5 minute read

Tabel 4.2 Analisis Evaluasi Perencanaan Proyek Revitalisasi Kota Bandung dengan Metode Village History

Next Article
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Tabel 4.2 Tabel Analisis Evaluasi Perencanaan Proyek Revitalisasi Kota Bandung dengan Metode Village History

Tahapan Tahun Bentuk

Advertisement

Tahap Awal

Tahun 1800 1919 Berupa lapangan terbuka kosong yang memiliki bentuk persegi seperti alun-alun pada umumnya Sebagai pusat pemerintahan yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi panggilan atau mendengarkan pengumuman dan juga melihat unjuk kekuatan berupa peragaan bala prajurit dari penguasa setempat. Sebagai alun-alun yang bersifat aktif dengan fungsi yang beragam seperti aktivitas olahraga, perdagangan, interaksi masyarakat, beristirahat dan juga rekreasi. Namun kegiatan masyarakatnya masih terbatas oleh penguasa daerah Belum memiliki elemen street furniture, lampu penerangan hanya terletak di beberapa bangunan sekitar, tidak ada jalur pedestrian

Tahap ke 2

Tahun 19201959 Berupa ruang terbuka hijau dalam bentuk lapangan terbuka yang terletak di lingkup area pemerintahan Kota Bandung. Alun- Alun Bandung memiliki tipologi ruang publik berupa lapangan rumput terbuka yang oleh masyarakat Bandung dijadikan sebagai ruang terbuka dengan berbagai aktivitas yang dilakukan. Sebagai pusat pemerintahan yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi panggilan atau mendengarkan pengumuman dan juga melihat unjuk kekuatan berupa peragaan bala prajurit dari penguasa setempat. Alun- Alun Bandung memiliki fungsi sebagai tempat melakukan berbagai macam aktivitas seperti sebelumnya. Namun dengan penambahan elemen fisik berupa pagar di sekelilingnya menjadikan para pedagang tidak dapat memasuki area dalam Alun- Alun Bandung Telah terdapat street futniture yakni adanya pagar pembatas di sekeliling Alun- Alun dan 4 pintu masuk di tiap sisi Alun- Alun

Fungsi

Administratif Sosial Budaya

Kelengkapan Fasilitas

23

Tahap ke 3-4

Tahun 19601969 Penataan lansekap masih berbentuk persegi berupa lapangan terbuka dengan jalur sirkulasi pada sisi utara dan selatan Sebagai pusat pemerintahan yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi panggilan atau mendengarkan pengumuman dan juga melihat unjuk kekuatan berupa peragaan bala prajurit dari penguasa setempat. Sebagai wadah aktivitas sosial yang bersifat serbaguna seperti, bermain bola, upacara, kegiatan tradisional dan dimanfaatkan sebagai tempat usaha untuk mencari nafkah Terjadi pelebaran jalur sirkulasi pada pintu bagian utara dan selatan yang semula merupakan jalur perdagangan berubah fungsi sebagai jalur parkir kendaraan bermotor dan terminal angkutan dalam kota.

Tahap ke 5

Tahun 19702001 Penataan lansekap dengan bentuk persegi yang simetris dan bersumbu ditengah. Pembagian elemen perlunakan (softscape) berupa tanaman hijau dan elemen perkerasan (hardscape) berupa paving. Terdapat jalan hijau dan jalan taman (greenways and parkways), karena pada saat itu alun-alun memiliki elemen lansekap yang tertata dan jelas antara perkerasan dan perlunakan. Pergeseran fungsi AlunAlun Bandung yang semula merupakan sebuah ruang publik kota menjadi Taman Kota. Taman Kota lebih dimanfaatkan sebagai wadah interaksi sosial, kegiatan rekreatif, edukatif dan kegiatan lain setingkat kota. Sebagai taman kota, fungsi alun-alun lebih mengarah pada fungsi sosial budaya yang dimanfaatkan sebagai wadah interaksi sosial, kegiatan rekreatif, edukatif dan kegiatan lain Karena perubahan yang pada awalnya berupa lapangan menjadi taman kota, sehingga dilengkapi perabot taman untuk menunjang aktivitas masyarakat. Dapat diakses oleh pejalan kaki melalui sisi barat dan utara saja. Dilakukan pula penambahan jembatan di depan Masjid Agung yang menjadi akses baru bagi pengunjung yang ingin langsung ke alun-alun pada saat itu. Dimensi pedestrian semakin diperkecil, karena adanya penambahan jalur parkir.

Tahap ke 6

Tahun 20022013 Beralih dari sebuah taman kota menjadi sebuah plaza dengan persentase elemen perkerasan Pada awal tahun 2002 terjadi pergeseran fungsi alun-alun kini digantikan Alun-alun Bandung yang semula sebuah taman kota kini sudah Terdapat banyak lampu penerangan dan kursi yang berada di sisi-sisi taman kecil

24

Tahap ke 7

Tahun 2014 Sekarang Tahun 2014, Pemerintahan kota Bandung merenovasi Alun-alun Bandung dengan konsep yang baru, konsep dimana Alun-alun Bandung lebih mengedepankan fungsionalitas secara maksimal dari fungsi Alun-alun sendiri pada awalnya. Bentuk yang Terdapat perubahan dengan menggabungkan halaman masjid Agung dengan AlunAlun menjadi Plaza dari Masjid Agung tanpa menghilangkan fungsi Alun- Alun dan tidak ada lagi fungsi administratif Alun-alun Bandung yang baru kembali menjadi lapangan terbuka, fungsi sosial budaya pada sebuah alun-alun kembali meningkat. Dimana masyarakat Bandung dapat kembali Penambahan fasilitas yaitu adanya area taman bunga pada bagian selatan AlunAlun, terdapat sejumlah 21 pohon peneduh di tengah kursi berbentuk persegi yang tersebar di alun-alun, area taman baca di bagian timur Alun- Alun dan halte bus, di

lebih dominan dibanding dengan elemen perlunakan yang bersifat taman pasif. Alun-alun Bandung tahap ini memiliki elemen lansekap pada sisi selatan dan timur berupa pohon-pohon besar. Pada tahun ini bentuk alun-alun berupa trapesium. Pada tahun 2002 sebutan taman kota pada alunalun berubah menjadi plaza, dimana plaza ini merupakan hasil tergabungnya Masjid Agung dengan alun-alun yang menghilangkan jalan pada sisi barat dan menghilangkan jembatan akses Masjid Agung menuju alun-alun, sehingga alun-alun kini merupakan plaza dari akses Masjid Agung menuju alun-alun. dengan Plaza Masjid Agung. Yang mana Plaza Masjid Agung lebih dimanfaatkan sebagai wadah interaksi sosial, kegiatan rekreatif, edukatif dan kegiatan lain setingkat kota. Sehingga pada periode ini juga, fungsi alun-alun lebih mengarah pada fungsi sosial budaya. menjadi bagian dari halaman Mesjid Raya Bandung sehingga menjadi Plaza dari masjid tersebut. Alunalun Bandung sendiri menurut peruntukannya sekarang adalah taman pasif dalam arti taman yang mewadahi kegiatan rekreasi yang bersifat pasif, antara lain jalan-jalan, dudukduduk, istirahat dan sebagainya. yang berbentuk persegi dan kolam. Pada area luar AlunAlun terdapat pedestrian yang digunakan sebagai akses masuk ke dalam alun-alun.

25

pada periode sebelumnya berupa taman pasif, kali ini berubah secara drastis kembali lagi kepada bentuk awal terbentuknya Alun-alun Bandung yakni berupa lapangan terbuka dengan dilapisi rumput sintetis menggunakan Alunalun Bandung dengan berbagai aktivitas yang ada, dari mulai piknik keluarga, anak-anak yang bermain, mengadakan acara penutupan akhir tahun, bahkan hingga hanya sekedar berfoto-foto. bagian basemen terdapat food court, kemudian terdapat toilet dan parkir yang luas, kemudian juga muncul banyak akomodasi seperti hotel dan penginapan lainnya, ada WiFi, rental sepeda, kid’s playground dan public fitness area, juga terdapat tourist information centre dan kantor Satpol PP yang di peruntukan menjaga keamanan alun-alun. Namun masih terdapat kekurangan fasilitas penunjang seperti kurangnya tempat bermain anak, belum adanya kamera pengawas, minimnya tempat pembuangan sampah dan tempat parkir. Sehingga diharapkan pada program revitalisasi Alun-Alun Kota Bandung selanjutnya, fasilitas penunjang yang kurang tersebut dapat dilengkapi sesuai standar yang tersedia dengan tujuan meningkatkan kepuasan para pengunjung.

Sumber: Analisis Kelompok 7A, 2020

26

This article is from: