FTJ 2014 "Bebas"

Page 1

BUKU ACARA

1



DAFTAR ISI Hal 4 Hal 5 Hal 6 Hal 7

Kata Sambutan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kata Sambutan Kepala Pengelola PKJ TIM Kata Sambutan Ketua Dewan Kesenian Jakarta Kata Sambutan Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta

PEMENTASAN PESERTA LOMBA Hal 8 Hal 9 Hal 10 Hal 11 Hal 12 Hal 13 Hal 14 Hal 15 Hal 16 Hal 17 Hal 18 Hal 19 Hal 20 Hal 21 Hal 22 Hal 23 Hal 24 Hal 25

Sindikat Aktor Jakarta Teater Lugas Teater SNEPTU Komunitas Ranggon Sastra Bumi Kalamtara Teater Indonesia Teater 21 April Teater Merah Maroon Teater Galaxy Teater eL-Na’ma Teater Samudra Indonesia Teater baRu Sketsa Act Teater Fatima Teater Nonton Teater Hijau 51 Teater Alamat Teater Ghanta

ACARA SELAMA FTJ Hal 26 Hal 27 Hal 28 Hal 29 Hal 30 Hal 31 Hal 32 Hal 38 Hal 40 Hal 41 Hal 42

Pembukaan Pertunjukan TEATER STASIUN Naskah “Repertoar Sabun Colek” Karya & Sutradara Edian Munaedi Live Music: Lokal Ambience Presentasi Riset Teater “Kota Yang Tengelam” Workshop Seni Rupa Panggung Sharing Kelompok Teater “Postdramatic Theatre” Warung FTJ Penutupan Pertunjukan Tari “I THINK... TONK” Koreografer: Yola Yulfianti Jadwal Acara Profil Juri Susunan Panitia Foto Panitia Ucapan Terimakasih

3


SAMBUTAN KEPALA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam Budaya, Selamat datang di Festival Teater Jakarta (FTJ) 2014. Sebuah perhelatan akbar pegiat teater se-DKI Jakarta yang pada tahun ini telah ke-42 kalinya kita gelar. Ajang kompetisi kretif seniman muda Jakarta ini sudah menjadi ikon pembinaan dan pemberdayaan perteateran yang mentradisi yang diharapkan melahirkan seniman-seniman teater berkualitas baik di tingkat provinsi, nasional, maupun internasional. Seniman pegiat teater yang tidak hanya mengolah kreasi seni kontemporer tetapi juga mampu menjaga kelestarian budaya bangsa. Pelestarian budaya yang sejalan dengan semangat pemerintah untuk mewujudkan Jakarta menjadi Kota Budaya. Pada tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta serta para pemangku kepentingan (stakeholder) perteateran kembali melaksanakan FTJ yang digelar sejak 5 s.d 15 Desember 2014. Harapannya acara-acara yang digelar pada FTJ 2014 ini tentu tidak saja sekedar berhenti sebagai hiburan semata tetapi mampu meningkatkan apresiasi seni dan memberi pencerahan dan pencerdasan baik bagi pelaku seni itu sendiri, penonton dan penikmat, maupun untuk Masyarakat Kota Jakarta pada umunya. Harapan tersebut tentunya dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan penampilan para peserta lomba FTJ 2014. Ahir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan FTJ 2014. Semoga Tuhan Mahakuasa meridhoi niat baik kita ini, amin. Selamat Berlomba Wassalamualaikum Wr.Wb

Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta,

Arie Budhiman NIP 195907061992011001

4


SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGELOLA PUSAT KESENIAN JAKARTA TAMAN ISMAIL MARZUKI Masyarakat Jakarta khususnya, pada bulan Desember 2014 ini akan mendapat suguhan istimewa. Para seniman Teater se-Jakarta dan sekitarnya akan menggelar perhelatan besar, dengan menyelenggarakan Festival Teater Jakarta (FTJ) yang ke 42. Sungguh indah dan enak di dengar serta di rasakan. Festival Teater Jakarta, bisa meniti ke jenjang nan panjang. 42 tahun. Tepatnya nanti pada tanggal 5 s/d 15 Desember 2014, para seniman teater se-Jakarta tersebut mengusung tema “BEBAS”. Mereka akan mementaskan naskah – naskah pilihan, baik dari pengarang Indonesia ataupun naskah karangan sendiri dan bahkan bisa memilih naskah drama pengarang asing. Melalui berita tertulis yang sampai kepada kami, pada penyelenggaraan kali ini akan tampil 18 group teater, 15 (lima belas) group merupakan kelompok teater dari berbagai wilayah di Jakarta, 3 (tiga) group lainnya adalah group teater yang pada tahun 2013 menjadi pemenang di perhelatan FTJ. Melalui sambutan ini, kami secara khusus menyampaikan hormat dan terima kasih setinggi –tingginya kepada Dewan Kesenian Jakarta. Prakarsa untuk terus menyelenggarakan Festival Teater Jakarta hingga memasuki jenjang ke 42 kalinya, pastilah menyita energi pemikiran, juga dana yang tidak sedikit. Jika kita menyimak event – event Teater di Jakarta, terlebih yang berlangsung di Pusat Kesenian Jakarta TIM dari tahun ke tahun, maka justru segera nampak peran penting Dewan Kesenian Jakarta itu. dari sanalah pada ujung – ujung nya kita dapat menemukan muncul dan lahirnya tokoh – tokoh teater baru, yang dapat meneruskan kehidupan dunia panggung teater. Secara lebih luas, kemunculan dan kelahiran tokoh – tokoh teater binaan Dewan Kesenian Jakarta tersebut dapat memberikan ragam kehidupan moral spiritual yang dibutuhkan dalam rangka pembentukan karakter bangsa. Sehingga dengan demikian pula, generasi bangsa memiliki jati diri yang kuat ketika menjalani kehidupan yang sesungguhnya di alam yang luas. Sebuah keniscayaan senantiasa kami percayakan kepada Dewan Kesenian Jakarta, bahwa event Festival Teater Jakarta ke 42 ini pun, akan menghasilkan unggulan-unggulan baru di bidang teater. Apakah itu pemunculan actor, sutradara, pengarang naskah drama, penata properti, penggarap musik; dan seterusnya yang kesemuanya signifikan bagi kerja kreativitas dan budaya. Mengakhiri sambutan kami, adalah ucapan syukur dan haru biru tak terhingga. Pada tgl 24 November 2014 ini, Akademi Jakarta memberikan “penghargaan Akademi Jakarta” kepada Teater Koma. Saudara Ratna Riantiarno dan Nano Riantiarno, pemuka / pemimpin Teater Koma memang amat layak dan sudah seharusnya memperoleh penghargaan tertinggi dari Akademi Jakarta. Ini menjadi bukti, bahwa dunia panggung teater, merupakan salah satu dari kemajemukan dunia seni budaya yang dalam kenyataanya punya saham memotivasi kelangsungan hidup teater di Indonesia. Lalu, bukankah Festival Teater Jakarta menjadi pertanda langkah idola ?

Jakarta, Desember 2014

Drs. Bambang Subekti. MM Kepala Badan Pengelola PKJ - TIM

5


SAMBUTAN KETUA DEWAN KESENIAN JAKARTA Salam Budaya, Festival Teater Jakarta (FTJ) sudah berusia 42 tahun. Berawal dari tahun 1973 dengan tajuk Festival Teater Remaja Jakarta, kini FTJ menjadi energi dan semangat insan dan komunitas teater di Jakarta untuk tetap berkreasi. Di tengah dominannya cara pandang pragmatis masyarakat Jakarta dalam menjalani kehidupan, maka “berteater� --yang masih kuat dengan sikap idealisnya-- merupakan suatu tindakan yang muskil, absurd. Namun kekerasan kehidupan Jakarta memperlihatkan sebuah kenyataan, kesenian bisa menjadi katarsis bagi masyarakat untuk melepaskan kepenatan dan persoalan di dalam hidupnya. Sama dengan cabang kesenian lainnya, menikmati teater adalah merupakan bagian dari upaya manusia untuk membangun dan memperhalus empati pada kehidupan. Rasa empati yang dalam pada kehidupan dan pada kemanusiaan, pada gilirannya akan membangun rasa toleransi yang besar dalam masyarakat, cara pandang seperti ini penting untuk masyarakat Jakarta yang multi-etnik. Karenanya, kami, DKJ merasa perlu dan wajib untuk tetap mendorong, mengembangkan, dan meneruskan program tahunan FTJ menjadi sebuah peristiwa budaya yang penting untuk Jakarta. Terima kasih kami sampakan kepada semua pihak yang telah melancarsukseskan penyelenggaran FTJ 2014 ini. Terima kasih yang besar pula kami sampaikan kepada masyarakat luas yang masih tetap percaya bahwa kehidupan akan lebih baik dengan kesenian.

Jakarta 20 November 2014

Irawan Karseno Ketua Dewan Kesenian Jakarta

6


Pengantar FTJ 2014 “BEBAS!!” Pada 2013 lalu perwakilan dari setiap asosiasi teater dari lima wilayah berkali-kali berkumpul dan berdiskusi untuk menetapkan tema baru FTJ 2014. Berbagai ide sudah diutarakan dengan dasar berbagai pendapat atas perkembangan teater di Jakarta. Tak ada kata sepakat yang tercapai, sampai akhirnya semua sepakat untuk membebaskan peserta dari tema tertentu. Sialnya, niat untuk tidak mengikat diri tersebut ternyata menjadi ikatan lain, ketika kata „BEBAS!!“ menjadi „judul“ yang dipampangkan dalam poster festival. Tema „BEBAS!!“ ini kemudian disosialisasikan ke lima wilayah, dan kami berdiskusi cukup serius soal ini. Tawaran untuk hanya mengikat diri secara administratif diterima secara aklamasi, tetapi untuk betul-betul membebaskan diri, merenungkan kembali semua aturan teater, mencari kemungkinan terbaru-tersegar dan mewujudkan pementasan yang tidak dibatasi panggung prosenium ditolak mentah-mentah: semua ingin pentas di gedung dengan standar teknis yang baik, supaya penilaian lomba jelas standarnya. Semua inginnya „BEBAS!!“ sebatas „kebebasan memilih naskah“. Baiklah. Empat puluh dua tahun usia FTJ, sejak 2006 finalnya diurus kembali oleh Dewan Kesenian Jakarta. Sejak itu kita semua yang terlibat dalam FTJ belajar untuk menolak merasa jadi korban kemiskinan dan ketidakadilan kebijakan kebudayaan yang terus carut-marut, belajar berorganisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelaku, belajar berbicara secara runut dan memutuskan sendiri platform tempat belajar bersama, melaksanakannya dengan diskusi-diskusi yang ramai dan kadang melelahkan. Tahun ini memang saatnya melihat keempuan dan kebijakan para pelakunya. Setelah itu, mari bertanya lagi dengan gembira: mau kemana kita selanjutnya? Supaya teater tidak menjadi candu yang membius kita dalam keseolahan diri yang sudah terpenuhi.

Jakarta, November 2014

Komite Teater – Dewan Kesenian Jakarta

Dewi Noviami Madin Tyasawan Budi Sobar

7


SINDIKAT AKTOR JAKARTA “kapai-kapai” Karya: Arifin C. Noer Sutradara: Joind Bayuwinanda Sabtu, 6 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

STAFF PRODUKSI:

Karya: Arifin C. Noor I Sutradara: Joind Bayuwinanda I Pimpinan Grup: Haikal Sanad I Stage Manager: Miralda Genie Sophie I Pimpinan Produksi: Haikal Sanad I Penata Lampu: Hariza Aulia & Firmansyah I Penata Musik: Geri Gunawan I Penata Artistik: Riza Nugraha I Penata Make Up: Sesiliana Beliana I Penata Kostum: Sesiliana Beliana I Design Multimedia: Zainal Abidin I Design Publikasi: Ricky Panca Putra I House Manager: Riska Irmayanti

SINOPSIS: Dalam dunia pertunjukan, apa yang nampak adalah baik dan apa yang baik adalah yang nampak. Kisah Kapai-Kapai ini menceritakan tentang perjalanan Abu mencari cermin tipu daya. Sebuah cermin yang jika dimiliki oleh seseorang, maka orang itu akan mendapatkan kebahagiaan. Karena ia dapat meminta apapun yang ia inginkan. Abu berusaha dengan keras mencari cermin itu meski harus pergi ke ujung dunia.

SUSUNAN PEMAIN:

Apakah Abu akan menemukan kunci tekateki kebahagiaan? Atau terlena dalam imaji yang dibangunnya sendiri?

Endah Cito Rini sebagai Iyem I Haikal Sanad sebagai Abu I Ocha sebagai Round Girl 1 I Umi sebagai Round Girl 2 I Sesil sebagai Nengsih I Joind Bayuwinanda sebagai Om Super I Riza Nugraha sebagai Yang Kelam I Lutfi Aziz sebagai Bulan I Agung Setiawan sebagai Majikan I Jona, Iqbal, Putra, Asrofi sebagai Gelandangan I Afta sebagai Raksasa

Sesungguhnya, Abu adalah aku, kami dan semua orang dalam alienasi dunia nyata.

8


TEATER LUGAS “Saxophone” Karya :Anto Malaya &Edmun Sutradara :Anto Malaya Sabtu, 6 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

STAFF PRODUKSI:

SINOPSIS:

Karya: Anto Malaya & Edmun I Sutradara: Anto Malaya I Pimpinan Grup: Olil Buntil I Asisten Sutradara: Karter Imut I Stage Manager: Silmi Rahmadi I Pimpinan Produksi: Dian Mariyana I Penata Lampu: Dony Lazuardi I Penata Musik: Candra Nugraha I Penata Artistik: Teater Lugas I Penata Make Up: Devi I Penata Kostum: Devi

Hans dan Fay adalah pasangan sesama jenis yang mengidap penyakit HIV AIDS. Mereka begitu ketakutan diambang kematian. Mereka mempertanyakan apakah jalan hidup yang telah mereka pilih itu salah. Hans meminta pertanggungjawaban Ibunya sebagai orang yang telah melahirkannya. Bahkan ia juga bertanya-tanya pada Tuhan yang telah memberikannya perasaan jatuh cinta. Sementara Fay, ia semakin ketakutan melihat tubuhnya yang kian melemah. Namun, pada akhirnya cinta Hans mampu menyelesaikan segalanya..

SUSUSAN PEMAIN:

Olil Buntil sebagai Hans I Dani Husein sebagai Fay I Dian Maryana sebagai Ibu I Ery Makmur sebagai Seseorang

9


TEATER SNEPTU “Lorong” Karya :Puthut Buchori Sutradara :Nuryeni Minggu, 7 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

SINOPSIS:

Prasetya I Penata Artistik: Nada Salma I Penata Make Up: Nada Salma I Penata Kostum: Jihan Novita I Supervisi: Scotlet

Tempat tinggal kami memang tidak terdaftar di peta. Ia tertutup gedung perkantoran, hotel, dan mall mewah. Tapi… sungguh, kami ada dan nyata.

SUSUNAN PEMAIN:

Wahyu sebagai Anak Kecil I Hesty Bunga sebagai Orang Shalat I Rizka Oktavia sebagai Orang Gerobak I Eva Marlina sebagai Selip I Salsa Nabilah N. sebagai Gempal I Fatmawati sebagai Jambul I Lifia Amalia R. sebagai Lik Gandul I Dewi Nurlatifah sebagai Ati I Nurul Syifa F. sebagai Gage I Didit sebagai Frantoro I Ayu Oktaviani sebagai Pengembang I Reyza Arum K sebagai Asisten I Bunga sebagai Pimpinan Preman I Ismoyo Refal D. sebagai Preman 1 I L. Teddy E.P. sebagai Preman 2 I Rangga Prasetya sebagai Preman 3 I Bonbon Donovan sebagai Preman 4

“Muntahan kata sesering nafas tak juga mereda rupa hati” Khatamlah…..!!!!

STAFF PRODUKSI:

Karya: Puthut Buchori I Sutradara: Nuryeni I Pimpinan Grup: Rizki Intan May Beyna I Asisten Sutradara: Nurul Syifa Fauziah I Stage Manager: Nur Ainiyya R. I Pimpinan Produksi: Bunda Nur I Penata Lampu: Dimas Budi Susilo I Penata Musik: L. Teddy Eka

10


STAFF PRODUKSI:

KOMUNITAS RANGGON SASTRA “tiTIKKUSut”

Karya: Luthfi Setyo Whidy I Sutradara: Musalam Firman I Pimpinan Grup: Ali Ibnu Anwar I Assisten Sutradara: Luthfi Setyo Whidy I Stage Manager: Hendra Gunawan I Pimpinan Produksi: M. Ibnu Mubarok I Penata Lampu: Ujang I Penata Musik: Vidi I Penata Artistik: Odi vt Ranggon Art I Penata Make Up: Rere Adida I Penata Kostum: Via Vandu

Karya : Luthfi Setyo Whidy Sutradara : Musalam Firman Minggu, 7 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

SINOPSIS: Akhir-akhir ini keberadaaan tikus menjadi sangat meresahkan. Keresahan itu yang akhirnya membuat segerombolan manusia mencari cara untuk meniadakan tikus-tikus yang amat meresahkan. Tapi pada akhirnya mereka dihadapkan pada pilihan yang sulit, membunuh tikus-tikus atau mencari Tri Purari. Lalu pilihan manakah yang akan mereka ambil agar tikus tidak lagi menjadi wabah? Bagaimanakah kisah perjalanan mereka?

SUSUNAN PEMAIN:

M. Adli sebagai Srengenge I Restu sebagai Lunar I Aisyah sebagai Mira I Wulan sebagai Narator I Inggrit sebagai S hy l a I H a n n a sebagai Anak Idiot I Joe sebagai Manungsa I Angga sebagai Taparaung I Oo Tonggos sebagai Udin I Ale sebagai Bara I Fikri, Alif, Sapto, Stevanus sebagai Orang-orang

11


TEATER BUMI KALAMTARA “BOLONG” Karya: Taufan S. Chandra Sutradara: Joe Mirshal Senin, 8 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

SINOPSIS:

Bumi Kalamtara menawarkan opsi berfikir alternatif melalui produktivitas kreatif yang pada kesempatan kali ini adalah sebuah konsep seni pertunjukan Drama Fabel versi Teater Bumi Kalamtara berjudul BOLONG.

Bolong yang melompong alias kosong tentu menghisap daya isi, berunsur hidup, mati, lingkaran kosmos, peradaban. Bolong bisa berupa Bolong sukma, nurani, cipta, bolong! Adalah bolong! Akurasi dari albinisme moral yang bolong itu bersifat paradoks, bergantung pada akuisisi mental Siii? Si itu berbentuk binatang atau manusia, bersifat makhluk hidup. Hidup nyata, hidup maya, sulit diduga. Makhluk planet, kosmos, sulit diduga. Perang gaib, perang jiwa. Makhluk hidup punya kuasa, saling curiga. Teknologi ciptaan makhluk hidup, kloning makhluk tekno berwajah Dasamuka. Keinginan mengalahkan akibat ketakutan dikalahkan. Waspadai. Bisa berubah menjadi keserakahan. Penyakit kronis peninggalan purba, bisa kesasar memuja hidup yang maya. Menimbun harta dan dosa anak cucu. Kemenangan tampaknya keberuntungan tetapi sebenarnya awal dari kekalahan. Hidup di planet Bumi sangat tentram. Tempat bermukim Makhluk super sempurna bernama Manusia. Jadi, makhluk manusia kurang apa lagi. Segala habitat tersedia untuk mengolah hidupnya.

STAFF PRODUKSI:

Karya: Taufan S Chandranegara I Sutradara: Joe Mirshal I Stage Manager: Bambang Hidayat I Pimpinan Produksi: Dra. Ida Riyani I Penata Lampu: Wirno I Penata Musik: Yan Harahap & Sutajaya I Penata Artistik: Koko Sudarmaji I Penata Make Up: Ale Almano I Penata Kostum: Wahyudi I Supervisi : Taufan S Chandranegara

SUSUNAN PEMAIN:

Iwul sebagai Dewi 1 I Tania sebagai Mahluk 5 Lili sebagai Mahluk 3 I Irmansyah sebagai Mahluk 1 I Joe Mirshal sebagai Mahluk 4 I Edi Purwanto sebagai Mahluk 2 I Koko Sudarmaji sebagai Dewa 2 I Yulius Irawan sebagai Dewa 3 I Ika & Jean sebagai Mahluk 6 I Muzigandi Muzdar sebagai Sosok Topeng I Dra. Tatik Kartini sebagai Penembang Suluk.

12


TEATER INDONESIA “DIS” Karya & Sutradara : Budi Ketjil Senin, 8 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

STAFF PRODUKSI:

Karya: Budi Kecil I Sutradara: Budi Kecil I Pimpinan Grup: Olis Tegal I Pimpinan Produksi: Muhammad Sidik I Asisten Sutradara: Tewel Suketi I Stage Manager: Ace I Penata Lampu: Eggie Mamen I Penata Musik: Arya Bellamy I Penata Artistik: Budi Sumantri I Penata Make Up: Merry I Penata Kostum: Ninin I Supervisi: Arip Priyadi

SINOPSIS: Cerita ini mengisahkan tentang orang-orang yang terlupakan… Pak Katman, seseorang yang pernah berjuang untuk negeri ini namun tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah bahkan masyarakat sekalipun. Begitu juga dengan seorang seniman besar bernama pak Cakram yang hingga kini masih mengalami kehidupan yang sulit, padahal ia pernah mengharumkan negeri ini dengan karyakarya seninya. Di sisi lain, seorang seorang suami mampu mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak halal, sementara istrinya lebih mendambakan hidup dalam ketenangan

SUSUNAN PEMAIN:

Piala Dewi Lolita sebagai Istri I Dina sebagai Nyonya I Olis sebagai Pak Katman I Botage sebagai Betok I Budi Kecil sebagai Suami I Poetoy sebagai Tuan I Linda Tandjung sebagai Zaenab I Putri Febriani sebagai Seseorang 2 I Fery Nyoe sebagai Raja Sunan Ar’rahab I Dhidoe sebagai Jaya I Armada Saputra sebagai Kemal I Sabil sebagai Seseorang 1 I Andi sebagai Sutradara I Ade, Levi, Adam, Hendra, Ilung, Roman, Tino sebagai Blackman.

13


TEATER 21 APRIL “THE LOUNDRY” Karya: David Guedon Sutradara: Krisna Aditya Selasa, 9 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

SINOPSIS: Jika sebuah mimpi jadi kenyataan, ia harus dicintai atau dihancurkan. Maka tidak ada penyelesaian…

SUSUNAN PEMAIN:

Cindy Robertha Biere sebagai Ivone I Andi Hidayat sebagai Laurent I Dea Panendra sebagai Lena I Widha Karina sebagai Estelle I Rusmedie Agus sebagai Senor I Mukhlis Abot sebagai Daniel.

STAFF PRODUKSI:

Karya: David Guerdon I Sutradara: Krisna Aditya I Pimpinan Grup: Krisna Aditya I Asisten Sutradara: Arthur Fernando I Stage Manager: Arthur Fernando I Pimpinan Produksi: Desi Isna I Penata Lampu: Deray Setyadi I Penata Musik: Leodet Tambunan I Penata Artistik: Deray Setyadi I Penata Makeup: Hendrayan I Penata Kostum : Hendrayan

14


TEATER MERAH MAROON “ALLYSIA: SANG PELACUR & BIROKRAT” Karya :Jean Paul Sartre Sutradara :TMR Joel Selasa, 9 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

SINOPSIS:

kecil dari kepentingan oknum birokrasi. Hanya sebagai janji pemanis pemilu. Keberadaannya tidak dihargai, seperti tidak dilindungi oleh undang-undang sekalipun.

Don’t judge a book by it cover. Pepatah yang tak asing lagi di telinga kita. pepatah senada pun sering kita dengar yakni jangan menilai seseorang dari status sosialnya. Begitu pula yang terjadi pada kisah Allysia, gelandangan, dan oknum birokrat dalam Naskah berjudul “ALLYSIA: sang pelacur & birokrat” karya Jean Paul Sarte. Demi memenuhi kebutuhan ekonomi dan menyelamatkan keluarganya, Allysia terpaksa menjadi seorang pelacur. Tetapi hal ini kemudian membuatnya terjebak pada sebuah kasus yang melibatkan seorang Calon Anggota Legislatif dan seorang gelandangan kumuh. Profesinya sebagai seorang pelacur tak serta-merta membuat mata hatinya tertutup. Ia bertekad ingin membela kebenaran dan menantang oknum hukum yang berat sebelah. Ia menantang oknum hukum yang menghalalkan segala cara demi kebebasan sang politisi. Namun, pada kenyataannya sandiwara yang dimainkan oleh para oknum birokrasi lebih hebat dari sandiwara-sandiwara film. Segala cara dan upaya mereka lakukan untuk mencuci bersih serta menutupi kejahatan mereka, termasuk mencari tumbal sebagai kambing hitamnya. Seorang gelandangan pada kisah ini hanya sebagian

STAFF PRODUKSI: Karya: Jean Paul Sartre, adaptasi TMR Joel I Sutradara: TMR Joel I Pimpinan Grup: Julianto I Asisten Sutradara: Sony Pohan I Stage Manager: Nofrian Muhammad Akbar I Pimpinan Produksi: Hikmah Istigfarina I Penata Lampu: Hendy Prasetyo I Penata Musik: M. Shodiq I Penata Artistik: Bima Sucipto I Penata Make Up: Annisa Khairulloh I Penata Kostum: Aulia Rahmi Ariesta I Supervisi: Agus Subekti SUSUNAN PEMAIN: Mega Octora sebagai Alice I TMR Joel sebagai Ferdy I Hartini Rahman sebagai Tita I Ndik SP sebagai Gelandangan I Sony Pohan sebagai Jendral I Andre Kurniawan sebagai Opsir Yahya I Ray Julius sebagai Opsir Julius I Lia Hikmatul Maulana sebagai Polwan Juni I Alfa CSS sebagai Thomas I Cyber Shuffel Squad sebagai Koor

15


TEATER GALAXY “TUMIRAH SANG MUCIKARI” Karya: Seno Goemira Ajidarma Sutradara: DB Zeta Rabu, 10 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB- Teater Luwes

SINOPSIS: Organisasi Tanpa Bentuk (OTP) merupakan gerakan yang menciptakan konflik perpecahan (agitasi) antara tentara pemerintah dan pasukan separatis. Tujuan dari gerakan ini adalah mosi ketidakpercayaan masyarakat terhadap kekuasaan yang absolut. Terjadilah tuduh-menuduh di antara pasukan pemerintah dan kaum separatis. Konflik kekuasaan yang berkepanjangan, dikarenakan carut-marutnya permasalahan. Hal ini menyebabkan kekacauan di tengah masyarakat. Masyarakat selalu menjadi kelinci percobaan, obyek dari berbagai pihak untuk kepentingan politik.

TUMIRAH, tetaplah tumirah. Ia tidak punya rasa dendam kepada siapapun. Yang ia rindukan hanyalah kedamaian, ketentraman, kenyamanan dan aman. Tumirah tidak tahu apakah dirinya terlibat dalam politik atau tidak. Ia tidak tahu. Seperti halnya bidak catur.

STAFF PRODUKSI:

Assisten Sutradara: Laci Mori I Stage Manager: Gultom TW I Pimpinan Produksi: Ical Vrigar I Penata Lampu: R. Monowangsa I Penata Artistik: Adit I Penata Make Up: Sri Mulatsih I Penata Kostum: Liz Bezoes I Supervisi: R. Monowangsa

TUMIRAH, Seorang perempuan setengah baya yang berprofesi sebagai germo hanya bisa meradang melihat anak–anak buahnya diperkosa, dan menyaksikan keadaan yang penuh bangkai manusia, mereka mati secara misterius. Bahkan dirinya juga terlibat dalam kasus pembunuhan.

SUSUNAN PEMAIN: LIZ Bezoed sebagai Tumirah sebagai Lastri.

16

I Andhita Joe


TEATER eL-Na’ma ”KOCAK KACIK” Karya :Arifin C. Noor Sutradara:Achmad “echo” Chotib Rabu, 10 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

SINOPSIS: Naskah Kocak Kacik merupakan naskah yang masih relevan dengan kehidupan saat ini. Naskah karya Arifin C. Noor ini menggambarkan mengenai keadaan Indonesia dari berbagai sudut kehidupan. Mulai dari segi kehidupan sosial, politik, keadilan sosial, hingga pendidikan.

STAFF PRODUKSI: Karya: Arifin C. Noor I Sutradara: Achmad “Echo” Chotib I Pimpinan Grup: Lailatin Na’ma I Pimpinan Produksi: Siti Rukoya I Penata Lampu: Deni Sunandar I Penata Musik: M. Ramdhani I Penata Artistik: Muhriji I Penata Make Up: Nufus Art I Penata Kostum: Hilmia Murtaqia Sama

Naskah ini menceritakan seorang pemuda bernama Darim yang terus menerus mendapat guncangan di dalam hidupnya. Keguncangan yang diterimanya itu menyebabkan pertarungan antara ideologinya dengan kehidupan nyata yang serba matrealistis, otoriter, palsu, dan tanpa pendirian. Keguncangan yang dialaminya itu membuat ia amat terombang-ambing. Tetapi ia tidak tinggal diam dengan kondisinya yang seperti itu, sepanjang waktu ia terus melawan. Namun, tak semudah yang ia bayangkan. Kehidupan yang keras pada akhirnya membuat Darim memilih melawan dalam kebisuan dan keheningannya. Bagaimanakah bentuk perlawanan Darim terhadap hidupnya yang pelik?

SUSUNAN PEMAIN: Zulfi Ramdoni sebagai Darim I Laila “Uliel” eL Na’ma sebagai Eroh I Aseng Komarudin sebagai Penyanyi I Olenk sebagai Surya I Rukoyah sebagai Purnama I Muhriji sebagai Guru Darim I Sa’diyah sebagai Guru SD I Suhail sebagai Guru TK I Fitra, Makki, Acho, Choirul, Bobby, Fitri, Rica, Ihda, Fani, Evi, Lia sebagai Bayi, Para Darim, Hakim, Panitera, Polisi, Pelayan, Murid SD, Murid TK, Mayat Darim, Murid Tujuh, Saudara, Si A, Si, B, Si C, Saksi I, Saksi II, Saksi III, Saksi IV.

17


TEATER SAMUDRA INDONESIA “TIANG DEBU” Karya: Motinggo Busye Sutradara: Supriboemi Kamis, 11 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

SINOPSIS:

pendek umur” ucap Romo sebelum kematiannya. Romo berucap pada Sumi “sewaktu-waktu aku akan menengokmu”. Selamat menyaksikan.

Menjelang Subuh adalah waktu yang dinantikan untuk kematian Romo. Hal ini sudah menjadi ramalan untuk Romo. Konon katanya, orang-orang tua di sekitarnya tahu kapan hari kematiannya akan datang. Hal ini disebabkan atas dasar kepercayaan mereka terhadap hal mistis yang juga dikuatkan oleh seorang mantri kepercayaan Romo. Sumi, wanita yang diasuh dan dibesarkan oleh Romo sepertinya tidak merelakan kepergiannya. Konflik pun bergulir tatkala hadirnya Agus -suami Sumi- di rumah itu. Agus tak luput dari ramalan Romo, bahwa ia juga akan mati ditembus peluru di keningnya tepat tengah malam oleh pistol Kadir yang sebelumnya diramalkan akan datang menjelang Ashar selepas jasad Romo dimakamkan. Entah alasan apa Romo menaruh kebencian pada laki-laki yang menikahi Sumi, baik Agus maupun Kadir. “si pembawa sial, sombong , angkuh dan

STAFF PRODUKSI:

Karya: Motinggo Boesje I Sutradara: Supriboemi I Pimpinan Grup: Hujang HP I Asisten Sutradara: Ekki Indra I Stage Manager: Lebu Serang I Pimpinan Produksi: Ujang HP I Penata Lampu: Zank Smot I Penata Artistik: Samin Tea I Penata Make Up: Devi Ivone I Penata Kostum: Devi Salon I Supervisi: Supriyadi.

SUSUNAN PEMAIN:

E.b. Magor sebagai Romo I Yati Astra Jingga sebagai Sumi I Jagat Kahiyangan sebagai Mantri I Supriboemi sebagai Agus.

18


TEATER baRu “O.E.K” Karya & Sutradara :R. Tono Kamis, 11 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

SINOPSIS: Pertunjukan ini mengisahkan mengenai kehidupan sepasang suami istri yang sudah menikah selama hampir lima tahun. Hanifa dan Saputra. Mereka hidup dengan bahagia dan saling mencintai satu sama lain. Namun kebahagiaan mereka masih terasa belum lengkap karena mereka masih belum dikarunia seorang anak. Sejak itu pun masalah mulai bermunculan. Mereka didera oleh keputusasaan. Tindakan saling menyalahkan pun tak terhindarkan lagi. Di tengah perselisihan mereka, Ibu Saputra meminta mereka untuk bercerai saja. Ditambah dengan tetangga sebelah rumah mereka yang merupakan teman dekat Saputra juga menyarankan hal yang sama. Bercerai…

STAFF PRODUKSI:

Karya: R. Tono I Sutradara: R. Tono I Pimpinan Grup: R. Tono I Asisten Sutradara: Nika Ningrum I Stage Manager: Reno Azwir I Pimpinan Produksi: Angga DS I Penata Lampu: Reno Azwir I Penata Musik: Jati, Dicky, Oco I Penata Make Up: Nika Ningrum I Penata Kostum: Angga DS.

SUSUNAN PEMAIN:

Agatha Devani sebagai Hanifa I Angga Dian Saputra sebagai Saputra I Cuwie Muchtar sebagai Mertua I Nika Ningrum sebagai Tetangga I R. Tono sebagai Teman I R. Pilar sebagai Epilog.

Lalu, bagaimanakah akhir dari kisah mereka?

19


SKETSA ACT “JAMILA DAN SANG PRESIDEN” Karya :Ratna Sarumpaet Sutradara :Ujang GB Jum’at, 12 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

STAFF PRODUKSI:

SINOPSIS: Jamila hanya seorang pelacur di tengah pentas pelacuran politik yang sedang tumbuh di muka bumi ini. membunuh Jamila tidak akan mematikan peradaban yang sudah terlanjur dibangun dengan tangan-tangan kotor. Dengan menggunakan nama Tuhan, dibalik kemunafikan, mereka menyerukan agar orang-orang menghindari pertikaian dan kebencian. Di tengah dunia yang menjadikan agama sebagai sesuatu yang menakutkan. Sah untuk saling membenci dan saling membunuh. Sah untuk menyalakan api peperangan dan menerima kemiskinan sebagai nasib tanpa akhir.

20

Karya: Ratna Sarumpaet I Sutradara: Ujang GB I Pimpinan Grup: Ujang GB I Asisten Sutradara: Budi Renil I Stage Manager: Budi Renil I Pimpinan Produksi: Rya I Penata Lampu: L. Yoga S I Penata Artistik: Teja, Rohim I Penata Musik: Sketsa I Penata Make Up: Fikka I Penata Kostum: Lia I Supervisi: Aswin. SUSUNAN PEMAIN: Camelia Barlina sebagai Jamila 3 I Ujang GB sebagai Polisi Penjara I Santoso Amin sebagai Tante Darno I Arief Lintau sebagai Zaelani I Naning Isabella sebagai Ibu Rya I Nurul Paramitha sebagai Jamila 1 I Fikka sebagai Jamila 2 I Marina sebagai Ibu Wardiman I Dede Lundu, Rya, Sofie, Maya, Rohim, Roni, Sari, Ani Chunil, dkk sebagai Koor.


TEATER FATIMA “HITAM BUKAN BERARTI GELAP” Karya & Sutradara: Mas Pipiek Jum’at, 12 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

Tubuh dan kata yang bergerak Menjadikan orang untuk bisa lepas bebas dalam kemiskinan Karena hitam bukan berarti gelap Mereka bersama topeng-topeng terus saja bergerak Tanpa mengenal waktu

SINOPSIS: Tubuh dan kata yang bergerak Miskin memang tidak menyenangkan tetapi hampir seratus dua puluh juta rakyat negeri ini berada dalam lingkaran kemiskinan, Padahal negeri ini sangat kaya raya, kaya akan tambang emas, minyak, gas, batubara, dan kekayaan laut yang tak terhingga jumlahnya.

STAFF PRODUKSI:

Karya: Mas Pipiek I Sutradara: Mas Pipiek I Assisten Sutradara: Bobi Kardi I Stage Manager: Roel S Ebin I Pimpinan Produksi: Moel Putra Ganteng I Penata Lampu: Mamed Slasove I Penata Musik: Ponggo Baskoro I Penata Artistik: Iman Alkatiri I Penata Make Up: Ata Pandan I Penata Kostum: Fatima Boutique I Bendahara: Meta Imoeds

Tubuh dan kata yang terus bergerak, Bersama topeng-topeng terus mengitari kemiskinan dan kegelapan. Tubuh dan kata yang terus bergerak Hanya bisa menjadikan kemiskinan sebagai alat propaganda yang diperdagangkan untuk menancapkan kekuasaan

SUSUNAN PEMAIN: Disti Siidoeng Manisdeh sebagai P e n g e j a r 2 I Meta Imoeds sebagai Anak I Boby Kardi sebagai Bobi I Yusuf Hakim sebagai Usup (Pengejar 1) I Tedlo Tedy sebagai Bapak.

Miskin itu tidak enak, Pahit untuk dirasakan Miskin itu hitam Hitam itu gelap Dan gelap tidak bisa berbuat apa-apa

21


TEATER NONTON “GREYHOUND” Karya & sutradara: Diky Soemarno Sabtu, 13 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

SINOPSIS: Indra, suami dari Tara -anak ketiga Ibu Sudarsono- ingin keluar dari rumah yang selama ini ia tinggali. Ia merasa dirinya tidak bisa berkembang menjadi lebih baik di rumah itu. Belum lagi perlakuan yang kurang menyenangkan dari kakak-kakak dan Ibu Sudarsono. Mampukah Indra keluar dari situasi yang tidak ia inginkan? Atau ia malah terjebak dalam situasi yang ia ciptakan sendiri?

STAFF PRODUKSI:

Karya: Diky Soemarno I Sutradara: Diky Soemarno I Pimpinan Grup: Deden Hasan Hariri I Asisten Sutradara: Deden Hasan Hariri I Stage Manager: Dedi Sutejo I Pimpinan Produksi: Ronald Julianto I Penata Lampu: Donny Lazuardi I Penata Musik: Arie Pekar I Penata Artistik: Diky Soemarno I Penata Make Up: Cherry Wiryawan I Penata Kostum: Ilma Rosmala

22

SUSUNAN PEMAIN: Miftahul Jannah sebagai Ibu Sudarsono I Pujangga Putra Kartono sebagai Indra I Dhini Hidayat sebagai Ratna I Ilma Rosmala sebagai Tara I Lydia Nathania sebagai Laras I Hizza Maland sebagai Sri I Manahan Hutahuruk sebagai Bayu I Ronald Julianto sebagai Wishnu I Arsi Ramadhan sebagai Krisna I Deden Hasan Hariri sebagai Tarno I Dio Tetaheluw sebagai Donal I Diky Soemarno sebagai Paman I Abi Molyono sebagai Toro.


TEATER HIJAU 51 “SOBRAT� Karya :Arthur S Nalan Sutradara :Parulian Hutagalung Sabtu, 13 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

SINOPSIS:

sutra, bawa kemakmuran bagi kampungmu. Sobrat datang! Sobrat sayang, anakku semata wayang. Suara ibunya kian menambah penyesalannya.. Tapi,aku takkan pulang, Mi. Aku telah terjebak dalam pusaran hidup di bukit kemilau ini. Aku takkan pulang, Mi. Aku belum kaya, mi. Utangku banyak, Mi. Aku harus menggali bukit padas dan batu keras, Mi. Aku harus masuk sumur maut berjam-jam, Mi. Sembari berdoa agar talinya tidak putus, Mi! Aku takkan pulang, Mi! Aku akan pulang, bila aku sudah kaya, Mi....!

Pertunjukan ini menceritakan kisah seorang pemuda yang berasal dari kampung Lisung. Pemuda itu bernama Sobrat yang baik hati, senang menolong sesama, dan patuh kepada Ibunya. Pada suatu hari, Ia bertemu dengan Inang Honar, seorang pembujuk ulung yang menjanjikan kegelimangan harta yang dengan mudah dapat diraih Sobrat. Akhirnya demi kegelimangan harta, Sobrat memutuskan untuk meninggalkan istrinya, Mimi. Istri yang sangat telaten dan selalu menyenangkan suaminya. Godaan besar itu pun membuatnya meninggalkan tanah yang sebenarnya subur, sawah yang ledok dan kebo yang montok. Semua hanya karena bujuk rayu berates nama harta. Namun ternyata godaan harta tak pernah berhenti menghampirinya. Sedikit ia mendapat untung, saat itu juga ia habiskan di meja judi. Godaan itu tak pernah membuatnya puas. Hingga akhirnya ia tersadar bahwa kini ia terlihat sangat memalukan. Ia menyesal telah meninggalkan kekayaan yang sesungguhnya. Mimi, Ibu, juga ladang subur di kampungnya.. Sobrat! Sobrat! Kamu pulang nak. Oh, anakku sayang semata wayang. Bawa harta dan

STAFF PRODUKSI:

Karya: Arthur S Nalan I Sutradara: Parulian Hutagalung I Pimpinan Grup: Abdul Zani I Assisten Sutradra: Joni Susilo I Stage Manager: Marselin Diana I Pimpinan Produksi: Meilinda Nurullita I Penata Lampu: Parulian Penata Musik: Bowo I Penata Artistik: Tumbor I Penata Make Up: Sisca Varadila I Penata Kostum: Dewi

SUSUNAN PEMAIN:

Aries Burhario sebagai Sobrat I Rizky Winda, Rahel Tamariska sebagai Penari

23


TEATER ALAMAT “OBROG OWOK OWOK EBREG EWEK EWEK” Karya :Danarto Sutradara :Budi Yasin Misbach Minggu, 14 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB – Teater Luwes

SINOPSIS:

Sumirah, seorang juragan batik di Pasar Bringharjo sangat berharap pada hasil karya batik tulis Tommy –kekasihnya- dapat menjadi jaminan kelulusan Tommy sebagai mahasiswa Seni Rupa. Tapi sayangnya profesor yang menjadi penentu kelulusan itu tidak memberikan kelulusan pada Tommy. Hal ini membuat Sumirah menjadi gundah. Ditambah dengan adanya isu tentang perselingkuhan Tommy dengan anak Profesor, yaitu Kusningtyas. Isu itu ia dengar langsung dari Slentem, seorang tukang sapu di Pasar Bringharjo. Ati, pedagang batik yang dekat dengan Sumirah selalu ada di dekat Sumirah untuk meredam setiap persoalan yang sedang dihadapi temannya itu. Namun, ada saja ucapan ceplas-ceplos Slentem yang selalu membuat Sumirah emosi. Sementara Tommy, ia memang sebenarnya mempunyai hubungan dengan Kusningtyas. Namun ia selalu berusaha menutupinya dari Sumirah. Ia sadar bahwa Sumirah adalah orang yang selalu ada dan membantu segala kebututuhannya. Hubungannya dengan Kusningtyas adalah hubungan yang didasarkan pada kepentingan kelulusannya. Profesor sendiri tahu mengenai hal ini. Maka

24

ia sudah punya cara agar tidak meluluskan Tommy. Tetapi di sisi lain, Kusningtyas sangat mencintai Tommy. Nyonya Profesor pun sangat mendukung hubungan mereka. Lalu, apakah yang selanjutnya akan terjadi pada Tommy, Sumirah, dan Kusningtyas?

STAFF PRODUKSI:

Karya: Danarto I Sutradara: Budi Yasin Misbach I Asisten Sutradara: Irsyad Beuna Rizky I Pimpinan Grup: Firda Rizqi Amalia I Stage Manager: Mendit Gontay I Pimpinan Produksi: Amalina Nurshabrina Bashri I Penata Lampu: M. Yazied Alwi & Ujang Smooth I Penata Musik: Achmad Soleh Siregar I Penata Artistik: MB-Art I Penata Make Up: Devi Bernandette I Penata Kostum: Alamat’s Boutique I Supervisi: Isnaeni Samadi

SUSUNAN PEMAIN:

Ratna Alfiani sebagai Sumirah I Rangga Armayansyah sebagai Slentem I Irsyad Beuna Rizky sebagai Tommy I Firda Rizqi Amalia sebagai Ati I Ayu Retno Sari sebagai Ny. Profesor I Intan Fitriana sebagai Kusningtyas I Siti Satria sebagai Sariyem I Novi Astria sebagai Pengamen 1 I Desi Fatmalasari sebagai Pengamen 2 I Isnaeni Samadi sebagai Professor I Muhammad Ibrahim sebagai Warti.


TEATER GHANTA “LIKUKULIKU” Karya & Sutradara:Yustiansyah Lesmana Minggu, 14 Desember 2014 Pukul 20.00 WIB – Teater Kecil

STAFF PRODUKSI:

Karya: Yustiansyah Lesmana I Sutradara: Yustiansyah Lesmana I Pimpinan Grup: Ipeh Cupachabra I Manager Produksi: Ipeh Cupachabra I Penata Musik: Mulyana I Penata Artistik: Yustiansyah Lesmana I Penata Make Up: Jima Fara Dian Sari I Penata Kostum: Jima Fara Dian Sari I Supervisi: Roy Julian

SINOPSIS: Getol, Ciut, Buntut, Pelor, dan Jedug adalah pekerja bangunan yang berusaha membangun rumah tanpa denah. Mereka terjebak dalam ketidakjelasan arah kerja yang mengakibatkan spekulasi terhadap bentuk dan desain rumah. Dalam setiap ruang yang mereka bangun, terdapat kompensasi emosi dari setiap sejarah individu, kenangan, dan juga angan-angan. Rumah tanpa denah itu menjadi kubangan imajinasi. Ia membangun rencana sekaligus keruntuhannya. Ia seperti angin yang kehilangan arah…

SUSUNAN PEMAIN:

Adilof Firdaus sebagai Getol I Faris As Jaka sebagai Ciut I David S sebagai Pelor I Roy Julian sebagai Jedug I Rojali, Ikek, Alung, Ajan, Iqbal, Diah Lestari.

25


PEMBUKAAN PERTUNJUKAN TEATER STASIUN Naskah: “Repertoar Sabun Colek” Karya & Sutradara: Edian Munaedi Jum’at, 5 Desember 2014 Pukul 19.00 WIB – Teater Kecil

Repertoar Sabun Colek – Teater Stasiun BAU TAK SEDAP KAUM PINGGIRAN

SINOPSIS:

Seperti yang sudah kita maklumi, sabun colek merupakan deterjen murah yang umum dipakai masyarakat pinggiran. Kaum yang seringkali luput dari narasi besar kebijakan politik. Pementasan ini mengetengahkan situasi dan kondisi tanpa pilihan, seperti menegaskan mandek-nya harapan dan keputusasaan. Kisah yang remeh-temeh dan alakadarnya, dipenuhi logika dan perasaan yang sukar dicerna. Kisah kaum sabun colek adalah lingkungan saluran got, pojokan sampah yang menggunung. Mereka terperhatikan bila saluran got mampet dan menyebarkan bau tak sedap yang menyengat. Fragmen-frgamen ini mempunyai kekuatan dan problem yang berbeda, tapi mempunyai pesan dan rasa artistik yang sama. Persoalan perempuan menjadi salah satu catatan penting. Semua diramu dengan keseimbangan artistik yang minimalis, baik benda-benda maupun blocking pengadeganan. Properti pertunjukan datang dan pergi. Benda-benda menjadi penanda yang bersinerji dan bersinggungan dengan teks-teks yang lain seperti manusia, kata, cahaya, warna, dan bunyi. Ini sebuah upaya untuk mencari persoalan arus bawah. Dengan cara melihatnya bukan melulu dengan kasat mata tapi menyelami permasalahan. Setiap fragmen memuat bahasa keseharian mereka yang terdengar sarkas, dari mulai pengucapan, tekanan maupun kebiasaan mereka yang menggunakan bahasa daerah. Keluguan logika pada setiap tokohnya menjadi penguat lain pada problem kaum pinggiran ini. Dengan mengamati langsung dan berinteraksi dengan mereka, ditemukan tiga cerita

26

yang bisa diangkat ke atas panggung, yaitu “Knalpot Bajaj”, “Got Mampet”, dan “Ojek Prihatin.” Pada Pembukaan FTJ 2014 ini, fragmen “Knalpot Bajaj” tidak disertakan untuk memperpendek durasi pementasan.

Tentang Teater Stasiun

Kelompok ini berdiri pada tahun 1993. Nama ‘stasiun’ diambil lebih karena kedekatan tempat tinggal anggota kelompok ini dengan Stasiun Angke. Setelah tahun 1994 keanggotaan Teater Stasiun bukan hanya kedekatan tempat tinggal, tapi lebih karena kesamaan pemikiran dan idealisme. Beberapa naskah yang pernah dimainkan oleh kelompok ini, diantaranya Fajar Sadiq (Emil Sanosa), Tanda Silang (Eugene O’Neil), Pinangan (Anton Chekov), Karahoush (Vredy Kasta Marta), Bui (Akhudiat), Nyanyian Angsa (Anton Chekov) dan Teroris (Albert Camus). Teater Stasiun pernah menjadi juara umum pada Festival Teater Karang Taruna se-Jakarta Barat tahun 1993. Kelompok ini dinobatkan sebagai grup SENIOR setelah menjadi pemenang pada Festival Teater Jakarta tingkat final selama tiga kali berturut-turut pada tahun 1994, 1995 dan 1996.

PEMAIN

Reni KH sebagai IBU (Pragmen Got Mampet) I Anggun Anggendari sebagai FITRI (Pragmen Got Mampet) I Ndang Rumeksa sebagai BAPAK (PragmenOjekPrihatin) I Indie Silmi Rahmadi sbagai ANAK (PragmenOjekPrihatin) I Indra sebagai PEDAGANG (PragmenOjekPrihatin) I Beri Ken Agnes sebagai BLIZt.


PRESENTASI RISET TEATER “KOTA YANG TENGGELAM” Pembicara: Dindon WS I Bambang Prihadi I Yustiansyah Lesmana Moderator: Dewi Noviami Sabtu, 6 Desember 2014 Pukul 13.00 – 15.00 WIB – Lobby Teater Kecil Acara ini merupakan presentasi dari dua kelompok teater yang diundang Komite Teater untuk mengikuti riset tahap dua dari program “Kota Yang Tenggelam“. Teater Kubur melakukan risetnya di Kampung Apung, sementara Lab Teater Ciputat di Kali Pesanggarahan. Program Riset – “Kota Yang Tenggelam” dianggap perlu dibuat oleh Komite Teater-Dewan Kesenian Jakarta dengan beberapa pertimbangan, terutama bahwa riset adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah proses berkesenian, juga bahwa kesenian selalu berasal dari kehidupan sehari-hari yang nyata dan sangat dekat dengan pelaku dan penontonnya. Seringkali pelaku seni melakukan riset hanya “sekadarnya” dikarenakan keterbatasan dana. Tetapi, mungkin juga, riset tersebut tidak dibuat karena kurang paham bagaimana melakukannya. Tema yang ditawarkan adalah “Kota Yang Tenggelam”. Pilihan tema ini tentunya bukan hanya karena tema ini “seksi” dan sedang menjadi tema “global”, tetapi karena memang secara konkrit Komite Teater melihat persoalan air dan Jakarta adalah salah satu persoalan Jakarta yang berpengaruh secara luar biasa pada kehidupan warganya.

Dindon WS, pendiri dan sutradara Teater Kubur-Jakarta, telah mengaktualisasikan karya-karyanya lebih dari 30 tahun bersama Teater Kubur. Berbagai apresiasi dan prestasi dalam pengkaryaannya selalu mendapat tempat dan catatan bagi perkembangan teater di Indonesia. Metode latihan sebagai landasan kreatifnya (pembebasan diri), telah disosialisasikan selama 15 tahun dalam workshopworkshop di seluruh Indonesia dan beberapa negara di Asia dan Eropa. Bambang Prihadi, sutradara Lab Teater Ciputat, dosen praktikum drama di UIN Jakarta dan Direktur Federasi Teater Indonesia (FTI). Menyutradarai sejumlah pertunjukan sejak tahun 1999. mendapat penghargaan sutradara FTJ Terbaik 2003 dan sutradara Terbaik FESTAMASIO 2005. Peserta Aktif dalam Round Table Discussion APAF 2012-2013 di Tokyo ini sering mengangkat isu lingkungan, kemanusiaan dan spiritualitas dalam konteks masyarakat urban di berbagai pertunjukan; Eksodus,Terjepit, Kubangan, Cermin Bercermin, dan Mada. Yustiansyah Lesmana, aktif di Teater Kubur sejak tahun 2005. Pada tahun yang sama ia mulai menempuh pendidikan di Universitas Nasional dan bergabung bersama Teater Ghanta. Menjadi Sutradara di Teater Ghanta pada tahun 2007 sampai tahun 2013. Beberapa pertunjukannya mendapat penghargaan dari berbagai festival, baik di tingkat regional maupun nasional. Tahun 2014, Tian menyutradarai Teater Kubur Laboratory dalam Festival Anti Rasis International (Imagine Festival) di Basel, Swiss.

27


WORKSHOP SENI RUPA PANGGUNG Pembicara: Hanafi 8, 9 & 10 Desember 2014 Pukul 10.00 – 15.00 WIB – Lobby Teater Kecil

“Energi ruang dan Apa yang tersembunyi didalamnya” Kedekatan hubungan antara kesenian dan ruang dapat kita temukan saat musik mengalun dalam ruang tamu kita, atau lukisan pada dinding. Juga seperti puisi di tangan yang terus menerus memberi pengaruh kepada kita. Didalamnya kita merasa, bahwa ruang itu kian membesar, menembus batas ruang. Ruang yang terus membesar itu telah melahirkan anak ruang dalam tubuh kita. Terjadilah percakapan dengan benda-benda, menjadi harapan, impian, duka dan luka masa lalu. Kebahagiaan juga kesedihan itulah yang terjadi didalam ruang dan diluarnya. Ruang adalah kesempatan “teks” mendapat bentuk konkrit dalam dimensinya yang tak terbatas. Lebih jauh, “teks” akan melahirkan ruang-ruang baru yang menciptakan Teks. (Hanafi-red) Hanafi dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah, 05 juli 1960. Ia menamatkan pendidikan seni rupa di Sekolah Seni Rupa (SSRI) Yogyakarta pada 1979 Sejak awal 1990 hingga tahun ini, Hanafi telah menggelar tak kurang dari 37 pameran tunggal dan 78 pameran bersama. Pameran tunggal pertamanya yang sempat tercatat berlangsung di Hilton Executive Club, Jakarta, pada 1993. Sejak itu hampir setiap satu atau dua tahun, ia menggelar pameran tunggal . yang terakhir adalah seri migrasi kolong meja di Galeri Semarang dan Komaneka Fine Art Galley, Ubud. Sebelum itu adalah Hanafi Solo Exhibition, Ciptadana, Jakarta, dan Sin Sin Fine Art, Hong Kong (2011); Saat Usia Lima Puluh, Komaneka Fine Art Gallery, Ubud, dan Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2010); Of Spaces and Shadow, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, dan Galeri Salihara, Jakarta (2009); Tiga Hari Dalam Sepatu, Bentara Budaya Jakarta (2005); Sepuluh Tahun Pertama, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2002); dan Sabuk-Sabuk Hanafi, Gorong-Gorong Budaya, Depok (2005) sementara pameran bersamanya, antara lain, Restart, ICAD 2013, Grand Kemang Hotel , Jakarta (2013); Ekspansi, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2011); Art Beijing 2008, National Agricultural Exhibition Center, Beijing (2008); dan Jakarta Biennale X, Galeri Cipta II, TIM (1996) Hanafi telah memenangi sejumlah penghargaan seni misalnya, Anugerah Kebudayaan FIB UI (2005), Finalis Indofood Art Awards (2003,2002) dan 10 Terbaik Philip Morris Indonesia Art Awards

28


BERBAGI PENGALAMAN - KELOMPOK DISKUSI “POSTDRAMATIC THEATRE” Moderator: Riyadhus Shalihin Jum’at, 12 Desember 2014 Pukul 13.00 – 15.00 WIB – Lobby Teater Kecil

Pembicara: • Ari Jogaiswara Adipurwawidjana/Pengajar pada Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (UNPAD) – Bandung • Peserta kelompok studi Postdramatic Theater Moderator: Riyadhus Shalihin Waktu: Jumat, 12 Desember 2014, pukul 13.00 - 15.00 WIB Tempat: Loby Teater Kecil

Setelah serangkaian workshop dan diskusi yang diselenggarakan oleh Komite Teater-Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sepanjang 2013, beberapa pesertanya kemudian setuju untuk bertemu secara rutin di DKJ untuk menerjemahkan, membaca dan kemudian mendiskusikan buku “Postdramatic Theater” karya Hans-Thies Lehman. Buku tersebut dianggap penting untuk dipelajari bersama, awalnya, untuk mempelajari “peta teater di luar sana”. Buku yang telah diterbitkan di Jerman pada 1999 dan terjemahannya dalam bahasa Inggris terbit pada 2005 cukup lama terus menjadi perbincangan di kalangan teater dunia, selain memberi gambaran lanskap teater Barat yang sangat luas, juga menghenyakkan para peserta diskusi, betapa banyak hal yang tidak dikenal. Apa yang didapat para peserta diskusi dari membaca buku ini, adalah hal pertama yang akan disampaikan dalam acara Berbagi Pengalaman ini, kemudian akan diteruskan dengan ulasan dari Ari Jogaiswara Adipurwawidjana, pengajar pada Program Studi Sastra Inggris – UNPAD, Bandung atas pentingnya buku ini, tentunya akan sangat membantu pembacaan bersama.

29


WARUNG FTJ

6-14 Desember 2014, Pukul 14.00 – 24.00 Halaman Teater Kecil – Taman Ismail Marzuki

LIVE MUSIC: 6 Desember 2014, 22.00 – 24.00WIB:

Jalinan Silaturahmi Band 8 Desember 2014, 22.00 – 24.00 WIB:

mulez (music lesehan kota tua) 10 Desember 2014, 22.00 – 24.00 WIB:

SKM Akustik 12 Desember 2014, 22.00 – 24.00 WIB:

Kelas Ekonomi

PEMUTARAN VIDEO DOKUMENTASI TEATER 6-14 Desember 2014, Pukul 18.00 – 19.30 WIB

Profil PADJAK (Performance Art di Jakarta)

PERFORMANCE ART: 7, 9, 11 DAN 13 Desember 2014, 22.00 – 24.00 WIB:

PADJAK (Performance Art di Jakarta) adalah sebuah inisiatif untuk mengembangkan seni performens, live art dan happenings di ibukota Indonesia, Jakarta dalam bentuk riset, praktek, tulisan dan dokumentasi. Komunitas PADJAK mengadakan performens di ruang publik setiap dua bulan sekali dan diskusi performance art (Meja PADJAK), juga setiap dua bulan sekali. Selain senimanseniman performens dari Jakarta, kegiatan PADJAK juga sering diikuti aktivis-aktivis performance art dari Bandung, Malang, Karawang, Lampung dan Surabaya. Para penggiat dan seniman yang pernah tampil dalam PADJAK diantaranya adalah Abe Sjahroel, Adek Ceeguk, Aliansyah Chaniago, Angga Wijaya, Argha Yudha Prathama, Arif Darmawan, artery/, Braga Ariya Bimantara, Dani Dian, Dapeng Limo, Dedet Yusri, Dendi Madiya, Dylan Christiawan, Dwinanda Agung Kristianto, Enny Asrinawati, Fandy Firdaus, Galuh Tulus Utama, Hamzah Muhammad, Hendra Setiawan, Jacquelyn Soo, Juan Ersad, Kelvin Atmadibrata, Rr. Metta P. Wardhani, Miftahul Hidayat, Mimi Fadmi, Mohamad Haryo Hutomo, Ratu Saraswati, Ridwan Rau-Rau, Rudi Abdalah, Safir Islami, Santo Klingon, Wibi Rizqi Triadi.

PADJAK - Performance Art di Jakarta 6, 8, 10 & 12 Desember 2014 Pukul 22.00 – 24.00 WIB

Halaman Teater Kecil – Taman Ismail Marzuki

30


PENUTUPAN: PERTUNJUKAN TARI “I THINK... TONK” Koreografer: Yola Yulfianti Senin, 15 Desember 2014 Pukul 19.30 WIB – Teater Jakarta

Sinopsis:

Tim Pendukung:

Karya ini adalah sebuah refleksi dari seorang koreografer ketika terlibat langsung dengan masyarakat urban dengan segala permasalahan peliknya. Mengajar kelas kreatif selama satu tahun untuk remaja di daerah tempat berlangsungnya konflik horizontal di kampung Johar Baru, Jakarta Pusat telah memberinya banyak wawasan baru yang membuatnya peka merespons kondisi urban yang kemudian diangkat ke dalam koreografinya. Menjalani semua itu sang koreografer memahami bahwa Jakarta sebagai metropolis yang gemerlap ternyata menyimpan banyak ruang sempit yang jauh dari kemewahan dan kegemerlapan kota.

Koreografer,Soundscape dan visual: Yola Yulfianti I Desainer Lighting: Ryoya Fudetani I Pendamping karya: Seno Joko Suyono I Video: Purbo Wahyono dan Otong I Wardrobe: Icha

Performers Fachrizal Mochsen, Boogie Papeda, Astri Kusuma, Ranisa Adinda Nasution, Eka Irianto, Muh. Ilham M.Murda, Damar Rizal Marzuki, Retno Tri Astuti, Densiel Prismayanti Leban.

31


FESTIVAL TEATER JAKARTA 42 5 s.d. 15 Desember 2014

Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini 73 Jakarta Pusat

HARI/ TANGGAL

Jum’at 5 Desember 2014

WAKTU

ACARA

TEMPAT

19.30 – 22.00

Pembukaan FTJ 2014 Pertunjukan Nama Grup: Teater Stasiun Judul: Repertoar Sabun Colek Naskah/ Sutradara: Edian Munaedi

Teater Kecil

22.00 - 23.00

Live Musik: Lokal Ambience

Selasar Teater Kecil

13.00 – 15.00

Presentasi Riset Teater Tema: Kota yang tenggelam Pembicara: 1. Dindon WS dan Yustiansyah Lesmana dari Lab. Teater Kubur 2. Bambang Prihadie dari Lab. Teater Ciputat Moderator: Dewi Noviami

Selasar Teater Kecil

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Sindikat Aktor Jakarta Judul: Kapai-Kapai Naskah: Arifin C. Noer Sutradara: Joind Bayuwinanda

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Video Dok. Teater Terpuji FTJ 2006: Judul: Surat Kepada Gubernur Grup: Study Teater 24 Sutradara: Irwin Mula Limbong.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Lugas Judul: Saxophone Naskah: Anto Malaya & Edmun Sutradara: Anto Malaya

Teater Kecil

Sabtu 6 Desember 2014

22.00 – 24.00

Live Music: Jalinan Silaturahmi Band

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

32


Minggu 7 Desember 2014

13.00 - 15.00

Diskusi Pertunjukan Peserta Lomba Pengamat: Sihar Ramses Simatupang Moderator: Dendi Madiya

Selasar Teater Kecil

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater SNEPTU Judul: Lorong Naskah: Puthut Buchori Sutradara: Nuryeni

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Nonton Video Dok. Teater Terbaik 1 FTJ 2013: Judul: KapaiKapai Naskah: Arifin C. Noer Grup: Teater Ghanta Sutradara: Yustiansyah Lesmana.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Komunitas Ranggon Sastra Judul: tiTIKKUSut Naskah: Luthfi Setyo Whidy Sutradara: Musalam Firman

Teater Kecil

Performance Art di Jakarta: 1. Performer: Artery 22.00 – 24.00 Judul: Refresh. 2. Performer: M. Haryo Utama (Untitle)

Halaman Teater Kecil (Area Depan Warung FTJ)

10.00 – 15.00

Workshop Seni Rupa Panggung “Energi Ruang dan apa yang tersembunyi di dalamnya” Pemateri: Hanafi

Selasar Teater Kecil

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Bumi Kalamtara Judul: Bolong Naskah: Taufan S. Chandranegara Sutradara: Joe Mirshal

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Nonton Video Dok. Teater Terbaik 1 FTJ 2012: Judul: Jakarta Karikatur Grup: Teater Ghanta Naskah/ Sutradara: Yustiansyah Lesmana.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Indonesia Judul: Dis Naskah/ Sutradara: Budi Ketjil

Teater Kecil

22.00 – 24.00

Live Music Mulez (Musik Lesehan Kota Tua)

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

Senin 8 Desember 2014

33


10.00 – 15.00

Workshop Seni Rupa Panggung “Energi Ruang dan apa yang tersembunyi di dalamnya” Pemateri: Hanafi

Selasar Teater Kecil

13.00 - 15.00

Diskusi Pengamat Pertunjukan Peserta Lomba Pengamat: Sihar Ramses Simatupang Moderator: Ratu Selvi Agnesia

Selasar Teater Kecil

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater 21 April Judul: The Laundry Naskah: David Guerdon Sutradara: Krisna Aditya

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Nonton Video Dok. Teater Terbaik 1 FTJ 2011: Judul: Tikus dan Manusia Naskah: John Steinberg Grup: Teater Amoeba Sutradara: Joind Bayuwinanda.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Merah Maroon Judul: Allysia: Sang Pelacur & Birokrat Naskah: Jean Paul Sartre Sutradara: TMR Joule

Teater Kecil

22.00 – 24.00

Performance Art di Jakarta: Performer: Dwinanda Agung Kristianto Judul: Menjamu Malam.

Halaman Teater Kecil (Area Depan Warung FTJ)

10.00 – 15.00

Workshop Seni Rupa Panggung: “Energi Ruang dan apa yang tersembunyi di dalamnya” Pemateri: Hanafi

Selasar Teater Kecil

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Galaxy Judul: Tumirah Sang Mucikari Naskah: Seno Gumira Ajidarma Sutradara: DB Zeta

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Nonton Video Dok. Teater Terbaik 1 FTJ 2010: Judul: Ni Rangda Adaptasi Naskah Calon Arang Pramoedya Ananta Toer Grup: Stage Corner Community Sutradara: Dadang Badoet.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater eL-Na’ma Judul: Kocak Kacik Naskah: Arifin C. Noer Sutradara: Achmad “Echo” Chotib

Teater Kecil

22.00 – 24.00

Live Music: SKM Akustik

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

Selasa 9 Desember 2014

Rabu 10 Desember 2014

34


Kamis 11 Desember 2014

13.00 - 15.00

Diskusi Pengamat Pertunjukan Peserta Lomba Pengamat: Sihar Ramses Simatupang Moderator: Ferdi Firdaus

Selasar Teater Kecil

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Samudra Indonesia Judul: Tiang Debu Naskah: Motinggo Busye Sutradara: Supriboemi

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Nonton Video Dok. Teater Terbaik FTJ 2009: Judul: Ssst… Naskah: Ikranagara Grup: Teater Amoeba Sutradara: Joind Bayuwinanda.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Baru Judul: O. E. K. Naskah/ Sutradara: R. Tono

Teater Kecil

Performance Art di Jakarta: 1. Performer: Ridwan Rau Rau 22.00 – 24.00 Judul: DOIT. 2. Performer: Santo Judul: Suara Cahaya

Jumat 12 Desember 2014

Halaman Teater Kecil (Area Depan Warung FTJ)

13.00 – 15.00

Sharing Kelompok Diskusi Judul: Postdramatic Theatre Moderator: Riyadhus Shalihin

Selasar Teater Kecil

15.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Sketsa Act Judul: Jamila dan Sang Presiden Naskah: Ratna Sarumpaet Sutradara: Ujang GB

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Nonton Video Dok. Teater Terbaik FTJ 2008: Judul: Sayang Ada Orang Lain Naskah: Utuy Tatang Sontani Grup: Study Teater 24 Sutradara: Rizal Nasti.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Fatima Judul: Hitam Itu Bukan Berarti Gelap Naskah/ Sutradara: Mas Pipiek

Teater Kecil

22.00 – 24.00

Live Music: kelas ekonomi

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

35


Sabtu 13 Desember 2014

13.00 - 15.00

Diskusi Pengamat Pertunjukan Peserta Lomba Pengamat: Sihar Ramses Simatupang Moderator: Riyadhus Sholihin

Selasar Teater Kecil

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Nonton Judul: Greyhound Naskah/ Sutradara: Diky Soemarno

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.30

Nonton Video Dok. Teater Terbaik 1 FTJ 2007: Judul: Cermin II Naskah: N. Riantiarno Grup: Teater Mode Sutradara: Erent Mode.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Hijau 51 Judul: Sobrat Naskah: Arthur S. Nalan Sutradara: Parulian Hutagalung

Teater Kecil

Performance Art di Jakarta: 1. Performer: Kelvin Atmadibrata 22.00 – 24.00 Judul: Cheng Ho. 2. Performer: Kantor Teater Judul: Emergency Room.

Minggu 14 Desember 2014

Halaman Teater Kecil (Area Depan Warung FTJ)

14.00 – 24.00

Warung FTJ

Halaman Teater Kecil

15.30 – 18.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Alamat Judul: Obrog Owok Owok Ebreg Ewek Ewek Naskah: Danarto Sutradara: Budi Yasin Misbach

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

18.00 - 19.00

Nonton Video Dok. Teater Grup Terbaik FTJ 2006: Judul: Kenapa Tidak Mati-mati Grup: Teater Indonesia Naskah/ Sutradara: Dayo Pangestu Aji.

Halaman Teater Kecil (Warung FTJ)

19.30 – 22.00

Pertunjukan Peserta Lomba Nama Grup: Teater Ghanta Judul: Likukuliku Naskah/ Sutradara: Yustiansyah Lesmana

Teater Kecil

22.00 – 23.00

Diskusi Pengamat Pertunjukan Peserta Lomba Pengamat: Sihar Ramses Simatupang Moderator: Edian Munaedi

Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta

36


13.00 – 18.00

Evaluasi Penjurian Peserta Lomba Pembicara: Dewan Juri FTJ 2014 Moderator: Madin Tyasawan

Selasar Teater Jakarta

19.30 – 22.00

Penutupan FTJ 2014 “Malam Anugerah” Pertunjukan Judul: “I Think… Tonk” Koreografer: Yola Yulfianti

Teater Kecil

Senin 15 Desember 2014

37


PROFIL JURI Dindon WS adalah pendiri dan sutradara Teater Kubur-Jakarta. Pria kelahiran Jakarta 54 tahun lalu ini telah mengaktualisasikan karya-karyanya lebih dari 30 tahun bersama Teater Kubur. Berbagai apresiasi dan prestasi dalam pengkaryaannya selalu mendapat tempat dan catatan bagi perkembangan teater di Indonesia. Metode latihan sebagai landasan kreatifnya (pembebasan diri/kreatif), telah disosialisasikan selama 15 tahun l dalam workshop-workshop di seluruh Indonesia dan beberapa negara di Asia dan eropa. Beberapa pengalaman seperti workshop dan kolaborasi internasional pun telah dilakukannya, kolaborasi dengan Teater Delta, Netherlands, kolaborasi 15 sutradara Asia, Jepang, dosen Tamu di Monesh University, kunjungan budaya di India. Kini selain berkarya, Dindon bersama Teater Kubur dan Yayasan Kampung Budaya aktif secara langsung dalam kegiatan kegiatan kemasyarakatan seperti pendampingan kesenian di kampung-kampung-kota.

Iswadi Pratama Seorang dramawan, penulis yang dilahirkan di Tanjungkarang, Lampung, 8 April 1971. Menulis puisi, essay, kolom, prosa, dan naskah drama. Mendirikan teater satu bersama Imas Sobariah pada 16 Oktober 1996. Beberapa karya penyutradaraannya antara lain, Lysistrata karya Aristophanes, Kapai Kapai karya Arifin C. Noor, Umang Umang karya Arifin C. Noor. Melakukan studi pemeranan pada Pinangan, Orang Kasar, Karya Anton Chekov, Malam Jahanam karya Motinggo Busye,1999,Waiting for Godot karya Samuel Becket. Menulis beberapa buku diantaranya Hijau Kelon, Gema Secui Bat (Puisi), Teater Asyik, Asyik Teater, Pengantar Memahami Sistem Stanislavsky (Buku Teater).

38


Seno Joko Suyono adalah Redaktur Pelaksana Seni dan Budaya di rubrik Selingan majalahTempo. Lulusan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini juga menulis berbagai kajian seni pertunjukan. Buku-bukunya antara lain: Tubuh yang Rasis: Telaah Michel Foucault atas Dasar-dasar Pembentukan Diri Kelas Menengah Eropa (2002), Wild Reality: Refleksi Kelamin dan Sejarah Pornografi (2010, ditulis bersama dengan F.X. Rudy Gunawan). Novel pertamanya Tak Ada Santo dari Sirkus (2010) ini masuk dalam lima besar Khatulistiwa Literary Award.

Ugeng T. Moetidjo Tinggal di Jakarta. Pekerja seni visual dan pertunjukan. Menulis tinjauan dan penelitian tentang sinema dan senirupa. Menerjemahkan dan membuat beberapa teks pemanggungan untuk Kelompok Teater Kami, Stock Teater, dan terakhir untuk Bandar Teater Jakarta dengan Artthefuck dan Mangkuk Bakkhus. Kini tengah meneliti sejarah senirupa modern di luar dikotomi Persagi-Mooi Indie, serta menyelesaikan penulisan tentang perkembangan seni visual dan teknologi di Indonesia.

Zen Hae menulis puisi, cerita, dan kritik sastra. Telah menghasilkan dua buku: kumpulan cerita pendek Rumah Kawin (Depok: KataKita, 2004) dan buku puisi Paus Merah Jambu (Yogyakarta: Akar Indonesia, 2007)—yang terakhir ini masuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2008 dan mendapatkan penghargaan “Karya Sastra Terbaik 2007� dari majalah Tempo. Ia anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (2006-2012). Kini Manajer Penerbitan di Komunitas Salihara. Tinggal di Jakarta.

39


SUSUNAN KEPANITIAAN FESTIVAL TEATER JAKARTA 2014 Steering committee

Lighting Manager

Dewi Noviami Madin Tyasawan Budi Sobar Imam Maarif M Yusro Anto Ristargie Fermana Manaloe Choki Lumban Gaol

Azis Dying Asistan Lighting Ujang Smoot Mamet

Sound Manager Mamet Tgong

Asistan Sound

Project Officer

Heru

Malhamang Zamzam

Pendamping Juri

WakilKetuaBi dan Administrasi dan Keuangan

Buyung

Edian Munaedi

Humas Nega Yoselina

Wakil Ketua Bidang Acara dan Non Lomba

AsistanHumas

Ratu Selvi Agnesia

Indra Prasetia

Sekretaris

Desainer

Olive

F.W. Pei

Bendahara

Photographer Team

Trisfahilda

Dyan Sinta dan Partner

Staff Admin

Audio - Visual

AgustinusSimanjuntak

Joel Taher

Konsumsi

koordinator Koran FTJ

Meta

Dendi Madiya

koordinatoracara

Asistan Koran FTJ

Dedies P Siregar

FerdiFirdaus Riyadushalihin Fidelis krusyosua Hamidah

Asistan acara AyakMH Ade Ceeguk Tommy Setiawan

Runner

Dony Lazuardi

Agu Tejo Okfianzi

Crew Panggung

Usher

Stage Manager Lomba

BambangHidayat Yuwono T. Luwes DadanTeater Studio

Rini Ayuwardianingsih

Costumer Servis Nunu

40


41


UCAPAN TERIMA KASIH Festival Teater Jakarta 2014 terlaksana berkat dukungan sejumlah pihak, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada: • Kepada Dinas Parwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta • Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta • Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki • Bakti Budaya Djarum Foundation • Prodi Teater Fakultas Seni Pertunjukan-Institut Kesenian Jakarta • Institut Kesenian Jakarta- Sekolah Pascasarjana • London School of Public Relation • Ideal • INDRAJA Ikatan Drama Jakarta Barat • ITERA Ikatan Teater Jakarta Utara • IKATAMUR Ikatan Teater Jakarta Timur • ATAP Asosiasi Teater Jakarta Pusat • SINTESA Simpul Interaksi Teater Jakarta Selatan • Majalah Sarasvati • Global TV • Green Radio 89.2 FM • Media Teater • Seputar Event • Jakarta Venue • Para Wartawan Media Cetak, Online dan Elektronik • Seluruh Pihak yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

42


43


44


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.