Unsur-Unsur Hadist By: Fadh ahmad Arifan M.Ag *Disampaikan di MA Muhammadiyah 2 Malang (6 April 2016)
Pendahuluan • Untuk mengetahui status (orisinalitas) sebuah hadist Nabi, diperlukan penelitian terhadap 3 aspek: Sanad, Matan dan Rawi. • Biasanya di level perguruan tinggi hanya diajarkan bagaimana meneliti sanad Hadist melalui software: Maktabah syamilah, Mausu’ah syarif dll.
Sanad • Sanad hanya ada di Islam, kalangan yahudi dan nasrani tidak memiliki hal tersebut. • Abdullah bin Mubarak menyatakan bahwa sanad hadist merupakan bagian dari agama, sekiranya sanad itu tidak ada, niscaya siapa saja akan bebas menyatakan apa yang dikehendakinya. • Sanad hadist : Rangkaian para periwayat yang menyampaikan kita kepada matan hadist. Rangkaian itu berupa: nama nama periwayat dan lambang lambang periwayatan hadist seperti ‘an, akhbarani, sami’tu (M. Syuhudi ismail, Metodologi penelitian hadis Nabi, 2007, hal 22-23)
Sanad dimata Orientalis • Ketika hadist diteliti sarjana non muslim alias Orientalis seperti Ignaz goldziher, Joseph schact dkk, Mereka berkesimpulan bahwa sanad itu rekayasa para penulis kitab-kitab Hadist. • Padahal sistem sanad bukan dimulai pada masa penyusunan kitab-kitab hadist, tetapi di masa Pra islam sudah ada. Contoh: orang jahiliyah punya budaya sanad dalam penyampaian syair syair Arab (Muh. Zuhri, 2003, hal 38-39)
Beginilah Sanad Hadist
Matan • Matan adalah lafadz atau isi/kandungan hadist • Matan ada dua jenis: Hadist Qudsi dan Nabawi. • Untuk meneliti matan hadist dari segi kandungannya acapkali diperlukan pendekatan rasio, sejarah dan prinsip-prinsip pokok ajaran islam. • Kesulitan meneliti matan disebabkan masih langkanya kitab-kitab yang secara khusus membahas kritik matan (Syuhudi ismail, hal 25)
Kritik Matan • Sejak kapan muncul kritik Matan hadist? • Pada masa Rasulullah hal ini sudah dilakukan para sahabat. Contohnya siti Aisyah menolak hadist yang diriwayatkan Abu hurairah yang isinya,”Orang mati itu disiksa karena ditangisi oleh keluarganya” dan hadist “anak akibat zina itu tidak akan masuk surga”. • Kedua hadist itu dikritik karena bertentangan dengan ayat Quran dalam surah al-an’am 164 dan al-Fathir 18 (Prof. Muh. Zuhri, Telaah matan hadis, hal 42-44)
Rawi • Rawi adalah periwayat hadist • Syarat disebut Rawi: Baligh, berakal, adil, harus muslim, tidak melakukan dosa kecil dan kuat hafalannya. • Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist: Abu hurairah (3370 hadist), Aisyah binti Abu bakar (1999 hadist), Abdullah bin umar (1979 hadist), Anas bin Malik (1584 hadist), Abdullah bin abbas (1243 hadist), Jabir bin abdillah (960 hadist). • Umar bin khattab sebanyak 312 hadist dan Ali bin abi Thalib 332 hadist (Kamaruddin amin, Menguji kembali Keakuratan metode kritik Hadist, hal 51)