Yogyakarta, 23 Juli 2012
Kepada Yth. 1. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 2. PERDANA MENTERI AUSTRALIA Di – Tempat .
Perihal
: Permohonan keadilan untuk Nn. Schapelle Corby dan 36 anak Indonesia .
Lampiran
: 1 bdl
Dengan hormat, Bersama ini saya sampaikan permohonan keadilan untuk Nn. Schapelle Corby yang telah menjadi korban sindikat narkoba internasional dan 36 anak Indonesia yang tidak berdosa yang telah menjadi korban sindikat perdagangan manusia (trafficking) . Adapun bukti Nn. Schapelle Corby tidak bersalah adalah sbb : 1. Catatan Screening Yang Hilang a) Korespondensi yang diperoleh melalui pencarian di Freedom of Information jelas-jelas menegaskan bahwa nomor tanda pengenal tas jinjing (body-board bag) Nn. Schapelle Corby tidak disimpan atau dicatat pada sistem screening bagasi (barang-bawaan) di Sydney Airport Corporation Limited (SACL) . b) Tiga buah tas lain yang diperiksa milik Nn. Schapelle Corby ada dalam catatan sistem screening SACL tetapi tas jinjingnya tidak . c) Tas jinjing Nn. Schapelle Corby merupakan satu-satunya tas yang tidak di-screening pada penerbangan itu atau tidak terdapat pada sistem screening .
Semua tas yang bertujuan ke Indonesia diwajibkan untuk dilakukan screening. 2. Bertambahnya Berat Barang Bawaan Ketika Nn. Schapelle Corby memeriksa tas-tasnya di bandara Brisbane dia melakukannya tidak terjadi percecokan apupun dan tidak ada tambahan biaya kelebihan berat. Tetapi ketika catatan penerbangan Qantas dicek setelah penangkapannya, catatan tersebut menunjukan bahwa tas-tasnya kelebihan berat
5 kg. Menurut catatan Qantas berat 5 kg tersebut ditambahkan pada berat tasnya setelah dia masuk ke pesawat. Catatan ini, sebagaimana informasi kurangnya catatan screening, justru akan merupakan bukti utama yang penting bagi pengadilan banding dan, sekali lagi, catatan tersebut mendukung pernyataan bahwa tas Nn. Schapelle Corby telah dimasuki sesuatu setelah ia memasuki pesawat. Tetapi pihak Qantas, pemeritah Australia dan instansi-instansinya kesemuanya menahan atau menyembunyikan informasi ini dari Nn. Schapelle Corby dan juga pengadilan Indonesia. Semua bukti ini, kalau diungkap, akan mencerminkan betapa buruknya kemanan di bandara-bandara Australia. 3. Rekaman Percakapan Pada bulan Maret 2012 muncal informasi mengenai percakapan diantara dua pria yang sedang membicarakan pengiriman ganja dari Queensland yang akan diselundupkan melalui Bandara Sydney. Salah satu dari kedua pria dalam rekaman tersebut adalah William Miller, juga dikenal sebagai William Moss. Rekaman tersebut merupakan percakapan pribadi antara William Miller dan pria yang menawarkan pekerjaan kepadanya untuk mengambil kiriman ganja. Sebuah pledoi di New South Wales Crime Commission dimana William Moss dipanggil menegaskan isi rekaman tersebut. NSWCC dengan jelas mengetahui bahwa percakapan tersebut membenarkan cerita William Miller. William Miller langsung maju kedepan ketika mengetahui apa yang terjadi pada Nn. Schapelle Corby. Dia berupaya untuk memberi tahu masyarakat tentang keterlibatannya dan bahwa Nn. Schapelle Corby tidak bersalah, tetapi upayanya dibuang begitu saja oleh media Australia. William Miller menghabiskan 7 tahun untuk menegaskan bahwa ceritanya itu benar tetapi upayanya tersebut tidak pernah dilaporkan di media. Sekarang kita tahu bahwa bukan saja pengakuan Miller benar adanya tetapi juga bahwa AFP dan intansi pemerintah lainya sebenarnya mengetahui bahwa dia menceritakan kebenaran. AFP telah merahasiakannya setidak-tidaknya sejak bulan Juli 2005, tetapi baik AFP maupun New South Wales Crime Commission tidak memberitahukan kepada tim pembala Nn. Schapelle Corby. Kemudian selain adanya bukti bahwa Nn.Schapelle Corby tidak bersalah , vonis hukuman penjara yang diberikan padanya terlalu tinggi bila dibandingkan vonis lain kasus ganja terhadap orang2 Indonesia , contoh sbb :
No. Nama Terpidana
Berat Barang Bukti Ganja
Vonis Penjara
1
Khairul Rozi
1700 Kg
14,5 Tahun
2
Agustinus Manalu
475 Kg
8 Tahun
3
Jumino
273 Kg
10 Tahun
4
Japarudin
218 Kg
2 Tahun
5
Armen
73 Kg
2 Tahun
6
Suria Jauhari
50 Kg
14 Tahun
7
M Fahrul Saputra
40 Kg
10 Tahun
8
Muhammad Yunus
38,7 Kg
14 Tahun
9
Ahmad Dinar
32 Kg
14 Tahun
10
Fauziadi
30 Kg
10 Tahun
11
Jhon Destanta Sinuhaji
30 Kg
10 Tahun
12
Sudarman
18,8 Kg
9 Tahun
13
Hendri Susanto
16,5 Kg
9 Tahun
14
Hendri Utama D
15 Kg
6 Tahun
15
3 Anggota Polri
13,7 Kg
7 Tahun
16
Jhoni Tanjung
12 Kg
11 Tahun
17
M Saman
11 Kg
11 Tahun
18
Agus Adiyanto
11 Kg
10 Tahun
19
Rusli Rizal
10,2 Kg
12 Tahun
20
Hamidi
10 Kg
10 Tahun
21
Muhammad Ali
10 Kg
5 Tahun
22
Siregar Parlaungan
4,3
6 Tahun
23
Schapelle Corby
4,2 Kg
20 – 5 (grasi) = 15 Tahun
Catatan : Sumber Direktori Putusan Mahkamah Agung dan Berita Koran .
Melihat perbandingan diatas maka telah terjadi diskriminasi dan ketidakadilan terhadap Nn. Schapelle Corby , apalagi jika dibandingkan dengan vonis terhadap Japarudin pembawa ganja 218 Kg hanya divonis 2 tahun penjara (Sumber Direktori Putusan Mahkamah Agung No.114 K/MIL/2009) , sebaliknya Nn. Schapelle Corby divonis 20 tahun penjara karena dianggap telah membawa 4,2 Kg ganja (Sumber Direktori Putusan Mahkamah Agung No.112 PK/Pid/2006) . Kemudian saya sependapat dengan ucapan Bapak Amir Syamsuddin (Menteri Hukum dan HAM RI) bahwa Schapelle Corby hanya membawa ganja bukan heroin . Dalam sejarah sampai dengan detik ini belum ada atau terbukti bahwa ganja menyebabkan kecanduan dan kematian bagi penggunanya, malahan berguna untuk pengobatan penyakit kanker dan untuk industri . Tetapi sebaliknya rokok tembakau dan minuman keras justru telah terbukti dapat menyebabkan kematian bagi manusia . Dengan demikian sangatlah tidak adil atas vonis yang diberikan kepada Nn. Schapelle Corby , karena bawa ganja 4,2 Kg ganja divonis 20 tahun penjara sama dengan vonis UMAR PATEK yang telah membunuh lebih dari 200 orang . Untuk itu demi keadilan, demi kemanusian dan demi nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia dimata internasional mohon kiranya Nn. Schapelle Corby pada tanggal 17 Agustus 2012 dapat dibebaskan melalui remisi atau grasi . Demikian juga saya memohon pada Ibu Julia Gillard (Perdana Menteri Australia) untuk segera membebaskan 36 anak Indonesia yang tidak berdosa yang telah menjadi korban sindikat perdagangan manusia (trafficking) . Saya yakin bahwa pembebasan Nn.Schapelle Corby bila dijelaskan dengan alasan yang tepat maka rakyat Indonesia dapat memakluminya . Kalaupun ada yang protes pada saat Nn. Schapelle Corby menerima pengurangan hukuman hanya dilakukan oleh orang2 tertentu yang tidak senang terhadap Bapak Susilo Bambang Yudhoyono . Kemudian dengan pembebasan terhadap 36 anak Indonesia yang tidak berdosa yang menjadi korban sindikat perdagangan manusia (trafficking) juga tidak akan menimbulkan gelombang protes rakyat Australia bila kita juga bisa berbuat adil dan tidak melakukan diskriminasi terhadap Nn. Schapelle Corby . Sekali lagi saya sampaikan bahwa Nn. Schapelle Corby yang sekarang dipenjarakan oleh pengadilan Indonesia selama 20 tahun karena membawa ganja 4,2 Kg sebenarnya tidak bersalah, demikian juga dengan 36 anak Indonesia yang sekarang dipenjara di Australia juga tidak bersalah .
Demikian saya sampaikan, atas kebijaksanaan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono membebaskan Nn.Schapelle Corby dan Ibu Julia Gillard membebaskan 36 anak Indonesia disampaikan terima kasih yang sebesar besarnya, semoga Tuhan YME melindungai kita semua .
Hormat saya,
ARIFIN WARDIYANTO Pemerhati masalah Hak Asasi Manusia Alamat : Perum Karangjati Indah I Blok C1 No.28 Kasihan Bantul Yogyakarta, Hp.087838350500 Tembusan disampaikan Yth : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ketua Mahkamah Agung RI Ketua DPR-RI Duta Besar Australia Menteri Hukum dan HAM RI Menteri Luar Negeri RI Ketua Komisi III DPR-RI