradu dengan lembar-lembar kertas dan ilmu pengetahuan. Namun, setelah aku behasil menyentuh puncak, badai itu datang. Menggoyahkan pijakanku, dan ‘memaksa’ tubuhku jatuh ke dasar kebahagiaan, kekecewaan. Iqbal akan mengikuti orangtuanya pindah ke Perancis. Tepatnya di kota Paris. Sungguh nalarku tidak percaya dan sulit untuk menerima kenyataan itu. Kenyataan yang bagiku akan memupus dan menghampus sosoknya dari pertemuan di mana yang biasa sering matahari dan bulan rekam. Hatiku yang sebelumnya girang, seketika berubah menjadi situasi perang. Perang yang melawan diriku
sendiri dari kenyataan. Hati memang terbuat atau tercipta dari apa? Apa dapat sekuat itu menahan dan bertahan dikarenakan salah satu ujian hidup seperti ini; di tinggalkan! Suatu malam aku terbangun, dengan mata yang memerah dan wajah yang berair. Napas terengah-engah, jantung memompa darah lebih cepat dari biasaya. Aku terbangun dari mimpi ketika aku didapati perasaan sedang membunuh; membunuh diriku sendiri atas kerinduannya yang setengah mati merenggut hampir seluruh hidupku. “Atas segala cinta yang pernah kita rawat, aku masih percaya atas semua yang pernah kau layangkan, walau ada beberapa bagian yang tak kumengerti” “Lantas, apa yang membuatmu seperti ini? Laki-laki lain? Atau ketidaksabaranmu?” “Bukan keduanya!” “Lalu?” “Sudahlah, kau sudah membuat harapanku berbahagia sirna Iqbal. Hatiku kecewa kau tinggalkan saat merayakan bahagia ketika kelulusan kemarin!” “Kau bisa jadi perempuan yang kuat Lis, merasakan kecewa saat bahagia” “Maksud kamu?” “Adakah kekecewaan yang rasakan sebelum kau betul-betul kecewa bersamaku?” “Tidak ada!” “Kecewa yang kau rasakan kemarin adalah bahagia kita di masa yang akan datang, aku mencintaimu” “Dan?” “Bunuhlah aku, makamkanlah tubuhku tepat di hatimu, agar abadi dalam dirimu. Dan aku ingin, kenangan kita yang menjadi nisannya” “Aku hanya ingin membunuh rinduku” “Iya, bunuhlah! Aku merestui hubungan kita” “Maaf, bal. Aku mencintamu!” “Aku juga mencintaimu!” “Kalau begitu, tinggalkan tubuhku~menjauhlah darinya. Aku ingin merawat lukaku sendiri” “Jika itu yang kau pinta akan kuiyakan” Tak banyak cara Tuhan menghadirkan senyuman. Mungkin, aku dapat memposisikan diriku sebagai perempuan yang tengah terluka. Lalu merawat luka itu hingga sembuh, atau belajar memisahkan antara sakit, luka dan kesedihan. Hatiku berdiri tepat di persimpangan jalan. Tepatnya di pertigaan jalan (masa); lalu, kini dan nanti. Aku masih ragu memilih jalan mana yang akan kutempuh, hatiku masih terlalu mencintai kenangan yang lalu, walau rindu telah mati di tangan pemiliknya. Masa kini adalah kekasih yang terbaik, memberikan segala kasih dan cinta tanpa membuatku lupa masa lalu. Ia menjelma menjadi laki-laki yang mencoba menemaniku merawat luka, mengobati rindu, dan mencintai kelemahanku; beningnya mata~keningnya cinta! Masa yang akan datang adalah rahasia bagiku. Sedari kini, kau harus mampu mengajariku tentang waktu dan masa. Jika suatu saat, hatiku memilihmu~bagaimana kau menjaga agar mataku tetap kering? Makassar 2015
Penulis: Wahyu Gandi G Mahasiswa Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar 2013 Aktif di beberapa komunitas sastra kampus.
Manusia Ya n g Hilang *Oleh: Adiyat Rizki Ketika manusia menerka kebenaran dibawah selimut hitam Merpati begitu anggun melintasi atap bumi Manusia terlalu angkuh dan sombong Bahkan di hadapan Tuhannya Mereka begitumengidamkan kebahagiaan Lalu kenapa mereka lari dari cahaya? Mereka tertidur nyanyakdalam naungan awan hitam Adakah nasihat untuk manusia? Jika nasihat Tuhan mereka hinakan Lalu nasihat apa yang lebihbijak dari itu? Kembali merpati melintasi atap bumi Nemun manusia masih menerka dengan mata dan telinga tertutup Bahkan sekarang makin jauh dan tenggelam Adakah panggilan yang akan menyalamatkan manusia? Ada apa dengan manusia? Merpati melintasi atap bumi Namun semua sudah berakhir Tangan mereka sudah tak berdaya
Penulis: Adiyat Rizki, mahasiswa Prodi Pendidikan Antropologi FIS UNM angkatan 2013
Urai data, ungkap fakta, saji berita
12
Suplemen Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
Jurnalis Muda Siap Berkarya *Oleh: Ita Andriani
Kata Mereka
Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2015 LPM Profesi UNM baru saja usai. Lembaga kuli tinta itu kembali melahirkan bibit-bibit baru sebagai calon jurnalis pelanjut estafet ke depan. Tak hanya media-media umum yang mampu melahirkan jurnalis, perguruan tinggi sebagai laboratorium intelektual pun mampu melakukan hal itu. Inilah yang digalakkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi UNM. LPM yang telah berusia 39 tahun ini kembali menggelar pelatihan jurnalistik berbalut nama Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2015, Kamis-Minggu (15-18 Oktober), di Gedung Pinisi Universita Negeri Makassar (UNM). Kegiatan yang bertema “Profesional Berkarya” ini diikuti 35 mahasiwa dari sembilan fakultas di UNM. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Profesi hadir dengan format baru. Mahasiswa yang ingin mengikuti diklat harus melewati tahap penyeleksian terlebih dahulu. Mulai dari tahap pendaftaran, tes tertulis, tes wawancara hingga akhirnya mengikuti diklat. Ketua panitia, Muh. Adif Rusdi mengatakan, kegiatan ini mengusung hal baru yang berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, pihak panitia menjaring peserta melalui tes tertulis dan wawancara sebelum mengikuti kegiatan agar memperoleh kader-kader yang berkualitas. “Kami membatasi jumlah peserta agar materi berjalan efektif dan efisien,” kata mahasiswa Pendidikan Matematika ini. Selama empat hari kegiatan, peserta disuguhkan berbagai materi kejurnalistikan. Mulai dari perencanan peliputan, teknik wawancara, menulis berita, fotografi, desain grafis, hingga ilmu penyiaran. Pemateri yang dihadirkan pun merupakan jurnalis-jurnalis andal dari berbagai mediamedia Makassar. Selain itu, peserta juga diajak berkeliling ke beberapa redaksi media-media umum ternama. Media cetak, pertelevisian, serta penyiaran, disambangi satu-persatu oleh peserta DJMTD. “Kami membawa peserta merasakan langsung atmosfer jurnalis,” kata Ketua Panitia, Muhammad Adif Rusdi.
Tak hanya itu, praktik liputan investigasi turut disuguhkan kepada peserta. Mereka dibawa terjun langsung dalam mengaplikasikan ilmu jurnalistik yang telah diperolehnya di beberapa lokasi yang berbeda, yaitu, Jalan Nusantara, Pantai Losari, dan Benteng Roterdam. “Ini adalah ujian awal sebelum menjadi anggota Profesi. Peserta terjun langsung mewawancarai narasumber dengan profesi yang berbeda-beda mulai dari tukang parkir hingga wanita penghibur,” ungkap Rosni Armin, Koordinator Seksi Acara. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Heri Tahir, berharap, kiranya kegiatan DJMTD ini dapat melahirkan lagi jurnalis-jurnalis dari kalangan mahasiswa. Menurutnya, kehadiran pers turut dibutuhkan dalam perguruan tinggi, termasuk UNM. “Semoga Profesi mampu menjadi media pendidikan maupun nonpendidikan bagi mahasiswa,” kata Guru Besar Hukum Pidana ini. (*)
"Investigasinya seru, menarik. Panitianya ramah. DJMTD tetap yang utama." Hendra Saputra
Jurusan: Kurikulum Teknologi Pendikan FIP Angkatan: 2014
"Tidak menyesal ikut DJMTD. Berkesan. Pokoknya luar biasa. Apalagi terjun langsung wawancara." Risky Irianti
GCS Singapore UNM Angkatan: 2014
"Awalnya saya tidak tahu apa-apa tapi dengan ikut DMTD, wawasan kejurnalistikanku mulai tumbuh." Nurlaela
Jurusan: Geografi FMIPA Angkatan : 2014
"Dunia harus tahu, menjadi seorang jurnalis tidak mudah. Satu kata untuk mewakili pengalaman yang tak terlupakan ini. It's amazing! Ahsan Wahyudin PPs UNM
Bekerja Mengejar Deadline Malam tak pernah mematahkan semangat seorang jurnalis. Itulah yang terlihat pada peserta DJMTD 2015. Tepat pada pukul 23.00 peserta segera bergegas untuk melakukan liputan investigasi di berbagai tempat di Makassar. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Mulai dari ujung Pantai Losari sampai Jln. Nusantara dengan batas waktu yang telah ditentukan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan cerminan dari Urai data, ungkap fakta, saji berita
kerja-kerja LPM Profesi yang sebenarnya,. Menghargai deadline adalah yang paling utama. Hal inilah yang diungkapkan ketua panitia, Muh. Adif Rusdi. “Profesi butuh orang yang disiplin dan menghargai waktu,” ungkapnya. Dalam liputan tersebut, setiap kelompok mewawancarai narasumber yang mereka temui selama di tempat kejadian dengan narasumber yang berbeda-beda. Mulai dari tukang parkir, pengunjung tempat wisata, waria, bah-
kan wanita penghibur pun coba mereka wawancarai walaupun hanya mendapatkan informasi yang seadanya. Kelompok Najwa Sihab, misalnya. Mereka mendapatkan narasumber yang curhat mengenai keadaan Makassar hingga keadaan keluarganya pun ia ceritakan. Hal ini yang membuat para peserta mendapatkan cerita dan pengalaman tersendiri berdasarkan tempat mereka masing-masing. Pengalaman yang luar biasa
yang mereka dapatkan tak hanya sampai di situ. Bahkan banyak dari peserta menjadi korban kejahilan dari narasumber, mulai dari curhatan narasumber sampai dengan berfoto bareng. Hingga akhirnya jam telah menunjukkan pukul 01.00 dini hari yang mewajibkan peserta DJMTD untuk kembali ke menara Pinisi membuat berita hasil aainvestigasi yang telah dilakukan. Waktu pun tak menjadi penghalang untuk mengejar deadline.
Setelah mengejar narasumber di tengah larutnya malam, tak membuat para peserta lelah. Peserta melanjutkan dengan membuat berita yang kemudian dituangkan dalam satu produk yaitu buletin. Tak hanya sampai di situ kesabaran mereka kembali diuji. Tanjung Bayang menjadi saksi bagaimana mereka memperjuangkan buletin yang telah dibuatnnya. Kritikan dan cacian dari senior menjadi ujian bagi peserta untuk mempertahankan produknya. (*) Streaming: radioprofesi.com
Lifestyle
Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
T
oko online kini terus berkembang menjadi suatu industri. Hal ini tidak perlu diragukan lagi karena semakin banyaknya masyarakat yang lebih mengandalkan berbelanja secara online dibandingkan harus mendatangi toko secara langsung. Toko online atau lebih sering disebut Online Shoping saat ini memang seakan menjadi fenomena baru yang terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Apalagi dengan kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor pendorong bisnis online mengalami kemajuan yang sangat pesat dan diminati banyak orang. Toko online menawarkan beberapa kelebihan. Seperti halnya dengan waktu dan tempat yang tidak terikat dengan tetap menawarkan produk yang bervariasi. Bahkan proses belanja yang ditawarkan itu sangat mudah karena hanya perlu memesan barang, dan biasanya Anda bisa melakukan pembayaran dengan mentransfer sejumlah uang lewat ATM, internet banking, atau bahkan mobile banking. Tak mengherankan bila banyak mahasiswa berbondong-bondong membuka toko online. Proses kerja mudah dengan waktu yang tidak terlalu banyak. Hikmah, misalnya, mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri
13
www.profesi-unm.com
Meraup Rupiah dari Dunia Maya Makassar (UNM) ini mengaku telah membuka bisnis online sejak tahun 2013. Menurutnya bisnis ini sangat mudah dijalankan karena kelebihannya. “Bisnis online bisa kita lakukan di rumah, tidak terlalu menyita waktu, tidak terikat, dan gampang untuk memasarkan, terutama bagi yang pemalu atau pelaku usaha yang tidak bisa bertatapan langsung dengan orang,” jelasnya. Tidak hanya itu, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra, Khaerunnisa Hanafi ternyata juga telah menggeluti bisnis online. Ia bahkan telah membuka bisnis online sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). “Dari kelas 1 SMA, saya sudah mulai membuka bisnis online untuk memasarkan jualan,” tuturnya Lebih lanjut, Khaerunnisa menambahkan bahwa keuntungan yang didapatkan juga lumayan. Apalagi baginya yang masih berstatus mahasiswa. “Hasilnya lumayan. Cukuplah untuk uang ja-
jan kita tanpa meminta ke orang tua lagi,” tambah mahasiswa eks 2014 ini Namun tak bisa dipungkiri, ada beberapa kekurangan yang dimiliki bisnis online ini. Kasus penipuan misalnya, barang tidak dikirim padahal telah terjadi transaksi pembayaran. Selain itu, fisik serta kualitas barang tidak sesuai dengan harapan. Yu s t i c i a salah satunya. Ia dulunya sangat suka belanja online. Ta p i ,
semenjak ia merasa dirugikan, ia sudah tidak lagi berbelanja barang via online. “Sudah tranfer uang, katanya tunggu 5 hari. Tapi, sudah berminggu-minggu lewat, barangnya tidak datang-datang juga,” keluh mahasiswa Fakultas Hukum Unhas ini. Ia mengaku sudah menghubungi semua kontak dari pemilik jualan online tapi tidak mendapat tanggapan sama sekali karena si penjual hanya menggunakan akun Line yang dijadikan contact person. “Kalau bisa belanja di pasar atau Mall, l e b i h baik
deh. Dari pada lewat online terus ditipu,” keluhnya. (dza)
(Foto: Int.)
Streaming: radioprofesi.com
Urai data, ungkap fakta, saji berita
14
Opini
Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
Almamater
Cerdas Memilih Rektor
S
*Anshari
uksesi Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) sudah di ambang pintu, tinggal menghitung bulan. Kalender penjaringan, penyaringan, dan pemilihan calon Rektor UNM sudah ditetapkan dan disepakati dalam rapat senat UNM. Bahkan, panitia sudah menjalankan beberapa agenda. Namun, agenda pendaftaran harus ditunda karena menunggu fatwa hukum dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Pasal penundaan karena adanya tanggapan dan usulan dari pihak sivitas akademika, sesuai hasil sosialisasi panitia, yang mempertanyakan tafsiran makna tentang salah satu syarat calon yang menuntut adanya pengalaman manajerial dan pernah menduduki jabatan ketua jurusan atau sebutan lain. Ketidakjelasan penafsiran itu menguatkan perlunya memperjelas ke penyusun peraturan itu. Penegasan yang berkepastian hukum tentang peraturan harus dilakukan, sebab proses yang berjalan tanpa memperhatikan risiko hukum maka apa yang dilakukan akan sia-sia. Proses penjaringan, penyaringan, dan pemilihan Rektor UNM yang tidak sesuai kaidah hukum, akan berpotensi cacat hukum dan digugat di pengadilan. Semua sivitas akademika menghendaki agar suksesi pergantian kepemimpinan di kampus UNM, berjalan kondusif, bersih, dan santun. Setiap celah yang berpotensi terjadi pelanggaran sebaiknya dihindari. Setiap kandidat mesti menggunakan caracara elegan dalam meraih simpati dan dukungan serta tidak menggunakan kewenangan atau kekuasaan untuk tujuan politik praktis. Anggota senat UNM sebagian besar adalah profesor. Pemilih yang berpredikat profesor adalah pemilih yang cerdas. Karena itu, profesor memiliki hak independen dalam menentukan pilihan. Profesor sudah memiliki wawasan terhadap setiap calon. Suatu kesalahan besar kalau masih ada oknum yang ingin mengarahkan dan menyamakan suatu persepsi atau pandangan dalam menyikapi calon pemimpinnya. Hal yang tidak juga disangkal kalau masih banyak pemilih yang bersikap pragmatis. Pemilih pragmatis cenderung tidak menentukan arah dukungan. Bahkan, cenderung mengikuti setiap hajatan dari calon. Prinsipnya, ada di mana-mana dan tidak ke mana-mana. Sikap demikian sangat sulit ditebak. Pilihan pastinya nanti ketika berada di bilik suara. Pada prinsipnya, pergerakan calon meraih simpati menempuh caranya sendiri-sendiri. Meski tidak dipungkiri bahwa setiap saat muncul kampanye hitam yang menjelek-jelekkan calon. Bagi pemilih cerdas di lingkungan akademik, harus menyaring selektif setiap informasi. Apalagi,
calon yang akan maju bukanlah figur yang asing di mata sivitas akademika. Penggunaan kekuasaan dan jabatan sering menjadi magnit bagi usaha meraih dukungan. Pemanfaatan fasilitas negara dan anggaran negara yang terindikasi sebagai cara menarik dukungan bukanlah cara yang etis. Sebab, fasilitas negara dan anggaran negara harus digunakan bagi kepentingan rakyat bukan kepentingan penguasa. Apalagi, kalau kita hanya dipinjam dan menjadi tamu di suatu institusi, maka tidak sepantasnya kalau menggeser kepentingan tuan rumah demi kepentingan pribadi dan kelompok. UNM adalah lembaga terhormat dan institusi perguruan tinggi yang disegani di kawasan Indonesia Timur. Karena itu, martabat dan harkat suksesi kepemimpinan ini sangat ditentukan oleh kecerdasan para calon dan para pemilih. Rektor perguruan tinggi merupakan representasi kewibawaan lembaga. Calon yang ingin menjadi pemimpin tetapi menempuh cara yang tidak etis tentu akan menjadi catatan bagi pemilih. Ketika menanam kebaikan itu muncul secara tiba-tiba, maka sesungguhnya kita perlu menaruh curiga. Sekiranya ada seseorang yang tiba-tiba memberi kebaikan, padahal selama ini tidak pernah dilakukannya, sudah seyogianya kita menaruh curiga. Seperti kata pepatah, ada udang di balik batu. Strategi pencitraan kadang menipu mata hati kita terhadap personalitas orang yang sesungguhnya. Setiap calon pemimpin memiliki ekspektasi dan rasa percaya diri tinggi. Sebab, calon pemimpin yang tidak memiliki sikap seperti itu, bukanlah sosok pemimpin yang mampu mengemban amanah. Sebagai intelektual, para pemilih harus mencermati jejak rekam dan kompetensi manajerial calon rektor yang dipilihnya. Jangan memilih karena bersikap pragmatis. Pemimpin yang teruji adalah pemimpin yang lahir dari hasil seleksi. Jangan memilih pemimpin karena hasil penunjukan semata. Keterujian calon pemimpin karena telah melewati serangkain perjuangan, menempuh proses, bukan menikmati hasil. Ibarat peminpin yang hanya makan daging, tetapi tidak pernah menyantap tulang. Kriteria pemimpin adalah seberapa besar keberterimaannya dan sekaligus indikator keberhasilannya meraih dukungan. Sivitas akademika UNM menanti Rektor UNM periode 2016-2020 yang bertalenta dan telah teruji di lapangan pengabdian. Bagaimana mungkin memilih pemimpin yang tidak pernah berkiprah secara ikhlas di lembaganya dan lebih banyak mengabdi di luar institusi. Karena itu, Rektor UNM berikutnya harus menguasai masalah institusi dengan baik. Suatu pertaruhan yang menentukan arah pengembangan UNM. Nasib UNM berada di tangan 97 orang anggota senat. Kesalahan menentukan pilihan akan berakibat fatal. UNM membutuhkan pemimpin yang visioner, muda dan enerjik, serta bertalenta. Pemimpin yang telah melalui penggemblengan secara matang di lingkup internal kampus. Pemimpin yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pilihlah Rektor UNM dengan hati nurani. *Penulis adalah Guru Besar FBS dan Direktur Eksekutif Profesi Institute
Relasi Wakil dan Terwakili Kontruksi Demokrasi di Indonesia menggunakan sistem demokrasi perwakilan. Sistem ini berbeda dengan sistem demokrasi langsung, sebagaimana pernah diterapkan pada masa Yunani kuno, demokrasi langsung melibatkan rakyat secara langsung dalam proses proses politik tanpa melalui perwakilan.
P
ada abad ketujuh belas, konsep perwakilan banyak digunakan di Eropa sebagai konsep lembaga lemabaga politik. Kata perwakilan sudah dikaitkan dengan ‘Agency and acting for Other’ artinya, konsep perwakilan ini sudah berkaitan dengan adanya sekelompok kecil orang yang bertindak mewakili orang atau banyak orang lain. Setelah itu, seiring berkembangnya zaman sistem perwakilan menjadi sistem politik demokrasi yang paling banyak digunakan di belahan bumi, termasuk di Indonesia. Sistem perwakilan ini dipakai di Indonesia pada awal kemerdekaan. Hanya saja, institusi yang menjalankan fungsi perwakilan pada saat itu tidak semuanya terkonstruksi secara demokratis. Contohnya, baik pada masa pemerintahan Soekarno maupun Soeharto, terdapat wakil rakyat yang tidak dipilih melalui pemilu, seperti utusan golongan atau ada pejabat pejabat politik yang ditunjuk. Kalaupun ada para wakil yang ditunjuk melalui pemilu, hal itu tidak dilakukan secara demokratis, sehingga para wakil tidak memiliki akuntabilitas atau pertanggungjawaban terhadap yang diwakili dalam hal ini rakyat melainkan mereka hanya memiliki akuntabilitasnya kepada partai politknya ataupun kepada orang orang yang telah memberikannya jabatan. Akibatnya kepada pemenuhan hak terwakili tak tercapai. Relasi wakil dan terwakili yang dibangun pada masa Soekarno dan Soeharto merupakan relasi ke atas sehingga para wakil hanya bekerja demi kepentingan golongannya. Setelah runtuhnya Soeharto, barulah terjadi transformasi dari sistem politik yang bersifat otoriter kepada sistem politik yang bersifat demokrasi. Pada era Reformasi ini ditandai beberapa perubahan, di mulai amandemen UUD 1945 yang menciptakan sistem politik baru di Indonesia. Sistem poltik yang dilahirkan pasca amandemen yaitu mendesain kelembagaan di Indonesia dengan melakukan pembagian dan pemisahan terhadap lembaga lembaga yang memiliki kekuasaan dengan begitu akan terciptanya kondisi kesimbangan antar lembaga negara, ter-
ciptanya kondisi Checks and blances. Kondisi itu diharapkan tidak ada lagi lembaga lembaga negara yang mempunyai kekuasaan yang melebihi kewenangannya. Kontruksi Reformasi itu juga berdampak kepada lembaga Dewan Perwakilan Rakyat. salah satunya poses pemilihan para wakil yang duduk di DPR. Sebelumnya para wakil yang duduk di DPR tersebut di pilih tidak secara demokratis bahkan dilakukan penunjukkan langsung terhadap wakil wakil yang duduk di DPR yang menjadi utusan golongan sehingga berakibat relasi wakil dan terwakili tidak berjalan sebagamana mestinya. Karena pada saat itu para wakil wakil yang terpilih hanya mempertanggungjawabkan kepada golongannya saja. Setelah runtuhnya Orde
*Muhammad Syafitra Baru kondisi itu mulai berubah, para wakil tidak lagi ditunjuk langsung melainkan para wakil dipilih secara langsung melalui pemilihan umum yang adil, bebas, rahasia, dan jujur. sehingga rakyat dapat memilih secara demokratis tanpa adanya intervensi. Pemilu itu diharapkan para wakil wakil yang terpilih dan duduk di parlemen dapat diharapkan untuk menjalin relasi yang baik kepada yang terwakili berdasarkan daerah pemilihannya. Menurut Hannah Pitkin dalam buku Sistem Politik Indonesia Tulisan Prof. Dr. Kacung Marjian mengatakan bahwa untuk membangun relasi yang baik antar wakil dan terwakili, seorang wakil harus memiliki dalam dua dimensi : Otorisasi dan akuntabilitas. Dimensi pertama berkaitan dengan otorisasi apa saja yang diberikan kepada para wakil. Ketika wakil melakukan sesuatu di luar otoritarnya, dia tidak lagi menjalankna fungsi
perwakilannya. Sedangkan dimensi akuntabilitas menuntut adanya pertanggungjawaban dari para wakil tentang apa yang telah dikerjakan. Berdasarkan pendapat Pitkin secara teoritis memang seharusnya para wakil yang terpilih harus menjalankan otoritasnya dan segala kebijakannya harus di pertangungjawabkan kepada masyarakat secara umum. Namun, secara ekpslisit hal itu tidak terjadi, kita bisa saksikan setelah runtuhnya Orde Baru dan masuk masa Reformasi ternyata hal yang dicitakan citakan belum sepenuhnya terwujudnya terutama dalam relasi wakil dan terwakili. Seperti kita lihat di pemberitaan di media masa bagaimana para wakil menjalankan otoritasnya yang terkadang di luar dari otoritasnya sebagai wakil. Salah satu contohnya yaitu musibah kabut asap dan kebakaran hutan di Riau, Palembang, Jambi dan Kalimantan . Wakil rakyatyang duduk menggunakan masker di dalam ruangan tertutup. Apalagi ruangan tersebut dilengkapi dengan pendingin udara. Menurut penulis para wakil dengan pemikirannya mencari solusi terhadap permasalahan kabut asap itu. Relasi yang dibangun oleh para wakil belum mampu membangun relasi kontinuitas kepada terwakili. Relasi yang baik hanya terjadi saat kampanye. Ada yang datang langsung ke lapangan mendengar keluhan masyarakat. Ada pula yang datang memberikan bantuan kepada masyarakat. Sayangnya, relasi itu hanya untuk meraup suara pada pemilihan umum. Semestinya para wakil yang terpilih tentunya harus mampu menjaga kontinuitas sebelum menjabat maupun saat menjabat di DPR. Salah satu caranya setiap saat datang berkunjung ke daerah pemilihannya agar dapat mengetahui keinginan yang diwakili. Tapi akan lebih bagusnya jika para wakil itu dapat membangun relasi yang murni bagaikan relasi sahabat. Relasi sahabat tak perlu menunggu kapan harus turun ke lapangan tapi relasi sahabat akan selalu hadir bagi sahabatnya untuk membantu mencarikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi sahabatnya. Relasi seperti itulah yang perlu dibangun agar tercipta relasi kontiunitas yang baik antara wakil dan terwakili. (*) *Penulis adalah Mahasiswa Jurusan PKn Fakultas Ilmu Sisial UNM
LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi_unm@yahoo.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
Profesiana Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
15
www.profesi-unm.com
Mau Nilai, Beli Buku Ces
APA jadinya bila sebuah buku bukan menjadi bahan bacaan semata, akan tetapi buku menjadi syarat untuk memperoleh nilai yang baik. Dosen pengampu mata kuliah menawarkan buku miliknya kepada mahasiswa dengan iming-iming nilai tinggi. Tak tanggung, bagi mahasiswa yang tidak membeli akan memperoleh ganjaran nilai buruk. Hal itulah yang terjadi di lingkup Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sebuah buku fotokopian dengan ketebalan 100 halaman mesti dibeli oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Metodologi Penelitian. Harganya pun cukup mahal, seratus ribu rupiah. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa, Mawar (samaran). Ia mengungkapkan, ia dan rekan-rekannya dipaksa oleh
dosennya untuk membeli buku yang disodorkan. Bila tidak membeli maka mereka akan diberi nilai eror. Bahkan, kata Mawar, dosen itu meminta agar hal itu tidak disebarluarkan ke orang-orang. “Bapak bilang cukup kami yang tahu. Kalau kita tidak beli, nilai jadi sasarannya,” kisah mawar. Ia menambahkan, buku yang dibeli itu mesti dibayar lunas. Sebab, kata Mawar, sang dosen akan memberikan bunga sebesar lima persen bila pembayaran dilakukan dengan kredit. “Kalau dicicil kena bunga lima persen,” tambahnya. Sementara itu, Sudarto, dosen pengampu mata kuliah enggan mengakui hal ini. Menurutnya, ia menawarkan buku miliknya ke mahasiswa tanpa paksaan. “Saya memang membuat diktat dan menjualnya ki mahasiswa. Kalau masalah harga itu pribadi,” bantahnya.
Lebih lanjut, Sudarto menilai penjualan buku ke mahasiswa merupakan hal wajar yang tak mesti dipermasalahankan. Sebab, kata Darto, hal itu dapat menjadi penunjang dana untuk perpustakaan. “Tidak masalah kalau dosen menjual diktatnya dengan mahasiswa. Sekalian untuk disumbangkan ke perpustakaan,” bebernya. Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PRI), Sofyan Salam mengecam keras dosen yang memaksa mahasiswa membeli buku. Apalagi jika ada unsur pemaksaan yang mengancam nilai mahasiswa. “Tuntut kalau ada dosen yang seperti itu. kalau perlu laporkan segera,” kecamnya. Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan, penjualan buku yang dilakukan dosen kepada mahasiswa memang merupakan hal wajar. Dengan syarat, kata Sofyan, tak ada unsur
paksaan. “Yang penting dosen tidak memaksa mahasiswa,” jelasnya. (oni)
Menara Tellu Cappa Ketiban Sial
Tutorial ICP Mandek PERMASALAHAN dosen mangkir seperti tiada hentinya. Kali ini terjadi di lingkup Internasional Class Program (ICP) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Mahasiswa dari beberapa jurusan belum memperoleh mata kuliah toturial ICP. Seperti yang diungkapkan oleh, Titin. Ia memberarkan bila dosennya kerap mangkir mengajar. “MK ini jadwalnya dua kali sepekan, Sabtu dan Minggu. Kalau Sabtu masuk terus ji, tapi kalau Minggu tidak pernah masuk itu dosen,” keluhnya. Terlebih lagi, mata kuliah yang diampuh oleh dosen yang sama sejak semester satu ini adalah mata kuliah tambahan yang wajib diikuti sebab jika tidak dituntaskan resikonya tidak akan diikutkan ujian meja. Hal serupa diungkapkan mahasiswa Jurusan Biologi ICP, Muh. Afdal Fadli, ia mengakui seharusnya hingga semester lima sudah rampung hingga sepuluh tutorial, nyatanya yang rampung baru lima.
Menanggapi hal itu, Kepala Biro ICP, Hisyam Ihsan menuturkan, hal itu bukanlah tanggung jawab pihaknya. Persoalan ICP berkaitan dengan PD I datau pun dekan. “Itu masalah ICP bukan urusan kami, urusannya pak dekan sama pembantu dekan bidang akademik (PD 1). Kami hanya menjalankan kebijakan yang diberikan,” ucapnya acuh. Dekan FMIPA, Abdul Rahman mengatakan, ketika dimintai keterangan perihal itu ia lantas mengatakan laporan yang diterimanya tidak demikian. “Menurut laporan yang saya terima dari pembantu dekan (PD 1) bahwa Tutorial ICP itu tetap berjalan dengan baik,’’ ungkapnya. Ketua Jurusan Fisika, Agus Martawigaya pun meluncurkan pembelaannya terhadap dosen lalai tersebut. “Tentunya pasti ada alasan tersendiri dari dosennya kalau memang tidak masuk. Kesalahan terbesar bukan dari dosen melainkan mahasiswanya yang tidak mengingatkan,” kilahnya. (pr21)
GEDUNG Tellu Cappa yang rencana akan dibangun dua belas lantai masih bentuk rangka hingga kini. Itu pun baru lima lantai. Bentuknya belum berubah sejak lima tahun belakangan. Tak ada dinding yang membalut sekitarnya. Warnanya abu-abu kelabu menandakan ia terbengkalai. Program Pascasarjana (PPs) memperoleh kucuran dana dari pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) sebesar 15 milyar rupiah, Oktober lalu. Permohonan yang diajukan sejak awal tahun 2015 akhirnya mendepat restu Dikti. Akan tetapi sayang beribu sayang, Pascasarjana bernasib malang. Langkah melanjutkan pembangunan gedung itu kesandung batu. Keterbatasan waktu membuat anggaran yang diperoleh itu sulit digunakan. Tahun 2015 yang hanya ting-
gal dua bulan lagi. “Tahun ini kami memperoleh anggaran dari pusat, tapi pencairannya terlambat. Pembangunan tidak mungkin dilakukan karena tahun 2015 akan berakhir,” kata Direktur PPs, Jasruddin, saat ditemui wartawan Profesi. UNM akan tutup buku anggaran pada 15 Desember mendatang. Hal itu berarti, Pascasarjana hanya memiliki waktu dua bulan bila ingin melanjutkan pembangunan. Sementara mereka perlu melakukan proses pelelangan tender terlebih dahulu yang membutuhkan waktu tak sedikit. “Tidak mungkin bisa melakukan proses pelelangan dan sebagainya dalam waktu dua bulan. Kami memutuskan untuk tidak memakai uang itu dan akan diserahkan kembali ke negara,” pungkasnya. (ayd)
Dekan Itu Tikus Besar ADA hal menarik dalam Sosialisasi Pemilihan Rektor UNM di Gedung Program Pascasarjana lantai 3, Senin (9/11) lalu. Di pertengahan kegiatan, salah satu peserta melontarkan pertanyaan kepada panitia pilrek kala itu. Ia bertanya mengenai perbedaan pemilihan dekan dengan pemilihan rektor. Akan tetapi, Ketua Panitia, Muhammad Amin Rasyid, tiba-tiba saja memberikan jawaban yang membuat peserta yang hadir di ruangan keheranan. Guru Besar Bahasa Inggris ini mengatakan jangan pergi ke kampus kalau ingin bertemu dengan dekan, tapi pergilah ke selokan, maka Anda akan mendapatkannya. “Jangan cari dekan di kantor, tapi carilah di got,” katanya. Para peserta yang hadir dalam ruangan itu pun sontak tertawa mendengarnya. Loh, kok begitu? Etss. Jangan ikut heran. Amin Rasyid coba menyanggah kesalahan penyebutan dekan yang diucapkan penanya itu. Salah penyebutan e dalam kata dekan menyebabkan berubahnya maknya. Penanya itu menyebut e pepet saat menyebut dekan, padahal Streaming: radioprofesi.com
semestinya memakai e taling seperi bunyi e pada kata merah. “Perlu dipahami dèkan itu merupakan pembantu rektor di setiap unit (baca: fakultas). Sementara dekan merupakan tikus besar,” tegasnya. Sementara itu, Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI), Ahmad Tolla menilai, kesalahan penyebutan kata dekan merupakan hal sering terjadi di lingkup kampus. Menurutnya, bukan hanya kalangan mahasiswa yang sering salah, dosen pun terkadang melakukannya. “Tidak adanya hukum dan aturan yang mengikat, sehingga kebiasan ini tering terjadi di kalangan mahasiswa hingga pejabat,” bebernya. Dosen yang menjabat sebagai Ketua Prodi Pend. BSI S2 ini menambahkan, setiap mahasiswa ataupun dosen perlu menghadirkan keinginan untuk terus memperlajari kamus. “Senantiasa lahmembuka kamus untuk mengetahui penyebutan yang benar dalam aturan kebahasaan,” tuturnya. (aan) Urai data, ungkap fakta, saji berita
16
Persona Profesi Edisi 197 November Tahun XXXIX 2015
www.profesi-unm.com
Ketua KPRI UNM, Muhammad Ibrahim
Tepat Waktu, Kunci Sukses
“Harus datang sepagi mungkin, kadang saya lebih duluan datang dari pada satpam yang biasa bawa kunci, jadi menunggu di depan. Saya belajar menghargai waktu, sebagai pemimpin kita harus menunjukkan kinerja yang baik agar orang-orang yang bersama kita bisa mengikuti kinerja kita,” KETUA Koperasi Pegawai Republik Indonesia Muhammad Ibrahim paham betul bagaimana meng-
hargai sebuah perjalanan hidup, tidak ada waktu untuk melewatinya dengan bersantai. Sepagi mungkin, ia sudah harus berada di Kantor, sesekali ia tertawa saat menceritakan dirinya harus menunggu satpam untuk membuka pintu. Di ruangan yang berukuran 7 x 6 meter, ditemani cahaya remangremang, suara iklan dari tv siang itu memenuhi seluruh sudut ruangan, Ibrahim tampak sibuk meng-
utak atik remote CCTV yang digunakan untuk mengontrol semua ruangan. Dari layar tv itu, ia bisa melihat semua aktivitas yang sedang dilakukan oleh seluruh karyawannya. “Jadi di layar yang ini, sedang terjadi proses peminjaman uang, jadi setiap dosen atau pegawai UNM yang mau meminjam uang harus melalui dia,” jelasnya sambil menunjuk layar televisi. Sejak menjabat sebagai Ketua Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) UNM tahun 2013 silam, ia mengaku tidak mudah untuk menjalani proses ini. Bukan tanpa alasan, Ibrahim tidak punya latar belakang Ilmu Ekonomi. Semenjak menimbah ilmu di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang tahun 1979, ia fokus mempelajar Psikologi dengan mengambil Jurusan Psikologi. Begitupun dengan S2-nya, ia menyelesaikan studinya di Universitas Padjajaran dengan jurusan yang sama di tahun 2000. “Yah, kalau boleh dilihat saya memang tidak punya basik ilmu ekonomi dan layanan simpan pinjam. Entah kenapa, obsesi saya sejak muda memang untuk bergelut di bidang ekonomi,” katanya. Beban terberat semenjak menjabat sebagai ketua KPRI adalah bagaimana mempertahankan Koperasi Pegawai UNM. Olehnya, pria kelahiran 63 tahun silam ini punya cara sendiri untuk meningkatkan mutu koperasi. Sebagai langkah awal, Ibrahim terlebih dahulu memperbaiki hubungan emosional sesama karyawan lalu memperbaiki sistem yang menurutnya kurang optimal. Ia menceritakan, koperasi saat
ini telah memiliki 12 ruko. Dengan tekad yang kuat bersama sejumlah pengurus lainnya saat ini menjadi salah satu koperasi terbesar yang ada di Indonesia. “Kita masuk urutan 10 besar, jadi kalau misalnya kementerian koperasi punya acara, kita wajib diundang, bahkan kemarin koperasi ini kedatangan peserta studi banding dari koperasi yang ada di Provinsi Banten,” ungkap lelaki kelahiran Jeneponto ini. Menjalani kehidupan yang setiap harinya bergelut dengan uang, ia mengatakan sistem perencanaan yang baik harus dibangun sejak awal, karena setiap bulannya harus ada pelaporan keuangan yang terinci. Ia menceritakan, semenjak didirikan perjalanan koperasi ini tidak berjalan mulus. Menurutnya, mengelola koperasi memang membutuhkan komitmen dari setiap pengurusnya, banyak koperasi yang jatuh karena tidak punya komitmen untuk mengambil resiko. “Koperasi ini juga pernah jatuh, kalau tidak salah ingat tahun 1999. kami dari awal lagi memperbaiki semuanya. Komitmen pengurusnya yang menjadi kunci kembali dan bertahannya koperasi ini." Tuturnya. (bri) Data Diri Nama : Drs. Muh. Ibrahim, M.Si TTL : Jeneponto, 5 Mei 1952 Jabatan : Ketua KPRI UNM Dosen : Psikologi dan Bimbingan Pendidikan: S1 PPB IKIP UP 1979 S2 Psikologi Unpad 2000
Juara Umum Open Cup II Bulu Tangkis Universitas Haluoleo, Putra Renaldy Sari
Berawal dari Hobi Hingga Panen Prestasi
S
ejak kecil, ia memang sudah gemar bermain bulu tangkis kampung. Kegemarannya itulah yang mengantarkan Putra Renaldi Sari, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM berhasil meraih berbagai juara bulu tangkis di tingkat provinsi hingga nasional. Membawa almamater orange, baru-baru ini ia memenangkan kejuaraan bulu tangkis antar perguruan tinggi se-Indonesia bertajuk Universitas Halu Oleo (UHO) Cup II 2015 di Universitas Haluoleo, Kendari. Ia menceritakan, memulai latihan bulu tangkis sejak masih duduk di bangku kelas 3 SD. “Tapi saya belum fokus pada saat itu dan lebih berprestasi ke sepak bola sam-
Nama TTL
: Putra Renaldy Sari : Polewali Mandar 5 Mei 1994 Riwayat Pendidikan: SDN 007 Sidodadi 2000-2007 SMPN 2 Wonomulyo 2007-2010 SMAN 1 Wonomulyo 2010-2013 UNM 2013-sekarang Urai data, ungkap fakta, saji berita
pai kelas enam SD,” kisahnya. Sebelum melepas seragam putih merah, ia disodorkan pilihan antara bergelut dengan sepak bola atau bulu tangkis oleh guru penjasnya kala itu. Ia pun memantapkan pilihan untuk mengikuti jejak idola, Rudy Hartono, Liem Swie King, dan Taufik Hidayat. “Dengan niat dari hati, saya lebih memilih untuk berfokus di dunia bulu tangkis,” ujarnya. Hobi bermain bulu tangkis dilanjutkan saat ia mengenyam bangku SMP. Saat itulah, Renaldy mulai mengikuti berbagai kejuaran bulu tangkis. Bakatnya yang telah diasah sejak kecil sukses membuatnya berjaya di atas lapangan. Saat masih berseragam putih biru, ia pun menjuarai seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional tingkat Sulbar hingga mewakili propinsinya melaju ke tingkat nasional. Ia pernah pula meraih juara 2 kategori beregu pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Sulbar. Panen prestasi saat masih bersekolah tetap dipertahankan olehnya hingga menyandang
status sebagai mahasiswa semester lima. Renaldi tak hanya kala UHO CUP II 2015 saja meraih juara di kejuaraan bulu tangkis. Sebelumnya, ia meraih medali perunggu cabang bulu tangkis ganda putra pada Pekan Olahraga Provinsi Sulbar 2015 dan masuk ke dalam tim cabang bulu tangkis Pra PON 2015. Selain terjun bermain di lapangan bulu tangkis, anak ketiga dari empat bersaudara ini juga aktif dalam berorganisasi, khususnya berkaitan dengan dunia bulu tangkis. Saat ini, ia diamanahkan sebagai Ketua Umum Biro Kegiatan Mahasiswa Fakultas (BKMF) Bulu Tangkis FIK UNM. Ia pun tercatat sebagai pengurus Lisence Wasit Bulutangkis PBSI Cabang Makassar 2015. “Saya ingin memotivasi teman-teman kalau berorganisasi itu bukan menghalangi kuliah. Namun dengan kedisiplinan dalam berorganisasi, kita bisa mengatur waktu kita,” jelasnya. Terbukti, ternyata selain aktif di dunia bulu tangkis, Renaldi juga tangkas dalam
menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Di antaranya, ia pernah meraih juara 3 LKTI UNY Scientific Fair 2014 di Yogyakarta. “Dengan aktif berorganisasi, alhamdulillah IPK tdk ada yg bermasalah malah memuaskan.” Tuturnya. (fah)
Streaming: radioprofesi.com