Tabloid profesi edisi 222

Page 1

1 Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi

Siasat Baru Cari Untung

Hal. 4 I Kontradiksi KKN Berbayar Hal 13 I KembangkanTeknologi Smart Home Hal 15 I Jual Barang Elektronik untuk UKT www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLI 2018 Urai data, ungkap fakta, saji berita


2

persepsi www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

EDITORIAL

surat dari pembaca

Birokrasi Abaikan Asas Tunggal BIROKRASI kampus orange seolah tak pernah lepas dari kontroversi sekaligus prestasi. Menyabet kampus Satuan Kerja terbaik di Indonesia merupakan hal yang menggembirakan bagi sivitas akademika hingga membuat berbagai kebijakan tidak pro mahasiswa. Mulai dari kebijakan subsidi 50 % bagi anak dosen, UKT semester sembilan dan mahasiswa Bidikmisi, melambungnya UKT bagi mahasiswa angkatan 2017 hingga yang terhangat, pungutan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN. Penetapan KKN berbayar memang sudah diatur dalam Permenristekdikti nomor 39 pasal 7 ayat 1. Hanya saja pimpinan kampus seperti keliru dalam menetapkan kebijakan ini. Semangat awal Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh yang menerapkan sistem UKT guna meringankan beban masyarakat agar dapat mengeyam bangku Perguruan Tinggi. Asas tunggal pada sistem penerapan UKT su-

dah mengakomodir biaya kuliah setiap mahasiswa hingga semester delapan termasuk KKN. Hal ini pun diperkuat dalam skema penyusunan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) sebelum mahasisiwa masuk dalam perguruan tinggi. Berbagai kecaman muncul lantaran pihak kampus dituding tidak adil dan agak ceroboh menetapkan aturan KKN berbayar. Pasalnya, mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 semester ganjil tidak dikenakan biaya padahal Permenristedikti nomor 39 ini sudah berlaku sejak tahun 2016 dan 2017. Sosialiasi pungutan tarif pelaksanaan KKN pun tidak dilakukan sebelum kebijakan ini ditetapkan. Imbasnya, mahasiswa yang tengah dalam proses pendaftaran KKN dibuat bingung tujuh keliling. Mereka terpaksa mencari dana atas aturan yang mendadak ini, tak sedikit diantara mahasiswa menunda KKN lantaran tidak memiliki biaya. Pimpinan kampus mesti jernih melihat fakta-fakta

yang tengah terjadi di UNM sebelum memutuskan kebijakan. Dalih lantaran ditegur Kemenristekdikti akibat tidak melaksanakan aturan Permen sesungguhnya telah dibantah halus oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir. Ia mengatakan KKN yang dimaksud adalah biaya hidup selama pelaksanaannya. Berbeda dengan UNM dimana penerapan tarif KKN tersebut diluar biaya hidup. Mahasiswa adalah objek yang perlu diglembeng dan dibimbing untuk masa depan Indonesia. Olehnya itu pendidik bertanggungjawab penuh dan mengambil bagian dalam setiap cetakan anka muda, lebih jauh cetakan di kampus Oemar Bakri. Mahasiwa adalah kalangan akdemis yang sudah cerdas menilai setiap kebijakan yang diterapkan UNM, Jangan sampai birokrasi kampus dicap sebagai kalangan pendidik yang gila uang, karena sejatinya kampus adalah tembok para pemiikir. (*)

Apa yang anda tanyakan?

Muhammad Sainal: Mengapa akhir-akhir ini proses untuk melihat nilai atau pun mengisi KRS sering ada gangguan yang dialami oleh mahasiswa, entah tidak bisa login, error kah. Kemudian sekarang mahasiswa tidak bisa lagi cetak nilai KHS-nya yang bisa di cetak hanya nilai akhir.

Kepala ICT Center UNM, Muhammad Agung: Bukan tidak bisa dilihat namun sekarang ada penyertaan untuk memasukkan EDOM yang selama ini dilakukan secara manual tiap jurusan atau tiap prodi sekarang itu sudah dikaitkan dengan sistem SIA untuk melihat KRS atau melihat nilai terlebih dahulu untuk mengisi EDOM. Mungkin kalau yang KHS itu sama seperti itu jadi EDOM dulu di isi baru mereka bisa mencetak KHS karena tuntutan nya mereka itu pertamanya harus membayar kemudian setelah membayar, mengisi edom, kemudian mencetak KHS setelah itu baru mereka KRS.

Agus Syams: Mengapa pemprov untuk angkatan 2016 sampai sekarang belum cair. Kami membutuhkan sekali untuk membayar UKT.

Kasubag Kesejahteraan Mahasiswa, Syamsu Bahri: Itu haknya pemprov bukan birokrat, mau di bayar atau tidak. Yang jelas yang menentukan itu pemprov. Birokrat hanya mengirim nama mahasiswa ke pemprov, dia yang menentukan yang berhak dan tidaknya. Jumlah beasiswa pemprov per mahasiswa pun hanya Pemprov yang tahu. Untuk pemprov 2017 belum ada pemberitahuannya dari Pemprov. Kecuali beasiswa pemda ada yaitu Gowa dan Pangkep.

Keluarga Besar LPM Profesi UNM Mengucapkan Selamat Atas Pernikahan

Brigpol Alex Leunupun & Parni P S.Pd

Update terus informasimu di www.profesi-unm.com

Sekarang Tersedia di:

Bendahara Umum LPM Profesi Periode 2010-2011

Ikuti Perkembangan Seputar UNM melalui Official Line kami di:

Nama Yang Tertera Dibawah Ini Bukan Lagi Pengelola LPM Profesi UNM

Berita Profesi UNM @xbp7686d Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan anda ke: (0411) 8914674 LPM Profesi UNM

@lensaprofesi profesi.online@gmail.com

@profesi_online @xbp7686d

Karmila

Andi Asoka Ulfa

Pelindung: Prof. Husain Syam, M.TP , Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F ­ acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Resa Saputra, Sekretaris Umum: St. Aminah, Bendahara Umum: Endang Sri Wahyuni, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Manajer Daring: Nurul Charismawaty S, Manajer Penyiaran: Citra Jati Utami, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Ratna. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Resa Saputra, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Redaktur: Noval Kurniawan, Reporter: Dasrin, Faisal Fajar, Wahyudin, Nurul Atika, Anggi Prakasi, Fotografer: Dasrin, Layouter/ Desainer Grafis: Masturi; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Wahyudin Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 8914674, ­e-mail: profesi.online@gmail.com, website: www.profesi-unm.com

Tata Letak : Masturi

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


3

Mozaik Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Kerjasama untuk Wujudkan Kesetaraan Gender Wanita kelahiran Manokwari ini melanjutkan, output dari dibangunnya Women Technical College dapat memacu kesetaraan gender, khususnya di lingkup UNM. "Seperti yang dikatakan oleh Rektor UNM bahwa 30% program studi dipimpin oleh perempuan. Itu membuat UNM sebagai contoh perguruan tinggi yang menerapkan kesetaraan gender,” lanjutnya. Yohana berharap setelah Women Technical College tersebut didirikan, akan dilakukan pelatihan untuk memberhentikan angka kekerasan pada perempuan. Tak hanya itu, hal tersebut dapat pula meminimalisir jumlah perdagangan manusia di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel). “Saya harap dengan adanya Woman Technical College yang memberikan pelatihan dan sebagai tempat kajian agar perempuan bisa mengetahui kesetaraan gender. Sehingga menekan angka kekerasan pada perempuan dan perdagangan manusia yang masih banyak terjadi di Indonesia,” harapnya. (*)

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise rencananya akan bekerjasama dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) Woman Technical College. Hal tersebut Yohana ungkapkan saat membawa materi pada Seminar Nasional Ketahanan Keluarga yang digelar Darma Wanita Persatuan (DWP) UNM di Ruang Teater Menara Pinisi, Jumat (24/1). Women Technical College merupakan sekolah tinggi teknik untuk wanita yang bertujuan untuk mempersiapkan perempuan untuk lebih bermartabat. “Women Technical College bisa kita jadikan tempat college diploma satu tahun untuk menyiapkan perempuan yang lebih bermartabat secara teori dan praktek seperti di negara Filipina. Sehingga bisa menjadi negara yang lebih bermartabat,” katanya.

FOTO: WAHYU RIANSYAH – PROFESI

Kuliah Umum - Yohana Susana Yembise saat membawa kuliah umum di Ruang Teater Lt.3 Menara Pinisi, Jumat (26/1).

Mahasiswa Mesti Kuasai Persaingan Global

SNAPSHOOT

FOTO: WAHYU RIANSYAH – PROFESI

KKN Berbayar - Dinding di Gedung Flamboyan tertempel kertas terkait KKN berbayar yang beberapa waktu lalu menjadi polemik.

KEPALA Subdirektorat Paparan Penalaran dan Kreativitas Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Misbah Fikrianto menyebut, jika mahasiswa mampu menguasai persaingan global. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka pun diminta untuk meningkatkan kualitasnya. “Bukan mahasiswa yang dilihat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nya tapi yang memiliki dampak perubahan kepada lingkungan sekitarnya dan memiliki jiwa soft skill yang baik,” katanya saat membawakan kuliah umum National Advanced Training XIV Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM), Senin (15/1). Dalam rangka peningkatan kualitas, kata

Misbah, mahasiswa perlu melihat berbagai aspek. Bukan hanya dilihat dari intelektual mereka, melainkan didukung oleh kecerdasan spiritual. Serta, perlunya memahami fungsi sebagai mahasiswa. “Mahasiswa bukan hanya sebagai agen perubahan tapi menjadi satu uswatun hasanah di dalam lingkungan sehingga melihat kaum intelektual tidak hanya menyampaikan sesuatu tetapi diikuti dengan amalan yang baik,” jelas Dosen Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta ini. Apalagi, ia juga mengungkapkan, bila saat ini Kemenristekdikti tengah gencar membuat program kemahasiswaan. Dukungan mahasiswa terhadap program ini pun diharapkan mampu menyukseskan program tersebut.

“Bagaimana mewujudkan pendidikan tinggi bermutu yang memiliki akses dan memiliki relevasi yang baik. Ini semua tidak bisa dicapai kalau tidak didukung mahasiswa,” ungkapnya. Persaingan global yang semakin nyata, ia meminta perguruan tinggi untuk mampu membentuk karakter mahasiswa yang berkompoten. Tugas tersebut sudah patut menjadi komitmen bagi seluruh perguruan tinggi demi mengembangkan kualitas mahasiswa. “Kesepakatan bersama berbagai universitas, perguruan tinggi dan politeknik akademi menghasilkan suatu kesamaan persepsi dan kesamaan aktivitas bahkan kesamaaan program walaupun tidak perlu homogen atau sama,” harapnya (pr36)

Pesan Terakhir Sang Aktris *Kurnia Hasan “AKU memahami, ini takdir atau karma. Ini cobaan atau azab, semua berjalan tidak ada yang sesuai pengharapan, seakan saya telah gagal di tengah jalan, di tengah-tengah harapan yang telah lama saya perjuangkan. Mungkin alangkah baiknya mulai sekarang saya hidup tanpa harapan, biarlah mengalir sesuai kemauan-Nya. Mungkin”. Demikianlah sepenggal pesan status Mardina Hammadia yang ia tulis di akun Facebook pribadinya. Tanpa disangka, status itu menjadi curahan terakhir dari sang aktris Bengkel Sastra (Bestra) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM). Dara yang akrab disapa Dina ini menghembuskan nafas terakhir pada 2 Januari lalu di Rumah Sakit Mokopido Tolitoli. Sakit lupus yang ia derita membuatnya harus dirawat intensif di rumah sakit. Selama enam bulan ia berusaha melawan penyakitnya. Namun takdir telah menepati ketetapanNya. Tak disangka, ajal menjemput di usianya yang ke 23 tahun. Duka mendalam dirasakan sanak keluarga almarhumah. Mereka merasa terpukul kehilangan sosok Dina www.profesi-unm.com

yang dikenal sebagai gadis yang periang dan rajin. Air mata pun tak dapat terbendung kala Asdar mengenang kepergian adik bungsunya itu. Ia bercerita, sejak kecil, almarhumah tidak pernah mengidap penyakit serius. Namun, saat kuliah di Makassar ia terkena penyakit tipes. Setelah berobat, kondisinya kembali stabil. Hanya saja, beberapa minggu berselang Dina kembali dilarikan ke RS karena penyakitnya kambuh. Hingga akhirnya ia di diagnosa mengidap penyakit lupus. “Selama dina sakit kasian dek saya yang selalu mendampingi karena ibu kami kan sudah meninggal dunia. Jadi kami saudaranya harus selalu siap ada untuk menyemangatinya dalam melawan sakitnya,” katanya sambil menahan tangis. Tak mudah bagi Dina saat menjalani proses pengobatan. Terlebih penyakit yang ia derita tergolong penyakit yang serius. Selama berbulanbulan waktunya ia habiskan di rumah sakit. Namun ia tetap tegar. Bahkan di tengah kondisinya yang lemah, ia masih memikirkan bagaimana menyelesaikan studi secepatnya. Namun takdir berkata lain, niat Dina untuk meraih gelar sarjana pupus sudah.

“Selama ia sakit kami selalu menyuruhnya untuk pulang kampung. Tapi ia menolak karena ingin sekali menyelesaikan urusan kuliahnya dan KKN. Dia ingin sekali membanggakan bapak,” ujarnya. Hal yang sama pun turut dirasakan sahabat dan teman-teman Dina. Semasa kuliah, Dina bergelut dalam lembaga seni. Ia tercatat sebagai pengurus Adat Teater di Bestra FBS UNM Angkatan Ta’aruf Alam 15. Menyandang predikat sebagai Aktris terbaik Bestra, anak bungsu dari Hammadia ini aktif mengurus regulasi kesenian bidang teater. Berangkat dari bakatnya itu, ia meraih penghargaan sebagai Pembantu Wanita Terbaik di ajang Festival Mahasiswa Indonesia XI dengan membawa nama Bestra. Prestasi yang ia torehkan menjadi hadiah terakhir bagi lembaga tercinta. Tak ada lagi peran bagi sang aktris. Lembaran skenario di dunia yang Tuhan berikan untuknya telah habis. Hanya cerita dan kenangan yang tersisa. Tuhan lebih kuasa atas-Nya. Hanya doa tulus yang dapat mengiringi jalan beliau. Di malam yang dingin. Den-

gan hati yang masih berselimut kesedihan, pengurus Bestra menggelar tausiah bersama untuk almarhumah. Lantunan bacaan Surah Yasin dengan merdunya mengalun di panggung Dg. Pammatte FBS. Memecah keheningan, menggetarkan hati, mengingatkan akan kuasa sang pencipta. Kini, tak ada lagi sosok Mardina di tengah-tengah mereka. Doa dari keluarga dan teman-temannya mengalir tiada putus-putusnya. Sang Ayah pun mengucap syukur karena anaknya mempunyai teman yang begitu mencintainya. Meskipun saat ini Dina telah pergi untuk selamanya. “Terima kasih banyak kepada teman-teman dina yang telah mendoakan almarhumah. Terima kasih juga karena telah merawat Dina selama di Makassar yang jauh dari kami keluarganMardina Hammadia

ya. Mungkin ada salah dari anak saya, atas nama anak saya memohon maaf sebesar-besarnya. Semoga almarhumah tenang di alam sana,” ucap Hammadia dengan linangan air

FOTO: IST

Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Reportase

UTAMA

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

Polemik Biaya KKN

FOTO: DOK. PROFESI

Pelepasan KKN- Rektor UNM, Husain Syam saat mengenakan jas almamater kepada peserta KKN di Auditorium Amanagappa beberapa waktu yang lalu.

Kontradiksi KKN Berbayar ATURAN yang ditetapkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Muhammad Nasir berhasil membuat Universitas Negeri Makassar (UNM) takluk. Menyoal iuran Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester genap menjadi pembahasan riuh di kalangan sivitas UNM. Tepat hari Rabu, 17 Januari, di ruang Rapat Rektor Lt.7 Menara Pinisi, pimpinan kampus melakukan pertemuan membahas penentuan tarif pelaksanaan KKN semester genap. Usai berunding, Rektor UNM, Husain Syam membenarkan bakal melegalkan poin b pada pasal 7 yang tertera pada Peraturan Menristek Dikti bernomor 39 tahun 2017 tersebut.

‘PTN tidak menanggung biaya mahasiswa yang terdiri dari biaya pelaksanaan KKN’ seperti itulah bunyi poin dari pasal yang dimaksud. “Ini bertujuan memberikan informasi yang jelas terkait penetapan tarif KKN. Supaya arahnya jelas dan tidak simpang siur,” ujar Husain via telepon, Rabu (24/1) malam. Menilik di tahun 2013, masa di

mana awal mula diterapkannya Uang Kuliah Tunggal. Direktur Jenderal Dikti kala itu mengeluarkan surat edaran nomor 97/E/KU/2013 dan 305/E/T/2012 tertanggal 5 Februari 2013. Surat edaran tersebut mengimbau seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk menghapus uang pangkal dan melaksanakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru program S1 dan D3 reguler tahun akademik 2013/2014. Sistem UKT sejatinya digagas untuk meringankan beban masyarakat dengan sistem subsidi silang melalui lima level penggolongan. Kebijakan ini mengatur tentang regu-

Biaya Pelaksanaan KKN UNM Sejak Keluarnya Permenristekdikti No.39 Tahun 2016-2017

lasi seluruh pembayaran uang kuliah yang dibebankan, lalu diringkas menjadi satu kali pembayaran tiap semester hingga lulus. Namun, pengimplementasian tersebut tak berjalan sesuai arusnya. Pelaksanaan UKT malah menjadi momok terjadinya komersialisasi pendidikan. Pembayaran Kartu Tanda Mahasiswa, kartu perpustakaan, bahan praktikum, seminar proposal, seminar hasil, ujian skripsi, hingga wisuda dideteksi pernah dipungut biaya semenjak berlakunya Permendikbud No. 55 tahun 2013, dan Permenristek Dikti No. 39 tahun 2016

dan 2017. Ditambah lagi biaya pengabdian kepada masyarakat akan dirasakan peserta KKN semester genap. Beberapa hal tersebut membuktikan, UKT tak lagi tunggal, melainkan janggal. Seperti yang dikeluhkan oleh Pengurus Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial, Ferdiansyah saat melakukan aksi penolakan pada Senin, (29/1). Menurutnya, Permenristekdikti No. 39 tahun 2017 terkait UKT dan BKT kontradiktif dengan Permendikbud No 55 Tahun 2013. (*)

Subsidi Membengkak, Pak Rektor “KITA Subsidi KKN kemarin dengan dana kampus, akhirnya dapat teguran dari Menristek Dikti”. Seperti itulah pengakuan dari Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) saat mengklarifikasi tarif KKN yang akan diterapkan tahun ini. Hal tersebut bermula ketika pihak inspektorat menanyakan biaya operasional Kuliah Kerja Nyata yang mencapai 4 miliar rupiah. Lembaga Pendidikan dan Tenaga Pendidikan tersebut dinyatakan telah mengabaikan instruksi Menristek Dikti. Imbasnya, kampus berkinerja Satker terbaik se-Indonesia ini mengalami kerugian besar. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), Kartajayadi turut menyayangkan hal tersebut. Pelaksanaan

KKN tidak termasuk dalam komponen UKT. “Tidak ada aturan uang KKN dibiayai operasional kampus. Tahun kemarin kita sudah melakukan kesalahan,” jelas Karta, saat ditemui, Senin (29/1) lalu. Terhitung sejak terbitnya Permenristek Dikti No. 39 tahun 2016 pada 17 Juni lalu, UNM telah melakukan pelepasan mahasiswa untuk mengabdi ke daerah sebanyak tiga kali. Melalui data yang diperoleh reporter Profesi, 1432 mahasiswa yang mengikuti KKN berbasis Reguler, dan 2987 KKN Terpadu. Setelah dikalkulasi dengan tarif yang ditentukan, hasil yang didapat jauh berbeda dengan kerugian yang disebutkan oleh kaum berdasi di lingkup UNM. Yakni berkisar 2,3 miliar rupiah.

Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, Yunasri Ridho pun merasa tak percaya akan hal tersebut. “Jujur banyak temanteman yang tidak percaya karena tidak adanya bukti pasti dari birokrasi,” keluh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial ini. Menanggapi hal tersebut Kartajayadi kembali berkomentar. Sesuai Surat Keputusan Rektor No. 590/ UN36/KU/2018, sebenarnya biaya KKN terhitung 695 ribu (reguler) dan 970 ribu (terpadu). Namun ada beberapa yang termasuk komponen yang bersifat kelembagaan yang dibiayai oleh kampus. Sehingga dipangkaslah jumlah tersebut menjadi 415 ribu dan 590 ribu. “Selebihnya disubsidi oleh UNM,” ketusnya. (*)

GRAFIS: MASTURI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


rEPORTASE

UTAMA

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Sosial Media Jadi Ajang Kritik

Kedok SPP dan UKT Sama Persis PIMPINAN UNM telah memetakan pembayaran KKN sesuai tarif yang ditentukan.Mulai dari transportasi, jaket/ alamamater, honor dosen pembimbing lapangan hingga guru pamong. Sementara biaya pribadi seperti posko dan kebutuhan makan tak termasuk. Salah satu mahasiswa yang terkena getah, Muhammad Aidil Fitriawan, mengaku resah jika kebijakan ini betul akan diterapkan. Menurutnya, penerapan aturan KKN berbayar justru akan menambah beban biaya. Pasalnya, akan banyak kebutuhan tak terduga saat berjalannya kegiatan pengabdian tersebut. “Kalau dihitung, itu baru pembayaran awal. Belum lagi biaya makan, apalagi kalau kita mau jalankan proker, kan itu semua kita yang tanggung,” katanya. Ditambah lagi, informasi pembayaran diumumkan seminggu sebelum berakhirnya pendaftaran KKN,

5

sangat telat dan tiba-tiba. Mahasiswa Jurusan Sosiologi ini menginginkan peninjauan ulang atas ketetapan tersebut. “Jangan sampai peraturan ini dilakukan untuk menambah pundi keuangan orang tertentu. Bahkan justru menghalangi mahasiswa yang ingin mengikuti KKN,” sesalnya. Di sisi lain, mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Dudi Saputra, merasa jika peraturan ini seolah manyamai antara mahasiswa SPP dan UKT. Hanya mahasiswa SPP saja yang seharusnya dikenakan biaya tambahan, bukan golongan UKT. “Saya cuman mau tanyakan, apa bedanya SPP dan UKT kalau peraturan ini diterapkan?. Namanya juga uang kuliah tunggal, jadi harusnya pembayarannya juga ikut tunggal. Saya yakin semua mahasiswa juga menolak,” bantahnya. (*)

TAK hanya gerakan penolakan langsung seperti aksi demonstrasi, serta konferensi pers oleh Lembaga Kemahasiswaan (LK). Beberapa bentuk kritik terkait peraturan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbayar lingkup Universitas Negeri Makassar (UNM) juga dapat dilihat di berbagai media sosial. Bermunculnya meme yang meniru ucapan salah satu tokoh dari sebuah film yang tengah booming, yakni “Dilan”menjadi salah satu bentuknya. Pada meme tersebut terlihat Dilan dan Milea tengah melakukan percakapan dengan kalimat, “Dilan, aku mau kuliah di UneM. Jangan Milea, KKn nya berbayar. UKTnya mahal, kamu gak akan sanggup. Biar aku saja”. Tak hanya meme, frame foto profil di facebook juga mulai beredar. Berbentuk sederhana, sebuah kotak yang terdiri dari garis berwarna oranye dijadikan bingkai. Hanya saja, di bagian tengah bawah terdapat gam-

Mahasiswa menggunakan Sosial Media untuk mengkritik kebijakan kampus

bar oval berlatar senada dengan tulisan “Saya menolak KKN berbayar”. Tak lupa logo UNM dengan keterangan “Universitas Negeri Mahal” di samping kiri. Salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Rahma

Safitri, yang turut menggunakan foto profil serupa menyatakan jika hal tersebut merupakan bentuk lain dari aksi protes. “Itu bentuk penolakan saya. Nominalnya tidak masuk akal, mana kita disuruh membayar untuk KKN,”keluhnya. (*)

LK Minta Forum Bahas Asas Penentuan Biaya

FOTO: WAHYU RIANSYAH – PROFESI

Konferensi Pers- Presiden BEM UNM, Mudabbir berserta pimpinan LK lainnya saat melakukan konferensi pers, Senin (29/1).

SEJAK beredarnya isu pematokan harga bagi mahasiswa yang akan menjalankan tugas akademik di luar kampus (read KKN), Lembaga Kemahasiswaan di tataran fakultas hingga universitas tak henti mengkaji persoalan tersebut. Dinilai keliru dalam memaknai kalimat yang tercantum dalam pasal 7 poin b, Permenristek Dikti tahun 2016 dan 2017, LK menyatakan menolak kebijakan Rektor UNM. Aksi penolakan oleh BEM FIS, cuci almamater, hingga konferensi pers

yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM, Senin (29/1) lalu merupakan sebagain kecil dari bentuk perlawanan. Presiden BEM UNM, Mudabbir mengatakan, pihak kampus sama sekali tak melibatkan LK dalam pembahasan kebijakan tersebut. Sebagai representatif mahasiswa, keterlibatan LK sangat penting untuk mengetahui ke mana arah aturan itu. “Birokrasi harusnya melibatkan LK dalam mengambil kebijakan, minimal sebagai

pertimbangan tersendiri supaya kita paham,” tuturnya. Olehnya itu, aktivis kampus menginginkan adanya dialog untuk membahas perkara ini. Jika tak ada umpan balik, LK se UNM akan menggiring 2000 massa untuk aksi menolak KKN berbayar dan mendesak Menristek Dikti turun dari jabatannya pada 6 Februari mendatang.“Kami berharap ada dialog, karena permasalahan ini dikarenakan adanya penafsiran berbeda dari berbagai pihak," harapnya. (*)

KKN Berbayar Beratkan Mahasiswa

Tolak SK Penetapan Tarif KKN *Ratna

biaya pembuatan jas almamater, transportasi, dan honor bagi guru pamong khusus bagi program KKN Terpadu. Hanya saja, aturan tersebut dianggap memberatkan oleh mahasiswa. Bahkan dinilai cacat prosedural lantaran dianggap melanggar asas tunggal dalam UKT. Dimana seluruh biaya langsung maupun tidak langsung telah diakomodasi yang dibayarkan tiap semester. Tapi nyatanya masih banyak pungutan di luar U K T

yang dibayarkan. Termasuk di dalamnya biaya pelaksanaan KKN yang mulai diberlakukan saat ini. Terbukti, dari hasil jajak pendapat yang dilaksanakan tanggal 30 sampai 31 Januari oleh 226 responden yang merupakan mahasiswa aktif UNM, menunjukkan bahwa sebanyak 95.6% tidak setuju apabila mahasiswa dibebankan biaya KKN. Bahkan sebanyak 98.5% responden mengang-

gap kebijakan tersebut memberatkan mahasiswa. Hal ini dikarenakan komponen pembiayaan yang bersifat pribadi senilai ratusan ribu harus ditanggung oleh mahasiswa. Padahal, sebelumnya KKN tidak dipungut biaya sepersen pun. Penolakan terhadap kebijakan baru tersebut semakin besar. Terhitung sebanyak 97.5% diantaranya setuju apabila SK penetapan biaya pelaksanaan KKN yang telah diedarkan dicabut kembali. Ter-

*SUMBER LITBANG LPM PROFESI

*Riset ini dilakukan dengan membagikan angket kepada 226 responden yang merupakan mahasiswa aktif UNM dari sembilan fakultas yang berbeda. Setiap fakultas dibagikan angket sesuai dengan proporsi mahasiswa per fakultas yang diambil secara acak. www.profesi-unm.com

lebih, sebanyak 96% responden menilai sistem pengelolaan anggaran UKT di UNM belum transparan. Oleh karena itu, diperlukan adanya dialog terbuka antara pimpinan universitas dengan seluruh mahasiswa untuk memperjelas komponen apa saja yang ditanggung oleh UKT. Paling tidak transparansi harus tetap ditegakkan. Terutama dalam penentuan aliran dana UKT yang menuai tanda tanya hingga saat ini. (*)

TIM

Kordinator : Faisal Fajar Anggota : - St. Aminah Urai data, ungkap fakta, saji berita

GRAFIS: MASTURI – PROFESI

SURAT Keputusan (SK) penetapan biaya pelaksanaan KKN UNM telah diterbitkan secara resmi oleh Rektor UNM pada 24 Januari lalu. Dalam surat bernomorkan 590/UN36/KU/2018 tersebut ditetapkan bahwa nominal biaya KKN bagi program Reguler sebesar Rp 400.000. Sementara itu program Terpadu dikenakan tarif sebesar Rp 590.000. Biaya ini termasuk ke dalam komponen pembiayaan pribadi oleh mahasiswa yang mencakup


6

wawancara

khusus

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

Perempuan Jadi Perhatian Dunia SUDAH sejak lama, kesetaraan gender menjadi perbincangan hangat hampir di semua negara di dunia terkhusus Indonesia. Hak-hak fundamental dan kebebasan yang sama antara laki-laki dan perempuan seringkali diabaikan. Tak ayal, jika beragam kasus kerap terjadi akibat kondisi tersebut. Apalagi, kebanyakan para perempuanlah yang menjadi korban. Misalnya kekerasan terhadap perempuan yang kerap terjadi beberapa tahun terakhir ini. Lantas, bagaimana peran pemerintah Indonesia dalam menangani masalah tersebut. Simak wawancara khusus reporter Profesi, Muh. Agung Eka Saputra bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yambise. Saat ini kita tahu banyak kasus kekerasan yang melibatkan perempuan, bagaimana pandangan anda soal itu? Untuk persoalan itu, perempuan sekarang sudah menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global kalau tidak salah ada 17 indikator dari Sustainable Development Goals (SDGs). Itu indikator yang kelima adalah kesetaraan gender jadi tahun ini merupakan tahun kebangkitan bagi kaum perempuan terutama di era milenium. Kalau untuk di Indonesia, apa yang anda lakukan dalam menyukseskan keseteraan gender ini? Kita berusaha mengangkat kaum perempuan ini terutama potensi kaum perempuan untuk bisa memgambil bagian dalam pembangunan nasional di segala bidang. Salah satunya seperti tadi ada promosi adalah perempuan itu merupakan satu aset dari potensi perempuan yang kita kawal terus sehingga suatu saat mereka itu bisa menjadi tenaga handal yang bisa dipakai di tingkat universitas. Sedikit menyinggung kasus pornografi yang sempat viral di

sosial media yang melibatkan perempuan dan anak dibawah umur. Tindakan apa yang anda lakukan dalam menanggapi kasus tersebut? Itukan sudah di proses di Polisi Daerah (Polda) Metro Jaya, kita kawal terus dan saya mengecam keras itu pelaku yang membuat video seperti itu. Sudah ada perlindungan anak dan undang undang pornografi jadi kami sudah mengikuti apa penanganan yang dilakukan Polda Metro Jaya mudah-mudahan kedepan pelaku yang merupakan predator ini harus di hukum seberat berat nya sesuai dengan undang undang yang berlaku. Melihat kasus itu, tentu saja seolah-olah masih ada oknum yang tidak memperdulikan adanya keseteraan gendar. Bahkan sudah memakan banyak korban. Terus tanggapan anda mengenai hal ini, bagaimana? Memang kita tahu masih ada saja orang-orang yang melakukan pelanggaran asusila yang bisa mengancam keseteraan gender, tapi bagaimana pun juga pemerintah terus berupaya menangani. Malah sudah ada salah satu undang-undang baru yang muncul kalau dilihat video porno yang melibatkan anak-anak misalnya itu bisa kena undang- undang nomor 17 tahun 2016 yaitu ba-

rang siapa yang menggunakan anak-anak sampai anak-anak itu bisa cacat, sampai alat produksinya itu tidak bagus, meninggal, ditulari penyakit berbahaya bisa dikenakan hukuman kebiri. Bisa saja hukuman seumur hidup dan tembak mati bila anak itu meninggal. Tak lupa, pengawalan kami supaya korban mendapatkan pendampingan psikologis sehingga kita harapkan mereka suatu saat bisa baik kembali dan berkumpul dengan keluarga keluarganya Apakah ada pesan yang anda ingin sampaikan untuk mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengenai keseteraan gender? Saya mau memberi pesan kepada mahasiswa mahasiswi UNM untuk menggunakan waktu ini sebagai peluang emas bagi mereka, mereka yang akan menjadi pemimpin di masa depan jadi mereka berjalan setara yaitu laki-laki dan perempuan dan target kita tahun 2030 itu perempuan dan laki laki sudah berjalan setara. Kami dari kementerian tetap melakukan kegiatan kampanye laki-laki dan perempuan. Saya minta mahasiswa yang laki-laki harus mendukung mahasiswi perempuan berikan kesempatan sebesarbesarnya kepada mereka juga. Staf pengajar maupun akademisi disini harus memperhatikan bahwa sekarang perempuan mempunyai porsi yang san-

gat penting dalam pembangunan jadi tidak di dominasi oleh lakilaki. (*)

BIODATA Nama: Prof. Dr. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA. Tempat/Tanggal Lahir: Manokwari, 1 Oktober 1958 Pekerjaan: - Dosen Tetap di Universitas Cenderawasih (1987 - sekarang) - Diplomat Applied Linguistic TEFL (Dip. TEFL) dari Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapore (1992) - Anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa ADS/USAID (2011) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2014-2019)

FOTO: DASRIN – PROFESI

Ujian Promosi - Yohana Susana Yembise saat menjadi penguji eksternal dalam ujian doktor di Program Pascarjana (PPs) UNM.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Pendidikan: - S1 Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Cenderawasih Linguistik terapan dari Regional Language Center (RELC), SEAMEO Singapura - S2 Departemen Pendidikan Simon Fraser University di Kanada - S3 Universitas Newcastle

www.profesi-unm.com


laporan

perjalanan

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

7

www.profesi-unm.com

Bali Journalist Week 2017

Jurnalis Muda, Garda Depan Anti Hoax *Citra Jati Utami

PAGI itu, masih dengan rasa kantuk luar biasa berangkat dari Kabupten dengan ciri khas kelelawarnya mengejar jadwal penerbangan. Alasan kantuk nyatanya tak bisa menggantikan rasa antusias dan debar. Bagaimana tidak, setelah dinyatakan lulus mengikuti Bali Journalist Week (BJW) tanggal 9-13 Juli yang diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Akademika Universitas Udayana (Unud), ini adalah pertama kalinya berkesempatan menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Suatu hal yang cukup langka bagi saya. Begitu sampai di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, rasa takut tiba-tiba menjalar di hati saya. Melakukan perjalanan ke luar Sulawesi sendirian dan untuk yang pertama kalinya. Berusaha menenangkan diri tentu saja. Sampai pada saat harus benarbenar meninggalkan hiruk pikuk kota Makassar dan terbang di atas ketinggian lebih dari 15.000 kaki. Setelah terbang selama 1 jam 20 menit, akhirnya sampai di Bandar Udara Ngurah Rai. Tak butuh waktu lama, dua pengelola dari LPM Akademika menjemput saya secara langsung menuju tempat kegiatan. Meskip u n wajah

mereka tampak lelah, mereka tetap tersenyum ramah dan bercakap akrab seolah kami telah bertemu sebelumnya. Kegiatan yang dihelat oleh LPM Akademika ini sebenarnya memiliki rangkaian talkshow dengan tema "Online dan Konsumsi Media Massa Kini". Yang mana mendatangkan jurnalis-jurnalis andal. Diantaranya, Michael Tjandra, reporter Rajawali TV (RTV) dan Putri Ayuningtyas, reporter Ayuningtyas. Sungguh disesalkan karena saya tidak dapat menghadiri agenda tersebut dikarenakan keterlambatan pemberangkatan. Meskipun, absen pada agenda tersebut, untung saja, kegiatan inti BJW, yaitu penerimaan materi dan pelatihannya tak terlewatkan. Sekitar pukul 06.00 WIB, saya tiba di lokasi kegiatan, Hotel Mahajaya, Denpasar. Di tempat inilah kami mengikuti rangkaian kegiatan BJW. Sebanyak 25 peserta dari berbagai LPM di Indonesia sangat antusias mengikuti kegiatan yang diadakan dua tahun sekali ini. Hal tersebut dikarenakan

tema yang diangkat membahas tentang hoax yang sedang memang sedang merajalela di dunia maya. Untuk itu dengan mengangkat tema "Jurnalisme Cepat dan Akurat Anti Hoax" diharapkan seorang jurnalis dapat menyajikan berita yang aktual, cepat dan berdasarkan pada fakta. Ketua Panitia, Ardy menjelaskan bahwa sebagai pers mahasiswa aktif kita harus mampu menyajikan berita secara realtime dan menghindari hoax serta harus mengolah berita berdasarkan fakta. "Kita dipertemukan di kegiatan ini untuk mebahas bagaimana sih sebagai jurnalis muda kita lebih cerdas dalam memilah maupun mengolah berita,"ujarnya pada saat memberi sambutan pembukaan BJW. Dalam rangkaian BJW ini kami disuguhi empat materi. Materi pertama dibawakan oleh Ni Made Ras Amanda G, Pemimpin Redaksi Media Unud. Ia membahas tentang Dasar-dasar Jurnalistik, Hoax dan Literasi Media. Tak hanya itu, ia juga banyak menjelaskan mengenai pengalam a n se-

lama menjadi jurnalis dan tantangannya. Materi kedua, dibawakan oleh Noer Soetantini, yang mana, ia merupakan owner dari salah satu media online, berita surabaya.net. Pembahasan di materi kedua ini ialah tentang etika penulisan. Mulai dari bagaimana membuat kalimat dengan redaksi kata yang baik dan benar serta hal apa saja yang seharusnya menjadi berita dan tak perlu untuk diberitakan. Sama seperti materi sebelumnya, ia juga mengungkapkan pengalaman selama menjadi jurnalis selama sepuluh tahun dan bagaimana ia membangun medianya saat ini. Disela-sela dua materi panitia membuka ruang diskusi membahas isu-isu yang sedang populer. Tapi sebelumnya kami juga diperkenankan untuk memperkenalkan diri dan LPM. Hari selanjutnya, agenda yang harus kami ikuti adalah mengikuti pelatihan lapangan. Meliput secara langsung di lokasi yang berbedabeda. Saat itu, saya ditempatkan di Pantai Sanur, yang m e r u pakan salah satu lokasi wisata yang cukup populer di Bali.

Setelah proses panjang peliputan, menjelajahi setiap sisi lokasi wisata, kami diajak ke Pulau Kepiting yang berbatasan langsung dengan tol laut. Di sinilah kami menyusun kata perkata, kalimat perkalimat hasil liputan kami yang nantinya akan dimuat di web kelompok dan dipresentasikan. Melewati hari kedua yang panjang, selanjutnya di hari ketiga kami mengikuti dua sesi materi. Materi tentang Garda depan anti hoax yang dibawakan oleh Putu Hendra Brawijaya Putra yang mana merupakan Co Founder dari salah satu media online populer di bali yaitu Bale Bengong. net. di materi inilah, ia memaparkan bagaimana cara untuk menangkal hoax dan teknisnya. Sesi materi terakhir yaitu Pengenalan dan Pembuatan Website yang dibawakan oleh Yanno Dwi Ananda, staff Rumah Media. Ia menjelaskan dan memaparkan kepada kami secara teknis cara membuat website, khususnya media online. Sungguh sangat bermanfaat tentunya, apalagi bagi teman-teman peserta yang secara khusus ingin membuat medianya sendiri. Setelah mengikuti berbagai rangkaian materi, diskusi, serta pelatihan yang padat, hari terakhir kami diajak berkeliling di tiga lokasi wisata populer di Pulau Dewata yang sangat membekas diingatan para peserta . Diantaranya, Taman Ayun, Kabupaten Badung, Objek Wisata Sangeh dan terakhir pusat oleh-oleh Arjuna. (*)

FOTO: IST

Identifikasi Hoax di Tengah Berjamurnya Situs Tak Jelas SEJAK bulan Desember 2016, berdasarkan data yang diungkapkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika menyebutkan, sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindentifikasi berita palsu (hoax) serta ujaran kebencian (hate speech). Bertumbuh pesatnya hoax tersebut lantaran cepatnya penyebaran konten pada media sosial dan tingkat perhatian pembaca yang lebih mementingkan berita bombastis tanpa memperhatikan berita tersebut sesuai dengan kaidah jurnalistik atau tidak. Tak hanya itu, bertumbuh pesatnya situ-situs yang "sembarangan" yang masih tak terpercaya. Bayangkan saja, data yang dipaparkan oleh Ketua Dewan Pers, Yosep Adi www.profesi-unm.com

Prasetyo, 2017 lalu 47.000 media di seluruh Indonesia dengan 2500 media cetak, dan 43.300 media Online. Saat ini yang terverifikasi oleh Dewan Pers, hanya 500 media cetak dan 168 media online. Untuk menjadi seseorang yang cerdas dalam memilah berita, seharusnya diketahui terlebih dahulu ciri-cirinya. Menurut Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo yang dilansir dari dewanpers.or.id, ada setidaknya empat ciri-ciri berita palsu (hoax). Yang pertama, begitu disebar berita itu dapat menyebabkan kecemasan permusuhan dan kebencian pada masyarakat yang terpapar. Yang kedua, ketidakjelasan sumber berita, yang ketiga, isi pemberitaan yang tidak berimbang dan cenderung me-

nyudutkan pihak tertentu. Yang terkahir, konten berita sering bermuatan fanatisme atas nama ideologi. Banyak cara agar dapat memilah berita palsu (hoax) dan yang bukan berita hoax. Putu Hendra Brawijaya Putra, co Founder media online jurnalistik populer di Bali yang membawakan materi "Garda Depan Anti-Hoax" dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional Bali Journalist Week memaparkan cara identifikasinya. Diantaranya : Skeptis dengan judul, Amati URL, Reputasi sumber berita, Perhatikan format penulisan/tanggal, Verifikasi photo/videonya (menggunakan situs : Reverse Image Search/ Exif Data/ Photo forensik/ Youtube, Melakukan pengecekan fakta

FOTO: IST

Foto Bersama - Peserta BJW 2017 berfoto bersama usai mengikut materi.

(menggunakan situs: snopes.com/ hoaxornot.detik.com/ aduankont-

en@mail.kominfo.go.id), Termasuk lawakan/ satir. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

rEPORTASE

KHUSUS

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

Lima SK Kepengurusan UKM UNM Ditahan

Sepucuk Surat Berharga Bagi UKM

FOTO: DOK. PROFESI

Dilantik - Rektor UNM, Husain Syam saat melantik pengurus UKM Olahraga beberapa waktu yang lalu.lapangan

RABU pagi (31/1) sekira pukul 09.00 WITA di lapangan futsal kampus Gunung Sari UNM, wajah Andi Kahar Muzakkar masih semangat memberi aba-aba kepada anggota muda UKM Menwa yang tengah menjalani Diklatsar. Wajah semangat mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini berbanding terbalik dengan keadaan yang tengah menerpa UKM yang dikomandoinya. Batinnya masih diselimuti rasa was-was lantaran Surat Keputusan (SK) kepengurusannya hingga kini tak kunjung diterbitkan oleh Rektor UNM. Padahal, ia sudah mengajukan permohonan penerbitan SK sejak tanggal 2 Januari lalu. Ia memberanikan diri melanjutkan Program Kerja yang saat telah dijalankan yakni, perekrutan anggota baru meskipun SK belum sampai diterima ditangannya. “Kultur kami beda, kami sudah melaksanakan Mubes dirangkaikan Raker, Jadi meski belum resmi harus tetap jalan, termasuk dua kegiatan nasional, kalau menunggu SK ada bisa-bisa nanti akan menumpuk,” kata komandan terpilih Menwa periode 2018-2019.

UKM Olahraga: Pengajuan SK: Tanggal 29 Desember, Mubes: 8 Desember

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keloahragaan hanya berharap SK yang telah berada di dalam ruangan Rektor segera untuk diterbitkan. Ia menilai SK sangat penting dalam menjalankan roda organisasi, tanpa SK, organisasi yang dipimpinnya tidak mempunyai kekuatan hukum yang sah. “Ini kembali kepada kebijaksanaan Rektor agar secepatnya menerbitkan SK kami, setiap akan mengurus persuratan kami membutuhkan SK. Bayangkan keadaan ini sudah hampir satu bulan, kami juga diburu program kerja,” ucapnya. Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Menwa tak sendiri, sebanyak empat UKM diantaranya, UKM Seni UNM, UKM Olahraga UNM, UKM KSR PMI UNM, UKM Pinisi Choir UNM mengalami peristiwa serupa. Kondisi lebih pelik dialami UKM Olahraga UNM, SK kepengurusan yang diajukan satu bulan lebih pasca pemilihan ketua baru tak kunjung direspon pihak pimpinan kampus. Lantaran SK tidak diserahkan, Rapat Kerja UKM Olahraga saat ini tak kunjung digelar. “Kami sudah berulang kali keruang Rektor, tapi bahasa stafnya, SK ditahan karena akan ada pelantikan serentak di tataran LK tingat Universitas. Kalau pun begitu rencananya kami meminta SK lebih duluan lah diterbitkan, biar nanti pelantikannya dibelakang,” tutur Hasan k e t u a terpilih.

UKM Menwa : Pengajuan SK: Tanggal 2 Januari 2018, Mubes: 23 Desember

Ia meminta rektor duduk bersama membicarakan perihal ditahannya SK, karena menurut Hasan, lima UKM dalam keadaan terkatung-katung dan tidak bisa menentukan langkah. Ia juga menilai rektor cenderung tertutup dan tidak mengungkapkan alasan jelas terkait masalah yang terjadi. “Kami dan temanteman sudah mencoba untuk menemui pak rektor, tapi selalu tidak ada diruangannya. Maksud kami hanya ingin duduk bersama antara ayah dan anak, dijelaskan alasannya dan kalau bisa dicarikan solusinya,” nilainya. Ketua UKM Seni terpilih, Yuspri menungkapkan hal yang sama. Ia dan empat UKM bahkan sudah menghadap ke Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) Arifuddin Usman guna mengadukan SK yang ditahan. “Kami sudah duduk bersama dengan PR III, katanya ia juga tidak bisa berbuat banyak karena kewenangan penerbitan SK berada ditangan Rektor,” ungkapnya. Yuspri membeberkan, UKM Seni saat ini tengah menjajaki lomba nasional yang akan berlangsung di Jember, Jawa Timur. Ia menjelaskan tanpa SK, lomba tersebut dipastikan tidak akan terwujud. “Segalanya butuh SK, pencairan dana kemahasiswaan, mengikuti lomba, dan berkegiatan. Nah kalo tidak ada akan sia-sia juga. Padahal kalau tengok kebelakang, UKM tingkat univesitas telah banyak memberi prestasi nasional dan internasional bagai kampus,” bebernya. Serupa, Ketua UKM Pinisi Choir terpilih, Nurul Fauziyah mengaku dilema dengan keadaan yang menimpa UKM yang dipimpimnya. “Melangkah, salah karena belum ada SK. Tidak me-

TIM

Kordinator : Dasrin Anggota : - Ratna - Endang - Citra Jati Utami - Resa Saputra Urai data, ungkap fakta, saji berita

Pinisi choir: Pengajuan SK:12 Januari, Mubes: 23 Desember

UKM KSR PMI UNM Pengajuan SK: 12 Januari

langkah juga salah karena kita dituntut dari aturan yang mengikat lembaga,” akunya. Ketua UKM KSR PMI terpilih, Syahrulllah menyatakan hal yang sama. Ia berharap pihak pejabat teras kampus terkhsusus pucuk pimpinan segera menerbitkan SK kepegurusan lima UKM yang ditahan. “Kami harap rektor segera menerbitkan SK, kami sangat memerlukan SK ini, Jika betul pelantikan digelar rentang bulan Februari hingga Maret, kami yang lima ini agak susah berkegiatan,” harapnya. Sementara itu, Ketua UKM Menwa periode 2017-2018, Nasrullah menjelaskan, UKM yang ada di kampus orange mempunyai aturan kelembagaan yang berbeda, budaya tidak sama. Ia menilai pelantikan serentak yang diwacanakan bakal melabrak aturan yang berlaku disetiap UKM. “Contohlah, UKM Menwa punya tradisi pelantikan yang berbeda dengan UKM Olahraga. Begitupun sebaliknya, dan setiap UKM pasti punya budaya tersendiri, hal ini juga harus diperhatikan rektor kalo mengambil kebijakan ini,” jelasnya. Salah satu alasan pihak Birokrasi UNM menahan SK kepengurusan lima UKM adalah ingin melaksanakan pelantikan secara serentak. Padahal, perihal pelantikan LK tersebut tak di atur dalam pedoman dan aturan kemahasiswaan manapun. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Maperwa UNM, Yunasri Ridho. Ia mengatakan, pemberlakuan mekanisme pelantikan serentak akan menghilangkan tradisi yang telah dibangun oleh setiap UKM. "Sebenarnya mekanisme pelantikan tidak diatur dipedoman atau aturan manapun, itu tradisi saja. Hanya karena itu tradisi, makanya menjadi penting untuk setiap UKM mempertahankan tradisinya,"ujarnya. Yunasri menyayUKM Seni UNM Mubes 25 Desember angkan sikap Rektor dan PR III, padahal – PROFESI GRAFIS: MASTURI

SK merupakan marka penting sahnya suatu kepengurusan. Tanpa, lembaran tersebut, sebuah organisasi tak akan memiliki kekuatan hukum. "Dan pasti akan menghambat kinerja kepengurusan yang seharusnya telah sibuk dalam menjalankan program kerja," nilainya Ia meminta pihak birokrasi lebih bijaksana dalam memahami tradisi setiap LK. Persoalan pelantikan mestinya dikembalikan ke LK masing-masing. Jika memang tetap bersikukuh melaksanakan mekanisme pelantikan serentak, sebaiknya mendahulukan UKM yang telah melaksanakan Musker. "Tapi sebelum itu diberlakukan, ada baiknya kalau ini dibicarakan secara bersama lagi,"harapnya. Menanggapi hal ini Rektor UNM Husain Syam, berdalih, SK UKM sementara ditahan lantaran tengah menunggu UKM yang akan pergantian pimpinan dibulan tiga. Ia menginginkan pelantikan serentak guna mengefektikan kerja setiap UKM. “Betul saya sementara tahan, masih ada dimeja saya. Kita sementara menunggu UKM yang tengah Mubes dibulan dua atau tiga supaya sekaligus dilantik. Ini supaya persaudaraan dan program kerja setiap UKM berlangsung secara bersamaan,” dalihnya. Eks Dekan Fakultas Teknik dua periode ini mengaku membuat kebijakan lantaran melihat pengelaman pejabat UNM yang tidak dilantik serentak sehingga tujuan yang akan dicapai tidak maksimal. “Tidak ada dasar hukumnnya, saya sendiri inisiasi karena dulu ada PD I dilantik minggu ini, dua minggu kedepannya dilantik PD II nya. Kerjanya tidak bersamaan hasilnya pun tidak memuaskan. Jadi saya mau bawa ke LK supaya satu kali pelantikan dan pencairan dana,”akunya. Ia meminta kepada kelima ketua UKM yang lama untuk sementara mengambil alih kerja UKM sebelum diterbitkannya SK dan pelantikan. “Rencana bulan Februari keluar SK nya, jadi sebelum itu, ketua lama yang mengurus UKMnya masing-masing,” katanya. (*) www.profesi-unm.com


REPORTASE Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

KHUSUS

9

www.profesi-unm.com

PR III Tak ‘Berkutik’ PEMBANTU Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Arifuddin Usman, rupanya tak 'berkutik' dalam mengawal penahanan SK lima Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Negeri Makassar (UNM). Ia mengaku, dirinya tidak dapat bertindak banyak terkait permasalahan tersebut. Arifuddin mengatakan, proses penerbitan SK merupakan hak prerogatif rektor. Sehingga ia menyerahkan kewenangan tersebut sepenuhnya terhadap rek-

tor.

“Kita tidak bisa apaapa. Belum keluar karena Pak rektor sedang sibuk, jadi mungkin belum sempat di tanda tangani, ” ujarnya saat ditemui di lantai 6 Pinisi, Rabu (24/1). Lanjut, Mantan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini menerangkan, masalah ini tidak berkaitan sama sekali dengan peraturan baru terkait rencana pelantikan serentak lembaga kemahasiswaan oleh Rektor UNM. Ia mengatakan, saat ini aturan tersebut masih dikaji sehingga belum resmi diberlakukan oleh pihak UNM. “Peraturan baru, masih sementara dikaji. Jadi belum final

diberlakukan. Kan setiap lembaga diberikan kewenangan penuh dalam pemberlakuannya,” jelasnya. sementara itu, Rektor UNM, Husain Syam mengatakan, SK tersebut sengaja ditahan untuk melantiki ke kima UKM tersebut secara bersmaan nantinya. "Mau dilantik bersamaan nanti," katanya. Mantan Dekan Fakultas Teknik (FT) ini menambahkan, hal ini juga bertujuan agar dana kemahasiswaan seluruh UKM dapat dimaksimalkan apabila dilantik secara bersamaan. "Supaya persaudaraan dan program kerja setiap UKM berlangsung secara bersamaan,” dalihnya. (*)

SUDUT + Kontradiksi KKN Berbayar - Jangan-jangan Dapat Surat Dari Kementrian + Sepucuk Surat Berharga Bagi UKM - Mudah-mudahan Tidak Dijual + Jual Barang Elektronik untuk UKT - Sekalian untuk Bayar KKN Nanti FOTO: DOK. PROFESI

Dg. Tata

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiwaan (PR III) UNM, Arifuddin Usman

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

seni

budaya

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

Resensi Film Ayat-Ayat Cinta 2

Dilema Cinta Sang Pejuang Agama *Nurul Atika

21 Desember 2017, film yang telah dinantikan oleh penggemar yakni Ayat-Ayat Cinta 2 akhirnya dirilis. Melanjutkan cerita dari Ayat-Ayat Cinta sebelumnya, Fahri yang diperankan Fedi Nuril kini memberikan gambaran baru kehidupannya. Kehilangan sosok istrinya yakni Aisah rupanya membuat Fahri merasa tertekan. Hingga, ia mencoba menyibukkan diri dengan kegiatan akademiknya. Sekaligus mengurus bisnisnya. Perlahan kemudian Fahri pun melupakan Aisha. Kisah cinta yang intens diperlihatkan Ayat-Ayat Cinta 2. Bukan hanya itu, toleransi umat beragama juga coba ditunjukkan dalam film besutan Guntur Soehardjanto ini. Fahri tinggal di kawasan Stoneyhill Grove bersama Hulusi, orang Turki yang diselamatkan Fahri dan menjadi asisten rumah tangganya. Disana ia bertetangga dengan Nyonya Janet yang memiliki dua anak remaja Keira dan Jason, ada juga Brenda serta seorang nenek yahudi bernama nenek Catarina. Dengan memiliki tetangga yang berbeda agama, Fahri sering menemukan tulisan berupa hinaan terhadap Islam bahwa Islam ialah teroris dan monster. Walau demikian, Fahri tetap

menunjukan adab bertetangga yang baik sesuai ajaran Islam. Bahkan, ia rela membantu apapun kepada tetangganya untuk membuktikan bahwa tuduhan tersebut salah besar. Ia juga diam-diam membiayai sekolah Jason dan kursus biola Keira, padahal Keira sangat membenci Fahri karena beranggapan Islam adalah teroris. Fahri pun tak segan-segan membeli kembali rumah nenek Catarina yang sudah dijual oleh anak tirinya yakni Baruch. Kebaikan Fahri juga terlihat ketika membantu seorang wanita yang mengenakan cadar bernama Sabina untuk tinggal di rumahnya. Serta Misbah yang merupakan teman selama di Mesir yang terkendala pada beasiswa. Sebenarnya Fahri juga sudah memikirkan untuk menikah lagi, selain itu juga ada perempuan lain yang memang di sekitar Fahri dan pantas dijadikan

FILM Judul Film : Ayat-Ayat Cinta 2 Sutradara : Guntur Soehardjanto Produser : Manoj Punjabi dan Dhamoo Punjabi Skenario : Alim Video dan Ifan Ismail Pemeran : Fedi Nuril, Dewi Sandra, Tatjana Sephira, dan Chelsea Islan Perusahaan Produksi : MD Pictures Tanggal Rilis : 21 Desember 2017

Bercengkrama - Salah satu adegan AAC2 saat Fahri dan Hulya sedang bercengkrama di taman.

istri. Adalah Hulya, adik Ozan yang masih bersepupu dengan Aisha. Selain cantik dan pintar, ia juga memiliki banyak kesamaan dengan Aisha ialah postur tubuh dan kemampuan dalam bermain biola. Ia sangat pantas untuk dinikahi oleh Fahri Di tengah kegalauannya untuk memikirkan menikah lagi, Fahri mendapatkan masalah dengan Baruch dan kawannya. Baruch menantang Fahri untuk berdebat tentang Amalek dan isu-isu Palestina serta Islamofobia. Hingga akhirnya ia harus disibukkan

Aku Sudah Mati

PADA jernihnya cermin, Dua rupa sepakat saling bertanya tentang kapan terakhir mengenali dirinya Selalu dikikis kehilangan meski tahu kita tak Pernah sedetikpun kemana-mana Apakah Waktu adalah Predator pemangsa diri paling berbahaya ? Ataukah kuasa Zaman menggilas paling sempurna masing-masing Pribadi ? Kepalaku dihamili rasa b i n gung,

ro n gga dada terus tumbuh belukar ego tanpa meminta izin tuannya

Beliau tumbuh mapan membuat belantaranya Sendiri, terbilang pantas jadi berhala Entahlah, entah sejak kapan Nurani menjelma penduduk tiri di tempat ini Mengeja Arah, Kakiku Kehilangan peta menuju halaman Rumah Meskipun tidak sepantasnya orang asing rindukan teduhnya pulang, Terlalu jauh bermain dapat melenyapkan segala Fitrah diri Kita telah mengingkari dongeng-dongeng Ibu tentang Kebajikan Kita sudah menodai mantra-mantra harapan Ibu yang dulu di atas Ayunan Betapa kuku-kuku dunia telah mencengkram erat menghabiskan perlahan jiwaku Aku sudah mati jauh sebelum tanggal kematianku di ukir dan lubang kuburku digali Jika ingin bertemu, tempat paling dekat untuk mengunjungi Diriku adalah kenangan Sekarang Pesta dimulai, mari Merayakan keangkuhan manusia !!! Rostan Yuniardi, Mahasiswa Sastra Indonesia FBS 2O15.

Tidak Denganku

DILUAR sana begitu ramai Tetapi tidak denganku Diluar sana b e g i t u berkelap –kelip Te t a p i tidak d e n VECTOR: SHUTTERSTOCK.COM Urai data, ungkap fakta, saji berita

ganku Mereka begitu bahagia dengan gemerlap malam Tetapi tidak denganku Mereka pergi ke sana Tetapi tidak denganku Mereka rebut bersama dia Tetapi tidak denganku Nurhikmah, Mahasiswa PBSI FBS 2014.

dengan persiapan debat tentang materi Israel, Yahudi dan Amalek. Puncaknya ketika Fahri diundang dalam debat Oxford Debating Union yang membahas tentang isu agama. Pembicara pertama memaparkan bahwa semua agama itu sama. Sedangkan pembicara kedua memaparkan isu atheisme dan Fahri memaparkan tentang Islam. Lalu, bagaimana kelanjutan kisah cinta Fahri? Apakah berhasil menemukan Aisha atau harus menikah lagi? Bagaimana kelanjutan hubungan

FOTO: INT

Fahri dengan tetangga-tetangganya yang membenci Islam dan apa yang dilakukan Fahri untuk menjadi agen muslim yang baik? Apakah bisa tampil sempurna di Oxford Debating Union? Semuanya bisa ditemukan pada film AAC 2 yang mengisahkan tentang perjalanan cinta dan toleransi beragama. Jodoh tidak akan kemana, sejauh manapun , di manapun berada jika ia memang jodoh, cepat ataupun lambat akan dipertemukan dengannya. Mungkin inilah yang bisa menggambarkan dari film AAC 2. (*)

Mawar Keseribu

RERINTIK hujan masih menjadi musik paling merdu dalam tiap hembusan napas, mengantarkan urai demi urai air mata yang merajuk meminta pemakluman atas derainya. Pekat malam masih tetap setia menjadi selimut alam yang menghangatkan tiap luka menganga yang tak kunjumg mengering. Aku tumbuh dengan lukaluka di jari dan di sekujur tubuhku. Aku besar dengan kaki berdarah yang kubawa berjalan tiap hari. Iya, setiap hari aku berjalan dengan tertatih-tatih menyeret kakikaki kecilku yang sudah hampir tak sanggup melangkah. Bajuku sudah koyak macam kain lap, rambutku berminyak tak tersisir. Setiap hari aku berjalan berpuluh kilo meter dari bangunan tua berisi tangisan anak-anak tanpa ibu bapak di pinggir kota menuju ruang sesak tak beratap yang ramai akan lalu lalang mesin-mesin berbunyi bising yang saling berebut jalan tanpa peduli bahwa disudut jalan ada sosok kecil tubuhku yang terhimpit keramaian yang penuh sesak. Sepuluh tahun yang lalu tangisku pecah di ujung jalan yang sama dengan tempatku sekarang, tempat mendudukkan mawarmawar jualanku di sisi kanan tubuhku. Menunggu seseorang akan berbaik hati atau sekadar berbelas kasih dan membeli tangkai-tangkai penghidupanku. Sepuluh tahun yang lalu saat tubuhku masih tak berbalut

apapun bahkan tidak dengan baju koyak seperti kain lap yang kupakai sekarang. Malam yang sejak itu mengubah garis panjang cerita hidupku, malam yang menjadikan semuanya nampak jelas. Tidak merah, hanya mawarku saja yang merah namun, hidupku tak pernah secerah itu hanya abu-abu dan hitam yang mampu kusaksikan. Sepuluh tahun yang lalu saat tangan ibu melepas peluknya dan menyerahkanku pada tangan asing yang kasar dan kotor. Di tempat ini lelaki itu merebutku dari tangan ibu dan membawaku ke bangunan tua bersama anak-anak lain yang sama sekali asing bagiku. Sepuluh tahun sejak hari pertamaku di tempat kumuh itu aku hidup sebagai sebatang kara tanpa ibu bapak, tanpa nama dan tanpa masa depan. Aku hanya mengenal diriku sebagai anak haram yang dijual sesaat setelah dilahirkan ke dunia sebab itulah yang selalu dikatakan oleh lelaki tua yang merebutku lalu memberi beberapa lembar uang pada ibu sebelum ia berbalik pergi. Ketika murka ia akan menghardikku dengan kata-kata yang bahkan tak pantas didengar anak kecil sepertiku. Aku dimintanya untuk mengemis di pinggir jalan namun meski hanya seorang anak haram aku tak ingin meminta-minta sebab aku percaya pada diriku. Aku bisa melakukan yang kumau dan aku bisa hidup dengan caraku.

Dari sekian banyak anak yang ia beli dan dirawat hanya aku yang paling membangkang serta keras kepala. Aku lebih memilih menjual mawar-mawar yang kudapat dari petani tua di samping rumah ketimbang menjadi peminta-minta di pinggir jalan. Selalu ada harapan yang kuselipkan di tiap tangkai mawar yang kujual, harapan untuk bebas, untuk memeluk sosok ibu dan harapan agar tidak ada lagi aku yang lain, agar tidak ada lagi anak haram yang dijual beberapa saat setelah dilahirkan sepertiku, agar tidak ada lagi tangan kotor yang mengganti tangis dengan beberapa lembar uang lusuh dari kantong celananya. Dari ratusan mawar yang kujual pasti akan ada satu mawar yang benar-benar mewujudkan mimpi-mimpiku. Dari tangkaitangkai berduri yang kujajahkan akan ada satu tangkai yang jatuh ke tangan yang tepat, tangan yang akan merebutku kembali dari tangan kotor yang telah mengabuabukan hidupku. Dari ratusan mawar yang kujual akan selalu kucari tangan halus itu, hingga mawar keseribu bahkan hingga seluruh mawarku habis karna setelah mawar keseribu akan ada lagi seribu mawar yang kujajahkan untuk mempertemukan tangkai dengan penggenggam sejatinya. *Lenny Ashari, Mahasiswa PBSI FBS UNM 2015 www.profesi-unm.com


Info

akademik

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Sabet Kampus Satker Terbaik se-Indonesia

AGENDASIANA Pelatihan Jurnaslitik Mahasiswa Nasional (PINISI) 2018 LEMBAGA Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menggelar Pelatihan Jurnaslitik Mahasiswa Nasional (PINISI) 2018. Kegiatan yang mengangkat tema “Pers dan Tahun Politik” ini bakal digelar pada April nanti. Kegiatan berskala nasional tersebut mengangkat tema berdasarkan tahun pemilu yang dilaksanakan tahun 2018 dan 2019 mendatang. Untuk peserta, PINISI 2018 diperuntukkan bagi anggota LPM. Adapun pendaftarannya telah dibuka sejak 15 Januari lalu dan akan ditutup pada 3 Maret 2018 mendatang. (pr21)

PERTAMA kalinya Universitas Negeri Makassar (UNM) menyabet Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Satuan Kerja (Satker) terbaik seIndonesia. Penghargaan diterima langsung Rektor UNM, Husain Syam pada malam puncak Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan (17/1). Kampus Orange menempati urutan pertama mengungguli Universitas Negeri Tidar dan Politeknik Ketapang. Penghargaan PTN Satker terbaik diberikan dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain tingkat kepatuhan pelaporan perjanjian kinerja, capaian fisik output, dan capaian realisasi anggaran, deviasi fisik dan anggaran, serta kepatuhan pelaporan UKT melalui aplikasi SIMonev (Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi). Bertepatan dengan itu, Kemenristekdikti memberikan apresiasi PTN BLU terbaik yang diraih Universitas Halu Oleo (UHO), Univer-

Pertanian Berkarya (Pakar) 3

Foto Bersama – Menristekdikti, Muhammad Nasir saat berfoto bersama Rektor PTN yang meraih penghargaan.

sitas Negeri Semarang (UNNES) dan Universitas Negeri Malang (UM). Sementara itu, untuk kategori PTN BH berhasil diamankan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) diikuti Institut Teknologi Bandung (ITB) di tempat kedua. Husain Syam menyambut hangat atas pencapaian kampus yang dipimpinnya. Ia pun mengungkapkan, sempat tak menyangka dan di

luar dugaan UNM berhasil terrpilih sebagai PTN Satker terbaik. “Syukur Alhamdulillah bisa mendapatkan penghargaan ini, sesuatu yang luar biasa dan tidak saya duga sebelumnnya. Padahal saya sudah mau pulang ke Makassar satu hari sebelum malam puncak, tapi saya dihubungi pihak Dikti untuk membatalkan tiket pesawat,” kisahnya (26/1). Eks Dekan Fakultas Teknik

FOTO: INT

ini mengatakan pencapaikan diraih berkat kerja keras yang dilakukan jajaran pimpinan hingga paling bawah. Ia pun berpesan agar prestasi ini dapat dipertahankan. “Ini berkat kerja keras sivitas akademika UNM, saya ucapkan terimakasih, selanjutnya kami akan bertekad untuk meningkatkan pelayan yang terbaik atas penghargaan ini,” katanya. (awa)

Drop Out 2.434 Mahasiswa BERDASARKAN Surat Keputusan (SK) Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) tertanggal 25 Januari, sebanyak 2.434 mahasiswa dengan resmi Drop Out (DO). 349 diantaranya mahasiswa angkatan 2016 yang tidak memenuhi batas minimum 30 SKS. Selebihnya merupakan mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan selama tiga semester berturut. Adapun berasal dari FMIPA 211 orang, FBS 224, FT 558, FSD 207, FIS 185, FE 285, FPsi 18, FIK, 263 dan FIP 133. "Mereka yang terkena DO dini,

memang sudah tak layak. SKS-nya tidak mencukupi," ungkap Muharram saat dihubungi via telepon, Rabu (31/1) malam. Tak hanya itu, pertimbangan lain diantara mahasiswa yang terkena DO dini ini tak mencukupi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Rata-rata tak mencapai nilai 2.00. Muharram mengatakan, kebijakan tegas ini ia keluarkan demi menjaga kualitas akademik. Menyandang akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) tentunya tak boleh main-main

dalam membuktikan UNM memang pantas dengan status tersebut. "UNM tidak main-main, kita sudah akreditasi A, kita jaga kualitas akademik, ini juga kepentingan bersama. Mahasiswa DO bakal berpengaruh pada kualitas, akreditasi, dan penilaian moral," ujarnya. Guru Besar Kimia Organik ini juga membeberkan banyaknya mahasiswa yang meninggalkan kampus tanpa mengonfirmasi ke pihak fakultas maupun universitas. Sebagian mahasiswa bahkan tak bisa diidentifikasi oleh pihak uni-

versitas. "Tidak bisa diidentifikasi, mungkin ada yang sudah kerja, sakit malas, atau bahkan meninggal dunia," beber dosen FMIPA tersebut. Ia bahkan mengungkapkan bakal menertibkan mahasiswa yang masih berstatus aktif. Sebagai orang nomor satu di bidang Akademik UNM, Muharram akan memberikan peringatan bagi mahasiswa yang berstatus awas. "Kita tak memerlukan mahasiswa yang tak mau berproses di kampus,"tambahnya. (tju)

Tambah Mata Kuliah Wajib PEMBANTU Rektor Bidang Akademik (PR I) Universitas Negeri Makassar (UNM), Muharram berencana untuk menambah satu mata kuliah (MK) wajib pada tahun akademik 2018/2019. Sekaligus menjadi proyeksi yang dipersiapkan untuk mahasiswa baru nanti. Ialah MK Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang disebut bakal dimasukkannya.

11

“Rencananya kita akan tambah satu mata kuliah wajib tahun ini,” katanya saat ditemui di ruangannya di lantai 6 Menara Pinisi, Kamis (18/1). Kata Muharram, MK tersebut penting untuk dosen dan mahasiswa. Sebab, menurutnya, pendidikan saat ini sudah dibarengi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Sedangkan masih banyak mahasiswa yang masih kurang

memahami teknologi. “Karena banyaknya SDM yang belum melek IT. Maka dimasukkan dalam kurikulum mata kuliah wajib,” ujarnya. Mantan Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNM ini berharap, dengan ditambahnya MK TIK sudah tidak ada lagi mahasiswa dan dosen

yang tidak mengetahui teknologi informasi. Apalagi, saat ini beberapa sistem telah beralih ke daring. Misalnya saja di Program Pascasarjana (PPs) UNM yang sudah memiliki sistem pendaftaran berbasis online. “Semoga kedepannya tak ada lagi dosen dan mahasiswa yang melek informasi,” harap Pria asal Pinrang ini. (pr34)

HIMPUNAN Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Teknologi Pertanian (PTP) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan mengadakan kegiatan Pertanian Berkarya (Pakar) tingkat nasional yang tiga kalinya. Kegiatan yg bertema “Kreatifitas dan Inovasi Generasi Muda dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals” ini bakal berlangsung di Ballroom Lt. 2 Menara Pinisi pada 16 hingga 18 Februari mendatang. Terdapat tiga rangkaian item kegiatan, yakni lomba karya tulis, seminar nasional, dan field trip yang dilakukan di hari terakhir lomba. Ada juga beberapa tempat yang dikunjungi, diantaranya, PT Rutan, Benteng Rotterdam, Pantai Losari, dan oleh-oleh khas Makassar. (pr29)

Pusat Bahasa UNM Buka Program Baru UNIT Pelaksan Teknis (UPT) Pusat Bahasa Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka program baru untuk umum. Ialah program study and work in OZ. Dirancang khusus bagi mereka yang berniat untuk studi sambil memperluas wawasan dan jaringan di Australia. Pendaftaran dimulai sejak 1 Februari. Adapun program studi yang ditawarkan, yakni bahasa Inggris, perhotelan, bisnis manajemen, marketing, nursing. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Ririn (087841572667). (pr64)

Batas Pendaftaran KKN Hingga 7 Februari BATAS jadwal pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester genap Universitas Negeri Makassar (UNM) tahun ajaran 2017/2018d kini diperpanjang. Sebelumnya, pendaftaran hanya dibuka hingga 29 Januari. Namun, diperpanjang sampai 7 Februari mendatang. Besaran tarif KKN pun bervariasi, tergantung dari jenis yang di programkan. KKN Terpadu dikenakan biaya 590 ribu. Sementara itu, KKN Reguler diharuskan membayar sebesar 415 ribu. (pr08)

VECTOR: SHUTTERSTOCK.COM

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

PARIWARA

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

SUMBER OPERATOR DATA UPP PGSD BONE

Urai data, ungkap fakta, saji berita

GRAFIS: MASTURI – PROFESI

www.profesi-unm.com


INOVASI Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

13

www.profesi-unm.com

Kembangkan Teknologi Smart Home MEMASUKI dunia yang serba modern, tak bisa dipungkiri jika kini orang-orang terus berupaya menghasilkan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat. Kecanggihan teknologi yang ada saat ini sudah hampir bisa dirasakan oleh semua orang. Bahkan, perkembangannya terus meningkat tiap tahun. Melihat kondisi tersebut, Abdul Ma’arief Al Imran, Andri Setiawan dan Ashabul Kahfi Rajab lantas mengembangkan inovasi berupa Smart Home. Perangkat cerdas dari tiga mahasiswa Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini dapat dengan mudah mengendalikan perlengkapan dan peralatan rumah secara jarak jauh. Seperti lampu, Air Conditioner (TV), Kipas Angin, Televisi, dan yang lainnya dapat dihidupkan atau dimatikan dengan mudah. Tanpa harus menekan tombol yang terdapat dalam peralatan tersebut. Tak ayal, jika lahirnya inovasi ini dapat memberikan segala kenyamanan, keselamatan, keamanan dan penghematan energi bagi pemilik rumah. Perangkat Smart Home ini memakai mikrokontroller untuk mengendalikannya. Selain itu, yang terpenting ialah teknologi wireless atau tanpa memakai kabel yang disandingkan kedalamnya. Berawal dari

tugas mata kuliah, kemudian muncul ide untuk mengembangkan perangkat cerdas tersebut. “Kebetulan ada tugas yang mewajibkan menghasilkan produk dengan menggunakan teknologi nirkabel,” jelasnya. Pemanfaatan smart home bisa diterapkan di berbagai peralatan elektronik apa saja. Selain itu, terdapat dua sistem pengontrolan. Ialah secara otomatis dan manual. Untuk manual sendiri, pengguna dapat menyalakan maupun mematikan smart home melalui smartphone atau laptop. Sebab, kedua perangkat tersebut juga memiliki teknologi wireless. “Sistem otomatisnya cukup menentukan batas maksimal suhu ruangan agar pendingin dapat otomatis menyala ketika suhu ruangan melampaui batas yang telah ditentukan ,” ujarnya. Untuk kendali jarak jauh, perangkat ini mengandalkan koneksi dari internet. Sistem IOT (Internet Of Things) yang diusung kedalam inovasi tersebut mengharuskan pengguna untuk terhubung dengan internet. Dengan menyambungkan internet melalui wireless maka peralatan elektronik di rumah pun dapat dikendalikan di mana saja. “Sebagai contoh, rumah saya yang ada di Selayar bisa saya kon-

trol, ketika saya pergi ke makassar untuk berlibur, lampu rumah saya tetap bisa dinyalakan,” jelas mahasiswa angkatan 2015 ini. Ia pun berharap perangkat tersebut dapat

m e m beri manfaat bagi masyarakat dalam perkembangan teknologi. “Serta sumbangsih ilmu pengetahuan kepada dunia pendidikan” harapnya. (pr14)

FOTO: DASRIN – PROFESI

Smart Home – Teknologi Smart Home yang dikembangkan oleh mahasiswa PTIK FT

Choufle, Kue Sus Isi Sayur dan Buah SAYUR dan buah merupakan produk pangan yang kaya akan vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E, magnesium, seng, kalium, fosfor, dan asam folat yang berguna untuk menjaga kesehatan tubuh dari berbagai macam penyakit. Meskipun begitu, tak dapat dipungkiri, masih banyak orang yang kurang m e nyukai untuk m e n g o m sumsi buah dan sayuran. Melihat permasalahan tersebut, lima mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Terknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), Nurul, Lia, Mifta, Indra dan Sulham ciptakan inovasi baru yang diperuntukkan bagi siapa

saja yang tak menyukai buah dan sayuran,

FOTO: DASRIN – PROFESI

Mengemas Kue – Mahasiswa PKK FT saat mengemas kue Choufle

namun tetap harus memenuhi kebutuhan nutrisinya. Olahan makanan yang unik, enak dan sehat ini mulanya diciptakan selain sebagai kebutuhan nutrisi sehari-hari, makanan ini juga memberikan peluang usaha yang menjanjikan. Berawal d a r i tugas kewi-

rausahaannya, terbesit ide yang menjanjikan untuk membuat olahan berbahan dasar buah ataupun sayur yang berjuluk Choufle. Choufle terdiri atas coux dengan fla yang dicampur dengan sari sayuran atau pun buah. Ketua Tim, Nurul menjelaskan, istilah Choufle diciptakan tentunya

untuk anak atau pun orang dewasa yang tidak menyukai buah dan sayur. Cita rasa manis yang biasa terdapat pada kue sus tetap ada. Meskipun berbahan dasar buah dan sayur. “Choufle sendiri memiliki arti yaitu choux fruit and vegetable, pemilihan nama ini dinilai unik dan mampu menarik minat pembeli. Yang membedakannya choufle dengan choux pada umumnya yaitu isiannya yang berbahan dasar sayuran dan buah,” jelasnya. Nurul pun membeberkan, proses pembuatan fla pun juga memanfaatkan sari sayuran yang telah dihaluskan untuk menjadi isian fla. Kemudian, dicampur dengan bahan dasar kue lainnya, seperti gula, susu cair, dan maizena. “Lalu dimasak hingga mengental seperti pembuatan fla pada um-

umnya, untuk sayuran sendiri yang digunakan yaitu wortel dan bayam,” bebernya. Nurul menambahkan, untuk menciptakan daya tarik yang bagus bagi konsumen, ia menambahkan sedikit pewarna makanan. Serta garnish untuk mempermanis tampilan. Menurutnya, proses ini terbilang sulit lantaran harus memenuhi minat pembeli yang suka dengan rasa manis. “Dalam pengolahan coux sedikit saja tahap yang salah akan mempengaruhi semuanya, dan kesulitan lainnya yaitu bagaimana mengubah rasa sayuran agar bisa di terima di lidah masyarakat yang umumnya sayuran itu asin kini diolah menjadi manis,” tambahnya. (pr57)

FOTO: DASRIN – PROFESI

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

OPINI

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

Kuliah Kerja Nyata (Bayar?) “SUBSTANSI UKT adalah sistem pembayaran tunggal,itu prinsipnya, bukan UKT namanya kalau tidak bayar tunggal. Itulah kenapa tidak boleh ada pungutanpungutan selain UKT, karena kata tunggal menegaskan tidak dua, tiga apalagi lebih dari itu. Termasuk pungutan biaya Kuliah Kerja Nyata. Ingat 'TUNGGAL'. Membuka tulisan ini, saya ingin mulai dengan mengutip ungkapanungkapan satire dari meme yang bertebaran di status media sosial akhir-akhir ini, meme itu menyitir ucapan Dilan kepada Milea di dalam novel dan film “Dilan 1990”, Jangan bayar KKN, berat. Kamu nggak akan kuat. Aku juga. Kebetulan, beberapa waktu terakhir, anak-anak muda jaman now sedang dilanda “demam Dilan”. hampir setiap beranda status media sosialnya dipenuhi ucapanucapan Dilan maupun ucapan yang telah disitirnya. Saya menyitirnya agar tulisan ini lebih terkesan “now”. Katanya sesuai selera pasar pembaca jaman now. Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam pengertian sederhananya adalah kegiatan pengabdian masyarakat sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi; pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat. Kegiatan tersebut masuk dalam mata kuliah wajib semua program sarjana di setiap perguruan tinggi, termasuk Universitas Negeri Makassar. Mata kuliah tersebut mengharuskan mahasiswa untuk turun langsung ke masyarakat mengaplikasikan pengetahuannya,

belajar bersama masyarakat, serta membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Kira-kira begitulah pengertian dan maksud pelaksanaan KKN. Poin pentingnya ada pada kata “mata kuliah wajib”, kata tersebut menegaskan bahwa KKN adalah salah satu mata kuliah atau aktivitas akademik. Dengan demikian, mestinya pelaksanaannya tidak lagi menarik pungutan lain di luar UKT yang dibayarkan. Kenapa begitu ? karena sejatinya prinsip dari sistem UKT memang demikian “pembayaran tunggal”, segala aktivitas/kebutuhan terakumulasi dalam komponen unit cost BKT dan dibayarkan per semesternya. Pada awalnya UKT diatur dalam Permendikbud Nomor 55 Tahun 2013 tentang BKT-UKT di PT dalam lingkungan Kemenristekdikti. Kemudian berganti sebanyak empat kali, yaitu Permendikbud nomor 73 tahun 2014, Permenristekdikti nomor 22 tahun 2015, Permenristekdikti nomor 39 tahun 2016 dan terakhir Permenristekdikti nomor 39 tahun 2017 yang berlaku saat ini. Dalam sosialisasinya pada saat awal pemberlakuannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Muhammad Nuh menjelaskan bahwa semangat lahirnya sistem UKT adalah untuk meringankan beban mahasiswa dalam pembiayaan pendidikan dan untuk menghindari adanya pungutan lain di luar dari yang dibayarkan setiap awal semester. Sistem ini hadir dengan berdasar pada asas ketunggalan dan asas adil atau non diskriminatif. Maksudnya, semua beban atau tanggungan biaya diakumulasikan dalam UKT yang dibayarkan per semester. Sehingga jika ada transaksi selain UKT, itu masuk kategori pungutan liar—walau-

pun ada pengecualian bagi kelompok mahasiswa yang diatur dalam pasal 8 permenristekdikti nomor 39 tahun 2017—. Tetapi pengecualian tersebut tetap memperhatikan kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa atau pihak yang membiayainya. Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bernilai 3 dan 4 satuan kredit semester (SKS), menjadi polemik akhir-akhir ini, hal itu disebabkan karena mahasiswa harus menanggung beban biaya KKN lagi, yang semestinya tidak dipungut, karena masuk dalam komponen unit cost UKT yang dibayarkan mahasiswa per semesternya. Artinya, KKN itu tidak berbayar, karena bila berbayar berarti berlawanan dengan prinsip dasar sistem Uang Kuliah Tunggal. Ketunggalan UKT mesti dipersoalkan. Entah siapa yang “gagal paham” dalam memaknai atau menafsir regulasi UKT-BKT, yang pasti KKN melekat di dalam bobot SKS akademik mahasiswa, itu menegaskan bahwa KKN tidak bisa dipisahkan dengan komponen unit cost UKT. Pungutan biaya KKN diluar UKT mengindikasikan ketidakpatuhan PTN untuk menjalankan prinsip dan tujuan UKT yang pada awalnya untuk meringankan beban mahasiswa serta menolak pungutan selain UKT. Peraturan menteri di atas jelas membawa semangat yang sama terkait UKT (meringankan dan menolak pungutan selain UKT), namun sangat disayangkan dalam implementasinya PTN justru melenceng dari prinsip dan tujuan regulasi tersebut. Polemiknya ada pada kejelasan tafsir pada pasal 7 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2017. Bagi saya, pasal 7

tersebut harus didudukkan kembali maknanya. Hukum ada seharusnya untuk menyelesaikan masalah, sebagaimana tujuan hukum yaitu kepastian, keadilan dan kemanfaatan. Hal ini penting agar tidak ada kesalahan dalam menafsir peraturan tersebut. Saya akan mencoba memaparkan pandangan saya terkait regulasi tersebut di Pasal 7 ayat (1) poin (a) dan (b), saya kutip pasal tersebut bunyinya: (1) PTN tidak menanggung biaya mahasiswa yang terdiri atas: (a) biaya yang bersifat pribadi; (b) biaya pelaksanaan kuliah kerja nyata. Menurut saya, pemaknaan pasal tersebut maksudnya, PTN tidak menanggung biaya yang sifatnya pribadi seperti makan, minum, obat, dll, serta program kerja di lokasi KKN. Tetapi untuk kebutuhan atribut, semisal jas/jaket KKN, buku panduan/kerja KKN dll, serta biaya operasional; transportasi ke lokasi dan penarikan, pembimbingan dll itu sudah terbiayai dalam UKT mahasiswa. Mengapa begitu, karena memang demikianlah prinsip dasar sistem UKT dan itu dipertegas kembali dalam pernyataan Menristekdikti, Muhammad Natsir yang dilansir dalam situs news.detik. com, ketika merespon aksi penolakan mahasiswa UNNES terhadap KKN berbayar. Karena itulah KKN tidak mesti berbayar lagi. Melihat polemik tersebut, ada baiknya kedua belah pihak (mahasiswa dan birokrasi universitas serta pihak-pihak yang terkait) melakukan “tabayyun” atau dialog. Dua pendapat yang berlawanan atau beririsan mesti kita musyawarahkan bersama, untuk mencari titik temu atau titik sepakat. Kampus mesti menjadi teladan dalam menyelesaikan masalah atau perbedaan pendapat. Tidak etis ketika

M. Yunasri Ridho institusi akademik dalam penyelesaian masalahnya, justru lebih menggunakan pendekatan kekuasaan, pemaksaan atau ancaman. Cara-cara dialogis mesti dikedepankan. Tidak boleh ada simbol kekuasaan atau kedudukan yang superior di dalam kampus. Semua mesti setara dalam penyelesaian masalah. Cara-cara pemaksaan mestinya sudah ditinggalkan, karena kalau tidak, sama halnya kita mengulang atau tidak belajar dari kesalahan-kesalahan orde baru. Sebagai penutup, saya mendukung penuh semangat, prinsip dan tujuan sistem UKT untuk meringankan beban mahasiswa serta menolak pungutan-pungutan lain selain UKT. Sudah seharusnya UKT dijalankan sesuai dengan asas ketunggalan dan asas kemampuan ekonomi mahasiswa atau pihak yang membiayainya. Demikian juga dengan KKN, sebaiknya tidak berbayar, mari kita taat pada prinsip “ketunggalan” sistem UKT. *Penulis merupakan Ketua Umum Maperwa UNM dan Mahasiswa Jurusan PPKn FIS UNM.

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi.online@gmail.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


profesiana Profesi Edisi 222 Februari Tahun XLII 2018

15

www.profesi-unm.com

Jual Barang Elektronik untuk UKT KESULITAN membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) kembali menimpa dua orang mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM). Agi Astuti jurusan PGSD dan Nuraeni dari Psikologi dan Bimbingan (PPB). Tak tanggung-tanggung, menjual dan menggadai barang elektronik menjadi salah satu opsi untuk memenuhi biaya kuliah yang mencekik. Nuraeni, bercerita jika demi memenuhi UKT senilai 1.250.000, dia sempat menjual barang serta mendapat bantuan dari Lembaga Kemahasiswaan (LK) FIP. Tak mau merepotkan ibunya, ia harus mencari solusi untuk tetap mengikuti proses akademik. “Saat itu sudah tidak tau, mau bagaimana lagi, jadi terpaksa menjual. Ada juga bantuan dari temanteman,” ceritanya. Lain cerita dengan Nuraeni, Agi Astusi dengan nominal UKT lima juta rupiah, ia sempat berfikir untuk menggadai laptop yang dimilikinya. Bekerja di sebuah tempat laundry pun pernah dijalani. Dan beruntung, bantuan dari pihak fakultas berhasil didapatnya.

www.profesi-unm.com

“Hampir gadai laptop, waktu itu. Tapi sudah dapat bantuan dari pi-

h a k fakultas, jadi tidak jadi. Saya juga pernah bekerja di tempat laundry,” jelasnya saat dihubungi via telpon. Menanggapi hal ini LK FIP turut melakukan berbagai tindakan, Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) FIP, Ramli mengatakan, kedua mahasiswa memenuhi persyaratan jika ingin melakukan penurunan UKT. Hanya saja pihak birokrasi seakan mempersulit hal ini, hingga kata “Tak Waras” sempat terlontar dari mulutnya. “Kalau persyaratan, mereka terpenuhi. Hanya saja birokrasi yang baku lempar. Serasa dipimpong. Birokrasi semakin tidak waras saja,” katanya. Di lain pihak, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Arifuddin Usman menututrkan jika pihak universitas akan berusaha untuk mencari jalan keluar permasalahan tersebut. Namun hal ini tak dapat mengabaikan aturan yang ada

di UNM. “Pihak universitas terbuka untuk mencari solusi terbaik. Namun di samping itu, kita harus mengikuti aturan yang berlaku,” tuturnya. (sas)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

PERSONA

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 222 Februari Tahun XIII 2018

Kala Kutipan dari Internet Jadi Motivasi Hidup

Duta Wisata Asian Games 2018

SEBAGAI sumber informasi, internet telah menyediakan berbagai referensi untuk membantu orang mencari hal yang tidak diketahuinya. Akses yang mudah juga memudahkan siapapun membukanya. Manfaatnya kini dirasakan oleh semua orang. Tak terkecuali, Andi Rayu Ayu Ashari.

Berawal dari internet, kini berbagai prestasi bisa diraihnya. Terakhir, mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan (AP) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil terpilih sebagai Duta Wisata Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Kutipan yang didapat dari internet, tak disangka membuat

dirinya termotivasi dalam menjalani hidup. Bahkan, bisa mengubahnya sebagai salah satu orang berprestasi di kampus orange. Kata Ayu, ada beberapa kata yang dibacanya dari internet hingga kini menjadi prinsip hidupnya. Seperti believe your self if you can dan just do your best. “Yah seperti itu kata-kata motivasi dan informasi tentang apa yang lagi trending topic. Itu pun saya bacanya kalau lagi istirahat,” katanya. Meski begitu, ia sadar kutipan tak dapat merubah hidupnya begitu saja. Usaha dan kerja keras terus saja dilakukannya demi mencapai cita-citanya. Diawali dengan niat, ia optimis bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil. “Niatnya dulu harus baik, berusaha, terus mencoba, lakukan yang terbaik, positif thinking dan ingat FOTO: AGUNG – PROFESI

Allah dan orang tua," ujar Perempuan asal Makassar ini. Bagi Ayu, kecanggihan internet saat ini membuatnya terus ingin berkembang. Bahkan, menurutnya, hadirnya jejaring sosial saat ini disebutnya sebagai guru yang instan. Sebab, beragam informasi sudah tersedia di dalamnya. "Tergantung dari saya tapi kalau lagi pengen instan lewat google saja," jelasnya. Sebelumnya, Ayu juga pernah beberapa kali meraih prestasi yang sama. Di antaranya, Runner Up II Duta Kekerasan Sulsel 2016, Duta Pendidikan JILC 2017, Ana Dara Malebbi 2017, dan serta Juara 3 Putri Citra Indonesia di kota Banten 3 tahun yang lalu. Semua diraihnya berkat kepercayaan dan komitmen yang dipegang teguhnya usai membaca kutipan dari internet. “Alhamdulillah bisa seperti sekarang,” singkatnya.

Usai berhasil menjadi Duta Asian Games 2018, mahasiswa angkatan 2017 ini ingin kembali fokus menjalani kegiatan akademiknya. Sebab, dirinya masih perlu beradaptasi dalam dunia perkuliahan. "Kedepannya yah fokus kuliah di samping mempersiapkan diri dengan wawasan yang lebih luas," ungkapnya. Ia pun berharap kedepannya mampu meningkatkan prestasinya. "Semoga kedepannya bisa lebih berprestasi dan lebih baik lagi. Amin," harapnya. (pr35)

BIODATA Nama: Andi Ratu Ayu Ashari Anwar Tempat/Tanggal Lahir: Makassar, 27 Agustus 1999 Jurusan: Administrasi Pendidikan FIP UNM Prestasi: Runner Up II Duta Keker Sulsel 2016 Duta Pendidikan JILC 2017 Ana Dara Malebbi 2017 Juara 3 Putri Citra Indonesia 2015 Putri Batik SulSel 2015

Duta Humas Polda Sulsel 2018

Ribuan Usaha untuk Segudang Prestasi

PRESTASI yang besar biasanya lahir dari usaha yang besar pula. Begitulah cara perempuan yang akrab disapa Dian ini mengejar citanya. Menjadi Duta Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2018 bukan prestasi yang pertama kali didapatkannya. Dengan usaha yang besar, beberapa kali perempuan yang bernama lengkap St. Ardiana Arifin ini, mencatatkan namanya di sejumlah ajang. Dian bercerita, semangatnya untuk terus berusaha, termotivasi dari salah satu buku yang pernah dibacanya. "Batas dari kesuksesan adalah dirimu sendiri," kutipnya. Anak kedua dari tiga bersaudara ini membeberkan, ribuan usaha yang melekat pada dirinya tak pernah menyurutkan semangatnya tiap kali ia gagal. "Motivasi saya ada dalam diri saya sendiri, saya selalu berusaha dan tidak menyerah setiap kali gagal, saya tetap bangkit lagi dan jangan membiarkan dirimu menunggu orang lain untuk membuat kamu berbuat baik tapi jadilah orang yang dapat membuat orang lain bergerak lebih baik," bebernya. Bersama dengan rekannya, Sri Rahayu yang merupakan alumni UNM Jurusan Seni, Drama, Tari dan Musik (Sendratasik), Dian berhasil terpilih dan berhasil men-

gungguli beberapa pesaing dalam seleksinya. Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) ini bercerita, bahwa telah mengikuti pemilihan Duta Bandara 2017. Kala itu perjuangan Dian hanya sampai di Top 5 besar saja. Namun, hal tersebut bukan menjadi penghalangnya untuk dirinya terus maju. “Di situ seperti juga duta humas, pendaftarannya seperti itu. Cuma waktu itu dari 20 peserta, kemudian jadi 18, kemudian jadi 10, nah saya hanya bisa sampai 5 besar saja," kata perempuan asal Makassar ini. Dibukanya pemilihan Duta Humas Polda Sulsel, kembali menjadi peluangnya untuk terus berusaha. Nampaknya, usaha memang tak mengkhianati hasil. Tak menunggu lama, setelah mengajukan berkas dan seleksi wawancara, Dian langsung menandatangani MoU sebagai Duta Humas terpilih. “Saya terpilih bersama dengan partner saya, Sri Rahayu yang merupakan alumni UNM,” katanya. Kisah usaha maksimal yang terus keluar dari dalam diri mahasiswa Alumni Genetic Computer School (GCS) UNM ini tak sampai di situ saja. Sebelumnya, Dian masuk dalam pernah masuk top 20 besar kontes kecantikan,

Miss Celebrity yang diadakan oleh SCTV.Meski hanya dititik 20 besar, namun Dian tetap bangga bisa mengungguli kurang lebih 250 peserta lainnya. “Tahun 2015 ada juga event yang diadakan oleh SCTV, tapi casting film,” lanjutnya. Usaha untuk terus maju bagi perempuan kelahiran Makassar ini pun tak sampai disitu. Dian juga pernah ikut dalam casting yang juga diadakan oleh SCTV dan mampu lolos ke 10 besar dengan melengserkan kurang lebih 960 peserta lainnya. "Saya juga pernah ikut Olimpiade Sains Nasional tingkat SMA," akuinya. Namun, telepas dari segala usahanya, tentu saja ada sosok mulia dibalik kiprahnya. Dian mengatakan, dukungan dari orang tuanya menjadi sumber utama dari segala hasil yang dicapainya. "Tentunya ini semua karena orang tua saya support, apalagi orang tua saya sangat bangga kare-

na saya sudah bisa belajar mandiri dan bertanggung jawab," katanya. Dian pun berujar, salah satu kutipan dari ayah BJ Habibie, bapak almarhum Alwi Abdul Jalil Habibie pun menjadi motivasinya hingga saat ini. Kutipan yang berbunyi "Kamu harus menjadi mata air, kalau kamu baik pasti di sekitarmu akan baik, tapi kalau kamu kotor pasti di sekelilingmu akan mati. Ada banyak sekali orang di muka bumi ini, banyak sekali ragamnya. Jangan

sampai kamu lukai mereka. Itu intinya", tentunya pula telah memberikannya pelajaran berharga. (pr53)

BIODATA Nama Lengkap : St. Ardiana Arifin Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 19 Oktober 1995 Prodi: Pendidikan Teknologi dan Komputer (PTIK) FT UNM Prestasi: - Ikut serta Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA - Top 20 Miss Celebrity SCTV Makassar - 10 Besar Casting SCTV - Top 20 Duta Bandara - Duta Humas Polda Sulawesi Selatan 2018

FOTO: WAHYU RIANSYAH – PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.