Majalah Santuni Edisi 2 (2014)

Page 1

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 Januari - Juni 2014

santuni www.baitulmal-acehbesar.org

Wadah Pelayanan Mustahiq

Pendataan Muzakki

di Seluruh Kabupaten Aceh Besar


daftar isi Teks: Kepala Baitulmal Aceh besar, Menyerahkan bantuan BLT. Foto: Heri Suprianto

opini utama

4

Zakat dan Lifestyle

PENGURUS: Pembina: Bupati Aceh Besar, Wakil Bupati Aceh Besar, Setda Aceh Besar Penanggung Jawab: Ketua Baitul Mal Aceh Besar

7-9

10-11

santuni »» Pendataan Muzakki Aceh Besar »» Foto-foto Pendataan Muzakki Seluruh Aceh Besar »» Derita Hadijah yang Bertubitubi berita

»» Warga Aceh Besar Dilatih Cara Pembuatan Nugget »» Wakil Bupati: Baitul Mal Gampong jadi Ujung Tombak »» Ketua DPRK Aceh Besar Dukung Pemotongan Zakat Anggota Dewan

opini

12 15

2

Pengentasan Kemiskinan dengan Peradaban Zakat Laporan

Laporan Penyaluran ZIS Baitul Mal Aceh Besar

santuni | Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014

REDAKSI: Dewan Redaksi: Dr. Jasafat, MA. , Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Besar Pimpinan Redaksi: Ekasaputra, S.Sos.I Sekretaris Redakasi: H. Zulkarnaini, SE,M.Kes Redaktur Pelaksana: Heri Suprianto Reporter: Emil Salim, SE Editor: Malik Ridwan, S.Sos.I Layouter: Zulfahmi Ismail Keuangan: Atia Era Kirana Distribusi: Hasnuri Sartika Dicetak oleh: aSOKA communications Alamat Redaksi: Jl. T. Bachtiar Panglima Polem No.1 Kota Jantho Telp. (0651) 92402 Hp: 08126992556, 08126912679 Email: baitulmalacehbesar@ymail.com Website: www.baitulmal-acehbesar.org Rekening Zakat : PT. Bank Aceh Cabang Kota Jantho 011 010 757 00020 Bank Syariah Mandiri KCP Kota Jantho 70200 88871 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 1000 21000 40340


salam redaksi Alhamdulillah, Tak terasa, kita sudah berada di awal tahun miladiah 2014, semoga di tahun ini kita dapat memberikan pengabdian kepada umat dengan lebih baik. Jika tahun sebelumnya kita lalai akan kewajiban dan amalan, semoga di awal tahun ini kita senantiasa diberikan kemudahan dan kelapangan serta keikhalasan dalam melaksanakan ibadah, baik ibadah ilahiyah (hablulminallah) maupun ibadah muamalah (hablulminannas). Kami selaku redaksi mejalah Santuni juga selalu melakukan instrospeksi diri dan terus melakukan upaya-upaya penyadaran kepada para mustahiq. Hal ini perlu dilakukan memgingat akan sunnatullah mustahiq itu

sendiri sebagai manusia, yang seringkali lupa dan khilaf akan kewajibannya, terutama kewajiban membayar zakat. Untuk itu, di edisi kali ini, kami menyajikan sebuah tulisan yang sangat menggugah. Bagaimana agar zakat yang seharusnya dibebankan kepada para mustahiq menjadi sebuah gaya hidup. Jika kegiatan membayar zakat menjadi gaya hidup, maka mustahiq tidak akan merasa bahwa zakat adalah beban. Namun sebaliknya, zakat seolah menjadi tujuan hidupnya. Kami selaku redaksi mengucapkan selamat tahun baru miladiah, semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Amin... Selamat membaca. [~]

fakta zakat Beberapa fakta penting tentang zakat adalah: 1. Zakat akan menyempurnakan tingkat keislaman seorang muslim. Zakat merupakan bagian dari lima rukun Islam. Sehingga praktis, apabila seseorang berzakat, maka tingkat keislamannya akan menjadi sempurna. 2. Menunjukkan keimanan dan kejujuran seseorang. Zakat disebut juga shadaqah, yang berasal dari kata shidiq, yaitu benar atau jujur. Oleh karena itu, seseorang yang berzakat akan menunjukkan benarnya keimanannya dan semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. dengan zakatnya tersebut. Seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sal-

lam, “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ditegaskan pula oleh Allah SWT dalam firman-Nya, “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (QS. Al Qoshosh: 77) 3. Ibarat investasi jangka panjang, manfaat zakat juga akan dirasakan di hari nanti. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat kamar yang luarnya dapat terlihat dari dalamnya dan dalamnya dapat terlihat dari luarnya.”

Kemudian ada seorang badui berdiri lantas bertanya, “Kepada siapa (kamar tersebut) wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Bagi orang yang berkata baik, memberi makan (di antaranya lewat zakat), rajin berpuasa, salat karena Allah di malam hari di saat manusia sedang terlelap tidur.” (HR. Tirmidz) 4. Zakat juga berfungsi sebagai pemersatu antara Si Kaya dan Si Miskin. Dengan demikian, jika Si Kaya gemar berzakat kepada Si Miskin, maka tercipta hubungan yang serasi. Hal ini juga akan meminimalisasi iri hati dan kesenjangan sosial.

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014 |

santuni

3


opini utama

Zakat dan LifeStyle Oleh: Noviandy Husni, M.Hum

4

santuni | Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014


opini utama erangkat dari banyak ungkapan dikalangan masyarakat kita, ‘persoalan kemiskinan akan selesai ketika umat Islam sadar akan kewajibannya berzakat’. Bahkan ungkapan yang lebih visioner, ‘kita tidak membutuhkan IMF, kita tidak membutuhkan Bank Dunia, atau Negara luar lainnya, jika kita sadar akan konsep zakat dalam Islam’. Saya berfikir ini bukan semilir angin surga yang sedang me-ninabobok-kan umat Islam dengan beban besar sejarah masa lalu. Artinya hal itu bukan tidak mungkin bisa kita terapkan dalam menjawab berbagai persoalan umat hari ini.

B

Ummat Islam mengenal zakat sebagai pembersih harta, disetiap harta yang kita dapatkan terdapat hak orang lain didalamnya. Ada hak orang fakir, miskin, muallaf, fisabilillah,ibnu sabil, dan sebagainya dalam senif zakat. Dalam pandangan kami, ini merupakan nilai-nilai yang luar biasa dalam Islam. Dari satu sisi, Islam adalah agama sosialis yang memiliki perhatian berlebih terhadap masyarakat dimana kita berada. Pertanyaannya mengapa nilainilai sosialis dalam Islam tidak menjadi wajib dalam setiap individu umat Islam? Atau bisa saja kita menjawab, umat Islam belum berada dalam posisi seperti itu, dalam kata lain umat Islam saat ini masih dalam katagori miskin…? Jawaban di atas menurut pandangan kami, Islam hari ini belum menjadikan umat kaya

secara jiwa. Dari 6666 ayat alquran yang telah diturunkan Allah kepada umatnya melalui nabi Muhammad, tidak ada satu ayat pun yang menyerukan umat Islam menjadi penerima zakat, tapi sebaliknya Allah menyerukan kita semua menjadi pemberi zakat. Ini berarti Allah menyerukan kita menjadi orang kaya yang mampu secara finansial dan kaya secara kejiwaan untuk mampu membayar zakat, dan tidak menjadi penerima zakat. Hal ini sepantasnya menjadi cemeti yang berarti bagi umat dalam memahami Islam dan ajarannya. Pada tulisan kali ini penulis tidak ingin mengupas tentang dan unsur yang terdapat di dalamnya. Penulis ingin mengajak pada pembaca sekalian memikirkan kembali, mengapa konsep zakat ini tidak membumi dikalangan umat Islam? Atau dalam bentuk pertanyaan yang lain, mengapa zakat tidak menjadi trendy atau life style dikalangan umat Islam? Dalam pandangan penulis, pertanyaan ini sekaligus jawaban dalam membumikan zakat dikalangan umat Islam. Penulis coba mengangkat satu contoh fenomena; jika para pembaca pernah tinggal lama di pulau jawa, tentunya pernah mendengar kata ‘Jimpitan’. Jimpitan merupakan kebudayaan atau kebiasaan masyarakat jawa untuk menyisihkan sedikit uang setiap harinya untuk kebutuhan sosial, makna sedikit disini memang dengan jumlah sangat

sedikit, Rp. 100, Rp. 200, Rp. 300, semua dalam bentuk recehan. Uang recehan ini akan di ambil setiap malamnya oleh peronda malam disetiap halaman depan rumah penduduk. Uang tersebut bukan untuk uang makan peronda malam, tapi dikumpulkan pada seorang bendara. Setelah terkumpul banyak, setiap triwulan, atau catur bulan, atau bahkan semesteran, uang jimpitan tersebut dihitung secara bersama-sama. Penggunaan uang ini di musyawarahkan, akan digunakan untuk apa. Dari beberapa temuan saya, ada banyak hal yang dibiayai dari uang jimpitan ini, termasuk diataranya dibelikan gerobak anngkrigan, gerobak bakso, atau pembiayaan janda-janda jompo yang hidup sebatang kara. Jimpitan ini menjadi trend di sebagian kelompok masyarakat di pulau jawa. Misalanya tukang bakso, membari nama gerobaknya dengan Jimpitan 1994, yang artinya gerobak dari hasil jimpitan tahun 1994. Ini bukan bermakna ia berbangga menjadi penerima jimpitan, tapi sebaliknya ia bisa membuktikan dari jimpitan budaya masyarakat dapat menuntaskan kemiskinan yang pernah melilitnya. Ini yang disebut yang kami maksud tranding budaya. Cerita masyarakat jawa di atas menggambarnya, bahwa budaya masyarakat dapat menjadi lifestyle dalam mengentaskan kemiskinan. Proses ini memang tidak cepat, tapi mereka membuktikan akan kekayaan jiwa mereka dalam membantu sesama. Uang yang

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014 |

santuni

5


opini utama kita anggap receh di Aceh, ternyata sangat berguna dan bermanfaat di jawa. Contoh yang berbeda; kita semua pernah merasakan bagaimana berlebaran, baik itu Hari Raya Idul Fitri maupun Hari Raya Idul Adha. Kita mengganggap pelaksanaan hari sebagai hari yang mulia, selalu di isi dengan ritual pembelian baju baru, membeli baju baru menjadi ritual wajib setiap tahun. Walaupun amal kita belum ada pembaruan disetiap penyambutan hari raya. Pertanyaanya, mengapa membeli baju baru bisa menjadi trand bagi umat Islam disetiap penyambutan hari raya. Belum lagi trand pemilihan merek baju apa yang akan dibeli, ini juga menjadikan seseorang seakanakan berkelas ketika membeli merek pakaian tertentu.

kabupaten/kota yang selayakya memiliki tugas penting ini. Mengapa lembaga pajak sangat mudah menggiring masyarakat untuk membayar pajak, walau banyak berita yang menyatakan terjadinya korupsi besar-besaran dilembaga ini. Lembaga ini sangat mudah membuat semboyan; ‘hari gini belum bayar pajak..? Apa kata dunia’. Sehingga pajak juga bisa menjadi lifestyle masyarakat menengah ke atas. Pertanyaannya mengapa lembaga zakat yang memiliki legitimasi agama yang kuat tidak atau belum bisa menjadi lifestyle umat‌? Tugas besar lembaga zakat m e n u r u t h e m a t p e n u l i s adalah menggiring

Tidak ada yang salah dari kedua carita diatas. Kedua cerita di atas berawal dari kebiasaan yang pada akhirnya menjadi lifestyle umat Islam. Penulis berfikir, zakat harus menjadi trend dan lifestyle umat Islam. Lembaga zakat di Aceh merupakan lembaga khusus yang dibentuk oleh pemerintah Aceh dan

6

santuni | Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014

masyarakat menjadikan zakat sebagai trend dan lifestyle. Ini bukan tugas yang gampang, lembaga zakat harus mampu membangun sistem dan fasilitas yang lebih baik, sehingga setiap orang yang mengeluarkan zakat merasakan akan kenyamanan dalam berzakat. Ada banyak fasilitas lembaga zakat yang dapat dimaksimalkan dalam menjadikan zakat sebagai trand dan lifestyle umat hari ini. Dalam dunia ilmiah, trend dan lifestyle merupakan usaha kapitalisme dalam mempengaruhi konsumen. Teori ini dikenal dengan simulacra-simulacrum yang dikembangkan oleh Jeans Buddilard. Islam bukan agama kapitalis yang tidak mengakui harta kepemilikan umatnya, Islam juga bukan agama sosialis murni yang mengakui harta kepemilikan setiap individu. Ruang simulacra-simulacrumnya Jeans Budillard pantas untuk kita isi, untuk menjadikan zakat sebagai nafas hidup umat dalam beragama. Hari gini tidak bisa berzakat, untuk apa beragama. Pingin kaya tanpa zakat, ke laut aja kali ya‌ [~]


santuni

Pendataan Muzakki Aceh Besar

U

ntuk memperlancar penyaluran bantuan kepada mustahik, Baitul mal kabupaten Aceh Besar melakukan pendataan mustahik zakat di 604 Gampong yang tersebar dikawasan Kabupaten Aceh Besar (dari Kecamatan Lembah Seulawah hingga Kecamatan Pulo Aceh). Selain itu, tim juga ditugaskan melakukan monitoring ter-hadap penyaluran Zakat Infaq dan Sadaqah di kabupaten Aceh Besar pada bulan awal Maret hingga akhir Mei 2014. Dalam kegiatan pendataan tersebut, tim mendapati masih banyaknya orang tua renta fakir uzur. Disamping itu, tim juga menemukan banyak rumah miskin yang tidak layak huni, tetapi masih dihuni oleh keluarga miskin. Kegiatan pendataan ini dibantu oleh perangkat desa seperti Keuchik dan Tuha Peut untuk menunjukkan muzakki yang layak dibantu. Selain itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan TPA/TPQ di Aceh Besar, tim juga mendata TPA/TPQ yang layak dibantu. Aceh besar merupakan kawasan yang luas dan tersebar penduduknya. Dalam melakukan pendataan tim Baitul Mal menelusiri setiap gampong-gampong dalam kawasan Aceh Besar, untuk mencari data–data mereka yang wajib disalurkan zakat oleh Baitul Mal. Tidak hanya itu tim baitul mal

juga mensosialisasikan program baitul mal dan Zakat kepada masyarakat terutama kepada Baitul Mal Gampong yang telah terbentuk untuk mendata dan melaporkan penerimaan zakat ( zakat Padi dan penerima zakat fitrah ), dan untuk menjaring para Muzakki zakat yang ada digampong-gampong dalam kawasan Aceh Besar. Baitul mal juga memo-nitoring penyaluran zakat yang telah disalurakan pada tahun yang lalu, dan hasilnya alhamdulillah penyaluran baitul mal tepat sasaran, walaupun tak seluruhnya. [~]

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014 |

santuni

7


santuni

Fakir Uzur

Rumah Tidak Layak Huni

Rumah Tidak Layak Huni

Foto-foto kegiatan pendataan muzakki di seluruh Aceh Besar

Fakir Uzur

Rumah Tidak Layak Huni

TPA/TPQ 8

santuni | Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014

Rumah Tidak Layak Huni

Fakir Uzur


santuni

H

adijah tak menduga, pada malam itu, rumah yang tadinya ia tinggalkan sejenak untuk pergi kekedai membeli bumbu terbakar. Api berasal dari kompor rumahnya sendiri. Ia sedang memasak, namun karena kekurangan bumbu, ia pergi ke kedai untuk membeli bumbu. Sekembalinya kerumah, ia dapati api sedang menyulut rumahnya. Langsung saja ia berteriak meminta tolong, namun karena rumahnya berjauhan dari rumah penduduk lain, banyak penduduk sekitar tidak mengetahuinya. Tidak menunggu lama, waraga Panca, Kecamatan Lembah Seulawah ini langsung menyelamatkan isi rumah. Saat kebakaran terjadi, suami Hadijah, Sarifuddin dan 4 orang anaknya ada di dalam rumah. Warga langsung menyelamatkan suami dan 3 anaknya. Namun sayang, salah satu anaknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, tubuhnya sempat dilalap api. Perut hingga ujung kakinya terbakar. Melihat kondisi tersebut, warga langsung

Derita Hadijah yang Bertubi-tubi melarikannya ke rumah sakit terdekat. Hingga akhirnya di rujuk ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin. Sarifuddin, Ayah si gadis malang tersebut sangat shok, ia tidak percaya akan musibah yang baru saja ia alami, bahkan menimpa anak perempuannya. Setelah tiga hari kejadian musibah tersebut, Sarifuddin meninggal dunia. Setelah kepergian suaminya, Hadijah harus menanggung sendiri beban berat tersebut. Akibat kekurangan biaya, anaknya di RSUZA dipulangkan. Padahal lukanya belum sembuh total. Karena kekuranga biaya, ia di rawat di rumahnya dengan obat-obatan ala kadarnya. Lukanya terbuka, menanah, dan berbau tidak sedap. Kejadian yang sudah terjadi beberapa bulan lalu tersebut ternyata tidak ada seorangpun yang menyampaikannya kepada Baitul Mal Aceh Besar. Hingga akhirnya, Keuchik gampong tersebut menyampaikan kisah tersebut ke Kepala Baitul Mal Aceh Besar. Dalam waktu singkat, tim Baitul Mal beserta Kepala langsung menuju ke rumah Hadijah.

Betapa terkejut, ternyata gadis itu tergulai tak berdaya dengan kondisi luka di perut hingga ujung kakinya. Untuk biaya pengobatan, Baitul Mal Aceh Besar menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp. 5jt. Dengan uang tersebut Hadijah memanggil perawat kerumahnya. Hingga saat ini, kondisi gadis tersebut masih terbaring, namun lukanya makin membaik. Namun, tentu saja uang Rp. 5jt tidak cukup untuk seluruh biaya pengobatannya hingga sembuh total. Belum lagi, ia masih memiliki cita-cita ingin melanjutkan pendidikannya yang sempat terhenti karena musibah ini. Adakah di antara anda yang tergerak hatinya melihat pendiritaan gadis ini? Gadis tidak berdosa ini berharap santunan dari siapa saja yang tergerak hatinya. Keinginannya tidak muluk-muluk, ia hanya ingin lukanya sembuh, bisa membantu pekerjaan ibunya, dan melanjutkan sekolah. Jika anda ingin membantunya, silahkan hubungi Baitul Mal Aceh Besar. [~]

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014 |

santuni

9


berita

Warga Aceh Besar Dilatih Usaha Pembuatan Nugget

INGIN JAYA – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Baitul Mal Aceh Besar melatih 25 orang kaum perempuan dari seluruh kecamatan di Aceh Besar dalam usaha pembuatan nugget yang halalan thayyiban. Pelatihan yang berlangsung 22-23 Mei 2014 dan dipusatkan di Aula Kantor Camat Ingin Jaya dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Aceh Besar, Drs. Mukhtar, M.Si Lembaga Baitul Mal Aceh Besar telah banyak berkiprah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, baik melalui bantuan tunai bulan Ramadhan, bantuan perumahan, bantuan untuk santri Tahfidhzul Al-Qur’an, dan bantuan modal usaha produktif. Mulai tahun 2014, Baitul Mal Aceh Besar mencoba untuk meningkatkan keterampilan dalam berusaha melalui kegiatan produktif yaitu usaha pembuatan nugget dari daging ayam dan ikan. Diharapkan setelah

10

pelatihan ini akan tumbuh minat usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Di samping itu, diharapkan di Aceh Besar produk nugget halalan thaiyyiban akan menjadi salah satu produk unggulan yang dapat dipasarkan ke seluruh Nusantara. Hal ini akan terwujud bila dalam diri masyarakat mempunyai semangat kewirausahaan dan sikap pantang menyerah untuk menggapai suatu cita-cita agar dapat keluar dari kemiskinan yang berkepanjangan. “Sehingga suatu saat nanti kita bukan lagi penerima zakat atau mustahik, tetapi berubah menjadi pembayar zakat atau muzakki,� ujar Mukhtar MSi. Kepala Baitul Mal Aceh Besar DR Jasafat MA mengungkapkan, pelatihan nugget kepada kelompok binaan Baitul Mal Aceh Besar tersebut merupakan terobosan awal yang diharapkan bisa terus memotivasi semangat masyarakat dalam berusaha, makin kreatif,

santuni | Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014

produktif, serta menjadi motivator dalam masyarakat. Diminta agar para peserta pelatihan ini sungguh-sungguh dan serius untuk menimba ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin dari fasilitator yang diundang dan telah berpengalaman hingga ke manacanegara, seperti Malaysia. Sekretaris Baitul Mal Aceh Besar, Zulkarnen SE MKes selaku ketua penyelenggara melaporkan, pelatihan pembuatan nugget yang diikuti 25 peserta perwakilan dari semua kecamatan di Aceh Besar itu diharapkan dapat makin memotivasi dan meningkatkan semangat berusaha kaum perempuan untuk mensejahterakan diri dan keluarganya. Diharapkan kelompok pembuatan nugget binaan Baitul Mal Aceh Besar ini dapat terus berkembang dan dapat menghasilkan berbagai produk unggulan yang bermanfaat dalam hal peningkatan ekonomi sehari-hari (red). [~]


berita

Ketua DPRK Aceh Besar Dukung Pemotongan Zakat Anggota Dewan

Wakil Bupati: Baitul Mal Gampong jadi Ujung Tombak Dalam menggarap potensi zakat yang ada di setiap pelosok, pimpinan Badan Pelaksana Baitul Mal Aceh Besar telah melakukan berbagai hal. Bahkan untuk memaksimalkan upaya tersebut, Baitul Mal Aceh Besar juga telah merekrut dan melantik sebanyak 300 orang petugas Baitul Gampong pada pertengahan November lalu. Wakil Bupati Aceh Besar, Drs H Syamsulrizal MKes menilai langkah tersebut tepat dan perlu ditingkatkan. Kehadiran petugas Baitul Mal Gampong itu juga sebuah bukti nyata bahwa masyarakat di desa juga ikut berpartisipasi dalam mengentaskan kemiskinan melalui pengumpulan zakat secara terorganisir. “Petugas Baitul Mal Gamponglah yang lebih memahami kondisi masyarakat di desa tersebut,� ujar Syamsulrizal. Tentunya dengan terbentuknya Baitul Mal Gampong tersebut akan

PROGRAM pengumpulan zakat yang dilakukan Baitul Mal Aceh Besar sangat tepat dan sesuai dengan kultur masyarakat. Sehingga program yang ditawarkan seperti pembentukan Baitul Mal Gampong dan melatih dai zakat diterima oleh masyarakat Aceh Besar. Langkah itu dinilai akan mampu menjaring para muzakki yang selama ini belum tersentuh atau belum pernah membayar zakat melalui lembaga resmi yaitu Baitul Mal. Ketua DPRK Aceh Besar, Tgk Saifuddin yang juga akrab disapa Tgk Juah itu juga menyatakan, baik secara pribadi, maupun secara kelembagaan sangat mendukung langkah-langkah yang diambil Badan Pelaksana Baitul Mal Aceh Besar dengan menciptakan program-program dalam pengumpulan zakat. Bahkan Ketua DPRK Aceh Besar mengaku telah memerintahkan semua anggota DPRK dan seluruh pegawai di Sekretariat DPRK itu untuk membayar zakat melalui Baitul Mal Aceh Besar dengan

pemotongan langsung dari gaji yang mereka terima. Bukan hanya itu, sebagai bentuk dukungan secara kelembagaan, DPRK Aceh Besar juga telah menyetujui dana untuk operasional Baitul Mal Aceh Besar dalam APBK 2014 sebesar Rp 1.619.629.780. Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan anggaran yang disetujui DRPK untuk Baitul Mal Aceh Besar dalam APBK tahun 2013 yang hanya Rp 846.649.880. Demikian juga seluruh masyarakat Aceh Besar termasuk para pengusaha dan para hartawan lainnya yang berdomisili di kabupaten itu juga diminta membayar zakat melalui Baitul Mal Aceh Besar. Dengan membayar zakat melalui Baitul Mal, bukan hanya telah menunaikan kewajiban, tetapi juga akan terbantu lebih banyak lagi kaum duafa yang ada di setiap pelosok desa.(SI)

dapat mendata para muzakki, pengumpulan zakat, pendataan mustahiq, penyaluran zakat, menginventarisir dan meneliti harta agama. Dengan demikian jelas peran dan fungsi Baitul Mal Gampong merupakan ujung tombak dalam penyelesaian masalah keumatan. Selain itu, Baitul Mal Aceh Besar juga telah melatih sebanyak 30 para dai zakat. Para dai itu adalah mewakili unsur dayah, MPU, KUA,

Guru, Khatib dan para mubaligh secara individu. Dengan terbentuknya dai zakat, serta petugas Baitul Mal Gampong tersebut, tentunya program sosialisasi zakat hingga sampai ke pelosok desa akan tercapai. Dengan harapan setiap potensi zakat yang selama ini belum tergarap, akan tergarap dan akan menambah pundi pemasukan zakat yang akan dikelola Baitul Mal Aceh Besar. (Serambi Indonesia)

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014 |

santuni

11


opini

Pengentasan Kemiskinan dengan

Peradaban Zakat Oleh : Irfan Syauqi Beik*

12

santuni | Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014


opini erkembangan p e n g e l o l a a n zakat, infak dan shadaqah (ZIS) di Indonesia semakin menunjukkan peningkatan yang berarti, baik dari segi penghimpunan, pengelolaan, pendayagunaan, maupun pertanggungjawaban. Kesadaran masyarakat untuk membayar zakat pun semakin meningkat. Sebagai contoh, dana zakat yang terkumpul pada tahun 2005 lalu mencapai angka Rp 820 miliar, atau naik sebesar 173 persen dari perolehan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 300 miliar (Baznas, 2006). Masyarakat semakin menunjukkan keyakinan bahwa dana ZIS ini memiliki potensi untuk mengentaskan problematika kemiskinan yang saat ini tengah dihadapi bangsa Indonesia. Bahkan, dalam sebuah penelitian Ketua Baznas, Didin Hafidhuddin, pada Mei-Juni 2006 lalu di wilayah Jadebotabek, terungkap bahwa sebanyak 86 persen muzakki/ munfiq memiliki keyakinan dana ZIS akan mampu mengentaskan kemiskinan. Untuk mencapai hal tersebut, mereka berpendapat bahwa dana ZIS ini harus dikelola melalui lembaga yang amanah dan profesional (67 persen). Jika tidak, maka dampak ZIS tidak akan signifikan. Sungguh ini merupakan sinyalemen yang sangat menggembirakan. Kita pun melihat bahwa lembaga zakat, baik Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ), memiliki peran dan kontribusi yang sangat signifikan di dalam

P

penanganan daerah-daerah bencana. Dapat dikatakan bahwa BAZ dan LAZ ini merupakan representasi partisipasi umat Islam dalam membantu mereka yang memerlukan pertolongan, tanpa menafikan peran ormas-ormas Islam dan individu-individu Muslim. Kinerja mereka cukup optimal sehingga dampaknya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat, meskipun jumlah dana bantuan yang diberikan masih sangat sedikit dan terbatas. Kondisi demikian seharusnya semakin menyadarkan para pengambil kebijakan negeri ini untuk senantiasa berupaya menjadikan pengembangan ZIS sebagai agenda nasional. Tanpa adanya dukungan kuat dari pemerintah dan DPR, maka instrumen ZIS ini tidak akan tumbuh secara cepat dan kuat. Penulis berpendapat jika kita ingin menjadikan zakat dan instrumen-instrumen ekonomi syariah lainnya sebagai fondasi perekonomian bangsa, maka dukungan dan komitmen yang kuat dari pemerintah dan DPR menjadi sebuah keharusan. Salah satu sebab mengapa ekonomi kapitalis menguasai dunia adalah karena dukungan yang kuat dari pemerintahan negara-negara yang menjadikan kapitalisme sebagai landasan perekonomiannya. Sehingga, mau tidak mau, political economic menjadi gelanggang yang harus dimasuki oleh ekonomi syariah. Fondasi Peradaban Sesungguhnya, kalau kita cermati sejarah umat Islam, maka peradaban Islam tidak dapat dilepaskan dari zakat. Bahkan, menurut Ahmad

Juwaeni –salah seorang dinamisator zakat Indonesia– tidak mungkin peradaban Islam akan tegak tanpa optimalnya pengelolaan zakat. Menurut Ahmad Juwaeni, adanya sekelompok orang yang memiliki dedikasi tinggi sebagai amil zakat merupakan prasyarat agar kegemilangan peradaban masa lalu dapat kembali diwujudkan di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah. Banyak ekonom yang berpendapat bahwa zakat tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena persentasenya sangat kecil, yaitu hanya 2,5 persen. Bagaimana mungkin zakat akan mampu mempengaruhi, misalnya, pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan persentase sebesar itu. Munculnya keragu-raguan tersebut adalah karena hingga saat ini belum ada satu negara Muslim pun yang dapat dijadikan sebagai model yang tepat. Malaysia sebagai contoh, memiliki keunggulan dalam hal penghimpunan zakat dibandingkan Indonesia. Namun demikian, dalam hal pendayagunaan zakat, penulis melihat justru Indonesia yang lebih unggul dibandingkan Malaysia. Indonesia memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara Muslim lainnya dalam hal pemberdayaan dana ZIS. Tetapi karena dana zakat yang ada di Indonesia jumlahnya masih sangat kecil, yaitu kurang dari 1 persen dari total GDP, maka ‘seolah-olah’ ada tidak-adanya zakat tidak mempengaruhi perekonomian kita secara

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014 |

santuni

13


opini makro. Tentu saja itu adalah anggapan yang salah. Rasulullah SAW, dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Al Ashbahani, telah bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan atas hartawan Muslim suatu kewajiban zakat yang dapat menanggulangi kemiskinan. Tidaklah mungkin terjadi seorang fakir menderita kelaparan atau kekurangan pakaian, kecuali oleh sebab kebakhilan yang ada pada hartawan Muslim. Ingatlah, Allah SWT akan melakukan perhitungan yang teliti dan meminta pertanggungjawaban mereka dan selanjutnya akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih�. Berdasarkan hadis tersebut yang kita yakini kebenarannya secara mutlak, maka zakat merupakan solusi untuk menjawab kemiskinan. Satu hal yang sangat menarik adalah Allah SWT membandingkan antara zakat dan riba. Zakat, meskipun secara nominal mengurangi harta, tetapi pada hakikatnya menambah harta di sisi Allah SWT. Sedangkan riba, meskipun secara nominal menambah harta, namun pada hakikatnya justru mengurangi harta di sisi Allah SWT (QS Ar Ruum:39). Penulis berkeyakinan bahwa pasti ada rahasia di balik perbandingan ini. Kalau kita cermati, boleh jadi Islam menginginkan umatnya untuk memiliki paradigma bahwa zakat sesungguhnya bukan sekadar charity atau kedermawanan sosial. Ia merupakan bentuk investasi yang bersifat ukhrawi dan duniawi. Bertambahnya harta

14

yang dikeluarkan zakatnya di sisi Allah SWT menunjukkan bahwa ia pada hakikatnya merupakan investasi yang bersifat ukhrawi. Sedangkan yang bersifat duniawi adalah zakat dapat mendorong pembukaan lapangan pekerjaan baru, sehingga akan meningkatkan pendapatan dan daya beli kaum dhuafa. Peningkatan tersebut pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat. Dengan paradigma demikian, diharapkan akan muncul kesadaran dan orientasi masyarakat yang lebih mencintai untuk memberi daripada menerima. Dengan semangat ini pula, masyarakat akan terpacu untuk meningkatkan produktivitasnya dan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya, sebab bagaimana mungkin ia akan mampu memberi dan berinvestasi jika ia tidak produktif menghasilkan sesuatu. Tipe masyarakat yang produktif inilah yang sesungguhnya menjadi dasar pembangunan peradaban Islam di masa depan. Agenda ke Depan Ada dua agenda yang sangat penting. Pertama, memperkuat sistem zakat nasional. Kedua, mengembangkan jaringan dan kerja sama internasional dengan negara-negara Muslim lainnya. Pertemuan Dewan Zakat Asia Tenggara di Kuala Lumpur pada Maret 2006 diharapkan menjadi stimulus bagi pengembangan wadah-wadah serupa di tingkat regional di berbagai belahan dunia lainnya. Wacana pembentukan

santuni | Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014

baitulmal internasional harus segera direalisasikan. Lembaga inilah yang nantinya diharapkan menjadi pusat zakat internasional. Dia bertugas mengatur aliran dana dari negara surplus zakat kepada negara minus zakat, serta menjadi sumber rujukan internasional dalam penghimpunan dan pendayagunaan sumber daya zakat bagi kepentingan strategis umat Islam sedunia. Melalui cara inilah diharapkan kesadaran umat Islam untuk berzakat, berinfak, dan bershadaqah akan muncul, sehingga kekuatan umat secara kolektif akan tumbuh dan berkembang. Jika 80 persen saja umat Islam mau membayar zakat, maka sebagaimana yang dinyatakan oleh Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaeni, munculnya kegemilangan peradaban zakat jilid dua tinggal menunggu waktu saja. Namun, bilakah hal itu tiba? Semuanya kembali terpulang pada kerja keras kita bersama. (Republika/dn) *Dosen FEM IPB dan Peneliti Islamic Economic Forum for Indonesian Development


laporan

Laporan Penyaluran ZIS Sekretariat Baitul Mal Kab. Aceh Besar Tahun Anggaran 2013

No. Uraian Penyaluran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jumlah (Rp)

Senif Fakir Senif Miskin Senif Fisabilillah Senif Muallaf Senif Ibnu Sabil Senif Gharimin Senif Amil Infaq & Shadaqah JUMLAH

176.450.000,00 5.475.309.300,26 1.435.446.200,00 76.200.000,00 133.950.000,00 1.004.634.000,00 364.231.274,00 2.267.721.200,00 10.933.941.974,26

Persentase Penyaluran ZIS 1,17 % 36,39% 9,45% 0,51% 0,89% 6,68% 2,42% 15,07% 72,66%

zakat pembawa selamat Bayarkan zakat anda, melalui Baitul Mal Kab. Aceh Besar. 2,5% harta anda adalah hak dhuafa dan fakir miskin www.baitulmal-acehbesar.org

Edisi 2 | Vol. I | Tahun 2014 | Januari - Juni 2014 |

santuni

15



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.