2 minute read
3.2. Fungsi Ruang Publik
Terbuka Publik adalah mampu memperbaiki iklim mikro kota sehingga masyarakat nyaman untuk beraktivitas di dalam maupun di sekitar taman publik (Gunawan, 2005).
3.2. Fungsi Ruang Publik
Advertisement
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, ruang terbuka hijau terbagi menjadi ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat, keduanya memiliki fungsi utama (intrinsik) dan fungsi tambahan (ekstrinsik). Fungsi utama ruang terbuka publik adalah sebagai berikut:
(1) Memberi jaminan pengadaan ruang terbuka; (2) Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dan berlangsung lancar; (3) Sebagai peneduh; (4) Produsen oksigen; (5) Penyerap air hujan; (6) Penyedia habitat satwa; (7) Penyerap polutan media udara, air, dan tanah, serta; (8) Penahan angin. Fungsi tambahannya yaitu terdapat fungsi sosial dan budaya, fungsi ekonomi dan fungsi estetika. Dalam suatu wilayah perkotaan, fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi hayati. Berikut merupakan beberapa fungsi yang dimiliki ruang terbuka publik menurut Rustam (2004), yakni: 1. Fungsi umum • Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat interaksi sosial baik secar indivdu ataupun kelompok, tempat peralihan dan tempat menunggu • Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar dari alam. • Sebagai sarana penghubung dari suatu lokasi ke lokasi lain. • Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan. 2. Fungsi ekologis • Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, menstabilkan ekosistem. • Pelembut arsitektur bangunan.
Terkait dengan peran masyarakatnya dan pembentuk karakter kotanya, fungsi-fungsi ruang publik yaitu (Carr, 1992) pertama sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat baik formal seperti upacara-upacara bendera, dan peringatan lain; informal seperti pertemuan-pertemuan individu kelompok masyarakat dalam acara santai dan rekreatif atau demonstrasi dalam menyampaikan aspirasi atau protes.
Kedua sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang fungsi bangunan disekitarnya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain. Ketiga sebagai paru-paru kota akibat perkembangan penduduk kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan sebagai tempat olahraga, bermain, dan bersantai bersama keluarga.
Sebuah kota menjadi daya tarik yang besar karena dituntut untuk menyediakan kemudahan fasilitas pelayanan yang dapat merangsang dan memberikan tantangan bagi kaum intelektual, serta memberikan peluang pada lapangan pekerjaan. Dalam menciptakan kebutuhan fasilitas kota yang tepat bagi penghuninya, perlu dikaji kebutuhan dasar yang diinginkan oleh penghuni kota itu sendiri. Ruang terbuka publik kota yang baik, harus dapat mewadahi semua kegiatan dan kepentingan pengguna masyarakat kota tersebut, tidak terkecuali bagi para penyandang cacat.
Namun untuk tingkatan negara berkembang, ruang publik kota yang dapat mengakomodasi semua pengguna dari berbagai umur sudah dirasa mencukupi. Kebutuhan warga kota pada ruang publik diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang menunjang segala aktivitas warga kotanya, seperti kebutuhan kesan perspektif dan vista pada pemandangan kota. Hal ini diperlukan terutama di kawasan padat. Manusia dalam memandang memerlukan jarak pandang sehingga dapat menikmati pemandangannya. Kebutuhan rekreasi dan berkomunikasi. Pusat kota merupakan akumulasi berbagai kegiatan.