PILU Rasa pilu itu perlu, supaya kamu jadi tahu kalau Palu butuh kamu
PILU
oleh
Ara & Firdha
Hak cipta tidak dilindungi siapa-siapa. Silakan memperbanyak dan sebarkan pada kolega supaya kita sama-sama “oiya�.
pi.lu a 1 sangat sedih, terharu (rawan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
PILU [PALU] Oleh Ara dan Firdha Cetakan pertama, Oktober 2018
Ditulis oleh Sarah Qodriyani Digambar oleh Firdha Amalia Disetujui oleh Sutanto Mendut
Diterbitkan sendiri Didistribusikan sendiri Direnungkan bersama
Malang - Yogyakarta
“
kita ini tengah malam, paling-paling mikir masak mie atau tidur lagi
“
mereka bangun tiap jam, menerka ibu-bapaknya sedang terluka atau sudah mati
“Tanah bergelombang Kita terlempar Yang mustahil dirasa Enteng saja untuk semesta� P. Hardono Hadi
Kita yang perkasa . . . . . . . . . .
Kecil sudah
Barang di meja berjatuhan Seperti ada orang marah yang melemparkan segalanya ke lantai Diikuti dengan hujan tanpa petir Bukan tetes air yang membuatmu panik saat naik sepeda Hujan puing Aku mencium darahku sendiri Dari kepala, kaki Kemudian gelap... “Pecahkan kaca, pecahkan kaca!” “Merunduk!”
... ... Suara-suara hilang Hening... Hening... Telingaku tuli “Tes...” Oh, suaraku terdengar Kotaku Memang sedang diam Palu, pilu ... ... ... ...
Tadi aku sedag makam nasi goreg denggan ibu Terus s mua gerak - ge rak I bu mememeluk aku Aku ke tidura
Wa tu aku bangun Ibu gak ada Ruma ku juga gak ada Aku nanggis - nangis
Tapi ibu gak ada
Tempatku pulang rata dengan tanah
Aku ditemani mayat anak-anakku Memperhatikan orang-orang Bersyukur atas bantuan datang Beruntungnya manusia Sudah berhari-hari aku cari Diantara reruntuhan Tidak ada sisa makanan Meong.. Meong.. Kami juga kelaparan Juga butuh kawan
Friends from the forest are calling me I’m hearing them scream they want to be free I want to stand with them and the tall trees For it will be gone tomorrow Don’t tell me there’s nothing to say Nature is not something you can throw away It’s wrong to believe there’s time to act tomorrow Today is now tomorrow They left me a sign to help me find, cause they’re running out of time Oh, my friend, I know you are watching me... Dead trees marking my way, it all disappears, that’s why I’m here I keep finding my way, so that one day My darling we’ll walk through the green I feel something wrong is happening today People are moving so fast they’re losing their way I understand what we think and believe in today can affect tomorrow And can you find peace of mind, the end could be today You choose your way, the games you play It’s up to you...
Perjuangan kami tidak sesingkat tagar #PrayForPalu mengudara
Tetaplah berdoa
Palu Ngataku | Palu Tempat Tinggalku Palu Ngataku, Ponturo ntupuku, sampe nomakumpu Palu tempat tinggalku, tempat tinggalku nenekku
Ponturo ntuamaku, Ante tinaku, ante sararaku Tempat tinggal ayahku, dan ibuku serta keluargaku
Dako ringgauluna Nato lelemo sangana, nadea haselena Sejak dahulu kala sudah terkenal namanya, banyak penghasilannya
Ngataku nasugi, Ngataku nagaya, karona ritatangana Tempat kelahiranku kaya, tempat kelahiranku indah, letaknya ditengah-tengah
Ane ririme nuvula, ritalinti boranoa Kalau bulan purnama, di pantai sangat ramai
Najadi niposintomuka, randa nte kabilasa Menjadi tempat pertemuan, pemudi dan pemuda
Rikamataona, Nte rikasolona, naroso kasintuvuna Dari timur sampai barat, kuat persatuannya
Mau yaku ringatan ntona, Ngatan ntona naroa Walau aku di negeri orang, negeri orang yang ramai
Palu kana ko tora tora Palu tetap ‘ku ingat
Berita Palu akan tenggelam di bawah cerita-cerita baru Semoga tetap kau sampaikan Saat nanti kami mengadu
Zine ini merupakan karya pertama kami berdua. Diterbitkan di Yogyakarta, 10 Oktober2018 pada pagelaran seni “Reeksi Nusantara Untuk Paluâ€? kerjasama dengan Komunitas Lima Gunung.
Terimakasih untuk semua yang terlibat, untuk semua yang mendoakan. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.
Zine ini tidak untuk diperjual/belikan