ANISA UTAMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MODUL PEMBELA JARAN
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan
Kerja BERDASARKAN KURIKULUM 2013
SMK
KELAS X
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OLEH :
ANISA UTAMI MODUL PEMBELA JARAN
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan
Kerja SMK
KELAS X
BERDASARKAN KURIKULUM 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan bahan ajar berupa modul “Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja�, untuk dipergunakan di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu disiapkan materi atau bahan pendidikan berupa modul. Bahan ajar dalam modul ini ditujukan sebagai sumber belajar bagi siswa dan bahan ajar bagi guru. Sumber belajar, khususnya berupa modul dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan semakin diperlukan. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka kami berupaya menyusun modul ini dengan judul: Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja. Penyusunan modul ini diperuntukkan untuk kepentingan peserta didik dan guru serta sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dalam lingkup Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Tata Boga. Akhirnya, kepada semua pihak yang terkait dengan penyusunan modul ini disampaikan terima kasih dan semoga modul ini bermanfaat bagi peserta didik dan bagi fasilitator di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan bidang keahlian Tata Boga.
Yogyakarta, April 2015
iii
Modul Pembelajaran
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja Cover
I
Preface
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
Daftar Gambar
vii
Petunjuk Penggunaan Modul Bagi Siswa viii Petunjuk Penggunaan Modul Bagi Guru atau Fasilitator ix Kompetensi Peta Kedudukan Modul
BAB 8
BAB 9
x xii
Bahan Pengotor, Bahan Pembersih
Dan Bahan Saniter
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 8
1 10 13
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang
& Peralatan
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 9
16 19 26
dan Penanganannya BAB 10 Sampah Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 10
29 33 38
BAB 11
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 11
41 45 52
v
Daftar Tabel vi Prasyarat
Kesehatan Kerja
BAB 12
Api dan
Kebakaran
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 12
BAB 13
Alat Pelindung Kerja
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 13
BAB 14
55 59 64
67 72 75
Kesehatan Lingkungan Kerja
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 14
78 82 88
BAB 15 Penyakit Akibat Kerja Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Uji Kompetensi 15
91 95 98
Kunci Jawaban
100 114 117
Glosarium Daftar Pustaka
gambar 1 Berbagai Macam Pembersih 3
gambar 10 Penanganan Saat Pendarahan 49
gambar 2 Quarternary Ammonium Compound (QAC) 5
gambar 11 Penanganan Korban Sengatan Listrik 49
gambar 3 Berbagai Macam Pembersih 4
gambar 12 Segitiga Api 56
gambar 4 Three Zone Dishwashing Machine 23
gambar 13 Latihan Pemadaman Kebakaran 60
gambar 5 Single Tank Diswashing Machine 24
gambar 14 Water Fire Extinguisher 61
gambar 6 Tempat atau Kontainer Sampah 34
gambar 15 Gases Fire Extinguisher 61
gambar 7 Penanganan Sampah Rumah Tangga 36
gambar 16 Halon Extinguishers 61
gambar 8 Contoh Kecelakaan Kerja 42
gambar 17 Powder Extinguishers 62
gambar 9 Penanganan Korban Berhenti Bernafas 48
gambar 18 Foam Extinguishers 62
gambar 19 Rambu Alat Pelindung Kepala 68
gambar 28 Beberapa Contoh Alat Pelindung Kaki 70
gambar 20 Alat Pelindung Kepala Jenis Helm 68
gambar 29 Rambu Wajib Memakai Pelindung Kaki 70
gambar 21 Rambu Wajib Menggunakan Pelindung Telinga 68 gambar 22 Pelindung Telinga 68 gambar 23 Beberapa Contoh Pelindung Badan 69 gambar 24 Beberapa Jenis Masker (Alat Pelindung Pernapasan) 69 gambar 25 Beberapa Contoh Alat Pelindung Tangan 70 gambar 26 Alat Pelindung Mata 70 gambar 27 Rambu Wajib Menggunakan Kacamata Safety 70
gambar 30 56
Penyesuaian Tempat Kerja Denganukuran Tubuh Pria
daftar tabel Contoh Desinfektan Berdasarkan Jenis Kotoran
tabel 1 11
Jumlah Toilet Untuk Pengunjung Pria Dan Wanita
tabel 2 84
Jumlah Toilet Untuk Tenaga Kerja
tabel 3 84
Jumlah Tempat Cuci Tangan
tabel 4 85
Faktor Fisik Dan Penyakitnya Penyakit
tabel 5 92
Faktor Ergonomic Dan Penyakitnya
tabel 6 92
Makanan Pembewa Virus, Protozoa Dan Parasit
tabel 7 93
PRASYARAT PRASYARAT
“
“
P
rasyarat yang harus dimiliki oleh peserta d i d i k s e b e l u m mempelajari modul ini adalah sudah memiliki pengetahuan tentang hidup sehat dan pentingnya makanan yang aman dan sehat.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
BAGI SISWA 2. 3.
4.
Keberhasilan belajar dengan modul tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan dalam memahami dan mematuhi langkah-langkah belajarnya. Belajar dengan modul ini dilakukan secara mandiri dan kelompok dalam jam pelajaran ataupun di luar jam pelajaran. Dalam modul ini tidak semua materi dijelaskan secara rinci dan bukan merupakan satusatunya sumber belajar sehingga siswa boleh mencari sumber-sumber lain untuk lebih memahami materi pelajaran. Langkah-langkah berikut perlu diketahui dan diikuti untuk belajar dengan modul ini, yaitu: Baca dan pahami tujuan pembelajaran dan uraian materi yang terdapat dalam modul ini. Bila dalam mempelajari modul ini mengalami kesulitan, diskusikan dengan temanteman yang lain, dan apabila belum terpecahkan bisa ditanyakan kepada guru. Kerjakan juga tugas, soal latihan dan kegiatan yang ada pada kegiatan belajar untuk lebih memahami materi yang disampaikan. Setelah merasa memahami materi yang terdapat dalam modul, kerjakan secara mandiri tes dalam setiap kegiatan belajar guna evaluasi keberhasilan belajar kalian. Periksalah hasil latihan dan tes kalian dengan kunci jawaban yang ditampilkan dalam modul ini. Perhatikan umpan balik di setiap akhir kegiatan dalam modul ini. Apabila tes formatif mencapai 80% maka kalian dapat melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya, apabila belum mencapai 80% kalian bisa mempelajari kembali materi yang ada. Demi keberhasilan belajar kalian, maka dalam mempelajari modul ini, urutan kegiatan harus diikuti dengan benar.
“ viii
“
1.
Setiap satu bab dalam modul ini digunakan untuk 1 Kompetensi Dasar (KD) dan setiap Kegiatan Belajar digunakan untuk pembelajaran dalam 1 kali tatap muka.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
BAGI GURU ATAU
FASILITATOR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar Membantu menjelaskan kepada peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahapan belajar Membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran Menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran Mengorganisasi kegiatan belajar kelompok Melaksanakan penilaian Menjelaskan bagian-bagian yang perlu dibenahi dan merencanakan pembelajaran selanjutnya Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
ix
Modul pembelajaran ini merupakan modul yang disusun sebagai sumber belajar dan bahan ajar bagi peserta didik dan guru SMK Jurusan Jasa Boga. Modul pembelajaran ini digunakan untuk: Kelas : X (Sepuluh) Semester : II (Dua) Mata Pelajaran : Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual dan procedural dalam pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesi ik untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesi ik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar 1.1.
2.1.
2.2.
x
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
2.3. 3.9. 4.9. 3.10. 4.10. 3.11. 4.11. 3.12. 4.12. 3.13. 3.15. 4.15. 3.16. 4.16. 3.17. 4.17.
Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Memahami bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter. Merencanakan kebutuhan bahan pembersih dan bahan saniter .Menganalisis pembersihan dan sanitasi peralatan dan ruang 4.10.Membersihkan dan mensanitasi peralatan dan ruang kerja 3.11.Membedakan sampah 4.11.Melakukan penanganan sampah 3.12.Mendeskripsikan keselamatan dan kecelakaan kerja 4.12.Melakukan identi ikasi resiko bahaya untuk mengurangi kecelakaan kerja dan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. 3.13.Memahami api dan kebakaran4.13.Menangani kiebakaran 3.15.Memahami alat pelindung kerja 4.15.Menggunakan alat pelinduung diri saat melakukan pekerjaan 3.16.Memahami kesehatan kerja 4.16Mengeceki kesehatan lingkungan kerja 3.17.Memahami penyakit akibat kerja 4.17.Mengevaluasi kasus penyakit akibat kerja
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
xi
P E TA KEDUDUKAN MODUL TATA BOGA
KELOMPOK A (WAJIB)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
KELOMPOK B (WAJIB)
Seni Budaya
Prakarya dan Kewirausahaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan
KELOMPOK C (PERMINTAAN)
Dasar Bidang Keahlian IPA Aplikasi
Dasar Program Keahlian
Sanitasi, Hygiene & Keselamatan Kerja
Pengantar Pariwisata
Matematika
Sejarah Indonesia
Pengetahuan Bahan Makanan
Boga Dasar
Ilmu Gizi
Paket Keahlian
Tata Hidang
Pengolahan dan Penyajian Makanan Kontinental
Pengolahan dan Penyajian Makanan Indonesia
Hidangan Kesempatan Khusus dan Fusion Food
Bahasa Inggris Produk Pastry dan Bakery
Produk Cake
Kue Indonesia
Pengelolaan Usaha Boga
xii
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Semester
2
BAB 8 Bahan Pengotor, Bahan Pembersih dan
Bahan Saniter INDIKATOR :
1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja. Menunjukkan perilaku amaliah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan. Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Memahami bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter. Merencanakan kebutuhan bahan pembersih dan bahan saniter
Kegiatan
Belajar
1 Bahan pengotor,
bahan pembersih
5. Memahami bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
b. materi
M
enjaga kebersihan adalah salah satu g a y a h i d u p y a n g menerapkan hygiene dan sanitasi. Lingkungan kerja yang bersih, dan pebas dari kotoran akan membuat k i n e r j a k i t a d i d a p u r a t a u lingkungan kerja lebih nyaman dan produktif. Untuk membersihkan area dapur dari kotoran kita memerlukan bahan pembersih dan bahan saniter. Apa sebenarnya yang dimaksud bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter?
K
o to ra n d i a r t i ka n b a h a n ya n g t i d a k d i ke h e n d a k i b e ra d a p a d a m a ka n a n , permukaan peralatan, dan area kerja. Kotoran ada yang nampak ada yang tidak nampak. Kotoran biasanya mudah dibersihkan dibandingkan dengan noda. Jenis-jenis kotoran antara lain: a. Debu Terdapat dalam kondisi airborne and bonded d u s t . A i r b o r n e a d a l a h d e b u ya n g b e b a s beterbangan di udara, sedangkan bonded dust adalah debu yang menempel pada permukaan peralatan atau fasilitas. b. Minyak Kotoran yang berasal dari bahan makanan, proses pemasakan, ceceran, atau dari bocoran mesin. Lemak tidak larut dalam air, mudah terurai oleh panas, sulit dibersihkan. Bahan pembersih yang cocok adalah pembersih bersifat yang basa. c. Protein Kotoran yang berasal dari rambut, bulu halus, bahan makanan, masakan. Kotoran dari protein ada yang larut ada yang tidak larut dalam air, dengan panas akan menggumpal atau mengeras, sehingga agak sulit dibersihkan. Bahan pembersih yang cocok adalah pembersih bersifat basa yang mengandung hipoklorit sebagai bahan penurun tegangan permukaan (bahan pembasah atau wetting agent).
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
dan bahan saniter
A. TUJUAN
d. Karbohidrat Kotoran yang berasal dari kapas, bahan makanan, masakan. Kotoran dari karbohidrat larut dalam air, dengan panas akan membentuk karamel, mudah dibersihkan. Bahan pembersih yang cocok adalah pembersih bersifat basa e. Kerak/endapan bahan kimia Yang disebabkan oleh kondisi air yang sadah, sisasisa detergen, dan kerak mineral f. Abrasif Dari sepatu dan pakaian (pasir yang ada di sepatu) dan sumber-sumber mineral dan metalik
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
S
edangkan noda adalah bercak yang sulit untuk dibersihkan. Noda mudah dibersihkan jika ditangani semasih basah, sebelum noda mengering.Beberapa jenis bahan yang dapat menjadi noda pada alat atau area dapur antara lain: 1.
Minyak yang melarutkan pewarna lipstick atau sebagai bahan kosmetik. 2. Darah: merupakan bahan yang mengandung protein. 3. Anggur merah 4. Rumput: berjalan di karpet dengan sepatu yang ada rumputnya, rumput dapat menimbulkan noda pada karpet. 5. Permen karet: berjalan di karpet dengan sepatu yang ada permen karetnya 6. Kopi dan teh 7. Tinta 8. Lilin 9. Darah 10. Warna yang berasal dari bumbu dapur (misalnya kunyit). Bahan pembersih adalah campuran dari berbagai bahan kimia yang memiliki kemampuan untuk membersihkan permukaan suatu benda, baik berupa kain, gelas, keramik, logam dan lain-lain. Bahan pembersih juga diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menghilangkan sisasisa makanan, kotoran, debu, bahan-bahan asing atau bahan pengotor lainnya yang terdapat pada peralatan pengolah dan penyajian makanan.
Kegunaan Bahan Pembersih Bahan pembersih berguna untuk: 1. Menurunkan tegangan permukaan air, kotoran diikat oleh salah satu kutub bahan pembersih dan dilepaskan dari p e r m u k a a n b e n d a y a n g a k a n dibersihkan, sehingga air dapat membasahai permukaannya. 2. Mengemulsikan kotoran yang telah dilepaskan dari permukaan benda 3. Mengsuspensikan kotoran dalam air
Persyaratan Bahan Pembersih Bahan pembersih yang dibutuhkan biasanya merupakan campuran dari berbagai bahan kimia yang memiliki berbagai fungsi. Beberapa persyaratan y a n g p e r l u d i m i l i k i o l e h b a h a n pembersih antara lain: a. Ekonomis b. Tidak beracun c. Tidak menyebabkan korosi pada peralatan d. Tidak lengket dan mengotori peralatan e. Mudah diukur f. Stabil dalam penyimpanan g. Mudah larut (larut sempurna dalam air) h. D a p a t m e n u r u n k a n t e g a n g a n p e r m u k a a n a t a u m e m i l i k i d aya pembasah yang tinggi I. D a p a t m e n c e g a h t e r j a d i n y a p e n g g u m p a l a n k a l s i u m d a n magnesium dari air j. M e m i l i k i k e k u a t a n u n t u k mengemulsikan dan mensuspensikan minyak dan lemak
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Jenis-jenis bahan pembersih
Gambar 1. Berbagai macam pembersih
materi 1.b.Detergen Bahan pembersih ini membuat sisa-sisa dari makanan berlemak dapat larut dan dapat dibersihkan. Deterjen dari segi sifat keasamannya bisa digolongkan menjadi: Alkali (anionik) deterjen, digunakan untuk bahan organik (kotoran), lemak/minyak, protein, karbohidrat Asam (kationik) deterjen, digunakan untuk bahan anorganik (kotoran): kerak air (garam berkalsium, magnesium), lapisan mineral lain (besi, sulfat), sisa makanan yang kaya mineral (milkstone) Pemilihan detergen tergantung pada: Bahan subtansi yang akan dibersihkan Bahan dasar dari barang yang akan dicuci Kontak cairan dengan tangan Alat pencuci dengan mesin cuci Pengaruh bahan kimia detergent terhadap tingkat kesadahan air pencuci Selama pemanasan, protein, lemak dan karbohidrat terurai atau terpolimerisasi menjadi bentuk campuran yang sulit larut dan dibersihkan. Fungsi menggunakan campuran klorin dengan alkali adalah untuk membersihkan protein terurai dengan memisahkan uraian protein agar lebih mudah dihilangkan dengan detergen. Hampir semua detergen adalah bahan pencuci, tetapi hanya sedikit sekali atau bahkan tidak ada yang bersifat bactericidal (pembunuh bakteri).
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Pemakaian gabungan antara detergen yang mengandung hypochlorite yang bersifat pembersih dengan desinfektan dapat menjadi lebih sempurna baik dalam bentuk cair atau bubuk. Campuran ini akan sangat berguna bagi tempat pengolahan makanan skala kecil atau rumah tangga yang memiliki sarana pencucian terbatas. Untuk itu perlu diketahui bahwa detergent yang dianggap baik haruslah memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
Mempunyai daya pembasuh yang baik yaitu kemampuan untuk membasuh alat-alat dengan baik pada seluruh permukaan. Mempunyai daya emusi ikasi yang baik yaitu kemampuan untuk mencairkan lemak sisa makanan menjadi cairan sehingga terlepas dari peralatan yang dicuci. Mempunyai daya dissolving yang baik yaitu kemampuan untuk melarutkan protein sehingga terbawa dalam pencucian. Mempunyai daya dislopilasi yaitu kemampuan mencerai beraikan partikel padat menjadi bagian yang kecil dan mudah dilarutkan air pembersih. Mempunyai daya dispesion yaitu kemampuan fungsi ganda baik pada air sadah maupun tidak sadah. Mempunyai daya rinsing bilas yang bersih yaitu kemampuan terbilas air pada peralatan yang dicuci.
b. materiSintetis 2. Detergen
materi 4. b.Sabun
Kegunaan umum detergent sintetis akan sama halnya dengan detergent lain dalam menetraliser derajat basah dan cukup efektif untuk membersihkan kotoran dilantai, dinding, langit-langit serta perabot dan peralatan makan. Detergent dengan kadar basa yang kuat dapat digunakan untuk membuang lemak yang menempel atau menggumpal.
Sabun adalah detergent sederhana yang bisa digunakan untuk mencuci tangan. Sabun kurang baik dibandingkan dengan detergent kerena mempunyai daya larut yang kuat terhadap basa. Dalam air yang sadah sabun dapat menyebabkan noda dan sulit berbusa, karena buih sabun yang terjadi mudah pecah dan hilang.
b. materi 5. Desinfektan
b. materimesin cuci 3. Detergen Harus berkadar basa tinggi, tetapi yang digunakan untuk mencuci secara manual (dengan tangan haruslah bahan yang netral serta lembut sehingga tidak merusak tangan).
Gambar 3. Desinfektan Alcohol
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
a. Desinfektan oksidasi 1. Khlorin Dioksida Merupakan desifektan yang baik untuk keperluan pembersihan dapur, dengan harga yang cukup murah dan sedikit sisa bau, bilamana digunakan dalam takaran yang tepat. Desinfektan ini mempunyai tingkat pemusnah bakteri yang luas termasuk dalam membunuh spora, dan merupakan desinfektan. Desinfektan ini dapat menjadi tidak aktif karena adanya zat organik jadi permukaan yang akan disanitasi harus bersih dan setelah digunakan harus dibilas untuk mencegah terjadinya korosi (karat). Larutan yang kuat dapat menyebabkan karatan pada aluminiun. Persenyawaan klorin dapat digunakan secara luas, karena sangat efektif melawan semua patogen. Mereka sangat cepat bereaksi, tetapi persenyawaan tersebut korosif, tidak stabil dan mudah mengiritasi. Hipoklorit adalah sanitaiser yang paling banyak digunakan dalam industry makanan. Yodofor lebih efektif terhadap virus dibandingkan sanitaiser lain dan bersifat stabil. Persenyawaan tersebut memiliki spektrum membunuh yang luas dan bekerja dengan baik pada suhu dingin dan hangat, tetapi bersifat korosif dan keras. Yodofor sangat bermanfaat dalam pembersihan dan disinfeksi peralatan dan permukaan-permukaan serta sebagai antiseptik kulit, karena tidak bersifat iritasi. Oleh karena itu senyawa yodofor direkomendasikan untuk pekerjaanpekerjaan yang memerlukan reduksi mikroorganisme pada permukaan tangan karyawan sebagai larutan pencelup tangan dimana tangan karyawan merupakan sumber kontaminasi ikroorganisme yang perlu dikendalikan secara terus menerus. Bahan ini merupakan campuran antara iodine dengan deterjent. Mempunyai kecenderungan menjadi tiada aktif karena zat organisme. Juga kurang efektif dalam membunuh spora dibanding dengan hypochlorit. Bahan ini lebih mahal serta meningalkan sisa bau.
b. Desinfektan non-oksidasi 1. Quarternary Ammonium Compound (QAC) QAC sangat efektif dalam melawan bakteri gram prositif. Namun tidak efektif melawan virus, spora. Stabil, tidak korosif dan tidak merusak kulit manusia (lebih aman untuk pembersihan manual). Perlu dicatat bahwa pemakaian yang tidak tepat dapat mencegah terjadinya fermentasi.
Gambar 2. Quarternary Ammonium Compound (QAC)
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
2. Yodosfor
2. Amphoteric surfactan Desinfektan ini mengandung detergent dan bactericidal. Sifat toksis rendah, relative tidak korosif, tidak berasa dan tidak berbau, merupakan disinfektan yang efektif bila digunakan sesuai dengan pedoman dari pabriknya. Pada umumnya tentu saja akan menjadi tidak aktif bila ada zat organic.
3. Phonelic desinfectan
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
Ada beberapa jenis desinfektan ini yaitu putih, cairan jernih dan cairan larutan yang mempunyai jarak aktif baktericidal sama dengan hypochlorit dan iodophor. Bahan ini tahan terhadap zat organic tetapi menjadi tidak aktif oleh plastic dan karet. Beberapa merk memiliki bau yang kuat dan dapat meniggalkan bau pada makanan. Bahan ini tidak boleh digunakan dalam pencucian peralatan makan kecuali digunakan di luar tempat pengolahan makanan tidak boleh digunakan. Bahan-bahan kimia yang membunuh mikroorganisme dapat berbahaya bagi manusia yang mengoperasikannya. Sangat disarankan untuk mengikuti instruksi pemasok mengenai konsentrasi dan kecocokannya dengan produk pembersih lain. Kejadian yang membahayakan dapat terjadi ketika orang mencampur larutan hipokhlorit (bahan pemutih rumah tangga) dengan asam, terutama “descalant�. Dapat terjadi pelepasan gas beracun tinggi khlorin. Penting untuk tidak memberikan desinfektan secara berlebih karena akan menjadi tidak efektif. Karenanya bahan kimia harus selalu diawasi pemakaiannya secara benar dan disimpan di tempat aman yang jauh dari jangkauan anak. Bahan-bahan kimia tidak boleh disimpan pada kontainer bekas makanan atau minuman, seperti botol minuman atau kaleng makanan. Disamping bahan-bahan pembersih yang diuraikan diatas, senyawa berikut juga dimasukkan dalam kelompok bahan pembersih yaitu : a. Air: digunakan sebagai pelarut detergen dan pembersih permukaan. Jika air dipanaskan pada suhu tertentu, maka fungsinya akan menjadi pembersih dan saniter. b. Pengkilap : digunakan untuk membersihkan kayu dan permukaan logam
Bahan Saniter Bahan saniter sangat diperlukan pada proses sanitasi karena sangat berguna untuk mematikan bakteri sehingga tujuan bersih secara mikrobiologis dapat tercapai. Bahan saniter juga diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk merusak atau menginakti kan bakteri yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk mengolah, dan menyajikan makanan seperti piring, panci, wajan dadar, meja, lantai, dan semua permukaan peralatan yang kontak dengan makanan dan minuman. Bahan pembersih yang beredar di pasaran, biasanya juga mengandung bahan saniter, sehingga bisa berfungsi ganda. Dalam proses pembersihan peralatan, bahan saniter diperlukan agar bersih secara mikrobiologis dapat tercapai.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Jenis-jenis Bahan Saniter Berdasarkan bahan yang digunakannya, saniter terbagi atas 3 kelompok besar yaitu:
a. Thermal Sanitizing
1. Perendaman objek dalam air bersuhu 170°C selama lebih dari 3 detik. 2. Pengggunaan bahan “live additive-free steam”, dalam air bersuhu 212°C selama 1 detik. 3. Perendam peralatan kecil seperti pisau, alat-alat makan, dan lain-lain pada air panas bersuhu lebih dari 80°C selama 2 menit.
b. Radiation Sanitizing Metode sanitasi ini dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet atau gamma dengan panjang gelombang 2500 A0. Dengan panjang gelombang tersebut mikroorganisme dapat dimatikan. Cara ini banyak digunakan di rumah sakit dan untuk sanitasi peralatan kecantikan.
c. Chemical Sanitizing Berbagai bahan kimia digunakan untuk sanitasi. Setiap bahan kimia memiliki komposisi kimia dan akti itas tertentu. Umumnya lebih pekat konsentrasi bahan sanitasi lebih efektif cara kerjanya. Bahan kimia saniter yang sering digunakan pada usaha makanan antara lain:
1. Klor Bahan saniter yang mengandung klor adalah larutan sodium hipoklorit, yang digunakan sebagai bahan pemutih (bleach). Bahan saniter ini cocok untuk permukaan meja tempat penyiapan makanan. Kelebihan dari bahan saniter yang mengandung klor adalah: a. b. c. d. e.
Mampu mengoksidasi/mematikan bakteri melalui proses oksidasi. Mampu mematikan virus dan bakteri. Kemampuan reaksinya cepat. Lebih murah dibandingkan saniter lain. Bau mudah hilang, dan tidak menimbulkan bercak noda pada pakaian.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
Thermal sanitizing adalah metode sanitasi yang dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi. Bahan saniter yang digunakan untuk melakukan sanitasi secara thermal sanitizing adalah uap air dan air panas. Sanitasi dengan menggunakan uap digunakan. Sanitasi dengan menggunakan air panas lebih dipilih karena biayanya lebih murah. Metode sanitasi ini dapat mematikan bakteri karena molekul bakteri dalam sel bakteri terdenaturasi (protein rusak karena panas). Metode thermal sanitizing biasa dilakukan dalam industry makanan dan catering, dengan suhu air yang digunakan antara 74-90°C. Metode thermal sanitizing lain yang dapat dilakukan antara lain:
Kerugian bahan saniter dari senyawa klor antara lain: a. Kemampuan sebagai bahan penurun tegangan permukaan rendah, sehingga harus digunakan setelah penggunaan detergen anionik. b. Permukaan bahan yang akan disanitasi harus bersih, karena bahan organic dari makanan akan mempengaruhi efekti itas bahan pembersih. c. Harus digunakan hati-hati karena dapat mengiritasi kulit dan mata. d. Jauhkan dari bahan logam, karena dapat menyebabkan karat/korosi.
2. Iodium Bahan saniter yang mengandung iodium adalah iodofor yaitu penggabungan iodium dan detergen anionik pada pH rendah. Unsur iodium juga sebagai bahan yang digunakan untuk “obat merah�. Kelebihan dari bahan saniter dari iodium antara lain: a. Memiliki daya kerja cepat. b. Daya kerja luas untuk berbagai keperluan.
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
Kerugiannya: a. Harga mahal. b. Mengkorosi logam.
3. Quaternary ammonia Bahan saniter yang mengandung ammonia adalah detergen kationik (quartenary ammonium compound=QAC), yang terbuat dari reaksi antara lemak dan ammoniak. Keuntungan bahan saniter ini antara lain: a. b. c. d.
Tidak berbau dan berwarna. Stabil pada berbagai suhu. Tidak beracun. Cocok digunakan untuk bahan plastic dan logam.
Kerugian bahan saniter QAC antara lain: 1. Tidak efektif membunuh spora bakteri dan virus. 2. Akti itasnya menurun jika ada bahan organic. 3. Lebih mahal jika dibandingkan yang mengandung klor.
c. rangkuman Kotoran diartikan bahan yang tidak dikehendaki berada pada makanan, permukaan peralatan, dan area kerja. Kotoran ada yang nampak ada yang tidak nampak. Kotoran biasanya mudah dibersihkan dibandingkan dengan noda. Bahan pembersih adalah campuran dari berbagai bahan kimia yang memiliki kemampuan membersihkan permukaan suatu benda, baik berupa kain, gelas, keramik, logam dan lain-lain. Bahan pembersih juga diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menghilangkan sisasisa makanan, kotoran, debu, bahan-bahan asing/bahan pengotor lainnya yang terdapat pada peralatan pengolah dan penyajian makanan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Bahan saniter sangat diperlukan pada proses sanitasi karena sangat berguna untuk mematikan bakteri sehingga tujuan bersih secara mikrobiologis dapat tercapai. Bahan saniter juga diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menginakti kan bakteri yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk mengolah, dan menyajikan makanan seperti piring, panci, wajan dadar, meja, lantai, dan semua permukaan peralatan yang kontak dengan makanan dan minuman.
1. Buatlah kelompok dengan anggota masing-masing 4 orang 2. Secara berkelompok, berdasarkan hasil pekerjaan tugas sebelumnya tentang mencari contoh merk bahan pembersih dan bahan saniter, identi ikasikan kembali merk-merk bahan pembersih dan bahan saniter dan kelompokkan sesuai dengan jenisnya 3. Catatlah hasil diskusi sesuai format berikut:
No.
Merek Bahan Pembersih/Saniter
Jenis
4. Komunikasikan hasil diskusi di depan kelas
e. tes Jawablah soal uraian di bawah ini ! 1. 2. 3. 4.
Sebutkan macam-macam bahan pembersih dan bahan saniter ! Apakah perbedaan bahan pembersih dan bahan saniter? Sebutkan contoh desinfektan ! Apa perbedaan kotoran dan noda?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
d. tugas
Kegiatan
Belajar
2
Kebutuhan bahan pembersih
A. TUJUAN Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
6. Merencanakan kebutuhan bahan pembersih dan bahan saniter
b. materi
P
ada proses pembersihan perabot, peralatan maupun area dapur, terkadang kita membutuhkan macam-macam bahan pembersih maupun saniter. Di pasaran, juga sudah beredar macam-cam pembersih dengan fungsinya masing masing dan keunggulan yang berbeda-beda. Bagaimanakah merencanakan kebutuhan bahan pembersih serta bahan saniter yang sesuai?
dan bahan saniter pada perabotan dan
peralatan dapur
A
gar dapat membersihkan dan merawat peralatan dengan benar maka, harus terlebih dahulu mengetahui sifat dari masing-masing bahan. Sehingga langsung dibahas tentang cara membersihkan dan memelihara peralatan. Peralatan dapur dikelompokkan berdasarkan pada bahan dasar yang dipergunakan untuk membuat peralatan. Macam-Macam Peralatan: 1. Alat yang dibuat dari besi Besi banyak digunakan untuk membuat wajan. Karena besi mudah berkarat maka perlu dibersihkan dengan air sabun, garam halus, sabut gosok. Untuk jenis besi yang berlapis tergantung dari jenis lapisannya, besi berlapis email dibersihkan dengan air sabun, serbuk vim, sabut halus. Besi berlapis te lon dibersihkan dengan air sabun dan busa halus. Untuk lapisan te lon jangan sekali-kali menggunakan abu gosok dan sabut yang kasar karena lapisan te lon akan mengelupas dan rusak. Untuk menghilangkan bau dan sisa lemak sebaiknya disiram dengan air panas, kemudian dilap dan dikeringkan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
3. Alat dari tembaga Besi banyak digunakan untuk membuat wajan. Karena besi mudah berkarat maka perlu Saringan tidak dibersihkan dengan baik akan terlihat kotor dan tidak menarik. Untuk membersihkannya diperlukan campuran tepung, cuka, serta serbuk perak lalu dicuci air panas dan dikeringkan. 4. Alat dari aluminiun Aluminium dibersihkan dengan air sabun, serbuk gosok halus atau vim, busa, dibilas sampai bersih lalu dikeringkan. 5. Stainless steel Peralatan dari bahan stainless steel sangat baik digunakan. Harganya cukup mahal, namun banyak disukai karena pemeliharaannya mudah. Alat ini dibersihkan dengan air sabun, busa atau spon, dibilas sampai bersih lalu dikeringkan atau dilap.
6. Alat dari bahan kuningan Peralatan dari kuningan yang langsung berhubungan dengan makanan sebaiknya dicuci dengan menggunakan air jeruk nipis, asam, belimbing wuluh, serbuk bata halus, dibilas dan disiram dengan air panas lalu dikeringkan. 7. Alat dari tanah liat Alat dari tanah liat dibersihkan dengan menggunakan sabut, abu gosok dan dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan. 8. Alat dari bambu dan kayu Peralatan dari kayu dibersihkan atau dicuci dengan air sabun, serbuk atau abu gosok, sabut ataupun sikat, dibilas dan dikeringkan agar tidak berjamur. 9. Alat dari bahan batu Alat dari batu dibersihkan dengan abu gosok atau vim, sikat dan dibilas sampai bersih, lalu dikeringkan. 10. Alat dari bahan plastik dan melanine Alat ini dibersihkan dengan sabun biasa atau sabun cair, busa lalu dibilas sampai bersih dan dikeringkan. 11. Alat dari bahan kaca, keramik, porselin Alat ini dibersihkan dengan air sabun, vim, sabut hijau atau spon lalu dibilas dan dikeringkan
Berikut adalah tabel contoh desinfektan berdasarkan jenis kotorannya. Tabel 1. Contoh desinfektan berdasarkan jenis kotoran
Jenis Kotoran
Sifat kelarutan
Kemudahan untuk larut
Perubahan karena pemanasan
Detergen terbaik
Protein
Tidak larut
Sulit
Terurai, Lebih lengket
Basa Klorin
Lemak
Tidak larut
Sulit
Polimerisasi, lebih sulit dibersihkan
Basa
Karbohidrat
larut
Mudah
Karamelisasi, lebih sulit dibersihkan
Basa
Mineral / garam
Bervariasi
Bervariasi
Umumnya mudah
Asam
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
2. Alat dari timah Besi banyak digunakan untuk membuat wajan. Karena besi mudah berkarat maka perlu Saringan dan sejenisnya sering terbuat dari bahan timah. Dalam merawat diperlukan cara yang teliti, terutama sisa makanan yang melekat. Untuk mencuci sebaiknya tidak menggunakan sabun, karena soda akan merusak alat dari bahan timah. Jadi cukup menggunakan vim atau abu gosok halus dengan sabut kemudian dibilas dan disiram dengan air panas dan dikeringkan.
c. rangkuman Agar dapat membersihkan dan merawat peralatan dengan benar maka, harus terlebih dahulu mengetahui sifat dari masing-masing bahan. Peralatan dapur dikelompokkan berdasarkan pada bahan dasar yang dipergunakan untuk membuat peralatan. Besi Timah Tembaga
Alumunium Stainless steel Kuningan
Tanah liat Kayu Batu
Plastic atau melanine Kaca, keramik, porselen
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
d. tugas 1. Buatlah kelompok kemudian rencanakanlah bahan apa saja yang digunakan untuk membersihkan: a. Kompor b. Oven c. Refrigerator 2. Presentasikanlah didepan kelas
e. tes 1. Apa yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembersih dan saniter yang tepat? 2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pembersihan?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
UJI KOMPETENSI VIII I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Berikut ini adalah letak perbedaan bahan pembersih dan saniter adalah… a. Bahan pembersih berbentuk padat, saniter cair b. Bahan pembersih adalah deterjen, saniter adalah sabun
c. Bahan pembersih adalah air, saniter adalah bahan kimia d. Bahan pembersih untuk membersihkan noda, saniter untuk mereduksi mikroorganisme pathogen
2. Alkali (anionic) detergen berfungsi untuk membersihkan… a. Sisa makanan yang kaya mineral b. Lemak/minyak
c. Kerak air d. Lapisan besi
a. Mudah melarutkan lemak b. Dapat memecah partikel padat
c. Membutuhkan berulangkali penggosokan saat pembersihan d. Dapat melarutkan protein
4. Berikut merupakan kelemahan sabun sebagai bahan pembersih adalah… a. Sabun kurang efektif membunuh mikroorganisme b. Sabun tidak melarutkan lemak
c. Dalam air sadah, sabun sulit berbusa d. Sabun mempunyai daya kerja bahan pembersih yang rendah
5. Berikut ini adalah sifat sifat yang harus ada pada desinfektan, kecuali… a. Tidak beracun b. Mempunyai busa yang banyak
c. Mampu membunuh mikroorganisme d. Tidak menodai makanan dan minuman
6. Desinfektan yang juga dapat digunakan sebagai antiseptic kulit atau untuk mereduksi mikroorganisme pada permukaantangan adalah… a. Yodosfor b. Khlorin dioksida
c. QAC d. Detergen
7. Desinfektan yang kita kenal sebagai pemutih, mempunyai bau yang kuat adalah… a. QAC b. Yodosfor
c. Pholenic desinfektan d. Amphteric surfactant
8. Benda-benda yang dapat difungsikan sebagai bahan pembersih, kecuali… a. Baking soda b. Bawang putih
c. Lemon d. Pasta gigi
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter
3. Berikut merupakan syarat detergen yang baik, kecuali…
9. Hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut yang mempengaruhi daya kerja bahan pembersih adalah‌ a. Waktu b. Suhu
c. Konsentrasi larutan d. Penggosokan
10. Hal-hal yang mempengaruhi daya kerja bahan pembersih, kecuali‌ a. Waktu b. Suhu
c. Konsetrasi larutan d. Warna bahan pembersih
II. Jawablah soal uraian di bawah ini ! 1. Apakah yang dimaksud bahan pembersih dan saniter? 2. Sebutkan dan jelaskan 3 macam bahan pembersih dan saniter!
Bahan pengotor, bahan pembersih dan bahan saniter Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
BAB 9
Pembersihan Ruang
dan Sanitasi Ruang
& Peralatan
INDIKATOR : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Menganalisis pembersihan dan sanitasi peralatan dan ruang Membersihkan dan mensanitasi peralatan dan ruang kerja
Kegiatan
Belajar
1
Pengertian
pembersihan dan sanitasi Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
1. Pengertian Pembersihan dan Pensanitasian Pembersihan tempat dan peralatan diartikan sebagai berikut: a. Kegiatan untuk menghilangkan kotoran dengan menggunakan detergen kimia agar sesuai standar bersih yang telah ditentukan. b. Proses untuk menciptakan kondisi bersih terhadap sesuatu, artinya bebas dari pengotor isik dan kelihatan menyenangkan. c. Menghilangkan kotoran dari peralatan dan permukaan tempat kerja seperti misalnya permukaan talenan (cutting boards), alat masak, alat hidang, meja kerja. Sedangkan sanitasi tempat kerja diartikan sebagai: a. Upaya yang dilakukan agar lingkungan kerja bebas dari penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan bahan pencemar lainnya. b. Upaya untuk mengurangi bakteri di permukaan kerja dan peralatan pengolah makanan agar jumlah bakteri mencapai level aman untuk terjadinya penyakit. P e k e r j a y a n g b e k e r j a d i b a g i a n pembersihan perlu memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis bahan pengotor dan jenis bahan kimia pembersih yang harus digunakan,
A. TUJUAN 5. Menganalisis pembersihan dan sanitasi peralatan dan ruang
b. materi
K
e b e r s i h a n d a r i p e r a l a t a n y a n g digunakan di dalam restoran harus dijaga setiap saat dengan berbagai macam cara yang disesuaikan dengan kondisi alata l a t te r s e b u t . K a re n a fa c to r kebersihan memegang peranan penting di dalam pelaksanaan pengolahan makanan di suatu restoran. Supaya peralatan dapur berfungsi optimal, peralatan ini perlu dipelihara dengan selalu d i b e r s i h k a n . M e m b e r s i h k a n p e r a l a t a n m e m p u n y a i c a r a tersendiri. Karena masing-masing alat mempunyai cara yang berbeda dalam membersihkannya.
metode pembersihan bahan saniter, dan proses sanitasi.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
2. Tujuan Pembersihan Pembersihan bertujuan untuk: a. Menghilangkan partikel makanan, lemak, kotoran dan noda. b. Mengurangi atau menghilangkan mikroorgansime. c. Mempersiapkan ruang dalam keadaan bersih dan peralatan dalam keadaan bersih, kering dan siap pakai.
3. Manfaat Pembersihan dan Sanitasi lingkungan kerja
a. Menyediakan lingkungan kerja yang bersih baik bagi karyawan maupun pelanggan sehingga: 1. 2. 3. 4.
Dapat memberi image baik bagi pelanggan (merupakan unsur pokok promosi); Menarik minat pelanggan untuk datang kembali; Meningkatkan gairah kerja dan citra karyawan yang bekerja di tempat tersebut; Melindungi karyawan dan pelanggan dari faktor-faktor lingkungan kerja yang merugikan kesehatan isik dan mental; 5. Mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular. b. Mencegah terjadinya kecelakan dan penyakit akibat kerja. c. Menjamin keselamatan kerja karyawan. Untuk melakukan pembersihan dan pensanitasian kita perlu memilih berbagai bahan pembersih dan bahan saniter yang cocok digunakan sesuai dengan fungsi dan aspek e isiensinya
c. rangkuman Kebersihan dari peralatan yang digunakan di dalam restoran harus dijaga dengan berbagai macam cara yang disesuaikan dengan kondisi alat-alat tersebut. Factor kebersihan memegang peranan penting di dalam pelaksanaan pengolahan makanan di suatu restoran. Agar peralatan dapur berfungsi optimal, peralatan ini maka perlu dipelihara dengan selalu dibersihkan. Masing-masing alat mempunyai cara yang berbeda dalam membersihkannya.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
Program sanitasi tempat kerja yang dilakukan dengan baik dan benar akan memberi keuntungan bagi pengusaha, karyawan dan pelanggan antara lain:
d. tugas Analisislah peralatan dan perabotan disekitar area kerjamu, kemudian catatlah bagaimana cara membersihkannya dan mensanitasikannya.
No.
Peralatan/perabotan
Cara
e. tes Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
1. Apa yang dimaksud dengan pembersihan tempat kerja dan sanitasi tempat kerja? Jelaskan perbedaannya! 2. Apa sajakah tujuan pembersihan? 3. Mengapa kebersihan sanitasi peralatan dan ruang harus terjamin mutu kebersihannya?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Kegiatan
Belajar
2
mensanitasi peralatan dan ruang kerja
A. TUJUAN 6. Membersihkan dan mensanitasi peralatan dan ruang kerja
M
embersihkan perabot atau peralatan pengolahan makanan dapat dilakukan menggunakan 2 teknik yaitu:
b. materi
P
eralatan dan ruang kerja ya n g l a ya k d i g u n a k a n tentunya peralatan dan ruang yang bersih dan bebas dari berbagai macam bahan pengotor. P a d a b a b i n i a k a d i p e l a j a r i membersihkan dan mensanitasi p e r a l a t a n d a n r u a n g k e r j a . Bagaimanakan langkah-langkah membersihkan dan mensanitasi peralatan dan ruang?
1. Teknik mencuci peralatan menggunakan tangan (washing by hand) Cara pencucian dengan menggunakan tangan sifatnya sangat sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang mahal. Mencuci dengan tangan tetap memerlukan sanitasi, hygiene, dan e isiensi waktu. Peralatan yang diperlukan antara lain: Bak cuci Sponge atau karet busa Hand brush atau sikat tangan yang keras dan lembut Soft cutton cloth atau lap katun Keranjang Tempat sampah, untuk sampah organik dan anorganik
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
Membersihkan dan
a. Scraping Memisahkan segala kotoran dan sisa–sisa makanan yang terdapat pada peralatan yang akan dicuci, seperti sisa makanan di atas piring, sendok, panic dll.
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
b. Flushing dan Soaking Mengguyur air diatas peralatan yang akan dicuci sehingga bersih dari noda sisa seluruh permukaan peralatan. Perendaman (soaking) dimaksud untuk memberi kesempatan peresapan air kedalam sisa makanan yang menempel atau mengeras, sehingga menjadi mudah untuk dibersihkan atau terlepas dari p e r m u k a a n a l a t . Wa k t u p e r e n d a m a n tergantung dari kondisi peralatan. Penggunaan perendaman dengan air panas (60ºC) akan lebih cepat dari pada air dingin. Minimal waktu perendaman adalah 30 menit– 60 menit. c. Washing Mencuci peralatan dengan cara menggosok dan melarutkan sisa makanan dengan zat pencuci seperti detergen cair atau bubuk, yang mudah larut dalam ai sehingga sedikit kemuingkinan membekas pada alat yang di cuci. Pada tahap ini dapat digunakan sabut, t a p a s , a t a u z a t p e n g h i l a n g b a u ya n g dipergunakan seperti abu gosok, arang atau air jeruk nipis. Penggunaan sabun biasa sebaiknya harus dihindari, karena sabun biasa tidak d a p a t m e l a r u t k a n l e m a k , a k i b a t n y a pembersihan lemak tidak sempurna dan kemungkinan bau. Sabun biasa agak sulit larut dalam air dan b i l a m e n e m p e l d i p e r a l a t a n a k a n menimbulkan bekas (noda) bila peralatan sudah kering. Pada tahap penggosoka ini perlu diperhatikan bagian – bagian peralatan yang perlu dibersihkan lebih cermat yaitu: Bagian perlatan yang terkena makanan (permukaan tempat makanan) Bagian peralatan yang kontak dengan tubuh (bibir gelas, ujung sendok) Bagian yang tidak rata (bergerigi, berukir dan berpori)
d. Rinsing Mencuci peralatan yang telah digosok detergent sampai bersih dengan car dibilas dengan air bersih. Pada tahap ini penggunaan air harus banyak, mengalir dan selalu bertukar. Setiap alat yang dibersihkan dibilas dengan cara menggosok gosok dengan tangan atau sampai terasa kesat (tidak licin). Pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air bertekanan yang cukup sehingga dapat melarutkan sisa kotoran atau sisa bahan pencuci. Tekanan air yang digunakan dianjurkan dengan tekanan 15 psi (pound persquare inches) atau tekanan air yang digunakan sama dengan 1,2 kg/cm2. e. Sanitizing Mencuci peralatan yang telah digosok detergent sampai bersih dengan car dibilas dengan air berTindakan sanitasi untuk membebaskan peralatan dari mikroorganisme setela proses pencucian. Peralatan yang selesai dicuci perlu dijamin aman dari mikroba dengan cara sanitasi atau dikenal dengan desinfeksi. Cara desinfeksi yang umum dilakukan adalah beberapa macam yaitu: Rendam air panas 100ºC selama 2 menit. Larutkan chlor aktif (50 ppm) Udara panas (oven) Sinar ultra violet (sinar pagi 9.00 – 11.00) atau peralatan elektrik yang menghasilkan sinar ultra violet Uap panas (steam) yang biasanya terdapat pada mesin cuci piring (dishwashing machine) f. Toweling Mengeringkan dengan manggunakan kain a t a u h a n d u k ( t o w e l ) d e n g a n m a k s u d menghilangkan sisa- sisa kotoran yang mungkin masih menempel sebagai akibat proses pencucian seperti noda detergent, noda chlor. Sebenarnya kalau proses pencucian berlangsung dengan baik, maka noda – noda itu tidak boleh terjadi.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Noda bisa terjadi pada mesin pencuci, yang system desinfeksinya sudah kurang tepat. Prinsip penggunaan lap pada alat yang sudah dicuci bersih sebenarnya tidak boleh karena akan terjadi pencemaran sekunder (recontaminasi). Toweling ini dapat digunakan dengan syarat bahwa towel yang digunakan harus steril serta sering diganti unutk sejumlah penggunaan. Yang paling baik adalah sekali pakai (single use). Towel yang sudah digunakan dicuci dan disterilkan dengan outctov sehingga benar – benar steril setiap akan digunakan. Dalam pembersihan peralatan yang menggunakan tindakan sanitasi kering (sinar atau oven), penggunaan towel sebaiknya tidak digunakan. Tujuan mencuci peralatan makanan dan masak dengan menggunakan sarana dan teknis pencucian dapat diuraikan sebagai berikut:
Scraping atau pemisahan kotoran sebelum dicuci, agar proses mencuci lebih mudah, kotoran kasar tidak menyumbat saluran pembuangan limbah dari bak pencuci. Pemakain sabut, tapas atau abu gosok, agar kotoran keras yang menempel dapat dilepaskan dari peralatan. Penggunaan air bertekanan tinggi (15 psi) dimaksud agar dengan tekanan air yang kuat dapat membantu melepaskan kotoran yang melekat.
Untuk menghilangkan lemak dan minyak, dengan cara : Direndam dalam air panas (60ÂşC ) sampai larut dan segera dicuci, jangan sampai dibiarkan kembali dingin, karena lemak akan kembali membeku. Direndam dalam larutan detergent (lemon shop) dan bukan sabun, karena sabun tidak melarutkan lemak.
Untuk menghilangkan bau amis pada ikan dengan cara : Melarutkan dengan air perasan jeruk nipis (lemon), dalam larutan pencuci (asam jeruk melarutkan lemak) Menggunakan abu gosok, arang atau kapur yang mempunyai daya deodorant (anti bau) Menggunakan detergent yang baik (lemak yang larut akan melarutkan bau amis / bau ikan).
Menggunakan tindakan sanitasi dan desinfeksi untuk membebaskan hama dan kuman dengan cara–cara berikut : Direndam dalam air panas dengan suhu 80ºC selama 2 menit dan 100ºC selama 1 menit. Direndam dalam air mengandung chlor 50 ppm selama 2 menit atau dibubuhi kaporit 2 sendok makan dalam 100 liter air. Ditempatkan pada sinar matahari sampai kering Ditempatkan pada oven penyimpanan piring.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
Untuk menghilangkan kotoran-kotoran kasar, dilakukan dengan:
Pengeringan peralatan yang telah selesai dicuci, dapat dilakukan dengan menggunakan : Handuk khusus yang bersih dan tidak menimbulkan pengotoran ulang Lap bersih sekali pakai yang tidak menimbulkan bekasnya Ditiriskan sampai kering dengan sendirinya. Untuk menguji apakah pencucian itu berlangsung dengan baik dan benar, dilakukan pengukuran kebersihan pencucian dengan cara test kebersihan sebagai berikut: Dengan menaburkan tepung pada piring yang sudah dicuci dalam keadaan kering. Bila tepungnya lengket pertanda pencucian belum bersih Menaburkan garam pada piring yang kering. Bila garam yang ditaburkan tadi lengket pada piring, pertanda pencucian belum bersih. Penetesan air pada piring yang kering. Bila air jatuh pada piring ternyata menumpuk atau tidak pecah pertanda pencucian belum bersih.
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
Penetesan dengan alcohol, jika tejadi endapan pertanda pencucian belum bersih. Penciuman aroma, bila tercium bau amis pertanda pencucian belum bersih. Penyinaran. Bila peralatan kelihatannya kusam / tidak cemerlang berarti pencucian belum bersih. Hal lain yang perlu diperhaikan dalam pencucian peralatan : Makanan yang tersisa pada panci dikeruk dan dikumpulkan pada tempat sampah Peralatan yang berkerak harus direndam dengan air hangat. Kerak makanan yang mengandung tepung sebaiknya direndam dengan air dingin, sedangkan kerak makanan yang mengandung gula direbus kembali dan digosok pada saat air mendidih. Sementara itu, kerak yang mengandung lemak direndam dengan air panas berisi sabun lalu direbus kembali baru dibersihkan. Alat pengggorengan seperti wajan yang terbuat dari alumunium dan stainless steel, dicuci dicuci dengan air panas dan sabun. Untuk yang berlapis te lon dibersihkan dengan kain lap lembut pada saat masih panas. Peralatan yang masih panas sebaiknya dibiarkan dingin dahulu sebelum direndam dengan air dingin Talam besi untuk membakar roti dan kue tidak dicuci denga air, tetapi dilap bersih lalu diolesi minyak dan disimpan.
2. Teknik mencuci peralatan menggunakan mesin (washing by machine) Washing by Machine adalah proses pencucian semua jenis peralatan yang digunakan direstoran atau hotel yang menggunakan mesin. Mesin yang khusus untuk mencuci segala jenis gelas (glassware), yaitu glass washing machine, sedangkan mesin yang digunakan untuk mencuci hampir semua jenis alat (glass ware, china ware, silver ware) yaitu diswashing machine.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Secara garis besar dish washing machine dibagi menjadi 2, yaitu three zone diswashing machine dan single tank diswahing machine. a. Three Zone Diswashing Machine Dalam proses pencucian mesin ini, dibagi menjadi 3 tahap, yaitu prewashing zone, main washing zone, dan rising zone. 1. Pre Washing Zone Bagian ini meruakan proses pencucian pendahuluan dengan cara peralatan yang dicuci, disemprot secara otomatis oleh mesin dengan air panas yang temperaturnya kurang lebih 30˚C. Gunanya untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang melekat.
3. Rinsing Zone Rising zone yaitu proses pembilasan peralatan yang berasal dari pipa-pipa air yang sudah tersedia dan mencapai derajat kepanasan antara 85˚ C-90˚C ditambah dengan bahan pembersih (cleaning supplies)
Gambar 4. Three Zone Dishwashing Machine
b. Single Tank Diswashing Machine Sistem kerja dalam mesin ini lebih sederhana dibandingkan mesin yang menggunakan tiga zone di dalam satu unit mesin (three zone dishwashing machine). Beberapa ketentuan dari single tank diswashing machine, antara lain sebagai berikut: 1. Pre Washing (Pencucian awal) Pada proses ini dilakukan di luar mesin dengan cara manual, yaitu menyemprot peralatan yanga akan dicuci dengan air panas antara 30˚ C-35˚C melalui alat khusus yang disebut apraiyer atau degan cara merendam alat-alat sebelu dimasukkan ke dalam mesin. 2. Washing and Rinsing Pada proses washing, air dialirkan melalui pipa-pipa ke dalam mesin antara 60˚ C- 70˚ C yang berfungsi sebagai washing atau pencucian. Pada proses rinsing airnyapun mengalir melalui booster (alat pemanas) sehingga temperatur naik menjadi 85˚ -95˚ C.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
2. Main Washing Zone Bagian ini merupakan proses kelanjutan dari pre washing dengan cara alat-alat disemprot dan dicuci dengan sistem penyemprotan air panas (60˚C- 70˚C) yang sudah bercampur dengan larutan sabun sehingga alat-alat terbebas dar kotoran.
Gambar 5. Single Tank Diswashing Machine
Bagian-bagian Ruang
yang Harus Dibersihkan
P “
embersihan area kerja dalam hal ini area kerja dapur, meliputi lantai, dinding langit-langit ruangan, pembuangan air kotor, serta tempat pembuangan sampah.
“
a. Pembersihan Lantai Lantai dari bahan keramik harus disapu dan dipel setiap hari. Untu menghindari kecelakaan, usahakan lantai tetap kering dan bersih. Lantai yan dilapisi permadani, harus selalu dibersihkan dengan penyedot debu atau sap khusus untuk permadani. Dalam membersihkan lanai ini, harus dilakuka secara menyeluruh termasuk tempat-tempat yang tersembunyi, sepert d i b a w a h k u r s i , l e m a r i , m e j a , d a n sambungan dinding. b. Pembersihan Dinding Dinding harus dibersihkan untuk menghindari sarang laba-laba dan debu Segera perbaiki jika terjadi kerusakan pada dinding, seperti letaknya miring bingkai rusak, dan kaca retak.
c. Pembersihan Pintu Pintu dapat terbuat dari kayu, besi atau kaca. Pintu harus dijaga kebersihannya dengan cara sebagai berikut: Membersihkan debu yang melekat pada setiap bagian bingkai atau daun pintu. Dicuci dengan sabun atau bahan pembersih lainnya dengan menggunaka sponge gosok Dibilas dengan air bersih menggunakan sponge yang lainnya agar lebih Bersih M e n g e r i n g k a n s e l u r u h b a g i a n p i n t u menggunakan lap kering d. Pembersihan Ventilasi dan Lampu Ventilasi lampu biasanya tertutup oleh debu-debu halus dan sarang laba-laba maka ventilasi dan lampu harus selalu dibersihkan dengan menggunakan sap atau lap kering. e. Pembersihan Mebel Seluruh meja di restoran seperti meja, kursi dan rak perlu dibersihkan dar kotoran yang melekat.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Gunakan lap basah untuk membersihkan bekas caira yan melekat dan dikeringkan dengan lap kering. Periksa kembali tempattempa atau sudut-sudut yang tersembunyi seperti laci bagian dalam, bawa meja dan kursi, agar kecoak atau serangga lainnya tidak bersembunyi d dalamnya.
c. rangkuman Dalam membersihkan peralatan disesuaikan dengan karakteristik bahan dasar alat tersebut. Membersihkan perabot atau peralatan pengolahan makanan dapat dilakukan menggunakan 2 teknik yaitu : 1. Teknik mencuci peralatan menggunakan tangan (washing by hand) Scraping, Flushing dan Soaking, Washing, Rinsing, Sanitizing, Toweling. 2. Teknik mencuci peralatan menggunakan mesin (washing by machine) Three Zone Diswashing Machine. Single Tank Diswashing Machine.
d. tugas
e. tes
1. B e r s a m a d e n g a n k e l o m p o k m u , diskusikan tentang tahapan-tahapan pembersihan peralatan! 2. P r e s e n t a s i k a n h a s i l d i s k u s i kelompokmu di depan kelas! 3. Kelompok lainnya menyimak dan mengajukan pertanyaan. 4. Catatlah hasil diskusi, dan serahkan kepada guru tau fasilitator.
1. Bagaimanakah cara membersihkan peralatan yang terbuat dari: a. Stainles Steel b. Alumunium c. Plastik
d. Kayu e. Te lon
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam teknik pencucian peralatan! 3. Sebutkan dan jelaskan tahapan pencucian menggunakan tangan!
A. LEMBAR PRAKTIK Bahan : Bahan Pembersih lantai, kaca, deterjen, bahan pembersih peralatan, air, dll Alat : Lap, kain pel, sapu, kemoceng, ember, spons, napkin, dll Prosedur: 1.
Lakukanlah pembersihan pada dapur di sekolah kalian, lakukanlah pembagian pekerjaan masing-masing kelompok dan buatlah perencaan terlebih dahulu sebelum melakukan praktik seperti pada tugas sebelumnya.
2.
Lakukanlah pembersihan sesuai prosedur yang benar:
a. Membersihkan debu (dusting & damp dusting) b. Menyapu c. Mengepel
d. Membersihkan kaca e. Menyikat lantai f. Membersihkan Peralatan
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
UJI KOMPETENSI ix I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Berikutyang bukan merupakan persyaratan perlengkapan dapur agar mudah dibersihkan adalah… a. Anti karat b. Menyerap bahan-bahan makanan
c. Mudah diketahui kotor atau bersihnya alat tersebut d. Permukaan halus
2. Tujuan melakukan pembersihan, kecuali… a. Bebas dari sisa makanan dan debu b. Terhindar dari penyakit
c. Peralatan lebih tahan lama d. Meningkatkan cita rasa makanan
3. Berikut adalah cara melakukan pembersihan pada peralatan yang terbuat dari timah, kecuali…
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
a. Menggunakan abu gosok b. Menggunakan air panas
c. Menggunakan sabun d. Menggunakan sabut
4. Cara membersihkan te lon adalah… a. Dicuci menggunakan sabun cuci menggunakan spons halus b. Dicuci dalam keadaan te lon masih panas
c. Menggunakan abu gosok d. Cukup dilap dengan kain
5. Cara membersihkan peralatan yang terbuat dari alumunium, kecuali… a. Dicuci menggunakan sabun cuci b. Menggunakan soda
c. Menggunakan spons d. Menggunakan air panas jika sisa makanan berminyak
6. Yang dimaksud tahap rinsing dalam proses pencucian adalah… a. Perendaman b. Pembilasan
c. Pengeringan d. Pembuangan sisa makanan
7. Berikut adalah tahapan proses pembersihan/pencucian yang benar… a. Scraping-Flushing/Soaking- RinsingWashing-Sanitazing- Toweling b. Washing-Scraping- Flushing/Soaking Rinsing- Sanitazing-Toweling
c. Scraping-Flushing/Soaking- WashingRinsing-Sanitazing- Toweling d. Flushing/Soaking-Scraping- WashingRinsing-Sanitazing -Toweling
8. Yang dimaksud tahap Pre Washing pada pencucian menggunakan mesin adalah… a. a. Pengeringan b. b. Pembilasan
c. Perendaman/penyemprotan dengan air untuk membuang sisa makanan d. Penggosokan dengan sabun
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
9. Yang bukan merupakan tahap pembersihan menggunakan Three Zone Diswashing Machine adalah‌ a. Toweling Zone b. Pre Washing Zone
c. Main Diswashing Zone d. Rinsing Zone
10. Berikut merupakan cara aman menggunakan bahan pembersik kimia, kecuali‌ a. Menggunakan masker dan sarung tangan saat membersihkan b. Bahan pembersih jangan dicairkan
c. Jangan mencampur bahan pembersih yang berbeda d. Menyimpan bahan pembersih ditempat khusus
II. Jawablah soal uraian di bawah ini !
2. Jelaskan secara singkat tahapan pembersihan dapur secara keseluruhan!
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Pembersihan Ruang dan Sanitasi Ruang & Peralatan
1. Bagaimanakah cara membersihkan peralatan yang terbuat dari alumunium dan Stainles Steel? Jelaskan!
BAB 10 Sampah dan
Penanganannya INDIKATOR : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Membedakan sampah Melakukan penanganan sampah
Belajar
1 Pengertian limbah
A. TUJUAN 5. Membedakan sampah
L
b. materi
S
ampah dalam industri makanan dan katering b e r a s a l d a r i a r e a l p e n g o l a h a n d a n p e l a y a n a n m a k a n a n . S a m p a h m e n j a d i masalah penting yang harus d i t a n g g u l a n g i b a i k d i a r e a l p e n g o l a h a n m a u p u n a r e a l pelayanan makanan (restoran), k a re n a b a nya k m e n g a n d u n g karbohidrat, protein, lemak dan g a r a m - g a r a m m i n e r a l . Penimbunan sampah dalam jangka waktu singkat dapat menciptakan k o n d i s i y a n g t i d a k s a n i t e r, mengundang datangnya lalat dan tikus, dan menimbulkan bau yang tidak menyenangkan. Karena itu p e n a n g a n a n s a m p a h h a r u s dilakukan secara cepat dan tepat.
imbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. Proses produksi yang terdapat pada suatu industri tidak terlepas dari masalah sampah yang meruakan sisa hasil pengolahan. Sampah dalam industri makanan dan catering diartikan sebagai berikut: a. Bahan sisa hasil pengolahan makanan yang dapat berupa bahan-bahan organik sisa m a k a n a n , b a h a n p e m b u n g k u s a t a u kemasan.Bahan sisa tersebut masih memiliki nilai ekonomis jika dikelola dan dimanfaatkan menjadi produk lain yang berguna bagi kehidupan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Sampah dan Penanganannya
Kegiatan
b. Bahan sisa hasil pengolahan makanan yang dapat berupa bahan-bahan organik sisa makanan, bahan pembungkus atau kemasan.Bahan sisa tersebut masih memiliki nilai ekonomis jika dikelola dan dimanfaatkan menjadi produk lain yang berguna bagi kehidupan. c. Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manu ktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. d. Dalam Undang-Undang No.18 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan de inisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 Tahun 2008). e. Bahan yang tidak mempunyai nilai/tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi/pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; materi berlebihan atau buangan.
Sampah dan Penanganannya
Macam-macam limbah Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Limbah Organik Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang setabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya. b. Limbah Anorganik Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah : Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil. Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Jika berdasarkan sumbernya limbah dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Limbah Pabrik Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gasyang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK(Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat.
Limbah Industri Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia.
Dampak Limbah a. Dampak terhadap kesehatan Dampaknya yaitu dapat menebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap a. Dampak terhadap lingkungan Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Sampah dan Penanganannya
Limbah Rumah Tangga Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
c. rangkuman Limbah atau sampah merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu: limbah Organik dan limbah anorganik. Sedangkan jika dibedakan berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi 3 yaitu: limbah pabrik, limbah rumah tangga dan limnah industri.
d. tugas Berikanlah contoh-contoh sampah/limbah berdasarkan sumbernya! Diskusikanlah dengan kelompokmu kemudian presentasikan didepan kelas!
No.
Limbah pabrik
Limbah rumah tangga
Limbah industri
e. tes 1. 2. 3. 4.
Apa yang dimaksud dengan sampah/limbah? Jelaskan perbedaan antara limbah pabrik dan limbah industri! Sebutkan jenis sampah berdasarkan asalnya dan berdasarkan sumbernya! Apasaja dampak sampah bagi kesehatan?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Kegiatan
Belajar
2
Cara
A. TUJUAN 6. Melakukan penanganan sampah
b. materi
Penanganan
Sampah
Langkah-langkah penangan sampah adalah:
P
enimbunan sampah dalam jangka waktu singkat dapat menciptakan kondisi yang t i d a k s a n i t e r, m e n g u n d a n g datangnya lalat dan tikus, dan menimbulkan bau yang tidak m e n y e n a n g k a n . K a r e n a i t u p e n a n g a n a n s a m p a h h a r u s dilakukan secara cepat dan tepat.
a. Pisahkan sampah menurut jenis sampahnya. b. Tempatkan sampah pada wadah-wadah terpisah sesuai dengan jenis sampah. c. Pindahkan sampah pada kontainer yang lebih besar. d. Buang sampah yang telah terkumpul ke tempat pembuangan akhir. Prinsip-prinsip sanitasi dalam hubungannya dengan penaganan sampah antara lain: a. Perlunya penyediaan kontainer sampah anti bocor, anti tikus, mudah dibersihkan, tahan lama dan tertutup b. Kontainer sampah dilengkapi dengan saluran air panas dan dingin untuk mempermudah proses pembersihan
Penanganan Sampah Salah satu program sanitasi lain yang tak kalah penting adalah penanganan sampah. Cara penanganan sampah (basah dan kering) dapat dilakukan sebagai berikut: a. Sampah basah dan kering harus dimasukkan dalam container terpisah, kuat/tahan lama, mudah dibersihkan, tertutup, bebas serangga dan tikus yang tidak bocor dan tidak menyerap cairan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
b. Kontainer disimpan di bagian luar, dan menggunakan system “dumpster compactor“ yang mudah dibersihkan, dengan penutup yang rapat, menggunakan pintu atau penutup, dan harus dalam keadaan tertutup saat tidak digunakan.
Gambar 6. Tempat atau Kontainer Sampah Sumber: Jakarta.go.id
Sampah dan Penanganannya
c. Kontainer yang kotor harus dibersihkan secara berkala untuk mencegah tertariknya serangga dan tikus. Fasilitas yang cocok, seperti air panas, detergen atau uap, harus tersedia dan digunakan untuk pencucian kontainer. Limbah cair yang berasal dari compacting atau saat pembersihan harus harus dibuang sebagai limbah. d. Sampah dan limbah dari tempat kerja harus dikumpulkan di daerah yang tidak menjadi lalu lalangnya tikus dan serangga. e. Ruang penyimpanan kontainer, konstruksinya harus mudah dibersihkan, bahannya tidak menyerap air, mudah dicuci, dan harus tetap bersih, anti serangga dan tikus dan cukup besar untuk menyimpan kontainer sampah. f.
Sampah harus dibuang segera untuk mencegah berkembangnya bau dan menarik datangnya serangga dan tikus.
g. Jika sampah dibakar di wilayah kerja, harus dilakukan dalam tempat pembakaran (listrik) yang dikenal dengan istilah garbage incinerator untuk mencegah timbulnya asap yang menggangu lingkungan sekitar.
Persyaratan dan Peletakan Tempat Sampah Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan persyaratan tempat sampah dan areal penempatan, yaitu: a. Gunakan jambangan besar, keranjang sampah, dan container untuk mengumpulkan sampah padat dan cair yang dibuang oleh konsumen atau produsen sebagai sisa hasil produksi.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
b. Tempatkan kontainer sampah di tempat keluar masuknya orang dan di bagian luar/bagian tertentu di luar proses pengolahan. c. Gunakan lapisan plastik untuk melindungi bagian dalam kontainer sampah dan mempermudah proses pengumpulan sampah dan pembersihan tempat sampah.
Penanganan Akhir Sampah Beberapa cara yang dilakukan untuk penanganan sampah di tempat pembuangan akhir antara lain:
b. Hog feeding Hog feeding adalah cara penanganan sampah dengan memanfaatkannya sebagai makanan hewan (babi, ikan dan lainlain). Jenis sampah yang digunakan untuk tujuan ini adalah sampah basah atau sampah organik. c. Sanitary land ill Yaitu cara penanganan sampah dengan langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4.
Sampah dibuang di tanah yang rendah Tutup permukaan sampah dengan lapisan tanah Lapisi lagi di atasnya dengan sampah Tutup kembali dengan lapisan tanah Kegiatan diatas dilakukan berulang-ulang sampai mencapai ketinggian yang diharapkan 5. Diamkan beberapa saat dan padatkan Apabila ketinggian yang diharapkan belum tercapai dapat diulangi langkah-langkah diatas. Keuntungan menggunakan cara ini: Bau sampah tidak tercium (tidak menyebabkan polusi udara) Lalat dan tikus tidak berkembang biak Dapat digunakan untuk meninggikan permukaan tanah Kerugiannya: Harus selalu ada pengawasan Memerlukan tenaga untuk menguruk dengan lapisan tanah Biaya lebih mahal karena harus membeli dan mengangkut tanah yang akan digunakan untuk melapis sampah
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Sampah dan Penanganannya
a. Open dumping Open dumping adalah cara membuang sampah di temnpat-tempat terbuka yaitu di tempattempat yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah. Cara ini dapat menimbulkan masalah karena dapat menyebabkan polusi udara, berkembangbiaknya lalat, tikus dan nyamuk serta menimbulkan kebakaran.
d. Garbage Inceneration Yaitu cara penanganan sampah dengan pembakaran. Sampah dibakar dalam suatu tempat yang telah didisain khusus untuk tujuan tersebut. Suhu yang digunakan untuk membakar adalah 700 - 1000 0C. Sampah yang akan dibakar adalah sampah sisa makanan, kertas atau lainnya, bukan sampah yang dapat didaur ulang. Keuntungan menggunakan cara ini: Tempat yang diperlukan lebih kecil Tidak menimbulkan polusi lingkungan Abu sampah dapat digunakan untuk keperluan lain Seluruh sampah dapat dibakar Kerugiannya adalah biaya yang diperlukan mahal karena menggunakan panas tinggi dan biaya perawatan alat pembakarnya juga tinggi. e. Recycling Recycling adalah cara penanganan sampah dengan cara mendaur ulang sampah yang masih dapat dipergunakan, seperti kertas, botol, plastik, kaleng dan lain-lain. f.
Sampah dan Penanganannya
Composting Composting adalah cara menangani sampah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk. Untuk membuat kompos, sampah organik harus distabilkan oleh kegiatan mikroba. Bahan yang digunakan untuk mempercepat proses pembuatan kompos antara lain EM3. Humus yang dihasilkan dari akti itas mikroba sangat berguna untuk menyuburkan tanah.
g. Bio-gas Biogas adalah cara penanganan sampah dengan memanfaatkan sampah menjadi bio-gas. Gas hasil produksinya dapat digunakan untuk memasak, penerangan dan lain-lain. Berikut beberapa cara pengelolaan sampah rumah tangga yang telah dilakukan oleh masyarakat seperti tertera pada gambar .
Gambar 7. Tempat atau Kontainer Sampah Sumber Jakarta.go.id
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
c. rangkuman Cara yang dilakukan untuk penanganan sampah di tempat pembuangan akhir antara lain: a. b. c. d. e.
Open dumping Hog feeding Sanitary land ill G a r b a g e i n c e n e r a t i o n e . Recycling
f. Composting g. Bio-gas
Langkah-langkah penangan sampah adalah: a.
P i s a h k a n s a m p a h m e n u r u t j e n i s sampahnya. b. Tempatkan sampah pada wadah-wadah terpisah sesuai dengan jenis sampah.
Pindahkan sampah pada kontainer yang lebih besar. d. Buang sampah yang telah terkumpul ke tempat pembuangan akhir. c.
Prinsip-prinsip sanitasi dalam hubungannya dengan penaganan sampah antara lain: a.
Perlunya penyediaan kontainer sampah anti bocor, anti tikus, mudah dibersihkan, tahan lama dan tertutup. b. Kontainer sampah dilengkapi dengan saluran air panas dan dingin untuk mempermudah proses pembersihan.
d. tugas 1. Buatlah benda dari berbagai sampah yang masih dapat digunakan! Setiap peserta didik membuat 1 produk! 2. Buatlah rencana kegiatan, lakukan dan buat laporannya. Sajikan dan presentasikan di depan kelas hasil kerja kelompok Kalian!
e. tes 1. Cara apa saja yang dilakukan untuk penanganan sampah di tempat pembuangan akhir? 2. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan cara penanganan sampah sanitary land ill? 3. Sebutkan prinsip-prinsip sanitasi dalam hubungannya dengan penaganan sampah!
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
UJI KOMPETENSI x I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Berikut yang bukan merupakan jenis limbah berdasarkan sumbernya adalah… a. Limbah industri b. Limbah pabrik
c. Limbah anorganik d. Limbah rumah tangga
2. Tujuan melakukan pembersihan, kecuali… a. Bebas dari sisa makanan dan debu b. Terhindar dari penyakit
c. Peralatan lebih tahan lama d. Meningkatkan cita rasa makanan
3. Berikut adalah cara melakukan penanganan sampah di tempat pembuangan akhir, kecuali… a. Open Dumping b. Composting
c. Bio Gas d. Dumpster Compacter
Sampah dan Penanganannya
4. Cara penanganan sampah dengan cara mendaur ulang sampah yang masih dapat dipergunakan, seperti kertas, botol, plastik, kaleng dan lain-lain adalah.… a. Open Dumping b. Recycling
c. Bio Gas d. Sanitary land ill
5. Sampah seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium merupakan jenis sampah.… a. Anorganik b. Pabrik
c. Organik d. Industri
6. Cara menangani sampah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk adalah… a. Bio Gas b. Composting
c. Sanitary land ill d. Garbage inceneration
7. Penanganan sampah dengan pembakaran. Sampah dibakar dalam suatu tempat yang telah didisain khusus adalah… a. Bio Gas b. Composting
c. Sanitary land ill d. Garbage inceneration
8. Hog feeding adalah cara penanganan sampah dengan memanfaatkannya sebagai… a. Bahan daur ulang b. Bio Gas
c. Makanan hewan d. Pupuk
9. Cara menangani sampah dengan cara composting adalah dengan memanfaatkan sampah menjadi… a. Bahan daur ulang b. Makanan hewan
c. Pupuk d. Produk olahan tas
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
10. Berikut merupakan cara yang tepat untuk mendaur ulang limbah sampah sisa-sisa makanan adalah‌ c. Bio gas d. Composting
a. Hog Feeding b. Sanitary land ill
II. Jawablah soal uraian di bawah ini ! 1. Bagaimanakah langkah-langkah penangan sampah? Jelaskan!
Sampah dan Penanganannya
2. Apa yang dimaksud dengan Recycling?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
BAB 11 Kesehatan
Kerja
INDIKATOR : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Mendeskripsikan keselamatan dan keecelakaan kerja Melakukan identi ikasi resiko bahaya untuk mengurangi kecelakaan kerja dan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Kegiatan
Belajar
1
A. TUJUAN
b. materi
D
apur merupakan tempat y a n g s a n g a t r e n t a n terhadap kecelakaan karena di dapur terdapat banyak peralatan dan perlengkapan yang sangat membahayakan. Maka kita harus selalu memperhatikan keselamatan dalam bekerja. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan keselamatan dan kecelakaan kerja?
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
K
eselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan merupakan suatu upaya p e n t i n g ya n g h a r u s d i l a k u k a n terutama bagi dunia usaha/industri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang K e s e l a m a t a n K e r j a m e n y a t a k a n b a h w a Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pemerintah Indonesia saat ini mencanangkan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan dengan mewajibkan penerapan system manajemen K3 di berbagai jenis usaha.
Keselamatan Kerja Keselamatan kerja mengandung pengertian perlindungan atau pencegahan terhadap suatu kecelakaan. Keselamatan kerja adalah upaya agar pekerja selamat di tempat kerja sehingga te rh i n d a r d a r i ke cel a ka a n , j u ga u n t u k m e n y e l a m a t k a n p e r a l a t a n s e r t a h a s i l produksinya.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja
5. Mendeskripsikan keselamatan dan kecelakaan kerja
Syarat-syarat keselamatan kerja: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mencegah dan mengurangi kecelakaan Membuat jalan penyelamatan apabila terjadi suatu kejadian berbahaya Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) Memelihara kebersihan dan ketertiban kerja Memberi peralatan pelindung kerja kepada para pekerja Mempertimbangkan factor-faktor kenyamanan kerja, yaitu penerangan dan kebersihan udara Mengusahakan kesesuaian antara pekerjaan, perkakas kerja, lingkungan, cara dan proses kerja Mengamankan daerah-daerah bahan dan sumber-sumber yang berbahaya dengan pengamanan yang sesuai
Keselamatan Kerja
kesehatan kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat s e s e o r a n g m e l a k u k a n p e k e r j a a n . Kecelakaan kerja merupakan peristiwa y a n g t i d a k d i r e n c a n a k a n y a n g disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya. Kecelakaan kerja terjadi pada seseorang karena pegawai bertindak tidak hati-hati dan sering membuat keadaan yang tidak a m a n . K e c e l a k a a n k e r j a d a p a t mengakibatkan seseorang menjadi cacat atau luka. Suatu kecelakaan kerja dapat terjadi karena faktor-faktor berikut:
Gambar 8. Contoh kecelakaan kerja
1. Keadaan pekerja sendiri (human factor/human error) Seperti sifat, mental, kebiasaan buruk, keterampilan yang kurang menunjang, 2. Mesin dan alat-alat kerja (machine and tools condition) Misal karena digunakannya peralatan dan material yang membahayakan, seperti material kasar dan konstruksi yang kurang sempurna. Bukan saja sifat-sifat dari mesin dan peralatan produksi itu sendiri, tetapi tata letak (layout) juga dapat menunjang keselamatan kerja. Misalnya: alat kontrol suhu yang tidak berfungsi. Oleh karena itu pihak manajemen harus memberikan perhatian terhadap kondisi mesin dan peralatan serta layout yang baik agar tercapai lingkungan kerja yang aman. 3. Keadaan lingkungan kerja (work environment) Lingkungan kerja sangat mempengaruhi morale (suasana kerja) para karyawan, baik lingkungan kerja isik maupun lingkungan kerja yang bersifat rohani. Dalam hal ini lingkungan kerja isik yang baik akan mempertinggi produktivitas kerja, disamping mengurangi kelelahan, yang berarti dapat menaikkan produksi, sehingga biaya persatuan menjadi e isien. Faktor-faktor lingkungan kerja
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
isik yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah: Penerangan cahaya Ventilasi untuk sirkulasi udara segar Pemeliharaan rumah tangga (house keeping) misalnya: lantai bersih, ruangan wangi, suasana menyenangkan dan taman yang indah. Keadaan lingkungan isik yang tidak baik akan menimbulkan hal yang sebaliknya. Misalnya: tata letak ruangan yang terlalu sempit akibat plant layout yang salah, penempatan peralatan kerja yang tidak menyenangkan dan tidak menimbulkan gairah kerja yang baik.
Istilah Terkait dengan Kecelakaan Kerja Beberapa istilah terkait dengan kecelakaan kerja antara lain adalah:
b.
c.
“Tempat kerja” ialah tiap ruangan atau d. lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu e. usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; yang termasuk tempat kerja ialah semua r u a n g a n , l a p a n g a n , h a l a m a n d a n f. sekelilingnya yang merupakan bagian- bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut (Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang “Keselamatan Kerja”, pasal 1). Insiden (near miss) adalah suatu kejadian g. yang tidak diinginkan, yang jika sedikit saja keadaan berbeda dapat menyebabkan cedera, kerusakan properti/peralatan, kebakaran dan lain-lain kecelakaan kerja. Istilah insiden menggambarkan kejadian h. bahaya terjadi namun belum ada korban. Accident adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu akti itas dan dapat menimbulkan i. kerugian baik korban manusia dan atau harta benda. Dikatakan “accident” jika potensi bahaya terjadi dan menimbulkan korban.
Bahaya (hazard) yaitu suatu keadaan atau tindakan yang dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta, benda. A m a n : a d a l a h k o n d i s i t i d a k a d a kemungkinan malapetaka (bebas dari bahaya) Danger: adalah pernyataan yang menggambarkan adanya potensi bahaya secara relatif. Kondisi yang berbahaya mungkin saja ada, akan tetapi dapat menjadi tidak berbahaya karena telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan. Risk atau dalam Bahasa Indonesia diartikan s e b a g a i “ r e s i k o” y a i t u p e r n y a t a a n kemungkinan terjadinya kecelakaan / kerugian pada priode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu. Unsafe action atau tindakan tak aman diartikan sebagai suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan. Unsafe condition atau keadaan tak aman adalah suatu kondisi isik atau keadaan b e r b a h a y a y a n g d a p a t l a n g s u n g mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja
a.
c. rangkuman Keselamatan kerja adalah upaya agar pekerja selamat di tempat kerja sehingga terhindar dari kecelakaan, ugauntuk menyelamatkan peralatan serta hasil produksinya. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya.
d. tugas
kesehatan kerja
Carilah contoh kasus kecelakaan kerja di dapur. Anda dapat menambahkan contoh keracunan makanan dari informasi berita media radio, televisi, koran, internet, dll. Tuliskan hasil identi ikasi ke dalam format berikut :
No.
Contoh Kasus Kecelakaan Kerja
e. tes 1. Apakah yang dimaksud dengan keselamatan kerja? 2. Apakah yang dimaksud dengan kecelakaan kerja? 3. Faktor apa saja yang dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Kegiatan
2
Belajar
b. materi
6. Melakukan identi ikasi resiko bahaya untuk mengurangi kecelakaan kerja dan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Jenis dan Akibat
Kecelakaan Kerja
A
rea kerja tentunya memiliki p e r a n a n y a n g s a n g a t penting bagi kelancaran proses kerja yang baik. Didalam melaksanakan pekerjaan kita harus mengantisipasi resiko bahaya kecelakaan kerja, untuk mengurangi kecelakaan kerja yang berarti.
Jenis kecelakaan kerja cukup banyak tergantung pada jenis pekerjaan dan area kerja, namun yang kemungkinan terjadi pada usaha makanan atau katering antara lain: a. Terjatuh b. Tertimpa benda jatuh c. Tertumbuk d. Terjepit e. Terkilir f. Terbakar g. Tersengat arus listrik h. Terpapar radiasi/panas i. Termakan makanan tercemar
6. Keracunan, bisa akibat makanan atau akibat racun kimia 7. Mati lemas 8. Cacat isik 9. Kekurangan pekaan panca indera terhadap sesuatu
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan hal-hal berikut yaitu: 1. Patah tulang 2. Keseleo 3. Memar dan luka dalam 4. Luka bakar (arus listrik, terbakar) 5. Luka buka
1. Peralatan tidak layak pakai, rusak atau tidak aman 2. Pisau tumpul/tidak tajam 3. Peralatan tidak bersih saat digunakan 4. Penggunaan alat yang sama untuk proses yang berbeda
Penyebab Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh: a. Mesin/peralatan yang digunakan saat melakukan pekerjaan, antara lain:
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja
A. TUJUAN
b. Bahan-bahan yang digunakan saat melakukan pekerjaan 1. Tertukar antara bahan makanan dengan bahan lain (additive) 2. Jumlah bahan additive yang digunakan berlebihan
Kerugian Kecelakaan Kerja a. Kerugian ekonomi 1. Biaya perbaikan/penggantian karena k e r u s a k a n a l a t , b a h a n , b a n g u n a n (kerusakan sarana produksi). 2. Biaya pengobatan dan perawatan tenaga kerja yang terluka/cedera 3. Tunjangan kecelakaan. 4. Jumlah produksi dan mutu menurun karena tidak ada kegiatan saat dan setelah kegiatan sampai waktu tertentu. 5. Biaya kompensasi kecelakaan bagi yang tidak dapat lagi bekerja. 6. Penggantian tenaga kerja, perlu pelatihan / adaptasi bagi tenaga kerja yang baru. 7. Kerugian jam kerja (waktu produksi terbuang).
kesehatan kerja
c. Lingkungan yang tidak aman baik berasal dari fasilitas isik, kimia dan biologis atau mikrobiologis, antara lain: 1. Ada api di tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar 2. Lantai licin atau terpapar minyak 3. Air dan aliran listrik berdekatan 4. Gedung kurang standar 5. Area kerja panas akibat proses pengolahan makanan 6. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan 7. Sistem peringatan berlebihan 8. Sistem penyimpanan bahan makanan b. Non ekonomi yang tidak sesuai standar hygiene 1. Penderitaan korban dan keluarga 9. Sifat pekerjaan yang berpotensi bahaya 2. Hilang waktu karena sakit 3. Kerugian sosial. Misalnya kecelakaan kerja d. Faktor manusia, misalnya melakukan yang terjadi akibat kebocoran gas atau tindakan tidak aman (unsafe action). k e b a k a r a n y a n g b e r d a m p a k p a d a Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh masyarakat sekitar; seperti yang terjadi faktor manusia biasanya disebabkan oleh pada lumpur lapindo. hal-hal berikut: 4. Kehilangan pekerjaan a. Kecerobohan 5. Daya saing pasar global menurun b. Tidak mengikuti prosedur kerja Daya saing pasar global suatu negara saat c. Kurang perhatian ini dipengaruhi oleh tingkat kecelakaan d. Bersenda-gurau di area kerja kerja yang terjadi di negara tersebut. e. Kelelahan, bekerja berlebihan atau Negara yang memiliki daya saing tinggi, melebihi kekuatan diri memiliki tingkat kecelakaan kerja yang f. Kurang pendidikan rendah atau tingkat keselamatan kerja yang g. Kurang pengalaman tinggi. Negara yang menempati urutan h. Salah pengertian terhadap tugas pertama adalah Finlandia, yang memiliki I. Kurang terampil indeks kematian akibat kecelakaan kerja di j. Menjalankan pekerjaan tanpa kewenangan bawah 1 per 100.000 pekerja (Soehatman Ramli, 2010). Jika ditelaah lebih detail, kecelakaan kerja terjadi akibat adanya interaksi antara keempat aspek diatas, bisa antara manusia dengan alat, manusia dengan bahan, manusia dengan lingkungan kerja.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kecelakaan kerja, antara lain melalui: a. Mengidenti ikasi faktor penyebab yang dapat menimbulkan bahaya (identi ikasi re s i ko b a h aya ) . D i l a ku ka n m e l a l u i pengamatan seksama kemungkinan bahaya dari keempat faktor penyebab bahaya. b. M e l a k u k a n p e n g e n d a l i a n t e k n i s (Engineering Control) 1. 2. 3. 4.
Eliminasi Substitusi Isolasi (Rekayasa Engineering) P e r u b a h a n P r o s e s ( P e n g a d a a n infrastruktur termasuk APD) 5. Instruksi Kerja 6. Sosialisasi/Pelatihan 7. Pemantauan dan pengukuran c. Melakukan pengendalian administratif 1. Pengurangan waktu kerja 2. Rotasi, Mutasi
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Penanganan kecelakaan kerja dilakukan terutama untuk menolong korban yang mengalami kecelakaan kerja sesegera mungkin sebelum dibawa ke dokter atau rumah sakit. Pertolongan sesegera mungkin yang diberikan pada korban dalam kondisi darurat akibat kecelakaan kerja dikenal dengan istilah Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, yang disingkat menjadi P3K). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja Bab I ayat 1 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan P3K adalah upaya memberikan
pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh/ dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja. P3K bertujuan untuk: a. Menyelamatkan nyawa korban b. Meringankan penderitaan korban c. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah d. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih baik diberikan (misalnya dari daokter atau rumah sakit) e. Membantu mencarikan pertolongan lebih lanjut Cara memberikan pertolongan pertama pada kasus kecelakaan kerja yang terjadi saat mengolah dan menyajikan makanan antara lain pada: 1. Luka bakar merupakan jenis kecelakaan yang dapat disebabkan oleh api, listrik, bahan kimia, radiasi, gesekan, sinar matahari, benda atau cairan panas. Saat b e ke r j a d i d a p u r, l u ka b a ka r d a p a t disebabkan antara lain oleh sentuhan dengan peralatan panas, air panas, percikan minyak, listrik, bahan kimia pembersih, dan terbakar oleh api. Berdasarkan tingkat keparahan luka atau seberapa besar kerusakan yang diakibatkan pada kulit dan dibawah kulit, luka bakar dibedakan atas: a. Luka Bakar Tingkat I Luka bakar tingkat I disebut luka bakar ringan yaitu luka bakar yang terjadi pada lapisan luar kulit paling luar (epidermis). Tanda-tandanya adalah kulit memerah dan mungkin muncul bengkak dan rasa sakit. b. Luka Bakar Tingkat II Luka bakar tingkat II terjadi jika luka menembus ke lapisan kulit kedua (dermis). Luka bakar tingkat II ditandai oleh kulit melepuh dan sangat kemerahan, tampak bercak-bercak, timbul pembengkakan dan rasa sakit pada kulit yang terbakar.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja
Pencegahan Kecelakaan Kerja
c. Luka Bakar Tingkat III Merupakan luka bakar yang paling parah karena terjadi pada semua lapisan kulit, sehingga lemak, saraf, otot dan bahkan tulang mungkin terpengaruh. Ditandai dengan beberapa bagian hangus atau tampak putih kering, rasa sakit yang amat, atau tidak terasa sakit sama sekali jika terjadi kerusakan saraf yang berat. Langkah-langkah penanganan luka bakar tingkat I dan II dengan luas luka ≤ 3 inci (7,6 cm), adalah sebagai berikut: a. Buka atau singkirkan pakaian di sekitar luka bakar. b. Aliri atau guyur terus menerus area yang terbakar dengan air dingin selama 10 atau 15 menit atau sampai rasa nyeri reda, agar panas tidak melebar ke jaringan kulit yang lebih dalam. Selain itu dapat juga dilakukan dengan dinginkan luka bakar dengan kompres dingin atau kompres luka dengan kain kasa, atau dengan mengaliri luka dengan air kran. Air keran memiliki suhu yang konstan dan tidak mengikuti suhu tubuh, sehingga panas tidak masuk dan menjalar ke jaringan kulit lebih dalam. Jangan tempelkan kulit yang memerah dengan es batu. c. Olesi kulit yang luka bakar dengan krim anestesi atau gel lidah buaya untuk luka bakar. Janga gunakan pasta gigi atau kecap.
kesehatan kerja
d. Tutup luka bakar dengan perban kasa steril. Jangan gunakan kapas halus atau bahan lain yang membuat seratnya lengket pada luka. e. Jangan memecah lepuhan atau bulatan pada kulit, karena cairan pada lepuhan dapat melindungi kulit dari infeksi. Jika lepuhan pecah, bersihkan setiap hari dengan air (sabun lembut juga boleh digunakan). Oleskan salep antibiotika. Tetapi jika muncul ruam atau kemerahan, hentikan penggunaan salep, segera minta pertolongan medis jika timbul tanda-tanda infeksi, seperti nyeri meningkat, kemerahan, demam, bengkak atau berdarah. 2. Pasien yang berhenti bernafas a. Letakkan kepala korban dengan dagu mendongak keatas b. Tarik rahang sampai mulut terbuka c. Tempelkan mulut penolong ke mulut korban sambil memencet hidung atau menutup hidung korban dengan pipi penolong dan tiup mulut korban. Cara lain yang bisa dilakukan adalah tutup mulut korbang, tempelkan mulut penolong ke hidung korban lalu tiap. Tiupan diberikan kirakira 12 kali untuk orang dewasa dan 20 kali untuk anak-anak.
Gambar 9. Penanganan korban berhenti bernafas
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
3. Pasien mengalami perdarahan a. Tinggikan bagian anggota yang mengalami perdarahan b. Hentikan pendarahan dengan cara menutup luka dengan kasa kompres steril atau bahan bersih lainnya, lalu tekan kuat-kuat dengan tangan sampai perdarahan berenti. c. Cegah infeksi dengan cara membersihkan luka, jika luka sudah berdarah bersihkan bagian sekeliling luka dengan air yang sudah dimasak. d. Cegah terjadinya Shock dengan cara: 1. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin 2. Usahakan pasien tidak melihat lukanya e. Cegah kerusakan jaringan lebih lanjut dan segera dibawa ke dokter 4. Korban Sengatan Listrik
a. Sebagai penolong, maka harus berdiri di atas bahan karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering. b. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk melepaskan korban dari kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban. c. Beri nafas buatan sesegera mungkin setelah korban terlepas dari aliran listrik dan segera minta bantuan medis.
Gambar 10. Penanganan saat pendarahan
5. Korban Patah Tulang Korban patah tulang dapat terjadi akibat terjatuh dari ketinggian atau terpeleset dan terbentur benda saat melakukan pekerjaan di ruang pengolahan makanan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menolong korban yang mengalami patah tulang adalah:
Gambar 11.
a. Jangan menggerakkan atau memindahkan korban, tunggu sampai pertolongan medis datang. Jika korban hars dipindahkan dari tepat yang membahayakan, pasangkan pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
Penanganan korban sengatan listrik
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja
Saat bekerja menggunakan pesawat masak, kadangkala seseorang dapat tersengat aliran listrik, akibat kabel yang bocor. Jika kita melihat seseorang terkena sengatan listrik yang kuat, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
b. Upayakan korban terhindar dari hambatan pernapasan, jika diperlukan lakukan pernafasan buatan. c. Jangan letakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkan di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak. 6. Korban terpapar suhu dingin yang ekstrim Biasanya banyak menimpa pekerja yang bekerja di ruang penyimpanan bahan makanan beku. Tahapan yang terjadi pada seseorang yang terpapar suhu dingin yang ekstrim adalah hipotermia dan frostbite. Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh lebih dari 3 oC dari suhu normal, gejala yang ditimbulkannya berupa menggigil, mati rasa, gerakan melambat, dan kesadarannya menurun. Sedangkan frostbite adalah terdapatnya organ tubuh yang beku, antara lain dagu, ujung jari tangan dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Beberapa hal yang dapat dilakukan jika menjumpai korban yang terpapar suhu dingin ekstrim antara lain: a. Pindahakan pasien ke tempat yang lebih hangat. b. Rendam dalam wadah berisi air hangat selama kurang lebih selama 45 menit. c. Segera minta bantuan medis.
kesehatan kerja c. rangkuman Macam-macam kecelakaan Kerja : terjatuh (patah tulang, terkilir atau keseleo, pingsan), terluka benda tajam (luka iris, luka robek, luka tusuk), luka bakar, ledakan gas, kecelakaan listrik (shock, pengacauan denyut jantung hingga kematian, luka bakar, kebakaran), kecelakaan bahan kimia (bahan kimia dalam makanan, bahan kimia dalam pengolahan makanan, bahan kimia pembersih) Kecelakaan kerja dapat terjadi karena faktor: faktor mesin, faktor bahan-bahan yang dipakai, faktor lingkungan dan faktor manusia
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
d. tugas Perhatikan gambar dibawah ini A
B
C
1. Identi ikasilah jenis pekerjaan yang sedang dilakukan pada gambar a, gambar b dan gambar c.
Nama Gambar / Proses
(1) Menyiapkan dan mengolah makanan
Jenis kecelakaan yang Mungkin terjadi Menggoreng: kecipratan minyak panas Memotong daging: Menggunakan oven:
Akibat Kulit melepuh
(2) Membawa makanan
(3) Pelayanan makanan
e. tes
Jawablah soal uraian di bawah ini:
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam kecelakaan kerja! 2. Sebutkan hal apa saja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja terjatuh di dapur! 3. Sebutkan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menghindari luka teriris atau terpotong karena benda tajam saat bekerja di dapur! 4. Sebutkan hal dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya kebakaran di dapur!
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja
2. Coba tuliskan kemungkinan kecelakaan kerja yang dapat terjadi saat melakukan kegiatan seperti tertera pada gambar diatas atau saat kalian melakukan praktik pengolahan dan pelayanan makanan. Gunakan format berikut untuk menuliskan hasil identi ikasi!
UJI KOMPETENSI xi I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Yang dimaksud upaya agar pekerja selamat di tempat kerja dan terhindar dari kecelakaan adalah… a. Kecelakaan kerja b. Resiko kerja
c. Kesehatan kerja d. Keselamatan kerja
2. Peristiwa yang tidak direncanakan karena tidak hati-hati atau keadaan tidak aman disebut dengan… a. Kecelakaan kerja b. Resiko kerja
c. Kesehatan kerja d. Keselamatan kerja
3. Hal berikut yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, kecuali… a. Tergesa-gesa b. Tata letak barang tidak teratur
c. Dipasang cerobong asap d. Kelelahan
4. Jenis luka yang mungkin timbul oleh tusukan benda tajam atau runcing adalah…
kesehatan kerja
a. Luka iris b. Luka robek
c. Luka tusuk d. Luka terpotong
5. Jenis luka yang ditimbulkan oleh goresan luka yang tidak terlalu tajam… a. Luka iris b. Luka robek
c. Luka tusuk d. Luka terpotong
6. Upaya agar pekerja selamat di tempat kerja dan terhindar dari kecelakaan kerja disebut… a. Keselamatan kerja b. Kecelakaan kerja
c. Kesehatan kerja d. resiko kerja
7. Berikut yang bukan merupakan penyebab kecelakaan kerja terjatuh adalah… a. Lantai yang licin b. Memakai sepatu karet dan berhak rendah Penerangan yang kurang
c. Kedudukan tangga pemanjat tidak d. sesuai
8. Luka bakar ringan yaitu luka bakar yang terjadi pada lapisan luar kulit paling luar (epidermis) termasuk dalam … a. luka bakar tingkat I b. Luka bakar tingkat II
c. Luka bakar tingkat IV d. Luka bakar tingkat III
9. Alat pelindung diri yang biasa digunakan untuk melapisi tangan saat mengambil peralatan masak yang masih panas adalah… a. Scraft b. Napkin
c. Cempal d. Apron
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
10. Berikut ini merupakan alat pemadam kebakaran, kecuali‌ a. Fire Extinguisher b. Fire Blanket
c. Air d. Minyak
II. Jawablah soal uraian di bawah ini ! 1. Bagaimanakah cara mencegah kecelakaan kerja yang terjadi akibat: a. Ledakan gas b. Kecelakaan listrik c. Bahan kimia
kesehatan kerja
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat pemadam kebakaran!
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
BAB 12
Api dan Kebakaran INDIKATOR : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Memahami api dan kebakaran menangani kebakaran
Kegiatan
Belajar
1
A. TUJUAN
Pengertian Istilah terkait dengan Kebakaran
5. Memahami api dan kebakaran
b. materi
P
a d a i n d u s t r i y a n g b e r g e r a k d i b i d a n g m a ka n a n , ke c e l a ka a n kerja berupa kebakaran sering terjadi baik yang disebakan oleh tabung gas, maupun oleh korsleting listrik. Kebakaran dapat mengakibatkan kerugian materi dan membawa korban manusia. Oleh karena itu p e m a h a m a n t e n t a n g a p i d a n kebakaran perlu diketahui agar dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan terjadinya kebakaran.
a. b. c.
Kebakaran adalah terdapatnya nyala api yang tidak dikehendaki. Mencegah kebakaran adalah suatu upaya untuk menghindari terjadinya kebakaran, Resiko Kebakaran adalah perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi kebakaran; yang dipengaruhi oleh: Flammabelity, ada atau tidaknya bahan (yang disimpan atau diolah) yang mudah terbakar Quantity, yaitu jumlah /banyaknya barang yang mudah terbakar Probability, yaitu tingkat pemaparan atau berapa besar nilai material yang terancam; dan atau seberapa banyak o ra n g ya n g t e ra n c a m j i k a t e r j a d i kebakaran
d.
e.
Mengurangi resiko kebakaran adalah upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kebakaran ketingkat level yang lebih rendah. Memadamkan kebakaran: adalah tehnik untuk menghentikan proses pembakaran/nyala api, dengan menghilangkan salah satu elemen pembentuk nyala api.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
api dan kebakaran
Beberapa pengertian istilah yang terkait dengan kebakaran antara lain:
f. g.
h.
Nyala api adalah proses perubahan zat awal, menjadi zat yang baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Evacuation: proses penyelamatan diri melalui rute penyelamatan darurat kebakaran yang dibangun permanen di dalam gedung (lorong, tangga darurat dll), digunakan saat terjadi kebakaran. Penyebaran panas adalah proses penyebaran panas, asap, gas yang berasal dari hasil pembakaran, melalui kondusksi dan konveksi.
Proses terjadinya Kebakaran Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa kebakaran adalah proses terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki. Ada 3 elemen utama yang berinteraksi saat terjadinya kebakaran yaitu yaitu: a. b. c.
Bahan yang mudah bakar, dapat berbentuk padat, cair, atau gas; biasanya mengandung unsur C (Carbon) atau H (Hydrogen) Bahan pengoksidasi, berupa oksigen (O2) yang berasal dari udara Sumber panas /sumber api
api dan kebakaran
Ketiga elemen pembentuk nyala api tersebut dikenal dengan “segitiga api�, seperti tertera pada Gambar 12 berikut.
Gambar 12. Segitiga Api
Jenis-jenis Kebakaran a. b. c. d. e.
Kebakaran Golongan A, adalah kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat yang mudah terbakar, misalnya kayu, kain, karet, kertas, plastik. Kebakaran Golongan B adalah kebakaran yang disebabkan oleh bahan yang muda terbakar berwujud cair dan gas, misalnya bensin, oli, cat lilin, plastik cair. Kebakaran Golongan C adalah kebakaran yang disebabkan oleh Natural Gas/LPG, propane, hydrogen, butane, sumber listrik. Kebakaran Golongan D adalah kebakaran yang disebabkan oleh kelompok logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, potassium. Kebakaran yang disebabkan oleh faktor lainnya seperti minyak goreng, lemak dan kelompok minyak yang digunakan untuk pengolahan makanan lainnya.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Penyebab Kebakaran Faktor penyebab kebakaran dapat disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu: a. Faktor manusia 1. 2.
3.
Terbatasnya pengetahuan tentang kebakaran. Kelalaian manusia misalnya membuang sumber api (bahan yang dapat menyulut terjadinya api) sembarangan atau membakar limbah yang mengandung bahan yang mudah meledak (tabung bekas hair spray, tabung bekas lainnya yang mengandung gas). Kesengajaan
b. Faktor Alam/lingkungan 1. 2. 3.
Tersambar halilintar atau petir Reaksi antara bahan kimia, sehingga menimbulkan api Akumulasi Listrik statis pada material, telepon selular
Pada bidang Jasa Boga, kebakaran banyak disebabkan oleh tabung gas atau ledakan kompor. Oleh karena itu perlu dilakukan identi ikasi kebocoran selang gas.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran dari kompor gas antara lain: Ruangan masak atau dapur harus memiliki sirkulasi udara, bias lobang angin, jendela, pintu atau memasang Exhaust Fan atau Blower atau ventilasi. Upayakan jumlah gas (kalau ada) didalam dapur tdk cukup untuk terjadinya kebakaran. Jika tercium bau gas jangan menghidupkan api atau menyalakan listrrik, buka pintu2 jendela agar gas terbuang keluar) biasanya gas LPG berada diatas/dekat permukaaan lantai. Kran/Katup tabung gas harus selalu dalam keadaan tertutup jika tdk sedang dipakai, apalagi malam ketika mau tidur.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
api dan kebakaran
Pencegahan Kebakaran dari Tabung Gas
c. rangkuman Resiko Kebakaran adalah perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi kebakaran; yang dipengaruhi oleh: Flammabelity, ada atau tidaknya bahan (yang disimpan atau diolah) yang mudah terbakar Quantity, yaitu jumlah /banyaknya barang yang mudah terbakar Probability, yaitu tingkat pemaparan atau berapa besar nilai material yang terancam; dan atau seberapa banyak orang yang terancam jika terjadi kebakaran Berdasarkan jenis bahan yang terbakar, kebakaran dibedakan atas: a. b. c. d. e.
Kebakaran Golongan A, disebabkan oleh kayu, kain, karet, kertas, plastik. Kebakaran Golongan B disebabkan oleh bensin, oli, cat lilin, plastik cair. Kebakaran Golongan C disebabkan oleh Natural Gas/LPG, propane, hydrogen, butane, sumber listrik. Kebakaran Golongan D disebabkan oleh kelompok logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, potassium. Kebakaran yang disebabkan oleh faktor lainnya seperti minyak goreng, lemak dan kelompok minyak yang digunakan untuk pengolahan makanan lainnya.
Faktor penyebab kebakaran dapat disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu: a. b.
Faktor manusia Faktor Alam/lingkungan
d. tugas 1.
Carilah pengertian, sifat-sifat dan kegunaan propane, hydrogen, butane, sodium, magnesium dan potassium. Gunakan berbagai literatur yang anda miliki, atau bertanya pada nara sumber atau menggunakan bahan dari internet.
2.
Diskusikan dalam kelompok, dan buat laporannya
3.
Kumpulkan saat pertemuan pembelajaran
e. tes 1.
Apa yang dimaksud dengan mengurangi resiko kebakaran? Jelaskan secara singkat!
2.
Sebutkan hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran pada kompor gas!
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Kegiatan
Belajar
A. TUJUAN
2
Kecelakaan kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanganan kebakaran antara lain:
6. Menangani kebakaran
b. materi
U
ntuk menjaga keselamatan k e r j a d a n m e n e k a n tingginya resiko terjadinya kecelakaan kerja, di lingkungan kerja, perlu dipahami cara-cara p e n a n ga n a n b e rb a ga i m a c a m kecelakaan kerja. Pada bab ini akan d i b a h a s te n t a n g p e n a n ga n a n kebakaran.
Penanganan
Kebakaran Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya kebakaran antara lain sebagai ber-ikut. 1. Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran. 2. Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut sumber apinya.
2. Analisis tingkat akibat yang ditimbulkan oleh faktor potensi bahaya (ringan, sedang, berat atau sangat serius) jika terjadi kebakaran. berdasarkan pembobotannya. Potensi bahaya dapat dilihat dari 3 aspek yaitu: a. Keseriusan (severity) N i l a i 1 : D a m p a k t i d a k m e m p e n g a r u h i lingkungan/kecil sekali Nilai 2: Dampak mempengaruhi lokasi Kerja Nilai 3: Dampak mempengaruhi seluruh perusahaan Nilai 4: Dampak mempengaruhi sampai keluar perusahaan b. Kemungkinan (probabilitas) Nilai 1: tidak mungkin terjadi Nilai 2: mungkin terjadi pada kondisi non-rutin (sesekali terjadi) Nilai 3: mungkin terjadi pada kondisi abnormal atau darurat Nilai 4: mungkin terjadi pada kondisi rutin c. Kontrol (pengendalian) Nilai 1: memiliki sistem pengendalian dengan baik Nilai 2: telah memiliki sistem pengendalian, namun tidak konsisten dilaksanakan Nilai 3: telah memiliki sistem pengendalian, namun tidak dijalankan Nilai 4: tidak memiliki sistem pengendalian
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
api dan kebakaran
1. Melakukan identi ikasi faktor potensi bahaya kebakaran secara berkala.
Tingkat potensi bahaya dihitung berdasarkan rumus berikut. Tingkat Potensi Bahaya = Keseriusan X Kemungkinan X Pengendalian Semakin tinggi nilai potensi bahaya yang diperoleh, maka potensi terjadinya bahaya semakin besar, yang berarti masalah harus segera ditangani. 3. Pemberian informasi tentang seluk beluk kebakaran, akibat dan cara penanganannya. 4. Penerapan peraturan/disiplin saat bekerja di area pengolahan makanan. 5. Latihan cara penanggulangan kebakaran, meliputi: a. b. c. d. e.
Pelatihan penggunaan APAR. Pelatihan cara pemadaman api dengan APAR. Pelatihan cara evakuasi karyawan. Pelatihan cara penanganan korban. Pelatihan cara penyelamatan aset penting perusahaan.
api dan kebakaran
Gambar 13.
Latihan Pemadaman Kebakaran
Alat Pemadam Kebakaran Terdapat berbagai jenis alat pemadam kebakaran, namun pembahasan pada buku ini lebih diarahkan pada alat pemadam api ringan yang disingkat menjadi APAR dalam bahasan K3. Alat Pemadam Api Ringan adalah alat pemadam api yang digunakan untuk mematikan api pada saat pertama kali muncul (lihat Gambar 13 .). Penggunaan APAR secara efektif akan mampu mencegah terjadinya bahaya kebakaran yang lebih besar, oleh karena itu maka APAR harus dipasang dan disimpan sesuai aturan yang tertuang pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per04/MEN/1980. Terdapat berbagai jenis APAR yang dapat dipilih sesuai dengan jenis kebakarannya. Jenis APAR yang dapat dijumpai di pasaran antara lain yaitu: 1. 2. 3.
APAR jenis A: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat yang terbakar berupa kayu, kain, karet dan kertas. APAR jenis B: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan yang terbakar berwujud cair, misalnya bensin, oli, cat lilin, plastik cair. APAR jenis C: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan terbakar berbentuk gas seperti Natural Gas / LPG, propana, hydrogen, butana, sumber listrik.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
4. 5.
APAR jenis D: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan terbakar berupa logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, potassium. APAR jenis E: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh bahan lainnya seperti minyak goreng, lemak dan kelompok minyak lainnya.
Alat Pemadam Kebakaran a. Air Hanya untuk kebakaran yang bersumber darikayu, kertas, bahan kain, dan orang yang boleh dipadamkan dengan air. b. Alat pemadam genggam (Fire Extinguisher) Alat pemadam jenis ini sesuai untuk digunakan di dapur pengolahan terutama untuk kebakaran yang disebabkan oleh lemak/ minyak dan aliran listrik serta gas. Alat jenis ini harus tersimpan pada tempat dengan penandaan yang jelas, mudah terjangkau dan terlihat. Semua karyawan harus bisa mengoperasikan dan mengetahui cara penggunaan alat ini. Macam-macam Fire Extinguisher: Water Fire Extinguisher Air adalah salah satu agen api yang paling umum digunakan pemadam. Alat pemadam ini menggunakan air sebagai baham pemadam. Jenis pemadam ini cocok untuk memadamkan api yang membakar kertas dan kayu. Dan tidak boleh digunakan pada area-area yang terdapat peralatan yang menggunakan listrik atau cairan kimia organik yang tidak larut didalam air.
Gambar 14. Water Fire Extinguisher
Gases Fire Extinguisher (CO2 - Carbon dioxide) Jenis pemadam ini menggunakan CO2 (karbon dioksida) sebagai bahan pemadam. Jenis pemadam ini digunakan untuk area dimana terdapat peralatan elektronik sehingga peralatan tersebut tidak rusak. Jenis pemadan CO2 ini juga tidak boleh digunakan untuk kebakaran bahan logam atau metal.
Gambar 15.
Gases Fire Extinguisher
Halon extinguishers Alat pemadam ini menggunakan gas Halon sebagai bahan pemadam. Alat pemadam jenis ini digunakan dimana terdapat kemungkinan minyak dan bahan mudah terbakar. Tapi jenis pemadan ini tidak biasa digunakan untuk areaarea dimana terdapat peralatan elektronik.
Gambar 16.
Halon extinguishers
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Powder extinguishers Jenis pemadam ini mengandung serbuk kering yang bersifat inert seperti serbuk. Sangat tidak disarankan untuk digunakan pada area yang terdapat peralatan produksi atau i n s t r u m e n t p r o d u k s i y a n g s a n g a t bernilai,karena serbuk-serbuk pemadam dapat merusak komponen-komponen peralatan tersebut.
Gambar 17.
Powder extinguishers
Foam extinguishers Jenis pemadam ini menggunakan bahan kimia yang dapat membentuk busa yang stabil dan didorong dengan karbon dioksida pada saat keluar dari tabung. Jenis pemadam ini dapat digunakan pada area dimana jenis pemadam air tidak bisa digunakan. Seperti pada area yang terdapat minyak yang tidak bisa bercampur dengan air.
Gambar 18.
Foam extinguishers
c. rangkuman Hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya kebakaran antara lain sebagai berikut. Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran. Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut sumber apinya.
d. tugas 1. 2.
Buatlah kelompok dengan anggota masing-masing 4 orang Secara berkelompok, berdasarkan hasil pekerjaan tugas sebelumnya mencari contoh kasus kecelakaan kerja, identi ikasikan kembali kasus-kasus tersebut. Apa kemungkinan factor penyebabnya, cara mencegah, dan penanganannya. Catatlah hasil diskusi sesuai format berikut :
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
No.
3.
Kasus kecelakaan kerja
Faktor Penyebab
Cara Pencegahan
Penanganan
Komunikasikan hasil diskusi di depan kelas
e. tes Sebutkan hal yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya kebakaran di dapur! Sebutkan prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya kebakaran!
api dan kebakaran
1. 2.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
UJI KOMPETENSI xii I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Kebakaran yang terjadi pada bahan baku busana adalah golongan kebakaran …… a. Kelas A b. Kelas B
c. Kelas C d. Kelas D
2. Apabila terjadi kebakaran pada bahan baku busana, maka media yang dapat dipilih untuk memadamkan kebakaran adalah …… a. debu, busa, gas CO2 b. air, gas CO2
c. air d. busa, gas CO2
3. Berdasarkan penyebabnya, jenis kebakaran karena berasal dari kayu, kertas, plastik termasuk jenis kebakaran… a. Kelas A b. Kelas B
c. Kelas C d. Kelas D
4. Berikut ini merupakan alat pemadam kebakaran, kecuali…
api dan kebakaran
a. Fire Extinguisher b. Fire Blanket
c. Air d. Minyak
5. Jenis pemadam yang menggunakan bahan kimia yang dapat membentuk busa stabil adalah... a. Fire Extinguisher b. Fire Blanket
c. Foam Extinguisher d. Halon Extinguisher
6. Proses perubahan zat awal, menjadi zat yang baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal adalah de inisi dari... a. Nyala api b. Kebakaran
c. Api dan kebakaran d. Pemadaman
7. Adanya reaksi antara bahan kimia, sehingga menimbulkan api disebabkan oleh faktor… a. Nyala api b. Kebakaran
c. Api dan kebakaran d. Lingkungan
8. Kebakaran yang disebabkan oleh bahan terbakar berupa logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, potassium merupakan golongan kebakaran… a. Kelas A b. Kelas B
c. Kelas C d. Kelas D
9. Jenis pemadan CO2 tidak boleh digunakan untuk kebakaran bahan... a. Emas dan perak b. Peralatan elektronik
c. Logam/metal d. Kayu
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
10. Alat pemadam gas Halon tidak biasa digunakan untuk area-area kebakaran dimana terdapat... c. Logam/metal d. Kayu
a. Emas dan perak b. Peralatan elektronik
II. Jawablah soal uraian di bawah ini ! 1. Bagaimanakah cara mencegah kecelakaan kerja yang terjadi akibat : a. Ledakan gas b. Kecelakaan listrik c. Bahan kimia
api dan kebakaran
2. Sebukan dan jelaskan macam-macam alat pemadam kebakaran!
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
BAB 13 Alat
Pelindung Kerja INDIKATOR : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Memahami alat pelindung kerja Menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pekerjaan
Kegiatan
Belajar
5. Memahami alat pelindung kerja
b. materi
K
ecelakaan kerja adalah k e j a d i a n y a n g t i d a k t e r d u g a d a n t i d a k diharapkan. Untuk menghindari r i s i k o d a r i k e c e l a k a a n d a n terinfeksinya petugas/pekerja maka perlu alat pelindung diri yang sesuai untuk pekerjaannya. Apa yang dimaksud dengan Alat Pelindung Diri?
bersifat kimia, biologis, radiasi, isik, elektrik, mekanik dan lainnya. D a l a m h i r a r k i h a z a r d c o n t r o l a t a u pengendalian bahaya, penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Dasar hukum yang mewajibkan pentingnya alat pelindung diri adalah: 1.
a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan APD b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD. c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD. d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma.
Pengertian Alat
Pelindung Diri (APD) Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, personal protective equipment (PPE) atau alat pelindung diri (APD) dide inisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang
Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2.
P e r m e n a k e r t r a n s N o . P e r. 0 1 / M E N / 1981tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
alat pelindung kerja
A. TUJUAN
1
3.
Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
4.
Permenakertrans No.Per.03/Men/1986 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri diklasi ikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko dari bahaya. Beberapa alat pelindung diri yang dapat dipilih sesuai jenis dan tempat kerja antara lain: a.
Alat pelindung kepala.
alat pelindung kerja
Jenis alat pelindung kepala seperti topi pelindung, helmet, dan caping. Gambar alat pelidung kepala jenis helm berikut rambu keharusan memakai helm dapat dilihat pada Gambar 21. Sedangkan manfaat dari alat pelindung kepala adalah: 1. Melindungi rambut pekerja supaya tidak terjerat mesin yang berputar 2. Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan kimia 3. Melindungi kepala dari benturan dan tertimpa benda
Gambar 19.
Rambu Alat Pelindung Kepala
b.
Gambar 20.
Alat Pelindung Kepala Jenis Helm
Alat pelindung telinga. Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk kedalam telinga (melindungi dari kebisingan). Disamping itu, dapat juga berfungsi untuk melindungi pemakainya daribahaya percikan api atau logam panas terutama pada alat pelindung telinga jenis tutup telinga (ear mu). Terdapat 2 (dua) jenis alat pelindung telinga yaitu sumbat telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear mu) yang lebih efektif dibandingkan sumbat telinga.
Gambar 21.
Rambu Wajib Menggunakan Pelindung Telinga
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Gambar 22.
Pelindung Telinga
c.
Alat pelindung badan (baju pengaman/baju kerja). Baju kerja merupakan salah satu jenis dari baju pengaman sebagai alat pelindung badan. Alat ini berguna untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api, panas, dingin, cairan kimia dan oli. Bahan baju kerja dapat terbuat dari kain drill, kulit, plastik, asbes atau kain yang dilapisi aluminium. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baju kerja adalah pemakaiannya harus it, dan melindungi tubuh. Sebaiknya tidak terlalu kencang dan kaku sehingga tidak membatasi gerakan. Namun tidak terlalu longgar sehingga mengundang bahaya tergulung mesin atau tercantol bagian-bagian mesin yang menonjol hingga menyebabkan jatuh.
Gambar 23.
d.
Alat pelindung pernapasan. Alat pelindung pernapasan merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi pernafasan dari gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang bersifat racun, korosi maupun rangsangan (Septina, 2006). Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker dan respirator. Masker berguna mengurangi debu atau partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam pernafasan. Masker ini biasanya terbuat dari kain. Sedangkan respirator berguna untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap logam, asap dan gas. Respirator dapat dibedakan atas chemical respirator, mechanical respirator, dan cartidge/canister respirator dengan Salt Contained Breating Apparatus (SCBA) yang digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau kekurangan oksigen serta air supply respirator yang memasok udara bebas dari tabung oksigen.
Gambar 24.
Beberapa Jenis Masker (Alat Pelindung Pernapasan)
e.
Alat pelindung tangan. Jenis alat pelindung tangan seperti sarung tangan/gloves, mitten/holder, pads. Alat pelindung ini dapat terbuat dari karet, kulit, dan kain katun. Sedangkan manfaat dari alat pelindung tangan adalah melindungi tangan dari temperatur yang ekstrim baik terlalu panas/terlalu dingin; zat kimia kaustik; benda-benda berat atau tajam ataupun kontak listrik.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
alat pelindung kerja
Beberapa Contoh Pelindung Badan
Gambar 25.
Beberapa Contoh Alat Pelindung Tangan
f.
Alat pelindung mata. Alat pelindung mata diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif, partikel melayang, atau terkena raidasi gelombang elektromagnetik. Terdapat tiga jenis alat pelindung diri mata yaitu kaca mata dengan atau tanpa pelindung samping (side shild), goggles, (cup type and box type) dan tameng muka. Sedangkan manfaat dari alat pelindung mata adalah:
alat pelindung kerja alat pelindung kerja
1. Melindungi mata dari percikan bahan kimia, debu, radiasi, panas, bunga api. 2. Untuk melindungi mata dari radiasi
Gambar 27.
Gambar 28.
Rambu Wajib Menggunakan Kacamata Safety
g.
Alat Pelindung Mata
Alat pelindung kaki. Jenis alat pelindung kaki seperti sepatu karet hak rendah. Alat pelindung kaki dapat terbuat dari kulit yang dilapisi Asbes atau Chrom. Sepatu keselamatan yang dilengkapi dengan baja diujungnya dan sepatu karet anti listrik. Alat pelindung kaki (safety shoes) ini berfungsi melindungi kaki dari benturan/tusukan/irisan/goresan benda tajam, larutan bahan kimia, temperatur yang ekstrim baik terlalu tinggi maupun rendah, kumparan kawat-kawat yang beraliran listrik, dan lantai licin agar tidak jatuh (terpeleset).
Gambar 29
Beberapa Contoh Alat Pelindung Kaki
Gambar 30.
Rambu Wajib Memakai Pelindung Kaki
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
c. rangkuman Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Beberapa APD yang dapat digunakan dalam pekerjaan antara lain alat pelindung kepala,alat pelindung mata, alat pelindung pernapasan, alat pelindung telinga, alat pelindung tangan, alat pelindung kaki, alat serta pelindung badan.
d. tugas Carilah gambar rambu-rambu safety dilingkungan kerja melalui internet, kemudian diskusikan dengan teman sebangkumu dan presentasikan didepan kelas! Gambar rambu-rambu
No.
Keterangan
e. tes 1.
Uraikan penyebab kecelakaan yang diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman.
2.
Sebutkan 5 (lima) alat perlindungan diri (APD)/personal protective tool yang dipakai untuk menjaga keselamatan kerja.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
alat pelindung kerja
1.
Kegiatan
Belajar
2
A. TUJUAN 6. Menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pekerjaan
b. materi
alat pelindung kerja
A
lat pelindung diri (APD) h a r u s d i g u n a k a n s a a t seseorang bekerja di tempat kerja, terutama di tempat-tempat yang akan menimbulkan bahaya bagi dirinya. Penggunaan alat pelindung diri juga ditentukan berdasarkan jenis dan area pekerja tersebut. Alat pelindung diri (APD) harus digunakan saat seseorang bekerja di tempat kerja, terutama di tempat-tempat yang akan menimbulkan bahaya bagi dirinya. Berbagai pengertian tentang APD t e l a h d i k e m u k a k a n o l e h b e b e r a p a a h l i , diantaranya: a. Seperangkat alat yang mempunyai kemampuan u n t u k m e l i n d u n g i s e s e o r a n g s a a t melaksanakan pekerjaan yang mencegah tenaga kerja terkena bahaya di tempat kerja (Sartika, 2005). b. Alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, isik, elektrik, mekanik dan lainnya (Occupational Safety and Health Administration = OSHA).
c. P e r a l a t a n k e s e l a m a t a n y g h a r u s dipergunakan oleh personil apabila berada dalam tempat kerja yang berbahaya. d. Alat yg berfungsi untuk melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan agar terhindar dari bahaya di tempat kerja di tempat.
Langkah Penggunaan Alat Pelindung Diri Terdapat beberapa langkah yang dapat ditempuh bagi perusahaan/ laboratorium yang hendak menerapkan penggunaan APD. Langkah-langkah tersebut antara lain: a. Menyusun kebijaksanaan penggunaan dan pemakaian APD secara tertulis, serta mengkomunikasikannya kepada semua tenaga kerja/praktikan dan tamu yang mengunjungi perusahaan/ laboratorium tersebut. b. Memilih dan menempatkan jenis APD yang sesuai dengan potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja/ laboratorium. c. M e l a k s a n a k a n p r o g r a m p e l a t i h a n penggunaan APD untuk meyakinkan tenaga kerja/ laboratorium agar mereka mengerti dan tahu cara menggunakannya. Untuk kegiatan praktikum di laboratorium dapat berupa penjelasan pentingnya dan cara penggunaan APD. d. Menerapkan penggunaan dan pemakaian APD serta pemeliharaannya secara berkala.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Dasar Hukum Penggunaan Alat Pelindung Diri Induk dari peraturan perundang-undangan K3 adalah Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja atau bisa disebut dengan UU K3. Karena APD merupakan salah satu perwujudan dari K3 maka dasar hukum APD adalah UU K3 yang memang telah mengatur tentang APD. UU K3 menetapkan syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan alat pelindung diri kepada pekerja. Pasal 9 Ayat (1) UU K3 mewajibkan manajemem perusahaan untuk menunjukkan dan menjelaskan: Kondisi-kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya. Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. Cara-cara dan sikap kerja yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pada Pasal 12 (b) UU K3 mengatur mengenai kewajiban dan hak tenaga kerja untuk memakai alatalat pelindung diri. Sedangkan Pasal 14 (c) memerintahkan manajemen perusahaan untuk menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau keselamatan kerja. Sedangkan peraturan lainnya yang mengatur tentang APD salah satunya adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Permenakertrans tersebut mengatur APD sebagimana termuat pada Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 2 ayat (1). a. Pasal 1 ayat (2) tentang Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja: “Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja” b. Pasal 2 ayat (1) tentang Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja: “Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja” Pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan zat gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja”.
Pemilihan APD Pemilihan APD dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya adalah: a. b. c. d. e. f. g.
Jenis pekerjaan yang akan dilakukan Enak dan nyaman dipakai Tidak mengganggu saat melaksanakan pekerjaan dan tidak membatasi ruang gerak. Efektif memberikan perlindungan terhadap bahaya yang mungkin timbul di tempat kerja. Tidak menggangu performance pekerja Tidak ada efek samping dari penggunaan APD Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, mudah diperoleh dan harga terjangkau.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
alat pelindung kerja
a. b. c. d.
c. rangkuman Alat pelindung diri (APD) merupakan upaya terakhir dan meminimalkan resiko yang dapat terjadi akibat kecelakan atau bahaya di sekeliling terutama pada dunia kerja baik di laboratorium maupun di lingkungan. Klasi ikasi APD disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan yaitu (1) pelindung mata dan wajah, (2) pelindung pernapasan, (3) pelindung kepala, (4) pelindung kaki), (5) pelindung tangan, (6) pelindung pendengaran, (7) pelindung diri atau tubuh dan (8) sabut pengaman. Pemeliharaan APD dilakukan sesuai dengan standar dan setiap alat pelindung diri memiliki karakteristik berbeda, ada yang sekali penggunaan seperti masker dan sarung tangan kesehatan. Teknik pemeliharan juga disesuaikan dan penyimpanan APD dalam keadaan kering, bersih, berikan label dan simpan dalam kantung plastik serta letakkan pada tempat terjangkau.
d. tugas
alat pelindung kerja
1. 2. 3. 4.
Coba identi ikasi pelindung diri yang harus digunakan oleh seorang pengolah makanan (cook/cheft), dari ujung kepala sampai ujung kaki! Diskusikan apa fungsi dari berbagai pelindung diri yang digunakan tersebut! Mengapa seorang cheft/cook perlu menggunakan alat pelindung diri / pakaian kerja Presentasikan di kelas hasil diskusi Kalian!
e. tes 1. 2. 3. 4.
Apakah yang dimaksud dengan alat pelindung diri? Jelaskan peraturan keselamatan pribadi pada area kerja? Apakah manfaat menggunakan alat pelindung kepala? Berikan contoh dari alat pelindung kepala! Berikan contoh dari alat pelindung badan! Apa syarat dari alat pelindung badan sehingga nyaman dan aman bagi pekerja/praktikan?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
UJI KOMPETENSI xiii I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Pemilihan APD dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya adalah, kecuali… a. Tidak mengganggu performance pekerja b. Enak dan nyaman dipakai
c. Jenis pekerjaan yang dilakukan d. Memperindah penampilan
2. APD yang berguna mengurangi debu atau partikel-partikel yang lebih besar masuk kedalam pernafasan adalah… a. Apron b. Masker
c. Ear plugg d. Sepatu
3. Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya adalah… a. Pakaian lengkap b. Alat Pelindung Diri
4. Baju atau kemeja chef dibuat berlapis dua dengan tujuan... a. Melindungi tubuh dari radiasi panas atau cipratan minyak b. Estetika
c. Kebih mudah dalam pemakaian d. Memberi kesan elegan
5. Alat pelindung diri yang biasa digunakan untuk melapisi tangan saat mengambil peralatan masak yang masih panas adalah... a. Scraft b. Napkin
c. Cempal d. Apron
6. Alat pelindung mata diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak bahaya karena dibawah ini kecuali... a. Percikan api b. Arus listrik
c. Debu d. Paparan radiasi
7. Klasi ikasi APD disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya dibawah ini kecuali... a. Pelindung mata dan wajah b. Pelindung kaki
c. Pelindung leher d. Pelindung tangan
8. Alat pelindung diri yang tepat agar terhindar dari terpeleset saat berada di lingkungan yang licin adalah… a. Kaca mata b. Sarung tangan/gloves
c. Sepatu d. Helm
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
alat pelindung kerja
c. Performance kerja d. Kesiapan kerja
9. Baju atau kemeja chef dibuat berlapis dua dengan tujuan... a. Melindungi tubuh dari radiasi panas atau cipratan minyak b. Estetika
c. Kebih mudah dalam pemakaian d. Memberi kesan elegan
10. APD yang berguna mengurangi debu atau partikel-partikel yang lebih besar masuk kedalam pernafasan adalah‌ a. Apron b. Masker
c. Ear plugg d. Sepatu
II. Jawablah soal uraian di bawah ini ! 1. 2. 3. 4.
Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan APD yang tepat! Sebutkan klasi ikasi APD disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya! Mengapa disetiap perusahaan besar wajib menggunakan APD bagi para pekerjanya? Sebutkan beberapa langkah yang dapat ditempuh bagi perusahaan/ laboratorium yang hendak menerapkan penggunaan APD!
alat pelindung kerja Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
BAB 14
Kesehatan
Lingkungan Kerja
INDIKATOR : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Memahami kesehatan kerja Mengecek kesehatan lingkungan kerja
Kegiatan
Belajar
A. TUJUAN
kebiasaan dan kebersihan pribadi, sebab tubuh biasanya mengeluarkan uap lembab secara konstan melalui kelenjar keringat yang berada di seluruh tubuh.
5. Memahami kesehatan kerja
b. materi
kesehatan lingkungan kerja
A
gar dapat melakukan p e k e r j a a n d e n g a n produktif, seorang harus mempunyai kesehatan kerja yang baik. Apabila bekerja dengan kondisi sehat , maka akan memberikan banyak keuntungan baik bagi pekerja itu sendiri, konsumen maupun keuntungan secara sinansial. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kesehatan kerja?
Kesehatan Kerja Yang dimaksud dengan kesehatan atau sehat adalah ilmu yang mengajarkan c a r a - c a r a u n t u k m e m p e r t a h a n k a n kesehatan jasmani, rohani dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. 1.
Ke s e h a t a n p r i b a d i ( p e r s o n a l hygiene)
1
2.
Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah usaha-usaha pengendalian atau pengawasan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan atau yang dapat menimbulkan halhal yang merugikan perkembangan isik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.
Kesehatan kerja adalah suatu keadaan para pekerja/masyarakat pekerja dimana kondisi jasmani dan rohani dalam keadaan bebas dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak factor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Keempat factor tersebut saling berpengaruh satu sama lainnya, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal, maka status kesehatan akan tercapai secara optimal. Dalam dunia industri, kesehatan juga sangat berpengaruh sekali terhadap pencapaian tujuan/hasil. Karena hasil kerja seseorang akan ditentukan oleh kondisi kesehatan tiap-tiap individu (masyarakat) itu sendiri.
Hygiene pribadi atau perorangan mengarah pada individu, kebiasaan-
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Tujuan dari kesehatan kerja adalah: Agar para pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehataan setinggi tingginya, baik isik maupun mental, baik individual maupun sosial dengan usahausaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-ganguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. Perawatan dan mempertinggi e isiensi dan produkti itas tenaga kerja. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produkproduk perusahaan.
Alasan Perlunya Kesehatan Kerja a.
Tenaga kerja selalu berhadapan dengan potensi bahaya di tempat kerja, yang sewaktu-waktu dapat menggangu kesehatannya, yang dapat mengakibatkan: 1. Penurunan derajat kesehatan; 2. Menderita penyakit; 3. Penyakit Akibat Kerja (PAK) “Occupational Disease�; 4. Penyakit terkait kerja (PAHK) “Work related disease�; 5. Menderita gangguan kesehatan lainnya'; 6. Kelelahan (fatigue); 7. Ketidaknyamanan bekerja.
b.
Keselamatan kerja dapat dicapai bila pekerja sehat.
c.
Kesehatan tenaga kerja yang terganggu akan mengakibatkan penurunan produkti itas kerja, karena : 1. Gangguan kerja/konsentrasi kerja 2. Kecenderungan kecelakaan kerja meningkat 3. Motivasi kerja menurun 4. Absenteisme meningkat 5. Biaya pengobatan/perawatan meningkat 6. Kehilangan waktu kerja 7. Turn over pekerja meningkat 8. Kualitas dan kuantitas produksi menurun
d.
Gangguan kesehatan tenaga kerja dapat dicegah atau diminimalisir dengan upaya preventif & promotif.
e.
Penyakit dan cidera akibat kerja dapat diminimalkan dampaknya dengan pelayanan kesehatan kerja secara memadai melalui upaya pencegahan dan pengobatan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan lingkungan kerja
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perlunya kesehatan kerja, antara lain:
Aspek Terkait dengan Kesehatan Kerja Kesehatan kerja sangat terkait dengan kesehatan tenaga kerja, yang dipengaruhi oleh 3 faktor berikut, yaitu: a.
Beban kerja baik beban secara isik maupun mental
b.
Kapasitas kerja , yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut: 1) Keterampilan 2) Kesegaran jasmani dan rohani 3) Status kesehatan dan gizi 4) Usia 5) Jenis kelamin 6) Ukuran tubuh
c.
Lingkungan kerja, meliputi antara lain: 1) Fisik 2) Kimia 3) Biologi 4) Ergonomi 5) Psikologi
c. rangkuman Kesehatan kerja adalah suatu keadaan para pekerja/masyarakat pekerja dimana kondisi jasmani dan rohani dalam keadaan bebas dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. Tujuan dari kesehatan kerja adalah: Memperoleh derajat kesehataan setinggi tingginya Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. Perawatan dan mempertinggi e isiensi dan produkti itas tenaga kerja. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produkproduk perusahaan.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
d. tugas 1. 2. 3. 4.
Bersama dengan kelompokmu, diskusikan tentang Mengapa kesehatan sangat dibutukan pada saat bekerja di dapur? Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas Kelompok lainnya menyimak dan mengajukan pertanyaan Catatlah hasil diskusi, dan serahkan kepada guru tau fasilitator
e. tes Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja? Mengapa kesehatan kerja sangat dibutuhkan?
kesehatan lingkungan kerja
1. 2.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Kegiatan
Belajar
A. TUJUAN 6. Mengecek kesehatan lingkungan kerja
b. materi
kesehatan lingkungan kerja
D
emi terciptanya kesehatan kerja bagi para pekerja, m a ka l i n gku n ga n j u ga harus mendukung terciptanya kesehatan kerja. Ruang kerja harus dalam keadaan bersih dan nyaman u n t u k b e k e r j a . B a g a i m a n a persyaratan ruang kerja yang baik dan dapat menciptakan kesehatan kerja?
Persyaratan Lokasi
dan Bangunan a. Lokasi
Rumah makan dan restoran terletak pada lokasi yang terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh debu, asap, serangga dan tikus. b. Bangunan 1. Umum Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Terpisah dengan tempat tinggal.
2
2. Tata ruang Pembagian ruang minimal terdiri dari dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang karyawan dan ruang administrasi. Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya dihubungkan dengan pintu. Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari terhadap makanan. 3. Konstruksi Lantai: Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan. Pertemuan lantai dengan dinding harus conus atau tidak boleh membuat sudut mati Dinding: Permukaan dinding sebelah dalam harus rata, mudah dibersihkan. Konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap. Permukaan dinding yang terkena percikan air harus dibuat kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah dibersihkan seperti porselen dan sejenisnya setinggi 2 (dua) meter dari lantai.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Ventilasi Cukup menjamin peredaran udara dengan baik. Dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan. Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat Pencahayaan: Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruang. Di setiap ruangan kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci peralatan dan tempat pencuci tangan, intensitas pencahayaan sedikitnya 10 foot candle. Pencahayaan/penerangan harus tidak menyilaukan dan tersebar merata sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan yang nyata. Atap Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga lainnya.
Permukaan rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan. Tidak terdapat lubang-luban Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,4 meter. Pintu Pintu dibuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan. Pintu dapat ditutup dengan baik dan membuka ke arah luar. Setiap bagian bawah pintu setinggi 36 cm dilapisi logam Jarak antara pintu dan lantai tidak lebih dari 1 cm.
Persyaratan Fasilitas Sanitasi a. Air Bersih Harus sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan. b. Air Limbah Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup, septick tank dan riol. Sistem perpipaan pada bangunan bertingkat harus memenuhi persyaratan menurut Pedoman Plumbing Indonesia. Saluran iar limbah dari dapur harus dilengkapi perangkap lemak (grease trap).
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan lingkungan kerja
Langit-langit :
c. Toilet
kesehatan lingkungan kerja
Letak tidak berhubungan langsung (terpisah) dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu dan gudang makanan. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak air. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria. Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung. Toilet dibersihkan dengan detergent dan alat pengering Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok serta sabun. Luas lantai cukup untuk memelihara kebersihan. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya/ kemiringannya cukup. Ventilasi dan penerangan baik. Air limbah dibuang ke septick tank, roil atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah. Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan saluran pembuangan. Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup. Peturasan dilengkapi dengan air mengalir. Jamban harus dibuat dengan type leher angsa dan dilengkapi dengan air penggelontoran yang cukup serta sapu tangan kertas (tissue). Jumlah toilet untuk pengunjung pria dan wanita sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah toilet untuk pengunjung pria dan wanita Wanita
Pria
Jumlah tempat duduk
Luas bangunan (m2)
WC
Wastafel
WC
Wastafel
-150
-250
1
1
1
1
151-350
251-500
2
2
2
2
351-950
501-750
4
2
2
2
951-1500
751-1000
4
2
3
3
1
1
1
1
Tiap tambah 1000 orang ditambah
Jumlah toilet untuk tenaga kerja sebagai berikut: Tabel 3. Jumlah toilet untuk tenaga kerja Wanita
Pria
+20
Wanita
Pria
WC
Wastafel
WC
Wastafel
1-25
1
1
1
2
21-40
25-50
2
2
2
3
41-70
51-100
3
3
3
5
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
71-100
-
4
4
-
-
101-140
Setiap penambahan 50-100
-
-
1
2
141-180
-
5
5
-
-
-
6
6
-
-
-
1
1
-
-
Setiap penambahan 40-100
Diberi tanda/tulisan pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan dengan sabun sesudah menggunakan toilet.
Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan. Tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah. Sampah sudah harus dibuang dalam waktu 24 jam dari rumah makan. Disediakan tempat pengumpul sementara yang terlindung dari seranga, tikus atau hewan lain dan terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah. e. Tempat Cuci Tangan Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk sebagai berikut : Tabel 4. Jumlah tempat cuci tangan Kapasitas tempat duduk
Jumlah tempat cuci tangan (buah)
1-60 orang
1
61-120 orang
2
121-200 orang
3
Setiap penambahan 150 orang ditambah 1 buah
Apabila tidak tersedia fasilitas seperti butir (1) di atas dapat disediakan : Sapu tangan kertas (tissue) yang mengandung alcohol 70% Lap dengan suhu 43,3°C Air hangat dengan suhu 43,3°C Tersedia tempat cuci tangan khusus untuk karyawan dengan kelengkapan seperti tempat cuci tangan pada butir (1) yang jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya karyawan sebagai berikut :
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan lingkungan kerja
d. Tempat Sampah
f. Tempat mencuci Peralatan Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. Air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas dengan suhu 40 °C – 80 °C dan air dingin yang bertekanan 15 psi (1,2 kg/cm2). Tempat pencucian peralatan dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 (tiga) bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun dan membilas. g. Tempat Pencuci Bahan Makanan Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. Bahan makanan dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung larutan Kalium Permanganat 0,02%. Tempat pencucian dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah. h. Fasilitas Penyimpanan Pakaian (Locker) Karyawan
kesehatan lingkungan kerja
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat. Jumlah locker disesuaikan dengan jumlah karyawan. Locker ditempatkan di ruangan yang terpisah dengan dapur dan gudang. Locker untuk pria dan wanita dibuat terpisah. I. Peralatan Pencegahan Masuknya Serangga dan Tikus Tempat penyimpanan air bersih harus tertutup sehingga dapat menahan masuknya tikus dan serangga termasuk juga nyamuk aedes Aegypti serta Albopictos. Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga (kawat kassa berukuran 32 mata per inchi) dan tikus (teralis dengan jarak 2 cm). Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat sehingga tidak dapat dimasuki serangga.
Penataan Ruang Kerja Tata letak peralatan harus disesuaikan dengan manusia sebagai pekerjanya. Peralatan harus didekatkan dengan orang yang sering menggunakannya dan pertimbangkan bagaimana pekerja dengan mudah menjangkaunya tanpa harus membungkuk atau meregangkannya. Berdasarkan ukuran tubuh manusia, maka peralatan dapur dirancang sesuai dengan tinggi tubuh manusia. Panjang lengan berhubungan dengan jarak jangkauan untuk penempatan peralatan yang dibutuhkan. Besar tubuh manusia digunakan sebagai pertimbangan untuk tata letak penataan antara satu alat dengan alat yang lainnya. Setiap peralatan mempunyai karakteristik yang berbeda. Oven, lemari es, microwave, dan salamander memiliki pintu yang sering dibuka, sehingga harus dipikirkan penempatannya. Kompor, oven, atau alat-alat pemanas lainnya akan mempengaruhi suhu ruangan di dapur. Begitu pula dengan alat-alat lainnya yang juga memiliki karakteristik masing-masing. Dengan demikian, karakteristik tersebut menghendaki penataan dan penempatan yang tepat supaya tidak menghambat, bahkan dapat memperlancar pekerjaan di dapur. Penempatan oven dengan meja kerja harus dapat memberikan keleluasaan untuk membuka pintu oven karena benda tersebut panas, maka jarak yang disarankan dari pintu tersebut sebanyak
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
135 cm. Jarak antara satu meja dengan meja lainnya di mana hitungan tersebut dapat dipergunakan untuk bekerja. Dengan kemungkinan karyawan dapat lewat mengangkat barang disediakan lebar 135 cm. Pada ruangan yang biasa dilewati dengan kereta dorong maka dibuat jarak 150 cm. Tata letak dan alur kerja perlu dipikirkan untuk menghindari pemborosan waktu, tenaga, dan bahan-bahan. Penataan yang tepat sangat berguna untuk : 1. Mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja, 2. Mengurangi terjadinya kesakitan dalam bekerja, dan 3. Meningkatkan kinerja dan produktivitas Alur kerja yang baik untuk bekerja di dapur harus seperti ban berjalan, menghemat waktu, dan tenaga sehingga tercipta suatu kerja yang efektif dan e isien.
c. rangkuman Persyaratan Lokasi dan Bangunan Lokasi, bangunan (tata ruang, konstruksi lantai, dinding, ventilasi, pencahayaan, atap, langit-langit, pintu) Persyaratan Fasilitas Sanitasi Air bersih, air limbah, toilet tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat mencuci peralatan, tempat mencuci bahan makanan, loker karyawan, peralatan pencegah masuknya serangga Penataan Ruang Kerja Tata letak peralatan harus disesuaikan dengan manusia sebagai pekerjanya. Besar tubuh manusia digunakan sebagai pertimbangan untuk tata letak penataan antara satu alat dengan alat yang lainnya.
d. tugas 1. 2. 3. 4.
Secara berkelompok, buatlah denah atau sketsa dapur yang memenuhi persyaratan! Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas! Kelompok lainnya menyimak dan mengajukan pertanyaan. Catatlah hasil diskusi, dan serahkan kepada guru tau fasilitator!
e. tes 1. 2.
Bagaimanakah lokasi yang tepat untuk 3. Sebutkan persyaratan toilet yang baik di dapur! dapur? S e b u t k a n d a n j e l a s k a n p e r s ya r a t a n 4. Jelaskan bagaimana penataan ruang kerja (dapur) yang baik dan aman! konstruksi senuah dapur: c. Ventilasi a. Lantai b. Dinding
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
UJI KOMPETENSI xiv I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Suatu keadaan para pekerja/masyarakat pekerja dimana kondisi jasmani dan rohani dalam keadaan bebas dari berbagai macam penyakit disebut‌ a. Keselamatan kerja b. Kesehatan kerja
c. Resiko kerja d. Kebersihan kerja
2. Persyaratan ruang kerja terdiri dari beberapa komponen kecuali.. a. Persyaratan lokasi dan bangunan b. Tata ruang
c. Konstuksi d. Keadaan lingkungan
3. Berikut persyaratan toilet di sebuah rumah makan atau restoran adalah‌
kesehatan lingkungan kerja
a. Menjadi satu dengan dapur b. Toilet karyawan dan toilet pengunjung berdampingan
c. Terpisah dari dapur d. Menjadi satu dengan gudang makanan
4. Yang bertanggung jawab dalam upaya menjaga kesehatan kerja adalah‌ a. semua orang yang bekerja di dalamnya b. polisi
c. pimpinan perusahan d. panita keselamatan kerja
5. Berikut ini adalah komponen dari persyaratan fasillitas sanitasi kecuali.. a. Air bersih b. Sistim pembuangan air limbah
c. Toilet d. Kantor
6. Berikut hal yang dapat dilakukan untuk mencegah masuknya serangga atau tikus ke dalam dapur adalah.. a. Kawat kasa dipasang pada tiap lubang bangunan b. Tempat penyimpanan air terbuka
c. Tidak perlu ada ventilasi d. Jarak antara lantai dan pintu dibuat cukup longgar
7. Jumlah yang cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan merupakan persyaratan fasilitas sanitasi dari‌ a. Air limbah b. Air bersih
c. Tempat mencuci peralatan d. Tempat pencuci bahan makanan
8. Persyaratan ruang kerja lokasi rumah makan dan restoran yang tepat adalah.. a. Lokasi yang terhindar dari pencemaran b. Lokasi yang terhindar dari keramaian
c. Lokasi yang strategis ditengah kota d. Lokasi yang aman dari pencurian
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
9. Berikut merupakan persyaratan dari fasilitas sanitsi toilet kecuali.. a. Luas lantai cukup untuk memelihara kebersihan b. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria
c. cLantai toilet terbuat dari batu marmer yang berkualitas d. Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air
10. Berikut merupakan syarat dari ventilasi alam kecuali.. a. Cukup menjamin peredaran udara dengan baik b. Dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan
c. Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan ventilasi ruangan memili desain yang d. modern
1. Tata letak dan alur kerja perlu dipikirkan untuk menghindari pemborosan waktu, tenaga, dan bahan-bahan agar berguna untuk‌ 2. Sebutkan persyaratan bangunan tata ruang yang baik! 3. Apa makna kesehatan kerja yang anda ketahui? 4. Apasajakah persyaratan fasilitas sanitasi yang baik?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
kesehatan lingkungan kerja
II. Jawablah soal uraian di bawah ini !
BAB 15 Penyakit Akibat Kerja INDIKATOR : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui menjaga dan melestarikan keutuhan jiwa, raga manusia serta lingkungan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja Menunjukkan perilaku amaliah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pekerjaan Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja. Memahami penyakit akibat kerja Mengevaluasi kasus penyakit akibat kerja
Kegiatan
Belajar
1
5. Memahami penyakit akibat kerja
Penyakit seperti keracunan bahan kimia, gangguan mental psikologis akibat kerja. Keadaan gizi buruk pada buruh, yang dikarenakan penyakit endemis dan parasit, kurangnya pengertian tentang gizi, kemampuan pengupahan yang rendah dan beban kerja terlalu besar. L i n g k u n g a n k e r j a y a n g k u r a n g m e m b a n t u u n t u k p ro d u k t iv i t a s optimal tenaga kerja, seperti keadaan suhu, kelembaban dan gerak udara yang memberikan suhu efektif di luar kenikmatan kerja.
b. materi
A
pabila kesehatan kerja t i d a k t e r c i p t a m a k a bukan tidak mungkin akan mengakibatkan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja tentunya akan merugikan banyak pihak. Baik pekerja itu sendiri maupun kerugian secara inansial. Apa sebenarnya penyakit akibat kerja?
Penyakit Akibat Kerja 1.
Berikut adalah penyakit akibat kerja yang biasanya muncul: Penyakit umum, penyakit yang paling banyak adalah penyakit infeksi, penyakit endemik (cacar, kolera) dan penyakit parasit (disebabkan karena cacing), penyakit alat pernapasan seperti lu dan bronchitis.
2.
Faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja: Kapasitas kerja Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kesehatan kerja dan giziyang baik serta kemampuan isik yang prima sangat diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Beban kerja Beban kerja meliputi beban kerja isik maupun mental. Akibat kerja yang terlalu berat atau kemampuan isik y a n g t e r l a l u l e m a h d a p a t mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
penyakit akibat kerja
A. TUJUAN
Lingkungan kerja Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat-zat kimia) dapat merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyalit akubat kerja. 3.
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyaki akibat kerja: Pengenalan lingkungan kerja Pegenalan lingkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal kondisi tempat kerja. Evaluasi lingkungan kerja Merupakan tahap memperbaiki hal-hal yang dianggap mempunyai potensi penyebab munculnya penyakit akibat kerja. Pengendalian lingkungan kerja Misal dengan memperbaiki desai dan tata letak ruang kerja (dapur), serta penggunaan alat pelindung kerja pada karyawan, dan melengkapi area kerja dengan alat pelindung kerja.
penyakit akibat kerja
Jenis penyakit akibat kerja Beberapa jenis penyakit akibat kerja yang kemungkinan terjadi di area dapur dan pelayanan makanan antara lain: a. Hernia: akibat sering membawa beban berat. b. Gangguan otot dan sendi: cara mengangkat yang salah, kelelahan c. Varises: berdiri terlalu lama. d. Kejang panas: terlalu lama terpapar panas/suhu panas. e. Stress: monoton, isolasi pekerjaan, tekanan pekerjaan. Berdasarkan faktor penyebabnya PAK dikelompokkan atas: b. Faktor ergonomis
a. Faktor isik Tabel 5. Faktor isik dan penyakitnya FAKTOR FISIK
PENYAKIT
Suhu tinggi
Heat stress, heat cramp
Suhu dingin
Froshbite
Kebisingan
Kehilangan pendengaran
Getaran
Reynold disease
Tekanan
Caisson's disease
Tabel 6. Faktor ergonomic dan penyakitnya FAKTOR ERGONOMI
PENYAKIT
Beban kerja
Hernia
Cara kerja
Trauma otot & sendi
Posisi kerja tidak ergonomis
Peny. Muskulus skeletal
Gerak repetitive
Carpal tunel syndrome
Kontraksi statis
Kelelahan, nyeri otot
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
c. Faktor kimia Tabel 7. Faktor kimia dan penyakitnya FAKTOR KIMIA
PENYAKIT
Zat iritan
Iritasi selaput lendir
Zat korosif
Luka bakar
Zat karsinogenik
Kanker
Zat allergen
Dermatitis, asma
d. Faktor biologi Terkait dengan binatang pengerat atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
Zat mutagenic
c. rangkuman Penyakit akibat kerja: Penyakit umum, penyakit yang paling banyak adalah penyakit infeksi, endemik (cacar, kolera) dan penyakit parasit (disebabkan karena cacing), penyakit alat pernapasan seperti lu dan bronchitis, keracunan, gizi buruk,dll Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja: Kapasitas kerja, beban kerja, lingkungan kerja Hal hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyaki akibat kerja: Pengenalan lingkungan kerja, evaluasi lingkungan kerja, pengendalian lingkungan kerja
d. tugas Carilah contoh penyakit akibat kerja di dapur. Anda dapat menambahkan contoh penyakit akibat kerja dari informasi buku, berita media radio, televisi, koran, internet, dll. Tuliskan hasil kerja ke dalam format berikut: No.
Contoh Kasus Kecelakaan Kerja
Penyebab Kecelakaan Kerja
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
e. tes 1. 2. 3.
Sebutkan contoh penyakit akibat kerja yang kalian ketahui! Faktor apa saja yang dapat memicu munculnya penyakit akibat kerja? Bagaimana cara mencegah agar para pekerja di dapur terhindar dari macammacam penyakit akibat kerja?
f. LEMBAR KERJA PRAKTIK Praktik Menilai Kesehatan Kerja Prosedur : 1.
Secara berkelompok amatilah dapur yanga ada di sekolahmu. Apakah sudah memenuhi persayaratan hygiene dan keselamatan kerja? Pedoman persyaratan dapur lihat di materi kegiatan belajar 2 Tuliskan hasil pengamatan ke dalam tabel berikut:
2.
penyakit akibat kerja
No.
Bagian yang Diamati
1.
Lokasi dan Bangunan: a. Lokasi b. Tata ruang c. Lantai d. Dinding e. ………………....…. dll
2.
Fasilitas Sanitasi a. Tempat cuci tangan b. Tempat sanpah c. ……………………. dll
3.
Gudang Makanan dan Ruang Makan
4.
Penataan Ruang Kerja
Penyebab Kecelakaan Kerja
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Kegiatan
2
Belajar a.
6. Mengevaluasi kasus penyakit akibat kerja
b. materi
P
ekerjaan yang dikerjakan dengan cara kerja yang tidak t e p a t , s e r t a f a s i l i t a s lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan ergonomi kerja dalam jangka waktu tertentu akan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit akibat kerja. Mengapa bisa terjadi? M a r i l a h k i t a m e n g e v a l u a s i penyebab kasus penyakit akibat k e r j a d a n m e n g e t a h u i pencegahannya melalui bab ini.
Pencegahan penyakit
akibat kerja
Apa yang harus Kalian lakukan agar d a p a t t e r h i n d a r a t a u m e n g u r a n g i terjadinya penyakit akibat kerja (PAK)? U n t u k m e m b a n t u ka l i a n m e n j awa b pertanyaan tersebut, ikuti materi berikut secara seksama. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui:
b. c. d. e.
Pengaturan tempat kerja, disain tempat kerja disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Pemilihan dan Peraturan Peralatan kerja (Tools and Equipment). Pengaturan cara kerja. Pencatatan dan pelaporan. Penanganan kasus/treatment
Upaya untuk mencegah atau mengurangi terjadinya PAK dapat ditinjau dari faktor penyebabnya antara lain adalah: a.
Alat Gunakan alat pelindung diri atau pilihlah peralatan yang lebih aman untuk digunakan khususnya pada beberapa peralatan yang dapat berdampak pada kesehatan antara lain , computer, mesin jahit,peralatan yang bergetar atau menimbulkan bising dan peralatan lainlain.
b.
Manusia Faktor manusia yang menjadi penyebab terjadinya PAK adalah cara melakukan pekerjaan atau cara kerja. Cara kerja yang tidak benar akan mempengaruhi postur tubuh, misalnya saat mengangkat barang, saat memindahkan barang dan lain-lain. Untuk mencegah PAK berkaitan dengan perubahan postur tubuh, maka perhatikan aturan-aturan berikut: 1.
Hindari kegiatan melekukkan kepala dan l e h e r k e d e p a n ( m e n u n d u k ) a t a u melekukkan kebelakang (mendongak).
2.
Hindari melekukkan badan kedepan (membungkuk).
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
penyakit akibat kerja
A. TUJUAN
3. 4. 5.
6. c.
Hindari gerakan memutar dan asimetrik. Jika harus berputar usahakan hanya sampai dua pertiga putaran. Usahakan untuk menggunakan kursi dengan sandaran (backrest), dan duduk pada posisi bersandar pada sandaran (posisi tegak). Pada pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar, posisi tubuh tegak dan lekukan siku pada posisi 90 – 120 derajat, sehingga tubuh berada optimal untuk mengeluarkan tenaga. Jika bekerja pada posisi berdiri, usahakan dapat sesekali duduk pada waktu senggang untuk relaksasi otot kaki.
Lingkungan Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja antara lain faktor lingkungan isik, kimia dan lingkungan sosial. Untuk mencegah terjadinya PAK, maka lingkungan isik dan kimia perlu didisain sesuai dengan standar kesehatan kerja. Disamping itu perlu diciptakan hubungan sosial yang erat antar pekerja yang akan membantu terwujudnya kesehatan kerja. Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya PAK antara lain: 1.
Pengaturan beban kerja, meliputi:
penyakit akibat kerja
Pembebanan tidak melebihi 30 - 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban maksimum untuk tenaga kerja Indonesia adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan. Denyut nadi setelah bekerja tidak melebihi 30-40/menit di atas denyut nadi sebelum bekerja. Tidak mengangkat beban lebih dari 4.5 kg pada posisi duduk. Tidak mengangkat beban lebih dari 16-20 kg saat berdiri. Alat bantu mekanik dan tim mengangkat harus di rancang untuk megurangi risiko cidera yang berkaitan dengan beban 16 kg s.d 55 kg Tidak mengangkat, menurunkan atau membawa beban lebih dari 55 kg tanpa bantuan mekanis yang tersedia. 2. 3. 4.
Letak objek kerja 10 s.d 20 cm lebih tinggi dari siku untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian. Letak objek kerja 10 s.d 20 cm lebih rendah dari siku untuk pekerjaan yang membutuhkan penekanan dengan tangan. Bahan kimia yang digunakan saat bekerja dapat menyebabkan penyakit akibat kerja, misalnya pestisida, insektisida, atau bahan saniter, dan bahan kimia lainnya dapat menyebabkan PAK. Tempatkan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan di ruang penyimpanan khusus dan wadah tertutup rapat.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
c. rangkuman Upaya pencegahan PAK dapat dilakukan melalui: a. Pengaturan tempat kerja, disain tempat kerja disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. b. Pemilihan dan Peraturan Peralatan kerja (Tools and Equipment). c. Pengaturan cara kerja. d. Pencatatan dan pelaporan. e. Penanganan kasus/treatment
1. 2. 3.
Coba evaluasi lingkungan dapur terkait dengan faktor-faktor yang dapat menimbulkan PAK di dapur dan ruang restoran! Diskusikan hasil identi ikasi kalian dan buat kesimpulan! Presentasikan di depan kelas!
e. tes 1. 2.
Sebutkan dan jelaskan upaya pencegahan berdasarkan faktor penyebab terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK)! Apa saja upaya pencegahan yang dapat anda lakukan agar tehindar dari PAK?
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
penyakit akibat kerja
d. tugas
UJI KOMPETENSI xv I. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Jenis penyakit akibat kerja yang kemungkinan terjadi diarea dapur dan pelayanan makanan antara lain disebabkan akibat berdiri terlalu lama adalah… a. Hernia b. Varises
c. Kejang panas d. Stress
2. Stress merupakan jenis penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh… a. Tekanan pekerjaan b. Berdiri terlalu lama
c. Kelelahan d. Terpapar panas
3. Salah satu upaya pencegahan PAK dibawah ini, kecuali… a. Pencatatan dan pelaporan b. Pengaturan cara kerja 4.
Dibawah ini hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyaki akibat kerja, kecuali…
penyakit akibat kerja
a. Pengendalian lingkungan kerja b. Evaluasi lingkungan kerja 5.
c. Beban kerja yang berlebih d. Posisi kerja yang salah
Luka bakar adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh faktor kimia… a. Zat iritan b. Zat korosif
7.
c. Perluasan lingkungan kerja d. Pengenalan lingkungan kerja
Trauma otot dan sendi diakibatkan oleh faktor… a. Cara kerja yang salah b. Evaluasi lingkungan kerja
6.
c. Penanganan kasus/treatment d. Pembersihan area kerja
c. Zat karsinogenik d. Zat allergen
Faktor kimia yang menyebabkan dermatitis serta asma pada para pekerjanya adalah… a. Zat iritan b. Zat korosif
c. Zat karsinogenik d. Zat allergen
8. Faktor yang terkait dengan binatang pengerat atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit adalah faktor… a. Faktor kimia b. Faktor ergonomi 9.
c. Faktor biologi d. Faktor isik
Faktor kimia yang menyebabkan iritasi selaput lendir pada para pekerjanya adalah… a. Zat iritan b. Zat korosif
c. Zat karsinogenik d. Zat allergen
10. Faktor isik yang menyebabkan Heat stress adalah… a. Suhu tinggi b. Suhu dingin
c. Getaran d. Tekanan
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
II. Jawablah soal uraian di bawah ini !
3.
Sebutkan upaya pencegahan PAK yang anda ketahui! Sebutkan beberapa jenis penyakit yang kemungkinan terjadi di area dapur dan pelayanan makanan! Apasaja yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya PAK berdasarkan faktor lingkungan?
penyakit akibat kerja
1. 2.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
KUNCI JAWABAN
BAB 8
KEGIATAN BELAJAR 1 1. Macam-macam bahan pembersih : a. Detergen b. Detergen Sintetis c. Detergen mesin cuci
d. Sabun e. Desinfektan
2. Perbedaan bahan pembersih dan saniter: a. Saniter adalah senyawa-senyawa yang dapat membunuh sekian persen mikroorganisme yang telah diujicoba sebelumnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. b. Bahan pembersih adalah bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan noda dan kotoran yang melekat pada perabotan, perkakas, mesin, kain pembersih dan peralatan pengolahan pangan 3. Contoh desinfektan : 1. Desinfektan oksidasi: Khlorin Dioksida, Yodosfor 2. Desinfektan non-oksidasi: Quarternary Ammonium Compound (QAC), Amphoteric surfactan, Phonelic desinfectan 4. Kotoran diartikan bahan yang tidak dikehendaki berada pada makanan, permukaan peralatan, dan area kerja. Kotoran ada yang nampak ada yang tidak nampak. Kotoran biasanya mudah dibersihkan dibandingkan dengan noda.
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Sifat dari masing-masing bahan serta penggunaan bahan pembersih dan saniter yang tepat. 2. Faktor yang mempengaruhi pembersihan: Waktu, Suhu, Konsentrasi bahan pembersih, Pergerakan mekanik (penggosokan)
UJI KOMPETENSi 8 I. Pilihan Ganda 1. D 2. B 3. C 4. C 5. B
6. A 7. C 8. B 9. C 10. D
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
II. Essay 1. Bahan pembersih dan bahan saniter a. Saniter adalah senyawa-senyawa yang dapat membunuh sekian persen mikroorganisme yang telah diujicoba sebelumnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. b. Bahan pembersih adalah bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan noda dan kotoran yang melekat pada perabotan, perkakas, mesin, kain pembersih dan peralatan pengolahan pangan 2. Macam-macam bahan pembersih dan saniter : a. b. c. d. e.
Detergen Detergen Sintetis Detergen mesin cuci Sabun Desinfektan. Desinfektan oksidasi : Khlorin Dioksida, Yodosfor. Desinfektan non-oksidasi: Quarternary Ammonium Compound (QAC), Amphoteric surfactan, Phonelic desinfectan.
BAB 9
KEGIATAN BELAJAR 1 1. Pembersihan tempat dan peralatan diartikan sebagai berikut: a. Kegiatan untuk menghilangkan kotoran dengan menggunakan detergen kimia agar sesuai standar bersih yang telah ditentukan. b. Proses untuk menciptakan kondisi bersih terhadap sesuatu, artinya bebas dari pengotor isik dan kelihatan menyenangkan. c. Menghilangkan kotoran dari peralatan dan permukaan tempat kerja seperti misalnya permukaan talenan (cutting boards), alat masak, alat hidang, meja kerja. Sedangkan sanitasi tempat kerja diartikan sebagai: a. Upaya yang dilakukan agar lingkungan kerja bebas dari penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan bahan pencemar lainnya. b. Upaya untuk mengurangi bakteri di permukaan kerja dan peralatan pengolah makanan agar jumlah bakteri mencapai level aman untuk terjadinya penyakit. 2. Pembersihan bertujuan untuk: a. Menghilangkan partikel makanan, lemak, kotoran dan noda. b. Mengurangi atau menghilangkan mikroorgansime. c. Mempersiapkan ruang dalam keadaan bersih dan peralatan dalam keadaan bersih, kering dan siap pakai.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
3. Kebersihan dari peralatan yang digunakan di dalam restoran harus dijaga setiap saat dengan berbagai macam cara yang disesuaikan dengan kondisi alat-alat tersebut. Karena factor kebersihan memegang peranan penting di dalam pelaksanaan pengolahan makanan di suatu restoran. Supaya peralatan dapur berfungsi optimal, peralatan ini perlu dipelihara dengan selalu dibersihkan. Membersihkan peralatan mempunyai cara tersendiri.
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Cara membersihkan peralatan yang terbuat dari : a. Stainles Steel Dibersihkan dengan air sabun, busa atau spon, dibilas sampai bersih lalu dikeringkan atau dilap b. Alumunium Dibersihkan dengan air sabun, serbuk gosok halus atau vim, busa, dibilas bersih lalu dikeringkan c. Plastik Dibersihkan dengan air sabun, serbuk gosok halus atau vim, busa, dibilas bersih lalu dikeringkan d. Kayu Dibersihkan atau dicuci dengan air sabun, serbuk atau abu gosok, sabut atau sikat, dibilas dan dikeringkan agar tidak berjamur. e. Te lon Diberaihkan dengan sabun menggunakan spons lembut 2. Macam-macam teknik pencucian peralatan : a. Teknik mencuci peralatan menggunakan tangan (washing by hand) Cara pencucian dengan menggunakan tangan sifatnya sangat sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang mahal b. Teknik mencuci peralatan menggunakan mesin (washing by machine) Proses pencucian semua jenis peralatan yang digunakan direstoran atau hotel yang menggunakan mesin. 3. Tahapan pencucian menggunakan tangan a. Scraping b. Flushing dan Soaking c. Washing, Rinsing
c. Sanitizing d. Toweling
UJI KOMPETENSi 9 I. Pilihan Ganda 1. B 2. D 3. C 4. A 5. B
6. B 7. C 8. C 9. D 10. B
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
II. Essay 1. Cara membersihkan peralatan yang terbuat dari : a. Alumunium: Dibersihkan dengan air sabun, serbuk gosok halus atau vim, busa, dibilas sampai bersih lalu dikeringkan b. Stainless Steel: Dibersihkan dengan air sabun, busa atau spon, dibilas sampai bersih lalu dikeringkan atau dilap 2. Langkah membersihkan dapur secara keseluruhan : a. Membersihkan debu (dusting & damp dusting) b. Menyapu c. Mengepel
BAB 10
KEGIATAN BELAJAR 1 1. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. 2. Limbah pabrik bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gas yang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK(Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat. Limbah industri dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia. 3. Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu: limbah Organik dan limbah anorganik. Sedangkan jika dibedakan berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi 3 yaitu: limbah pabrik, limbah rumah tangga dan limnah industri. 4. Dampaknya yaitu dapat menebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Cara yang dilakukan untuk penanganan sampah di tempat pembuangan akhir antara lain: a. Open dumping b. Hog feeding c. Sanitary land ill d. Garbage inceneration
e. Recycling f. Composting g. Bio-gas
3. Keuntungan menggunakan cara sanitary land ill: Bau sampah tidak tercium (tidak menyebabkan polusi udara) Lalat dan tikus tidak berkembangbiak Dapat digunakan untuk meninggikan permukaan tanah Kerugiannya: Harus selalu ada pengawasan Memerlukan tenaga untuk menguruk dengan lapisan tanah Biaya lebih mahal karena harus membeli dan mengangkut tanah yang akan digunakan untuk melapis sampah 4. Prinsip-prinsip sanitasi dalam hubungannya dengan penaganan sampah antara lain: a. Perlunya penyediaan kontainer sampah anti bocor, anti tikus, mudah dibersihkan, tahan lama dan tertutup b. Kontainer sampah dilengkapi dengan saluran air panas dan dingin untuk mempermudah proses pembersihan
UJI KOMPETENSi 10 I. Pilihan Ganda 1. C 2. D 3. D 4. B 5. A
6. B 7. D 8. C 9. C 10. A
II. Essay 1. Langkah-langkah penangan sampah adalah: a. b. c. d.
Pisahkan sampah menurut jenis sampahnya. Tempatkan sampah pada wadah-wadah terpisah sesuai dengan jenis sampah. Pindahkan sampah pada kontainer yang lebih besar. Buang sampah yang telah terkumpul ke tempat pembuangan akhir.
2. Recycling adalah cara penanganan sampah dengan cara mendaur ulang sampah yang masih dapat dipergunakan, seperti kertas, botol, plastik, kaleng dan lain-lain.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
BAB 11
KEGIATAN BELAJAR 1 1. Keselamatan kerja adalah upaya agar pekerja selamat di tempat kerja sehingga terhindar dari kecelakaan , jugauntuk menyelamatkan peralatan serta hasil produksinya. 2. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya. 3. Faktor yang memicu terjadinya kecelakaan kerja : a. Keadaan pekerja sendiri (human factor/human error) b. Mesin dan alat-alat kerja (machine and tools condition) c. Keadaan lingkungan kerja (work environment)
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Macam-macam kecelakaan Kerja : a. b. c. d. e. f.
Terjatuh (patah tulang, terkilir atau keseleo, pingsan), Terluka benda tajam (luka iris, luka robek, luka tusuk), Luka bakar, Ledakan gas, Kecelakaan listrik (shock, pengacauan denyut jantung hingga kematian, luka bakar, kebakaran), Kecelakaan bahan kimia (bahan kimia dalam makanan, bahan kimia dalam pengolahan makanan, bahan kimia pembersih)
2. Hal yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja karena terjatuh : a. b. c. d.
Penerangan yang kurang Lantai yang licin Anak tangga yang terlalu tinggi Barang yang tercecer di lantai, dll
3. Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menghindari luka teriris atau terpotong karena benda tajam : a. Selalu menggunakan pisau yang tajam b. Selalu menggunakan alas (telenan) sewaktu memotong c. Pemotongan dilakukan dengan memperhatikan jarak yang aman
UJI KOMPETENSi 11 I. Pilihan Ganda 3. C 1. D 4. C 2. A
5. B 6. A
7. B 8. A
9. C 10. D
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
II. Essay 1. Cara mencegah kecelakaan kerja yang terjadi akibat : a. Ledakan gas Ketahuilah bau gas yang dipergunakan Periksa selalu keadaan pipa gas Pergunakan pilot light Putuskan hubungan secara total Ikuti petunjuk b. Kecelakaan listrik Perhatikan tegangan Perhatikanalat sambung Sekering hanya untuk orang yang berwenang Periksa keadaan kabel penghubung Pastikan sekitar alat penyambung kering dan bersih Perhatikan gejala aneh Putuskan hubungan listrik apabila alat tidak digunakan Ikuti petunjuk c. Bahan kimia Pengenalan bahan kimia dengan baik Memberikan tanda yang jelas bada bahan kimia agar tidak tertukar Jangan mencoba-coba Simpan pada tempat yang aman 2. Macam-macam alat pemadam kebakaran a. Air Hanya untuk kebakaran yang bersumber darikayu, kertas, bahan kain, dan orang yang boleh dipadamkan dengan air. b. Alat pemadam genggam (Fire Extinguisher) Alat pemadam jenis ini sesuai untuk digunakan di dapur pengolahan terutama untuk kebakaran yang disebabkan oleh lemak/ minyak dan aliran listrik serta gas. c. Selimut pemadam Selimut pemadam ini cocok untuk memadamkan api kecil pada individu (baju) dan peralatan kecil dan sedang. d. Pasir
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
BAB 12
KEGIATAN BELAJAR 1 1. Mengurangi resiko kebakaran adalah upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kebakaran ketingkat level yang lebih rendah. 2. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran dari kompor gas antara lain: Ruangan masak atau dapur harus memiliki sirkulasi udara, bias lobang angin, jendela, pintu atau memasang Exhaust Fan atau Blower atau ventilasi. Upayakan jumlah gas (kalau ada) didalam dapur tdk cukup untuk terjadinya kebakaran. Jika tercium bau gas jangan menghidupkan api atau menyalakan listrrik, buka pintu2 jendela agar gas terbuang keluar) biasanya gas LPG berada diatas/dekat permukaaan lantai. Kran/Katup tabung gas harus selalu dalam keadaan tertutup jika tdk sedang dipakai, apalagi malam ketika mau tidur.
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Hal yang dapat menyebabkan kebakaran : a. Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran. b. Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut sumber apinya, dll 2. Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya kebakaran antara lain sebagai berikut. a. Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran. b. Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut sumber apinya.
UJI KOMPETENSi 12 I. Pilihan Ganda 1. A 2. C 3. A 4. D 5. C
6. A 7. D 8. D 9. C 10. B
II. Essay 1. Cara mencegah kecelakaan kerja yang terjadi akibat: a. Ledakan gas Ketahuilah bau gas yang dipergunakan
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Periksa selalu keadaan pipa gas Pergunakan pilot light Putuskan hubungan secara total Ikuti petunjuk b. Kecelakaan listrik Perhatikan tegangan Perhatikanalat sambung Sekering hanya untuk orang yang berwenang Periksa keadaan kabel penghubung Pastikan sekitar alat penyambung kering dan bersih Perhatikan gejala aneh Putuskan hubungan listrik apabila alat tidak digunakan Ikuti petunjuk c. Bahan kimia Pengenalan bahan kimia dengan baik Memberikan tanda yang jelas bada bahan kimia agar tidak tertukar Jangan mencoba-coba Simpan pada tempat yang aman 2. Macam-macam alat pemadam kebakaran a. Air Hanya untuk kebakaran yang bersumber darikayu, kertas, bahan kain, dan orang yang boleh dipadamkan dengan air. b. Alat pemadam genggam (Fire Extinguisher) Alat pemadam jenis ini sesuai untuk digunakan di dapur pengolahan terutama untuk kebakaran yang disebabkan oleh lemak/ minyak dan aliran listrik serta gas. c. Selimut pemadam Selimut pemadam ini cocok untuk memadamkan api kecil pada individu (baju) dan peralatan kecil dan sedang. d. Pasir
BAB 13
KEGIATAN BELAJAR 1 1. Penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut: a. sembrono dan tidak hati – hati b. tidak mematuhi peraturan c. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
d. tidak memakai alat pelindung diri e. kondisi badan yang lemah
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
2. Alat pelindung diri (APD)/Personal Protective Tools untuk menjaga keselamatan kerja adalah: a. b. c. d. e. f. g.
Pelindung mata - kacamata, masker wajah, visor Perlindungan pernapasan Sarung tangan Sepatu Keselamatan dan sepatu termasuk 'bakiak' bagi pekerja dapur Pakaian pelindung - celemek, pakaian termal/jas, 'pull o' hubungan untuk keamanan staf Perlindungan kepala - topi keras/helmet, dan topi untuk penjamah makanan Tali pinggang pengaman (safety belt)
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. 2. Mengunakan Alat Pelindung Diri. Beberapa APD yang dapat digunakan dalam pekerjaan di bidang busana atau ketika pembelajaran di laboratorium busana antara lain alat pelindung kepala, alat pelindung mata, alat pelindung pernapasan, alat pelindung telinga, alat pelindung tangan, alat pelindung kaki, alat serta pelindung badan. 3. Manfaat dari alat pelindung kepala adalah: a. Melindungi rambut pekerja supaya tidak terjerat mesin yang berputar, b. Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan kimia. Contoh alat pelindung kepala seperti topi pelindung, helmet, dan caping. 4. Contoh alat pelindung kepala adalah baju pengaman/baju kerja. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baju kerja adalah pemakaiannya harus it, dan dalam keadaan tubuh. Sebaiknya tidak terlalu kencang dan kaku sehingga tidak membatasi gerakan. Namun tidak terlalu longgar sehingga mengundang bahaya tergulung mesin atau tercantol bagianbagian mesin yang menonjol hingga menyebabkan jatuh.
UJI KOMPETENSi 13 I. Pilihan Ganda 1. D 2. B 3. B 4. A 5. C
6. A 7. C 8. C 9. A 10. B
II. Essay 1. Pemilihan APD dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya adalah: a. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan b. Enak dan nyaman dipakai c. Tidak mengganggu saat melaksanakan pekerjaan dan tidak membatasi ruang gerak.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
d. e. f. g.
Efektif memberikan perlindungan terhadap bahaya yang mungkin timbul di tempat kerja. Tidak menggangu performance pekerja Tidak ada efek samping dari penggunaan APD Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, mudah diperoleh dan harga terjangkau.
2. Klasi ikasi APD disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan yaitu (1) pelindung mata dan wajah, (2) pelindung pernapasan, (3) pelindung kepala, (4) pelindung kaki), (5) pelindung tangan, (6) pelindung pendengaran, (7) pelindung diri atau tubuh dan (8) sabut pengaman. 3. Karena sudah diatur dalam perundang-undangan 4. Langkah-langkah tersebut antara lain: a. b. c. d.
Menyusun kebijaksanaan penggunaan dan pemakaian APD secara tertulis, Memilih dan menempatkan jenis APD yang sesuai dengan potensi bahaya, Melaksanakan program pelatihan penggunaan APD, Menerapkan penggunaan dan pemakaian APD serta pemeliharaannya secara berkala.
BAB 14
KEGIATAN BELAJAR 1 1. Kesehatan kerja adalah suatu keadaan para pekerja/masyarakat pekerja dimana kondisi jasmani dan rohani dalam keadaan bebas dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. 2. Karena : Untuk memperoleh derajat kesehataan setinggi tingginya Untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. Untuk perawatan dan mempertinggi e isiensi dan produkti itas tenaga kerja. Untuk pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja. Untuk perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Lokasi yang tepat untuk dapur : terletak pada lokasi yang terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh debu, asap, serangga dan tikus. 2. Persyaratan lantai dapur : Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan. Pertemuan lantai dengan dinding harus conus atau tidak boleh membuat sudut mati Persyaratan dinding dapur Permukaan dinding sebelah dalam harus rata, mudah dibersihkan. Konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Permukaan dinding yang terkena percikan air harus dibuat kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah dibersihkan seperti porselen dan sejenisnya setinggi 2 (dua) meter dari lantai Persyaratan ventilasi dapur Cukup menjamin peredaran udara dengan baik. Dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan. Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi persyaratan. 3. Persyaratan toilet : a. Letak tidak berhubungan langsung (terpisah) dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu dan gudang makanan. b. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak air. c. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria. d. Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung. e. Toilet dibersihkan dengan detergent dan alat pengering f. Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok serta sabun. g. Luas lantai cukup untuk memelihara kebersihan. h. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya/ kemiringannya cukup. i. Ventilasi dan penerangan baik. j. Air limbah dibuang ke septick tank, roil atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah. k. Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air. 4. Penataan dapur yang baik dan aman Tata letak peralatan harus disesuaikan dengan manusia sebagai pekerjanya. Besar tubuh manusia digunakan sebagai pertimbangan untuk tata letak penataan antara satu alat dengan alat yang lainnya.
UJI KOMPETENSi 14 I. Pilihan Ganda 1. C 2. D 3. C 4. A 5. D
6. A 7. B 8. A 9. C 10. D
II. Essay 1. Berguna untuk: 1. Mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja, 2. Mengurangi terjadinya kesakitan dalam bekerja, dan 3. Meningkatkan kinerja dan produktivitas
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
2. Tata ruang Pembagian ruang minimal terdiri dari dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang karyawan dan ruang administrasi. Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya dihubungkan dengan pintu. Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari terhadap makanan. 3. Kesehatan kerja adalah suatu keadaan para pekerja/masyarakat pekerja dimana kondisi jasmani dan rohani dalam keadaan bebas dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. 4. Persyaratan Fasilitas Sanitasi Air bersih, air limbah, toilet tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat mencuci peralatan, tempat mencuci bahan makanan, loker karyawan, peralatan pencegah masuknya serangga
BAB 15
KEGIATAN BELAJAR 1 Contoh Penyakit akibat kerja 1. Penyakit umum, penyakit yang paling banyak adalah penyakit infeksi, endemik (cacar, kolera) dan penyakit parasit (disebabkan karena cacing), penyakit alat pernapasan seperti lu dan bronchitis, keracunan, gizi buruk,dll 2. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja Kapasitas kerja, beban kerja, lingkungan kerja 3. Hal hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyaki akibat kerja: Pengenalan lingkungan kerja, evaluasi lingkungan kerja, pengendalian lingkungan kerja
KEGIATAN BELAJAR 2 1. Mencegah atau mengurangi terjadinya PAK dapat ditinjau dari faktor penyebabnya antara lain adalah: a. Alat Gunakan alat pelindung diri atau pilihlah peralatan yang lebih aman untuk digunakan khususnya pada beberapa peralatan yang dapat berdampak pada kesehatan antara lain , computer, mesin jahit,peralatan yang bergetar atau menimbulkan bising dan peralatan lainlain. b. Manusia Faktor manusia yang menjadi penyebab terjadinya PAK adalah cara melakukan pekerjaan atau cara kerja. Cara kerja yang tidak benar akan mempengaruhi postur tubuh, misalnya saat
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
mengangkat barang, saat memindahkan barang dan lain-lain. Untuk mencegah PAK berkaitan dengan perubahan postur tubuh, c. Lingkungan Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja antara lain faktor lingkungan isik, kimia dan lingkungan sosial. Untuk mencegah terjadinya PAK, maka lingkungan isik dan kimia perlu didisain sesuai dengan standar kesehatan kerja. Disamping itu perlu diciptakan hubungan sosial yang erat antar pekerja yang akan membantu terwujudnya kesehatan kerja. 2. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui: a. b. c. d. e.
Pengaturan tempat kerja, disain tempat kerja disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Pemilihan dan Peraturan Peralatan kerja (Tools and Equipment). Pengaturan cara kerja. Pencatatan dan pelaporan. Penanganan kasus/treatment
UJI KOMPETENSi 15 I. Pilihan Ganda 1. B 2. A 3. D 4. C 5. A
6. B 7. D 8. C 9. A 10. A
II. Essay 1. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui: a. b. c. d. e.
Pengaturan tempat kerja, disain tempat kerja disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Pemilihan dan Peraturan Peralatan kerja (Tools and Equipment). Pengaturan cara kerja. Pencatatan dan pelaporan. Penanganan kasus/treatment
2. Beberapa jenis penyakit akibat kerja yang kemungkinan terjadi di area dapur dan pelayanan makanan antara lain: a. b. c. d. e.
Hernia: akibat sering membawa beban berat. Gangguan otot dan sendi: cara mengangkat yang salah, kelelahan Varises: berdiri terlalu lama. Kejang panas: terlalu lama terpapar panas/suhu panas. Stress: monoton, isolasi pekerjaan, tekanan pekerjaan.
3. Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya PAK antara lain: 1. Pengaturan beban kerja,
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
2. Letak objek kerja 10 s.d 20 cm lebih rendah dari siku untuk pekerjaan yang membutuhkan penekanan dengan tangan. 3. Bahan kimia yang digunakan saat bekerja dapat menyebabkan penyakit akibat kerja, misalnya pestisida, insektisida, atau bahan saniter, dan bahan kimia lainnya dapat menyebabkan PAK. 4. Tempatkan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan di ruang penyimpanan khusus dan wadah tertutup rapat.
GLOSARIUM Alergen
Zat yang dapat menyebabkan terjadinya alergi
Antibiotic
Senyawa atau obat yang digunakan untuk mematikan mikroorganisme pada dosis tertentu
APAR
Singkatan dari Alat Pemadam Api Ringan
Blower
Alat yang digunakan untuk menghembuskan udara
Butane
Senyawa alkane yang memiliki 4 atom karbon. Memiliki formula c4h10 berbentuk gas pada suhu ruang
Caison's disease
Gangguan akut akibat pembentukan gelembung nitrogen dalam darah saat terjadi perubahan tekanan udara luar
Carpal Tunel syndrome
Suatu keadaan akibat kelebihan tekanan pada saraf tengah, yaitu pada tangan; dapat menyebabkan kelelahan dan kerusakan saraf pada tangan dan jari tangan
Evakuasi
Proses penyelamatan diri saat terjadinya bencana
Exhaust Fan
Alat yang digunakan untuk mengeluarkan udara ke luar
Flammability
Bahan-bahan yang mudah terbakar
Frost bite
Kerusakan pada kulit dan jaringan di bawah kulit akibat kondisi suhu dingin yang ekstrim
Hearing lost
Kehilangan pendengaran (ketidakmampuan mendengar)
Hernia
Dikenal dengan istilah turun berok, yaitu penyakit akibat turunnya buah zakar karena melemahna lapisan otot dinding perut.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Isolasi
Memisahkan sesuatu / ruang terhadap hal lain atau ruang lain
Konveksi
Proses transfer atau perpindahan panas yang terjadi melalui aliran udara antar bahan
Korsleting
Dikenal dengan istilah hubungan pendek listrik yaitu terputusnya aliran listrik karena kawat bermuatan arus positif dan negative bersentuhan; yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran
Limbah
Buangan sisa proses produksi dari industry atau rumah tangga, dapat berdampak negative jika tidak dikelola
LPG
Merupakan ringkasan dari liquid petroleum gas, yang merupakan gas propane atau butane, merupakan gas yang mudah terbakar
Muskulus skeletal
Suatu kondsi penggembungan otot di lapisan mesoderm
Natural gas
Gas yang terbentuk dari fosil bumi yang telah berumur ribuan tahun
Oksidasi
Proses rekasi antara bahan dengan oksigen atau proses perubahan oksidasi atom-atom yang terdapat pada suatu senyawa atau molekul
PAK
Singkatan dari penyakit akibat kerja, yaitu suatu penyakit terkait erat dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja. Timbulnya penyakit memerlukan jangka waktu tertentu setalah melakukan pekerjaan yang sama
Propane
Digunakan sebagai bahan bakar, mengandung 3 atom karbon dan 8 atom H (C3H8), biasnya berbentuk gas, namun dapat juga dibentuk cair untuk mempermudah proses distribusi
Radiasi
Proses transfer atau perpindahan panas yang terjadi melalui gelombang elektromagnetik
Resiko hygiene
Suatu penyakit yang dapat terjadi akibat tidak diterapkannya aturan hygiene sesuai dengan standar yang telah ditentukan
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Rotasi, Mutasi
Perpindahan posisi tempat kerja atau tanggng jawab
Stress
Suatu kondisi tidak nyaman akibat tekanan psikologis
Varises
Pelebaran pembuluh darah balik, banyak terjadi di bagian bawah (kaki)
Zat mutagenic
Zat kimia yang dapat menyebabkan terkadi perubahan atau mutasi genetik
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
DAFTAR PUSTAKA Achid Syarif, Tuti Sumiarti, Utami Budiwati. 2013. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja Bidang Makanan 1. Depok: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Adam. Mohammad. 2010. Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Anni Faridah, Asmar Yuliastri, Kasmita S. Pada, dkk. 2008. Patiseri Jilid 1 SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Badraningsih, L. dan Sugiyono. 2008. Diktat Sanitasi dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Fathonah, Siti. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Kokom Komariah, Prihastuti Ekawatiningsih, Sutriyati Purwanti. 2008. Restoran Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Modul Pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
Program Studi Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta