7 minute read

Salam Redaksi Kajian Utama: Manusia dan Climate Change

www.majalahelnilein.com @MajalahElNilein El-Nilein Sudan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Advertisement

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala yang atas kuasaNya kita mampu mengambil hikmah dari berbagai macam ciptaan serta karunia-Nya di muka bumi. Shalawat serta salam agar selalu tersampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Seiring bermulanya tahun Masehi 2020, berbagai fenomena alam terjadi di beberapa penjuru dunia. Yang paling segar di ingatan, banjir awal tahun di Jabodetabek yang terulang kembali pekan-pekan ini serta kebakaran hutan di Australia yang nyaris melumpuhkan seluruh benua.

Kejadian-kejadian di atas dak luput dari perhaan masyarakat dunia. Faktanya, akhir dekade ini banyak sekali bermunculan suara dan gerakan yang menyerukan akan penngnya kesadaran tentang perubahan iklim bumi. Tik kulminasi (atau bukan kulminasi) terlihat saat Greta Thunberg, akvis muda yang getol menyerukan kesadaran akan perubahan iklim, dinobatkan sebagai Person of The Year 2019 oleh majalah TIME.

Dengan segala dinamika di atas, maka izinkan kami dari Majalah El-Nilein untuk mengangkat serta mengupas tema “Climate Change di Era Modern”, dak lupa dengan berbagai rubrik lain yang siap mendampingi Anda di edisi ini.

Terima kasih, dan selamat menikma.

Penerbit: Lembaga El-Nilein Direktur: Yahya Ayyash Sekretaris: Annida Nur Aini Bendahara: Ulya Hajar Ufairah Pemimpin Redaksi: Ismail Musyaffa Staf Redaksi: Ainurrahmah, Nurul Husna, Si Zainab Adawiyah, Mala Himmah Ulya, Labudza Adila Zulfa, Veriza Nurkholiza, Hisan Afifah, Eka Lintang Prasetya, M Ilyas Jundullah, Zaid Abdul Aziz, Lukman Al Khakim, Ihab Hud Abdullah, Nashih Faruq Al Qudsi Videographer: Rufaidah Abdul Aziz, Thiana Silvi Desainer: Hesi Eva, Maria Maulida Layouter: Ma’rifat Dzaki Assindi

DAFTAR ISI MAJALAH ELNILEIN EDISI MARET 2020

2 8 21 32 4 16 24 42 44 39 43 36

Salam Redaksi Kajian Utama: Manusia dan Climate Change Kajian Utama: Iklim Bumi dan Manusia Kajian Utama: Susahnya Melawan Perubahan Iklim Opini: Kosmek Berbahaya Bagi Lingkungan SKI: Putra Khalifah Terbaik Dinas Abbasiyah Kesudanan: Bukan Segalanya tentang Sudan Cerpen: Pameran Buku Puisi Kuliner: Sejarah Kopi dari Timteng hingga Eropa Tengah Muslimah: Muslimah Hebat dalam Sejarah Islam Life Hack: Mencapai Tidur Efekf

Habib Abdurrahman Izzudin Mahasiswa Fakultas Studi Islam Jurusan Akidah dan Pemikiran Islam di Internaonal University of Africa, Sudan

Manusia adalah makhluk mulia dan sebaikbaiknya makhluk yang Allah SWT ciptakan sebagai Khalifah fii Al-ardhi. Sebagai successor Tuhan di muka bumi, maka pada hakikatnya manusia diberikan keleluasaan untuk mengatur segala urusan di bumi. Tentunya dengan petunjuk yang telah diberikanNya secara rinci. Tidak hanya itu, manusia diberikan kelebihan berupa akal atau intelegensi untuk memahami dan mencari jalan keluar segala masalahmasalah di dunia ini.

Menurut Syed Naquib Al Aas, tujuan seja manusia adalah untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT (Q.S 52:56), dan kewajiabannya adalah taat kepadaNya sesuai fitrah yang diciptakan Allah baginya (Q.S 30:30), tetapi di samping itu manusia juga bersifat lupa (nasiyan). Manusia disebut insan karena setelah bersaksi akan kebenaran Perjanjian yang menuntunya untuk mematuhi perintah dan larangan Allah SWT, ia lupa memenuhi kewajiban dan tujuan hidupnya itu.

Selain itu manusia diberikan Allah seuatu kelebihan yaitu kecerdasan untuk membedakan mana yang benar dan salah. Dengan kelebihannya itu maka Allah SWT menjadikan manusia sebagai Khalifah (wakil) Allah di muka bumi. Sehingga amanah itu bukan hanya untuk menyeselesaikan permasalahan polik saja, tapi termasuk menjaga kelestarian alam.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” {30:41}

MANUSIA DAN CLIMATE CHANGE

Menurut Nurcholish Madjid, dengan potensi akal yang dimiliki, maka implikasi dari kekhalifahan manusia, pada hakikatnya adalah agar menger alam atau lingkungan tempat hidup dan menjalankan tugasnya. Maka, seharunya manusia dapat memanfaatkannya sesuai kebutuhan tanpa mengeksploitasi berlebihan. Karena itu, dan agar dapat menampilkan diri sebagai makhluk moral dan bertanggung jawab, manusia harus berjuang melawan segala bentuk pembelengguan dirinya. Sebab belenggu itu menjadi penghalang baginya dari kemungkinan memilih dengan bebas jalan dan kegiatan hidup yang diyakininya terbaik, yakni paling bermoral dan bertanggung jawab.

Sebagai makhluk yang sempurna diciptakan sebagai khalifah tentunya memiliki tugas pokok. Selain beribadah kepada Sang Pencipta, dan pemimpin di muka bumi, tapi juga berkewajiban untuk menjaga kelesetarian lingkungan (alam) hidup.

Climate Change atau perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara stask sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Islah ini bisa juga berar perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi periswa cuaca rata-rata, contohnya; jumlah periswa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi. Dampak dari perubahan iklim diantaranya mencairnya es di kutub karena semakin panasnya suhu, cuaca yang dak bisa diperkirakan lagi secara ilmu pengetahuan. Contoh kasus seper di Indonesia, curah hujan semakin nggi dari biasanya. Tidak hanya itu, efek perubahan iklim ini kita rasakan sebagai diaspora yang nggal di Sudan. Musim dingin tahun ini bisa dikatakan paling dingin dari biasanya.yang bisa mencapai 8 derajat bahkan di sebagian daerah lebih dingin dari itu.

Berbicara tentang perubahan iklim, tanpa diasadari perubahan iklim di seluruh dunia terjadi karena ulah manusia itu sendiri. Menurut World Wide Fund for Nature (WWF), dilansir di , perubahan iklim terutama www.wwf.or.id disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, gas, dan gas alam) dari kegiatan manusia, baik industri, pun lainnya. Bahan-bahan bakar tersebut menghasilkan karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca yang utama.

Tidak hanya itu, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan dak melihat keseimbangan lingkungan (alam) mengaminkan perubahan iklim yang semakin cepat. Sebagaimana pendangan Seyyed Hossein Nasr, menurutnya bahwa krisis yang dialami manusia, salah satunya yaitu krisis lingkungan yang terjadi akibat dari ulah manusia modern yang cenderung meninggalkan dimensi spiritualitasnya. Dengan semakin canggihnya teknologi menjadikan manusia modern mudah mengeksploitasi alam tanpa menggunakan unsur spiritualnya. Pandangan spiritualitas menurut Nasr merupakan hal yang sangat penng dalam kehidupan manusia demi keberlangsungan bumi dan isinya. Kerusakan alam dan lingkungan hidup yang lebih dahsyat bukanlah disebabkan oleh proses alam yang semakin tua, akan tetapi justru akibat dari ulah tangan-tangan manusia yang selalu berdalih memanfaatkannya, yang sesungguhnya sering kali mengeksploitasi tanpa mempedulikan kerusakan-kerusakan lingkungan yang dimbulkannya.

Manusia sebagai Khalifah fii Al-Ardhidiwajibkan terus menjaga dan memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan, untuk kelangsungan hidup, baik untuk dirinya maupun makhluk lain, karena masa depan lingkungan tergantung bagaimana manusia mengelolanya (Juang Faaid Abdillah Muqsith, 2013: 25). Dapat dipahami bahwa manusia di dunia mempunyai peran dan fungsi sebagai khalifah, yakni memimpin, memelihara, dan memakmurkan bumi.

Pada dasarnya menjaga kelestarian alam adalah wujud hubungan manusia dengan alam sebagai suatu mbal balik, dan juga untuk kelangsungan hidup manusia di alam semesta ini. Karena hidup yang berkebutuhan akan sumber daya alam, maka seharusnya manusia sadar akan penngnya menjaga alam itu sendiri.

Lantas bagaimana peran kita dalam menghadapi perubahan iklim ini ? Terntunya kita sebagai manusia yang memiliki fitrah cenderung untuk memilih sesuatu yang baik dan benar, apalagi diciptakan memiliki tujuan yang suci yaitu sebagai khalifah yang berkewajiban untuk menciptakan dan menjaga keadilan, dak hanya hubungannya dengan manusia secara sosio-polik tapi juga hubungan nya dengan alam. Karena menjaga kelestarian alam adalah bagian dari menciptakan kesejahteraan manusia itu sendiri.

Dalam skala kecil, aksi nyata kita dalam menanggulangi krisis climate changeini adalah harus sadar akan penngnya menjaga lingkungan hidup, seper mengurangi penggunaan barang yang dapat menambah efek negaf, seper mengurangi penggunaan plask sekali pakai. Ini efekf dalam mengurangi kerusakan alam. Karena penggunaan dan produksi plask sekali pakai berdampak buruk terhadap lingkungan mulai dari ekstraksi minyak bumi sebagai bahan bakunya hingga keberadaannya di lingkungan sekitar sebagai sampah. Tidak hanya itu, sampah plask sekali pakai ini sulit untuk diurai.

Adapun dalam skala luas, harus ada keberanian pemerintah sebagai pemangku kekuasaan untuk menerapkan dan beralih ke penggunaan emisi energi ramah lingkungan, seper pembangkit listrik yang menggunakan batu bara ke pembangkit listrik energi terbarukan. Karena penggunaan batu bara yang semakin banyak, justru memperparah perubahan iklim.Walapun dak dapat dipungkiri keperluaan manusia terhadap sumber daya alam energi semakin banyak, namun jika tanpa kontrol terhadap keseimbangan alam pada akhirnya akan memperparah keaadan dan merugikan manusia itu sendiri dan makhluk hidup lainnya.

Kemudian restorasi hutan yang intensif, dan harus ada keberanian dalam menindak tegas segala bentuk perusakan terhadap alam. Karena seap pohon-pohon yang berada di hutan akan merubah gas karbon dioksida menjadi oksigen, selain bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia, tapi bisa meminimalisir percepatan perubahan iklim . Waallahu a'lam bi al-shawab.

Daar Pustaka: Syed Muhammad Naquib Al-Aas. 1993. Islam dan Sekularisme. Terjemahan : Khalif Muamar. Pimpin : Bandung (hal. 178-180)

Budhy Munawar-Rachman. 2011. Ensiklopedi Nurcholis Madjid. Democracy Project : Jakarta

hps://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_ikl im

Fadjar, A. Malik. 2005.Holiska Pemikiran Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

This article is from: