Edisi 186

Page 1

Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

1 www.profesi-unm.com

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

UNM Dalam Pusaran KORUPSI Streaming: radioprofesi.com

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014


2

Persepsi

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

EDITORIAL

surat dari pembaca

Tangkap “Tikus” Lain!

P

ersidangan demi persidangan menjadi agenda selanjutnya. sosoknya tak akan terlihat lagi melenggang di menara 17 lantai Pinisi, entah hingga kapan. Buah dari tindak tanduk sang Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Syatir Mahmud tersebut kini tertuai. Kini setelah Syatir siapa lagi? Tak ada yang menjamin jika pemangku jabatan lain di UNM ini terbebas dari tuduhan itu. Syatir diibaratkan satu pintu dari banyak pintu di sebuah labirin. Hanya perkara waktu hingga pintu lain akan terbuka menguak tersangka baru. Ditahannya Syatir Mahmud seperti kado menjelang peringatan hari anti korupsi sedunia. Kasus ini mungkin hanya bagian kecil dari kompleksnya masalah di universitas yang punya segudang kasus. “Tak patut menjadi panutan,” kalimat itu sudah pantas disematkan buat mereka yang mengagungkan jabatan karena materi. Duduk di kursi jabatan tinggi membuat mereka melakukan segala cara untuk mengekang mahasiswa yang berusaha bersuara. Ketakutan akan jeruji besi dan meja hijau menjadi alasan. Bersembunyi di balik kebesaran pangkat dan gelar menjadi kebiasaan. Syatir Mahmud mungkin hanya tumbal. Ia hanya anak jari dari ibu jari yang mengarahkan pengalihan Rp22 miliar ke kantong pejabat lain. Tidak ada yang tahu hingga ia mau membuka mulutnya. Pejabat teras UNM pun patut kebat-kebit jika saja nama mereka disebut terlibat. Kekhawatiran ini terlihat jelas. “Tikus” lain sedang berupaya menutup semua mulut yang sewaktu-waktu akan berucap. Sadar atau tidak kebijakan ini

menyebabkan perpecahan mahasiswa. Tinggal di atap yang berbeda membuka jarak tidak menyatunya suara. Pondasi yang tidak erat membuat suara kebebasan mereka tidak tepat sasaran. Selalu ada celah yang membuat mereka tak mencapai ingin yang dicitakan. Praduga berlaku, gedung Pusat Ke­ giatan Mahasiswa (PKM) yang hingga kini belum rampung bisa menjadi hanya akal-akalan birokrat. Sebuah rencana hebat tersusun dari balik meja mewah sang pejabat. Menutup ruang diskusi semalam suntuk mahasiswa di PKM adalah tujuan dari rencana ini. Birokrat takut jika saja diskusi dari pemikiran pemuda bangsa ini me­nemukan kebejatan para sang penguasa. Masih berlagak bijak. Seribu macam alasan untuk tidak menyelesaikan rumah bagi pengurus lembaga kemahasiswaan. “Tunggu saja nanda,” janji itu kini tak menyimpan harapan lagi. Tiap tahun mahasiswa melakukan aksi turun ke jalan mengibarkan bendera kebebasan bangsa dari jerat korupsi. Kini tugas para aktivis lebih berat lagi. Tersangka korupsi ada di sekitar kita. Jika noda itu bisa dilihat, jas almamater sebagai identitas telah penuh lumpur yang berbau busuk. Pekerjaan rumah besar bagi kita yang mengaku peduli. Sulut semangat dalam diri mahasiswa perlu dikobarkan. Bersatu membersihkan lubang “tikus” menjadi tujuan utama. Mudah-mudahan, ini menjadi teguran bagi yang lain. UNM adalah sebuah institusi pendidikan. Sangat disayangkan bila perbuatan-perbuatan yang tidak mencerminkan dunia pendidikan mencoreng citranya. (*)

Keluarga Besar LPM Profesi UNM mengucapkan

Selamat dan Sukses

f

Apa yang Anda pertanyakan?

Nur Alam

Kenapa nilai KKN hingga kini belum keluar?

Kepala Pusat KKN, Muh. Rakib

Nilai akan keluar setelah seluruh laporan pelaksanaan KKN rampung. Hingga kini masih ada beberapa laporan mahasiswa yang belum masuk.

Herman Saputra

Kapan beasiswa pemprov cair yg katanya dapat 1 jt.??

Kepala Bagian Kemahasiswaan, Jufri

Berkasnya sudah dikirim ke pihak terkait, hingga kini birokrat juga belum menerima informasi lebih lanjut terkait beasiswa tersebut.

Muhammad Saifullah Tho Bone

Mengenai pkm yang kemarin terbakar kenapa sampai sekarang bloem selesai2 pada hal kemarin kita uda adakan forum ukm bersama pimpinan, Pimpinan menyatakan bahwa klu tdk ada kendala kemungkinan bulan 9 selesai diperbaiki, tetapi itu hanya wacana belaka saja agar ditutupi dengan jawaban tak menyakinkan,sehingga hari ini tidak ada perubahan sama sekali pekerjaan di pkm,bahkan mandet lagi proses pekerjaan.

Pembantu Rektor II, Nurdin Noni

Hingga saat ini, proses renovasi tetap berjalan. Kami upayakan rampung akhir tahun ini agar bisa digunakan kembali oleh fungsionaris LK

Syamsul Darmawan Lahkan

Apakah ada pembayaran ketika penggantian transkip dan ijasah baru. Soalnya ijasah dan transkip sepupu saya hampir terbakar akibat musibah rumahnya kabakaran. Tapi beruntung ijasahnya bisa diselamatkan,walau tulisannya sedikit pudar. Dan setelah sepupu saya menghadap kepada salah satu staf di bagian puskom awalnya tidak meminta uang. Tapi setelah beberapa hari dan ijasah serta transkip selesai. Sepupu saya dimintai uang sebesar 100 untuk pembayaran transkip nilai dan 50 untuk ijazah. Apakah hal ini wajar?

Kepala BAAK, Ismail Mukhtar

Memang bagi alumnus yang ingin membuat ulang ijazahnya, apakah karena rusak atau terbakar dikenakan biaya.

scan your barcode

Dapatkan informasi terbaru tentang kampus UNM di situs resmi kami Ada streamingnya juga! profesi-unm.com

atas penyelesaian studi

Kanda Padil Sarip Mako, S.Si. dan Kanda Susi Amriani, S.Pd.

Khaerul Mustaan Pemimpin Umum

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke: SMS :085342294997|085696996401 Email :profesi_unm@yahoo.com Twitter :@Profesi_Online Facebook :LPPM Profesi UNM

Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F ­ acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: K ­ haerul Mustaan, Sekretaris: Andi Ajip Rosyidi, Bendahara: Samti Binti Talib, Divisi Penerbitan: Andi Baso Sofyan (Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Kasdar Kasau (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Dwi Pratiwi Aslam (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Dian Febriani (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: A. Sri Mardiyanti Syam (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Khaerul Mustaan, Pemimpin Redaksi: Andi Baso Sofyan, Redaktur: Sulastri Khaer, Reporter: Agung Rinaldy Malik, Rajab, Rachmad Wajo, Nurul Irsal Amalia, Ari Maryadi, Arnawan Arif, Mentari Jati Pratiwi, Rosni Armin, Andi Sadriani, Nurlaela. Fotografer: Febriawan Djalil Layouter/ Desainer Grafis: Nur Fadly, Manajer Sirkulasi dan Iklan: Awal Hidayat. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1 Parangtambung Makassar, Telp. (0411) 887964, ­e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com

Desain: NUR FADLY

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna

Mahasiswa Antropologi­ Juara dengan Reaktor­ Biodiesel Mewakili Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna 2014 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Hilmy Mutawakkil berhasil meraih juara II. Dalam ajang tersebut, mahasiswa Program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini mempresentasikan alat Reaktor Biodiesel Pemanfaatan Limbah Minyak Goreng Bekas Menjadi Alternatif Bahan Bakar Minyak. Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa dan Kelurahan (BPMPDK) Provinsi Sulsel di aula BPMPDK, Hilmy melewati beberapa tahap seleksi. "Pada 8 November dilakukan seleksi awal. Dari 21 orang peserta, terpilih 12 peserta terbaik yang berhak mengikuti tahap presentasi pada 22 November. Dari situ terpilih lagi enam kandidat juara yang berhak mengikuti tahap presentasi akhir 26 November lalu," terang Hilmy. Hilmy mengatakan, berdasarkan survei yang telah dilakukan, pemanfaatan minyak goreng bekas saat ini cenderung merugikan masyarakat. Beberapa perusahaan menjual minyak goreng bekas kepada pengepul untuk dimurnikan dan dijual kembali di pasar tradisional dengan harga yang jauh lebih murah. Padahal minyak tersebut sudah tidak sehat lagi untuk dikonsumsi. Melihat fenomena tersebut, mahasiswa semester V ini mengaku terinspirasi membuat sebuah alat yang dapat mengolah minyak goreng bekas menjadi produk yang aman dan bermanfaat, alat tersebut yakni reaktor biodiesel. "Alat ini dapat menghasilkan bahan bakar alternatif solar dari minyak goreng bekas," katanya. Cara kerja alat ini menurut Hilmy cukup sederhana, yakni melalui proses transesterifikasi atau mereaksikan asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak goreng bekas dengan larutan alkali basa berupa sodium metoksida. "Hasil

3

rekasi akhir berupa methyl ester atau biasa disebut biodisel dan hasil samping berupa gliserol yang selanjutnya kedua produk reaksi tersebut dipisahkan dan digunakan sesuai manfaatnya," jelasnya. Selain itu, alat ini memiliki keunggulan mudah diaplikasikan, menggunakan komponen integrasi yang banyak dijual di sekitar, konstruksi tidak permanen sehingga mudah dipindahkan atau dibongkar, dan menggunakan pemanas listrik sehingga tidak repot dalam menstabilkan suhu reaksi. "Hasilnya pun bahan bakar diesel berkualitas tinggi setara dengan Pertamina DEX," tutur Hilmy. Lebih lanjut Hilmy mengatakan, hasil reaktor biodisel ini telah digunakan oleh pelaku industri untuk menjalankan mesin industri, kendaraan diesel, genset, juga mesin kapal nelayan. "Inovasi ini merupakan salah satu langkah konkret menghadapi ­masalah kenaikan harga Bahan Bakar ­Minyak (BBM)." Tak hanya itu, alat ini pun diharapkan memiliki dampak sosial bagi masyarakat guna mengetahui cara penggunaan minyak goreng yang baik serta pengelolaannya yang bermanfaat dan ramah lingkungan. "Saya berharap inovasi ini bisa memberikan edukasi teknologi tepat guna bagi masyarakat," harapnya. Rencananya, Dengan alat tersebut, Hilmy pun akan mewakili Provinsi Sulsel pada event Inovasi Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional di Aceh 2015 mendatang. "Saya bersama dua pemenang lain akan menjadi peserta perwakilan Sulsel untuk memperebutkan Piala Presiden," akunya. Untuk itu saat ini ia berupaya melakukan penyempurnaan melengkapi alat dengan sistem kontrol robotik sehingga efisien dan mudah digunakan. "Bisa menjadi juara I menjadi target saya di event mendatang. Hal ini juga menjadi pembuktian bahwa mahasiswa UNM bisa berinovasi," harapnya. (sof)

Snapshot

FOTO: FEBRIAWAN-PROFESI

USANG. Fasilitas kampus seperti kursi perkuliahan kian usang. Sejak tahun 1984 hingga kini pengadaan fasilitas sangat minim

Variasi 2 Universitas Andalas Padang

UKM Seni UNM Boyong Dua Juara Kelompok Tari Bunga Eja Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil memboyong dua penghargaan pada ajang Festival Tari Mahasiswa Nasional (Variasi) 2 yang diselenggarakan Unit Kegiatan Seni Universitas Andalas Padang Senin hingga Sabtu (17-22/11). Penghargaan tersebut yakni sebagai Penyaji Terbaik I dan Penata Artistik Terbaik oleh Haerul Ady Wardana. Menampilkan tarian berjudul Sawerigading yang diadopsi dari Epos I La Galigo, kelompok tari Bunga Eja UKM Seni UNM bersaing dengan lima komunitas seni dari berbagai universitas lain yakni, Komunitas Seni dan Budaya Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan, Lingkungan Seni Sunda Universitas Padjajaran Jawa Barat, Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Jantung Teater Universitas Negeri Jember Jawa Timur, Unit Kegiatan Seni Universitas Negeri Padang dan UKMF Teater Kosong Satoe Universitas Simalungun Sumatera Utara. "Semua kelompok seni yang berkompetisi telah melalui tahap seleksi," Kata Ketua Umum UKM Seni, Ilham Hidayat.

Ilham menjelaskan, konsep tari yang dipentaskan seluruh peserta memang tak lepas dari esensi budaya lokal. Dalam Sawerigading sendiri bercerita tentang kelahiran saudara kembar yakni seorang lakilaki yang tumbuh dengan gagah, bernama Sawerigading dan seorang perempuan jelita yang bernama We Tenriabeng. Kelompok tari Bunga Eja beranggotakan sebelas orang dengan Akhyar Kholil sebagai pemimpin produksi. "Persiapan pun membutuhkan waktu hingga empat bulan," kata Ilham. Atas prestasi tersebut, Ilham juga mengatakan, UKM Seni akan terus berupaya mengharumkan nama UNM melalui prestasi-prestasi di bidang seni. “Target kami kedepannya tidak hanya mampu berkompetisi di kancah nasional, tetapi juga internasional­,” harapnya. Kegiatan yang digagas pertama kali oleh UKM Seni UNM tahun 2013 ini akan kembali digelar 2015 mendatang. Rencanya, Komunitas Seni dan Budaya Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan akan bertindak sebagai tuan rumah.(sof)

Kisah Orang Tua Wisudawan pada Wisuda I UNM 2014/2015­

Ratap Kecewa dari Balik Pintu *Sulastri Khaer “Saya bayar Rp2 juta untuk melihat anak saya diwisuda. Tapi saya hanya bisa duduk di lantai satu menunggu acara selesai." Tangis perempuan paruh baya itu pecah menceritakan kekecewaannya. Ia adalah Mayda, ibu salah seorang wisudawan yang tak mendapat tempat untuk menyaksikan secara langsung prosesi wisuda I UNM tahun akademik 2014/2015 di Ballroom Menara Pinisi, Rabu (16/11) lalu.

foto: febriawan-profesi

Intip. Orang tua wisudawan hanya bisa mengintip dari luar untuk menyaksikan prosesi wisuda.

Keinginan besarnya untuk melihat putrinya di wisuda pupus sudah. Hingga akhir rangkaian wisuda, dirinya hanya duduk di kursi lantai satu sambil menemani keponakannya berbelanja cemilan. Kebetulan pihak universitas meng­izinkan puluhan penjual menjajakan jualan di lantai satu itu. Satu hari yang lalu, Nur Mayda beserta anak pertamanya bertolak dari kampung halamannya, Kabupaten Sinjai. Kedatangannya jauh-jauh ingin mendampingi putrinya dalam rangkaian prosesi wisuda pagi itu di gedung Pinisi. “Saya dan kakaknya Maya sudah dari kemarin di Makassar, saya mau lihat Maya di wisuda,” terangnya bersemangat. Streaming: radioprofesi.com

Menggunakan taksi, pagi tadi Nurmaya Ningsih sang magister Matematika ini membawa ibu, kakak perempuan dan keponakannya menuju Menara Pinisi UNM. Sang ibu, Mayda sudah siap dengan amplop undangan di tangannya. Sesampainya di gedung 17 lantai tersebut, sang ibu langsung menyodorkan amplop undangan untuk satu orang kepada anggota Resimen Mahasiswa (Menwa), sang penjaga pintu. Sedangkan sang putri sulung dan ke­­ ponakan perempuannya hanya menunggu di lantai satu. Senyum bagaikan mawar merah yang baru mekar itu tiba-tiba hilang dari bibir sang ibunda. Penjaga pintu melarangnya masuk ke ruang wisuda. “Maaf bu, kursi untuk orang tua di ruang wisuda sudah penuh, Ibu silakan menunggu di lantai satu,” begitulah sekilas penyampaian dari pria berseragam di hadapannya. Si ibu mencoba membalas, “kursinya mungkin belum penuh dek karena

saya punya undangan. Kursi untuk saya pasti masih ada,” selorohnya sedikit tegas. Nasib malang terlanjur menjumpainya, Ia tak bisa menyaksikan rangkaian prosesi wisuda Strata Dua (S-2) putrinya. Hal yang sama juga dirasakan puluhan orang tua wisudawan. Amplop undangan yang diberikan pihak universitas hanya menjadi bukti kekecewaan mereka. Husniah, kakak wisudawan Rusniah yang hari itu mendampingi adiknya juga harus ikut duduk di kursi lantai satu. Amplop undangannya juga tidak mampu meloloskan dirinya ke ruang wisuda. “Panitia seakan mengolokolok kami yang datang dengan pakaian rapi tapi hanya duduk di sini, undangan ini bukti kalau kami hanya dipermainkan,” geramnya. Janji ruangan di Pinisi yang representatif untuk menampung seluruh undangan hanya isapan jempol. Layar besar yang dijanjikan panitia wisuda juga tak tampak. Setidaknya

layar tersebut bisa menjadi penyambung penasaran para orang tua melihat anaknya di wisuda. “Layar besar akan dipasang di lantai satu, agar orang tua yang tidak bisa masuk ruangan bisa menonton di situ,” kata Ismail Muchtar, Ketua panitia wisuda pertama tahun ajaran 2014/2015. Bukan hanya dilarang memasuki ruang wisuda, para pendamping wisudawan juga tak mendapat pelayanan selayaknya undangan. “Saya punya kupon makan siang untuk wisuda hari ini, tapi entah bagaimana cara mendapatkan makanan itu saya tidak tahu,” keluh Mayda sambil menyodorkan kertas putih kecil bertuliskan kupon makan siang. Sedih bercampur kecewa, itulah yang dirasakan ratusan orang tua wisudawan pagi itu. Pasalnya acara wisuda yang untuk pertama kalinya dihelat di menara pinisi UNM tak sesuai harapan para orang tua wisudawan. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Lensa Orange

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Menggugah ­Lewat Karya B

*Febriawan Djalil

eratapkan langit cerah, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Parade Budaya (7/12) di Benteng Rotterdam. Bertajuk Seni untuk Rakyat kegiatan ini juga melibatkan 38 Pegiat Seni Kampus. Lewat pertujukan Teater “Ujan,” Musikalisasi Puisi “Manakala Rinduku Sedang Gelap,” Tari Sawerigading dan Tari Paduppa

yang dipentaskan anggota UKM Seni serta pementasan Parodi “Cinta” oleh siswa-siswa SMKN 1 Barru, berhasil menggugah penonton. Decak kagum, gelak tawa, dan raut kesedihan mewarnai jalannya pementasan. Selain ajang pertunjukan pegiat seni kampus bagi masyarakat, terselenggaranya kegiatan ini juga sebagai persembahan terakhir pengurus UKM Seni UNM pe­ riode 2013/2014. (*)

Antusias (Teater Ujan) Menghayati (Musikalisasi Puisi Manakala Rinduku Sedang Gelap)

Berlindung (Teater Ujan)

Bersama (Sawerigading) Urai data, ungkap fakta, saji berita

Sambut Tamu (Tari Paduppa) Streaming: radioprofesi.com


Reportase Utama Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

Syatir Tutup Karier ­ di Penjara

Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) Syatir Mahmud, mungkin tak pernah menduga bakal melewati masa tua yang suram. Tersisa tiga bulan memasuki usia pensiun, Syatir harus mendekam di balik dinginnya dinding penjara. Dia diduga menjadi aktor dalam kasus korupsi pengadaan alat olahraga di Fakultas (FIK). Syatir pun gagal menutup karier panjangnya selama 34 tahun dengan indah. Keterlibatan Syatir Mahmud dalam kasus korupsi pengadaan alat laboratorium olahraga FIK yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp22 miliar sangat disayangkan. Pasalnya, tinggal selangkah lagi, Syatir akan menutup karier panjangnya sebagai pamong. Padahal Maret 2015 mendatang, pria berusia 59 tahun itu telah memasuki masa pensiun. Keterlibatan dalam kasus korupsi sekaligus menenggelamkan sejumlah prestasi yang telah diukir Syatir selama berkarier di UNM. Jika vonis hakim jatuh dan dinyatakan incracht alias berkekuatan hukum tetap sebelum pensiun, maka Syatir terancam diberhentikan secara tidak terhormat. Dengan demikian, Syatir akan akan menghabiskan sisa hidupnya tanpa uang pensiun. "Itu juga kasihannya beliau kalau belum pensiun. Kita hargai juga pengabdiannya selama ini," tutur Rektor UNM, Arismunandar. Sementara itu, Syatir mengaku telah berupaya mempercepat pensiunnya. Namun upayanya itu tertolak. Ia pun mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Tidak bisa ditolak nak. Itu yang atur pensiun di pusat,” katanya dengan nada rendah. Syatir Mahmud, satu di antara pejabat yang terbilang gemilang. Perjalanan karirnya di kampus pencetak guru ini sudah mencapai 34 tahun. Tiga satyalencana pengabdian telah dimilikinya. Ia mendaftar menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di UNM sejak 1979 dan terangkat menjadi PNS 1980 sebagai pegawai staf di BAAK UNM. Selama di BAAK, dia pernah menjabat sebagai Kasubag Registrasi, Kabag Perencanaan, sampai jabatan tertinggi yakni Kepala BAAK. Ia pun meninggalkan BAAK yang telah mematangkannya selama 30 tahun sebagai tenaga administrasi setelah diangkat menjadi kepala BAUK pada 2010 silam. Kini kasus korupsi yang menjeratnya mengharuskan ia mendekam di penjara Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar. Kabag Umum Gantikan Tugas Kepala BAUK Tidak adanya kepala BAUK UNM sejak sepekan lalu, membuat beberapa tugasnya ter-

paksa dialihkan. Menurut, Rektor UNM, Arismunandar, selama Syatir Mahmud tidak ada, Kepala Bagian Umum UNM, otomatis menggantikan tugas yang mesti dikerjakan kepala BAUK. “Untuk sementara ini, Kabag Umum yang tangani untuk sementara kalau ada keperluan yang menyangkut ke BAUK,” katanya. Namun Kepala Biro Administrasi Peren-

canaan dan Sistem Informasi (BAPSI), Ismail, menyikapi berbeda. Seharusnya, tugas dari kepala BAUK belum mampu ditangani Kabag Umum karena menyangkut pengambilan keputusan. “Seharusnya dipercepat menentukan penggantinya,” harap Ismail. (tim)

Trauma Bicara Korupsi Dia keluar dari salah satu ruangan setelah bertemu dua pejabat UNM. Penampilannya siang itu tak seperti kala masih di kampus. Hanya kaos biru berkerah, celana training, dan sandal jepit yang ia kenakan. Begitulah keadaan Syatir Mahmud, Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) UNM nonaktif di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar, Selasa (9/12). Kepada Profesi, ia menceritakan saat ditahan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sulselbar, Senin (1/12) hingga dipindahkan ke lapas, Kamis (4/12) lalu. Ia mengaku tak menyangka kedatangannya ke Mapolda untuk ditahan. “Isi surat dari Polda meminta saya datang untuk memberi keterangan lanjutan. Jadi saya tidak tahu kalau saya akan ditahan, nak,” tuturnya sambil mengusap dahinya. Ia datang memenuhi panggilan Polda dan langsung ke ruang penyidikan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pukul 09.00 Wita. Namun ia heran karena dibiarkan duduk saja. Tak ada penyidik yang menanyainya seperti perihal suratnya. Mantan kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UNM itu pun mulai curiga. Ada yang berbeda dari pemanggilannya kali ini. “Sampai jam 11 saya mulai curiga, ada yang aneh. Akhirnya, setelah Shalat Dzhur, saya ditahan,” ­ceritanya.

Selama tiga hari di tahanan Polda, ia dibawa ke Kejaksaaan Negeri lalu ke Kejaksasan Tinggi Sulsel sebelum dipindahkan ke Lapas Kelas I Makassar. “Malam Jumat saya dipindahkan ke Lapas ini,” singkat pria kelahiran Bulukumba ini. Selama itu, keluarga, pejabat, pegawai, ataupun dosen UNM silih berganti mendatanginya tiap hari. Namun keluarga tetap tak bisa lepas menjenguknya. “Saya bilang ke mereka, tidak usah tiap hari datang. Saya baik-baik saja,” katanya. Syatir Mahmud ditahan terkait statusnya sebagai tersangka korupsi proyek Rp40 miliar pengadaan alat olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM pada 2012 silam. Ia ditetapkan sebagai tersangka dengan kerugian negara sebesar Rp22 miliar sejak November 2013. Ditanyai terkait kasus korupsi itu, ia mengaku tak mau lagi membicarakan hal itu. “Saya tidak mau ditanya-tanya tentang itu,” hindarnya. Kini, sudah sepekan ia tak hadir di UNM. Tugas dan fungsi sebagai Kepada BAUK pun belum tergantikan. Rektor UNM, Arismunandar kini mempersiapkan menunjuk pengganti Syatir. “Mudah-mudahan minggu ini sudah bisa diputuskan,” ujarnya. Namun rektor dua periode ini belum bisa memberikan kejelasanya namanama calon pengganti Syatir. (*)

Pengguna Anggaran Berpeluang M ­ enyusul Kasus korupsi pengadaan alat olahraga di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) terus bergulir dan menjadi bola liar. Sejumlah pejabat teras di UNM berpeluang menyusul Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Syatir Mahmud. Pasalnya, Penyidik Polda menyiratkan bakal ada tersangka baru. Sebagai Kepala BAUK, Syatir Mahmud dikenal sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di UNM. Jabatan itu digantikan oleh Kepala BAPSI, Ismail setelah dirinya ditetapkan menjadi tersangka pada November 2013 silam terkait korupsi proyek pengadaan alat laboratorium olahraga FIK UNM 2012. Jabatan dalam organisasi pengadaan barang atau jasa inilah yang menyeretnya

dalam pusaran korupsi. Menilik kasus ini, seberapa besar tanggung jawab Syatir sebagai PPK? Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, PPK adalah PPK adalah pejabat yang berwenang untuk mengambil keputusan dan tindakan yang berakibat pada pengeluaran anggaran dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang atau jasa. Namun PPK hanyalah jabatan yang diberi kewenangan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), yakni Rektor UNM, Arismunandar untuk mengambil keputusan atau melakukan tindakan yang dapat mengakibat-

Ralat: Direktur PPs UNM, Jasruddin Malago dan Asisten Direktur III PPs UNM, Hamsu Abdul Gani tidak mengikutkan istrinya ke Eropa dalam rangka acara Muhibah Seni. Tabloid Mahasiswa Profesi edisi 185. Streaming: radioprofesi.com

kan pengeluaran anggaran belanja negara. Direktur Lembaga Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi Selatan, Abdul Muthalib, mengatakan, kepolisian tidak boleh berhenti dengan hanya mentersangkakan PPK. Menurutnya, untuk mengungkap kasus ini secara keseluruhan, kepolisian tidak boleh melepas KPA dari pemeriksaan. "Kalau ini menurut saya, tidak bisa hanya satu tersangka di UNM, dia harus lebih dari satu tersangka. Semua yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa termasuk di kas UNM ini karena pasti ada transaksi di situ," jelasnya. Lebih lanjut, ia menegaskan, KPA tidak bisa menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada PPK atas kasus ini karena ada pertanggungjawaban mutlak. Sementara itu, terkait keterlibatan pihak FIK, menurutnya, sulit dikaitkan dalam hal pertanggung jawaban tender kecuali terbukti terlibat dalam

5

www.profesi-unm.com

Ini Tugas Pokok dan Kewenangan PPK Berdasarkan Perpres 70 tahun 2012, PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut: 1. Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi spesifikasi teknis Barang/Jasa,Harga Perkiraan Sendiri (HPS dan rancangan Kontrak. 2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa 3. Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/surat perjanjian 4. Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/ Jasa 5. Mengendalikan pelaksanaan Kontrak 6. Melaporkan pelaksanaan/ penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA 7. Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/ Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan 8. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan 9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Selain itu, dalam hal diperlukan, PPK dapat: 1. Mengusulkan kepada PA/KPA perubahan paket pekerjaan, perubahan jadwal kegiatan pengadaan 2. Menetapkan tim pendukung 3. Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk membantu pelaksanaan tugas ULP 4. Menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa. Sedangkan berdasarkan PMK 190 pasal 13 dinyatakan bahwa dalam rangka melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara, PPK memiliki tugas dan wewenang: 1. Menyusun rencana pelaksanaan Kegiatan dan rencana pencairan dana 2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa 3. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian dengan Penyedia Barang/Jasa 4. Melaksanakan Kegiatan swakelola 5. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang dilakukannya 6. Mengendalikan pelaksanaan perikatan 7. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara 8. Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP 9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Kegiatan kepada KPA 10. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan Kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan 11. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Kegiatan 12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. SUMBER: KEMENTERIAN KEUANGAN

persekongkolan pemenangan lelang. Untuk itu, Abdul Muthalib mengharapkan penyidik serius mengungkap tersangka lain. "Jangan setengah-setengah harus diungkap secara keseluruhan. Saya melihatnya polisi belum serius secara utuh untuk mengungkap kasus ini. Jadi masih setengah hati," bebernya. Ditanyai terkait hal itu, Rektor UNM, Arismunandar selaku KPA, mengatakan telah memberikan kesaksian-kesaksian seperti itu saat menghadiri pemanggilan penyidik Polda. “Yang jelas saya sudah memberikan keterangan yang sebenarnya,” singkat rektor yang akan mengakhiri jabatannya pada 2016 mendatang ini. (tim) Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Reportase Utama Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Rusak Citra Kampus Sekadar diketahui, korupsi alat olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) hanyalah satu dari sepuluh kasus korupsi lainnya yang pernah dilaporkan di UNM. Buruknya lagi, UNM adalah institusi dengan dugaan kasus korupsi terbanyak di Sulawesi ­Selatan. Ini pun semakin memperburuk citra kampus pencetak tenaga pendidik ini selain insiden tawuran mahasiswanya yang kerap

terjadi. Kini kasus korupsi itu sedang dalam proses yang kemungkinan akan menyeret tersangka baru lainnya dari kampus ini. Syatir Mahmud dan tersangka lainnya yang juga ditahan, Direktur PT Prabu Pertiwi, Lisa Lukita Wati selaku supplier proyek tersebut. Polda mengharapkan keduanya kooperatif dan membantu proses penyidikan. Endi Sutendi mengatakan dua tersangka korupsi alat olahraga Fakultas Ilmu Keo-

Pengadaan Alat Laboratorium Pendidikan FIK Surat dari Kemendikbud turun untuk meminta semua perguruan tinggi se­ luruh indonesia untuk lima prioritas dalam hal pengadaan dan pembangunan fisik. Dilakukan rapat untuk menentukan fakultas mana saja yang memenuhi syarat untuk mengajukan proposal. Lima proposal dikirim ke Jakarta, yakni FMIPA, FIK, FT, PPs, dan Menara Pinisi Disetujui tiga proposal, yakni FIK, FT, dan Menara Pinisi (satu ba­ ngunan dan dua pengadaan peralatan). Setelah dilengkapi proposal dan RAB, baru dibawa ke perencanaan ­anggaran. Setelah disetujui, turun dana: Rp40 M (FIK), Rp50 M (FT), dan Rp44 (Pinisi). Total Rp134 miliar. Selanjutnya disampaikan ke PD II masing-masing fakultas untuk proses pelela­ ngannya. SUMBER: CWM, LPSE, BAPSI-unm, dan LITBANG-PROFESI

lahragaan (FIK) UNM itu dijatuhi pasal berlapis. Yakni Pasal 2 ayat (1) Subs Pasal Kasus Dugaan Korupsi 3 UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Lainnya di UNM pemberantasan tindak pidana korupsi dan Pinisi tahun 2012 - Pembangunan Menara Pasal 3 Jo Pasal 2 ayat (1) huruf a UU RI an pendaftaran gar - Penyimpangan ang nomor 8 tahun 2010 jo Pasal 55 ayat (1) ke tahun 2010- seleksi mahasiswa baru 1 jo Pasal 56 KUHP tentang pencegahan 2011. dan pem­berantasan tindak pidana pencuikan 2010-2011. - Pengadaan alat pendid cian uang. “Ancaman pidananya minimal elitian 2010- pen t - Kegiatan Blockgran 4 tahun penjara sampai maksimal 20 tahun 2011. penjara,” b­ eber Endi. peralatan - Pengadaan komputer dan Setelah melewati empat hari penyidi. kelas kampus 2010-2011 kan tersebut, Penyidik Tindak Pidana KoFMIPA 2010- - Pengadaan laboratorium rupsi (Tipikor) Direktorat Reserse Kriminal­ 2011. Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulselbar - Beasiswa 2010-2011. akhirnya menyerahkan berkas tahapan ke Program Pas - Pengembangan gedung dua kasus korupsi Fakultas Ilmu Keolah. 011 casarjana 2010-2 ragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar - Renovasi gedung (UNM) dan dua tersangka berserta barang laboratorium FBS bukti ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulseltahun 2011 bar, Kamis (4/12). “Di pihak penyidik kasus ini telah selesai karena berkas tahap keduanya juga telah dilimpahkan,” jelas Kasubdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulsel SUDUT AKBP Burhaman. Meskipun telah melimpahkan hasil pe+ Syatir Tutup Karier di Penjara nyidikan tahap kedua ke Kejati, Burhaman belum mau membeberkan terkait tersangka - Ini sanksinya tersangka... baru yang akan muncul dalam kasus ini. “Sampai saat ini belum ada penetapan tersangka baru, nanti dikabari,”tutupnya. + Renovasi Menahun Sejauh ini, sebanyak empat saksi dari UNM telah dipanggil sebagai saksi. Ialah, - Karier LK jadi terseok... Arismunandar (Rektor UNM), Arifuddin Usman (Dekan FIK), Ismail (Kepala BAPSI), Idrus (ketua panitia lelang), Aprilio + Sanksi Tegas Pelaku Plagiat (dosen UNM). (tim) - Hentikan juga kariernya..!

Tim Reportase Utama: Dian Febriani (Koord.), Andi Sri Mardiyanti, Khaerul Mustaan.

Kronologi Pelelangan 1. Lisa Lukitawati Direktur PT. Mitra Bina Medika memerintahkan stafnya melakukan presentasi dan penawaran alat olahraga ke Dekan FIK UNM Arifuddin Usman. ­(Februari 2012).

8. Setelah ada jadwal lelang, Lisa Lukitawati mencari beberapa perusahaan untuk ikut dalam penawaran. Diikuti 35 Perusahaan (3 Oktober 2011).

9. Pengumuman enam perusahaan yang lolos evaluasi dokumen dan pembuktian kualifakasi di antaranya: PT Mitra Bina Medika, PT Fayadh Ciptakarya Kencana, CV Aura Utama, PT Multi Centra Alkesindo, PT Rizky Putra Perdana, dan PT Pancamaya Buana (15 Oktober 2012).

2. Dekan FIK UNM Arifuddin Usman memerintahkan stafnya menyusun proposal serta kebutuhan alat olahraga di fakultas itu.

7. Dekan FIK UNM memerintahkan stafnya membuat harga perkiraan sendiri (HPS) dengan nilai Rp39 miliar lebih.

10. UNM menetapkan PT Mitra Bina Medika milik Lisa sebagai pemenang lelang. (18 Oktober 2012) 11. Dalam pelaksanaan proyek, PT Mitra Bina Medika tidak melaksanakan semua pekerjaan sesuai kontrak. Semua pengadaan dikerjakan oleh PT Multi Buana Instrumindo, milik pengusaha Jimmy Meinhard Mengko.

3. Arifuddin Usman meminta bantuan Lisa untuk menyusun kebutuhan olahraga.

4. Lisa menyusun kebutuhan peralatan olahraga dengan 106 item dengan total harga Rp46 miliar.

6. Jemmy Meinhard Mengko seorang pengusaha distributor peralatan olahraga juga menawarkan peralatan olahraga ke UNM namun ditolak (September 2012).

5.Jenis barang, harga dan spesifikasi barang ditentukan sendiri oleh Lisa.

12. UNM mencairkan dana berturut-turut Rp6,8 miliar ke PT Mitra Bina Medika (12 Desember 2012), Rp 27,5 miliar (14 Desember 2012), Rp14,8 miliar (29 Januari 2013), Rp10,8 miliar (27 Februari 2013) serta Rp 1,9 miliar (8 Juli 2013).

13. Lisa Lukitawati menerima pembayaran dari PT Multi Buana Instrumindo sebesar Rp20,9 miliar plus fee Rp512 juta dari PT Multi Buana Instrumindo.

IST. SUMBER: CWM, LPSE, BAPSI-unm dan LITBANG-PROFESI grafis: FADLY-PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Info Akademik

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

7

www.profesi-unm.com

UKT Mahasiswa Bisa Ditinjau ­Kembali Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dimulai penerpannya untuk angkatan 2013 merupakan langkah yang ditempuh pemerintah untuk menyesuaikan pembayaran dengan tingkat kemampuan mahasiswa. Namun, pelaksanaanya sejauh ini menuai masalah. Beberapa orang tua mahasiswa di tengah berjalannya akademik tiba-tiba mengalami masalah finansial hingga tak mampu lagi membayar sesuai penetapan sebelumnya. Solusinya, setiap fakultas mestinya melaku-

kan peninjauan ulang kemampuan keluarga mahasiswa. Atau pun mahasiswa yang bersangkutan melaporkannya kepada pihak fakultas. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UNM, Ismail Muchtar mengatakan, meninjau ulang UKT dilaksanakan di pihak fakultas. “Peninjauan UKT itu bisa dilakukan dan itu tergantung dari fakultas yang bersangkutan, mau melakukan peninjauan ulang atau tidak, karena kami hanya menerima laporan dari

pihak fakultas,” katanya. Senada, pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), Nurdin Noni juga mengungkapkan hal tersebut. “Peninjaun ulang UKT itu ada di pihak fakultas, dimana fakultas lah yang menentukan layak tidaknya dilakukan pe­ ninjauan ulang,” ungkapnya. Tepatnya tahun ajaran 2013/2014, Mendikbud dan Dirjen Dikti memberlakukan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Yuk, Cek Jurnal­Plagiat

Fenomena plagiat di kalangan dosen dan mahasiswa sudah semakin menjamur. Salah satu faktor penyebab plagiat, karena banyak yang tidak mengerti cara menyadur yang benar. Selain itu, kemungkinan dosen juga tidak memiliki sumber yang akurat sebagai referensi. Hal tersebut diungkapkan Yanuarsyah Haroen, salah satu tim penilai jabatan akademik pusat. “Plagiat bisa saja tanpa disadari karena dosennya tidak mengerti,” ungkapnya. Ditemui saat sosialisasi Permenpan RB Nomor 17 Tahun 2013 dan Revisi Permenpan RB Nomor 46 Tahun 2013, di Ballroom Pinisi, Sabtu (7/12), Ia Berbagi info cara menemukan karya ilmiah hasil plagiat. Guru besar Institut Tek­nologi­Bandung ini menguraikan laman tersebut. Misalnya untuk melihat jurnal interna-

sional bereputasi bisa dilihat di www.scimagojr.com, sedangkan untuk melihat karya ilmiah bisa kunjungi www.plagiarisma.net. “Di laman-laman tersebut kita bisa langsung melihat karya tulis hasil kejahatan akademik (baca: plagiat),” ungkapnya. Ada banyak laman resmi yang semestinya menjadi acuan pokok dosen di seluruh perguruan tinggi maupun universitas. Namun banyak juga laman illegal yang beredar jadi dosen sebagai tenaga pendidik harus punya daya nalar memilah referensi yang benar. Kepiawaian dalam memilih referensi mampu menghindarkan diri dari perilaku plagiat. “Ada puluhan hingga ribuan laman yang beredar di internet tapi hanya ada delapan laman resmi untuk mengecek jurnal yang diakui,” tegasnya. (sul)

Pendaftaran CPNS Lulusan SM3T Dibuka Program Pascasarjana (PPs) UNM akan mengirim mahasiswanya untuk kuliah di dua universitas terkemuka di Inggris pada semester genap 2015 mendatang. Dua universitas itu yakni University of the West of England dan University of Roehampton. Mahasiswa yang dikirim nantinya akan menempuh kuliah selama satu tahun di salah satu dari universitas tersebut dan kembali ke PPs UNM untuk menyelesaikan studinya. “Hasilnya adalah mahasiswa itu nantinya berhak memperoleh double degree. Gelarnya dari PPs UNM dan gelar luar negerinya,” ungkap Direktur PPs UNM, Jasruddin Malago. Untuk hal biaya, mahasiswa juga tidak perlu khawatir. Jasruddin

menjamin akan ada beasiswa yang diberikan. Beasiswanya tersebut diberikan dari perusahaan-perusahan besar yang ada di daerah masing-masing mahasiswa. “Seperti mahasiswa dari Soroako ada PT Vale, yang dari Pangkep ada Tonasa, yang dari Maros ada Bosowa. Kami akan mendekati perusahan-perusahan seperti itu,” terang Jasruddin. Tetapi, mahasiswa yang diutus nantinya hanya dari program magister (S-2) dan tetap akan dilakukan seleksi. Upaya PPs UNM itu adalah tindak lanjut nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan dua universitas tersebut di Inggris Oktober lalu. (mus)

Kebijakan ini merupakan suatu sistem pembayaran yang berlaku di perguruan tinggi dengan pembagian biaya secara merata di setiap semester. UKT telah dibuat dalam Permendikbud No.55 Tahun 2013. Sistem Uang Kuliah Tunggal tersebut ditetapkan berdasarkan pendapatan masingmasing orang tua mahasiswa. biaya Uang Kuliah Tunggal tersebut berlaku sepanjang mahasiswa bersangkutan menempuh studi di Perguruan Tinggi. (ara)

Beberapa laman yang perlu diketahui: www.scimagojr.com

Melihat jurnal internasional bereputasi

http://scholaryon.com/publishers/ www.microsoftacademicsearch.com

Melihat questionable journal dan ­publisher Melihat jurnal internasional

http://issn.lipi.go.id/

Cek issn

www.doaj.com

Melihat jurnal INA masuk list

www.plagiarisma.net

Cek plagiat karya ilmiah di laman open acces Cek plagiat karya ilmiah di laman open acces Cek plagiat tapi termasuk laman subscribe

http://www.duplichecker.com/ www.ithenticate.com

2015, Pascasarjana­Kirim ­ Mahasiswa Kuliah di Inggris Kabar kembira bagi lulusan Pendidikan Profesi Guru yang telah mengikuti Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T). Pasalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) membuka kesempatan untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di daerah 3 T. Dikutip dari situs resmi Kemendikbud, pendaftaran ini dikhususkan bagi lulusan PPG pasca SM-3T untuk diangkat sebagai CPNS daerah dengan jabatan tenaga fungsional guru. Mereka nantinya akan ditempatkan di salah satu dari 29 kabupaten. “Kemendikbud membuka kesempatan kepada putra putri terbaik bangsa untuk bergabung sebagai CPNS di Kemendikbud. Sebelum memulai proses pendaftaran CPNS online, pastikan Anda sudah membaca pengumuman dan panduan yang ada,” dikutip

dari situs resmi Kemendikbud. Pendaftaran dilakukan via online dengan mengunjungi situs http://cpns.kemdikbud.go.id/. Selain itu, pendaftaran ini juga dilakukan secara gratis tanpa pungutan biaya. Kemendikbud mengimbau agar pelamar tidak percaya terhadap calo yang mengaku dapat membantu meluluskan. “PELAMAR TIDAK DIPUNGUT BIAYA APAPUN. Pelamar dimohon tidak terpancing oleh tawaran dari oknum/pihak manapun yang mengaku dapat membantu yang bersangkutan dapat diterima sebagai CPNS Kemdikbud,” tertulis dalam situs resminya. Jadwal pengumuman final direncanakan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Januari 2015, sesuai ketetapan Kementerian PAN dan RB lebih lanjut. (ayd)

Kalender Akademik Semester Genap Tahun 2014/2015 - Proses perpindahan/lanjut studi mahasiswa 02-01-2015 s.d 23-01-2015 - Pembayaran SPP dan pendaftaran ulang mahasiswa lama 02-01-2015 s.d 26-01-2015 - Pengisian Edom dan pengisian /pengolahan KRS online 26-01-2015 s.d 04-02-2015 - Penerbitan daftar hadir perkuliahan 28-01-2015 s.d 03-02-2015 - Pendaftaran KKN Reguler dan KKN - PPL Terpadu 16-01-2015 s.d 30-01-2015 - Pelaksanaan KKN Reguler dan KKN – PPL Terpadu 09-02-2015 s.d 09-05-2015 - Kuliah bagian pertama 09-02-2015 s.d 10-04-2015 - Pelaksanaan PPL 02-02-2015 s.d 02-05-2015 - Ujian tengah semester 13-04-2015 s.d 17-04-2015 - Kuliah bagian kedua 20-04-2015 s.d 19-06-2015 - Wisuda periode II 08-04-2015 s.d 09-04-2015 - Ujian akhir semester genap 22-06-2015 s.d 29-06-2015 - Penyerahan nilai akhir semester genap 29-06-2015 s.d 10-07-2015 - Pengecekan nilai hasil studi secara online Setiap saat - Kegiatan ekstra kurikuler 04-07-2015 s.d 31-08-2015 - Penerimaan mahasiswa baru tahun 2015/2016 Juni 2015 - Pengumuman jadwal kuliah semester ganjil 2015/2016 27 Juli 2015 - Wisuda Periode III 12-08-2015 s.d 13-08-2015 Streaming: radioprofesi.com

SUMBER: BAAK UNM

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Laporan Perjalanan Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

PJTLN LPM Suaka IAIN Imam Bonjol

Berlatih Ekpedisi di Tanah Minang *Nurlaela Basir & Wiwi Aslam

Panggilan kepada Nurlaela dan Dwi Pratiwi Aslam di gate 3, bagian informasi mengawali perjalan kami. Dengan kecepatan kaki yang tidak biasanya, kami berlari menuju pesawat yang akan kami tumpangi ke pulau Sumatera. Sekitar pukul 16.00 WIB (28/8), kami tiba di bandara Minangkabau. Hari masih sore, hanya saja keadaan bandara kala itu tergolong sunyi, tak banyak orang yang berlalu lalang. Ternyata Kota Padang tidak seperti kota lainnya yang tergolong ramai. Namun hal itu tak mengurangi ketakjuban kami tentang tanah minang ini. Sore semakin mengendur menyapa kegelapan, nampak semburat jingga matahari menyinari kami di depan bandara, sembari menunggu panitia menjemput. Selang be-

berapa menit menunggu, salah satu panitia Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) akhirnya menemukan kami berdua. Mengendarai mobil, kami pun hengkang dari bandara Minangkabau menuju Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus (Suaka) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol. Bukan hanya keadaan bandara yang tergolong sunyi, namun kondisi selama perjalan menuju redaksi pun terpantau lancar. Sesampai di kediaman LPM Suaka, kami hanya disambut oleh dua orang panitia, lantaran para peserta dari LPM se- Indonesia telah lebih dulu berangkat menuju lokasi kegiatan. Lantaran keterlambatan

Bertandang ke Istana ­ Basa ­Pagaruyung Setiba digerbang Istana Basa Pagaruyung, nampak berjejer penjual oleh-oleh khas padang. Rombongan peserta PJTLN mulai memasuki istana bertelanjang kaki. Bangunan replika dari istana Raja Minang terdahulu ini, terdiri dari 3 tingkat yang dipenuhi ukiran Minang. Pagaruyung menyiratkan nama sebuah Kerajaan Minang­ kabau yang pernah berkuasa di wilayah tengah Sumatera. Rumah Gadang menjadi ikon etnis melayu Minangkabau, yang menjadi tempat peliputan para peserta PJTLN. Cukup bermodalkan bajet sebesar Rp2 ribu, kami bisa mengelilingi seluruh isi Istana Pagaruyung. Istana yang pernah mengalami kebakaran di tahun 2007 lalu, menjadi pusat wisata yang harus dikunjungi bagi pelancong. istana besar ini terletak di kecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Kami hanya berjalan kaki menuju tempat tersebut, dan disambut oleh pemandu yang menemani kami selama proses ­peliputan. Urai data, ungkap fakta, saji berita

Bermodal bahasa Indonesia, peserta dari Makassar sangat minim pengetahuan soal Sumatera Barat. Belum lagi bahasa melayu yang sangat jauh berbeda dengan bahasa Makassar yang agak keras. Namun, hal itu bukanlah suatu hambatan bagi kami, bermodal kekompakan bersama peserta lainnya, kami saling bertukar pikiran. Setelah peliputan selama satu setengah jam, kami pun digiring kembali ke lokasi kegiatan­ . Setiap kelompok pun diwajibkan membuat Term of Teference (ToR) dari hasil pengamatan tadi, untuk membuat tulisan ekspedisi. (*)

kami, maka kami mendapat kesempatan untuk berkeliling kampus IAIN Imam Bonjol, bahkan melihat sisa bangunan yang roboh akibat gempa bumi beberapa tahun lalu. Sekitar pukul 22.00 WIB, kami beserta panitia menuju lokasi PJTL, menempuh perjalanan sekitar dua jam, kami pun sampai. Kegiatan ini diikuti 25 peserta yang berasal dari berbagai LPM se Indonesia. Kegiatan PJTLN yang bertema Ekspedisi Jurnalistik berada di lokasi perbukitan tepatnya di tanah datar. Padahal jika kita perhatikan, wilayahnya tak memiliki tanah yang datar. Konon, nama tanah datar adalah doa bagi masyarakat setempat. Belajar dari Pemateri Berpengalaman Bangunan megah bernuansa putih, mulai dari pagar hingga ornamen yang ada di dalamnya dominan berwarna putih, menyilaukan mata para peserta PJTLN. Aula bupati tanah datar menjadi tempat kegiatan. Sebelum acara pembukaan berlangsung, para peserta diberi kesempatan memperkenalkan diri serta universitas masing-masing. Bahkan, kami diberi suguhan karya seni yang indah, yakni tari Pasambahan dari panitia pelatihan. Tari persembahan merupakan tar-

ian untuk menyambut tamu yang pertama kali datang di suatu kota di Minangkabau. Dalam kegiatan yang berlangsung selama­ 3 hari ini, materi disuguhkan secara santai. Dengan menghadirkan para pemateri berpengalaman, seperti Ahmad Arif yang merupakan Ketua Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas. Ia telah mendaki gunung-gunung yang masih aktif dan berpotensi meletus, seperti Gunung Sinabung, dan Krakatau. Hingga menjelajahi tempat ekstrim yang ada di Indonesia, dan menguak fakta yang ada di baliknya. Panitia juga menghadirkan pemateri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang, Hendra Makmur, yang juga wartawan Media Indonesia saat ini. Pria ini menjadi saksi perjalanan panjang Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa. Mengelilingi indonesia bermodalkan sepeda motor. Banyak pengalaman perjalanan yang diceritakan saat materi berlangsung. Setiap tulisan ekspedisi peserta pun dievaluasi olehnya. Dari pagi hari sampai sore, peserta menghabiskan waktu untuk bertukar pendapat dan pengalaman bersama pemateri, sambil menikmati panganan khas minangkabau, kripik balado. Saat edisi malam, para peserta menjajakan produknya, serta menceritakan pengalaman selama bekecimpung di dunia jurnalistik. (*)

Ekspedisi ­Mengungkap Fakta Satu hal yang menarik di kegiatan ekspedisi jurnalistik. Tidak hanya membahas soal kepenulisan, tapi peserta diajak keliling indonesia dengan berbagai pengalaman sang pemateri. Peserta dan pemateri dari Kompas Tim Cincin Api, Ahmad Arif saling bertukar pengalaman soal perjalanan yang menantang. Banyak hal yang tidak kita ketahui, bahkan hal yang telah kita ketahui belum tentu bisa kita mengerti. "Siapa yang percaya bahwa minuman gelas ini, berisi air sebanyak 350 ml?" tanya Bang Arif. Tentunya dengan label 350 ml yang tertera dikemasan air tersebut, kebanyakan peserta unjuk tangan, termasuk saya. Ternyata setelah diukur dengan gelas

ukur, apa yang tertera dikemasan air mineral, tak sesuai dengan hasil pengukuran. Hal ini bermakna, jangan mudah percaya apa yang kamu lihat dan dengar. Buktikan apa yang terlihat oleh mata dan terdengar oleh telinga. Wartawan harus jeli melihat keadaan, sekecil apapun itu. Ekspedisi bukan hanya soal jalan, melihat kondisi alam. Tapi, ekspedisi itu mengungkap keraguan dengan melakukan pengujian. Wartawan bisa saja mengalahkan ilmuan, dengan melakukan perjalanan dan turun langsung. Hasil liputan mendalam dapat mengalahkan ekperimen ilmuan. "Jadi wartawan jangan pernah takut, apalagi peliputan dalam bentuk ekspedisi," ­ungkapnya. (*) Streaming: radioprofesi.com


Reportase Khusus

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa

Renova n sii M hu na Me en ah vas un

Setahun lebih, kebakaran yang megakibatkan kerusakan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa, 7 November 2013 silam. Renovasi yang dijanjikan rampung di pertengahan tahun nyatanya tak terwujud, bahkan hingga mendekati penghujung tahun ini. foto: febriawan-profesi

mandek. Gedung PKM hingga kini belum bisa digunakan. Sejumlah fungsionaris LK mengeluhkan mandeknya renovasi bekas Gedung PSB ini.

Fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan (LK) di tingkat Universitas pun mengeluhkan lamanya perampungan renovasi. Pasca kebakaran, 12 UKM harus angkat kaki dan bersekretariat di luar kampus lagi. Selama setahun itu pula, seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tak mendapat sokongan dana untuk menyewa sekretariat. Padahal keberadaan sekretariat sementara sangat penting untuk inventaris yang masih bisa diselamatkan. Selain itu, menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 77 nomor 4, Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana serta dana untuk men­ dukung kegiatan organisasi kemahasiswaan. Kurniawan, Ketua UKM Search and Rescue (SAR), menyesalkan pihak birokrat yang hanya memberikan janji-janji tapi tidak terealisasikan. “Sampai hari ini gedung PKM belum rampung. Seandainya memang birokrat betul-betul mau rampungkan pembangunannya, seharusnya dirampungkanlah secepatnya,” ungkapnya. Renovasi yang kerap berhenti pengerjaannya itu membuat Kurniawan prihatin. "Sangat miris melihat hal itu karena sudah setahun lebih pasca kebakaranya, tapi belum

Upaya Mematikan LK Tarik-ulur renovasi PKM dinilai pula sebagai upaya birokrat mematikan LK. Belum lagi larangan aktivitas malam di kampus yang notabene sekretariat LK berada di dalamnya. Mahasiswa yang beraktivitas malam di kampus dituding sebagai pemicu tawuran. Padahal, sejak aturan itu diberlakukan, tawuran mahasiswa tetap terjadi. Maka tak heran, jika perampungan PKM itu yang memakan waktu setahun lebih ini dianggap sebagai rangkaian skenario mematikan LK. "Tidak selamanya mahasiswa beraktivitas malam menyebabkan konflik, kecuali mahasiswa sengaja berada di dalam kampus memang tujuannya mencari gara-gara dan memprovokasi," kata Ketua UKM SAR, Kurniawan. Justru, aktivitas di malam hari diyakini sebagai waktu yang tepat menumbuhkan daya nalar dari diskusi dan kajian sesama mahasiswa selepas rutinitas kuliah di siang hari. "Aktifitas malam hari untuk kegitan yang bersifat posistif sehingga bila renovasi PKM selesai membuat kita tidak lagi menyewa sekretariat di luar untuk kegiatan malam,” ungkap Ketua UKM Olahraga, Rudiyanto. (tim) Streaming: radioprofesi.com

9

rampung renovasinya,” tambahnya. Para pemimpin UKM juga telah berkali-kali mengadakan forum terkait kondisi organisasi yang kelabakan mengurus sekretarit sementara dan inventaris yang serba kekurangan. Pengadaan inventaris baru dan pengganti sampai hari ini belum ada kejelasan. "Seharusnya pimpinan harus menyelesaikan satu dulu baru yang lain. Akan tetapi, yang terjadi, walaupun satu, tidak ada sama sekali," sesal Kurniawan. Ketua UKM Olahraga, Rudiyanto Sahareng juga menyayangkan birokrat yang tidak pernah serius dalam merampungkan pembangunan gedung, seperti gedung PKM. “Terus terang saya sangat kecewa dengan lambannya pengerjaan PKM, inikan sudah setahun lamanya pasca terbakar,” sesalnya. Tercatat, delapan UKM yang kini menyewa sekretariat di luar kampus, yakni, UKM Olahraga, SAR, LPM Profesi, Menwa, Maphan, Sintalaras, LPM Penalaran, dan KSR. Delapan UKM itu harus menanggung sendiri sewa kontrak rumah yang menjadi sekretariat sementara. Tak jarang, pengurus UKM, harus patungan atau meminta dana dari senior untuk menutupi tuntutan sewa rumah setiap tahun. Dana dari birokrat hanya sekadar­

sisa-sisa dari dana kegiatan, kalaupun ada. “Terpaksa kita tanggung sendiri dulu atau pinjam ke senior untuk sewa sekret, kami kontrak sejak 2008,” jelasnya. Ketua UKM Maphan, Arswandy Arifin mengungkapkan, sekretariat yang disewa di Jl Mapala sejak 2013 lalu menghabiskan uang sebesar Rp10 juta dalam waktu satu tahun. Belum lagi biaya listrik dan air yang tak sedikit. “Pakai uangnya anak-anak dulu. Nanti ada kegiatan, dipotong sedikit-sedikit,” akunya. Menanggapi hal tersebut pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Heri Tahir seakan tidak ambil pusing. Ia mengatakan memang tidak ada anggaran untuk membiayai sekretariat lembaga kemahasiswaan di luar kampus. "Kalau harus patungan untuk mebayar sekretariat itu sudah menjadi resiko," katanya. Berharap gedung PKM dirampungkan akhir tahun ini membuat Arswandy memutuskan untuk membayar setengah dari sewa rumah tersebut dulu. Ia berharap birokrat khususnya PR II tak lagi mengingkari janjinya,” sementara kita bayar 5 juta dulu, siapa tahu gedung PKM sudah rampung akhir tahun ini. Semoga janji PR II ditepati,” harapnya. (tim)

Lamban Rencanakan Anggaran Lambannya pimpinan universitas dalam mengurus pendanaan untuk renovasi PKM mengakibatkan dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 tidak bisa digunakan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) pun tak bisa membantu karena untuk pencairan dari DIPA itu mengharuskan pengajuan permohonan dana minimal satu tahun sebelum cair. Menurut Kepala Unit Manajemen Aset (UMA), Asrul jika ingin menggunakan dana dari Dikti atau APBN, pengajuannya harus satu tahun sebelum dikerjakan. Untuk mengajukannya, paling lambat pada bulan September. “Jika menggunakan dana Dikti atau APBN pengajuannya harus satu tahun sebelum dikerjakan maksimal bulan september,” ungkapnya. Asrul agak menyesalkan lambannya pengerjaan PKM. Menurutnya kerusakan gedung PKM terbilang ringan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan. “Kalau untuk PKM perbaikannya ringan, hanya problemnya tidak masuk dalam perencanaan di tahun sebelumnya.

Kan kebakarannya mendadak,” sesalnya. Ia menambahkan, pimpinan harus lebih cekatan dalam mengurus hal semacam ini. Masalah hanya karena pengajuan dana perbaikannya tidak masuk dalam perencanaan tahun sebelumnya (2013). “Ini tahun mau dibangun, tahun sekarang dimasukkan. Jangan harap bisa dikerjakan,” tegasnya. Kesulitan dalam mengurus anggaran dari Dikti maupun APBN akhirnya membuat birokrat mengambil jalan pintas dengan menggunakan dana Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sementara PNBP itu baru bisa digunakan pada pertengahan tahun. Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (Bapsi), Ismail, mengatakan, pengerjaan lanjutan PKM mengacu pada revisi anggaran yang telah dilakukan. “Harapan kita, PKM diselesaikan setelah revisi ini keluar,” ujarnya, Senin (1/12) lalu. Ismail menambahkan, ia tinggal menunggu perintah dari atasan (PR II, red) dan menunggu terisinya kas bendahara universitas. “Jika uang sudah di bendahara. Saya tinggal menindak lanjuti berdasarkan sistem,” tambahnya. (tim)

Komitmen Setengah Hati Siang itu terlihat sekitar tiga orang tukang bangunan sedang mengaduk-aduk campuran semen dan pasir, beberapa tukang sedang mengangkat sebuah ember yang berisikan campuran, tukang lainnya terlihat sedang mengangkat batu bata untuk pembangunan kembali gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang nyaris lumpuh setahun ini. Sisa-sisa bekas kebakaran gedung yang beratapkan kayu dan berdinding tembok gedung itu masih tergambar jelas, beberapa ruangan terlihat berantakan dengan tumpukan kayu-kayu, pasir dan batu bata. Beberapa ruangan lainnya sudah dalam tahap penyelesaian. Irwan, salah seorang tukang mengatakan, renovasi gedung ini sudah hampir rampung, sisa beberapa bagian yang masih dalam tahap penyelesian.” renovasi gedung ini sudah dalam tahap penyelasaina. Sisa pemasangan kaca jendela dan lantai dua yang masih belum selesai,” ungkapnya. Masih teringat jelas, 7 November 2013 lalu, sebanyak 7 sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) hangus terbakar tak menyisakan apapun. Diantaranya yakni UKM Seni, Menwa, LKIMB, Maphan, Sintalaras, Pramuka, BEM UNM, dan LPM Profesi. Hanya puing-puing bangunan yang menjadi sisa-sisa terakhir peninggalan gedung PKM itu. Zulfikri, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mengungkapkan pihak birokrasi terlalu lamban dan tidak serius menangani renovasi itu. “Kami dari BEM selalu ji mendesak pihak birokrasi untuk segera me­nyelesaikan kasus pembangunan kembali gedung PKM, tapi sampai sekarang tidak tahu kenapa dari birokrasi tidak me­ realisasikan janjinya untuk segera menyelesaikannya," jelasnya. (tim)

PR II Menjanji Lagi Sudah lebih satu tahun lamanya, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Makassar (UNM) hingga kini belum juga selesai direnovasi oleh pihak birokrasi. Berbagai alasan dilontarkan untuk menepis pertanyaan soal gedung eks Pusat Sumber Belajar (PSB) itu. Meskipun demikian, selalu saja Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan (PR II) UNM, Nurdin Noni memberi alasan dan janji agar tak melulu ditagih. Sebelumnya ia telah menjanjikan PKM tersebut akan bisa ditempati September lalu. Nyatanya, hingga kini tak terbukti. Kini ia berjanji lagi, bangunan tempat berkumpulnya 14 lembaga kemahasiswaan tingkat universitas ini bisa dimanfaatkan kembali seperti semula. "Kan sudah tidak pernah berhenti dikerja bisa dilihat proses renovasi sementara berlangsung. Kalau penyelesaiannya direncanakan akan rampung pada akhir tahun ini. Ya maksimal Desember ini lah," katanya Jika dilihat dari waktu pelaksaan menurutnya memang tidak segampang itu, tapi saat ini beberapa aksesoris telah dipasang rapi seperti kaca jendela dan plafon atap. Ia bahkan mengaku sejak dulu telah menargetkan proses pekerjaannya selesai di tahun 2014 sebelum menunggak dua tahun. Namun katanya banyak kendala entah itu dana dan sebagainya. "Memang harus rampung," pungkasnya. (tim) TIM: Febriawan Djalil (Koord.), ­Mentari Jati Pratiwi, Bayo Rachmad Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Special Report

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Represif Hingga Iming-iming

Diseret. Salah seorang mahasiswa UNM diseret oleh aparat kepolisian saat melakukan aksi unjuk rasa.

FOTO: FEBRIAWAN-PROFESI

Polisi dan Mahasiswa Mesti Saling Introspeksi Penyerangan oknum polisi ke dalam kampus beberapa waktu lalu atau yang kini dikenal dengan istilah Insiden Tiga belas November Gunung Sari (Insting) UNM masih teringat jelas. Insiden itu bahkan bisa dikatakan peristiwa kelam bagi UNM sepanjang 2014. Institusi kepolisian pun mendapat sorotan tajam saat itu. Pasalnya, bukan hanya demonstran yang digasak tapi siapapun yang berada di dalam kampus. Mahasiswa yang usai kuliah, tukang bangunan, bahkan dosen tak pelak jadi sasaran. “Polisi telah melakukan tindakan represif terhadap teman-teman sekalian. Tindakan tidak senonoh dari pihak kepolisian. Bahkan dosen yang kita hormati juga jadi korban tindakan kekerasan aparat kepolisian,” teriak Herman, mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) yang berorasi, 14 November lalu. Tak puas sampai di situ, sejumlah kendaraan yang terparkir dalam kampus pun dirusak dan akhirnya berujung pengerusakan fasilitas kampus. Media cetak, online, maupun televisi di sana sini ramai memuat komentar miring masyarakat. Betapa tidak, kampus yang notabene adalah ikon pendidikan diporak-poranda bagai polisi sudah hilang sadar. “Masyarakat mana yang tidak jengkel melihat perlakuan polisi itu. Apalagi yang dirusak ini institusi pendidikan, kampus. Sangat keterlaluan dan masyarakat tidak terima itu,” kesal Direktur Program Pascasarjana (PPs) UNM, Jasruddin Malago. Tak sampai di situ, pemukulan kepada wartawan juga burbuntut panjang. Wartawan menuntut agar Undang-undang Pers digunakan untuk menghukum oknum polisi seberat-beratnya. Jabatan Kapala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulselbar, Anton Setiadi dan Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes) Makassar, Fery Abraham pun Urai data, ungkap fakta, saji berita

sempat terancam. Mereka didesak untuk mundur dari jabatannya karena tak mampu mengontrol bawahan. Selain itu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Sutarman diminta untuk mencopot keduanya. Sehari sebelumnya, polisi juga melakukan kekerasan dengan menyeret mahasiswa yang berorasi di bawah Menara Pinisi. Bahkan hampir setiap demonstrasi mahasiswa di UNM sebulan terakhir, penanganan yang dilakukan selalu berujung dengan tindakan represif. Menembakkan gas air mata dan peluru karet secara membabi-buta justru semakin memperkeruh suasana. Sedangkan jika aparat TNI yang diterjunkan, demo bisa ditangani dengan cara yang persuasif tanpa ada kekerasan satu sama lain. “Polisi harusnya memiliki kematangan emosianal yang baik. Kalau begini, petinggi institusi kepolisian patut meningkatkan kematangan emosianal anggotanya,” sesal Pembantu Rektor Bidang

Kemahasiswaan (PR III), Heri Tahir. Di satu sisi, tindakan polisi memang tidak dapat diterima, namun di sisi lain, cara demonstrasi mahasiswa tidak lepas dari kritik. Demonstrasi mahasiswa selama ini dinilai tidak tepat. Aspirasi masyarakat yang diperjuangkannya justru berbalik dicemooh oleh masyarakat pula. “Memblokade jalan mungkin saja karena ingin melibatkan masyarakat merasakan aksi demonstrasi juga. Bukannya masyarakat tidak terlibat, tetapi sudahkah mahasiswa membangun komunikasi dengan masyarakat sebelum demo? Sehingga demonya bisa sama-sama tanpa harus menutup akses jalan,” kata Kamaruddin, salah seorang warga Kelurahan Parangtambung. Bahkan, mahasiswa dianggap tidak lagi terlihat sebagai seorang yang terdidik dan terpelajar. Batu yang berserakan di jalan sudah dipersiapkan sebagai senjata perlawanan. Tapi yang paling mengerikan yakni penggunaan panah busur dan bom

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Periode 2010-2011, Muhammad Ali Akbar mengaku cara-cara tidak bermoral pun kerap dilakukan aparat kepolisian agar mahasiswa tidak melakukan aksi. Ditawari uang hingga dipertemukan dengan perempuan misalnya. Ali Akbar bercerita, awal kepengurusannya di BEM ia memimpin massa menolak kebijakan pemerintah. Juga perihal kenaikan harga BBM. “Saya sudah lupa tanggal berapa, namun yang jelas saat itu ada agenda kunjungan Presiden juga di Sulsel,” katanya. Kala itu, UNM menjadi sentrum gerakan. Beberapa perwakilan kampus yang ada di Makassar ikut berafliasi. Di tengah jalannya aksi, seorang yang mengaku intelijen datang untuk bernegosiasi. Mengajak beberapa orang pemimipin aksi kala itu bertemu di suatu tempat. “Sungguh alangkah kagetnya kami ketika sampai di tempat itu justru ada seorang perempuan yang berpakaian tidak senonoh. Oknum tersebut pun menawarkan imbalan materi agar kami menghentikan aksi,” ungkap Ali Akbar tanpa menyebutkan lokasi pertemuan yang dimaksud. Namun, tak ada kesepakatan dalam aksi tersebut. Keesokan harinya teman-teman tetap melanjutkan aksi. “Kami ngeri perilaku tak bermoral menggerogoti aparat bangsa ini. Saat itu memang tak satupun dari kami yang berstatus sebagai seorang ustadz. Namun kami masih punya secuil iman untuk tetap konsisten pada idealisme,” akunya. Lebih lanjut, ia mengatakan, fenomena demikian bukanlah hal tabu bagi fungsionaris lembaga kemahasiswaan. “Aparat kepolisian memang terkadang melakukan hal tersebut untuk meredam aksi mahasiswa, apalagi menyangkut pengamanan kedatangan orang nomor satu Indonesia waktu itu,” katanya. (*) molotov. Alat yang penggunaannya dapat mengakibatkan kematian. “Seperti itukah mahasiswa? Pakai busur, pakai bom molotov. Itu bukan ciri mahasiswa,” tegas Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam. Tak dapat dipungkiri, perlakuan di luar kewajaran polisi pada peristiwa Insiting tidak lepas dari tertancapnya anak panah di tubuh Wakapolrestabes Makassar, Totok Lisdiarto yang dilepaskan dari arah kumpulan demonstran hari itu. Kini, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNM telah ditangkap dan ditetapkan tersangka karena diduga sebagai pelaku pembusuran itu. Pada akhirnya, baik itu polisi maupun mahasiswa harus mampu mengontrol emosi masing-masing. Bukan saling menciderai satu sama lain. Bahkan kerja sama antara keduanya mesti dipupuk dengan baik. “Semoga kita bisa instropeksi diri bersama agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” harap PR III, Heri Tahir. (*)

Peraturan Kapolri No.16 Tahun 2006 Pasal 7 ayat (1) tentang Pedoman Pengendalian Massa (Dalmas). Satuan Dalmas dilarang: 1. Bersikap arogan dan terpancing perilaku massa; 2. tindakan kekerasan yang tidak sesuai dengan prosedur; 3. membawa peralatan di luar peralatan dalmas; 4. membawa senjata tajam dan peluru tajam; 5. keluar dari ikatan satuan/formasi dan melakukan pengejaran massa secara perseorangan; 6. mundur membelakangi massa pengunjuk rasa; 7. mengucapkan kata-kata kotor, pelecehan seksual/perbuatan asusila, memaki-maki pengunjuk rasa; 8. melakukan perbuatan lain yang melanggar peraturan perundang-undangan. sumber: int

Streaming: radioprofesi.com


Lifestyle

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

11

www.profesi-unm.com

Tren Alis Sinchan Jadi Kebutuhan

A

da yang bilang mata merupakan bagian wajah yang menjadi pusat perhatian tampil cantik tidaknya seorang wanita. Akan tetapi penopang kecantikan seorang wanita juga terletak pada bentuk alis. Di tahun-tahun sebelumnya banyak dijumpai alis yang dicukur kecil dan melengkung agar terlihat seksi dan tampak lebih cantik. Namun, saat ini model alis yang seperti itu tidak lagi digemari. Alis mata yang tebal dan gelap kini menjadi hottest tren. Tak heran karena bentuknya yang gelap, tegas, dan tebal bentuk alis ini dinamai alis Sinchan, salah satu tokoh kartun anak. Awalnya, kemunculan alis tebal ini dipopulerkan oleh seorang artis Korea, dimana ia selalu tampil percaya diri dengan alis super tebalnya di berbagai program acara di Korea. Meski awalnya dianggap norak, tetapi tren

alis tebal ini lambat laun digemari oleh sebagian besar kaum hawa, terutama kalangan remaja, tak terkecuali mahasiswi. Demam hallyu atau demam tren Korea memang sering kali mampu menyihir masyarakat Indonesia untuk selalu meniru apa pun yang berbau Korea, termasuk tren berdandan. Umumnya untuk membuat efek tebal pada alis sebagian penggunanya akan membuat tato atau sulam . Namun sayangnya, untuk tato kadang warnanya agak kehijauan sehingga lambat laun tren ini mulai ditinggalkan. Kebanyakaan wanita saat ini lebih memilih menebalkan alis cukup dengan pensil alis. Model alis tebal dianggap memiliki kesan natural, imut, muda, tegas sekaligus feminine bagi seorang perempuan. Karena alasan seperti itulah banyak remaja yang

Tips Menebalkan Alis Secara Alami

S

ebenarnya tanpa tato, sulam alis, dan pensil alis, wanita masih bisa mempertebal alis mereka yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang alami. Salah satu misalnya menggunakan kemiri. Kemiri hanya perlu disanggrai sampai gosong, setelah itu ditumbuk sampai halus dan mengeluarkan minyak. Lalu minyak tersebut dioleskan pada alis mata dengan menggunakan cutton bud agar lebih mudah dalam mengoleskannya. Tak hanya kemiri, lidah buaya pun juga bisa mepertebal alis. Cukup oleskan gel nya pada alis. Selain itu bumbu dapur pun juga bisa digunakan, seperti bawang merah. Cukup mengusap irisan bawang merah pada alis mata, lalu usap dengan air bersih. Dan masih banyak lagi bahan-bahan alami yang dapat membuat alis tebal yakni minyak zaitun,

menggunakan susu segar, atau kulit lemon dan minyak kelapa. Hasil dari manggunakan bahan alami ini pun tak kalah jika menggunakan pensil alis. Hanya saja waktu untuk memperoleh alis tebal dengan cara yang alami lebih lama, ketimbang menggunakan pensil alis. (int)

kesehariannya tak lepas dari alis tebal, bahkan kabanyakan dari mereka memilih untuk memakainya ke kampus.Berbeda dengan tren sebelumnya, yakni alis menjerit atau alis yang sengaja dibuat kecil seperti garis lurus, sedikit melejit sehingga membuat tampilan wajah secara keseluruhan akan terlihat antagonis. Mayangsari misalnya, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) ini mengaku, memakai alis tebal diwajahnya telah menjadi kebutuhan yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-harinya. Meski awalnya ia cuma ikut-ikutan untuk memakai, akan tetapi lama-kelamaan ia menjadi candu dan tak bisa lepas dari gaya berdandan dengan alis tebal tersebut. “Kalau tidak pakai, wajah kayak pucat, dan sepertinya bukan diri saya kalau tidak berdandan dengan alis tebal. Karena itu bukan hanya dikampus tapi kemana pun

saya pergi alis saya harus tebal,” tuturnya. Sama halnya dengan Kurni mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Menurutnya pensil alis sudah menjadi benda keramat yang mesti ada di tas cewek dan harus selalu dibawa berpergian. “Saya lebih baik tidak bawa handphone kalau keluar dibandingkan nggak bawa pensil alis,” ungkap mahasiswa 2010 ini. Lebih lanjut ia bercerita, awal menebalkan alis dengan menggunakan pensil itu sangat susah, butuh keahlian khusus. Akan tetapi dengan menggunakan cetakan alis maka ia tak kerepotan lagi saat membentuk alisnya. Cetakan alis ini sudah ada bentuknya, tinggal ditempel di alis lalu digambar dengan pensil dan diwarnai sesuai bentuknya. “Seperti penggaris, tinggal ikuti pola yang ada,” cerita Kurni. (sdr)

Cetak Alis Sesuai ­Bentuk Wajah Sebelum mulai membentuk alis, ada baiknya kaum hawa harus­m ­ e­­­ngenali bentuk wajah yang dimiliki.­Setelah itu, mulailah merapikan alis sesuai dengan bentuk wajah. Ikuti tips berikut ini: Wajah Oval Ciri: Dahi agak lebar dan tulang p­ ipi ­­menonjol.­ Bentuk Alis: Buat alis berbentuk melengkung lembut. Hindari bentuk menukik, karena akan terlihat berlebihan pada wajah oval yang sudah proporsional.

Wajah Bulat Ciri: Panjang dan lebar wajah hampir sama, bagian pipi adalah daerah paling lebar. Bentuk Alis: Buat bentuk alis yang menukik cukup tajam untuk membingkai wajah jadi sedikit lebih ramping dan panjang.

Wajah Kotak Ciri: Bagian dahi, tulang pipi dan rahang mempunyai lebar yang hampir sama. Terutama bagian rahang terlihat menonjol. Bentuk Alis: Buatlah busur alis yang bentuknya bisa melembutkan bentuk wajah. Semakin tajam bentuk persegi dari wajah dan rahang, maka semakin tajam pula bentuk busur alis.

Wajah Hati Ciri: Dahi agak menonjol dan bagian dagu meruncing. Bentuk Alis: Solusinya adalah dengan menyeimbangkan dagu yang meruncing dengan kening yang cukup lebar atau menonjol. Buat alis dengan busur yang tidak terlalu menukik namun tidak juga terlalu bulat. Wajah Panjang Ciri: Bagian dahi sampai dagu memanjang. Bentuk Alis: Pilih bentuk alis yang lengkungannya nyaris mendatar. Bentuk ini bisa membuat wajah terkesan lebih lebar, sehingga memberikan ilusi yang sesuai dengan bentuk wajah. (sdr/int)

F Diperankan oleh model: Kurniawati foto: Febriawan-profesi

Streaming: radioprofesi.com

Tak Disukai Pria

enomena alis tebal ini, telah merajalela dikalangan kaum hawa. Banyak wanita yang mengira jika memilki alis yang tebal maka akan dinilai lebih cantik oleh laki-laki. Ternyata anggapan tersebut meleset. Kebanyakan pria justru mengatakan mereka lebih menyukai tampilan yang lebih alami. Menurut kaum adam ini, wanita yang tampil dengan alis Sinchan tak membuat mereka semakin cantik, justru malah mempertua wajah. Fandi misalnya, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) ini mengaku tak suka melihat cewek yang mencetak alisnya hingga men-

jadi tebal. “Kayak tante-tante ki kalau pakai alis tebal,” nilainya. Senada dengan Fandi, Aldiansyah mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) juga tak tertarik dengan wanita yang beralis tebal. Menurutnya tren alis tebal yang saat ini sedang booming terkesan palsu. Pasalnya banyak wanita yang hanya sekedar ikut-ikutan dan memaksakan dirinya. “Itu alis kayak ditempel-tempel saja, tidak cocok di muka mereka (baca: wanita). Malahan yang saya lihat banyak yang terlalu memaksakan,” komenternya. (sdr). Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Inovasi Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Mesin Bubut dan Gergaji Kini Menyatu buatan alatnya bisa dibilang mudah, karena kebanyakan bahannya terbuat dari kayu, kita cukup sediakan mesin penggerak dan tombol pengatur kecepatan, tali pambel untuk penggerak ganda, serta mata gergaji,” jelasnya. Bakharani Rauf juga menjelaskan, bagian dari mesin bubut gandeng gergaji diantaranya, mesin penggerak, alat pengatur kecepatan mesin, tali pambel, rangka gergaji, mata gergaji, penutup mata gergaji, bak penampungan limbah hasil gergaji serta rangka alat bubut. “Proses produksi mesin bubut kayu gandeng gergaji ini sangat cepat dan hasil bubutnya sangat halus karena hanya menggunakan satu motor FOTO: IST

Seiring berkembangnya zaman, dunia teknologi berkembang sangat pesat. Masyarakat saat ini membutuhkan teknologi yang bisa menghasilkan produk bernilai tinggi dengan proses pengerjaan singkat. Kali ini, dosen ­Arsitektur, Bakharani Rauf menciptakan mesin yang dapat digunakan tukang kayu rumahan yaitu mesin bubut kayu sekaligus gergaji multi fungsi. Berbekal alat sederhana, mesin bubut kayu gandeng gergaji ini hanya menggunakan mata gergaji. Namun, berbeda dengan gergaji tangan dan bubut manual,

Urai data, ungkap fakta, saji berita

penggerak dan menjalankan dua alat yaitu mesin gergaji kayu dan mesin bubut kayu,” terang Bakharani. Mesin berfungsi ganda ini juga pemasarannya sudah tersebar dibeberapa daerah, ksususnya suku Bugis-Makassar. “ Inovasi saya ini sudah tersebar diberbagai daerah, suku Bugis-Makassar merespon baik mesin ini diciptakan diantaranya Kabupaten Soppeng, Wajo, Sidrap dan Pinrang,” tuturnya. Lebih lanjut, Bakharani mengungkapkan, mesin ini bisa mebantu kerja pengrajin kayu diseluruh Indonesia dan menjadi Inovasi yang bermanfaat. “Mudah-mudahan mesin yang saya ciptakan banyak memberikan maanfaat dan keringanan kerja bagi pengrajin-pengrajin kayu,“ harapnya. (mad)

dengan alat ini, produksi yang dihasilkan lebih banyak, proses kerjanya lebih ringan dan waktu pengerjaan singkat. Mesin ini bisa memproduksi terali kayu jendela, lego-lego (teras), pegangan tangga, tiang tempat tidur serta berbagai perabot rumah yang menggunakan bahan kayu. Dosen yang menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) Fakultas Teknik (FT) ini mengatakan, mesin yang terbuat dari rangka kayu ini mudah dibuat. Selain itu, bahan pembuatannya mudah diperoleh diberbagai daerah. “Pem-

Streaming: radioprofesi.com


Wawancara Khusus 13 Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Yanuarsyah Haroen, Penilai Jabatan Akademik Pusat

B

Sanksi Tegas Pelaku Plagiat

ukan sekadar mengajar di dalam kelas. Seorang dosen harus kembali mengevaluasi diri untuk sadar akan tanggung jawabnya. Terlalu banyak yang menyimpang hingga sekat nilai itu hampir tak terlihat. Nilai antara yang benar dan buruk telah tercampuraduk dalam aturan yang disepakati di selembar kertas. Hakikat asli tanggung jawab dosen adalah mendidik selayaknya seorang guru. Kepuasan setelah memenuhi jam mengajar bukanlah tujuan dari tenaga pendidik yang sebenarnya. Sejatinya memberikan ilmu dan memastikan siswa paham pelajaran adalah hal paling utama. Mengulas lebih dalam mengenai dosen yang baik dalam tataran nilai dan cara bersikap, Yanuarsyah Haroen siap berbagi ilmu. Bersama rombongan Tim Penilai Jabatan Akademik Pusat, dosen Institut Tekhnologi Bandung ini bertandang ke Universitas Negeri Makassar untuk So­sialisasi Permenpan RB Nomor 17 Tahun 2013 dan Revisi Permenpan RB Nomor 46 Tahun 2013, Sabtu (7/12). Disela-sela waktunya, berikut kutipan wawancaranya bersama reporter Profesi, Sulastri Khaer. *Bagaimana pendapat anda tentang dosen plagiat? Baik dan buruk itu tidak memiliki ukuran angka, sikap hanya mampu dilihat dari sikap pula. Ada kebiasaan baik yang sering saya sampaikan kepada dosen-dosen disekitar saya. Mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan pelajaran, tapi pastikan jika mahasiswa benar-benar mengerti dengan apa yang kita sampaikan. Lalu, apa yang bisa disampaikan jika dosen saja tidak mampu jujur. Bukan hanya untuk jujur menyampaikan ilmu, jujur terhadap diri sendiri juga belum mampu. Perilaku menjiplak seperti ini adalah sikap menciderai keilmuan sendiri.

*Bagaimana cara meminimalkan angka plagiat di kalangan dosen?

*Bagaimana seharusnya sikap universitas melihat fenomena plagiat?

Plagiat ataupun istilah menjiplak sudah menjadi bahasa lumrah bagi sebagian orang. Bahkan tidak jarang, perbuatan seperti ini tanpa sadar telah dilakukan. Mencari solusi sikap membudaya ini seperti mencari jarum dalam jerami. Saya pribadi mengusulkan, pendidikan sikap dan karakter seyogyanya dimiliki setiap universitas sebagai bekal nilai.

Perlu aturan paten yang telah ditentukan pihak universitas

*Mengapa pendidikan sikap itu penting? Sikap diukur oleh nilai untuk melihat baik dan buruk. Perilaku selanjutnya menjadi implementasi dari kematangan sikap atau karakter. Sebagai dosen hal terpenting selain ilmu adalah sikap. Memiliki sikap akan membentuk karakter yang kuat. Menunjukkan sikap peduli terhadap keilmuan juga menjadi perhatian sendiri mahasiswa. Me­ minimalisir pelanggaran sikap mampu ­menumbuhkan sikap positif bagi penilaian ­mahasiswa. Penilaian positif mampu memicu peningkatan keilmuan mahasiswa. Melalui cara ini, hakikat tujuan pembelajaran yaitu pemahaman akan terpenuhi.

mengenai­batasan acuan. Contohnya minimal halaman sadur ataupun cara menuliskan acuan. Hal tersebut akan menjadi patokan karya tulis dosen baik berupa diktat atau karya tulis ilmiah kenaikan golongan maupun pangkat. Jika universitas hanya berpangkutangan, fenomena pembiaran pasti akan terlihat. Gejolak sosial dari mahasiswa yang sadar akan hal itu pastinya akan muncul. Jika tidak salah ingat, aturan plagiat seharusnya tertera dalam statuta universitas ataupun catatan rektor. ­

*Apakah plagiator pantas dikenakan sanksi pemecatan jabatan? Pantas-pantas saja, sanksi terberat pun pantas diterima oleh dosen yang melakukan plagiat. Selama aturan sanksi tersebut termaktub dalam aturan universitas yang telah disepakati. Namun selama universitas tidak membuat aturan maka bisa saja plagiat tersebut terbebas dari kesalahannya. Hal terburuk dari sikap universitas yang lalai akan memunculkan plagiator lain. Apa jadinya jika kejahatan akademik seperti itu hanya dianggap kelalaian sepele. (*)

*Apa penyebab dosen melakukan plagiat? Entah karena tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu hingga menutup telinga menjadi alasan. Tapi mengapa tidak berperilaku jujur saja. Mencantumkan pemilik karya adalah pilihan yang bijak. Referensi juga menjadi bahan pertimbangan karya tulis yang bagus.

Nama : Prof. Dr. Ir. Yanuarsyah Haroen Riwayat Pendidikan: - S1: Electrical Engineering, ­ITB- Indonesia - S2: Electrotechnique, Institut ­Na tional Polytechnique Toulouse, Toulouse - France - S3: Electrotechnique, Institut Na tional Polytechnique Toulouse, Toulouse - France

Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

Opini www.profesi-unm.com

Almamater

Bombe'

*Muhammad Hasim Arfah

P

erkelahian kelompok terjadi di berbagai sudut dan jalan kota Makassar. Semua aparat Polda dan Kodam VII Wirabuana diturunkan selama 53 aksi untuk meredam protes kenaikan BBM, sejak 9 November lalu. Bukan hanya fasilitas umum, kampus pun menjadi porak-poranda setelah kontak fisik antara aparat dengan oknum mahasiswa. Pemandangan ini sering terlihat di berbagai negara kemudian berakhir revolusi. Layaknya Arab Spring Timur Tengah atau Revolusi Payung Hongkong. Lalu setelah demo apa? Semua media menyiarkan ke seantero penjuru dunia. Kantor berita Inggris BBC, kantor berita Amerika Serikat VOA, hingga kantor berita Francis AFP menjadikan protes BBM ala Makassar berulang kali jadi headline. Hubungan sesama masyarakat Makassar semakin renggang. Aksi hujat aparat, mahasiswa, dan masyarakat tak pernah berhenti baik di dunia nyata ataupun di dunia maya. Sehingga membuat kita saling Bombe' (musuhan). Ketika seseorang sudah Bombe' maka tak ada satu pun kebaikan dalam diri lawan. Mendengar nama saja pasti membuat "hati panas". Hingga kebaikan dalam diri hilang. Memukul, menghujat sesama masyarakat, dan mengeluarkan kata-kata tak pantas sudah halal untuk seseorang yang saling Bombe'. Jika itu berlangsung lama maka tak dipungkiri bangsa ini akan semakin keropos, kemudian hancur. Lihatlah masyarakat yang saling Bombe' seperti Irak dan Mesir. Tak ada lagi kedamaian. Semua saling bunuh. Pada 1996, The Toda Institute and Policy Research mengembangkan suatu skema mengenai kecenderungan kultural ke arah kekerasan dan perdamaian. Organisasi ini mengungkapkan kecenderungan kultural yang harus selalu diberi peluang berkembang adalah penghargaan terhadap diri sendiri, penghargaan terhadap orang lain, keberanian memaafkan, merawat-memberi, sikap pemurah, mengingat penderitaan dan kematian (remembrance). Sebaliknya kecenderungan kultural yang harus diberi ruang seminimal mungkin adalah penghinaan terhadap diri, penghinaan terhadap orang lain, sarkasme, dendam kesumat, sikap eksploitatif, keserakahan, eksklusivitas, sektarian, memicu konflik, mengagungkan penderitaan dan kematian. Konflik akan selalu ada. Namun meluapkan tidak mesti melalui jalan-jalan tradisional seperti tawuran. Tawuran antara polisi, mahasiswa dan warga adalah pemandangan yang tak etik lagi. Semua pasti sepakat jika mempertontonkan perbuatan tak etik bukan lagi gaya orang-orang terdidik. Semoga UNM damai. (*) *Penulis adalah Station Manager Divisi Penyiaran LPM Profesi UNM Periode 2010-2011

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

Perangkap di Lingkaran Kampus­

B

eberapa waktu belakang ini kampus menjadi sorotan publik. Orangorang kampus menghiasi pemberitaan kabar dan tayangan televisi. Sayangnya, lakon yang dipertontonkannya amat memilukan dan tak sesuai dengan karakter warga kampus. Para pembaca dan penonton jadi terheran-heran, terkaget-kaget melihat sosok-sosok orang kampus muncul dalam lakon seperti itu. Ada apa dengan kampus (di Makassar)?. Kampus adalah area terbatas untuk kalangan terbatas. Area ini dihuni oleh segelintir dari rakyat yang beruntung. Beruntung karena terpilih setelah melewati proses panjang dari pendidikan sebelumnya dengan seluruh rangkaian proses yang rumit. Kampus adalah tempat bagi proses pendidikan formal level tertinggi. Maka tempat ini disebut juga perguruan tinggi. Tempat berguru ilmu pengatahuan level tinggi, dengan proses pembelajaran level tinggi, oleh tenaga dengan kehebatan level tinggi, didukung fasilitas berbiaya tinggi. Kampus adalah tempat berproses menjadi sumberdaya manusia dengan tagihan kualitas level tinggi. Sosok manusia produk kampus adalah manusia setengah dewa. Mereka berhak atas sematan berbagai simbol yang memberi hak atas status level tinggi dalam strata masyarakat. Ada simbol gelar yang melekat pada ijazah (sarjana, magister, doktor). Ada simbol yang melekat pada posisi fungsional (lecturer, professor). Ada simbol yang dilekatkan pada citra komunitas akademik (akademisi, ilmuwan, kaum intelektual, pemikir, cerdik-pandai, agen pembaharu). Kampus adalah area dari komunitas yang serba maha. Peserta didiknya diberi sebutan “mahasiswa”­(maha + siswa, bukan siswa biasa). Pendidiknya pun, pada acara formal kampus, sering disapa dengan sebutan “mahaguru” (untuk guru besar) dan “mahaterpelajar” (untuk doktor).­ Wajar saja jika kemudian masyarakat umum berharap banyak pada kelompok komunitas kampus. Ekspektasi atas peran yang dimainkan (role expectation) atas mereka juga ditarget tinggi. Masyarakat sangat (masih?) menaruh kepercayaan besar terhadap orang-orang kampus. Bahkan kadang bertaklid (buta) pada fatwah-fatwah kaum intelektual ini dalam menyelesaikan berbagai hal. Maka wajar pula bila masyarakat menjadi kaget, terheran-heran, dongkol, kecewa, dan bahkan marah ketika seseorang atau sekolompok orang dengan sematan simbol kampus menunjukkan tindakan yang tak searah dan bertentangan dengan profile image (yang serba positif) tentang mereka. Itu akan sama sakitnya menyaksikan sahabat yang berkhianat, kekasih yang berselingkuh, atau imam yang murtad. Dan pertanyaan kritis pun memberondong. Ada apa dengan kampus? Mengapa perilaku warga kampus tak beda lagi (kadang lebih parah) dengan warga biasa? Ke mana keterdidikan itu? Apa yang sesungguhnya terjadi di kampus? Dan serentetan pertanyaan lagi yang menggugat keberadaan (juga mencibir) para penghuni menara gading tersebut. Terlepas dari berbagai faktor pemicu eksternal (yang tidak bisa dielakkan), ada baiknya kita bercermin dan menengok tajam ke pusat jantung sendiri. Sebab seheboh apapun gang-

*Abdullah Pandang guan eksternal, ketangguhan internallah jadi penentunya. Karena itu, mari mencoba membedah apa yang terjadi di dalam. Di antara banyak penyakit, ada sumber penyangkit yang saya curiga telah menjangkiti dunia kampus­, yaitu perangkap casing pendidikan.

Perangkap Casing Pendidikan

Sunaryo Kartadinata dalam tulisannya Terapi dan Pemulihan Pendidikan (2009) menyebutkan fenomena terjadinya simplipikasi arah dan tujuan pendidikan. Simplipikasi berupa pemusatan tujuan pada tujuan individual yang bersifat intelektual yang diukur melalui ujian. Simplikasi seperti ini bisa membuat proses pendidikan kering dari proses memanusiakan manusia. Ini amat berbahaya, sebab dapat membentuk perilaku instan yang semata-mata berorientasi hasil dan kurang mengindahkan proses serta melemahkan karakter. Dalam jangka panjang, perlakukan semacam ini bisa menimbulkan kerawanan dan kerapuhan kehidupan bangsa. Di salah satu tulisan blog saya, saya juga mencoba menguraikan fenomena simplikasi pendidikan ini. Simplikasi yang terjadi, awalnya hanya berupa pembelokan arah dan tujuan pendidikan, akhirnya menimbulkan rangkaian pengerdilan proses pendidikan di berbagai lini dan tingkatan. Cakupan pendidikan disempitkan, dikerdilkan, atau bahkan dikamuplasekan ke bentuk yang "seolah-olah" tapi sebenarnya bukan pendidikan. Sehingga yang terlaksana adalah pseudo-education. Pendidikan yang hakikat dasarnya adalah proses pemampuan dan pengakutualisasian potensi kemanusiaan, lalu terjebak menjadi proses schooling belaka. Dalam proses schooling ini pun fokus tindakannya lebih ditekankan pada teaching (oleh pendidik) ketimbang learning (oleh peserta didik). Selanjutnya, proses teaching ini cenderung hanya difokuskan tindakan membantu peserta didik

mendapatkan nilai hasil belajar berupa angka. Proses teaching terkerdilkan menjadi proses peng-angka-an. Berbagai program yang disediakan untuk mendukung penguatan akademik, seringkali pula hanya berisi aktivitas yang menyisir aspek-aspek pinggiran (peripheral), bukan membenahi aspek-aspek substansi (core). Terlihat penting secara administratif (karena wajib diikuti), tapi sama sekali tidak bisa memberi dampak pembeda. Selanjutnya, bukti-bukti keangkaan (tak peduli hasil dari evaluasi valid atau tidak, hasil murni atau nyontek, berdasar karya sendiri ataupun plagiasi) serta kebersyaratan secara administratif inilah yang kemudian jadi indikator utama sukses belajar dan menjadi dasar pengesahan kelayakan mendapatkan ijazah dan gelar. Akhirnya, aktivitas pendidikan begeser menjadi sekadar proses "pemasangan casing" melalui simbolisasi angka, ijazah, dan gelar. Aktivitas peng-angka-an hasil belajar, pemberian ijazah serta penyematan gelar bagi alumni adalah hal yang lumrah saja. Bahkan ini penting bagi pembuktian keabsahan, pendokumentasian, dan akuntabiltas proses yang telah dilakukan. Problem pokoknya adalah ketika aktivitas simbolosasi ini justeru telah menjadi fokus utama aktivitas pendidikan. Yang orang cari bukan lagi kapasitas isi yang disimbolkan, melainkan cukup mendapatkan casing-nya saja. Godaan penampilan casing menjadi lebih menarik ketimbang capacity. Lalu kita tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu, atau malah tidak mau tahu, bahwa yang ada di balik casing itu hanyalah produk yang rapuh. Sosok yang mudah keok menghadapi tantangan dan godaan dalam kehidupan nyata. Dan inilah dampaknya. Demi mendapatkan simbol-simbol artifisial tersebut, ditempuhlah berbagai jalan pintas. Mulai dari sekedar nyontek dalam ujian, kongkalikong untuk mendongkrak nilai, copy-paste dan plagiasi karya, hingga pemalsuan dan jual-beli ijazah. Dan kini, "alumni" dari proses jalan lintas semacam itu bercokol aman di berbagai tempat, penuh kebanggaan menyemat simbol sukses artifisial yang diperolehnya. Saya rasa, simplikasi pendidikan semacam ini juga telah menjangkiti secara cukup serius proses pendidikan di kampus , termasuk di perguruan tinggi (dengan fakultas dan program studi) yang berbasis keilmuan pendidikan (yang harusnya menjadi sentra pengembangan keilmuan pendidikan dan model praksis pendidikan yang benar). Jangan-jangan memang benar ungkapan kritis bahwa pendidikan yang benar itu hanya ada di buku-buku referensi dan isi ceramah pada ahli? Jika kemudian kita menemukan ada (mayoritas? sebagian kecil? atau oknum saja?) warga kampus yang berwajah “bukan warga kampus,” itu bisa jadi karena mereka adalah produk dari pendidikan yang telah terbongsai kerdil tersebut. Mereka memang tercatat sebagai warga kampus. Hidup dan bergumul dalam pergaulan sehari-hari kampus. Tapi mereka tidak sungguh-sungguh “tergoreng” di “tunggku penggorengan” kampus. Mareka hanya numpang lewat, lalu mendapati diri telah memiliki setumpuk simbol-simbol kebanggaan kampus. *Penulis adalah Direktur Program Pengembangan Profesi Guru (P3G)

IST.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Profesiana

Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

Kaprodi PTIK Laporkan Mahasiswanya Diculik

Apes, begitulah nasib tiga mahasiswa jurusan Elektro Fakultas Teknik (FT) yang kini harus mendekam dalam bui. Penyebabnya, gara-gara dilaporkan oleh ketua prodinya sendiri melakukan penculikan dan penganiyaan kepada salah seorang mahasiswa. Ceritanya, Ketua Program studi (Kaprodi) Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Haripuddin mendengar isu adanya salah seorang mahasiswa baru PTIK yang diculik saat berada di kampus, Jumat (28/11). Tidak berpikir lama, ia langsung melapor ke Polsek Tamalate agar diselidiki lebih lanjut.

“Saya sengaja laporkan agar mahasiswa itu bisa dilacak keberadaanya,” katanya. Awalnya, ia mengaku telah mencoba menghubungi mahasiswa tersebut. Namun, setelah dihubungi, terdengar mahasiswa yang bersangkutan dalam kondisi menerima tindak kekerasan. “Saya telepon itu anak, pas diangkat suaranya seperti dalam kondisi tertekan dan ada indikasi menerima kekerasan. Jadi saya lapor saja ke polisi,” terangnya. Alhasil, pihak kepolisian mengamankan 11 orang atas tuduhan penculikan dan penganiyaan. Semuanya tercatat adalah se-

bagai mahasiswa FT. Beruntung, delapan di antaranya bisa kembali bernapas lega karena tidak terbukti bersalah setelah dilakukan penyidikan. Salah seorang pengurus Himpunan Mahasiswa Elektro (HME), Resa, menjelaskan, kasus tersebut memang sudah ditangani pihak kepolisian. “Delapan orang sudah dilepaskan karena memang terbukti tidak bersalah, sebagian besar tidak berada di lokasi saat kejadian, namun masih ada tiga orang yang masih ditahan untuk penyidikan lebih lanjut,” bebernya saat ditemui reporter Profesi. (oni)

Dosen Kok Minta Parcel Begitulah, dosen kita memang banyak maunya. Apalagi terhadap mahasiswa yang hendak menyelesaikan studi. Selain harus dibebankan pembayaran ini itu, dosen penguji pun meminta dibawakan parcel alias paket makanan. Kalau mau ujian akhir berjalan mulus. Fenomena tersebut bukanlah hal tabu, bahkan sudah menjadi tradisi di kampus pencetak guru ini. Fandi alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) mengaku, menyaksikan salah seorang rekannya yang disindir oleh dosen karena paket makanan yang disiapkan tidak sesuai dengan harapan si dosen. “Pernah juga temanku dapat sindiran dari dosen, karena tidak disukan sama penguji parcelnya,” terangnya. Kebiasaan dosen meminta mahasiswanya membawa makanan saat ujian seminar maupun wisuda dinilai menyimpang. Hal ini diungkapkan oleh Yanuarsyah Haroen, guru besar Institut

Streaming: radioprofesi.com

Teknologi Bandung yang juga tergabung dalam tim penilai jabatan akademik pusat. Ditemui saat sosialisasi Permenpan RB Nomor 17 Tahun 2013 dan Revisi Permenpan RB Nomor 46 Tahun 2013, di ballroom Pinisi, Sabtu (7/12). Menurutnya, kebiasaan tersebut menjadi bukti nyata jika dosen saat ini sudah tidak memiliki karakter sebagai pendidik. Seorang dosen seyogyanya memiliki passion yang menjadi panutan mahasiswa. “Kalau saya bagusnya dosen yang bawa tentengan sebagai hadiah atas keberhasilan sang murid,” jelasnya tegas. Bukan main-main, pria kelahiran Sumatra ini memang sudah berapa kali memberikan tentengan hadiah kepada mahasiswanya saat ujian. “Saya beberapa kali kasih hadiah bagi mereka yang lulus,” terangnya. Lebih lanjut Yanuarsyah juga mulai mengkritik tentang kinerja dosen dalam mengajar.

Sikap yang harus selalu menjadi prioritas dosen adalah mengajar selayaknya seorang guru. Guru atau tenaga pendidik idealnya bukan hanya sekadar menyampaikan ilmu tetapi juga memastikan ilmu tersebut dipahami oleh peserta didik. Membuka ruang konsultasi yang besar kepada mahasiswa menjadi salah satu bentuk sikap yang harus dimiliki dosen. “Bukan hanya di kelas, saya juga hobi berdiskusi dengan mahasiswa di media sosial termasuk berbalas email,” jelasnya. Selain itu, Yanuarsyah juga tidak membenarkan jika ada dosen yang meminta mahasiswanya untuk konsul tatap muka di rumah dosen. Bukan hanya karena menyulitkan mahasiswa, konsultasi di rumah dosen akan memberikan efek yang berbeda dalam hal penilaian. “Biasanya kalau mahasiswa konsul di rumah dosen, mahasiswa akan membawa tentengan lagi,” jelasnya sambil tertawa. (sul)

15

www.profesi-unm.com

Sisa Pembayaran KKN Mahasiswa Belum Kembali Sebanyak 22 mahasiwa Program studi (Prodi) International Class Program (ICP) Geografi hanya bisa gigit jari. Hingga kini kelebihan uang Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dibayarkan saat pendaftaran tak juga mendapat kejelasan. Bahkan harus dipingpong sana sini oleh pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). Salah seorang mahasiswa Prodi ICP Geografi, sebut saja Murni menjelaskan, ia bersama temannya hendak mengikuti KKNTerpadu dengan pembayaran Rp750 ribu. Sayangnya niat tersebut harus dibatalkan karena pihak jurusan tiba-tiba tidak memberikan izin. “Akhirnya kami hanya mengikuti KKN Reguler yang biaya pendaftarannya hanya Rp350 ribu,” terangnya. Lebih lanjut, Murni mengatakan, sebelumnya ia sudah mencoba ke bank untuk meminta kelebihan pembayaran sebesar Rp400 ribu. Pihak bank pun bersedia mencairkan dengan syarat adanya persetujuan pihak birokrat. “Kami sudah laporkan hal ini ke bagian keuangan, namun menurut pegawai di sana kami diperintahkan melapor ke bagian LPM. Anehnya LPM memerintahkan kami untuk mengurusnya di bagian keuangan,” herannya. Menanggapi hal tersebut, Ketua LPM, Mulyadi pun membantah kalau masalah pembayaran KKN diurus oleh pihak LPM. “Coba tanya ke bagian keuangan,” saran mantan Sekretaris LPM ini. Sementara itu, Ketua Jurusan Geografi, M. Nur Zakaria Leo sangat menyayangkan sikap pihak LPM dan bagian keuangan yang terkesan lempar tanggung jawab. Menurutnya, universitas tak semestinya mengambil apa yang menjadi hak mahasiswanya. “Ini sudah beberapa bulan tapi belum dikembalikan hingga kini,” keluh Leo.(ayd)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

Persona Profesi Edisi 186 Desember Tahun XXXVIII 2014

www.profesi-unm.com

Putus Cinta Buatnya jadi Komika S

atu tahun sudah merajut benang cinta bersama Irham Kriesna Bahari. Hari-hari Sri Rahayu terasa manis. Sikap Irham yang manis selalu membuatnya jatuh cinta. Hingga petaka itu datang. Tidak seperti biasanya, Irham hari itu seakan mulai berubah. “Kamu terlalu egois,” sekilas ucapan Irham waktu itu. Tak berhenti di situ Irham juga mulai selalu mengkritik sifat kekanakkanakan pemilik tubuh mungil ini. Tak pernah bertemu dalam satu pemahaman , cinta mereka kandas. “Saya juga tidak mengerti mengapa harus mempersoalkan masalah egois dan lainnya,” ungkap Sri seraya mengenang masa itu. Bermula dari sakit hati yang masih diNama Lengkap : Sri Rahayu pendam, Sri akhirnya TTL : Makassar, 24 Desember 1991 mencari kesibukan unPendidikan : SD 7 Baranti tuk melupakan sang SMP Wahdah Makassar mantan. Merasa tidak SMA 5 Makassar mempunyai bakat yang Universitas Negeri Makassar, Jurusan spesial, Sri akhirnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar kebingungan sendiri. Ayah : Ir. Muchsin Rais Sampai ketika Ibu : Dra. A. Yungatang mahaPrestasi : Finalis Stand Up Comedy Session 5

Kompas TV

siswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini bertemu dengan kumpulan orang-orang yang hobi mencurahkan isi hati di depan umum. Masyarakat mengenal hobi ini, Stand Up Comedy. "Awalnya saya bingung dengan mereka yang menyebut dirinya melakukan Stand Up Comedy, tapi bagi saya mereka hanya sedang curhat," terangnya sambil sumringah. Merasa punya kesempatan menumpahkan seluruh perasaannya, Sri mencoba pengalaman baru tersebut. “Sejak awal saya tidak berniat untuk serius, hanya sebatas curhat,” ungkapnya. Gayung bersambut, gadis berjilbab ini akhirnya bergabung di Stand Up Indo Makassar. Seakan semakin ketagihan dengan lingkungan barunya, Sri mencoba open mic (baca: Istilah untuk mereka yang Stand Up). Modal nekat, Sri mulai menceritakan semua pengalaman patah hatinya kepada semua pendengarnya. Alhasil cerita patah hati itu mengantarkan dirinya menjadi peserta Stand Up Comedi 4 KOMPAS TV. "Saya juga tidak tahu mengapa mereka tertawa, harusnya mereka sedih karena saya putus cinta," jelasnya dengan gaya polos ala Sri saat open mic. Berangkat dari ketidaksengajaan, pemilik nama lengkap Sri Rahayu ini akhirnya mengharumkan nama Universitas Negeri Makassar di kancah Stand

Up Comedi Indonesia. Tidak sampai di situ, karir mahasiswa angkatan 2009 ini semakin cemerlang hingga panggilan open mic selalu berdatangan. “Seperti mendapat batu loncatan, saat ini saya bisa bayar kuliah dari hasil open mic,” ungkapnya yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) FIP. Tak hanya untuk diri sendiri, kini Sri mampu membuka jalan bagi komika lainnya untuk semakin serius dengan bidang tersebut. Ditemui disela-sela audisi Stand Up Comedi 5 KOMPAS TV di Ruang Teater Pinisi, Sri menjelaskan jika audisi hari itu dipenuhi oleh komika-komika yang bergabung di Stand Up Indo Makassar. “Rasa percaya diri teman-teman di Indo Makassar juga semakin tinggi sekarang, kami membuktikan dengan lolosnya Anjas di audisi session 5 ini,” jelasnya. Menjalani hari-hari sebagai komika, membuat Sri ingin mengajak semua temannya untuk bergabung. Menurutnya Stand Up Comedy bukan hanya sekadar membuat orang lain tertawa. Baginya Stand Up Comedy mampu membuat pribadi seseorang semakin positif. Melalui cerita-cerita plesetan akan mengurangi sedikit beban terhadap hal-hal rumit di sekitar kita. “Putus cinta membuat saya kehilangan semangat tapi melalui Stand Up Comedy saya mampu berbicara lepas dengan gaya lucu,” tutupnya.(sul)

foto: sofyan-profesi

Berkeliling Kota dengan Bola Kaki

A

ndi Muhammad Guntur pria kelahiran kota anging mammiri ini mengaku telah mengelilingi kota-kota yang ada di Indonesia lantaran kepiawaiannya dalam melunakkan si kulit bundar. Sekadar hobi belaka, namun kini mengantarkannya menjadi seorang pesepak bola yang profesional. Termotivasi oleh goalkeeper handal Real Madrid Iker Casillas, Guntur berharap mampu mengikuti langkah idolanya tersebut. “Saya sudah dari kecil hobi, dari kelas 5 Sekolah Dasar suka main-main sama teman dan sampe sekarang. Alhamdulillah karena sepak bola juga saya bisa keliling kota dan masuk sebagai salah satu anggota Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) dari usia 18 tahun dan sekarang saya tergabung di tim usia di bawah 21 tahun,” tuturnya. Pria yang saat ini sedang ‘asik’ dalam proses penyelesaian studi di salah satu fakultas di Universitas Negeri Makassar (UNM), yakni Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini, juga pernah menapakkan kaki di negara yang berada di teluk Persia, Bahrain, dalam ajang klasifikasi piala dunia tahun 2012 silam. Menggeluti dunia sepak bola bukankanlah hal yang mudah, apa lagi tercantum sebagai salah satu anggota tim di sebuah klub yang elit, sebut saja PSM, sembari masih mengenyam dunia pendidikan di sebuah universitas negeri. “Yang paling terasa karena tidak bisa ikuti perkuliahan, sedikit terbengkalai ki, itu kalau keluarka bertanding saya ambil lagi izin akademik,” sesalnya Namun, ia tak berkecil hati. Pasalnya semenjak menjadi seorang pemain sepak bola profesional kini ia mampu membiayai perkuliahannya sendiri, “Tapi Alhamdulillah, dengan saya seperti sekarang ini, saya mampu biayai ki kuliahku sendiri pakai uang sendiri,” curhatnya. Dukungan yang diperolehnya dari para kerabat dekat, keluarga serta masyarakat FIK Urai data, ungkap fakta, saji berita

membuat semangatnya terus berpacu dalam meraih kesuksesan di dunia sepak bola. “Apresiasi dan dukungan moral dari pihak kampus, dosen-dosen, keluarga dan semua mendukung ji karna inikan hal positif”. Tak hanya mampu dalam menjaga benteng pertahanan dari lawan didalam lapangan hijau (kiper red), ia juga mengaku lihai beraksi dalam permainan bola basket yang mengantarkan langkahnya ke kota Metropolitan Jakarta saat duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Manage time merupakan salah satu kunci guna mempertahankan eksistensinya dalam dunia sepak bola dan dunianya dalam per­ kuliahan. “Pintar-pintar mami ki atur ki sendiri waktu ta, kalau ada mata kuliah yang ter­tinggal cepat-cepat ki kejar biar­ tidak terkendala urusan aka­ demik,” pesann y a . (iam) Data diri: Nama

: Andi Muhammad Guntur

TTL

: Ujung Pandang, 31 ­Oktober 1990

Jurusan / Strata

: Pendidikan Kepelatihan / S1

SD

: Negeri Bawangkaraeng 1

Makassar (2002)

SMP

: Kartika VII-1 Makassar (2005)

SMK

: Negeri 5 Makassar (2009)

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Makassar Karier Sepakbola : - PSM Makassar U-21 (2008/2009)

- PSM Makassar (2009/2011)

- Timnas Indonesia (2012)

foto: febriawan-profesi

Streaming: radioprofesi.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.