SIAR
Seri Informasi Akuakultur
Vol 1 | April 2018
efishery @efishery www.efishery.com
EFISHERY MASTER:
POLIKULTUR UDANG DAN NILA EFISHERY TECH TALK:
BERI PAKAN PAKAI SMARTPHONE
PEMBESARAN VANNAMEI PERSIAPAN WADAH, MANAJEMEN PAKAN, DAN PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
SELAYANG PANDANG Saya mewakili eFishery sangat senang dapat merangkum ilmu-ilmu perikanan dalam bentuk sebuah buletin yang harapannya mudah dibawa dan menarik untuk disimak. Untuk edisi perdana ini, saya fokus menyoroti budidaya udang vannamei, dari persiapan wadah sampai pengelolaan pakan menggunakan teknologi autofeeder. Sahabat juga dapat menyimak fitur unggulan autofeeder eFishery yang membantu mengoptimalkan manajemen pakan untuk siklus yang lebih baik. Saya percaya sahabat pembudidaya udang memiliki praktik dan pengalaman yang lebih mumpuni. Maka, jadikan buletin ini sebagai wadah berbagi. Khusus di rubrik eFishery Master, kami akan membagikan tips-tips budidaya dari para pembudidaya mumpuni yang sudah menggunakan autofeeder eFishery. Bagi sahabat pembudidaya lainnya, jangan ragu untuk ikut berkontribusi dalam bentuk tulisan di rubrik Penulis Tamu yang akan datang. Maju terus perikanan Indonesia! Hawa Firdausi Kurniadi
SIAR
Seri Informasi Akuakultur
Buletin bulanan eFishery
Jl. Cikutra baru V No. 18, Bandung
Pemimpin Redaksi
+62 822 19191
Hawa Firdausi Kurniadi
www.efishery.com efishery @efishery
Tim Diki Setiawan Dessi Hertawati
DAFTAR ISI
Pembesaran Vannamei
01
Persiapan
02
Pemberian Pakan
05
FOKUS SIAR
Pengelolaan Air dan Pencegahan Penyakit
EFISHERY MASTER Polikultur Ikan Nila dalam Budidaya Udang yang Berkelanjutan
EFISHERY TECH TALK Beri Pakan Pakai Smartphone
08 10 12
FOKUS SIAR
Udang hasil panen di daerah Subang, Jawa Barat
Sumber: eFishery
PEMBESARAN VANNAMEI Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang berasal dari pantai barat Amerika ini mulai didatangkan ke Indonesia pada tahun 2001. Saat itu, produksi udang windu menurun akibat serangan penyakit sehingga pemerintah mencari komoditas udang lainnya demi menggenjot produksi udang Indonesia. Meskipun demikian, udang vannamei pun tidak berarti bebas penyakit. Wabah seperti kotoran putih atau White Feces Disease (WFD) masih menghantui para petambak udang sampai saat ini.
1 | FOKUS SIAR
Oleh karenanya, penerapan budidaya yang baik penting dilakukan agar mencegah penyakit.
PERSIAPAN PEMBERIAN PAKAN PENGELOLAAN AIR DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
PERSIAPAN Hal ini dimulai dari pemilihan lokasi yang memenuhi syarat, di antaranya dekat dengan sumber air berkualitas, bebas dari banjir dan bahan pencemar, serta memiliki infrastruktur memadai. Selain pemilihan lokasi, desain dan tata letak pun tidak kalah penting. Tambak udang sebaiknya dilengkapi dengan sistem pemasukan air (inlet) atau tandon sebagai wadah air pasokan ke area pembesaran, dan saluran pengeluaran air (outlet) yang mengolah limbah sebelum dialirkan ke luar.
Tata Letak Tambak Udang
PETAK TANDON INLET PETAK STERILISASI PETAK PEMBUANGAN (OUTLET)
PETAK PEMBESARAN UDANG
4 1
3
2
Proses pengeringan pengeringan tambak tambak Proses
Sumber: eFishery
PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA Setelah konstruksi area tambak selesai, petak pembesaran pun harus dipersiapkan terlebih dulu. Hal yang pertama dilakukan adalah pengeringan tambak. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas tanah serta mematikan hama dan penyakit di dasar tambak. Pengeringan tanah dilakukan selama 7 – 15 hari sampai tanah terlihat retak. Pemberantasan teritip dan organisme patogen lainnya dapat dilakukan dengan pemberian kaporit konsentrasi 60% sebanyak 30 ppm/petakan yang digosokkan pada dinding tambak. Selain itu, penambahan H2O2 sebanyak 15 L/petakan juga dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan pada dasar tambak.
FOKUS SIAR | 2
Kedua adalah memastikan nilai pH tanah berada di nilai yang disarankan, yaitu 6. Jika pH di bawah atau di atas 6, maka dapat ditambahkan kapur tohor (CaOH) atau kapur pertanian (CaCO3) dengan dosis sebagai berikut: Penggunaan kapur tohor (CaOH) Nilai pH tanah
Dosis CaOH (kg/ha)
<4
500 - 1000
5-6
250 - 500
>6
100 - 250
Penggunaan kapur pertanian (CaCO3) Nilai pH tanah
Dosis CaCO3 (kg/ha)
<4
7 - 14
4 - 4,5
5 - 10
4,5 - 5
4-8
5 - 5,5
3-5
5,5 - 6
1,5 - 3
6 - 6,5
1,5
Pengapuran susulan dapat dilakukan pada saat proses budidaya sudah berlangsung dan ketika alkalinitas air kurang dari 100 mg/L atau setelah turun hujan deras. Selain jenis kapur di atas, dolomit juga dapat dipakai. Jika dibutuhkan, sterilisasi lanjutan dapat dilakukan ketika petak diisi air dengan cara menambahkan sebanyak 15 â&#x20AC;&#x201C; 30 ppm kaporit konsentrasi 60% ke dalam air. Ketika berbagai macam perlakuan pada tanah sebagai dasar wadah budidaya telah dilakukan, para petambak biasanya menutup area tersebut dengan plastik HDPE atau mulsa. Hal ini bertujuan antara lain agar mengurangi penyerapan oksigen oleh tanah, kekeruhan air karena pengadukan air oleh kincir, dan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak diinginkan. Pada praktiknya, ada beberapa perbedaan di setiap petambak sebagian menutup 100% dasar tambak sedangkan sebagian hanya 80-90%-nya saja.
Sumber: Seri Panduan Perikanan Skala Kecil: Budidaya Udang Vannamei. Tim Perikanan WWF Indonesia
Tambak tanah yang menggunakan plastik HDPE
Sumber: eFishery
3 | FOKUS SIAR
PENUMBUHAN FLOK Pembentukan ekosistem pada air tambak memegang peran penting sebelum benur ditebar. Ekosistem yang terdiri dari plankton dan bakteri (flok) ini bertujuan untuk meningkatkan suplai pakan alami dan juga memperbaiki kualitas air. Caranya antara lain dengan pemberian pupuk Za, urea, dan bakteri yang dilakukan selama 7 – 12 hari.
PENEBARAN BENUR Dalam memilih benur atau benih udang vannamei, beberapa hal harus menjadi perhatian petambak. Di antaranya adalah sertifikat benih udang terpercaya dan dinyatakan bebas virus seperti WSSV atau TSV, biasanya dilengkapi dengan laporan hasil uji laboratorium. Tingkat SR (survival rate) tinggi, lincah, dan berukuran seragam (panjang minimal 0,8 cm). Benur yang akan ditebar harus melalui tahap aklimatisasi atau adaptasi dari media air hatchery ke media air tambak pembesaran. Kantong-kantong berisi benur tersebut diapungkan ke dalam perairan tambak untuk kemudian ditenggelamkan pelan-pelan hingga benur akan keluar dari kantong dengan sendirinya. Penebaran benur baik dilakukan di pagi atau sore hari dengan kepadatan 50 – 100 ekor/m². Pemberian pakan bagi benur sendiri adalah pakan alami atau dengan menambahkan artemia.
Bioflok
Sumber: http://4.bp.blogspot.com
Tahap Aklimatisasi 1
2
3
4
Benur didalam kantong plastik perlahan akan keluar dengan sendirinya ketika air sudah bercampur dengan air tambak.
FOKUS SIAR | 4
PEMBERIAN PAKAN BLIND FEEDING Demi menghasilkan udang berkualitas baik, maka pakan yang diberikan pun harus mengandung nutrisi lengkap, tidak rusak, dan tidak mengandung penyakit. Selama sekitar 30 hari awal, udang diberi makan secara blind feeding yaitu pemberian pakan dengan jumlah tetap. Untuk benur sebanyak 100.000 ekor per petak, sebanyak 2 kg pakan jenis powder diberikan pada udang di DOC (day of culture) 1 dengan frekuensi antara 3 â&#x20AC;&#x201C; 4 kali sehari.
Usus udang yang penuh makanan
Di hari-hari berikutnya, pakan dapat ditambah dalam kisaran 40 â&#x20AC;&#x201C; 100% dari jumlah pakan awal. Untuk mengecek apakah pakan yang diberikan sudah mencukupi atau berlebih, petambak bisa mengambil sampel udang dan mengamati usus udang.
Usus udang yang terputus - putus
Selain itu dapat dilakukan dengan mengecek anco. Ilustrasi berikut dapat digunakan sebagai rujukan, dengan pakan awal sebanyak 2 kg dan penggunaan 4 buah anco;
Jumlah anco yang kosong
4
3
2
1
Penambahan Pakan (%) :
100 %
75 %
50 %
25 %
Penambahan Pakan (gr) :
2000 gr
1500 gr
1000 gr
500 gr
5 | FOKUS SIAR
DEMAND FEEDING Setelah berumur lebih dari 30 hari, udang diberi makan secara demand feeding, yaitu pemberian pakan sesuai kebutuhan dengan menghitung bobot udang. Jenis pakan yang digunakan adalah pakan pelet dan frekuensinya 5 kali sehari (06.00,
10.00, 13.00, 16.00, dan 20.00). Perhitungan pemberian pakan dapat berbeda-beda di tiap petambak, tabel berikut akan memberikan gambaran;
Manajemen pemberian pakan Umur udang (hari)
Ukuran (gr)
Dosis pakan (%)
Cek anco (setiap x jam)
31 - 45
2,6 - 5,0
15 - 10
2-3
45 - 60
5,1 - 8,0
10 - 7
2 - 2,5
61 - 75
8,1 - 14,0
7-5
1,5 - 2
76 - 90
14,1 - 18,0
5-3
1,5 - 2
91 - 105
18,1 - 20,1
5-3
1 - 1.5
106 - 120
20,1 - 22,5
4-2
1 - 1,5
Sumber: Seri Panduan Perikanan Skala Kecil: Budidaya Udang Vannamei. Tim Perikanan WWF Indonesia
PEMBERIAN PAKAN DENGAN AUTOFEEDER Manajemen pakan tidak hanya berhenti di perhitungan jumlah pakan yang berbanding lurus dengan biomassa udang, tetapi juga cara pemberian pakannya pun penting diperhatikan. Cara manual dengan kekuatan pelemparan tangan pekerja manusia yang selama ini dilakukan tentu menjadi kegiatan yang sangat berat. Kadang menjadi tidak eďŹ sien karena pakan banyak yang terbuang, kehilangan nutrisi karena terlalu lama berada di air, atau tidak merata yang berdampak pada ukuran udang yang tidak seragam. Permasalahan demikianlah yang berusaha dibantu autofeeder. Automatic feeder atau alat pemberi pakan otomatis dapat mengejar kebutuhan pemberian pakan dengan frekuensi tinggi dan sebaran merata. Frekuensi tinggi artinya pakan diberikan secara bertahap, sehingga pakan lebih eďŹ sien, tidak banyak yang terbuang. Pola makan udang cenderung rakus dan terus-menerus dapat dipenuhi dengan sistem frequent feeding, contohnya 10 kali sehari, termasuk di malam hari. Sebaran merata juga
menjadikan semua udang memiliki kesempatan yang sama untuk makan. Pakan yang lebih eďŹ sien berujung pada FCR tinggi dan proďŹ t bertambah.
Berbeda dengan ikan, udang makan sedikit sedikit, berjeda, tapi lebih sering. Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=TR8JRYpHPvo
FOKUS SIAR | 6
Penempatan autofeeder di atas jembatan
Sumber: eFishery
Autofeeder eFishery memiliki jarak lontar 15 meter dengan radius 360º sehingga dalam penggunaannya pun petambak perlu melihat luas petak. Pada petak yang sangat luas, dibutuhkan lebih dari satu autofeeder agar penyebaran pakan lebih merata. Penting diperhatikan agar area lontaran masing -masing autofeeder tidak saling beririsan satu sama lain. Best practice penggunaan autofeeder di petak pembesaran udang vannamei:
360º
• Autofeeder ditempatkan di atas jembatan yang menjorok ke tengah petak, melebihi radius lontaran agar pakan akan jatuh pada seluruh area petak.
15 m
• Selain jembatan, autofeeder dapat disimpan di atas pelampung yang diikat dengan tali sedemikian rupa sehingga tetap berada di tengah petak. • Jarak antara autofeeder dengan kincir air minimal 1,5 m. Hal ini demi menghindari pakan jatuh di area arus air deras. • Kontrol anco masih digunakan. Sebaiknya gunakan 2 buah anco (dengan kedalaman 15 cm di atas dasar kolam) untuk 1 feeder. • Dilakukan kalibrasi pada alat sehingga dengan jenis pakan yang berbeda ukuran dan berat, alat dapat bekerja optimal.
Penempatan autofeeder di atas pelampung
Sumber: eFishery
7 | FOKUS SIAR
PENGELOLAAN AIR DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PENGELOLAAN AIR Mengelola air tambak budidaya sama dengan memelihara kesehatan udang. Baik parameter fisik, kimia, dan biologis perlu diamati serta dikelola agar selalu dalam keadaan optimal bagi pertumbuhan udang. Parameter kualitas air:
Suhu
pH
pH
Kecerahan
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: 28 - 32ºC : 26 - 35ºC : Termometer : Setiap hari
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: 7,5 - 8 : 7 - 8,5 : pH meter : Setiap hari
Optimal : 25 - 40 cm Pengukur : Secchi Disk Pengecekan : Setiap hari
2 Dissolved Oxygen (DO)
Salinitas
Total Bahan Organik
5
Total Bakteri
Optimal : 10 Pengukur : Uji Lab Pengecekan : 1 minggu sekali
Kelimpahan Plankton
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: > 4 ppm : > 3 ppm : DO meter : Setiap hari
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: 15 - 25 ppt : 0 - 35 ppt : Salinometer : Setiap hari
Optimal : < 250 ppm Pengukur : Uji Lab Pengecekan : 1 minggu sekali
Optimal : < 80% Pengukur : Uji Lab Pengecekan : 1 minggu sekali
Chloropiceae dan Diatom
Total Vibrio
NO2 Nitrit
H2S Sulfida
Optimal : < 5% Pengukur : Uji Lab Pengecekan : 1 minggu sekali
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: 0 ppm : 0,1 - 1 ppm : Uji Lab : 2 minggu sekali
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: 0 ppm : 0,001 ppm : Uji Lab : 2 minggu sekali
Alkalinitas
NH3 Amonia
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: 100 - 120 ppm : > 100 ppm : Uji Lab : 2 minggu sekali
Optimal Toleransi Pengukur Pengecekan
: 0 ppm : 0,1 - 0,5 ppm : Uji Lab : 2 minggu sekali
FOKUS SIAR | 8
Jika parameter tersebut kurang optimal, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut; • Jika DO kurang, tambahkan kincir atau dengan menambahkan/mengganti air baru. Dalam keadaan darurat, dapat dilakukan penambahan hidrogen peroksida (H2O2) yang diberikan secara berulang setiap 2 jam sampai kadar oksigen stabil. Malam hari merupakan waktu-waktu rawan oksigen rendah, pengecekan berkala sangat direkomendasikan. • Jika pH rendah, dilakukan pengapuran dengan dosis 2 - 5 ppm sampai pH optimum. Jika pH tinggi, dilakukan penggantian air secara bertahap. • Jika kecerahan di bawah 20, dilakukan penambahan air (pengenceran). Jika di atas 40, dilakukan pemupukan susulan. • Jika salinitas rendah, dilakukan pemberian KCl dosis 1 ppm. • Jika kualitas air menyebabkan molting pada udang, petambak dapat menambah dolomit. Selain itu, pengamatan kondisi lumpur di dasar tambak (central drain) yang terbentuk karena penumpukan bahan organik perlu diamati juga. Penyiponan (penyedotan) sebaiknya dilakukan sejak udang berumur 45 hari dan setiap 10 – 15 hari setelahnya, tergantung ketebalan lumpur.
PENCEGAHAN PENYAKIT Untuk mencegah penyakit, sebaiknya petambak tidak menggunakan antiobiotik atau pestisida yang dapat mengakibatkan penumpukan residu berbahaya di dalam tubuh udang. Di samping biosekuriti dan pengelolaan air yang baik, petambak dapat pula menggunakan vitamin udang, imunostimulan, serta probiotik untuk meningkatkan kesehatan udang.
Pembuatan probiotik
Sumber: eFishery
Udang yang terkena penyakit (kram)
Sumber: eFishery
9 | FOKUS SIAR
EFISHERY MASTER
Polikultur udang dan nila
Sumber: eFishery
PEMANFAATAN POLIKULTUR IKAN NILA DALAM BUDIDAYA UDANG VANNAMEI YANG BERKELANJUTAN Saat ini, kondisi budidaya cukup berbeda dibandingkan masa lalu. Perkembangan budidaya udang saat ini sangat erat dengan perubahan cuaca yang sangat fluktuatif dimana cuaca dapat berubah drastis dari suhu panas di siang hari kemudian anjlok di malam hari. Kondisi perairan pun kini cenderung ekstrem, banyak sumber air yang sudah tercemar, sehingga tidak layak untuk wadah budidaya udang. Budidaya sistem polikultur ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan kolam budidaya dan kesehatan udang. Piranti sistem polikultur sama dengan piranti yang dibutuhkan untuk budidaya udang pada umumnya.
Bambang KS Pakar Pembudidaya Udang Subang, Jawa Barat
Pada proses yang saya jalankan, komponen yang digunakan antara lain adalah: • Tandon sangat penting dalam sistem budidaya udang. Ada beberapa manfaat di antaranya membantu penguraian gas dan logam berat dari sumur bor dan menjaga kecukupan air dan kestabilan plankton di kolam budidaya. • Manfaat sumur bor antara lain adalah untuk menyediakan sumber air yang lebih aman dan bebas pencemaran dari lingkungan luar. • Kombinasi kincir dan nano bubble gas ini memberi kecukupan oksigen di semua area kolam budidaya dan mengarahkan sisa kotoran menuju sentral secara optimal. • Konstruksi 10% areal tanah diharapkan memberikan kestabilan air dalam proses mineralisasi. • Autofeeder berperan untuk menambah percepatan pertumbuhan dan menjaga kualitas air.
EFISHERY MASTER | 10
Penebaran ikan nila sendiri dilakukan pada DOC udang 20 – 25 hari dimana udang berukuran 3 – 5 cm dengan berat sekitar 4 – 5 gram. Pada DOC ini, fase budidaya udang berada di saat pertumbuhan bakteri yang diinginkan mulai meningkat. Flok (kumpulan bakteri) ini dapat menjadi pakan alami nila sehingga nila dapat tumbuh tanpa harus diberi pakan khusus. Berat ikan selama fase
budidaya adalah sebagai berikut; • Berat ikan pada DOC udang 45 hari = 45 gram • Berat ikan pada DOC udang 70 hari = 100 – 125 gram • Berat ikan pada saat panen (DOC udang 123) = 350 gram (dengan nilai SR ikan 30 – 35 %)
Tambak udang di Blanakan, Subang
Sumber: eFishery
Apa manfaat dari polikultur udang vannamei dengan ikan nila? Pertama, ikan nila memproduksi lendir yang bermanfaat menekan bakteri patogen. Kedua, ikan nila turut membersihkan area dasar kolam yaitu penumpukan sisa pakan dan kotoran udang. Nila juga dapat menekan penyebaran wabah penyakit udang dengan memakan udang yang mati akibat terkena penyakit sehingga penyakit tersebut tidak menular ke udang lainnya. Ketiga, ikan nila membantu pengadukan pada lapisan tanah dasar kolam konstruksi semi plastik (10% area tanah dari keseluruhan area kolam).
11 | EFISHERY MASTER
Hasilnya, ada peningkatan nilai SR dan FCR udang dari siklus pertama ke siklus kedua. Rata-rata SR di siklus pertama sebesar 69,5% sedangkan di siklus kedua meningkat menjadi 90%. Nilai FCR pun membaik dari angka 1,56 menjadi 1,34. Tingginya nilai sintasan hidup dan efisiensi pakan ini menunjukkan bahwa kondisi air sebagai media hidup udang semakin membaik dengan sistem polikultur. Tidak hanya menghasilkan panen yang lebih baik, konsep ini pun membantu sistem budidaya menjadi berkelanjutan di lingkungan dan cuaca ekstrem.
EFISHERY TECH TALK
Komponen teknologi kotak kendali autofeeder eFishery
Sumber: eFishery
BERI PAKAN PAKAI SMARTPHONE Oleh: Tim Inovasi (Pengembangan Produk) eFishery Apa yang membedakan autofeeder lainnya?
eFishery
dengan
Meski sebetulnya ada banyak fitur pembeda, tapi keunikan eFishery yang menonjol adalah penggunaannya yang dikendalikan melalui sebuah aplikasi smartphone (app). Bayangkan, kegiatan pemberian pakan ikan menjadi semudah chatting di HP! Namun, penggunaan app ini memunculkan pertanyaan; kenapa harus pakai app? Bukankah lebih mudah kalau pakai kotak kendali yang tombolnya sekadar on/off dan timer saja? Jawabannya ada di pengembangan. Dengan menggunakan app, pengembangan fitur lebih mudah dilakukan. Jika ingin menambah atau mengganti fitur, tim “hanya” perlu mengganti dari sisi software-nya saja. Berbeda dengan teknologi yang fokus di hardware, pengembangan fitur akan lebih sulit dan tidak efisien karena perubahan mencakup proses manufaktur yang tentunya memakan biaya besar dan waktu lebih lama.
Di tahun lalu, pengaturan (setting) pemberian pakan di app eFishery baru sebatas pengaturan waktu dengan durasi pemberian pakan yang sama. Pengaturan ini kemudian kami sebut jenis pengaturan “basic”. Contohnya, total pakan harian yang berjumlah 25 kg dilontarkan secara merata sebanyak 5 kg di setiap waktu pemberian dengan frekuensi pemberian pakan 5x. Tapi kemudian setelah kami banyak bertemu dengan pembudidaya, kami melihat bahwa kebutuhan masing-masing pelaku budidaya ternyata berbeda-beda. Oleh karena itu, tim produk mengembangkan fitur setting jadwal pemberian pakan yang lebih fleksibel. Ada 3 jenis setting yang kini sudah digunakan oleh customer, yaitu basic, advance, dan continuous. Perbedaannya dapat dilihat di tabel berikut;
EFISHERY TECH TALK | 12
Basic Pemberian
pakan
Advance
berjadwal
dengan
Pemberian
pakan
berjadwal
Continuous dengan
Pemberian terus - menerus selama 24
jumlah pakan yang sama setiap waktu
jumlah pakan dan waktu nyala yang telah
jam. Jenis setting ini biasanya dipakai
pemberian.
diatur.
petambak
untuk
mempercepat
pertumbuhan udang. Contoh:
Contoh:
Total pakan harian: 12 kg
Total pakan harian: 12 kg
Jadwal pemberian pakan:
Jadwal pemberian pakan:
Pukul 08.00 → 4 kg
Pukul 08.00 → 2 kg
Pukul 10.00 → 4 kg
(nyala 10 detik, jeda 30 detik)
Pukul 12.00 → 4 kg
Pukul 10.00 → 4 kg
Pukul 16.00 → 4 kg
(nyala 10 detik, jeda 30 detik)
Contoh: Durasi nyala: 4 detik Durasi jalan: 120 detik
Pukul 12.00 → 4 kg (nyala 10 detik, jeda 30 detik) Pukul 16.00 → 4 kg (nyala 10 detik, jeda 30 detik)
Deretan kode pada app yang menentukan jenis setting ini kemudian dikirim ke microcontroller yang berada di control box (kotak kendali). Alat seukuran ujung kuku ini juga lah yang menjadikan jadwal pemberian pakan bisa bervariasi sehingga lebih fleksibel. Selain untuk kemudahan pengembangan, app juga lebih mudah dipahami dari segi user experience. Artinya, meskipun ada beberapa aspek teknis (mengganti jadwal, jumlah pakan, kalibrasi, dll), tapi aspek tersebut akan lebih mudah dipelajari dan diikuti pembudidaya yang tidak memiliki latar belakang teknis sama sekali pun.
Tampilan setting continuous pada app eFishery
Microcontroller
Mirocontroller menerima perintah setting dari app.
11 | EFISHERY TECH TALK
Komunikasi app dengan microcontroller